Upload
adelita-dwi-aprilia
View
25
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Makalah Tof
Citation preview
LAPORAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL) 2
“Tetralogi Of Fallot”
Oleh Kelompok 8 Reguler :
1. Irfan Marsuq Wahyu Riyanto 135070201111002
2. Dwi Kurnia Sari 135070201111003
3. Puput Lifvaria Panta A 135070201111004
4. Adelita Dwi Aprilia 135070201111005
5. Wahyuni 135070201111006
6. Anunggal Lulus Waretna 135070201111017
7. Fidiyah Galuh Anggraini 135070201111018
8. Siska Puji Lestari 135070201111019
9. Hasnah Cholida Sani 135070201111020
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tetralogi of Fallot adalah suatu penyakit dengan kelainan
bawaan yang merupakan kelainan jantung bawaan sianotik yang
paling banyak dijumpai. dimana tetralogi fallot menempati urutan
keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum
ventrikel,defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten,atau
lebih kurang 10-15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara
penyakit jantung bawaan sianotik Tetralogi fallot merupakan 2/3 nya.
Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung bawaan yang paling
sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral akibat
adanya pirau kanan ke kiri.
Tetralogi of fallot adalah penyakit jantung kongentinal yang
merupakan suatu bentuk penyakit kardiovaskular yang ada sejak lahir
dan terjadi karena kelainan perkembangan dengan gejala sianosis.
Tetralogi of fallot paling banyak ditemukan dimana TOF ini menempati
urutan keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek
septum ventrikel, defek septum atrium duktus arteriosus, atau lebih
kurang 10 % dari seluruh penyakit bawaan, dan merupakan penyebab
utama diantara penyakit jantung bawaan sianostik. 95% dari sebagian
besar bayi dengan kelainan jantung tetralogi of fallot tidak diketahui,
namun berbagai faktor juga turut berperan sebagai penyebabnya
seperti pengobatan ibu ketika sedeang hamil, faktor lingkungan
setelah lahir, infeksi pada ibu, faktor genetika dan kelainan kromosom.
Hal ini dapat diminimalkan dan dipulihkan dengan operasi sejak dini.
Sehingga deteksi dini penyakit ini pada anak – anak sangat penting
dilakukan sebelum komplikasi yang lebih parah terjadi.
2. Batasan Masalah1. Definisi
2. Etiologi
3. Faktor Resiko
4. Klasifikasi
5. Epidemiologi
6. Patofisiologi
7. Tanda dan Gejala
8. Pemeriksaan diagnostik
9. Penatalaksanaan
10.Pencegahan
11.Komplikasi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Tetralogi fallot adalah penyakit jantung bawaan tipe sianotik. Kelainan
yang terjadi adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau
lubang dari bagian infundibulum septum intraventrikular (sekat antara
rongga ventrikel) dengan syarat defek tersebut paling sedikit sama
besar dengan lubang aorta. Sebagai konsekuensinya, didapatkan
adanya empat kelainan anatomi yaitu defek septum ventrikel (lubang
sekat antara kedua rongga ventrikel), stenosis pulmonal ( terjadi
karena penyempitan klep pembuluh darah yang keluar dari bilik kanan
menuju paru,bagian otot dibawah klep juga menebal dan menimbulkan
penyempitan), aorta overriding (pembuluh darah utama yang keluar
dari ventrikel kiri mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah
sebagian aorta keluar dari bilik kanan), dan hipertrofi ventrikel kanan
(penebalan otot di ventrikel kanan karena peningkatan tekanan di
ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal). (Harimurti, M. 2001)
2. Etiologi
Selama hamil ibu menderita rubella
Kelainan genetic seperti kelainan kromosom
Penggunaan alkohol yang berlebihan
Gizi yang buruk selama hamil
Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes mellitus,
hipertensi, penyakit jantung bawaan. (Mansjoer, Arief, dkk. 1999)
3. Faktor Resiko
Selama hamil, ibu menderita rubella (campak Jerman) atau infeksi
virus lainnya.
Ketidakaturan kromosom.
Penggunaan alkohol yang berlebihan.
Toksin tertentu dan obat teratogenik seperti Thalidomide dan juga
fenitoin yang bisa meningkatkan risiko kecacatan kongenital.
Kadangkala genetik memainkan peranan dalam masalah ini,
terutamanya apabila terdapat kecacatan pada kromosom 22q11.
Gizi yang buruk selama hamil
Ibu yang alkoholik
Usia ibu diatas 40 tahun
Ibu menderita diabetes.
