6
 Bonding Agent 1. Bonding Agent  Bonding agent didefinisikan sebagai sebuah material dengan viskositas rendah, yang diaplikasikan di atas permukaan gigi dan membentuk film tipis setelah setting. Film tipis ini mengikat dengan kuat permukaan gigi yang di atasnya restorasi komposit resin kental diaplikasikan. Ini diatur membentuk restorasi resin yang terpadu 5 . Jika dibandingkan dengan unfilled resin akrilik, resin komposit lebih kental, oleh karena itu tidak membasahi permukaan gigi dengan mudah. Bonding agent dikembangkan untuk digunakan dalam hubungannya dengan resin komposit 1 . Resin dalam bonding agent telah diencerkan dengan monomer lainnya hingga suatu tingkatan yang memiliki viskositas rendah dan mudah membasahi permukaan gigi. Ketika disapukan pada dinding cavity, secara bebas menembus ke dalam porositas kecil yang dihasilkan oleh etsa asam berpolimerisasi. Itu terasionalisasi bahwa ketika restorasi resin komposit ini kemudian dimasukkan ke cavity, ia akan mempolimerisasi kehadiran bonding agent di permukaan cavity. Dengan cara ini, diharapkan adaptasi lebih baik pada dinding cavity enamel dicapai dengan peningkatan retensi mekanis dari restorasi 1 .  Bonding agent menembus permukaan enamel dan dentin yang teretsa dan membuat micromechanical retensi dengan restorasi 2 . Retensi micromechanical berarti bahwa ikatan retensi yang terbetuk sangat kecil. Dengan material ini, memungkinkan untuk mengikat material restorasi pada enamel dan dentin 3 . Etsa asam adalah sebuah teknik dimana etsa asam maleat maupun etsa asam fosfat ditempatkan di enamel maupun dentin untuk menghilangkan smear layer dalam preparasi sebagai bonding 3 . Etsa asam dan penggunaan bonding agent merupakan bagian integral dari semua restorasi resin komposit. Langkah pertama dalam prosedur bonding adalah melalui pembersihan mekanis permukaan enamel dengan pasta  pumice menggunakan rubber cup. Setelah pembersihan, semua residu pumice dihilangkan dengan semprotan air dan gigi di keringkan sebelum etsa diaplikasikan 6 .

Bonding

Embed Size (px)

Citation preview

5/12/2018 Bonding - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bonding-55a35b5e38ed4 1/6

Bonding Agent

1. Bonding Agent

 Bonding agent didefinisikan sebagai sebuah material dengan viskositas rendah, yangdiaplikasikan di atas permukaan gigi dan membentuk film tipis setelah setting. Film tipis inimengikat dengan kuat permukaan gigi yang di atasnya restorasi komposit resin kental

diaplikasikan. Ini diatur membentuk restorasi resin yang terpadu5.

Jika dibandingkan dengan unfilled resin akrilik, resin komposit lebih kental, oleh karena itu tidak 

membasahi permukaan gigi dengan mudah. Bonding agent dikembangkan untuk digunakan

dalam hubungannya dengan resin komposit1. Resin dalam bonding agent telah diencerkan

dengan monomer lainnya hingga suatu tingkatan yang memiliki viskositas rendah dan mudah

membasahi permukaan gigi. Ketika disapukan pada dinding cavity, secara bebas menembus ke

dalam porositas kecil yang dihasilkan oleh etsa asam berpolimerisasi. Itu terasionalisasi bahwa

ketika restorasi resin komposit ini kemudian dimasukkan ke cavity, ia akan mempolimerisasikehadiran bonding agent di permukaan cavity. Dengan cara ini, diharapkan adaptasi lebih baik 

pada dinding cavity enamel dicapai dengan peningkatan retensi mekanis dari restorasi1.

 Bonding agent menembus permukaan enamel dan dentin yang teretsa dan membuat

micromechanical retensi dengan restorasi2. Retensi micromechanical berarti bahwa ikatan retensi

yang terbetuk sangat kecil. Dengan material ini, memungkinkan untuk mengikat materialrestorasi pada enamel dan dentin3.

Etsa asam adalah sebuah teknik dimana etsa asam maleat maupun etsa asam fosfat ditempatkan

di enamel maupun dentin untuk menghilangkan smear layer dalam preparasi sebagai bonding3.

