Upload
doankien
View
280
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
1Barang Milik Negara (BMN)
Buku Saku
diLingkungan Lembaga Ilmu
Pengetahua n Indonesia
2 Barang Milik Negara (BMN)
Hak Cipta 2017 pada Inspektorat LIPIPenanggung Jawab : Inspektur LIPIPenyusun dan Editor : Tim Inspektorat LIPI
3Barang Milik Negara (BMN)
Kata Pengantar
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan nikmat dan rezekinya sehingga Inspektorat LIPI dapat menyelesaikan Buku Saku Barang Milik Negara (BMN) di Lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Buku Saku ini kami ketengahkan pada satuan kerja di lingkungan LIPI sebagai wujud tanggungja wab kami dalam rangka pelaksanaan pembinaan dan penjaminan mutu (quality assurance) atas pelaksanaan pengelolaan keuangan negara di lingkung an LIPI.
Besar harapan kami, buku saku ini dapat berman fa at dan menjadi panduan bagi pelaksanaan tug as dalam pengelolaan dana DIPA. Kami m e ny a da ri bahwa dalam penyusunan buku ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kon tribusi yang konstruktif akan selalu kami respo n dalam rangka perbaikan kualitas materi dan penyajian.
Jakarta, Mei 2017
Inspektur LIPI
4 Barang Milik Negara (BMN)
5Barang Milik Negara (BMN)
Latar Belakang
Dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, salah satu pelaksanaan fungsi manajemen yaitu pengawasan harus berjalan dengan baik. Pengawasan tersebut untuk menjamin agar instansi pemerintah berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana serta ketentuan yang berlaku. Pengawasan intern yang efektif bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai atas ketaatan, efisiensi dan efektifitas pencapai an tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi ins tansi pemerintah, memberikan peringatan dini dan efektifitas manajemen risiko serta memelihara dan meningkatkan tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.
Inspektorat LIPI sebagai unit pengawasan di LIPI diharapkan dapat mendeteksi sedini mungkin (early warning system) terjadinya penyimpangan baik dari perencanaan maupun pelaksanaan yang berisiko gagalnya pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Peran Inspektorat LIPI sebagai quality assurance semestinya dapat memberikan manfaat dalam pengelolaan sumber daya organisasi di LIPI. Dalam menjalankan perannya sebagai quality assurance, Inspektorat LIPI melaksanakan kegiatan berupa Audit, Reviu, Evaluasi, dan Monitoring.
6 Barang Milik Negara (BMN)
Disamping itu, Inspektorat LIPI sebagai konsultan diharapkan dapat memberikan nasehat (advice) dalam pengelolaan sumber daya (resources) organisasi sehingga dapat membantu tugas pimpinan LIPI.
Dalam mewujudkan peran itulah yang mendasari terbitnya Buku Saku BMN ini. Selain itu, pen yusunan Buku Saku BMN ini juga dimaksudkan sebagai bahan referensi bagi pelaksanaan penatausahaan BMN di lingkungan LIPI dan diharapkan dapat membantu para pembaca pada umumnya dan pengelola BMN satuan kerja di lingkungan LIPI khususnya, untuk memahami berbagai pemecahan masalah atas kendala yang pernah dihadapi.
Dasar Hukuma. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;b. UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Per
bendaharaan Negara;c. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 ten
tang Standar Akuntansi Pemerintahan;d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181 Tahu n
2016 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara;e. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER40/
PB/2006 tentang Pedoman Akuntansi Persediaan.
7Barang Milik Negara (BMN)
Ruang LingkupRuang lingkup dalam Buku Saku BMN ini men
cakup penatausahaan BMN, yaitu kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan.
DefinisiDalam Buku Saku ini, yang dimaksud dengan:
a. BMN adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau berasal dari perolehan lain yang sah, yang meliputi barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis, barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak, barang yang diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
b. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan Penggunaan Barang Milik Negara/Daerah.
c. Kuasa Pengguna Barang adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Barang untuk menggunakan barang yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik ba ik nya .
8 Barang Milik Negara (BMN)
d. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan BMN sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan.
e. Pembukuan adalah aktivitas yang terdiri atas kegiatan pendaftaran dan pencatatan BMN ke dalam Daftar Barang.
f. Inventarisasi adalah aktivitas yang terdiri atas kegiatan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan BMN.
g. Pelaporan adalah aktivitas yang terdiri atas kegiatan penyusunan dan penyampaian data dan infomasi BMN secara semesteran dan tahunan.
h. Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian secara independen berdasarkan kompetensi yang dimilikinya.
i. Penilaian adalah proses kegiatan untuk memberikan suatu opini nilai atas suatu objek penilaian berupa Barang Milik Negara/Daerah pada saat tertentu.
j. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam mengelola dan menatausahakan Barang Milik Negara/Daerah yang sesuai dengan tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan.
k. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara/Daerah.
9Barang Milik Negara (BMN)
l. Penjualan adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara/Daerah kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk uang.
m. Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat, antar Pemerintah Daerah, atau dari Pemerintah Pusat/ Pemerintah Daerah kepada Pihak Lain, tanpa memperoleh penggantian.
n. Renovasi adalah perbaikan aset tetap yang rusak atau mengganti yang baik dengan maksud meningkatkan kualitas atau kapasitas.
o. Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan/atau kegunaan Barang Milik Negara/Daerah.
p. Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik Negara/Daerah dari daftar barang de ngan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan Pengelola Barang, Pengguna Barang, dan/atau Kuasa Pengguna Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasa annya.
q. Tuntutan Ganti Kerugian (TGR) adalah suatu proses tuntutan yang dilakukan terhadap pegawai negeri bukan ben dahara atau pejabat lain dengan tujuan untuk memulihkan Kerugian Nega ra/Daerah.
10 Barang Milik Negara (BMN)
Prosedur/MekanismeProsedur/mekanisme terkait penatausahaan
BMN dalam Buku Saku ini sifatnya berupa standar minimal, dalam artian pelaksanaan di lapangan dapat diatur/disesuaikan dengan kondisi masingmasing satuan kerja. Berikut ini disajikan prosedur/mekanisme dimaksud dalam bentuk flow chart.
11Barang Milik Negara (BMN)
Pena
taus
aha B
MN
UAKP
BPe
nata
usah
a Pe
rsed
iaan
UAKP
BPe
nata
usah
a Ke
uang
an U
AKPA
Kuas
a Pen
ggun
a Ba
rang
(K
PB)
Pena
taus
aha
BMN
UAPP
B-W
Pena
nggu
ng-
jawab
UAPP
B-W
Pena
taus
aha
BMN
UAPB
Sekr
etar
is Ut
ama
LIPI
Peng
elola
Bara
ng
(DJK
N/Ka
nwil
DJKN
/KPK
NL)
Kelen
gkap
anOu
tput
1Pr
oses
peng
adaa
n bar
ang y
ang t
elah s
elesa
i diba
yarka
nDo
kume
npe
ngad
aan/p
erole
han
bara
ngme
liputi
SPM/
SP2D
deng
an M
AK 53
(bela
nja m
oda)
atau
MAK
52
(bela
njaba
rang
)yan
gme
menu
hika
pitali
sasi
aset
yang
diser
taido
kume
npe
nduk
ung
beru
pa:K
uitan
si,Fa
ktur
Pemb
elian
, Sur
atPe
rintah
Kerja
(SPK
)dan
Berita
Acar
aSe
rah
Terim
a(B
AST)
peke
rjaan
(yang
memu
atrin
cian
bara
ng);
2Me
ngum
pulka
ndo
kume
npe
roleh
anas
etda
nme
ncata
tnya
ke da
lam ap
likas
i SIM
AK B
MN1.
Doku
men p
enga
daan
/pero
lehan
bara
ng
melip
uti fo
tokop
i Sur
at Pe
rintah
Mem
baya
r (S
PM)/S
urat
Perin
tah P
enca
iran D
ana
(SP2
D)/S
urat
Perin
tah P
enge
saha
n Pe
ndap
atan d
an B
elanja
(SP3
B)/S
urat
Peng
esah
an P
enda
patan
dan B
elanja
(S
P2B)
untuk
MAK
53 (b
elanja
mod
a)
atau M
AK 52
(bela
nja ba
rang
) yan
g me
menu
hi ka
pitali
sasi
aset
yang
dise
rtai
doku
men p
endu
kung
beru
pa : K
uitan
si,
Faktu
r Pem
belia
n, Su
rat P
erint
ah K
erja
(SPK
) dan
Ber
ita A
cara
Ser
ah T
erim
a (B
AST)
peke
rjaan
(yan
g mem
uat r
incian
ba
rang
); ata
u2.
Hasil
Pen
ilaian
BMN
oleh
KPK
NL
(untu
k bar
ang b
erleb
ih); a
tau3.
Berita
Aca
ra S
erah
Ter
ima (
BAST
) ba
rang
; atau
4. La
pora
n has
il pem
eriks
aan I
nspe
ktora
t LIP
I dan
/atau
BPK
RI; a
tau5.
Sura
t kete
rang
an pe
ruba
han
kuan
titas/n
ilai; a
tau6.