Tetralogi Fallot lebih sering ditemukan pada anak-anak yang
menderita sindroma Down. (Mansjoer, 2009)
4. Klasifikasi
Berdasarkan derajatnya TOF dibagi menjadi 4 derajat :
Derajat I : tak sianosis, kemampuan kerja normal;
Derajat II : sianosis waktu kerja , kemampuan kerja kurang
Derajat III : Sianosis waktu istirahat, kuku berbentuk alroji waktu
kerja sianosis bertambah, ada dispneu.
Derajat IV : sianosis waktu istirahat dan jari tubuh.
(Faculty of Medicine Universitas of Riau, 2010)
5. Epidemiologi
Tetralogy of fallot timbul pada +/- 3-6 per 10.000 kelahiran dan
menempati angka 5-7% dari kelainan jantung akibat congenital.
Sampai saat ini para dokter tidak dapat memastikan sebab terjadinya,
akan tetapi ,penyebabnya dapat berkaitan dengan factor lingkungan
dan juga factor genetic atau keduanya. Dapat juga berhubungan
dengan kromosom 22 deletions dan juga diGeorge syndrome. Ia lebih
sering muncul pada laki-laki daripada wanita. Pengertian akan
embryology daripada penyakit ini adalah sebagai hasil kegagalan
dalam conal septum bagian anterior, menghasilkan kombinasi klinik
berupa VSD, pulmonary stenosis, and overriding aorta. Perkembangan
dari hipertropi ventricle kanan adalah oleh karena kerja yang makin
meningkat akibat defek dari katup pulmonal. Hal ini dapat diminimalkan
bahkan dapat dipulihkan dengan operasi yang dini. Tetralogy of Fallot
terjadi pada 3 dari setiap 10.000 kelahiran hidup. TOF ada penyebab
tersering dari penyakit jantung sianotik pada pasien neonatus dan
mencakup hingga sepersepuluh dari seluruh lesi jantung kongenital.
(Bailliard, 2009)
6. Patofisiologi
Diword ke 2
7. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari tetralogi of fallot menurut (Ruslie & Darmadi,
2013), yaitu:
1. Murmur mungkin merupakan tanda pertama yang biasa
ditemukan oleh dokter. Ia merupakan suara tambahan atau tidak
biasa yang dapat didengar pada denyut jantung si bayi.
Kebanyakan bayi yang menderita tetaralogy of fallot mempunyai
suara murmur jantung.
2. Cyanosis juga merupakan pertanda umum pada tetralogy of
fallot. Cyanosis adalah suatu keadaan di mana pada sirkulasi
bayi kekurangan darah yang telah mengalami oksigenasi
sehingga dapat timbul dengan kulit, kuku, serta bibir yang pucat.
3. Warna kulit pucat
4. Frekuensi pernafasan yang meninggi
5. Kulit terasa dingin
6. BB yang rendah
7. Susah untuk diberi makan karena klien cepat lelah ketika diberi
makan
8. Clubbing finger’s
8. Pemeriksaan Diagnostik
1. X-ray dada
Ciri ciri khusus tetralogy of fallot pada X-ray adalah jantung
berbentuk “boot-shaped”, karena ventrikel kanan membesar.
2. Tes darah
Pemeriksaan darah komplit pada tetralogy of fallot jumlah sel
darah merah tinggi secara tidak normal.
3. Pengukuran level oksigen (pulse oximetry)
Tes ini menggunakan sensor kecil yang dapat diletakkan di jari
tangan atau jari kaki untuk mengukur jumlah oksigen dalam
darah.
4. Echocardiography.
Echocardiograms menggunakan gelombang suara yang tinggi,
yang tidak dapat didengar oleh telinga manusia, untuk
menggambarkan bentuk jantung yang dapat dilihat di layar
perekam. Tes ini membantu mendiagnosa tetralogy of fallot.
Echocardiogram akan mendemonstrasikan VSD dengan aorta
utama, stenosis pulmonal dan hipertropi pada ventricular kanan.
5. Electrocardiogram
Tes ini membantu dalam mengetahuiadanya pembesaran
ventrikel dan jika irama regular. Padaa EKG, pasien dengan
TOF akan menunjukkan peningkatan kekuatan pada venrikular
kanan yaitu dibuktikan dengan tingginya gelombang R dalam
V1. Pembesaran pada atrium kanan ditandai dengan
gelombang P menonjol pada V1. Ventrikular kanan hipertropi
ditunjukkan dengan sumbu menyimpang ke kanan.
6. Cardiac catheterization.
Kateter ini juga membantu dalam mengukur tekanan dan level
oksigen pada jantung dan pembuluh darah.
