158
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc. 1 ANALISIS INSTRUKSIONAL Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti dengan baik mata kuliah ini mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan melaksanakan teknik-teknik Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Mahasiswa mengetahui teknik-teknik perencanaan dalam proyek. Mahasiswa sanggup membuat perencanaan dengan metode Bar Chart dan Kurva S dengan baik dan benar. Mahasiswa mengetahui dan sanggup membuat perencanaan jadwal dengan menggunakan Metode Critical Path Mahasiswa mengetahui dan sanggup membuat perencanaan jadwal dengan menggunakan Project Evaluation and Review Tecnique (PERT) Mahasiswa mengetahui dan sanggup membuat perencanaan dan pengendalian jadwal dengan menggunakan Precedence Diagram Method (PDM) baik secara manual maupun dengan menggunakan MS-Project Mahasiswa mengetahui dan sanggup pengendalian dengan alokasi sumberdaya untuk mempercepat waktu pelaksanaan proyek dengan menggunakan Metode Critical Path Mahasiswa mengetahui teknik-teknik Pengendalian Proyek lainnya.

Buku Ajar Perencanaan Jadwal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

p3 Buku Ajar Perencanaan Jadwal

Citation preview

Page 1: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

1

ANALISIS INSTRUKSIONAL Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima)

Tujuan Instruksional Umum :Setelah mengikuti dengan baik mata kuliah ini mahasiswa mampumengetahui, memahami dan melaksanakan teknik-teknik Perencanaan danPengendalian Proyek.

Mahasiswa mengetahui teknik-teknik perencanaan dalam proyek.

Mahasiswa sanggup membuat perencanaan dengan metode Bar Chart danKurva S dengan baik dan benar.

Mahasiswa mengetahui dan sanggup membuat perencanaan jadwaldengan menggunakan Metode Critical Path

Mahasiswa mengetahui dan sanggup membuat perencanaan jadwaldengan menggunakan Project Evaluation and Review Tecnique (PERT)

Mahasiswa mengetahui dan sanggup membuat perencanaan danpengendalian jadwal dengan menggunakan Precedence Diagram Method(PDM) baik secara manual maupun dengan menggunakan MS-Project

Mahasiswa mengetahui dan sanggup pengendalian dengan alokasisumberdaya untuk mempercepat waktu pelaksanaan proyek denganmenggunakan Metode Critical Path

Mahasiswa mengetahui teknik-teknik Pengendalian Proyek lainnya.

Page 2: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

2

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN

Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima)

A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah

Mata Kuliah Perencanaan dan Pengendalian Proyek merupakan salah satu mata kuliah wajib untuk program studi Teknik Sipil S-1 di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi.

Mata Kuliah ini berisi pengetahuan yang komprehensif mengenai Teknik-teknik Perencanaan dan Pengendalian dari suatu proyek, sehingga mahasiswa yang mengikuti dan menyelesaikan mata kuliah ini dapat mengaplikasikannya pada dunia kerja mereka.

Untuk itulah mahasiswa harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan atau membuat perencanaan dan pengendalian suatu proyek melalui mata kuliah ini.

Mata kuliah ini berisikan beberapa teknik perencanaan jadwal yang dapat digunakan dalam perencanaan dan pengendalian proyek yang sering digunakan dalam industri jasa konstruksi saat ini.

Mata kuliah ini dilaksanakan dalam 15 tatap muka dengan durasi waktu 2 jam dimana dalam beberapa tatap muka dibagi atas penyajian materi, tanya-jawab dan beberapa tatap muka dilakukan dengan metode presentasi dan diskusi dari kelompok-kelompok yang ditentukan. Kelompok yang tidak melakukan presentasi harus memberikan pertanyaan kepada kelompok yang memaparkan materinya. Dalam diskusi ini staf pendidik akan mengarahkan agar seluruh mahasiswa akan terlibat dalam diskusi.

Rincian dari pelaksanaan perkuliahan akan dijabarkan dalam Jadwal Perkuliahan.

B. Tujuan Instruksional Umum

Tujuan instruksional Umum dari Mata Kuliah ini adalah setelah mengikuti dengan baik mata kuliah ini mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan melaksanakan teknik-teknik Perencanaan dan Pengendalian Proyek.

Page 3: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

3

C. Tujuan Instruksional Khusus Tujuan Instruksional Khusus dari Mata Kuliah ini berisi tertang

penjabaran dari pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang disajikan pada tabel berikut ini:

Page 4: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

4

NO. TIK Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Media Waktu Pustaka

1

Mahasiswa mengetahui dan memahami

lingkup Matakuliah Perencanaan dan

Pengendalian Proyek

Deskripsi Perkuliahan

Perencanaan dan

Pengendalian Proyek

Maksud dan Tujuan Mata Kuliah, Lingkup

Perkuliahan, Metode pembelajaran,

Sistem Penilaian, dan Jadwal Perkuliahan.

Ceramah dan

Diskusi

Papan Tulis dan

Spidol

Pertemuan I 2,4,6

2

Mahasiswa mengetahui dan memahami

Metode Perencanaan yang sering

digunakan dalam pelaksanaan proyek.

Metode Perencanaan Proyek Menjelaskan Metode-metode

Perencanaan yang sering digunakan dalam

pelaksanaan proyek dan manfaatnya

dalam pelaksanaan proyek

Ceramah dan

Diskusi

Papan Tulis dan

Spidol

Pertemuan 2 2,4,6

3

Mahasiswa mengetahui dan mampu

membuat perencanaan jadwal dengan

metode Bar Chart dan Kurva S

Perencanaan Proyek dengan

Metode Bar Chart dan Kurva

S

Menjelaskan cara membuat Perencanaan

Jadwal proyek dengan Metode Bar Chart

dan Kurva S dan cara memodifikasi sesuai

dengan kebutuhan proyek

Ceramah dan

Diskusi

Papan Tulis dan

Spidol

Pertemuan 3 2,4,6

4

Mahasiswa mengetahui dan mampu

mengenal teknik perencanaan dan

pengendalian proyek dengan

menggunakan Metode Jalur Kritis

(Critical path Method)

Perencanaan Proyek dengan

Metode Jalur Kritis

Menjelaskan Manfaat, Simbol-simbol dan

Elemen-elemen yang digunakan dalam

Metode Jalur Kritis (CPM).

Ceramah dan

Diskusi

Papan Tulis dan

Spidol

Pertemuan 4 4,5,6,8

5

Mahasiswa mengetahui dan mampu

mengenal teknik perencanaan dan

pengendalian proyek dengan

menggunakan Metode Jalur Kritis

(Critical path Method)

Perencanaan Proyek dengan

Metode Jalur Kritis

Menjelaskan Tentang Kegiatan dan

hubungan ketergantungan antar kegiatan

serta merangkai menjadi suatu

perencanaan jadwal proyek

Ceramah dan

Diskusi

Papan Tulis dan

Spidol

Pertemuan 5 4,5,6,8

6

Mahasiswa mengetahui dan mampu

mengenal teknik perencanaan dan

pengendalian proyek dengan

menggunakan Metode Jalur Kritis

(Critical path Method)

Perencanaan Proyek dengan

Metode Jalur Kritis

Menjelaskan tentang perhitungan waktu

pelaksanaan proyek, Floating Time, Slack

dan Jalur Kritis.

Ceramah dan

Diskusi

Papan Tulis dan

Spidol

Pertemuan 6 4,5,6,8

7

Mahasiswa mengetahui dan mampu

mengenal teknik perencanaan dan

pengendalian proyek dengan

menggunakan Metode Jalur Kritis

(Critical path Method)

Perencanaan Proyek dengan

Metode Jalur Kritis

Aplikasi Metode Jalur Kritis pada

Pelaksanaan Proyek Konstruksi

Ceramah dan

Diskusi

Papan Tulis dan

Spidol

Pertemuan 7 4,5,6,8

Page 5: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

5

NO. TIK Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Media Waktu Pustaka

8

Mahasiswa mengetahui dan mampu

mengenal teknik perencanaan dan

pengendalian proyek dengan

menggunakan Metode Jalur Kritis

(Critical path Method)

Perencanaan Proyek dengan

Metode Jalur Kritis

Mempercepat Waktu Pelaksanaan Proyek,

Alokasi Sumberdaya dengan Metode Jalur

Kritis

Ceramah dan

Diskusi

Papan Tulis dan

Spidol

Pertemuan 8 1,4,5,6,8

9

Mahasiswa mengetahui dan mampu

mengenal teknik perencanaan dan

pengendalian proyek dengan

menggunakan Metode Jalur Kritis

(Critical path Method)

Perencanaan Proyek dengan

Metode Project Evaluation

and Review Technique (PERT)

Menjelaskan tentang Metode Project

Evaluation and Review Technique (PERT)

dan Aplikasinya

Ceramah dan

Diskusi

Papan Tulis dan

Spidol

Pertemuan 9 2,4,5

10

Mahasiswa mengetahui dan mampu

mengenal teknik perencanaan dan

pengendalian proyek dengan

menggunakan Metode Project

Evaluation and Review Technique (PERT)

Perencanaan Proyek dengan

Metode Project Evaluation

and Review Technique (PERT)

Menjelaskan tentang Metode Project

Evaluation and Review Technique (PERT)

dan Aplikasinya

Ceramah dan

Diskusi

Papan Tulis dan

Spidol

Pertemuan 10 2,4,5

11

Mahasiswa mengetahui dan mampu

mengenal teknik perencanaan dan

pengendalian proyek dengan

menggunakan MetodePrecedence

Diagram (PDM)

Perencanaan Proyek dengan

Metode Precedence Diagram

(PDM)

Menjelaskan Manfaat, Simbol-simbol dan

Elemen-elemen yang digunakan dalam

Metode Precedence Diagram (PDM).

Ceramah dan

Diskusi

Papan Tulis dan

Spidol

Pertemuan 11 2,3,4,9

12

Mahasiswa mengetahui dan mampu

mengenal teknik perencanaan dan

pengendalian proyek dengan

menggunakan MetodePrecedence

Diagram (PDM)

Perencanaan Proyek dengan

Metode Precedence Diagram

(PDM)

Menjelaskan Tentang Kegiatan dan

hubungan ketergantungan antar kegiatan

(predesesor) serta merangkai menjadi

suatu perencanaan jadwal proyek

Ceramah dan

Diskusi

Papan Tulis dan

Spidol

Pertemuan 12 2,3,4,9

13

Mahasiswa mengetahui dan mampu

mengenal teknik perencanaan dan

pengendalian proyek dengan

menggunakan MetodePrecedence

Diagram (PDM)

Perencanaan Proyek dengan

Metode Precedence Diagram

(PDM)

Aplikasi Metode Precedence Diagram

(PDM) dengan Menggunakan MS-Project

Ceramah dan

Diskusi

Papan Tulis dan

Spidol

Pertemuan 13 2,3,4,9

14

Mahasiswa mengetahui dan mampu

mengaplikasikan Pengendalian Proyek

Pengendalian Proyek Menjelaskan Pengendalian Proyek dan

Aplikasinya dalam pelaksanaan Proyek

Ceramah dan

Diskusi

Papan Tulis dan

Spidol

Pertemuan 14 2,3,4,9

Page 6: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

6

NO. TIK Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Media Waktu Pustaka

15

Mahasiswa mampu membuat dan

mempresentasikan Perencanaan Proyek

dengan berbagai metode Perencanaan

Presentasi Aplikasi Metode

Perencanaan dan

Pengendalian Proyek

Aplikasi Perencanaan dan Pengendalian

Proyek dengan Contoh Proyek

Pemerintah.

Presentasi dan

Diskusi

Viewer, Komputer,

Papan Tulis dan

Spidol

Pertemuan 15 1-9

16

Mahasiswa mampu membuat dan

mempresentasikan Perencanaan Proyek

dengan berbagai metode Perencanaan

Presentasi Aplikasi Metode

Perencanaan dan

Pengendalian Proyek

Aplikasi Perencanaan dan Pengendalian

Proyek dengan Contoh Proyek

Pemerintah.

Presentasi dan

Diskusi

Viewer, Komputer,

Papan Tulis dan

Spidol

Pertemuan 16 1-9

17 Ujian Akhir Pertemuan 17

Page 7: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

7

DAFTAR PUSTAKA

(1). Carl Chatfield, PMP, and Timothy Johnson, MCP, 2010, Step by Step

Microsoft Project 2010, Microsoft Press, A Division of Microsoft

Corporation, One Microsoft Way, Redmond, Washington 98052-6399

(2). Frederika, A., 2010, Analisis Percepatan Pelaksanaan dengan Menambah

Jam Kerja Optimum pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Proyek

Pembangunan Super Villa, Peti Tenget-Badung), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Vol. 14, No. 2, Juli 2010.

(3). http://www.brighthubpm.com/software-reviews-tips/45402-step-by-

step-tutorial-on-microsoft-project-getting-started-in-twenty-minutes/

(4). Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &

Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.

(5). I Gusti Ngurah Oka Suputra, 2011, Penjadwalan Proyek dengan

Precedence Diagram Method (PDM) dan Ranked Position Weight Method

(RPWM), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011.

(6). Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan

Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi.

(7). Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,

Erlangga, Jakarta.

(8). Soeharto, I., 1995, Manajemen Proyek dari Konseptual sampai

Operasional, Erlangga, Jakarta.

(9). Sri Mulyono, 2007, Riset Operasi, UI Press, Jakarta

(10). Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen

Pekerjaan Umum, Jakarta.

(11). Tan, P.W.M. dan Dissanayake, P.B.G., 1998. Construction Project

Scheduling by Rangked Positional Weight Method, Canadian Journal of

Civil Engineering, vol. 25, pp. 424 – 436.

Page 8: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

8

JADWAL PERKULIAHAN Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 1Deskripsi Perkuliahan Perencanaan dan

Pengendalian Proyek

2 2 Metode Perencanaan Proyek

3 3Perencanaan Proyek dengan Metode Bar

Chart dan Kurva S

4 4-8Perencanaan Proyek dengan Metode Jalur

Kritis

5 9-10Perencanaan Proyek dengan Metode Project

Evaluation and Review Technique (PERT)

6 11-13Perencanaan Proyek dengan Metode

Precedence Diagram (PDM)

7 14 Pengendalian Proyek

8 15-16Presentasi Aplikasi Metode Perencanaan dan

Pengendalian Proyek

9 17 Ujian Akhir

Tatap MukaNo.

Kuliah

ke-Materi Perkuliahan

Page 9: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

9

JADWAL PERKULIAHAN

Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 SKS : 2 (dua) Semester : V

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Deskripsi Perkuliahan Perencanaan dan

Pengendalian Proyek

I Proyek

IIPerencanaan Proyek dengan Metode Bar

Chart dan Kurva S

IIIPerencanaan Proyek dengan Metode Jalur

Kritis (Critical Path Method)

IVPerencanaan Proyek dengan Metode Project

Evaluation and Review Technique (PERT)

VPerencanaan Proyek dengan Metode

Precedence Diagram (PDM)

VI Pengendalian Proyek

VIIPresentasi Aplikasi Metode Perencanaan dan

Pengendalian Proyek

BAB POKOK BAHASANTatap Muka

Page 10: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

10

KONTRAK PERKULIAHAN Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Semester : V/ 2 SKS Hari / Jam Kuliah :Rabu/ 14.30-16.30 Ruang Kuliah : T-2 Dosen : Dr. Eng. Ir. A. K. T. DUNDU, MAgr.

1. MANFAAT MATA KULIAH

Mata kuliah ini dapat membantu mahasiswa untuk dapat merencanakan

dan mengendalikan Proyek konstruksi serta dapat tindakan-tindakan koreksi jika

terjadi masalah dalam pelaksanaan proyek baik dari segi Waktu dan Biaya.

2. DISKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah ini membahas tentang beberapa metode perencanaan

Jadwal dan biaya, pengendaliaannya serta tindakan-tindakan koreksi yang dapat

dibuat untuk mengatasi masalah dalam Jadwal dan biaya pelaksanaan proyek

3. TUJUAN MATA KULIAH

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu merencanakan

Jadwal waktu dan biaya serta mengendalikannya.

4. ORGANISASI MATERI

Pengenalan tentang metode-metode perencanaan Jadwal , perencanaan

biaya, pengendalian serta pengambilan tindakan koreksi.

5. STRATEGI PERKULIAHAN

Metode perkuliahan yang dilakukan adalah ceramah.tanya jawab.diskusi,

memberikan contoh aplikasi dan memberikan tugas aplikasi dari penerapan

masing-masing metode.

Sepuluh menit terakhir digunakan untuk tanya jawab dan diskusi singkat

tentang materi yang diajarkan.

Page 11: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

11

6. BAHAN BACAAN

(12). Carl Chatfield, PMP, and Timothy Johnson, MCP, 2010, Step by Step

Microsoft Project 2010, Microsoft Press, A Division of Microsoft

Corporation, One Microsoft Way, Redmond, Washington 98052-6399

(13). Frederika, A., 2010, Analisis Percepatan Pelaksanaan dengan Menambah

Jam Kerja Optimum pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Proyek

Pembangunan Super Villa, Peti Tenget-Badung), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Vol. 14, No. 2, Juli 2010.

(14). http://www.brighthubpm.com/software-reviews-tips/45402-step-by-

step-tutorial-on-microsoft-project-getting-started-in-twenty-minutes/

(15). Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &

Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.

(16). I Gusti Ngurah Oka Suputra, 2011, Penjadwalan Proyek dengan

Precedence Diagram Method (PDM) dan Ranked Position Weight Method

(RPWM), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011.

(17). Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan

Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi.

(18). Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,

Erlangga, Jakarta.

(19). Soeharto, I., 1995, Manajemen Proyek dari Konseptual sampai

Operasional, Erlangga, Jakarta.

(20). Sri Mulyono, 2007, Riset Operasi, UI Press, Jakarta

(21). Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen

Pekerjaan Umum, Jakarta.

(22). Tan, P.W.M. dan Dissanayake, P.B.G., 1998. Construction Project

Scheduling by Rangked Positional Weight Method, Canadian Journal of

Civil Engineering, vol. 25, pp. 424 – 436.

Page 12: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

12

7. TUGAS-TUGAS

1. Mahasiswa diwajibkan membaca buku ajar sebelum perkuliahan dan buku-

buku referensi lainnya.

2. Mahasiswa diberi tugas berupa pekerjaan rumah tentang setiap metode

yang diajarkan.

3. Evaluasi tengah semester.

4. Ujian akhir semester

8. PENIILAIAN HASEL BELAJAR

Penilaian dari basil belajar mahasiswa ditentukan melalui tugas, (pekerjaan rumah), ujian tengah semester ,ujian akhir dengan presentase sebagai berikut:

Tabel komponen penilaian dan prosentasenya

1 Kehadiran

2 Tugas (4x5%)

3 Keaktifan dalam Diskusi

4 Presentasi Kelompok

5 Ujian Akhir Semester

Total

Komponen yang dinilai Prosentase

10%

20%

110%

10%

35%

35%

Untuk kehadiran (absensi) merupakan keputusan/aturan yang

diberlakukan di Fakultas Teknik Universirtas Sam Ratulangi yaitu syarat untuk

dapat dievaluasi jika kehadiran minimal 80% dengan bahan ujian mencakup

seluruh bahan kuliah dalam satu semester (bahan ajar yang disusun sesuai,

dengan silabus/kurikulum).

Penilaian akhir yang dipakai mengikuti Kriteria Fakultas sebagai berikut:

Tabel Selang antara (range) nilai dan mutu nilai Angka Akhir Mutu nilai Biji Nilai Keterangan

81-100 A 4 Sangat baik

71-81 B 3 Baik

56-70 C 2Cukup

36-55 D 1Kurang

1-35 E 0Gagal

0 K 0 Tidak Aktif

Page 13: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

13

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA I)

Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)

TUJUAN INSTRUKSIONAL

UMUM

Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang Deskripsi dari Mata Kuliah.

KHUSUS

Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang Tujuan Mata Kuliah, Apa

yang mereka dapatkan setelah menyesaikan mata kuliah, jadwal

perkuliahan, materi perkuliahan, sistem perkuliahan, dan sistem penilaian

dalam perkuliahan ini.

POKOK BAHASAN

Diskripsi Mata Kuliah Perencanaan dan Pengendalian Proyek.

SUB POKOK BAHASAN

Manfaat Mata Kuliah, Diskripsi Mata Kuliah, Tujuan Mata Kuliah, Organisasi

Materi, Strategi Perkuliahan, Bahan Bacaan, Tugas-Tugas, dan Peniilaian

Hasil Belajar.

Page 14: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

14

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa

Media dan Alat Pengajaran

Pendahuluan Tujuan Mata Kuliah Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Penyajian o Memahami Tujuan Mata Kuliah

o Mengetahui dan Memahami Skenario Perkuliahan

o Mengetahui Tugas-tugas mata kuliah

o Mengetahui dan memahami sistem penilaian akhir

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.

Bertanya dan menyampaikan pendapat.

Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa

REFERENSI 1. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan

Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi.

Page 15: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

15

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

(TATAP MUKA II)

Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)

TUJUAN INSTRUKSIONAL

UMUM

Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang Proyek dan Metode-

metode dalam Perencanaan Proyek serta dapat menyampaikan dengan

membedakan masing-masing metode.

KHUSUS

Mahasiswa mengetahui dan memahami Proyek dan Metode-metode

Perencanaan Proyek yang sering diterapkan.

POKOK BAHASAN

Proyek dan Metode Perencanaan Proyek

SUB POKOK BAHASAN

Definisi Proyek, ciri-ciri proyek, kendala-kendala dalam proyek, timbulnya

suatu proyek, dan Metode Perencanaan Proyek.

Page 16: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

16

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan

Mahasiswa

Media dan Alat

Pengajaran

Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.

Memperhatikan Papan Tulis dan

Spidol

Penyajian o Menjelaskan tentang definisi proyek

o Menjelaskan tentang ciri-ciri dari suatu proyek

o Menjelaskan tentang kendala-kendala dalam proyek

o Menjelaskan secara garis besar tentang Metode yang sering digunakan dalam perencanaan proyek dan perbedaannya

Memperhatikan Papan Tulis dan

Spidol

Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.

Bertanya dan

menyampaikan

pendapat.

Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan Papan Tulis dan

Spidol

EVALUASI

Lembar Observasi Mahasiswa

REFERENSI

1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &

Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.

Page 17: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

17

2. I Gusti Ngurah Oka Suputra, 2011, Penjadwalan Proyek dengan

Precedence Diagram Method (PDM) dan Ranked Position Weight

Method (RPWM), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari

2011.

3. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan

Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi.

4. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,

Erlangga, Jakarta.

5. Soeharto, I., 1995, Manajemen Proyek dari Konseptual sampai

Operasional, Erlangga, Jakarta.

6. Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen

Pekerjaan Umum, Jakarta.

Page 18: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

18

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

(TATAP MUKA III)

Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)

TUJUAN INSTRUKSIONAL

UMUM

Mahasiswa mengetahui, memahami dan mampu membuat perencanaan

jadwal dengan menggunakan Metode Bar Chart dan Kurva S

KHUSUS

Mahasiswa dapat membuat perencanaan Proyek dengan Metode Bar Chart

dan Kurva S dan dapat memperbaiki jika terdapat perubahan sesuai dengan

kebutuhan di proyek.

POKOK BAHASAN

Perencanaan Jadwal dengan Metode Bar Chart dan Kurva S.

SUB POKOK BAHASAN

Pengenalan metode Bar Chart, Langkah-langkah dalam pembuatan Jadwal

dengan Metode Bar Chart, Contoh pembuatan Jadwal dengan Metode Bar

Chart dan Kurva S, dan memberikan Tugas Rumah untuk membuat

Perencanaan sesuai dengan proyek yang ada.

Page 19: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

19

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa

Media dan Alat Pengajaran

Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Penyajian o Menjelaskan pengertian dan gambaran umum dari Metode Bar Chart dan Kurva S

o Menjelaskan tentang langkah-langkah dalam menyusun perencanaan jadwal dengan menggunakan metode Bar Chart dan Kurva S.

o Memberikan contoh aplikasi pada proyek.

o Memberikan Tugas tentang materi ini

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.

Bertanya dan menyampaikan pendapat.

Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa

REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &

Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.

Page 20: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

20

2. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan

Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi.

3. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,

Erlangga, Jakarta.

4. Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen

Pekerjaan Umum, Jakarta.

Page 21: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

21

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA IV)

Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)

TUJUAN INSTRUKSIONAL

UMUM

Mahasiswa mengetahui, memahami dan mampu menjelaskan pengertian,

manfaat dan Simbol-simbol yang digunakan dalam Perencanaan Jadwal

dengan menggunakan Metode Activity on Arrow (AOA) khususnya Metode

Jalur Kritis (Critical Path Method).

KHUSUS

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang manfaat dari metode jalur kritis,

menyebutkan simbol-simbol yang digunakan serta pengertian akan simbol

simbol tersebut, serta aturan-aturan yang berlaku dalam perencanaan

dengan menggunakan Metode Jalur Kritis.

POKOK BAHASAN

Network Planning dan penjelasan ringkas tentang pengertian Metode Jalur

Kritis.

SUB POKOK BAHASAN

Dasar-dasar Networ Planning, Penggunaan Network Planning, Data-data

yang Diperlukan untuk menyusun Network Planning, Penggunaan Simbol-

simbol Network Planning, Hal-hal yang perlu diingat dan perjanjian-

Page 22: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

22

perjanjian dalam penyusunan diagram Network, Contoh-Contoh Diagram

Network, dan Penjelasan ringkas tentang pengertian Metode Jalur Kritis.