Etsa asam dan penggunaan bonding agent merupakan bagian integral dari semua restorasi resinkomposit. Langkah pertama dalam prosedur bonding adalah melalui pembersihan mekanispermukaan enamel dengan pasta pumice menggunakan rubber cup. Setelah pembersihan, semuaresidu pumice dihilangkan dengan semprotan air dan gigi di keringkan sebelum etsa

diaplikasikan6.

5/12/2018 Bonding - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bonding-55a35b5e38ed4 2/6

 

Gambar 1. Mikroskop electron (1000x) potongan melintang enamel rod yang teretsa (A) danpotongan membujur enamel rod yang teretsa (B)6 

Konsentrasi larutan asam fosfat 35 sampai 50% atau gel merupakan etsa yang direkomendasikan.Gel lebih mudah dikontrol secara klinis, tetapi keduanya sama-sama etsa yang dapat diterima.

Asam diaplikasikan dengan cotton pellet, artist’s brush kecil, minisponge atau kertas endodontik.Pertama harus mencoba menjaga asam pada area etsa yang diharapkan, karena etsa merusak enamel dan tidak dapat diremineralisasi. Asam diaplikasikan secara berkesinambungan, dengan

hati-hati jangan sampai menggosok enamel. Menggosok enamel akan mematahkan enamel rod  

yang rapuh dan menghasilkan ikatan resin-gigi yang lemah.. Waktu etsa yang direkomendasikanselama satu menit. Jika usaha pertama tidak menghasilkan frosty appearance pada permukaan

etsa setelah dikeringkan, dapat ditambahkan waktu untuk mengetsa. Mengetsa lebih dari dua

menit tidak menunjukkan hasil yang efektif. Penembusan etsa dipengaruhi oleh konfigurasi

enamel rods. Rods yang memiliki akiran yang lebar pda cavosurface memungkinkan dietsasampai kedalaman 20 micron, sementara mereka yang memiliki sisi yang terbentangkan

cavosurface memungkinkan dietsa sampai kedalaman lima micron6 

Gambar 2. Kiri, 20 mikron akhiran etsa enamel rod. Kanan, 5 mikron sisi etsa enamel rod 6 

Gambar 3. Gambar mikroskop electron, latar belakang smear layer pada enamel dengan kristalmonokalsium fosfat. A. Permukaan enamel. B, kristal monokalsium fosfat6 

5/12/2018 Bonding - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bonding-55a35b5e38ed4 3/6

Setelah dietsa, permukaan dicuci selama 30 detik dengan disemprot air bersih dan dikeringkan

dengan udara kering selama 15 menit. Jika tidak dilakukan pencucian, permukaan mungkintersisa beberapa kristal monokalsium fosfat yang terlarut yang bisa secara signifikan mengurangi

kekuatan ikatan. Bonding agent yang sekarang diaplikasikan dalam sebuah lapisan yang uniform

pada dinding enamel dan tepi dengan artist’s brush. Jika tepi dalam sementum atau dentin,

dentin bonding agent mungkin agen pilihan

6

.

1.1 Sifat 

1.1.1 Sifat laboratory 

a. Kekuatan ikatan

Sebagian besar bonding agent menghasilkan kekuatan ikatan terhadap enamel dan superficial

dentin 15 sampai 35 MPa. Kekuatan ikatan ditentukan untuk bagian dentin dalam cenderung

lebih rendah daripada superficial dentin. Berbagai masalah klinis dapat mengurangi kekuatan

ikatan

2

.

1.1.2 Sifat biologi 

Pelarut dan monomer dalam bonding agent biasanya mengiritasi kulit. Material tertentu seperti

2-hydroxyethylmethacrylae (HEMA), tidak biokompetibel sebagai monomer. Bonding agent bisamemproduksi reaksi lokal dan sistemik pada dokter gigi maupun asisten dokter gigi. Penting bagi

dental personnel melindungi diri mereka sendiri. Proteksi meliputi memakai sarung tangan,

mengganti sarung tangan yang terkontaminasi segera, menggunakan high-volume evakuasi

dimana material digunakan, menjaga semua botol tertutup rapat atau menggunakan sistem unit-dose dan membuang material sedemikian rupa agat monomer tidak dapat menguap ke dalam

udara kantor. Bahkan dengan sarung tangan ganda, kontak dengan pelarut dan monomer agresif akan menyebabkan kontak dengan kulit yang sebenarnya dalam beberapa menit2.

