41
Penulisan Ilmiah Menghindari Plagiat dengan Mengikuti Kaidah- Kaidah Penulisan Ilmiah, Mensitasi dan Menuliskan Referensi dengan Tepat Siti Rokhmah Projosasmito Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2012

Buku Petunjuk AW 2012 INA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

panduan penulisan daftar pustaka

Citation preview

Page 1: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah

Menghindari Plagiat dengan Mengikuti Kaidah-Kaidah Penulisan Ilmiah, Mensitasi dan Menuliskan

Referensi dengan Tepat

Siti Rokhmah Projosasmito

Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta 2012

Page 2: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah

Penulisan ilmiah Menghindari plagiat dengan mensitasi dan menuliskan referensi dengan tepat

Keterampilan belajar Edisi kedua © Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, 2012 Dicetak di Jogjakarta Dicetak pertama: September 2012

Penulis: Siti Rokhmah Projosasmito Layout: Rara Projosasmito Desain sampul: Soni Marjuki

Dipublikasikan oleh Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada

All rights reserved This publication is protected by copyright law and permission should be obtained from publisher prior to any prohibited reproduction, storage in a retrieval system, or transmission in any form by any means, electronic, mechanical, photocopying, and recording or likewise.

Faculty of Medicine Press

Page 3: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan ilmiah iii

Pengantar

Penulisan ilmiah merupakan salah satu bagian dari keterampilan belajar yang dilatihkan pada mahasiswa Blok 1.1. Keterampilan menulis secara ilmiah dianggap penting karena kehidupan akademisi tidak dapat dilepaskan dari kegiatan menulis sebagai salah satu metode penyebarluasan ilmu.

Buku panduan ini memfokuskan pada menghindari plagiat dengan cara menuliskan sitasi dan daftar pustaka secara benar serta mengikuti kaidah-kaidah penulisan ilmiah yang benar. Hal-hal yang akan dibahas dalam buku ini adalah pengertian plagiarisme, contoh- akibat dari tindakan plagiat, tips dan trik penulisan ilmiah, pengertian sitasi dan cara menuliskan daftar pustaka dengan sistem Harvard dan Vancouver.

Buku ini dilengkapi dengan contoh-contoh dengan penanda-penanda sebagai berikut:

Tugas atau latihan yang bisa dikerjakan sebagai alat untuk mengukur kemampuan penguasaan materi

Contoh dari aturan penulisan sitasi dalam tulisan ataupun dalam daftar pustaka

Tutorial, menunjukkan cara menuliskan daftar pustaka

Contoh penulisan referensi didalam sitasi dalam tulisan

Contoh penulisan referensi didalam daftar pustaka

Diharapkan dengan penanda-penanda ini memudahkan para pembaca untuk memahami isi buku panduan ini dan mengetahui bagian yang sedang dipelajari.

Tujuan belajar yang ingin dicapai setelah mempelajari keterampilan ini adalah:1. Mahasiswa menyadari plagiat merupakan bagian dari ketidakjujuran akademik 2. Mahasiswa memahami arti dan konsekuensi dari plagiat 3. Mahasiswa dapat membuat tulisan ilmiah 4. Mahasiswa dapat menerapkan teknik sitasi yang benar 5. Mahasiswa dapat mengaplikasikan gaya referensi Harvard dan Vancouver dalam tulisan ilmiah

Strategi Pembelajaran yang diterapkan untuk mempelajari keterampilan ini adalah: 1. Belajar mandiri 2. Latihan terbimbing 3. Latihan mandiri 4. Diskusi melalui Gamel

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan ini meliputi beberapa langkah sebagai berikut: 1. Mahasiswa mengerjakan tugas pra sesi yang instruksinya dapat diunduh di Gamel dan kemudian

mengunggahnya kembali melalui Gamel. 2. Mahasiswa mengunduh panduan belajar penulisan ilmiah dari Gamel, untuk dipelajari secara

mandiri 3. Pada sesi latihan terbimbing, mahasiswa dan instruktur akan melakukan proses pembelajaran

dengan pembagian waktu sebagai berikut:

Page 4: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan ilmiah iv

a. Membaca bagian plagiarisme diikuti pendalaman materi dengan melakukan Latihan 1 selama 15 menit.

b. Membahas hasil tugas pra sesi dan pemberian feedback atas tugas pra-sesi selama 30 menit c. Pemaparan mengenai teknik penulisan pustaka oleh instruktur selama 15 menit, d. Mahasiswa mencoba memperbaiki tugas pra-sesi berdasar feedback instruktur selama 30

menit, e. Melakukan refleksi kegiatan latihan penulisan ilmiah selama 10 menit.

4. Mahasiswa dapat melakukan diskusi dengan koordinator keterampilan penulisan ilmiah secara online melalui Gamel

Semoga buku panduan keterampilan belajar ini dapat bermanfaat dan membantu dalam meningkatkan kemampuan penulisan ilmiah dan menghindari plagiat.

Saran dan pertanyaan dapat ditujukan ke Rara Projosasmito, e-mail. [email protected].

Penyusun

Page 5: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan ilmiah v

Daftar Isi

Kata Pengantar iii

Daftar Isi v

Ketidakjujuran Akademik dan Plagiat 1

Dasar-dasar penulisan ilmiah 7

Penulisan Pustaka 11

Gaya Harvard 12

Gaya Vancouver 21

Latihan 28

Daftar Pustaka 32

Lampiran: Kunci Latihan

Page 6: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 1

Ketidakjujuran akademik adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja atau tidak dalam situasi akademik sehingga terjadi tindakan yang melanggar asas-asas kebebasan akademik yang bertanggung jawab. Ketidakjujuran akademik meliputi kegiatan mencontek dan plagiat.

Dalam kegiatan akademik, menulis merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh para akademisi. Menulis laporan, tugas, skripsi atau penelitian merupakan salah satu ujud kegiatan menulis, yang didalamnya perlu mengikuti kaidah-kaidah penulisan ilmiah.

Dalam penulisan ilmiah sering kali akademisi harus memasukkan ide atau hasil penelitian dari akademisi lainnya. Demikian pula para mahasiswa yang harus menuliskan laporan atau skripsi, dalam tinjauan pustakanya atau bagian lain dalam tulisannya harus memasukkan teori-teori ataupun gagasan-gagasan dari penulis lain. Dalam menuliskan gagasan-gagasan tersebut, penulis harus menghormati penulis asli pemilik gagasan tersebut. Sehingga prinsip kebebasan akademik yang bertanggung jawab dapat diterapkan.

Prinsip kebebasan akademik yang bertanggungjawab dapat dilihat dalam peraturan-peraturan yang dibahas dalam bagian selanjutnya. Peraturan-peraturan yang diketengahkan dalam bagian selanjutnya merujuk pada peraturan yang berlaku secara nasional maupun secara lokal di UGM

Peraturan-peraturan terkait ketidakjujuran akademik

a. Peraturan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia No 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi

b. Keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia No 0440/0/1992 tentang Statuta Universitas Gadjah Mada. Pasal 4 ayat b “Kebebasan akademik Universitas dan kebebasan mimbar akademik dalam lapangan ilmu pengetahuan masing-masing dilaksanakan dengan hikmah dan bertanggung jawab”. Pasal 17 ayat 3 “Universitas menyadari bahwa kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik mengandung makna ilmu-amaliah dan amal ilmiah yang dilaksanakan dengan khidmad dan bertanggung jawab”. Pasal 17 ayat 4 “ Universitas menjunjung tinggi etika akademik yang berarti menghargai hakekat setiap ilmu". Pasal 19 ayat 1 “Setiap warga Universitas wajib menjunjung tinggi etika akademik, yaitu asas moral yang berdasarkan kejujuran, keterbukaan, objektif dan menghargai pendapat dan penemuan akademisi lain”.

c. Kode etik mahasiswa UGM pasal 2: Setiap mahasiswa wajib menjunjung tinggi kebebasan akademik, yaitu memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui kajian, penelitian, pembahasan atau penyebarluasan secara bertanggung jawab sesuai aspirasi keilmuannya dengan dilandasi kaidah keilmuan, yaitu: (a) kejujuran, berwawasan luas, kebersamaan, dan cara berpikir

Ketidakjujuran Akademik dan Plagiat

Page 7: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 2

ilmiah; (b) menghargai penemuan dan pendapat orang lain; (c) semata-mata untuk kepentingan pribadi atau golongan. Pasal 3: Setiap mahasiswa dalam menyampaikan pendapat harus menghormati hak-hak orang lain, secara santun, sesuai norma agama, mentaati hukum, serta memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Pasal 9, ayat 1: Setiap mahasiswa wajib mengindahkan dan melaksanakan Kode Etik Mahasiswa UGM. Pasal 9, ayat 2: Pelanggaran terhadap Kode Etik Mahasiswa ini dapat dikenakan sanksi moral dan sanksi akademik.

