Upload
hoangdang
View
382
Download
39
Embed Size (px)
Citation preview
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
2014
BENIH UNGGUL SUMATERA BARATBENIH UNGGUL SUMATERA BARATMeningkatkan ProduksiMenyejahterakan PetaniMeningkatkan ProduksiMenyejahterakan Petani
BE
NIH
UN
GG
UL
SU
MA
TE
RA
BA
RA
T M
EN
ING
KA
TK
AN
PR
OD
UK
SI
ME
NY
EJ
AH
TE
RA
KA
N P
ETA
NIPDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
UPTD BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
KATA PENGANTAR
PUJI SYUKUR KAMI PANJATKAN KEHADIRAT ALLAH SWT ATAS RAHMAT DAN KARUNIANYA,
SEHINGGA TERSUSUNNYA BUKU KEGIATAN BENIH BERMUTU UNTUK KESEJAHTERAAN PETANI
KITA YANG DILAKSANAKAN OLEH UPTD BALAI BENIH INDUK PADI, PALAWIJA DAN
HORTIKULTURA SUMATERA BARAT.
Buku ini disusun sebagai salah satu upaya pendokumentasian kegiatan pembenihan yang
diharapkan dapat menjadi bahan rreferensi bagi kita semua dalam mengembangkan industri
perbenihan menuju masyarakat tani Sumatera barat yang sejahtera.
Dalam buku ini kita dapat membaca berbagai permasalahan dan peluang dalam dunia
perbenihan kita. Semoga buku ini menjadi salah satu pedoman bagi kita untuk terus berupaya
meningkatkan ketersediaan benih bermutu bagi para petani kita.
Terimakasih kita sampaikan kepada tim penulis yang telah menyusun dan menghimpun segala
data sehingga buku ini terwujud. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Padang, November 2014
Kepala UPTD BBI-TPPH
ttd
Ir. GUSNADI ABDA
NIP. 19630817 199103 1 007
i
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
UPTD BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
PENDAHULUAN
BENIH MERUPAKAN SALAH SATU KOMPONEN DALAM BUDIDAYA TANAMAN YANG TIDAK DAPAT
DIGANTIKAN DENGAN YANG LAIN. PENGGUNAAN BENIH YANG BERMUTU MERUPAKAN SALAH SATU
KUNCI KEBERHASILAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS. MUTU BENIH
TERDIRI DARI ASPEK KEBENARAN VARIETAS, MUTU FISIK, MUTU FISIOLOGIS, DAN STATUS
KESEHATANNYA.
Mengingat bahwa sampai saat ini masih banyak petani yang menggunakan benih yang dibuat
sendiri, tanpa diketahui asal usulnya dan digunakan berulang-ulang, maka tentunya mutu benih
tersebut semakin lama semakin menurun mutunya sehingga kemungkinan besar tidak dapat
memberikan hasil yang memuaskan.
Oleh karena itu perlu ada pemasyarakatan benih bermutu untuk memberikan pemahaman
pada petani manfaat penggunaan benih dengan mutu yang terjamin yang diharapkan dapat
meningkatkan produksi/produktivitas.
Pemasyarakatan benih bermutu dilakukan melalui penyediaan/fasilitasi benih bermutu untuk
didistribusikan kepada masyarakat dengan melakukan pembinaan dan atau demplot,
penyebarluasan pengenalan varietas baru melalui leaflet, pameran atau media massa lainnya.
Fasilitasi benih bermutu ditujukan untuk : 1). Masyarakat (petani), 2). Mendukung program
Peningkatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan khusus untuk benih tanaman buah. 3).
Organisasi wanita sesuai permintaan.
Buku ini adalah himpunan dari kegiatan pengembangan perbenihan di Sumbar yang
diharapkan dapat menjadi pedoman bagi kita dalam upaya peningkatan penggunaan benih
bermutu hortikultura dalam mendukung pengembangan hortikultura, serta meningkatnya
pengetahuan petugas dan penangkar benih bermutu hortikultura.
Kepala UPTD BBI-TPPH
ttd
Ir. GUSNADI ABDA
NIP. 19630817 199103 1 007
ii
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
UPTD BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR i
PENDAHULUAN ii
Riwayat BBI TPPH Sumbar
Perbenihan Nan Strategis 1
Hulu Benih Unggul dari Tujuh Satgas BBI 3
UPTD BBI Lubukminturun
Benih Bersemi Inspirasi Tergali 5
Balai Benih Induk Hortikultura
Kabupaten Solok
Penyuplai Benih, Penopang Wisata 7
Kondisi Umum Sumatera Barat 9
Potret Pertanian Indonesia
Semua Bermula dari Benih Bermutu 13
Pembangunan Pertanian Sumbar
Solusi Penjawab Kemiskinan Kita 15
Budaya dan Membudayakan
Ketahanan Pangan di Sumatera Barat 17
Wawancara dengan Ir. Djoni
Horti Park Impian Sumbar
Menuju Agrowisata 19
Sumbar Produsen Utama Komoditas
Sayuran & Buah-buahan 23
Bercakap-cakap dengan Ir. Djoni
Benih Pertanian dan Kearifan
Lokal Minangkabau 25
Peran dan Upaya UPTD BBI TPPH
Menjawab Ketahanan Pangan Perkuat
Sistem Produksi Pelopor Penggunaan
Benih Bermutu 29
Perbanyakan Benih Dasar Padi (BS-BD)
Dari Batang Piaman Hingga Kuruik Kusuik
Belasan Ribu Kg Benih Siap Sebar 31
Perbanyakan Benih Dasar Jagung (BS-BD)
Ribuan Kilogram Varietas Sukmaraga
Lulus Benih Sumber Kelas BD 37
Perbanyakan Benih Dasar Kedele (BS-BD)
Ribuan Kg Kedele Varietas Anjasmoro
Lulus Benih Sumber Kelas BD 39
Perbanyakan Benih Dasar Kacang Tanah
(BS-BD)
Total Benih 1400 Kg Lulus Uji Labor 45
Ketika Sukses Lampaui Target!
Perlu Promosi Benih 49
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
UPTD BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
ii
Perbanyakan Benih Pokok
Capai Target Produksi 51
Florikultura dan Sumbar Berbunga 53
Sumbar Perbanyak Benih Florikultura 55
Ketika Ratusan Ribu Benih Florikultura
Menyebar 63
Setengah Juta Benih Bunga
Mempercantik Wajah Sumbar 67
Ketersediaan Benih Unggul
Tanaman Buah 69
Ratusan Ribu Benih Durian Siap Disebar! 76
Menyiapkan Benih Kwalitas Ekspor 77
Gerakan Penyejahteraan Petani
dan Nelayan pada 124 Nagari
Ratusan Ribu Benih Buah Nan Berbuah
Sejahtera 79
Masalah dan Peluang
Industri Perbenihan 81
Mengkaji Industri Perbenihan Kita 83
Masa Depan Kentang Makin Terang 85
Penguatan Lembaga Perbenihan
dalam Ketersediaan Benih Bermutu
yang Sangat Strategis
Bagus Benih Buah
Rancak Panen Berlindak 86
Kentang
Komoditas Hortikultura Strategis Pangan 89
Sistem Perbanyakan
Benih Kentang Bermutu 93
Sertifikasi Benih Kentang 111
Hama dan Penyakit pada
Perbenihan Kentang 121
Benih Bermutu Kunci Keberhasilan 129
Jambore Varietas Sukses
Pemasyarakatan Benih Bermutu 131
Ketersediaan Benih Tanaman Obat 133
Ketersediaan Benih Tanaman Sayur 135
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
1
Sesubur-subur tanah, sebagus-bagus pupuk, sehebat-
hebat kita mengendalikan hama, jikamana benihnya tak
bermutu, panen akan serasa hampa. Begitu sangat
penting nilai sebuah benih. Untuk itu kepedulian pada
benih sebelum bertanam perlu ditanamkan lebih dulu .
Tepat sekali bilamana, bobot tergantung bibit. Hasil
panen, tak bisa dilepas dari benih.
Dan apa dan bagaimana pentingnya sebuah balai
benih?
Balai Benih Induk Tanaman Padi Palawija dan
Hortikulturan (BBI TPPH) Sumatera Barat merupakan unit
peleksana teknis yang berfungsi sebagai perpanjangan
tangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Suma-
tera Barat. Sebagai perpanjang tangan dinas dimaksud,
maka fungsi dari BBI TPPH Sumatera Barat adalah
RIWAYAT BBI TPPH SUMBARPERBENIHAN NAN STRATEGIS
HULU DARI SUKSES PERTANIAN
ADALAN BENIH. TANPA BENIH
BERMUTU MUSTAHIL AKAN
MENGHASILKAN PANEN YANG
BAGUS. FUNGSI BENIH BAGI
DUNIA PERTANIAN KITA SANGAT
PENTING DAN STRATEGIS. KETIKA
HASIL PANEN JAUH DARI
HARAPAN PETANI, DI SAAT MANA
HAMA MAMPU DIKENDALIKAN,
PERTANYAAN PEMUNGKASNYA
ADALAH APA DAN BAGAIMANA
DENGAN BENIH YANG DITANAM.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
2
mengoptimalkan pelayanan kebutuhan masyarakat, terutama di bidang penyediaan benih
sumber, yaitu benih unggul bermutu guna upaya peningkatan produksi dan produktivitas.
Yang harus dicapai BBI adalah berkembangnya penggunaan benih unggul dan meningkatnya
produksi dan pengembangan potensi daerah sebagai sentra produksi hortikultura. Namun dalam
pencapaian tersebut masih banyak kendala yang dihadapi, antara lain sistem komunikasi dengan
konsumen dalam memberikan informasi ketersediaan benih unggul yang ada.
Perbenihan merupakan subsektor industri hulu yang berperan strategis. Ketersediaan dan
penggunaan benih yang memenuhi aspek kuantitas dan kualitas sangat berpengaruh terhadap
produktivitas, mutu hasil dan sifat ekonomis produk agribisnis.
BBI senantiasa dalam upaya perwujudan hasil yang optimal dalam konsep pengembangan
yang terarah. Semua itu tentu saja dengan mempertimbangkan potensi dari semua komponen
terkait. Maka dari itu kegiatan-kegiatan pengembangan perbenihan baik tanaman pangan
maupun hortikultura dilaksanakan dengan penanganan secara terpadu dan berkesinambungan
mulai dari hulu hingga hilir yaitu dari penciptaan varietas, pengadaan,penyaluran, bahkan
sosialisasi benih sumber dan benih sebar serta pengawasan mutu di bidang produksi dan
peredaran benih yang dilakukan secara seksama.
UPTD BBI TPPH Sumatera Barat berdiri dalam landasan hukum Surat Keputusan Gubernur
Sumatera Barat nomor 32 tahun 2003 tanggal 1 November 2003. Strukturnya; Kepala, Kel Jafung
dan Kasubag Tata Usaha, Kasi Pembibitan dan Produksi serta Kasi Pengembangan dan
Pemeliharaan. UPTD ini membawahi 7 balai benih induk yang dipimpin Kepala Satuan Tugas
serta 1 labor kultur jaringan.
Visinya adalah terwujudnya rumah tangga petani yang sejahtera melalui upaya peningkatan
produksi dan produktivitas dengan menggunakan benih unggul. Visi tersebut diurai dalam
beberapa misi yakni mengembangkan teknologi perbenihan tepat guna dan mudah dilaksanakan,
meningkatkan kualitas SDM perbenihan, meningkatkan efisensi dan mutu produksi dalam usaha
tani yang berkelanjutan dan berwasan lingkungan, memberdayakan seluruh potensi (SDM dan
sarana) menjadi BBI mandiri.
Sebagai sebuah unit kerja, BBI TPPH Sumbar bertugas melaksanakan sebagian tugas teknis
operasional Dinas Pertanian Tanaman Pangan di bidang perbanyakan benih tanaman pangan
dan hortikultura. Fungsinya; penyebarluasan benih bermutu varietas unggul, pelaksanaan
observasi dan pengumpulan varietas tanaman yang sudah dilepas maupun yang belum dilepas
sebagai sumber plasma nutfah, pelayanan kebutuhan benih/penyebaran rekomendasi teknis
dan informasi perbenihan serta pelatihan keterampilan teknis bagi petugas dan petani. Fungsi
yang tak kalah penting adalah penangkaran benih sumber padi, palawija dan hortikultura.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
3
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya , UPTD BBI
TPPH memiliki 7 unit Balai Benih Induk (BBI) dan 1 unit
labor Kultur Jaringan yang tersebar di berbagai daerah di
Sumbar. Masing-masing BBI tersebut dinamakan Satuan
Tugas yang dipimpin Kepala Satuan Tugas yang dibantu
staf pendukung serta sarana prasarana perbenihan untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan produksi benih di
Sumbar.
Guna pelaksanaan kegiatan perbenihan, Kepala UPTD
BBI TPPH melaksanakan kordinasi dengan Bidang Pangan
dan Bidang Hortikultura, UPTD BPSBTPH serta UPTD Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumbar.
HULU BENIH UNGGULDARI TUJUH SATGAS BBIBERPEDOMAN PADA KEPUTUSAN
MENTERI PERTANIAN NOMOR
347/KPTS/OT.210/6/2003
TENTANG PEDOMAN
PENGELOLAAN BALAI BENIH
TANAMAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA, MAKA BALAI
BENIH MEMPUNYAI TUGAS;
MEMPRODUKSI BENIH DASAR
(BD/G2/BF) DAN BENIH
POKOK (BP/G3/BPMT),
MENINGKATKAN KETERAMPILAN
DI BIDANG PERBENIHAN,
MELAKUKAN PEMURNIAN
KEMBALI SUATU VARIETAS DI
DAERAH-DAERAH, MELAKUKAN
PENGUJIAN, MELAKUKAN
OBSERVASI DI BIDANG TEKNOLOGI
PERBENIHAN, BAIK DI LAPANGAN,
PENYIMPANAN MAUPUN
PENGOLAHAN SERTA
MEMBERIKAN INFORMASI
TENTANG PERBENIHAN.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
4
Adapun 7 unit Satgas BBI dan Labor yang berada di bawah kendali UPTD BBI TPPH adalah;
Satuan Tugas BBI Sukamenanti sebagai BBI penghasil benih padi dan palawija, Satuan Tugas BBI
Kinali sebagai BBI penghasil beni padidan palawija, Satuan Tugas BBI Ladang Lawas sebagai BBI
penghasil Benih Palawija, Satuan Tugas BBI Surian sebagai BBI penghasil benih sayuran dan
kacang-kacangan, Satuan Tugas BBI Lubuk Minturun sebagai BBI penghasil benih hortikultura
(buah-buahan dan tanaman hias), satuan Tugas BBI Alahanpanjang sebagai BBI penghasil benih
tanaman hias , sayur dan buah dataran tinggi, serta labor Kultur Jaringan sebagai penghasil
tanaman hias, bibit pisang dan kentang.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
5
Di sini tersedia benih jeruk (BF) dalam berbagai varie-
tas seperti S. Banjar, S. Madu, K. Kacang, K. Madura, K.
Tejakula, K. Batu-55, K. Trigas, G. Omeh, Pamelo, Raja dan
Ratu. Benih Durian dalam varietas Sunan, Sukun, Hepe
dan Matahari. Sementara benih rambutan tersedia dalam
varietas Binjai, Padang, Bulan, Aceh, Lebak, Bulus dan
Korong G. Belimbing dalam varietas Kapur, Kunir, Demak,
Wuluh serta duku dan melinjo lokal, jambu air dalam
UPTD BBI LUBUKMINTURUN
BENIH BERSEMIINSPIRASI TERGALI
BALAI BENIH INDUK (BBI)
LUBUKMINTURUN ADALAH BBI
DALAM TATAAN ALAM NAN
ANGGUN. IA BERDIRI DI ATAS
LAHAN SELUAS 8 HEKTARE. DARI
LUAS ITU, SEPEREMPAT HEKTARE
DIGUNAKAN UNTUK BANGUNAN
DAN 3,35 HEKTARE UNTUK
LAHAN USAHA. SELENGKAPNYA,
DI LAHAN TERSEBUT, 2 HEKTARE
UNTUK TANAMAN BUAH-BUAHAN;
0,25 HEKTARE UNUTK TANAMAN
HIAS DAN 0,10 HA UNTUK
TANAMAN OBAT.
Bibit Jeruk.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
6
varietas lokal, cincalo, merah dan pink.
Produksi bibit yang dihasilkan dalam berbagai komoditi seperti jeruk, mangga, manggis, ram-
butan, durian. Sirsak, jambu biji, anggrek, pisang, kentang dan krisan.
BBI Lubukminturun dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana pendukung. Adapun
sarana yang dimiliki seperti 2 unit kantor, 3 unit screen house, shadeng net, rumah kaca, 3 unit
scadiloot, 2 unit gudang sarana, 2 unit gudang alsin, 1 unit labor kultur jaringan, 1 unit ruang
pertemuan, 1 unit clinic tanaman hias, 1 unit rumah kepala, mess serta dilengkapi dengan
berbagai sarana produksi seperti traktor,cangkul, parang, pisau okulasi, gunting, gerobak, hand
sprayer dan mesin potong rumput.
BBI Lubukminturun selain penyuplai benih unggul juga penyuplai rasa yang menjadi sumber
inspirasi bagi pengunjungnya. Ia dalam tata alam yang indah dalam aliran air gunung yang jernih
mengalir di antara bantaran sungai mini seukuran sedepa orang dewasa. Bunyi air mengalir
bagaikan musik bak mendendangkan benih yang mengakar di hati di atas lahan yang kelak
menyebar di atas lahan kesejahteraan petani kita.
Konsep agrowisata jelas sudah terbias di kawasan ini. Pada akhirnya, akan menjelma menjadi
taman horti atau hortipark. Di sini, juga menjadi tempat edukasi bagi pecinta berbagai tanaman
horti.
Fasilitas yang lengkap memenuhi BBI ini sebagai sebuah BBI yang nyaris sempurna. Messnya
yang cantik, ruang pertemuannya yang memadai untuk ratusan pengunjung dan udara sejuk
yang menghawa dari pegunungan bukit barisan tentulah menjadi penentram hati penggali
inspirasi!
Bibit Sirsak.
Bibit Durian.
Bibit Manggis.
Bibit Jambu Biji.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
7
BBIH Alahanpanjang adalah tupang benih bagi petani
kentang Sumatera Barat dan propinsi tetangga. Pada
lahan itu dibenihkan kentang di atas tanah seluas 4 hek-
tare dalam musim tanam 2 kali setahun. Perbenihan ken-
tang dikerjasamakan pihak BBIH dengan para petani
penangkar, tiap tanam disemai benih sebanyak 2 ton.
Hasil normal berkisar antara 10 hingga 15 ton perhektare.
Hasil bibit dari BBIH ini belum mampu memang meme-
nuhi permintaan pasar.
Kesanggupan BBIH menyuplai benih kentang adalah
20-30 ton pertahun. Sementara, kebutuhan masyarakat
lebih dari 200 ton atau sekitar 150 hektare/tahun. BBIH
hanya baru mampu memenuhi sekitar 10% dari permin-
taan pasar. Kini BBIH berbenah dan mengupayakan diri
BALAI BENIH INDUK HORTIKULTURAKABUPATEN SOLOK
PENYUPLAI BENIH,PENOPANG WISATA
CANTIK NIAN HAMPARAN SELUAS
12 HEKTARE ITU. DI
PINGGIRNYA BERBATAS BATAS
GARIS DANAU DALAM RIAK YANG
JINAK. PADA ARAH SELATAN
TAMPAK BERDIRI ANGGUN VILLA-
VILLA YANG DIKELOLA
PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK.
SEBAGIAN ADA RAWA, DI
ATASNYA HIDUP RUMPUT
BAGAIKAN SAVANA. HIJAU.
ANGIN BERHEMBUS DALAM HAWA
DINGIN. BUNGA-BUNGA MEKAR
DAN SUBUR. DI SANALAH
BERDIRI BALAI BENIH INDUK
HORTIKULTURA (BBIH)
ALAHANPANJANG, KABUPATEN
SOLOK.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
8
untuk memenuhi permintaan bibit kentang bagi kebutuhan pasar.
Kentang Alahanpanjang memang sudah dikenal luas oleh masyarakat, baik di Sumbar maupun
bagi propinsi tetangga seumpama Riau dan Jambi.
Selain kentang BBIH juga menyemai bibit flori hortikultura. Di sini terdapat 12 buah screen.
Tujuh buah screen berukuran 8X25 meter dan 5 buha screen berukuran 6 X 8 meter. Screen
berukuran 8 X 25 meter khusus untuk G 0 dan planled.
Pada screen berukuran 6X8 dipelihara bibit krisan, satu buah untuk pengakaran dan 1 buah
screen untuk koleksi krisan pot. Pada BBIH ini dipelihara berbagai koleksi daun potong seperti
ruskus,liderlift dan silum (keladi). Bungan potong antara lain mawar dan garbera.
BBIH Alahanpanjang kini sedang berbenah diri untuk pengembangan perbenihan. Diharapkan,
BBIH ini akan menyuplai benih secara maksimal. Selain itu, BBIH akan mewujudkan diri menjadi
salah satu tempat agrowisata tercantik dalam konsep hortipark. Berbagai tumbuhan seperti
markisa, jeruk dan lain sebagainya akan menjadi pelengkap bagi kawasan ini.
Kentang, tak hanya diproduksi sebagai kentang mentah, namun dalam perencanaannya akan
dihidangkan kepada pengunjung dalam berbagai bentuk kuliner, seperti dalam berbagai kemasan
krispi (kerupuk) atau olahan pergedel hangat dalam kemasan kuliner wisata. Begitu juga dengan
markisa yang tersuguhkan dalam bentuk sirup dan lainnya.
“Kehadiran BBIH Alahanpanjang memang digagas tak saja untuk memenuhi kebutuhan bibit
bagi para petani melainkan juga pendukung wisata bagi kabupaten Solok khususnya dan Sumatera
Barat umumnya”, kata Kepala UPTD Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Sumatera Barat Ir. Gusnadi Abda.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
9
KONDISI UMUMSUMATERA BARAT
KEADAAN GEOGRAFIS
Secara geografis Provinsi Sumatera Barat terletak antara 0°54’ Lintang Utara sampai 3°30’
Lintang Selatan serta 98°36’ sampai 101°53’ Bujur Timur. Batas-batas wilayah Sumatera Barat,
sebelah utara dan timur berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan dengan Provinsi
Sumatera Utara dan sebelah barat dengan Samudra Hindia.
IKLIM
Menurut Schmidt dan Fergusson, type iklim Sumatera Barat terdiri dari type A, B, C, dan D.
Suhu rata-rata di pantai barat berkisar antara 210C– 380C, pada daerah perbukitan berkisar antara
150C – 330C, sedangkan pada daerah dataran di sebelah timur Bukit Barisan mempunyai suhu
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
10
antara 190C – 340C.
Puncak curah hujan maksimum di Sumatera Barat terjadi bulan maret Maret dan Desember
dan jumlah curah hujan paling rendah terjadi pada bulan Juni – Juli.
Jumlah curah hujan tertinggi mencapai 4.000 mm/tahun terutama di wilayah pantai barat.
Sedangkan curah hujan di beberapa tempat dibagian timur relatif lebih rendah yakni antara
1.500 – 3.000 mm/tahun.
TOPOGRAFI
Keadaan topografi wilayah Sumatera Barat bervariasi dari topografi datar, landai, curam dan
mempunyai pantai sampai pergunungan. Pada umumnya bagian tengah Sumatera Barat
terbentang Bukit Barisan dengan topografi relatif curam, sedangkan bagian barat dan timur
posisinya relatif datar dan landai.
Topografi wilayah Sumatera Barat yang relatif curam ditemui di Kabupaten Solok, Agam,
Tanah Datar. Topografi yang landai ditemui di Kabupaten 50 Kota dan Sawahlunto Sijunjung,
sedangkan topografi yang relatif datar ditemui di Kabupaten Padang Pariaman, Pesisir Selatan
dan Kabupaten Pasaman.
LUAS WILAYAH
Luas wilayah provinsi Sumatera Barat sekitar 4.229.730 Ha, setara dengan 2,17 % dari luas
wilayah Negara Kasatuan Republik Indonesia dengan luas perairan laut diperkirakan 186.500
Km2 dan panjang garis pantai 2.420.57 Km. Jumlah pulau 391 pulau.Ada beberapa pulau yang
masih belum bernama.. Ada sekitar 179 pulau yang sudah mempunyai nama, dan 212 pulau
belum mempunyai nama. Ada 25 sungai yang mengalir di Provinsi ini, antara lain Batang Anai,
Batang Agam, Batang Arau, dan lain-lain.
PEMERINTAHAN
Provinsi Sumatera Barat terdiri atas 19 Kabupaten/kota, 175 kecamatan. Jumlah desa yaitu
sebanyak 1.858 desa/kelurahan
PENDIDIKAN
Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 5 tahun yang berpendidikan minimal tamat
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
11
SMP/Sederajat sebesar 44,35 persen, dan penduduk berusia 15 tahun ke atas sebesar 95,54
persen yang berarti dari setiap 100 penduduk usia 15 tahun ke atas ada 96 orang yang melek
huruf. Penduduk dikatakan melek huruf jika dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf
lainnya.
PENDUDUK
Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Barat sebanyak 4.846.909 jiwa yang mencakup mereka
yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 1.877.822 jiwa (38,74 persen) dan di
daerah perdesaan sebanyak 2.969.087 jiwa (61,26 persen). Persentase distribusi penduduk
menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah sebesar 0,97 persen di Kota Padang
Panjang hingga yang tertinggi sebesar 17,20 persen di Kota Padang.
TENAGA KERJA
Jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja di Provinsi Sumatera Barat sebesar
1.993.393 orang, di mana sejumlah 1.953.434 orang diantaranya bekerja, sedangkan 39.959
orang merupakan pencarikerja. Dari hasil SP 2010, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di
Provinsi Sumatera Barat sebesar 60,54 persen, di mana TPAK laki-laki lebih tinggi daripada TPAK
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
12
perempuan, yaitu masing-masing sebesar 78,11 persen dan 43,89 persen. Tiga kabupaten/kota
di Provinsi Sumatera Barat dengan TPAK tertinggi berturut-turut adalah Kabupaten Kepulauan
Mentawai (73,05), Kabupaten Lima Puluh Kota (69,89), dan Kabupaten Pasaman (69,26). Dengan
jumlah pencari kerja sejumlah 39.959 orang, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di provinsi ini
mencapai 2,00 persen.
Seiring dengan bertumbuhnya perekonomian Sumatera Barat, maka jumlah tenaga kerja
yang diperlukan semakin bertambah pula. Hal ini telah mendorong turunnya akan pengangguran
di provinsi ini. Sepanjang Februari 2011-Februari 2012, jumlah penduduk yang menganggur
mengalami penurunan dari 162.500 orang menjadi 146.970 orang. Tingkat pengangguran terbuka
(TPT) menurun dari 7,14% menjadi 6,25%. Angka tersebut berada dibawah rata-rata nasional
pada periode akhir 2011 yang mencapai 6,56%. Pada Februari 2012, jumlah angkatan kerja
Sumatera Barat mencapai 2.204.218 orang, bertambah 90.712 orang dibandingkan dengan
jumlah angkatan kerja pada Februari 2011.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
13
Indonesia negara agraris.Sebutan itu masih layak
diperuntukkan bagi negeri kita tercinta ini. Sektor
pertanian dalam arti luas masih menjadi tumpuan hidup
sebagian besar angkatan kerja kita.Pertanian menjadi
leading sector perekonomian kita meskipun transformasi
struktur ekonomi kian mengantarkan negeri ini menuju
negara yang perekonomiannya ditupang sektro industri
dan jasa.
Dekade 1970, hampir separuh output perekonomian
nasional tertumpu di sektor pertanian. Pangsanya
mencapai 45 persen terhadap produk domestik bruto
(PDB). Pada tahun itu, sekitar 67 persen angkatan kerja
kita menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.
POTRET PERTANIAN INDONESIA
SEMUA BERMULADARI BENIH BERMUTU
SUKSES PERTANIAN ITU BERMULA
DARI BENIH. BENIH UNGGUL
ATAU BERMUTU AKAN
MENCIPTAKAN PANEN SESUAI
HARAPAN. WALAU DEMIKIAN,
BAGAIMANA PERTANIAN DI
INDONESIA?
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
14
Pasca empat dekade berlalu, struktur perekonomian nasional telah jauh berubah. Sektor
pertanian tak lagi dominan. Pada 2011, pangsanya tinggal 14,7 persen terhadap PDB. Ia
menempati posisi kedua setelah industri pengolahan (24,3 persen). Walau begitu, sektor
pertanian tetap menjadi tumpuan hidup bagi sebagian besar angkatan kerja.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sekitar 36,5 persen (41,20 juta orang) dari 112,80 juta
penduduk yang bekerja pada Februari 2012 menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian,
baik sebagai petani maupun buruh tani. Sektor pertanian tampaknya telah menghambat ledakan
pengangguran di negeri ini.
Jika produktivitas sektor pertanian terus merosot maka akan mengakibatkan merosotnya
kondisi kesejahteraan masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Faktual,
hingga kini sektor pertanian tetap menjadi kantong kemiskinan. BPS mencatat, pada Maret 2012
sekitar 63 persen (18,48 juta orang) dari 29,13 juta penduduk miskin negeri ini tinggal di pedesaan.
Sebagian besar mereka adalah petani dan buruh tani.
Pada Maret 2011, menurut catatan BPS misalnya, rumah tangga miskin dengan sumber
penghasilan utama dari sektor pertanian mencapai 71,26 persen. Sektor pertanian sebetulnya
merupakan kunci utama keberhasilan pengentasan masyarakat miskin di republik yang kita cintai
ini. Bukankah jika kondisi kesejahteraan petani dan buruh tani semakin baik, maka dapat
dipastikan jumlah penduduk miskin akan berkurang secara signifikan?
PERTANIAN PERKURANG KEMISKINAN
Statistik menunjukkan pengurangan kemiskinan selama masa Orde Baru tidak lepas dari
kontribusi sektor pertanian. BPS mencatat, pada 1976, jumlah penduduk miskin mencapai 54,2
juta orang atau sekitar 40,1 persen dari total penduduk Indonesia kala itu. Dua dekade kemudian,
jumlah penduduk miskin berkurang menjadi 34,01 juta orang atau sekitar 17,47 persen dari
total penduduk. Sulit memungkirinya, pertumbuhan pesat di sektor pertanian hingga pengujung
dekade 1980 telah memberi donasi yang tidak sedikit bagi penurunan yang cukup tajam tersebut
melalui peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja.
Dapat diperkirakan bahwa, salah satu penyebab lambatnya laju penurunan tingkat kemiskinan
adalah kebijakan penanggulangan kemiskinan yang kurang tepat karena cenderung abai terhadap
karakteristik kemiskinan yang terjadi. Bukankah salah satu karakteristik utama kemiskinan di
negeri ini terfaktakan bahwa kemiskinan lebih merupakan fenomena pedesaan, lebih khusus
lagi pertanian. Statistik dengan terang telah mengkonfirmasi bahwa kontributor terbesar
penduduk miskin selama ini adalah profesi buruh tani dan petani (kecil dan penggarap).
Kini tercatat, jumlah buruh tani sekitar 5 juta orang dan jumlah rumah tangga usaha tani
(RUT) diperkirakan mencapai 17,8 juta rumah tangga. Bila diasumsikan tiap RUT beranggotakan
4 anggota rumah tangga, maka ada sekitar 80 juta penduduk negeri ini menggantungkan hidupnya
pada ekonomi usaha tani.
Adalah sebuah keniscayaan bila pembangunan sektor pertanian yang kuat dan tangguh maka
terwujudlah masa depan petani dan buruh tani yang lebih. Penurunan jumlah penduduk miskin
akan terwujud jika terjadi perbaikan kesejahteraan petani dan buruh tani. Erat sekali hubungan
antara pembangunan sektor pertanian dan pengentasan kemiskinan.
Dalam soal pembangunan sektor pertanian, ketersediaan data yang lengkap dan akurat adalah
sebuah keniscayaan agar perumusan kebijakan yang akan diambil benar-benar terfokus lagi
tajam. Dengan demikian mari kita menyiapkan informasi untuk masa depan petani yang lebih
baik.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
15
Sementara itu, persentase penduduk bekerja yang
terserap di sektor perdagangan kembali meningkat, dari
sebelumnya 18,5% pada Februari 2011 menjadi 19,8%
pada Februari 2012. Demikian pula penyerapan di sektor
jasa mengalami kenaikan, dari 16,7% menjadi 17,4%.
Pada triwulan IV-2012, sektor pertanian mengalami
pertumbuhan relatif tinggi, didorong oleh menggeliatnya
subsektor tanaman bahan makanan. Di triwulan ini
pertumbuhan sektor pertanian mencapai 4,14%, lebih
tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,05%.
Kinerja sektor perkebunan yang cukup baik pada tahun
PEMBANGUNANPERTANIAN SUMBAR
SOLUSI PENJAWABKEMISKINAN KITA
SEBAGIAN BESAR PENDUDUK
YANG BEKERJA TERSERAP DI
SEKTOR PERTANIAN. LAPANGAN
PEKERJAAN DI SEKTOR INI
MAMPU MENYERAP 42,4% DARI
TENAGA KERJA YANG ADA.
NAMUN, PERSENTASE
PENYERAPAN INI MAKIN
MENURUN DIBANDINGKAN TAHUN
SEBELUMNYA YANG SEBESAR
44%.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
16
2012, telah menopang pertumbuhan industri pertanian sebes.
Jumlah Usaha Pertanian
Subsektor Tanaman Pangan
Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013 diperoleh jumlah rumah tangga usaha
pertanian subsektor tanaman pangan di Provinsi Sumatera Barat sebesar 426. 135 rumah tangga.
Dibandingkan tahun 2003 jumlah tersebut mengalami penurunan sebanyak 50 603 rumah tangga,
perusahaan pertanian berbadan hukum di subsektor pertanian tanaman pangan sebesar 4
perusahaan, dibandingkan tahun 2003 mengalami kenaikan sebanyak 2 perusahaan, dan usaha
lainnya pada subsektor pertanian tanaman pangan sebesar 53 usaha. ar 4,07%.
USAHA PERTANIAN SUBSEKTOR HORTIKULTURA
Jumlah Usaha Pertanian Subsektor Hortikultura Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian
2013 diperoleh jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor hortikultura di Provinsi Sumatera
Barat sebesar 261 298 rumah tangga. Dibandingkan tahun 2003 jumlah tersebut mengalami
penurunan sebanyak 105 451 rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum di subsektor
pertanian tanaman pangan sebesar 2 perusahaan, dibandingkan tahun 2003 mengalami kenaikan
sebanyak 1 perusahaan, dan usaha pertanian lainnya pada subsektor pertanian hortikultura
sebesar 46 unit.
ANGKA TETAP SENSUS PERTANIAN 2013 :
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai Tahun
2003 dan 2013
Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan dan Rumah Tangga Petani Gurem
menurut Wilayah Tahun 2003 dan 2013
Jumlah Petani menurut Sektor/Subsektor dan Jenis Kelamin Tahun 2013
Jumlah Sapi dan Kerbau menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Pada Tanggal 1 Mei
2013
Rata-rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut Wilayah
dan Jenis Lahan Tahun 2003 dan 2013 (m2)
*) Pembagi adalah jumlah rumah tangga pertanian
Jumlah Rumah Tangga Jasa Pertanian menurut Wilayah dan Subsektor Tahun 2013
Jumlah Rumah Tangga Usaha PerJumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan
Pengolahan Hasil Pertanian menurut Wilayah dan Subsektor Tahun 2013
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
17
Dalam catatan sejarah nagari yang otonom pada masa
lalu itu, memiliki strategi ketahan pangan. Hal ini dapat
dilihat dari adanya lumbung-lumbung pangan yang dipe-
lihara dalam nagari. Dimana setiap rumah-rumah gadang
yang ada dalam nagari memiliki rangkiang sebagai
persiapan pangan dari masa ke masa. Pertahanan pangan
seperti ini, sebagai bentuk adanya kearifan lokal nagari
dalam mengatasi krisis pangan.
SPIRIT KOLEKTIF PERTANIAN
Kondisi seperti itu diperkuat dengan semangat kolektif
BUDAYA DANMEMBUDAYAKAN
KETAHANAN PANGANDI SUMATERA BARAT
DALAM MENGHADAPI KRISIS
GLOBAL, YANG DITANDAI SALAH
SATUNYA ADALAH TERJADINYA
KRISIS PANGAN, MAKA NAGARI
SAAT INI JUGA HARUS MEMILIKI
STRATEGI UNTUK MEMBANGUN
KETAHANAN PANGAN.