Sura
t kete
rang
an ko
reks
i pen
catat
an
aset;
atau
7. Su
rat k
etera
ngan
peru
baha
n kod
efika
si as
et; at
au
Regis
ter T
rans
aksi
Haria
n (RT
H)ma
ksim
al 3 h
ari
untuk
setia
p tra
nsak
si
Penc
atatan
aset
ke da
lam ap
likas
i SI
MAK
BMN
dapa
t ber
asal
dari :
1) P
enga
daan
dari d
ana A
PBN
2) P
erole
han l
ainny
a, se
perti
:- H
ibah/s
umba
ngan
atau
yg
sejen
isnya
- Pela
ksan
aan p
erjan
jian/k
ontra
k- B
aran
g yg d
ipero
leh se
suai
keten
tuan p
erun
dang
-und
anga
n- B
aran
g yan
g dipe
roleh
be
rdas
arka
n putu
san p
enga
dilan
yg
telah
mem
iliki k
ekua
tan hu
kum
tetap
3Me
mbua
tda
n/atau
memu
takhir
kan
DBR
(Daft
arBa
rang
Ruan
gan)
,DB
L(D
aftar
Bara
ngLa
innya
)da
nKI
B(K
artu
Inven
taris
Bara
ng)
Regis
ter T
rans
aksi
Haria
n (RT
H)DB
R/DB
L/KIB
1 har
i jika
ada
trans
aksi
4Me
mbuk
ukan
dan m
enca
tat pe
ruba
han k
ondis
i bar
ang
Data
kond
isi ba
rang
Lapo
ran K
ondis
i Bar
ang
1 har
i jika
ada
trans
aksi
bara
ngyg
suda
hRB
seca
ralan
gsun
gdih
entik
anpe
nggu
naan
nya
dlm ap
likas
i SIM
AK B
MN
5Me
mbuk
ukan
dan
menc
atat
PNBP
yang
bersu
mber
dari
peng
elolaa
n BMN
yang
diku
asain
yado
kume
npe
manfa
atan
dan
pemi
ndah
tanga
nan
BMN
serta
bukti
setor
uang
Lapo
ran P
NBP
UAKP
B1 h
ari ji
ka ad
a tra
nsak
siLa
pora
nPN
BPdib
uat
seca
rama
nual
6Me
ngar
sipka
n/men
yimpa
nas
li,du
plika
tda
n/atau
fotok
opi
doku
men
kepe
milik
anBM
Nse
lain
tanah
dan/a
tauba
ngun
an,
doku
men
pena
tausa
haan
BMN
dan
doku
men
peng
elolaa
n BMN
seca
ra te
rtib
doku
men
kepe
milik
anBM
Nse
lain
tanah
dan/a
tauba
ngun
an,
doku
men
pena
tausa
haan
BMN
dan
doku
men
peng
elolaa
n BMN
Arsip
fisik
dan/a
tau di
gital
1 har
i jika
ada
trans
aksi
7Me
nerim
a data
perse
diaan
Ar
sipDa
taKo
mpute
r(A
DK)
Perse
diaan
dan L
apor
an P
erse
diaan
Nera
ca B
MNdil
akuk
an se
tiap b
ulan
8Me
lakuk
an re
kons
iliasi
bersa
ma U
AKPA
dalam
rang
kake
akur
atan d
an ak
untab
ilitas
data
trans
aksi
BMN
Nera
ca B
MN da
n ner
aca k
euan
gan
Berita
Acar
aRe
kons
iliasi
BMN
(UAK
PB)d
anKe
uang
an(U
AKPA
)dil
akuk
an se
tiap b
ulan
9Me
nyus
un LB
KP (L
apor
an B
aran
g Kua
sa P
engg
una)
pr
intou
tDaft
arBa
rang
Kuas
aPe
nggu
na(D
BKP)
dari
aplik
asiS
IMAK
BMN
serta
CaLB
MN (C
atatan
atas
Lapo
ran B
MN)
LBKP
dil
akuk
an se
tiap s
emes
teran
10Me
minta
peng
esah
an LB
KP ke
pena
nggu
ng ja
wab U
AKPB
LB
KP
LBKP
yang
suda
h dita
ndata
ngan
idil
akuk
an se
tiap s
emes
teran
11Me
lakuk
an re
kons
iliasi
atas L
BKP
deng
an K
PKNL
setem
pat
LBKP
yang
suda
h dita
ndata
ngan
iBe
rita A
cara
Rek
onsil
iasi B
MN U
AKPB
deng
an K
PKNL
dilak
ukan
setia
p sem
ester
an
12Me
ngirim
kan L
BKP
ke K
PKNL
,UAP
PB-W
dan U
APB
ADK
UAKP
B,LB
KPya
ngsu
dah
ditan
datan
gani
dan
Berita
Acar
aRe
kons
iliasi
BMN
UAKP
B de
ngan
KPK
NL
Tand
a ter
ima d
okum
endil
akuk
anse
tiap
seme
stera
n.Ta
ngga
lpe
ngirim
anLB
KPke
maks
imal
12Ju
li(se
meste
r1)
dan
20Ja
nuar
i(se
meste
r2
dan
Tahu
nan)
Ting
kat A
kunt
ansi
Kuas
a Pen
ggun
a Bar
ang
(UAK
PB)
Ting
kat A
kunt
ansi
Pem
bant
u Pe
nggu
na B
aran
g - W
ilaya
h (U
APPB
-W)
SOP
PELA
YANA
N KE
NAIK
AN P
ANGK
AT R
EGUL
ER
PROS
EDUR
PEM
BUKU
AN D
AN P
ELAP
ORAN
BAR
ANG
MILI
K NE
GARA
NoKe
giat
an
Pelak
sana
Mutu
Bak
u
Wak
tuKe
tera
ngan
Hala
man
1 d
ari 2
12 Barang Milik Negara (BMN)
Penatausaha BMN
UAKPB
Penatausaha
Persediaan UAKPB
Penatausaha
Keuangan UAKPAKuasa Pengguna
Barang
(KPB)
Penatausaha
BMN UAPPB-W
Penanggung-
jawab
UAPPB-W
Penatausaha
BMN UAPB
Sekretaris Utama
LIPI
Pengelola Barang
(DJKN/Kanwil
DJKN/KPKNL)
Kelengkapan
Output
No
Kegiatan
Pelaksana
Mutu Baku
Waktu
Keterangan
13MengkompilasiADKBMNkedalamaplikasiSIMAKBMN
tingkat wilayah
ADKUAKPB,LBKPyangsudah
ditandatanganidan
Berita
Acara
Rekonsiliasi BMN UAKPB dengan KPKNLADK UAPPB-W
dilakukan setiap semesteran.
TanggalterimaLBKPmaksimal14
Juli(semester1)dan23Januari
(semester 2 dan Tahunan)
14MenghimpundataPNBPyangbersumberdaripengelolaan
BMNyangberasaldariLaporanPNBPUAKPBdiwilayah
kerjanya
Laporan PNBP UAKPB
Laporan PNBP UAPPB-W
15Mengarsipkan/menyimpanasli,duplikatdan/ataufotokopi
dokumenpenatausahaanBMNdandokumenpengelolaan
BMN secara tertib
Dokumen
penatausahaan
dan
pengelolaan BMN
Arsip fisik dan/atau digital
16Menyusun LBP-W (Laporan Barang Pengguna Wilayah)
dengan menghimpun DBKP di wilayah kerjanya
LBKPyangsudahditandatanganidan
BeritaAcaraRekonsiliasiBMNUAKPB
dengan KPKNL
LBP-W
dilakukan setiap semesteran
17Meminta pengesahan LBP-W ke penanggung jawab UAPPB-
W
LBP-W
LBP-W yang sudah ditandatangani
dilakukan setiap semesteran
18MelakukanrekonsiliasiatasLBP-WdenganKanwilDJKN
setempat
LBP-W yang sudah ditandatangani
BeritaAcaraRekonsiliasiBMNUAPPB-WdenganKanwil
DJKN
dilakukan setiap semesteran
19Mengirimkan LBP-W ke Kanwil DJKN dan UAPB
ADKUAPPB-W,LBP-Wyangsudah
ditandatangani, BeritaAcaraRekonsiliasi
BMN UAPPB-W dengan Kanwil DJKN
Tanda terima dokumen
dilakukan setiap semesteran.
TanggalpengirimanLBP-W
ke
UAPBmaksimal18Juli(semester1)
dan29Januari(semester2dan
Tahunan)
20Melakukanrekonsiliasiinternaldengansatkeryang
bersangkutan(melibatkanInspektoratdanBPKLIPI)dalam
melakukan pengecekan transaksi BMN
ADKUAPPB-W,LBP-Wyangsudah
ditandatangani, BeritaAcaraRekonsiliasi
BMN UAPPB-W dengan Kanwil DJKN
Hasil koreksi
dilakukan
setiap
semesteran.
TanggalterimaLBP-Wmaksimal23
Juli(semester1)dan10Februari
(semester 2 dan Tahunan)
ProsesdiUAPPB-E1ditiadakankrn
LIPI hanya 1 E1
21MengkompilasiADKBMNkedalamaplikasiSIMAKBMN
tingkat UAPB LIPI
ADK UAKPB
ADK UAPB
dilakukan setiap semesteran
22MenghimpundataPNBPyangbersumberdaripengelolaan
BMN yang berasal dari seluruh Laporan PNBP UAKPB
Laporan PNBP UAPB
Laporan PNBP UAPB
23Mengarsipkan/menyimpanasli,duplikatdan/ataufotokopi
dokumenpenatausahaanBMNdandokumenpengelolaan
BMN secara tertib
Dokumen
penatausahaan
dan
pengelolaan BMN
Arsip fisik dan/atau digital
24Menyusun LBP (Laporan Barang Pengguna) dengan
menghimpun DBKP dari seluruh UAKPB
LBKP
dam
LBP-W
yangsudah
ditandatangani,BeritaAcaraRekonsiliasi
BMNUAKPBdenganKPKNLserta
UAPPB-W dengan Kanwil DJKN
LBP
dilakukan setiap semesteran
25Meminta pengesahan LBP ke penanggung jawab UAPB
(Sekretaris Utama LIPI)
LBP
LBP yang sudah ditandatangani
dilakukan setiap semesteran
26Melakukan rekonsiliasi atas LBP dengan DJKN
LBP yang sudah ditandatangani
Berita Acara Rekonsiliasi BMN UAPB dengan DJKN
dilakukan setiap semesteran
27Mengirimkan LBP ke DJKN
ADK
UAPB,LBP
yang
sudah
ditandatangani,BeritaAcaraRekonsiliasi
BMN UAPB dengan DJKN
Tanda terima dokumen
dilakukan setiap semesteran.
TanggalpengirimanLBPkeMenkeu
cq.DJKN
maksimal26Juli
(semester1)dantanggalterakhir
bulanFebruaritahunsetelahtahun
periodepelaporan(semester2dan
Tahunan)
Tingkat Akuntansi Pengguna Barang (UPPB)
Halaman 2 dari 2
13Barang Milik Negara (BMN)
Komponen yang Terlibata. Pembebanan Mata Anggaran:
a.1. Dalam rangka perolehan barang yang membentuk Aset Tetap (berupa Tanah, peralatan dan mesin; gedung dan bangunan; jalan dan Jembatan, irigasi, dan jaringan; KDP, dan aset tetap lainnya) dan Aset Tak Berwujud, belanjanya dibebankan pada MAK 53 (Belanja Modal).
a.2. Dalam rangka perolehan barang untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda, belanjanya dibebankan pada MAK 526.
a.3. Dalam rangka perolehan barang yang membentuk Persediaan, belanjanya dibebankan pada MAK 5218, 523112 (Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Gedung dan Bangunan), 523123 (Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Peralatan dan Mesin), 523134 (Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan), 523135 (Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Irigasi), 523136 (Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Jaringan), 523191 (Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Lainnya).
14 Barang Milik Negara (BMN)
b. Pelaksana yang terlibat:
b.1. Kuasa Pengguna Barang (KPB);
b.2. Petugas BMN (Operator SIMAK BMN, Oper ator Persediaan, Petugas Persediaan di Gudang Utama dan Gudang Pembantu);
b.3. Petugas SAK/Operator SAIBA;
b.4. Pejabat pengadaan.
Bukti PendukungBukti Pendukung dalam Buku Saku ini berupa
dokumen sumber dan formulirformulir standar yang digunakan dalam proses Pembukuan BMN pada tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB).
a. Dokumen sumber Saldo Awal, meliputi: Laporan Barang Kuasa Pengguna periode sebelumnya, SPM/SP2D/Kuitansi/Faktur pembelian periode sebelumnya, Laporan Hasil Inventarisasi BMN, dan/atau Berita acara Penilaian dari KPKNL.
b. Dokumen sumber Mutasi (perolehan, perubahan, dan penghapusan dari catatan) terdiri atas:b.1. Pembelian, meliputi:SPM/SP2D, faktur/
kuitansi pembelian/Surat Perintah Kerja (SPK)/Surat Perjanjian.
15Barang Milik Negara (BMN)
b.2. Transfer Masuk dan Transfer Keluar, meliputi: Berita Acara Serah Terima BMN, Surat Persetujuan Alih Status BMN (khusus untuk serah terima antar K/L).
b.3. Hibah Masuk, meliputi: Berita Acara Serah Terima Barang, SP3HL.
b.4. Hibah Keluar, meliputi: Surat Kesediaan Menerima Hibah, Surat Persetujuan Hibah dari Pengelola/Pengguna Barang, Naskah Hibah, Berita Acara Serah Terima Barang, SK Penghapusan.
b.5. Koreksi nilai/kuantitas, meliputi: Surat Kete rang an yang diterbitkan oleh KPB dan dokumen pendukung berupa Laporan Barang Kuasa Pengguna periode sebelumnya/SPM/SP2D/Kuitansi/Faktur pembelian Lapor an Hasil Inventarisasi BMN/Berita acara Penilaian dari KPKNL/Berita Acara Serah Terima Barang.
b.6. Pengembangan Langsung, meliputi: SPM/SP2D, faktur/kuitansi/Surat Perintah Kerja (SPK)/Surat Perjanjian/Kontrak.
b.7. Pengembangan dengan KDP, meliputi: SPM/SP2D, Surat Perintah Kerja (SPK)/Surat Perjanjian/Kontrak.
