147

BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and
Page 2: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan

Annual Report

On the right track

Page 3: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

SEKILAS PANDANG | OVERVIEW

Tentang KamiAbout Us

Visi, Misi, TujuanVision, Mission, Objective

Sejarah SingkatBrief History

Pemegang Saham UtamaMain Shareholders

Ikhtisar PencapaianPerformance Highlights

Penghargaan dan Peristiwa PentingAwards and Event Highlights

02

03

04

05

06

07

LAPORAN KEPADA PEMEGANG SAHAM | TO OUR SHAREHOLDERS

Ikhtisar KeuanganFinancial Highlights

Ikhtisar SahamShare Highlights

Laporan Komisaris UtamaLetter From the President Commissioner

Laporan Direktur UtamaLetter From the President Director

Profil Dewan Komisaris dan Dewan DirekturBoard of Commissioners and Directors

10

11

12

15

18

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN | MANAGEMENT’S DISCUSSION AND ANALYSIS

Tinjauan Perkembangan Bisnis dan Strategi UsahaBusiness Development and Strategy Review

Analisis dan Pembahasan Kinerja KeuanganFinancial Performance Analysis and Discussion

22

25

TATA KELOLA PERUSAHAAN | CORPORATE GOVERNANCE

Struktur OrganisasiOrganization Structure

Tinjauan Pendukung BisnisBusiness Support Review

Manajemen RisikoRisk Management

Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance

34

35

37

40

Tanggung Jawab Sosial PerusahaanCorporate Social Responsibility

Pernyataan Tentang Kebenaran Isi Laporan TahunanStatement on the Accuracy of the Annual Report

Laporan Auditor IndependenIndependent Auditor’s Report

46

48

49

Page 4: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

In BPF, we believe that it is our combination ofstrategy and company's values of integrity,

professionalism and best service that keeps uson the right track towards excellence.

Page 5: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.02

PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. (BPF atau Perusahaan) memiliki izin usaha yang meliputi bidang sewa guna usaha, anjak piutang, kartu kredit, dan pembiayaan konsumen. Sebagai langkah strateginya, BPF memilih fokus usaha di bidang pembiayaan kendaraan bermotor roda empat bekas, baik kendaraan pribadi maupun niaga.

Di awal 2012, BPF mulai mengembangkan area usahanya dan merambah bidang pembiayaan alat berat, baik yang baru maupun bekas, terutama yang berkaitan dengan sektor pertambangan, infrastruktur, perkebunan, dan penyewaan (rental).

Berkantor pusat di Jakarta, BPF terus memperluas jangkauan operasionalnya dengan membuka 8 kantor cabang baru di tahun 2012. Kini BPF telah memiliki 40 kantor cabang dan perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia dan tercakup dalam 6 daerah regional, yaitu:

• Jabodetabek - Bandung• Jawa - Bali - NTB• Sumatera bagian Utara• Sumatera bagian Selatan• Kalimantan bagian Timur• Sulawesi

Perusahaan melakukan penawaran umum perdana dan PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia sejak Juni 2009.

BPF juga memiliki sebuah anak perusahaan yang bergerak di bidang asuransi kerugian, PT Malacca Trust Wuwungan Insurance, yang diakuisisi pada tahun 2011.

PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. (BPF or the Company) is a multifinance company which holds the permits and operating license for financial leasing, receivable factoring, credit cards and consumer financing. BPF strategically focuses its business in consumer financing of passenger and commercial vehicles in the secondary market.

As of 2012, BPF expanded the scope of its business into heavy equipment financial leasing, which includes new and used equipments mainly in the mining, infrastructure, plantation and rental sectors.

With its head office in Jakarta, BPF keeps expanding the operations and opened 8 new branches in 2012. BPF currently has 40 branch and representative offices throughout Indonesia, grouped into 6 regional areas, namely:

• Jabodetabek - Bandung• Java - Bali - NTB• Northern Sumatra• Southern Sumatra• Eastern Kalimantan• Sulawesi

The Company held an initial public offering and PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. is officially listed as a public company on the Indonesian Stock Exchange since June 2009.

BPF currently owns a subsidiary insurance company, PT Malacca Trust Wuwungan Insurance, acquired in 2011.

TENTANG KAMIABOUT US

Page 6: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

VISI, MISI, TUJUANVISION, MISSION, OBJECTIVE

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 03

VISIMenjadi salah satu perusahaan pembiayaan terkemuka dan terbaik di Indonesia dengan memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah.

VISIONTo become one of the leading and best multifinance companies in Indonesia by offering top-quality services to its customer.

MISIMenyediakan produk-produk pembiayaan yang unggul disertai penawaran kompetitif yang mengutamakan kecepatan, efisiensi, dan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada nasabah serta mitra kerja Perusahaan.

MISSIONOffering superior and competitive financial products to its customers and business partners, as well as ensuring quick-response, efficient and optimum services.

TUJUANMenciptakan nilai bagi pemegang saham, serta memberikan kontribusi positif bagi lingkungan masyarakat di mana Perusahaan berada dan beroperasi.

OBJECTIVECreating value for its shareholders and giving positive contribution to the community where the Company resides and operates.

Page 7: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

SEJARAH SINGKATBRIEF HISTORY

Perusahaan didirikan.

The Company is established.

1994

Perusahaan diakuisisi oleh PT Batavia Prosperindo Sekuritas.

The Company was acquired by PT Batavia Prosperindo Sekuritas.

2004

Perusahaan melakukan penawaran umum perdana dan saham PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia.

The Company held an Initial Public Offering (IPO) and PT Batavia ProsperindoFinance Tbk. shares are officially listed on the Indonesian Stock Exchange.

2009

Resmi mulai beroperasi sebagai perusahaan pembiayaanberdasarkan izin Menteri Keuangan RINo. 90/KMK.017/1995 tanggal 15 Februari 1995.

The Company officially began operating as a multifinancecompany approved by the Minister of Finance DecreeNo. 90/ KMK.017/1995 of February 15, 1995.

1995

Perusahaan berganti nama menjadi PT Batavia Prosperindo Finance.

The Company changed its name to PT Batavia Prosperindo Finance.

2007

PT Batavia Prosperindo Internasional menjadi pemegang saham mayoritasPT Batavia Prosperindo Finance Tbk. setelah membeli sahamnya dariPT Batavia Prosperindo Sekuritas.

PT Batavia Prosperindo Internasional became the majority shareholder ofPT Batavia Prosperindo Finance Tbk. after acquiring its shares fromPT Batavia Prosperindo Sekuritas.

2010

PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. dinobatkan sebagai perusahaan pembiayaan terbaikkategori aset di bawah Rp 500 miliar oleh Asosisasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI).

PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. received an award as the best multifinance company from theIndonesian Financial Services Association (Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia/APPI)for asset category below IDR 500 billion.

2011

Perusahaan mulai memperluas usaha ke bidang pembiayaan alat-alat berat.Jumlah cabang dalam jaringan operasional PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. mencapai 40 cabangyang tersebar di seluruh Indonesia.

The Company expanded its business focus by offering heavy equipment financing.By the end of 2012, the Company operates 40 branches and representative offices throughout Indonesia.

2012

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.04

Page 8: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 05

PEMEGANG SAHAM UTAMAMAIN SHAREHOLDERS

KOMPOSISI PEMEGANG SAHAMSHAREHOLDER COMPOSITION 31 Desember 2012 / December 31, 2012

PT Batavia Prosperindo Internasional

Masyarakat / Public:

• Pemegang Saham Lokal / Local Shareholders

• Pemegang Saham Asing / Foreign Shareholders

TOTAL

Modal Ditempatkan dan Disetor PenuhNama Pemegang Saham /Issued and Paid-up CapitalShareholder

800.000.000

10.986.000

189.014.000

1.000.000.000

Jumlah Saham /Number of Shares

80.000.000.000

1.098.600.000

18.901.400.000

100.000.000.000

Jumlah Nilai Nominal (Rp) /Nominal Value (IDR)

80,0%

1,1%

18,9%

100,0%

PersentaseKepemilikan /Percentage ofOwnership

STRUKTUR PEMEGANG SAHAMSHAREHOLDER STRUCTURE 31 Desember 2012 / December 31, 2012

Ultrarich InternationalHoldings Ltd., BVI

Grow FreedomIncorporated, BVI

Ultima ValueInvestment Ltd.

TNS ServicesLimited

Star MalaccaPte. Ltd.

RichmontInvestment Ltd.

Great EverlastingPte. Ltd.

Malacca TrustLimited

PT Batavia ProsperindoInternasional

Public

PT Malacca TrustWuwungan Insurance

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE TBK.

LianawatiLesmana Harianto

TinawatiTantrasari Sutanto

Cindy Tan YenPheng

Kartini Jusup IrenaIstary Iskandar

Vientje Harijanto Public

Page 9: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.06

IKHTISAR PENCAPAIANPERFORMANCE HIGHLIGHTS

Total aset yang dimiliki meningkatdari Rp 368,5 miliar menjadi Rp 529,2 miliar.

Total assets increased from IDR 368.5 billion to IDR 529.2 billion.

44%Laba bersih meningkat dariRp 23,3 miliar menjadi Rp 30,1 miliar.

Net profit increased fromIDR 23.3 billion to IDR 30.1 billion.

29%

Total pendapatan dari usaha pembiayaankendaraan bermotor roda empat meningkatdari Rp 74,4 miliar menjadi Rp 92,5 miliar.

Total revenue of vehicle financingincreased from IDR 74.4 billion to IDR 92.5 billion.

24%

Jumlah fasilitas pembiayaan kendaraanbermotor roda empat yang diberikanmeningkat dari 6.551 unit menjadi 7.256 unit.

Number of vehicles financedincreased from 6,551 units to 7,256 units.

11%

Total pendapatan meningkat dariRp 128,1 miliar menjadi Rp 158,6 miliar.

Total revenue increased fromIDR 128.1 billion to IDR 158.6 billion.

24%

Rp 9,7miliarTotal pendapatan dari sewa guna usahameningkat dari Rp 911,1 jutamenjadi Rp 9,7 miliar

Total revenue from heavy equipment financingincreased from IDR 911.1 millionto IDR 9.7 billion.

40 CabangBPF membuka 8 kantor cabang baru di tahun2012, sehingga total jumlah kantor cabangyang dimiliki menjadi 40 kantor cabang.

BPF opened 8 new branch offices, resulting in atotal of 40 branch and representative officesby end of 2012.

570 KaryawanJumlah karyawan yang dipekerjakan meningkatsebanyak 16,6% dari jumlah karyawan tahun2011 yang sebanyak 489 orang.

Number of employees increased 16.6%to 570, from 489 in 2011.

Page 10: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 07

PENGHARGAAN DAN PERISTIWA PENTINGAWARDS AND EVENT HIGHLIGHTS

PENGHARGAAN

Berkat kerja keras dan komitmen seluruh tim, didukung dengan strategi yang tepat, BPF secara konsisten memperoleh penghargaan akan hasil kinerjanya yang sangat baik. Berikut adalah beberapa penghargaan yang pernah diraih.

AWARDS

Through hard work and commitment from the entire team, coupled with precise strategies, BPF has continuously been rewarded with several awards for its excellent performance. Below are some of the awards received by BPF.

Predikat “SANGAT BAGUS”Kategori Perusahaan Pembiayaan Dengan Aset Rp 100 miliar – Rp 1 triliunMajalah Infobank

“VERY GOOD”Multifinance Company with IDR 100 billion – 1 trillion AssetsInfobank Magazine

2007

Predikat “SANGAT BAGUS”Kategori Perusahaan Pembiayaan Dengan Aset Rp 100 miliar – Rp 1 triliunMajalah Infobank

“VERY GOOD”Multifinance Company with IDR 100 billion – 1 trillion AssetsInfobank Magazine

2008

Predikat “SANGAT BAGUS”Kategori Perusahaan Pembiayaan Dengan Aset Rp 100 miliar – Rp 1 triliunMajalah Infobank

“VERY GOOD”Multifinance Company with IDR 100 billion – 1 trillion AssetsInfobank Magazine

2009

Predikat “SANGAT BAGUS”Kategori Perusahaan Pembiayaan Dengan Aset Rp 100 miliar – Rp 1 triliunMajalah Infobank

“VERY GOOD”Multifinance Company with IDR 100 billion – 1 trillion AssetsInfobank Magazine

2011

Predikat “SANGAT BAGUS”Kategori Perusahaan Pembiayaan Dengan Aset Rp 100 miliar – Rp 1 triliunMajalah Infobank

“VERY GOOD”Multifinance Company with IDR 100 billion – 1 trillion AssetsInfobank Magazine

2010

Perusahaan Pembiayaan TerbaikKategori Perusahaan Pembiayaan Dengan Aset di bawah Rp 500 miliar - Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI)

Best Multi-finance CompanyMultifinance Company with Asset below IDR 500 billion - Indonesian Financial Services Association (IFSA)

2011

Predikat “SANGAT BAGUS” 5 Tahun (2007-2011)Kategori Perusahaan Pembiayaan Dengan Aset Rp 100 miliar – Rp 1 triliunMajalah Infobank

“VERY GOOD” Award for 5 years (2007-2011)Multifinance Companywith IDR 100 billion – 1 trillion AssetsInfobank Magazine 20

07-2

011

Page 11: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.08

PENGHARGAAN DAN PERISTIWA PENTINGAWARDS AND EVENT HIGHLIGHTS

PERISTIWA PENTINGEVENT HIGHLIGHTS

JanuariPembukaan cabang Padang,Sumatera Barat.

Opening of Padang branch(West Sumatra).

FebruariPembukaan cabang Palangkaraya,Kalimantan Tengah.

Opening of Palangkaraya branch(Central Kalimantan).

Pembukaan cabang Pematang Siantar,Sumatera Utara.

Opening of Pematang Siantar branch(North Sumatra).

MaretPembukaan cabang Mataram,Nusa Tenggara Barat.

Opening of Mataram branch(West Nusa Tenggara).

Pembukaan cabang Sidoarjo, Jawa Timur.

Opening of Sidoarjo branch (East Java).

April27 April 2012 - Rapat Umum PemegangSaham (RUPS).

Annual General Meeting of Shareholders.

Pembukaan cabang Depok, Jawa Barat.

Opening of Depok branch (West Java).

MeiPembagian dividen kepadapemegang saham.

Dividend payment to shareholders.

JuniPembukaan cabang Parepare,Sulawesi Selatan.

Opening of Parepare branch(South Sulawesi).

JuliPembukaan cabang Kudus, Jawa Tengah.

Opening of Kudus branch (Central Java).

OktoberPenerimaan 2 penghargaandari majalah Infobank.

Received 2 distinguished awardsfrom Infobank Magazine.

Page 12: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Competence enrichment.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit,sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et doloremagna aliqua. Ut enim ad minim veniam,quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi utaliquip ex ea commodo consequat.

Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptatevelit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur.Excepteur sint occaecat cupidatat non proident,sunt in culpa qui o�cia deserunt mollitanim id est laborum.

Page 13: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

IKHTISAR KEUANGANFINANCIAL HIGHLIGHTS

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.10

LABA BERSIHNET PROFIT

25.9

2012

30.1

23.3

2010 2011 2012

Rp M

iliar /

IDR

Billio

n

2010 2011 2012

90.2

158.6

128.1

PENDAPATANREVENUE

Rp M

iliar /

IDR

Billio

n

Aset / Assets Kewajiban / Liabilities Ekuitas / Equity

ASET, KEWAJIBAN, EKUITASASSETS, LIABILITIES, EQUITY

286.

713

5.8

150.

9

529.

234

0.7

188.

5

368.

520

4.4

164.

1

2010 2011 2012

Rp M

iliar /

IDR

Billio

n

Neraca / Financial Statement

Aset / Assets

Kewajiban / Liabilities

Ekuitas / Equity

Laba Rugi / Income Statement

Jumlah Pendapatan / Total Revenue

Jumlah Beban / Total Liabilities

Total Laba / Net Profit

Rasio Rentabilitas / Profitability Ratios

• Marjin Laba Bersih / Net Profit Margin

• Laba Bersih Terhadap Rata-rata Jumlah Aset / Net Profit: Average Assets

• Laba Bersih Terhadap Rata-rata Jumlah Ekuitas / Net Profit: Average Equity

Rasio Solvabilitas / Solvency Ratios

• Jumlah Kewajiban Terhadap Rata-rata Jumlah Aset / Liabilities: Average Assets

• Jumlah Kewajiban Terhadap Rata-rata Jumlah Ekuitas / Liabilities: Average Equity

Indikator Penting Lain / Other Indicators

• Jumlah Cabang / Number of Branches

• Jumlah Pembiayaan Kendaraan Roda Empat / Number of Vehicles Financed

• Jumlah Karyawan / Number of Employees

529.226

340.746

188.480

158.576

119.184

30.139

19,00%

6,71%

17,09%

75,91%

193,26%

40

7.256

570

368.493

204.354

164.140

128.063

97.181

23.285

18,18%

7,11%

14,78%

62,38%

129,75%

32

6.551

489

286.683

135.828

150.855

90.241

57.769

25.954

28,76%

10,04%

18,76%

52,56%

98,17%

25

5.847

362

2012 2011 2010

2012 2011 2010

2012 2011 2010

Rp Juta / IDR Million

Page 14: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

IKHTISAR SAHAMSHARE HIGHLIGHTS

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 11

HARGA SAHAM (Rp)SHARE PRICE (IDR)

Harga Tertinggi / Highest Price

Harga Terendah / Lowest Price

Harga Penutupan / Closing Price

Jumlah Lembar Saham / Number of Shares

Laba Bersih Per Saham / Net Profit Per Share

Keterangan / Description

215

151

215

1.000.000.000

23,28

340

151

180

1.000.000.000

29,26

2012

190

139

190

2010

1.000.000.000

25,95

2011

180

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Jun '09

Jul '09

Aug '09

Sep '09

Oct '09

Nov '09

Dec '09

Jan '10

Feb '10

Mar '10

Apr '10

May '10

Jun '10

Jul '10

Aug '10

Sep '10

Oct '10

Nov '10

Dec '10

Jan '11

Feb '11

Mar '11

Apr '11

May '11

Jun '11

Jul '11

Aug '11

Sep '11

Oct '11

Nov '11

Dec '11

Jan '12

Feb '12

Mar '12

Apr '12

May '12

Jun '12

Jul '12

Aug '12

Sep '12

Oct '12

Nov '12

Dec '12

HARGA SAHAM PENUTUPAN (Rp)MONTHLY CLOSING PRICE (IDR)

Page 15: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.12

LAPORAN KOMISARIS UTAMALETTER FROM THE PRESIDENT COMMISSIONER

“Di tahun 2012 BPF terus melebarkan sayap dengan menambah 8 kantor cabang diDepok, Kudus, Mataram, Padang, Palangkaraya, Parepare, Pematang Siantar, dan Sidoarjo.”

“In 2012, BPF continued to expand and opened 8 new branches in Depok, Kudus, Mataram, Padang, Palangkaraya, Parepare, Pematang Siantar and Sidoarjo.”

Page 16: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 13

Dengan prediksi tren kondisi perekonomian Indonesia yang tetap baik, di tahun 2011 Dewan Direksi telah mengusulkan langkah diversifikasi perluasan bisnis ke bidang pembiayaan alat berat. Setelah persiapan perencanaan dan infrastruktur sejak tahun 2011, realisasi strategi tersebut telah mulai dijalankan di kantor pusat sejak Januari 2012.

Dengan gembira kami melaporkan bahwa perluasan usaha ke sektor alat berat telah memberikan kontribusi yang baik, yaitu sebesar 6,1% dari total pendapatan Perusahaan di tahun finansial 2012. Bidang pembiayaan alat berat ini akan terus dikembangkan agar dapat memberi tambahan kontribusi yang lebih besar lagi di tahun 2013.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan pertumbuhan angka penjualan kendaraan bermotor selama tahun 2012 di Indonesia yang luar biasa sebesar 24,8% dan bahkan berhasil mencetak sejarah dengan menembus jumlah 1 juta unit. Sementara itu, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan pertumbuhan angka pembiayaan sebesar 24% menjadi Rp 304 triliun.

With a view that the Indonesian economic situation would remain favorable, the Board of Directors in 2011 proposed a diversification strategy of expanding the business into heavy equipment financing. After some careful planning and infrastructure building, this diversification strategy took into effect in January 2012.

We are delighted to report that the expansion to heavy equipment sector has proven to be positive, delivering a 6.1% contribution to the Company’s 2012 total revenue. This sector would be further developed in order to contribute even greater in 2013.

The latest data from the Association of Indonesian Automotive Industries (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia or Gaikindo) showed a 24.8% growth of auto vehicle sales in 2012, and even reached the 1 million unit sales milestone for the first time ever. Meanwhile, the data from the Indonesian Financial Service Authority (Otoritas Jasa Keuangan or OJK) showed that the multifinance industry grew 24% to IDR 304 trillion.

Page 17: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.14

LAPORAN KOMISARIS UTAMALETTER FROM THE PRESIDENT COMMISSIONER

Page 18: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 15

LAPORAN DIREKTUR UTAMALETTER FROM THE PRESIDENT DIRECTOR

“Dari kedua rencana kerja utama yangtelah dijalankan sepanjang tahun 2012,

Dewan Komisaris dan Direksi menyimpulkanbahwa BPF sudah berada di jalur yang benar.”

“Of both major plans implemented throughout the year,the Board of Commissioners and Directors have evaluated and

concluded that BPF is on the right track.”

Page 19: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Faced with such dynamics, the Board of Directors implemented two major plans in 2012:

Increased market penetration by opening 8 new branches. Because of the limited capacity of a region’s retail market share, market penetration was necessary to gain market share in new regions. As part of the strategy, new branch offices were opened in the first semester.

Diversification to heavy equipment sector. After a thorough observation on this sector, the Board of Commissioners and Directors decided to enter the heavy equipment financing business. Necessary preparations have taken place since 2011, including those related to human resources such as marketing and administration support teams training. With January 2012 as a commencement date, this diversification plan was initially implemented in the head office so that risks which might arise could be better managed.

During the first year of operations, our heavy equipment financing business which were coal mining related business as its one of the largest contributors, was faced with the weakening phase of the coal industry that started in mid 2012.

Even though it did not have significant effect on BPF because we did not primarily focus on coal industry, we tightened control over coal mining equipments financing. Until now, the heavy equipment financing is still concentrated in the markets of mining, plantation, infrastructure and rental, with more prudent policies for coal mining related financing.

Of both major plans implemented throughout the year, the Board of Commissioners and Directors have evaluated and concluded that BPF is on the right track. The remarkable 2012 performance was rewarded with a 23.8% total revenue increase to IDR 158.6 billion and a 29.4% net profit increase to IDR 30.1 billion.

In June 2012, the government introduced the requirement of minimum down payment (loan to value or LTV) provision of 25% on vehicle financing, which became a challenge for the automotive industry as a whole. Since BPF has been focusing on the financing of used cars, this minimum down payment requirement close to 25% had been applied all along. Therefore, the new government regulation did not have much impact to us and BPF could still deliver a great performance.

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.16

Menyambut tahun 2013, kami telah merencanakan dua langkah kerja sebagai berikut:

Terus menambah portofolio dengan membuka kantor-kantor cabang baru, yang akan berlokasi di pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera.Wacana penerbitan obligasi sebagai salah satu strategi kelanjutan, yang akan berdampak pada peningkatan kinerja keuangan Perusahaan di tahun 2013.

Kami sangat optimis BPF dapat terus menunjukkan performa yang baik dan bertumbuh. Melihat pertumbuhan industri penjualan kendaraan baru di tahun 2012 yang tetap cemerlang meski menghadapi tantangan seperti regulasi-regulasi pemerintah, kami yakin bahwa BPF sungguh-sungguh sudah berada di jalur yang tepat dan laju pertumbuhan industri yang bersinergi dengan pembiayaan kendaraan dan alat berat akan lebih baik lagi di tahun 2013.

Di akhir kata, semua prestasi BPF tidaklah mungkin tercapai tanpa komitmen dan kerja sama seluruh jajaran karyawan dari semua golongan. Terima kasih sedalam-dalamnya, karena telah bekerja keras mewujudkan ini semua. Tak lupa kami juga berterima kasih pada Dewan Komisaris yang telah mendampingi selama ini, juga kepada para mitra dan semua pihak yang terus bekerja sama mendukung kami sepanjang tahun 2012. Dengan penuh kerendahan hati, kami mengajak para karyawan, Dewan Komisaris, serta para mitra untuk terus melanjutkan kerja sama yang begitu baik dan dengan penuh semangat mencapai yang terbaik bagi kita semua.

Hormat kami,

Markus Dinarto PranotoDirektur UtamaPresident Director

As for the year of 2013, we have two major work plans as follows:

Continue to open new branch offices in Java, Kalimantan, Sulawesi and Sumatra.A discourse on bond issue as a continuous strategy, which will improve the Company’s 2013 financial performance.

We are very optimistic that BPF will continue to deliver great performance and growth. Observing the remarkable growth of new automotive sales in 2012, despite the challenges, such as the enforcement of government regulations, we believe that BPF is indeed on the right track, and industries in synergy with automotive and heavy equipment will grow even better in 2013.

Herewith, I would like to express my deepest gratitude to the entire teamwork, for the Company’s great achievements are attainable only through their remarkable commitment and cooperation. Also, I would like to thank the Board of Commissioners who has been a great support over the years, and my sincere gratitude to all partners who have extended their cooperation. We humbly would like to engage all staff, the Board of Commissioners and partners in continuing this great cooperation and achieving the best for all of us.

Menghadapi dinamika yang demikian, Dewan Direksi telah menjalankan dua rencana kerja utama di tahun 2012, yaitu:

Meningkatkan penetrasi pasar dengan membuka 8 kantor cabang baru. Karena kapasitas pangsa pasar ritel di suatu daerah terbatas, maka penetrasi pasar harus dilakukan dengan merambah pangsa pasar baru. Sesuai strategi, pembukaan kantor cabang baru dilakukan pada semester pertama.

Diversifikasi usaha ke bidang pembiayaan alat berat. Setelah mempelajari tren bidang ini sebelumnya, Dewan Komisaris dan Direksi BPF telah memutuskan untuk menerjuninya. Semua persiapan yang diperlukan telah dilakukan sejak 2011, termasuk persiapan sumber daya manusia seperti pelatihan tim marketing dan tim administrasi penunjang. Langkah diversifikasi yang mulai direalisasikan di bulan Januari 2012 tersebut baru diluncurkan di kantor pusat, agar risiko yang mungkin timbul dalam pelebaran usaha ke bidang baru ini dapat lebih dikendalikan.

Di tahun pertama menjalankan usaha pembiayaan alat berat, yang bidang terbesarnya adalah di sektor pertambangan batu bara, kami sempat menghadapi situasi melemahnya industri sektor batu bara, yang dimulai sekitar pertengahan 2012.

Meskipun insiden tersebut tidak terlalu mempengaruhi Perusahaan karena memang BPF tidak hanya berfokus di sektor alat berat yang terkait industri pertambangan batu bara, namun kebijakan berupa pengetatan pembiayaan di sektor batu bara segera diberlakukan. Hingga kini pembiayaan alat berat masih difokuskan ke pasar pertambangan, perkebunan, infrastruktur, dan bisnis rental, namun dengan lebih berhati-hati dengan sektor industri yang terkait batu bara.

Dari kedua rencana kerja utama yang telah dijalankan sepanjang tahun 2012, Dewan Komisaris dan Direksi menyimpulkan bahwa BPF sudah berada di jalur yang benar. Hasil kinerja tahun 2012 yang luar biasa menunjukkan pertumbuhan total pendapatan sebesar 23,8% menjadi Rp 158,6 miliar dan pertumbuhan laba sebesar 29,4% menjadi Rp 30,1 miliar.

Pada bulan Juni 2012, pemerintah memberlakukan ketentuan baru mengenai batas uang muka minimum (loan to value/LTV) kendaraan bermotor sebesar 25%, yang cukup menjadi tantangan bagi industri otomotif secara keseluruhan. Namun, dikarenakan BPF berfokus di sektor kendaraan bermotor bekas, kebijakan batas uang muka minimum yang mendekati 25% memang sudah sejak dulu diterapkan. Dengan demikian, ketentuan baru pemerintah tersebut tidak terlalu memberikan dampak bagi kami dan BPF tetap dapat menghasilkan peningkatan kinerja yang baik.

LAPORAN DIREKTUR UTAMALETTER FROM THE PRESIDENT DIRECTOR

Page 20: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Faced with such dynamics, the Board of Directors implemented two major plans in 2012:

Increased market penetration by opening 8 new branches. Because of the limited capacity of a region’s retail market share, market penetration was necessary to gain market share in new regions. As part of the strategy, new branch offices were opened in the first semester.

Diversification to heavy equipment sector. After a thorough observation on this sector, the Board of Commissioners and Directors decided to enter the heavy equipment financing business. Necessary preparations have taken place since 2011, including those related to human resources such as marketing and administration support teams training. With January 2012 as a commencement date, this diversification plan was initially implemented in the head office so that risks which might arise could be better managed.

During the first year of operations, our heavy equipment financing business which were coal mining related business as its one of the largest contributors, was faced with the weakening phase of the coal industry that started in mid 2012.

Even though it did not have significant effect on BPF because we did not primarily focus on coal industry, we tightened control over coal mining equipments financing. Until now, the heavy equipment financing is still concentrated in the markets of mining, plantation, infrastructure and rental, with more prudent policies for coal mining related financing.

Of both major plans implemented throughout the year, the Board of Commissioners and Directors have evaluated and concluded that BPF is on the right track. The remarkable 2012 performance was rewarded with a 23.8% total revenue increase to IDR 158.6 billion and a 29.4% net profit increase to IDR 30.1 billion.

In June 2012, the government introduced the requirement of minimum down payment (loan to value or LTV) provision of 25% on vehicle financing, which became a challenge for the automotive industry as a whole. Since BPF has been focusing on the financing of used cars, this minimum down payment requirement close to 25% had been applied all along. Therefore, the new government regulation did not have much impact to us and BPF could still deliver a great performance.

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 17

Menyambut tahun 2013, kami telah merencanakan dua langkah kerja sebagai berikut:

Terus menambah portofolio dengan membuka kantor-kantor cabang baru, yang akan berlokasi di pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera.Wacana penerbitan obligasi sebagai salah satu strategi kelanjutan, yang akan berdampak pada peningkatan kinerja keuangan Perusahaan di tahun 2013.

Kami sangat optimis BPF dapat terus menunjukkan performa yang baik dan bertumbuh. Melihat pertumbuhan industri penjualan kendaraan baru di tahun 2012 yang tetap cemerlang meski menghadapi tantangan seperti regulasi-regulasi pemerintah, kami yakin bahwa BPF sungguh-sungguh sudah berada di jalur yang tepat dan laju pertumbuhan industri yang bersinergi dengan pembiayaan kendaraan dan alat berat akan lebih baik lagi di tahun 2013.

Di akhir kata, semua prestasi BPF tidaklah mungkin tercapai tanpa komitmen dan kerja sama seluruh jajaran karyawan dari semua golongan. Terima kasih sedalam-dalamnya, karena telah bekerja keras mewujudkan ini semua. Tak lupa kami juga berterima kasih pada Dewan Komisaris yang telah mendampingi selama ini, juga kepada para mitra dan semua pihak yang terus bekerja sama mendukung kami sepanjang tahun 2012. Dengan penuh kerendahan hati, kami mengajak para karyawan, Dewan Komisaris, serta para mitra untuk terus melanjutkan kerja sama yang begitu baik dan dengan penuh semangat mencapai yang terbaik bagi kita semua.

Hormat kami,

Markus Dinarto PranotoDirektur UtamaPresident Director

As for the year of 2013, we have two major work plans as follows:

Continue to open new branch offices in Java, Kalimantan, Sulawesi and Sumatra.A discourse on bond issue as a continuous strategy, which will improve the Company’s 2013 financial performance.

We are very optimistic that BPF will continue to deliver great performance and growth. Observing the remarkable growth of new automotive sales in 2012, despite the challenges, such as the enforcement of government regulations, we believe that BPF is indeed on the right track, and industries in synergy with automotive and heavy equipment will grow even better in 2013.

Herewith, I would like to express my deepest gratitude to the entire teamwork, for the Company’s great achievements are attainable only through their remarkable commitment and cooperation. Also, I would like to thank the Board of Commissioners who has been a great support over the years, and my sincere gratitude to all partners who have extended their cooperation. We humbly would like to engage all staff, the Board of Commissioners and partners in continuing this great cooperation and achieving the best for all of us.

Menghadapi dinamika yang demikian, Dewan Direksi telah menjalankan dua rencana kerja utama di tahun 2012, yaitu:

Meningkatkan penetrasi pasar dengan membuka 8 kantor cabang baru. Karena kapasitas pangsa pasar ritel di suatu daerah terbatas, maka penetrasi pasar harus dilakukan dengan merambah pangsa pasar baru. Sesuai strategi, pembukaan kantor cabang baru dilakukan pada semester pertama.

Diversifikasi usaha ke bidang pembiayaan alat berat. Setelah mempelajari tren bidang ini sebelumnya, Dewan Komisaris dan Direksi BPF telah memutuskan untuk menerjuninya. Semua persiapan yang diperlukan telah dilakukan sejak 2011, termasuk persiapan sumber daya manusia seperti pelatihan tim marketing dan tim administrasi penunjang. Langkah diversifikasi yang mulai direalisasikan di bulan Januari 2012 tersebut baru diluncurkan di kantor pusat, agar risiko yang mungkin timbul dalam pelebaran usaha ke bidang baru ini dapat lebih dikendalikan.

Di tahun pertama menjalankan usaha pembiayaan alat berat, yang bidang terbesarnya adalah di sektor pertambangan batu bara, kami sempat menghadapi situasi melemahnya industri sektor batu bara, yang dimulai sekitar pertengahan 2012.

Meskipun insiden tersebut tidak terlalu mempengaruhi Perusahaan karena memang BPF tidak hanya berfokus di sektor alat berat yang terkait industri pertambangan batu bara, namun kebijakan berupa pengetatan pembiayaan di sektor batu bara segera diberlakukan. Hingga kini pembiayaan alat berat masih difokuskan ke pasar pertambangan, perkebunan, infrastruktur, dan bisnis rental, namun dengan lebih berhati-hati dengan sektor industri yang terkait batu bara.

Dari kedua rencana kerja utama yang telah dijalankan sepanjang tahun 2012, Dewan Komisaris dan Direksi menyimpulkan bahwa BPF sudah berada di jalur yang benar. Hasil kinerja tahun 2012 yang luar biasa menunjukkan pertumbuhan total pendapatan sebesar 23,8% menjadi Rp 158,6 miliar dan pertumbuhan laba sebesar 29,4% menjadi Rp 30,1 miliar.

Pada bulan Juni 2012, pemerintah memberlakukan ketentuan baru mengenai batas uang muka minimum (loan to value/LTV) kendaraan bermotor sebesar 25%, yang cukup menjadi tantangan bagi industri otomotif secara keseluruhan. Namun, dikarenakan BPF berfokus di sektor kendaraan bermotor bekas, kebijakan batas uang muka minimum yang mendekati 25% memang sudah sejak dulu diterapkan. Dengan demikian, ketentuan baru pemerintah tersebut tidak terlalu memberikan dampak bagi kami dan BPF tetap dapat menghasilkan peningkatan kinerja yang baik.

Page 21: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.18

PROFIL DEWAN KOMISARIS DAN DEWAN DIREKTURBOARD OF COMMISSIONERS AND DIRECTORS

Irena Istary IskandarKomisaris UtamaPresident Commissioner

Markus Dinarto PranotoDirektur UtamaPresident Director

Indah MulyawanDirektur (Tidak Terafiliasi) Akuntansi dan KeuanganDirector (Non Affiliated) of Accounting and Finance

Desti LiliatiKomisaris Independen

Independent Commissioner

Page 22: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 19

DEWAN KOMISARISBOARD OF COMMISSIONERS

Irena Istary Iskandar

Ibu Irena Istary Iskandar, kelahiran Jakarta tahun 1974, menjabat Komisaris Utama PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. sejak tahun 2005. Beliau mengawali karirnya sebagai Manajer Pemasaran di PT Bira Aset Manajemen (1996-1998) dan kemudian menjabat sebagai Direktur PT Omegatama Internasional Luas (1998-2003). Hingga saat ini, beliau juga menjabat sebagai direksi dan komisaris di beberapa perusahaan, antara lain sebagai Komisaris PT Batavia Aset Manajemen (sejak 2000), Komisaris PT Batavia Prosperindo Internasional (sejak 2003), Komisaris PT Omegatama Internasional Luas (sejak 2003), Direktur PT Prima Multi Rasa (sejak 2005), Komisaris PT Metalindo Sumber Tani (sejak 2009), dan Komisaris Utama Malacca Trust Ltd. (sejak 2011). Ibu Irena Istary Iskandar meraih gelar Master of Business Administration dan Master of Arts in Public Relations dari European University, Switzerland pada tahun 1996.

Desti Liliati

Ibu Desti Liliati, kelahiran Tanjung Karang tahun 1979, menjabat Komisaris Independen PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. sejak tahun 2010. Memulai karir di perusahaan akuntansi KAP Prasetyo & Sanjaya (Ernst & Young) sebagai Associate Auditor hingga tahun 2004, kemudian bergabung dengan PT Batavia Prosperindo Sekuritas sebagai Manager di Divisi Corporate Finance (2004-2007). Selanjutnya beliau melanjutkan karir di PT Strait Finance sebagai Head of Finance (2007-2010), PT Karya Anugrah Kusuma sebagai Head of Finance Division (2010-2011), lalu PT Prima Cipta Jaya sebagai Head of Finance (sejak 2011). Ibu Desti Liliati meraih gelar Sarjana Akunting di Universitas Atma Jaya, Jakarta pada tahun 2002.

Irena Istary Iskandar, born in Jakarta in 1974, was appointed President Commissioner of PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. since 2005. She began her career as a Marketing Manager for PT Bira Aset Manajement (1996-1998) before becoming a Director at PT Omegatama Internasional Luas (1998-2003). To date, she is also the director and commissioner at various companies, namely Commissioner of PT Batavia Aset Manajemen (since 2000), Commissioner of PT Batavia Prosperindo Internasional (since 2003), Commissioner of PT Omegatama Internasional Luas (since 2003), Director of PT Prima Multi Rasa (since 2005), Commissioner of PT Metalindo Sumber Tani (since 2009) and President Commissioner of Malacca Trust Ltd. (since 2011). She received her Master of Business Administration and Master of Arts in Public Administration degrees in 1996 from the European University, Switzerland.

Desti Liliati, born in Tanjung Karang in 1979, was appointed Independent Commissioner of PT Batavia Prosperindo Finance Tbk since 2010. She began her career as an Associate Auditor of a public accounting firm Prasetyo & Sanjaya (Ernst & Young) until 2004, then joined PT Batavia Prosperindo Sekuritas as Manager of its Corporate Finance Division (2004-2007). She then went on to become Head of Finance at PT Strait Finance (2007-2010), Head of Finance Division at PT Karya Anugrah Kusuma (2010-2011), Head of Finance at PT Prima Cipta Jaya (since 2011). She received her Accounting degree in 2002 from Atma Jaya University, Jakarta.

Page 23: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.20

PROFIL DEWAN KOMISARIS DAN DEWAN DIREKTURBOARD OF COMMISSIONERS AND DIRECTORS

DEWAN DIREKTURBOARD OF DIRECTORS

Markus Dinarto Pranoto

Bapak Markus Dinarto Pranoto, kelahiran Semarang tahun 1951 ini ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. dan Komisaris Utama PT Malacca Trust Wuwungan Insurance sejak 2011. Selama lebih dari 12 tahun beliau mengembangkan karirnya sebagai Consumer Finance Manager di beberapa perusahaan pembiayaan, dan kemudian bergabung dengan PT Bankers Trust Lippo Finance sebagai Manajer Pemasaran (1988-1994), PT Bira Multi Finance sebagai Direktur (1994-2000), PT ANJ Finance sebagai Direktur (2000-2004), dan sebagai Direktur PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. (2004-2011). Bapak Markus Dinarto Pranoto memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro, Semarang pada tahun 1975.

Indah Mulyawan

Bapak Indah Mulyawan, kelahiran Lampung tahun 1960, menjabat sebagai Direktur Akuntansi dan Keuangan (Tidak Terafiliasi) PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. sejak 2008. Sebelumnya beliau pernah bergabung dengan PT Intan Nusamas Leasing di tahun 1986 dengan posisi terakhir sebagai Direktur (1992-1994), lalu melanjutkan karirnya sebagai Kepala Bagian Car Financing di PT Bank Bira Tbk. (1994-1999), dan Kepala Divisi Akuntansi dan Keuangan PT Batavia Prosperindo Finance (1999-2008). Bapak Indah Mulyawan menyelesaikan pendidikan Akademi Akuntansi Trisakti pada tahun 1983.

Markus Dinarto Pranoto, born in Semarang in 1951, appointed President Director of PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. and President Commissioner of PT Malacca Trust Wuwungan Insurance since 2011. He became a Consumer Finance Manager at various multifinance companies for over 12 years, joined PT Bankers Trust Lippo Manager as a Marketing Manager (1988-1994), PT Bira Multi Finance as a Director (1994-2000), then continued his career as a Director of PT ANJ Finance (2000-2004), and a Director of PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. (2004-2011). He received his Bachelor of Economy in 1975 from the Diponegoro University, Semarang.

Indah Mulyawan, born in Lampung in 1960, appointed Non Affiliated Director of Accounting and Finance of PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. since 2008. He previously joined PT Intan Nusamas Leasing in 1986 and later became a Director of the company (1992-1994). Then, he joined PT Bank Bira Tbk. as Head of Car Financing Unit (1994-1999), then Head of Accounting and Finance Division of PT Batavia Prosperindo Finance (1999-2008). He completed his studies in 1983 at the Trisakti Accounting Academy, Jakarta.

Page 24: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 17

Page 25: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Penetrasi dan Perluasan Pasar Pembiayaan Konsumen

Sebagai strategi untuk penetrasi pasar, secara konsisten BPF menambah jumlah kantor cabangnya. Karena kapasitas pasar kendaraan bermotor di suatu daerah terbatas, maka BPF selalu berusaha membuka cabang tambahan di beberapa kota baru di Indonesia, terutama kota-kota yang potensial dan belum terlayani oleh BPF.

Di tahun 2012, BPF membuka 8 kantor cabang baru di kota Depok, Kudus, Mataram, Padang, Palangkaraya, Parepare, Pematang Siantar, dan Sidoarjo. Dengan demikian, jumlah kantor cabang yang dimiliki BPF kini menjadi 40 kantor cabang.

Melalui analisis dan evaluasi penuh perhitungan, pembukaan kantor cabang ditargetkan dan diusahakan untuk dilakukan pada semester pertama. Dengan demikian, kantor cabang baru tersebut dapat sesegera mungkin beroperasi dan diharapkan menghasilkan keuntungan yang mencukupi untuk dapat memberi kontribusi pada pencapaian BPF secara keseluruhan di akhir tahun berjalan.

Seiring bertambahnya jumlah kantor cabang dan meluasnya jaringan operasional Perusahaan, maka di tahun 2012 BPF mengelompokkan 40 kantor cabangnya dalam 6 wilayah regional, yaitu:

Jabodetabek - BandungJawa - Bali - NTBSumatera bagian UtaraSumatera bagian SelatanKalimantan bagian TimurSulawesi

Pembiayaan Alat Berat

Bidang pembiayaan alat berat yang baru mulai dikembangkan oleh BPF sejak Januari 2012 merupakan bidang dengan peluang yang masih terbuka lebar, karena belum banyak perusahaan yang berkecimpung di sektor tersebut. Dengan demikian, marjin keuntungan yang dapat diperoleh Perusahaan juga cukup baik.

Consumer Financing Market Penetration and Expansion

BPF’s market penetration strategy calls for it to consistently open new branch offices. In the automotive industry, a particular market may be limited in its capacity to grow and as a result, BPF continues to open new branch offices in other potential and growing cities across Indonesia.

In 2012, BPF opened 8 new branch offices in Depok, Kudus, Mataram, Padang, Palangkaraya, Parepare, Pematang Siantar and Sidoarjo. The Company now operates 40 branch offices.

After careful evaluations and analysis, the operation of any new branch offices is scheduled to commence in the first semester of the year. New offices are expected to operate immediately so that they can generate adequate revenue and contribute to the Company’s revenue by the end of an ongoing financial year.

In line with its expanding operational network, BPF has grouped its 40 offices into 6 regions:

Jabodetabek - BandungJava - Bali - NTBNorthern Sumatra Southern Sumatra Eastern KalimantanSulawesi

Heavy Equipment Financing

BPF has been developing the heavy equipment business since early 2012, a sector with wide-open opportunities as presently there are not many companies engaged in the sector. This results in the possible creation of a good profit margin.

TINJAUAN PERKEMBANGAN BISNIS DAN STRATEGI USAHABUSINESS DEVELOPMENT AND STRATEGY REVIEW

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.22

Dengan izin usaha yang dimilikinya, BPF selama ini memfokuskan usahanya dalam bidang pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor roda empat bekas, baik kendaraan pribadi maupun niaga. Sejak awal 2012, BPF mulai melakukan langkah diversifikasi dengan memperluas usaha ke bidang pembiayaan alat berat.

Secara nasional, industri multifinance bertumbuh dengan baik dan berhasil meningkatkan perolehan laba di tahun 2012, meskipun mengalami banyak tantangan berat.

Beberapa tantangan yang dihadapi bidang pembiayaan kendaraan bermotor adalah pemberlakuan peraturan uang muka minimum untuk pembiayaan kendaraan bermotor dan peraturan kewajiban pendaftaran fidusia. Sedangkan bidang sewa guna usaha atau sewa pembiayaan juga menghadapi tantangan melemahnya harga komoditas, terutama batu bara, yang mempengaruhi kemampuan konsumen dalam mengangsur pinjaman.

Sejak 2011, BPF turut andil dalam kepemilikan perusahaan asuransi PT Malacca Trust Wuwungan Insurance. Langkah ini merupakan salah satu strategi manajemen untuk memasuki industri yang sedang bertumbuh dan memiliki potensi untuk terus berkembang.

Sebagai langkah untuk menghadapi persaingan pasar pembiayaan yang semakin ketat, BPF telah menerapkan beberapa strategi yang diperlukan agar Perusahaan dapat terus bertumbuh dengan baik. Langkah-langkah tersebut yaitu:

Terus merambah pangsa pasar baru untuk meningkatkan penetrasi pasar, yaitu dengan menambah kantor-kantor cabang baru di daerah strategis.Meningkatkan dan mengembangkan bidang pembiayaan alat berat.Meningkatkan kualitas operasional dengan terus meningkatkan layanan konsumen, memperbaiki proses bisnis, serta menerapkan teknologi informasi penunjang.Memperbaiki efisiensi dan efektivitas proses pembiayaan.Meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga kerja melalui program-program pelatihan dan pengembangan karyawan.

BPF’s business focus has always been in the financing of used auto vehicles, both passenger and commercial. In early 2012, the Company started to diversify its operations to include the heavy equipment financing.

In general, the Indonesian multifinance industry continued to grow positively, as evidenced by the significant increase in profits despite experiencing tough challenges.

The government’s newest regulation of the minimum down payment for vehicle financing as well as the obligatory registration of fiduciary agreements on consumer contracts were challenges faced in the industry. Meanwhile, the financial leasing business was influenced by the weakening commodity prices, especially coal that became a factor affecting a customer’s ability to repay their obligations.

In 2011, BPF participated in the ownership of an insurance company, PT Malacca Trust Wuwungan Insurance as part of the management’s strategy to enter a growing industry with great potential.

In light of the growing competition in the multifinance industry, BPF initiated the following strategies in order for the Company to deliver good and uninterrupted growth:

To reach new markets and increase market penetration by opening new branch offices in strategic areas.To improve and develop the heavy equipment financing sector.To improve operations by providing better customer services, improving business processes and taking advantage of information technology support.To increase efficiency on financing procedures.To improve quality and competencies of employees through training and development programs.

••

••

Di semester pertama tahun 2012, kondisi bidang ini mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Hal tersebut berkaitan pesatnya perkembangan di sektor riil Indonesia, terutama sektor pertambangan dan perkebunan yang terus melakukan ekspansi.

Namun tren industri alat berat di semester kedua tahun 2012 menurun dikarenakan melemahnya harga komoditas, yang berkaitan dengan beberapa hal, termasuk krisis perekonomian di Eropa. Hal tersebut bahkan menyebabkan para penyedia alat berat segera merevisi target mereka. Sebagai langkah pengamanan, maka BPF juga segera mengambil kebijakan untuk lebih berhati-hati dalam memberikan fasilitas pembiayaan untuk menghindari risiko kredit macet.

Secara keseluruhan, bidang pembiayaan alat berat di tahun 2012 tetap mencetak pertumbuhan yang baik. Dengan harga komoditas, terutama batu bara, diprediksi mungkin belum akan pulih benar di tahun 2013, BPF memilih strategi untuk tetap fokus di sektor pertambangan, perkebunan, infrastruktur, dan penyewaan yang menunjukkan peluang yang sangat positif dan masih terbuka lebar. Khusus industri pertambangan terkait batu bara akan ditangani dengan lebih cermat.

During the first semester of 2012, the heavy equipment industry experienced solid growths, due to the rapid development in the real sector, especially in the mining and plantation sectors which continued to expand strongly.

However, this trend declined significantly in the second semester of 2012, mainly attributed to the weakening commodity prices due to several factors including the economic crisis in Europe. This has compelled many heavy equipment suppliers to revise their targets and as a precaution, BPF were cautious in providing financing in the sector to minimize the risk of bad debts.

Overall, heavy equipment financing managed to record good growths in 2012. Although coal prices may not fully recover in 2013, BPF will still concentrate in the mining, plantation, infrastructure and rental sectors which have proven to be very positive and offer great prospects. However, extra attention will be applied in areas related to the coal industry.

Page 26: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Penetrasi dan Perluasan Pasar Pembiayaan Konsumen

Sebagai strategi untuk penetrasi pasar, secara konsisten BPF menambah jumlah kantor cabangnya. Karena kapasitas pasar kendaraan bermotor di suatu daerah terbatas, maka BPF selalu berusaha membuka cabang tambahan di beberapa kota baru di Indonesia, terutama kota-kota yang potensial dan belum terlayani oleh BPF.

Di tahun 2012, BPF membuka 8 kantor cabang baru di kota Depok, Kudus, Mataram, Padang, Palangkaraya, Parepare, Pematang Siantar, dan Sidoarjo. Dengan demikian, jumlah kantor cabang yang dimiliki BPF kini menjadi 40 kantor cabang.

Melalui analisis dan evaluasi penuh perhitungan, pembukaan kantor cabang ditargetkan dan diusahakan untuk dilakukan pada semester pertama. Dengan demikian, kantor cabang baru tersebut dapat sesegera mungkin beroperasi dan diharapkan menghasilkan keuntungan yang mencukupi untuk dapat memberi kontribusi pada pencapaian BPF secara keseluruhan di akhir tahun berjalan.

Seiring bertambahnya jumlah kantor cabang dan meluasnya jaringan operasional Perusahaan, maka di tahun 2012 BPF mengelompokkan 40 kantor cabangnya dalam 6 wilayah regional, yaitu:

Jabodetabek - BandungJawa - Bali - NTBSumatera bagian UtaraSumatera bagian SelatanKalimantan bagian TimurSulawesi

Pembiayaan Alat Berat

Bidang pembiayaan alat berat yang baru mulai dikembangkan oleh BPF sejak Januari 2012 merupakan bidang dengan peluang yang masih terbuka lebar, karena belum banyak perusahaan yang berkecimpung di sektor tersebut. Dengan demikian, marjin keuntungan yang dapat diperoleh Perusahaan juga cukup baik.

Consumer Financing Market Penetration and Expansion

BPF’s market penetration strategy calls for it to consistently open new branch offices. In the automotive industry, a particular market may be limited in its capacity to grow and as a result, BPF continues to open new branch offices in other potential and growing cities across Indonesia.

In 2012, BPF opened 8 new branch offices in Depok, Kudus, Mataram, Padang, Palangkaraya, Parepare, Pematang Siantar and Sidoarjo. The Company now operates 40 branch offices.

After careful evaluations and analysis, the operation of any new branch offices is scheduled to commence in the first semester of the year. New offices are expected to operate immediately so that they can generate adequate revenue and contribute to the Company’s revenue by the end of an ongoing financial year.

In line with its expanding operational network, BPF has grouped its 40 offices into 6 regions:

Jabodetabek - BandungJava - Bali - NTBNorthern Sumatra Southern Sumatra Eastern KalimantanSulawesi

Heavy Equipment Financing

BPF has been developing the heavy equipment business since early 2012, a sector with wide-open opportunities as presently there are not many companies engaged in the sector. This results in the possible creation of a good profit margin.

