26

Bulletin - ktiiweb.files.wordpress.com · Country Manager di APC Corporation, ... akuntansi dan lainnya. ... mengetahui materi yang nantinya akan diujikan,

Embed Size (px)

Citation preview

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 1

Daftar Isi

Pengantar …………………………..…………. 2 Menghindari Perang Harga …………………………………………. 3 Dorong Kemandirian Karyawan dengan Pemahaman Kompetensi Non Teknis …………………………………………. 7 Latihlah Kemampuan Negosiasi Anda, Tim Penjualan, dan Tim Procurement Anda …………………………………………. 9 Sembuhkan Stres Dengan Healing …………………………………………. 11 Pemimpin menjadi Awal Perubahan …………………………………………. 21

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 2

Pengantar

Tergerak oleh niat untuk turut berkontribusi menyajikan bacaan yang bermanfaat bagi masyarakat

Indonesia, KTII merencanakan untuk menerbitkan Bulletin bulanan sejak tahun 2015.

Setelah tertunda selama dua tahun, akhirnya bulan April 2017 ini dapat terbit Bulettin KTII yang

pertama. Harus kami akui, bahwa Bulletin ini masih jauh dari sempurna, dan bila mau ditunggu

sampai sempurna baru diterbitkan, mungkin Bulletin ini tidak akan pernah terbit.

“You don't have to be great to start, but you have to start to be great” ― Zig Ziglar

Pada edisi pertama ini baru kami tampilkan 5 artikel:

1. Menghindari Perang Harga. Artikel ini membahas hal-hal yang dapat memicu terjadinya perang

harga, akibatnya pada perusahaan yang terlibat, dan upaya yang dapat dilakukan untuk

menghindarinya.

2. Dorong Kemandirian Karyawan dengan Pemahaman Kompetensi Non Teknis. Artikel ini

membahas pengaruh kompetensi, khususnya kompetensi non-teknis (softskills) di dunia kerja.

3. Latihlah Kemampuan Negosiasi Anda, Tim Penjualan, dan Tim Procurement Anda, artikel ini

membahas manfaat keterampilan negosiasi untuk fungsi-fungsi tersebut dan bagaimana

melatihnya.

4. Sembuhkan Stres Dengan Healing. Artikel ini mengupas dengan rinci dan mendalam hal-hal

yang menjadi penyebab stres dan cara menyembuhkannya dengan metode healing.

5. Pemimpin menjadi Awal Perubahan. Artikel ini khusus menyoroti peran pemimpin dalam

membawa perubahan dalam perusahaan yang dipimpinnya.

Selamat membaca, semoga bermanfaat.

Salam, Virja Dharma Gita Koordinator – Komunitas Trainer Independen Indonesia

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 3

Menghindari Perang Harga

Perang harga merupakan salah satu

keadaan yang sangat tidak disukai oleh

pengusaha, itu hanya dilakukan oleh para

pebisnis yang sudah kehabisan akal, dan

tidak ada ide lain untuk bersaing selain “perang harga”.

Persaingan bisnis di antara perusahaan operator telepon seluler merupakan salah

satu contoh kasus “perang harga” yang sangat jelas. Salah satu Direktur Utama dari

perusahaan ini mengatakan, hal ini terjadi dan tidak dapat dihindari karena mereka

membidik segmen pasar yang sama, yaitu segmen pasar terbesar, dan karakteristik

konsumen di segmen pasar ini sangat sensitif terhadap harga.

Bila mereka tidak cepat mengubah strategi, maka akan berakibat serius pada laba

perusahaan, baik bagi yang menang maupun kalah. Dan bagi yang kalah, sangat

mungkin usahanya akan ditutup atau dijual kepada pihak lain karena sudah tidak

mampu lagi bersaing.

Hal umum yang dilakukan oleh pebisnis yang sedang ber”perang harga” adalah

mengurangi nilai yang diberikan kepada pelanggannya, pengurangan nilai dapat

berupa: kwantitas/kwalitas barang/jasa yang dijualnya, kwalitas dukungan purna-

jual, kwalitas layanan dll.

Mungkin saat ini anda mengalami penurunan kwalitas layanan dari operator

telepon seluler yang anda gunakan, seperti penurunan faktor “keberhasilan

panggilan”. Penurunan nilai ini akan menimbulkan ketidak-puasan pada

pelanggannya, terutama pelanggan premium, yang bersedia membayar lebih

untuk memenuhi kebutuhannya. Dan pelanggan yang tidak puas ini akan beralih

ke perusahaan pesaing yang dianggap lebih dapat memenuhi kebutuhannya. Bila

hal ini terus berlangsung, maka akan terjadi efek domino yang akan berujung pada

penutupan perusahaan tersebut.

Dalam contoh kasus tersebut diatas, memang tidak mudah untuk mengelak dari

situasi perang harga. Berikut ini beberapa ide yang dapat membantu anda untuk

menghindari perang harga:

1. Membangun Nilai Unik

Bila produk/jasa yang anda jual unik, maka tidak dapat dibandingkan dengan

produk/jasa dari perusahaan lain.

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 4

Akar masalah pemicu terjadinya perang harga adalah kecenderungan konsumen

untuk membandingkan produk/jasa yang akan dibelinya dari satu perusahaan

dengan produk/jasa sejenis dari perusahaan lain dengan tujuan untuk mendapat-

kan produk/jasa yang dapat memenuhi kebutuhannya dengan harga termurah.

Bila produk/jasa yang anda jual memiliki keunikan yang tidak dapat ditemukan

pada produk/jasa sejenis yang dijual pesaing anda, maka produk/jasa tersebut

tidak dapat dibandingkan dan anda akan terhindar dari perang harga.

2. Hati-hati dalam Menganalisa Strategi Pesaing

Perang harga sering kali dipicu oleh kesalahan dalam menganalisa strategi pesaing.

Beberapa perusahaan melakukan strategi memberikan potongan harga khusus

untuk menghabiskan stok produk lama atau cuci gudang, sebelum mengeluarkan

produk baru penggantinya. Bila pesaing anda sedang cuci gudang dan anda

mengira tindakan ini sebagai strategi reposisi jangka panjang, kemudian anda

terpancing menanggapinya dengan cara “banting harga”. Mungkin tindakan

anda ini akan ditanggapi oleh pesaing anda untuk melakukan hal yang sama dan

memicu terjadinya perang harga.

3. Fokus pada “Nilai Tambah” yang bermanfaat dan dibutuhkan pelanggan

Nilai tambah membuat pembeli rela membayar lebih

Minuman ringan bermerek dapat dibeli di pinggir jalan dengan sekitar Rp. 5.000.