Plagiarisme berasal dari bahasa Latin “plagiarus” yang berarti menculik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikenal 2 terminologi yaitu plagiarisme dan plagiat, yang memiliki definisi sebagai berikut:

a. pla·gi·a·ris·me n penjiplakan yang melanggar hak ciptab. pla·gi·at n pengambilan karangan (pendapat dsb) orang lain dan menjadikannya seolah-olah

karangan (pendapat dsb) sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri; jiplakan

Menurut Hawley (1984, p. 35)

Plagiarism is perhaps best conceptualized as existing along a continuum of behaviors ranging from sloppy paraphrasing to the intentional copying of someone else's work verbatim without credit to the source.

Plagiarisme dapat dikonsepkan sebagai kejadian yang timbul bersama sebuah rangkaian tingkah laku yang berkisar dari paraphrase yang buruk atau ceroboh hingga mengkopi secara sadar kerja orang lain tanpa mencantumkan sumbernya.

Menurut Permen Diknas No 17 Tahun 2010 BAB 1 Pasal 1 Ayat 1 dan 2 disebutkan pengertian plagiat dan plagiator, sebagai berikut:

1. Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan menguip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.

2. Plagiator adalah orang perseorangan atau kelompok orang pelaku plagiat, masing-masing bertindak untuk diri sendiri, untuk kelompok atau untuk dan atas nama suatu badan.

PPllaaggiiaarriissmmee

Page 8: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 3

Plagiat meliputi tindakan-tindakan:

1. Mengacu atau mengutip langsung istilah, kata demi kata atau kalimat,data atau informasi tanpa mencantumkan sumbernya dalam daftar pustaka atau menyatakan sumbernya secara tidak memadai

2. Mengambil cuplikan secara acak kata-kata, istilah, kata demi kata atau kalimat,data atau informasi tanpa mencantumkan sumbernya dalam daftar pustaka atau menyatakan sumbernya secara tidak memadai

3. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai

4. Merumuskan dengan kata-kata atau kalimat sendiri dari sumber lain tanpa menyatakan sumber secara memadai

5. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan atau dipublikasikan oleh pihak lain tanpa menyatakan sumber secara memadai

6. Menggunakan gambar, tabel dan grafik dari sumber lain tanpa menyatakan sumber secara memadai

Contoh Kasus Plagiarisme

Contoh 1.

1. Artikel “Guru Besar Terbukti Plagiat, Diusulkan Dihukum Penurunan Pangkat” diambil dari Harian Kompas, 24 Agustus 2011. Artikel bisa dibaca atau diunduh melalui gamel.

2. Artikel “Terbukti Plagiat, Guru Besar diturunkan, Tidak Lagi Menjadi Guru Besar” diambil dari Harian Kompas, 25 Agustus 2011. Artikel bisa dibaca atau diunduh melalui gamel.

Contoh 2.

Kasus plagiat yang dilakukan oleh seorang akademisi yang dilakukan pada tahun 2009. Sang akademisi menuliskan sebuah artikel opini yang diterbitkan oleh salah satu koran berbahasa Inggris, setelah diterbitkan didapatkan bahwasannya tulisan artikel tersebut mencuplik artikel tulisan Carl Ungerer yang diterbitkan dalam Australian Journal of Politic and History. Setelah terbukti maka, akademisi tersebut diberhentikan dari pekerjaannya sebagai seorang tenaga pendidik salah satu perguruan tinggi dan dicopot gelar akademiknya.

Artikel yang dianggap melakukan plagiat dan artikel yang dicontoh secara lengkap dapat diunduh melalui gamel.

Page 9: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 4

Artikel asli yang ditulis oleh Carl Ungerer

The Evolution of the Middle Power Concept

It should be noted at the outset that there is no agreed definition of a middle power and middle power diplomacy. The term has been used variously to describe geographic, material, normative and behavioural attributes among a diverse group of middleranking states from Iran to Japan.4 Such ranking exercises based on selective criteria, however, are fraught with difficulty because, as other scholars have shown, there is little or no correlation between a country’s size or position in the international system and the conduct of its diplomacy.5 In short, being a middle-sized country does not determine foreign policy behaviour. But having middle-ranking economic, military and diplomatic capabilities and actively pursuing a middle power approach to international affairs does offer some insight into what certain states can do.

Clearly, when foreign policy practitioners make declaratory statements about exercising a country’s “middle power” role in the international system, they are employing a type of shorthand for a pre-defined and generally agreed set of foreign policy behaviours. That set of behaviours includes a preference for working through multilateral institutions and processes, a commitment to promoting international legal norms and a pro-active use of diplomatic, military and economic measures to achieve selected political outcomes. Despite obvious definitional difficulties with the concept, middle power diplomacy continues to resonate with politicians, practitioners and scholars alike as a simple way of characterising the foreign policy activities of certain countries which are neither great powers nor small. As the Canadian scholar Dennis Stairs has argued, “the impression that there really are certain powers of secondary rank with similar capabilities and similar minds, and with a similar approach to the maintenance of the international system, seems somehow to survive the ‘real-world’ observation that things are in fact a jumble”.6

Ultimately, engaging in middle power diplomacy is no less self-interested than the behaviour of any other state in the international system. That self-interest, however, is filtered through the practical consideration of when and where middle-ranking states can achieve successful diplomatic outcomes in pursuit of national interests. In the absence of what Evans referred to as “clout” in the international system, middle powers must look for specific, niche opportunities to exercise their power and influence. If great powers are defined by having global interests and reach, then the middle power category defines a group of states with a more limited regional set of core national interests and force projection capabilities.7 As such, the middle power category remains consistent with classical realist interpretations of international relations.

Page 10: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 5

Artikel hasil plagiat

RI as a new middle power?

It is quite interesting to read in Santo's article on Indonesia "A new ‘middle' power" (The Jakarta Post, Oct. 31, 2009) that Indonesia has been acknowledged as a new middle power in these bewildering global politics.

However, this acknowledgement has been perceived as a challenge for Indonesia; whether it can rise as a new middle power or become, on the contrary, a new semi-failed state.

In this context, it is crucial to understand what we mean by middle power. It is important because the label of middle power is pertinent to the ability of a nation-state to make projections of its diplomatic and security activities in both the domestic and international environment.

We should bear in mind that there is no clear agreed definition of a middle power and middle-power diplomacy.

The term has been used variously to describe geographic, material, normative and behavioral attributes among a diverse group of middle-ranking states on the global stage.

Such ranking exercises based on selective criteria, however, are fraught with difficulty because, as other scholars have shown, there is little or no correlation between a country's size or position in the international system and the conduct of its diplomacy.

In short, being a middle-sized country does not necessarily determine foreign policy behavior. But having middle-ranking economic, military and diplomatic capabilities and actively pursuing a middle-power approach to international affairs does offer some insight into what certain states can do to their international environment.

Clearly, when foreign policy practitioners make declaratory statements about exercising a country's "middle power" role in the international system, they are employing a type of shorthand for a pre-defined and generally agreed set of foreign policy behaviors.

That set of behaviors includes a preference for working through multilateral institutions and processes, a commitment to promoting international legal norms and a pro-active use of diplomatic, military and economic measures to achieve selected economic and political outcomes.

Despite obvious definitional difficulties with the concept, middle-power diplomacy continues to resonate with politicians, practitioners and scholars alike as a simple way of characterizing the foreign policy activities of certain countries which are neither great powers nor small.

As the Canadian scholar Dennis Stairs has argued, "The impression that there really are certain powers of secondary rank with similar capabilities and similar minds, and with a similar approach to the maintenance of the international system, seems somehow to survive the *real-world' observation that things are in fact a jumble".

Ultimately, engaging in middle-power diplomacy is no less self-interested than the behavior of any other state in the international system. That self-interest, however, is filtered through the practical consideration of when and where middle-ranking states can achieve successful diplomatic outcomes in pursuit of their national interests.

Therefore, it is also very important to set our national interests clearly as the basis of our foreign policy and diplomatic activities. Without having explicit, manageable and realistic national interests will only put us as a nation-state without a clear road map in the global arena.

To put it another way, the so-called "middle powers", then, must look for specific, niche opportunities to exercise their power and influence. If great powers are defined by having global interests and reach, then the middle power category defines a group of states with a more limited regional set of core national interests and force projection capabilities.

The questions are now: are we willing to do that? And if yes, what kind of foreign policy mechanism can we utilize in defining and promoting our regional interests and force projection capabilities?

Page 11: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 6

Sanksi – sanksi yang bisa didapatkan ketika seseorang terbukti plagiat menurut Permen Diknas No 17 Tahun 2010 Pasal 12 Ayat 1, adalah:

1. Teguran 2. Peringatan tertulis 3. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa 4. Pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa 5. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa 6. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa 7. Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program

Cara-cara menghindari plagiarisme

1. Menuliskan sumber yang diacu secara benar dan tepat

2. Melakukan sitasi dengan benar

3. Melakukan parafrase dengan benar. Penggunaan gagasan orang lain secara parsial atau diungkapkan dengan kata-kata penulis sendiri disebut menyitir atau dalam bahasa Inggris disebut “to paraphrase”. Parafrase dengan benar artinya penulis mengubah struktur kalimat, urutan dan metode ekspresi dari naskah asli. Penggunaan terminologi khusus dari subyek ilmu (shared of language) bukan termasuk plagiat. Apabila sumber berasal dari bahasa asing maka penulis tidak boleh hanya sekedar menerjemahkan dari bahasa asli sumber yang diacu.