DIKHAWATIRKAN DALAM
MENGHADAPI MASA DEPAN
NAGARI-NAGARI TIDAK SIAP
DALAM MENGHADAPI KRISIS
PANGAN INI, PADA HAL NAGARI
HIDUP DI ALAM PEDESAAN.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
18
pertanian lokalitas masyarakat nagari. Masyarakat nagari dalam mengelola pertanian selalu
mengerjakannya dengan cara kolektif yang dinamakan dalam tradisi kolektif itu bajulo-julo atau
bergotong royong. Tidak tergantung pada teknologi tetapi tergantung pada kemampuan usaha
bersama, sehingga ada kesadaran kolektif pula dalam merancang ketahan pangan ini. Dengan
cara yang demikian, nagari tidak pernah mengalami krisis pangan sekalipun datang wabah hama
menyerang pertanian, sebab mereka sudah memiliki persiapan dan cadangan pangan yang
melimpah.
Ketahanan pangan ini, memberikan sumbangan berarti dalam kehidupan nagari. Tanpa ada
ketahan pangan yang cukup dikhawatirkan nagari mengalami krisis pangan, karena saat sekarang
di beberapa nagari sudah mengalami perubahan alih guna tanah pertanian yang sangat besar di
nagari.
Di samping itu, diikuti pula oleh alih pekerjaan masyarakat dari bertani kepada tukang ojek.
Peralihan ini terjadi sebagai akibat dari tidak dikelolanya aset pertanian di nagari di samping
sudah banyaknya terjadi alih guna lahan pertanian kepada non pertanian.
Jika hal ini terus berlalu dan tidak dilakukan perbaikan-perbaikan dalam mengelola pertanian,
maka dikuatirkan dalam nagari juga akan terjadi krisis pangan. Oleh sebab itu, salah satu jalan
yang harus dibangun di nagari-nagari adalah membangun kembali strategi ketahan pangan nagari.
Hal ini dilakukan untuk mengatasi supaya nagari tidak menjadi pengimpor pangan tetapi menjadi
penghasil pangan yang tidak tergantung pada daerah atau negara lain. Untuk itu nagari sebagai
konstelasi wilayah pedesaan, harus menyusun strategis ketahan pangan ini.
Ada beberapa strategi ketahan pangan yang harus dilakukan nagari diantaranya adalah,
mengembalikan semangat kolektif lokalitas pertanian masyarakat nagari. Mahalnya upah tenaga
kerja dapat diatasi melalui pengelolaan kolektif ini, lahan pertanian dikerjakan secara bergiliran.
Di samping itu, kembalikan peran rangking nagari yakni membuat otonomi pangan lokal
yang dibangun berdasarkan kearifan-kearifan lokal nagari, sehingga nagari menghasilkan per-
siapan-persiapan pangan dari waktu ke awaktu. Dengan adanya, upaya-upaya yang demikian
nagari secara pangan juga mandiri dan tidak tergantung pada kepentingan produksi konsumtif
impor.
AYO, UBAH PANDANGAN PETANI!
Iklim budaya yang sehat amat menentukan suksesnya pembangunan pada semua struktur
pembangunan ter-masuk pertanian. Iklim budaya dimaksud, misalnya dalam sistem pertanian,
adalah perilaku dan sikap mental petani dalam bertani.
Di antara budaya masyarakat tani dan menjebak mereka dalam kemiskinan di antaranya:
(1) jangankan berfikir menambah pembukaan lahan baru, lahan yang ada saja sering ditelan-
tarkan, tidur dan tidak produktif;
(2) petani sawah punya paradigma yang memandang hanya padi yang bisa menghidupkan.
Mereka sulit beralih ke tanaman lain. Padahal menanam semangka misalnya pascapanen
padi, hasilnya juga besar dan bisa beli beras, setelah itu ditanam jagung, kemudian kacang
panjang pasca panen jagung sekaligus memudahkan teknologi “junjungan kacang panjang”
dengan batang jagung yang sudah siap dipanen;
(3) pascapanen padi sawah, cuti panjang bahkan berhenti berusaha tani, lebih banyak duduk di
lapau sampai padi habis, tidak pikir besok dan sangat hedonistik.
Dengan berbagai program pertanian dan penyuluhan bagi petani, diharapkan pandangan
petani di Sumatera Barat tidak lagi terpaut pada mithos yang usang dan merugikan.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
19
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sumbar,
Ir. Djoni mengonsep pikiran guna merealitakan Sumbar
sebagai daerah agrowisata dengan menggagas apa yang
WAWANCARA DENGAN IR. DJONI
HORTI PARKIMPIAN SUMBARMENUJU AGROWISATA
SUMATERA BARAT MEMILIKI
POTENSI YANG CUKUP BESAR
SEBAGAI DAERAH
PENGEMBANGAN HORTIPARK.
MUARA DARI PEMBANGUNAN
BIDANG PERTANIAN DI SUMBAR
ADALAH MENCIPTAKAN RANAH INI
MENJADI DAERAH
AGROWISATA.HORTIPARK ADALAH
SALAH SATU UPAYA PERWUJUDAN
SUMBAR MENUJU KAWASAN
AGROWOSATA.
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Muslim Kasim bersama
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sumbar,
Ir. Djoni pada Sumbar Expo 2014 di Bali.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
20
disebut dengan Hortipark.
“Pengelolaan Kawasan Horti Park dilakukan secara intensif dengan menerapkan paket-paket
teknologi maju yang direkomendasikan serta didukung oleh kelengkapan sarana produksi. Upaya
peningkatan efektifitas pengelolaan kawasan diarahkan melalui pemberdayaan kelompok tani
di sekitar kawasan Horti Park, sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
petani”, kata Ir. Djoni.
Ir. Djoni menggambarkan, bahwa Propinsi Sumatera Barat dengan luas wilayah 41.815,29
km2 terletak pada 0 54’ LU – 3 30 LS dan 98 36’ BT – 101 35’ BT. Terbagi atas 19 wilayah admin-
istratif Kabupaten dan Kota, berpenduduk 4.957.719 juta jiwa (1.182.688 juta Kepala Keluarga),
54,5 % merupakan keluarga petani (644.610 ribu KK).
Katanya, membaca kondisi geografis Sumatera Barat yang beragam, mulai dari dataran rendah,
sedang sampai dataran tinggi. Dataran rendah dimulai dari pesisir pantai barat pulau Sumatera,
dataran sedang dan dataran tinggi yang bergelombang, membentang dari Utara ke Selatan
sepanjang Bukit Barisan adalah daerah yang berpotensi besar dalam pengembangan pertanian.
Sumatera Barat merupakan salah satu sentra produksi komoditi hortikultura mulai dari tanaman
buah, sayuran dan florikultura.
“Kita memiliki beberapa sentra produksi hortikultura dengan jenis komoditi yang diusahakan
berbeda satu dengan yang lainnya sesuai kondisi agroklimat daerah asal. Hampir semua jenis
komoditi hortikultura, selain memiliki fungsi sebagai komoditi untuk pemenuhan kebutuhan
pangan juga memiliki nilai estetika atau keindahan. Itu adalah potensi agrowisata yang
terkembanhg di depan mata kita”, ujar Djoni.
Katanya, beragam jenis komoditi hortikultura, terutama jenis tanaman tahunan yang dapat
menghasilkan sepanjang tahun. “ Apabila jenis tanaman tahunan tersebut ditanam dalam satu
kawasan dengan kondisi agroklimat yang sesuai, penataan dan landscape yang baik, ditunjang
dengan fasilitasi serta sarana yang mendukung pertumbuhan jenis tanaman hortikultura itu
maka kawasan tersebut dapat dijadikan sebagai Horti Park atau Taman Horti”, jelas Djoni.
Menurut Djoni, Horti Park atau Taman Horti merupakan salah satu alternatif dalam
pengembangan objek wisata di dalam satu daerah. “Bukankah kepariwisataan telah diakui
pemerintah sebagai penghasil devisa terbesar non – migas? Nah, bukankah Sumatera Barat
memiliki beberapa lokasi sentra produksi hortikultura dengan keindahan alam dan letaknya yang
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
21
strategis?” retorik Djoni seraya menambahkan bahwa hal itu sangat berpotensi dikembangkan
sebagai objek wisata yang sangat menarik dalam kelengkapan hortipark.
Kota Padang saat ini telah menjadi tujuan perjalanan bagi sejumlah masyarakat yang berasal
dari kota-kota di luar kota Padang, termasuk dari luar propinsi, seperti dari Jambi, Riau, Sumatera
Utara, dan lainnya. Adanya hari libur di ujung minggu (week end) akan menyebabkan Kota Padang
didatangi oleh masyarakat yang menghabiskan waktu liburannya di Kota ini. Tempat wisata seperti
Minang Fantasi, Pantai Carocok dan masih banyak lainnya merupakan beberapa contoh lokasi
wisata di Propinsi Sumatera Barat yang diminati para pelancong. Beberapa tujuan perjalanan
hiburan di wilayah Sumatera Barat akan menjadikan Propinsi Sumatera Barat menjadi salah
satu tujuan wisata berskala nasional.
Pada Bulan Oktober 2013 yang lalu, Kota Padang Propinsi Sumatera Barat menjadi tempat
pelaksanaan Hari Pangan Nasional yang saat itu dibuka oleh Presiden Republik Indonesia DR.
Susilo Bambang Yudoyono dan dihadiri oleh sejumlah Menteri terkait. Masyarakat Sumatera
Barat terekam begitu antusias dengan acara tersebut dan antusias yang sama juga terekam
ketika mereka mengunjungi anjungan-anjungan yang dibuat oleh sejumlah Dinas dan elemen
masyarakat. Hasil yang terekam dari diskusi-diskusi yang dilakukan oleh unsur Pimpinan Daerah
Propinsi Sumatera Barat memperlihatkan keinginan bahwa Pemerintah Sumatera Barat tidak
ingin melewatkan momentum yang tercipta dari Acara Nasional tersebut. Hasil diskusi
mensyaratkan agar Propinsi Sumatera Barat untuk segera memiliki satu kawasan agrowisata
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Sumatera Barat.
Disebutkan Djoni Lahan yang dikelola oleh UPTD BBI TPPH Sumatera Barat yang berlokasi di
Lubuk Minturun dinilai masih belum optimal pengelolaannya. Beberapa pihak menilai bahwa
lokasi ini dapat dikembangkan untuk menjadi satu kawasan agrowisata. Hal ini ditunjang dengan
telah ditetapkannya kawasan Lubuk Minturun menjadi Kawasan Tanaman Hias melalui Keputusan
Gubernur Sumatera Barat Nomor : 521.305.2013 tanggal 26 Maret 2013. Beberapa infrastruktur
yang telah ada dan dengan melakukan revitalisasi infrastruktur tersebut merupakan modal awal
bagi Pemerintah Propinsi untuk mengembangkan kawasan ini.
Pada Tahun Anggaran 2014 ini melalui dana APBD Propinsi Sumatera Barat telah dianggarkan
beberapa kegiatan untuk menunjang kawasan Agrowisata antara lain Pembangunan jalan,
Pembangunan saluran irigasi, Pembangunan kolam pancing,Penataan taman, Master Plan
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
22
Kawasan Agrowisata Lubuk Minturun, DED Kawasan Agrowisata Lubuk Minturun
“Pada tahun 2015 nanti, Propinsi Sumatera Barat berencana untuk melakukan pembangunan
Horti Park atau Taman Horti yang didalamnya akan direncanakan pembangunan berupa :Outlet
Tanaman Hias Indoor, Pusat tanaman hias outdoor,Pusat Tanaman Buah dalam pot, Screen House
Tanaman Buah Semusim, Screen House Sayuran Organik, Green House Budidaya Tanaman
Sayuran Hidroponik, Green House Budidaya Tanaman Secara Kebun Bertingkat/vertical, Kebun
Koleksi Tanaman Buah Unggulan Nasional Spesifik Lokasi, Kebun Koleksi Tanaman Buah Unggulan
seluruh Indonesia. Gazebo, Pergola dan Sarana Penunjang Lainnya seperti Springkler dan sarana
penunjang, Packing House dan pemasaran serta Instalasi Listrik”, papar Djoni.
“Pikiran mewujudkan ini adalah untuk menciptakan kebun hortikultura yang terdiri atas kebun
buah, kebun sayur dan tanaman hias. Sebagai taman rekreasi hortikultura yang kelak dapat
dikembangkan menjadi pusat study hortikultura terutama buah-buahan, sayur-sayuran dan
florikultura dataran rendah. Hortipark akan menjelma menjadi tempat tujuan wisata alternatif
bagi masyarakat di Propinsi Sumatera Barat khususnya dan Indonesia umumnya”, ucap Djoni.
Ditambahkan Djoni, Hortipark akan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitarnya.
Banyak manfaat hortipark, misalnya untuk pengembangan, penelitian dan produksi, baik
melalui pembinaan maupun pemberdayaan para petani. “ Kita yakin, terlaksananya
pembangunan Horti Park atau Taman Horti di Propinsi Sumatera Barat akan dapat meningkatkan
perekonomian daerah ini dari sektor pertanian terutama komoditi hortikultura”, ulas Djoni.
Disebutkan Djoni, bahwa kegiatan ini dilaksanakan di UPTD Balai Benih Induk TPPH Sumatera
Barat di Lubuk Minturun Kota Padang Propinsi Sumatera Barat.
“Saya yakin, pengembangan Horti Park di Sumatera Barat akan memberikan dampak positif
bagi masyarakat antara lain meningkatkan nilai jual komoditi pertanian yang dihasilkan dan
berkembangnya sumber-sumber pendapatan lainnya yang dapat dinikmati oleh masyarakat
setempat seperti penyewaan homestay dan saranba rekreasi lainnya, kantin, penjualan cindera
mata, dan lain-lain. Selain itu, agrowisata merupakan salah satu wahana yang efektif dalam
rangka promosi produk-produk pertanian dan budaya daerah Sumatera Barat”, ucapnya.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
23
Dari catatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi
Sumatera Barat, produksi sayur dan buah-buahan
sepanjang tahun 2007 lalu masing-masing mencapai
305.151 dan 328.064 ton, atau tepat satu tingkat di bawah
komoditas palawija (338.915 ton). Setidaknya ada tiga
kabupaten yang selama ini menjadi basis pengembangan
komoditas sayur dan buah-buahan di Sumbar, yaitu:
Tanah Datar, Solok, dan Agam.
Hal itulah yang menjadi salah satu pertimbangan tim
marketing PT. BISI International Tbk (PT. BISI) area
SUMBAR PRODUSENUTAMA KOMODITASSAYURAN & BUAH-BUAHAN
SUMATERA BARAT (SUMBAR)
MERUPAKAN SALAH SATU DARI
SEKIAN PROVINSI DI INDONESIA
YANG STRUKTUR
PEREKONOMIANNYA BANYAK
DITOPANG OLEH SEKTOR
PERTANIAN. SEHINGGA TIDAK
HERAN KALAU PROVINSI
BERPENDUDUK LEBIH DARI 4,8
JUTA JIWA INI MAMPU MENJADI
SALAH SATU PRODUSEN UTAMA
KOMODITAS PERTANIAN DI PULAU
SUMATERA, TERUTAMA SAYUR-
SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
24
Sumatera Barat untuk membuat sebuah mini show farm (kebun mini) di salah satu dari tiga
kabupaten tersebut. Mini show farm kali ini dipusatkan di Kabupaten Tanah Datar, tepatnya di
lahan milik M. Arifin di kawasan Jorong Koto Alam, Nagari Tabek Patah, Kecamatan Salimpaung,
Tanah Datar.
Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha
pertanian di Provinsi Sumatera Barat sebanyak 644.240 dikelola oleh rumah tangga, sebanyak
84 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak 362 dikelola oleh selain
rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum.
Kabupaten Pesisir Selatan, Lima Puluh Kota, dan Agam merupakan tiga Kabupaten/Kota
dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu
masing-masing 71.549 rumah tangga, 69.805 rumah tangga, dan 65.025 rumah tangga.
Sedangkan Kota Padang Panjang merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga
usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 1.771rumah tangga. Sementara itu jumlah perusahaan
pertanian berbadan hukum di Provinsi Sumatera Barat sebanyak 84unit tersebar pada 17 (tujuh
belas) Kabupaten/Kota. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak berlokasi di
Kabupaten Pasaman Barat yaitu sebanyak 15 perusahaan dan Kabupaten Dharmasraya yaitu
sebanyak 13 perusahaan. Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah
tangga usaha pertanian sebanyak 362 unit tersebar pada seluruh Kabupaten/Kota. Jumlah
perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian terbanyak
terdapat di Kabupaten Dharmasraya, yaitu sebanyak 87 unit dan Kota Payakumbuh, yaitu
sebanyak 63 unit.
Sensus Pertanian 2013 yang merupakan bagian terpadu dari upaya kita bersama guna
mewujudkan visi besar pembangunan Provinsi Sumatera Barat. Harapan Sumatera Barat adalah
mencapai pembangunan pertanian yang handal. Handal dalam kemampuan dan handal dalam
mengelola manajemen data dan informasi pertanian yang memadai, akurat, lengkap dan
mutakhir.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
25
Bertani dan beternak bagi orang Minang adalah tabu-
ngan kesejahteraan. Prinsip kemakmuran orang Minang,
ketika padi menjadi, ketika taranak berkembang, ketika
jagung berbunga—bak pepatah “bumi sanang padi
manjadi, padi masak jaguang maupia, anak buah sanang
santosa, bapak kayo mande batuah, mamak disambah
urang pulo”.
BERCAKAP-CAKAP DENGAN IR. DJONI
BENIH PERTANIANDAN KEARIFAN LOKALMINANGKABAU
BERCOCOK TANAM DAN
BETERNAK ADALAH BUDAYA
KENTAL MASYARAKAT
MINANGKABAU. BERPIKIR UNTUK
HIDUP KE ESOK DICERMIN KAN
ORANG MINANG DENGAN ADANYA
RANGKIANG DI HALAMAN RUMAH
GADANG. RANGKIANG TEMPAT
MENYIMPAN PADI. ITU ADALAH
CERMINAN DARI KETAHANAN
PANGAN MASYARAKAT MINANG.
Bibit Sukun.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
26
Begitulah tujuan hidup orang Minang, yakni “bumi sanang padi manjadi taranak bakambang
biak”. Hidup yang penuh berkah, yang sesuai dengan ajaran Islam yaitu “baldatun taiyibatun wa
robbun gafuur”. Dan tentu saja hal itu adalah cermin dari kesepakatan masyarakat Minang-
kabau dalam sandaran sikap “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”.
Asas pemanfaatan bagi orang Minang sangat tinggi. Dalam kehidupan sosial dan budaya,
orang Minang tak mengenal apa yang kita sebut dengan sampah masyarakat.
Mengapa? Karena bagi orang Minang, tak ada orang yang tak berguna.
Orang Minang senantiasa memercayai dan memberikan sebuah pekerjaan kepada orang
yang tepat seperti yang disampaikan oleh pepatah kita : “Nan Buto pahambuih lasuang, nan
pakak palapeh badie, Nan lumpuah pahuni rumah, nan kuek paangkuik baban, nan jangkuang
jadi panjuluak, nan randah panyaruduak, nan pandai tampek batanyo, nan cadiak bakeh baiyo,
nan kayo tampek batenggang.
Konsep the right man in the right place masak dalam kehidupan sosial orang Minang.
Pembagian kerja bagi orang Minang itu rasional atau objektif. Semua termanfaatkan. Itu sesuai
pula dengan sabda Rasulullah: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi
manusia.” [Hasan: Shahih Al-Jami’ no. 3289].
Prinsip pemanfaatan manusia dan SDM bagi orang Minang itu sangat rasional dan objektif
sekali. Bahkan, pemanfaatan lahan bagi orang Minang sangat selektif. Tak ada lahan yang tak
berguna bagi orang Minang. Semua lahan termanfaatkan sesuai bentuk, lokasi dan jenisnya.
Sesuai benar dengan pepatah : “ Nan lurah tanami bambu, nan lereang tanami tabu, nan padek
kaparumahan, nan gurun buek ka parak, nan bancah dibuek sawah, nan munggu kapakuburan,
nan gauang ka tabek ikan, nan padang kapaimpauan, nan lambah kubangan kabau, nan rawang
payo kaparanangan itiak” .
Semestinya juga, masyarakat Minangkabau tak mengenal apa yang disebut dengan lahan
telantar atau lahan tidur. Masyarakat Minang adalah masyarakat pertanian, ketika ke rimba
berbunga kayu, air tergenang dijadikan kolam ikan, tanah tanah ditanamkan benih, tanah keras
dibikin ladang, sawah bertumpak di tanah yang datar, ladang berbidang di lahan yang lereng.
Begitulah budaya sosial masyarakat kita di Minangkabau.
Bahkan orang Minang sudah memiliki teknologi pertanian yang merupakan warisan dari
nenek moyang kita. Mereka bertani sesuai musim. Seperti pesan pepatah:” Ka ladang di hulu
tahun, ka sawah di pangka musim, hasia banyak nkarano jariah, hasia buliah karano pandai”.
Pepatah itu menyisipkan dua kata inti dalam hal ihwal berladang orang Minang. Yakni, pertama
kerja keras, kedua karena pengetahuan atau kepandaian berladang.
Semangat dan optimisme orang Minang itu sangat tinggi. Tak ada yang tak mungkin bagi
orang Minang asal dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan kerja keras. “lawik dalam buliah
diajuak, bumi laweh dapek digali, bukik dapek diruntuah, asa bajariah bausaho. Lawik ditimbo
lai ka kariang, gunuang di runtuah mungkin data, sadang dek samuik runtuah tabiang, apolagi
dek manusia nan baraka”. Begitulah dalil rasional orang Minangkabau.
Jauh sebelum Koes Plus mendengakan tongkat ditanam jadi “buah”, orang Minang sudah
lebih dulu meyakini. Bahkan tak tongkat saja yang tumbuah, melainkan artinya lebih luas, yakni
“Apo ditanam namuah tumbuah, bijo ditanam ka babuah, batang ditanam kabarisi, batanam
nan bapucuak, mamaliharo nan banyao”.
Bahkan, sebelum bertanam, orang minang memikirkan perairan atau irigasi. “ Dibuek banda
baliku, tibo di bukik digali, tibo di batu dipahek, tibo di batang di kabuang”.
Begitulah kearifan lokal orang Minangkabau dalam bertani dan bataranak itu tadi. Bila ada
lahan tak termanfaatkan, wajib kita bertanya? Mengapa? Apakah karena lahan kering tak teraliri
irigasi? Apakah karena kita sudah pemalas?
Dalam keadaan terkini, Sumbar adalah salah satu propinsi surplus beras!
Bila begitu adanya, mari kita lihat pemanfaatan lahan dan soal irigasi bagi pertanian Sumatera
Barat. Kita tanyakan hal ini kepada Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumbar Ir
Djoni. Kata Djoni, luas areal persawahan yang telah diairi dengan irigasi teknis di Sumatera Barat
(Sumbar) baru 88.808 hektare atau 37,6 persen dari total luas sawah di daerah ini yang mencapai
235.824 hektare.
Luas wilayah provinsi Sumatera Barat sekitar 4.229.730 hektare, setara dengan 2,17 % dari
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
27
luas wilayah Negara Kasatuan Republik Indonesia. Dengan begitu, lahan pertanian yang
berpotensi diolah adalah sekitar 20% dari luas wilayah Sumbar. Sementara, yang teraliri irigasi
baru 37,6 persen itu tadi. Bayangkan, kalau 60% saja dari lahan 88 ribu hektare itu teraliri irigasi,
maka masa depan pertanian Sumatera Barat akan jauh lebih bersinar dan apa yang diinginkan
oleh nenek moyang kita dulu tentang “bumi sanang padi manjadi” akan benar-benar lebih
terwujud.
Pak Djoni berharap, pembangunan infrastruktur di daerah ini idealnya diarahkan pada
pembangunan irigasi teknis. Katanya, makin luas lahan pertanian Sumbar yang mendapat air
irigasi, makin besar hasil potensi pertanian kita yang muaranya berujung pada kemakmuran
untuk petani, kemakmuran untuk rakyat, kemakmuran untuk semua.
Dijelaskan Djoni, lahan persawahan irigasi sederhana di Sumbar seluas 45.570 hektare, irigasi
desa 40.969 hektare, tadah hujan 50.294 hektare dan irigasi lainnya 10.184 hektare. Sawah
yang telah diairi irigasi teknis di Sumbar terluas berada di Kabupaten Agam 13.708 hektare disusul
Kabupaten Solok (11.870), Kabupaten Pasaman (11.808), Kabupaten Pesisir Selatan (10.289)
dan Kabupaten Padangpariaman (8.763).Sawah yang diairi irigasi teknis terkecil di Sumbar adalah
Kabupaten Kepulauan Mentawai seluas 85 hektare disusul Kota Bukittinggi (177), Kota Solok
(575), Kabupaten Sijunjung (1.698) dan Kabupaten Tanahdatar (3.768).Daerah areal persawahan
beririgasi sederhana terluas adalah Kabupaten Tanah Datar seluas 7.633 hektare, disusul
Kabupaten 50 Kota (6.407), Kabupaten Agam (5.235), Kabupaten Pasaman (5.186) dan Kabupaten
Padang Pariaman (5.099).
Daerah dengan areal persawahan beririgasi sederhana terkecil adalah Kota Bukittinggi seluas
154 hektare, disusul Kabupaten Kepulauan Mentawai (240), Kabupaten Dharmasraya dan
Kabupaten Pasaman Barat masing-masing seluas 316 hektare serta Kota Solok (393).Sawah tadah
hujan, terluas berada di Kabupaten Pesisir Selatan seluas 11.848 hektare, disusul Kabupaten 50
Kota (8.144), Kabupaten Tanah Datar (5.878), Kabupaten Sijunjung (4.998) dan Kabupaten Padang
Pariaman (4.522).
Lalu berapa produksi padi Sumbar?
“Dengan areal persawahan seluas 235.824 hektare, produksi padi Sumbar mencapai dua
juta ton pada 2007, naik dari produksi 2006 yang tercatat 1,889 juta ton”, jawab Djoni.
Apa dan bagaimana kon-tribusi Sumatera Barat un-tuk memenuhi pangan nasional?
“Produksi beras daerah ini jauh melebihi kebutuhan masyarakatnya. Pada tahun 2011 produksi
beras Sumbar mencapai 2.295.000 ton di atas lahan 243.000 hektaree, sedangkan kebutuhan
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
28
masyarakat Sum-bar tak lebih 600 ribu ton. Sumbar mengalami surplus beras sekitar 1.695.000
ton,” kata Djoni.
Dikatakan Ir. Djoni produksi beras Sumbar pada tahun 2011 sekitar 4,91 ton per hektarenya.
Angka tersebut mengalami kenaikan seba-nyak 5,01 persen jika diban-dingkan dengan hasil
produksi tahun 2010.
Pada tahun 2010, jumlah pro-duksi sekitar 2,211.248 ton dengan jumlah produksi sekitar
4,8 ton per hektarenya. Dari luas lahan yang 243.000 hektare, luas panen-nya pertahun sekitar
486.000 hektare atau dua kali lipat dari luas sawah. Target Djoni, menggenjot hasil panen padi
minimal 2 kali setahun.
Dikatakan Djoni sejak tahun 2012 ini, Sumbar menambah luas sawah sekitar 2.250 ha dengan
cetak sawah baru di Pesisir Selatan, Solok Selatan, Pasaman, dan daerah lainnya. Lalu berapa
luas lahan yang dialihfungsikan tiap tahun?
“Lahan yang diahlifungsikan untuk pembangunan tak sampai 100 ha pada tiap tahunnya,”
kata Djoni seraya mengatakan tak perlu khawatir dengan banyaknya lahan sawah yang disulap
menjadi lahan perumahan atau pun industri karena seiring dengan itu, lahan-lahan pertanian
baru juga dibuka.
Dalam catatan kita, tingkat konsumsi beras masyarakat Sumbar pada tahun 2011 sekitar 123
kg perkapita per tahunnya.
“Sedangkan konsumsi rata-rata masyarakat Indonesia atau pun rata-rata nasional sekitar
139 kg perkapita per tahun.
Guna mengurangi konsumsi beras, peme-rintah telah melakukan sosialisasi pengalihan dari
beras ke umbi-umbian, sayur-sayuran ataupun buah-buahan. Target Pemerintah ting-kat
konsumsi beras masyarakat Indonesia menurun sekitar 1,5 persen tiap tahunnya dari jumlah
perkapita per tahunnya.
Tak tertutup kemungkinan Sumbar kelak seperti masyarakat Thailand dalam kapasitas
konsumsi beras yang hanya sekitar 60-80 perkapita per tahunnya, walaupun Thailand dan Sumbar
sama-sama menjual hasil pangan daerah seperti beras.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
29
Ketersediaan benih sumber dari varietas unggul
bermutu, sangat penting mendukung diseminasi varietas
kepada petani. Pengembangan dan peningkatan kemam-
puan Industri Perbenihan baik yang dikelola oleh Peme-
rintah maupun swasta ditingkatkan melalui aspek-aspek
strategis antara lain Penelitian dan Pengembangan Varie-
tas, Perbanyakan Benih, Pengawasan Mutu dan Sertifikasi
Benih, Distribusi/Pemasaran dan Penggunaan Benih di
tingkat petani.
Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk
meningkatkan ketahanan pangan, dengan memacu pe-
ningkatan produksi Tanaman Pangan terutama produksi
komoditi utama tanaman pangan seperti padi, jagung dan
kacang-kacangan. Sehubungan dengan itu guna mencapai
sasaran produksi komoditas utama tersebut salah satu
upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan
penggunaan benih varietas unggul bermutu, yang akan
berpengaruh terhadap peningkatan produksi, produkti-
vitas dan mutu hasil tanaman.
Memenuhi permintaan, benih tidak dapat diproduksi
secara mendadak atau secara langsung, tetapi perlu pe-
rencanaan yang baik. Perencanaan dan penanganan yang
kurang baik dapat merugikan produksi benih.
Balai Benih merupakan institusi perbenihan yang
PERAN DAN UPAYA UPTD BBI TPPHMENJAWAB KETAHANAN PANGAN
PERKUAT SISTEM PRODUKSIPELOPOR PENGGUNAANBENIH BERMUTUKLASIKAL PERSOALAN
PERBENIHAN SECARA UNIVERSAL
ADALAH KETIKA BENIH-BENIH
VARITAS UNGGUL BERMUTU TIDAK
SELALU TERSEDIA PADA SAAT
DIBUTUHKAN. IDEALNYA,
KETERSEDIAAN BENIH BAGI PARA
PETANI HARUS TERJAMIN.
MENJAWAB PERSOALAN INI MAKA
KETERSEDIAAN BENIH SUMBER
BAGI PARA PENANGKAR JUGA
HARUS TERJAMIN. GUNA
MENJAMIN KETERSEDIAAN BENIH
UNGGUL BERMUTU, MAKA BBI
MEMPERKUAT SISTEM PRODUKSI
PERBENIHAN SEHINGGA MAMPU
MEMENUHI KEBUTUHAN PARA
PENANGKAR BENIH DAN PETANI.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
30
menangani fungsi produksi untuk benih sumber sekaligus mendistribusikannya kepada produsen.
Peran Balai Benih sangat penting, karena ia menjadi pelopor perkembangan penggunaan benih
bermutu varietas unggul Tanaman Pangan, serta penyebarluasan varietas unggul tersebut kepada
masyarakat maupun penangkar.
Tak ada pilihan lain, kini saatnya pemanfaatan Balai Benih lebih dioptimalkan, terutama guna
mendorong, memacu dan mendongkrak tumbuh dan berkembangnya penangkar benih yang
berkualitas.
Harapan kita adalah menghasilkan Benih Pokok (BP) padi, jagung, kedele dan kacang tanah
sebagai benih sumber untuk keperluan perbanyakan Benih Sebar (BR) sehingga mampu
memenuhi kebutuhan Benih Pokok (BP) padi, jagung, kedele dan kacang tanah untuk keperluan
penangkaran benih Tanaman Pangan.
Kegiatan ini berlandaskan pada Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA)
Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (03) Nomor SP :
018.03.3.089076/2013 tanggal 5 Desember 2012.
Petunjuk Pelaksanaan / Petunjuk Teknis kegiatan UPTD BBI TPPH pada Satuan Kerja Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat TA. 2013.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
31
PERBANYAKAN BENIH DASAR PADI (BS-BD)
Dari Batang PiamanHingga Kuruik KusuikBelasan Ribu KgBenih Siap Sebar
PADA DASARNYA PENGOLAHAN
TANAH SAWAH MELIPUTI 3 PHASE
YAKNI, PENGGENANGAN TANAH
SAMPAI TAHAP JENUH AIR,
PEMBAJAKAN TANAH UNTUK
MEMECAH BONGKARAN DAN
SEKALIGUS MEMBALIKAN TANAH,
PENGGARUAN UNTUK
MENGHANCURKAN TANAH DAN
KEMUDIAN DILAKUKAN
PELUMPURAN DENGAN AIR,
PENGOLAHAN TANAH DIMULAI
PALING LAMBAT 15 HARI
SEBELUM PENANAMAN.
Benih sumber yang digunakan adalah benih yang
berasal dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Sukamandi untuk perbanyakan kelas benih (BS - BD)
dengan volume 10 kg/Ha.
Persemaian disiapkan 20-30 hari sebelum tanam,
penaburan benih tidak rapat, sehingga pertumbuhan bibit
akan dapat cepat dan kokoh. Waktu dan cara tanam dapat
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
32
dilakukan sesuai dengan kondisi setempat.
Takaran pupuk dan cara pemupukan
berpedoman pada rekomendasi daerah se-
tempat. Takaran pupuk P dihitung berda-
sarkan kadar P tanah. Pupuk P diberikan
pada saat tanam atau paling lambat 3 ming-
gu setelah tanam.
Pupuk K hanya diberikan pada tanah
yang mengandung K rendah, diberikan
pada saat tanam atau menjelang phase pri-
mordia
Penyiangan dilakukan pada tumbuhan
pengganggu yang sangat bersaing dengan
tanaman padi, dilakukan kira-kira pada
umur padi 21 s/d 45 hari sesudah tanam.
Pemberian air jangan terlalu dalam baik pada phase vegetatif maupun generatif.
Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembungaan
dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting bertujuan
menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk menyeragamkan dan
mempercepat pemasakan biji.
Panen dapat dilakukan pada tingkat pemasakan 80 - 90%. Hasil panen harus segera diproses
(dirontokan, dibersihkan, dikeringkan, dan lain-lain) dan jangan dibiarkan menumpuk yang akan
berpengaruh terhadap mutu benih.
Calon benih yang baru dipanen segera dikeringkan sampai mencapai kadar air simpan (13%
- 11 %). Apabila menggunakan dryer maka suhu udara harus diatur bergantung pada kadar air
awal benih agar tidak merusak viabilitas. Makin tinggi kadar air awal benih makin rendah suhu
pengeringan yang diperlukan.
Apabila dilakukan dengan sinar matahari maka penjemuran dapat dilakukan dalam hamparan
setebal 2 - 8 cm selama 4 - 8 jam /hari, lamanya pengeringan tergantung pada kedaan cuaca,
umumnya 2 - 3 hari.
Guna mempertahankan mutu dan daya tumbuh benih, maka penyimpanan benih dilakukan
dengan baik. Pengemasan sementara bertujuan untuk mempermudah penyimpanan,
penghitungan dan pengambilan sample benih untuk uji labor sertifikasi. Pengemasan pasar
bertujuan untuk memudahkan penjualan dan pengiriman. Bagi calon benih yang telah lulus
dikemasi dalam packing 5 kg atau 15 kg. Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses
sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan petunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BSPB.
Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Padi (BS – BD) seluas 4,0 Ha dimulai dari bulan Mei 2013
sampai dengan bulan Desember 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk Sungai
Dareh seluas 3,0 Ha, Balai Benih Induk
Kinali 0,5 Ha dan Balai Benih Induk Ladang
Laweh 0,5 Ha
Dalam mewujudkan Kegiatan Perba-
nyakan Benih Dasar Padi (BS-BD) seluas 4
(empat) Ha pada UPTD BBI TPPH Sumatera
Barat melalui Satuan Kerja Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat
TA.2013 merealisasikan anggaran untuk
kegiatan ini.
Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian
Hasil yang didapat dari pelaksanaan
Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Padi (BS
– BD) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat
melalui Anggaran Satuan Kerja Dinas Per-
tanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
33
Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Padi (BS-BD) dilaksanakan di Balai Benih Induk (BBI) Sungai
Dareh seluas 4,0 (empat) Ha dan varietas yang ditanam adalah Batang Piaman, Inpari 12, Cisokan,
IR – 66, Mekongga dan Kuriek Kusuik. Produksi Benih yang dihasilkan untuk varietas Btg.Piaman
sebanyak 1.300 Kg dan Varietas Kuriek Kusuik sejumlah 1.475 Kg ( 730 kg lulus sebagai Benih
Dasar (BD) dan 745 Kg lulus sebagai Benih Pokok (BP) dengan luasan masing-masing 1,0 Ha.
Penurunan Kelas Benih ini juga terjadi dikarenakan terdapatnya jumlah CVL (Campuran Varietas
Lain) > 0,0 %, hal ini kemungkinan terjadi dikarenakan adanya voluntir pada areal pertanaman
dan atau dapat terjadi adanya Tipe Simpang ( Off Type ).
