9
Edisi 6-12 Juni 2012 No.3460 Tahun XLII 2 AgroinovasI Badan Litbang Pertanian Wabah penyakit pada usaha peternakan dapat menimbulkan kerugian yang signifikan. Untuk meminimalisasi kerugian tersebut, perlu dilakukan metoda pencegahan, termasuk praktek pengendalian penyakit yang disebabkan oleh organisme patogen dan vektornya. Cara-cara melakukan kontrol tersebut secara konprehensif disebut biosecurity. Biosecurity tidak harus identik dengan biaya yang besar, namun dapat dilakukan dengan murah tetapi tetap memenuhi syarat biosecurity. Biosecurity berasal dari kata bio artinya hidup dan security artinya pengamanan. Jadi biosecurity adalah sebagai suatu tindakan atau program yang dirancang untuk mengurangi penyebaran penyakit yang disebabkan oleh organisme dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Biosecurity praktis berhubungan dengan prosedur desinfeksi dan sanitasi bahkan eradikasi atau mengurangi agen patogen sampai pada tingkat tidak infeksius. Untuk suatu peternakan skala menengah, tindakan pencegahan seperti vaksinasi dan monitoring secara serologi juga membantu menjamin kesehatan ternak. Menjadi suatu kesulitan dan mahal untuk membersihkan, melakukan sanitasi dan desinfeksi terhadap suatu fasilitas peternakan apabila sudah terkontaminasi oleh patogen. Ada tiga perlakuan utama dalam biosecurity yaitu isolasi, kontrol lalu lintas dan sanitasi. Kontrol lalu lintas dan sanitasi merupakan metoda yang efektif untuk mengendalikan manajemen resiko suatu penyakit pada satu flok. Bila dua komponen tersebut diabaikan, maka dengan melakukan sanitasi akan sangat membantu prinsip biosecurity tersebut. Sanitasi adalah pembersihan dan desinfeksi semua peralatan dan bahan yang masuk maupun yang ada di peternakan, termasuk kebersihan petugas kandangnya. Semua komponen tersebut sangat krusial untuk mengeliminasi keberadaan agen penyakit. Pemilik peternakan harus mengontrol beberapa faktor yang dapat menyebabkan penyebaran penyakit antara lain : pembuangan bangkai ayam, ayam sakit, kontak dengan objek terkontaminasi seperti pakaian, sepatu, pakan dan lain-lain. Dalam tulisan ini akan diulas tentang biosecurity secara luas dan implementasinya di peternakan ayam ras maupun ayam kampung yang dipelihara dengan biosekuriti sederhana. Biosecurity di peternakan ayam menjadi penting, karena pemeliharaan ayam umumnya masal dan agribisnis yang melibatkan banyak komponen, selain itu banyak penyakit ayam yang bersifat contangious (cepat menular) dengan morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) yang tinggi. Bagaimana penyakit dapat menyebar dari satu peternakan ayam ke peternakan lainnya? Agen penyakit dapat menyebar ke suatu peternakan dengan berbagai cara yaitu: Tertular dari ayam yang sakit. Tertular dari ayam yang sehat, namun baru sembuh dari sakit, sehingga bertindak Biosecurity Budidaya Peternakan Ayam

Biosecurity Budidaya Peternakan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Biosecurity Budidaya Peternakan

Citation preview

  • Edisi 6-12 Juni 2012 No.3460 Tahun XLII

    2 AgroinovasI

    Badan Litbang Pertanian

    Wabah penyakit pada usaha peternakan dapat menimbulkan kerugian yang signifikan. Untuk meminimalisasi kerugian tersebut, perlu dilakukan metoda pencegahan, termasuk praktek pengendalian penyakit yang disebabkan oleh organisme patogen dan vektornya. Cara-cara melakukan kontrol tersebut secara konprehensif disebut biosecurity. Biosecurity tidak harus identik dengan biaya yang besar, namun dapat dilakukan dengan murah tetapi tetap memenuhi syarat biosecurity.

