37
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Batuan piroklastik merupakan batuan yang susunannya disusun oleh material hasil dari letusan gunung berapi akibat adanya gaya endogen. Yang kemudian mengalami pengendapan sesuai dengan bidang pengendapan nya, lalu setelah proses pengendapan mengalami proses kompaksi (litifikasi) yang kemudian menjadi batuan piroklastik. Batuan piroklastik sangat berbeda teksturnya dengan batuan beku, apabila batuan beku adalah dari hasil pembekuan langsung dari magma atau lava, jadi dari cair ke padat. Kumpulan kristal, glass atau campuran dari keduanya. (Penuntun Praktikum Petrologi,2016) II. Maksud dan Tujuan 1.1 Maksud Adapun maksud dari penulisan laporan ini yaitu untuk menambah wawasan pengetahuan tentang batuan, terkhusus batuan piroklastik. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari laporan ini, yaitu : 1. Kami dapat memahami definisi batuan piroklastik dan proses pembentukan batuan piroklastik. SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

Batuan Piroklastik Ilham

  • Upload
    ips-ii

  • View
    59

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

BAB IPENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Batuan piroklastik merupakan batuan yang susunannya disusun oleh material

hasil dari letusan gunung berapi akibat adanya gaya endogen. Yang kemudian

mengalami pengendapan sesuai dengan bidang pengendapan nya, lalu setelah proses

pengendapan mengalami proses kompaksi (litifikasi) yang kemudian menjadi batuan

piroklastik. Batuan piroklastik sangat berbeda teksturnya dengan batuan beku,

apabila batuan beku adalah dari hasil pembekuan langsung dari magma atau lava,

jadi dari cair ke padat. Kumpulan kristal, glass atau campuran dari keduanya.

(Penuntun Praktikum Petrologi,2016)

II. Maksud dan Tujuan

1.1 Maksud

Adapun maksud dari penulisan laporan ini yaitu untuk menambah wawasan

pengetahuan tentang batuan, terkhusus batuan piroklastik.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari laporan ini, yaitu :

1. Kami dapat memahami definisi batuan piroklastik dan proses pembentukan

batuan piroklastik.

2. Kami dapat memahami material-material penyusun batuan piroklastik.

3. Kami dapat melakukan deskripsi batuan piroklastik

1.3 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum petrologi kali ini

adalah:

a. Alat

1. Loope pembesar 10x

2. Skala Fisher (1966)

3. Lap Kasar dan Lap halus

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

4. Problem set 5 lembar

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian batuan piroklastik

Batuan piroklastik atau phyroclastics berasal dari bahasa Yunani yang

berarti “api” dan “rusak”, adalah batuan klastik semata-mata atau terutama terdiri

dari material vulkanik. Dimana materi vulkanik telah diangkut dan mengulang

melalui tindakan mekanis seperti oleh air, angin bagian ini disebut volcaniclastic.

(Graha, D.S. 1987).

Menurut Williams, Turner, Gilbert (1954), mendefinisikan batuan piroklastik

sebagai batuan yang tersusun oleh fragmen hasil erupsi volkanik secara eksplosif.

(Graha, D.S. 1987).

Henrich (1959) , mengartikan batuan piroklastik adalah batuan yang terdiri dari

bahan rombakan yang diletuskan dari lubang vulkanik, diangkut melalui udara

sebagai bahan maupun awan pijar, kemudian diendapkan diatas tanah yang datar.

Kondisi kering atau didalam tubuh air, sedangkan menurut Fisher (1966) dan Vide

Caroni (1975), mengartikan batuan piroklastik sebagian atau termasuk dari batuan

volkanik klastik. (Graha, D.S. 1987).

Johawsen (1977), mengartikan bahwa batuan piroklastik terdiri dari material

detrital atau rombakan dari hasil kegiatan volkanik, ditransport dan diedapkan bisa

pada danau, daratan dan kondisi laut. Material-material yang diendapkan pada

permukaan biasanya dierosi dan ditransport oleh arus air dan diendapkan bersama-

sama batuan sedimen klastik dan mineral hasil proses kimia didalam kondisi

lingkungan perairan. (Graha, D.S. 1987).

2.2 Tipe batuan piroklastik

Berdasarkan proses keterbentukkannya yaitu dialam, batuan piroklastik

dibedakan menjadi enam tipe, yaitu : (Penuntun Praktikum Petrologi, 2016).

1. Tipe I

Bahan-bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat vulkanik jatuh langsung

ke darat yang kering dan melalui medium udara saja.jika bahan tersebut jatuh pada

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

lereng kerucut gunung api yang curam, maka dapat terjadi pergerakan yang

disebabkan oleh gravitasi (misalnya longsor). (Penuntun Praktikum Petrologi, 2016).

