34
POTENSIAL CETUSAN AUDITORIK Sumber : Buku : Comprehensive Clinical Neurophysiology Editor : Kerry H.Levin & Hans O. Luders Book Review Stase ENMG Oleh : Noormainiwati Pembimbing : dr. Diah Kurnia Mirawati, Sp.S

Book review enmg

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Book review enmg

POTENSIAL CETUSAN AUDITORIK 

Sumber : Buku : Comprehensive Clinical Neurophysiology

Editor : Kerry H.Levin & Hans O. Luders

Book Review Stase ENMG

Oleh :Noormainiwati

Pembimbing :dr. Diah Kurnia Mirawati, Sp.S

Page 2: Book review enmg

Potential Cetusan Auditorik Batang Otak (BAEP)

BAEP memberikan informasi yang unik tentang fungsi batang otak.

BAEP yang normal terjadi dalam 10 msec pertama, terjadi antara 10 – 50 msec.

Merupakan tes pada telinga dan batang otak, dengan cara mengukur waktu timbulnya gelombang elektrik dari batang otak terhadap respon stimulus klik atau nada ditelinga.

Cara : Pada subyek diletakkan elektroda dengan montase : A1 – Cz, dan A2 – Cz .Subyek mengenakan earphone, yg diberi stimulus klik monoaural (intensitas 70 dBSL,durasi 0,1 msec, frek. 11 Hz), dan masking pada telinga kontralateral dg intensitas 30 dB. BAEP dicatat dalam bentuk gelombang yang khas.

Page 3: Book review enmg

Penempatan Elektroda

Page 4: Book review enmg

.

Stimulasi BAEP

Page 5: Book review enmg

Sumber Potensial Cetusan Auditorik

Batang Otak

Area I

Area II

Area III

Area IV

Area V

Area VI

Area VII

Page 6: Book review enmg

Gelombang Normal

Page 7: Book review enmg

Gelombang VPuncak yg paling menonjol, diikuti oleh defleksi ke bwh yg panjang.Selalu terjadi setelah 5,0 msec.Paling akhir menghilang dari semua komponen BAEP jika intensitas klik dkurangiLebih mudah dilihat & lebih jelas dibedakan dg gel.IV di Ac-Cz Sumber : bag.rostral lemniscus lateralis atau colliculus inferior atau keduanya.

Gelombang IV1/3 kasus terjadi fusi gel. IV & V ( IV/V kompleks), latensinya berada antara kedua gelombang.Bs berupa takik kecil pd pars ascenden gel. V atau gel V hanya berupa lekukan kecil di pars descenden gel. IV. Sumber : kompleks olive superior atau colliculus inferior.

Page 8: Book review enmg

Variasi Puncak Gelombang IV dan V

Page 9: Book review enmg

Gelombang ISelalu timbul setelah 1 msec, amplitudo relatif rendah.Terbaik dilihat pada Ai-Cz.Sumber : n.VIII perifer (ganglion spiralis cochlea).

Gelombang II dan IIIGel.II terbaik dcatat pada Ac-Cz, gel.III terbaik dcatat pada Ai-Cz.Dpt terjadi fusi gel. II dan III di Ac-Cz, atau gel.III dobel.Gel.III adlh komponen paling konsisten di antara gel.I dan V.Melebar dan amplitudo relatif tinggi.Sumber Gel. II : n.VIII bag.intrakranial (nukleus cochlearis ventral & dorsal)Sumber Gel.III : pons caudal ipsilateral & kontralateral.

Page 10: Book review enmg

Gelombang VI & VIIBs tidak muncul pada org normal.Gel.VI sering pada pars descending gel.V, kadang hanya berupa belokan kecil.Gel.VII sering tidak terlihat.Sumber gel. VI : geniculatum medialSumber gel.VII : radiasio auditorik

Page 11: Book review enmg

Nilai Normal Latensi Puncak pada BAEP

Gelombang Latensi Rata-rata SD

I 1,7 msec 0,15

II 2,8 msec 0,17

III 3,9 msec 0,19

IV 5,1 msec 0,24

V 5,7 msec 0,25

VI 7,3 msec 0,29

VII 9,6 msec 0,6

Page 12: Book review enmg

Latensi Antar Puncak (IPL) Gelombang pada BAEP

Rata-rataI – III 2,1 msecIII – V 1,9 msecI – V 4,0 msec

Untuk wanita, I – V lebih pendek 0,1 msec; untuk orang tua (> 60 tahun) I – V lebih panjang 0,1 msec; ditambah 0,1 msec untuk setiap peningkatan frekuensi 20 Hz.

