21
Bentuk Penyajian Tari Thengul Di Kabupaten Bojonegoro Oleh Diah Romenov W.S.A Putri 11020134026 Abstrak Tari Thengul merupakan salah satu tari yang ada di Bojonegoro. Tari Thengul ini diciptakan pada tahun 1992. Pada saat itu Bojonegoro belum mempunyai tarian daerah dan tarian yang menjadi khas Bojonegoro. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul ‘’Bentuk Penyajian Tari Thengul di Kabupaten Bojonegoro’’. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang di ajukan yaitu Bentuk penyajian Tari Thengul di Kabupaten Bojonegoro. Adapun bentuk-bentuk penyajiannya yaitu : gerak, iringan, tata panggung, tata rias, tata busana, tata lampu dan pola lantai. Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kualitatif dan penelitian ini menggunkan metode pengamatan/wawancara serta dokumentasi. Berdasarkan hasil analisis data penelitian maka dapat disimpulkan bahwa bentuk penyajian Tari Thengul ini meliputi gerak iringan, tata panggung, tat arias, tata busana, tata lampu dan pola lantai. Gerakan Tari Thengul sangat di pengaruhi oleh gerak-gerak wayang thengul, sedangkan iringannya menggunakan iringan pelok dan scenario. Dalam pertunjukan tari thengul tersebut dapat disajikan ke dalam panggung terbuka maupun tertutup. Untuk tarian tari thengul menggunakan rias cantik, tata busana dalam tari thengul menggunakan kemben dan sewek. Tata lampu yang di gunakan dalam pertunjukan tari thengul ini cerah di tengah panggung dan pola lantai di sajikan secara tunggal maupun masal.

Bentuk Penyajian Tari Thengul Di Kabupaten Bojonegoro

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : DIAH ROMENOV W.S.A. PUTRI

Citation preview

Bentuk Penyajian Tari Thengul Di Kabupaten BojonegoroOleh Diah Romenov W.S.A Putri11020134026

AbstrakTari Thengul merupakan salah satu tari yang ada di Bojonegoro. Tari Thengul ini diciptakan pada tahun 1992. Pada saat itu Bojonegoro belum mempunyai tarian daerah dan tarian yang menjadi khas Bojonegoro. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Bentuk Penyajian Tari Thengul di Kabupaten Bojonegoro. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang di ajukan yaitu Bentuk penyajian Tari Thengul di Kabupaten Bojonegoro. Adapun bentuk-bentuk penyajiannya yaitu : gerak, iringan, tata panggung, tata rias, tata busana, tata lampu dan pola lantai. Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kualitatif dan penelitian ini menggunkan metode pengamatan/wawancara serta dokumentasi.Berdasarkan hasil analisis data penelitian maka dapat disimpulkan bahwa bentuk penyajian Tari Thengul ini meliputi gerak iringan, tata panggung, tat arias, tata busana, tata lampu dan pola lantai. Gerakan Tari Thengul sangat di pengaruhi oleh gerak-gerak wayang thengul, sedangkan iringannya menggunakan iringan pelok dan scenario. Dalam pertunjukan tari thengul tersebut dapat disajikan ke dalam panggung terbuka maupun tertutup. Untuk tarian tari thengul menggunakan rias cantik, tata busana dalam tari thengul menggunakan kemben dan sewek. Tata lampu yang di gunakan dalam pertunjukan tari thengul ini cerah di tengah panggung dan pola lantai di sajikan secara tunggal maupun masal.Kata Kunci: Tari Tengul, Pertunjukan, Penyajian

ABSTRACTThe form of Thengul dance Presentation in Bojonegoro DistrictThengul dance was created in 1992 in Bojonegoro for the fact that there was not traditional dance which become the specialty of this district. Therefore, the researcher feels that it needs to conduct research on the title The form of Thengul dance Presentation in Bojonegoro District.The goal of this research is to find out the form of Thengul dance presentation in Bojonegoro district. The forms of Thengul dance presentation are; movement, music, stage setting, makeup, fashion style (clothes), lighting, and chain pattern.Thedesign of this research was descriptive qualitative. The data were collected by using observation, interview, and documentation.Based on the data analysis, it can be concluded that the form of Thengul dance presentation consists of light movement, stage setting, makeup, lighting, and chain pattern. Thengul dance is very influenced by movement of Thengul puppet, while its music uses pelok and scenario. This the Thengul dance can be presented in the open or closed stage, the makeup of Thengul dance uses a beautiful make up, fashion style (clothes) uses kemben and sewek, while The performance of Thengul dance uses bright lighting on the center of stage, and the chain pattern is presented in single (individual) or mass one.Keywords: Thengul Dance, Performance, Presentation/ display