2. Tipe II

Bahan-bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat vulkanik diangkut

ketempat pengendapan didalam medium ke tempat pengendapandidalam medium gas

yang dihasilkan oleh magma itu sendiri. Maksudnya bahan-bahan piroklastik tersebut

dibawah oleh mekanisme-mekanisme aliran debu (flowing avalance). Bahan-bahan

tersebut jika diendapkan didaratn ang kering akan menghasilkan onggokan aliran

piroklastik dan jika teridentifikasi, maka akan terbentuk suatu batuan beku vulkanik

yang fragmental. (Penuntun Praktikum Petrologi, 2016).

3. Tipe III

Bahan-bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat vulkanik yang dapat

terletak dibawah laut, danau atau darat, jatuh angsung kedalam air yang tenang.

Bahan tersebut tidak bercampur dengan bahan-bahan yang bukan bahan piroklastik

dan juga tidak mengalami “reworking”. Batuan yang terbentuk dari bahan ini tidak

mempunyai struktur-struktur sedimen “internal” yang nyata dan juga, fragmen-

fragmen tidak menunjukka gejala “reworking” oleh air. Jadi jelaslah bahwa batuan

yang terbentuk dari bahan-bahan ini terdiri dari 100% bahan piroklastik yag

“juvenile”. (Penuntun Praktikum Petrologi, 2016).

4. Tipe IV

Bahan-bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat vulkanik baik dibawah

laut, danau atau darat, jatuh angsung kedalam air yang aktif. Sebelum mengalami

litifikasi, bahan-bahan tersebut mengalami “reworking” dan dapat bercampur dengan

bahan yang bukan piroklastik. Setelah terjadi proses litifikasi, batuan yang terbentuk

dari bahan ini mempunyai struktur-struktur sedimen biasa dan juga cirri-ciri sedimen

yang telah mengalami proses pembundaran. (Penuntun Praktikum Petrologi, 2016).

5. Tipe V

Bahan-bahan piroklastik yang telah jatuh, kemudian sebelum terlitifikasi

diangkut kemudian diendapkan kembali ke tempat lain oleh air (misalnya aliran

lumpur/lahar, sungai-sungai dan sebagainya). Batuan-batuan yang terbentuk dari

bahan piroklastik jenis ini. (Penuntun Praktikum Petrologi, 2016).

6. Tipe VI

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

Akan menunjukan cirri-ciri khas dart “laharic brecel sandstone” maupun

struktur-struktur dan ciri-ciri khas yang umum pada batuan sedimen. Bahan-bahan

piroklastik yang jatuh kebawah dan terlitifikasi, selanjutnya mengalami pelapukan

dan tererosi kemudian diangkut dan diendapkan kembali pada tempat lain. (Penuntun

Praktikum Petrologi, 2016).

2.3 Tekstur dan Struktur batuan piroklastik

Tekstur batuan piroklastik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Piroklastik kasar, adalah merupakan bentuk akumulasi dari material-material atau

mineral-mineral hasil erupsi gunug api secara eksplosif dan fragmen batuan, yang

berukuran lebih besar dari 4mm (lapilli-vulkanik bomb), yang biasa terbentuk dari

hasil erupsi eksplosif bertekanan sedang sampai tinggi. (Penuntun Praktikum

Petrologi, 2016).

2. Piroklastik halus, merupakan bentuk akumulasi dari material atau mineral hasil

erupsi gunung api yang bersifat eksplosif yang berukuran lebih kecil dari 4 mm

(course tuff-ash tuff), yang biasanya terbentuk pada tekanan rendah hingga sedang.

(Penuntun Praktikum Petrologi, 2016).

Sedangkan struktur batuan piroklastik, dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

Struktur berlapis, merupakan bidang-bidang yang sejajar, yang diakibatkan oleh

proses sedimentasi. Struktur berlapis terjadi karena adanya perbedaan antara : warna,

ukuran butir, komposisi mineral dan sifat fisik dan kimia. (Penuntun Praktikum

Petrologi, 2016).

Struktur tidak berlapis, yaitu struktur yang tidak memperlihatkan adanya

perlapisan pada batuan. (Penuntun Praktikum Petrologi, 2016).

