26
Pola Pengembangan Paragraf Oleh : Kelompok VI I Putu Hery Antara (1115051002) Luh Astiti (1115051010) Gede Risdha Pra Rendra (1115051015) Nyoman Ari Dwismara Putra (1115051034) Ketut Alit Marta Wiguna (1115051035) Dewa Ayu Putu Candra S (1115051038) JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

basindo klp6

Embed Size (px)

Citation preview

Pola Pengembangan Paragraf

Oleh :

Kelompok VI

I Putu Hery Antara (1115051002)

Luh Astiti (1115051010)

Gede Risdha Pra Rendra (1115051015)

Nyoman Ari Dwismara Putra (1115051034)

Ketut Alit Marta Wiguna (1115051035)

Dewa Ayu Putu Candra S (1115051038)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Pola Pengembangan

Paragraf” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

Bahasa Indonesia. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa apa yang kami sajikan masih sangat jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun, demi

kesempurnaan dalam penulisan makalah selanjutnya. Harapan kami, semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Singaraja, 24 Maret 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pola Pengembangan Paragraf.......................................................................................4

2.2 Pola Runtutan Ruang dan Waktu..................................................................................4

2.3 Pola Klasifikasi.............................................................................................................6

2.4 Pola Susunan Sebab Akibat..........................................................................................6

2.5 Pola Susunan Perbandingan atau Pertentangan............................................................7

2.6 Pola Analogi..................................................................................................................8

2.7 Pola Susunan Ibarat.......................................................................................................9

2.8 Pola Definisi Luas.........................................................................................................10

2.9 Pola Contoh atau Ilustrasi.............................................................................................11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................13

3.2 Saran.............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada umumnya para mahasiswa kurang memahami pengetahuan dalam menulis paragraf.

Kelemahan seperti ini sering dijumpai pada karangan yang terdiri dari rangkaian paragraf baik

dalam penulisan makalah, skripsi, ataupun tesis. Oleh karena itu, kami membuat makalah ini,

agar para mahasiswa mampu mengembangkan penulisan paragraf secara baik dan benar dengan

penggunaan kalimat efektif. Dan tidak terjadi kesalahan dalam penulisan karya ilmiah.

Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan

pikiran atau topik dan berada di bawah tataran wacana. Paragraf memiliki potensi terdiri atas

beberapa kalimat. Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami pengembangan.

Setiap paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide. Dengan demikian, setiap

paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau kalimat utama dan kalimat-kalimat

penjelas.

Pengidentifikasian secara formal suatu paragraf begitu mudah, karena secara visual

paragraf biasanya ditandai adanya indensasi. Yang menjadi persoalan, apakah bentuk yang

secara visual dikenali sebagai paragraf tersebut secara otomatis berisi satu satuan pokok pikiran?

Idealnya tentulah ya, bila paragraf telah dikembangkan secara baik. Namun, kenyataannya belum

tentu demikian karena belum tentu paragraf dikembangkan secara benar. Disinilah pentingnya

pengembangan paragraf. Pilihan pola pengembangan ditentukan oleh pandangan penulis itu

sendiri terhadap masalah yang hendak disampaikan. Dalam makalah ini dibahas beberapa

susunan rincian yang sering digunakan dalam tulisan, yaitu :

1) Pola runtutan ruang dan waktu,

2) Pola klasifikasi,

3) Pola susunan sebab akibat,

4) Pola susunan perbandingan atau pertentangan,

5) Pola analogi,

6) Pola susunan ibarat,

7) Pola definisi luas,8) Pola contoh atau ilustrasi,

9) Pola klimaks dan antiklimaks,

Kesalahan mahasiswa dalam menulis paragraph dapat dilihat dari contoh berikut. Contoh

ini merupakan kasus kesalahan menulis satu paragraf yang diteliti dalam jurnal “Analisa

Kealahan-Kesalahan Dalam Menulis Paragraf” yang diteliti oleh Nyoto Harjono pada mahasiswa

adalah sebgai berikut.

