17
“BULIMIA NERVOSA” PEBIMBING : dr.Mustafa M.Amin, Sp.Kj OLEH: INTAN MEIRIPALTA NPM : 1008260023 DEPARTEMEN PSIKIATRI RS HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Bulimia Nervosa intan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

intan meiripalta

Citation preview

Slide 1

BULIMIA NERVOSAPEBIMBING : dr.Mustafa M.Amin, Sp.KjOLEH:INTAN MEIRIPALTANPM : 1008260023

DEPARTEMEN PSIKIATRIRS HAJI MEDANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

1DefenisiBulimia Nervosa Makan berlebihanMakan lebih banyak dibandingkan sebagian besar orang, pada situasi yg sama dalam periode yg sama disertai dengan rasa yang kuat bahwa ia kehilangan kendali. Sebagai kompensasi makan banyak, mereka akan melakukan berbagai cara supaya berat badan mereka tidak bertambah. Ex : Muntah, penggunaan obat pencahar,puasa, olahraga ketat.

2Bulimia nervosa lebih sering ditemukan pada wanita di bandingkan pada laki-laki, Diperkirakan bulimia nervosa terjadi pada sekitar satu sampai tiga persen pada wanita muda. Onsetnya lebih sering pada masa remaja atau pada masa dewasa muda.Prevalensibulimianervosauntukwanita di AmerikaSerikat adalah 2% sampai 3%, namun dapat mencapai 10% pada populasi yang rentan, sepertiperguruan tinggi hanpir 40 %yang khusus untuk wanita.. Kejadian pada pria hanya sepersepuluhdari wanita. Secara demografis, sebagian besar pasiendengan bulimia nervosa masih lajang,berpendidikan perguruan tinggi, dan dipertengahanusia 20 tahunan. Namun, kebanyakan pasien mulai mengalami gejala bulimianervosaselamamasa pubertas.

Epidemiologi3Etiologi4Diagnosa dan Gejala klinisDiagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 4 th Edition (DSM-IV) A. Episode rekuren pesta makan. Episode pesta makan ditandai oleh kedua hal berikut ini : 1. Makan, dalam periode waktu tertentu (misalnya dalam 2 jam), jumlah makan jauh lebih besar daripada yang dimakan kebanyakan orang pada waktu dan situasi yang sama. 2. Perasaan hilang kendali terhadap makan selama episode tersebut (misalnya merasa tidak dapat menghentikan makan atau mengendalikan apa atau berapa banyak yang dimakannya).

5B. Perilaku kompensatorik yang berulang yang tidak layak untuk mencegah kenaikan berat badan, seperti muntah diinduksikan sendiri, penyalahgunaan laksatif, enema, atau medika lain, puasa, atau olahraga berat.C. Pesta makan dan perilaku kompensasi yang tidak sesuai, keduanya terjadi dengan rata-rata sekurangnya dua kali dalam seminggu selama 3 bulan.D. Evaluasi diri terlalu dipengaruhi oleh bentuk dan berat badan. E. Gangguan ini tidak terjadi selama episode anoreksia nervosa.

6

78Diagnosa Banding9Penatalakanaan Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kelainan dalam pola makan seperti kelainan genetik, tekanan sosial untuk menjadi langsing, tekanan dari teman sebaya, dan lain-lain. Penerimaan dari lingkungan merupakan langkah awal penyembuhan kelainan bulimia. Kebanyakan penderita tetap tinggal dalam penyangkalan dan menolak untuk ditolong. Langkah penyembuhan lain adalah dengan melakukan psikoterapi pada penderita, keluarga maupun lingkungan tempat penderita berasal. Pemberian obat, termasuk antidepresan, kadang-kadang dibutuhkan dalam situasi tertentu. Terapi gizi juga penting sebagai asupan vitamin dan mineral bagi penderita. 1011PencegahanTindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan mengamati ada-tidaknya gejala pada keluarga maupun orang-orang terdekat. Ketika beberapa gejala ditemui dapat dilakukan pendekatan secara interpersonal, berempati dan mendorong untuk makan dan berolahraga secara normal, serta memberitahukan dampak negatif bulimia. Program pencegahan primer Pencegahan ini langsung ditujukan pada populasi berisiko tinggi seperti murid wanita SMP,SMA untuk mencegah timbulnya gangguan makan pada mereka yang asimtomatik. Pencegahan yang dilakukan dapat berupa program pendidikan mengenai sikap dan prilaku terhadap remaja.2. Program pencegahan sekunder Pencegahan ini bertujuan untuk deteksi dan intervensi dini, dengan memberikan pendidikan pada petugas kesehatan di pusat pelayanan kesehatan primer.

12AFFECTS BULIMIA TO YOUR BODY

13KOMPLIKASI

14Prognosa Prognosis bulimia nervosa tergantung kepada keparahan mencahar, apakah pasien mengalami gangguan elektrolit dan sampai derajat mana muntah yang sering mengakibatkan esofagitis, pembesaran kelenjar liur dan karies gigi. Meskipun bulimia nervosa lebih umum dari anoreksia nervosa, angka kematian lebih rendah dan tingkat pemulihan lebih tinggi dari anoreksia nervosa. Kematian dari bulimia nervosa diperkirakan pada 0% hingga 3%. Sekitar 50% dari pasien bebas dari seluruh gejala bulimia 5 tahun setelah treatment. Meskipun hasil penelitian pada bulemia nervosa adalah jarang, dengan perkiraan statistik terbatas, telah menunjukkan bahwa angka kematian dan pemulihan secara langsung berhubungan dengan intervensi dini dan treatment.

151. Kaplan H. I, Saddock B. J, Grabb J. A. 2004. Sinopsis of Psychiatry, 7 t hEdition,Volume 2. Jakarta : EGC. 329-336.2. Maslim,Rusdi. 2001. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa dindonesia, edisi III (PPDGJ III). Jakarta : Nuh Cahya ;90-93. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 4 th Edition. United States of America: American Psychiatric Association.4. MA Beach, Stacey. 2011. Journal of Clinical Psychology Practice Bulimia Nervosa. Endiboro University of Pennysylvania.5. Wildes JE, Marcus MD, et all. The Treatment of Eating Disorders A clinical Handbook.editor Grilo MC, Mitchell JE. The Guilford Press New York 2010;2: 66-71

Referensi 16TERIMAKASIH

17