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 23

Dengan izin usaha yang dimilikinya, BPF selama ini memfokuskan usahanya dalam bidang pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor roda empat bekas, baik kendaraan pribadi maupun niaga. Sejak awal 2012, BPF mulai melakukan langkah diversifikasi dengan memperluas usaha ke bidang pembiayaan alat berat.

Secara nasional, industri multifinance bertumbuh dengan baik dan berhasil meningkatkan perolehan laba di tahun 2012, meskipun mengalami banyak tantangan berat.

Beberapa tantangan yang dihadapi bidang pembiayaan kendaraan bermotor adalah pemberlakuan peraturan uang muka minimum untuk pembiayaan kendaraan bermotor dan peraturan kewajiban pendaftaran fidusia. Sedangkan bidang sewa guna usaha atau sewa pembiayaan juga menghadapi tantangan melemahnya harga komoditas, terutama batu bara, yang mempengaruhi kemampuan konsumen dalam mengangsur pinjaman.

Sejak 2011, BPF turut andil dalam kepemilikan perusahaan asuransi PT Malacca Trust Wuwungan Insurance. Langkah ini merupakan salah satu strategi manajemen untuk memasuki industri yang sedang bertumbuh dan memiliki potensi untuk terus berkembang.

Sebagai langkah untuk menghadapi persaingan pasar pembiayaan yang semakin ketat, BPF telah menerapkan beberapa strategi yang diperlukan agar Perusahaan dapat terus bertumbuh dengan baik. Langkah-langkah tersebut yaitu:

Terus merambah pangsa pasar baru untuk meningkatkan penetrasi pasar, yaitu dengan menambah kantor-kantor cabang baru di daerah strategis.Meningkatkan dan mengembangkan bidang pembiayaan alat berat.Meningkatkan kualitas operasional dengan terus meningkatkan layanan konsumen, memperbaiki proses bisnis, serta menerapkan teknologi informasi penunjang.Memperbaiki efisiensi dan efektivitas proses pembiayaan.Meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga kerja melalui program-program pelatihan dan pengembangan karyawan.

BPF’s business focus has always been in the financing of used auto vehicles, both passenger and commercial. In early 2012, the Company started to diversify its operations to include the heavy equipment financing.

In general, the Indonesian multifinance industry continued to grow positively, as evidenced by the significant increase in profits despite experiencing tough challenges.

The government’s newest regulation of the minimum down payment for vehicle financing as well as the obligatory registration of fiduciary agreements on consumer contracts were challenges faced in the industry. Meanwhile, the financial leasing business was influenced by the weakening commodity prices, especially coal that became a factor affecting a customer’s ability to repay their obligations.

In 2011, BPF participated in the ownership of an insurance company, PT Malacca Trust Wuwungan Insurance as part of the management’s strategy to enter a growing industry with great potential.

In light of the growing competition in the multifinance industry, BPF initiated the following strategies in order for the Company to deliver good and uninterrupted growth:

To reach new markets and increase market penetration by opening new branch offices in strategic areas.To improve and develop the heavy equipment financing sector.To improve operations by providing better customer services, improving business processes and taking advantage of information technology support.To increase efficiency on financing procedures.To improve quality and competencies of employees through training and development programs.

••••••

••••••

Di semester pertama tahun 2012, kondisi bidang ini mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Hal tersebut berkaitan pesatnya perkembangan di sektor riil Indonesia, terutama sektor pertambangan dan perkebunan yang terus melakukan ekspansi.

Namun tren industri alat berat di semester kedua tahun 2012 menurun dikarenakan melemahnya harga komoditas, yang berkaitan dengan beberapa hal, termasuk krisis perekonomian di Eropa. Hal tersebut bahkan menyebabkan para penyedia alat berat segera merevisi target mereka. Sebagai langkah pengamanan, maka BPF juga segera mengambil kebijakan untuk lebih berhati-hati dalam memberikan fasilitas pembiayaan untuk menghindari risiko kredit macet.

Secara keseluruhan, bidang pembiayaan alat berat di tahun 2012 tetap mencetak pertumbuhan yang baik. Dengan harga komoditas, terutama batu bara, diprediksi mungkin belum akan pulih benar di tahun 2013, BPF memilih strategi untuk tetap fokus di sektor pertambangan, perkebunan, infrastruktur, dan penyewaan yang menunjukkan peluang yang sangat positif dan masih terbuka lebar. Khusus industri pertambangan terkait batu bara akan ditangani dengan lebih cermat.

During the first semester of 2012, the heavy equipment industry experienced solid growths, due to the rapid development in the real sector, especially in the mining and plantation sectors which continued to expand strongly.

However, this trend declined significantly in the second semester of 2012, mainly attributed to the weakening commodity prices due to several factors including the economic crisis in Europe. This has compelled many heavy equipment suppliers to revise their targets and as a precaution, BPF were cautious in providing financing in the sector to minimize the risk of bad debts.

Overall, heavy equipment financing managed to record good growths in 2012. Although coal prices may not fully recover in 2013, BPF will still concentrate in the mining, plantation, infrastructure and rental sectors which have proven to be very positive and offer great prospects. However, extra attention will be applied in areas related to the coal industry.

Page 27: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Penetrasi dan Perluasan Pasar Pembiayaan Konsumen

Sebagai strategi untuk penetrasi pasar, secara konsisten BPF menambah jumlah kantor cabangnya. Karena kapasitas pasar kendaraan bermotor di suatu daerah terbatas, maka BPF selalu berusaha membuka cabang tambahan di beberapa kota baru di Indonesia, terutama kota-kota yang potensial dan belum terlayani oleh BPF.

Di tahun 2012, BPF membuka 8 kantor cabang baru di kota Depok, Kudus, Mataram, Padang, Palangkaraya, Parepare, Pematang Siantar, dan Sidoarjo. Dengan demikian, jumlah kantor cabang yang dimiliki BPF kini menjadi 40 kantor cabang.

Melalui analisis dan evaluasi penuh perhitungan, pembukaan kantor cabang ditargetkan dan diusahakan untuk dilakukan pada semester pertama. Dengan demikian, kantor cabang baru tersebut dapat sesegera mungkin beroperasi dan diharapkan menghasilkan keuntungan yang mencukupi untuk dapat memberi kontribusi pada pencapaian BPF secara keseluruhan di akhir tahun berjalan.

Seiring bertambahnya jumlah kantor cabang dan meluasnya jaringan operasional Perusahaan, maka di tahun 2012 BPF mengelompokkan 40 kantor cabangnya dalam 6 wilayah regional, yaitu:

Jabodetabek - BandungJawa - Bali - NTBSumatera bagian UtaraSumatera bagian SelatanKalimantan bagian TimurSulawesi

Pembiayaan Alat Berat

Bidang pembiayaan alat berat yang baru mulai dikembangkan oleh BPF sejak Januari 2012 merupakan bidang dengan peluang yang masih terbuka lebar, karena belum banyak perusahaan yang berkecimpung di sektor tersebut. Dengan demikian, marjin keuntungan yang dapat diperoleh Perusahaan juga cukup baik.

Consumer Financing Market Penetration and Expansion

BPF’s market penetration strategy calls for it to consistently open new branch offices. In the automotive industry, a particular market may be limited in its capacity to grow and as a result, BPF continues to open new branch offices in other potential and growing cities across Indonesia.

In 2012, BPF opened 8 new branch offices in Depok, Kudus, Mataram, Padang, Palangkaraya, Parepare, Pematang Siantar and Sidoarjo. The Company now operates 40 branch offices.

After careful evaluations and analysis, the operation of any new branch offices is scheduled to commence in the first semester of the year. New offices are expected to operate immediately so that they can generate adequate revenue and contribute to the Company’s revenue by the end of an ongoing financial year.

In line with its expanding operational network, BPF has grouped its 40 offices into 6 regions:

Jabodetabek - BandungJava - Bali - NTBNorthern Sumatra Southern Sumatra Eastern KalimantanSulawesi

Heavy Equipment Financing

BPF has been developing the heavy equipment business since early 2012, a sector with wide-open opportunities as presently there are not many companies engaged in the sector. This results in the possible creation of a good profit margin.

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.24

Dengan izin usaha yang dimilikinya, BPF selama ini memfokuskan usahanya dalam bidang pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor roda empat bekas, baik kendaraan pribadi maupun niaga. Sejak awal 2012, BPF mulai melakukan langkah diversifikasi dengan memperluas usaha ke bidang pembiayaan alat berat.

Secara nasional, industri multifinance bertumbuh dengan baik dan berhasil meningkatkan perolehan laba di tahun 2012, meskipun mengalami banyak tantangan berat.

Beberapa tantangan yang dihadapi bidang pembiayaan kendaraan bermotor adalah pemberlakuan peraturan uang muka minimum untuk pembiayaan kendaraan bermotor dan peraturan kewajiban pendaftaran fidusia. Sedangkan bidang sewa guna usaha atau sewa pembiayaan juga menghadapi tantangan melemahnya harga komoditas, terutama batu bara, yang mempengaruhi kemampuan konsumen dalam mengangsur pinjaman.

Sejak 2011, BPF turut andil dalam kepemilikan perusahaan asuransi PT Malacca Trust Wuwungan Insurance. Langkah ini merupakan salah satu strategi manajemen untuk memasuki industri yang sedang bertumbuh dan memiliki potensi untuk terus berkembang.

Sebagai langkah untuk menghadapi persaingan pasar pembiayaan yang semakin ketat, BPF telah menerapkan beberapa strategi yang diperlukan agar Perusahaan dapat terus bertumbuh dengan baik. Langkah-langkah tersebut yaitu:

Terus merambah pangsa pasar baru untuk meningkatkan penetrasi pasar, yaitu dengan menambah kantor-kantor cabang baru di daerah strategis.Meningkatkan dan mengembangkan bidang pembiayaan alat berat.Meningkatkan kualitas operasional dengan terus meningkatkan layanan konsumen, memperbaiki proses bisnis, serta menerapkan teknologi informasi penunjang.Memperbaiki efisiensi dan efektivitas proses pembiayaan.Meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga kerja melalui program-program pelatihan dan pengembangan karyawan.

BPF’s business focus has always been in the financing of used auto vehicles, both passenger and commercial. In early 2012, the Company started to diversify its operations to include the heavy equipment financing.

In general, the Indonesian multifinance industry continued to grow positively, as evidenced by the significant increase in profits despite experiencing tough challenges.

The government’s newest regulation of the minimum down payment for vehicle financing as well as the obligatory registration of fiduciary agreements on consumer contracts were challenges faced in the industry. Meanwhile, the financial leasing business was influenced by the weakening commodity prices, especially coal that became a factor affecting a customer’s ability to repay their obligations.

In 2011, BPF participated in the ownership of an insurance company, PT Malacca Trust Wuwungan Insurance as part of the management’s strategy to enter a growing industry with great potential.

In light of the growing competition in the multifinance industry, BPF initiated the following strategies in order for the Company to deliver good and uninterrupted growth:

To reach new markets and increase market penetration by opening new branch offices in strategic areas.To improve and develop the heavy equipment financing sector.To improve operations by providing better customer services, improving business processes and taking advantage of information technology support.To increase efficiency on financing procedures.To improve quality and competencies of employees through training and development programs.

Di semester pertama tahun 2012, kondisi bidang ini mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Hal tersebut berkaitan pesatnya perkembangan di sektor riil Indonesia, terutama sektor pertambangan dan perkebunan yang terus melakukan ekspansi.

Namun tren industri alat berat di semester kedua tahun 2012 menurun dikarenakan melemahnya harga komoditas, yang berkaitan dengan beberapa hal, termasuk krisis perekonomian di Eropa. Hal tersebut bahkan menyebabkan para penyedia alat berat segera merevisi target mereka. Sebagai langkah pengamanan, maka BPF juga segera mengambil kebijakan untuk lebih berhati-hati dalam memberikan fasilitas pembiayaan untuk menghindari risiko kredit macet.

Secara keseluruhan, bidang pembiayaan alat berat di tahun 2012 tetap mencetak pertumbuhan yang baik. Dengan harga komoditas, terutama batu bara, diprediksi mungkin belum akan pulih benar di tahun 2013, BPF memilih strategi untuk tetap fokus di sektor pertambangan, perkebunan, infrastruktur, dan penyewaan yang menunjukkan peluang yang sangat positif dan masih terbuka lebar. Khusus industri pertambangan terkait batu bara akan ditangani dengan lebih cermat.

During the first semester of 2012, the heavy equipment industry experienced solid growths, due to the rapid development in the real sector, especially in the mining and plantation sectors which continued to expand strongly.

However, this trend declined significantly in the second semester of 2012, mainly attributed to the weakening commodity prices due to several factors including the economic crisis in Europe. This has compelled many heavy equipment suppliers to revise their targets and as a precaution, BPF were cautious in providing financing in the sector to minimize the risk of bad debts.

Overall, heavy equipment financing managed to record good growths in 2012. Although coal prices may not fully recover in 2013, BPF will still concentrate in the mining, plantation, infrastructure and rental sectors which have proven to be very positive and offer great prospects. However, extra attention will be applied in areas related to the coal industry.

TINJAUAN PERKEMBANGAN BISNIS DAN STRATEGI USAHABUSINESS DEVELOPMENT AND STRATEGY REVIEW

Page 28: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Penetrasi dan Perluasan Pasar Pembiayaan Konsumen

Sebagai strategi untuk penetrasi pasar, secara konsisten BPF menambah jumlah kantor cabangnya. Karena kapasitas pasar kendaraan bermotor di suatu daerah terbatas, maka BPF selalu berusaha membuka cabang tambahan di beberapa kota baru di Indonesia, terutama kota-kota yang potensial dan belum terlayani oleh BPF.

Di tahun 2012, BPF membuka 8 kantor cabang baru di kota Depok, Kudus, Mataram, Padang, Palangkaraya, Parepare, Pematang Siantar, dan Sidoarjo. Dengan demikian, jumlah kantor cabang yang dimiliki BPF kini menjadi 40 kantor cabang.

Melalui analisis dan evaluasi penuh perhitungan, pembukaan kantor cabang ditargetkan dan diusahakan untuk dilakukan pada semester pertama. Dengan demikian, kantor cabang baru tersebut dapat sesegera mungkin beroperasi dan diharapkan menghasilkan keuntungan yang mencukupi untuk dapat memberi kontribusi pada pencapaian BPF secara keseluruhan di akhir tahun berjalan.

Seiring bertambahnya jumlah kantor cabang dan meluasnya jaringan operasional Perusahaan, maka di tahun 2012 BPF mengelompokkan 40 kantor cabangnya dalam 6 wilayah regional, yaitu:

Jabodetabek - BandungJawa - Bali - NTBSumatera bagian UtaraSumatera bagian SelatanKalimantan bagian TimurSulawesi

Pembiayaan Alat Berat

Bidang pembiayaan alat berat yang baru mulai dikembangkan oleh BPF sejak Januari 2012 merupakan bidang dengan peluang yang masih terbuka lebar, karena belum banyak perusahaan yang berkecimpung di sektor tersebut. Dengan demikian, marjin keuntungan yang dapat diperoleh Perusahaan juga cukup baik.

Consumer Financing Market Penetration and Expansion

BPF’s market penetration strategy calls for it to consistently open new branch offices. In the automotive industry, a particular market may be limited in its capacity to grow and as a result, BPF continues to open new branch offices in other potential and growing cities across Indonesia.

In 2012, BPF opened 8 new branch offices in Depok, Kudus, Mataram, Padang, Palangkaraya, Parepare, Pematang Siantar and Sidoarjo. The Company now operates 40 branch offices.

After careful evaluations and analysis, the operation of any new branch offices is scheduled to commence in the first semester of the year. New offices are expected to operate immediately so that they can generate adequate revenue and contribute to the Company’s revenue by the end of an ongoing financial year.

In line with its expanding operational network, BPF has grouped its 40 offices into 6 regions:

Jabodetabek - BandungJava - Bali - NTBNorthern Sumatra Southern Sumatra Eastern KalimantanSulawesi

Heavy Equipment Financing

BPF has been developing the heavy equipment business since early 2012, a sector with wide-open opportunities as presently there are not many companies engaged in the sector. This results in the possible creation of a good profit margin.

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 25

Dengan izin usaha yang dimilikinya, BPF selama ini memfokuskan usahanya dalam bidang pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor roda empat bekas, baik kendaraan pribadi maupun niaga. Sejak awal 2012, BPF mulai melakukan langkah diversifikasi dengan memperluas usaha ke bidang pembiayaan alat berat.

Secara nasional, industri multifinance bertumbuh dengan baik dan berhasil meningkatkan perolehan laba di tahun 2012, meskipun mengalami banyak tantangan berat.

Beberapa tantangan yang dihadapi bidang pembiayaan kendaraan bermotor adalah pemberlakuan peraturan uang muka minimum untuk pembiayaan kendaraan bermotor dan peraturan kewajiban pendaftaran fidusia. Sedangkan bidang sewa guna usaha atau sewa pembiayaan juga menghadapi tantangan melemahnya harga komoditas, terutama batu bara, yang mempengaruhi kemampuan konsumen dalam mengangsur pinjaman.

Sejak 2011, BPF turut andil dalam kepemilikan perusahaan asuransi PT Malacca Trust Wuwungan Insurance. Langkah ini merupakan salah satu strategi manajemen untuk memasuki industri yang sedang bertumbuh dan memiliki potensi untuk terus berkembang.

Sebagai langkah untuk menghadapi persaingan pasar pembiayaan yang semakin ketat, BPF telah menerapkan beberapa strategi yang diperlukan agar Perusahaan dapat terus bertumbuh dengan baik. Langkah-langkah tersebut yaitu:

Terus merambah pangsa pasar baru untuk meningkatkan penetrasi pasar, yaitu dengan menambah kantor-kantor cabang baru di daerah strategis.Meningkatkan dan mengembangkan bidang pembiayaan alat berat.Meningkatkan kualitas operasional dengan terus meningkatkan layanan konsumen, memperbaiki proses bisnis, serta menerapkan teknologi informasi penunjang.Memperbaiki efisiensi dan efektivitas proses pembiayaan.Meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga kerja melalui program-program pelatihan dan pengembangan karyawan.

BPF’s business focus has always been in the financing of used auto vehicles, both passenger and commercial. In early 2012, the Company started to diversify its operations to include the heavy equipment financing.

In general, the Indonesian multifinance industry continued to grow positively, as evidenced by the significant increase in profits despite experiencing tough challenges.

The government’s newest regulation of the minimum down payment for vehicle financing as well as the obligatory registration of fiduciary agreements on consumer contracts were challenges faced in the industry. Meanwhile, the financial leasing business was influenced by the weakening commodity prices, especially coal that became a factor affecting a customer’s ability to repay their obligations.

In 2011, BPF participated in the ownership of an insurance company, PT Malacca Trust Wuwungan Insurance as part of the management’s strategy to enter a growing industry with great potential.

In light of the growing competition in the multifinance industry, BPF initiated the following strategies in order for the Company to deliver good and uninterrupted growth:

To reach new markets and increase market penetration by opening new branch offices in strategic areas.To improve and develop the heavy equipment financing sector.To improve operations by providing better customer services, improving business processes and taking advantage of information technology support.To increase efficiency on financing procedures.To improve quality and competencies of employees through training and development programs.

Berikut ini adalah analisis dan pembahasan laporan keuangan Perusahaan yang akan dibahas per bagian. Data dan informasi keuangan tersebut berdasarkan laporan keuangan BPF untuk tahun finansial 2012 yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Laporan keuangan tersebut telah diaudit oleh Kantor Akuntan Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan dengan hasil penilaian wajar tanpa pengecualian.

Analisis dan pembahasan dilakukan berdasarkan perbandingan dengan laporan keuangan tahun finansial 2010 dan 2011, yang juga telah diaudit oleh Kantor Akuntan Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan dengan hasil penilaian wajar tanpa pengecualian.

PENDAPATAN

Pendapatan Perusahaan berasal dari pembiayaan konsumen, sewa pembiayaan, pendapatan administrasi, dan pendapatan lainnya. Secara keseluruhan, total pendapatan yang dicapai Perusahaan di tahun 2012 meningkat sebesar 23,8% dibandingkan total pendapatan pada tahun 2011.

Rincian pendapatan Perusahaan selama tahun finansial 2012, 2011, dan 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

The following is the summary of the Company’s financial performance analysis and discussion. The financial data and information has been obtained from the Company’s financial statement for the period ending December 31, 2012, audited by Public Accounting Firm Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan and was given an unqualified opinion.

The analysis and discussion are conducted in comparison with the Company’s financial statements for the periods ending December 31, 2010 and 2011, also audited by Public Accounting Firm Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan and were given an unqualified opinion.

REVENUE

The Company’s revenues are generated from consumer financing, financial lease, administrative fees and other income. The Company gained a 23.8% total revenue increase compared to the total revenue in 2011.

Details regarding the Company’s revenues for the year of 2012, 2011 and 2010 are shown in the following table.

Neraca / Financial Statement

Aset / Assets

Liabilitas / Liabilities

Ekuitas / Equity

Laba Rugi / Income Statement

Jumlah Pendapatan / Total Revenue

Jumlah Beban / Total Liabilities

Total Laba / Net Profit

Tahun Finansial / Financial Year

529.226

340.746

188.480

158.576

119.184

30.139

2012

368.493

204.354

164.140

128.063

97.181

23.285

2011

286.683

135.828

150.855

90.241

57.769

25.954

2010

Rp Juta / IDR Million

Pembiayaan Konsumen / Consumer Financing

Pendapatan Administrasi / Administrative Fees

Sewa Pembiayaan / Financial Lease

Lain-lain / Others

Jumlah Pendapatan / Total Revenue

Keterangan / Description

92.480

55.040

9.658

1.399

158.577

2012 (audit)

74.421

51.858

911

873

128.063

2011 (audit)

73.550

14.657

930

1.104

90.241

2010 (audit)

Rp Juta / IDR Million

ANALISIS DAN PEMBAHASAN KINERJA KEUANGANFINANCIAL PERFORMANCE ANALYSIS AND DISCUSSION

Di semester pertama tahun 2012, kondisi bidang ini mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Hal tersebut berkaitan pesatnya perkembangan di sektor riil Indonesia, terutama sektor pertambangan dan perkebunan yang terus melakukan ekspansi.

Namun tren industri alat berat di semester kedua tahun 2012 menurun dikarenakan melemahnya harga komoditas, yang berkaitan dengan beberapa hal, termasuk krisis perekonomian di Eropa. Hal tersebut bahkan menyebabkan para penyedia alat berat segera merevisi target mereka. Sebagai langkah pengamanan, maka BPF juga segera mengambil kebijakan untuk lebih berhati-hati dalam memberikan fasilitas pembiayaan untuk menghindari risiko kredit macet.

Secara keseluruhan, bidang pembiayaan alat berat di tahun 2012 tetap mencetak pertumbuhan yang baik. Dengan harga komoditas, terutama batu bara, diprediksi mungkin belum akan pulih benar di tahun 2013, BPF memilih strategi untuk tetap fokus di sektor pertambangan, perkebunan, infrastruktur, dan penyewaan yang menunjukkan peluang yang sangat positif dan masih terbuka lebar. Khusus industri pertambangan terkait batu bara akan ditangani dengan lebih cermat.

During the first semester of 2012, the heavy equipment industry experienced solid growths, due to the rapid development in the real sector, especially in the mining and plantation sectors which continued to expand strongly.

However, this trend declined significantly in the second semester of 2012, mainly attributed to the weakening commodity prices due to several factors including the economic crisis in Europe. This has compelled many heavy equipment suppliers to revise their targets and as a precaution, BPF were cautious in providing financing in the sector to minimize the risk of bad debts.

Overall, heavy equipment financing managed to record good growths in 2012. Although coal prices may not fully recover in 2013, BPF will still concentrate in the mining, plantation, infrastructure and rental sectors which have proven to be very positive and offer great prospects. However, extra attention will be applied in areas related to the coal industry.

Page 29: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Penetrasi dan Perluasan Pasar Pembiayaan Konsumen

Sebagai strategi untuk penetrasi pasar, secara konsisten BPF menambah jumlah kantor cabangnya. Karena kapasitas pasar kendaraan bermotor di suatu daerah terbatas, maka BPF selalu berusaha membuka cabang tambahan di beberapa kota baru di Indonesia, terutama kota-kota yang potensial dan belum terlayani oleh BPF.

Di tahun 2012, BPF membuka 8 kantor cabang baru di kota Depok, Kudus, Mataram, Padang, Palangkaraya, Parepare, Pematang Siantar, dan Sidoarjo. Dengan demikian, jumlah kantor cabang yang dimiliki BPF kini menjadi 40 kantor cabang.

Melalui analisis dan evaluasi penuh perhitungan, pembukaan kantor cabang ditargetkan dan diusahakan untuk dilakukan pada semester pertama. Dengan demikian, kantor cabang baru tersebut dapat sesegera mungkin beroperasi dan diharapkan menghasilkan keuntungan yang mencukupi untuk dapat memberi kontribusi pada pencapaian BPF secara keseluruhan di akhir tahun berjalan.

Seiring bertambahnya jumlah kantor cabang dan meluasnya jaringan operasional Perusahaan, maka di tahun 2012 BPF mengelompokkan 40 kantor cabangnya dalam 6 wilayah regional, yaitu:

Jabodetabek - BandungJawa - Bali - NTBSumatera bagian UtaraSumatera bagian SelatanKalimantan bagian TimurSulawesi

Pembiayaan Alat Berat

Bidang pembiayaan alat berat yang baru mulai dikembangkan oleh BPF sejak Januari 2012 merupakan bidang dengan peluang yang masih terbuka lebar, karena belum banyak perusahaan yang berkecimpung di sektor tersebut. Dengan demikian, marjin keuntungan yang dapat diperoleh Perusahaan juga cukup baik.

Consumer Financing Market Penetration and Expansion

BPF’s market penetration strategy calls for it to consistently open new branch offices. In the automotive industry, a particular market may be limited in its capacity to grow and as a result, BPF continues to open new branch offices in other potential and growing cities across Indonesia.

In 2012, BPF opened 8 new branch offices in Depok, Kudus, Mataram, Padang, Palangkaraya, Parepare, Pematang Siantar and Sidoarjo. The Company now operates 40 branch offices.

After careful evaluations and analysis, the operation of any new branch offices is scheduled to commence in the first semester of the year. New offices are expected to operate immediately so that they can generate adequate revenue and contribute to the Company’s revenue by the end of an ongoing financial year.

In line with its expanding operational network, BPF has grouped its 40 offices into 6 regions:

Jabodetabek - BandungJava - Bali - NTBNorthern Sumatra Southern Sumatra Eastern KalimantanSulawesi

Heavy Equipment Financing

BPF has been developing the heavy equipment business since early 2012, a sector with wide-open opportunities as presently there are not many companies engaged in the sector. This results in the possible creation of a good profit margin.

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.26

Dengan izin usaha yang dimilikinya, BPF selama ini memfokuskan usahanya dalam bidang pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor roda empat bekas, baik kendaraan pribadi maupun niaga. Sejak awal 2012, BPF mulai melakukan langkah diversifikasi dengan memperluas usaha ke bidang pembiayaan alat berat.

Secara nasional, industri multifinance bertumbuh dengan baik dan berhasil meningkatkan perolehan laba di tahun 2012, meskipun mengalami banyak tantangan berat.

Beberapa tantangan yang dihadapi bidang pembiayaan kendaraan bermotor adalah pemberlakuan peraturan uang muka minimum untuk pembiayaan kendaraan bermotor dan peraturan kewajiban pendaftaran fidusia. Sedangkan bidang sewa guna usaha atau sewa pembiayaan juga menghadapi tantangan melemahnya harga komoditas, terutama batu bara, yang mempengaruhi kemampuan konsumen dalam mengangsur pinjaman.

Sejak 2011, BPF turut andil dalam kepemilikan perusahaan asuransi PT Malacca Trust Wuwungan Insurance. Langkah ini merupakan salah satu strategi manajemen untuk memasuki industri yang sedang bertumbuh dan memiliki potensi untuk terus berkembang.

Sebagai langkah untuk menghadapi persaingan pasar pembiayaan yang semakin ketat, BPF telah menerapkan beberapa strategi yang diperlukan agar Perusahaan dapat terus bertumbuh dengan baik. Langkah-langkah tersebut yaitu:

Terus merambah pangsa pasar baru untuk meningkatkan penetrasi pasar, yaitu dengan menambah kantor-kantor cabang baru di daerah strategis.Meningkatkan dan mengembangkan bidang pembiayaan alat berat.Meningkatkan kualitas operasional dengan terus meningkatkan layanan konsumen, memperbaiki proses bisnis, serta menerapkan teknologi informasi penunjang.Memperbaiki efisiensi dan efektivitas proses pembiayaan.Meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga kerja melalui program-program pelatihan dan pengembangan karyawan.

BPF’s business focus has always been in the financing of used auto vehicles, both passenger and commercial. In early 2012, the Company started to diversify its operations to include the heavy equipment financing.

In general, the Indonesian multifinance industry continued to grow positively, as evidenced by the significant increase in profits despite experiencing tough challenges.

The government’s newest regulation of the minimum down payment for vehicle financing as well as the obligatory registration of fiduciary agreements on consumer contracts were challenges faced in the industry. Meanwhile, the financial leasing business was influenced by the weakening commodity prices, especially coal that became a factor affecting a customer’s ability to repay their obligations.

In 2011, BPF participated in the ownership of an insurance company, PT Malacca Trust Wuwungan Insurance as part of the management’s strategy to enter a growing industry with great potential.

In light of the growing competition in the multifinance industry, BPF initiated the following strategies in order for the Company to deliver good and uninterrupted growth:

To reach new markets and increase market penetration by opening new branch offices in strategic areas.To improve and develop the heavy equipment financing sector.To improve operations by providing better customer services, improving business processes and taking advantage of information technology support.To increase efficiency on financing procedures.To improve quality and competencies of employees through training and development programs.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN KINERJA KEUANGANFINANCIAL PERFORMANCE ANALYSIS AND DISCUSSION

Pendapatan Lain-lain

Pendapatan lain-lain adalah pendapatan yang diperoleh Perusahaan di luar seluruh pendapatan utama Perusahaan, yang terutama terdiri atas pendapatan atas pemulihan piutang yang telah dihapusbukukan dan pendapatan bunga yang diperoleh Perusahaan dari penempatan dana Perusahaan di bank, baik dalam bentuk giro maupun deposito berjangka.

Pendapatan lain-lain untuk tahun finansial yang berakhir pada 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 1,4 miliar atau sebesar 0,9% dari jumlah pendapatan Perusahaan. Pendapatan ini naik 60,4% dibandingkan tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh kenaikan hasil penagihan piutang yang sudah dihapusbukukan.

BEBAN

Beban Perusahaan terutama terdiri atas beban gaji dan tunjangan, umum dan administrasi, pemasaran, keuangan, dan kerugian penurunan nilai. Secara keseluruhan, total beban di tahun 2012 meningkat sebanyak 22,6% dibandingkan total beban di tahun 2011. Rincian beban Perusahaan untuk tahun finansial 2012, dibandingkan dengan tahun finansial 2011 dan 2010 dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Other Income

Other income are revenues generated from other than the Company’s main business revenue, namely income received from the recovery of receivables that have been written-off, as well as income from interest earned from the Company’s fund placements in either bank accounts or time deposits.

Total other income in the year ending December 31, 2012 is IDR 1.4 billion or 0.9% of total revenue. It rose 60.4% compared to the previous year due to the increased recovery of written off receivables.

EXPENSES

The Company’s expenses consist of salaries and allowances, general and administrative expenses, marketing, finance expenses and impairment losses. Total expenses in 2012 increased 22.6% from 2011. Details of the Company’s expenses for the year 2012 in comparison with the year 2011 and 2010 are shown in the following table.

Pendapatan Pembiayaan Konsumen

Pendapatan dari sektor pembiayaan konsumen selama periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 92,5 miliar atau sebesar 58,3% dari total jumlah pendapatan Perusahaan.

Pendapatan ini meningkat sebesar 24,3% dibandingkan tahun sebelumnya yang sejumlah Rp 74,4 miliar. Sepanjang tahun 2012, Perusahaan telah memberikan fasilitas pembiayaan kendaraan bermotor sebanyak 7.256 unit kendaraan, naik sebesar 10,8% dibandingkan tahun sebelumnya.

Pendapatan Sewa Pembiayaan

Pendapatan dari bidang sewa pembiayaan mengalami peningkatan sehubungan dengan langkah perluasan usaha ke sektor pembiayaan alat berat yang memang mulai dilakukan BPF sejak awal Januari 2012. Bidang pembiayaan alat berat ini telah memberikan kontribusi sebesar Rp 9,7 miliar atau sebesar 6,1% dari keseluruhan pendapatan Perusahaan di tahun 2012.

Pendapatan Administrasi

Pendapatan administrasi mencakup pendapatan yang didapatkan dari biaya administrasi dan denda. Pendapatan administrasi untuk tahun finansial 2012 adalah sebesar Rp 55,0 miliar atau sebesar 34,7% dari total pendapatan Perusahaan. Jumlah pendapatan administrasi tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 6,1% dari tahun sebelumnya.

Kenaikan pendapatan administrasi tersebut dikarenakan oleh adanya peningkatan jumlah unit kendaraan yang dibiayai dalam tahun ini.

Consumer Financing Income

Revenue from consumer financing for the period ending December 31, 2012 was recorded at IDR 92.5 billion or 58.3% of the total revenue, a 24.3% increase from 2011 at IDR 74.4 billion. In 2012, the Company financed 7,256 units of vehicles, a 10.8% increase from 2011.

Finance Lease Income

Income from finance lease increased due to the business diversification into heavy equipment financing, which started in early 2012. Heavy equipment financing contributed IDR 9.7 billion or 6.1% of the total revenue in 2012.

Administrative Fees

Administrative fees include administrative charges and penalties. The amount of fees received by December 31, 2012 is IDR 55.0 billion or 34.7% of total revenues.

The 6.1% increase was attributed to the rise in unit sales during the year.

24,3%Pendapatan Pembiayaan KonsumenIncome From Consumer Financing

Rp 92,5 miliar

10,8%Pembiayaan Konsumen

Consumer Financing

7.256 unit kendaraanDi semester pertama tahun 2012, kondisi bidang ini mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Hal tersebut berkaitan pesatnya perkembangan di sektor riil Indonesia, terutama sektor pertambangan dan perkebunan yang terus melakukan ekspansi.

Namun tren industri alat berat di semester kedua tahun 2012 menurun dikarenakan melemahnya harga komoditas, yang berkaitan dengan beberapa hal, termasuk krisis perekonomian di Eropa. Hal tersebut bahkan menyebabkan para penyedia alat berat segera merevisi target mereka. Sebagai langkah pengamanan, maka BPF juga segera mengambil kebijakan untuk lebih berhati-hati dalam memberikan fasilitas pembiayaan untuk menghindari risiko kredit macet.

Secara keseluruhan, bidang pembiayaan alat berat di tahun 2012 tetap mencetak pertumbuhan yang baik. Dengan harga komoditas, terutama batu bara, diprediksi mungkin belum akan pulih benar di tahun 2013, BPF memilih strategi untuk tetap fokus di sektor pertambangan, perkebunan, infrastruktur, dan penyewaan yang menunjukkan peluang yang sangat positif dan masih terbuka lebar. Khusus industri pertambangan terkait batu bara akan ditangani dengan lebih cermat.

During the first semester of 2012, the heavy equipment industry experienced solid growths, due to the rapid development in the real sector, especially in the mining and plantation sectors which continued to expand strongly.

However, this trend declined significantly in the second semester of 2012, mainly attributed to the weakening commodity prices due to several factors including the economic crisis in Europe. This has compelled many heavy equipment suppliers to revise their targets and as a precaution, BPF were cautious in providing financing in the sector to minimize the risk of bad debts.

Overall, heavy equipment financing managed to record good growths in 2012. Although coal prices may not fully recover in 2013, BPF will still concentrate in the mining, plantation, infrastructure and rental sectors which have proven to be very positive and offer great prospects. However, extra attention will be applied in areas related to the coal industry.

Page 30: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Penetrasi dan Perluasan Pasar Pembiayaan Konsumen

Sebagai strategi untuk penetrasi pasar, secara konsisten BPF menambah jumlah kantor cabangnya. Karena kapasitas pasar kendaraan bermotor di suatu daerah terbatas, maka BPF selalu berusaha membuka cabang tambahan di beberapa kota baru di Indonesia, terutama kota-kota yang potensial dan belum terlayani oleh BPF.

Di tahun 2012, BPF membuka 8 kantor cabang baru di kota Depok, Kudus, Mataram, Padang, Palangkaraya, Parepare, Pematang Siantar, dan Sidoarjo. Dengan demikian, jumlah kantor cabang yang dimiliki BPF kini menjadi 40 kantor cabang.

Melalui analisis dan evaluasi penuh perhitungan, pembukaan kantor cabang ditargetkan dan diusahakan untuk dilakukan pada semester pertama. Dengan demikian, kantor cabang baru tersebut dapat sesegera mungkin beroperasi dan diharapkan menghasilkan keuntungan yang mencukupi untuk dapat memberi kontribusi pada pencapaian BPF secara keseluruhan di akhir tahun berjalan.

Seiring bertambahnya jumlah kantor cabang dan meluasnya jaringan operasional Perusahaan, maka di tahun 2012 BPF mengelompokkan 40 kantor cabangnya dalam 6 wilayah regional, yaitu:

Jabodetabek - BandungJawa - Bali - NTBSumatera bagian UtaraSumatera bagian SelatanKalimantan bagian TimurSulawesi

Pembiayaan Alat Berat

Bidang pembiayaan alat berat yang baru mulai dikembangkan oleh BPF sejak Januari 2012 merupakan bidang dengan peluang yang masih terbuka lebar, karena belum banyak perusahaan yang berkecimpung di sektor tersebut. Dengan demikian, marjin keuntungan yang dapat diperoleh Perusahaan juga cukup baik.

Consumer Financing Market Penetration and Expansion

BPF’s market penetration strategy calls for it to consistently open new branch offices. In the automotive industry, a particular market may be limited in its capacity to grow and as a result, BPF continues to open new branch offices in other potential and growing cities across Indonesia.

In 2012, BPF opened 8 new branch offices in Depok, Kudus, Mataram, Padang, Palangkaraya, Parepare, Pematang Siantar and Sidoarjo. The Company now operates 40 branch offices.

After careful evaluations and analysis, the operation of any new branch offices is scheduled to commence in the first semester of the year. New offices are expected to operate immediately so that they can generate adequate revenue and contribute to the Company’s revenue by the end of an ongoing financial year.

In line with its expanding operational network, BPF has grouped its 40 offices into 6 regions:

Jabodetabek - BandungJava - Bali - NTBNorthern Sumatra Southern Sumatra Eastern KalimantanSulawesi

Heavy Equipment Financing

BPF has been developing the heavy equipment business since early 2012, a sector with wide-open opportunities as presently there are not many companies engaged in the sector. This results in the possible creation of a good profit margin.

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 27

Dengan izin usaha yang dimilikinya, BPF selama ini memfokuskan usahanya dalam bidang pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor roda empat bekas, baik kendaraan pribadi maupun niaga. Sejak awal 2012, BPF mulai melakukan langkah diversifikasi dengan memperluas usaha ke bidang pembiayaan alat berat.

Secara nasional, industri multifinance bertumbuh dengan baik dan berhasil meningkatkan perolehan laba di tahun 2012, meskipun mengalami banyak tantangan berat.

Beberapa tantangan yang dihadapi bidang pembiayaan kendaraan bermotor adalah pemberlakuan peraturan uang muka minimum untuk pembiayaan kendaraan bermotor dan peraturan kewajiban pendaftaran fidusia. Sedangkan bidang sewa guna usaha atau sewa pembiayaan juga menghadapi tantangan melemahnya harga komoditas, terutama batu bara, yang mempengaruhi kemampuan konsumen dalam mengangsur pinjaman.

Sejak 2011, BPF turut andil dalam kepemilikan perusahaan asuransi PT Malacca Trust Wuwungan Insurance. Langkah ini merupakan salah satu strategi manajemen untuk memasuki industri yang sedang bertumbuh dan memiliki potensi untuk terus berkembang.

Sebagai langkah untuk menghadapi persaingan pasar pembiayaan yang semakin ketat, BPF telah menerapkan beberapa strategi yang diperlukan agar Perusahaan dapat terus bertumbuh dengan baik. Langkah-langkah tersebut yaitu:

Terus merambah pangsa pasar baru untuk meningkatkan penetrasi pasar, yaitu dengan menambah kantor-kantor cabang baru di daerah strategis.Meningkatkan dan mengembangkan bidang pembiayaan alat berat.Meningkatkan kualitas operasional dengan terus meningkatkan layanan konsumen, memperbaiki proses bisnis, serta menerapkan teknologi informasi penunjang.Memperbaiki efisiensi dan efektivitas proses pembiayaan.Meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga kerja melalui program-program pelatihan dan pengembangan karyawan.

BPF’s business focus has always been in the financing of used auto vehicles, both passenger and commercial. In early 2012, the Company started to diversify its operations to include the heavy equipment financing.

In general, the Indonesian multifinance industry continued to grow positively, as evidenced by the significant increase in profits despite experiencing tough challenges.

The government’s newest regulation of the minimum down payment for vehicle financing as well as the obligatory registration of fiduciary agreements on consumer contracts were challenges faced in the industry. Meanwhile, the financial leasing business was influenced by the weakening commodity prices, especially coal that became a factor affecting a customer’s ability to repay their obligations.

In 2011, BPF participated in the ownership of an insurance company, PT Malacca Trust Wuwungan Insurance as part of the management’s strategy to enter a growing industry with great potential.

In light of the growing competition in the multifinance industry, BPF initiated the following strategies in order for the Company to deliver good and uninterrupted growth:

To reach new markets and increase market penetration by opening new branch offices in strategic areas.To improve and develop the heavy equipment financing sector.To improve operations by providing better customer services, improving business processes and taking advantage of information technology support.To increase efficiency on financing procedures.To improve quality and competencies of employees through training and development programs.

Pendapatan Lain-lain

Pendapatan lain-lain adalah pendapatan yang diperoleh Perusahaan di luar seluruh pendapatan utama Perusahaan, yang terutama terdiri atas pendapatan atas pemulihan piutang yang telah dihapusbukukan dan pendapatan bunga yang diperoleh Perusahaan dari penempatan dana Perusahaan di bank, baik dalam bentuk giro maupun deposito berjangka.

Pendapatan lain-lain untuk tahun finansial yang berakhir pada 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 1,4 miliar atau sebesar 0,9% dari jumlah pendapatan Perusahaan. Pendapatan ini naik 60,4% dibandingkan tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh kenaikan hasil penagihan piutang yang sudah dihapusbukukan.

BEBAN

Beban Perusahaan terutama terdiri atas beban gaji dan tunjangan, umum dan administrasi, pemasaran, keuangan, dan kerugian penurunan nilai. Secara keseluruhan, total beban di tahun 2012 meningkat sebanyak 22,6% dibandingkan total beban di tahun 2011. Rincian beban Perusahaan untuk tahun finansial 2012, dibandingkan dengan tahun finansial 2011 dan 2010 dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Other Income

Other income are revenues generated from other than the Company’s main business revenue, namely income received from the recovery of receivables that have been written-off, as well as income from interest earned from the Company’s fund placements in either bank accounts or time deposits.

Total other income in the year ending December 31, 2012 is IDR 1.4 billion or 0.9% of total revenue. It rose 60.4% compared to the previous year due to the increased recovery of written off receivables.

EXPENSES

The Company’s expenses consist of salaries and allowances, general and administrative expenses, marketing, finance expenses and impairment losses. Total expenses in 2012 increased 22.6% from 2011. Details of the Company’s expenses for the year 2012 in comparison with the year 2011 and 2010 are shown in the following table.

Beban Gaji dan Tunjangan / Salaries and Allowances Expenses

Beban Umum dan Administrasi / General and Administrative Expenses

Beban Pemasaran / Marketing Expenses

Beban Keuangan / Finance Expenses

Kerugian Penurunan Nilai / Impairment Losses

Total

Keterangan / Description

36.591

21.115

18.880

36.513

6.086

119.184

2012 (audit)

29.413

20.524

17.292

22.855

7.097

97.181

2011 (audit)

23.354

14.670

-

16.964

2.781

57.769

2010 (audit)

Rp Juta / IDR Million

Pendapatan Pembiayaan Konsumen

Pendapatan dari sektor pembiayaan konsumen selama periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 92,5 miliar atau sebesar 58,3% dari total jumlah pendapatan Perusahaan.

Pendapatan ini meningkat sebesar 24,3% dibandingkan tahun sebelumnya yang sejumlah Rp 74,4 miliar. Sepanjang tahun 2012, Perusahaan telah memberikan fasilitas pembiayaan kendaraan bermotor sebanyak 7.256 unit kendaraan, naik sebesar 10,8% dibandingkan tahun sebelumnya.

Pendapatan Sewa Pembiayaan

Pendapatan dari bidang sewa pembiayaan mengalami peningkatan sehubungan dengan langkah perluasan usaha ke sektor pembiayaan alat berat yang memang mulai dilakukan BPF sejak awal Januari 2012. Bidang pembiayaan alat berat ini telah memberikan kontribusi sebesar Rp 9,7 miliar atau sebesar 6,1% dari keseluruhan pendapatan Perusahaan di tahun 2012.

Pendapatan Administrasi

Pendapatan administrasi mencakup pendapatan yang didapatkan dari biaya administrasi dan denda. Pendapatan administrasi untuk tahun finansial 2012 adalah sebesar Rp 55,0 miliar atau sebesar 34,7% dari total pendapatan Perusahaan. Jumlah pendapatan administrasi tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 6,1% dari tahun sebelumnya.

Kenaikan pendapatan administrasi tersebut dikarenakan oleh adanya peningkatan jumlah unit kendaraan yang dibiayai dalam tahun ini.

Consumer Financing Income

Revenue from consumer financing for the period ending December 31, 2012 was recorded at IDR 92.5 billion or 58.3% of the total revenue, a 24.3% increase from 2011 at IDR 74.4 billion. In 2012, the Company financed 7,256 units of vehicles, a 10.8% increase from 2011.

Finance Lease Income

Income from finance lease increased due to the business diversification into heavy equipment financing, which started in early 2012. Heavy equipment financing contributed IDR 9.7 billion or 6.1% of the total revenue in 2012.

Administrative Fees

Administrative fees include administrative charges and penalties. The amount of fees received by December 31, 2012 is IDR 55.0 billion or 34.7% of total revenues.

The 6.1% increase was attributed to the rise in unit sales during the year.

Beban Gaji dan Tunjangan / Salaries and Allowances Expenses

Beban Umum dan Administrasi / General and Administrative Expenses

Beban Pemasaran / Marketing Expenses

Beban Keuangan / Finance Expenses

Kerugian Penurunan Nilai / Impairment Losses

30,7%30,7%

5,1%

17,7%

15,8%

Di semester pertama tahun 2012, kondisi bidang ini mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Hal tersebut berkaitan pesatnya perkembangan di sektor riil Indonesia, terutama sektor pertambangan dan perkebunan yang terus melakukan ekspansi.

Namun tren industri alat berat di semester kedua tahun 2012 menurun dikarenakan melemahnya harga komoditas, yang berkaitan dengan beberapa hal, termasuk krisis perekonomian di Eropa. Hal tersebut bahkan menyebabkan para penyedia alat berat segera merevisi target mereka. Sebagai langkah pengamanan, maka BPF juga segera mengambil kebijakan untuk lebih berhati-hati dalam memberikan fasilitas pembiayaan untuk menghindari risiko kredit macet.

Secara keseluruhan, bidang pembiayaan alat berat di tahun 2012 tetap mencetak pertumbuhan yang baik. Dengan harga komoditas, terutama batu bara, diprediksi mungkin belum akan pulih benar di tahun 2013, BPF memilih strategi untuk tetap fokus di sektor pertambangan, perkebunan, infrastruktur, dan penyewaan yang menunjukkan peluang yang sangat positif dan masih terbuka lebar. Khusus industri pertambangan terkait batu bara akan ditangani dengan lebih cermat.

During the first semester of 2012, the heavy equipment industry experienced solid growths, due to the rapid development in the real sector, especially in the mining and plantation sectors which continued to expand strongly.

However, this trend declined significantly in the second semester of 2012, mainly attributed to the weakening commodity prices due to several factors including the economic crisis in Europe. This has compelled many heavy equipment suppliers to revise their targets and as a precaution, BPF were cautious in providing financing in the sector to minimize the risk of bad debts.

Overall, heavy equipment financing managed to record good growths in 2012. Although coal prices may not fully recover in 2013, BPF will still concentrate in the mining, plantation, infrastructure and rental sectors which have proven to be very positive and offer great prospects. However, extra attention will be applied in areas related to the coal industry.

Page 31: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.28

Beban Gaji dan Tunjangan

Jumlah beban gaji dan tunjangan sepanjang tahun 2012 adalah sebesar Rp 36,6 miliar atau 30,7% dari jumlah total beban Perusahaan. Beban tersebut meningkat sebesar 24,4% dibandingkan tahun sebelumnya, berkaitan dengan bertambahnya jumlah karyawan yang dikarenakan pembukaan kantor-kantor cabang baru.

Beban Umum dan Administrasi

Beban umum dan administrasi terutama terdiri atas perbaikan dan perawatan, telekomunikasi, penyusutan aset tetap, biaya periklanan dan lain-lain yang terkait dengan kegiatan operasional Perusahaan. Beban umum dan administrasi untuk tahun finansial 2012 adalah sebesar Rp 21,1 miliar atau sebesar 17,7% dari jumlah total beban Perusahaan, naik 2,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh adanya penambahan kantor cabang.

Beban Pemasaran

Jumlah beban pemasaran pada tahun finansial yang berakhir pada 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 18,9 miliar, mengalami kenaikan sebesar 9,2% dibanding tahun finansial 2011.

Beban Keuangan

Beban keuangan mencakup bunga pinjaman dan provisi bank. Jumlah beban keuangan untuk tahun finansial 2012 adalah sebesar Rp 36,5 miliar atau 30,7% dari jumlah total beban Perusahaan. Beban ini naik sebesar 59,8% dibanding tahun finansial sebelumnya yang sebesar Rp 22,9 miliar.

Hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan penggunaan fasilitas pinjaman dari perbankan, yang seluruh dananya digunakan untuk meningkatkan fasilitas pembiayaan konsumen. Per 31 Desember 2012, fasilitas pinjaman yang telah digunakan Perusahaan adalah sebesar Rp 327,7 miliar atau naik 67,2% dibandingkan akhir tahun sebelumnya.

Salaries and Allowances Expense

Total salaries and allowances expense in 2012 was IDR 36.6 billion or 30.7% of the Company’s total expenses. It increased 24.4% from the previous year, due to an increase in staff related to the opening of new branch offices.

General and Administrative Expense

The general and administrative expenses include maintenance and repair, telecommunication, depreciation of fixed assets, advertising expenses and other expenses required for the Company’s operational purposes. Total general and administrative expenses in 2012 reached IDR 21.1 billion or 17.7% of total expenses, an increase of 2.9% from the previous year due to the opening of new branch offices.

Marketing Expense

Total marketing expenses for the financial year ending December 31, 2012 was IDR 18.9 billion, increased 9.2% from the previous year.

Finance Expense

Finance expenses include interest expenses on loans received as well as bank provisions. Total financing charges was IDR 36.5 billion or 30.7% of total expenses. It increased 59.8% from the previous year expenses, which amounted to IDR 22.9 billions.

The increase was due to the increased amount of bank loans received during the year, which were entirely used for consumer financing. On December 31, 2012, bank facilities utilized by the Company were IDR 327.7 billion or an increase of 67.2% from the previous year.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN KINERJA KEUANGANFINANCIAL PERFORMANCE ANALYSIS AND DISCUSSION

Page 32: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 29

Kerugian Penurunan Nilai

Jumlah kerugian penurunan nilai untuk periode tahun finansial yang berakhir pada 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 6,1 miliar atau sebesar 5,1% dari total beban Perusahaan. Beban ini mengalami mengalami penurunan sebesar 14,1% dibandingkan tahun finansial 2011 yang sebesar Rp 7,1 miliar. Hal tersebut dikarenakan oleh adanya peningkatan kualitas piutang pembiayaan pada tahun 2012 yang lebih baik daripada tahun sebelumnya.

LABA BERSIH

BPF berhasil membukukan jumlah laba bersih periode tahun finansial 2012 sebesar Rp 30,1 miliar, mengalami kenaikan sebesar 29,4% dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya. Perincian laba bersih Perusahaan tahun 2012 dibandingkan dengan periode tahun 2011 dan 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Laba Sebelum Pajak Penghasilan / Profit Before Income Taxes

Pajak Penghasilan / Income Taxes

Laba / Profit

Pendapatan Komprehensif Lainnya / Other Comprehensive Income

Laba Bersih Setelah Pendapatan Komprehensif Lainnya /Net Profit After Other Comprehensive Income

Keterangan / Description

38.720

(9.456)

29.264

875

30.139

2012 (audit)

30.646

(7.361)

23.285

-

23.285

2011 (audit)

32.472

(6.518)

25.954

-

25.954

2010 (audit)

Rp Juta / IDR Million

Impairment Losses

Impairment losses for the financial year ending December 31, 2012 was IDR 6.1 billion or 5.1% of total expenses. It was a decrease of 14.1% from IDR 7.1 billion recorded the previous year as the quality of the Company’s financing receiveables improved.

