17
1. Pengertian dan manfaat krib Krib adalah bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai kearah tengah, guna mengatur arus sungai dan tujuan utamanya adalah : a. Mengatur arah arus sungai, b. Mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang tebing sungai, c. Mempercepat sedimentasi, d. Menjamin keamanan tanggul atau tebing terhadap gerusan, e. Mempetahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai, f. Mengonsentrasikan arus sungai dan memudahkan penyadapan. Gambar 1. Dinding krib Krib adalah bangunan air yang secara aktif mengatur arah arus sungai dan mempunyai efek positif yang besar jika dibangun secara benar. Sebaliknya, apabila krib dibangun secara kurang semestinya, maka tebing di seberangnya dan bagian sungai sebelah hilir akan mengalami kerusakan. Karenanya, haruslah dilakukan penelaahan dan penelitian yang sangat seksama sebelum penetapan type suatu krib yang akan di bangun.

Bangunan Air

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Rekayasa Sungai

Citation preview

1. Pengertian dan manfaat krib

Krib adalah bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai kearah tengah, guna mengatur

arus sungai dan tujuan utamanya adalah :

a. Mengatur arah arus sungai,

b. Mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang tebing sungai,

c. Mempercepat sedimentasi,

d. Menjamin keamanan tanggul atau tebing terhadap gerusan,

e. Mempetahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai,

f. Mengonsentrasikan arus sungai dan memudahkan penyadapan.

Gambar 1. Dinding krib

Krib adalah bangunan air yang secara aktif mengatur arah arus sungai dan mempunyai efek

positif yang besar jika dibangun secara benar. Sebaliknya, apabila krib dibangun secara kurang

semestinya, maka tebing di seberangnya dan bagian sungai sebelah hilir akan mengalami

kerusakan. Karenanya, haruslah dilakukan penelaahan dan penelitian yang sangat seksama

sebelum penetapan type suatu krib yang akan di bangun.

Gambar 2. Penggunaan krib untuk mengatur arah arus sungai

Tujuan dari pengaturan alur sungai antara lain adalah sebagai berikut :

Mengatur aliran sungai sedemikian rupa sehingga pada waktu banjir air dapat

mengalir dengan cepat dan aman,

Mengatur kecepatan aliran sungai yang memungkinkan adanya pengendapan

dan pengangkutan sedimen dengan baik,

Mengarahkan aliran ke tengah alur sungai agar tebing sungai tidak terkikis,

Mengarahkan aliran sungai sehingga dapat dipergunakan untuk pelayaran.

Gambar 3. Krib untuk melindungi tebing sungai terhadap longsor.

2. Klasifikasi krib

a. Krib permeable

Pada tipe permeable, air dapat mengalir melalui krib. Bangunan ini akan melindungi tebing

terhadap gerusan arus sungai dengan cara meredam energy yang terkandung dalam aliran

sepanjang tebing sungai dan bersamaan dengai itu mengndapkan sendimen yang terkandung

dalam aliran. Krib permeable terbagi dalam beberapa jenis, antara lain jenis tiang pancang,

rangka pyramid, dan jenis rangka kotak. Krib permeable disebut juga dengan krib lolos air. Krib

lolos air adalah krib yang diantara bagian-bagian konstruksinya dapat dilewati aliran, sehingga

kecepatannya akan berkurang karena terjadinya gesekan dengan bagian konstruksi krib

tersebut dan memungkinkan adanya endapan angkutan muatan di tempat ini.

b. Krib impermeable

Krib dengan konstruksi tipe impermeable disebut juga krib padat atau krib tidak lolos

air, sebab air sungai tidak dapat mengalir melalui tubuh krib. Bangunan ini digunakan untuk

membelokkan arah arus sungai dan karenanya sering terjadi gerusan yang cukup dalam di

depan ujung krib atau bagian sungai di sebelah hilirnya. Untuk mencegah gerusan, di

pertimbangkan penempatan pelindung dengan konstruksi fleksibel seperti matras atau

hamparan pelindung batu sebagai pelengkap dari krib padat. Dari segi konstruksi, terdapat

beberapa jenis krib impermeable misalnya brojong kawat, matras dan pasangan batu.

c. Krib semi permeable

Krib semi permeable ini berfungsi ganda yaitu sebagai krib permeable dan krib padat.

Biasanya bagian yang padat terletak disebelah bawah dan berfungsi pula sebagai pondasi.

