Bambu Gila

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bambu Gila

Citation preview

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Ynag Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganeharaan dengan Judul Eksistensi Bambu Gila di Tengah Masyarakat Modern di Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang.Terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Drs. Rachmat Widodo, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini, serta tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada narasumber yang telah bersedia meluangkan waktunya sekedar memberikan informasi mengenai cerita singkat Bambu Gila.Demikian tugas ini disuse n semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Malang, 1 November 2010

Kelompok

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR1DAFTAR ISI 2BABIPENDAHULUAN ..31.1 Latar Belakang ..31.2 Rumusan Masalah ..31.3 Tujuan .31.4 Manfaat .41.5 Metode Penulisan ..4BAB IIPEMBAHASAN .52.1 Sejarah Bambu Gila 72.2Pengertian Bambu Gila 62.3Eksistensi Bambu Gila di Tengah Masyarakat Modern .8BAB IIIPENUTUP .103.1 Kesimpulan 103.2 Saran .11

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGIndonesia adalah negara yang memiliki beraneka ragam budaya, hampir tiap daerah memiliki masing-masing budayanya. Tiap-tiap budaya tersebut memilki makna-makna yang biasanya berhubungan dengan cirri khas bangsa seperti gotong royong dan lain sebagainya. Namun dengan adanya berbagai macam kebudayaan tersebut dapat dijadikan sebagai sumber kekayaan bangsa yang dapat memperat persatuan dan kesatuan bangsa.Bambu gila adalah salah satu aset wisata budaya Maluku Utara yang kini mulai hampir tidak terlihat di acara-acara yang bersifat kedaerahan, hal ini disebabkan karena adanya perubahan sistem kebudayaan dari tradisional ke modern. Maka dari ini penulis mengangkat judul Menurunnya Eksistensi Bambu Gila di Tengah Masyarkat Modern.

1.2 RUMUSAN MASALAH1. Apa pengertian bambu gila (bara masuwen) ?2. Bagaimana sejarah asal mula bambu gila?3. Bagaimana pelaksanaan bambu gila?4. Bagaimana eksistensi bambu gila di tengah masyarakat modern?

1.3 TUJUANa. Untuk memperkenalkan budaya Indonesia yang ada di Maluku dan Maluku Utara.b. Untuk mengambil manfaat dari adanya bambu gila.

1.4 MANFAATa. Agar dapat memperkenalkan budaya Indonesia yang ada di Maluku dan Maluku Utara.b. Agar dapat mengambil manfaat dari adanya bambu gila.

1.5 METODE PENULISANLaporan ini disusun dengan menggunakan kajian pustaka atau studi literature, yaitu dengan mengumpulkan informasi dari referensi-referensi dan internet yang dapat mendukung informasi tentang bambu gila.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 SEJARAH BAMBU GILAAwal sejarahnya berasal dari hutan bambu terletak di kaki Gunung Berapi Gamalama, Ternate, Maluku Utara. Sejumlah pemuda semula mencari bambu di kawasan ini untuk mengadakan permainan bambu gila. Sengatan matahari dan tajamnya sisi batu yang menghitam, bukan penghalang langkah mereka. Tetap bersemangat mencari sebatang bambu, yang bisa memberi hiburan bagi rakyat sekampung. Sesampai di rumpun bambu, mereka tak lupa meminta izin dari sang pemilik, agar merelakan sebatang bambunya. Setelah dipilih, bambu pun ditebas. Dibersihkan dan diperiksa kelayakannya untuk menjadi bahan pertunjukan bambu gila. Penghitungan ruas harus dilakukan dengan cermat. Pawang bambu itu, KRT Ruspudio Dipuro berasal dari Jogyakarta. Pria ini pernah mempelajari bambu gila ketika berada di Ternate. Menurutnya, keahlian ini tidak bisa diajarkan kepada orang yang tidak sedarah. Dulunya kepiawaian seorang pawang dalam pertunjukan Bara Masuwen, digunakan untuk menghadapi musuh dalam peperangan. Tetapi berkat keuletan KRT Ruspudio ilmu itu bisa dipelajari dan digelar di luar Ternate. Bahkan kali itu juga dibantu seorang supranatural dari Bali yakni Made Bayu Topeng. Para penguasa Kesultanan Ternate sebelumnya juga sering memanfaatkan pawang Bara Masuwen untuk membawa perahu yang sudah dibuat di gunung, ke pinggir pantai. Zaman sekarang, selain untuk pertunjukan, ilmu Bara Masuwen ini sering digunakan untuk membantu memindahkan kapal yang kandas. Sebelum permainan dimulai, doa pun dipanjatkan, memohon izin dari Sang Pencipta. Aroma kemenyan atau pun dupa dibawa asap pada ujung suluh, mulai membuat bambu bergoncang. Tak pelak lagi, para pemegang bambu gila ini, mulai mengerahkan tenaganya mempertahankan posisi, agar tak mudah dikalahkan tujuh ruas bambu. Bara Masuwen adalah bagian pertunjukan hiburan ala kampung yang masih mendapat perhatian di Ternate. Sebuah keahlian dari dunia ghaib, yang dijadikan hiburan bagi masyarakat negeri pulau ini. Hiburan ini juga menyeberangi laut dan dipopulerkan oleh KRT Ruspudio seorang abdi dalem dari Kraton Surakarta, meski bertempat tinggal di Kotagede Jogyakarta. Kekuatan tarian bambu gila ini bukan main. Kalau tidak dijaga oleh beberapa pembantu pawang para pembawa bambu gila ini bisa dibuat puyeng. Selama hampir tiga puluh menit, enam pembawa bambu gila ini diajak mengitari lapangan seluas 50 meter persegi. Ayunan yang mengikuti irama gamelan, awalnya pelan. Tetapi kemudian menjadi kian keras sehingga membuat mereka yang memegangnya kewalahan mempertahankan posisi pegangannya. Di akhir pertunjukan bambu yang tadinya dibawa seorang saja kuat, ketika dilepaskan bagai besi berton-ton beratnya, sehingga sang pawang tak kuasa membawanya, sehingga terlihat sempoyongan untuk menahan bambu yang telah diletakkan di tanah. Dan uniknya meski sudah selesai daya ghaib dari bambu itu tidak mau lepas kalau tidak diberi makan api. Oleh karena itu dibuatlah api dari kertas yang dibakar. Dan sang pawang pun melahap api dengan telapak tangannya tanpa dilambari pengaman. Dan sirnalah isi bambu itu dan kemudian sang pawang lemas kelelahan

