52
Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus 2007 Kak Idik di Usia 74 Bersiap Menuju Reuni 30 Tahun Paskibraka’78 Selamat Jalan Kak Darminto...

Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus 2007

Kak Idik di Usia 74

Bersiap Menuju Reuni30 Tahun Paskibraka’78

Selamat JalanKak Darminto...

Page 2: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

2 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

Bulletin ini diterbitkanoleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelolaoleh para Purna Paski-braka 1978 yang ada diJadebotabek dengan tu-juan untuk menggalangkembali rasa persaudara-an (brotherhood) sesamateman seangkatan.

Sebagian atau seluruhisi buletin ini dapat diku-tip/diperbanyak atau diba-gikan kepada Purna Pas-kibraka angkatan lain biladianggap perlu. Harapankami, buletin sederhanaini juga dapat menjadimedia komunikasi alter-natif antar Purna Paski-braka, meski ruang gerakdan edarnya sangat ter-batas.

Surat-surat/tulisan dapat dia-lamatkan ke:

l SYAIFUL AZRAM,Pondok Tirta Mandala E4No. 1 Depok 16415

l BUDIHARJOWINARNO, Gema PesonaAM-7, Jl. Tole Iskandar 45,Depok 16412

SMS : 0818866130 dan 08161834318

E-mail :[email protected].

Salam ’78

Paguyuban Paskibraka 1978Ketua (Lurah) : Yadi Mulyadi (Jabar)

Chelly Urai Sri Ranau (Kalbar)Sekretaris : Syaiful Azram (Sumut)

Saraswati (DKI Jakarta)Bendahara : Arita Patriana Sudradjat (Jabar)

Budi Saddewo Sudiro (Jateng)

Bala Paskibraka 1978 di Jadebotabek:l Budiharjo Winarno (Yogya) l Sonny Jwarson Parahiyanto (Jatim) l TatianaShinta Insamodra (Lampung) l Amir Mansur (DKI Jakarta) l I Gde Amithaba(Bali) l Sambusir (Sumsel) l Halidja Husein (Maluku) l M. Ilham RadjoeniRauf (Sultra) l

Teman-teman Paskibraka 1978,Tadinya, buletin ini akan segera meluncur pada minggu ketiga

Agustus 2007 karena sudah dua bulan berlalu sejak buletin edisi”Mengenang Husein Mutahar” kalian terima. Tapi entah mengapaseperti ada yang menahan tangan ini untuk tidak mencetaknyadulu. Ternyata, ada sebuah berita yang harus ditunggu. Jumat, 7September 2007, Kak Dharminto meninggalkan kita untukmenghadap Tuhan Al Khalik Yang Maha Kuasa.

Edisi kali ini, yang tadinya ingin menampilkan Kak Idik Sulaemandi sampul muka, akhirnya berubah menjadi edisi ganda. Sulit bagikami untuk menghadirkannya sekaligus. Tetapi, kami berusahamenyelipkan berita kehilangan Kak Dar di tengah tulisan khusustentang Kak Idik yang telah lebih dulu selesai digarap.

Sejak edisi yang lalu, kami memang telah mencoba menampilkantulisan utama yang bersifat tematik. Tujuannya, menyegarkankembali ingatan kita tentang Paskibraka dan asal-usulnya. Banyakhal-hal mendasar yang mungkin telah kalian lupakan seiringberjalannya waktu, atau memang sejak semula belum pernahkalian ketahui.

Itu kami mulai dari edisi Husein Mutahar, menyusul edisi IdikSulaeman dan seterusnya. Bagi teman-teman lain di luar Paskibraka1978 yang kebetulan membaca buletin ini, tulisan-tulisan itudiharapkan menjadi tambahan ”ilmu”, sekadar untuk tahu apa,siapa dan untuk apa sebenarnya Paskibraka itu ada.

Agenda penting lainnya adalah rencana untuk mengadakan”Reuni ke-2 & Ultah ke-30 Paskibraka 1978” pada tahun depan(2008) yang kebetulan bersamaan dengan ”40 Tahun Paskibraka”.Untuk itu kami mengingatkan teman-teman agar mulai bersiap-siapdalam satu tahun ke depan, agar rencana reuni dapat terlaksana.

Mulai sekarang, sering-seringlah menyapa Jakarta, baik lewatSMS, e-mail, telepon atau surat. Kami tidak ingin kehilangan kalianlagi, gara-gara malas berkomunikasi. Ngubernya capek lho...

Page 3: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 3

Bulletin Paskibraka ’78

Selamat Jalan Kak Dharminto...

Cuaca cukup cerah pagi Jumat 7September 2007. Mataharibersinar terang, walau di

langit sana terlihat ada beberapagumpal awan putih, tipis setipiskapas. Suasana di Jalan BandenganUtara ramai seperti biasa, maklummasih sekitar kawasan Kota, pusatperniagaan terbesar di Jakarta.

Bedanya hanya satu: Jalan Bande-ngan Utara 1 yang biasanya dilewatikendaraan satu arah sebagai jalur alternatifmenuju fly over Kota, hari itu ditutup dan kendaraandibelokkan ke jalan Gedung Panjang 2. Sebuahgerobak dipasang melintang di tengah jalansebagai tanda verboeden.

Tak jauh ke arah utara, ada sebuah gangsempit. Masuk ke dalamgang, ada sebuah rumahyang sederhana tempatsesosok jenazah terbaring.Di mulut gang, terlihat se-kelompok pemuda-pemudiberseragam Paskibraka.

Mereka, para Purna Pas-kibraka di Jakarta, sedangbersiap-siap untuk mengi-kuti prosesi pemakamanseorang yang sangatmereka hormati dan ka-gumi. Seseorang yang le-bih separuh hidupnya di-habiskan untuk membinaPramuka dan Paskibraka.

Kak Darminto Surapati,pembina Paskibraka yangdikenal ahli dalam pengi-baran bendera, tata upa-cara dan penghormatanterhadap Sang Merah-Putihtelah dipanggil oleh YangMaha Kuasa pada Jumat 7

September 2007 pukul 02.00 dinihari.Hanya berselang 18 hari setelah iaberulang tahun ke-75 (pada tanggal20 Juli).

Jenazah Kak Dar baru saja selesaidimandikan dan sedang dikafani.

Sebelum ditutup kain putih, terlihatraut wajah tua Kak Dar. yang penuh

ketenangan dan kepasrahan untukkembali menghadap-Nya. Padahal, be-

berapa hari sebelumnya, wajah itu begitubersemangat ketika membagi ilmu dengan adik-adik Paskibraka 2007 di Cibubur.

Di teras rumah dan di sepanjang gang, terlihatpara kerabat, kolega, dan sahabat. Sebagian diantaranya menggunakan seragam Pramuka.Terlihat hadir di sana Kak Idik Sulaeman (mantan

Direktur Pembinaan Gene-rasi Muda/PGM Depdik-bud), Marsda (Purn) Sutris-no SP (mantan pelatih dankomandan Paskibraka),Erlangga (Asisten I Menpo-ra), serta Sudarmo danSubagyo (dua rekan pem-bina Paskibraka).

Banyak Purna Paskibra-ka datang melayat. Parasenior antara lain Kautsar(69), Syafruddin Saleh (70),Merry (72) dan Adi Nu-groho (76). Ditambah lagidengan para Pengurus PPIse-Indonesia yang baru sajamengikuti pelatihan pem-bina (training of trainer/TOT)Paskibraka di Tangerang.

Seusai shalat Jumat, la-yon diusung ke Masjid Jami’Kampung Baru Jl Bandeng-an Selatan untuk dishalat-kan. Dengan diiringi ang-Disholatkan di Masjid Jami’ Kampung Baru.

Page 4: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

4 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

gota keluarga, kerabat, handai tolan dan PurnaPaskibraka, jenazah dibawa ke PemakamanUmum Tegal Alur, Jakarta Barat. Di sana, jenazahKak Dhar dikuburkan berdekatan dengan pusaraIbu Maslena Siregar, istri Kak Dhar yang barusaja meninggal pada 13 Maret 2007 lalu.

Diusung oleh anggota Paskibraka, kerandaditurunkan dari mobil jenazah dan diangkat ketepi liang lahat. Setelah kata-kata perpisahandisampaikan oleh Adi Nugroho (mewakili PurnaPaskibraka) dan Pramuka, jenazah perlahanditurunkan ke dalam lubang, ditampa oleh anakdan cucu untuk kemudian diletakkan di lianglahat.

Prosesi pemakaman dan pembacaan doa ber-akhir pukul 15.00. Perlahan, para pelayat beran-jak pulang meninggalkan onggokan tanah merahyang baru saja diuruk. Sekumpulan karanganbunga diletakkan di sekeliling makam. Sebuahnisan kayu berwarna hijau terpancang di sanabertuliskan Darminto Surapati bin Djojoatmodjo.

Hanya berselang satu jam kemudian, langityang cerah tiba-tiba berubah gelap. Entah darimana, mendung gelap dan awan tebal tiba-tibamenggantung. Tak lama, rintik hujan turun perlahan,lalu makin deras dan akhirnya sangat deras.Alam yang sejak siang menahan diri untuk tidakbersedih, akhirnya ikut menangis.

Alam pun tampaknya mewakili perasaan o-rang-orang yang pernah dekat dengan Kak Dar.Atau, meniru sebagian orang yang ikut-ikutanmenitikkan air mata, walau bukan karena sekadarmelihat pembinanya pergi, melainkan ketikaakhirnya tahu siapa dan di mana sebenarnyaselama ini Kak Dar berada.

Itulah Darminto Surapati, salah seorang legendaPaskibraka yang dengan penuh kesederhanaantelah menuntaskan tugas mulianya di dunia.Orang yang ditinggalkan mungkin menangis, tapidi ”atas sana” barangkali Kak Dar tersenyum.Sama seperti Kak Husein Mutahar dan BundaBunakim, Kak Dar pun berani mengangkat mukaketika bertemu dengan Sang Pencipta.

Selamat Jalan Kak Dar..... Semoga engkaumenemukan kedamaian di sisi-Nya.

(Purna Paskibraka 78 )Jenazah seusai dishalatkan (atas) dan diusung ke pemakaman

oleh anggota Paskibraka.

Page 5: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 5

Bulletin Paskibraka ’78

Tak Kusangka Secepat Itu...

Terlihat tua dan lelah, itulah yang kulihatdari sosok Kak Dharminto ketika ber-temu di ulang tahun Kak Idik Sulaeman,

22 Juli 2007. Tapi ia masih mampu berdiri danberjalan, meski tertatih-tatih. Jadi aku tidakpernah menduga, kalau satu bulan kemudian,tepat satu hari setelah berulang tahun, KakDhar harus terbaring dirumah sakit.

Hari Sabtu, 25 Agustus,akupun menjenguknya diRS. Kondisinya terlihat lebihbaik dibanding keteranganBudiharjo tiga hari sebe-lumnya. Malah, seperti jugasetiap kali bertemu dengansalah satu Purna Paskibraka,Kak Dhar tetap memaksadiri untuk bercerita, termasukdenganku.

Terlalu besar memang, kepedulian Kak Dharterhadap Paskibraka. Itu melebihi kepeduliannyapada yang lain, bahkan mungkin pada dirinyasendiri. Dalam keadaan sakit, ia masih mengung-kapkan ketidaksetujuannya soal rencana Mu-syawarah Nasional Purna Paskibraka Indone-sia (PPI) di Makassar yang dimajukan bulanOktober 2007. ”Kan baru habis puasa danLebaran, kasihan adik-adik Paskibraka harusmemaksakan diri untuk datang ke sana. Tentubiayanya tidak sedikit,” ujarnya.

Aku tak bisa menahan, apalagi melarangKak Dhar untuk bercerita, karena aku melihatada banyak hal yang menjadi unek-uneknya.Termasuk, soal latihan dan pembinaan Paski-braka yang terkesan semakin kehilangan roh-nya. ”Latihan Paskibraka sekarang hanyadijadikan obyek oleh pelaksananya, persisseperti sebuah proyek saja,” paparnya.

Kekecewaan itu sampai pada puncaknya,ketika Kak Dhar mengisi sesi ceramah di

depan Paskibraka 2007, pada tanggal 2Agustus. ”Orang yang ditunjuk mendampingisaya di depan adik-adik ternyata sangat juniordan tidak tahu apa-apa tentang Paskibraka,”katanya lirih.

Kak Dhar lalu menggambarkan kekhawatiran-nya tentang masa depan Paskibraka bila

penanganannya terus sepertisekarang. Ditambah lagi tidakada Pembina yang mumpuni,sementara tak banyak PurnaPaskibraka yang mampu me-nyerap ilmu dari para sese-puh. Kalau pun ada, merekatidak punya akses untuk ikutdalam pembinaan. ”Makinhari, latihan Paskibraka makinmenjauh dari yang seharus-nya,” keluhnya.

Aku hanya bisa diammendengar Kak Dhar mengungkapkan isihatinya. Aku berusaha menghiburnya denganmemberi harapan, semoga di masa datangada kesadaran dari semua pihak untukmembuat latihan Paskibraka lebih baik darisekarang. Semoga semua Purna Paskibrakamenyadari bahwa diri mereka harus berperandalam pembinaan adik-adiknya, seperti jugapernah dipesankan oleh Kak Husein Mutahar.

Sepulang dari rumah sakit, aku memangmerasa sepertinya Kak Dhar ingin menum-pahkan seluruh isi hatinya. Seolah-olah tidakbanyak hari lagi yang tersedia baginya untukmemberi pesan dan menitipkan wasiat. Darisorot matanya yang layu dan kepasrahannyamenghadapi keadaan, aku melihat tanda-tanda bahwa kehadirannya di tengah kitabakal tidak lama lagi.

Tapi, aku sama sekali tidak pernah menyang-ka, kalau kepergian Kak Dhar ternyata akansecepat itu... (Chelly Urai)

Page 6: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

6 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

Pagi itu, hari Rabu 22 Agustus 2007, dalamperjalanan ke kantor aku menerima SMSdari Sonny dan Opul yang memberikan

informasi kalau Kak Dharminto sakit dan sedangdibawa ke RS Harapan Kita karena mengalamisesak nafas. Kemudian aku telepon ke keluar-ganya untuk mencari informasi tentang kondisinyadan ada di rumah sakit mana.

Ternyata, dari RS Harapan Kita Kak Dhardidiagnosa sakit ginjal dan akan dirujuk ke RSCipto Mangunkusumo. Namun, ternyatakemudian dirujuk lagi ke RSALMintoraharjo di Bendungan Hilir.

Esoknya, sepulang kantor akumembesuk Kak Dhar yang terbaringdi ruang perawatan ditunggui olehputeri-puterinya. Melihat kondisi KakDhar yang masih lemah, aku tidakbanyak bicara dan hanya duduk sambilmengelus-elus kakinya yang agakbengkak. Suster baru saja akan mema-sang kembali jarum infus yang macet, tetapi takberhasil karena sulit mencari pembuluh baliknyawalau sudah dicoba di beberapa tempat.

Setelah agak lama, baru Kak Dhar berceritadengan lirih bahwa dia sangat bahagia karenaanak-anak Paskibraka 78 ternyata sangat menya-yanginya. Hampir semua memberi ucapan sela-mat ulang tahun pada tanggal 20 Agustus 2007,melalui SMS dan telepon. ”Ada Oka Saraswatidari Bali yang berambut panjang. Juga dari NTTdan Sulawesi,” ucapnya dengan mata berbinar.

Kak Dhar juga bilang kalau Yudianto (Paskibraka1984, DKI) barusan datang bersama Amiruddin(1984, Riau) —yang kini tinggal di Singapura.Karena mirip Cina, Amiruddin dipanggil BabahLiong ketika di asrama Paskibraka 84. ”Ternyatadia masih ingat dan jauh-jauh datang dariSingapura hanya untuk nengok aku yang sakit.Rasa kekeluargaan di Paskibraka jika tertanamdengan baik ternyata membawa rasa hormatkepada kami-kami yang tua ini,” cetusnya.

Ada perasaan bahagia dan bangga dari setiapperkataannya. Kak Dhar terus bercerita walaupunsudah kuingatkan sebaiknya beristirahat. Saat itudatanglah Henry Rachman, adik didik di Pramukaakhir-akhir ini selalu menemani Kak Dhar berce-ramah, terutama selama bulan Agustus. ”Bud,kamu ngobrol sama Henry ya, tapi bicaranyaagak keras biar aku mendengarkan sambil tidur.”

Aku bengong dan terdiam. Tapi Henry tersenyumsambil berkata, ”Kak Budi, mari ngobrol sebagai

pengantar tidur Kak Dhar.” Kami punkemudian mengobrol, sementara KakDhar mendengarkan sambil terkantuk-kantuk.

Sabtu, 25 Agustus, dari kantor akumampir lagi di rumah sakit. Kak Dharterlihat lebih segar, ditunggui puteri-

puterinya, termasuk yang baru datangdari Temanggung, Jawa Tengah. Tidak

banyak yang kami obrolkan. Aku hanyakembali mengelus-elus kakinya yang

masih terasa bengkak, karena ia kelihatanmerasa nyaman.

”Bud, rasanya aku kok sudah capek banget ya.Rasanya umurku sudah terlalu tua walaupunbaru saja berulang tahun,” ujar Kak Dhar tiba-tiba. Saat itu aku hanya berpikir, Kak Dharmerasa capek karena harus berbaring di rumahsakit. Maka, akupun menghiburnya agar bersabardan banyak beristirahat agar segera sembuh.

Tidak lama kemudian, datanglah Pulung Hen-dryanto (Paskibraka 1996, DIY). Kak Dhar ter-senyum melihat Pulung karena ingat bahwaPaskibraka 96 baru saja reuni pada awal Agustus2007, disusul reuni Paskibraka 1982. Dan KakDhar hadir dalam kedua reuni angkatan itu.

Ujug-ujug, Kak Dhar menanyakan kabar Opuldan teman-teman Paskibraka 78 lainnya. Iabertanya, apakah tahun depan jadi mengadakanreuni kedua, karena tahun 2008 bertepatandengan 30 tahun angkatan 78. Ia pun lalumenyampaikan beberapa pesan lain.Aku hanya

Hari-hari Terakhir Bersama Kak Dar...

Page 7: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 7

Bulletin Paskibraka ’78

mengangguk dan mohon doa restu agar reunitersebut dapat terlaksana dengan baik.

Aku dan Pulung tidak bisa berlama-lama disana karena kami sadar bahwa Kak Dhar harusbanyak istirahat. Di saat aku pamit, ia punberkata, ”Bud, sampaikan salamku buat teman-

temanmu 78 ya...” Lagi aku meng-angguk mengiyakan. Ada sesuatuyang terasa sangat berat di kakikuketika melangkah keluar.

Hari Selasa, 28 Agustus, akutelepon ke puterinya menanyakankabar. Dijawab kalau Kak Dharsudah pulang dari rumah sakit daningin berobat alternatif di Ciawi.Satu minggu kemudian, lewat e-mail Saras menanyakan kabar KakDar, dan itu membuat aku tersentak.

Melalui Antik, putrinya, diperolehkabar bahwa kondisi Kak Dharsemakin membaik. Saat itu ia se-mentara tinggal di Sentul, agartidak terlalu lelah saat berobat keCiawi. Kebetulan, di Sentul adarumah milik Novery (Paskibraka82, Bengkulu) yang sedang tidak

ditempati. Bahkan, diceritakan kalau Kak Dharsudah bisa berjalan sendiri ke teras rumah untukmelihat pemandangan di luar.

Hanya ucapan syukur yang bisa keluar daribibirku. Aku berencana, hari Minggu (9/9) akanmenjenguk lagi ke Sentul. Tapi, Jumat 7 Septem-ber pukul 04.00 dinihari, ponselku berdering danterdengar suara putri Kak Dhar, ”Mas Budi,Bapak sudah pulang dan sudah tidak ada lagi.”

Aku masih belum sadar sepenuhnya ketikakembali bertanya, ”Lho, maksudnya pulang kemana Mbak?” Jawaban dari seberang membuatkuterhenyak. ”Bapak sudah meninggal tadi jam02.00.”

Ternyata, pertemuanku di rumah sakit adalahpertemuan terakhir. Tak ada lagi senyum, sapadan pesan-pesannya setelah itu. Seorang pembinayang juga guru, teladan dan pendorong semangatuntuk terus berkarya di Bumi Pertiwi ini telahkembali menghadap Sang Pencipta. Setelahterdiam hampir 20 menit, baru aku bisa menyebar-kan kabar mangkatnya Kak Dhar ke teman-teman Paskibraka.

Selamat jalan Kak Dharminto. Doa kamimengiringimu, semoga engkau diberi tempatyang layak di sisi-Nya. (Budiharjo Winarno )

Penghormatan terakhir sebelum jenazah dimasukkan ke liang lahat.

Pusara tanah merah dikelilingi karangan bunga.