Dengan membayar Rp. 5.000 pembeli hanya dapat minuman ringan. Di lobby hotel

berbintang pembeli rela membayar Rp. 50.000 untuk minuman ringan yang persis

sama. Dengan membayar Rp. 50,000 pembeli dapat minuman ringan dan “nilai

tambah” berupa ruang ber-AC, sofa empuk, dan suasana nyaman untuk

beristirahat sejenak atau pertemuan bisnis dengan mitra usahanya. Dalam contoh

ini “nilai tambah” yang diberikah oleh managemen hotel memang diperlukan oleh

pengunjungnya, karena itu managemen hotel tidak perlu perang harga dengan

penjual minuman ringan di pinggir jalan.

4. Ketahui dengan pasti tingkat sensitifitas pelanggan anda terhadap harga

Mengerti sensitifitas pelanggan terhadap harga penting dalam menentukan

strategi harga, dan menjadi kritis ketika hardir pesaing baru.

Maraknya depot-depot air minum isi ulang dan AMDK private label dipandang

sebagai ancaman oleh AMDK bermerek. Sebelum menanggapi perkembangan ini

secara strategis, pihak perusahaan AMDK bermerek sebaiknya mengetahui dengan

pasti minat dan kesediaan pelanggannya untuk membeli produk baru ini. Dengan

melakukan riset harga yang tepat, perusahaan dapat meramalkan dampak jangka

pendek dan jangka panjang dari opsi-opsi strategi harga yang akan diambil. Bila

kekuatan merk anda mampu mempertahankan pelanggan tanpa menurunkan

harga, lebih baik anda memberikan “nilai tambah” kepada pelanggan daripada

menurunkan harga, yang hanya akan memicu tejadinya perang harga.

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 5

5. Kelola Kapasitas Perusahaan dengan Hati-hati

Kelebihan kapasitas produksi merupakan salah satu kontributor terbesar pemicu

terjadinya perang harga.

Perang harga hampir tidak terhindarkan ketika terjadi kelebihan produksi dalam

jumlah besar, karena semua pihak akan berjuang untuk menjaga produksi masal

pada tingkat optimal. Banyak industri telah mengalami masalah kronis dalam

kapasitas, seperti: penerbangan, dan media cetak. Masalah ini telah menyebab-

kan kerugian parah di beberapa perusahaan industri ini dan terpaksa harus ditutup.

Mengelola kapasitas pada tingkat optimal merupakan masalah rumit dan memiliki

banyak implikasi strategis. Kegagalan perusahaan menghindari kelebihan kapasitas

akan memicu terjadinya perang harga.

Perang harga merugikan semua pihak yang terlibat, menggilas keuntungan

perusahaan, dan sangat jarang akan menguntungkan untuk jangka panjang.

Karena itu lebih baik anda pertimbangkan untuk menerapkan ide-ide ini, dan

menghindari perang harga.

Bila anda memerlukan bantuan lebih lanjut, silakan langsung hubungi:

Virja Dharma Gita, email: [email protected]

Semoga bermanfaat

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 6

Profil Penulis

Ir. Virja Dharma Gita telah menekuni karir dalam bidang Sales sejak tahun ’79 dan

menempati berbagai posisi, mulai dari Freelance Salesman di perusahaan lokal, sampai

Country Manager di APC Corporation, sebuah MNC asal Amerika, dan Managing Director

di PT. MGE Indonesia, sebuah MNC yang berkantor pusat di Perancis.

Sejak tahun 1987 Ir.Virja Dharma Gita memfokuskan karirnya dalam bidang Enterprise

Sales. Penghargaan merupakan bagian tak terpisahkan dari perjalanan karirnya, baik

dalam lingkup Nasional, ASEAN, maupun Regional Asia-Pasifik.

Pada akhir tahun 2008 Ir. Virja Dharma Gita mengundurkan diri dari karir profesional, dan

mulai mempersiapkan TARGET SALES ACADEMY, institusi pelatihan yang berfokus pada

pengembangkan perangkat kompetensi yang diperlukan oleh seorang Sales Manager dan

Salesperson, dan mulai menulis buku “SOLUTION SELLING: Dari Rindu Order Ke banjir

Order”. Buku ini berisi metode menjual di lingkungan business-to-business, dan merupakan

akumulasi pengalamannya dalam bidang Sales selama hampir 30 tahun.

Sertifikasi dan Keterampilan lain

• Certified Assessor by Saville and Holdsworth (SHL)

• Certified Business Coach by IndoCoach

• Certified Coach Trainer by IndoCoach

• Certified NLP Practitioner by IndoNLP

• Assistant Management Representative untuk proses sertifikasi ISO 2000 di PT. Mitra

Integrasi Informatika

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 7

Dorong Kemandirian Karyawan dengan Pemahaman Kompetensi Non Teknis

Kita semakin akrab dengan istilah kompetensi, tidak

hanya karena mendengar atau mengucapkan istilah ini

dalam pertemuan resmi atau lingkungan kerja, melainkan

juga percakapan santai di kafe sampai group media sosial. Baik Anda yang berkecimpung di dunia

pengembangan sumber daya manusia maupun tidak, kata kompetensi terselip atau sengaja menjadi

bahan obrolan sehari-hari.

Secara umum, ada dua jenis kompetensi yakni kompetensi teknis dan non teknis atau sering juga

disebut sebagai soft-competency atau kompetensi perilaku. Dalam artikel pendek ini, saya akan

menyoroti pentingnya pemahaman karyawan terhadap tuntutan kompetensi non teknis untuk

proses dan penilaian kinerja yang lebih efektif.

Kompetensi itu sendiri, secara ringkas merupakan integrasi dari skill, pengetahuan, pola pikir, sikap,

tindakan dan atribut personal yang bisa diukur dan diamati. Untuk itu, saya menilai kurang tepat

jika kita menyebutnya sebagai kompetensi perilaku, karena perilaku menjadi salah satu komponen di

dalamnya. Kompetensi non teknis mengacu pada aspek-aspek teknis terkait pekerjaan yang biasanya

diukur melalui pengujian skill teknis. Kompetensi teknis merupakan hasil belajar seperti teknis

programming, akuntansi dan lainnya. Hal ini berbeda dengan kompetensi non teknis yang mengacu

pada aspek-aspek yang ‘tidak dipelajari’ namun telah terinternalisasi dalam diri seseorang. Artinya,

bila Anda akan mengikuti atau menjalani proses asessment berbasis kompetensi non teknis, Anda

tidak bisa/perlu belajar bagaimana membentuk pola pikir, bersikap atau bertindak sesuai tuntutan di

pekerjaan dalam satu-dua minggu sebelum asessment. Lantas, bagaimana karyawan seharusnya

mempersiapkan diri untuk penilaian performa kerja maupun promosi yang menggunakan asessment

berbasis kompetensi?

Pada titik inilah, saya melihat pentingnya pemahaman kompetensi non teknis serta proses

pengembangannya. Sebagian karyawan menganggap bahwa proses asessment berbasis kompetensi

yang biasanya menggunakan metode assessment center merupakan penilaian yang abstrak dan

tidak bisa ‘dipelajari atau dipersiapkan’. Seolah penilaian yang jatuh dari langit, bahkan ada

anggapan menafikan proses kerja selama ini dalam 2-3 hari asessment. Perusahaan sebenarnya

memiliki andil untuk memberikan pemahaman yang tepat sehingga proses asessment yang ditujukan

guna peningkatan performa bisa lebih optimal sejak awal atau dalam proses kerja sehari-hari.