Sedangkan bagian atasnya merupakan konstruksi yang permeable disesuaikan dengan fungsi

dan kondisi setempat. Krib semi permeable disebut juga dengan Krib semi lulus air adalah krib

yang dibentuk oleh susunan pasangan batu kosong sehingga rembesan air masih dapat terjadi

antara batu-batu kosong.

d. Krib silang dan memanjang

Krib yang formasinya tegak lurus atau hamper tegak lrus sungai dapat merintangi arus

dan dinamakan krib melintang. Sedangkan krib yang formasinya hamper sejajar arah arus

sungai di sebut krib memanjang.

Gambar 4. Krib memanjang dengan konstruksi tiang pancang

3. Perencanaan krib

Dalam mempersiapkan perencanaan krib, diperlukan survey mengenai topografi, debit dan

kecepatan aliran sungai dan transportasi sedimen yang ada disungai. Tipe dan cara pembuatan

krib ditetapkan secara empiris dengan memperhatikan pengalaman masalalu dalam pembuatan

krib yang hamper sejenis.

Secara umum, hal-hal yang perlu di perhatikan dalam perencanaan krib adalah sebagai berikut :

Karena cara pembuatan krib sangat tergantung pada resim sungai, perlu diperoleh data

mengenai pengalaman pembuatan krib pada sungai yang sama atau hampir sama,

kemudahan pelaksanaanya dan besarnya pembiyayaan.

Untuk mengurangi turbulensi aliran pada sungai yang terlalu lebar, maka permukaan air

sungai normal harus dinaikan dengan krib yang panjang, dengan memperhatikan biaya

pelaksanaan dan pemeliharaannya.

Jika krib yang akan dibangun dimaksud pula untuk melindungi tebing sungai terhadap

pukulan air, panjang krib harus diperhitungkan pula terhadap timbulnya pukulan air

pada tebing sungai di seberangnya.

Krib tidak berfungsi baik pada sungai keeil dan sempit alurnya.

Apabila pembuatan krib dimaksudkan untuk menaikan permukaan normal air sungai,

perlu dipertimbangkan kapasitasnya disaat terjadinya debit yang lebih besar atau debit

banjir.

Terdapat 3 macam formasi krib yaitu :

Krib Tegak lurus : krib yang arahnya tegak lurus aliran.

Krib condong kearah hulu disebut juga sebagai krib tajam : krib yang arahnya menyerong ke

hulu

Krib condong kearah hilir.

Penetapan tinggi krib pada umumnya akan lebih menguntungkan apabila evaluasi mercu

krib dapat dibuat serendah mungkin ditinjau dari stabilitas bangunan terhadap gaya yang

mempengaruhinya, sebaiknya elevasi mercu dibuat 0,50-1,00 meter diatas elevasi rata-rata

permukaan air rendah. Dari hasil pengamatan terhadap tinggi berbagai jenis krib yang telah

dibangun dan berfungsi dengan baik, diperoleh angka perbandingan antara tinggi krib dan

kedalaman air banjir (hg/h) sebesar 0,20 - 0,30.

Gambar 5. Hubungan antara tinggi krib dan kedalaman air sungai disaat terjiadinya banjir.

Panjang dan jarak antara krib ditetapkan secara empiris yang didasarkan pada pengamatan

data sungai yang bersangakutan antara lain situasi sungai, lebar sungai, kemiringan sungai,

debit banjir, kedalaman air, debit normal, transportasi sedimen dan kondisi sekeliling sungai.

Krib memanjang adalah krib yang ditempatkan hampir sejajar dengan arah arus sungai dan

biasanya digunakan untuk melindungai tebing alur sungai dan mengatur arah arus sungai agar

alur sungai tidak mudah berpindah-pindah.

4. Konstruksi krib

Krib tiang pancang : adalah contoh krib permeabel dan dapat digunakan baik untuk krib

memanjang maupun krib melintang. Konstruksinya sangat sederhana dan dapat

meningkatkan proses pengendapan serta sangat cocok untuk bagian sungai yang tidak

deras arusnya.

Gambar 6. Krib Tiang Pancang

Krib rangka : adalah krib yang cocok untuk sungai-sungai yang dasarnya terdiri dari

lapisan batu atau krikil yang sulit dipancang dan krib rangka ini mempunyai kemampuan

bertahan yang lebih besar terhadap arus sungai dibandingkan dengan krib tiang

pancang.

Gambar 7. Krib rangka

Krib blok beton : krib blok beton mempunyai kekuatan yang baik dan awet serta sangat

fleksibel dan umumnya dibangun pada bagian sungai yang arusnya deras. Bentuk dan

denah krib serta berat masing-masing blok beton sangat bervariasi tergantung dari

kondisi setempat antara lain dimensi serta kemiringan sungai dan penetapannya

didasarkan pada contoh-contoh yang sudah ada atau pengalaman-pengalaman pada

krib-krib sejenis yang pemah dibangun.