Page 8: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

8 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun... Segenappengurus dan anggota PPI Kota Kediri turutbelasungkawa atas meninggalnya Kak Dharminto.Semoga amal ibadahnya diterinma di sisiNyadan diampuni segala dosanya. Amien,.. (GaluhPradhi Pramitha )

Turut berduka cita atas kepergian Kak Dhar-minto, kita telah kehilangan putra terbaik bangsaindonesia. Semoga darma baktinya memberikanmanfaat yang besar bagi kita, generasi mudapenerus bangsa... Selamat jalan Kak Dhar, terimakasih untuk suri tauladan yang engkau berikan.(Rezha Zulfi, Paskibraka Kab. Ngawi 2000)

Turut berduka cita. Kak Dharminto telah mem-berikan tauladan yang lengkap kepada kita.Warisan yang paling berharga bagi kita agarmenjadi haluan ke-Paskibraka-an. Menjadi kewa-jiban kita untuk menjaga warisan tersebut danmelestarikannya. Selamat jalan Kak Dhar, doakami menyertaimu. (Binanto Suryono, PaskibrakaDIY 1991)

Sayapun ingin mengucapkan turut berdukacita,semoga Tuhan memberi kekuatan pada keluargayang ditinggalkan. (Nivio Magalhães, Paskibraka1996, utusan Timo r-Timur , The Rotary Founda-tion Ambassador of Goodwill, East Timor toIreland)

Keluarga besar PPI Kabupaten Bogor, me-nyampaikan turut berduka cita atas wafatnya KakDharminto. Meskipun selama ini raga kita jauhtetapi hati kita sama dalam keluarga PaskibrakaIndonesia. Semoga amal ibadah beliau diterimadisisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan dibe-rikan ketabahan dan kesabaran. Amin... Selamatjalan, doa kami bersamamu.. (Denny H. Nu-groho, Paskibraka Kab Bogor 1996 )

Kak Dar Pergi, Indonesia Berduka...Tak ada tempat atau media untuk mengucapkan

belasungkawa, para Purna Paskibraka seluruh Indone-sia —tak peduli mereka pernah bertemu atau tidakdengan Kak Dar— menitipkan dukacitanya melalui [email protected] dan redaksi buletinini. Mereka berharap, ungkapan hati mereka masih bisadidengar, meski hanya oleh sesama Purna dankeluarga/kerabat Kak Darminto.

Pengurus dan anggota PPI Kab. Bekasi turutberduka sedalam-dalamnya, semoga amalibadahnya diterima disisi Allah SWT dan bagikeluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.Amin... (Masyhur Farhani, Paskibraka Kab.Bekasi 1998 )

INNA LILLAAHI WA INNA ILAIHI ROOJI’UUN,Pengurus dan anggota PPI Jakarta Pusat, turutberduka cita atas wafatnya, Kak DHARMINTO.Semoga amal ibadahnya diterima ALLAH SWTdan keluarga yang ditinggalkan diberikanketabahan. Amien... (Rully )

PASKIBRAKA BERDUKA, INDONESIA KEHI-LANGAN PUTRA TERBAIKNYA. Semoga TuhanYME menempatkan beliau di tempat yangTERBAIK dan bagi kita selaku adik-adik beliausenantiasa memanjatkan doa untuk beliau disetiap ibadah kita. Selamat jalan dan Terimakasih Kak Dhar, atas bimbingan dan petuahmu,kami semua bisa seperti sekarang ini. INNALILLAAHI WA INNA ILAIHI ROOJI’UUN (NuzururRochman, PPI Cirebon )

Inna lillahi wa innailaihi raji’un... Turut berdukacita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnyaKak Dar ke Rahmatullah. Selamat jalan Kak Dar...(Widya Selly, Jakarta 1994 )

Turut berdukacita sedalam-dalamnya atasberpulangnya Kak Dar ke Rahmatullah. Selamatjalan Kak Dar.. ([email protected] )

Inna lillaahi wainna ilaihi raaji’uun.... Selamatjalan kakak.... Semoga segala amal ibadah, ilmudan kebaikan yg telah engkau berikan diterimaoleh-Nya. Dedikasi dan bakti yg telah engkauberikan kepada Paskibraka akan selalu kamikenang... Kepada segenap keluarga yg diting-galkan semoga senantiasa diberikan kekuatan,keikhlasan dan ketabahan... Doa kami selalumenyertaimu. (Fitra, Paskibraka Jateng 1999 )

Innalillahi wa innailaihi rojiun... Saya mewakiliPengurus dan Keluarga Besar PPI Jakarta Baratturut Berdukacita... Semoga Kak Dharminto diterimadi sisi ALLAH SWT... diampunkan segala dosa-dosa semasa hidupnya... dilapangkan di dalamkuburnya... dan dijauhkan dari segala siksa

Page 9: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 9

Bulletin Paskibraka ’78

kubur... Amiiin. Walau hanya sesaat mengenalmutapi sangat bermanfaat untuk kami... Ilmu danPerjuanganmu takkan pernah kami lupakan....akan kami terapkan dan lanjutkan. (saemochammad )

Inna lillaahi wainna ilaihi raaji’uun... PPI KotaBatam turut berduka cita atas berpulangnya BpkDharminto Surapaty. Semoga amal baik beliau diterima Allah SWT dan tabah bagi keluarga yangtelah ditinggalkan. (Pengurus PPI Kota Batam )

Kami sangat berduka atas kepergian Kakakdan Pembina kami yg tercinta, Kak DharmintoSurapati. Terima kasih Kak Dhar atas semuabekal yg telah engkau berikan kepada kamiberdua. Kami hanya dapat mendoakan agar KakDhar dapat beristirahat dengan tenang di sisiTuhan YME. We miss you so much. (Ozy ’87 danAnna ‘88, Jakarta )

Turut berdukacita... semoga amal ibadah KakDharminto di terima oleh Allah SWT, dilapangkanjalannya.. Do’a kami menyertaimu... (PurwadiFaizal ’94)

Innalillahi wainna illaihi rojiun. Atas nama PPIJakarta Timur mengucapkan belasungkawa yangsedalam-dalamnya atas wafatnya Kak DharmintoSurapaty semoga diampuni dosa dosanya,diterima amal ibadahnya dan ditempatkan ditempatyang layak di sisi-Nya. Demikian pula dengankeluarga yang ditinggalkan, mendapat kesabarandan senantiasa dilimpahkan rahmat-Nya. Amin..(Djohari Somad )

Semoga amal baik Kak Dar diterima Allah SWTdan mendapat tempat yang layak disisi-Nya. (CutDriska Aziza, Paskibraka 83 utusan Aceh )

Rasa dukacita yang sangat dalam atas kepergianKak Dharminto. Semoga arwah-Nya diterima ditempat yang layak sesuai amal ibadahnya. (LilyFitrida, Paskibraka 1983, utusan Sumut )

Saya mengucapkan turut berduka cita ataswafatnya Kak Darminto. Maaf saya tidak bisahadiri sebab saya sedang ada di Cilacap. (SlametRahardjo, mantan staf PLK DitBinmud )

Innalillahi wainna illaihi rojiun. Kita semuamilik Allah dan akan kembali kepadaNya. (BanowoSetyo Samodro, Paskibraka DIY 1987 )

Turut berduka cita dan saya sangat sedihkehilangan beliau... (Rosalia Kusumasari HadiSuprobo, Paskibraka 1998, utusan Jateng )

Dari Jayapura, Papua, saya sangat sedihmendengar Kak Dhar wafat. Semoga arwahnyaditerima disisi-Nya. (John Ronsumbre, Paskibraka1978, utusan Papua )

Semoga segala amal ibadah Kak Dhar diterimadan dilipatgandakan-Nya serta diampuni segalasalah dan dosa beliau. Maaf saya tidak bisamelayat karena sedang di Yogya. (Tri BrotoSulistyo, Paskibraka 1987 utusan DIY )

Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya.Semoga amal ibadah beliau diterima oleh Tuhan.(Wendalinus Nahak, Paskibraka 1978, utusanNTT)

Semoga amal ibadah beliau diterima Allah dankeluarga yang ditinggalkan tabah dan ihklas.(Nunung Restuwanti, Paskibraka 1978, utusanKalteng )

Turut berduka cita. Saya hanya bisa berdoasemoga arwahnya diterima disisi-Nya dan mohonmaaf tidak bisa melayat karena saat ini masih diPurwokerto. (Herman Siddi Himawan, Paskibraka1988, utusan Jateng )

Turut berduka cita atas wafatnya Kak Dharminto.Dari Bali kami hanya dapat berdoa semoga amalibadahnya diterima disisi-Nya. (Oka Saraswati,Paskibraka 1978, utusan Bali )

Semoga amal ibadah beliau mendapat ganjaranyang setimpal dari Tuhan yang Maha Kasih dankeluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.Kita para Purna Paskibraka hendaknya dapatmeneruskan nilai-nilai keutamaan yang telahbeliau tunjukan dalam mengabdi pada kehidupan.Selamat jalan guru ketulusan... (Sinyo Moko-dompit, Paskibraka 1978, utusan Sultra )

Nderek Belosungkowo, semoga arwah KakDhar diterima oleh Allah SWT. (Nanang Pujatmiko,Paskibraka 1981, Utusan DIY )

Di sisi jenazah Kak Dar, saya sangat sedihkehilangan seorang Pembina yang denganbahasa dan sikap sederhana sudah mengajarkandan memberikan teladan pengabdian bagi Pas-kibraka. Semoga apa yang sudah diajarkandapat saya tularkan kepada adik-adik Paskibrakadi Maluku. Selamat jalan Kak Dharminto, kamisangat menyayangimu. (Haidee ARV Nikijuluw,Paskibraka 1987, utusan Maluku )

Page 10: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

10 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

Lama sekali rasanya sudah tidakbertemu dengan Kak Dharmin-to Surapati. Dulu, ketika PGM

masih di Gambir dan aktivitas Paski-braka dan Purna Paskibraka masihmenjadi bagian yang begitu penting,sosok Kak Dhar terasa selalu hadir,seperti juga almarhumah Bunda Buna-kim.

Terakhir, Paskibraka 1978 bertemuKak Dhar pada tahun 2003. Ketika itu,pertemuan diadakan di Bukit Sentul yang difa-silitasi oleh Kak Jusuf Mucharam dan dihadiripula oleh Kak Idik Sulaeman dan Bunda Bunakim(alm). Setelah itu, hanya komunikasi teleponyang selalu dilakukan.

Hari Minggu, 22 Juli 2007, Kak Dhar hadirdalam syukuran ulang tahun Kak Idik. Dengan

Semangat Baja Kak Dharmintodibantu kruk ketika bangkit dari duduk,Kak Dhar terlihat lebih sehat. Ia bisaberdiri dan berjalan meski tertatih-tatih. Masih terlihat sisa sakitnya bulanMei lalu, ketika ia harus opnamebersama dengan istrinya, Ibu Maslena.

Dan pada saat itu, Ibu Maslena lebihdulu dipanggil oleh Tuhan.Berbeda dengan Kak Idik yang agak

kesulitan dalam mengungkapkan pikir-annya (akibat terserang stroke beberapa

tahun lalu), Kak Dhar justru sebaliknya. Ia masihmampu menjelaskan berbagai hal secara rinci.Itulah sebabnya, pada 2 Agustus malam, iamasih diundang untuk memberi ceramah denganmateri sejarah Bendera Pusaka dan Paskibrakadi depan anggota Paskibraka 2007 di Cibubur.

Ketika di rumah Kak Idik, Kak Dhar memang

Kak Dhar berfoto bersama Purna seusai memberi ceramah di Cibubur.

Page 11: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 11

Bulletin Paskibraka ’78

telah berpesan untukmengajak serta Paskibraka78 hadir di Cibubur. Budi,Sonny, Tetty, Ilham dan akusempat datang malam ituuntuk mendampingi. Ter-nyata, kehadiran Kak Dardiketahui juga oleh PurnaPaskibraka lainnya sehing-ga cukup lumayan yang da-tang, sekadar untuk bertemukangen.

Lain dari biasanya dimanakehadiran Purna Paskibrakadi Cibubur tidak dianggapapa-apa, malam itu Kak Dharsengaja mengundang paraPurna untuk maju ke depandan diperkenalkan satu per-satu. Suasana akrab yangsangat dirindukan itu seke-tika hadir lagi di arena Pas-kibraka. Sudah sejak lamahal itu tak dilakukan, karenapara pembina —yang hampir semuanya bukanlagi berasal dari Direktorat PGM Depdikbud/Depdiknas— tidak lagi mengenal para Purna,apalagi yang senior. Lagipula, tak tampak adayang mencoba memecahkan kebekuan ”kakak-adik” itu selama bertahun-tahun. Malam itu, KakDhar jugalah yang mencairkannya.

Malam itu, aku pun masih menganggap apayang dilakukan Kak Dhar adalah hal yang biasa.Tapi, belakangan aku jadi bertanya-tanya apakahtindakannya itu merupakan sebuah isyarat seolah-olah ia memanggil seluruh Purna Paskibraka,menjajarkan mereka dalam sebuah barisan untukmenerima amanat bahwa mereka harus selalumembimbing adik-adiknya yang lebih muda.

Tanggal 20 Agustus, Kak Dhar berulang tahunyang ke-75. Sejak pagi, aku sudah mengirimSMS mengucapkan selamat. Aku tahu, menele-pon langsung memang lebih afdol. Tapi aku tidakyakin kalau berbicara langsung bisa sebentar.Bukan masalah biaya pulsa, tapi aku khawatirmengobrol lama di telepon akan menguras

stamina Kak Dhar. Ternyata,banyak teman-teman lainyang menelepon langsung.

Aku cukup kaget ketikadinihari 21 Agustus pagimenerima SMS dari anaknyayang mengatakan Kak Dhardilarikan ke RS HarapanKita karena mengalami se-sak nafas. Lalu, pukul 08.20datang SMS kedua yangmenyebutkan rencananyaakan dibawa ke RS CiptoMangunkusumo untuk cucidarah. Aku kabari BudiWinarno untuk mencari tahu.Sorenya, Budi memberitahubahwa Kak Dhar dirawat diRS AL Mintohardjo.

Beberapa teman Paski-braka 78 sempat datangmenjenguk Kak Dhar, begitupula Purna Paskibraka lainyang datang silih berganti.

Hari Senin, 26 Agustus, Kak Dhar diizinkanpulang tanpa cuci darah.

Sejak awal Agustus, dokter memang telahmenyarankan agar Kak Dhar memeriksakan dirike RS dan cuci darah. Namun, Kak Dhar dengansemangatnya yang menggebu-gebu untuk me-nyemarakkan kegiatan Agustus dan Paskibraka,masih menunda anjuran dokter itu. Malahan,melakukan kegiatan ekstra yang membuat tubuhrentanya terganggu.

Sepulang dari rumah sakit, dan menjalanipengobatan alternatif di Ciawi, kondisi Kak Dardikabarkan membaik. Dia sudah bisa duduk,malahan berjalan sendiri ke teras rumah. Semuakeluarga merasa senang. Tapi, Tuhan ternyataberkehendak lain, karena pada hari Jumat dinihari,7 September 2007, kondisinya kembali memburuk.Tanpa diberi waktu lagi, ia dipanggil pulang olehSang Pencipta dan harus segera menghadap-Nya. Inna lillahi wa innna ilaihi raajiuun... Semuamilik Allah akan kembali lagi kepada-Nya.

(Syaiful Azram)

Page 12: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

12 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

Kado Ultah Terbaik dari Kak Dhar...

Waktu kecil, aku tak pernah merayakanhari ulang tahun. Terlalu mahal bagiorangtuaku untuk mengadakan pesta

mengundang teman-temanku, yang notabenehanya untuk makan-makan. Kata orangtuaku,akan lebih bermanfaat bila uangnya dibelikanbuku dan pinsil. Lagipula, hal-hal yang mubazirtidak disukai Allah.

Waktu sekolah atau kuliah pun, ulang tahun-ku selalu hanya berupa ”todongan” dari bebe-rapa teman yang meminta ditraktir makanbakso. Tapi, pada 10 Agustus 1978, ulangtahunku yang ke-18 benar-benar dirayakan.Bukan dengan makan-makan atau pesta disko,tapi dalam sebuah tradisi yang begitu unik diasrama Paskibraka.

Memang sudah menjadi kebiasaan, anggotaPaskibraka yang lahir pada akhir Juli sampaipertengahan Agustus, pasti menjalani ritualitu. Cuma kadarnya yang berbeda, karenabentuknya merupakan ”jebakan” yang selalutidak disadari, yakni dituduh melakukan kesa-lahan dan harus angkat koper dari asrama.

Itu juga yang kualami. Aku masih sajaterkena jebakan itu, walau sudah ada duaorang yang mengalaminya, Izziah (31 Juli)

dan Tatiana (9 Agustus). Sampai-sampai SriDiana yang juga kebetulan ultah barengdenganku jatuh pingsan...

Tapi, yang paling berkesan dari ultah ituadalah kado ultah yang diberikan kepadakuoleh Kak Dhar: sebuah kotak kardus dibungkuskoran. Isinya ternyata pakaianku sendiri yang”dicuri” Pak Lurah Yadi dari koperku, dansebuah hadiah khusus lainnya: tali bendera.

Aku tahu, tali kapas berwarna putih itusudah dua minggu direntang di pohon dihalaman asrama PHI. Dibuat begitu rupa agartidak mengembang lagi pada saat digunakanpada 17 Agustus di Istana Merdeka. Tali itulahyang diberikan kepadaku sebagai simbolisbahwa sebagai penggerek bendera di kelompok8 aku harus ”menyatu” dengannya.

Tali itu akhirnya kutarik juga pada saat gladikotor 14 Agustus. Tapi malamnya hujan danaku terjebak pada saat gladi resik 15 Agustus.Tali itu mengembang dan memanjang 10 cmlebih, sehingga pada saat lagu IndonesiaRaya berakhir dan bendera seharusnya sudahsampai di puncak tiang, aku terkejut danmasih menyisakan satu sentakan tambahan.

Mungkin, kesalahan itu yang membuat timkuhanya dipilih untuk menurunkan ben-dera sore hari. Tapi, bagiku Kak Dhartelah memberikan sebuah pelajaranhidup yang dalam: Bahwa dipersiapkansematang apapun sebuah pekerjaan,selalu saja ada hal-hal tak terduga diluar kemampuan kita. Dan untuk itu,kita harus selalu mawas diri...

(Syaiful Azram)

Kak Dar, Kak Idik dan Kak Adrian ketika temuramah Paskibraka 1978 dengan Presiden diSasono Langen Budoyo TMII.

Page 13: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 13

Bulletin Paskibraka ’78

Kak Dharminto dalam Kenangan

1978

1993 1994

2003

1978 Ada sejumput kenangan yang masih dapatdiraup di antara setumpuk kebersamaandengan Kak Dharminto sepanjang 29

tahun sejak 1978. Dalam galeri sederhana ini,kami ingin mengingat kembali potongan-potongankenangan itu untuk meyakinkan diri betapa seorangDharminto Surapati ternyata begitu dekat danselalu dekat dengan kami.

Maka, sekarang kami tak perlu iri lagi padasiapa pun yang pernah lebih dekat dengan KakDar. Karena kami telah mendapatkan keping-keping kasih sayangnya begitu lama... (P’78)

Page 14: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

14 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

Tanggal 20 Juli mungkin tidakada artinya buat banyak orang.Bila ditanyakan pada orang

Kuningan pun apa makna tanggal 20Juli, mungkin tidak ada yang bisamenjawab.

Tapi yang pasti, pada hari Kamis 20Juli 1933, di tempat itu telah lahirseorang bayi yang kemudian diberinama Idik Sulaeman Nataatmadja . Laki-laki berjiwa Pandu yang kelak menjadiorang kedua setelah Husein Mutahardalam mempersiapkan dan mencetakpemuda-pemuda pilihan dalam kancahPasukan Pengibar Bendera Pusaka(Paskibraka).

Husein Mutahar memang tercatatsebagai ”Bapak Paskibraka” karenatelah menjadi orang pertama yang mela-hirkan gagasan untuk menyerahkanpengibaran bendera pusaka kepadapara pemuda —sebagai simbol generasipenerus.

Namun, tanpa Idik yang terkenal per-fect dalam menyusun konsep, mungkintidak ada nama Paskibraka atau ber-macam perangkat pelatihan yang pernahdigunakan oleh anggota Paskibrakasampai sekarang. Idik-lah yang meleng-kapi gagasan Mutahar dalam wujudyang lebih sempurna. Maka, ia punsangat pantas bila diberi predikat ”KakakPaskibraka”.

Buletin edisi ini memang sengajaingin mencoba menggambarkan siapaIdik Sulaeman, karena tidak semuaPurna Paskibraka mengenalnya. Padatahun 1974 ia pernah dijuluki ”Top Star”dan ”Hebring”. Di usianya yang kini 74tahun, ia pun masih bersemangat men-jadi bagian dari Paskibraka. ”SelamatUlang Tahun Kak Idik... Kakak memangmasih tetap hebring...”. ***

Sebuah acara ulang tahun sederhana: hanyaberdoa untuk keselamatan Kak Idik.

Idik Sulaeman di Usia 74

Alamat e-Mail Paskibraka 1978:Izziah Hasan > [email protected] atau [email protected] Jwarson > [email protected] Insamodra > [email protected] > [email protected] Sudradjat > [email protected] Mulyadi > [email protected] Saddewo > [email protected] djo Winarno > [email protected] Rauf > [email protected] Rahayu > [email protected] Saraswati > [email protected] Restuwanti > [email protected] Sutrisno > [email protected]

Mailist: registrasi ke: [email protected]

Page 15: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 15

Bulletin Paskibraka ’78

Akhir Juni, seusai menerima buletinPaskibraka 1978 edisi ”MengenangHusein Mutahar”, ada sesuatu yang

agak tak biasa dari Kak Idik. Kalau biasanyakita yang menghubunginya karena ingin mena-nyakan sesuatu, kali ini justru Kak Idik yangmenelepon Syaiful. ”Buletinnya bagus,” ujarnyamemuji.