A. Pendahuluan Manusia adalah makluk sosial, karena manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya manusia lain. Manusia mempunyai naluri untuk hidup berdampingan dengan sesamanya. Manusia merupakan makluk yang bisa menghasilkan sesuatu yang dapat untuk memuaskan dirinya maupun orang lain. Kehidupan mausia tidak bisa lepas dari rasa keindahan dan rasa keindahan tersebut diwujudkan melalui kegiatan berkesenian.Kehidupan masyarakat Bojonegoro sangat erat dengan identitas budaya Jawa. Beberapa bentuk budaya Jawa yang masih ada pada masyarakat Bojonegoro salah satunya budaya kesenian Wayang Thengul. Minat masyarakat terhadap tradisi yang semakin menurun menggugah seniman di Bojonegoro melakukan upaya mengali bentuk tradisi yang berpijak pada kesenian lokal. Harapannya dalam terciptannya tarian lokal yang berpijak pada kesenian Wayang Thengul dapat menarik minat masyarakat Bojonegoro.Hampir punahnya kesenian Wayang Thengul tersebut menggugah seniman untuk mencoba mengksporasikan kedalam gerak-gerak yang hampir menyerupai Wayang Thengul. Gerak tari Thengul menyerupai karakteristik yang mencerminkan wayang Thengul dan mempunyai koreografi yang unik. Bentuk keunikan kesenian tari Thengul terletak pada gerak yang kaku, lurus dan patah-patah. Dilihat dari segi bentuk penyajian tari Thengul merupakan penyajian yang menggunakan gerak kaku yang menyerupai gerak Wayang Thengul, diiringi dengan seperangkat gamelan pelok/slendro. Tata panggung dipentaskan di dalam ruangan ataupun di luar ruangan, dan menggunakan tata rias wajah dan rambut karena tata rias pada tari Thengul ini menggunakan rias cantik yang menyerupai bentuk sindhir pada Wayang Thengul.

