Click here to load reader
View
1.391
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
1 1) SINONIM--- ANTONIM---AKRONIM
Sinonim adalah kata yang memiliki persamaan arti
=>lomba=pertandingan
makanan ringan=cemilan
Antonim adalah lawan kata
=>tua><muda atas><bawah
tinggi><pendek
Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku
kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang
wajar.
=>Hankamnas=pertahanan dan keamanan nasional
2) POLISEMI---HOMONIM---HOMOGRAF----HOMOFON
Polisemi=tulisan, bunyi, arti sama
Bunga
Bunga desa itu sedang memetik bunga
Homonim=tulisan dan bunyi sama, arti beda
Bisa
Dia bisa bicara juga rupanya; dia terkena bisa ular!
Rapat
Rapat dikit dong barisannya!; ayahku sedang rapat.
Homograf=tulisan sama, bunyi dan arti beda
Per
Gajinya per bulan atau per minggu?; kasur ini ada per nya
Homofon=bunyi sama, tulisan dan arti beda
Tahu
Aku tahu dia yang seharusnya menang; tahu adalah
makanan yang sehat.
3) KATA PENGHUBUNG ANTARKLAUSA
Kata penghubung antarklausa adalah menggunakan kata-kata berikut
ini:
Adalah, dan, atau, bersama
tetapi, tidak hanya
Contoh kalimatnya:
- Ia tidak hanya rajin dan pandai, tetapi juga teliti dan rendah hati.
- Penculikan itu tidak hanya menimbulkan marah warga, melainkan
juga menimbulkan trauma pada orang tua.
- Adikku belum bersekolah, tetapi ia sudah bisa membaca dengan
mengeja.
- Aku sudah lama berdagang, tetapi belum juga punya banyak uang.
- Budaya daerah harus dijaga, tetapi budaya luar yang baik jangan
ditolak.
- Anak-anak Indonesia harus diajari bahasa Indonesia dengan baik,
tetapi bahasa asing perlu juga dikuasai untuk memperluas
cakrawala.
Kata penghubung antarklausa yang lainnya adalah:
Atau, ataukah, sebab, karena, dan oleh karena.
akibat, akibatnya, dan hasilnya.
untuk, demi, agar, dan biar.
ah jika, kalau, jikalau, dan asalkan.
sejak atau sedari, ketika, pada waktu, (se)waktu, serta, seraya,
sambil, sementara, selagi, selama, dan tatkala.
sebelum, sehabis, setelah, sesudah, seusai, dan begitu.
samapai dan kepada.
sungguh (pun), biar (pun), meski (pun), walau (pun), sekali (pun),
dan kendati (pun).
dengan atau tanpa, tidak dengan, memakai, dan menggunakan.
lebih/kurang+dari atau lebih/kurang…..daripada, sampai, sampai-
sampai, sehingga, dan maka.
Yang, CONTOH: Istrinya yang tinggal di Bogor berjualan telur.
diapit oleh tanda koma.CONTOH: Istrinya, yang tinggal di Bogor,
berjualan telur
andai kata, seandainya, dan andaikan.
jika, kalau, jikalau, apabila, dan bilamana, jangan-jangan, kalau-
kalau, agar, semoga, moga-moga, dan mudah-mudahan.
4) KATA PENGHUBUNG KORELATIF
Ciri-ciri kalimat majemuk setara menggunakan kata
penghubung korelatif berikut ini:
Tidak……tetapi….
Bukan….melainkan…
Tidak hanya…..tetapi juga….
Bukan hanya…melainkan juga…
Baik….maupun…
Contoh kalimat korelatif :
1. Kita tidak hanya mengikuti diskusi itu, tetapi juga ikut aktif
mengemkakan pendapat.
2. Tidak hanya cuci muka, bahkan kami menyempatkan untuk
mandi dan berenang di pemandian air hangat itu.
3. Bukannya aku tidak mau menbantumu, melainkan aku tidak
punya banyak waktu.
4. Baik bersama ayahnya, maupun bersama ibunya, adiknya tetap
tidak mau peri.
