17

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZAakper-alikhlas.com/wp-content/uploads/2016/01/Modul-NAPZA.pdf · DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ... NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZAakper-alikhlas.com/wp-content/uploads/2016/01/Modul-NAPZA.pdf · DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ... NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar
Page 2: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZAakper-alikhlas.com/wp-content/uploads/2016/01/Modul-NAPZA.pdf · DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ... NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar
Page 3: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZAakper-alikhlas.com/wp-content/uploads/2016/01/Modul-NAPZA.pdf · DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ... NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM

KEPERAWATAN NAPZA

Penyusun :

Ns., Masykur Khair, S.Kep.

AKADEMI KEPERAWATAN AL-IKHLAS CISARUA

YAYASAN RAUDHATUL MUTA’ALIMIN

2016

Page 4: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZAakper-alikhlas.com/wp-content/uploads/2016/01/Modul-NAPZA.pdf · DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ... NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar

BIODATA MAHASISWA

NAMA : …………………………………….

NIM : …………………………………….

ALAMAT : …………………………………….

: …………………………………….

NO TELP : …………………………………….

AKADEMI KEPERAWATAN AL-IKHLAS CISARUA

YAYASAN RAUDHATUL MUTA’ALIMIN

2016

PAS FOTO

Page 5: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZAakper-alikhlas.com/wp-content/uploads/2016/01/Modul-NAPZA.pdf · DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ... NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar

KEPERAWATAN NAPZA AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan karunia-Nya kepada kami sehingga buku panduan praktikum Keperawatan

NAPZA ini dapat diterbitkan sebagai alat untuk membantu mahasiswa Akademi

Keperawatan Al-Ikhlas Cisarua dalam meningkatkan ketrampilan praktek keperawatan

dasar.

Kami menyadari bahwa Ilmu keperawatan berkembang sangat pesat dan buku

panduan praktikum ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan kerendahan

hati kami mengharapkan pembaca/pengguna buku ini selalu menyesuaikan dengan

perkembangan ilmu yang ada dengan selalu membaca berbagai buku lainya dan tidak selalu

terpaku pada buku petunjuk praktikum ini.

Tak ada gading yang retak, saran dan masukan yang ditunjukan untuk

penyempurnaan buku panduan praktikum ini sangat kami harapkan, Semoga buku

panduan praktikum ini dapat bermanfaat dan membantu mahasiswa dalam proses

pembelajaran.

Cisarua, Januari 2016

Penulis

Page 6: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZAakper-alikhlas.com/wp-content/uploads/2016/01/Modul-NAPZA.pdf · DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ... NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar

KEPERAWATAN NAPZA AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR ii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................................

BIODATA ................................................................................................................

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

KEGIATAN BELAJAR PRAKTIKUM/LABORATORIUM KEPERAWATAN DASAR ......... iii

A. Deskripsi Mata Ajar ............................................................................................ iii

B. Tujuan Umum .................................................................................................... iii

C. Tujuan Khusus .................................................................................................. iii

D. Ketrampilan yang dipelajari ................................................................................ iii

E. Pelaksanaan Praktikum ...................................................................................... iii

F. Metode Evaluasi ................................................................................................. iii

G. Pembimbing Praktikum ...................................................................................... iii

H. Tata Tertib ......................................................................................................... iii

PENGANTAR ........................................................................................................... 1

TERAPI MODALITAS ........................................................................................... 1

DASAR PEMBERIAN TERAPI MODALITAS ........................................................... 1

JENIS TERAPI MODALITAS ................................................................................ 1

TERAPI KOGNITIF (COGNITIF BEHAVIOR THERAPY) .......................................... 2

PENUGASAN .......................................................................................................... 5

PRESENTASI/DISKUSI ....................................................................................... 5

LATIHAN ROLE PLAY .......................................................................................... 5

DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ........................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 7

LAMPIRAN .............................................................................................................. 8

Page 7: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZAakper-alikhlas.com/wp-content/uploads/2016/01/Modul-NAPZA.pdf · DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ... NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar

KEPERAWATAN NAPZA AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR iii

KEGIATAN BELAJAR PRAKTIKUM/LABORATORIUM

KEPERAWATAN NAPZA

A. Deskripsi Mata Ajar

Mata kuliah ini mengenai penyalahgunaan dan ketergantungan obat-obatan serta narkotika, alkohol, psikotropika, zat adiktif, serta menguraikan asuhan keperawatan

penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA. Asuhan keperawatan yang dipelajari pada

mata kuliah ini adalah asuahan keperawatan pada pasien penyalahgunaan dan

ketergantungan napza yang dilakukan detoksifikasi, yang mengalami komplikasi fisik,

yang mengalami komplikasi psikiatri, yang dilakukan rehabilitasi dan asuhan keperawatan klien dengan kegawat daruratan NAPZA.