Ada juga :
Keluhan :
- Sianosis
- Spel hipoksia (PS berat)
- Squatting pada anak yang lebih besar
PEMERIKSAAN FISIK
- Sianosis pada mukosa mulut dan kuku jari tangan
serta kaki
- Jari seperti tabuh (clubbing finger)
- Aktivitas ventrikel kanan meningkat
- Auskultasi jantung : bunyi jantung dua umumnya
tunggal, bising sistolik ejeksi PS terdengar di ICS 2
parasertenal kiri yang menjalar ke bawah klavikula
kiri .
PEMERIKSAAN YANG DIPERLUKAN
Elektrokardiogram
- Deviasi sumbu QRS kekanan
- Hipertrofi ventrikel kanan
- Hipertrofi atrium kanan
Foto Rontgen Toraks
- Gambaran jantung khas seperti sepatu boot.
- Segmen pulmonal yang cekung.
- Apeks jantung terangkat (hipertrofi ventrikel kanan).
- Gambaran vaskularisasi paru oligemi
Ekokardiogram :
- Ekokardiogram 2-dimensi
- Tentukan tipe VSD (perimembranus subaortik atau
suberterial doubly committed).
- Overriding aorta.
- Deviasi spetum infundibular ke anterior.
- Dimensi dan fungsi ventrikal kiri
- Tentukan konfluensi dan diameter cabangcabang
arteri pulmonali
Ekokardiografi berwarna dan Doppler:
- Aliran dari ventrikel kanan ke aorta melalui VSD
- Hitung perbedaan tekanan ventrikel kanan dan arteri
pulmonalis (beratnya PS)
Sadap jantung :
Pemeriksaan sadap jantung dilakukan Untuk :
- Menilai konfluensi dan ukuran arteri pulmonalis serta
cabang-cabangnya
- Mencari anomali arteri koroner
- Melihat ada tidaknya VSD tambahan
- Melihat ada tidaknya kolateral dari aorta langsung ke
paru (anak besar/dewasa)
Angiografi ventrikel kanan atau arteri pulmonalis :
- Menilai konfluensi dan diameter kedua arteri
pulmonalis
- Ada tidaknya stenosis pada percabangan arteri
pulmonalis atau di perifer
Angiografi Aorta
- Dilakukan bila diperlukan untuk melihat kelainan arteri
koronaria atau bila diduga ada kolateral (Nasution,
2008).
9. Penatalaksanaan
Pemberian cairan adekuat untuk mencegah dehidrasi
Tindakan serangan “tet”
Oksigenasi prn
Propanolol
Posisis dada lutut
Pemberian morfin sulfat: untuk relaksasi infundibulum ventrikel
kanan, menaikkan aliran darah arteri pulmonaris dan menurunkan
pirau dari kanan ke kiri.
Prostaglandin digunakan pada neonatus untuk menjaga duktus
arteriosus paten sampai pembedahan dimungkinkan.
Intervensi bedah jantung paliatif
Pirau Blalock-Taussig: anastomosis end-to-site dari arteri subklavia
kanan ke arteri pulmonaris kanan atau arteri subklavia kiri ke arteri
pulmonalis kanan.
Intervensi bedah jantung korektif: perbaikan komplet terhadap defek
penutupan defek septum ventrikel dan perbaikan Antibiotik
profilaktik pada prosedur gigi atau prosedur bedah lain.
Menurut David Rubenstein (2005):
Koreksi total melalui bedah pintas kardiopulmonal
Sebelum operasi korektif definitif dilakukan, anak dapat
ditangani secara medis. Pada anak dengan mantra hypercyanotic,
propranolol dapat ditentukan, biasanya dalam dosis 0.5mg.kg-1 tds
meningkat menjadi 1-1.5mg.kg-1 tds sampai gejala dikendalikan. Hal
ini akan mengurangi spasme sub infundibulum paru.
Jika aliran darah paru sangat terbatas atau peningkatan dosis
propranolol gagal untuk mengontrol mantra, shunt paliatif mungkin
diperlukan atau operasi korektif dipercepat. Jarang, seorang anak
dengan mantra parah mungkin memerlukan intubasi dan ventilasi,
esmolol intravena dan fenilefrin sebelum operasi.
10. Pencegahan
Pencegahan Tetralogi Fallot adalah antara lain dengan
menghindari penyebabnya. Meskipun untuk faktor endogen tidak
dapat dicegah, namun sedapat mungkin ibu menghindari faktor-
faktor eksogen yang dapat menyebabkan tetralogi fallot. Antara lain
dengan melakukan ante-natal health care secara teratur selama
masa kehamilan, tidak mengkonsumsi obat-obatan tanpa
persetujuan atau izin dokter karena dapat berpengaruh terhadap
kesehatan janin. Selain itu juga, tidak mengkonsumsi alkohol
maupun obat-obatan terlarang selama masa kehamilan.
