View
277
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
5/12/2018 Bonding - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bonding-55a35b5e38ed4 1/6
Bonding Agent
1. Bonding Agent
Bonding agent didefinisikan sebagai sebuah material dengan viskositas rendah, yangdiaplikasikan di atas permukaan gigi dan membentuk film tipis setelah setting. Film tipis inimengikat dengan kuat permukaan gigi yang di atasnya restorasi komposit resin kental
diaplikasikan. Ini diatur membentuk restorasi resin yang terpadu5.
Jika dibandingkan dengan unfilled resin akrilik, resin komposit lebih kental, oleh karena itu tidak
membasahi permukaan gigi dengan mudah. Bonding agent dikembangkan untuk digunakan
dalam hubungannya dengan resin komposit1. Resin dalam bonding agent telah diencerkan
dengan monomer lainnya hingga suatu tingkatan yang memiliki viskositas rendah dan mudah
membasahi permukaan gigi. Ketika disapukan pada dinding cavity, secara bebas menembus ke
dalam porositas kecil yang dihasilkan oleh etsa asam berpolimerisasi. Itu terasionalisasi bahwa
ketika restorasi resin komposit ini kemudian dimasukkan ke cavity, ia akan mempolimerisasikehadiran bonding agent di permukaan cavity. Dengan cara ini, diharapkan adaptasi lebih baik
pada dinding cavity enamel dicapai dengan peningkatan retensi mekanis dari restorasi1.
Bonding agent menembus permukaan enamel dan dentin yang teretsa dan membuat
micromechanical retensi dengan restorasi2. Retensi micromechanical berarti bahwa ikatan retensi
yang terbetuk sangat kecil. Dengan material ini, memungkinkan untuk mengikat materialrestorasi pada enamel dan dentin3.
Etsa asam adalah sebuah teknik dimana etsa asam maleat maupun etsa asam fosfat ditempatkan
di enamel maupun dentin untuk menghilangkan smear layer dalam preparasi sebagai bonding3.
Etsa asam dan penggunaan bonding agent merupakan bagian integral dari semua restorasi resinkomposit. Langkah pertama dalam prosedur bonding adalah melalui pembersihan mekanispermukaan enamel dengan pasta pumice menggunakan rubber cup. Setelah pembersihan, semuaresidu pumice dihilangkan dengan semprotan air dan gigi di keringkan sebelum etsa
diaplikasikan6.
5/12/2018 Bonding - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bonding-55a35b5e38ed4 2/6
Gambar 1. Mikroskop electron (1000x) potongan melintang enamel rod yang teretsa (A) danpotongan membujur enamel rod yang teretsa (B)6
Konsentrasi larutan asam fosfat 35 sampai 50% atau gel merupakan etsa yang direkomendasikan.Gel lebih mudah dikontrol secara klinis, tetapi keduanya sama-sama etsa yang dapat diterima.
Asam diaplikasikan dengan cotton pellet, artist’s brush kecil, minisponge atau kertas endodontik.Pertama harus mencoba menjaga asam pada area etsa yang diharapkan, karena etsa merusak enamel dan tidak dapat diremineralisasi. Asam diaplikasikan secara berkesinambungan, dengan
hati-hati jangan sampai menggosok enamel. Menggosok enamel akan mematahkan enamel rod
yang rapuh dan menghasilkan ikatan resin-gigi yang lemah.. Waktu etsa yang direkomendasikanselama satu menit. Jika usaha pertama tidak menghasilkan frosty appearance pada permukaan
etsa setelah dikeringkan, dapat ditambahkan waktu untuk mengetsa. Mengetsa lebih dari dua
menit tidak menunjukkan hasil yang efektif. Penembusan etsa dipengaruhi oleh konfigurasi
enamel rods. Rods yang memiliki akiran yang lebar pda cavosurface memungkinkan dietsasampai kedalaman 20 micron, sementara mereka yang memiliki sisi yang terbentangkan
cavosurface memungkinkan dietsa sampai kedalaman lima micron6
Gambar 2. Kiri, 20 mikron akhiran etsa enamel rod. Kanan, 5 mikron sisi etsa enamel rod 6
Gambar 3. Gambar mikroskop electron, latar belakang smear layer pada enamel dengan kristalmonokalsium fosfat. A. Permukaan enamel. B, kristal monokalsium fosfat6
5/12/2018 Bonding - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bonding-55a35b5e38ed4 3/6
Setelah dietsa, permukaan dicuci selama 30 detik dengan disemprot air bersih dan dikeringkan
dengan udara kering selama 15 menit. Jika tidak dilakukan pencucian, permukaan mungkintersisa beberapa kristal monokalsium fosfat yang terlarut yang bisa secara signifikan mengurangi
kekuatan ikatan. Bonding agent yang sekarang diaplikasikan dalam sebuah lapisan yang uniform
pada dinding enamel dan tepi dengan artist’s brush. Jika tepi dalam sementum atau dentin,
dentin bonding agent mungkin agen pilihan
6
.