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa

Media dan Alat Pengajaran

Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Penyajian o Dasar-dasar Networ Planning,

o Penggunaan Network Planning,

o Data-data yang Diperlukan untuk menyusun Network Planning,

o Penggunaan Simbol-simbol Network Planning,

o Hal-hal yang perlu diingat dan perjanjian-perjanjian dalam penyusunan diagram Network,

o Contoh-Contoh Diagram Network, dan Penjelasan ringkas tentang pengertian Metode Jalur Kritis.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.

Bertanya dan menyampaikan pendapat.

Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa

Page 23: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

23

REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &

Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.

2. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan

Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi.

3. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,

Erlangga, Jakarta.

4. Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen

Pekerjaan Umum, Jakarta.

Page 24: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

24

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA V)

Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)

TUJUAN INSTRUKSIONAL

UMUM

Mahasiswa mengetahui dan mampu mengenal teknik perencanaan dan

pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Jalur Kritis (Critical path

Method)

KHUSUS

Mahasiswa mengetahui dan mampu mengenal kegiatan dan hubungan antar

kegiatan dan mampu merangkai menjadi suatu diagram jaringan kerja

dengan teknik perencanaan dan pengendalian proyek yang menggunakan

Metode Jalur Kritis (Critical path Method)

POKOK BAHASAN

Perencanaan Proyek dengan Metode Jalur Kritis (Critical Path Method)

SUB POKOK BAHASAN

Menjelaskan Tentang Kegiatan dan hubungan ketergantungan antar

kegiatan serta merangkai menjadi suatu perencanaan jadwal proyek.

Page 25: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

25

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa

Media dan Alat Pengajaran

Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Penyajian o Definisi dan elemen dari Peristiwa

o Pengertian dari Kegiatan o Hubungan ketergantungan

antara kegiatan o Perjanjian dalam

pembuatan diagram network

o Merangkai menjadi suatu diagram Network dengan metode Jalur kritis.

o Contoh-contoh

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.

Bertanya dan menyampaikan pendapat.

Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa

REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &

Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.

2. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan

Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi.

Page 26: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

26

3. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,

Erlangga, Jakarta.

4. Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen

Pekerjaan Umum, Jakarta.

Page 27: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

27

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA VI)

Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)

TUJUAN INSTRUKSIONAL

UMUM

Mahasiswa mengetahui dan mampu membuat perencanaan dan

pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Jalur Kritis (Critical path

Method)

KHUSUS

Mahasiswa melakukan perhitungan waktu pelaksanaan proyek, Floating

Time, Slack, kegiatan kritis dan Jalur Kritis.

POKOK BAHASAN

Perencanaan Proyek dengan Metode Jalur Kritis (Critical Path Method)

SUB POKOK BAHASAN

Perhitungan terhadap EET, LET, waktu pelaksanaan proyek, Total Float, Free

Float, Independen Float, Slack, menentukan kegiatan kritis dan jalur kritis.

Page 28: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

28

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa

Media dan Alat Pengajaran

Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Penyajian o Perhitungan EET o Perhitungan LET o Perhitungan waktu

pelaksanaan proyek o Perhitungan Total Float o Perhitungan Free Float o Perhitungan Independen

Float o Perhitungan Slack o Menentukan Kegiatan Kritis o Menentukan Jalur Kritis o Contoh-contoh

Memperhatikan dan menghitung

Papan Tulis dan Spidol

Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.

Bertanya dan menyampaikan pendapat.

Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa

REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &

Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.

2. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan

Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi.

Page 29: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

29

3. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,

Erlangga, Jakarta.

4. Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen

Pekerjaan Umum, Jakarta.

Page 30: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

30

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA VII)

Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)

TUJUAN INSTRUKSIONAL

UMUM

Mahasiswa mengetahui dan mampu membuat perencanaan dan

pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Jalur Kritis (Critical path

Method)

KHUSUS

Mahasiswa melakukan aplikasi perencanaan pada proyek-proyek

pemerintah dan swasta yang nyata.

POKOK BAHASAN

Perencanaan Proyek dengan Metode Jalur Kritis (Critical Path Method)

SUB POKOK BAHASAN

Aplikasi pada proyek konstruksi.

Page 31: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

31

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa

Media dan Alat Pengajaran

Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Penyajian o Aplikasi pada Proyek pembuatan Jalan

Memperhatikan dan menghitung

Papan Tulis dan Spidol

Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.

Bertanya dan menyampaikan pendapat.

Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa

REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &

Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.

2. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan

Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi.

3. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,

Erlangga, Jakarta.

4. Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen

Pekerjaan Umum, Jakarta.

Page 32: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

32

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA VIII)

Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)

TUJUAN INSTRUKSIONAL

UMUM

Mahasiswa mengetahui dan mampu membuat perencanaan dan

pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Jalur Kritis (Critical path

Method)

KHUSUS

Mahasiswa mampu melakukan percepatan waktu pelaksanaan pada proyek.

POKOK BAHASAN

Percepatan waktu dalam Perencanaan Proyek dengan Metode Jalur Kritis

(Critical Path Method)

SUB POKOK BAHASAN

Percepatan waktu pelaksanaan pada proyek dengan penambahan

sumberdaya dan percepatan waktu pelaksanaan pelaksanaan tanpa

penambahan sumberdaya dengan teknik alokasi sumberdaya.

Page 33: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

33

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa

Media dan Alat Pengajaran

Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Penyajian o Percepatan waktu pelaksanaan dengan penambahan sumberdaya

o Percepatan waktu pelaksanaan tanpa penambahan sumberdaya dengan teknik alokasi sumberdaya.

Memperhatikan dan menghitung

Papan Tulis dan Spidol

Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.

Bertanya dan menyampaikan pendapat.

Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa

REFERENSI 1. Frederika, A., 2010, Analisis Percepatan Pelaksanaan dengan Menambah

Jam Kerja Optimum pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Proyek

Pembangunan Super Villa, Peti Tenget-Badung), Jurnal Ilmiah Teknik

Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010.

2. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &

Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.

3. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan

Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi.

Page 34: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

34

4. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,

Erlangga, Jakarta.

5. Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen

Pekerjaan Umum, Jakarta.

Page 35: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

35

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA IX)

Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)

TUJUAN INSTRUKSIONAL

UMUM

Mahasiswa mengetahui dan mampu membuat perencanaan dan

pengendalian proyek dengan menggunakan Project Evaluation and Review

Technique (PERT)

KHUSUS

Mahasiswa mengetahui dan mampu mengenal teknik Perencanaan Proyek

dengan Metode Project Evaluation and Review Technique (PERT)

POKOK BAHASAN

Perencanaan dan Pengendalian Proyek dengan Metode Project Evaluation

and Review Technique (PERT)

SUB POKOK BAHASAN

Menjelaskan tentang perbedaan dan persamaan antara CPM Metode Project

Evaluation and Review Technique (PERT), Formula dan Pengertian tentang

durasi dalam PERT.

Page 36: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

36

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa

Media dan Alat Pengajaran

Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Penyajian o Perbedaan dan Persamaan PERT dan CPM

o Pengertian durasi dan formula dalam PERT

o Contoh perhitungan.

Memperhatikan dan menghitung

Papan Tulis dan Spidol

Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.

Bertanya dan menyampaikan pendapat.

Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa

REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &

Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.

2. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan

Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi.

3. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,

Erlangga, Jakarta.

Page 37: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

37

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA X)

Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)

TUJUAN INSTRUKSIONAL

UMUM

Mahasiswa mengetahui dan mampu membuat perencanaan dan

pengendalian proyek dengan menggunakan Project Evaluation and Review

Technique (PERT)

KHUSUS

Mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan perhitungan dalam

Perencanaan Proyek dengan Metode Project Evaluation and Review

Technique (PERT).

POKOK BAHASAN

Perencanaan dan Pengendalian Proyek dengan Metode Project Evaluation

and Review Technique (PERT)

SUB POKOK BAHASAN

Menjelaskan tentang Metode Project Evaluation and Review Technique

(PERT), Perhitungan durasi, perhitungan waktu pelaksanaan dan aplikasi

pada proyek konstruksi.

Page 38: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

38

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa

Media dan Alat Pengajaran

Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Penyajian o Perhitungan durasi o Perhitungan waktu

pelaksanaan proyek o Perhitungan Float o Menentukan Kegiatan dan

jalur kritis o Contoh perhitungan pada

proyek konstruksi.

Memperhatikan dan menghitung

Papan Tulis dan Spidol

Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.

Bertanya dan menyampaikan pendapat.

Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa

REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &

Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.

2. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan

Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi.

3. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,

Erlangga, Jakarta.

Page 39: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

39

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA XI)

Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)

TUJUAN INSTRUKSIONAL

UMUM

Mahasiswa mengetahui dan mampu membuat perencanaan dan

pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Precedence Diagram

(PDM)

KHUSUS

Mahasiswa mengetahui dan mampu mengenal teknik perencanaan dan

pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Precedence Diagram

(PDM).

POKOK BAHASAN

Perencanaan dan Pengendalian Proyek dengan Metode Precedence Diagram

(PDM)

SUB POKOK BAHASAN

Menjelaskan Manfaat, Simbol-simbol dan Elemen-elemen yang digunakan

dalam Metode Precedence Diagram (PDM).

Page 40: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

40

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa

Media dan Alat Pengajaran

Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Penyajian o Definisi-definisi dan pengertian dalam Metode Precedence Diagram

o Simbol-simbol yang digunakan dalam Metode Precedence Diagram

o Elemen-elemen yang digunakan dalam Metode Precedence Diagram

o Contoh-contoh.

Memperhatikan dan menghitung

Papan Tulis dan Spidol

Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.

Bertanya dan menyampaikan pendapat.

Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa

REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &

Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.

2. I Gusti Ngurah Oka Suputra, 2011, Penjadwalan Proyek dengan

Precedence Diagram Method (PDM) dan Ranked Position Weight Method

(RPWM), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011.

3. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan

Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi.

Page 41: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

41

4. Sri Mulyono, 2007, Riset Operasi, UI Press, Jakarta

5. Tan, P.W.M. dan Dissanayake, P.B.G., 1998. Construction Project

Scheduling by Rangked Positional Weight Method, Canadian Journal of

Civil Engineering, vol. 25, pp. 424 – 436.

Page 42: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

42

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA XII)

Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)

TUJUAN INSTRUKSIONAL

UMUM

Mahasiswa mengetahui dan mampu membuat perencanaan dan

pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Precedence Diagram

(PDM)

KHUSUS

Mahasiswa mengetahui dan mampu mengenal teknik perencanaan dan

pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Precedence Diagram

(PDM).

POKOK BAHASAN

Perencanaan dan Pengendalian Proyek dengan Metode Precedence Diagram

(PDM)

SUB POKOK BAHASAN

Menjelaskan tentang Kegiatan dan hubungan ketergantungan antar kegiatan

(predesesor) yang digunakan dalam PDM serta merangkainya menjadi suatu

perencanaan jadwal proyek dan membandingkan dengan metode Jalur

Kritis.

Page 43: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

43

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa

Media dan Alat Pengajaran

Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Penyajian o Kegiatan dalam PDM o Hubungan antar kegiatan

yang digunakan dalam PDM o Merangkai kegiatan

menjadi diagram network dengan PDM

o Menghitung waktu pelaksanaan proyek

o Menentukan kegiatan dan jalur kritis

o Membandingkan dengan metode Jalur Kritis

o Contoh-contoh.

Memperhatikan dan menghitung

Papan Tulis dan Spidol

Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.

Bertanya dan menyampaikan pendapat.

Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya. Memberikan Tugas Kelompok yang akan dipresentasikan pada pertemuan ke-15 dan 16.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa

REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &

Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.

Page 44: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

44

2. I Gusti Ngurah Oka Suputra, 2011, Penjadwalan Proyek dengan

Precedence Diagram Method (PDM) dan Ranked Position Weight Method

(RPWM), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011.

3. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan

Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi.

4. Sri Mulyono, 2007, Riset Operasi, UI Press, Jakarta

5. Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen

Pekerjaan Umum, Jakarta.

6. Tan, P.W.M. dan Dissanayake, P.B.G., 1998. Construction Project

Scheduling by Rangked Positional Weight Method, Canadian Journal of

Civil Engineering, vol. 25, pp. 424 – 436.

Page 45: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

45

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA XIII)

Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)

TUJUAN INSTRUKSIONAL

UMUM

Mahasiswa mengetahui dan mampu membuat perencanaan dan

pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Precedence Diagram

(PDM)

KHUSUS

Mahasiswa mengetahui dan mampu mengenal teknik perencanaan dan

pengendalian proyek dengan menggunakan Metode Precedence Diagram

(PDM).

POKOK BAHASAN

Perencanaan dan Pengendalian Proyek dengan Metode Precedence Diagram

(PDM) menggunakan Software MS-Project.

SUB POKOK BAHASAN

Aplikasi pada perencanaan jadwal proyek konstruksi dan perbedaannya

dengan CPM.

Page 46: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

46

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa

Media dan Alat Pengajaran

Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Penyajian o Aplikasi pada proyek konstruksi dengan menggunakan software MS-Project.

Memperhatikan dan menghitung

Papan Tulis dan Spidol

Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.

Bertanya dan menyampaikan pendapat.

Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa

REFERENSI 1. Carl Chatfield, PMP, and Timothy Johnson, MCP, 2010, Step by Step

Microsoft Project 2010, Microsoft Press, A Division of Microsoft Corporation, One Microsoft Way, Redmond, Washington 98052-6399

2. http://www.brighthubpm.com/software-reviews-tips/45402-step-by-step-tutorial-on-microsoft-project-getting-started-in-twenty-minutes/

Page 47: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

47

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA XIV)

Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)

TUJUAN INSTRUKSIONAL

UMUM

Mahasiswa mengetahui dan mampu membuat pengendalian proyek

KHUSUS

Mahasiswa mengetahui dan mampu mengaplikasikan Pengendalian Proyek

untuk hal lain selain pengendalian waktu.

POKOK BAHASAN

Pengendalian Proyek

SUB POKOK BAHASAN

Fungsi dan Proses Pengendalian, Langkah-Langkah Proses Pengendalian,

Objek dan Aspek Pengendalian, Pengendalian yang tidak efektif,

Pengendalian proyek yang efektif, Metoda Pengendalian Proyek, Metode

Pengendalian Biaya, Pengendalian Mutu Proyek

Page 48: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

48

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa

Media dan Alat Pengajaran

Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Penyajian o Fungsi dan Proses Pengendalian,

o Langkah-Langkah Proses Pengendalian,

o Objek dan Aspek Pengendalian,

o Pengendalian yang tidak efektif,

o Pengendalian proyek yang efektif,

o Metoda Pengendalian Proyek,

o Metode Pengendalian Biaya,

o Pengendalian Mutu Proyek

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.

Bertanya dan menyampaikan pendapat.

Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa

REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &

Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.

Page 49: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

49

2. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan

Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi.

Page 50: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

50

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA XV)

Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)

TUJUAN INSTRUKSIONAL

UMUM

Mahasiswa mampu mengaplikasikan dan mempresentasikan perencanaan

dan pengendalian proyek.

KHUSUS

Mahasiswa mengetahui, mampu mengaplikasikan, dan mampu

mempresentasikan Perencanaan dan Pengendalian Proyek jasa konstruksi.

POKOK BAHASAN

Perencanaan dan Pengendalian Proyek

SUB POKOK BAHASAN

Presentasi Perencanaan dan Pengendalian dengan Metode Bar Chart dan

Kurva S untuk Proyek Gedung Bertingkat.

Presentasi Perencanaan dan Pengendalian dengan Metode Jalur Kritis untuk

Bangunan Jembatan.

Page 51: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

51

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa

Media dan Alat Pengajaran

Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini dan sistem diskusi.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Penyajian o Presentasi kelompok Metode Bar Chart dan Kurva S untuk Bangunan Gedung Bertingkat.

o Presentasi kelompok Metode Jalur Kritis untuk Bangunan Jembatan

Mempresentasikan Papan Tulis dan Spidol

Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.

Bertanya dan menyampaikan pendapat.

Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa

REFERENSI 1. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &

Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.

2. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan

Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi

3. Sutomo Kajatmo, 1989, Network Planning, Bina Marga Departemen

Pekerjaan Umum, Jakarta.

4. Dll.

Page 52: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

52

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (TATAP MUKA XV)

Mata kuliah : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Kode Mata Kuliah : SI-5003 Jumlah SKS : 2 (dua) Semester : V (lima) Waktu Pertemuan : 2 jam (2 x 60 menit)

TUJUAN INSTRUKSIONAL

UMUM

Mahasiswa mampu mengaplikasikan dan mempresentasikan perencanaan

dan pengendalian proyek.

KHUSUS

Mahasiswa mengetahui, mampu mengaplikasikan, dan mampu

mempresentasikan Perencanaan dan Pengendalian Proyek jasa konstruksi.

POKOK BAHASAN

Perencanaan dan Pengendalian Proyek

SUB POKOK BAHASAN

Presentasi Perencanaan dan Pengendalian dengan Metode PERT untuk

Proyek Gedung Bertingkat.

Presentasi Perencanaan dan Pengendalian dengan Metode Precedence

Diagram (PDM) untuk Bangunan Pengaman Pantai yang menggunakan

minimal 2 jenis konstruksi.

Page 53: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

53

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Mahasiswa

Media dan Alat Pengajaran

Pendahuluan Menjelaskan secara garis besar tentang materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini dan sistem diskusi.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

Penyajian o Presentasi kelompok Metode PERT untuk Bangunan Gedung Bertingkat.

o Presentasi kelompok Metode Precedence Diagram untuk Bangunan Pengaman Pantai minimal 2 jenis konstruksi.

Mempresentasikan Papan Tulis dan Spidol

Diskusi Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.

Bertanya dan menyampaikan pendapat.

Penutup Memberikan pengulangan singkat tentang esensi dari mata kuliah dan memberikan gambaran singkat tentang materi untuk pertemuan selanjutnya.

Memperhatikan Papan Tulis dan Spidol

EVALUASI Lembar Observasi Mahasiswa

REFERENSI 1. Carl Chatfield, PMP, and Timothy Johnson, MCP, 2010, Step by Step

Microsoft Project 2010, Microsoft Press, A Division of Microsoft

Corporation, One Microsoft Way, Redmond, Washington 98052-6399

2. http://www.brighthubpm.com/software-reviews-tips/45402-step-by-

step-tutorial-on-microsoft-project-getting-started-in-twenty-minutes/

Page 54: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

54

3. Husen, A., 2009, Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan &

Pengendalian Proyek, C.V Andi Offset, Yogyakarta.

4. I Gusti Ngurah Oka Suputra, 2011, Penjadwalan Proyek dengan

Precedence Diagram Method (PDM) dan Ranked Position Weight

Method (RPWM), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 15, No. 1, Januari 2011.

5. Mandagi, R. J. M. dan Dundu, A. K. T., 2008, Perencanaan dan

Pengendalian Jadwal, Bahan Ajar, Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi.

6. Siswojo, 1981, Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM,

Erlangga, Jakarta.

7. Tan, P.W.M. dan Dissanayake, P.B.G., 1998. Construction Project

Scheduling by Rangked Positional Weight Method, Canadian Journal of

Civil Engineering, vol. 25, pp. 424 – 436.

8. Dll.

Page 55: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

55

BAB I

PROYEK

1. Pendahuluan

Definisi proyek yang diambil dari beberapa sumber literature adalah sebagai

berikut:

Proyek adalah merupakan suatu rangkaian aktifitas yang dapat direncanakan,

yang didalamnya menggunakan sumber-sumber daya (inputs), misalnya; uang

dan tenaga kerja, untuk mendapatkan manfaat (benefits) atau hasil (returns)

dimasa yang akan dating. Aktifitas proyek ini mempunyai saat mulai (starting

point) dan berakhir (ending point). (Drs. Muljadi Pudjosumarto)

Clive Gray, Payaman Simanjuntak, Lien K. Sabur dan PFL, Maspaitella

mengatakan bahwa Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan

dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mengunakan sumber daya

untuk mendapatkan benefit (kemanfaatan)

Sedangkan Paulus Nugraha, Ishak Natan dan R. Sutjipo menyatakan bahwa

Sebuah proyek dapat didefinisikan sebagai suatu usaha dalam jangka waktu yang

ditentukan dengan sasaran yang jelas yaitu mencapai hasil yang telah

dirumuskan pada awal pembangunan proyek akan dimulai.

Ir. H. Tarore, MT mendefinisikan Proyek adalah suatu kegiatan yang

berlangsung dalam waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas untuk

mekaksanakan tugas yang telah ditetapkan.

Dari definisi-definisi proyek tersebut, maka dapat diambil pengertian proyek,

dalam hal ini proyek merupakan:

• Rangkaian aktifitas

• Penggunaan sumber daya

• Semua aktifitas yang ada maanfaat atau hasilnya dimasa yang akan datang

• Ada saat mulai (starting point) dan ada saat berakhir (ending point)

Page 56: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

56

Ciri-ciri pokok proyek adalah:

• Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.

• Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai

tujuan diatas telah ditentukan

• Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas titik

awal dan akhir ditentukan jelas

• Non-rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intesitas kegiatan berubah

sepanjang proyek berlangsung.

Didalam proses mencapai tujuan telah ditentukan batasan yaitu besar biaya

(anggaran) yang dialokasikan, dan jadwal serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga

batasan diatas disebut tiga kendala (triple constrait). Ini merupakan parameter

penting bagi penyelenggara proyek yang sering diasosiasikan sebagai sasaran

proyek.

Tiga kendala tersebut dijabarkan sebagai berikut:

• Anggaran, proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi

anggaran. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah

besar dan jadwal bertahun-tahun, anggarannya bukan hanya ditentukan

untuk total proyek tetapi dipecahkan bagi komponen-komponenya, atau

perperiode tertentu yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan.

• Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal

akhir yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka

penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan.

• Mutu, produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan

kriteria yang dipersyaratkan. Memenuhi persyaratan mutu berarti

mampu memenuhi tugas yang dimaksudkan atau sering disebut sebagai

Fit For The Intended Use.

Hubungan ketiga batasan ini dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini:

Page 57: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

57

Biaya

Anggaran

Jadwal Mutu

Waktu Kinerja

Gambar 1.1. Hubungan Biaya Jadwal dan Mutu

Ketiga batasan ini bersifat tarik menarik. Artinya ingin meningkatkan kinerja

produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti

dengan menaikan mutu, yang selanjutnya berakibat pada naiknya biaya melebihi

anggaran. Sebaliknya bila ingin menekan biaya, maka biayanya harus kompromi

dengan mutu atau jadwal.

Awal timbulnya proyek dapat berasal dari beberapa sumber seperti :

a. Rencana pemerintah, misalnya proyek pembangunan prasarana seperti :

jalan, jembatan, bendungan yang bertujuan untuk kepentingan umum dan

masyarakat.

b. Permintaan pasar, hal ini terjadi bila suatu ketika pasar memerlukan kenaikan

suatu macam produk dalam jumlah besar. Permintaan ini dipenuhi dengan

jalan membangun sarana produk baru.

c. Dari dalam perusahaan yang bersangkutan, hal ini dimulai dengan adanya

desakan keperluan dan setelah dikaji dari segala aspek menghasilkan

keputusan untuk merealisasikan menjadi proyek.

Page 58: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

58

d. Dari kegiatan penelitian dan pengembangan, dari kegiatan tersebut

dihasilkan produk baru yang diperkirakan akan banyak maanfatnya dan

peminatnya, sehingga mendorong dibangunnya fasilitas produksi.

2. Metode Perencanaan Proyek

Dalam pelaksanaan proyek dikenal 2 metode perencanaan Jadwal yang

sering digunakan yaitu :

Perencanaan Jadwal dengan menggunakan Metode Bar Chart

Perencanaan dengan Network Planning

o Perencanaan dengan Metode Activity on Arrow

Critical Path Method (CPM)

Project Evaluation and Review Technique (PERT)

o Perencanaan dengan Metode Activity on Node

Precedence Diagram Method (PDM)

Kelebihan dan kelemahan dari kedua metode ini adalah Perencanaan

dengan Metode Bar Chart yang paling sering digunakan karena mudah dibuat

dan dibaca/dimengerti namun tidak dapat menggambarkan hubungan

ketergantungan antar kegiatan. Sedangkan untuk metode Network Planning

kelebihannya adalah menggambarkan hubungan antar kegiatan namun

sulit/rumit dalam pembuatannya.

Page 59: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

59

BAB II

PERENCANAAN JADWAL DENGAN METODE BAR CHART DAN KURVA S

Metode Bar Chart merupakan suatu metode yang sangat mudah untuk

dimengerti yaitu dengan menempatkan kegiatan-kegiatan pada waktu yang

direncanakan.

Biasanya Metode ini juga ditambahkan dengan membuatkan kurva S

sehingga dalam satuan waktu tertentu kita dapat mengetahui berapa banyak

pekerjaan (bobot pekerjaan) yang harus diselesaikan. Namun kelemahan dari

metode ini adalah tidak menggambarkan dengan jelas hubungan ketergantungan

antar kegiatan yang ada dalam proyek tersebut.