5. Mobil itu melaju demikian cepatnya sehingga sangat sulit sekali dikejar mobil patrol polisi.
5) FAKTA---OPINI
Fakta
Fakta adalah hal atau keadaan yang benar-benar ada atau terjadi.
Setiap orang akan memiliki kesamaan dalam pengamatan fakta.
Contoh fakta: Pada hari Sabtu, 5 Juli 2008, lima orang pembuat
batik mendapat penghargaan dari pemerintah.
Contoh-contoh kalimat fakta
1. Penyakit yang pertama kali dilaporkan pada September 2009 itu
dijuluki penyakit mengangguk karena menyebabkan penderitanya
menganggung-angguk.
2. Penyakit aneh itu kini menyebar ke beberapa distrik di wilayah
utara Uganda, seperti Kitgum, Lamwo, Pader, Agago, dan Amuru.
4. Tim penggalian benda kuno pimpinan arkeolog Prancis
Christopher Tiers sedang merestorasi kuil Amun Ra di Luxor
ketika menemukan sebuah pintu kapur yang berasal dari masa
kekuasaan dinasti ke-17, saat firaun tersebut berkuasa.
5. Melalui teknologi ultrasonografi 4 Dimensi (USG 4D) diketahui
bahwa janin bisa tersenyum dan menangis saat masih dalam rahim.
Opini
Opini adalah perkiraan, pikiran, pendapat, atau anggapan tentang
suatu hal. Pendapat orang mengenai suatu hal berbeda-beda.
Perbedaan pendapat bergantung pada sudut pandang dan latar
belakang yang dimiliki. Pendapat dapat berupa saran, kritik,
tanggapan, harapan, nasihat, atau ajakan.
Contoh opini: Batik buatan Ibu Rukmi sangat bagus dan halus.
Contoh-contoh kalimat opini
1. Dokter memperkirakan, jika kembali sadar, kemungkinan Yanto
bisa mengalami kerusakan ingatan, bisu, atau lumpuh.
2. Kisah Yanto ini juga sekaligus membuka kembali borok-borok
kondisi sosial, ekonomi, dan bahkan politik negara kita. Wajib
belajar yang digembar-gemborkan ternyata masih merupakan
impian indah.
3. Banyak orang Muslim yang tidak bangga menjadi Muslim dan
tidak menjadikan tokoh-tokoh Islam sebagai idola mereka karena
tidak mengenal sejarah Islam dengan benar.
4. Semangat ilmiah dan perjuangan dalam dakwah Islam perlu kita
warisi dari para ulama dan tokoh seperti Buya Hamka.
5. Melihat tema yang dibahas dalam disertasi Abd. Moqsith
tersebut, harusnya para ahli tafsir di Indonesia tertarik untuk
menyimaknya.
6) KATA GABUNGAN BERAWALAN DAN
BERAKHIRAN
Contoh kata yang berawalan dan berakhiran/konfiks antara lain:
- menemukan (me-temu-kan)
Me= awalan
Kan=akhiran
- membangkikan (mem-bangkit-kan)
Mem=awalan
2 Kan=akhiran
- pembangkitan (pem-bangkit-an)
Pem=awalan
An=akhiran
- bergesekan (ber-gesek-an)
Ber=awalan
An=akhiran
7) MAKNA IMBUHAN PER-AN--- KE-AN---MEM-KAN ---
PE-AN ---BER- ---
ME-KAN ---
Konfiks ke-an berfungsi membentuk kata benda konkret, kata
benda abstrak, kata kerja pasif, dan kata sifat.
Makna imbuhan ke-an sebagai berikut.
a) menyatakan sifat
Contoh:
Aku kagum akan keindahan senja di Pantai Kuta.
keindahan = bersifat indah
b) menyatakan makna dalam keadaan
Contoh:
Ia menggigil kedinginan.
kedinginan = dalam keadaan dingin
c) menyatakan perbuatan yang dilakukan secara tidak sengaja
Contoh:
Ia ketiduran di kursi belajarnya.
ketiduran = tidak sengaja tidur
d) menyatakan makna terlalu
Contoh:
Baju Anisa kebesaran.
kebesaran = terlalu besar
e) menyatakan makna agak atau menyerupai
Contoh:
Ia memang masih kekanak-kanakan.
kekanak-kanakan = menyerupai anak-anak
f) menyatakan tempat atau daerah
Contoh:
Kedutaan besar negara-negara sahabat ada di Jakarta.
kedutaan = tempat para duta besar
g) menyatakan dapat di . . . .
