47
1. jelaskan mengenai kebutuhan cairan dan elektrolit pada anak dan dewasa ! Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu cairan intraseluler(CIS) dan cairan ekstraseluler (CES). Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial, dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna. Perbandingan CIS dengan CES: Dewasa = 2:1; Anak-Anak = 3:2; Bayi = 1:1.

Basic sciene bedah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Koas bedah KojaTugas

Citation preview

Page 1: Basic sciene bedah

1. jelaskan mengenai kebutuhan cairan dan elektrolit pada anak dan dewasa !

Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian dari

fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan

berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu

(zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik

yang disebut ion jika berada dalam larutan. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya

distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.

Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu cairan intraseluler(CIS) dan cairan

ekstraseluler (CES). Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh,

sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga

kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial, dan cairan transeluler. Cairan

intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan

yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan

serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

Perbandingan CIS dengan CES: Dewasa = 2:1; Anak-Anak = 3:2; Bayi = 1:1.

Pada tubuh terdapat hampir 90% dari total berat badan adalah cairan. Persentasi cairan tubuh

manusia berbeda sesuai dengan usia. Persentasi cairan tubuh pada bayi sekitar 75%, anak

70%, pria dewasa 57%, wanita dewasa 55% dan dewasa tua 45% dari berat tubuh total.

Persentasi yang bervariasi tersebut dipengaruhi oleh lemak dalam tubuh dan jenis kelamin.

Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paru-paru

dan gastrointestinal.

1.      Ginjal

Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam pengaturan kebutuhan cairan

dan elektrolit.

2.      Kulit

Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan

panas.

3.      Paru-paru

Organ paru-paru berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan insensible water loss

± 400ml/hari.

Page 2: Basic sciene bedah

4.      Gastrointestinal

Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernan yang berperan dalam mengeluarkan cairan

melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam keadaan normal, cairan yang hilang

dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/hari.

Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui mekanisme rasa haus yang

dikontrol oleh system endokrin (hormonal), yakni anti diuretic hormone (ADH), sistem

aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid.

Distribusi Cairan Tubuh

Air merupakan komponen terbesar dari tubuh, sekitar 45- 75% total berat badan, ⅔ nya

merupakan cairan intrasel dan sisanya ekstrasel dengan ¼ nya tardapat pada intravaskuler dan ¾

sisanya merupakan intertisial. Lemak tubuh bebas air, sehingga yang kurus memiliki jumlah air

lebih banyak dibanding yang gemuk.

Distribusi cairan tubuh adalah relatif tergantung pada ukuran tubuh itu sendiri. 

·    dewasa 60%

·    anak-anak 60 – 77%

·    infant 77%

·    embrio 97%

·    manula 40 – 50 %

pada manula, prosentase total cairan tubuh berkurang dikarenakan sudah mengalami kehilangan

jaringan tubuh.

·    intracellular volume = total body water – extracellular volume

·    interstitial fluid volume = extracellular fluid volume – plasma volume

·    total bloods volume = plasma volume / (1 - hematocrite)

Proporsi cairan dan elektrolit tubuh 

BBL : 80 % bb

Anak : 70 % bb

Dewasa : 60 % bb

Usila : 40 –45 % bb 

Regulasi Cairan Tubuh

Tubuh memiliki mekanisme pengaturan untuk mempertahankan komposisi cairan agar dalam

Page 3: Basic sciene bedah

kondisi yang setimbang atau tetap. Banyak organ yang terlibat dalam proses mekanisme ini.

Normal kebutuhan cairan adalah 35 cc/KgBB/hr. Namun bila dirata-ratakan, kebutuhan intake

(masukan) air pada orang dewasa adalah dari ingesti liquid 1500 cc, daro makanan 700 cc, air

dari oksidasi 200 cc sehingga totalnya 2400 cc/hari. Sedangkan untuk pengaturan keseimbangan

cairan tubuh terdapat mekanisme pembuangan cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ.

Organ tersebut adalah melalui kulit 300-400 cc berupa keringat dan penguapan namun

tergantung pada aktivitas dan suhu. Dari paru-paru300-400 cc berupa uap air dari ekspirasi. Dari

GIT sekitar 200 cc/ hari dan akan meningkat pada kasus diare. Pengeluaran air yang terbanyak

terjadi di ginjal, sekitar 1200-1500 cc/hr. Ketika defisit volume cairan ekstraseluler, maka akan

terjadi beberapa mekanisme

·    diproduksi ADH (anti diuretic hormone) yang berfungsi untuk mereabsorpsi air

·    aldosteron diproduksi oleh corteks adrenal, berfungsi untuk mereabsorpsi Na yang . berefek

pada peningkatan air di ekstraseluler

·    renin yang dilepaskan sel jukstaglomerural ginjal, berfungsi untuk vasokontriksi . . dan

sekresi aldosteron

 Jenis Cairan

1.      Cairan zat gizi (nutrien)

Pasien yang istirahat di tempat tidur memerlukan kalori 450 kalori setiap hari. Cairan nutrien

dapat diberikan melalui intravena dalam bentuk karbohidrat, Nitrogen dan vitamin untuk

metabolisme. Kalori yang terdapat dalam cairan nutrien dapat berkisar antara 200-1500 kalori

perliter.

Cairan nutrien terdiri atas :

      Karbohidrat dan air

      Asam amino

      Lemak

Tabel 1. Kebutuhan Nutrien Air pada Anak

UMUR BB

( Kg )

AIR TOTAL 24 Jam( ml

)

NUTRIEN 24

Jam( ml )

1 Tahun 9,5 1350 – 1500 120 – 135

2  Tahun 11,8 1600 – 1800 115 – 125

Page 4: Basic sciene bedah

4  Tahun 16,2 1800 – 2000 100 – 110

6   Tahun 20,0 2000 – 2500 90 – 100

10  Tahun 28,7 2200 – 2700 70 – 85

14  Tahun 45,0 2200 – 2700 50 – 60

2.       Blood volume expanders

Blood volume expanders merupakan jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume darah

sesudah kehilangan darah atau plasma.

Rumus Berat Cairan Pada Anak

Tabel 2.Kebutuhan air pada anak:

BERAT BADAN KEBUTUHAN AIR/ HARI

1- 10 KG 100 ML/ KG BB

11- 20 KG 1000 ML + 50 ML / KG DIATAS BB 10 KG

>  20 KG 1500 ML + 20 ML / KG DIATAS BB 20 KG

Kebutuhan cairan pada tubuh data dihitung sebagai berikut:

·         Pada anak < 10 Kg , maka 10 Kg dihitung 100 ml/ BB. Missal BB 8 kg maka kebutuhan

cairan adalah 8 x 100 = 800 ml/hari. 

·         Pada anak dengan BB 10 – 20 Kg, maka 1000 ml pada 10 kg pertama dan ditambah 50 ml per

Kg penambahan berat badannya. Missal BB = 15 kg, maka 1000 ml ditambah 5 x 50 ml maka

menjadi 1250 ml/ hari kebutuhan cairannya

·         Pada seorang dengan berat badan > 20 Kg maka rumusnya adalah 1500 ml pada 20 kg

pertama dan ditambah 20 ml/Kg sisanya, misal seseorang dengan BB 40 Kg, maka 20 kg

pertama adalah 1500 ml, sedangkan 20 kg sisanya x 20 ml = 400 ml sehingga kebutuhan cairan

seseorang dengan berat 40 kg adalah 1500 + 400 ml = 1900 ml/hari

2. jelaskan tentang perdarahan dan penanganan berdasarkan ATLS!

Page 5: Basic sciene bedah

ATLS (advanced Trauma Life Support)

—  Initial assessment (penilaian awal)

1. Persiapan ( Preparation)

2. Triase

3. Primary Survey (ABCDE)

4. Resusitasi

5. Tambahan terhadap Primary Survey dan resusitasi

6. Pertimbangan kemungkinan rujukan

7. Secondary Survey,(pemeriksaan head to toe dan anamnesis)

8. Tambahan terhadap Primary Survey

9. Pemantauan dan re-evaluasi berkesinambungan post resusitasi

10. Penanganan definitif (definitif Care)

—  1.Persiapan (preparation)

A.Fase Pra-Rumah Sakit

    koordinasi yang baik antara dokter di RS  

    dengan petugas di lapangan

B.Fase Rumah Sakit

    Perencanaan sebelum pasien tiba di RS

    Persiapkan perlengkapan  

    laringoskop,endotracheal tube,cairan  

    kristaloid,APD (cap,gown,gloves,mask,shoe

    cover,google)

—  2.TRIASE

Pemilahan pasien berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber daya yg tersedia

A. Multiple Casualties                                                                                                                                                                

Musibah masal dengan jumlah pasien dan beratnya cedera tidak melampaui kemempuan RS.