B. Tujuan Umum

Setelah mempelajari kegiatan praktikum, mahasiswa mampu menerapkan konsep keperawatan NAPZA dalam praktek keperawatan.

C. Tujuan Khusus

Mahasiswa diharapkan dapat mempraktekan ketrampilan :

1. Menerapkan terapi modalitas dalam pelaksanaan praktek keperawatan/penerapan

asuhan keperawatan

2. Menerapkan/mengintegrasikan teknik pengkajian pada pasien dengan

penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA

3. Menerapkan konsep yang dimiliki dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan

pada pasien dengan penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA

D. Ketrampilan yang Dipelajari

1. Terapi Modalitas

2. Cognitive Bahaviour Therapy

3. Dokumentasi Askep NAPZA 4.

E. Pelaksanaan Praktikum

Sesuai jadwal

F. Metode Evaluasi

1. Sikap dan penampilan : 10 % 2. Kehadiran : 10 %

3. Pretes : 10 %

4. Ujian Praktek Intensif : 70 %

NILAI BATAS LULUS/NBL PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZA ADALAH : 75

G. Pembimbing Praktikum Terlampir sesuai jadwal

H. Tata Tertib

1. Kehadiran praktikum 100%

2. Berpakaian rapi dan sopan (tidak memakai sandal, kaos oblong, baju ketat, anting-

anting dan rambut gondrong

3. Mengganti apabila menghilangkan, merusak alat laboratorium 4. Mahasiswa menyiapkan alat sehari sebelum pelaksanaan role play

Page 8: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZAakper-alikhlas.com/wp-content/uploads/2016/01/Modul-NAPZA.pdf · DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ... NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar

KEPERAWATAN NAPZA AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR 1

PENGANTAR

Narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman

baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan.

Menurut WHO penyalahgunaan zat adalah pemakaian terus-menerus atau jarang

tetapi berlebihan terhadap suatu zat atau obat yag sama sekali tidak ada kaitannya

dengan terapi medis. Zat yang dimaksud adalalah zat psikoaktif yang berpengaruh pada

sistem saraf pusat (otak) dan dapat mempengaruhi kesadaran, perilaku, pikiran, dan

perasaan. Sedangkan Ketergantungan NAPZA adalah keadaan dimana telah terjadi

ketergantungan fisik dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin

bertambah (toleransi), apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul

gejala putus zat (withdrawal syamptom). Oleh karena itu ia selalu berusaha memperoleh

NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar dapat melakukan kegiatannya

sehari-hari secara “normal”.

TERAPI MODALITAS

Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini di berikan

dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif

(Keliat, 2005). Terapi modalitas adalah terapi dalam keperawatan jiwa, dimana perawat mendasarkan potensi yang dimiliki pasien (modal-modality) sebagai titik tolak terapi atau

penyembuhannya (Sarka, 2008)

PRINSIP PELAKSANAAN

Perawat sebagai terapis mendasarkan potensi yang dimiliki pasien sebagai titik tolak

terapi atau penyembuhan.

DASAR PEMBERIAN TERAPI MODALITAS 1. Gangguan jiwa tidak merusak seluruh kepribadian atau perilaku manusia

2. Tingkah laku manusia selalu dapat diarahkan dan dibina ke arah kondisi yang

mengandung reaksi (respon yang baru)

3. Tingkah laku manusia selalu mengindahkan ada atau tidak adanya faktor-faktor yang

sifatnya menimbulkan tekanan sosial pada individu sehingga reaksi indv tersebut dapat diprediksi (reward dan punishment)

