10
Nama : M.Syafaat Kurniawan Nim :1109025010 Prodi : Teknik Sipil Soal Perbedaan perencanaan tebal perkerasan Antara SKBI 1987 dengan Pt-T-01-2002-B dari sisi parameter yang digunakan dan kemudahan pekerjaannya ? Jawab 1. SKBI 1987 (Standar Konstruksi Bangunan Indonesia 1987) Perencanaan tebal perkerasan yang akan diuraikan dalam SKBI 1987 ini adalah merupakan dasar dalam menentukan tebal perkerasan lentur yang dibutuhkan untuk suatu jalan raya. Yang dimaksud perkerasan lentur (flexible pavement) dalam perencanaan ini adalah perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran beraspal sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan di bawahnya. Interpretasi, evaluasi dan kesimpulan-kesimpulan yang akan dikembangkan dari hasil penetapan ini, harus juga memperhitungkan penerapannya secara ekonomis, sesuai dengan kondisi setempat, tingkat keperluan, kemampuan pelaksanaan dan syarat teknis lainnya, sehingga konstruksi jalan yang direncanakan itu adalah yang optimal. A. Parameter-parameter yang digunakan Lalu lintas Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) dan (CBR) Faktor Regional (FR) Indeks Permukaan (IP) Koefisien Kekuatan Relatif (a)

beton 5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ok

Citation preview

Page 1: beton 5

Nama : M.Syafaat Kurniawan

Nim :1109025010

Prodi : Teknik Sipil

Soal

Perbedaan perencanaan tebal perkerasan Antara SKBI 1987 dengan Pt-T-01-2002-B dari sisi parameter yang digunakan dan kemudahan pekerjaannya ?

Jawab

1. SKBI 1987 (Standar Konstruksi Bangunan Indonesia 1987)Perencanaan tebal perkerasan yang akan diuraikan dalam SKBI 1987 ini adalah

merupakan dasar dalam menentukan tebal perkerasan lentur yang dibutuhkan untuk suatu jalan raya.

Yang dimaksud perkerasan lentur (flexible pavement) dalam perencanaan ini adalah perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran beraspal sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan di bawahnya. Interpretasi, evaluasi dan kesimpulan-kesimpulan yang akan dikembangkan dari hasil penetapan ini, harus juga memperhitungkan penerapannya secara ekonomis, sesuai dengan kondisi setempat, tingkat keperluan, kemampuan pelaksanaan dan syarat teknis lainnya, sehingga konstruksi jalan yang direncanakan itu adalah yang optimal.

A. Parameter-parameter yang digunakan Lalu lintas Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) dan (CBR) Faktor Regional (FR) Indeks Permukaan (IP) Koefisien Kekuatan Relatif (a) Batas – batas minimum tebal lapisan perkerasan

Page 2: beton 5

A.1 Lalu Lintas

A.1.1 Jumlah jalur dan koefisien distribusi kendaraan

Jalur rencana merupakan salah satu jalur lalu lintas dari suatu ruas jalan raya, yang menampung lalu lintas terbesar. (Merencanakan jalan dari awal) Jika jalan tidak memiliki tanda batas jalur, untuk melihat tabelnya ada di daftar I (SKBI 1987) :

Koefisien distribusi Kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat pada jalur rencana ditentukan menurut daftar dibawah ini :

Page 3: beton 5

A.1.2 Angka ekivalen (E) beban sumbu kendaraanAngka ekivalen (E) masing-masing golongan beban sumbu (setiap kendaraan) ditentukan menurut rumus daftar di bawah ini :

Tabel diatas disesuaikan dengan tabel distribusi beban sumbu dari berbagai jenis kendaraan untuk mendapatkan angka ekivalen dari masing-masing kendaraan.

A.1.3 Lalu lintas harian rata-rata Lalu lintas harian rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal

umur rencana, dengan rumus, jumlah kendaraan x (1+i)n

Lintas Ekivalen Permukaan (LEP)LEP = LHRJ X CJ X EJ

J = Jenis kendaraan Laluliuntas Ekivalen Akhir

LEA = (∑j=1

n

LHR j¿¿

i = Perkembangan Lalu Lintas

Page 4: beton 5

j = Jenis Kendaraan Laulintas Ekivalen Tengah

LET = ½ (LEP+LEA) Lalu lintas Ekivalen Rencana

LER = LET x FP , dimana FP ialah umur rencana

A.2 Daya Dukung Tanah (DDT) dan CBRNilai CBR yang digunakan adalah nilai dari survey di lapangan atau di laboratorium. Untuk mendapatkan nilai DDT, maka di Tarik garis lurus dari nilai CBRnya, setelah itu baca nilai DDT tersebut.

A.3 Faktor Regional

Faktor regional ialah nilai keadaan lapangan yang mencakup permeabilitas tanah,

perlengkapan drainase, bentuk alinyemen dan presentase kendaraaberat 13 ton.

Dengan kata lain adalah nilai FR ini dari survey yang di cocokan dengan tabel yang ada.

