Upload
tirzagabriela
View
85
Download
23
Embed Size (px)
DESCRIPTION
p3 Buku Ajar Perencanaan Jadwal
Citation preview
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
1
ANALISIS INSTRUKSIONAL Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima)
Tujuan Instruksional Umum :Setelah mengikuti dengan baik mata kuliah ini mahasiswa mampumengetahui, memahami dan melaksanakan teknik-teknik Perencanaan danPengendalian Proyek.
Mahasiswa mengetahui teknik-teknik perencanaan dalam proyek.
Mahasiswa sanggup membuat perencanaan dengan metode Bar Chart danKurva S dengan baik dan benar.
Mahasiswa mengetahui dan sanggup membuat perencanaan jadwaldengan menggunakan Metode Critical Path
Mahasiswa mengetahui dan sanggup membuat perencanaan jadwaldengan menggunakan Project Evaluation and Review Tecnique (PERT)
Mahasiswa mengetahui dan sanggup membuat perencanaan danpengendalian jadwal dengan menggunakan Precedence Diagram Method(PDM) baik secara manual maupun dengan menggunakan MS-Project
Mahasiswa mengetahui dan sanggup pengendalian dengan alokasisumberdaya untuk mempercepat waktu pelaksanaan proyek denganmenggunakan Metode Critical Path
Mahasiswa mengetahui teknik-teknik Pengendalian Proyek lainnya.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
2
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima)
A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Mata Kuliah Perencanaan dan Pengendalian Proyek merupakan salah satu mata kuliah wajib untuk program studi Teknik Sipil S-1 di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi.
Mata Kuliah ini berisi pengetahuan yang komprehensif mengenai Teknik-teknik Perencanaan dan Pengendalian dari suatu proyek, sehingga mahasiswa yang mengikuti dan menyelesaikan mata kuliah ini dapat mengaplikasikannya pada dunia kerja mereka.
Untuk itulah mahasiswa harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan atau membuat perencanaan dan pengendalian suatu proyek melalui mata kuliah ini.
Mata kuliah ini berisikan beberapa teknik perencanaan jadwal yang dapat digunakan dalam perencanaan dan pengendalian proyek yang sering digunakan dalam industri jasa konstruksi saat ini.
Mata kuliah ini dilaksanakan dalam 15 tatap muka dengan durasi waktu 2 jam dimana dalam beberapa tatap muka dibagi atas penyajian materi, tanya-jawab dan beberapa tatap muka dilakukan dengan metode presentasi dan diskusi dari kelompok-kelompok yang ditentukan. Kelompok yang tidak melakukan presentasi harus memberikan pertanyaan kepada kelompok yang memaparkan materinya. Dalam diskusi ini staf pendidik akan mengarahkan agar seluruh mahasiswa akan terlibat dalam diskusi.
Rincian dari pelaksanaan perkuliahan akan dijabarkan dalam Jadwal Perkuliahan.
B. Tujuan Instruksional Umum
Tujuan instruksional Umum dari Mata Kuliah ini adalah setelah mengikuti dengan baik mata kuliah ini mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan melaksanakan teknik-teknik Perencanaan dan Pengendalian Proyek.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
3
C. Tujuan Instruksional Khusus Tujuan Instruksional Khusus dari Mata Kuliah ini berisi tertang
penjabaran dari pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang disajikan pada tabel berikut ini:
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
4
NO. TIK Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Media Waktu Pustaka
1
Mahasiswa mengetahui dan memahami
lingkup Matakuliah Perencanaan dan
Pengendalian Proyek
Deskripsi Perkuliahan
Perencanaan dan
Pengendalian Proyek
Maksud dan Tujuan Mata Kuliah, Lingkup
Perkuliahan, Metode pembelajaran,
Sistem Penilaian, dan Jadwal Perkuliahan.
Ceramah dan
Diskusi
Papan Tulis dan
Spidol
Pertemuan I 2,4,6
2
Mahasiswa mengetahui dan memahami
Metode Perencanaan yang sering
digunakan dalam pelaksanaan proyek.
Metode Perencanaan Proyek Menjelaskan Metode-metode
Perencanaan yang sering digunakan dalam
pelaksanaan proyek dan manfaatnya
dalam pelaksanaan proyek
Ceramah dan
Diskusi
Papan Tulis dan
Spidol
Pertemuan 2 2,4,6
3
Mahasiswa mengetahui dan mampu
membuat perencanaan jadwal dengan
metode Bar Chart dan Kurva S
Perencanaan Proyek dengan
Metode Bar Chart dan Kurva
S
Menjelaskan cara membuat Perencanaan
Jadwal proyek dengan Metode Bar Chart
dan Kurva S dan cara memodifikasi sesuai
dengan kebutuhan proyek
Ceramah dan
Diskusi
Papan Tulis dan
Spidol
Pertemuan 3 2,4,6
4
Mahasiswa mengetahui dan mampu
mengenal teknik perencanaan dan
pengendalian proyek dengan
menggunakan Metode Jalur Kritis
(Critical path Method)
Perencanaan Proyek dengan
Metode Jalur Kritis
Menjelaskan Manfaat, Simbol-simbol dan
Elemen-elemen yang digunakan dalam
Metode Jalur Kritis (CPM).
Ceramah dan
Diskusi
Papan Tulis dan
Spidol
Pertemuan 4 4,5,6,8
5
Mahasiswa mengetahui dan mampu
mengenal teknik perencanaan dan
pengendalian proyek dengan
menggunakan Metode Jalur Kritis
(Critical path Method)
Perencanaan Proyek dengan
Metode Jalur Kritis
Menjelaskan Tentang Kegiatan dan
hubungan ketergantungan antar kegiatan
serta merangkai menjadi suatu
perencanaan jadwal proyek
Ceramah dan
Diskusi
Papan Tulis dan
Spidol
Pertemuan 5 4,5,6,8
6
Mahasiswa mengetahui dan mampu
mengenal teknik perencanaan dan
pengendalian proyek dengan
menggunakan Metode Jalur Kritis
(Critical path Method)
Perencanaan Proyek dengan
Metode Jalur Kritis
Menjelaskan tentang perhitungan waktu
pelaksanaan proyek, Floating Time, Slack
dan Jalur Kritis.
Ceramah dan
Diskusi
Papan Tulis dan
Spidol
Pertemuan 6 4,5,6,8
7
Mahasiswa mengetahui dan mampu
mengenal teknik perencanaan dan
pengendalian proyek dengan
menggunakan Metode Jalur Kritis
(Critical path Method)
Perencanaan Proyek dengan
Metode Jalur Kritis
Aplikasi Metode Jalur Kritis pada
Pelaksanaan Proyek Konstruksi
Ceramah dan
Diskusi
Papan Tulis dan
Spidol
Pertemuan 7 4,5,6,8
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
5
NO. TIK Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Media Waktu Pustaka
8
Mahasiswa mengetahui dan mampu
mengenal teknik perencanaan dan
pengendalian proyek dengan
menggunakan Metode Jalur Kritis
(Critical path Method)
Perencanaan Proyek dengan
Metode Jalur Kritis
Mempercepat Waktu Pelaksanaan Proyek,
Alokasi Sumberdaya dengan Metode Jalur
Kritis
Ceramah dan
Diskusi
Papan Tulis dan
Spidol
Pertemuan 8 1,4,5,6,8
9
Mahasiswa mengetahui dan mampu
mengenal teknik perencanaan dan
pengendalian proyek dengan
menggunakan Metode Jalur Kritis
(Critical path Method)
Perencanaan Proyek dengan
Metode Project Evaluation
and Review Technique (PERT)
Menjelaskan tentang Metode Project
Evaluation and Review Technique (PERT)
dan Aplikasinya
Ceramah dan
Diskusi
Papan Tulis dan
Spidol
Pertemuan 9 2,4,5
10
Mahasiswa mengetahui dan mampu
mengenal teknik perencanaan dan
pengendalian proyek dengan
menggunakan Metode Project
Evaluation and Review Technique (PERT)
Perencanaan Proyek dengan
Metode Project Evaluation
and Review Technique (PERT)
Menjelaskan tentang Metode Project
Evaluation and Review Technique (PERT)
dan Aplikasinya
Ceramah dan
Diskusi
Papan Tulis dan
Spidol
Pertemuan 10 2,4,5
11
Mahasiswa mengetahui dan mampu
mengenal teknik perencanaan dan
pengendalian proyek dengan
menggunakan MetodePrecedence
Diagram (PDM)
Perencanaan Proyek dengan
Metode Precedence Diagram
(PDM)
Menjelaskan Manfaat, Simbol-simbol dan
Elemen-elemen yang digunakan dalam
Metode Precedence Diagram (PDM).
Ceramah dan
Diskusi
Papan Tulis dan
Spidol
Pertemuan 11 2,3,4,9
12
Mahasiswa mengetahui dan mampu
mengenal teknik perencanaan dan
pengendalian proyek dengan
menggunakan MetodePrecedence
Diagram (PDM)
Perencanaan Proyek dengan
Metode Precedence Diagram
(PDM)
Menjelaskan Tentang Kegiatan dan
hubungan ketergantungan antar kegiatan
(predesesor) serta merangkai menjadi
suatu perencanaan jadwal proyek
Ceramah dan
Diskusi
Papan Tulis dan
Spidol
Pertemuan 12 2,3,4,9
13
Mahasiswa mengetahui dan mampu
mengenal teknik perencanaan dan
pengendalian proyek dengan
menggunakan MetodePrecedence
Diagram (PDM)
Perencanaan Proyek dengan
Metode Precedence Diagram
(PDM)
Aplikasi Metode Precedence Diagram
(PDM) dengan Menggunakan MS-Project
Ceramah dan
Diskusi
Papan Tulis dan
Spidol
Pertemuan 13 2,3,4,9
14
Mahasiswa mengetahui dan mampu
mengaplikasikan Pengendalian Proyek
Pengendalian Proyek Menjelaskan Pengendalian Proyek dan
Aplikasinya dalam pelaksanaan Proyek
Ceramah dan
Diskusi
Papan Tulis dan
Spidol
Pertemuan 14 2,3,4,9
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
6
NO. TIK Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Media Waktu Pustaka
15
Mahasiswa mampu membuat dan
mempresentasikan Perencanaan Proyek
dengan berbagai metode Perencanaan
Presentasi Aplikasi Metode
Perencanaan dan
Pengendalian Proyek
Aplikasi Perencanaan dan Pengendalian
Proyek dengan Contoh Proyek
Pemerintah.
Presentasi dan
Diskusi
Viewer, Komputer,
Papan Tulis dan
Spidol
Pertemuan 15 1-9
16
Mahasiswa mampu membuat dan
mempresentasikan Perencanaan Proyek
dengan berbagai metode Perencanaan
Presentasi Aplikasi Metode
Perencanaan dan
Pengendalian Proyek
Aplikasi Perencanaan dan Pengendalian
Proyek dengan Contoh Proyek
Pemerintah.
Presentasi dan
Diskusi
Viewer, Komputer,
Papan Tulis dan
Spidol
Pertemuan 16 1-9
17 Ujian Akhir Pertemuan 17
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
7
DAFTAR PUSTAKA
(1). Carl Chatfield, PMP, and Timothy Johnson, MCP, 2010, Step by Step
Microsoft Project 2010, Microsoft Press, A Division of Microsoft
Corporation, One Microsoft Way, Redmond, Washington 98052-6399
(2). Frederika, A., 2010, Analisis Percepatan Pelaksanaan dengan Menambah
Jam Kerja Optimum pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Proyek
Pembangunan Super Villa, Peti Tenget-Badung), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Vol. 14, No. 2, Juli 2010.
(3). http://www.brighthubpm.com/software-reviews-tips/45402-step-by-
step-tutorial-on-microsoft-project-getting-started-in-twenty-minutes/
(4). Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &
Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
(5). I Gusti Ngurah Oka Suputra, 2011, Penjadwalan Proyek dengan
Precedence Diagram Method (PDM) dan Ranked Position Weight Method
(RPWM), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011.
(6). Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan
Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi.
(7). Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,
Erlangga, Jakarta.
(8). Soeharto, I., 1995, Manajemen Proyek dari Konseptual sampai
Operasional, Erlangga, Jakarta.
(9). Sri Mulyono, 2007, Riset Operasi, UI Press, Jakarta
(10). Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
(11). Tan, P.W.M. dan Dissanayake, P.B.G., 1998. Construction Project
Scheduling by Rangked Positional Weight Method, Canadian Journal of
Civil Engineering, vol. 25, pp. 424 – 436.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
8
JADWAL PERKULIAHAN Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 1Deskripsi Perkuliahan Perencanaan dan
Pengendalian Proyek
2 2 Metode Perencanaan Proyek
3 3Perencanaan Proyek dengan Metode Bar
Chart dan Kurva S
4 4-8Perencanaan Proyek dengan Metode Jalur
Kritis
5 9-10Perencanaan Proyek dengan Metode Project
Evaluation and Review Technique (PERT)
6 11-13Perencanaan Proyek dengan Metode
Precedence Diagram (PDM)
7 14 Pengendalian Proyek
8 15-16Presentasi Aplikasi Metode Perencanaan dan
Pengendalian Proyek
9 17 Ujian Akhir
Tatap MukaNo.
Kuliah
ke-Materi Perkuliahan
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
9
JADWAL PERKULIAHAN
Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 SKS : 2 (dua) Semester : V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Deskripsi Perkuliahan Perencanaan dan
Pengendalian Proyek
I Proyek
IIPerencanaan Proyek dengan Metode Bar
Chart dan Kurva S
IIIPerencanaan Proyek dengan Metode Jalur
Kritis (Critical Path Method)
IVPerencanaan Proyek dengan Metode Project
Evaluation and Review Technique (PERT)
VPerencanaan Proyek dengan Metode
Precedence Diagram (PDM)
VI Pengendalian Proyek
VIIPresentasi Aplikasi Metode Perencanaan dan
Pengendalian Proyek
BAB POKOK BAHASANTatap Muka
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
10
KONTRAK PERKULIAHAN Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Semester : V/ 2 SKS Hari / Jam Kuliah :Rabu/ 14.30-16.30 Ruang Kuliah : T-2 Dosen : Dr. Eng. Ir. A. K. T. DUNDU, MAgr.
1. MANFAAT MATA KULIAH
Mata kuliah ini dapat membantu mahasiswa untuk dapat merencanakan
dan mengendalikan Proyek konstruksi serta dapat tindakan-tindakan koreksi jika
terjadi masalah dalam pelaksanaan proyek baik dari segi Waktu dan Biaya.
2. DISKRIPSI MATA KULIAH
Mata kuliah ini membahas tentang beberapa metode perencanaan
Jadwal dan biaya, pengendaliaannya serta tindakan-tindakan koreksi yang dapat
dibuat untuk mengatasi masalah dalam Jadwal dan biaya pelaksanaan proyek
3. TUJUAN MATA KULIAH
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu merencanakan
Jadwal waktu dan biaya serta mengendalikannya.
4. ORGANISASI MATERI
Pengenalan tentang metode-metode perencanaan Jadwal , perencanaan
biaya, pengendalian serta pengambilan tindakan koreksi.
5. STRATEGI PERKULIAHAN
Metode perkuliahan yang dilakukan adalah ceramah.tanya jawab.diskusi,
memberikan contoh aplikasi dan memberikan tugas aplikasi dari penerapan
masing-masing metode.
Sepuluh menit terakhir digunakan untuk tanya jawab dan diskusi singkat
tentang materi yang diajarkan.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
11
6. BAHAN BACAAN
(12). Carl Chatfield, PMP, and Timothy Johnson, MCP, 2010, Step by Step
Microsoft Project 2010, Microsoft Press, A Division of Microsoft
Corporation, One Microsoft Way, Redmond, Washington 98052-6399
(13). Frederika, A., 2010, Analisis Percepatan Pelaksanaan dengan Menambah
Jam Kerja Optimum pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Proyek
Pembangunan Super Villa, Peti Tenget-Badung), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Vol. 14, No. 2, Juli 2010.
(14). http://www.brighthubpm.com/software-reviews-tips/45402-step-by-
step-tutorial-on-microsoft-project-getting-started-in-twenty-minutes/
(15). Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &
Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
(16). I Gusti Ngurah Oka Suputra, 2011, Penjadwalan Proyek dengan
Precedence Diagram Method (PDM) dan Ranked Position Weight Method
(RPWM), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011.
(17). Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan
Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi.
(18). Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,
Erlangga, Jakarta.
(19). Soeharto, I., 1995, Manajemen Proyek dari Konseptual sampai
Operasional, Erlangga, Jakarta.
(20). Sri Mulyono, 2007, Riset Operasi, UI Press, Jakarta
(21). Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
(22). Tan, P.W.M. dan Dissanayake, P.B.G., 1998. Construction Project
Scheduling by Rangked Positional Weight Method, Canadian Journal of
Civil Engineering, vol. 25, pp. 424 – 436.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
12
7. TUGAS-TUGAS
1. Mahasiswa diwajibkan membaca buku ajar sebelum perkuliahan dan buku-
buku referensi lainnya.
2. Mahasiswa diberi tugas berupa pekerjaan rumah tentang setiap metode
yang diajarkan.
3. Evaluasi tengah semester.
4. Ujian akhir semester
8. PENIILAIAN HASEL BELAJAR
Penilaian dari basil belajar mahasiswa ditentukan melalui tugas, (pekerjaan rumah), ujian tengah semester ,ujian akhir dengan presentase sebagai berikut:
Tabel komponen penilaian dan prosentasenya
1 Kehadiran
2 Tugas (4x5%)
3 Keaktifan dalam Diskusi
4 Presentasi Kelompok
5 Ujian Akhir Semester
Total
Komponen yang dinilai Prosentase
10%
20%
110%
10%
35%
35%
Untuk kehadiran (absensi) merupakan keputusan/aturan yang
diberlakukan di Fakultas Teknik Universirtas Sam Ratulangi yaitu syarat untuk
dapat dievaluasi jika kehadiran minimal 80% dengan bahan ujian mencakup
seluruh bahan kuliah dalam satu semester (bahan ajar yang disusun sesuai,
dengan silabus/kurikulum).
Penilaian akhir yang dipakai mengikuti Kriteria Fakultas sebagai berikut:
Tabel Selang antara (range) nilai dan mutu nilai Angka Akhir Mutu nilai Biji Nilai Keterangan
81-100 A 4 Sangat baik
71-81 B 3 Baik
56-70 C 2Cukup
36-55 D 1Kurang
1-35 E 0Gagal
0 K 0 Tidak Aktif
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
13
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA I)
Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang Deskripsi dari Mata Kuliah.
KHUSUS
Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang Tujuan Mata Kuliah, Apa
yang mereka dapatkan setelah menyesaikan mata kuliah, jadwal
perkuliahan, materi perkuliahan, sistem perkuliahan, dan sistem penilaian
dalam perkuliahan ini.
POKOK BAHASAN
Diskripsi Mata Kuliah Perencanaan dan Pengendalian Proyek.
SUB POKOK BAHASAN
Manfaat Mata Kuliah, Diskripsi Mata Kuliah, Tujuan Mata Kuliah, Organisasi
Materi, Strategi Perkuliahan, Bahan Bacaan, Tugas-Tugas, dan Peniilaian
Hasil Belajar.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
14
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa
Media dan Alat Pengajaran
Pendahuluan Tujuan Mata Kuliah Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Penyajian o Memahami Tujuan Mata Kuliah
o Mengetahui dan Memahami Skenario Perkuliahan
o Mengetahui Tugas-tugas mata kuliah
o Mengetahui dan memahami sistem penilaian akhir
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Bertanya dan menyampaikan pendapat.
Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa
REFERENSI 1. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan
Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
15
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
(TATAP MUKA II)
Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang Proyek dan Metode-
metode dalam Perencanaan Proyek serta dapat menyampaikan dengan
membedakan masing-masing metode.
KHUSUS
Mahasiswa mengetahui dan memahami Proyek dan Metode-metode
Perencanaan Proyek yang sering diterapkan.
POKOK BAHASAN
Proyek dan Metode Perencanaan Proyek
SUB POKOK BAHASAN
Definisi Proyek, ciri-ciri proyek, kendala-kendala dalam proyek, timbulnya
suatu proyek, dan Metode Perencanaan Proyek.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
16
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan
Mahasiswa
Media dan Alat
Pengajaran
Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.
Memperhatikan Papan Tulis dan
Spidol
Penyajian o Menjelaskan tentang definisi proyek
o Menjelaskan tentang ciri-ciri dari suatu proyek
o Menjelaskan tentang kendala-kendala dalam proyek
o Menjelaskan secara garis besar tentang Metode yang sering digunakan dalam perencanaan proyek dan perbedaannya
Memperhatikan Papan Tulis dan
Spidol
Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Bertanya dan
menyampaikan
pendapat.
Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan Papan Tulis dan
Spidol
EVALUASI
Lembar Observasi Mahasiswa
REFERENSI
1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &
Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
17
2. I Gusti Ngurah Oka Suputra, 2011, Penjadwalan Proyek dengan
Precedence Diagram Method (PDM) dan Ranked Position Weight
Method (RPWM), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari
2011.
3. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan
Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi.
4. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,
Erlangga, Jakarta.
5. Soeharto, I., 1995, Manajemen Proyek dari Konseptual sampai
Operasional, Erlangga, Jakarta.
6. Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
18
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
(TATAP MUKA III)
Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
Mahasiswa mengetahui, memahami dan mampu membuat perencanaan
jadwal dengan menggunakan Metode Bar Chart dan Kurva S
KHUSUS
Mahasiswa dapat membuat perencanaan Proyek dengan Metode Bar Chart
dan Kurva S dan dapat memperbaiki jika terdapat perubahan sesuai dengan
kebutuhan di proyek.
POKOK BAHASAN
Perencanaan Jadwal dengan Metode Bar Chart dan Kurva S.
SUB POKOK BAHASAN
Pengenalan metode Bar Chart, Langkah-langkah dalam pembuatan Jadwal
dengan Metode Bar Chart, Contoh pembuatan Jadwal dengan Metode Bar
Chart dan Kurva S, dan memberikan Tugas Rumah untuk membuat
Perencanaan sesuai dengan proyek yang ada.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
19
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa
Media dan Alat Pengajaran
Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Penyajian o Menjelaskan pengertian dan gambaran umum dari Metode Bar Chart dan Kurva S
o Menjelaskan tentang langkah-langkah dalam menyusun perencanaan jadwal dengan menggunakan metode Bar Chart dan Kurva S.
o Memberikan contoh aplikasi pada proyek.
o Memberikan Tugas tentang materi ini
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Bertanya dan menyampaikan pendapat.
Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa
REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &
Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
20
2. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan
Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi.
3. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,
Erlangga, Jakarta.
4. Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
21
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA IV)
Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
Mahasiswa mengetahui, memahami dan mampu menjelaskan pengertian,
manfaat dan Simbol-simbol yang digunakan dalam Perencanaan Jadwal
dengan menggunakan Metode Activity on Arrow (AOA) khususnya Metode
Jalur Kritis (Critical Path Method).
KHUSUS
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang manfaat dari metode jalur kritis,
menyebutkan simbol-simbol yang digunakan serta pengertian akan simbol
simbol tersebut, serta aturan-aturan yang berlaku dalam perencanaan
dengan menggunakan Metode Jalur Kritis.
POKOK BAHASAN
Network Planning dan penjelasan ringkas tentang pengertian Metode Jalur
Kritis.
SUB POKOK BAHASAN
Dasar-dasar Networ Planning, Penggunaan Network Planning, Data-data
yang Diperlukan untuk menyusun Network Planning, Penggunaan Simbol-
simbol Network Planning, Hal-hal yang perlu diingat dan perjanjian-
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
22
perjanjian dalam penyusunan diagram Network, Contoh-Contoh Diagram
Network, dan Penjelasan ringkas tentang pengertian Metode Jalur Kritis.
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa
Media dan Alat Pengajaran
Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Penyajian o Dasar-dasar Networ Planning,
o Penggunaan Network Planning,
o Data-data yang Diperlukan untuk menyusun Network Planning,
o Penggunaan Simbol-simbol Network Planning,
o Hal-hal yang perlu diingat dan perjanjian-perjanjian dalam penyusunan diagram Network,
o Contoh-Contoh Diagram Network, dan Penjelasan ringkas tentang pengertian Metode Jalur Kritis.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Bertanya dan menyampaikan pendapat.
Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
23
REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &
Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
2. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan
Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi.
3. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,
Erlangga, Jakarta.
4. Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
24
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA V)
Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
Mahasiswa mengetahui dan mampu mengenal teknik perencanaan dan
pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Jalur Kritis (Critical path
Method)
KHUSUS
Mahasiswa mengetahui dan mampu mengenal kegiatan dan hubungan antar
kegiatan dan mampu merangkai menjadi suatu diagram jaringan kerja
dengan teknik perencanaan dan pengendalian proyek yang menggunakan
Metode Jalur Kritis (Critical path Method)
POKOK BAHASAN
Perencanaan Proyek dengan Metode Jalur Kritis (Critical Path Method)
SUB POKOK BAHASAN
Menjelaskan Tentang Kegiatan dan hubungan ketergantungan antar
kegiatan serta merangkai menjadi suatu perencanaan jadwal proyek.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
25
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa
Media dan Alat Pengajaran
Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Penyajian o Definisi dan elemen dari Peristiwa
o Pengertian dari Kegiatan o Hubungan ketergantungan
antara kegiatan o Perjanjian dalam
pembuatan diagram network
o Merangkai menjadi suatu diagram Network dengan metode Jalur kritis.
o Contoh-contoh
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Bertanya dan menyampaikan pendapat.
Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa
REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &
Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
2. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan
Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
26
3. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,
Erlangga, Jakarta.
4. Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
27
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA VI)
Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
Mahasiswa mengetahui dan mampu membuat perencanaan dan
pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Jalur Kritis (Critical path
Method)
KHUSUS
Mahasiswa melakukan perhitungan waktu pelaksanaan proyek, Floating
Time, Slack, kegiatan kritis dan Jalur Kritis.
POKOK BAHASAN
Perencanaan Proyek dengan Metode Jalur Kritis (Critical Path Method)
SUB POKOK BAHASAN
Perhitungan terhadap EET, LET, waktu pelaksanaan proyek, Total Float, Free
Float, Independen Float, Slack, menentukan kegiatan kritis dan jalur kritis.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
28
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa
Media dan Alat Pengajaran
Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Penyajian o Perhitungan EET o Perhitungan LET o Perhitungan waktu
pelaksanaan proyek o Perhitungan Total Float o Perhitungan Free Float o Perhitungan Independen
Float o Perhitungan Slack o Menentukan Kegiatan Kritis o Menentukan Jalur Kritis o Contoh-contoh
Memperhatikan dan menghitung
Papan Tulis dan Spidol
Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Bertanya dan menyampaikan pendapat.
Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa
REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &
Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
2. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan
Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
29
3. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,
Erlangga, Jakarta.
4. Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
30
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA VII)
Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
Mahasiswa mengetahui dan mampu membuat perencanaan dan
pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Jalur Kritis (Critical path
Method)
KHUSUS
Mahasiswa melakukan aplikasi perencanaan pada proyek-proyek
pemerintah dan swasta yang nyata.
POKOK BAHASAN
Perencanaan Proyek dengan Metode Jalur Kritis (Critical Path Method)
SUB POKOK BAHASAN
Aplikasi pada proyek konstruksi.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
31
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa
Media dan Alat Pengajaran
Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Penyajian o Aplikasi pada Proyek pembuatan Jalan
Memperhatikan dan menghitung
Papan Tulis dan Spidol
Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Bertanya dan menyampaikan pendapat.
Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa
REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &
Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
2. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan
Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi.
3. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,
Erlangga, Jakarta.
4. Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
32
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA VIII)
Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
Mahasiswa mengetahui dan mampu membuat perencanaan dan
pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Jalur Kritis (Critical path
Method)
KHUSUS
Mahasiswa mampu melakukan percepatan waktu pelaksanaan pada proyek.
POKOK BAHASAN
Percepatan waktu dalam Perencanaan Proyek dengan Metode Jalur Kritis
(Critical Path Method)
SUB POKOK BAHASAN
Percepatan waktu pelaksanaan pada proyek dengan penambahan
sumberdaya dan percepatan waktu pelaksanaan pelaksanaan tanpa
penambahan sumberdaya dengan teknik alokasi sumberdaya.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
33
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa
Media dan Alat Pengajaran
Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Penyajian o Percepatan waktu pelaksanaan dengan penambahan sumberdaya
o Percepatan waktu pelaksanaan tanpa penambahan sumberdaya dengan teknik alokasi sumberdaya.
Memperhatikan dan menghitung
Papan Tulis dan Spidol
Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Bertanya dan menyampaikan pendapat.
Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa
REFERENSI 1. Frederika, A., 2010, Analisis Percepatan Pelaksanaan dengan Menambah
Jam Kerja Optimum pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Proyek
Pembangunan Super Villa, Peti Tenget-Badung), Jurnal Ilmiah Teknik
Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010.
2. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &
Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
3. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan
Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
34
4. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,
Erlangga, Jakarta.
5. Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
35
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA IX)
Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
Mahasiswa mengetahui dan mampu membuat perencanaan dan
pengendalian proyek dengan menggunakan Project Evaluation and Review
Technique (PERT)
KHUSUS
Mahasiswa mengetahui dan mampu mengenal teknik Perencanaan Proyek
dengan Metode Project Evaluation and Review Technique (PERT)
POKOK BAHASAN
Perencanaan dan Pengendalian Proyek dengan Metode Project Evaluation
and Review Technique (PERT)
SUB POKOK BAHASAN
Menjelaskan tentang perbedaan dan persamaan antara CPM Metode Project
Evaluation and Review Technique (PERT), Formula dan Pengertian tentang
durasi dalam PERT.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
36
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa
Media dan Alat Pengajaran
Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Penyajian o Perbedaan dan Persamaan PERT dan CPM
o Pengertian durasi dan formula dalam PERT
o Contoh perhitungan.
Memperhatikan dan menghitung
Papan Tulis dan Spidol
Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Bertanya dan menyampaikan pendapat.
Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa
REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &
Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
2. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan
Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi.
3. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,
Erlangga, Jakarta.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
37
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA X)
Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
Mahasiswa mengetahui dan mampu membuat perencanaan dan
pengendalian proyek dengan menggunakan Project Evaluation and Review
Technique (PERT)
KHUSUS
Mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan perhitungan dalam
Perencanaan Proyek dengan Metode Project Evaluation and Review
Technique (PERT).
POKOK BAHASAN
Perencanaan dan Pengendalian Proyek dengan Metode Project Evaluation
and Review Technique (PERT)
SUB POKOK BAHASAN
Menjelaskan tentang Metode Project Evaluation and Review Technique
(PERT), Perhitungan durasi, perhitungan waktu pelaksanaan dan aplikasi
pada proyek konstruksi.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
38
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa
Media dan Alat Pengajaran
Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Penyajian o Perhitungan durasi o Perhitungan waktu
pelaksanaan proyek o Perhitungan Float o Menentukan Kegiatan dan
jalur kritis o Contoh perhitungan pada
proyek konstruksi.
Memperhatikan dan menghitung
Papan Tulis dan Spidol
Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Bertanya dan menyampaikan pendapat.
Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa
REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &
Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
2. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan
Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi.
3. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,
Erlangga, Jakarta.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
39
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA XI)
Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
Mahasiswa mengetahui dan mampu membuat perencanaan dan
pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Precedence Diagram
(PDM)
KHUSUS
Mahasiswa mengetahui dan mampu mengenal teknik perencanaan dan
pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Precedence Diagram
(PDM).
POKOK BAHASAN
Perencanaan dan Pengendalian Proyek dengan Metode Precedence Diagram
(PDM)
SUB POKOK BAHASAN
Menjelaskan Manfaat, Simbol-simbol dan Elemen-elemen yang digunakan
dalam Metode Precedence Diagram (PDM).
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
40
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa
Media dan Alat Pengajaran
Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Penyajian o Definisi-definisi dan pengertian dalam Metode Precedence Diagram
o Simbol-simbol yang digunakan dalam Metode Precedence Diagram
o Elemen-elemen yang digunakan dalam Metode Precedence Diagram
o Contoh-contoh.
Memperhatikan dan menghitung
Papan Tulis dan Spidol
Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Bertanya dan menyampaikan pendapat.
Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa
REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &
Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
2. I Gusti Ngurah Oka Suputra, 2011, Penjadwalan Proyek dengan
Precedence Diagram Method (PDM) dan Ranked Position Weight Method
(RPWM), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011.
3. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan
Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
41
4. Sri Mulyono, 2007, Riset Operasi, UI Press, Jakarta
5. Tan, P.W.M. dan Dissanayake, P.B.G., 1998. Construction Project
Scheduling by Rangked Positional Weight Method, Canadian Journal of
Civil Engineering, vol. 25, pp. 424 – 436.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
42
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA XII)
Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
Mahasiswa mengetahui dan mampu membuat perencanaan dan
pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Precedence Diagram
(PDM)
KHUSUS
Mahasiswa mengetahui dan mampu mengenal teknik perencanaan dan
pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Precedence Diagram
(PDM).
POKOK BAHASAN
Perencanaan dan Pengendalian Proyek dengan Metode Precedence Diagram
(PDM)
SUB POKOK BAHASAN
Menjelaskan tentang Kegiatan dan hubungan ketergantungan antar kegiatan
(predesesor) yang digunakan dalam PDM serta merangkainya menjadi suatu
perencanaan jadwal proyek dan membandingkan dengan metode Jalur
Kritis.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
43
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa
Media dan Alat Pengajaran
Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Penyajian o Kegiatan dalam PDM o Hubungan antar kegiatan
yang digunakan dalam PDM o Merangkai kegiatan
menjadi diagram network dengan PDM
o Menghitung waktu pelaksanaan proyek
o Menentukan kegiatan dan jalur kritis
o Membandingkan dengan metode Jalur Kritis
o Contoh-contoh.
Memperhatikan dan menghitung
Papan Tulis dan Spidol
Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Bertanya dan menyampaikan pendapat.
Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya. Memberikan Tugas Kelompok yang akan dipresentasikan pada pertemuan ke-15 dan 16.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa
REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &
Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
44
2. I Gusti Ngurah Oka Suputra, 2011, Penjadwalan Proyek dengan
Precedence Diagram Method (PDM) dan Ranked Position Weight Method
(RPWM), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011.
3. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan
Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi.
4. Sri Mulyono, 2007, Riset Operasi, UI Press, Jakarta
5. Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
6. Tan, P.W.M. dan Dissanayake, P.B.G., 1998. Construction Project
Scheduling by Rangked Positional Weight Method, Canadian Journal of
Civil Engineering, vol. 25, pp. 424 – 436.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
45
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA XIII)
Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
Mahasiswa mengetahui dan mampu membuat perencanaan dan
pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Precedence Diagram
(PDM)
KHUSUS
Mahasiswa mengetahui dan mampu mengenal teknik perencanaan dan
pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Precedence Diagram
(PDM).
POKOK BAHASAN
Perencanaan dan Pengendalian Proyek dengan Metode Precedence Diagram
(PDM) menggunakan Software MS-Project.
SUB POKOK BAHASAN
Aplikasi pada perencanaan jadwal proyek konstruksi dan perbedaannya
dengan CPM.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
46
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa
Media dan Alat Pengajaran
Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Penyajian o Aplikasi pada proyek konstruksi dengan menggunakan software MS-Project.
Memperhatikan dan menghitung
Papan Tulis dan Spidol
Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Bertanya dan menyampaikan pendapat.
Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa
REFERENSI 1. Carl Chatfield, PMP, and Timothy Johnson, MCP, 2010, Step by Step
Microsoft Project 2010, Microsoft Press, A Division of Microsoft Corporation, One Microsoft Way, Redmond, Washington 98052-6399
2. http://www.brighthubpm.com/software-reviews-tips/45402-step-by-step-tutorial-on-microsoft-project-getting-started-in-twenty-minutes/
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
47
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA XIV)
Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
Mahasiswa mengetahui dan mampu membuat pengendalian proyek
KHUSUS
Mahasiswa mengetahui dan mampu mengaplikasikan Pengendalian Proyek
untuk hal lain selain pengendalian waktu.
POKOK BAHASAN
Pengendalian Proyek
SUB POKOK BAHASAN
Fungsi dan Proses Pengendalian, Langkah-Langkah Proses Pengendalian,
Objek dan Aspek Pengendalian, Pengendalian yang tidak efektif,
Pengendalian proyek yang efektif, Metoda Pengendalian Proyek, Metode
Pengendalian Biaya, Pengendalian Mutu Proyek
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
48
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa
Media dan Alat Pengajaran
Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Penyajian o Fungsi dan Proses Pengendalian,
o Langkah-Langkah Proses Pengendalian,
o Objek dan Aspek Pengendalian,
o Pengendalian yang tidak efektif,
o Pengendalian proyek yang efektif,
o Metoda Pengendalian Proyek,
o Metode Pengendalian Biaya,
o Pengendalian Mutu Proyek
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Bertanya dan menyampaikan pendapat.
Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa
REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &
Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
49
2. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan
Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
50
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA XV)
Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
Mahasiswa mampu mengaplikasikan dan mempresentasikan perencanaan
dan pengendalian proyek.
KHUSUS
Mahasiswa mengetahui, mampu mengaplikasikan, dan mampu
mempresentasikan Perencanaan dan Pengendalian Proyek jasa konstruksi.
POKOK BAHASAN
Perencanaan dan Pengendalian Proyek
SUB POKOK BAHASAN
Presentasi Perencanaan dan Pengendalian dengan Metode Bar Chart dan
Kurva S untuk Proyek Gedung Bertingkat.
Presentasi Perencanaan dan Pengendalian dengan Metode Jalur Kritis untuk
Bangunan Jembatan.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
51
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa
Media dan Alat Pengajaran
Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini dan sistem diskusi.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Penyajian o Presentasi kelompok Metode Bar Chart dan Kurva S untuk Bangunan Gedung Bertingkat.
o Presentasi kelompok Metode Jalur Kritis untuk Bangunan Jembatan
Mempresentasikan Papan Tulis dan Spidol
Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Bertanya dan menyampaikan pendapat.
Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa
REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &
Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
2. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan
Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi
3. Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.
4. Dll.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
52
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA XV)
Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
Mahasiswa mampu mengaplikasikan dan mempresentasikan perencanaan
dan pengendalian proyek.
KHUSUS
Mahasiswa mengetahui, mampu mengaplikasikan, dan mampu
mempresentasikan Perencanaan dan Pengendalian Proyek jasa konstruksi.
POKOK BAHASAN
Perencanaan dan Pengendalian Proyek
SUB POKOK BAHASAN
Presentasi Perencanaan dan Pengendalian dengan Metode PERT untuk
Proyek Gedung Bertingkat.
Presentasi Perencanaan dan Pengendalian dengan Metode Precedence
Diagram (PDM) untuk Bangunan Pengaman Pantai yang menggunakan
minimal 2 jenis konstruksi.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
53
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa
Media dan Alat Pengajaran
Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini dan sistem diskusi.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
Penyajian o Presentasi kelompok Metode PERT untuk Bangunan Gedung Bertingkat.
o Presentasi kelompok Metode Precedence Diagram untuk Bangunan Pengaman Pantai minimal 2 jenis konstruksi.
Mempresentasikan Papan Tulis dan Spidol
Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
Bertanya dan menyampaikan pendapat.
Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.
Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol
EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa
REFERENSI 1. Carl Chatfield, PMP, and Timothy Johnson, MCP, 2010, Step by Step
Microsoft Project 2010, Microsoft Press, A Division of Microsoft
Corporation, One Microsoft Way, Redmond, Washington 98052-6399
2. http://www.brighthubpm.com/software-reviews-tips/45402-step-by-
step-tutorial-on-microsoft-project-getting-started-in-twenty-minutes/
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
54
3. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &
Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
4. I Gusti Ngurah Oka Suputra, 2011, Penjadwalan Proyek dengan
Precedence Diagram Method (PDM) dan Ranked Position Weight
Method (RPWM), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011.
5. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan
Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi.
6. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,
Erlangga, Jakarta.
7. Tan, P.W.M. dan Dissanayake, P.B.G., 1998. Construction Project
Scheduling by Rangked Positional Weight Method, Canadian Journal of
Civil Engineering, vol. 25, pp. 424 – 436.
8. Dll.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
55
BAB I
PROYEK
1. Pendahuluan
Definisi proyek yang diambil dari beberapa sumber literature adalah sebagai
berikut:
Proyek adalah merupakan suatu rangkaian aktifitas yang dapat direncanakan,
yang didalamnya menggunakan sumber-sumber daya (inputs), misalnya; uang
dan tenaga kerja, untuk mendapatkan manfaat (benefits) atau hasil (returns)
dimasa yang akan dating. Aktifitas proyek ini mempunyai saat mulai (starting
point) dan berakhir (ending point). (Drs. Muljadi Pudjosumarto)
Clive Gray, Payaman Simanjuntak, Lien K. Sabur dan PFL, Maspaitella
mengatakan bahwa Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan
dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mengunakan sumber daya
untuk mendapatkan benefit (kemanfaatan)
Sedangkan Paulus Nugraha, Ishak Natan dan R. Sutjipo menyatakan bahwa
Sebuah proyek dapat didefinisikan sebagai suatu usaha dalam jangka waktu yang
ditentukan dengan sasaran yang jelas yaitu mencapai hasil yang telah
dirumuskan pada awal pembangunan proyek akan dimulai.
Ir. H. Tarore, MT mendefinisikan Proyek adalah suatu kegiatan yang
berlangsung dalam waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas untuk
mekaksanakan tugas yang telah ditetapkan.
Dari definisi-definisi proyek tersebut, maka dapat diambil pengertian proyek,
dalam hal ini proyek merupakan:
• Rangkaian aktifitas
• Penggunaan sumber daya
• Semua aktifitas yang ada maanfaat atau hasilnya dimasa yang akan datang
• Ada saat mulai (starting point) dan ada saat berakhir (ending point)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
56
Ciri-ciri pokok proyek adalah:
• Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
• Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai
tujuan diatas telah ditentukan
• Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas titik
awal dan akhir ditentukan jelas
• Non-rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intesitas kegiatan berubah
sepanjang proyek berlangsung.
Didalam proses mencapai tujuan telah ditentukan batasan yaitu besar biaya
(anggaran) yang dialokasikan, dan jadwal serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga
batasan diatas disebut tiga kendala (triple constrait). Ini merupakan parameter
penting bagi penyelenggara proyek yang sering diasosiasikan sebagai sasaran
proyek.
Tiga kendala tersebut dijabarkan sebagai berikut:
• Anggaran, proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi
anggaran. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah
besar dan jadwal bertahun-tahun, anggarannya bukan hanya ditentukan
untuk total proyek tetapi dipecahkan bagi komponen-komponenya, atau
perperiode tertentu yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan.
• Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal
akhir yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka
penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan.
• Mutu, produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan
kriteria yang dipersyaratkan. Memenuhi persyaratan mutu berarti
mampu memenuhi tugas yang dimaksudkan atau sering disebut sebagai
Fit For The Intended Use.
Hubungan ketiga batasan ini dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini:
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
57
Biaya
Anggaran
Jadwal Mutu
Waktu Kinerja
Gambar 1.1. Hubungan Biaya Jadwal dan Mutu
Ketiga batasan ini bersifat tarik menarik. Artinya ingin meningkatkan kinerja
produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti
dengan menaikan mutu, yang selanjutnya berakibat pada naiknya biaya melebihi
anggaran. Sebaliknya bila ingin menekan biaya, maka biayanya harus kompromi
dengan mutu atau jadwal.
Awal timbulnya proyek dapat berasal dari beberapa sumber seperti :
a. Rencana pemerintah, misalnya proyek pembangunan prasarana seperti :
jalan, jembatan, bendungan yang bertujuan untuk kepentingan umum dan
masyarakat.
b. Permintaan pasar, hal ini terjadi bila suatu ketika pasar memerlukan kenaikan
suatu macam produk dalam jumlah besar. Permintaan ini dipenuhi dengan
jalan membangun sarana produk baru.
c. Dari dalam perusahaan yang bersangkutan, hal ini dimulai dengan adanya
desakan keperluan dan setelah dikaji dari segala aspek menghasilkan
keputusan untuk merealisasikan menjadi proyek.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
58
d. Dari kegiatan penelitian dan pengembangan, dari kegiatan tersebut
dihasilkan produk baru yang diperkirakan akan banyak maanfatnya dan
peminatnya, sehingga mendorong dibangunnya fasilitas produksi.
2. Metode Perencanaan Proyek
Dalam pelaksanaan proyek dikenal 2 metode perencanaan Jadwal yang
sering digunakan yaitu :
Perencanaan Jadwal dengan menggunakan Metode Bar Chart
Perencanaan dengan Network Planning
o Perencanaan dengan Metode Activity on Arrow
Critical Path Method (CPM)
Project Evaluation and Review Technique (PERT)
o Perencanaan dengan Metode Activity on Node
Precedence Diagram Method (PDM)
Kelebihan dan kelemahan dari kedua metode ini adalah Perencanaan
dengan Metode Bar Chart yang paling sering digunakan karena mudah dibuat
dan dibaca/dimengerti namun tidak dapat menggambarkan hubungan
ketergantungan antar kegiatan. Sedangkan untuk metode Network Planning
kelebihannya adalah menggambarkan hubungan antar kegiatan namun
sulit/rumit dalam pembuatannya.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
59
BAB II
PERENCANAAN JADWAL DENGAN METODE BAR CHART DAN KURVA S
Metode Bar Chart merupakan suatu metode yang sangat mudah untuk
dimengerti yaitu dengan menempatkan kegiatan-kegiatan pada waktu yang
direncanakan.
Biasanya Metode ini juga ditambahkan dengan membuatkan kurva S
sehingga dalam satuan waktu tertentu kita dapat mengetahui berapa banyak
pekerjaan (bobot pekerjaan) yang harus diselesaikan. Namun kelemahan dari
metode ini adalah tidak menggambarkan dengan jelas hubungan ketergantungan
antar kegiatan yang ada dalam proyek tersebut.
Nama Proyek : PENANGGULANGAN PASCA BENCANA ALAM
Pekerjaan : PERBAIKAN TEBING SUNGAI SANIE
Lokasi : KECAMATAN DIMEMBE
TAHUN ANGGARAN : 2008
I PEK. NORMALISASI SUNGAI M' 219
1 Pembersihan Lapangan m² 657,00 7.600,00 4.993.200,00
2 Galian Tanah Biasa (Man) m³ 119,14 35.970,00 4.285.465,80
3 Galian Tanah Berbatu (Man) m³ 52.734,00 0,00
4 Timbunan Tanah (Man) m³ 128.009,20 0,00
5 Pasangan Batu 1 : 4 m³ 226,67 647.482,00 146.764.744,94
6 Siaran 1 : 2 m² 328,50 14.073,10 4.623.013,35
7 Plesteran 1 : 3 m² 87,60 33.432,30 2.928.669,48
8 Pasangan Bronjong Pabrikasi m³ 709.995,00 0,00
163.595.093,57
PPN (10%) 16.359.509,36
TOTAL 179.954.602,93
DIBULATKAN 179.954.000,00
Terbilang : Seratus Tujuh Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Lima Puluh Empat Ribu Rupiah
JUMLAH
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
NO URAIAN PEKERJAAN SATUANPERKIRAAN
VOLUME
HARGA
SATUAN
RP.
JUMLAH
HARGA
RP.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
60
Langkah-langkah pembuatan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan :
1. Buatlah suatu daftar yang berisikan Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
dan Bobot setiap Jenis Pekerjaan terhadap Total Pekerjaan (tidak
termasuk pajak)
2. Rencanakan waktu pelaksanaan dari setiap Jenis Pekerjaan. Misalnya
Galian Tanah Manual direncanakan akan dimulai pada minggu ke 2 dan
berakhir pada minggu ketujuh.
3. Berdasarkan waktu yang direncanakan tentukan bobot pekerjaan setiap
minggu. (biasanya bobot pekerjaan dibagi rata, tetapi dapat saja
direncanakan pada awal pelaksanaan dimulai dengan bobot yang kecil
atau sesuai dengan perencanaan yang dibuat.
4. Jumlahkan bobot setiap minggu dari seluruh rencana pelaksanaan
pekerjaan.
5. Buatkan kumulatif dari setiap minggu.
6. Berdasarkan kumulatif inilah dibuatkan titik-titik dari rencana kemajuan
pekerjaan per satuan waktu yang kemudian membuat grafik garis dengan
menghubungkan titik-titik setiap minggu hingga pada akhir pelaksanaan
pekerjaan.
7. Jika bentuk dari grafik tersebut menyerupai huruf ”S”, maka dianggap
perencanaan tersebut baik.
TUGAS I :
Cari Rencana Anggaran Biaya dari Suatu Proyek Pemerintah dan Buatlah Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan dengan Kurva S.