Perusahaan pula yang akan mendapatkan manfaat di kemudian hari secara terukur.

Pengetahuan dan pemahaman ini bukan untuk dihafalkan melainkan untuk memantau kinerja secara

mandiri sehari-hari. Karyawan perlu mengetahui tuntutan kompetensi di bidang dan posisinya saat

ini. Contoh saja untuk seorang supervisor, ia perlu mengetahui kompetensi non teknis yang

diperlukan di perusahaan tempat bekerja, bukan hanya mengetahui target dan job description.

Dengan mengetahui kompetensi-kompetensi non teknis yang diperlukan, maka perusahaan

membangun kesadaran dan kemandirian karyawan tersebut sejak awal. Hal ini mengingat bahwa

Ardiningtiyas Pitaloka, M.Si., CPC

Trainer, Asesor, Penulis, Pengajar

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 8

kompetensi non teknis adalah integrasi antara pola pikir, sikap, dan tindakan yang melekat pada satu

individu. Artinya telah menjadi satu kesatuan atau kebiasaan, ada konsistensi yang berperan dalam

menunjukkan kekuatan kompetensi seseorang. Berdasarkan pengalaman saya di lapangan sebagai

seorang asesor menggunakan metode assessment center, setidaknya ada beberapa kompetensi

utama atau mendasar seorang supervisor, di antaranya: planning & organizing, decisiveness,

delegation, impact & influence, customer focus, effective communication, relationship building, dan

teamwork (Andiyasari & Pitaloka, 2014). Penggalian tiap kompetensi dilakukan melalui beragam

simulasi dan instrumen untuk melihat bukti perilaku, pemikiran juga konsistensinya. Asesor harus

bisa mendapatkan bukti dalam pengalaman sehari-hari maupun simulasi seperti leaderless

discussion, analisis kasus, presentasi, role-play, juga in-tray.

Implementasi daftar kompetensi non teknis bisa sangat beragam di organisasi, sesuai visi dan misi

setempat, begitu pula level tuntutan atau indikator perilakunya. Ada perusahaan yang secara teratur

memberikan sesi feedback individual pada karyawan yang dilakukan oleh konsultan atau asesor

eskternal setelah proses assessment. Sesi ini biasanya menjadi satu paket dalam proses pemetaan

kompetensi dan peningkatannya. Akan tetapi tidak banyak perusahaan melakukannya, biasanya

terkait budget dan ketersediaan waktu. Untuk itu, sebenarnya perusahaan tetap bisa memberikan

pemahaman melalui training in-house, baik melalui kerjasama dengan pihak eksternal atau

dilakukan oleh internal perusahaan.

Pemahaman terkait kompetensi non teknis juga merupakan satu ‘fair-play’ dalam proses kerja dan

penilaian kinerja karyawan. Sebagaimana satu ujian di dunia pendidikan, para siswa telah

mengetahui materi yang nantinya akan diujikan, yakni materi yang dipelajari selama satu semester

atau tahun. Dalam tulisan mendatang, saya akan membahas lebih detil terkait kompetensi dan

perannya bagi peningkatan performa karyawan.

Penulis terbuka untuk diskusi terkait artikel, silahkan hubungi ke [email protected]

Sumber:

Andiyasari, Andin & Pitaloka, Ardiningtiyas (2014) How to Become A Great Supervisor. Solo; Metagraf

Profil Penulis

Ardiningtiyas Pitaloka, M.Si., CPC - Trainer, Asesor, Penulis, Pengajar

Alumni magister psikologi, Universitas Indonesia, berpengalaman dan memiliki sertifikasi

sebagai asesor dalam asessment center sejak 2005 dan Certified Coach sejak 2014. Sebagai

praktisi bidang SDM, ia banyak terlibat dalam proses rekrutmen, seleksi hingga pengembangan

SDM berbasis kompetensi di berbagai organisasi. Aktif sebagai trainer bidang karier-SDM, dan

career coach & consultant dengan sertifikasi ICF. Beberapa buku bertema karier yang telah ia

tulis di antaranya Mid-Career Crisis-2017 (dengan Husin Syarbini); MyCareer is Multi-Career-

2015 (dengan Lestari Nurhajati); How to Become A Great Supervisor-2014; How to Become A

Great Fresh Graduate-2014; MyPassion is MyCareer-2013 (dengan Andin Andiyasari). Selain

praktisi, ia juga aktif dalam dunia akademis menjadi pengajar dan peneliti si bidang psikologi

sosial dan industri, termasuk terlibat aktif dalam kepengurusan organisasi dan publikasi ilmiah

psikologi. Korespondensi bisa dialamtkan ke [email protected]

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 9

LATIHLAH KEMAMPUAN NEGOSIASI ANDA DAN TIM PENJUALAN DAN PROCUREMENT ANDA

Carnegie Institute of Technology pernah

melakukan penelitian bahwa 85% kesuksesan

finansial tergantung dari human engineering –

seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan interpersonal skills, negosiasi, dan kemampuan

memimpin. Apakah Anda setuju terhadap hasil penelitian tersebut? Yes… saya sangat setuju

berdasarkan hasil pengalaman saya sendiri dan juga hasil pengamatan dari para peserta pelatihan

dan klien yang melakukan konseling pribadi dengan saya.

Saya cerita pengalaman saya sendiri dulu ya…karena kepolosan saya dan komunitas saya yang

terbatas 30 tahun lalu, membuat saya menerima gaji yang ditawarkan GM HRD tanpa negosiasi

ketika saya pindah dari kota kelahiran saya ke metropolitan. Gaji yang standar dan range paling

bawah. Beruntung karena unjuk kerja saya dan semangat yang tinggi, akhirnya di tiga bulan setelah

masa percobaan atasan saya memberikan kenaikan gaji yang signifikan bahkan di akhir tahun saya

dapat bonus performance walau saya belum genap satu tahun bekerja. Pengalaman saya ini sangat

berharga sehingga saya “ngulik” ilmu negosiasi dan persuasi, jadilah ketika saya merasa sudah cukup

pengalaman saya bekerja di perbankan lalu pindah ke perusahaan lain dan kali ini saya bisa

bernegosiasi sehingga mendapatkan gaji yang kenaikannya wow!!! Saat saya punya anak, lalu saya

berpikir untuk tidak lagi bekerja fulltime dan bersyukur saya bisa mendapat pekerjaan part time

yang mana saya hanya masuk 3 hari dalam seminggu dan penghasilan saya tidak berkurang

dibandingkan ketika semasa saya bekerja fulltime. Jadi kemampuan negosiasi bisa meningkatkan

taraf hidup kita. Saat saya bekerja di sebuah konsultan, pimpinan perusahaan memberikan saya

prioritas ketika klien memiliki kebutuhan dalam hal seni persuasi dan negosiasi.

