Bahasa Indonesia. Tidiv. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan

Embed Size (px)

Citation preview

BAHASA INDONESIA

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN (EYD)(TIM ANDROMEDA)

OLEH: NUR ADNI FEBRIANI A01109143UNIVERSITAS TANJUNGPURA JURUSAN ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM 2009-2010

Kata PengantarAssalamualaikum wr.wb Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME. karena berkat Rahmat dan HidayaNyalah penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia mengenai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Tidak lupa pula ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, merupakan pedoman utama untuk menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Untuk itulah penulis memilih judul ini dengan harapan para pembaca dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Pontianak,

Oktober 2009

Penulis

Daftar IsiKata Pengantar ............................................................................................................................... i Daftar Isi ........................................................................................................................................ ii I. Pemakaian Huruf .............................................................................................................. 1 II. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring ..................................................................... 2 III. Penulisan Kata .................................................................................................................. 2 IV. Penulisan Huruf Serapan ................................................................................................... 4 V. Pemakaian Tanda Baca ..................................................................................................... 4 VI. Gaya Bahasa atau Majas ................................................................................................... 5 Daftar Pustaka ............................................................................................................................... iii

I. Pemakaian HurufA. Huruf Abjad Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf berikut.Huruf Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Nama a be ce de e ef ge ha i Huruf Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Nama je ka el em en o pe ki er Huruf Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz Nama es te u fe we eks ye zet

B. C.

Huruf Vokal Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u. Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, dan z. D. E. Huruf Diftong Gabungan Huruf Konsonan Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi. Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy. F. a. Pemenggalan kata Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut: Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan kata itu dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Misalnya: ma-in, sa-at. Huruf diftong tidak pernah diceraikan misalnya: au-la, sau-da-ra. b. Jika di tengah ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum konsonan. Misalnya: ba-pak, ba-rang, su-lit. c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan. Misalnya: man-di, som-bong.

d.

Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih,

pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan kedua. Misalnya: in-strumen, ul-tra, in-fra. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada penggantian baris. Misalnya: Makan-an, me-rasa-kan.

II. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring1. a) b) Tuhan. c) Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang serta huruf pertama nama jabatan/pangkat atau singkatan gelar diikuti nama orang atau sebagai pengganti nama orang, instansi, nama tempat, dan sapaan. d) peristiwa sejarah. e) f) 2. Huruf pertama semua kata di dalam nama buku, Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan Huruf Miring Digunakan untuk menulis kutipan dalam tulisan. Digunakan untuk mengkhususkan atau menegaskan kata atau kalimat. Dipakai pada penulisan kata ilmiah atau asing kecuali ejaan yang telah majalah, surat kabar, dan judul karangn. yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan Huruf kapital atau huruf besar Huruf pertama di awal kalimat, nama orang, bangsa, Huruf pertama petikan langsung, dan huruf pertama nama geografi, negara, lembaga pemerintahan, dan lembaga lainya. dalam ungkapan yang berhubungan dengan Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti

disesuaikan.

III. Penulisan KataA. B. Kata Dasar Kata Turunan Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya: Buku itu sangat tebal.

C. D. E.

Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai kata dasarnya Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran serangkai Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, Kata Ulang Gabungan Kata Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya

dengan kata yang langsung mengikutinya sekaligus, gabungan kata itu ditulis serangkai. gabungan kata ditulis serangkai. Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, misalnya: duta besar. Kata ganti ku dan kau serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku-, mu, dan nya serangkai dengan kata yang mendahuluinya. F. Kata depan di, ke, dan dari. Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali dalam gabungan kata yang sudah lazim: kepada, daripada. G. H. I. Kata si dan sang Partikel Partikel lah, -kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahulinya Partikel pun terpisah dari kata yang mendahuluinya Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari Singkatan dan Akronim Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya: sang Kancil.

kalimat yang mendahului atau mengikutinya Singkatan ialah bentuk kependekan yang terdiri satu huruf atau lebih. Singkatan nama, gelar, sapaan, jabatan diikuti tanda titik. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan, badan, serta nama dokumen resmi tidak diikuti tanda titik. Singkatan umumnya terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti titik. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun gabungan huruf dan kata dari deret yang deperlakukan sebagai kata. Akronim gabungan huruf awal ditulis dengan huruf besar. Akronim dari gabungan kata atau huruf dari deret kata huruf awal ditulis kapital: Akabri. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, kata, dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil: pemilu.