Beberapa hari kemudian, giliran BudiharjoWinarno yang ditelepon Kak Idik. Kali ini iaberpesan, ”Tolong ajak teman-temanmu Pas-kibraka 78 untuk datang ke rumah saya padahari Minggu, 22 Juli. Ada sedikit acara syukuran.Ingat ya, hanya Paskibraka 78 lho,” pintanya.

Kabar lalu disebarkan kepada teman-teman,sayang hanya empat orang yang bisa datang:Syaiful, Budiharjo, Sonny dan Chelly. Pesan KakIdik sedikit dilanggar, karena kami ikut ”me-nyeret” Pak Ranggani ke sana, juga mengajakKak Trisno dan Kak Merry yang sudah sangat

dekat dengan Kak Idik.Di rumahnya, Jalan Budaya 2 Kemanggisan,

sudah datang lebih dulu Kak Dharminto, KakSukari dan adik-adik Pramuka Trisakti. Terasaada yang kurang memang, karena dalam sua-sana kumpul-kumpul begini, biasanya selaluada Kak Mut dan Bunda Bunakim. Sayang,keduanya telah tiada...

Tak ada acara potong kue atau tumpeng.Hanya pembacaan doa selamat yang singkat,lalu dilanjutkan dengan makan siang. Seseder-hana itulah peringatan ulang tahun Kak Idikkarena sebenarnya ia hanya ingin berkumpuldan berbincang-bincang dengan sahabat-saha-batnya, adik-adiknya dan anak didiknya.

Di usianya yang ke-74, wajar bila Kak Idiktidak selincah dulu. Stroke yang menyerangbeberapa tahun lalu, membuatnya sedikit kesu-litan dalam menyampaikan apa yang ada di da-lam pikirannya dalam bentuk kata-kata. Namun,

Kak Idik berfotobersama seusaiacara ulang tahun.Dari kiri: Syaiful,Sonny Jwarson,Budiharjo Winarno,Kak Dharminto,Kak Idik, PakRanggani, KakMery dan KakSutrisno.

Happy Birthday Kak Idik...

Page 16: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

16 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

daya tangkapnya dan daya ingatnya masih kuat.Dengan cepat ia dapat mengingat dan mencariberbagai dokumen pada saat berbincang ten-tang sesuatu, Pramuka misalnya.

Mengenal seorang Idik Sulaeman, memangtak ubahnya melihat sosok Husein Mutahardalam bentuk yang lain. Idik dan Mutahar ibaratdua sisi mata uang, apabila memandangnyadari sudut Pramuka atau Paskibraka. Mutaharadalah seorang kakak, dan Idik adalah adiknya.

Tak heran, bila ketika kami tiba di rumahnya,yang segera terlihat adalah foto Husein Mutaharberseragam Pramuka dalam ukuran besar. Fotodigital yang sama dengan foto yang mengiringiKak Mut ke peristirahatan terakhir itu memangpemberian dari Sunyoto, anak semang Kak Mut.

Foto itu dipampang di dinding dan di bawahnyaditempel pula logo PADI (Parani Darmabakti In-donesia), organisasi sosial para mantan Panduyang digagas Kak Mut. Kak Idik menjelaskanmakna logo —yang juga digambar sendiri de-

ngan tangannya seperti juga lambang-lambanglainnya termasuk Paskibraka— itu kepadakami. Ia sempat kehilangan makna beberapadetil di lambang itu, dan Kak Sukari mencobamelengkapinya.

Sebelum wafat, Kak Mut memang seringberpesan tentang PADI. Agar kita ikut mem-bantu meneruskan organisasi sosial itu, ataupaling tidak melakukan hal yang dengan apayang dilakukan PADI: saling membantu sesamadengan semangat kekeluargaan, kebersamaandan kesukarelaan.

Pada hari itu, Kak Idik memang seolah menik-mati sesuatu yang lain dari biasanya. Ia tam-pak begitu gembira dikelilingi keluarga, anak-anak dan cucu-cucunya. Tapi, kebahagiaan itumakin tampak mencuat ketika ia dikelilingi olehteman-temannya sesama Pandu, adik-adikPaskibraka dan adik-adik Pramuka —terutamaPramuka Trisakti yang terus berdatangan satupersatu untuk memberikan ucapan selamatulang tahun.

Ulang tahun Kak Idik kali ini, bagi Paskibrakajuga merupakan hadiah besar, karena di saat-saat kita makin kehilangan sosok anutan, ma-sih ada seorang Idik Sulaeman yang selalumemberikan inspirasi dan semangat. SelamatUlang Tahun Kak... Semoga Tuhan selalu mem-berikan Karunia-Nya yang terbaik buat KakIdik...***

Kak Idik dan Kak Sukari memulai makan siang (kiri), logoPADI dan foto Kak Mutahar.

Page 17: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 17

Bulletin Paskibraka ’78

Pada saat itu, sebuah gagasan berkelebatdi benak Mutahar. Alangkah baiknya bilapersatuan dan kesatuan bangsa dapat

dilestarikan kepada generasi muda yang kelakakan menggantikan para pemimpin saat itu.Pengibaran bendera pusaka bisa menjadi simbolkesinambungan nilai-nilai perjuangan. Karenaitu, para pemudalah yang harus mengibarkanbendera pusaka.

Dari sanalah, kemudian dibentuk kelompok-kelompok pengibar bendera pusaka, mulai darilima orang pemuda-pemudi pada tahun 1946—yang menggambarkan Pancasila. Namun,Mutahar mengimpikan bila kelak para pengibarbendera pusaka itu adalah pemuda-pemudautusan dari seluruh daerah di Indonesia.

Sekembalinya ibukota Republik Indonesia keJakarta, mulai tahun 1950 pengibaran benderapusaka dilaksanakan di Istana MerdekaJakarta. Regu-regu pengibar dibentuk dan diaturoleh Rumah Tangga Kepresidenan Rl sampaitahun 1966. Para pengibar bendera itu memangpara pemuda, tapi belum mewakili apa yangada dalam pikiran Mutahar.

Tahun 1967, Husain Mutahar kembali di-panggil Presiden Soeharto untuk dimintaipendapat dan menangani masalah pengibaranbendera pusaka. Ajakan itu, bagi Mutaharseperti "mendapat durian runtuh" karena berartiia bisa melanjutkan gagasannya membentukpasukan yang terdiri dari para pemuda dariseluruh Indonesia.

Pada tanggal 17 Agustus 1968, apa yang

Beberapa hari menjelang peringatan Hari Ulang Tahun KemerdekaanRI pertama. Presiden Soekamo memberi tugas kepada ajudannya,Mayor M. Husein Mutahar untuk mempersiapkan upacara peringatanDetik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1946, dihalaman Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta.

Kak Idik bersama Komandan Paskibraka 1978,Jusuf Mucharam, ketika mendampingi Paskibraka1978 dalam acara temu ramah dengan Presiden diSasono Langen Budoyo TMII.

Idik Sulaeman: Kakak Paskibraka!

tersirat dalam benak Husain Mutahar akhirnyamenjadi kenyataan. Setelah tahun sebelumnyadiadakan ujicoba, maka pada tahun 1968 dida-tangkanlah pada pemuda utusan daerah dariseluruh Indonesia untuk mengibarkan benderapusaka. Sayang, belum seluruhnya provinsi bi-sa mengirimkan utusannya, sehingga pasukanpengibar bendera pusaka tahun itu masih harus

Page 18: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

18 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

ditambah dengan eks anggota pasukan tahun1967.

Selama enam tahun, 1967-1972, benderapusaka dikibarkan oleh para pemuda utusandaerah dengan sebutan “Pasukan PenggerekBendera Pusaka”. Nama, pada kurun waktu itumemang belum menjadi perhatian utama, ka-rena yang terpenting tujuan mengibarkanbendera pusaka oleh para pemuda utusandaerah sudah menjadi kenyataan.

Dalam mempersiapkan Pasukan PenggerekBendera Pusaka, Husein Mutahar sebagaiDirjen Udaka (Urusan Pemuda dan Pramuka)tentu tak dapat bekerja sendiri. Sejak akhir1967, ia mendapatkan dukungan dari Drs IdikSulaeman yang dipindahtugaskan ke Depar-temen Pendidikan dan Kebudayaan (dari De-partemen Perindustrian dan Kerajinan) sebagaiKepala Dinas Pengembangan dan Latihan.

Idik yang terkenal memiliki karakter kerjasangat rapi dan teliti, lalu mempersiapkankonsep pelatihan dengan sempurna, baik dalambidang fisik, mental, maupun spiritual. Latihanyang merupakan derivasi dari konsep Kepan-duan itu diberi nama ”Latihan Pandu Ibu Indo-nesia Ber-Pancasila”.

Setelah melengkapi silabus latihan denganberbagai atribut dan pakaian seragam, padatahun 1973 Idik Sulaeman melontarkan suatugagasan baru kepada Mutahar. ”Bagaimanakalau pasukan pengibar bendera pusaka kitaberi nama baru,” katanya.

Mutahar yang tak lain mantan pembina pe-negak Idik di Gerakan Pramuka mengang-gukkan kepala. Maka, kemudian meluncurlahsebuah nama antik berbentuk akronim yangagak sukar diucapkan bagi orang yang pertamakali menyebutnya.

Akronim itu adalah PASKIBRAKA, yangmerupakan singkatan dari Pasukan PengibarBendera Pusaka. ”Pas” berasal dari kata pa-sukan, ”kib” dar i kata kibar, ”ra” dari katabendera dan ”ka” dari kata pusaka.

Idik yang sarjana senirupa lulusan Institut

Teknologi Bandung (ITB) itupun juga segeramemainkan kelentikan tangannya dalam mem-buat sketsa. Hasilnya, adalah berbagai atributyang digunakan Paskibraka, mulai dari Lam-bang Anggota, Lambang Korps, Kendit Keca-kapan sampai Tanda Pengukuhan (LencanaMerah-Putih Garuda/MPG).

Nama Paskibraka dan atribut baru itulah yangdipakai sejak tahun 1973 sampai sekarang.Sulitnya penyebutan akronim Paskibraka me-mang sempat mengakibatkan kesalahan ucappada sejumlah reporter televisi saat melaporkansiaran langsung pengibaran bendera pusakasetiap tanggal 17 Agustus di Istana Merdeka.

Bahkan, tak jarang wartawan media cetakmasih ada yang salah menuliskannya dalamberita, misalnya dengan ”Paskibrata”. Tapi, bagipara anggota Paskibraka, Purna (mantan)Paskibraka maupun orang-orang yang terlibatdi dalamnya, kata Paskibraka telah menjadisesuatu yang sakral dan penuh kebanggaan.

Memang pernah, suatu kali nama Paskibrakaakan diganti, bahkan pasukannya pun akandilikuidasi. Itu terjadi pada tahun 2000 ketikaPresiden Republik Indonesia dijabat oleh KHAbdurrahman Wahid atau Gus Dur. Kata ”pu-saka” yang ada dalam akronim Paskibrakadianggap Gus Dur mengandung makna ”klenik”.

Untunglah, dengan perjuangan keras orang-orang yang berperan besar dalam sejarahPaskibraka, akhirnya niat Gus Dur untuk meli-kuidasi Paskibraka dapat dicegah. Apalagi,Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1958 tentangBendera Kebangsaan Republik Indonesia, padapasal 4 jelas-jelas menyebutkan:(1) BENDERA PUSAKA adalah Bendera Ke-

bangsaan yang digunakan pada upacaraProklamasi Kemerdekaan di Jakarta padatanggal 17 Agustus 1945.

(2) BENDERA PUSAKA hanya dikibarkanpada tanggal 17 Agustus.

(3) Ketentuan-ketentuan pada Pasal 22 tidakberlaku bagi BENDERA PUSAKA.

(Pasal 22: Apabila Bendera Kebangsaan

Page 19: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 19

Bulletin Paskibraka ’78

dalam keadaan sedemikian rupa, hingga taklayak untuk dikibarkan lagi, maka bendera ituharus dihancurkan dengan mengingat kedu-dukannya, atau dibakar).

Itu berati, bila Presiden ngotot mengubahnama Paskibraka, berarti dia melanggar PP No.40 Tahun 1958. Presiden akhirnya tidak jadimembubarkan Paskibraka, tapi memintanamanya diganti menjadi ”Pasukan PengibarBendera Merah-Putih” saja. Hal ini di-iyakansaja, tapi dalam siaran televisi dan pemberitaanmedia massa, nama pasukan tak pernahdiganti. Paskibraka yang telah menjalani kurunsejarah 32 tahun tetap seperti apa adanya,sampai akhirnya Gus Dur sendiri yang dileng-serkan.

***

Dengan perannya yang besar dalampenyusunan konsep Paskibraka sejakawal, nama Idik Sulaeman sudah se-

layaknya diletakkan dalam jajaran kedua sete-lah Husein Mutahar. Bila Mutahar pantas kita

juluki Bapak Paskibraka, maka Idik Sulaemanadalah Kakak Paskibraka!

Dalam Paskibraka, Husein Mutahar adalahseorang penggagas yang mengilhami lahirnyasebuah kelompok generasi muda sebagai sim-bol penerus persatuan dan kesatuan bangsa.Sementara Idik Sulaeman adalah seorang gurubesar yang menuangkan gagasan Mutahar da-lam sebuah konsep yang sempurna.

Kelak, konsep inilah yang dijabarkan di la-pangan oleh sesepuh-sesepuh dan pembinaPaskibraka yang lain, semisal Dharminto Sura-pati dalam tatacara dan tapak-tapak pengibaran,atau almarhum Soebedjo dan Bunda Bunakimdalam pembinaan mental di dalam kehidupansehari-hari selama anggota Paskibraka beradadi asrama.

Mereka semua senantiasa bekerja dan ber-jalan serentak ibarat orkestra yang harmonis.Dari sanalah mereka kemudian menjelmamenjadi sebuah legenda. Dan, legenda itubernama Paskibraka. (Syaiful Azram)

Para Legenda Paskibraka

Husein Mutahar

Idik Sulaeman

Soebedjo

Bunda Bunakim

Dharminto Surapati

Page 20: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

20 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

Menyebut Paskibraka, kita tak bisalepas dari sosok seseorang yangbernama Idik Sulaeman. Pria dengan

penampilan yang tenang ini dilahirkan diKuningan pada hari Kamis, 20 Juli 1933,dengan nama lengkap Idik SulaemanNataatmadja. Menghabiskan masa kecil didaerah kelahirannya, sampai tamat SMP diPurwakarta dan pindah ke Ja-karta saat masuk SMA.

Sejak kecil, jiwa seni sudahterlihat dalam dirinya. Takheran bila setamat SMA iamemilih seni rupa sebagaipilihan profesinya denganmenamatkan pendidikansebagai sarjana seni rupa diDepar temen Ilmu TeknikInstitut Teknologi Bandung(ITB) pada 9 April 1960.

Menikah dengan AisahMartalogawa pada 29Oktober 1961, Idik dikaruniaitiga anak, yakni Ir. ars Isandra Matin Ahmad(yang beristrikan Ir.ars Retno Audite), IsantiaDita Asiah (yang bersuamikan Drs. MohammadImam Hidayat), dan Dra Isanilda Dea Latifah(yang bersuamikan Ari Reza Iskandar). Dariketiganya, ia kini memiliki enam orang cucu,masing-masing 3 cucu laki-laki dan 3 cucuperempuan.

Idik Sulaeman memulai karirnya di BalaiPenelitian Tekstil dan bekerja di sana pada1960-1964. Pada 1 Februari 1965 ia diangatmenjadi Kepala Biro Menteri Perindustrian danKerajinan yang saat itu dijabat Mayjen TNI dr.Azis Saleh.

Ternyata dunia seni dan tekstil harus mulaiditinggalkannya ketika 1 Desember 1967 Idikpindah kerja ke Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan (Depdikbud), mula-mula sebagaiKepala Dinas Pengembangan dan Latihan.Saat inilah, ia banyak membantu HuseinMutahar dalam mewujudkan gagasannyamembentuk Paskibraka.

Pada 30 Juni 1975, ia diangkat menjadiKepala Sub Direktorat (Kasubdit) PembinaanKegiatan di Direktorat Pembinaan Generasi

Muda (Ditbinmud). Danpada 9 Maret 1977, ia men-capai posisi puncak diDitbinmud setelah ditunjuksebagai Pelaksana HarianDirektur PembinaanGenerasi Muda, DirektoratJenderal Pendidikan LuarSekolah dan Olahraga(Ditjen PLSOR). Tiga tahunpenuh ia benar-benar men-jadi ”komandan” dalamlatihan Paskibraka, yakniPaskibraka 1977, 1978 dan1979.

Pada 24 November 1979, Idik ditarik keDitjen Pendidikan Dasar dan Menengah(Dikdasmen) dan menjabat Direktur Pem-binaan Kesiswaan sampai 15 November 1983.Selama empat tahun itu, dengan latar belakangpendidikan seni rupa dan pengalaman kerjadi bidang tekstil, Idik mencatat sejarah dalampenciptaan seragam sekolah yang kita kenalsampai sekarang: SD putih-merah, SMP putih-biru dan SMA putih-abu-abu, lengkap denganlambang sekolah dasar (SD) dan OSIS yangkini selalu melekat di saku kiri seragam sekolah.Ia juga membantu Mutahar dalam membentukdan melatih kelompok pengibar bendera disekolah-sekolah, serta mengatur dan meng-gerakkan Organisasi Siswa Intra Sekolah(OSIS) dan Ikatan Keluarga OSIS (IKOSIS).

Riwayat Hidup H. Idik Sulaeman Nataatmadja, AT

Page 21: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 21

Bulletin Paskibraka ’78

&

Bakat seni rupa dan pengetahuan tentangtekstil itu jugalah yang membuat Idikmenciptakan sendiri seluruh atribut yang adadi Paskibraka, termasuk rancangan sera-gamnya sendiri dan lambang-lambangnyapada tahun 1973. Atribut itu antara lainlambang korps Paskibraka, lambang anggotadan kendit serta lencana Merah-Putih-Garuda(MPG) sebagai tanda telah mengikuti latihan”Pandu Ibu Indonesia Ber-Pancasila”.

Dunia pendidikan terus menjadi bidang karirIdik setelah tidak lagi menjabat DirekturPembinaan Kesiswaan. Tahun 1985, iamenjadi tenaga pengajar pada Jurusan SeniRupa di Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanUniversitas Trisakti Jakarta. Di sana, ia jugaikut aktif membina Pramuka dan mahasiswasampai akhirnya diangkat menjadi pembantuRektor III Urusan Kemahasiswaan mulai 10Oktober 1989 sampai 2 Januari 1995. Diperguruan tinggi terkemuka di Jakarta itu, Idikmasih mengajar sampai usianya 70 tahun (Juli2003).

Kiprah Idik dalam dunia pendidikan selakupegawai negeri sipil baru berakhir pada tahun1998 setelah ia memasuki masa pensiundengan pangkat terakhir Pembina UtamaMadya, golongan IV/d. Selama karirnya itu, iasempat menyelesaikan Kursus RegulerAngkatan XII (KRA-XII) Lembaga PertahananNasional (Lemhannas) di DepartemenHankam pada 3 Desember 1979.

Dunia kepanduan dan Pramuka adalahbagian lain dari hidup Idik Sulaeman. Sejakberusia enam tahun (1939), ia sudah

mengenal kepanduan sebagai pandu mudadi Kepanduan Natipy. Sesudah Pandu Rakyatberdiri di Kuningan, ia menjadi Pandu Perintisdan dilantik di daerah Manonjaya. Tahun 1950ia pindah ke Purwakarta dan masukkepanduan lagi sebagai Pandu Pawang. Barukemudian jadi Pandu Penuntun dan masuk Ke-lompok Jakarta-17 saat SMA di Jakarta.

Ketika kuliah di ITB, Idik mendirikanPerindukan Pemula. Itulah sebabnya ketikaGerakan Pramuka didirikan, ia masuk dalamsusunan Kwartir Daerah Jawa Barat sebagaiAndalan Daerah Urusan Perlengkapan. Ia jugasempat menjadi Ketua Kwartir Cabang KodyaBandung menggantikan A. Djamil yang pin-dah ke Jakarta. Dengan pengalaman di JawaBarat itulah, ketika pindah ke Jakarta Idikditunjuk menjadi Asisten Sekretaris Jenderal(Sekjen) Kwartir Nasioal Gerakan Pramuka.

Ketika mengajar di Universitas Trisakti, Idikmendirikan dan mengaktifkan Pramuka di sanabersama beberapa dosen dan pimpinan uni-versitas. Sejumlah kursus orientasi yangterorganisir dan berkesinambungan diadakandengan tokoh-tokoh mahasiswa, sehinggaPramuka Trisakti tetap eksis sampai sekarangdi Kampus A, B dan C.

Selama sebelas tahun menjadi AndalanNasional (1988-1998), Idik tercatat pernahmendapat penghargaan Tanda Bakti, KaryaSatya 8 Tahun (IV) dan Bunga Melati. Kini, diusianya yang sudah 74 tahun, Idik aktif sebagaiPandu Tua dan anggota Pengurus PusatHimpunan Pandu Wreda (Hipprada).***

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan

Selamat Idul Fitri 1428 HMohon Maaf Lahir dan Bathin

Page 22: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

22 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

Pada tahun 1973, Idik Sulaeman melahirkan nama PasukanPengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Bukan itu saja, Idik jugamenciptakan seluruh atribut yang sampai sekarang dapat dilihatdalam seragam Paskibraka. Atribut itu mulai dari pakaianseragamnya sendiri, sampai Lambang Anggota Paskibraka,Lambang Korps Paskibraka dan Tanda Pengukuhan. Sebelumtahun 1973, Paskibraka tidak mempunyai Lambang Anggotamaupun Lambang Korps yang dapat dibanggakan. Berikut inipenjelasan tentang bentuk dan makna setiap atribut.