a) Tari ThengulTari Thengul adalah karya tari yang bersumber dari kesenian Wayang Thenguldi Kabupaten Bojonegoro. Tari Thengul ini merupakansalah satu tari garapan yang ada di Bojonegoro dengan ciri khas pada gerak yang cenderung kaku, lurus dan patah-patah baik kepal, badan maupun tangan. Tari Thengul ini berfungsi hiburan. Selain itu bagi masyarakat Bojonegoro, tari Thengul merupakan tari daerah sehingga tari Thengul menjadi kebanggan masyarakat Bojonegoro.b) Bentuk Penyajian Bentuk penyajian tari Thengul ini yaitu menyajikan sebuah pertunjukan atau pagelaran tari dari awal sampai akhir dengan disertai unsur-unsur pendukungnya. Penyajian pertunjukan tari Thengul yang baik merupakan suatu rangkaian yang harus melalui tahap demi tahap untuk mencapai titik sasarannya, yaitu pagelaran atau pementasan. c) Pengertian TariTari adalah suatu pernyataan budaya. Oleh karena itu, maka sifat, gaya dan fungsi selalu tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan yang menghasilka (Sedyawati, 1986:3). Tari dalam kehidupan manusia merupakan salah satu prilaku manusia, baik secara individu maupun kelompok. Jazuli (1994:70) dalam bukunya telaah teoritis seni tari menuliskan, ditinjau dari jenisnya, tari memiliki beberapa jenis, yaitu jenis tari berdasarkan pola garapnya, jenis tari berdasarkan jumlah penari dan tari berdasarkan tempatnya.d) Sejarah singkat tari ThengulTari Thengul ini diciptakan pada tahun 1992, pada saat itu para staf di Dinas kebudayaan dan pariwisata dan para staf lainnya sebenarnya mencari tari daerah dan tari khas atau yang menjadi identitas Bojonegoro, dan berawal dari pikiran kedepan seseorang seniman tari dan dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro. Maka mereka berusaha mengembangkan diir sebuah kesenian wayang Tengul untuk di tuangkan kedalam sebuah gerak.Keberadaan Wayang Thengul di Bojonegoro ini menginspirasikan diciptakannya tari Thengul, yang berawal dari pemikiran kedepan salah satu seniman tari dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan staf lain tersebut untuk mengembangkan dan melestarikan kesenian yang ada di Bojonegoeo, sehingga terciptalah tari Thengul do Bojonegoro. Dengan perkembangan jaman yang sekarang ini semakin maju dan moderen, Suparmi tidak hanya diam dan hanya menyaksikan kesenian yang sudah ada. Setelah terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi Suparmi untuk menciptakan suatu garapan baru, faktor tersebut yaitu kareno Bojonegoro belum mempunyai tarian daerah. Maka dari situlah Suparmi mengambil dari kesenian wayang Thengul untuk dijadikan kedalam sebuah garapan baru yaitu tari Thengul.Alasan wayang Thengul dijadikan sumber atau pijakan pada tari Thengul, karena pada masa itu dan sampai sekarang kesenian Wayang Thengul masih hidup, bertahan dan hanya dimiliki Bojonegoro. Dan dari situlah masyarakat Bojonegoro pada masa sekarang ini tidak hanya memiliki kesenian Wayang Thengul yang diperankan oleh bonek-boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh dalang saja. Akan tetapi masyarakat Bojonegoro juga memiliki sebuah tarian yang bersumber dari kesenian Wayang Thengul tersebut yang tidak lagi diperankan oleh boneka lagi akan tetapi diperankan oleh manusia yang dituangkan melalui sebuah gerak-gerak dan menjadi sebuah karya tari yang berasal dari budaya daerah setempat yaitu tari Thengul Bojonegoro.Mengingat bahwa lahirnya tari Thengul terinspirasi dari budaya lokal Bojonegoro, dan dari hasil pemikiran masyarakat yang mempunyai kesadaran terhadap pelestarian dan identitas kesenian daerah setempat (lokal), maka dalam penyelenggaraannya tari Thengul dipertunjukkan pada acara-acara yang bersifat seremonial khususnya acara yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten Bojonegoro misalnya kegiatan rutin ibu PKK, memperingati hari kemerdekaan RI, memperingati hari jadi kabupaten Bojonegoro dan acara-acara lain.Dari data tersebut dapat diketahui bahwa urutan kejadian dan lahirnya tari Thengul adalah sebagai berikut (1) Tari Thengul diciptakan pada tahun 1992. Pada saat itu di Bojonegoro belum mempunyai tarian daerah dan tarian yang menjadi khas Bojonegoro. Dengan bantuan para staf Disbudpar lain maka Suparmi berusaha mencari satu tarian, pada saat itu kesenian yang hidup dan berkembang adalah kesenian Wayang Thengul, (2) Berikutnya muncul ide untuk mengembangkan sebuah tarian dari kesenian Wayang Thengul tersebut. Kemudian para staf Disbudpar observasi langsung pada kesenian Wayang Thengul, seperti apa bentuk penyajian, gerak-gerak, dan musik pengiring Wayang Thengul, (3) gerakan Sindhir Wayang Thengul memiliki ciri khasnya yang kaku, lurus dan patah-patah. (4) dari boneka sindhir Wayang Thengul dituangkan kedalam gerak manusia atau penari. Untuk bagian tata rias busana dan musik pengiring mengambil dari kesenian Wayang Thengul tersebut, (5) tetapi pada bagian busana sedikit dikembangkan dari pemakaian mekak atau kemben menjadi kebayak lengan pendek karena permintaan masyarakat Bojonegoro agar lebih ada tingkat atau kreteria ke etika-an dalam pemakaian busana, karena tari Thengul tersebut sering dipertunjukkan didepan anggota dewan, gubernur, bupati, dan lain sebagainya, sehingga pada tahun 1992 Bojonegoro mempunyai tari daerah yaitu tari Thengul.