NET PROFIT

BPF successfully recorded IDR 30.1 billion of net profit for the financial year 2012, which was a 29.4% increase from the previous year. Details of the Company’s 2012 net profit in comparison with 2011 and 2010 are shown in the following table.

29,4%Laba BersihNet Profit

Rp 30,1 miliar

Kenaikan laba bersih tersebut berkaitan dengan adanya peningkatan pendapatan Perusahaan, yang diiringi dengan langkah perbaikan kualitas pembiayaan yang diberikan.

The net profit increase is a direct result from the Company’s revenue increase, along with the improvement of receivables quality.

Page 33: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.30

ASET

Per tanggal 31 Desember 2012, tercatat Perusahaan memiliki jumlah aset senilai Rp 529,2 miliar, mengalami kenaikan sebesar 43,6% dibandingkan dengan jumlah aset pada periode tahun sebelumnya yang berakhir pada 31 Desember 2011. Perincian perbandingan aset periode tahun finansial 2012, 2011, dan 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

BPF telah berhasil meningkatkan jumlah piutang pembiayaan konsumen bersih menjadi Rp 338,1 miliar di tahun 2012, meningkat 7,4% dari tahun finansial sebelumnya yaitu Rp 314,8 miliar, baik dari segi unit kendaraan maupun nilai pembiayaan.

Kenaikan total nilai aset tahun 2012 berkaitan dengan adanya peningkatan jumlah piutang sewa pembiayaan sebesar Rp 124,8 miliar. peningkatan jumlah piutang pembiayaan konsumen-bersih sebesar Rp 23,3 miliar, serta peningkatan jumlah aset tetap-bersih sebesar Rp 9,6 miliar dibandingkan dengan periode tahun finansial 2011.

Hal tersebut menunjukkan keberhasilan Perusahaan dalam menerapkan strategi penetrasi pasar dan pemasaran yang tepat, serta kontribusi piutang sewa pembiayaan yang didapat dari sektor alat-alat berat yang cukup baik selama tahun pertama pelaksanaannya.

ASSETS

As of December 31, 2012, the Company recorded IDR 529.2 billion worth of assets, a 43.6% increase from 2011. Details on the Company’s assets for 2012, 2011 and 2010 are presented below.

Net consumer financing receivables in 2012 increased to IDR 338.1 billion or a 7.4% increase from IDR 314.8 billion in the previous year, due to the increased number and value of financing given.

The increase on the Company’s total assets was mainly attributed to the IDR 124.8 billion increase on net finance lease receivables, IDR 23.3 billion increase on net consumer financing receivables, and IDR 9.6 billion increase on net fixed assets from the previous financial year.

This demonstrated the Company’s successful implementation of its marketing as well as market penetration strategies and shown the positive contribution from the Company’s heavy equipment financing during its first year of implementation.

Kas dan Setara Kas / Cash and Cash Equivalents

Piutang Sewa Pembiayaan-Bersih / Finance Lease Receivables-Net

Piutang Pembiayaan Konsumen-Bersih / Consumer Financing Receivables-Net

Piutang Lain-lain / Other Receivables

Biaya Dibayar di Muka / Prepaid Expenses

Aset Pajak Tangguhan / Deferred Tax Assets

Aset Tetap-Bersih / Fixed Assets-Net

Investasi Pada Entitas Asosiasi / Investment in Associated Entity

Aset Lain-lain / Other Assets

Jumlah Aset / Total Assets

Keterangan / Description

9.034

127.973

338.088

832

5.533

1.607

16.377

16.627

13.155

529.226

2012 (audit)

11.272

3.192

314.777

134

5.487

1.118

6.799

17.264

8.450

368.493

2011 (audit)

8.124

5.783

253.402

219

2.895

767

6.218

-

9.275

286.683

2010 (audit)

Rp Juta / IDR Million

ANALISIS DAN PEMBAHASAN KINERJA KEUANGANFINANCIAL PERFORMANCE ANALYSIS AND DISCUSSION

Page 34: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 31

KEWAJIBAN

Perincian kewajiban Perusahaan per tanggal 31 Desember 2012, dibandingkan dengan periode tahun finansial 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Di akhir periode tahun 2012, tercatat Perusahaan memiliki jumlah kewajiban senilai Rp 340,8 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 66,7% dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut dikarenakan oleh naiknya penggunaan pinjaman bank, yaitu dari Rp 196,0 miliar naik 67,2% menjadi Rp 327,7 miliar, yang menunjukkan peningkatan kegiatan pembiayaan Perusahaan.

EKUITAS

Pada tahun finansial yang berakhir pada 31 Desember 2012, Perusahaan memiliki jumlah ekuitas sebesar Rp 188,5 miliar, mengalami peningkatan sebesar 14,9% dibandingkan dengan periode sebelumnya di tahun 2011. Peningkatan jumlah ekuitas ini berkaitan dengan adanya laba Perusahaan pada tahun 2012 yang menambah jumlah saldo laba yang ditahan.

Perincian ekuitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, dan 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

LIABILITIES

Details regarding the Company's liabilities as of December 31, 2012, 2011 and 2010 are shown on the following table.

At the end of 2012, the Company recorded total liabilities of IDR 340.8 billion or 66.7% increase from 2011. The increase was attributed to the rising amount of bank loans from IDR 196.0 billion to IDR 327.7 billion, reflecting improvement in the the Company’s business activities.

EQUITY

For the financial year ending December 31, 2012, the Company recorded a total equity of IDR 188.5 billion, an increase of 14.9% from the previous year. The increase was due to the profit generated by the Company during its operation throughout 2012 thus increasing its retained earnings.

Details of the Company’s equity as of December 31, 2012, 2011 and 2010 are shown in the following table.

Pinjaman Bank / Bank Loans

Hutang Pajak / Tax Payables

Penyisihan Imbalan Kerja / Provision for Employee Benefits

Biaya yang Masih Harus Dibayar / Accrued Expenses

Jumlah Kewajiban / Total Liabilities

Keterangan / Description

327.720

4.679

6.523

1.824

340.746

2012 (audit)

196.023

1.879

4.684

1.767

204.353

2011 (audit)

128.693

2.351

3.390

1.393

135.827

2010 (audit)

Rp Juta / IDR Million

Modal Dasar / Authorized Capital

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh / Issued and Paid-up Capital

Agio Saham / Paid-in Capital

Saldo Laba / Retained Earnings

Jumlah Ekuitas / Total Equity

Keterangan / Description

220.000

100.000

2.651

85.829

188.480

2012 (audit)

220.000

100.000

2.651

61.488

164.140

2011 (audit)

220.000

100.000

2.651

48.204

150.855

2010 (audit)

Rp Juta / IDR Million

Page 35: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.32

RASIO

Perincian berbagai rasio keuangan Perusahaan untuk tahun finansial 2012, 2011, 2010, 2009, dan 2008 disajikan pada tabel berikut ini.

RATIOS

The following table shows the Company’s financial ratios for the periods ending December 31, 2012, 2011, 2010, 2009 and 2008.

Rasio Rentabilitas / Profitability Ratios (%)

Marjin Laba Bersih / Net Profit Margin

Laba Bersih Terhadap Rata-rata Jumlah Aset / Net Profit to Average Assets

Laba Bersih Terhadap Rata-rata Jumlah Ekuitas / Net Profit to Average Equity

Rasio Solvabilitas / Solvency Ratios (%)

Jumlah Kewajiban Terhadap Rata-rata Jumlah Aset / Liabilities to Average Assets

Jumlah Kewajiban Terhadap Rata-rata Jumlah Ekuitas / Liabilities to Average Equity

Keterangan / Description

19,00

6,71

17,09

75,91

193,26

2012 (audit)

18,18

7,11

14,78

62,38

129,75

2011(audit)

28,76

10,04

18,76

52,56

98,17

2010 (audit)

20,32

7,92

17,99

49,03

111,38

2009 (audit)

15,31

6,12

19,69

74,39

239,47

2008 (audit)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN KINERJA KEUANGANFINANCIAL PERFORMANCE ANALYSIS AND DISCUSSION

Page 36: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 31

Di akhir tahun 2012, Perusahaan

memiliki sebuah Kantor Pusat,

38 Kantor Cabang dan 2 Kantor

Perwakilan.

As end of 2012, the Company had

a Head Office, 38 Branch Offices

and 2 Representative Offices.

• Bandung• Bekasi• Bogor• Denpasar• Depok• Jakarta• Kudus• Malang

• Mataram• Purwokerto• Semarang• Sidoarjo• Surabaya• Solo• Tangerang• Yogyakarta

Jawa - Bali - Nusa Tenggara Barat

• Banda Aceh• Bandar Lampung• Baturaja• Bengkulu• Jambi• Lhokseumawe

• Lubuklinggau• Medan• Palembang• Padang • Pangkalpinang• Pekanbaru• Pematang Siantar

Sumatera

• Balikpapan• Banjarmasin• Palangkaraya• Pontianak• Samarinda

Kalimantan

• Gorontalo• Kendari• Makassar• Manado• Palu• Parepare

Sulawesi

Cabang Baru / New Branch

Page 37: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.34

Umum danSumber Daya

ManusiaGeneral

Administration andHuman Resources

Cabang - cabangBranches

Dewan KomisarisBoard of Commissioners

Dewan DireksiBoard of Directors

Audit InternalInternal Audit

Teknologi InformasiInformation Technology

Penanggung Jawab PrinsipKnow Your Customer

Divisi PemasaranMarketing Division

Divisi Operasionaldan Risiko KreditOperational and RiskManagement Division

Divisi Akuntingdan keuangan

Accounting andFinance Division

Kepala WilayahArea Managers

STRUKTUR ORGANISASIORGANIZATION STRUCTURE

Page 38: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 35

SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber daya manusia senantiasa menjadi faktor kritis dalam bisnis bidang jasa layanan, terutama yang melibatkan banyak sesi tatap muka seperti BPF. Para karyawanlah yang menjadi ujung tombak Perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada para nasabah.

Karena karyawan merupakan aset penting yang menentukan pertumbuhan Perusahaan, BPF selalu berusaha memberikan program dan prosedur yang dapat meningkatkan kualitas dan perkembangan tenaga kerjanya.

Seiring perkembangan dan perluasan jaringan kantor cabangnya di seluruh Indonesia, di akhir tahun 2012 BPF mencatat pertumbuhan jumlah karyawan sebesar 16,6% menjadi 570 orang.

Perekrutan dan Pelatihan

BPF menerapkan prosedur perekrutan karyawan yang cukup selektif untuk menghasilkan tim kerja dengan kualitas dan performa yang tinggi. Selain sistem perekrutan, diberlakukan juga berbagai program pelatihan yang dapat membantu pengembangan karyawan.

Sesi pelatihan bagi karyawan baru diadakan di kantor pusat, yang meliputi materi teoritis dan sosialisasi seputar organisasi BPF. Sedangkan pelatihan selanjutnya dilakukan sembari bekerja langsung di posisi sesungguhnya, dengan dibimbing oleh atasannya. Sesi tersebut dibutuhkan agar karyawan baru dapat lebih mengenali situasi kerja di lapangan, termasuk kendala dan tantangannya, sehingga lebih terlatih dalam menangani setiap kondisi yang muncul.

Setiap tahun BPF juga mengadakan acara wisata bersama yang berguna sebagai kegiatan rekreasional sekaligus membina tenaga kerja dan meningkatkan kerja sama tim. Acara wisata bersama ini biasanya diadakan oleh setiap cabang dan cukup efektif untuk mempererat rasa kekeluargaan setiap tim.

Secara rutin Perusahaan juga mengirimkan karyawan-karyawan yang berprestasi untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh pihak eksternal, yang akan meningkatkan kualitas karyawan sekaligus membantu untuk mengetahui perkembangan terbaru seputar bidang usaha Perusahaan.

HUMAN RESOURCE

Human resource has always been a critical factor in the service business, especially when there are many face-to-face sessions involved, like in BPF. The employees are the Company’s front line in customer service.

Given that employees are the Company’s most important asset, which is a primary contributing factor in the development of any company’s growth, BPF continues to organize employee development programs to improve their quality.

Along with the expansion of its operational network throughout Indonesia, BPF recorded a 16.6% increase in the number of employees to 570 by the end of 2012.

Recruitment and Training

BPF implements selective employee recruitment in order to develop qualified and high performing teams. Various training programs are regularly organized to improve their competences.

The training sessions for new employees is held in the head office, which covers theoretical information and socialization of BPF’s organization, which is then followed by on-the-job training. The on-the-job training, mentored by supervisors, are necessary in order to prepare new employees to be more familiar and trained to handle real work situations, including problems and constraints that may arise.

Every year, BPF organizes employee trips for recreational purposes, as well as team building and development. The trip is usually held at each branch and is a useful event to build a sense of camaraderie among all employees.

The Company also regularly sends selected employees to join external training and seminars in order to improve employees’ qualification, as well as to get the latest updates in the industry.

TINJAUAN PENDUKUNG BISNISBUSINESS SUPPORT REVIEW

Page 39: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.36

TINJAUAN PENDUKUNG BISNISBUSINESS SUPPORT REVIEW

Non Sarjana / Non Diploma

Sarjana Muda / Diploma

Sarjana / University Degree102

136

332

KOMPOSISI KARYAWAN BERDASARKAN PENDIDIKANEMPLOYEE COMPOSITION BASED ON ACADEMIC BACKGROUND

Di Bawah 21 / Under 21

21 - 30

31 - 40

41 - 50

51 - 60

Di Atas 60 / Above 60

KOMPOSISI KARYAWAN BERDASARKAN USIAEMPLOYEE COMPOSITION BASED ON AGE

277

203

76

33

8

Pelaksana / Staff

Supervisor / Supervisors

Manajer / Managers

Direksi / Directors

KOMPOSISI KARYAWAN BERDASARKAN JABATANEMPLOYEE COMPOSITION BASED ON POSITION

466

4656

2

Page 40: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 37

BPF menyadari bahwa sistem manajemen risiko memiliki peran yang integral dalam membantu tim manajemen untuk menganalisis dan mengambil keputusan penting bagi Perusahaan setelah melalui proses identifikasi, pengukuran, monitor, dan pengendalian risiko yang mungkin dihadapi Perusahaan.

Selain fungsi utamanya, BPF terus berusaha meningkatkan sistem manajemen risiko yang diterapkan agar lebih sistematis dan terstruktur, akurat dan dapat diandalkan, bersifat dinamis terhadap perubahan maupun perbaikan, serta dapat memberi nilai lebih bagi Perusahaan.

Sebagai perusahaan pembiayaan, berikut adalah identifikasi beberapa risiko utama yang berkaitan dengan aktivitas usaha BPF, yaitu:

Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko kemungkinan konsumen tidak mampu membayar kembali fasilitas pembiayaan yang disalurkan Perusahaan kepadanya, baik pokok pinjaman, bunga, maupun keduanya. Risiko ini dapat timbul jika struktur pembiayaan kredit, kelayakan konsumen, dan piutang tidak dikelola dengan hati-hati. Ketidaklancaran pembayaran angsuran oleh konsumen (kredit macet), dapat berimbas langsung pada kinerja Perusahaan secara keseluruhan. Untuk meminimalkan risiko kredit, BPF menerapkan program “Know

Your Customer” yang diterapkan untuk lebih mengenali konsumen yang akan diberi fasilitas pembiayaan.

BPF realizes how risk management plays an integral role in assisting the management team to analyze and make critical decisions for the Company, as well as in the process of identification, measurement, monitoring and control of foreseen risks that may affect the Company’s business activities.

BPF continues to improve the implementation of a risk management system which is structured and systematic, accurate and reliable, dynamic to any necessary change and improvement, and which creates more value for the Company.

As a multifinance company, there are several related main risks identified:

Credit Risk

The Company faces the credit risk as there is a possibility of a customer being unable to repay his/her obligation, either its principal, interest or both. This risk arises if the Company fails to manage the credit financing structure, to foresee a customer’s credit-worthiness and to apply proper receivable management, resulting in irregular payments from the customer (bad debt) that may hinder the Company’s overall performance. To minimize the credit risk, BPF implements the “Know Your Customer” program to better understand its customers.

Funding Risk

Funding risk may arise when the Company fails to obtain sufficient funding, which will directly affect the Company’s ability to repay its obligations to investors and creditors. It is a very crucial risk to manage for it will impact the Company’s growth and competitiveness.

Technology Risk

In relation with the Company’s expanding network, technology plays an important role in the overall customer services as well as operations. The implementation of efficient and effective technology will definitely improve the Company’s service quality.

Operational Risk

Efficiency and effectiveness problems in the Company’s operational systems and procedures may affect the overall working processes, which will result in reduced productivity and competitiveness.

Competitive Risk

Consumer financing is a very competitive industry since there are many companies participating in this sector and because people can obtain financing facilities directly from banks. To be able to retain and increase its market share, BPF must implement competitive strategies.

Economic Risk

Both global and national economies will always have impact on the multifinance industry, including national economic growth, interest rate and inflation rate. Some serious issues, such as international economic crisis may affect the national economy, which will definitely bring greater impact to the multifinance industry.

Foreign Exchange Risk

Significant changes on foreign exchange rate will impact prices of vehicles and customer’s purchasing power, resulting in the Company’s reduced profit margin and sales, which may result in lower sales, hence reduces the Company’s profit.

Monetary Policy Risk

Both national and internal monetary policies affect the funding sources and usage, also the Company’s revenue sources. A tight money policy reduces available funding, which can lead to a rise in interest rates. Therefore, failure in managing and responding to monetary policies will impact the Company’s achievements.

Social Politic Risk

As part of the national financial industry, the Company’s business activities are definitely affected by the local social politic situation. Therefore, disturbances and volatile social politic condition will bring negative impact on the Company’s business and achievements.

Regulation Risk

The Company is faced with regulation risk whenever there is a change in the government regulations, which directly or indirectly affect the financial industry. It will impact the Company’s performance and should be handled with the right strategies.

MANAJEMEN RISIKORISK MANAGEMENT

Page 41: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.38

Risiko Pendanaan

Risiko pendanaan adalah risiko yang timbul jika Perusahaan mengalami kesulitan dukungan penyediaan dana dari para mitra usahanya. Risiko pendanaan juga dapat mengganggu kemampuan Perusahaan untuk memenuhi kewajibannya pada investor dan kreditur. Risiko pendanaan sangatlah penting untuk dikendalikan, karena akan berpengaruh pada perkembangan usaha dan daya saing Perusahaan.

Risiko Teknologi

Berkaitan dengan bidang usaha BPF yang meliputi jaringan operasional yang cukup luas, teknologi memegang peran yang penting dalam efektivitas dan efisiensi pelayanan konsumen dan operasional Perusahaan secara keseluruhan. Teknologi memadai yang tepat dapat sangat meningkatkan kualitas layanan.

Risiko Operasional

Masalah atau kurangnya efisiensi efektivitas dalam sistem operasional Perusahaan dapat mengganggu keseluruhan proses kerja di Perusahaan, yang akan menyebabkan menurunnya produktivitas dan daya saing Perusahaan.

Risiko Persaingan

Sektor pembiayaan kendaraan bermotor merupakan sektor dengan persaingan yang cukup ketat mengingat banyaknya perusahaan pembiayaan yang memasuki bidang ini dan mengingat bahwa konsumen juga dapat memperoleh fasilitas pembiayaan kendaraan secara langsung dari bank. Agar dapat mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasarnya, BPF dituntut untuk dapat menerapkan strategi yang kompetitif.

Risiko Ekonomi

Kondisi perekonomian nasional maupun internasional akan selalu berpengaruh terhadap kondisi industri pembiayaan yang digeluti BPF, termasuk hal-hal seperti tingkat pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat suku bunga, dan tingkat inflasi. Beberapa isu besar seperti krisis yang mempengaruhi perekonomian secara nasional tentu akan memberi dampak yang lebih besar juga bagi situasi industri pembiayaan.

Funding Risk

Funding risk may arise when the Company fails to obtain sufficient funding, which will directly affect the Company’s ability to repay its obligations to investors and creditors. It is a very crucial risk to manage for it will impact the Company’s growth and competitiveness.

Technology Risk

In relation with the Company’s expanding network, technology plays an important role in the overall customer services as well as operations. The implementation of efficient and effective technology will definitely improve the Company’s service quality.

Operational Risk

Efficiency and effectiveness problems in the Company’s operational systems and procedures may affect the overall working processes, which will result in reduced productivity and competitiveness.

Competitive Risk

Consumer financing is a very competitive industry since there are many companies participating in this sector and because people can obtain financing facilities directly from banks. To be able to retain and increase its market share, BPF must implement competitive strategies.

Economic Risk

Both global and national economies will always have impact on the multifinance industry, including national economic growth, interest rate and inflation rate. Some serious issues, such as international economic crisis may affect the national economy, which will definitely bring greater impact to the multifinance industry.

MANAJEMEN RISIKORISK MANAGEMENT

Foreign Exchange Risk

Significant changes on foreign exchange rate will impact prices of vehicles and customer’s purchasing power, resulting in the Company’s reduced profit margin and sales, which may result in lower sales, hence reduces the Company’s profit.

Monetary Policy Risk

Both national and internal monetary policies affect the funding sources and usage, also the Company’s revenue sources. A tight money policy reduces available funding, which can lead to a rise in interest rates. Therefore, failure in managing and responding to monetary policies will impact the Company’s achievements.

Social Politic Risk

As part of the national financial industry, the Company’s business activities are definitely affected by the local social politic situation. Therefore, disturbances and volatile social politic condition will bring negative impact on the Company’s business and achievements.

Regulation Risk

The Company is faced with regulation risk whenever there is a change in the government regulations, which directly or indirectly affect the financial industry. It will impact the Company’s performance and should be handled with the right strategies.

Page 42: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 39

Funding Risk

Funding risk may arise when the Company fails to obtain sufficient funding, which will directly affect the Company’s ability to repay its obligations to investors and creditors. It is a very crucial risk to manage for it will impact the Company’s growth and competitiveness.

Technology Risk

In relation with the Company’s expanding network, technology plays an important role in the overall customer services as well as operations. The implementation of efficient and effective technology will definitely improve the Company’s service quality.

Operational Risk

Efficiency and effectiveness problems in the Company’s operational systems and procedures may affect the overall working processes, which will result in reduced productivity and competitiveness.

Competitive Risk

Consumer financing is a very competitive industry since there are many companies participating in this sector and because people can obtain financing facilities directly from banks. To be able to retain and increase its market share, BPF must implement competitive strategies.

Economic Risk

Both global and national economies will always have impact on the multifinance industry, including national economic growth, interest rate and inflation rate. Some serious issues, such as international economic crisis may affect the national economy, which will definitely bring greater impact to the multifinance industry.

Risiko Perubahan Kurs

Perubahan nilai tukar mata uang yang signifikan akan mempengaruhi harga kendaraan dan daya beli masyarakat secara siginfikan, sehingga akan berimbas juga pada jumlah penjualan kendaraan dan marjin keuntungan yang dapat diperoleh Perusahaan.

Risiko Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter, baik secara nasional maupun internal Perusahaan, akan sangat mempengaruhi sumber dana, penggunaan, dan sumber penghasilan Perusahaan. Kebijakan uang yang ketat akan mengakibatkan berkurangnya sumber dana, yang dapat berimbas pada naiknya tingkat suku bunga. Karenanya, kegagalan dalam menanggapi dan mengelola kebijakan moneter akan sangat berdampak pada pencapaian Perusahaan.

Risiko Sosial Politik

Sebagai bagian dari industri keuangan nasional, tentu kondisi sosial politiknya akan sangat berpengaruh pada aktivitas usaha Perusahaan. Jika terdapat gangguan dan ketidakstabilan kondisi sosial politik, apalagi yang hingga memberi dampak pada kondisi perekonomian umum nasional, tentunya kegiatan usaha dan pencapaian Perusahaan akan ikut terimbas negatif.

Risiko Regulasi

Risiko ini dihadapi jika terdapat perubahan-perubahan regulasi pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung mengatur dan mempengaruhi cara kerja industri keuangan. Hal tersebut akan memberi dampak pada kinerja Perusahaan dan harus ditangani dengan strategi yang tepat.

Foreign Exchange Risk

Significant changes on foreign exchange rate will impact prices of vehicles and customer’s purchasing power, resulting in the Company’s reduced profit margin and sales, which may result in lower sales, hence reduces the Company’s profit.

Monetary Policy Risk

Both national and internal monetary policies affect the funding sources and usage, also the Company’s revenue sources. A tight money policy reduces available funding, which can lead to a rise in interest rates. Therefore, failure in managing and responding to monetary policies will impact the Company’s achievements.

Social Politic Risk

As part of the national financial industry, the Company’s business activities are definitely affected by the local social politic situation. Therefore, disturbances and volatile social politic condition will bring negative impact on the Company’s business and achievements.

Regulation Risk

The Company is faced with regulation risk whenever there is a change in the government regulations, which directly or indirectly affect the financial industry. It will impact the Company’s performance and should be handled with the right strategies.

Page 43: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.40

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

Perusahaan menyadari bahwa menerapkan serta mempertahankan standar terbaik dalam pelaksanaan tata kelola yang baik (good corporate governance/GCG) adalah kunci dalam keberhasilan penyelenggaraan sebuah usaha bisnis dan organisasi. Karenanya BPF berkomitmen untuk selalu menegakkan dan meningkatkan penerapan GCG melalui berbagai kebijakan dan peraturan, baik yang bersifat strategis maupun operasional ke seluruh jajaran karyawan dan manajemen. Dengan demikian, pertumbuhan Perusahaan dan peningkatan pendapatan dapat dicapai melalui cara yang transparan dan jelas akuntabilitasnya, serta dapat dipertanggungjawabkan.

Secara garis besar, pelaksanaan CGC di BPF mencakup kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diselenggarakan sekali dalam setahun, Rapat Bulanan yang dihadiri Dewan Komisaris dan Dewan Direksi, pertemuan Komite Audit yang dilaksanakan empat kali dalam setahun, dan fungsi tim audit internal.

Selain itu, setiap tahun diadakan rapat kerja (raker) yang wajib dihadiri oleh setiap kepala kantor cabang dan tim manajemen kantor pusat. Sesi ini berguna untuk koordinasi, peninjauan, dan pembahasan hasil serta rencana kerja Perusahaan secara keseluruhan. Di tahun 2012, rapat kerja telah diadakan pada bulan April.

Dewan Komisaris dan Direksi

Salah satu tugas utama Dewan Komisaris adalah mengawasi, memantau, mendampingi dan mengarahkan Dewan Direksi dalam mengelola Perusahaan, termasuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi strategi usaha yang dijalankan. Dewan Komisaris bertugas memberikan pertanggungjawaban pada Rapat Umum Pemegang Saham.

Dewan Direksi bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Tugas utama Dewan Direksi adalah memimpin dan mengelola aktivitas strategis maupun operasional Perusahaan, yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi usaha. Dewan Direksi mengemban tugas memimpin seluruh tim kerja agar Perusahaan dapat mencapai tujuan, serta visi dan misinya.

Dewan Komisaris dan Dewan Direksi secara rutin menyelenggarakan pertemuan setiap bulan untuk pembahasan dan evaluasi rencana dan hasil kerja dari periode bulan sebelumnya, serta pengambilan keputusan-keputusan penting yang perlu dilakukan bersama.

The Company realizes that implementing and maintaining the best standard of GCG is the key to successful business and organization management. Therefore, BPF is committed to uphold and improve GCG through its strategic and operational policies and regulations implemented to employees and management of all levels. Only then can the Company’s growth and revenue increases be achieved in transparent and accountable ways.

Generally, BPF’s implementation of GCG includes the annual General Meeting of Shareholders, monthly meetings of Board of Commissioners and Directors, meetings of Audit Committee held four times a year, and the internal audit function.

Every year the Company also holds a coordination meeting that should be attended by every branch manager and the head office management team for coordination, review and discussion of the Company’s overall performance result and plans. In 2012, the coordination meeting was held in April.

Board of Commissioners and Directors

One of the Board of Commissioner’s main duties is to oversee, monitor, assist and give direction to Board of Directors in managing the Company, including the planning, operation and evaluation of the business strategies implementation. The Board of Commissioners is responsible to the General Meeting of Shareholders.

The Board of Directors is responsible to the Board of Commissioners, with the main duties of leading and managing the Company’s strategic and operational activities, which include business planning, operation, monitoring and evaluation. The Board of Directors is in charge to lead the entire working team in order to achieve the Company’s vision, mission and objectives.

The Board of Commissioners and Directors hold monthly meetings to discuss and evaluate the plans as well as the previous month’s results, and making key decisions.

Corporate Secretary

In accordance with Bapepam or the Capital Market Advisory Agency’s requirement, a public company must appoint a Corporate Secretary to liaise between the Company and the public, stock exchange and Bapepam.

BPF is fully aware of the critical role of a Corporate Secretary, which is very important to maintain the Company’s image, as well as to maintain good relationship and communication with all shareholders. Currently acting as the Corporate Secretary is Indah Mulyawan, whose profile can be seen on page 20.

The following are the primary functions of a Corporate Secretary:

To represent Board of Directors in activities related to external parties, namely investors and regulators.To maintain the Company’s image and perform public relation activities.To build and ensure the Company’s compliance with law, regulations and good corporate governance.To perform corporate secretarial activities and protocols related to the Board of Commissioners and Directors.

Corporate Ethics and Culture

BPF believes that company’s ethics and culture is an integral part of the company for it will reflect the Company’s image.

The Company’s corporate ethics and culture derive from the Company’s vision, mission and objectives. As a standard procedure, the Company’s ethics and culture are conveyed to any new employee.

Aside from the Company’s commitment to achieve its vision and mission, another BPF’s commitment is to run the business with integrity and ethics. Therefore, the entire team has been working hard to implement working values and ways that promotes integrity, professionalism, excellent service, speed, efficiency and teamwork in carrying out every business activity.

Page 44: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 41

The Company realizes that implementing and maintaining the best standard of GCG is the key to successful business and organization management. Therefore, BPF is committed to uphold and improve GCG through its strategic and operational policies and regulations implemented to employees and management of all levels. Only then can the Company’s growth and revenue increases be achieved in transparent and accountable ways.

Generally, BPF’s implementation of GCG includes the annual General Meeting of Shareholders, monthly meetings of Board of Commissioners and Directors, meetings of Audit Committee held four times a year, and the internal audit function.

Every year the Company also holds a coordination meeting that should be attended by every branch manager and the head office management team for coordination, review and discussion of the Company’s overall performance result and plans. In 2012, the coordination meeting was held in April.

Board of Commissioners and Directors

One of the Board of Commissioner’s main duties is to oversee, monitor, assist and give direction to Board of Directors in managing the Company, including the planning, operation and evaluation of the business strategies implementation. The Board of Commissioners is responsible to the General Meeting of Shareholders.

The Board of Directors is responsible to the Board of Commissioners, with the main duties of leading and managing the Company’s strategic and operational activities, which include business planning, operation, monitoring and evaluation. The Board of Directors is in charge to lead the entire working team in order to achieve the Company’s vision, mission and objectives.

The Board of Commissioners and Directors hold monthly meetings to discuss and evaluate the plans as well as the previous month’s results, and making key decisions.

Komite Audit

BPF memiliki Komite Audit, yang tugas utamanya adalah membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pemantauan dan pengawasan atas manajemen dan operasional Perusahaan. Sistem pengendalian internal ini berfungsi untuk memastikan bahwa semua kegiatan usaha Perusahaan dijalankan dengan benar sesuai tata kelola perusahaan yang baik dan sesuai dengan peraturan maupun kebijakan yang berlaku.

Beberapa tugas dan tanggung jawab Komite Audit:Memberikan rekomendasi pada Dewan Komisaris terkait tata kelola perusahaan yang baik dan meninjau tanggung jawab yang berhubungan dengan pengelolaan pencatatan keuangan, sistem internal audit, laporan eksternal, fungsi audit eksternal, dan proses kegiatan usaha perusahaan pembiayaan, serta pengawasan kepatuhan terhadap hukum dan perundang-undangan yang berlaku.Memonitor keseluruhan pengendalian internal Perusahaan, kebijakan manajemen, dan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).

Menilai kepatuhan Perusahaan pada peraturan pasar modal dan peraturan lainnya, yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan.Mengkaji laporan keuangan yang disiapkan dan dilaporkan oleh Perusahaan dan Auditor Independen, serta menyelenggarakan rapat dengan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi untuk pembahasan laporan keuangan yang diterbitkan.

Sesuai ketentuan Bapepam dan Bursa Efek Indonesia, Perusahaan membentuk Komite Audit pada tanggal 11 November 2009. Komite Audit tersebut terdiri atas satu orang Komisaris Independen yang merangkap sebagai Ketua Komite Audit, serta dua orang anggota. Para anggota Komite Audit BPF terkini adalah:

1. Ketua : Desti Liliati2. Anggota : Emanuel Handoyo Pranadjaja3. Anggota : Jimmy Cakranegara

Audit Committee

The Audit Committee’s main duty is to assist the Board of Commissioners in overseeing and monitoring the Company’s operation and management. This internal control system is intended to ensure all business activities comply with GCG, applicable regulations and policies.

The Audit Committee’s duties and responsibilities among others are:

To provide recommendations to the Board of Commissioners on proper GCG and review responsibilities relating to financial bookkeeping, internal auditing system, external reports, the functions of external audit and the process of compliance supervision on the prevailing laws and regulations of a finance company.To monitor total internal control of the Company, management policies and implementation of GCG.To evaluate the Company’s compliance to the rules and regulations of the capital market as well as other rules and regulations applicable to the Company’s operations.To review the Company’s financial statements as provided by the Company and its Independent Auditor, conduct meetings with the Board of Commissioners and discuss with the Board of Directors with regard to the Company’s pulished financial statements.

In accordance to the Capital Market Agency and the Indonesian Stock Exchange, the Company’s Audit Committee was established on November 11, 2009. The committee consists of an Independent Commissioner, who also acts as the Chairman of the Audit Committee, and two members. The current Audit Committee is:

1. Chairman : Desti Liliati2. Member : Emanuel Handoyo Pranadjaja3. Member : Jimmy Cakranegara

Corporate Secretary

In accordance with Bapepam or the Capital Market Advisory Agency’s requirement, a public company must appoint a Corporate Secretary to liaise between the Company and the public, stock exchange and Bapepam.

BPF is fully aware of the critical role of a Corporate Secretary, which is very important to maintain the Company’s image, as well as to maintain good relationship and communication with all shareholders. Currently acting as the Corporate Secretary is Indah Mulyawan, whose profile can be seen on page 20.

The following are the primary functions of a Corporate Secretary:

To represent Board of Directors in activities related to external parties, namely investors and regulators.To maintain the Company’s image and perform public relation activities.To build and ensure the Company’s compliance with law, regulations and good corporate governance.To perform corporate secretarial activities and protocols related to the Board of Commissioners and Directors.

Corporate Ethics and Culture

BPF believes that company’s ethics and culture is an integral part of the company for it will reflect the Company’s image.

The Company’s corporate ethics and culture derive from the Company’s vision, mission and objectives. As a standard procedure, the Company’s ethics and culture are conveyed to any new employee.

Aside from the Company’s commitment to achieve its vision and mission, another BPF’s commitment is to run the business with integrity and ethics. Therefore, the entire team has been working hard to implement working values and ways that promotes integrity, professionalism, excellent service, speed, efficiency and teamwork in carrying out every business activity.

TINGKAT KEHADIRAN PADA RAPAT DEWAN KOMISARIS DAN DEWAN DIREKSIBOARD OF COMMISSIONERS AND DIRECTORS MEETING ATTENDANCE RECORD

Director of Accounting and Finance (Non-Affiliated)

Irena Istary Iskandar - Komisaris Utama / President Commissioner

Desti Liliati - Komisaris Independen / Independent Commissioner

Indah Mulyawan - Direktur Akuntansi dan Keuangan (Tidak Terafiliasi) /

Markus Dinarto Pranoto - Direktur Utama / President Director

15Feb‘12

••

••

13Mar‘12

••

18Apr‘12

••

••

10May‘12

••

••

21Jun‘12

••

18Jul‘12

••

29Aug‘12

••

13Sep‘12

••

••

11Oct‘12

••

27Nov‘12

••

11Dec‘12

••

••

23Jan‘13

••

••

Page 45: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.42

Corporate Secretary

In accordance with Bapepam or the Capital Market Advisory Agency’s requirement, a public company must appoint a Corporate Secretary to liaise between the Company and the public, stock exchange and Bapepam.

BPF is fully aware of the critical role of a Corporate Secretary, which is very important to maintain the Company’s image, as well as to maintain good relationship and communication with all shareholders. Currently acting as the Corporate Secretary is Indah Mulyawan, whose profile can be seen on page 20.

The following are the primary functions of a Corporate Secretary:

To represent Board of Directors in activities related to external parties, namely investors and regulators.To maintain the Company’s image and perform public relation activities.To build and ensure the Company’s compliance with law, regulations and good corporate governance.To perform corporate secretarial activities and protocols related to the Board of Commissioners and Directors.

Corporate Ethics and Culture

BPF believes that company’s ethics and culture is an integral part of the company for it will reflect the Company’s image.

The Company’s corporate ethics and culture derive from the Company’s vision, mission and objectives. As a standard procedure, the Company’s ethics and culture are conveyed to any new employee.

Aside from the Company’s commitment to achieve its vision and mission, another BPF’s commitment is to run the business with integrity and ethics. Therefore, the entire team has been working hard to implement working values and ways that promotes integrity, professionalism, excellent service, speed, efficiency and teamwork in carrying out every business activity.

Desti Liliati Ibu Desti Liliati, kelahiran Tanjung Karang tahun 1979, menjabat Komisaris Independen PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. sejak tahun 2010, sekaligus merangkap sebagai Ketua Komite Audit sejak 18 Mei 2010. Memulai karir di perusahaan akuntansi KAP Prasetyo & Sanjaya (Ernst & Young) sebagai Associate Auditor hingga tahun 2004, kemudian bergabung dengan PT Batavia Prosperindo Sekuritas sebagai Manager di Divisi Corporate Finance (2004-2007). Selanjutnya beliau melanjutkan karir di PT Strait Finance sebagai Head of Finance (2007-2010), PT Karya Anugrah Kusuma sebagai Head of Finance Division (2010-2011), lalu PT Prima Cipta Jaya sebagai Head of Finance (sejak 2011). Ibu Desti Liliati meraih gelar Sarjana Akunting di Universitas Atma Jaya, Jakarta pada tahun 2002.

Emanuel Handoyo PranadjajaBapak Emanuel Handoyo Pranadjaja lahir di Semarang pada tahun 1961. Beliau menjadi anggota Komite Audit sejak 11 November 2009. Memulai karirnya di Kantor Akuntan Publik Prasetio Utomo & Co (1987-1999), dan kemudian bergabung dengan Kantor Akuntan Publik Tanubrata, Yogi, Sibarani, Hananta – BDO International (2001-2006). Melanjutkan karirnya di Kantor Akuntan Publik Kanaka Puradiredja Suhartono (2006-2009), dan akhirnya bergabung dengan PT Rimo Catur Lestari sejak 2009.

Jimmy CakranegaraBapak Jimmy Cakranegara lahir di Jakarta pada tahun 1980, menjadi anggota Komite Audit sejak 11 November 2009. Mengawali karirnya sebagai Supervisor Auditor di Kantor Akuntan Publik Purwantono & Sandjaja (2003-2008), kemudian bergabung dengan Kantor Akuntan Publik Tjahjadi, Prahono & Teramihardja sejak tahun 2008.

Rapat dan Laporan Komite AuditSecara rutin, tim Komite Audit mengadakan pertemuan setiap sekitar tiga bulan sekali. Dan selain itu, Komite Audit juga mengadakan pertemuan dengan Dewan Komisaris,Dewan Direksi, Auditor Internal, dan Auditor Independen untuk koordinasi dan pembahasan. Sepanjang tahun 2012, Komite Audit telah mengadakan pertemuan sebanyak empat kali.

Desti Liliati Desti Liliati, born in Tanjung Karang in 1979, was appointed Independent Commissioner of PT Batavia Prosperindo Finance Tbk since 2010, also acts as Head of Audit Committee since May 18, 2010. She began her career as an Associate Auditor of a public accounting firm Prasetyo & Sanjaya (Ernst & Young) until 2004, and then joined PT Batavia Prosperindo Sekuritas as Manager of its Corporate Finance Division (2004-2007). She then went on to become Head of Finance at PT Strait Finance (2007-2010), Head of Finance Division at PT Karya Anugrah Kusuma (2010-2011), Head of Finance at PT Prima Cipta Jaya (since 2011). She received her Accounting degree in 2002 from Atma Jaya University, Jakarta.

Emanuel Handoyo PranadjajaEmanuel Handoyo Pranadjaja, born in Semarang in 1961. He was appointed a member of the Audit Committee since November 11, 2009. He began his career at the public accounting firm Prasetio Utomo & Co (1987-1999), joined the public accounting firm Tanubrata, Yogi, Sibarani, Hananta – BDO International (2001-2006), and continued his career in public accounting firm Kanaka Puradiredja Suhartono (2006-2009). He then joined PT Rimo Catur Lestari in 2009.

Jimmy CakranegaraJimmy Cakranegara, born in Jakarta in 1980, has been a member of Audit Committee since November 11, 2009. He began his carreer as Supervisor Auditor at public accounting firm Purwantono & Sandjaja (2003-2008), then joined public accounting firm Tjahjadi, Prahono and Teramihardja in 2008.

Audit Committee Meetings and ReportsThe Audit Committee holds a regular meeting every three months, and other meetings with the Board of Commissioners and Directors, Internal Auditors and Independent Auditors for coordination and discussion sessions. In 2012, the Audit Committee held four regular meetings.

TATA KELOLA PERUSAHAANGOOD CORPORATE GOVERNANCE

Page 46: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 43

Corporate Secretary

In accordance with Bapepam or the Capital Market Advisory Agency’s requirement, a public company must appoint a Corporate Secretary to liaise between the Company and the public, stock exchange and Bapepam.

BPF is fully aware of the critical role of a Corporate Secretary, which is very important to maintain the Company’s image, as well as to maintain good relationship and communication with all shareholders. Currently acting as the Corporate Secretary is Indah Mulyawan, whose profile can be seen on page 20.

The following are the primary functions of a Corporate Secretary:

To represent Board of Directors in activities related to external parties, namely investors and regulators.To maintain the Company’s image and perform public relation activities.To build and ensure the Company’s compliance with law, regulations and good corporate governance.To perform corporate secretarial activities and protocols related to the Board of Commissioners and Directors.

Corporate Ethics and Culture

BPF believes that company’s ethics and culture is an integral part of the company for it will reflect the Company’s image.

The Company’s corporate ethics and culture derive from the Company’s vision, mission and objectives. As a standard procedure, the Company’s ethics and culture are conveyed to any new employee.

Aside from the Company’s commitment to achieve its vision and mission, another BPF’s commitment is to run the business with integrity and ethics. Therefore, the entire team has been working hard to implement working values and ways that promotes integrity, professionalism, excellent service, speed, efficiency and teamwork in carrying out every business activity.

Untuk tahun finansial yang berakhir pada 31 Desember 2012, Komite Audit telah melakukan tugas-tugasnya, antara lain sebagai berikut:

Meninjau seluruh kegiatan usaha BPF.Melakukan penelaahan atas informasi laporan keuangan Perusahaan.Mengadakan pertemuan dengan auditor internal untuk meninjau hasil pelaksanaan pemeriksaan internal dan efektivitas pelaksanaan fungsi pengendalian internal Perusahaan.Meninjau independensi dan objektivitas auditor independen.Mengadakan pertemuan dengan auditor independen untuk membicarakan hasil pemeriksaan eksternal dan temuan audit.Menelaah penerapan peraturan perundang-undangan di pasar modal dan peraturan perundangan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan usaha Perusahaan.

Audit Internal

Tim audit internal BPF dibentuk untuk menunjang kegiatan usaha Perusahaan. Fungsi audit tersebut berguna untuk memastikan dan menilai kegiatan usaha, dalam aspek efektivitas dan kepatuhan sesuai dengan prosedur, kebijakan, dan peraturan yang berlaku.

Lebih jauh lagi, sistem pengendalian dan audit internal berfungsi sebagai dasar untuk menindaklanjuti segala risiko yang mungkin timbul, seperti risiko pelanggaran hukum dan risiko penyalahgunaan.

Lingkup Kerja dan PertanggungjawabanLingkup kerja tim audit internal BPF mencakup seluruh kantor cabang, kantor perwakilan, dan kantor pusat. Selain pekerjaan rutinnya, tim audit internal terutama berfungsi melakukan pemeriksaan dan penyelidikan bilamana diperlukan. Selama tahun 2012, unit audit internal telah melaksanakan tugasnya ke beberapa kantor cabang dan hasilnya telah dilaporkan langsung kepada Dewan Direksi, serta telah ditindaklanjuti dengan baik tanpa ada masalah yang berarti.

Tim audit internal BPF adalah satuan kerja yang independen dan terpisah dari unit kerja operasional lainnya, serta bertanggung jawab dan melapor langsung kepada Dewan Direksi. Pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian tim audit internal dilakukan oleh Dewan Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris.

For the period ending December 31, 2012, the Audit Committee has completed the following tasks:

Reviewed the Company’s overall business activities.Reviewed the Company’s financial statements.Held meetings with the internal auditors to review the results of internal audit assessment and the effectiveness of the Company’s internal control performance.Reviewed the independent auditor’s objectivity and impartiality.Held meetings with independent auditors to discuss results of external audit and the outcomes.Reviewed the Company’s compliance to the laws of the capital market and other related laws.

Internal Audit

The internal audit was established to support the Company’s business, to ensure and measure its business activities in the aspect of effectiveness and compliance with the Standard Operating Prosedure (SOP), policies and regulations.

The internal audit and control system can be developed further to function as a basis for safeguarding against any arising risk, such as violations on laws relevant to the industry.

Scope and ResponsibilityThe scope of internal audit function includes all branch offices, representative offices and head office. Other than its routine tasks, the internal audit team is also in charge of conducting investigation and inspection. In 2012, the internal audit unit visited several branch offices and had submitted the reports to the Board of Directors. No serious deviations were found and any issues raised were resolved accordingly.

The internal audit unit is an independent and separate unit from other operational units and is responsible to the Board of Directors. The appointment, replacement and termination of the team are carried out by the Board of Directors with the approval from the Board of Commissioners.

Page 47: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Sekretaris Perusahaan

Menurut ketentuan dari Bapepam, suatu perusahaan publik wajib memiliki seorang Sekretaris Perusahaan yang berfungsi sebagai penghubung antara pihak Perusahaan dengan masyarakat, bursa efek, para pemegang saham, dan juga Bapepam.

Selain ketentuan tersebut, BPF juga menyadari pentingnya peran seorang Sekretaris Perusahaan, yang memang sangat dibutuhkan untuk menjaga citra Perusahaan, juga untuk memelihara hubungan dan komunikasi yang baik dengan para pemegang kepentingan. Posisi Sekretaris Perusahaan BPF sekarang dijabat oleh Bapak Indah Mulyawan. Profil beliau dapat dilihat di halaman 20.

Berikut adalah beberapa fungsi pokok Sekretaris Perusahaan:Mewakili direksi dalam kegiatan yang berhubungan dengan pihak luar, terutama investor dan regulator.Menjaga citra Perusahaan dan menjalankan kegiatan yang terkait dengan hubungan masyarakat.Membina dan mengendalikan kepatuhan hukum, perundang- undangan, dan tata kelola perusahaan yang baik.Melaksanakan berbagai kegiatan sekretariat perusahaan dan protokoler yang terkait dengan Dewan Komisaris dan Direksi.

Kode Etik dan Budaya Perusahaan

BPF menyadari betapa kode etik dan budaya yang dianut oleh organisasi suatu perusahaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan, karena akan menentukan dan menjadi cerminan citra Perusahaan di mata masyarakat.

Kode etik dan budaya perusahaan BPF berangkat dari visi, misi, dan tujuan Perusahaan. Secara prosedural, kode etik dan budaya BPF selalu disosialisasikan dan tercantum dalam paket dokumen bagi setiap karyawan baru.

Selain komitmen untuk mencapai visi dan misi Perusahaan, salah satu komitmen terbesar BPF pada masyarakat adalah untuk menjalankan usaha dengan penuh integritas dan sesuai etika. Karenanya, seluruh karyawan dan tim kerja BPF bekerja keras untuk selalu menerapkan nilai-nilai dan budaya kerja yang mengutamakan integritas, profesionalitas, pelayanan terbaik, kecepatan, efisiensi, dan teamwork dalam setiap aktivitas kegiatan usaha BPF.

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.44

Corporate Secretary

In accordance with Bapepam or the Capital Market Advisory Agency’s requirement, a public company must appoint a Corporate Secretary to liaise between the Company and the public, stock exchange and Bapepam.

BPF is fully aware of the critical role of a Corporate Secretary, which is very important to maintain the Company’s image, as well as to maintain good relationship and communication with all shareholders. Currently acting as the Corporate Secretary is Indah Mulyawan, whose profile can be seen on page 20.

The following are the primary functions of a Corporate Secretary:

To represent Board of Directors in activities related to external parties, namely investors and regulators.To maintain the Company’s image and perform public relation activities.To build and ensure the Company’s compliance with law, regulations and good corporate governance.To perform corporate secretarial activities and protocols related to the Board of Commissioners and Directors.

Corporate Ethics and Culture

BPF believes that company’s ethics and culture is an integral part of the company for it will reflect the Company’s image.

The Company’s corporate ethics and culture derive from the Company’s vision, mission and objectives. As a standard procedure, the Company’s ethics and culture are conveyed to any new employee.

Aside from the Company’s commitment to achieve its vision and mission, another BPF’s commitment is to run the business with integrity and ethics. Therefore, the entire team has been working hard to implement working values and ways that promotes integrity, professionalism, excellent service, speed, efficiency and teamwork in carrying out every business activity.

GOOD CORPORATE GOVERNANCEGOOD CORPORATE GOVERNANCE

Page 48: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 45

Corporate Secretary

In accordance with Bapepam or the Capital Market Advisory Agency’s requirement, a public company must appoint a Corporate Secretary to liaise between the Company and the public, stock exchange and Bapepam.

BPF is fully aware of the critical role of a Corporate Secretary, which is very important to maintain the Company’s image, as well as to maintain good relationship and communication with all shareholders. Currently acting as the Corporate Secretary is Indah Mulyawan, whose profile can be seen on page 20.

The following are the primary functions of a Corporate Secretary:

To represent Board of Directors in activities related to external parties, namely investors and regulators.To maintain the Company’s image and perform public relation activities.To build and ensure the Company’s compliance with law, regulations and good corporate governance.To perform corporate secretarial activities and protocols related to the Board of Commissioners and Directors.

Corporate Ethics and Culture

BPF believes that company’s ethics and culture is an integral part of the company for it will reflect the Company’s image.

The Company’s corporate ethics and culture derive from the Company’s vision, mission and objectives. As a standard procedure, the Company’s ethics and culture are conveyed to any new employee.

Aside from the Company’s commitment to achieve its vision and mission, another BPF’s commitment is to run the business with integrity and ethics. Therefore, the entire team has been working hard to implement working values and ways that promotes integrity, professionalism, excellent service, speed, efficiency and teamwork in carrying out every business activity.

Sistem Whistleblowing

Sebagai bagian dari usaha untuk menegakkan integritas Perusahaan, diperlukan sistem whistleblowing. Sistem whistleblowing memungkinkan dan memberi kesempatan bagi kalangan internal untuk melaporkan adanya kecurigaan dan tindakan pelanggaran atau masalah di dalam Perusahaan, baik yang terkait hukum maupun etika.

BPF memiliki alamat email khusus, yaitu [email protected], yang dimaksudkan untuk sistem pelaporan tersebut. Sosialisasi mengenai adanya fasilitas whistleblowing serta alamat email tersebut sudah diinformasikan kepada seluruh karyawan dan akan terus disosialisasikan. Dengan demikian, jika terdapat pelanggaran atau masalah diharapkan dapat terdeteksi dan ditindaklanjuti sesegera mungkin.

Whistleblowing System

A whistleblowing system is a requisite for the Company to promote its business integrity. It provides internal parties to report any suspicion of violations or problems in the Company, either relating to the law or ethics.

BPF has established an email address: [email protected], which is dedicated for this purpose. This system has been informed to all employees and will be further socialized, so that any violations or problems can be detected and resolved at an early stage.

Page 49: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Corporate Secretary

In accordance with Bapepam or the Capital Market Advisory Agency’s requirement, a public company must appoint a Corporate Secretary to liaise between the Company and the public, stock exchange and Bapepam.

BPF is fully aware of the critical role of a Corporate Secretary, which is very important to maintain the Company’s image, as well as to maintain good relationship and communication with all shareholders. Currently acting as the Corporate Secretary is Indah Mulyawan, whose profile can be seen on page 20.