“Meja merupakan salah satu alat yang banyak fungsingya. Misalnya kegunaan meja itu

sendiri yaitu sebagai meja makan, alas untuk menulis, dsb. Meja juga terbuat dari berbagai

macam bahan kayu, kaca, besi. Tidak sedikit orang yang mempunyai meja. Bahkan setiap

rumah, kantor, pasti tersedia banyak meja. Jadi meja merupakan salah satu alat yang sangat

dibutuhkan oleh semua orang dan memiliki banyak fungsi.”(Harjono,2011:2)

Paragraf ini tidak berhasil membangun kesatuan dan kepaduan dengan baik. Kalimat pertama

penulis bebicara tentang fungi meja. Kalimat kedua telah berusaha menjelaskan fungsi meja itu

sebagai tempat untuk makan dan alat untuk menulis, meskipun cara merelasikan gagasanya agak

rancu. Kalimat pertama menjelaskan tentang fungsi meja, jika dibaca secara menyeluruh kalimat

topik pada paragraph tersebut berubah menjadi meja dibutuhkan oleh banyak orang. Maka dari

itu, penulisan paragraph harus terstruktur agar dapat dipahami maksudnya.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1.2.1 Apa itu pola pengembangan paragraf?

1.2.2 Bagaimana pola pengembangan runtutan ruang dan waktu pada paragraf?

1.2.3 Bagaimana pola pengembangan klasifikasi pada paragraf?

1.2.4 Bagaimana pola pengembangan susunan sebab akibat pada paragraf?

1.2.5 Bagaimana pola pengembangan susunan perbandingan atau pertentangan

pada paragraf?

1.2.6 Bagaimana pola pengembangan analogi pada paragraf?

1.2.7 Bagaimana pola pengembangan susunan ibarat pada paragraf?

1.2.8 Bagaimana pola pengembangan definisi luas paragraf?

1.2.9 Bagaimana pola pengembangan contoh atau ilustrasi paragraf?

1.2.10 Bagaimana pola pengembangan klimaks dan antiklimaks paragraf?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah :

1.3.1 Untuk mengetahui apa itu pola pengembangan paragraf.

1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana pola pengembangan runtutan ruang dan

waktu pada paragraf.

1.3.3 Untuk mengetahui pola pengembangan klasifikasi pada paragraf.

1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana pola pengembangan susunan sebab akibat

pada paragraf.

1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana pola pengembangan susunan perbandingan

atau pertentangan pada paragraf.

1.3.6 Untuk mengetahui bagaimana pola pengembangan analogi pada paragraf.

1.3.7 Untuk mengetahui bagaimana pola pengembangan susunan ibarat pada

paragraf.

1.3.8 Untuk mengetahui bagaimana pola pengembangan definisi luas paragraf.

1.3.9 Untuk mengetahui bagaimana pola pengembangan contoh atau ilustrasi

paragraf.

1.3.10 Untuk mengetahui bagaimana pola pengembangan klimaks dan

antiklimaks paragraf.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pola Pengembangan Paragraf

Pengembangan paragraf adalah perincian dan pengurutan pikiran yang terpadu yang

diwujudkan melalui penataan kalimat-kalimat (Dibia dkk., 2012:115). Penggunaan kali topik

yang tepat akan memudahkan pembaca membuat ringkasan dari sebuah karya tulis. Kalimat-

kalimat penunjang akan mengembangkan gagasan yang terdapat dalam kalimat topik. Dalam

ringkasan kalimat-kalimat penunjang ini dapat diabaikan. Oleh karena itu, ada tiga persoalan

yang tercangkup di dalamnya, yaitu :

1. Kemampuan menentukan dan meletakkan kalimat topik secara tepat,

2. Kemampuan merinci secara maksimal gagasan utama paragraf ke dalam gagasan

bawahan,

3. Kemampuan mengurutkan gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.

Gagasan utama paragraf akan menjadi jelas apabila dilakukan perincian yang cermat.

Perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam pola pengembangan. Pola pengembangan yang

dipakai, antara lain ditentukan oleh gagasan atau masalah yang hendak dikemukakan. Misalnya

apabila gagasan yang hendak disampaikan itu berupa urutan peristiwa, maka pola pengembangan

yang sebaiknya dipilih adalah pola kronlogis. Lain lagi apabila masalah itu mengenai sebab-

sebab suatu kejadian, maka pola yang dipilih adalah pola kuasalitas (pola susunan sebab-akibat).

2.2 Pola Runtutan Ruang dan Waktu

Pola ini menggambarkan suatu rungan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah

ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya. Uraian tentang kepadatan penduduk suatu

daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan geografi (misalnya : dari barat ke timur atau

dari utara ke selatan). Deskripsi mengenai sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan dari tingkat

pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir, penggambaran terhadap suasana suatu lingkungan

dapat dilakukan mulai dari siang, sore, hingga malam hari.