Catatan : Kumpul minggu berikutnya
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
61
Jawaban :
NA
MA
PE
KE
RJA
AN
:P
EN
AN
GG
ULA
NG
AN
PA
SC
A B
EN
CA
NA
ALA
MP
AK
ET/
NO
. KO
NTR
AK
:P
ER
BA
IKA
N T
EB
ING
SU
NG
AI S
AN
IEN
AM
A P
ES
ER
TA L
ELA
NG
:C
V. S
OLA
FID
E 1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11
12
13
I P
EK
. NO
RM
ALI
SA
SI S
UN
GA
I
1 P
embe
rsih
an L
apan
gan
3,05
1,02
1,02
1,02
WA
KTU
PE
LAK
SA
NA
AN
2 G
alia
n Ta
nah
Bia
sa (M
an)
2,62
0,52
0,52
0,52
0,52
0,52
90 H
AR
I KA
LEN
DE
R
3 G
alia
n Ta
nah
Ber
batu
(Man
)0,
00
4 T
imbu
nan
Tana
h (M
an)
0,00
5 P
asan
gan
Bat
u 1
: 489
,71
11,2
111
,21
11,2
111
,21
11,2
111
,21
11,2
111
,21
6 S
iara
n 1
: 22,
830,
710,
710,
710,
71
7 P
lest
eran
1 :
31,
790,
600,
600,
60
8 P
asan
gan
Bro
njon
g P
abri
kasi
0,00
100,
00
1,02
1,02
1,54
0,52
11,7
411
,74
11,7
411
,81
11,8
112
,52
11,9
211
,92
0,71
0,00
1,02
2,03
3,58
4,10
15,8
427
,58
39,3
151
,12
62,9
475
,45
87,3
799
,29
100,
0
SK
EM
A K
ER
JA K
UR
VA
"S
"
JU
MLA
H N
ILA
I PE
KE
RJA
AN
KE
MA
JUA
N P
EK
ER
JAA
N M
ING
GU
AN
KE
TER
AN
GA
N
KE
MA
JUA
N P
EK
ER
JAA
N K
UM
ULA
TIF
BU
LAN
III
NO
.U
raia
n Ite
m P
eker
jaan
Nila
i
Pek
erja
an
(%)
BU
LAN
IB
ULA
N II
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
62
BAB III
PERENCANAAN JADWAL DENGAN METODE ACTIVITY ON ARROW CRITICAL PATH METHOD (CPM)
3.1. Teori Dasar Network Planning
Network planning adalah salah satu model yang di gunakan dalam
penyelenggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-
kegiatan yang dalam network diagram proyek yang di gunakan oleh kegiatan
yang bersangkutan. Informasi tersebut mencakup sumberdaya yang digunakan
oleh kegiatan yang bersangkutan dan mengenai informasi mengenai jadwal
pelaksanaannya.
Network planning merupakan salah satu dari teknik-teknik manajemen
yang prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian
pekerjaan yang digambarkan /divisualisasikan dalam diagram network. Dengan
demikian diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang harus didahulukan,
pekerjaan mana yang menunggu selesainya pekerjaan lain, pekerjaan mana yang
tidak perlu tergesa-gesa sehingga alat dan tenaga orang dapat di geser ketempat
lain.
Dengan kemajuan teknologi sekarang ini, network planning dilaksanakan
diberbagai bidang antara lain: militer, perusahaan, pekerjaan-pekerjaan teknik,
administrasi dan sebagainya.
3.2. Penggunaan Network Planning
Network planning khususnya digunakan untuk menyelesaikan suatu
proyek yang hanya dilakukan sekali saja. Jadi setiap proyek yang akan
diselesaikan harus dibuat network planning yang baru.
Ketergantungan menggunakan network planning dalam pelaksanaan proyek
antara lain :
a. Melaksanakan penjadwalan dan mengawasi proyek secara logis
b. Mendokumen dan mendokumentasi rencana penjadwalan waktu dan
alternatif-alternatif lain penyelesaian proyek dengan tanmbahan biaya.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
63
c. Memikirkan kegiatan proyek secara menyeluruh dan mendetail.
d. Mengawasi proyek dengan lebih efisien sebab hanya jalur-jalur kritis
(critical path) saja yang perlu konsentrasi pengawasan secara ketat.
3.3. Data-data Yang Diperlukan Untuk Menyusun Network Planning
Dalam menyusun network planning, data-data yang diperlukan antara
lain:
a. Urutan pekerjaan logis
Menyusun pekerjaan yag harus diselsaikan lebih dahulu sebelum pekerjaan
lain dimulai dan pekerjaan-pakerjaan apa yang kemudian mengikutinya
b. Taksiran waktu penyelasaian setiap kegiatan
Berdasarkan pengalaman biasanya mewakili waktu rata-rata dan kalau
proyek itu baru biasanya diberi slack/ kelonggaran waktu.
c. Biaya untuk mempercepat setiap pekerjaan
Bila pekerjaan-pekerjaan yang ada pada jalur kritis ingin dipercepat agar
seluruh proyek cepat selesai. Misalnya biaya menambah tenaga, biaya
lembur dan sebagainya.
d. Sumber-sumber tenaga, perlengkapan dan material yang diperlukan.
3.4. Penggunaan Simbol-simbol Network Planning
Sebuah network merupakan pernyataan secara grafis dan kegiatan-
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan akhir.
untuk membentuk suatu visualisasi dari network planning perlu digunakan
simbol-simbol yaitu :
a. Arrow (anak panah), menyatakan suatu kegiatan atau
aktifitas yang membutuhkan jangka waktu tertentu
(duration) dan sumber daya (tenaga, material,
perlengkapan dan biaya) tertentu.
b. Node/event, bentuknya merupakan lingkaran bulat
yang menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
64
sebagai awal dan akhir atau pertemuan dari satu atau
beberapa kegiatan.
c. Double arrow, bentuknya merupakan arah panah
sejajar yang menunjukkan kegiatan lintasan kritis
(critical path).
d. Dummy, bentuknya merupakan arah panah terputus-
putus yang menyatakan kegiatan semu atau aktivitas
semu, yang dianggap kegiatan/aktivitas yang tidak
membutuhkan durasi dari dari sumber daya tertentu.
Sebelum membuat diagram network perlu diingat :
1. Panjang, pendek dan kemiringan letak pekerjaan, banyaknya durasi maupun
sumber daya yang digunakan.
2. Kepala anak panah menjadi pedoman arah dari tiap kegiatan.
3. Besar kecilnya lingkaran tidak mempunyai arti dalam suatu peristiwa.
4. Aktivitas-aktivitas apa yang mendahului dan aktivitas-aktivitas apa yang
mengikuti.
5. Aktivitas-aktivitas apa dapat bersamaan.
6. Aktivitas-aktivitas itu dibatasi saat mulai dan saat selesai.
7. Waktu, biaya sumber daya yang dibutuhkan dari aktivitas-aktivitas itu.
Anak panah selalu menghubungkan dua buah node, arah dari anak panah
menunjukkan urut-urutan waktu. Untuk memudahkan penggambaran, dalam
network diperlukan dua perjanjian :
Perjanjian I
Diantara dua peristiwa hanya boleh ada satu aktivitas (panah) yang
menghubungkannya. apabila pada peristiwa terdapat dua aktivitas
(panah) maka harus dibuat notasi yaitu :
(panah terputus-putus) aktivitas semu (dummy). Yang
dimaksud dengan (dummy) adalah aktifitas yang tidak
memakan waktu.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
65
perjanjian II
Aktivitas semu hanya boleh dipakai bila tidak ada cara lain untuk
menggambarkan hubungan-hubungan aktivitas yang ada dalam suatu
network.
3.5. Contoh-Contoh Diagram Network
Pembuatan suatu network planning harus didasarkan atas
ketergantungan-ketergantungan logis atau teknis diantara aktivitas-aktivitas.
Misalnya saja aktivitas memasang buis harus didahului dengan aktivitas galian
tanah, karena itulah ukuran logisnya dan unsur teknis yang perlu.
Tekanan pada logika yang ketat merupakan salah satu prinsip
pembentukkan network planning. Simbol-simbol dan peraturan network
planning seperti pada contoh berikut ini :
1. A = Aktivitas / Kegiatan
1,2 = Nomor Kejadian / peristiwa
Gambar 3.1. Network diagram peristiwa 1 terjadi sebelum aktivitas A dimulai
Peristiwa 1 harus sudah terjadi sebelum aktivitas A dimulai, demikian
pula peristiwa 2 sebelum aktivitas A selesai dikerjakan.
2. A B C
Gambar 3.2. Network diagram hubungan seri aktivitas C dimulai sesudah B
selesai dan aktivitas B dimulai setelah aktivitas A selesai
Hubungan seri aktivitas C baru dimulai sesudah B dikerjakan dan aktivitas
B baru dapat dimulai sesudah aktivitas A selesai dikerjakan.
1 2
1 2 3 4
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
66
3. A
C B
Gambar 3.3. Network diagram yang berulang dan tidak diperkenankan dalam
diagram network.
Peristiwa-peristiwa baru terjadi bila aktivitas A selesai, sedang B baru
dapat dimulai bila peristiwa-peristiwa sudah terjadi, ini berhubungan yang
berulang dalam diagram dan C dapat dimulai bila peristiwa 3 sudah terjadi, ini
berhubungan dalam diagram network yang tidak diperkenankan.
4. B
A D
C
Gambar 3.4. Network diagram yang menyalahi perjanjian I
Hubungan paralel aktivitas D baru dimulai bila aktivitas B dan C sudah
selesai sedangkan aktivitas B dan C baru dapat dimulai (tidak perlu bersama-
sama) bila aktivitas A selesai.
Dalam diagram network menyalahi perjanjian I. karena dua node dihubungkan
oleh dua aktivitas. Untuk membetulkan kesalahan tersebut maka salah satu dari
B dan C dapat dihubungkan dengan D dan melalui aktivitas semu. Misalnya kita
lihat pada Gambar 3.5. dan Gambar 3.6.
1 2
3
1 2 3 4
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
67
a
A C D
B
Gambar 3.5. Network diagram aktivitas B dihubungkan dengan D melalui
aktivitas semu.
b.
C
A B D
Gambar 3.6. Network diagram aktivitas C dihubungkan dengan D melalui
aktivitas semu.
5.
Awal Akhir
Gambar 3.7. Network diagram harus dimulai pada suatu peristiwa awal dan
selesai pada suatu peristiwa akhir.
Setiap diagram network dalam sebuah proyek harus dimulai pada suatu peristiwa awal dan harus selesai pada suatu peristiwa akhir
1 2 4 5
3
1 2 4 5
3
1
2
6
3
4 5
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
68
3.6. Metode Jalur Kritis (Critical Path Method)
Critical Path Method (Metode Jalur Kritis) merupakan dasar dari sistem
pengendalian kemajuan pekerjaan. CPM adalah salah satu teknik perencanaan
yang didasarkan pada jaringan kerja yang dikembangkan dari upaya riset yang
diprakarsai pada tahun 1956 oleh Departemen Jasa Rekayasa dari perusahaan
E.1 du Pont de Memours. Menurut CPM kebanyakan pekerjaan dapat dikurangi
waktu pelaksanaan, jika sumber daya tenaga manusia, mesin-mesin, uang dan
sebagainya ditambah untuk melaksanakannya.
Apabila kondisi ini lebih menguntungkan maka pekerjaan tersebut harus
dimajukan waktu penyelasaiannya. Sebaliknya bila tidak ada alasan untuk
memperpendek suatu pekerjaan dan pekerjaan tersebut mempunyai
kelonggaran waktu pelaksanaan (float), maka pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan secara biasa atau normal.
Pengendalian waktu CPM umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu :
perencanaan-jadwal-kontrol.
Tahap perencanan dimulai dengan membagi proyek kedalam berbagai
kegiatan-kegiatan yang berbeda. Kemudian ditentukan durasinya dan
dibuat suatu diagram panah memberikan gambaran secara grafis
ketergantungan diantara kegiatan-kegiatan didalam proyek.
Tahap selanjutnya adalah pembuatan jadwal dimana tujuan utamanya
adalah suatu bagan waktu yang memperlihatkan awal dan akhir tiap
kegiatan dalam hubungannya dengan kegiatan yang lain. Dalam jadwal
ini dapat diperlihatkan kegiatan kritis yang perlu perhatian jika proyek
harus harus diselesaikan pada waktunya. Untuk kegiatan yang non-kritis
jadwal harus memperlihatkan lamanya float (waktu longgar) yang dapat
dipergunakan jika kegiatan ditangguhkan atau jika sumber daya dalam
jumlah terbatas harus digunakan secara efektif.
Bagian terakhir adalah kontrol/pengendalian proyek meliputi
penggunaan bagan waktu dan diagram panah untuk membuat laporan
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
69
kemajuan periodik. Jaringan kerja ini diperbaharui dan dianalisis jika
diperlukan atau sebuah jadwal baru dapat dibuat untuk bagian proyek
yang belum terselesaikan.
3.6.1. Faktor Penentu Lamanya Sebuah Kegiatan
Yang dimaksud dengan lama kegiatan adalah jangka waktu yang
dibutuhkan untuk menyelasaikan kegiatan yang bersangkutan, yaitu dimulai dari
saat awal saat kegiatan mulai dikerjakan sampai dengan saat akhir pada saat
kegiatan selesai dikerjakan.
Satuan untuk mengukur lama kegiatan tergantung dari macam
kegiatannya biasa dalam jam, hari, minggu, bulan atau tahun. Pada umunya
satuan waktu digunakan hari. Ada dua faktor penentu lama kegiatan, yaitu :
a. Faktor teknis
Yang termasuk faktor ini adalah volume pekerjaan sumber daya, ruang kerja
dan jam kerja.
b. Faktor non teknis
Yang termasuk faktor ini adalah banyaknya hari kerja per minggu, banyaknya
hari-hari libur, banyaknya hari-hari hujan dan cuaca yang tidak
memungkinkan menyelenggarakan pekerjaan dan sebagainya.
3.6.2. Analisa Waktu Dalam Sebuah Network
Setelah kita mempelajari simbol-simbol yang diguanakan untuk
membentuk sebuah network, kita menentukan network diagram dengan logika
ketergantungan tiap kegiatan satu dengan yang lain maka sekarang kita harus
meninjau “waktu” pelaksanan tiap-tiap kegiatan dan menganalisa seluruh
network diagram untuk mendapatkan waktu-waktu terjadinya masing-masing
peristiwa (kejadian). Simbol yang akan kita lengkapi adalah simbol dan event
(kejadian) yaitu berupa sebuah lingkaran seperti pada gambar dibawah ini.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
70
Y
X
Z
Gambar 3.8. Event (Lingkaran Kejadian)
Bila suatu lingkaran kejadian dibagi menjadi tiga ruang yang mempunyai
arti sebagai berikut :
Ruang X, Yang terletak disebelah kiri disediakan untuk nomor lingkaran
kejadian (Number of event)
Ruang Y, Yang terletak disebelah kanan atas disediakan untuk menunjukkan
“waktu paling awal peristiwa itu dapat dikerjakan” (EET = Earliest
Event Time).
Ruang Z, Yang terletak pada bagian kanan bawah disediakan untuk
menunjukkan “waktu paling akhir peristiwa itu dapat dikerjakan”
(LET =Latest Event Time).
3.6.3. Menghitung EET dan LET Menggunakan Cara Langsung (Metode
Algoritma).
Cara ini adalah cara untuk mempermudah Network Planning didalam
mencari jalur kritis. Seperti ketahui apabila terdapat banyak jalur-jalur
penyelasaian pekerjaan maka untuk menyatakan perhitungan satu per satu
adalah kurang efiisien. Hal ini disebabkan oleh karena disamping perhitungan
dengan cara satu per satu akan memakan waktu yang lama maka perhitungan
yang harus dikerjakan akan lebih banyak pula.
Perhitungan EET dilakukan melalui event awal bergerak keevent akhir
dengan jalan menjumlahkan, yaitu antara EET ditambah durasi. Dan bila pada
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
71
suatu event bertemu dua atau lebih kegiatan, EET yang dipakai adalah waktu
yang terbesar.
21
15 21
9
Gambar 3.9. Event dengan perhitungan EET
Menghitung LET dilakukan mulai dari event akhir bergerak mundur
dengan jalan mengurangi, yaitu antara LET dikurangi durasi. Dan apabila pada
suatu event berasal dua atau lebih kegiatan, dipakai waktu yang terkecil.
12
20
12 18
Gambar 3.10. Event dengan perhitungan LET
Untuk lebih jelas diberikan network diagram fiktif yang akan ditentukan
harga EET dan LET-nya seperti gambar di bawah ini :
Gambar 3.11. Network diagram fiktif untuk menentukan kerja EET dan LET
5
1
A 7 D
5 7
0 B 3 E 13 F 19 H 23 I 25
0 2 4 5 6 7
0 3 4 10 14 5 19 4 23 2 25
C
10
10 G
3
10 9
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
72
Penjelasan Gambar
Pembagian nomor event awal pada umumnya dapat dimulai dari angka 0
atau 1, kemudian diikuti pembagian nomor event yang lain. Pada dasarnya
searah dengan anak panah yang dimulai dari angka terkecil keangka yang lebih
besar dan diakhiri dengan nomor terbesar untuk event terakhir. Sehingga tidak
ada nomor event yang sama. Setelah diisi, diisikan dahulu harga EET (Earlist
Event Time) dengan perhitungan maju dimana untuk event 0 sama dengan 0,
event 1 hanya ada satu aktifitas yang masuk dengan durasi 5, jadi hanya EET
pada event 1 sama dengan 0 + 5 = 5. Untuk event 2 ada satu aktifitas yang masuk
yaitu dengan durasi 3, jadi harga EET pada event 2 sama dengan 0 + 3 = 3. Untuk
event 3 hanya ada satu aktifitas yang masuk dengan durasi 10, jadi harga EET
pada event 3 sama dengan 0 + 10 = 10. Untuk event 4, ada dua aktifitas yang
masuk dengan durasi 7 jadi harga EET sama dengan 12 (berasal dari 5 + 7) dan
aktifitas yang masuk dengan durai sama dengan 10, jadi harga EET sama dengan
13 (berasal dari 3 +10 ), dipakai harga yang terbesar yaitu 13. Untuk event 5, ada
dua aktifitas yang masuk dengan durasi 5, jadi harga EET sama dengan 18
(berasal dari 13 + 5) dan aktifitas yang masuk denga durasi 10, jadi harga EET
sama dengan 19 (berasal dari 10 + 9),dipakai harga yang terbesar yaitu 19.
Untuk event 6 hanya ada satu aktifitas yang termasuk dengan durasi 4, jadi harga
EET pada event 6 sama dengan 19 + 4 = 23. untuk event 7 hanya ada satu
aktifitas yang masuk dengan durasi 2, jadi harga EET pada event 7 sama dengan
23 + 2 =25.
Sesudah harga EET terisi semua, maka perhitungan LET (Latest Event
Time) dimulai dengan perhitungan mundur. Diisikan pada event 7 yaitu 25; harga
LETnya sama dengan EET event 7 yaitu 25. Harga LET untuk lingkaran event 6
yaitu 25 – 2 = 23, harga LET untuk event 5 adalah 23 – 4 = 19; harga LET untuk
event 4 adalah 19 – 5 = 14; harga LET untuk event 3 adalah 19 – 9 = 10; harga LET
untuk event 2 yaitu 14 – 10 = 4; harga LET untuk event 1 yaitu 14 – 7 = 7; harga
LET untuk event 0, ada 3 harga yaitu berasal dari 7 – 5 = 2; 4 – 3 = 1 dan 10 -10 =
0, dipilih harga terkecil yaitu = 0.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
73
3.6.4. Menentukan Lintasan Kritis
Lintasan kritis didefinisikan sebagai lintasan terpanjang dari suatu
network dan menentukan waktu pelaksanaan proyek. Lintasan kritis ini harus
diperhatikan benar-benar sebab dengan bertambahnya kegiatan-kegiatan yang
terletak pada lintasan ini menyebabkan terlambatnya seluruh proyek dan
dianjurkan agar lintasan kritis tidak lebih dari satu, walaupun didalam usaha
untuk mempersingkat waktu pelaksanaan proyek sering kita jumpai lintasan
kritis lebih dari satu.
Keadaan ini membuat pengawasannya sukar dilaksanakan dengan baik
dan resiko akan gagalnya waktu yang sudah ditentukan dari salah satu kegiatan
yang dilaksanakan bersamaan akan lebih besar. Dan ini artinya pelaksanaan
proyek akan terlambat.
Sering terjadi kekeliruan/kesalah pahaman dengan menganggap harga
EET dan LET sama (event slack = 0), maka kegiatan yang menghubungkan
merupakan kegiatan kritis, seperti kegiatan dibawah ini kegiatan 1 bukan
kegiatan kritis.
Gambar 3.12. Network diagram yang menunjukan lintasan kritis
7 D 17 H
2 5
15 10 25 6
A E
7 7
0 B 4 F 15 I 31
1 4 6 9
0 4 14 11 15 7 31
C L
5 7
5 G 15 K 24
3 7 8
9 6 15 9 24
J
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
74
Aktifitas-aktifitas yang dilalui oleh lintasan kritis tadi dinamakan aktifitas
kritis. jadi aktifitas –aktifitas kritis disini adalah kegiatan B, F, J, K, L. Selain itu
lintasan kritis melalui event tertentu, dalam hal ini melalui event 1, 4, 6, 7, 8, dan
9.
Event yang dilalui lintasan kritis dinamakan event kritis, dan kalau dilihat
tiap-tiap event kritis tadi masing-masing mempunyai float sama dengan nol. Jadi
boleh dikatakan yang menghubungkan dua buah lingkaran kejadian kritis adalah
kegiatan kritis, tetapi ini tidak berlaku mutlak karena kalau kita melihat Gambar
3I.5, aktifitas 6-9 tadi bukan merupakan aktifitas kritis karena tidak dilalui oleh
lintasan kritis jadi syarat mutlak dimana suatu aktifitas itu adalah aktifitas kritis
apabila aktifitas tadi dilalui oleh lintasan kritis, dimana LET-EET =0.
Sedangkan mengenai event, ada cara tertentu untuk mengetahui bahwa
suatu event itu kritis, yaitu apabila event tadi mempunyai float = 0.
Perlu dibedakan antara lintasan kritis, event kritis, dan aktifitas kritis dimana :
Lintasan kritis adalah lintasan yang melalui aktifitas-aktifitas dengan
total float sama dengan nol dan free float sama dengan
nol.
Event kritis adalah lingkaran kejadian/ event slack sama dengan nol.
Kegiatan kritis adalah aktifitas yang dilalui oleh lintasan kritis.
Yang dinamakan dengan event float adalah perbedaan antara LET dan
EET pada suatu lingkaran kejadian. Jadi event float dapat didefinisikan sebagai
jumlah waktu yang menyatakan daerah waktu dimana kejadian itu dapat atau
boleh terjadi kelambatan tanpa mempengaruhi selesainya pelaksanaan proyek.
3.6.5. Lintasan Non Kritis
Perhatikan Gambar 3I.5, kegiatan A,C, D, H dan G serta I adalah kegiatan
non kritis artinya kegiatan-kegiatan ini boleh terlambat memulainya atau
selesainya tanpa mempengaruhi target waktu yang sudah ditetapkan oleh
lintasan kritisnya.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
75
Karena diperbolehkan terlambat maka kesempatan ini dipergunakan
untuk mengatur pemakaian sumber daya agar pemakaiannya lebih efisien.
Lintasan-lintasan yang tidak kritis mempunyai waktu pelaksanaan yang
dilaluinya mempunyai float. Jadi float termasuk pada semua kegiatan-kegiatan
yang tidak termasuk lintasan kritis.
3.6.6. Waktu Mengambang (Float Time)
Waktu mengambang (Float Time) adalah jangka waktu yang merupakan
ukuran batas toleransi keterlambatan kegiatan. Dengan ukuran ini dapat
diketahui karekteristik pengaruh keterlambatan terhadap penyelenggaran
proyek terhadap pola kebutuhan biaya. ada tiga macam waktu mengambang
:Total Float (Float Total), Free Float (Float Bebas), dan Independent Float (Float
Independen).
Total float atau float total adalah kelebihan waktu yang tersedia pada
suatu kegiatan sebelum sampai mempengaruhi jalur kritis (= TF). Total Float (TFij)
untuk kegiatan (ij) merupakan perbedaan antara waktu maksimum yang terjadi
untuk melakukan kegiatan (LFj-ESi) dan lamanya waktu yang memang diperlukan
Dij, yaitu :
TF = (LFj-ESi)- Dij = LFj - EFij = LSij – ESi
Dimana LS = waktu mulai paling lambat (latest start time) A dan EF = waktu
selesai paling awal (earliest finish time) untuk kegiatan (i,j) rumusnya sebagai
berikut :
LSij = LF- Dij
EFij = ESi +Dij
Free float atau float bebas adalah waktu bebas yang dapat dipakai suatu
kegiatan tanpa mengurangi float kegiatan-kegiatan berikutnya. Free Float (FFij)
untuk kegiatan (i,j) merupakan kelebihan waktu yang tersedia (ESj-ESi) terhadap
waktu sebenarnya diperlukan (Dij) yaitu FFij = (ESij-ESi)-Dij. Sedangkan float
independent atau independent float adalah seluruh waktu antara kegiatan
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
76
berikutya selesai selambat mungkin dengan kegiatan terdahulu yang mulai
seawal mungkin dikurangi kurun waktu kegiatan yang dimaksud (LFi-ESi)-Dij
Untuk mengetahui lebih jelas pengertian mengenai float ini dan untuk
menghitung besar kecil atau harganya, maka harus diperhitungkan semua EET
dan LET –nya dari tiap-tiap kejadian serta durasi dari masing-masing kegiatan.