      B. Mass Casualties

Musibah masal dengan jumlah pasien dan beratnya luka melampaui kemampuan RS.

—  3.Primary Survey (ABCDE)

A. Airway Dengan Kontrol Servical (Cervical Spine Control)

Page 6: Basic sciene bedah

—   Menilai kelancaran jalan nafas,meliputi pemeriksaan adanya obstruksi benda asing,fraktur

tulang wajah,fraktur maksila,mandibula,fraktur laring atau trakea.

—  GCS sama atau kurang dari 8 biasanya memerlukan pemasangan airway definitif

—  Kecurigaan fraktur servical,harus dipakai alat imobilisasi (collar neck)

—  B.Breathing dan Ventilasi

—  Airway yg baik tidak menjamin ventilasi yg baik. Ventilasi yg baik meliputi fungsi yg baik dari

paru,dinding dada dan diafragma.

—  Perlukaan yg mengakibatkan gangguan ventilasi yg berat adalah tension pneumo-thorax,flail

chest dgn kontusio paru dan open pneumothorax.

—  C. Circulation dengan kontrol perdarahan

1. Volume darah dan Cardiac Output

      ada 3 penemuan klinis yg dlm hitungan detik dapat memberikan informasi mengenai keadaan

hemodinamik,yaitu :

       a.tingkat kesadaran

       b.warna kulit

       c.nadi

2. Perdarahan

Pendarahan eksternal harus dikenali dan dikelola pada primary survey

—  D.Disability (Neurologic Evalution)

—   Penilaian Tingkat kesadaran,ukuran dan reaksi pupil,tanda-tanda lateralisasi dan tingkat level

cedera spinal.

—  Penilaian GCS

—  E.Exposure/Kontrol Lingkungan (Environment control)

—  Pasien harus dibuka keseluruhan pakaiannya untuk memeriksa dan evaluasi pasien.

—  Kemudian di selimuti agar tidak hipotermia

—  Diberikan cairan kristaloid intra-vena yg sudah di hangatkan

—  4.Resusitasi

A. Airway

—   Airway harus dijaga dengan baik,jaw thrust atau chin lift dapat dipakai.

—  Bila perlu airway definitif

B. Breathing/Ventilasi/Oksigenasi

Page 7: Basic sciene bedah

—  Pemberian oksigen bila tanpa intubasi sebaiknya oksigen diberikan dengan face-mask

C. Circulation (Dengan kontrol perdarahan)

—  Kontrol perdarahan dgn perbaikan volume intravaskular

—  2 IV Line,kateter IV yg dipakai harus berukuran besar

—  Cairan yg digunakan cairan yg sudah dihangatkan untuk mencegah hipotermia

     

—  chin lift & head tilt,jaw thrust

—  5.Tambahan Pada Primary Survey Dan Resusitasi

—  Tambahan pada Primary Survey meliputi 

    - Monitoring EKG

    - Kateter Urin dan Lambung

    -  Monitoring lain seperti laju

       pernafasan,Nadi,,suhu,keluaran  

       urin,Analisa  Gas Darah

    - Pulseoxymetri

    - Tekanan Darah

    - Pemeriksaan X-Ray ( chest,pelvis,C-spine),FAST.

—  6.Pertimbangkan Rujukan Pasien

—  Setelah Primary Survey dan resusitasi,dokter sudah mempunyai cukup informasi untuk

mempertimbangkan rujukan,pada saat keputusan diambil untuk merujuk,perlu komunikasi antara

petugas pengirim dan petugas penerima rujukan.

—  7.Secondary Survey

Secondary Survey dilakukan setelah Primary survey selesai,resusitasi dilakukan dan ABC-nya

dipastikan membaik

Head to toe examination,termasuk reevaluasi pemeriksaan tanda vital.

Pemeriksaan neurologi lengkap,termasuk mencatat skor GCS bila blm dilakukan pada survey

primer

—  Anamnesis

Riwayat AMPLE

    A  : Alergi

  M : Medikasi (obat yg diminum saat ini)

Page 8: Basic sciene bedah

    P  : Past illness (penyakit penyerta)/pregnancy

    L  : Last Meal

    E  : Event/environment (lingkungan)

—  Mekanisme Perlukaan sangat menentukan keadaan pasien.

Trauma Tumpul ( Blunt trauma )

Trauma Tajam (Penetrating trauma )

Cedera  karena suhu panas/dingin

Bahan berbahaya (Hazardous environment)

Pemeriksaan Fisik

—  Pemeriksaan Fisik Pada Secondary Survey dilakukan berurutan mulai dari :

    - kepala

    - maksilo-fasial

    - Vertebra servikal dan leher

   - Thorax

    - Abdomen

   - Perineum/rektum/vagina

    - Musculo-skeletal

    - Neurologis

—  8.Tambahan Pada Secondary Survey

Pemeriksaan Diagnostik yg lebih spesifik seperti foto tambahan dari tulang belakang serta

ekstremitas,CT Scan kepala,dada,abdomen dan spine,urografi dan angiografi, USG

transesofageal,bronkhoskopi,esofagoscopi dan prosedur diagnostik lain.

—  9.Re-Evaluasi

Monitoring tanda vital dan produksi urin, dewasa 0,5 cc/kgbb/jam,anak 1 cc/kgbb/jam

Penanganan rasa nyeri diberikan secara intra-vena

—  10.Terapi Definitif

3. sebutkan definisi syok dan klasfikasinya !

Page 9: Basic sciene bedah

Shock dapat didefinisikan sebagai sindrom akibat menurunya perfusi jaringan yang diikuti

dengan hipoksia dan disfungsi dari organ vital. Shock menyebabkan terjadinya kekurangan

oksigen untuk pembakaran aerob dan berkumpulnya berbagai metabolik dari jaringan. Akibatnya

terjaid kegagalan produksi energi, perubahan metabolisme sel, asidosis dan kerusakan sel serta

hilangnya integritas dari sel jaringan an disfungsi dari oran yang menyebabkan kematian.

Klasifikasi shock :

Syok Hipovolemik

Syok hipovolemik disebabkan oleh menurunnya volume darah di sirkulasi diikuti dengan

menurunnya Cardiac Output (Curah Jantung). Beberapa contoh penyebab dari syok

hopovolemik, seperti pendarahan baik eksternal maupun internal, luka bakar, diare, muntah,

luka bakar, dll

Syok Kardiogenik

Syok kardiogenik digolongkan menjadi intrakardia atau ekstrakardia berdasarkan penyeba/kausa

berasal, apakah dari dalam jantung atau luar jantung. Syok kardiogenik intrakardiak disebabkan

karena kematian otot jantung (myocardiac infarct) atau pun terdapat sumbatan didalam jantung

yang membuat curah jantung menjadi menurun. Beberapa contoh penyebab syok kardiogenik

diantaranya, aritmia, AMI (Acute Myocard Infarct), VSD (Ventricular Septal Defect), Valvular

lesion, CHF(Chronic Heart Disease) yang berat, Hypertrophic Cardiomyopathy. Syok

kardiogenik ini terjadi ketika ventrikel gagal manejadi pompa disertai dengan menurunnya

tekanan darah sistolik < 90mmHg minimal dalam waktu 30 menit, dan terjadi peningkatan

tekanan kapiler pulmo yang disebabkan oleh kongesti paru, atau edema pulmo.

Syok kardiogenik ekstrakardiak disebabkan oleh adanya obstruksi pada aliran sirkuit

kardiovaskular dengan karakteristik terdapat gangguan pada pengisian diastolik ataupun adanya

afterload yang berlebihan. Penyebab dari syok kardiogenik ini diantaranya, Pulmonary

embolism, Cardiac temponade, Tension Penumothorax, dll

Page 10: Basic sciene bedah

Syok Anafilaktik

Syok anafilaktik ini terjadi akibat reaksi alergi yang dimediasi oleh IgE pada sel mast dan basofil

yang diakibatkan oleh antigen tertentu yang menyebabkan terjadinya pelepasan mediator -

mediator sepagai respon imun. Hal ini mengakibatkan terjadinya vasodilatasi perifer, konstriksi

bronkhus, ataupun dilatasi pembuluh darah lokal. Mediator yang terlepas terdiri dari primer dan

sekunder. mediator primer meliputi histamin, serotonin, Eosinofil chemotactic factor dan enzim

proteoitik. Sedangkan mediator sekunder meliputi PAD, bradikinin, prostagandin, dan

leukotriene.