16 Barang Milik Negara (BMN)
b.8. Penyelesaian Pembangunan Langsung, meliputi: SPM/SP2D, Surat Perintah Kerja (SPK)/Surat Perjanjian/Kontrak, Surat Kete rangan Penyelesaian Pembangunan/Hasil Pekerjaan.
b.9. Penyelesaian Pembangunan dengan KDP, meliputi: SPM/SP2D, Surat Perintah Kerja (SPK)/Surat Perjanjian/Kontrak, Surat Keterangan Hasil/Progres Pekerjaan per termin pembayaran, Surat Keterangan Penyelesaian Pembangunan/Hasil Pekerjaan Final.
b.10.Penghentian penggunaan, dikarenakan:
1). BMN rusak berat, meliputi: Surat Keterangan Barang Rusak Berat yang diterbit kan oleh KPB dan dokumen pendukung berupa laporan hasil inventarisasi barang rusak berat;
2). BMN hilang, meliputi: Surat Keterangan Barang Hilang yang diterbitkan oleh KPB dan dokumen pendukung berupa Surat Kehilangan dari Kepolisian setempat.
b.11. Usulan Barang Rusak Berat ke Pengelola Barang, meliputi: Surat permohonan pengajuan atau Surat Persetujuan Penjualan/Lelang BMN.
17Barang Milik Negara (BMN)
Berita Acara Opname Fisik Persediaan dan lampiran
BERITA ACARA OPNAME FISIK BARANG PERSEDIAANPADA …(di isi nama satuan kerja)... LIPI
PER ...(di isi periode opname fisik)...Nomor : ...................................................
Pada hari ini, ............... tanggal …...... bulan ............ Tahun ................., bertempat di .........................................., kami yang bertanda tangan di bawah ini :
I. Nama : ...........................NIP : ...........................Jabatan : ...........................
Dalam hal ini bertindak sebagai Petugas Gudang Persediaan pada ................ LIPI untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
II. Nama : ...........................NIP : ...........................Jabatan : ...........................
Dalam hal ini bertindak sebagai Petugas Aplikasi Persediaan pada .............. LIPI untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : 40 tahun 2006 tentang Pedoman Akuntansi Persediaan, dan dalam rangka tertib administrasi maupun penyusunan Laporan Keuangan. Para pihak telah melakukan Opname Fisik Barang Persediaan pada .............. LIPI, Kode Satker : .......... dengan cara menghitung sisa barang di Gudang Utama dan Gudang Pengguna (hasil fisik terlampir).
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMAPetugas Aplikasi Petugas Gudang
...........................................................................................
NIP ........................................ NIP ...................................
Mengetahui :Ka. Sub. Bag. Tata Usaha
...................... LIPI
..............................................NIP ..............................
18 Barang Milik Negara (BMN)
Lampiran Berita Acara Opname Fisik PersediaanSatker : .................. Tanggal : ..................
Cek Fisik Mutasi Mutasi../../.... Tambah Kurang Satuan Jumlah
1 Bolpoin 0 buah 02 Pensil 2B 0 buah 03 Spidol OHP 0 buah 04 Bolpoint LIPI kotak 0 buah 05 Pen Balliner Pilot 0 buah 06 Tinta Stempel 0 buah 07 Binder Klip Kecil No.107 0 buah 08 Hekter HD-10 0 buah 09 Isi Hekter HD-10 0 dus 0
10 Isi Hekter HD-50 (No.3) 0 dus 011 Binder Klip Kecil No.155 0 dus 012 Binder Klip Kecil No.260 0 dus 013 Hekter HD-50 0 buah 014 Paperclip Kecil (No. 3) 0 dus 015 Paperclip No. 1 (Besar) 0 dus 016 Binder Klip Kecil No.200 0 dus 017 Paperclip Jumbo 0 dus 018 Tipex Kotak 0 buah 019 Penghapus 0 buah 020 Buku quarto 0 buah 021 Buku Folio 0 buah 022 Buku Kuitansi 0 buah 023 SSP 5 rangkap 0 buah 024 Box File 0 buah 025 Odner 0 buah 026 Snelhekter Map Buffalo 0 buah 027 Bag File/Plastik File 0 buah 028 Map Biasa 0 pak 029 Snelhekter Map Kop 0 buah 030 Spring File A4 0 buah 0
Sub Total 0 0 0 0 0
Harga (Rp)No Nama Barang Cek Fisik ../../....
Lokasi : Gudang Utama
19Barang Milik Negara (BMN)
Cek Fisik Mutasi Mutasi../../.... Tambah Kurang Satuan Jumlah
31 Map Batik 0 buah 032 Clear Sleeves 9001 Daichi 0 buah 033 Penggaris Besi 30 cm 0 buah 034 Gunting Kecil 0 buah 035 Rautan Pensil/Meja 0 buah 036 Pita Mesin Tik 0 buah 037 Lakban Coklat 0 buah 038 Lem Kertas 0 buah 039 Solatif Bening 0 buah 040 Stick Note Kecil 0 buah 041 Stick Note Sedang 0 buah 042 Double Tipe 0 buah 043 Stick Notes Besar 0 buah 044 Pushpin 0 dus 045 Gabus Memo 0 buah 046 Parpurator Kecil 0 buah 047 Parpurator Besar 0 buah 048 Plastik Cover A4 0 buah 049 Plastik Cover F4 0 buah 050 Rak File Susun 2 0 buah 051 Rak File Susun 3 0 buah 052 Pembatas Buku Besi 0 buah 053 Tinta Fax Panasonic KX-FP701 0 buah 054 Pen Stand 0 buah 055 Kertas HVS Warna 0 rim 056 Kertas Fotocopy Folio 0 rim 057 Kertas Fotocopy A4 0 rim 058 Kertas Concorde Tebal 0 pak 059 Kertas Kop Inspektorat A4 0 rim 060 Kertas Kop Inspektorat F4 0 rim 061 Kertas Kop LIPI A4 0 rim 062 Kertas Kop LIPI F4 0 rim 0
Sub Total 0 0 0 0 0
Cek Fisik Mutasi Mutasi../../.... Tambah Kurang Satuan Jumlah
63 Kertas Concorde Tipis 0 pak 064 Kertas Label A4 0 pak 065 Amplop Polos Kabinet 0 dos 066 Amplop Kop Kabinet 0 dos 067 Amplop Coklat Folio 0 pak 068 Amplop Coklat Double Folio 0 buah 069 Amplop Coklat Kop F4 0 pak 070 Tempat CD 0 buah 071 Toner Laserjet 1000 0 buah 072 Toner HP Laserjet 1020/12A 0 buah 073 Toner HP P2015N/53A 0 buah 074 Toner Epson L 300 0 buah 075 Toner HP 78A 0 buah 076 Toner Xerox 3210 0 buah 0
Lokasi : Gudang Utama
Nama Barang Harga (Rp)
Lokasi : Gudang Utama
No Nama Barang Cek Fisik ../../.... Harga (Rp)
No Cek Fisik ../../....
20 Barang Milik Negara (BMN)
77Toner HP Laserjet 126 A (Black) 0 buah 0
78Toner HP Laserjet 126 A (Yellow) 0 buah 0
79Toner HP Laserjet 126 A (Blue) 0 buah 0
80 Toner HP Laserjet 126 A (Red) 0 buah 081 Tone HP 80A 0 buah 082 Toner Epson L 800 0 buah 083 Toner HP 26A 0 buah 084 CD RW/R 0 keping 085 Mouse Optik 0 buah 086 Plas Chamois 0 buah 087 Sponge Wash 0 buah 088 Sabut Cuci Piring 3 buah 089 Kanebo Motor 0 buah 090 Kantong Sampah Sedang 0 pak 091 Pembersih Toilet Harpic Orange 0 buah 092 Pembersih Toilet Bebek In Tank 0 set 093 Pembersih Toilet Harpic 0 buah 094 Sabun Cuci Tangan SOS 8 buah 0
Sub Total 0 0 0 11 0
Cek Fisik Mutasi Mutasi../../.... Tambah Kurang Satuan Jumlah
95 Sabun Cuci Mobil 0 buah 096 Sabun Cuci Piring 0 buah 097 Pembersih Kaca Cling Ocean Fresh 0 buah 098 Toilet Cleaning Gel Refill 0 buah 099 Pembersih Lantai Pouch 0 buah 0100 Cairan Pengkilap Ban Mobil 0 botol 0101 Sendok 0 dus 0102 Garpu 0 dus 0103 Kamper Gantung 0 buah 0104 Stella Refill 0 kaleng 0105 Glade Refill 0 kaleng 0
106Pengharum Ruangan Glade Gantung Oceania 0 buah 0
107Pengharum Ruangan Glade Gantung Sweet 2 buah 0
108 Kamper Tablet 0 bungkus 0109 Kamper Balok 0 bungkus 0110 Pengharum Mobil 0 buah 0111 Lem Tikus 0 buah 0112 Papan Perangkap Tikus 0 buah 0113 Roll Kabel 15 M 0 roll 0114 Batu Baterai A2 0 set 0115 Batu Baterai A3 0 set 0116 Topi Bordir LIPI 0 buah 0117 Kaos Bordir LIPI (M/L/XL) 0 buah 0118 Tas Ransel Taikes 0 buah 0119 Cairan Pelumas Mobil 0 buah 0120 Tusuk Gigi 0 pak 0121 Torabika Susu 0 pak 0
Harga (Rp)Cek Fisik ../../....
Lokasi : Gudang Utama
No Nama Barang
21Barang Milik Negara (BMN)
122 Teh Celup 0 buah 0123 Kopi Hitam 0 bungkus 0124 Gula 0 bungkus 0125 Tisue Kotak 0 buah 0
Sub Total 0 0 0 24 0TOTAL 0 0 0 35 0
22 Barang Milik Negara (BMN)
Berita Acara Rekonsiliasi Internal SAIBA-SIMA K BMN
I. Nama : .........................NIP : ........................Jabatan : Petugas BMN
II. Nama : ........................NIP : ........................Jabatan : Petugas SAIBA
PADA ............................ LIPIPERIODE SEMESTER ..... TAHUN ANGGARAN ......
NOMOR : ..........................
Pada hari ini ......, tanggal ...... bulan ..... tahun .............., bertempat di ....... LIPI, ........., kami yang bertanda tangan di bawahini :
(LOGO LIPI DAN NAMA SATUAN KERJA)
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama penanggung jawab unit akuntansi keuangan pada Inspektorat LIPI, untukselanjutnya disebut Pihak Kedua;
menyatakan bahwa telah melakukan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara (BMN) pada lingkup internal Inspektorat LIPIdengan cara membandingkan data BMN pada Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP) yang disusun oleh unit akuntansibarang dengan Laporan Keuangan Kuasa Pengguna Anggaran (LKKPA) yang disusun oleh unit akuntansi keuangan untukperiode Bulan ............. Tahun Anggaran ........., dengan hasil sebagai berikut :
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama penanggung jawab unit akuntansi barang pada Inspektorat LIPI, untukselanjutnya disebut Pihak Pertama;
BERITA ACARA REKONSILIASI INTERNAL DATA BARANG MILIK NEGARA
23Barang Milik Negara (BMN)
I. Hasil Rekonsiliasi Data BMN:
Saldo Awal Mutasi Saldo Akhir(1) (3) (4) (5) = (3) + (4)I POSISI BMN DI NERACA 0 0 0A ASET LANCAR 0 0 01 Persediaan 0B. ASET TETAP 0 0 01 Tanah 0 0 02 Peralatan dan Mesin 03 Gedung dan Bangunan 0 0 0
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 0 0 0
5 Aset Tetap Lainnya 0 0 0
6 Konstruksi Dalam Pengerjaan 0 0 0
7 Akum. Penyusutan Aset Tetap 0C. ASET LAINNYA 0 0 01 Kemitraan Dengan Pihak Ketiga 0 0 02 Aset Tidak Berwujud 0 0 03 Aset Lain-lain 0 0 04 Akum. Penyusutan Aset Lainnya 0 0 0II BMN NON NERACA 0 0 0A EKSTRAKOMPTABEL 0 0 01 BMN Ekstrakomptabel 0 0 02 Akum. Penyusutan Ekstrakomptabel 0B BPYBDS 0 0 0C BARANG HILANG 0 0 0D BARANG RUSAK BERAT 0 0 0
0 0 0
II.