Krib blok beton : krib blok beton mempunyai kekuatan yang baik dan awet serta sangat

fleksibel dan umumnya dibangun pada bagian sungai yang arusnya deras. Bentuk dan

denah krib serta berat masing-masing blok beton sangat bervariasi tergantung dari

kondisi setempat antara lain dimensi serta kemiringan sungai dan penetapannya

didasarkan pada contoh-contoh yang sudah ada atau pengalaman-pengalaman pada

krib-krib sejenis yang pemah dibangun.

Gambar. Krib blok beton pracetak

Gambar 8. Pelaksanaan stabilisasi bantaran sungan dengan krib bertingkat di salah satu bagian sungai Mississippi, yang cukup berhasil membuat bantaran stabil (Sumber: Pengelolaan Sungai Mississippi)

Stabilisasi Bantaran Sungai dengan Krib Bertingkat: Stabilisasi dan perbaikan bantaran

sungai dapat juga ditempuh dengan metode krib bertingkat. Bentuk ini akan mencegah

pengendapan sedimen akibat pusaran air. Setiap muka krib ditinggikan sekitar 60 cm melebihi

krib sebelumnya. Cara ini akan mengubah kharakter pengendapan sedimen. Pada akhirnya

membentuk bantaran sungai yang stabil.

Revetmen Batu Besar di Sungai Mississippi: beberapa contoh lain dalam penanggulangan

dampak erosi dan degradasi adalah dengan penggunaan batu besar berupa revetmen lepas

tepian sungai yang selalu mengalami gerusan dengan meletakkan tumpukan batu sejajar tepian

sungai, sehingga menahan atau mengurangi terjadinya erosi (Gambar 9 - kiri). Pada sisi lain

dibiarkan celahnya tidak ditutupi untuk memberi ruang gerak ikan yang ada.

Penggunaan tanggul dengan bentuk Chevron biasa juga dipergunakan untuk perbaikan

pengamanan sungai. Ini sekaligus memberi tempat untuk buangan pengerukan sungai,

sekaligus menyempurnakan palung sungai. Penampungan buangan kerukan sungai lama-lama

membentuk pulau kecil (Gambar 9 - kanan).

Tanggul penutup celah arus juga banyak digunakan dengan maksud untuk membentuk alur

“bersahabat dengan lingkungan” (environmentally friendly). Secara tradisional ditutup dengan

Gambar 9. Pelaksanaan stabilisasi bantaran sungai dengan batu besar lurus (kiri); dan Gambar Kanan dengan batu besar bentuk Chevron. (Sumber: Pengelolaan Sungai Mississippi)

Belokan 1

Belokan 2

Belokan 3

Belokan 5

Belokan 6

Krib pengaman pada tiap-tiap belokan sungai

Gambar 7. Contoh Krib pengaman pada tiap-tiap belokan sungai (Sumber: Pengelolaan Sungai Mississippi)

batu belah untuk mengarahkan air ke palung sungai. Bentuk struktur ini akan menciptakan air

dalam dan dangkal menarik berbagai spicies, sehingga penanggulangan struktural fisik yang

dilakukan tidak pernah mengganggu keseimbangan hidup spicies kehidupan sungai.

5. Pemilihan tipe krib

Tipe krib yang cocok untuk suatu lokasi haruslah ditentukan berdasarkan resim sungai pada

lokasi tersebut dengan memperhatikan tujuan pembuatannya, tingkat kesulitan dan jangka

waktu pelaksapannya. Jadi hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipelajari adalah bentuk denah,

kemiringan memanjang dan bentuk penampung lintang krib, elevasi muka air, debit, keeepatan

arus baban dasar dan arab pergeseran pada sungai. Selanjutnya tipe krib ditetapkan

berdasarkan fungsi hidrolika dari krib, pengalaman-pengalaman yang pemah ada dan contoh-

contoh bangunan krib-krib yang dibuat di waktu-waktu yang lalu.

Dalam proses penentuaqn tipe kirb diperlukan perhatian khusus pada hal-hal sebagai

berikut :

Krib permeabel yang rendab dengan konsolidasi pondasi biasanya cukup memadai untuk

melindungi tebing sungai.

Krib tidak cocok untuk sungai-sungai yang sempit alumya atau untuk sungai-sungai kecil.

Krib permeabel bereelah besar, seperti krib tiang paneang.

TUGAS

“ KRIB”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5 :

DEVITA ANGGRAINI

FITRI LANDARI

MUTIA MARDHOTILLAH

ROFIKA RATNA ARDIANSYAH

VINKA LYONA

KELAS : A

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

JURUSAN TEKNIK SIPIL S1FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS RIAUKampus Bina Widya, KM.12,5 Simpang Baru, Pekanbaru