Dari Seragam sampai Lambang

Idik Sulaeman dan Atribut Paskibraka

Sejak semula saat dimulai membentukpasukan percobaan penggerek BenderaPusaka tahun 1967, pakaian seragam pasukanini ditetapkan putih-putih, sedangkan warnamerahnya hanya digunakan sebagai aksenberupa kacu penutup leher bagian depan se-perti biasa digunakan prajurit ABRI/TNI kalumenggunakan seragam lapangan upacara.Warna putih dipilih sebagai makna kesuciandalam melaksanakan tugas pokok mengibarkandan menurunkan Bendera Pusaka Merah Putih.

Sebelum tahun 1981, model pakaian seragamPaskibraka cukup sederhana, dan masihtampak penonjolan keremajaannya: Putradengan kemeja putih lengan panjang yangbagian bawahnya dimasukkan ke celana pan-jang putih dengan ikat pinggang juga berwarnaputih; Putri dengan kemeja lengan panjangdengan bagian bawah model jas.

Tetapi setelah tahun 1981 dan seterusnyasampai sekarang, dengan alasan disamakanmodelnya dengan seragam ABRI/TNI dari

BENTUK SERAGAM kelompok 45/pengawal, seragam Paskibrakamengalami perubahan. Paskibraka putramenggunakan kemeja model jas dengan gesperlebar dari kain, sementara Paskibraka putri tidakberubah. Dengan tampilan baru ini, Paskibrakamemang kehilangan penampilan remajanya danterlihat seperti orang dewasa.

LAMBANG ANGGOTA

Lambang Anggota Paskibraka dikenakan dikelopak bahu baju berupa kontur warna perakdi atas bulatan putih yang diletakkan pada segiempat berwarna hijau. Semula, pada kelopakbahu seragam Penggerek Bendera dikenakanlambang dengan tanda ciri pemuda danPramuka —karena kedua unsur inilah yangmenjadi pendukung pasukan. Lambang untukpemuda berupa “bintang segilima besar” se-dangkan untuk Pramuka berupa “cikal kelapakembar”.

Namun, penggunaan “dua sejoli” lambang itumendapat kritikan negatif dari sejumlah pihakyang “kurang” senang dengan keberhasilan dan

Page 23: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 23

Bulletin Paskibraka ’78

PAKAIAN SERAGAM BARU

(1981–SEKARANG)

CELANA PANJANG

KEMEJALENGANPANJANG

SETANGAN LEHER

PECI PUTRAPECI PUTRI

ROK SPAN

KAUS TANGANPUTIH

KAUS KAKIPANJANG

SEPATU PENDEKPUTRI HITAM

SEPATU PUTRATERTUTUPHITAM

LAMBANGKORPS

TANDA NAMAASAL DAERAH

TANDA TOPI

LAMBANG ANGGOTA

LENCANA PENGUKUHANMERAH-PUTIH

LAMBANG DAERAH

PAKAIAN SERAGAM LAMA

(1971–1980)

popularitas pengibar benderapusaka yang begitu cepatnaik. "Bintang Polisi kokmasih dipakai," kata satupihak. "Lambang Pramukatidak benar digunakan tanpamengenakan seragam Pra-muka!" seru yang lain pula.Itulah yang kemudian men-dorong Idik Sulaeman me-rancang Lambang AnggotaPaskibraka yang baru dandapat menggambarkan si-apa sebenarnya para ang-gota Paskibraka itu.

Lambang anggota Pas-kibraka adalah setangkaibunga teratai yang mulaimekar dan dikelilingi oleh se-buah gelang rantai, yangmata rantainya berbentukbulat dan belah ketupat.Mata rantai bulat berjumlah16, begitu pula mata rantaibelah ketupat.

Bunga teratai yang tumbuhdari lumpur (tanah) dan ber-kembang di atas permukaanair bermakna bahwa AnggotaPaskibraka adalah pemudayang tumbuh dari bawah (o-rang biasa), dari tanah airyang sedang berkembang(mekar) dan membangun.Tiga helai kelopak bungatumbuh ke atas bermakna“belajar, bekerja dan ber-bakti”, sedang tiga helai ke-lopak ke arah mendatarbermakna “aktif, disiplin dangembira”.

Mata rantai yang salingberkaitan melambangkanpersaudaraan yang akrab

Page 24: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

24 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

antar sesama generasi muda Indo-nesia yang ada di berbagai pelosok(16 penjuru angin) tanah air. Rantaipersaudaraan tanpa memandangasal suku, agama, status sosial dangolongan akan membentuk jalinanmata rantai persaudaraan sebangsayang kokoh dan kuat, sehinggamampu menangkal bentukpengaruh dari luar dan memperkuatketahanan nasional, melalui jiwadan semangat persatuan dankesatuan yang telah tertanam da-lam dada setiap anggota Paskibraka.

Untuk mempersatukan korps,Paskibraka di tingkat nasional,provinsi dan kabupaten/kotaditandai dengan Lambang Korpsyang sama. Untuk tingkat provinsidan kabupaten/kota, LambangKorps harus ditambahi dengan tandalokasi terbentuknya pasukan.

Sebelum tahun 1973, LambangKorps Penggerek Bendera berupalencana berbentuk perisai daribahan logam kuningan dengangambar sangat sederhana: di tengahbulatan terdapat bendera merahputih dan di luar lingkaranterpampang tulisan “PASUKANPENGEREK BENDERA PUSAKA”.

LAMBANG ANGGOTAPEMUDA

LAMBANG ANGGOTAPRAMUKA

5 cm

8 cm 3 cm

3 HELAI KELOPAK BUNGA

16 MATA RANTAIBULAT

16 MATA RANTAIBELAH KETUPAT

3 HELAI MAHKOTABUNGA

LAMBANG ANGGOTA

(1973–SEKARANG)

bendera merah putih yang berkibar ditiup angindan tiga garis horison atau awan.

Makna dari bentuk dan gambar LambangKorps Paskibraka adalah sebagai berikut:1) Bentuk perisai bermakna "siap bela negara"

termasuk bangsa dan tanah air Indonesia,warna hitam bermakna teguh dan percayadiri.

2) Sepasang anggota Paskibraka bermaknaPaskibraka terdiri dari anggota putra dananggota putri yang dengan keteguhan hati

Sejak 1973 sampai sekarang, LambangKorps Paskibraka dibuat dari kain bergambaratau bordir yang langsung dijahitkan di lengankanan seragam. Bentuknya perisai berwarnahitam dengan garis pinggir dan huruf berwarnakuning yang bertuliskan ”PASUKANPENGIBAR BENDERA PUSAKA” dan tahunpembentukan pasukan (di ujung bawah perisai).

Di dalam perisai terdapat lingkaran bergambarsepasang anggota Paskibraka dilatarbelakangi

LAMBANG KORPS

Page 25: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 25

Bulletin Paskibraka ’78

bertekad untuk mengabdi dan berkarya bagipembangunan Indonesia.

3) Bendera Merah Putih yang sedang berkibaradalah bendera kebangsaan dan utama In-donesia yang harus dijunjung tinggi seluruhbangsa Indonesia termasuk generasi mu-danya, termasuk Paskibraka.

4) Garis horison atau awan tiga garis menun-jukkan ada Paskibraka di tiga tingkat, yaitunasional, provinsi dan kabupaten/kota.

5) Warna kuning berarti kebanggaan, ketela-

TANDA PENGUKUHAN

danan dalam hal perilaku dan sikapsetiap anggota Paskibraka.

Sebagai tanda berakhirnya Latih-an Kepemimpinan Pemuda TingkatPerintis/Pemuka (sebagaimana jugaberakhirnya Latihan KepemimpinanPemuda/Kepemudaan tingkat lain)setiap peserta dikukuhkan olehPenanggungjawab Latihan denganpengucapan ”Ikrar Putera Indonesia”sambil memegang Sang MerahPutih dan kemudian menciumnyadengan menarik nafas panjangsebagai "kiasan" kesediaan untuksenantiasa setia dan membelanya.

Tanda pengukuhan berupa kenditatau pita/sabuk dibuat dari kain.Kendit adalah tanda ksatria pada za-man dahulu yang mengikrarkan ke-setiaannya kepada kerajaan. Se-bagai pemegang kendit, para pe-serta latihan pun diharapkan memi-liki sifat ksatria dalam pemikiran,perkataan dan perbuatannya sehari-hari.

Awalnya, pada latihan untuk Pasu-kan pertama sampai keempat(1968–1971) kendit Tanda Pengu-kuhan masih polos dengan duawarna, masing-masing hijau untuk

anggota pasukan dan ungu untuk para penatar/pembina. Karena kendit warna polos menyeru-pai sabuk kecakapan olahraga beladiri, makaoleh Idik Sulaeman disempurnakan menjadikendit bermotif.

Motif tersebut berupa gambar rantai bulat danbelah ketupat seperti pada Lambang Anggota,dengan jumlah masing-masing 17 untuk rantaibulat dan rantai belah ketupat. Setiap matarantai bulat maupun belah ketupat diisi denganhuruf yang membentuk kalimat ”PANDU INDO-

LAMBANG KORPS DANTANDA PECI/TUTUP KEPALA

LAMBANG KORPS BARU

LAMBANG KORPS LAMA

LAMBANG NEGARA SEBAGAI TANDA TOPI

SETANGAN LEHER

Page 26: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

26 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

NESIA BER-PANCA-SILA”.

Semula, ukuran lebardan panjang kendit ada-lah 5 cm dan 17 dm, un-tuk melambangkan ang-ka tanggal 17 (dari 17Agustus 1945) dan 5(jumlah sila dalam Pan-casila). Namun, karenakesulitan teknik pence-takan motifnya, ukurankendit baru dengan mo-tif rantai dan huruf diu-bah menjadi lebar 5 cmdan panjang 14 dm (140 cm).

Tanda pengukuhan berupa lencana digunakanuntuk pemakaian harian. Sebelum 1973, len-cana ini hanya berupa merah putih —tanpagambar garuda— dengan ukuran tinggi 2 cmdan panjang 3 cm. Lencana yang dipakai sejak1973 sampai saat ini berbentuk persegiberukuran tinggi 1,8 cm dan panjang 4 cm,dengan tanda merah-putih di sebelah kanan danGaruda di sebelah kiri (dilihat dari sisi pema-kainya, bukan dari depan). Ukuran lencana un-tuk Penatar (warna ungu) sedikit lebih kecil,yakni tinggi 1,5 cm dan panjang 3,5 cm.

Warna dasar di belakang Garuda disesuaikandengan jenis latihannya, atau dengan kata lainsama dengan warna dasar kenditnya.l Warna hijau untuk Latihan Perintis/Pemula

Pemudal Warna merah untuk Latihan Pemuka Pemudal Warna coklat untuk Latihan Penuntun

Pemudal Warna kuning untuk Latihan Pendamping

Pemudal Warna ungu untuk Latihan Penatar Ke-

pemudaanl Warna abu-abu untuk Latihan Penaya

KepemudaanKedua Tanda Pengukuhan, digunakan dengan

ketentuan yang berbeda. Lencana pengukuhan

dikenakan pada baju setinggi dada sebelah kiri(di atas saku kiri baju), baik pada seragam mau-pun baju biasa sehari-hari. Sedangkan kendit,dililitkan ke pinggang dan disimpulmatikan dibagian depan (perut) dan hanya dikenakan saatmenghadiri upacara pengukuhan, tidak untuksehari-hari. (Syaiful Azram)

1,8 cm

4 cm

3,5 cm

1,5 cm

3 cm

2 cm

TANDA PENGUKUHAN

PERINTIS/PEMULA(HIJAU)

PENATAR (UNGU)

KENDIT BARU (1973 - KINI)

140 cm

5 cm

17 dm

KENDIT KECAKAP ANKENDIT LAMA

5 cm

Page 27: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 27

Bulletin Paskibraka ’78

TAK banyak koleksi foto Kak Idik yangada pada kami karena pertemuandengannya pun tidak terlalu kerap kami

lakukan. Beberapa foto kami coba gelar di siniterutama untuk mengingatkan bahwa Kak Idik hadirteramat dekat dengan Paskibraka 1978 pada saatlatihan berlangsung.

Tak ada Direktur PGM yang mau memutar sendiriprojektor film 16 mm seperti yang dilakukan Kak Idikmenjelang acara perpisahan Paskibraka 1978 (kiriatas). Kak Idik pula yang memeriksa sendiri anggotaPaskibraka 1978 sesaat sebelum pembukaanlatihan (bawah). Kak Idik juga yang untuk pertamakalinya langsung mengukuhkan Danpas danPelatih Paskibraka 1978 (Kak Jusuf Mucharam, KakAdrian Daniel dan Kak Sutrisno) menjadiPendamping Pemuda (kanan atas kiri).

Foto di bagian bawah menunjukkan Kak Idik danBunda Bunakim di tengah Purna Paskibraka seusaibertemu Kak Mutahar di Prapanca Buntu tahun1993 (kanan bawah). Juga bersama BundaBunakim, Direktur PGM Soewoyo S. Adi dan DirjenDiklusepora Prof Dr Soedijarto seusai pelantikanPengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia ((PPI)di Direktorat PGM, Gambir, tahun 1995. (Syaiful A.)

1978

1978

Kak Idik dari Balik Rana Kamera

Page 28: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

28 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

1993

1978 1995

Page 29: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 29

Bulletin Paskibraka ’78

Dalam Munas PPI II tahun 1995 di Lem-bang, Bandung, Kak Idik Sulaemanhadir sebagai nara sumber yang mem-

berikan materi tentang Paskibraka. Saat itu iahadir dengan senyum yang khas, sumringah dankebapakan. Sangat terasa betapa kasih sayangkepada anak-anak didiknya begitu tulus. Saat ituKak Idik memakai jaket coklat muda. Ia memperke-nalkan diri di depan forum dan kemudian berkata,“Adik-adik, izinkan saya membuka jaket.”

Kak Idik lalu membuka jaketnya. Ternyata, dibalik jaket itu, Kak Idik memakai baju seragamPramuka lengkap dengan atributnya. Hampirsemua Purna yang hadir di Munas itu tidakmerespon. Pikir mereka, seorang penceramahmemakai seragam Pramuka, itu hal biasa. Takada satu komentarpun terungkap sampai kak Idikselesai memberikan materinya.

Padahal, di sana ada sesuatu yang tidak biasa:Seorang pembina memberikan materi tentangPaskibraka dalam balutan seragam Pramuka. Itusebuah simbolisasi yang sebenarnya disengaja.Seperti kita tahu, Kak Mutahar dan Kak Idiksangat suka dengan simbolisasi-simbolisasi dalamgagasan dan konsep Paskibraka.

Dan hari itu, Kak Idik berharap simbolisasi itudapat ditangkap oleh para Purna Paskibraka.Bahwa dalam seragam putih-putih, anggotaPaskibraka kelilhatan gagah dari luar. Tetapi didalamnya harus ada jiwa yang terkandung, danjiwa Paskibraka itu adalah jiwa Pandu, jiwaPramuka.

Lambang Pramuka berupa cikal bakal buahkelapa mengandung makna bahwa kehidupanseseorang harus selalu berguna bagi semuamakhluk lain di bumi ini, bagi Negara danbangsa, juga bagi sesama. Jiwa pengabdianyang tulus diharapkan tumbuh dari Paskibrakamengikuti jejak Pandu yang lebih dulu ada yaituberbakti bagi nusa dan bangsa Indonesia denganpenuh ketulusan serta berakar dari seluruhlapisan masyarakat.

Jati Diri PaskibrakaHal itu sangat sinkron dengan lambang anggota

Paskibraka berupa bunga teratai yang sedangmekar. Lambang itu bermakna bahwa anggotaPaskibraka adalah pemuda yang tumbuh daribawah (orang biasa), dari tanah air Indonesia,yang sedang berkembang dan akhirnya akanmekar dengan indahnya menjadi pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia.

Walau berasal dari bawah dan tanah berlumpurnamun bunganya saat mekar memberikan warnamerah, putih dan warna-warni lain yang sangatelok sehingga memberikan nuansa keindahanbagi lingkungan di mana dia tumbuh danberkembang.

Mata rantai yang mengelilnginya melambangkanrangkaian/ikatan persaudaraan yang kuat antarsesama generasi muda Indonesia yang ada diberbagai pelosok penjuru tanah air, baik putra(bentuk bulat) maupun putri (bentuk belah ketupat).Ikatan itu akan memperkokoh persatuan dankesatuan bangsa, dan tidak boleh putus hanyakarena ada salah satu mata rantai yang lemah.

Saat reuni Paskibraka 78 pada tahun 1994,Kak Idik sudah mengingatkan arti kekuatan rantaiitu. Ia juga berpesan, agar bila ada rantai yangterputus, segeralah Paskibraka 78 mengambilinisiatif untuk menyambungnya kembali. Ajaklahteman-teman Paskibraka yang lain untuk mela-kukan hal serupa, maka yakinlah Paskibrakatidak akan terpecah belah.

Simbolisasi yang ditunjukkan Kak Idik denganmemakai seragam Pramuka, memberi maknabahwa anggota Paskibraka harus bisa menjadipandu di mana pun ia berada. Pandu artinyapenunjuk arah. Sebagaimana lagu kebangsaanIndonesia Raya, kita harus mampu berdiri menjadiPandu Ibu Pertiwi.

Per tanyaannya sekarang, sanggupkah kitamenjadi Pandu Ibu Indonesia sebagaimana IkrarPutera Indonesia yang pernah kita ucapkandulu??

(Budiharjo )

Page 30: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

30 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

Dalam istilah yang sering diucapkan olehKak Idik Sulaeman, Latihan Paskibrakadiibaratkan ”pisau bermata dua”. Dalam

jangka pendek, sasaran latihan adalah suksesnyapelaksanaan pengibaran bendera pusaka padatanggal 17 Agustus. Sementara untuk jangkapanjang adalah memberikan bekal pembentukankarakter (charactr building) kepada generasimuda agar dapat tumbuh dan berkembangsebagai calon-calon pemimpin bangsa yangberjiwa ”merah-putih” sebagaimana tujuan La-tihan ”Pandu Ibu Indonesia Ber-Pancasila”.

Di antara dua mata pisau itu, tujuan jangkapanjang sebenarnya menjadi hal utama. Itukarena membangun jiwa seorang manusia jauhlebih sulit daripada sekadar membangun raganya.Mempersiapkan pengibaran bendera pusakacukup dalam dua minggu, tapi membentuk jiwa”merah-putih” butuh waktu bertahun-tahun, bahkanmungkin seumur hidup.

Urutan dalam syair lagu Indonesia Raya punmembenarkan itu. ”Bangunlah jiwanya, Bangunlahbadannya, Untuk Indonesia Raya.” Itu berarti,pembentukan karakter harus didahulukan daripembentukan badan/fisik. ”Bangunlah Jiwanya”dapat diterjemahkan pembinaan jiwa Paskibrakayaitu jiwa merah putih, siap mengabdi danberbakti bagi negara Indonesia. ”BangunlahBadannya” bermakna pengembangan diri secarapersonal setiap anggota Paskibraka dan tahapawal dalam jangka pendek adalah bertugassebagai Pengibar Bendera Pusaka.

Dengan pengertian tersebut, pembinaan danpelatihan Paskibraka harus selalu diarahkanuntuk membentuk karakter. Di lapangan, parapelatih harus mampu memahami metode latihansehingga latihan fisik, baris-berbaris dan tataupacara bisa berjalan seiring pembinaan karakter.Jadi tidak cukup berbaris hanya untuk berbaris.

Latihan di lapangan dengan lebih menekankanpada pembinaan fisik semata, apalagi disertaidengan kekerasan, sama sekali menyimpang

dan mengingkari tujuan mulia pembinaan Paski-braka yaitu membentuk karakter yang berjiwamerah-putih. Kekerasan fisik hanya akan menim-bulkan sakit hati dan dendam yang tidak berkesu-dahan dan sama sekali tidak memberikan hasilyang baik.

Dalam melatih seorang pelatih harus tegasdan tidak pilih kasih. Dengan ketegasan akanterbentuk sikap disiplin pribadi dari setiap anakdidik. Pelatih harus tegas untuk mengatakanmana yang benar dan mana yang salah. Tapiukurannya adalah aturan yang berlaku dan baku,bukan aturan yang dibuatnya sendiri. Intinya,ketegasan sama sekali tidak identik dengankekerasan dan pemaksaan kehendak pribadi.

Dari sana, hendaknya kita semua menyadari,bahwa jadwal latihan Paskibraka yang hanyatiga minggu terlalu singkat untuk dapat memenuhitarget ganda itu. Terlalu berharga waktu yangdibuang untuk melampiaskan nafsu kemarahandalam bentuk kekerasan. Terlalu mahal biayayang dikeluarkan untuk pelatihan, kalau hanyamenghasilkan alumni yang berhati sekeras batu,penuh amarah dan nafsu membalas dendam.

