6
Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pengamatan Gunungapi 1. Pengamatan Visual Melihat kenampakan material yang dikelaurkan dari Kepundan Gunungapi, antara lain : Warna Asap/Gas warna berwarna hitam/putih Ketinggian Asap/Gas Kekuatan/intensitas letusan Arah angin ke arah mana material-material erupsi akan jatuh Suhu suhu panas atau tidak pH Warna lava 2. Pengamatan Instrumen Mengamati munculnya gempa-gempa gunungapi dengan tanda yang muncul biasanya : lampu menyala, ada getaran, dan bunyi. Mengamati anomali sifat fisis/kimia 3. Penelitian Geologi, dilakukan untuk mengetahui penyebaran batuan, secara geokimia, komposisi batuan, sehingga menghasilkan peta geologi dan peta geomorfologi. Batuan hasil gunungapi, genesa, dan pola penyebaran. Apabila peta geologi semakin banyak, maka analisa yang dihasilkan semakin tajam. 4. Penelitian Geokimia Komposisi batuan, air, atau gas. 5. Penelitian Geofisika, dilakukan untuk mengetahui struktur di dalam gunungapi, kantong magma. Seismologi, Gaya Berat, Magnetik, Tahanan Jenis, dan Elektromagnetik. Diantara kelima metode tersebut, metode seismologi merupakan metode yang tergolong baik jika memenuhi syarat, seperti : posisi waktu tiba gelombang P dan gelombang S yang jelas, terekam minimal di 3 stasiun untuk menentukan hiposenter gempa, dan penampakan event jelas dan menggambarkan pola jenis gempa tertentu. Seismologi Gunungapi Pembelajaran Tentang Kegempaan di GunungapiSifat magnitudo terbatas, lokasi relatif dangkal, mekanisme berbeda dengan gempa tektonik. Untuk gunungapi, magnitudonya kecil-kecil. Hubungan gempa vulkanik dan gunungapi : sebelum terjadi letusan gunungapi, 1

Bahaya Gunungapi

  • Upload
    yordan

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mitigasi Bencana

Citation preview

Page 1: Bahaya Gunungapi

Mata Kuliah Mitigasi Bencana

Pengamatan Gunungapi 1. Pengamatan Visual

Melihat kenampakan material yang dikelaurkan dari Kepundan Gunungapi, antara lain : Warna Asap/Gas warna berwarna hitam/putih Ketinggian Asap/Gas Kekuatan/intensitas letusan Arah angin ke arah mana material-material erupsi akan jatuh Suhu suhu panas atau tidak pH Warna lava

2. Pengamatan Instrumen Mengamati munculnya gempa-gempa gunungapi dengan tanda yang muncul biasanya :

lampu menyala, ada getaran, dan bunyi. Mengamati anomali sifat fisis/kimia

3. Penelitian Geologi, dilakukan untuk mengetahui penyebaran batuan, secara geokimia, komposisi batuan, sehingga menghasilkan peta geologi dan peta geomorfologi. Batuan hasil gunungapi, genesa, dan pola penyebaran. Apabila peta geologi semakin banyak, maka analisa yang dihasilkan semakin tajam.

4. Penelitian GeokimiaKomposisi batuan, air, atau gas.

5. Penelitian Geofisika, dilakukan untuk mengetahui struktur di dalam gunungapi, kantong magma. Seismologi, Gaya Berat, Magnetik, Tahanan Jenis, dan Elektromagnetik. Diantara kelima metode tersebut, metode seismologi merupakan metode yang tergolong baik jika memenuhi syarat, seperti : posisi waktu tiba gelombang P dan gelombang S yang jelas, terekam minimal di 3 stasiun untuk menentukan hiposenter gempa, dan penampakan event jelas dan menggambarkan pola jenis gempa tertentu.

Seismologi Gunungapi

Pembelajaran Tentang Kegempaan di GunungapiSifat magnitudo terbatas, lokasi relatif dangkal, mekanisme berbeda dengan gempa tektonik. Untuk gunungapi, magnitudonya kecil-kecil. Hubungan gempa vulkanik dan gunungapi : sebelum terjadi letusan gunungapi, kegiatan magma meningkat dengan peningkatan magma yang akan menyebabkan tekanan terhadap batuan di sekitar kantong magma yang menimbulkan getaran seismik. Dengan demikian dapat disimpulkan, jika gempa vulkanik meningkat dapat ditandai bahwa gunungapi akan meletus. Meskipun demikian, hubungan tersebut tidak selalu terjadi. Gempa vulkanik hanya terasa di sekitar gunungapi tersebut.

Mekanisme fokus gempa (menggambarkan sesar yang terjadi yang mengakibatkan gempa) Kejadian Pelepasan Energi Pergeseran Sesar Seismograf

Tipe Gempa Gunungapi1. Tipe A (1,2 km, swarm M<6,0) Gempanya kecil-kecil2. Tipe B (di kawah dan sekitarnya/aktif, S tidak jelas, T=0,2-1 s, biasanya meningkat sebelum

letusan)3. Gempa letusan merupakan gempa akibat letusan gunungapi yang bersifat ekplosive dengan

disertai muntahan bongkah lava, bomb dan piroklastik lain (ledakan kuat/vulkanian)

1

Page 2: Bahaya Gunungapi

Mata Kuliah Mitigasi Bencana

4. Tremor gunungapi merupakan gempa yang terjadi menerus/berulang-ulang di sekitar gunungapi, memiliki interval pendek (s) dangkal, terdapat gelombang permukaan)

5. Observasi seismometri merupakan pengamatan menerus dengan jaringan stasiun. Contoh : Asama.

6. Energi Kinetis (E=1

2MV 2

) Rumus Empiris untuk Gunungapi tertentu G.Asama (dari 15 letusan 1935 s/d 1940)

E=(0 ,03+4 ,50 A+0 ,70 A2±0 ,08)1019 erg

A = Adalah ampitudo maximum ke arah mendatar Sifat khas “initial motion” letusan gunungapi ke segala arah Contoh sifat khas lain : untuk gunungapi tipe vulkanian (andesitik), gempa B dekat ke gempa

ledakan sehingga positif, transfer tekanan di bawah kepundan. Contoh : G.Asama.

