85
BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM (Studi Komparatif Antara TPU Pondok Gede dan TPU Pondok Rangon) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh : MIFTAH RAHMATULLAH NIM. 103043127962 KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

(Studi Komparatif Antara TPU Pondok Gede dan TPU Pondok Rangon)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh :

MIFTAH RAHMATULLAH

NIM. 103043127962

KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB DAN HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM"

(STUDI KOMPARATIF ANTARA TPU PONDOK GEDE DAN TPU PONDOK

RANGON), telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Januari 2011. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

pada Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum dengan konsentrasi

Perbandingan Madzhab Fiqh.

Jakarta, 27 Januari 2011

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah Dan Hukum

Prof.DR.H.M.Amin Suma,SH. MA. MM

NIP. 19550505 198203 1 012

PANITIA UJIAN

Ketua : DR.H. Muhammad Taufiki, M. Ag

NIP. 19651119 199803 1 002 : (.................................)

Sekertaris : Fahmi Muhammad Ahmadi, S.Ag, M. Si

NIP. 1974 1213 2003 12 1 002 : (.................................)

Pembimbing I : Dr. Syahrul A'dam, M.Ag.

NIP. 19730504 200003 1 002 : (.................................)

Pembimbing II : Dr. H. Fuad Thohari, M.Ag.

NIP. 19700323 200003 1 001 : (.................................)

Penguji I : Prof. DR. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 19550505 198203 1 012 : (.................................)

Penguji II : Dr. H. Abd. Wahab Muhaimin, Lc, MA

NIP. 19500817 198903 1 001 : (.................................)

Page 3: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata 1 (satu) di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 Januari 2011 M

Miftah Rahmatullah

103043127962

Page 4: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya :

Nama : Bpk. Udin

Alamat : Pondok Gede

Telah diwawancarai oleh Miftah Rahmatullah (103043127962) mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syari'ah dan Hukum yang meneliti tentang

Bisnis Pemakaman Dalam Perspektif Islam Studi Komparatif Antara TPU Pondok

Gede dan TPU Pondok Rangon

Pondok Gede, 17 Juni 2010

Hormat Saya

( )

Page 5: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya :

Nama : Bpk. Tatang S, SE.

Alamat : Pondok Rangon

Telah diwawancarai oleh Miftah Rahmatullah (103043127962) mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syari'ah dan Hukum yang meneliti tentang

Bisnis Pemakaman Dalam Perspektif Islam Studi Komparatif Antara TPU Pondok

Gede dan TPU Pondok Rangon

Pondok Rangon, 23 Juni 2010

Hormat Saya

( )

Page 6: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

iv

��� ا ا���� ا�����

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

karena atas rahmat dan inayah serta karunia-NYA penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Salawat dan salam semoga dilimpahkan selalu kepada Rasulullah SAW, pembawa rahmat

bagi seluruh umat di dunia ini.

Semua usaha baik besar maupun kecil, tidak akan terlaksana dengan baik tanpa

bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, sehubungan dengan hal

tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. DR.

H.M. Amin Suma, SH. MH. MM.

2. Ketua Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum Bapak Dr. H. Muhammad

Taufiki, M.Ag dan Sekretaris Program Studi Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, S.Ag,

M.Si, beserta para dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah membekali ilmu yang banyak bagi penulis.

3. Bapak Dr. Syahrul A'dam, M.Ag dan Bapak Dr. H. Fuad Thohari, M.Ag selaku dosen

pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya disela-sela

kesibukannya untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi

ini.

4. Segenap Bapak dan Ibu dosen pada lingkungan Program Studi Perbandingan Madzhab

dan Hukum, khususnya pada Konsentrasi Perbandingan Madzhab Fiqh Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

v

5. Pimpinan beserta seluruh staff Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6. Kepala TPU Pondok Rangon Bapak Tatang S, SE. dan Pengurus TPU Pondok Gede

Bapak Udin yang telah membantu dalam kelengkapan semua data skripsi dan tokoh

masyarakat yang banyak membantu memberikan informasi untuk penelitian skripsi ini.

7. Kedua Orang Tua penulis, yang tercinta Ayahanda Abah Haji A. Rachmat dan Ibunda

Sri Riyanti, kakak dan adik-adik Agus Wiyanto, Rahmi Untari, Iftiyah Ayu Farida, Eko

Cipto (Bardho), dan Umi Yani serta nenek penulis tersayang Musanah, yang tidak

henti-hentinya memberikan motivasi materil dan moril serta do'a yang tiada henti-

hentinya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan studi di Perguruan Tinggi ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa(i) PMF angkatan 2003 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terima

kasih atas bantuannya selama ini, hari-hari nan indah akan selalu dikenang.

9. Keluarga Besar Om Widodo, yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada

penulis, akan selalu mendapat rahmat dan inayah dari Allah SWT.

10. Keluarga besar SHOLAWAT yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

Aishiteru !

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis serahkan semuanya semoga amal baik

yang telah diberikan diterima disisi-NYA serta mendapat balasan yang setimpal dan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca

umumnya. Amin.

Jakarta :27 Januari 2011 M

22 Safar 1432 H

Penulis

Page 8: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

DAFTAR ISI .............................................................................................. vi

PEDOMAN TRANSELETRASI ................................................................ viii

BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................... 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................... 9

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 10

E. Metode Penelitian ................................................................. 10

F. Studi Review Terdahulu ........................................................ 12

G. Sistematika Penelitian .......................................................... 14

BAB II : PEMAKAMAN DALAM ISLAM ............................................ 15

A. Pengertian Makam dan Dasar Hukumnya .............................. 15

B. Proses Terjadinya Tanah Makam Dalam Islam ..................... 17

C. Wakaf Dalam Perspektif Islam Dan Jual Beli ........................ 26

BAB III : TINJAUAN UMUM TPU PONDOK GEDE DAN TPU PONDOK

RANGON ………………………………………………………. 41

A. Gambaran Umum .................................................................. 41

1. TPU Pondok Gede .......................................................... 41

2. TPUPondok Rangon ....................................................... 43

B. Manajemen Pemakaman TPU Pondok Gede dan TPU

Pondok Rangon ..................................................................... 45

Page 9: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

vii

1. Konsep Manajemen ......................................................... 45

2. Pelayanan Pemakaman .................................................... 48

3. Prosedur Pemakaman ...................................................... 57

4. Perawatan ....................................................................... 58

BAB IV : JUAL BELI TANAH WAKAF DI TPU PONDOK GEDE DAN

TPU PONDOK RANGON ....................................................... 60

A. Jual Beli Tanah Wakaf di TPU Pondok Gede dan TPU

Pondok Rangon ...................................................................... 60

1. Jual Beli Tanah Wakaf di TPU Pondok Gede ................. 60

2. Jual Beli Tanah Wakaf di TPU Pondok Rangon .............. 61

3. Perbedaan dan Persamaan ............................................... 62

B. Jual beli Tanah Wakaf di TPU Pondok Gede dan TPU Pondok

Rangon Ditinjau Berdasarkan Perspektif Islam ...................... 63

BAB V : PENUTUP ................................................................................. 67

A. Kesimpulan ........................................................................... 67

B. Saran – saran ......................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 69

LAMPIRAN–LAMPIRAN ....................................................................... 71

Page 10: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah adalah bagian permukaan bumi dan menjadi alas yang terbentang

luas sebagai tempat berpijaknya manusia sehingga menimbulkan keterkaitan yang

sangat erat antara tanah dengan manusia, karena seluruh kehidupan manusia

bergantung pada tanah. Selain itu tanah adalah harta tidak bergerak yang bersifat

permanen dan dapat dijadikan investasi bagi kehidupan mendatang, bahkan pada

akhirnya tanah pulalah yang menjadi tempat persemayaman terakhir ketika

manusia berganti kehidupan.1

Telah menjadi suatu kaidah dikalangan ulama ushul fiqh, bahwa pada

dasarnya hukum segala sesuatu yang berhubungan dengan ibadat haram kecuali

terdapat dalil yang memperbolehkannya atau mewajibkannya, sedangkan dasar

segala sesuatu yang berhubungan dengan muamalat adalah boleh hingga terdapat

dalil yang melarangnya.2

Sementara masa kian bertambah dan permasalahan – permasalahan baru

saling bermunculan, para pakar hukum Islam harus dapat menjawab

permasalahan tersebut dengan mempertimbangkan segala aspek pendukungnya.

1 Marihot Pahala Siahaan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Teori dan

Praktek, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), cet.I, h. 1.

2 Ismail Muhammad Syah, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta; Bumi Aksara, 1992), h. 417.

Page 11: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

2

Hal seperti itulah yang menjadi target perburuan para mujtahid untuk

direalisasikan pada masyarakat luas.

Salah satu permasalahan yang timbul yang juga merupakan area pemikiran

para mujtahid adalah permasalahan yang terkait dengan kewajiban manusia

terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan,

mensalatkan, mengiring atau mengantarkan jenazah hingga kepemakaman serta

memakamkan jenazah.3

Hal-hal yang berkaitan dengan jenazah memang sangat penting untuk

diperhatikan, dimengerti dan dipahami, sebab setiap manusia hidup di dunia ini

tidaklah kekal abadi, pasti ia akan terbujur kaku menjadi jenazah ketika ajal telah

tiba menjemputnya. Manusia tidak akan mampu menghindarinya, kemanapun

mereka sembunyi walau berada dalam benteng yang kokoh dan tinggi sekalipun,

niscaya ajal akan menghampirinya. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-

Ankabut ayat 57 :

)٥٧: العنكبوت ( .ترجعون إلينا ثم الموت ذائقة نفس كل

Artinya:"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati kemudian hanyalah

kepada kami dikembalikan" (Q.s. Al-Ankabut : 57)

Surat Al-Jumu’ah ayat 8 :

3 Taqiudin al-Huseini, Kifayat Al-Akhyar fi Halli Ghayat Al-Ikhtishar, (Beirut; Dar Al-

Fikr, Tth), Juz ke-1, h.164.

Page 12: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

3

öö≅è% ¨β Î) |Nöθ yϑ ø9$# “Ï% ©!$# šχρ”� Ï�s? çµ ÷ΖÏΒ … çµ‾ΡÎ*sù öΝ à6‹ É)≈ n=ãΒ ( ¢Ο èO tβρ–Št� è? 4’n<Î)

ÉΟ Î=≈ tã É=ø‹ tóø9$# Íο y‰≈ y㤱9$#uρ Ν ä3 ã⁄ Îm7 t⊥ã‹ sù $yϑ Î/ ÷ΛäΖä. tβθ è=yϑ ÷ès? ) )٨ :ا����

Artinya:"Katakanlah, sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka

sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan

dikembalikan kepada ( Allah) yang maha mengetahui yang ghaib dan

yang nyata lalu dia berkata kepadamu apa yang telah kamu kerjakan"

(Q.s. Al-Jumu’ah : 8)

Manusia telah diciptakan Allah SWT dan akan kembali keasalnya yaitu

tanah. Sementara itu tanah yang kita pijak, selain menjadi tempat berkumpulnya

manusia yang hidup, tanah juga merupakan tempat bagi mereka yang telah

meninggal dunia. Firman Allah SWT dalam Surat Al-Mursalat ayat 25-26 :

óΟ s9r& È≅yèøgwΥ uÚö‘F{ $# $�?$x�Ï. ∩⊄∈∪ [ !$u‹ ômr& $Y?≡uθ øΒr& uρ ∩⊄∉∪ )٢٦-٢٥: التاملرس(

Artinya:"Bukankah kami telah jadikan bumi (tempat) berkumpul orang-orang

yang hidup dan orang-orang yang telah meninggal" (Q.s. Al-Mursalat :

25-26)

Bumi adalah tempat berpijak, berkumpul dan bernaungnya manusia

yang masih hidup, sementara didalam bumi tersebut adalah tempat bagi mereka

yang telah meninggal dunia. Ayat al-qur’an diatas juga dijadikan salah satu dalil

oleh para ulama bahwa hukum pemakaman jenazah adalah fardlu kifayah4 yaitu

bahwa kewajiban melaksanakan pemakaman akan gugur jika minimal salah satu

4 As-Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Beirut; Dar Al-Fikr, 1983), h. 256

Page 13: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

4

orang yang hidup dimana jenazah itu berada, melakasanakan pemakaman

tersebut.

Permasalahan yang berkaitan dengan pemakaman ini juga mendapat

perhatian dari pemerintah setempat. Pemerintah setempat membuat suatu

peraturan yang mengatur tentang pelayanan masyarakat di bidang pemakaman

dan pengabuan jenazah. Diantaranya yaitu Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 1992

tentang pemakaman umum dalam wilayah DKI Jakarta Nomor 1891 Tahun 1993,

tentang prosedur pelayanan pemakaman dan pengabuan di wilayah DKI Jakarta

serta keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1580

Tahun 1977 tentang petunjuk pelaksanaan pelayanan pemakaman umum di DKI

Jakarta.

Atas kebijakan-kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah setempat

tersebut, berarti juga telah membuka peluang bisnis bagi para pengusaha untuk

menjalankan bisnis yang berhubungan dengan pemakaman dan pengabuan

jenazah seperti pelayanan jasa pengurusan pemakaman, pelayanan rumah duka,

pengabuan jenazah (kremasi) dan penyimpanan abu jenazah, pelayanan jasa

perawatan jenazah, usaha angkutan jenazah dan sebagainya.

Tinjauan hukum Islam yang berkaitan dengan bisnis pemakaman ini

sangat menarik untuk dikaji dan diteliti karena pada dasarnya pemakaman

merupakan salah satu hal yang disakralkan oleh manusia karena didalamnya

terdapat nilai sosial yang tinggi. Toleransi, tolong menolong, dan saling

membantu dapat dilihat ketika hal-hal yang berkaitan dengan pemakaman sedang

Page 14: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

5

berlangsung disekitar kita. Oleh karenanya kaum muslim khususnya para pemuka

agamanya harus mengerti benar ajaran-ajaran Islam yang mengatur hal tersebut,

termasuk di dalamnya mengenai hukum yang terkandung dalam bisnis

pemakaman dan permasalahan yang terkait dengan bisnis tersebut.

Dalam masyarakat pedesaan perihal pelaksanaan pemakaman biasanya

telah diatur oleh aparat desa. Yaitu dengan menyediakan lahan atau tanah wakaf

untuk dijadikan areal pemakaman bagi penduduknya. Ibadah wakaf ini adalah

sebagai suatu amal jariyah yang pahalanya terus mengalir. Nabi SAW bersabda :

نع ة أبيريره يضاهللا ر هنل ان عوسلي اهللا راهللا ص هليع لمسذا قال : وا

اتان مسناال قطعنا لهمال عا نم ثالث قةدص ةاريج لم اوع فعتني به او

لدح والص لهعدي ) اهوا راريخلب(

Artinya:"Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Apabila

manusia meninggal dunia, putuslah semua amalnya, kecuali tiga macam

amal yaitu : amal jariyah (waqaf), ilmu yang bermanfaat dan anak yang

sholeh yang selalu mendo’akan. (H.R. Bukhari)5

Dalam terjemahan kitab Nailul Authar dalam No. 3259 disebutkan :

يفو ةايملا : رو لتزن هذه ةاالي "لو لننت ى البرتا حقوفنا تمن موبحقال "ت

وة ابا : طلحل يوسى اهللا رن اربا ارألناس نا منلوام كهدفأش أني لتعج

يضاء ارحريب ،لها فقال للهعجا يف ،كتبا قال قرلهعان فجسن حب ثابت

يابو نب بكع )اهور دماح ملسمو(

Artinya:"Dan dalam satu riwayat dikatakan: ketika ayat: “kamu tidak akan

mendapatkan kebaikan hingga menginfaqkan sebagian dari apa-apa yang

5 Depag, Ilmu Fiqih 3, Cet. Ke-2 h. 211

Page 15: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

6

kamu cintai ” itu turun, Abu Talhah lalu berkata: Ya Rasulullah! kami

tahu tuhan kami meminta sebagian dari harta-harta kami. Oleh karena itu

sekarang aku menjadikan engkau sebagai saksi, bahwa tanahku Bairoha’

itu ku waqafkan untuk Allah maka jawab Rasulullah SAW, “Jadikanlah

hartamu itu untuk keluarga dekatmu” Anas berkata: lalu Abu Talhah

menjadikan harta itu untuk Hasan bin Tsabit dan Ubay bin Ka’ab. (H.R.