Nama Proyek : PENANGGULANGAN PASCA BENCANA ALAM

Pekerjaan : PERBAIKAN TEBING SUNGAI SANIE

Lokasi : KECAMATAN DIMEMBE

TAHUN ANGGARAN : 2008

I PEK. NORMALISASI SUNGAI M' 219

1 Pembersihan Lapangan m² 657,00 7.600,00 4.993.200,00

2 Galian Tanah Biasa (Man) m³ 119,14 35.970,00 4.285.465,80

3 Galian Tanah Berbatu (Man) m³ 52.734,00 0,00

4 Timbunan Tanah (Man) m³ 128.009,20 0,00

5 Pasangan Batu 1 : 4 m³ 226,67 647.482,00 146.764.744,94

6 Siaran 1 : 2 m² 328,50 14.073,10 4.623.013,35

7 Plesteran 1 : 3 m² 87,60 33.432,30 2.928.669,48

8 Pasangan Bronjong Pabrikasi m³ 709.995,00 0,00

163.595.093,57

PPN (10%) 16.359.509,36

TOTAL 179.954.602,93

DIBULATKAN 179.954.000,00

Terbilang : Seratus Tujuh Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Lima Puluh Empat Ribu Rupiah

JUMLAH

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

NO URAIAN PEKERJAAN SATUANPERKIRAAN

VOLUME

HARGA

SATUAN

RP.

JUMLAH

HARGA

RP.

Page 60: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

60

Langkah-langkah pembuatan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan :

1. Buatlah suatu daftar yang berisikan Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

dan Bobot setiap Jenis Pekerjaan terhadap Total Pekerjaan (tidak

termasuk pajak)

2. Rencanakan waktu pelaksanaan dari setiap Jenis Pekerjaan. Misalnya

Galian Tanah Manual direncanakan akan dimulai pada minggu ke 2 dan

berakhir pada minggu ketujuh.

3. Berdasarkan waktu yang direncanakan tentukan bobot pekerjaan setiap

minggu. (biasanya bobot pekerjaan dibagi rata, tetapi dapat saja

direncanakan pada awal pelaksanaan dimulai dengan bobot yang kecil

atau sesuai dengan perencanaan yang dibuat.

4. Jumlahkan bobot setiap minggu dari seluruh rencana pelaksanaan

pekerjaan.

5. Buatkan kumulatif dari setiap minggu.

6. Berdasarkan kumulatif inilah dibuatkan titik-titik dari rencana kemajuan

pekerjaan per satuan waktu yang kemudian membuat grafik garis dengan

menghubungkan titik-titik setiap minggu hingga pada akhir pelaksanaan

pekerjaan.

7. Jika bentuk dari grafik tersebut menyerupai huruf ”S”, maka dianggap

perencanaan tersebut baik.

TUGAS I :

Cari Rencana Anggaran Biaya dari Suatu Proyek Pemerintah dan Buatlah Jadwal

Pelaksanaan Pekerjaan dengan Kurva S.

Catatan : Kumpul minggu berikutnya

Page 61: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

61

Jawaban :

NA

MA

PE

KE

RJA

AN

:P

EN

AN

GG

ULA

NG

AN

PA

SC

A B

EN

CA

NA

ALA

MP

AK

ET/

NO

. KO

NTR

AK

:P

ER

BA

IKA

N T

EB

ING

SU

NG

AI S

AN

IEN

AM

A P

ES

ER

TA L

ELA

NG

:C

V. S

OLA

FID

E 1 2

3 4

5 6

7 8

9 10

11

12

13

I P

EK

. NO

RM

ALI

SA

SI S

UN

GA

I

1 P

embe

rsih

an L

apan

gan

3,05

1,02

1,02

1,02

WA

KTU

PE

LAK

SA

NA

AN

2 G

alia

n Ta

nah

Bia

sa (M

an)

2,62

0,52

0,52

0,52

0,52

0,52

90 H

AR

I KA

LEN

DE

R

3 G

alia

n Ta

nah

Ber

batu

(Man

)0,

00

4 T

imbu

nan

Tana

h (M

an)

0,00

5 P

asan

gan

Bat

u 1

: 489

,71

11,2

111

,21

11,2

111

,21

11,2

111

,21

11,2

111

,21

6 S

iara

n 1

: 22,

830,

710,

710,

710,

71

7 P

lest

eran

1 :

31,

790,

600,

600,

60

8 P

asan

gan

Bro

njon

g P

abri

kasi

0,00

100,

00

1,02

1,02

1,54

0,52

11,7

411

,74

11,7

411

,81

11,8

112

,52

11,9

211

,92

0,71

0,00

1,02

2,03

3,58

4,10

15,8

427

,58

39,3

151

,12

62,9

475

,45

87,3

799

,29

100,

0

SK

EM

A K

ER

JA K

UR

VA

"S

"

JU

MLA

H N

ILA

I PE

KE

RJA

AN

KE

MA

JUA

N P

EK

ER

JAA

N M

ING

GU

AN

KE

TER

AN

GA

N

KE

MA

JUA

N P

EK

ER

JAA

N K

UM

ULA

TIF

BU

LAN

III

NO

.U

raia

n Ite

m P

eker

jaan

Nila

i

Pek

erja

an

(%)

BU

LAN

IB

ULA

N II

Page 62: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

62

BAB III

PERENCANAAN JADWAL DENGAN METODE ACTIVITY ON ARROW CRITICAL PATH METHOD (CPM)

3.1. Teori Dasar Network Planning

Network planning adalah salah satu model yang di gunakan dalam

penyelenggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-

kegiatan yang dalam network diagram proyek yang di gunakan oleh kegiatan

yang bersangkutan. Informasi tersebut mencakup sumberdaya yang digunakan

oleh kegiatan yang bersangkutan dan mengenai informasi mengenai jadwal

pelaksanaannya.

Network planning merupakan salah satu dari teknik-teknik manajemen

yang prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian

pekerjaan yang digambarkan /divisualisasikan dalam diagram network. Dengan

demikian diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang harus didahulukan,

pekerjaan mana yang menunggu selesainya pekerjaan lain, pekerjaan mana yang

tidak perlu tergesa-gesa sehingga alat dan tenaga orang dapat di geser ketempat

lain.

Dengan kemajuan teknologi sekarang ini, network planning dilaksanakan

diberbagai bidang antara lain: militer, perusahaan, pekerjaan-pekerjaan teknik,

administrasi dan sebagainya.

3.2. Penggunaan Network Planning

Network planning khususnya digunakan untuk menyelesaikan suatu

proyek yang hanya dilakukan sekali saja. Jadi setiap proyek yang akan

diselesaikan harus dibuat network planning yang baru.

Ketergantungan menggunakan network planning dalam pelaksanaan proyek

antara lain :

a. Melaksanakan penjadwalan dan mengawasi proyek secara logis

b. Mendokumen dan mendokumentasi rencana penjadwalan waktu dan

alternatif-alternatif lain penyelesaian proyek dengan tanmbahan biaya.

Page 63: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

63

c. Memikirkan kegiatan proyek secara menyeluruh dan mendetail.

d. Mengawasi proyek dengan lebih efisien sebab hanya jalur-jalur kritis

(critical path) saja yang perlu konsentrasi pengawasan secara ketat.

3.3. Data-data Yang Diperlukan Untuk Menyusun Network Planning

Dalam menyusun network planning, data-data yang diperlukan antara

lain:

a. Urutan pekerjaan logis

Menyusun pekerjaan yag harus diselsaikan lebih dahulu sebelum pekerjaan

lain dimulai dan pekerjaan-pakerjaan apa yang kemudian mengikutinya

b. Taksiran waktu penyelasaian setiap kegiatan

Berdasarkan pengalaman biasanya mewakili waktu rata-rata dan kalau

proyek itu baru biasanya diberi slack/ kelonggaran waktu.

c. Biaya untuk mempercepat setiap pekerjaan

Bila pekerjaan-pekerjaan yang ada pada jalur kritis ingin dipercepat agar

seluruh proyek cepat selesai. Misalnya biaya menambah tenaga, biaya

lembur dan sebagainya.

d. Sumber-sumber tenaga, perlengkapan dan material yang diperlukan.

3.4. Penggunaan Simbol-simbol Network Planning

Sebuah network merupakan pernyataan secara grafis dan kegiatan-

kegiatan yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan akhir.

untuk membentuk suatu visualisasi dari network planning perlu digunakan

simbol-simbol yaitu :

a. Arrow (anak panah), menyatakan suatu kegiatan atau

aktifitas yang membutuhkan jangka waktu tertentu

(duration) dan sumber daya (tenaga, material,

perlengkapan dan biaya) tertentu.

b. Node/event, bentuknya merupakan lingkaran bulat

yang menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa

Page 64: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

64

sebagai awal dan akhir atau pertemuan dari satu atau

beberapa kegiatan.

c. Double arrow, bentuknya merupakan arah panah

sejajar yang menunjukkan kegiatan lintasan kritis

(critical path).

d. Dummy, bentuknya merupakan arah panah terputus-

putus yang menyatakan kegiatan semu atau aktivitas

semu, yang dianggap kegiatan/aktivitas yang tidak

membutuhkan durasi dari dari sumber daya tertentu.

Sebelum membuat diagram network perlu diingat :

1. Panjang, pendek dan kemiringan letak pekerjaan, banyaknya durasi maupun

sumber daya yang digunakan.

2. Kepala anak panah menjadi pedoman arah dari tiap kegiatan.

3. Besar kecilnya lingkaran tidak mempunyai arti dalam suatu peristiwa.

4. Aktivitas-aktivitas apa yang mendahului dan aktivitas-aktivitas apa yang

mengikuti.

5. Aktivitas-aktivitas apa dapat bersamaan.

6. Aktivitas-aktivitas itu dibatasi saat mulai dan saat selesai.

7. Waktu, biaya sumber daya yang dibutuhkan dari aktivitas-aktivitas itu.

Anak panah selalu menghubungkan dua buah node, arah dari anak panah

menunjukkan urut-urutan waktu. Untuk memudahkan penggambaran, dalam

network diperlukan dua perjanjian :

Perjanjian I

Diantara dua peristiwa hanya boleh ada satu aktivitas (panah) yang

menghubungkannya. apabila pada peristiwa terdapat dua aktivitas

(panah) maka harus dibuat notasi yaitu :

(panah terputus-putus) aktivitas semu (dummy). Yang

dimaksud dengan (dummy) adalah aktifitas yang tidak

memakan waktu.

Page 65: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

65

perjanjian II

Aktivitas semu hanya boleh dipakai bila tidak ada cara lain untuk

menggambarkan hubungan-hubungan aktivitas yang ada dalam suatu

network.

3.5. Contoh-Contoh Diagram Network

Pembuatan suatu network planning harus didasarkan atas

ketergantungan-ketergantungan logis atau teknis diantara aktivitas-aktivitas.

Misalnya saja aktivitas memasang buis harus didahului dengan aktivitas galian

tanah, karena itulah ukuran logisnya dan unsur teknis yang perlu.

Tekanan pada logika yang ketat merupakan salah satu prinsip

pembentukkan network planning. Simbol-simbol dan peraturan network

planning seperti pada contoh berikut ini :

1. A = Aktivitas / Kegiatan

1,2 = Nomor Kejadian / peristiwa

Gambar 3.1. Network diagram peristiwa 1 terjadi sebelum aktivitas A dimulai

Peristiwa 1 harus sudah terjadi sebelum aktivitas A dimulai, demikian

pula peristiwa 2 sebelum aktivitas A selesai dikerjakan.

2. A B C

Gambar 3.2. Network diagram hubungan seri aktivitas C dimulai sesudah B

selesai dan aktivitas B dimulai setelah aktivitas A selesai

Hubungan seri aktivitas C baru dimulai sesudah B dikerjakan dan aktivitas

B baru dapat dimulai sesudah aktivitas A selesai dikerjakan.

1 2

1 2 3 4

Page 66: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

66

3. A

C B

Gambar 3.3. Network diagram yang berulang dan tidak diperkenankan dalam

diagram network.

Peristiwa-peristiwa baru terjadi bila aktivitas A selesai, sedang B baru

dapat dimulai bila peristiwa-peristiwa sudah terjadi, ini berhubungan yang

berulang dalam diagram dan C dapat dimulai bila peristiwa 3 sudah terjadi, ini

berhubungan dalam diagram network yang tidak diperkenankan.

4. B

A D

C

Gambar 3.4. Network diagram yang menyalahi perjanjian I

Hubungan paralel aktivitas D baru dimulai bila aktivitas B dan C sudah

selesai sedangkan aktivitas B dan C baru dapat dimulai (tidak perlu bersama-

sama) bila aktivitas A selesai.

Dalam diagram network menyalahi perjanjian I. karena dua node dihubungkan

oleh dua aktivitas. Untuk membetulkan kesalahan tersebut maka salah satu dari

B dan C dapat dihubungkan dengan D dan melalui aktivitas semu. Misalnya kita

lihat pada Gambar 3.5. dan Gambar 3.6.

1 2

3

1 2 3 4

Page 67: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

67

a

A C D

B

Gambar 3.5. Network diagram aktivitas B dihubungkan dengan D melalui

aktivitas semu.

b.

C

A B D

Gambar 3.6. Network diagram aktivitas C dihubungkan dengan D melalui

aktivitas semu.

5.

Awal Akhir

Gambar 3.7. Network diagram harus dimulai pada suatu peristiwa awal dan

selesai pada suatu peristiwa akhir.

Setiap diagram network dalam sebuah proyek harus dimulai pada suatu peristiwa awal dan harus selesai pada suatu peristiwa akhir

1 2 4 5

3

1 2 4 5

3

1

2

6

3

4 5

Page 68: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

68

3.6. Metode Jalur Kritis (Critical Path Method)

Critical Path Method (Metode Jalur Kritis) merupakan dasar dari sistem

pengendalian kemajuan pekerjaan. CPM adalah salah satu teknik perencanaan

yang didasarkan pada jaringan kerja yang dikembangkan dari upaya riset yang

diprakarsai pada tahun 1956 oleh Departemen Jasa Rekayasa dari perusahaan

E.1 du Pont de Memours. Menurut CPM kebanyakan pekerjaan dapat dikurangi

waktu pelaksanaan, jika sumber daya tenaga manusia, mesin-mesin, uang dan

sebagainya ditambah untuk melaksanakannya.

Apabila kondisi ini lebih menguntungkan maka pekerjaan tersebut harus

dimajukan waktu penyelasaiannya. Sebaliknya bila tidak ada alasan untuk

memperpendek suatu pekerjaan dan pekerjaan tersebut mempunyai

kelonggaran waktu pelaksanaan (float), maka pekerjaan tersebut harus

dilaksanakan secara biasa atau normal.

Pengendalian waktu CPM umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu :

perencanaan-jadwal-kontrol.

Tahap perencanan dimulai dengan membagi proyek kedalam berbagai

kegiatan-kegiatan yang berbeda. Kemudian ditentukan durasinya dan

dibuat suatu diagram panah memberikan gambaran secara grafis

ketergantungan diantara kegiatan-kegiatan didalam proyek.

Tahap selanjutnya adalah pembuatan jadwal dimana tujuan utamanya

adalah suatu bagan waktu yang memperlihatkan awal dan akhir tiap

kegiatan dalam hubungannya dengan kegiatan yang lain. Dalam jadwal

ini dapat diperlihatkan kegiatan kritis yang perlu perhatian jika proyek

harus harus diselesaikan pada waktunya. Untuk kegiatan yang non-kritis

jadwal harus memperlihatkan lamanya float (waktu longgar) yang dapat

dipergunakan jika kegiatan ditangguhkan atau jika sumber daya dalam

jumlah terbatas harus digunakan secara efektif.

Bagian terakhir adalah kontrol/pengendalian proyek meliputi

penggunaan bagan waktu dan diagram panah untuk membuat laporan

Page 69: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

69

kemajuan periodik. Jaringan kerja ini diperbaharui dan dianalisis jika

diperlukan atau sebuah jadwal baru dapat dibuat untuk bagian proyek

yang belum terselesaikan.

3.6.1. Faktor Penentu Lamanya Sebuah Kegiatan

Yang dimaksud dengan lama kegiatan adalah jangka waktu yang

dibutuhkan untuk menyelasaikan kegiatan yang bersangkutan, yaitu dimulai dari

saat awal saat kegiatan mulai dikerjakan sampai dengan saat akhir pada saat

kegiatan selesai dikerjakan.

Satuan untuk mengukur lama kegiatan tergantung dari macam

kegiatannya biasa dalam jam, hari, minggu, bulan atau tahun. Pada umunya

satuan waktu digunakan hari. Ada dua faktor penentu lama kegiatan, yaitu :

a. Faktor teknis

Yang termasuk faktor ini adalah volume pekerjaan sumber daya, ruang kerja

dan jam kerja.

b. Faktor non teknis

Yang termasuk faktor ini adalah banyaknya hari kerja per minggu, banyaknya

hari-hari libur, banyaknya hari-hari hujan dan cuaca yang tidak

memungkinkan menyelenggarakan pekerjaan dan sebagainya.

3.6.2. Analisa Waktu Dalam Sebuah Network

Setelah kita mempelajari simbol-simbol yang diguanakan untuk

membentuk sebuah network, kita menentukan network diagram dengan logika

ketergantungan tiap kegiatan satu dengan yang lain maka sekarang kita harus

meninjau “waktu” pelaksanan tiap-tiap kegiatan dan menganalisa seluruh

network diagram untuk mendapatkan waktu-waktu terjadinya masing-masing

peristiwa (kejadian). Simbol yang akan kita lengkapi adalah simbol dan event

(kejadian) yaitu berupa sebuah lingkaran seperti pada gambar dibawah ini.

Page 70: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

70

Y

X

Z

Gambar 3.8. Event (Lingkaran Kejadian)

Bila suatu lingkaran kejadian dibagi menjadi tiga ruang yang mempunyai

arti sebagai berikut :

Ruang X, Yang terletak disebelah kiri disediakan untuk nomor lingkaran

kejadian (Number of event)

Ruang Y, Yang terletak disebelah kanan atas disediakan untuk menunjukkan

“waktu paling awal peristiwa itu dapat dikerjakan” (EET = Earliest

Event Time).

Ruang Z, Yang terletak pada bagian kanan bawah disediakan untuk

menunjukkan “waktu paling akhir peristiwa itu dapat dikerjakan”

(LET =Latest Event Time).

3.6.3. Menghitung EET dan LET Menggunakan Cara Langsung (Metode

Algoritma).

Cara ini adalah cara untuk mempermudah Network Planning didalam

mencari jalur kritis. Seperti ketahui apabila terdapat banyak jalur-jalur

penyelasaian pekerjaan maka untuk menyatakan perhitungan satu per satu

adalah kurang efiisien. Hal ini disebabkan oleh karena disamping perhitungan

dengan cara satu per satu akan memakan waktu yang lama maka perhitungan

yang harus dikerjakan akan lebih banyak pula.

Perhitungan EET dilakukan melalui event awal bergerak keevent akhir

dengan jalan menjumlahkan, yaitu antara EET ditambah durasi. Dan bila pada

Page 71: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

71

suatu event bertemu dua atau lebih kegiatan, EET yang dipakai adalah waktu

yang terbesar.

21

15 21

9

Gambar 3.9. Event dengan perhitungan EET

Menghitung LET dilakukan mulai dari event akhir bergerak mundur

dengan jalan mengurangi, yaitu antara LET dikurangi durasi. Dan apabila pada

suatu event berasal dua atau lebih kegiatan, dipakai waktu yang terkecil.

12

20

12 18

Gambar 3.10. Event dengan perhitungan LET

Untuk lebih jelas diberikan network diagram fiktif yang akan ditentukan

harga EET dan LET-nya seperti gambar di bawah ini :

Gambar 3.11. Network diagram fiktif untuk menentukan kerja EET dan LET

5

1

A 7 D

5 7

0 B 3 E 13 F 19 H 23 I 25

0 2 4 5 6 7

0 3 4 10 14 5 19 4 23 2 25

C

10

10 G

3

10 9

Page 72: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

72

Penjelasan Gambar

Pembagian nomor event awal pada umumnya dapat dimulai dari angka 0

atau 1, kemudian diikuti pembagian nomor event yang lain. Pada dasarnya

searah dengan anak panah yang dimulai dari angka terkecil keangka yang lebih

besar dan diakhiri dengan nomor terbesar untuk event terakhir. Sehingga tidak

ada nomor event yang sama. Setelah diisi, diisikan dahulu harga EET (Earlist

Event Time) dengan perhitungan maju dimana untuk event 0 sama dengan 0,

event 1 hanya ada satu aktifitas yang masuk dengan durasi 5, jadi hanya EET

pada event 1 sama dengan 0 + 5 = 5. Untuk event 2 ada satu aktifitas yang masuk

yaitu dengan durasi 3, jadi harga EET pada event 2 sama dengan 0 + 3 = 3. Untuk

event 3 hanya ada satu aktifitas yang masuk dengan durasi 10, jadi harga EET

pada event 3 sama dengan 0 + 10 = 10. Untuk event 4, ada dua aktifitas yang

masuk dengan durasi 7 jadi harga EET sama dengan 12 (berasal dari 5 + 7) dan

aktifitas yang masuk dengan durai sama dengan 10, jadi harga EET sama dengan

13 (berasal dari 3 +10 ), dipakai harga yang terbesar yaitu 13. Untuk event 5, ada

dua aktifitas yang masuk dengan durasi 5, jadi harga EET sama dengan 18

(berasal dari 13 + 5) dan aktifitas yang masuk denga durasi 10, jadi harga EET

sama dengan 19 (berasal dari 10 + 9),dipakai harga yang terbesar yaitu 19.

Untuk event 6 hanya ada satu aktifitas yang termasuk dengan durasi 4, jadi harga

EET pada event 6 sama dengan 19 + 4 = 23. untuk event 7 hanya ada satu

aktifitas yang masuk dengan durasi 2, jadi harga EET pada event 7 sama dengan

23 + 2 =25.

Sesudah harga EET terisi semua, maka perhitungan LET (Latest Event

Time) dimulai dengan perhitungan mundur. Diisikan pada event 7 yaitu 25; harga

LETnya sama dengan EET event 7 yaitu 25. Harga LET untuk lingkaran event 6

yaitu 25 – 2 = 23, harga LET untuk event 5 adalah 23 – 4 = 19; harga LET untuk

event 4 adalah 19 – 5 = 14; harga LET untuk event 3 adalah 19 – 9 = 10; harga LET

untuk event 2 yaitu 14 – 10 = 4; harga LET untuk event 1 yaitu 14 – 7 = 7; harga

LET untuk event 0, ada 3 harga yaitu berasal dari 7 – 5 = 2; 4 – 3 = 1 dan 10 -10 =

0, dipilih harga terkecil yaitu = 0.

Page 73: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

73

3.6.4. Menentukan Lintasan Kritis

Lintasan kritis didefinisikan sebagai lintasan terpanjang dari suatu

network dan menentukan waktu pelaksanaan proyek. Lintasan kritis ini harus

diperhatikan benar-benar sebab dengan bertambahnya kegiatan-kegiatan yang

terletak pada lintasan ini menyebabkan terlambatnya seluruh proyek dan

dianjurkan agar lintasan kritis tidak lebih dari satu, walaupun didalam usaha

untuk mempersingkat waktu pelaksanaan proyek sering kita jumpai lintasan

kritis lebih dari satu.

Keadaan ini membuat pengawasannya sukar dilaksanakan dengan baik

dan resiko akan gagalnya waktu yang sudah ditentukan dari salah satu kegiatan

yang dilaksanakan bersamaan akan lebih besar. Dan ini artinya pelaksanaan

proyek akan terlambat.

Sering terjadi kekeliruan/kesalah pahaman dengan menganggap harga

EET dan LET sama (event slack = 0), maka kegiatan yang menghubungkan

merupakan kegiatan kritis, seperti kegiatan dibawah ini kegiatan 1 bukan

kegiatan kritis.

Gambar 3.12. Network diagram yang menunjukan lintasan kritis

7 D 17 H

2 5

15 10 25 6

A E

7 7

0 B 4 F 15 I 31

1 4 6 9

0 4 14 11 15 7 31

C L

5 7

5 G 15 K 24

3 7 8

9 6 15 9 24

J

Page 74: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

74

Aktifitas-aktifitas yang dilalui oleh lintasan kritis tadi dinamakan aktifitas

kritis. jadi aktifitas –aktifitas kritis disini adalah kegiatan B, F, J, K, L. Selain itu

lintasan kritis melalui event tertentu, dalam hal ini melalui event 1, 4, 6, 7, 8, dan

9.

Event yang dilalui lintasan kritis dinamakan event kritis, dan kalau dilihat

tiap-tiap event kritis tadi masing-masing mempunyai float sama dengan nol. Jadi

boleh dikatakan yang menghubungkan dua buah lingkaran kejadian kritis adalah

kegiatan kritis, tetapi ini tidak berlaku mutlak karena kalau kita melihat Gambar

3I.5, aktifitas 6-9 tadi bukan merupakan aktifitas kritis karena tidak dilalui oleh

lintasan kritis jadi syarat mutlak dimana suatu aktifitas itu adalah aktifitas kritis

apabila aktifitas tadi dilalui oleh lintasan kritis, dimana LET-EET =0.

Sedangkan mengenai event, ada cara tertentu untuk mengetahui bahwa

suatu event itu kritis, yaitu apabila event tadi mempunyai float = 0.

Perlu dibedakan antara lintasan kritis, event kritis, dan aktifitas kritis dimana :

Lintasan kritis adalah lintasan yang melalui aktifitas-aktifitas dengan

total float sama dengan nol dan free float sama dengan

nol.

Event kritis adalah lingkaran kejadian/ event slack sama dengan nol.

Kegiatan kritis adalah aktifitas yang dilalui oleh lintasan kritis.

Yang dinamakan dengan event float adalah perbedaan antara LET dan

EET pada suatu lingkaran kejadian. Jadi event float dapat didefinisikan sebagai

jumlah waktu yang menyatakan daerah waktu dimana kejadian itu dapat atau

boleh terjadi kelambatan tanpa mempengaruhi selesainya pelaksanaan proyek.