Dalam gambaran dibawah ini diperlukan sebuah kegiatan yang diberi
nama X yang dibatasi oleh 2 (dua) lingkaran kejadian yang ditujukan dengan
nomor i dan j.
EETi X EETj
i j LETi LETj
Gambar 3.13. Kegiatan X, yang dibatasi 2 Event yang ditunjukan dengan i dan j
Kegiatan X ini harus dipandang sebagai bagian dari suatu network dan
tidak dapat ditinjau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri. Pada gambar ini dapat
dilihat bahwa ada dua buah kegiatan yang memasuki lingkaran kejadian nomor i,
sedang bersama-sama meninggalkan lingkaran kejadian nomor i. Selanjutnya
pada lingkaran kejadian nomor j dimana kegiatan X berakhir terdapat sebuah
kegiatan yang juga berakhir disitu. Di samping itu ada juga tiga buah kegiatan
yang mulai pada lingkaran kejadian nomor j.
Diperlukan sekali untuk mengetahui keadaan-keadaan yang digambarkan
diatas karena apabila kegiatan X ditinjau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri,
maka kegiatan X tidak mempunyai float. Juga kegiatan X ini tidak akan
mempunyai float bila merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan suatu
network yang hanya terdiri dari kegiatan-kegiatan yang berurutan (semua
hubunganya satu sama lain seri) dan tidak mempunyai cabang-cabang pada tiap-
tiap lingkaran kejadiannya.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
77
Gambar 3.14. Hubungan antara Total Float (TF) Free Float (FF) dan Independent Float (IF)
Garis sebelah atas dari Gambar 3I.7, merupakan garis event time yaitu
garis dimana ditunjukan kapan kedua event (peristiwa atau kejadian) nomor i
dan j yang membatasi kegiatan X dapat terjadi. Sedangkan garis tebal dibawah
adalah garis aktifity time, yaitu garis dimana kemungkinan waktu mulai dan
selesainya suatu kejadian X yang ditunjukkan.
Dengan menggunakan notasi “X” untuk nama kegiatan dan nomor-nomor i dan
j untuk nomor lingkaran kejadian yang membatasi kegiatan X, maka gambar
keadaan tersebut dapat dipakai untuk kegiatan setiap network.
Sebagai contoh, bisa kita lihat network diagram yang terdapat pada gambar
Kegiatan A
1) Peristiwa awalnya adalah peristiwa nomor 1, i = 1
ES = 0; LS = 0
2) Peristiwa akhirnya adalah peristiwa nomor 2, j = 2
EF = 7; LF = 23
7 X 25
5 8
12 D = 8 30
EETi LETi EETj LETj
INDEPENDENT FLOAT
Di j = 8
FREE FLOAT
TOTAL FLOAT
Di j = 8 Di j
SPAi/SPA5 SPLi/SPL5 SPAj/SPA8 SPLj/SPL8
Aktivitas X
Aktivitas X
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
78
3) Lama kegiatan perkiraan, D = 7
4) Total Float (TF) = LF – D – ES
= 23 – 7 - 0 = 16
Free Float (FF) = EF – D – ES
= 7 -7 – 0 = 0
Independent Float (IF) = EF – D - LS
= 7 – 7 – 0 =0
Kegiatan E
1) Peristiwa awalnya adalah peristiwa nomor 2, i = 2
ES = 7 ; LS = 23
2) Peristiwa akhirnya adalah peristiwa nomor 6, j = 6
EF = 37 ; LF = 37
3) Lama kegiatan perkiraan, D = 13
4) Total Float (TF) = LF –D – ES = 37 –7 – 13 = 17
Free Float (FF) = EF – D – ES = 37 –7 -13 = 17
Independent Float (IP) = EF – D – LS = 37 –23 -13 = 1
Perhitungan kegiatan-kegiatan lainnya sama seperti kegiatan A dan E jika
ditabulasikan akan diperoleh table seperti dibawah ini :
Tabel 3.1. Total Float, Free Float, Indenpendnet Float
Kegiatan Lama Kegiatan
Paling Awal Paling Akhir TF FF IF
i j Mulai Selesai Mulai Selesai
1 1 1 2 2 3 4 6 5
2 3 4 5 6 6 7 7 7
A B C D E F G H I
0 0 0 7 7
12 9
37 18
7 12 9
18 37 37 52 52 52
0 0 0
23 23 12 44 37 34
23 12 44 34 37 37 52 52 52
16 0
35 16 17 0
35 0
16
0 0 0 0
17 0
35 0
16
0 0 0 0 1 0 0 0 0
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
79
Gambar 3.15. Jaringan Kerja, Umur Proyek 52 Hari
3.6.7. Mempercepat Umur Proyek
Keadaan yang dihadapi di sini perbedaan antara umur perkiraan proyek
dengan umur rencana proyek. Umur rencana proyek biasanya lebih pendek dari
pada umur perkiraan proyek. Umur perkiraan proyek ditentukan oleh lintasan
kritis yang terlama waktu pelaksanaanya dan waktu pelaksanaan tersebut
merupakan jumlah lama kegiatan perkiraan dari kegiatan-kegiatan kritis yang
membentuk lintasan tersebut sedangkan rencana proyek ditentukan
berdasarkan kebutuhan manajemen atau sebab yang lain.
Supaya proyek dilaksanakan sesuai dengan rencana, umur perkiraan
proyek harus disamakan dengan umur rencana proyek. caranya dengan
mempercepat lama kegiatan perkiraan secara proporsional.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar dapat membuat rencana dengan
umur proyek yang lebih cepat dari keadaan semula adalah :
a. Telah ada network diagram yang tepat.
b. Lama kegiatan perkiraan masing-masing kegiatan telah ditentukan
D 18 I
5
11 34 18
A 7 E
2
7 23 13
0 B 12 F 37 H 52
1 3 6 7
0 12 12 25 37 15 52
C 9 G
4
9 44 8
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
80
c. Berdasarkan ketentuan di atas, dihitung saat paling awal peristiwa
dikerjakan (SPA) dan saat paling lambat (SPL) semua peristiwa..
d. Ditentukan pula umur rencana proyek (UREN).
3.6.8. Pengaruh Keterlambatan Suatu Kegiatan
Dalam penyelenggaraan suatu proyek kemungkinan besar akan terjadi
satu atau beberapa kegiatan terlambat penyelesaiannya. keadaan ini akan
menimbulkan masalah yang tentunya akan mempengaruhi umur proyek, lintasan
proyek, saat mulai kegiatan pengikut dan pola kebutuhan sumber daya.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar dapat melakukan penilaian
keterlambatan sebuah kegiatan terhadap penyelenggaraan proyek adalah :
a. Network diagram yang tepat dan lengkap telah tersedia. Network diagram
lengkap bila lama perkiraan tiap kegiatan, EET dan LET tiap peristiwa
diketahui.
b. Semua tenggang waktu kegiatan yaitu total float, free float dan independent
float sudah dihitung untuk setiap kegiatan
c. Besar ketelambat kegiatan diketahui
3.6.9. Sistematika Penyusunan Jaringan Kerja
1. Inventerisasi kegiatan
Pekerjaan pembangunan bangunan pengaman pantai diuraikan atau
diturunkan menjadi kegiatan-kegiatan.
2. Hubungan antar kegiatan
Dari kegiatan-kegiatan pekerjaan ditentukan hubungan tiap kegiatan
dengan kegiatan lain. Hubungan ini adalah hubungan ketergantungan
antar kegiatan secara logika.
3. Penentuan waktu pelaksanaan
Waktu kegiatan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaan sampai selesai. Waktu kegiatan ini ditentukan oleh berapa
besar volume pekerjaan yang akan diselesaikan dibanding dengan berapa
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
81
besar sumber daya yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Sumber daya disini dapat berupa tenaga kerja, peralatan, dan bahan.
4. Menyusun network diagram
Dengan ditentukannya hubungan antar kegiatan, maka dapat
dirangkaikan (disambung-sambungkan) berbagai kegiatan yang berkaitan
sehingga keseluruhan kegiatan menyusun jaringan kerja (network
diagram) yang mencerminkan proyek secara keseluruhan
Contoh Aplikasi : CRITICAL PATH METHOD (CPM) Soal 1 Suatu Proyek Pembuatan Bangunan Pengamanan Pantai dengan data-data sebagai berikut : Tabel 3.2. Contoh Proyek Soal 1
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN DURASI (hari)
A B C D E F G H I J K L M
N O P Q R S
Pekerjaan Besi Untuk Buis, H =1,50 M Pekerjaan Besi untuk Buis, H =1,00 M Pekerjaan Pengecoran Buis, H = 1,50 M Pekerjaan Pengecoran Buis, H = 1,00 M Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan Filter Cloth (geotextile) Pemasangan Buis Beton, h = 1,50 M Pekerjaan Sirtu Pengisi Buis Beton Dan Antara Buis Beton, H = 1,50 M Pemasangan Buis beton, H = 1,00 M Pemasangan Anker Diameter 16 mm + Pengikat Pekerjaan Cor Beton 1:2:3 Untuk Buis H = 1,50 M dan sambungan antara Buis, H = 1,50 M dan H = 1,00 M Pekerjaan Sirtu Pengisi Buis Beton, H = 1,00 M Cor Beton 1:2:3 Untuk Buis, H = 1,00 M ( Penutup) dan Sambungan antara Buis, H = 1,50 M dan H = 1,00 M Pemasangan Batu Boulder Pekerjaan Batu Pengisi Celah Antara Boulder Pekerjaan Plesteran 1:3 Pekerjaan Timbunan Sirtu Pemasangan Batu kali/Batu belah Campuran 1:3 Pekerjaan Siaran 1:2
21 14 21 14 14 7
28
14 20 7
7 7
7 28 14 7
21 7 7
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
82
Hitung : 1. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan 2. Lintasan Kritis dan Kegiatan Kritis 3. Kegiatan Non Kritis 4. Waktu tenggang (Float dan slack) dari masing-masing kegiatan.
Jawaban : Waktu Pelaksanaan Pekerjaan : 160 Hari Kalender. Lintasan Kritis melalui kegiatan-kegiatan : A,C,E,F,G.H,I,J,K,L,M, dan Q Kegiatan Non Kritis adalah : B,D,N,O,P,R, dan S Float : Tugas Rumah
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
83
132
L
132
7
K
63
G
91
H
105
I 125
132
63
28
91
14
105
20
125
132
7
91
105
125
139
7
7
9
14
15
7
J
8
28
17
13
11
10
12
O
R
14
35
56
42
105
14
0
21
C
42
E
56
F
0
21
21
42
14
56
7
3
14
D
5
4
2
1
A
B
21
7
6
N
139
139
P
M
139
160
139
160
S
112
153
21
7
16
18
Q 7
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
84
3.6.9. Mempercepat Waktu Pelaksanaan Proyek
Waktu dipercepat atau lebih dikenal dengan Crash Time adalah waktu
paling singkat untuk menyelesaikan seluruh kegiatan yang secara teknis
pelaksanaannnya masing mungkin dilakukan. Dalam hal ini penggunaan sumber
daya bukan hambatan.
Mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah suatu usaha
menyelesaian proyek lebih awal dari waktu penyelesaian dalam keaadaan
normal. Dengan diadakannya percepatan proyek ini akan terjadi pengurangan
durasi kegiatan yang akan diadakan crash program. Durasi crashing maksimum
suatu aktivitas adalah durasi tersingkat untuk menyelesaikan suatu aktivitas yang
secara teknis masih mungkin dengan asumsi sumber daya bukan merupakan
hambatan (Soeharto, 1997). Durasi percepatan maksimum dibatasi oleh banyak
hal seperti luas proyek atau lokasi kerja, ketersediaan sumberdaya, cuaca dan
lain sebagainya. Namun ada empat faktor yang dapat dioptimumkan untuk
melaksanakan percepatan pada suatu aktivitas yaitu meliputi penambahan
jumlah tenaga kerja, penjadwalan kerja lembur, penggunaan peralatan berat dan
pengubahan metode konstruksi di lapangan.
Adapun rencana kerja yang akan dilakukan dalam mempercepat durasi
sebuah pekerjaan dengan metode jam kerja lembur adalah:
- Waktu kerja normal adalah 8 jam (08.00 – 17.00), sedangkan lembur
dilakukan setelah waktu kerja normal.
- Harga upah pekerja untuk kerja lembur menurut Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Nomor KEP. 102/ MEN/VI/ 2004 pasal 11 diperhitungkan sebagai
berikut :
• Untuk jam kerja lembur pertama, harus dibayar upah lembur sebesar 1,5
(satu setengah) kali upah satu jam.
• Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah lembur
sebesar 2 (dua) kali upah satu jam.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
85
Biaya lembur per hari = (jam kerja lembur pertama x 1,5 x (upah satu jam
normal) + (jam kerja lembur berikutnya x 2 (upah satu jam normal))
Hal menunjukkan bahwa dalam percepatan biaya dengan melaksanakan
Penambahan Jam Kerja (lembur) akan menyebabkan penambahan biaya
pelaksanaan (gambar 3).
Kendala lain dalam mempercepat waktu dengan menggunakan metode
penambahan jam kerja (lembur) adalah akan terjadi penurunan produktivitas
yang dapat dilihat pada grafik Gambar 3.16.
Gambar 3.16. Grafik indikasi menurunnya produktivitas karena kerja lembur (Soeharto, 1997)
Gambar 3.17. Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipersingkat untuk satu
kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
86
Tujuan utama untuk mempercepat waktu penyelesaian adalah
memperpendek waktu penyelesaian proyek dengan kenaikan biaya yang
seminimal mungkin. Proses mempercepat waktu penyelesaian proyek
dinamakan Crash Program. Akan tetapi, terdapat batas waktu percepatan (crash
time) yaitu suatu batas dimana dilakukan pengurangan waktu melewati batas
waktu ini akan tidak efektif lagi.
Dengan menggunakan crash schedule, tentu saja biayanya akan jauh
lebih besar dibandingkan dengan normal schedule. Dalam crash schedule akan
dipilih kegiatan-kegiatan kritis dengan tingkat kemiringan terkecil untuk
mempercepat pelaksanaannya. Langkah ini dilakukan sampai seluruh kegiatan
mencapai nilai crash time-nya. Perhitungan yang dilakukan untuk menentukan
sudut kemiringan (waktu dan biaya suatu kegiatan) atau lebih dikenal dengan
slope adalah:
Contoh :
Soal 2
Sebuah Proyek dengan kegiatan sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 3.3. Tabel Soal 2
Kegiatan Kegiatan
Mendahului
Waktu yang dibutuhkan
(Minggu)
Biaya
(Dalam $)
Normal Crash Normal Crash
A - 4 2 10.000 11.000
B A 3 2 6.000 9.000
C A 2 1 4.000 6.000
D B 5 3 14.000 18.000
E B,C 1 1 9.000 9.000
F C 3 2 7.000 8.000
G E, F 4 2 13.000 25.000
H D, E 4 1 11.000 18.000
I H, G 6 5 20.000 19.000
a. Tentukan waktu penyelesaian proyek serta biayanya.
b. Tentukan waktu senggang bebasnya dan lintasan kritis normal.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
87
c. Dengan mempersingkat waktu proyek selama tiga minggu, tentukan
kegiatan-kegiatan apa saja yang pelu dipersingkat dan tentukan total biaya
proyeknya.
Penyelesaian
Jaringan kerja adalah sebagai berikut :
Diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah 22 minggu dengan biaya
yang dikeluarkan adalah (10.000 + 6.000 + 4.000 +14.000 + 9.000 + 7.000 +
13.000 + 11.000 + 20.000 = 94.000)
Menghitung Float dan menemukan lintasan kritisnya.
Kegiatan A B C D E F G H I
TF 0 0 2 0 4 2 2 0 0
FF 0 0 1 0 0 0 0 0 0
Dengan demikian bahwa;
Kegiatan Kritis melalui : A, B, D, H, I
Jalur Kritis melalui peristiwa : 1 – 2 – 3 – 5 – 8 – 9
10
02
4
4
37
7
47
9
112
12
18
12
110
12
116
161
22
22A
4
B3
C
2
E
F
3G
4
I
6
H4
D
5
1
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
88
Untuk mempersingkat waktu penyelesaian proyek dengan menggunakan
crash program dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghitung nilai slope masing-masing kegiatan
2. Mengurangi waktu penyelesaian proyek dengan menekan sebanyak
mungkin kegiatan-kegiatan kritis yang mempunyai slope terkecil. Dari
tabel di atas kegiatan kritis dengan slope terkecil adalah kegiatan A.
Dengan demikian kegiatan A dapat ditekan sebanyak 2 minggu (4
Berikut ini perubahan waktu penyelesaian proyeknya:
Diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah 20 minggu dengan
biaya adalah $94.000 + (22 – 20) 500 = $95.000
10
02
4
4
37
7
47
9
112
12
18
12
110
12
116
161
22
22A
4
B3
C
2
E
F
3G
4
I
6
H4
D
5
1
10
02
2
2
35
5
47
7
110
10
18
10
110
10
114
141
20
20A
2
B3
C
2
E
F
3G
4
I
6
H4
D
5
1
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
89
3. Dikarenakan waktu penyelesaian belum sesuai yang diharapkan (3
minggu) maka perlu menekan aktivitas kritis lain yang memiliki slope
terkecil setelah A yaitu kegiatan D sebanyak 1 minggu (5 menjadi 4).
Waktu penyelesaian proyek yang diperoleh:
Diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah 19 minggu dengan biaya
adalah 95.000 + (20 – 19) 2.000 = 97.000
LATIHAN :
Soal 3
Sebuah Proyek dengan aktifitas dan jaringan kerja sebagaimana pada gambar
berikut ini :
10
02
2
2
35
5
45
6
19
9
16
9
18
9
113
131
19
19A
2
B3
C
2
E
F
3G
4
I
6
H4
D
4
1
10
02
4
4
38
8
48
10
114
14
112
14
111
20
122
221
28
28A
4
B4
C
4
F
G
3
I2
J
6
H8
E
6
4
18
17
D2
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
90
Dengan kendala : Tabel 3.4. Tabel Soal 3
Kegiatan Kegiatan
Mendahului
Waktu yang dibutuhkan
(Minggu)
Biaya
(Dalam $)
Normal Crash Normal Crash
A - 4 2 10.000 11.000
B A 4 2 6.000 9.000
C A 4 2 4.000 6.000
D A 2 2 9.000 9.000
E B 6 4 9.000 10.000
F C 4 2 7.000 8.000
G D 3 2 13.000 25.000
H E,F 8 4 11.000 18.000
I C, G 2 2 20.000 20.000
J H,I 6 4 10.000 11.000
Tentukanlah: a. Waktu penyelesaian normal dan biayanya b. Waktu penyelesaian tercepat dan biayanya 3.7. Alokasi Sumberdaya
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap percepatan waktu
pelaksanaan proyek memiliki konsekuensi terhadap kenaikan biaya pelaksanaan.
Pada materi ini akan disampaikan bahwa pada percepatan waktu tidak
selamanya harus memiliki konsekuensi terhadap pertambahan/perubahan
sumberdaya (biaya, material, mesin, pekerja, dan metode pelaksanaan).
Dengan mengalokasikan sumberdaya yang tersedia dan akan digunakan
kita akan mendapatkan total sumberdaya yang digunakan akan tetap sama
dengan sebelum dilakukan dan setelah dilakukan percepatan.
Sebagai contoh; Untuk menyelesaikan suatu pekerjaan pasangan batu
bata dengan luas 160 m2 kita merencanakan menggunakan sumberdaya tenaga
kerja jenis Tukang sebanyak 5 orang dan 5 pekerja (5 pasang dengan komposisi 1
tukang dan 1 pekerja) yang jika berdasarkan produktifitasnya, mereka akan
menyelesaikan pekerjaan ini selama 32 hari (1 pasang tenaga kerja akan
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
91
menyelesaikan 16 m2 dalam 1 hari). Jadi total jumlah sumberdaya tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah : 5 (pasang) x 32 hari
= 160 hari. Jika kita ingin mempercepat waktu pelaksanaan pekerjaan kita harus
menambah jumlah pasangan dengan produktifitas yang sama. Misalnya kita akan
mempercepat waktu pelaksanaan sebanyak 16 hari (32-16), maka kita harus
menambahkan 5 pasang lagi menjadi 10 pasang sehingga yang dapat
diselesaikan adalah 10 x 16 = 160 hari. Permasalahannya jika kita menambah
pasangan tenaga kerja, dalam logika penjelasan sebelumnya adalah kita
menambah biaya untuk membayar pasangan yang baru.
Jika logikanya seperti itu bahwa untuk mempercepat suatu kegiatan kita
harus menambah sumberdaya, maka jika kita memperlambat kegiatan kita akan
mengurangi sumberdaya. Berdasarkan logika inilah kita akan mempercepat suatu
kegiatan dengan tidak menambah sumberdaya yang digunakan.
Misalnya suatu proyek dengan kegiatan dan sumberdaya seperti pada
table berikut ini:
Tabel 3.5. Tabel Contoh Alokasi sumberdaya
KEG DURASI Sumberdaya
x y Jumlah x Jumlah y
A 12 6 6 72 72
B 8 4 4 32 32
C 8 16 16 128 128
D 16 4 4 64 64
E 6 6 6 36 36
F 10 2 2 20 20
G 6 8 8 48 48
H 10 6 6 60 60
I 20 8 8 160 160
TOTAL SUMBERDAYA 620 620
Berapa waktu tercepat yang dapat dilaksanakan dengan tidak ada penambahan
sumberdaya ?
Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah :
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
92
1. Menghitung Waktu Pelaksanaan Proyek Rencana dan menentukan jalur
kritis dan kegiatan kritisnya.
Hal ini dilakukan (menentukan jalur kritis dan kegiatan kritis) merupakan
hal yang paling mendasar dalam mempercepat waktu pelaksanaan
proyek karena pada jalur kritislah waktu proyek ditentukan. Dengan
perubahan terhadap waktu dalam kegiatan kritis akan mempengaruhi
waktu pelaksanaan proyek
Diagram jaringan kerjanya adalah sebagai berikut;
Menghitung waktu pelaksanaan dan Jalur Kritis
D : 16 I : 205
E : 62
0 B : 8 F : 10 H : 101 3 6 7
0
C : 8 G : 64
4x 4y 8x 8y
4x 4y 4x 4y 6x 6y
16x 16y 8x 8y
6x 6y
D : 16 I : 205
E : 62
0 B : 8 F : 10 H : 101 3 6 7
0
C : 8 G : 64
4x 4y 8x 8y
4x 4y 4x 4y 6x 6y
16x 16y 8x 8y
12
28
48
48
188
8
28
12
38
42
28
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
93
2. Mempercepat waktu pada kegiatan-kegiatan yang berada dalam jalur
kritis. Hal ini dengan cara coba-coba sehingga memerlukan perhitungan
yang berulang.
Percobaan 1.
Dari diagram jaringan kerja di atas dapat dijelaskan bahwa kita
melakupan percobaan 1 yaitu mempercepat waktu pelaksanaan dengan
mempercepat waktu pada kegiatan I dimana pada rencana selama 20 (satuan
waktu) menjadi 10 (satuan waktu). Hal ini akan menyebabkan pertambahan
sumberdaya x dan y sebanyak 8x dan 8y. Kemudian untuk memenuhi kebutuhan
pertambahan sumberdaya x dan y, maka kita mencoba memperlambat pada
kegiatan H dari 10 (satuan waktu) menjadi 20 (satuan waktu). Dengan demikian
kegiatan H mengalami pengurangan sumberdaya sebanayak 3x dan 3y.
Penambahan sumberdaya akibat percepatan pada kegiatan I sebanyak 8x
dan 8y dan pengurangan sumberdaya akibat perlambatan kegiatan sebanyak 3x
dan 3y, maka kita masih membutuhkan sumberdaya sebanyak 5x dan 5y yang
akan dilakukan dengan mempercepat waktu pada kegiatan lain yang tidak
merupakan kegiatan kritis.