4. Menuliskan kutipan secara tepat dan benar. Penggunaan kutipan secara utuh dengan tidak merubah satu kata pun walau ada kesalahan penulisan atau kesalahan eja didalamnya hal ini disebut dengan “mengutip” atau dalam bahasa Inggris disebut “to quote”. Kutipan digunakan apabila:a. Kutipan benar-benar menunjang gagasan, fakta, konsep yang dikemukakan penulis b. Kutipan memberikan informasi yang relevan tentang gagasan dan data c. Kutipan memberikan efek yang kuat dan lebih tegas menyampaikan argumentasi penulis d. Kutipan memberikan pemahaman yang lebih jelas dan tepat dibandingkan menggunakan sitiran e. Kutipan memberikan kesan pengayaan yang lebih terhadap penyajian gagasan penulis

TUGAS

Setelah membaca kedua artikel tersebut:

1. Temukanlah pada bagian mana penulis artikel kedua melakukan plagiat! 2. Bandingkanlah apa yang ditulis oleh penulis artikel pertama dan apa yang

ditulis oleh penulis artikel kedua! 3. Berikan pendapat Saudara mengenai plagiarisme, kapan seseorang bisa

dikatakan melakukan plagiat! (100-150 kata)

Page 12: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 7

Penulisan iIlmiah merujuk pada suatu gaya penulisan khusus yang digunakan dalam komunikasi ilmiah. Proses penulisannya akan mengacu pada gaya tulis formal yang berarti penulisannya mengacu pada ketentuan-ketentuan penulisan atau tata bahasa yang baku. Tiga konsep utama yang harus dipahami adalah:

a. Penulisan ilmiah dibuat oleh seorang akademisi untuk akademisi yang lain, oleh karenanya dalam penulisannya haruslah ditulis dengan bahasa yang bdapat dipahami oleh akademisi.

b. Topik atau pertanyaan yang ada dalam penulisan ilmiah haruslah menarik bagi komunitas akademik. Topik yang relevan dan sesuai haruslah ditemukan terlebih dahulu sebelum menulis ilmiah. Tulisan ilmiah tidak boleh hanya sekedar repon pribadi, tetapi harus dapat bermanfaat bagi pembacanya.

c. Tulisan ilmiah haruslah disertai dengan argumen-argumen yang penuh dengan informasi. Hal ini dapat dicapai dengan menemutunjukkan hal-hal yang sudah diketahui tentang suatu topik dengan hal-hal yang kita pikirkan tentang topik tersebut, sehingga argumentasi yang kita berikan pada tulisan didukung oleh dasar yang kuat.

Penulisan ilmiah yang paling sering dilakukan dalam penugasan di tingkat perguruan tinggi adalah essaydan laporan penelitian (praktikum atau skripsi). Essay merupakan tulisan yang didalamnya menyajikan argumentasi dan kritik dari suatu topik yang diberikan oleh dosen. Dalam penulisan argumen dan kritik maupum opini dari penulis haruslah didasari sumber atau dasar yang jelas. Sedangkan penulisan laporan adalah tulisan yang memuat hasil observasi dan makna dari hasil tersebut. Penulisan laporan ini juga harus dibuat secara ilmiah agar para pembaca dapat:

a. menilai data yang diobservasi b. mengulang penelitian yang dilakukan jika menghendaki c. menentukan apakah kesimpulan yang dibuat berdasarkan data yang akurat.

Struktur dasar penulisan laporan

Struktur dasar penulisan yang dituliskan di bawah ini merupakan struktur umum suatu tulisan ilmiah, namun begitu sebelum menulis, hendaknya penulis melihat atau mencari tahu terlebih dahulu struktur tulisan yang dikehendaki oleh pemberi tugas atau jurnal yang akan dituju.

Pendahuluan

Pendahuluan adalah suatu tulisan singkat dan jelas tentang tujuan dan pertanyaan yang akan coba dijawab dari tulisan tersebut. Supaya dapat dipahami oleh pembaca, pendahuluan juga harus memuat dasar ilmiah yang berasal dari sumber pustaka yang terpercaya secara singkat. Namun begitu, bukanlah merupakan tinjauan pustaka, hanya memuat sumber pustaka yang menyokong tujuan penelitian atau penulisan.

Dasar-dasar Penulisan Ilmiah

Page 13: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 8

Metode

Bagian ini berisikan deskripsi metode atau desain yang digunakan dalam proses penelitian. Desain yang digunakan dapat menunjukkan apakah penelitian yang dilakukan sesuai atau tidak. Selain itu, penulisan dalam bagian ini harus cukup detail sehingga akademisi lain yang kompeten dapat mengulang penelitian tersebut jika diperlukan. Isi dari bagian ini adalah:

a. detail komplit desain yang metode yang digunakan, jika berdasarkan pada metode standar cukup ringkas dan disampaikan sumbernya, jika terdapat modifikasi maka metode harus dituliskan secara lengkap

b. cara pengukuran c. proses analisis, secara kuantitatif (uji statistik) ataupun secara kualitatif

Hasil

Bagian hasil menuliskan deskripsi penemuan utama secara menyeluruh dan ditulis secara singkat, jelas dan akurat. Data yang ditampilkan hanyalah data yang relevan dan representatif, walaupun kadangkala kita tergoda untuk memasukkan semua data yang didapat. Agar kejelasan tentang data yang didapat, penulis harus menghindari pengulangan penulisan data dalam berbagai bentuk tabel, skema, atau gambar. Penulisan hasil yang tidak kita dapatkan secara singkat juga penting, sebagai informasi bagi akademisi lain. Hasil analisis statistik ataupun analisis kualitatif perlu dituliskan secara wajar dan tepat.

Pembahasan

Pembahasan dalam laporan berisikan:

a. kesimpulan dari temuan-temuan utama, b. mendiskusikan masalah-masalah yang mungkin timbul dari metode yang digunakan, c. membandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya, d. mendiskusikan imlipkasi klinis atau ilmiah dari hasil, e. berisi saran penelitian lanjutan, dan f. kesimpulan (kadang ditulis secara terpisah).

Selain hal-hal tersebut diatas, dalam suatu tulisan ilmiah seringkali juga dilengkapi dengan abstrak.

Page 14: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 9

Penggunaan bahasa baku dalam penulisan ilmiah

Dalam penulisan ilmiah kita diharuskan menggunakan kata-kata yang baku. Pembakuan meliputi ejaan,

tulisan, kosa kata/istilah, dan tata bahasa.

Ciri-ciri bahasa Indonesia baku antara lain:

1. Terbatasnya unsur leksikal dan gramatikal dari dialek regional, misalnya: saya, dilihat (baku) dengan

gua, dilihatin (tidak baku).

2. Terbatasnya unsur leksikal bahasa non standar, misalnya dengan, mengapa (baku) dengan sama,

kenapa (tidak baku).

3. Terbatasnya unsur bahasa daerah, misalnya: bertemu, menyampaikan (baku) dengan ketemu,

menghaturkan (tidak baku).

4. Terbatasnya jumlah unsur leksikal dan gramatikal bahasa asing, misalnya: sebesar-besarnya, kantor

tempat (baku) dengan sebesar mungkin, kantor di mana (tidak baku).

5. Pemakaian awalan me- dan ber- secara eksplisit dan konsisten, misalnya: Ia bekerja keras, Kuliah

sudah berjalan (baku) dengan Ia kerja keras, Kuliah sudah jalan (tidak baku).

6. Pemakaian fungsi gramatikal (subjek, predikat, dsb.) secara eksplisit dan konsisten, misalnya Saya

datang dari jauh (baku dengan Saya dari jauh (tidak baku).

7. Pemakaian konjugasi bahwa dan karena secara eksplisit dan konsisten, misalnya Ia tahu bahwa itu

benar, Saya menyesal karena saya telah melukai hatinya (baku) dengan Ia tahu itu benar, Saya

menyesal, saya telah melukai hatinya (tidak baku).

8. Pemakaian pola aspek-pelaku-tindakan secara konsisten, misalnya: Surat Anda sudah saya baca

(baku) dengan Surat Anda saya sudah baca (tidak baku).

9. Pemakaian konstruksi sintetis, misalnya harganya (baku) dengan dia punya harga (tidak baku).

10. Pemakaian partikel kah, pun, dan lah secara konsisten, misalnya: Bagaimakah cara memakai alat ini?

(baku) dengan Bagaimana cara pakai alat ini? (tidak baku).

11. Pemakaian kata depan yang tepat, misalnya: pada zaman dahulu (baku) dengan di jaman dahulu

(tidak baku).

12. Pemakaian peristilahan resmi, misalnya: nitrogen (baku) dengan zat lemas (tidak baku).

13. Pemakaian EYD

Page 15: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 10

14. Pemakaian akhiran kan- dan i- secara konsisten dan tepat, misalnya: Ia menantiakn kedatangan

bayinya dengan penuh harap (baku) dengan Ia menanti kedatangan byinya dengan penuh harap

(tidak baku).