Ahmad dan Muslim )6

Masalah perwakafan ini selanjutnya diatur didalam peraturan pemerintah

No. 28 tahun 1977, yang menegaskan antara lain, bahwa wakaf adalah perbuatan

hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari harta

kekayaannya yang berupa tanah milik dan melembagakannya untuk selama-

lamanya untuk keperluan pribadi atau keperluan umum lainnya sesuai dengan

ajaran agama Islam dan wakaf tersebut sebagai suatu lembaga keagamaan yang

dipergunakan sebagai salah satu sarana pengembangan kehidupan keagamaan.7

Didalam pengertian sehari-hari perkataan wakaf ini banyak diartikan

hanya untuk keperluan peribadatan saja, misalnya untuk mendirikan masjid diatas

tanah yang diwakafkan itu, padahal sebenarnya tanah itu dapat diwakafkan untuk

hal-hal yang lain sepanjang tidak bertentangan dengan hukum Islam.

Pada dasarnya bisnis pemakaman dengan jual beli yang ada didalamnya

sangat membantu kepada masyarakat yang membutuhkan khususnya di daerah-

daerah, namun beban registrasi yang harus dipenuhi oleh para pengguna jasa

6 Muammal Hamidy dkk, Terjemahan Nailul Authar Himpunan Hadits-Hadits Hukum

Jilid 5, (Surabaya: PT. Bina Ilmu t.th) h. 2008 7 Soedharyo soimin, Status Hak dan Pembebasan Tanah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2004),

Cet. Ke-2, h. 65

Page 16: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

7

tersebut sudah sepantasnya ataukah justru malah terlalu membebani. Hal tersebut

masih harus diteliti lebih jauh.

Perkataan jual beli dalam pengertian sehari-hari dapat diartikan suatu

perbuatan dimana seseorang melepaskan uang untuk mendapatkan barang yang

dikehendaki secara suka rela.8

Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain

untuk membayar harga yang telah dijanjikan” demikianlah rumusan pasal 1457

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.9

Dari perumusan pasal diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa penjual dan

pembeli terdapat hak dan kewajiban masing-masing. Pihak penjual berkewajiban

menyerahkan barang yang dijual, sedangkan pihak pembeli berkewajiban untuk

membayar harga yang dibeli kepada penjual.

Ditinjau dari hukum dan sifat jual beli, jumhur ulama membagi jual beli

menjadi dua macam, yaitu jual beli yang dikategorikan sah (sahih), dan jual beli

yang dikategorikan tidak sah. Jual beli sahih adalah jual beli yang memenuhi

ketentuan syara, baik rukun maupun syaratnya, sedangkan jual beli tidak sah

adalah jual beli yang tidak memenuhi salah satu syarat dan rukun sehingga jual

beli menjadi rusak (fasid) atau batal.10

8 Ibid, h. 86

9 Gunawan Widjaja dan Kartini Muljadi, Jual Beli, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2004), Cet. Ke-2 h. 7 10

Rachmat Syafe’I, Fiqh Muamalah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2004), Cet. II h. 91

Page 17: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

8

Kalau suatu ketika benda wakaf itu sudah tidak ada manfaatnya atau sudah

berkurang manfaatnya kecuali dengan ada perubahan pada benda wakaf tersebut

seperti menjual, merubah bentuk / sifat, memindahkan ketempat lain atau

menukar dengan benda lain, bolehkah perubahan itu dilakukan terhadap benda

wakaf tersebut?

Dari pemaparan di atas penulis tertarik untuk menulis dan meneliti

bagaimana pandangan fuqoha (para ahli fiqh) dalam menanggapi masalah jual

beli tanah wakaf untuk dipergunakan sebagai lahan pemakaman dengan mengacu

kepada pengelola jasa pemakaman umum untuk dituangkan sebagai karya ilmiah

dalam bentuk skripsi dengan judul “Bisnis Pemakaman Dalam Perspektif Islam”

(Studi komparatif antara TPU Pondok Gede dan TPU Pondok Rangon).

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang permasalahan diatas, dapat dikemukakan bahwa

permasalahan yang berkaitan dengan bisnis pemakaman ini cukup banyak, seperti

jual beli tanah untuk pemakaman, pelayanan jasa pengurusan pemakaman,

pelayanan rumah duka, pengabuan jenazah (kremasi), penyimpanan abu jenazah,

pelayanan jasa perawatan jenazah, usaha angkutan jenazah, dan lain sebagainya.

Dalam karya ilmiah ini, penulis hanya membatasi pada permasalahan yang

berkaitan dengan jual beli tanah khususnya tanah wakaf yang digunakan untuk

pemakaman dengan dikaitkan kepada pendapat fuqoha mengenai masalah

tersebut. Sedangkan untuk melengkapi data yang diperlukan, penulis mengambil

salah satu jasa pemakaman umum yang berada di wilayah Pondok Gede dan

Page 18: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

9

Pondok Rangon sebagai sumber data primer. Adapun alasan penulis memilih TPU

Pondok Gede dan TPU Pondok Rangon sebagai objek penelitian ini adalah untuk

mempermudah penulis dalam pengambilan data karena lokasinya yang tidak

terlalu jauh sehingga penulis dapat mempergunakan waktu yang terbatas dengan

sebaik-baiknya.

Adapun permasalahannya penulis rumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai

berikut :

1. Bagaimana prosedur jual beli tanah wakaf untuk pemakaman di TPU Pondok

Gede dan Pondok Rangon?

2. Berapa besar retribusi untuk pemakaman di TPU Pondok Gede dan Pondok

Rangon?

3. Bagaimana sistem perawatan makam di TPU Pondok Gede dan Pondok

Rangon?

4. Bagaimana pandangan fuqoha terhadap jual beli tanah wakaf untuk

pemakaman ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur jual beli tanah wakaf untuk

pemakaman di TPU Pondok Gede dan TPU Pondok Rangon

2. Untuk mengetahui berapa besar retribusi untuk pemakaman di TPU Pondok

Gede dan TPU Pondok Rangon

Page 19: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

10

3. Untuk mengetahui bagaimana sistem perawatan makam di TPU Pondok Gede

TPU Pondok Rangon

4. Untuk mengetahui bagaimana pandangan Fuqoha terhadap jual beli tanah

wakaf untuk pemakaman.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat bagi beberapa pihak diantaranya :

1. Untuk Fakultas, penelitian ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan

dan literatur pada fakultas syariah dan hukum.

2. Bagi Masyarakat, penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan dan

pengetahuan agar lebih memahami tentang masalah tanah wakaf.

3. Bagi Penulis, penelitian ini untuk menambah wawasan keilmuwan penulis

dalam bidang yang ditekuni khususnya bidang hukum.

E. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer maupun data sekunder yang

berbentuk data kualitatif. Data primer merupakan data yang didapatkan langsung

melalui observasi (pengamatan) dan wawancara (interview). Data sekunder

adalah data yang bersifat pelengkap guna melengkapi data-data yang sudah

didapat berupa literatur-literatur yang dianggap relevan dengan penelitian ini

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan ialah metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu

penelitian yang bertujuan memberikan gambaran terhadap lembaga dalam bidang

Page 20: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

11

pengelolaan wakaf, berdasarkan factor-faktor pengelolaan yang nampak dan

penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan

sebagaimana adanya, sehingga hanya merupakan penyingkapan fakta (ex post de

facto).

Dari data-data inilah kemudian melakukan komparasi antara satu data dengan

data yang lain yang berkaitan dengan penulisan ini dan akhirnya memberikan

analisis terhadap data-data itu dalam hubungannya dengan penulisan, ini

merupakan penelitian komparatif, yakni studi yang dilakukan dengan

membandingkan antara dua lembaga dan disesuaikan dengan hukum Islam.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu:

a. Observasi (penelitian lapangan) mengadakan pengamatan langsung

terhadap objek darimasalah yang akan diteliti.

b. Wawancara, yaitu tanya jawab yang ada hubungannya dengan masalah

yang dibahas secara mendalam dengan mengajukan pertanyaan secara

lisan terhadap pegawai yang berada di lembaga yang berada di TPU

(Tempat Pemakaman Umum) Pondok Gede dan TPU (Tempat

pemakaman Umum) Pondok Rangon.

4. Teknik Analisis Data

Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan sepenuhnya dianalisis secara

kualitatif, analisis data dilakukan setiap saat pengumpulan data di lapangan secara

berkesinambungan agar tercapai proses kesimpulan tertentu terhadap informasi

Page 21: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

12

yang terdapat di dua lembaga tersebut dengan mempertimbangkan pernyataan-

pernyataan yang sangat memungkinkan dianggap mendasar dan universal.

5. Teknik Penulisan Data

Adapun teknik penulisan data yang digunakan adalah berpedoman kepada

buku pedoman penulisan skripsi yang dikeluarkan oleh fakultas Syariah dan

Hukum tahun 2007 dengan beberapa penulisan sebagai berikut:

1. Kutipan ayat-ayat Al-Qur’an tidak diberi catatan kaki (footnote), melainkan

dengan menyebut nama dan nomor ayat yang dikutip pada akhir kutipan.

2. Terjemahan ayat Al-Qur’an , Al- Hadits dan lain-lain dikutip satu spasi.

3. Dalam daftar kepustakaan Islam Al-Qur’an ditulis dalam urutan pertama.

4. Ejaan yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini ialah ejaan yang

disempurnakan (EYD).

F. Review Study Terdahulu

Yeni Handayani, Hukum Perwakafan Prosedur Pengelolaannya Berdasarkan

Hukum Islam dan Hukum Positif (PP. No. 28 / 1977), Fakultas Syariah dan

Hukum 2003. Dalam skripsi ini hanya membahas mengenai tata cara perwakafan

menurut hukum Islam dan hukum positif, selain itu ada pula masalah mengenai

perubahan benda wakaf boleh di jual, dipindahkan, di robah atau di ganti untuk

kemudian di atur kembali mengenai pemanfaatannya, sesuai dengan tujuan wakaf

dan kemaslahatan.

M. Ishak Zainul M, Tinjauan Hukum Islam Tentang Pengelolaan Tanah

Wakaf di Kecamatan Kembangan Jakarta Barat, Fakultas Syariah dan Hukum

Page 22: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

13

2003. dalam skripsi ini hanya membahas tentang bagaimana pengurusan dan

pengawasan tanah wakaf, pengelolaan serta manfaat tanah wakaf seperti wakaf

masjid yang ada di daerah tersebut selain untuk salat berjamaah digunakan juga

untuk pengajian ibu-ibu, pengajian bapak-bapak, pengajian remaja, pengajian

anak-anak. Selain wakaf masjid ada pula wakaf yang digunakan untuk yayasan

baik itu berupa lembaga pendidikan dari mulai sekolah dasar Islam (SDI), sekolah

menengah pertama (SMP) dan SMU/K Islam adapula yang mengembangkan

dalam bentuk pondok pesantren.

Didin Samudin, Optimalisasi Pemberdayaan Wakaf Untuk Kesejahteraan

Umat di Era Modernisasi, Fakultas Syariah dan Hukum 2005. Dalam skripsi ini

hanya membahas tetang optimalisasi pemberdayaan wakaf, perubahan status dan

penggantian tanah wakaf dan membahas juga tentang wakaf tunai (uang) dapat di

pandang sebagai salah satu bentuk amal yang mirip dengan sadaqah, hanya saja

keduanya terdapat perbedaan. Dalam sadaqah baik substansi (aset) maupun hasil /

manfaatnya diperoleh dari pengelolanya, seluruhnya dipindah tangankan kepada

yang berhak menerimanya. Sedangkan dalam wakaf yang dipindahkan hanya

hasil / manfaatnya sedangkan substansi / asetnya tetap dipertahankan.

Rinawati, Efektivitas Pengelolaan dan Pemanfaatan Harta Wakaf. Studi

Kasus Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Depok, Fakultas Syariah dan Hukum,

2005. Dalam skripsi ini hanya membahas tentang pengelolaan wakaf dalam ruang

lingkup pondok pesantren. Harta wakaf berupa gedung digunakan untuk

pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan tersebut

Page 23: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

14

mulai dari pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) al-Hamidiyah, Taman

Pendidikan Qur’an (TPQ) Al-Hamidiyah, MTS dan MA Al-Hamidiyah, dan

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Hamidiyah

G. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika

sebagai berikut :

1. Bab pertama yaitu pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,

metode penelitian, review study terdahulu, dan sistematika penulisan.

2. Bab kedua yaitu sekitar masalah pemakaman dalam Islam. Pada bab ini

membahas mengenai pengertian makam dan dasar hukumnya, proses

terjadinya tanah makam dalam Islam, serta wakaf dalam perspektif Islam.

3. Bab ketiga yaitu gambaran umum TPU Pondok Gede dan TPU Pondok

Rangon dan manajemen pemakaman TPU Pondok Gede dan TPU Pondok

Rangon

4. Bab keempat yaitu analisis penulis tentang pengelolaan wakaf oleh TPU

Pondok Gede dan TPU Pondok Rangon dan tinjauan hukum Islam.

5. Bab kelima yaitu penutup, kesimpulan dan saran-saran.

Page 24: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

15

BAB II

PEMAKAMAN DALAM ISLAM

A. Pengertian Makam dan Dasar Hukumnya

Kata makam berarti kuburan. Kata kuburan berasal dari kata dasar kubur,

berasal dari bahasa Arab, yang berarti memendam, memasukkan, melupakan,

mengebumikan. Kata makam juga berarti tempat, tempat tinggal, dan kediaman.1

Kubur, dari bahasa Arab adalah kata kerja (verba) yang berarti menanam atau

memendam sesuatu, biasanya jenazah seseoramg atau bangkai hewan di dalam

tanah.2 Kuburan atau pekuburan adalah tempat di mana jenazah-jenazah dikubur.

Juga disebut pemakaman.3

Para ahli fiqih telah sepakat bahwa memakamkan atau menguburkan

jenazah hukumnya adalah fardu kifayah sebagaimana halnya memandikan,

mengafani, dan mensalatkan. Kewajiban menguburkan ini ditetapkan berdasarkan

Al-qur'an Surat Al-Mursalat ayat 25-26 :

óΟ s9r& È≅yèøgwΥ uÚö‘F{ $# $�?$xÏ. ∩⊄∈∪ [ !$u‹ ômr& $Y?≡ uθ øΒr&uρ ∩⊄∉∪ ) ت� )٢٦-٢٥ :ا��

Artinya:"Bukankah Kami menjadikan bumi (tempat) berkumpul, orang-

orang hidup dan orang-orang mati" (Q.s. Al-Mursalat : 25-26)

1 http://al-amien.ac.id/2008/11/30/makam-atau-maqam/

2 http://wikipedia.org/wiki/kubur:

3http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/03/17/BHS/mbm.20080317.BHS12664

6.id.htm:

Page 25: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

16

Selain itu, dalam Surat Abasa ayat 21 dinyatakan:

§Ν èO …çµ s?$tΒr& … çν u�y9ø%r' sù ) ��� :٢١(

Artinya:"Kemudian Dia mematikannya dan memasukannya kedalam kubur" (Q.s.

