Upload
jann
View
10
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Report Atas KKR Philip Yancey...
Citation preview
Belajar Dari Kecemasan Kelas Menengah Colorado !
*Tentang KKR-nya Phlip Yancey, 11 nopember, GBI Glow
Oleh : Jann Pees
2
“Pada saat bersamaan saya jatuh cinta, rasanya persis seperti jatuh terguling-
guling kedalam perasaan ringan luar biasa. Bumi miring di porosya. Saya tidak
percaya dengan cinta romantis yang saya anggap buatan penyair inggris abad
16…” (“Keajaiban kasih karunia” )
“Dimanapun kekristenan berakar, kepedulian bagi para korban menyebar…”
(“Anugerah yang hilang”)
Saya dan tentunya kita harus selalu punya sinisme, sebentuk nyiyir yang
memperkuat identitas. Membuat orang harus menghargai kita, terlebih jarak
yang membedakan dan perlintasan dari yang dilalui. Setidaknya itu yang
harus dimengerti dari orang yang akan berkenalan dengan keberadaan kita,
ataupun bisa jadi akan menuliskan keberadaan kita kemudian.
***
Waktu yang ditentukan molor, tapi itulah Jakarta ! Apa gerangan ?
bersamaan dengan turunnya musim hujan, ini momen yang jarang—entah
akan ada tahun kedepan ? Philip yancey, penulis langganan ‚gold
medallion award‛ sebuah karakteristik ‚evangelical‛, dengan teks dan pasti
produktifitasnya yang menghimpun ratusan bahkan ribuan tokoh dan
sosok; yang sekarang menjadi pembicara sebuah kebaktian kebangunan
rohani. Akhirnya diketahui dan memang menarik dari bahasannya tersebut,
3
bahasan dari tema KKR-nya, problem dari setiap musim yang harus
dihadapi menjadi tema-nya, sebgaimana itu dialami dalam lingkungannya
dengan 4 musim. Maka terkesan alamiah sehingga kemujaraban apa sebagai
sebuah tema dari KKR yang biasanya ? tidak salah orang yang pasrah
dengan orientasi seksual temannya disuruh menggemakan semacam
kumandang kesembuhan—‚keajaiban kasih karunia‛, kisah mengenai Mel ?
bahkan berkeyakinan ‚menerima peran dibalik garis depan…bahwa kita
yang hanya duduk dan mengklik juga melayani‛ (Anugerah Yang Hilang).
Dipastikan ‘lompatan
iman’ yang tidak
biasa ketika ada yang
sakit dan timpang
membutuhkan
kesembuhan.
Jelasnya belum tentu
akan ada tahun
depan !Kita yang pernah membaca secara sadar, berkenalan dengan buku-
bukunya selalu mafhum serta paham sekali akan guratan yancey yang
bertebaran dengan novel dalam resume, kutipan puisi dari yang protagonist
sebagai teman dekat Kristen ataupun yang skeptic dan berlawanan dengan
iman Kristen sungguh-sungguh kita, kita tahu bahwa yancey selalu
mengindentikan dirinya sebagai bagian dari ‚evangelical‛ selalu actual
untuk menghadirkan bentuk pernyataan iman dari kememangan dan
pemihakan yang sekali lagi selalu tetap sangat berperan, hal mana nyata
4
dihampir akhir dari semua buku-bukunya yang untuk itu dia akan tetap
mengidentikan sebagai ‚evangelical‛. Tapi, siapa yang mempersoalkan
iman sebagai persoalan pribadi yang penting ? siapa yang merasa perlu;
ketika kepastian iman adalah kepastian juga akan asupan makanan. Dimana
perkara Iman disajikan dengan lintas bentuk organ pelayanan Kristen,
hingga survey yang berkait dengan pengisahan ketika global dan beragam
keyakinan diluar Kristen.
Kita akan sadar dengan sesadar-sadarnya betapa berkualitasnya Philip
yancey ini ! betapa sangat actual dia sebagai ‚warga dunia‛ yang
mengglobal ! akan tetapi, perlulah untuk ditilik lebih, dimana dia tinggal ?