    Biosecurity berasal dari kata bio artinya hidup dan security artinya pengamanan. Jadi biosecurity adalah sebagai suatu tindakan atau program yang dirancang untuk mengurangi penyebaran penyakit yang disebabkan oleh organisme dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Biosecurity praktis berhubungan dengan prosedur desinfeksi dan sanitasi bahkan eradikasi atau mengurangi agen patogen sampai pada tingkat tidak infeksius. Untuk suatu peternakan skala menengah, tindakan pencegahan seperti vaksinasi dan monitoring secara serologi juga membantu menjamin kesehatan ternak. Menjadi suatu kesulitan dan mahal untuk membersihkan, melakukan sanitasi dan desinfeksi terhadap suatu fasilitas peternakan apabila sudah terkontaminasi oleh patogen.

    Ada tiga perlakuan utama dalam biosecurity yaitu isolasi, kontrol lalu lintas dan sanitasi. Kontrol lalu lintas dan sanitasi merupakan metoda yang efektif untuk mengendalikan manajemen resiko suatu penyakit pada satu flok. Bila dua komponen tersebut diabaikan, maka dengan melakukan sanitasi akan sangat membantu prinsip biosecurity tersebut. Sanitasi adalah pembersihan dan desinfeksi semua peralatan dan bahan yang masuk maupun yang ada di peternakan, termasuk kebersihan petugas kandangnya. Semua komponen tersebut sangat krusial untuk mengeliminasi keberadaan agen penyakit. Pemilik peternakan harus mengontrol beberapa faktor yang dapat menyebabkan penyebaran penyakit antara lain : pembuangan bangkai ayam, ayam sakit, kontak dengan objek terkontaminasi seperti pakaian, sepatu, pakan dan lain-lain. Dalam tulisan ini akan diulas tentang biosecurity secara luas dan implementasinya di peternakan ayam ras maupun ayam kampung yang dipelihara dengan biosekuriti sederhana. Biosecurity di peternakan ayam menjadi penting, karena pemeliharaan ayam umumnya masal dan agribisnis yang melibatkan banyak komponen, selain itu banyak penyakit ayam yang bersifat contangious (cepat menular) dengan morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) yang tinggi.

    Bagaimana penyakit dapat menyebar dari satu peternakan ayam ke peternakan lainnya?

    Agen penyakit dapat menyebar ke suatu peternakan dengan berbagai cara yaitu: Tertular dari ayam yang sakit.

    Tertular dari ayam yang sehat, namun baru sembuh dari sakit, sehingga bertindak

    Biosecurity Budidaya Peternakan Ayam

  • 3AgroinovasI

    Edisi 6-12 Juni 2012 No.3460 Tahun XLIIBadan Litbang Pertanian

    sebagai karier.Sepatu atau pakaian dari tamu atau pegawai/petugas kandang yang berpindah

    dari kandang/flok ke kandang/flok yang lain. Misalnya berbagai penyakit virus dan bakteri (Salmonella, Campylobacter).

    Terbawa masuk dari DOC yang datang (transmisi vertikal) atau dari ayam di luar flok/kandang (transmisi horisontal).

    Tertular melalui muntahan, debu, bulu-bulu atau sayap, dan kotoran (manure) pada peralatan dan sarana lain seperti alat angkut truk, kandang ayam, tempat telur dll.

    Tertular melalui telur-telur dari flok-flok pembibit yang terinfeksi. Contoh agen penyakit yang ditularkan dari induk ke anak ayam adalah virus Egg Drop Syndrome dan virus Leukosis, bakteri Samonella pullorum, S. enteritidis, dan Mycoplasma serta Aspergillus.