Saat ini saya ingin membagikan ketrampilan negosiasi itu agar bisa bermanfaat bagi Anda para

pembaca semua. Negosiasi berbeda dengan tawar-menawar di pasar/toko, walaupun dalam

negosiasi ada proses tawar-menawar. Hal apa yang membedakan? Dalam negosiasi targetnya adalah

bisa tercapai keuntungan bagi kedua belah pihak dan bisa bekerja sama untuk jangka menengah-

panjang. Beberapa tips yang dapat Anda persiapkan adalah sebagai berikut :

- Siapkan diri Anda saat akan bernegosiasi, tanpa persiapan bisa dipastikan negosiasi Anda

menjadi jauh dari keuntungan yang diharapkan.

- Persiapkan alternatif terbaik yang ingin Anda capai dalam proses negosiasi/ BATNA (Best

Alternatives To a Negotiated Agreement. BATNA ini mencakup sistem pembayaran, harga,

delivery, after sales service, dsb.

- Mintalah lebih dari yang Anda harapkan di awal negosiasi, jangan langsung memberikan

harga terendah atau kondisi terendah Anda tetapi berikan yang tertinggi. Negosiator ulung

biasanya menyimpan kondisi/penawaran terbaik di waktu yang terbaik.

Liliana Lyn Wong, Trainer soft skills

Direktur - PT. Achievement Resources Solusindo

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 10

- Pahami siapa yang punya wewenang dalam memutuskan, dalam proses negosiasi biasanya

terdiri dari tim minimal 2 orang karena itu amati dengan seksama siapa yang menjadi

pengambil keputusan di antara mereka, lakukan pendekatan yang lebih sesuaikan dengan

dirinya. Dalam NLP disebut matching-mirroring dan proses pacing – leading. Ketika Anda

sudah bisa melakukan pacing…leading menjadi bonus bagi Anda. Pelaksanaan pacing sendiri

bisa Anda pelajari dan latih.

- Mintalah selalu trade-off. Artinya ketika pihak lawan meminta sebuah sebuah konsensi

dalam negosiasi, Anda harus secara otomatis meminta sesuatu sebagai balasan atau

kompensasinya. Untuk melakukan hal ini Anda benar-benar harus percaya diri dan

mempersiapkan dengan baik.

- Bagi peran dengan rekan Anda siapa yang menjadi Good guy/bad guy. Ini merupakan cara

menekan orang tanpa harus menimbulkan konfrontasi dengan pihak lawan dan cara ini

sering dilakukan dalam negosiasi.

Banyak teknik yang bisa dilakukan dalam negosiasi, jika Anda menginginkan pelatihan khusus

tentang negosiasi silakan hubungi penulis untuk knowledge, skills, dan attitude yang terbaik agar

bisa menjadi negosiator yang handal.

Profil Penulis

Liliana Lyn Wong, adalah seorang trainer soft skills yang sudah berkiprah sejak tahun 1996.

Direktur dari PT. Achievement Resources Solusindo dan pengajar di berbagai institusi. Khusus

dalam hal ilmu negosiasi, beliau pun widyaiswara di PPEI (Pusat Pelatihan Ekspor Indonesia)

memberikan pelatihan bagi para pengusaha skala menengah dan besar yang akan ekspor keluar

negri.

Topik-topik yang dibawakan antara lain :

- Achievement Motivation Training

- Powerful Negotiation

- Interpersonal Skills for Business

- Winner Attitude Workshop

- Presentation Skills

- dsb

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 11

SEMBUHKAN STRES DENGAN HEALING

Dr. Patricia Patton mengemukakan kecerdasan

emosional adalah kekuatan dibalik singgasana

kemampuan intelektual. Kecerdasan emosional

merupakan dasar‐dasar pembentukan emosi yang

mencakup ketrampilan‐ketrampilan Anda untuk:

1. Menunda kepuasan dan mengendalikan impuls‐impuls.

2. Tetap optimis jika berhadapan dengankemalangan dan ketidakpastian.

3. Menyalurkan emosi‐emosi yang kuat secara efektif.

4. Mampu memotivasidan menjaga semangat serta disiplin diri untuk mencapai tujuan‐tujuan.

5. Menangani kelemahan‐kelemahan pribadi.

6. Menunjukkan rasa empati kepada orang lain.

7. Membangun kesadaran diri dan pemahaman pribadi.

Adakalanya kita gagal untuk mengawal emosi dan perasaan yang disebabkan oleh berbagai peristiwa

yang kita alami. Dalam kehidupan banyak sekali permasalahan yang ditimbulkan dari

ketidakmampuan mengelola emosi. Banyak peristiwa saat orang masuk penjara hanya karena tidak

dapat menahan emosi. Ketidakmampuan mengelola emosi mengakibatkan terjadinya pemukulan,

adu fisik dan bahkan pembunuhan. Alangkah sayangnya hal‐hal tersebut timbul hanya karena

masalah sepele dan emosi yang meluap‐luap.

Secara awam kita lebih mengenal emosi tersebut dengan sesuatu yang negatif, padahal emosi ada

juga yang bersifat positif. Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam‐macam emosi, antara

lain Rene Descartes, filsuf dan matematikawan Perancis. Menurut Descartes, emosi terbagi atas :

desire (hasrat), hate (benci), sorrow (sedih/duka), wonder (heran), love (cinta), dan joy

(kegembiraan). Sedangkan JB Watson, psikolog Amerika dan penulis “Psychology as The

Behaviorist Views It”, mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear (ketakutan), rage

(kemarahan), love (cinta).

Daniel Goleman, penulis “Emotional Intelligence”, mengungkap beberapaemosi yang tidak berbeda

jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu :

Marah, yang terekspresi dengan perilaku beringas, mengamuk, benci, jengkel, dan kesal hati.

Kesedihan, terlihat dari wajah pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus

Made Suwenten Love & Light Energy Master Teacher ,

Enlighten Life Coach

Trainer For better Competency

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 12

asa.

Rasa takut, yang ditunjukkan dengan rasa cemas, gugup, khawatir, was‐was, perasaan takut

sekali, waspada, tidak tenang, dan ngeri.

Kenikmatan, terluap dari bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, maupun

bangga.

Cinta, terekspresi dari perilaku penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa

dekat, bakti, hormat, dan kemesraan.

Terkejut yaitu terkesiap dan terkejut.

Jengkel, ditunjukkan dengan perilaku menghina, jijik, muak, mual, serta tidak suka.

Malu, biasanya terkait dengan perasaan malu hati maupun kesal.

Seperti yang telah diuraikan di atas, semua emosi menurut Goleman pada dasarnya adalah dorongan

untuk bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau

bertingkah laku terhadap stimulus yang ada.