Beberapa penyebab syok anafilaktik diantaranya, insect venom, antibiotik (beta lactams,

vancomycin, sulfonamide), heterologues serum (anti toxin, anti sera), latex, vaksin yang berbasis

telur, tranfusi darah, immunogobulin.

Syok Septik

Terjadinya syok septik diawali dengan adanya infeksi pada darah yang menyebar ke seluruh

tubuh. Penyebab yang sering meliputi peritonitis, pyelonefritis. Dengan adanya infeksi tersebut

tubuh melakukan respon dengan terlepasnya mediator inflamasi seperti il-1, TNF, PGE2, NO,

dan leukotriene yang menyebabkan berbagai kejadian berikut :

1. relaksasi vaskular

2. meningkatnya permeabilitas endotel (sehingga menyebabkan defisit volume intravaskular)

3. Menurunya kontraktilitas jantung

Karakteristik tanda dan gejala dari syok septik adalah demam tinggi, vasodilatasi,

meningkatanya / Cardiac Output tetap normal akibat vasodilatasi dan laju metabolime yang

meningkat, serta adanya DIC yang menyebabkan pendarahan terutama di saluran cerna.

Syok Neurogenik

Syok neuro genik disebabkan oleh cideranya medula spinalis terutama pada segment

thoracolumbal, sehingga menebabkan hilangnya tonus simpatis. Hal ini menyebabkan

Page 11: Basic sciene bedah

hilangnya tonus vasomotor, bradikardi, hipotensi. Biasanya pasien tampak sadar namun

hangat dan kering akibat hipotensi.

4. Jelaskan mengenai keseimbangan asam dan basa!

Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen dalam tubuh. Kadar

normal ion hidrogen (H) arteri adalah: 4x10-8 atau pH = 7,4 (7,35 – 7,45)

- Asidosis = asidemia → kadar pH darah <7,35 Alkalemia = alkalosis → kadar pH darah

>7,45

- Kadar pH darah <6,8 atau >7,8 tidak dapat diatasi oleh tubuh

Pertahanan pH darah normal tercapai melalui kerja gabungan dari buffer darah, paru dan ginjal.

Persamaan Handerson yang dipakai dalam keseimbangan asam dan basa

Hasselbach:

                           20 [HCO3-]

pH = 6,1 + log ---------------------

                           1PaCO2

Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:

a. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia. 

Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang dibuang, yang

biasanya berlangsung selama beberapa hari.

b. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap

perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga ph bekerja

secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan.

Penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah bikarbonat.

Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan

dengan karbondioksida (suatu komponen asam).

Page 12: Basic sciene bedah

Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih

banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida.

Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih

banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.

c. Pembuangan karbondioksida

Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus

menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida ke paru-paru dan di

paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan).

pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan

mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan meningkat, kadar

karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun,

kadar karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi lebih asam.

Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan dan paru-

paru mampu mengatur pH darah menit demi menit.

[HCO3-] → faktor metabolik, dikendalikan ginjal

PaCO2 → faktor respiratorik, dikendalikan paru

pH 6,1 → efek buffer dari asam karbonat-bikarbonat

Selama perbandingan [HCO3-] : PaCO2 = 20 : 1 → pH darah selalu = 6,1 + 1,3 = 7,4

Gangguan Asam Basa darah

Asidosis metabolik [HCO3-] ↓ dikompensasi dengan PaCO2 ↓

Alkalosis metabolik [HCO3-] ↑ dikompensasi dengan PaCO2↑

Asidosis respiratorik PaCO2↑ dikompensasi dengan [HCO3-] ↑

Alkalosis respiratorik PaCO2↓ dikompensasi dengan [HCO3-] ↓

Page 13: Basic sciene bedah

5.jelaskan tentang minor set!

Instrumen dasar bedah minor terbagi atas empat berdasarkan fungsi, yakni instrumen dengan

fungsi memotong (pisau scalpel + pegangan dan beragam jenis gunting), instrumen dengan

fungsi menggenggam (pinset anatomi, pinset cirrhurgis dan klem jaringan), instrumen dengan

fungsi menghentikan perdarahan (klem arteri lurus dan klem mosquito), serta instrumen dengan

fungsi menjahit (needle holder,benang bedah, dan needle).

1.    Pisau Scalpel + PeganganScalpel merupakan mata pisau kecil yang digunakan bersama pegangannya. Alat ini

bermanfaat dalam menginsisi kulit dan memotong jaringan secara tajam. Selain itu, alat ini juga

berguna untuk mengangkat jaringan/benda asing dari bagian dalam kulit. Setiap pisau scalpel

memiliki dua ujung yang berbeda, yang satu berujung tajam sebagai bagian pemotong dan yang

lainnya berujung tumpul berlubang sebagai tempat menempelnya pegangan scalpel. Cara

pemasangannya: pegang area tumpul pisau dengan needle-holder dan hubungkan lubang pada

area tersebut pada lidah pegangan sampai terkunci (terdengar bunyi). Cara pelepasan: pegang

ujung pisau dengan needle-holder dan lepaskan dari lidah pegangan, kemudian buang di tempat

sampah. Pegangan scalpel yang sering digunakan adalah yang berukuran 3 yang dapat digunakan

bersama pisau scalpel dalam ukuran beragam. Sedangkan pisau scalpel yang sering digunakan

adalah yang berukuran no.15. Ukuran no.11 digunakan untuk insisi abses dan hematoma

perianal. Pegangan scalpel digunakan seperti pulpen dengan kontrol maksimal pada waktu

pemotongan dilakukan. Dalam praktek keseharian, pegangan scalpel biasanya diabaikan

sehingga hanya memakai pisau scalpel. Hal ini bisa diterima dengan pertimbangan pisaunya

masih dalam keadaan steril (paket baru) dan harus digunakan dengan pengontrolan yang baik

agar tidak menimbulkan kerusakan jaringan sewaktu memotong.

Gunting

Pada dasarnya gunting mengkombinasikan antara aksi mengiris dan mencukur. Mencukur

membutuhkan aksi tekanan halus yang saling bertentangan antara ibu jari dan anak jari lainnya.

Gerakan mencukur ini biasanya dilakukan oleh tangan dominan yang bersifat tidak disadari dan

berdasarkan insting. Sebaiknya gunakan ibu jari dan jari manis pada kedua lubang gunting. Hal

ini akan menyebabkan jari telunjuk menyokong instrumen pada waktu memotong sehingga kita

dapat memotong dengan tepat. Selain itu, penggunaan ibu jari dan jari telunjuk pada lubang

Page 14: Basic sciene bedah

gunting biasanya pengontrolannya berkurang. Jenis-jenis gunting berdasarkan objek kerjanya,

yakni gunting jaringan (bedah), gunting benang, gunting perban dan gunting iris.

a.       Gunting Jaringan (bedah)

Gunting jaringan (bedah) terdiri atas dua bentuk. Pertama, berbentuk ujung tumpul dan

berbentuk ujung bengkok. Gunting dengan ujung tumpul digunakan untuk membentuk bidang

jaringan atau jaringan yang lembut, yang juga dapat dipotong secara tajam. Gunting dengan

ujung bengkok dibuat oleh ahli pada logam datar dengan cermat. Pemotongan dengan gunting ini

dilakukan pada kasus lipoma atau kista. Biasanya dilakukan dengan cara mengusuri garis batas

lesi dengan gunting. Harus dipastikan kalau pemotongan dilakukan jangan melewati batas lesi

karena dapat menyebabkan kerusakan.

b.      Gunting Benang (dressing scissors)

Gunting benang didesain untuk menggunting benang. Gunting ini berbentuk lurus dan

berujung tajam. Gunakan hanya untuk menggunting benang, tidak untuk jaringan. Gunting ini

juga digunakan saat mengangkat benang pada luka yang sudah kering dengan tehnik selipan dan

sebaiknya pemotongan benang menggunakan bagian ujung gunting. Hati-hati dalam pemotongan

jahitan. Jika ujung gunting menonjol keluar jahitan, terdapat resiko memotong struktur lainnya.

c.       Gunting Perban

Gunting perban merupakan gunting berujung sudut dengan ujung yang tumpul. Gunting ini

memiliki kepala kecil pada ujungnya yang bermanfaat untuk memudahkan dalam memotong

perban. Jenis gunting ini terdiri atas knowles dan lister. Bagian dasar gunting ini lebih panjang

dan digunakan sangat mudah dalam pemotongan perban. Ujung tumpulnya didesain untuk

mencegah kecelakaan saat remove perban dilakukan. Selain untuk membentuk dan memotong

perban sesaat sebelum menutup luka, gunting ini juga aman digunakan untuk memotong perban

saat perban telah ditempatkan di atas luka. (wikipedia)

d.      Gunting Iris

Gunting iris merupakan gunting dengan ujung yang tajam dan berukuran kecil sekitar 3-4

inchi. Biasanya digunakan dalam pembedahan ophtalmicus khususnya iris. Dalam bedah minor,

gunting iris digunakan untuk memotong benang oleh karena ujungnya yang cukup kecil untuk

menyelip saat remove benang dilakukan. (dictionary online) 

Page 15: Basic sciene bedah

 

3.    Pinset Anatomi

Pinset Anatomi memiliki ujung tumpul halus. Secara umum, pinset digunakan oleh ibu jari

dan dua atau tiga anak jari lainnya dalam satu tangan. Tekanan pegas muncul saat jari-jari

tersebut saling menekan ke arah yang berlawanan dan menghasilkan kemampuan menggenggam.