Contoh:

.

Selain

dalam menggambarkan ruang, pola ini juga digunakan untuk memerikan suatu peristiwa atau

cara membuat atau melakukan sesuatu selangkah demi selangkah menurut urutan waktu

(kronologi).

Contoh :

Pohon anggur selain airnya dapat diminum, duannya pun

dapat digunakan sebagai pembersih wajah. Mula-mula ambilah

daun anggur secukupnya. Lalu tumbuk sampai halus. Masaklah

air tumbukan itu dengan air secukupnya. Kemudian tunggu

sampai mendidih. Setelah ramuan mendingin, ramuan siap

digunakan. Oleskan ramuan pada wajah , tunggu beberapa saat,

lalu bersihkan (Dibia dkk., 2012:117).

Dalam contoh paragraf runtutan waktu tersebut, beberapa kata yang dapat dijadikan

penanda atau rambu suatu paragraf dikembangkan dengan pola ini adalah kata-kata seperti mula-

mula, lalu, dan kemudian. Kata-kata lain yang bisa digunakan adalah pertama, kedua,setelah itu,

dan sebagainya.

2.3 Pola Klasifikasi

Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis.

Apalagi dengan cahaya lampu yang memantul dari seluruh penjuru

rumah. Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu memberikan

pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu

taman yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu

hangat dan begitu menakjubkan pemandangan malam hari di tempat

itu (Dibia dkk., 2012:116).

Klasifikasi berarti membagi sesuatu dan mengelompokkan ke dalam kategori-kategori

atau gologan umum(Ahmadi,1990:34). Dalam pengembangan karangan kadang-kadang

diperlukan pengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini bekerja ke

dua arah yang berlawanan, yaitu pertama mempersatukan satuan-satuan ke dalam satu kelompok,

dan kedua, memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain.

Contoh:

Dituntut beberapa kemampuan dalam karang-mengarang atau tulis

menulis, antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan

kemampuan pengembang atau penyajian. Yang termasuk kemampuan

kebahasaan ialah kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosa kata, diksi,

dan kalimat. Sementara itu, yang dimaksud dengan kemampuan

pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan

pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan

dalam urutan yang sistematik (Dibia dkk., 2012:118).

Pada contoh paragraf di atas terlihat bahwa penulis mengklasifikasikan kemampuan yang

diperlukan tersebut dikelompokkan menjadi dua, : yaitu kemampuan yang berhubungan dengan

kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Klasifikasi tersebuat kemudian

diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas dari masing-masing kelompok klasifikasi.

2.4 Pola Susunan Sebab-Akibat

Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat terbentuk sebab-akibat. Dalam hal ini

sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran penjelas. Dapat juga

sebaliknya, akibat sebagai pikiran utama dan untuk memahami akibat ini dikemukakan sejumlah

penyebab sebagai perinciannya.

Contoh :

Jika kita sering berolahraga dengan benar maka tentunya tubuh kita akan

sehat dan bugar. Olahraga dapat memiliki banyak manfaatnya terhadap

kesehatan tubuh. Dengan proposri dan pilihan yang tepat dengan dilakukan

secara teratur, olahraga yang kita lakukan dapat mencegah dan membantu

proses penyembuhan penyakit. Telah banyak riset yang terus mencoba

menemukan manfaat lain dari olahraga. Selain dapat menjaga tubuh dan

mencegah kegemukan, olahraga juga dapat sebagai alternarif untuk proses

penyembuhan seperti halnya obat-obatan karena olah raga memiliki sedikit efek

samping dibandingkan dengan jenis pengobatan lainnya. Sebenarnya yang

membuat olahraga mampu berfungsi sebagai salah satu cara pengobatan yang

efektif yaitu olahraga dapat memperkuat otot dalam tubuh yang bekerja paling

keras, yakni jantung. Olahraga teratur mampu memacu tubuh mencapai detak

jantungoptimal 60 hingga 70 persen dari detak jantung maksimal, sehingga

mampu membuat jantung berdetak secara efisien, memperkuat pembuluh ateri

dan melancarkan sirkulasi darah (Dibia dkk., 2012:119).