    Terbawa dari bangkai ayam mati yang dibuang sembarangan. Terbawa oleh air yang terkontaminasi oleh agen penyakit (Salmonella, Escherichia

    coli dan fungi Aspergillus).Tertular dari kumbang, lalat, caplak, tungau dan serangga lainnya, rodensia

    (tikus), maupun hewan liar dan burung-burung liar. Burung liar merupakan reservoar bagi penyakit ND, IB, Psitakosis, influensa unggas dan Pasteurella spp. Kumbang merupakan reservoar sejumlah besar infeksi termasuk penyakit Marek, Gumboro, salmonellosis, pasteurellosis dan koksidiosis. Rodensia dapat menyebarkan berbagai ragam penyakit termasuk pasteurellosis dan salmonellosis. Lalat dapat menularkan berbagai bakteri penyebab penyakit pencernaan ayam dan virus cacar ayam (fowl pox). Caplak Argas dapat menjadi vektor pembawa spirokhetosis. Tungau Ornitonyssus bursa dapat menimbulkan gangguan produksi ayam dan kegatalan bagi karyawan, sedangkan Culicoides (agas atau mrutu) dapat menjadi vektor Leucocytozoonosis yang cukup merugikan.

    Dari pakan, tempat pakan dan kemasan pakan yang telah terkontaminasi. Kontaminasi bahan baku pakan atau pakan jadi dengan beberapa jenis patogen seperti Salmonella spp atau IBD/Gumboro dan paramyxovirus, Egg Drop Syndrom, Aflatoksin dapat menginfeksi kawanan unggas yang peka terhadap penyakit ini.

    Terbawa oleh udara seperti virus vilogenik ND, ILT.Tertular melalui vaksin hidup atau kontaminasi vaksin. Vaksin unggas

    terkontaminasi yang dibuat pada telur yang diperoleh dari peternakan yang tidak bebas patogen spesifik (non-SPF) dapat mengandung patogen antara lain adenovirus, reovirus, atau agen lain yang bertanggung jawab terhadap anemia dan retikuloendoteliosis. Patogen juga dapat ditularkan di antara ternak akibat peralatan vaksinasi yang digunakan dalam pemberian vaksin atau petugas yang terkontaminasi.

    Untuk mengetahui seberapa jauh tindakan biosecurity di dalam suatu peternakan yang diperlukan akan dipertimbangkan secara ekonomi, rasional dan resiko. Ayam

  • 4 AgroinovasI

    Badan Litbang PertanianEdisi 6-12 Juni 2012 No.3460 Tahun XLII

    yang baru masuk merupakan resiko besar terhadap biosecurity karena statusnya yang belum diketahui. Kemungkinan ayam-ayam baru tersebut sudah terinfeksi atau peka terhadap infeksi yang sebenarnya ayam sudah terinfeksi, namun terlihat normal. Manajemen all in all out (ayam masuk pada umur yang sama dan dipanen dalam waktu yang sama) sudah umum diterapkan pada suatu peternakan. Cara lain adalah menyediakan kandang karantina pada suatu lokasi yang terisolir pada ayam yang baru masuk yang terpisah dengan ayam yang sudah ada. Karantina dilakukan sekurang-kurangnya dilakukan selama 2 minggu dan sebaiknya adalah 4 minggu. Perhatikan ayam-ayam tersebut apabila ada tanda-tanda sakit. Menguji darah ayam-ayam tersebut terhadap beberapa penyakit infeksius akan lebih baik. Sebaiknya menggunakan bahan-bahan angkut dari plastik dan hindarkan dari kayu. Bahan dari kayu akan sulit untuk dibersihkan dan merupakan media yang baik untuk menularkan penyakit sampai jarak yang jauh. Agar dihindarkan DOC baru dari kotoran, debu, dan bulu-bulu dari flok terdahulu.

    Beberapa penyakit dapat menyebabkan kematian secara cepat, namun ada juga penyakit yang menyebabkan penularan lebih lama. Virus-virus penyebab gangguan pernafasan cenderung lemah di luar tubuh inang, meskipun dapat menempuh perjalanan sekitar 5 mil di udara bila kondisinya memuaskan. Tabel 1 menggambarkan lamanya agen penyakit dapat bertahan di luar tubuh unggas.