(Kliegman,2006)
11. Komplikasi
Serangan sianotik dan sinkop (kadang-kadang fatal)
Abses otak (10%). Kurang sering terjadi daripada kejadian-
kejadian vaskuler otak. Penderita biasanya di atas usia 2 tahun.
Mulainya sakit sering tersembunyi dengan demam ringan dan/atau
perubahan dalam perilaku sedikit demi sedikit. Pada beberapa
penderita, ada gejala yang mulai akut, yang dapat berkembang
sesudah riwayat nyeri kepala, nausea, dan muntah baru-baru ini.
Serangan epileptiform dapat terjadi, tanda-tanda neurologi lokal
tergantung pada tempat dan ukuran abses, dan adanya kenaikan
tekanan intrakranial. Laju endap darah dan hitung sel darah putih
biasanya naik.
Endokarditis (10%). Endokarditis bakterial terjadi pada penderita
yang tidak dioperasi pada infundibulum ventrikel kanan atau pada
katup pulmonal, katup aorta atau jarang pada katup trikuspidali.
Endokarditis dapat menyulitkan shunt paliatif atau, pada penderita
dengan pembedahan korektif, setiap sisa stenosis pulmonal atau
sisa VSD. Profilaksis antibiotik sangat penting sebelum dan
sesudah prosedur gigi serta bedah tertentu yang disertai dengan
insiden bakterimia yang tinggi.
Emboli paradoks
Stroke (trombotik-polisitemia)
Epilepsi lebih umum dibandingkan dengan di populasi umum.
Gagal jantung kongestif. Merupakan tanda biasa penderita dengan
TOF. Namun, tanda ini dapat terjadi pada bayi muda dengan TOF
merah atau asianotik. Karenan derajat penyumbatan pulmonal
menjelek bila semakin tua, gejala gagal jantung mereda dan
akhirnya penderita sianosis, sering pada umur 6-12 bulan.
Penderita pada saat ini berisiko untuk bertambahnya serangan
hipersianotik.
Trombosis otak. Biasanya terjadi pada vena serebralis atau sinus
dura dan kadang-kadang pada arteri serebralis, lebih sering bila
ada polisitemia berat. Mereka dapat juga dipercepat oleh
dehidrasi. Trombosis terjadi paling sering pada penderita di bawah
umur 2 tahun. Penderita ini dapat menderita anemia defisiensi
besi, seringkali dengan kadar Hb dan Ht dalam batas normal.
Hanya 1 dari 10 orang yang bertahan hidup sampai usia 21 tahun
jika tidak diobati. (Rubenstein, David, 2005)
BAB III
RINGKASAN
Tetralogi of fallot adalah penyakit jantung kongentinal yang merupakan suatu bentuk penyakit kardiovaskular yang ada sejak lahir dan terjadi karena kelainan perkembangan dengan gejala sianosis karena terdapat kelainan VSD, stenosispulmonal, hipertrofiventrikel kanan, dan overiding aorta. Penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara pasti. diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen.
Sianosis merupakan gejala tetralogi fallot yang utama.Berat ringanya sianosis ini tergantung dari severitas stenosis infindibuler yang terjadi pada tetralogi fallot dan arah pirau interventrikuler.
BAB IV
REFERENSI
Harimurti, M. 2001. Buku Ajar Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 4:236-37. Jakarta : Penerbit Gaya Baru.
Sadler , T.W. 2000. Embriologi Kedokteran Langman. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Mansjoer, Arief, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media
Aesculapicus FKUI.
Panggabean, Harun. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed 3 hal 21-
32. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Kliegman, Nelson pediatric. 2006. Cyanotic congenital heart lesions:
lesions associated with decreased pulmonary blood flow. Ed
18 hal 247-8.
Rubeinsten, David Wayne. 2003. Alih bahasa dr.annisa rahmalia. 2005.
Lecture note on clinical medicine. Ed.6. jakarta : erlangga.
Behrman, Kliegman & Alvin. 1996.Alih bahasa dr.A. Samik Wahab. 2000.
Nelson Textbook Of Pedriatic. Ed.15. jakarta : EGC.
Faculty of Medicine Universitas of Riau. 2010. Tetralogi Fallot
(TOF).Pekanbaru : Universitas Riau
Bailliard, Frederick. 2009. Orphanet Journal of Rare Disease, 4:2