Lencana Merah-Putih-Garuda menggambarkanpenampilan seorang Paskibraka, bahwa sesuaidengan predikat dan kepribadiannya, ia digam-barkan gagah seperti burung garuda, namunlemah lembut penuh dinamika laksana kibaransang merah-putih.

Burung garuda yang dijadikan lambang NegaraRepublik Indonesia selalu kokoh, gagah perkasadan siap menghalau apapun yang akan meng-ganggu kedaulatan Indonesia. Bendera merah-putih melambangkan keberanian dan kesucian,ketika dibelai angin akan berkibar penuh kelem-butan dan memancarkan sinar keagungan.

Dari anggota Paskibraka diharapkan lahir pe-mimpin-pemimpin bangsa yang berkarakter, baikdari segi intelektualitas, integritas dan budi pekertiyang luhur sesuai ajaran agama dan norma-norma di masyarakat. (Budiharjo )

Filsafat Pisau Bermata Dua

Page 31: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 31

Bulletin Paskibraka ’78

Boleh Adu dengan Ranggani

Tak ada yang teringatketika Kak Idik mengun -dang untuk hadir dalam

acara syukuran ulang tahunnyayang ke-74, kecuali teman-temanPaskibraka 1978. Itu karena KakIdik mengingatkan hanyaPaskibraka 1978 yang diundang.

Namun, kami tidak bisa me-nahan diri untuk tidak mengajakdua orang ikut datang ke rumahKak Idik: Mas Slamet dan PakRanggani. Dua orang ini meru-pakan ”laskar lawas” yangpernah mendampingi dan ter-kenal dekat dengan Kak Idik diPGM. Maka pembatasan itupunkami langgar.

Ketika dikabari lewat SMS,Mas Slamet ternyata sudah lebihdulu diberitahu Kak Idik. ”Sayasudah diberitahu Kak Idik. InsyaAllah saya akan datang,” katanya. Sayang, padasaat harinya tiba, Mas Slamet tidak bisa hadirkarena harus ke Purwakarta mengurus sauda-ranya yang mengalami kecelakaan.

Maka, Pak Ranggani pun segera dikontak olehBudiharjo dan ditanya apakah pada tanggal 22Juli itu tidak punya acara. Ternyata ia bisa datang,maka tanpa memberitahu Kak Idik kami bawasaja Pak Ranggani ke sana.

Pak Ranggani kami jemput ke rumahnya di Jl.Sigiring-giring I No. 94 Perumnas Depok IITengah pukul 10.00. ”Aku mau nutup warungdulu,” katanya menjelaskan soal warung nasiuduknya. Naik motor kami bonceng dia kestasiun Depok Lama, lalu naik KRL sampai keCawang. Dari Cawang, barulah naik taksi kerumah Kak Idik.

Tak banyak yang berubah dari Pak Ranggani,selain rambut dan kumisnya yang sudah memutih.Lihat sendiri, tubuhnya yang mungil itu masih

padat berisi. Gerakannya punmasih lincah, seperti anak muda,padahal tahukah kalian berapausia Ranggani sekarang? ”Umursaya sudah 75 tahun,” katanyaenteng ketika berjalan pulang.

Foto yang terlihat di sini di-jepret Opul di jembatan penye-berangan di depan Slipi JayaPlaza. Tak ada sedikitpun kesannafasnya terengah-engah, pada-hal kami barusan saja naik keatas jembatan lewat tangga danberjalan seratus meter lebih.

”Mau balapan, boleh diadu,”katanya menantang saat maunaik tangga. Kami layani denganberlari menaiki tangga jembatanpenyeberangan yang cukup pan-jang dan menanjak itu. Akhirnyakami sendiri yang ”ngos-ngosan”.

Begitulah, Pak Ranggani yangdulu begitu baik melayani kita di asrama PHICempaka Putih, sampai sekarang masih menjadiorang baik. Pensiun dari PGM, dia memilih hiduptenang bersama anak-anaknya di Depok. Setiaphari, dia mengurusi warung berjualan nasi udukdan kue bersama anak perempuannya, Tini, didepan Kantor Kecamatan Sukmajaya.

Ia mengaku bersyukur karena ternyata dikaruniaiTuhan dengan kehidupan yang tenang walaupunsederhana. Ia pun lebih bersyukur karena dianu-gerahi raga dan kesehatan yang lebih baikdibanding kolega-koleganya yang lain.

Dan sejak sering-sering bertemu kami, dia jadilebih gembira lagi, karena orang-orang yangdulu pernah dibantunya, ternyata tak pernahmelupakannya. Harimau mati meninggalkanbelang, gajah mati meninggalkan gading.”Manusia mati hanya meninggalkan nama, tapimestinya nama yang baik,” katanya.

(Budiharjo & Syaiful)

Pak Ranggani : Lumayan Atletis...

Page 32: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

32 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

Peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-62 baru saja berlalu.Para anggota Paskibraka di tingkat

nasional dan daerah baru saja selesaimencuci dan menyeterika pakaian seragammereka —yang putih-putih dengan segalaatribut yang menawan. Meletakkannya digantungan, lalu disimpan di lemari khususdengan segala wewangian, sebagai sebu-ah memorabilia yang akan dibanggakanseumur hidupnya.

Tiba-tiba, seluruh Purna Paskibraka ter-henyak. Mulut mereka ternganga, tapi tidakmengeluarkan kata-kata. Seragam yangputih bersih itu terlihat seperti sepotongkain yang belepotan. Kebanggaan yangtadinya membuncah seolah menyusut men-jadi butiran sekecil debu. Malu, malu danmalu. Hanya itu kata yang berulangkalimuncul di depan mata.

Di bulan Agustus yang mestinya penuhsukacita bagi Paskibraka, seketika menjadidukacita. Sebuah kado ulang tahun dilem-parkan ke depan Paskibraka. Tapi bukankado istimewa, melainkan kado yang sangattidak terduga.

Sang Ketua Umum Purna PaskibrakaIndonesia (PPI), Edwin Syarif (eksPaskibraka Propinsi Riau yang ternyatajuga Ketua KNPI Riau), digelandang polisipada pukul 02.00 dinihari Kamis (23/8/2007) karena terlibat kasus penipuan yangberbuntut pada penikaman Kepala DinasPendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dik-pora) Riau, Syahril Manaf sekitar 3 bulanlalu (baca inset: detikcom ).

***

Apa yang salah dengan Paskibraka?Setelah pikiran sedikit tenang,pertanyaan absurd itulah yang

pertama kali mencuat di kepala. Apakahlatihan yang dilaksanakan selama ini masihbelum cukup untuk membuat siapapunyang mengikutinya berubah menjadi ”o-rang baik” atau paling tidak menjadi ”o-rang yang lebih baik”?

Pekanbaru – Nasib apes menim-pa Ketua KNPI Riau, EdwinSyarif . Dia dijebloskan ke seltahanan polisi dalam kasus du-gaan penipuan lelang proyek diDinas Pendidikan, Pemuda danOlahraga, Pekanbaru.

Setelah dilakukan pemeriksaansecara marathon di PoltabesPekanbaru, akhimya Edwin Syarifdijebloskan ke dalam tahanan.Pria bertubuh tambun itu ditahanpada Kamis (23/812007) sekitarpukul 02.00 dini hari.

Penahanan Edwin yang jugaKetua Lembaga Pengkajian Jasadan Kontruksi (LPJK) ProvinsiRiau ini, sehubungan dugaanketerlibatannya sebagai makelarproyek di Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Pekanbaru.

”Edwin telah kita tetapkan sebagai tersangka dalam kasusdugaan penipuan dengan pasal 372 dan 378. Tidak tertutupkemungkinan dalam kasus ini kita akan mengembangkannya lagisiapa saja yang terlibat dalam penipuan proyek tersebut,” terangWakasat Reskrim Poltabes Pekanbaru, AKP Arie Dharmanto saatdihubungi detikcom.

Kasus penangkapan Edwin ini bermula dari kasus penikamanterhadap Kadis Dikpora Syahrill Manaf sekitar 3 bulan yang lalu.Syahrill ditikam di depan rumahnya saat akan berangkat kerja.Pelakunya tiga orang yang tidak dikenal.

Dari kasus penikaman ini, Poltabes Pekanbaru melakukanpengusutan. Ternyata penikaman ini didalangi Fahrudin Lubis aliasComel yang merasa kecewa kepada Syahril. Comel merupakansalah satu rekanan yang ikut tender dalam proyek yang ada diDikpora, Pekanbaru.

Akhirnya, Comel pun berhasil ditangkap bersama eksekutorpenikaman. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, Comel pun’bernyanyi’ kalau dia sudah memberikan uang pelicin kepada Edwinsebanyak Rp 45 juta untuk meloloskan tender proyek.

Kendati uang suap telah diterima Edwin, rupanya proyekpemasangan paving blok di SD 016 Rumbai dengan nilai proyekRp 670 juta tidak jatuh ketangan Comel. Dari sinilah, kepolisianmenyeret Edwin dalam kasus penipuan.

”Edwin memang tidak terlibat dalam kasus penikaman itu. Tapipaling tidak, penikaman itu terjadi bermula dari Edwin yangmenjanjikan akan memenangkan proyek tersebut. Itu sebabnya,pasal yang kita jerat kepadanya yakni pasal penipuan,” terang ArieDharmanto.

Kendati Edwin telah dijebloskan ke dalam sel, sejauh ini belumdidampingi pengacara. ”Kalau surat permohonan penangguhanpenahanan memang sudah dia layangkan. Tapi belum kitakabulkan,” terang Arie. (cha/djo )

Ketua KNPI Riau Ditahan PolisiKarena Terlibat PenipuanChaidir Anwar Tanjung - detik.com

Page 33: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 33

Bulletin Paskibraka ’78

Sang Ketua...Pertanyaannya ternyata bukan itu. Latihan Pas-

kibraka telah dirancang dengan tujuan yang baikdan dilaksanakan dengan cara yang baik. Hanyakadar kualitasnya yang berbeda-beda, tergantungtempat (gladian sentra pusat atau daerah) danwaktu (dulu atau sekarang), serta manusianya(apakah berasal dari bibit yang baik dan dibimbingoleh pembina yang baik, atau sebaliknya).

Setelah usai latihan, segala sesuatunya kembalikepada Purna Paskibraka sendiri. Apakah diamemilih dirinya menjadi orang baik dalam artiyang sesungguhnya, atau menjadi orang baikmenurut ukurannya sendiri tanpa peduli norma-norma agama, masyarakat dan bangsa yangharus dijunjung tinggi.

Ada masa yang dibutuhkan seorang PurnaPaskibraka seusai latihan untuk melakukan pere-nungan dan pengendapan sampai menemukanjatidirinya. Selama proses itu berlangsung, banyakgodaan di kiri dan kanan, yang adakalanyaberhasil membelokkan kita pada arah yangbukan seharusnya dituju. Inilah yang kemudianmenjadi pembeda apakah seorang Purna masihtetap berada di jalurnya, atau sudah melenceng,walaupun di lahirnya dia masih terlihat sebagaiseorang Paskibraka.

Celakanya, selama ini telah tercetak sebuahparadigma bahwa Paskibraka dan para Purna-nya adalah manusia yang bersih dan tidak punyacacat cela. Sebagai konsekuensi sebuah Korps,ada pula tanggung jawab renteng bahwa bilaseseorang berbuat salah maka aib akan menimpaseluruh Paskibraka. Dan, untuk yang terakhir ini,ternyata Sang Ketua tidak pernah menyadarinya.

***

Sebuah pelajaran berupa pil pahit telah kitatelan hari ini. Kita masih bersyukur, karenateman-teman di detikcom sama sekali tidak

menyebutkan bahwa subyek beritanya adalahKetua Umum PPI. Entah karena mereka tidaktahu, atau mereka tahu tapi tidak sampai hatiuntuk mengaitkan perbuatan tercela itu dengan

nama besar Paskibraka. Atau, dengan arifnyamereka telah sampai kepada kesimpulan bahwaperbuatan itu sememangnya tidak pantas dilaku-kan oleh seorang Paskibraka.

Jadi, apa yang telah dilakukan Sang Ketuapantaslah menjadi tanggung jawabnya pribadi,karena sebenarnya ia tak hirau dengan dirinyasendiri. Kesalahan-kesalahan yang sama, punpernah dilakukan oleh Purna yang lain. Bedanya,ada yang terekspos di media massa, ada pulayang hanya menjadi rahasia umum melaluimedia bibir alias gosip di mana-mana.

Dari peristiwa ini, sudah saatnya seluruh PurnaPaskibraka bercermin diri. Menjelang berakhirnyamasa bakti Pengurus Pusat PPI, ternyata Tuhanmenuntun kita agar lebih mawas diri, jeli danberhati-hati dalam menentukan calon-calon pe-mimpin resmi (leader formal) organisasi PPI.

Sebenarnya, tak terlalu banyak kriteria yangdibutuhkan —dan diharapkan oleh Purna diseluruh Indonesia— dari calon-calon pemimpindi PPI. Mereka hanya diminta untuk bisa menjaganama baik Paskibraka, menjadi jembatan bagialumni di semua tingkatan, serta mampu menam-pung seluruh aspirasi dan menjabarkannya dalamprogram kerja yang baik untuk kepentinganbersama.

Namun, sebagaimana sering diingatkan, pilihlahsatu di antara mereka yang benar-benar berjiwaMerah-Putih, mempunyai moralitas dan integritasyang tinggi. Jangan pilih mereka yang telahterkontaminasi politik, karena akhirnya Paskibrakahanya akan dijadikan alat politik untuk mencapaitujuan pribadinya. Apalagi, mereka yang jelas-jelas merangkap jabatan di organisasi politikatau organisasi yang selalu bersinggungan de-ngan politik.

Tuhan telah memberikan cermin besar didepan kita untuk mematut diri. Keledai saja tidakmau masuk ke lubang yang sama untuk keduakali. Apakah kita akan mengulangi kesalahanyang sama di Munas PPI nanti? (Budiharjo)

Page 34: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

34 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

Bersiap-siaplah Menuju Reuni30 Tahun Paskibraka 1978

Empat bulan lalu, 1 April 2007, delapan Pur-na Paskibraka 78 berkumpul di rumahTetty. Mewakili 14 rekan yang ada di

Jakarta dan sekitarnya, serta puluhan lainnya diseluruh Nusantara, kami akhirnya sepakat untukmenjadikan pertemuan itu sebagai ”titik awalkedua” bagi Paskibraka 78.

Mengapa menjadi titik awal kedua? Mari kitalongok ke belakang sebentar....

”Titik awal pertama” yang memecahkan kebe-kuan selama 15 tahun (sejak 1978) terjadi pada23 Agustus 1993. Pertemuan/reuni kecil yangterjadi di rumah Arita —akibat kecewa karenareuni besar yang gagal— menjadi awal tumbuhnyakeinginan untuk berusaha mengumpulkan kembaliPaskibraka 78.

Pertemuan itu pula yang kemudian melahirkan”Buletin Paskibraka 78” dan berpuncak pada”Reuni dan Ulang Janji” pada tahun 1994.Kesepakatan Reuni yang kemudian menyeretbeberapa personil Paskibraka 78 dalam ”keru-wetan” di organisasi Purna Paskibraka Indonesia(PPI), membuat kita mengalami masa vakumkedua. Tidak tanggung-tanggung, selama 10tahun lebih...

Apakah memang seharusnya kita mengalamimasa pasang-surut dalam kebersamaan sepertiitu?

Sebenarnya tidak perlu, bila masing-masingkita sadar bahwa ikatan persaudaraan berada diatas segalanya. Satu sama lain saling memahamidan memaklumi, dan selalu menempatkan hu-bungan baik (silaturahmi) dalam urutan palingatas. Dengan kata lain, ”tidak ada kata bosandalam persahabatan, karena persahabatan adalahkeabadian.”

Untuk itulah, titik awal kedua ini akan menjadititik awal yang terakhir, karena kita tidak perlumemulai lagi sesuatu yang telah ada. Kita hanyaperlu menjaganya bersama-sama, agar sesuatu

yang telah kita sepakati bersama itu tetaplanggeng. Secara otomatis, bukan karenadidorong-dorong oleh keinginan dan kepentingantertentu.

Lalu apa yang harus dilakukan pada titik awalkedua?

Kita akan napak tilas. Kita akan memulai persisseperti dari titik awal pertama: menggunakanmedia komunikasi —dan cara-cara lain yangmungkin— untuk mencari teman-teman yangmasih hilang, lalu mengumpulkan semuanyadalam sebuah kesempatan yang kita sebut ”reunikedua”.

Ketika buletin ini sampai ke tangan kalian,dari 54 orang anggota Paskibraka78, tinggal 16orang lagi teman-teman kita yang benar-benar”belum ditemukan” atau yang tadinya sudahketemu, tapi kemudian ”hilang lagi”. (Jangandihitung 2 orang lagi yang benar-benar hilangkarena sudah berada di Timor Leste).

Itu berarti, ada 36 orang yang —mudah-mudahan— akan menyahut bila dipanggil. Yangakan datang bila diundang. Masalahnya sekaranghanya menyangkut persoalan ”kesempatan”, apa-kah itu soal waktu, soal kesehatan dan soalongkos untuk datang.

Karena itulah, sejak dini kami menyampaikankeinginan untuk reuni pada tahun 2008 kepadateman-teman. Kami juga ingin menyerap masukandari kalian tentang apa yang harus dilakukandalam reuni itu dan bagaimana cara agar semuadapat ikut dalam reuni. Bantulah kami mempersi-apkannya dengan cara mengisi kuisioner yangtersedia dan mengirimkannya kembali ke Jakarta.Boleh melalui pos, boleh juga lewat e-mail.

***

Sebagai ”review”, kami akan melakukan”tayang ulang” reuni pertama 1994 yangakhirnya dihadiri oleh 18 orang. Reuni itu

berlangsung selama empat hari, yakni dari tanggal

Page 35: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 35

Bulletin Paskibraka ’78

Formulir Biodata Paskibraka 1978Di dokumentasi Paguyuban masih terarsipkan dengan baik biodata lengkap 20 anggota Paskibraka

1978 yang diperoleh saat persiapan Reuni 1994. Mengingat banyak perubahan yang telah terjadidan banyak pula teman-teman lain yang sudah ditemukan, maka Paguyuban ingin mengumpulkankembali biodata terbaru dari ”Mereka yang Telah Ditemukan”. Kami mohon kerelaan teman-temanuntuk mengisi formulir biodata berikut ini. Sertakan foto terakhir bersama keluarga untuk persiapanpenerbitan Buku Reuni. Lalu kirimkan kembali kepada kami, melalui pos atau e-mail.***

Nama Lengkap : .......................................................................................................................Tempat/Tgl. Lahir: .................................................................... Agama : ...............................Alamat Rumah : ......................................................................................................................

......................................................................................................................Telp. .............................................. HP .......................................................

Pekerjaan : ...............................................................................................................................Alamat Kantor : ......................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................Nama Suami/Istri : .......................................................... Lahir .........................Nama Anak ke-1.............................................................. Lahir .........................Nama Anak ke-2.............................................................. Lahir .........................Nama Anak ke-3.............................................................. Lahir .........................Nama Anak ke-4.............................................................. Lahir .........................

RIWAYAT PENDIDIKAN :SD ............................................................................................................. Tamat 19 ...............SMP ..........................................................................................................Tamat 19 ...............SMA ..........................................................................................................Tamat 19 ...............D3/S1 ........................................................................................................ Tamat 19 ...............S2/S3 ........................................................................................................ Tamat 19 ...............

RIWAYAT PEKERJAAN :(19..... - 19.........) ........................................................................................................ .............(19..... - 19.........) ........................................................................................................ .............(19..... - 19.........) ........................................................................................................ .............(20..... - 20.........) ........................................................................................................ .............(20..... - 20.........) ........................................................................................................ .............(20..... - 20.........) ........................................................................................................ .............

Riwayat Organisasi dan data lain yang dirasa perlu:..................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Page 36: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

36 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

Kuisioner tentang Reuni 2008Reuni adalah tempat kita berkumpul, melepaskan kangen, dan mengingat kembali masa lalu. Tapi

itu tidak cukup bila tidak menyisakan sebuah pemahaman baru tentang nilai persahabatan.Lalu, apa yang mesti kita lakukan pada saat reuni nanti?Pilihlah butir-butir yang ditawarkan di kuisioner ini sebagai informasi awal bagi kami untuk mulai

bekerja. Bila masih kurang, tulislah di lembaran lain beserta penjelasannya. Mudah-mudahan, agendareuni nantinya dapat memenuhi keinginan kita semua.***

1. WaktuSebaiknya reuni diadakan selama ...... hari yaitudari tanggal ........ s/d ....... Agustus 2008.

2. Peserta *)a. Hanya Purna Paskibraka 1978.b. Bersama keluarga. ( .............. orang )

3. Tempat *)a. Dikumpulkan di suatu tempat dan biaya ditang-

gung bersama.b. Tinggal di rumah saudara/keluarga di Jakarta.c. Cara lain: ..................................................................

.......................................................................................

4. Kegiatan **)a. Diskusi tentang Paguyuban Paskibraka 1978b. Menghadiri Upacara Peringatan Detik-Detik

Proklamasi dan pengibaran Bendera Pusakadi Istana Merdeka.

c. Menghadiri Upacara Penurunan Bendera diIstana Merdeka.

d. Napak Tilas ke Asrama PHI Cempaka Putih.e. Renungan Jiwa.f. Ulang Janji ”Ikrar Putera Indonesia”g. Ziarah ke makam Pembina.h. Berkunjung ke rumah Pembina yang tidak bisa

datang ke tempat Reuni.i. Acara khusus santai bersama keluarga.j. Rekreasi ke tempat hiburan.k. Lain-lain: ..................................................................

