8
B. Keterampilan Berpikir Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl mengatakan bahwa ada dua cabang utama berpikir yaitu berpikir kreatif dan berpikir analitik. Berpikir kreatif dilakukan untuk menghasilkan gagasan dan produk baru dengan melihat suatu pola atau hubungan baru antara satu hal dan hal lainnya yang semula tidak tampak. Sementara berpikir analitik menundukkan suatu simulasi, masalah, subjek, atau keputusan pada pemeriksaan yang ketat dan langkah demi langkah yang logis. Sementara itu mengatakan bahwa keterampilan berpikir termasuk dalam domain kognitif. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif//divergen (ciri-ciri aptitude) yaitu: 1) keterampilan berpikir lancar (fluency); (2) keterampilan berpikir luwes/fleksibel (flexibility); (3) keterampilan berpikir orisinal (originality); (4) keterampilan memperinci (elaboration); dan (5) keterampilan menilai (evaluation). Makin kreatif seseorang, ciri-ciri tersebut makin dimiliki. (Williams dalam Munandar, 1999: 88) Dalam tulisan lain Richard Paul menyatakan bahwa solusi alternatif biasanya bukan bawaan, melainkan harus dibangkitkan atau diajarkan. Pemikir kritis harus sebaik pemikir kreatif” sedangkan Patrick Hillis dan Gerald Puccio menjabarkan paduan generasi divergen dan evaluasi konvergen dalam suatu strategi problem-solving dan digunakan secara bergantian. Klasifikasi dari keterampilan berpikir menurut Sternberg, 1989: 1. Keterampilan berpikir kritis yang terdiri atas (a) menganalisa; (b) tinjauan/kupasan; (c) menilai; (d) mempertimbangkan; (e) membandingkan dan membedakan; (f) menafsirkan 2. Keterampilan berpikir praktis terdiri atas: (a) penerapan; (b) penggunaan dan memanfaatkan; (c) latihan, praktik 3. Keterampilan berpikir kreatif yang terdiri atas (a) membuat; (b) menemukan; (c) merekayasa; (membayangkan; € mengira; (f) menduga Dari beberapa pendapat tersebut amat nyata bahwa dengan melatih

BERFIKIR

Embed Size (px)

DESCRIPTION

befikir

Citation preview

Page 1: BERFIKIR

B. Keterampilan Berpikir

Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl mengatakan bahwa ada dua cabang utama berpikir yaitu berpikir kreatif dan berpikir analitik. Berpikir kreatif dilakukan untuk menghasilkan gagasan dan produk baru dengan melihat suatu pola atau hubungan baru antara satu hal dan hal lainnya yang semula tidak tampak. Sementara berpikir analitik menundukkan suatu simulasi, masalah, subjek, atau keputusan pada pemeriksaan yang ketat dan langkah demi langkah yang logis.

Sementara itu mengatakan bahwa keterampilan berpikir termasuk dalam domain kognitif. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif//divergen (ciri-ciri aptitude) yaitu: 1) keterampilan berpikir lancar (fluency); (2) keterampilan berpikir luwes/fleksibel (flexibility); (3) keterampilan berpikir orisinal (originality); (4) keterampilan memperinci (elaboration); dan (5) keterampilan menilai (evaluation). Makin kreatif seseorang, ciri-ciri tersebut makin dimiliki. (Williams dalam Munandar, 1999: 88)Dalam tulisan lain Richard Paul menyatakan bahwa solusi alternatif biasanya bukan bawaan, melainkan harus dibangkitkan atau diajarkan. Pemikir kritis harus sebaik pemikir kreatif” sedangkan Patrick Hillis dan Gerald Puccio menjabarkan paduan generasi divergen dan evaluasi konvergen dalam suatu strategi problem-solving dan digunakan secara bergantian.

Klasifikasi dari keterampilan berpikir menurut Sternberg, 1989:

1. Keterampilan berpikir kritis yang terdiri atas (a) menganalisa; (b) tinjauan/kupasan; (c) menilai; (d) mempertimbangkan; (e) membandingkan dan membedakan; (f) menafsirkan2. Keterampilan berpikir praktis terdiri atas: (a) penerapan; (b) penggunaan dan memanfaatkan; (c) latihan, praktik3. Keterampilan berpikir kreatif yang terdiri atas (a) membuat; (b) menemukan; (c) merekayasa; (membayangkan; € mengira; (f) mendugaDari beberapa pendapat tersebut amat nyata bahwa dengan melatih keterampilan berpikir kreatif dan analitis dapat dijadikan modal bagi para pelajar untuk berpikir lebih produktif, karena dengan berpikir kreatif mereka bisa menghasilkan ide-ide dan dengan berpikir kritis mereka bisa mengevaluasi ide-ide.