Alat ini dapat menggenggam objek atau jaringan kecil dengan cepat dan mudah, serta

memindahkan dan mengeluarkan jaringan dengan tekanan yang beragam. Pinset Anatomi ini

juga digunakan saat jahitan dilakukan, berupa eksplorasi jaringan dan membentuk pola jahitan

tanpa melibatkan jari. (wikipedia)

 

4.    Pinset Chirurgis

Pinset Chirurgis biasanya memiliki susunan gigi 1x2 (dua gigi pada satu bidang). Pinset

bergigi ini digunakan pada jaringan; harus dengan perhitungan tepat, oleh karena dapat merusak

jaringan jika dibandingkan dengan pinset anatomi (dapat digunakan dengan genggaman halus).

Alat ini memiliki fungsi yang sama dengan pinset anatomi yakni untuk membentuk pola jahitan,

meremove jahitan, dan fungsi-fungsi lainnya.(wikipedia)

 

5.    Klem Jaringan

Klem jaringan berbentuk seperti penjepit dengan dua pegas yang saling berhubungan pada

ujung kakinya. Ukuran dan bentuk alat ini bervariasi, ada yang panjang dan adapula yang pendek

serta ada yang bergigi dan ada yang tidak. Alat ini bermanfaat untuk memegang jaringan dengan

tepat. Biasanya dipegang oleh tangan dominan, sedangkan tangan yang lain melakukan

pemotongan, atau menjahit. Cara pemegangannya: klem dipegang dalam keadaan relaks seperti

memegang pulpen dengan posisi di tengah tangan. Banyak orang yang memegang klem ini

dengan salah, yang memaksa lengan dalam posisi pronasi penuh dan menyebabkan tangan

menjadi tegang. Dalam penggunaannya, hati-hati merusak jaringan. Pegang klem selembut

mungkin, usahakan genggam jaringan sedalam batas yang seharusnya. Klem jaringan bergigi

memiliki gigi kecil pada ujungnya yang digunakan untuk memegang jaringan dengan kuat dan

dengan pengontrolan yang akurat. Hati-hati, kekikukan pada saat menggunakan alat ini dapat

merusak jaringan. Kemudian, klem tidak bergigi juga memiliki resiko merusak jaringan jika

Page 16: Basic sciene bedah

jepitan dibiarkan terlalu lama, karena klem ini memiliki tekanan yang kuat dalam menggenggam

jaringan. 

6.    Klem Arteri

Pada prinsipnya, klem arteri bermanfaat untuk menghentikan perdarahan pembuluh darah

kecil dan menggenggam jaringan lainnya dengan tepat tanpa menimbulkan kerusakan yang tidak

dibutuhkan. Secara umum, klem arteri dan needle-holder memiliki bentuk yang sama.

Perbedaannya pada struktur jepitan (gambar 2), dimana klem arteri, struktur jepitannya berupa

galur paralel pada permukaannya dan ukuran panjang pola jepitannya sampai handle agak lebih

panjang dibanding needle-holder. Alat ini juga tersedia dalam dua bentuk yakni bentuk lurus dan

bengkok (mosquito). Namun, bentuk bengkok (mosquito) lebih cocok digunakan pada bedah

minor.

Cara penggunaan: klem arteri memiliki ratchet pada handlenya. Ratchet inilah yang

menyebabkan posisi klem arteri dalam keadaan terututup (terkunci). Ratchet umumnya memiliki

tiga derajat, dimana pada saat penutupan jangan langsung menggunakan derajat akhir karena

akan mengikat secara otomatis dan sulit untuk dilepaskan. Pelepasan klem dilakukan dengan

cara pertama harus ditekan ke dalam handlenya, kemudian dipisahkan handlenya sambil

membuka keduanya. Sebaiknya gunakan ibu jari dan jari manis karena hal ini akan menyebabkan

jari telunjuk mendukung instrumen bekerja sehingga dapat memposisikan jepitan dengan tepat.

Jepitan klem arteri berbentuk halus dengan galur lintang paralel yang membentuk chanel

lingkaran saat instrumen ditutup. Jepitan ini berukuran relatif panjang terhadap handled yang

memungkinkan genggaman jaringan lebih halus tanpa pengrusakan. Jepitan dengan ujung

bengkok (mosquito) berfungsi untuk membantu pengikatan pembuluh darah. Jangan

menggunakan klem ini untuk menjahit, oleh karena struktur jepitannya tidak mendukung dalam

memegang needle.

7.    Needle Holder

Needle holder bermanfaat untuk memegang needle saat insersi jahitan dilakukan. Secara

keseluruhan antara needle holder dan klem arteri berbentuk sama. Handled dan ujung jepitannya

bisa berbentuk lurus ataupun bengkok. Namun, yang paling penting adalah perbedaan pada

struktur jepitannya (gambar 2). Struktur jepitan needle holder berbentuk criss-cross di

permukaannya dan memiliki ukuran handled yang lebih panjang dari jepitannya, untuk tahanan

Page 17: Basic sciene bedah

yang kuat dalam menggenggam needle. Oleh karena itu, jangan menggenggam jaringan dengan

needle holder karena akan menyebabkan kerusakan jaringan secara serius.

Cara penggunaan: cara menutup dan melepas sama dengan metode ratchet yang telah

dipaparkan pada penggunaan klem arteri di atas. Needle digenggam pada jarak 2/3 dari ujung

berlubang needle, dan berada pada ujung jepitan needle-holder. Hal ini akan memudahkan

tusukan jaringan pada saat jahitan dilakukan. Selain itu, pemegangan needle pada area dekat

dengan engsel needle holder akan menyebabkan needle menekuk. Kemudian, belokkan needle

sedikit ke arah depan pada jepitan instrumen karena akan disesuaikan dengan arah alami tangan

ketika insersi dilakukan dan tangan akan terasa lebih nyaman. Kegagalan dalam membelokkan

needle ini juga akan menyebabkan needle menekuk.

Tehnik menjahit: jaga jari manis dan ibu jari menetap pada lubang handle saat menjahit

dilakukan yang membatasi pergerakan tangan dan lengan. Pegang needle holder dengan telapak

tangan akan memberikan pengontrolan yang baik. Secara konstan, jangan mengeluarkan jari dari

lubang handled karena dapat merusak ritme menjahit. Pertimbangkan pergunakan ibu jari pada

lubang handled yang menetap, namun manipulasi lubang lainnya dengan jari manis dan

kelingking.

Benang Bedah

Benang bedah dapat bersifat absorbable dan non-absorbable. Benang yang absorbable

biasanya digunakan untuk jaringan lapisan dalam, mengikat pembuluh darah dan kadang

digunakan pada bedah minor. Benang non-absorbable biasanya digunakan untuk jaringan

tertentu dan harus diremove. Selain itu, benang bedah ada juga yang bersifat alami dan sintetis.

Benang tersebut dapat berupa monofilamen (Ethilon atau prolene) atau jalinan (black silk).

Umumnya luka pada bedah minor ditutup dengan menggunakan benang non-absorbable. Namun,

jahitan subkutikuler harus menggunakan jenis benang yang absorbable.

Black silk adalah benang jalinan non-absorbable alami yang paling banyak digunakan.