3.6.5. Lintasan Non Kritis

Perhatikan Gambar 3I.5, kegiatan A,C, D, H dan G serta I adalah kegiatan

non kritis artinya kegiatan-kegiatan ini boleh terlambat memulainya atau

selesainya tanpa mempengaruhi target waktu yang sudah ditetapkan oleh

lintasan kritisnya.

Page 75: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

75

Karena diperbolehkan terlambat maka kesempatan ini dipergunakan

untuk mengatur pemakaian sumber daya agar pemakaiannya lebih efisien.

Lintasan-lintasan yang tidak kritis mempunyai waktu pelaksanaan yang

dilaluinya mempunyai float. Jadi float termasuk pada semua kegiatan-kegiatan

yang tidak termasuk lintasan kritis.

3.6.6. Waktu Mengambang (Float Time)

Waktu mengambang (Float Time) adalah jangka waktu yang merupakan

ukuran batas toleransi keterlambatan kegiatan. Dengan ukuran ini dapat

diketahui karekteristik pengaruh keterlambatan terhadap penyelenggaran

proyek terhadap pola kebutuhan biaya. ada tiga macam waktu mengambang

:Total Float (Float Total), Free Float (Float Bebas), dan Independent Float (Float

Independen).

Total float atau float total adalah kelebihan waktu yang tersedia pada

suatu kegiatan sebelum sampai mempengaruhi jalur kritis (= TF). Total Float (TFij)

untuk kegiatan (ij) merupakan perbedaan antara waktu maksimum yang terjadi

untuk melakukan kegiatan (LFj-ESi) dan lamanya waktu yang memang diperlukan

Dij, yaitu :

TF = (LFj-ESi)- Dij = LFj - EFij = LSij – ESi

Dimana LS = waktu mulai paling lambat (latest start time) A dan EF = waktu

selesai paling awal (earliest finish time) untuk kegiatan (i,j) rumusnya sebagai

berikut :

LSij = LF- Dij

EFij = ESi +Dij

Free float atau float bebas adalah waktu bebas yang dapat dipakai suatu

kegiatan tanpa mengurangi float kegiatan-kegiatan berikutnya. Free Float (FFij)

untuk kegiatan (i,j) merupakan kelebihan waktu yang tersedia (ESj-ESi) terhadap

waktu sebenarnya diperlukan (Dij) yaitu FFij = (ESij-ESi)-Dij. Sedangkan float

independent atau independent float adalah seluruh waktu antara kegiatan

Page 76: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

76

berikutya selesai selambat mungkin dengan kegiatan terdahulu yang mulai

seawal mungkin dikurangi kurun waktu kegiatan yang dimaksud (LFi-ESi)-Dij

Untuk mengetahui lebih jelas pengertian mengenai float ini dan untuk

menghitung besar kecil atau harganya, maka harus diperhitungkan semua EET

dan LET –nya dari tiap-tiap kejadian serta durasi dari masing-masing kegiatan.

Dalam gambaran dibawah ini diperlukan sebuah kegiatan yang diberi

nama X yang dibatasi oleh 2 (dua) lingkaran kejadian yang ditujukan dengan

nomor i dan j.

EETi X EETj

i j LETi LETj

Gambar 3.13. Kegiatan X, yang dibatasi 2 Event yang ditunjukan dengan i dan j

Kegiatan X ini harus dipandang sebagai bagian dari suatu network dan

tidak dapat ditinjau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri. Pada gambar ini dapat

dilihat bahwa ada dua buah kegiatan yang memasuki lingkaran kejadian nomor i,

sedang bersama-sama meninggalkan lingkaran kejadian nomor i. Selanjutnya

pada lingkaran kejadian nomor j dimana kegiatan X berakhir terdapat sebuah

kegiatan yang juga berakhir disitu. Di samping itu ada juga tiga buah kegiatan

yang mulai pada lingkaran kejadian nomor j.

Diperlukan sekali untuk mengetahui keadaan-keadaan yang digambarkan

diatas karena apabila kegiatan X ditinjau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri,

maka kegiatan X tidak mempunyai float. Juga kegiatan X ini tidak akan

mempunyai float bila merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan suatu

network yang hanya terdiri dari kegiatan-kegiatan yang berurutan (semua

hubunganya satu sama lain seri) dan tidak mempunyai cabang-cabang pada tiap-

tiap lingkaran kejadiannya.

Page 77: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

77

Gambar 3.14. Hubungan antara Total Float (TF) Free Float (FF) dan Independent Float (IF)

Garis sebelah atas dari Gambar 3I.7, merupakan garis event time yaitu

garis dimana ditunjukan kapan kedua event (peristiwa atau kejadian) nomor i

dan j yang membatasi kegiatan X dapat terjadi. Sedangkan garis tebal dibawah

adalah garis aktifity time, yaitu garis dimana kemungkinan waktu mulai dan

selesainya suatu kejadian X yang ditunjukkan.

Dengan menggunakan notasi “X” untuk nama kegiatan dan nomor-nomor i dan

j untuk nomor lingkaran kejadian yang membatasi kegiatan X, maka gambar

keadaan tersebut dapat dipakai untuk kegiatan setiap network.

Sebagai contoh, bisa kita lihat network diagram yang terdapat pada gambar

Kegiatan A

1) Peristiwa awalnya adalah peristiwa nomor 1, i = 1

ES = 0; LS = 0

2) Peristiwa akhirnya adalah peristiwa nomor 2, j = 2

EF = 7; LF = 23

7 X 25

5 8

12 D = 8 30

EETi LETi EETj LETj

INDEPENDENT FLOAT

Di j = 8

FREE FLOAT

TOTAL FLOAT

Di j = 8 Di j

SPAi/SPA5 SPLi/SPL5 SPAj/SPA8 SPLj/SPL8

Aktivitas X

Aktivitas X

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Page 78: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

78

3) Lama kegiatan perkiraan, D = 7

4) Total Float (TF) = LF – D – ES

= 23 – 7 - 0 = 16

Free Float (FF) = EF – D – ES

= 7 -7 – 0 = 0

Independent Float (IF) = EF – D - LS

= 7 – 7 – 0 =0

Kegiatan E

1) Peristiwa awalnya adalah peristiwa nomor 2, i = 2

ES = 7 ; LS = 23

2) Peristiwa akhirnya adalah peristiwa nomor 6, j = 6

EF = 37 ; LF = 37

3) Lama kegiatan perkiraan, D = 13

4) Total Float (TF) = LF –D – ES = 37 –7 – 13 = 17

Free Float (FF) = EF – D – ES = 37 –7 -13 = 17

Independent Float (IP) = EF – D – LS = 37 –23 -13 = 1

Perhitungan kegiatan-kegiatan lainnya sama seperti kegiatan A dan E jika

ditabulasikan akan diperoleh table seperti dibawah ini :

Tabel 3.1. Total Float, Free Float, Indenpendnet Float

Kegiatan Lama Kegiatan

Paling Awal Paling Akhir TF FF IF

i j Mulai Selesai Mulai Selesai

1 1 1 2 2 3 4 6 5

2 3 4 5 6 6 7 7 7

A B C D E F G H I

0 0 0 7 7

12 9

37 18

7 12 9

18 37 37 52 52 52

0 0 0

23 23 12 44 37 34

23 12 44 34 37 37 52 52 52

16 0

35 16 17 0

35 0

16

0 0 0 0

17 0

35 0

16

0 0 0 0 1 0 0 0 0

Page 79: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

79

Gambar 3.15. Jaringan Kerja, Umur Proyek 52 Hari

3.6.7. Mempercepat Umur Proyek

Keadaan yang dihadapi di sini perbedaan antara umur perkiraan proyek

dengan umur rencana proyek. Umur rencana proyek biasanya lebih pendek dari

pada umur perkiraan proyek. Umur perkiraan proyek ditentukan oleh lintasan

kritis yang terlama waktu pelaksanaanya dan waktu pelaksanaan tersebut

merupakan jumlah lama kegiatan perkiraan dari kegiatan-kegiatan kritis yang

membentuk lintasan tersebut sedangkan rencana proyek ditentukan

berdasarkan kebutuhan manajemen atau sebab yang lain.

Supaya proyek dilaksanakan sesuai dengan rencana, umur perkiraan

proyek harus disamakan dengan umur rencana proyek. caranya dengan

mempercepat lama kegiatan perkiraan secara proporsional.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar dapat membuat rencana dengan

umur proyek yang lebih cepat dari keadaan semula adalah :

a. Telah ada network diagram yang tepat.

b. Lama kegiatan perkiraan masing-masing kegiatan telah ditentukan

D 18 I

5

11 34 18

A 7 E

2

7 23 13

0 B 12 F 37 H 52

1 3 6 7

0 12 12 25 37 15 52

C 9 G

4

9 44 8

Page 80: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

80

c. Berdasarkan ketentuan di atas, dihitung saat paling awal peristiwa

dikerjakan (SPA) dan saat paling lambat (SPL) semua peristiwa..

d. Ditentukan pula umur rencana proyek (UREN).

3.6.8. Pengaruh Keterlambatan Suatu Kegiatan

Dalam penyelenggaraan suatu proyek kemungkinan besar akan terjadi

satu atau beberapa kegiatan terlambat penyelesaiannya. keadaan ini akan

menimbulkan masalah yang tentunya akan mempengaruhi umur proyek, lintasan

proyek, saat mulai kegiatan pengikut dan pola kebutuhan sumber daya.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar dapat melakukan penilaian

keterlambatan sebuah kegiatan terhadap penyelenggaraan proyek adalah :

a. Network diagram yang tepat dan lengkap telah tersedia. Network diagram

lengkap bila lama perkiraan tiap kegiatan, EET dan LET tiap peristiwa

diketahui.

b. Semua tenggang waktu kegiatan yaitu total float, free float dan independent

float sudah dihitung untuk setiap kegiatan

c. Besar ketelambat kegiatan diketahui

3.6.9. Sistematika Penyusunan Jaringan Kerja

1. Inventerisasi kegiatan

Pekerjaan pembangunan bangunan pengaman pantai diuraikan atau

diturunkan menjadi kegiatan-kegiatan.

2. Hubungan antar kegiatan

Dari kegiatan-kegiatan pekerjaan ditentukan hubungan tiap kegiatan

dengan kegiatan lain. Hubungan ini adalah hubungan ketergantungan

antar kegiatan secara logika.

3. Penentuan waktu pelaksanaan

Waktu kegiatan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan

pekerjaan sampai selesai. Waktu kegiatan ini ditentukan oleh berapa

besar volume pekerjaan yang akan diselesaikan dibanding dengan berapa

Page 81: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

81

besar sumber daya yang tersedia untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

Sumber daya disini dapat berupa tenaga kerja, peralatan, dan bahan.

4. Menyusun network diagram

Dengan ditentukannya hubungan antar kegiatan, maka dapat

dirangkaikan (disambung-sambungkan) berbagai kegiatan yang berkaitan

sehingga keseluruhan kegiatan menyusun jaringan kerja (network

diagram) yang mencerminkan proyek secara keseluruhan

Contoh Aplikasi : CRITICAL PATH METHOD (CPM) Soal 1 Suatu Proyek Pembuatan Bangunan Pengamanan Pantai dengan data-data sebagai berikut : Tabel 3.2. Contoh Proyek Soal 1

KEGIATAN URAIAN KEGIATAN DURASI (hari)

A B C D E F G H I J K L M

N O P Q R S

Pekerjaan Besi Untuk Buis, H =1,50 M Pekerjaan Besi untuk Buis, H =1,00 M Pekerjaan Pengecoran Buis, H = 1,50 M Pekerjaan Pengecoran Buis, H = 1,00 M Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan Filter Cloth (geotextile) Pemasangan Buis Beton, h = 1,50 M Pekerjaan Sirtu Pengisi Buis Beton Dan Antara Buis Beton, H = 1,50 M Pemasangan Buis beton, H = 1,00 M Pemasangan Anker Diameter 16 mm + Pengikat Pekerjaan Cor Beton 1:2:3 Untuk Buis H = 1,50 M dan sambungan antara Buis, H = 1,50 M dan H = 1,00 M Pekerjaan Sirtu Pengisi Buis Beton, H = 1,00 M Cor Beton 1:2:3 Untuk Buis, H = 1,00 M ( Penutup) dan Sambungan antara Buis, H = 1,50 M dan H = 1,00 M Pemasangan Batu Boulder Pekerjaan Batu Pengisi Celah Antara Boulder Pekerjaan Plesteran 1:3 Pekerjaan Timbunan Sirtu Pemasangan Batu kali/Batu belah Campuran 1:3 Pekerjaan Siaran 1:2

21 14 21 14 14 7

28

14 20 7

7 7

7 28 14 7

21 7 7

Page 82: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

82

Hitung : 1. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan 2. Lintasan Kritis dan Kegiatan Kritis 3. Kegiatan Non Kritis 4. Waktu tenggang (Float dan slack) dari masing-masing kegiatan.

Jawaban : Waktu Pelaksanaan Pekerjaan : 160 Hari Kalender. Lintasan Kritis melalui kegiatan-kegiatan : A,C,E,F,G.H,I,J,K,L,M, dan Q Kegiatan Non Kritis adalah : B,D,N,O,P,R, dan S Float : Tugas Rumah

Page 83: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

83

132

L

132

7

K

63

G

91

H

105

I 125

132

63

28

91

14

105

20

125

132

7

91

105

125

139

7

7

9

14

15

7

J

8

28

17

13

11

10

12

O

R

14

35

56

42

105

14

0

21

C

42

E

56

F

0

21

21

42

14

56

7

3

14

D

5

4

2

1

A

B

21

7

6

N

139

139

P

M

139

160

139

160

S

112

153

21

7

16

18

Q 7

Page 84: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

84

3.6.9. Mempercepat Waktu Pelaksanaan Proyek

Waktu dipercepat atau lebih dikenal dengan Crash Time adalah waktu

paling singkat untuk menyelesaikan seluruh kegiatan yang secara teknis

pelaksanaannnya masing mungkin dilakukan. Dalam hal ini penggunaan sumber

daya bukan hambatan.

Mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah suatu usaha

menyelesaian proyek lebih awal dari waktu penyelesaian dalam keaadaan

normal. Dengan diadakannya percepatan proyek ini akan terjadi pengurangan

durasi kegiatan yang akan diadakan crash program. Durasi crashing maksimum

suatu aktivitas adalah durasi tersingkat untuk menyelesaikan suatu aktivitas yang

secara teknis masih mungkin dengan asumsi sumber daya bukan merupakan

hambatan (Soeharto, 1997). Durasi percepatan maksimum dibatasi oleh banyak

hal seperti luas proyek atau lokasi kerja, ketersediaan sumberdaya, cuaca dan

lain sebagainya. Namun ada empat faktor yang dapat dioptimumkan untuk

melaksanakan percepatan pada suatu aktivitas yaitu meliputi penambahan

jumlah tenaga kerja, penjadwalan kerja lembur, penggunaan peralatan berat dan

pengubahan metode konstruksi di lapangan.

Adapun rencana kerja yang akan dilakukan dalam mempercepat durasi

sebuah pekerjaan dengan metode jam kerja lembur adalah:

- Waktu kerja normal adalah 8 jam (08.00 – 17.00), sedangkan lembur

dilakukan setelah waktu kerja normal.

- Harga upah pekerja untuk kerja lembur menurut Keputusan Menteri Tenaga

Kerja Nomor KEP. 102/ MEN/VI/ 2004 pasal 11 diperhitungkan sebagai

berikut :

• Untuk jam kerja lembur pertama, harus dibayar upah lembur sebesar 1,5

(satu setengah) kali upah satu jam.

• Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah lembur

sebesar 2 (dua) kali upah satu jam.

Dari uraian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :

Page 85: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

85

Biaya lembur per hari = (jam kerja lembur pertama x 1,5 x (upah satu jam

normal) + (jam kerja lembur berikutnya x 2 (upah satu jam normal))

Hal menunjukkan bahwa dalam percepatan biaya dengan melaksanakan

Penambahan Jam Kerja (lembur) akan menyebabkan penambahan biaya

pelaksanaan (gambar 3).

Kendala lain dalam mempercepat waktu dengan menggunakan metode

penambahan jam kerja (lembur) adalah akan terjadi penurunan produktivitas

yang dapat dilihat pada grafik Gambar 3.16.

Gambar 3.16. Grafik indikasi menurunnya produktivitas karena kerja lembur (Soeharto, 1997)

Gambar 3.17. Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipersingkat untuk satu

kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997)

Page 86: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

86

Tujuan utama untuk mempercepat waktu penyelesaian adalah

memperpendek waktu penyelesaian proyek dengan kenaikan biaya yang

seminimal mungkin. Proses mempercepat waktu penyelesaian proyek

dinamakan Crash Program. Akan tetapi, terdapat batas waktu percepatan (crash

time) yaitu suatu batas dimana dilakukan pengurangan waktu melewati batas

waktu ini akan tidak efektif lagi.

Dengan menggunakan crash schedule, tentu saja biayanya akan jauh

lebih besar dibandingkan dengan normal schedule. Dalam crash schedule akan

dipilih kegiatan-kegiatan kritis dengan tingkat kemiringan terkecil untuk

mempercepat pelaksanaannya. Langkah ini dilakukan sampai seluruh kegiatan

mencapai nilai crash time-nya. Perhitungan yang dilakukan untuk menentukan

sudut kemiringan (waktu dan biaya suatu kegiatan) atau lebih dikenal dengan

slope adalah:

Contoh :

Soal 2

Sebuah Proyek dengan kegiatan sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 3.3. Tabel Soal 2

Kegiatan Kegiatan

Mendahului

Waktu yang dibutuhkan

(Minggu)

Biaya

(Dalam $)

Normal Crash Normal Crash

A - 4 2 10.000 11.000

B A 3 2 6.000 9.000

C A 2 1 4.000 6.000

D B 5 3 14.000 18.000

E B,C 1 1 9.000 9.000

F C 3 2 7.000 8.000

G E, F 4 2 13.000 25.000

H D, E 4 1 11.000 18.000

I H, G 6 5 20.000 19.000

a. Tentukan waktu penyelesaian proyek serta biayanya.

b. Tentukan waktu senggang bebasnya dan lintasan kritis normal.

Page 87: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

87

c. Dengan mempersingkat waktu proyek selama tiga minggu, tentukan

kegiatan-kegiatan apa saja yang pelu dipersingkat dan tentukan total biaya

proyeknya.

Penyelesaian

Jaringan kerja adalah sebagai berikut :

Diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah 22 minggu dengan biaya

yang dikeluarkan adalah (10.000 + 6.000 + 4.000 +14.000 + 9.000 + 7.000 +

13.000 + 11.000 + 20.000 = 94.000)

Menghitung Float dan menemukan lintasan kritisnya.

Kegiatan A B C D E F G H I

TF 0 0 2 0 4 2 2 0 0

FF 0 0 1 0 0 0 0 0 0

Dengan demikian bahwa;

Kegiatan Kritis melalui : A, B, D, H, I

Jalur Kritis melalui peristiwa : 1 – 2 – 3 – 5 – 8 – 9

10

02

4

4

37

7

47

9

112

12

18

12

110

12

116

161

22

22A

4

B3

C

2

E

F

3G

4

I

6

H4

D

5

1

Page 88: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

88

Untuk mempersingkat waktu penyelesaian proyek dengan menggunakan

crash program dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung nilai slope masing-masing kegiatan

2. Mengurangi waktu penyelesaian proyek dengan menekan sebanyak

mungkin kegiatan-kegiatan kritis yang mempunyai slope terkecil. Dari

tabel di atas kegiatan kritis dengan slope terkecil adalah kegiatan A.

Dengan demikian kegiatan A dapat ditekan sebanyak 2 minggu (4

Berikut ini perubahan waktu penyelesaian proyeknya:

Diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah 20 minggu dengan

biaya adalah $94.000 + (22 – 20) 500 = $95.000

10

02

4

4

37

7

47

9

112

12

18

12

110

12

116

161

22

22A

4

B3

C

2

E

F

3G

4

I

6

H4

D

5

1

10

02

2

2

35

5

47

7

110

10

18

10

110

10

114

141

20

20A

2

B3

C

2

E

F

3G

4

I

6

H4

D

5

1

Page 89: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

89

3. Dikarenakan waktu penyelesaian belum sesuai yang diharapkan (3

minggu) maka perlu menekan aktivitas kritis lain yang memiliki slope

terkecil setelah A yaitu kegiatan D sebanyak 1 minggu (5 menjadi 4).

Waktu penyelesaian proyek yang diperoleh:

Diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah 19 minggu dengan biaya

adalah 95.000 + (20 – 19) 2.000 = 97.000

LATIHAN :

Soal 3

Sebuah Proyek dengan aktifitas dan jaringan kerja sebagaimana pada gambar

berikut ini :

10

02

2

2

35

5

45

6

19

9

16

9

18

9

113

131

19

19A

2

B3

C

2

E

F

3G

4

I

6

H4

D

4

1

10

02

4

4

38

8

48

10

114

14

112

14

111

20

122

221

28

28A

4

B4

C

4

F

G

3

I2

J

6

H8

E

6

4

18

17

D2

Page 90: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

90

Dengan kendala : Tabel 3.4. Tabel Soal 3

Kegiatan Kegiatan

Mendahului

Waktu yang dibutuhkan

(Minggu)

Biaya

(Dalam $)

Normal Crash Normal Crash

A - 4 2 10.000 11.000

B A 4 2 6.000 9.000

C A 4 2 4.000 6.000

D A 2 2 9.000 9.000

E B 6 4 9.000 10.000

F C 4 2 7.000 8.000

G D 3 2 13.000 25.000

H E,F 8 4 11.000 18.000

I C, G 2 2 20.000 20.000

J H,I 6 4 10.000 11.000

Tentukanlah: a. Waktu penyelesaian normal dan biayanya b. Waktu penyelesaian tercepat dan biayanya 3.7. Alokasi Sumberdaya

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap percepatan waktu

pelaksanaan proyek memiliki konsekuensi terhadap kenaikan biaya pelaksanaan.

Pada materi ini akan disampaikan bahwa pada percepatan waktu tidak

selamanya harus memiliki konsekuensi terhadap pertambahan/perubahan

sumberdaya (biaya, material, mesin, pekerja, dan metode pelaksanaan).

Dengan mengalokasikan sumberdaya yang tersedia dan akan digunakan

kita akan mendapatkan total sumberdaya yang digunakan akan tetap sama

dengan sebelum dilakukan dan setelah dilakukan percepatan.

Sebagai contoh; Untuk menyelesaikan suatu pekerjaan pasangan batu

bata dengan luas 160 m2 kita merencanakan menggunakan sumberdaya tenaga

kerja jenis Tukang sebanyak 5 orang dan 5 pekerja (5 pasang dengan komposisi 1

tukang dan 1 pekerja) yang jika berdasarkan produktifitasnya, mereka akan

menyelesaikan pekerjaan ini selama 32 hari (1 pasang tenaga kerja akan

Page 91: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

91

menyelesaikan 16 m2 dalam 1 hari). Jadi total jumlah sumberdaya tenaga kerja

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah : 5 (pasang) x 32 hari

= 160 hari. Jika kita ingin mempercepat waktu pelaksanaan pekerjaan kita harus

menambah jumlah pasangan dengan produktifitas yang sama. Misalnya kita akan

mempercepat waktu pelaksanaan sebanyak 16 hari (32-16), maka kita harus

menambahkan 5 pasang lagi menjadi 10 pasang sehingga yang dapat

diselesaikan adalah 10 x 16 = 160 hari. Permasalahannya jika kita menambah

pasangan tenaga kerja, dalam logika penjelasan sebelumnya adalah kita

menambah biaya untuk membayar pasangan yang baru.

Jika logikanya seperti itu bahwa untuk mempercepat suatu kegiatan kita

harus menambah sumberdaya, maka jika kita memperlambat kegiatan kita akan

mengurangi sumberdaya. Berdasarkan logika inilah kita akan mempercepat suatu

kegiatan dengan tidak menambah sumberdaya yang digunakan.

Misalnya suatu proyek dengan kegiatan dan sumberdaya seperti pada

table berikut ini:

Tabel 3.5. Tabel Contoh Alokasi sumberdaya

KEG DURASI Sumberdaya

x y Jumlah x Jumlah y

A 12 6 6 72 72

B 8 4 4 32 32

C 8 16 16 128 128

D 16 4 4 64 64

E 6 6 6 36 36

F 10 2 2 20 20

G 6 8 8 48 48

H 10 6 6 60 60

I 20 8 8 160 160

TOTAL SUMBERDAYA 620 620

Berapa waktu tercepat yang dapat dilaksanakan dengan tidak ada penambahan

sumberdaya ?

Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah :

Page 92: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

92

1. Menghitung Waktu Pelaksanaan Proyek Rencana dan menentukan jalur

kritis dan kegiatan kritisnya.