2.5 Pola Susunan Perbandingan atau Pertentangan

Pola perbandingan merupakan sebuah pengembangan paragraf yang dilakukan dengan

membandingkan atau mempertentangkan guna memperjelas suatu paparan (Dibia dkk.,

2012:119). Kegiatan membandingkan atau mempertentangkan tersebut berupa penyajian

persamaan dan perbedaan antara dua hal atau lebih. Sesuatu yang dipertentangkan adalah dua hal

(atau lebih) yang memilki tingkat yang sama dan hal yang dibandingkan atau dipertentangkan

tersebut memiliki persamaan dan perbedaan. Pengembangan paragraf dengan pola pertentangan

atau perbandingan biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan,

bertentanga dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.

Contoh :

Walaupun banyak yang merasa bahwa antara teman dan sahabat

merupakan dua hal yang sama untuk merujuk penyebutan seseorang, namun,

ternyata banyak orang yang membedakan penggunaan istilah tersebut. Istilah

teman digunakan untuk menyebutkan orang yang dikenal dan terkadang dia akan

mengisi hari-hari kiat dengan kebersamaan. Teman dapat menjadi panutan yang

baik dan terkadang hal yang buruk pun tanpa kita sadari dapat merasuk ke

dalam diri kita. Berbeda halnya dengan penggunaan istilah teman, istilah

sahabat digunakan untuk merujuk pada orang yang sangat dekat dengan kita

karena sahabat yang baik adalah orang yang ada di saat kita senang dan selalu

ada di saat kita tengah mengalami kesulitan. Sahabat berbeda dengan teman

karena dalam pengertiannya sahabat adalah teman yang sangat dekat, kepada

orang yang kita kenal, kita dapat menyebut mereka teman, akan tetapi tidak dapat

disebut sebagai sahabat (Dibia dkk., 2012:120).

Contoh diatas memperlihatkan bahwa hal yang dibandingan tau di pertentangkan berada

pada tingkat yang sama, yaitu antara penggunaan istilah teman dan sahabat. Pada contoh

tersebut, penulis menunjukan bahwa kedua istilah tersebut memiliki persamaan dan juga

perbedaan. Kedua istilah tersebut sama-sama digunakan untuk merujuk pada orang yang ada di

sekeliling. Namun, kemudian penulis mebandingkan kedua istilah tersebut dengan memberikan

penjelasan-penjelasan.

2.6 Pola Analogi

Dalam pengembangan paragraf analogi, uraian didasarkan pada kesamaan dari dua hal

atau lebih. Dua hal atau lebih dibandingkan secara sistematis untuk menemukan hal-hal yang

sama. Hal yang dibandingkan dapat berasal dari kategori yang sama atau bahkan dalam satu atau

beberapa kelas yang berbeda.

Pengembangan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah

dikenal secara umum dengan sesuatu yang belum dikenal secara umum. Kegunaan

pengembangan ini adalah untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal secara umum.

Contoh :

Filsafat dapat diibaratkan sebagai pasukan mariner yang merebut

pantai untuk mendaratkan pasukan infantri. Pasukan infantri diibaratkan

sebagai ilmu pengetahuan yang di antaranya terdapat ilmu. Filsafatlah yang

memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu, ilmulah

yang ilmulah yang membelah gunung dan merambat hutan, menyempurnakan

kemenangan itu menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan. Filsafat yang

sudah menyerahkan daerah yang sudah dimenangkan itu kepada pengetahuan-

pengetahuan lainya. Setelah penyerahan dilakukan, maka filsafat pun pergi

kembali mejelajah laut lepas berspekulasi dan meneratas (Dibia dkk.,

2012:121).

Dalam contoh tersebut, filsafat diibaratkan sebagai passukan mariner yang merebut

pantai unuk pendaratan pasukan ifantri. Dalam tulisan dijelaskan apa fungsi filsafat. Selaian itu,

diberikan perumpamaan mengenai ilmu pengetahuan yang digambarkan dan diumpamakan

pasukan ifantri. Dengan perumpamaan ini kita dapat melihat kedudukan fungsi filsafat dan ilmu.

2.7 Pola susunan Ibarat

Pola susunan ibarat memiliki keserupaan dengan pola susunan perbandingan atau

pertentangan. Keduanya membandingkan dua perkara atau lebih. Perbedaan terletak pada hal

atau perkara yang dibandingkan. Pada pola perbandingan atau pertentangan yang dibandingkan

adalah dua hal yang serupa untuk melihat persamaan dan perbedaanya, sedangkan pola susunan

ibarat, yang dibandingkan adalah dua hal yang berlainan dan memiliki keserupaan.

