6
Setelah mengetahui apa itu homeostasis berikut akan dijelaskan tentang faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostasis. Faktor-faktor yang dipertahankan adalah : 1. Konsentrasi molekul zat-zat gizi => Sel membutuhkan pasokan molekul nutrisi sebagai bahan bakar metabolik untuk menghasilkan energi, yang digunakan untuk aktivitas-aktivitas khusus dan mempertahankan hidup. 2. Konsentarsi O2 dan CO2 => Sel membutuhkan O2 untuk melakukan reaksi kimia sedangkan CO2 yang dihasilkan selama reaksi tersebut harus diseimbangkan dengan CO2 yang dikeluarkan oleh paru sehingga tidak meningkatkan keasaman lingkungan internal. 3. Konsentrasi zat-zat sisa => Reaksi kimia dalam tubuh akan menghasilkan zat sisa yang berefek toksik apabila dibiarkan tertimbun melebihi batas. 4. pH => Jika terjadi perubahan keasaman lingkungan cairan internal berefek pada perubahan mekanisme pembentukan sinyal listrik di sel saraf dan aktivitas enzim. 5. Konsentrasi air, garam-garam, dan elektrolit-elektrolit lain => Garam-garam dan air dalam lingkungan internal mempengaruhi keadaan volume sel, jika sel membengkak atau menciut maka sel dapat berfungsi. Sedangkan elektrolit lain memiliki banyak fungsi vital, seperti konsentrasi K+ mempengaruhi kerja denyut jantung. 6. Suhu => Sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentang suhu yang sempit, jika suhu terlalu dingin maka aktivitasi sel melambat dan jika suhu panas maka protein-protein struktural dan enzimatiknya akan terganggu. 7. Volume dan tekanan => Komponen sirkulasi pada lingkungan internal, yaitu plasma harus dipertahankan pada tekanan darah dan volume yang adekuat agar penghubung vital antara sel dan lingkungan eksternal dapat terdistribusi ke seluruh tubuh. Dalam mengatur faktor-faktor di atas, tubuh melalui berbagai sistem untuk mempertahankan homeostasis. sistem-sistem yang merupakan kontribusi terpenting bagi homeostasis, yaitu : Sistem sirkulasi => Sistem transportasi yang membawa zat gizi, O2, CO2, zat-zat sisa, elektrolit, hormon dari satu bagian ke bagian lain. 1. Sistem pencernaan => sistem inii menguraikan makanan menjadi molekul-molekul zat gizi yang diserap dan di distribusikan ke seluruh tubuh, dan memindahkan air dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke lingkungan internal dan juga sistem ini mengeluarkan sisa-sisa makanan ke lingkungan eksternal. 2. Sistem respirasi => sistem ini mengambil O2 dari dan CO2 mengeluarkan ke lingkungan eksternal untuk mempertahankan pH lingkungan internal. 3. Sistem kemih => sistem ini mengeluarkan garam, air, elektrolit, dan zat sisa melalui urin.