The following are the primary functions of a Corporate Secretary:

To represent Board of Directors in activities related to external parties, namely investors and regulators.To maintain the Company’s image and perform public relation activities.To build and ensure the Company’s compliance with law, regulations and good corporate governance.To perform corporate secretarial activities and protocols related to the Board of Commissioners and Directors.

Corporate Ethics and Culture

BPF believes that company’s ethics and culture is an integral part of the company for it will reflect the Company’s image.

The Company’s corporate ethics and culture derive from the Company’s vision, mission and objectives. As a standard procedure, the Company’s ethics and culture are conveyed to any new employee.

Aside from the Company’s commitment to achieve its vision and mission, another BPF’s commitment is to run the business with integrity and ethics. Therefore, the entire team has been working hard to implement working values and ways that promotes integrity, professionalism, excellent service, speed, efficiency and teamwork in carrying out every business activity.

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.46

Tanggung Jawab Produk

Sehubungan dengan risiko di bidang usaha yang didalami BPF, yaitu memberikan jasa pembiayaan kepada konsumen untuk pembelian kendaraan bermotor roda empat bekas, maka BPF selalu berusaha untuk berhati-hati dan menerapkan berbagai kebijakan. Salah satu potensi risiko yang mungkin terjadi adalah pemanfaatan jasa pembiayaan yang diberikan BPF untuk keperluan pencucian uang (money laundering) dan berbagai kemungkinan penyalahgunaan lainnya.

Maka sebagai bentuk tanggung jawab produk dan tanggung jawab Perusahaan terhadap masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan semacam itu, BPF mengimplementasikan program “Know Your Customer”. Program tersebut ditujukan untuk validasi pemohon kredit, termasuk dengan membuat pendataan pemohon kredit secara lengkap dan memastikan bahwa semua data sesuai dengan aplikasi yang diajukan.

Product Responsibilitty

With regard to the Company’s business risk in providing financing to consumers, BPF always takes extra precaution and applies various policies. One of the potential rising risks is the use of funds for money laundering purposes and any other possible deviations.

As such, BPF elected to implement the “Know Your Customer” program, which is intended to validate and record the credit applicant’s data and to ensure that all data are accurate.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAANCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Page 50: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Corporate Secretary

In accordance with Bapepam or the Capital Market Advisory Agency’s requirement, a public company must appoint a Corporate Secretary to liaise between the Company and the public, stock exchange and Bapepam.

BPF is fully aware of the critical role of a Corporate Secretary, which is very important to maintain the Company’s image, as well as to maintain good relationship and communication with all shareholders. Currently acting as the Corporate Secretary is Indah Mulyawan, whose profile can be seen on page 20.

The following are the primary functions of a Corporate Secretary:

To represent Board of Directors in activities related to external parties, namely investors and regulators.To maintain the Company’s image and perform public relation activities.To build and ensure the Company’s compliance with law, regulations and good corporate governance.To perform corporate secretarial activities and protocols related to the Board of Commissioners and Directors.

Corporate Ethics and Culture

BPF believes that company’s ethics and culture is an integral part of the company for it will reflect the Company’s image.

The Company’s corporate ethics and culture derive from the Company’s vision, mission and objectives. As a standard procedure, the Company’s ethics and culture are conveyed to any new employee.

Aside from the Company’s commitment to achieve its vision and mission, another BPF’s commitment is to run the business with integrity and ethics. Therefore, the entire team has been working hard to implement working values and ways that promotes integrity, professionalism, excellent service, speed, efficiency and teamwork in carrying out every business activity.

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. 47

Tanggung Jawab Kepegawaian

BPF sangat menyadari betapa pentingnya peranan para karyawan bagi perusahaan dan menganggap mereka sebagai mitra kerja yang sangat strategis. Karenanya, BPF memberikan perhatian lebih dalam hal ketenagakerjaan, terutama untuk memastikan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan karyawan. Selain kebijakan yang pokok seperti Jamsostek, pemberian asuransi bagi karyawan, serta pengurusan pajak karyawan, BPF juga memiliki kebijakan perihal pemberian sumbangan bagi karyawan, misalnya sumbangan pernikahan dan sumbangan duka cita.

Bakti Sosial

Sebagai bentuk sumbangsih dan partisipasi Perusahaan dalam membantu masyarakat, dari waktu ke waktu BPF berkomitmen menyisihkan anggaran dan meluangkan waktu untuk memberikan sumbangan berupa dana ataupun tenaga.

Di tahun-tahun sebelumnya, BPF secara aktif berpartisipasi dalam pemberian bantuan ke panti jompo, panti asuhan, menyumbang darah secara rutin, serta mengumpulkan dan memberikan bantuan dana bagi para korban bencana alam nasional.

Di tahun 2012, tim BPF memberikan sejumlah bantuan pendanaan untuk perbaikan sebuah tempat ibadah di Makassar, Sulawesi. Kondisi bangunan yang sudah tua dan banyak kerusakan, seperti kebocoran, membuatnya menjadi sarana yang kurang memadai dan tidak nyaman. Dengan bantuan pendanaan itu, tempat ibadah tersebut dapat diperbaiki sehingga dapat menjadi tempat yang lebih baik dan aman untuk umat beribadah.

Perusahaan juga membuka peluang untuk program magang bagi mahasiswa lokal yang terpilih untuk bekerja di kantor pusat BPF.

Perusahaan akan terus berpartisipasi dalam program- program pendidikan semacam ini demi mendukung ketersediaan sumber daya manusia dan tenaga kerja yang andal dan berkualitas di masa depan.

Employment Responsibility

BPF is fully aware of the employees’ important role and considers them as its strategic business partners. Therefore, the Company is concerned about employment related issues, especially the employees’ health, safety and welfare. Besides enrolling Jamsostek and insurance coverage for employees, it is BPF’s policy to make monetary contributions at occasions such as employee weddings or deaths in the family.

Social Service

As a token of appreciation, the Company is committed to make regular contributions to the community, by giving financial and non financial donations.

In the previous years, BPF had participated in giving contributions to nursing homes, orphanages, in donating to blood drives, as well as collecting and distributing funds for the victims of natural disasters.

In 2012 BPF made a financial contribution for the refurbishment of a place of worship in Makassar, Sulawesi. The poor building condition, such as leaks had made the place uncomfortable to conduct regular prayers. The aid that allowed for repairs made it a much better place and suitable for performing religious rituals.

The Company also regularly offers internship programs for selected students at its head office. BPF will continue to extend these educational programs to promote the quality and skills of the future workforce.

Page 51: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan - Annual Report 2012 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.48

Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. menyatakan bahwa Laporan Tahunan PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. tahun 2012 adalah benar adanya, dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isinya.

Jakarta, 1 April 2013

The Board of Commissioners and Board of Directors of PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. state that the 2012 Annual Report of PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. is a fair presentation, and shall be held accountable for the accuracy of its contents.

DEWAN KOMISARISBOARD OF COMMISSIONERS

DEWAN DIREKSIBOARD OF DIRECTORS

Irena Istary IskandarKomisaris Utama

President Commissioner

Desti LiliatiKomisaris Independen

Independent Commissioner

Indah MulyawanDirektur (Tidak Terafiliasi) Akuntansi dan KeuanganDirector (Non Affiliated) of Accounting and Finance

Markus Dinarto PranotoDirektur Utama

President Director

PERNYATAAN TENTANG KEBENARAN ISI LAPORAN TAHUNANSTATEMENT ON THE ACCURACY OF THE ANNUAL REPORT

Page 52: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

LAPORAN AUDITOR INDEPENDENINDEPENDENT AUDITOR’S REPORT

Page 53: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Halaman ini sengaja dikosongkan

This page is intentionally left blank

Page 54: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk

LAPORAN KEUANGAN/ FINANCIAL STATEMENT

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR/

FOR THE YEARS ENDED

31 DESEMBER 2012 DAN 2011/ 31 DECEMBER 2012 AND 2011

DAN/AND

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT

Page 55: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARS ENDED

31 DECEMBER 2012 AND 2011

D A F T A R I S I C O N T E N T S

Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan atas Laporan Keuangan

Ekshibit/ Exhibit

A B C

D E

Directors’ Statement

Independent Auditors’ Report

Statements of Financial Position

Statements of Comprehensive Income

Statements of Changes in Equity

Statements of Cash Flows

Notes to Financial Statements

Page 56: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and
Page 57: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and
Page 58: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and
Page 59: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit A Exhibit A

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/ 2 0 1 2 Notes 2 0 1 1 ASET ASSETS Kas dan setara kas 9.034.163.533 4 11.272.094.565 Cash and cash equivalents Piutang sewa pembiayaan -

bersih, setelah dikurangi Finance lease receivables -penyisihan kerugian net of allowance for penurunan nilai impairment losses masing – masing amounted to 2012: Rp 1.346.651.705 2012: Rp 1,346,651,705 2011: Rp 303.538.698 127.972.880.557 5 3.192.126.492 2011: Rp 303,538,698

Piutang pembiayaan konsumen – bersih, setelah dikurangi Consumer financingpenyisihan kerugian receivables – net of penurunan nilai allowance for impairment masing-masing losses amounted to 2012: Rp 7.187.922.174 2012: Rp 7,187,922,174 2011: Rp 8.165.465.294 338.088.393.195 6 314.776.963.919 2011: Rp 8,165,465,294

Piutang lain-lain 831.992.507 7 133.865.845 Other receivablesBeban dibayar dimuka 5.533.380.635 8 5.486.590.223 Prepaid expensesAset pajak tangguhan 1.607.089.668 14c 1.117.621.183 Deferred tax assetsAset tetap - bersih, setelah

dikurangi akumulasi Property and equipment -penyusutan masing- net of accumulated masing sebesar depreciation amounted to 2012: Rp 12.007.940.588 2012: Rp 12,007,940,588 2011: Rp 9.069.792.338 16.376.886.012 9 6.799.473.017 2011: Rp 9,069,792,338

Investasi pada entitas asosiasi 16.627.071.682 10 17.263.697.477 Investment in associateAset lain-lain 13.154.762.113 11 8.450.610.244 Other assets

JUMLAH ASET 529.226.619.902 368.493.042.965 TOTAL ASSETS

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of

the Financial Statements taken as a whole

Page 60: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit A/2 Exhibit A/2

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/ 2 0 1 2 Notes 2 0 1 1 LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY LIABILITAS LIABILITIES Pinjaman bank 327.719.829.054 12 196.023.452.922 Bank borrowings Akrual 1.824.355.865 13 1.766.777.070 Accruals Utang pajak 4.679.028.655 14a 1.879.346.793 Taxes payable Post-employment benefits Kewajiban imbalan pasca kerja 6.523.196.564 15 4.683.915.066 obligation Jumlah Liabilitas 340.746.410.138 204.353.491.851 Total Liabilities EKUITAS EQUITY Modal saham -

Nilai nominal Rp 100 per saham Share capital - Modal dasar – Rp 100 par value per share 2.200.000.000 saham authorized - Ditempatkan dan 2,200,000,000 shares disetor penuh - Issued and fully paid-up - 1.000.000.000 saham 100.000.000.000 16 100.000.000.000 1,000,000,000 shares

Tambahan modal disetor 2.651.244.367 17 2.651.244.367 Additional paid-in capital Saldo laba Retained earnings

Telah ditentukan penggunaannya 100.000.000 19 100.000.000 Appropriated

Belum ditentukan penggunaannya 85.728.965.397 61.388.306.747 Unappropriated

Jumlah Ekuitas 188.480.209.764 164.139.551.114 Total Equity JUMLAH LIABILITAS DAN TOTAL LIABILITIES AND

EKUITAS 529.226.619.902 368.493.042.965 EQUITY

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of

the Financial Statements taken as a whole

Page 61: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit B Exhibit B

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

UNTUK TAHUN–TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME

FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011

(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/ 2 0 1 2 Notes 2 0 1 1

PENDAPATAN REVENUESPembiayaan konsumen 92.479.672.210 21 74.420.757.568 Consumer financingAdministrasi 55.039.765.861 22 51.858.125.225 AdministrationSewa pembiayaan 9.657.734.748 911.055.756 Finance lease Lain-lain 1.399.211.603 23 872.568.903 O t h e r s Jumlah Pendapatan 158.576.384.422 128.062.507.452 Total Revenues BEBAN EXPENSESGaji dan tunjangan ( 36.590.505.874 ) 24 ( 29.412.649.084 ) Salaries and allowancesUmum dan administrasi ( 21.114.893.417 ) 25 ( 20.523.835.291 ) General and administrativeBeban pemasaran ( 18.879.686.460 ) ( 17.291.965.319 ) Marketing expenses Beban keuangan ( 36.512.509.985 ) 26 ( 22.854.956.862 ) Finance expensesKerugian penurunan nilai ( 6.086.445.163 ) ( 7.097.212.453 ) Impairment losses Jumlah Beban ( 119.184.040.899 ) ( 97.180.619.009 ) Total Expenses LABA USAHA 39.392.343.523 30.881.888.443 OPERATING PROFIT Keuntungan atas dilusian kepentingan pada entitas Gain on dilution of an asosiasi 115.792.013 10 - interest in an associate Bagian kerugian pasca akuisisi Share of post acquisition entitas asosiasi ( 787.916.020 ) 10 ( 236.302.523 ) loss of associate LABA SEBELUM PAJAK PROFIT BEFORE

PENGHASILAN 38.720.219.516 30.645.585.920 INCOME TAXES Pajak Penghasilan ( 9.456.192.406 ) 14d ( 7.361.140.157 ) Income Taxes LABA TAHUN BERJALAN 29.264.027.110 23.284.445.763 PROFIT FOR THE YEAR Pendapatan komprehensif

lainnya tahun berjalan, Other comprehensive incomesetelah pajak 874.698.090 27 - for the year, net of tax

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TOTAL COMPREHENSIVE

TAHUN BERJALAN 30.138.725.200 23.284.445.763 INCOME FOR THE YEAR LABA BERSIH PER SAHAM

DASAR 29,26 20 23,28 BASIC EARNINGS PER SHARE

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of

the Financial Statements taken as a whole

Page 62: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit C Exhibit C

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY

FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of

the Financial Statements taken as a whole

Tambahan modal Saldo laba/Retained earnings disetor/ Telah Belum Jumlah Modal saham/ Additional ditentukan ditentukan ekuitas/ Share paid-in penggunaannya/ penggunaannya/ Total capital capital Appropriated Unappropriated equity

Saldo pada tanggal Balance as of

31 Desember 2010 100.000.000.000 2.651.244.367 100.000.000 48.103.860.984 150.855.105.351 31 December 2010 Dividen kas 18 ( 10.000.000.000) ( 10.000.000.000) 18 Cash dividends

Laba bersih tahun berjalan - - - 23.284.445.763 23.284.445.763 Profit for the year Saldo pada tanggal Balance as of

31 Desember 2011 100.000.000.000 2.651.244.367 100.000.000 61.388.306.747 164.139.551.114 31 December 2011 Effect on transitionalPengaruh ketentuan transisi provision of PSAK 24

PSAK 24 (Revisi 2010) 2a - - - ( 798.066.550) ( 798.066.550) 2a (Revised 2010) Balance as ofSaldo pada tanggal 31 December 2011 after

31 Desember 2011 setelah effect of transitional pengaruh ketentuan transisi provision of PSAK 24 PSAK 24 (Revisi 2010) 100.000.000.000 2.651.244.367 100.000.000 60.590.240.197 163.341.484.564 (Revised 2010)

Dividen kas 18 - - - ( 5.000.000.000) ( 5.000.000.000) 18 Cash dividends

Pendapatan komprehensif Other comprehensive income

lainnya tahun berjalan - - - 874.698.090 874.698.090 for the year

Laba bersih tahun berjalan - - - 29.264.027.110 29.264.027.110 Profit for the year Saldo pada tanggal Balance as of

31 Desember 2012 100.000.000.000 2.651.244.367 100.000.000 85.728.965.397 188.480.209.764 31 December 2012 Catatan 16/ Catatan 17/ Catatan 19/ Note 16 Note 17 Note 19

Page 63: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit D Exhibit D

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk STATEMENTS OF CASH FLOWS

FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011

(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2 0 1 2 2 0 1 1 Arus kas dari aktivitas operasi Cash flows from operating activities Penerimaan kas dari: Cash receipts from:

Transaksi pembiayaan 839.293.985.079 675.255.590.491 Financing transactions Pendapatan bunga 76.876.909 96.360.819 Finance income Piutang lain-lain ( 698.126.662) 85.436.481 Other receivables

Pembayaran kas untuk: Cash disbursements for: Transaksi pembiayaan ( 832.854.362.261) ( 607.766.077.711) Financing transactions Beban operasional ( 78.217.326.821) ( 72.150.044.874) Operating expenses Beban bunga ( 36.512.509.985) ( 22.854.956.863) Finance expenses Pajak penghasilan ( 7.745.106.045) ( 6.881.915.626) Income tax Hutang pajak ( 275.488.469) ( 177.395.608) Taxes payable

Kas bersih digunakan untuk aktivitas

Operasi ( 116.932.058.256) ( 34.393.002.891) Net cash used in operating activities Arus kas dari aktivitas investasi Cash flows from investing activities Acquisitions of property Perolehan aset tetap ( 12.780.525.908) ( 3.496.949.860) and equipment Proceeds from sales of property Penerimaan dari penjualan aset tetap 258.000.000 490.500.000 and equipment Pembayaran kas dividen ( 5.000.000.000) ( 10.000.000.000) Payment of cash dividends Investasi pada entitas asosiasi - ( 17.500.000.000) Investment in associate Kas bersih digunakan untuk aktivitas

Investasi ( 17.522.525.908 ) ( 30.506.449.860) Net cash used in investing activities Arus kas dari aktivitas pendanaan Cash flows from financing activities Penerimaan dari pinjaman bank 711.961.315.212 453.447.503.000 Proceeds from bank borrowings Pelunasan pinjaman bank ( 579.744.662.081 ) ( 385.400.183.804) Repayments of bank borrowings Kas bersih diperoleh dari aktivitas Net cash provided by financing

pendanaan 132.216.653.131 68.047.319.196 activities Net increase in cash and cash Kenaikan bersih kas dan setara kas ( 2.237.931.032 ) 3.147.866.445 equivalents Cash and cash equivalents at Kas dan setara kas awal tahun 11.272.094.565 8.124.228.120 beginning of year Cash and cash equivalents at Kas dan setara kas akhir tahun 9.034.163.533 11.272.094.565 end of year

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of

the Financial Statements taken as a whole

Page 64: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E Exhibit E

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

1. U M U M 1. G E N E R A L

a. Pendirian dan informasi umum Perusahaan a. Establishment and general information of the Company

PT Batavia Prosperindo Finance Tbk(“Perusahaan”), dahulu dikenal sebagai PT Bira Multi Finance, didirikan berdasarkan akta NotarisNo. 186 tanggal 12 Desember 1994 dari Djedjem Widjaja, S.H., M.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-18791.HT.01.01.TH.94 tanggal 22 Desember 1994 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 12 tanggal 9 Februari 1996, Tambahan No. 1584. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 20 Oktober 1999 yang diaktakan oleh Djedjem Widjaja, S.H., M.H., Notaris di Jakarta dengan akta Notaris No. 42 tanggal 21 Desember 1999, pemegang saham Perusahaan menyetujui perubahan nama Perusahaan menjadi PT Bina Multi Finance. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C5143-HT.01.04.TH.2000 tanggal 6 Maret 2000. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan tanggal 16 Maret 2007 dan diaktakan oleh Sugito Tedjamulja, S.H., Notaris di Jakarta, dengan akta Notaris No. 71, pemegang saham Perusahaan menyetujui perubahan nama Perusahaan menjadi PT Batavia Prosperindo Finance. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia berdasarkan Surat KeputusanNo. W7-03581.HT.01.04.TH.2007 tanggal 4 April 2007 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 43 tanggal 29 Mei 2007.

PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (the “Company”), formerly known as PT Bira Multi Finance, was established based on Notarial deed No. 186 dated 12 December 1994 of Djedjem Widjaja, S.H., M.H., Notary in Jakarta. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia based on his Decision Letter No. C2-18791.HT.01.01.TH.94 dated 22 December 1994 and was published in the State Gazette of Republic of Indonesia No. 12 dated 9 February 1996, Supplement No. 1584. Based on Extraordinary General Meeting of Shareholders dated 20 October 1999 as stated in Notarial deed No. 42 dated 21 December 1999 by Djedjem Widjaja, S.H., M.H., Notary in Jakarta, the shareholders of the Company approved the change of the Company’s name into PT Bina Multi Finance. The change was approved by the Minister of Justice and Laws of the Republic of Indonesia based on his Decision Letter No. C5143-HT.01.04.TH.2000 dated 6 March 2000. Based on Extraordinary General Meeting of Shareholders dated 16 March 2007 as stated in Notarial deed No. 71 by Sugito Tedjamulja, S.H., Notary in Jakarta, the shareholders of the Company approved the change of the Company’s name into PT Batavia Prosperindo Finance. The change was approved by the Minister of Justice and Laws of the Republic of Indonesia based on his Decision Letter No. W7-03581.HT.01.04. TH.2007 dated 4 April 2007 and was published in the State Gazette of Republic of Indonesia No. 43 dated 29 May 2007.

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 80 tanggal 21 September 2011 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan susunan DewanDireksi. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-0096983.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 29 November 2011.

The Company’s articles of association had been amended several times, with the latest amendment by Notarial Deed No. 80 dated 21 September 2011 of Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., Notary in Jakarta, concerning the change of the composition of Company’s Boards of Directors. Such amendment was approved to the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia based on his Decision Letter No. AHU-0096983.AH.01.09.Tahun 2011 dated 29 November 2011.

Kantor pusat Perusahaan terletak di Gedung Plaza Chase, Lantai 12, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 21, Jakarta. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan memiliki 40 jaringan usaha yang terdiri dari kantor cabang dan kantor perwakilan.

The Company’s head office is located at Chase Plaza, 12th Floor, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 21, Jakarta. As of 31 December 2012 and 2011, the Company has 40 networks which consist of branch offices and representative offices.

Page 65: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/2 Exhibit E/2

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

1. U M U M (Lanjutan) 1. G E N E R A L (Continued)

a. Pendirian dan informasi umum Perusahaan(Lanjutan)

a. Establishment and general information of the Company (Continued)

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah di bidang sewa pembiayaan, pembiayaan konsumen, anjak piutang, dan kartu kredit.

In accordance with article 3 of the Company’s articles of association, the scope of its activities is to engage in finance lease, consumer financing, factoring and credit card.

Perusahaan memperoleh izin usaha sebagai perusahaan pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. 90/KMK.017/1995 tanggal 15 Februari 1995 dan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1995.

The Company obtained its operating license as multi finance company from the Minister of Finance of the Republic of Indonesia based on its Decision Letter No. 90/KMK.017/1995 dated 15 February 1995 and started its commercial operations in 1995.

b. Penawaran umum saham Perusahaan b. Public offering of the Company’s shares

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dengan akta Notaris No. 156 tertanggal 21 Oktober 2008 yang diaktakan oleh Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., Notaris di Jakarta, dengan Akta No. 156, pemegang saham perusahaan dengan musyawarah untuk mufakat menyetujui dan memutuskan untuk merubah seluruh anggaran dasar Perusahaan, antara lain sehubungan dengan persetujuan atas perubahan nama Perusahaan menjadi PT Batavia Prosperindo Finance Tbk; dalam rangka Penawaran Umum Saham kepada Masyarakat melalui Pasar Modal, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan yang berlaku di Pasar Modal. Perubahan anggaran dasar Perusahaan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesiaberdasarkan Surat Keputusan No. AHU-78289.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 24 Oktober 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 33 tanggal 24 April 2009, Tambahan No. 11470.

Based on the Extraordinary General Meeting of Shareholders by Notarial deed No. 156 dated 21 October 2008 of Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., Notary in Jakarta, the shareholders of the Company agreed and decided by deliberate consensus to amend the entire Company’s articles of association concerning the approval to change the Company’s name into PT Batavia Prosperindo Finance Tbk, in accordance with the Company’s intention to conduct an Initial Public Offering to the Public through the Capital Market, to conform with the related law and regulations in Capital Market. This amendment was approved by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia based on his Decision Letter No. AHU-78289.AH.01.02. Tahun 2008 dated 24 October 2008 and was published in the State Gazette of Republic of Indonesia No. 33 dated 24 April 2009, Supplement No. 11470.

Perubahan terakhir atas anggaran dasar Perusahaan dilakukan berdasarkan akta NotarisNo. 45 tertanggal 7 Agustus 2009 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., menyesuaikan Anggaran Dasar Perusahaan dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. IX.J.1 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan Penawaran Umum Efek bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.

The latest amendment to the Company’s articles of association was based on Notarial deed No. 45 dated 7 August 2009 of Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., to conform with the requirements of the Regulations of the Capital Market and Financial Institution Supervisory Board (Bapepam-LK) No. IX.J.1 dated 14 May 2008 concerning the Principles of Articles of Association of Companies which Conduct Public Offering of Equity Securities and Public Company.

Page 66: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/3 Exhibit E/3

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

1. U M U M (Lanjutan) 1. G E N E R A L (Continued)

b. Penawaran umum saham Perusahaan(Lanjutan)

b. Public offering of the Company’s shares (Continued)

Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari PT Bursa Efek Indonesia berdasarkan suratnya No. Peng-P-00111/BEI.PSJ/P/05-2009 tanggal 25 Mei 2009 dan No. Peng-0002/BAI/ CAT/P/Jun-2009 tanggal 1 Juni 2009 untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham kepada Masyarakat sejumlah 450.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp 100 per saham dengan harga penawaran Rp 110 per saham.

The Company obtained an effective statement from PT Bursa Efek Indonesia based onits Decree No. Peng-P-00111/BEI.PSJ/P/05-2009 dated 25 May 2009 and No. Peng-0002/BAI/ CAT/P/Jun-2009 dated 1 June 2009 to conduct the Initial Public Offering of shares consisting of 450,000,000 common shares with par value of Rp 100 per share at offering price of Rp 110 per share.

c. Dewan Komisaris dan Direksi c. Boards of Commissioners and Directors

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:

As of 31 December 2012 and 2011, the composition of the Company’s Boards of Commissioners and Directors were as follow:

2 0 1 2 2 0 1 1 Komisaris Utama Irena Istary Iskandar Irena Istary Iskandar President Commissioner Commissioner Komisaris (Independen) Desti Liliati Desti Liliati (Independent) Direktur Utama Markus Dinarto Pranoto Markus Dinarto Pranoto President Director Direktur Keuangan Finance Director

(Independen) Indah Mulyawan Indah Mulyawan (Independent)

Ruang lingkup Direktur Utama mencakup bidang hukum dan sumber daya manusia, ruang lingkup Direktur Pemasaran mencakup bidang pemasaran dan operasional, dan ruang lingkup Direktur Keuangan (Independen) mencakup bidang keuangan dan akuntansi.

President Director’s scope of authority includes legal and human resources, Marketing Director’s scope of authority includes marketing and operational, and Finance Director’s (Independent) scope of authority includes finance and accounting.

Susunan Komite Audit dan Manajemen Risiko Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

The composition of the Audit and Risk Management Committee as of 31 December 2012 and 2011 were as follows:

2 0 1 2 2 0 1 1 Ketua Desti Liliati Desti Liliati HeadAnggota Emanuel Handoyo Emanuel Handoyo Member Pranadjaja Pranadjaja Anggota Jimmy Cakranegara Jimmy Cakranegara Member

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan mempekerjakan masing-masing sebanyak 570 dan 489 karyawan tetap (Tidak diaudit).

As of 31 December 2012 and 2011, the Company employed a total number of 570 and 489 permanent employees, respectively (Unaudited).

Page 67: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/4 Exhibit E/4

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan a. Basis of Preparation of the Financial Statements

Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“PSAK”), termasuk Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan No VIII.G.7 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” yang terdapat dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. KEP-347/BL/2012 pada tanggal 25 Juni 2012 yang menggantikan Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-554/BL/2010 pada tanggal 30 Desember 2010 tentang Perubahan Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-06/PM/2000 pada tanggal 13 Maret 2000 tentang Perubahan Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan.

The financial statements have been prepared in accordance with the Indonesian Financial Accounting Standards (“PSAK”), which includes the Interpretations of Financial Accounting Standards (“ISAK”) issued by the Financial Accounting Standards Board of Institute of Accountant in Indonesia and Regulations No. VIII.G.7 regarding “Financial Statements Presentation and Disclosure of Public Listed Company” as included in the Decree of the Chairman of the Capital Market and Financial Institution Supervisory Board (Bapepam-LK) No. KEP-347/BL/2012 dated 25 June 2012 which replaced the Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-554/BL/2010 dated 30 December 2010 on the amendment to the Decree of the Chairman of Bapepam No. KEP-06/PM/2000 dated 13 March 2000 concerning Amendment on Regulations No. VIII.G.7 on Financial Statements Presentation Guidelines.

Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan kecuali sebagaimanadiungkapkan pada kebijakan akuntansi dibawah ini.

The financial statements have been prepared on historical cost basis except as disclosed in the accounting policies below.

Laporan keuangan Perusahaan disajikan dalam Indonesia Rupiah (“IDR” atau “Rp”) yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan.

The financial statements of the Company are presented in Indonesian Rupiah (“IDR” or “Rp”) which is the functional currency of the Company.

Perubahan Kebijakan Akuntansi Changes in Accounting Policies Kebijakan akuntansi yang diterapkan konsisten dengan tahun keuangan sebelumnya, kecuali untuk penerapan PSAK dan ISAK baru dan revisi yang berlaku efektif pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan telah dibuat sesuai kebutuhan, sesuai dengan ketentuan transisi yang relevan dalam PSAK dan ISAK masing-masing.

Accounting policies adopted are consistent with those of the previous financial year, except for the adoption of the new and revised PSAKs and ISAKs that became effective on or after 1 January 2012. Changes to the Company’s accounting policies have been made as required, in accordance with the relevant transitional provisions in the respective PSAK and ISAK.

Penerapan PSAK Revisi dan ISAK Baru dan Revisi

Adoption of New and Revised PSAKs and ISAKs

PSAK revisi dan ISAK baru berikut ini, yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai 1 Januari 2012, yang telah diterapkan dan mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan adalah sebagai berikut:

The following new and revised PSAKs and ISAKs, that became effective from annual periods starting 1 January 2012, have been adopted and have significant effects on the financial statements as follows:

Page 68: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/5 Exhibit E/5

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

(Lanjutan) a. Basis of Preparation of the Financial

Statements (Continued) Perubahan Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) Changes in Accounting Policies (Continued) PSAK 24 (Revisi 2010), "Imbalan Kerja",

menggantikan PSAK 24 (Revisi 2004), "Imbalan Kerja", mensyaratkan pengungkapan tambahan untuk memberikan informasi mengenai tren atas aset dan kewajiban dalam program imbalan pasti dan asumsi yang mendasari komponen dari biaya imbalan pasti. Perubahan ini berdampak terhadap penambahan pengungkapan dan perubahan atas pengakuan dan pengukuran, ketika Perusahaan memilih untuk menerapkan opsi baru yang ditawarkan untuk mengakui keuntungan dan kerugian aktuarial di dalam pendapatan komprehensif lainnya.

PSAK 24 (Revised 2010), “Employee Benefits,” which supersedes PSAK 24 (Revised 2004), “Employee Benefits,” requires additional disclosures are made providing information about trends in the assets and liabilities in the defined benefit plans and the assumptions underlying the components of the defined benefit cost. This change has resulted in additional disclosures and recognition and measurement impact, as the Company selected to apply the new option to recognize actuarial gains and losses directly in other comprehensive income.

Perubahan kebijakan akuntansi diakui sesuai dengan ketentuan transisi PSAK 24 (Revisi 2010). Ketentuan transisi ini adalah untuk mengakui saldo keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui pada awal penerapan pernyataan ini akibat dari pendekatan koridor dalam pendapatan komprehensif lain. Dampak transisi atas penerapan PSAK 24 (Revisi 2010) terhadap saldo awal laporan posisi keuangan Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2012 adalah sebagai berikut:

This change in accounting policy was recognized according to the transitional provisions of PSAK 24 (Revised 2010). The transitional provisions is to recognized balance of unrecognized actuarial gain or loss in the beginning of this standard implementation as the effect of corridor approach in other comprehensive income. The effects of the transition to PSAK 24 (Revised 2010) to the Company’s opening statement as of 1 January 2012 is set out in the following table:

Penyesuaian Nilai transisi/ Nilai dilaporkan/ Transitional disesuaikan/ As reported adjustments As adjusted

Aset: Assets:

Aset pajak tangguhan 1.117.621.183 266.022.184 1.383.643.367 Deferred tax assets (Catatan 14c) (Note 14c) Liabilitas: Liabilities:

Kewajiban manfaat Post-employment pasca kerja benefits obligation

(Catatan 15) 4.683.915.066 1.064.088.734 5.748.033.800 (Note 15) Ekuitas: Equity:

Saldo laba – Belum ditentukan Retained earnings - penggunaaannya 61.388.306.747 ( 798.066.550) 60.590.240.197 Unappropriated

Page 69: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/6 Exhibit E/6

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

(Lanjutan) a. Basis of Preparation of the Financial

Statements (Continued) Perubahan Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) Changes in Accounting Policies (Continued) PSAK 60, "Instrumen Keuangan:

Pengungkapan" menggantikan persyaratan pengungkapan dalam PSAK 50, "Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan," mensyaratkan pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan dan sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan tersebut. Pengungkapan baru disertakan di dalam seluruh laporan keuangan. Standar ini diterapkan secara prospektif sesuai dengan ketentuan transisinya. Oleh karena itu, Perusahaan tidak perlu menyajikan informasi komparatif untuk pengungkapan yang disyaratkan oleh standar ini.

PSAK 60, “Financial Instruments: Disclosures,” which supersedes the disclosure requirements of PSAK 50, “Financial Instruments: Presentation and Disclosures,” requires disclosures that enable users of the financial statements to evaluate the significance of our financial instruments and the nature and extent of risks arising from those financial instruments. The new disclosures are included throughout the financial statements. This standard is applied prospectively in accordance with its transitional provisions. Accordingly, the Company does not need to present comparative information for the disclosures required by this standard..

PSAK revisi dan ISAK baru berikut ini, yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai 1 Januari 2012, yang telah diterapkan tetapi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan:

The following relevant revised and new PSAKs and new ISAKs that became effective from annual periods starting 1 January 2012 have been adopted but did not have any significant effect on the financial statements:

PSAK 10 (Revisi 2009), "Pengaruh Perubahan

Kurs Valuta Asing", yang menggantikan PSAK 10 (1994), "Transaksi dalam Mata Uang Asing", PSAK 11 (1994), "Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing", PSAK 52 (1997), "Mata Uang Pelaporan" dan ISAK 4 (1997), "Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs", mengharuskan perusahaan untuk menentukan mata uang fungsional dan mengukur hasil dan posisi keuangan dalam mata uang tersebut. Prosedur translasi ditentukan ketika mata uang presentasi yang digunakan untuk pelaporan berbeda dengan mata uang fungsional Perusahaan.

PSAK 10 (Revised 2009), “The Effects of Foreign Exchange Rates,” which supersedes PSAK 10 (1994), “Transaction in Foreign Currencies”, PSAK 11 (1994), “Translation of Financial Statements in Foreign Currencies”, PSAK 52 (1997), “Reporting Currency” and ISAK 4 (1997), “Allowed Alternative Treatment of Exchange Differences”, requires a company to determine its functional currency and measure its results and financial position in that currency. Translation procedures are specified when the presentation currency used for reporting differs from the Company’s functional currency.

PSAK 16 (Revisi 2011), "Aset Tetap", yang

menggantikan PSAK 16 (Revisi 2007), "Aset Tetap," tidak termasuk didalamnya aset tetap diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58, "Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan "dan pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi dan evaluasi dalam lingkup tersebut. PSAK revisi ini tidak memiliki dampak terhadap laporan keuangan.

PSAK 16 (Revised 2011), “Fixed Assets,” which supersedes PSAK 16 (Revised 2007), “Fixed Assets,” excludes property, plant and equipment classified as held for sale in accordance with PSAK 58, “Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations” and the recognition and measurement of exploration and evaluation assets in its scope. This revised standard had no impact on the financial statements.

Page 70: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/7 Exhibit E/7

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

(Lanjutan) a. Basis of Preparation of the Financial

Statements (Continued) Perubahan Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) Changes in Accounting Policies (Continued) PSAK 30 (Revisi 2011), “Sewa”, yang

menggantikan PSAK 30 (Revisi 2007), “Sewa”, memberikan panduan tambahan untuk elemen tanah dan bangunan dalam perjanjian sewa yang harus diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi secara terpisah, dengan mempertimbangkan sifat tanah pada umumnya memiliki umur ekonomis yang tidak terbatas. PSAK revisi ini tidak memiliki dampak terhadap laporan keuangan.

PSAK 30 (Revised 2011), “Lease”, which supersedes PSAK 30 (Revised 2007), “Lease”, provides additional guidance for land and building elements of a lease agreement which are to be classified as finance leases or operating leases separately, taking into account the nature of the land has an indefinite economic life. This revised standard had no impact on the financial statements.

PSAK 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan”,

yang menggantikan PSAK 46 (1997), “Akuntansi Pajak Penghasilan”, mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan.

PSAK 46 (Revised 2010), “Income Taxes”, which supersedes PSAK 46 (1997), “Accounting for Income Taxes”, prescribe the accounting treatment for income taxes to account for the current and future tax consequences of the future recovery (settlement) of the carrying amount of assets (liabilities) that are recognized in statements of financial position; and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements.

PSAK 50 (Revisi 2011), "Instrumen Keuangan:

Penyajian," yang menggantikan PSAK 50 (Revisi 2006), "Penyajian dan Pengungkapan", memberikan panduan tambahan untuk klasifikasi instrumen keuangan puttable dan kewajiban yang timbul hanya pada saat likuidasi. Beberapa instrumen keuangan yang saat ini memenuhi definisi liabilitas keuangan akan diklasifikasikan sebagai ekuitas karena mereka mewakili kepentingan yang tersisa dalam aset bersih entitas PSAK revisi ini tidak memiliki dampak terhadap laporan keuangan.

PSAK 50 (Revised 2011), “Financial Instruments: Presentation,” which supersedes PSAK 50 (Revised 2006), “Presentation and Disclosures”, provides additional guidance for classification of puttable financial instruments and obligations arising only on liquidation. Some financial instruments that currently meet the definition of a financial liability will be classified as equity because they represent the residual interest in the net assets of the entity. This revised standard had no impact on the financial statements.

Page 71: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/8 Exhibit E/8

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

(Lanjutan) a. Basis of Preparation of the Financial

Statements (Continued) Perubahan Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) Changes in Accounting Policies (Continued)

PSAK 55 (Revisi 2011), "Instrumen Keuangan:

Pengakuan dan Pengukuran", yang menggantikan PSAK 55 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran," memperbolehkan entitas untuk: (1) mengklasifikasikan aset keuangan non-derivatif (selain dari yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi oleh entitas pada saat pengakuan awal) dari kategori nilai wajar melalui laporan laba rugi jika aset keuangan tidak lagi dimiliki untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dalam keadaan tertentu, dan (2) pengalihan dari kategori tersedia untuk dijual ke kategori pinjaman yang diberikan dan piutang. Aset keuangan yang akan memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang (jika aset keuangan belum ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual), jika entitas memiliki maksud dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan di masa mendatang. Revisi standar ini tidak berdampak terhadap laporan keuangan.

PSAK 55 (Revised 2011), “Financial Instruments: Recognition and Measurement,” which supersedes PSAK 55 (Revised 2006), “Financial Instruments: Recognition and Measurement,” permits an entity to: (1) reclassify non-derivative financial assets (other than those designated at fair value through profit or loss by the entity upon initial recognition) out of the fair value through profit or loss category if the financial asset is no longer held for the purpose of selling or repurchasing it in the near term in particular circumstances; and (2) transfer from the available-for-sale category to the loans and receivables category. A financial asset that would have met the definition of loans and receivables (if the financial asset had not been designated as available-for-sale), if the entity has the intention and ability to hold that financial asset for the foreseeable future. This revised standard had no impact on the financial statements.

PSAK 56 (Revisi 2010), “Laba per Saham”,

yang menggantikan PSAK 56 (1999), “Laba per Saham”, memberikan panduan tambahan untuk: (1) laba bersih per saham berdasarkan perhitungan laba atau rugi yang mungkin didistribusikan atau jika disajikan, laba atau rugi pada operasi normal yang berkelanjutan bagi pemegang saham biasa atas entitas induk; (2) kontrak yang dapat diselesaikan dengan saham biasa atau kas; dan (3) opsi jual yang diterbitkan. Revisi standar ini tidak berdampak terhadap laporan keuangan.

PSAK 56 (Revised 2010), “Earnings per Share,” which supersedes PSAK 56 (1999), “Earnings per Share”, provides additional guidance to: (1) earnings per share calculation based on profit or loss which may distributed or if presented, profit or loss on continuing normal operations attributable to ordinary shareholders of the parent entity; (2) contract that can be extinguished by ordinary shares or cash; and (3) written put option. This revised standard had no impact on the financial statements.

Page 72: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/9 Exhibit E/9

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

(Lanjutan) a. Basis of Preparation of the Financial

Statements (Continued) Perubahan Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) Changes in Accounting Policies (Continued) ISAK 25 (2011), “Hak atas Tanah”,

menjelaskan pengakuan atas tanah, yang diklasifikasikan sebagai aset tetap, yang diperoleh melalui hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai. Masalah-masalah spesifik yang ditujukan oleh interpretasi ini adalah: (1) biaya perolehan atas tanah yang diperoleh melalui hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai diakui sesuai dengan PSAK 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”, (2) biaya perolehan tanah tidak didepresiasi kecuali terdapat bukti berlawanan yang mengindikasikan bahwa perpanjangan atau pembaharuan atas hak tersebut tidak memungkinkan, (3) biaya awal untuk memperoleh hak legal terhadap tanah diakui sebagai bagian dari pembiayaan perolehan tanah, dan (4) biaya-biaya yang berkaitan dengan perpanjangan dan pembaharuan hak tersebut diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi berdasarkan umur mana yang terlebih dahulu antara masa atas hak tanah dan masa manfaat ekonomis tanah, sesuai dengan PSAK 19 (Revisi 2010), “Aset Tak Berwujud”

ISAK 25, “Land Rights,” clarifies the recognition of land, classified as property, plant and equipment, acquired through Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan and Hak Pakai. The specific issues addressed by the interpretation are: (1) the cost of land acquired through Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan and Hak Pakai be recognized in accordance with PSAK 16 (Revised 2011), “Fixed Assets,” (2) the cost of the land is not depreciated unless there is evidence to the contrary that indicates extension or renewal of rights are not plausible, (3) the initial cost to obtain legal rights to land is recognized as part of the acquisition cost of the land, and (4) costs associated with extension and renewal of rights is recognized as intangible asset and is amortized over the life of the legal rights or economic useful life of the land, whichever is earlier in accordance with PSAK 19 (Revised 2010), “Intangible Assets.”

Berikut ini adalah PSAK revisi dan baru dan ISAK baru yang berlaku efektif pada tahun 2012 yang tidak relevan dengan Perusahaan:

The following revised and new PSAKs and new ISAKs which became effective in 2012 are not relevant to the Company:

PSAK 13 (Revisi 2011), “Properti Investasi” PSAK 13 (Revised 2011), “Investment

Property” PSAK 18 (Revisi 2010), “Akuntansi dan

Pelaporan Program Manfaat Purnakarya” PSAK 18 (Revised 2010), “Accounting and

Reporting for Retirement Plans” PSAK 26, “Biaya Pinjaman” PSAK 26, “Borrowing Costs” PSAK 28 (Revisi 2010), “Akuntansi Kontrak

Asuransi Kerugian” PSAK 28 (Revised 2010), “Accounting for

Casualty Insurance Contracts” PSAK 33 (Revisi 2010), “Aktivitas Pengupasan

Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum”

PSAK 33 (Revised 2010), “Land Stripping Activities and Environmental Management for General Mining”

PSAK 34 (Revisi 2010), “Kontrak Konstruksi” PSAK 34 (Revised 2010), “Construction Contracts”

PSAK 36 (Revisi 2010), “Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa”

PSAK 36 (Revised 2010), “Accounting for Life Insurance Contract”

PSAK 53, “Pembayaran Berbasis Saham” PSAK 53, “Share-based Payment” PSAK 61, “Akuntansi Hibah Pemerintah dan

Pengungkapan Bantuan Pemerintah” PSAK 61, “Accounting for Government Grant

and Government Assistance Disclosures” PSAK 62, “Kontrak Asuransi” PSAK 62, “Insurance Contract” PSAK 63, “Pelaporan Keuangan dalam

Ekonomi Hiperinflasi” PSAK 63, “Financial Reporting in

Hyperinflationary Economies” PSAK 64, “ Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi

pada Pertambangan Sumber Daya Mineral” PSAK 64, “Exploration for and Evaluation of

Mineral Resources”

Page 73: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/10 Exhibit E/10

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

(Lanjutan) a. Basis of Preparation of the Financial

Statements (Continued) Perubahan Kebijakan Akuntansi (Lanjutan) Changes in Accounting Policies (Continued) ISAK 13, “Lindung Nilai Investasi Neto dalam

Kegiatan Usaha Luar Negeri” ISAK 13, “Hedges of a Net Investment in a

Foreign Operation” ISAK 15, “PSAK 25 – Batas Aset Imbalan Pasti,

Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”

ISAK 15, “PSAK 24 – The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction”

ISAK 16, “Pengungkapan Perjanjian Konsesi Jasa”

ISAK 16, “Service Concession Arrangements: Disclosures”

ISAK 18, “Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi”

ISAK 18, “Government Assistance – No Specific Relation to Operating Activities”

ISAK 19, “Pendekatan Penerapan Penyajian Kembali dalam PSAK 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi”

ISAK 19, "Applying the Restatement Approach under PSAK 63, Financial Reporting in Hyperinflationary Economies”

ISAK 20, “Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya”

ISAK 20, “Income Taxes - Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders”

ISAK 23, “Sewa Operasi – Insentif” ISAK 23, “Operating Lease - Incentives” ISAK 24, “Evaluasi Substansi Beberapa

Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa”

ISAK 24, “Evaluating the Substance of Transactions in the Legal Form of a Lease”

ISAK 26, “Penilaian Ulang Derivatif Melekat” ISAK 26, “Reassessment of Embedded Derivatives”

PSAK baru dan revisi dan ISAK baru yang telah diterbitkan tetapi belum berlaku efektif

New and revised PSAK and new ISAK issued but not yet effective

Perusahaan belum menerapkan PSAK revisi berikut ini yang telah diterbitkan tetapi akan berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2013 atau setelahnya:

The Company has not yet adopted the following revised PSAK that have been issued but will be effective for annual periods beginning on 1 January 2013 or later periods:

PSAK 38 (Revisi 2012), “Kombinasi Bisnis

Entitas Sepengendali” PSAK 38 (Revised 2012), “Business

Combination of Entities Under Common Control”

Perusahaan sedang dalam proses menentukan dampak atas PSAK revisi yang telah diterbitkan tetapi belum berlaku efektif terhadap laporan keuangan.

The Company is in the process of determining the impact of this revised PSAK issued but not yet effective on the financial statements.

b. Kas dan Setara Kas b. Cash and Cash Equivalents

Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung, dikelompokkan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari uang kas, uang yang ditempatkan di bank serta deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman serta tidak dibatasi penggunaannya. Pengakuan dan pengukuran atas kas dan setara kas, lihat Catatan 2c.

The statements of cash flows are prepared using direct method classified into operating, investing and financing activities. Cash and cash equivalents includes cash in hand and in banks and all time deposits which are within 3 (three) months of maturity when acquired and not being used as collateral of loans and not restricted for use. For recognition and measurement of cash and cash equivalents, please refer to Note 2c.

Page 74: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/11 Exhibit E/11

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

c. Aset Keuangan c. Financial Assets

Aset keuangan diakui dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan kontraktual instrumen keuangan

Financial assets are recognized in the statement of financial position when, and only when, the Company becomes a party to the contractual provisions of the financial instrument.

Pengukuran dan pengakuan awal Initial recognition and measurement Ketika aset keuangan diakui pertama kali, aset keuangan tersebut diukur pada nilai wajar, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi langsung yang dapat diatribusikan. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, apabila diizinkan dan jika diperbolehkan dan sesuai, mengevaluasi kembali penetapan tujuan ini pada setiap akhir periode pelaporan.

When financial assets are recognized initially, they are measured at fair value, plus, in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, directly attributable transaction costs. The Company determines the classification of its financial assets at initial recognition and, where allowed and appropriate, re-evaluates this designation at the end of each reporting period.

Aset keuangan perusahaan termasuk kas dan setara kas, piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, piutang lain-lain, agunan yang diambil alih dan uang jaminan sewa sebagai bagian dari asset lain-lain. Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

The company’s financial assets include cash and cash equivalents, finance lease receivables, consumer financing receivables, other receivables, repossessed collaterals and rental deposits as part of other assets. The Company classifies all its financial assets as loans and receivables.

Pengukuran setelah pengakuan awal Subsequent measurement Pinjaman yang diberikan dan piutang merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayarantetap atau yang telah ditentukan yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Pinjaman yang diberikan dan piutang tersebut timbul terutama berasal dari penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan (misalnya piutang usaha), tetapi juga menggabungkan jenis lain dari kontrak aset moneter.

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. They arise principally through the provision of goods and services to customers (e.g. trade receivables), but also incorporate other types of contractual monetary asset.

Aset tersebut dinilai pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai. Keuntungan dan kerugiannya diakui di dalam laporan laba rugi ketika pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, sebagaimana halnya melalui proses amortisasi.

Such assets are carried at amortized cost using the effective interest method less provision for impairment. Gains and losses are recognized in profit or loss when the loans and receivables are derecognized or impaired, as well as through the amortization process.

Penghentian pengakuan Derecognition Suatu aset keuangan dihentikan pengakuannya apabila hak untuk menerima arus kas aset telah berakhir. Pada penghentian suatu aset keuangan secara keseluruhan, selisih antara nilai tercatat dengan jumlah yang akan diterima diakui di dalam laporan laba rugi.

A financial asset is derecognized when the rights to receive cash flows from the asset have expired. On derecognition of a financial asset in its entirety, the difference between the carrying amount and the sum of the consideration received is recognized in profit or loss.

Page 75: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/12 Exhibit E/12

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

c. Aset Keuangan (Lanjutan) c. Financial Assets (Continued)

Pengukuran biaya perolehan diamortisasi Amortized cost measurement Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan adalah jumlah aset keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya.

The amortized cost of financial asset is the amount at which the financial asset is measured at initial recognition, minus principal repayments, plus or minus the cumulative amortization using the effective interest method of any difference between the initial amount recognized and the maturity amount.

d. Akuntansi Pembiayaan Konsumen d. Accounting for Consumer Financing

Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, dan setelah pengakuan awal, dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif (lihat Catatan 2c).

Consumer financing receivables are classified as loans and receivables, and subsequent to initial recognition, are carried at amortized cost using the effective interest method (see Note 2c).

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dan jumlah pokok pembiayaan, yang diakui sebagai pendapatan selama jangka waktu kontrak berdasarkan tingkat suku bunga efektif dari piutang pembiayaan konsumen.

Unearned consumer financing income represents the difference between total installments to be received from the consumer and the principal amount financed, which is recognized as income over the term of the contract based on effective interest rate of the related consumer financing receivable.

Piutang pembiayaan konsumen yang pembayaran angsurannya menunggak lebih dari 90 (sembilah puluh) hari diklasifikasikan sebagai piutang bermasalah dan pendapatan pembiayaan konsumen diakui pada saat pendapatan tersebut diterima (cash basis). Bila terjadi wanprestasi, piutang pembiayaan konsumen dapat diselesaikan dengan menjual kendaraan yang dibiayai oleh Perusahaan, seperti yang dijelaskan pada Catatan 2k.

Consumer financing receivables which installments are overdue for more than 90 (ninety) days are classified as non-performing receivables and the related consumer financing income is recognized only when it is actually collected (cash basis). In the events of default, consumer financing receivables could be settled by selling their motor vehicle that was financed by the Company, as stated in Note 2k.

Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan keuntungan yang timbul diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

Early termination of a contract is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain is recognized in the current year profit or loss.

Piutang pembiayaan konsumen akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 210 (dua ratus sepuluh) hari. Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain pada saat diterima.

Consumer financing receivables will be written-off when they are overdue for more than 210 (two hundred and ten) days. Recoveries from written-off receivables are recognized as other income upon receipt.

Page 76: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/13 Exhibit E/13

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

e. Akuntansi Sewa e. Accounting for Leases

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Leases are classified as finance leases if the leases transfer substansially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased assets. Leases are classified as operating leases if the leases do not transfer substansially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased assets.

Perusahaan mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa bersih. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan sewa pembiayaan. Pengakuan penghasilan sewa pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih Perusahaan sebagai lessor dalam sewa pembiayaan.