Varietas Inpari 12 sebanyak 760 Kg, Varietas Cisokan sebanyak 800 Kg, varietas IR - 66 sebanyak
830 Kg, dan varietas Mekongga sebanyak 900 Kg dengan luasan masing-masing 0,5 Ha.
PERBANYAKAN BENIH POKOK PADI
Kegiatan Perbanyakan Benih
Pokok Padi (BD-BP) dilaksanakan di
Balai Benih Induk (BBI) Sungai Dareh
seluas 16,0 (Enam Belas) Ha dengan
rincian varietas yang ditanam ada-
lah Inpari 12 (3,0 Ha) jumlah pro-
duksi benih yang dihasilkan 1.840
Kg, Btg.Piaman (8,5 Ha) jumlah
produksi benih 11.550 Kg kelas BP
dan 2.760 Kg kelas BR, PB - 42 (1,0
Ha) produksi benih yang dihasilkan
sebanyak 1.575 Kg, Inpari 21 (1,0
Ha) produksi benih yang dihasilkan
sebanyak 1.560 K.
Metoda pelaksanaan proses
perbanyakan benih sumber padi
Kelas BD – BP secara umum dilaku-
kan sebagai berikut : pada dasarnya pengolahan tanah sawah meliputi 3 phase ; Penggenangan
tanah sampai tahap jenuh air, pembajakan tanah untuk memecah bongkaran dan sekaligus
membalikan tanah, penggaruan untuk menghancurkan tanah dan kemudian dilakukan
pelumpuran dengan air dan pengolahan tanah dimulai paling lambat 15 hari sebelum
penanaman.
Benih sumber yang digunakan adalah benih yang berasal dari Balai benih Induk ( BBI ) untuk
perbanyakan kelas benih (BD - BP) dengan volume 25 kg/Ha.
Persemaian disiapkan 20-30 hari sebelum tanam, penaburan benih tidak rapat, sehingga
Barat dapat dilihat pada tabel 12 berikut :
Tabel 12.
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Padi (BS-BD)
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
34
pertumbuhan bibit akan dapat cepat dan kokoh. Waktu dan cara tanam dapat dilakukan sesuai
dengan kondisi setempat.
TAKARAN PUPUK
Takaran pupuk dan cara pemupukan berpedoman pada rekomendasi daerah setempat.
Takaran pupuk P dihitung berdasarkan kadar P tanah. Pupuk P diberikan pada saat tanam atau
paling lambat 3 minggu setelah tanam. Pupuk K hanya diberikan pada tanah yang mengandung
K rendah, diberikan pada saat tanam atau menjelang phase primordia.
Penyiangan dilakukan pada tumbuhan pengganggu yang sangat bersaing dengan tanaman
padi, dilakukan kira-kira pada umur padi 21 s/d 45 hari sesudah tanam.
Pemberian air jangan terlalu dalam baik pada phase vegetatif maupun generatif.
Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembungaan
dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting bertujuan
menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk menyeragamkan dan
mempercepat pemasakan biji.
Panen dapat dilakukan pada tingkat pemasakan 80 - 90%. Hasil panen harus segera diproses
(dirontokan, dibersihkan, dikeringkan, dan lain-lain) dan jangan dibiarkan menumpuk yang akan
berpengaruh terhadap mutu benih.
Calon benih yang baru dipanen segera dikeringkan sampai mencapai kadar air simpan (13%
- 11 %). Apabila menggunakan dryer maka suhu udara harus diatur bergantung pada kadar air
awal benih agar tidak merusak viabilitas. Makin tinggi kadar air awal benih makin rendah suhu
pengeringan yang diperlukan.
Apabila dilakukan dengan sinar matahari maka penjemuran dapat dilakukan dalam hamparan
setebal 2 - 8 cm selama 4 - 8 jam /hari, lamanya pengeringan tergantung pada kedaan cuaca,
umumnya 2 - 3 hari.
Untuk mempertahankan mutu dan daya tumbuh benih, maka penyimpanan benih dilakukan
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
35
dengan baik.
Pengemasan sementara bertujuan untuk mempermudah penyimpanan, penghitungan dan
pengambilan sample benih untuk uji labor sertifikasi.
Pengemasan pasar bertujuan untuk memudahkan penjualan dan pengiriman. Bagi calon
benih yang telah lulus dikemasi dalam packing 5 kg atau 15 kg
Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BSPB.
Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Padi (BD – BP) seluas 16 Ha dimulai dari bulan Januari
2013 sampai dengan bulan Desember 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk
Sungaidareh dengan jenis tanah Podzolik Merah Kuning dengan pH 4 – 5 (asam) serta berada
pada ketinggian 106 m dari permukaan laut.
Dalam mewujudkan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Padi (BD-BP) seluas 16 (enam belas)
Ha pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Sumatera Barat TA.2013 telah merealisasikan anggaran untuk kegiatan ini.
Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan
Perbanyakan Benih Pokok Padi ( BD – BP ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Anggaran
Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel
13.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
36
Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Padi (BD-BP) dilaksanakan di Balai Benih Induk (BBI) Sungai
Dareh seluas 16,0 (Enam Belas) Ha dengan rincian varietas yang ditanam adalah Inpari 12 (3,0
Ha) jumlah produksi benih yang dihasilkan 1.840 Kg, Btg.Piaman (8,5 Ha) jumlah produksi benih
11.550 Kg kelas BP dan 2.760 Kg kelas BR, PB - 42 (1,0 Ha) produksi benih yang dihasilkan sebanyak
1.575 Kg, Inpari 21 (1,0 Ha) produksi benih yang dihasilkan sebanyak 1.560 Kg.
Cisokan (1,5 Ha) jumlah produksi benih yang dihasilkan 3.200 Kg dan Mekongga (1,0 Ha)
produksi benih yang dihasilkan sebanyak 1.620 Kg. Untuk varietas Inpari 12 produksi benih yang
dihasilkan belum mencapai target produksi yang diharapkan yaitu 1.500 Kg/Ha, dikarenakan
pertanaman Inpari pada waktu phase berbunga terkena serangan Blas. Serangan Blas daun yang
tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan anakan produktif yang menyebabkan
malai kecil dengan sedikit gabah bahkan dapat menyebabkan seluruh tanaman mati sebelum
berbunga. Serangannya dapat menurunkan hasil secara langsung karena leher malai busuk dan
patah sehingga pengisian terganggu dan bulir padi menjadi hampa.
Tabel 13.
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Padi (BD-BP)
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
37
Proses perbanyakan benih sumber jagung Kelas BD–
BP dilakukan secara umum sebagai berikut :Pertanaman
pada lahan tegalan sebaiknya dilakukan pengolahan
tanah dan pada waktu pengolahan tanah dilakukan
mengikuti pola tanam setempat
Penanaman dengan cara menugal sedalam 3 - 5 cm,
jarak tanam 75 x 20 atau 75 x 40 cm
Benih sumber yang digunakan adalah benih yang
berasal dari Balai Benih Induk (BBI) untuk perbanyakan
kelas benih (BD - BP) dengan volume 20 – 25 kg/Ha .
Penyulaman umur 1 minggu dan penyiangan apabila
rerumputan (gulma) telah mulai tumbuh (pada umur 30
HST). Pembumbunan umur 3 – 4 minggu pada saat
penyiangan.
Pemberian air diperlukan pada waktu tanam, sebelum
keluar malai serta periode keluarnya rambut hingga
pembentukan tongkol.
Dosis pupuk digunakan adalah 300 kg Urea, 100 kg
SP-36 dan 50 kg KCL atau sesuai dengan rekomendasi
setempat. Diaplikasikan sebagai pupuk dasar ½ bagian
dosis urea dan penuh untuk TSP dan KCL. Pupuk susulan
½ dosis urea.
PERBANYAKAN BENIH DASAR JAGUNG (BS-BD)
Ribuan KilogramVarietas SukmaragaLulus Benih SumberKelas BD
KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH
POKOK JAGUNG (BD-BP)
DILAKSANAKAN DI BALAI BENIH
INDUK KINALI DITANAM SELUAS
1,0 HA DENGAN VARIETAS
SUKMARAGA. HASIL PROSES
SERTIFIKASI BENIH PERTANAMAN
JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA
TELAH LULUS SEBAGAI BENIH
SUMBER KELAS BP, TOTAL
PRODUKSI BENIH YANG
DIHASILKAN ADALAH 1.715 KG.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
38
Perlu pengamatan dini dan cermat terhadap adanya serangan hama/penyakit pada setiap
phase pertumbuhan. Preventif sangat diperlukan, keterlambatan berakibat fatal terhadap
produksi. Dan gunakan seed treatment (Rhidomil)
Panen dilakukan pada umur 80 – 120 hari (tergantung varietas)
Pengeringan dilakukan secara alami (sinar matahari) atau menggunakan dryer. Pengeringan
dilakukan sampai diperoleh kadar air 10 - 11% untuk dapat disimpan dalam waktu yang lebih
lama.
Proses sertifikasi dimulai dengan mengajukan permohonan sertifikasi kepada BPSB,
pemeriksaan lapangan pendahuluan, PL I, PL II, dan PL III, pemeriksaan alat-alat panen, alat-alat
prosesing, pengujian calon benih sampai dengan proses pelabelan.
Dalam melakukan kegiatan perbanyakan benih, seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai
dengan pertunjuk sertifikasi yang ditetapkan oleh BPSB. Benih yang telah lulus dikemas dalam
packing 5 (lima) kg.
Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Jagung (BD – BP) seluas 1 Ha dimulai dari bulan Juli 2013
sampai dengan bulan November 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk Kinali
Dalam mewujudkan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Jagung (BD-BP) seluas 1 (satu) Ha
pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Sumatera Barat) TA.2013 merealisasikan anggaran untuk kegiatan ini sebagai berikut :
Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan
Perbanyakan Benih Pokok Jagung ( BD – BP ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui
Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (03) dapat
dilihat pada tabel 14.
Tabel 14.
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Jagung (BD-BP)
Kegiatan Perbanyakan Benih pokok Jagung (BD-BP) dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali
ditanam seluas 1,0 Ha dengan varietas Sukmaraga. Hasil proses Sertifikasi Benih pertanaman
jagung varietas Sukmaraga telah lulus sebagai Benih Sumber kelas BP, Total Produksi Benih yang
dihasilkan adalah 1.715 Kg.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
39
Penanaman dengan cara menugal sedalam 3 - 5 cm,
jarak tanam teratur (20 x 20 cm) varietas cabang banyak
dan (40 x 10 cm) varietas bercabang sedikit.
Benih sumber yang digunakan adalah benih yang
berasal dari Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Ubi-
ubian, untuk perbanyakan kelas benih (BS - BD) dengan
volume 25 kg/Ha
Penyiangan dilakukan apabila rerumputan (gulma)
telah mulai tumbuh (pada umur 30 HST). Saat phase
pembungaan dihindari penyiangan
Pemberian air diperlukan pada phase pertumbuhan,
pembungaan dan pengisian polong. Kekeringan menye-
babkan penurunan produksi cukup besar
Dosis pupuk digunakan adalah 50 kg Urea, 100 kg SP
36 dan 50 kg KCL atau sesuai dengan rekomendasi
setempat. Diaplikasikan sebagai pupuk dasar ½ bagian
dosis urea dan penuh untuk TSP dan KCL. Pupuk susulan
½ dosis urea.
Perlu pengamatan dini dan cermat terhadap adanya
serangan hama/penyakit pada setiap phase pertum-
buhan. Tindakan preventif sangat diperlukan, keterlam-
batan berakibat fatal terhadap produksi.
PERBANYAKAN BENIH DASAR KEDELE (BS-BD)
Ribuan Kg KedeleVarietas AnjasmoroLulus Benih SumberKelas BD
PERTANAMAN PADA LAHAN
TEGALAN SEBAIKNYA DILAKUKAN
PENGOLAHAN TANAH DAN PADA
WAKTU PENGOLAHAN TANAH
DILAKUKAN MENGIKUTI POLA
TANAM SETEMPAT.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
40
Panen dilakukan apabila daun telah menguning, batang dan polong mengering, berwarna
coklat kegelapan. Biji berisi penuh, kulit licin dan keras. Panen dilakukan dengan cara menyabit
pada pangkal batang dan brangkasan segera dikeringkan.
Pengeringan brangkasan dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) atau menggunakan
dryer. Brangkasan yang kering dirontokkan, kemudian dilakukan pengeringan kembali sehingga
diperoleh kadar air 10-11% untuk dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.
Proses sertifikasi dimulai dengan mengajukan permohonan sertifikasi kepada BPSB,
pemeriksaan lapangan pendahuluan, PL I, PL II, dan PL III, pemeriksaan alat-alat panen, alat-alat
prosesing, pengujian calon benih sampai dengan proses pelabelan.
Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan
pertunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BPSB. Bagi calon benih yang telah lulus dikemas
dalam packing 5 (lima) kg.
Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Kedele (BS – BD) seluas 1 Ha dimulai dari bulan Januari
2013 sampai dengan bulan April 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk Kinali
PENCAPAIAN HASIL
Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan
Perbanyakan Benih Dasar Kedele ( BS – BD ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Anggaran
Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada tabel
15.
Tabel 15.
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Kedele (BS-BD)
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
41
Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Kedele (BS-BD) dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali
ditanam seluas 1,0 Ha dengan varietas Anjasmoro. Hasil proses Sertifikasi Benih pertanaman
Kedele varietas Anjasmoro telah lulus sebagai Benih Sumber kelas BD. Total Produksi Benih yang
dihasilkan adalah 1.258 Kg.
PERBANYAKAN BENIH POKOK KEDELE (BD-BP)
Proses perbanyakan benih sumber Kedele Kelas BD – BP dilakukan secara umum sebagai
berikut :
Pertanaman pada lahan tegalan sebaiknya dilakukan pengolahan tanah dan pada waktu
pengolahan tanah dilakukan mengikuti pola tanam setempat
Penanaman dengan cara menugal sedalam 3 - 5 cm, jarak tanam teratur (20 x 20 cm) varietas
cabang banyak dan (40 x 10 cm) varietas bercabang sedikit.
Benih sumber yang digunakan adalah benih yang berasal dari hasil perbanyakan BBI, untuk
perbanyakan kelas benih (BD - BP) dengan volume 40 kg/Ha
Penyiangan dilakukan apabila rerumputan (gulma) telah mulai tumbuh (pada umur 30 HST).
Saat phase pembungaan dihindari penyiangan .
Pemberian air diperlukan pada phase pertumbuhan, pembungaan dan pengisian polong.
Kekeringan menyebabkan penurunan produksi cukup besar
Dosis pupuk per hektar yang digunakan adalah 40 kg Urea, 100 kg SP 36 dan 50 kg KCL atau
sesuai dengan rekomendasi setempat. Diaplikasikan sebagai pupuk dasar ½ bagian dosis urea
dan penuh untuk TSP dan KCL. Pupuk susulan ½ dosis urea.
Perlu pengamatan dini dan cermat terhadap adanya serangan hama/ penyakit pada setiap
phase pertumbuhan. Tindakan preventif sangat diperlukan, keterlambatan berakibat fatal
terhadap produksi.
Panen dilakukan apabila daun telah menguning, batang dan polong mengering, berwarna
coklat kegelapan. Biji berisi penuh, kulit licin dan keras. Panen dilakukan dengan cara menyabit
pada pangkal batang dan brangkasan segera dikeringkan.
Pengeringan brangkasan dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) atau menggunakan
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
42
dryer. Brangkasan yang kering dirontokkan, kemudian dilakukan pengeringan kembali sehingga
diperoleh kadar air 10-11% untuk dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.
Proses sertifikasi dimulai dengan mengajukan permohonan sertifikasi kepada BPSB,
pemeriksaan lapangan pendahuluan, PL I, PL II, dan PL III, pemeriksaan alat-alat panen, alat-alat
prosesing, pengujian calon benih sampai dengan proses pelabelan.
Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan
pertunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BPSB. Bagi calon benih yang telah lulus dikemas
dalam packing 5 (lima) kg.
Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD – BP) seluas 2 Ha dimulai dari bulan Juni
2013 sampai dengan bulan Oktober 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk
Kinali dan Balai Benih Induk Sukamenanti masing-masing seluas 1,0 Ha
Dalam mewujudkan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD-BP) seluas 2 (dua) Ha
pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Sumatera Barat (03) TA.2013 merealisasikan anggaran untuk kegiatan ini sebagai berikut
PENCAPAIAN HASIL
Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan
Perbanyakan Benih Pokok Kedele ( BD – BP ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui
Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (03) dapat
dilihat pada tabel 16.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
43
Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD-BP) dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali
dan Balai Benih Induk Sukamenanti, masing-masing ditanam seluas 1,0 Ha dengan varietas
Anjasmoro. Perbanyakan Benih Kedele yang dilaksanakan di BBI Sukamenanti produksi yang
dihasilkan lebih rendah, dikarenakan pada phase pengisian polong curah hujan agak berkurang
sehingga tanaman kurang mendapatkan air. Hasil proses Sertifikasi Benih pertanaman Kedele
varietas Anjasmoro telah lulus sebagai Benih Sumber kelas BP dengan total produksi sebanyak
2.470 Kg.
Proses sertifikasi dimulai dengan mengajukan permohonan sertifikasi kepada BPSB,
pemeriksaan lapangan pendahuluan, PL I, PL II, dan PL III, pemeriksaan alat-alat panen, alat-alat
prosesing, pengujian calon benih sampai dengan proses pelabelan.
Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan
pertunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BPSB. Bagi calon benih yang telah lulus dikemas
dalam packing 5 (lima) kg.
Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD – BP) seluas 2 Ha dimulai dari bulan Juni
2013 sampai dengan bulan Oktober 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk
Kinali dan Balai Benih Induk Sukamenanti masing-masing seluas 1,0 Ha
Dalam mewujudkan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD-BP) seluas 2 (dua) Ha
pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Sumatera Barat (03) TA.2013 merealisasikan anggaran untuk kegiatan ini sebagai berikut
PENCAPAIAN HASIL
Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan
Perbanyakan Benih Pokok Kedele ( BD – BP ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui
Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat
pada tabel 17 berikut :
Tabel 17.
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD-BP)
Tabel 16.
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD-BP)
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
44
Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kedele (BD-BP) dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali
dan Balai Benih Induk Sukamenanti, masing-masing ditanam seluas 1,0 Ha dengan varietas
Anjasmoro. Perbanyakan Benih Kedele yang dilaksanakan di BBI Sukamenanti produksi yang
dihasilkan lebih rendah, dikarenakan pada phase pengisian polong curah hujan agak berkurang
sehingga tanaman kurang mendapatkan air. Hasil proses Sertifikasi Benih pertanaman Kedele
varietas Anjasmoro telah lulus sebagai Benih Sumber kelas BP dengan total produksi sebanyak
2.470 Kg.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
45
Pertanaman pada lahan tegalan sebaiknya dilakukan
pengolahan tanah dan pada waktu pengolahan tanah
dilakukan mengikuti pola tanam setempat
Penanaman dengan cara menugal sedalam 3 – 5 cm,
jarak tanam teratur (20 x 20 cm) atau (25 x 25 cm)
Benih sumber yang digunakan adalah benih yang
berasal dari Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan
dan Ubi-ubian untuk perbanyakan kelas benih (BS - BD)
dengan volume 120 kg/Ha
Penyiangan dilakukan 2 kali. Penyiangan pertama
PERBANYAKAN BENIH DASAR KACANG TANAH (BS-BD)
Total Benih 1400 KgLULUS UJI LABOR
KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH
DASAR KACANG TANAH (BS-
BD) DILAKSANAKAN DI BALAI
BENIH INDUK KINALI DITANAM
SELUAS 1,0 HA DENGAN
MENGGUNAKAN VARIETAS
JERAPAH SELUAS 1,0 HA.
HASIL PROSES SERTIFIKASI
BENIH PERTANAMAN KACANG
TANAH BAIK DI LAPANGAN
MAUPUN UJI LABOR TELAH LULUS
SEBAGAI BENIH SUMBER KELAS
BD. TOTAL PRODUKSI BENIH
YANG DIHASILKAN ADALAH
1.400 KG.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
46
dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan penyiangan kedua dilakukan
pada umur 40 hari setelah tanam. Pada penyiangan kedua ini juga dilakukan pembumbunan
yaitu tanah digemburkan kemudian ditimbun didekat pangkal batang tanaman. Pembumbunan
bertujuan memudahkan bakal buah (gynophor) menembus permukaan tanah sehingga pertum-
buhannnya optimal. Jangan melakukan penyiangan pada saat tanaman sedang berbunga karena
dapat mengganggu proses pembuahan.
Tanaman Kacang Tanah tidak menghendaki air yang menggenang. Pemberian air diperlukan
pada phase kritis, yaitu pada phase perkecambahan, pertumbuhan dan pengisian polong. Waktu
pengairan yang baik adalah pagi atau sorehari hingga tanah cukup basah. Kekeringan
menyebabkan penurunan produksi cukup besar. Jelang panen keringkan untuk pematangan
polong lebih seragam.
Dosis pupuk digunakan adalah 50 kg Urea, 100 kg SP - 36 dan 50 kg KCL atau sesuai dengan
rekomendasi setempat. Diaplikasikan sebagai pupuk dasar ½ bagian dosis urea dan penuh untuk
SP dan KCL. Pupuk susulan ½ dosis urea.
Perlu pengamatan dini dan cermat terhadap adanya serangan hama/ penyakit pada setiap
phase pertumbuhan. Preventif sangat diperlukan, keterlambatan berakibat fatal terhadap
produksi.
Panen dilakukan jika 70 % polong telah mengeras, berwarna agak gelap, kulit polong terlihat
berurat dan pada bagian dalam polong berwarna agak gelap. Pemanenan dilakukan dengan
cara dicabut. Setelah dicabut, bagian atas tanaman dipotong dan disisakan sekitar 10 cm.
Pengeringan dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) atau menggunakan dryer.
Brangkasan yang kering dirontokkan, kemudian dilakukan pengeringan kembali sehingga
diperoleh kadar air 10-11% untuk dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.
Proses sertifikasi dimulai dengan mengajukan permohonan sertifikasi kepada BPSB,
pemeriksaan lapangan pendahuluan, PL I, PL II, dan PL III, pemeriksaan alat-alat panen, alat-alat
prosesing, pengujian calon benih sampai dengan proses pelabelan.
Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan
pertunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BPSB. Bagi calon benih yang telah lulus dikemas
dalam packing 5 (lima) – 20 (duapuluh) kg.
Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Kacang Tanah (BS – BD) seluas 1 Ha dimulai dari bulan
Januari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih Induk
Kinali.
Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan
Perbanyakan Benih Dasar Kacang Tanah ( BS – BD ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui
Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat
pada tabel 18 berikut :
Tabel 18.
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar Kacang Tanah
PERBANYAKAN BENIH POKOK KACANG TANAH (BD-BP)
Proses perbanyakan Benih Sumber Kacang Tanah Kelas BD – BP dilakukan secara umum
sebagai berikut :
Pertanaman pada lahan tegalan sebaiknya dilakukan pengolahan tanah dan pada waktu
pengolahan tanah dilakukan mengikuti pola tanam setempat.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
47
Penanaman dengan cara menugal sedalam 3 – 5 cm, jarak tanam teratur 20 x 20 cm) atau
(25 x 25 cm).
Benih sumber yang digunakan adalah benih yang berasal dari hasil perbanyakan di BBI untuk
perbanyakan kelas benih (BD - BP) dengan volume 100 - 120 kg/Ha.
Penyiangan dilakukan 2 kali. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 21
hari setelah tanam dan penyiangan kedua dilakukan pada umur 40 hari setelah tanam. Pada
penyiangan kedua ini juga dilakukan pembumbunan yaitu tanah digemburkan kemudian ditimbun
didekat pangkal batang tanaman. Pembumbunan bertujuan memudahkan bakal buah (gynophor)
menembus permukaan tanah sehingga pertumbuhannnya optimal. Jangan melakukan
penyiangan pada saat tanaman sedang berbunga karena dapat mengganggu proses pembuahan
Tanaman Kacang Tanah tidak menghendaki air yang menggenang. Pemberian air diperlukan
pada phase kritis, yaitu pada phase perkecambahan, pertumbuhan dan pengisian polong. Waktu
pengairan yang baik adalah pagi atau sore hari hingga tanah cukup basah. Kekeringan
menyebabkan penurunan produksi cukup besar. Jelang panen keringkan untuk pematangan
polong lebih seragam
Dosis pupuk digunakan adalah 50 kg Urea, 100 kg SP - 36 dan 50 kg KCL atau sesuai dengan
rekomendasi setempat. Diaplikasikan sebagai pupuk dasar ½ bagian dosis urea dan penuh untuk
SP dan KCL. Pupuk susulan ½ dosis urea.
Perlu pengamatan dini dan cermat terhadap adanya serangan hama/ penyakit pada setiap
phase pertumbuhan. Preventif sangat diperlukan, keterlambatan berakibat fatal terhadap
produksi.
Panen dilakukan jika 70 % polong telah mengeras, berwarna agak gelap, kulit polong terlihat
berurat dan pada bagian dalam polong berwarna agak gelap. Pemanenan dilakukan dengan
cara dicabut. Setelah dicabut, bagian atas tanaman dipotong dan disisakan sekitar 10 cm.
Pengeringan dapat dilakukan secara alami (sinar matahari) atau menggunakan dryer.
Brangkasan yang kering dirontokkan, kemudian dilakukan pengeringan kembali sehingga
diperoleh kadar air 10-11% untuk dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.
Proses sertifikasi dimulai dengan mengajukan permohonan sertifikasi kepada BPSB,
pemeriksaan lapangan pendahuluan, PL I, PL II, dan PL III, pemeriksaan alat-alat panen, alat-alat
prosesing, pengujian calon benih sampai dengan proses pelabelan.
Dalam melakukan kegiatan perbanyakan seluruh proses sertifikasi dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk sertifikasi yang telah ditetapkan oleh BPSB. Bagi calon benih yang telah lulus dikemas
dalam packing 5 (lima) – 20 (duapuluh) kg
Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kacang Tanah (BD – BP) seluas 4,0 Ha dimulai dari bulan
Januari 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013 yang pelaksanaanya dilakukan di Balai Benih
Induk Kinali dan Balai Benih Induk Sukamenanti
Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan
Perbanyakan Benih Pokok Kacang Tanah ( BD – BP ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui
Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat
pada tabel 19 berikut :
Tabel 19.
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kacang Tanah
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
48
Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok
Kacang Tanah (BD-BP) dilaksanakan di Balai
Benih Induk Kinali ditanam seluas 3,00 Ha
dan Balai Benih Induk Sukamenanti seluas
1,0 Ha. Hasil proses Sertifikasi Benih
pertanaman Kacang Tanah untuk Varietas
Bison lulus sebagai Benih Sumber kelas BR
dengan jumlah produksi 1.200 Kg dan
untuk varietas Jerapah sejumlah 2.730 Kg
kelas BP. Rendahnya Produksi yang dihasil-
kan (440 Kg) pada pertanaman di BBI Suka-
menanti ini disebabkan pada saat panen
dan proses penjemuran curah hujan cukup
tinggi, sehingga proses penjemuran tidak
dapat dilakukan dengan sempurna yang
mengakibatkan calon benih banyak terse-
rang cendawan.
Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan
Perbanyakan Benih Pokok Kacang Tanah ( BD – BP ) pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui
Anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (03) dapat
dilihat pada tabel 20 berikut :
Tabel 20.
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kacang Tanah
Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok Kacang Tanah (BD-BP) dilaksanakan di Balai Benih Induk
Kinali ditanam seluas 3,00 Ha dan Balai Benih Induk Sukamenanti seluas 1,0 Ha. Hasil proses
Sertifikasi Benih pertanaman Kacang Tanah untuk Varietas Bison lulus sebagai Benih Sumber
kelas BR dengan jumlah produksi 1.200 Kg dan untuk varietas Jerapah sejumlah 2.730 Kg kelas
BP. Rendahnya Produksi yang dihasilkan (440 Kg) pada pertanaman di BBI Sukamenanti ini
disebabkan pada saat panen dan proses penjemuran curah hujan cukup tinggi, sehingga proses
penjemuran tidak dapat dilakukan dengan sempurna yang mengakibatkan calon benih banyak
terserang cendawan.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
49
Dalam rangka penyediaan benih sumber, peranan
UPTD Balai Benih sangat penting. Namun demikian
kenyataannya kinerjanya kurang optimal. Kurang
optimalnya kinerja UPTD Balai Benih pada umumnya
disebabkan oleh berbagai kendala, antara lain terbatasnya
jumlah SDM, termasuk kemampuan dan keterampilan
serta sarana dan prasarana pendukung. Kondisi yang ada
belum mampu mendukung beban tugasnya secara opti-
mal sehingga sangat berpengaruh terhadap proses
produksi benih sumber. Dampak lanjutannya adalah
penyediaan benih sebar di tingkat petani belum seperti
yang diharapkan.
Perlunya informasi penggunaan Benih bermutu yang
dihasilkan oleh Balai Benih sehingga akan diketahui oleh
masyarakat pengguna / petani. Oleh karena itu informasi
penggunaan benih bermutu harus intensif dilakukan baik
dalam bentuk promosi maupun memperluas jejaring
Kerjasama dengan institusi-institusi yang bergerak dalam
bidang perbenihan.
Kontinuitas ketersediaan dan distribusi Benih Sumber
belum terjamin baik untuk itu perlu adanya peran aktif
dari seluruh Institusi Perbenihan sehingga dapat tercipta
KETIKA SUKSES LAMPAUI TARGET!
PERLU PROMOSI BENIH
DALAM HAL BERPRODUKSI
UNTUK MENGHASILKAN BENIH,
KAPASITAS LAHAN BBI SUDAH
MULAI MENURUN DAN
DIHARAPKAN ADANYA UPAYA
PENGEMBALIAN KESUBURAN
LAHAN SERTA MERUMUSKANNYA
KE DALAM BENTUK KEGIATAN.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
50
kesinkronan antara produksi benih sumber dengan kebutuhan benih sumber.
Dari hasil kegiatan Perbanyakan Benih Dasar yang dilaksanakan dapat disimpulkan, sebagai
berikut :
Pelaksanaan Kegiatan Perbanyakan Benih Dasar pada UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi,
Palawija dan Hortikultura secara umum dapat memenuhi target pencapaian hasil dari program
kegiatan tersebut :
Perbanyakan Padi target produksi yang diharapkan 4.000 Kg telah terealisasi sebanyak 5.320
Kg kelas BD dan 745 Kg kelas BP.
Perbanyakan Jagung target produksi yang diharapkan 900 Kg dapat direalisasikan sebanyak
1.630 Kg.
Perbanyakan Kedele target produksi yang diharapkan 800 Kg telah terealisasi sebanyak 1.256
Kg.
Perbanyakan Kacang Tanah target produksi yang diharapkan 800 Kg telah terealisasi sebanyak
1.400 Kg.
Hal penting dalam produksi Benih
Sumber Tanaman Pangan adalah tersedia-
nya Benih Penjenis yang berkualitas, sesuai
dengan kebutuhan
Perlunya informasi penggunaan Benih
bermutu yang dihasilkan oleh Balai Benih
sehingga akan diketahui oleh masyarakat
pengguna / petani. Oleh karena itu infor-
masi penggunaan benih bermutu harus
intensif dilakukan baik dalam bentuk pro-
mosi maupun memperluas jejaring Kerja-
sama dengan institusi-institusi yang berge-
rak dalam bidang perbenihan
Kontinuitas ketersediaan dan distribusi
Benih Sumber belum terjamin baik untuk
itu perlu adanya peran aktif dari seluruh
Institusi Perbenihan sehingga dapat tercipta kesinkronan antara produksi benih sumber dengan
kebutuhan benih sumber.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
51
Dalam rangka penyediaan benih sumber, peranan
UPTD Balai Benih sangat penting. Namun demikian
kenyataannya kinerjanya kurang optimal. Kurang
optimalnya kinerja UPTD Balai Benih pada umumnya
disebabkan oleh berbagai kendala, antara lain terbatasnya
jumlah SDM, termasuk kemampuan dan keterampilan
serta sarana dan prasarana pendukung. Kondisi yang ada
belum mampu mendukung beban tugasnya secara opti-
mal sehingga sangat berpengaruh terhadap proses
produksi benih sumber. Dampak lanjutnya adalah
penyediaan benih sebar di tingkat petani belum seperti
yang diharapkan.
Lemahnya informasi penggunaan Benih bermutu yang
dihasilkan oleh Balai Benih sehingga kurang diketahui oleh
Perbanyakan Benih PokokCAPAI TARGET PRODUKSI
HAL PENTING DALAM PRODUKSI
BENIH SUMBER TANAMAN
PANGAN ADALAH TERSEDIANYA
BENIH PENJENIS YANG
BERKUALITAS, SESUAI DENGAN
KEBUTUHAN.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
52
masyarakat pengguna / petani. Oleh karena itu informasi penggunaan benih bermutu harus
intensif dilakukan baik dalam bentuk promosi maupun memperluas jejaring Kerjasama dengan
institusi-institusi yang bergerak dalam bidang perbenihan.
Kontinuitas ketersediaan dan distribusi Benih Sumber belum terjamin baik, untuk itu perlu
adanya peran aktif dari seluruh Institusi Perbenihan sehingga dapat tercipta kesinkronan antara
produksi benih sumber dengan kebutuhan benih sumber.
Pelaksanaan Kegiatan Perbanyakan Benih Pokok pada UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi,
Palawija dan Hortikultura secara umum dapat memenuhi target pencapaian hasil dari program
kegiatan tersebut :
Perbanyakan Padi target produksi benih yang diharapkan 24.000 Kg telah terealisasi sebanyak
21.365 Kg kelas BP dan 2.760 Kg kelas BR.
Perbanyakan Jagung target produksi benih yang diharapkan 1.000 Kg telah terealisasi sejumlah
1.715 Kg kelas BP.
Perbanyakan Kedele target produksi benih yang diharapkan 2.000 Kg telah terealisasi sejumlah
2.470 Kg kelas BP.
Perbanyakan Kacang Tanah target produksi benih yang diharapkan 4.000 Kg telah terealisasi
sebanyak 2.730 Kg kelas BP dan 1.200 Kg kelas BR.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
53
Bunga mampu mewakili segala perasaan yang ada.
Perasaan bahagia atau bahkan sedih sekalipun bakal
tersampaikan dengan bunga, karena bunga memang
memiliki banyak makna. Bunga adalah sahabat kita baik
dalam suka maupun duka serta derita. Ketika suka, bunga
menjadi penyampai cinta. Ketika duka, karangan bunga
menjadi ungkapan turut berduka.
Bunga memang sejak dulu kala telah menjadi media
ekpresi yang paling elegan. Bahkan para pujangga atau
penggubah lagu sering kali merangkai lirik ungkapan
dengan bunga. Apa jadinya puisi atau lagu tanpa bunga,
tentulah lirik akan menjadi kering, puisi kan jadi gersang.
Keindahan bunga juga mampu mewakili derita hati yang
sengsara karena cinta. Terpetik bunga berduri adalah
bagian dari curahan hati yang luka.
Begitulah bunga, ia dekat dalam perumpaan rasa yang
tertanam di sukma.
FLORIKULTURA DANSUMBAR BERBUNGA
SEKIRANYA DUNIA TANPA
BUNGA, TENTULAH BUMI KAN
JADI SEPI. BUNGA MENGHIAS
BUMI MENJADI BERSERI. WARNA
WARNI BUNGA MENJADI
PENYEMPURNA KEINDAHAN
PANORAMA YANG MENGHIAS
MATA PENYEJUK HATI. SALAH
SATU TANAMAN YANG MAMPU
MEWAKILI PERASAAN; ADALAH
BUNGA. BUKAN SUATU
BERLEBIHAN BILA MUNCUL
UNGKAPAN LAMA “ KATAKAN
DENGAN BUNGA”.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
54
Dan dunia pertanian tak melulu bicara sawah ladang. Tak selalu bicara pupuk atau luluk.
Salah satu bidang pertanian yang mematut keindahan florikultura. Orang awam mengenalnya
dengan sebutan tanaman hias. Berbagai produk hortikultura yang termasuk florikultura
diantaranya adalah daun potong, bunga potong, tanaman pot, tanaman lanskap, rumput, lumut,
tanaman hias air, dan lain sebagainya. Florikultura adalah produk hortikultura yang dimanfaatkan
sebagai media keindahan.
Tak terpungkiri, bisnis tanaman hias akan bermasa depan bagus. Untuk itulah UPTD Balai
Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi
Sumatera Barat sejak beberapa tahun belakangan mulai membiakkan pembibitan tanaman hias
ini dalam tujuan Sumbar Berbunga.
Meskipun kebijakan Pemerintah lebih memprioritaskan ketahanan dan kemandirian pangan,
namun bidang Florikultura bagi UPTD BBITPPH Sumbar tetap tak dikesampingkan. Karena kita
menyadari bahwa potensi bisnis yang bisa didapat dari florikultura sangat besar bila kita sudah
memiliki pasar.
Bisnis florikultura adalah bagian dari pengembangan ekonomi kreatif. Florikultura merupakan
salah satu cara dalam meningkatkan pendapatan petani menuju daya beli yang lebih baik.
