66
Acute LD Acute LD 50 50 values for a variety values for a variety chemical agents chemical agents Agent A gent Species S pecies LD LD 50 50 mg/kg b.w. mg/kg b.w. Ethanol Ethanol Mouse Mouse 10000 10000 !o"ium chlori"e !o"ium chlori"e Mouse Mouse #000 #000 $errous sul%hate $errous sul%hate &at &at 1500 1500 Mor%hine sul%hate Mor%hine sul%hate &at &at '00 '00 (henobarbital !o" (henobarbital !o" &at &at 150 150 DD) DD) &at &at 100 100 (icroto*in (icroto*in &at &at 5 5 !trychnine sul%hate !trychnine sul%hate &at &at + + ,icotin ,icotin &at &at 1 1 D-)ubocurarine D-)ubocurarine &at &at 0.5 0.5 emicholinium- emicholinium- &at &at 0.+ 0.+ )etro"o*in )etro"o*in &at &at 0.1 0.1 Dio*in ) DD2 Dio*in ) DD2 3uinea-%ig 3uinea-%ig 0.001 0.001 4otulinum to*in 4otulinum to*in &at &at 0.00001 0.00001

BU SAPTO Principles of Toxicology.ppt

Embed Size (px)

Citation preview

  • Acute LD50 values for a variety of chemical agents

    AgentSpeciesLD50 mg/kg b.w.

    EthanolMouse 10,000Sodium chlorideMouse4,000Ferrous sulphateRat1,500Morphine sulphateRat 900Phenobarbital SodRat 150DDTRat 100PicrotoxinRat 5Strychnine sulphateRat 2NicotinRat 1D-TubocurarineRat 0.5Hemicholinium-3Rat 0.2TetrodoxinRat 0.1Dioxin (TCDD)Guinea-pig 0.001Botulinum toxinRat 0.00001

  • Dasar-dasar Uji Laboratorium dalam ToksikologiPrinsip umumBahan kimia dapat menimbulkan efek toksik hanya jika bahan kimia tersebut berhubungan langsung dengan sel atau organ sasaran

    Jumlah bahan kimia yg memejani sel sasaran dapat menentukan apakah bahan tersebut dapat atau tidak dpt menimbulkan efek toksik

  • Sel dr berbagai spesies yg mempunyai kesamaaan fungsi dan lintasan metabolisme mempunyai akibat yang sama jika terkena bahan kimia yang sama

    Perubahan bahan struktur (kimia) suatu senyawa dapat berakibat perubahan besar pada aksi biologiknya

  • Nilai ambang ToksisitasMerupakan dosis atau tingkat pemejanan minimal yang dapat menyebabkan perubahan biologik melebihi batas kemampuan adaptasi homeostasis. Dibawah nilai tersebut dianggap aman, sedang di atasnya dapat menimbulkan efek toksik.Sulit tentukan nilai ambang efek karsinogenik dan mutagenik

  • Uji ToksisitasKarena pertimbangan moral etik dan hukum penelitian toksikologik eksperimental tidak dilakukan pd manusiaPada hewan uji in vivo / in vitroRancangan yang baik dan penelitian yang seksama (properly qualified ) dpt memberikan gambaran efek toksik pd manusia

  • Faktor faktor yang berpengaruh pd hasil uji toksisitas

    1. Faktor bahan ujiSifat fisikokimiaKemurnianBentuk sediaan dosis

  • 2. Faktor Hewan Uji

    Jenis dan galurUmurJenis kelaminBerat badanStatus kesehatan

  • Faktor cara pelaksanaan uji

    Pemeliharaan hewan ujiPetugas yang berpengalamanPemilihan metode statistikJumlah hewan ujiKecermatan pengamatan dan pengukuranKetelitian alat ukurKetepatan prosedur Keadaan peneliti

  • Keterbatasan Uji Toksisitas pada hewan uji

    Bbrp manifestasi toksik tidak nampak pd

    hewan ujiPerbedaan respon antar spesiesLD 50 yg sama belum tentu profil toksisitasnya sama

  • UJI TOKSISITASUji Toksisitas Akut

    Mendapatkan informasi tentang dosis yg dpt mematikan 50% hewan uji (LD50) suatu bahan serta gejala keracunan, penyebab kematian dan urutan proses kematianUji Toksisitas Jangka Panjang

    Meliputi toksisitas subkronik dan kronik Uji toksistas khusus : uji toksisitas jangka panjang utk mendptkan data efek toksik yg bersifat khusus spt efek teratogenik, karsinogenik dan ketergantungan

  • Lama Uji toksisitas

    Lama masuknya dalam kadaan sehari-hariLama Pemberian dlm uji toksisitasakutsubakutkronikSatu kali atau beberapa dosis

    Kurang dari 1 minggu

    Lebih dari 4 mingguSatu kali

    Satu kali

    Satu kaliPaling tidak 2 minggu

    13-26 minggu

    Paling tidak 26 mingguTidak perlu

    Paling tidak 6 bulan

    Paling tidak 1 tahun

  • Uji Toksistas AkutKetoksikan akut:

    Derajad efek toksik suatu senyawa (bahan) yang terjadi dalam waktu singkat setelah pemberian dalam dosis tunggal.