4. Sikap dan tekanan sosial dalam kelompok sangat penting dalam menunjuang dan

menghambat perilaku individu dalam kelompok sosial

5. Terapi modalitas adalah proses pemulihan fungsi fisik mental emosional dan sosial ke

arah keutuhan pribadi yang dilakukan secara holistik

JENIS TERAPI MODALITAS 1. Terapi Individual

Terapi individual adalah penanganan klien gangguan jiwa dengan pendekatan hubungan

individual antara seorang terapis dengan seorang klien. Suatu hubungan yang terstruktur

yang terjalin antara perawat dan klien untuk mengubah perilaku klien. Hubungan yang dijalin adalah hubungan yang disengaja dengan tujuan terapi, dilakukan dengan tahapan

sistematis (terstruktur) sehingga melalui hubungan ini terjadi perubahan tingkah laku

klien sesuai dengan tujuan yang ditetapkan di awal hubungan. 2. Terapi Lingkungan

Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar terjadi perubahan

perilaku pada klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif. Perawat menggunakan semua lingkungan rumah sakit dalam arti terapeutik. Bentuknya adalah

memberi kesempatan klien untuk tumbuh dan berubah perilaku dengan memfokuskan

pada nilai terapeutik dalam aktivitas dan interaksi.

Page 9: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZAakper-alikhlas.com/wp-content/uploads/2016/01/Modul-NAPZA.pdf · DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ... NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar

KEPERAWATAN NAPZA AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR 2

Tujuan dari terapi lingkungan ini adalah memampukan klien dapat hidup di luar lembaga

yang diciptakan melalui belajar kompetensi yang diperlukan untuk beralih dari

lingkungan rumah sakit ke lingkungan rumah tinggalnya 3. Terapi Biologi atau terapi somatis

Penerapan terapi biologis atau terapi somatic didasarkan pada model medical di mana

gangguan jiwa dipandang sebagai penyakit.

Ada beberapa jenis terapi somatic gangguan jiwa meliputi: pemberian obat (medikasi

psikofarmaka), intervensi nutrisi,electro convulsive therapy (ECT), foto terapi, dan bedah

otak. Beberapa terapi yang sampai sekarang tetap diterapkan dalam pelayanan kesehatan jiwa meliputi medikasi psikoaktif dan ECT.

4. Terapi Kognitif

Terapi kognitif adalah strategi memodifikasi keyakinan dan sikap yang mempengaruhi

perasaan dan perilaku klien. Proses yang diterapkan adalah membantu

mempertimbangkan stressor dan kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi pola

berfikir dan keyakinan yang tidak akurat tentang stressor tersebut. Ada tujuan terapi kognitif meliputi :

a. Mengembangkan pola berfikir yang rasional.

b. Mengubah pola berfikir tak rasional yang sering mengakibatkan gangguan perilaku

menjadi pola berfikir rasional berdasarkan fakta dan informasi yang actual.

Membiasakan diri selalu menggunakan pengetesan realita dalam menanggapi setiap stimulus sehingga terhindar dari distorsi pikiran.

c. Membentuk perilaku dengan pesan internal. Perilaku dimodifikasi dengan terlebih

dahulu mengubah pola berfikir. 5. Terapi Keluarga

Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga sebagai

unit penanganan (treatment unit). Tujuan terapi keluarga adalah agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya. Untuk itu sasaran utama terapi jenis ini adalah keluarga yang

mengalami disfungsi; tidak bisa melaksanakan fungsi-fungsi yang dituntut oleh

anggotanya. 6. Terapi Kelompok

Terapi aktivitas kelompok Sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial, yang bertujuan untuk

meningkat hubungan sosial dalam kelompok secara bertahan (Keliat & Akemat, 2005) 7. Terapi Perilaku

Anggapan dasar dari terapi perilaku adalah kenyataan bahwa perilaku timbul akibat

proses pembelajaran. Perilaku sehat oleh karenanya dapat dipelajari dan disubstitusi dari

perilaku yang tidak sehat. Teknik dasar yang digunakan dalam terapi jenis ini adalah: a. Role model

b. Kondisioning operan

c. Desensitisasi sistematis

d. Pengendalian diri

e. Terapi aversi atau releks kondisi 8. Terapi Bermain

Terapi bermain diindikasikan untuk anak yang mengalami depresi, anak yang mengalami

ansietas, atau sebagai korban penganiayaan (abuse). Bahkan juga terapi bermain ini

dianjurkan untuk klien dewasa yang mengalami stress pasca trauma gangguan identitas

disosiatif dan klien yang mengalami penganiayaan (Majnun. 2009)

TERAPI KOGNITIF (COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY)

Cognitive Behavioral Therapy (CBT), atau disebut juga dengan istilah Cognitive

Behavioral Modification merupakan salah satu terapi modifikasi perilaku yang menggunakan kognisi sebagai “kunci” dari perubahan perilaku. Terapis membantu klien dengan cara

membuang pikiran dan keyakinan buruk klien, untuk kemudian diganti dengan konstruksi

pola pikir yang lebih baik.