J. -

Angka dan Lambang Bilangan menyatakan lambang bilangan atau nomor menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi; satuan waktu; nilai uang dan; melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat. Menomori bagian karangan dan ayat kitab suci. Penulisan lambang bilangan dengan huruf: 12-dua belas, -seperempat. Penulisan lambang bilangan tingkat: Paku Buwono X, abad XX, ke-2, tingkat Penulisan lambang akhiran an: 50-an, 5000-an Lambang bilangan yang terdiri dari satu atau dua kata ditulis dengan huruf: Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian supaya Tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali Jika ditulis dengan angka dan huruf, penulisan harus tepat.

kauntitas II. -

tiga kali. Kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian/pemaparan.

mudah dibaca: 250 juta. dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.

IV. Penulisan Huruf SerapanBerdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi dalam dua unsur golongan besar. 1. Unsur pinjaman yang belumm sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia: reshuffle. Unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing. 2. Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.

V. Pemakaian Tanda BacaA. Tanda Titik (.) Dipakai pada akhir kalimat bukan seruan/pernyataan; di belakang angka/huruf dalam satu bagan, ikhtisar, atau daftar; memisahkan angka jam; di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya/tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka;

memisahkan ribuan dan kelipatannya (tidak untuk tahun); tidak pada akhir judul; tidak dibelakang pengirim/tanggal surat serta nama/alamat penerima. B. Tanda Koma(,) Di antara unsur-unsur perincian/pembilangan; memisahkan kalimat satara yang didahului tetapi atau melainkan; memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat mendahului induk kalimat (karena sibuk, ia lupa janjinya); di belakang kata/ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat di awal kalimat (jadi,); memisahkan kata o, ya, dari kata lain yang terdapat dalam kalimat; dipakai diantara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, nama tempat dan wilayah yang ditulis berurutan; diantara nama orang dan akdemik; di muka angka persepuluh (12,5)/diantara rupiah dan sen (Rp 12,50); mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi; menghindari salah baca. C. Tanda Titik Koma (;) Memisahkan kalimat sejenis/setara; pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara di dalam kalimat majemuk. D. Tanda Titik Dua (:) Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian; diantara jilid dan nomor, bab dan ayat dalam kitab suci, judul dan anak judul; nama kota dan penerbit dalam acuan karangan. E. F. G. Tanda Hubung (-) Tanda Tanya (?) Tanda Seru (!) Menyambungkan kata pada pergantian baris; menyambung kata ulang; untuk memperjelas Akhir kalimat tanya, di dalam tanda kurung untuk kalimat yang disangsikan kebenarannya Di akhir kalimat ungkapan/pernyataan berupa seruan/perintah yang menggambarkan emosi

VI. Gaya Bahasa atau MajasAlegori: menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran Simile: dinyatakan dengan kata depan dan penghubung seperti, layaknya Metafora: pengunkapan dengan menghilangkan layaknya, bagaikan Sinestesia: pengungkapan yang berhubungan dengan indra Aptronim: pemberian nama yang cocok pada sifat atau pekerjaan orang Litotes: mengecilkan fakta dengan tujuan merendahkan diri Hiperbola: melebih-lebihkan Personifikasi: menjadikan benda mati sebagai manusia

-

Eufemisme: mengganti kata-kata tabu atau kasar Ironi: sindiran dengan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut Sarkasme: sindiran langsung dan kasar Apofasis: penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal Paradoks: Pengungkapan dengan membandingkan dua hal yang seolah-olah

bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.

Daftar PustakaTim Andromeda. 2009. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Telah Disempurnakan EYD. Yogyakarta: Andromeda Publishing.