D : 16 I : 205
E : 62
0 B : 8 F : 10 H : 101 3 6 7
0
C : 8 G : 64
4x 4y 8x 8y
4x 4y 4x 4y 6x 6y
16x 16y 8x 8y
12
28
48
48
188
8
28
12
38
42
28
10
16x 16y
20
3x 3y
8x 8y
3x 3y
6x 6y
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
94
Perlu diperhatikan bahwa dalam mempercepat atau memperlambat
suatu kegiatan harus tidak mengakibatkan waktu pelaksanaan proyek tidak
bertambah.
Percobaan 2.
Karena pada percobaan 1 tidak didapatkan jumlah penambahan dan
pengurangan yang seimbang, maka dilakukan lagi langkah-langkah seperti itu
dengan menggunakan kegiatan lainnya yang berada pada lintasan yang tidak
kritis atau kegiatan-kegiatan yang tidak kritis.
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa percepat dilakukan pada
kegiatan I dimana untuk mempercepat menjadi 10 (satuan waktu) dibutuhkan
sumberdaya sebanyak 16x dan 16y yang berarti perlu ditambah sebanyak 8x dan
8y. Kemudian pada kegiatan C dilakukan perlambatan yaitu dari 8 (satuan waktu)
menjadi 16 (satuan waktu) sehingga terjadi pengurangan sumberdaya pada
kegiatan tersebut sebanyak 8x dan 8y, berarti kebutuhan sumberdaya pada
kegiatan I sudah terpenuhi.
D : 16 I : 205
E : 62
0 B : 8 F : 10 H : 101 3 6 7
0
C : 8 G : 64
4x 4y 8x 8y
4x 4y 4x 4y 6x 6y
16x 16y 8x 8y
12
28
48
48
188
8
28
12
38
42
28
10
16x 16y
16
8x 8y
8x 8y
8x 8y
6x 6y
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
95
KEG DURASI Sumberdaya
x y Jumlah x Jumlah y
A 12 6 6 72 72
B 8 4 4 32 32
C 16 8 8 128 128
D 8 8 8 64 64
E 6 6 6 36 36
F 10 2 2 20 20
G 12 4 4 48 48
H 10 6 6 60 60
I 10 16 16 160 160
TOTAL SUMBERDAYA 620 620
Dengan diagram jaringan kerja sebagai berikut;
Waktu pelaksanaan proyek menjadi : 38 (satuan waktu)
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ini merupakan waktu tercepat yang dapat
dilakukan deng tidak terjadi penambahan sumberdaya ?
Jawabannya adalah tidak. Maka dilakukan perhitungan lanjutan yaitu dengan
mempercepat dan memperlambat kegiatan lainnya.
D : 16 I : 105
E : 62
0 B : 8 F : 10 H : 101 3 6 7
0
C : 16 G : 64
4x 4y 16x 16y
4x 4y 4x 4y 6x 6y
8x 8y 8x 8y
6x 6y
12
12
12
18
16
32
18
28
38
38
28
28
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
96
Percobaan 3.
Kali ini dilakukan percepatan pada kegiatan yang berada dalam lintasan
kritis lainnya yaitu pada kegiatan D dimana dipercepat dari 16 (satuan
waktu) menjadi 8 (satuan waktu). Hal ini mengakibatkan kebutuhan
sumberdaya x dan y sebanyak 8x dan 8y yang berarti perlu ditambah dari
kegiatan lainnya sebesar 4 x dan 4y.
Dengan diperlambatnya kegiatan G dari 6 (satuan waktu) menjadi 12
(satuan waktu), didapatkan kebutuhan 4x dan 4 y tersebut dengan
pehitungan sumberdaya sebagai berikut;
KEG DURASI Sumberdaya
x y Jumlah x Jumlah y
A 12 6 6 72 72
B 8 4 4 32 32
C 16 8 8 128 128
D 8 8 8 64 64
E 6 6 6 36 36
F 10 2 2 20 20
G 12 4 4 48 48
H 10 6 6 60 60
I 10 16 16 160 160
TOTAL SUMBERDAYA 620 620
D : 16 I : 105
E : 62
0 B : 8 F : 10 H : 101 3 6 7
0
C : 16 G : 64
4x 4y16x 16y
4x 4y 4x 4y 6x 6y
8x 8y 8x 8y
6x 6y
84x 4y
8x 8y
12
4x 4y 4x 4y
12
12
8
10
12
18
18
20
30
20
20
30
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
97
Dan waktu pelaksanaan dan diagram jaringan kerjanya menjadi;
Pertanyaan selanjutnya apakah 30 (satuan waktu) merupakan waktu
tercepat dengan tidak terjadi penambahan sumberdaya ? Silahkan
melanjutkan dengan cara yang sama.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini adalah:
1. Sumberdaya yang akan dialokasikan harus sama.
2. Percepatan dilakukan pada Kegiatan kritis dan perlambatan dilakukan pada
kegiatan tidak kritis.
3. Jika terjadi perubahan terhadap jalur kritis tidak menjadi masalah.
4. Jika ada alternative menghasilkan banyak jalur kritis dan ada alternative
yang memiliki sedikit jalur kritis, maka alternative yang akan digunakan
adalah alternative dengan sedikit jalur kritis. Hal ini disebabkan oleh semakin
banyaknya jalur kritis berarti semakin banyak kegiatan kritis yang akan
berakibat pada semakin diperlukan pengawasan yang ketat.
D : 8 I : 105
E : 62
0 B : 8 F : 10 H : 101 3 6 7
0
C : 16 G : 124
8x 8y16x 16y
4x 4y 4x 4y 6x 6y
8x 8y 4x 4y
6x 6y
12
12
8
10
12
18
18
20
30
20
20
30
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
98
BAB IV
PERENCANAAN JADWAL DENGAN METODE PERT
PERT adalah singkatan dari Program Evaluation Review Technique,
metodologi yang dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun
1950 untuk mengelola program rudal kapal selam Polaris. Sebuah metode yang
sama, dengan Critical Path Method (CPM) dikembangkan untuk manajemen
proyek di sektor swasta pada waktu yang sama.
Bila CPM memperkirakan waktu komponen kegiatan proyek dengan
pendekatan deterministik satu angka yang mencerminkan adanya kepastian,
maka PERT direkayasa untuk menghadapi situasi dengan kadar ketidakpastian
(uncertainty) yang tinggi pada aspek kurun waktu kegiatan (Soeharto, 1999).
Menurut Heizer dan Render (2005), dalam PERT digunakan distribusi peluang
berdasarkan tiga perkiraan waktu untuk setiap kegiatan, antara lain waktu
optimis , waktu pesimis, dan waktu realistis.
Sebuah grafik PERT merupakan representasi grafis dari jadwal proyek,
menunjukkan urutan tugas, tugas-tugas yang dapat dilakukan secara bersamaan,
dan jalur kritis dari tugas-tugas yang harus diselesaikan tepat waktu agar proyek
untuk memenuhi batas waktu penyelesaiannya. Grafik dapat dibangun dengan
berbagai atribut, seperti awal dan terbaru mulai tanggal untuk setiap tugas,
tanggal selesai paling awal dan terbaru untuk setiap tugas, dan waktu slack
antara tugas. Sebuah grafik PERT dapat mendokumentasikan seluruh proyek atau
fase utama proyek. Grafik memungkinkan tim untuk menghindari jadwal realistis
dan harapan jadwal, untuk membantu mengidentifikasi dan memperpendek
tugas-tugas yang kemacetan, dan untuk memusatkan perhatian pada tugas yang
paling penting.
Dalam Heizer dan Render (2006), PERT mengatasi masalah variabilitas
waktu aktivitas saat melakukan penjadwalan proyek. Menurut Handoko (1999),
PERT bukan hanya berguna untuk proyek-proyek raksasa yang memerlukan
waktu tahunan dan ribuan pekerja, tetapi juga digunakan untuk memperbaiki
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
99
efisiensi pengerjaan proyek-proyek segala ukuran. Pada PERT, penekanan
diarahkan kepada usaha mendapatkan kurun waktu yang paling baik (ke arah
yang lebih akurat). PERT menggunakan unsur probability. Dalam Siswanto (2007),
disebutkan bahwa PERT, melalui distribusi beta, menggunakan taksiran-taksiran
waktu untuk menentukan waktu penyelesaian suatu kegiatan agar lebih realistik.
4.1. Komponen-Komponen dalam PERT :
a. Peristiwa atau Kejadian (event) :
menandai mulainya atau berakhirnya suatu kegiatan (activity) atau tugas.
Biasanya peristiwa atau kejadian digambarkan dengan suatu lingkaran (nodes)
yang diberi nomor.
b. Kegiatan atau aktivitas :
bagian dari keseluruhan pekerjaan proyek yang terjadi diantara dua peristiwa
atau kejadian. Aktivitas atau kegiatan digambarkan dengan tanda panah.
c. Waktu kegiatan (time activity):
PERT menggunakan tiga estimasi waktu, yaitu :
1. Waktu optimistis (a), yaitu waktu kegiatan bila semuanya berjalan baik tanpa
hambatan dan penundaan,
2. Waktu realistis (m), yaitu waktu yang kegiatan yang akan terjadi bila suatu
kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal (waktu paling tepat untuk
penyelesaian kegiatan) dengan penundaan-penundaan yang dapat diterima,
3. Waktu pesimistis (b), yaitu waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau
penundaan lebih dari semestinya.
d. Waktu yang Diharapkan (Expected Time / ET) :
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
100
Ketiga waktu aktivitas / kegiatan tersebut diatas ( a, m dan b) digunakan
untuk menghitung waktu yang diharapkan dalam penyelesaian suatu proyek,
dengan menggunakan rumus :
te = (a + 4m + b)/6 dan
V = [ b – a]²/6
Dimana:
te = Waktu yang Diharapkan (Expected Time)
V = Selisih waktu penyelesaian aktivitas / kegiatan
Besarnya ketidakpastian tergantung pada besarnya angka a dan b,
dirumuskan sebagai berikut :
Deviasi standar kegiatan :
S = 1/6 (b-a)
Varians kegiatan :
Untuk mengetahui kemungkinan mencapai target jadwal dapat dilakukan
dengan menghubungkan antara waktu yang diharapkan (TE) dengan target T(d)
yang dinyatakan dengan rumus :
4.2. Langkah-langkah metode PERT
1. Susun logika ketergantungan antara kegiatan
2. Tentukan nilai a, m, dan p dari setiap kegiatan.
3. Hitung mean dan standard deviasi.
4. Gunakan rata-rata waktu aktifitas dan buatlah diagram jaringan kerja
PERT dan tentukan EET, LET, dan jalur kritis.
5. Hitung probabilitas waktu penyelesaian proyek.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
101
CONTOH 1:
Suatu proyek dengan data-data sebagai berikut :
Tabel 4.1. Contoh 1 PERT
KEGIATAN
KEGIATAN
YANG
MENDAHULUI
DURASI (HARI)
OPTIMISTIK YANG MUNGKIN PESIMISTIK
A - 3 6 15
B - 2 5 14
C A 6 12 30
D A 2 5 8
E C 5 11 17
F D 3 6 15
G E,F 1 4 7
H B 3 8 31
I H 3 17 37
Hitung :
1. Berapa waktu pelaksanaan proyek yang diharapkan
2. Gambar Diagram jaringan kerja dan waktu pelaksanaan proyek serta jalur
kritis.
3. Standart deviasi dan varian.
Penyelesaian :
1. Menghitung waktu yang diharapkan (te)
Rumus:
te =
Kegiatan A (te) =
Kegiatan B (te) =
Kegiatan C (te) =
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
102
Kegiatan D (te) =
Kegiatan E (te) =
Kegiatan F (te) =
Kegiatan G (te) =
Kegiatan H (te) =
Kegiatan A (te) =
2. Gambar Diagram jaringan kerja
Gambar 4.1. Diagram Network hasil perhitungan waktu dengan metode PERT
3. Standart deviasi dan Varian
Standart Deviasi = SD = (P-O)/6 Varian = S2 = ((P-O)/6)2
10
0
27
71
21
21
132
321
36
36
A
I
G
4
E
C
14
36
7
B
117
18H
11
312
25
F
7
D
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
103
Tabel 4.2. Hasil perhitungan Metode PERT
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
104
BAB V
PERENCANAAN JADWAL DENGAN METODE ACTIVITY ON NODE, PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)
5.1. Penjelasan Umum
Precedence Diagram Method ( PDM ) dikembangkan pada awal 1960-an
oleh HB Zachry bekerjasama dengan IBM . Metode Diagram Precedense
(Precedence Diagram Method = PDM) adalah jaringan kerja yang termasuk
klasifikasi aktifitas yang berada dalam node atau activity on node. PDM adalah
teknik representasi visual yang menggambarkan kegiatan yang terlibat dalam
proyek .
(PDM) merupakan jenis perencanaan jaringan kerja (network planning)
yang menggunakan pendekatan aktivitas pada node (Activity on Node) yang
dihubungkan dengan anak panah (Arrow) pada setiap pola hubungan antar
aktivitas yang terdapat pada proyek ,di mana focus atau tujuan utamanya adalah
memperhatikan keseimbangan antara optimalisasi sumberdaya untuk
memperpendek durasi aktivitas terhadap peningkatan biaya, sebagai akibat
usaha memperpendek durasi aktivitas tersebut. Asumsi yang digunakan adalah
kepastian tentang durasi aktivitas serta hubungan atau ketergantungan
aktivitasnya diketahui dengan pasti, sehingga umur proyek dapat diasumsikan
dengan pasti juga.
Seperti halnya metode jaringan kerja yang lain, dalam PDM juga terdapat
bagian vital, yaitu analisis jalur kritis (critical path analysis). Jalur kritis adalah
rangkaian aktivitas yang tidak memiliki keleluasan dalam start time dan finish
time. Dengan kata lain, aktivitas kritis ada lah aktivitas yang tidak memiliki float
time. Setiap aktivitas kritis harus dilaksanakan sesuai jadwal yang telah
ditentukan. Adanya perubahan waktu pelaksanaan dari aktivitas kritis,
percepatan atau perlambatan akan mengakibatkan perubahan durasi proyek
secara keseluruhan.
Metode Diagram Preseden ini banyak digunakan dalam proyek-proyek
yang memiliki pekerjaan yang tumpang tindih dan berulang seperti pekerjaan
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
105
pemasangan pipa dengan panjang pipa yang sangat panjang, pekerjaan jalan,
gedung bertingkat banyak, jaringan listrik dan telpon, dan lain sebagainya.
Soeharto (1995), menyatakan bahwa Precedence Diagram Method (PDM)
merupakan metode jaringan kerja yang termasuk dalam klasifikasi AON (Activity
on Node). Dalam metode ini, kegiatan dituliskan di dalam node yang umumnya
berbentuk segi empat, sedangkan anak panahnya sebagai penunjuk hubungan
antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Dengan demikian dummy yang
merupakan tanda penting untuk menunjukkan hubungan ketergantungan, di
dalam PDM tidak diperlukan. I Gusti Ngurah Oka Suputra (2011), menyimpulkan
bahwa PDM pada dasarnya menitik-beratkan pada persoalan keseimbangan
antara biaya dan waktu penyelesaian proyek. PDM menekankan pada hubungan
antara pemakaian sejumlah tenaga kerja atau sumber-sumber daya untuk
mempersingkat waktu pelaksanaan suatu proyek dan kenaikan biaya sebagai
akibat penambahan sumber-sumber daya tersebut. Dalam PDM, jumlah waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan berbagai tahapan dari proyek konstuksi
dianggap diketahui dengan pasti. Selain itu, hubungan antara jumlah sumber-
sumber daya yang dipergunakan dan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek juga dianggap diketahui.
Seperti halnya metode jaringan kerja yang lain, dalam PDM juga terdapat
bagian vital, yaitu analisis jalur kritis (critical path analysis). Jalur kritis adalah
rangkaian aktivitas yang tidak memiliki keleluasan dalam start time dan finish
time. Dengan kata lain, aktivitas kritis ada lah aktivitas yang tidak memiliki float
time. Setiap aktivitas kritis harus dilaksanakan sesuai jadwal yang telah
ditentukan. Adanya perubahan waktu pelaksanaan dari aktivitas kritis,
percepatan atau perlambatan akan mengakibatkan perubahan durasi proyek
secara keseluruhan.
Aktifitas dalam metode ini ditulis dalam node yang berbentuk kotak segi
empat yang berisi semua informasi tentang kegiatan tersebut. Perbedaan
dengan metode CPM adalah kegiatan digambarkan sebagai anak panah dimana
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
106
pada kedua ujungnya terdapat peristiwa yang menuliskan tentang informasi dari
kegiatan, sedang dalam PDM seluruh informasi terdapat dalam satu kotak.
Gambar 5.1. Perbandingan Simbol pada CPM dan PDM
Ruangan dalam node dibagi menjadi komponen-komponen kecil yang
berisi keterangan dari aktifitas dan peristiwa. Dimana dalam kotak kegiatan ini ES
adalah Saat Awal aktifitas ini dimulai, LS adalah Saat Lambat aktifitas ini dimulai,
EF = Saat awal aktifitas selesai, dan LF = Saat lambat aktifitas selesai. Hal ini
dalam CPM merupakan komponen dari peristiwa awal dan akhir dari
aktifitas/kegiatan. Selain itu, D = durasi dari kegiatan, ID = nomor kegiatan, TF =
Total float dan FF adalah Free Float. Dengan demikian akan sangat mudah
melihat bahwa suatu kegiatan adalah kegiatan kritis atau tidak.
PDM membantu Anda untuk :
o Berkomunikasi : Representasi visual memudahkan Anda untuk
berkomunikasi aliran pelaksanaan proyek atau aliran kegiatan proyek .
o Mengidentifikasi aktivitas yang hilang : Ketika suatu kegiatan tidak
diidentifikasi , itu tidak akan pernah dilakukan . Dengan visual mewakili
kegiatan , ada kesempatan yang lebih besar bagi tim Anda untuk
mengidentifikasi kegiatan yang hilang .
o Mengidentifikasi dependensi : Setiap kegiatan tergantung pada beberapa
kegiatan lain . Ketika ketergantungan tidak diidentifikasi , proyek akan
10
02
28
28
A
28
ES = Early Start
Activity
EF = Early Finish
LS = Last Start
D = Duration
LF = Last Finish
ES ID Duration EF
LS TF FF LF
ACTIVITY
CPM PDM
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
107
ditunda sampai waktu sehingga terjadi identifikasi. Misalnya, jika ada
komponen penting yang diproduksi oleh vendor pihak ketiga , produk
akhir tergantung pada vendor. Jadi , bahkan jika Anda menyelesaikan
semua kegiatan lain , proyek ini tidak akan selesai sampai vendor pasokan
komponen kritis .
o Mengidentifikasi kegiatan kritis : kegiatan tertentu memiliki dampak yang
lebih besar pada jadwal proyek daripada yang lain . Dengan
menggunakan PDM , Anda dapat menentukan kegiatan penting untuk
jadwal proyek . Hal ini dikenal sebagai Critical Path Method ( CPM ) .
o Membuat jadwal proyek : Tujuan akhir dari PDM adalah untuk membuat
jadwal proyek praktis dan kuat .
Precedence diagram tidak memerlukan penggunaan kegiatan dummy
sebagaimana pada CPM. Hal ini juga lebih mudah untuk menarik , dan memiliki
aplikasi yang lebih besar dan keuntungan ketika jaringan dimasukkan ke dalam
komputer.
Adapun karakteristik yang dimiliki oleh PDM adalah sebagai
berikut:
1. Pembuatan diagram Network dalam bentuk Node yang mengindikasikan
aktivitas (umumnya yang digunakan adalah bentuk balok/kotak).
2. Float merupakan waktu tenggang maksimum dari suatu aktivitas dengan
hubungan keterkaitan berikut:
Total Float (TF) merupakan float pada kegiatan dengan formulasi:
TF = LF – LS - Durasi
Relation Float (RF) merupakan float
pada hubungan keterkaitan: TF = LF – LS – Durasi
5.2. Kendala Lead dan Lag
Kendala menunjukkan hubungan antara kegiatan dengan menggunakan
satu garis yang menghubungkan suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya yang
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
108
digambarkan dalam node. Satu kendala hanya dapat menghubungkan dua node
karena setiap node memiliki dua ujung yaitu ujung untuk keterangan memulai
kegiatan dan akhir kegiatan.
Lead, yakni jumlah waktu yang mendahului dari kegiatan sesudah
kegiatan sebelumnya belum selesai. Hubungan lead terjadi pada FS (finish to
start) dan FF (Finish to finish) antara aktivitas 1 menuju aktivitas 2.
Lag, yakni jumlah waktu tunggu dari suatu periode kegiatan terhadap
kegiatan sebelumnya telah dimulai. Hubungan lag terjadi pada SS (start to start)
dan SF (start to finish) antara aktivitas 1 menuju aktivitas 2.
Dalam PDM dikenal 4 jenis kendala yaitu;
o Kendala Start to Start (SS)
o Kendala Start to Finish (SF)
o Kendala Finish to Start (FS)
o Kendala Finish to Finish (FF)
5.2.1. Kendala Start to Start (SS)
Kendala SS yaitu mulainya suatu kegiatan bergantung kepada mulainya
kegiatan pendahulunya dengan waktu tunggu lag.
Kendala ini memberikan penjelasan tentang hubungan antara suatu
kegiatan dengan kegiatan yang mengikutinya yaitu berapa waktu dari saat
kegiatan awal dimulai dengan kegiatan yang mengikutinya dimulai.
Maka untuk nilai RF pada kasus tersebut akan berlaku formulasi:
RF (SS12)= LS2–ES1–lag
Dapat dilihat pada diagram berikut ini ;
Gambar 5.2. Kendala Start to Start (SS)
0 1 5 5
0 TF FF LF
A
4 2 7 11
LS TF FF LF
B
SS = 4
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
109
Dari gambar 5.2 dapat dijelaskan bahwa Kegiatan A yang dimulai paling
awal pada hari 0 dengan Kegiatan B memiliki perbedaan waktu saat
paling awal dimulai sebanyak 4 satuan waktu. Sehingga saat paling awal
kegiatan B dimulai pada 0 + 4 = 4 satuan waktu.
Kendala ini akan digunakan pada kegiatan yang volume pekerjaannya
besar atau dengan kondisi yang panjang seperti pada pembuatan jalan,
pemasangan pipa, dan lain sebagainya.
5.2.2. Kendala Start to Finish (SF)
Keendala SF yaitu mulainya suatu kegiatan bergantung kepada selesainya
kegiatan pendahulunya dengan waktu tunggu lag.
Kendala ini memberikan penjelasan tentang hubungan antara suatu
kegiatan dengan kegiatan yang mengikutinya yaitu berapa waktu dari saat
kegiatan awal dimulai dengan saat kegiatan yang mengikutinya selesai.
Maka untuk nilai RF pada kasus tersebut akan berlaku formulasi:
RF (SF12)= LF2–ES1–lag
Gambar 5.3. Kendala Start to Finish (SF)
Dari gambar 5.3 dapat dijelaskan bahwa Kegiatan A yang dimulai paling
awal pada hari 0 dengan saat Kegiatan B selesai memiliki perbedaan
waktu saat paling awal dimulai sebanyak 11 satuan waktu. Sehingga saat
paling awal kegiatan B dimulai pada 0 + 11 – 7 = 4 satuan waktu.
Kendala ini biasanya digunakan pada kegiatan yang dapat berjalan
bersama-sama namun harus selesai secara besama walaupun saat
memulai kegiatan tersebut berbeda.
0 1 5 5
0 TF FF LF
A
4 2 7 11
LS TF FF LF
B
SF = 11
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
110
5.2.3. Kendala Finish to Start (FS)
Kendala FS (finish to start) yaitu mulainya suatu kegiatan bergantung
kepada selesainya kegiatan pendahulunya dengan waktu mendahului
lead.
Kendala ini sebagaimana yang digunakan juga dalam CPM, dimana suatu
kegiatan dapat dimulai apabila kegiatan sebelumnya sudah selesai.
Maka untuk nilai RF pada kasus tersebut akan berlaku formulasi:
RF (FS12)= LS2–EF1–lead
Gambar 5.4. Kendala Finish to Start (FS)
Dari gambar 5.4 dapat dijelaskan bahwa Kegiatan A yang dimulai paling
awal pada 0 satuan waktu dan selesai pada 5 satuan waktu. Setelah
Kegiatan A selesai maka kegiatan B dapat dimulai, namun memiliki selisih
sebanyak 4 satuan waktu, sehingga kegiatan B dimulai pada EF + FS = 5 +
4 = 9 satuan waktu.
Kendala ini biasanya digunakan pada kegiatan sebelumnya mempunyai
durasi yang pendek dan pada pekerjaan-pekerjaan utama.
5.2.4. Kendala Finish to Finish (FF)
Kendala FF (finish to finish), yakni selesainya suatu kegiatan bergantung
kepada selesainya kegiatan pendahulunya dengan waktu mendahului
lead.