Tanaman Florikultura merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki potensi
besar untuk dikembangkan sebagai upaya penumbuhan perekonomian daerah dan nasional. \
Dalam lima tahun terakhir banyak tumbuh pelaku usaha Tanaman Florikultura mulai skala
kecil sampai menengah, mengingat permintaan Tanaman Florikultura terus meningkat baik untuk
kebutuhan domestik maupun ekspor, dengan demikian Tanaman Florikultura dapat diposisikan
sebagai komoditas perdagangan yang penting di dalam negeri maupun di pasar global.
Ketersediaan benih bermutu sangat strategis karena merupakan tumpuan utama mencapai
keberhasilan dalam usaha budidaya Tanaman Florikultura. Potensi hasil suatu varietas unggul
ditentukan oleh kualitas benih yang digunakan.
Menghasilkan Produk Tanaman Florikultura bermutu Prima dibutuhkan benih bermutu tinggi,
yaitu benih yang mampu mengekspresikan sifat-sifat unggul dari varietas yang diwakilinya.
Mengingat pentingnya arti benih maka diperlukan upaya meningkatkan produksi dan
memperbaiki mutunya.
Dalam perkembangan agribisnis hortikultura dewasa ini, usaha perbenihan bukan lagi
dipandang sebagai suatu aspek pendukung dalam sistem agribisnis, sebagaimana sarana produksi
lainnya, namun sudah berkembang menjadi suatu usaha yang sejajar dengan usaha produksi
komoditas hortikultura. Industri perbenihan (nursery and seed industry) telah menjadi pilihan
bisnis yang menguntungkan, mempunyai nilai tambah, prospek dan peluang yang tidak kalah
dengan usaha budidaya.
Sehingga kekurangannya masih dipenuhi impor dari luar negeri yang tentunya dapat
mengurangi devisa negara. Guna memanfaatkan peluang ekonomi tersebut maka diperlukan
upaya khusus untuk pengembangan usaha perbenihan, sehingga usaha perbenihan secara
komersial dapat sepenuhnya ditangani, mulai aspek produksi, pengadaan, penyaluran dan
pemasarannya.
Kegiatan pengembangan perbenihan dilakukan berdasarkan pertimbangan kebutuhan,
ketersediaan, kemampuan institusi dan penangkar benih. Oleh sebab itu ketersediaan benih di
dalam negeri perlu diupayakan meningkat, yaitu melalui penguatan Produksi Benih oleh Swasta
maupun Balai-Balai Benih.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
55
PADA UPTD BBITPPH
SUMBAR SEDANG DIKEMBANGKAN
PENYEDIAAN BENIH TANAMAN
FLORIKULTURA BERMUTU DARI
VARIETAS UNGGUL YANG DISUKAI
KONSUMEN. INI GUNANYA UNTUK
PENGEMBANGAN KAWASAN
TANAMAN HIAS UNGGULAN
SERTA PENINGKATAN PRODUKSI
DAN KUALITAS PRODUK AGAR
MEMPUNYAI NILAI DAYA SAING.
Juga diperingkatkannya perluasan pertanaman
Tanaman Florikultura bermutu dari varietas yang disukai
konsumen tersebut sehingga seiring dengan hal tersebut
meningkat pula Produksi Tanaman Florikultura bermutu
yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Sumatera Barat Berbunga adalah salah satu keinginan
kita dalam pengembangan tanaman hias ini dengan
melaksanakan berbagai kegiatan keflorikulturaan. Yakni
dengan melakukan perbanyakan benih tanaman florikul-
tura.
Kegiatan ini dilaksanakan di lokasi Balai Benih Induk
Alahan Panjang dengan ketinggian tempat ± 1.450 dari
permukaan laut dan lokasi Kelompok Tani / Penangkar
Benih Tanaman Florikultura baik pemula, sedang berkem-
bang maupun Kelompok yang telah tumbuh dan berkem-
bang secara mandiri dan berkesinambungan.
Hal ini telah dimulai sejak Maret 2013. Dan penang-
karan akan senantiasa berkelanjutan hingga 2014 ini.
PERBANYAKAN BENIH TANAMAN
FLORIKULTURA PADA
KELOMPOK / PENANGKAR
Pelaksanaan Pemilihan Lokasi Kelompok/Penangkar
dilakukan seperti berikut :
Dilaksanakan koordinasi dengan Dinas Pertanian
Kabupaten / Kota atau Instansi yang terkait.
SUMBAR PERBANYAKBENIH FLORIKULTURA
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
56
Menginventarisir para Kelompok Tani/Penangkar Benih Tanaman Hias yang ada di Kabupaten
/ Kota
Melaksanakan Evaluasi pada Kelompok Tani/Penangkar Benih.
Evaluasi berdasarkan :
a. Mempunyai Pengetahuan dalam Pelaksanaan Perbenihan Tanaman Florikultura
b. Rentang waktu lamanya dalam berusaha di bidang Perbenihan Tanaman Florikultura
c. Konsistensi dalam berusaha di bidang Perbenihan Tanaman Florikultura
d. Fasilitas (Sarana/Prasarana) yang dimiliki untuk menunjang Pengembangan Perbenihan
Tanaman Florikultura (Lahan, Green House, dan lain-lain).
Potensi Pasar
a. Penyediaan Benih Sumber sesuai Preverensi Pasar. Benih Sumber ini diberikan sebagai
bantuan kepada Kelompok Tani/Penangkar dalam rangka mendukung ketersediaan benih
sebar dan produksi bunga dan daun potong
b. Tanaman Florikultura yang diperbanyak berupa bunga Krisan, Garbera, Mawar dan
bermacam-macam daun potong
c. Melakukan bimbingan dengan cara mengadakan pertemuan-pertemuan, diskusi, apresiasi
maupun pemantapan teknis kegiatan
PERBANYAKAN BENIH TANAMAN FLORIKULTURA
DI BALAI BENIH INDUK HORTIKULTURA
Penyediaan Benih Sumber sesuai Preverensi Pasar. Benih Sumber ini diperbanyak dalam
rangka mendukung ketersediaan benih sebar dan produksi tanaman Florikultura. Sarana Produksi
digunakan untuk mendukung pelaksanaan perbanyakan benih di Balai Benih Induk Hortikultura
(BBIH).
Tanaman Florikultura yang diperbanyak berupa bunga Krisan, Mawar, Garbera dan bermacam-
macam daun potong.
Pelaksanaan Perbanyakan Bunga Krisan
Kriteria Benih yang baik, adalah : Benih berasal dari Tanaman Induk yang sehat. Asal Induk
tidak tercampur dan bebas hama dan penyakit tanaman, bervigour baik, telah berakar merata
dan kompak dengan jumlah daun 4-5 helai dan berwarna hijau.
Pucuk Benih asal stek pucuk : Tentukan tanaman yang sehat dan cukup umur. Pilih tunas
pucuk yang tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, Pembibitan krisan dilakukan dengan cara
vegetatif yaitu dengan stek panjang 5 - 10 cm, mempunyai 3 helai daun dewasa berwarna hijau
terang, potong pucuk tersebut, langsung semaikan untuk pengakaran.
Penyiapan benih dilakukan dengan dua tahap yaitu:
1. Stok Tanaman Induk (Mother Plants)
Fungsinya untuk memproduksi bagian vegetatif sebanyak mungkin sebagai bahan tanaman.
Ditanam di areal khusus terpisah dari areal budidaya. Jumlah stok tanaman induk disesuaikan
dengan kebutuhan bibit yang telah direncanakan. Tiap tanaman induk menghasilkan 10 stek
per bulan, dan selama 4-6 bulan dipelihara memproduksi sekitar 40-60 stek pucuk. Pemeliharaan
kondisi lingkungan berhari panjang dengan penambahan cahaya 4 jam/hari.
Perbanyakan Vegetatif Tanaman Induk
a. Pemangkasan pucuk, dilakukan pada umur 2 minggu setelah bibit ditanam, dengan cara
memangkas atau membuang pucuk yang sedang tumbuh sepanjang 0,5-1 cm.
b. Penumbuhan cabang primer. Perlakuan pinching dapat merangsang pertumbuhan tunas
ketiak sebanyak 2-4 tunas. Tunas ketiak daun dibiarkan tumbuh sepanjang 15-20 cm
atau disebut cabang primer.
c. Penumbuhan cabang sekunder. Pada tiap ujung primer dilakukan pemangkasan pucuk
sepanjang 0,5-1 cm, pelihara tiap cabang sekunder hingga tumbuh sepanjang 10-15 cm.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
57
2. Teknik Penyemaian Bibit
Penyemaian di bak : Siapkan tempat atau lahan pesemaian berupa bak-bak berukuran lebar
100-120 cm, kedalaman 25 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan dan sebaiknya bak berkaki
tinggi. Bak dilubangi untuk drainase yang berlebihan. Medium semai berupa arang sekam steril
hingga cukup penuh. Semaikan setek pucuk dengan jarak 2-3 cm x 2-3 cm dan kedalaman 1-2
cm, sebelum ditanamkan diberi Auksin (ZPT) dengan dosis 3 Gram/liter air. Bibit dicelupkan
selama 2 detik lalu dikering anginkan selama 1 menit.
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Pemeliharaan untuk stek pucuk yaitu penyiraman
dengan sprayer 2-3 kali sehari, pasang bola lampu untuk pertumbuhan vegetatif, penyemprotan
pestisida apabila tanaman di serang hama atau penyakit.
Pemindahan Bibit : Bibit stek pucuk siap dipindahtanamkan ke lapangan Produksi pada umur
14 - 21 hari setelah semai (bibit telah berakar).
3. Pengolahan Media Tanam
Pembentukan Bedengan : Olah tanah dengan menggunakan cangkul sedalam 30 cm hingga
gembur, kering anginkan selama 15 hari. Gemburkan yang kedua kalinya sambil dibersihkan
dari gulma dan bentuk bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 20- 30 cm, panjang disesuaikan
dengan lahan, jarak antara bedengan 30-40 cm.
Pengapuran : Tanah yang mempunyai pH < 5,5, perlu diberi pengapuran berupa kapur
pertanian misalnya dengan dolomit. Dosis tergantung pH tanah. Kebutuhan dolomit pada pH 5
= 5,02 ton/ha, pH 5,2 = 4,08 ton/ha, pH 5,3 = 3,60 ton/ha, pH 5,4 = 3,12 ton/ha. Pengapuran
dilakukan dengan cara disebar merata pada permukaan bedengan.
4. Teknik Penanaman
Penanaman Bunga Potonga. Penentuan Pola Tanam : Tanaman bunga krisan merupakan tanaman yang dapat
dibudidayakan secara monokultur
b. Pembuatan Lubang Tanam : Jarak lubang tanam 10 cm x 10 cm atau 20 cm x 20 cm.
Lubang tanam dengan cara ditugal. Waktu tanam yang baik antara pagi atau sore hari.
c. Pupuk Dasar : Furadan 3G sebanyak 6-10 butir perlubang. Campuran pupuk ZA 75 gram
ditambah TSP 75 gram ditambah KCl 25gram (3:3:1)/m2 luas tanam, diberikan merata
pada tanah sambil diaduk. Lalu disterilkan dengan Dhitane 2 gram / liter, lalu diistirahatkan
1 – 2 hari
d. Cara Penanaman : Ambil bibit satu per satu dari wadah penampungan bibit, urug dengan
tanah tipis agar perakaran bibit krisan tidak terkena langsung dengan furadan 3G.
Tanamkan bibit krisan satu per satu pada lubang yang telah disiapkan sedalam 1-2 cm,
sambil memadatkan tanah pelan-pelan dekat pangkal batang bibit. Setelah penanaman
siram dengan air.
Penanaman Untuk Memperpendek Batang :Penanaman dilakukan sama dengan untuk bunga potong biasa, tetapi dengan menambah
cahaya agar tangkai menjadi pendek.
a. Pengaturan dan Penambahan Cahaya : Dilakukan sampai batas tertentu dengan ketinggian
tanaman yang diinginkan. Misalnya, bila diinginkan bunga krisan bertangkai 70 cm, maka
penambahan cahaya sejak ketinggian 50-60 cm. Lampu dimatikan. Periode berikutnya
beralih ke generatif. Tangkai bunga memanjang mencapai 80 cm. Bila dipanen tangkainya
70 cm, maka tangkai bunga yang tersisa adalah 10 cm pada tanaman. Total lama
penyinaran sejak bibit ditanam sampai periode generatif antara 12-15 minggu tergantung
varietas krisan. Cara lain pengaturan dan penambahan cahaya adalah dengan memasang
lampu TL pada tengah malam mulai pukul 21.30-01.30.
b. Pemupukan : Waktu pemupukan dimulai umur 1 bulan setelah tanam, kemudian diulang
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
58
kontinue dan periodik seminggu sekali, dan akhirnya sebulan sekali. Jenis dan dosis pupuk
yang diberikan pada fase vegetatif yaitu Urea 200 gram ditambah ZA 200 gram ditambah
KNO3 100 gram per m2 luas lahan. Pada fase Generatif digunakan pupuk Urea 10 gram
ditambah TSP 10 gram ditambah KNO3 25 gram per m2 luas lahan, cara pemberiannya
dengan disebar dalam larikan atau lubang ditugal samping kiri dan samping kanan.
c. Pembuangan Titik Tumbuh : Waktu pembuangan titik tumbuh adalah pada umur 10-14
hari setelah tanam, dengan cara memotes ujung tanam sepanjang 2-5 cm.
d. Penjarangan Bunga : Jika ingin mendapatkan bunga yang besar, dalam 1 tangkai bunga
hanya dibiarkan satu bakal bunga yang tumbuh.
5. Penanaman untuk Bunga Pot
Sebanyak 5-7 Bibit yang telah berakar ditanam di dalam pot yang berisi media sabut kelapa
(hancur)/Cocopeat atau campuran tanah dan sekam padi (1:1).
Untuk memperpendek batang, pot-pot ini ditumbuhkan selama 2 minggu dengan penyinaran
16 jam/hari. Untuk merangsang pembungaan, pot-pot kemudian diberi pencahayaan pendek
dengan cara menutupnya di dalam kubung dari jam 16.00-22.00. Selama pertumbuhan tanaman
diberi pupuk cair multihara lengkap. Pembungaan ini dapat pula dipacu dengan menambahkan
hormon tumbuh auksin sebanyak 500 ppm pada saat penyinaran pendek.
Guna mendapatkan bunga yang besar dan jumlahnya sedikit, bakal bunga dari setiap batang
perlu diperjarang dengan hanya menyisakan satu kuncup bunga. dengan cara ini akan didapatkan
krisan pot dengan 5-7 bunga yang mekar bersamaan.
6. Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
Waktu penyulaman seawal mungkin yaitu 10-15 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan
dengan cara mengganti bibit yang mati atau layu permanen dengan bibit yang baru.
Penyiangan
Waktu penyiangan dan penggemburan tanah umumnya 2 minggu setelah tanam. Penyiangan
dengan kored dilakukan secara hati-hati untuk membersihkan rumput-rumput liar.
Pengairan dan Penyiraman
Pengairan yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari, pengairan dilakukan kontinu 1-
2 kali sehari, tergantung cuaca atau medium tumbuh. Pengairan dilakukan dengan cara
mengabutkan air atau sistem irigasi tetes hingga tanah basah.
Pemasangan Support
Pemasangan Support / Tiang Penyangga jarring dan menopang tanaman dilakukan 3 minggu
setelah tanam.
Menaikkan Jaring
Menaikkan jaring dimulai pada umur tanaman 4 MST, berikutnya 5,6,7,8,9 dan 10 MST.
Menaikkan Jaring sampai batas tertentu saja sehingga batang di bawah dan di atas jaring tidak
bengkok dan tidak terlalu tinggi dan tidak menyulitkan pemanenan. Dalam menaikkan jaring ini
dibantu dengan support (tiang kecil)
Pemberian hormon ZPT (Alar) diberikan 2 kali selama masa penanaman : umur 7 - 9 minggu
setelah tanam.Pemberian Cup (Contong) untuk tipe Standar. Penentuan stadium panen adalah
ketika bunga telah setengah mekar atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Tipe spray 75-80% dari
seluruh tanaman. Umur tanaman siap panen yaitu setelah 3-4 bulan setelah tanam.
Panen sebaiknya dilakukan pagi hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi dan saat bunga
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
59
PENCAPAIAN HASIL
Pada Tahun Anggaran 2013, Pencapaian Hasil yang didapat dari pelaksanaan Kegiatan
Perbanyakan Benih Tanaman Florikultura pada UPTD BBI TPPH Sumatera Barat melalui Anggaran
Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat (04) dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 1. :
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar Tanaman Krisan
Tabel 1.1 :
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar
Tanaman Krisan Potong pada Kelompok Tani Dahlia
Tanggal Tanam : 17 APRIL 2013
Tabel 1.2 :
Pencapaian Hasil Kegiatan Perba-
nyakan Benih Sumber dan Benih Sebar
Tanaman Krisan Potong pada Ke-
lompok Tani Dahlia
Tanggal Tanam : 10 Oktober 2013
krisan berturgor optimum. Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dipotong tangkainya
dan dicabut seluruh tanaman. Tentukan tanaman siap panen, potong tangkai bunga dengan
gunting steril sepanjang 60-80 cm dengan menyisakan tunggul batang setinggi 15 - 25 cm dari
permukaan tanah.
PEMBIAYAAN
Dalam mewujudkan Kegiatan Perbanyakan Benih Tanaman Florikultura pada UPTD BBI TPPH
Sumatera Barat melalui Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat
(04) TA.2013 merealisasikan anggaran untuk kegiatan ini sebagai berikut :
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
60
Untuk Benih Sumber Krisan Potong pada Kelompok Tani Tunas Muda, direalisasikan Benih
Mother Plant Krisan sebanyak 2.500 benih yang terdiri dari 10 Varietas. Dari 2.500 benih Mother
Plant telah dilaksanakan lanjutan perbanyakan dengan cara Pincing Stek Pucuk yang akan
digunakan sebagai benih untuk nursery, tetapi dikarenakan kurangnya pemeliharaan dan
keseriusan dari anggota Kelompok maka benih-benih tersebut banyak yang mati dan tidak dapat
dilanjutkan pertanamannnya.
Untuk Benih Sumber Krisan Potong pada Kelompok Tani Dahlia, direalisasikan Benih Mother
Plant sejumlah 15.500 benih. Dari benih Mother Plant tersebut, telah dilaksanakan lanjutan
perbanyakan dengan cara Pincing Stek Pucuk yang akan digunakan sebagai benih untuk nursery
sebagai benih sebar sebanyak 211.000 benih. Benih-benih ini selanjutnya digunakan sebagai
sumber benih untuk Produksi Bunga Potong.
Tabel 1.4 :
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber
Tanaman Krisan Potong pada Kelompok Tani Tunas Muda
Tanggal Tanam : 10 Oktober 2013
Tabel 1.3 :
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar
Tanaman Krisan Potong pada Kelompok Tani Dahlia
Tanggal Tanam : 19 Desember 2013
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
61
Tabel 1.6 :
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar
Tanaman Krisan Potong pada BBIH
Tanggal Tanam : 01 Mei 2013
Tabel 1.7 :
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar
Tanaman Krisan Potong pada BBIH
Tanggal Tanam : 11 Oktober 2013
Tabel 1.5 :
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar
Tanaman Krisan Potong pada BBIH
Tanggal Tanam : 10 April 2013
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
62
Tabel 1.8 :
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sebar
Tanaman Krisan Potong pada BBIH
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
63
Tabel 1.9 :
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber
dan Benih Sebar Tanaman Krisan Pot pada BBIH
Tanggal Tanam : 02 Juni 2013
KETIKA RATUSAN RIBUBENIH FLORIKULTURAMENYEBAR
KEGIATAN BENIH SUMBER
KRISAN POTONG PADA BALAI
BENIH INDUK HORTIKULTURA
TELAH DIREALISASIKAN BENIH
MOTHER PLANT SEJUMLAH
14.000 BENIH DAN
SELANJUTNYA DILAKUKAN
PERBANYAKAN DENGAN CARA
PINCING STEK PUCUK YANG
AKAN DIGUNAKAN SEBAGAI
SUMBER BENIH UNTUK PRODUKSI
BUNGA POTONG BAGI KELOMPOK-
KELOMPOK TANI (KT. DAHLIA,
KT. TUNAS BARU DAN KT.
TUNAS MUDA) DENGAN TOTAL
BENIH SEBANYAK 200.000
BENIH.
Tabel 1.10 :
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber
dan Benih Sebar Tanaman Krisan Pot pada BBIH
Tanggal Tanam : 18 Juli 2013
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
64
Tabel 1.12 :
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar
Tanaman Krisan Pot pada BBIH
Tanggal Tanam : 12 September 2013
Tabel 1.13 :
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar
Tanaman Krisan Pot pada BBIH
Tanggal Tanam : 24 Oktober 2013
Tabel 1.11 :
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar
Tanaman Krisan Pot pada BBIH
Tanggal Tanam : 14 Agustus 2013
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
65
Tabel 1.14 :
Pencapaian Hasil Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber dan Benih Sebar
Tanaman Krisan Pot pada BBIH
Tanggal Tanam : 14 November 2013
Untuk kegiatan Krisan Pot pada Balai Benih Induk Hortikultura telah direalisasikan Benih
Mother Plant sejumlah 8.000 benih dan selanjutnya dilakukan perbanyakan dengan cara Pincing
Stek Pucuk yang akan digunakan sebagai sumber benih untuk produksi bunga pot sebanyak
15.000 benih.
Tabel 2. :
Benih Sumber Bunga Potong Mawar
Tanggal Tanam : 29 April 2013
Tabel 3. :
Benih Sumber Daun Potong Xanado
Tanggal Tanam : 29 April 2013
Tabel 4. :
Benih Sumber Daun Potong Phylosellum
Tanggal Tanam : 29 April 2013
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
66
Tabel 5. :
Benih Sumber Daun Potong Leather Leaf
Tanggal Tanam : 29 April 2013
Tabel 6.
Benih Sumber Bunga Potong Garbera
Tanggal Tanam 22 Juni 2013
Tabel 7.
Benih Sumber Raphis Exselsa
Tanggal Tanam : 24 Juli 2014
Tabel 8.
Benih Sumber Daun Potong Silver Dolar
Tanggal Tanam : 05 Oktober 2013
Tabel 9.
Benih Sumber Daun Potong Ruscus
Tanggal Tanam 11 Oktober 2013
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
67
Pendistribusian Benih Tanaman Florikultura dilaksana-
kan pada Kabupaten Solok (KT. Dahlia, KT. Tunas Baru,
KT. Tunas Muda), Kabupaten Tanah Datar (KWT. Cinto
Bungo), Kota Padang Panjang (KT. Puring), Kota Bukittinggi
(KT. Sansevieria, KT. Puring) dan Kota Padang (KT. Simpang
Tigo)
Dari hasil kegiatan Perbenihan Tanaman Florikultura
baik yang dilaksanakan di Balai Benih Induk Hortikultura
(BBIH) maupun di Kelompok Tani/ Penangkar dapat disim-
pulkan, sebagai berikut :Kegiatan Perbenihan Tanaman
SETENGAH JUTABENIH BUNGA
MEMPERCANTIKWAJAH SUMBAR
SUMBAR PENUH BUNGA, SUMBAR
DALAM RUPA KEMOLEKAN
PANORAMA AKAN BENAR-BENAR
BERSEMI DAN BERCAHAYA
DENGAN SEBARAN SETENGAH
JUTA BENIH BUNGA YANG TELAH
DIBIAKKAN.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
68
Florikultura merupakan kegiatan yang masih terbilang baru dilaksanakan di UPTD BBI TPPH
Sumatera Barat namun kegiatan ini secara umum dapat berlangsung secara baik.
Untuk kegiatan Perbenihan Tanaman Florikultura, telah dapat direalisasikan benih sumber
dengan rincian sebagai berikut :
a. Tanaman Krisan : 466.000 benih
b. Tanaman Bunga Potong Non Krisan : 6.010 benih
c. Tanaman Daun Potong : 3.420 benih
d. Tanaman Raphis : 10 Kg benih + 50 Pot
PELUANG PASAR
Peluang Pasar Tanaman Florikultura utamanya krisan masih terbuka luas baik di dalam Propinsi
Sumatera Barat maupun di luar Propinsi, oleh karena itu Tersedianya Benih Tanaman Floikultura
yang bermutu secara kontinu masih sangat dibutuhkan
Untuk kesinambungan kegiatan ini, masih sangat dibutuhkan penambahan Sarana dan
Prasarana yang memenuhi persyaratan, karena masih minimnya Sarana dan Prasarana yang
dimiliki saat ini baik di BBIH maupun di Kelompok Tani.
Penambahan Pengetahuan dan Wawasan bagi Sumber Daya Manusia (SDM) yang menangani
kegiatan ini perlu ditingkatkan, baik yang berada di BBIH maupun di Kelompok Tani.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
69
Pembangunan di bidang perbenihan hortikultura
bertujuan mempersiapkan tersedianya benih bermutu
dari varietas unggul secara lestari dan berkesinambungan.
Sehingga usaha-usaha peningkatan produksi dan kualitas
produksi tanaman hortikultura melalui penyediaan benih
bermutu dari varietas ungggul bagi petani dapat
dilakukan dengan lancar.
Penyediaan benih bermutu dari varietas unggul yang
dibutuhkan petani harus sesuai dengan 7 kriteria tepat
(jenis, varietas, mutu, jumlah, waktu, lokasi dan harga).
Untuk tujuan tersebut diperlukan kesamaan persepsi
tentang perbenihan hortikultura dalam menfasilitasi
terbentuknya kerjasama antara balai benih hortikultura
dengan para penangkar benih, peningkatan penangkar
informal menjadi penangkar formal, membentuk wadah/
kelompok/forum penangkar benih dalam meningkatkan
posisi tawar perbenihan hortikultura dan lain-lain.
Guna menyediakan benih buah bermutu telah
dilakukan pembinaan kepada produsen/penangkar serta
institusi secara berjenjang. Balai benih dan penangkar
difasilitasi benih sumber dari varietas yang sudah dilepas
Menteri Pertanian serta pe dilakukan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan khususnya dalam
produksi benih sesuai standar yang ditetapkan.
Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari kegiatan ini menyediakan benih tanaman
KETERSEDIAANBENIH UNGGULTANAMAN BUAH
MEMASUKI ERA GLOBALISASI
DEWASA INI, PERANAN BENIH
BERMUTU DARI VARIETAS UNGGUL
AKAN MENJADI SEMAKIN
PENTING. KARENA, UNTUK
MAMPU BERSAING DI PASARAN
INTERNASIONAL PRODUK
PERTANIAN YANG DIHASILKAN
HARUSLAH MEMPUNYAI KUALITAS
YANG BAIK DISAMPING PRODUKSI
YANG JUGA HARUS TINGGI.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
70
buah bermutu dari varietas unggul yang disukai konsumen untuk meningkatkan produksi dan
mutu produk.
Sasaran : Meningkatnya ketersediaan benih tanaman buah bermutu untuk mendukung
peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman buah.
PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Benih Induk Lubuk Minturun, Balai Benih Induk Kinali dan
Balai Benih Induk Ladang Lawas dengan penanggungjawab Kepala Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Propinsi Sumatera Barat.
a. Output, Sub Output, Komponen
- Output : (005) Ketersediaan Benih Tanaman Buah
- Komponen : (011) Koordinasi Ketersediaan Benih Tanaman Buah
(012) Perbanyakan Benih
(014) Monitoring/Evaluasi dan Pelaporan
b. Pelaksana dan Penerima Manfaat
Pelaksana kegiatan adalah UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura
Propinsi Sumatera Barat.
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah Dinas Pertanian Provinsi dan UPTD Balai Benih
Hortikultura, serta kelompok penangkar.
c. Pembiayaan
Pembiayaan bersumber dari Anggaran Direktorat Jenderal Hortikultura dan dialokasikan pada
Balai Benih Hortikultura di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat melalui dana Dekosentrasi
pada Satker Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat (04) TA. 2013. Rincian Pembiayaan untuk
kegiatan ketersediaan tanaman buah sebagai berikut :
011. Koordinasi Ketersediaan Benih Buah
521211 Belanja Bahan
- Dokumentasi dan pelaporan 1 kali
524119 Belanja Perjalanan lainnya
- Perjalanan koordinasi penyediaan benih buah 2 op
- Perjalanan pembinaan 30 OH @ Rp. 350.000,-
012. Perbanyakan benih
521211 Belanja Bahan-Sarana Produksi untuk perbanyakan benih buah 1 kali
- Sarana produksi untuk perbanyakan benih jeruk 1 kali
- Pembelian pupuk kandang dan sarana Produksi untuk pemeliharaan BPMT benih buah
1 kali
- Sarana produksi untuk pemeliharaan BF dan BPMT jeruk
- Pembelian batang bawah benih jeruk 65.000 btg @ Rp.3.000
- Pembelian batang bawah benih durian 10.000 btg @ 2.500
- Pembelian batang bawah benih buah 1 kali
521213 Honor Output Kegiatan
- Upah pengolahan tanah,okulasi dan pemeliharaan sampai benih siap salur (benih
buah) 750 HOK
- Pemeliharaan koleksi pohon induk BF dan BPMT tanaman buah 600 HOK
- Upah pemeliharaan BF dan BPMT jeruk 600 HOK
- Upah pengolahan tanah, okulasi dan pemeliharaan benih jeruk 1.750 HOK
- Upah pemeliharaan lingkungan BBH 600 HOK
521219 Belanja barang Non operasional lainnya
- Pelabelan 82.000 lbr @ Rp. 250,-
- Fasilitasi sarana penunjang kegiatan BBI 1 kali
- Pembelian tabloid pertanian (200 expl x 12 bln)
014. Monitoring/Evaluasi dan pelaporan
Monitoring/Evaluasi dan Pelaporan buah
521211 Belanja Bahan
- Dokumentasi, Penggandaan dan penjilidan 1 kali
521219 Belanja barang Non operasional lainnya
- Monitoring dan evaluasi ke lokasi 60 Oh @ Rp.350.000
= Rp. 350.000,-
= Rp. 10.210.000,-
=Rp. 10.500.000,-
= Rp. 21.500.000,-
= Rp. 40.000.000,-
= Rp. 25.000.000,-
= Rp. 25.000.000,-
= Rp. 195.000.000,-
= Rp. 25.000.000,-
= Rp. 41.000.000,-
= Rp. 26.250.000,-
= Rp. 21.000.000,-
= Rp. 21.000.000,-
= Rp. 61.250.000,-
= Rp. 21.000.000,-
= Rp. 20.500.000,-
= Rp. 15.000.000,-
= Rp. 14.400.000
= Rp. 500.000,-
=
Rp. 21.000.000,-
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
71
METODE
Metode yang dilaksanakan adalah melalui
bimbingan atau pembinaan, koordinasi
maupun apresiasi, pemantapan, serta
pengadaan benih sumber/batang bawah,
dan perbanyakan benih dengan cara
okulasi/sambung.
Pengadaan benih sumber harus dari varie-
tas unggul yang telah dilepas/didaftar oleh
Menteri Pertanian sesuai dengan kelasnya.
Untuk kelas BF harus berlabel putih, BPMT
berlabel ungu, dan perbanyakan benih
berlabel biru.
Perbanyakan benih harus diawasi oleh
petugas BPSB sesuai ketentuan berlaku.
Jenis dan varietas yang akan diperbanyak
sebaiknya dikoordinasikan dengan Dinas Kabupaten sehingga benih dibuat sesuai dengan
yang dibutuhkan untuk pengembangan kawasan di kabupaten yang bersangkutan.
Dalam mengkoordinasi ketersediaan benih buah harus melibatkan Kabid Hortikultura Propinsi
dan Kabupaten, BPSB, BPTP dan instansi terkait lainnya.
Tahapan pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai berikut :
Koordinasi Ketersediaan Benih Buah, dilakukan melalui mengikuti pertemuan koordinasi
penyediaan benih tanaman buah dan Pembinaan penangkar dilakukan melalui pembinaan
langsung ke lapangan.
Perbanyakan Benih, dalam pelaksanaannya didukung dengan pembiayaannya dituangkan
dalam akun Belanja Bahan (521211) , akun Belanja Honor Out put Kegiatan (521213), dan akun
Belanja Barang Non Operasional Lainnya (521219). Akun-akun tersebut dapat digunakan untuk
pelaksanaan teknis perbanyakan benih tanaman buah, seperti pengadaan batang bawah,
pengadaan saprodi, dan upah pengolahan lahan.
INDIKATOR KINERJA
Masukan
Yang termasuk ke dalam input kegiatan ini adalah :
1. Dana APBN sebesar Rp. 615.460.000,-
2. SDM (petugas, penangkar benih, petani)
3. Teknologi perbenihan
4. Informasi tentang perbenihan
TARGET (OUTPUT)
Tersedianya benih tanaman buah bermutu sebanyak 81.490 btg.
HASIL (OUTCOME)
Meningkatnya ketersediaan benih tanaman buah bermutu didaerah sentra pengembangan.
MANFAAT (BENEFIT)
· Meningkatnya luasan pertanaman buah bermutu di daerah sentra pengembangan.
· Meningkatnya penggunaan benih tanaman buah bermutu
DAMPAK (IMPACT)
Meningkatnya produksi dan mutu produk buah di daerah sentra pengembangan.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
72
PERBANYAKAN BENIH
1. Waktu dan Tempat
Pemeliharaan BF dan BPMT Jeruk
Pemeliharaan Blok Fondasi dan BPMT Jeruk dilaksanakan di BBI Lubuk Minturun
Pelaksanaan kegiatan dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Desember 2013.
Pemeliharaan BPMT Benih Buah.
Pemeliharaan BPMT Benih Buah dilaksanakan di BBI Lubuk Minturun dan BBI Kinali.
Pelaksanaan kegiatan dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Desember 2013
Pembelian batang bawah benih durian.
Pembelian batang bawah benih durian sebanyak 10.000 batang sudah dilaksanakan dan
ditanam di BBI Lubuk Minturun.
Pembelian batang bawah benih jeruk.
Pembelian batang bawah benih jeruk dilaksanakan oleh Pihak ketiga yakni 65.000 batang
jeruk JC, ditanam di BBI Lubuk Minturun.
Pembelian batang bawah benih buah
Pembelian batang bawah benih buah yakni batang bawah mangga 4.000 batang, lengkeng
500 batang, sirsak 5.000 batang, matoa 3.000 batang, rambutan 1.200 batang ditanam di
BBI Lubuk Minturun.
2. Metode Pelaksanaan
Pemeliharaan Blok Fondasi Jeruk
Penyiraman dilakukan secukupnya
Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lapangan
Pupuk diberikan sesuai dengan dosis anjuran
Pengendalian Hama / Penyakit penting dapat dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan
tingkat serangan
Melaksanakan Pemangkasan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan tunas/
cabang
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
73
Pemeliharaan BPMT Jeruk
Penyiraman dilakukan secukup-
nya
Penyiangan dilakukan sesuai
dengan kondisi gulma di lapa-
ngan
Pupuk diberikan sesuai dengan
dosis anjuran
Pengendalian Hama / Penyakit
penting dapat dilakukan dengan
dosis anjuran sesuai dengan
tingkat serangan
Melaksanakan pemangkasan
untuk pembentukan tajuk dan
memacu pertumbuhan tunas/
cabang
Memotong cabang/ranting harus dilakukan dibagian pangkal cabang/ranting tersebut supaya
tidak tumbuh tunas lagi
Memotong tunas-tunas yang tumbuh dipangkal batang bawah, karena akan mengganggu
pertumbuhan batang utama
Memotong tunas air yang tumbuh cepat, sehingga pertumbuhan tunas lain terhambat,
berduri dan tidak sulit berbuah
Memotong ranting-ranting kecil yang pertumbuhannya mengarah kedalam bagian tanaman
karena akan menjadi sarang hama dan penyakit
Membuang ranting-ranting yang kering sehingga akan tumbuh tunas baru
Memotong ranting atau tunas yang terserang hama penyakit, sekaligus membuang sumber
penularannya
Mengurangi jumlah ranting/tunas pada tajuk yang berlebihan, sehingga jumlah tidak terlalu
lebat
Pembentukan arsitektur pohon.
Pemeliharaan BPMT (Benih Buah)
Penyiraman dilakukan secukupnya
Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di Lapang
Pupuk diberikan sesuai dengan dosis anjuran
Pengendalian Hama / Penyakit penting dapat dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan
tingkat serangan
Melaksanakan pemangkasan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan tunas/
cabang
Pembentukan arsitektur Pohon
Memotong cabang/ranting harus dilakukan dibagian pangkal cabang/ranting tersebut supaya
tidak tumbuh tunas lagi
Memotong tunas-tunas yang tumbuh dipangkal batang bawah, karena akan mengganggu
pertumbuhan batang utama
Memotong tunas air yang tumbuh cepat, sehingga pertumbuhan tunas lain terhambat, dan
tidak sulit berbuah
Memotong ranting-ranting kecil yang pertumbuhannya mengarah kedalam bagian tanaman
karena akan menjadi sarang hama dan penyakit
Membuang ranting-ranting yang kering sehingga akan tumbuh tunas baru
Memotong ranting atau tunas yang terserang hama penyakit, sekaligus membuang sumber
penularannya
Mengurangi jumlah ranting/tunas pada tajuk yang berlebihan, sehingga jumlah daun tidak
terlalu lebat
Pembelian batang bawah benih durian.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
74
Pembelian batang bawah benih durian sebanyak 10.000 batang sudah dilaksanakan dan
ditanam di BBI Lubuk Minturun.
