5
1. Balok direncanakan untuk menahan tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban lentur yang diakibatkan oleh balok tersebut. Nilai kuat tekan dan tarik balok berbanding terbalik, di mana nilai kuat tekan beton tinggi sedangkan nilai kuat tarik beton rendah. Sehingga beton diperkuat dengan memasang tulangan baja pada daerah terjadinya tegangan tarik. Ada tiga keadaan penulangan, yaitu : a. Penampang beton bertulangan seimbang (Balance), yaitu suatu keadaan penampang di mana letak garis netral sedemikian sehingga tegangan ijin tekan beton maupun tegangan ijin tarik baja tercapai pada saat bersamaan. Dengan demikian daya guna bahan beton dan baja pada komposisi tersebut mencapai keadaan paling ekonomis. b. Penampang beton bertulangan kurang (Under reinforced), yaitu suatu penampang yang mengandung jumlah luas batang tulangan tarik kurang daripada penampang bertulangan ideal sehingga letak garis netral naik ke atas lebih dekat ke serat tepi tekan dan tekan maksimum mengakibatkan tercapainya tegangan ijin tarik baja terlebih dahulu daripada tegangan ijin tekan beton. c. Penampang bertulangan lebih (Over reinforced), yaitu suatu penampang yang mengandung jumlah luas batang tulangan tarik lebih daripada penampang bertulangan ideal sehingga letak

Beton P.andre

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas kuliah

Citation preview

1. Balok direncanakan untuk menahan tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban lentur yang diakibatkan oleh balok tersebut.Nilai kuat tekan dan tarik balok berbanding terbalik, dimana nilai kuat tekan beton tinggi sedangkan nilai kuat tarik beton rendah.Sehingga beton diperkuat dengan memasang tulangan baja pada daerah terjadinya tegangan tarik.Ada tiga keadaan penulangan, yaitu:a.Penampang beton bertulangan seimbang (Balance), yaitu suatu keadaan penampang dimana letak garis netral sedemikian sehingga tegangan ijin tekan beton maupun tegangan ijin tarik baja tercapai pada saat bersamaan.Dengan demikian daya guna bahan beton dan baja pada komposisi tersebut mencapai keadaan paling ekonomis.b.Penampang beton bertulangan kurang (Under reinforced), yaitu suatu penampang yang mengandung jumlah luas batang tulangan tarik kurang daripada penampang bertulangan ideal sehingga letak garis netral naik keatas lebihdekat ke serat tepi tekan dan tekan maksimum mengakibatkantercapainya tegangan ijin tarik baja terlebih dahulu daripada tegangan ijin tekan beton.c.Penampang bertulangan lebih (Over reinforced), yaitu suatu penampang yang mengandung jumlah luas batang tulangan tarik lebih daripada penampang bertulangan ideal sehingga letak garis netral turun ke bawah lebih dekat ke serat tepi tarik dan beban maksimum mengakibatkan tercapainya tegangan ijin tekan beton terlebih dahulu daripada tegangan ijin tarik baja.Balok direncanakan untuk dapat menahan tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban lentur yang bekerja pada balok tersebut. Mengingat karakteristik yang dimiliki oleh beton, dimana beton kuat terhadap tegangan tekan tetapi kurang mampu menahan tegangan tarik, maka beton diperkuat dengan tulangan baja pada daerah terjadinya tegangan tarik. Penulangan balok beton harus dilakukan dengan cermat, agar balok mempunyai kemampuan yang baik untuk menahan gaya lentur yang bekerja. Selain gaya lentur hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan balok beton adalah kapasitas geser, defleks , retak dan panjang penyaluran sesuai dengan persyaratan.2. Balok T adalah balok yang di cor monolit dengan pelat lantai. Balok T dapat berupa balok T tunggal atau balok T majemuk.

Balok T MajemukBalok T TunggalUntuk tujuan perencanaan balok T majemuk di bagi-bagi atas penampang T individual. Untuk momen lentur negatif flens berada dalam keadaan tarik. Sehingga dalam perhitungan penampang berlaku sebagai penampang persegi. Untuk momen lentur positif flens menyediakan luas tekan yang jauh lebih besar ketimbang luas tekan pada penampang persegi.

3. Rangkak dan SusutSetelah beton mengeras, maka beton akan mengalami pembebanan. Pada kondisi ini maka terbentuk suatu hubungan tegangan dan regangan yang merupakan fungsi dari waktu pembebanan.Betonakan menunjukan sifat elastisitas murni jika mengalami waktu pembebanan singkat, jika tidak maka beton akan mengalami regangan dan tegangan sesuai lama pembebanannya. Rangkak (creep) adalah penambahan regangan terhadap waktu akibat adanya beban yang bekerja. Rangkak timbul dengan intensitas yang semakin berkurang setelah selang waktu tertentu dan kemudian berakhir setelah beberapa tahun. Nilai rangkak untuk beton mutu tinggi akan lebih kecil dibandingkan dengan beton mutu rendah. Umumnya, rangkak tidak mengakibatkan dampak langsung terhadap kekuatan struktur, tetapi akan mengakibatkan redistribusi tegangan pada beban yang bekerja dan kemudian mengakibatkan terjadinya lendutan (deflection).Susut adalah perubahan volume yang tidak berhubungan dengan beban. Proses susut pada beton akan menimbulkan deformasi yang umumnya akan bersifat menambah deformasi rangkak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya rangkak dan susut: Sifat bahan dasar beton (komposisi dan kehalusan semen, kualitas adukan, dan kandunganmineraldalam agregat) Rasio air terhadap jumlah semen Suhu pada saat pengerasan Kelembaban nisbi pada saatproses penggunaan Umur beton pada saat beban bekerja Nilai slump Lama pembebanan Nilai tegangan Nilai rasio permukaankomponen struktur

4. Nilai Slump Pada Beton

Nilaislumpadalah nilai yang diperoleh dari hasil ujislumpdengan cara beton segar diisikan ke dalam suatu corong baja berupa kerucut terpancung, kemudian bejana ditarik ke atas sehingga beton segar meleleh ke bawah.Besar penurunan permukaan beton segar diukur, dan disebut nilai 'slump'. Makin besar nilaislump, maka beton segar makin encer dan ini berarti semakin mudah untuk dikerjakan.Penetapan nilaislumpdilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut :1. Cara pengangkutan adukan beton.2. Cara penuangan adukan beton.3. Cara pemadatan beton segar.4. Jenis struktur yang dibuat.Cara pengangkutan adukan beton dengan aliran dalam pipa yang dipompa dengan tekanan membutuhkan nilaislumpyang besar, adapun pemadatan adukan dengan alat getar (triller) dapat dilakukan dengan nilaislumpyang sedikit lebih kecil.Sebagai petunjuk awal penetapan nilaislump, dapat mengacu pada tabel penetapan nilaislumpadukan beton berikut :Pemakaian Beton (Berdasarkan jenis struktur yang dibuat)Maks (cm)Min (cm)

Dinding, Plat Pondasi dan Pondasi telapak bertulang12,55,0

Pondasi telapak tidak bertulang, Caison, dan struktur di bawah tanah9,02,5

Pelat, Balok, Kolom dan dinding15,07,5

Pengerasan jalan7,55,0

Pembetonan masal (beton massa)7,52,5