15. Ungkapan yang bersih dari kontaminasi, misalnya: mengesampingkan, berkali-kali (baku) dengan

mengenyampingkan, berulang kali (tidak baku).

16. Ungkapan yang bersih dari pleonasme, misalnya: para tamu (tamu-tamu) (baku) dengan para tamu-

tamu (tidak baku).

17. Ungkapan yang bersih dari hiperkorek, misalnya: saraf, sah (baku) dengan syaraf, syah (tidak baku).

Aturan mengenai ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan tercantum dalam Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan No. 054a/U/1987. Pedoman umum lengkap mengenai EYD ini dapat diunduh di Gamel.

Page 16: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 11

Penulisan pustaka adalah sebuah metode spesifik dan terstandarisasi untuk menuliskan sumber yang digunakan dalam suatu tulisan. Setiap kali mengambil fakta, gagasan atau merujuk pada sumber yang lain dari buku, jurnal, website atau penerbitan yang lain maka harus dicantumkan sumber yang diacu secara tepat dan akurat. Kegunaan penulisan pustaka selain menghindari plagiarisme adalah untuk membantu pembaca merujuk sumber aslinya.

Ada beberapa gaya penulisan pustaka. Pada dasarnya gaya penulisan pustaka dibagi dua yaitu:

a. pengarang-tahun, misalnya Harvard, APA, Chicago, b. penomeran, misalnya Vancouver, MLA.

Pembelajaran penulisan ilmiah ini akan mengenalkan gaya referensi Harvard dan Vancouver. Kedua gaya penulisan pustaka ini umum digunakan dalam penulisan ilmiah dibidang kedokteran dan kesehatan.

Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam penulisan pustaka adalah konsisten dalam penulisannya. Diseluruh bagian tulisan ilmiah dan daftar pustaka harus ditulis berdasarkan gaya penulisan pustaka yang sama. Jika kita memilih mengadopsi sistem Harvard maka sejak bagian pendahuluan hingga daftar pustaka dibuat berdasarkan gaya penulisan pustaka Harvard, demikian pula ketika kita memutuskan menggunakan sistem Vancover. Kita tidak bisa mencampur sistem yang kita pilih menggunakan Harvard di bagian badan tulisan dan menggunakan sistem Vancouver di bagian daftar pustaka atau sebaliknya.

Elemen-elemen dalam penulisan pustaka ada dua, yaitu:

1. Sitasi dalam tulisan (in-text citation) adalah pencantuman sumber yang ditulis didalam badan tulisan ilmiah dari setiap sumber yang disitasi.

2. Daftar pustaka adalah informasi yang lebih lengkap dari sumber yang sudah dicantumkan dalam sitasi dalam tulisan. Sumber yang dicantumkan di daftar pustaka tidak boleh berbeda dengan sumber yang telah disitasi dalam tulisan.

Langkah-langkah dalam penulisan pustaka:

1. Mencatat semua informasi dari sumber yang diacu, nama pengarang, nama editor, judul buku/bab/artikel/jurnal, tahun terbit, penerbit, kota penerbit, halaman, URL, tanggal akses, dll

2. Memasukkan sitasi sesuai dengan tempatnya didalam dokumen 3. Menuliskan detil informasi sumber yang diacu dalam daftar pustaka diakhir dokumen

Pada saat mengambil sumber dari sumber kedua maka sumber yang ditulis adalah sumber tempat mendapatkan informasi yang disitasi. Contoh: Harden menuliskan definisi PBL yang diambil dari tulisan Barlow, maka yang ditulis dalam sumber pustaka adalah keterangan mengenai artikel yang ditulis oleh Harden.

Penulisan pustaka (Referencing)

Page 17: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 12

Gaya referensi Harvard berdasarkan pada gaya pengarang-tahun (author-date). Referensi yang digunakan disusun dalam urutan sesuai abjad (alphabetically) dalam daftar pustaka.

Sitasi dalam badan tulisan (In-text citation)

Petunjuk Umum:

1. Sumber ditunjukkan dengan mencantumkan nama belakang pengarang dan tahun penerbitannya dipisahkan menggunakan spasi tanpa tanda baca apapun

2. Jika nama pengarang tidak menjadi bagian dalam kalimat maka informasi yang ditulis adalah nama dan tahunnya dalam tanda kurung buka dan tutup

3. Sumber ditulis disebelah kiri tanda titik atau tanda koma

4. Jika nama pengarang menjadi salah satu bagian dari kalimat maka hanya tahunnya saja yang dimasukkan dalam tanda kurung

5. Jika ada 2 (dua) orang pengarang maka keduanya dicantumkan dengan memberikan kata penghubung dan atau & diantara kedua nama pengarang

6. Jika pengarang lebih dari tiga maka hanya dicantumkan pengarang pertama diikuti et al.

7. Jika sumber diambil dari pengarang yang sama dari beberapa tulisannya dalam tahun yang sama maka dibelakang tahun diberi tanda huruf arab kecil

8. Jika sumber diambil dari pengarang yang sama dari tahun yang berbeda maka ditulis tahun nya secara urut

… as an activating and cooperative learning environment (Schmidt 1993), hypotheses …

… but non-robust effects for knowledge (Dochy et al. 2003).

Pascarella and Terenzini (2005) describe these …

Tinto’s model on student persistence (1997, 1998) provides …

… a reasonable error of approximation (Browne & Cudeck 1992); …

Schmidt has proven the effectiveness of PBL (1999a, 1999b) that …

GGaayyaa PPeennuulliissaannPPuussttaakkaa HHaarrvvaarrdd

Page 18: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 13

9. Jika tulisan diambil dari beberapa sumber tulis semua sumber didalam tanda kurung, diurutkan berdasarkan tahun yang lebih awal dulu dan dipisahkan menggunakan tanda titik koma Contoh

10. Jika pengarang artikel yang dijadikan sumber mengambil dari sumber lain maka dicantumkan nama pengarang yang diacu dan pengarang sumber yang diacu dituliskan dalam tanda kurung dengan didahului tulisan cited in dilengkapi dengan tahun penerbitan dan halamannya. Sumber yang ditulis lengkap adalah sumber yang diacu langsung oleh mahasiswa, bukan sumber yang diacu oleh pengarang yang menulis artikel.

Kutipan langsung Pada saat menggunakan gagasan penulis lain secara langsung dan mengutipnya secara persis apa yang ditulis oleh penulis utamanya maka hal ini disebut mengutip. Sebisa mungkin dalam membuat tulisan, kutipan ini jumlahnya sedikit dan lebih banyak yang berupa parafrase. Cara penulisan kutipan adalah sebagai berikut: a. Kutipan ditulis dalam tanda kutip (" ... ").

b. Semua kutipan harus ditulis persis sama seperti aslinya, dan nomor halaman dicantumkan dalam sitasi.

c. Elipsis (3 tanda titik) dapat digunakan diawal dan/atau diakhir dan/atau ditengah kalimat kutipan untuk menyingkat dan menunjukkan sebagian dari kutipan dihilangkan.

The findings of this meta-analysis confirm conclusions of other reviews on the effects of PBL (Vernon and Blake 1993; Albanese and Mitchell 1993).

Barrows (cited in Dent 2009, p. 45) defined PBL as …

Artikel yang diacu oleh mahasiswa

Sumber yang diacu oleh penulis artikel

Page 19: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 14

d. Kutipan lebih panjang dari 3 kalimat ditulis secara menjorok dan tanda kutip (" ... ") tidak ditulis.

e. Apabila tidak akan mencantumkan nama pengarang dalam kutipan maka sitasi ditulis dalam tanda kurung dan antara tahun dengan nomer halaman dipisahkan dengan tanda koma ( , ).

PPeennuulliissaann DDaaffttaarr PPuussttaakkaa

1. Ditulis diakhir tulisan dan menuliskan informasi bibliografi secara utuh dari sumber yang diacu dalam tulisan

2. Pengarangnya berbeda-beda, diurutkan sesuai abjad dimulai dari pengarang berinisial A diteruskan seterusnya sesuai urutan abjad.

3. Pengarang sama Berbeda tahun penerbitan: diurutkan berdasarkan tahun terbit yang lebih awal ke yang lebih

baru Sama tahun penerbitan: diberikan tanda huruf (a, b dan seterusnya) dibelakang tahun terbit,

diurutkan sesuai masa terbit (jika terdapat informasi).

4. Daftar pustaka ditulis rata kiri dengan baris kedua dan seterusnya menjorok masuk kedalam

BUKU; KESELURUHAN BUKU atau AUTHORED BOOK

Petunjuk Umum

1. Nama penulis adalah nama belakang atau keluarga diikuti singkatan nama depan yang dipisahkan dengan tanda koma, contoh: Mohammad Hakimi ditulis Hakimi, M, J. R. Torres Bermudez ditulisBermudez, JRT

2. Jika pengarang lebih dari satu maka antar pengarang dipisah dengan tanda koma dan diakhiri dengan tanda dan ( & ), contoh: Hakimi, M, Rahayu, GR & Emilia, O

3. Jumlah pengarang 1 – 6, nama ditulis dalam daftar pustaka, jika pengarang lebih dari 6 maka ditulis sampai pengarang ke-enam dan dilanjutkan dengan et al.