Hal ini dilakukan (menentukan jalur kritis dan kegiatan kritis) merupakan

hal yang paling mendasar dalam mempercepat waktu pelaksanaan

proyek karena pada jalur kritislah waktu proyek ditentukan. Dengan

perubahan terhadap waktu dalam kegiatan kritis akan mempengaruhi

waktu pelaksanaan proyek

Diagram jaringan kerjanya adalah sebagai berikut;

Menghitung waktu pelaksanaan dan Jalur Kritis

D : 16 I : 205

E : 62

0 B : 8 F : 10 H : 101 3 6 7

0

C : 8 G : 64

4x 4y 8x 8y

4x 4y 4x 4y 6x 6y

16x 16y 8x 8y

6x 6y

D : 16 I : 205

E : 62

0 B : 8 F : 10 H : 101 3 6 7

0

C : 8 G : 64

4x 4y 8x 8y

4x 4y 4x 4y 6x 6y

16x 16y 8x 8y

12

28

48

48

188

8

28

12

38

42

28

Page 93: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

93

2. Mempercepat waktu pada kegiatan-kegiatan yang berada dalam jalur

kritis. Hal ini dengan cara coba-coba sehingga memerlukan perhitungan

yang berulang.

Percobaan 1.

Dari diagram jaringan kerja di atas dapat dijelaskan bahwa kita

melakupan percobaan 1 yaitu mempercepat waktu pelaksanaan dengan

mempercepat waktu pada kegiatan I dimana pada rencana selama 20 (satuan

waktu) menjadi 10 (satuan waktu). Hal ini akan menyebabkan pertambahan

sumberdaya x dan y sebanyak 8x dan 8y. Kemudian untuk memenuhi kebutuhan

pertambahan sumberdaya x dan y, maka kita mencoba memperlambat pada

kegiatan H dari 10 (satuan waktu) menjadi 20 (satuan waktu). Dengan demikian

kegiatan H mengalami pengurangan sumberdaya sebanayak 3x dan 3y.

Penambahan sumberdaya akibat percepatan pada kegiatan I sebanyak 8x

dan 8y dan pengurangan sumberdaya akibat perlambatan kegiatan sebanyak 3x

dan 3y, maka kita masih membutuhkan sumberdaya sebanyak 5x dan 5y yang

akan dilakukan dengan mempercepat waktu pada kegiatan lain yang tidak

merupakan kegiatan kritis.

D : 16 I : 205

E : 62

0 B : 8 F : 10 H : 101 3 6 7

0

C : 8 G : 64

4x 4y 8x 8y

4x 4y 4x 4y 6x 6y

16x 16y 8x 8y

12

28

48

48

188

8

28

12

38

42

28

10

16x 16y

20

3x 3y

8x 8y

3x 3y

6x 6y

Page 94: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

94

Perlu diperhatikan bahwa dalam mempercepat atau memperlambat

suatu kegiatan harus tidak mengakibatkan waktu pelaksanaan proyek tidak

bertambah.

Percobaan 2.

Karena pada percobaan 1 tidak didapatkan jumlah penambahan dan

pengurangan yang seimbang, maka dilakukan lagi langkah-langkah seperti itu

dengan menggunakan kegiatan lainnya yang berada pada lintasan yang tidak

kritis atau kegiatan-kegiatan yang tidak kritis.

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa percepat dilakukan pada

kegiatan I dimana untuk mempercepat menjadi 10 (satuan waktu) dibutuhkan

sumberdaya sebanyak 16x dan 16y yang berarti perlu ditambah sebanyak 8x dan

8y. Kemudian pada kegiatan C dilakukan perlambatan yaitu dari 8 (satuan waktu)

menjadi 16 (satuan waktu) sehingga terjadi pengurangan sumberdaya pada

kegiatan tersebut sebanyak 8x dan 8y, berarti kebutuhan sumberdaya pada

kegiatan I sudah terpenuhi.

D : 16 I : 205

E : 62

0 B : 8 F : 10 H : 101 3 6 7

0

C : 8 G : 64

4x 4y 8x 8y

4x 4y 4x 4y 6x 6y

16x 16y 8x 8y

12

28

48

48

188

8

28

12

38

42

28

10

16x 16y

16

8x 8y

8x 8y

8x 8y

6x 6y

Page 95: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

95

KEG DURASI Sumberdaya

x y Jumlah x Jumlah y

A 12 6 6 72 72

B 8 4 4 32 32

C 16 8 8 128 128

D 8 8 8 64 64

E 6 6 6 36 36

F 10 2 2 20 20

G 12 4 4 48 48

H 10 6 6 60 60

I 10 16 16 160 160

TOTAL SUMBERDAYA 620 620

Dengan diagram jaringan kerja sebagai berikut;

Waktu pelaksanaan proyek menjadi : 38 (satuan waktu)

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ini merupakan waktu tercepat yang dapat

dilakukan deng tidak terjadi penambahan sumberdaya ?

Jawabannya adalah tidak. Maka dilakukan perhitungan lanjutan yaitu dengan

mempercepat dan memperlambat kegiatan lainnya.

D : 16 I : 105

E : 62

0 B : 8 F : 10 H : 101 3 6 7

0

C : 16 G : 64

4x 4y 16x 16y

4x 4y 4x 4y 6x 6y

8x 8y 8x 8y

6x 6y

12

12

12

18

16

32

18

28

38

38

28

28

Page 96: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

96

Percobaan 3.

Kali ini dilakukan percepatan pada kegiatan yang berada dalam lintasan

kritis lainnya yaitu pada kegiatan D dimana dipercepat dari 16 (satuan

waktu) menjadi 8 (satuan waktu). Hal ini mengakibatkan kebutuhan

sumberdaya x dan y sebanyak 8x dan 8y yang berarti perlu ditambah dari

kegiatan lainnya sebesar 4 x dan 4y.

Dengan diperlambatnya kegiatan G dari 6 (satuan waktu) menjadi 12

(satuan waktu), didapatkan kebutuhan 4x dan 4 y tersebut dengan

pehitungan sumberdaya sebagai berikut;

KEG DURASI Sumberdaya

x y Jumlah x Jumlah y

A 12 6 6 72 72

B 8 4 4 32 32

C 16 8 8 128 128

D 8 8 8 64 64

E 6 6 6 36 36

F 10 2 2 20 20

G 12 4 4 48 48

H 10 6 6 60 60

I 10 16 16 160 160

TOTAL SUMBERDAYA 620 620

D : 16 I : 105

E : 62

0 B : 8 F : 10 H : 101 3 6 7

0

C : 16 G : 64

4x 4y16x 16y

4x 4y 4x 4y 6x 6y

8x 8y 8x 8y

6x 6y

84x 4y

8x 8y

12

4x 4y 4x 4y

12

12

8

10

12

18

18

20

30

20

20

30

Page 97: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

97

Dan waktu pelaksanaan dan diagram jaringan kerjanya menjadi;

Pertanyaan selanjutnya apakah 30 (satuan waktu) merupakan waktu

tercepat dengan tidak terjadi penambahan sumberdaya ? Silahkan

melanjutkan dengan cara yang sama.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini adalah:

1. Sumberdaya yang akan dialokasikan harus sama.

2. Percepatan dilakukan pada Kegiatan kritis dan perlambatan dilakukan pada

kegiatan tidak kritis.

3. Jika terjadi perubahan terhadap jalur kritis tidak menjadi masalah.

4. Jika ada alternative menghasilkan banyak jalur kritis dan ada alternative

yang memiliki sedikit jalur kritis, maka alternative yang akan digunakan

adalah alternative dengan sedikit jalur kritis. Hal ini disebabkan oleh semakin

banyaknya jalur kritis berarti semakin banyak kegiatan kritis yang akan

berakibat pada semakin diperlukan pengawasan yang ketat.

D : 8 I : 105

E : 62

0 B : 8 F : 10 H : 101 3 6 7

0

C : 16 G : 124

8x 8y16x 16y

4x 4y 4x 4y 6x 6y

8x 8y 4x 4y

6x 6y

12

12

8

10

12

18

18

20

30

20

20

30

Page 98: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

98

BAB IV

PERENCANAAN JADWAL DENGAN METODE PERT

PERT adalah singkatan dari Program Evaluation Review Technique,

metodologi yang dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun

1950 untuk mengelola program rudal kapal selam Polaris. Sebuah metode yang

sama, dengan Critical Path Method (CPM) dikembangkan untuk manajemen

proyek di sektor swasta pada waktu yang sama.

Bila CPM memperkirakan waktu komponen kegiatan proyek dengan

pendekatan deterministik satu angka yang mencerminkan adanya kepastian,

maka PERT direkayasa untuk menghadapi situasi dengan kadar ketidakpastian

(uncertainty) yang tinggi pada aspek kurun waktu kegiatan (Soeharto, 1999).

Menurut Heizer dan Render (2005), dalam PERT digunakan distribusi peluang

berdasarkan tiga perkiraan waktu untuk setiap kegiatan, antara lain waktu

optimis , waktu pesimis, dan waktu realistis.

Sebuah grafik PERT merupakan representasi grafis dari jadwal proyek,

menunjukkan urutan tugas, tugas-tugas yang dapat dilakukan secara bersamaan,

dan jalur kritis dari tugas-tugas yang harus diselesaikan tepat waktu agar proyek

untuk memenuhi batas waktu penyelesaiannya. Grafik dapat dibangun dengan

berbagai atribut, seperti awal dan terbaru mulai tanggal untuk setiap tugas,

tanggal selesai paling awal dan terbaru untuk setiap tugas, dan waktu slack

antara tugas. Sebuah grafik PERT dapat mendokumentasikan seluruh proyek atau

fase utama proyek. Grafik memungkinkan tim untuk menghindari jadwal realistis

dan harapan jadwal, untuk membantu mengidentifikasi dan memperpendek

tugas-tugas yang kemacetan, dan untuk memusatkan perhatian pada tugas yang

paling penting.

Dalam Heizer dan Render (2006), PERT mengatasi masalah variabilitas

waktu aktivitas saat melakukan penjadwalan proyek. Menurut Handoko (1999),

PERT bukan hanya berguna untuk proyek-proyek raksasa yang memerlukan

waktu tahunan dan ribuan pekerja, tetapi juga digunakan untuk memperbaiki

Page 99: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

99

efisiensi pengerjaan proyek-proyek segala ukuran. Pada PERT, penekanan

diarahkan kepada usaha mendapatkan kurun waktu yang paling baik (ke arah

yang lebih akurat). PERT menggunakan unsur probability. Dalam Siswanto (2007),

disebutkan bahwa PERT, melalui distribusi beta, menggunakan taksiran-taksiran

waktu untuk menentukan waktu penyelesaian suatu kegiatan agar lebih realistik.

4.1. Komponen-Komponen dalam PERT :

a. Peristiwa atau Kejadian (event) :

menandai mulainya atau berakhirnya suatu kegiatan (activity) atau tugas.

Biasanya peristiwa atau kejadian digambarkan dengan suatu lingkaran (nodes)

yang diberi nomor.

b. Kegiatan atau aktivitas :

bagian dari keseluruhan pekerjaan proyek yang terjadi diantara dua peristiwa

atau kejadian. Aktivitas atau kegiatan digambarkan dengan tanda panah.

c. Waktu kegiatan (time activity):

PERT menggunakan tiga estimasi waktu, yaitu :

1. Waktu optimistis (a), yaitu waktu kegiatan bila semuanya berjalan baik tanpa

hambatan dan penundaan,

2. Waktu realistis (m), yaitu waktu yang kegiatan yang akan terjadi bila suatu

kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal (waktu paling tepat untuk

penyelesaian kegiatan) dengan penundaan-penundaan yang dapat diterima,

3. Waktu pesimistis (b), yaitu waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau

penundaan lebih dari semestinya.

d. Waktu yang Diharapkan (Expected Time / ET) :

Page 100: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

100

Ketiga waktu aktivitas / kegiatan tersebut diatas ( a, m dan b) digunakan

untuk menghitung waktu yang diharapkan dalam penyelesaian suatu proyek,

dengan menggunakan rumus :

te = (a + 4m + b)/6 dan

V = [ b – a]²/6

Dimana:

te = Waktu yang Diharapkan (Expected Time)

V = Selisih waktu penyelesaian aktivitas / kegiatan

Besarnya ketidakpastian tergantung pada besarnya angka a dan b,

dirumuskan sebagai berikut :

Deviasi standar kegiatan :

S = 1/6 (b-a)

Varians kegiatan :

Untuk mengetahui kemungkinan mencapai target jadwal dapat dilakukan

dengan menghubungkan antara waktu yang diharapkan (TE) dengan target T(d)

yang dinyatakan dengan rumus :

4.2. Langkah-langkah metode PERT

1. Susun logika ketergantungan antara kegiatan

2. Tentukan nilai a, m, dan p dari setiap kegiatan.

3. Hitung mean dan standard deviasi.

4. Gunakan rata-rata waktu aktifitas dan buatlah diagram jaringan kerja

PERT dan tentukan EET, LET, dan jalur kritis.

5. Hitung probabilitas waktu penyelesaian proyek.

Page 101: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

101

CONTOH 1:

Suatu proyek dengan data-data sebagai berikut :

Tabel 4.1. Contoh 1 PERT

KEGIATAN

KEGIATAN

YANG

MENDAHULUI

DURASI (HARI)

OPTIMISTIK YANG MUNGKIN PESIMISTIK

A - 3 6 15

B - 2 5 14

C A 6 12 30

D A 2 5 8

E C 5 11 17

F D 3 6 15

G E,F 1 4 7

H B 3 8 31

I H 3 17 37

Hitung :

1. Berapa waktu pelaksanaan proyek yang diharapkan

2. Gambar Diagram jaringan kerja dan waktu pelaksanaan proyek serta jalur

kritis.

3. Standart deviasi dan varian.

Penyelesaian :

1. Menghitung waktu yang diharapkan (te)

Rumus:

te =

Kegiatan A (te) =

Kegiatan B (te) =

Kegiatan C (te) =

Page 102: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

102

Kegiatan D (te) =

Kegiatan E (te) =

Kegiatan F (te) =

Kegiatan G (te) =

Kegiatan H (te) =

Kegiatan A (te) =

2. Gambar Diagram jaringan kerja

Gambar 4.1. Diagram Network hasil perhitungan waktu dengan metode PERT

3. Standart deviasi dan Varian

Standart Deviasi = SD = (P-O)/6 Varian = S2 = ((P-O)/6)2

10

0

27

71

21

21

132

321

36

36

A

I

G

4

E

C

14

36

7

B

117

18H

11

312

25

F

7

D

Page 103: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

103

Tabel 4.2. Hasil perhitungan Metode PERT

Page 104: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

104

BAB V

PERENCANAAN JADWAL DENGAN METODE ACTIVITY ON NODE, PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)

5.1. Penjelasan Umum

Precedence Diagram Method ( PDM ) dikembangkan pada awal 1960-an

oleh HB Zachry bekerjasama dengan IBM . Metode Diagram Precedense

(Precedence Diagram Method = PDM) adalah jaringan kerja yang termasuk

klasifikasi aktifitas yang berada dalam node atau activity on node. PDM adalah

teknik representasi visual yang menggambarkan kegiatan yang terlibat dalam

proyek .

(PDM) merupakan jenis perencanaan jaringan kerja (network planning)

yang menggunakan pendekatan aktivitas pada node (Activity on Node) yang

dihubungkan dengan anak panah (Arrow) pada setiap pola hubungan antar

aktivitas yang terdapat pada proyek ,di mana focus atau tujuan utamanya adalah

memperhatikan keseimbangan antara optimalisasi sumberdaya untuk

memperpendek durasi aktivitas terhadap peningkatan biaya, sebagai akibat

usaha memperpendek durasi aktivitas tersebut. Asumsi yang digunakan adalah

kepastian tentang durasi aktivitas serta hubungan atau ketergantungan

aktivitasnya diketahui dengan pasti, sehingga umur proyek dapat diasumsikan

dengan pasti juga.

Seperti halnya metode jaringan kerja yang lain, dalam PDM juga terdapat

bagian vital, yaitu analisis jalur kritis (critical path analysis). Jalur kritis adalah

rangkaian aktivitas yang tidak memiliki keleluasan dalam start time dan finish

time. Dengan kata lain, aktivitas kritis ada lah aktivitas yang tidak memiliki float

time. Setiap aktivitas kritis harus dilaksanakan sesuai jadwal yang telah

ditentukan. Adanya perubahan waktu pelaksanaan dari aktivitas kritis,

percepatan atau perlambatan akan mengakibatkan perubahan durasi proyek

secara keseluruhan.

Metode Diagram Preseden ini banyak digunakan dalam proyek-proyek

yang memiliki pekerjaan yang tumpang tindih dan berulang seperti pekerjaan

Page 105: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

105

pemasangan pipa dengan panjang pipa yang sangat panjang, pekerjaan jalan,

gedung bertingkat banyak, jaringan listrik dan telpon, dan lain sebagainya.

Soeharto (1995), menyatakan bahwa Precedence Diagram Method (PDM)

merupakan metode jaringan kerja yang termasuk dalam klasifikasi AON (Activity

on Node). Dalam metode ini, kegiatan dituliskan di dalam node yang umumnya

berbentuk segi empat, sedangkan anak panahnya sebagai penunjuk hubungan

antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Dengan demikian dummy yang

merupakan tanda penting untuk menunjukkan hubungan ketergantungan, di

dalam PDM tidak diperlukan. I Gusti Ngurah Oka Suputra (2011), menyimpulkan

bahwa PDM pada dasarnya menitik-beratkan pada persoalan keseimbangan

antara biaya dan waktu penyelesaian proyek. PDM menekankan pada hubungan

antara pemakaian sejumlah tenaga kerja atau sumber-sumber daya untuk

mempersingkat waktu pelaksanaan suatu proyek dan kenaikan biaya sebagai

akibat penambahan sumber-sumber daya tersebut. Dalam PDM, jumlah waktu

yang diperlukan untuk menyelesaikan berbagai tahapan dari proyek konstuksi

dianggap diketahui dengan pasti. Selain itu, hubungan antara jumlah sumber-

sumber daya yang dipergunakan dan waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan proyek juga dianggap diketahui.

Seperti halnya metode jaringan kerja yang lain, dalam PDM juga terdapat

bagian vital, yaitu analisis jalur kritis (critical path analysis). Jalur kritis adalah

rangkaian aktivitas yang tidak memiliki keleluasan dalam start time dan finish

time. Dengan kata lain, aktivitas kritis ada lah aktivitas yang tidak memiliki float

time. Setiap aktivitas kritis harus dilaksanakan sesuai jadwal yang telah

ditentukan. Adanya perubahan waktu pelaksanaan dari aktivitas kritis,

percepatan atau perlambatan akan mengakibatkan perubahan durasi proyek

secara keseluruhan.

Aktifitas dalam metode ini ditulis dalam node yang berbentuk kotak segi

empat yang berisi semua informasi tentang kegiatan tersebut. Perbedaan

dengan metode CPM adalah kegiatan digambarkan sebagai anak panah dimana

Page 106: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

106

pada kedua ujungnya terdapat peristiwa yang menuliskan tentang informasi dari

kegiatan, sedang dalam PDM seluruh informasi terdapat dalam satu kotak.

Gambar 5.1. Perbandingan Simbol pada CPM dan PDM

Ruangan dalam node dibagi menjadi komponen-komponen kecil yang

berisi keterangan dari aktifitas dan peristiwa. Dimana dalam kotak kegiatan ini ES

adalah Saat Awal aktifitas ini dimulai, LS adalah Saat Lambat aktifitas ini dimulai,

EF = Saat awal aktifitas selesai, dan LF = Saat lambat aktifitas selesai. Hal ini

dalam CPM merupakan komponen dari peristiwa awal dan akhir dari

aktifitas/kegiatan. Selain itu, D = durasi dari kegiatan, ID = nomor kegiatan, TF =

Total float dan FF adalah Free Float. Dengan demikian akan sangat mudah

melihat bahwa suatu kegiatan adalah kegiatan kritis atau tidak.

PDM membantu Anda untuk :

o Berkomunikasi : Representasi visual memudahkan Anda untuk

berkomunikasi aliran pelaksanaan proyek atau aliran kegiatan proyek .

o Mengidentifikasi aktivitas yang hilang : Ketika suatu kegiatan tidak

diidentifikasi , itu tidak akan pernah dilakukan . Dengan visual mewakili

kegiatan , ada kesempatan yang lebih besar bagi tim Anda untuk

mengidentifikasi kegiatan yang hilang .

o Mengidentifikasi dependensi : Setiap kegiatan tergantung pada beberapa

kegiatan lain . Ketika ketergantungan tidak diidentifikasi , proyek akan

10

02

28

28

A

28

ES = Early Start

Activity

EF = Early Finish

LS = Last Start

D = Duration

LF = Last Finish

ES ID Duration EF

LS TF FF LF

ACTIVITY

CPM PDM

Page 107: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

107

ditunda sampai waktu sehingga terjadi identifikasi. Misalnya, jika ada

komponen penting yang diproduksi oleh vendor pihak ketiga , produk

akhir tergantung pada vendor. Jadi , bahkan jika Anda menyelesaikan

semua kegiatan lain , proyek ini tidak akan selesai sampai vendor pasokan

komponen kritis .

o Mengidentifikasi kegiatan kritis : kegiatan tertentu memiliki dampak yang

lebih besar pada jadwal proyek daripada yang lain . Dengan

menggunakan PDM , Anda dapat menentukan kegiatan penting untuk

jadwal proyek . Hal ini dikenal sebagai Critical Path Method ( CPM ) .

o Membuat jadwal proyek : Tujuan akhir dari PDM adalah untuk membuat

jadwal proyek praktis dan kuat .

Precedence diagram tidak memerlukan penggunaan kegiatan dummy

sebagaimana pada CPM. Hal ini juga lebih mudah untuk menarik , dan memiliki

aplikasi yang lebih besar dan keuntungan ketika jaringan dimasukkan ke dalam

komputer.

Adapun karakteristik yang dimiliki oleh PDM adalah sebagai

berikut:

1. Pembuatan diagram Network dalam bentuk Node yang mengindikasikan

aktivitas (umumnya yang digunakan adalah bentuk balok/kotak).

2. Float merupakan waktu tenggang maksimum dari suatu aktivitas dengan

hubungan keterkaitan berikut:

Total Float (TF) merupakan float pada kegiatan dengan formulasi:

TF = LF – LS - Durasi

Relation Float (RF) merupakan float

pada hubungan keterkaitan: TF = LF – LS – Durasi

5.2. Kendala Lead dan Lag

Kendala menunjukkan hubungan antara kegiatan dengan menggunakan

satu garis yang menghubungkan suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya yang

Page 108: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

108

digambarkan dalam node. Satu kendala hanya dapat menghubungkan dua node

karena setiap node memiliki dua ujung yaitu ujung untuk keterangan memulai

kegiatan dan akhir kegiatan.

Lead, yakni jumlah waktu yang mendahului dari kegiatan sesudah

kegiatan sebelumnya belum selesai. Hubungan lead terjadi pada FS (finish to

start) dan FF (Finish to finish) antara aktivitas 1 menuju aktivitas 2.

Lag, yakni jumlah waktu tunggu dari suatu periode kegiatan terhadap

kegiatan sebelumnya telah dimulai. Hubungan lag terjadi pada SS (start to start)

dan SF (start to finish) antara aktivitas 1 menuju aktivitas 2.

Dalam PDM dikenal 4 jenis kendala yaitu;

o Kendala Start to Start (SS)

o Kendala Start to Finish (SF)

o Kendala Finish to Start (FS)

o Kendala Finish to Finish (FF)

5.2.1. Kendala Start to Start (SS)

Kendala SS yaitu mulainya suatu kegiatan bergantung kepada mulainya

kegiatan pendahulunya dengan waktu tunggu lag.

Kendala ini memberikan penjelasan tentang hubungan antara suatu

kegiatan dengan kegiatan yang mengikutinya yaitu berapa waktu dari saat

kegiatan awal dimulai dengan kegiatan yang mengikutinya dimulai.

Maka untuk nilai RF pada kasus tersebut akan berlaku formulasi:

RF (SS12)= LS2–ES1–lag

Dapat dilihat pada diagram berikut ini ;

Gambar 5.2. Kendala Start to Start (SS)

0 1 5 5

0 TF FF LF

A

4 2 7 11

LS TF FF LF

B

SS = 4

Page 109: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

109

Dari gambar 5.2 dapat dijelaskan bahwa Kegiatan A yang dimulai paling

awal pada hari 0 dengan Kegiatan B memiliki perbedaan waktu saat

paling awal dimulai sebanyak 4 satuan waktu. Sehingga saat paling awal

kegiatan B dimulai pada 0 + 4 = 4 satuan waktu.

Kendala ini akan digunakan pada kegiatan yang volume pekerjaannya

besar atau dengan kondisi yang panjang seperti pada pembuatan jalan,

pemasangan pipa, dan lain sebagainya.

5.2.2. Kendala Start to Finish (SF)

Keendala SF yaitu mulainya suatu kegiatan bergantung kepada selesainya

kegiatan pendahulunya dengan waktu tunggu lag.

Kendala ini memberikan penjelasan tentang hubungan antara suatu

kegiatan dengan kegiatan yang mengikutinya yaitu berapa waktu dari saat

kegiatan awal dimulai dengan saat kegiatan yang mengikutinya selesai.

Maka untuk nilai RF pada kasus tersebut akan berlaku formulasi:

RF (SF12)= LF2–ES1–lag

Gambar 5.3. Kendala Start to Finish (SF)

Dari gambar 5.3 dapat dijelaskan bahwa Kegiatan A yang dimulai paling

awal pada hari 0 dengan saat Kegiatan B selesai memiliki perbedaan

waktu saat paling awal dimulai sebanyak 11 satuan waktu. Sehingga saat

paling awal kegiatan B dimulai pada 0 + 11 – 7 = 4 satuan waktu.

Kendala ini biasanya digunakan pada kegiatan yang dapat berjalan

bersama-sama namun harus selesai secara besama walaupun saat

memulai kegiatan tersebut berbeda.