Contoh:
Gunung Semeru kelihatan dari Lumajang.
kelihatan = dapat dilihat
h) menyatakan yang di- . . .
Contoh:
Dito adalah cucu kesayangan kakeknya.
kesayangan = yang disayang
2. Konfiks pe-an
Konfiks pe-an memiliki alomorf yang berwujud pe-an, pem-an,
penan,
peng-an, peny-an dan penge-an.
Konfiks pe-an berfungsi membentuk kata benda.
Makna imbuhan pe-an sebagai berikut.
a) menyatakan makna cara
Contoh:
Pengiriman barang ini dilakukan dengan paket kilat.
pengiriman = cara mengirim
b) menyatakan makna tempat
Contoh:
Kami sedang menuju pelabuhan Tanjung Perak.
pelabuhan = tempat berlabuh
c) menyatakan makna perihal
Contoh:
Pembuatan tahu ini dilakukan secara manual.
pembuatan = perihal membuat
d) menyatakan alat untuk me- . . .
Contoh:
Pendengaran nenek sudah lemah.
pendengaran = alat untuk mendengar
3. Konfik per-an
Bentuk per-an ada tiga macam, yaitu per-an, pe-an, dan pel-an.
Konfiks per-an berfungsi membentuk kata benda.
Makna imbuhan per-an sebagai berikut.
a) menyatakan makna cara
Contoh:
Jangan terperangkap dalam pergaulan bebas tanpa batas!
pergaulan = cara bergaul
b) menyatakan makna hasil
Contoh:
Persetujuan itu telah ditandatangani kedua belah pihak.
persetujuan = hasil setuju
c) menyatakan tempat
Contoh:
Pengembang dari Jakarta itu membuat permukiman di seputar
Godean.
permukiman = tempat bermukim
d) menyatakan makna kumpulan
Contoh:
Daerah pertokoan di Jalan Kenangan akan mengalami
penggusuran lagi.
pertokoan = kumpulan toko
e) menyatakan makna hal
Contoh:
Setiap tahun pertambahan penduduk mencapai hampir sepuluh
persen.
pertambahan = hal bertambah
4 Fungsi imbuhan me-kan atau mem-kan membentuk kata kerja
transitif, yaitu kata
kerja yang memerlukan objek.
Makna imbuhan me-kan sebagai berikut.
a) menyatakan makna kausatif
Contoh:
Niken menjatuhkan gelas.
menjatuhkan = membuat jatuh
b) menyatakan makna melakukan tindakan untuk orang lain atau
benefaktif
Contoh:
Rina membukakan pintu saat ayahnya datang.
membukakan = membuka untuk orang lain
c) menyatakan makna menuju ke
Contoh:
Pilot itu berhasil mendaratkan pesawatnya walaupun cuaca buruk.
mendaratkan = menuju ke darat
d) menganggap sebagai
Contoh:
Jangan mendewakan kekayaan dalam kehidupan di dunia ini!
mendewakan = menganggap sebagai dewa
Awalan ber- Pemakaian awalan ber- mempunyai kaidah sebagai berikut.
1. Apabila diikuti kata dasar yang berhuruf (r) dan beberapa kata
dasar yang suku pertamanya berakhir huruf (er), bentuk awalan ber
berubah menjadi be-.
Contoh : ber + rantai à berantai
ber + kerja à bekerja
2. Apabila awalan ber- bertemu dengan kata dasar ajar, ber-
berubah menjadi bel-
Contoh : ber + ajar à belajar
3. Apabila awalan ber- diikuti kata dasar selain yang disebutkan di
atas, ber- tetap tanpa perubahan.
Contoh : ber + lari à berlari
ber + nyanyi à bernyanyi
Makna awaln ber-
1. Mempunyai.
Contoh : beranak, berhasil
2. Memakai/menggunakan/mengendarai.
Contoh : bersepeda, bersepatu
3. Mengeluarkan.
Contoh : berkata, bertelur
4. Menyatakan sikap mental.
Contoh : berbahagia, berbaik hati.