BUAT BESOK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kg

Citation preview

Setelah mengetahui apa itu homeostasis berikut akan dijelaskan tentang faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostasis. Faktor-faktor yang dipertahankan adalah :1. Konsentrasi molekul zat-zat gizi => Sel membutuhkan pasokan molekul nutrisi sebagai bahan bakar metabolik untuk menghasilkan energi, yang digunakan untuk aktivitas-aktivitas khusus dan mempertahankan hidup.2. Konsentarsi O2 dan CO2 => Sel membutuhkan O2 untuk melakukan reaksi kimia sedangkan CO2 yang dihasilkan selama reaksi tersebut harus diseimbangkan dengan CO2 yang dikeluarkan oleh paru sehingga tidak meningkatkan keasaman lingkungan internal.3. Konsentrasi zat-zat sisa => Reaksi kimia dalam tubuh akan menghasilkan zat sisa yang berefek toksik apabila dibiarkan tertimbun melebihi batas.4. pH => Jika terjadi perubahan keasaman lingkungan cairan internal berefek pada perubahan mekanisme pembentukan sinyal listrik di sel saraf dan aktivitas enzim.5. Konsentrasi air, garam-garam, dan elektrolit-elektrolit lain => Garam-garam dan air dalam lingkungan internal mempengaruhi keadaan volume sel, jika sel membengkak atau menciut maka sel dapat berfungsi. Sedangkan elektrolit lain memiliki banyak fungsi vital, seperti konsentrasi K+ mempengaruhi kerja denyut jantung.6. Suhu => Sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentang suhu yang sempit, jika suhu terlalu dingin maka aktivitasi sel melambat dan jika suhu panas maka protein-protein struktural dan enzimatiknya akan terganggu.7. Volume dan tekanan => Komponen sirkulasi pada lingkungan internal, yaitu plasma harus dipertahankan pada tekanan darah dan volume yang adekuat agar penghubung vital antara sel dan lingkungan eksternal dapat terdistribusi ke seluruh tubuh.Dalam mengatur faktor-faktor di atas, tubuh melalui berbagai sistem untuk mempertahankan homeostasis. sistem-sistem yang merupakan kontribusi terpenting bagi homeostasis, yaitu :Sistem sirkulasi => Sistem transportasi yang membawa zat gizi, O2, CO2, zat-zat sisa, elektrolit, hormon dari satu bagian ke bagian lain.1. Sistem pencernaan => sistem inii menguraikan makanan menjadi molekul-molekul zat gizi yang diserap dan di distribusikan ke seluruh tubuh, dan memindahkan air dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke lingkungan internal dan juga sistem ini mengeluarkan sisa-sisa makanan ke lingkungan eksternal.2. Sistem respirasi => sistem ini mengambil O2 dari dan CO2 mengeluarkan ke lingkungan eksternal untuk mempertahankan pH lingkungan internal.3. Sistem kemih => sistem ini mengeluarkan garam, air, elektrolit, dan zat sisa melalui urin.4. Sistem rangka => sistem ini berfungsi menyimpan Ca+2 (elektrolit) yang konsentrasinya dalam plasma harus dipertahankan.5. Sistem otot => sistem ini menghasilkan panas melalui konstraksi otot yang penting untuk mengatur suhu.6. Sistem integumen => sistem ini berfungsi sebagai sawar proteksi bagian luar yang mencegah cairan internal keluar dari tubuh dan mencegah mikroorganisme asing masuk ke dalam tubuh. Serta penting untuk mengatur suhu tubuh dengan mengatur produksi keringat dan dengan mengatur aliran darah hangat ke kulit.7. Sistem imun => sistem ini mempertahankan tubuh dari serangan benda asing dan mempermudah jalan untuk memperbaiki dan mengganti sel yang tua dan cidera.8. Sistem saraf => sistem ini mengontrol dan mengkoordinasi aktivitas tubuh, juga mendeteksi dan mencetuskan reaksi terhadap perubahan lingkungan internal.9. Sistem endrokin => sistem ini mengontrol konsentarsi zat-zat gizi dengan menyesuikan fungsi ginjal, mengontrol volume serta komposisi elektrolit lingkungan internal.10. Sistem reproduksi => sistem ini tidak penting bagi homeostatis, tapi penting bagi kelansungan hidup suatu spesies.

STRUKTUR GINGIVA1. Epidermis Stratum korneum Stratum lucidum Stratum granulosum Stratum spinosum Stratum germinativum2. Dermis (lamina propria) Stratum papilareJaringan ikat lebih longgar, banyak sel-sel mast dan makrofag Stratum retikulareJaringan ikatnya lebih padat, lebih banyak kolagen

BUAT STEP 21. Apa baunya beda ?Tidak ada bedanyaAda yang jawab beda, soalnya tergantung sama proses metabolisme bakterinya menghasilkan apa.