Inti dari keterampilan berpikir antara lain;

1. Keterampilan memusatkan pikiranMelakukan pemilihan bagian informasi tertentu dan mengabaikan yang lainnya.a. Mendefinisikan masalah: hak menjelaskan, ketidak cocokan atau situasi membingungkanb. Menetapkan tujuan akhir: menetapkan arah dan tujuan

Page 2: BERFIKIR

2. Keterampilan mendapatkan informasiMenyampaikan ketidaksadaran pada kebutuhan data relative bagi proses kognitifa. Mengamati: mendapatkan informasi melalui satu atau lebih alat inderab. Merumuskan pertanyaan: memandang informasi baru melalui penyelidikan

3. Keterampilan mengingatMenyimpan dan mengeluarkan kembali informasia. Menyandikan: menyimpan informasi dalam ingatan jangka panjangb. Memangil ulang: mengeluarkan kembali informasi dari ingatan jangka panjang

4. Keterampilan mengorganisasikanMerangkai informasi sehingga dapat digunakan dengan lebih efektifa. Membandingkan: mencatat persamaan dan perbedaan antara atau antar entitasb. Mengklasifikasikan: mengelompokkan dan memberi nama entitas berdasarkan atribut-atributnyac. Mengurutkan: Urut-urutan entitas menurut criteria tertentud. Menampilkan kembali: mengubah bentuk namun bukan pada substansi informasinya

5. Keterampilan menganalisaMenjelaskan informasi yang ada dengan memeriksa bagian-bagian dan hubungannya.a. mengidentifikasi perlengkapan-perlengkapan dan komponen-komponen: menjelaskan karakteristik-karakteristik atau bagian-bagian sesuatub. mengidentifikasi hubungan-hubungan dan pola-pola: mengenali bagian-bagian cara yang berhubung-hubunganc. mengidentifikasi gagasan utama: mengidentifikasi elemen pusat; sebagai contoh hirarki dari gagasan kunci dalam suatu pesan atau cara alas and. mengidentifikasi kesalahan: mengenali kekeliruan logis dan kesalahan lain serta apakah mungkin untuk memperbaikinya.

6. Keterampilan menyimpulkanMenghasilkan informasi, pengertian atau gagasan-gagasan baru.a. mengambil kesimpulan: melampaui informasi yang tersedia untuk mengidentifikasi apakah benar yang beralasanb. menduga: mengantisipasi kejadian selanjutnya, atau situasi dapatanc. mengelaborasi: menjelaskan dengan menambahkan detil, contoh-contoh atau informasi relevan lainnya

7. Keterampilan memadukanMenghubungkan dan memadukan informasia. meringkas: memadukan informasi secara efisien kedalam suatu pernyataan kohesifb. merestrukturisasi: mengubah struktur pengetahuan yang ada untuk menggabungkan informasi baru

Page 3: BERFIKIR

8. Keterampilan menilai

Menilai gagasan-gagasan yang masuk akal dan berkualitasa. menetapkan kriteria: menetapkan standar untuk membuat keputusanb. memverifikasi: mengkonfirmasi keakuratan klaimDari penjabaran dan pemaparan para ahli dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir adalah proses kognitif yang memudahkan kita untuk membuat pengertian dari dan menciptakan informasi.