The Company recognized assets held under a finance lease in its statement of financial position and present them as a receivable at an amount equal to the net investment in the finance lease. Lease payment receivable is treated as repayment of principal and financing lease income. The recognition of financing lease income based on a pattern reflecting a constant periodic rate of return on the Company’s net investment as a lessor in the financing lease.

f. Pembiayaan Bersama f. Joint Financing

Dalam pembiayaan bersama antara Perusahaan dan penyedia fasilitas pembiayaan bersama, Perusahaan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada konsumen dibandingkan tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian pembiayaan bersama dengan penyedia fasilitas pembiayaan bersama.

In joint financing arrangements between the Company and the joint financing facility provider, the Company has the right to set higher interest rates to the consumers than the interest rates stated in the joint financing agreement with the joint financing provider.

Untuk pembiayaan bersama dengan tanggung renteng (recourse), seluruh jumlah angsuran dari pelanggan dicatat sebagai piutang pembiayaan konsumen, sedangkan kredit yang diberikan oleh penyedia dana dicatat sebagai pinjaman yang diterima (pendekatan bruto). Bunga yang dikenakan kepada pelanggan dicatat sebagai pendapatan pembiayaan konsumen dan bunga yang dikenakan oleh penyedia dana dicatatsebagai beban bunga di laporan laba rugi.

For joint financing with recourse, all consumers’ installments are recorded as consumer financing receivables and the facilities financed by creditors are recorded as borrowings (gross approach). Interests earned from customers are all recorded as consumer financing income while interest charged by creditors are recorded as interest expenses in profit or loss.

Untuk pembiayaan bersama tanpa tanggung renteng (without recourse), hanya porsi jumlah angsuran piutang yang dibiayai Perusahaan yang dicatat sebagai piutang pembiayaan konsumen di laporan posisi keuangan (pendekatan neto). Pendapatan pembiayaan konsumen disajikan di laporan laba rugi setelah dikurangi dengan bagian yang merupakan hak pihak-pihak lain yang berpartisipasi pada transaksi pembiayaan bersama tersebut.

For joint financing without recourse, only the Company’s financing portion of the total installments are recorded as consumer financing receivables in the statement of financial postion (net approach). Consumer financing income is presented in the statement of comprehensive income after deducting the portions belong to parties participated in these joint financing transactions.

Page 77: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/14 Exhibit E/14

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

g. Penurunan Nilai Aset Keuangan g. Impairment of Financial Assets

Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif telah terjadinya penurunan nilai atas aset keuangan Perusahaan. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

At each reporting date, the Company assesses whether there is objective evidence that the Company's financial assets are impaired. Financial assets are impaired when objective evidence demonstrates that a loss event has occurred after the initial recognition of the financial assets, and that the loss event has an impact on the future cash flows on the financial assets that can be estimated reliably.

Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau tunggakan pembayaran oleh debitur, restrukturisasi piutang oleh Perusahaan dengan persyaratan yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, indikasi bahwa debitur akan dinyatakan pailit, atau data yang dapat diobservasi lainnya yang terkait dengan kelompok aset keuangan seperti memburuknya status pembayaran debitur dalam kelompok tersebut, atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.

Objective evidence that financial assets are impaired can include default or delinquency by a borrower, restructuring of a loan or advance by the Company on terms that the Company would not otherwise consider, indications that a borrower will enter bankruptcy, or other observable data relating to a group of assets such as adverse changes in the payment status of borrowers in the group, or economic conditions that correlate with defaults in the group.

Perusahaan menentukan bukti penurunan nilai atas piutang pembiayaan konsumennya secara kolektif karena manajemen yakin bahwa piutang pembiayaan konsumen ini memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa.

The Company determines evidence of impairment for consumer financing receivables at a collective level because the management believes that these consumer financing receivables have similar credit risk characteristics.

Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Perusahaan menggunakan model statistik dari tren historis atas probabilitas wanprestasi, waktu pemulihan kembali dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kredit terkini sedemikian rupa sehingga dapat mengakibatkan kerugian aktual yang jumlahnya akan lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang ditentukan oleh model historis. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian dan waktu yang diharapkan untuk pemulihan di masa datang akan diperbandingkan secara berkala terhadap hasil aktual untuk memastikan estimasi tersebut masih memadai.

In assessing collective impairment, the Company uses statistical modeling of historical trends of the probability of default, timing of recoveries and the amount of loss incurred, adjusted for management's judgment as to whether current economic and credit conditions are such that the actual losses are likely to be greater or less than suggested by historical modeling. Default rates, loss rates and the expected timing of future recoveries are regularly benchmarked against actual outcomes to ensure that they remain appropriate.

Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui menyebabkan kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui laporan laba rugi.

When a subsequent event causes the amount of impairment loss to decrease, the impairment loss is reversed through profit or loss.

Page 78: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/15 Exhibit E/15

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

h. Beban Dibayar Dimuka h. Prepaid Expenses

Beban dibayar di muka dibebankan selama masamanfaat dengan menggunakan metode garis lurus.

Prepaid expenses are amortized over the period of benefits using the straight-line method.

i. Investasi pada Entitas Asosiasi i. Investment in Associates

Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana Perusahaan memiliki pengaruh signifikan, namun tidak mengendalikan, atas kebijakan keuangan dan operasi entitas tersebut. Pengaruh signifikan dianggap ada jika Perusahaan memiliki antara 20% dan 50% dari hak suara entitas lainnya.

Associates are those entities in which the Company has significant influence, but not control, over the financial and operating policies of these entities. Significant influence is presumed to exist when the Company holds between 20% and 50% of the voting power of another entity.

Investasi pada perusahaan anak dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dan pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Biaya atas investasi tersebut meliputi biaya transaksi.

Investments in associates are accounted for using the equity method and are recognized initially at cost. The cost of the investments includes transaction costs.

j. Aset Tetap j. Property and Equipment

Aset tetap pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Sebagaimana harga pembelian, biaya perolehan meliputi biaya yang dapat diatribusikan langsung dan estimasi nilai kini atas biaya pembongkaran dan pemindahan barang-barang di masa depan yang tidak dapat dihindari. Liabilitas yang terkait diakui di dalam provisi.

Property and equipment are initially recognised at cost. As well as the purchase price, cost includes directly attributable costs and the estimated present value of any future unavoidable costs of dismantling and removing items. The corresponding liability is recognised within provisions.

Perusahaan menerapkan model biaya di dalam pengakuan selanjutnya atas aset tetap. Aset tetap diakui sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai.

The Company has applied the cost model in subsequent recognition for its property and equipment. Equipment are recognized at cost less accumulated depreciation and accumulated impairment losses.

Tanah tidak disusutkan. Penyusutan diterapkan terhadap semua aset tetap lainnya sehingga menghapusbukukan nilai tercatat aset tetap selama taksiran masa manfaat ekonomisnya. Penyusutan disajikan dengan tarif sebagai berikut:

Land is not depreciated. Depreciation is provided on all other items of equipment so as to write off their carrying value over their expected useful economic lives. It is provided at the following rates:

Bangunan/Building - 5% per tahun garis lurus/per annum straight line Inventaris kantor/Office equipment - 20% - 25% per tahun garis lurus/per annum straight line Kendaraan/Vehicle - 20% per tahun garis lurus/per annum straight line Beban penyusutan dibebankan ke laporan laba rugi selama periode tahun buku dimana beban tersebut terjadi.

Depreciation expenses are taken to profit or loss during the financial year in which they are incurred.

Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke laporan laba rugi selama periode tahun buku dimana terjadinya beban tersebut.

Repair and maintenance expenses are taken to profit and loss during the financial year in which they are incurred.

Page 79: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/16 Exhibit E/16

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

j. Aset Tetap (Lanjutan) j. Property and Equipment (Continued)

Nilai sisa, masa manfaat dan metode penyusutan ditelaah pada tiap akhir periode pelaporan, dan disesuaikan secara prospektif, sesuai dengan keadaan.

The residual value, useful life and depreciation method are reviewed at the end of each reporting period, and adjusted prospectively, if appropriate.

Ketika terdapat indikasi penurunan nilai, nilai tercatat aset dinilai dan segera dicatat berdasarkan jumlah terpulihkan.

Where an indication of impairment exists, the carrying amount of the asset is assessed and written down immediately to its recoverable amount.

Keuntungan atau kerugian atas pelepasan aset tetap ditentukan dengan membandingkan penerimaan dengan nilai tercatat dan dicatat ke dalam laporan laba rugi.

Gains or losses on disposal are determined by comparing proceeds with the carrying amount and are included in profit or loss.

k. Agunan yang Diambil Alih k. Repossesed Collaterals

Agunan yang diambil alih sehubungan denganpenyelesaian piutang pembiayaan konsumendinyatakan berdasarkan nilai terendah antara nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen terkait atau nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih. Selisih antara nilai tercatat dan nilai realisasi bersih dicatat sebagai penyisihan penurunan nilai atas agunan yang diambil alih dan dibebankan pada laba rugi.

Repossessed collaterals acquired in conjunction with settlement of consumer financing receivables is stated at the lower of related consumer financing receivables’ carrying value or net realizable value of repossessed assets. The difference between the carrying value and the net realizable value is recorded as provision for decline in value of repossessed assets and is charged to profit or loss.

Perusahaan menerima kendaraan dari konsumen dan membantu untuk menjual kendaraan tersebut sehingga konsumen dapat melunasi utang pembiayaan konsumennya.

The Company revceives motor vehicles from customers and assists them in selling their motor vehicles so that the customers are able to settle their consumer financing payables.

Beban sehubungan dengan perolehan dan pemeliharaan agunan yang diambil alih tersebut dibebankan pada saat terjadinya.

Expenses in relation with the acquisition and maintenance of those repossessed collaterals are charged as incurred.

Konsumen memberi kuasa kepada Perusahaan untuk menjual agunan yang diambil alih ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian piutang pembiayaan konsumen bila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian pembiayaan. Konsumen berhak atas selisih lebih antara nilai penjualan dengan saldo piutang pembiayaan konsumen. Jika terjadi selisih kurang, kerugian yang terjadi dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

In case of default, the consumer gives the Company the right to sell the repossessed assets or take any other actions to settle the outstanding receivables. The consumers are entitled to the excess between the proceeds from sales of repossessed assets and the outstanding consumer financing receivables. In the event of shortage, the resulting loss is charged to the current year profit or loss.

l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (Tidak

Termasuk Aset Pajak Tangguhan) l. Impairment of Non-Financial Assets (Excluding

Deferred Tax Assets) Perusahaan menilai pada tiap tanggal pelaporan apakah terdapat indikasi penurunan nilai pada aset. Apabila terdapat indikasi penurunan nilai, atau ketika penilaian penurunan nilai bagi aset secara tahunan disyaratkan, Perusahaan membuat estimasi nilai terpulihkan aset.

The Company assesses at each reporting date whether there is any indication that an asset may be impaired. If any such indication exists, or when annual impairment assessment for an asset is required, the Company makes an estimate of the asset's recoverable amount.

Page 80: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/17 Exhibit E/17

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

l. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (Tidak

Termasuk Aset Pajak Tangguhan) (Lanjutan) l. Impairment of Non-Financial Assets (Excluding

Deferred Tax Assets) (Continued) Suatu nilai terpulihkan aset lebih tinggi dibandingkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset atau unit penghasil kas dan nilai pakainya dan ditentukan sebagai suatu asetindividual, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset lain. Di dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas yang diharapkan diperoleh dari aset didiskontokan terhadap nilai kininya dengan menggunakan suku bunga diskon sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini terhadap nilai waktu uang dan risiko spesifik aset. Di dalam menilai nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, dibutuhkan model penilaian yang tepat.

An asset's recoverable amount is the higher of an asset's or cash-generating unit's fair value less costs to sell and its value in use and is determined for an individual asset, unless the asset does not generate cash inflows that are largely independent of those from other assets. In assessing value in use, the estimated future cash flows expected to be generated by the asset are discounted to their present value using a pre-tax discount rate that reflects current market assessments of the time value of money and the risks specific to the asset. In assessing fair value less costs to sell, an appropriate valuation model is used.

Ketika nilai tercatat aset melebihi nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dicatat sebesar nilai terpulihkan. Kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi kecuali aset yang relevan dinilai pada jumlah yang direvaluasi, yang dalam hal ini kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai penurunan revaluasi.

Where the carrying amount of an asset exceeds its recoverable amount, the asset is written down to its recoverable amount. Impairment losses are recognized in profit or loss unless the relevant asset is carried at a revalued amount, in which case the impairment loss is treated as a revaluation decrease.

Suatu penilaian dilakukan pada setiap tanggal pelaporan apabila terdapat segala indikasi bahwa kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya sudah tidak ada lagi atau mengalami penurunan. Suatu kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya, dipulihkan nilainya jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan nilai terpulihkan aset sejak pengakuan terakhir kerugian penurunan nilai. Apabila demikian kondisinya, nilai tercatat aset meningkat pada jumlah terpulihkannya. Kenaikan tersebut tidak dapat melebihi nilai tercatat yang telah ditentukan, setelah dikurangi penyusutan, tidak ada kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya. Pemulihan nilai tersebut diakui di dalam laporan laba rugi kecuali aset tersebut diukur pada jumlah revaluasian, yang dalam hal ini diperlakukan sebagai kenaikan revaluasi.

An assessment is made at each reporting date as to whether there is any indication that previously recognized impairment losses may no longer exist or may have decreased. A previously recognized impairment loss is reversed only if there has been a change in the estimates used to determine the asset's recoverable amount since the last impairment loss was recognized. If that is the case, the carrying amount of the asset is increased to its recoverable amount. That increase cannot exceed the carrying amount that would have been determined, net of depreciation, had no impairment loss been recognized previously. Such reversal is recognized in profit or loss unless the asset is measured at revalued amount, in which case the reversal is treated as a revaluation increase.

m. Liabilitas Keuangan m. Financial Liabilities

Liabilitas keuangan diakui di dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan menjadi bagian ketentuan kontraktual instrumen keuangan. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

Financial liabilities are recognized in the statement of financial position when, and only when, the Company becomes a party to the contractual provisions of the financial instrument. The Company determines the classification of its financial liabilities at initial recognition.

Page 81: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/18 Exhibit E/18

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

m. Liabilitas Keuangan (Lanjutan) m. Financial Liabilities (Continued)

Pada saat pengakuan awal, seluruh liabilitas keungan Perusahaan dikelompokkan sebagai liabilitas keuangan lainnya.

At initial recognition, all of the Company’s financial liabilities are classified as other financial liabilities.

Liabilitas keuangan lainnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya, dan melalui proses amortisasi.

Other financial liabilities are subsequently measured at amortized cost, using the effective interest method. Gains and losses are recognized in profit and loss when the liabilities are derecognized, and through the amortization process.

Yang termasuk liabilitas keuangan lainnya adalah sebagai berikut:

Other financial liabilities include the following items:

i. Pinjaman bank pada awalnya diakui sebesar

nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang secara langsung terkait dengan penerbitan instrumen. Liabilitas tersebut selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, yang memastikan bahwa setiap beban bunga sampai dengan pembayaran adalah pada tingkat yang konstan atas saldo dari liabilitas yang disajikan dalam laporan posisi keuangan. Beban bunga dalam konteks ini meliputi biaya transaksi awal dan premi yang dibayarkan pada jatuh tempo, serta utang bunga atau kupon dibayar ketika liabilitas tersebut belum dilunasi.

i. Bank borrowings are initially recognized at fair value net of any transaction costs directly attributable to the issue of the instrument. Such interest bearing liabilities are subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method, which ensures that any interest expense over the period to repayment is at a constant rate on the balance of the liability carried in the statement of financial position. Interest expense in this context includes initial transaction costs and premium payable on redemption, as well as any interest or coupon payable while the liability is outstanding.

ii. Akrual, pada awalnya diakui sebesar nilai

wajar dan selanjutnya dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif.

ii. Accruals, which are initially recognised at fair value and subsequently carried at amortised cost using the effective interest method.

Sebuah liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban atas liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau berakhir. Ketika sebuah liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau ketentuan liabilitas keuangan yang ada secara substansial dimodifikasi, maka pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat yang terkait diakui dalam laporan laba rugi.

A financial liability is derecognized when the obligation under the liability is discharged or cancelled or expires. When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as a derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized in profit or loss.

Page 82: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/19 Exhibit E/19

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

n. Imbalan Kerja n. Employee Benefits

Imbalan Pasca Kerja - Program imbalan pasti Post-employment Benefits - Defined benefit

plans

Sesuai dengan Undang-undang Tenaga Kerja yang berlaku di Indonesia, perusahaan yang beroperasi di Indonesia menyelenggarakan program imbalan pasti manfaat pasca kerja kepada para karyawannya.

In accordance with the relevant Labour Law prevailing in Indonesia, the company provides defined benefit post-employment benefits to their employees.

Penyisihan imbalan pasca-kerja ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan asumsi aktuarial dibebankan atau dikreditkan sebagai pendapatan komprehensif lainnya pada periode di mana mereka timbul. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi vested, dan sebaliknya akan diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

Provision for post-employment benefits is determined using the projected unit credit method. Actuarial gains and losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions are charged or credited to other comprehensive income in the period in which they arise. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on the straight-line method over the average period until the benefits become vested.

Kewajiban imbalan pasca kerja yang diakui dalam laporan posisi keuangan sehubungan dengan program pensiun imbalan pasti adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada akhir periode pelaporan dikurangi dengan nilai wajar aset program, serta disesuaikan dengan biaya jasa lalu yang belum diakui.

The pension benefit obligations recognized in the statement of financial position in respect of defined benefit pension plans is the present value of the defined benefit obligation at the end of the reporting period less the fair value of plan assets, together with adjustments for unrecognised past-service costs.

Imbalan kerja jangka pendek Short-term employee benefits Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.

Short-term employee benefits are recognized when they are owed to the employees based on an accrual method.

o. Pengakuan Pendapatan dan Beban o. Revenue and Expense Recognition

o.1. Pendapatan Pembiayaan Konsumen dan

Sewa Pembiayaan, Pendapatan Bunga dan Beban Bunga

o.1. Consumer Financing Income and Finance Lease, Interest Income and Interest Expense

Pendapatan pembiayaan konsumen, sewa pembiayaan, pendapatan bunga dan beban bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Consumer financing income, finance lease, interest income and interest expenses are recognized using the effective interest method.

Page 83: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/20 Exhibit E/20

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

o. Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan) o. Revenue and Expense Recognition (Continued)

o.1. Pendapatan Pembiayaan Konsumen dan

Sewa Pembiayaan, Pendapatan Bunga dan Beban Bunga (Lanjutan)

o.1. Consumer Financing Income and Finance Lease, Interest Income and Interest Expense (Continued)

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran dan penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian di masa mendatang.

The effective interest rate is the rate that exactly discounts the estimated future cash payments and receipts through the expected life of the financial asset or financial liability (or, where appropriate, a shorter period) to the carrying amount of the financial asset or financial liability. When calculating the effective interest rate, the Company estimates future cash flows considering all contractual terms of the financial instrument, but not future credit losses.

Perhitungan suku bunga efektif mencakup seluruh biaya dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, termasuk biaya transaksi.

The calculation of the effective interest rate includes all fees and points paid or received that are an integral part of the effective interest rate, including transaction costs.

o.2. Pendapatan Lain-lain o.2. Other Income

Pendapatan administrasi diakui pada saat perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani.

Administration income is recognized at the time the consumer financing contracts are signed.

Pendapatan denda keterlambatan dan pinalti diakui pada saat denda keterlambatan dan pinalti diterima.

Late charges and penalty income are recognized when the late charges and penalty are received.

o.3. Beban o.3. Expenses

Beban diakui dengan metode akrual. Expenses are recognized on an accrual

basis.

p. Perpajakan p. Taxation Pajak kini Current tax Aset dan/atau liabilitas pajak kini terdiri dari kewajiban kepada, atau klaim dari kantor pelayanan pajak terkait dengan periode kini dan periode sebelumnya pelaporan yang belum dibayar pada tanggal laporan posisi keuangan. Aset dan/atau liabilitas pajak kini dihitung sesuai dengan tarif pajak dan ketentuan perpajakan yang berlaku pada periode fiskal yang terkait, berdasarkan laba kena pajak periode berjalan. Semua perubahan aset atau liabilitas pajak kini diakui sebagai komponen beban pajak penghasilan di dalam laporan laba rugi komprehensif.

Current income tax assets and/or liabilities comprise those obligations to, or claims from, tax authorities relating to the current or prior reporting period, that are unpaid at the statement of financial position date. They are calculated according to the tax rates and tax laws applicable to the fiscal periods to which they relate, based on the taxable profit for the period. All changes to current tax assets or liabilities are recognized as a component of income tax expense in the statement of comprehensive income.

Page 84: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/21 Exhibit E/21

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

p. Perpajakan (Lanjutan) p. Taxation (Continued)

Pajak tangguhan Deferred tax Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui bagi perbedaan temporer antara basis komerial dan basis fiskal aset dan liabilitas pada setiap tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan diakui bagi seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yang memiliki kemungkinan tersedianya laba kena pajak di masa depan terhadap perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yang dapat diutilisasi. Liabilitas pajak tangguhan diakui bagi seluruh perbedaan kena pajak temporer. Manfaat pajak di masa depan, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan juga diakui apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.

Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and the tax bases of assets and liabilities at each reporting date. Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the deductible temporary difference can be utilized. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences. Future tax benefits, such as the carry-forward of unused tax losses, are also recognized to the extent that realization of such benefits is probable.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal laporan posisi keuangan dan diturunkan apabila jumlah laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan yang belum diakui diukur kembali pada setiap tanggal laporan posisi keuangan dan diakui apabila terdapat kemungkinan pendapatan kena pajak di masa depan memulihkan aset pajak tangguhan.

The carrying amount of deferred tax assets is reviewed at each statement of financial position date and reduced to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable profit will be available to allow all or part of the deferred tax asset to be utilized. Unrecognized deferred tax assets are reassessed at each statement of financial position date and are recognized to the extent that it has become probable that future taxable income will allow the deferred tax asset to be recovered.

Jumlah aset atau liabilitas ditentukan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial berlaku pada tanggal pelaporan dan diharapkan berlaku pada saat liabilitas/(aset) pajak tangguhan diselesaikan/(dipulihkan).

The amount of the asset or liability is determined using tax rates that have been enacted or substantively enacted by the reporting date and are expected to apply when the deferred tax liabilities/(assets) are settled/(recovered).

Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus apabila Perusahaan memiliki hak berkekuatan hukum untuk saling hapus antara aset dan liabilitas pajak kini.

Deferred tax assets and liabilities are offset when the Company has a legally enforceable right to offset current tax assets and liabilities.

Perpajakan lainnya Other taxation matters Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima dan/atau, jika mengajukan keberatan dan/atau banding oleh Perusahaan, ketika hasil dari keberatan dan/atau banding tersebut telah ditetapkan.

Amendments to tax obligations are recorded when an assessment letter is received and/or, if objected to and/or appealed against by the Company, when the result of the objection and/or appeal is determined.

q. Laba Bersih per Saham q. Earnings per Share

Pada tanggal laporan posisi keuangan, laba bersih per saham dihitung berdasarkan laba bersih dibagi dengan jumlah rata-rata tertimbang dari modal saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh.

At statement of financial position date, basic earnings per share is computed by dividing the net profit by the weighted average number of shares issued and fully paid.

Page 85: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/22 Exhibit E/22

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

r. Provisi r. Provision

Provisi diakui ketika Perusahaan memiliki kewajiban legal maupun konstruktif sebagai hasil peristiwa lalu, yaitu kemungkinan besar arus keluar sumber daya ekonomi diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dan suatu estimasi terhadap jumlah dapat dilakukan.

Provisions are recognized when the Company has a legal or constructive obligation as a result of past events, it is more likely than not that an outflow of resources will be required to settle the obligation and a reliable estimate of the amount can be made.

Provisi ditelaah pada akhir tiap periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik. Apabila tidak ada lagi kemungkinan arus keluar sumber daya ekonomi diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban, maka provisi tersebut dipulihkan.

Provisions are reviewed at the end of each reporting period and adjusted to reflect the current best estimate. If it is no longer probable that an outflow of economic resources will be required to settle the obligation, the provision is reversed.

Apabila dampak nilai waktu uang adalah material, maka provisi didiskontokan dengan menggunakan tarif sebelum pajak, jika lebih tepat, untuk mencerminkan risiko spesifik liabilitas. Ketika pendiskontoan digunakan, kenaikan provisi terkait dengan berlalunya waktu diakui sebagai beban keuangan.

If the effect of the time value of money is material, provisions are discounted using a current pre tax rate that reflects, where appropriate, the risk specific to the liability. When discounting is used, the increase in the provision due to the passage of time is recognized as a finance cost.

s. Transaksi dan Penjabaran Mata Uang Asing s. Foreign Currency Transactions and

translations Transaksi di dalam mata uang asing diukur dengan mata uang fungsional Perusahaan dan dicatat pada tanggal awal pengakuan mata uang fungsional pada kurs nilai tukar yang mendekati tanggal transaksi. Aset dan liabilitas moneter dinyatakan dalam mata uang asing yang dijabarkan pada kurs nilai tukar pada akhir periode pelaporan. Item-item non moneter yang diukur pada biaya historis di dalam mata uang asing dijabarkan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal transaksi awal. Item-item non moneter yang diukur pada nilai wajar di dalam mata uang asing dijabarkan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal di mana nilai wajar ditentukan.

Transactions in foreign currencies are measured in the functional currency of the Company and recorded on initial recognition in the functional currency at exchange rates approximating those ruling at the transaction dates. Monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are translated at the rate of exchange ruling at the end of the reporting period. Non-monetary items that are measured in terms of historical cost in a foreign currency are translated using the exchange rates as at the dates of the initial transactions. Non-monetary items measured at fair value in a foreign currency are translated using the exchange rates at the date when the fair value was determined.

Selisih nilai tukar yang timbul dari penyelesaian item-item moneter atau pada item-item non moneter yang dijabarkan atau pada item-item moneter yang dijabarkan pada akhir periode pelaporan, diakui di dalam laporan laba rugi.

Exchange differences arising on the settlement of monetary items or on translating monetary items at the end of the reporting period are recognized in profit and loss.

Page 86: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/23 Exhibit E/23

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

t. Pihak Berelasi t. Related Parties

Untuk tujuan penyajian laporan keuangan ini, suatu pihak disebut sebagai pihak berelasi terhadap Perusahaan, apabila:

For the purposes of these financial statements, a party is considered to be related to the Company if:

i. entitas tersebut, baik secara langsung

maupun tak langsung melalui satu atau lebih perantara, untuk mengendalikan Perusahaan atau melakukan pengaruh signifikan terhadap Perusahaan di dalam membuat keputusan kebijakan keuangan dan operasional, atau memiliki pengendalian bersama terhadap Perusahaan;

i. the party has the ability, directly or indirectly through one or more intermediaries, to control the Company or exercise significant influence over the Company in making financial and operating policy decisions, or has joint control over the Company;

ii. Perusahaan dan entitas tersebut adalah subjek pengendalian bersama;

ii. the Company and the party are subject to common control;

iii. entitas tersebut adalah entitas asosiasi Perusahaan atau ventura bersama di mana Perusahaan adalah venturer;

iii. the party is an associate of the group or a joint venture in which the Company is a venturer;

iv. pihak tersebut adalah anggota personel manajemen kunci atau anggota keluarga dekat individu yang bersangkutan, atau merupakan entitas di bawah pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan Perusahaan;

iv. the party is a member of the key management personnel of the Company or a close family member of such an individual, or is an entity under the control, joint control or significant influence of the Company;

v. pihak tersebut adalah anggota keluarga dekat pihak yang disebut pada butir (i) atau merupakan entitas di bawah pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan individu tersebut; atau

v. the party is a close family member of a party referred to in (i) or is an entity under the control, joint control or significant influence of such individuals; or

vi. pihak tersebut merupakan program imbalan pasca kerja yang merupakan manfaat karyawan atau merupakan entitas yang berelasi dengan pihak berelasi dengan Perusahaan.

vi. the party is a post-employment benefit plan which is for the benefit of employees of the Company or of any entity that is a related party of the Company.

Anggota keluarga dekat merupakan individu anggota keluarga yang diharapkan mempengaruhi, atau dipengaruhi oleh orang, dalam hubungan mereka dengan entitas.

Close family members of an individual are those family members who may be expected to influence, or be influenced by, that individual in their dealings with the entity.

u. Segmen Operasi u. Operating Segments

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama, yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebutdan menilai kinerjanya, dan tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Hasil segmen yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional termasuk hal-hal yang dapat diatribusikan secara langsung kepada segmen dan juga yang dapat dialokasikan dengan basis yang wajar.

An operating segment is a component of the entity that engages in business activities from which it may earn revenues and incur expenses, including revenues and expenses that relate to transactions with any if the entity’s components, whose operating results are reviewed regularly by the chief operating decision maker to make decisions about resources allocated to the segment and assess its performance, and for which discrete financial information is available. Segment results that are reported to the chief operating decision maker include items directly attributable to a segment as well as those that can be allocated on a reasonable basis.

Page 87: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/24 Exhibit E/24

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

u. Segmen Operasi (Lanjutan) u. Operating Segments (Continued)

Perusahaan menentukan dan menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang secara internal diberikan kepada pengambilan keputusan operasional.

The Company determines and presents operating segments based on the information that internally is provided to the chief operating decision maker.

v. Kontinjensi v. Contigencies

Liabilitas kontinjensi tidak diakui di dalam laporan keuangan. Liabilitas kontinjensi diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan kecuali kemungkinan arus keluar sumber daya ekonomi adalah kecil.

Contingent liabilities are not recognized in the financial statements. They are disclosed in the notes to the financial statements unless the possibility of an outflow of resources embodying economic benefits is remote.

Aset kontinjensi tidak diakui di dalam laporan keuangan, namun diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan jika terdapat kemungkinan suatu arus masuk manfaat ekonomis mengalir ke dalam entitas.

Contingent assets are not recognized in the financial statements but are disclosed in the notes to the financial statements when an inflow of economic benefits is probable.

w. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan w. Events After the Reporting Period

Peristiwa setelah periode pelaporan menyajikan bukti kondisi yang terjadi pada akhir periode pelaporan (peristiwa penyesuai) yang dicerminkan di dalam laporan keuangan.

Events after the reporting period that provide evidence of conditions that existed at the end of the reporting period (adjusting events) are reflected in the financial statements.

Peristiwa setelah periode pelaporan yang bukan merupakan peristiwa penyesuai, diungkapkan di dalam catatan laporan keuangan bila material.

Events after the reporting period that are not adjusting events are disclosed in the notes to the financial statements when material.

x. Hirarki Pengukuran Nilai Wajar x. Fair Value Measurement Hierarchy

Perusahaan mengukur nilai wajar dengan menggunakan hirarki dari metode berikut ini:

The Company measures fair values using the following hierarchy of methods:

i. Harga kuotasi di pasar yang aktif untuk

instrumen keuangan yang sejenis. (Tingkat 1)

i. Quoted market price in an active market for an identical instrument. (Level 1)

ii. Teknik penilaian berdasarkan input yang dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen keuangan yang dinilai dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen yang sejenis; harga kuotasi untuk instrumen keuangan yang sejenis di pasar yang kurang aktif; atau teknik penilaian lainnya dimana seluruh input signifikan yang digunakan dapat diobservasi secara langsung ataupun tidak langsung dari data yang tersedia di pasar. (Tingkat 2)

ii. Valuation techniques based on observable inputs. This category includes instruments valued using quoted market prices in active markets for similar instruments; quoted prices for similar instruments in markets that are considered less than active; or other valuation techniques where all significant inputs are directly or indirectly observable from market data. (Level 2)

Page 88: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/25 Exhibit E/25

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

x. Hirarki Pengukuran Nilai Wajar (Lanjutan) x. Fair Value Measurement Hierarchy (Continued)

iii. Teknik penilaian yang menggunakan input

signifikan yang tidak dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah semua instrumen dimana teknik penilaiannya menggunakan input yang bukan merupakan data yang dapat diobservasi dan input yang tidak dapat diobservasi tersebut dapat memiliki dampak signifikan terhadap penilaian instrumen keuangan. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasi untuk instrumen yang sejenis dimana terdapat penyesuaian signifikan yang tidak dapat diobservasi atau asumsi-asumsi yang diperlukan untuk mencerminkan selisih antara instrumen keuangan yang diperbandingkan. (Tingkat 3)

iii. Valuation techniques using significant unobservable inputs. This category includes all instruments where the valuation technique includes inputs not based on observable data and the unobservable inputs could have a significant effect on the instrument's valuation. This category includes instruments that are valued based on quoted prices for similar instruments where significant unobservable adjustments or assumptions are required to reflect differences between the instruments. (Level 3)

Tingkat hirarki nilai wajar di mana aset keuangan atau liabilitas keuangan dikategorikan, ditentukan atas dasar input tingkat terendah yang signifikan untuk pengukuran nilai wajar. Aset keuangan dan kewajiban keuangan diklasifikasikan secara keseluruhan menjadi hanya satu dari tiga tingkatan.

The level in the fair value hierarchy within which the financial asset or financial liability is categorized, is determined on the basis of the lowest level input that is significant to the fair value measurement. Financial assets and financial liabilities are classified in their entirety into only one of the three levels.

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI SIGNIFIKAN

3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGEMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS

Penyajian laporan keuangan Perusahaan memerlukan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan liabilitas kontinjensi pada tanggal pelaporan. Namun demikian, ketidakpastian tentang asumsi dan estimasi ini dapat mengakibatkan hasil penyesuaian materi untuk nilai buku aset atau liabilitas yang berpengaruh pada periode di masa depan.

The preparation of the Company’s financial statements requires management to make judgements, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenue, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the reporting date. However, uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that could require a material adjustment to the carrying amount of the asset or liability affected in future periods.

a. Pertimbangan di Dalam Penerapan Kebijakan

Akuntansi a. Judgements Made in Applying Accounting

Policies Di dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, manajemen telah melakukan pertimbangan-pertimbangan, terpisah dari masalah estimasi, yang memiliki dampak signifikan terhadap jumlah yang diakui di dalam laporan keuangan:

In the process of applying the Company's accounting policies, management has made the following judgements, apart from those involving estimations, which have the most significant effect on the amounts recognized in the financial statements:

Page 89: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/26 Exhibit E/26

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGEMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (Continued)

a. Pertimbangan di Dalam Penerapan Kebijakan

Akuntansi (Lanjutan) a. Judgements Made in Applying Accounting

Policies (Continued) i. Pajak penghasilan i. Income Taxes

Perusahaan memiliki eksposur atas pajak penghasilan. Pertimbangan signifikan dilakukan di dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan. Ada beberapa transaksi dan komputasi di mana penentuan akhir perpajakan adalah tidak pasti didalam kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitias atas isu pajak yang diharapkan berdasarkan estimasi apakah penambahan pajak akan jatuh tempo. Pada saat hasil final perpajakan berbeda dari jumlah yang sebelumnya diakui, maka selisih tersebut akan berdampak pada pajak penghasilan kini dan provisi pajak tangguhan di dalam periode dimana penentuan tersebut dibuat. Jumlah tercatat liabilitas pajak kini dan aset pajak tangguhan Perusahaan bersih pada akhir periode pelaporan adalah Rp 3.791.662.876 dan Rp 1.607.089.668 untuk tahun-tahun yang berakhir masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011.

The Company has exposure to income taxes. Significant judgement is involved in determining the provision for income taxes. There are certain transactions and computations for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Company recognizes liabilities for expected tax issues based on estimates of whether additional taxes will be due. Where the final tax outcome of these matters is different from the amounts that were initially recognized, such differences will impact the current income tax and deferred tax provisions in the period in which such determination is made. The carrying amounts of the Company's current income tax liabilities and net deferred tax assets at the end of the reporting period were approximately Rp 3,791,662,876 and Rp 1,607,089,668 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.

ii. Penentuan Mata Uang Fungsional ii. Determination of Functional Currency

Dalam menentukan mata uang fungsional Perusahaan, penilaian diperlukan untuk menentukan mata uang yang terutama mempengaruhi seluruh transaksi jasa yang diberikan dan biaya yang dikeluarkan Perusahaan.

In determining the functional currency of the Company, an assessment is required to determine the currency that mainly affects the entire transaction services rendered and costs of the Company.

iii. Penilaian Instrumen Keuangan iii. Valuation of Financial Instrument

Nilai wajar dari aset keuangan dan kewajiban keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif didasarkan pada kuotasi harga pasar. Untuk seluruh instrumen keuangan lainnya, Perusahaan menentukan nilai wajar menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian termasuk model nilai tunai dan arus kas yang didiskontokan, dan perbandingan dengan instrumen yang sejenis dimana terdapat harga pasar yang dapat diobservasi.

Fair values of financial assets and financial liabilities that are traded in active markets are based on quoted market prices. For all other financial instruments, the Company determines fair values using valuation techniques. Valuation techniques include net present value and discounted cash flow models, and comparison to similar instruments for which market observable prices exist.

Page 90: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/27 Exhibit E/27

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGEMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (Continued)

a. Penilaian dalam menerapkan kebijakan

akuntansi (Lanjutan) a. Judgements made in applying accounting

policies (Continued)

iii. Penilaian Instrumen Keuangan (Lanjutan) iii. Valuation of Financial Instrument(Continued)

Asumsi dan input yang digunakan dalam teknik penilaian dapat termasuk suku bunga bebas risiko (risk-free) dan suku bunga acuan, credit spread dan variabel lainnya yang digunakan dalam mengestimasi tingkat diskonto, harga obligasi, kurs mata uang asing, serta tingkat kerentanan dan korelasi harga yang diharapkan. Tujuan dari teknik penilaian adalah penentuan nilai wajar yang mencerminkan harga dari instrumen keuangan pada tanggal pelaporan yang akan ditentukan oleh para partisipan di pasar dalam suatu transaksi yang wajar.

Assumptions and inputs used in valuation techniques may include risk-free and benchmark interest rates, credit spreads and other premia used in estimating discount rates, bond prices, foreign currency exchange rates, and expected price volatilities and correlations. The objective of valuation techniques is to arrive at a fair value determination that reflects the price of the financial instrument at the reporting date that would have been determined by market participants acting at arm’s length.

b. Sumber Utama Ketidakpastian Estimasi b. Key Sources of Estimation Uncertainty

Asumsi utama berkenaan dengan sumber utama dan sumber lainnya ketidakpastian estimasi di masa depan, yang memiliki risiko signifikan yang dapat menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas pada tahun buku mendatang, didiskusikan di bawah.

The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the end of the reporting period, that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are discussed below.

i. Masa Manfaat Aset Tetap i. Useful Lives of Property and Equipment

Biaya aset tetap disusutkan dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap. Manajemen memperkirakan masa manfaat aset tetap adalah 4 – 20 tahun. Hal ini sesuai taksiran masa manfaat yang umum diaplikasikan pada industri. Perubahan tingkat yang diharapkan dalam penggunaan dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat peralatan dan nilai sisa atas aset-aset tersebut, oleh karena itu, biaya penyusutan di masa yang akan datang dapat saja berubah. Nilai tercatat aset tetap pada akhir periode pelaporan diungkapkan dalam Catatan 9 atas laporan keuangan.

The cost of property and equipment is depreciated on a straight-line basis over the assets’ estimated useful economic lives. Management estimates the useful lives of these equipment is 4 - 20 years. These are common life expectancies applied in the industry. Changes in the expected level of usage and technological developments could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, therefore, future depreciation charges could be revised. The carrying amount of the Company's property and equipment at the end of the reporting period is disclosed in Note 9 to the financial statements.

Page 91: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/28 Exhibit E/28

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGEMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (Continued)

b. Sumber Utama Ketidakpastian Estimasi b. Key Sources of Estimation Uncertainty

ii. Aset Pajak Tangguhan ii. Deferred Tax Assets

Aset pajak tangguhan diakui untuk semua kerugian fiskal yang belum dipergunakan yang memiliki kemungkinan tersedianya laba kena pajak terhadap kerugian yang dapat dikurangkan akan dapat diutilisasi. Pertimbangan manajemen yang signifikan diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan perbedaan temporer dan tingkat laba fiskal di masa depan bersama-sama dengan strategi perencanaan pajak masa depan.

Deferred tax assets are recognized for all unused tax losses to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the losses can be utilized. Significant management judgement is required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and level of future taxable profits together with future tax planning strategies.

Nilai tercatat aset pajak tangguhan Perusahaan pada akhir periode pelaporan diungkapkan dalam catatan 14c atas laporan keuangan.

The carrying amount of the company’s deferred tax assets at the end of reporting period in disclosed in Note 14c to the financial statement.

iii. Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai Aset

Keuangan iii. Allowance for Impairment Losses of

Financial Assets

Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan di Catatan 2g.

Financial assets accounted for at amortized cost are evaluated for impairment on a basis described in Note 2g.

Evaluasi penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif mencakup kerugian kredit yang melekat pada portofolio piutang pembiayaan konsumen dengan karakteristik ekonomi yang serupa ketika terdapat bukti obyektif bahwa telah terjadi penurunan nilai piutang dalam portofolio tersebut, namun penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menentukan perlunya untuk membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit, dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi penyisihan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman historis dan keadaan ekonomi saat ini. Ketepatan dari penyisihan ini bergantung pada asumsi model dan parameter yang digunakan dalam penentuan penyisihan kolektif.

Collectively assessed impairment allowance cover credit losses inherent in portfolios of consumer financing receivables with similar economic characteristics when there is objective evidence to suggest that they contain impaired receivables, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need for collective allowances, management considers factors such as credit quality, portfolio size, credit concentrations, and economic factors. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on the model assumptions and parameters used in determining collective allowances.

Nilai tercatat penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan pada akhir periode pelaporan diungkapkan dalam catatan 5 dan 6 atas laporan keuangan.

The carrying amount of the company’s allowance for impairment losses of financial assets at the end of reporting period is disclosed in Notes 5 dan 6 to the financial statements.

Page 92: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/29 Exhibit E/29

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGEMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (Continued)

b. Sumber Utama Ketidakpastian Estimasi b. Key Sources of Estimation Uncertainty

iv. Penentuan Nilai Wajar iv. Fair Value Determination

Perusahaan menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan yang tidak mempunyai kuotasi menggunakan teknik penilaian. Teknik tersebut secara signifikan dipengaruhi oleh asumsi yang digunakan, termasuk tingkat diskonto dan perkiraan arus kas masa depan. Maka dari itu, perkiraan nilai wajar yang diperoleh tidak selalu dapat dibuktikan dengan membandingkan pada pasar independen dan, dalam banyak kasus, mungkin tidak dapat segera direalisasi.

The Company determines the fair value of financial instruments that are not quoted, using valuation techniques. Those techniques are significantly affected by the assumptions used, including discount rates and estimates of future cash flows. In that regard, the derived fair value estimates cannot always be substantiated by comparison with independent markets and, in many cases, may not be capable of being realized immediately.

Metode dan asumsi yang digunakan, serta teknik penilaian yang digunakan, diungkapkan di dalam Catatan 30 atas laporan keuangan.

The methods and assumptions applied, and the valuation techniques used, are disclosed in Note 30 to the financial statements.

v. Asumsi Pensiun v. Pension Assumptions

Biaya, aset dan liabilitas dari program imbalan pasti yang diselenggarakan oleh Perusahaan ditentukan dengan menggunakan metode-metode yang mengandalkan estimasi dan asumsi aktuarial. Rincian dari asumsi-asumsi utama ditetapkan dalam Catatan 15 atas laporan keuangan. Perusahaan menerima masukan dari aktuaris independen berkaitan dengan kelayakan asumsi. Perubahan dalam asumsi yang digunakan mungkin memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan laba rugi komprehensif dan laporan posisi keuangan.

The costs, assets and liabilities of the defined benefit schemes operating by the Company are determined using methods relying on actuarial estimates and assumptions. Details of the key assumptions are set out in Note 15 to the financial statements. The Company takes advice from independent actuaries relating to the appropriateness of the assumptions. Changes in the assumptions used may have a significant effect on the statement of comprehensive income and the statement of financial position.

4. KAS DAN SETARA KAS 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS

2 0 1 2 2 0 1 1

Kas 2.369.571.450 1.148.794.695 Cash on hand

Bank Cash in banks PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.408.015.004 4.222.265.799 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk 3.095.420.501 4.056.811.458 PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk 946.502.759 665.118.901 (Persero) Tbk PT Bank Permata Tbk 148.541.239 406.657.677 PT Bank Permata Tbk PT Bank Victoria PT Bank Victoria

International Tbk - 258.492.046 International Tbk PT Bank ICBC Indonesia 2.500.002 224.991.338 PT Bank ICBC Indonesia PT Bank CIMB Niaga Tbk 2.541.971 69.994.019 PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mutiara Tbk 3.205.065 48.903.057 PT Bank Mutiara Tbk

Dipindahkan 8.976.297.991 11.102.028.990 Brought forward

Page 93: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/30 Exhibit E/30

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

4. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan) 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS (Continued)

2 0 1 2 2 0 1 1

Pindahan 8.976.297.991 11.102.028.990 Carried forward

Bank (Lanjutan) Cash in banks (Continued) PT Bank Bukopin Tbk 25.372.570 46.141.267 PT Bank Bukopin Tbk PT Bank DKI 4.813.244 44.461.022 PT Bank DKI PT Bank Victoria Syariah - 36.092.710 PT Bank Victoria Syariah PT Bank Internasional PT Bank Internasional

Indonesia Tbk 22.510.451 28.484.925 Indonesia Tbk PT Bank Mega Tbk 2.000.000 6.671.416 PT Bank Mega Tbk PT Bank Sinarmas 2.000.000 5.051.118 PT Bank Sinarmas PT Bank ICB Bumiputera Tbk 1.169.277 3.163.117 PT Bank ICB Bumiputera Tbk

Total kas dan setara kas 9.034.163.533 11.272.094.565 Total cash and cash equivalents

Kas dan setara kas pada tanggal laporan posisi keuangan dinyatakan dalam mata uang Rupiah Indonesia.

Cash and cash equivalents are denominated in Indonesian Rupiah at the statement of financial position date.

Jumlah tercatat kas dan setara kas yang diklasifikasikan sebagai pinjaman dan piutang mendekati nilai wajarnya.

The carrying amounts of cash and cash equivalents classified as loan and receivables approximate their fair values.

Informasi mengenai klasifikasi dan nilai wajar kas dan setara kas diungkapkan pada Catatan 30 atas laporan keuangan.

Information with respect to the classification and fair value of cash and cash equivalents was disclosed in Note 30 to the financial statements.

5. PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN 5. FINANCE LEASE RECEIVABLES

2 0 1 2 2 0 1 1 Pihak ketiga Third partiesPiutang sewa pembiayaan – Bruto 155.971.244.660 4.159.855.000 Finance lease receivables – GrossDikurangi: Less:

Biaya transaksi ditangguhkan - ( 6.131.216 ) Deferred transaction costs 155.971.244.660 4.153.723.784 Dikurangi: Less:

Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui ( 26.651.712.398 ) ( 658.058.594 ) Unearned finance lease income

Jumlah 129.319.532.262 3.495.665.190 Total Dikurangi: Less:

Penyisihan kerugian penurunan nilai ( 1.346.651.705 ) ( 303.538.698 ) Allowance for impairment losses

Piutang sewa pembiayaan -

Bersih 127.972.880.557 3.192.126.492 Finance lease receivables – Net

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, piutang sewa pembiayaan Perusahaan seluruhnya berasal dari pembiayaan sendiri.

As of 31 December 2012 and 2011, all of the Company’s finance lease receivables are self-financed.

Page 94: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/31 Exhibit E/31

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

5. PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan) 5. FINANCE LEASE RECEIVABLES (Continued) Rincian atas jatuh tempo kontraktual (ditunjukkan dengan arus kas kontraktual yang tidak didiskonto) dari piutang sewa pembiayaan - bruto sesuai dengan tanggal jatuh temponya masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, sebagai berikut:

Details of the contractual maturities (representing undiscounted contractual cash-flows) of finance lease receivables according to their respective due dates as of 31 December 2012 and 2011, were as follows:

2 0 1 2 2 0 1 1

2011 - 301.164.000 20112012 911.643.000 2.110.931.000 20122013 67.250.611.000 1.048.656.000 20132014 58.310.928.000 699.104.000 20142015 29.498.062.660 - 2015

Jumlah 155.971.244.660 4.159.855.000 Total

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, suku bunga efektif per tahun yang dikenakan untuk sewa pembiayaan masing-masing berkisar antara 14,58% - 25,68% dan 17,00% - 22,03%.

As of 31 December 2012 and 2011, effective interest rates per annum for finance lease were ranging from 14.58% - 25.68% and 17.00% -22.03%, respectively.

Kendaraan bermotor yang dibiayai oleh perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kehilangan dan kerusakan kepada beberapa perusahaan asuransi pihak ketiga (Catatan 29).

The vehicles financed by the Company are covered by insurance against losses and damage to several third party insurance companies (Note 29).

Rincian analisa umur atas jatuh tempo kontraktual (ditunjukkan dengan arus kas kontraktual yang tidak didiskonto) dari angsuran piutang sewa pembiayaan bruto adalah sebagai berikut:

The detailed aging analysis of the contractual maturities (representing undiscounted contractual cash flows) of installment portion of the gross finance lease receivables were as follows:

2 0 1 2 2 0 1 1

Belum jatuh tempo 155.971.244.660 4.159.855.000 Current

Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:

Movements of allowance for impairment losses wereas follows:

2 0 1 2 2 0 1 1

Saldo per 1 Januari 303.538.698 182.691.702 Balance as of 1 JanuaryPenyisihan selama tahun berjalan 1.043.113.007 120.846.996 Allowance during the year

Saldo per 31 Desember 1.346.651.705 303.538.698 Balance as of 31 December

Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan kerugian penurunan nilai atas piutang sewa pembiayaan adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.

The Company’s management believes that the amount of the allowance for impairment losses for finance lease receivables is adequate to cover possible losses on uncollectible accounts.

Nilai wajar jaminan atas piutang sewa pembiayaan

adalah sebesar Rp 158.804.822.369 pada tanggal 31 Desember 2012.

The fair value of collaterals received over finance lease receivables are amounted toRp 158,804,822,369 as of 31 December 2012.

Pada tanggal 31 Desember 2012, piutang sewa pembiayaan sebesar Rp 102.686.215.644 digunakan sebagai jaminan pinjaman yang diterima dari bank (lihat Catatan 12).

As of 31 December 2012, finance lease receivables amounting to Rp 102,686,215,644 were used as collateral for credit facilities obtained from the banks (see Note 12).

Page 95: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/32 Exhibit E/32

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

5. PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan) 5. FINANCE LEASE RECEIVABLES (Continued) Nilai tercatat piutang sewa pembiayaan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang tidak melebihi nilai wajarnya.

The carrying amounts of finance lease receivables classified as loans and receivables approximate their fair values.

Piutang sewa pembiayaan pada tanggal laporan posisi keuangan dinyatakan dalam mata uang Indonesia Rupiah.

Finance lease receivables are denominated in Indonesian Rupiah at the statement of financial position date.

6. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN 6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES

2 0 1 2 2 0 1 1

Pihak ketiga Third partiesPiutang pembiayaan konsumen - Consumer financing receivables -

Bruto Gross Pembiayaan sendiri 388.974.144.001 373.214.858.000 Self financing Pembiayaan yang dibiayai Joint financing with

bersama pihak-pihak lain - other parties- without recourse 16.248.323.416 10.276.784.787 without recourse 405.222.467.417 383.491.642.787

Ditambah/(Dikurangi): Add/(Less):Biaya transaksi ditangguhkan 3.717.050.452 3.969.407.161 Deferred transaction costs

408.939.517.869 387.461.049.948 Dikurangi: Less:Pihak ketiga Third partiesPendapatan yang belum diakui Unearned income

Pembiayaan sendiri ( 60.468.587.140) ( 61.291.983.271) Self financing Pembiayaan yang dibiayai Joint financing with

bersama pihak-pihak lain - other parties - without recourse ( 3.194.615.360) ( 3.226.637.464) without recourse

( 63.663.202.500) ( 64.518.620.735)

Jumlah 345.276.315.369 322.942.429.213 Total

Dikurangi: Less:Penyisihan penurunan nilai ( 7.187.922.174) ( 8.165.465.294) Allowance for impairment losses

Piutang pembiayaan konsumen - Consumer financing receivables -

Bersih 338.088.393.195 314.776.963.919 Net

Saldo piutang pembiayaan konsumen pembiayaan sendiri tersebut di atas telah dikurangi dengan kelebihan bayar atas pelunasan dan pembayaran angsuran dari pelanggan yang belum diketahui identitasnya yaitu sejumlah Rp 2.252.854.386 dan Rp 2.170.474.084 pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.

The above balance of consumer financing receivables for self financing has been deducted with overpayment from customers and payment receipts from unknown customers amounted toRp 2,252,854,386 and Rp 2,170,474,084 as of 31 December 2012 and 2011, respectively.