Abasa : 21)

Hikmah dari pensyari'atan penguburan mayat itu ialah agar kemuliaan dan

kehormatannya sebagai manusia dapat terpelihara dan tidak menyerupai bangkai

hewan, karena Allah SWT telah menjadikan manusia sebagai makhluk-Nya yang

mulia. Selain itu agar manusia yang hidup tidak merasa terganggu oleh bau yang

tidak baik yang timbul dari jasadnya.

Menguburkan jenazah hukumnya wajib kifayah meskipun jenazahnya non

muslim. Rasulullah saw memerintahkan dan sekaligus sering turun tangan

melaksanakan penguburan. Di dalam hadits yang antara lain dari Abu Talhah

diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, dan An-Nasai. Selanjutnya dari

Abdullah bin Umar riwayat Ahmad dan Al-Bukhari diriwayatkan:

أن رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم أمر يوم بدر بأربعة وعشرين درب من صناديد قريش فجروا بأرجلهم فقذفوا يف طوامن اطواء

...خبيث خمبث بعضهم على بعضArtinya:"Bahwasanya Rasulullah saw pada hari Badar memerintahkan

(penguburan) dua puluh empat bangkai-bangkai kafirin Quraisy lalu

mereka menggusur kaki-kakinya dan dilemparkan kedalam lembah

diantara lembah-lembah Badar yang sangat kotor dan bau, bangkai-

bangkai itu saling bertumpukkan..." (H.R. Ahmad, Al-Mausuatul

Page 26: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

17

Haditsiyah, Musnad Al-Imam Ahmad bin Hanbal, XXVI:279, Al-Bukhari:

816)4

Hadits-hadits ini semakna, semuanya menceritakan tentang bangkai-

bangkai musyrikin Badar, hanya saja ada perbedaan-perbedaan sedikit lafad.

Hadits tentang peristiwa matinya Abu Talib, demikian pula Rasulullah saw

memerintahkan Ali bin Abu Talib menguburkannya.

فمن يواريهان عمك الشيخ الضل مات عن علي رضي اهللا عنه جئت مثحتدثن حدثا حتى تأتيين فواريته قال اذهب فوار أباك وال

فأمرين فاغتسلت ودعايل وذكر دعاء مل أحفظه Artinya:"Dari Ali bin Abu Thalib, ia mengatakan, "saya berkata kepada Nabi saw

(ketika Abu Thalib meninggal), sesungguhnya uak Anda syekh yang sesat

telah meninggal, siapakah yang menguburkannya? Beliau menjawab:

"Pergilah kuburkan olehmu dan jangan berkata apapun sebelum datang

lagi kepadaku", Maka aku pun menguburkannya lalu aku datang lagi

kepada Nabi saw maka beliau memerintahkan aku untuk mandi dan Nabi

pun mendoakan aku, lalu ia menerangkan doa yang aku tidak

menghafalnya" (H.R. Ahmad)5

B. Proses Terjadinya Tanah Makam Dalam Islam

1. Tinjauan Pelaksanaan dan Tata Cara Pemakaman dalam Islam

Mati adalah perpindahan dari alam ke alam yang lain, bukan hilang

semata-mata, tetapi ia adalah perceraian roh dari badan. Seperti terdapat dalam

Surat Al-Zumar ayat 42 :

4 Wawan Shofwan Sholehuddin, Risalah Al-Janaiz Ilmu dan Praktik, (Bandung,

Humaniora, 2006), Cet. Pertama , h.167 5 Ibid, h. 168

Page 27: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

18

ª!$# ’®û uθ tGtƒ }§àΡF{ $# t Ïm $yγÏ?öθ tΒ ÉL©9$#uρ óΟ s9 ôMßϑ s? ’Îû $yγÏΒ$ oΨ tΒ ( Û� Å¡ ôϑ çŠsù ÉL©9$#

4|Ó s% $pκö� n=tæ |Nöθ yϑ ø9$# ã≅Å™ö� ムuρ #“t� ÷z W{ $# #’n<Î) 9≅y_r& ‘‡Κ |¡ •Β 4 ¨β Î) ’Îû š� Ï9≡sŒ

;M≈ tƒ Uψ 5Θ öθ s)Ïj9 šχρã� ©3 xtGtƒ ) ) ٤٢: ا�!م

Artinya:"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa

(orang) yang belum mati diwaktu tidurnya. Maka ditahanlah jiwa (orang)

yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain

sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu

terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir" (Q.s. Al-

Zumar : 42)

Setiap orang akan merasakan kematian dan manusia tidak akan bisa lari

dari kematian. Karena semua yang ada di dunia akan musnah dan tidak ada yang

akan kekal di dunia ini selain Allah s.w.t. Firman Allah s.w.t dalam Surat Ali-

Imran ayat 185:

‘≅ä. <§øtΡ èπ s)Í←!#sŒ ÏNöθ pRùQ$# 3 $yϑ ‾ΡÎ) uρ šχöθ ©ùuθ è? öΝ à2u‘θ ã_é& tΠöθ tƒ Ïπ yϑ≈ uŠÉ)ø9$# ...

ان ( �� )١٨٥: أل

Artinya:"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada

hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu ..." (Q.s. Ali Imron :185)

Dalam sejarah kematian, dalam Al-qur'an pada Surat Al-Maidah ayat 27-

31 yang terjadi pada anak-anak Nabi Adam a.s. Pada saat itu beliau mempunyai 2

putra yang bernama Qabil dan Habil dan 2 orang putri yang bernama Iqlimah dan

Labudah. Iqlimah dan Qabil adalah saudara kembar, begitu juga Labudah lahir

kembar dengan Habil.

Page 28: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

19

"Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Qabil dan Habil)

menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka

diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima yang

lain (Qabil)".

Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil:

"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang

bertaqwa". "Sesungguhnya kalau kamu mengerakkan tanganku kepadamu untuk

membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam".

"Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa

(membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka

dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-oarang yang zalim".

Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh

saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-

orang yang merugi. Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-

gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya

menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa

aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan

mayat saudaraku ini. Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang

menyesal".

Pada ayat 27 dijelaskan bahwa disinyalir sebab terjadinya perselisihan

Qabil dan Habil adalah "kecantikan" Iqlimah yang diperebutkan, sehingga Qabil

Page 29: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

20

berani melanggar suatu hukum yang telah ditetapkan.6 Hal ini membuat keresahan

mendalam dan berlarut-larut bagi Nabi Adam a.s selaku orang tua mereka.

Hingga datangnya petunjuk Allah permintaan kurban bagi kedua bersaudara itu

dengan ketentuan kurban yang diterima berhak atas Iqlimah. Habil

mempersembahkan seekor domba, sedangkan Qabil mempersembahkan gandum

karena ia petani dan tanpa peduli apakah diterima atau tidak, sedang Habil

seorang peternak yang dengan ternaknya ia persembahkan seekor domba

terbaiknya dengan penuh harap dan hati yang rida, bahkan seperti kata Ismail bin

Rafi' bahwa satu-satunya harta yang disayanginya adalah domba tersebut.7

Menurut Al-Sadiy bahwa sebelum Qabil bermaksud membunuh Habil,

Habil telah berada di puncak sebuah gunung dan pada suatu kesempatan Qabil

mendatanginya, sedangkan Habil pada saat itu dalam keadaan tidur, maka ia pun

memanfaatkan keadaan tersebut dengan mengangkat sebuah batu (yang cukup

berat) lalu ditimpakannya keatas kepala Habil yang membawa kepada

kematiannya. Sedangkan menurut Ibnu Juraih, Qabil belum mengetahui cara

membunuh saudaranya itu dan dengan bantuan Iblis memperagakan cara itu dan

dapatlah ia melakukannya. Cara yang dimaksud melalui visual seekor burung

yang kepalanya diletakkan di atas batu yang kemudian ditimpa dengan batu pula

sehingga kepalanya hancur.

6 Muhammad Jalli Al-Manla, Qisas Al-qur'an, (T.tp., Darul Fikr, t.th) h.11

7 Ibid., h. 55

Page 30: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

21

Lalu Allah SWT mengutus dua ekor burung gagak yang saling membunuh

dan salah satunya mati terbunuh dan yang lainnya dengan cakarnya menggaruk-

garuk tanah membuat lubang untuk menanam kawannya itu.

Dengan penjelasan dari ayat tersebut bahwa Habil adalah orang yang

pertama kali meninggal dunia di muka bumi ini.

Namun setelah Islam datang, terdapat ketentuan-ketentuan yang wajib

dilakukan terhadap suatu mayat bagi orang-orang masih hidup. Maka ada

beberapa kewajiban yang berhubungan antara yang masih hidup dengan mayat

apabila seorang muslim meninggal, maka fardu kifayah atas orang hidup

menyelenggarakan 4 perkara yaitu: memandikan mayat, mengafani mayat,

mensalatkan mayat, dan menguburkan mayat.8

a. Memandikan Mayat

Syarat memandikan mayat :

1) Mayat tersebut adalah seorang muslim.

2) Mayat tersebut bukan anak yang gugur (lahir dalam keadaan mati)

memandikan anak yang gugur itu tidak wajib.

3) Badan mayat itu masih ada sebatas ukuran adanya, sekalipun sedikit.

4) Mayat tersebut bukan seorang yang mati syahid yang terbunuh ketika

menegakkan kalimat Allah (perang) sesuai dengan sabda Rasulullah SAW

tentang orang-orang yang terbunuh ketika perang Uhud:

8 H. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003), h. 164

Page 31: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

22

ةاميالق موكا يسم حفوم يكل د ح أورفإن كل ج مهسلوغال ت همليل عصي لمرواه أمحد(و(

Artinya:"Janganlah kalian memandikan mereka (orang-orang yang terbunuh

dalam perang) karena sesungguhnya setiap luka (pada badannya) atau

setiap tetesan darahnya akan berbau semerbak pada hari kiamat laksana

semerbak minyak kasturi dan mereka disembahyangkan" (H.R. Imam

Ahmad)9

b. Mengafani mayat

Mengafani mayat adalah fardu kifayah atas orang yang hidup setelah

memandikan mayat. Batas minimal kain kafan bagi mayat adalah yang dapat

menutup badannya. Baik dari mayat tersebut laki-laki maupun perempuan.

c. Mensalatkan mayat10

Dalam mensalatkan jenazah, terdapat beberapa rukun salat jenazah yang

harus ditaati yaitu sebagai berikut:11

1. Niat.

2. Takbir-takbir, yaitu empat kali takbir termasuk takbiratul ihram.

3. Berdiri sampai salat jenazah tersebut sempurna.

4. Berdo'a untuk mayat.

5. Salam setelah takbir yang keempat.

9 Abdurrahman Al-Juzairi, Fiqh Empat Madzhab jilid ke-3 (bagian ibadat II), (Darul

Ulum Press, 1994), h. 243 10

Ibid., h. 269 11

Al-Juzairi, Fiqh Empat Madzhab, h. 281

Page 32: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

23

d. Menguburkan mayat

Para ahli fiqh sependapat mengatakan mengebumikan jenazah adalah

fardu kifayah atas yang hidup, karena suatu tindakan meninggalkan mayat di atas

bumi adalah merusak kehormatannya dan baunya mengganggu orang ramai.

Asas penguburan mayat terdapat dalam Al-qur'an Surat Al-Mursalat ayat

25-26 :

óΟ s9r& È≅yèøgwΥ uÚö‘F{ $# $�?$xÏ. ∩⊄∈∪ [ !$u‹ ômr& $Y?≡ uθ øΒr&uρ ∩⊄∉∪ ) ت� )٢٦-٢٥: ا��

Artinya:"Bukankah kami telah menjadikan bumi (sebagai tempat) penampungan

dan penghimpun (penduduknya) yang hidup dan yang mati" (Q.s.

Almursalat : 25-26)

Firman Allah s.w.t dalam Surat Al-Maidah ayat 31 mengenai

pengebumian Habil :

y] yèt7 sù ª!$# $\/#{� äî ß] ysö7 tƒ ’Îû ÇÚö‘F{ $# … çµ tƒ Î�ã�Ï9 y# ø‹ x. ”Í‘≡uθ ムnο u öθ y™ ϵ‹Åz r& 4...

)٣١: ا��+*(ة (

Artinya:"Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi

untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana ia harus

menguburkan mayat saudaranya" (Q.s. Al Maidah : 31)

Bila tidak memungkinkan untuk dikuburkan seperti halnya apabila ia mati

didalam kapal laut yang jauh dari pantai dan sulit untuk mendarat di suatu tempat

yang memungkinkan untuk menguburnya di tempat tersebut sebelum baunya

berubah, maka hendaklah ia diikat dengan suatu beban yang berat lalu

dijatuhkan ke dalam air. Dan ketika memungkinkan untuk dikubur,maka

Page 33: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

24

hendaklah ia digalikan lubang di tanah. Ukuran minimal dalamnya adalah

sebatas dapat mencegah terciumnya bau mayit dan mencegah (kemungkinan)

dibongkar oleh binatang buas.

12

Setelah memandikan mayat, mengafani, dan mensalatkan, maka

kewajiban yang keempat adalah menguburkan yaitu dengan beberapa tahapan:13

1. Penggalian tanah dengan ukuran minimal dalamnya adalah sebatas dapat

mencegah terciumnya bau mayat dan mencegah (kemungkinan) dibongkarnya

oleh binatang buas.

2. Lalu mayat diletakkan kedalam liang lahat yang telah digali dan hendaknya

diberi langit-langit. Mayat wajib dimiringkan kekanan menghadap kiblat.

3. Lalu mayat ditimbun dengan tanah sehingga tanah menutup kuburan. Namun

sebelum ditutup lahad tersebut haruslah dibuka tali-tali yang mengikat kepala

dan kaki mayat.

Terkait dengan peristiwa pemakaman, dalam hukum fiqih Islam dikenal

berbagai sebutan/cara untuk memperoleh hak. Cara itu antara lain melalui: Jual-

beli, tukar-menukar, infak, sedekah, hadiah, wasiat, wakaf, warisan, hibah, zakat,

dan ihyaul mawat.

Hukum Islam tidak secara khusus membedakan mana titel/cara

memperoleh hak yang hanya untuk tanah saja, dan mana yang untuk benda lain

non tanah. Namun dari bentuk-bentuk di atas, ihyaul mawat adalah istilah untuk

12

Abdurahman Al-Juzairi, Fiqh Empat Madzhab, (Jakarta; Darul Umum Press, 1999),

h.304 13

Ibid., h. 544

Page 34: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

25

membuka tanah baru, jadi satu-satunya cara yang langsung dihubungkan dengan

tanah. Sedangkan untuk zakat, kalau dikaitkan dengan tanah, maka lazimnya yang

dizakatkan atau dipindahkan haknya bukanlah tanahnya sendiri, tetapi hanya hasil

tanah seperti pertanian atau perkebunan. Mengenai wakaf, akan dibicarakan

secara khusus dalam sub-bab berikut. Dengan demikian titel lainnya secara umum

dapat dilakukan baik untuk tanah maupun benda lainnya non tanah.

Sedekah, hibah dan hadiah adalah merupakan bentuk pemberian secara

umum. Sedekah adalah memberikan satu benda atau hak milik semata-mata

karena mengharapkan keridhaan dan balasan dari Allah SWT. Sedekah ini

merupakan kebajikan yang sangat dianjurkan oleh Islam. Dalam Al-qur'an, istilah

sedekah digunakan juga untuk zakat seperti pada Surat Al-Taubah 60 yang

menjelaskan tentang delapan jenis atau golongan yang berhak menerima zakat.

Adapun hibah ialah memberikan harta secara suka rela ketika masih hidup kepada

seseorang. Menurut Imam Abu Hanifah dan Ahmad, hibah baru sah kalau ada

ijab, qabul dan penyerahan barang. Sedangkan Imam Malik dan Ahmad dalam

riwayat lainnya berpendapat bahwa hibah sudah sah dengan adanya ijab dan qabul

tidak perlu diiringi secara riil.