.......................................................................................

.......................................................................................

......................................................................................

......................................................................................

4. Saran................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

*) Pilih salah satu. **) Pilih yang dianggap perlu.

.................................................................................................................................................

.................................................................................................................................................

..........................., ....... Oktober 2007

( ...................................................... )

Page 37: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 37

Bulletin Paskibraka ’78

16 sampai 19 Agustus 1994.Berbeda dengan kondisi sekarang —dimana

tidak terlalu banyak hal yang perlu dibicarakan—reuni pertama itu sangat sarat dengan diskusi.Materi diskusi yang mencakup banyak hal,termasuk sumbangan pikiran untuk pembinaanPaskibraka dan pembenahan organisasi benar-benar menyita sebagian besar waktu.

Hari pertama, 16 Agustus, peserta reuni mulaimemasuki Pusat Pendidikan Kader Pramuka(Pusdika) Cibubur Jakarta. Dua wisma dipakai,bersebelahan dengan barak Paskibraka 1994,sehingga komunikasi dengan para pembinamenjadi sangat lancar dan mudah.

Tanggal 17 Agustus pagi, peserta reuni mengi-kuti upacara Peringatan Detik-detik ProklamasiKemerdekaan RI di Istana Merdeka denganberbekal undangan yang didapatkan langsungdari Kepala Rumah Tangga (Karumga) Istana.Setelah kangen-kangenan dengan pembina,pelatih dan Purna Paskibraka angkatan lain,reuni dilanjutkan dengan napak tilas ke asramaPHI Cempaka Putih —yang sejak dulu hampir takberubah. Sore hari, dilanjutkan dengan menyak-sikan upacara penurunan bendera pusaka.

Seusai mengikuti acara ”ritual” di Istana Merdeka,peserta reuni menghabiskan waktunya untukdiskusi tentang banyak hal. Tanggal 17 Agustusmalam, diskusi begitu seru sehingga harus di-”break” karena sudah teramat larut. BundaBunakim yang menjadi penengah sempat ikut”pusing” dengan semangat 78 yang teramatmenggebu.

Rekreasi yang dilakukan di Taman BungaWiladatika Cibubur pada 18 Agustus pukul 08.00pagi, pun akhirnya harus diakhiri pada 10.00karena diskusi harus dilanjutkan dan harusmencapai kata sepakat. Acara joget-jogetan punterpaksa dihentikan. Hasil diskusi diserahkankepada Direktorat PGM pada malam harinya.

Puncak reuni terjadi pada 18 Agustus malam,ketika Paskibraka 78 melakukan ”Ulang Janji”.Acara khidmat itu juga dihadiri beberapa pembinadari Direktorat PGM dan Purna Paskibraka yangbaru saja mengikuti acara Rakernas dan LatihanKeprotokolan.

Ulang Janji dengan menyebut ulang ”IkrarPutera Indonesia” dipimpin langsung oleh KakHusein Mutahar (didampingi Bunda Bunakim),karena Kak Dharminto yang tadinya menyatakansiap, ternyata harus mendampingi Paskibraka1994 beraudiensi dengan Mendikbud. SementaraKak Idik Sulaeman berhalangan hadir. Kak Mutsendiri pula yang kemudian menyematkan lencanaMPG dan kendit berdasar kuning (PendampingPemuda).

Tanggal 19 Agustus, reuni berakhir setelahsecara resmi ditutup seusai ulang janji. Merekayang mempunyai waktu singkat langsung pulangke daerah. Sementara yang masih bisa menundadan mempunyai keperluan bertemu kerabat diJakarta masih melanjutkan kongko-kongkodengan kami di Jakarta.

***

Bila benar tahun depan keinginan reuniakhirnya terlaksana, kita tidak akan me-nemukan suasana yang sama lagi de-

ngan Reuni 1994. Tidak banyak lagi pembinayang bisa hadir menemani kita untuk kangen-kangenan karena berbagai alasan.

Pertama, karena mereka telah mendahului kitamenghadap Al Khalik seperti Kak Mutahar, BundaBunakim dan Kak Dharminto.

Kedua, karena sudah lanjut usia dan kondisikesehatannya. Pembina yang masih ada sepertiKak Idik Sulaeman, pun belum tentu bisa datangbila diundang.

Ketiga, para pembina dan mantan personaliaPGM —yang dulu banyak terlibat dengan kita—kini tidak gampang dicari. Sebagian besar darimereka telah pensiun. Sementara yang lebihmuda kini keberadaannya menyebar, apalagisetelah Direktorat PGM dilikuidasi dari Depdiknas.

Untuk itu, perlu masukan dari seluruh teman-teman, bagaimana mengisi acara reuni agarlebih berarti dan bobotnya tidak lebih ringan darireuni 1994 karena faktor-faktor tersebut.

Tapi jangan khawatir, masih ada beberapamantan pelatih, pembina, dan Komandan Pasukan(Danpas) yang dapat didatangkan ke reuni agarkalian masih bisa mencium ”bau asrama danrumput istana” dalam suasana yang lain.***

Page 38: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

38 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

Saya Malu…Yth dan Ytc, senior-seniorku Paskibraka 78,

Anda semua sudah membuat saya menjadimalu dan serasa tidak memiliki keberanian untukmengangkat tangan saya dan berkata, ”SayaPaskibraka”. Saya merasa bahwa Paskibrakahanyalah sebuah kenangan. Masa-masa indahitu sudah berlalu dan album pun sudah disimpandi dalam almari tua, di sebelah bawah, di bawahtumpukan koran-koran bekas...

Setelah usai tugas Paskibraka, saya merasacukup dengan 10 tahun terlibat di dalam aktivitasPurna Paskibraka (saat itu masih bergabung diPCMI). Bagi saya kenangan itu sudah selayaknyadi simpan di dalam kotak tua. Jika pun hilang,takkan menimbulkan kehilangan yang mendalamkarena memang sudah saatnya dihilangkan daripikiran. Saatnya bagi saya untuk membangunhidup, pekerjaan, rumahtangga dan masa depan.

Saya dikagetkan oleh“ulah” senior-senior saya.Mereka 10 tahun lebih se-nior dibanding saya. Menu-rut pikiran saya, semestinyaseusia mereka tidakmungkin masih memilikisemangat yang dulu sayasebut sebagai ”semangatnombok, kerja bakti dansetia kawan”.

Ternyata saya keliru.Paskibraka sudah 29 tahundi belakang mereka tetapisemangat dan cita-cita luhur Paskibraka yangmurni, masih sangat jelas terpancar di dalamtulisan-tulisan mereka. Ternyata mereka tidak

Kita Memang Tak Peduli SejarahKakak-Kakak Paskibraka 78,

Saat saya membaca artikel ”Menjaga SjarahPaskibraka” yaitu tentang hilangnya arsip2Paskibraka, seiring dengan hilangnya “rumah”kita di Gambir, hati ini mak “NYESS” rasanya.

Kebetulan saya orang yang suka mempelajarisejarah. Jadi dokumen2 bersejarah itu sangatberharga buat saya. Entahlah, di negara kitabanyak orang yg tidak care dengan sejarah kitasendiri. Hasilnya generasi berikutnya akan buta

dengan pengalaman generasi pendahu-lunya.

Even worse, ada tendensi untuk rewritehistory demi kepentingan kelompok tertentu. Makanya saya sedih kalau baca hasilpenelitian berupa tulisan2 tentang sejarahnegeri kita yg dilakukan oleh orang asing. Yah, kalau di US orang ambil jurusansejarah masih bisa hidup layak dan dapatpekerjaan sesuai dengan bidangnya.

Di RI? Jangankan swasta, pihak Peme-rintah pun tidak begitu peduli dengan sejarahnegara. Mereka cuma peduli dengan catatansejarah yg dapat digunakan utk menonjolkanagenda tertentu saja. Sayang sekali arsip2Paskibraka itu telah hilang dibakar atau

dikilo...... NYESSS hatiku, Kak!n Ozzy Syahputra

(Paskibraka 1987, utusan DKI)

Mereka Bicara...Rubrik ini disediakan bagi siapa saja yangingin menyampaikan pendapatnya untuk

membangun Paskibraka.

pernah lelah untuk menggapai cita-cita murnitersebut. Saya malu, saya malu dan saya malu.Ternyata masih ada orang-orang yang lebih“uzur” daripada saya yang masih berpikir jernih,sementara saya sudah putus asa dan menyerah.

Terima kasih senior-senior saya Paskibraka 78.Bulletin anda telah “menampar” muka saya danmembangunkan saya untuk bersyukur karenasaya pernah dan akan selalu menjadi Paskibrakasampai kapanpun.

n J. Herman Siddihimawan(Paskibraka 1988, utusan Jateng)

Page 39: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 39

Bulletin Paskibraka ’78

14 Tahun Melacak

Paskibraka ’78

Tak terasa, 14 tahun telah berlalusejak pertama kali tercetus niat untuk mengumpulkan kembali teman-

teman Paskibraka 1978. Waktu itu bulanAgustus 1993, saat 6 (mestinya 9 orang)orang Purna Paskibraka 78 berkumpul di ru-mah Rita Sudradjat di Bintaro, dan sepakatuntuk melacak keberadaan teman-temanyang sudah 15 tahun ”menghilang”.

Mereka yang kumpul adalah Rita, Budi-harjo, Sonny, Syaiful, Salamah dan Mahru-zal (sementara Saras, Chelly dan Tetty kebe-tulan tidak bisa hadir). Rencana lalu difo-kuskan untuk menerbitkan buletin ini seba-gai media komunikasi, selain upaya-upayalain yang bisa dilakukan.

Ditulari sikap peduli dari para seniornya di Yogya,BUDIHARJO WINARNO memang terkenal palingakrab dengan dunia Paskibraka. Komunikasinyadengan para Purna –terutama yang berkumpul diYogya dalam rangka studi– begitu intens. Ia jugaikut aktif dalam mengidupkan kegiatan Purna EkaPaskibraka (PEP) Yogyakarta.

Ke Jakarta pun, komunikasi dengan PGM tetapdipantaunya, karena PEP Yogya merupakanorganisasi alumni Paskibraka tertua dan punyahubungan dekat dengan pusat.

Ditambah lagi dengan pindahnya dia ke Jakartadalam rangka bekerja, maka sempurnalah iamenjadi ”motor” penggerak mula bagi Paskibraka1978. Ia terkenal dekat dengan para pembina, ter-utama Kak Husein Mutahar, sehingga ia menda-patkan ”Ilmu Paskibraka” lebih banyak pula dari

yang lain.***

Aktivitas di organisasi Purna Paskibraka diSumut (mulai masih gabung dengan Purna CarakaMuda Indonesia/PCMI sampai menjadi PurnaPaskibraka Indonesia/PPI) membuat SYAIFULAZRAM tak pernah kehilangan kontak denganPGM Jakarta. Diapun selalu ketemu Budi bila keYogya (1980 saat ”pulang” dari tes Akabri di Ma-gelang atau tahun1984 bersama Budi ia mengu-bek-ubek Yogya untuk menemui Gde, Nunung,Wenda dan Sipriano yang sedang kuliah di sana).

Tahun 1985, dia ikut Lokakarya PGM di Puncakyang menghasilkan organisasi PPI dan tahun 1986dia ikut ”Program Kapal Pemuda Nusantara” ang-katan pertama di PGM. Ketika tahun 1990 pindahke Jakarta, ia makin sering main ke PGM, apalagi

Kita akan kenang kembali bagaimanasegala cara dilakukan untuk mendapatkanpara Kamso yang sudah tak terdengar lagikabarnya. Mulai dari mengirim buletin kealamat lama, menggunakan jasa TracingService dari Palang Merah Indonesia (PMI),sampai mengirim surat pembaca ke seluruhkoran dan majalah. Sebagian malah ditemu-kan secara tak sengaja.

Bagi kawan-kawan Paskibraka 78 yangbaru saja kembali bergabung, kisah inimungkin sebuah cerita menarik. Tapi, bagiPurna Paskibraka lain, ini sebuah penga-laman yang berharga untuk menyatukankembali teman-teman seangkatannya.***

Tracing PMI, Bapak Membalas Surat, Ketemu di Restoran, Surat Pembaca, dll

Page 40: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

40 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

malah dia yang mencari kawannya yang lain...***

Setamat SMA, TATIANA INSAMODRA masukJakarta dan sempat menamatkan kuliah di ASMIJakarta. Ia aktif dalam kegiatan Pramuka danolahraga, selain berkiprah di sejumlah perusa-haan swasta.

Tahun 1991, ia mulai berwiraswasta bersamasuaminya. Tetty yang punya kakak juga PurnaPaskibraka 1976, Julius Insamodra, tentu sangatdekat dengan setiap informasi di seputar Paski-braka. Karena itu, ia selalu ada bila diajak berkum-pul oleh Paskibraka 78.

***Seperti Opul dan Budi, MAHRUZAL juga aktif

sebagai Pengurus organisasi Paskibraka di Aceh.Karena itu, beberapa kali ia ketemu Opul saat adakegiatan bersama Purna Paskibraka Aceh, Sumutdan Sumbar. Aktivitasnya di organisasi PPI pulayang mengantarnya hadir di Jakarta tahun 1993untuk reuni akbar, tapi akhirnya ikut ”kecele”.

***Sebagai tuan rumah yang baik, SARASWATI

memang alumni PGM yang setia. Apalagi ia punpernah ikut Program Pertukaran Pemuda Indone-sia-Australia pada 1984/1985, maka denganmudah ia bisa dihubungi karena tidak pernah kehi-langan kontak dengan PGM.

***Pak Guru yang satu ini agak membingungkan.

Meski tuan rumah, AMIR MANSUR justru harusdicari-cari dulu oleh yang lain, baru diketahuikeberadaannya di Cilincing, Jakarta Utara. Untungada temannya di sekolahan Jl. Mahoni Tg Priokyang tahu Amir pindah ke Cilincing. Kalau tidak,Sonny yang mencarinya juga pasti kewalahan.

***Selesai kuliah dari Teknik Kimia UGM, GDE

AMITHABA ke Jakarta dan mulai 1991 bekerjadi PT Delta Djakarta sebagai tukang racik bir.Keberadaannya di Jakarta tidak diketahui sampaiBp. I Made Subaga (ayahnya yang masih tinggaldi Gianyar, Bali) mengirim surat setelah menerimabuletin dan mengatakan di mana anaknya berada.

Setelah dilacak rame-rame ke pabrik Anker bir

selalu meliput latihan Paskibraka di Cibubur seba-gai bagian dari tugasnya sebagai wartawan. Sete-lah tahun 1993 bertemu dengan yang lain, si”Opul” menjadi tukang tulis dan simpan dokumenPaskibraka 1978.

***Neng yang satu ini ”hilang” dari peredaran

setelah tidak lagi meneruskan kuliahnya di ITBdan memilih Denver, Colorado (USA) untuk tempatmencari ilmu. Setelah pulang dari Amrik, ARITAPATRIANA SUDRADJAT masuk Jakarta danbekerja di Procter & Gamble Indonesia.

Keberadaannya diketahui oleh Opul sekitarakhir 1990. Sepulang kerja, Opul biasanya jalan-jalan sebentar di Blok M —karena rumah kontrak-annya di Cipete. Tak sengaja, Opul berpapasandengan Rita —yang juga pulang kerja— di Mela-wai. Meski kaget, ragu dan sudah terlewat, Opulberspekulasi memanggil namanya. Yang dipanggilmenoleh, maka bertemulah mereka setelah 12tahun berpisah.

Rumah kost Rita (di sekitar Jalan Wijaya JakartaSelatan) yang kebetulan dekat dengan Opul,membuat mereka lumayan kompak dalam acarakumpul-kumpul berikutnya. Walau kemudian Ritapindah ke Bintaro, komunikasi tetap terjalin danRita tidak ”hilang” lagi.

***Kuliah di Jakarta membuat SONNY JWARSON

PARAHIYANTO lebih dulu menjadi penjagagawang 78 di Jakarta. Apalagi, ia memang tergo-long rajin menyantroni PGM. Jadi, dia tak pernahabsen dan selalu tahu bila ada kegiatan.

Kerajinannya itu pulalah yang membuatnyacukup berperan dalam melacak sejumlah teman,termasuk dengan cara memanfaatkan jasa Trac-ing Service dari PMI.

***Lebih dulu dari teman-teman lain di daerah,

”CHELLY” URAI SRI RANAU justru kembali keJakarta tak lama setelah Paskibraka dan mena-matkan sekolahnya di SMAN 1 Jakarta.

Banyak berkiprah di organisasi kepemudaan,termasuk di KNPI Pusat mulai 1986, tak herankalau jejak Bu Lurah ini tak sulit dicari. Kalau perlu

Page 41: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 41

Bulletin Paskibraka ’78

itu, barulah Gde tertangkap dan nongol di ling-kungan Paskibraka 78 mulai 1993. Sekarang, Gdesudah tidak lagi mengurusi bir dan buka usahasendiri. Usahanya apa, silakan tanya sendiri.

***SAMBUSIR bertemu secara tak sengaja pada

Mei 1994 dengan Sonny Jwarson di sebuahrumah makan di Bogor. Justru Sambusir yang lebihdulu melihat Sonny dan terus memelototinya sam-pai istri Sonny membatin jangan-jangan orang itumengenal suaminya.

Merasa penasaran, Sambusir lalu mengikutiSonny ke toilet dan menongkronginya di depanpintu keluar. Di pintu itulah Sambusir langsungmenebak, ”Kamu Sonny ya!” Sempat bingung danmenyerah, Sonny baru tahu setelah si penyergapmengaku, ”Saya Sambusir...”

***ENDANG RAHAYU tidak sulit untuk dicari, ka-

rena alamatnya tidak berubah sejak dulu. Siapa-pun yang datang ke Yogya, pasti segera bisamenuju rumahnya yang dekat Stasiun Tugu. Apa-lagi, seperti Purna yang lain di Yogya, Endang jugaselalu aktif di lingkaran PEP.

***Bulletin edisi perdana diterima FRIDHANY

bukan di rumah karena ia tak lagi tinggal di alamatitu. Penghuni baru tidak mengenalnya sebagaiFridhany, karena yang dikenalnya adalah Ny.Heru. Syukur, kantor pos Sampit tidak mengem-balikan buletin itu ke Jakarta, tapi menempelkan-nya di papan pengumuman sebagai surat takbertuan.

Da kaget melihat buletin untuknya di pajang saatakan mengirim surat buat mertuanya di Jakarta.Padahal, sebelumnya ia sudah putus asa untukmencari teman-temannya Paskibraka 1978.

***Pak Lurah yang satu ini memang sempat hilang.

Tapi pada tahun 1985, YADI MULYADI muncul diMedan ketika tugas di tol Belmera (Belawan-Medan-Tg. Morawa). Yadilah yang mencari Opul,karena tahu kegiatan Purna Paskibraka di Medansangat aktif.

Kembali ke Jakarta, Yadi kembali hilang dan baru

ditemukan setelah alamatnya didapat dari AdangSubekti (Paskibraka 1980). Diserbu telepon ber-tubi-tubi, ia nongol di Cibubur (saat Reuni 1994)pada malam hari 16 Agustus 1994 dalam seragamJasa Marga.

Tak sempat pulang, ia pun perlu meminjam jasdari Purna Paskibraka —yang bertugas protokolerdi Istana— untuk bisa menghadiri PeringatanDetik-Detik Proklamasi di Istana Merdeka.

***Tidak pindah dari Tenggarong, tapi alamat

RACHMAWATI SIDDIK yang jelas tidak diketahui.Sonny Jwarson lantas memanfaatkan jasa trac-ing service Palang Merah Indonesia (PMI) untukmelacak anggota Paskibraka 78 yang masihhilang. Jawaban PMI cukup melegakan karenaRachma Siddik ternyata ditemukan dan ikut reunipada tahun 1994.

***Sama dengan Rachmawati Siddik, JOHNNY

RONSUMBRE pun terlacak oleh PMI. Ditelusuridari alamat lamanya, Pak Guru ini akhirnya dite-mukan di kompleks sekolahnya di Sentani, Jaya-pura. Tidak pernah membalas surat dan memberikabar walaupun terus dikirimi buletin, baru Juli2007 ia menelepon setelah menerima buletin edisiHusein Mutahar.

***Sesudah pindah dari Panyabungan, AIDA

SUMARNI BATUBARA hilang dari pantauanOpul, walau sebenarnya ia pindah Medan. Untungsaja masih ada jejak yang dapat ditelusuri karenaAida adalah adik dari Cok Simbara.

Ketika dihubungi pada Oktober 1993, BangUcok dengan senang hati memberikan informasi.Ia memberi tahu kalau Aida baru saja pulang dariJakarta sambil memberikan alamatnya di Medan.

***Beruntung BUDI SADDEWO SUDIRO punya

orangtua yang sayang pada anaknya. Guntingankoran Suara Merdeka Semarang yang memuatSurat Pembaca kiriman Paskibraka 1978, dipos-kan orangtuanya ke Jakarta.

Budi yang menerima surat dari Bapaknya diMagelang, segera menghunbungi Rita. Maka,

Page 42: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

42 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

Budi yang sudah berada di Jakarta sejak 1987 itupun terjaring kembali.