    Tabel 1. Lama hidup agen penyebab penyakit di luar induk semang (host)Agen Penyakit Nama penyakit Lama hidup di luar tubuh unggasVirus avibirna Infectious bursal diseases

    (gumboro)Beberapa bulan

    Eimeria spp Koksidiosis Beberapa bulanVirus duck plaque Duck plaque Beberapa hariPasteurella multocida Kolera ayam Beberapa mingguHaemophillus gallinarum Coryza (Snot) Beberapa jam-hariVirus herpes ongkogenik Marek Beberapa bulan-tahunVirus paramyxo ND (tetelo) Beberapa hari-mingguMycoplasma gallisepticum, M. synoviae

    Mikoplasma Beberapa jam-hari

    Salmonella spp Salmonellosis Beberapa bulanHistomonas Histomoniasis Beberapa bulanAspergillus fumigatus Aspergillosis Beberapa bulanMycobacterium avium Avian tubercullosis Beberapa tahun

    Sumber : Jeffrey (1997)

    Bagaimana penyakit dapat masuk ke suatu fasilitas peternakan?Penyakit dapat masuk ke suatu peternakan berasal dari salah satu dari empat

    cara, yaitu :Ditularkan/dibawa oleh orang termasuk pegawai, petugas servis, sopir truk, 1. petugas vaksinasi, dokter hewan , dll.

  • 5AgroinovasI

    Badan Litbang Pertanian Edisi 6-12 Juni 2012 No.3460 Tahun XLII

    Kemungkinan terbawa melalui unggas yang baru (DOC, ayam pulet, pejantan, 2. dll).Kemungkinan berasal kontaminan terdahulu akibat pembersihan peralatan 3. kurang bersih.Kemungkinan terbawa oleh vektor seperti tikus, unggas liar, serangga, angin 4. atau air.Cara-cara melakukan tindakan biosecurity di suatu peternakan dilakukan

    berdasarkan SOP dan tingkat biosecuritynya.

    Tingkatan BiosecurityDalam suatu usaha peternakan ayam, tingkatan biosecurity dapat dibagi menjadi

    2 tingkat yaitu biosecurity level 1 dan level 2. Biosecurity level 1 adalah biosecurity berbasis harian yang mencegah agar tidak terjadi penularan penyakit dari luar atau mencegah masuknya agen penyakit ke dalam peternakan ayam tersebut. Dalam hal ini diterapkan SOP yang rutin dikerjakan yang menjadi tindakan minimal biosecurity. Sedangkan biosecurity level 2 merupakan resiko tinggi biosecurity yaitu apabila sudah terjadi wabah yang endemik dalam suatu flok.

    Prosedur biosecurity level 1 adalah :Pastikan bahwa semua pegawai/karyawan peternakan sudah mempunyai 1. kepedulian tentang pentingnya biosecurity dan sudah menerima pelatihan/training praktis tentang pentingnya biosecurity.Kurangi dan batasi akses masuk terhadap orang, hewan, binatang liar dan 2. vektor lainnya termasuk rodensia. Dapat dibuat peringatan di pintu masuk misalnya Biosecurity Area. Yang tidak berkentingan dilarang masuk. Untuk membersihkan peternakan dari vektor penyakit di antaranya adalah unggas liar, ektoprasit dan serangga lainnya. Agen patogen dapat ditularkan melalui muntahan atau feses, bulu dan debu, dapat juga terbawa angin, air atau pakan. Agar prosedur biosecurity menjadi efektif, maka harus dilakukan kontrol terhadap tikus dan unggas liar. Tikus biasanya makan pakan yang terkontaminasi dan dapat menyebarkan penyakit, selain dapat juga merusak telur, DOC, unggas dan peralatan. Unggas liar dapat dihindari dengan menutup semua ventilasi dengan kawat kasa. Agar dilakukan kontrol tikus dan serangga secara rutin.Dipastikan disediakan/dibangun pembatas atau pagar sehingga zona 3. biosecurity menjadi jelas. Sebaiknya dipisahkan antara area produksi dan pasca panen/pengeluaran ayam. Perlu ada peta skematis yang menggambarkan tempat produksi, pemeliharaan, dan pembuangan, dengan akses jalan yang berbeda. Agar dipastikan bahwa skema tersebut selalu diperbarui. Agar diusahakan drainase dari area pengeluaran tidak melewati area produksi dan dipastikan drainase tersebut lancar/tidak mampet (tergenang di suatu tempat tertentu).Pintu masuk utama untuk area produksi agar dilengkapi dengan jalan yang 4. memudahkan kendaraan untuk masuk jika diperlukan dan selalu dalam keadaan terkunci.