A. Bentuk Penyajian1. Tata Gerak Tari ThengulGerak dalam tari Thengul merupakan gerak-gerak yang disusun menggunakan gerak yang dipengaruhi dari gerak Wayang Thengul yang berkembang di Bojonegoro. Menurut pencipta tari Thengul, Suparmi (wawancara tanggal 31-03-2015) pada saat akan menciptakan tari Thengul, sebelum membuat pola-pola gerak yang dilakukan pertama kali adalah observasi terhadap objek pertunjukan Wayang Thengul khususnya pada Sindhir dalam kesenian Wayang Thengul. Seperti apa dan bagaimana karakteristik gerak yang dimiliki oleh Shindir dalam kesenian Wayang Thengul Bojonegoro? Dimana dalam sebuah pertunjukkan Wayang Thengul gerak-gerak Wayang Thengul tersebut dimainkan oleh seorang dalang pada saat pertunjukkan berlangsung? Kemudian diambil untuk dijadikan sumber dalam sebuah gerakan tari Thengul tersebut. Adapun beberapa ragam gerak tari Thengul adalah sebagai berikut:Tabel 1.1Bagian Gerak Tari ThengulNo.IndikatorGerak/Sikap Tari Thengul

1. Kepala a. Tolehan

b. Gedheg

c. Lengut a. Tolehan lebih luwes tetapi tetap stakato seperti gerak kepala Wayang Thengul

b. Gedheg pecungal-pecungul (timbul-tengelam)

c. Lengut tetap menirukan kepala Wayang Thengul tetapi lebih luwes

2. Tangan a. Cangkah b. Ngruji a. Gerakan pundak

b. Tangan ngruji, lebih luwes dengan disertai gerakan pergelangan tangan

3. Badan a. Tegap

b. Bungkuk

c. Egol pinggula. Badan tegap b. Gerakan yang membungkuk

c. Gerakan pinggul atau disebut dengan egolan

4. Kaki a. Pindah tempat cepat

b. Jalan

c. Tanjak a. Gerak lari kecil-kecil

b. Jalan kaku dan patah-patah

c. Gerakan setengah berdiri

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa gerak pada tari Thengul tidak seluruhnya menggunakan gerak patah-patah (stakato) seperti aslinya gerak pada Wayang Thengul. Hal tersebut terjadi karena ada beberapa bagian pada fisik tari Thengul yang berbeda dengan Wayang Thengul. 2. IringanMusik pengiring merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam satu rangkaian bentuk tari. Di samping bentuk irama musik dalam tari juga berfungsi sebagai pendukung untuk menghidupkan suasana garapan tari. Karakter musik pengiring tari dapat menggambarkan suasana pada setiap adegan yang dikehendaki sehingga dengan adanya musik pengiring maka pertunjukan ini akan menjadi hidup dan memiliki ciri khas tersendiri.Pemilihan alat untuk iringan tari Thengul diperhitungkan juga agar karakter gerak dan teknik-teknik pukulan yang diperlukan dapat sesuai dengan iringan dari tari tersebut. Pada musik pengiring tari Thengul, disini sama dengan menggunakan gamelan tradisional/Jawa slendro. Musik pengiring tersebut dipadukan dalam satu warna yang khas sebagai pengiring tari Thengul. Iringan yang digunakan tari Thengul ini mengambil dari beberapa gendhing-gendhing dari iringan pertunjukkan kesenian wayang Thengul, diantaranya gendhing Tenggor dan Orek-orek. Akan tetapi pada saat gendhing-gendhing tersebut digunakan untuk mengiringi tari Thengul sedikit dimodifikasi atau dikembangkan hingga menjadi gendhing Tenggor garapan dan Orek-orek garapan. Pada tari Thengul menggunakan gamelan tradisional/Jawa slendro yang alat-alat musiknya terdiri dari kendang, bonang besar, bonang penerus, balungan, peking, kenong, gambang, gong, dan terdapat dua vokal yaitu perempuan dan laki-laki.Notasi Iringan Tari Thengul1. 2Gendhing Thenggor 6 6 6 6 6 36 53 + + + +

6 2 3 5 6 2 6 6 5 3 2

6 3 2 2 3 5 6 3 3 2 3 5 2 1 5 2 1 3 3 6 3 3 6 3 3 6 3 3 6 6 6 6 6 2 3 5 6

6

2IA 1 6 1 6 1 6 5

6 5 3 5 3 6 5 3 1 2 1 2 1 3 5

2B 3 3 6 3 3 6 3 3 6 3 3 6 3 3 6 3 3 6 3 3 6 3 3

C Thek jreng..... Thek jreng..... Jreng jreng-jreng jreng.....D Kembali ke A 3 5 3 5 6 6 3 5 3 5 6 6 6 1 2 6 5 6 2 5 3 2 1 2 3 5 6 2 1 2 3 6 1 2 6 1 2 6 3 5 6 2 2