4. Judul buku tidak dikapitalisasi kecuali pada kata-kata yang memang diatur untuk menggunakan huruf kapital dan dimiringkan, contoh: Ganong's review of medical physiology, The Smithsonian atlas of the Amazon

Page 20: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 15

Buku dengan satu pengarang … (Bell 2006). atau Bell (2006) menjelaskan …

Bell, J 2006, Doing your research project, Open university press, England.

Buku dengan dua pengarang … (Lengnick-hall & Lengnick-hall 2003). atau Lengnick-hall dan Lengnick-hall (2003) menyatakan ….

Lengnick-hall, ML & Lengnick-hall, CA 2003, Human resource management in the knowledge economy, Berrett-Koehler Publisher, Inc., San Fransisco.

Buku dengan tiga pengarang … (Robbins, DeCenzo & Moon 2003). atau Robbins, DeCenzo, dan Moon (2003) berargumen ….

Robbins, SP, DeCenzo, DA & Moon H 2003, Fundamentals of management: essential concepts and applications, Prentice Hall, New York.

Buku dengan lebih dari 3 pengarang (1 – 6) … (Gilroy et al. 2008). atau Gilroy et al. (2008) mendeskripsikan ….

Gilroy, A, MacPherson, B, Ross, L, Schuenke, M, Schulte, E & Schumacher, U 2008, Atlas of anatomy (Thieme anatomy), Thieme Medical Publisher, Inc., New York.

E-book … (Yun-tao, 2011). atau Yun-tao (2011) menemukan ….

Yun-tao, M 2011, Biomedical acupuncture for sport and trauma: dry needling techniques, Churchill Livingstone, Elsevier Inc., USA, Sciencedirect, viewed 20 September 2011.

Nama pengarang Tahun, Judul buku, Edisi edn, Penerbit, Tempat penerbitan.

Netter, FH 2011, Atlas of human anatomy, 5 edn, Saunders Elsevier, Philadelphia.

Pengarang

Tahun terbit

Judul buku

Edisi

Penerbit

Tempat penerbitan

Page 21: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 16

BAB atau BAGIAN dari BUKU atau EDITED BOOK

Petunjuk Umum

1. Nama penulis bab atau bagian adalah nama belakang atau keluarga diikuti singkatan nama depan yang dipisahkan dengan tanda koma, contoh: Mohammad Hakimi ditulis Hakimi, M, J. R. Torres Bermudez ditulis Bermudez, JRT

2. Nama editor ditulis adalah nama belakang atau keluarga, didahului oleh singkatan nama depan tanpa dipisahkan dengan tanda titik ataupun koma diikuti tulisan ed. (editor tunggal) atau eds(editor banyak) dalam tanda kurung, contoh: Mohammad Hakimi ditulis M Hakimi (ed.)

3. Aturan penulisan nama lainnya mengikuti aturan umum untuk buku; keseluruhan buku 4. Judul bab atau bagian ditulis dalam tanda petik tunggal ( ‘…’ ) 5. Judul bab tidak dikapitalisasi kecuali pada kata-kata yang memang diatur untuk menggunakan huruf

kapital 6. Judul buku tidak dikapitalisasi kecuali pada kata-kata yang memang diatur untuk menggunakan

huruf kapital dan dimiringkan, contoh: Ganong's review of medical physiology, The Smithsonian atlas of the Amazon

7. Mencantumkan halaman dari bab, dengan didahului tulisan pp.

Bagian dengan pengarang … (Dunphy & Benveniste 2000). atau Menurut Dunphy dan Benveniste (2000) ….

Dunphy, D & Benveniste, J 2000, ‘An introduction to the sustainable corporation’, in D Dunphy, J Beveniste, A Griffiths & P Sutton (eds), Sustainability the corporate challenge of the 21st century, Allen & Unwin, Australia, pp. 3-18.

Nama pengarang bab Tahun, ‘Judul bab’, in Nama editor (ed./eds), Judul buku, Edisi edn, Penerbit, Tempat penerbitan, pp. halaman.

Levine, DA 2011, ‘Growth and development’, in KJ Marcdante, RM Kliegman, HB Jenson & RE Behrman (eds), Nelson essentials of pediatrics, 6 edn, Saunders Elsevier, Philadelphia, pp. 13-44.

Pengarang bab Tahun terbit Judul bab

Edisi Tempat penerbitan Judul bab Penerbit

Editor buku

Halaman

Page 22: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 17

JURNAL

Petunjuk umum

1. Aturan penulisan nama sama dengan aturan penulisan nama dengan sumber buku

2. Judul artikel ditulis dalam tanda petik satu ( ‘ … ‘ )

3. Judul artikel tidak dikapitalisasi kecuali pada kata-kata yang memang diatur untuk menggunakan huruf kapital

4. Nama jurnal ditulis lengkap dan dimiringkan

5. Informasi tambahan yang harus dicantumkan adalah volume, nomer atau isu, halaman artikel dicantumkan

6. Jika jurnal didapat secara online maka perlu ditambahkan tanggal akses, tempat akses dan DOI (kalau ada)

Nama pengarang Tahun terbit, ‘Judul artikel’, Judul jurnal, vol. (nomer volume), no.(nomer isu), pp. (halaman).

Nama pengarang, Tahun, ‘Judul artikel’, Judul jurnal, vol. (nomer volume), no. (nomer isu), pp. (halaman), viewed (tanggal akses), nama database.

Siddharthan, K, Hodgson, M, Rosenberg, D, Haiduven, D & Nelson, A 2006, Under-reporting of work-related musculoskeletal disorders in the Veterans Administration, International Journal of Health Care Quality Assurance, vol. 23, no. 3, pp. 20-5.

Pengarang Judul Artikel

Nama JurnalIsu Volume

Tahun

Halaman

Cole, P 2011, ‘Reducing the impact on employers and employees of musculoskeletal disorders: a strategic approach’, Strategic HR Review, vol. 10, no. 3, pp. 23-31, viewed 20 September 2011, Emerald database.

Pengarang Judul Artikel

IsuVolume

Tahun

Nama Jurnal HalamanNama databaseTanggal akses

Page 23: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 18

Jurnal cetak … (Gray & Densetn 2003). atau Berdasarkan penelitian Gray dan Densetn (2003) ….

Gray, JH & Densetn, IL 2003, ‘Towards an integrative model of organizational culture and knowledge management’, International Journal of Organizational Behaviour, vol. 9, no. 2, pp. 594-603.

Jurnal online atau dari database elektronik Jika dokumen diambil dari database atau website yang tidak jelas apakah database atau bukan maka

harus mencantumkan kata “database” sesudah nama sumber dokumen

… (Dagherty 1998). atau Dagherty (1998) menemukan ….

Dagherty, RMJ 1998, ‘Leading among leaders: the dean in today’s medical school’, Academic Medicine, vol. 73, no. 6, pp. 649-53, viewed 29 September 2009, Ovid database.

Jika dokumen diambil dari halaman yang bisa diambil secara luas atau gratis harus dicantumkan alamat URL-nya secara lengkap

… (Koh et al. 2008). atau Koh et al. (2008) menemukan ….

Koh, GC, Khoo, HE, Wong, ML, Koh, D 2008, ‘The effects of problem-based learning during medical school on physician competency: a systematic review’, CMAJ, vol. 178, no. 1, pp. 34-41, viewed 21 September 2011, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2151117/pdf/20080101s00018p34.pdf?tool=pmcentrez

Contoh jurnal online gratis dengan pengarang lebih dari 6… (Schlett et al. 2010). atau Menurut Schlett et al. (2010) …..

Schlett, CL, Doll, H, Dahmen, J, Polacsek, O, Federkeil, G, Fischer, MR et al. 2010, ‘ Job requirements compared to medical school education: differences between graduates from problem-based learning and conventional curricula’, BMC Medical Education, vol. 10: 1, viewed 28 September 2011, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2824799/pdf/1472-6920-10-1.pdf?tool=pmcentrez

SUMBER LAIN

Halaman web/dokumen dari internet

Hal-hal yang harus dicantumkan dalam informasi adalah: o Pengarang/editor/penyusun o Tanggal halaman/tanggal dokumen o Judul dokumen (termasuk nomer versi)/judul halaman o Nama sponsor sumber o Tanggal akses o URL

Page 24: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 19

Jika tidak ada tanggal maupun pengarang, maka berikan tanda n.d. setelah judul. Berhati-hatilah untuk jenis dokumen seperti ini karena reliabilitas dan validitas dokumen bisa dianggap meragukan

Contoh … (Gelfand 2010). Atau … merupakan gejala-gejala common cold menurut Gelfand (2010).

Gelfand, JL 2010, Understanding common cold – symptoms, WebMD, viewed 21 September 2011, < http://www.webmd.com/cold-and-flu/understanding-common-cold-symptoms>

Tesis/disertasi … (Aryanty 2010). atau Aryanty (2010) menjelaskan ….

Aryanty, N 2010, Pengalaman belajar mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada menggunakan problem-based learning, thesis, Yogyakarta, Universitas Gadajah Mada.