Satu cara lain untuk memperoleh hak milik yang dikenal dalam Islam

adalah melalui ganimah atau harta rampasan perang. Semua yang diperoleh

pasukan Islam dari orang kafir dalam pertempuran, dijadikan ghanimah atau harta

rampasan perang, kecuali tanah. Seperlima dari harta rampasan itu diserahkan

kepada Negara, dan yang empat perlima dibagikan kepada para pejuang. Melalui

Page 35: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

26

bagian yang empat perlima inilah kaum muslimin mendapatkan hak milk

walaupun ghanimah itu bukan tujuan.

Kemudian upah (ujrah, ajrun) juga merupakan salah satu cara seseorang

untuk mendapatkan hak. Dengan melakukan satu prestasi, seseorang memperoleh

imbalan pembayaran, baik berupa uang, maupun benda lainnya termasuk tanah.

Mengenai hal ini Rasulullah memberikan petunjuknya dalam sebuah hadits yang

diriwayatkan oleh Baihaqi sebagai berikut: "Berikanlah kepada buruh itu upahnya

sebelum keringatnya dan beritahukanlah jumlah pekerjaannya itu".

Dalam pengertian dan bentuknya yang lebih luas pada waktu sekarang,

upah ini dapat muncul dengan berbagai istilah seperti gaji, honorarium, insentif,

imbalan, dan lain-lain. Imbalan atau gaji dalam hal ini bisa saja dalam bentuk

yang paling lazim yaitu uang, tapi bisa juga dalam bentuk barang-barang atau

bahkan tanah. Jadi pada dasarnya yang diberikan oleh penerima upah adalah

pekerjaan atau jasa dan dengan itu mereka menerima suatu hak. Sehubungan

dengan cara memperoleh hak seperti ini, kita mengenal pegawai negeri, pegawai

swasta, dokter, pengacara, notaris, konsultan, pengusaha jasa angkutan, tukang,

dan profesi lainnya.14

C. Wakaf Dalam Perpspektif Islam dan Jual Beli

Wakaf adalah institusi sosial Islami yang tidak memiliki rujukan yang

eksplisit dalam Al-Quran dan sunah. Ulama berpendapat bahwa perintah wakaf

14 Adijani Al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia Dalam Teori dan Praktek (Jakarta:

PT.Raja Grafindo Persada, 2004), Cet.5, h. 17-20

Page 36: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

27

merupakan bagian dari perintah untuk melakukan al-khayr (secara harfiah berarti

kebaikan). Dasarnya adalah firman Allah s.w.t dalam Surat Al-Hajj ayat 77:

(#θ è=yèøù$#uρ u�ö�y‚ø9$# öΝ à6 ‾=yès9 šχθ ßsÎ=øè? ) -.�٧٧: ا(

Artinya:"Dan berbuatlah kebajikan agar kamu memperoleh kemenangan" (Q.s. Al-

Hajj)15

Taqiy al-Din Abi Bakr Ibn Muhammad al-Husaini al-Dimasqi menafsirkan

bahwa perintah untuk melakukan al-khayr berarti perintah untuk melakukan

wakaf. Penafsiran menurut al-Dimasqi tersebut relevan (munâsabau) dengan

firman Allah tentang wasiat.

|=ÏGä. öΝä3ø‹n=tæ #sŒÎ) u�|Øym ãΝä.y‰tnr& ßNöθyϑø9$# βÎ) x8t�s? #��ö�yz èπ§‹Ï¹uθø9$# Ç÷ƒy‰Ï9≡uθù=Ï9

tÎ/t�ø%F{$#uρ Å∃ρã�÷èyϑø9$$Î/ ( $)ym ’n?tã tÉ)−Fßϑø9$# ) ة )١٨٠: ا��0

Artinya:"Kamu diwajibkan berwasiat apabila sudah didatangi (tanda-tanda)

kematian dan jika kamu meninggalkan harta yang banyak untuk ibubapak

dan karib kerabat dengan cara yang ma`ruf; (ini adalah) kewajiban atas orang-

orang yang takwa" (Q.s. Al-Baqarah : 180)16

Dalam ayat tentang wasiat, kata al-khayr diartikan dengan harta benda.

Oleh karena itu, perintah melakukan al-khayr berarti perintah untuk melakukan

ibadah bendawi. Dengan demikian, wakaf sebagai konsep ibadah kebendaan

berakar pada al-khayr. Allah memerintahkan manusia agar mengerjakannya.

Ibadah bendawi merupakan kebaikan universal. la dianggap baik oleh

semua orang, baik penganut agama maupun orang-orang yang tidak beragama.

15

Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), h. 7 16

Ibid., h. 7

Page 37: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

28

Meskipun demikian, wakaf untuk kepentingan umum secara empiris dapat dibedakan

menjadi dua. Pertama, wakaf yang berguna bagi semua orang (termasuk non-muslim),

seperti wakaf tanah untuk jalan. Kedua, wakaf yang digunakan hanya oleh umat

Islam, seperti wakaf untuk masjid dan taman pemakaman muslim.

Dalam hadis dikatakan bahwa wakaf disebut dengan sedekah jariyah

(sadaqah jariyah). Dalam perspektif ini, wakaf dianggap sebagai bagian dari

sedekah. Secara umum, sedekah dapat dibedakan menjadi dua: sedekah yang wajib

dan sedekah yang sunah. Sedekah yang sunah pun dapat dibedakan menjadi dua

pula: sedekah yang pahalanya tidak senantiasa mengalir, dan sedekah yang

pahalanya senantiasa mengalir meskipun pihak yang menyedekahkan hartanya

telah meninggal dunia. Sedekah yang terakhir disebut wakaf. Imam Muslim

meriwayatkan dari Abu Hurairah yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad s.a.w

bersabda:

اذا مات االنسان انقطع عنه عمله اال من ثالثة صدقة جارية او علـم له وعدح يالص لدو او به فعتني

Artinya:"(Seluruh pahala) perbuatan manusia terputus apabila telah meninggal kecuali

tigaperkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang

mendoakannya"17

Imam Muslim menempatkan hadits tersebut tidak dibawah judul bab alwaqf,

tetapi ditempatkan dengan judul Pahala yang Diperoleh Manusia Setelah

Meninggal (mâ yalhiq al-insân min al-tsawâb ba'd wafâtih). Judul bab al-waqf

17

Lihat Imam Muslim, Sahih Muslim, (Bandung: Dahlan, t.th), juz II, h. 14.

Page 38: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

29

ditempatkan setelah hadits tersebut. Oleh karena itu, terdapat kesan bahwa hadits

ini bukan bagian dari hadits tentang wakaf. Meskipun demikian, dalam sejarah

dijelaskan bahwa yang membuat judul hadits-hadits dalam kitab Shahih Muslim bukanlah

Imam Muslim, melainkan oleh ulama sesudahnya.

Selain sedekah jariyah, wakaf disebut pula dengan al-habs (al-ahbas,

jamak). Secara bahasa, al-habs berarti al-sijn (penjara), diam, cegahan, rintangan,

halangan, "tahanan," dan pengamanan. Gabungan kata ahbasa (al-habs) dengan

al-mâl (harta) berarti wakaf (ahbasa al-mâl). Penggunaan kata al-habs dengan

arti wakaf terdapat dalam beberapa riwayat. Pertama, dalam hadits riwayat Imam

Bukhari dari Ibn Umar yang menjelaskan bahwa Umar Ibn al-Khatab datang kepada

Nabi saw meminta petunjuk pemanfaatan tanah miliknya di Khaibar. Nabi saw

bersabda:

ان شئت حبست اصلها وتصدقت اArtinya:"Bila engkau menghendaki, tahanlah pokoknya dan sedekahkanlah

hasilnya (manfaatnya)” (HR. Bukhari)18

Imam Bukhari selanjutnya mengutip penjelasan Ibn Umar yang mengatakan:

فتصدق بها عمر انه اليباع اصلها وال يهب وال يـورث ىف الفقراء والقريب والرقاب وىف سبيل اهللا والضيف وابن السبيل

منها باملعروف اويطعم صديقا من وليها ان يأكل الجناح على غري متمول فيه

18

Imam Bukhari, Sahih Bukhari (Semarang: Thaha Putra, 1981), juz III, h. 196

Page 39: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

30

Artinya:"Umar ra menyedekahkan tanahnya di Khaibar. Tanah itu tidak dijual,

tidak dihibahkan, dan tidak pula diwariskan kepada orang-orang fakir,

kerabat, hamba, kepentingan umum, tamu, dan Ibn Sabil. Orang yang

memeliharanya (nazhir) dibolehkan memakan hasil dari tanah tersebut

dengan cara yang ma'ruf atau dengan cara yang baik yang tidak

berlebihan" (HR. Bukhari)19

Secara umum, pengelolaan harta dalam Islam dapat dikelompokkan

menjadi tiga: Pertama, pengelolaan harta yang berhubungan dengan ekonomi

masyarakat (kerakyatan) seperti mudarabah, syirkah, dan wadiah. Istilah teknis

yang digunakan dalam ekonomi kemasyarakatan adalah al-mubadalat (pertukaran,

barter). Kedua, pengelolaan harta yang berhubungan dengan ekonomi negara

seperti harta rampasan perang (al-ghanimah), fay', kharaj, zakat, pajak, dan wakaf.

Istilah teknis ekonomi negara adalah al-iqtihadiyyat. Oleh karena itu, konsep wakaf

pada dasarnya berhubungan dengan pengelolaan harta yang menyangkut

pemenuhan kepentingan publik (umum) yang dapat diatur oleh negara. Atas dasar

pertimbangan tersebut, Mohammad Daud Ali menjelaskan sistem ekonomi Islam

dengan hanya menjelaskan dua topik: zakat dan wakaf. Ketiga, pengelolaan harta

yang berhubungan dengan ekonomi keluarga (al-ahwal al-syakhsiyyah). Bidang-

bidang yang termasuk ekonomi keluarga adalah nafkah materi, tirkah (waris), dan

hibah.20

Secara umum, wakaf berhubungan dengan tiga kegiatan ekonomi.

Pertama,wakaf berhubungan dengan ekonomi kerakyatan karena benda

19

Ibid., h. 196 20

Mubarok, wakaf produktif, h. 11

Page 40: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

31

yang telah diwakafkan tidak boleh diperjualbelikan. Pembahasan mengenai jual-

beli (al-buyu) termasuk al-mubadalat. Kedua, wakaf berhubungan dengan

ekonomi negara karena benda wakaf bukan lagi milik perorangan, melainkan

menjadi milik umum (milk allah). Ketiga, wakaf berhubungan dengan ekonomi

keluarga karena wakaf juga dapat dibedakan menjadi: wakaf umum (khayri) dan

wakaf keluarga (ahli). Wakaf yang berhubungan dengan ekonomi keluarga adalah

wakaf ahli.21

Akad lazim adalah akad yang menyebabkan terjadinya perpidahan

kepemilikan (intiqal al-milkiyyah), sementara akad gayr lazim adalah akad

yang tidak menyebabkan terjadinya kepemilikan benda (atau objek) yang

diakadkan. Di antara perbuatan hukum yang termasuk akad lazim adalah jual-beli,

sedangkan diantara perbuatan hukum yang termasuk pada akad gayr lazim adalah

pinjam dan sewa.22

Salah satu ikhtilaf ulama dalam bidang perwakafan adalah mengenai

kepemilikan dan hukum menjual benda yang telah diwakafkan. Menurut Abu

Hanifah, benda yang telah diwakafkan masih tetap milik pihak yang mewakafkan

karena akad (transaksi) wakaf termasuk akad gayr Iazim (tidak menyebabkan

pindahnya kepemilikan benda wakaf), kecuali: (1) wakaf untuk masjid, (2)

wakaf yang ditetapkan dengan keputusan hakim, (3) wakaf wasiat, dan (4) wakaf

untuk kuburan (makam). Oleh karena itu, benda yang telah diwakafkan selain

21

Ibid., h. 12 22

Ibid., h. 40

Page 41: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

32

empat wakaf tersebut, dapat dijual, diwariskan, dan dihibahkan. la (benda wakaf)

berubah menjadi benda waris ketika pihak yang mewakafkan (waqif, wakif)

telah meninggal dunia.23

Dua argumentasi Abu Hanifah mengenai kebolehan menjual benda wakaf

adalah: Pertama, argumentasi rasional yang berupa qiyas, yakni Abu Hanifah

menganalogikan wakaf kepada pinjam (al-'ariyah). Akad pinjam termasuk gayr

lazim sehingga bendanya masih tetap milik pihak yang meminjamkan. Kedua,

argumentasi berupa hadis yang kemudian diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi

yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw pemah menjual benda wakaf.

Secara umum, wakaf dibedakan menjadi dua: wakaf ahli (khusus) dan wakaf

khayri (umum). Akan tetapi, dalam perjalanannya, wakaf ahli (wakaf khusus

untuk keluarga) tidak pernah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Salah

satu topik wakaf yang berhubungan dengan Undang-undang Nomor 41 Tahun

2004 adalah kelanggengan wakaf. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun

1977 tentang Perwakafan Tanah Milik ditetapkan bahwa wakaf bersifat mu'abbad

(selamanya). Ketentuan yang sama juga terdapat dalam Kompilasi Hukum Islam.

Sementara dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 ditetapkan bahwa benda

wakaf dimanfaatkan untuk selamanya atau untuk jangka waktu tertentu. Oleh karena

itu, membicarakan kelanggengan dan kesementaraan wakaf penting dilakukan.24

23

Ibid., h. 41 24

Ibid.,h. 43

Page 42: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

33

Pada prinsipnya, tanah dibedakan menjadi dua: (i) tanah hak milik, clan

(2) tanah negara. Dari segi penggunaan, tanah hak milik dapat digunakan

langsung oleh pemegang hak, dan dapat juga digunakan oleh pihak lain.

Dalam hal penggunaannya, apabila tanah hak milik digunakan oleh pihak

lain akan melahirkan tujuh macam hak: (1) hak guna bangunan (HGB), (2) hak pakai

(HP), (3) hak sewa untuk bangunan (HSUB), (4) hak gadai, (5) hak usaha bagi hasil,

(6) hak menumpang, dan (7) hak sewa tanah pertanian. Sementara apabila tanah

negara digunakan oleh pihak lain akan melahirkan macam hak: (1) hak guna usaha

(HGU) dan (2) hak pakai.

Dalam Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 ditetapkan bahwa benda yang

dapat diwakafkan dibedakan menjadi dua: (1) wakaf benda tidak bergerak , dan

(2) wakaf benda bergerak.25

Benda wakaf yang termasuk benda tidak bergerak mencakup: (1) hak atas tanah

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik yang

sudah maupun yang belum terdaftar; (2) bangunan atau bagian bangunan yang

berdiri di atas tanah yang diwakafkan; (3) tanaman dan benda lain yang berkaitan

dengan tanah; (4) hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku; (5) benda tidak bergerak lain sesuai

dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam peraturan pemerintah ditetapkan bahwa secara umum, objek wakaf

25

Ibid., h. 73.

Page 43: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

34

dibedakan menjadi tiga: (1) benda tidak bergerak yang berupa tanah, bangunan,

tanaman, dan benda lain yang terkait dengan tanah; (2) benda bergerak selain

uang; dan (3) benda bergerak berupa uang.

Benda tidak bergerak yang berupa tanah dan bangunan meliputi (1) hak atas

tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik

yang sudah maupun yang belum terdaftar; (2) bangunan atau bagian dan bangunan

yang berdiri di atas tanah; (3) tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah; (4)

hak milik atas suatu rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan; (5) benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan prinsip syariah dan

peraturan perundang-undangan.

Hak atas tanah yang dapat diwakafkan adalah (1) hak milik atas tanah, baik

yang sudah maupun yang belum terdaftar; (2) hak guna bangunan, hak guna usaha,

atau hak pakai di tanah negara; (3) hak guna bangunan atau hak pakai di atas hak

pengelolaan atau hak milik, wajib mendapat izin tertulis pemegang hak pengelolaan atau

hak milik; dan (4) hak milik atas satuan rumah susun.