1 1 3 2 5 6 1 1 3 2 5 6 2 1 2 1 6

2 2 2 3 5 6 - 6 6 6 6 5 3 2 2 2 2 3 5 6 2 2

2. 1Gendhing Orek-orek

11II A 6 6 3 5 3 5 62 2 3 6 6 2 3 1

6 3 5 6 6 3 2

61 2 3 6 6 2 3 1 3 3 2 5 3 2 1 2 1 2 3 2 1

3

3 6 5 3 3 6 1 2 6 6 3 5 3 6 5

2 3 2 3 2 5 6 5 5 3 5 3 6 5 3

6 1 5 1 6 3 5 3 2 5 3 2 5 2 3 5 6 3 2 1 Vokal iringan tari Thengul1. Gendhing Tenggora o a e a ea o a o a oa o a e l e l e l e l a l a l aiki Thengul ya jogedeiki lho jogedhe sigrak kendanganejogede anengsem akeiringane rampak ya gendhingeegolane tansyah nyenengkedhamrenea e..e.. dhamreneaThengul yo jogedane2. Gendhing Orek-orekAyo terusno jogede e.. yak.. yak.. e.. oe.. yak yak,, e.. o.. ala ayo-ayogendulak gendulik apa sida apa oragendulak gendulik apa sido apa oraBerdasarkan notasi musik dan vokal diatas, pada iringan tari Thengul terdiri dari tiga bagian yaitu:Bagian awal, menyajikan instrumen pembuka. Fungsi iringan musik ini pengantar memasuki gendhing iringan tari dan pengantar penari Thengul pada saat memasuki panggung. Penyajian musik dilakukan dengan musik intro dan masuk ke gendhing tenggor garapan. Pada intro dan gendhing awal tenggor garapan menyajikan iringan musik yang mengiringi gerak tari Thengul pada saat jalan menuju panggung dan sampai di bagian center panggung. Tempo musik pada bagian intro dan gendhing awal Tenggor garapan temponya cepat, yang merupakan bagian permulaan tari atau disebut bagian pembukaan.Bagian kedua, menyajikan inti pada tari Thengul. Penyajian musik dilakukan dengan bagian tengah-tengah gendhing Tenggor garapan. Temponya agak pelan dan langsung masuk ke gendhing ke dua yaitu Orek-orek garapan, yang merupakan bagian tengah tari atau disebut bagian inti.Bagian ketiga, menyajikan instrumen penutup. Penyajian musik dilakukan setelah gendhing orek-orek garapan langung ke musik intro, temponya kembali cepat disini menandakan tari Thengul sudah selesai.

3. Tata PanggungPenyajian tari Thengul bisa diselenggarakan di panggung tertutup di sebuah lapangan atau di jalanan. 1. Tata panggung di dalam ruangan/panggung tertutup

PENARI

PenontonBagan 1.1 Panggung TertutupKeterangan: Arah hadap penariPanggung tertutup yang sering dikenal sebagai panggung proscenium ini digunakan pada saat pertunjukkan di dalam ruang dimana para penonton duduk di depan penari dan hanya satu arah hadap. Seperti yang di jelaskan pada gambar dan bagan.2. Tata panggung di lapangan atau di jalan/panggung terbukaPenonton

PENARI Penonton Penonton

PenontonKeterangan: arah hadap penariBagan 2.2 Panggung TerbukaPanggung terbuka adalah panggung ditempat terbuka dalam bentuk arena. Seperti yang sudah dijelaskan dengan bagan 2.2 penari berada di tengah-tengah dan penonton berada di sekeliling penari. Seperti halnya melihat pertunjukan yang di pertunjukan di lapangan terbuka dan penontion bisa melihat dari mana saja karena penari berada di tengah-tengah penonton.4. Tata riasPerias dalam penyajian tari Thengul ini adalah penari sendiri, karena sudah diberi bekal pengetahuan tentang tat rias, baik tata rias wajah maupun tata rambut dan tata busana. Dalam kegiatan merias ini para penari telah menerapkan rasa gotong royong dan saling tolong menolong. Tata rias tari Thengul meliputi tata rias wajah dan rambut.4.1 Tata rias wajahTata rias merupakan pendukung dalam penyajian tari. Dengan tata rias penampilan sebuah tarian akan lebih menarik. Tata rias wajah tari Thengul yang digunakan adalah tata rias cantik. Peralatan yang digunakan adalah milik penari sendiri. Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut.a. Alas bedak mengunakan body painting, alas bedak ini berfungsi sebagai pengganti bedak dasar.b. Blush on atau pemerah pipi, untuk mempertegas garis pipi.c. Eye shadow untuk membentuk dimensi pada mata.d. Eye liner untuk membuat garis kelopak agar lebih tajam dan indah.e. Bulu mata menjadikan bulu mata lebih lentik dan tebal.f. Eye brow pencil atau pensil alis untuk membentuk alis dan garis pada dahi yang disebut Cengkorongan.g. Pidih hitam, membuat warna hitam pada cengkorongan.h. Lipstik untuk memberi warna pada bibir dan membentuk bibir menjadi indah.