    Uji toksisitas akutUntuk menetapkan potensi ketoksikan akut (LD50). (tolok ukur kuantitatif) Selain itu diamati gejala keracunan, sistem biologik yg paling peka, mekanisme keracunan yg berakibat kematian, serta ada tidaknya perbedaan toksisitas antar spesies (tolok ukur kualitatif)

  • Uji Toksisitas AkutSebaiknya menggunakan mamalia dr

    2 mcm spesies (rodensia dan non-rodensia)Hewan uji sehat berasal dr satu galur yg jelasMenggunakan paling tidak 4 peringkat dosis yg terdiri dr 8-10 ekor

    (pendapat lain min 4 ekor)Dosis dibuat berdasar kelipatan logaritmik tetap

  • Dosis terendah :

    Dosis tertinggi yang tidak menyebabkan kematian hewan ujiDosis tertinggi :

    Dosis terendah yang menyebabkan seluruh atau hampir seluruh hewan uji matiDpt dicari dengan dosis yang secara tehnis dapat diberikan pada hewan ujiKisaran dosis diperkirakan menyebabkan 10-90% kematian hewan uji pd masa akhir uji

  • Cara pemberian sesuai dgn cara masuknya pd manusia mempermudah ekstrapolasiLD 50 dihitung setelah pengamatan 24 jam

    Namun gejala keracunan (kematian) dpt berjalan lambat (delayed toxicity) sehingga gejala keracunan dapat diamati selama 7-14 hari.

  • Cara menghitung LD 50

    1. Perhitungan dengan grafik Miller dan Tainter (1944)Menggunakan kertas grafik logaritmik-probit(skala logaritmik pd absis, skala probit pd ordinat)Probit : transformasi dr hasil pengukuran yg digambarkan dlm kurva sigmoid (hubungan antara respon kuantal dgn logaritme dosis) menjadi kurva yg lurus

  • 2. Cara aritmatik Reed dan Muench (1938)3. cara Aritmatik dr Karber (1931)4. Cara CS. Weill (1952)

    Lihat copy-an

  • Kategori potensi ketoksikan :Sangat toksis (extremely toxic), LD5015 g/kgBB

  • LD 50 beberapa bahan kimia yang diberikan melalui cara yang berbeda pada mencitDFP= diisoprophyfluorophosphat

    Cara pemberianLD50 (mg/kg BB) pada mencit dariProkainDFPfenobarbitalIV450,3480IP2301,00130IM6300,85124SC8001,00130Oral5000,90280

  • Uji toksisitas subkronisMerupakan longterm toxicityUntuk mendapatkan data tentang keracunan bahan kimia yg digunakan secara sengaja atau tidak sengaja masuk ke dalam tubuh berulangkali atau dlm wkt lama.Perlu dilakukan didasarkan asumsi jika tidak ada efek yg timbul pd dosis tunggal tetapi dpt timbul jika dosis berulang dan jangka waktu lama

  • Efek toksik dpt timbul krn perkembangan tubuh krn umur (aging process) spt sensitifitas jaringan, perubahan kapasitas kemampuan fisiologik, abnormalitas / penyakit yg muncul spontan

    Diamati lesi pd organ tubuh, organ apa yg rentan, bgmn sifat lesi (reversible/ireversible), mulai dosis berapa efek toksik mulai timbul

  • UJi Toksisitas SubkronisHewan uji

    Satu spesies rodent dan satu spesies nonrodent

    Peringkat dosis

    dosis terendah: yang tidak menimbulkan gejala toksik akutDosis tertinggi : yang menimbulkan gejala keracunan akut tapi tidak menyebabkan kematian

  • Lama pemberian

    Umumnya dilakukan 90 hari berturut-turut

    Lama masuknya bahan uji dalam keadaan sehari-hari Lama pemberian pada uji toksisitas akut-satu kali atau beberapa dosis-kurang dari satu minggu-lebih dari 4 minggu-paling tidak 2 minggu-13-26 minggu-paling tidak 26 minggu