Kendala ini memberikan penjelasan tentang hubungan antara suatu
kegiatan dengan kegiatan yang mengikutinya yaitu berapa waktu dari saat
kegiatan awal selesai dengan saat kegiatan yang mengikutinya selesai.
Maka untuk nilai RF pada kasus tersebut akan berlaku formulasi:
RF (FF12)= LF2–EF1–lead
0 1 5 5 9 2 7 16
0 TF FF LF LS TF FF LF
A BFS = 4
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
111
Gambar 5.5. Kendala Start to Finish (SF)
Dari gambar 5.5 dapat dijelaskan bahwa Kegiatan A yang berakhir pada
dengan saat Kegiatan B selesai memiliki perbedaan waktu saat paling
awal dimulai sebanyak 11 satuan waktu. Sehingga saat paling awal
kegiatan B Selesai pada 5 + 11 = 16 satuan waktu.
Hubungan beberapa kegiatan dengan kendala yang berbeda dapat dilihat pada
gambar 5.6 berikut ini :
Gambar 5.6. Hubungan Kegiatan dengan berbagai Kendala.
Dari gambar 5.6 dapat dijelaskan bahwa Kegiatan A memiliki hubungan
dengan kendala SS terhadap Kegiatan B dan Kegiatan D, sedangkan dengan
Kegiatan C memiliki hubungan berupa kendala FS. Kegiatan B memiliki hubungan
0 1 5 5 9 2 7 16
0 TF FF LF LS TF FF LF
A B
FF = 11
9 2 7 16 16 5 7 23
9 TF FF 16 16 TF FF 23
0 1 5 5 9 3 7 16 16 6 10 26 38 7 15 53
0 TF FF 5 11 TF FF 18 18 TF FF 28 38 TF FF 53
9 4 7 16
11 TF FF 18
GFA C
D
B E
SS=9
SF=16
FS=4 FS=0
FS=0
FF=30
SF=30
FF=30
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
112
dengan Kegiatan E dalam bentuk kendala FS, Kegiatan C memiliki hubungan
dengan Kegiatan F dalam bentuk kendala FS, Kegiatan F memiliki hubungan
dengan Kegiatan G dalam bentuk kendala SF dan kegiatan E serta Kegiatan D
memiliki hubungan dengan Kegiatan G dalam bentuk kendala FF.
5.3. Perhitungan untuk Indentifikasi Kegiatan
Sebagaimana pada CPM dan PERT, perhitungan waktu digunakan cara
perhitungan maju untuk menghitung ES dan EF serta perhitungan mundur untuk
menghitung LF dan LS.
5.3.1. Perhitungan Maju
Perhitungan maju dilakukan untuk mendapatkan waktu pelaksanaan
proyek yaitu dengan menghitung ES dan FS dari semua kegiatan. Namun
karena terdapat 4 kendala yang bisa terjadi, maka hasil perhitungan di
ambil yang terbesar.
ESj = ESi + SSij atau
ESj = ESi + SFij – Dj atau
ESj = EFi + FSij atau
ESj = EFi + FFij – Dj atau
Angka waktu selesai paling awal kegiatan yang ditinjau EFj adalah sama
dengan angka waktu mulai aktifitas tersebut ESj ditambah Durasi kegiatan
Dj atau dapat ditulis sebagai rumus berikut ini:
EFj = ESj + Dj
5.3.2. Perhitungan Mundur
Perhitungan mundur dilakukan untuk mendapatkan nilai-nilai LF, LS serta
float. Dalam perhitungan ini jika pada kegiatan yang memiliki beberapa
kendala, maka yang digunakan adalah nilai yang terkecil.
Untuk masing-masing kendala dapat dihitung sebagai berikut:
LFj = LSj – SFij atau
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
113
LFj = LSj – SSij + Di atau
LFj = LFj – FFij atau
LFj = LFj – SFij + Di atau
Waktu mulai paling akhir dari kegiatan yang sedang ditinjau LSi adalah
sama dengan waktu selesai paling akhir kegiatan tersebut LFi dikurangi
durasi kegiatan yang bersangkutan atau dapat ditulis dalam rumus:
LSi = LFi – Di
5.4. Jalur Kritis dan Aktifitas Kritis
Jalur kritis dan kegiatan kritis pada PDM memiliki karakteristik yang sama
dengan CPM dan PERT yaitu
o Waktu mulai dari kegiatan paling awal dan paling lambat memiliki nilai
yang sama.
o Waktu berakhir dari kegiatan paling awal dan paling lambat memiliki nilai
yang sama.
o Durasi memiliki nilai yang sama dengan perbedaan waktu antara waktu
selesai paling akhir dan waktu mulai paling awal.
o Waktu dalam jalur kritis merupakan waktu paling lama
pelaksanaannyadari semua kegiatan yang ada, sehingga dapat dikatakan
bahwa waktu pelaksanaan proyek ditentukan oleh waktu pada jalur kritis.
5.5. Aplikasi pada Proyek
Suatu proyek pembangunan jalan dengan panjang 1 km akan dibangun
oleh Pemerintah untuk jalan perkebunan yang pada samping kiri dan kanan jalan
dibuat saluran dari pasangan batu kali dengan rincian sebagaimana pada table
berikut ini:
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
114
Tabel 5.1. Data untuk Aplikasi pada proyek dengan menggunakan PDM
Waktu yang diberikan oleh pemilik proyek adalah selama 24 minggu.
Buatlah Diagram Network dengan menggunakan PDM, hitung waktu
pelaksanaan proyek, tentukan jalur kritis dan float.
No. KegiatanDurasi
(minggu)
Keg. yang
Mendahului
1 Persiapan 2 -
2 Galian Tanah Saluran 7 1
3 Pas. Batu Kali 8 2
4 Plesteran 1:4 8 3
5 Pondasi Bawah 12 1
6 Pondasi Atas 12 5
7 Lapis Permukaan 8 6
8 Pembersihan Akhir 2 4,7
Kendala
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
115
Penyelesaian ;
Gambar 5.7 Diagram Network PDM Contoh 1
22
79
53
813
104
818
49
211
710
215
1210
220
01
22
25
1216
86
1220
228
224
00
02
20
016
80
020
220
024
147
822
140
022
Lapis
Pond
asi Ba
wah
Pas. B
atu Ka
liPle
steran
Peke
rjaan
Pond
asi At
as
Lapis
Perm
ukaa
n
Pemb
ersiha
n akh
irPe
rsiap
an
Galia
n Salu
ran
FS=0
FS=0
SS=6
SS=3
SS=5
SS=6
FF=2
FF=4
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
116
Dari diagram jaringan kerja tersebut dapat secara langsung dihitung waktu
pelaksanaan proyek 24 minggu. Dimana Kendala yang digunakan bervariasi
sesuai dengan kebutuhan. Berikut ini penjelasan dari hubungan antar kegiatan
pada gambar 5.7.
Kegiatan Persiapan
Kegiatan ini memiliki durasi selama 2 minggu dan merupakan awal dari
proyek sehingga tidak ada kegiatan yang mendahuluinya.
Kegiatan Galian Tanah Saluran
Kegiatan ini memiliki hubungan dengan kegiatan yang mendahului yaitu
kegiatan Persiapan dalam bentuk kendala FS (Finish to Start) = 0. Hal ini berarti
bahwa Kagiatan ini akan dapat dimulai setelah kegiatan Persiapan selesai.
Kegiatan Pasangan Batu Kali
Kegiatan ini adalah untuk membuat saluran dari pasangan batu kali,
memiliki durasi 7 minggu dengan kegiatan yang mendahului adalah kegiatan
Galian Tanah saluran.
Kendala yang digunakan dalam hubungan antara kegiatan ini dengan
kegiatan sebelumnya adalah SS (Start to Start) = 3 yang berarti jarak waktu start
dari kegiatan Pasangan Batu kali dimulai pada saat Kegiatan Galian Tanah Saluran
sudah berjalan 3 minggu. Hal ini dimaksud agar ada galian yang sudah
diselesaikan (selama 3 minggu) sudah dapat dipasangan batu kali, namun
pekerjaan galian tanah tetap berjalan hingga minggu ke 8 (durasi kegiatan).
Kegiatan Plesteran
Kegiatan ini adalah untuk membuat permukaan saluran dari pasangan
batu kali menjadi licin atau tidak berpori, memiliki durasi 8 minggu dengan
kegiatan yang mendahului adalah kegiatan Pasangan Batu Kali.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
117
Kendala yang digunakan dalam hubungan antara kegiatan ini dengan
kegiatan sebelumnya adalah SS (Start to Start) = 5 yang berarti jarak waktu start
dari kegiatan Plesteran dimulai pada saat Pasangan Batu kali sudah berjalan 5
minggu. Hal ini dimaksud agar ada Pasangan Batu Kali yang sudah diselesaikan
(selama 3 minggu) sudah dapat dilakukan pekerjaan plesteran, namun pekerjaan
Pasangan Batu Kali tetap berjalan hingga minggu ke 8 (durasi kegiatan).
Kegiatan Pondasi Bawah
Kegiatan ini adalah bagian dari pekerjaan jalan untuk membuat lapis
pondasi bawah, memiliki durasi 12 minggu dengan kegiatan yang mendahului
adalah kegiatan Persiapan. Hal ini dapat dilakukan karena merupakan pekerjaan
yang tidak berhubungan langsung dengan pekerjaan pembuatan saluran.
Kendala yang digunakan dalam hubungan antara kegiatan ini dengan kegiatan
sebelumnya adalah FS (Start to Start) = 0 yang berarti jarak waktu start dari
kegiatan Persiapan berakhir dan dimulainya Kegiatan Pondasi Bawah adalah 0
minggu.
Kegiatan Pondasi Atas
Kegiatan ini adalah kegiatan yang dilaksanakan jika sudah ada Pekerjaan
Pondasi Bawah yang terpasang sehingga kendala yang digunakan dalam
hubungan antara kegiatan ini dengan Kegiatan Pondasi Bawah adalah SS (Start to
Start) = 6 yang berarti jarak waktu start dari kegiatan Ponndasi Atas dimulai pada
saat Kegiatan Pondasi Bawah sudah berjalan 6 minggu. Hal ini dimaksud agar
Pondasi bawah sudah ada yang terpasang (selama 6 minggu) sudah dapat
dilakukan pekerjaan Pondasi Atas, namun pekerjaan Pondasi Bawah tetap
berjalan hingga akhir durasi kegiatan.
Kegiatan Lapis Permukaan
Kegiatan ini adalah kegiatan yang dilaksanakan jika sudah ada Pekerjaan
Pondasi Atas yang terpasang sehingga kendala yang digunakan dalam hubungan
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
118
antara kegiatan ini dengan Kegiatan Pondasi Bawah adalah SS (Start to Start) = 6
yang berarti jarak waktu start dari kegiatan Lapis Permukaan dimulai pada saat
Kegiatan Pondasi Atas sudah berjalan 6 minggu, namun pekerjaan Pondasi Atas
tetap berjalan hingga akhir durasi kegiatan tersebut.
Kegiatan Pembersihan Akhir.
Setelah seluruh pekerjaan konstruksi berakhir, maka harus dilakukan
pembersihan agar sisa-sisa dari pekerjaan Saluran dan Jalan tidak berada pada
lokasi pekerjaan.
Kegiatan Pembersihan Akhir direncanakan 2 minggu, namun karena
pekerjaan ini merupakan pekerjaan terakhir, maka kalau ada pekerjaan lainnya
yang terlambat (tidak sesuai durasi dari kegiatan tersebut) harus berakhir
bersamaan dengan waktu pelaksanaan proyek yang ditentukan. Dengan
demikian maka Kegiatan Plesteran dan Kegiatan Lapis Permukaan dihubungkan
dengan Kegiatan Pembersihan Akhir harus paling lama selesai pada saat akhir
dari akhir dari Kegiatan Pembersihan Akhir sehingga kendala yang digunakan
dalam menghubungkan kegiatan-kegiatan ini adalah FF (Finis to Finish).
Tabel 5.2. Predecessor pada PDM
Dari perhitungan waktu pelaksanaan didapatkan 24 minggu yang berarti
sesuai dengan keinginan pemilik proyek. Total Float (TF) dan FF (Free Float)
dapat dilihat pada diagram jaringan kerja.
No. KegiatanDurasi
(minggu)
Keg. yang
MendahuluiKendala
1 Persiapan 2 - 1-2 FS = 0
2 Galian Tanah Saluran 7 1 2-3 SS = 3
3 Pas. Batu Kali 8 2 3-4 SS = 5
4 Plesteran 1:4 8 3 4-8 FF = 4
5 Pondasi Bawah 12 1 1-5 FS = 0
6 Pondasi Atas 12 5 5-6 SS = 6
7 Lapis Permukaan 8 6 6-7 SS = 6
8 Pembersihan Akhir 2 4,7 7-8 FF = 2
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
119
Jika pembuatan jaringan kerja dilakukan dengan menggunakan CPM akan
didapatkan diagram sebagai berikut :
Gambar 5.8. Diagram Network CPM Contoh 1
10 0
20 0
3a
0 04
a0 0
4a
0 0
5a
0 06
a0 0
7a
0 0
5b
0 05
b0 0
5b
0 0
3b
0 04
b0 0
4b
0 0
80 0
90 0
A
B1
B2
C1
D1
C2
E 1F 1
G1
E 2F 2
A
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
120
Penjelasan :
Pada diagram jaringan kerja dengan menggunakan CPM dilakukan pembagian
terhadap kegiatan yang memiliki volume yang besar dan yang panjang lokasinya
seperti pada kegiatan Galian Tanah Saluran, Pasangan Batu Kali, Plesteran,
Pondasi Bawah, Pondasi Atas, dan Lapis Permukaan. Hal ini yang dapat
menggantikan kendala SS pada diagram jaringan kerja dengan menggunakan
PDM.
Contoh 2
Suatu proyek pengamanan pantai untuk pantai Malalayang dengan kegiatan
sebagaimana dalam table berikut ini:
Tabel 5.3. Data Contoh 2
Waktu yang diberikan oleh pemilik proyek adalah selama 52 minggu.
Buatlah Diagram jaringan kerja dengan menggunakan PDM, hitung waktu
pelaksanaan proyek, tentukan jalur kritis dan float.
No. KegiatanDurasi
(minggu)
Keg. yang
Mendahului
1 Persiapan 2 -
2 Pembuatan Buis d=1,5 m 20 1
3 Pembuatan Buis d=1,0 m 14 1
4 Pembuatan Buis d=0,5 m 10 1
5 Pemasangan Buis d=1,5 m 12 2
6 Pemasangan Buis d=1,0 m 10 3
7 Pemasangan Buis d=0,5 m 8 4
8 Pengisian Pasir buis 12 5
9 Coor 1:2:3 8 8
10 Plesteran 8 9
11 Pasangan Batu Bolder 12 5
12 Pembersihan Akhir 4 10,11
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
121
Gambar 5.9. Diagram Jaringan Kerja PDM Contoh 2
FF=2
FS=0
24
1012
SS=5
77
815
2210
830
FF=5
1513
1325
2013
1328
SS=5
220
030
FS=0
23
1416
SS=5
76
1017
179
825
3112
435
108
824
158
825
SS=5
170
025
310
035
FF=2
01
22
22
1820
SS=5
75
1623
128
1224
1711
1431
FS=0
00
02
20
020
70
023
120
024
192
233
SS=5
SS=5
Peng
isian P
asir B
uisPa
s. Batu
Bolde
r
Pemb
ersiha
n Akh
irCo
or 1:2
:3
Pleste
ran
Persi
apan
Pemb
uatan
buis d
=1,5m
Pemb
uatan
buis d
=1,0m
Pema
sangan
buis d
=1,0m
Pema
sangan
buis d
=1,5m
Pemb
uatan
buis d
=0,5m
Pema
sangan
buis d
=0,5m
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
122
Waktu pelaksanaan proyek 35 minggu dengan jalur kritis melalui
kegiatan-kegiatan 1, 2, 5, 8, 9, 10, dan 12.
Penjelasan:
o Kegiatan 2, 3, dan 4 akan dimulai bersamaan jika kegiatan 1 sudah
selesai.
o Kegiatan 5, 6, dan 7 dimulai setelah kegiatan 2, 3, dan 4 berjalan
selama 5 minggu. Dengan pengertian bahwa pekerjaan pembuatan
buis beton dari pembuatan tulangan hingga beton mengeras dengan
sempurna (21 hari=3minggu) = 5 minggu dan sudah dapat diangkat
untuk dipasang.
o Setelah 5 minggu kegiatan 5 dilaksanakan berarti sudah banyak buis
beton d=1,5m yang terpasang sehingga dapat diisi dengan pasir.
o Setelah 5 minggu kegiatan 8 dilaksanakan berarti sudah banyak buis
yang terisi dengan pasir dan siap untuk di coor 1:2:3 untuk menutup
bagian atas dari beton dan menyambung antara beton yang dibawah
dan beton yang diatasnya.
o Setelah 5 minggu kegiatan 9 dilaksanakan berarti sudah banyak buis
yang ter-coor dan tersambung, maka dianggap siap untuk di plester
bagian atasnya.
o Untuk mengkontrol hubungan antara kegiatan plesteran dan
pemasangan buis beton d=0,5m yang mana plesteran baru dapat
dilaksanakan jika sudah dilaksanakan pengecoran dan pengecoran
dapat dilaksanakan jika buis sudah terpasang, dan buis yang teratas
adalah buis beton d=0,5m, maka dibuat hubungan FF=2. Diambil 2
minggu karena biasanya pekerjaan plesteran pada bagian atas buis
beton d=0,5 memiliki resiko terkena pengaruh air yang kecil sehingga
dapat dilakukan kapan saja dan plesteran pada buis beton ukuran
lainnya sudah dilaksanakan.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
123
o Kegiatan 11 adalah pemasangan batu bolder (batu dengan ukuran
besar) hanya tergantung pada pemasangan buis beton d=1,5m yang
sudah terisi dengan pasir sehingga kegiatan ini dilakukan setelah 5
minggu kegiatan pengisian pasir telah dilaksanakan dan direncanakan
akan selesai 2 minggu sebelum Pembersihan Akhir (kegiatan 12)
selesai. Dengan demikian hubungan antara Kegiatan 11 dan 12
adalah FF=2.
Catatan :
o Perencanaan ini dapat berubah jika kondisi lapangan/lokasi
pekerjaan yang berbeda khususnya untuk luas lokasi pembuatan buis
beton. Jika lokasinya kecil/sempit, maka perencanaan ini dapat
diubah yaitu dengan menunggu agar lokasi telah dapat digunakan
baru pekerjaan mengikuti dapat dilaksanakan.
o Pekerjaan pembangunan pengaman pantai sangatlah spesifik karena
sangat tergantung pada pasang surut dari pantai dimana proyek itu
akan dibangun sehingga Metode Pelaksanaan Proyek harus dibuat
dengan baik dengan mempertimbangkan hal tersebut.
o Juga harus dipertimbangkan tentang jalur masuk material ke lokasi
proyek.
5.6. Hal Khusus dalam PDM
Dagling merupakan suatu keadaan, di mana terdapat beberapa kegiatan
yang tidak memiliki pendahulu (predecessor) atau kegiatan yang mengikuti
(successor). Agar hubungan tetap terikat digunakannya dummy node sebagai
kegiatan semu baik pada start, maupun pada finish.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
124
5.7. Menggunakan Microsoft Project dalam Perencanaan Jadwal
Microsoft Project adalah salah satu software yang sering digunakan dalam
pembuatan jadwal. Untuk mendapatkan software ini sangatlah mudah karena
merupakan satu kesatuan dengan Microsoft Office.
Microsoft Project (MS Project) adalah program yang sangat baik dalam
merencanakan dan mengelola besaran berbagai proyek. Dari memenuhi tenggat
waktu penting dan anggaran untuk memilih kanan sumber daya, lebih mudah
dan lebih intuitif untuk menjadi lebih produktif dan mewujudkan hasil yang lebih
baik .
MS Project merupakan tools yang dapat membantu peyusunan
perencanaan dan pemantauan jadwal suatu proyek. Tools tersebut sangat
membantu dalam perhitungan jadwal suatu proyek secara terperinci kegiatan
demi kegiatan yang merupakan keluaran dari Microsoft.
MS. Project membatu melakukan perencanaan dan dan pemantauan terhadap
penggunaan sumberdaya. Aplikasi tersebut juga dapat mencatat kebutuhan
tenaga kerja pada setiap sektor kegiatan, mencatat jam kerja para pegawai, jam
lembur, dan perhitungan pengeluaran biaya tenaga kerja pada beberapa
kegiatan. Tools ini juga dapat menyajikan laporan pada setiap posisi sesuai
perkembangan yang terjadi pada proyek.
a. Controlling
Salah satu fase dalam siklus manajemen adalah fase pengontrolan. Fase
pengontrolan merupakan fase untuk memonitor dan mengontrol
kemajuan proyek, Intensitas pencatatan sangat tergantung dari tingkat
kerumitan dan besar kecilnya suatu proyek.
Pencapaian sasaran yang telah ditetapkan tidaklah cukup hanya dengan
organisasi dan kepemimpinan yang handal serta motifasi bekerja yang
tinggi. Tanpa disertai dengan pengawasan dan pengendalian, maka
mustahil proyek dapat berjalan dengan baik.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
125
Tujuan pengawasan dan pengendalian adalah memantau, mengkaji
mengadakan koreksi, dan membimbing agar yang telah ditetapkan bisa
terlaksana sesuai dengan perencanaan. Pelaksanaan proyek berlangsung
dengan sangat cepat sehingga bila tidak dilakukan pengawasan dan
pengendalian yang cukup akan mengakibatkan terjadinya penyimpangan
yang sulit untuk diperbaiki. Sistem pengendalian yang realistis perlu
dilengkapi dengan metode yang dapat segera memberikan petunjuk atau
mengungkapkan adanya penyimpangan (varian).
b. Penyimpangan
Mengidentifikasi penyimpangan berarti menganalisa data-data pelaporan
pelaksanaan kegiatan pada waktu tertentu dan membandingkannya
dengan yang telah direncanakan. Pewrbedaan pada jadwal berarti
penyimpangan terhadap waktu, sedangkan perbedaan terhadap biaya
berarti penyimpangan terhadap anggaran. Macam penyimpangan yang
sering ditemui dalam melaksanakan proyek adalah :
o Penyimpangan waktu terhadap jadwal
o Penyimpangan biaya terhadap anggaran.
o Tanggal mulai terhadap rencana.
o Tanggal selesai terhadap rencana.
o Jumlah sumber daya terhadap anggaran.
c. Konsep nilai hasil
Selain dapat menunjukkan prestasi kegiatan, earned value concept dapat
pula memperkirakan keadaan masa depan proyek. Proyeksi masa depan
proyek merupakan informasi yang sangat berguna bagi pengelolaan
maupun pemilik, karena dengan informasi tersebut dapat disusun
langkah-langkah selanjutnya. Konsep nilai hasil atau earned value consept
adalah menghitung besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai
dengan kegiatan yang telah diselesaikan.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
126
d. Mengitegrasi Anggaran dan Jadwal
Metode kurva S bertujuan mengetahui nilai kegiatan yang telah
diselesaikan. Dengan demikian, tercermin kemajuan pelaksanaan
kegiatan yang direncanakan dalam kontrak. Berbeda dengan metode
earned value yang mengidentifikasi antara biaya yang dikeluarkan dengan
yang direncanakan. Metode tersebut memadukan unsur-unsur prestasi,
biaya, dan jadwal.
Analisa dengan metode tersebut memerlukan indikator-indikator sebagai
berikut:
ACWP (Actual Cost of Work Performance) yaitu jumlah biaya yang
sesungguhnya terpakai untuk kegiatan yang telah dilaksanakan dalam
kurun waktu tertentu.
BCWP (Bubgeted Cost of Work Performance) yaitu jumlah anggaran yang
yang senilai untuk kegiatan yang telah dilaksanakan.
BCWS (Bubgeted Cost of Work Scheduled) yaitu anggaran yang
direncanakan untuk kegiatan yang dilaksankan.
e. Analisa Penyimpangan Jadwal dan Biaya
Melalui indikator di atas, kinerja pengelolaan biaya dan jadwal dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Perbedaan Jadwal (Schedule Variance),
SV = BCWP-BCWS
Schedule Variance = 0, proyek tepat waktu
> 0, lebih cepat
<cv =” BCWP-”variance =”0,”>0, biaya lebih kecil/hemat
<spi=”BCWP/BCWS” spi =” 1,”> 1, proyek lebih cepat
< cpi =” BCWP/ACWP” cpi =” 1,”> 1, biaya proyek lebih kecil
< etc =” (BAC-BCWP)/CPI”>Mempercepat Waktu Penyelesaian
Waktu yang disediakan oleh pemilik proyek terkadang sangat terbatas.