Pihak Pertama, Pihak Kedua,
......................... ........................NIP. ................. NIP. ................
NIP. ............................................................
Kuasa Pengguna AnggaranMengetahui,
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk bahan penyusunan Laporan BMN dan LKPP periode Bulan .....Tahun Anggaran ......dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Hal-hal penting lainnya mengenai data BMN terkait penyusunan LBKP dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat(LKPP) disajikan dalam Lampiran Berita Acara ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara
TOTAL (I + II)
No Akun NeracaNilai BMN Periode Bulan ........Tahun Anggaran .........
(2)
24 Barang Milik Negara (BMN)
Dila
njut
kan
Dih
entik
an
Sem
enta
raD
ihen
tikan
Pe
rman
en1 2 ds
t
Ket
eran
gan:
*)Pa
da k
olom
ket
eran
gan,
diis
i den
gan
kata
"dila
njut
kan"
, dih
entik
an se
men
tara
", be
rikut
ala
sann
ya, "
dihe
ntik
an p
erm
anen
" ber
ikut
ala
sann
yaD
ihen
tikan
Sem
enta
ra m
isal
nya
dika
rena
kan
kebi
jaka
n m
orat
oriu
m p
emba
ngun
an, t
erke
ndal
a pe
mbe
basa
n ta
nah,
terd
apat
per
mas
alah
an h
ukum
, ter
mas
ukbe
lum
ada
kep
utus
an d
ilanj
utka
n at
au d
ihen
tikan
seca
ra p
asti.
Dih
entik
an se
cara
per
man
en d
ikar
enak
an a
kan
dihi
bahk
an k
epad
a Pe
mer
inta
h da
erah
ata
u ak
an d
ihap
uska
n.
Kod
e B
aran
gN
o. K
DP
Tan
ggal
Mul
ai
Kon
trak
Ret
ensi
Ket
eran
gan
Rek
apitu
lasi
Kon
stru
ksi D
alam
Pen
gerj
aan
Per
31 D
esem
ber
20xx
Pada
Kem
ente
rian
Neg
ara
/ Lem
baga
Tan
ggal
A
khir
K
ontr
ak
Nila
i Kon
trak
(R
p)N
ilai
KD
P (R
p)%
Pen
yele
saia
nSu
mbe
r D
ana
(Rup
iah
Mur
ni/
Pinj
aman
)
Uan
g M
uka
No.
Kod
e Sa
tker
Nam
a Sa
tker
Form
ulir
Rek
apitu
lasi
Kon
stru
ksi D
alam
Pe
nger
jaan
25Barang Milik Negara (BMN)
Tanya Jawab/Kasus
A. Persediaan
1. Bagaimana pencatatan persediaan ke aplikasi persediaan, apakah dicatat pada saat barang datang atau harus menunggu SPM/SP2D terbit dulu baru dicatat? Jika pencatatan tidak menunggu terbitnya SPM/SP2D akan muncul akun persediaan belum diregister, apakah hal ini diperbolehkan? Bagaimana solusi untuk neraca SAIBAnya?
Jawaban:Pencatatan persediaan dilakukan pada saat barang datang/diterima yang didukung de-ngan kuitansi/faktur pembelian tanpa harus menunggu SPM/SP2D terbit. Nilai perolehan dicatat sesuai dengan nilai dalam kuitansi/faktur pembelian. Kondisi ini akan memun-culkan akun persediaan belum diregister (negative) dalam neraca SAIBA (hal ini diper-bolehkan). Setelah terbit SPM/SP2D, maka operator SAIBA wajib menginput SPM/SP2D tersebut yang secara otomatis membentuk jurnal untuk menghilangkan akun persedia-an belum diregister.
26 Barang Milik Negara (BMN)
2. Pada tahun 2017, Satker ABC mengalokasikan pengadaan Alat Tulis Kantor (ATK)pada MAK 521811 (Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi) dan MAK 521211 (Belanja Bahan). ATK tersebut akan dijadikan stok di gudang. Bagaimana perlakuan untuk ATK tersebut, ATK yang dibebankan pada MAK 521211 harus dicatat atau tidak?
Jawaban:Sesuai peruntukannya untuk stok di gudang, seluruh ATK tersebut (baik yang berasal dari MAK 521811 maupun MAK 521211) tetap dicatat sebagai persediaan dalam aplikasi persediaan. Atas kesalahan pembebanan tersebut, Satker dapat melakukan revisi POK dalam DIPA (apabila pembelian belum di-lakukan) atau melakukan revisi SPM (apabila pembelian belum dilakukan).
3. Opname fisik persediaan harus dilakukan di gudang utama atau gudang pengguna juga? Hasil opaname fisik dituangkan dlm bentuk apa?
Jawaban:Opname fisik persediaan dilakukan di semua gudang, baik gudang utama maupun gudang pengguna. Hasilnya dituangkan dalam ben-tuk Berita Acara Opname Fisik Persediaan.
27Barang Milik Negara (BMN)
4. Apakah kartu persediaan harus ditulis manual atau bisa dalam bentuk digital, misalnya menggunakan Excel?
Jawaban: Kartu Persediaan tidak harus dibuat/ditulis dalam bentuk manual dengan tulisan tangan, namun dapat juga dibuat dalam bentuk digi-tal seperti Excel.
5. Terdapat barang persediaan perolehan DIPA 2016 yang belum tercatat dalam aplikasi persediaan dimana kondisi ini baru diketahui oleh Satker pada tahun 2017, sedangkan neraca tahun 2016 tidak dapat dikoreksi karena telah diaudit oleh BPK RI (Audited). Bagaimana tindak lanjutnya?
Jawaban:Petugas Persediaan dapat melakukan op-name fisik atas persediaan tersebut. Apabila dari hasil opname masih ditemukan sisa/sal-do, maka saldo tersebut dapat dicatat dalam aplikasi persediaan tahun 2017 melalui menu transaksi Saldo Awal. Harga perolehan pada saat mencatat persediaan pada menu Saldo Awal tetap menggunakan dokumen sumber pembeli an (kuitansi/faktur) tahun 2016.
28 Barang Milik Negara (BMN)
6. Jika belanja menggunakan akun 526, apakah termasuk kedalam kategori persediaan yang harus diinput dalam aplikasi persediaan?
Jawaban:Seluruh realisasi akun pada kelompok akun 526 (Belanja Barang untuk Diserahkan kepad a Masyarakat/Pemda) dicatat kedalam aplikasi persediaan, meskipun berupa Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, atau Persediaan Lainnya.
7. Bagaimana cara mengeluarkan persediaan dari aplikasi untuk persediaan yang diserahkan kepada masyarakat/pemda?Apakah bisa langsung menggunakan menu transaksi Habis Pakai atau harus dengan prosedur hibah/penyerahan ke masyarakat/pemda?
Jawaban:Penyerahan persediaan ke masyarakat/pem-da tidak dapat langsung dikeluarkan dari aplikasi menggunakan menu Habis Pakai, namun harus diproses dahulu sesuai prose-dur hibah/penyerahan barang kepada ma-syarakat/pemda sesuai dengan PMK No. 111/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan BMN. Setelah terbit surat
29Barang Milik Negara (BMN)
persetujuan dari Pengguna Barang/Sestama, persediaan baru dapat dikeluarkan dari pen-catatan. Mutasi keluarnya dapat mengguna-kan jenis transaksi sebagai berikut:a. Untuk persediaan yang pada awalnya
telah direncanakan untuk diserahkan ke-pada masyarakat/pemda (tercatat pada kelompok persediaan untuk dijual/di-serahkan kepada masyarakat/pemda) dikeluarkan menggunakan jenis transaksi “Penyerahan/Dijual kepada Masyarakat/Pemda”; atau
b. Untuk persediaan yang tercatat pada ke-lompok selain persediaan untuk dijual/diserahkan kepada masyarakat/pemda (misalnya barang konsumsi, suku cadang, dsb), namun akan diserahkan kepada masyarakat/pemda, maka tetap diproses sesuai prosedur hibah/penyerahan ba-rang kepada masyarakat/pemda kemu-dian dikeluarkan dari aplikasi persedia-an menggunakan jenis transaksi “Hibah Kelua r”.
30 Barang Milik Negara (BMN)
8. Apa kategori untuk dapat masuk/dicatat kedalam kelompok persediaan untuk diserahkan ke masyarakat/pemda? Apakah hanya yang berasal dari MAK 526?
Jawaban:Semua barang yang dari awal perencanaan memang sudah diniatkan untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda dan dialokasikan pada MAK 526.
9. Untuk persediaan yang dijual seperti kompos/tanaman, bagaimana prosedur untuk mengeluarkan dari aplikasinya?
Jawaban:Kompos/tanaman dicatat kedalam aplikasi persediaan ketika barang tersebut siap di-gunakan/siap dijual (ready to sale). Kompos/tanaman dikeluarkan dari aplikasi persediaan ketika dijual (menggunakan jenis transaksi diserahkan ke masyarakat/pemda), diguna-kan untuk keperluan internal di satker seperti digunakan oleh peneliti di lab (jenis transaksi habis pakai), diserahkan ke K/L lain (meng-gunakan jenis transaksi Transfer Keluar).
31Barang Milik Negara (BMN)
10. Pada tahun 2017 Satker X mengalokasikan peng adaan BBM untuk Kendaraan Dinas maupun Mesin Pemotong Rumput pada MAK 523123 (Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Peralatan dan Mesin).Kenyataan di lapangan, pembelian BBM untuk Kendaraan Dinas dilakukan di pom bensin dan langsung diisikan dalam tangki kendaraan, sedangkan BBM untuk Mesin Pemotong Rumput dibeli dalam beberapa buah jerigen untuk stok kurang lebih selama seminggu. Apakah BBM tersebut harus dicatat sebagai barang Persediaan dalam aplikasi persediaan karena telah menggunakan MAK Persediaan?
Jawaban:Dalam kasus tersebut, BBM untuk Kendara-an Dinas sifatnya sekali pakai dalam artian langsung diisikan dalam tangki kemudian langsung dipakai. Kondisi ini merupakan pemeliharaan rutin yang dapat dibebankan pada MAK 523121 (Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin) dan tidak menyebab-kan timbulnya persediaan sehingga tidak dicatat sebagai persediaan dalam aplikasi persediaan.Pengadaan BBM untuk Mesin Pemotong Rumput dimaksudkan untuk stok selama seminggu, hal ini jelas dapat menimbulkan persediaan karena tidak habis dalam satu
32 Barang Milik Negara (BMN)
kali pemakaian, sehingga harus dicatat se-bagai persediaan dalam aplikasi persediaan. Apabila kedua pekerjaan tersebut belum dilaksanakan, maka Satker dapat merevisi POK terlebih dahulu, namun apabila pekerja-an telah dilakukan dan SPM/SP2D telah ter-bit, maka satker harus melakukan revisi SPM. Peraturan terkait kondisi ini dapat dili-hat pada Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. PER-40/PB/2006 tentang Pedoman Akun-tansi Persediaan dan Keputusan Dirjen Per-bendaharaan No. KEP-187/PB/2017 tentang Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan Akun Standar.
11. Pada Satker ABC terdapat pengadaan sebagai berikut:a. Pengadaan pencetakan buku dan Leaflet
untuk dibagikan kepada pengunjung yang datang ke Satker ABC sebagai bahan promosi;
b. Penggandaan/fotocopy materi untuk bahan rapat bulanan Bagian Keuangan dan Kelompok Penelitian Satker ABC.
Apakah seluruh pengadaan tersebut dapat dialokasikan pada MAK 521811 (Belanja Barang Persediaan Konsumsi) dan dicatat sebagai barang persediaan dalam aplikasi persediaan?