  • Edisi 6-12 Juni 2012 No.3460 Tahun XLII

    6 AgroinovasI

    Badan Litbang Pertanian

    Dipastikan ada tempat parkir, sehingga kendaraan yang keluar masuk selalu 5. terkontrol dan disediakan sepatu bot dan pakaian tersendiri untuk memasuki area produksi. Agar selalu disediakan disinfektan untuk semua pekerja yang masuk area produksi mencelupkan sepatunya ke dalamnya. Desinfektan tersebut agar diganti setiap hari. Adanya tempat cuci tangan (hand sanitizer) akan lebih baik. Agar disediakan tempat pembuangan ayam mati. Apabila ada tempat 6. pembakaran bangkai (incenerator), maka pastikan memperhatikan kesehatan lingkungan.Agar di peternakan dipelihara satu jenis unggas saja, apabila dipelihara unggas 7. lain, maka agar dipisahkan dan mempunyani akses tersendiri, termasuk para pekerjanya yang terpisah. Tamu/orang luar yang masuk harus mengisi buku tamu dan meninggalkan kartu 8. identitas apabila diperlukan.Persyaratan spesifik lainnya adalah (a) pada waktu mengeluarkan unggas, maka 9. mulailah dengan yang berumur muda terdahulu dan secara sekuensial ke umur yang lebih tua atau dilakukan ayam muda bersama-sama, kemudian ayam yang lebih tua bersama-sama. (b) Truk yang mengangkut DOC harus selalu didesinfeksi setiap hari termasuk sopir dan keneknya. (c) Truk yang membawa litter agar didesinfeksi apabila mengangkut dari area produksi satu ke area produksi lainnya. (d) Agar disediakan cacatan keluar masuknya kendaraan yang mengangkut pakan, litter maupun DOC dll. Agar pergerakan petugas pengantar dapat diketahui ke mana saja tempat-tempat yang dikunjungi dengan cara dicatat. Setiap tamu atau orang yang masuk peternakan harus cuci tangan dan 10. mencelupkan kaki/sepatu pada desinfekstan yang telah disediakan. Tempat untuk desinfeksi tangan dan kaki harus disediakan di area depan lokasi peternakan sebelum memasuki bangunan kandang.Agar dipastikan bahwa air yang digunakan adalah air bersih. Air bersih dapat 11. diperoleh dari proses khlorinasi. Apabila menggunakan khlorin, maka tidak boleh lebih dari 1 2 ppm dan ditunggu setelah 2 jam dilakukan klorinasi.

    Biosecurity level 2 diimplementasikan apabila ada wabah penyakit atau terjadi kasus penyakit yang menjadi endemik. Masing-masing penyakit akan mempunyai SOP tersendiri.

    Tindakan SanitasiTindakan sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit dengan cara

    menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan penyakit tersebut. Prinsip sanitasi yaitu bersih secara fisik, bersih secara kimiawi (tidak mengandung bahan kimia yang membahayakan) dan bersih secara mikrobiologis. Kontaminasi agen patogen dapat terjadi pada semua

  • 7AgroinovasI

    Edisi 6-12 Juni 2012 No.3460 Tahun XLIIBadan Litbang Pertanian

    titik dalam proses produksi. Oleh karenanya sanitasi harus diterapkan pada semua proses produksi ternak termasuk penanganan pasca panen. Sanitasi di lingkungan peternakan dapat dilakukan pada kandang, hewan, pekerja dan sarana-prasarana.

    Sanitasi kandang1. dilakukan untuk mensucihamakan kandang termasuk peralatan di dalamnya. Tindakan sanitasi yang dapat dikerjakan adalah :

    Pembersihan dan penyemprotan kandang dilakukan sebelum hewan masuk a. dengan menggunakan desinfektan yang telah direkomendasikan dan ramah lingkungan. Hal ini dilakukan untuk membersihkan kandang dari kuman penyakit.Pembersihan peralatan kandang, seperti tempat pakan dan tempat minum.b. Pembersihan lantai kandang dilakukan secara rutin 2-3 hari sekali.c. Pembuangan kotoran ternak sebaiknya dibuatkan tempat pembuangan sendiri d. yang agak jauh dari lokasi kandang.