5. Menyatakan jumlah.
Contoh : berdua, berempat.
8) IMBUHAN SERAPAN DAN KATA GABUNGAN
3
Imbuhan serapan maksudnya adalah imbuhan yang berasal dari
bahasa asing, lalu dipindahkan ke imbuhan bahasa Indonesia.
Contohnya:
Ilmuwan, bukan ilmiauan
Wartawan, bukan wartauan
Kata non ada yang disambung langsung dengan kata dasar ada
yang di sambung dengan tanda strip(-)
Bila maka non disambung dengan tanda strip(-)
contoh:
9) KATA BAKU
Kata baku artinya: kata yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa
Indonesia.
Kata baku kata tidak baku Apotek apotik
Ijazah izajah
Proyek projek
Sistem sistim
Aktivitas aktifitas
Menejer manager
Standar standart
Atlet atlit
Asas azas
10) PEYORASI-AMELIORASI DAN PERLUASAN-
PENYEMPITAN MAKNA Kata yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia seringkali
mengalami
perubahan makna, di antara adalah perluasan, penyempitan,
peninggian,
perendahan, dan sebagainya.
a. Peyorasi, maksudnya adalah perubahan makna kata yang nilai
rasanya
lebih rendah daripada kata sebelumnya.
Contoh:
- kroni
Kata sebelumnya bermakna sahabat, sedangkan makna baru berarti
kawan
dari seorang penjahat.
b. Ameliorasi, yaitu perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih
tinggi
daripada asalnya.
Contoh:
- wanita
Kata asalnya lebih rendah daripada perempuan, tetapi makna baru
menjadi
lebih tinggi daripada perempuan.
c. Perluasan Makna
Hal ini terjadi apabila cakupan makna suatu kata lebih luas dari
makna
asalnya.
Contoh:
kata ibu
Makna asalnya berarti emak, sedangkan makna baru berarti setiap
perempuan dewasa.
d. Penyempitan Makna
Hal ini terjadi apabila makna suatu kata lebih sempit cakupannya
daripada
makna asalnya.
Contoh:
kata sarjana
Makna asalnya berarti cendekiawan, sedangkan makna bari berarti
gelar
dari lulusan sebuah universitas.
11) KALIMAT TANYA RETORIS
Kalimat tanya retorik adalah kalimat tanya yang tidak
menghendaki jawaban atau tidak mengharuskan adanya jawaban,
kalimat tanya retorik ini biasanya mengarah pada bentuk pernyataan
pemberi semangat, kritik ataupun gagasan.
Biasanya kalimat tanya retorik ini banyak dipakai ketika pidato dan
juga orasi.
Contoh kalimat tanya retorik :
1. Apalagi yang dapat kita kerjakan kecuali hanya memohon
pertolongan tuhan?
2. Apakah kita diam saja ketika rusak lingkungan?
3. Dimana kita saat mereka membutuhkan pertolongan?
4. Apakah ada orang mati bisa hidup kembali?
5. Apakah nasib kita akan berubah tanpa ada usaha?
6. Apa kita bisa hidup tanpa makan?
7. Apakah kita tega membiarkan mereka kelaparan?
12) KALIMAT TIDAK LANGSUNG--- KALIMAT
LANGSUNG
A. Kalimat langsung
Kalimat Langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan
apa yang diujarkan orang.
Ciri-ciri Kalimat Langsung:
Bertanda petik dalam bahasa tertulis.
1. Ayah menyuruh, “Antarkan surat ini ke kantor Bapak!”
(pengiring/kutipan).
2. “Ayo, masuk satu-satu” gertak polisi kepada tiga orang pencopet
yang baru saja tertangkap.
(kutipan/pengiring).
B. Kalimat tak langsung
Kalimat Tak LAngsung adalah Kalimat yang melaporkan apa yang
diujarkan orang.
Ciri-ciri Kalimat Tak Langsung:
Tidak bertanda petik.
Contoh :
1. Ayah menyuruhku untuk mengantarkan surat ini ke kantornya.
2. Polisi menggertak tiga orang pencopet yang baru saja tertangkap
agar mereka masuk satu per satu.