2.4 Klasifikasi batuan piroklastik

Klasifikasi batuan piroklastik didasarkan pada: (Penuntun Praktikum

Petrologi,2016).

a. Asal – usul fragmen

b. Ukuran butirc. Komposisi fragmen

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

1. Klasifikasi batuan piroklastik berdasarkan genetic terbagi atas :

a. Batuan Piroklastik, batuan hasil pembatuan bahan piroklastik, yaitu hasil erupsi

eksplosif dari pusat vulkanik. (Penuntun Praktikum Petrologi,2016).

b. Batuan Epiklastik, batuan yang bahan penyusunnya berasal dari pelapukan batuan

vulkanik , termasuk batuan piroklastik. (Penuntun Praktikum Petrologi,2016).

2. Klasifikasi berdasarkan komposisi fragmen

Klasifikasi yang berdasarkan pada komposisi dari fragmen telah dibuat untuk

tufa. Ukuran antara 0,25 – 4 mm disebut sebagai tufa kasar, lebih kecil dari 0,25 mm

disebut tufa halus. (Penuntun Praktikum Petrologi,2016).a. Vitric tuff : Tufa dengan penyusun utama terdiri dari glass

b. Lithic tuff : tufa dengan penyusun utama terdiri dari fragmen batuan

c. Crystal tuff : tufa dengan penyusun utama terdiri dari kristal dan pecahan-pecahan kristal.

Klasifikasi berdasarkan Pettijohn ( 1975 ) , membuat klasifikasi tufa, dengan membandingkan

prosentase gelas dengan Kristal. (Penuntun Praktikum Petrologi).

3. Mineral Penyusun Batuan Piroklastik

Susunan mineral dari batuan piroklastik tidak jauh berbeda dengan mineral

pembentuk batuan beku. Hal ini disebabkan oleh zat yang terkandung dalam mineral

penyusunnya sama, yaitu magma. Dan yang membedakannya hanyalah bentuk dari

butirannya. Pada batuan beku butirannya campuran dari beberapa butir, dan batuan

piroklastik gabungan dari butiran. (Penuntun Praktikum Geologi Fisik).

4. Klasifikasi Endapan Piroklastik

Endapan piroklastik mulanya terjadi akibat adanya jatuhan pada saat gunung

api meletus, dan pada saat pengendapan memiliki ukuran ketebalan yang sama pada

endapannya. Piroklastik lainnya yaitu piroklastik aliran akan membentuk penebalan

apabila pada proses pengendapannya ada cekungan, dan piroklastik surge penyatuan

antara piroklastik endapan dan piroklastik aliran. (Penuntun Praktikum Geologi

Fisik).

a. Piroklastik Jatuhan (Fall)

Endapan jatuhan piroklastik yang terjadi dari letusan gunung api yang

meledak yang kemudian terlempar pada suatu permukaan, memiliki ketebalan

endapan yang relative beru kuran sama. (Penuntun Praktikum Petrologi, 2016).

b. Piroklastik Aliran (Flow)

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

Endapan piroklastik yang umumnya mengalir kebawah dari pusat letusan

gunung api yang memiliki kecepatan tinggi pada saat adanya longsoran. Endapan

aliran ini berisikan batu yang berukuran bongkah dan abu. (Penuntun Praktikum

Petrologi, 2016).

c. Piroklastik Surge

Endapan piroklastik surge dihasilkan dari letusan gunung api yang kemudian

mengalir karena adanya penyatuan dari jatuhan dan aliran. (Penuntun Praktikum

Petrologi, 2016).

5. Genesa Batuan Piroklastik

Proses pembentukan batuan piroklastik diawali oleh meletusnya gunungapi,

mengeluarkan magma dari dalam bumi diakibatkan dari energi yang sangat besar

yaitu gaya endogen dari pusat bumi. Magma yang dikeluarkan oleh gunung itu

terhempas ke udara, sehingga magma tersebut membeku dan membentuk gumpalan

yang mengeras (yang kemudian disebut batu). Gumpalan tersebut memiliki tekstur

dan struktur yang tertentu pula. Sedangkan batu-batu tadi yang telah mengalami

prosespengangkutan (transportasi) oleh angin dan air, maka batuan tersebut disebut

dengan batuan epiklastik. (Penuntun Praktikum geologi Fisik, 2015).