    Sanitasi hewan2. dilakukan dengan penyemprotan ketika hewan masuk dalam lingkungan peternakan beserta sarana pengangkutnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi penyebaran bibit penyakit yang berasal dari hewan atau mikroorganisme selama pengangkutan.Sanitasi pekerja3. dilakukan kepada setiap pekerja yang ada di kandang, dimaksudkan agar mobilitas pekerja dari kandang satu dengan kandang lainnya tetap terjaga dalam kondisi bebas penyakit sehingga penyebaran agen penyakit bisa terhindarkan.Sanitasi sarana-prasarana4. ini dilakukan untuk menjaga dan mengantisipasi penyebaran agen penyakit di lingkungan peternakan yang disebabkan oleh penggunaan sarana dan prasarana secara bergantian di masing-masing kandang.Penggunaan sanitiser perlu memperhatikan target/jenis mikroba yang akan

    dibunuh sehingga tindakan sanitasi dapat berjalan secara efektif. Tabel 2 memaparkan target mikroba yang disanitasi dan senyawa (sanitiser) yang direkomendasikan.

    Tabel 2. Target mikroba, jenis air, jenis peralatan dan senyawa yang direkomendasikan untuk digunakanTujuan Senyawa yang direkomendasikan

    Jenis Mikroba1. Spora bakteriBakteriophageColiformSalmonellaBakteri gram (-)Sel Vegetatif gram (+)Virus

    KhlorinHipokhlorit, IodophoreHipokhlorit, IodophoreKhlorinQuat, IodophoreQuat, Iodophore, Anion-asamAnionik-asam, hipokhlorit, Iodophore

    Kondisi Air2. Air sadahAir dengan kadar besi tinggiWater treatment (penanganan air)

    IodophoreHipokhloritIodophore, Quat

  • 8 AgroinovasI

    Badan Litbang PertanianEdisi 6-12 Juni 2012 No.3460 Tahun XLII

    Ruang/Peralatan3. Peralatan aluminiumUdara berkabutSanitasi tanganPeralatan pada saat akan digunakanPeralatan akan disimpanDinding

    Khlorin, iodophore,Quat Iodophore Iodophore,KhlorinQuatQuat, khlorinKhlorin, quat

    Pengendalian Penyakit dan Biosecurity pada Ayam KampungHal lain yang perlu diperhatikan, bahwa biosecurity tidak harus memerlukan

    biaya mahal. Pemeliharaan ayam kampung dapat dilakukan dengan melakukan biosecurity dengan membuat pagar yang sederhana, yang terpenting bahwa ayam kampung tidak berkeliaran, sehingga juga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Tindakan cuci tangan setelah menangani hewan adalah merupakan tindakan biosecurity praktis yang dianjurkan untuk menghindari penyakit Avian Influenza.

    Pengendalian penyakit pada ayam diupayakan untuk mengurangi hubungan antara penyebab penyakit sampai pada tingkat di mana hanya sedikit hewan yang sakit atau tidak ada lagi hewan yang sakit, karena jumlah penyebab penyakit telah dikurangi atau dimatikan. Hal yang perlu diperhatikan untuk mengendalikan penyakit antara lain :

    Menjaga kesehatan ayam dengan melakukan vaksinasi rutin.1. Memperhatikan komposisi bahan pakan (baik dan seimbang).2. Mengoptimalkan pemakaian limbah pertanian yang ada.3. Memperhatikan sumber air bersih yang digunakan.4.

    Prinsip-prinsip dasar yang perlu dilakukan berkaitan dengan program kesehatan ternak antara lain adalah mencegah munculnya bibit penyakit. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya agen penyakit adalah melakukan sanitasi yang benar dan teratur, ternak yang baru datang agar dipisahkan (dikarantina), menjaga lingkungan yang baik dan bila perlu ternak yang sakit agar dikeluarkan. Cara berikutnya adalah menjaga agar ketahanan tubuh ternak tetap baik dengan cara menjaga pakan yang baik, cukup dan seimbang. Dapat dilakukan vaksinasi yang teratur, dilakukan seleksi secara baik.