13) SUBJEK---PREDIKAT---OBJEK---PELENGKAP---
KETERANGAN
CIRI-CIRI UNSUR KALIMAT
A. SUBJEK 1. Jawaban apa atau siapa
contoh
Ani bermain di rumah.
Siapa yang bermain di rumah?
Ani. Maka, Ani adalah subjek.
2. Disertai kata itu
contoh
Rumah itu bagus.
Subjek dalam kalimat tersebut adalah rumah itu.
3. Didahului kata bahwa
Contoh
Bahwa makalah ini memiliki kelemahan adalah tanggung
jawab saya.
Subjek dalam kalimat di atas adalah bahwa makalah ini
memiliki kelemahan.
4. Mempunyai keterangan pewatas yang
contoh
Mobil yang merah hati akan dijual murah.
Subjek kalimat di atas adalah mobil yang merah hati.
5. Tidak didahului preposisi
contoh
Dari hasil penelitian itu membuktikan bahwa obat AA
berbahaya.
4
Dari hasil penelitian bukan subjek karena didahului
preposisi.
6. Berupa nomina atau frase nomina
contoh
Hewan berkembang biak.
Subjek kalimat di atas adalah hewan. Hewan merupakan
nomina
B. PREDIKAT 1. Jawaban mengapa dan bagaimana
contoh
Nabiilah baik-baik.
Bagaimana Nabiilah?
Baik-baik merupakan jawaban atas pertanyaan
Bagaimana Nabiilah.
2. Disertai kata adalah, ialah , atau merupakan
contoh
Dia adalah wartawan.
3. Dapat diingkarkan (dengan kata tidak)
contoh
Ani tidak makan di kantin.
4. Dapat disertai kata-kata aspek ( telah, sudah, akan,
dan sedang)
contoh
Ani sedang membaca koran di taman.
C. OBJEK
1. Berada langsung di belakang predikat
Contoh:
Gita menulis cerpen.
2. Dapat menjadi subjek kalimat pasif.
Contoh:
Gita menulis cerpen. (kalimat aktif)
Cerpen ditulis Gita. (kalimat pasif)
3. Tidak didahului preposisi
Contoh:
Panglima Sudirman tidak mau menyerah kepada musuh.( kata
kepada musuh bukan objek)
D. PELENGKAP (PEL)
1. Tidak dapat menjadi subjek akibat pemasifan kalimat
2. Berada di langsung di belakang predikat jika tidak ada objek dan di
belakang objek jika unsur ini hadir.
Contoh: Negara Republik Indonesia berdasarkan pancasila. (langsung
di belakang predikat)
3. Predikatnya berawalan ber-
Contoh:
Amir berbadan tegap
S P Pel
Negara Indonesia / berdasarkan / Pancasila.
S P Pel
Ia / menjadi / rektor.
S P Pel
Ibu /membawakan / saya / oleh-oleh.
S P O Pel
5. KETERANGAN 1. Jawaban pertanyaan kapan dan di mana
Contoh
Kemarin, dia tidak mengerjakan PR.
2. Tidak terikat oleh posisi (dapat berpindah-pindah)
Contoh
Dia tidak mandi kemarin.
Kemarin, dia tidak mandi.
14) KALIMAT AKTIF---KALIMAT PASIF
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai aktor
atau pelaku.
Contoh:
1. Saya menolong orang itu.
2. Mereka mendaki gunung selama satu minggu.
3. Ayah membaca terus-menerus sampai larut malam.
Kalimat aktif ada dua macam, yaitu aktif transitif dan aktif
intransitif.
Kalimat aktif yang predikatnya dapat diberi objek dinamakan kalimat
aktif transitif, dan bila tidak dapat diberi objek disebut kalimat aktif
intransitif.
Contoh:
1. Tukang kayu mengecat pintu. (aktif transitif.
2. Handoko menendang bola. (aktif transitif)
3. Mobil itu menepi. (aktif intransitif)
4. Burung-burung itu terbang. (aktif intransitif)
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai
penderita (dikenai tindakan).