0 1 5 5

0 TF FF LF

A

4 2 7 11

LS TF FF LF

B

SF = 11

Page 110: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

110

5.2.3. Kendala Finish to Start (FS)

Kendala FS (finish to start) yaitu mulainya suatu kegiatan bergantung

kepada selesainya kegiatan pendahulunya dengan waktu mendahului

lead.

Kendala ini sebagaimana yang digunakan juga dalam CPM, dimana suatu

kegiatan dapat dimulai apabila kegiatan sebelumnya sudah selesai.

Maka untuk nilai RF pada kasus tersebut akan berlaku formulasi:

RF (FS12)= LS2–EF1–lead

Gambar 5.4. Kendala Finish to Start (FS)

Dari gambar 5.4 dapat dijelaskan bahwa Kegiatan A yang dimulai paling

awal pada 0 satuan waktu dan selesai pada 5 satuan waktu. Setelah

Kegiatan A selesai maka kegiatan B dapat dimulai, namun memiliki selisih

sebanyak 4 satuan waktu, sehingga kegiatan B dimulai pada EF + FS = 5 +

4 = 9 satuan waktu.

Kendala ini biasanya digunakan pada kegiatan sebelumnya mempunyai

durasi yang pendek dan pada pekerjaan-pekerjaan utama.

5.2.4. Kendala Finish to Finish (FF)

Kendala FF (finish to finish), yakni selesainya suatu kegiatan bergantung

kepada selesainya kegiatan pendahulunya dengan waktu mendahului

lead.

Kendala ini memberikan penjelasan tentang hubungan antara suatu

kegiatan dengan kegiatan yang mengikutinya yaitu berapa waktu dari saat

kegiatan awal selesai dengan saat kegiatan yang mengikutinya selesai.

Maka untuk nilai RF pada kasus tersebut akan berlaku formulasi:

RF (FF12)= LF2–EF1–lead

0 1 5 5 9 2 7 16

0 TF FF LF LS TF FF LF

A BFS = 4

Page 111: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

111

Gambar 5.5. Kendala Start to Finish (SF)

Dari gambar 5.5 dapat dijelaskan bahwa Kegiatan A yang berakhir pada

dengan saat Kegiatan B selesai memiliki perbedaan waktu saat paling

awal dimulai sebanyak 11 satuan waktu. Sehingga saat paling awal

kegiatan B Selesai pada 5 + 11 = 16 satuan waktu.

Hubungan beberapa kegiatan dengan kendala yang berbeda dapat dilihat pada

gambar 5.6 berikut ini :

Gambar 5.6. Hubungan Kegiatan dengan berbagai Kendala.

Dari gambar 5.6 dapat dijelaskan bahwa Kegiatan A memiliki hubungan

dengan kendala SS terhadap Kegiatan B dan Kegiatan D, sedangkan dengan

Kegiatan C memiliki hubungan berupa kendala FS. Kegiatan B memiliki hubungan

0 1 5 5 9 2 7 16

0 TF FF LF LS TF FF LF

A B

FF = 11

9 2 7 16 16 5 7 23

9 TF FF 16 16 TF FF 23

0 1 5 5 9 3 7 16 16 6 10 26 38 7 15 53

0 TF FF 5 11 TF FF 18 18 TF FF 28 38 TF FF 53

9 4 7 16

11 TF FF 18

GFA C

D

B E

SS=9

SF=16

FS=4 FS=0

FS=0

FF=30

SF=30

FF=30

Page 112: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

112

dengan Kegiatan E dalam bentuk kendala FS, Kegiatan C memiliki hubungan

dengan Kegiatan F dalam bentuk kendala FS, Kegiatan F memiliki hubungan

dengan Kegiatan G dalam bentuk kendala SF dan kegiatan E serta Kegiatan D

memiliki hubungan dengan Kegiatan G dalam bentuk kendala FF.

5.3. Perhitungan untuk Indentifikasi Kegiatan

Sebagaimana pada CPM dan PERT, perhitungan waktu digunakan cara

perhitungan maju untuk menghitung ES dan EF serta perhitungan mundur untuk

menghitung LF dan LS.

5.3.1. Perhitungan Maju

Perhitungan maju dilakukan untuk mendapatkan waktu pelaksanaan

proyek yaitu dengan menghitung ES dan FS dari semua kegiatan. Namun

karena terdapat 4 kendala yang bisa terjadi, maka hasil perhitungan di

ambil yang terbesar.

ESj = ESi + SSij atau

ESj = ESi + SFij – Dj atau

ESj = EFi + FSij atau

ESj = EFi + FFij – Dj atau

Angka waktu selesai paling awal kegiatan yang ditinjau EFj adalah sama

dengan angka waktu mulai aktifitas tersebut ESj ditambah Durasi kegiatan

Dj atau dapat ditulis sebagai rumus berikut ini:

EFj = ESj + Dj

5.3.2. Perhitungan Mundur

Perhitungan mundur dilakukan untuk mendapatkan nilai-nilai LF, LS serta

float. Dalam perhitungan ini jika pada kegiatan yang memiliki beberapa

kendala, maka yang digunakan adalah nilai yang terkecil.

Untuk masing-masing kendala dapat dihitung sebagai berikut:

LFj = LSj – SFij atau

Page 113: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

113

LFj = LSj – SSij + Di atau

LFj = LFj – FFij atau

LFj = LFj – SFij + Di atau

Waktu mulai paling akhir dari kegiatan yang sedang ditinjau LSi adalah

sama dengan waktu selesai paling akhir kegiatan tersebut LFi dikurangi

durasi kegiatan yang bersangkutan atau dapat ditulis dalam rumus:

LSi = LFi – Di

5.4. Jalur Kritis dan Aktifitas Kritis

Jalur kritis dan kegiatan kritis pada PDM memiliki karakteristik yang sama

dengan CPM dan PERT yaitu

o Waktu mulai dari kegiatan paling awal dan paling lambat memiliki nilai

yang sama.

o Waktu berakhir dari kegiatan paling awal dan paling lambat memiliki nilai

yang sama.

o Durasi memiliki nilai yang sama dengan perbedaan waktu antara waktu

selesai paling akhir dan waktu mulai paling awal.

o Waktu dalam jalur kritis merupakan waktu paling lama

pelaksanaannyadari semua kegiatan yang ada, sehingga dapat dikatakan

bahwa waktu pelaksanaan proyek ditentukan oleh waktu pada jalur kritis.

5.5. Aplikasi pada Proyek

Suatu proyek pembangunan jalan dengan panjang 1 km akan dibangun

oleh Pemerintah untuk jalan perkebunan yang pada samping kiri dan kanan jalan

dibuat saluran dari pasangan batu kali dengan rincian sebagaimana pada table

berikut ini:

Page 114: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

114

Tabel 5.1. Data untuk Aplikasi pada proyek dengan menggunakan PDM

Waktu yang diberikan oleh pemilik proyek adalah selama 24 minggu.

Buatlah Diagram Network dengan menggunakan PDM, hitung waktu

pelaksanaan proyek, tentukan jalur kritis dan float.

No. KegiatanDurasi

(minggu)

Keg. yang

Mendahului

1 Persiapan 2 -

2 Galian Tanah Saluran 7 1

3 Pas. Batu Kali 8 2

4 Plesteran 1:4 8 3

5 Pondasi Bawah 12 1

6 Pondasi Atas 12 5

7 Lapis Permukaan 8 6

8 Pembersihan Akhir 2 4,7

Kendala

Page 115: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

115

Penyelesaian ;

Gambar 5.7 Diagram Network PDM Contoh 1

22

79

53

813

104

818

49

211

710

215

1210

220

01

22

25

1216

86

1220

228

224

00

02

20

016

80

020

220

024

147

822

140

022

Lapis

Pond

asi Ba

wah

Pas. B

atu Ka

liPle

steran

Peke

rjaan

Pond

asi At

as

Lapis

Perm

ukaa

n

Pemb

ersiha

n akh

irPe

rsiap

an

Galia

n Salu

ran

FS=0

FS=0

SS=6

SS=3

SS=5

SS=6

FF=2

FF=4

Page 116: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

116

Dari diagram jaringan kerja tersebut dapat secara langsung dihitung waktu

pelaksanaan proyek 24 minggu. Dimana Kendala yang digunakan bervariasi

sesuai dengan kebutuhan. Berikut ini penjelasan dari hubungan antar kegiatan

pada gambar 5.7.

Kegiatan Persiapan

Kegiatan ini memiliki durasi selama 2 minggu dan merupakan awal dari

proyek sehingga tidak ada kegiatan yang mendahuluinya.

Kegiatan Galian Tanah Saluran

Kegiatan ini memiliki hubungan dengan kegiatan yang mendahului yaitu

kegiatan Persiapan dalam bentuk kendala FS (Finish to Start) = 0. Hal ini berarti

bahwa Kagiatan ini akan dapat dimulai setelah kegiatan Persiapan selesai.

Kegiatan Pasangan Batu Kali

Kegiatan ini adalah untuk membuat saluran dari pasangan batu kali,

memiliki durasi 7 minggu dengan kegiatan yang mendahului adalah kegiatan

Galian Tanah saluran.

Kendala yang digunakan dalam hubungan antara kegiatan ini dengan

kegiatan sebelumnya adalah SS (Start to Start) = 3 yang berarti jarak waktu start

dari kegiatan Pasangan Batu kali dimulai pada saat Kegiatan Galian Tanah Saluran

sudah berjalan 3 minggu. Hal ini dimaksud agar ada galian yang sudah

diselesaikan (selama 3 minggu) sudah dapat dipasangan batu kali, namun

pekerjaan galian tanah tetap berjalan hingga minggu ke 8 (durasi kegiatan).

Kegiatan Plesteran

Kegiatan ini adalah untuk membuat permukaan saluran dari pasangan

batu kali menjadi licin atau tidak berpori, memiliki durasi 8 minggu dengan

kegiatan yang mendahului adalah kegiatan Pasangan Batu Kali.

Page 117: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

117

Kendala yang digunakan dalam hubungan antara kegiatan ini dengan

kegiatan sebelumnya adalah SS (Start to Start) = 5 yang berarti jarak waktu start

dari kegiatan Plesteran dimulai pada saat Pasangan Batu kali sudah berjalan 5

minggu. Hal ini dimaksud agar ada Pasangan Batu Kali yang sudah diselesaikan

(selama 3 minggu) sudah dapat dilakukan pekerjaan plesteran, namun pekerjaan

Pasangan Batu Kali tetap berjalan hingga minggu ke 8 (durasi kegiatan).

Kegiatan Pondasi Bawah

Kegiatan ini adalah bagian dari pekerjaan jalan untuk membuat lapis

pondasi bawah, memiliki durasi 12 minggu dengan kegiatan yang mendahului

adalah kegiatan Persiapan. Hal ini dapat dilakukan karena merupakan pekerjaan

yang tidak berhubungan langsung dengan pekerjaan pembuatan saluran.

Kendala yang digunakan dalam hubungan antara kegiatan ini dengan kegiatan

sebelumnya adalah FS (Start to Start) = 0 yang berarti jarak waktu start dari

kegiatan Persiapan berakhir dan dimulainya Kegiatan Pondasi Bawah adalah 0

minggu.

Kegiatan Pondasi Atas

Kegiatan ini adalah kegiatan yang dilaksanakan jika sudah ada Pekerjaan

Pondasi Bawah yang terpasang sehingga kendala yang digunakan dalam

hubungan antara kegiatan ini dengan Kegiatan Pondasi Bawah adalah SS (Start to

Start) = 6 yang berarti jarak waktu start dari kegiatan Ponndasi Atas dimulai pada

saat Kegiatan Pondasi Bawah sudah berjalan 6 minggu. Hal ini dimaksud agar

Pondasi bawah sudah ada yang terpasang (selama 6 minggu) sudah dapat

dilakukan pekerjaan Pondasi Atas, namun pekerjaan Pondasi Bawah tetap

berjalan hingga akhir durasi kegiatan.

Kegiatan Lapis Permukaan

Kegiatan ini adalah kegiatan yang dilaksanakan jika sudah ada Pekerjaan

Pondasi Atas yang terpasang sehingga kendala yang digunakan dalam hubungan

Page 118: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

118

antara kegiatan ini dengan Kegiatan Pondasi Bawah adalah SS (Start to Start) = 6

yang berarti jarak waktu start dari kegiatan Lapis Permukaan dimulai pada saat

Kegiatan Pondasi Atas sudah berjalan 6 minggu, namun pekerjaan Pondasi Atas

tetap berjalan hingga akhir durasi kegiatan tersebut.

Kegiatan Pembersihan Akhir.

Setelah seluruh pekerjaan konstruksi berakhir, maka harus dilakukan

pembersihan agar sisa-sisa dari pekerjaan Saluran dan Jalan tidak berada pada

lokasi pekerjaan.

Kegiatan Pembersihan Akhir direncanakan 2 minggu, namun karena

pekerjaan ini merupakan pekerjaan terakhir, maka kalau ada pekerjaan lainnya

yang terlambat (tidak sesuai durasi dari kegiatan tersebut) harus berakhir

bersamaan dengan waktu pelaksanaan proyek yang ditentukan. Dengan

demikian maka Kegiatan Plesteran dan Kegiatan Lapis Permukaan dihubungkan

dengan Kegiatan Pembersihan Akhir harus paling lama selesai pada saat akhir

dari akhir dari Kegiatan Pembersihan Akhir sehingga kendala yang digunakan

dalam menghubungkan kegiatan-kegiatan ini adalah FF (Finis to Finish).

Tabel 5.2. Predecessor pada PDM

Dari perhitungan waktu pelaksanaan didapatkan 24 minggu yang berarti

sesuai dengan keinginan pemilik proyek. Total Float (TF) dan FF (Free Float)

dapat dilihat pada diagram jaringan kerja.

No. KegiatanDurasi

(minggu)

Keg. yang

MendahuluiKendala

1 Persiapan 2 - 1-2 FS = 0

2 Galian Tanah Saluran 7 1 2-3 SS = 3

3 Pas. Batu Kali 8 2 3-4 SS = 5

4 Plesteran 1:4 8 3 4-8 FF = 4

5 Pondasi Bawah 12 1 1-5 FS = 0

6 Pondasi Atas 12 5 5-6 SS = 6

7 Lapis Permukaan 8 6 6-7 SS = 6

8 Pembersihan Akhir 2 4,7 7-8 FF = 2

Page 119: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

119

Jika pembuatan jaringan kerja dilakukan dengan menggunakan CPM akan

didapatkan diagram sebagai berikut :

Gambar 5.8. Diagram Network CPM Contoh 1

10 0

20 0

3a

0 04

a0 0

4a

0 0

5a

0 06

a0 0

7a

0 0

5b

0 05

b0 0

5b

0 0

3b

0 04

b0 0

4b

0 0

80 0

90 0

A

B1

B2

C1

D1

C2

E 1F 1

G1

E 2F 2

A

Page 120: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

120

Penjelasan :

Pada diagram jaringan kerja dengan menggunakan CPM dilakukan pembagian

terhadap kegiatan yang memiliki volume yang besar dan yang panjang lokasinya

seperti pada kegiatan Galian Tanah Saluran, Pasangan Batu Kali, Plesteran,

Pondasi Bawah, Pondasi Atas, dan Lapis Permukaan. Hal ini yang dapat

menggantikan kendala SS pada diagram jaringan kerja dengan menggunakan

PDM.

Contoh 2

Suatu proyek pengamanan pantai untuk pantai Malalayang dengan kegiatan

sebagaimana dalam table berikut ini:

Tabel 5.3. Data Contoh 2

Waktu yang diberikan oleh pemilik proyek adalah selama 52 minggu.

Buatlah Diagram jaringan kerja dengan menggunakan PDM, hitung waktu

pelaksanaan proyek, tentukan jalur kritis dan float.

No. KegiatanDurasi

(minggu)

Keg. yang

Mendahului

1 Persiapan 2 -

2 Pembuatan Buis d=1,5 m 20 1

3 Pembuatan Buis d=1,0 m 14 1

4 Pembuatan Buis d=0,5 m 10 1

5 Pemasangan Buis d=1,5 m 12 2

6 Pemasangan Buis d=1,0 m 10 3

7 Pemasangan Buis d=0,5 m 8 4

8 Pengisian Pasir buis 12 5

9 Coor 1:2:3 8 8

10 Plesteran 8 9

11 Pasangan Batu Bolder 12 5

12 Pembersihan Akhir 4 10,11

Page 121: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

121

Gambar 5.9. Diagram Jaringan Kerja PDM Contoh 2

FF=2

FS=0

24

1012

SS=5

77

815

2210

830

FF=5

1513

1325

2013

1328

SS=5

220

030

FS=0

23

1416

SS=5

76

1017

179

825

3112

435

108

824

158

825

SS=5

170

025

310

035

FF=2

01

22

22

1820

SS=5

75

1623

128

1224

1711

1431

FS=0

00

02

20

020

70

023

120

024

192

233

SS=5

SS=5

Peng

isian P

asir B

uisPa

s. Batu

Bolde

r

Pemb

ersiha

n Akh

irCo

or 1:2

:3

Pleste

ran

Persi

apan

Pemb

uatan

buis d

=1,5m

Pemb

uatan

buis d

=1,0m

Pema

sangan

buis d

=1,0m

Pema

sangan

buis d

=1,5m

Pemb

uatan

buis d

=0,5m

Pema

sangan

buis d

=0,5m

Page 122: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

122

Waktu pelaksanaan proyek 35 minggu dengan jalur kritis melalui

kegiatan-kegiatan 1, 2, 5, 8, 9, 10, dan 12.

Penjelasan:

o Kegiatan 2, 3, dan 4 akan dimulai bersamaan jika kegiatan 1 sudah

selesai.

o Kegiatan 5, 6, dan 7 dimulai setelah kegiatan 2, 3, dan 4 berjalan

selama 5 minggu. Dengan pengertian bahwa pekerjaan pembuatan

buis beton dari pembuatan tulangan hingga beton mengeras dengan

sempurna (21 hari=3minggu) = 5 minggu dan sudah dapat diangkat

untuk dipasang.

o Setelah 5 minggu kegiatan 5 dilaksanakan berarti sudah banyak buis

beton d=1,5m yang terpasang sehingga dapat diisi dengan pasir.

o Setelah 5 minggu kegiatan 8 dilaksanakan berarti sudah banyak buis

yang terisi dengan pasir dan siap untuk di coor 1:2:3 untuk menutup

bagian atas dari beton dan menyambung antara beton yang dibawah

dan beton yang diatasnya.

o Setelah 5 minggu kegiatan 9 dilaksanakan berarti sudah banyak buis

yang ter-coor dan tersambung, maka dianggap siap untuk di plester

bagian atasnya.

o Untuk mengkontrol hubungan antara kegiatan plesteran dan

pemasangan buis beton d=0,5m yang mana plesteran baru dapat

dilaksanakan jika sudah dilaksanakan pengecoran dan pengecoran

dapat dilaksanakan jika buis sudah terpasang, dan buis yang teratas

adalah buis beton d=0,5m, maka dibuat hubungan FF=2. Diambil 2

minggu karena biasanya pekerjaan plesteran pada bagian atas buis

beton d=0,5 memiliki resiko terkena pengaruh air yang kecil sehingga

dapat dilakukan kapan saja dan plesteran pada buis beton ukuran

lainnya sudah dilaksanakan.

Page 123: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

123

o Kegiatan 11 adalah pemasangan batu bolder (batu dengan ukuran

besar) hanya tergantung pada pemasangan buis beton d=1,5m yang

sudah terisi dengan pasir sehingga kegiatan ini dilakukan setelah 5

minggu kegiatan pengisian pasir telah dilaksanakan dan direncanakan

akan selesai 2 minggu sebelum Pembersihan Akhir (kegiatan 12)

selesai. Dengan demikian hubungan antara Kegiatan 11 dan 12

adalah FF=2.

Catatan :

o Perencanaan ini dapat berubah jika kondisi lapangan/lokasi

pekerjaan yang berbeda khususnya untuk luas lokasi pembuatan buis

beton. Jika lokasinya kecil/sempit, maka perencanaan ini dapat

diubah yaitu dengan menunggu agar lokasi telah dapat digunakan

baru pekerjaan mengikuti dapat dilaksanakan.

o Pekerjaan pembangunan pengaman pantai sangatlah spesifik karena

sangat tergantung pada pasang surut dari pantai dimana proyek itu

akan dibangun sehingga Metode Pelaksanaan Proyek harus dibuat

dengan baik dengan mempertimbangkan hal tersebut.

o Juga harus dipertimbangkan tentang jalur masuk material ke lokasi

proyek.

5.6. Hal Khusus dalam PDM

Dagling merupakan suatu keadaan, di mana terdapat beberapa kegiatan

yang tidak memiliki pendahulu (predecessor) atau kegiatan yang mengikuti

(successor). Agar hubungan tetap terikat digunakannya dummy node sebagai

kegiatan semu baik pada start, maupun pada finish.

Page 124: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

124

5.7. Menggunakan Microsoft Project dalam Perencanaan Jadwal

Microsoft Project adalah salah satu software yang sering digunakan dalam

pembuatan jadwal. Untuk mendapatkan software ini sangatlah mudah karena

merupakan satu kesatuan dengan Microsoft Office.

Microsoft Project (MS Project) adalah program yang sangat baik dalam

merencanakan dan mengelola besaran berbagai proyek. Dari memenuhi tenggat

waktu penting dan anggaran untuk memilih kanan sumber daya, lebih mudah

dan lebih intuitif untuk menjadi lebih produktif dan mewujudkan hasil yang lebih

baik .

MS Project merupakan tools yang dapat membantu peyusunan

perencanaan dan pemantauan jadwal suatu proyek. Tools tersebut sangat

membantu dalam perhitungan jadwal suatu proyek secara terperinci kegiatan

demi kegiatan yang merupakan keluaran dari Microsoft.

MS. Project membatu melakukan perencanaan dan dan pemantauan terhadap

penggunaan sumberdaya. Aplikasi tersebut juga dapat mencatat kebutuhan

tenaga kerja pada setiap sektor kegiatan, mencatat jam kerja para pegawai, jam

lembur, dan perhitungan pengeluaran biaya tenaga kerja pada beberapa

kegiatan. Tools ini juga dapat menyajikan laporan pada setiap posisi sesuai

perkembangan yang terjadi pada proyek.

a. Controlling

Salah satu fase dalam siklus manajemen adalah fase pengontrolan. Fase

pengontrolan merupakan fase untuk memonitor dan mengontrol

kemajuan proyek, Intensitas pencatatan sangat tergantung dari tingkat

kerumitan dan besar kecilnya suatu proyek.

Pencapaian sasaran yang telah ditetapkan tidaklah cukup hanya dengan

organisasi dan kepemimpinan yang handal serta motifasi bekerja yang

tinggi. Tanpa disertai dengan pengawasan dan pengendalian, maka

mustahil proyek dapat berjalan dengan baik.

Page 125: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

125

Tujuan pengawasan dan pengendalian adalah memantau, mengkaji

mengadakan koreksi, dan membimbing agar yang telah ditetapkan bisa

terlaksana sesuai dengan perencanaan. Pelaksanaan proyek berlangsung

dengan sangat cepat sehingga bila tidak dilakukan pengawasan dan

pengendalian yang cukup akan mengakibatkan terjadinya penyimpangan

yang sulit untuk diperbaiki. Sistem pengendalian yang realistis perlu

dilengkapi dengan metode yang dapat segera memberikan petunjuk atau

mengungkapkan adanya penyimpangan (varian).

b. Penyimpangan

Mengidentifikasi penyimpangan berarti menganalisa data-data pelaporan

pelaksanaan kegiatan pada waktu tertentu dan membandingkannya

dengan yang telah direncanakan. Pewrbedaan pada jadwal berarti

penyimpangan terhadap waktu, sedangkan perbedaan terhadap biaya

berarti penyimpangan terhadap anggaran. Macam penyimpangan yang

sering ditemui dalam melaksanakan proyek adalah :

o Penyimpangan waktu terhadap jadwal

o Penyimpangan biaya terhadap anggaran.

o Tanggal mulai terhadap rencana.

o Tanggal selesai terhadap rencana.

o Jumlah sumber daya terhadap anggaran.

c. Konsep nilai hasil

Selain dapat menunjukkan prestasi kegiatan, earned value concept dapat

pula memperkirakan keadaan masa depan proyek. Proyeksi masa depan

proyek merupakan informasi yang sangat berguna bagi pengelolaan

maupun pemilik, karena dengan informasi tersebut dapat disusun

langkah-langkah selanjutnya. Konsep nilai hasil atau earned value consept

adalah menghitung besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai

dengan kegiatan yang telah diselesaikan.

Page 126: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

126

d. Mengitegrasi Anggaran dan Jadwal

Metode kurva S bertujuan mengetahui nilai kegiatan yang telah

diselesaikan. Dengan demikian, tercermin kemajuan pelaksanaan

kegiatan yang direncanakan dalam kontrak. Berbeda dengan metode

earned value yang mengidentifikasi antara biaya yang dikeluarkan dengan

yang direncanakan. Metode tersebut memadukan unsur-unsur prestasi,

biaya, dan jadwal.

Analisa dengan metode tersebut memerlukan indikator-indikator sebagai

berikut:

ACWP (Actual Cost of Work Performance) yaitu jumlah biaya yang

sesungguhnya terpakai untuk kegiatan yang telah dilaksanakan dalam

kurun waktu tertentu.