1.1 Sifat
1.1.1 Sifat laboratory
a. Kekuatan ikatan
Sebagian besar bonding agent menghasilkan kekuatan ikatan terhadap enamel dan superficial
dentin 15 sampai 35 MPa. Kekuatan ikatan ditentukan untuk bagian dentin dalam cenderung
lebih rendah daripada superficial dentin. Berbagai masalah klinis dapat mengurangi kekuatan
ikatan
2
.
1.1.2 Sifat biologi
Pelarut dan monomer dalam bonding agent biasanya mengiritasi kulit. Material tertentu seperti
2-hydroxyethylmethacrylae (HEMA), tidak biokompetibel sebagai monomer. Bonding agent bisamemproduksi reaksi lokal dan sistemik pada dokter gigi maupun asisten dokter gigi. Penting bagi
dental personnel melindungi diri mereka sendiri. Proteksi meliputi memakai sarung tangan,
mengganti sarung tangan yang terkontaminasi segera, menggunakan high-volume evakuasi
dimana material digunakan, menjaga semua botol tertutup rapat atau menggunakan sistem unit-dose dan membuang material sedemikian rupa agat monomer tidak dapat menguap ke dalam
udara kantor. Bahkan dengan sarung tangan ganda, kontak dengan pelarut dan monomer agresif akan menyebabkan kontak dengan kulit yang sebenarnya dalam beberapa menit2.
1.2 Klasifikasi bonding agents
1. Berdasarkan mekanisme
a. Bonding mekanis dengan asam etsa (resin komposit, bis GMA, TEGDMA, Cyanoacrylates)4
b. Bonding kimia dengan aplikasi langsung (semen polycarboxylate (ZnPolyC), GIC)4
2. Berdasarkan aplikasi
a. enamel bonding agent
Bonding pada enamel terjadi terutama dengan retensi micromechanical setelah etsa asam digunakan untuk
menghilangkan smear layer dan larutnya kristal hidroksiapatit di permukaan luar dari interface. Konstitusi
cairan perekat masuk ke dalam permukaan irregular yang baru terbentuk dan menjadi terjebak ke
dalamnya setelah perekat berpolimerisasi. Gel etsa (teruama asam fosfat) dikeluarkan dari alat suntik ke
permukaan gigi yang teretsa. Waktu etsa enamel berbeda tergantung pada tipe dan kualitas enamel.
Umumnya, etsa 15 detik dengan 37% asam fosfat cukup untuk menghasilkan microtags. Walaupun begitu,
5/12/2018 Bonding - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bonding-55a35b5e38ed4 4/6
sampai macro-spaces jelas, titik akhir karakteristik klinis a frosty enamel appearance tidak akan
berkembang2.
Beberapa email mungkin telah diberikan lebih larut sebagai akibat dari fluorosis. Dalam kasus itu,
perpanjangan waktu etsa dibutuhkan untuk memastikan bahwa ikatan micromechanical dapat terjadi. Tidak
jarang untuk memperpanjang waktu etsa selama beberapa menit untuk mencapai tingkat etsa yang
memadai. Yang harus diperhatikan, dentin harus dilindungi dari perlakuan asam2
. Setelah waktu etsadengan fourth, dan fifth-generasi system bonding, material dibilas dan struktur gigi dipertahankan dalam
kondisi permukaan lembab untuk tahap ikatan berikutnya. Kemudian, primer dapat mengalir ke
permukaan untuk menembus ke dalam permukaan irreguler yang tersedia. Primer dan perekat yang
mengalir ke dalam irreguler yang lebih besar, seperti perifer prisma menghasilkan resin tag sekali perekat
digunakan. Tag ini sebenarnya ‘macrotags’ . Pemeriksaan rincian permukaan tunggal prisma menghasilkan
bentuk tag yang lebih kecil ‘microtag’ dimana perekat mengalir ke ruang-ruang antara sebagian kristal
hidroksiapatit terlarut. Microtag jauh lebih banyak dan berkontribusi ke sebagian besar retensi micromechanic
2.
b. Dentin bonding agent 4
Tidak seperti enamel, dentin terdiri atas zat organic dan bonding semakin sulit. Smear layer
harus dihilangkan sehingga material dapat mencapai dentin dan berikatan dengannya. Harus ada jumlah sedikit kelembaban yang dipertahankan agar tidak mongering pada gigi, dan aplikasi
material harus bisa melindungi pulpa, tidak mengiritasinya3.