C. Keterampilan Berpikir dalam Pendidikan

Mengingat bahwa keterampilan berpikir khususnya yang relevan dengan berpikir kreatif dan berpikir kritis telah berkembang dengan cepat menjadi sesuatu yang sangat berguna, maka sangatlah tepat apabila dunia pendidikan dapat merumuskan langkah yang tepat dalam pelaksanaannya, khususnya di sekolah. Banyak alternative yang bias dilakukan, namun sebagai contoh bisa diambil langkah-langkah kunci sebagai berikut:1. Keterampilan mengolah informasiSiswa dapat mencari, mengumpulkan dan menyebutkan kembali informasi yang relevan; menginterpretasikan informasi; menganalisis informasi dan mengenali hubungan2. Keterampilan memberi alasanSiswa dapat memberi alas an atas opininya; menggambarkan inferensi dan membuat deduksi; menggunakan bahasa yang tepat untuk menjelaskan apa yang dipikirkan; membuat keputusan berdasarkan bukti.3. Keterampilan menelitiSiswa dapat mengajukan pertanyaan relevan; meangajukan dan menjelaskan rencana masalah yang akan dikerjakan dan bagaimana menelitinya; memprediksi hasil, menguji kesimpulan dan menyempurnakan pendapat4. Keterampilan berpikir kreatifSiswa dapat menyimpulkan dan memperluas gagasan; mengajukan hipotesis yang mungkin;menggunakan imajinasi; mencari hasil alternative yang inovatif.5. Keterampilan mengevaluasiSiswa dapat mengevaluasi informasi; menutuskan nilai-nilai dari apa yang mereka baca, dengar dan lakukan; mengembangkan criteria untuk menilai sesuatu; punya kepercayaan diri dalam menilai.Keterampilan berpikir (thinking skills) diarahkan untuk memecahkan masalah, dapat dilukiskan sebagai upaya mengeksplorasikan model-model tugas pelajaran di sekolah agar model-model itu menjadi lebih baik dan memuaskan. Model itu kadang-kadang mendorong para pemikir untuk berpikir lebih jauh berdasarkan informasi perceptual yang mantap yang diperoleh dari lingkungannya, dan mampumengantisipasi hasilhasilnya tanpa melalui perlakuan mencoba salah (trial and error). Keterampilan berpikir telah menjadi ungkapan yang bersifat umum, mencakup proses belajar dan memecahkan masalah. Berpikir kreatif merupakan salah satu cara yang dianjurkan. Dengan cara itu seseorang akan mampu melihat persoalan dari banyak perspektif. Pasalnya, seorang pemikir kreatif akan menghasilkan lebih banyak alternatif untuk memecahkan suatu masalah. Pemecahan masalah (Problem Solving)Problem solving merupakan keterampilan berpikir untuk memecahkan masalah yang pelik. Metode yang digunakan adalah metode ilmiah berarti berpikir yang sistematik, logis, teratur dan teliti.

Page 4: BERFIKIR

Cara ilmiah untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah:1. Memahami masalah atau problema2. Mengumpulkan keterangan atau data3. Merumuskan hypotesa atau jawaban yang mungkin memberi penyesalan4. Menilai suatu hypotesa5. Men-test atau mengadakan eksperimen6. Membentuk kesimpulan

Keterampilan Berpikir (Thinking Skills)

Oleh: Rudy Kustijono

Berpikir (thinking) merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Berpikir merupakan proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya. Proses berpikir itu pada pokoknya terdiri dari 3 langkah, yaitu pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan. 

Pandangan ini menunjukkan bahwa jika seseorang dihadapkan pada suatu situasi, maka dalam berpikir, orang tersebut akan menyusun hubungan antara bagian-bagian informasi yang direkam sebagai pengertian-pengertian. Kemudian orang tersebut membentuk pendapat-pendapat yang sesuai dengan pengetahuannya. Setelah itu, ia akan membuat kesimpulan yang digunakan untuk membahas atau mencari solusi dari situasi tersebut. Berpikir dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Berpikir logis dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menarik kesimpulan yang sah menurut  aturan logika dan dapat membuktikan bahwa kesimpulan itu benar sesuai dengan pengetahuan sebelumnya. Berpikir analitis adalah kemampuan untuk menguraikan, memerinci, dan menganalisis informasi yang digunakan  untuk memahami suatu pengetahuan  dengan menggunakan akal dan pikiran yang logis, bukan berdasar perasaan atau tebakan. Berpikir sistematis adalah kemampuan untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas sesuai dengan

Page 5: BERFIKIR

urutan, tahapan, langkah-langkah, atau perencanaan yang tepat, efektif, dan efisien. Ketiga jenis berpikir tersebut saling berkaitan. Seseorang untuk dapat dikatakan berpikir sistematis, maka ia perlu berpikir secara analitis untuk memahami informasi yang digunakan. Kemudian, untuk dapat berpikir analitis diperlukan kemampuan berpikir logis dalam mengambil  kesimpulan terhadap suatu situasi.

Linda Elder (2007) mendefinisikan berpikir kritis sebagai cara berpikir tentang subjek apapun, isi, atau masalah di mana pemikir meningkatkan kualitas berpikirnya dengan terampil dalam menganalisis, menilai, dan merekonstruksi. Berpikir kritis itu mengarahkan diri (self-directed), disiplin diri (self-diciplined), terpantau (self-monitored), dan korektif (self-corrective). Berpikir kritis memerlukan komunikasi yang efektif dan kemampuan pemecahan masalah, serta komitmen untuk mengatasi egocentrism dan sociocentrism.