2. MekanismeAda gingivitis sama periodontitisPembentukan plak blm matang (yang terlibat bakteri gram postitif aerob) pematangan plak (yang banyak terdapat adl gram positif anaerob karena kalo masuk kedalam, oksigennya makin sedikit) plak supragingiva plak sub gingiva 3. Keterkaitan gigi goyang dg diabetes mellitusKarena pada saliva pada orang diabetes mellitus banyak mengandung gula, dan gula itu yang menyebabkan semakin besarnya resiko untuk memperparah penyakit periodontal.PENGARUH DIABETES MELITUS TERHADAP KESEHATAN PERIODONTALDiabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang berpengaruh terhadap kesehatan jaringanperiodontal. Ada beberapa hal yang terjadi pada pasien diabetes sehingga penyakit ini cenderunguntuk memperparah kesehatan jaringan periodontal.Bacterial PathogensKandungan glukosa yang terdapat di dalam cairan gusi dan darah pada pasien diabetes dapatmengubah lingkungan dari mikroflora, meliputi perubahan kualitatif bakteri yang berpengaruhterhadap keparahan dari penyakit periodontal.Polymorphonuclear Leukocyte FunctionPenderita diabetes rentan terhadap terjadinya infeksi. Halini dihipotesiskan sebagai akibat daripolymorphonuclear leukocyte deficiencies yang menyebabkan gangguan chemotaxis, adherence,dan defek phagocytosis.Pada pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol terjadi pula gangguan pada fungsi PMN (Polymorphonuclear Leukocytes) dan monocytes / macrophage yang berperan sebagaipertahanan terhadap bakteri patogen.Altered Collagen MetabolisPada pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol yang mengalami hiperglikemi kronis terjadipula perubahan metabolisme kolagen, dimana terjadi peningkatan aktivitas collagenese danpenurunan collagen synthesis.Kolagen yang terdapat di dalam jaringan cenderung lebih mudah mengalami kerusakan akibatinfeksi periodontal. Hal ini mempengaruhi integritas jaringan tersebut.7Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa DM yang disertai oleh beberapa perubahan padaperiodonsium berpotensi dan berperan dalam terjadinya periodontitis kronis.Hiperglikemia yang terjadi pada diabetes bertanggungjawab bagi terjadinya komplikasi yangmenyertai penyakit tersebut. Keadaan hiperglikemia menyebakan terbentuknya advancedglycation and products (AGE) non enzimatik pada makromolekul jaringan. AGE merupakansenyawa yang berasal dari glukosa, secara kimiawi irreversible dan terbentuk secara perlahan-lahan tetapi terus-menerus sejalan dengan peningkatan kadar glukosa darah. Penumpukan AGEbisa terjadi di dalam plasma dan jaringan gingival penderita diabetes.Sel-sel pada endotelial, otot polos, neurondan monosit mempunyai sisi pengikat (binding site)AGE pada permukaannya, yang diberi nama reseptor AGE (RAGE). Terikatnya AGE ke sel-selendotelial menyebabkan terjadinya lesi vaskular, trombosis danvasokonsriksi pada diabetes.AGE yang terikat ke monosit akan meningkatkan kemotaksis dan aktivasi monosityang disertaipeningkatan jumlah sitokin proinflamatori yang dilepas, seperti TNF-, IL-1, dan IL-6. Ikatan AGE dengan RAGE pada fibroblas menyebabkan terganggunya remodeling jaringan ikat, sedangkan ikatan AGE dengan kolagen menyebabkan penurunan solubilitas dan lajupembaharuan kolagen. Buruknya kontrol gula darah dan meningkatnya pembentukan AGE menginduksi stress oksidan pada gingival sehingga memperkuat kerusakan jaringanperiodontal.2 Di samping itu, dengan adanya peningkatan kadar sel radang dalam cairan sakugusi, menyebabkan jaringan periodontal lebih mudah terinfeksi dan menyebabkan kerusakan tulang.6Selain merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes adalah menebalnya pembuluh darahsehingga memperlambat aliran nutrisi dan produk sisa dari tubuh.Lambatnya aliran darah inimenurunkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, sedangkan periodontitis adalahpenyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Jadi, infeksi bakteri pada penderita diabetes lebihberat.6Perubahan-perubahan yang dikemukakan di atas secara klinis mempengaruhi kondisiperiodonsium penderita diabetes. Diabetes