Komponen dari dentin bonding agent terdiri dari tiga komponen essensial:
Primer
Coupling agent
Sealer
Dalam literatur kedokeran gigi, primer umumnya disebut dentine conditioner , dan terdiri atas
berbagai asam yang mengubah penampakan permukaan dan karakteristik dentin. Satu factorbesar pembeda dentin bonding agent adalah variasi dari dentine conditioner yang telah
digunakan selama ini. Ini meliputi asam malat, EDTA, asam oxalate, asam fosfat, dan asan nitrat.Apa yang mereka miliki pada umumnya adalah mereka semua asam dan mereka mengubah
smear layer menjadi tingkatan yang berbeda. Pengaplikasian asam pada permukaan dentin
menghasilkan reaksi asam basa dengan hidroksiapatit. Ini menyebabkan hidroksiapatit menjadi
larut dan menghasilkan pembukaan tubulus dentin dan membuat permukaan dentin
terdemineralisasi yang umumnya hingga kedalaman 4 μm. Semakin kuat asam, semakin terlihatefeknya. Demikian, untuk EDTA, yang merupakan asam yang tidak terlalu kuat, hanya sebagian
tubulus dentin yang terbuka, sementara itu untuk asam nitrat, yang merupaka asam kuat, semakin
banyak pembukaan tubulus dentin yang terjadi5.
Peran dari primer adalah bereaksi sebagai adhesive dalam dentin bonding agent karenamempunyai metode mengikat hidrofobik komposit dan kompomer pada hidrofilik dentin.
Dengan demikian, primer berperan sebagai media penyambung dan terdiri dari monomer dua
fungsi yang terlarut dalam larutan yang sesuai. Monomer dua fungsi dalam kenyataannya sebuah
coupling agent yang bisa menggabungkan dua material berbeda dengan jelas. Sistuasi ini
dianalogikan seperti bonding resin pada glass di komposit, dimana silane coupling agent
digunakan. Rumus umum untuk coupling agent dalam dentine conditioner sebagai berikut:
5/12/2018 Bonding - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bonding-55a35b5e38ed4 5/6
Methacrylate Group – Spacer group-Reactive group
M-S-R
Methacrylate group (M) mempunyai kemampuan untuk mengikat resin komposit dan
menyediakan ikatan kovalen. Methacrylate group harus mampu menyediakan metode yangmemuaskan untuk polimerisasi dengan resin pada komposit. Spacer group harus bisamenyediakan fleksibelitas yang dibutuhkan terhadap coupling agent untuk meningkatkan potensi
untuk mengikat reactive group. Reactive group (R) ,merupakan polar pendent - atau end group.
Ikatan polar akibat dari distribusi elektron asimetris dalam ikata. Reaksi polar terjadi sebagai
akibat tekanan tarik-menarik anatar positif dan negative dalam molekul. Dengan demikian, polar
pendent- dan end group di atas coupling agent bisa menggabungkan dengan molekul polar
serupa dalam dentin, seperti grup hidroksi di atas apatit dan grup amino di atas kolagen. Daya
tarik mungkin secara fisik sepenuhnya tetapi dalam beberapa hal, menghasilkan formasi dalam
ikatan kimia. Sifat dari reactive group ini akan menentukan apakah ikatan akan pada apatit didalam dentin atau pada kolagen. Dalam beberapa kasus, keduanya bisa terlibat5.
Sangat penting bahwa primer mampu menembus seluruhnya ked lam dan memenuhi lapisan
kolagen yang terdemineralisasi. Jika ini tidak terjadi kemudian lapisan tipis kolagen yang
terdemineralisasi akan tersisa. Lapisan ini tidak akan memperkuat resin dan akan membentuk
daerak interfacial yag lemah. Aagar mencapai kedalam penembusan yang bagus, oleh karena itu
coupling agent dilarutkan dalam pelarut, seperti etanol atau aseton. Pelarut sangat efektif dalam
mengeluarkan air dan menggantinya, membawa coupling agent bersama dengannya dan
menembus dentin yang terdemineralisasi5.
Dentin sealer yang terbaru menggunakan light atau dial cured unfilled Bis-GMA atau UDMA
resin. Walaupun aplikasi dari unfilled resin secara langsung ke permukaan dentin yang tereaksi
dengan asam, akan menghasilkan susuna resin-tag. Perbedaan besar antara tidak menggunakanprimer, hidrofobik resin akan beradaptasi dengan lemah pada hidrofilik dentin. Ketika primer
digunakan, aksinya untuk membuat permukaan dentin semakin hidrofobik, dengan demikian
mencegah resin menyusut dari dinding dalam tublus dentin dan menjamin susunan struktur
fitting resin-tag dengan kuat. Permukaan dentin is thus thoroughly sealed dengan resin yang
terikat pada dentin melalui coupling agent pada primer . Sealer ini akan dengan mudah mengikat
resin komposit5.
1.2 Persyaratan ideal bonding agent
Biokompatibel, tidak toksik, non-iritasi, tidak beracun
Tidak bereaksi dengan konstituen organik maupun inoeganik
Sesuai denan viskositas rendah untuk mengalir dengan mudah pada permukaan adherend
Membasahi permukaan gigi dengan mudah
Ketebalan film yang tipis
Membentuk ikatan permanent yang kuat
Stabilitas dimensi yang bagus
Harus mempunyai kedua grup hidrofilik dan hidrofobik
Serupa C.O.T.E. sebagai ggi 911.4ppm/ oC)