Hal tersebut dikarenakan keterlambatan dalam perencanaan atau
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
127
keperluan mendesak untuk segera menyelesaikan poroyek. Hal lain bisa
karena perubahan situasi pasar. Setelah kegiatan berlangsung beberapa
waktu, pemilik ingin mempercepat penyelesaian proyek agar produksi
yang dihasilkan dapat mengisi pasar mendahului saingannya. Kekurangan
waktu juga dapat terjadi karena kendala-kendala lapangan.
f. Percepatan Jadwal
Untuk dapat menyelesaikan proyek dengan waktu yang tersedia, jadwal
pelaksanaan pada kegiatan-kegiatan yang berada pada lintasan kritis
perlu dipercepat. Cara terbaik untuk mempercepat selesainya suatu
kegiatan adalah dengan menambah sumber daya sehingga produktivitas
perharinya meningkat. Akan tetapi keterbatasan sumberdaya seringkali
menjadi hambatan yang sangat serius. Ada beberapa langkah yang
diambil untu dapat mempercepat proyek tanpa menambah sumberdaya
yang telah ada.
- Tanpa Tambahan Biaya
Untuk dapat menyelesaikan kegiatan lebih cepat, biasanya biaya
tambahan yang dibutuhkan lebih besar dari harga standar. Akan tetapi
ada beberapa cara/kiat untuk mempercepat jadwal proyek tanpa
menambah biaya, yaitu mengatur kembali jadwal yang terlambat.
- Kegiatan Tumpang Tindih
Setiap kegiatan di dalam proyek memiliki hubungan ketergantungan,
dimana sebuah kegiatan tidak berarti bila tidak bermanfaat bagi
kegiatan lainnya. Penghubung tugas memerlukan hubungan mulai –
selesai (finish to start) antar tugas yang dipilih. Jika suatu kegiatan
selesai, kegiatan berikutnya bisa dimulai. Akan tetapi aturan dasar
tersebut akan banyak menghabiskan waktu. Pemendekan waktu dapat
dilakukan dengan penumpukan kegiatan sehingga akan mempercepat
waktu tunggu dimulainya suatu tugas. Usaha menyusun kembali urutan
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
128
kegiatan yang mengikuti logika ketergantungan akan dipermudah
dengan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
Kegiatan apa yang harus dimulai terlebih dahulu
Kegiatan apa yang berikutnya akan dikerjakan
Adakah kegiatan-kegiatan yang dapat berlangsung sejajar
Pelukah kegiatan tertentu menunggu kegiatan yeng lain.
- Memutus atau Memindahkan Hubungan Ketergantungan.
Hubungan ketergantungan antar kegiatan terkadang juga berdasarkan
pemanfaatan tenaga kerja bukan secara teknis. Hubungan
ketergantungan yang demikian dapat diputuskan atau memindahkannya
apabila ketergantungan tersebut dapat menyebabkan keterlambatan.
- Saling Tukar Tenaga Kerja
Penambahan tenaga kerja pada kegiatan yang berada pada lintasan
kritis dapat mempercepat selesainya proyek. Akan tetapi, keterbatasan
tenaga kerja selalu menjadi kendala. Cara lain untuk menambah tenaga
kerja pada kegiatan lintasan kritis adalah dengan mengambil atau
memindahkan tenaga kerja yang berada pada kegiatan yang tidak kritis.
Akibat hal tersebut, kegiatan yang dipindah tenaga kerjanya menjadi
tertunda. Selama kegiatan tersebut tertunda dalam batas waktu luang
(free float) tidaklah menjadi masalah. Metode saling tukar tenaga kerja
dapat dipakai bila tenaga kerja yang dipertukarkan memiliki keahliah
yang sama. Akan tetapi bila keahliannya berbeda, mereka tidak dapat
dipertukarkan.
- Membeli Waktu dengan Biaya
Kegiatan-kegiatan dapat diselesaikan dengan biaya normal dan waktu
normal pula, Jika ingin diselesaikan dengan waktu dipercepat, maka
biaya akan meningkat. Proses mempercepat waktu dikenal dengan
cresh program. Cara tersebut dapat dilakukan apabila penambahan
jumlah sumber daya ( tenaga kerja, material,peralata,biaya) tidak
menjadi kendala. - Penambahan Sumber Daya Berkualitas
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
129
Penambahan sumber daya yang kualitasnya lebih baik dapat
mempercepat waktu kegiatan, namun biaya penggunaan sumber daya
tersebut berbeda dengan biaya sumber daya yang normal. Prosedur
untuk mempersingkat waktu dengan penambahan sumber daya adalah
sebagai berikut:
Tentukan lintasan kritis yang sangat berpengaruh terhadap waktu
akhir proyek.
Tentukan biaya normal masing-masing kegiatan.
Menghitung penambahan (slope) masing-masing kegiatan.
Mempercepat kegiatan pada lintasan kritis yang penambahan
biayanya paling murah.
Penambahan Waktu Kerja atau Lembur
Penambahan tenaga kerja seringkali menjadi hambatan. Hal
tersebut disebabkan sulitnya mencari tenaga kerja yang terampil
atau sesuai dengan kebutuhan. Keterbatasan ruang kerja untuk
menyelesaikan kegiatan juga mengakibatkan tidak efektifnya
penambahan tenaga kerja. Metode yang dapat dilakukan untuk
mengantisipasi keterlambatan proyek adalah dengan penambahan
jam kerja atau lembur, dimana penurunan kinerja dan penambahan
biaya tenaga kerja pada penambahan waktu tetap ditoleransi.
Pelaksanaan metode lembur harus terlebih dahulu memenuhi kriteria-
kriteria berikut:
- bersedianya pekerja untuk lembur
- adanya ijin dari owner/pemilik proyek
- tersedianya sarana untuk melaksanakan kerja lembur
5.7.1. Langkah-Langkah Menggunakan Ms. Project
Memulai Ms. Project
1. Pada Taskbar, klik Start, menu start akan ditampilkan.
2. Pada menu Start, pilih programs, lalu klik Microsoft Project.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
130
Gambar 5.9. Menjalankan Microsoft Project
Setelah itu akan muncul tampilan lembar kerja Microsoft Office Project
2007 seperti berikut:
Gambar 5. 10. Lembar Kerja MS-Project
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
131
Lembar kerja tersebut terbagi dua dan dipisahkan oleh pembatas yang
dapat digeser-geser dengan mouse, sebelah kiri adalah data masukan (task
sheet) dan sebelah kanan adalah diagram gantt chart.
Lembaran task sheet pada tampilan gantt chart terdiri dari field-field
(kolom):
Task Name, adalah nama kegiatan. Sebuah proyek akan terdiri dari
beberapa kegiatan. Masing-masing kegiatan menempati satu baris.
Duration, adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan.
Pada kolom ini berisikan lamanya kegiatan yang dilakukan, satuannya
adalah:
w untuk minggu (weeks)
d untuk hari (days)
h untuk jam (hours)
m untuk menit (minutes)
mo untuk bulan (month)
Start, untuk data tanggal kapan kegiatan tersebut dimulai. Data pada kolom
ini akan menyesuaikan sendiri jika ada keterkaitan (link) kegiatan tersebut
dengan kegiatan lain.
Finish, kolom ini otomatis akan terisi dengan kapan kegiatan tersebut akan
selesai jika telah ditentukan durasi dari kegiatan tersebut.
Predecessors, adalah suatu kegiatan yang harus dimulai atau selesai
sebelum kegiatan pada baris ini dilaksanakan. Dalam suatu proyek, suatu
kegiatan senantiasa saling berkaitan dengan kegiatan yang lain sehingga
antara suatu kegiatan dengan kegiatan yang lain memiliki hubungan. Jika
kegiatan B terkait hubungan dengan kegiatan A, maka kegiatan A dikatakan
predecessor bagi kegiatan B, dan sebaliknya kegiatan B sebagai successor
bagi kegiatan A. Kolom predecessor diisi dengan nomor baris dan jenis
hubungan ketergantungan.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
132
Resources Name, digunakan untuk menuliskan sumber daya yang
digunakan atau yang bertanggung jawab.
5.7.2. Membuat Rencana Proyek Baru
Untuk memulai suatu proyek dengan menggunakan Microsoft Project hal
pertama yang harus dilakukan adalah membuat jadwal baru. Langkah-langkah
yang dilakukan untuk membuat jadwal baru adalah:
1. Pada lembar kerja Microsoft Project 2007 pilih menu project→project
information.
Gambar 5.11. Project Information pada MS-Project
2. Klik panah bawah start date. Kalender pemilih akan muncul, lalu pilih tanggal
dimulainya proyek kemudian kalender akan ditutup dan tanggal akan
ditampilkan pada kotak start date.
3. Setelah data tanggal dimulainya proyek diisi, maka Klik Ok, kotak dialog
project information akan ditutup.
Langkah selanjutnya adalah memasukkan informasi berupa data-data
tentang proyek, seperti perincian proyek, nama perusahaan, subyek, manejer
proyek, dan komentar ke dalam file proyek dengan cara sebagai berikut:
1. Pilih menu File → Properties → Summary
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
133
Gambar 5.12. Project Properties
2. Pada kotak Title, dapat diisi nama perusahaan, nama proyek, dll.
3. Pada kotak Subject, dapat diisi nama pekerjaan atau sub proyek, dll.
4. Pada kotak Author, dapat diisi nama pemilik proyek, pelaksana proyek, dll.
5. Pada kotak Manager, dapat diisi manejer proyek. Untuk kotak yang lain diisi
sesuai kebutuhan.
6. Setelah selesai mengisi semua data, Klik OK, kotak dialog Properties ditutup.
5.7.3. Memasukkan Jenis Pekerjaan dalam task name
Setelah memasukkan tanggal dimulainya proyek, langkah selanjutnya
yang harus dilakukan adalah memasukkan jenis-jenis pekerjaan yang merupakan
bagian dari proses pelaksanaan proyek di lapangan. Untuk memasukkan jenis-
jenis pekerjaan dalam proyek, terlebih dahulu program Microsoft Project 2007
harus aktif pada bagian Gantt Chart yang ada pada View Bar. Untuk mengisi
jenis-jenis pekerjaan pada kolom Task Name, langkahnya adalah sebagai berikut:
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
134
1. Klik atau aktifkan pointer mouse pada baris Task Name.
2. Ketik nama pekerjaan dan kemudian tekan Enter.
Gambar 5.13. Memasukan Kegiatan dalam lembar kerja
5.7.4. Memasukkan Durasi Pekerjaan
Waktu Pelaksanaan Pekerjaan atau Duration adalah jumlah hari yang
digunakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Dalam Microsoft Project 2007,
durasi suatu pekerjaan secara default akan diberikan 1 days (hari). Untuk
pengisian kolom Duration dari suatu pekerjaan, caranya sama dengan pengisian
pekerjaan pada Task Name yaitu dengan mengisi langsung pada kolom duration.
Perhitungan durasi didasarkan pada jumlah volume pekerjaan dibagi
dengan kapasitas kerja. Ada juga yang memasukkan langsung durasi pekerjaan
berdasarkan pengalaman.
Satuan atau inisial yang digunakan untuk mengisi durasi yaitu menit
(mins), jam (hrs), hari (days), minggu (wks), dan bulan (mons). Untuk
memasukkan durasi ke kolom Duration dengan satuan hari tidak perlu ditulis
lengkap karena secara otomatis akan ditambahkan satuannya.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
135
5.7.5. Menyusun Kalender Kerja
Kalender kerja proyek atau Project Calendar adalah jadwal kerja yang
dipakai selama proyek berjalan, baik dalam ukuran bulan maupun tahun dengan
jadwal kerja yang tetap.
Pada kondisi default, Microsoft Project 2007 memiliki jadwal kerja standar
sebagai berikut:
Hari kerja per minggu adalah 5 hari kerja, yaitu senin sampai dengan jumat.
Dalam 1 hari adal 8 jam kerja, yaitu dimulai pada jam 08:00 sampai dengan
jam 12:00. Istirahat 1 jam. Jam kerja dimulai kembali pada jam 13:00 sampai
dengan jam 17:00
Pada kondisi default hari libur khusus tidak terpasang.
Dalam penanganan proyek sebenarnya di lapangan belum tentu sesuai
dengan standar jadwal kerja default yang disediakan oleh Microsoft Project 2007.
Untuk itu Microsoft Project 2007 memberikan keleluasaan bagi kita untuk
mengatur jadwal kerja sendiri sesuai dengan kebutuhan proyek yang sedang
berjalan.
Untuk mengubah jadwal kerja dapat dilakukan dengan memilih menu
Tools → Change Working Time dan mengubah sesuai dengan keinginan kita.
Gambar 5.14. Mengatur Kalender
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
136
5.7.6. Mengatur Ketergantungan Antar Kegiatan/Pekerjaan
Dalam sebuah proyek selalu keterkaitan antara pekerjaan merupakan hal
yang sangat penting karena akan sangat mempengaruhui penjadwalan dan
waktu pelaksanaan proyek. Dalam keterkaitan antar pekerjaan memiliki
pengertian bahwa ada Pekerjaan yang mendahului dan disebut dengan
predecessor dan pekerjaan yang belakangan disebut dengan successor. Suatu
jenis pekerjaan bisa mempunyai lebih dari satu predecessor, jadi untuk penulisan
hubungan predecessor cukup dengan memasukkan nomor baris dari
predecessornya.
Pengisian predecessor dapat dilakukan dengan cara:
1. Klik atau aktifkan pointer mouse pada baris predecessor yang akan diisi,
kemudian ketik nomor urut pekerjaan yang akan dijadikan predecessor dan
tekan enter.
2. Selain itu pula dengan menggunakan Task Information dan mengetikkan
predecessor dari kegiatan yang dimaksud.
Untuk menampilkan jendela Task Information pilih menu Project → Task
Information sehingga akan tampil jendela Task Information seperti gambar
berikut:
Gambar 5.15. Task Information dan pengaturan predecessor
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
137
Setelah jendela Task Information terbuka, aktifkan tabulasi predecessor
yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1. Name, berisi nama perkerjaan yang akan diisi predecessornya.
2. Duration, berisi durasi pekerjaan tersebut.
3. ID, akan terisi secara otomatis sesuai dengan nama pekerjaan yang kita pilih
pada kolom Task Name.
4. Task Name, pilih nama pekerjaan yang akan dijadikan predecessor. Untuk
jumlah pekerjaannya bisa lebih dari 1 jenis pekerjaan.
5. Type, diisi dengan jenis hubungan ketergantungan antara predecessor dan
successor.
6. Lag, diisi dengan nilai Lag Time dan Lead Time, nilainya dengan memilih
pilihan yang telah ada dengan menggeser scrollbar.
5.7.7. Hubungan lag time dan lead time
Dalam hubungan antar pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain
terkadang terjadi penumpukan dan tenggang waktu. Microsoft Project 2007,
penumpukan dan tenggang waktu antar pekerjaan dibedakan menjadi 2 macam;
• Lag Time merupakan tenggang waktu antara selesainya suatu pekerjaan
dengan dimulainya pekerjaan yang lain. Penulisan Lag Time disimbolkan
dengan tanda plus (+). Contohnya, pekerjaan pengecatan bisa dilaksanakan
2 hari setelah pekerjaan plesteran selesai, maka predecessornya ditulis 2FS +
2d.
• Lead Time merupakan penumpukan waktu antara selesainya suatu
pekerjaan dengan dimulainya pekerjaan yang lain. Untuk penulisan Lead
Time disimbolkan dengan tanda (-). Contohnya, pekerjaan plesteran sudah
harus dimulai 2 hari sebelum pekerjaan pemasangan genteng selesai, maka
predecessornya ditulis 2FS – 2d
5.7.8. Batasan pekerjaan (constrain)
Microsoft Project 2007 mengenal delapan constrain pekerjaan, yaitu:
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
138
a) As Soon As Possible (ASAP), artinya pekerjaan harus dilaksanakan
sesegera mungkin.
b) As Late As Possible (ALAP), artinya pekerjaan dilaksanakan selambat
mungkin
c) Finish No Early Than (FNET), artinya pekerjaan harus diselesaikan pada
tanggal tertentu atau sesudahnya.
d) Start No Early Than (SNET), artinya pekerjaan harus dimulai pada tanggal
tertentu atau sesudahnya.
e) Finish No Later Than (FNLT), artinya pekerjaan harus diselesaikan pada
tanggal tertentu atau sebelumnya.
f) Start No Later Than (SNLT), artinya pekerjaan harus diselesaikan pada
tanggal tertentu atau sebelumnya.
g) Must Finish On (MFO), artinya pekerjaan harus selesai pada tanggal yang
telah ditentukan.
h) Must Start On (MSO), artinya pekerjaan harus selesai pada tanggal yang
telah ditentukan.
Langkah-langkah untuk melakukan constrain pekerjaan tersebut, yaitu
dengan:
1. Dari menu View pilih perintah Gantt Chart.
2. Pilih tugas yang bersangkutan kemudian dari menu Project pilih perintah
Task information, atau klik ganda tugas yang bersangkutan, sehingga akan
tampil kotak dialog Task Information.
3. Dari kotak dialog Task Information pilih kotak Advanced.
4. Kemudian pada kotak Constrain pilih jenis Constrain yang tersedia.
5. Klik OK.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
139
Gambar 5.16. Advanced melalui Task Information
5.7.9. Menentukan jalur kritis
Jalur kritis adalah jalur yang aktivitasnya tidak boleh terlambat karena
akan mempengaruhi umur proyek. Dalam Microsoft Office Project 2007 jalur
kritis secara otomatis dapat ditampilkan pada Gantt Chart dengan menggunakan
fasilitas Gantt Chart Wizard yang dapat dilakukan dengan langkah-langkah
berikut:
a) Dari menu Format pilih Gantt Chart.
b) Klik Next.
c) Pilih Critical Path lalu klik Next.
d) Pili Resources and Dates lalu klik Next.
e) Pilih pilihan Yes lalu klik Finish.
f) Klik Format it. Gantt Chart akan diformat dan akan menampilkan baris
Gantt Chart berwarna merah untuk aktivitas kritis dan warna biru untuk
aktivitas non-kritis.
g) Klik Exit Wizard. Gantt Chart akan ditutup dan jalur kritis akan
ditampilkan.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
140
A. Critical Task
Suatu pekerjaan yang tanggal selesainya harus sesuai dengan jadwal proyek
biasa disebut dengan Critical Task. Karena jika pekerjaan ini tidak selesai
sesuai jadwal maka akan menyebabkan pekerjaan berikutnya tertunda
pelaksanaannya. Untuk menandai pekerjaan yang merupakan Critical Task
dapat dilakukan dengan menggunakan menu Format → Text Style. Pada
bagian Item To Change, pilih Critical Task serta warna yang berbeda dengan
warna hiuruf task lain.
B. Slack
Slack adalah jumlah waktu suatu task yang meleset dari jadwal yang telah
ditentukan. Sementara itu dengan tertundanya task tersebut akan
mengakibatkan task lain yang merupakan successor tertunda
pelaksanaannya, atau yang lebih kompleks dapat mengakibatkan
tertundanya penyelesaian proyek.
Dalam hal ini kita mengenal dua istilah slack, yaitu free slack dan total slack.
1. Free Slack adalah jumlah waktu task yang dapat ditunda sehingga
keterlambatan tersebut mengakibatkan task yang lain ikut terlambat
2. Total Slack adalah jumlah waktu task yang dapat tertunda sehingga
keterlambatan tersebut mengakibatkan tertundanya penyelesaian
proyek.
Untuk mengetahui mengetahui jumlah slack yang ada pada sebuah proyek,
baik Free Slack maupun Total Slack dapat dilakukan dengan menggunakan menu
View→ Table → More Table → Schedule.
5.7.10. Penggunaan sumber daya pada proyek
Dalam sebuah proyek ada satu bagian yang tidak mungkin bisa
ditinggalkan, yaitu sumber daya. Dalam Microsoft Office Project 2007, sumber
daya yang terlibat dalam sebuah proyek meliputi sumber daya manusia dan
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
141
sumber daya material yang disebut resource. Resource inilah yang bertugas
mengelola sumber daya dan melaksanakan proyek tersebut.
a. Mengisi resource dalam task
Setelah memasukkan nama-nama Task Name, durasi, tanggal mulai,
tanggal selesai, serta menghubungkan antara pekerjaan yang satu dengan
pekerjaan yang lain, langkah yang harus dilakukan adalah memasukkan nama-
nama resource yang akan terlibat dalam pekerjaan tersebut. Pengisian Resource
Name dapat dilakukan dengan cara:
1. Mengetikkan secara langsung nama dan jumlah sumber daya yang
diperlukan pada Resource Name.
Aktifkan pointer mouse pada kolom Resource Name dari pekerjaan
yang akan diisi resourcenya.
Pilih nama resource dan ketik jumlahnya yang diapit dengan tanda
kurung ([jumlah]). Untuk resource bertipe work ketik dalam nilai
ratusan (2 orang = 200), untuk resource yang bertipe material cukup
dituliskan jumlahnya saja, serta dengan format sebagai berikut: Nama
resource [jumlah].
Untuk nama resource berikutnya, gunakan tanda pemisah (;),
sehingga akan memiliki format sebagai berikut: nama resource
[jumlah]; resource berikutnya [jumlah].
2. Selain dengan mengetikkan langsung, resource name juga dapat diisi
melalui Task Information. Untuk menampilkan Task Information pilih
menu Project → Task Information seperti gambar berikut:
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
142
Gambar 5.17. Recource dalam task
Setelah jendela Task Information terbuka, aktifkan tabulasi resource.
Pada Resource Name, ketik nama resource. Masukkan jumlah resource yang
diperlukan pada bagian units.
Resource sheet
Untuk membuat atau menentukan daftar resource digunakan lembar
kerja tersendiri yang tidak menyatu dengan Gantt Chart Table. Lembar kerja ini
disebut dengan Resource Sheet. Prosedur untuk mengaktifkan lembar kerja
Resource Sheet adalah:
1. Pilih menu View → Resource Sheet.
2. Klik ikon Resource Sheet pada bagian View Bar. Apabila jendela View Bar
belum tampil, tampilkan dengan menggunakan menu View → View Bar.
Resource Sheet berisi nama-nama tenaga kerja yang digunakan dalam
keseluruhan proyek beserta seluruh detail resource tersebut. Pada bagian
Resource Sheet terdapat bagian-bagian atau kolom-kolom sebagai berikut:
a) Resource Name, diisi dengan nama-nama sumber daya baik sumber daya
tenaga kerja maupun material.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
143
b) Type, digunakan untuk memasukkan tipe resource dengan 2 pilihan yaitu
work dan material.
c) Material Label, diisi dengan satuan untuk resource yang bertipe material,
misalnya untuk semen sak, pasir m3 dan lain-lain.
d) Initials, merupakan singkatan dari nama-nama resource pada kolom
Resource Name, misalnya kepala tukang batu disingkat KTB.
e) Group, digunakan untuk memasukkan nama kelompok dari sumber daya
tersebut.
f) Max. Units, digunakan untuk menentukan jumlah sumber daya yang
digunakan selama proyek tersebut berlangsung.
g) Std. Rate, diisi dengan harga satuan untuk masing-masing sumber daya
yang berlaku untuk semua jenis sumber daya, baik tenaga kerja maupun
material.
h) Ovt. Rate, diisi dengan tarif lembur dari Resource Name tersebut.
i) Cost/Use, diisi khusus untuk sumber daya yang melakukan pekerjaan
secara borongan.
j) Accure At, berisi jenis pembayaran sumber daya tersebut yang dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu:
Start, yaitu jenis pembayaran yang diberikan pada saat pekerjaan
akan dimulai.
End, yaitu jenis pembayaran yang diberikan setelah selesai melakukan
pekerjaan.
Prorate, yaitu jenis pembayaran yang dilakukan berdasarkan
prosentase pekerjaan.
k) Base Calendar, berisi jenis kalender yang digunakan oleh sumber daya
tersebut.
l) Code, diisi dengan kode masing-masing sumber daya.
Sebelum menyusun nama-nama sumber daya, ada baiknya dibuat rincian
terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar nama-nama sumber daya yang disusun
dalam Resource Sheet akan sama dengan resource yang akan digunakan pada
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
144
proyek nantinya. Dengan demikian maka proyek tersebut akan terhindar dari
fluktuasi.
Langkah-langkah untuk memasukkan nama sumber daya ke dalam
Resource Sheet adalah sebagai berikut:
1) Klik atau aktifkan pointer mouse pada kolom Resource Name dan ketik
nama sumber daya, kemudian tekan Enter. Isi pula kolom-kolom lain yang
masih ada hubungannya dengan nama sumber daya tersebut.