Pembelian batang bawah benih jeruk
Pembelian batang bawah benih jeruk dilaksanakan oleh Pihak ketiga yakni 65.000 batang
jeruk JC, ditanam di BBI Lubuk Minturun.
Pembelian batang bawah benih buah
Pembelian batang bawah benih buah yakni batang bawah mangga 4.000 batang, lengkeng
500 batang, sirsak 5.000 batang, matoa 3.000 batang, rambutan 1.000 batang ditanam di BBI
Lubuk Minturun.
HASIL KEGIATAN
Pemeliharaan Blok Fondasi Jeruk
Penyiraman dilakukan dua hari sekali karena BF Jeruk terletak didalam screen yang atapnya
kaca
Penyiangan telah dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lapangan
Pupuk telah diberikan sesuai dengan dosis anjuran
Pengendalian Hama / Penyakit penting telah dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan
tingkat serangan
Pemangkasan cabang telah dilakukan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan
tunas/cabang
Pemeliharaan BPMT Jeruk
Penyiraman dilakukan bila hari tidak hujan karena BPMT jeruk ditanam didalam screen.
Penyiangan telah dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lapangan
Pupuk telah diberikan sesuai dengan dosis anjuran
Pengendalian Hama / Penyakit penting telah dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan
tingkat serangan
Pemangkasan telah dilaksanakan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan tu-
nas/cabang
Memotong cabang/ranting telah dilakukan dibagian pangkal cabang/ranting tersebut supaya
tidak tumbuh tunas lagi
Telah dilakukan pemotongan tunas-tunas yang tumbuh dipangkal batang bawah, karena akan
mengganggu pertumbuhan batang utama
Telah dilakukan pemotongan tunas air yang tumbuh cepat, yang dapat menghambat
pertumbuhan tunas lain.
Telah dilakukan pemotongan ranting-ranting kecil yang pertumbuhannya mengarah kedalam
bagian tanaman karena akan menjadi sarang hama dan penyakit
Ranting-ranting yang kering sudah dibuang sehingga akan tumbuh tunas baru
Telah dilakukan pemotongan ranting atau tunas yang terserang hama penyakit, sekaligus
membuang sumber penularannya
Jumlah ranting/tunas pada tajuk yang berlebihan sudah dibuang, sehingga jumlah daun tidak
terlalu lebat
Dengan telah dilakukannya pemangkasan cabang maka arsitektur pohon dengan sendirinya
telah dibentuk.
Pemeliharaan BPMT Durian, Rambutan, Lengkeng, dan Manggis .
Penyiraman telah dilakukan bila hari tidak hujan pada BPMT Manggis dan Durian yang baru
ditanam, sedangkan BPMT yang sudah ditanam lebih dari 3 tahun seperti BPMT Durian,
Rambutan dan Lengkeng tidak perlu lagi dilakukan penyiraman karena perakarannya sudah
menjalar ke dalam tanah
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
75
Penyiangan telah dilakukan sesuai dengan kondisi gulma di lapangan
Pupuk telah diberikan sesuai dengan dosis anjuran.
Pengendalian Hama / Penyakit penting telah dilakukan dengan dosis anjuran sesuai dengan
tingkat serangan
Pemangkasan telah dilaksanakan untuk pembentukan tajuk dan memacu pertumbuhan tu-
nas/cabang
Memotong cabang/ranting telah dilakukan dibagian pangkal cabang/ranting tersebut supaya
tidak tumbuh tunas lagi
Telah dilakukan pemotongan tunas-tunas yang tumbuh dipangkal batang bawah, karena akan
mengganggu pertumbuhan batang utama
Telah dilakukan pemotongan tunas air yang tumbuh cepat, yang dapat menghambat
pertumbuhan tunas lain.
Telah dilakukan pemotongan ranting-ranting kecil yang pertumbuhannya mengarah kedalam
bagian tanaman karena akan menjadi sarang hama dan penyakit
Ranting-ranting yang kering sudah dibuang sehingga akan tumbuh tunas baru
Telah dilakukan pemotongan ranting atau tunas yang terserang hama penyakit, sekaligus
membuang sumber penularannya
Jumlah ranting/tunas pada tajuk yang berlebihan sudah dibuang, sehingga jumlah daun tidak
terlalu lebat
Dengan telah dilakukannya pemangkasan cabang maka arsitektur pohon dengan sendirinya
telah dibentuk.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
76
tahap pemeliharaan okulasi.
Perbanyakan benih buah
Pada kegiatan perbanyakan benih buah dengan
komoditi mangga dari 4.000 batang bawah tersalur
496 batang, stok bibit saat ini 2.114 batang.
Perbanyakan lengkeng 500 batang sudah disambung,
333 batang sudah tersalur dan 167 batang dalam masa
pemeliharaan.
Perbanyakan sirsak 5.000 batang sudah tersalur 1.356
batang dan 2.795 dalam masa pemeliharaan
Perbanyakan matoa 3.000 batang sudah tersalur 774
batang dan 1.850 batang dalam masa pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan Blok Fondasi (BF) Jeruk, Blok
Penggandaan Mata Tempel (BPMT) jeruk, durian,
manggis, dan lengkeng dimulai dari bulan Februari sampai
Desember 2013 yang pelaksanaannya dilakukan di Balai
Benih Induk Hortikultura Lubuk Minturun, dan BBI Kinali.
Kegiatan ketersediaan benih buah ini juga bertujuan
untuk mengembangkan perbenihan buah-buahan yang
bersertifikat/berlabel sehingga diperoleh produksi buah
yang berkualitas, sekaligus memberi petunjuk kepada
masyarakat petani tentang teknik perbanyakan benih/
bibit buah-buahan seperti, okulasi,
sambung dan cangkok. Selain itu juga
dapat memotivasi petani untuk menjadi
penangkar bibit buah-buahan.
Untuk menjaga kebersihan lingku-
ngan Balai Benih Induk disarankan agar
setiap tahun dianggarkan gaji upah
pemeliharaan lingkungan Balai Benih
sehingga kebersihan lingkungan Balai
Benih tetap terjaga.
Untuk pengairan di Balai Benih Induk
perlu dilengkapi dengan sprinkler dan
sumur bor sehingga penyiraman benih
tanaman buah lebih sempurna dan per-
tumbuhan benih tanaman buah menjadi
lebih baik.
RATUSAN RIBU BENIHDURIAN SIAP DISEBAR!PADA KEGIATAN PERBANYAKAN
BENIH DURIAN YANG BATANG
BAWAHNYA SUDAH TERSEDIA
SEBANYAK 10.000 BTG
SEBAGIAN SUDAH DIOKULASI.
BIBIT YANG SUDAH TERSALUR
SEBANYAK 645 BATANG, STOK
BIBIT SAAT INI 2.782 BATANG
SEDANGKAN SISANYA DALAM
TAHAP PEMELIHARAAN OKULASI/
SAMBUNG.
Perbanyakan benih jeruk
Pada kegiatan perbanyakan
benih jeruk yang batang bawahnya
sudah tersedia sebanyak 65.000
batang sudah diokulasi. Bibit yang
sudah tersalur sebanyak 5.110
batang, stock bibit saat ini 14.963
batang sedangkan sisanya dalam
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
77
Sasaran pengembangan industri benih antara lain :
1) Tersedianya benih bermutu varietas unggul dengan
harga yang terjangkau Petani.
2). Berkembangnya penggunaan benih bermutu varietas
unggul.
3). Tumbuh kembangnya Industri Perbenihan yang Tang-
guh, mampu menyediakan benih bermutu.
4). Mengurangi ketergantungan benih dari luar negri.
5). Menyediakan benih kwalitas ekspor
Strategi pengembangan industri perbenihan diantara-
nya :
1). Mendorong perakitan dan pengembangan varietas
dalam negeri.
2). Meningkatkan SDM perbenihan.
3). Meningkatkan kapasitas swasta dalam industri benih
dalam negeri.
4). Mengaitkan kegiatan perbenihan dengan kemitraan
rantai pasokan.
5). Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengendalian
mutu benih.
6). Meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan di
bidang usaha perbenihan.
Salah satu faktor penting dalam mengembangkan
sektor pertanian adalah tersedianya benih tanaman yang
unggul dalam kualitas dan secara kuantitas dapat mencu-
kupi kebutuhan lahan. Dalam rangka meningkatkan
ketersediaan benih hortikultura peran penangkar benih
MENYIAPKAN BENIHKWALITAS EKSPOR
PEMBANGUNAN HORTIKULTURA
SECARA UMUM DILAKSANAKAN
OLEH PETANI DAN MASYARAKAT
TANI HORTIKULTURA DI DAERAH
PERDESAAN DAN PERKOTAAN.
PEMBANGUNAN PERTANIAN
HORTIKULTURA INI
PELAKSANAANNYA DIARAHKAN
MELALUI KELOMPOK TANI
SEHINGGA DAPAT MENINGKATKAN
KOORDINASI SERTA SINERGI
DENGAN PROGRAM DAN KEGIATAN
LAINNYA. PEMBENTUKAN,
PENGUATAN DAN PEMBERDAYAAN
KELEMBAGAAN PETANI/
PENANGKAR MERUPAKAN HAL
PENTING DALAM PEMBANGUNAN
HORTIKULTURA.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
78
hortikultura sebagai pelaku usaha perbenihan hortikultura harus diberdayakan dan ditingkatkan
perannya dalam menghasilkan benih hortikultura bermutu. Peningkatan pengetahuan penangkar
benih hortikultura merupakan salah satu usaha untuk memberdayakan penangkar benih
hortikultura. Disamping itu untuk mengembangkan industri benih. diperlukan Sumber Daya
Manusia yang handal.
Tujuan, meningkatkan ketersediaan benih tanaman buah bermutu dalam mendukung
peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman buah. Diharapkan terfasilitasinya
penyediaan benih tanaman buah bermutu dalam mendukung peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu produk tanaman buah. Terlaksananya Kegiatan Apresiasi Penangkar Benih
Buah. Dengqan demikian bertambahnya penangkar benih tanaman buah bermutu di kawasan
sentra pengembangan. Manfaatnya adalah dengan mudahnya petani mendapatkan benih
tanaman buah bermutu . Hal ini tentu saja akan berdampak meningkatnya luasan pertanaman
buah di daerah sentra pengembangan.
Kegiatan Apresiasi Penangkar Benih Buah dilaksanakan di Padang. Peserta Apresiasi Penangkar
Benih Buah berjumlah 30 orang yang terdiri dari petugas dan penangkar benih tanaman buah :
kota Padang, Agam, Limapuluh Kota, Solok Selatan dan kabupaten Solok. Kegiatan ini sudah
dirintis sejak 2 tahun lalu.
Materi yang disampaikan pada Apresiasi Penangkar Benih Buah sebagai berikut : Peran BBI
dalam penyediaan benih buah disampaikan oleh Kepala UPTD BBI TPPH .Proses sertifikasi benih
buah-buahan disampaikan oleh Koordinator Sertifikasi Benih UPTD BPSB TPH, Teknik perbanyakan
benih buah-buahan disampaikan oleh Ir. Irwan Muas, MP, peneliti Balai Penelitian Tanaman
Buah Tropika.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
79
Sebetulnya kebutuhan benih buah-buahan di Suma-
tera Barat lebih tinggi dari yang disampaikan oleh petugas
kabupaten/kota karena dari dana yang ada di propinsi
terdapat beberapa kegiatan yang memerlukan bibit buah-
buahan dalam skala besar seperti kegiatan PLA, Gerakan
Penyejahteraan Nelayan yang membutuhkan bibit sirsak,
jeruk, jambu biji dan lain–lain. Gerakan Pensejahteraan
Petani di 124 nagari di Sumatera Barat juga membutuhkan
bibit buah-buahan sebanyak 120.000 batang. Ratusan
GERAKAN PENYEJAHTERAAN PETANI DAN NELAYANPADA 124 NAGARI
RATUSAN RIBUBENIH BUAH NANBERBUAH SEJAHTERA
SEIRING DENGAN MENINGKATNYA
KEBUTUHAN BENIH BUAH DARI
KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA
BARAT MAKA PENANGKAR BENIH
AKAN LEBIH BERSEMANGAT
UNTUK MEMPERBANYAK BENIH
BUAH. UNTUK MENSUPPORT
PENANGKAR DALAM
MEMPERBANYAK BIBIT BUAH-
BUAHAN KAMI SUDAH
MENYAMPAIKAN KEBUTUHAN
BENIH BUAH-BUAHAN
KABUPATEN/KOTA TAHUN 2012
DAN RENCANA KEBUTUHAN BENIH
KABUPATEN/KOTA DAN PROPINSI
TAHUN 2013.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
80
ribu bibit buah itu diharapkan membuahkan kesejahteraan bagi masyarakat petani kita.
Dalam rangka pengembangan jeruk Gunung Omeh seluas 518 Ha tahun 2012 dibutuhkan
bibit jeruk Gunung Omeh sebanyak lebih kurang 250.000 batang. Penangkar benih buah-buahan
sangat antusias menanggapi informasi kebutuhan benih tahun 2012 dan rencana kebutuhan
benih kabupaten/kota dan propinsi tahun 2013. Dengan adanya informasi kebutuhan benih ini
penangkar sudah bisa merencanakan jenis dan varietas benih buah-buahan yang akan mereka
perbanyak. Diharapkan agar kebutuhan benih dari kabupaten/kota dapat dipenuhi oleh
penangkar benih yang ada di kabupaten/kota yang bersangkutan.
Setelah mendengarkan informasi mengenai kebutuhan benih yang cukup banyak pada tahun
itu, penangkar benih lebih bersemangat menanyakan kepada nara sumber hal-hal yang
berhubungan dengan perbanyakan benih buah-buahan seperti Proses sertifikasi benih buah
karena untuk pengadaan bibit di pemerintah harus memiliki label.
Di samping itu, penangkar juga menanyakan masalah pengelolaan BF dan BPMT tanaman
buah-buahan serta bagaimana cara mendapatkan bibit BF dan BPMT untuk mereka tanam di
lahannya. Selanjutnya peserta pertemuan juga berdiskusi dengan pemateri tentang teknik
perbanyakan bibit buah-buahan, dan sekaligus mempraktekkan cara perbanyakan benih buah-
buahan yang sudah disampaikan oleh pemateri di Balai Benih Induk Lubuk Minturun.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
81
Dapat kita simpulkan beberapa permasalahan di
lingkup industri perbenihan terdapat beberapa perma-
salahan antara lain :
Keragaman kelembagaan perbenihan di daerah (UU
No. 41/2008). Belum efektifnya penegakan hukum di
bidang perbenihan.
Keterbatasan benih sumber, sarana dan prasarana
pendukung. Benih masih dipandang sebagai input
produksi, bukan sebagai output industri.
Terbatasnya sumberdaya manusia dalam profesi
perbenihan. Sosialisasi benih hortikultura bermutu
bersertifikat belum intensif.
Keterbatasan ketersediaan benih sumber untuk
diperbanyak oleh produsen dan penangkar benih.
Produsen benih kelas menengah ke bawah umumnya
belum mempunyai pemulia sendiri, serta penyilang
benih banyak yang belum mempunyai laboratorium
kultur jaringan.
Keterbatasan modal usaha, sehingga penggunaan in-
put dan sarana produksi terbatas, yang berakibat vol-
ume usaha juga tidak optimal.
Keterbatasan varietas benih dalam negeri yang disukai
konsumen (sesuai preferensi konsumen). Keterba-
tasan data supply-demand benih antar daerah dan
antar sentra, sehingga jalur dan pemenuhan benih
tidak terpantau secara baik.
Keterbatasan jumlah dan kemampuan petugas penga-
was benih tanaman. Keterbatasan dana operasional
bagi Balai Benih dalam memproduksi benih.
Namun demikian ada beberapa Faktor yang
MASALAH DAN PELUANGINDUSTRI PERBENIHAN
KITA TELAH MENGEVALUASI DAN
MENYIMPULKAN BEBERAPA
PERMASALAHAN DAN PELUANG
DALAM MENGEMBANGKAN
INDUSTRI PERBENIHAN INI.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
82
menguntungkan dalam Industri Benih diantaranya:
Upah buruh dan tenaga kerja di Indonesia relatif murah.
Pangsa pasar sangat besar dan terbuka luas untuk berbagai komoditas.
Teknologi pertanian relatif lebih baik dibanding negara ASEAN. Akan memudahkan dalam
pemasaran benih unggul berkwalitas.
Iklim dan kondisi geografi hampir tidak hambatan untuk mengadakan riset dan
pengembangan.
Oleh karena itu perlu pembenahan sistem perbenihan dengan cara : Peningkatan kualitas
pengelolaan dan intensitas pemanfaatan plasma nutfah. Perbaikan teknik, efisiensi dan kapasitas
produksi. Perluasan distribusi dan pemasaran. Penyediaan aturan/kebijakan dalam pemasukan,
pengeluaran, investasi dan pengawasan mutu benih yang kondusif.
Masalah dan tantangan dalam usaha perbenihan hortikultura antara lain :
Komoditas sangat beragam
Penelitian berorientasi pasar sangat terbatas
Dominasi multinasional dan impor benih
Ketergantungan dengan proyek Pemerintah
Sertifikasi dan Pengawasan benih belum effektif
Distribusi benih belum ditangani secara baik
Promosi dan Sosialisasi benih bermutu masih lemah
Kemitraan antara produsen dan Petani belum terjalin baik
Perlindungan varietas (PVT) belum berjalan baik
Usaha Industri Benih Nasional belum dikembangkan
Langkah positif menuju Industri Benih
Masyarakat perbenihan semakin mengerti dan memahami serta berkeinginan untuk
membuat usaha dalam Industri Perbenihan
Adanya Revitalisasi Perbenihan diharapkan tidak hanya perbaikan dalam kelembagaannya
saja, tapi juga dalam menciptakan iklim investasi Industri Benih yang baik.
Pengembangan kawasan hortikultura buah yang cukup luas di tahun mendatang dapat
meningkatkan peran penangkar benih buah-buahan dalam memenuhi kebutuhan benih buah.
Sasaran yang hendak kita capai adalah, pembinaan penangkar benih buah harus lebih
ditingkatkan sehingga penangkar bisa menghasilkan benih buah yang bermutu.
Namun demikian perlu ditergaskan dan diperhatikan bahwa, selain keragaman kelembagaan
perbenihan di daerah (UU No. 41/2008) yang jadi permasalahan adalah belum efektifnya
penegakan hukum di bidang perbenihan ,terbatasnya benih sumber, sarana dan prasarana
pendukung. Selain itu benih masih dipandang sebagai input produksi, bukan sebagai output
industri; terbatasnya sumberdaya manusia dalam profesi perbenihan, sosialisasi benih
hortikultura bermutu bersertifikat belum intensif tterbatasnya ketersediaan benih sumber untuk
diperbanyak oleh produsen dan penangkar benih.
Hal lain adalah, ternyata produsen benih kelas menengah ke bawah umumnya belum
mempunyai pemulia sendiri, serta penyilang benih banyak yang belum mempunyai laboratorium
kultur jaringan serta keterbatasan modal usaha, sehingga penggunaan input dan sarana produksi
terbatas, yang berakibat volume usaha juga tidak optimal.
Keterbatasan varietas benih dalam negeri yang disukai konsumen (sesuai preferensi
konsumen), sementara pemohon pelepasan varietas sayuran berasal dari intoduksi (luar negeri)
meningkat. Karena keterbatasan data supply-demand benih antar daerah dan antar sentra
mengakibatkan jalur dan pemenuhan benih tidak terpantau secara baik. Keterbatasan jumlah
dan kemampuan petugas pengawas benih tanaman dan eterbatasan dana operasional bagi Balai
Benih dalam memproduksi benih menjadi perhatian yang sangat serius dalam pengembangan
industri perbenihan kita.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
83
Apa manfaat industri perbenihan? Apakah bermasa
depan bagi penyejahteraan kehidupan masyarakat tani
atau bernilai strategis pada ketahanan pangan nasional?
Ya, masalah perbenihan adalah masalah strategis
dunia pertanian kita. Selain bernilai strategis, benih juga
bernilai ekonomis. Manfaat industri perbenihan yang
paling utama adalah mengurangi ketergantungan benih
dari luar negeri, memperluas lapangan kerja, menambah
dan memperluas cakrawala ilmu perbenihan, pelestarian
dan perbaikan plasma nutfah, varietas yang dihasilkan
akan lebih adaptif dan selektif dan ekspor benih akan
menambah devisa Negara.
Industri benih umumnya bukan dari rencana yang
dadakan. Tapi dari sejarah panjang Petani dan berkem-
bang riset sesuai dengan kebutuhan benihnya. Perun-
dang-undangan tentang pendirian usaha sangat banyak
dan tidak jelas peruntukannya menjadi salah satu ham-
batan klasik hingga kini.
Peraturan-peraturan dan perundang-undangan ten-
tang Perbenihan sangat ‘dinamis’ mengalami perubahan.
Sosialisasinya tidak terprogram dengan baik. Untuk itu
perlu pengalaman yang lebih dari pengambil kebijakan
Perbenihan, sehingga tercipta iklim usaha yang kondusif
dan berkesinambungan.
Pada saat kini, daya beli konsumen lemah dan harga
benih relatif murah. Kemampuan dan produktivitas buruh
serta tenaga kerja masih rendah. Hambatan lain adalah
sulitnya mencari lahan yang relatif luas dalam satu ham-
paran dan kenyamanan lokasi usaha.
MENGKAJI INDUSTRIPERBENIHAN KITA
DALAM PENGEMBANGAN
INDUSTRI PERBENIHAN, PERAN
SWASTA TAK BISA DAIABAIKAN.
TERUTAMA DALAM PENELITIAN
DAN PEMULIAAN TANAMAN,
MEMPERTAHANKAN VARIETAS
BENIH SUMBER, PRODUKSI
BENIH, PROSESING BENIH DAN
PROMOSI SERTA PEMASARAN
BENIH. DALAM HAL ITU, PERAN
SWASTA ADALAH SANGAT
PENTING.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
84
Kecendrungan lain adalah arah program pemuliaan hanya berorientasi pada pemulia/peneliti
saja tanpa melihat keinginan petani dan aspek komersial yang sering tak sesuai dengan kebutuhan
spesifik lokasi. Ditambah pula dengan kurangnya promosi/diseminasi ke petani sehingga varietas
baru kurang populer.
Kepesimisan industri perbenihan itu adalah lantaran diperlukannya modal besar untuk sebuah
pengembangan industri perbenihan tersebut. Akibatnya, peluang industri perbenihan lebih
banyak ternikmati oleh perusahaan multinasional ketimbang kelompok tani penangkar benih.
Soal industri perbenihan adalah soal risiko tinggi dan tidak pernah pula ada kepastian waktu
keberhasilan dan perubahan trendsetter yang sangat cepat. Perkembangan industri perbenihan
kian terhambat ketika belum adanya dukungan perbankan. Padahal kita tahu, risiko tinggi juga
bermuatan keuntungan atau pendapat tinggi (high risk, high profit).
“Kecolongan” Plasma nutfah. Observasi varietas yang intensif dari Pemodal Besar akan
memungkinkan transfer plasma nutfah dari satu negara ke negara lain. Akibatnya, harga benih
akan tetap tinggi
Membaca kenyataan tersebut, kita tak boleh pesimis, karena kondisi geografis, iklim, tanah
di Indonesia beragam, maka yang seharusnya dikembangkan adalah varietas spesifik lokasi. Dan
ini addalah sebuah altrenatif yang solutif.
Ada beberapa keuntungan dikembangkannya varietas spesifik lokal, yakni : Proses perakitan
dan Pendaftaran/pelepasan varietas akan lebih cepat, setiap daerah akan mempunyai varietas
unggul di daerahnya, penangkar benih daerah akan mudah dikembangkan, distribusi benih akan
cepat dan merata, prinsip penyediaan benih 6 tepat dapat diwujudkan dengan baik, sesuai dengan
era otonomi daerah.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
85
Nagari Alahanpanjang menjadi nagari yang subur dan
ranum dengan tumbuhan ini. Di nagari ini telah digelar
Jambore Varietas Kentang beberapa waktu yang lalu.
Jambore itu berada di atas lahan 1.200 M.
Pada Jambore ini ditanam berbagai varietas kentang,
antara lain; Medians, PPS HB IPB Kode 7, PPS HBIPB,
Kode3, Maglia, Intan, Bliss, Segunung, Granola, Kembang,
Repita, Kikondo, Margahayu, Merbabu, Desiree, Kentang
Merah, Super Jon, Panda, Cipanas, Cingkariang, Mikraset
dan Granola L.
Diharapkan, dalam kesejukan hawa Alahanpanjang,
yang bersaksi di atas keindahan Danau Diateh dan Danau
Dibawah, kentang akan menjadi pendukung ekonomi
masyarakat petani dalam upaya melepaskan diri dari
belenggu kemiskinan yang biasanya identik dengan hidup
petani kita.
MASA DEPAN KENTANGMAKIN TERANGMASA DEPAN KENTANG DI
SUMBAR SANGAT TERANG. TELAH
TERBUKTI, PERTANAMAN
TUMBUHAN KENTANG, DI DAERAH
KITA INI MAKIN LAMA MAKIN
BERKEMBANG. BANYAK PETANI
KENTANG KITA YANG SUDAH
MERAIH SUKSES EKONOMI. DAN
MEREKA TAK LAGI TAMPAK
DALAM JERATAN KEMISKINAN
YANG BERKETERUSAN.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
86
Berkembang atau tidaknya usaha agribisnis sangat di-
tentukan oleh perkembangan perbenihannya, oleh kare-
na itu agar usaha agribisnis dapat maju dan berkembang,
maka sistem dan usaha perbenihan harus tangguh.
Ketersediaan benih bermutu sangat strategis karena
merupakan tumpuan utama untuk mencapai keberhasil-
an dalam usaha budidaya hortikultura. Potensi hasil suatu
varietas unggul ditentukan oleh mutu benih yang
digunakan. Untuk menghasilkan produk hortikultura yang
bermutu prima dibutuhkan benih bermutu tinggi, yaitu
benih yang mampu mengekspresikan sifat-sifat unggul
dari varietas yang diwakilinya. Mengingat pentingnya arti
benih maka diperlukan upaya untuk meningkatkan pro-
duksi, memperbaiki mutu, memperbaiki distribusi,
meningkatkan pengawasan peredaran dan meningkatkan
penggunaan benih bermutu dalam kegiatan agribisnis
hortikultura.
Peran institusi pemerintah dalam era desentralisasi
adalah sebagai fasilitator, dinamisator dan katalisator. Hal
yang tidak kalah pentingnya adalah menggerakkan pelaku
usaha dan sumberdaya yang ada di masyarakat agar lebih
terfokus dalam pembangunan perbenihan hortikultura
PENGUATAN LEMBAGA PERBENIHANDALAM KETERSEDIAAN BENIH BERMUTUYANG SANGAT STRATEGIS
BAGUS BENIHBUAH RANCAKPANEN BERLINDAK
BENIH ITU SARANA UTAMA
PERTANIAN KITA. BURUK BENIH,
RUSAK BENIH, ALAMAT CELAKA
HASIL PANEN YANG TIBA.PERAN
BENIH SEBAGAI SARANA UTAMA
AGRIBISNIS TIDAK DAPAT
DIGANTIKAN OLEH SARANA YANG
LAIN. BUKANKAH HULU SEBUAH
TANAMAN ADALAH BENIH?
BAGUS BENIH, BAGUS BUAH DAN
BAGUS PANEN HASILNYA
BERLINDAK (BANYAK).
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
87
guna mencukupi kebutuhan benih untuk budidaya hortikultura.
Sedangkan salah satu upaya yang harus dilakukan agar ketersediaan benih dapat terpenuhi
sesuai prinsip 7 (tujuh) tepat dan berkesinambungan adalah optimalisasi sistim perbenihan yang
telah dibangun yang salah satunya adalah penguatan kelembagaan perbenihan.
Kelembagaan perbenihan adalah lembaga yang mendukung perbenihan baik itu dari segi
manajemen maupun sebagai praktisi penyedia benihnya. Kelembagaan perbenihan antara lain:
Balai Benih Hortikultura (BBH), Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), penangkar,
produsen dan pedagang benih hortikultura. Dinas pertanian provinsi yang menangani perbenihan
hortikultura berperan dalam pembinaan penangkar dan pembinaan dalam penumbuhan
penangkar baru yang ada di wilayah tugasnya.
Diharapkan dari kegiatan ini akan ada peningkatan penggunaan benih bermutu hortikultura
dalam mendukung pengembangan hortikultura, serta meningkatnya pengetahuan petugas dan
penangkar mengenai benih bermutu hortikultura.
Tujuan kegiatan yang telah dilaksanakan ini adalah meningkatkan kapasitas kelembagaan
penangkar melalui fasilitasi sarana produksi benih. Khususnya yang tidak mampu disediakan
oleh penangkar sendiri (rumah lindung/screen house). Sasarannya; meningkatnya kapasitas
kelembagaan penangkar melalui fasilitasi sarana produksi benih.
Kegiatan ini sukses dilaksanakan di UPTD BBI TPPH Propinsi Sumbar, kabupaten Lima Puluh
Kota, Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar, dan kabupaten Agam dengan penanggungjawab
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Barat .
Pelaksana kegiatan adalah UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura
Propinsi Sumatera Barat .Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah penangkar benih.Kegiatan
ini berupa pemberian bantuan kepada penangkar/kelompok penangkar yang membutuhkan
sarana dan prasarana yang sulit dibiayai oleh mereka sendiri, misalnya screen house.
Pembiayaan bersumber dari Anggaran Direktorat Jenderal Hortikultura dan dialokasikan pada
Balai Benih Hortikultura di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat melalui dana Dekosentrasi
pada Satker Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat (04) TA. 2013.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
88
Metode yang dilaksanakan adalah identifikasi lokasi, penyusunan dan fasilitasi sarana
penangkar, dan pembinaan.
Tahapan pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai berikut : Identifikasi lokasi ke kabupaten
Solok, Agam, Tanah Datar, dan Lima Puluh Kota. Pembinaan dilakukan melalui pembinaan
langsung ke lapangan.Kegiatan ini difasilitasi dengan sarana produksi untuk penangkar. Bentuk
sarana produksi yang diberikan berupa pembuatan Screen house jeruk, kentang dan krisan.
Disamping itu juga dilengkapi dengan pemberian benih sumber jeruk, kentang, dan krisan.
Seriring itu, pada kegiatan ini berhasil diselenggarakannya kegiatan penguatan kelembagaan
sebanyak 7 lembaga.
Diharapkan, kegiatan ini dapat meningkatkan system perbenihan melalui fasilitasi sarana
produksi penangkar benih.
Capaian lain dari kegiatan ini adalah meningkatnya produk hortikultura bermutu yang berdaya
saing di daerah sentra pengembangan. Dengan demikian akan berdampak pada peningkatan
produk hortikultura bermutu yang berdaya saing di daerah sentra pengembangan.
Kelompok penangkar benih akan sulit berkembang tanpa adanya pemberian fasilitas dari
pemerintah. Sulit benih akan membuat terhalangnya pembangunan bidang pertanian. Sulit benih
mengakibatkan rusaknya sendi ekonomi pertanian kita. Untuk itu, kita telah membantu kelompok
penangkar dengan memberi berbagai fasilitas sarana pendukung.
Adapun sarana tersebut yakni pembuatan Screen House Jeruk sebanyak 2 unit . Screen house
di kabupaten Tanahdatar dan Lima Puluh Kota untuk kelompok tani penangkar tanaman jeruk.
Kepada masing-masing penangkar juga diberikan bibit BPMT jeruk sebanyak 125 batang
Screen House Kentang
Screen house kentang sebanyak 2 unit dibangun di kelompok tani Bukit Lintang di Nagari
Batagak, Kecamatan Sungai Puar, Kabupaten Agam dengan ketua kelompok Dasnil dan Kelompok
tani Harapan Makmur di Rimbo Data, Kabupaten Solok dengan ketua kelompok Maimun. Masing-
masing penangkar juga diberikan benih kentang sebanyak 900 knol.
Screen House Krisan
Screen house krisan sebanyak 1 unit di bangun di kelompok tani Dahlia di Talang Kabupaten
Solok dengan ketua kelompok Naldi. Disamping itu juga diberi 4.120 stek mother plant krisan
potong.
Screen House Jeruk
Screen House Jeruk sebanyak 2 unit dibangun di kelompok tani Usaha Mandiri di Ladang
Lawas di kabupaten Tanah Datar dengan ketua kelompok Syahrial dan kelompok tani Titian
Rahmat di Jorong Ketinggian Nagari Sarilamak kecamatan Harau kabupaten Lima Puluh Kota
dengan ketua kelompok Halman. Masing-masing penangkar juga diberikan bibit BPMT jeruk
sebanyak 125 batang
Kegiatan penguatan kelembagaan dimasa yang akan datang agar tetap dilanjutkan dengan
pemberian bantuan screen krisan untuk Balai Benih karena saat ini Balai Benih Alahan Panjang
sudah memperbanyak benih krisan namun screen yang sudah ada kurang memadai dan tidak
mencukupi untuk perbanyakan krisan. Disamping itu diperlukan juga pembangunan gudang
terang untuk prosesing benih kentang di BBI Alahan Panjang.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
89
Pada saat ini petani telah menyadari pentingnya mutu
dari setiap benih yang digunakan dalam upaya mening-
katkan produktivitas tanaman. Begitu pula konsumen
telah mempercayai bahwa benih kentang yang bersertifi-
kat terjamin mutu, kebenaran varietas dan produktivitas-
nya tinggi jika dibandingkan dengan benih yang tidak
bersertifikat. mutu benih kentang bersertifikat terjamin
mutunya karena adanya standarisasi proses pemeriksaan
yang dilalui dalam setiap tahapan produksi benih kentang.
Namun hingga saat ini ketersediaan benih kentang
bersertifikat masih terbatas.
Untuk meningkatkan produksi benih kentang berserti-
fikat perlu dilakukan upaya baik peningkatan penggunaan
teknologi inovatif terapan dalam produksi benih maupun
reformasi regulasi yang memberikan kemudahan dan
peluang seluas luasnya bagi setiap pelaku usaha perbe-
nihan. Oleh karena Teknis Produksi dan Sertifikasi Benih
Kentang ini disusun sebagai acuan pelaksanaan perba-
nyakan benih kentang sesuai standar mutu atau per-
syaratan teknis minimal.
Untuk mendapatkan benih kentang yang bermutu
maka Teknis Perbanyakan Benih Kentang ini wajib dilak-
sanakan dalam proses perbanyakan benih kentang. Teknis
perbanyakan ini merupakan pelaksanaan dari UU No. 13
Tahun 2010 tentang Hortikultura, Peraturan Menteri
Pertanian Republik Indonesia Nomor 48/Permentan/
SR.120/8/2012 Junto Peraturan Menteri Pertanian
KENTANGKomoditas HortikulturaStrategis Pangan
KENTANG MERUPAKAN SALAH
SATU KOMODITAS HORTIKULTURA
STRATEGIS DALAM PENYEDIAAN
BAHAN PANGAN. OLEH KARENA
ITU PRODUKSI KENTANG
BERKUALITAS SANGAT PERLU
DIDUKUNG OLEH KETERSEDIAAN
BENIH KENTANG BERMUTU
MELALUI PROSES SERTIFIKASI
BENIH.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
90
Republik Indonesia Nomor 116/Permentan/SR.120/11/2013 tentang Produksi, Sertifikasi dan
Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura.
Maksud Teknis Perbanyakan Benih Kentang untuk memberikan pedoman sebagai acuan bagi
pelaksanaan perbanyakan benih kentang bermutu untuk kelas Benih Penjenis, Benih Dasar, Benih
Pokok dan Benih Sebar.
Tujuan teknis perbanyakan benih kentang bermutu untuk: Menyediakan panduan dalam
proses perbanyakan benih kentang kelasBenih Penjenis, Benih Dasar, Benih Pokok dan Benih
Sebar. Selain itu juga untuk meningkatkan penyediaan benih kentang sesuai standar mutu dan/
atau PTM yang ditetapkan, mendorong percepatan swasembada benih kentang, menciptakan
iklim kondusif usaha perbenihan, mendorong peningkatan pendapatan penangkar dan petani,
dan mendukung ketahanan pangan nasional
Adapun uang lingkup Teknis Perbanyakan Benih Kentang meliputi Sistem perbanyakan benih
kentang bermutu, Perbanyakan Benih BS, Perbanyakan Benih BD, Perbanyakan Benih BP,
Perbanyakan Benih BR , Sertifikasi Benih Kentang, Organisme pengganggu tanaman (OPT) penting
dalam perbanyakan benih kentang
PENGERTIAN
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan:
Aklimatisasi adalah tahapan penyesuaian kondisi dari masa pertumbuhan planlet dalam
botol ke pertumbuhan media alami di bawah kondisi lingkungan spesifik.