    Tindakan yang perlu dilakukan apabila ternak yang sakit, selain dipisahkan kandangnya, maka segera dilakukan pengamatan secara seksama tingkah laku, tanda-tanda/gejala-gejala fisik, nafsu makannya dan sebagainya. Dapat diberikan pengobatan sementara dan produksinya harus selalu dicatat. Diagnosa secara fisik juga dapat dilakukan apabila dapat dilihat. Secara visual dapat dibedakan antara ternak yang sehat dengan yang sakit. Pada Tabel 3 dipaparkan perbedaan secara fisik antara ternak yang sehat dengan yang sakit.

  • 9AgroinovasI

    Badan Litbang Pertanian Edisi 6-12 Juni 2012 No.3460 Tahun XLII

    Tabel 3. Gambaran visual perbedaan ternak sehat dan sakitTernak Sehat Ternak Sakit

    Ternak aktif, lincah, mata jernih, bulu halus, bersih dllNafsu makan normal Pertumbuhan/pertambahan berat badan baikDari lubang alami (hidung, mulut, anus) tidak mengeluarkan cairan abnormal

    Ternak kurang aktif/lincah, mata sayu/ pucat, bulu kusam dan berdiri dllKurang nafsu makan, sedikit/cenderung tidak mau makanPertumbuhan kurang baik atau tidak normalKeluar leleran atau lendir yang tidak normal dari lubang-lubang alami (seperti hidung, telinga dll) misalnya pilek, diare/mencret dll

    Kesimpulan Tindakan biosecurity didasari pada tiga perlakuan utama, isolasi, kontrol lalu

    lintas dan sanitasi. Isolasi merupakan tindakan pencegahan penularan dari ternak yang baru masuk. Kontrol lalu lintas merupakan tindakan pencegahan penularan yang disebabkan oleh manusia, peralatan dan alat angkut. Sanitasi adalah tindakan penting yang tidak bisa dihindari dengan menggunakan sanitiser yang disesuaikan dengan target mikroba/penyakit agar dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

    Pengamatan yang seksama terhadap ternak yang diduga sakit perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran agen penyakit. Gejala-gejala yang secara visual dapat diketahui perlu dipelajari dan dicarikan solusi pengobatannya.

    Pada prinsipnya biosecurity adalah suatu tindakan pencegahan yang baik agar penularan penyakit tidak terjadi, sehingga dapat dicapai produksi yang tinggi dan terhindar dari kerugian ekonomi yang besar. Tindakan biosecurity dapat membantu pemilik peternakan dan lingkungan sekitarnya dapat melakukan usaha peternakan secara aman dan nyaman. Biosecurity bukanlah merupakan sesuatu yang mahal, karena tindakan ini merupakan tindakan pencegahan. Pencegahan selalu lebih baik dan murah daripada mengobati atau melakukan eradikasi. Sebaliknya, biosecurity yang tidak dilakukan dengan baik akan menimbulkan kerugian yang lebih besar apabila terjadi wabah penyakit.

    Biosecurity tidak harus mahal, namun disesuaikan dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Biosecurity terhadap ayam kampung pada prinsipnya adalah terpisah dari rumah dan diberi pagar pembatas, untuk menghindari penularan Avian Influenza dari unggas ke manusia.

    Dr. drh. Sri MuharsiniPusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

    Jalan Raya Pajajaran Kav E 59 Bogor 16151Email : [email protected]/[email protected]

  • Edisi 6-12 Juni 2012 No.3460 Tahun XLII

    10 AgroinovasI

    Badan Litbang Pertanian

    Pagar dibuat lebih tinggi agar ayam-ayam dewasa tidak bisa terbang keluar.

    Contoh kandang ayam sederhana dengan pemagaran dan terpisah dari rumah.

    Kandang ayam dengan pagar di sekelilingnya. Contoh biosecurity sederhana. Untuk ayam kampung. Kandang dibangun terpisah dengan bangunan rumah.