Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi · PDF file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Embed Size (px)

Citation preview

  • Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus 2007

    Kak Idik di Usia 74

    Bersiap Menuju Reuni30 Tahun Paskibraka78

    Selamat JalanKak Darminto...

  • 2 Edisi Agustus 2007

    Bulletin Paskibraka 78

    Bulletin ini diterbitkanoleh Paguyuban Paski-braka 1978 dan dikelolaoleh para Purna Paski-braka 1978 yang ada diJadebotabek dengan tu-juan untuk menggalangkembali rasa persaudara-an (brotherhood) sesamateman seangkatan.

    Sebagian atau seluruhisi buletin ini dapat diku-tip/diperbanyak atau diba-gikan kepada Purna Pas-kibraka angkatan lain biladianggap perlu. Harapankami, buletin sederhanaini juga dapat menjadimedia komunikasi alter-natif antar Purna Paski-braka, meski ruang gerakdan edarnya sangat ter-batas.

    Surat-surat/tulisan dapat dia-lamatkan ke:

    l SYAIFUL AZRAM,Pondok Tirta Mandala E4No. 1 Depok 16415

    l BUDIHARJOWINARNO, Gema PesonaAM-7, Jl. Tole Iskandar 45,Depok 16412

    SMS : 0818866130 dan 08161834318

    E-mail :[email protected].

    Salam 78

    Paguyuban Paskibraka 1978Ketua (Lurah) : Yadi Mulyadi (Jabar)

    Chelly Urai Sri Ranau (Kalbar)Sekretaris : Syaiful Azram (Sumut)

    Saraswati (DKI Jakarta)Bendahara : Arita Patriana Sudradjat (Jabar)

    Budi Saddewo Sudiro (Jateng)

    Bala Paskibraka 1978 di Jadebotabek:l Budiharjo Winarno (Yogya) l Sonny Jwarson Parahiyanto (Jatim) l TatianaShinta Insamodra (Lampung) l Amir Mansur (DKI Jakarta) l I Gde Amithaba(Bali) l Sambusir (Sumsel) l Halidja Husein (Maluku) l M. Ilham RadjoeniRauf (Sultra) l

    Teman-teman Paskibraka 1978,Tadinya, buletin ini akan segera meluncur pada minggu ketiga

    Agustus 2007 karena sudah dua bulan berlalu sejak buletin edisiMengenang Husein Mutahar kalian terima. Tapi entah mengapaseperti ada yang menahan tangan ini untuk tidak mencetaknyadulu. Ternyata, ada sebuah berita yang harus ditunggu. Jumat, 7September 2007, Kak Dharminto meninggalkan kita untukmenghadap Tuhan Al Khalik Yang Maha Kuasa.

    Edisi kali ini, yang tadinya ingin menampilkan Kak Idik Sulaemandi sampul muka, akhirnya berubah menjadi edisi ganda. Sulit bagikami untuk menghadirkannya sekaligus. Tetapi, kami berusahamenyelipkan berita kehilangan Kak Dar di tengah tulisan khusustentang Kak Idik yang telah lebih dulu selesai digarap.

    Sejak edisi yang lalu, kami memang telah mencoba menampilkantulisan utama yang bersifat tematik. Tujuannya, menyegarkankembali ingatan kita tentang Paskibraka dan asal-usulnya. Banyakhal-hal mendasar yang mungkin telah kalian lupakan seiringberjalannya waktu, atau memang sejak semula belum pernahkalian ketahui.

    Itu kami mulai dari edisi Husein Mutahar, menyusul edisi IdikSulaeman dan seterusnya. Bagi teman-teman lain di luar Paskibraka1978 yang kebetulan membaca buletin ini, tulisan-tulisan itudiharapkan menjadi tambahan ilmu, sekadar untuk tahu apa,siapa dan untuk apa sebenarnya Paskibraka itu ada.

    Agenda penting lainnya adalah rencana untuk mengadakanReuni ke-2 & Ultah ke-30 Paskibraka 1978 pada tahun depan(2008) yang kebetulan bersamaan dengan 40 Tahun Paskibraka.Untuk itu kami mengingatkan teman-teman agar mulai bersiap-siapdalam satu tahun ke depan, agar rencana reuni dapat terlaksana.