Gambar 2.1 Genesa Letusan gunung api

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

4.1.1 Batuan Pertama

ACARA : BATUAN PIROKLASTIK NAMA: SAIFUL REZA SANGADJI

HARI/TGL:MINGGU, 17/04-2016 NIM : 09320140027

Nomor Urut : 01

Nomor Peraga : -

Jenis Batuan : Batuan piroklastik

Warna Lapuk : Abu-abu kecoklatan

Warna Segar : Coklat

Tekstur : Klastik

1. Ukuran Bitur : 4-64 (Lapilli)

2. Roundness : Sub-angular

3. Kemas : Tertutup

Komposisi Mineral :

Material Asal Material Roundness Ukuran Butir (%)

Bomb Batuan Beku Sub-angular 4-64 mm 50

Lapilli Batuan Beku Sub-angular 2-4 mm 20

Tuff Ash Sub-angular 1/16 - 1/8 mm 30

Struktur : Tidak berlapis

Nama Batuan : TUFF-BREKSI (Fisher,1966)

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

Asisten Praktikan

( FIRA OKTAVIA ) (SAIFUL REZA SANGADJI)4.1.2 Batuan Kedua

ACARA : BATUAN PIROKLASTIK NAMA: SAIFUL REZA SANGADJI

HARI/TGL:MINGGU, 17/04-2016 NIM : 09320140027

Nomor urut : 02

Nomor Peraga : -

Jenis Batuan : Batuan piroklastik

Warna Lapuk : Abu-abu kehitaman

Warna Segar : Abu-abu kecoklatan

Tekstur : Klastik

1. Ukuran Bitur : 4-64 (Lapilli)

2. Roundness : Angular

3. Kemas : Tertutup

Komposisi Mineral :

Material Asal Material Roundness Ukuran Butir (%)

Bomb - - - -

Lapilli Batuan Beku Angular 4-64 mm 80

Tuff Ash volcanic Sub-angular 1/6 - 1/8 mm 30

Struktur : Berlapis

Nama Batuan : LAPILLI TUFF (Fisher,1966)

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

Asisten Praktikan

(FIRA OKTAVIA) (SAIFUL REZA SANGADJI)4.1.3 Batuan Ketiga

ACARA : BATUAN PIROKLASTIK NAMA: SAIFUL REZA SANGADJI

HARI/TGL:MINGGU, 17/04-2016 NIM : 09320140027

Nomor Urut : 03

Nomor Peraga : -

Jenis Batuan : Batuan piroklastik

Warna Lapuk : Kuning kecoklatan

Warna Segar : Coklat

Tekstur : Klastik

1. Ukuran Bitur : 4-64 (Lapilli)

2. Roundness : Sub-angular

3. Kemas : Tertutup

Komposisi Mineral :

Material Asal Material Roundness Ukuran Butir (%)

Bomb Batuan Beku Sub-angular 4-64 mm 10

Lapilli Batuan Beku Sub-angular 2-4 mm 10

Tuff Ash Volcanic Sub-angular 1/16 - 1/8 mm 80

Struktur : Berlapis

Nama Batuan : TUFF OF ASH (Fisher,1966)

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

Asisten Praktikan

(FIRA OKTAVIA) (SAIFUL REZA SANGADJI)4.1.4 Batuan Keempat

ACARA : BATUAN PIROKLASTIK NAMA: SAIFUL REZA SANGADJI

HARI/TGL:MINGGU, 17/04-2016 NIM : 09320140027

No. Urut : 04

No. Peraga : BP 02

Jenis Batuan : Batuan piroklastik

Warna Segar : Abu - Abu

Warna Lapuk : Putih

Tekstur :

1. Ukuran Butir : 4-64 (Lapilli)

2. Roundness : Membundar

MATERIAL ASAL MATERIAL

ROUNDNESS UKURAN BUTIR

(%)

Bomb Batuan Beku Meny 35 mm 10

Lapili Batuan Beku Menyudut Tanggung

7 mm 10

Tuff Ash Membulat ¼ mm 803. Kemas : Terbuka

Komposisi Mineral :

Struktur : Tidak berlapis

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

Nama Batuan : COARSE TUFF (Fisher, 1966)

Asisten Praktikan

(FIRA OKTAVIA) (SAIFUL REZA SANGADJI)4.1.5 Batuan kelima

ACARA : BATUAN PIROKLASTIK NAMA : SAIFUL REZA SANGADJI

HARI/TGL: MINGGU, 17/04-2016 NIM : 09320140027

No. Urut : 05

No. Peraga : BP 01

Jenis Batuan : Batuan piroklastik

Warna Segar : Kuning Kehitaman

Warna Lapuk : Kuning

Tekstur

1. Ukuran Butir : > 32 mm (Lapili)

2. Roundness : Menyudut

3. Kemas : Tertutup

Komposisi Mineral :

MATERIAL ASAL

MATERIAL

ROUNDNESS UKURAN

BUTIR(%)

Fragmen Batuan Beku Menyudut 50 mm 60

Matriks Batuan Beku Menyudut

Tanggung

25 mm 25

Semen Batuan Beku Membulat ¼ mm 15

Struktur : Tidak Berlapis

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

Nama Batuan : AGLOMERATE (Fisher,1966)