  • Cara pemberian obat/bahan uji

    Disesuaikan dgn cara masuknya ke dlm tubuh dlm keadaan sehari-hari (termasuk cara inhalasi)Dosis sesuai berat badan/luas permukaan tubuh- dpt berubah scr periodikPemberian bersama pakan/air minum diperhatikan : dosis dan kemungkinan adanya interaksi

  • Pengamatan gejala klinik

    Berat badan diukur tiap mingguAsupan pakan dan minum tiap hariPemeriksaan fisik spt :Aktifitas lokomotor, reaksi aneh,suara, konvulsi, responsi somatik, agresivitas, , mata, defekasi, ekor, tremor, kesadaran, sensitifitas thd suara, salivasi, piloereksi, jantung dll

  • Uji fungsi biokhemis organ tertentu

    Analisis darah spt kadar gula, protein, kolesterol, asam lemak, bilirubin, enzim sesuai arah uji toksisitasDilakukan pd hari ke 0 dan tiap 30 hari selama penelitian berlangsung (paling sedikit 3x)

  • Pemeriksaan hasil metabolisme

    Analisis darah, urin atau homogenat utk memberikan inform. Kinetika bahan uji atau efeknya pd metabolisme

    Pemeriksaan hematologik

    Kuantitatif (jumlah sel) dan kualitatif (morfologik)

  • Pemeriksaan postmortal

    Pengamatan makros-mikros pd organPengamatan abnormalitas bentuk, ukuran, berat organ dan homogenitas jaringanPerlu diperhatikan bahwa hasil pemeriksaan mikros dpt dipengaruhi oleh cara pemrosesan pembuatan preparatnya.

  • 1.psd

  • Uji Toksisitas KronisUtk mengetahui efek toksik dari suatu bahan uji dengan dosis yang setara dgn pemakaian sehari-hari yg diberikan dlm waktu lama dan utk menunjukkan ada tidaknya efek toksik yg bersifat khusus

  • Hewan uji

    Satu jenis hewan rodensia dan satu jenis hewan non rodensia, umur dewasa, 2 jenis kelaminTiap kelompok rodensia min. 20 ekor, nonrodensia min 4 ekorCara pemberian bahan uji

    Sesuai dgn cara sehari-hari

  • Peringkat dosisPaling tidak 3 peringkat dosis Dosis terkecil : dosis yg pd uji toksisitas akut tidak menimbulkan gejala keracunanDosis terbesar : dosis yg pada uji toksisitas akut menimbulkan beberapa kematian hwn uji.Dosis antara termasuk dosis yg digunakan dalam keadaan sehari-hari

  • Lama pemberian bahan uji dan pengamatan

    Lama masuknya bahan uji dalam keadaan sehari-hariLama pemberian pada uji toksisitas kronik-satu kali atau beberapa dosis-Kurang dari satu minggu-Lebih dari 4 minggu-tidak diperlukan-paling tidak 6 bulan-paling tidak satu tahun

  • Pemeriksaan fisik dan klinik

    (spt uji toks. Subkronis)Berat badan diperiksa paling tidak seminggu sekaliTiga bulan pertama asupan pakan minum dan urin yg dikeluarkan 24 jam, diamati tiap tiap minggu. Selanjutnya tiap bulanPemeriksaan biokhemis min. 3xAnalisis darah dan urin tiap 6-12 minggu

  • Reproductive ToxicologyUtk mengetahui efek toksik dr suatu bahan (agen eksogen) pada sistem reproduksiEfek terhadap libido, sterilitas, mutagenesis, kematian fetus, kematian perinatal dll

  • Pada hewan uji dapat diamati efek terhadap:

    JantanSpermatogenesisTesticuler pathogenesisEpididymal spermCeluller biochemistryFertilityIn vitro fertilizationHormon profileMotilityetc

    BetinaEmbriogenesisOvarian pathogenesisEstrus cycleFertilityHormon profileIn vitro fertilizationetc

  • Abnormalitas morfologi sperma

  • Reproductive toxicology on female rodent (mice, rat)

    euthanasia42days19-20220matingparturitiongestationlactationweaningtreatment15 dayseuthanasia

  • Uji Toksisitas KhususUji teratogenesis

    Perkembangan dan pertumbuhan embrio (mudigah) terutama fase organogenesis rentan terhadap gangguan proliferasi dan deferensiasiBerakibat malformasi (struktural, fungsional, biokimia) dan kematian embrio atau fetus

  • 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 280organogenesishistogenesismaturasiMasa embrioMasa fetus(hari)Tahap tahap embriogenesis pd manusia