33Barang Milik Negara (BMN)
Jawaban:Pengadaan pencetakan buku dan leaflet telah jelas peruntukannya untuk dibagikan kepada pengunjung dan tidak habis dalam satu kali kegiatan sehingga dapat menimbulkan saldo persediaan dan harus dicatat dalam aplikasi persediaan serta wajib dilakukan opname fisik persediaan setiap semesternya di lokasi tempat menyimpan buku dan leaflet terse-but. Pengadaan ini dapat dialokasikan pada MAK 521811 (Belanja Barang Persediaan Konsumsi). Sedangkan untuk penggandaan yang sifatnya hanya fotocopy biasa tidak menimbulkan persediaan sehingga dapat di-bebankan pada MAK 521211 (Belanja Bahan) atau 521111 (Belanja Keperluan Perkantoran)
12. Pada Satker XX terdapat pengadaan bahanbaha n kimia yang dibebankan pada MAK 521211 (Belanja Bahan). Karena Satker XX tidak memiliki gudang khusus bahan kimia, maka seluruh bahan kimia tersebut langsung didistribusikan dan disimpan di Laboratorium sehingga user dapat langsung mengambil dan menggunakannya. Apakah perlakuan tersebut tepat dan dan bahan kimia yang langsung didistribusikan ke lab tidak perlu dicatat sebagai Persediaan?
34 Barang Milik Negara (BMN)
Jawaban:Pencatatan persediaan tidak berdasarkan pada ketersediaan gudang maupun mata anggaran yang digunakan. Untuk Satker yang tidak memiliki gudang penyimpanan khusus bahan kimia, barang tersebut dapat langsung didistribusikan ke lab, namun karen a faktor ketidakpastian kapan akan dipakai (tidak habis digunakan dalam satu kali kegia tan) dan ada kemungkinan menim-bulkan saldo pada akhir semester, maka ba-han kimia tersebut diklasifikasikan sebagai barang persediaan dan harus dicatat dalam aplikasi persediaan. Apabila pengadaan tersebut belum dilaksanakan, maka Satker dapat merevisi POK terlebih dahulu, namun apabila pekerjaan telah dilakukan dan SPM/SP2D telah terbit, maka satker harus melaku-kan revisi SPM dari MAK 521211 (Belanja Baha n) menjadi MAK 521811 (Belanja Barang Persediaan Konsumsi).
13. Pada tahun 2017 Satker AA mengadakan 5 paket peralatan untuk memproduksi pupuk kompos. Sumber pendanaan adalah APBN yang dianggar kan dalam DIPA Satker AA. Berdasarkan proposal kegiatan, peralatan tersebut akan diserah kan kepada UMKM yang tersebar di
35Barang Milik Negara (BMN)
5 lokas i di daerah. Berdasarkan hal tersebut, apakah 5 paket peralatan untuk memproduksi pupuk kompos tersebut dapat diakui sebagai aset tetap peralatan dan mesin?
Jawaban:Berdasarkan Buletin Teknis Standar Akun-tansi Pemerintahan Nomor 15 pada BAB III Nomor 3.3 tentang Pengakuan Peralatan dan Mesin menjelaskan bahwa Peralatan dan Mesin yang diperoleh dan yang dimak-sudkan akan diserahkan kepada pihak lain, tidak dapat dikelompokkan pada aset tetap. Dengan demikian, sesuai dengan tujuan awal bahwa peralatan tersebut akan diserah-kan kepada UMKM, maka peralatan tersebut diakui sebagai persediaan dan dicatat dalam aplikasi persediaan.
14. Apakah ATK kegiatan sosialisasi/seminar/work-shop yang merupakan barang habis pakai dan dibagikan langsung kepada peserta harus diinput dalam aplikasi Persediaan?
Jawaban:ATK kegiatan sosialisasi/seminar/workshop yang merupakan barang habis pakai dalam sekali kegiatan dan dibagikan langsung kepa-
36 Barang Milik Negara (BMN)
da peserta tidak perlu diinput dalam aplikasi Persediaan. Suatu barang dapat digolongkan sebagai barang persedia an apabila perenca-naan pengadaan barang tersebut ber sifat kontinyu atau berkelanjutan, untuk stok, tida k hanya untuk satu kali kegiatan saja.
15. Apa fungsi Hasil Opname Fisik pada menu transaksi di aplikasi persediaan. Apakah Hasil Opname Fisik pada menu transaksi di aplikasi persediaan harus diinput pada setiap akhir semester?
Jawaban:Menu transaksi Hasil Opname Fisik dalam apli kasi Persediaan digunakan untuk mengin-put saldo persediaan setelah dilakukan op-name fisik, setiap semester. Menu tersebut harus diinput oleh Petugas Persediaan untuk keseluruh an jenis Persediaan, sehingga nanti-nya, nilai opname fisik tersebut menjadi saldo persedia an. Selanjutnya, dilakukan pengiriman ke SIMAK BMN.
37Barang Milik Negara (BMN)
B. Aset Tetap (selain Konstruksi Dalam Pengerjaa n/KDP)
1. Bagaimana pengakuan biaya perolehan tanah?
Jawaban:Dalam PSAP 07 Paragraf 30 menyatakan bahwa Tanah diakui pertama kali sebesar bia ya perolehan. Biaya perolehan mencakup harga pembelian atau biaya pem bebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak seperti biaya pengurus an ser tifikat, biaya pematangan, pengukuran, pe nimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluar-kan sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan
2. Dalam hal tanah belum ada bukti kepemilikan berupa sertifikat, namun hanya berupa dokumen pembelian dan telah dikuasai dan/atau digunakan oleh Satker, apakah tanah tersebut bisa dicatat sebagai aset tetap pada neraca Satker?
38 Barang Milik Negara (BMN)
Jawaban:Merujuk pada Buletin Teknis Standar Akun-tansi Pemerintahan Nomor 15 pada BAB 2.3 tentang Pengakuan Tanah, aset tersebut tetap harus dicatat dan disajikan sebagai Aset Tetap Tanah pada neraca Satker, serta diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
3. Satker XY membeli asset berupa Tanah senilai Rp450.000.000,00, nilai tersebut sudah termasuk biaya sertifikat senilai Rp75.000.000,00. Pada saat serah terima asset, sertifikat masih dalam proses pengurusan di Badan Pertanahan Nasional (BPN)/ Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Bagaimana pencatatan aset Tanah tersebut?
Jawaban:Karena pada saat serah terima sertifikat ma-sih dalam proses pengurusan, maka nilai Tanah yang dicatat dalam SIMAK BMN sebe-sar Rp375.000.000,00 (harga Tanah dikurangi biaya sertifikat). Biaya pengurusan sertifikat yang telah dibayarkan belum dapat dicatat sebagai bagian nilai Tanah, sementara hanya
39Barang Milik Negara (BMN)
dijurnal pada akun Belanja Modal Dibayar Dimuka (prepaid) dalam aplikasi SAIBA dan diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Apabila peng urusan sertifikat telah selesai dan doku-men telah diserahkan kepada Satker, maka dapat dilakukan jurnal balik dan nilai sertifi-kat ditambahkan sebagai penambah nilai Ta-nah tersebut.
4. Bagaimana pengakuan biaya perolehan tanah pemerintah jika dilakukan oleh panitia pengadaan?
Jawaban:Berdasarkan Buletin Teknis Standar Akun-tansi Pemerintahan Nomor 15 pada BAB 2.4 tentang pengukuran tanah menyebutkan bahwa apabila perolehan tanah pemerintah dilakukan oleh panitia pengadaan, maka ter-masuk dalam harga perolehan tanah adalah honor panitia pengadaan/pembebasan tanah dan belanja perjalanan dinas dalam rangka perolehan tanah tersebut.
40 Barang Milik Negara (BMN)
5. Bagaimana jika terdapat biaya yang terkait deng an peningkatan bukti kemepemilikan tanah seperti tanah girik menjadi Sertifikat Hak Pengelolaan?
Jawaban:Berdasarkan Buletin Teknis Standar Akun-tansi Pemerintahan Nomor 15 pada BAB 2.4 tentang pengukuran tanah menyebutkan bahwa Biaya yang terkait dengan peningka-tan bukti kepemilikan tanah, misalnya dari status tanah girik menjadi Sertifikat Hak Peng elolaan, dikapitalisasi sebagai biaya perolehan tanah.
6. Bagaimana menentukan biaya perolehan peralatan dan mesin?
Jawaban:Berdasarkan PSAP 07 Paragraf 20, Aset Tetap dinilai dengan biaya perolehan, apabil a penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Peralatan dan Mesin dinilai dengan biaya perolehan atau nilai wa-jar pada saat aset tetap tersebut diperoleh.
41Barang Milik Negara (BMN)
Biaya perolehan peralatan dan mesin meng-gambarkan jumlah pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan.
7. Bagaimana pengakuan peralatan mesin berupa lift, instalasi listrik beserta generator, sarana pendingin Air Conditioning dan komponen penunjang lain yang antara lain berupa saluran air dan telepon yang tergabung dengan gedung bertingkat?
Jawaban:Sesuai dengan Buletin Teknis Standar Akun-tansi Pemerintahan Nomor 15 pada BAB 4.2 tentang Klasifikasi Gedung dan Bangu-nan, masing-masing komponen mempunyai masa manfaat yang berbeda, sehingga umur penyu sutannya berbeda, serta memerlukan pola pemeliharaan yang berbeda pula. Per-bedaan masa manfaat dan pola pemeliharaan menyebabkan diperlukannya sub-akun pen-catatan yang berbeda untuk masing-masing komponen gedung bertingkat.
42 Barang Milik Negara (BMN)
8. Bagaimana mementukan biaya perolehan gedung dan bangunan?
Jawaban:Berdasarkan PSAP 07 Paragraf 20, Biaya perolehan gedung dan bangunan meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mem-peroleh gedung dan bangunan sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian atau biaya konstruksi, termasuk biaya pengurusan IMB, notaris, dan pajak. Apabila penilaian Gedung dan Bangunan deng an menggunakan biaya perolehan ti-dak memungkinkan maka nilai aset tetap di-dasarkan pada nilai wajar/taksiran pada saat perolehan.
9. Bagaimana menentukan biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan?
Jawaban:Berdasarkan Buletin Teknis Standar Akun-tansi Pemerintahan Nomor 15 pada BAB 5.4 tentang Pengukuran Jalan, Irigasi, dan Jaring an menyebutkan bahwa Biaya peroleh-an untuk jalan, irigasi dan jaringan yang di-
43Barang Milik Negara (BMN)
peroleh melalui kontrak meliputi biaya peren-ca na an dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan, biaya pengosongan, pajak, kontrak konstruksi, dan pembongkaran. Biay a perolehan untuk jalan, Irigasi dan Jaring an yang dibangun secara swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan peng awasan, biaya perizinan, biaya pengosongan, pajak dan pembongkaran. Ja-lan, Irigasi dan Jaringan yang diperoleh dari sumbangan (donasi) dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.
10. Jika tidak diketahui nilai perolehannya, bagaimana mengukur nilai wajar pada saat itu?
Jawaban:Sesuai dengan PMK No. 166/PMK.06/2015 tentang Penilaian BMN, untuk mendapatkan nilai wajar dapat meminta bantuan KPKNL untuk melakukan penilaian.
44 Barang Milik Negara (BMN)
11. Pada tahun 2017, Satker X pada Kementerian Ristek Dikti akan menyerahkan aset berupa 1 unit Peralatan dan Mesin senilai Rp135.000.000,00 kepada Satker A di LIPI yang akan digunakan untuk menunjang kegiata n penelitian di LIPI.
a. Bagaimana status kepemilikan dan pencatatan barangnya?
b. Bagaimana pula keabsahan Berita Acara apabila serah terima antar Kementerian Lembaga, apakah harus ditandatangani oleh eselon I (misalnya Sestama/Sekjend) atau bisa langsung ditandatangani oleh eselo n II?