Model psikologis menggunakan konsep dari teori psikologi bahwa kecanduan adalah

buah dari emosi yang tidak berfungsi selayaknya sehingga pencandu memakai obat

pilihannya untuk meringankan dan melepaskan beban psikologis, model ini mementingkan

Page 10: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZAakper-alikhlas.com/wp-content/uploads/2016/01/Modul-NAPZA.pdf · DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ... NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar

KEPERAWATAN NAPZA AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR 3

penyembuhan emosi (Ametembun, 2003). Intervensi psikososial merupakan suatu

pendekatan yang mengutamakan pada masalah psikologis dan sosial yang disandang oleh

pasien dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pasien menghadapi setiap masalah (coping mechanism), model intervensi psikososial yang dapat digunakan adalah cognitif

behavior therapy (CBT) dan konseling dasar.Terapi ini berusaha untuk mengintegrasikan

teknik-teknik terapeutik yang berfokus untuk membantu individu melakukan perubahan,

tidak hanya pada perilaku nyata tetapi juga dalam pemikiran, keyakinan, dan sikap yang

mendasarinya.Terapi kognitif-behavioral memiliki asumsi bahwa pola pikir dan keyakinan

mempengaruhi perilaku dan perubahan pada kognisi ini dapat menghasilkan perubahan perilaku yang diharapkan (Nevid, et al, 2003).

Terapi kognitif merupakan strategi memodifikasi keyakinan dan sikap yang

mempengaruhi perasaan dan perilaku klien. Dimana prosesnya yaitu membantu

mempertimbangkan stressor dan mengidentifikasi pola pikir dan keyakinan yang tidak

akurat, dengan fokus asuhan yaitu reevaluasi ide, nilai, harapan dan memulai menyusun perubahan kognitif.

Tujuan Terapi Kognitif

a. Mengembangkan pola pikir yang rasional

b. Menggunakan pengetesan realita

c. Membantu perilaku dengan pesan internal

Intervensi : a. Mengajar substitusi pikiran

b. Penyelesaian masalah

c. Memodifikasi percakapan diri negatif

Pelaksanaan terapi kognitif : Mengajarkan untuk mensudtitusikan pikiran pasien,

belajar menyelesaikan masalah dan memodifikasi percakapan diri negatif.

Teknik dalam Cognitive Behavioral Therapy :

1. Cognitive Restructuring Methods

Konsep dasar Cognitive Restructuring Methods yaitu untuk membantu klien

mengidentifikasi pikiran-pikiran buruknya, kemudian menggantinya dengan pikiran-

pikiran yang lebih rasional dan realistis. Ada dua jenis Cognitive Restructuring Methods: a. Ellis ‘s Rational-Emotive (Behavior ) Therapy

1) Masalah emosi berasal dari pernyataan irrasional ketika menghadapi kejadian yang

tidak sesuai dengan harapannya.

2) Mengajarkan klien mengubah pikiran irrasional menjadi pikiran rasional yang lebih

positif dan realistis. 3) Menantang pikiran irasional dengan memberikan interpretasi rasional terhadap

kejadian buruk yang menimpa klien.

4) Memberikan tugas rumah. b. Beck’s Cognitive Therapy

1) Gangguan emosi karena adanya disfungsi berpikir (dichotomous thinking, overgeneralization, magnification)

2) Mengidentifikasi disfungsi berpikir dan asumsi maladaptif yang menjelaskan emosi yang tidak menyenagkan.

3) Menetralisir disfungsi berpikir → testing realitas

4) Memberikan tugas rumah

2. Self Instructional Coping Methods (Meichenbaum) Konsep Self Instructional Coping Methods yaitu mengganti pikiran negatif menjadi positif.

Self instruction → untuk mengubah perilaku Langkah-langkah dalam Self Instructional Coping Methods :

a. Mengidentifikasi stimulus yang menyebabkan stress → negative self statement.

b. Melalui modelling atau behaviour rehearsal → klien belajar self talk untuk menetralisir

negative self statement ketika situasi yang menimbulkan stress muncul. c. Mengajarkan klien self instruction (misalnya menarik napas panjang).

d. Mengajarkan klien self reinforcing setelah berhasil menguasai situasi.