1.2 Klasifikasi bonding agents 

1. Berdasarkan mekanisme

a.  Bonding mekanis dengan asam etsa (resin komposit, bis GMA, TEGDMA, Cyanoacrylates)4 

b.  Bonding kimia dengan aplikasi langsung (semen polycarboxylate (ZnPolyC), GIC)4 

2. Berdasarkan aplikasi

a. enamel bonding agent

 Bonding pada enamel terjadi terutama dengan retensi micromechanical setelah etsa asam digunakan untuk

menghilangkan smear layer dan larutnya kristal hidroksiapatit di permukaan luar dari interface. Konstitusi

cairan perekat masuk ke dalam permukaan irregular yang baru terbentuk dan menjadi terjebak ke

dalamnya setelah perekat berpolimerisasi. Gel etsa (teruama asam fosfat) dikeluarkan dari alat suntik ke

permukaan gigi yang teretsa. Waktu etsa enamel berbeda tergantung pada tipe dan kualitas enamel.

Umumnya, etsa 15 detik dengan 37% asam fosfat cukup untuk menghasilkan microtags. Walaupun begitu,

5/12/2018 Bonding - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bonding-55a35b5e38ed4 4/6

sampai macro-spaces jelas, titik akhir karakteristik klinis a frosty enamel appearance tidak akan

berkembang2.

Beberapa email mungkin telah diberikan lebih larut sebagai akibat dari fluorosis. Dalam kasus itu,

perpanjangan waktu etsa dibutuhkan untuk memastikan bahwa ikatan  micromechanical dapat terjadi. Tidak

 jarang untuk memperpanjang waktu etsa selama beberapa menit untuk mencapai tingkat etsa yang

memadai. Yang harus diperhatikan, dentin harus dilindungi dari perlakuan asam2

. Setelah waktu etsadengan fourth, dan fifth-generasi system bonding, material dibilas dan struktur gigi dipertahankan dalam

kondisi permukaan lembab untuk tahap ikatan berikutnya. Kemudian, primer dapat mengalir ke

permukaan untuk menembus ke dalam permukaan irreguler yang tersedia. Primer dan perekat yang

mengalir ke dalam irreguler yang lebih besar, seperti perifer prisma menghasilkan resin tag sekali perekat

digunakan. Tag ini sebenarnya ‘macrotags’ . Pemeriksaan rincian permukaan tunggal prisma menghasilkan

bentuk tag yang lebih kecil ‘microtag’ dimana perekat mengalir ke ruang-ruang antara sebagian kristal

hidroksiapatit terlarut. Microtag jauh lebih banyak dan berkontribusi ke sebagian besar retensi micromechanic

2.

b. Dentin bonding agent 4 

Tidak seperti enamel, dentin terdiri atas zat organic dan bonding semakin sulit. Smear layer  

harus dihilangkan sehingga material dapat mencapai dentin dan berikatan dengannya. Harus ada jumlah sedikit kelembaban yang dipertahankan agar tidak mongering pada gigi, dan aplikasi

material harus bisa melindungi pulpa, tidak mengiritasinya3.

Komponen dari dentin bonding agent terdiri dari tiga komponen essensial:

  Primer

  Coupling agent

  Sealer

Dalam literatur kedokeran gigi, primer umumnya disebut dentine conditioner , dan terdiri atas

berbagai asam yang mengubah penampakan permukaan dan karakteristik dentin. Satu factorbesar pembeda dentin bonding agent adalah variasi dari dentine conditioner yang telah

digunakan selama ini. Ini meliputi asam malat, EDTA, asam oxalate, asam fosfat, dan asan nitrat.Apa yang mereka miliki pada umumnya adalah mereka semua asam dan mereka mengubah

smear layer menjadi tingkatan yang berbeda. Pengaplikasian asam pada permukaan dentin

menghasilkan reaksi asam basa dengan hidroksiapatit. Ini menyebabkan hidroksiapatit menjadi

larut dan menghasilkan pembukaan tubulus dentin dan membuat permukaan dentin

terdemineralisasi yang umumnya hingga kedalaman 4 μm. Semakin kuat asam, semakin terlihatefeknya. Demikian, untuk EDTA, yang merupakan asam yang tidak terlalu kuat, hanya sebagian

tubulus dentin yang terbuka, sementara itu untuk asam nitrat, yang merupaka asam kuat, semakin

banyak pembukaan tubulus dentin yang terjadi5.