Jawaban:a. Sebelum melakukan serah terima aset,
Kementerian Ristek Dikti harus mengu-sulkan alih status aset kepada Pengelola Barang (Kementerian Keuangan). Setelah terbit Persetujuan Alih Status, Satker X Kementerian Ristek Dikti dapat meny-erahkan aset kepada Satker A LIPI dileng-kapi dengan Berita Acara Serah Terima (BAST) dan dilampiri Surat Persetujuan Alih Status. Berdasarkan BAST dan Surat
45Barang Milik Negara (BMN)
Persetujuan Alih Status tersebut, Satker X Kementerian Ristek Dikti mengeluarkan barang dari neraca menggunakan jenis transaksi “Transfer Keluar” dan Satker A LIPI selaku penerima barang mencatat aset dalam SIMAK BMN menggunakan je-nis transaksi “Transfer Masuk”.
b. Terkait keabsahan BAST, yang seharus-nya menandatangani BAST adalah Peng-guna Barang. Untuk kondisi tertentu, BAST dapat ditandatangani oleh Sestam a/Sekjend/Eselon II/pejabat yang diberi kuasa sepanjang didukung dengan sura t pelimpahan wewenang dari Pengguna Baran g.
12. Satker ABC sejak tahun 2005 telah menempati gedung kantor yang bukan milik sendiri, dalam hal ini adalah milik Kementerian X. Nilai Gedung Kantor tersebut sebesar Rp50.000.000.000,00. Pada tahun 2017, Satker ABC melakukan renovasi yang menambah masa manfaat gedung kantor tersebut dengan total nilai sebesar Rp100.000.000,00. Bagaimana pencatatan gedung kantor tersebut dalam SIMAK BMN?
46 Barang Milik Negara (BMN)
Jawaban:Sesuai dengan Buletin Teknis Standar Akun-tansi Pemerintahan Nomor 15 pada BAB VI tentang Akuntansi Aset Tetap Lainnya,karena renovasi tersebut meningkatkan masa manfaat gedung kantor, maka biaya renovasi tersebut di-realisasikan dari anggaran Belanja Modal. Sat-ker ABC secara finansial mengakui Aset Tetap Lainnya yang harus disajikan di neraca sebagai Aset Tetap-Renovasi. Jika renovasi gedung kantor tersebut melampaui periode pelaporan, maka biaya atas renovasi yang belum selesai diakui sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan. Apabila sampai dengan akhir tahun, biaya re-novasi gedung kantor belum/tidak diserahkan oleh Satker ABC kepada Kementerian X, maka Satker ABC menyajikan Aset Tetap-Renovasi pada kelompok Aset Tetap di neracanya sebe-sar Rp100.000.000,00 dan Kementerian X tetap menyajikan gedung kantor sebesar nilai awal-nya yaitu Rp50.000.000.000,00. Apabila aset renovasi gedung kantor oleh Satker ABC diserahkan kepada Kementerian X, maka Satker ABC tidak menyajikan Aset Tetap-Renovasi di neracanya dan Kementeri-an X menyajikan gedung kantor sebesar Rp50.100.000.000,00 pada akun Gedung dan Bangunan.
47Barang Milik Negara (BMN)
13. Apakah aset renovasi harus diserahkan pada pemiliknya?
Jawaban:Pada akhir tahun anggaran, aset renovasi ini seyogyanya diserahkan pada pemilik. Mekanisme penyerahannya mengikuti per-aturan yang berlaku. Jika dokumen sumber penyerahan tersebut telah diterbitkan maka aset tetap renovasi tersebut dikeluarkan dari neraca dan satuan kerja K/L atau SKPD pe-milik akan mencatat dan menambahkannya sebagai aset tetap terkait. Namun apabila sampai dengan akhir periode pelaporan aset renovasi ini belum juga diserahkan, maka K/L atau SKPD yang melakukan renovasi ter-hadap aset tersebut tetap akan mencatat se-bagai Aset Tetap Lainnya-Aset Renovasi. Hal tersebut sesuai dengan Buletin Teknis Stan-dar Akuntansi Pemerintahan Nomor 15 pada BAB 10.2 tentang Renovasi Aset Tetap Bu-kan Milik-Dalam Lingkup Entitas Pelaporan dan BAB 10.3 tentang Renovasi Aset Tetap Bukan Milik-Diluar Entitas Pelaporan.
48 Barang Milik Negara (BMN)
14. Bagaimana perlakuan atas reklasifikasi aset tetap?
Jawaban:Suatu aset tetap yang dihentikan atau dihapuskan, sebagaimana dijelaskan pada Buletin Teknis Nomor 15 BAB XI tidak memenuhi definisi aset tetap. Namun demikian, aset tersebut belum dapat dikeluarkan dari neraca karena proses penghentian yang lebih dikenal sebagai pemindahtanganan dan penghapusan masih berlangsung. Dengan kata lain, dokumen sumber untuk melakukan penghapusbukuan belum diterbitkan. Paragraf 79 PSAP 07 mengatur bahwa aset dengan kondisi demikian harus dipindahkan dari aset tetap ke aset lainnya. Pemindahan kelompok aset tetap ke aset lainnya dalam akuntansi disebut sebagai reklasifikasi aset. Reklasifikasi adalah perpindahan suatu akun dari suatu pos ke pos yang lain dalam bagan akun standar. Reklasifikasi aset tetap ke aset lainnya dapat dilakukan sepanjang waktu, tidak tergantung periode laporan. Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar rekla-
49Barang Milik Negara (BMN)
sifikasi aset tetap ke aset lainnya adalah penetapan dari entitas yang berwenang se-suai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.
15. Apakah Gorden dan Karpet masuk dalam kelompok Peralatan dan Mesin?
Jawaban:Sesuai dengan PMK Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi BMN, Gorden dan Karpet masuk ke dalam kelom-pok Peralatan dan Mesin dan dialokasikan pengeluarannya dengan menggunakan kode akun 532, namun demikian jika harganya dibawah 300 ribu, maka dapat dialokasikan dari Belanja Keperluan Perkantoran (MAK 521111).
16. Pengurus Peribadatan di Satker X sedang membangun tempat ibadah yang dana pembangunannya dihimpun dari pegawai serta donasi dari jamaah setempat. Rencananya tempat ibadah tersebut nantinya akan dihibahkan kepada Satker X. Bagaimanakah pelaksanaan proses hibah tersebut dan apakah dalam BAST dapat digabung antara Gedung dan Soundsystem?
50 Barang Milik Negara (BMN)
Jawaban:Dalam PSAP 07 tentang Akuntansi Aset Tetap dinyatakan bahwa pengakuan aset akan leb-ih dapat diandalkan apabila terdapat bukti bahwa telah terjadi perpindahan hak kepe-milikan dan/atau penguasaan secara hukum. Terhadap kasus hibah tersebut, merujuk pada PSAP 07, setelah terjadi serah terima barang dengan dilengkapi Berita Acara Serah Terima (BAST), Satker penerima barang dapat men-catat Rumah Ibadah tersebut melalui jenis transaksi Hibah Masuk dalam SIMAK BMN.Kemudian Kepala Satker/KPA mengajukan surat permohonan nomor register atas hibah langsung bentuk barang kepada Sekretaris Utama LIPI c.q. Kepala BPK LIPI untuk di-teruskan kepada Direktorat Jenderal Penge-lolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) c.q. Direktur Evaluasi Akuntansi dan Setelmen Kementerian Keuangan. Selanjutnya KPA mengajukan pengesahan pendapatan hibah langsung bentuk barang kepada DJP2R c.q. Direktorat Evaluasi, Akuntansi, dan Setelmen Kementerian Keuangan. Terkait prosedur ini, KPA agar memperhatikan bahwa pengajuan pengesahan pendapatan hibah langsung ha-rus dilakukan pada periode tahun anggaran yang sama dengan tahun penandatanganan
51Barang Milik Negara (BMN)
BAST. Apabila besaran nilai tidak diketahui, maka dapat menggunakan Nilai Taksiran dari Instansi Terkait atau minta bantuan penilaian dari KPKNL.Uraian lengkap terkait hibah dapat dilihat pada PMK No. 191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah dan Peraturan Kepala LIPI No. 13 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelo-laan Hibah Langsung di Lingkungan LIPI.
17. Apakah setiap bangunan wajib memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), termasuk gedung yang sudah terlanjur dibangun namun belum memiliki IMB?
Jawaban:Setiap bangunan harus mempunyai IMB yang diterbitkan oleh Pemda setempat, hal ini di-atur pada Pasal 14 ayat (1) dan (2) PP Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 ten-tang Bangunan Gedung. Bila Gedung Bangu-nan tersebut sudah terlanjur berdiri namun belum memiliki IMB, berdasarkan ketentuan tersebut diatas pada prinsipnya meskipun bangunan gedung telah lama berdiri tetap harus memiliki IMB.
52 Barang Milik Negara (BMN)
C. Aset Tetap-Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)
1. Kapankah aset KDP dapat diakui sebagai aset definitif?
Jawaban:Konstruksi dalam pengerjaan dipindahkan ke aset tetap yang bersangkutan setelah pekerjaan konstruksi tersebut dinyatakan selesai dan siap digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya. Dokumen sumber untuk pengakuan penyelesaian suatu konstruksi dalam pengerjaan adalah Berita Acara Penye lesaian Pekerjaan (BAPP). Dengan demikian, apabila atas suatu konstruksi dalam pengerjaan telah diterbitkan BAPP, berarti pembangunan tersebut telah selesai. Selanjutnya, aset tetap definitif telah dapat diakui dengan cara memindahkan konstruksi dalam pengerjaan tersebut ke akun aset tetap yang bersangkutan (melalui jenis transaksi Penyelesaian Pembangunan dengan KDP atau Pengembangan dengan KDP).
53Barang Milik Negara (BMN)
2. Satker XYZ memiliki aset tetap berupa Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)yang telah tercatat dalam Neraca selama beberapa tahun, namun karena tidak tersedia lagi dana untuk melanjutkan pembangunan, maka kegiatan/penyelesaian KDP tersebut dihentikan dengan kondisi konstruksi/rangka bangunan sudah berdiri. Apakah KDP tersebut bisa dihapuskan/dieliminasi dari neraca Satker seperti halnya dengan penghapusan aset tetap maupun persediaan?
Jawaban:Berkenaan dengan permasalahan KDP, dalam Buletin Teknis SAP Nomor 15 diatur bahwa suatu KDP dapat dihentikan pembangunan-nya oleh karena ketidaktersediaan dana, kondisi politik, ataupun kejadian-kejadian lainnya. Apabila pembangunan KDP diren-canakan untuk dihentikan pembangunannya secara permanen, maka saldo KDP tersebut harus dikeluarkan dari neraca dan kejadian ini diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Proses penghapusan KDP yang pembangunannya dihentikan secara permanen dilakukan de-ngan mekanisme penghapusan BMN dengan
54 Barang Milik Negara (BMN)
persetujuan Pengelola Barang sesuai den-gan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan dan Penghapusan BMN.
3. Satker B merealisasikan belanja modal baha n baku Peralatan dan Mesin untuk membeli bahan bahan, kemudian dirakit menjadi Peralatan dan Mesin. Proses perakitan sampai alat siap diguna kan diperkirakan memerlukan waktu selama 6 bulan. Bagaimana proses pencatatannya dalam SIMAK BMN?
Jawaban:Pada saat bahan baku datang, dicatat pada menu perolehan KDP, nilai perolehan se suai dengan dokumen sumber (kuitansi/SPK/SPM). Setelah alat selesai dirakit dan siap di-gunakan, serta dilengkapi dengan dokumen/berita acara penyelesaian pekerjaan, selan-jutnya dicatat menggunakan menu transaksi “Penyelesaian Pembangunan dengan KDP”.