Profesi apa yang dia jalani hingga dia bisa berkeliling ke Negara-negara
yang eksotis dalam pemandangan maupun sungguh kenegara-negara yang
terpuruk ? serta, kelesuan iman seperti apa yang bisa membuat bangkit
untuk selanjutnya tergarap sukses sebagai pengunjung gereja dan penyedia
‚pelayanan rohani‛ dari panitia yang membuat event ini ? jelas ada hal
yang diluar dugaan, terlebih ini rasanya kunjungan pertama Yancey ke
indonesia.
Kali ini, dengan waktu yang molor dan seperti kata salah seorang yang
bersamaan menunggu dan tidak berharap apa-apa dari KKR ini ‚Philip
Yancey yang tanpa body guard, kok bisa yah ?‛ membandingkan dengan
pembicara-pembicara sebelumnya yang sangat fasih dengan tema-tema
kesembuhan dan disertai ‚body guard‛. Dimana harus tetap terpampang
sebuah jarak, ketika iman yang selalu diniatkan sebagai persoalan individu
5
dan seorang ‚parasite‛ yang menumpang untuk menyelami dan mengambil
untung dari kehidupan bahwa setiap musim memberi hal yang berperan
bagi kita. Karena untuk kita menjadi sadar ‚Allah adalah pemberi
kehidupan dan kita juga harus jadi pemberi kehidupan…‛ terjemahan
kotbahnya yang memang terlontar dan berkesan, terlebih momen yang
sesudahnya adalah serangkaian terror yang mencekam
disebuah kota yang kelewat sekuler—masih bertahan dengn pergumulan
yang molor smentara ditempat lain ada rentetan pembunuhan sebuah kota
yang mencekam dengan ketakutan.
Jadi bisakah kita melewati akan telat dan molornya waktu yang nyaris 1 jam
setengah untuk juga sedikit tahu hal yang sekarang ada dalam yancey,
huniannya yang beralih ke perbukitan Colorado setelah meninggalkan
Chicago yang metropolitan dan sadar akan gangguan-gangguan yang
ditimbulkan. Tersajikan dalam screen yang menunjang materi kotbah,
sebagaimana musim demikian juga yang terjadi dilingkungan coloradonya.
Disinilah sinisme itu, atau tahapan yang agak awal tanpa bermaksud
mengecilkan; bahwa lingkungan yang melatari dan identitas yang mewakili
sebagai kelas menengah tentu saja mengundang pertanyaan lebih. Indahnya
jalan-jalan dan perbukitan dari hunian tinggal yang tetap membuatnya
nyaman menjadi ‚penulis‛. Lantas apa yang bisa dipelajari ?
‚pengampunan‛, ‚kasih karunia‛, ‚pengenalan kepada Allah di tempat
yang paling tidak memungkinkan‛, sebentuk ‚Yesus‛ yang lain
6
‚mewaspadai untuk politik tidak masuk ke gereja‛—untuk yang terakhir
saya pernah memakainya.
Mengutip ben Anderson yang tidak mau mengungkapkan detil untuk kita
pinjam—saya termasuk yang cukup gandrung mengingat celaan-nya yang
sangat paham tentang kondisi kita, kondisi ‚kelas menengah‛ yang kerap
‘rewel terhadap perubahan; selamat sore yang memang telat, bagi ‚kelas
menegah Colorado‛ ini ! Mengapa telat ? kan sudah ada ojek online !
seharusnya memang tidak molor sampai satu jam lebih. Panitia yang benar-
benar miss ! sangat tidak paham akan segmen kelas menengah yancey,
betapa mungkin keunikan sebuah Negara ingin dicermati oleh yancey dan
janet istrinya yang nyaris seia-sekata dari screen penunjang kotbah yang
ada—sungguh melengkapi janet-nya Yancey ini, hingga terpampang
gambar dan itu menjadi porsi yang cukup ketika janet memeluk seorang
perempuan kusta di rumah penampungan Nepal yang pasti tidak ada
dilingkungan Colorado mereka nan asri itu. Karena itu bagi yancey dan
tentunya Janet, apa yang paling unik dari
kecemasan Negara-negara dunia ketiga
dengan kecemasan kosmopolitannya yang kali
ini dia singgahi yang sebenarnya timpang ?
hal yang seharusnya sesuai jadwal dia mengisi
tanpa harus telat dan terjebak macet.