Meskipun demikian, benang ini dapat menimbulkan reaksi jaringan, dan menghasilkan luka yang

agak besar. Jenis benang ini harus dihindari, karena saat ini telah banyak benang sintetis

alternatif yang memberikan hasil yang lebih baik. Luka pada kulit kepala yang berbatas

merupakan pengecualian, oleh karena penggunaan jenis benang ini lebih memuaskan.

Page 18: Basic sciene bedah

Benang non-abosrbable sintetis terdiri atas prolene dan ethilon (nama dagang). Benang ini

berbentuk monofilamen yang merupakan benang terbaik. Jenis benang ini cukup halus dan luwes

dan menghasilkan sedikit reaksi jaringan. Namun, jenis benang ini lebih sulit diikat dari silk

sehingga sering menyebabkan jahitan terbuka. Masalah ini dapat diselesaikan dengan

menggunakan tehnik khusus seperti menggulung benang saat jahitan dilakukan atau mengikat

benang dengan menambah lilitan. Prolene (monofilamen polypropylene) dapat meningkatkan

keamanan jahitan dan lebih mudah diremove dibandingkan dengan Ethilon (monofilamen

polyamide).

Catgut merupakan contoh terbaik dalam kelompok benang absorbable alami. Jenis benang

ini merupakan monofilamen biologi yang dibuat dari usus domba dan sapi. Terdapat dua macam

catgut, plain catgut dan chromic catgut. Plain catgut memiliki kekuatan selama 7-10 hari.

Sedangkan chromic catgut memiliki kekuatan selama 28 hari. Namun, kedua jenis benang ini

dapat menghasilkan reaksi jaringan.

Benang absorbable sintetis terdiri atas vicryl (polygactin) dan Dexon (polyclycalic acid)

yang merupakan benang multifilamen. Benang ini berukuran lebih panjang dari catgut dan

memiliki sedikit reaksi jaringan. Penggunaan utamanya adalah untuk jahitan subkutikuler yang

tidak perlu diremove. Selain itu, juga dapat digunakan untuk jahitan dalam pada penutupan luka

dan mengikat pembuluh darah (hemostasis).

Terdapat dua sistem dalam mengatur penebalan benang, yakni dengan sistem metrik dan

sistem tradisional. Penomoran sistem metrik sesuai dengan diameter benang dalam per-sepuluh

milimeter. Misalnya, benang dengan ukuran 2 berarti memiliki diameter 0.2 mm. Sistem

tradisional kurang rasional namun banyak yang menggunakannya. Ketebalan benang disebutkan

menggunakan nilai nol misalnya 3/0, 4/0, 6/0 dan seterusnya. Paling besar nilainya, ketebalannya

semakin kecil. 6/0 merupakan nomor dengan diameter paling halus yang tebalnya seperti rambut,

digunakan pada wajah dan anak-anak. 3/0 adalah ukuran yang paling tebal yang biasa digunakan

pada sebagian besar bedah minor. Khususnya untuk kulit yang keras (kulit bahu). 4/0 merupakan

nilai pertengahan yang juga sering digunakan.

Dalam suatu paket jahitan, terdapat semua informasi mengenai benang dan needlenya secara

lengkap di cover paketnya. Setiap paket jahitan memiliki dua bagian luar, pertama yang terbuat

dari kertas kuat yang mengikat pada cover transaparan. Paket jahitan ini dijamin dalam keadaan

steril sampai covernya terbuka. Oleh karena itu, saat membuka paket, simpan ke dalam wadah

Page 19: Basic sciene bedah

steril. Bagian kedua yakni amplop yang terbuat dari kertas perak yang dibasahi pada satu sisinya.

Basahan ini memudahkan paket jahitan dipisahkan dari kertas tersebut. Kemudian dengan

menggunakan needle-holder, angkat needle tersebut dari lilitannya dan luruskan secara hati-hati.

Kemudian, gunakan untuk tindakan penjahitan.

Rekomendasi bahan jahitan yang dapat digunakan adalah monofilamen prolene atau

Ethilon 1,5 metrik (4/0) untuk jahitan interuptus pada semua bagian. Monofilamen prolene atau

ethilon 2 metrik (3/0) untuk jahitan subkutikuler non-absorbable. Juga dapat digunakan untuk

jahitan interuptus pada kulit yang keras misalnya pada bahu. Vicryl 2 metrik (3/0)digunakan

pada jahitan subkutikuler yang absorbable dan jahitan dalam hemostasis. Vicryl 1,5 metrik

(4/0) digunakan untuk jahitan subkutikuler jaringan halus atau jahitan dalam. Prolene atau

Ethilon 0,7 (6/0) untuk jahitan halus pada muka dan pada anak-anak.

 

9.    Needle bedah

Saat ini bentuk needle bedah yang digunakan oleh sebagian besar orang adalah jenis

atraumatik yang terdiri atas sebuah lubang pada ujungnya yang merupakan tempat insersi

benang. Benang akan mengikuti jalur needle tanpa menimbulkan kerusakan jaringan (trauma).

Pada needle model lama memiliki mata dan loop pada benangnya sehingga dapat menimbulkan

trauma. Needle memiliki bagian dasar yang sama, meskipun bentuknya beragam. Setiap bagian

memiliki ujung, yakni bagian body dan bagian lubang tempat insersi benang. Sebagian besar

needle berbentuk kurva dengan ukuran ¼, 5/8, ½ dan 3/8 lingkaran. Hal ini menyebabkan needle

memiliki range untuk bertemu dengan jahitan lainnya yang dibutuhkan. Ada juga bentuk needle

yang lurus namun jarang digunakan pada bedah minor. Needle yang berbentuk setengah

lingkaran datar digunakan untuk memudahkan penggunaannya dengan needle holder.

6. jelaskan mengenai macam-macam teknik anastesi !

Anestesi spinal Anestesi spinal ini dilakukan dengan memasukan obat anestesi kedalam rongga

spinal untuk  memblokade saraf nyeri. Anestesi spinal ini dapat dilakukan pada pasien-pasien

yang akan menjalani operasi pada perut bagian bawah atau pada tungkai bawah.  keuntungan

dari anestesi ini  obat dan alat yang digunakan lebih sedikit dan lebih murah. b. Anestesi

Epidural Seperti anestesi spinal anestesi epidural dilakukan dengan memasukan obat kedalam

rongga epidural. kelebihan dari anestesi epidural ini juga dapat  digunakan untuk  mengatasi

Page 20: Basic sciene bedah

nyeri pasca operasi. tetapi anestesi ini memiliki proses pemasangan yang lebih sulit dari anestesi

spinal. c. Blok Saraf perifer Anestesi  ini digunakan dengan menyuntikan obat anestesi di sekitar

serabut saraf daerah yang akan dioperasi keuntungan teknik ini adalah dapat menghilangkan

sensasi nyeri pada satu daerah saja misalnya hanya pada tangan kiri atau kanan saja pada kaki

kiri atau kaki kanan saja.  Teknik pembiusan ini lebih sulit dan memerlukan keahlian dan

peralatan yang lebih lengkap yang tidak tersedia disemua tempat.

Umum Anestesi Umum atau Bius total. ini merupakan teknik pembiusan dengan memasukan

obat-obatan yang membuat pasien tidur dan tidak merasa nyeri.  Anestesi umum ini dapat

dilakukan pada semua jenis operasi  baik operasi kecil maupun operasi besar. Selain itu pasien

juga tidak sadar sehingga tidak merasa cemas dan takut pada saat menjalani operasi Risiko

Tindakan Anestesi Semua tindakan anestesi diatas mempunyai keuntungan dan risiko masing-

masing seperti semua tindakan medis. keuntungan dan risiko tindakan anestesi  ini bermacam-

macam, mulai risiko ringan seperti mual. muntah, sakit kepala, pusing sampai dengan risiko

yang lebih berat seperti cedera saraf sampai dengan kematian. Pemilihan Teknik

Anestesi Setiap individu manusia tidak ada yang sama dan dan tidak bisa diperlakukan dengan

sama sehingga prosedur pembiusan yang dilakukan untuk operasi yang sama tidaklah selalu

sama. Pemilihan teknik  anestesi pada setiap operasi dapat berbeda ini harus dibicarakan antara

dokter bedah, dokter anestesi dan pasien, tergantung dengan jenis dan prosedur operasi.