2.2 PENGERTIAN BAMBU GILABambu Gila merupakan atraksi tradisional masyarakat kepulauan Maluku yang paling antik. Kesenian ini disebut pula dengan nama Buluh Gila atau Bara Suwen. Pertunjukan ini bisa ditemui di dua desa yaitu Desa Liang, kecamatan Salahatu dan Desa Mamala, kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Di Provinsi Maluku Utara, atraksi yang bernuansa mistis ini dapat dijumpai di beberapa daerah di kota Ternate dan sekitarnya.Permainan tradisional ini biasanya dipertunjukkan para pemuda desa pada acara-acara tertentu. Untuk melakukannya, perlu tujuh pemain lelaki yang harus berbadan sehat serta kuat. Yang paling penting, harus didampingi seorang pawang.Sebelum permainan dimulai, disiapkan terlebih dahulu sebatang bambu suanggi dengan panjang sekitar 2,5 meter dan diameter 8 cm. Bambu ini dipotong menjadi 7 ruas yang tiap ruas akan dipeluk oleh seorang pemain. Perlengkapan lain yang perlu disiapkan berupa kemenyan atau jahe. Kemenyan digunakan untuk pertunjukan bambu gila yg besar sementara jahe untuk pertunjukan bambu gila yang kecil. Dari sini, sudah terbayang aroma mistis pada atraksi bambu gila.Pertunjukkan diawali dengan berdoa kepada Tuhan. Sang pawang lalu membakar kemenyan di atas tempurung kelapa sambil membaca mantra. Mantra diucapkan dalam bahasa Tanah, salah satu bahasa tradisional Maluku. Asap kemenyan tadi digunakan untuk melumuri bambu yang akan digunakan. Jika menggunakan jahe, jahe dipotong jadi tujuh bagian kemudian dikunyah oleh pawang sambil baca mantra lalu disemburkan ke bambu. Fungsi dari kemenyan atau jahe ini sama yaitu untuk manggil roh para leluhur agar memberikan kekuatan magis ke bambu tersebut.Selesai memberi mantra pada bambu tersebut, si pawang lantas berteriak gila, gila, gila. Atraksi bambu gila pun dimulai. Para penari akan bergerak dengan lincah mengikuti gerakan bambu gila. Bahkan, tubuh pemain akan terombang-ambing bahkan sampai terjatuh bangun karena gerak liar si bambu gila. Mereka akan membuat gerakan rangkaian dan saling mengaitkan tangan, dengan kelincahan gerakan kaki yang meliputi berjalan, melompat maupun berlari mengikuti suara musik yang dinamis. Atraksi bambu gila berakhir dengan jatuh pingsannya para pemain di arena pertunjukan. Yang unik dari pertunjukan ini, kekuatan magis bambu gila tidak hilang begitu saja sebelum diberi makan api yang dibuat dari kertas yang dibakar.