Aktifitas Seismik Gunungapi1. Gempa tipe A terdalam berbeda dengan gempa tektonik dari aktifitas seismiknya, yaitu ke arah

bentuk “SWARM”, bukan gempa susulan, magnitudo dapat mencapai 6,0 (merusak).2. Jumlah gempa semakin banyak, maka akan segera terjadi letusan.3. Deformasi kerak gunungapi dan aktivitas.

Tipe Bentuk Periode Dominan (Hz) Keterangan

I Untiran ganda 0,09-0,12 Frekuensi tinggi

II Untiran ganda 0,09-0,12;0,24-0,36Frekuensi tinggi diikuti dengan frekuensi rendah

III Tipe B 0,15-0,25 Sama dengan Tipe B Minakami

IV Fase Banyak 0,25-0,30 Terkait dengan aktifitas kubah lava

V Untiran panjang 0,16-0,90Berhubungan dengan guguran lava/batuan

Tabel 1. Tipe gempa berdasarkan klasifikasi Shimozuru (1969)

Bahaya Gunungapi 1. Bahaya Primer (Selama Letusan)

Semburan lumpur (freatik dan frato-magmatik); Aliran lava, piroklastik, awan panas, dan tefra jatuhan (magmatik); Lokasi Terbatas; Dapat terjadi lahar panas atau letusan; Gempabumi, Gas beracun.

Bencana Akibat Batuan Gunungapi aliran : Awan panas : Kecepatan 15-40 m/s, suhu 200-8000C, radius hingga 10 km, guguran lava

(lemah), mengikuti lembah. Contoh-contoh : G.Merapi, G.Kelut, G.Agung, dan G.Tambora.

Aliran Piroklastik : Aliran lumpur, lahar erupsi (G,Kelut), lahar panas. Aliran Lava : G.Semeru (1941) : 5-50 m/hari, G.Karangetan 15-300 m/hari (volume 20

juta m3), suhu 700-12000C, volume besar merusak. Bencana Akibat Batuan Gunungapi Jatuhan :

2

Page 3: Bahaya Gunungapi

Mata Kuliah Mitigasi Bencana

Hujan Debu. Hujan Piroklastik.

Bencana Akibat Semburan Lumpur :Eksplosif G.Kelut 1951 : 1,8 juta (3 km); G.Sinila 1979 50 m di sekitar kawah.

Bencana Akibat Gelombang Pasang : G.Krakatau 1883, 20m, 36.000 jiwa. G.Waiteba (P.Lombien, NTT), 514 jiwa.

Bencana Akibat Gas Beracun : G.Sinila 1979, 149 jiwa.

Bencana Akibat Aliran Lahar : G.Merapi, G.Kelut, G.Semeru.

2. Bahaya Sekunder (Pasca Letusan) Banjir lahar dingin, Banjir bandang, dan Longsoran vulkanik.

Mitigasi Bencana Gunungapi1. Mempelajari sejarah letusan (frekuensi dan kekuatan letusan).2. Pengamatan terus menerus :

Warna asap. Ketinggian asap. Arah tiupan angin.

3. Pengamatan dengan instrumen : Pengukuran suhu. Pengukuran pH. Perekaman aktifitas gempa. Pengukuran perubahan tinggi. Pengukuran perubahan lokasi.

4. Pembuatan peta zonasi Kawasan Rawan Bencana (KRB).

Gambar 1. Pola Penanganan Bencana Gunungapi

3

Page 4: Bahaya Gunungapi

Mata Kuliah Mitigasi Bencana

Penanggulangan 1. Peta Zonasi (Primer dan Sekunder).2. Pengosongan daerah bahaya (dugaan primer dan sekunder).3. Penelitian Gunungapi.4. Peramalan Letusan (Primer).

Gerakan magma : Gempa vulkanik, deformasi kerak, perubahan suhu perubahan arah, kemagnetan, anomali gayaberat, anomali gas SO2.

Suhu dan Gas : Anomali Geolistrik. Suhu Magma : Kenaikan hembusan solfatar. Pelepasan gas pada danau kawah anomali akustik. Kenampakan visual. Tingkah laku binatang .

Pendugaan Kawasan Bahaya Bencana Sekunder1. Zona Aliran lahar.2. Menghindari daerah bahaya.3. Tindakan preventif.

Sabo DAM, Cek DAM, DAM Konsolidasi, dll (perhitungan volume bahan aliran, perkiraan daerah rawan, kapasitas sarana perlindungan).

Buangan air danau.

Dampak Positif Erupsi Gunungapi1. Kesuburan tanah2. Pengendalian iklim (Curah hujan)3. Iklim sejuk dan nyaman4. Pemandangan indah5. Sumber air panas6. Sumber panas bumi

Gunungapi dan Rutr1. Daerah Bahaya

Bukan wilayah pemukiman tetap atau sementara Bukan wilayah industri Bukan lokasi sarana umum penting

2. Potensi Pemanfaatan Hutan agroindustri Pertanian rakyat/ perkebunan Sarana Rekreasi Temporal

4