1. Mahkota2. Tusuk konde dalam bentuk boneka wayang Thengul3. Gunungan penghias sanggul (melati)4. engkorong 5. Bedak dasar menggunakan body painting6. Alis mata7. Eye shadow8. Blush on9. Lipstik/pemerah bibir

Gambar 1.1 Tata rias wajah penari Thengul tampak depan(Doc. Romenov 2015)Seperti terlihat pada gambar 1.1 di atas untuk tata rias penari Thengul sengaja mengambil tata rias Sindhir dalam kesenian Wayang Thengul aslinya, akan tetapi tidak semuanya sama. Hal ini terbukti pada tata rias penari Thengul yaitu tusuk konde dari boneka Wayang Thengul dalam bentuk mini.

Gambar 4.3 Tata Rias wajah penari Thengul tampak samping.(Doc. Romenov 2015)

4.2 Tata rias rambutRambut disisir tanpa sasak kemudian ditarik kebelakang dan dilihat dengan karet rambut selanjutnya ditempelkan gelung cemol besar yang dikaitkan dengan jepit rambut dan diperkuat dengan hairspray. Setelah selesai kemudian dipasang mahkota, melati, tusuk konde dalam bentuk boneka Wayang Thengul dan bunga di blakang sanggul.

Gambar 4.5 Tata rias rambut penari tari Thengul tampak belakang(Doc. Romenov 2015)5. Tata busana Menurut Suparmi selaku pencipta tari Thengul, tata busana yang dikenakan penari Thengul awalnya memang sengaja mengambil bentuk busana seperti yang dikenakan oleh Sindhir dalam kesenian Wayang Thengul, yaitu mengenakan kemben atau melek pada atasan penari dan bawahan memakai kain panjang (jarik/sewek). Akan tetapi berdasarkan estetika dan budaya masyarakat di Bojonegoro, maka tata busana tari Thengul ditata, dikembangkan dan diperindah lagi, serta tampak lebih memenuhi kriteria etika kesopanan., dan busana tersebut diwujudkan dengan mengunakan kebayak lengan pendek. Sehingga mulai saat terciptanya tari Thengul, busana yang dikenakan penari Thengul ditetapkan menggunakan atasan kebayak lengan pendek.Namun dalam perkembangan selanjutnya, pada masa sekarang ini jaman yang semakin maju dan moderen busana penari Thengul juga mengalami perkembangan. Biyasnya setiap pertunjukkan tari Thengul busana yang dikenakan berubah-ubah sesuai permintaan masyarakat yang mengangap dan masyarakat pendukung lain pada kesenian tari Thengul, agar tari Thengul tidak terkesan monotonbaik dari segi gerak maupun tata rias busana pada penari Thengul dan masyarakat lebih tertarik terhadap kesenian tari Thengul di Bojonegoro.

1. Busana asli Tari Thengul Tampak Depan Tampak Samping1. Mahkota2. Boneka Thengul3. Sanggul dan hiasan Kepala4. Kebaya5. Kemben/mekak 6. Sabuk

7. pedang-pedangan8. Rapek9. kain panjang (jaruk/sewek)

Gambar 4.11 Busana penari Thengul (Doc. Romenov 2015)6. Tata LampuPenyajian tari Thengul bisa diadakan di malam hari dan siang hari. Apabila diadakan di malam hari maka diperlukan tata lampu untuk mendukung penyajian. Namun apabila diadakan pada siang hari dan di halaman atau di jalanan, maka yang diperlukan adalah cahaya matahari. Lampu yang digunakan dalam penyajian tari antara lain lampu hologin dan lampu par.