2.3 EKSISTENSI BAMBU GILA DI TENGAH MASYARAKAT MODERNDengan berkembangnya zaman, banyak beberapa kebudayaan di negeri seakan-akan tidak popular lagi, salah satunya dalah bambu gila. Saat ini di provinsi Maluku sudah jarang sekali permainan bambu gila diadakan, biasanya jika ada acara adat atau hari-hari penting permainan tersebut sering dilakukan. Namun, kenyataannya lain kebiasaan yang harus dipertahankan ini malah dibiarkan berlalu dan seolah-olah dilupakan begitu saja.Masalah ini merupakan permasalahan budaya yang tidak boleh dibiarkan begitu saja. Maka dari itu para budayawan harus menurunkan kebudayaan ini pada generasi penerus agar kebudayaan Bambu Gila tetap ada di kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat Maluku Utara.Beberapa hal yang membuat Bambu Gila mulai hilang eksistensinya :1. Perubahan ZamanPerubahan zaman yang dimaksud yakni perubahan zaman dari tradisional ke modern.2. Perubahan Pola PikirPerubahan pola piker antara para tetua dengan generasi penerus yang tidak searah lagi. Dimana generasi penerus cenderung untuk berfikir tentang hal-hal rasional, bukan hal-hal yang berbau mistis seperti bambu gila.3. Pengaruh Kehidupan ModernKehidupan modern mempunyai dampak buruk bagi suatu eksistensi budaya, diaman generasi penerus tidak lagi menganut budaya-budaya terdahulu.4. Pengaruh Budaya BaratSeperti yang kita ketahui sebagian besar bangsa Indonesisa sudah mulai menganut budaya-budaya barat, dimana budaya barat dijadikan budaya yang trend, hal ini terlihat dari gaya berpakaian dan gaya bahasa yang mulai menjurus pada gaya hidup orang barat. Hal ini sangat berdampak buruk bagi budaya-budaya di Indonesia termasuk budaya Bambu Gila ini. Dengan pengaruh budaya budaya barat ini maka diperkirakan beberapa tahun kedepan budaya-budaya yang ada di Indonesia akan menurun eksistensinya. Hal ini Karena masyarakat Indonesia yang ingin hidup trend dengan budaya barat atau budaya masa kini bagi mereka

BAB IIIPENUTUP

3.1 KESIMPULANDari pembahasan di atas disimpilkan bahwa budaya bambu gila di Maluku merupakan :Atraksi tradisional masyarakat kepulauan Maluku yang paling antic. Kesenian inii disebut pula dengan nama Buluh Gila atau Bara Suwen. Pertunjukan ini bisa ditemui di dua desa yaitu Desa Liang, Kecamatan Salahatu dan Desa Mamala, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Di Propinsi Maluku Utara, atraksi yang bernuansa mistis ini dapat dijumpai di beberapa daerah di kota Ternate dan sekitarnya.Permainan yang melibatkan kekuatan supranatural untuk menjalankannya, walaupun tidak diperlukan ritual tertentu. Sebatang bambu dipeang oleh beberapa orang. Lalu oleh seoarng dukun, bambu ini diberi mantera. Lama-kelamaan bambu ini terasa berat hingga orang-orang yang memegangnya berjatuhan ke tanah. Pelaksanaannya biasanya diiringi dengan musik perkusi. Bambu sepanjang tujuh ruas itu sangat sulit dijinakkan. Bahkan ketika dipeluk orang-orang kuat sekalipun. Semisal enam pencalang sekuriti adat Bali yang kekar-kekar. Meraka seperti diayun oleh bambu yang tidak begitu besar itu.Kekuatan tarian bambu gila ini bukan main. Kalau tidak dijaga oleh beberapa pembantu pawang, para pembantu bambu gila ini bisa dibuat puyeng. Selama hamper tiga puluh menit, enam pembawa bambu gila ini diajak mengitari lapangan seluas 50 meter persegi. Ayunan yang mengikuti irama gamelan, awalnya pelan. Tetapi kemudian menjadi kian keras sehingga membuat mereka yang memegangnya kewalahan mempertahankan posisi pegangannya.Di akhir pertunjukan, nbambu yang tadinya bisa dibawa seorang saja, ketika dilepaskan bagai besi berton-ton beratnya, sehingga sang pawing tak kuasa menahan bambu yang telah diletakkan di tanah. Anehnya, meski sudah selesai, daya gaib dari bambu itu tidak mau lepas kalau tidak diberi makan api. Oleh karena itu, dibuatlah api dari kertas yang dibakar. Sang pawing pun melahap api dengan telapak tangannya tanpa dilambari pengaman. Setelah itu, sirnalah daya gaib bambu itu sementara sang pawang lemas kelelahan.Namun di era modern ini budaya bambu gila ini mnueun ekstensinya dikarenakan para pemuda jaman sekarang lebih berminat pada hiburan yang menerminkan budaya sekarang misalnya band dan film di bioskop.

3.2 SARANDari permasalahan di atas yang sudah kita bahas tahap demi tahap maka kami selaku penyusun makalah ini ingin memberikan saran karena budaya bambu gila ini yang menurun eksistensinya.Sebaiknya para generasi muda seperti kita ini tidak melupakan budaya Indonesia yang unik misalnya bambu gila, seharusnya kita harus tetap melestarikan budaya ini agar budaya bambu gila inin tidak musnah dan meskipun sudah modern kita juga tidak boleh mali untuk belajar budaya daerah ini, kita perlu melestarikan budaya bambu gila ini agar suatu saat bbudaya ini tidak diambuil Negara lain dan tidak diakui sebagai budaya Negara lain.Pemerintah juga harus memperhatikan serta memperkenalkan budaya ini kepada Negara lain agar budaya Indonesia ini banyak yang tahu dan tidak mudah di ambil atau diakui sebagai budaya Negara lain.

11