Dalam “The Nicomachea Ethics”yang membahas tentang filsafat kebajikan, karakter dan hidup

yang benar, Ariestoteles mengungkapkan tantangan manusia adalah menguasai kehidupan emosional

kita dengan kecerdasan. Nafsu, apabila dilatih dengan baik akan membuat manusia memiliki

kebijaksanaan. Nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup kita. Tetapi, nafsu

dapat dengan mudah menjadi tak terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi. Menurut Aristoteles,

masalahnya bukanlah mengenai emosionalitas, melainkan mengenai keselarasan antara emosi dan

cara mengekspresikan.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis, saat ada emosi yang meletup‐letup orang

cenderung untuk bereaksi sesuai dengan perilaku yang lama. Bila kita mendapatkan kepuasan saat

mengatasi sebuah emosi dengan cara tertentu, maka kita cenderung untuk mengulanginya saat

menghadapi emosi yang sama. Misalnya, saat muncul emosi marah seseorang akan membanting

pintu. Dan dia “puas” berperilaku seperti itu. Maka begitu ia mengalami emosi marah lagi, ia akan

dengan mudah melakukan perilaku banting pintu tersebut.

Ada juga orang yang menjadi tenang setelah muncul emosi tertekan dengan cara merokok. Karena

pengalamannya di masa lalu seperti itu, maka setiap muncul emosi tertekan, orang tersebut akan

cenderung merokok lagi.

Celakanya, tidak semua cara yang “memuaskan” tersebut bebas dari konsekuensi negatif.

Membanting pintu bisa mengakibatkan seseorang ribut dengan orang lain. Terlalu banyak merokok

juga menganggu kesehatan, bukan ? Akibatnya, bisa jadi akan tersimpan lebih banyak hal negatif di

pikiran orang tersebut. Dan lama kelamaan akan menjadi beban dan membawa penyakit baginya.

Cara lain untuk menghadapi emosi yang meletup‐letup adalah menerima emosi tersebut apa adanya

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 13

dan melepaskannya, ataupun memanfaatkannya dengan baik. Setiap emosi, apapun itu pasti ada

tujuan positifnya, sekalipun emosi itu kita label dengan istilah ‘emosi negatif’.

Menerima emosi sedikit banyak tergantung dari kemampuan Anda untuk “berkomunikasi” dengan

emosi tersebut. Misalnya, saat Anda marah, cobalah diam sejenak dan atur napas Anda. Sadari dan

rasakan keluar masuknya napas di hidung Anda. Katakan kepada emosi Anda, “Hai Marah, terima

kasih kamu telah datang ke perasaan saya.... Saya yakin ada pesan positif yang ingin kamu

sampaikan kepada saya ...Untuk kebaikan saya... Pesan apakah itu ?”

Biasanya kemudian akan muncul jawaban positif di dalam hati. Atau terima saja jawaban apapun

yang muncul. Bila jawaban yang muncul masih negatif, maka tanyakan apa manfaatnya bagi Anda

saat itu. Lanjutkan dengan menanyakan apakah ada emosi positif yang muncul, yang dapat

membantu merealisasikan manfaat tersebut bagi Anda. Persilakan emosi positif untuk berdamai

dengan emosi marah tadi. Dengan cara seperti ini, yang akan banyak Anda pelajari di buku ini, Anda

akan terhindar dari dampak negatif emosi marah maupun emosi negatif lainnya.

Tidak semua orang dapat melakukan hal di atas saat menghadapi serangan emosi negatif.

Orang‐orang tertentu akan langsung mengekpsresikan emosi negatif menjadi tindakan yang akhirnya

merugikan diri sendiri dan orang lain. Sebagian orang percaya bahwa emosi harus diredam dengan

cara tidak diekspresikan atau dipendam. Padahal, memendam emosi negatif sama artinya dengan

menyimpan sampah, lama kelamaan akan busuk dan menimbulkan berbagai macam penyakit.

Idealnya, emosi negatif yang muncul harus dikelola dengan baik, bahkan dijadikan sesuatu yang

bermanfaat bagi diri kita.

Pikiran kita ibaratnya adalah sebagai sebuah ruangan, sebut saja ruang pikiran. Kita menaruh apa

saja di ruang pikiran ini, apakah informasi‐informasi dari pengalaman kita sewaktu kecil sampai

dengan informasi berdasarkan pengalaman sekarang. Ada banyak orang yang tidak mampu

mengelola ruang pikirannya dengan baik. Semua informasi yang ia dapatkan tetap disimpan dalam

ruang pikiran ini. Termasuk berbagai macam informasi yang sebetulnya sudah tidak bermanfaat,

informasi yang menyakitkan, menyedihkan dan segala kekecewaan masih tersimpan begitu saja.

Ruang pikiran menjadi penuh sesak dengan berbagai macam informasi dan diletakkan dengan tidak

beraturan.

Ditambah lagi dengan kecenderungan untuk lebih memilih berpikir dari sisi negatifnya. Orang‐

orang menaruh diruang pikirannya berbagai keyakinan dan self talk yang negatif seperti : “Hidup ini

menyengsarakan”, “Orang lain selalu membikin saya jengkel”, “Atasan saya menghalangi karir

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 14

saya”, “Kemiskinan ini memang bagian dari hidup saya”, “Semua orang dikantor membikin hidup

saya merana”, dan hal‐hal negatif lainnya. Tidak saja hal‐hal yang menyangkut situasi diluar dirinya,

berbagai hal yang mengenai dirinya sendiri juga diyakini sebagai sesuatu yang negatif : “Tubuh saya

tidak sebagus yang saya harapkan”, “Saya terlalu gemuk”, “Wajah saya jelek”, “Saya selalu gagal”,

dan lain sebagainya.

Kehidupan seperti itu menjadikan orang tersebut menjadi pribadi yang memiliki citra diri tidak

sehat. Disamping menjadi sulit membahagiakan diri, juga menjadikan orang‐orang disekitarnya

tidak nyaman.Negative thinking is contages! Berpikiran negatif itu menular. Orang tua yang sering

berpikir negatif akan menular kepada anak‐anaknya. Karyawan di kantor yang memiliki citra diri

yang tidak sehat juga akan menular kepada karyawan lainnya. Pribadi dengan citra diri tidak sehat

akan berperilaku tidak disiplin, suka mengeluh, iri hati, cepat sakit hati atau iri dengan keberhasilan

orang lain,dan sebagainya. Kehidupan orang itu menjadi sebuah penderitaan karena orang itu

sendiri. Pengalaman‐pengalaman tertentu di masa lalu bisa jadi menimbulkan emosi yang

negatifjuga bagi Anda sampai dengan sekarang. Emosi negatif Anda ini mendorong Anda

berperilaku negatif pula. Untuknya, berbagai teknik yang akan Anda pelajari di buku ini membantu

Anda untuk mengelola emosi negatif dengan lebih baik.