Peran dari primer adalah bereaksi sebagai adhesive dalam dentin bonding agent karenamempunyai metode mengikat hidrofobik komposit dan kompomer pada hidrofilik dentin.

Dengan demikian, primer berperan sebagai media penyambung dan terdiri dari monomer dua

fungsi yang terlarut dalam larutan yang sesuai. Monomer dua fungsi dalam kenyataannya sebuah

coupling agent yang bisa menggabungkan dua material berbeda dengan jelas. Sistuasi ini

dianalogikan seperti bonding resin pada glass di komposit, dimana silane coupling agent  

digunakan. Rumus umum untuk coupling agent dalam dentine conditioner sebagai berikut:

5/12/2018 Bonding - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bonding-55a35b5e38ed4 5/6

 Methacrylate Group – Spacer group-Reactive group 

M-S-R

 Methacrylate group (M) mempunyai kemampuan untuk mengikat resin komposit dan

menyediakan ikatan kovalen. Methacrylate group harus mampu menyediakan metode yangmemuaskan untuk polimerisasi dengan resin pada komposit. Spacer group harus bisamenyediakan fleksibelitas yang dibutuhkan terhadap coupling agent untuk meningkatkan potensi

untuk mengikat reactive group.  Reactive group (R) ,merupakan polar pendent - atau end group.

Ikatan polar akibat dari distribusi elektron asimetris dalam ikata. Reaksi polar terjadi sebagai

akibat tekanan tarik-menarik anatar positif dan negative dalam molekul. Dengan demikian, polar 

 pendent- dan end group di atas coupling agent bisa menggabungkan dengan molekul polar

serupa dalam dentin, seperti grup hidroksi di atas apatit dan grup amino di atas kolagen. Daya

tarik mungkin secara fisik sepenuhnya tetapi dalam beberapa hal, menghasilkan formasi dalam

ikatan kimia. Sifat dari reactive group ini akan menentukan apakah ikatan akan pada apatit didalam dentin atau pada kolagen. Dalam beberapa kasus, keduanya bisa terlibat5.

Sangat penting bahwa primer mampu menembus seluruhnya ked lam dan memenuhi lapisan

kolagen yang terdemineralisasi. Jika ini tidak terjadi kemudian lapisan tipis kolagen yang

terdemineralisasi akan tersisa. Lapisan ini tidak akan memperkuat resin dan akan membentuk 

daerak interfacial yag lemah. Aagar mencapai kedalam penembusan yang bagus, oleh karena itu

coupling agent dilarutkan dalam pelarut, seperti etanol atau aseton. Pelarut sangat efektif dalam

mengeluarkan air dan menggantinya, membawa coupling agent bersama dengannya dan

menembus dentin yang terdemineralisasi5.

Dentin sealer yang terbaru menggunakan light atau dial cured unfilled Bis-GMA atau UDMA

resin. Walaupun aplikasi dari unfilled resin secara langsung ke permukaan dentin yang tereaksi

dengan asam, akan menghasilkan susuna resin-tag. Perbedaan besar antara tidak menggunakanprimer, hidrofobik resin akan beradaptasi dengan lemah pada hidrofilik dentin. Ketika  primer  

digunakan, aksinya untuk membuat permukaan dentin semakin hidrofobik, dengan demikian

mencegah resin menyusut dari dinding dalam tublus dentin dan menjamin susunan struktur

 fitting resin-tag dengan kuat. Permukaan dentin is thus thoroughly sealed dengan resin yang

terikat pada dentin melalui coupling agent pada primer . Sealer ini akan dengan mudah mengikat

resin komposit5.

1.2 Persyaratan ideal bonding agent 

  Biokompatibel, tidak toksik, non-iritasi, tidak beracun

 Tidak bereaksi dengan konstituen organik maupun inoeganik 

  Sesuai denan viskositas rendah untuk mengalir dengan mudah pada permukaan adherend  

  Membasahi permukaan gigi dengan mudah 

  Ketebalan film yang tipis 

  Membentuk ikatan permanent yang kuat 

  Stabilitas dimensi yang bagus 

  Harus mempunyai kedua grup hidrofilik dan hidrofobik  

  Serupa C.O.T.E. sebagai ggi 911.4ppm/ oC) 

5/12/2018 Bonding - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bonding-55a35b5e38ed4 6/6

  Konduktivitas termal rendah 

  Jangka hidup bagus

1. Anusavice, Kenneth. 2003. Phillips’ Science of Dental Materials. 11th

ed. Saunders.