BCWP (Bubgeted Cost of Work Performance) yaitu jumlah anggaran yang

yang senilai untuk kegiatan yang telah dilaksanakan.

BCWS (Bubgeted Cost of Work Scheduled) yaitu anggaran yang

direncanakan untuk kegiatan yang dilaksankan.

e. Analisa Penyimpangan Jadwal dan Biaya

Melalui indikator di atas, kinerja pengelolaan biaya dan jadwal dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Perbedaan Jadwal (Schedule Variance),

SV = BCWP-BCWS

Schedule Variance = 0, proyek tepat waktu

> 0, lebih cepat

<cv =” BCWP-”variance =”0,”>0, biaya lebih kecil/hemat

<spi=”BCWP/BCWS” spi =” 1,”> 1, proyek lebih cepat

< cpi =” BCWP/ACWP” cpi =” 1,”> 1, biaya proyek lebih kecil

< etc =” (BAC-BCWP)/CPI”>Mempercepat Waktu Penyelesaian

Waktu yang disediakan oleh pemilik proyek terkadang sangat terbatas.

Hal tersebut dikarenakan keterlambatan dalam perencanaan atau

Page 127: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

127

keperluan mendesak untuk segera menyelesaikan poroyek. Hal lain bisa

karena perubahan situasi pasar. Setelah kegiatan berlangsung beberapa

waktu, pemilik ingin mempercepat penyelesaian proyek agar produksi

yang dihasilkan dapat mengisi pasar mendahului saingannya. Kekurangan

waktu juga dapat terjadi karena kendala-kendala lapangan.

f. Percepatan Jadwal

Untuk dapat menyelesaikan proyek dengan waktu yang tersedia, jadwal

pelaksanaan pada kegiatan-kegiatan yang berada pada lintasan kritis

perlu dipercepat. Cara terbaik untuk mempercepat selesainya suatu

kegiatan adalah dengan menambah sumber daya sehingga produktivitas

perharinya meningkat. Akan tetapi keterbatasan sumberdaya seringkali

menjadi hambatan yang sangat serius. Ada beberapa langkah yang

diambil untu dapat mempercepat proyek tanpa menambah sumberdaya

yang telah ada.

- Tanpa Tambahan Biaya

Untuk dapat menyelesaikan kegiatan lebih cepat, biasanya biaya

tambahan yang dibutuhkan lebih besar dari harga standar. Akan tetapi

ada beberapa cara/kiat untuk mempercepat jadwal proyek tanpa

menambah biaya, yaitu mengatur kembali jadwal yang terlambat.

- Kegiatan Tumpang Tindih

Setiap kegiatan di dalam proyek memiliki hubungan ketergantungan,

dimana sebuah kegiatan tidak berarti bila tidak bermanfaat bagi

kegiatan lainnya. Penghubung tugas memerlukan hubungan mulai –

selesai (finish to start) antar tugas yang dipilih. Jika suatu kegiatan

selesai, kegiatan berikutnya bisa dimulai. Akan tetapi aturan dasar

tersebut akan banyak menghabiskan waktu. Pemendekan waktu dapat

dilakukan dengan penumpukan kegiatan sehingga akan mempercepat

waktu tunggu dimulainya suatu tugas. Usaha menyusun kembali urutan

Page 128: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

128

kegiatan yang mengikuti logika ketergantungan akan dipermudah

dengan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

Kegiatan apa yang harus dimulai terlebih dahulu

Kegiatan apa yang berikutnya akan dikerjakan

Adakah kegiatan-kegiatan yang dapat berlangsung sejajar

Pelukah kegiatan tertentu menunggu kegiatan yeng lain.

- Memutus atau Memindahkan Hubungan Ketergantungan.

Hubungan ketergantungan antar kegiatan terkadang juga berdasarkan

pemanfaatan tenaga kerja bukan secara teknis. Hubungan

ketergantungan yang demikian dapat diputuskan atau memindahkannya

apabila ketergantungan tersebut dapat menyebabkan keterlambatan.

- Saling Tukar Tenaga Kerja

Penambahan tenaga kerja pada kegiatan yang berada pada lintasan

kritis dapat mempercepat selesainya proyek. Akan tetapi, keterbatasan

tenaga kerja selalu menjadi kendala. Cara lain untuk menambah tenaga

kerja pada kegiatan lintasan kritis adalah dengan mengambil atau

memindahkan tenaga kerja yang berada pada kegiatan yang tidak kritis.

Akibat hal tersebut, kegiatan yang dipindah tenaga kerjanya menjadi

tertunda. Selama kegiatan tersebut tertunda dalam batas waktu luang

(free float) tidaklah menjadi masalah. Metode saling tukar tenaga kerja

dapat dipakai bila tenaga kerja yang dipertukarkan memiliki keahliah

yang sama. Akan tetapi bila keahliannya berbeda, mereka tidak dapat

dipertukarkan.

- Membeli Waktu dengan Biaya

Kegiatan-kegiatan dapat diselesaikan dengan biaya normal dan waktu

normal pula, Jika ingin diselesaikan dengan waktu dipercepat, maka

biaya akan meningkat. Proses mempercepat waktu dikenal dengan

cresh program. Cara tersebut dapat dilakukan apabila penambahan

jumlah sumber daya ( tenaga kerja, material,peralata,biaya) tidak

menjadi kendala. - Penambahan Sumber Daya Berkualitas

Page 129: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

129

Penambahan sumber daya yang kualitasnya lebih baik dapat

mempercepat waktu kegiatan, namun biaya penggunaan sumber daya

tersebut berbeda dengan biaya sumber daya yang normal. Prosedur

untuk mempersingkat waktu dengan penambahan sumber daya adalah

sebagai berikut:

Tentukan lintasan kritis yang sangat berpengaruh terhadap waktu

akhir proyek.

Tentukan biaya normal masing-masing kegiatan.

Menghitung penambahan (slope) masing-masing kegiatan.

Mempercepat kegiatan pada lintasan kritis yang penambahan

biayanya paling murah.

Penambahan Waktu Kerja atau Lembur

Penambahan tenaga kerja seringkali menjadi hambatan. Hal

tersebut disebabkan sulitnya mencari tenaga kerja yang terampil

atau sesuai dengan kebutuhan. Keterbatasan ruang kerja untuk

menyelesaikan kegiatan juga mengakibatkan tidak efektifnya

penambahan tenaga kerja. Metode yang dapat dilakukan untuk

mengantisipasi keterlambatan proyek adalah dengan penambahan

jam kerja atau lembur, dimana penurunan kinerja dan penambahan

biaya tenaga kerja pada penambahan waktu tetap ditoleransi.

Pelaksanaan metode lembur harus terlebih dahulu memenuhi kriteria-

kriteria berikut:

- bersedianya pekerja untuk lembur

- adanya ijin dari owner/pemilik proyek

- tersedianya sarana untuk melaksanakan kerja lembur

5.7.1. Langkah-Langkah Menggunakan Ms. Project

Memulai Ms. Project

1. Pada Taskbar, klik Start, menu start akan ditampilkan.

2. Pada menu Start, pilih programs, lalu klik Microsoft Project.

Page 130: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

130

Gambar 5.9. Menjalankan Microsoft Project

Setelah itu akan muncul tampilan lembar kerja Microsoft Office Project

2007 seperti berikut:

Gambar 5. 10. Lembar Kerja MS-Project

Page 131: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

131

Lembar kerja tersebut terbagi dua dan dipisahkan oleh pembatas yang

dapat digeser-geser dengan mouse, sebelah kiri adalah data masukan (task

sheet) dan sebelah kanan adalah diagram gantt chart.

Lembaran task sheet pada tampilan gantt chart terdiri dari field-field

(kolom):

Task Name, adalah nama kegiatan. Sebuah proyek akan terdiri dari

beberapa kegiatan. Masing-masing kegiatan menempati satu baris.

Duration, adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan.

Pada kolom ini berisikan lamanya kegiatan yang dilakukan, satuannya

adalah:

w untuk minggu (weeks)

d untuk hari (days)

h untuk jam (hours)

m untuk menit (minutes)

mo untuk bulan (month)

Start, untuk data tanggal kapan kegiatan tersebut dimulai. Data pada kolom

ini akan menyesuaikan sendiri jika ada keterkaitan (link) kegiatan tersebut

dengan kegiatan lain.

Finish, kolom ini otomatis akan terisi dengan kapan kegiatan tersebut akan

selesai jika telah ditentukan durasi dari kegiatan tersebut.

Predecessors, adalah suatu kegiatan yang harus dimulai atau selesai

sebelum kegiatan pada baris ini dilaksanakan. Dalam suatu proyek, suatu

kegiatan senantiasa saling berkaitan dengan kegiatan yang lain sehingga

antara suatu kegiatan dengan kegiatan yang lain memiliki hubungan. Jika

kegiatan B terkait hubungan dengan kegiatan A, maka kegiatan A dikatakan

predecessor bagi kegiatan B, dan sebaliknya kegiatan B sebagai successor

bagi kegiatan A. Kolom predecessor diisi dengan nomor baris dan jenis

hubungan ketergantungan.

Page 132: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

132

Resources Name, digunakan untuk menuliskan sumber daya yang

digunakan atau yang bertanggung jawab.

5.7.2. Membuat Rencana Proyek Baru

Untuk memulai suatu proyek dengan menggunakan Microsoft Project hal

pertama yang harus dilakukan adalah membuat jadwal baru. Langkah-langkah

yang dilakukan untuk membuat jadwal baru adalah:

1. Pada lembar kerja Microsoft Project 2007 pilih menu project→project

information.

Gambar 5.11. Project Information pada MS-Project

2. Klik panah bawah start date. Kalender pemilih akan muncul, lalu pilih tanggal

dimulainya proyek kemudian kalender akan ditutup dan tanggal akan

ditampilkan pada kotak start date.

3. Setelah data tanggal dimulainya proyek diisi, maka Klik Ok, kotak dialog

project information akan ditutup.

Langkah selanjutnya adalah memasukkan informasi berupa data-data

tentang proyek, seperti perincian proyek, nama perusahaan, subyek, manejer

proyek, dan komentar ke dalam file proyek dengan cara sebagai berikut:

1. Pilih menu File → Properties → Summary

Page 133: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

133

Gambar 5.12. Project Properties

2. Pada kotak Title, dapat diisi nama perusahaan, nama proyek, dll.

3. Pada kotak Subject, dapat diisi nama pekerjaan atau sub proyek, dll.

4. Pada kotak Author, dapat diisi nama pemilik proyek, pelaksana proyek, dll.

5. Pada kotak Manager, dapat diisi manejer proyek. Untuk kotak yang lain diisi

sesuai kebutuhan.

6. Setelah selesai mengisi semua data, Klik OK, kotak dialog Properties ditutup.

5.7.3. Memasukkan Jenis Pekerjaan dalam task name

Setelah memasukkan tanggal dimulainya proyek, langkah selanjutnya

yang harus dilakukan adalah memasukkan jenis-jenis pekerjaan yang merupakan

bagian dari proses pelaksanaan proyek di lapangan. Untuk memasukkan jenis-

jenis pekerjaan dalam proyek, terlebih dahulu program Microsoft Project 2007

harus aktif pada bagian Gantt Chart yang ada pada View Bar. Untuk mengisi

jenis-jenis pekerjaan pada kolom Task Name, langkahnya adalah sebagai berikut:

Page 134: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

134

1. Klik atau aktifkan pointer mouse pada baris Task Name.

2. Ketik nama pekerjaan dan kemudian tekan Enter.

Gambar 5.13. Memasukan Kegiatan dalam lembar kerja

5.7.4. Memasukkan Durasi Pekerjaan

Waktu Pelaksanaan Pekerjaan atau Duration adalah jumlah hari yang

digunakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Dalam Microsoft Project 2007,

durasi suatu pekerjaan secara default akan diberikan 1 days (hari). Untuk

pengisian kolom Duration dari suatu pekerjaan, caranya sama dengan pengisian

pekerjaan pada Task Name yaitu dengan mengisi langsung pada kolom duration.

Perhitungan durasi didasarkan pada jumlah volume pekerjaan dibagi

dengan kapasitas kerja. Ada juga yang memasukkan langsung durasi pekerjaan

berdasarkan pengalaman.

Satuan atau inisial yang digunakan untuk mengisi durasi yaitu menit

(mins), jam (hrs), hari (days), minggu (wks), dan bulan (mons). Untuk

memasukkan durasi ke kolom Duration dengan satuan hari tidak perlu ditulis

lengkap karena secara otomatis akan ditambahkan satuannya.

Page 135: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

135

5.7.5. Menyusun Kalender Kerja

Kalender kerja proyek atau Project Calendar adalah jadwal kerja yang

dipakai selama proyek berjalan, baik dalam ukuran bulan maupun tahun dengan

jadwal kerja yang tetap.

Pada kondisi default, Microsoft Project 2007 memiliki jadwal kerja standar

sebagai berikut:

Hari kerja per minggu adalah 5 hari kerja, yaitu senin sampai dengan jumat.

Dalam 1 hari adal 8 jam kerja, yaitu dimulai pada jam 08:00 sampai dengan

jam 12:00. Istirahat 1 jam. Jam kerja dimulai kembali pada jam 13:00 sampai

dengan jam 17:00

Pada kondisi default hari libur khusus tidak terpasang.

Dalam penanganan proyek sebenarnya di lapangan belum tentu sesuai

dengan standar jadwal kerja default yang disediakan oleh Microsoft Project 2007.

Untuk itu Microsoft Project 2007 memberikan keleluasaan bagi kita untuk

mengatur jadwal kerja sendiri sesuai dengan kebutuhan proyek yang sedang

berjalan.

Untuk mengubah jadwal kerja dapat dilakukan dengan memilih menu

Tools → Change Working Time dan mengubah sesuai dengan keinginan kita.

Gambar 5.14. Mengatur Kalender

Page 136: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

136

5.7.6. Mengatur Ketergantungan Antar Kegiatan/Pekerjaan

Dalam sebuah proyek selalu keterkaitan antara pekerjaan merupakan hal

yang sangat penting karena akan sangat mempengaruhui penjadwalan dan

waktu pelaksanaan proyek. Dalam keterkaitan antar pekerjaan memiliki

pengertian bahwa ada Pekerjaan yang mendahului dan disebut dengan

predecessor dan pekerjaan yang belakangan disebut dengan successor. Suatu

jenis pekerjaan bisa mempunyai lebih dari satu predecessor, jadi untuk penulisan

hubungan predecessor cukup dengan memasukkan nomor baris dari

predecessornya.

Pengisian predecessor dapat dilakukan dengan cara:

1. Klik atau aktifkan pointer mouse pada baris predecessor yang akan diisi,

kemudian ketik nomor urut pekerjaan yang akan dijadikan predecessor dan

tekan enter.

2. Selain itu pula dengan menggunakan Task Information dan mengetikkan

predecessor dari kegiatan yang dimaksud.

Untuk menampilkan jendela Task Information pilih menu Project → Task

Information sehingga akan tampil jendela Task Information seperti gambar

berikut:

Gambar 5.15. Task Information dan pengaturan predecessor

Page 137: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

137

Setelah jendela Task Information terbuka, aktifkan tabulasi predecessor

yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1. Name, berisi nama perkerjaan yang akan diisi predecessornya.

2. Duration, berisi durasi pekerjaan tersebut.

3. ID, akan terisi secara otomatis sesuai dengan nama pekerjaan yang kita pilih

pada kolom Task Name.

4. Task Name, pilih nama pekerjaan yang akan dijadikan predecessor. Untuk

jumlah pekerjaannya bisa lebih dari 1 jenis pekerjaan.

5. Type, diisi dengan jenis hubungan ketergantungan antara predecessor dan

successor.

6. Lag, diisi dengan nilai Lag Time dan Lead Time, nilainya dengan memilih

pilihan yang telah ada dengan menggeser scrollbar.

5.7.7. Hubungan lag time dan lead time

Dalam hubungan antar pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain

terkadang terjadi penumpukan dan tenggang waktu. Microsoft Project 2007,

penumpukan dan tenggang waktu antar pekerjaan dibedakan menjadi 2 macam;

• Lag Time merupakan tenggang waktu antara selesainya suatu pekerjaan

dengan dimulainya pekerjaan yang lain. Penulisan Lag Time disimbolkan

dengan tanda plus (+). Contohnya, pekerjaan pengecatan bisa dilaksanakan

2 hari setelah pekerjaan plesteran selesai, maka predecessornya ditulis 2FS +

2d.

• Lead Time merupakan penumpukan waktu antara selesainya suatu

pekerjaan dengan dimulainya pekerjaan yang lain. Untuk penulisan Lead

Time disimbolkan dengan tanda (-). Contohnya, pekerjaan plesteran sudah

harus dimulai 2 hari sebelum pekerjaan pemasangan genteng selesai, maka

predecessornya ditulis 2FS – 2d

5.7.8. Batasan pekerjaan (constrain)

Microsoft Project 2007 mengenal delapan constrain pekerjaan, yaitu:

Page 138: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

138

a) As Soon As Possible (ASAP), artinya pekerjaan harus dilaksanakan

sesegera mungkin.

b) As Late As Possible (ALAP), artinya pekerjaan dilaksanakan selambat

mungkin

c) Finish No Early Than (FNET), artinya pekerjaan harus diselesaikan pada

tanggal tertentu atau sesudahnya.

d) Start No Early Than (SNET), artinya pekerjaan harus dimulai pada tanggal

tertentu atau sesudahnya.

e) Finish No Later Than (FNLT), artinya pekerjaan harus diselesaikan pada

tanggal tertentu atau sebelumnya.

f) Start No Later Than (SNLT), artinya pekerjaan harus diselesaikan pada

tanggal tertentu atau sebelumnya.

g) Must Finish On (MFO), artinya pekerjaan harus selesai pada tanggal yang

telah ditentukan.

h) Must Start On (MSO), artinya pekerjaan harus selesai pada tanggal yang

telah ditentukan.

Langkah-langkah untuk melakukan constrain pekerjaan tersebut, yaitu

dengan:

1. Dari menu View pilih perintah Gantt Chart.

2. Pilih tugas yang bersangkutan kemudian dari menu Project pilih perintah

Task information, atau klik ganda tugas yang bersangkutan, sehingga akan

tampil kotak dialog Task Information.

3. Dari kotak dialog Task Information pilih kotak Advanced.

4. Kemudian pada kotak Constrain pilih jenis Constrain yang tersedia.

5. Klik OK.

Page 139: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

139

Gambar 5.16. Advanced melalui Task Information

5.7.9. Menentukan jalur kritis

Jalur kritis adalah jalur yang aktivitasnya tidak boleh terlambat karena

akan mempengaruhi umur proyek. Dalam Microsoft Office Project 2007 jalur

kritis secara otomatis dapat ditampilkan pada Gantt Chart dengan menggunakan

fasilitas Gantt Chart Wizard yang dapat dilakukan dengan langkah-langkah

berikut:

a) Dari menu Format pilih Gantt Chart.

b) Klik Next.

c) Pilih Critical Path lalu klik Next.

d) Pili Resources and Dates lalu klik Next.

e) Pilih pilihan Yes lalu klik Finish.

f) Klik Format it. Gantt Chart akan diformat dan akan menampilkan baris

Gantt Chart berwarna merah untuk aktivitas kritis dan warna biru untuk

aktivitas non-kritis.

g) Klik Exit Wizard. Gantt Chart akan ditutup dan jalur kritis akan

ditampilkan.

Page 140: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

140

A. Critical Task

Suatu pekerjaan yang tanggal selesainya harus sesuai dengan jadwal proyek

biasa disebut dengan Critical Task. Karena jika pekerjaan ini tidak selesai

sesuai jadwal maka akan menyebabkan pekerjaan berikutnya tertunda

pelaksanaannya. Untuk menandai pekerjaan yang merupakan Critical Task

dapat dilakukan dengan menggunakan menu Format → Text Style. Pada

bagian Item To Change, pilih Critical Task serta warna yang berbeda dengan

warna hiuruf task lain.

B. Slack

Slack adalah jumlah waktu suatu task yang meleset dari jadwal yang telah

ditentukan. Sementara itu dengan tertundanya task tersebut akan

mengakibatkan task lain yang merupakan successor tertunda

pelaksanaannya, atau yang lebih kompleks dapat mengakibatkan

tertundanya penyelesaian proyek.

Dalam hal ini kita mengenal dua istilah slack, yaitu free slack dan total slack.

1. Free Slack adalah jumlah waktu task yang dapat ditunda sehingga

keterlambatan tersebut mengakibatkan task yang lain ikut terlambat

2. Total Slack adalah jumlah waktu task yang dapat tertunda sehingga

keterlambatan tersebut mengakibatkan tertundanya penyelesaian

proyek.

Untuk mengetahui mengetahui jumlah slack yang ada pada sebuah proyek,

baik Free Slack maupun Total Slack dapat dilakukan dengan menggunakan menu

View→ Table → More Table → Schedule.

5.7.10. Penggunaan sumber daya pada proyek

Dalam sebuah proyek ada satu bagian yang tidak mungkin bisa

ditinggalkan, yaitu sumber daya. Dalam Microsoft Office Project 2007, sumber

daya yang terlibat dalam sebuah proyek meliputi sumber daya manusia dan

Page 141: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

141

sumber daya material yang disebut resource. Resource inilah yang bertugas

mengelola sumber daya dan melaksanakan proyek tersebut.

a. Mengisi resource dalam task

Setelah memasukkan nama-nama Task Name, durasi, tanggal mulai,

tanggal selesai, serta menghubungkan antara pekerjaan yang satu dengan

pekerjaan yang lain, langkah yang harus dilakukan adalah memasukkan nama-

nama resource yang akan terlibat dalam pekerjaan tersebut. Pengisian Resource

Name dapat dilakukan dengan cara:

1. Mengetikkan secara langsung nama dan jumlah sumber daya yang

diperlukan pada Resource Name.

Aktifkan pointer mouse pada kolom Resource Name dari pekerjaan

yang akan diisi resourcenya.

Pilih nama resource dan ketik jumlahnya yang diapit dengan tanda

kurung ([jumlah]). Untuk resource bertipe work ketik dalam nilai

ratusan (2 orang = 200), untuk resource yang bertipe material cukup

dituliskan jumlahnya saja, serta dengan format sebagai berikut: Nama

resource [jumlah].

Untuk nama resource berikutnya, gunakan tanda pemisah (;),

sehingga akan memiliki format sebagai berikut: nama resource

[jumlah]; resource berikutnya [jumlah].

2. Selain dengan mengetikkan langsung, resource name juga dapat diisi

melalui Task Information. Untuk menampilkan Task Information pilih

menu Project → Task Information seperti gambar berikut:

Page 142: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

142

Gambar 5.17. Recource dalam task

Setelah jendela Task Information terbuka, aktifkan tabulasi resource.

Pada Resource Name, ketik nama resource. Masukkan jumlah resource yang

diperlukan pada bagian units.

Resource sheet

Untuk membuat atau menentukan daftar resource digunakan lembar

kerja tersendiri yang tidak menyatu dengan Gantt Chart Table. Lembar kerja ini

disebut dengan Resource Sheet. Prosedur untuk mengaktifkan lembar kerja

Resource Sheet adalah:

1. Pilih menu View → Resource Sheet.

2. Klik ikon Resource Sheet pada bagian View Bar. Apabila jendela View Bar

belum tampil, tampilkan dengan menggunakan menu View → View Bar.

Resource Sheet berisi nama-nama tenaga kerja yang digunakan dalam

keseluruhan proyek beserta seluruh detail resource tersebut. Pada bagian

Resource Sheet terdapat bagian-bagian atau kolom-kolom sebagai berikut:

a) Resource Name, diisi dengan nama-nama sumber daya baik sumber daya

tenaga kerja maupun material.

Page 143: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

143

b) Type, digunakan untuk memasukkan tipe resource dengan 2 pilihan yaitu

work dan material.

c) Material Label, diisi dengan satuan untuk resource yang bertipe material,

misalnya untuk semen sak, pasir m3 dan lain-lain.

d) Initials, merupakan singkatan dari nama-nama resource pada kolom

Resource Name, misalnya kepala tukang batu disingkat KTB.

e) Group, digunakan untuk memasukkan nama kelompok dari sumber daya

tersebut.

f) Max. Units, digunakan untuk menentukan jumlah sumber daya yang

digunakan selama proyek tersebut berlangsung.

g) Std. Rate, diisi dengan harga satuan untuk masing-masing sumber daya

yang berlaku untuk semua jenis sumber daya, baik tenaga kerja maupun

material.

h) Ovt. Rate, diisi dengan tarif lembur dari Resource Name tersebut.

i) Cost/Use, diisi khusus untuk sumber daya yang melakukan pekerjaan

secara borongan.

j) Accure At, berisi jenis pembayaran sumber daya tersebut yang dibedakan

menjadi 3 macam, yaitu:

Start, yaitu jenis pembayaran yang diberikan pada saat pekerjaan

akan dimulai.

End, yaitu jenis pembayaran yang diberikan setelah selesai melakukan

pekerjaan.

Prorate, yaitu jenis pembayaran yang dilakukan berdasarkan

prosentase pekerjaan.

k) Base Calendar, berisi jenis kalender yang digunakan oleh sumber daya

tersebut.

l) Code, diisi dengan kode masing-masing sumber daya.

Sebelum menyusun nama-nama sumber daya, ada baiknya dibuat rincian

terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar nama-nama sumber daya yang disusun

dalam Resource Sheet akan sama dengan resource yang akan digunakan pada

Page 144: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

144

proyek nantinya. Dengan demikian maka proyek tersebut akan terhindar dari

fluktuasi.