Jika Anda terus menerus merapikan ruang pikiran Anda dengan baik, informasi‐informasi yang

negatif maupun yang positif akan sengaja Anda rapikan. Informasi yang menyakitkan Anda buang

atau sisihkan ke bank memori sedangkan yang positif Anda perkuat intensitasnya. Memang,

siapapun tidak akan bisa melupakan pengalaman yang pernah terjadi tetapi Anda dapat membuat

bahwa pengalaman yang sepahit apapun di masa lalu tidak berpengaruh secara siginifikan lagi

terhadap perasaan/emosi Anda. Pengalaman boleh tidak baik namun Anda menerimanya secara

positif. Penerimaan positif ini mendorong perilaku Anda menjadi positif.

Apa itu Stres ?

Kita sering mendengar istilah tersebut setiap harinya dan setiap orang bisa berbeda‐ beda

dalam mendefinisikan serta menggunakan istilah “stres” tersebut. Secara bahasa, stres

berarti tekanan, dan pengertiannya dalam hubungannya dengan kondisi/kesehatan tidaklah

jauh berbeda.

Stres adalah respon normal terhadap berbagai keadaan yang harus dihadapi dalam hidup,

situasi yang mengharuskan kita bertindak, menyesuaikan, serta menjaga segala sesuatu

tetap seimbang. Stres merupakan reaksi fisik dan mental yang normal terhadap banyak

“tuntutan” dan tekanan hidup yang selalu berubah dan tidak pernah berakhir. Karena

stres merupakan reaksi yang normal, maka setiap orang pasti akan mengalaminya, baik

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 15

itu orang dewasa, remaja, bahkan anak‐anak.

Stress itu kita perlukan untuk meningkatkan dan menjaga kegairahan hidup, bila tanpa

stress kita merasa tidak ada tantangan untuk segera bertindak. Hanya saja, kita mesti

tahu cara menjaga agar stress tersebut tidak menjadi sesuatu yang merugikan kesehatan

kita.

Bila tuntutan yang dialami seseorang lebih besar daripada kemampuannya,

kemungkinan besar orang itu akan merasa tertekan atau stres dan inilah yang disebut

dengan over stress. Pekerjaan yang menumpuk, ditambah lagi dengan perilaku atasan

yang tidak mau tahu, rekan kerja yang tidak profesional, sedangkan disisi lain orang

tersebut juga sedang bermasalah dengan pasangan atau anaknya. Semua hal ini tentunya

menjadikan dirinya banyak pikiran dan di sisi lain orang tersebut tidak cukup memiliki

kemampuan untuk mengatasi hal itu semua. Sehingga baik pikiran dan fisiknya menjadi

tidak stabil. Stres jenis ini cenderung akan berdampak negatif bila tidak segera dilakukan

recovery.

Under stressterjadi saat tuntutan yang Anda hadapi lebih kecil daripada kemampuan Anda. Biasanya

stres jenis ini “tidak dianggap sebagai stres” tetapi memiliki potensi mengganggu kesehatan.

Awalnya Anda akan merasa biasa‐biasa saja, tetapi lama kelamaan Anda akan menjadi frustrasi atau

malahan bisa juga menjadi “membeku” yang pada akhirnya akan menimbulkan gangguan kepada

diri Anda.

Health stress adalah stres yang kita perlukan untuk selalu menjadi produktif dalam

mencapai kesuksesan. Stres ini terjadi karena adanya keseimbangan antara tuntutan

dengan kemampuan. Anda akan menjadi bergairah untuk menyelesaikan tuntutan‐ tuntutan

yang ada dengan kemampuan Anda. Masalahnya adalah bagaimana caranya agar Anda

tetap menjaga stres ini dalam jangka waktu yang lama?

Ketika otak menghadapi sebuah situasi (tekanan, keadaan, tuntutan, atau apapun istilah yang Anda

gunakan), maka otak akan memberikan tanda kepada tubuh agar melepaskan banyak hormon, untuk

memberikan tenaga atau energi kepada tubuh untuk bertindak menghadapi situasi tersebut. Ketika

situasi tersebut telah berlalu, maka tubuh akan kembali pada kondisi rileks.

Pelepasan hormon sebagai “tenaga ekstra” merupakan reaksi yang normal dan sangat

berguna, terlebih jika berhubungan dengan fisik. Keadaan tersebut bisa memotivasi,

meningkatkan kinerja dan kemampuan fisik seseorang, bahkan dapat menyelamatkan

nyawa saat menghadapi situasi yang berbahaya. Namun di masa sekarang yang begitu

kompleks, tekanan yang datang juga banyak yang berupa psikologis seperti tekanan

pekerjaan, masalah sosial, keluarga, keuangan, dan lain sebagainya.

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 16

Keadaan stres yang bertubi‐tubi secara psikologis dapat membuat tubuh kelelahan secara psikis dan

menyebabkan seseorang tidak dapat berpikir jernih, serta bisa berdampak pada banyak hal lainnya

(interaksi sosial, kualitas hidup, kesehatan, dan lain‐lainnya ).

Oleh karena itu mengelola dan menangani stres (stress management) adalah hal yang

sangat penting, agar tubuh dapat selalu memberikan respon yang terbaik pada banyak

situasi, baik itu fisik maupun psikis. Stres yang berlebihan dan tidak ditangani dengan

baik bisa mengarah pada berbagai dampak buruk pada kehidupan seseorang, termasuk juga

buruk bagi kesehatan.

Penyebab Stres

Stres adalah respon kita untuk menghadapi atau lari dari suatu keadaan. Stres telah mempengaruhi

kita sejak jaman nenek moyang kita, yang selalu menghadapi bahaya saat mereka harus berpindah

dari satu tempat ke tempat lain atau saat berburu binatang untuk mendapatkan makanan.

Hipotalamus di otak adalah salah satu bagian yang bertanggung jawab untuk mendeteksi penyebab

stres atau stressor. Setelah menentukan bahwa suatu hal adalah suatu stressor, hipotalamus akan

mengirimkan sinyal ke kelenjar adrenal yang terletak di dekat ginjal untuk melepaskan dua jenis

hormon: kortisol dan adrenalin.

Adrenalin meningkatkan denyut jantung dan pasokan energi Anda sementara kortisol meningkatkan

konsentrasi glukosa dalam aliran darah Anda. Glukosa merupakan sumber bahan bakar tubuh untuk

menghasilkan energi. Dengan demikian, Anda dapat langsung bereaksi terhadap stressor atau

ancaman. Sebagai contoh, jika Anda akan diserang oleh anjing, hormon ini memungkinkan Anda

berlari cepat. Setelah stressor tidak lagi ada, hormon ini seharusnya kembali ke tingkat normal.

Masalahnya adalah ketika Anda berada di bawah tekanan hampir sepanjang waktu, tubuh Anda akan

terus‐menerus memproduksi adrenalin dan kortisol.

Apa yang terjadi pada tubuh ketika respon stres seseorang selalu aktif?