Asisten Praktikan

(FIRA OKTAVIA) (SAIFUL REZA SANGADJI)II. Pembahasan

4.2.1 Pembahasan Pertama

Pada praktikum kali ini, merupakan praktikum dengan mata acara batuan

piroklastik, dimana batuan pertama yang dideskripsi yaitu batuan dengan cirri fisik

memiliki warna segar atau warna alaminya yaitu abu-abu kecoklatan sedangkan

untuk warna lapuk atau warna pada batuan yang telah terkontaminasi dengan

lingkungan sekitarnya yaitu coklat, sedangkan tekstur atau sering dikenal dengan

hubungan antar butir mineral yaitu klastik (berbutir) sehingga ukuran butir yang

terlihat atau nampak yaitu 4-64mm (lapilli) sedangkan untuk derajat kebundaran

yaitu (roundness) adalah sub-angular atau menyudut tanggung dengan kemas

tertutup.

Komposisi mineral dari batuan ini pertama yaitu material berupa bomb dengan

asal material dari batuan beku, roundness berupa sub-angular, ukuran 4-64mm

(kerakal) presentasenya sebesar 50%, material kedua yaitu lapilli berasal dari batuan

beku pula, dengan roundness menyudut tanggung, ukuran 2-4mm (kerikil),

presentase 20% dan tuff berasal dari abu vulkanik, ukuran butir 1/16-1/8mm

roundness sub-angular, memiliki presentase 30%, struktur batuan tidak berlapis

untuk skala didalam laboratorium.

Penamaan batuan pada batuan piroklastik pada pendahuluan telah disebutkan

bahwa penamaannya unik, dimana tabel atau skala yang digunakan yaitu menurut

Fisher 1966 yang berbentuk segitiga, dimana pertama kali deskripsi yang dilihat

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

Tuff breccias

Lapili tuff

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

yaitu komposisi mineral yang dimiliki yakni bomb dan pada batuan ini terdapat 50%

bomb kemudian tarik garis dari bawah yang mengarah pada presentase 100% pada

bomb, kemudian lihat presentase lapilli yakni sebesar 20%, lakukan hal yang sama

seperti bomb yaitu tarik garis menuju 100% mengarah ke bagian lapili, dan terakhir

presentase pada ash kita tarik garis lagi menuju 100% arah ash. Setelah itu terlihat

bahwa terdapat salah satu titik yang menghubungkan antar bomb, lapilli dan ash

itulah nama dari batuan yang dideskripsi, dan pada batuan ini yang kami dapatkan

yaitu :

Blok and Boms

(>64 mm) 100 %

75%, 25% Phyroclastik Breksia (block)/

Agglomerate (boms) 25%, 75%

25%, 75% 75%,25%

Lapili stone Tuff of ass

Lapilli 100% 25%, 75% 75%,25% Ash 100%

(64-2mm) (< 2mm)

Gambar 4.2.1 TUFF-BREKSI (FISHER 1966)

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

Gambar 4.2.1 TUFF-BREKSI

Tufa breksi ini merupakan jenis batuan yang terbentuk dari abu vulkanik yang

dikeluarkan dari lubang ventilasi selama letusan gunung api berlangsung, produk dari

gunung berapi adalah gas, lava, uap kemudian bahan padat dilemparkan ke udara dan

terlepas, kemudian memebentuk komposisi dan ukuran fragmen yang dominan,

biasanya batuan ini seringkali ditemukan di permukaan tanah, didekat mata air dan

sungai, Dimana sistem penambangan yang biasa digunakan yaitu sistem tambang

terbuka. Proses penambagan yaitu proses serangkaiaan pekerjaan untuk mengambil

bahan galian yang berharga dari luar permukaan bumi berupa material yang dapat

bermamfaat serta bernilai ekonomis. metode penambangan pada batuan ini yaitu

proses tambang terbuka atau quarry yang meliputi beberapa tahap yaitu kegiatan

pembongkaran, kegiatan pemuatan,kegiatan pengangkutan serta proses pengolahan

batuan, proses tambang terbuka ini diambil berdasarkan tempat terbentuknya atau

tempat pengendapannya yaitu teredapkan pada sebuah dataran rendah atau sebuah

cekungan di atas permukaan bumi.

Batuan ini memiliki kegunaan seperti asap vulkanik yang menyatu dengan

tanah dapat menyuburkan kembali tanah yang tercampur dengan abu vulkanik serta

bermamfaat sebagai bahan hiasan pada taman bunga serta dapat digunakan sebagai

hiyasan pada ruangan terbuka yang bernuangsa alam, biasa juga di ukur halus yang

membentuk vas bunga, meja kecil, asbak serta baik juga digunakan sebagai bahan

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

Tuff breccias

Lapili tuff

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

pondasi rumah maupun pada kantor sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan

dan timbunan.