Langkah-langkah untuk memasukkan nama sumber daya ke dalam

Resource Sheet adalah sebagai berikut:

1) Klik atau aktifkan pointer mouse pada kolom Resource Name dan ketik

nama sumber daya, kemudian tekan Enter. Isi pula kolom-kolom lain yang

masih ada hubungannya dengan nama sumber daya tersebut.

2) Gunakan cara yang sama dengan langkah 1 untuk memasukkan nama-

nama sumber daya berikutnya.

3) Setelah mengisi Resource Name, isi semua kolom yang ada dalam

Resource Sheet sesuai dengan fungsi dari masing-masing kolom tersebut

b. Resource conflict

Conflict (konflik) dalam bahasa sehari-hari adalah masalah. Jadi Resource

Conflict adalah sumber daya yang mengalami masalah atau konflik. Konflik yang

dimaksud disini adalah penggunaan sumber daya yang tidak merata. Konflik pada

sumber daya dapat dilihat pada saat melakukan Resource Assignment atau

penyusunan sumber daya.

Langkah-langkah untuk mengetahui Resource Conflict adalah:

1) Menampilkan Toolbar Reource Management

Toolbar ini dapat digunakan untuk mempermudah pengaksesan tampilan-

tampilan yang diperlukan untuk mengatasi Resource Conflict. Untuk

menampilkan toolbar ini dapat dilakukan dengan menggunakan menu

View → Toolbar → Resource Management.

Gambar 5.18. Toolbar Resource Management

2) Resource Allocation View

Pada tampilan ini kita dapat menemukan tampilan dua jenis lembar kerja

sekaligus, yaitu tampilan Resource Usage dan tampilan task-task yang ada

pada sumber daya tersebut.

Page 145: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

145

Untuk menampilakn Resource Allocation, klik tombol Resource Allocation

View yang terdapat pada baris Toolbar Resource Management.

Pada tampilan ini tampak dua buah pane. Pane bagian atas menampilkan

Resource Usage yang berisi tentang pemakaian masing-masing sumber

daya pada tiap task. Sedangkan pane bagian bawah menampilkan

pemakaian sumber daya yang sedang aktif di bagian task-task apa saja.

Tampilan ini memperkirakan task-task mana saja yang sedang mengalami

konflik.

3) Task Entry View

Task Entry View merupakan bagian yang menampilkan dua buah pane.

Pane bagian atas menampilkan Task Usage, sedangkan pane bagian

bawah menampilkan informasi tentang sumber daya yang digunakan

pada masing-masing task. Untuk menampilkan Task Entry View klik

tombol Task Entry View yang ada pada toolbar Resource Management.

4) Go To Next Overallocation

Untuk mencari task dan resource mana saja yang mengalami

Overallocation, klik tombol Go To Next Overallocation yang ada pada

baris toolbar Resource Management. Fungsi dari tombol ini adalah untuk

mempermudah kita dalam mencari task atau resource yang mengalami

konflik.

c. Perataan terhadap sumber daya

Untuk meminimumkan fluktuasi kebutuhan sumber daya, maka

diperlukan suatu perataan terhadap sumber daya yang biasa disebut dengan

Resource Leveling. Resource Leveling dapat dilakukan dengan cara:

1) Mengganti durasi task

2) Mengganti jumlah resource pada suatu task

3) Mengubah hubungan antar task.

Page 146: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

146

5.7.11. Menyimpan file dan mengakhiri program Microsoft Office Project 2007

Semua proses yang telah dilakukan Microsoft Office Project 2007 harus

disimpan. Penyimpanan file pada program ini hampir sama dengan perintah

menyimpan file pada program-program Microsoft Office yang lain. Untuk file

yang belum pernah disimpan sebelumnya, pilih perintah File → Save As, atau klik

tombol save pada bagian toolbar.

Untuk membuka file yang pernah dibuat, dan melakukan penambahan

maupun pengurangan data pada lembar kerja tersebut, perlu dilakukan proses

penyimpanan data ulang. Penyimpanan data ulang bukan berarti menyimpan

data dengan nama baru, melainkan hanya melakukan penyimpanan terhadap

perubahan yang dilakukan pada file tersebut.

Setelah pekerjaan selesai, data-data telah disimpan dan kita ingin

menutup program Microsoft Office Project 2007, ada 3 cara yang dapat kita

lakukan, yaitu:

1) Klik tombol Close yang terdapat di sudut kanan atas.

2) Dari menu file klik perintah exit.

3) Pada keyboard tekan tombol ALT + F4.

5.8. Hal-hal lain yang dapat dikerjakan dalam MS-Project

5.8.1. Mengelompokkan Pekerjaan

Hal ini disebut outlining agar lebih mudah menganalisa dan mengubah

tugas menjadi rincian (Sub Task). Untuk itu yang Anda lakukan adalah :

1. Lakukan pengeblokan baris pekerjaan yang akan di-outlining, misalkan baris 2

sampai 4.

baris ke 1 tampak tercetak tebal yang disebut Summary Task. Sedangkan baris

2 sampai 4 agak masuk kedalam disebut Subtask. Apabila Anda melakukan

kesalahan dalam melakukan pengelompokan pekerjaan, kebalikan dari

INDENT adalah PROJECT, OUTLINE, OUTDENT. Sebagai latihan, lakukan hal

yang sama untuk daftar pekerjaan berikut ini :

Page 147: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

147

3. Klik menu TOOLS, OPTIONS, VIEW, SHOW OUTLINE NUMBER jika ingin

menampilkan atau menyembunyikan simbol (bullet) click menu Project,

Outline, Show/Hide Outline Symbols.

5.8.2. Sumber Daya Dan Biaya

Nama pekerjaan, waktu mengerjakan, hingga hubungan pekerjaan telah

dibahas pada penyusunan daftar kerja. Pada bagian ini akan dibahas cara

menentukan Sumber Daya (Tenaga Kerja / Peralatan) dan hubungannya pada

tanggal selesai serta biaya-biaya yang diperlukan, baik biaya tidak tetap

(resource cost) yaitu berupa gaji karyawan ataupun sewa pwralatan dan biaya

tetap (fixed caost) yang merupakan biaya material yang diperlukan.

5.8.3. Membuat Resource Sheet

Yang dimaksud dengan resource sheet adalah daftar tenaga kerja atau

daftar peralatan yang tersedia. Untuk membuatnya, Anda dapat melakukan hal

berikut ini :

1. Klik menu VIEW, RESOURCE SHEET, atau klik Resource Sheet pada View Bar

sisi kiri tampilan, lalu masukan data sebagai berikut :

Catatan : untuk mengganti satuan dari $ ke Rp, klik TOOLS, OPTIONS, VIEW,

ganti tanda $ yang terdapat pada kotak symbols menjadi Rp dan jumlah

desimal 2 pada Decimals Unit diganti menjadi 0 (nol), klik OK.

2. Kembali ke lembar kerja dengan mengklik VIEW, GANTT CHART agar dapat

menempatkan Sumber Daya ke masing-masing pekerjaan.

3. Klik icon ASSIGN RESOURCES atau klik menu PROJECT, TASK INFORMATION,

pastikan pada view RESOURCES lalu sesuaikan data berikut ini :

5.8.4. Mengisi Biaya Tetap (Fixed Cost)

Yang dimaksud dengan biaya tetap adalah perhitungan bahan / material

yang digunakan dalam suatu task/pekerjaan. Sebagai contoh dalam melakukan

pekerjaan cor pondasi dibutuhkan berbagai material seperti penyekat, paku,

Page 148: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

148

bekisting, pasir, semen, batu, dan lain-lain. Karena kompleksnya unsur yang

mempengaruhi biaya tetap, maka biaya tetap dilakukan diluar MS Project,

misalnya MS Excel, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah biaya yang telah

melalui proses perhitungan secara pasti. Selain itu pada umumnya biaya tetap

tidak mempengaruhi cepat atau tidak selesainya suatu pekerjaan. Berikut ini cara

mengisi biaya tetap :

1. Aktifkan Gantt Chart dengan meng-klik menu VIEW, GANTT CHART.

2. Klik menu VIEW, TABLE, COST maka di layar akan tampak tampilan sebagai

berikut :

3. Ketik biaya tetap pada kolom FIXED COST sesuai task name berikut ini :

Berikut ini adalah kolom-kolom yang terdapat pada tabel fixed cost:

- Fixed Cost Accrual menentukan bentuk pembayaran biaya tetap, apakah pada

saat dimulai (start), pembayaran berkala / diangsur (prorated), atau setelah

pekerjaan selesai (end). Dalam contoh diatas pekerjaan instalasi diganti

dengan end karena merupakan pekerjaan borongan.

- Total Cost = Fixed Cost +Resource Cost (gaji kali jam kerja). Contoh

perhitungan Total Cost :

Pembersihan lokasi =15000 + (1000 x 16), dimana 15000 adalah fixed cost,

1000 adalah upah pembantu per jam, dan 16 adalah lama mengerjakan

pembersihan lokasi dalam satuan jam.

Membuat gudang = 200000 + (128/2 +1500 +128/2 x 1000), dimana 200000

adalah fixed cost, 128 adalah waktu membuat gudang dalam satuan jam, 2

adalah jumlah tenaga yang mengerjakan yaitu tukang kayu dan pembantu,

1500 adalah upah tukang kayu per jam, dan 1000 adalah upah pembantu per

jam.

- Baseline = Total Cost apabila disimpan dalam Baseline dan menjadi kontrol

pengeluaran biaya (dibahas selanjutnya)

- Actual =adalah biaya nyata yang secara otomatis terjadi karena hasil tracking

(dibahas selanjutnya)

- Remaining = sisa biaya yang masih diperlukan (Total Cost – Actual Cost)

Page 149: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

149

5.8.5. Menyesuaikan Kalender Kerja

1. Klik menu VIEW, RESOURCE SHEET.

2. Pastikan aktif di baris petama BASE CALENDAR sehingga tampak muncul tanda

lalu ganti semua base calendar standard menjadi MEI 2009, kecuali Tukang

Ledeng diganti dengan resource calendar TUKANG LEDENG dan Tukang Listrik

diganti menjadi TUKANG LISTRIK.

3. Jika ingin menampilkan total jam kerja :

a. Berdasarkan Task Name : klik VIEW, GANTT CHART, VIEW, TABLE, USAGE.

b. Berdasarkan Resources Name : klik VIEW, RESOURCE USAGE, atau klik

VIEW, MORE VIEWS, RESOURCE FORMS, APPLY, lalu klik NEXT untuk

melanjutkan menampilkan berdasarkan resources name lainnya.

5.8.6. Menampilkan Pekerjaan Kritis

Pekerjaan kritis adalah pekerjaan yang berpengaruh terhadap tanggal

selesai proyek, jika pekerjaan ini terlambat maka akan mempengaruhi pekerjaan

lainnya, begitu pula tanggal selesai proyek secara keseluruhan.

Berikut ini cara menampilkan pekerjaan kritis :

1. Aktifkan Gantt Chart dengan meng-klik menu VIEW, GANTT CHART, VIEW,

TABLE, ENTRY.

2. Klik menu FORMAT, TEXT STYLES sehingga di layar akan tampak kotak dialog

text styles.

3. kotak ITEM TO CHANGE lalu klik CRITICAL TASKS.

4.

untuk memilih warna biru, OK.

Perhatikan tampilan Gantt Chart, pada kolom task name terdapat task

berwarna biru tercetak miring.

5.8.7. Menampilkan Lintasan Kritis

Untuk menampilkan Lintasan Kritis dapat dilakukan dengan Klik Icon

GANTT CHART WIZARD atau klik menu FORMAT, GANTT CHART WIZARD, lalu

Page 150: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

150

akan muncul kotak dialog Gantt Chart Wizard, klik NEXT, kemudian layar akan

tampak seperti ini :

5.8.8. Mengatasi Konflik Kekurangan Tenaga

Untuk mengatasi konlik terdapat 2 cara, yaitu cara MANUAL yang terdiri

dari dari :

1. Mengurangi jumlah resource pada task yang mengalami konflik.

2. Menambah jumlah resource yang kurang pada tanggal terjadinya konflik.

3. Menggantikan resource yang kekurangan dengan resource lain.

4. Melemburkan resources pada hari liburnya.

5. Menggeser Jadwal Task yang mengalami konflik.

6. Mengubah hubungan antar task.

7. Alternatif cara manual diatas dapat dilakukan secara langsung dari Gantt

Chart dengan memperhatikan prioritas penyelesaian pekerjaan.

5.8.9. Baseline dan Tracking

Gambaran pelaksanaan proyek/pekerjaan telah tercapai setelah berhasil

menyusun daftar kerja (task name) yang dilengkapi dengan waktu (durasi),

hubungan pekerjaan (predecessor), dan siapa yang akan mengerjakan, serta

telah teratasinya pekerjaan kritis dan konflik maka selanjutnya adalah

menetapkan rencana kerja tersebut sebagai perbandingan yang disebut

BASELINE dengan realitas pekerjaan yang disebut TRACKING.

a. Membuat Baseline

Baseline dapat dilakukan untuk seluruh pekerjaan atau sebagian

pekerjaan yang telah disetujui. Dan Jadwal akan menjadi acuan / potret

sementara Jadwal yang akan menjadi pembanding apabila terjadi perubahan

rencana. Pada contoh ini akan dibuat baseline untuk seluruh pekerjaan.

1. Aktifkan Gantt Chart dengan meng-klik menu VIEW, GANTT CHART.

Page 151: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

151

2. Klik menu TOOLS, TRACKING, SAVE BASELINE, akan tampak tampilan sebagai

berikut :

3. Pastikan aktif SAVE BASELINE, ENTIRE PROJECT, klik OK.

4. Klik VIEW, TABLE COST perhatikan kolom BASELINE saat ini telah terisi

nominal biaya yang diperlukan.

Sebagai pengawas proyek Anda masih memiliki kesempatan dalam

melakukan perubahan-perubahan, misalnya durasi MEMBUAT GUDANG yang

sebelumnya 4 diganti dengan 3 hari, sehingga akan terjadi selisih (keuntungan)

pada kolom VARIANCE. Perubahan-perubahan yang dapat dilakukan untuk

memperoleh gambaran keuntungan sebelum proyek terlaksana merupakan

manfaat Baseline.

b. Melakukan Tracking

TRACKING adalah mengaktualisasikan kenyataan di lapangan ke rencana

kerja sehingga akan dapat dianalisa apakah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan

volume kerja yang telah dilaksanakan. Tracking dapat dilakukan apbila kita telah

mengisi sebagian / atau seluruh prosentase pekerjaan yang telah dilakukan.

Misalnya pekerjaan mengecor kolom telah sampai pada prestasi 50%. Anda

dapat mengisikan prosentase pekerjaan yang telah dicapai pada TASK

INFORMATION.

Sedang cara melakukan Tracking adalah sebagai berikut :

1. Aktifkan baris pekerjaan yang telah terealisasi (tracking) dari Gantt Chart.

2. Klik menu TOOLS, TRACKING, UPDATE TASK, berikut tampilan di layar.

3. Isi % Complete dengan 75, Actual dur dengan 1 d, Actual Start dengan

5/3/1999 (3 Mei 1999), dan Actual Finish dengan 5/3/99, klik OK.

4. Klik VIEW, MORE VIEWS, TRACKING GANTT untuk menampilkan hasil

pengaktualisasian pekerjaan.

Selain mengaktualisasikan realita volume pekerjaan dengan tracking,

dapat juga dilakukan melalui TASK INFORMATION.

a. Klik menu PROJECT, TASK INFORMATION

Page 152: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

152

b. Isi kotak Percent Complete dengan prosentase volume pekerjaan yang telah

dilakukan, klik OK untuk mengakhiri.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mencatat jam kerja masing-

masing resource lalu mengisi jam kerja aktual melalui menu TOOLS, CHANGE

WORKING TIME sehingga perhitungan biaya sesuai dengan yang sesungguhnya

dan akan diperoleh laporan untung rugi dari hasil pekerjaan.

c. Menampilkan Laporan

Report atau laporan adalah merupakan hal yang paling penting di seluruh

aktifitas, dan pada bagian ini akan dibahas cara menampilkan laporan setelah

mengaktualisasikan pelaksanaan proyek, yaitu prosentase volume pekerjaan,

tanggal pelaksanaan, dan jam kerja pelaksana.

1. Klik menu VIEW, REPORTS sehingga diperoleh tampilan berikut ini:

2. Tentukan pilihan anda dengan uraian berikut ini :

a. OVERVIEW

b. Project Summary yaitu laporan tentang kondisi proyek untuk dikoreksi.

c. Top Level Taskberupa laporan hasil rangkuman.

d. Critical Task : laporan tentang pekerjaan yang harus diselesaikan tepat

waktu.

e. Milestone : laporan yang berdurasi 0 (nol)

f. Working Days : menampilkan Base Calendar.

d. Current Activities

1. Unstarted task : menampilkan daftar pekerjaan yang belum dimulai.

2. Task Started Soon : pekerjaan yang harus segera dimulai.

3. Task in Progress : pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

4. Completed Task : yaitu pekerjaan yang telah selesai total.

5. Should have started Task : pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai.

6. Slipping Task : yaitu pkerjaan yang sudah melewati tanggal pelaksanaan

namun belum terlaksana.

Page 153: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

153

e. Cost Report

1. Weekly Cash Flow : laporan tentang biaya yang harus dibayar dalam mingguan

2. Budget Report : menampilkan biaya-biaya secara urut dari biaya terbesar dan

terkecil.

3. Over Budget task : menampilkan pekerjaan yang kolom variancenya bernilai

positif (melebihi Baseline)

4. Over Budget Resources : Menampilkan data yang melebihi anggaran.

5. Earned Value : terdiri dari :

- BCWS (Budgeted Cost of Work Performed) yaitu biaya sesuai rencana dikali

volume pekerjaan.

- BCWP (Budgeted Cost of Work Performed) yaitu total prosentase (100%)

kali biaya yang direncanakan untuk setiap pekerjaan.

- ACWP (Actual Cost of Work Performed) : biaya yang sesungguhnya untuk

masing-masing pekerjaan.

- SV (Earned Value Schedule Variance) antara BCWP yaitu dengan ACWP>

- BAC (Budgeted At Completion) yaitu biaya yang dikeluarkan apabila

pekerjaan selesai dengan rencana.

- FAC (Forecast At Completion) yaitu biaya yang dikeluarkan apabila

pekerjaan selesai sesuai rencana.

- Variance : perbedaan antara biaya sesungguhnya dengan biaya yang

direncanakan.

5.8.10. Assignment

Who Does What : menampilkan daftar tenaga kerja dan pekerjaan

yang diJadwal kan.

Who Does What When : rincian masing-masing tenaga kerja pada task dan

tanggal berapa pekerjaan.

Weekly To Do List : menampilkan daftar pekerjaan dari masing-masing

tenaga kerja per minggu.

Page 154: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

154

Over Allocated Resource : daftar nama tenega yang mengalami kelebihan

pekerjaan.

Page 155: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

155

BAB VI

PENGENDALIAN PROYEK

Pengendalian adalah suatu proses/cara untuk mengarahkan, monitoring,

mengawasi, memeriksa, mengukur, membandingkan, mengevaluasi dan

melakukan perbaikan terhadap suatu pelaksanaan dan perencanaan.

Pengendalian dilakukan dengan tujuan agar pelaksanaan dan sasaran

proyek sesuai atau lebih baik dari perencanaan yang telah ditetapkan.

Yang merupakan obyek dari Pengendalian Proyek adalah Waktu, Biaya,

Mutu, Material, Tenaga, Alat yang disebut dengan Sumberdaya.

1.1. Fungsi dan Proses Pengendalian

Fungsi dan Proses dari Pengendalian yaitu :

1. Usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan

sasaran perencanaan,

2. Merancang sistem informasi,

3. Membandingkan pelaksanaan dengan standar menganalisis kemungkinan

adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar.

4. Mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya

digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.

1.2. Langkah-Langkah Proses Pengendalian

Langkah-langkah dalam proses pengendalian yaitu :

1. Menentukan Sasaran, Sasaran dihasilkan dari suatu perencanaan dasar dan

menjadi salah satu faktor pertimbangan utama dalam mengambil keputusan

untuk melakukan investasi atau membangun proyek.

2. Lingkup Kegiatan, Meliputi ukuran, batas, dan jenis pekerjaan yang harus

dilakukan.

3. Standar dan kriteria, ada bermacam-macam standar dan kriteria, yaitu

berupa:

Page 156: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

156

o Satuan uang.

o Jadwal kerja

o Unit pekerjaan.

o Standar mutu, kriteria dan spesifikasi.

4. Merancang Sistem Informasi, berupa program komputer yang dapat

mengumpulkan, menganalisis, menyimpan, dan memproses data sehingga

menjadi informasi yang diperlukan.

5. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan, yaitu mengkaji segala sesuatu

yang dihasilkan oleh kegiatan pada butir 4.

6. Mengadakan tindakan pembetulan, yang berupa : realokasi sumber daya,

menambah tenaga kerja dan pengawasan, mengubah metode, cara, dan

prosedur kerja, atau mengganti peralatan yang digunakan.

1.3. Objek dan Aspek Pengendalian

Yang merupakan objek dan aspek dari pengendalian adalah:

1. Waktu/Jadwal, Dalam aspek ini objek pengendalian amat ekstensif dan

berlangsung sepanjang siklus proyek.

2. Organisasi dan Personil, Memantau apakah organisasi pelaksana proyek

dibentuk sesuai rencana, apakah pengisian personil telah memenuhi

kualifikasi, dan apakah jumlahnya telah mencukupi.

3. Anggaran Biaya dan Jam-Orang, pengendalian anggaran dan pemakaian jam-

orang berlangsung sepanjang siklus proyek.

4. Pengendalian pengadaan, meliputi masalah prosedur dan peraturan yang

diberlakukan.

5. Pengendalian lingkup kerja, berkaitan dengan aspek biaya.

6. Pengendalian mutu, berkaitan dengan tujuan pokok produk, mulai dari

menyusun program sampai kepada inspeksi dan uji coba produksi.

7. Pengendalian kerja, memantau dan mengendalikan aspek biaya dan jadwal

secara terpisah.

Page 157: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

157

Dalam pengendalian proyek sering dijumpai pengendalian yang tidak

efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh :

a. Karakteristik proyek

Karakteristik proyek memang berbeda dan tidak mudah mengikuti kinerja

masing-masing kegiatan dan menyimpulkan menjadi laporan yang

terkonsolidasi.

b. Kualitas informasi

Informasi yang diberikan sangat mempengaruhi proses pengendalian.

Laporan yang tidak tepat pada waktunya dan tidak pandai memilih materi

akan mempengaruhi proses pengendalian.

c. Kebiasaan

Kebiasaan merupakan salah satu factor yang akan menyebabkan proses

pengendalian yang tidak efektif. Hal ini dapat disebabkan karena sulit

menyesuaikan diri dalam waktu yang relatif singkat.

Pengendalian proyek yang efektif yaitu :

a. Pengendalian yang menghasilkan proyek yang Tepat waktu dan peka

terhadap penyimpangan.

b. Bentuk tindakan yang diadakan tepat dan benar.

c. Terpusat pada masalah atau titik yang sifatnya strategis.

d. Mampu mengetengahkan dan mengko-munikasikan masalah dan

penemuan, agar koreksi dapat segera dilakukan.

e. Kegiatan pengendalian tidak lebih dari yang diperlukan.

f. Dapat memberikan petunjuk berupa perkiraan hasil pekerjaan yang akan

datang.

1.4. Metoda Pengendalian Proyek

Dalam pengendalian proyek dapat dilakukan dengan menggunakan

berbagai metode, dimana sangat tergantung pada apa yang akan dikendalikan.

Pengendalian dapat dilakukan terhadap Waktu, Biaya, Mutu, Material, Tenaga,

Page 158: Buku Ajar Perencanaan Jadwal

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK DR. ENG. IR. A.K. TORRY DUNDU, MAgr.Sc.

158

Alat yang disebut dengan Sumberdaya. Jika pengendalian dilakukan terhadap

waktu, maka dapat digunakan metode-metode penjadwalan seperti:

1. Arrow Diagram Method

2. Metode Bar Chart dan Kurva ”S”

3. CPM

4. PERT

5. PDM

6. Dll.

Jika pengendalian dilakukan terhadap biaya, maka dapat dilakukan

dengan beberapa metode seperti:

1. Analisis Varian

2. Konsep nilai hasil

3. Analisis kecenderungan dan perkiraan

4. Rekayasa Nilai (Value Engineering)

5. Dll.

Jika pengendalian dilakukan untuk tujuan Mutu Proyek, maka dapat

dilakukan :

1. Pengecekan dan Pengkajian;

- Dengan gambar, alat, maket/model dan perhitungan

- Untuk mengetahui bawa kriteria, spesifikasi, dan standar telah dipenuhi

2. Pemeriksaan/inspeksi dan uji kemampuan peralatan;

- Sewaktu menerima material, selama proses pabrikasi, instalasi, dan

pemeriksaan akhir

3. Pengujian dan Pengambilan contoh;

- Menguji apakah material telah memenuhi kriteria yang ditentukan.

Contoh: Test destruktif / non destruktif dari obyek.

Saat ini, banyak software yang sudah menggabungkan antara fungsi

perencanaan dan pengendalian sehingga dengan menggunakan software

tersebut kita sudah dapat melakukan kedua fungsi manajemen proyek tersebut.

Sebagai Contoh adalah Microsoft Project.