Walaupun telah mendapat penjelasan dari dokter anestesi maupun dokter bedah sebaiknya pasien

tetap bertanya tentang risiko dan komplikasi serta alternatif lain dari teknik pembiusannya

7. jelaskan tentang macam-macam tumor kulit

DEFINISI

Penyakit kanker kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan jumlahnya terutama di

kawasan Amerika, Australia, dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian, mereka orang-orang

kulit putih yang lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini. Hal tersebut diprediksikan sebagai

akibat seringnya mereka terkena (banyak terpajan) cahaya matahari. Di Indonesia penderita

kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ketiga negara tersebut, namun demikian

kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan kecacatan juga pada stadium lanjut

dapatberakibat fatal bagi penderita.

Page 21: Basic sciene bedah

Penyakit Kanker Kulit adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit

yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian

tubuh yang lain. Ada tiga jenis kanker kulit yang umumnya sering diderita manusia, diantaranya

adalah Karsinoma Sel Basal (KSB), Karsinoma Sel Skuamosa (KSS), dan Melanoma Maligna

(MM).

Karsinoma Sel Basal (KSB)

Merupakan jenis penyakit kanker kulit yang paling banyak diderita. Kanker jenis ini tidak

mengalami penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang

dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Warna kulit yang terang dan sering

terkena pijaran cahaya matahari keduanya diduga sebagai penyebab Karsinoma Sel Basal. Faktor

lain yang juga dapat menjadi penyebab jenis kanker ini adalah sistem imun tubuh yang lemah

(baik dampak penyakit lain atau pengobatan), luka bakar, dan sinar X-ray.

1. Tanda dan Gejala

Bagian tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher, dan kulit kepala. Adapun

tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan yang agak berkilat, kemerahan dengan

pinggir meninggi yang berwarna agak kehitaman, kelainan seperti jaringan parut dan lecet/luka

yang tidak sembuh-sembuh.

2. Diagnosa Jenis Kanker

Metode tunggal untuk memastikan penyakit kanker sel basal yaitu Dokter akan melakukan

pemeriksaan klinis dan histopatologis dengan mengambil sampel bagian kulit yang dianggap

sebagai jaringan kanker (biopsi) untuk diteliti di bawah mikroskop.

3. Terapi dan Pengobatan

Apabila diagnosa telah ditegakkan secara jelas bahwa penderita mengalami kanker kulit berjenis

sel basal, maka tindakan yang dilakukan umumnya adalah pembedahan atau pengangkatan

jaringan kulit (kanker) secara lengkap, atau dapat pula dengan tindakan penyinaran. Metode

lainnya yang juga kerap dilakukan adalah bedah beku, bedah listrik, laser, fotodinamik serta

dengan obat-obatan baik yang dioleskan maupun disuntikkan (kemoterapi).

Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)

Merupakan jenis penyakit kanker kulit yang lebih banyak diderita pria terutama kaum lanjut usia

Page 22: Basic sciene bedah

(lansia). Ini adalah jenis kanker kulit dimana terjadi keganasan sel keratinosit epidermis,

merupakan kanker kulit kedua paling sering menjangkiti. Penyakit kanker kulit KSS ini dapat

menyebar kebagian tubuh yang lain, umumnya diderita mereka yang berada di wilayah tropis.

Seperti halnya penyakit KSB, kanker kulit jenis ini juga diduga akibat sinar matahari

(dominannya), Imun tubuh yang lemah, virus, bahan-bahan kimia dan jaringan parut juga dapat

menimbulkan penyakit ini. Adapun tanda dan gejalanya ialah mempunyai kelainan berupa

benjolan-benjolan atau luka yang tidak sembuh-sembuh. Diagnosa ditegakkan dengan metode

yang sama pada KSB, begitupun tindakan terapi dan pengobatan cenderung sama dengan kanker

sel basal.

Melanoma Maligna (MM)

Ini adalah jenis penyakit kanker kulit yang paling ganas dan berpotensi mematikan. Di Amerika,

didapatkan data enam dari tujuh penderita kanker ini meninggal dunia. Dan jumlah orang yang

terserang meningkat dari tahun ke tahun. Melanoma Maligna bisa berkembang dari tahi lalat

timbul yang sudah ada atau yang baru muncul.

1. Tanda dan Gejala

Informasi ini sangat penting sekali bagi mereka yang memiliki tahi lalat yang kemudian

mengalami perubahan baik warna, ukuran maupun bentuknya, Tahi lalat terkadang terasa gatal

dan bila digaruk mengeluarkan darah. Sel kanker ini tumbuh dari melanosit, yaitu sel kulit yang

berfungsi menghasilkan zat warna melanin.

Kanker ini dicirikan dengan ABCD, yaitu A= Asimetrik, bentuknya tidak beraturan. B= Border,

atau pinggirannya juga tidak rata. C= Color, atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area

lainnya. Bisa kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih,

merah, dan biru. D= Diameternya, lebih besar dari 6 mm.

2. Diagnosa Melanoma Maligna

Penegakan diagnosa pada kasus penyakit kanker kulit jenis ini sama halnya dengan kedua jenis

kanker kulit di atas (KSB dan KSS), yaitu dilakukannya tindakan biopsi untuk pemeriksaan di

bawah mikroskop.

3. Terapi dan Pengobatan

Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas, dapat menyebar ke bagian

Page 23: Basic sciene bedah

tubuh lainnya seperti kelenjar limpa. Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker jenis ini

adalah pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah

diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di

sekitarnya. Jika sel kanker ditemukan menyebar ke kelenjar limpa, maka mau tidak mau

kelenjarnya juga diangkat.

8. Jelaskan mengenai berbagai macam transfusi dan bagaimanan cara memberikannya!

Adapun sel dan cairan tersebut sebagai berikut:

Sel darah merah

Membawa oksigen ke jaringan tubuh dan menghilangkan karbondioksida.

Sel darah putih

Memproduksi antibodi yang berguna untuk melindungi tubuh dari infeksi dan membantu

membunuh kuman-kuman penyebab penyakit.

Platelet

Platelet atau rombosit adalah potongan terkecil dari sel darah yang terlepas dari sel besar

yang ditemukan di sumsung tulang. Platelet membentuk gumpalan darah yang berguna

untuk membantu menyembuhkan luka dan mencegah pendarahan.

Plasma

Cairan kekuningan yang terdapat dalam darah yang terdiri dari campuran air, protein,

elektrolit, karbohidrat, kolesterol, hormon dan vitamin.

 Transfusi PRC

Tujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa menaikkan volume darah

secara nyata. Keuntungan menggunakan PRC dibandingkan dengan darah jenuh adalah:

1)      Kenaikan Hb dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.

2)      Mengurangi kemungkinan penularan penyakit.

Page 24: Basic sciene bedah

3)       Mengurangi kemungkinan reaksi imunologis

4)       Volume darah yang diberikan lebih sedikit sehingga

kemungkinan overloadberkurang

5)      Komponen darah lainnya dapatdiberikan pada pasien lain.

b)      Transfusi suspensi trombosit

Tujuan transfusi suspensi trombosit adalah menaikkan kadar trombosit darah. Dosis

suspensi trombosit yang diperlukan dapat dihitung kira-kira sebagai berikut : 50 ml

suspensi trombosit menaikkan kadar trombosit 7500-10.000/mm pada resipien yang

beratnya 50 kg.Suspensi trombosit diberikan pada penderita trombositopeni bila :1)

didapat perdarahan 2)untuk mencegah perdarahan pada keadaan dimana ada erosi yang

dapat berdarah bila kadar < 35.000/mm. 3) untuk mencegah perdarahan spontan bila

kadar trombosit < 15.000/mm

c)      Transfusi dengan suspensi plasma beku (Fresh Frozen Plasma)

Plasma segar yang dibekukan mengandung sebagian besar faktor pembekuan di samping

berbagai protein yang terdapat didalamnya; karena itu selain untuk mengganti plasma

yang hilang dengan perdarahan dapat dipakai sebagai pengobatan simptomatis

kekurangan faktor pembekuan darah. Fresh Frozen Plasma (PIT) tidak digunakan untuk

mengobati kebutuhan faktor VIII dan faktor IX (Hemofilia); untuk ini digunakan

plasma Cryoprecipitate.Pada transfusi dengan FFP biasanya diberikan 48 kantong (175-

225 ml) tiap 68 jam bergantung kebutuhan.

d)     Transfusi dengan darah penuh (Whole Blood)

Transfusi dengan darah penuh diperlukan untuk mengembalikan dan mempertahankan

volume darah dalam sirkulasi atau mengatasi renjatan.

Page 25: Basic sciene bedah

9. berbagai macam jenis luka dan proses penyembuhan !

.Vulnus Laceratum (Laserasi/Robek)

Jenis luka ini disebabkan oleh karena benturan dengan benda tumpul, dengan ciri luka tepi luka

tidak rata dan perdarahan sedikit luka dan meningkatkan resiko infeksi.