Aseptik adalah bebas dari semua organisme mikro seperti virus, viroid, bakteri, jamur dan
mikoplasma
Benih hortikultura yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman hortikultura atau bagian
darinya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman
hortikultura
Benih bermutu dari varietas unggul hortikultura yang selanjutnya disebut benih bermutu
adalah benih yang varietasnya sudah terdaftar untuk peredaran dan diperbanyak melalui sistem
sertifikasi benih, mempunyai mutu genetik, mutu fisiologis, mutu fisik serta status kesehatan
yang sesuai dengan standar mutu atau persyaratan teknis minimal.
Benih kentang adalah bagian tanaman berupa umbi bukan dalam bentuk biji botani (True
Potato Seed/TPS) yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
91
kentang
Benih sumber adalah tanaman
atau bagiannya yang digunakan
untuk perbanyakan benih bermutu
Benih inti adalah benih awal
yang dihasilkan oleh pemulia berda-
sarkan proses pemuliaan.
Benih Penjenis yang selanjutnya
disebut BS adalah benih generasi
awal yang diproduksi dari benih inti.
Benih Dasar yang selanjutnya
disebut BD adalah keturunan perta-
ma dari Benih Penjenis yang meme-
nuhi standar mutu atau persyaratan
teknis minimal kelas Benih Dasar.
Benih Pokok yang selanjutnya
disebut BP adalah keturunan dari
Benih Dasar atau Benih Penjenis
yang memenuhi standar mutu atau
persyaratan teknis minimal kelas
Benih Pokok.
Benih Sebar yang selanjutnya
disebut BR adalah keturunan dari
Benih Pokok, Benih Dasar atau
Benih Penjenis yang memenuhi
standar mutu atau persyaratan
teknis minimal kelas Benih Sebar.
Eksplan adalah potongan jaring-
an atau organ tanaman yang ditum-
buhkan pada medium buatan seca-
ra in vitro.
ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay) adalah teknik uji serologi untuk identifikasi
virus atau bakteri dengan cepat dan peka serta kuantitaif
Instansi adalah instansi pemerintah yang menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi
pengawasan dan sertifikasi benih Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Kultur Jaringan adalah penanaman organ dan atau jaringan pada media buatan secara in
vitro di bawah kondisi lingkungan spesifik melalui prosedur baku.
Label adalah keterangan tertulis atau tercetak tentang mutu benih yang ditempelkan atau
dipasang secara jelas pada sejumlah benih atau setiap kemasan
Mikropropagasi adalah perbanyakan tanaman secara vegetative dengan menggunakan teknik
in vitro dalam media buatan dan dilakukan secara aseptik
Patogen adalah mikroorganisme parasit penyebab penyakit
Perbanyakan benih adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan benih bermutu.
Pemeriksaan lapangan adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kondisi lahan dan kondisi
pertanaman dari suatu unit penangkaran
Pemeriksaan umbi di gudang adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kondisi umbi di gudang
dari suatu unit penangkaran
Persyaratan Teknis Minimal yang selanjutnya disebut PTM adalah spesifikasi teknis benih
yang mencakup mutu genetik, fisik, fisiologis dan/atau status kesehatan benih yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri
Plantlet (tanaman in vitro) adalah hasil akhir perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan
yang belum di aklimatisasi
Produsen benih adalah perorangan, badan usaha (berbadan hukum/tidak berbadan hukum),
atau instansi pemerintah yang melakukan proses produksi benih.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
92
Rougingadalah tindakan membuang
tanaman yang menyimpang dari tanaman
utama dengan tujuan untuk menjaga
kemurnian tanaman
Rumah kasa adalah bangunan yang
beratap tembus cahaya dengan dinding
dari kasa yang tidak dapat dilewati serang-
ga vektor dengan kondisi lingkungan
terkendali untuk aklimatisasi atau produksi
benih sehat.
Sertifikat adalah keterangan atau
laporan pemeriksaan yang diberikan oleh
suatu lembaga kepada seseorang atau
badan usaha atas pemenuhan atau telah
memenuhi persyaratan sesuai yang diminta
untuk tujuan tertentu
Sertifikasi kompetensi pelaku usaha
perbenihan yang selanjutnya disebut ser-
tifikasi kompetensi adalah proses pener-
bitan sertifikat oleh lembaga yang ber-
wenang kepada pelaku usaha perbenihan
hortikultura yang telah memenuhi unjuk
kerja yang dipersyaratkan
Sertifikasi benih hortikultura yang
selanjutnya disebut sertifikasi benih adalah
proses pemberian sertifikat terhadap ke-
lompok benih melalui serangkaian peme-
riksaan dan/atau pengujian, serta meme-
nuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal
Tipe simpang(off type) adalah tanaman atau benih yang menyimpang dari sifat-sifat suatu
varietas sampai di luar batas kisaran yang telah ditetapkan
Varietas tanaman hortikultura adalah bagian dari suatu jenis tanaman hortikultura yang
ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji dan sifat-sifat lain yang
dapat dibedakan dalam jenis yang sama.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
93
Perbanyakan benih kentang bermutu dilaksanakan
melalui sistem sertifikasi dan dilakukan olehprodusen
atau instansi pemerintah yang memiliki sertifikat kompe-
tensi dan/atau yang memiliki sertifikat sistem manajemen
mutu.
Benih kentang bermutudimulai dari kelas Benih Penje-
nis (BS), Benih Dasar (BD/ G0), Benih Pokok (BP/G1) dan
Benih Sebar (BR/G2), dengan klasifikasi sebagai berikut:
BS yaitu benih generasi awal yang diproduksi dari
benih inti. Benih Penjenis berupa planlet, stek dari planlet
dan umbi mikro yang terjamin kebenaran varietasnya
berdasarkan rekomendasi dari pemilik varietas dan bebas
dari patogen.
BD atau G0 merupakan hasil perbanyakan dari kelas
BS. Perbanyakan G0 harus dilaksanakan di rumah kasa
kedap seranggadan harus memenuhi standar mutu atau
PTM
BP atau G1 merupakan hasil perbanyakan dari G0 atau
diperbanyak dari kelas benih yang lebih tinggi. Perbanyak-
an G1 dilaksanakan di dalam rumah kasa kedap serangga
dan harus memenuhi standar mutu atau PTM.
BR atau G2 merupakan hasil perbanyakan dari G1 atau
diperbanyak dari kelas benih yang lebih tinggi. Perbanyak-
an G2 dilaksanakan di lapangan dan harus memenuhi
standar mutu atau PTM.
Surat keterangan BS dikeluarkan oleh pemulia, pemilik
varietas atau pihak yang diberi kuasa, minimal meliputi
nama varietas, kesehatan benih dan volume sebagaimana
pada formulir/borang model SKn.
Delegasi Legalitas adalah pemberian kewenangan
SISTEM PERBANYAKANBENIH KENTANG BERMUTU
POLA PERBANYAKAN BENIH
KENTANG BERMUTU MENGIKUTI
POLA PERBANYAKAN SATU
GENERASI (ONE GENERATION
FLOW) DENGAN PERBANYAKAN
SECARA VEGETATIF
MENGGUNAKAN UMBI ATAU STEK
SEBAGAI BENIH.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
94
kepada produsen benih dalam memperbanyak BS dikeluarkan oleh pemulia, pemilik varietas
atau pihak yang diberi kuasa.Untuk varietas public domain ada surat keterangan/pendampingan
dari pemulia tanaman kentang
BD, BP dan BR disertifikasi oleh instansi, kecuali bagi produsen atau instansi pemerintah/
lembaga yang memiliki sertifikat sistem manajemen mutu.
Legalitas benih bermututerdiri atas:
Surat Keterangan untuk kelas benih BS;
Label yang terpasang pada kemasannya dengan warna putih untuk kelas benih BD, ungu
untuk kelas benih BP dan biru untuk kelas benih BR.
PERBANYAKAN BENIH PENJENIS
PersyaratanProdusen
1) Pemilik varietas atau pemilik surat delegasi legalitas dari pemilik varietas
2) Mempunyai sumber daya manusia yang kompeten dan fasilitas laboratorium kultur jaringan
dengan kelengkapan peralatannya.Pada perbanyakan stek planlet memiliki fasilitas rumah
kasa dengan kelengkapan peralatannya
3) Memiliki dan memahami Standar Operasional Prosedur (SOP)perbanyakan benih BS
Benih sumber
1) Varietas telah terdaftar untuk peredarannya.
2) Benih inti atau planlet untuk perbanyakan stek planlet dan umbi mikro
3) Jumlah benih sumber harus memenuhi jumlah perbanyakan.
Laboratorium Kultur Jaringan untuk perbanyakan benih BS bentuk in vitro dan planlet, dengan
persyaratan sebagai berikut:
1) Di dalam laboratorium harus tersedia ruang persiapan, ruang tanam, ruang kultur,
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
95
ketersediaan bahan untuk membuat MS0dan memiliki keterjaminan pasokan listrik dan air
bersih
2) Fasilitas peralatan dalam setiap ruangan laboratorium harus tersedia sebagai berikut:
a) Dalam ruang persiapan: autoclave, pH meter, timbangan analitik, refrigerator, botol-botol
kultur, dan alat gelas lainnya yang diperlukan. Pada perbanyakan in vitro ditambah magnetic
stirrer, Aquadestilator
b) Ruang tanam: laminar airflow cabinet. Pada lab invitro ditambahkan mikroskop stereo
binokuler
c) Ruang kultur: pendingin ruang, rak kultur yang dilengkapi dengan sumber cahaya/lampu
minimal 1000 lux, timer untuk mengatur periode cahaya 16 jam terang, 8 jam gelap.
Rumah Kasa pada perbanyakan benih dengan stek planlet dan umbi mikro :
1) Kerapatan mesh kasa yang digunakan tidak kurang dari 36 x 36 lubang/inci2
2) Tidak ada air tanah dari luar yang masuk kedalam rumah kasa
3) Tidak ada lubang/celah untuk masuknya serangga vektor
4) Harus mendapat cahaya optimal
5) Pintu masuk rumah kasa dari sisi luar tidak langsung terhubung pada bagiandalam rumah
kasa, tetapi ada pintu kedua yang menghubungkan pintu pertama dengan ruang dalam rumah
kasa
6) Terdapat bak suci hama (disinfectan) di antara pintu pertama dan kedua yang dirancang agar
setiap orang yang masuk ke dalam rumah kasa melewatinya.
7) Bagian atas rumah kasa harus beratap kedap air dan tembus cahaya
8) Rumah kasa terjaga kebersihannya dari kotoran, lumut atau material lainnya, terutama yang
akan mengganggu sinar matahari masuk.
Media tanam
1) Pada perbanyakan In vitro dan planlet media yang digunakan adalah media dasar Murashige
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
96
and Skoog (MS0)padat.Zat pengatur tumbuh atau vitamin dapat diberikan ke dalam media
dasar MS0 sebatas tidak akan merubah sifat dari tanaman yang akan diperbanyak.
2) Pada perbanyakan umbi mikro media yang digunakan adalah mediadasar Murashige and
Skoog (MS0) padat ditambah media cairyaitu media MS
0 dalam bentuk cair dengan
penambahan sukrosa 90 gram/L, air kelapa 15%, Alar 10 ppm, dan BAP 5 ppm. Media cair
diberikan pada saat stek mikroplantlet tumbuh paling kurang 5 minggu setelah tanam. Zat
pengatur tumbuh atau vitamin dapat diberikan ke dalam media dasar MS0 sebatas tidak
akan merubah sifat dari tanaman yang akan diperbanyak.
Komposisi media dasar Murashige and Skoog (MS0) seperti pada tabel 10 berikut:
Pada stek planlet
a) Media tanam dapat menggunakan tanah (sub soiI), cocopeat, arang sekam yang dicampur
dengan berbagai komponen lain seperti pupuk kandang dan lainnya yang dianggap baik
untuk media tanam.
b) Media tanam harus steril
c) Sterilisasi media dapat dilakukan dengan dikukus (steam), disangrai atau menggunakan bahan
kimia, dengan cara :
(1) Sterilisasi dengan disangrai atau dikukus selama 3-4 jam dengan suhu paling kurang 900C
secara merata;
(2) Sterilisasi dengan bahan kimia harus memperhatikan penggunaan dosis, cara dan waktu
strerilisasi sesuai rekomendasi masing-masing produk.
Proses Perbanyakan Benih
a. In vitro
1) Benih inti yang digunakan adalah umbi yang telah bertunas maksimal berukuran 2 cm
2) Tunas dari benih inti dipotong dan disterilkan sebagai eksplan dengan cara merendam eksplan
dalam larutan chlorine/antiformin 0,5% selama ± 5 menit, kemudian celupkan ke dalam
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
97
alkohol 70% ± 30 detik dan selanjutnya rendam dalam air steril.
3) Jaringan meristematik dari eksplan (ujung tunas) yang berukuran 0,4-0,5 mm diambil dalam
kondisi aseptic dengan bantuan mikroskop stereo binokuler dengan pembesaran 20-40 kali,
kemudian ditanampada media in vitro yang sudah disediakan dalam tabung reaksi (test tube)
dan ditumbuhkan pada ruang kultur selama paling kurang 8 bulan
4) Setelah tumbuh, semua planlet in vitro asal jaringan meristem tersebut diuji kesehatannya.
Target penyakit yang diuji adalah Potato Leaf Roll Virus(PLRV), Potato Virus X (PVX) dan,
Potato Virus Y (PVY) dengan metode uji serologi teknik ELISA atau metode lainnya. Planlet
yang positif mengandung virus dibuang, hanya planlet yang bebas virus untuk bahan
mikropropagasi. Dilakukan seleksi planlet yang menyimpang secara visual dari tipe
pertumbuhan, warna batang, warna daun dan bentuk daun
5) Untuk menghindarkan perubahan atau penyimpangan, planlet wajib diperbaharuipaling
banyak10 kali setelah perbanyakan
6) Benih dapat disimpan sebagai stok dengan cara menghambat pertumbuhan planlet dengan
tidak merubah sifat dari tanaman/planlet tersebut. Teknik penyimpanan dilakukan dengan
cara memodifikasi media tumbuh dan atau menurunkan suhu/temperatur ruang inkubasi
(ruang kultur)pada kisaran suhu 14-18 ºC.
Planlet
1) Benih penjenis yang digunakan berupa planlet
2) Setelah planlet diperoleh, dilakukan propagasi dengan cara setiap planlet dalam tabung
dipotong menjadi beberapa stek, dimana setiap stek terdiri dari satu buku/node atau lebih.
Stek tersebut kemudian disubkulturkan secara in vitro dalam botol kultur. Jumlah stek adalah
5 -10 stek per botol
3) Pengujian keberadaan virus PLRV, PVX dan, PVY dengan metode uji serologi teknik ELISA
atau metode lainnya, paling kurang 10%
4) Benih Penjenis diperbanyak paling banyak mencapai4 (empat)generasi untuk menghindarkan
perubahan atau penyimpangan sifat varietas
5) Planlet hasil perbanyakan didistribusikan sebagai benih sumber
Umbi Mikro
1) Benih sumber yang digunakan berupa planlet
2) Dilakukan propagasi terhadap planlet dengan cara dari setiap planlet dalam tabung dipotong
menjadi beberapa stek, setiap stek terdiri dari satu buku/node atau lebih. Kemudian
dikulturkan secara in vitro dalam botol kultur. Jumlah stek adalah 5-10 stek per botol.
3) Ditambahkan 25 ml media cair di atas media padat, setelah stek berumur 5 (lima) minggu
setelah tanam. Penuangan media cair dilakukan di dalam laminar.
4) Botol kultur diletakkan dalam ruang gelap (rak kultur yang tidak mendapatkan cahaya).
5) Pemanenan umbi dapat dilakukan selama 10 minggu setelah pengumbian dimulai atau
disesuikan dengan usia panen optimal.
Stek Planlet
1) Benih sumber (planlet) sebelum dikeluarkan dari botol disimpan selama 1-2 minggu ditempat
terang agar planlet lebih kuat.
2) Planlet dikeluarkan satu persatu dari botol, kemudian ditanam dalam media yang sudah
disiapkan dalam bak khusus/keranjang plastik/tray pot sebagai sumber perbanyakan stek.
Setelah berumur 2-3 minggu, planlet dapat distek beberapa kali hingga paling banyak 4
(empat) generasi.Sebelum ditanam, pangkal batang stek dicelupkan ke dalam larutan zat
perangsang pertumbuhan akar.
3) Ukuran stek dibuat relatif seragam.
4) Stek dipotong menggunakan alat pemotong yang tajam dan steril
5) Stek ditanam pada media yang telah disiapkan dalam tray pot/bak khusus/keranjang plastik.
6) Stek ditumbuhkan 2-3 minggu hingga berakar dan siap ditanam.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
98
PROSES PERBANYAKAN BENIH KENTANG
Jaringan meristem 0,4 – 0,5 mm
Pengambilan jaringan meristem di bawah
mikroskop stereo pembesaran 20-40 kali
Umbi inti dari varietas autentik
(true to variety)
Planlet hasil kultur meristem. Seluruh planlet
diuji virus PLRV, PVX dan PVY dengan ELISA
Pengujian virus PLRV, PVX dan PVY
dari sampel
Planlet hasil mikropropagasi. Uji virus PLRV,
PVX dan PVY dari sampel
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
99
PERBANYAKAN BENIH KENTANG KELAS BD (G0)1. Persyaratan
a. Produsen
1) Memiliki sertifikat kompetensi atau sertifikat sistem manajemen mutu
2) Mempunyai benih sumber
3) Mempunyai rumah kasa
4) Untuk perbanyakan aeroponik harus memiliki:
- sumber listrik (PLN dan Genset)
- tempat/bak tanam aeroponik serta instalasi nutrisi.
5) Mempunyai gudang penyimpanan benih
b. Benih Sumber
1) Varietas telah terdaftar untuk peredaran
2) Benih sumber yang digunakan adalah benih penjenis.
3) Benih sumber harus disertai dengan surat keterangan
c. Rumah Kasa
1) Kerapatan mesh kasa yang digunakan tidak kurang dari 36 x 36 lubang/inci2
2) Tidak ada air tanah dari luar yang masuk kedalam rumah kasa
3) Tidak ada lubang/celah untuk masuknya serangga vektor
4) Rumah kasa harus mendapat cahaya optimal
5) Pintu masuk rumah kasa dari sisi luar tidak langsung terhubung pada bagiandalam
rumah kasa, tetapi ada pintu kedua yang menghubungkan pintu pertama dengan
ruang dalam rumah kasa
6) Terdapat bak suci hama (disinfectan) di antara pintu pertama dan kedua yang dirancang
agar setiap orang yang masuk ke dalam rumah kasa melewatinya.
7) Bagian atas rumah kasa tembus cahaya dan harus beratap kedap air untuk perbanyakan
aeroponik, sedangkan perbanyakan konvensional dianjurkan beratap kedap air
8) Rumah kasa terjaga kebersihannya dari kotoran, lumut atau material lainnya, terutama
yang akan mengganggu sinar mataharimasuk.
9) Pada sistem aeroponik, tempat/bak tanam aeroponik harus disterilisasi paling kurang
1-2 minggu sebelum pindah tanam dengan menggunakan bahan aktif clorine atau
bahan kimia lainnya sesuai anjuran. Setiap selesai panen tempat/bak tanam dan bak
nutrisi harus selalu dibersihkan.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
100
d. Media Tanam
1) Media tanam dapat menggunakan tanah (sub soil), cocopeat, arang sekam atau bahan
lainnya yang dianggap baik untuk media tanam
2) Media tanam harus steril dan ditempatkan/diletakan tidak kontak langsung dengan
dasar tanah
3) Sterilisasi media dapat dilakukan dengan dikukus (steam), disangrai atau dengan
menggunakan bahan kimia
a) Sterilisasi dengan disangray atau dikukus selama 3-4 jam dengan suhu minimal
900C secara merata.
b) Sterilisasi dengan bahan kimia, harus diperhatikan penggunaan dosis, cara dan
lama waktu strerilisasi yang dianjurkan oleh produknya masing-masing
4) Media tanam tersebut digunakan untuk perbanyakan benih secara konvensional,
sedangkan pada aeroponik media tanam tersebut digunakan untuk proses pengakaran
stek.
5) Nutrisi tanaman pada aeroponik mengandung unsur hara makro dan mikro dengan
komposisi sesuai rekomendasi.
e. Gudang
1) Luas gudang disesuaikan dengan volume benih yang disimpan
2) Ruangan gudang tidak lembab, mempunyai ventilasi udara cukup sehingga sirkulasi
udara dalam ruangan baik dan pencahayaan cukup sesuai kebutuhan
3) Gudang terdiri dari ruang penyimpanan dan ruang pengolahan benih yang terjaga
kebersihannya.
2. Proses Perbanyakan Benih
a. Persiapan tanam, penanaman dan pemeliharaan
1) Perbanyakan benih secara konvensional
a) Persiapan Tanam
(1) Media tanam steril ditempatkan pada wadah/tempat media dan tidak kontak
langsung dengan tanah
(2) Lubang tanam dibuat dengan kedalaman ± 3 cm dan jarak tanam 8 x 10 atau
10 x 10 cm
b) Penanaman
(1) Planlet/stek planlet/umbi mikro yang sehat dan memenuhi syarat ditanam pada
media yang telah disiapkan.
(2) Tanaman pada unit sertifikasi tidak boleh dijadikan sumber perbanyakan stek
c) Pemeliharaan
(1) Pemeliharaan tanaman dilakukan selama pertumbuhan agar tanaman dapat
tumbuh sehat dan produktif menghasilkan benih secara maksimum
(2) Penyiraman harus dilakukan secara teratur dan cukup
(3) Pembumbunan dengan media yang steril harus dilakukan seiring dengan
pertumbuhan tanaman
(4) Pemasangan tali penyangga tanaman disesuaikan dengan kondisi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman.
(5) Diberikan nutrisi tambahan untuk meningkatkan kesuburan dan produktivitas.
Tidak diperkenankan menggunakan bahan aktif ZPT atau bahan kimia lainnya
yang secara visual dapat mengaburkan gejala dan/atau menimbulkan kerusakan
pada daun.
(6) Pengendalian OPT dilakukan secara optimal.
(7) Dilakukan pencabutan dan pembersihan terhadap tanaman yang terindikasi
terinfeksi penyakit atau varietas lain. Apabila ditemukan type simpang atau
mutan dalam jumlah banyak segera lapor dan dikonsultasikan dengan instansi
2) Perbanyakan benih secara aeroponik
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
101
a) Persiapan Tanam
(1) Disiapkan bak untuk tanam yang terbuat dari fiber atau bahan lain yang tidak
tembus sinar (dalam bak harus gelap) dan permukaan bak ditutup rapat dengan
sterofoam. Di dalam bak harus sudah terpasang intalasi sirkulasi larutan nutrisi
sistim sprayer (pengabutan)
(2) Disiapkan larutan nutrisi tanaman yang terdiri dari unsur hara makro dan mikro,
yang dimasukkan ke dalam bak penampung nutrisi yang dihubungkan dengan
isntalasi sirkulasi dalam bak.
(3) dibuat lubang dengan diameter 2,5 – 3 cm pada permukaan sterofoam dengan
jarak 15 - 20 cm x 20 - 25 cm untuk penanaman stek
(4) disiapkan benih sumber (BS) berupa stek yang telah diperbanyak dalam baki
(tray pot) dan berumur 2-3 minggu serta sudah berakar
b) Penanaman
(1) Dipilih stek yang memiliki perakaran baik dan sehat, bersihkan dari kotoran
yang menempel dengan air bersih, bila perlu lakukan disinfektan akar. Buang
umbi mikro bila ada yang tumbuh pada stek
(2) Dipindahkan/tanamankan stek satu per satu ke dalam lubang tanam pada
sterofoam dengan hati-hati agar tanaman tidak rusak/patah. Setelah seluruh
akar berada dalam lubang batang stek dililit dengan menggunakan rockwool
yang telah direndam air agar lunak sehingga stek dapat tegak dan rockwool
menutup seluruh bagian lubang. Sebelum digunakan rockwool direndam
terlebih dahulu dengan air agar lunak dan mudah digunakan.
(3) Setelah semua stek tertanam, diatur waktu pemberian nutrisi menggunakan
timer sesuai dengan dan kondisi pertumbuhan tanaman.
c) Pemeliharaan
(1) Pemeliharaan tanaman dilakukan selama pertumbuhan tanaman, agar
tanaman dapat tumbuh sehat dan produktif menghasilkan benih secara
maksimal.
(2) Pemberian nutrisi dilakukan secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi pertumbuhan tanaman.
(3) pH larutan nutrisi dijaga harus sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kentang
yaitu antara 5,5 – 6,5. Pengukuran pH larutan nutrisi dilakukan secara berkala
dengan menggunakan pH meter.
(4) Kekentalan/konsentrasi larutan nutrisi berkisar antara 1,1 – 1,9 disesuaikan
dengan umur tanaman atau sesuai anjuran produsen nutrisi. Pengukuran
kekentalan/konsentrasi larutan nutrisi dilakukan secara berkala dengan
menggunakan EC/conductivity meter.
(5) Pemasangan tali penyangga tanaman disesuaikan dengan kondisi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman.
(6) Pengamatan dan pemeriksaan EC dan pH larutan nutrisi dianjurkan dilakukan
setiap hari. Pemeriksaan nozledilakukan secara berkala, untuk mengatasi
apabila ada lubang nozle yang tertutup oleh benda/bagian tanaman/kotoran
yang dapat menyebabkan pengabutan tidak lancar.
(7) Diberikan nutrisi tambahan untuk meningkatkan kesuburan dan produktivitas.
Tidak diperkenankan menggunakan bahan aktif ZPT atau bahan kimia lainnya
yang secara visual dapat mengaburkan gejala dan/atau menimbulkan kerusakan
pada daun.
(8) Pengendalian OPT dilakukan secara optimal.
(9) Dilakukan pencabutan dan pembersihan terhadap tanaman yang diindikasikan
terinfeksi penyakit atau varietas lain. Apabila ditemukan type simpang atau
mutan dalam jumlah banyak segera lapor dan dikonsultasikan dengan instansi.
(10) Tidak diperkenankan setiap orang dapat keluar masuk rumah kasa secara
bebas, kecuali bagi orang yang berkepentingan.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
102
b. Panen
1) Panen dapat dilaksanakan apabila tanaman sudah mencapai umur panen, kulit umbi
sudah kuat tidak mengelupas.
2) Panen pada sistim aerophoik dilakukan dengan cara memetik umbi dengan memotong
stolonnya menggunakan gunting. Panen dilakukan secara bertahap dengan memilih
umbi yang sudah besar dan kulit umbi sudah kuat. Umbi sebaiknya dibersihkan terlebih
dahulu dari sisa mutrisi yang menempel, kemudian langsung dimasukan dalam dalam
wadah (krat/keranjang). Sedangkan pada perbanyakan konvensional umbi yang
dipanen dibersihkan dari tanah yang menempel dan dimasukkan dalam wadah (krat/
keranjang). Sebaiknya tidak menggunakan karung/waring.
3) Umbi dapat langsung diseleksi atau digrading di rumah kasa setelah umbi cukup kering,
kemudian dibawa dan disimpan di gudang sebagai calon benih. Diusahakan tidak
memasukkan umbi ke gudang dalam keadaan basah
3. Penyimpanan
a. Sortasi dilakukan dengan cara membuang umbi yang bergejala penyakit, rusak mekanis
dan campuran varietas lain
b. Umbi disimpan dan disusun di dalam wadah (krat/keranjang) sebagai kelompok calon
benih, kemudian ditempatkan di ruang penyimpanan. Apabila diperlukan benih diberi
perlakuan pestisida, kemudian ditutup dengan kain/kelambu.
4. Kemasan Benih
a. Kemasan benih harus baru, kuat sehingga dapat melindungi dan menjaga mutu benih
b. Setiap kemasan berisi 1.000 knol
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
103
PERBANYAKAN BENIH KELAS BP (G1)1. Persyaratan
a. Produsen Benih G1
1) Memiliki sertifikat kompetensi atau sertifikat sistem manajemen mutu
2) Mempunyai benih sumber
3) Mempunyai rumah kasa
4) Mempunyai gudang penyimpanan benih
b. Persyaratan Rumah Kasa
1) Kerapatan mesh kasa yang digunakan tidak kurang dari 36 x 36 lubang/inci2
2) Tidak ada air tanah dari luar yang masuk kedalam rumah kasa
3) Tidak ada lubang/celah untuk masuknya serangga vektor
4) Rumah kasa harus mendapat cahaya optimal
5) Pintu masuk rumah kasa dari sisi luar tidak langsung terhubung pada bagiandalam
rumah kasa, tetapi ada pintu kedua yang menghubungkan pintu pertama dengan
ruang dalam rumah kasa
6) Terdapat bak suci hama (disinfectan) di antara pintu pertama dan kedua yang dirancang
agar setiap orang yang masuk ke dalam rumah kasa melewatinya.
7) Bagian atas rumah kasa tembus cahaya dianjurkan beratap kedap air
8) Rumah kasa dijaga kebersihannya dari kotoran, lumut atau material lainnya, terutama
yang akan mengganggu sinar mataharimasuk.
c. Media Tanam
1) Media tanam dapat menggunakan tanah (sub soil), cocopeat, arang sekam atau bahan
lainnya yang dianggap baik untuk media tanam
2) Media tanam harus steril dan kontak langsung dengan dasar tanah
3) Sterilisasi media tanam dapat dilakukan dengan dikukus (steam), disangray atau
dengan menggunakan bahan kimia
a) Sterilisasi dengan disangray atau dikukus selama 3-4 jam dengan suhu minimal
900C secara merata.
b) Sterilisasi dengan bahan kimia, harus diperhatikan penggunaan dosis, cara dan
lama waktu strerilisasi yang dianjurkan oleh produknya masing-masing
d. Benih Sumber
1) Benih sumber yang digunakan harus BD (G0) atau kelas yang lebih tinggi.
2) Benih sumber BD (G0) yang digunakan berlabel warna putih dan masih terpasang
pada kemasannya. Apabila menggunakan benih penjenis harus disertai dengan surat
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
104
keterangan.
3) Benih sumber yang digunakan dalam satu unit sertifikasi harus dari sumber yang
sama
4) Jumlah benih sumber harus memenuhi luasareal penangkaran yang diajukan
e. Persyaratan Gudang
1) Luas gudang disesuaikan dengan volume benih yang disimpan
2) Ruangan gudang tidak lembab, mempunyai ventilasi udara cukup sehingga sirkulasi
udara dalam ruangan baik dan pencahayaan cukup sesuai kebutuhan
3) Gudang terdiri dari ruang penyimpanan dan ruang pengolahan benih yang terjaga
kebersihannya
2. Proses Perbanyakan
a. Persiapan Tanam
1) Sebelum benih sumber ditanam, sebaiknya benih disimpan di gudang terang agar
benih dapat bertunas banyak dan kuat
2) Dipersiapkan bedengan dalam rumah kasa,lebarbedengan disesuaikan dengan jarak
barisan tanaman, sedangkan jarak antara bedengan 40-45 cm. Sebaiknya tepi
bedengan diberi bambu/papan agar bedengan tidak roboh, atau dibuat guludan
dengan jarak antar guludan 65 cm.
3) Media yang sudah sterildimasukkan ke dalam bedengan, kemudian diaduk secara
merata dengan pupuk dasar “NPK 16:16:16”. Apabila akan dicampur dengan
dekompositor seperti bokasi, maka bokasi tidak ikut disterilkan karena mikrobia yang
berguna sebagai pembusuk dalam bokasi akan ikut mati.
4) Media steril cadangan dipersiapkan untuk pembumbunan
b. Penanaman
1) Media dalam bedengan harus dalam kondisi basah/lembab sebelum ditanami
2) Lubang tanam dibuat pada bedengan/guludan dengan kedalaman paling kurang4-5
cm. Pada bedengan jarak tanam(10-15)x5 cm denganjarak antar bedengan 40-45 cm,
sedangkanpada guludan jarak tanam (10-15 )x65 cm.
3) Benihditanam dalam lubang dan ditutup kembali dengan media.
c. Pemeliharaan
1) Pemeliharaan tanaman dilakukan selama pertumbuhan agar tanaman dapat tumbuh
sehat dan produktif menghasilkan benih secara maksimum
2) Penyiraman harus dilakukan secara teratur dan cukup
3) Pembumbunan dengan media steril harus dilakukan seiring dengan pertumbuhan
tanaman
4) Nutrisi tambahan diberikanuntuk meningkatkan kesuburan dan produktivitas. Tidak
diperkenankan menggunakan bahan aktif ZPT atau bahan kimia lainnya yang secara
visual dapatmengaburkan gejalaserangan OPT dan/atau menimbulkan kerusakan pada
daun.
5) Pengendalian OPT dilakukan secara optimal.
6) Pencabutan dan pembersihandilakukanterhadap tanaman yang terindikasi terinfeksi
penyakit atau varietas lain. Apabila ditemukan tipe simpang atau mutan dalam jumlah
banyak segera dilaporkan dan dikonsultasikan dengan instansi
7) Pemeliharaan rumah kasa selama masih ada tanaman harus dilakukan agar fungsinya
tetap terjaga.
d. Pemangkasan
1) Pemangkasan atau pemberian herbisida dilakukan pada umur paling kurang 70-85
HST atau 10 hari sebelum panen.Sebaiknya terlebih dahulu dilakukan panen percobaan
dari beberapa rumpun sampel untuk mengetahui/memastikan waktu panen yang
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
105
tepat dan memperkirakan hasil panen calon benih.
2) Pemangkasan tanaman dilakukan dengan memotong pangkal batang sehingga yang
tersisa hanya pangkal batang paling tinggi 5 cm. Tujuannya untuk menghambat
pembesaran umbi sehingga ukuran umbi terkendali, mencegah penularan virus oleh
vektor dan menguatkan kulit umbi. Daun yang tumbuh pada setiap potongan pangkal
batang harus dibuang agar Aphid tidak hinggap.
3) Apabila pemangkasan dilakukan dengan pemberian herbisida disarankan
menggunakan dosis sesuai anjuran dan kebutuhan.
e. Panen
1) Panen dapat dilaksanakan apabila tanaman sudah mencapai umur panen, kulit umbi
sudah kuat tidak mengelupas.
2) Umbi yang dipanen dibersihkan dari tanah yang menempel dan dimasukkan dalam
wadah (krat/keranjang). Sebaiknya tidak menggunakan karung/waring.
3) Umbi langsung diseleksi atau digrading, kemudian disimpan di gudang sebagai calon
benih.Diusahakan tidak memasukkan umbi ke gudang dalam keadaan basah
4) Setiap selesai panen rumah kasa harus dibersihkan dari sisa-sisa panen, lumut atau
kotoran lain terutama pada atap yang akan mengganggu sinar matahari masuk.
f. Pemeliharaan danpenyimpananumbi di gudang
1) Sortasi dilakukan dengan cara membuang umbi yang bergejala penyakit, rusak mekanis
dan campuran varietas lain
2) Grading dilakukan dengan dasar ukuran :
� Large (L)/besar : 90 g - 120 g
� Medium (M)/sedang : 40 g - 89 g
� Small (S)/kecil : d”39 g
3) Umbi disimpan dan disusun di dalam wadah (krat/keranjang) sebagai kelompok calon
benih, kemudian ditempatkan di ruang penyimpanan. Apabila diperlukan benih diberi
perlakuan pestisida, kemudian ditutup dengan kain/kelambu.
3. Kemasan Benih
a) Kemasan benih harus kuat sehingga dapat melindungi dan menjaga mutu benih.Contoh
kemasan seperti karung net (waring), keranjang/wadah dari bahan plastik, kertas atau
kayu
b) Setiap kemasan berisi maksimak 500 knol atau 25 kg dengan ukuran seragam atau
campuran dari beberapa ukuran.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
106
PERBANYAKAN BENIH KENTANG KELAS BR (G2)1. Persyaratan
a. Produsen/Penangkar G2
1) Memiliki sertifkat kompetensi di bidangnya yang dikeluarkan oleh Instansi
2) Mempunyai benih sumber
3) Mempunyai lahan
4) Mempunyai gudang
b. Lahan Penangkaran
1) Lokasi bukan daerah penyebaran Aphid dan penyebaran bakteri layu
2) Bebas Nematoda Sista Kentang (NSK) berdasarkan hasil uji laboratorium. Produsen
harus mengujikan sampel tanah dari lahan yang akan digunakan penangkaran ke
laboratorium yang kompeten. Hasil uji bebas NSK harus dilampirkan pada setiap
mengajukan permohonan sertifikasi. Hasil uji bebas NSK berlaku 3 (tiga) tahun pada
lokasi yang sama, dan diuji kembali apabila lahan itu akan digunakan penangkaran.
Adapun metode/cara pengambilan sampel tanah untuk pengujian laboratorium
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) ditentukanbeberapatitikpengambilan sampel tanah pada areal calon penangkaran.
Setiap titik sampel ditentukan dengan jarak 8 langkah. Pada saat dimulai titik
sampel diawali dengan 2 langkah dari pinggir lahan, titik sampel selanjutnya
ditentukan setiap 8 langkah secara
beraturan, seperti pada gambar...
b) Sampel tanah diambil dari setiap titik
dengan carapermukaan tanah dibersih-
kan/dibuang setebal antara 4 – 6 cm,
kemudian tanah diambil sebanyak satu
sendok makan, dimasukkan ke dalam
kantong plastik dan diberi keterangan
yang jelas tentang asal usul sampel.