4.2.2 Pembahasan kedua

Batuan kedua yang dideskripsi adala LAPILLI TUFF (Fisher,1966), batuan ini

memiliki kenampakkan fisik yaiu berwarna abu-abu kehitaman, dimana untuk warna

lapuk yakni warna yang telah terkontaminasi dengan lingkungan sekitarnya yaitu

abu-abu kecoklatan, merupakan batuan dari jenis piroklastik dan tekstur yang

dimiliki yaitu klastik atau berbutir, sehingga memiliki ukuran butir 4-64mm, dan

derajat kebundaran materialnya yaitu angular atau menyudut, sedangkan kemas atau

hubungan antar butir yaitu tertutup.

Komposisi mineral pada batuan ini lapilli merupakan material yang berasal dari

batuan beku sedangkan roundness yang dimiliki yaitu angular atau menyudut

dengan ukuran butir 4-64mm dan memiliki presentase 80%, sedangkan ash berasal

dari abu vulkanik itu sendiri dengan derajat kebundaran yakni sub-angular, ukuran

butir 1/16-1/8mm sebanyak 20%. Pada batuan LAPILLI TUFF ini bomb tidak

terdeskripsikan dimana struktur atau kenampakan fisik batuan yaitu berlapis.

Blok and Boms

(>64 mm) 100 %

75%, 25% Phyroclastik Breksia (block)/

Agglomerate (boms) 25%, 75%

25%, 75% 75%,25%

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

Lapili stone Tuff of ass

Lapilli 100% 25%, 75% 75%,25% Ash 100%

(64-2mm) (< 2mm)

Gambar 4.2.2 LAPILI TUFF (FISHER 1966)

Gambar 4.2.2 LAPILI TUFF

LAPILLI TUFF dibentuk dari suatu awan atau kolom letusan dengan gaya

elektrostatis atau embun ledakan keras vulkanik kemudian tertumpuk dan berlapis-

lapis, kemudian batuan ini terbentuk dari sisa tanah yang telah tertimbun akan

dibentuk oleh akumulasi dan penggelasan Lapilli kea lam material yang dikenal

dengan tuff. Batuan ini berasosiasi dengan batuan breksi vulkanik, keterdapatan

batuan ini kebanyakan dipermukaan bumi dan dekat dengan gunung berapi.

Kegunaan dari batuan ini sebagai batuan pembuat semen dari industri dan cara

penambangannya secara terbuka atau dikenal dengan open pit. Proses penambagan

yaitu proses serangkaiaan pekerjaan untuk mengambil bahan galian yang berharga

dari luar permukaan bumi berupa material yang dapat bermamfaat serta bernilai

ekonomis. metode penambangan pada batuan ini yaitu proses tembang terbuka atau

open pit yang meliputi beberapa tahap yaitu kegiatan pembongkaran, kegiatan

pemuatan,kegiatan pengangkutan serta proses pengolahan batuan, proses tambang

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

Tuff breccias

Lapili tuff

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

terbuka ini diambil berdasarkan tempat terbentuknya atau tempat pengendapannya

yaitu teredapkan pada sebuah dataran rendah atau sebuah cekungan di atas

permukaan bumi.

4.2.3. Pembahasan ketiga

TUFF OF ASH (Fisher,1966) merupakan batuan terakhir yang dideskripsikan

pada mata acara batuan piroklastik ini, dimana warna segar arau warna alami yang

dimiliki yaitu kuning kecoklatan, sedangkan untuk warna lapuk atau warna yang

telah terkontaminasi dengan lingkungannya yakni coklat, merupakan batuan

piroklastik dengan tekstur klastik atau berbutir sehingga ukuran butir yang dimiliki

yaitu 4-64 (lapilli) dengan derajat kebundaran (roundness) sub-agular atau menyudut

tanggung sedangkan hubungan antar mineral pembentuknnya atau kemas tertutup,

kemudian untuk komposisi mineralnya yaitu bomb (2-64 mm) dam lapilli (2-4 mm)

berasal dari material yang sama yaitu batuan beku sedangkan untuk derajat

kebundaran atau roundness yaitu sub-angular dan presentase kedua material ini yaitu

10%, tetapi untuk material tuff itu sendiri berasal dari abu vulkanik berukuran 1/16 –

1/8 mm, roundness sub-agular dengan presentase 80%, untuk kenampakan fisik

batuan ini atau dikenal dengan struktur ialah berlapis.