    Mulai sekarang, sering-seringlah menyapa Jakarta, baik lewatSMS, e-mail, telepon atau surat. Kami tidak ingin kehilangan kalianlagi, gara-gara malas berkomunikasi. Ngubernya capek lho...

  • Edisi Agustus 2007 3

    Bulletin Paskibraka 78

    Selamat Jalan Kak Dharminto...

    Cuaca cukup cerah pagi Jumat 7September 2007. Mataharibersinar terang, walau dilangit sana terlihat ada beberapagumpal awan putih, tipis setipiskapas. Suasana di Jalan BandenganUtara ramai seperti biasa, maklummasih sekitar kawasan Kota, pusatperniagaan terbesar di Jakarta.

    Bedanya hanya satu: Jalan Bande-ngan Utara 1 yang biasanya dilewatikendaraan satu arah sebagai jalur alternatifmenuju fly over Kota, hari itu ditutup dan kendaraandibelokkan ke jalan Gedung Panjang 2. Sebuahgerobak dipasang melintang di tengah jalansebagai tanda verboeden.

    Tak jauh ke arah utara, ada sebuah gangsempit. Masuk ke dalamgang, ada sebuah rumahyang sederhana tempatsesosok jenazah terbaring.Di mulut gang, terlihat se-kelompok pemuda-pemudiberseragam Paskibraka.

    Mereka, para Purna Pas-kibraka di Jakarta, sedangbersiap-siap untuk mengi-kuti prosesi pemakamanseorang yang sangatmereka hormati dan ka-gumi. Seseorang yang le-bih separuh hidupnya di-habiskan untuk membinaPramuka dan Paskibraka.

    Kak Darminto Surapati,pembina Paskibraka yangdikenal ahli dalam pengi-baran bendera, tata upa-cara dan penghormatanterhadap Sang Merah-Putihtelah dipanggil oleh YangMaha Kuasa pada Jumat 7

    September 2007 pukul 02.00 dinihari.Hanya berselang 18 hari setelah iaberulang tahun ke-75 (pada tanggal20 Juli).

    Jenazah Kak Dar baru saja selesaidimandikan dan sedang dikafani.

    Sebelum ditutup kain putih, terlihatraut wajah tua Kak Dar. yang penuh

    ketenangan dan kepasrahan untukkembali menghadap-Nya. Padahal, be-

    berapa hari sebelumnya, wajah itu begitubersemangat ketika membagi ilmu dengan adik-adik Paskibraka 2007 di Cibubur.

    Di teras rumah dan di sepanjang gang, terlihatpara kerabat, kolega, dan sahabat. Sebagian diantaranya menggunakan seragam Pramuka.Terlihat hadir di sana Kak Idik Sulaeman (mantan

    Direktur Pembinaan Gene-rasi Muda/PGM Depdik-bud), Marsda (Purn) Sutris-no SP (mantan pelatih dankomandan Paskibraka),Erlangga (Asisten I Menpo-ra), serta Sudarmo danSubagyo (dua rekan pem-bina Paskibraka).

    Banyak Purna Paskibra-ka datang melayat. Parasenior antara lain Kautsar(69), Syafruddin Saleh (70),Merry (72) dan Adi Nu-groho (76). Ditambah lagidengan para Pengurus PPIse-Indonesia yang baru sajamengikuti pelatihan pem-bina (training of trainer/TOT)Paskibraka di Tangerang.

    Seusai shalat Jumat, la-yon diusung ke Masjid JamiKampung Baru Jl Bandeng-an Selatan untuk dishalat-kan. Dengan diiringi ang-Disholatkan di Masjid Jami Kampung Baru.

  • 4 Edisi Agustus 2007

    Bulletin Paskibraka 78

    gota keluarga, kerabat, handai tolan dan PurnaPaskibraka, jenazah dibawa ke PemakamanUmum Tegal Alur, Jakarta Barat. Di sana, jenazahKak Dhar dikuburkan berdekatan dengan pusaraIbu Maslena Siregar, istri Kak Dhar yang barusaja meninggal pada 13 Maret 2007 lalu.

    Diusung oleh anggota Paskibraka, kerandaditurunkan dari mobil jenazah dan diangkat ketepi liang lahat. Setelah kata-kata perpisahandisampaikan oleh Adi Nugroho (mewakili PurnaPaskibraka) dan Pramuka, jenazah perlahanditurunkan ke dalam lubang, ditampa oleh anakdan cucu untuk kemudian diletakkan di lianglahat.