Page 96: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/33 Exhibit E/33

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

6. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan) 6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued) Rincian atas jatuh tempo kontraktual (ditunjukkan dengan arus kas kontraktual yang tidak didiskonto) dari piutang pembiayaan konsumen sesuai dengan tanggal jatuh temponya masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, sebagai berikut:

Details of the contractual maturities (representing undiscounted contractual cash-flows) of consumer financing receivables according to their respective due dates as of 31 December 2012 and 2011, were as follows:

2 0 1 2 2 0 1 1

2011 - 23.847.674.000 20112012 9.986.074.000 173.956.796.787 20122013 197.907.720.417 140.427.532.000 20132014 125.456.772.000 43.405.099.000 20142015 47.796.563.000 1.854.541.000 20152016 dan selanjutnya 24.075.338.000 - 2016 and onwards Jumlah 405.222.467.417 383.491.642.787 Total

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, suku bunga efektif per tahun untuk pembiayaan konsumen masing-masing berkisar antara 12,71% - 44,16% and 12,71% - 44,09%.

As of 31 December 2012 and 2011, effective interestrates per annum for consumer financing were ranging from 12.71% - 44.16% and 12.71% - 44.09%, respectively.

Piutang pembiayaan konsumen – bruto yang dikelola Perusahaan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 termasuk piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain – without recourse, adalah masing-masing sebesar Rp 929.815.483.434 dan Rp 806.238.915.000.

As of 31 December 2012 and 2011, the grossconsumer financing receivables managed by the Company, including consumer financing by other parties - without recourse, amounted to Rp 929,815,483,434 and Rp 806,238,915,000, respectively.

Kendaraan bermotor yang dibiayai oleh Perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kehilangan dan kerusakan kepada beberapa perusahaan asuransi pihak ketiga dan berelasi (Catatan 28 dan 29).

The vehicles financed by the Company are covered by insurance, against losses and damages, to several third party insurance companies and related parties(Notes 28 and 29).

Rincian analisa umur atas jatuh tempo kontraktual (ditunjukkan dengan arus kas kontraktual yang tidak didiskonto) dari angsuran piutang pembiayaan konsumen bruto adalah sebagai berikut:

The detailed aging analysis of the contractual maturities (representing undiscounted contractual cash-flows) of installment portion of the gross consumer financing receivables were as follows:

2 0 1 2 2 0 1 1

Belum jatuh tempo 395.236.393.417 374.687.544.787 CurrentTelah jatuh tempo: Overdue:

1-30 hari 2.312.626.000 1.770.190.000 1-30 days 31-60 hari 994.976.000 744.682.000 31-60 days 61-90 hari 717.410.000 723.083.000 61-90 days Lebih dari 90 hari 5.961.062.000 5.566.143.000 More than 90 days

Jumlah 405.222.467.417 383.491.642.787 Total

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian penurunan nilai atas piutang pembiayaan konsumen adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.

Management believes that the amount of the allowance for impairment losses for consumerfinancing receivables is adequate to cover possible losses on uncollectible accounts.

Nilai wajar jaminan atas piutang pembiayaan konsumen adalah sebesar Rp 624.062.408.041 pada tanggal 31 Desember 2012.

The fair value of collaterals received over consumer financing receivables amounted to Rp 624,062,408,041 as of 31 December 2012.

Page 97: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/34 Exhibit E/34

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

6. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan) 6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued) Pada tanggal 31 Desember 2012, piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp 226.857.218.266digunakan sebagai jaminan pinjaman yang diterima dari bank (lihat Catatan 12).

As of 31 December, consumer financing receivables amounting to Rp 226,857,218,266 were used as collateral for credit facilities obtained from the banks (see Note 12).

Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:

Movements of allowance for impairment losses were as follows:

2 0 1 2 2 0 1 1

Saldo per 1 Januari 8.165.465.294 4.137.647.316 Balance as of 1 JanuaryPenyisihan selama tahun berjalan 5.043.332.156 6.976.365.457 Allowance during the yearPenghapusan selama tahun berjalan ( 6.020.875.276 ) ( 2.948.547.479 ) Write off during the year

Saldo per 31 Desember 7.187.922.174 8.165.465.294 Balance as of 31 December

Nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang tidak melebihi nilai wajarnya.

The carrying amounts of consumer financing receivables classified as loans and receivables approximate their fair values.

Piutang pembiayaan konsumen pada tanggal laporan posisi keuangan dinyatakan dalam mata uang Rupiah Indonesia.

Consumer financing receivables are denominated in Indonesian Rupiah at the statement of financial position date.

7. PIUTANG LAIN-LAIN 7. OTHER RECEIVABLES

2 0 1 2 2 0 1 1

Pihak ketiga Third partiesPiutang karyawan 831.992.507 133.865.845 Employee receivables

Piutang lain-lain dikenakan bunga sebesar 15% per tahun masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.

Other receivables bears interest rate of 15% per annum for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.

Nilai tercatat piutang lain-lain yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang tidak melebihi nilai wajarnya.

The carrying amounts of the other receivables classified as loans and receivables approximate their fair values.

Perusahaan tidak membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas piutang lain-lain karena manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih.

The Company does not provide allowance forimpairment losses for other receivables sincemanagement believes that all receivables are fully collectible.

Piutang lain-lain dinyatakan dalam mata uang Rupiah Indonesia.

Other receivables are denominated in Indonesian Rupiah currency.

8. BEBAN DIBAYAR DIMUKA 8. PREPAID EXPENSES

2 0 1 2 2 0 1 1

Sewa 4.832.349.039 4.373.498.535 RentalLain-lain 701.031.596 1.113.091.688 Others Jumlah 5.533.380.635 5.486.590.223 Total

Page 98: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/35 Exhibit E/35

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

9. ASET TETAP 9. PROPERTY AND EQUIPMENT 2 0 1 2 Saldo awal/ Saldo akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Ending balance Additions Deductions balance Biaya perolehan CostsPemilikan langsung Direct ownershipTanah - 1.155.892.000 - 1.155.892.000 LandBangunan - 7.474.908.000 - 7.474.908.000 BuildingInventaris kantor 7.639.565.913 1.752.015.720 - 9.391.581.633 Office equipmentKendaraan 8.229.699.442 2.397.710.188 ( 264.964.663) 10.362.444.967 Vehicle Jumlah biaya

perolehan 15.869.265.355 12.780.525.908 ( 264.964.663) 28.384.826.600 Total cost Akumulasi Accumulated

penyusutan depreciation Pemilikan langsung Direct ownershipBangunan - 119.296.035 - 119.296.035 BuildingInventaris kantor 4.901.728.410 1.277.835.132 - 6.179.563.542 Office equipmentKendaraan 4.168.063.928 1.686.708.440 ( 145.691.357) 5.709.081.011 Vehicle 9.069.792.338 3.083.839.607 ( 145.691.337) 12.007.940.588 Jumlah tercatat 6.799.473.017 16.376.886.012 Carrying amount 2 0 1 1 Saldo awal/ Saldo akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Ending balance Additions Deductions balance Biaya perolehan Costs Pemilikan langsung Direct ownership Inventaris kantor 6.072.019.357 1.567.546.556 - 7.639.565.913 Office equipment Kendaraan 6.792.468.602 1.929.403.304 ( 492.172.464) 8.229.699.442 Vehicle 12.864.487.959 3.496.949.860 ( 492.172.464) 15.869.265.355 Akumulasi Accumulated

penyusutan depreciation Pemilikan langsung Direct ownership Inventaris kantor 3.826.511.964 1.075.216.446 - 4.901.728.410 Office equipment Kendaraan 2.820.071.559 1.427.349.913 ( 79.357.544) 4.168.063.928 Vehicle 6.646.583.523 2.502.566.359 ( 79.357.544) 9.069.792.338 Jumlah tercatat 6.217.904.436 6.799.473.017 Carrying amount

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai atas aset tetap pada tanggal laporan posisi keuangan.

Management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate impairment in value of property and equipment as of the statement of financial position date.

Beban penyusutan yang dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebesar Rp 3.083.839.607 dan Rp 2.502.566.359 (lihat Catatan 25).

Depreciation expense charged to statement of comprehensive income for the years ended 31 December 2012 and 2011 are amounted to Rp 3,083,839,607 and Rp 2,502,566,359, respectively (see Note 25).

Page 99: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/36 Exhibit E/36

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

9. ASET TETAP (Lanjutan) 9. PROPERTY AND EQUIPMENT (Continued) Rincian laba penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:

The details of gain on sales of property and equipment were as follows:

2 0 1 2 2 0 1 1 Penerimaan hasil penjualan Proceeds from sales of property,

aset tetap 258.000.000 490.500.000 and equipment Carrying amount of property,

Jumlah tercatat aset tetap ( 119.273.306) ( 412.814.920) and equipment Gain on sales of propertyLaba penjualan aset tetap 138.726.694 77.685.080 and equipment

Keuntungan atas penjualan aset tetap diakui sebagai bagian dari “Pendapatan Lain-lain” pada laporan laba rugi komprehensif (lihat Catatan 23).

Gain on sales of property and equipment is recognized as part of “Other Income” in statement of comprehensive income (see Note 23).

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, kendaraan bermotor telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada asuransi PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk dengan jumlah pertanggungan masing–masing sebesar Rp 5.636.050.000 (2012) dan Rp 4.727.050.000 (2011), PT Asuransi Sinar Mas sebesar Rp 440.000.000 (2012) dan Rp 440.000.000 (2011), PT Asuransi Indrapura sebesar Rp 3.455.500.000 (2012) dan Rp 3.330.550.000 (2011) dan PT Asuransi Bina Data Arta Tbk sebesar Rp 260.000.000 (2012) dan Rp 375.000.000 (2011). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan asuransi kendaraan bermotor tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

As at 31 December 2012 and 2011, vehicle were insured against fire, theft and other risks to PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk with total sum insured amounted to Rp 5,636,050,000 (2012) andRp 4,727,050,000 (2011), PT Asuransi Sinar Mas amounted to Rp 4,727,050,000 (2012) and Rp 440,000,000 (2011), PT Asuransi Indrapuraamounted to Rp 3,455,500,000 (2012) and Rp 3,330,550,000 (2011), and PT Asuransi Bina Data Arta Tbk amounted to Rp 260,000,000 (2012) and Rp 375,000,000 (2011), respectively. Management believes that the insurance coverage amount for vehicle is adequate to cover all possible losses.

10. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI 10. INVESTMENT IN ASSOCIATES

2 0 1 2 2 0 1 1

Harga perolehan CostSaldo awal 17.500.000.000 - Beginning balancePerolehan - 17.500.000.000 Acquisition Saldo akhir 17.500.000.000 17.500.000.000 Ending balance Bagian kerugian pasca akuisisi Share of post-acquisition loss

entitas asosiasi of associates Saldo awal ( 236.302.523 ) - Beginning balanceBagian kerugian pasca akuisisi

entitas asosiasi selama Share of post-acquisition loss oftahun berjalan ( 787.916.020 ) ( 236.302.523) associate during the year

Dilusi atas kepentingan pada entitas asosiasi 115.792.013 - Dilution of interest in associate Saldo akhir ( 908.426.530 ) ( 236.302.523) Ending balance Dipindahkan 16.591.573.470 17.263.697.477 Brought forward

Page 100: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/37 Exhibit E/37

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

10. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI (Lanjutan) 10. INVESTMENT IN ASSOCIATES (Continued)

2 0 1 2 2 0 1 1

Pindahan 16.591.573.470 17.263.697.477 Carried forward Bagian laba rugi komprehensif Share of other comprehensive

entitas asosiasi income of associate Saldo awal - - Beginning balanceBagian laba rugi komprehensif

entitas asosiasi selama Share of other comprehensivetahun berjalan, setelah income of associate during dikurangi pajak 35.498.212 - the year, net of tax

Saldo akhir 35.498.212 - Ending balance Investasi pada entitas asosiasi,

Bersih 16.627.071.682 17.263.697.477 Investment in associate, net

Pada bulan Juli 2011, Perusahaan membeli 25% kepemilikan atas PT Malacca Trust Wuwungan Insurance (“MTI”) untuk meningkatkan modal disetor dengan nilai sebesar Rp 17.500.000.000 secara tunai. Pada tanggal 23 Agustus 2011, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia untuk kegiatan investasi di MTI dan karenanya, sejak tangal tersebut MTI menjadi entitas asosiasi dari Perusahaan.

In July 2011, Company acquired 25% ownership interest in PT Malacca Trust Wuwungan Insurance (“MTI”) of the enlarged paid up capital of MTI for total consideration of Rp 17,500,000,000 in cash. On 23 August 2011, Company obtained the approval from Ministry of Law and Human Rights of Republic of Indonesia for its investment in MTI and accordingly, from this date MTI become an associate entity of Company.

Pada bulan Oktober 2012, MTI menambah modal sahamnya yang didistribusikan kepada pemegang saham lain selain Perusahaan. Sebagai akibat dari kejadian ini, kepemilikan Perusahaan pada MTIterdilusi menjadi sebesar 22,67%.

In October 2012, MTI increased its share capital distributed to its shareholders other than Company. As the result of this event, Company’s ownership in MTI became diluted into 22.67%.

Ikhitisar informasi keuangan entitas asosiasi di atas pada tanggal dan untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011, yang tidak disesuaikan dengan proporsi kepentingan kepemilikan Perusahaan adalah sebagai berikut:

The summarised financial information of the above associate companies as of and for the years ended 31 December 2012 and 2011, not adjusted for the proportion of ownership interest held by the Company, are as follows:

2 0 1 2 2 0 1 1

Aset dan liabilitas Asset and liabilitiesJumlah aset 106.353.596.316 72.774.719.839 Total assetsJumlah liabilitas 33.454.746.611 4.113.095.206 Total liabilities Hasil ResultHasil underwiting 6.023.846.455 2.388.161.805 Underwriting revenueRugi tahun berjalan ( 2.945.110.331 ) ( 1.371.026.960) Loss for the year

Page 101: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/38 Exhibit E/38

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

10. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI (Lanjutan) 10. INVESTMENT IN ASSOCIATE (Continued) Rincian entitas asosiasi yang dimiliki oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:

The details of the investment in associate Company held by the Company are as follows:

Kepemilikan Kepemilikan per tanggal per tanggal

Nama entitas Tempat 31 Dec 2012/ 31 Dec 2011/ asosiasi/ beroperasi/ Equity Equity Name of Kegiatan utama/ Country of holding as of holding as of

associate company Principal activites incorporation 31 Dec 2012 31 Dec 2011 PT Malacca Trust

Wuwungan Insurance Asuransi/Insurance Indonesia 22,67% 25%

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak terdapat nilai wajar yang tersedia bagi investasi pada PT Malacca Trust Wuwungan Insurance dikarenakan bukan merupakan perusahaan publikyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau pasar aktif lainnya.

As of 31 December 2012 and 2011, there is no available fair value for the investments in PT Malacca Trust Wuwungan Insurance as it is not a public company that is listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) or any other active market.

11. ASET LAIN-LAIN 11. OTHER ASSETS

2 0 1 2 2 0 1 1

Renovasi gedung 8.551.326.218 6.461.371.056 Building renovationDikurangi: Less:

Akumulasi amortisasi ( 5.728.318.203 ) ( 4.213.190.303) Accumulated amortization 2.823.008.015 2.248.180.753

Agunan yang diambil alih 9.416.926.598 5.742.939.491 Repossessed collateralsUang jaminan sewa 914.827.500 459.490.000 Rental deposits Jumlah 13.154.762.113 8.450.610.244 Total

Pada tanggal 31 Desember 2012, nilai wajar agunan yang diambil alih adalah sebesar Rp 9.958.900.000.

As of 31 December 2012, the fair values of repossessed collaterals are amounted to Rp 9,958,900,000.

Nilai tercatat uang jaminan sewa yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang tidak melebihi nilai wajarnya.

The carrying amounts of the rental deposits classified as loans and receivables approximate its fair value.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan tidak membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas agunan yang diambil alih karena manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi terjadinya penurunan nilai atas jumlah tercatat agunan yang diambil alih tersebut.

As of 31 December 2012 and 2011, the Company didnot provide allowance for impairment losses of repossessed collaterals as the management believes that there is no indication of impairment losses of the carrying amount of the repossessed assets.

Beban amortisasi atas renovasi gedung yang dibebankan pada laporan laba rugi untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 adalah masing-masing sebesar Rp 1.515.127.900 dan Rp 1.303.651.814 (lihat Catatan 25).

Amortization expense of building renovation charged to profit or loss for the years ended 31 December 2012 and 2011 are amounted toRp 1,515,127,900 and Rp 1,303,651,814, respectively (see Note 25).

Page 102: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/39 Exhibit E/39

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

12. PINJAMAN BANK 12. BANK BORROWINGS

2 0 1 2 2 0 1 1 Pihak ketiga Third parties PT Bank Central Asia Tbk 95.143.248.105 68.380.261.177 PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 96.248.842.284 - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Victoria PT Bank Victoria

International Tbk 77.387.807.892 54.976.108.067 International Tbk PT Bank Internasional PT Bank Internasional

Indonesia Tbk 30.435.490.041 47.972.869.478 Indonesia Tbk PT Bank Permata 23.327.262.715 10.723.880.846 PT Bank Permata PT Bank ICBC Indonesia 7.000.782.873 15.273.661.211 PT Bank ICBC Indonesia 329.543.433.910 197.326.780.779 Dikurangi: Less:

Biaya transaksi yang belum diamortisasi ( 1.823.604.856) ( 1.303.327.857 ) Unamortized transaction costs

Jumlah 327.719.829.054 196.023.452.922 Total

PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Central Asia Tbk Berdasarkan Akta No. 22 tanggal 12 Agustus 2010 dari Veronica Sandra Irawaty Purnadi, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Central Asia Tbkmenandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Dengan Angsuran yang digunakan untuk modal kerja dengan batas maksimum sebesar Rp 100 milyar. Fasilitas pinjaman ini berlaku sejak 12 Agustus 2010 dan akan berakhir pada tanggal 12 Agustus 2011. Pinjaman ini dikenakan bunga tetap sebesar 11,50% per tahun.

Based on Notarial deed No. 22 dated 12 August 2010 of Veronica Sandra Irawaty Purnadi, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Central Asia Tbk agreed to sign an Installment Loan Agreement for working capital purposes with maximum limit of Rp 100 billion. The loan facility was started on 12 August 2010 and will be ended on 12 August 2011. This loan bears interest at fixed rate of 11.50% per annum.

Perjanjian tersebut telah diubah beberapa kali dan perubahan terakhir dimuat dalam Perubahan Perjanjian Kredit No. 2241/ADD/W08/KRD/2011 tertanggal 13 Oktober 2011. Dalam perubahantersebut, PT Bank Central Asia Tbk menyetujui untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas pinjaman tersebut diatas sampai dengan 31 Oktober 2011.

That Agreement has been amended several times, with the latest amendment by Amendment of Installment Loan Agreement No. 2241/ADD/W08/KRD/2011 dated 13 October 2011. In that amendment, PT Bank Central Asia Tbk agreed to extend the credit period of the facilityup until 31 October 2011.

Berdasarkan Perubahan Perjanjian Kredit yang termasuk di dalam Akta No. 41 tanggal 24 Februari 2012 dari Karin Christiana Basoeki, S.H., Notaris di Jakarta, PT Bank Central Asia Tbk menyetujui untuk menambah jumlah pemberian Fasilitas Kredit kepada Perusahaan sebesar Rp 100 milyar. Sehingga Fasilitas Kredit yang diterima Perusahaan dari PT Bank Central Asia Tbk adalah:

Based on Amendment of Installment Loan Agreement as included in Notarial deed No. 41 dated 24 February 2012 of Karin Christiana Basoeki, S.H., Notary in Jakarta, PT Bank Central Asia Tbk agreed to give additional Installment Loan Facility to the Company amounted to Rp 100 billion. The Installment Loan Facility received by the Company from PT Bank Central Asia Tbk was as follows:

- Fasilitas Installment Loan 1 dengan jumlah pagu

kredit tidak melebihi Rp 100 milyar dan dikenakan suku bunga sebesar 11,50% per tahun.Batas waktu penarikan dan/atau penggunaan Fasilitas Kredit ini terhitung sejak tanggal 12 Oktober 2010 dan berakhir pada tanggal 31 Oktober 2011.

- Installment Loan Facility 1 with maximum credit limit not exceeds Rp 100 billion and bears an interest rate of 11.50% per annum. The drawdown and/or utilization period of the Installment Loan Facility was from 12 October 2012 and was ended 31 October 2011.

Page 103: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/40 Exhibit E/40

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

12. PINJAMAN BANK (Lanjutan) 12. BANK BORROWINGS (Continued) PT Bank Central Asia Tbk (Lanjutan) PT Bank Central Asia Tbk (Continued) - Fasilitas Installment Loan 2 dengan jumlah pagu

kredit tidak melebihi Rp 100 milyar dan dikenakan suku bunga sebesar 11,00% per tahun.Batas waktu penarikan dan/atau penggunaan Fasilitas Kredit ini terhitung sejak tanggal 24 Oktober 2012 atau tanggal lain yang disepakati oleh kedua belah pihak dan akan berakhir 12 (dua belas) bulan sejak tanggal penandatanganan Perubahan Perjanjian Kredit.

- Installment Loan Facility 2 with maximum credit limit not exceeds Rp 100 billion and bears an interest rate of 11.00% per annum. The drawdown and/or utilization period of the Installment Loan Facility was from 24 October 2012 or other date, which agreed by both parties, and will be ended 12 (twelve) months after the signing of Amendment of Installment Loan Agreement.

Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 11,00% dan 11.50% per tahun masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.

The loan beared interest rate of 11.00% and 11.50%per annum for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.

Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen saat ini dan yang akan datang dengan nilai penjaminan sebesar 125,00% dari jumlah baki debet.

This loan facility is secured by the Company’s current and future consumer financing receivables amounted to 125.00% from outstanding loan.

Nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan yang dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman ini masing-masing sebesar Rp 99.121.112.001 dan Rp 56.702.687.830 pada tanggal 31 Desember 2012 (lihat Catatan 5 dan 6).

The carrying amount of consumer financing receivables and finance lease receivables collateralized for this loan facility is amounted to Rp 99,121,112,001 and Rp 56,702,687,830 as of 31 December 2012 (see Notes 5 and 6).

Selama pinjaman belum dilunasi, Perusahaan harus memelihara rasio jumlah utang terhadap jumlah ekuitas tidak melebihi rasio 10:1.

During the period that the loans are still outstanding, the Company has to maintain its debt to equity ratio is not to exceed 10:1.

Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas pinjaman ini.

As at 31 December 2012, the Company has complied with all the requirements mentioned in this loan facility agreement.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Berdasarkan Akta No. 28 tanggal 13 Juni 2012 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., MKn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan maksimum limit sebesar Rp 75 milyar untuk tujuan aktivitas sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen. Jangka waktu penarikan terhitung mulai tanggal 13 Juni 2012 sampai dengan tanggal 12 Desember 2013. Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga tetap per tahun sebagai berikut:

Based on Notarial deed No. 28 dated 13 June 2012 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., MKn., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk agreed to sign a Working Capital Loan Agreement with maximum limit amounted to Rp 75 billion for the purpose of finance lease and consumer financing activities. The drawdown period of the facility was started on 13 June 2012 until 12 December 2013. This loan facility bears interest at fixed rate per annum as follows:

Tenor pinjaman s.d. 1 tahun : 11,50% Loan tenor up to 1 year : 11.50% Tenor pinjaman > 1 - 2 tahun : 11,75% Loan tenor > 1 - 2 years : 11.75% Tenor pinjaman > 2 - 3 tahun : 12,00% Loan tenor > 2 - 3 years : 12.00%

Page 104: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/41 Exhibit E/41

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

12. PINJAMAN BANK (Lanjutan) 12. BANK BORROWINGS (Continued) PT Bank Mandiri Tbk (Lanjutan) PT Bank Mandiri Tbk (Continued)

Berdasarkan Akta No. 54 tanggal 25 Oktober 2012 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., MKn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan maksimum limit sebesar Rp 75 milyar untuk tujuan aktivitas sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen. Jangka waktu penarikan terhitung mulai tanggal 25 Oktober 2012 sampai dengan tanggal 12 Desember 2013. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10,50% per tahun.

Based on Notarial deed No. 54 dated 25 October 2012 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., MKn., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk agreed to sign a Working Capital Loan Agreement with maximum limit amounted to Rp 75 billion for the purpose of finance lease and consumer financing activities. The drawdown period of the facility was started on 25 October 2012 until 12 December 2013. This loan bears interest at rate of 10.50% per annum.

Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 10.5% -12,00% per tahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.

The loan beared interest rate of 10.5% - 12.00% per annum for the year ended 31 December 2012.

Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan yang diikat secara fidusia dengan nilai penjaminan sebesar 105,00% dari jumlah baki debet.

This loan facility is secured by fiduciary transfer of the Company’s consumer financing and finance lease receivables amounted to 105.00% from outstanding loan.

Nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan yang dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman ini masing-masing sebesar Rp 39.197.960.000 dan Rp 81.413.353.835 pada tanggal 31 Desember 2012 (lihat Catatan 5 dan 6).

The carrying amount of consumer financing receivables and finance lease receivables collateralized for this loan facility is amounted to Rp 39,197,960,000 and Rp 81,413,353,835 as of31 December 2012 (see Notes 5 and 6).

Selama pinjaman belum dilunasi, Perusahaan harus memelihara rasio jumlah utang terhadap jumlah ekuitas tidak melebihi rasio 9:1. Perusahaan juga tidak diperkenankan antara lain, merubah susunan pengurus, melakukan investasi,penggabungan usaha atau akuisisi, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

During the period that the loans are still outstanding, the Company has to maintain its debt to equity ratio is not to exceed 9:1. The Company is also not allowed to, among others, change the management, enter into investment, merger or acquisition, except with prior written consent from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas-fasilitas pinjaman ini.

As at 31 December 2012, the Company has complied with all the requirements mentioned in these loan facilities agreements.

PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Victoria International Tbk Berdasarkan Akta No. 86 tanggal 21 September 2006dari Eliwaty Tjitra, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Victoria International Tbkmenandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Tetap Dengan Angsuran (PTDA) dengan batas maksimum sebesar Rp 30 milyar. Perjanjian tersebut berakhir pada tanggal 21 September 2007. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 17,50% per tahun.

Based on Notarial deed No. 86 dated 21 September 2006 of Eliwaty Tjitra, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Victoria International Tbkagreed to sign a Fixed Installment Loan Agreement with maximum limit amounted to Rp 30 billion. This agreement was expired on 21 September 2007. This loan bears interest at rate of 17.50% per annum.

Page 105: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/42 Exhibit E/42

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

12. PINJAMAN BANK (Lanjutan) 12. BANK BORROWINGS (Continued) PT Bank Victoria International Tbk (Lanjutan) PT Bank Victoria International Tbk (Continued)

Perusahaan juga memperoleh fasilitas PinjamanRekening Koran (PRK) dari PT Bank Victoria International Tbk berdasarkan Akta No. 94 tanggal 30 Juli 2007 dari Suwarni Sukiman, S.H., Notaris di Jakarta, dengan batas maksimum sebesar Rp 15 milyar yang digunakan untuk Kredit Modal Kerja. Fasilitas ini dijamin secara fidusia sebagaimana dalam Akta No. 22 tanggal 11 Juni 2007 dari Suwarni Sukiman, S.H., Notaris di Jakarta. Fasilitas ini telah berakhir pada tanggal 31 Juli 2008 dan dikenakan suku bunga efektif sebesar 12,00% per tahun.

The Company also obtained Overdraft facility fromPT Bank Victoria International Tbk based on Notarial deed No. 94 dated 30 July 2007 of Suwarni Sukiman, S.H., Notary in Jakarta, with maximum limit amounted to Rp 15 billion for Working Capital purpose. This facility was secured with fiduciary based on Notarial deed No. 22 dated 11 June 2007 of Suwarni Sukiman, S.H., Notary in Jakarta. Thisfacility has expired on 31 July 2008 and bears an effective interest rate of 12.00% per annum.

Berdasarkan Akta No. 51 tanggal 16 Mei 2008 dari Suwarni Sukiman, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Victoria International Tbkmenandatangani Perubahan I Perjanjian Kredit yang dijamin secara fidusia berdasarkan Akta No. 54 tanggal 16 Mei 2008 dari Suwarni Sukiman, S.H., notaris di Jakarta. Berdasarkan Perubahan Perjanjian tersebut, PT Bank Victoria InternationalTbk menyetujui untuk peningkatan dan perpanjangan fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) yang semula sebesar Rp 15 milyar menjadi sebesar Rp 20 milyar. Fasilitas ini telah berakhir pada tanggal 31 Juli 2009. Pada saat penandatanganan, suku bunga efektif sebesar12,50% per tahun.

Based on Notarial deed No. 51, dated 16 May 2008 of Suwarni Sukiman, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Victoria International Tbksigned Amendment I of the Loan Agreement secured with fiduciary based on Notarial Deed No. 54 dated 16 May 2008 of Suwarni Sukiman, S.H., Notary in Jakarta. Based on the Amendment, PT Bank Victoria International Tbk agreed to increase and extend the Overdraft facility from Rp 15 billion to Rp 20 billion. This facility has expired on 31 July 2009. As of the signing date, the effective interest rate was 12.50% per annum.

Kedua perjanjian fasilitas pinjaman ini telah mengalami beberapa kali perubahan dan pada tanggal 16 Juli 2009, PT Bank Victoria International Tbk menyetujui untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas Kredit Pinjaman Tetap Dengan Angsuran (PTDA) Non Revolving dengan batas maksimum sebesar Rp 50 milyar dan fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) dengan batas maksimum sebesar Rp 20 milyar. Kedua fasilitas tersebut berlaku sejak tanggal 31 Juli 2009 sampai dengan tanggal 31 Juli 2010. Pinjaman tersebut dikenakan suku bunga tetap sebesar 14,50% per tahun untuk PTDA dan suku bunga mengambangsebesar 14,50% per tahun untuk PRK.

Both loan facility agreements had been amended several times and on 16 July 2009, PT Bank Victoria International Tbk agreed to extend the credit period of Fixed Installment Loan Agreement (Non Revolving) with maximum limit amounted to Rp 50 billion and Overdraft facility with maximum limit amounted to Rp 20 billion. Both facilitieswere effective from 31 July 2009 until 31 July 2010. The loans bears interest at fixed rate of 14.50% per annum for Fixed Installment Loan and at floating rate of 14.50% per annum for Overdraft facility.

Berdasarkan Akta No. 33 tanggal 11 Juli 2011 dari Suwarni Sukirman S.H., Notaris dari Jakarta, PT Bank Victoria International Tbk menyetujui untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas Kredit Pinjaman Tetap Dengan Angsuran (PTDA) III dalam bentuk Line Limit Non Revolving Uncommitteddengan batas maksimum sebesar Rp 60 milyar dan fasilitas Pinjaman Rekening Koran (PRK) yang semula sebesar Rp 20 milyar menjadi sebesar Rp 10 milyar. Kedua fasilitas tersebut berlaku efektif sejak tanggal 31 Juli 2011 sampai dengan 31 Juli 2012. Pinjaman tersebut dikenakan suku bunga sebesar 12% per tahun untk PTDA dan 13% per tahun untuk PRK.

Based Notarial deed No. 33 dated 11 July 2011 of Suwarni Sukirman S.H., Notary in Jakarta, PT Bank Victoria International Tbk agreed to extend the credit period of Fixed Installment Loan Agreement III (Line Limited Non revolving Uncommitted) with maximum limit amounted to Rp 60 billion and Overdraft facility from Rp 20 billion to Rp 10 billion. Both facilities were effective from 31 July 2011 until 31 July 2012. The loan bearsinterest of 12% per annum for Fixed Installment Loan and 13% per annum for Overdraft facilities.

Page 106: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/43 Exhibit E/43

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

12. PINJAMAN BANK (Lanjutan) 12. BANK BORROWINGS (Continued) PT Bank Victoria International Tbk (Lanjutan) PT Bank Victoria International Tbk (Continued) Berdasarkan Akta No. 34 tanggal 9 Mei 2012 dari Suwarni Sukirman S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Victoria International Tbkmenandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Tetap Dengan Angsuran IV (PTDA IV) untuk pembiayaan mobil dengan batas maksimum sebesar Rp 25 milyar. Fasilitas ini berlaku efektif sejak tanggal 9 Mei 2012 sampai dengan 9 Februari 2013. Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga tetap sebagai berikut:

Based on Notarial deed No. 34 dated 9 May 2012 of Suwarni Sukirman S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Victoria International Tbkagreed to sign a Fixed Installment Loan Agreement IV for car financing with maximum limit amounted to Rp 25 billion. The facilities were effective from 9 May 2012 until 9 February 2013. This loan facility bears interest at fixed rate per annum as follows:

Tenor pinjaman s.d. 1 tahun : 11,25% Loan tenor up to 1 year : 11.25% Tenor pinjaman > 1 - 2 tahun : 11,50% Loan tenor > 1 - 2 years : 11.50% Tenor pinjaman > 2 - 3 tahun : 11.75% Loan tenor > 2 - 3 years : 11.75%

Berdasarkan Akta No. 37 tanggal 9 Mei 2012 dari Suwarni Sukirman S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Victoria International Tbkmenandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Tetap Dengan Angsuran V (PTDA V) untuk pembiayaan alat berat dengan batas maksimum sebesar Rp 25 milyar. Fasilitas ini berlaku efektif sejak tanggal 9 Mei 2012 sampai dengan 9 Februari 2013. Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga tetap sebagai berikut:

Based on Notarial deed No. 37 dated 9 May 2012 of Suwarni Sukirman S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Victoria International Tbkagreed to sign a Fixed Installment Loan Agreement V for heavy equipment financing with maximum limit amounted to Rp 25 billion. The facilities were effective from 9 May 2012 until 9 February 2013. This loan facility bears interest at fixed rate per annum as follows:

Tenor pinjaman s.d. 1 tahun : 12,25% Loan tenor up to 1 year : 12.25% Tenor pinjaman > 1 - 2 tahun : 12,50% Loan tenor > 1 - 2 years : 12.50% Tenor pinjaman > 2 - 3 tahun : 12.75% Loan tenor > 2 - 3 years : 12.75%

Berdasarkan Akta No. 132 tanggal 14 Agustus 2012 dari Suwarni Sukirman S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Victoria International Tbkmenandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Tetap Dengan Angsuran VI (PTDA VI) untuk pembiayaan mobil dengan batas maksimum sebesar Rp 50 milyar. Fasilitas ini berlaku efektif sejak tanggal 14 Agustus 2012 sampai dengan 14 Agustus 2013. Fasilitas pinjaman ini dikenakan bunga tetap sebagai berikut:

Based on Notarial deed No. 132 dated 14 August 2012 of Suwarni Sukirman S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Victoria InternationalTbk agreed to sign a Fixed Installment LoanAgreement VI for car financing with maximum limit amounted to Rp 50 billion. The facilities were effective from 14 August 2012 until 14 August 2013. This loan facility bears interest at fixed rate per annum as follows:

Tenor pinjaman s.d. 1 tahun : 12,00% Loan tenor up to 1 year : 12.00% Tenor pinjaman > 1 - 2 tahun : 12,25% Loan tenor > 1 - 2 years : 12.25% Tenor pinjaman > 2 - 3 tahun : 12.50% Loan tenor > 2 - 3 years : 12.50%

Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 11,75% dan 12,00% per tahun masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.

The loan beared interest rate of 11.75% and 12.00% per annum for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.

Fasilitas-fasilitas pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen dan kendaraan bermotor konsumen yang diikat secara fidusia.

These loan facilities are secured by fiduciary transfer of consumer financing receivables and customer’s vehicles.

Nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan yang dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman ini masing-masing sebesar Rp 116.525.227.000 dan Rp 10.815.600.000 pada tanggal 31 Desember 2012 (lihat Catatan 5 dan 6).

The carrying amount of consumer financing receivables and finance lease receivables collateralized for this loan facility is amounted to Rp 116,525,227,000 and Rp 10,815,600,000 as of 31 December 2012 (see Notes 5 and 6).

Page 107: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/44 Exhibit E/44

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

12. PINJAMAN BANK (Lanjutan) 12. BANK BORROWINGS (Continued) PT Bank Victoria International Tbk (Lanjutan) PT Bank Victoria International Tbk (Continued) Selama pinjaman belum dilunasi, Perusahaan tidak diperkenankan antara lain, merubah anggaran dasar, mengikat diri sebagai penjamin atau mengajukan permohonan pailit, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PT Bank Victoria International Tbk.

During the period that the loans are still outstanding, the Company is not allowed to, among others, amend the articles of association, act as a guarantor or propose bankruptcy, except with prior written consent from PT Bank Victoria International Tbk.

Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas-fasilitas pinjaman ini.

As at 31 December 2012, the Company has complied with all the requirements mentioned in these loan facilities agreements.

PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk Berdasarkan Akta No. 63 tanggal 22 Juni 2006 dari Veronica Nataadmadja, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Internasional Indonesia Tbkmenandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term-Loan) dengan batas maksimumsebesar Rp 20 milyar untuk tujuan aktivitas pembiayaan konsumen. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 22 Desember 2009. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar SBI + 3,75% - 3,875% per tahun pada tahun 2006 dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen yang diikat secara fidusia berdasarkan Akta No. 64 tanggal 22 Juni 2006 dari Veronica Nataadmadja, S.H., Notaris di Jakarta.

Based on Notarial deed No. 63 dated 22 June 2006 of Veronica Nataadmadja, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Internasional IndonesiaTbk agreed to sign a Loan Agreement (Term-Loan) with maximum limit of Rp 20 billion for consumer financing activities. This loan has expired on 22 December 2009. The loan bears interest rate of SBI + 3.75% - 3.875% per annum in 2006 and was secured by fiduciary transfer of consumer financing receivables based on Notarial deed No. 64 dated 22 June 2006 of Veronica Nataadmadja, S.H., Notary in Jakarta.

- Term-Loan I dengan batas maksimum sebesar

Rp 20 milyar dengan jumlah baki debet padatanggal 24 September 2009 sebesarRp 9.025.472,87 yang dimulai sejak tanggal 22 Juni 2006 dan berakhir pada tanggal 22 Desember 2009. Fasilitas Term-Loan I telahdilunasi pada tanggal 13 Oktober 2009;

- Term-Loan I with maximum limit up to Rp 20 billion with outstanding loan as of24 September 2009 amounted to Rp 9,025,472.87 which was started on 22 June 2006 and ended 22 December 2009. The Term-Loan I facility had been fully repaid on13 October 2009;

- Term-Loan II dengan batas maksimum sebesar

Rp 30 milyar dengan jumlah baki debet padatanggal 24 September 2009 sebesar Rp 1.822.100.585,29 yang dimulai sejak tanggal 22 Februari 2007 ditambah jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan dan akan berakhir pada tanggal 22 Agustus 2010;

- Term-Loan II with maximum limit up to Rp 30 billion with outstanding loan as of24 September 2009 amounted to Rp 1,822,100,585.29 which was started on22 February 2007 plus drawdown period of 6 (six) months and will be ended on 22 August 2010;

- Term-Loan III dengan batas maksimum sebesar

Rp 45.039.155.823,20 dengan jumlah baki debet pada tanggal 24 September 2009 sebesar Rp 9.828.512.457,50 yang dimulai sejak tanggal 1 November 2007 ditambah jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan dan akan berakhir pada tanggal 1 Mei 2011;

- Term-Loan III with maximum limit up to Rp 45,039,155,823.20 with outstanding loan as of 24 September 2009 amounted toRp 9,828,512,457.50 which was started on1 November 2007 plus drawdown period for 6 (six) months and will be ended on 1 May 2011;

- Term-Loan IV dengan batas maksimum sebesarRp 50 milyar yang dimulai sejak tanggal8 Oktober 2009 ditambah jangka waktu penarikan selama 9 (sembilan) bulan dan akan berakhir pada tanggal 8 Juli 2013;

- Term-Loan IV with maximum limit up to Rp 50 billion which was started on 8 October 2009 plus drawdown period for 9 (nine) months and will be ended on 8 July 2013;

Page 108: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/45 Exhibit E/45

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

12. PINJAMAN BANK (Lanjutan) 12. BANK BORROWINGS (Continued) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Lanjutan) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Continued)

- Suku bunga per tahun dibagi dalam dua kategori,

untuk piutang kurang dari atau sampai dengan 1 (satu) tahun maka suku bunga yang dikenakan sebesar SBI + 3,75%, dan jika piutang lebih dari 1 (satu) tahun maka suku bunga yang dikenakansebesar SBI + 3,875%.

- Interest rate per annum is classified into two categories, for receivables of less than or up to maximum 1 (one) year the interest rate borne will be SBI + 3.75%, and for receivables of more than 1 (one) year the interest rate borne will be SBI + 3.875%.

Atas Perubahan Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term-Loan) tersebut maka berdasarkan Akta No. 18 tanggal 8 Oktober 2009 dari Veronica Nataadmadja, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan setuju untuk mengubah Akta Jaminan Fidusia sebagai berikut:

As a result of such Amendment on the Term-Loan Agreement, based on Notarial Deed No. 18 dated 8 October 2009 of Veronica Nataadmadja, S.H.,Notary in Jakarta, the Company agreed to amend the Deed of Fiduciary Collateral as follows:

- Nilai jaminan fidusia sebesar Rp 76.347.928.388; - Fiduciary collateral value amounted to

Rp 76,347,928,388;

- Berdasarkan daftar piutang pembiayaan konsumen Perusahaan tertanggal 7 Oktober 2009, nilai jaminan fidusia sebesar Rp 13.674.804.846.

- According to the Company’s consumer financing receivables listing dated 7 October 2009, fiduciary collateral value amounted to Rp 13,674,804,846.

Berdasarkan Akta No. 66 tanggal 30 November 2010 dari Safira Hayati, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Internasional Indonesia TbkTbk menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term-Loan) sebagai berikut:

Based on Notarial deed No. 66 dated 30 November 2010 of Safira Hayati, S.H., Notary in Jakarta. The Company and PT Bank Internasional Indonesia Tbksigned an Amendment on Term-Loan Agreement as follows:

- Term-Loan III dengan batas maksimum sebesar

Rp 45.039.155.823,20 dengan jumlah baki debet pada tanggal 27 Oktober 2010 sebesar Rp 948.000.000 yang dimulai sejak tanggal 1 November 2007 ditambah jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan dan akan berakhir pada tanggal 1 Mei 2011;

- Term-Loan III with maximum limit up to Rp 45,039,155,823.20 with outstanding loan as of 27 October 2010 amounted to Rp 948,000,000 which was started on 1 November 2007 plus drawdown period for 6 (six) months and will be ended on 1 May 2011;

- Term-Loan IV dengan batas maksimum sebesar

Rp 50 milyar dengan jumlah baki debet padatanggal 27 Oktober 2010 sebesar Rp 33.554.000.000 yang dimulai sejak tanggal8 Oktober 2009 ditambah jangka waktu penarikan selama 9 (sembilan) bulan dan akan berakhir pada tanggal 8 Juli 2013;

- Term-Loan IV with maximum limit up to Rp 50 billion with outstanding loan as of 27 October 2010 amounted to Rp 33,554,000,000 which was started on 8 October 2009 plus drawdown period for 9 (nine) months and will be ended on 8 July 2013;

- Suku bunga per tahun untuk kedua fasilitas

pinjaman di atas dikenakan suku bunga tetap. - Interest rate per annum for both

aforementioned loan facilities charged with fixed interest rate.

- Term-Loan V dengan batas maksimum sebesar

Rp 100 milyar yang dimulai sejak tanggal1 Desember 2010 ditambah jangka waktu penarikan selama 12 (dua belas) bulan dan akan berakhir pada tanggal 1 Desember 2014;

- Term-Loan V with maximum limit up to Rp 100 billion which was started on 1 December 2010 plus drawdown period for 12 (twelve) months and will be ended on 1 December 2014;

Page 109: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/46 Exhibit E/46

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

12. PINJAMAN BANK (Lanjutan) 12. BANK BORROWINGS (Continued) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Lanjutan) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Continued)

- Suku bunga per tahun yang dikenakan untuk

Term-Loan V diklasifikasikan dalam dua kategori, untuk piutang kurang dari atau sampai dengan 1 (satu) tahun, maka suku bunga tetap yang dikenakan sebesar 12,00%, dan jika piutang lebih dari 1 (satu) tahun, maka suku bunga yang dikenakan sebesar 12,50%.

- Interest rate per annum charged for Term-Loan V is classified into two categories, for receivables of less than or up to maximum 1 (one) year, the fixed interest rate borne will be 12.00%, and for receivables of more than 1 (one) year, the fixed interest rate borne will be 12.50%.

Berdasarkan Perjanjian No.S.2012/DIR CORP BANKING tanggal 24 Januari 2012, PT Bank Internasional Indonesia Tbk menyetujui permohonan perpanjangan availability period sampai dengan 30 April 2012.

Based on Agreement No.S.2012/DIR CORP BANKING dated 24 January 2012, PT Bank Internasional Indonesia Tbk agreed to extend the availability period until 30 April 2012.

Pinjaman ini dikenakan bunga berkisar antara11,75% - 12,00% dan 12,00% - 12,50% per tahun masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.

The loan beared interest ranging from11.75% - 12.00% and 12.00% - 12.50% per annum for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.

Fasilitas-fasilitas pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen yang diikat secara fidusia.

These loan facilities are secured by fiduciary transfer of consumer financing receivables.

Nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen yang dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman ini sebesar Rp 46.805.048.000 pada tanggal 31 Desember 2012 (lihat Catatan 6).

The carrying amount of consumer financing receivables collateralized for this loan facility is amounted to Rp 46,805,048,000 as of 31 December 2012 (see Note 6).

Selama pinjaman belum dilunasi, Perusahaan tidak diperkenankan antara lain, merubah susunan pengurus, melakukan penggabungan usaha atau akuisisi, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk.

During the period that the loans are still outstanding, the Company is not allowed to, among others, change the management, enter into merger or acquisition, except with prior written consent from PT Bank Internasional Indonesia Tbk.

Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas-fasilitas pinjaman ini.

As at 31 December 2012, the Company has complied with all the requirements mentioned in these loan facilities agreements.

PT Bank Permata Tbk PT Bank Permata Tbk Berdasarkan Akta No. 64 tanggal 25 Maret 2010 dari Ny. Sjarmeini S. Chandra, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Permata Tbkmenandatangani Perjanjian Pemberian Fasilitas Pinjaman Atas Piutang Pembiayaan Kendaraan dengan batas maksimum sebesar Rp 30 milyar untuk tujuan aktivitas pembiayaan konsumen. Jangka waktu fasilitas selama 12 (dua belas) bulan yang dimulai sejak tanggal 25 Maret 2010 sampai dengan tanggal 25 Maret 2011.

Based on Notarial deed No. 64 dated 25 March 2010 of Ny. Sjarmeini S. Chandra, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Permata Tbkagreed to sign a Agreement of Distribution for Loan Facility Over Vehicles Financing Receivables with maximum limit amounted to Rp 30 billion for consumer financing activities. Term of the facility was 12 (twelve) months started from 25 March 2010 until 25 March 2011.

Page 110: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/47 Exhibit E/47

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

12. PINJAMAN BANK (Lanjutan) 12. BANK BORROWINGS (Continued) PT Bank Permata Tbk PT Bank Permata Tbk Berdasarkan Akta No. 34 tanggal 19 November 2010 dari Ny. Sjarmeini S. Chandra, S.H., Notaris di Jakarta, PT Bank Permata Tbk memberikan tambahan Fasilitas Pinjaman Atas Piutang Pembiayaan Kendaraan sebesar Rp 20 milyar, sehingga maksimum pinjaman menjadi sebesar Rp 50 milyar. Fasilitas pinjaman ini berlaku sejak 19 November 2010 dan berakhir pada tanggal 19 November 2011.

Based on Notarial deed No. 34 dated 19 November 2010 of Ny. Sjarmeini S. Chandra, S.H., Notary in Jakarta, PT Bank Permata Tbk provides additional Loan Facility Over Vehicles Financing Receivables amounting to Rp 20 billion, so the maximum loan of the facility becomes Rp 50 billion. The loan facility was started on 9 November 2010 and ended on 9 November 2011.

Perjanjian tersebut telah diubah beberapa kali dan perubahan terakhir dimuat dalam Addendum Perjanjian Pemberian Fasilitas Perbankan No. KK/12/2335/ADD/FI tertanggal 19 November 2012. Dalam addendum tersebut, PT Bank Permata Tbk menyetujui untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas pinjaman tersebut diatas sampai dengan 19 November 2013.

That agreement has been amended several times, with the latest amendment by Addendum Over Agreement of Distribution for Banking Facility No. KK/12/2335/ADD/FI dated 19 November 2012. In that addendum, PT Bank PErmata Tbk agreed to extend the period of the loan facility up until 19 November 2013.

Fasilitas tersebut bersifat revolving dan dikenakan bunga tetap menurut pemberitahuan dari bank pada setiap penarikan dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen yang diikat secara fidusia serta Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB)milik nasabah yang disimpan di PT Bank Permata Tbk.

This facility is revolving and bears interest at fixed rate under bank notification for each withdrawal and was secured by fiduciary transfer of consumer financing receivables and customer’s Certificate of Ownership of Motor Vehicle under custody ofPT Bank Permata Tbk.

Pinjaman ini dikenakan bunga berkisar antara11,25% - 11,75% dan 12,50% per tahun masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.

The loan beared interest rate ranging from11.25% - 11.75% and 12.50% per annum for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.

Nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen yang dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman ini masing-masing sebesar Rp 28.506.805.000 pada tanggal 31 Desember 2012 (lihat Catatan 6).

The carrying amount of consumer financing receivables collateralized for this loan facility is amounted to Rp 28,506,805,000 as of 31 December 2012 (see Note 6).

Selama pinjaman belum dilunasi, Perusahaan harus memelihara rasio jumlah utang terhadap jumlah ekuitas tidak melebihi rasio 9:1. Perusahaan juga tidak diperkenankan merubah anggaran dasar, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PT Bank Permata Tbk.

During the period that the loans are still outstanding, the Company has to maintain its debt to equity ratio is not to exceed 9:1. The Company is also not allowed to, among others, amend the articles of association, except with prior written consent from PT Bank Permata Tbk.

Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas pinjaman ini.

As at 31 December 2012, the Company has complied with all the requirements mentioned in this loan facility agreement.

Page 111: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/48 Exhibit E/48

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

12. PINJAMAN BANK (Lanjutan) 12. BANK BORROWINGS (Continued) PT Bank ICBC Indonesia PT Bank ICBC Indonesia Berdasarkan Akta-akta No. 99 dan No. 100 tanggal 7 September 2010 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank ICBC Indonesia menandatangani Perjanjian KreditPinjaman Tetap dengan angsuran I dan II dengan maksimum pinjaman masing-masing sebesar Rp 10 milyar dan Rp 15 milyar. Fasilitas pinjaman ini telah berakhir pada tanggal 7 November 2010. Jangka waktu pembiayaan 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penarikan fasilitas. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12,00% per tahun dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen yang diikat secara fidusia dengan nilai penjaminan sebesar Rp 27,5 milyar.

Based on Notarial deeds No. 99 and No. 100 dated 7 September 2010 of Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank ICBC Indonesia agreed to sign a Fixed Installment Loan Agreement with term loan I and II amounted to Rp 10 billion and Rp 15 billion, respectively. This loan facility was expired on 7 November 2010. The period of financing is 36 (thirty six) months sincethe date of each withdrawal of the facility. This loan bears interest at rate of 12.00% per annum and was secured by fiduciary transfer of consumer financing receivables amounted to Rp 27.5 billion.

Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 12,00% per tahun masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.

The loan beared interest rate of 12.00% per annum for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.

Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen dengan nilai penjaminan sebesar 110,00% dari jumlah pinjaman yang ditarik.

This loan facility is secured by the Company’s consumer financing receivables amounted to 110.00% from withdrawn loan’s amount.

Selama pinjaman belum dilunasi, Perusahaan harus memelihara rasio jumlah utang terhadap jumlah ekuitas tidak melebihi rasio 8:1.

During the period that the loans are still outstanding, the Company has to maintain its debt to equity ratio is not to exceed 8:1.

Nilai tercatat piutang pembiayaan yang dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman ini sebesar Rp 14.343.428.000 pada tanggal 31 Desember 2012 (lihat catatan 6).

The carrying amount of consumer financing receivables collateralized for this loan facility is amounted to Rp 14,343,428,000 as of 31 December 2012 (see Note 6).

Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas pinjaman ini.

As at 31 December 2012, the Company has complied with all the requirements mentioned in this loan facility agreement.

13. AKRUAL 13. ACCRUALS

2 0 1 2 2 0 1 1

Pihak ketiga Third partiesPremi asuransi 326.850.664 342.207.510 Insurance premiumBunga 1.043.729.270 898.386.486 Interest Pihak berelasi Related partyPremi asuransi 453.775.931 526.183.074 Insurance premium Jumlah 1.824.355.865 1.766.777.070 Total

Nilai tercatat akrual tidak melebihi nilai wajarnya. The carrying amounts of accruals approximate its

fair value. Lihat Catatan 28 untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.