Kuliah/komunikasi personal Kuliah yang tidak dipublikasikan dianggap sebagai komunikasi personal dan tidak perlu dituliskan

dalam daftar pustaka

Informasi mengenai sumber ditulis dalam sitasi dalam tulisan dengan memuat informasi: o Nama pengajar atau nama sumber komunikasi personal, dengan menuliskan singkatan

nama depan diikuti nama belakang) o Nama universitas atau tempat terjadinya proses belajar mengajar dengan menuliskannya

didalam tanda kurung ( [ … ] ) o Tahun o Kode kuliah o Tanggal kuliah

Contoh dalam sitasi dalam tulisan … Mahasiswa kedokteran harus mampu menjadi “pembelajar yang kritis” (GR Rahayu [Universitas Gadjah Mada] 2011, Adult learner lecture, 20 September). …

Koran Informasi yang harus dituliskan adalah:

o Nama penulis artikel o Tahun edar koran o Judul artikel didalam tanda petik satu ( ‘judul artikel’ ) o Nama koran ditulis miring ( nama koran ) o Tanggal edar koran o Halaman tempat artikel itu berada

Contoh … (Ikawati 2011). atau Ikawati (2011) mengemukakan bahwa RAMA …

Ikawati , Y 2011, ‘RAMA mengendus La Nina’, Kompas, 26 September, p. 14.

Page 25: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 20

Jika tidak ada informasi mengenai pengarang maka tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka, tetapi harus dicantumkan informasinya (nama koran tanggal terbit, halaman) didalam sitasi dalam tulisan

… terdapat desa tertinggal (Kompas 21 September 2011, p. 2).

Jika diambil dari database elektronik atau koran online perlu ditambahkan informasi o Tanggal akses dengan menambahkan kata “viewed” didepan tanggal akses o Alamat data base atau alamat URL

Contoh … (Mason 2011). atau Mason (2011) mengungkapkan ….

Mason, M 2011, ‘Sniffling, sneezing and turning cubicles into sick bays’, The New York Times, 17 February, viewed 21 September 2011, The New York Times Archives database.

Page 26: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 21

Gaya penulisan pustaka Vancouver adalah gaya penulisan pustaka berdasar angka. Setiap sumber yang diacu ditunjukkan melalui angka arab.

Informasi lebih lengkap mengenai cara menuliskan daftar pustaka menggunakan gaya Vancouver bisa dilihat di Citing Medicine, yang bisa diakses melalui http://www.nlm.nih.gov/citingmedicine.

Sitasi dalam badan tulisan (In-text citation)

Petunjuk Umum:

1. Sumber ditunjukkan dalam ujud penomeran menggunakan angka arab (1, 2, 3, dst). 2. Nomer yang diberikan bersifat statis, artinya setiap kali sumber yang sama digunakan, maka nomer

yang digunakan adalah nomer yang sama diseluruh bagian tulisan. 3. Pengurutan nomer didasarkan pada urutan kemunculan penggunaan sumber didalam tulisan. 4. Nomer dituliskan disebelah kanan tanda koma ( , ) atau tanda titik ( . ) dan disebelah kiri tanda titik

koma ( ; ) atau tanda titik dua ( : ) 5. Jika mensitasi dua atau lebih sumber dapat dituliskan dengan memberikan tanda koma 6. Jika mensitasi tiga atau lebih sumber yang memiliki nomer yang berurutan bisa menuliskan dengan

memberikan tanda sambung

7. Nomer bisa dituliskan sebagai superscript atau didalam tanda kurung ( () ) 8. Jika menuliskan nama pengarang dalam tulisan, nomer sumber yang diacu ditulis setelah nama

pengarang (nama belakang atau keluarga) 9. Jika merujuk pada suatu sumber maka nomer sumber yang diacu ditulis diakhir kalimat

Harsono1 … atau Harsono(1) ….

… tutor berperan sebagai fasilitator.1 atau … tutor berperan sebagai fasilitator.(1)

Undergraduate and graduate medical education programs continue to expand ambulatory training, recognizing the discordance the educational content of inpatient education and the practice of medicine. New training sites include university-based teaching practices and community offices.1-3

Although these experiences offer unique opportunities,4,5 they present several challenges for preceptors, including limited interaction time,6 …

Sumber: J Gen Intern Med 2003;18:468-74

GGaayyaa PPeennuulliissaannPPuussttaakkaa VVaannccoouuvveerr

Page 27: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 22

Kutipan langsung

1. Jika melakukan kutipan langsung kurang dari empat baris maka kutipan langsung dituliskan didalam tanda kutip ( “ “ ) dan halaman yang dikutip harus dituliskan setelah nomer sumber yang diacu

2. Jika kutipan langsung lebih dari empat baris maka kutipan langsung ditulis dalam sebuah blok tulisan dan menggunakan ukuran huruf yang lebih kecil dan tanpa tanda kutip

3. Nomer halaman bisa dituliskan setelah nomer sumber didalam tanda kurung

PPeennuulliissaann DDaaffttaarr PPuussttaakkaa

1. Ditulis diakhir tulisan dan menuliskan informasi bibliografi secara utuh dari sumber yang diacu dalam tulisan

2. Ditulis berdasarkan nomer urut kemunculan sumber di sitasi dalam tulisan. 3. Nomer urut ditulis dalam angka arab dan diberi tanda titik 4. Daftar pustaka ditulis rata margin kiri

BUKU

Petunjuk Umum

1. Nama penulis adalah nama belakang atau keluarga diikuti singkatan nama depan tanpa spasi, tanda koma atau titik, contoh: Mohammad Hakimi ditulis Hakimi M

2. Jika memiliki nama depan lebih dari dua, nama depan disingkat menjadi dua huruf saja, contoh: Raka Arif Rahman Ghifari ditulis Ghifari RA

3. Jika memiliki nama belakang terdiri dari dua kata walau tanpa tanda hubung tetap dituliskan keduanya, contoh: Joseph Raul Torres Bermudez ditulis Torres Bermudez JR

4. Jika nama belakang dengan tingkatan dalam keluarga maka dituliskan setelah penulisan singkatan nama depan, dengan angka romawi diganti angka arab, contoh: Vincent T. DeVita, Jr. ditulis DeVita VT Jr, James G. Jones II ditulis Jones JG 2nd

5. Jika pengarang lebih dari satu maka antar pengarang dipisah dengan tanda koma dan tidak diakhiridengan kata “dan” atau “and”, contoh: Hakimi M, Rahayu GR, Emilia O

6. Jika pengarang lebih dari 6 orang maka ditulis pengarang 1 hingga 6 ditambah kata et al. (ditulis et al.)

Smith, Dollase, Boss5(p101) explained that “the beginning level represents the level of ability that should be achieved by a student prior to entering the clinical portion of the medical curriculum”.

Smith, Dollase, Boss5(p101) stated that:

In evaluating competency in history-taking performance in the fourth-year OSCE stations that assess this skill, the overall average rating is used to determine passing or failing. The pass/fail cutoff is derived using a compromise standard setting technique described by Hofstee5 in which faculty estimates of maximally acceptable rates of passing and failing are combined with empirically derived data.

Xxxxxxxxxxxx next sentences xxxxxxx

Page 28: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 23

7. Judul buku tidak dikapitalisasi kecuali pada kata-kata yang memang diatur untuk menggunakan huruf kapital, contoh: Ganong's review of medical physiology, The Smithsonian atlas of the Amazon

8. Jika tempat publikasi berasal dari kota yang terkenal luas tidak perlu dituliskan nama negaranya, seperti New York, London, Tokyo, dll. Jika tempat publikasi berasal dari kota yang tidak dikenal secara luas maka perlu dituliskan nama negaranya, seperti Clayton (Australia), Cebu (Philippines), dll.

9. Perhatikan tanda baca yang digunakan untuk memisahkan antar informasi: a. Nama pengarang diikuti dengan titik ( . ) b. Judul buku, bagian, artikel atau dokumen diikuti dengan titik ( . ) c. Edisi diikuti dengan titik ( . ) d. Tempat penerbitan diikuti dengan titik dua ( : ) e. Penerbit diikuti dengan titik koma ( ; ) f. Tahun diikuti dengan titik ( . ) g. Informasi media dan tanggal akses untuk sumber non cetak menggunakan tanda [ ]

10. Untuk e-book dituliskan tanggal aksesnya, contoh: e-book diakses tanggal 22 Oktober 2010 ditulis[cited 2010 Oct 22]

Pola umum

Nama pengarang. Judul buku. Edisi. Tempat penerbitan: Penerbit; Tahun.

Nama pengarang bab. Judul bab. In: Nama editor, editor(s). Judul buku. Edisi.Tempat penerbitan: Penerbit; Tahun.

1. Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. 4th ed. Jakarta: Salemba Medika; 2009.

Pengarang Judul buku Edisi Tempat terbit

Tahun terbitPenerbit

2. Mann K, Dornan T, Teunissen PW. Perspectives on learning. In: Dornan T, Mann K, Scherpbier A, Spencer J, editors. Medical education theory and practice. Edinburg (UK): Churchill Livingstone Elsevier; 2011.