Contoh:

Hidup ibaratnya seperti matahari. Terkadang terasa begitu terik dan

terkadang tak menunjukkan sinarnya karena terhalang awan pekat. Hidup pun

demikian, ada bagian di mana hidup penuh senyuman dan kebahagiaan, namun

terkadang begitu suram dan penuh dengan kesedihan layaknya sinar matahari

yang terhalang awan (Dibia dkk., 2012:122).

Contoh di atas memperlihatkan bahwa hidup manusia yang diibaratkan layaknya

matahari. Anatara manusia dan matahari pada prinsipnya merupakan dua hal yang berbeda.

Namun, walaupun merupakan dua hal yang berbeda, kedua hal itu memiliki sejumlah persamaan.

Contoh lain adalah perjalanan karier manusia dapat diibaratkan seperti pertumbuhan pohon

dalam yang diterjang kekuatan angin. Bukankah ada pepatah yang mengatakan bahwa semakin

tinggi pohon makan semakin tinggi anginya. Perjalanan karier seseorang pun demikian, semakin

dia menuju sukses maka akan semakin banyak rintangan dan masalah yang akan dihadapi.

2.8 Pola Definisi Luas

Paragraf seperti ini biasanya menguraikan sebuah gagasan yang abstrak atau istilah yang

menimbulkan kontroversi atau kurang dimengerti sehingga membutuhkan penjelas yng memadai

untuk menggambarkan istilah tersebut.

Contoh:

Apakah VGS card itu? VGA card bagi orang yang telah mengenal komputer pasti

mengetahui komponen yang satu ini. VGA card merupakan bangian komputer yang ad di

dalam CPU yang berperan penting untuk menampilkan proses ke monitor. Tanpa adanya

VGA card maka layar komputer tidak akan dapat menampilkan apa-apa. VGA card

sendiri ada yang merupakan bawaan dari produsen motherboard dan ada juga yang

berupa slot tambahan (Dibia dkk., 2012:123).

Contoh paragraf ersebut memperlihatkan bahwa sebuah istilah, yaitu VGA card yang

kemunginan tidak dimengerti oleh sebagian pembaca. Oleh karena itu, penulis berupaya agar

pembaca memahami istilah tersebut dengan cara menguraikan apa dan bagaimana fungsi VGA

card tersebuat dalam komputer. Penjelasan-penjelasan yang dituangkan dalam kalimat penjelas

tersebut diharapkan dapat mengkonkretkan istilah VGA card yang abstrak di pikiran

pembacanya.

2.9 Pola Contoh atau Ilustrasi

Sebuah gagasan bisa menjadi jelas jika diperkuat dengan beberapa contoh atau ilustrasi.

Gagasan yang terlalu umum sifatnya sulit dipahami. Agar pembaca menjadi jelas diperlukan

ilustrasi-ilustrasi konkret. Ilustrasi konkret inilah yang nantinya dikembangkan menjadi contoh-

contoh.

Contoh :

Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami imbas krisis ekonomi

adalah sektor-sektor di bidang pertanian. Misalnya, perikanan masih meningkat cukup

mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula perkebunan, yangmeningkat 6,64 persen.

Walaupun terkena kebakaran sepanjang tahun, sector kehutanan masih tumbuh 2,95

persen. Secara umum, konstribusi dari sektor-sektor pertanian terhadap produk domestik

broto (PDB) meningkat 18,07 persen menjadi 18,04 persen. Padahal selama 30 tahun

terakhir, pangsa sector pertanian merosot dari tahun ke tahun (Dibia dkk., 2012:123-

124).

Contoh diatas memperlihatkan bahwa untuk menunjukan bahwa sector pertanian tidak

terkena imbas krisis ekonomi, maka diperlukan ilustrasi-ilustrasi real yang mendukungnya.

Seperti dengan pemberian ilustrasi pertumbuhan ekonomi pada bidang perikanan dan kehutanan.

2.10 Pola Klimaks dan Antiklimaks

Pembuatan paragraf dengan pola klimaks dilakukan dengan menampilkan gagasan utama

dari persoalan yang paling rendah kedudukannya lalu perlahan-lahan ke gagasan yang lebih

tinggi dan paling tinggi kedudukannya. Sementara itu, pengembangan antiklimaks merupakan

kebalikan dari klimaks, yaitu dengan memulai dari suatu gagasan tema yang dianggap paling

tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang lebih

rendah hingga yang paling rendah.