Benda wakaf tidak bergerak yang berupa hak atas tanah dapat diwakafkan

berikut bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah.

Sementara wakaf hak atas tanah yang diperoleh dari instansi pemerintah, pemerintah

daerah, BUMN/BUMD, atau pemerintahan desa, wajib mendapat izin dari pejabat

yang berwenang.

Syarat-syarat wakaf hak atas tanah (hak milik, hak guna bangunan, hak guna

Page 44: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

35

usaha, dan hak pakai di atas tanah negara) adalah bahwa hak-hak tersebut wajib

dimiliki dan dikuasai oleh wakaf secara sah, serta bebas dari segala sitaan, perkara,

sengketa, dan tidak dijaminkan.26

Pada prinsipnya, wakaf tanah hanya dapat dilakukan secara muabbad

(untuk selama-lamanya) sebab dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006

ditetapkan bahwa benda wakaf tidak bergerak berupa tanah hanya dapat

diwakafkan untuk jangka waktu selama-lamanya. Akan tetapi, wakaf hak atas tanah yang

berupa hak guna bangunan dan hak guna pakai di atas hak pengelolaan atau hak milik

boleh dilakukan dalam jangka waktu tertentu (mu'aqqat).

Pertama,dalam kaitannya dengan wakaf, hak guna bangunan perlu

diperhatikan dari segi asalnya. Berdasarkan asal-usul tanah, hak guna bangunan

dibedakan menjadi tiga: (1) hak guna bangunan atas tanah negara; (2) hak guna

bangunan atas tanah hak pengelolaan, dan (3) hak guna bangunan atas tanah hak

milik.

Tiga macam hak guna bangunan dari segi asal-usulnya dapat diwakafkan

menurut peraturan perundang-undangan. Hanya saja, wakaf hak guna bangunan di

atas tanah negara hanya boleh dilakukan secara muabbad (untuk selama-lamanya).

Sementara wakaf hak guna bangunan di atas hak pengelolaan, dan wakaf hak guna

26

Ibid., h. 74.

Page 45: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

36

bangunan di atas hak milik boleh dilakukan secara mu'aqqat (dalam jangka waktu

tertentu).27

Sebelum menjelaskan wakaf hak guna bangunan di atas hak pengelolaan

(HPL), kiranya hak pengelolaan yang dimaksud perlu dijelaskan terlebih dahulu.

Hak pengelolaan adalah hak menguasai dari negara yang kewenangan

pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya.

Subjek atau pemegang hak pengelolaan dapat berupa: (1) instansi

pemerintah termasuk pemerintah daerah, (2) Badan Usaha Milik Negara; Badan

Usaha Milik Daerah, (4) PT Persero, (5) badan otoritas, clan, (6) badan-badan

hukum pemerintah lainnya yang ditunjuk pemerintah. Secara umum, status tanah

yang dibebani hak pengelolaan adalah tanah negara. Dengan demikian, tanah

negara dapat dibebani hak pengelolaan. Hak pengelolaan dapat dibebani hak guna

bangunan. Hak guna bangunan di atas hak pengelolaan dapat diwakafkan secara

mu'aqqat.

Dengan demikian, instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah, Badan

Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, PT Persero, badan otoritas,

dan badan-badan hukum pemerintah lainnya yang ditunjuk pemerintah, dapat

mewakafkan — untuk sementara waktu — sebagian hak yang dimilikinya yaitu

berupa hak pengelolaan.

Kedua, objek wakaf yang dapat dilakukan secara muaqqat adalah hak,

yaitu hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai

27

Ibid., h. 74.

Page 46: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

37

langsung oleh negara atau tanah milik orang lain. Yang memberi wewenang dan

kewajiban ditentukan oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dengan

perjanjian dengan pemiliknya yang bukan perjanjian sewa atau pengolahan tanah.

Subjek hak pakai adalah (1) warga negara Indonesia; (2) badan hukum

yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia; (3)

departemen, lembaga pemerintah non-departemen, dan pemerintah daerah; (4)

badan-badan kegamaan dan sosial; (5) orang asing yang berkedudukan di Indonesia;

(6) badan hukum asing yang memunyai perwakilan di Indonesia; dan (7) perwakilan

negara asing dan perwakilan badan internasional. Jangka waktu hak pakai dibedakan

menjadi dua: (1) hak pakai di atas tanah arab dan tanah hak pengelolaan, dan (2) hak pakai

di atas tanah hak milik.

Jangka waktu hak pakai di atas tanah negara dan tanah hak pengelolaan

adalah 25 tahun, dapat diperpanjang dan juga dapat diperbarui; sedangkan jangka

waktu hak pakai di atas hak milik paling lama 25 tahun dan tidak dapat diperpanjang.

Akan tetapi, kesepakatan antara pemegang hak pakai dengan pemegang hak milik

dapat dijadikan dasar untuk memperbarui hak pakai yang baru dengan akta yang

dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah dan hak tersebut wajib didaftarkan.

Hak pakai atas tanah hak pengelolaan dapat beralih dan dialihkan serta dapat

dijadikan jaminan. Pengalihan hak pakai atas hak pengelolaan terjadi dengan carat

(1) jual-beli, (2) tukar-menukar, (3) penyertaan dalam modal, (4) hibah, dan (5)

pewarisan.

Page 47: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

38

Dari segi pengalihan, hak pakai memang dapat diwakafkan dalam jangka

waktu tertentu mengingat hak tersebut merupakan hak ikutan (tabaiyah), bukan

hak pokok (ashliyyah). Jika jangka waktu hak pakai berakhir, hukum wakaf

yang mengikutinya juga berakhir.28

Wakaf adalah akad lazim (harus dilaksanakan) yang tidak boleh

dibatalkan, bersifat tetap yang tidak mungkin diubah dan tidak boleh dibatalkan.

Sebab, ia termasuk salah satu sedekah yang dikeluarkan karena Allah Ta'ala,

sehingga ia tidak boleh diambil kembali, seperti halnya sedekah. Ketika seseorang

mengucapkan: "Aku wakafkan rumahku," atau "aku wakafkan mobilku," atau

"Aku wakafkan bukuku," maka akad tersebut harus dilaksanakan, tidak ada

khiyâr al-majlis (hak memilih untuk melanjutkan atau membatalkan ketika

masih di tempat akad), tidak seperti wasiat. Sebab, wasiat adalah akad yang tidak

dilaksanakan pada saat pengucapan. Namun, baru dilaksanakan setelah seseorang

yang berwasiat itu meninggal.29

Bahwasannya keluarnya harta dengan derma (pemberian) bisa berupa

hibah, hadiah dan sedekah. Jika tujuannya adalah untuk mendapatkan pahala

akhirat, maka dinamakan sedekah. Jika dimaksudkan untuk kasih sayang dan

mempererat hubungan, maka dinamakan hadiah. Sedangkan jika dimaksudkan agar

orang yang diberi, dapat memanfaatkannya, akan dinamakan hibah.30

28

Ibid., h. 76. 29

Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin. Panduan Wakaf Hibah dan Wasiat

Menurut Al-Quran dan as-Sunnah, (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2008), h. 84-85. 30

Ibid., h. 101.

Page 48: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

39

a. AI-Hibah, yakni pemberian sesuatu kepada yang lain untuk dimiliki

zatnya tanpa mengharapkan penggantian (balasan) atau dijelaskan oleh Imam

Taqiy al-Din Abi Bakr Ibnu Muhammad al-Husaini dalam kitab Kifayat al-

Akhyarl bahwa al-Hibah ialah:

التملك بغري عوضArtinya: “Pemilikan tanpa penggantian"

b. Sadaqah, yakni pemberian zat benda dari seseorang kepada yang lain tanpa

mengganti dan hal ini dilakukan karena ingin memperoleh ganjaran (pahala)

dari Allah Yang Maha Kuasa.

c. Wasiat, yang dimaksud dengan washiat menurut Hasbi AshSiddiqie

ialah:

بعد عقد يوجب به االنسان يف حيا ته تبزعا من مال لغريه اتهوف

Artinya:"Suatu akad yang dengan akad itu mengharuskan di masa

hidupnya mendermakan hartanya untuk orang lain yang diberikan

sesudah wafatnya".

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa washiyyat

adalah pemberian seseorang kepada yang lain yang diakadkan ketika

hidup dan diberikan setelah yang mewasiatkan meninggal dunia. Sebagai

catatan perlu diketahui bahwa t idak semua wasiat itu termasuk

pemberian.

Page 49: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

40

d. Hadiah, yang dimaksud dengan hadiah ialah pemberian dar i

seseorang kepada orang lain tanpa adanya penggantian dengan maksud

memuliakan.31

Tanah wakaf tidak untuk diperjuabelikan. Terutama apabila jual beli

dimaknai sebagai suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan

dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk

membayar harga yang telah dijanjikan.32

31

Hendi Suhendi, Fiqh Muamallah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.

210-211. 32

R. Subekti & R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdana, (Jakarta:

PT Pradnya Paramita, 2004), h. 366.

Page 50: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

41

BAB III

TINJAUAN UMUM TPU PONDOK GEDE DAN TPU PONDOK RANGON

A. Gambaran Umum

1. TPU Pondok Gede

a. Sejarah Singkat

TPU Pondok Gede terletak di Desa Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede,

Kabupaten Bekasi. Dari zaman Belanda keberadaan pemakaman ini sudah ada

sejak puluhan tahun yang lalu. Tanah kuburan yang terletak di desa Jatimakmur

Kecamatan Pondok Gede pada waktu itu masih dalam keadaan hutan jati dan

tidak ada yang mengurus. Tanah tersebut adalah tanah yang diwakafkan oleh

warga pada zaman dahulu. Pada waktu itu masih zaman mandor, karena tidak ada

yang mengurus, maka tanah wakaf tersebut diurus oleh Engkong Ayat dan warga

setempat dan dilindungi oleh pihak kelurahan. Dari zaman mandor sampai zaman

lurah, belum ada susunan pengurus, mulai dari lurah Damar, lurah Tongo, lurah

Mingu, sampai lurah H. Abdul Majid. Lurah H.Abdul Majid adalah lurah yang

paling lama menjabat saat itu, sampai 25 tahun lamanya.

Pada masa jabatan lurah H. Abdul Majid dibuat kepengurusan pemakaman

dengan mengadakan rapat satu kelurahan dengan mengundang perwakilan warga

melalui RT/RW di masing-masing tempat dan tokoh-tokoh agama setempat.

Rapat tersebut bertempat di Kantor Kelurahan, dipimpin oleh lurah H. Abdul

Page 51: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

42

Majid dan lurah H. Kusnadi. Rapat memutuskan susunan pengurus pemakaman

sebagai berikut :

Ketua I : H. Maan

Sekretaris : H. Hamzah S.Ag

Bendahara : H. Ardi

Ketua Pengurus Lapangan : Bapak Niin

b. Kondisi Geografis

Tanah pemakaman TPU Pondok Gede mempunyai luas 2 hektar atau

20.000 m2 dengan batas-batas sebagai berikut: Sebelah Barat berbatasan dengan

tanah H. Mukhtar dan H. Ardiman, Sebelah Timur berbatasan dengan tanah Ibu

Nanen, Bapak Muhid dan Yayasan Iqro, Sebelah Utara berbatasan dengan tanah

KH. Abdullah Syafi'i, dan Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah Ibu Nani dan

Bapak Wawan.

c. Pelayanan Pemakaman

Seperti TPU-TPU pada umumnya, TPU Pondok Gede juga memberikan

pelayanan publik kepada masyarakat setempat, yang dapat dibedakan menjadi

dua kategori, yaitu untuk pendatang dan pribumi.

Persyaratan pemakaman untuk masyarakat pendatang antara lain: surat

pindah, KTP Jatimakmur, dan membayar biaya administrasi sebesar Rp

1.700.000,- (satu juta tujuh ratus ribu rupiah) dengan rincian: Rp 1.000.000,- (satu

Page 52: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

43

juta rupiah) untuk uang kas dan perawatan, serta Rp 700.000,- (tujuh ratus ribu

rupiah) untuk penggalian lubang kubur dengan ukuran lebar 1 meter, panjang 2

meter, dalam 2 meter, pembelian papan sebanyak 2 lembar yang dipotong

menjadi 11 potongan.

Sementara untuk masyarakat pribumi tidak ada persyaratan. Tapi untuk

ongkos penggalian, meskipun tidak ada ketentuan pungutan, diperbolehkan

apabila ada masyarakat yang mau memberikan uang lelah secara sukarela.

2. TPU Pondok Rangon

a. Latar Belakang

TPU Pondok Rangon dibangun dan diresmikan pada tanggal 16 Juni tahun

1984 oleh Kepala Dinas Pemakaman DKI Jakarta yang pada saat itu di Jabat oleh

DRS. H. Achmad Warsono dan mulai dipergunakan sejak tanggal 1 April tahun

1985. Pada mulanya Pemakaman yang ada di daerah Pondok Rangon masih

berupa pemakaman wakaf yang dikelola oleh masyarakat setempat. Kemudian

ketika angka kematian di DKI Jakarta semakin bertambah sementara persediaan

lahan untuk pemakaman semakin berkurang dan pelayanan bidang pemakaman

kian dibutuhkan. Pemerintah dalam hal ini adalah Gubernur Kepala Daerah

Khusus Ibukota Jakarta mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Khusus Ibukota Jakarta Nomor 68 Tahun 1977 tentang Penetapan Perencanaan

Daerah Kerja Bidang Tanah Sebagai Tempat Pemakaman Umum Daerah Khusus

Ibukota Jakarta. Dalam Surat Keputusan tersebut, ditetapkan penguasaan

Page 53: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

44

perencanaan daerah kerja bidang tanah yang di antaranya terletak di Pondok

Rangon Kecamatan Cipayung wilayah Jakarta Timur seluas 56.5553.

Selanjutnya dalam rangka menindaklanjuti Keputusan Gubernur tersebut,

Pemerintah Walikota Jakarta Timur bersama Dinas Pemakaman wilayah Jakarta

Timur mulai membangun dan menata TPU Pondok Rangon ini yang tadinya

masih berupa tanah pepohonan dan perumahan menjadi tempat pemakaman

umum yang memenuhi persyaratan tehnis maupun rencana kota. Kemudian TPU

Pondok Rangon ini mulai mengelola kegiatan pemakaman termasuk didalamnya

mengurusi pemakaman wakaf sejak tahun 1985 hingga saat ini.

b. Luas Area

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota

Jakarta Nomor 68 tahun 1977 tentang Penetapan Penguasaan Perencanaan Daerah

Kerja Bidang Tanah Sebagai tempat Pemakaman Umum Daerah Khusus Ibukota

Jakarta, TPU Pondok Rangon memiliki luas area seluas 56.5553 Ha. Sudah

terpakai 40 Ha.

c. Pelayanan Pemakaman

Seperti TPU-TPU pada umumnya, TPU Pondok Rangon juga memberikan

pelayanan publik kepada masyarakat sekitar. Pelayanan yang diberikan adalah

pelayanan makam baru, pelayanan makam tumpangan, dan pelayanan makam

perpanjangan. Retribusi pelayanan pemakaman: sewa (3 tahun) Rp 40.000 – Rp

Page 54: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

45

100.000 (sesuai blok), perawatan jenazah Rp 75.000, kendaraan jenazah Rp

100.000,- ijin pemakaman Rp 30.000,-.