Sampel tanah yang diambil dari setiap
titik digabungkan dan dikirim ke labo-
ratorium
Gambar 1.
Cara penentuan titik pengambilan sampel tanah.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
107
3) Kemiringan lahan tidak lebih dari 300 . Apabila dalam lahan yang digunakan terdapat
bagian yang memiliki kemiringan lebih dari 300, maka bagian tersebut tidak dapat
dijadikan lahan perbanyakan benih
4) Lahan penangkaran yang dapatdigunakan adalah:
a) Lahan telah dirotasi 3 (tiga) musim tanam sebelumnya dengan menggunakan
tanaman selain famili solanaceae , atau
b) Lahan diberakan 1 (satu) kali musim tanam dilanjutkan 2 (dua) kali musim tanam
selain famili solanaceae atau
c) Lahan diberakan selama 2 (dua) kali musim tanam dilanjutkan 1 (satu) kali tanam
selain famili solanaceae, atau
d) Lahan diberakan minimal 9 (sembilan) bulan
5) Lahan penangkaran harus diisolasi apabila disekitarnya terdapat tanaman kentang
konsumsi. Cara isolasi adalah sebagai berikut:
a) Isolasi harus menggunakan tanaman border yang lebih tinggi dari tanaman kentang
seperti jagung, sorgum dengan lebar barisan tanaman paling kurang 6 m. Tanaman
border harus ditanam lebih dulu dari tanaman kentang sehingga berfungsi sebagai
penghalang/penjaring masuknya serangga vektor kedalam areal perbanyakan
benih.
b) Apabila lahanperbanyakan benihberdampingan dengan lahan kentang konsumsi
atau tembakau, maka segera dibuat pembatas buatan setinggi paling kurang1,5
m, kemudian dikosongkan sejauh paling kurang 3 m dari pembatas ke dalam lahan
perbanyakan benih
c) Sekitar lahan perbanyakan benih harus bersih dari tanaman kentang voluntir
d) Apabila disekitar lahan perbanyakan benihterdapat tanaman solanacea lainnya,
maka aliran air tanah dari lahan tanaman tersebut tidak boleh masuk kedalam
lahan perbanyakan benih.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
108
c. Benih Sumber
1) Benih sumber yang digunakan harus BP (G1) atau kelas yang lebih tinggi
2) Label benih sumber yang digunakan harus masih terpasang pada kemasannya. Apabila
menggunakan benih penjenis harus disertai dengan surat keterangan
3) Benih sumber yang digunakan dalam satu unit sertifikasi harus dari sumber yang
sama
4) Jumlah benih sumber harus memenuhi luas areal penangkaran yang diajukan
d. Gudang
1) Luas gudang disesuaikan dengan volume benih yang akan disimpan
2) Ruangan gudang tidak lembab, mempunyai ventilasi udara yang cukup sehingga
sirkulasi udara dalam ruangan baik dan pencahayaan cukup sesuai kebutuhan
3) Gudang terdiri dari ruang penyimpanan dan ruang pengolahan benih yang terjaga
kebersihannya
2. Proses Perbanyakan Benih
a. Persiapan tanam
1) Sebelum dilakukan penanaman, sebaiknya benih sumber disimpan di gudang terang
agar benih dapat bertunas banyak dan kuat
2) Lahan yang sudah diolah disiapkan, digemburkan dan diberi pupuk organik (pupuk
kandang) dengan dosis sesuai anjuran setempat
b. Penanaman
1) Dibuat garitan-garitan dengan kedalaman ± 15 cm untuk meletakan benih. Jarak antar
garitan disesuaikan dengan jarak antar barisan tanam yang akan digunakan. Biasanya
jarak antar barisan 75 - 80 cm, jarak antar tanaman dalam barisan 20 cm, 25 cm atau
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
109
30 cm tergantung ukuran
benih yang ditanam
2) Pemberian pupuk dasar
an-organik dapat dita-
burkan rata sepanjang
garitan atau disimpan
diantara benih. Dosis
pupuk an-organik dise-
suaikan dengan reko-
mendasi setempat, mini-
mal mencakup unsur N,
P2O
5 dan K
2O.
3) Benih diletakkan dalam
garitan sesuai dengan ja-
rak tanaman yang digu-
nakan, kemudian ditu-
tup/timbun dengan
tanah.
c. Pemeliharaan
1) Apabila benih sudah tumbuh lebih dari 75%, dilakukan penyiangan, penggemburan
dan pengguludan pertama. Pengguludan kedua dilakukan 10-15 hari setelah
pengguludan pertama.
2) Selama pertanaman berada dilapangan, dilakukan pengedalian OPT secara periodik
dan teratur. Jenis dan dosis pestisida yang digunakan tergantung kebutuhan dan
disesuaikan anjuran.
3) Penyiraman dilakukan sebaik mungkin, sehingga tanaman tidak sampai kekeringan
4) Rouging
a) Rouging penting dilakukan secara periodik sejak tanaman mulai tumbuh sampai
tanaman dipangkas atau dimatikan, sehingga areal penangkaran bersih dari
tanaman yang terinfeksi penyakit dan campuran varietas lain
b) Rouging dilakukan dengan pencabutan dan pembuangan tanaman yang terinfeksi,
gejala infeksi awal/ringan dan campuran varietas lain.
c) Tanaman yang dicabut harus semua bagian tanaman terbawa termasuk umbinya,
tidak boleh ada bagian tanaman yang tertinggal dalam tanah dan semua bagian
tanaman terseebut harus dibuang keluar areal perbanyakan benih.
d. Pemangkasan
1) Pemangkasan atau pemberian herbisida dilakukan pada umur paling kurang 70-85
HST atau 10 hari sebelum panen. Penentuan waktu yang pasti untuk pemangkasan
dengan melakukan sampling beberapa tanaman.
2) Pemangkasan tanaman dilakukan dengan memotong pangkal batang sehingga yang
tersisa hanya pangkal batang paling tinggi 5 cm. Tujuannya untuk menghambat
pembesaran umbi sehingga ukuran umbi terkendali, mencegah penularan virus oleh
vektor dan menguatkan kulit umbi. Daun yang tumbuh pada setiap potongan pangkal
batang harus dibuang agar Aphid tidak hinggap.
3) Apabila pemangkasan dilakukan dengan pemberian herbisida disarankan
menggunakan dosis sesuai anjuran dan kebutuhan.
e. Panen
1) Setelah paling kurang10 hari setelah pemangkasan atau perlakuan herbisida, dapat
dilakukan panen.
2) Umbi yang dipanen dibiarkan untuk sementara agar tanah yang nempel pada kulit
umbi kering dan lepas
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
110
3) dilakukan penyortiran langsung di lapangan dengan menyeleksi umbi-umbi yang
terinfeksi OPT
4) Umbi hasil sortir lapang dimasukkan dalam wadah dan dibawa langsung ke gudang
pengolahan benih dalam keadaan kering untuk menghindari infeksi penyakit.
f. Pemeliharaan dan penyimpanan umbi calon benih di gudang
1) Setelah umbi disimpan 1-2 minggu dari panen, dilakukan penyortiran umbi di ruang
pengolahan dengan pencahayaan cukup terang untuk membuang umbi yang terinfeksi
penyakit, rusak karena hama, cacat fisik, varietas lain, umbi hijau dan umbi yang
bentuknya tidak normal (malformasi). Penyortiran umbi harus dilakukan beberapa
kali sampai siap untuk diperiksa
2) Dilakukan grading berdasarkan ukuran benih:
a) Large (L)/besar : 90 g - 120 g
b) Medium (M)/sedang : 40 g - 89 g
c) Small (S)/kecil : d” 39 g
3) Apabila diperlukan dilakukan perlakuan benih dengan pestisida untuk mengendalikan
hama yang terbawa umbi baik dengan pencelupan benih dalam larutan pestisida dan/
atau dengan menaburkan pestisida secara merata pada permukaan benih
4) Dibuat kelompok benih dengan menyusun wadah secara rapih dan teratur serta mudah
terjangkau dalam pengambilan sampel pemeriksaan:
a) Setiap kelompok benih harus berasal dari lapangan yang sama dan terselusuri
dengan nomor unit asal lapangan
b) Benih dalam setiap kelompok harus homogen dan volumenya maksimum 15 ton
c) Setiap kelompok benih harus mempunyai identitas paling kurang mencakup nama
varietas, asal lapangan, nomor unit lapangan, tanggal panen, volume calon benih,
tanggal sortir terakhir.
5) Kelompok benih ditempatkan diruang penyimpanan dalam gudang, kemudian ditutup
dengan kain/kelambu untuk meghindarkan umbi terserang serangga perusak umbi
terutama penggerek umbi.
3. Kemasan Benih
a. Kemasan benih harus kuat sehingga dapat melindungi dan menjaga mutu benih. Contoh
kemasan seperti karung net (waring), keranjang/wadah dari bahan plastik, kayuatau karton
b. Setiap kemasan berisi benih 25 kg, dengan ukuran seragam.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
111
Ruang Lingkup
Meliputi persyaratan sertifikasi dan tata cara sertifikasi benih kentang.
Tujuan
Memperbanyak dan menyediakan benih kentang bermutu dan berkelanjutan
Persyaratan Sertifikasi
1. Penyelenggara
a. Instansi
b. Produsen benih yang memiliki sertifikat sistem manajemen mutu (SMM) di bidang
perbenihan hortikultura
2. Pemohon
a. Produsen benih yang memiliki sertifikat kompetensi
b. Instansi pemerintah yang menyelenggarakan tupoksi di bidang hortikulturayang belum
memiliki sertifikat SMM.
3. Benih Sumber
a. Varietas telah terdaftar untuk peredaran
b. Benih sumber yang digunakan harus lebih tinggi dari kelas benih yang akan dihasilkan.
c. Benih Penjenis (BS) memiliki surat keterangandari pemilik varietas atau kuasanya,
sedangkan Benih Dasar (BD) dan Benih Pokok (BP) harus berlabel
4. Unit sertifikasi
a. Unit sertifikasi adalah lahan perbanyakan benih yang harus dinyatakan dengan jelas
batas-batasnya.
b. Satu unit sertifikasi di rumah kasa maksimal 20.000 tanaman. Sedangkan untuk di
lahan maksimal 1 hektar pada satu hamparan
c. Satu unit sertifikasi merupakan satu varietas, satu kelas benih dan satu kali
penangkaran pada satu lokasi
SERTIFIKASIBENIH KENTANG
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
112
A. Persyaratan teknis minimal
Persyaratan teknis minimal diatur untuk masing-masing kelas benih dari hasil pemeriksaan
pertanaman di lapangan dan umbi di gudang, seperti pada tabel 11.
Catatan :
*) Tidak ada (Nihil secara visual)
**) Pengelolaan lapang
1. Apabila pengelolaan lapang tidak baik, seperti banyak volunteer, gulma yang menjadi
sumber penyakit, sisa-sisa rouging yang masih berada di lapangan dan aphid sebagai
vektor virus yang tidak dikendalikan, lahan mengandung NSK maka pemeriksaannya tidak
dapat dilanjutkan.
2. Jika pemeriksaan tidak memungkinkan untuk dilaksanakan karena serangan hawar daun,
kerusakan mekanis/kimia pada daun, kerusakan berat oleh serangga, dan/atau
pertumbuhan tanaman yang merana, maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan.
B. Kemasan
Benih sebelum diedarkan harus dikemas untuk menjaga mutunya. Pengemasan benih
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
113
tersebut harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Bahan kemasan harus baru, kuat dan dapat melidungi dan menjaga mutu
2. Setiap kemasan berisi 1.000 knol untuk G0, 500 knol atau 25 kg untuk G1 dengan ukuran
seragam atau campuran dari beberapa ukuran, 25 kg untuk G2 dengan ukuran seragam
atau campuran dari beberapa ukuran.
3. Setiap kemasan harus dipasang label
4. Informasi paling sedikit yang tertulis di dalam label meliputi :
a. Nama dan alamat produsen dan/atau pengedar benih sebagai distributor atau agen
tunggal dari varietas dimaksud;
b. Nama varietas;
c. Nomor sertifikat LSSM bagi produsen yang telah memiliki sertifikat sistem manajemen
mutu dengan ruang lingkup produksi benih, diletakkan pada kiri atas;
d. Kelas benih;
e. Nomor lot;
f. Volume benih dalam kemasan dengan satuan knol atau kg;
g. Tanggal panen;
h. Tanggal pemeriksaan umbi;
i. Tanggal pemasangan label;
C. Penguasaan Benih
1. Kelompok benih yang telah lulus sertifikasi dapat dialihkan tanggung jawabnya kepada
produsen lain yang telah memiliki sertifikat kompetensi
2. Harus disertai dengan berita acara yang ditandatangi oleh kedua belah pihak dan diketahui
oleh instansi.
D. Kewajiban Produsen
1. Mentaati peraturan perundangandi bidang perbenihan hortikultura.
2. Bertanggung jawab atas mutu benih hortikultura yang diproduksi.
3. Mendokumentasikan data produksi, penyaluran dan stok benihnya
4. Memberikan data dan informasi kepada instansi bila diperlukan
E. Tata Cara Sertifikasi Benih
1. Permohonan
a. Diajukan oleh produsen benih atau instansi pemerintah sebagaimana dimaksud pada
C.1, kepada instansi dengan mengisi formulir/borang permohonan model SK 01.
b. Apabila lokasi produksi berada di luar propinsi tempat wilayah kerja instansi pemberi
sertifikat kompetensi produsen, maka produsen harus:
1) Menunjuk kuasa secara tertulis sebagai penanggung jawab produksi di wilayah
tersebut;
2) Menyerahkan fotocopy sertifikat kompetensi produsen yang telah dilegalisir
kepada instansi setempat; dan
3) Menyerahkan fotocopy tanda daftar produsen atau izin usaha produksi benih
hortikultura
c. Pengajuan permohonan paling lama 7 (tujuh) hari sebelum tanam.
d. Satu permohonan berlaku untuk satu unit sertifikasi.
e. Permohonan yang diajukan kepada instansi dilampiri dengan:
1) Fotocopy sertifikat kompetensi;
2) Semua label, untuk BS dilampiri surat keterangan;
3) Peta/sketsa lokasi perbanyakan;
4) Pada areal kerjasama daftar petani atau bukti penguasaan lahan;
5) Surat keterangan bebas NSK dari laboraturium penguji untuk produksi benih kelas
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
114
BR;
6) Surat pemberitahuan tentang pembelahan umbi, (apabila dilakukan).
f. Apabila lokasi produksi di luar wilayah pemberi sertifikat kompetensi, produsen harus
melaporkan secara tertulis tentang kegiatan produksi benih yang dilakukan kepada
instansi serta menyerahkan:
1) Surat kuasa atau penunjukan penanggung jawab produksi di wilayah tersebut;
2) Fotocopy sertifikat kompetensi atau sertifikat SMM; dan
3) Fotocopy tanda daftar atau izin usaha produksi yang dilegalisir
F. Tahapan Pemeriksaan
1. Pemeriksaan dokumen permohonan
a. Dilaksanakan sebelum kegiatan di lapangan, untuk memastikan bahwa kegiatan yang
akan dilaksanakan telah sesuai dengan dokumen yang diajukan, meliputi :
1) Kebenaran pengisian formulir permohonan
2) Tanda tangan pemohon
3) Peta lokasi
4) Surat keterangan lahan bebas NSK dari BPTPH dan/atau laboratorium yang
kompeten
5) Kesesuaian antara jumlah label dengan jumlah benih sumber
6) Kesesuaian antara luas lahan perbanyakan benih dengan jumlah benih sumber
b. Dokumen yang telah memenuhi persyaratan administrasi diberikan nomor induk.
Pemberian nomor induk sebagai berikut: a/b.c/d.e/f.g
1) a = nomor urut permohonan sertifikasi
2) b = S
3) c = Kn
4) d = kode Propinsi BPSB
5) e = kode kabupaten dimana benih diproduksi (tergantung masing-masing BPSB)
6) f.g= bulan. tahun permohonan sertifikasi
c. Kode propinsi BPSB sebagaimana dimaksud pada keterangan nomor induk poin 4) di
atas di jelaskan dalam daftar di bawah ini :
No. PROPINSI KODE
1 Aceh AC
2 Sumatera Utara SU
3 Sumatera Barat SB
4 Sumatera Selatan SS
5 Jambi JBI
6 Riau RU
7 Bangka Belitung BB
8 Riau Kepulauan RK
9 Bengkulu BKL
10 Lampung LM
11 Banten BT
12 DKI Jakarta DKI
13 Jawa Barat JBT
14 Jawa Tengah JT
15 Jawa Timur JTM
16 DI Yogyakarta DIY
17 Kalimantan Barat KB
18 Kalimantan Tengah KT
19 Kalimantan Selatan KS
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
115
No. PROPINSI KODE
20 Kalimantan Timur KTM
21 Sulawesi Utara SLU
22 Sulawesi Selatan SLS
23 Sulawesi Tengah SLT
24 Sulawesi Tenggara SLR
25 Sulawesi Barat SLB
26 Gorontalo GTO
27 Bali BL
28 Nusa Tenggara Barat NTB
29 Nusa Tenggara Timur NTT
30 Maluku ML
31 Maluku Utara MLU
32 Papua PP
33 Papua Barat PB
2. Pemeriksaan pendahuluan
a. Dilakukan terhadap dokumen yang telah mempunyai nomor induk.
b. Dilaksanakan sebelum tanam
c. Parameter dan Metoda Pemeriksaan
1) Benih Sumber
a) Kebenaran dan kesesuaianantara benih dengan label atau dengan surat
keterangan.
b) Kelas benihsumber harus lebih tinggi dari kelas benih yang akan dihasilkan,
2) Calon lahan/rumah kasa untuk penangkaran
a) Pastikan bahwa lahan perbanyakan berlokasi di daerah dimana keberadaanlayu
bakteri rendah serta bebas dari Nematoda Sista Kentang (NSK).
b) Kondisi rumah kasa diperiksa dan dipastikan tidak ada celah untuk masuknya
serangga, kemungkinan air tanah dari luar masuk ke dalam rumah kasadan
dari rumput maupun material yang dapat menjadi sumber kontaminasi
c) Kemiringan lahan tidak lebih dari 300 . Apabila dalam lahan yang digunakan
terdapat bagian yang memiliki kemiringan lebih dari 300, maka bagian tersebut
tidak dapat dijadikan lahan perbanyakan benih
3) Isolasi dari Lahan Kentang Konsumsi
a) Isolasi harus menggunakan tanaman border yang lebih tinggi dari tanaman
kentang seperti jagung, sorgum dengan lebar barisan tanaman paling kurang
6 m. Tanaman border harus ditanam lebih dulu dari tanaman benih sehingga
berfungsi sebagai penghalang/penjaring masuknya serangga vektor kedalam
areal perbanyakanbenih.
b) Apabila lahan perbanyakan benih berdampingan dengan lahan kentang
konsumsi atau tembakau, maka segera dibuat pembatas buatan setinggi pal-
ing kurang1,5 m, kemudian dikosongkan sejauh paling kurang 3 m dari
pembatas ke dalam lahan perbanyakan benih
c) Sekitar lahan perbanyakan benih harus bersih dari tanaman kentang voluntir
d) Apabila disekitar lahan perbanyakan benih terdapat tanaman solanacea
lainnya, maka aliran air tanah dari lahan tanaman tersebut tidak boleh masuk
ke dalam lahan perbanyakan benih.
4) Rotasi Tanaman
a) Lahan telah dirotasi 3 (tiga) musim tanam sebelumnya dengan menggunakan
tanaman selain famili Solanaceae ;atau
b) Lahan diberakan 1 (satu) kali musim tanam dilanjutkan 2 (dua) kali musim
tanam selain famili Solanaceae; atau
c) Lahan diberakan selama 2 (dua) kali musim tanam dilanjutkan 1 (satu) kali tanam
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
116
selain famili Solanaceae; atau
d) Lahan diberakan minimal 9 (sembilan) bulan
d. Pengaturan Pemeriksaan
1) Dilaksanakan setelah klarifikasi permohonan.
2) Diinformasikan ke produsen/yang mewakili mengenai kewajibannya untuk
mengikuti pemeriksaan
e. Laporan Hasil Pemeriksaan
1) hasil pemeriksaan dicatat dalam formulir sementara hasil pemeriksaan
pendahuluan, kemudian disusulkan hasil pemeriksaan dari instansi (formulir/
borangmodel SK 01).
2) Keputusan hasil pemeriksaan disampaikan secara lisan kepada produsen
3) Apabila hasil pemeriksaan pendahuluan tidak memenuhi syarat maka tidak dapat
dilanjutkan ke tahap berikutnya
3. Pemeriksaan pertanaman
a. Umum
1) Permohonan pemeriksaan dilaksanakan sebelum pemeriksaan pertanaman,
dengan mengisi formulir/ borang model SK 03
2) Dilaksanakan pada fase pertumbuhan tertentu yang sangat berpengaruh terhadap
mutu benih dan dilakukan setelah rouging yang menjadi tanggung jawab produsen.
3) Hasil pemeriksaan dinyatakan lulus apabila memenuhi persyaratan teknis mini-
mal (PTM) pada pemeriksaan pertanaman.
4) Hasil pemeriksaan diberitahukan langsung kepada produsen dengan menggunakan
formulir/ borang model SK 04
5) Pemeriksaan ulang
a) Dilakukan satu kali untuk satu rangkaian pemeriksaan pada pertanaman yang
tidak memenuhi persyaratan;
b) Parameter dan Metoda pemeriksaan yang digunakan sama
c) Pemeriksaan ulang harus dilaksanakan dalam tempo paling lama satu minggu
setelah pemeriksaan sebelumnya dan sebelum sampai pada waktu
pemeriksaan berikutnya
d) Sertifikasi benih tidak dapat dilanjutkan apabila hasil pemeriksaan ulang tidak
memenuhi persyaratan;
e) Keputusan pemeriksaan ulang langsung disampaikan kepada pemohon
sertifikasi.
b. Parameter dan Metode Pemeriksaan Pertanaman
Pemeriksaan pertanaman dilakukan terhadap semua karakteristik tanaman
berdasarkan deskripsi varietas yang bersangkutan, campuran varietas lain (CVL) dan/
atau tipe simpang dan serangan OPT yang menjadi target sebagai berikut:
1) Pemeriksaan pertama dilakukan pada umur 30 – 40 hari setelah tanam;
2) Pemeriksaan kedua dilakukan pada umur 50=70 hari setelah tanam.
3) Pemeriksaan di rumah kasa untuk kelas BD dan BP dilakukan terhadap seluruh
populasi tanaman;
4) Pemeriksaan untuk kelas BR di lapangan dilakukan terhadap minimal 1.000
tanaman sampel;
5) Cara untuk mendapatkan sasaran minimal 1.000 tanaman sampel, dilakukan
sebagai berikut:
a) Menghitung rata-rata jumlah tanaman per guludan
b) Menghitung berapa jumlah guludan harus diperiksa tanamannya
c) setiap guludan yang tanamannya diamati diacak dengan cara zigzag sampai
seluruh areal teracak. Gunakan alat “hand counter” untuk menghitung jumlah
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
117
guludan
6) Pengamatan parameter pemeriksaan campuran varietas lain (CVL) dan OPT yang
menjadi target dilakukan secara bersamaan pada tanaman sampel yang ada pada
setiap guludan dengan carasebagai berikut:
a) Campuran Varietas Lainn (CVL)
Menghitung tanaman varietas lain, tidak termasuk voluntir atau tipe
simpang (off type). apabila type simpang terlampau banyak konsultasikan
dengan pemulia bersangkutan. Rumus penghitungan sebagai berkut:
Jumlah campuran variaetas lain (CVL)
X 100 %
---------------------------------------
Jumlah sampel yang diperiksa
b) OPT yang menjadi target meliputi:
(a) Virus (PLRV, PVX, PVY)
(1) dilakukan pemeriksaan terhadap 1.000 tanaman atau lebih dari dalam
guludan teracak di lapangan, kecuali untuk kelas benih BD dan BP harus
seluruh populasi tanaman
(2) dilakukan penghitungan terhadap setiap tanaman yang bergejala
serangan virus (hati-hati dengan gejala serangan Thrip yang dapat
mengaburkan gejala virus)
(b) Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum)
Hitung setiap tanaman yang bergejala serangan layu bakteri, meskipun
gejala awal ;
(c) Nematoda Sista Kentang (NSK) (Globodera sp)
1) Pemeriksaan NSK hanya dilakukan pada pertanaman di lapangan pada
umur tanaman antara 50-70 HST
2) Dilakukan pencabutan beberapa tanaman yang diduga terserang NSK,
kemudian periksa bagian akarnya untuk memastikan keberadaan NSK.
Rumus penghitungan serangan OPT sebagai berikut:
Jumlah tanaman terserang OPT
X 100 %
---------------------------------------
Jumlah sampel yang diperiksa
7) Laporan Hasil Pemeriksaan Pertanaman
a) hasil pemeriksaan dicatat dalam formulir sementara hasil pemeriksaan
pertanaman, kemudian disusulkan hasil pemeriksaan dari instansi (formulir/
borang model SK 04)
b) Keputusan hasil pemeriksaan disampaikan secara lisan kepada produsen
c) Apabila hasil pemeriksaan pertanaman tidak lulus, sampaikan alasannya
langsung kepada produsen
d) Dalam hal pemeriksaan lapangan tidak lulus produsen dapat mengajukan
permohonan pemeriksaan ulang 1 (satu) kali dengan syarat produsen dapat
memperbaiki kondisi lapangannya dengan persetujuan PBT
e) Apabila hasil pemeriksaan ulang tidak memenuhi syarat maka tidak dapat
dilanjutkan ke tahap berikutnya
8) Apabila diperlukan, ambil sampel minimum untuk Identifikasi dan/atau analisis
hama dan penyakit secara laboratoris, setelah mendapatkan ijin dari produsen.
Namun demikian keputusan tidak boleh ditunda walaupun identifikasi hama dan
penyakit sedang dilakukan. Lampirkan formulir untuk sampel pengujian laborato-
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
118
ries sebagai catatan untuk sampel yang akan diperiksa.
4. Pemeriksaan Umbi di Gudang
a) Untuk mengetahui mutu fisik dan status kesehatan benih;
b) Kelompok benih dinyatakan lulus apabila memenuhi persyaratan teknis minimal,
seperti pada poin D tabel 2;
c) Terhadap kelompok yang tidak memenuhi PTM dapat dilakukan satu kali pemeriksaan
ulang setelah pemilik benih melakukan sortasi;
d) Tahapan sertifikasi lebih lanjut tidak dapat dilakukan apabila hasil pemeriksaan tidak
memenuhi persyaratan yang dimaksud pada huruf c).
e) Permohonan pemeriksaan umbi gudang diajukan paling lama 7 (tujuh) hari sebelum
pemeriksaan dengan menggunakan formulir/ borang model SK 05.
f) Pemeriksaan umbi di gudang
1) Kesehatan umbi
(a) Waktu Pemeriksaan dilakukan setelah panen, sortasi, pembuatan kelompok
benih dan sebelum pengemasan dan pengiriman;
(b) Benih dalam kelompok harus homogen secara fisiologis.
(c) Setiap kelompok harus berasal dari lapangan yang sama dan tertelusuri antara
benih dalam lot dengan nomor unit asal lapangan
(d) Pengambilan contoh umbi untuk pemeriksaan dilakukan secara acak dengan
jumlah paling kurang 1000 butir/ lot, volume satu lot paling banyak 15 ton.
Kecuali untuk kelas benih G0 pemeriksaan umbi dari semua wadah Faktor yang
diamati adalah adanya campuran varietas lain, serangan OPT dan kerusakan
mekanis;
(e) Periksa setiap knol umbi sampel yang masuk dan menghitung yang terinfeksi
pada OPT katagori faktor target pemeriksaan
(f) OPT target pemeriksaan meliputi:
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
119
(1) Busuk coklat (Ralstonia solanacearum) dan busuk lunak (Erwinia
caratovora), dilakukan pemeriksaan secara ketat dan hati-hati kemudian
dilakukan penghitungan terhadap umbi yang terinfeksi;
(2) Kudis (Stretomyces scabies), Powdery Scab (Spongospora subterrania), dan
Kudis Lak (Rhizoctonia solani)
(3) Busuk kering (Fusarium sp.)
(4) Penggerek umbi (Phtorimaea opercullela)
(5) Nematoda bintil akar (Meloidogyne spp.)
(6) Metode penghitungan
Umbi yang terserang OPT dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Jumlah umbi terserang OPT
X 100%
-------------------------------------
Jumlah umbi yang diperiksa
2) Campuran varietas lain
Penghitungan persentase varietas lain (CVL) dengan rumus:
Jumlah (CVL)
X 100%
-------------------------------------
Jumlah umbi yang diperiksa
3) Kerusakan mekanis
Dilakukan pemeriksaan dan penghitungan terhadap kerusakan umbi oleh
mekanis, serangga atau binatang kecil lainnya, bersamaan dengan pemeriksaan
lainnya. umbi yang kerusakannyadangkal dimana ukuran rusak paling besar
seukuran kuku jempol tidak dihitung sebagai kerusakan.
Penghitungan persentase dengan rumus:
Jumlah umbi rusak mekanis, serangga atau binatang kecil lainnya
X 100%
-------------------------------------
Jumlah umbi yang diperiksa
5. Laporan Hasil Pemeriksaan Pertanaman
a) hasil pemeriksaan dicatat dalam formulir sementara hasil pemeriksaan pertanaman,
kemudian disusulkan hasil pemeriksaan dari instansi (formulir/borang model SK 06)
b) Keputusan hasil pemeriksaan disampaikan secara lisan kepada produsen
c) Apabila hasil pemeriksaan pertanaman tidak lulus, supaya disampaikan alasannya
langsung kepada produsen
d) Dalam hal pemeriksaan lapangan tidak lulus produsen dapat mengajukan permohonan
pemeriksaan ulang dengan syarat produsen mampu memperbaikinya.Pemeriksaan
ulang hanya boleh dilaksanakan satu kali dan dilaksanakan dalam tempo tidal lebih
dari satu minggu setelah pemeriksaan sebelumnya.
e) Apabila hasil pemeriksaan ulang tidak memenuhi syarat maka tidak dapat dilanjutkan
ke tahap berikutnya
f) Sampel untuk analisa dan identifikasi di laboratorium, Apabila pengawas benih dalam
memeriksa umbi memerlukan sampel untuk menganalisa atau mengidentifikasi hama
atau penyakit, dilakukan pengambilan sampel berdasarkan kebutuhan minimum,
dengan persetujuan produsen.Namun demikian keputusan hasil pemeriksaan umbi
tidak ditunda bila harus menunggu hasil identifikasi atau analisa laboratorium.
g) Untuk kegiatan monitoring generasi berikutnya,dengan persetujuan produsen
dilakukan pengmbilan sampel umbi beberapa knol (100-150 knol), hasil monitoring
akan diinformasikan kepada produsen.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
120
6. Sertifikasi
a. Penerbitan sertifikat
1) Sertifikat benih diterbitkan oleh kepala instansiuntuk setiap kelompok benih yang
telah lulus pemeriksan lapang dan pemeriksaan umbi di gudang. Sertifikat
menggunakan formulir/borang model SK 09.
2) Sertifikat dikirimkan kepada produsen bersangkutan dan tidak untuk diedarkan
3) Kelompok benih yang tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan kelas yang
dimohonkan tetapi memenuhi persyaratan sesuai dengan kelas benih di bawahnya
diberikan sertifikat benih sesuai dengan persyaratan kelas benih yang dicapai.
b. Pembatalan sertifikat
Sertifikat benih dapat dibatalkan apabila kelompok benih :
1) Tidak sesuai dengan kondisi awal ; dan/atau
2) Berpindah tempat tanpa sepengetahuan instansi.
7. Pelabelan
a) Umum
1) Benih yang diedarkan wajib diberi label
2) Kesesuaian label dengan kebenaran mutu benih dalam kemasan yang diberi label
menjadi tanggung jawab produsen
3) Syarat pemberian label : kelompok benih lulus sertifikasi (benih bersertifikat)
4) Bahan label yaitu kertas atau bahan lain yang kuat, tidak mudah robek atau luntur
5) Label ditulis dalam bahasa indonesia, mudah dilihat dan dibaca, serta tidak mudah
rusak.
b) Tata cara
1) Label untuk benih bentuk umbi minimal meliputi :
- Nama dan alamat produsen : ..................
- Jenis Tanaman : ..................
- Varietas : ..................
- Kelas benih : ..................
- Volume kemasan : ..................
- Tanggal panen : ..................
- Tanggal pemeriksaan umbi : ..................
- Logo dan nama instansi yang melegalisasi label : ..................
2) Warna label sesuai kelas benih
- Putihuntuk Benih Dasar
- Ungu muda untuk Benih Pokok
- Biru muda untuk Benih Sebar
3) Spesifikasi label yang dicetak terpisah
Bahan : kertas atau bahan lain yang kuat, tidak mudah robek atau luntur
Bentuk : segi empat perbandingan lebar dengan panjang = 1 : (2-3)
4) Legalitas Label
- Benih dalam kemasan yang sertifikasinya dilaksanakan oleh instansi, legalitas
berupa nomor seri label dan stempel
- Benih dalam kemasan yang sertifikasinya dilaksanakan oleh produsen yang
telah memperoleh Sertifikat Sistem Mutu, legalitas berupa nomor seri label
5) Pemasangan label dilaksanakan oleh produsen
6) Pemasangan label yang sertifikasinya dilaksanakan oleh instansi harus disupervisi
oleh pengawas benih tanaman.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
121
Gejala Infeksi pada Tanaman
Tanaman yang terserang tegak dan kaku, daun bagian
bawah menggulung, warna daun lebih kuning dan kecil
dibandingkan dengan daun yang normal/sehat, umumnya
tanaman kerdil.
Gejala infeksi pada umbi: tidak bisa atau sulit
diidentifikasi secara visual
Penularan dan Penyebaran
PLRV ditularkan oleh serangga Aphid terutama spesies
Myzuspersicae, sambungan/grafting, dan melaui ubi
benih
Kondisi lingkungan yang mendukung untuk perkem-
bangan PLRV adalah temperatur sedang dan cuaca kering
POTATO VIRUS X (PVX)Pada beberapa varietas sering tidak bergejala atau
hanya mosaik lemah tergantung. Pada beberapa varietas
kentang menunjukkan gejala mosaik, warna daun kusam
dan mengkerut, pada daun tua yang menguning tampak
urat daunnya tetap hijau.
Penularan dan penyebaran
PVX ditularkan melalui umbi benih, mudah menular
dengan kontak mekanis (kontak antar tanaman, antar
akar, antar tunas ubi, gigitan serangga dan alat mekanis)
Kondisi lingkungan yang mendukung PVX : gejala
dipertinggi dengan kondisi suhu rendah (16-200C) dan
HAMA DAN PENYAKIT PADAPERBENIHAN KENTANG
SANGAT PERLU MENGETAHUI
GEJALA HAMA DAN PENYAKIT
KENTANG. ADA BEBERAPA HAMA
DAN PENYAKIT KENTANG YANG
SERING KITA TEMUI, YAKNI;
POTATO LEAF ROLL VIRUS
(PLRV) / VIRUS DAUN
MENGGULUNG.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
122
mungkin gejalanya masking pada suhu di atas 280C.
POTATO VIRUS Y (PVY)Daun kecil-kecil dan pinggirannya bergelombang, permukaan daun mosaik dan mengkerut,
kadang-kadang daun lebih mengkilat.
Penularan dan penyebaran
PVY ditularkan melalui umbi benih dan serangga Aphid
Kondisi suhu tinggi, gejala mosaik dan mengkerut semakin jelas.
Tindakan pengendalian virus :
Mengisolasi sumber infeksi
Memilih lahan perbenihan terisolasi dari pertanaman yang menjadi sumber infeksi.