Refer to Note 28 for details of balance and transactions with related parties.

Page 112: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/49 Exhibit E/49

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

14. PERPAJAKAN 14. TAXATION a. Utang pajak a. Taxes payable

2 0 1 2 2 0 1 1 Pajak Penghasilan: Income Taxes:

Pasal 21 319.979.822 277.691.801 Article 21 Pasal 23 779.741 590.405 Article 23 Pasal 25 528.884.940 452.730.531 Article 25 Pasal 4(2) final 37.720.276 23.666.666 Article 4(2) final Pasal 29 3.791.663.876 1.124.667.390 Article 29

Jumlah 4.679.028.655 1.879.346.793 Total

b. Pajak penghasilan badan b. Corporate income tax

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan, sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif dengan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, adalah sebagai berikut:

Reconciliation between profit before income tax, as presented in the statements ofcomprehensive income and estimated taxable profit for the years ended 31 December 2012and 2011, were as follows:

2 0 1 2 2 0 1 1

Laba sebelum pajak penghasilan 38.720.219.516 30.645.585.919 Profit before income taxes

Beda temporer: Temporary differences:

Imbalan pasca kerja 2.075.075.935 1.343.745.634 Post-employment benefits Depreciation of property Penyusutan aset tetap 126.329.934 190.397.375 and equipment Beban pemasaran ( 2.365.244.703) (3.969.407.161) Marketing expenses

Beda tetap: Permanent differences:

Gaji dan tunjangan - 1.900.236.117 Salaries and allowance Jamuan dan representasi 394.924.738 325.229.888 Entertainment and representation Perawatan kendaraan 128.042.778 86.843.299 Maintenance of vehicle Pendapatan bunga Interest income subjected to

dikenakan pajak final ( 76.876.909) (96.360.819) final tax Bagian kerugian pasca akuisisi Share of post acquisition

entitas asosiasi 787.916.020 236.302.523 loss of associates Keuntungan atas dilusian Gain on dilution of kepentingan bagian an interest in entitas asosiasi ( 115.792.013) - associate Depreciation of property and Penyusutan aset tetap 167.724.502 158.317.367 equipment Kerugian penjualan aset Gain on sales of property and

tetap ( 4.832.161) 28.231.323 equipment

Taksiran laba kena pajak 39.837.487.637 30.849.121.466 Estimated taxable profit

Page 113: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/50 Exhibit E/50

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

14. PERPAJAKAN (Lanjutan) 14. TAXATION (Continued) b. Pajak penghasilan badan (Lanjutan) b. Corporate income tax (Continued)

2 0 1 2 2 0 1 1

Taksiran beban pajak kini: Estimated current tax expense: 2 0 1 2 2 0 1 2

25% x Rp 39.837.488.000 9.959.372.000 - 25% x Rp 39,837,488,000 2 0 1 1 2 0 1 1

25% x Rp 30.849.121.000 - 7.712.280.279 25% x Rp 30,849,121,000

9.959.372.000 7.712.280.279 Dikurangi: Less: Kredit pajak penghasilan Income tax credit

Pajak Penghasilan Pasal 25 ( 6.167.708.124) ( 6.587.612.889) Income Tax Article 25

Taksiran pajak penghasilan Estimated corporate income badan terhutang 3.791.663.876 1.124.667.390 tax payable

Besarnya pajak terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self-assessment). Kantor pajak dapat melakukan pemeriksaan pajak dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak pajak terhutang.

The determination of the tax liabilities is based on self-assessment. The tax office can perform examination of income taxes within 5 (five) years after the tax becomes due.

c. Aset pajak tangguhan c. Deferred tax assets

Pengaruh ketentuan Dikreditkan transisi (dibebankan) PSAK 24 Dikreditkan ke pendapatan (Revisi 2010)/ (dibebankan) komprehensif Effect of ke laporan lainnya/ transitional laba rugi/ Credited

31 Desember provisions of Credited (charged) 31 Desember 2011/ PSAK 24 (charged) to other 2012/

31 December (Revised statement of comprehensive 31 December 2011 2010) profit or loss income 2012

Aset (liabilitas) Deferredpajak tax assets tangguhan (liabilities)

Depreciation ofPenyusutan property and

aset tetap ( 53.357.584) - 29.648.110 - ( 23.709.474) equipment Post-Kewajiban employment manfaat benefits

pasca kerja 1.170.978.767 266.022.184 473.531.484 ( 279.733.293) 1.630.799.142 obligation Aset pajak Deferred

tangguhan - tax assets – bersih 1.117.621.183 266.022.184 503.179.594 ( 279.733.293) 1.607.089.668 net

Page 114: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/51 Exhibit E/51

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

14. PERPAJAKAN (lanjutan) 14. TAXATION (Continued) c. Aset pajak tangguhan (lanjutan) c. Deferred tax asset (continued)

Dikreditkan ke laporan laba rugi komprehensif/

31 Desember Credited to 31 Desember 2010/ statement of 2011/

31 December comprehensive 31 December 2010 income 2011

Aset (liabilitas) Deferred tax assets pajak tangguhan (liabilities) Depreciation of property Penyusutan aset tetap ( 81.117.547) 27.759.959 ( 53.357.588) and equipment Post-employmentKewajiban manfaat benefits

pasca kerja 847.598.608 323.380.163 1.170.978.771 obligation

Aset pajak tangguhan - Deferred tax assets – bersih 766.481.061 351.140.122 1.117.621.183 net

Pengakuan pemanfaatan aset pajak tangguhan oleh Perusahaan terkait dengan laba kena pajak di masa yang akan datang dan kelebihan laba yang dihasilkan oleh pemulihan beda temporeryang dapat dikenakan pajak.

The utilisation of deferred tax assets recognised by the Company is dependent upon future taxable profits and in excess of profits resulting from the reversal of existing taxable temporary differences.

d. Pajak penghasilan d. Income taxes

2 0 1 2 2 0 1 1 Pajak kini ( 9.959.372.000) ( 7.712.280.279) Current taxPajak tangguhan 503.179.594 351.140.122 Deferred tax Jumlah pajak penghasilan ( 9.456.192.406) ( 7.361.140.157) Total income taxes

e. Administrasi e. Administration

Berdasarkan Undang-undang, perseroan terbuka dapat memperoleh pengurangan tarif 5% dari tarif pajak penghasilan normal jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

Based on the Law, public limited companies can obtain a reduction of 5% rate from the normal corporate income tax rate if they sastisfy the following conditions:

i. Sedikitnya 40% dari jumlah keseluruhan

saham yang disetor dimiliki oleh publik; i. At least 40% of their total shares of paid up

capital are publicly owned; ii. Pemegang saham publik harus terdiri dari

sedikitnya 300 individu, setiap individu mempunyai kurang dari 5% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor;

ii. The public should consist of at least 300 individuals, each holding less than five percent of the paid up capital;

iii. Kedua kondisi ini dipelihara setidaknya 6 bulan (183 hari) dalam tahun pajak.

iii. These two conditions are maintained for at least six months (183 days) in a tax year.

Untuk tahun pajak 2012 dan 2011, Perusahaan tidak memperoleh pengurangan ensio sebesar 5% dikarenakan Perusahaan tidak memenuhi seluruh persyaratan di atas.

For fiscal year 2012 and 2011, the Company did not obtain a reduction of 5% rate from the normal corporate income tax rate since the Company did not satisfy all the above conditions.

Page 115: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/52 Exhibit E/52

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

15. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA 15. POST-EMPLOYMENT BENEFITS OBLIGATION Perusahaan mengakui kewajiban manfaat ensionbagi karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Jumlah karyawan yang berhak atas manfaat ension tersebut adalah 580 dan 489 karyawan pada

tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.

The Company recognized pension benefit obligations in accordance with Indonesian Labour Law No. 13/2003 dated 25 March 2003. The number of employees entitled to the pension benefits is 580 and 489 employees as of 31 December 2012 and 2011, respectively.

Rincian beban imbalan pasca-kerja yang diakui di dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut:

The details of the post-employment benefit expense recognized in profit or loss are as follows:

2 0 1 2 2 0 1 1

Beban jasa kini 1.632.479.642 1.004.766.654 Current service costBeban bunga 442.596.293 338.978.980 Interest cost Jumlah 2.075.075.935 1.343.745.634 Total

Jumlah yang dimasukkan ke dalam laporan posisi keuangan yang timbul dari kewajiban Perusahaan terhadap kewajiban manfaat pasca kerja adalah sebagai berikut:

The amounts included in the statement of financial position arising from the Company’s obligation on post-employment benefits obligation are as follows:

2 0 1 2 2 0 1 1

Nilai kini kewajiban yang Present value of unfundedtidak didanai 6.523.196.564 5.748.003.800 obligation

Kerugian aktuarial yang belum diakui - ( 1.064.088.734) Unrecognized actuarial gains

Liabilitas Neto 6.523.196.564 4.683.915.066 Net liability

Mutasi liabilitas yang diakui di dalam laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:

Movements in the liability recognized in the statement of financial position are as follows:

2 0 1 2 2 0 1 1 Saldo per 1 Januari 4.683.915.066 3.390.394.432 Balance as at 1 JanuaryPengaruh ketentuan transisi Effect of transitional provision

PSAK 24 (Revisi 2010) 1.064.088.734 - of PSAK 24 (Revised 2010) Beban tahun berjalan 2.075.075.935 1.343.745.634 Current year expensesKeuntungan aktuarial ( 1.118.933.171) - Actuarial gainPembayaran manfaat ( 180.950.000) ( 50.225.000) Benefits payment Saldo per 31 Desember 6.523.196.564 4.683.915.066 Balance as at 31 December

Kumulatif keuntungan ension l yang diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:

Cumulative actuarial gains recognized in other comprehensive income are as follows:

2 0 1 2 2 0 1 1 Saldo per 1 Januari - - Balance as at 1 JanuaryPengaruh ketentuan transisi Effect of transitional provision

PSAK 24 (Revisi 2010) 1.064.088.734 - of PSAK 24 (Revised 2010) Keuntungan aktuarial Actuarial return gains tahun berjalan 1.118.933.171 - during the year Saldo per 31 Desember 2.183.021.905 - Balance as at 31 December

Page 116: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/53 Exhibit E/53

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

15. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan) 15. POST-EMPLOYMENT BENEFITS OBLIGATION (Continued)

Rekonsiliasi nilai wajar kewajiban imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut:

Reconciliation of present value of post employment benefits obligation are as follows:

2 0 1 2 2 0 1 1 Saldo awal 5.748.003.800 3.606.159.364 Beginning balanceBiaya jasa kini 1.632.479.642 1.004.766.653 Current service costBiaya bunga 442.596.293 338.978.980 Interest costPembayaran manfaat ( 180.950.000) ( 50.225.000) Benefits payment(Keuntungan) kerugian aktuarial ( 1.118.933.171) 848.323.802 Actuarial(gain) loss Saldo akhir 6.523.196.564 5.748.003.800 Ending balance

Perhitungan manfaat pasca kerja pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dihitung oleh aktuaris independen PT Binaputera Jaya Hikmah dengan menggunakan metode ‘Projected Unit Credit’. Asumsi kunci yang digunakan dalam menentukan penilaian ension l adalah sebagai berikut:

The cost of providing post-employment benefits obligation for the years ended 31 December 2012 and 2011 was calculated by independent actuary, PT Binaputera Jaya Hikmah using the Projected Unit Credit Method. The actuarial valuation was carried out using the following key assumptions:

2 0 1 2 2 0 1 1 Tingkat diskonto 7,7% per tahun/ 9,4% per tahun/ Discount rate 7.7% per annum 9.4% per annum Tingkat kenaikan gaji 10% per tahun/ 12% per tahun/ Salary increment rate 10% per annum 12% per annum Tingkat kematian TM II – 99 TM II – 99 Mortality rateUsia pensiun 55 tahun/55 years old 55 tahun/55 years old Pension age Cacat 10% dari TM II – 99 10% dari TM II – 99 Disability rate

16. MODAL SAHAM 16. SHARE CAPITAL

Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

The composition of the Company’s shareholders as of 31 December 2012 and 2011 were as follows:

31 Desember/December 2012 Jumlah Persentase Jumlah modal saham/ kepemilikan/ saham/ Number of Percentage of Total share

Nama pemegang saham shares ownership capital Name of shareholders PT Batavia Prosperindo PT Batavia Prosperindo

Internasional 800.000.000 80,0000 80.000.000.000 Internasional Masyarakat: Public:

Pemegang saham lokal 10.997.500 1,1000 1.099.750.000 Domestic shareholders Pemegang saham asing 189.002.500 18,9000 18.900.250.000 Foreign shareholders

Jumlah 1.000.000.000 100,0000 100.000.000.000 Total

Pada bulan November 2012, PT Batavia Prosperindo Internasional (“BPI”) menjual 150.000.000 lembar saham Perusahaan kepada masyarakat.

In November 2012, PT Batavia Prosperindo Internasional (“BPI”) sold 150.000.000 shares of Company’s share capital to public.

Page 117: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/54 Exhibit E/54

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

16. MODAL SAHAM (Lanjutan) 16. SHARE CAPITAL (Continued)

31 Desember/December 2011 Jumlah Persentase Jumlah modal saham/ kepemilikan/ saham/ Number of Percentage of Total share

Nama pemegang saham shares ownership capital Name of shareholders PT Batavia Prosperindo PT Batavia Prosperindo

Internasional 950.000.000 95,0000 95.000.000.000 Internasional Masyarakat: Public:

Pemegang saham lokal 9.622.000 0,9622 962.200.000 Domestic shareholders Pemegang saham asing 40.378.000 4,0378 4.037.800.000 Foreign shareholders

Jumlah 1.000.000.000 100,0000 100.000.000.000 Total

Pada bulan Januari 2011, PT Batavia Prosperindo Internasional (“BPI”) membeli tambahan 13.284.750 lembar saham Perusahaan dari masyarakat.

In January 2011, PT Batavia Prosperindo Internasional (“BPI”) bought another 13,284,750 shares of Company’s share capital from public.

17. TAMBAHAN MODAL DISETOR 17. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL

2 0 1 2 2 0 1 1

Tambahan modal disetor dari Penawaran Umum Saham Additional paid-in capital from Perdana 49.500.000.000 49.500.000.000 Initial Public Offering

Modal disetor (nilai nominal) ( 45.000.000.000 ) ( 45.000.000.000) Paid-in capital (nominal value) Modal disetor dari kelebihan

nilai nominal 4.500.000.000 4.500.000.000 Paid-in capital in excess of par valueBiaya emisi saham ( 1.848.755.633 ) ( 1.848.755.633) Shares issuance costs Tambahan modal disetor – Bersih 2.651.244.367 2.651.244.367 Additional paid-in capital – Net

18. DIVIDEN KAS 18. CASH DIVIDENDS

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang tercantum di dalam Akta No. 271 tanggal 27 April 2012 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi., Notaris di Jakarta, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 5.000.000.000 yang diambil dari laba bersih tahun 2011. Perusahaan telah membayarkan dividen tunai ini di tahun 2012.

Based on the Annual Meeting of Shareholders as included in the Notarial deed No. 271 dated 27 April 2012 of Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi., Notary in Jakarta, the shareholders approved the distribution of cash dividends amounting toRp 5,000,000,000 taken from net profit of 2011. The Company has paid the cash dividends in 2012.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang tercantum di dalam Akta No. 236 tanggal 20 April 2011 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi., Notaris di Jakarta, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 10.000.000.000 yang diambil dari laba bersih tahun 2010. Perusahaan telah membayarkan dividen tunai ini di tahun 2011.

Based on the Annual Meeting of Shareholders as included in the Notarial deed No. 236 dated 20 April 2011 of Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi., Notary in Jakarta, the shareholders approved the distribution of cash dividends amounting to Rp 10,000,000,000 taken from net profit of 2010. The Company has paid the cash dividends in 2011.

Page 118: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/55 Exhibit E/55

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

19. CADANGAN UMUM 19. GENERAL RESERVE Undang-undang No. 40 tahun 2007 (“Undang-undang”) tentang Perusahaan Terbatas mengharuskan seluruh perusahaan untuk membuat penyisihan cadangan umum sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk pembentukan penyisihan tersebut.

The Law No. 40 of 2007 (the “Law”) regarding theLimited Liability Company requires the establishment of general reserve amounted to at least 20% of a company’s issued and paid up capital. There is no set period of time over which this amount should be provided.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan telah membentuk cadangan umum sebesar Rp 100.000.000, diambil dari laba bersih tahun 2009, yang mewakili 1% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

As of 31 December 2012 and 2011, Company has already established a provision of general reserve amounting to Rp 100,000,000 taken from net profit of 2009 which represent 1% of the Company’s issued and paid up capital.

20. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 20. BASIC EARNINGS PER SHARE

Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih kepada pemegang saham dengan rata-rata tertimbang jumlah lembar saham yang beredar pada periode bersangkutan.

Earnings per share is calculated by dividing net income attributable to shareholders by the weighted average number of shares outstanding during the period.

2 0 1 2 2 0 1 1 Laba bersih kepada pemegang

saham 29.264.027.110 23.284.445.763 Net profit attributable to shareholders Jumlah rata-rata saham beredar 1.000.000.000 1.000.000.000 Average number of outstanding shares Laba bersih per saham dasar 29,26 23,28 Basic earnings per share

21. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN 21. CONSUMER FINANCING REVENUE

2 0 1 2 2 0 1 1

Pendapatan pembiayaan konsumen Consumer financing revenuePihak ketiga 140.219.137.212 113.066.211.231 Third parties

Dikurangi: Less:

Bagian pendapatan yang dibiayai bank-bank sehubungan dengan Portion of income financed by banks transaksi pembiayaan bersama, in relation to joint financing, penerusan pinjaman dan loan channelling and take over pengembalian piutang ( 47.739.465.002) ( 38.645.453.663) of receivables

Jumlah – Bersih 92.479.672.210 74.420.757.568 Total – Net

Biaya transaksi merupakan pendapatan dan beban yang dapat diatribusikan secara langsung dengan transaksi sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen dan disajikan secara bersih.

Transaction costs represents income and expenses directly attributable to the finance lease and the consumer financing transactions, and presented on a net basis.

Page 119: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/56 Exhibit E/56

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

22. PENDAPATAN ADMINISTRASI 22. ADMINISTRATION INCOME

2 0 1 2 2 0 1 1 Asuransi 29.129.787.716 32.250.623.825 Insurance Administrasi 16.807.867.209 13.261.549.008 Administration Denda 9.102.110.936 6.345.952.392 Penalties Jumlah 55.039.765.861 51.858.125.225 Total

23. PENDAPATAN LAIN-LAIN 23. OTHER INCOME

2 0 1 2 2 0 1 1 Pendapatan atas piutang yang Income from write-off

dihapusbukukan 1.183.608.000 698.523.004 receivables Pendapatan keuangan 76.876.909 96.360.819 Finance incomeLaba penjualan aset tetap Gain on sale of property and

(Catatan 9) 138.726.694 77.685.080 equipment (Note 9)

Jumlah 1.399.211.603 872.568.903 Total

24. BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN 24. SALARIES AND ALLOWANCES EXPENSES

2 0 1 2 2 0 1 1 Gaji dan tunjangan 33.789.369.790 27.491.739.833 Salaries and allowances Imbalan pasca kerja Post-employment benefits

(Catatan 15) 2.075.075.935 1.343.745.634 (Note 15) Pelatihan dan pendidikan 193.971.917 176.961.431 Training and educationJamsostek 532.088.232 400.202.186 Employee’s social security

Jumlah 36.590.505.874 29.412.649.084 Total

Beban gaji dan tunjangan termasuk kompensasi yang diterima personil manajemen kunci (lihat Catatan 28).

Salaries and allowances expenses include compensation received by the Company’s key management personnel (see Note 28).

25. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 25. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES

2 0 1 2 2 0 1 1 Penyusutan aset tetap Depreciation of property

(Catatan 9) 3.083.839.607 2.502.566.359 and equipment (Note 9) Telekomunikasi 2.695.178.334 2.308.401.570 TelecommunicationSewa 3.111.259.607 2.462.638.774 RentalPerlengkapan kantor Office supplies

(Catatan 28) 1.935.389.951 1.512.367.218 (Note 28) Perbaikan dan perawatan 1.998.064.028 1.569.953.391 Repairs and maintenanceAmortisasi aset lain-lain Amortization of other assets

(Catatan 11) 1.515.127.900 1.303.651.814 (Note 11) Transportasi 961.837.947 878.913.889 TransportationHonorarium tenaga ahli Professional fees

(Catatan 28) 657.298.147 3.577.156.896 (Note 28) Perjalanan dinas 977.554.717 863.176.138 Travelling Utilitas 935.305.964 863.732.797 UtilitiesAsuransi 611.169.327 537.924.703 InsuranceJamuan dan representasi 394.924.738 325.229.888 Representation and entertainmentAdministrasi 441.968.110 290.523.043 AdministrationLainnya 1.795.975.040 1.527.598.811 Others Jumlah 21.114.893.417 20.523.835.291 Total

Page 120: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/57 Exhibit E/57

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

26. BEBAN KEUANGAN 26. FINANCE EXPENSES

2 0 1 2 2 0 1 1 Bunga atas pinjaman bank

yang diterima 36.512.509.985 22.854.956.862 Interest on bank borrowings 27. PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA 27. OTHER COMPREHENSIVE INCOME

2 0 1 2 2 0 1 1

Keuntungan actuarial atas program Actuarial gain on defined pension imbalan pasti 1.118.933.171 - pension benefit scheme Bagian laba rugi komprehensif Share of other comprehensive

entitas asosiasi 35.498.212 income of associate Pajak berkenaan dengan

pendapatan komprehensif Tax relating to other lainnya ( 279.733.293 ) - comprehensive income

Jumlah 874.698.090 - Total 28. SALDO DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI 28. RELATED PARTY BALANCES AND TRANSACTIONS

Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi usaha dan keuangan dengan dengan pihak-pihak berelasi.

In conducting its business, the Company entered into certain business and financial transactions with its related parties.

Sifat hubungan dan transaksi Perusahaan dengan pihak yang berelasi adalah sebagai berikut:

The nature of relationship and transactions with related parties are as follows:

Pihak-pihak yang berelasi/ Sifat dari hubungan/ Sifat dari transaksi/ Related parties Nature of relationship Nature of transaction PT Batavia Prosperindo Pemegang saham/ Jasa cleaning service/

Internasional Shareholder cleaning services fees

PT Batavia Prosprindo Sekuritas Perusahaan affiliasi/ Honorarium tenaga ahli/ Affiliate company professional fees PT Malacca Trust Wuwungan Entitas asosiasi/ Premi Asuransi/

Insurance Associate Insurance premium

Saldo signifikan dengan pihak-pihak yang berelasi disajikan sebagai berikut:

Significant balances with related parties are as follows:

a. Akrual (Catatan 13) a. Accruals (Note 13)

2 0 1 2 2 0 1 1

Premi asuransi Insurance premiumPT Malacca Trust Wuwungan PT Malacca Trust Wuwungan

Insurance 453.775.931 526.183.074 Insurance Persentase terhadap

jumlah liabilitas 0.13% 0.26% Percentage to total liabilities

Page 121: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/58 Exhibit E/58

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

28. SALDO DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI (Lanjutan) 28. RELATED PARTY BALANCES AND TRANSACTIONS (Continued)

a. Akrual (Catatan 13) (Lanjutan) a. Accruals (Note 13) (Continued)

Akrual kepada PT Malacca Trust Wuwungan Insurance adalah estimasi utang premi asuransi yang harus dibayarkan kepada PT Malacca Trust Wuwungan Insurance sehubungan dengan transaksi pembiayaan konsumen.

Accruals to PT Malacca Trust Wuwungan Insurance is an estimation of insurance premium payable which has to be paid to PT Malacca Trust Wuwungan Insurance in relation with consumer financing transactions.

Transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang berelasi disajikan sebagai berikut:

Significant transactions with related parties are as follows:

b. Pendapatan asuransi (Catatan 22) b. Insurance Income (Note 22)

2 0 1 2 2 0 1 1

PT Malacca Trust Wuwungan PT Malacca Trust Wuwungan Insurance 16.433.254.666 6.373.250.537 Insurance

Persentase terhadap

jumlah pendapatan 10,36% 4,98% Percentage to total income

c. Perlengkapan kantor (Catatan 25) c. Office supplies (Note 25)

2 0 1 2 2 0 1 1

PT Batavia Prosperindo PT Batavia ProsperindoInternasional 132.000.000 84.000.000 Internasional

Persentase terhadap

jumlah beban 0,11% 0,09% Percentage to total expenses

d. Honorarium tenaga ahli (Catatan 25) d. Professional fees (Note 25)

2 0 1 2 2 0 1 1

PT Batavia Prosperindo PT Batavia ProsperindoSekuritas - 270.000.000 Sekuritas

Persentase terhadap

jumlah beban - 0,28% Percentage to total expenses

e. Beban gaji dan tunjangan (Catatan 24) e. Salaries and benefit expenses (Note 24)

2 0 1 2 2 0 1 1

Kompensasi yang dibayarkan kepada personil Compensation paid tomanajemen kunci: key management personel:

Gaji dan tunjangan 3.012.363.950 3.353.327.295 Salaries and allowancesImbalan pasca kerja 3.181.988.532 755.906.800 Post-employment benefits 6.194.352.482 4.109.234.095 Persentase terhadap

jumlah beban 5,19% 4,23% Percentage to total expenses

Page 122: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/59 Exhibit E/59

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

28. SALDO DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI (Lanjutan) 28. RELATED PARTY BALANCES AND TRANSACTIONS (Continued)

Asuransi Insurance Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Malacca Trust Wuwungan Insurance, perusahaan asosiasi, untuk melindungi kendaraan bermotor yang dibiayai oleh Perusahaan dari risiko kehilangan dengan kondisi pertanggungan asuransi Total Loss Only (lihat Catatan 6).

The Company entered into agreements with PT Malacca Trust Wuwungan Insurance, an associate company, to insure the vehicles financed by the Company which covers the risks of loss with insurance coverage of Total Loss Only (see Note 6).

29. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING 29. SIGNIFICANT AGREEMENTS

Pihak ketiga Third parties PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Berdasarkan Akta No. 15 tanggal 24 September 2007 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama I (PKS I). Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 50 miliar. Perjanjian kerjasama ini telah berakhir pada tanggal 24 September 2011.

Based on Notarial deed No. 15 dated 24 September 2007 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk signed a Joint Financing Cooperation Agreement I (PKS I). The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 50 billion. This Joint Financing Agreement was expired on 24 September 2011.

Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersamatersebut di atas, fasilitas tersebut dikenakan bungatetap per tahun sebagai berikut:

Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum as follows:

Tenor pinjaman s.d. 1 tahun : 12,50% Loan tenor up to 1 year : 12.50% Tenor pinjaman > 1 – 2 tahun : 12,75% Loan tenor > 1 – 2 years : 12.75% Tenor pinjaman > 2 – 3 tahun : 13,00% Loan tenor > 2 – 3 years : 13.00%

Berdasarkan Akta No. 14 tanggal 30 Mei 2008 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama II (PKS II). Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 100 miliar. Perjanjian kerjasama tersebut telah berakhir pada tanggal 24 November 2012.

Based on Notarial Deed No.14 dated 30 May 2008 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk had signed a Joint Financing Cooperation Agreement II (PKS II). The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 100 billion. This Joint Financing Agreement was expired on 24 November 2012.

Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersamatersebut di atas, fasilitas tersebut dikenakan bungatetap per tahun sebagai berikut:

Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum as follows:

Tenor pinjaman s.d. 1 tahun : 16,00% Loan tenor up to 1 year : 16.00% Tenor pinjaman > 1 – 2 tahun : 16,50% Loan tenor > 1 – 2 years : 16.50% Tenor pinjaman > 2 – 3 tahun : 17,00% Loan tenor > 2 – 3 years : 17.00%

Berdasarkan Akta No. 3 tanggal 10 Maret 2009 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama III (PKS III). Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 100 miliar. Jangka waktu fasilitas adalah 54 (lima puluh empat) bulan sejak penandatangan perjanjian kerjasama.

Based on Notarial deed No. 3 dated 10 March 2009 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk had signed a Joint Financing Cooperation Agreement III (PKS III). The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 100 billion, The term of the facility is 54 (fifty four) months since the signing date of the agreement.

Page 123: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/60 Exhibit E/60

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

29. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) 29. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)

Pihak ketiga (Lanjutan) Third parties (Continued) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Lanjutan) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Continued) Berdasarkan Akta No. 7 tanggal 14 Desember 2009 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama IV (PKS IV). Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 85 miliar Jangka waktu fasilitas selama48 (empat puluh delapan) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama.

Based on Notarial deed No. 7 dated 14 December 2009 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk had signed a Joint Financing Cooperation Agreement IV (PKS IV). The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 85 billion. The term of the facility is 48 (fourty eight) months since the signing date of the agreement.

Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersamatersebut di atas, fasilitas tersebut dikenakan bungatetap per tahun sebagai berikut:

Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum as follows:

Tenor pinjaman s.d. 1 tahun : 12,50% Loan tenor up to 1 year : 12.50% Tenor pinjaman > 1 – 2 tahun : 12,75% Loan tenor > 1 – 2 years : 12.75% Tenor pinjaman > 2 – 3 tahun : 13,00% Loan tenor > 2 – 3 years : 13.00%

Berdasarkan Akta No. 16 tanggal 11 Juni 2010 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero)Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama V (PKS V). Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 85 miliar. Jangka waktu fasilitas adalah 54 (lima puluh empat) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama.

Based on Notarial deed No. 16 dated 11 June 2010 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk signed a Joint Financing Cooperation Agreement V (PKS V). The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 85 billion. The term of the facility is 54 (fifty four) months since the signing date of the agreement.

Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersamatersebut di atas, fasilitas tersebut dikenakan bungatetap per tahun sebagai berikut:

Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum as follows:

Tenor pinjaman s.d. 1 tahun : 12,75% Loan tenor up to 1 year : 12.75% Tenor pinjaman > 1 – 2 tahun : 12,75% Loan tenor > 1 – 2 years : 12.75% Tenor pinjaman > 2 – 3 tahun : 13,00% Loan tenor > 2 – 3 years : 13.00%

Berdasarkan Akta No. 8 tanggal 16 Februari 2011 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero)Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama VI (PKS VI). Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 100 miliar. Jangka waktu fasilitas adalah 54 (lima puluh empat) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama.

Based on Notarial deed No. 8 dated 16 February 2011 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk signed a Joint Financing Cooperation Agreement VI (PKS VI). The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 100 billion. The term of the facility is 54 (fifty four) months since the signing date of the agreement.

Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersamatersebut di atas, fasilitas tersebut dikenakan bungatetap per tahun sebagai berikut:

Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum as follows:

Tenor pinjaman s.d. 1 tahun : 12,00% Loan tenor up to 1 year : 12.00% Tenor pinjaman > 1 – 2 tahun : 12,25% Loan tenor > 1 – 2 years : 12.25% Tenor pinjaman > 2 – 3 tahun : 12,50% Loan tenor > 2 – 3 years : 12.50%

Page 124: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/61 Exhibit E/61

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

29. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) 29. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued) Pihak ketiga (Lanjutan) Third parties (Continued) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Lanjutan) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Continued) Berdasarkan Akta No. 11 tanggal 22 Agustus 2011 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama VII (PKS VII). Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 100 miliar. Jangka waktu fasilitas adalah 54 (lima puluh empat) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama.

Based on Notarial deed No. 11 dated 22 August 2011 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk signed a Joint Financing Cooperation Agreement VII (PKS VII). The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 75 billion. The term of the facility is 54 (fifty four) months since the signing date of the agreement.

Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama tersebut di atas, fasilitas tersebut dikenakan bunga tetap per tahun sebagai berikut :

Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum as follows:

Tenor pinjaman s.d. 1 tahun : 12,00% Loan tenor up to 1 year : 12,00% Tenor pinjaman > 1 - 2 tahun : 12,25% Loan tenor > 1 - 2 years : 12.25% Tenor pinjaman > 2 - 3 tahun : 12,50% Loan tenor > 2 - 3 years : 12.50%

Berdasarkan Akta No. 27 tanggal 13 Juni 2012 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero)Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama VIII (PKS VIII). Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 75 miliar. Jangka waktu fasilitas adalah 54 (lima puluh empat) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama.

Based on Notarial Deed No. 27 dated 13 June 2012 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk signed a Joint Financing Cooperation Agreement VIII (PKS VIII). The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 75 billion. The term of the facility is 54 (fifty four) months since the signing date of the agreement.

Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersamatersebut di atas, fasilitas tersebut dikenakan bungatetap per tahun sebagai berikut:

Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum as follows:

Tenor pinjaman s.d. 1 tahun : 11,50% - 12,50% Loan tenor up to 1 year : 11.50% - 12,50% Tenor pinjaman > 1 - 2 tahun : 11,75% - 12,25% Loan tenor > 1 - 2 years : 11.75% - 12.25% Tenor pinjaman > 2 - 3 tahun : 12,00% - 13,50% Loan tenor > 2 - 3 years : 12.00% - 13.50%

Berdasarkan Akta No. 53 tanggal 25 Oktober 2012 dari N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mandiri (Persero)Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama IX (PKS IX). Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 75 miliar Jangka waktu fasilitas ini berlaku sejak tanggal sejak penandatanganan perjanjian kerjasama ini sampai dengan tanggal 12 Desember 2016.

Based on Notarial Deed No. 53 dated 25 October 2012 of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk signed a Joint Financing Cooperation Agreement IX (PKS IX). The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 75 billion. The term of this facility is effective since the date since the signing date of this joint financing agreement up to 12 December 2016.

Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersamatersebut di atas, fasilitas tersebut dikenakan bungatetap per tahun dengan kisaran bunga antara 10,50% - 11,50% per tahun.

Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum ranged between 10.50% - 11.50% per annum.

Page 125: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/62 Exhibit E/62

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

29. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) 29. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued) Pihak ketiga (Lanjutan) Third parties (Continued) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Lanjutan) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Continued)

Dalam setiap fasilitas, kedua belah pihak sepakat untuk menyediakan fasilitas pembiayaan bersama untuk nasabah, di mana Perusahaan bertindak sebagai Manajer Fasilitas dan/atau Manajer Jaminan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jumlah porsi pembiayaan untuk Perusahaan minimum sebesar 5% dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk maksimum sebesar 95% dari jumlah fasilitas pembiayaan yang disediakan kepada setiap nasabah.

In each facility, both parties agreed to provide joint financing facilities to consumers, whereby the Company acts as Facility Manager and/or Security Manager of PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. The financing portion for the Company was 5% at minimum and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk was 95% at maximum of the financing facilities provided to each customers.

Masing-masing fasilitas tersebut bersifat revolving dan menjadi non-revolving pada setiap penarikan serta dijamin dengan kendaraan yang dibiayai dan diikat secara fidusia.

Each facility is revolving loan and become non-revolving for each drawdown and secured by vehicles financed and fiduciary transferred.

Pada setiap penandatanganan Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama yang baru, maksimum limit Fasilitas Pembiayaan Bersama sebelumnya yang bersifat revolving diubah menjadi non-revolving, sehingga limit fasilitas diturunkan sesuai baki debetnya terhitung mulai tanggal Addendum I terhadap fasilitas pembiayaan bersama yang terkait, yang dibuat secara bersamaan dengan perjanjian pembiayaan bersama yang baru.

In each signing of the new Joint Financing Cooperation Agreement, maximum limit of the Joint Financing Facility which were revolving changed into non-revolving, so the facility limit will appropriately decrease into its outstanding balances, started from the date of the Addendum I to the related joint financing facility that was made concurrently with the new joint financing agreement.

Fasilitas-fasilitas tersebut dikenakan bunga sebesar 10,5% dan 12% per tahun masing-masing untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011.

Those facilities beared interest rate of 10.5% and 12% per annum for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.

Selama kerjasama ini berlangsung, Perusahaan harus memelihara rasio jumlah utang terhadap jumlah ekuitas tidak melebihi rasio 9:1.

During the joint financing period, the Company has to maintain its debt to equity ratio is not to exceed 9:1.

Jumlah piutang pembiayaan konsumen perusahaan yang dibiayai oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 204.043.954.078 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012.

The total Company’s consumer financing receivables financed by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk amounted to Rp 204,043,954,078 for the year ended 31 December 2012.

Pada tanggal 31 Desember 2012, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sehubungan dengan perjanjian fasilitas dan pembiayaan ini sebesar Rp 188.760.324.352.

As of 31 December 2012, the total principal amount financed by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk in respect with these joint financing agreements amounted to Rp 188,760,324,352.

Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian-perjanjian fasilitas pembiayaan bersama ini.

As at 31 December 2012, the Company has complied with all the requirements mentioned in these joint financing facilities agreements.

Page 126: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/63 Exhibit E/63

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

29. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) 29. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued) Pihak ketiga (Lanjutan) Third parties (Continued) PT Bank Mutiara Tbk PT Bank Mutiara Tbk Berdasarkan Akta No. 13 tanggal 20 Oktober 2009dari Ariani L. Akhsmijati Rachim, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mutiara Tbk setuju untuk menyelenggarakan kerjasama atas pembiayaan bersama kredit kendaraan bermotor. Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 50 milyar. Jangka waktu fasilitas pembiayaan bersama tersebut adalah 12 (dua belas) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama.

Based on Notarial deed No. 13 dated 20 October 2009 of Ariani L. Akhsmijati Rachim, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mutiara Tbk agreed to provide joint financing agreement of credit on vehicles. The aggregate portion of the joint financing amounted to Rp 50 billion. The term of joint financing facility is 12 (twelve) months since the signing date of the agreement.

Berdasarkan Akta No. 7 tanggal 18 Juni 2010 dari Indrasari Kresnadjaja, S.H., MKn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mutiara Tbk setuju untuk meningkatkan batas maksimum atas kerjasama pembiayaan bersama menjadi Rp 100 milyar. Jangka waktu fasilitas pembiayaan bersama tersebut adalah 6 (enam) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama. Fasilitas pembiayaan bersama ini dikenakan bunga tetap sebesar 16,00% per tahun.

Based on Notarial deed No. 7 dated 18 June 2010 of Indrasari Kresnadjaja, S.H., MKn., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Mutiara Tbk agreed to increase the maximum limit of joint financing agreement into Rp 100 billion. The term of join financing facility is 6 (six) months since the signing date of the agreement. This joint financing facility bears interest at fixed rate of 16.00% per annum.

Berdasarkan surat perubahan perjanjian kerjasama dalam rangka pemberian kredit kendaraan bermotor No. 1047/LE/VI/11/047 tanggal 20 Juni 2011, Perusahaan dan PT Bank Mutiara Tbk telah sepakat untuk memperpanjang jangka waktu perjanjian kerjasama sampai dengan 18 September 2011. Atas perpanjangan fasilitas kerjasama ini, sisa limit fasilitas yang masih dapat digunakan dikenakan suku bunga mengambang dengan tingkat suku sebesar 13,00% per tahun.

Based on letter of amendment for cooperation agreement of vehicle installment distribution No. 1047/LE/VI/11/047 dated 20 June 2011, Company and PT Bank Mutiara Tbk agreed to extend the period of joint financing facility up until 18 september 2011. Upon the extension of this joint financing facility, the remainder facility limit that can still be utilized bears floating interest rate with the interest rate of 13.00% per annum.

Berdasarkan Akta No. 1 tanggal 1 Desember 2011 dari Indrasari Kresnadjaja, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mutiara Tbk setuju untuk melakukan kerjasama atas pembiayaan bersama kredit kendaraan bermotor. Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 72 milyar. Jangka waktu fasilitas pembiayaan bersama tersebut adalah 6 (enam) bulan sejak penandatanganan perjanjian. Fasilitas pembiayaan bersama ini dikenakan bunga tetap sebesar 14,00% per tahun.

Based on Notarial deed No. 1 dated 1 December 2011 of Indrasari Kresnadjaja, S.H., M.kn., Notary in Jakarta, Company and PT Bank Mutiara Tbk agreed to provide joint financing agreement of credit on vehicles. The aggregate portion of the joint financing amounted to Rp 72 billion. The term of joint financing facility is 6 (six) months since the signing date of the agreement. This joint financing facility bears interest at fixed rate of 14.00% per annum.

Berdasarkan Akta No. 35 tanggal 18 Juni 2012 dari Indrasari Kresnadjaja, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Mutiara Tbk setuju untuk melakukan kerjasama atas pembiayaan bersama kredit kendaraan bermotor. Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 100 milyar. Jangka waktu fasilitas pembiayaan bersama tersebut adalah 3 (tiga) bulan sejak penandatanganan perjanjian.

Based on Notarial deed No. 35 dated 18 June 2012 of Indrasari Kresnadjaja, S.H., M.kn., Notary in Jakarta, Company and PT Bank Mutiara Tbk agreed to provide joint financing agreement of credit on vehicles. The aggregate portion of the joint financing amounted to Rp 100 billion. The term of joint financing facility is 3 (three) months since the signing date of the agreement.

Page 127: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/64 Exhibit E/64

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

29. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) 29. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued) Pihak ketiga (Lanjutan) Third parties (Continued) PT Bank Mutiara Tbk (Lanjutan) PT Bank Mutiara Tbk (Continued) Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersamatersebut di atas, fasilitas tersebut dikenakan bungatetap per tahun sebagai berikut:

Based on the above joint financing agreement, the facility bears fixed interest rate per annum as follows:

Tenor pinjaman s.d. 36 bulan : 13,00% Loan tenor up to 36 months : 13.00% Tenor pinjaman > 36 bulan : 13,50% Loan tenor > 36 months : 13.50%

Berdasarkan surat perubahan perjanjian kerjasama dalam rangka pemberian kredit kendaraan bermotor No. 1047/LE/IX/12/019 tanggal 17 September 2012, Perusahaan dan PT Bank Mutiara Tbk telah sepakat untuk memperpanjang jangka waktu perjanjian kerjasama sampai dengan 17 Januari 2013. Atas perpanjangan fasilitas kerjasama ini, sisa limit fasilitas yang masih dapat digunakan dikenakan suku bunga mengambang dengan tingkat suku bunga yang telah ditetapkan sebelumnya.

Based on letter of amendment for cooperation agreement of vehicle installment distribution No. 1047/LE/IX/12/019 dated 17 September 2012, the Company and PT Bank Mutiara Tbk agreed to extend the period of joint financing facility up to 17 January 2013. Upon the extension of this joint financing facility, the remainder facility limit that can still be utilized bears floating interest rate with the interest rate that previously have been determined.

Dalam setiap fasilitas, kedua belah pihak sepakat untuk menyediakan fasilitas pembiayaan bersama untuk nasabah, di mana Perusahaan bertindak sebagai Manajer Fasilitas dan/atau Manajer Jaminan dari PT Bank Mutiara Tbk. Jumlah porsi pembiayaan untuk Perusahaan minimum sebesar 1% dan PT Bank Mutiara Tbk maksimum sebesar 99% dari jumlah fasilitas pembiayaan yang disediakan kepada setiap nasabah.

In each facility, both parties agreed to provide joint financing facilities to consumers, whereby the Company acts as Facility Manager and/or Security Manager of PT Bank Mutiara Tbk. The financing portion for the Company was 1% at minimum and PT Bank Mutiara Tbk was 99% at maximum of the financing facilities provided to each customers.

Masing-masing fasilitas tersebut bersifat non-revolving serta dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai yang diikat secara fidusia serta Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) milik nasabah yang disimpan di PT Bank Mutiara Tbk.

Each facility is revolving loan and become non-revolving for each drawdown and secured by fiduciary transfer of financed vehicles and customer’s Certificate of Ownership of Motor Vehicle under custody of PT Bank Mutiara Tbk.

Fasilitas-fasilitas tersebut dikenakan bunga sebesar 12,00% dan 14,50% per tahun masing-masing untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011.

Those facilities beared interest rate of 12.00% and 14.50% per annum for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.

Jumlah piutang pembiayaan konsumen perusahaan yang dibiayai oleh PT Bank Mutiara Tbk sebesar Rp 124.186.569.649 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012.

The total Company’s consumer financing receivables financed by PT Bank Mutiara Tbk amounted to Rp 124,186,569,649 for the year ended 31 December 2012.

Pada tanggal 31 Desember 2012, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh PT Bank Mutiara Tbk sehubungan dengan perjanjian fasilitas dan pembiayaan ini sebesar Rp 120.427.909.165.

As of 31 December 2012, the total principal amount financed by PT Bank Mutiara Tbk in respect with these joint financing agreements amounted to Rp 120,427,909,165.

Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas pembiayaan bersama ini.

As at 31 December 2012, the Company has complied with all the requirements mentioned in this joint financing facility agreement.

Page 128: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/65 Exhibit E/65

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

29. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) 29. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued) Pihak ketiga (Lanjutan) Third parties (Continued) PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk Berdasarkan Akta No. 16 tanggal 25 Juni 2007 dari Muhammad Taufiq, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank CIMB Niaga Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama (Joint Financing). PT Bank CIMB Niaga Tbk dan Perusahaan telah sepakat untuk menyediakan fasilitas pembiayaan bersama untuk nasabah, di mana Perusahaan bertindak sebagai Manajer Fasilitas dan/atau Manajer Jaminan dari PT Bank CIMB Niaga Tbk. Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 15 milyar, di mana porsi pembiayaan untuk Perusahaan minimum sebesar 10% dan PT Bank CIMB Niaga Tbk maksimum sebesar 90% dari jumlah fasilitas pembiayaan yang disediakan kepada setiap nasabah. Perjanjian kerjasama tersebut telah berakhir pada tanggal 25 Juni 2008.

Based on Notarial deed No. 16 dated 25 June 2007 of Muhammad Taufiq, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank CIMB Niaga Tbk had signed a Joint Financing Cooperation Agreement. PT Bank CIMB Niaga Tbk and the Company agreed to provide joint financing facilities to consumers, whereby the Company acts as Facility Manager and/or Security Manager of PT Bank CIMB Niaga Tbk. The aggregate portion of the joint financing was amounted to Rp 15 billion, whereby the financing portion for the Company was 10% at minimum and PT Bank CIMB Niaga Tbk was 90% at maximum of the financing facilities provided to each customers. This Joint Financing Agreement was expired on 25 June 2008.

Berdasarkan Akta tersebut di atas, fasilitas tersebutdikenakan bunga tetap per tahun sebesar:

Based on the above Notarial deed, the facility bears fixed interest rates per annum as follows:

1 tahun : 13,00% 1 year term : 13.00% 2 tahun : 13,25% 2 years term : 13.25% 3 tahun : 13,75% 3 years term : 13.75%

Fasilitas tersebut bersifat revolving dan dijamin dengan kendaraan yang dibiayai dan diikat secara fidusia.

This facility was revolving and secured by vehicles financed and fiduciary transferred.

Berdasarkan Akta No. 6 tanggal 19 Maret 2008 dari Muhammad Taufiq, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank CIMB Niaga Tbkmenandatangani Perubahan Terhadap Akta Perjanjian Kerjasama Dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama sebagai berikut:

Based on Notarial deed No. 6 dated 19 March 2008 of Muhammad Taufiq, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank CIMB Niaga Tbk signed an Amendment of Joint Financing Cooperation Agreement as follows:

- Peningkatan jumlah porsi fasilitas Pembiayaan

Bersama berubah dari batas maksimum sebesar Rp 15 milyar menjadi sebesar Rp 30 milyar atau jumlah lain sesuai persetujuan bersama antara PT Bank CIMB Niaga Tbk dan Perusahaan. Fasilitas ini bersifat ”On Revolving” dan ”On Liquidation”, dengan jumlah maksimum bagi setiap debitur tidak melebihi Rp 500 juta.

- Total portion for Joint Financing facility was increased from Rp 15 billion at maximum become Rp 30 billion or other amounts based on mutual agreement between PT Bank CIMB Niaga Tbk and the Company. The facility was “On Revolving” and “On Liquidation”, with maximum limit for each debtor up to Rp 500 million.

- Perjanjian Pembiayaan Bersama ini akan berakhir pada tanggal 19 Maret 2009.

- This Joint Financing Agreement will expire on 19 March 2009.

Berdasarkan Akta tersebut di atas, fasilitas tersebutdikenakan bunga tetap per tahun sebesar:

Based on the above Notarial deed, the facility bears fixed interest rates per annum as follows:

1 tahun : 11,00% 1 year term : 11.00% 2 tahun : 12,00% 2 years term : 12.00% 3 tahun : 12,50% 3 years term : 12.50%

Page 129: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/66 Exhibit E/66

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

29. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) 29. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued) Pihak ketiga (Lanjutan) Third parties (Continued)

PT Bank CIMB Niaga Tbk (Lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk (Continued) Berdasarkan Surat No. 338/ABG/ID-1/VII/09 tanggal 15 Juli 2009, Perusahaan dan PT Bank CIMB Niaga Tbk menyetujui untuk memperpanjang jangka waktu Fasilitas Pembiayaan Bersama sampai dengan 26 Juni 2010.

Based on Letter No. 338/ABG/ID-1/VII/09 dated 15 July 2009, the Company and PT Bank CIMB Niaga Tbk agreed to extend the Joint Financing Facility period up to 26 June 2010.

Berdasarkan Surat No. 013/PERJ/ABIG/ID.1-DIV/VIII/10 tanggal 12 Agustus 2010, Perusahaan dan PT Bank CIMB Niaga Tbk setuju untuk memperpanjang jangka waktu Fasilitas Pembiayaan Bersama sampai dengan 26 Juni 2011. Jangka waktu fasilitas ini adalah 12 (dua belas) bulan sejak ditandatanganinya Tambahan Perjanjian ini.

Based on Letter No. 013/PERJ/ABIG/ID.1-DIV/VIII/10 dated 12 August 2010, the Company and PT Bank CIMB Niaga Tbk agreed to extend the Joint Financing Facility period up to 26 June 2011. The term of the facility is 12 (twelve) months since the signing date of the Addendum.

Fasilitas tersebut dikenakan bunga sebesar 12,25% -12,75% per tahun untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011.

The facility beared interest rate of 12.25% - 12.75% per annum for the years ended 31 December 2011.

Pada bulan Desember 2012, Perusahaan telah melunasi seluruh pokok fasilitas dari PT Bank CIMB Niaga Tbk.

In December 2012, the Company has paid all facility‘s principal from PT Bank CIMB Niaga Tbk.

PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Bukopin Tbk Berdasarkan Akta No. 11 tanggal 27 Februari 2007 dari Herawati, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Bukopin Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama Penerusan Pinjaman (Chanelling) dengan batas maksimum sebesar Rp 15 milyar untuk tujuan pembiayaan aktivitaspembiayaan konsumen. Perjanjian tersebut telah berakhir pada tanggal 27 Februari 2008 dan dikenakan bunga sebesar 12,50% per tahun.

Based on Notarial deed No. 11 dated 27 February 2007 of Herawati, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Bukopin Tbk signed a Chanelling Loan Agreement with maximum limit of Rp 15 billion for the purpose of financing the consumer financing activities. This agreement was expired on 27 February 2008 and bears interest at 12.50% per annum.

Perjanjian Penerusan Pinjaman ini telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta No. 5 tanggal 19 Juli 2009 dari Herawati, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Bukopin Tbk menandatangani Perjanjian Penerusan Pinjaman dengan batas maksimum sebesar Rp 30 milyar untuk pembiayaan aktivitas pembiayaan konsumen. Jangka waktu fasilitas adalah 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian. Fasilitas ini dikenakan bunga tetap sesuai dengan pemberitahuan dari bank.

The Chanelling Loan agreement had been amended several times, most recently by Notarial deed No. 5 dated 19 July 2010 of Herawati, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Bukopin Tbk signed a Chanelling Loan Agreement with maximum limit of Rp 30 billion for financing the consumer financing activities. The term of the facility is 24 (twenty four) months since the signing date of the agreement. This facility bears interest at fixed rate under bank notification.

Kedua belah pihak telah menyetujui bahwa untuk pinjaman di atas Rp 500 juta dijamin denganFiduciarie Overdracht yang didaftarkan di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Fasilitas Penerusan Pinjaman tersebut bersifat tidak berulang (non-revolving).

Both parties have agreed that for loans of more than Rp 500 million secured with Fiduciarie Overdracht which would be registered to the Department of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia. This chanelling facility was provided as a non-revolving loan.

Page 130: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/67 Exhibit E/67

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

29. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) 29. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued) Pihak ketiga (Lanjutan) Third parties (Continued) PT Bank Bukopin Tbk (Lanjutan) PT Bank Bukopin Tbk (Continued) Berdasarkan Akta No. 15 tanggal 13 Juli 2011 dan Akta No. 8 tanggal 15 November 2011 dari Herawati, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Bukopin Tbk menandatangani Perjanjian Penerusan Pinjaman dengan batas maksimum masing-masing sebesar Rp 50 milyar untuk pembiayaan aktivitas pembiayaan konsumen. Jangka waktu fasilitas adalah 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian. Fasilitas penerusan pinjaman tersebut disediakan sebagai pinjaman yang bersifat revolving.