B. Manajemen Pemakaman

1. Konsep Manajemen

Manajemen merupakan sebuah bentuk pekerjaan yang mencakup

pengkoordinasian sumber daya yang ada ke arah pencapaian sasaran organisasi.1

Pendapat lain mengatakan bahwa manajemen merupakan proses yang dilakukan

oleh satu atau lebih individu untuk mengkoordinasikan aktivitas orang lain untuk

mencapai tujuan-tujuan yang tidak mungkin dapat dicapai oleh tindakan seorang

individu.2 Jika dirujuk pada kedua definisi di atas, maka pengelolaan pada

dasarnya merupakan upaya sistematis yang dapat meningkatkan pencapaian

tujuan secara tepat dan hemat. Oleh karena itu, pengelolaan terkait dengan fungsi-

fungsi manajemen yang menurut Hersey dan Blanchard terdiri atas perencanaan,

pengorganisasian, pemotivasian, dan pengendalian.3

Manajemen, menurut Stoner yang dikutip Handoko, dapat diartikan

sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan

usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumberdaya organisasi

1Leslie W. Rue dan Lloyd L. Byars, Management: Skills and Aplication, (Boston:

Richard D. Irwin, Inc., 1992), h. 4. 2 James H. Donnelly, James L. Gibson, dan John M. Ivancevich, Fundamentals of

Management, (Homewood: Bussiness Publication, Inc.,1987), h. 5. 3Paul Hersey dan Kenneth H. Blancahard, Management of Organizational Behavior,

(New Jersey: Prentice-Hall, 1988), h. 6.

Page 55: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

46

lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.4 Pendapat lain

mengatakan, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasoian,

pengarahan dan pengawasan aktivitas sebuah organisasi untuk mencapai sasaran

tertentu.5

Dari pendapat-pendapat di atas terlihat bahwa manajemen pada intinya

mencakup 4 (empat) hal, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

evaluasi. Masing-masing aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, adalah perencanaan. Perencanaan dapat diartikan sebagai proses

penetapan tujuan organisasi dan memutuskan bagaimana cara terbaik untuk

mencapai tujuan tersebut (Griffin, 1997: 9). Pada tahapan ini ada dua tugas pokok

yang esensial yang perlu dikerjakan, yakni: (a) menetapkan tujuan dan (b)

memutuskan cara untuk mencapai tujuan. Penetapan tujuan biasanya untuk

mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi di masa yang akan datang,

sedangkan memutuskan cara terbaik untuk mencapai tujuan merupakan pemilihan

seperangkat alternatif yang terbaik dalam mencapai tujuan tersebut. Tidak jauh

berbeda dengan pendapat diatas, Handoko (1999: 79) membagi perencanaan ini

ke dalam empat tahapan, yakni menetapkan tujuan, (b) merumuskan keadaan saat

ini, (c) mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan, dan (d)

mengembangkan rencana kegiatan untuk mencapai tujuan.

4T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1999), h. 8.

5John H. Jackson dan Vernon A. Musselman, Bussines, (New Jersey: Prentice-Hall,

1987), h. 82.

Page 56: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

47

Kedua, pengorganisasian. Pengorganisasian dapat diartikan sebagai

pengelompokkan aktivitas dan sumber daya yang ada ke dalam susunan yang

logis.6 Sesuai dengan batasan tersebut, maka pengorganisasian pada dasarnya

merupakan pengelompokkan kegiatan-kegiatan yang sama atau relatif sama dan

sumberdaya yang ada ke dalam suatu kegiatan. Unit kegiatan dan sumberdaya

tersebut kemudian dilihat kesinergisannya untuk menjadi sebuah kekuatan yang

terintegrasi secara penuh. Dengan demikian masing-masing unit kegiatan dan

sumber daya ini pada dasarnya merupakan bagian dari organisasi secara

keseluruhan. Menggabungkan unit kegiatan, dapat diartikan bahwa tanggung

jawab dari setiap unit pelaksanaan harus dirumuskan secara tertulis dan jelas

mengenai tugas dan fungsinya. Hal ini dimaksudkan agar terdapat keseimbangan

antara tanggung jawab dan wewenang.

Ketiga, pelaksanaan. Setelah dilakukan perencanaan dan

pengorganisasian, maka kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan yang

sesuai dengan perencanaan agar tujuan dan sasaran dapat tercapai. Dalam

melaksanakan suatu pekerjaan, faktor manusia menjadi pendorong maupun

penghambat kelancaran tuga suatu organisasi. Dengan demikian upaya untuk

menggerakkan atau memotivasi sangat dominan pengaruhnya terhadap

pelaksanaan pekerjaan. Penggerakan atau motivating merupakan pengintegrasian

6Ricky W. Griffin, Management, (New Delhi: A.I.T.B.S.Publisher, 1997), h. 10.

Page 57: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

48

seluruh sumberdaya yang dimiliki dan menjadi bagian yang determinan

menentukan kinerja karyawan.7

Keempat, evaluasi. Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam

manajemen. Menurut McGehee dan Thayer, yang dikutip oleh Wexley dan Yukl,

evaluasi memiliki dua aspek penting, yaitu: (1) untuk mengetahui sejauh mana

sasaran pendidikan dan pelatihan sudah terpenuhi, dan (2) sebagai bahan

perbandingan untuk mengetahui teknik pelatihan yang baik.8 Kegiatan evaluasi

atau penilaian dapat diselenggarakan secara terus menerus, berkala, sewaktu-

waktu pada saat sebelum, sedang, atau setelah suatu kegiatan dilaksanakan.

Penilaian merupakan kegiatan penting untuk mengetahui apakah tujuan yang

ditentukan dapat dicapai, apakah pelaksanaan program sesuai dengan rencana,

dan dampak apa yang terjadi setelah program dilaksanakan. Di dalam kegiatan

evaluasi tidak lepas dari kegiatan pengendalian yang diartikan untuk memantau

pelaksanaan kegiatan ke arah pencapaian tujuan.

2. Pelayanan Pemakaman

Sebelum dijelaskan tentang pelayanan pemakaman, terlebih dahulu perlu

dijelaskan tentang arti pelayanan. Dalam hubungannya dengan konsep pelayanan,

Han dan Leong menjelaskan bahwa pelayanan sebagai proses atas pelayanan

khusus yang terdiri atas sejumlah kegiatan tahap sebelumnya (back stage) dan

7Hersey dan Blanchard, Management of Organizational behavior., h. 121.

8Wexley, Kenneth N. and Gary A. Yukl, 1996, Perilaku Organisasi dan Psikologi

Personalia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), h. 294.

Page 58: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

49

tahap yang akan datang (front stage) dimana konsumen berinteraksi dengan

organisasi jasa pelayanan.9 Tujuan interaksi itu adalah untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen, dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat

memenuhi kepuasan konsumen serta memberikan nilai kepada konsumen yang

bersangkutan. Kotler mendefinisikan pelayanan sebagai: “acivity that one party

can offer to another that is essentially intangible and does not result in the

ownership of anything.”10

Definisi menjelaskan bahwa pelayanan merupakan

suatu aktivitas yang tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan

daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam

menggunakan jasa yang dihasilkan. Sementara itu Lovelock memberikan arti

pelayanan pelanggan sebagai “selling, that involves interactions with customer in

person, by telecommunication or by mail. It is designed, performed, and

communicated with two goals in mind operational efficiency and customer

satisfaction.”11

Maknanya adalah bahwa pelayanan terhadap pelanggan dapat

dilakukan dengan bantuan teknologi dan media komunikasi. Oleh karena itu, agar

penyedia jasa selalu dalam posisi unggul dan mendapat kepercayaan penuh, maka

pelayanan pelanggan harus bersifat proaktif, up to date, efektif dan efisien.

9Flora Han dan Debbie Leong, Productivity and Service Quality, (Singapore: Prentice

Hall, 1996), h. 55. 10

Eric Laws, Managing Packaged Tourism: Relationships, Responsibilities and Service

Quality the Enclusive Holiday Industry, (London: International Thomson Business Press, 1997), h.

49. 11

Christopher Lovelock, Product Plus: How Product + Service = Competitive

Advantage, (New York: Mc Graw Hill, 1995), h. 6.

Page 59: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

50

Macaulay dan Cook mengatakan, pelayanan merupakan citra organisasi.

Pelayanan yang memuaskan terdiri atas tiga komponen, dan semuanya

mencerminkan citra organisasi. Adapun ketiga komponen itu adalah: (a) kualitas

produk dan layanan yang dihasilkan, (b) cara karyawan memberikan layanan, dan

(c) hubungan pribadi yang terbentuk melalui layanan tersebut. Macaulay dan

Cook menambahkan bahwa menciptakan citra positif, berarti:12

a. Membantu pelanggan melihat keistimewaan produk perusahaan melalui cara

terbaik.

b. Melakukan apa saja yang mungkin untuk menampilkan citra positif dari

perusahaan dan layanan anda.

c. Mengembangkan hubungan yang mampu membuat pelanggan merasa

diistimewakan dan dihargai sebagai seorang pribadi.

d. Memahami bahwa inti dari pelayanan yang baik adalah belajar untuk

berkomunikasi secara baik dengan setiap anggota masyarakat.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia senantiasa berusaha, baik

melalui aktivitas sendiri maupun dengan cara melibatkan orang lain. Aktivitas

adalah suatu proses penggunaan akal, pikiran, panca indera dan anggota badan

dengan atau tanpa alat bantu yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan

sesuatu yang diinginkan, baik dalam bentuk barang maupun jasa. Proses

12

Steve Macaulay and Sarah Cook, How to Improve Your Customer Service, Kiat

Meningkatkan Pelayanan bagi Pelanggan, Terjemahan Yoshua dan Sambodo, (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 1997), h. 12.

Page 60: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

51

pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung inilah yang

dinamakan pelayanan (Moenir, 2002: 17). Sementara itu, Boediono (1999: 60)

mendefinisikan pelayanan sebagai suatu proses bantuan kepada orang lain dengan

cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar

terciptanya kepuasan dan keberhasilan.

Pelayanan memiliki sejumlah karakteristik yang membedakan dengan

aspek-aspek lainnya. Terkait dengan hal tersebut, menurut Kotler dan Armstrong,

suatu perusahaan harus memperhatikan empat karakter khusus suatu pelayanan

dalam merencanakan suatu program pemasaran yakni: (1) tanpa wujud (service

intangibility), (2) keterikatan jasa pelayanan dan penyedia jasa tidak dapat

dipisahkan (service inseparability), (3) variabilitas pelayanan (service variabiltiy),

dan (4) pelayanan langsung digunakan dan habis (service perishability).13

Tanpa wujud (service intangibility) berarti bahwa jasa/pelayanan tidak

dapat dilihat, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Misalnya,

orang yang akan menjalani operasi wajah tidak dapat melihat hasil operasi itu

sebelum dioperasi, dan penumpang pesawat tidak mendapat apapun kecuali tiket

dan janji bahwa mereka akan tiba dengan selamat di tujuan. Untuk mengurangi

ketidakpastian, pembeli mencari “tanda” dari kualitas pelayanan itu. Mereka

menarik kesimpulan tentang produk jasa itu melalui tempat, pekerja, harga,

perlengkapan dan komunikasi yang dapat mereka amati. Oleh karena itu tugas

13

Philip Kotler and Gary Armstrong, Marketing and Introduction, (New Jersey: Prentice

Hall International, 1997), h. 265.

Page 61: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

52

penyedia jasa pelayanan adalah membuat pelayanan tampak wujud menurut cara-

cara tertentu.

Keterikatan pelayanan jasa dan penyedia jasa dimisalkan sebagai suatu

produk fisik dihasilkan, kemudian disimpan, lalu dijual, dan akhirnya dikonsumsi.

Sebaliknya pada sisi lain, jasa dijual terlebih dahulu, baru diproduksi dan

dikonsumsi pada saat yang sama (service are first sold, then produced and

comsumed at the same time).

Service inseparability berarti bahwa jasa pelayanan tidak dapat dipisahkan

dari penyedia jasa pelayanan itu sendiri, baik penyedia jasa itu sebuah mesin atau

seseorang, atau suatu kelompok orang (organisasi). Bila seorang pegawai

memberikan jasa, maka pegawai itu adalah bagian dari jasa itu. Karena konsumen

hadir pada saat jasa dihasilkan atau disediakan, maka interaksi penyedia jasa dan

konsumen adalah suatu keadaan yang unik dalam pemasaran jasa. Keduanya, baik

penyedia jasa maupun konsumen sama-sama mempengaruhi hasil keluaran jasa

pelayanan.

Variabilitas pelayanan (service variabiltiy) berarti bahwa kualitas jasa

pelayanan tergantung pada siapa yang menyediakan atau menghasilkan jasa itu,

juga tergantung pada kapan, di mana, dan bagaimana jasa pelayanan itu

diselenggarakan. Sebagai contoh, sebuah hotel -- misalnya, Marriot – memiliki

reputasi dalam memberikan pelayanan yang lebih baik dari hotel lain. Namun

demikian, masih dalam contoh hotel Marriot, pada satu meja registrasi seorang

Page 62: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

53

karyawan dapat saja tampak ceria dan efisien, namun beberapa meter dari tempat

itu bisa saja ada pegawai yang murung dan lamban.

Sementara pelayanan langsung habis (service perishability) berarti bahwa

jasa pelayanan tidak dapat disimpan untuk kemudian dijual kembali atau

digunakan. Seorang dokter menetapkan tarif atas ketidak hadiran pasiennya

(missappointment) karena nilai jasa itu hanya wujud pada saat itu dan hilang

ketika si pasien tidak muncul. Sifat jasa yang demikian bukanlah masalah bila

tingkat permintaan mantap. Namun, bila permintaan berfluktuasi, maka instansi

penyedia jasa mengalami masalah.

Setelah di atas dijelaskan tentang pelayanan, selanjutnya dijelaskan

tentang pelayanan pemakaman. Pelayanan pemakaman dilaksanakan berdasarkan

urutan-urutan tertentu. Berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 2

Tahun 1992 tentang Pemakaman Umum Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota

Jakarta, tata cara pemakamnan adalah sebagai berikut:

a. Setiap orang yang meninggal dunia yang akan dimakamkan dan atau diabukan

(kremasi) harus dilaporkan kepada Lurah dan Pusat Kesehatan Masyarakat

setempat serta Dinas Pemakaman.

b. Jenazah yang akan dibawa keluar Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta

harus dilaporkan kepada Lurah setempat dan Dinas Kesehatan.

c. Petugas Pusat Kesehatan Masyarakat setempat mengadakan Pemeriksaan atas

jenazah yang bersangkutan dan pemeriksaan oleh Petugas Dinas Kesehatan.

d. Pemeriksaan jenazah tidak perlu dilakukan lagi bagi jenazah yang telah

Page 63: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

54

memiliki surat keterangan pemeriksaan dari Rumah Sakit dengan ketentuan

bahwa surat keterangan dimaksud disahkan oleh Pusat Kesehatan Masyarakat

setempat atau oleh Dinas Kesehatan.

e. Berdasarkan hasil pemeriksaan dikeluarkan izin oleh Dinas Pemakaman.

f. Pemakaman jenazah harus dilakukan dalam jangka waktu 24 (dua puluh

empat)jam setelah yang bersangkutan rneninggal dunia.

g. Penundaan jangka waktu pemakaman maksimal 5(lima) hari dan hanya dapat

dilakukan dengan izin Gubernur Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk

kecuali bagi yang menderita penyakit menular.

h. Jenazah yang pemakamannya ditunda harus disimpan dalam peti yang di

dalamnya berlapis seng dan tertutup rapat atau dengan cara lain yang

persyaratannya ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah atau pejabat yang

ditunjuk.

i. Jenazah yang akan dimakamkan, dibawa ke krematorium dan atau rumah

duka harus ditempatkan dalam kendaraan jenazah atau usungan jenazah.

j. Pengangkutan jenazah dapat dilakukan oleh Dinas Pemakaman.