Pengarang bab Judul bab Editor

Judul bukuTempat penerbitan Penerbit Tahun terbit

Page 29: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 24

Buku; keseluruhan buku atau authored book Penulisan mengikuti aturan umum Periksa kembali apakah menggunakan sumber authored book atau edited book

Contoh

Buku dengan 1 – 6 pengarang 1. Moore KL, Dalley AF, Agur AM. Clinically oriented anatomy. 6th ed. Maryland: Lippincott Williams & Wilkins; 2009.

2. Rohen JW, Lutjen-Drecoll E, Yokochi C. Color atlas of anatomy: a photographic study of the human body. 7th ed. Maryland: Lippincott Williams & Wilkins; 2010.

Buku dengan > 6 pengarang 3. Phillips H, Rogers B, Bernheim KL, Liu H, Hunter PG, Evans J, et al. Community medicine in action. New York: Eastern Press; 2005.

e-Book 4. Field T. American Psychological Association. Complementary and alternative therapies research [Internet]. Washington, D.C.: American Psychological Association; 2009 [cited 2010 Mar 3]. Available from: American Psychological Association.

5. Dempsey J, French J, Hillege S, Wilson V, Taylor CR, Lillis C, et al. Fundamendals of nursing and midwifery: a person-centered approach to care [Internet]. 1st ed. Broadway (NSW): Lippincott Williams & Wilkins; 2009 [cited 2009 Sep 18]. Available from: Books@Ovid

Bab atau Bagian dari Buku atau editored book Setiap bab atau bagian harus ditulis secara terpisah, jika dari satu buku mengambil dari

beberapa bab atau bagian yang berbeda Ditulis dengan cara menuliskan penulis dan judul bab atau bagian yang diacu diikuti “In:” dan

informasi keseluruhan buku Dibelakang nama-nama editor ditulis kata ”editor(s)” Aturan terkait dengan jumlah pengarang, sumber berasal dari material non cetak mengikuti

aturan umum

Nama pengarang. Judul [Internet]. Edisi. Tempat penerbitan: Penerbit; Tahun[tanggal akses]. Panjang halaman. Available from: alamat unduh atau URL

3. Rubin JP, Matarasso A. Aesthetic surgery after massive weight loss [Internet]. New York: Elsevier; 2007 [cited 2011 Sep 23]. Available from: http://www.sciencedirect.com/science/book/9781416029526

Judul bukuTempat penerbitan

Penerbit Tahun terbit

Pengarang

Tanggal akses Alamat URL

Page 30: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 25

Contoh Bab dengan pengarang 6. Curtis TC. The nervous system. In: Rubin R, Strayer DS, editors. Rubin's pathology: clinicopathologic foundations of medicine. 5th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins; 2007.

Bab tanpa pengarang 7. Normal anatomy of the chest. In: Collins J, Stern EJ, editors. Chest radiology: the essentials [Internet]. 2nd ed. Philadelphia (PA): Lippincott Williams & Wilkins; 2008 [cited 2009 Apr 6]. Available from: Books@Ovid

JURNAL

Petunjuk Umum 1. Aturan penulisan nama sama dengan aturan dalam penulisan nama di bagian BUKU 2. Judul artikel jurnal tidak dikapitalisasi kecuali pada kata-kata yang memang diatur untuk

menggunakan huruf kapital, contoh: Adenoidectomy in children with recurrent upper respiratory infections

3. Judul jurnal harus disingkat, daftar singkatan jurnal dapat dilihat di www.nlm.nih.gov/tsd/serials/lji.html atau http://www.bioscience.org/atlases/jourabbr/list.htm dan tidak dimiringkan

4. Penulisan halaman yang berurutan dapat dituliskan dengan memotong bagian yang sama, contoh: halaman 81 – 89 ditulis 81-9, 1120 – 1145 ditulis 1120-45

5. Perhatikan tanda baca yang digunakan untuk memisahkan antar informasi: a. Nama pengarang diikuti dengan titik ( . ) b. Judul artikel diikuti dengan titik ( . ) c. Judul jurnal diikuti dengan titik ( . ) d. Tahun atau periode penerbitan diikuti dengan titik koma ( ; ) e. Volume dan edisi jurnal ditulis tanpa spasi, isu ditulis dalam tanda kurung ( () ), diikuti

dengan tanda titik dua ( : ) f. Halaman diikuti dengan tanda titik ( . ) g. Informasi media dan tanggal akses untuk sumber non cetak ditulis didalam tanda [ ]

6. Untuk e-journal dituliskan tanggal aksesnya dengan aturan [cited tahun bulan (singkatan 3 huruf awal) tanggal] , contoh: e-journal diakses tanggal 22 Oktober 2010 ditulis [cited 2010 Oct 22]

Pola umum

Nama pengarang. Judul artikel. Judul jurnal. Tahun terbit;Volume(isu):halaman.

D'Eon M, Proctor P, Bassendowski S, Udahl B. Effective programmatic tutor training for interprofessional problem-based learning. J of Fac Dev. 2009;23(3):20-5.

Pengarang Judul Artikel

IsuVolumeTahunNama Jurnal Halaman

Page 31: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 26

Artikel jurnal cetak Contoh

1 – 6 pengarang 1. Resch KD. Postmortem inspection for neurosurgery: a training model for endoscopic dissection technique. Neurosurg Rev. 2002;25(1-2):79-88.

> 6 pengarang 2. Bermudez JR, Buess G, Waseda M, Gacek I, Garcia FB, Manukyan GA, et al. Laparoscopic intracorporal colorectal sutured anastomosis using the Radius Surgical System in a phantom model. Surg Endosc. 2009;23(7):1624-32.

Tanpa pengarang 3. Pelvic floor exercise can reduce stress incontinence. Health News. 2005 Apr;11(4):11.

Organisasi sebagai pengarang 4. Parkinson Study Group. A randomized placebo-controlled trial of rasagiline in levodopa-treated patients with Parkinson disease and motor fluctuations: the PRESTO study. Arch Neurol. 2005 Feb;62(2):241-8.

Isu dengan suplemen 5. Mastri AR. Neuropathy of diabetic neurogenic bladder. Ann Intern Med. 1980;92(2 pt 2):316-8.

Volume dengan suplemen 6. Frumin AM, Nussbaum J, Esposito M. Functional aspensia: demonstration of splenic activity by bone marrow scan. Blood. 1979;59 Suppl 1:26-32.

Artikel akan terbit (in press or forthcoming) 7. Laking G, Lord J, Fischer A. The economics of diagnosis. Health Econ. Forthcoming 2006

Artikel jurnal online

Contoh

Internet

8. Re III VL, Gluckman SJ. Fever in the returned traveler. Am Fam Physician [Internet]. 2003 [cited 2011 Sep 22];68:1343-50. Available from: http://www.aafp.org/afp/2003/1001/p1343.pdf.

Nama pengarang. Judul artikel. Judul jurnal [Internet]. Tahun terbit [tanggal akses];Volume(isu):halaman. Available from: alamat unduh atau URL

Dolmans DH, Janssen-Noordman, Wolfhagen HA. Can students differentiates between PBL tutors with different tutoring deficiencies?. Med Teach [Internet]. 2006 [cited 2011 Sep 4];28(6):e156-e161. Available from: Informa Healtcare.

IsuVolumeTahun Nama JurnalHalaman

Pengarang Judul Artikel

Tanggal akses Nama database

Page 32: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 27

Database yang dilanggan perpustakaan 9. Johansen MA, Henriksen E, Berntsen G, Horsch A. Electronic symptom reporting by patients: a literature review. Stud Health Technol Inform [Internet]. 2011 [cited 2011 Sep 8];169:13-7. Available from: Pubmed

SUMBER LAIN Dokumen dari internet 10. Neithercott T. The importance of breakfast [document on the internet]. American diabetes association; 2011 [cited 2011 Sep 10]. Available from: http://forecast.diabetes.org/magazine/food-thought/the-importance-breakfast/?utm_source=Homepage&utm_medium=FeatureSlider1&utm_content=forecast-breakfast-sept2011&utm_campaign=DF

11. British thoracic society and scottish intercollegiate guidelines network. British guideline on the management of asthma: quick reference guide [document on the internet]. British thoracic society; 2011 [cited 2011 Sep 17]. Available from: http://www.brit-thoracic.org.uk/Portals/0/Clinical%20Information/Asthma/Guidelines/qrg101%202011.pdf

12. Diabetes Australia. Diabetes management in general practice: guidelines for type 2 diabetes [document on the internet]. 17th ed. The Royal Australian College of General Practitioner; 2011 [cited 2011 Sep 18]. Available from: http://www.diabetesaustralia.com.au/PageFiles/763/Diabetes%20Management%20in%20General%20Practice%202011-12.pdf

Koran Tanpa pengarang 13. Cacat bawaan: tim dokter pasang selaput pelindung jantung. Kompas. 2011 Sep 22; 13.

Dengan pengarang 14. Pabottingi M. Munir dalam kerangka keindonesiaan. Kompas. 2011 Sep 22; 6.