Kita perlu melihat efek kortisol dan stres kronis untuk menjawab pertanyaan ini. Ketika kelenjar

adrenal menghasilkan hormon‐hormon tersebut lebih dari yang seharusnya, respon tubuh yang

berbeda mungkin muncul seperti berikut:

Kadar glukosa dalam aliran darah akan naik karena hati dipaksa untuk memproduksi. Kondisi

ini pada akhirnya dapat menyebabkan sindrom metabolik dan diabetes tipe 2.

Kadar hormon yang tinggi dapat membuat Anda lebih rentan terkena infeksi dan beberapa jenis

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 17

penyakit lain karena hormon menekan hal‐hal yang yang dianggapnya tidak penting untuk

dipertahankan, seperti misalnya sistem kekebalan tubuh Anda.

Sistem pencernaan Anda tidak berfungsi normal.

Metabolisme menjadi lebih lambat.

Membuat Anda merasa lelah atau lesu.

Membuat Anda sulit menurunkan berat badan.

Dapat mengubah cara kerja hormon, termasuk insulin dan hormon reproduksi.

Kolesterol dan trigliserida naik, sehingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Menurut American Institute of Stress, stres telah:

Menyebabkan sekitar 10% dari kasus stroke.

Bertanggung jawab sebagai penyebab pada 75% dari orang yang berobat ke dokter.

Menyebabkan lebih dari 55% penyakit yang dikenal manusia.

Memakan biaya sekitar 300 miliar dollar per tahun.

Self‐Healing

Berbagai cara dapat dilakukan untuk menjadikan diri Anda sehat dan terbebas dari stres. Disarankan

bagi Anda yang sudah mengalami kondisi stres yang tinggi misalnya sampai tidak bisa tidur, depresi

berat, terjadi gangguan mental dan fisik yang serius untuk berobat kepada psikolog ataupun dokter.

Namun bila Anda memandang hal tersebut belum waktunya atau justru sebaliknya dimana Anda

sudah berusaha berobat beberapa kali namun hasilnya belum seperti yang Anda harapkan, dapat

dilakukan dengan terapi diri sendiri atau self healing.

Ada beberapa keuntungan yang Anda dapatkan ketika melakukan self‐healing :

Self‐healing tidak memiliki efek samping seperti obat‐obatan atau operasi.

Dengan self‐healing, selain penyakit fisik, masalah kejiwaan akan teratasi.

Dengan self‐healing, Anda dapat memberikan sugesti atau memprogram otak dengan

sugesti‐sugesti positif. Sugesti‐sugesti positif tersebut akan membawa pengaruh besar dalam

kehidupan Anda

Apa Itu Healing?

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 18

Kalau diterjemahkan healing artinya adalah penyembuhan. Dalam hal ini, penyembuhan yang terjadi

adalah penyembuhan alami. Penyembuhan dianggap juga sebagai aliran energi saling

menguntungkan antara penyembuh dan penerima, juga saat “berhubungan” dengan penyakit yang

paling berat sekalipun. Penyembuhan yang terjadi memanfaatkan secara bebas sumber daya alam

untuk bekerja dengan cara yang paling efektif untuk Anda.

Penyembuhan dapat membantu dengan berbagai kondisi, kadang‐kadang untuk tingkat yang luar

biasa. Ini adalah proses revitalisasi, rileksasi dan release pada tingkat yang mendalam, yang

membantu tubuh Anda untuk menyesuaikan dan sembuh spontan pada kecepatan sendiri dan dengan

caranya sendiri. Penyembuhan mencari tahu penyebab yang mendasari serta "menyajikan

gejala". Hal ini dapat berarti bahwa hasil dari sesi healing mungkin bermanfaat dalam cara yang tak

terduga dan tidak harus segera. Misalnya, Anda mungkin merasa mendapatkan manfaat secara

tiba‐tiba atau manfaat bertahap selama beberapa waktu. Mungkin ada saat‐saat ketika Anda

mengalami semacam pelepasan emosional sebagai bagian dari proses penyembuhan. Kadang‐kadang

proses yang jelas, kadang‐kadang lebih halus.

Penyembuhan adalah peristiwa spontan yang terjadi melalui semacam anugerah. Penyembuhan ini

dapat terjadi kapan saja, di mana saja, dan dengan perantaraan siapa saja.Penyembuhan bisa jadi

terjadi saat sesi penyembuhan itu sendiri. Atau bisa juga saat bertemu dengan senyuman seorang

asing, atau ketika mendengar dan merasakan tiupan pepohonan, atau saat mendengar nyanyian

burung, atau apapun itu.

Penyembuhan adalah tentang memulihkan keseimbangan hidup Anda dan hubungan Anda dengan

orang lain. Penyembuhan bisa jadi memulihkan perselisihan di masa lalu, dendam, sakit hati,

maupun rasa bersalah yang Anda miliki. Penyembuhan adalah sebuah proses, yang perlu Anda jalani

sendiri. Penyembuhan ini, pertama‐tama dan terutama, adalah untuk membantu diri Anda sendiri.

Setiap orang dapat menjadi penyembuh bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain karena setiap

orang sesungguhnya telah memiliki segala sumber daya yang dibutuhkan untuk membantu

meningkatkan kualitas hidupnya. Self healing atau penyembuhan diri sendiri ini tidak saja Anda

dapat gunakan saat sedang sakit atau menderita saja. Berbagai hal yang menyangkut hidup dan

kehidupan bisa diselaraskan dengan metode self healing ini.

Ingatlah bahwa setiap hal di sekitar Anda terdiri dari energi. Untuk menarik hal positif dalam hidup

Anda mulailah dengan memberikan energi positif. Pikiran dan perilaku Anda adalah energijuga. Saat

Anda berpikir positif dan pikiran tersebut selaras dengan perasaan Anda, maka terbentuk sebuah

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 19

magnetic body layer yang menarik unsur‐unsur yang sama dari semesta yang akan merealisasiknnya

menjadi kenyataan.

Penyembuhan tidak saja dengan metode terapi, namun pemikiran dan tindakan yang positif juga

merupakan suatu healing karena menimbulkan getaran energi positif bagi diri kita. Pikiran dan

perbuatan yang negatif seperti marah dan terekspresi melalui tindakan membentak dengan kata‐kata

kotor tentunya menimbulkan energi negatifbagi diri sendiri dan lingkungan. Karena hal itu, Anda

dapat menjadi lemas ataupun pusing. Demikian pula sebaliknya. Pikiran dan perbuatan yang positif

pastinya membawa energi positif bagi Anda dan lingkungan Anda. Emosi senang yang terekspresi

melalui senyuman akan melegakan perasaan Anda sendiri maupun orang lain. Anda pun akan

menjadi lebih bergairah dan sehat.