Agar kegiatan pemakaman berlangsung dengan baik, maka diperlukan

perizinan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk menggunakan tanah makam harus memiliki izin penggunaan tanah

makam dari Gubernur Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk.

b. Permohonan izin penggunaan tanah makam harus diajukan oleh keluarga atau

ahli waris atau pihak yang bertanggung jawab atas jenazah yang

Page 64: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

55

bersangkutan, kepada Gubernur Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk.

c. Gubernur Kepala Daerah menetapkan tata cara permohonan dan perpanjangan

izin penggunaan tanah makam.

d. Pemegang izin herkewajiban mentaati dan melaksanakan semua ketentuan

dan persyaratan yang tercantum dalam surat izin penggunaan tanah makarn.

e. Izin penggunaan tanah makam berlaku untuk tiga tahun, dan dapat

diperpanjang setiap tiga tahun.

f. Permohonan perpanjangan izin penggunaan tanah makarn dapat diajukan

paling lambat 3 (tiga) bulan setelah izin berakhir.

g. Apabila izin penggunaan tanah makam diperpanjang setelah lewat jangka

waktu dikenakan retribusi tambahan sepanjang belum digunakan untuk

pemakaman jenazah lain.

Selain itu proses pemakaman terkait pula dengan penggunaan tanah

makam, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tiap petak tanah makam di taman pemakaman umum, harus dipergunakan

untuk pemakaman dengan cara bergiliran atau berulang pada tiap berakhirnya

penggunaan tanah makam.

b. Tiap petak tanah makam di taman pemakaman umum dipergunakan untuk

pemakaman tumpangan, kecuali apabila keadaan tanahnya tidak

memungkinkan.

c. Pemakaman tumpang dilakukan diantara jenazah anggota keluarga clan

apabila bukan anggota keluarga, harus ada izin tertulis dari keluarga ahli waris

Page 65: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

56

atau pihak yang bertanggung jawab atas jenazah yang ditumpangi

d. Pemakaman tumpangan dapat dilakukan di atas atau di samping jenazah Yang

telah dimakamkan, dengan ketentuan bahwa jarak antara jenazah dengan

permukaan tanah minimal 1 (satu) meter.

e. Pemakaman tumpangan dapat dilakukan sesudah jenazah lama dimakamkan

minimal 1 (satu) tahun.

Waktu pemakaman yang meliputi menggali, memindahkan dan

mengabukan (kremasi) jenazah dilakukan antara pukul 06.00 sampai dengan

pukul 18.00, kecuali apabila Gubernur Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk

mengizinkan dilakukan pekerjaan tersebut diperpanjang.

Di setiap pemakaman biasanya terdapat kantor pemakaman. Adapun

pelayanan secara umum yang diberikan oleh kantor pemakaman meliputi:

a. Pemakaman jenazah bagi ahli waris yang tidak mampu.

b. Pemakaman jenazah terlantar yang tidak diketahui ahli warisnya.

c. Izin penggunaan tanah makam

d. Izin penggunaan tanah makam tumpangan

e. Perpanjangan IPTM

f. Pemakaian peralatan perawatan jenazah

g. Pemakaian kendaraan jenazah dan perlengkapannya

h. Pemakaian lokasi taman pemakaman untuk shooting film

i. Izin pemasangan plaket makam

j. Izin mengangkut jenazah ke luar negeri

Page 66: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

57

k. Izin mengangkut jenazah ke luar wilayahnya.

l. Izin pengabuan jenazah/kerangka jenazah

m. Izin penggalian dan pemindahan jenazah/kerangka jenazah.

n. Izin usaha dan daftar ulang izin usaha di bidang pelayanan pemakaman dan

pengabuan (kremasi).

3. Prosedur Pemakaman

Secara umum, pemakaman jenazah dilakukan berdasarkan prosedur.

Setidaknya ada lima prosedur umum yang dilakukan dalam proses pemakaman

jenazah, yaitu:

a. Meminta surat keterangan laporan kematian dari kelurahan setempat.

b. Meminta surat keterangan pemeriksaan jenazah dari rumah sakit atau

puskesmas.

c. Menyerahkan foto copy kartu keluarga

d. Menyerahkan foto copy orang yang meninggal

e. Ahli waris memesan tempat ke Tempat Pemakaman Umum sesuai dengan

blok petak tanah makam yang diinginkan.

f. Membayar retribusi sesuai dengan petak tanah maka yang dikehendaki dan

ahli waris mendapat surat IPTM yang berlaku untuk jangka waktu tertentu.

g. Untuk pemakaman tumpangan membayar retribusi 25% dari retribusi

pemakaman baru dan ahli waris mendapat surat IPTM.

Page 67: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

58

4. Perawatan

Perawatan atau pemeliharaan adalah semua tindakan yang penting dengan

tujuan untuk menghasilkan produk yang baik atau untuk mengembalikan kedalam

keadaan yang memuaskan (Dhillon, 1997: 45). Perawatan adalah sebuah operasi

atau aktivitas yang harus dilakukan secara berkala dengan tujuan untuk

mempercepat pergantian kerusakan dengan sumber daya yang ada. Perawatan

juga ditujukan untuk mengembalikan suatu sistem pada kondisinya agar dapat

berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, semakin tingginya aktivitas

perbaikan dalam sebuah sistem, kebutuhan akan manajemen dan pengendalian di

perawatan menjadi semakin penting. Blanchard (1998: 42) mengklasifikasi

perawatan menjadi 6 (enam) bagian, yaitu:

a. Corrective Maintenance, merupakan perawatan yang terjadwal ketika suatu

sistem mengalami kegagalan untuk memperbaiki sistem pada kondisi tertentu.

b. Preventive Maintenance, meliputi semua aktivitas yang terjadwal untuk

menjaga sistem/produk dalam kondisi operasi tertentu. Jadwal perawatan

meliputi periode inspeksi.

c. Predictive Maintenance, sering berhubungan dengan memonitor kondisi

program perawatan preventif dimana metode memonitor secara langsung

digunakan untuk menentukan kondisi peralatan secara teliti.

d. Maintenance Prevention, merupakan usaha mengarahkan maintenance free

design yang digunakan dalam konsep Total Predictive Maintenance (TPM).

Melalui desain dan pengembangan peralatan, keandalan dan pemeliharaan

Page 68: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

59

dengan meminimalkan downtime dapat meningkatkan produktivitas dan

mengurangi biaya siklus hidup.

e. Adaptive Maintenance, menggunakan software komputer untuk memproses

data yang diperlukan untuk perawatan.

f. Perfective Maintenance, meningkatkan kinerja, pembungkusan/pengepakan/

pemeliharaan dengan menggunakan software komputer.

Aktivitas perawatan memiliki tujuan tertentu. Menurut Corder (1998: 75)

tujuan perawatan antara lain: (1) memperpanjang kegunaan aset, (2) menjamin

ketersediaan optimum, (3) menjamin kesiapan operasional, dan (4) menjamin

keselamatan orang yang menggunakan sarana.

Pemakaman sebagai fasilitas umum juga membutuhkan perawatan secara

berkala agar dapat terpelihara dengan baik. Perawatan antara lain dilakukan

dengan kegiatan pembersihan makam dan pengaturan taman makam oleh para

petugas makam dari kantor pelayanan pemakaman. Perawatan di pemakaman

dilakukan baik oleh petugas makam maupun oleh para ahli warisnya sendiri.

Page 69: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

60

BAB IV

JUAL BELI TANAH WAKAF

DI TPU PONDOK GEDE DAN TPU PONDOK RANGON

A. Jual Beli Tanah Wakaf di TPU Pondok Gede dan TPU Pondok Rangon

1. Jual Beli Tanah Wakaf di TPU Pondok Gede

Dalam Islam memakamkan atau menguburkan jenazah hukumnya adalah

fardu kifayah sebagaimana halnya memandikan, mengafani, dan mensalatkan

jenazah. Oleh karena itu, dalam Islam memakamkan jenazah merupakan hal yang

wajib sehingga harus dilakukan oleh umat Islam. Dalam usaha pemakaman

membutuhkan lahan, sehingga dibutuhkan area pemakaman yang cukup agar

dapat menampung jenazah yang akan dimakamkan.

Seiring dengan semakin menyempitnya lahan di kota-kota besar seperti

Jakarta, maka pemakaman jenazah bukan lagi menjadi sesuatu yang murah dan

bahkan dirasakan mahal oleh sejumlah kalangan tertentu. Lahan-lahan di kota

besar cenderung lebih diprioritaskan sebagai area bisnis dibandingkan untuk

fasilitas umum seperti pemakaman. Di masa mendatang, seiring dengan

pertambahan penduduk dan pesatnya perkembangan kota, maka memakamkan

jenazah akan menjadi hal yang sulit dan semakin mahal. Meskipun berbagai

metode dikembangkan dalam manajemen pemakaman, seperti makam tumpang,

Page 70: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

61

ternyata belum memberikan solusi yang tepat, karena sulitnya mengusahakan

tempat pemakaman baru.

Biaya pemakaman di TPU Pondok Gede relatif mahal, karena besarnya

mencapai Rp 1.700.000,- (satu juta tujuh ratus ribu rupiah). Biaya tersebut dirinci

menjadi dua bagian, yaitu Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk uang kas dan

perawatan; dan Rp 700.000,- (tujuh ratus ribu rupiah) untuk penggalian lubang

kubur. Bagi warga Pondok Gede tentu biaya sebesar itu dirasakan cukup mahal.

Orang yang sedang berduka justru dibebani biaya finansial yang tidak sedikit.

2. Jual Beli Tanah Wakaf di TPU Pondok Rangon

TPU Pondok Rangon yang berada di wilayah DKI Jakarta semakin lama

juga tidak mampu menampung jenazah yang akan dimakamkan, karena luasnya

yang terbatas. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2006 Pasal 111,

biaya yang dibutuhkan untuk pemakaman di TPU Pondok Rangon terdiri dari

beberapa jenis, yaitu:

a. Sewa tanah makam untuk jangka waktu 3 tahun dengan rincian biaya:

1) Blok AA I Rp 100.000

2) Blok AA II Rp 80.000

3) Blok A I Rp 60.000

4) Blok A II Rp 40.000

5) Blok A III Rp 0

b. Perawatan jenazah Rp 75.000

Page 71: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

62

c. Kendaraan jenazah Rp 100.000,-

d. Ijin pemakaman Rp 30.000,-.

Sewa tanah tersebut berlaku untuk masa 3 tahun, sehingga setelah tiga tahun

ahli waris perlu melakukan perpanjangan kembali. Jika ahli waris tidak

melakukan perpanjangan, maka makamnya akan digunakan untuk menguburkan

jenazah lain, sehingga akan bercampur dengan keluarga lain. Meskipun awalnya

biaya pemakaman relatif murah, namun akhirnya juga akan menjadi besar karena

ahli waris terus-menerus dituntut untuk melakukan perpanjangan setiap tiga

tahun.

3. Perbedaan dan Persamaan

Pemakaman jenazah baik di TPU Pondok Gede maupun di Pondok Rangon

sama-sama memerlukan biaya. Hanya saja istilahnya yang berbeda. Di TPU

Pondok Gede tidak ada istilah khusus dan hanya biaya pemakaman, sedangkan di

TPU Pondok Rangon istilahnya adalah biaya retribusi. Sistem pembayarannya

juga berbeda, jika di TPU Pondok Gede biayanya dibayar sekali tidak perlu

perpanjangan, sedangkan di TPU Pondok Rangon ahli waris perlu melakukan

perpanjangan makam setiap tiga tahun sekali. Di TPU Pondok Rangon biayanya

juga diatur dalam Peraturan Daerah, sementara di TPU Pondok Gede tidak

dicantumkan dalam Peraturan Daerah.

Page 72: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

63

Berdasarkan besarnya biaya, pada tahap awal di TPU Pondok Gede lebih

mahal, tetapi ahli waris tidak perlu melakukan perpanjangan. Di TPU Pondok

Rangon biaya awalnya murah, tetapi ahli waris harus membayar perpanjangan

sewa tanah makam tiap tiga tahun. Oleh karena itu, jika dihitung-hitung biaya

pemakaman di TPU Pondok Rangon akan lebih mahal, karena setiap 3 tahun

sekali harus mengeluarkan uang untuk perpanjangan. Hal ini dapat dipahami

karena di DKI Jakarta harga tanah lebih tinggi dan pembangunan juga lebih pesat.

B. Jual Beli Tanah Wakaf di TPU Pondok Gede dan TPU Pondok Rangon

Ditinjau Berdasarkan Perspektif Islam

Tanah yang digunakan untuk pemakaman umumnya adalah tanah wakaf.

TPU di Pondok Gede dan Pondok Rangon juga berasal dari tanah wakaf. Wakaf

adalah salah satu tradisi sosial yang diturunkan oleh Rasulullah S.A.W dan terus

dipegang kuat oleh sahabat-sahabat dan para pengikutnya. Perkataan wakaf

berasal dari bahasa Arab yang berarti terhenti atau tertahan. Berdasarkan

pengertian bahasa ini, maka lahirlah istilah wakaf dari segi Hukum Syarak.

Menurut Kitab al-Awtar, wakaf dari segi syarak bermaksud menahan harta itu

pada jalan Allah untuk diberikan manfaatnya kepada golongan fakir dan musafir

dengan mengekalkan ainnya (asal) sebagai milik pemberi wakaf.1 Menurut

Mazhab Syafi’I, wakaf ialah menahan harta yang boleh diambil manfaatnya

1Mahmud Saedon Awang Othman, Peranan Wakaf di Dalam Pembangunan Ummah, Al-Ahkam

Jilid 6, (Kuala Lumpur: DBP, 1997), h. 158.

Page 73: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

64

dengan dikekalkan zat harta itu dengan memutuskan hak pengurusan pewakaf dan

hasilnya digunakan untuk tujuan kebajikan serta untuk mendekatkan diri kepada

Allah.2 Sesuai dengan jenisnya, maka tanah wakaf untuk pemakaman termasuk

dalam wakaf khas, yaitu mewakafkan harta bagi tujuan sesuatu kebajikan secara

khusus seperti bagi tujuan masjid, surau, kubur dan sebagainya.3

Golongan Maliki berpendapat tidak boleh menukar harta wakaf yang

terdiri dari benda yang tidak bergerak, walaupun benda itu akan rusak atau tidak

menghasilkan sesuatu. Tetapi sebagian ada yang berpendapat boleh asal diganti

dengan benda yang tidak bergerak lainnya, jika dipandang benda itu sudah tidak

bermanfaat lagi. Sedangkan untuk benda yang bergerak, golongan Maliki

membolehkan sebab dengan adanya penukaran maka benda wakaf itu tidak akan

sia-sia.4

Merujuk pada penjelasan di atas, maka memperjualbelikan tanah untuk

makam yang telah diwakafkan sebenarnya tidak sejalan dengan konsep wakaf

dalam pandangan Islam. Secara eksplisit, memang tidak disebutkan adanya istilah

jual beli tanah wakaf. Secara konsep, jual beli berarti suatu perjanjian, dengan

mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan,

2Wahbah AI-Zu~Ayii, Fiqh al-Islami Wa Adillatuh, jilid 8, (Syria: Dar al-Fikr, 1998), h. 155.

3Syed Othman al-Habshi, "Konsep Wakaf dan Pelaksanaannya di Malaysia", Kertas Kerja dalam

Seminar Kebangsaan Pengurusan dan Pentadbiran Harta-harla Wakaf, (Majlis Agama Islam Perak dan

Bahagian Hal Ehwal Islam, Jabatan Perdana Menteri, 1986), h. 21. 4 Departemen Agama, Ilmu Fiqih 3, (Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana

PTAI/IAIN di Jakarta), Cet. 2, h. 224.