    Prosesi pemakaman dan pembacaan doa ber-akhir pukul 15.00. Perlahan, para pelayat beran-jak pulang meninggalkan onggokan tanah merahyang baru saja diuruk. Sekumpulan karanganbunga diletakkan di sekeliling makam. Sebuahnisan kayu berwarna hijau terpancang di sanabertuliskan Darminto Surapati bin Djojoatmodjo.

    Hanya berselang satu jam kemudian, langityang cerah tiba-tiba berubah gelap. Entah darimana, mendung gelap dan awan tebal tiba-tibamenggantung. Tak lama, rintik hujan turun perlahan,lalu makin deras dan akhirnya sangat deras.Alam yang sejak siang menahan diri untuk tidakbersedih, akhirnya ikut menangis.

    Alam pun tampaknya mewakili perasaan o-rang-orang yang pernah dekat dengan Kak Dar.Atau, meniru sebagian orang yang ikut-ikutanmenitikkan air mata, walau bukan karena sekadarmelihat pembinanya pergi, melainkan ketikaakhirnya tahu siapa dan di mana sebenarnyaselama ini Kak Dar berada.

    Itulah Darminto Surapati, salah seorang legendaPaskibraka yang dengan penuh kesederhanaantelah menuntaskan tugas mulianya di dunia.Orang yang ditinggalkan mungkin menangis, tapidi atas sana barangkali Kak Dar tersenyum.Sama seperti Kak Husein Mutahar dan BundaBunakim, Kak Dar pun berani mengangkat mukaketika bertemu dengan Sang Pencipta.

    Selamat Jalan Kak Dar..... Semoga engkaumenemukan kedamaian di sisi-Nya.

    (Purna Paskibraka 78 )Jenazah seusai dishalatkan (atas) dan diusung ke pemakaman

    oleh anggota Paskibraka.

  • Edisi Agustus 2007 5

    Bulletin Paskibraka 78

    Tak Kusangka Secepat Itu...

    Terlihat tua dan lelah, itulah yang kulihatdari sosok Kak Dharminto ketika ber-temu di ulang tahun Kak Idik Sulaeman,22 Juli 2007. Tapi ia masih mampu berdiri danberjalan, meski tertatih-tatih. Jadi aku tidakpernah menduga, kalau satu bulan kemudian,tepat satu hari setelah berulang tahun, KakDhar harus terbaring dirumah sakit.

    Hari Sabtu, 25 Agustus,akupun menjenguknya diRS. Kondisinya terlihat lebihbaik dibanding keteranganBudiharjo tiga hari sebe-lumnya. Malah, seperti jugasetiap kali bertemu dengansalah satu Purna Paskibraka,Kak Dhar tetap memaksadiri untuk bercerita, termasukdenganku.

    Terlalu besar memang, kepedulian Kak Dharterhadap Paskibraka. Itu melebihi kepeduliannyapada yang lain, bahkan mungkin pada dirinyasendiri. Dalam keadaan sakit, ia masih mengung-kapkan ketidaksetujuannya soal rencana Mu-syawarah Nasional Purna Paskibraka Indone-sia (PPI) di Makassar yang dimajukan bulanOktober 2007. Kan baru habis puasa danLebaran, kasihan adik-adik Paskibraka harusmemaksakan diri untuk datang ke sana. Tentubiayanya tidak sedikit, ujarnya.

    Aku tak bisa menahan, apalagi melarangKak Dhar untuk bercerita, karena aku melihatada banyak hal yang menjadi unek-uneknya.Termasuk, soal latihan dan pembinaan Paski-braka yang terkesan semakin kehilangan roh-nya. Latihan Paskibraka sekarang hanyadijadikan obyek oleh pelaksananya, persisseperti sebuah proyek saja, paparnya.

    Kekecewaan itu sampai pada puncaknya,ketika Kak Dhar mengisi sesi ceramah di

    depan Paskibraka 2007, pada tanggal 2Agustus. Orang yang ditunjuk mendampingisaya di depan adik-adik ternyata sangat juniordan tidak tahu apa-apa tentang Paskibraka,katanya lirih.

    Kak Dhar lalu menggambarkan ke