Bulletin KTII, April 2017 Halaman 20

PROFIL

MADE SUWENTEN adalah seorang Love & Light Energy

Master Teacher, Enlightment Life Coach, Trainer for Better

Competency dan Director of Human Resources. Made

Suwenten berpengalaman luas lebih dari 25 tahun sebagai

praktisi dan pengelola sumber daya manusia di berbagai

perusahaan.

Dalam perjalanan karirnya, Made Suwenten telah banyak

memberikan kursus, training, seminar, workshop, maupun

konsultasi dalam bidang manajemen maupun kehidupan perseorangan dan keluarga. Topik-

topik yang dibawakannya selalu sesuai dengan tuntutan zaman dan berfokus pada solusi

(outcomes) yang diinginkan oleh para kliennya. Made juga dikenal sebagai seorang

therapies/healer dengan menggunakan keilmuan esoteric, prana, Neuro-Linguistic

Programming maupun hypnothherapy.

Pada tahun 2009 ia mendirikan Yayasan Mahogani Focus Solution Indonesia, yang

memberikan pelayanan dalam bidang pengembangan sumber daya manusia di luar sekolah

seperti pemberdayaan diri, manajemen sumber daya manusia, dan kepemimpinan. Ia juga

mendirikan klinik hypnotherapy yang diberi nama Mahogani Center untuk membantu

masyarakat luas yang terkena penyakit emosi dan fisik.

Untuk mendapatkan pelayanan lebih lanjut dari yang bersangkutan, Anda dapat

menghubunginya di :

Email : [email protected]

Mobile/WA: 081338774554

PemimpinmenjadiAwal

Perubahan

Seperti yang disampaikan oleh Direktur operasional saat itu,

perusahaan ini tidak besar namun mempunyai sejarah besar

terbangunnya perusahaan besar lainnya. Wow, ada apa dengan

sejarah? Ternyata si pemilikorang jerman, sebelum membangun 3

nama raksasa bisnis di bidang aerosol, pengharum ruangan, dan

tisubasah. Ia mendirikan perusahaan ini. secara perkembangan

kurang di bandingkan perusahaan lainnya, namunharus tetap

hidup.

Perjalanan menjadi seorang leaders mempunyai arti tersendiri

dalam perjalanan sahabat saya, sedikit menceritakan sebuah

pengalaman berharga ketika bergabung dengan perusahaan India.

Dimana 80% Karyawan adalah karyawan kontrak, saat pertama kali

menginjakan kaki di perusahaan tersebut sahabat saya pun tidak

yakin akan perusahaan ini. Produk yang di hasilkan hanyalah alat

bantu untuk mencuci piring, namun yang membuat aneh sahabat

saya adalah mereka berani membayar lebih dibandingkan

perusahaan iasebelumnya yang sangat besar sebagai pembuat

komponen di industri otomotif.

“ Leadership is taking

responsibility while

others are making

excuses. ”

John C. Maxwell

Oke akhirnya beliau memutuskan untuk join dengan perusahaan ini

dan akhirnya berkenalan dengan setiap staff di sana, saya

mendapatkan energi yang berbeda. Mereka mempunyai banyak

nilai lebih di bandingkanperusahaan sebelumnya. Seperti:

KekeluargaanGenerasi MudaAneka Ragam Budaya

Dengan konsep 3 KebahagiaanPekerja, Perusahaan dan Pelanggan

Dengan kondisi yang ada, beliau berusaha untuk melakukanperubahan, dengan 3 kelebihan yang mereka miliki. Ia yakin bahwakita dapat berubah untuk jauh lebih baik. Dengan konsepKebahagiaan,mereka melakukan perusahaan denganmelaksanakan program awal yaitu :

Sumbang Saran, awalnya yang ia dapatkan hanyalah keluhan. Dari100 Karyawan, ia mendapatkan 120 lebar saran yang isinyakeluhan. Melihat kondisi seperti ini, ia memutuskan untukmelakukan Focus Group Discussion bersama para staff. Hasilnyasetiap briefing di ingatkan agar yang di masukan dalam saranadalah usulan perbaikan untuk kondisi area kerja. HASILNYA adalahmendapatkan 60 Ide luar biasa dari karyawan, ko hanya 60. saat itumereka masih bingung seperti apa perbaikannya, setelah di pilihmaka di dapatkan 5 Ide besar yang di implementasikan.

Penghargaan dari ManajemenMendengar hal tersebut, pihak kantor pusat tertarik dan ingin

memberikan apresiasi. Untuk pertama kalinya kami mengadakan

panggung 17an yang di hadiri oleh Direktur Operasional sekaligus

memberikan penghargaankepada para pejuang perbaikan. Setelah

acara tersebut kami tidak di kenal lagi dengan perusahaan kecil, tapi

perusahaan ia menjadi benchmark perusahaan lain. Mereka bekerja

dengan lebih baik di bandingkan sebelumnya.

Prestasi InternasionalPuncak dari kejutan prestasi adalah ketika mereka berhasil

menembus 3 besar di sebuah Event International, seperti tidak

percaya namun ini terjadi. Memberikan decak kagum dan perhatian

dari Manajemen lainnya. Apa yang dapat kita Pelajari Seorang

pemimpin adalah mengambil tanggung jawab, bukan berbicara ia

punya apa tetapi ia mempelajarai kekurangan dan berpresetasi

dengan kekurangan yang ada. Mungkin ia bisa untuk segera

berpindah ke lain tempat, namun ia mencoba untuk berprestasi

disana. Saat ini Continuous Improvement menjadi sebuah budaya di

perusahaan tersebut.

Bagaimana dengan anda? Sudahkah menjadi seorang Great

Leaders? Berikut saya lampirkan artikel yang di dalamnya mengupas

beberapa karakter leader. Semoga bermanfaat.

http://adityanugraha1103.blogspot.co.id/2014/12/bagaimana-tipe-

anda-memimpin.html

Selamat beraktifitas dan jadikan hari anda menjadi luar biasa.“ saLah bukan karena siapa yang mengerjakannya,

melainkan siapa yang memimpinnya ”

Aditya Nugraha

Penulis:

Aditya Nugraha adalah seorang Trainer & Konsultan di Bidang

Operational Excellence,dengan sertifikasi Black Belt Six Sigma,

Certified Profesional Coach dan Ahli K3 Umum.Klien beliau saat ini

adalah perusahaan swasta local, swasta multinasional & BUMN.

Lulus dengan predikat termuda di salah satu Universitas Swasta di

Jakarta, meneruskan kembali dengan jenjang yang lebih tinggi di

Univ. Pancasila, membawa beliau ke dunia akademisi yaitu Dosen

Fak. Teknik Mesin di Jakarta, perjalanan karir beliau pun tidak

instan. Dimulai dari seorang operator sampai menduduki posisi

Management.

Materi Training yang dapatdisampaikan :

Lean Six Sigma Lean Manufacturing Kaizen Quick Change Over 5S Total Productive

Maintenance Operational Excelllence Service Excellence Team Building Out bond Creative Problem Solving Train For Trainer Leadership Coaching