Gunakan tanaman border untuk mencegah aphid sebagai vektor virus masuk keareal
perbenihan
Membersihkan tanaman voluntir di sekitar areal perbenihan
Merouging setiap tanaman terinfeksi
Mengendalikan Aphids sebagai vektor virus
Menggunakan benih sehat, bebas virus
PENYAKIT LAYU BAKTERIPatogen penyebab: bakteri Ralstonia solanacearum
Gejala pada tanaman terinfeksi
Tanaman layu sebagian atau secara keseluruhan dengan bagian daun yang menguning dan
akhirnya mati. Fenomena layu adalah seperti kekurangan air. Bila tanaman dicabut masih terasa
kokoh karena sistem perakaran tidak terganggu. Gejala lainnya ialah adanya lendir putih susu
(masa bakteri) yang keluar dari sekitar vaskuler pangkal batang ketika dipijit dengan kuat
Gejala pada umbi terinfeksi
Gejala umbi yang terinfeksi ditandai adanya lengketan tanah yang menempel pada ujung
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
123
stolon atau bagian mata umbi, terutama tampak jelas pada saat panen. Tanah lengket karena
lendir bakteri. Bila umbi tersebut dibelah tampak diskolorasi berwarna coklat tua disekeliling
vaskuler, dengan sedikit tekanan oleh kedua jari tangan akan keluar dari sekitar vaskuler lendir
berwarna putih keabu-abuan
Penularan dan penyebaran
Bakteri layu ditularkan melalui tanah (soil borne patogen) dan alat-alat kultur teknis sebagai
penularan pasif
Tindakan pengendalian
Merotasi lahan yang akan digunakan areal perbenihan, sediktnya tiga musim tanaman
Melaksanakan bera olah, yaitu membiarkan lahan kosong tidak ditanami tetapi diolah bersih
dan dibalikkan agar bongkahan tanah terkena sinar matahari
Sortir umbi yang bergejala mulai saat panen di lapangan sehingga tidak terbawa ke gudang
Membersihkan/rouging tanaman terinfeksi di lapangan, buang dan bakar atau kubur pada
lubang yang dalam
PENYAKIT BUSUK LUNAKPatogen penyebab: bakteri Erwinia carotovora
Gejala pada tanaman terinfeksi
Pangkal batang tanaman lembek, busuk berlendir dan mengeluarkan aroma bau busuk yang
khas, batang keropos. Secara keseluruhan tanaman terlihat serak/terbuka
Gejala pada umbi terinfeksi
Umbi yang terinfeksi menjadi busuk lunak bergranula. Gejala busuk tidak pada vaskulernya
tergantung bagian yang diinfeksinya dan mengeluarkan aroma bau busuk yang khas.
Tindakan pengendalian
Tanah diolah dengan memperhatikan aerasi dan drainase yang baik
Lakukan panen dengan baik jangan sampai banyak ubi yang luka, dan ubi yang dipanen benar-
benar cukup umur/tua
Gudang tempat penyimpanan benih agar terjaga aerasinya dan tidak lembab serta upayakan
benih jangan banyak terjadi benturan yang membuat luka
PENYAKIT KUDIS (COMMON SCAB)Patogen penyebab: bakteri Streptomyces scabies
Gejala pada tanaman terinfeksi
Secara alamiah belum dilaporkan adanya gejala infeksi pada bagian tanaman di atas
permukaan tanah.
Gejala pada umbi terinfeksi
Pada kulit permukaan umbi terdapat borok/kudis yang menonjol keluar, biasanya sirkuler
dengan diameter 5-8 mmm. Gejala mula-mula hanya bercak kecil berupa pecahan seperti bintang,
kemudian berkembang meluas dan berwarna gelap. Penyakit kudis ini banyak menyerang pada
musim kering, suhu optimum 25-300C.
Tindakan pengendalian
Rotasi tanaman akan sangat menekan perkembangan penyakit
Hindarkan pengapuran yang dapat menaikan pH tanah
Pelihara kelembaban tanah selama pembentukan ubi (usia antara 4-9 minggu)
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
124
PENYAKIT BUSUK DAUN (LIGHT BLIGHT)Patogen penyebab: cendawan Phytophthora infestans
Gejala pada Tanaman Terinfeksi
Pada daun terdapat bercak-bercak berwarna coklat, kemudian bercak meluas hingga akhirnya
daun menjadi busuk dan kering yang menggantung pada tangkainya. Biasanya dibawah
permukaan daun yang bergejala terdapat serbuk putih yang mengandung banyak spora. Gejala
infeksi terdapat pula pada bagian batang tanaman.
Umbi kentang dalam tanah dapat pula terinfeksi P. infestans bila intensitas serangan tinggi
dan kondisi lingkungan sangat menguntungkan seperti kelembaban dan curah hujan yang tinggi,
spora yang ada pada daun turun terbawa air hujan melalui batang dan masuk ketanah kontak
dengan permukan umbi. Umbi kentang yang terinfeksi permukaannya busuk violet, bila ubi
dibelah vertikal tampak pingiran daging ubi busuk berwarna violet sampai kehitaman. Kondisi
lingkungan basah dan banyak angin sangat menguntungkan untuk penyebaran spora. Suhu op-
timum 210C dengan kelembaban tinggi.
Tindakan pengendalian
Lakukan penyemprotan dengan fungisida yang direkomendasi untuk P. Infestans secara
teratur, dari sejak awal pertumbuhan sebagai tindakan pencegahan. Upayakan selama aplikasi
fungisida maksimum 4 kali menggunakan yang sistemik.
Untuk menghindari timbulnya daya resistensi cendawan terhadap bahan aktif suatu fungisida,
dianjurkan agar aplikasinya mengikuti strategi aplikasi alternasi (alternate aplication) yaitu : S-K-
K-K-S-K-K-S-K-K (S=fungisida sistemik; K=fungisida kontak).
Mencegah terciptanya iklim mikro yang membuat sekitar rumpun tanaman lembab terutama
pada kondisi basah (musim hujan) dengan penjarangan jarak tanam atau penggunaan mulsa,
dan atau pemangkasan.
PENYAKIT LAYU CENDAWAN DAN BUSUK KERINGPADA UBI (DRY-ROT)Patogen penyebab: cendawan Fusarium spp.
Gejala pada tanaman
Tanaman layu menguning yang berawal hanya sebagian daun dan tangkainya, tangkai daun
merunduk dan menggantung pada batangnya, kemudian kering dan akhirnya lepas. Terjadi
kerusakan pada bagian jaringan akar, stolon dan pangkal batang yang berwarna coklat.
Gejala pada umbi terinfeksi
Spesies Fusarium yang menyerang umbi menyebabkan gejala busuk kering. Gejala diawali
dengan adanya bercak coklat kecil pada permukaan umbi, kemudian berkembang menjadi busuk
cekung kering dan keriput. Pada bagian permukaan yang busuk sering tumbuh mselium putih
yang banyak mengandung spora. Pada saat umbi dipanen tidak terlihat gejala infeksi, tetapi
stelah dalam penyimpanan kurang lebih setelah 2 minggu, gejala mulai tampak dan penyakit
terus berkembang selama dalam penyimpanan. Tunas umbi yang terserang tidak bisa tumbuh
menjadi tanaman.
Kondisi lingkungan
Penyakit busuk kering berkembang dengan cepat pada kelembaban tinggi, suhu 15-200C.
Pada kelembaban tinggi dan kurangnya oksigen di gudang akan diserang pula oleh bakteri Erwinia
carotovora sehingga umbi menjadi busuk lunak dan basah mengeluarkan aroma bau busuk yang
khas.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
125
Tindakan Pengendalian
Jangan menggunakan/mena-
nam benih yang sudah terinfeksi
Umbi yang dipanen dan akan
disimpan digudang harus benar-
benar dari tanaman yang jari-
ngannya sudah mati
Usahakan pada saat panen ja-
ngan sampai banyak luka pada
umbi, karena perkembangan bu-
suk kering dirangsang oleh ada-
nya luka
Ciptakan kondisi gudang tidak
lembab, ventilasi dan aerasi
yang baik selama umbi dalam
penyimpanan
Perlakuan benih dengan penyemprotan atau perendaman beberapa detik dengan larutan
fungisida atau dibedaki dengan 7-8% fungisida tepung sebelum penyimpanan di gudang
Jangan banyak menggeser atau memindahkan umbi di gudang sampai umbi siap untuk
ditanam
PENYAKIT KANKER/KUDIS LACK (BLACK SCURF)Patogen penyebab : cendawan Rhizoctonia solani
Gejala pada tanaman
Tanaman tegak, kerdil dan roset pada bagian pucuk, daun pada bagian atas (pucuk)
menggulung kearah dalam seperti telinga anjing dengan pingir/tepi daun berwarna ungu.
Internodia batang lebih pendek, nekrosis pad pangkal akar, stolonnya busuk coklat tua sampai
hitam, dan sering timbul ubi-ubi kecil pada batang di atas permukaan tanah (aerial tubers).
Gejala pada umbi terinfeksi
Umbi yang terinfeksi bentuknya kadang-kadang tidak beraturan (deformasi) dan pada
permukaan ubi melekat kuat skletoria dari Rhizoctonia berupa noda-noda berwarna coklat tua
sampai hitam yang sulit lepas meskipun dicuci.
Penularan dan penyebaran
Rhizoctonia solani merupakan soil borne patogen dan sering terjadi pada areal dataran tinggi
dengan suhu tanah rendah. Penyebaran efektif melalui benih yang terineksi
Tindakan pengendalian
Pengendalian yang efektif sulit dilakukan, perlakuan benih (seed treatment) tidak akan efektif
untuk areal yang terinfestasi berat
Namun dapat dilakukan mengkombinasikan benih sehat bebas Rhizoctonia dengan perlakuan
benih menggunakan fungisida sistemik seperti benomyl, thiabendazole atau carboxin
Perlakuan tanah dalam skala kecil dengan benomyl dapat mereduksi inokulum dalam tanah
NEMATODA BINTIL AKAR (ROOT KNOT NEMATODE)Patogen penyebab: nematoda Meloidogyne spp.
Gejala pada tanaman
Gejala pada tanaman di atas permukaan tanah tidak spesifik tergantung kepadatan populasi
nematoda dalam tanah, namun secara umum tanaman menjadi kerdil dan menguning serta
cenderung layu pada cuaca panas. Daun yang menguning akhirnya kering danjatuh
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
126
Gejala pada umbi terinfeksi
Pada permukaan umbi tumbuh bintil-bintil seperti jerawat yang letaknya lebih banyak
disekitar lekukan calon mata tunas. Dalam jerawat/bintil bila dibedah terdapat Meloidogyne
betina bentuk seperti buah pear. Jerawat-jerawat tersebut akan pecah dan menimbulkan bekas
berupa kawah-kawah kecil sehingga tampak seperti kulit yang mengelupas
Kondisi lingkungan
Kondisi tanah bertekstur pasir dan kebasah-basahan (kapasiti air lapang) dan suhu tanah 25-
280C meningkatkan kecepatan siklus hidup dan pergerakan nematoda dalam tanah
Tindakan pengendalian
Rotasi tanaman dengan bukan tanaman inang Meloidogyne spp. Meskipun Meloidogyne
mempunyai kisaran inang luas, jagung dan kubis cukup baik sebagai tanaman rotasi
Mengosongkan lahan dengan diolah bersih
Aplikasi nematisida seperti dengan carbofuran dengan dosis sesuai anjuran bersamaan pada
saat tanam. Aplikasi kedua sangat dianjurkan yaitu pada saat pengguludan pertama
Menggunakan benih sehat bebas dari infeksi nematoda bintil akar
NEMATODA SISTA KENTANG (GOLDEN NEMATODE)Patogen penyebab: nematoda Globodera rostochiensis
Gejala pada tanaman
Gejala pada tanaman akan tampak pada tingkat populasi tertentu NSK didalam tanah, jika
populasi NSK dalam tanah rendah gejala sulit dibedalan dengan gejala fisiologi lainnya. Gejala
serakan NSK tanaman kerdil, menguning keemasan yang berbeda dengan menguning layu
fusarium, daun yang menguning sebagian menjadi kering, tanaman cenderung layu pada tengah
hari. Bila tanaman dicabut akar sekunder putus-putus dan tampak pada sebagian perakaran
sejumlah NSK pada permukaan akar bentuk bulat (diameter 0,4-0,5 mm) warna kuning emas
sampai coklat. Tanaman yang terserang ubinya sedikit dan kecil, stolon pendek sehingga ubi
seperti nempel/lengket pada pangkal akar. Pada tanah sekitar perakaran banyak ditemukan sista
yang lepas dari perakaran
Gejala pada umbi
Pada umbi tidak tampak gejala, bila tingkat populasi NSK tinggi atau intensitas serangannya
berat, NSK dapat terbawa benih ikut pada kotoran/tanah yang melekat pada permukaan umbi
atau berada pada lekukan mata umbi
Penularan dan penyebaran
NSK menular secara pasif, yaitu melalui ubi benih, tanah yang terbawa oleh alat-alat pertanian,
kendaraan, sepatu dan angin
Kondisi lingkungan
Kondisi optimum untuk perkembangan dan survive NSK sama dengan kondisi optimum untuk
budidaya kentang. NSk menghendaki suhu tanah dingin. Pada suhu tanah 100C dan kelembaban
antara 50-75% larva NSK akan aktif dan serangan maksimum pada akar terjadi pada suhu 160C.
Perkembangan NSK sangat dipengaruhi oleh senyawa kimia yang dikeluarkan oleh akar (eksudat
akar) inang yang baik. Pada kondisi stres seperti tanah kering dan suhu ekstrim NSK dapat bertahan
dengan membentuk sista. NSK dalam bentuk sista dapat bertahan 15-20 tahun tanpa inang. Bila
ada tanaman inang kembali maka telur dalam sista akan terangsang oleh eksudat akar untuk
menetas dan keluar larva (J2) yang infektif menyerang akar
Tindakan pengendalian
Belum ada sistim atau cara pengendalian yang direkomendasikan efektif untuk NSK, semua
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
127
cara pengendalian masih diasumsikan dengan cara pengendalian untuk nematoda bintil akar.
PENGGEREK UMBI (PHTHORIMAE OPERCULELLA)
Gejala kerusakan di lapangan
Hama penggerek ini menyerang tanaman kentang dengan cara menggerek permukaan daun
dan memakannya serta membuat alur-alur pada tulang daun. Kerusakan tanaman hanya
diakibatkan oleh larvanya yang menyebab hilangnya jaringan daun, matinya titik tumbuh, lemah
dan rapuhnya batang. Gejala khas adalah adanya lipatan kecil dan kering pada permukaan daun
berwarna coklat, sering disertai serat-serat seperti benang yang didalamnya terdapat larva.
Gejala kerusakan pada umbi
Permukaan ubi tidak beraturan dan berlubang atau tampak larikan-larikan akibat adanya
terowongan/lorong dibawah permukan ubi akibat larva menggerek bagian dalam ubi. Sering
disertai adanya kotoran berwarna coklat tua yang dikeluarkan larva pada permukaan ubi
Kondisi lingkungan
Hama penggerek ini berkembang pada musim kemarau, suhu panas, dan hama tidak
berkembang di daerah beriklim dingin dengan suhu dibawah 100C.
Tindakan pengendalian
Rotasi tanaman dengan menggunakan tanaman yang buakan inang hama penggerek
Pengguludan yang baik agar ubi tertutup, karena ubi yang muncul keluar akan merangsang
ngengat (penggerek dewasa) untuk datang dan bertelur pada permukaan ubi
Aplikasi insektisida yang direkomendasi di lapangan, dan pencelupan ubi dengan larutan
insektisida sistemik sebelum ubi disimpan atau ubi diberi perlakuan/diselimuti insektisida
tepung sebagai tindakan pencegahan
Sanitasi gudang dengan membersihkan gudang dari sampah atrau barang-barang bekas yang
kemungkinan dipakai sarang oleh ngengat
APHIDS (KUTU DAUN)
Kerusakan di lapangan
Serangga ini lebih dikenal sebagai vektor (penular) virus dibanding sebagai hama. Ukurannya
kecil 1,8-2,3 mm, ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Aphid berwarna hijau muda
atau hijau kekuning-kuningan. Hidupnya sering berkoloni dan tinggal di balik daun kentang.
Serangan langsung dari Aphids menyebabkan daun menjadi keriput, pertumbuhan menjadi
terhambat karena cairan sel dihisap. Serangan hebat daun menjadi gugur
Gejala pada umbi, belum ada laporan adanya ubi terinfeksi Aphid, hanya dilaporkan Aphids
dapat menularkan PLRV di antara ubi selama penyimpanan di gudang.
Tindakan pengendalian
Membuat border dengan tanaman yang habitusnya lebih tinggi dari tanaman kentang untuk
menghidarkan masuknya Aphids yang membawa virus dari sekitarnya ke areal perbenihan
Penyemprotan dengan akarisida atau insektisida yang direkomendasikan untuk Aphids
THRIPS (BERENG)
Gejala kerusakan pada tanaman
Permukan daun keriput disertai ada spot/bintik kuning bekas tusukan, daun seperti mosaik,
kaku dan menebal. Dibawah permukaan daun tampak warna keperakan, dan biasanya Thrips
ada disana berbentuk tongkat kecil halus berwarna coklat yang bergerak sangat lincah. Serangan
berat pada daun kentang muda menampakan mosaik, dan pada tanaman sudah tua daun
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
128
menggulung, tanaman menjadi kerdil dan tidak produktif
Tindakan pengendalian
Penyemprotan dengan insektisida yang direkomendasikan, aplikasi harus sejak daun mulai
keluar
LALAT PENGGOROK DAUN (LIRIOMYZA HUIDOBRENSIS)
Gejala kerusakan pada tanaman
Kerusakan disebabkan oleh lalat dewasa dan larvanya
Kerusakan oleh lalat dewasa: daun berlubang-lubang kecil karena lalat makan dengan cara
melubangi jaringan pada permukaan daun dengan alat peletak telur (ovipositor) dan memakan
cairan tanaman yang keluar dari daun. Jumlah lubang yang disebabkan oleh lalat dewasa betina
untuk makan dan meletakan telur tergantung pada tinggi rendahnya suhu
Kerusakan oleh larva: larva menggorok kedalam epidermis daun dan tulang daun sehingga
pada permukaan daun tampak larikan yang berkelo-kelok seperti lukisan berwarna putih, daun
menjadi kering dan akhirnya mati. Larva bisa ditemukan di dalam jaringan tulang daun yang
terserang.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
129
Mengingat bahwa sampai saat ini masih banyak petani
yang menggunakan benih yang dibuat sendiri, tanpa
diketahui asal usulnya dan digunakan berulang-ulang,
maka tentunya mutu benih tersebut semakin lama
semakin menurun mutunya sehingga kemungkinan besar
tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan.
Oleh karena itu perlu ada pemasyarakatan benih
bermutu untuk memberikan pemahaman pada petani
manfaat penggunaan benih dengan mutu yang terjamin
yang diharapkan dapat meningkatkan produksi/produk-
tivitas.
Pemasyarakatan benih bermutu dilakukan melalui
penyediaan/fasilitasi benih bermutu untuk didistribusikan
kepada masyarakat dengan melakukan pembinaan dan
atau demplot, penyebarluasan pengenalan varietas baru
melalui leaflet, pameran atau media massa lainnya.
Fasilitasi benih bermutu ditujukan untuk :
1). Masyarakat (petani),
2). Mendukung program Peningkatan Penganekaragam-
an Konsumsi Pangan khusus untuk benih tanaman
buah.
3). Organisasi wanita sesuai permintaan.
Buku ini adalah himpunan dari kegiatan pengem-
bangan perbenihan di Sumbar yang diharapkan dapat
menjadi pedoman bagi kita dalam upaya peningkatan
penggunaan benih bermutu hortikultura dalam mendu-
kung pengembangan hortikultura, serta meningkatnya
pengetahuan petugas dan penangkar benih bermutu
hortikultura.
BENIH BERMUTUKUNCI KEBERHASILAN
BENIH BERMUTU MERUPAKAN
SALAH SATU KOMPONEN DALAM
BUDIDAYA TANAMAN YANG TIDAK
DAPAT DIGANTIKAN DENGAN
YANG LAIN. PENGGUNAAN BENIH
YANG BERMUTU MERUPAKAN
SALAH SATU KUNCI
KEBERHASILAN UNTUK
MENINGKATKAN PRODUKSI DAN
PRODUKTIVITAS. MUTU BENIH
TERDIRI DARI ASPEK KEBENARAN
VARIETAS, MUTU FISIK, MUTU
FISIOLOGIS, DAN STATUS
KESEHATANNYA.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
130
Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan penggunaan benih bermutu kepada masyarakat.
Sasarannya: Meningkatnya permintaan benih bermutu di masyarakat.
Kegiatan ini dilaksanakan di UPTD BBI TPPH Propinsi Sumbar dan kabupaten/kota Pelaksana
P2KP. Dari kegiatan ini beroutput pemasyarakatan benih bermutu.Pelaksana kegiatan adalah
UPTD Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan Hortikultura Propinsi Sumatera Barat
.Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah petani/pelaku usaha hortikultura. Pembiayaan
bersumber dari Anggaran Direktorat Jenderal Hortikultura dan dialokasikan pada Balai Benih
Hortikultura di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat melalui dana Dekosentrasi pada Satker
Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat (04) TA. 2013. Metode yang dilaksanakan adalah
menggunakan bimbingan atau pembinaan dan koordinasi.
Tahapan pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai berikut : Penyediaan Benih Bermutu
Hortikultura untuk Petani/Masyarakat berupa pembelian saprodi untuk jambore varietas, Fasilitasi
benih bermutu mendukung desa melalui P2KP dan Fasilitasi benih bermutu untuk mendukung
kegiatan organisasi wanita.
Penyediaan benih bermutu hortikultura untuk Petani/pelaku usaha hortikultura dilaksanakan
melalui pengadaan dan pendistribusian benih hortikultura bermutu sebagai upaya peningkatan
penggunaan benih bermutu dan mendukung kegiatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
(P2KP) dan organisasi wanita.
Kegiatan pengadaan benih mendukung P2KP dari Badan Ketahanan Pangan Kementrian
Pertanian berupa fasilitasi bantuan benih tanaman buah untuk pekarangan yang diserahkan
kepada desa binaan P2KP tahun 2010 dan 2011. Sedangkan untuk pengalokasian fasilitasi benih
untuk mendukung organisasi wanita diserahkan kepada organisasi wanita sesuai dengan
permintaan yang dikaitkan dengan Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara (GPTP) dan organisasi
masyarakat lainnya.
Mdiharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan penggunaan benih bermutu di kawasan
hortikultura dan meningkatnya keseragaman varietas tanaman dalam kawasan hortikultura yang
tentu saja akan memberi pengaruh pada peningkatan produksi dan mutu produk hortikultura.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
131
Komoditas yang ditanam antara lain Cabe kopay, Cabe
Gero, Cabe Lotambar, Buncis Pena, Buncis Raesanda,
Terung Padang, Bingkuang Padang, Wortel Taluak, Wortel
Simanis, Tomat, Semangka, Melon, Paria, Jagung Manis,
Sawi, Terong, Kacang Panjang, Oyong, Kol Bunga, Labu
Kabocha, Bawang Merah, Bayam, Kangkung, Pepaya dan
Labu Air.
Fasilitasi Benih Bermutu Untuk mendukung kegiatan
Organisasi Wanita.
Benih yang telah disalurkan untuk mendukung
kegiatan organisasi wanita adalah :
Bibit jeruk 2.900 batang
Bibit sirsak 1.380 batang
Bibit manggis 775 batang
Bibit durian 100 batang
Bibit lengkeng 320 batang
Bibit matoa 600 batang
Organisasi wanita yang telah dibantu antara lain PKK
Propinsi Sumatera Barat, PKK kabupaten 50 Kota, PKK
kabupaten Solok, PKK kota Padang Panjang, kota Solok
dan organisasi wanita lainnya
Fasilitasi benih bermutu mendukung desa melalui
P2KP
Kegiatan Fasilitasi benih bermutu mendukung desa
melalui P2KP dilaksanakan di :
Kabupaten Lima Puluh Kota 1.000 btg
Jambore Varietas SuksesPEMASYARAKATAN
BENIH BERMUTU
KEGIATAN JAMBORE VARIETAS
SUDAH DILAKSANAKAN PADA
TANGGAL 30 OKTOBER SAMPAI
DENGAN TANGGAL 3 NOVEMBER
2013 BERSAMAAN DENGAN
PERINGATAN HARI PANGAN
SEDUNIA DI KOMPLEK TVRI
SUMATERA BARAT.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
132
Kabupaten Pesisir Selatan 7.000 btg
Kabupaten Agam 4.000 btg
Kabupaten Padang Pariaman 3.000 btg
Kabupaten Sijunjung 1.000 btg
Kota Padang 3.000 btg
Bibit yang diberikan adalah bibit Sukun sebanyak 19.000 batang
Organisasi wanita yang telah dibantu antara lain PKK Propinsi, PKK kabupaten 50 Kota, PKK
kabupaten Solok, PKK kota Padang Panjang, kota Solok dan organisasi wanita lainnya.
Kegiatan Fasilitasi benih bermutu mendukung desa melalui P2KP dilaksanakan di :
Kabupaten Lima Puluh Kota 1.000 btg
Kabupaten Pesisir Selatan 7.000 btg
Kabupaten Agam 4.000 btg
Kabupaten Padang Pariaman 3.000 btg
Kabupaten Sijunjung 1.000 btg
Kota Padang 3.000 btg
Bibit yang diberikan adalah bibit Sukun sebanyak 19.000 batang
Kegiatan pemasyarakatan benih bermutu dimasa yang akan datang agar tetap dilanjutkan
dengan pemberian bantuan bibit buah-buahan, sayuran dan tanaman hias karena permintaan
benih dari petani sayur dan tanaman hias juga cukup tinggi, disamping bantuan bibit buah untuk
organisasi masyarakat dan organisasi wanita.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
133
Salah satu faktor penting dalam upaya meningkatkan
kualitas dan kuantitas produksi tanaman obat adalah
penggunaan benih bermutu. Saat ini ketersediaan benih
bermutu komoditas tanaman obat yang beredar di petani
pengguna benih masih sangat terbatas. Oleh karena itu,
dalam rangka meningkatkan kapasitas penangkar benih
tanaman obat bermutu perlu terus dilaksanakan
pembinaan perbenihan tanaman obat.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk Meningkatkan keter-
sediaan benih tanaman obat varietas unggul yang ber-
mutu guna meningkatkan daya saing produksi tanaman
obat.
Sasaran yang diharapkan adalah meningkatnya
ketersediaan benih tanaman obat varietas unggul yang
bermutu dalam rangka peningkatan produksi, produkti-
vitas dan mutu produk tanaman obat.
Target kegiatan ini adalah tersedianya benih tanaman
obat bermutu sebanyak 2.675 kg. Dengan demikian
diharapkan meningkatnya ketersediaan benih tanaman
obat bermutu didaerah sentra kawasan sentra pengem-
bangan. Meningkatnya luasan pertanaman obat bermutu
di daerah sentra pengembangan. Meningkatnya penggu-
naan benih tanaman obat bermutu. Sehingga akan
memberi dampak meningkatnya produksi dan mutu
produk hortikultura.
Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali
dengan penanggungjawab Kepala Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Propinsi Sumatera Barat
Metode yang dilaksanakan adalah melalui bimbingan
KETERSEDIAAN BENIHTANAMAN OBAT
DENGAN DITETAPKANNYA
KOMODITAS OBAT SEBAGAI SALAH
SATU KOMODITAS UNGGULAN
NASIONAL MAKA
PENGEMBANGANNYA PERLU
MENDAPAT PERHATIAN.
KOMODITAS TANAMAN OBAT
(RIMPANG DAN NON RIMPANG)
LAYAK UNTUK DIKEMBANGKAN
MENGINGAT SEMAKIN
DIPERLUKAN KEBERADAANNYA
SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI
JAMU, KOSMETIKA, MINUMAN
DAN MAKANAN SUPLEMEN.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
134
atau pembinaan, koordinasi maupun apresiasi, pemantapan, serta pengadaan benih sumber.
Pengadaan benih sumber harus dari varietas unggul yang telah dilepas/didaftar oleh Menteri
Pertanian sesuai dengan kelasnya dan berasal dari penangkar binaan setempat, kecuali tidak
tersedia. Untuk kelas Benih Dasar harus berlabel putih, Benih Pokok berlabel ungu, dan
perbanyakan benih berlabel biru.
Dalam mengkoordinasi ketersediaan benih tanaman obat melibatkan Kabid Hortikultura
Provinsi dan Kabupaten, BPSB, BPTP dan instansi terkait lainnya.
Kegiatan Perbanyakan Benih Tanaman Obat dilaksanakan di Balai Benih Induk Kinali Kabupaten
Pasaman Barat. Komoditi tanaman obat yang ditanam di Balai Benih Induk Kinali adalah Kunyit
varietas Turina dan Temu Lawak. Kunyit sudah dipanen dengan jumlah produksi 2.600 kg .
Sedangkan Temu Lawak saat ini kondisinya masih dalam pertanaman.
Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Tanaman Obat dilaksanakan dikabupaten/kota yang
merupakan daerah sentra produksi tanaman obat. Daerah sentra tanaman kunyit terdapat di
Payo Kelurahan Tanah Garam Kota Solok. Varietas kunyit yang ditanam didaerah ini umumnya
masih merupakan varietas local.Daerah sentra tanaman jahe terdapat di Nagari Gantung Ciri
Kecamatan Kubung Kabupaten Solok.
Kegiatan Monitoring/Evaluasi Benih Tanaman Obat dilaksanakan di lokasi perbanyakan benih
tanaman obat yakni Balai Benih Induk Kinali yang melaksanakan pertanaman Kunyit dan Temu
Lawak.
Kegiatan Perbanyakan Benih Tanaman Obat merupakan kegiatan yang baru bagi Balai Benih
Induk Kinali sehingga petugas yang mengelola pertanaman obat ini belum menguasai sepenuhnya
pengelolaan tanaman obat. Namun demikian petugas sudah dibekali dengan buku petunjuk
teknis Budidaya Tanaman Obat.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
135
Ketersediaan benih bermutu hortikultura produksi
dalam negeri belum mencukupi kebutuhan. Untuk benih
tanaman sayuran bentuk biji, ketersediaan secara
nasional adalah sebesar 63 % dari kebutuhan.
Untuk benih-benih yang tidak bisa diproduksi di In-
donesia, karena perbedaan iklim, seperti kelompok Bras-
sica (kubis-kubisan) masih didatangkan dari luar negeri.
Untuk benih sayuran bentuk umbi (kentang dan bawang
merah) baru tersedia 17 % dari kebutuhan.
Mengingat pentingnya arti benih maka diperlukan
upaya untuk meningkatkan produksi, memperbaiki mutu,
memperbaiki distribusi, meningkatkan pengawasan
peredaran dan meningkatkan penggunaan benih
bermutu dalam agribisnis hortikultura.
Pemberlakuan otonomi daerah berdasarkan UU No.
22 tahun 1999, jo No, 32 tahun 2004 dan PP No. 25 tahun
2000 telah memberikan konsekuensi pemerintah dalam
hal pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan
daerah. Dibidang pertanian, kewenangan pengelolaan
perbenihan tanaman sebahagian besar telah diserahkan
kepada daerah. Kewenangan yang menyangkut penyedia-
an dan pelayanan benih bermutu untuk kepentingan
lintas kabupaten/kota di dalam wilayah suatu Provinsi
dilaksanakan oleh Provinsi.
Kegiatan ini meningkatkan ketersediaan benih
tanaman sayuran bermutu dari varietas unggul guna
meningkatkan produksi dan mutu produk dan meningkat-
kan ketersediaan benih bermutu sayuran dalam mendu-
kung peningkatan produksi, produktivitas.
KETERSEDIAAN BENIHTANAMAN SAYUR
POTENSI HASIL SUATU VARIETAS
UNGGUL SALAH SATUNYA
DITENTUKAN OLEH KUALITAS
BENIH YANG DIGUNAKAN. UNTUK
MENGHASLKAN PRODUK
HORTIKULTURA YANG BERMUTU
PRIMA DIBUTUHKAN BENIH
BERMUTU TINGGI, YAITU BENIH
YANG MAMPU MENGEKSPRESIKAN
SIFAT-SIFAT UNGGUL DARI
VARIETAS YANG DIWAKILINYA.
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
136
Dengan tersedianya benih
tanaman sayur bermutu seba-
nyak 39.317 kg tentulah akan
dapat meningkatkan ketersedia-
an benih tanaman sayur bermutu
di daerah sentra pengembangan.
Manfaat dari kegiatan ini
adalah meningkatnya luasan
pertanaman sayur bermutu di
daerah sentra pengembangan
dan meningkatnya penggunaan
benih tanaman sayur bermutu
Kegiatan ini dilaksanakan di
Balai Benih Induk Alahan Panjang
dengan penanggungjawab Kepa-
la Dinas Pertanian Tanaman Pa-
ngan Propinsi Sumatera Barat.
Metode yang dilaksanakan ada-
lah melalui bimbingan atau pembinaan, koordinasi maupun apresiasi, pemantapan, serta peng-
adaan benih sumber. Pengadaan benih sumber harus dari varietas unggul yang telah dilepas/
didaftar oleh Menteri Pertanian sesuai dengan kelasnya dan berasal dari penangkar binaan
setempat, kecuali tidak tersedia. Untuk kelas Benih Dasar harus berlabel putih, Benih Pokok
berlabel ungu, dan perbanyakan benih berlabel biru.
Tahapan pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai berikut : Koordinasi Ketersediaan Benih
Sayur, dilakukan melalui pertemuan dengan melibatkan petugas dan penangkar benih sayuran
dari kabupaten/kota sentra produksi sayuran seperti kabupaten Solok, Agam dan Tanah Datar.
Lokasi perbanyakan benih dilaksanakan di Balai Benih Induk Alahan Panjang. Perbanyakan
yang dilaksanakan terdiri dari 3 kelas benih yaitu perbanyakan benih kentang G0, G1, dan G2.
Perbanyakan Benih ( Penyediaan Benih Sumber, Produksi benih sebar, pemeliharaan benih
sumber/PIT/Koleksi Plasma Nutfah)
Plantlet kentang 1.000 botol sudah ditanam dan menghasilkan 8.330 knol benih kentang
G0. Perbanyakan Benih Kentang G0 sudah ditanam pada tanggal 12 Juli 2013 dan menghasilkan
benih kentang G1 sebanyak 30.000 knol.
Perbanyakan Benih Kentang G1 varietas Granola sebanyak 10.000 knol sudah ditanam pada
tanggal 10 Juni 2013 dan menghasilkan benih kentang G2 sebanyak 873 kg.
Perbanyakan Benih Kentang G2 varietas Granola sebanyak 6.000 kg sudah ditanam pada
bulan April dan Mei 2013. Hasil produksi benih G3 sebanyak 14.247 kg
Pembinaan Penangkar
Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Sayuran dilaksanakan di kabupaten yang merupakan
sentra produksi sayuran. Kabupaten Solok merupakan daerah sentra produksi kentang yang
memiliki beberapa kelompok tani yang merupakan penangkar benih kentang yang telah
memperbanyak benih kentang granola antara lain :
KABUPATEN SOLOK
1. Kelompok Tani Orida Erba Ketua : Baharmis
2. Kelompok Tani Kembali Jaya Ketua : Mardalis
3. Kelompok Tani Saiyo Ketua : Bakhtiar
5. Kelompok Tani Perungga Ketua : Arisman
6. Kelompok Tani Sinar Pagi Ketua : Dasni
7. Kelompok Tani Bendang Saiyo Ketua : Bujang
8. Kelompok Tani Tanjung Harapan Ketua : Arminawati
9. Keltan Aneka Usaha II Galagah Ketua : Nofi
10. Kelompok Tani Tunas Madani Ketua : Usman Efendi
11 Kelompok Tani Mekar Jaya Ketua : Febri Erizon
PDF Compressor Pro
PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN
BALAI BENIH INDUK TANAMAN PADI PALAWIJA DAN HORTIKULTURA
137
12. Kelompok Tani Harapan
Makmur
Ketua : Maimun
KABUPATEN AGAM
1. Kelompok Tani Sinar Singgalang
Ketua : Fauzi St. Sari Alam
2. Kelompok Tani Kubu Subarang
Ketua : M. Nasir
3 Kelompok Tani Pelangi Desa
Ketua : Ardiem
4 Kelompok Tani Alam Lestari
Ketua : Arben Syahputra
5 Kelompok Tani Tunas Budaya
Ketua : Desri Purbaya
6. Kelompok Tani Bukit Lintang
Ketua : Dasnil
Kegiatan ketersediaan benih
tanaman sayur ini bertujuan untuk
meningkatkan ketersediaan benih
tanaman sayuran bermutu dari
varietas unggul guna meningkatkan
produksi dan mutu produk,
sekaligus memberi petunjuk kepada
masyarakat petani tentang teknik
perbanyakan benih sayur dalam hal
ini benih kentang. Selain itu juga
dapat memotivasi petani untuk menjadi penangkar kentang.
Plantlet kentang 1.000 botol sudah ditanam dan menghasilkan 8.330 knol benih kentang
G0. Perbanyakan Benih Kentang G0 sudah ditanam pada tanggal 12 Juli 2013 dan menghasilkan
benih kentang G1 sebanyak 30.000 knol.
Perbanyakan Benih Kentang G1 varietas Granola sebanyak 10.000 knol sudah ditanam pada
tanggal 10 Juni 2013 dan menghasilkan benih kentang G2 sebanyak 873 kg.
Perbanyakan Benih Kentang G2 varietas Granola sebanyak 6.000 kg sudah ditanam pada
bulan April dan Mei 2013. Hasil produksi benih G3 sebanyak 14.247 kg
Dalam upaya pengembangan tanaman kentang masih terkendala dengan ketersediaan benih
kentang bermutu dan berkualitas. Untuk itu perlu pembenahan institusi perbenihan yang ada,
baik dari segi sarana maupun prasarana yang diperlukan serta sumber daya manusia yang
mengelolanya. Sarana yang diperlukan antara lain steam boiler untuk mensterilkan media tanam
kentang di Screen A, gudang prosesing benih, gudang pupuk dan rehab gudang benih.
PDF Compressor Pro