Blok and Boms

(>64 mm) 100 %

75%, 25% Phyroclastik Breksia (block)/

Agglomerate (boms) 25%, 75%

25%, 75% 75%,25%

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

Lapili stone Tuff of ass

Lapilli 100% 25%, 75% 75%,25% Ash 100%

(64-2mm) (< 2mm)

Gambar 4.2.3 TUFF OF ASH (FISHER 1966)

Gambar 4.2.3 TUFF OF ASH

Tuff merupakan batuan piroklastik yang terbentuk dari material vulkanik klastik

yang dihasilkan dari serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunung

berapi yang lebih dominan berasal dari abu vulkanik itu sendiri dan akan mengendap

dipermukaan bumi sekitaran gunung berapi, biasanya Tufa sering digunakan sebagai

batako, bahan pembuatan semen, dijadikan sebagai hiasan pada ruangan rumah serta

sebagai bahan pondasi rumah maupun kantor serta di manfaatkan juga sebagai batu

timbunan pada jembatan karena memiliki kekuatan yang baik menahan beban, serta

pemamfaatan abu vulkanik sebagai pupuk tanah yang dapat menyuburkan kembali

tahan secara alamiah, penambangan secara tambang terbuka.

4.2.4. Pembahasan keempat

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

Tuff breccias

Lapili tuff

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

Batuan ini berwarna segar abu-abu dan warna lapuk putih, batuan ini memiliki

tekstur, ukuran butir 1 – 4 mm, roundness menyudut, dan hubungan antar butir

(kemas) yaitu terbuka, karena butirannya tidak saling bersentuhan. Batuan ini

memiliki komposisi mineral pembentuk batuan, Fragmen terdiri dari Block dengan

ukuran butir 35 mm, asal materialnya yaitu batuan beku, roundness yaitu menyudut

tanggung. Matriks ; terdiri dari Lapilli, asal materialnya adalah batuan beku,

roundness menyudut tanggung, dengan ukuran butir 7 mm.Semen ; terdiri dari

ash/abu vulkanik, asal materialnya adalah batuan sedimen, struktur berbutir dengan

roundness membulat, dengan ukuran butir ¼ mm.

Blok and Boms

(>64 mm) 100 %

75%, 25% Phyroclastik Breksia (block)/

Agglomerate (boms) 25%, 75%

25%, 75% 75%,25%

Lapili stone Tuff of ass

Lapilli 100% 25%, 75% 75%,25% Ash 100%

(64-2mm) (< 2mm)

Gambar 4.2.4 COARSE TUFF (Fisher, 1966)

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

Gambar 4.2.4 COARSE TUFF

Berdasarkan penamaan Wentworth, batuann ini adalah Coarse Tuff, karena

pada sampel batuan yang digunakan, batuan tersebut didominasi oleh semen coarse

ash dengan ukuran butir 1 - 4 mm. Batuan ini terbentuk dari erupsi mekanik, yang

secara langsung tercampur dengan material halus di udara saat terjadi erupsi

explosive, yang kemudian mengendap disuatu cekungan, dan kemudian mengalami

proses pemadatan/litifikasi, sehingga dalam waktu tertentu batuannya menjadi keras,

batuan ini terbentuk pada suhu 550o – 800 oC. Batuan ini banyak terdapat di sekitar

pegunungan yang telah mengalami erupsi vulkanisme. Batuan ini biasa berasosiasi

dengan batuan Fine Tuff, Batuan ini selain banyak digunakan sebagai sampel di

berbagai laboratorium petrologi, juga banyak digunakan sebagai bahan bangunan.

4.2.5. Pembahasan kelima

Batuan ini berwarna segar Kuning kehitaman dan warna lapuk kuning, batuan ini

memiliki tekstur, ukuran butir > 32 mm, roundness menyudut, dan hubungan antar

butir (kemas) yaitu tertutup, karena butirannya saling bersentuhan. Batuan ini

memiliki komposisi mineral pembentuk batuan.

Fragmen,Trediri dari Bomb dengan besar butir 50 mm. dan Block dengan

ukuran butir 35 mm, asal materialnya yaitu batuan beku, roundness yaitu

menyudut.Matriks, terdiri dari Lapilli, asal materialnya adalah batuan beku,

roundness menyudut tanggung, dengan ukuran butir 25 mm. Semen ; terdiri dari

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

Tuff breccias

Lapili tuff

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

ash/abu vulkanik, asal materialnya adalah batuan sedimen, struktur berbutir dengan

roundness membulat, dengan ukuran butir ¼ mmBerdasarkan penamaan Wentworth,

batuann ini adalah Aglomerates, karena pada sampel batuan yang digunakan, batuan

tersebut didominasi oleh fragmen bomb dengan ukuran butir 50 mm. Batuan ini

terbentuk dari erupsi mekanik, yang secara langsung tercampur dengan material saat

terjadi erupsi explosive dan jatuh mendarat tepat diatas material – material yang

memiliki diameter batuan besar – besar, yang kemudian mengendap disuatu

cekungan, dan kemudian mengalami proses pemadatan/litifikasi, sehingga dalam

waktu tertentu batuannya menjadi keras, batuan terbentuk pada suhu 500o – 800 oC.