Page 11: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZAakper-alikhlas.com/wp-content/uploads/2016/01/Modul-NAPZA.pdf · DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ... NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar

KEPERAWATAN NAPZA AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR 4

3. Problem – Solving Methods (Dzurilla & Golfried)

Asumsi dasar : problem solving mengandung proses perilakuan, baik overt (tampak), atau

kognitif yang menyediakan berbagai alternatif respon efektif untuk menyelesaikan situasi problematis, dan meningkatkan kemungkinan memilih respon-respon yang paling efektif

dari berbagai alternatif tersebut.

Tujuan Pelatihan : bukan untuk memberikan solusi tetapi memberikan ketrampilan

umum supaya individu memiliki kemampuan menyelesaikan berbagai problem secara

efektif. Tahap Problem Solving

a. Orientasi Umum

1) Menjelaskan dasar pikiran

2) Mengarahkan pemahaman yang merupakan bagian hidupnya.

3) Menekankan pada klien bahwa ia harus belajar mengenali situasi yang terjadi dan

responnya yang seharusnya tidak dimunculkan secara otomatis 4) Klien dapat bertanya

5) Klien menceritakan situasi problematis yang dialami dan reaksi yang berhubungan

dengan pemikiran dan perasaannya.

b. Definisi & Formulasi Problem

1) Pada mulanya klien menceritakan problem secara samar dan abstrak (gambaran

umum) 2) Klien harus belajar menceritakan problem secara spesifik dan mendetail.

3) Tidak hanya menceritakan kejadian yang eksternal, tetapi juga pikiran dan

perasaan yang terlibat di dalamnya.

4) Klien belajar memisahkan informasi yang tidak relevan dan memfokuskan pada

informasi yang berhubungan dengan problemnya. c. Membuat Alternatif

1) Setelah mendefinisikan masalah dnegan tepat, klien diinstruksikan melakukan brainstorming tentang solusi-solusi yang mungkin dilakukan.

2) Setelah klien mengidentifikasi beberapa alternatif respon penting, ia siap membuat

keputusan berkaitan dengan strategi berikutnya.

d. Mengambil Keputusan 1) Membuat estimasi dari beberapa alternatif yang muncul

2) Memperkirakan kemungkinan efektivitas dan konsekuensi jangka pendek dan

panjang.

3) Membuat evaluasi.

e. Verifikasi

1) Setelah ditemukan pemecahan masalah, dibuat pelatihan dan diwujudkan dalam kehidupan nyata dalam tingkah lakunya.

2) Terapis perlu memotivasi dan membimbing klien untuk menerapkan tingkah laku

yang dipilih.

3) Mengevaluasi apa yang telah dilakukan.

Page 12: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZAakper-alikhlas.com/wp-content/uploads/2016/01/Modul-NAPZA.pdf · DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ... NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar

KEPERAWATAN NAPZA AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR 5

TUGAS KEPERAWATAN NAPZA

PRESENTASI/DISKUSI

Kelompok 1 : Mekanisme kerusakan otak akibat NAPZA

Kelompok 2 : Model-model terapi untuk penyalahgunaan NAPZA

Kelompok 3 : Asuhan Keperawatan pasien dengan penyalahgunaan NAPZA

Keterangan : Masing-masing kelompok membuat Laporan serta file Power Point (ppt.)

untuk dipresentasikan pada pertemuan sesi presentasi (sesuai jadwal

yang ada)

LATIHAN ROLE PLAY

1. Mahasiswa dibagi dalam 2 kelompok, dimana satu kelompok berperan sebagai perawat

dan kelompok yang lain berperan sebagai pasien atau pecandu NAPZA.

2. Masing-masing mencari pasangan untuk memulai terapi kognitif, dimana yang perawat

akan melakukan interaksi dengan pasien untuk melaksanakan terapi kognitif (CBT)

3. Pertemuan dibagi dalam 2 pertemuan dengan sistem Rolling peran

4. Setiap individu yang berperan sebagai perawat, melakukan pengkajian serta membuat

catatan terkait pasien yang di kelola. Data pengkajian tersebut kemudian akan di jadikan

Askep pada pertemuan Pendokumentasian Askep Napza.