Semoga dari situ menjadi bagian kisah
bukunya kedepan. ‚saya pernah disebuah
7
Negara, yang kediran telatnya membat saya harus mencoba moda transportasi lain,
seorang pengendara roda dua yang tampaknya jauh lebih efektif. Sampai saya sadar
adalah jam untuk sipengendara menunaikan, setidaknya dalam keyakinannya yang
umum, iman agamanya. Saya tidak berpikir juga untuk telat…‛ mungkin ! Lantas
apa yang harus diketahui ? setidanya untuk beroleh perimbangan. Tidakkah
perangai sebagai ‚parasite‛ sebagaimana diungkapkan dalam beberapa
bukunya yang menumpang pada kehidupan banyak orang, kebanyakan
kisah yang tidak biasa, adalah hal yang ditunjang dengan lingkungannya.
Masih peru sinisme ketika kemudian diketahui melalu percakapan singkat,
mereka, terlebih janet nyaman untuk tidak mempunyai anak dan tidak
berpikir untuk adopsi, setidaknya sampai saat ini. Karena dengan
kecemasan kelas menenagah Colorado-nya, kita masih tetap akan
mempertimbangkan yancey, juga mempertimbangkan buku-buku
terbarunya kedepan.
Tidak akan lama, pastilah yancey kangen dengan lingkungan kelas
menengah coloradonya dengan gugusan perbukitan Rocky Mountains yang
masih berkeliaran rusa itu. Sebuah sinisme memang yang tampaknya
setelah makan dan perkara terkait dengan itu, perkara ‚iman‛ dan hal-hal
yang rohani menjadi topic kemudian ! semoga salah, ah kecemasan kelas
menengah (Kristen) Colorado itu !
Cibinong, 15 nopember 2015
8
Catatan-catatan yang mungkin saja perlu:
Belum habis baca buku terbarunya ‚Anugrah Yang Hilang‛ Light Publishing 2014,
Dalam sebuah percakapan Philip yancey tertarik akan kisah Ade Sara yang
dibunuh oleh mantan teman special nya. Sebagai anak peremuan dan juga pewaris
keturunan satu-satunya, secara demonstrative ibu ade sara menyatakan
pengampunan disertai ketertiban sipil untuk si pelaku beroelah ganjaran. Hal
mana Philip Yancey terkesan dan tertarik, mengingat ‚pengampunan‛ dan
‚hukum‛ dari hubungan beda iman dinegara yang moderat, demokrtis dan
mayoritas muslim. Adakah pengampunan soal ‚ketakutan‛ dan membiarkan
‚hilang‛, hal yang tentunya akan membantu untuk bahan tulisannya kedepan.
Semoga, karena sekali lagi sebagai ‚parasite‛ dan menulis semakin lama menjadi
perkara yang tidak lagi mudah, hal yang memang selalu diingatkan yancey.
sayang keterbatasn dan sedikit keengganan untuk tidak ada kontak dengan
panitia, maklum.
Catatan yang kemungkinan sangat tidak penting tapi perlu:
Jann Pees, pemimpin jamaah ‚indie‛ dengan doktrin anugerah ‚Ripom‛
(baca:Reformed Baptis) , pernah nulis 2 novela dan berharap diterbitin di London
tanpa melalui agen, ‘ngebacot’ mingguan max.3 kali sebulan dengan latar eksposisi
di posko (atas bekas warteg) komunitasinjili Cibinong, Jl. Mayor Oking 106.c.
twiter : @jpees_2003