Page 13: Book review enmg

Faktor-faktor Non neurologik yang Mempengaruhi BAEP

Usia

Jenis Kelamin

Suhu

Parameter Klik

Page 14: Book review enmg

Faktor Usia Terhadap BAEP

Tidak konsistennya gel BAEP pd anak-anak mungkin k/ desinkronisasi stimulus pd jalur auditorik di batang otak.

Dg pertambahan usia, semua komponen BAEP memendek secara signifikan.

Page 15: Book review enmg

Faktor Jenis Kelamin terhadap BAEP

Terdapat perbedaan latensi yg signifikan antara pria & wanita.

Perbedaan gender terlihat pada anak setelah usia 8 thn.

Latensi gel.I dan IPL I-V lebih panjang pd pria, dg intensitas 60-70 dBSL.

Amplitudo lebih tinggi pd wanita.

Perbedaan tsb terjadi k/ perbedaan ukuran kepala & perbedaan suhu basal tubuh.

Page 16: Book review enmg

Faktor Suhu terhadap BAEP

..

Latensi BAEP meningkat 7% untuk setiap penurunan suhu tubuh 7’C.

Amplitudo meningkat 50% ketika suhu menurun sampai 27-28’C, kemudian menghilang pada 20’C.

Page 17: Book review enmg

Faktor Parameter Klik terhadap BAEP

.

Semua latensi puncak BAEP berkurang 0,03 msec/dB sesuai dengan peningkatan intensitas klik.

Jika intensitas klik diturunkan, semua gelombang cenderung menghilang, kecuali I, III, dan V.

Dengan intensitas klik semakin menurun, hanya gelombang V yang masih ada.

Page 18: Book review enmg

Abnormalitas BAEP pada Kelainan Neurologik

Koma & Mati Otak

BAEP biasanya normal pada pasien koma akibat toksik atau metabolik.Pasien tanpa tanda2 klinis disfungsi batang otak, biasanya memiliki BAEP normal.Pasien dengan bukti klinis lesi otak tengah atau pons akan memiliki BAEP abnormal.Pasien dengan tidak adanya gelombang IV/V bilateral cenderung memiliki prognosis yg sangat buruk.Pada pasien mati otak, mungkin hanya gelombang I yang menetap (hanya 1/3 kasus).Tidak adanya gel.I yang jelas, tidak mungkin dapat menentukan apakah hal tsb berasal dari kematian otak atau akibat kerusakan sistem auditorik perifer.

Page 19: Book review enmg

Multiple SklerosisBAEP pada pasien MS menjadi abnormal jika ada plak yg berada di jalur auditorik, yg akan menghasilkan abnormalitas konduksi.Persentase BAEP abnormal meningkat sesuai dg kepastian diagnosa MS : 30% pada probable MS, 41% pada possible MS dan 67% pada definite MS.BAEP berguna untuk menentukan lesi tersembunyi di batang otak, sebagai pendukung tambahan.

Page 20: Book review enmg

Tumor Fossa Posterior

Neuroma akustik

Terdapat abnormalitas konduksi k/ kompresi tumor.

Variasi abnormalitas BAEP : IPL I-III atau I-V ipsilateral melambat, atau keduanya. semua puncak gelombang ipsilateral menghilang, setelah gel.I semua puncak gelombang ipsilateral menghilang, termasuk gel.I. BAEP normal pd 11%-23% neuroma akustik yg berukuran < 1 cm.

Page 21: Book review enmg

Lesi Serebrovaskuler di Batang OtakPasien dengan TIA, atau infark di medula oblongata mempunyai BAEP normal.Infark di tingkat pons ke atas yg mengenai jalur auditorik akan menimbulkan abnormalitas BAEP (contoh Gbr. 37-32)Pasien dg locked in syndrome memiliki BAEP normal k/ jalur auditorik terletak lebih dorsolateral dibandingkan jalur motorik di pons.

Page 22: Book review enmg

Abnormalitas BAEP pada kondisi lainnyaPada inflamasi ruang subarakhnoid yang dilalui nervus akustikus dapat terjadi pemanjangan IPL I-III.

Alkoholisme akut menyebabkan pemanjangan latensi BAEP k/ penurunan suhu tubuh.