Contoh:
1. Surat itu sudah kubaca dua kali.
2. Semua tembok akan dicat lagi.
3. Sepatunya disemir sampai mengkilat.
Kalimat aktif
Kalimat pasif
15) KALIMAT AKTIF YANG TIDAK BISA DIPASIFKAN
kalimat aktif yang tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif
merupakan kalimat aktif intransitiv. Hal ini karena kalimat tersebut
tidak mempunyai objek.
Contoh: Andi berteman dengan Budi =tidak dapat dipasifkan sebagai
Budi ditemani oleh Andi.
Penjelasan: Andi berteman dengan Budi
S P PEL.
Andi=subjek; berteman=predikat; Budi=pelengkap, karena di depan
kata Budi terdapat kata dengan yang merupakan syarat pelengkap
16) KALIMAT AKTIF BEROBJEK---KALIMAT
BERPELENGKAP---
Predikat (P) sering disebut sebagai pusat kalimat,
sedangkan subjek (S) merupakan pendamping P. Dalam
bahasa Indonesia, S biasanya terletak di muka P. Unsur
objek (O) dan pelengkap (Pel) merupakan unsur lain dalam
kalimat di samping S dan P. Pel. sering pula disebut dengan
istilah komplemen.
Perbedaan Antara Objek dan Pelengkap
Objek (O) dan Pelengkap (Pel) merupakan unsur pendamping P
di samping S. Orang sering bingung membedakan antara O dan
Pel. Hadirnya S, O, maupun Pel sangat tergantung pada jenis dan
kodrat P yang menjadi pusat kalimat. Berikut ini akan
dipaparkan perbedaan antara O dan Pel.
a. Objek (O)
O bisa dikenali lewat dua cara, yaitu (1) dengan melihat jenis P-nya,
dan (2) dengan memperhatikan ciri khas O itu sendiri. Dengan
melihat jenis P-nya, dapat dikatakan bahwa P berstatus aktif dan
transitif. P yang berstatus aktif-transitif tersebut sering ditandai
dengan afiks -kan, -i, dan per-. Dengan melihat ciri khas objek itu
sendiri dapat dirinci sebagai berikut: (a) kategori katanya berupa
nomina (kt. benda), (b) berada langsung di belakang kata kerja aktif
transitif tanpa preposisi (kata depan), (c) dapat menjadi S dalam
kalimat pasif, dan (d) dapat diganti dengan -nya, -ku, dan -mu.
Untuk lebih jelasnya perhatikan beberapa contoh kalimat berikut
ini.
1.(a) Ibu menanak nasi. S P O
(b) Nasi ditanak ibu. (pasif) S P O
(c) Ibu menanaknya.
Jika diperhatikan kalimat 1(a) di atas nasi berkedudukan sebagai O,
karena termasuk kata benda, bisa dipasifkan dan berkedudukan
sebagai S, dan dapat diganti dengan -nya.
b. Pelengkap (Pel.)
Pel. sering dicampuradukkan dengan O. Hal ini sering terjadi
mengingat Pel ada kemiripan dengan O. Baik O maupun Pel sering
berwujud nomina (kt. benda), dan keduanya juga sering menduduki
Aktif transitif
Aktif intransitif
Bisa dipasifkan
Tidak bisa dipasifkan
Pasif biasa
Pasif zero
Predikatnya: di-,ter-
Predikatnya: -kan
5
tempat yang sama, yakni di belakang kata kerja. Tetapi ada ciri khas
Pel. yang membedakannya dengan O. Ciri khas tersebut adalah (a)
Pel. bisa berupa kata benda, kata kerja, maupun kata sifat., (b) Pel.
selalu berada di belakang kata kerja semitransitif atau dwitransitif
dan dapat didahului oleh preposisi (kata depan), (c) kalimat yang
ber-Pel. tidak dapat dipasifkan; seandainya dapat Pel. tidak akan
menduduki jabatan S, (d) Pel. tidak dapat diganti dengan -nya;
kecuali jika didahului oleh proposisi selain di, ke, dari, dan akan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan kalimat berikut.
2 (a) Hal ini merupakan masalah penting.
S P Pel.