2.Vulnus Excoriasi (Luka Lecet)

Penyebab luka karena kecelakaan atau jatuh yang menyebabkan lecet pada permukaan kulit

merupakan luka terbuka tetapi yang terkena hanya daerah kulit.

3.Vulnus Punctum (Luka Tusuk)

Penyebab adalah benda runcing tajam atau sesuatu yang masuk ke dalam kulit, merupakan luka

terbuka dari luar tampak kecil tapi didalam mungkin rusak berat, jika yang mengenai

abdomen/thorax disebut vulnus penetrosum(luka tembus).

4.Vulnus Contussum (Luka Kontusio)

Penyebab: benturan benda yang keras. Luka ini merupakan luka tertutup, akibat dari kerusakan

pada soft tissue dan ruptur pada pembuluh darah menyebabkan nyeri dan berdarah (hematoma)

bila kecil maka akan diserap oleh jaringan di sekitarya jika organ dalam terbentur dapat

menyebabkan akibat yang serius.

5.Vulnus Scissum/Insivum (Luka Sayat)

Penyebab dari luka jenis ini adalah sayatan benda tajam atau jarum merupakan luka terbuka

akibat dari terapi untuk dilakukan tindakan invasif, tepi luka tajam dan licin.

6.Vulnus Schlopetorum (Lika Tembak)

Penyebabnya adalah tembakan, granat. Pada pinggiran luka tampak kehitam-hitaman, bisa tidak

teratur kadang ditemukan corpus alienum.

7.Vulnus Morsum (Luka Gigitan)

Penyebab adalah gigitan binatang atau manusia, kemungkinan infeksi besar bentuk luka

tergantung dari bentuk gigi.

8.Vulnus Perforatum (Luka Tembus)

Luka jenis ini merupakan luka tembus atau luka jebol. Penyebab oleh karena panah, tombak atau

proses infeksi yang meluas hingga melewati selaput serosa/epithel organ jaringan.

Page 26: Basic sciene bedah

9.Vulnus Amputatum (Luka Terpotong)

Luka potong, pancung dengan penyebab benda tajam ukuran besar/berat, gergaji. Luka

membentuk lingkaran sesuai dengan organ yang dipotong. Perdarahan hebat, resiko infeksi

tinggi, terdapat gejala pathom limb.

10.Vulnus Combustion (Luka Bakar)

Penyebab oleh karena thermis, radiasi, elektrik ataupun kimia Jaringan kulit rusak dengan

berbagai derajat mulai dari lepuh (bula – carbonisasi/hangus). Sensasi nyeri dan atau anesthesia. 

PROSES PENYEMBUHAN LUKA

Penyembuhan luka merupakan suatu proses penggantian jaringan yang mati/rusak dengan

jaringan baru dan sehat oleh tubuh dengan jalan regenerasi. Luka dikatakan sembuh apabila

permukaannya dapat bersatu kembali dan didapatkan kekuatan jaringan yang mencapai normal.

Penyembuhan luka dapat terjadi secara:

1. Per Primam yaitu penyembuhan yang terjadi setelah segera diusahakan bertautnya tepi

luka biasanya dengan jahitan.

2. Per Sekundem yaitu luka yang tidak mengalami penyembuhan per primam. Proses

penyembuhan terjadi lebih kompleks dan lebih lama. Luka jenis ini biasanya tetap terbuka.

Biasanya dijumpai pada luka-luka dengan kehilangan jaringan, terkontaminasi/terinfeksi.

Penyembuhan dimulai dari lapisan dalam dengan pembentukan jaringan granulasi.

3. Per Tertiam atau Per Primam tertunda yaitu luka yang dibiarkan terbuka selama beberapa

hari setelah tindakan debridemen setelah diyakini bersih, tetapi luka dipertautkan (4-7 hari).

Setiap kejadian luka, mekanisme tubuh akan mengupayakan mengembalikan komponen-

komponen jaringan yang rusak tersebut dengan membentuk struktur baru dan fungsional sama

dengan keadaan sebelumnya. Proses penyembuhan tidak hanya terbatas pada proses regenerasi

yang bersifat lokal, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh faktor endogen (seperti: umur, nutrisi,

imunologi, pemakaian obat-obatan, kondisi metabolik).

Pada dasarnya proses penyembuhan ditandai dengan terjadinya proses pemecahan atau

katabolik dan proses pembentukan atau anabolik.Setiap proses penyembuhan luka akan terjadi

melalui 3 tahapan yang dinamis, saling terkait dan berkesinambungan serta tergantung pada

tipe/jenis dan derajat luka. Sehubungan dengan adanya perubahan morfologik, tahapan

penyembuhan luka terdiri dari:

Fase Inflamasi

Page 27: Basic sciene bedah

Fase inflamasi adalah adanya respons vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yang

terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah  menghentikan perdarahan dan

membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan

dimulainya proses penyembuhan. Pada awal fase ini, kerusakan pembuluh darah akan

menyebabkan keluarnya platelet yang berfungsi hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler

yang terbuka (clot) dan juga mengeluarkan substansi “vasokonstriksi” yang mengakibatkan

pembuluh darah kapiler vasokonstriksi, selanjutnya terjadi penempelan endotel yang  yang akan

menutup pembuluh darah. Komponen hemostasis ini akan melepaskan dan mengaktifkan sitokin

yang meliputi Epidermal Growth Factor (EGF), Insulin-like Growth Factor (IGF), Plateled-

derived Growth Factor (PDGF) dan Transforming Growth Factor beta (TGF-β) yang berperan

untuk terjadinya kemotaksis netrofil, makrofag, mast sel, sel endotelial dan fibroblas. Pada fase

ini kemudian terjadi vasodilatasi dan akumulasi lekosit Polymorphonuclear (PMN). Agregat

trombosit akan mengeluarkan mediator inflamasi Transforming Growth Factor beta 1 (TGF 1)

yang juga dikeluarkan oleh makrofag. Adanya TGF 1 akan mengaktivasi fibroblas untuk

mensintesis kolagen.

Periode ini hanya berlangsung 5-10 menit, dan setelah itu akan terjadi vasodilatasi kapiler

stimulasi saraf sensoris (local sensoris nerve ending), local reflex action, dan adanya substansi

vasodilator: histamin, serotonin dan sitokins. Histamin kecuali menyebabkan vasodilatasi juga

mengakibatkan meningkatnya permeabilitas vena, sehingga cairan plasma darah keluar dari

pembuluh darah dan masuk ke daerah luka dan secara klinis terjadi edema jaringan dan keadaan

lokal lingkungan tersebut asidosis.

Eksudasi ini jugamengakibatkan migrasi sel lekosit (terutama netrofil) ke ekstra vaskuler.

Fungsi netrofil adalah melakukan fagositosis benda asing dan bakteri di daerah luka selama 3

hari dan kemudian akan digantikan oleh sel makrofag yang berperan lebih besar jika dibanding

dengan netrofil pada proses penyembuhan luka.

Fungsi makrofag disamping fagositosis adalah:

a.       Sintesa kolagen

b.      Pembentukan jaringan granulasi bersama-sama dengan fibroblas

c.       Memproduksi growth factor yang berperan pada re-epitelisasi

d.      Pembentukan pembuluh kapiler baru atau angiogenesis

Dengan berhasilnya dicapai luka yang bersih, tidak terdapat infeksi atau kuman serta

terbentuknya makrofag dan fibroblas, keadaan ini dapat dipakai sebagai pedoman/parameter

bahwa fase inflamasi ditandai dengan adanya: eritema, hangat pada kulit, edema dan rasa sakit

yang berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4.

   Fase Proliferasi

Page 28: Basic sciene bedah

Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan

luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan,

yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan

digunakan selama proses rekonstruksi jaringan.

Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas sangat jarang

dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Sesudah terjaid luka, fibroblas akan

aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang

(proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi (kolagen, elastin, hyaluronic acid,

fibronectin dan profeoglycans) yang berperan dalam membangun (rekonstruksi) jaringan baru.

Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membnetuk cikal bakal jaringan baru (connective

tissue matrix) dan dengan dikeluarkannnya subtrat oleh fibroblast, memberikan tanda bahwa

makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas sebagai satu kesatuan unit dapat memasuki

kawasan luka.

Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang tertanam di dalam jaringan baru tersebut disebut

sebagai jaringan granulasi, sedangkan proses proliferasi fibroblas dengan aktifitas sintetiknya

disebut fibroblasia.