Blok and Boms

(>64 mm) 100 %

75%, 25% Phyroclastik Breksia (block)/

Agglomerate (boms) 25%, 75%

25%, 75% 75%,25%

Lapili stone Tuff of ass

Lapilli 100% 25%, 75% 75%,25% Ash 100%

(64-2mm) (< 2mm)

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

Gambar 4.2.5 Agglomerate (Fisher, 1966)

Gambar 4.2.5 Agglomerate

Batuan ini banyak terdapat di sekitar pegunungan yang telah mengalami

erupsi vulkanisme. Batuan ini biasa berasosiasi dengan batuan piroklastik Bressia,

Batuan ini selain banyak digunakan sebagai sampel di berbagai laboratorium

petrologi, juga banyak digunakan sebagai bahan bangunan.

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

BAB VPENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Batuan diklasifikasikan dari cara terbentuknya terbagi atas batuan beku,

batuan sedimen, batuan metamorf dan batuan piroklastik yang berasal dari material

vulkanik klastik. Dimana siklus atau proses pembentukan batuan dimulai dari

pembekuan da pengkristalan magma yang akan membentuk batuan beku kemudian

batuan hasil rombakan batuan asal yang diakibatkan adanya pelapukan erosi dll

menyebabkan material tertransport oleh angin, air, es, gravitasi ataupun organisme

akan terakumulasi atau terkumpul pada cekungan, akibat dari pengendapan,

pemadatan, sementasi dan pembantuan terbentuklah batuan sedimen, kemudian

akibat temperature dan tekanan yang tinggi mengakbatkan terbentuknya batuan

ubahan/malihan yang dikenal dengan batuan metamorf, tetapi akibat daya tekanan

dan temperature yang terlalu tinggi pula melebihi batas lebur batuan, maka batuan

akan meleleh memebentuk magma kembali, proses inilah yang berlangsung terus-

mnerus. Sedangkan untuk batuan piroklastik sendiri terbentuk atau berasal dari

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

material vulkanik klastik dari hasil erupsi magma yang bersifat eksplosif sehingga

tidak dimasukan pada siklus batuan.

5.2 SARAN

a. Untuk asisten

Sebaiknya asisten memberikan jadwal kuliahnya kepada praktikan dan

asistensi bisa dilakukan sendiri-sendiri karena mengingat disemester empat ini

jadwal matakuliah praktikan berbeda-beda.

b. Untuk Laboratorium

Saya menyarankan sebaiknya ada jadwal pembersihan setiap selesai

praktikum untuk merapikan batuan yang telah diamati di laboratorium dan

sebaiknya pemaparan materi menggunakan LCD.

DAFTAR PUSTAKA

Asisten koorps. 2015. “Penuntun Praktikum Geologi Fisik”. Universitas Muslim

Indonesia : Makassar.

Asisten koorps. 2016. “Penuntun Praktikum Petrologi”. Universitas Muslim

Indonesia : Makassar.

arrigofaugi.blogspot.com/2014/10/macam-macam-batuan-piroklastik.html?m=1(11

April 2016, 21:15 Wita).

eddiendandel.blogspot.com/2013_04_01_archive.html?m=1(11 April 2016, 21:15

Wita).

Graha. D,S . 1987. “Batuan dan Mineral”. Nova : Bandung.

heraharyadi27.blogspot.com/2009/11-batuan-piroklastik.html?m=1(11 April 2016,

20:15 Wita).

https://future20.wordpress.com/2013/03/08/jenis-jenis-batuan-ciri-ciri-dan-proses-

terbentuknya/(11 April 2016, 20:17 Wita).

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044

PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN PIROKLASTIK

https://www.academia.edu/8825662/BATUAN_PIROKLASTIK(11 April 2016,

20:24 Wita).

yubilaika.blogspot.in-2011/07/macam-macam-batuan-sedimen.html?m=1 (11 April

2016, 21:15 Wita).

SAIFUL REZA SANGADJI FIRA OKTAVIA .S 09320140027 09320130044