Page 74: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

65

dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.5 Dalam

prakteknya, biaya-biaya yang dipungut cukup besar sehingga dapat membatasi

hak-hak warga miskin untuk memanfaatkan jasa pemakaman. Praktek

pemungutan biaya makam yang relatif cukup besar tersebut semakin jelas tidak

sejalan dengan konsep wakaf jika mengacu pada pendapat Mubarok yang antara

lain menjelaskan dua hal tentang wakaf. Pertama,wakaf berhubungan dengan

ekonomi kerakyatan karena benda yang telah diwakafkan tidak boleh

diperjualbelikan. Pembahasan mengenai jual-beli (al-buyu) termasuk al-

mubadalat. Kedua, wakaf berhubungan dengan ekonomi negara karena benda

wakaf bukan lagi milik perorangan, melainkan menjadi milik umum (milk Allah).6

Merujuk pada konsep tersebut, maka sangat jelas bahwa tanah yang

diwakafkan tidak boleh diperjualbelikan. Tanah wakaf juga sudah menjadi milik

umum dan bukan milik kelompok tertentu, sehingga semua warga berhak

memanfaatkannya. Pemberlakuan tarif yang cukup tinggi jelas membatasi hak

masyarakat bawah untuk dapat memanfaatkan tanah makam, sehingga makam

hanya dapat dimanfaatkan oleh orang-orang yang mampu membayarnya.

Pembagian makam menjadi beberapa kelas atau blok seperti di TPU Pondok

Rangon juga mengindikasikan adanya komersialisasi pemakaman, karena

memberlakukan tarif yang berbeda-beda. Ini menunjukkan bahwa pemakaman

5R. Subekti & R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdana, (Jakarta: PT

Pradnya Paramita, 2004), h. 366. 6Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), h. 12

Page 75: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

66

cenderung mengarah pada bisnis. Khususnya di DKI Jakarta, proses penguburan

jenazah menjadi semakin mahal akibat praktik percaloan lahan makam.

Page 76: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya, maka

kesimpulan penelitian ini adalah:

1. Prosedur jual beli tanah wakaf untuk pemakaman di TPU Pondok Gede dan TPU

Pondok Rangon diawali dengan ahli waris yang meminta surat keterangan laporan

kematian dari kelurahan setempat, surat keterangan pemeriksaan jenazah dari

rumah sakit atau puskesmas, foto copy KK dan foto copy KTP orang yang

meninggal. Sesudah surat-surat yang dibutuhkan lengkap, ahli waris memesan

tempat TPU yang diinginkan sesuai blok petak tanah makam dan kemudian

membayar retribusi sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Besarnya biaya pemakaman di TPU Pondok Gede adalah Rp 1.700.000,- yang

terbagi menjadi dua bagian, yaitu Rp 1.000.000,- untuk uang kas dan perawatan;

dan Rp 700.000,- untuk penggalian lubang kubur. Sementara untuk TPU Pondok

Rangon retribusi pelayanan pemakaman mencakup biaya: sewa 3 tahun yang

berkisar antara Rp 0 – Rp 100.000 (sesuai blok), perawatan jenazah Rp 75.000,

kendaraan jenazah Rp 100.000,- dan ijin pemakaman Rp 30.000,-.

3. Perawatan makam di TPU Pondok Gede dan TPU Pondok Rangon dilakukan oleh

petugas dari kantor pelayanan pemakaman. Perawatan dilakukan dengan

melakukan pembersihan di sekitar makam dan merawat taman makam secara

Page 77: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

68

berkala. Perawatan juga dilakukan secara mandiri oleh ahli waris ketika sedang

mengunjungi makam.

4. Pengenaan biaya yang cukup besar dalam pemakaman di TPU Pondok Gede dan

TPU Pondok Rangon tidak selaras dengan konsep wakaf dalam Islam. Tanah

untuk pemakaman yang telah diwakafkan tidak boleh diperjualbelikan dan sudah

menjadi milik publik, sehingga setiap warga memiliki hak yang sama untuk

memanfaatkannya.

B. Saran

Sesuai dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka saran yang perlu

ditindaklanjuti dalam penelitian ini adalah:

1. Perlunya pihak pemerintah daerah untuk mengevaluasi kembali sistem penetapan

biaya pemakaman dan mengaitkannya dengan konsep wakaf. Perlu ditinjau

kembali apakah biaya yang dikenakan untuk proses pemakaman telah sesuai

dengan konsep Islam, agar semua masyarakat dari berbagai kalangan dapat

memanfaatkannya ketika suatu saat membutuhkan.

2. Perlunya pihak pemerintah daerah menertibkan para calo di kantor pelayanan

pemakaman agar tidak memberatkan bagi warga yang membutuhkan pelayanan

pemakaman. Dengan demikian pihak pemerintah daerah harus melakukan

pengawasan secara ketat di kantor pelayanan agar tidak terjadi praktek calo di

pemakaman yang memberatkan masyarakat.

Page 78: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

69

DAFTAR PUSTAKA

Al-Huseini, Taqiudin, Kifayat al-Akhyar fihi al-Ghayat al-Ikhtishar, Beirut : Dar al-

Fikr, Tth.

----------, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Medina al-Munawwarah: Mujamma’ al-Malik

Fahd Li Thiba’at al-Mushaf al-Syarif.

Bukhari, Imam, Sahih Bukhari, Semarang: Thaha Putra, 1981

Departement Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya: penerbit al-Hidayah,

1998.

Departement Agama RI, Ilmu Fiqih, Cet.II.

Donnelly, James H., James L. Gibson, dan John M. Ivancevich, Fundamentals of

Management, Homewood: Bussiness Publication, Inc.,1987.

Griffin, Ricky W., Management, New Delhi: A.I.T.B.S.Publisher, 1997.

Hamidi, Muammal, dkk, Terjemahan Nailul Athhar Himpunan hadits-hadits hukum,

jilid 5, Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Han, Flora dan Debbie Leong, Productivity and Service Quality, Singapore: Prentice

Hall, 1996.

Handoko, T. Hani, Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 1999.

Hersey, Paul dan Kenneth H. Blancahard, Management of Organizational Behavior,

New Jersey: Prentice-Hall, 1988.

Jackson, John H. dan Vernon A. Musselman, Bussines, New Jersey: Prentice-Hall,

1987.

Kotler, Philip and Gary Armstrong, Marketing and Introduction, New Jersey:

Prentice Hall International, 1997.

Laws, Eric, Managing Packaged Tourism: Relationships, Responsibilities and

Service Quality the Enclusive Holiday Industry, London: International

Thomson Business Press, 1997.

Lovelock, Christopher, Product Plus: How Product + Service = Competitive

Advantage, New York: Mc Graw Hill, 1995.

Page 79: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

70

Macaulay, Steve and Sarah Cook, How to Improve Your Customer Service, Kiat

Meningkatkan Pelayanan bagi Pelanggan, Terjemahan Yoshua dan

Sambodo, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997.

Muhammad Syah, Isma’il, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.

Muslim, Imam, Sahih Muslim, Bandung: Dahlan T.th

Rue, Leslie W. dan Lloyd L. Byars, Management: Skills and Aplication, Boston:

Richard D. Irwin, Inc., 1992.

Sabiq, sayid, Fiqih al-Sunnah, Cet. IV, jilid I, Birut: Dar al-Fikr, 1983.

Siahaan, Marihot Pahala, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Teori dan

Praktek, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Soimin, Soedharyo, Status Hak dan Pembebasan Tanah, Jakarta: Sinar Grafika, 2004.

Syafe’i, Rachmat, Fiqih Muammalah, Cet.II, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2004.

Wexley, Kenneth N. and Gary A. Yukl, 1996, Perilaku Organisasi dan Psikologi

Personalia, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996.

Widjaja, Gunawan, dan Muljadi, Kartini, Jual Beli, Cet.II, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2004.

Page 80: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Tatang. S, SE

Hari/tgl : Rabu 23 Juni 2010

Pukul : 13.00 – 14.00

Tempat : TPU Pondok Rangon

T : Bagaimana sejarah/ latar belakang terbentuknya TPU secara umum di

Indonesia?

J : Pada awalnya pemakaman diatur oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan masih

mengacu kepada peraturannya yaitu Bataviasche Begraafllatsen Reglement 1937 dan

Bataviasche Graafrechten Verordening 1937, kemudian terjadi perubahan-perubahan

dari masa Orde Baru sampai sekarang. Untuk lebih jelasnya dapat anda lihat sendiri

dalam tulisan kami tentang efisiensi dan penataan lahan pemakamn di DKI Jakarta.

Dalam tulisan itu juga tertera berbagai dasar hukum yang dipakai dalam prosedur

pendirian TPU secara umum

T : Apakah ada ketentuan khusus mengenai lahan yang akan dipergunakan untuk

mendirikan TPU?

J : Ya. Diantaranya lahan tersebut bukan merupakan lahan yang masih aktif dan juga

bebeas dari jalur penghijauan kota

T : Ada berapa macam TPU itu?

J : Untuk TPU itu ada yang melayani lebih dari satu unit agama seperti di Pondok

Rangon ini, disebut dengan TPU-p, ada juga TPU-I yang melayani satu unit agama

saja, kemudian TPU-s yang berskala kecil yaitu berasal dari pemakaman desa dan

wakaf

T : Bagaimana adminstrasi TPU secara umum?

J : Untuk administrasi itu tergantung pelayanannya, seperti pelayanan makam baru,

pelayanan makam tumpangan dan pelayanan perpanjangan makam. Kesemuanya itu

mengacu pada Peraturan Daerah nomor 3 tahun 1999 Retribusi Daerah. Selainitu ada

juga jenis pelayanan lainnya yang masih berhubungan dengan perawatan dan

pengabuan jenazah yang semuanya itu telah ada dan diatur dalam peraturan

perundang-undangan Pemerintah Daerah

T : Dalam Undang-Undang Retribusi, tertera didalamnya mengenai macam-macam

blok dan biaya retribusinya, menurut bapak, apa yang membedakan Perbedaan

masing-masing blok tersebut?

J : Untuk perbedaan blok itu Perda yang menentukan, tapi berdasarkan pengamatan

kami di lapangan, perbedaan blok itu lebih kepada kualitas tanahnya yang lebih tinggi

atau lebih rendah dan juga karena keberadaan tanah itu sendiri agak ke dalam atau

lebih dekat ke luar

Page 81: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

T : Berapa luas area keseluruhan TPU Pondok Rangon?

J : Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 68 tahun 1977, luas

area penguasaan pemakaman di Pondok Rangon ini seluas 56.5553 Ha. Sudah

terpakai 40 Ha.

T : Mulai kapan TPU Pondok Rangon ini berdiri dan membuka pelayanan di bidang

pemakaman?

J : TPU Pondok Rangon dibangun dan diresmikan pada tanggal 16 Juni 1984 oleh

Kepala Dinas Pemakaman DKI Jakarta yang pada saat itu dijabat oleh DRS. H.

Achmad Warsono dan mulai dipergunakan sejak tanggal 1 April 1985

T : Untuk pengguna jasa, siapa saja warga yang dapat dimakamkan di TPU Pndok

Rangon ini?

J : Sesuai dengan namanya, taman pemakaman umum, berarti siapa saja dapat

dimakamkan di sini asal masih tersedia lahannya dan seluruh peersyaratan

administrasinya telah diurus

T : Apakah TPU Pondok Rangon juga melayani pemesanan makam?

J : Dalam hal ini jelas Perdanya melarang, jika ada yang memesan makam sementara

ia belum meninggal maka seluruh area pasti akan habis dipesan

T : Untuk biaya administrasi, dapatkah dibayar sekaligus, misalnya untuk jangka

waktu enam tahun?

J : Tentu tidak, kami masih mengacu kepada retribusi yang diatur oleh undang-

undang yaitu hanya berlaku untuk tiga tahun kemudian baru dapat diperpanjang

untuk setiap tiga tahun berikutnya

T : Apakah TPU Pondok Rangon ini juga melayani warga yang tidak mampu?

J : Kami siap melayaninya asalkan warga tersebut membawa Surat Keterangan Tidak

Mampu dari kelurahan setempat, hal itu juga telah diatur dalam perundang-undangan

Page 82: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Bapak Udin

Hari/tgl : Kamis 17 Juni 2010

Pukul : 08.00 – 09.00

Tempat : TPU Pondok Gede

T : Sejak kapan anda bekerja disini?

J : Saya bekerja kurang lebih sudah sepuluh tahun

T : Bagaimana awalnya anda bekerja disini?

J : Awalnya saya hanya membantu saja jika ada penggalian makam, menyirami

rumput atau memotong rumput kurang lebih lima tahun

T : Apa saja tugas Anda?

J : Tugas utamanya adalah merawat makam yang telah dipercayakan kepada oleh ahli

waris untuk merawatnya seperti memotong dan menyirami rumput selain itu kami

juga menggali lubang jika ada ahli waris yang hendak memakamkan keluarganya

T : Untuk menggali lubang biasanya dikerjakan oleh berapa orang?

J : Biasanya satu lubang kami kerjakan enam orang, tergantung ramai atau tidaknya

pengguna jasa pada tiap harinya

T : Kawan Anda Seluruhnya ada berapa?

J : kurang lebih 12 orang dengan dibagi dua grup artinya masing-masing grup terdiri

dari 6 orang

T : Apakah Anda mendapatkan gaji tiap bulannya?

J : Tentu tidak, kami bukan pegawai negeri

T : Lalu dari mana Anda memperoleh hasil setiap bulannya?

J : kami mendapatkan hasil dan uang tips dari ahli waris yang menggunakan jasa

kami untuk perawatan makam

T : Berapa makam yang sudah dipercayai kepada Anda untuk dirawat?

J : Kurang lebih enam puluh makam

T : Siapa saja dan apa saja persyaratan bagi warga yang hendak memakamkan di

TPU Pondok Gede ini?

J : TPU Pondok Gede ini juga memberikan pelayanan publik kepada masyarakat

setempat, yang dibedakan menjadi dua kategori, yaitu untuk pendatang dan pribumi.

Persyaratan pemakaman untuk masyarakat pendatang antara lain: surat pindah, KTP

Jatimakmur, dan membayar biaya administrasi sebesar Rp 1.700.000,-(satu juta tujuh

ratus ribu). Sementara untuk masyarakat pribumi tidak ada persyaratan. Tapi untuk

penggalian meskipun tidak ada ketentuan pungutan, diperbolehkan apabila ada

masyarakat yang mau memberikan uang lelah secara sukarela

Page 83: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Yang dimaksud dengan transliterasi adalah alih aksara dari tulisan Arab ke

tulisan Latin.

a. ketentuan alih aksara Arab kedalam aksara Latin ialah :

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

b be ب

t te ت

ts te dan es ث

j je ج

h ha dengan garis bawah ح

kh ka dan ha خ

d de د

dz de dan zet ذ

r er ر

z zet ز

s es س

sy es dan ye ش

s es dengan garis bawah ص

d de dengan garis bawah ض

t te dengan garis bawah ط

z zet dengan garis bawah ظ

Page 84: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

ix

koma terbalik di atas hadap ' ع

kanan

gh ge dan ha غ

f ef ف

q ki ق

k ka ك

l el ل

m em م

n en ن

h ha ه�

w we و

apostrop ` ء

y ye ي

b. ketentuan alih aksara untuk vokal tunggal atau monoftong ialah sebagai

berikut :

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

- a fathah

- i kasrah

- u dummah

Page 85: BISNIS PEMAKAMAN DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3951/1/MIFTAH... · terhadap jenazah dan perawatannya, yaitu memandikan, mengafankan, mensalatkan,

x

Adapun untuk vokal rangkap atau diftong ketentuan alih aksaranya sebagai

berikut :

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ai a dan i ا&$

au a dan u او

c. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu :

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi di atas ا--

î i dengan topi di atas ى--

û u dengan topi di atas و- -

d. Kata Sandang

Kata sandang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan huruf )ال( dialih-

aksarakan menjadi huruf "l" (el), baik diikuti huruf syamsyiah maupun huruf

qamariyyah. Misalnya :

داالجتحا = al-ijtihâd

al-rukhsah, bukan ar-rukhsah = الرخصة