Pernyataan Michael Scriven & Richard  Paul (1987) dalam The 8th

Annual International Conference on Critical Thinking and Education Reform tentang berpikir kritis sebagai berikut: ”Berpikir kritis merupakan proses disiplin intelektualitas tentang keaktifan dan keterampilan konseptualisasi, penerapan, analisis, sintesis, dan/atau mengevaluasi informasi yang diperoleh dari, atau dihasilkan oleh, pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai panduan untuk mempercayai dan melakukan. Sebagai contoh, berpikir kritis didasarkan pada nilai-nilai intelektual universal yang melampaui bagian materi subyek: kejelasan, ketepatan, presisi, relevansi, bukti, alasan-alasan,kedalaman materi, keluasan, dan keadilan”.

Berpikir kritis melibatkan berpikir dan bernalar logis yang mencakup keterampilan seperti membandingkan, mengklasifikasi, mengurutkan, sebab – akibat, mempolakan, membuat jaringan (webbing), analogi, penalaran deduktif dan induktif, meramal, merencanakan, membuat hipotesis, dan mengkritik. Kemampuan  berpikir siswa untuk membandingkan dua atau lebih informasi, misalkan informasi yang diterima dari luar dengan informasi yang dimiliki. Bila terdapat perbedaan atau persamaan, maka ia akan mengajukan pertanyaan atau komentar dengan tujuan untuk mendapatkan penjelasan.

Berpikir  kritis banyak dipikirkan di otak kiri, sedang berpikir kreatif lebih banyak di otak sebelah kanan, mereka kedua-duanya melibatkan " berpikir." Biasanya kita sebut sebagai HOTS " higher-order thinking skills " yang terkonsentrasi pada tiga kompetensi kognitif tertinggi dari Taksonomi Bloom, yaitu analisis, sintesis, dan evaluasi yang perlu dikuasai siswa di  kelas. Berpikir kritis sering dikaitkan dengan berpikir kreatif.

The Liang Gie (2003) memberikan batasan,  bahwa berpikir kreatif adalah suatu rangkaian tindakan yang dilakukan orang dengan menggunakan akal budinya untuk menciptakan buah pikiran baru dari kumpulan ingatan yang berisi berbagai ide, keterangan, konsep, pengalaman, dan pengetahuan. Berpikir kreatif ditandai dengan penciptaan sesuatu yang baru dari hasil berbagai ide, keterangan, konsep, pengalaman, maupun pengetahuan yang ada dalam pikirannya. Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan karya yang asli, tapi

Page 6: BERFIKIR

masih sesuai dan berguna (Berk, 2005, dalam Woolfolk, 2008), dan disebutkan pula kreatif sebagai imajinasi, pemikiran asli atau pemecahan masalah. Berpikir kreatif melibatkan menciptakan sesuatu yang baru atau asli. Berpikir kreatif melibatkan keterampilan fleksibilitas, keaslian, kelancaran, elaborasi, curah pendapat (brainstorming), modifikasi, perumpamaan (imagery), berpikir asosiatif, mendaftar atribut, berpikir  berkenaan dengan metafora, membuat hubungan.

Berpikir kreatif adalah suatu aktivitas mental untuk membuat hubungan-hubungan yang terus-menerus, sehingga ditemukan kombinasi yang “benar” atau sampai seseorang itu menyerah. Asosiasi kreatif terjadi melalui kemiripan-kemiripan sesuatu atau melalui pemikiran analogis. Asosiasi ide-ide membentuk ide-ide baru, jadi, berpikir kreatif mengabaikan hubungan-hubungan yang sudah mapan dan menciptakan hubungan-hubungan tersendiri. Berpikir kreatif merupakan kegiatan mental untuk menemukan suatu kombinasi yang belum dikenal sebelumnya.

Berpikir kreatif dapat juga dipandang sebagai suatu proses yang digunakan ketika seorang individu mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Ide baru tersebut merupakan gabungan-ide-ide sebelumnya yang belum pernah diwujudkan. Pengertian ini lebih memfokuskan pada proses individu untuk memunculkan ide baru yang merupakan gabungan ide-ide sebelumnya yang belum diwujudkan atau masih dalam pemikiran. Pengertian bepikir kreatif ini ditandai adanya ide baru yang dimunculkan sebagai hasil dari proses berpikir tersebut.

Berpikir kreatif merupakan suatu aktivitas mental yang memperhatikan keaslian dan wawasan (ide). Berpikir kritis adalah suatu kemampuan untuk bernalar (to reason) dalam suau cara yang terorganisasi. Berpikir kritis juga merupakan  suatu kemampuan  untuk mengevaluasi secara sistematik kualitas pemikiran diri sendiri dan orang lain. Berpikir dengan kritis dan kreatif memungkinkan siswa mempelajari masalah secara sistematik, mempertemukan banyak sekali tantangan dalam suatu cara yang terorganisasi, merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang inovatif dan merancang/ mendesain solusi-solusi yang asli