Internet 15. Berhenti Merokok Ampuh Membuat Emosi Lebih 'Adem'. Republika.co.id [Internet]. 2011 [cited 2011 Sep 21] Sep 21. Available from: http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/11/09/21/lrv4ue-berhenti-merokok-ampuh-membuat-emosi-lebih-adem

Thesis 16. Sari SM. Hubungan antara hasil ujian tulis dan ujian praktik keterampilan komunikasi pada mahasiswa tahun pertama di Fakultas Kedokteran UNJANI [dissertation]. Yogyakarta (Indonesia): Universitas Gadjah Mada; 2010.

Page 33: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 1

Tuliskan in-text citation dan daftar pustaka sumber-sumber berikut ini dengan menggunakan gaya Harvard dan Vancouver pada baris atau kolom yang tersedia.

Contoh:

No Pengarang buku/bab Editor Judul buku Judul bab Edisi Tahun Penerbit Kota Halaman

1. Douglas L. Robertson Kay J. Gillespie, Douglas L. Robertson

A Guide to Faculty Development

Establishing an Educational Developmental Program

2 2010 Jossey-Bass

San Fransisco

35-52

HarvardIn-text citation Reference list … (Robertson 2010). Robertson, DL 2010, ‘Establishing an educational developmental program’, in KJ Gillespie & DL

Robertson eds, A guide to faculty development, 2 edn, Jossey-Bass, San Fransisco, pp. 35-52. Robertson (2010) menjelaskan … .

Robertson menjelaskan … (2010).

VancouverIn-text citation Reference list ….1 1. Robertson DL. Establishing an educational developmental program. In: Gillespie KJ, Robertson

DL, editors. A guide to faculty development. San Fransisco: Jossey-Bass; 2010. Robertson1 menjelaskan ….

LLaattiihhaann

Page 34: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 2

BUKU

No Pengarang buku/bab Editor Judul buku Judul bab Edisi Tahun Penerbit Kota Halaman

1. Samy Azer Navigating problem-based learning

2008 Churchill Livingstone, Elsevier

Sydney

HarvardIn-text citation Reference list

VancouverIn-text citation Reference list

2. Joseph S. Gonnella, Mohammadreza Hojat, James B. Erdman, J. Jon Veloski

Assessment measures in medical school, residency, and practice

1993 Springer Publishing Company

London

HarvardIn-text citation Reference list

VancouverIn-text citation Reference list

3. Diana Dolman, Henk Schmidt

Henk van Berkel, Albert Scherpbier, Harry Hillen, Cees van der Vleuten

Lessons from Problem-based Learning

The problem-based learning process

2010 Oxford University Press

UK 13-20

HarvardIn-text citation Reference list

Page 35: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 3

No Pengarang buku/bab Editor Judul buku Judul bab Edisi Tahun Penerbit Kota Halaman

VancouverIn-text citation Reference list

4. Ann R J Briggs, Marianne Coleman

Research Methods in Educational Leadership and Management

2 2007 Sage London

HarvardIn-text citation Reference list

VancouverIn-text citation Reference list

5. Thomas M. Bashore, Christoper B. Granger, Patrick Hranitzky, Manesh R. Patel

Stephen McPhee,Maxine Papadakis, Michael W. Rabow

CURRENT Medical Diagnosis and Treatment 2012

Heart Disease 51 2011 McGraw-Hill Medical

USA 317-419

HarvardIn-text citation Reference list

VancouverIn-text citation Reference list

Page 36: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 4

No Pengarang buku/bab Editor Judul buku Judul bab Edisi Tahun Penerbit Kota Halaman

6. Howard L Fields, Joseph B. Martin

Anthony S. Fauci, Eugene Braunwald , Dennis L. Kasper, Stephen L. Hauser, Dan L. Longo, J. Larry Jameson, Joseph Loscalzo

Harrison's Principles of Internal Medicine

Pain: Pathophysiology and Management

17 2008 McGraw-Hill Professional

New York

81-86

HarvardIn-text citation Reference list

VancouverIn-text citation Reference list

JURNAL CETAK

No. Pengarang Judul artikel Judul jurnal Volume Isu Tahun Halaman1. J Cioffi Clinical simulations: development and

validation Nurse Education today 21 2001 477-486

HarvardIn-text citation Reference list

Vancouver In-text citation Reference list

Page 37: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 5

No. Pengarang Judul artikel Judul jurnal Volume Isu Tahun Halaman2. P Bradley, K Postlethwaite The history of simulation in medical

education and possible future directions Medical education 40 2006 254-262

HarvardIn-text citation Reference list

VancouverIn-text citation Reference list

3. L A Braeckman, A. M. Fieuw, H. J Van Bogaert

A web- and case-based learning program for postgraduate students in occupational medicine

International Journal occupational environment health

14 2008 51-56

HarvardIn-text citation Reference list

VancouverIn-text citation Reference list

4. J. M Weller Simulation in undergraduate medical education: bridging the gap between theory and practice

Medical education 38 2004 32-38

HarvardIn-text citation Reference list

VancouverIn-text citation Reference list

Page 38: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 6

No. Pengarang Judul artikel Judul jurnal Volume Isu Tahun Halaman5. Patricia A. Clarkson A Community of Practice: Web Portals

and Faculty Development Journal of Computing in Higher Education

13 2 2002 4-24

HarvardIn-text citation Reference list

VancouverIn-text citation Reference list

E-Book

No Nama pengarang Editor Judul buku Judul bab Tahun Edisi Halaman KotaPenerbit

URL/Database Tanggal akses

1. J. Herman Kan, Paul K. Kleinman

Pediatric and Adolescent Musculoskeletal MRI: A Case Based Approach

2007 New YorkSpringerLink

SpringerLink 22 September 2011

HarvardIn text-citation References

VancouverIn text-citation References

Page 39: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 7

No Nama pengarang Editor Judul buku Judul bab Tahun Edisi Halaman KotaPenerbit

URL/Database Tanggal akses

2. Phillip S. Sizer, C. Roger James

Jacalyn J. Robert-McComb, Reid Norman, Mimi Zumwalt

The active female: Health Issues Throughout the Lifespan

Consideration of Sex Differences in musculoskeletal Anatomy

2008 25-54 NJ-USA Humana Press

http://10.13.13.30/datapdf/EB090008/

29 September 2011

HarvardIn text-citation References

VancouverIn text-citation References

Jurnal Elektronik

No. Pengarang Judul artikel Judul jurnal Volume Isu Tahun Halaman URL/Database Tanggal akses1. Ashutosh Chaudhry,

Robert M. Samstein, Piper Treuting, Yuqiong Liang, Marina C. Pils, Jan-Michael Heinrich, Robert S. Jack, F. Thomas Wunderlich, Jens C. Brüning, Werner Müller, Alexander Y. Rudensky

Interleukin-10 Signaling in Regulatory T Cells Is Required for Suppression of Th17 Cell-Mediated Inflammation

Immunity 34 4 2011 566-578 Science direct 21 September 2011

HarvardIn text citation Reference list

Page 40: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 8

VancouverIn text citation Reference list

No. Pengarang Judul artikel Judul jurnal Volume Isu Tahun Halaman URL/Database Tanggal akses2. Bruce A. Perkins, Andrej

Orszag, Mylan Ngo, Eduardo Ng, Patti New, Vera Bril

Prediction of Incident Diabetic Neuropathy Using the Monofilament Examination: A 4-year prospective study

Diabetes Care 33 7 2010 1549–1554

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2890357/pdf/zdc1549.pdf?tool=pmcentrez

28 September 2011

HarvardIn text citation Reference list

VancouverIn text citation Reference list

3. Steven T Moore, Valentina Dilda, Bandar Hakim and Hamish G MacDougall

Validation of 24-hour ambulatory gait assessment in Parkinson's disease with simultaneous video observation

BioMedical Engineering OnLine

10:82 2011 http://www.biomedical-engineering-online.com/content/10/1/82

23 September 2011

HarvardIn text citation Reference list

VancouverIn text citation Reference list

Kunci Latihan dapat di download di Gamel pada minggu ke-6.

Page 41: Buku Petunjuk AW 2012 INA

Penulisan Ilmiah 32

Daftar Pustaka

Hall, GM 2003, ‘How to write a papper’, 3rd edn, BMJ, London, www.kantakji.com, viewed 1 September 2012.

Hawley, CS 1984, ‘The Thieves of Academe: Plagiarism in University System’, Improving College and University Teaching, vol. 32, no. 1, pp. 35-39, viewed 9 Agustus 2011, http://www.jstor.org/stable/27565598,.

Patrias, K 2007, Citing medicine: the NLM style guide for authors, editors, and publisher, 2nd edn, Bethesda (MD): National Library of Medicine, USA, http://www.nlm.nih.gov/citingmedicine, viewed 9 Agustus 2011.

Perwita, AAB 2009, ‘RI as a new middle power’, The Jakarta Post, 12 November, viewed 1 Agustus 2011, The Jakarta Post database.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI 2000, Pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI 2008, Kamus besar bahasa Indonesia daring, Departemen Pendidikan Nasional, viewed 22 Agustus 2011, http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/

Swinburne University of Technology 2011, Harvard style guide, viewed 6 Agustus 2011, www.swirburne.edu.au/lib

Ungerer, C 2007, ‘The “middle power” concept in Australian foreign policy’, Australian Journal of Politics and History, vol. 53, no.4, pp. 538-551.