Respons yang dilakukan fibroblas terhadap proses fibroplasia adalah:

a.       Proliferasi

b.      Migrasi

c.       Deposit jaringan matriks

d.      Kontraksi luka

Angiogenesis suatu proses pembentukan pembuluh kapiler baru didalam luka,

mempunyai arti penting pada tahap proleferaswi proses penyembuhan luka. Kegagalan vaskuler

akibat penyakit (diabetes), pengobatan (radiasi) atau obat (preparat steroid) mengakibatkan

lambatnya proses sembuh karena terbentuknya ulkus yang kronis. Jaringan vaskuler yang

melakukan invasi kedalam luka merupakan suatu respons untuk memberikan oksigen dan nutrisi

yang cukup di daerah luka karena biasanya pada daerah luka terdapat keadaan hipoksik dan

turunnya tekanan oksigen. Pada fase ini fibroplasia dan angiogenesis merupakan proses

terintegrasi dan dipengaruhi oleh substansi yang dikeluarkan oleh platelet dan makrofag (grwth

factors).

Proses selanjutnya adalah epitelisasi, dimana fibroblas mengeluarkan “keratinocyte

growth factor (KGF) yang berperan dalam stimulasi mitosis sel epidermal. Keratinisasi akan

dimulai dari pinggir luka dan akhirnya membentuk barrier yang menutupi permukaan luka.

Dengan sintesa kolagen oleh fibroblas, pembentukan lapisan dermis ini akan disempurnakan

kualitasnya dengan mengatur keseimbangan jaringan granulasi dan dermis. Untuk membantu

jaringan baru tersebut menutup luka, fibroblas akan merubah strukturnya menjadi myofibroblast

Page 29: Basic sciene bedah

yang mempunyai kapasitas melakukan kontraksi pada jaringan. Fungsi kontraksi akan lebih

menonjol pada luka dengan defek luas dibandingkan dengan defek luka minimal.

Fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk, terlihat

proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth factor yang dibentuk oleh makrofag

dan platelet.

Fase Maturasi

Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 12

bulan. . Tujuan dari fase maturasi adalah menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi

jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan

garunalasi, warna kemerahan dari jaringan mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan

serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari

ajringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10 setelah perlukaan. Sintesa kolagen

yang telah dimulai sejak fase proliferasi akan dilanjutkan pada fase maturasi. Kecuali

pembentukan kolagen juga akan terjadi pemecahan kolagen oleh enzim kolagenase. Kolagen

muda ( gelatinous collagen) yang terbentuk pada fase proliferasi akan berubah menjadi kolagen

yang lebih matang, yaitu lebih kuat dan struktur yang lebih baik (proses re-modelling).

Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang

diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan terjadi penebalan jaringan

parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan kekuatan

jaringan parut dan luka akan selalu terbuka.

10. jelaskan jenis-jenis macam jahitan dan jenis benang!

a. Jahitan Simpul TunggalSinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted SutureMerupakan jenis jahitan yang sering dipakai. digunakan juga untuk jahitan situasi.Teknik : – Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka.

– Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara 1cm.

– Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan

– Benang dipotong kurang lebih 1 cm.

b. Jahitan matras HorizontalSinonim : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress

Page 30: Basic sciene bedah

Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama.Memberikan hasil jahitan yang kuat.

c. Jahitan Matras VertikalSinonim : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to farJahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di dekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini.

d. Jahitan Matras ModifikasiModifikasi dari matras horizontal tetapi menjahit daerah luka seberangnya pada daerah subkutannya.

e. Jahitan Jelujur sederhanaJahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan hasiel kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar.

f. Jahitan Jelujur FestonJahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering dipakai pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa.

g. Jahitan Jelujur horizontalJahitan kontinyu yang diselingi dengan jahitan arah horizontal.

h. Jahitan Simpul IntrakutanJahitan simpul pada daerah intrakutan, biasanya dipakai untuk menjahit area yang dalam kemudian pada bagian luarnya dijahit pula dengan simpul sederhana.

i. Jahitan Jelujur IntrakutanJahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini terkenal menghasilkan kosmetik yang baik

Jenis jenis benang jahit

seide (silk/sutera)

Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat, tidak diserap tubuh.

Pada penggunaan disebelah luar maka benang harus dibuka kembali.

Warna : hitam dan putih

Ukuran : 5,0-3

Kegunaan : menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (arteri besar) dan sebagai teugel (kendali)

Plain catgut

Diserap tubuh dalam waktu 7-10 hari

Warna : putih dan kekuningan

Ukuran : 5,0-3

Page 31: Basic sciene bedah

Kegunaan : untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subkutis dan dapat pula dipergunakan

untuk menjahit kulit terutama daerah longgar (perut, wajah) yang tak banyak bergerak dan luas

lukanya kecil.

Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh akan mengembang.

Chromic catgut

Berbeda dengan plain catgut, sebelum dipintal ditambahkan krom, sehinggan menjadi lebih keras dan

diserap lebih lama 20-40 hari.

Warna : coklat dan kebiruan

Ukuran : 3,0-3

Kegunaan : penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu 10 hari, untuk menjahit tendo

untuk penderita yang tidak kooperatif dan bila mobilisasi harus segera dilakukan.

Ethilon

Benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang langsung bersatu dengan jarum jahit) dan terbuat

dari nilon lebih kuat dari seide atau catgut. Tidak diserap tubuh, tidak menimbulkan iritasi pada kulit

dan jaringan tubuh lain

Warna : biru dan hitam

Ukuran : 10,0-1,0

Penggunaan : bedah plastic, ukuran yang lebih besar sering digunakan pada kulit, nomor yang kecil

digunakan pada bedah mata.

Ethibond

Benang sintetis(polytetra methylene adipate). Kemasan atraumatis. Bersifat lembut, kuat, reaksi

terhadap tubuh minimum, tidak terserap.

Warna : hiaju dan putih

Ukuran : 7,0-2

Penggunaan : kardiovaskular dan urologi

Vitalene

Benang sintetis (polimer profilen), sangat kuat lembut, tidak diserap. Kemasan atraumatis

Warna : biru

Ukuran : 10,0-1

Kegunaan : bedah mikro terutama untuk pembuluh darah dan jantung, bedah mata, plastic, menjahit

kulit

Vicryl

Benang sintetis kemasan atraumatis. Diserap tubuh tidak menimbulkan reaksi jaringan. Dalam

subkuitis bertahan 3 minggu, dalam otot bertahan 3 bulan

Warna : ungu

Ukuran : 10,0-1

Penggunaan : bedah mata, ortopedi, urologi dan bedah plastic

Supramid

Benang sintetis dalam kemasan atraumatis. Tidak diserap

Page 32: Basic sciene bedah

Warna : hitam dan putih

Kegunaan : penjahitan kutis dan subkutis

Linen

Dari serat kapas alam, cukup kuat, mudah disimpul, tidak diserap, reaksi tubuh minimum

Warna : putih

Ukuran : 4,0-0

Penggunaan : menjahit usus halus dan kulit, terutama kulit wajah

Steel wire

Merupakan benang logam terbuat dari polifilamen baja tahan karat. Sangat kuat tidak korosif, dan

reaksi terhadap tubuh minimum. Mudah disimpul

Warna : putih metalik

Kemasan atraumatuk

Ukuran : 6,0-2

Kegunaan : menjahit tendo

10. asepsis

1. Pengertian AntisepsisAntisepsis adalah upaya pencegahan infeksi dengan membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya. Bahan yang digunakan disebut antiseptik.

2.      Bahan AntiseptikAntiseptik adalah bahan yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman, ada yang bersifat sporosidal (membunuh spora) dan non sporosidal.  Digunakan pada jaringan hidup khusus, yaitu kulit dan selaput lendir. Bahan yang digunakan sebagai antiseptik antara lain :

        Alkohol bersifat bakterisid yang kuat dan cepat, efektif dalam beberapa menit tetapi bersifat non-sporosidal. Konsentrasi optimum adalah 70%. Bekerja dengan cara menyebabkan koagulasi pada dinding bakteri.

        Iodin povidon (Betadin dan Isodin) merupakan kompleks iodium dengan polyvinylpirolidone yang relatif tidak merangsang kulit, larut dalam air, dan masa kerjanya lebih lama dari iodium. Setelah dioleskan, sebelum dilakukan tindakan, tunggu sekitar 2 menit untuk dapat melepaskan iodium bebas. Perlu diperhatikan adanya reaksi atau riwayat alergi terhadap iodium.