7. Pola Lantai Tari Thengul bisa disajikan secara tunggal maupun masal. Agar penampilan tari lebih menarik , maka digunakan beberapa pola lantai. Pola lantai yang digunakan beberapa pola lantai. Pola lantai yang digunakan adalah garis lurus ke samping, garis serong kanan dan serong kiri.1. Pola Lantai Huruf V

2. Pola Lantai Horisontal

3. Pola Lantai Vertikal

Penutup Tari Thengul di Kabupaten Bojonegoro diciptakan pada tahun 1992 oleh salah satu seniman dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yaitu Suparmi. Berawal dari kesenian Wayang Thngul, salah satu seniaman tradisional yang pada saat itu masih hidup dan berkembang sampai sekarang, suparmi mengambil salah satu pameran dalam kesenian Wayang Thengul yaitu Sindhir dalam pertunjukkan Wayang Thngul. Dari situlah Suparmi mengambil gerak, tata rias dan busana dari Sindhir tersebut untuk dijadikan kedalam sebuah tari yaitu Thengul dan diperankan oleh manusia atau penari. Sehingga tari Thengul tersebut hingga saat ini dijadikan sebagai salah satu tari daerah di Kabupaten Bojonegoro.Bentuk penyajian tari Thengul ini meliputi gerak, iringan,tata panggung, tata rias , tata busana, tata lampu dan pola lantai. Gerakan tari Thengul sangat dipengaruhi oleh gerak-gerak Wayang Thengul yang berkembang di Bojonegoro. Iringan tari Thengul ini menggunakan iringan pelok dan slendro menggunakan gendhing Tenggoor dan Orek-orek. Iringan musik tersebut dipadukan dalam satu warna yang khas sebagai pengiring tari Thengul. Dalam pertunjukan tari Thengul tersebut dapat di sajikan kedalam panggung terbuka maupun panggung tertutup. Misal dipertunjukkan di gedung atau panggung tertutup yang disebut panggung prosenium. Sedangkan dipanggung terbuka atau yang sering disebut arena. Untuk tata rias tari Thengul ini meliputi tata rias wajah dan rambut. Tata rias dalam penyajian tari Thengul ini adalah penarinya sendiri.Tata busana dalam tari Thengul yang digunakan memangnya sengaja mengambil bentuk busana seperti yang dikenakan oleh sindir dalam kesenian wayang Thengul, yaitu mengenakan kemben dan sewek. Tata lampu yang di gunakan dalam pertunjukkan tari Thengul ini lampu utama yang dominan cerah pada di tenggah panggung. Dalam pola lantai disajikan secara tunggal maupun masal.DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka CiptaBasromi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka CiptaDisbudpar. 2010. Museum Rajakwesi Kab. Bojonegoro. Bojonegoro: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur.Djelantik, A. A. M, 2004. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukkan Indonesia bekerja sama dengan arti.Haryanti, Evy. 2002. Makna Simbolis Tari Thengul. Surabaya: Fakultas Bahasa dan Seni.Jazuli, M, 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press.Kartikorini, Pudyaningsih. 1993. Hubungan Antara Gerak Tari Thengul Dengan Gerak Tari Pokok Wayang Thengul Di Desa Trucuk Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro. Surabaya. Skripsi FPBS Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.Kussudiardja, Bagong. 2000. Bagong Kussudiardja Dari Klasik Hingga Kontemporer. Yogyakarta: Padepokan PressPakerti, Widya, 2008. Metode Pengembangan Seni Modul Pembelajaran Di Universitas Terbuka. Jakarta: Universitas TerbukaSedyawati, Edi. 1986. Pengetahuan Elementer Tari Dan Beberapa Massalah Tari. Jakarta: Direktorat Kesenian, Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.Smith, Jacqueline. 1985. Komposisi Tari. Yogyakarta: Ikalasti Yogyakarta Soedarsono, RM. 1972. Djawa Dan Budi Dua Pusat Perkembangan Seni Drama Tradisional Di Indonesia, Yogyakarta: Gajah Mada University Press.Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITBSumaji, Bastomi. 1992. Wawasan Seni. Semarang: IKIP Semarang.Tasman, A. 2008. Analisa Gerak Dan Karakter. Surakarta: ISI Press Surakarta.