4. Satker C merencanakan pembangunan Gedung Kantor Permanen untuk tahun 2018. Pada tahun 2017, pembangunan tersebut diawali dengan merealisasikan pengadaan jasa kon
55Barang Milik Negara (BMN)
sultansi perencanaan gedung dimaksud senilai Rp120.000.000,00. Output perencanaan tersebut berupa buku/laporan perencanaan dari konsultan perencana. Apakah realisasi perencanaan tersebut dapat diakui/dicatat dalam SIMAK BMN sebagai “Buku atau Laporan” karena secara fisik bentuknya berupa buku atau laporan?
Jawaban:Pengadaan perencanaan yang ditujukan dalam rangka perolehan aset gedung terse-but diakui/dicatat sebagai KDP walaupun out-put perencanaannya berupa buku/lapor a n.
D. Aset Tak Berwujud
1. Apakah Software yang dikembangkan oleh Satke r sendiri bisa diakui sebagai Aset Tak Berwujud?
Jawaban:Berdasarkan Buletin Teknis Standar Akun-tansi Pemerintahan Nomor 17 pada BAB 3.1.2 tentang Perlakuan Khusus untuk Software komputer, Software yang dikembangkan oleh
56 Barang Milik Negara (BMN)
instansi pemerintah sendiri dimana biasanya sulit untuk mengidentifikasi nilai perolehan dari software tersebut, maka untuk software seperti ini tidak perlu diakui sebagai ATB. Se-lain itu software seperti ini biasanya bersifat terbuka dan tidak ada perlindungan hukum hingga dapat dipergunakan siapa saja, se-hingga salah satu kriteria dari pengakuan ATB yaitu pengendalian atas suatu aset men-jadi tidak terpenuhi. Oleh karena itu untuk software yang dibangun sendiri yang dapat diakui sebagai ATB adalah yang dikontrak-kan kepada pihak ketiga.
2. Apakah Software yang diperoleh dari pembelian bisa diakui sebagai Aset Tak Berwujud (ATB)?
Jawaban:Merujuk pada Buletin Teknis Standar Akun-tansi Pemerintahan Nomor 17 pada BAB 3.1.2 tentang Perlakuan Khusus untuk Sofwar e komputer, apabila Satker melakukan pem-belian software yang diniatkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, maka software seperti ini harus dicatat seba gai persediaan.
57Barang Milik Negara (BMN)
Disisi lain, apabila ada software yang dibeli oleh Satker untuk digunakan sendiri namun merupakan bagian integral dari suatu hard-ware (tanpa software tersebut, hardware tidak dapat dioperasikan), maka software tersebut diakui sebagai bagian harga perole-han hardware dan dikapitalisasi sebagai peralatan dan mesin. Biaya perolehan un-tuk software program yang dibeli tersendiri dan tidak terkait dengan hardware harus di-kapitalisasi sebagai ATB setelah memenuhi kriteri a perolehan aset secara umum.
3. Apabila Satker melakukan pembelian Anti virus dimana ijin penggunaan/masa manfaatnya hany a 12 bulan, apakah bisa dicatat sebagai Software?
Jawaban:Dalam Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 17 dijelaskan bahwa perolehan software yang memiliki ijin peng-gunaan/masa manfaat kurang dari atau sam-pai dengan 12 bulan, maka nilai perolehan software tidak perlu dikapitalisasi. Dengan demikian, Antivirus tersebut tidak dapat di-catat sebagai Software.
58 Barang Milik Negara (BMN)
E. Kapitalisasi BMN
1. Apa yang dimaksud dengan kapitalisasi BMN?
Jawaban:Dalam PMK No. 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan BMN dijelaskan bahwa kapi-talisasi BMN merupakan batasan nilai mini-mum per satuan BMN untuk dapat disajikan sebagai aset tetap pada neraca yang meliputi perolehan BMN berupa aset tetap hingga siap pakai dan/atau peningkatan kapasitas/efisiensi dan/atau penambahan masa manfat.
2. Apa saja syarat kapitalisasi BMN khususnya yang berasal dari belanja untuk pengeluaranpengeluaran sesudah perolehan aset tetap atau aset lainnya?
Jawaban:Belanja pemeliharaan dapat dikapitalisasi dan dikategorikan sebagai belanja modal jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
59Barang Milik Negara (BMN)
a. Pengeluaran tersebut mengakibatkan bertambahnya masa manfaat, kapasitas, kualitas, dan volume aset yang telah di-miliki;
b. Pengeluaran tersebut memenuhi batasan minimum nilai kapitalisasi aset tetap/aset lainnya.
3. Apakah yang dimaksud dengan Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap?
Jawaban:Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap adalah pengeluaran pengadaan baru dan penambahan nilai aset tetap dari hasil pengembangan, reklasifikasi, renovasi, dan restorasi.
60 Barang Milik Negara (BMN)
Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap yang berlaku sampai dengan 31 Desem-ber 2017 ini mengacu pada PMK No. 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan BMN, yaitu:
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin, dan alat olahraga yang sama dengan atau lebih dari Rp 300.000,00 (tigaratus ribu rupiah), dan
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang sama dengan atau lebih dari Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap ini dikecualikan terhadap pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
Catatan khusus:
61Barang Milik Negara (BMN)
Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap yang berlaku mulai tahun angga-ran 2018 mengacu pada PMK No. 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan BMN, yaitu:
a. sama dengan atau lebih dari Rpl.000.000,00 (satu juta rupiah), untuk peralatan dan mesin; atau aset tetap renovasi peralatan dan mesin, dan
b. sama dengan atau lebih dari Rp2 5. 000. 000,00 (dua puluh lima juta rupiah) , untuk gedung dan bangunan; atau aset tetap renovasi gedung dan bangunan.
Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap ini tidak diperlukan untuk BMN berupa Tanah; jalan, irigasi, dan jaringa n; KDP; atau aset tetap lainnya, seperti koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
62 Barang Milik Negara (BMN)
4. Apakah yang dimaksud dengan Rehabilitasi, Renovasi, dan Restorasi? Manakah diantara tiga hal tersebut yang dapat dikapitalisasi?
Jawaban:Rehabilitasi adalah perbaikan aset tetap yang rusak sebagian dengan tanpa menin-gkatkan kualitas dan atau kapasitas dengan maksud dapat digunakan sesuai dengan kondisi semula.Renovasi adalah perbaikan aset tetap yang ru-sak atau mengganti yang baik dengan maksud meningkatkan kualitas atau kapasitas.Restorasi adalah perbaikan aset tetap yang rusak dengan tetap mempertahankan arsi-tekturnya.Dari ketiga kegiatan tersebut, pengeluaran/belanja untuk kegiatan renovasi dan restora-si termasuk dalam kategori pengeluaran yang dikapitalisasi, sedangkan pengeluaran/belanja untuk kegiatan rehabilitasi dikategor-ikan sebagai belanja operasional.
63Barang Milik Negara (BMN)
5. Apa yang menjadi kategori menambah masa manfaat, misalnya gedung. Apakah harus menambah konstruksi atau merenovasi bagian luar nya saja sudah termasuk menambah masa manfaat?
Jawaban:Pertambahan masa manfaat adalah bertam-bahnya umur ekonomis yang diharapkan dari aset tetap yang sudah ada. Misalnya, sebuah gedung semula diperkirakan mempunyai umur ekonomis 10 tahun. Pada tahun ke-7, satker melakukan renovasi dengan harapan gedung tersebut masih dapat digunakan 8 tahun lagi. Dengan adanya renovasitersebut maka umur gedung berubah dari 10 tahun menjadi 15 tahun.Merujuk pada penjelasan tersebut, penamba-han konstruksi jelas menambah masa man-faat. Namun apabila renovasi hanya dalam bentuk penyekatan, pekerjaan tersebut tetap dikapitalisasi tetapi bukan kategori menam-bah masa manfaat.
64 Barang Milik Negara (BMN)
6. Pada tahun 2016, Satker XX melakukan pemeliharaan gedung dan bangunan sebagai berikut:
a. Tanggal 10 Agustus 2016 dilakukan kegiatan pemasangan keramik yang semula hanya berupa lantai tanah senilai Rp600.000.000,00 dengan pembebanan pada akun belanja modal gedung dan bangunan;
b. Tanggal 10 September 2016 dilakukan pengecatan gedung senilai Rp300.000.000,00 deng an pembebanan pada akun belanja pemeliharaan.
Atas kondisi tersebut, apakah kedua pekerjaan tersebut dapat diakui sebagai penambah nilai aset tetap gedung dan bangunan?
Jawaban:Terhadap transaksi tersebut biaya pemeli-haraan yang dapat dikapitalisasi hanyalah bia ya pemasangan keramik. Biaya penge-catan gedung diakui sebagai beban tahun berjalan dan tidak perlu dikapitalisasi karena merupakan kegiatan pemeliharaan rutin yang tidak menunjukkan adanya suatu pening-katan mutu/kualitas/kapasitas atas aset yang bersangkutan.
65Barang Milik Negara (BMN)
7. Secara aturan, biaya pengecatan termasuk pemeliharaan. Tapi apabila Satker sebenarnya sudah ada alokasi pemeliharaan dan Satker menambahkan lagi hanya untuk pengecatan yang alokasinya ratusan juta, apakah masih tetap dianggap pemeliharaan?
Jawaban:Kegiatan pengecatan, secara substansi, ber-fungsi memelihara gedung dan bangunan bukan meningkatkan kapasitas gedung dan bangunan seperti yang dijelaskan dalam Lam-piran I Peraturan PemerintahNomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah-an, pada PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap. Pada PSAP tersebut dinyatakan bahwa “Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan be-sar memberi manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.”Karena biaya kegiatan pengecatan tersebut, meskipun alokasinya hingga ratusan juta, tidak menambah kapa-sitas gedung dan nilai gedung tersebut maka dialokasikan tetap sebagai pemeliharaan.
66 Barang Milik Negara (BMN)
8. Satker X sedang melaksanakan pekerjaan pemeliharaan berupa penambahan daya listrik dengan nilai lebih dari Rp10 juta. Apakah ini dapat dikapitalisasi menjadi aset tetap dianggap sebagai pemeliharaan biasa atas gedung dan bangunan?
Jawaban:Dari jenis pekerjaan, penambahan daya lis-trik adalah jelas akan menambah volume/kapasitas, sehingga perlu dikapitalisasi. Jika sebelumnya untuk pemasangan listrik dicatat secara tersendiri (kelompok Jaring-an dalam SIMAK BMN), maka nilai tersebut ditambahkan ke nilai aset Jaringan. Namun jika pemasangan listrik tersebut termasuk pada Gedung dan Bangunan maka penam-bahan daya listrik tersebut menambah nilai Bangun an yang melekat.
67Barang Milik Negara (BMN)
F. Penghapusan BMN
1. Bagaimana perlakuan atas aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya?
Jawaban:Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya karena tidak lagi memiliki manfaat ekonomi di masa yang akan datang, seperti rusak berat, maka aset tetap tersebut dikeluarkan dari neraca. Hal ini sesuai de-ngan PSAP 07 Paragraf 77 yang menyatakan, “Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara per-manen dihentikan penggunaannya dan ti-dak ada manfaat ekonomi masa yang akan datang” dan Paragraf 78 yang menyatakan, “Aset tetap yang secara permanen dihenti-kan atau dilepas harus dieliminasi dari Neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan”.
68 Barang Milik Negara (BMN)
2. Bagaimana perlakuan atas pelepasan atau pemindahtanganan aset tetap?
Jawaban:Apabila suatu aset tetap dilepaskan karena dipindahtangankan, maka aset tetap yang bersangkutan harus dikeluarkan dari nerac a. Hal ini sesuai dengan PSAP 07 Paragraf 77 yang menyatakan,”Suatu aset tetap di elimi-nasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara permanen dihentikan pengguna-annya dan tidak ada manfaat ekonomi masa yang akan datang”,dan Paragraf 78 yang menyatakan,”Aset tetap yang secara per-manen dihentikan atau dilepas harus di elimi-nasi dari Neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan”.