***Setamat dari Arsitektur ITS Surabaya, si IZZIAH

Poh ini balik ke Aceh. Tapi tepat pada saat akanreuni, ia justru sedang melanjutkan studinya diPhiladelphia, AS. Untung, pada bulan September1993 ia sempat membaca surat pembaca yangditulis Opul di majalah Editor.

Maka, jauh-jauh dari Amrik ia pun mengirimsurat pada 18 Januari 1994. Sebelumnya, saatakan kembali ke Amrik seusai Tahun Baru di Ja-karta, ia sempat menghubungi Opul dan Tetty.

***Secara tak sengaja, Opul menemukan nama

REDHANY GAFFURIE pada rubrik mode di ha-rian Banjarmasin Post. Merasa sesama kolega dipers, Opul lalu mengirimkan surat lewat faksimilike redaksi koran itu, dan tak lama datanglahbalasan dari Dhany yang suka nyanyi itu.

***Karena menjadi Wanita Angkatan Udara (Wara),

maka keberadaan SRI DIANA SAPTAWATIdengan mudah terlacak oleh Kak Trisno yangsering datang ke tempat kerjanya, Lanud HusainSastranegara Bandung.

Tak lama kemudian, Diana memutuskan untukkeluar dari dinas militer dan ikut suami ke Inggris.Sayang, komunikasi lalu terputus dan sampai kinikabarnya belum diketahui, apakah masih di Ing-gris atau sudah kembali ke Indonesia.

***DANIEL PAKASI memang badung. Dari dulu

sampai sekarang, alamatnya sama sekali tidakberbeda alias tidak pernah pindah. Itu berarti sejakdulu buletin selalu datang ke tangannya. Tapi, iabaru merespon teman-temannya setelah 29 tahun,mengaku sering ke Jakarta, tapi tak pernah me-nyapa. Mungkin sekarang giliran dia yang harusbekerja untuk persiapan reuni 2008.

***Atas jasa Kak Trisno juga, WELLY TIGTIGWERIA

diketahui ada di Rindam 7 Trikora, Jayapura.Namun, sejak tahun 1993 sampai sekarang, tidakpernah ada respon darinya, baik surat maupun

telepon. Mungkin tugas John pula untuk melacakkembali keberadaan ”istrinya”.

***OKA SARASWATI tidak terlalu sukar untuk

dilacak. Orangtuanya yang guru besar Universi-tas Udayana, Prof Ngoerah (alm), menjadipenunjuk paling mudah. Apalagi Opul pernahdatang ke rumahnya pada tahun 1988, begitupula Mahruzal pada tahun 1993. Dan alamatrumahnya itu tetap tidak berubah sampai seka-rang. Sayangnya, Oka belum pernah berkumpuldengan kita-kita, meski pernah beberapa kalidiketahui sedang ada di Jakarta, di rumahkakaknya yang juga Paskibraka 1972, AAAAgung Kusuma Wardani.

***M. ILHAM RADJOENI RAUF sebenarnya berada

tidak jauh-jauh, meskipun sejak 1993 belumpernah ikut kumpul-kumpul. Ketika ia kuliah diBogor (sekitar tahun 1984), justru ia yang lebihdulu wira-wiri ikut mengurusi pembentukanorganisasi Reka Purna Paskibraka (bersama AdiNugroho). Tapi, setelah itu sempat hilang, danbaru sekarang nongol lagi setelah hampir jadikakek-kakek.

***MASKAYANGAN masih tetap di Lombok.

Menikah paling duluan, sekarang sudah punyacucu alias jadi nenek-nenek. Tak pernah ikutkumpul-kumpul di Jakarta, tapi tetap melakukanhubungan komunikasi dengan satu dua di antaraBala Paskibraka 78 yang ada di Jakarta.

***Apakah karena seluruh warga kota Atambua

mengenalnya, atau karena dia orang top, makabuletin edisi Husein Mutahar akhirnya sampai ketangan WENDALINUS NAHAK. Maka buru-buruia memberikan nomor HP-nya dan segera beredardi Jakarta. Tak puas, ia pun menelepon satu-satuteman-temannya, terutama Budiharjo yang dulujadi sobatnya di Yogya.

***SINYO MOKODOMPIT beruntung karena alamat

lamanya ternyata masih berlaku untuk Pak Pos.Dengan kemungkinan sangat kecil buletin itu

Page 43: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 43

Bulletin Paskibraka ’78

dikirimkan, ternyata sampai juga di tangannya.Maka buru-buru dia menelepon Opul yang dulujadi mitranya di kelompok 8 sore. Baru setelah ituia mengabsen kawan-kawan lain.

***Sejak pulang dari Paskibraka, HALIDJA

HUSEIN tergolong akltif di organisasi PurnaPaskibraka dan selalu dekat dengan PGM. Kebe-radaannya pun mudah diketahui karena ia kemu-dian menjadi pegawai di Kantor Gubernur Maluku.

Tahun 1994 ia ikut reuni di Jakarta dan taklama kemudian justru mendekat ke Jakarta karenapindah tugas. Sayangnya, selama di Jakarta iabelum pernah bergabung dalam kesempatankumpul-kumpul. Malahan, kini cenderung meng-hilang lagi....

MEREKA YANG MEMBALAS SURAT

Penemuan terbesar lewat pengiriman buletinterjadi pada bulan-bulan setelah Agustus 1993.Buletin edisi perdana diterbitkan dan segeradikirimkan setelah Reuni Kecil 1993, mendadakmenjadi sebuah kekuatan yang membetot seluruhperhatian Paskibraka 1978.

Mereka yang selama ini merasa kehilangan te-man-temannya, bahkan ada yang hampir putusasa..., tiba-tiba seperti menemukan ”harta” yangpaling berharga: PERSAHABATAN.

Simaklah daftar mereka yang membalas suratatau menelepon setelah menerima buletin edisiperdana tahun 1993:

l Orangtua AUZAR HASFAT menulis suratuntuk teman-teman Paskibraka 1978 bahwa anak-nya telah lebih dulu dipanggil oleh Tuhan YMEkarena sakit.l NUNUNG RESTUWANTI menulis surat dari

Kalimantan Selatan 29 September 1993, hanyalima menit setelah buletin perdana diterimanya.Surat yang sarat kerinduan itu menggambarkanbetapa ia merasa melihat kembali asrama PHI,mencium wanginya Istana Merdeka dan riuhnyajalanan antara Cempaka Putih ke Merdeka Utara.Tahun 1994 ia ingin reuni, tapi bersamaan dengankelahiran anak pertamanya.

l M. IQBAL MAHMUD menulis surat dari Jambi1 Oktober 1993. ”Kehadiran buletin 78 benar-benar tak pernah terduga dan sangat menyentuhperasaan,” katanya. Tahun 1994, ia pun datang keJakarta untuk reuni.l SYARBAINI menulis surat dari Pontianak 16

Oktober 1993. Tak memakai bahasa basa-basi, iahanya bilang kalau ia sudah jadi polisi dan janjimau ikut reuni 1994. Tapi ia belum juga pernahdatang ke Jakarta sampai saat ini.l Agak lama, tapi begitu menerima buletin edisi

kedua, pada 25 November 1993 HERDEMANlangsung menelepon Rita. Dengan logat Kaliman-tannya, ia bilang, ”Senang sekali menerima buletin,juga terharu...” Maka, datanglah ia ke Jakarta untukreuni pada tahun 1994.l Dua kali menerima buletin, barulah MASRIL

SYARIF menelepon dan membalas surat pada 8Februari 1994. Alamatnya memang masih dapatdiketahui, karena tahun 1985 Opul sempat ”kost”di rumahnya selama tiga bulan saat Kerja Praktekdi PT Semen Padang. Menghirup debu semen diIndarung memang menjadi bagian hidupnyasampai sekarang.l AZMIYATI AZIZ baru membalas surat 15

Februari 1994, saat ia dan keluarganya telahpindah ke Palu (Sulawesi Tengah). Meski tidak bisaikut reuni 1994, Etty tetap menjalin kontak denganJakarta. Namun, buletin edisi Husein Mutaharkembali ke Paguyuban beserta catatan Pak Posbahwa ia telah pindah. Apakah kembali kePadang? Masril telah ditugaskan untuk melacak-nya kembali.

KABAR YANG MASIH KABUR...

l DEECE SAROINSONG dikabarkan kinimenjadi Wakil Direktur RS Umum di Sampit,Kalimantan Tengah. Tugas Daniel Pakasi danFridhany untuk melacak Bu Dokter ini...

Page 44: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

44 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

Dua Telepon di Pagi Hari...

Jarang sekali, bahkan tidak pernah akhir-akhir ini telepon di rumahku berdering dipagi hari. Meski kadang masih berada di

rumah, minimal tidak banyak lagi yang berurusanresmi dengan aku semenjak aku menyepidari hingar-bingarnya Jakarta dan memilihberaktivitas lebih ringan di Depok. Malahansebagian pekerjaan masih bisa dikerjakandi rumah.

Tapi pagi itu, aku terkejut karena adadering telepon tak biasa. Anakku (kebetulansedang libur) yang mengangkat gagangtelepon pun agak bingung setelahmengucapkan ”Hallo”, lalu berbisik, ”Ini Pa,katanya dari Papua...”

Pikiran aku seketika berkelebat, apa betulitu telepon dari Papua. Kekagetan itu segeraterjawab ketika di ujung sana terdengarsuara nyaring, berfrekuensi tinggi dan benardalam logat Papua, ”Hallo, apa ini Syaiful?”

Benar, suara itu memang suara JohnRonsumbre. ”Betul.” jawab saya. ”Apa ini siJohn?” Dari sana terdengar lagi pertanyaan,”Benar. Kok langsung bisa tebak saya John?”Aku hanya tersenyum. ”Mana mungkin kau bisamenipuku. Suaramu itu tidak berubah dari dulu,”jawabku lagi.

John lalu bilang, kalau sebelumnya sudahmenelepon Arita. Aku jadi maklum kenapa dialebih dulu menelepon Arita, bukan Chelly atauTetty. Bukan karena dia pernah naksir ketikalatihan dulu, tapi karena John memang orangyang paling dekat dengan Arita. Posisinya sebagaikomandan kelompok 8 selalu tepat di bokongArita (yg membawa bendera duplikat) selamalatihan sampai pengibaran.

Begitulah, John lalu sedikit bercerita tentangdirinya yang tetap jadi guru. Dia nekat menele-pon ke Jakarta pagi-pagi —yang pasti mahal—setelah menerima buletin. Menemukan alamatdan nomor telepon kawan-kawan, mungkin bagi-nya seperti menemukan harta karun. Maklum,walaupun keberadaanya telah terlacak sejak 14tahun lalu melalui bantuan tracing & MailingService Palang Merah Indonesia (PMI), ia sama

sekali belum pernah berkomunikasi.Aku masih ingin mendapatkan informasi lebih

banyak tentang dirinya, minimal nomor teleponatau HP, agar bisa berkomunikasi lebih sering.

Eh, belum sempat, tiba-tiba sambungan teleponterputus. Maka hilanglah si John dari pendengaran.Tapi yang jelas, dengan ia menerima buletin,berarti alamat yang ada di buletin ini masihberlaku.

***

Pagi-pagi beberapa hari kemudian,

tepatnya 23 Juli 2007 pukul 10.40WIB, giliran HP-ku yang berdering. Nomor

tak dikenal membuat aku penasaran. Istriku yangmenerima, dengan agak bingung menyerahkanHP sambil mengatakan, ”Katanya dari PakDompit!”

Sambil tertawa, aku sambar HP itu dan inginmemastikan apakah benar itu Sinyo Mokodompit.Begitu suaranya yang besar dan menggelegarmulai cuap-cuap, yakinlah aku bahwa itu SinyoMokodompit yang menelepon pagi-pagi (eh siang-siang) dari Toli-toli.

”Masih ingat kan? Di sebelah kanan ada Gde,di kiri ada kamu, yang di tengah siapa?” tanyanyasambil mengingatkan posisi di kelompok 8 sore.

John Ronsumbre dan gitarnya: ngamen di Ancol...

Page 45: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 45

Bulletin Paskibraka ’78

”Sialan, ngetes aku dia...Dipikirnya aku lupa.Limapuluh empat orangaku masih hafal posisinyadalam formasi,” gumamkudalam hati. ”Manamungkin orang lain, ya siSinyo jelek itulah,” jawabaku untuk membuatnyasenang.

Begitulah, pagi ituSinyo menghabiskanpulsa HP-nya untuk bla-bla-bla. Lagi-lagi karenapaling dekat dengannyadalam barisan, maka iamemilih aku untukdihubungi pertama kali. Dia khawatir kalau yanglain mungkin tidak ingat lagi.

Ia menjelaskan bagaimana ia melanjutkankuliahnya di Makassar seusai SMA. Setelahtamat, ia kembali ke kotanya, Toli-toli, dan menjadipengacara (beneran, bukan ’pengangguranbanyak acara’). ”Tapi cuma lawyer di kota kecil,jadi bukan orang kaya,” katanya mengelaksebelum dipalak.

Cukup lama juga Sinyo melaporkan keberadaandirinya selama 29 tahun tidak berkomunikasi (diamengaku tidak hilang). Dulu sekali, tahun 1993,pernah mengaku ia menerima buletin, tapi diabelum sempat membalas dengan surat, atautelepon. ”Itulah masalahnya. Kami sudah berusahamencari tapi kalian tenang-tenang saja,” katakumemarahi.

Sambil mengucapkan ”sori-menyori” Sinyo bi-lang, pernah (bukan sering) beberapa kali keJakarta untuk urusan pekerjaan, tapi tidak tahuakan mencari siapa temannya yang bisa dihubungi.Barangkali dia lupa kalau masih ada PGM yangbisa ditanyai soal keberadaan anak-anak 78.

Sinyo lalu sedikit menambahkan soal kiprah-nya di dunia advokat yang sepertinya cukup aktif.Ia lalu mulai mengabsen 78 lainnya: Tetty,Budihardjo, Sonny, Chelly dst.

Lewat SMS, Sinyo juga memberi alamatkantornya di Universitas Madako, Toli-toli. Beberapahari kemudian, ia memberi tahu kalau sudah”menyetor” bantuan untuk mengirim buletin ke

Asrama 78: Sinyo sedang makan sambilmenemani Chelly yang lagi sakit gigi...

Kabar dariAmbon

Tanggal 25 Juli malam ada SMS masukke HP. Beritanya agak membingungkan,”Salam Paskibraka, Selamat malam Kak,

maaf sudah mengganggu.”Dari bahasanya, ini pasti dari anak Paskibraka,

tapi siapa? Aku balas saja, ”Maaf nomornya koktidak saya kenal, ini siapa ya?”

Setelah agak lama ada jawaban, ”Saya Heidydari Ambon, sekarang Bendahara PPI Maluku.Saya tahu no telp kakak dari buletin yang dikirimke Bpk. Patty Nehemia. Krn alamat tsb tdk adadan diamplop ada tulisan Buletin Paskibraka 78maka oleh tukang pos diantar ke lap MerdekaAmbon tempat Paskibraka latihan. Surat tsb kamibuka dan ternyata isinya bulletin dari kakak2Paskibraka 78. Mohon maaf kami telah membu-kanya, tetapi isinya sangat bermanfaat.”

Karena dik Heidy membalas sms ku jam 04.20waktu Ambon dan aku terima jam 02.24 WIB, yamau bilang apa. Di Ambon sudah pagi dansudah pada bangun, lha aku yang di Jakarta danmengikuti WIB masih sangat pagi dan baruterlelap dalam mimpi yang indah.

Tapi itulah keindahan persaudaraan yang akuterima dari Ambon, Patty belum ditemukan tapikudapatkan adik-adik Paskibraka yang sangatbanyak di Ambon. Mudah-mudahan mereka dapatmembantu mencarikan satu lagi teman kita yangtelah ”raib” selama 29 tahun.***

n Budiharjo

Sulawesi. Mungkin ia mengerti,kalau ongkos kirim sekarang inilumayan mahal...***

n Syaiful Azram

Page 46: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

46 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

Dua Telepon di Malam Hari...

Kalau yang ini terasa lebih wajar. Setelahmenerima informasi tentang nomor HP-nya dari Budiharjo, aku memang segera

mengirim SMS ke Wendalinus Nahak . Ternyata,jawabannya bukan SMS tapi deringan telepon dimalam hari.

”Kan aku tidak minta ditelepon, kenapa kautelepon,” kataku memancing. Dengan santai sijangkung ini menjawab, ”Tadinya juga begitu,tapi kebetulan pulsa saya habis Bang. Jadimenunggu anak saya beli voucher, saya teleponsaja dulu...”

Bah, dipanggilnya pula aku abang. Mungkindia ingat kalau aku orang Medan, jadi sebutanabang memang pantas. Tapi seketika aku berpikir,jangan-jangan dia mengejekku karena mengiraaku lebih tua. Padahal, dia yang lebih tua darikukarena biodata Paskibraka 78 aku tahu semuanya.

Lebih dulu menelepon Budiharjo dan mungkinsudah bercerita banyak, Wenda memilih bercandadenganku. ”Saya masih di Atambua inilah Bang,di perbatasan dengan Timor Timur. Sekali-sekalidatanglah ke sini karena di sini masih banyakpeluru beterbatangan. Siapa tahu ada yangnyasar,” katanya lagi sambil tertawa.

Telepon pendek sekadar ”say hello” itumenandai hadirnya lagi teman kita di wilayahTimur. Lewat SMS Wenda mengirimkan alamatnya.Aku hanya pesan supaya segera mencari ”Ice”Trice de Bora Bria, karena ”istrinya” itu mungkinmasih ada di Atambua. ”Kan kau penguasaAtambua, masa nggak bisa mencarinya,” ujarkumemberi perintah. ”Siap Bang, nanti saya cari!”jawabnya dengan sigap.

***

Tanggal 13 Agustus 2007, pukul 20.20WIB, HP-ku berdering dan nomornya takdikenal. Tapi saat mendengar sapaan

hallo dari seberang sana, aku segera tahu kalauitu suara Masril Syarif . Siapa lupa dengan logatPadang-nya yang kental itu. ”Saya kebetulansedang ada tugas di Bengkulu. Waktu berangkatsaya cuma transit sebentar di Bandara Soekarno-

Hatta, jadi tidak menghubungi kalian,” katanyamenjelaskan.

Masril sengaja memilih untuk meneleponkukarena satu alasan: aku pernah menjadi saudarasemangnya pada tahun 1985. Saat itu aku kerjapraktek di PT Semen Padang dan tinggal dirumah orangtuanya selama tiga bulan.

Selama itu pula, setiap hari aku makan masakanibunya yang ”lamak bana” (enak tenan). Hampirtiap hari kami mandi bareng di sungai Indarungyang jernih dan berbatu-batu besar. Sesekalikami pergi menembak burung dengan senapanangin. Dan ternyata, dia tidak pernah melupakansemua itu.

Segera kuingatkan kalau di Bengkulu mungkinia masih bisa menemukan Kak Adrian Danielyang jadi Kapolda di sana. ”Sudah saya tanyasama teman saya yang polisi reserse, katanyaKak Ian sudah pensiun. Nanti saya coba cari tahusekarang ada di mana,” katanya berjanji.

Kami pun lalu kembali bernostalgia sampaimenit demi menit berlalu. Aku mengingatkankalau pulsa HP-nya bisa tersedot habis kalaungomong terlalu lama. ”Biarlah, kan sekali-sekalitidak apa, untuk melepas rindu,” jawabnya.

Kalau dulu Masril tugas di Bagian PemasaranPT Semen Padang, kini ia bertugas di BagianDistribusi. Selain lewat Teluk Bayur, Semen Pa-dang berencana untuk mendistribusikan semen-nya melalui Bengkulu dan dia ditugaskan untukmembuat persiapan.

Masril berjanji, bila pulangnya dari Bengkulu iatransit lagi dan bisa menginap dua tiga hari, pastiakan menghubungi lagi. ”Saya juga mau mencariteman-teman saya di SMA Indarung yangsekarang di Jakarta,” katanya.

Setelah memberi tahu ia baru sampai diJakarta hari Senin 20 Agustus, tidak ada kabarlagi dari Masril. Lewat SMS, beberapa harikemudian ia bilang sudah ada di Padang sambilmemberikan alamat rumahnya yang baru. ”Hanya100 meter dari rumah yang lama,” katanyamemberi tahu. n Syaiful Azram

Page 47: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 47

Bulletin Paskibraka ’78

Sabtu pagi di pertengahan Juni. Aku ke-betulan ke Kudus untuk keperluan keluarga.Sesampainya di Bandara Semarang aku

mencoba menghubungi wong Madura yangnomornya ada dibuletin. Setelah berkali-kali ku-dial namun tidak diangkat, maka aku tanya 108di Semarang apakah nomor itu sudah berubah.

Ternyata, ada satu angka harus ditambahkan.Di buletin tertulis 607724, seharusnya 7607724.Aku coba telepon sekali lagi dan kali ini tersam-bung. Dari seberang terdengar suara wanitayang nadanya sangat lembut, ”Assalamu ’alaikum.”

Aku menjawab, ”Wa’alaikum salam, apakah inibenar rumahnya Ibu Rahmaniyah Yusuf yangpernah menjadi Paskibraka 78?”

”Iya benar, ini saya sendiri,” jawabnya.”Rahma apa kabar?” aku langsung menyambar.