(b) *) Masalah penting hal ini merupakan. (tidak gramatikal)
(c) *) Hal ini merupakan masalahnya.(tidak gramatikal)
Dari contoh kalimat 2 (a) di atas tampak jelas bahwa masalah penting
merupakan Pel. karena kalimat tersebut tidak dapat dipasifkan dan
tidak dapat diganti dengan -nya.
3. Kesimpulan
Untuk lebih jelasnya perhatikan matrik perbedaan antara O dan Pel
berikut ini
No. Objek Pelengkap
1
kategori katanya
berupa kata
benda
Kategori katanya bisa
kata benda, kata
kerja, atau kata sifat.
2
berada langsung di
belakang kata
kerja aktif
transitif tanpa
preposisi
berada di belakang
kata kerja
semitransitif atau
dwitransitif, dan
dapat didahului oleh
preposisi.
3
dapat menjadi
subjek dalam
kalimat pasif
kalimatnya tidak dapat
dipasifkan, jika dapat
pelengkap tidak
dapat menduduki
jabatan subjek
4 dapat diganti
dengan -nya
tidak dapat diganti
dengan -nya, kecuali
jika didahului oleh
preposisi selain di,
ke, dari, dan akan.
17) KALIMAT MAJEMUK SETARA DAN KALIMAT
MAJEMUK BERTINGKAT
-Pengertian Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara adalah penggabungan dua kalimat tunggal
atau lebih dan tiap-tiap unsurnya mempunyai kedudukan yang
sama. Ada tiga macam hubungan semantis dalam kalimat majemuk
setara.
Contoh Kalimat Majemuk Setara -Saya menyapu dan adik mencuci.
-Rumah itu bagus dan besar.
-rumah itu bagus, tetapi pekarangannya tak terpelihara.
- Pengertian Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau
lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat
majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat.
Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk
kalimat.
Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat - Saya mengerjakan tugas itu sampai malam agar besok pagi
dapat mengumpulkannya.
- Walaupun hatinya sedih tetapi ibu tidak mau menangis di
hadapan anakanaknya.
- Sejak anak-anak, saya sudah terbiasa hidup sederhana.
- Saya mengerjakan tugas itu sampai malam agar besok pagi
dapat mengumpulkannya.
18) MENENTUKAN KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK---
KALUSA UTAMA DAN KLAUSA BAWAHAN
Klausa dalam Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk, baik setara maupun bertingkat memiliki dua atau
lebih klausa (subjek atau perdikat). Kamlimat majemuk setara
memiliki klausa sederajat atau masing – masing dapat berdiri sendiri.
Kata penghubung yang dapat digunakan dalam kalimat majemuk
setara adalah dan, atau, tetapi, atau melainkan. Kata penghubung ini
selalu terletak di tengah kalimat.
Contoh:
Rani sedang sakit tetapi Ibu Rani pergi berjalan – jalan.
Klausa 1 Klausa 2
Jika kalimat dipenggal per klausa kalimat akan menjadi sebagai
berikut:
1. Rani sedang sakit.
2. Ibu Rani pergi berjalan – jalan.
Kalimat majemuk bertingkat memiliki klausa utama yang disebut
induk kalimat dan klausa bawahan yang disebut anak kalimat.
Klausa bawahan (anak kalimat) tidak dapat berdiri sendiri karena
merupakan bagian kalimat.
Kata penghubung yang dapat digunakan adalah yang menyatakan
waktu (saat, setelah, sebelum, ketika, dsb), menyatakan syarat (jika,
bila, apabila), menyatakan sebab (sebab dan karena), menyatakan
akibat (sehingga, maka, akibatnya), menyatakan tujuan (agar, biar,
supaya), menyatakan penegasan (bahwa), dsb.
Kata penghubung ini dapat digunakan di awal atau di tengah kalimat,
kecuali sehingga dan maka yang harus selalu di tengah kalimat.
Contoh:
1. Nilai – nilaimu akan bagus jika kamu mau belajar.
Klausa utama Klausa bawahan
2. Jika kamu mau belajar, nilai – nilaimu akan bagus.
Klausa bawahan Klausa utama
Bila klausa utama terletak di awal kalimat, kata penghubungnya
terletak di tengah, dan di depan kata penghubung tidak boleh diberi
tanda koma. Akan tetapi bila klausa bawahan terletak di awal kalimat,
harus diberi tanda koma.