2) Gunakan cara yang sama dengan langkah 1 untuk memasukkan nama-
nama sumber daya berikutnya.
3) Setelah mengisi Resource Name, isi semua kolom yang ada dalam
Resource Sheet sesuai dengan fungsi dari masing-masing kolom tersebut
b. Resource conflict
Conflict (konflik) dalam bahasa sehari-hari adalah masalah. Jadi Resource
Conflict adalah sumber daya yang mengalami masalah atau konflik. Konflik yang
dimaksud disini adalah penggunaan sumber daya yang tidak merata. Konflik pada
sumber daya dapat dilihat pada saat melakukan Resource Assignment atau
penyusunan sumber daya.
Langkah-langkah untuk mengetahui Resource Conflict adalah:
1) Menampilkan Toolbar Reource Management
Toolbar ini dapat digunakan untuk mempermudah pengaksesan tampilan-
tampilan yang diperlukan untuk mengatasi Resource Conflict. Untuk
menampilkan toolbar ini dapat dilakukan dengan menggunakan menu
View → Toolbar → Resource Management.
Gambar 5.18. Toolbar Resource Management
2) Resource Allocation View
Pada tampilan ini kita dapat menemukan tampilan dua jenis lembar kerja
sekaligus, yaitu tampilan Resource Usage dan tampilan task-task yang ada
pada sumber daya tersebut.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
145
Untuk menampilakn Resource Allocation, klik tombol Resource Allocation
View yang terdapat pada baris Toolbar Resource Management.
Pada tampilan ini tampak dua buah pane. Pane bagian atas menampilkan
Resource Usage yang berisi tentang pemakaian masing-masing sumber
daya pada tiap task. Sedangkan pane bagian bawah menampilkan
pemakaian sumber daya yang sedang aktif di bagian task-task apa saja.
Tampilan ini memperkirakan task-task mana saja yang sedang mengalami
konflik.
3) Task Entry View
Task Entry View merupakan bagian yang menampilkan dua buah pane.
Pane bagian atas menampilkan Task Usage, sedangkan pane bagian
bawah menampilkan informasi tentang sumber daya yang digunakan
pada masing-masing task. Untuk menampilkan Task Entry View klik
tombol Task Entry View yang ada pada toolbar Resource Management.
4) Go To Next Overallocation
Untuk mencari task dan resource mana saja yang mengalami
Overallocation, klik tombol Go To Next Overallocation yang ada pada
baris toolbar Resource Management. Fungsi dari tombol ini adalah untuk
mempermudah kita dalam mencari task atau resource yang mengalami
konflik.
c. Perataan terhadap sumber daya
Untuk meminimumkan fluktuasi kebutuhan sumber daya, maka
diperlukan suatu perataan terhadap sumber daya yang biasa disebut dengan
Resource Leveling. Resource Leveling dapat dilakukan dengan cara:
1) Mengganti durasi task
2) Mengganti jumlah resource pada suatu task
3) Mengubah hubungan antar task.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
146
5.7.11. Menyimpan file dan mengakhiri program Microsoft Office Project 2007
Semua proses yang telah dilakukan Microsoft Office Project 2007 harus
disimpan. Penyimpanan file pada program ini hampir sama dengan perintah
menyimpan file pada program-program Microsoft Office yang lain. Untuk file
yang belum pernah disimpan sebelumnya, pilih perintah File → Save As, atau klik
tombol save pada bagian toolbar.
Untuk membuka file yang pernah dibuat, dan melakukan penambahan
maupun pengurangan data pada lembar kerja tersebut, perlu dilakukan proses
penyimpanan data ulang. Penyimpanan data ulang bukan berarti menyimpan
data dengan nama baru, melainkan hanya melakukan penyimpanan terhadap
perubahan yang dilakukan pada file tersebut.
Setelah pekerjaan selesai, data-data telah disimpan dan kita ingin
menutup program Microsoft Office Project 2007, ada 3 cara yang dapat kita
lakukan, yaitu:
1) Klik tombol Close yang terdapat di sudut kanan atas.
2) Dari menu file klik perintah exit.
3) Pada keyboard tekan tombol ALT + F4.
5.8. Hal-hal lain yang dapat dikerjakan dalam MS-Project
5.8.1. Mengelompokkan Pekerjaan
Hal ini disebut outlining agar lebih mudah menganalisa dan mengubah
tugas menjadi rincian (Sub Task). Untuk itu yang Anda lakukan adalah :
1. Lakukan pengeblokan baris pekerjaan yang akan di-outlining, misalkan baris 2
sampai 4.
baris ke 1 tampak tercetak tebal yang disebut Summary Task. Sedangkan baris
2 sampai 4 agak masuk kedalam disebut Subtask. Apabila Anda melakukan
kesalahan dalam melakukan pengelompokan pekerjaan, kebalikan dari
INDENT adalah PROJECT, OUTLINE, OUTDENT. Sebagai latihan, lakukan hal
yang sama untuk daftar pekerjaan berikut ini :
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
147
3. Klik menu TOOLS, OPTIONS, VIEW, SHOW OUTLINE NUMBER jika ingin
menampilkan atau menyembunyikan simbol (bullet) click menu Project,
Outline, Show/Hide Outline Symbols.
5.8.2. Sumber Daya Dan Biaya
Nama pekerjaan, waktu mengerjakan, hingga hubungan pekerjaan telah
dibahas pada penyusunan daftar kerja. Pada bagian ini akan dibahas cara
menentukan Sumber Daya (Tenaga Kerja / Peralatan) dan hubungannya pada
tanggal selesai serta biaya-biaya yang diperlukan, baik biaya tidak tetap
(resource cost) yaitu berupa gaji karyawan ataupun sewa pwralatan dan biaya
tetap (fixed caost) yang merupakan biaya material yang diperlukan.
5.8.3. Membuat Resource Sheet
Yang dimaksud dengan resource sheet adalah daftar tenaga kerja atau
daftar peralatan yang tersedia. Untuk membuatnya, Anda dapat melakukan hal
berikut ini :
1. Klik menu VIEW, RESOURCE SHEET, atau klik Resource Sheet pada View Bar
sisi kiri tampilan, lalu masukan data sebagai berikut :
Catatan : untuk mengganti satuan dari $ ke Rp, klik TOOLS, OPTIONS, VIEW,
ganti tanda $ yang terdapat pada kotak symbols menjadi Rp dan jumlah
desimal 2 pada Decimals Unit diganti menjadi 0 (nol), klik OK.
2. Kembali ke lembar kerja dengan mengklik VIEW, GANTT CHART agar dapat
menempatkan Sumber Daya ke masing-masing pekerjaan.
3. Klik icon ASSIGN RESOURCES atau klik menu PROJECT, TASK INFORMATION,
pastikan pada view RESOURCES lalu sesuaikan data berikut ini :
5.8.4. Mengisi Biaya Tetap (Fixed Cost)
Yang dimaksud dengan biaya tetap adalah perhitungan bahan / material
yang digunakan dalam suatu task/pekerjaan. Sebagai contoh dalam melakukan
pekerjaan cor pondasi dibutuhkan berbagai material seperti penyekat, paku,
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
148
bekisting, pasir, semen, batu, dan lain-lain. Karena kompleksnya unsur yang
mempengaruhi biaya tetap, maka biaya tetap dilakukan diluar MS Project,
misalnya MS Excel, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah biaya yang telah
melalui proses perhitungan secara pasti. Selain itu pada umumnya biaya tetap
tidak mempengaruhi cepat atau tidak selesainya suatu pekerjaan. Berikut ini cara
mengisi biaya tetap :
1. Aktifkan Gantt Chart dengan meng-klik menu VIEW, GANTT CHART.
2. Klik menu VIEW, TABLE, COST maka di layar akan tampak tampilan sebagai
berikut :
3. Ketik biaya tetap pada kolom FIXED COST sesuai task name berikut ini :
Berikut ini adalah kolom-kolom yang terdapat pada tabel fixed cost:
- Fixed Cost Accrual menentukan bentuk pembayaran biaya tetap, apakah pada
saat dimulai (start), pembayaran berkala / diangsur (prorated), atau setelah
pekerjaan selesai (end). Dalam contoh diatas pekerjaan instalasi diganti
dengan end karena merupakan pekerjaan borongan.
- Total Cost = Fixed Cost +Resource Cost (gaji kali jam kerja). Contoh
perhitungan Total Cost :
Pembersihan lokasi =15000 + (1000 x 16), dimana 15000 adalah fixed cost,
1000 adalah upah pembantu per jam, dan 16 adalah lama mengerjakan
pembersihan lokasi dalam satuan jam.
Membuat gudang = 200000 + (128/2 +1500 +128/2 x 1000), dimana 200000
adalah fixed cost, 128 adalah waktu membuat gudang dalam satuan jam, 2
adalah jumlah tenaga yang mengerjakan yaitu tukang kayu dan pembantu,
1500 adalah upah tukang kayu per jam, dan 1000 adalah upah pembantu per
jam.
- Baseline = Total Cost apabila disimpan dalam Baseline dan menjadi kontrol
pengeluaran biaya (dibahas selanjutnya)
- Actual =adalah biaya nyata yang secara otomatis terjadi karena hasil tracking
(dibahas selanjutnya)
- Remaining = sisa biaya yang masih diperlukan (Total Cost – Actual Cost)
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
149
5.8.5. Menyesuaikan Kalender Kerja
1. Klik menu VIEW, RESOURCE SHEET.
2. Pastikan aktif di baris petama BASE CALENDAR sehingga tampak muncul tanda
lalu ganti semua base calendar standard menjadi MEI 2009, kecuali Tukang
Ledeng diganti dengan resource calendar TUKANG LEDENG dan Tukang Listrik
diganti menjadi TUKANG LISTRIK.
3. Jika ingin menampilkan total jam kerja :
a. Berdasarkan Task Name : klik VIEW, GANTT CHART, VIEW, TABLE, USAGE.
b. Berdasarkan Resources Name : klik VIEW, RESOURCE USAGE, atau klik
VIEW, MORE VIEWS, RESOURCE FORMS, APPLY, lalu klik NEXT untuk
melanjutkan menampilkan berdasarkan resources name lainnya.
5.8.6. Menampilkan Pekerjaan Kritis
Pekerjaan kritis adalah pekerjaan yang berpengaruh terhadap tanggal
selesai proyek, jika pekerjaan ini terlambat maka akan mempengaruhi pekerjaan
lainnya, begitu pula tanggal selesai proyek secara keseluruhan.
Berikut ini cara menampilkan pekerjaan kritis :
1. Aktifkan Gantt Chart dengan meng-klik menu VIEW, GANTT CHART, VIEW,
TABLE, ENTRY.
2. Klik menu FORMAT, TEXT STYLES sehingga di layar akan tampak kotak dialog
text styles.
3. kotak ITEM TO CHANGE lalu klik CRITICAL TASKS.
4.
untuk memilih warna biru, OK.
Perhatikan tampilan Gantt Chart, pada kolom task name terdapat task
berwarna biru tercetak miring.
5.8.7. Menampilkan Lintasan Kritis
Untuk menampilkan Lintasan Kritis dapat dilakukan dengan Klik Icon
GANTT CHART WIZARD atau klik menu FORMAT, GANTT CHART WIZARD, lalu
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
150
akan muncul kotak dialog Gantt Chart Wizard, klik NEXT, kemudian layar akan
tampak seperti ini :
5.8.8. Mengatasi Konflik Kekurangan Tenaga
Untuk mengatasi konlik terdapat 2 cara, yaitu cara MANUAL yang terdiri
dari dari :
1. Mengurangi jumlah resource pada task yang mengalami konflik.
2. Menambah jumlah resource yang kurang pada tanggal terjadinya konflik.
3. Menggantikan resource yang kekurangan dengan resource lain.
4. Melemburkan resources pada hari liburnya.
5. Menggeser Jadwal Task yang mengalami konflik.
6. Mengubah hubungan antar task.
7. Alternatif cara manual diatas dapat dilakukan secara langsung dari Gantt
Chart dengan memperhatikan prioritas penyelesaian pekerjaan.
5.8.9. Baseline dan Tracking
Gambaran pelaksanaan proyek/pekerjaan telah tercapai setelah berhasil
menyusun daftar kerja (task name) yang dilengkapi dengan waktu (durasi),
hubungan pekerjaan (predecessor), dan siapa yang akan mengerjakan, serta
telah teratasinya pekerjaan kritis dan konflik maka selanjutnya adalah
menetapkan rencana kerja tersebut sebagai perbandingan yang disebut
BASELINE dengan realitas pekerjaan yang disebut TRACKING.
a. Membuat Baseline
Baseline dapat dilakukan untuk seluruh pekerjaan atau sebagian
pekerjaan yang telah disetujui. Dan Jadwal akan menjadi acuan / potret
sementara Jadwal yang akan menjadi pembanding apabila terjadi perubahan
rencana. Pada contoh ini akan dibuat baseline untuk seluruh pekerjaan.
1. Aktifkan Gantt Chart dengan meng-klik menu VIEW, GANTT CHART.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
151
2. Klik menu TOOLS, TRACKING, SAVE BASELINE, akan tampak tampilan sebagai
berikut :
3. Pastikan aktif SAVE BASELINE, ENTIRE PROJECT, klik OK.
4. Klik VIEW, TABLE COST perhatikan kolom BASELINE saat ini telah terisi
nominal biaya yang diperlukan.
Sebagai pengawas proyek Anda masih memiliki kesempatan dalam
melakukan perubahan-perubahan, misalnya durasi MEMBUAT GUDANG yang
sebelumnya 4 diganti dengan 3 hari, sehingga akan terjadi selisih (keuntungan)
pada kolom VARIANCE. Perubahan-perubahan yang dapat dilakukan untuk
memperoleh gambaran keuntungan sebelum proyek terlaksana merupakan
manfaat Baseline.
b. Melakukan Tracking
TRACKING adalah mengaktualisasikan kenyataan di lapangan ke rencana
kerja sehingga akan dapat dianalisa apakah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan
volume kerja yang telah dilaksanakan. Tracking dapat dilakukan apbila kita telah
mengisi sebagian / atau seluruh prosentase pekerjaan yang telah dilakukan.
Misalnya pekerjaan mengecor kolom telah sampai pada prestasi 50%. Anda
dapat mengisikan prosentase pekerjaan yang telah dicapai pada TASK
INFORMATION.
Sedang cara melakukan Tracking adalah sebagai berikut :
1. Aktifkan baris pekerjaan yang telah terealisasi (tracking) dari Gantt Chart.
2. Klik menu TOOLS, TRACKING, UPDATE TASK, berikut tampilan di layar.
3. Isi % Complete dengan 75, Actual dur dengan 1 d, Actual Start dengan
5/3/1999 (3 Mei 1999), dan Actual Finish dengan 5/3/99, klik OK.
4. Klik VIEW, MORE VIEWS, TRACKING GANTT untuk menampilkan hasil
pengaktualisasian pekerjaan.
Selain mengaktualisasikan realita volume pekerjaan dengan tracking,
dapat juga dilakukan melalui TASK INFORMATION.
a. Klik menu PROJECT, TASK INFORMATION
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
152
b. Isi kotak Percent Complete dengan prosentase volume pekerjaan yang telah
dilakukan, klik OK untuk mengakhiri.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mencatat jam kerja masing-
masing resource lalu mengisi jam kerja aktual melalui menu TOOLS, CHANGE
WORKING TIME sehingga perhitungan biaya sesuai dengan yang sesungguhnya
dan akan diperoleh laporan untung rugi dari hasil pekerjaan.
c. Menampilkan Laporan
Report atau laporan adalah merupakan hal yang paling penting di seluruh
aktifitas, dan pada bagian ini akan dibahas cara menampilkan laporan setelah
mengaktualisasikan pelaksanaan proyek, yaitu prosentase volume pekerjaan,
tanggal pelaksanaan, dan jam kerja pelaksana.
1. Klik menu VIEW, REPORTS sehingga diperoleh tampilan berikut ini:
2. Tentukan pilihan anda dengan uraian berikut ini :
a. OVERVIEW
b. Project Summary yaitu laporan tentang kondisi proyek untuk dikoreksi.
c. Top Level Taskberupa laporan hasil rangkuman.
d. Critical Task : laporan tentang pekerjaan yang harus diselesaikan tepat
waktu.
e. Milestone : laporan yang berdurasi 0 (nol)
f. Working Days : menampilkan Base Calendar.
d. Current Activities
1. Unstarted task : menampilkan daftar pekerjaan yang belum dimulai.
2. Task Started Soon : pekerjaan yang harus segera dimulai.
3. Task in Progress : pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
4. Completed Task : yaitu pekerjaan yang telah selesai total.
5. Should have started Task : pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai.
6. Slipping Task : yaitu pkerjaan yang sudah melewati tanggal pelaksanaan
namun belum terlaksana.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
153
e. Cost Report
1. Weekly Cash Flow : laporan tentang biaya yang harus dibayar dalam mingguan
2. Budget Report : menampilkan biaya-biaya secara urut dari biaya terbesar dan
terkecil.
3. Over Budget task : menampilkan pekerjaan yang kolom variancenya bernilai
positif (melebihi Baseline)
4. Over Budget Resources : Menampilkan data yang melebihi anggaran.
5. Earned Value : terdiri dari :
- BCWS (Budgeted Cost of Work Performed) yaitu biaya sesuai rencana dikali
volume pekerjaan.
- BCWP (Budgeted Cost of Work Performed) yaitu total prosentase (100%)
kali biaya yang direncanakan untuk setiap pekerjaan.
- ACWP (Actual Cost of Work Performed) : biaya yang sesungguhnya untuk
masing-masing pekerjaan.
- SV (Earned Value Schedule Variance) antara BCWP yaitu dengan ACWP>
- BAC (Budgeted At Completion) yaitu biaya yang dikeluarkan apabila
pekerjaan selesai dengan rencana.
- FAC (Forecast At Completion) yaitu biaya yang dikeluarkan apabila
pekerjaan selesai sesuai rencana.
- Variance : perbedaan antara biaya sesungguhnya dengan biaya yang
direncanakan.
5.8.10. Assignment
Who Does What : menampilkan daftar tenaga kerja dan pekerjaan
yang diJadwal kan.
Who Does What When : rincian masing-masing tenaga kerja pada task dan
tanggal berapa pekerjaan.
Weekly To Do List : menampilkan daftar pekerjaan dari masing-masing
tenaga kerja per minggu.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
154
Over Allocated Resource : daftar nama tenega yang mengalami kelebihan
pekerjaan.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
155
BAB VI
PENGENDALIAN PROYEK
Pengendalian adalah suatu proses/cara untuk mengarahkan, monitoring,
mengawasi, memeriksa, mengukur, membandingkan, mengevaluasi dan
melakukan perbaikan terhadap suatu pelaksanaan dan perencanaan.
Pengendalian dilakukan dengan tujuan agar pelaksanaan dan sasaran
proyek sesuai atau lebih baik dari perencanaan yang telah ditetapkan.
Yang merupakan obyek dari Pengendalian Proyek adalah Waktu, Biaya,
Mutu, Material, Tenaga, Alat yang disebut dengan Sumberdaya.
1.1. Fungsi dan Proses Pengendalian
Fungsi dan Proses dari Pengendalian yaitu :
1. Usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan
sasaran perencanaan,
2. Merancang sistem informasi,
3. Membandingkan pelaksanaan dengan standar menganalisis kemungkinan
adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar.
4. Mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya
digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.
1.2. Langkah-Langkah Proses Pengendalian
Langkah-langkah dalam proses pengendalian yaitu :
1. Menentukan Sasaran, Sasaran dihasilkan dari suatu perencanaan dasar dan
menjadi salah satu faktor pertimbangan utama dalam mengambil keputusan
untuk melakukan investasi atau membangun proyek.
2. Lingkup Kegiatan, Meliputi ukuran, batas, dan jenis pekerjaan yang harus
dilakukan.
3. Standar dan kriteria, ada bermacam-macam standar dan kriteria, yaitu
berupa:
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
156
o Satuan uang.
o Jadwal kerja
o Unit pekerjaan.
o Standar mutu, kriteria dan spesifikasi.
4. Merancang Sistem Informasi, berupa program komputer yang dapat
mengumpulkan, menganalisis, menyimpan, dan memproses data sehingga
menjadi informasi yang diperlukan.
5. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan, yaitu mengkaji segala sesuatu
yang dihasilkan oleh kegiatan pada butir 4.
6. Mengadakan tindakan pembetulan, yang berupa : realokasi sumber daya,
menambah tenaga kerja dan pengawasan, mengubah metode, cara, dan
prosedur kerja, atau mengganti peralatan yang digunakan.
1.3. Objek dan Aspek Pengendalian
Yang merupakan objek dan aspek dari pengendalian adalah:
1. Waktu/Jadwal, Dalam aspek ini objek pengendalian amat ekstensif dan
berlangsung sepanjang siklus proyek.
2. Organisasi dan Personil, Memantau apakah organisasi pelaksana proyek
dibentuk sesuai rencana, apakah pengisian personil telah memenuhi
kualifikasi, dan apakah jumlahnya telah mencukupi.
3. Anggaran Biaya dan Jam-Orang, pengendalian anggaran dan pemakaian jam-
orang berlangsung sepanjang siklus proyek.
4. Pengendalian pengadaan, meliputi masalah prosedur dan peraturan yang
diberlakukan.
5. Pengendalian lingkup kerja, berkaitan dengan aspek biaya.
6. Pengendalian mutu, berkaitan dengan tujuan pokok produk, mulai dari
menyusun program sampai kepada inspeksi dan uji coba produksi.
7. Pengendalian kerja, memantau dan mengendalikan aspek biaya dan jadwal
secara terpisah.
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
157
Dalam pengendalian proyek sering dijumpai pengendalian yang tidak
efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh :
a. Karakteristik proyek
Karakteristik proyek memang berbeda dan tidak mudah mengikuti kinerja
masing-masing kegiatan dan menyimpulkan menjadi laporan yang
terkonsolidasi.
b. Kualitas informasi
Informasi yang diberikan sangat mempengaruhi proses pengendalian.
Laporan yang tidak tepat pada waktunya dan tidak pandai memilih materi
akan mempengaruhi proses pengendalian.
c. Kebiasaan
Kebiasaan merupakan salah satu factor yang akan menyebabkan proses
pengendalian yang tidak efektif. Hal ini dapat disebabkan karena sulit
menyesuaikan diri dalam waktu yang relatif singkat.
Pengendalian proyek yang efektif yaitu :
a. Pengendalian yang menghasilkan proyek yang Tepat waktu dan peka
terhadap penyimpangan.
b. Bentuk tindakan yang diadakan tepat dan benar.
c. Terpusat pada masalah atau titik yang sifatnya strategis.
d. Mampu mengetengahkan dan mengko-munikasikan masalah dan
penemuan, agar koreksi dapat segera dilakukan.
e. Kegiatan pengendalian tidak lebih dari yang diperlukan.
f. Dapat memberikan petunjuk berupa perkiraan hasil pekerjaan yang akan
datang.
1.4. Metoda Pengendalian Proyek
Dalam pengendalian proyek dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai metode, dimana sangat tergantung pada apa yang akan dikendalikan.
Pengendalian dapat dilakukan terhadap Waktu, Biaya, Mutu, Material, Tenaga,
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.
158
Alat yang disebut dengan Sumberdaya. Jika pengendalian dilakukan terhadap
waktu, maka dapat digunakan metode-metode penjadwalan seperti:
1. Arrow Diagram Method
2. Metode Bar Chart dan Kurva ”S”
3. CPM
4. PERT
5. PDM
6. Dll.
Jika pengendalian dilakukan terhadap biaya, maka dapat dilakukan
dengan beberapa metode seperti:
1. Analisis Varian
2. Konsep nilai hasil
3. Analisis kecenderungan dan perkiraan
4. Rekayasa Nilai (Value Engineering)
5. Dll.
Jika pengendalian dilakukan untuk tujuan Mutu Proyek, maka dapat
dilakukan :
1. Pengecekan dan Pengkajian;
- Dengan gambar, alat, maket/model dan perhitungan
- Untuk mengetahui bawa kriteria, spesifikasi, dan standar telah dipenuhi
2. Pemeriksaan/inspeksi dan uji kemampuan peralatan;
- Sewaktu menerima material, selama proses pabrikasi, instalasi, dan
pemeriksaan akhir
3. Pengujian dan Pengambilan contoh;
- Menguji apakah material telah memenuhi kriteria yang ditentukan.
Contoh: Test destruktif / non destruktif dari obyek.
Saat ini, banyak software yang sudah menggabungkan antara fungsi
perencanaan dan pengendalian sehingga dengan menggunakan software
tersebut kita sudah dapat melakukan kedua fungsi manajemen proyek tersebut.
Sebagai Contoh adalah Microsoft Project.