3
Skripsi, Tesis, Disertasi – apa bedanya? Rossi Sanusi (23 Maret 2013) Secara etimologis kata “skripsi” berasal dari kata Bahasa Latin “scriptum” – suatu tulisan. Karena tujuan pendidikan tinggi adalah mengembangkan teori (= himpunan proposisi) maka sejak pendidikan S1 mahasiswa sebaiknya belajar membuat tulisan tentang suatu teori di bidang ilmu yang ingin ditekuninya. Sebagai contoh, jika sesorang ingin menekuni ilmu pendidikan ia dapat menulis tentang salah satu teori motivasi belajar yang merupakan turunan dari teori-teori “behaviorisme”, “cognitivisme”, atau “constructivisme”*. Dari sudut substansi ia dapat menulis tentang kerangka konsep dari teori turunan tersebut (i.e., konstruk- konstruk, hubungan antar konstruk, definisi operasional konstruk, dimensi-dimensi dan variabel-variabel dari konstruk, dan cara mengukur variabel-variabel); dan, dari sudut metoda penelitian dia dapat menulis tentang bagaimana menentukan validitas alat ukur dan reliabilitas penggunaan alat ukur dari variable (- variabel) konstruk. Belajar merumuskan rancangan pengumpulan data yang valid, dan melaksanakan pengumpulan data yang bersangkutan, sangat penting, karena mengenai hal inilah kebanyakan penelitian gagal menggugurkan teori.

Beda Skripsi Tesis Disertasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perbedaan mendasar skripsi tesis dan disertasi

Citation preview

Skripsi, Tesis, Disertasi apabedanya?Rossi Sanusi (23 Maret 2013)Secara etimologis kata skripsi berasal dari kata Bahasa Latin scriptum suatu tulisan. Karena tujuan pendidikan tinggi adalah mengembangkan teori (= himpunan proposisi) maka sejak pendidikan S1 mahasiswa sebaiknya belajar membuat tulisan tentang suatu teori di bidang ilmu yang ingin ditekuninya. Sebagai contoh, jika sesorang ingin menekuni ilmu pendidikan ia dapat menulis tentang salah satu teori motivasi belajar yang merupakan turunan dari teori-teori behaviorisme, cognitivisme, atau constructivisme*. Dari sudut substansi ia dapat menulis tentang kerangka konsep dari teori turunan tersebut (i.e., konstruk-konstruk, hubungan antar konstruk, definisi operasional konstruk, dimensi-dimensi dan variabel-variabel dari konstruk, dan cara mengukur variabel-variabel); dan, dari sudut metoda penelitian dia dapat menulis tentang bagaimana menentukan validitas alat ukur dan reliabilitas penggunaan alat ukur dari variable (-variabel) konstruk. Belajar merumuskan rancangan pengumpulan data yang valid, dan melaksanakan pengumpulan data yang bersangkutan, sangat penting, karena mengenai hal inilah kebanyakan penelitian gagal menggugurkan teori.Kata tesis berasal dari kata Bahasa Yunani tithenai mengajukan. Secara logis yang diajukan ialah sesuatu proposisi, yang berasal dari kata Bahasa Latin propositionem suatu pernyataan. Karena tujuannya ialah menggugurkan teori (dan kemudian menyempurnakannya) maka dalam pendidikan S2 mahasiswa sebaiknya belajar menyimpulkan secara valid bahwa pernyataan yang diajukan sebelumnya (suposisi, asumsi atau hipotesis) tentang hubungan dua atau lebih konstruk adalah salah (i.e., hipotesis penelitian tidak dapat didukung). Dari sudut substansi ia dapat menulis tentang rekam-jejak perkembangan teori sampai ke proposisi yang diteliti; dan dari sudut metoda penelitian ia dapat menulis tentang bagaimana mengumpulkan data dari variabel-variabel masing-masing konstruk yang bersangkutan, mengolah data dan menafsirkan hasil pengolahan data. Dengan rancangan penelitian yang valid mahasiswa S2 berupaya menggugurkan satu atau lebih proposisi dari suatu teori. Yang sering menimbulkan masalah ialah kalau bidang ilmu ProDi S1 tidak linier dengan bidang ilmu ProDi S2. Mahasiswa S2 ilmu pendidikan yang tidak mempunyai latar belakang ilmu pendidikan (atau ilmu terkait, seperti psikologi pendidikan, manajemen pendidikan) sebaiknya melengkapi diri dengan teori pendidikan dan rancangan pengumpulan data dari konstruk-konstruknya melalui program matrikulasi, pengalaman belajar tambahan/pilihan, dan pengarahan pembimbing tesis.Kata disertasi berasal dari kata Bahasa Latin dissertationem suatu sanggahan. Karena tujuannya ialah menyempurnakan teori maka dalam pendidikan S3 mahasiswa sebaiknya belajar menyanggah suatu teori dengan menggugurkan proposisi(-proposisi)nya dan menggantikannya dengan proposisi(-proposisi) yang disempurnakan. Penyempurnaan proposisi ini dapat dalam bentuk merubah jumlah konstruk, merubah definisi operasional konstruk, dan merubah peran konstruk (i.e., sebagai prediktor, kriterion, mediator atau moderator). Dengan sendirinya mahasiswa harus belajar menggugurkan proposisi lama dan mengusulkan proposisi baru dengan rancangan penenelitian yang kuat. Jika bidang ilmu ProDi S1 atau S2 tidak linier dengan bidang ilmu ProDi S3 mahasiswa yang bersangkutan sebaiknya melengkapi diri melalui program matrikulasi, pengalaman belajar tambahan/pilihan, dan pengarahan pembimbing disertasi, baik dalam hal substansi maupun dalam hal metoda penelitian.*) Teori/pendekatan experiental, social dan connectivism dapat dianggap termasuk kategori teori constructivism.Rujukan:Online Etymology Dictionary (http://www.etymonline.com/)