3. Untuk aset tetap dengan kondisi Rusak Berat, apakah dapat langsung dieliminasi dari neraca menggunakan menu “Penghapusan” dalam SIMAK BMN?
Jawaban:Tidak.Barang dengan kondisi Rusak Berat ti-dak dapat serta merta dieliminasi/dikeluarkan dari neraca menggunakan menu “Penghapu-
69Barang Milik Negara (BMN)
san”. Sebelum diterbitkannya surat u s ul an peng hapusan, Petugas BMN dapat merubah aset tetap tersebut menjadi Aset Lainnya de-ngan cara masuk ke menu Transaksi BMN >> Perubahan BMN >> Perubahan Kondisi, ubah kondisi menjadi Rusak Berat. Selanjutnya akan muncul pertanyaan “Apakah aset terse-but akan langsung dihentikan penggunaan-nya?” Jawab dengan “Yes”. Maka aset terse-but akan berubah dari aset tetap menjadi aset lainnya.
4. Untuk merubah kondisi menjadi Rusak Berat dalam SIMAK BMN, apakah harus menunggu pada saat akan melakukan proses penghapusan?
Jawaban:Perubahan kondisi dalam aplikasi SIMAK BMN tidak harus menunggu pada saat akan melakukan proses penghapusan. Operator SIMAK BMN dapat melakukan perubahan kondisi pada saat ada laporan/temuan terkait kondisi barang yang dilengkapi dengan Ber-ita Acara/surat keterangan mengenai kondisi barang.
70 Barang Milik Negara (BMN)
5. Bagaimana perlakuan untuk persediaan yang sudah usang/rusak/kadaluarsa? Apakah dapat dikeluarkan dari aplikasi Persediaan?
Jawaban:Berdasarkan stock opname persediaan, sat-ker membuat berita acara bahwa kondisi barang persediaan telah rusak/usang, ke-mudian dicatat dalam aplikasi persediaan menggunakan menu transaksi persediaan keluar, pilih “using” atau “rusak”. Selanjut-nya satker melakukan proses tindak lanjut penghapusan (jika tidak bisa dijual/tidak bisa dimusnahkan) atau dijual (jika memiliki nilai ekonomis) atau dimusnahkan (jika memenuhi syarat pemusnahan). Setelah terbit persetu-juan penghapusan/ penjualan/ pemusna-han, dilanjutkan dengan diterbitkannya SK penghapusan. Satker melakukan transaksi Penghapusanusang/rusak (dikeluar kan dari aplikasi persediaan) berdasarkan SK peng-hapusan tersebut.
71Barang Milik Negara (BMN)
G. DBR-DBL
Dalam aplikasi SIMAK BMN, apabila terdapat Daftar Barang Ruangan (DBR) dan Daftar Barang Lainnya (DBL) yang belum terdistribusi, bagaimana solusinya?
Jawaban:Pencatatan kedalam DBR dan DBL meru-pakan salah satu amanat dalam PMK No. 181 /PMK.06/2016 tentang Penatausahaan BMN yang menyatakan bahwa UAKPB ber-tugas menyelenggarakan Penatausahaan BMN pada Kuasa Pengguna Barang yaitu mencatat semua barang dan perubahannya atas perpindahan barang antar lokasi/ruang-an ke dalam Daftar Barang Ruangan (DBR) dan/atau Daftar Barang Lainnya (DBL). Oleh karen a itu, Kuasa Pengguna Barang dapat meng instruksikan kepada Petugas BMN un-tuk melakukan identifikasi barang apa saja yang belum terdistribusi kemudian melaku-kan opname fisik untuk mengetahui dimana lokasi barang tersebut. Setelah seluruhnya teridentifikasi, langkah selanjutnya segera lakukan perekaman DBR dan DBL dalam apli kasi SIMAK BMN.
72 Barang Milik Negara (BMN)
H. Tuntutan Ganti Rugi (TGR) Barang Hilang
Apabila terdapat BMN yang hilang karena kelalaian pegawai, tindakan apa yang harus dilakukan oleh satker?
Jawaban:Satker dapat melakukan prosedur sebagai berikut:a. Satker melaporkan kejadian kepada Ke-
polisian setempat yang akan menerbitkan Surat Kehilangan;
b. Petugas BMN mereklas barang hilang menggunakan menu transaksi Penghen-tian Barang dari Penggunaan berdasar-kan Surat Kehilangan dari Kepolisian tersebut.
c. Satker membuat laporan kepada Tim TGR LIPI (Sekretariat berada di BPK LIPI) deng-an melampirkan Surat Kehilangan dari Kepolisian, Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM), dan angka keru-gian negara;
d. Setelah terbit SK pembebanan TGR ke-pada personil tertentu, satker dapat mem-proses usulan penghapusan barang hi-lang kepada Pengguna/Pengelola Barang.
73Barang Milik Negara (BMN)
e. Selanjutnya surat usulan penghapusan barang hilang kepada Pengguna/Penge-lola Barang dijadikan dasar Petugas BMN untuk menginput transaksi Usulan Ba-rang Hilang ke Pengelola.
Beberapa peraturan yang dapat dijadikan ru-jukan terkait TGR atas barang hilang antara lain sebagai berikut:a. Pasal 63 Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara mengatur bahwa:a.1. Pengenaan ganti kerugian negara/
daerah terhadap pegawai negeri bu-kan bendahara ditetapkan oleh men-teri/pimpinan lembaga/gubernur/bu-pati/walikota;
a.2. Tata cara tuntutan ganti kerugian nega ra/daerah diatur dengan per-aturan pemerintah;
b. Pasal 99, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan BMN/D mengatur bahwa setiap kerugian negara/daerah akibat kelalaian, penyalahgunaan atau pelanggaran hukum atas pengelo-laan BMN/D diselesaikan melalui tuntutan ganti rugi sesuai ketentuan peraturan pe-rundang-undangan;
74 Barang Milik Negara (BMN)
c. Pasal 39, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2016 tentang Tata Cara Tuntutan Ganti Kerugian Negara/Daerah terhadap Pegawai Negeri Bukan Bendahara atau Pejabat Lain:
c.1. Ayat (1): Dalam rangka penyelesaian Kerugian Negara/Daerah, dilakukan penentuan nilai atas berkurangnya barang milik negara/daerah yang berada dalam penguasaan Pegawai Negeri Bukan Bendahara atau Peja-bat Lain; dan/atau barang bukan mi-lik negara/daerah yang berada dalam penguasaan Pegawai Negeri Bukan Bendahara atau Pejabat Lain yang digunakan dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan;
c.2. Ayat (2): Penentuan nilai sebagaima-na dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada nilai buku atau nilai wajar atas barang yang sejenis;
c.3. Ayat (3): Dalam hal baik nilai buku maupun nilai wajar dapat ditentukan, maka nilai barang yang digunakan adalah nilai yang paling tinggi di an-tara kedua nilai tersebut.
75Barang Milik Negara (BMN)
d. Buletin Teknis Nomor 15 BAB 11.3 tentang Aset tetap hilang menyatakan bahwa Aset tetap hilang harus dikeluarkan dari neraca setelah diterbitkannya penetapan oleh pimpinan entitas yang bersangkutan berdasarkan keterangan dari pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Aset tetap hilang dikeluarkan dari neraca sebesar nilai buku. Apabila terdapat perbedaan waktu antara penetapan aset hilang deng an penetapan ada atau tidaknya tuntutan ganti rugi, maka pada saat aset tetap dinya takan hilang, entitas melakukan reklasifikasi aset tetap hilang menjadi aset lainnya (aset tetap hilang yang masih dalam proses tuntutan ganti rugi). Selanjutnya, apabila berdasarkan ketentuan perundang-undangan dipastikan terdapat tuntutan ganti rugi kepada perorangan tertentu, maka aset lainnya tersebut direklasifikasi menjadi piutang tuntutan ganti rugi.
76 Barang Milik Negara (BMN)
I. Akun Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya yang Belum Diregister
Apa yang menyebabkan munculnya akun “Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya yang Belum Diregister” pada neraca saiba dan bagaimana solusinya?
Jawaban:Sesuai dengan Surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Nomor S-5660/PB.6/2016 tanggal 19 Juli 2016, hal Kebi-jakan Akuntansi dalam Rangka Penyusu-nan LKKL, akun Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya yang Belum Diregister dapat muncul di nerac a dikarenakan hal-hal antara lain se-bagai berikut:
a. SP2D atas pembelian persediaan/aset tetap/aset lainnya telah dilakukan per-ekaman pada Aplikasi SAIBA, namun persedia an/aset tetap/aset lainnya yang diperoleh dari transaksi pembelian atau pengembangan belum direkam pada Apli-kasi Persediaan atau Aplikasi SIMAK-BMN;
b. SP2D atas pembelian persediaan/aset tetap/aset lainnya telah dilakukan pereka-man pada Aplikasi SAIBA, persediaan/
77Barang Milik Negara (BMN)
aset tetap/aset lainnya yang diperoleh dari transaksi pembelian atau pengembangan telah direkam pada Aplikasi Persediaan atau Aplikasi SIMAK-BMN namun belum dilakukan pengiriman ke Aplikasi SAIBA;
c. Persediaan/aset tetap/aset lainnya yang diperoleh dari transaksi pembelian atau pengembangan telah dilakukan pe-rekaman pada Aplikasi Persediaan atau Aplikasi SIMAK BMN, telah dilakukan pengi ri m an ke Aplikasi SAIBA, namun SP2D atas perolehan aset tersebut belum dilakukan perekaman pada Aplikasi SAIBA (dapat pula disebabkan belum terbitnya SP2D)
d. Terdapat ketidaksesuaian akun belanja, seperti:d.1. Akun belanja barang persediaan yang
digunakan bukan untuk pengadaan barang persediaan tetapi untuk beban yang lain;
d.2. Akun belanja modal yang digunakan bukan untuk perolehan atau pengem-bangan aset tetap/aset lainnya atau menghasilkan aset ekstrakomptabel;
78 Barang Milik Negara (BMN)
d.3. Akun belanja yang seharusnya tidak menghasilkan persediaan/aset tetap/aset lainnya tetapi digunakan untuk perolehan/pengembangan persedia-an/aset tetap/aset lainnya;
d.4. Kesalahan pemilihan akun belanja modal, misalnya belanja modal ge-dung dan bangunan menghasilkan peralatan dan mesin atau aset tak berwujud;
d.5. Akun belanja modal yang digunakan untuk perolehan persediaan;
d.6. Akun belanja persediaan yang diguna-kan untuk perolehan aset tetap/aset lainnya
Atas permasalahan munculnya akun Persedi-aan/Aset Tetap/Aset Lainnya di atas, satker agar segera menyelesaikan dengan cara:
a. Memastikan bahwa seluruh transaksi pembelian atau pengembangan persedia-an/aset tetap/aset lainnya telah dilakukan perekaman pada Aplikasi Persediaan atau Aplikasi SIMAK-BMN;
b. Memastikan bahwa pengiriman data dari Ap-likasi Persediaan dan Aplikasi SIMAK-BMN ke Aplikasi SAIBA telah dilakukan setiap bulan;
79Barang Milik Negara (BMN)
c. Memastikan bahwa seluruh SP2D telah di-lakukan perekaman pada Aplikasi SAIBA (telah dilakukan penarikan dari Sistem Aplikasi Satker/SAS);
d. Melakukan revisi anggaran atau ralat do-kumen realisasi belanja untuk menyesuai-kan jenis belanja dengan substansi out-put yang dihasilkan.
Catatan khusus:
Dalam rangka penyusunan laporan keuangan interim, misalnya laporan keuangan semester I, akun Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya yang Belum Diregister diperkenankan muncul di neraca. Permasalahan yang mengakibatkan munculnya akun Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya yang Belum Diregister wajib diselesaikan sampai dengan akhir tahun anggaran berjalan, sehingga tidak lagi terdapat akun Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya yang Belum Diregister pada laporan keuangan tahunan.
80 Barang Milik Negara (BMN)