  • Masa organogenesis pd bbrp spesies

    Hewan ujiMasa organogenesisHari ke-Lahir hari ke-Rat6-1522Mencit6-1519kelinci6-1833

    Marmot10-1866Hamster8-1215manusia21-56267

  • Zat yg bersifat embriotoksik atau fetotoksik sebabkan kematian janinkeguguranZat teratogenik dapat tidak toksik pada induknya tapi pengaruhi perkembangan dan pertumbuhan janin

  • Kematian janin tanpa malformasi dapat diakibatkan krn pemejanan zat teratogen sebelum masa deferensiasiMalformasi terjadi jika pajanan zat pada masa organogenesisJika pajanan terjadi pd masa pertumbuhan berakibat kelambatan masa pertumbuhan

  • Periode kritis embriogenesis pd rat

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21implanNervous sistemeyeheartface

    kidneylimbspalateExternal genitaliaday

  • Contoh zat yg bersifat teratogen pd hewan dan manusia

    No.Nama zatNo.Nama Zat1.2..3.4.5.6.7.8.9.TalidomidTiourasilKlorpropamidKortisonEtinil testoteronKlorambusilNitrogen mustardUretankolsikin10.11.12.13.14.15.16.17.18.Hipervitaminosis AKelebihan a. nikotinatBiru tripanBiru evanAktinomisin DTetrasiklinFenilmerkuri asetatTimah hitamtalium

  • UJI TERATOGENESISHewan uji yg sering digunakan adalah mice, rat dan kelinci (didasarkan kedekatan ciri dan sifat tertentu pd manusia)Penelitian dgn mudigah ayam ternyata terlalu sensitif, hasil berbeda pada manusiaHewan uji babi digunakan krn sifat biologik banyak anak dan peka terhadap teratogenPenggunaan hewan uji kera kedekatan filogenetik dgn manusia

  • Uji teratogenesisHewan uji

    Jumlah Harus memenuhi sarat statistikJika angka kejadian malformasi 0,5%, berarti 1 malformasi hanya ditemukan pada 200 ekor hewan ujiHewan uji yg digunakan yang positif dibuahi (pada mice/rat adanya vaginal plug)Bahan uji diberikan mulai hari tersebutHewan uji dikorbankan sebelum perkiraan lahir (anak yg cacat biasanya dimakan induknya)

  • Pengamatan :Jumlah implantasi (ada nodul yg kaya vaskularisasi)Jika ada selisih antara implantasi total dengan jumlah korpora luteaterjadi preimplantation loss (resorpsi awal)Jumlah resorpsi : selisih jumlah persarangan dengan jumlah janin yg tetap hidup sampai cukup umur

  • Semua janin (hidup/mati) ditimbang, dihitung, diperiksa ada tidaknya malformasi (kelainan struktur, fungsi dan biokemis)Cairan amnion dicatat volume, warna dan kelainan lainnyaPemeriksaan histopatologik plasenta

  • Uji karsinogenesis

  • Uji Efek Toksik Lokal pada Kulit(ketoksikan akut)Efek toksik yang timbul dimana bahan tersebut kontak langsung dengan tubuhEfek iritatif,korosi, alergi

  • Efek Iritatif

    Hewan uji yg sering digunakan kelinci, marmut, tikus putihJika bahan uji merupakan bahan yg sengaja/tidak sengaja terjadi kontak pada kulit berkali-kaliperlu uji toksisitas utk melihat efek sistemik

  • Hewan uji dicukur punggungnya, Bahan uji dioleskan , ditutup dengan selotipSetelah 24, selotip dibuka diperiksa efek iritasinya

  • Evaluasi berupa skor terhadap kemerahan dan edema yg terjadi

    0 = tidak ada kemerahan1 = merah muda2 = eritema3 = merah sekali4 = merah menyala dengan perluasan daerah

    0 = tidak ada edem1 = edema sangat ringan2 = edema ringan3 = edema sedang (1 mm)4 = edema berat (>1 mm)

  • Uji Fototoksik dan fotoalergikReaksi fototoksik disebabkan karena energi sinar ultraviolet dapat mengaktifkan bahan dan mampu menimbulkan perubahan biologik pada sel/jaringan tubuhReaksi fotoalergik disebabkan karena energi sinar ultraviolet memacu pembentukan hapten sehingga timbul sensitisasi alergi pada kulit.

  • Seperti uji efek iritatif, tetapi kemudian daerah yg diolesi bahan uji disinari sinar ultraviolet

    Referensi :

    Donald J.Ecobichon The Basis of Toxicity TestingNgatijan, Metodologi Penelitian dalam Toksikologi