Contoh:

Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman sejalan dengan

kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap sedang jaya-

jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Modelnya kira-kira seperti

mesin giling yang digerakkan oleh mesin uap. Pada waktu tank sedang menjadi pusat

perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. “Keturunan” traktor

model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang dipakai

roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Caterpillar. Di samping

Caterpillar, ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat

pertaniannya. Jepang tidak mau kalah saing dalam bidang ini. Produksi Jepang yang

khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami

perubahan dari model-model sebelumnya (Dibia dkk., 2012:124-125).

Gagasan utama paragraf di atas adalah bentuk traktor mengalami perubahan dari zaman

ke zaman yang terdapat pada kalimat topic di awal paragraf. Gagasan utama tersebut kemudian

diperinci dalam empat gagasan bawahan, yaitu traktor dijalankan dengan mesin uap, traktor yang

dijalankan dengan roda rantai, trator buatan ford, dan traktor buatan Jepang. Contoh di atas

adalah pengembangan paragraf klimaks, untuk membuat pola pengembangan antiklimaks,

paragraf tersebut dapat diubah dengan cara menempatkan perkembangan bentuk traktor dari

perkembangan trakhir sampai pada pengembangan tarktor di masa awal kemunculannya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan

pikiran atau topik dan berada di bawah tataran wacana. Paragraf memiliki potensi terdiri atas

beberapa kalimat. Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami pengembangan.

Setiap paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide. Dengan demikian, setiap

paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau kalimat utama dan kalimat-kalimat

penjelas.

Pengembangan paragraf adalah perincian dan pengurutan pikiran yang terpadu yang

diwujudkan melalui penataan kalimat-kalimat. Penggunaan kali topik yang tepat akan

memudahkan pembaca membuat ringkasan dari sebuah karya tulis. Kalimat-kalimat penunjang

akan mengembangkan gagasan yang terdapat dalam kalimat topik. Dalam ringkasan kalimat-

kalimat penunjang ini dapat diabaikan. Oleh karena itu, ada tiga persoalan yang tercangkup di

dalamnya, yaitu :

1. Kemampuan menentukan dan meletakkan kalimat topik secara tepat,

2. Kemampuan merinci secara maksimal gagasan utama paragraf ke dalam gagasan

bawahan,

3. Kemampuan mengurutkan gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.

Selain itu, pada paragraf terdapat jenis-jenis pola pengembangan paragraf seperti:

1) Pola runtutan ruang dan waktu,

2) Pola klasifikasi,

3) Pola susunan sebab akibat,

4) Pola susunan perbandingan atau pertentangan,

5) Pola analogi,

6) Pola susunan ibarat,

7) Pola definisi luas,

8) Pola contoh atau ilustrasi,

9) Pola klimaks dan antiklimaks,

3.2 Saran

Membuat sebuah paragraf tidak semudah yang kita bayangkan selama ini. Sehingga

latihan yang intensif akan lebih membantu dalam pembuatan sebuah paragraf yang memenuhi

persyaratan.

Daftar Pustaka

Dibia, I Ketut. & Dewantara, I Putu Mas. 2012. Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah.

Singaraja: UPT MPK UNDIKSHA.

Anonim. 2013. ”Jenis Paragraf”. Dalam http://guruberbagirasa.blogspot.com/2013/07/jenis-

paragraf-berdasarkan-pola.html. Diunduh 22 Maret 2014.

Anonim. 2013. “Paragraf Berdasar Pola Pengembangan”. Dalam https://sites.google.com/site

/alarm313/subject/bahasa-indonesia/kelas-x/material-summary/paragraf-berdasar-pola-

pengembangan.html. Diunduh 22 Maret 2014.

Griyawardani. 2012. “Pola Pengembagan Paragraf”.

http://griyawardani.wordpress.com/2012/02/25/pola-pengembangan-paragraf.html.

Dalam Diunduh 22 Maret 2014.

Harjono, Nyoto. 2011. “Analisis Kesalahan-Kesalahan Dalam Menulis Paragraf”. Program Studi

PGSD s1 FIKP. Universitas Kriten Satya Wacana.