Based on Notarial deed No. 15 dated 13 July 2011 and Notarial Deed No. 8 dated 15 November 2011 of Herawati, S.H., Notary in Jakarta, Company and PT Bank Bukopin Tbk signed a Chanelling Loan Agreement with maximum limit of Rp 50 billion for financing the consumer financing activities, repectively. The term of the facility is 24 (twenty four) months since the signing date of the agreement. The chanelling facility was provided as revolving loan.

Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 11,00% -11.75% dan 11,00% - 13,00% per tahun masing-masing untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011.

The facility beared interest rate of 11.00% - 11.75% and 11.00% - 13.00% per annum for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.

Jumlah piutang pembiayaan konsumen perusahaan yang dibiayai oleh PT Bank Bukopin Tbk sebesar Rp 58.451.118.310 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012.

The total Company’s consumer financing receivables financed by PT Bank Bukopin Tbk amounted to Rp 58,451,118,310 for the year ended 31 December 2012.

Pada tanggal 31 Desember 2012, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh PT Bank Bukopin Tbk sehubungan dengan perjanjian fasilitas dan pembiayaan ini sebesar Rp 56.883.610.827.

As of 31 December 2012, the total principal amount financed by PT Bank Bukopin Tbk in respect with these joint financing agreements amounted to Rp 56,883,610.827.

Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian penerusan pinjaman ini.

As at 31 December 2012, the Company has complied with all the requirements mentioned in this loan channeling agreement.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Berdasarkan Akta No. 22 tanggal 16 September 2009dari Ny. Esther Agustina Ferdinandus, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah sepakat untuk menyediakan pembiayaan bersama atas kendaraan bermotor yang bersifat non-revolving. Porsi keseluruhan pembiayaan bersama adalah sebesar Rp 100 milyar di mana jumlah porsi pembiayaan untuk Perusahaan minimum sebesar 5% dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk maksimum sebesar 95% dari jumlah fasilitas pembiayaan bersama yang disediakan kepada setiap nasabah. Jangka waktu fasilitas pembiayaan bersama tersebut adalah 12 (dua belas) bulan.

Based on Notarial deed No. 22 dated 16 September 2009 of Ny. Esther Agustina Ferdinandus, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk agreed to provide non-revolving joint financing of vehicles. The aggregate portion of the joint financing amounted to Rp 100 billion whereby the financing portion for the Company was 5% at minimum and PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk was 95% at maximum of the financing facilities provided to each customers. The term of the joint financing facility is 12 (twelve) months.

Berdasarkan Akta No. 10 tanggal 8 April 2011 dari Indrasari Kresnadjaja, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sepakat untuk memperpanjang jangka waktu fasilitas pembiayaan bersama tersebut selama 24 (dua puluh empat) bulan dan meningkatkan porsi keseluruhan pembiayaan bersama menjadi Rp 144.508.799.110.

Based on Notarial deed No. 10 dated 8 April 2011 of Indrasari Kresnadjaja, S.H., M.Kn., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk agreed to extend term of joint financing facility until 24 (twenty four) months and increase the aggregare portion of the joint financing amounted to Rp 114,508,799,110.

Page 131: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/68 Exhibit E/68

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

29. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) 29. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued) Pihak ketiga (Lanjutan) Third parties (Continued) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Lanjutan) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) (Continued) Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 10.50% dan 13,00% per tahun masing-masing untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011.

The facility beared interest rate of 10.50% and 13.00% per annum for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.

Jumlah piutang pembiayaan konsumen perusahaan yang dibiayai oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 54.293.651.003 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012.

The total Company’s consumer financing receivables financed by PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk amounted to Rp 54,293,651,003 for the year ended 31 December 2012.

Pada tanggal 31 Desember 2012, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sehubungan dengan perjanjian fasilitas dan pembiayaan ini sebesar Rp 55.448.986.926.

As of 31 December 2012, the total principal amount financed by PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk in respect with these joint financing agreements amounted to Rp 55,448,986,926.

Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian pembiayaan bersama ini.

As at 31 December 2012, the Company has complied with all the requirements mentioned in this joint financing agreement.

PT Bank DKI Tbk PT Bank DKI Tbk Berdasarkan Akta No. 40 tanggal 19 Oktober 2010 dari Ivonne B. Sinyal, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan dan PT Bank DKI sepakat untuk menandatangani Perjanjian Pinjaman (Term Loan –Unrevolving) dengan batas maksimum Rp 50 milyar untuk kegiatan pembiayaan konsumen. Perjanjian ini akan berakhir 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal perjanjian. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 13,00% per tahun dan dijamin dengan kendaraan nasabah yang diikat secara fidusia.

Based on Notarial deed No. 40 dated 19 October 2010 of Ivonne B. Sinyal, S.H., Notary in Jakarta, the Company and PT Bank DKI agreed to sign a Loan Agreement (Term Loan – Unrevolving) with maximum limit of Rp 50 billion for consumer financing activities. This Agreement will be expired in 36 (thirty six) months since the date of the agreement. This facility bears interest at rate of 13.00% per annum and was secured by fiduciary transfer of customer’s vehicle.

Berdasarkan surat perjanjian No. 113/Ext/GKS/V/ 2011 tanggal 10 Mei 2011, Perusahaan dan PT Bank DKI sepakat untuk memperpanjang jangka waktu pembiayaan bersama sampai dengan 18 Oktober 2011. Fasilitas ini dikenakan bunga efektif sebesar 12,50% per tahun.

Based on agreement letter No. 113/Ext/GKS/V/ 2011 dated 10 May 2011, Company and PT Bank DKI agreed to extend term of the joint financing period until 18 October 2011. The facility bears effective interest rate of 12.50% per annum.

Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 12,50% per tahun masing-masing untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011.

The facility beared interest rate of 12.50% per annum for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.

Jumlah piutang pembiayaan konsumen perusahaan yang dibiayai oleh PT Bank DKI sebesar Rp 3.292.606.416 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012.

The total Company’s consumer financing receivables financed by PT Bank DKI amounted to Rp 3,292,606,416 for the year ended 31 December 2012.

Pada tanggal 31 Desember 2012, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh PT Bank DKI sehubungan dengan perjanjian fasilitas dan pembiayaan ini sebesar Rp 3.269.100.305.

As of 31 December 2012, the total principal amount financed by PT Bank DKI in respect with these joint financing agreements amounted to Rp 3,269,100,305.

Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan yang disebutkan dalam perjanjian fasilitas pinjaman ini.

As at 31 December 2012, the Company has complied with all the requirements mentioned in this facility agreement.

Page 132: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/69 Exhibit E/69

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

29. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (Lanjutan) 29. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued) Pihak ketiga (Lanjutan) Third parties (Continued) PT Bank DKI Tbk (Lanjutan) PT Bank DKI Tbk (Continued) Asuransi Insurance Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi untuk melindungi kendaraan bermotor yang dibiayai oleh Perusahaan, antara lain dari risiko kehilangan dan kerusakan, dengan kondisi pertanggungan asuransi Comprehensive dan Total Loss Only (Catatan 5 dan 6). Perusahaan asuransi tersebut adalah PT Asuransi Indrapura, PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Bina Data Arta Tbk dan PT Asuransi Pan Pacific.

The Company entered into agreements with several insurance companies to insure the vehicles financed by the Company which covers, among others, the risks of loss and damages, with insurance coverage of Comprehensive and Total Loss Only (Notes 5 and 6). The insurance companies are PT Asuransi Indrapura, PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Bina Data Arta Tbk dan PT Asuransi Pan Pacific.

30. INSTRUMEN KEUANGAN – MANAJEMEN RISIKO 30. FINANCIAL INSTRUMENTS – RISK MANAGEMENT

Perusahaan menghadapi risiko-risiko keuangan melalui operasinya sebagai berikut:

The Company is exposed through its operations to the following financial risks:

Risiko kredit Credit risk Risiko pasar Market risk Risiko likuiditas Liquidity risk Secara umum seperti semua bisnis lainnya, Perusahaan menghadapi risiko yang timbul dari penggunaan instrumen keuangan. Catatan ini menggambarkan tujuan Perusahaan, kebijakan dan proses untuk mengelola risiko tersebut dan metode yang digunakan untuk mengukur mereka. Informasi kuantitatif lebih lanjut sehubungan dengan risiko disajikan pada seluruh laporan keuangan.

In common with all other businesses, the Company is exposed to risks that arise from its use of financial instruments. This note describes the Company's objectives, policies and processes for managing those risks and the methods used to measure them. Further quantitative information in respect of these risks is presented throughout these financial statements.

Tidak ada perubahan substantif dalam eksposur Perusahaan terhadap risiko instrumen keuangan, tujuan, kebijakan dan proses untuk mengelola risiko-risiko tersebut atau metode yang digunakan untuk mengukur mereka dari periode sebelumnya kecuali dinyatakan lain dalam catatan ini.

There have been no substantive changes in the Company's exposure to financial instrument risks, its objectives, policies and processes for managing those risks or the methods used to measure them from previous periods unless otherwise stated in this note.

Instrumen-instrumen keuangan utama Principal financial instruments Instrumen keuangan pokok yang digunakan oleh Perusahaan, dimana munculnya risiko atas instrumen keuangan, adalah sebagai berikut:

The principal financial instruments used by the Company, from which financial instrument risk arises, are as follows:

- Kas dan setara kas - Cash and cash equivalents - Piutang pembiayaan konsumen - Consumer financing receivables - Piutang sewa pembiayaan - Finance lease receivables - Piutang lain-lain - Other receivables - Agunan yang diambil alih - Repossessed collaterals - Uang jaminan sewa - Rental deposits - Pinjaman bank - Bank borrowings - Akrual - Accruals

Page 133: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/70 Exhibit E/70

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

30. INSTRUMEN KEUANGAN – MANAJEMEN RISIKO(Lanjutan)

30. FINANCIAL INSTRUMENTS – RISK MANAGEMENT (Continued)

Instrumen-instrumen keuangan utama (Lanjutan) Principal financial instruments (Continued)

Ikhtisar dari instrumen keuangan yang dimiliki Perusahaan menurut kategorinya sebagai berikut:

A summary of the financial instruments held by category is provided below:

Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables Aset keuangan 2 0 1 2 2 0 1 1 Financial assets Kas dan setara kas 9.034.163.533 11.272.094.565 Cash and cash equivalentsPiutang pembiayaan konsumen 338.088.393.196 314.776.963.919 Consumer financing receivablesPiutang sewa pembiayaan 127.972.880.557 3.192.126.492 Finance lease receivablesPiutang lain-lain 831.992.507 133.865.845 Other receivablesAgunan yang diambil alih 9.416.926.598 5.742.939.491 Repossessed collateralsUang jaminan sewa 914.827.500 459.490.000 Rental deposits Jumlah 486.259.183.891 335.577.480.312 Total

Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi/ Financial liability at amortized cost Liabilitas keuangan 2 0 1 2 2 0 1 1 Financial liabilities Pinjaman bank 327.719.829.054 196.023.452.922 Bank borrowingsAkrual 1.824.355.865 1.766.777.070 Accruals Jumlah 329.544.184.919 197.790.229.992 Total

Tujuan, kebijakan dan proses secara umum General objectives, policies and processes Mengingat bahwa penerapan praktik manajemen risiko yang baik dapat mendukung kinerja dari perusahaan pembiayaan, maka manajemen risiko selalu menjadi elemen pendukung penting bagi Perusahaan dalam menjalankan roda bisnisnya. Sasaran dan tujuan utama dari diterapkannya praktik manajemen risiko di Perusahaan adalah untuk menjaga dan melindungi Perusahaan melalui pengelolaan risiko kerugian yang mungkin timbul dari berbagai aktivitasnya serta menjaga tingkat risiko agar sesuai dengan arahan yang sudah ditetapkan oleh Perusahaan.

Considering that good risk management practices implementation could better support the performance of a finance company, hence the risk management would always be an important supporting element for the Company in running its business operations. The target and main purpose of the implementation of risk management practices in the Company is to maintain and protect the Company through managing the risk of losses, which might arise from its various activities as well as maintaining risk level in order to match with the direction already established by the Company.

Page 134: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/71 Exhibit E/71

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

30. INSTRUMEN KEUANGAN – MANAJEMEN RISIKO(Lanjutan)

30. FINANCIAL INSTRUMENTS – RISK MANAGEMENT (Continued)

Tujuan, kebijakan dan proses secara umum(Lanjutan)

General objectives, policies and processes (Continued)

Strategi untuk mendukung sasaran dan tujuan dari manajemen risiko diwujudkan dengan pembentukan dan pengembangan budaya risiko yang kuat, penerapan praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik, pelestarian nilai-nilai kepatuhan terhadap regulasi, infrastruktur yang memadai, serta proses kerja yang terstruktur dan sehat. Budaya risiko yang kuat ini diciptakan dengan membangun kesadaran risiko yang kuat dimulai dari Dewan Komisaris, Direksi sampai kepada seluruh karyawan Perusahaan. Tata Kelola Perusahaan yang Baik disosialisasikan dan dikembangkan secara menyeluruh pada semua komponen dan aktivitas Perusahaan serta dilaksanakan dengan tanpa kompromi, nilai-nilai kepatuhan terhadap peraturan yang ada dan berlaku harus dibudayakan dan melekat pada semua karyawan Perusahaan yang dipimpin oleh jajaran Manajemen Perusahaan, infrastruktur risiko dibangun melalui tersedianya kebijakan dan proses yang tepat dan sesuai dengan kondisi terkini, pengembangan sistem dan database risiko yang berkelanjutan, serta teknik dan metodologi pengelolaan yang modern. Membangun proses dan kemampuan risiko yang sehat dan kuat adalah sebuah pengkajian yang berkesinambungan terhadap tujuan daripada penanganan risiko serta berbagai aktivitas yang menyangkut penanganan risiko, seperti identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko.

Strategies to support the goals and objectives of risk management is actualized through the formation and development of a strong risk culture, the implementation of Good Corporate Governance practices, preserving the values of compliance with regulations, adequate infrastructure, as well as structured and healthy working processes. This strong risk culture is created by building a strong awareness of risk starting from the Board of Commissioners, Board of Directors to the entire employees of the Company. Good Corporate Governance is socialized and developed thoroughly in all components and activities within the Company and being implemented without compromise, the values of compliance to the existing and prevailing regulations should be cultivated and embedded into all employees of the Company, led by the management ranks of Company, risk infrastructure built through the availability of appropriate policies and processes and in line with current conditions, continuous development of systems and risk database, as well as modern management techniques and methodologies. Building strong and healthy processes as well as risk capabilities is a continuous assessment on objectives of risks handling as well as various activities involving risks handling, such as identification, measurement, monitor and risk control.

Fungsi manajemen risiko juga berkewajiban untuk menjaga arahan risiko yang dapat diterima dan disetujui oleh Dewan Komisaris dan Direksi dengan tetap berpedoman dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan usaha.

Risk management’s function is also to hold the duty of maintaining the direction of risk that is acceptable and approved by the Boards of Commissioners and Directors so that it would remain guided and capable of adapting with business development.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan, Manajemen Perusahaan memiliki komitmen penuh untuk menerapkan manajemen risiko secara komprehensif yang secara esensi mencakup kecukupan kebijakan, prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha Perusahaan tetap dapat terarah dan terkendali pada batasan risiko yang dapat diterima, serta tetap menguntungkan Perusahaan.

As a company engages in financing activities, the Company’s Management has full commitment to implement risk management comprehensively, which essentially covers the adequacy of policies, procedures and risk management methodology, hence the Company's business activities could remain directed and controlled in an acceptable risk limit, at the same time still profitable.

Tujuan keseluruhan dari manajemen Perusahaan adalah untuk menetapkan kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi risiko sejauh mungkin tanpa terlalu mempengaruhi daya saing dan fleksibilitas Perusahaan. Rincian lebih lanjut mengenai kebijakan ini ditetapkan di bawah ini:

The overall objective of the Company’s management is to set policies that seek to reduce risk as far as possible without unduly affecting the Company's competitiveness and flexibility. Further details regarding these policies are set out below:

Page 135: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/72 Exhibit E/72

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

30. INSTRUMEN KEUANGAN – MANAJEMEN RISIKO(Lanjutan)

30. FINANCIAL INSTRUMENTS – RISK MANAGEMENT (Continued)

Risiko Kredit Credit Risk Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang timbul jika pelanggan Perusahaan gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya kepada Perusahaan. Risiko kredit Perusahaan terutama melekat kepada kas dan setara kas, piutang pembiayaan konsumen, piutang sewa pembiayaan dan piutang lain-lain.

Credit risk is the risk of suffering financial loss, should any of the Company’s customers fail to fulfill their contractual obligations to the Company. Credit risk is primarily attributable to its cash and cash equivalents, consumer financing receivables, finance lease receivables and other receivables.

Risiko kredit merupakan risiko utama karena Perusahaan bergerak dalam bidang pembiayaan konsumen, dimana Perusahaan menawarkan jasa kredit bagi masyarakat yang hendak memiliki kendaraan bermotor. Secara langsung, Perusahaan menghadapi risiko seandainya konsumen tidak mampu memenuhi kewajibannya dalam melunasi kredit sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumen dengan Perusahaan.

Credit risk is a major risk because the Company is engaged in consumer financing activity, in which the Company offers credit services to public who would like to own motor vehicles. Directly, the Company faces risks when consumers are not able to fulfill their obligations in paying off loans already agreed upon in the contract between consumers and Company.

Risiko kredit merupakan risiko yang tidak bisa dihindari, namun dapat dikelola hingga pada batasan yang bisa diterima. Perusahaan telah memiliki kebijakan dalam menghadapi risiko ini. Dimulai dari proses awal penerimaan aplikasi kredit yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, yangmana aplikasi kredit akan melalui proses survei dan analisa kredit untuk kemudian disetujui oleh Komite Kredit. Perusahaan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 45/KMK.06/2003 tanggal 30 Januari 2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank, yang telah dirubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 74/PMK.012/2006 tanggal 31 Agustus 2006 dan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No. Kep-2833/LK/2003 tanggal 12 Mei 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah pada Lembaga Keuangan Non Bank.

Credit risk is an unavoidable risk, however, could be managed to an acceptable limit. The Company has already had a policy in order to deal with this risk. Starting from the beginning of the process in receiving credit applications selectively and handling them with prudence principle, whereby the credit application would go through survey and credit analysis process in order to be approved subsequently by the Credit Committee. The Company also implements the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles as regulated in the Regulation of Ministry of Finance No. 45/KMK.06/2003 dated 30 January 2003 regarding the Implementation of Know Your Customer Principles for Non-Banking Financial Institutions, which was amended with the Regulation of Ministry of Finance No. 74/PMK.012/2006 dated 31 August 2006 and the Decree of the Chairman of the Capital Market Supervisory Board and Financial Institutions No. Kep-2833/LK/2003 dated 12 May 2003 regarding the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles for Non-Banking Financial Institutions.

Risiko kredit juga timbul dari kas dan setara kas dan simpanan-simpanan di bank dan institusi keuangan.Untuk memitigasi risiko kredit, Perusahaan menempatkan kas dan setara kas pada institusi keuangan yang terpercaya.

Credit risk also arises from cash and cash equivalents and deposits with banks and financial institutions. To mitigate the credit risk, the Company places its cash and cash equivalents with reputable financial institutions.

Perusahaan tidak masuk ke dalam instrumen derivatif untuk mengelola risiko kredit, walaupun langkah-langkah pencegahan harus diambil untuk beberapa kasus tertentu yang cukup terkonsentrasi, yang betujuan untuk mengurangi risiko serupa.

The Company does not enter into derivatives to manage credit risk, although in certain isolated cases may take steps to mitigate such risks if it is sufficiently concentrated.

Page 136: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/73 Exhibit E/73

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

30. INSTRUMEN KEUANGAN – MANAJEMEN RISIKO(Lanjutan)

30. FINANCIAL INSTRUMENTS – RISK MANAGEMENT (Continued)

Risiko Kredit (Lanjutan) Credit Risk (Continued)

Pengungkapan kuantitatif atas paparan risiko kredit sehubungan dengan aset keuangan adalah sebagai berikut:

Quantitative disclosures of the credit risk exposure in relation to financial assets are set out below:

2 0 1 2 2 0 1 1 Nilai Eksposur Nilai Eksposur tercatat/ maksimum/ tercatat/ maksimum/ Carrying Maximum Carrying Maximum value exposure value exposure Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000

Cash and cashKas dan setara kas 9.034.163 9.034.163 11.272.095 11.272.095 equivalents Piutang pembiayaan Consumer financing

konsumen 338.088.393 338.088.393 314.776.964 314.776.964 receivables Piutang sewa Finance lease

pembiayaan 127.972.881 127.972.881 3.192.126 3.192.126 receivables Piutang lain-lain 831.992 831.992 133.866 133.866 Other receivablesAgunan yang diambil Repossessed

alih 9.416.927 9.416.927 5.742.939 5.742.939 collaterals Uang jaminan sewa 914.827 914.827 459.490 459.490 Rental deposits

Jumlah 486.259.183 486.259.183 335.577.480 335.577.480 Total

Tabel di bawah ini menggambarkan konsentrasi risiko atas piutang pembiayaan konsumen, piutang sewa pembiayaan dan piutang lain-lain yang dimiliki Perusahaan:

The table below set out the risk concentration of consumer financing receivables, finance lease receivables and other receivables of the Company:

2 0 1 2 2 0 1 1 Korporasi/ Perorangan/ Korporasi/ Perorangan/ Corporate Individual Corporate Individual Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000

Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen 67.566.067 270.522.326 - 314.776.964 receivables

Piutang sewa Finance lease pembiayaan 111.890.406 16.082.474 3.192.126 - receivables

Piutang lain-lain - 831.992 - 133.866 Other receivables

Jumlah 179.456.473 287.436.792 3.192.126 314.910.830 Total

Kas dan setara kas Cash and cash equivalents Pada tanggal 31 Desember 2012, jumlah uang yang signifikan dalam bentuk kas dan setara kasditempatkan di institusi-institusi sebagai berikut:

As of 31 December 2012, a significant amount of cash and cash equivalents is held with the following institutes:

PT Bank Central Asia Tbk 3.095.420.500 PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.408.015.004 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 946.502.758 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Page 137: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/74 Exhibit E/74

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

30. INSTRUMEN KEUANGAN – MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

30. FINANCIAL INSTRUMENTS – RISK MANAGEMENT (Continued)

Risiko Pasar Market Risk Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat bunga, nilai tukar mata uang Rupiah, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman, yang dapat membawa risiko bagi Perusahaan. Dalam perencanaan usaha Perusahaan, risiko pasar yang memiliki dampak langsung kepada Perusahaan adalah dalam hal pengelolaan tingkat bunga.

Market risk is the risk primarily due to changes in interest rates, exchange rate of Rupiah currency, commodity prices and the price of capital or loans, which could incur risks to the Company. In the Company's business planning, market risk with direct impact to the Company is in terms of interest rates management.

Perubahan tingkat bunga acuan akan menjadi risiko pada saat perubahannya, terutama ketika tingkat bunga dinaikkan, yang menyebabkan kerugian bagi Perusahaan sehingga dapat menyebabkan risiko kredit Perusahaan meningkat. Untuk itu, Perusahaanmenerapkan pengelolaan tingkat bunga tetap secara konsisten dengan menyesuaikan tingkat bunga kredit terhadap tingkat bunga pinjaman dan beban dana.

Changes in interest rates would become a risk at the point of change, especially when the interest rate is raised, which would cause losses to the Company, hence resulting in increased Company's credit risk. Therefore, the Company implements fixed interest rate management consistently by doing adjustment on lending interest rate and cost of funds.

Seluruh pinjaman bank dikenakan suku bunga tetap. All bank borrowings were subjected to flat interest

rate. Risiko mata uang muncul karena Perusahaan melakukan transaksi dalam mata uang selain mata uang fungsional. Ini adalah kebijakan Perusahaan, jika memungkinkan, untuk menyelesaikan liabilitas dalam mata uang fungsional dengan kas yang dihasilkan dari operasi sendiri dalam mata uang tersebut. Ketika Perusahaan mempunyai liabilitas dalam mata uang selain mata uang fungsional (dan tidak memiliki cadangan mata uang yang cukup untuk menyelesaikannya), kas dalam mata uang tersebut akan, jika memungkinkan, ditransfer dari pihak-pihak berelasi.

Currency risk arises because the Company enters into transactions denominated in a currency other than its functional currency. It is the Company policy, where possible, to settle liabilities denominated in its functional currency with the cash generated from its own operations in that currency. Where the Company have liabilities denominated in a currency other than its functional currency (and have insufficient reserves of that currency to settle them), cash already denominated in that currency will, where possible, be transferred from elsewhere within the related parties.

Saat ini, Perusahaan tidak terpapar risiko mata uang dikarenakan seluruh instrumen keuangannya dinyatakan dalam Rupiah Indonesia.

Currently, the Company do not expose to currency risk since its financial instruments are denominated in Indonesian Rupiah.

Risiko likuiditas Liquidity risk Risiko likuiditas merupakan risiko, yang mana Perusahaan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi liabilitasnya yang telah jatuh tempo. Mengingat Perusahaan memperoleh dukungan keuangan yang kuat dari institusi keuangan melalui skema pembiayaan bersama, maka risiko ini dapat dikelola dengan tepat.

Liquidity risk is the risk, whereby the Company does not have sufficient financial resources to discharge its matured liabilities. As the Company receives strong financial support from financial institutions through joint financing scheme, hence this risk could be managed properly.

Page 138: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/75 Exhibit E/75

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

30. INSTRUMEN KEUANGAN – MANAJEMEN RISIKO(Lanjutan)

30. FINANCIAL INSTRUMENTS – RISK MANAGEMENT (Continued)

Risiko Pasar (Lanjutan) Market Risk (Continued) Kebijakan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa mereka selalu memiliki uang yang cukup dalam bentuk kas untuk membayar liabilitas mereka ketika kewajiban tersebut jatuh tempo. Untuk memenuhi tujuan tersebut, mereka mencari cara untuk menjaga saldo kas dan fasilitas yang disetujui untuk memenuhi kebutuhan uang kas untuk suatu periode setidaknya 180 hari. Perusahaan juga mencari cara untuk mengurangi risiko likuiditas dengan menetapkan suku bunga dalam bagian pinjaman bank yang diterima, hal ini dibicarakan lebih jauh di bagian ‘risiko pasar’ di atas.

The Company's policy is to ensure that they will always have sufficient cash to allow it to meet its liabilities when they become due. To achieve this aim, it seeks to maintain cash balances and agreed facilities to meet expected requirements for a period of at least 180 days. The Company also seeks to reduce liquidity risk by fixing interest rates on a portion of their bank borrowings, this is further discussed in the ‘market risk' section above.

Tabel di bawah ini menggambarkan jatuh tempo kontraktual (digambarkan dengan arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan) dari liabilitaskeuangan:

The following table sets out the contractual maturities (representing undiscounted contractual cash-flows) of financial liabilities:

Antara Antara Lebih Sampai 3 dan 12 1 dan 2 dari Dengan bulan/ tahun/ 2 tahun/ 3 bulan/ Between Between More Up to 3 and 12 1 and 2 than Jumlah/ 3 months months years 2 years Total Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000 Rp 000

31 Des 2012 31 Dec 2012

Pinjaman bank 42.064.384 115.472.985 120.585.245 51.420.818 329.543.433 Bank borrowings Akrual 1.824.355 - - - 1.824.355 Accruals 43.888.739 115.472.985 120.585.245 51.420.818 331.367.788

31 Des 2011 31 Dec 2011 Pinjaman bank 25.109.338 70.780.009 72.975.781 28.461.651 197.326.780 Bank borrowings Akrual 1.766.777 - - - 1.766.777 Accruals

26.876.115 70.780.009 72.975.781 28.461.651 199.093.557

Page 139: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/76 Exhibit E/76

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

30. INSTRUMEN KEUANGAN – MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) 30. FINANCIAL INSTRUMENTS – RISK MANAGEMENT (Continued) Risiko likuiditas (Lanjutan) Liquidity risk (Continued) Tabel berikut menggambarkan profil perbedaan jatuh tempo atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011:

The following table summarizes the maturity gap profile of the Company’s financial assets and liabilities as of 31 December 2012 and 2011:

31 Desember/December 2012 Antara Antara Lebih Sampai 3 dan 12 1 dan 2 dari dengan bulan/ tahun/ 2 tahun/ 3 bulan/ Between Between More Up to 3 and 12 1 and 2 than Jumlah/ 3 months months years 2 years Total

Aset keuangan Financial assets Kas dan setara kas 9.034.163.533 - - - 9.034.163.533 Cash and cash equivalentsPiutang pembiayaan konsumen 59.378.255.000 148.515.539.417 125.456.772.000 71.871.901.000 405.222.467.417 Consumer financing receivablesPiutang sewa pembiayaan 17.071.833.000 51.090.421.000 58.310.928.000 29.498.062.660 155.971.244.660 Finance lease receivablesPiutang lain-lain 195.322.695 127.704.399 269.189.245 239.776.168 831.992.507 Other receivablesAgunan yang diambil alih 9.416.926.598 - - - 9.416.926.598 Repossessed collateralsUang jaminan sewa 32.400.8942 20.000.000 - 862.426.558 914.827.500 Rental deposits 95.128.901.728 199.753.664.816 184.036.889.245 102.472.166.386 581.391.622.175

Liabilitas keuangan Financial liabilitiesPinjaman bank 42.064.384.845 115.472.985.205 120.585.245.386 51.420.818.458 329.543.433.910 Bank borrowingsAkrual 1.824.355.865 - - - 1.824.355.865 Accruals

43.888.740.710 115.472.985.205 120.585.245.386 51.420.818.458 331.367.789.775

Perbedaan jatuh tempo 51.240.161.018 84.280.679.611 63.451.643.859 51.051.347.928 250.023.832.400 Maturity gap

Page 140: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/77 Exhibit E/77

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

30. INSTRUMEN KEUANGAN – MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) 30. FINANCIAL INSTRUMENTS – RISK MANAGEMENT (Continued) Risiko likuiditas (Lanjutan) Liquidity risk (Continued) Tabel berikut menggambarkan profil perbedaan jatuh tempo atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011:

The following table summarizes the maturity gap profile of the Company’s financial assets and liabilities as of 31 December 2012 and 2011:

31 Desember/December 2011 Antara Antara Lebih Sampai 3 dan 12 1 dan 2 dari dengan bulan/ tahun/ 2 tahun/ 3 bulan/ Between Between More Up to 3 and 12 1 and 2 than Jumlah/ 3 months months years 2 years Total

Aset keuangan Financial assets Kas dan setara kas 11.272.094.565 - - - 11.272.094.565 Cash and cash equivalentsPiutang pembiayaan konsumen 70.426.499.000 127.377.971.787 140.427.532.000 45.259.640.000 383.491.642.787 Consumer financing receivablesPiutang sewa pembiayaan 903.492.000 1.508.603.000 1.048.656.000 699.104.000 4.159.855.000 Finance lease receivablesPiutang lain-lain 22.310.974 66.932.922 44.621.949 - 133.865.845 Other receivablesAgunan yang diambil alih 5.742.939.491 - - - 5.742.939.491 Repossessed collateralsUang jaminan sewa - - 52.500.000 406.990.000 459.490.000 Rental deposits 88.367.336.030 128.953.507.709 141.573.309.949 46.365.734.000 405.259.887.688

Liabilitas keuangan Financial liabilitiesPinjaman bank 25.109.338.383 70.780.009.552 72.975.781.300 28.461.651.544 197.326.780.779 Bank borrowingsAkrual 1.766.777.071 - - - 1.766.777.071 Accruals

26.876.115.454 70.780.009.552 72.975.781.300 28.461.651.544 199.093.557.850

Perbedaan jatuh tempo 61.468.909.602 58.173.498.157 68.597.528.649 17.904.082.456 206.166.329.838 Maturity gap

Page 141: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/78 Exhibit E/78

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

31. MANAJEMEN MODAL 31. CAPITAL MANAGEMENT Tujuan Perusahaan dalam mengelola permodalan adalah untuk melindungi kemampuan Perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya, sehingga Perusahaan tetap memberikan imbal hasil bagi pemegang saham.

The Company’s objective in managing its capital is to keep the Company’s capability in maintaining its going concern, so the Company could distribute the return to shareholders.

Perusahaan mempunyai komitmen yang tinggi untuk mengembalikan investasi pemegang saham dalam bentuk dividen kas dengan tetap memperhatikan tingkat kesehatan Perusahaan dan kebutuhan dana yang diperlukan untuk investasi dalam rangka pengembangan usaha. Sejak Penawaran Saham Perdana, Perusahaan selalu membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya secara teratur setiap tahun dan juga telah menetapkan kebijakan dividen atas laba tahun berjalan sebanyak-banyaknya sebagai berikut:

The Company has a high commitment to deliver return on investment to its shareholders in the form of cash dividend by taking into account the Company’s health and the requirement of the available funds in the context of business development. Since the Initial Public Offering, the Company has consistently distributed dividend to its shareholders every year and has also determined the dividend policy of profit for the year at the maximum as follows:

Sampai dengan Rp 15 Miliar : 30,00% Up to Rp 15 Billion : 30.00% Lebih dari Rp 15 Miliar : 40,00% More than Rp 15 Billion : 40.00%

Perusahaan akan terus berupaya untuk memberikan imbalan investasi yang terbaik kepada seluruh pemegang saham Perusahaan dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan dana Perusahaan pada tahun berikutnya dan kebijakan dividen yang diambil oleh PT Batavia Prosperindo Internasional selaku pemegang saham pengendali.

The Company will always work toward delivering the best return on investment to all of the Company’s shareholders by still considering the Company’s needs of funding in the following year and the dividend policy of PT Batavia Prosperindo Internasional as the controlling shareholder.

Dalam mengelola permodalan, Perusahaan melakukan analisa secara bulanan untuk memastikan bahwa Perusahaan tetap mengikuti Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tertanggal 29 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan yang diantaranya mengatur ketentuan sebagai berikut:

In managing capital, the Company conducts monthly analysis to ensure that the Company complies with the Regulation of the Ministry of Finance of Republic of Indonesia No. 84/PMK.012/2006 dated 29 September 2006 regarding Finance Companies which have some provisions as follows:

- Modal disetor Perusahaan minimum sebesar

Rp 100,000,000,000; - The Company’s paid-up capital of minimum

Rp 100,000,000,000; - Jumlah pinjaman yang dimiliki Perusahaan

dibandingkan modal sendiri dan pinjaman subordinasi dikurangi penyertaan maksimum 10 kali, baik untuk pinjaman luar negeri maupun dalam negeri.

- The amount of the Company’s loan to equity and subordinated loan deducted by investment is maximum 10 times, both for foreign anddomestic loans.

Beberapa rasio yang digunakan Perusahaan untuk mengawasi permodalan antara lain rasio imbal hasil ekuitas dan rasio solvabilitas.

Several ratios used by the Company to monitor capital are return on equity ratio and solvability ratio.

Rasio imbal hasil ekuitas dipergunakan untuk mengetahui kemampuan Perusahaan meraih laba dari modal yang ditanamkan dan dicerminkan melalui perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri.

Return on equity ratio is used to identify the Company’s capability to earn profit from the invested equity and is reflected through the comparison between net income to equity.

Rasio solvabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan Perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal yang dimiliki.

Solvability ratio is used to identify the Company’s capability to fulfill the Company’s obligation through utilizing its own capital.

Page 142: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/79 Exhibit E/79

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

32. INFORMASI SEGMEN 32. SEGMENT INFORMATION Segmen operasi Perusahaan dibagi berdasarkan produk, yaitu sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen, Segmen operasi dilaporkan sesuai dengan laporan internal yang disiapkan untuk pengambil keputusan operasional yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya kesegmen tertentu dan melakukan penilaian atas performanya.

The Company’s operating segments represent product groups, which is finance leases and consumer financing, Operating segments are reported in accordance with the internal reporting provided to the chief operating decision maker, which is responsible for allocating resources to the reportable segments and assesses its performance.

Informasi mengenai hasil dari masing-masing pelaporan segmen disajikan di bawah ini sebagaimana dilaporkan dalam laporan internal manajemen yang ditelaah oleh manajemen Perusahaan, Keuntungan segmen digunakan untuk mengukur kinerja dimana manajemen berkeyakinan bahwa informasi tersebut paling relevan dalam mengevaluasi hasil segmen tersebut relatif terhadap entitas lain yang beroperasi dalam industri tersebut.

Information regarding the results of each reportable segment is included below as included in the internal management reports that are reviewed by the Company's management, segment profit is used to measure performance of that business segment as management believes that such information is the most relevant in evaluating the results of those segments relative to other entities that operate within these industries.

2 0 1 2 Pembiayaan Sewa konsumen/ Tidak dapat pembiayaan/ Consumer dialokasikan/ Jumlah/ Leasing financing Unallocated Total PENDAPATAN REVENUESPendapatan segmen 9.657.734.748 92.479.672.210 - 102.137.406.958 Segment revenuePendapatan tidak Unallocated

dapat dialokasikan - - 55.039.765.861 55.039.765.861 revenues Pendapatan

keuangan - - 76.876.909 76.876.909 Finance income Pendapatan lainnya - - 1.322.334.694 1.322.334.694 Other income Jumlah pendapatan 9.657.734.748 92.479.672.210 56.438.977.464 158.576.384.422 Total revenue BEBAN EXPENSESBeban tidak dapat Unallocated

dialokasikan - - ( 119.856.164.906)( 119.856.164.906) expenses Laba sebelum

pajak tidak Unallocated profitdapat dialokasikan 9.657.734.748 92.479.672.210 ( 63.417.187.442) 38.720.219.516 before tax

Pajak penghasilan - - ( 9.456.192.406)( 9.456.192.406) Income taxes LABA TAHUN PROFIT BERJALAN 9.657.734.748 92.479.672.210 ( 72.873.379.848) 29.264.027.110 FOR THE YEAR ASET ASSETSAset tidak dapat Unallocated

dialokasikan - - 529.226.619.902 529.226.619.902 assets LIABILITAS LIABILITIESTotal liabilitas

tidak dapat Total unallocated dialokasikan - - 340.746.410.139 340.746.410.139 liabilities

Page 143: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/80 Exhibit E/80

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

32. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) 32. SEGMENT INFORMATION (Continued) 2 0 1 1 Pembiayaan Sewa konsumen/ Tidak dapat pembiayaan/ Consumer dialokasikan/ Jumlah/ Leasing financing Unallocated Total PENDAPATAN REVENUESPendapatan segmen 911.055.756 74.420.757.568 - 75.331.813.324 Segment revenuePendapatan tidak Unallocated

dapat dialokasikan - - 51.858.125.225 51.858.125.225 revenues Pendapatan

keuangan - - 96.360.819 96.360.819 Finance income Pendapatan lainnya - - 776.208.084 776.208.084 Other income Jumlah pendapatan 911.055.756 74.420.757.568 52.730.694.128 128.062.507.452 Total revenue BEBAN EXPENSESBeban tidak dapat Unallocated

dialokasikan - - ( 97.416.921.533)( 97.416.921.532) expenses Laba sebelum

pajak tidak Unallocated profitdapat dialokasikan 911.055.756 74.420.757.568 ( 44.686.227.405) 30.645.585.920 before tax

Pajak penghasilan - - ( 7.361.140.157)( 7.361.140.157) Income taxes LABA BERSIH 911.055.756 74.420.757.568 ( 52.047.367.562) 23.284.445.763 NET PROFIT ASET ASSETSAset tidak dapat Unallocated

dialokasikan - - 368.493.042.965 368.493.042.965 assets LIABILITAS LIABILITIESTotal liabilitas

tidak dapat Total unallocated dialokasikan - - 204.353.491.852 204.353.491.852 liabilities

Page 144: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/81 Exhibit E/81

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

32. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) 32. SEGMENT INFORMATION (Continued) Perusahaan juga mengidentifikasi segmen yang dilaporkan berdasarkan wilayah geografis. Beberapa wilayah yang memiliki karakteristik serupa, diagregasikan dan dievaluasi secara berkala oleh manajemen Perusahaan. Laba dari masing-masing segmen digunakan untuk menilai kinerja masing-masing segmen. Informasi yang berkaitan dengan segmen usaha utama disajikan sebagai berikut:

The Company also identified its segments reported based on gregraphic area.Some areas that have similar characteristics, aggregated and evaluatedregularly by Company’s management. Profit from each segment used to measure performance each segment. Information concerning the main segments was set out as follows:

2 0 1 2 Jawa/ Kalimantan/ Sumatera/ Sulawesi/ Jumlah/ Java Borneo Sumatera Sulawesi Total A s e t 381.799.219.882 35.721.649.392 77.555.359.246 34.150.391.382 529.226.619.902 Assets Liabilitas 248.423.089.310 22.297.365.694 46.404.489.815 23.621.465.319 340.746.410.138 Liabilities Pendapatan 100.694.366.343 13.688.847.362 32.177.283.867 12.015.886.850 158.576.384.422 Revenues Beban ( 80.028.659.149 ( 9.501.373.743) ( 21.003.924.500) ( 9.322.207.514)( 119.856.164.906) Expenses Laba sebelum pajak penghasilan 20.665.707.194 4.187.473.619 11.173.359.367 2.693.679.336 38.720.219.516 Profit before income taxes Pajak penghasilan ( 4.291.182.429 ( 1.161.792.218) ( 3.349.560.425) ( 653.657.334) ( 9.456.192.406) Income taxes Laba bersih 16.374.524.765 3.025.681.401 7.823.798.942 2.040.022.002 29.264.027.110 Net profit Penambahan aset tetap 3.572.124.128 714.492.682 7.819.629.569 674.279.529 12.780.525.908 Acquisition of property and equipment Beban penyusutan ( 1.646.102.228)( 327.764.476)( 751.924.426) ( 358.048.477)( 3.083.839.607) Depreciation expenses

Page 145: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/82 Exhibit E/82

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

32. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) 32. SEGMENT INFORMATION (Continued)

2 0 1 1 Jawa/ Kalimantan/ Sumatera/ Sulawesi/ Jumlah/ Java Borneo Sumatera Sulawesi Total A s e t 250.143.194.350 28.329.998.292 66.248.084.120 23.976.486.403 368.697.763.165 Assets Liabilitas 137.629.343.882 15.885.372.243 36.197.805.715 14.640.970.012 204.353.491.852 Liabilities Pendapatan 73.526.178.611 12.638.554.851 32.824.636.943 9.073.137.047 128.062.507.452 Revenues Beban ( 63.985.623.695)( 7.136.390.503) ( 19.433.488.368) ( 6.861.418.967)( 97.416.921.533) Expenses Laba sebelum pajak penghasilan 9.540.554.916 5.502.164.348 13.391.148.575 2.211.718.080 30.645.585.919 Profit before income taxes Pajak penghasilan ( 2.084.882.406) ( 1.375.541.087) ( 3.347.787.144) ( 552.929.520) ( 7.361.140.157) Income taxes Laba bersih 7.455.672.510 4.126.623.261 10.043.361.431 1.658.788.560 23.284.445.762 Net profit Penambahan aset tetap 1.916.814.035 35.043.830 1.170.492.852 374.599.143 3.496.949.860 Acquisition of property and equipment Beban penyusutan ( 1.237.945.883)( 275.555.284)( 749.442.749) ( 239.622.443)( 2.502.566.359) Depreciation expenses

Page 146: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/83 Exhibit E/83

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT BATAVIA PROSPERINDO FINANCE Tbk NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

33. OTORISASI LAPORAN KEUANGAN 33. AUTHORIZATION OF FINANCIAL STATEMENTS

Laporan keuangan telah diotorisasi oleh Dewan Direksi Perusahaan untuk diterbitkan pada tanggal 11 Februari 2013.

These financial statements were authorized by the Company’s Board of Directors for issuance on 11 February 2013.

Page 147: BPF - Annual Report 2012 - PART 1 - bpfi.co.id · PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia. The Company held an Initial Public Offering (IPO) and

Laporan Tahunan | Annual Report 2012PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.

Kantor Pusat

JakartaChase Plaza Lt. 15Jl. Jend. Sudirman Kav. 21Kel. Karet, Kec. SetiabudiJakarta Selatan 12920Telp. (021) 520 0434Fax. (021) 520 9160

Kantor Perwakilan

BekasiKomplek Ruko Grand Mall BekasiBlok D/35, Jl. Raya SudirmanKel. Kranji, Kec. Bekasi Barat Bekasi 17143, Jawa BaratTelp. (021) 8896 6434Fax. (021) 8896 6463

TangerangKomplek Ruko Financial Center Blok BA2/22Jl. Raya Boulevard Gading SerpongKel. Pakulonan Barat, Kec. Kelapa DuaTangerang 15143, BantenTelp. (021) 5422 0890Fax. (021) 5422 0893

KudusJl. Pemuda No. 100AKel. Wergu Kulon, Kec. KotaKudus 59318, Jawa TengahTelp. (0291) 445 776Fax. (0291) 441 139

LubuklinggauJl. Yos Sudarso, RT 05Kel. Margahayu, Kec. Lubuk Linggau Selatan IILubuk Linggau 31626, Sumatera SelatanTelp. (0733) 451 200Fax. (0733) 451 500

LhokseumaweJl. Darussalam No. 2Kel. Kampung Jawa, Kec. Banda SaktiLhokseumawe 24351, Nanggroe Aceh DarussalamTelp. (0645) 40 073Fax. (0645) 40 192

MakassarJl. Veteran Utara No. 230BKec. Mardekaya, Makassar 90141, Sulawesi SelatanTelp. (0411) 361 5140Fax. (0411) 361 6141

MalangJl. Kahuripan No. 5Kel. Kauman, Kec. KlojenMalang 65119, Jawa TimurTelp. (0341) 352 113Fax. (0341) 351 674

ManadoKomplek s Ruko Bahu Mall Blok S No. 3Jl. Wolter Monginsidi, Kel. Bahu, Kec. MalalayangManado 95115, Sulawesi UtaraTelp. (0431) 888 0456Fax. (0431) 888 0508

MataramJl. Brawijaya No. 24Kel. Cakranegara Timur, Kec. Cakra SelatanMataram, Nusa Tenggara BaratTelp. (0370) 645 111Fax. (0370) 629 363

MedanJl. Ring Road No. 26Kel. Tanjung Sari, Kec. Medan SelayangMedan 20132, Sumatera UtaraTelp. (061) 822 8778 Fax. (061) 821 3395

PadangJl. Andalas No. 2D, Pasar Simpang HaruKel. Sawahan Timur, Kec. Padang TimurPadang, Sumatera BaratTelp. (0751) 892 899Fax. (0751) 892 898

PalangkarayaJl. G. Obos No. 79B, RT 04 RW 02Kel. Menteng, Kec. Jekan RayaPalangkaraya 73112, Kalimantan TengahTelp. (0536) 322 2114Fax. (0536) 322 1909

PaluJl. Basuki Rahmat No. 44BKel. Tatura Selatan, Kec. Palu SelatanPalu, Sulawesi TengahTelp. (0451) 486 063Fax. (0451) 483 176

PalembangJl. Angkatan 45 No. 2 RT 42 RW 12Kel. Lorok Pakjo, Kec. Ilir Barat IPalembang 30137, Sumatera SelatanTelp. (0711) 563 0014-6Fax. (0711) 360 838

PangkalpinangJl. Soekarno Hatta No. 4, RT 14Kel. Kampung Dul, Kec. Pangkalan BaruBangka Tengah 33171, Kepulauan Bangka BelitungTelp. (0717) 436 372Fax. (0717) 432 226

ParepareJl. Baumassepe No. 6 Km 5Kel. Lumpue, Kec. Bacukiki BaratParepare 91123, Sulawesi SelatanTelp. (0421) 28 202Fax. (0421) 331 0457

PekanbaruJl. Riau No. 188AKel. Tampan, Kec. Payung SekakiPekanbaru 28292, Riau Telp. (0761) 36 882Fax. (0761) 35 725

Pematang SiantarJl. HOS Cokroaminoto No. 117IKel. Melayu, Kec. Siantar UtaraPematang Siantar, Sumatera UtaraTelp. (0622) 25 343Fax. (0622) 24 343

PontianakKomplek Ruko Pontianak Mall Blok AA No. 6Jl.Teku Umar / I Gusti Sulung LelanangPontianak 78122, Kalimantan BaratTelp. (0561) 767 260Fax. (0561) 767 360

PurwokertoJl. Kawedanan No. 1, RT 009 RW 003Kel. Kranji, Kec. Purwokerto TimurBanyumas 53116, Jawa Tengah Telp. (0281) 640 444Fax. (0281) 640 456

SamarindaRuko Mitra Mas 8 No. 31Jl. Jend. A. Yani 1Kel. Temindung Permai, Kec. Sungai PinangSamarinda 75117, Kalimantan TimurTelp. (0541) 770 811Fax. (0541) 770 985

SemarangJl. Brigjen Katamso No. 52BMajapahitKel. Karang Tempel, Kec. Semarang TimurSemarang 50125, Jawa TengahTelp. (024) 831 3655Fax. (024) 844 3868

SidoarjoRuko Citra Indah Blok RE-11Jl. KH. Mukmin, SidoarjoJawa TimurTelp. (031) 807 5311Fax. (031) 807 5315

SintangJl. Lintas Melawi No. 214RT 007 RW 002Sintang 78612, Kalimantan BaratTelp. (0565) 24 800Fax. (0565) 23 220

SurabayaJl. Ngagel Jaya Utara No. 66Kel. Pucang Sewu, Kec. GubengSurabaya 60284, Jawa TimurTelp. (031) 504 7718Fax. (031) 504 7732

Surakarta (Solo)Jl. Slamet Riyadi No. 217RT 001 RW 006Kel. Kemlayan, Kec. SerenganSurakarta 57151, Jawa TengahTelp. (0271) 643 540Fax. (0271) 648 867

YogyakartaRuko Cokro Square Kav. M No. 124Jl. HOS Cokroaminoto Kel. Tegalrejo, Kec. TegalrejoYogyakarta 55244, DI YogyakartaTelp. (0274) 619 696Fax. (0274) 619 846

www.bpfi.co.id

Cabang- Cabang:BalikpapanJl. MT Haryono No. 8, RT 63Kel. Damai, Kec. Balikpapan SelatanBalikpapan 76114, Kalimantan TimurTelp. (0542) 887 0109Fax. (0542) 887 0107

Banda AcehJl. Teungku Imum Luengbata No. 90Kel. Blang Cut, Kec. Lueng BataBanda Aceh 23248, Nanggroe Aceh DarussalamTelp. (0651) 34 992Fax. (0651) 34 993

Bandar LampungJl. Pangeran Antasari No. 96K, RT 011Kel. Kedamaian, Kec. Tanjung Karang TimurBandar Lampung 35127, LampungTelp. (0721) 260 311Fax. (0721) 242 124

BandungRuko Kopo Plaza Kav. C No. 8Jl. Peta-Lingkar SelatanKel. Sukaasih, Kec. Bojongloa Kaler Bandung 40232, Jawa BaratTelp. (022) 604 1000Fax. (022) 601 9427

BanjarmasinJl. Jend. A. Yani KM 3 No. 99, RT 15 RW 05Kel. Sungai Baru, Kec. Banjar TimurBanjarmasin 70233, Kalimantan SelatanTelp. (0511) 327 0234Fax. (0511) 327 0366

BaturajaJl. Jend A. Yani No. 1003, RT 16 RW 06 Kel. Tanjung Baru, Kec. Baturaja TimurOgan Komering 32113, Sumatera SelatanTelp. (0735) 322 966Fax. (0735) 325 677

BengkuluJl. Danau No. 37, RT 01 RW 01Kel. Panorama, Kec. Singaran PatiBengkulu 38227, BengkuluTelp. (0736) 20 630 Fax. (0736) 20 554

BogorJl. Raya Tajur No. 79A, RT 002 RW 007Muara Sari, Bogor Selatan, Jawa BaratTelp. (0251) 824 5450Fax. (0251) 824 5441

DenpasarJl. Gatot Subroto Tengah No. 279, Kav. 2Denpasar 80239, BaliTelp. (0361) 414 732 Fax. (0361) 418 296

DepokRuko ITC Depok No. 12B, Jl. Margonda Raya No. 56Kel. Depok, Kec. Pancoran MasDepok 16431, Jawa BaratTelp. (021) 7721 6301 Fax. (021) 7721 5078

GorontaloJl. Agus Salim (d/h Jl. HB Yasin) No. 218Kel. Wumialo, Kec. Kota TengahGorontalo 96158, GorontaloTelp. (0435) 828 772Fax. (0435) 831 779

JambiJl. Sultan Agung No. 08, RT 07 RW 03Kel. Murni, Kec. TelanaipuraJambi 36121, Jambi Telp. (0741) 32 002 Fax. (0741) 32 610

KendariJl. Jend. A. Yani No. 165, RT 001 RW 003Kel. Anaiwoi, Kec. KadiaKendari 93117, Sulawesi TenggaraTelp. (0401) 319 4375Fax. (0401) 319 6292