Skenario 1 :

Seorang pasien (Tn. H, 27 tahun) merupakan pasien penyalahgunaan NAPZA dengan

riwayat sudah 3 tahun mengkonsumsi narkoba, merupakan pasien baru di ruang X balai

rehabilitasi, Tn. H baru 2 hari di rawat d ruangan. Sejak dibawa pasien belum berinteraksi

dengan perawat sebelumnya. Pasien masih menunjukan sikap acuh terhadap perawat.

Tn. H masih menunjukan perilaku agresif, bahkan hampir melukai dirinya sendiri.

Skenario 2 :

Seorang pasien (Tn. G, 24 tahun) merupakan pasien penyalahgunaan NAPZA dengan

riwayat sudah 2 tahun mengkonsumsi narkoba, merupakan pasien yang sudah 3 bulan

di ruang X balai rehabilitasi, pasien terkadang masih lepas kontrol dan sering marah.

Pasien sudah mulai berinteraksi dengan orang lain, namun emosinya masih tinggi.

Skenario 3 :

Seorang pasien (Ny. C, 22 tahun) merupakan pasien penyalahgunaan NAPZA dengan

riwayat 4 bulan mengkonsumsi narkoba, pasien hanya menyendiri di ruangan dan tidak

mau berinteraksi dengan orang lain. Pasien baru 1 minggu di rawat di ruang rehabilitasi

NAPZA. Menurut keterangan keluarga ketika membawa pasien, pasien mulai menunjukan

sikap aneh setelah diputuskan oleh pacarnya.

Skenario 4 :

Seorang pasien (Tn. K, 19 tahun) merupakan pasien penyalahgunaan NAPZA dengan

riwayat sudah 6 bulan mengkonsumsi narkoba, merupakan pasien sudah 1 bulan

menjalani perawatan di ruang X balai rehabilitasi, Tn. K mulai mengenal narkoba karena

di kenalkan oleh teman-temannya. Sejak mulai mengkonsumsi narkoba, Tn. K sudah

jarang masuk sekolah dan lebih sering berkumpul dengan teman-temannya. Di rumah

pasien tinggal bersama orang tua, tapi orang tua sibuk bekerja.

Page 13: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZAakper-alikhlas.com/wp-content/uploads/2016/01/Modul-NAPZA.pdf · DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ... NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar

KEPERAWATAN NAPZA AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR 6

Skenario 5 :

Seorang pasien (Ny. A, 32 tahun) merupakan pasien penyalahgunaan NAPZA. Pasien

sudah lebih dari 1 tahun di ruang X balai rehabilitasi, pernah pulang beberapa kali,

namun dibawa kembali oleh keluarganya karena mengamuk di rumah. Ny. A memiliki 1

orang anak berusia 5 tahun. Dulunya Ny. A adalah seorang sekretaris di salah satu

perusahaan, berhenti bekerja ketika bercerai dengan suaminya.

Skenario 6 :

Seorang pasien (Ny. I, 18 tahun) merupakan pengguna NAPZA, merupakan seseorang

yang bertempramen tinggi, acuh dan tidak peduli dengan orang lain. Pasien sudah 4

bulan menjalani rehabilitasi. Keluarga pernah mengunjungi pasien beberapa kali, namun

pasien tidak pernah mau untuk bertemu dengan keluarganya. Pasien merupakan anak

terakhir dari 3 bersaudara. Di ruangan pasien jarang berkomunikasi dengan orang lain,

namun perawat peranah memergoki klien tampak menangis ketika keluarga yang

mengunjunginya pulang.

Skenario 7 :

Seorang pasien (Ny. J, 21 tahun) merupakan pasien yang baru masuk ke ruang

rehabilitasi NAPZA. Klien nampak bersikap tomboy, keluarga mengatakan dalam

keseharian dia lebih banyak bergaul dengan teman-teman laki-laki ketimbang

perempuan. Klien sering keluar malam hari, orang tua sudah melarang namun klien tidak

mempedulikannya. Ayah klien baru meninggal sebulan yang lalu. Klien dibawa ke panti

rehabilitasi bersama pihak kepolisian karena ke pergok membawa narkoba saat ada razia.

Skenario 8 :

Seorang pasien (Ny. H, 26 tahun), pasien sudah menjalani rehabilitasi selama 8 bulan,

klien sudah menunjukan kondisi yang baik selama proses rehabilitasi, klien juga sudah

diperbolehkan pulang ke rumah, namun klien tidak ingin pulang. Klien mengatakan

merasa malu pada keluarga di rumah, terlebih pada orang tuanya. Klien merasa sudah

gagal sebagai anak karena sudah menjelekan nama keluarga. Klien takut ketika pulang

akan di hina oleh tetangga atau orang-orang yang ada disekitarnya.