Alkoholisme kronis menimbulkan pemanjangan IPL I-V k/demyelinasi atau edema.

Def.vit.B12 dapat menimbulkan pemanjangan IPL I-V yg reversibel dg terapi.

Pasien dg tuli kortikal akibat infark bitemporal mungkin memiliki BAEP normal.

Page 23: Book review enmg

Kasus 1.Ilustrasi Kasus

Seorang wanita, 45 th,datang ke poliklinik saraf RSDM dengan keluhan wajah merot ke kanan, dan mata kiri tidak bisa menutup rapat. Kejadian mendadak, saat bangun tidur 1 bulan sebelum ke RS.Disertai telinga kiri terasa bergemuruh.Riwayat HT (+)

Pemeriksaan Fisik :Motorik & sensorik : dbnNn. Craniales : - parese N.VII kiri perifer

- refleks kornea kiri melemah- tes weber, lateralisasi kiri

Page 24: Book review enmg

Kasus 1.

III III

IV

V

Hasil ABR Kiri :Gel I : 1,48 msGel.II : 2,56 msGel.III : 3,74 msGel.IV : 5,40 ms (↑)Gel.V : 6,53 ms (↑)IPL I-III : 2,26 msIPL III-V : 2,79 ms (↑)IPL I-V : 5,05 ms (↑)

Page 25: Book review enmg

Kasus 1.

III

III IV V

Hasil ABR Kanan :Gel I : 1,34 msGel.II : 2,48 msGel.III : 3,46 msGel.IV : 4,76 ms Gel.V : 5,41 ms IPL I-III : 2,12 msIPL III-V : 1,95 ms IPL I-V : 4,97 ms

Hasil Tes BAEP :Menyokong lesi pons kiri

Page 26: Book review enmg

Kasus 1.

R2i

R2c

Hasil Blink Kiri :R1 : No responR2i : 41,3 msR2c : 41,8 ms

Page 27: Book review enmg

Kasus 1.

R1 R2i

R2cHasil Blink Kanan :R1 : 11,5 msR2i : 39,5 msR2c : 40,2 ms

Hasil Blink Refleks :Menyokong Lesi pons (Vm) kiri.

Page 28: Book review enmg

Kasus 1.

Hasil MRI : infark pons kiri

Page 29: Book review enmg

Kasus 2.Ilustrasi Kasus

Seorang laki-laki, 32 tahun, MRS dg keluhan utama kelemahan kedua lengan & tungkai sejak 1 thn yl. Mulanya dari tungkai, kemudian diikuti kedua lengan.Disertai suara pelo dan pandangan kabur. Tidak ada gangguan menelan.

Pemeriksaan Fisik :Motorik : bihemiparesis UMNSensorik : dbnNn. Craniales : - parese N.VI bilateral

- parese N.VII bilateral (kedua alis tidak bisa diangkat)- parese N.VIII bilateral (nistagmus horizontal bilateral)- parese N.XII kanan UMN (saat menjulur lidah terdorong ke kanan)

Page 30: Book review enmg

Kasus 2.

III III IV

V

Hasil ABR Kanan :Gel I : 1,52 msGel.II : 3,14 msGel.III : 4,15 ms (↑)Gel.IV : 5,23 msGel.V : 6,95 ms (↑)IPL I-III : 2,63 ms (↑)IPL III-V : 2,80 ms (↑)IPL I-V : 5,43 ms (↑)

Page 31: Book review enmg

Kasus 2.

I IIIII IV

V

Hasil ABR Kiri :Gel I : 1,83 msGel.II : 2,98 msGel.III : 4,56 ms (↑)Gel.IV : 5,28 ms Gel.V : 6,60 ms (↑)IPL I-III : 2,73 ms (↑)IPL III-V : 2,04 ms (↑)IPL I-V : 4,77 ms (↑)

Hasil BAEP : menyokong lesi pada pons bilateral.

Page 32: Book review enmg

Kasus 2.

Hasil Blink Kanan :R1 : 10,3 msR2i : No responR2c : No respon

Page 33: Book review enmg

Kasus 2.

Hasil Blink Kiri :R1 : 10,7 msR2i : 46,3 ms (↑)R2c : 46,7 ms (↑)

Hasil Blink Refleks :Menyokong lesi M.O bagian atas bilateral

Page 34: Book review enmg

Terimakasih

Wassalam