yang tidak terkontrol atau kurang baik kontrolnyadisertai oleh peningkatan kerentanan terhadapinfeksi, termasuk periodontitis kronis.Periodontitis kronis lebih sering terjadi dan lebih parah pada individudiabetik yang disertaikomplikasi sistemik yang lebih parah.Taylor et.al melaporkan bahwa kehilangan perlekatan adalah lebih sering dan lebih banyak padapasien diabetes melitus tipe 1 dan 2 yang kontrol diabetesnya sedang sampai buruk. Kehilanganperlekatan dan kehilangan tulang signifikan lebih tinggi pada pasien DM tipe1 yang kontroldiabetesnya buruk dibandingkan pasien yang diabetesnya terkontrol baik. Demikian juga padapasien diabetes melitus tipe 2, kedalaman saku dan kehilangan perlekatan adalah signifikan lebihparah pada kelompok yang diabetesnya tidak terkontrol baik.Beberapa penelitian telah secara khusus mengamatihubungan antara periodontitis kronis dengandiabetes melitus tipe 1 dan 2. Dilaporkan bahwa penderita diabetes melitus tipe 1 meningkatrisikonya menderita periodontitis kronis sejalan dengan pertambahan usiadan keparahanperiodontitis kronis meningkat sejalan dengan meningkatnya durasi diabetes. Pada pasiendiabetik dewasa dengan diabates yang tidak terkontrol baik, terjadi kehilangan perlekatan dankehilangan tulang yang lebih banyak dibandingkan pasien dengan diabetes yang terkontrol baik,meskipun mereka dalam memelihara mulutnya adalah setara. Dilaporkan pula bahwa penderitaDM tipe 2 adalah berisiko 4,2 kali mengalami kehilangan tulang yang progresif dibandingkandengan individu non-diabetik.PENGARUH PENYAKIT PERIODONTAL TERHADAP DIABETES MELITUSSintesa dan sekresi sitokin akibat infeksi yang berasal dari periodontitis dapat memperhebatsintesa dan sekresi sitokin yang berasal dari interaksi AGE dengan RAGE, dan sebaliknya. Halini menunjukkan bahwa hubungan periodontitis dengan DM berlangsung dalam dua arah. Dengan demikian penyakit periodontalyang berupa inflamasi kronis dapat memperparah statuspenderita diabetes melitus ke arah komplikasi yang lebih berat. Hasil penelitian menunjukkanbahwa komplikasi diabates pada diabetes melitus tipe 1 maupun tipe 2 lebih parah pada pasiendiabetik dengan penyakit periodontal yang parah dibandingkan dengan pasien diabetik yanghanya menderita penyakit periodontal ringan sampai sedang. Periodontitis kronis yang parah pada penderita DM diduga menjadi penyebab bagi peningkatankonsentrasi hemoglobin terglikosilasi. Infeksi yang berasal dari periodontitis selainmeningkatkan produksi sitokin, diduga dapat pula meningkatkan resistensi insulin yang padaakhirnya memperburuk kontrol glikemik penderita diabetesyang juga menderita periodontitis dimulutnya. Hal ini dapat dilihat pada dua kutipan laporan penelitian di bawah ini.Hasil penelitian prospektif terhadap penderita periodontitis kronis pada pasienDM tipe 2 dikalangan suku India Pima menunjukkan, bahwa pasien dengan periodontitis kronis yang parahpada pemeriksaan awal adalah sekitar enam kali lebih tinggi kemungkinannya mengalami kontrol glikemik yang buruk (HbA1c 9%) dibandingkan pasien dengan periodontitis kronis yang lebih ringan. Penelitian lain berupa penelitian restrospektif terhadap pasien DM tipe 2 menunjukkan bahwalevel HbA1c signifikan meningkat pada pasien dengan periodontitis yang parah.

4. Faktor etiologi ?Cari sendiri

5. Kenapa sikat gigi bisa menyebabkan berdarah ?Karena cara sikatnya yg terlalu keras, gingivanya yang tipis juga bisa menyebabkan berdarah. Plaknya yg banyak juga menyebabkan berdarah

6. Kenapa kok bone loss hanya pada molar dan insisiv ?Karena adanya localized agrresive periodontitis. Umunya LAP terjadi pada usia pubertas, tpi bisa juga pada usia dewasa. Yang lebih besar resikonya terkena adalah m1 dan insisiv

7. Mengapa pus pada gigi 41 ?Mungkin nyambung sama LAP yang nomer

8. Probing depthMengukur kedalaman sulkus gingiva dengan alat yg bernama probe. Dengan cara memasukkan probe kedalam sulkus gingivanya, kemudian diukur atau dikira kira kedalamannya berapa.

9. Peran bakteri cocobasilus pada jar. Periodontal?Cari sendiri

10.