A.4 Indeks Permukaan

Indeks permukaan ini menyatakan nilai dari kerataan atau kehalusan serta kekokohan

permukaan yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalulintas yang lewat.

Dengan kata lain bahwa nilai yang ada di tabel, di cocokan dengan keadaan yang

sebenarnya.

Page 5: beton 5

A.5 Koefisien Kekuatan Relatif (a)Nilai kekuatan relatif bisa didapatkan dari Daftar VII yang ada di SKBI, Nilai tersebut bergantung pada jenis bahan yang digunakan dalam perncanaan perkerasan itu sendiri.

A.6 Batas-batas minimum tebal lapisan perkerasan. Lapisan Pemukaan

Tebal lapisan permukaan ini didapatkan dari perhitungan nilai ITP yang disubtitusikan hingga mendapatkan nilai D1 (tebal lapisan permukaan).

Lapisan pondasi atasLapisan pondasi atas ini di dapat dari parameter nilai ITP dan jenis bahannya, setelah itu baca nilai minimumnya yang tertera dari tabel dibawah ini :

Lapisan pondasi Bawah :Untuk setiap nilai ITP yang menggunakan lapisan pondasi bawah, tebal minimumnya adalh 10 cm

Page 6: beton 5

2. Pt T-01-2002-BPada dasarnya pedoman ini adalah sama dengan pedoman sebelumnya hanya saja ada

beberapa item (rumus) yang berbeda dari yang sebelumnya demi menyempurnakan atau melenkapi pedoman yang sebelumnya. Acuan pedoman ini adala AASHTO Guide for Design of Pavement Structure, 1993.

Parameter yang digunakan dalam pedoman ini adalah : Lalu lintas Modulus Resilien Tanah (Mr) Koefisien Drainase Struktural number (SN)

A.1 Lalu lintasDalam pedoman ini untuk mencari angka ekivalennya menggunakan rumus :

Angka ekivalen roda tunggal = ( beban gandasatu sumbu tunggaldalam KN53KN )4

A.1.2 ReliabilitasDalam pedoman ini, mempunya konsep bernama reliabilitas yang merupakan upaya untuk menyetarakan derajat kepastian ke dalam proses perencanaan untuk menjamin bermacam-macam alternatif perencanaan akan bertahan dalam dalam selang waktu yang telah direncanakan (umur rencana)

A.1.3 Lalu lintas pada lajur rencanaLalu lintas pada lajur rencana (w18) diberikan dalam komulatif beban gandar standar. Untuk mendapatkan lalu lintas pada lajur rencana ini digunakan perumusan berikut ini:

W18 = Dd x DL x w18

Dimana :DD = Faktor distribusi arahDL = Faktor distribusi lajurW18= Beban gandar standar kumulatif untuk dau uarah

A.2 Modulus Resilien tanah (Mr)

Dalam metode ini nilai modulus didapat dengan perhitungan rumus Mr = 0,24 Pdr r

dimana keterangannya adalah P = Beban yang digunakan, d = lendutan pada jarak r dari pusat pembebanan, dan r = jarak dari pusat pembebanan. Modulus resilen tanah kemudian akan digunakan dalam tahapan mencari nilai SN (Struktural Number).

Page 7: beton 5

A.3 Koefisien DrainaseKoefisien kualitas drainase pada perkerasan lentur ini diperhitungkan dalam perencanaan dengan menggunakan koefisien kekuatan relative yang dimodifikasikan yakni koef drainase (m) dan disertakan kedalam persamaan indeks (ITP).

A.4 Struktural Number (SN)

Indeks yang diturunkan dari analisis lalu-lintas. Kondisi tanah dasar, dan lingkungan yang dapat dikonversi menjadi tebal lapisan perkerasan dengan menggunakan koefisien kekuatan relatif yang sesuai untuk tiap-tiap jenis material masing-masing lapis struktur. Cara untuk mendapatkan nilai SN sendiri ialah dengan nomogram dimana nilai-nilai yang diperlukan dalam nomogram tersebut seperti modulus resilien material lapis pondasi atas dan bawah. Kemudian digunakan rumus seperti berikut untuk mencari tebal lapis permukaan

D1 = S N 1

a1 D2 = (

SN2−SN1a2m2

¿ D3 = ( SN3−(SN1+SN 2)

a2m2)

Nilai a diatas adalah koefisien relatif untuk masing-masing lapis perkerasan yang akan digunakan.

Kesimpulan :Antara pedoman SKBI 1987 dan pt T-01-2002-B, bahwa kedua pedoman ini saling menguatkan Antara yang satu dengan yang lainnya, contohnya di pedoman SKBI 1987 tidak terdapat perhitungan mengenai structural number, artinya di pedoman pt T-01-2002-B mencakup perencanaan yang lebih luas dan mendetail.

Menurut pandangan saya, bahwa kedua pedoman tersebut saling melengkapi namun, saya lebih memahami SKBI 1987, karena sudah diajarkan pada saat kuliah. Kelemahan SKBI 1987 ini, mencakup perencanaan yang berskala lebih kecil dibandingkan pt T-01-2002-B.