19) NOTULEN---NOTULIS
Notulen adalah catatan singkat yang merinci jalannya
rapat/diskusi/pertemuan, dibuat oleh notulis sebagai catatan
tertulis tentang apa yang dibahas.
Notulis adalah orang yang menulis notulen
20) PREPOSISI
Preposisi adalah kata yang terletak di depan kata lain sehingga
berbentuk frasa atau kelompok kata.
1. Preposisi dasar: di, ke, dari, pada, demi, dan lain-lain
a. Demi kemakmuran bangsa, mari kita tegakkan hokum dan keadilan.
2. Preposisi turunan: di antara, di atas, ke dalam, kepada, dan lain-lain.
a. Di antara calon peserta lomba terdapat nama seorang peserta yang
sudah menjadi juara selama dua tahun.
21) AMBIGUITAS
Makna ambigu artinya makna ganda, atau makna yang bisa
memiliki lebih dari satu arti.
Contoh:
1. Kuterima hadiah kedua kakakku dengan senang hati
kalimat tersebut bisa berarti
Hadiah kedua dari kakakku.
hadiah dari kedua kakakku.
2. Bano berenang di laut mati.
kalimat tersebut bisa berarti
Bano berenang di laut yang namanya laut mati.
Bano berenang di laut kemudian mati.
6
22) SILOGISME KATEGORIAL
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan
kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat
dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang
mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
seperti:
premis mayor: Semua siswa SMA Bani Saleh lulus Ujian
Nasional
premis minor: Rani adalah siswa SMA Bani Saleh
kesimpulan : Rani lulus Ujian Nasional
contoh lain kalimat silogisme kategorial
a. semua mahasiswa adalah lulusan slta
nanni adalah mahasiswa
jadi nanni lulusan slta
b. tidak ada manusia yang kekal
mahasiswa adalah manusia
jadi mahasiswa tidak kekal
c. semua manusia berpikir
semua rusa bukan manusia
jadi, rusa tidak berpikir
d. tidak seekor ikan pun ayam
semua ikan berenang
jadi tidak seekor ayam pun berenang
e. semua karyawan pt.makmur masuk kerja
ratna adalah karyawan pt.makmur
jadi ratna harus masuk kerja
f. manusia selalu bersifat ingin tahu
mahasiwa adalah manusia
jadi mahasiswa selalu bersifat ingin tahu
g. semua vegetarian hanya makan sayur
indah hanya makan sayur
jadi indah adalah vegetarian
23) FRASE ATRIBUTIF BERIMBUHAN
Frase adalah dua kata atau lebih yang memiliki 1 jabatan dalam
kalimat.
Bagaimana menentukan bahwa terdapat frase atributif
berimbuhan dalam suatu kalimat?
Misalnya ada soal:
Ruang pelatihan itu dilengkapi dengan pendingin ruangan
Sabjek predikat pelengkap
Pendingin ruangan terdiri dari 2 kata, dan jabatanyya hanya satu
yakni sebagai pelengkap. maka dia termasuk frasa
Pendingin ruangan merupakan FRASA ATRIBUTIF, karena
mempunyai unsur atribut.
Lihat penjabaran di bawah ini:
Pendingin ruangan
Unsur pusat unsur atribut
Pendingin ruangan juga memiliki imbuhan, makanya disebut frase
atributif berimbuhan, perhatikan:
Pen-dingin ruang-an
imbuhan pen- imbuhan –an
maka, pendingin ruangan merupakan frase atributif
berimbuhan
bagaimana menentukan unsur utama dan unsur atribut pada
kata atu frasa lain?
Perhatikan…
1. penanak nasi =>berimbuhan
unsur pusat unsur atribut
pemanas udara =>berimbuhan
unsur pusat unsur atribut
pejalan kaki =>berimbuhan
unsur pusat unsur atribut
ikat rambut =>tidak berimbuhan
unsur pusat unsur atribut
jus tomat =>tidak berimbuhan
unsur pusat unsur atribut
tomat =>tidak berimbuhan
unsur pusat (tidak ada unsur atribut)
mudah kan?
Selamat belajar ^^