”Aku Budi, Yogya, 29 tahun nggak ketemu lho,”tambahku.

”Eh Budi, apa kabar juga?”Maka, ngobrolah kami melalui telepon. Akhirnya,

aku diberi nomor HP-nya dan langsung akukabari teman2 di Jakarta kalau Rahma yangwakil Jawa Timur itu sudah ketemu.

Hari Minggunya aku ke Semarang dan masihada waktu kosong sekitar 2 jam, maka akutelepon Rahma kalau mau datang. Akhirnyakutemukan rumah bercat putih yang asri di Jl. SriRejeki. Saat aku masuk rumahnya aku agakterpana ternyata Rahma semakin lembut keibuandan kulitnya putih dengan jilbabnya yang indah.Ia menyambutku dengan agak ragu-ragu.

Setelah jaket kulepas, barulah dia tersenyum.”Bud, kok kamu tetep item sih. Tadinya akupangling, tapi itemmu membuat aku yakin kalaukamu memang Budi, temanku di Paskibraka.”

Aku hanya nyengir sebab usahaku selama 29tahun untuk memutihkan kulit ternyata belumberhasil. Awal pembicaraan dia masih belumlepas bercerita tetapi setelah aku keluarkanBulletin 78 maka mengalirlah senyum, tawa danceritanya yang terpendam selama 29 tahun.

Rahma sekarang mempunyai 3 orang anak,hanya sayang putri bungsunya sudah dipanggilmenghadap Al Khalik 2 tahun yang lalu. Saat inidia bekerja sebagai Wakil Kepala Sekolah diSMA Ronggolawe Semarang merangkap sebagaiGuru Agama sedang suaminya menjadi Dosen dibeberapa perguruan tinggi.

Kegiatan lainnya, dia aktif di pengajian danmenjadi Ustadzah di masjid dekat rumahnya.Rahma bercerita kalau belum lama ini kena tipudengan menggunakan hipnotis dan tabungannyadi bank terpaksa raib diserahkan ke sang penipu.Tetapi seminggu setelah kejadian itu putrinyayang baru lulus S1 diterima di Bepeka dantinggal menunggu penempatan.

Puji Tuhan karena di satu sisi ada musibahtetapi di sisi lain ada anugerah. Setelah diabercerita soal penipuan itu, aku jadi maklumkenapa Rahma masih traum dan agak tertutup.Untungnya kulitku masih tetap hitam sehinggaagak menolong dia untuk mengingatku.

Sambil membolak-balik bulletin, Rahma sema-kin lancar mengobrol, tiba-tiba dia mengambilHP-nya dan menelepon si Poh Izziah, sebelumtersambung dia sempat bertanya kepadaku,”Izziah masih manis nggak ya?”

”Wah lama nggak ketemu, tapi kalo dengarsuaranya sih makin macho,” jawabku bercanda.Rahma tampak kaget. ”Hah! macho? Ah nggakmungkin... Sebab dia temanku sekamar dan kalosholat kami selalu berjamaah, dia sangat lembutdan baik,” ujarnya termakan candaanku.

Setelah 3 kali dial Izziah baru tersambung danmengobrolah dua ibu-ibu itu melepaskan rindu.Rahma sempat menelepon Sonny yang dulumeninggalkan dia pindah ke Jakarta tanpa berita.Setelah cukup lama bertamu, aku pamit untukmelanjutkan perjalanan ke Yogya berwisata kuliner.

Rahma bahagia dapat berkomunikasi lagi de-ngan teman-teman lamanya dan berharap talisilaturahmi dapat terjalin kembali dengan penuhkeakraban dan kehangatan. n Budiharjo

Bu Ustadzah nan Lembut

Page 48: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

48 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

SMS Merdeka!Tanggal 17 Agustus 2007, pukul 08.40.

Setelah mengantarkan anak-anakku kesekolah untuk mengikuti upacara peringatanHUT RI, aku duduk sendirian di rumah.

Seperti biasa, sebelum menjalani ritualmenyaksikan upacara peringatan Detik-DetikProklamasi dan pengibaran bendera pusaka,aku merenung sebentar sambil membayangkanpagi itu adalah 17 Agustus 1978, ketika kitaberbaris di koridor Wisma Negara untukmendengarkan keputusan tentang tim manayang akan bertugas pagi itu, dan mana yangmenjadi gordon.

Seketika terbayanglah wajah-wajah kaliansemua dan aku jadi begitu kangen. Sayangnya,sepagi itu belum satu pun di antara kalian yangmemberikan ucapan selamat ulang tahun. Padahal,pada hari itu kita, Paskibraka 1978, sedangberulang tahun yang ke-29.

Maka, aku mulai mengirimkan SMS Merdeka!Mengabsen satu persatu, mudah-mudahan masihingat pada korps kita.:

Met ultah ke-29 untuk Paskibraka 78,semoga tetap jadi Pandu Ibu Indonesiaber-Pancasila.

Tiga menit kemudian, mulailah dering suarapesan masuk menggema. Ternyata, mereka masihada dengan semangatnya. Inilah suara kita,Paskibraka 1978.

Chelly Urai (pukul 08.43):Thanks, 29 usia yang lagi manis2nya untuk

BERBUAT. Insya Allah Paskibraka 78 sedangberbuat. MERDEKA, MERDEKA, MERDEKA!

Rahmaniyah (08.49):Trims ya... Semoga Paskibraka 78 tetap

langgeng semangatnya.M. Iqbal (08.52):Saya juga ucapkan yang sama. Semoga negeri

ini dapat berjalan sesuai harapan kita semua.Amir Mansur (08.54):Di sini aku berdiri tuk Pertiwi... Aku ada di istana

sekarang, tapi gak ketemu konco2. Aku dapatundangan via pos, yang ngirim ke gue siapa yaBang? Oke deh, kucoba renungkan & kenangkembali detik-detik 78 di bawah Sang Saka!

Aida Sumarni (09.15):Selamat ultah kembali untuk Paskibraka 78.

Aku tidak bisa hadir di antara kalian kali ini,salam buat kawan2 semuanya...

Mahruzal (09.21):Saya dan istri mengucapkan Selamat HUT RI

ke-62, semoga Allah SWT melindungi danmemberi Rahmat kpd Negara kita ini danmenjauhkan dari segala musibah.

(Zal dan istrinya ternyata sedang ada di Jakarta,Red).

Sinyo Mokodompit (09.51):Seremoni perlu, tapi tidak utama. Yang utama

adalah bagaimana Paskibraka sebagai perwujud-an nasionalisme dan tetap mencintai sesamaanak bangsa...

Arita Sudradjat (09.55):Selamat ultah juga buat Bang Opul... dan

kawan-kawan semua. Merdeka!Budiharjo Winarno (10.16):29 tahun lalu kita melaksanakan tugas mulia

sebagai anggota Paskibraka. Masihkah jiwamerah-putih ada di detak jantung hati dan alirandarah kita? Bumi Pertiwi masih membutuhkanbakti dan karya kita. Dirgahayu Rep. Indonesia.Merdeka!

Wendalinus Nahak (11.06):Met HUT Proklamasi ke-62 dan ke-29 untuk

Paskibraka 78!Daniel Pakasi (11.31):Darahku masih merah tapi rambutku mulai

putih bagai SANG SAKA yang kita kibarkan 29tahun lalu. Kenangan itu menjadi semangatPaskibraka 78 tetap membara. Merdeka!

Kak Dharminto (11.40):Selamat ultah yang ke-29 untuk Paskibraka 78.

Rapatkan terus barisan!n Syaiful Azram

Page 49: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 49

Bulletin Paskibraka ’78

Buat Teman2 Paskibraka 78,Wah senangnya mendapat

berita tentang teman-teman 78.Makasih juga buat kirimanmajalahnya. Sorry, saya barubuka mail, soalnya lagi kea-syikan buat buku arsitektur. De-ngan Saras saya telah bebe-rapa kali kontak, dengan Buditerakhir hari Minggu 8 Juli yglalu.

Barusan saya dapat teleponpada telepon rumah, tapi yangtelepon matiin teleponnya karena suaranya takberhasil saya kenali (kecewa kali yach).

Kalau kontak ke saya bisa lewat HP aja ya,nomornya 0816572742. Kalau teman-teman keBali, mampir ke rumah saya, di Jalan Seruni No4C Denpasar.

Salam Paskibraka 78,Oka Saraswati

Dear Saras dan rekan2 PASKIBRAKA 78,Thanks berat... buletinnya udah nyampe. Aku

sangat menghargai usaha rekan2 yang berusahauntuk menyambung tali silaturahmi yang terputus.Terima kasih banget pokoke... top markotop jarre!!

Aku masih tetap di Kalimantan, tapi kadangada di Bogor dan sekitarnya (ajaib yach..), dansekarang jadi orang rumahan aja. Wach serujuga ya acara rally... sukses deh buat kelian-kelian semua.

Kapan kita ketemuan lagi ?Buat Ilham... kalau lagi ngider sampe ke Jalan

Riau 45 Bogor, mampir dech!! Ok, aku bisadihubungi di HP 08125111421 atau di rumah,0526-2021275.

Salam hangatNunung Restuwanti

Yts. Mas Budi Marbudi dan Mas OpulMarkopul,

Buletin nya sangat OK, salut dan angkattopi, dapat foto-fotonya Bapak Paskibrakaitu darimana coba? Pokoke, Top Markotop,Sip Markesip lah... Tapi... (ada tapinyaniiih) Waduuhhhhh.... email-email ku koqdi muat to? isin banget je..!!!!

Yang baca buletin Pas ’78 kan bejibunya Mas. Kalau yang baca awak ndewek,karep-karepmu deh, lhah buletin kitayang baca seluruh dunia, around theworld lho.

Ancur... apa kata dunia, wajah & bodyku ada disitu, ihik..ihik... tenan, aq mau nangis aja lah,kalau 30 tahun yang lalu sih aq tidak keberatan(masih OK lah yaw)

Mas Budi, Weleh... njenengan sangat nekat di Tabloid itu,

berani beda gito loh! Maksudnya, berani beda menampilkan diriku.

Di tabloid lain, Paris Hilton yg nampang, lhadalahini koq yo aq to? Wah, njenengan ini memangjozz gandozz kupluk miring tenan. Ya sudah,anggap kecelakaan.

Saran saya, mungkin ke depannya, mohonwajah dan body-ku di ganti sama Paris Hiltonsaja, pasti akan menjadi kejutan.

Salam,Saras

Cuplikan E-mail Paskibraka ’78

Saras dan Paris Hilton: Pinang dibelah Kampak...

Page 50: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

50 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

Mahruzal MY (Aceh): Jl. Sultan Alaidin Johan-syah No.5 (Wartel Singgah Mata), Desa NeusuAceh, Kec. Baiturrahman, Banda Aceh. HP.0811683848.Izziah (Aceh): Jl. Jend. Sudirman 41A, GeuceuIniem, Banda Aceh. HP. 08126988678.Syaiful Azram (Sumut): Pondok Tirta MandalaBlok E4 No. 1, Depok 16415. Telp. 021-8741953.HP. 08161834318.Aida Sumarni Batubara (Sumut): Jl. Bajak 2H,Komp. ITM No. 114H, Medan Amplas, Medan.HP. 081361482269.Masril Syarif (Sumbar): Jl. Berlian 78B, PadangBesi, Lubuk Kilangan, Kota Padang. Telp. (Rmh)0751-202842, (Ktr) 0751-202113. HP:08126766053.Azmiyati Aziz (Sumbar): Jl. Kancil III/ToleransiNo.67 Palu. Telp. 0451-21928.(Alm) Auzar Hasfat (Riau): Jl. Tasykurun 44Pekanbaru.Muhammad Iqbal (Jambi): Jalan Kapodang 8No.132 Kotabaru, Jambi. Telp. 0741-42636. HP.08127860498.Sambusir (Sumsel): Bumi Satria Kencana, Jl.Saddewa Raya Blok 43 No.6/29, Bekasi 17144.Telp. 021-8845215. HP.08568586045.Tatiana Shinta Insamodra (Lampung): Jl.Mesjid No. 88 Kemang, RT 01/07, Jatiwaringin,Pondok Gede, Bekasi 17411. Telp. 021-8464430. HP. 085691909089.Amir Mansur (Jakarta): Jalan S. Brantas RT07/01 No. 235 Cilincing, Jakarta Utara 14130.Telp. 021-4407865. HP. 08159073987.Saraswati (Jakarta): PT Nugra Santana, WismaNugra Santana Lt.3 J. Jendral Sudirman Kav.7–8 Jakarta 10220. Telp. (K) 021-5704893/5/7,Fax. 021-5702040. HP. 0811997659.Yadi Mulyadi (Jabar): Jalan Raya Warung JaudNo.14 RT 03 RW XI Kaligandu Selatan, Serang

Mereka yang Telah Ditemukan...

42151. Telp.0254-208301. HP.08129078369.Arita Patriana Sudradjat (Jabar): Jl. MandarXIV Blok DD3 No.1, Bintaro Jaya Sektor 3A,Tangerang 15225. Telp. 021-7359763. HP.0816933910.Budihar djo Winarno (Yogya): Gema PesonaBlok AM/7 Depok 16412. Telp. 021-77822421.HP. 0818866130.Endang Rahayu Tapan (Yogya): Jl. Jlagran No.115 Yogyakarta. Telp. 0274-583063.Budi Saddewo (Jateng): Jl. Pangandaran Raya53, Bumi Bekasi Baru 1 Utara, Bekasi 17115.Telp. 021-8217863. HP.08127116960.Sonny Jwarson (Jatim): Pondok SuryaMandala Blok G1 No.14 Jakamulya, Bekasi17146. Telp. 021-8213430. HP.0818416650.Rahmaniyah Y usuf (Jateng): Jalan Sri RejekiII No.17 Semarang 51040. Telp. 024-7607724.HP. 081325036035.I Gde Amithaba (Bali): Jalan Palem Hijau 3No.19, Taman Beverly Lippo Cikarang 17550.Telp.021-89908203. HP. 0816972827.Oka Saraswati (Bali):Jl.Seruni No.4C,Denpasar. Telp. 0361-226130. HP.0816572742.Wendalinus Nahak (NTT): Jl. Soekarno-HattaNo.7 Atambua. Telp. 0389-22297. HP:085239461488.Maskayangan (NTB): Jl. Panji Tilar Negara 118Mataram. Telp. 0370-634343. HP. 0817367185.Syarbaini (Kalbar): Jl. Kom. Laut Yos Sudarso,Perumnas II Gg Matan II No.18, RT 03/XXXIIIPontianak 78113. Telp.0561-770270.Chelly Urai Sri Ranau (Kalbar): Antilop MajuJatibening I, Jl. Merapi 116, Bekasi 17412. Telp.021-8471948. HP. 08561068417.Fridhany (Kalteng): Jl. HM Arsyad XXXVI BlokD No.7 Sampit. Telp. 0351-22256.Herdeman (Kalteng): Jl. C. Bangas G. Dikari

INFO ALAMAT PASKIBRAKA 1978

Page 51: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

Edisi Agustus 2007 51

Bulletin Paskibraka ’78

Idik Sulaeman : Jalan Budaya (KemanggisanIlir 5B) No.2 Jakarta Barat 11480. Telp. 021-5480217. HP. 08161413465.Dharminto Surapati (alm) : Jl. BandenganUtara I No.11 RT05/11 Jakarta Barat 11240.Telp. 021-6917588. HP. 08129508801Slamet Rahardjo : Jl. Pulau Belitung 3/99,Perumnas III, Bumi Setia Mekar, Bekasi Timur17111. Telp. 021-8814475. HP.081310090903Marsda (Purn) Sutrisno : Bukit Kencana 3,Blok AV 8 Jati Rahayu, Pondok Gede,

Suhartini (Riau): Jl. Pembangunan 2 SelatPanjang,Ellyawaty Hasanah (Jambi): Jl. Merdeka 43Kuala Tungkal.Nilawati (Sumsel): Jl. Yos Sudarso, RT V No. 5,Telaga Jawa, Lubuk Linggau.Iskandar Rama (Bengkulu): Jl. MH. Thamrin32 Curup.Ernawati (Bengkulu): Jl.Dwi Tunggal 30 Curup.Akrom Faisal (Lampung): Kampung Baru,Tanjung KarangSalamah Wahyu (Jateng): ---------Mahzur (NTB): --------Trice De Bora Bria (NTT): Kp. Tanah Merah,Atambua.

Mereka Harus Dicari...

Pembina & Danpas

No.1 Palangkaraya 73111.Rahmawaty Siddik (Kaltim): (R) Jl. Maduning-rat Gg Family RT XX No. 39 Kampung Melayu,Tenggarong. (K) Dispenda Tk II Kutai, Jl. Jend.Sudirman Tenggarong, Kaltim.Nunung Restuwanti (Kalsel): Jl. Kampung BaruRT XV/74 Murung Pudak, Tabalong 71571. Telp.0526-2021275. HP 08125111421Redhany Gaffurie (Kalsel): Jl. SutoyoSiswomiharjo, Gg.20 Komplek Purnasakti JalurU/8 RT 40 Banjarmasin 70245. HP.081348162999.Daniel P akasi (Sulut): Jl.KS Tubun No.6(Belakang Harapan Motor), Calaca, Manado.

Bekasi 17414. Telp. 021-84993658. HP.08129901973.Mayjen TNI Albert Inkiriwang : Jl. Mesjid I/8Pejompongan, Jakarta Pusat 10210. Telp. 021-5706340.Brigjen (Pol) Drs. Jusuf Mucharam : Telp. 021-7250878. HP. 0811111066.Brigjen (Pol) Drs. Adrian Daniel : (R) Telp.0736-21591. (K) Kapolda Bengkulu 0736-51041 dan 52087.

Telp/HP. 0431-3327366.Sinyo Mokodompit (Sulteng): Jl. Magamu 99AToli-Toli, Telp. 0453-23090. HP. 085241176666.M. Ilham Radjoeni Rauf (Sultra): Jalan SedapMalam No. 31, Taman Yasmin Bogor 16310.Telp. 0251-315534. HP.081310559578.Halidja Husein (Maluku): Kompleks Ditjen PerlaBlok B/14 Kramat Jaya, Jakarta 10560. Telp.021-4415269. HP. 08161645571.Johny Ronsumbe (Irja): Kompleks SD InpresKomba. PO BOX 292 Sentani Jayapura. HP.085254136057.Welly Tigtigweria (Irja): d/a Rindam 7 Trikora,Ifar Gunung, Jayapura.

Frederick Bid Lie Pang (Kaltim): Asrama DonBosco, Jl. Sudirman 59 Samarinda.Deetje Saroinsong (Sulut): Jl. Dua Mei, Teling,Manado.Diyah Palupi (Sulteng): Mess Bayangkara No.2Toli-toli.Sri Diana Saptawati (Sultra): Komp. Sukaraja IWPA E5 Lanud Husein Sastranegara,Bandung.Ridwan (Sulsel): Jl. Andi Mallombasang,Sungguminasa.Hafsah Dahlan (Sulsel): Jl. Baji Minasa 17HJaneponto.Patty Nehemia (Maluku): Kudamati SK 29No.40 Ambon.

Page 52: Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus ... file2 Edisi Agustus 2007 Bulletin Paskibraka ’78 Bulletin ini diterbitkan oleh ”Paguyuban Paski-braka 1978” dan dikelola

52 Edisi Agustus 2007

Bulletin Paskibraka ’78

Keluarga Besar Paguyuban Paskibraka 78 turutberdukacita atas wafatnya:

Kol. Pnb. S. Benyamin SantosoDirektur Pendidikan TNI AU - Yogyakarta

Komandan Paskibraka 1984

Wafat di Yogyakarta pada 29 Juni 2007Dimakamkan pada 29 Juni 2007

Di TPU Pondok Rangon, Ciracas, Jakarta Timur

Semoga Arwahnya diterima disisi Allah SWT dan keluargayang ditinggalkan tabah menghadapi musibah ini.

(Informasi diperoleh dari Yudianto , Paskibraka 1984)

Turut Berdukacita

Buletin Paskibraka 1978 edisi Juni 2007(Mengenang Husein Mutahar) telah dikirimkan keseluruh Purna Paskibraka 1978 sesuai alamatyang tercantum dalam buletin. Namun, beberapadi antaranya kembali ke Jakarta, yakni sebagaiberikut:

1. Rahmawaty Siddik , Tenggarong (Kaltim)2. Azmiyati Aziz , Palu (Sulteng)3. Hasfah Dahlan , Jeneponto (Sulsel)4. Nilawati, Lubuk Linggau (Sumsel)5. Ellyawati Hasanah , Kuala Tungkal (Jambi)

Mohon kepada teman-teman yang terdekatuntuk bisa membantu mencari mereka, siapatahu mereka sudah pindah ke alamat lain.

Dengan upaya keras, kami di Paguyubanmencoba menerbitkan buletin ini dengan kemam-puan terbatas. Agar penerbitannya langgeng,mohon agar teman-teman dapat membantusebisanya. Untuk sementara, titipkan bantuan direkening berikut, dan jangan lupa kirim pemberita-huannya melalui SMS.

No. Rek. 765 0283 222Budiharjo Winarno

BCA KCP Depok Asri

Laporan KeuanganMasuk : 200.000 Keluar :

400.000 Buletin : 570.000500.000 Buku : 150.000

1.100.000 720.000Saldo 380.000

BERAT SAMA DIPIKULSURAT YANG KEMBALI