Skenario 9 :

Seorang pasien (Ny. L, 17 tahun), klien merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara. Klien

mulai mengenal narkoba ketika berkenalan dengan seorang laki-laki yang pernah jadi

pacarnya. Klien merasa stres dan frustrasi karena permintaan orang tuanya. Klien merasa

tidak diberlakukan dengan adil oleh orang tuanya. Orang tua mengirim klien ke pesantren

untuk mengikuti jejak kakaknya, padahal klien tidak mau masuk pesantren dan ingin

sekolah di SMA biasa saja.

DOKUMENTASI ASKEP NAPZA

1. Masing-masing membuat Askep Gangguan NAPZA dari Pengkajian sampai Intervensi

2. Askep dibuat dalam bentuk tulisan tangan, dengan melanjutkan data pengkajian pada

pertemuan sesi Role Play

Page 14: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZAakper-alikhlas.com/wp-content/uploads/2016/01/Modul-NAPZA.pdf · DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ... NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar

KEPERAWATAN NAPZA AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR 7

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A., & Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC.

Martin, Garry & Pear, Joseph. (2003). Behavior Modification, What It Is and How To Do It, 7th Ed. Pearson Education International. New Jersey

Kaplan, Harold, Benjamin J. S, dan Jack A G. (1997). Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jilid I.

Jakarta : Binarupa Aksara

Ametembun, M. T., (2003). Drug prevention and treatment program. Dept. Mental health John

Hopkin University Maryland (Humphrey Fellow).

Page 15: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZAakper-alikhlas.com/wp-content/uploads/2016/01/Modul-NAPZA.pdf · DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ... NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar

KEPERAWATAN NAPZA AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR 8

Pedoman Penilaian Role Play Keperawatan NAPZA

No Aspek Penilaian Ya Tidak

FASE PRAINTERAKSI

1. Menferifikasi klien

2. Mencuci tangan

3. Menyiapkan alat

FASE ORIENTASI

4. Memberi salam

5. Menjelaskan maksud dan tujuan

6. Meminta persetujuan klien

FASE KERJA

7. Merencanakan waktu dan tempat yang dipakai

8. Menggunaan komunikasi terapeutik dalam berinteraksi

9. Mampu menggali/mengkaji masalah

10. Menerapkan konsep terapi kognitif (Cognitif Behaviour Therapy)

11. Kesopanan dalam berinteraksi

12. Mampu memberikan umpan balik positif terhadap masalah yang diperoleh

13. Mengevaluasi pencapaian tujuan

FASE TERMINASI

14. Mengakhiri dan menyimpulkan kegiatan

15. Mengevaluasi perasaan klien

16. Melakukan kontrak kegiatan selanjutnya

17. Mencuci tangan

TOTAL

PELAKSANAAN ROLE PLAY NILAI

18. Ketepatan dalam penyampaian informasi

19. Kejelasan dalam penyampaian informasi

20. Kekompakan dalam pelaksanaan role play

21. Pengembangan skenario

TOTAL

Page 16: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZAakper-alikhlas.com/wp-content/uploads/2016/01/Modul-NAPZA.pdf · DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ... NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar

KEPERAWATAN NAPZA AKPER AL-IKHLAS CISARUA BOGOR 9

Penilaian Pelaksanaan PRESENTASI

No Aspek Penilaian Angka

1. Laporan/Tugas

2. Kekompakan dalam pelaksanaan Tugas/Laporan/Diskusi

3. Penyampaian materi dan Power Point

4. Diskusi

Keterangan :

Nilai Keperawatan NAPZA dalam Role Play :

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐶𝑒𝑘𝑙𝑖𝑠

9 x 100%

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑅𝑜𝑙𝑒 𝑃𝑙𝑎𝑦

4

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑜𝑙𝑒 𝑃𝑙𝑎𝑦 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴 + 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵

2

Nilai Pelaksanaan Presentasi :

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐶 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎

4

𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 = 𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝑹𝒂𝒕𝒂 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑫𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉

Page 17: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN NAPZAakper-alikhlas.com/wp-content/uploads/2016/01/Modul-NAPZA.pdf · DOKUMENTASI ASKEP NAPZA ... NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar