41

Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

m,mn

Citation preview

Page 1: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2
Page 2: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

KODE ETIK RISET UNIVERSITAS INDONESIA

i | B U K U K O D E E T I K R I S E T U I

Page 3: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

BUKU KODE ETIK RISET UNIVERSITAS INDONESIA©2013 BADAN PENERBIT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

Disusun dalam bahasa Indonesia Oleh Tim Komisi Etik Riset Universitas Indonesia

Editor : Budi Hartono, S.Si., MKM. Sekretariat : Fidya Yolanda Polontalo, S.Si. Desain cover : Ahmad Nizhami, S.Si.

Edisi I vi + 34 hlm; 14,8 cm x 21 cm

D I R E K T O R A T R I S E T D A N P E N G A B D I A N M A S Y A R A K A T U I | ii

Page 4: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat Nya, buku Kode Etik Riset Universitas Indonesia ini dapat diterbitkan. Penyusunan buku ini sesuai dengan komitmen Universitas Indonesia untuk meningkatkan kualitas riset sebagai upaya menuju universitas riset berkelas dunia.

Sejalan dengan visi dan misi Universitas Indonesia (UI) untuk menjadi universitas riset, maka untuk mewujudkan visi dan misi ini, serta mendorong, meningkatkan, dan memperkuat budaya riset di UI, maka UI membentuk Komisi Etik Riset Universitas Indonesia dengan SK Rektor Nomor 0394A/SK/R/UI/2010. Komisi etik riset ini merupakan ketetapan yang terkait dengan Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Nomor 007/TAP/MWA-UI/2005 tentang Etika Riset bagi Sivitas Akademika Universitas Indonesia serta Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Nomor 003/SK/MWA- UI/2008 tentang Kebijakan Riset Universitas Indonesia. Salah satu tugas Komisi Etik Riset UI adalah menyusun buku Kode Etik Riset UI yang memuat acuan moral dan tatalaksana penegakan etika riset di Universitas Indonesia.

Dengan terbitnya buku Kode Etik Riset ini diharapkan dapat dijadikan pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan Riset, termasuk perilaku peneliti dan semua pihak yang terlibat kegiatan Riset di lingkungan dan/atau mengatasnamakan Riset UI.

Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia

iii | B U K U K O D E E T I K R I S E T U I

Bachtiar Alam, Ph.D

Page 5: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI iv

DAFTAR LAMPIRAN v

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II PRINSIP ETIKA DALAM RISET 5

BAB III ETIKA PERISET 10

BAB IV TATA PAMONG KOMISI ETIK RISET 21

BAB V PROSEDUR KAJI ETIK DALAM RISET 25

BAB VI OBJEK RISET 28

BAB VII PENUTUP 29

DAFTAR RUJUKAN 30

D I R E K T O R A T R I S E T D A N P E N G A B D I A N M A S Y A R A K A T U I | iv

Page 6: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Kaji Etik Penelitian Universitas Indonesia... 32

Lampiran 2. Lembar Keterangan Lolos Kaji Etik.......................... 33

v | B U K U K O D E E T I K R I S E T U I

Page 7: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2
Page 8: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

B u k u K o d e E t i k R i s e t U I | 1

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangMerunut pada visi/misi UI, antara lain menuju Universitas Riset, khususnya di tingkat pascasarjana, maka riset sebagai salah satu pilar dari Tridharma Perguruan Tinggi akan semakin terfokuskan baik dalam aspek kualitas maupun kuantitas. Melakukan riset dan turunan pengetahuan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan etika ilmiah. Tujuan riset itu sendiri antara lain untuk mengungkap suatu fenomena baru maupun untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang hadir di masyarakat Indonesia secara luas.

Melakukan suatu riset yang sesuai dengan nilai baku internasional berarti melakukan riset yang memenuhi etika ilmiah. Etika ilmiah yang diturunkan dari nilai-nilai luhur moral riset (kode etik riset) sebagai dasar persyaratan perilaku riset (kode tata-laku riset). Sedangkan kode perilaku riset merupakan seperangkat ketentuan, kaidah-kaidah dan nilai praktis moral, sebagai perwujudan dari etika riset, yang mengatur perilaku sivitas akademik dalam rangka pelaksanaan riset sehari-hari dari tugas, kegiatan, kewajiban, dan potensi.

Kaidah-kaidah tersebut berlaku untuk periset maupun subyek riset, baik subyek menyangkut manusia, hewan coba, bahan tersimpan dan sebagainya. Kode Etika Riset UI disusun oleh para pakar riset UI yang mewakili semua disiplin yang ada, serta disarikan dari berbagai sumber yang ada.

Page 9: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

2 | D i r e k t o r a t R i s e t d a n P e n g a b d i a n M a s y a r a k a t U I

1.2. Dasar Pemikiran1.2.1. Landasan Hukum

1) World Medical Association Declaration of Helsinki tahun 2004 tentang Ethical Principles for Medical research Involving Human Subjects

2) Undang-Undang Nomor 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Riset, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan teknologi;

3) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Tinggi;

4) Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi;

5) Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri sebagai Badan Hukum;

6) Peraturan Pemerintah Nomor 152 tahun 2000 tentang Penetapan universitas sebagai Badan Hukum Milik Negara;

7) Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Nomor 008/SK/MWA-UI/2004 tentang Perubahan Ketetapan MWA Universitas Indonesia Nomor 005/SK/MWA-UI/2004 tentang Tata Taertib Kehidupan kampus Universitas Indonesia;

8) Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Nomor 005/SK/MWA-UI/2007 tentang Kebijakan Arah pengembangan Universitas Indonesia 2007--2012;

9) Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Nomor 002/SK/MWA-UI/2008 tentang Norma Universitas Riset

10) Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Nomor 003/SK/MWA-UI/2008 tentang Kebijakan Riset Universitas Indonesia

11) Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Nomor 009/SK/MWA-UI/2008 tentang Penyempurnaan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Nomor 003/SK/MWA-

Page 10: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

B u k u K o d e E t i k R i s e t U I | 3

UI/2008 tentang Kebijakan Riset Universitas Indonesia

12) Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Nomor 002/SK/MWA-UI/2010 tentang Norma Pembudayaan Riset.

1.2.2. Nilai Dasar Kode EtikNilai Dasar Kode Etik Riset UI (Digunakan istilah Etika Riset dalam TAP MWA NO. 007/TAP/MWA-UI/2005)

1) Integritas2) Kejujuran3) Komitmen4) Rasa Kebangsaan5) Privasi & kerahasiaan6) Keadilan & inklusivisme7) Manfaat

Page 11: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

4 | D i r e k t o r a t R i s e t d a n P e n g a b d i a n M a s y a r a k a t U I

1.3. Maksud & TujuanMaksud disusunnya Kode Etika Riset Universitas Indonesia atau disingkat KER-UI adalah untuk memberikan satu pedoman praktis untuk menjaga integritas dalam riset.

Tujuan Kode Etika Riset Universitas Indonesia:1) Memberikan pedoman agar hasil riset secara

kualitas lebih baik. 2) Memberikan arahan agar kesesuaian praktek etika

riset akan memberikan perhatian pada aspek detail dari riset ilmiah termasuk analisis kualitatif dan teknik-teknik kuantitatif dan statitik serta untuk kolaborasi yang seksama di antara periset.

3) Digunakan untuk menjaga nilai-baku atau standar etik yang paling tinggi dalam riset untuk dapatmenjamin dan menjaga kredibilitas ilmiah pada publik secara luas.

Page 12: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

B u k u K o d e E t i k R i s e t U I | 5

BAB IIPRINSIP ETIKA DALAM RISET

2.1. Prinsip Dasar Etika Riset2.1.1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).

Periset mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya riset serta memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan riset (autonomy).

Indikasi dipenuhinya prinsip menghormati harkat dan martabat manusia dengan cara periset mengisi informasi berikut dalam formulir kaji etik: 1) Penjelasan manfaat riset2) Penjelasan kemungkinan risiko dan

ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan3) Penjelasan manfaat yang akan didapatkan4) Persetujuan periset dapat menjawab setiap

pertanyaan yang diajukan subyek berkaitan dengan prosedur riset

5) Persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja

6) Jaminan anonimitas dan kerahasiaan.

2.1.2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek riset(respect for privacy and confidentiality).

Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan individu. Pada prakteknya, riset akan memberikan akibat terbukanya informasi individu termasuk informasi yang bersifat pribadi. Sedangkan, tidak semua orang menginginkan informasinya diketahui oleh orang lain, sehingga periset perlu memperhatikan hak-hak dasar individu tersebut.

Page 13: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

6 | D i r e k t o r a t R i s e t d a n P e n g a b d i a n M a s y a r a k a t U I

Indikasi dipenuhinya prinsip menghormati privasi dan kerahasiaan subyek riset:

1) Ada jaminan bahwa periset tidak akan menampilkan informasi mengenai identitas baik nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek. Periset dapat menggunakan koding (inisial atau identification number) sebagai pengganti identitas responden.

2) Adanya prosedur untuk meminta kesediaan partisipan untuk terlibat dalam riset (inform consent).

2.1.3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness).

Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk memenuhi prinsip keterbukaan risetdilakukan secara jujur, hati-hati, profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan, keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius subyek riset.

Indikasi dipenuhinya prinsip keadilan dan inklusivitas:1) Mengunakan lingkungan riset yang

dikondisikan memenuhi prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur riset;

2) Adanya keuntungan dan manfaat bagi masyarakat (masyarakat umum atau komunitas keilmuan);

3) Mempertimbangkan aspek keadilan dan hak partisipan untuk mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama, maupun sesudah berpartisipasi dalam riset.

Page 14: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

B u k u K o d e E t i k R i s e t U I | 7

2.1.4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harm and benefits)

Periset melaksanakan riset sesuai dengan prosedur riset guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek riset dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence).

Indikasi dipenuhinya prinsip memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan:1) Periset meminimalisasi dampak yang merugikan

bagi partisipan (nonmaleficence); 2) Mengantisipasi dampak negatif dari intervensi

riset yang berpotensi mengakibatkan cedera atau stres tambahan;

3) Periset menetralkan kembali efek-efek dariperlakuan dan/atau manipulasi dalam risetsehingga partisipan tidak terkena dampak negatifnya.

Page 15: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

8 | D i r e k t o r a t R i s e t d a n P e n g a b d i a n M a s y a r a k a t U I

2.2. Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)Di dalamnya memuat izin atau persetujuan dari subyek riset untuk turut berpartisipasi dalam riset, dalam bentuk tulisan yang ditandatangani atau tidak ditandatangani oleh subyek dan saksinya.

2.2.1. Aspek-aspek yang perlu dicantumkan dalam suatu informed consent adalah sebagai berikut:

1) Kesediaan subyek untuk secara sukarela bersedia berpartisipasi dalam riset itu,khususnya untuk riset eksperimen.

2) Penjelasan tentang riset.3) Pernyataan tentang berapa lama subyek riset

perlu berpartisipasi dalam riset4) Gambaran tentang apa yang akan dilakukan

terhadap subyek riset, sebagai5) Peserta sukarela riset. Setiap prosedur

eksperimental perlu dijelaskan.6) Gambaran mengenai risiko dan rasa tidak enak

yang mungkin dialami subyek,7) Jika subyek berpartisipasi dalam riset.8) Gambaran tentang keuntungan atau ganti rugi

bagi subyek, jika subyek9) Berpartisipasi dalam riset ini.10) Informasi mengenai pengobatan dan alternatif

lain yang akan diberikan kepada subyek, jika subyek mengalami risiko dalam riset.

11) Gambaran tentang terjaminnya rahasia biodata dan hasil pemeriksaan social dan humaniora atau medis subyek.

12) Penjelasan mengenai pengobatan medis dan ganti rugi yang akan diberikankepada subyek, jika subyek mengalami masalah yang berhubungan denganriset.

13) .Nama jelas dan alamat berserta nomor telepon yang lengkap, kepada siapa calon subyek dapat menanyakan tentang masalah kesehatan

Page 16: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

B u k u K o d e E t i k R i s e t U I | 9

jiwa yang mungkin muncul berkaitan dengan riset tersebut.

14) Pengertian partisipasi dalam riset haruslah sukarela, bahwa subjek dapat memutuskan untuk tidak melanjutkan keikutsertaannya dalam riset tanpa ada sangsi.

15) Jumlah subyek riset yang akan turut serta dalam riset dan lokasi riset akan dilaksanakan.

16) Subyek akan diberitahukan jika terjadi problem yang membahayakan subyek dalam riset yang diikutinya.

Page 17: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

10 | D i r e k t o r a t R i s e t d a n P e n g a b d i a n M a s y a r a k a t U I

BAB IIIETIKA RISET

3.1. Nilai Dasar Kode Tatalaku Etika Riset3.1.1. Plagiarisme

Plagiarisme adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Pengarang yang melakukan plagiarism melakukan pencurian properti intelektual dan dapat dinyatakan bersalah atas plagiarisme yang berarti pelanggaran tatalaku terhadap hak kekayaan intelektual (HKI).

Pernyataan di atas berlaku bagi pengilasan (review) dan bagian-bagian historis/latar belakang dan metodologis dan juga bagi hasil-hasil atau interpretasi riset asli.

Plagiarisme selain melanggar kode tatalaku, juga dapat melanggar hukum dengan melanggar hak cipta (copyright) yang dimiliki pengarang atau penerbit.Penyalinan kata-per-kata melampaui sebuah ungkapan pendek atau enam atau tujuh kata-kata dari teks milik orang lain, maka bagian tersebut harus diapit antara tanda kutip atau bertakuk (indented) dan diberikan rujukan, di lokasi dalam naskah salinan, ke sumber asli.

Ketentuan tersebut berlaku juga bagi pengajuan dan proposal hibah, bagi prosedur resmi (protocol) riset klinis, dan bagi makalah-makalah mahasiswa yang diserahkan untuk mendapat kredit akademik.

Page 18: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

B u k u K o d e E t i k R i s e t U I | 11

3.1.2. Penyalahgunaan Informasi Khusus atau Istimewa Penyalahagunaan informasi istimewa merujuk pada pengambilan informasi istimewa dari aplikasi hibah atau dokumen yang diterima dari badan pemberi dana atau penyunting jurnal untuk pengilasan sejawat (peer review).

Pelanggaran kerahasiaan informasi istimewa, melanggar kerahasiaan dengan menunjukkan dokumen istimewa yang belum terpublikasikan kepada orang yang tidak berwenang dapat dianggap bertanggung-jawab melakukan plagiarism secara bersama-sama.

Page 19: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

12 | D i r e k t o r a t R i s e t d a n P e n g a b d i a n M a s y a r a k a t U I

3.2. DataData merujuk pada himpunan sesuatu yang diketahui dari suatu kumpulan fakta.

3.2.1. Integritas DataFabrikasi dan pemalsuan riset dapat dihasilkan melalui pemelintiran data yang merupakan rekaman riset. Periset tidak boleh melaporkan hasil riset yang diantisipasi yang belum diamati pada saat penyerahan laporan.

Periset wajib menjaga secara jelas dan lengkap rekaman data yang diperoleh. Dokumen yang akurat dari fakta yang diamati dapat diperbandingkan dengan laporan atau kesimpulan yang disusun kemudian.Perusakan sengaja dari rekaman riset atau gagal menjaga dan menghasilkan rekaman riset yang mendukung publikasi atau laporan riset yang dipermasalahkan dianggap terbukti melakukan pelanggaran etika riset.

Rekaman harus cukup rinci untuk dapat diperiksa untuk tujuan replikasi riset, untuk menjawab masalah yang dihasilkan dari kesalahan tak-sengaja atau misinterpretasi, untuk menyusun keaslian rekaman, dan untuk memastikan validitas kesimpulan.

Page 20: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

B u k u K o d e E t i k R i s e t U I | 13

3.2.2. Penggunaan dan Penyalahgunaan DataIntegritas riset selain mengharuskan laporan kesimpulan berbasis rekaman data atau observasi yang akurat juga seluruh laporan observasi yang gayut.Pengabaian kebenaran yang disengaja atau ketidakhati-hatian dalam pelaporan observasi dianggap tindak pelanggaran tatalaku etika riset.

3.2.3. Kepemilikan dan Akses pada Data Data riset yang diperoleh dalam kajian-kajian yang dilaksanakan di Universitas Indonesia dan/atau oleh pegawai Universitas bukan milik periset yang menghasilkan atau mengamatinya atau bahkan perisetutama dari grup riset. Data riset merupakan milik Universitas Indonesia, karena beberapa alasan:

1) Universitas Indonesia dapat dianggap bertanggungjawab pada integritas databahkan jika periset sudah tidak lagi menjadi pegawai Universitas Indonesia.

2) Universitas, dan bukan periset individual, sebagai penjamin dari hibah riset dari sponsor.

Grup Riset, yang mengumpulkan data, dapat mengakses data dengan memberikan alasan yang dapat diterima tidak boleh dilarang. Persetujuan resmi atas pengaturan akses data riset harus dirundingkan melalui DRPM

Jika terdapat kemungkinan bahwa aplikasi hak cipta atau paten yang dapat diajukan dari proyek grup riset, pernyataan tertulis di dalam grup harus menspesifikasi hak-hak, jika ada, dari setiap anggota grup ke lembaga kepemilikan hak cipta dan intelektual. Periset yang telah menghasilkan temuan yang dapat dipatenkan harus mengajukan permohonan HAKI kepada Direktorat Hak Cipta, Kementrian Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia.

Page 21: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

14 | D i r e k t o r a t R i s e t d a n P e n g a b d i a n M a s y a r a k a t U I

Periset utama yang keluar dari Universitas Indonesia berhak membuat salinan data pindah ke lembaga lain agar dapat melanjutkan risetnya atau, dalam kasus tertentu, mengambil data asli, dengan persetujuan tertulis agar ketersediaannya dapat diakses oleh Universitas Indonesia sesuai permintaan dalam jangka waktu tertentu.

Setiap mahasiswa, mahasiswa pasca-doktoral, atau periset lain dalam suatu proyek kelompok harus bersepakat dengan periset utama, secara tertulis, mengenai bagian mana dari proyek riset seseorang dapat melanjutkan untuk menggali lebih jauh sesudah keluar dari grup riset. Kesepakatan ini harus menspesifikasi sejauh mana salinan data riset dapat diambil. Ko-periset dari lembaga lain yang ikut membantu mengumpulkan data juga berhak mengakses data riset tersebut.

Bahan-bahan yang disiapkan selama riset, seperti bahan antara dalam sintesa kimia, autoradiogram, baris-baris sel, dan reagen, bahan yang dapat diproporsikan harus dibagi di antara anggota dari grup riset di lokasi-lokasi yang berbeda dengan persyaratan yang dinegosiasikan akan kesepakatan transfer bahan-bahan.

Untuk bahan-bahan yang tidak dapat dibagi-bagi, alokasi bahan harus secara jelas diatur dalam kesepakatan. DRPM memfasilitasi pelaksanaan kesepakatan ini.

Usaha ilmiah yang dapat berupa usaha koperatif mencakup banyak orang yang kini atau masa dating dapat melanjutkan minat riset terkait, dan karena upaya ini menjadi kepentingan bersama untuk mengandalkan kontribusi dan temuan-temuan dari

Page 22: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

B u k u K o d e E t i k R i s e t U I | 15

anggota lainnya, setiap penliti mempunyai kewajiban pada komunitas ilmiah secara umum untuk bekerja-sama dengan berbagi data.

Keutamaan lain dari berbagi data mencakup fasilitasi konfirmasi atau refutasi yang independen dari hasil-hasil yang dilaporkan. Data yang melandasi publikasi riset harus tersedia bagi periset lain sesuai permintaan setelah hasil riset dipublikasikan atau diterima untuk dipublikasikan.

Periset yang memiliki akses pada pumpunan khusus data eksperimental atau observasional, misal, dari satelit atau dari situs arkeologi atau palaentolog, memiliki kewajiban baik untuk mempublikasi hasil riset dalam waktu yang memadai atau menyediakan data kepada lain orang yang dapat mempublikasikan.

3.2.4. Penyimpanan dan Retensi DataData harus disimpan secara aman sedikitnya 3 tahun sesudah penyelesaian proyek riset, atau penyerahan laporan akhir ke badan sponsor, atau publikasi riset, manapun yang dilakukan paling akhir.

Page 23: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

16 | D i r e k t o r a t R i s e t d a n P e n g a b d i a n M a s y a r a k a t U I

3.3. Kepengarangan dan Persoalan Publikasi LainnyaKewajiban etis bagi periset di Universitas untuk mengijinkan akses bagi periset lain dan pembaca terhadap temuan riset, dalam tata-cara yang konsisten dengan standar publikasi yang gayut. Data dan metoda yang dilaporkan harus secara memadai dirinci sehingga periset lain dapat berupaya untuk mereplikasi hasil-hasilnya.

Sponsor proyek riset yang komersial tidak boleh memiliki veto atas keputusan untuk publikasi, tetapi kelambatan publikasi atas waktu yang disepakati, sesuai kesepakatan dengan pihak sponsor diperbolehkan agar dapat memberi ijin untuk pengajuan aplikasi paten.

3.3.1. Kriteria KepengaranganPublikasi harus memberikan kredit yang pantas untuk semua pengarang atas peran mereka di dalam riset. Jika lebih dari satu orang yang memberikan kontribusi secara berarti, keputusan di mana nama-nama tercantum sebagai anggota pengarang harus merefleksikan konstribusi secara relatif dari berbagai partisipan dalam riset.Kriteria baku yang umum adalah bahwa setiap pengarang harus turut dalam memformulasikan masalah riset, interpretasi hasil-hasil riset, dan kepengarangannya dalam makalah, dan harus siap untuk mempertahankan hasil publikasi terhadap kritik yang diajukan, khususnya terkait dengan area kepakaran masing-masing.Nama pengarang tidak boleh dicantumkan tanpa ijin dari pengarang terkait, dan pengilasan akhir (final review) dari tulisan akhir yang menyertakan semua nama dari anggota pengarang.

Universitas khususnya, serta fakultas atau departemen, jika perlu, menetapkan kriteria dan prosedur untuk sertifikasi kepemilikan sesuai unit-unitnya.

Page 24: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

B u k u K o d e E t i k R i s e t U I | 17

Pengarang harus menandatangani suatu pernyataan yang memberikan kesaksian telah membaca dan menyetujui tulisan akhir dan/atau telah memberikan kontribusi yang berrarti pada tulisan.Seperti halnya urutan penamaan siapa saja sebagai anggota pengarang, maka seseorang harus menghindari urutan nama yang disebut pengarang kehormatan (honorary authors), yang tidak memenuhi persyaratan sebagai pengarang.

Page 25: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

18 | D i r e k t o r a t R i s e t d a n P e n g a b d i a n M a s y a r a k a t U I

3.3.2. Tata-urut PengarangKebiasaan umum yang berlaku terkait tata-urut di mana nama-nama anggota pengarang muncul bervariasi sesuai disiplin. Apapun disiplinnya, penting diingat bahwa semua anggota pengarang memahami dasar untuk menunjukkan tata-urut nama dan setuju terlebih dahulu terhadap penunjukkan tersebut.

Pengarang yang sama, atau senior (umumnya pertama atau terakhir dari daftar nama dalam tulisan yang multi-pengarang) harus ditunjukkan di setiap tulisan, yang akan bertanggungjawab untuk mengkomunikasikan dengan penerbit atau penyunting, untuk memberitahu semua anggota pengarang akan status pengilasan dan publikasi, dan untuk menjamin bahwa semua pengarang yang dicantumkan sudah menyetujui versi buku yang diserahkan.

Pengarang ini mempunyai tangggungjawab lebih besar dari pada anggota pengarang untuk memastikan akurasi integritas riset dan harus berupaya untuk memahami dan mempertahankan setiap unsur integritas laporan riset .

3.3.3. Kutipan-diri (Self-citations)Di dalam mengutip karya seseorang yang belum diterbitkan, pengarang harus berhati-hati tidak mengimplikasi status manuskrip yang tak jelas kepengarangannya. Tulisan seperti ini tidak tercatat sebagai yang telah diserahkan, untuk mengantisipasi harapan telah diserahkan.Tulisan tidak dicatat sebagai yang telah diterima untuk publikasi atau penerbit kecuali pengarang sudah menerima bukti sah atau telah menerima surat dari penyunting atau penerbit yang menyatakan bahwa publikasi telah disetujui, barangkali hanya terakit pada penyuntingan-salinan (copy-editing)

Page 26: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

B u k u K o d e E t i k R i s e t U I | 19

3.3.4. Publikasi Salinan.Periset tidak diperbolehkan mempublikasi artikel yang sama dalam dua jurnal yang berbeda tanpa alasan yang sangat baik, kecuali sitasi dilakukan di publikasi terakhir terhadap publikasi sebelumnya, dan kecuali penyunting secara eksplisit diberitahu. Ketentuan tersebut berlaku juga untuk abstrak. Jika terdapat duplikasi yang tidak terjelaskan tanpa sitasi, seringkali dirujuk sebagai self-plagiarisme, yang dapat menipu pembaca terhadap jumlah data riset asli.

Ketidaklayakan untuk mengijinkan manuskrip yang sama dikilas oleh lebih dari satu jurnal pada saat yang sama. Seorang pengarang tidak diperbolehkan membagi makalah riset yang sebenarnya adalah satu kesatuan ke dalam beberapa makalah-kecil hanya untuk memperbanyak jumlah karya dalam bibliografi pengarang.Publikasi dua makalah yang mewakili interpretasi berbeda dari data yang sama oleh partisipan yang berbeda dalam riset membingungkan pembaca. Partisipan dengan interpretasi berbeda dari data yang sama harus merundingkan perbedaan mereka dalam publikasi sederhana atau menyajikan interpretasi alternative dalam makalah yang sama.

3.3.5. Pengedaran Awal Informasi Yang Akan DipublikasiPenyampaikan pada media informasi ilmiah yang dimuat dalam manuskrip sebelum publikasi adalah tidak etis.Pengecualian dapat diberikan jika terkait persoalan kesehatan masyarakat dan penyunting setuju dengan pengedaran lebih awal.

Page 27: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

20 | D i r e k t o r a t R i s e t d a n P e n g a b d i a n M a s y a r a k a t U I

3.4. Campur-tangan atau Perintangan (Interferensi)Menolak memberikan data dan juga penghilangan, perintangan, atau perusakan terhadap properti terkait riset, termasuk instrument dan peralatan lainnya, merupakan pelanggaran etika dan dapat dikalisifikasikan sebagai pelanggaran tatalaku riset.

3.5. Kewajiban Melaporkan 1. Melaporkan Kecurigaan adanya Pelanggaran

Tatalaku (Misconduct)2. Perbaikan Kesalahan

3.6. Konflik Kepentingan Konflik kepentingan dapat terjadi jika integritas riset dikompromikan atau mengarah pada pelanggaran tatalaku riset, misalnya, penyimpangan hasil-hasil riset karena kepentingan personal terkait keuangan dari periset.

Peringatan konflik kepentingan terkait harus disertakan, kemungkinan dinyatakan dalam catatatan kaki, dalam publikasi, dalam proposal dan laporan rsiet, dan dalam protocol riset klinis.

Staff pengajar harus juga mengungkap secara terbuka pada mahasiswa riset dan staff anggota riset, fakta keberadaan dari kepentingan pribadi dalam kegiatan terkait riset.Saat diminta untuk dilakukan pengilasan sejawat (peer review) dari manuskrip atau proposal, periset harus membuka keberadaan konflik kepentingan terkait dengan persoalan yang akan dikilas.

Page 28: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

B u k u K o d e E t i k R i s e t U I | 21

BAB IVTATA PAMONG KOMISI ETIK RISET

4.1. Struktur OrganisasiSusunan Komisi Etika Riset Universitas Indonesia terdiri dari:1) Penasihat2) Ketua3) Sekretaris4) Anggota5) Sekretariat

Untuk kegiatan kesekretariatan dibantu oleh beberapa staf yang disahkan dengan surat keputusan pimpinan UI yang ditinjau/diperbaharui setiap tahunnya.

4.2. Tugas Komisi Etika Riset 4.2.1. Komisi Etik Riset memiliki tugas:

1) Melakukan kaji etik atas protokol riset (dalam bentuk proposal yang belum/tidak dikaji oleh komisi etik tingkat fakultas) yang telahLulus kaji ilmiah dan diajukan untuk memperoleh rekomendasi etik baik yang mengikutsertakan manusia maupun hewan sebagai subyek atau partisipan riset.

2) Meneliti formulir persetujuan keikut-sertaan serta dalam suatu riset (informed consent) yang disiapkan oleh partisipan.

3) Mengeluarkan rekomendasi etika bagi protokol yang telah lulus kaji etik.

4) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap riset yang sedang berjalan dan yang telah diberi rekomendasi etika.

5) Sosialisasi dan pembinaan (baik dalam bentuk asistensi, konsultasi maupun pelatihan) tentang etika riset bagi para periset.

Page 29: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

22 | D i r e k t o r a t R i s e t d a n P e n g a b d i a n M a s y a r a k a t U I

6) Membuat laporan kegiatan komisi etika (per semester dan tahunan) kepada pimpinan.

4.2.2. Tugas-tugas Sekretariat Komisi EtikSekretariat Komisi Etik bertugas:1) Menerima berkas usulan/pengajuan Ethical

Clearance dan memeriksa kelengkapan berkas usulan tersebut, lalu

mencatat hasilnya pada form check list.2) Bertanggung jawab dalam kegiatan surat

menyurat yang berhubungan dengan kegiatan Etika Riset.

3) Bertanggung-jawab dalam pengarsipan usulan riset yang mengajukan rekomendasi etik mulai dari masuknya ke Komisi Etik Riset UI serta selama proses di Komisi Etik hingga dikeluarkannya rekomendasi etika, serta pengkajian ulang jika riset itu berjalan lebih dari setahun.

4) Mengatur penyelenggaraan rapat dan pertemuan Komisi Etik.

5) Sebagai fasilitator antara periset dan anggota Komisi Etik.

6) Membuat laporan tentang kegiatan Komisi Etik, termasuk laporan tertulis dari setiap rapat/pertemuan Komisi Etik (Notulen), laporan triwulan kegiatan Komisi Etik.

Page 30: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

B u k u K o d e E t i k R i s e t U I | 23

4.2.3. Tanggung Jawab dan Mekanisme Pelaksanaan Tugas Komite Etika Riset

Komisi Etik Riset UI membahas usulan-usulan riset yang menggunakan manusia sebagai subyek atau partisipan riset, bahan biologik, hewan percobaan, dan bahan berbahayabaik untuk kegiatan riset yang dilakukan oleh unit-unit riset di lingkunganUniversitas Indonesia, maupun dari luar UI. Komisi Etik bertemu secara rutin minimum sekali setiap dua bulan untuk membahas usulan riset yang memerlukan ethical clearance, baik yang telah dikeluarkan maupun yang memerlukan pengambilan keputusan oleh sebagian besar anggota Komisi Etik Riset (khusus untuk kasus-kasus tertentu yang memerlukan pertimbangan oleh lebih dari 3 orang anggota; kasusnya tergolong “kasus berat’). Persetujuan rekomendasi etika diambil berdasarkan suara terbanyak dari anggota yang hadir dalam rapat tersebut. Rapat dianggap sah jika dihadiri minimal setengah jumlah anggota ditambah 1 orang.

Kaji etik dilakukan oleh 2- 3 orang anggota Komisi Etik Riset. Untuk kasus-kasus yang sudah jelas duduk persoalan etisnya, maka setelah kaji etika dilakukan, rekomendasi etika dapat langsung dikeluarkan oleh Ketua Komisi Etik. Kasus-kasus yang masih belum jelas duduk persoalan etisnya atau menimbulkan perdebatan serta tergolong “kasus berat”, maka dibutuhkan rapat anggota Komisi Etik yang dihadiri minimal setengah jumlah anggota ditambah 1 orang.

Ketua Komisi Etik bertanggung jawab atas jalannya rapat pertemuan Komisi. Jalannya rapat serta hasil rapat pertemuan akan dicatat oleh sekretaris pertemuan yang merupakan seorang staf atau petugas dari Sekretariat. Sekretaris itu juga menerima laporan riset selama riset sedang berjalan sampai riset selesai.

Page 31: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

24 | D i r e k t o r a t R i s e t d a n P e n g a b d i a n M a s y a r a k a t U I

Rapat pertemuan Komisi Etik dihadiri oleh seluruh anggota Komisi Etik, para periset yang risetnya akan dibahas (jika perlu), dan dapat pula dihadiri oleh ahli-ahli tertentu yang diundang untuk memberi pandangan sebagai nara sumber, tetapi yang mempunyai hak suara untuk memberikan keputusan hanya anggota Komisi Etika.

Anggota Komisi Etik Riset yang melakukan kaji etika tidak sedang terlibat dalam salah satu usulan riset yang akan dibicarakan. Jika salah satu anggota secara langsung atau tidak langsung terlibat dengan suatu usulan riset, maka anggota tersebut tidak berhak memberikan suara (abstain) dalam pemungutan suara mengenai usulan riset yang bersangkutan.

Page 32: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

B u k u K o d e E t i k R i s e t U I | 25

BAB VPROSEDUR KAJI ETIK DALAM RISET

Riset yang dilakukan bisa dalam bentuk riset bidang keilmuan,riset lintas fakultas/lintas bidang ilmu, riset universitas/ institusi,dan riset antar Negara.

5.1. Pengajuan Rekomendasi EtikaUsulan rekomendasi etik diserahkan kepada Sekretariat Komisi Etik Riset UI.Kelengkapan berkas usulan terdiri dari :1) Surat usulan dari institusi2) Protokol riset3) Daftar tim periset4) CV periset utama5) Surat persetujuan pelaksanaan riset dari scientific

board atau dewan ilmiah (jika sudah terbentuk)6) Informed Consent (formulir persetujuan

keikutsertaan dalam riset)7) Rekomendasi Etik (Ethical Clearance) dari

institusi lain (bila ada)8) Kuesioner/pedoman wawancara (bila ada)

5.2. Penilaian1) Hasil penilaian:

a). Layak/direkomendasikanb). Tidak layak/tidak direkomendasikan

2) Waktu penilaianWaktu kerja reviewer untuk menilai satu proposal: maksimal 10 hari sejak tanggal penerimaan proposal

3) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian Etika Riset:a) Surat usulan dari unit tempat periset bekerjab) Surat rekomendasi dari pembimbing untuk riset

guna penyusunan tesis atau disertasi.c) Protokol riset meliputi tujuan dan manfaat,

metodologi yang menjelaskan secara

Page 33: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

26 | D i r e k t o r a t R i s e t d a n P e n g a b d i a n M a s y a r a k a t U I

terperinci mengenai: tata cara pengambilan sampel, tujuan pemeriksaan, intervensi yang diberikan, serta manfaat bagi responden (bila ada uji klinik/pengambilan sampel), jumlah biaya yang diperlukan dalam riset tersebut.

d) Daftar tim periset, beserta keahliannya.e) Curriculum vitae periset utama atau Ketua

Pelaksana, untuk melihat apakah kemampuan periset utama atau ketua pelaksana sudah sesuai dengan apa yang akan dikerjakan..

f) Keterangan pembiayaan, untuk melihat apakah sudah etis bila suatu riset dilihat dari jumlah biaya dan hasil yang akan didapat.

g) Rekomendasi Etik (Ethical clearance) dari institusi lain (bila ada).

h) Penjelasan dan Informed Consent dalam 1 lembar/tidak terpisah. Izin atau persetujaun dari subyek riset untuk turut berpartisipasi dalam riset, dalam bentuk tulisan yang ditandatangani atau tidak ditandatangani oleh subyek dan saksinya, disebut informed consent.

Page 34: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

B u k u K o d e E t i k R i s e t U I | 27

5.3. Alur

Pengajuan uji etik riset

Komisi Etik Riset UI

Hasil

Rekomendasi

Fakultas dan luar fakultas

Layak dengan perbaikan

Ya

Tidak

Page 35: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

28 | D i r e k t o r a t R i s e t d a n P e n g a b d i a n M a s y a r a k a t U I

BAB VIOBJEK RISET

Riset dapat melibatkan berbagai pihak atau objek, baik itu manusia, bahan biologik tersimpan, hewan percobaan, bahan berbahaya maupun sel. Mengingat setiap objek riset tersebut mempunyai kekhususan masing -masing, maka penegakan prinsip etikanyapun perlu lebih spesifik. Pengaturan terhadap objek riset ini dapat merujuk pada Pedoman Nasional Etik RisetKesehatan yang sudah dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan RI.

Page 36: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

B u k u K o d e E t i k R i s e t U I | 29

BAB VIIPENUTUP

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat, tidak saja dapat bermanfaat bagi kemaslahatan umat, tetapi dapat juga berdampak negatif apabila para ilmuwan tidak memperhatikan prinsip-prinsip etika riset selama prosespengembangan ilmu dan teknologi tersebut. Dalam upaya menerapkan prinsip etika riset tersebut, maka perlu disusun Kode Etik Riset. Kode etik ini juga digunakan sebagai panduan perilaku bagi periset.

Page 37: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

30 | D i r e k t o r a t R i s e t d a n P e n g a b d i a n M a s y a r a k a t U I

DAFTAR RUJUKAN

Council for International Organizations of Medical Sciences (CIOMS). (2002). InternationalEthical Guidelines for Biomedical Research Involving Human Subject. Diunduh tanggal 25 Mei 2012 darihttp://www.cioms.ch/frame_guidelines_nov_2002.htm

Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. (2006). Pedoman nasional etik penelitian kesehatan. Jakarta: Depkes.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). (2007). Kode etika peneliti. Jakarta: LIPI

National Committees for Research Ethics in Norway. (2006). Guidelines for reserch ethics in the social sciences, law, and the humanities. Diunduh 30 Januari 2012 dari http://www.etikkom.no/English/NESH/guidelines

Page 38: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

B u k u K o d e E t i k R i s e t U I | 31

LAMPIRAN

BUKU KODE ETIK RISET

UNIVERSITAS INDONESIA

Page 39: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

32 | D i r e k t o r a t R i s e t d a n P e n g a b d i a n M a s y a r a k a t U I

Lampiran 1. Lembar Kaji Etik Penelitian Universitas Indonesia

LEMBAR KAJI ETIK PENELITIANUNIVERSITAS INDONESIA

Nama Peneliti :NIP/NUP/NPM :Judul Penelitian :

No. Kriteria Nilai Keterangan1 Penjelasan manfaat penelitian2 Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang

dapat ditimbulkan3 Penjelasan manfaat yang akan didapatkan4 Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang

diajukan subyek/partisipan berkaitan dengan prosedur penelitian5 Persetujuan subyek/partisipan dapat mengundurkan diri kapan

saja6 Jaminan anonimitas dan kerahasiaan.7 Jaminan bahwa peneliti tidak akan menampilkan informasi

mengenai identitas baik nama maupun alamat asal subyek/partisipan untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek/partisipan.

8 Prosedur untuk meminta kesediaan subyek/partisipan untuk terlibat dalam penelitian (inform consent)

9 Mengunakan lingkungan penelitian yang dikondisikan memenuhi prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian

10 Keuntungan dan manfaat bagi masyarakat (masyarakat umum atau komunitas keilmuan)

11 Mempertimbangkan aspek keadilan dan hak subyek/partisipan untuk mendapatkan perlakuan yang sama, baik sebelum, selama, maupun sesudah berpartisipasi dalam penelitian.

12 Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek/partisipan

13 Mengantisipasi dampak negatif dari intervensi penelitian yang berpotensi mengakibatkan cedera atau stres tambahan

14 Peneliti menetralkan kembali efek-efek dari perlakuan dan/atau manipulasi dalam penelitian sehingga partisipan tidak terkena dampak negatifnya.

Rentang Nilai: 4 = Sangat memadai; 3 = Memadai; 2 = Agak memadai; 1 = Tidak memadai;

Hasil Pengkajian:

__ Layak __ Layak dengan perbaikan __ Tidak Layak

Keterangan:....................................................................................................................................................................................................................................................................Nama Pengkaji:

Tanda Tangan Pengkaji:1. ………………………………… ……………………………………

2. ………………………………… ……………………………………

3. ………………………………… ……………………………………

4. ………………………………… ……………………………………

Page 40: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

B u k u K o d e E t i k R i s e t U I | 33

Lampiran 2. Lembar Keterangan Lolos Kaji Etik

Komisi Etik RisetDirektorat Riset dan Pengabdian Masyarakat

Universitas Indonesia

KETERANGAN LOLOS KAJI ETIKNo: ............./....../......./.........

Komite Etik Riset Universitas Indonesia yang terdiri dari:1. ....................................................................2. ...................................................................3. ...................................................................4. ...................................................................5. ...................................................................

telah mengkaji dengan teliti proposal berjudul :Nama peneliti utama : Nama institusi :

dan telah menyetujui proposal tersebut.

Depok, ..................................

Ketua,

(...........................................)

NIP:

Page 41: Buku Kode Etik Riset Ui Ed1 2

| D i r e k t o r a t R i s e t d a n P e n g a b d i a n M a s y a r a k a t U I

TIM PENYUSUN BUKU KODE ETIK RISET UNIVERSITAS INDONESIA

Tim penyusun Buku Kode Etik Riset Universitas Indonesia adalah anggota Komisi Etik Riset Universitas Indonesia yang dibentuk berdasarkan SK Rektor Nomor: 0394A/SK/R/UI/2010.

Tim Komisi Etik Riset Universitas Indonesia yang menyusun buku Kode Etik Riset UI ini adalah, sebagai berikut:

drg. Anton Rahardjo, MKM, Ph.DYeni Rustina, SKp, M.AppSc, Ph.DDr. Azwar Manaf, M. MetProf. Dr. Ir. Bondan Tiara SofyanDr. Rer. Nat. Yasman, S.Si, M.Sc.Prof. Drs. Heru Suhartanto, M.Sc., Ph.DDr. Magdalia, S.S., M.A.Dr. Phil. Lily Tjahjandari, M.Hum.Prof. Dr. Ine Minara S. Ruky, S.E., M.E. Prof. Abdul Bari Azed, S.H., M.Hum.Dr. Bagus Takwin, P.Si., M.Hum. Dr.drg. Harum Sasanti, Sp.PM.Prof. Ir. Triatno Judho Hardjoko, M.Sc., Ph.D. Prof. Dr. Dr. Sudijanto Kamso, SKM.Dr. Nurjati Chaerani Siregar, Ph.D.dr. Nafrialdi, Ph.D., Sp.PD.drg. Endang Winiati bachtiar, M.Biomed., Ph.D.Dra. Junaiti Sahar, M.App.Sc., Ph.D Dr.dr. Tri Edhi Soesilo, M.Si.