Upload
karyantoherlambang
View
17
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bahan tambang
Citation preview
bahan tambang emas
TUGAS MAKALAH KIMIA NON PANGAN
BAHAN TAMBANG EMAS
OLEH :
SITI CHALIMAH
6885/4K3
PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG
BIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK KIMIA
KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA ANALIS
TEMANGGUNG
2012
EMAS
Emas adalah unsur kimia dlm tabel periodik yang memiliki
simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Untuk mengenal
emas, kita terlebih dahulu mengenal istilah ”kadar” dalam emas.
Kadar merupakan tingkat keaslian emas, atau jumlah kandungan
kemurnian emas. Kadar emas dinyatakan dalam ”karat” atau persen.
Kadar 24 karat dinyatakan sebagai emas murni. Jadi apabila emas
mempunyai kadar 23 karat berarti tingkat kemurniannya adalah 23/24
X 100% atau sekitar 95,8%. Emas yang dicampur dengan tembaga
berwarna kemerah merahan, jika dicampur dengan perak berwarna
kuning pucat, jika campuran itu diganti paduan dari tembaga dan
perak, berwarna kuning kehijauan atau kemerahan bergantung pada
perbandingan campuran tembaga dan peraknya. Jika dicampur
dengan nikel atau platina dan turunannya maka campuran yang
terbentuk berwarna putih (sering disebut emas putih).
Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek,
mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi
dengan zat kimia lainnya tapi terserang olehklorin, fluorin dan aqua regia.
Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan
di deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISOnya adalah XAU.
Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat celcius.
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa,
kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya
tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu
dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi
dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut
umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral
non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan
sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas
nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas
dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum
sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di
dalamnya >20%.Emas terbentuk dari proses magmatisme atau
pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena
proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan
pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan
(placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu:
Endapan primer; dan
Endapan plaser.
Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan
juga digunakan sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas
dalam bidang moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter absolut
dari emas itu sendiri terhadap berbagai mata uang di seluruh dunia,
meskipun secara resmi di bursa komoditas dunia, harga emas
dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika. Bentuk penggunaan emas
dalam bidang moneter lazimnya berupa bulion atau batangan emas
dalam berbagai satuan berat gram sampai kilogram.
STANDAR MUTU PRODUK
persyaratan mutu pada SNI Barang barang emas tahun 1995,
tahun 2005 dan SNI Barang barang emas muda tahun 1995.
Tabel 1. Persyaratan barang-barang emas
KARAT KADAR EMAS (%) (MS)
KADAR EMAS (%)
(SNI 1995)
KADAR EMAS (%) (SNI 2005)
KADAR EMAS MUDA (%)
(SNI 1995)
24 100,00 99,0-99,9 99,0-99,9 -
23 95,83 - 94,8-98,9 -
22 91,67 91,65 90,6-94,7 -
21 87,50 - 86,5-90,5 -
20 83,33 83,30 82,3-86,4 -
19 79,17 - 78,2-82,2 -
18 75,00 75,00 75,4-78,1 -
17 70,83 70,80 - -
16 66,67 - - -
15 62,50 - - -
14 58,33 - - -
13 54,17 - - -
12 50,00 - - 50,0
11 45,83 - - -
10 41,67 - - 41,6
9 37,50 - - -
8 33,3 - - 33,3
Dari data persyaratan mutu pada kolom 3, 4 dan 5 tersebut di atas,
dapat dikatakan bahwa persyaratan mutu kurang bisa mewakili barang
barang emas yang ada di perdagangan, karena belum semua kadar
emas bisa masuk dalam ketiga SNI tersebut SNI barang emas muda
tahun 1995, dalam persyaratan mutu barang emas telah
mencantumkan kadar 8 – 12 karat. SNI barang barang emas tahun
1995 mencantumkan kadar 17, 18, 20, 22 dan 24 karat. SNI barang –
barang emas 2005 dari 18 – 24 karat. Dari ketiga SNI tersebut kadar
yang belum masuk adalah: 9, 11, 13, 14, 15, 16, 19, 21, dan 23
karat. Kadar emas yang beredar di pasar sekarang adalah mulai dari 8
karat sampai 24 karat jadi di dalam persyaratan mutu SNI tersebut
seharusnya mencantumkan dengan lengkap kadar dari 8 karat
sampai 24. Hasil wawancara dengan para pedagang emas dipasar
emas, menunjukkan bahwa barang emas dengan kadar rendah
(dibawah 14 karat) tersebut diusulkan untuk tidak disebut sebagai
barang emas, tetapi barang perhiasan atau swasa.
Tabel 2. Syarat Mutu Barang Barang Emas
KADAR EMAS MINIMUM (%)
KADAR (KARAT) TANDA KEMURNIAN (‰)
99,00 24 990,0
95,83 23 958,3
91,66 22 916,6
87,50 21 875,0
83,30 20 833,0
79,16 19 791,6
75,00 18 750,0
70,80 17 708,0
66,66 16 666,6
62,50 15 625,0
58,33 14 583,3
METODE PENGUJIAN
• Metode Fire Assay (Cupellation),
Menurut Walo Walchli & Pierre Vuilleumier, 1991 metode ini
paling akurat, dengan akurasi 23 bagian per 10.000 (0,02%), Metode uji
ini, metode uji yang merusak, yaitu dengan mengikis sebagian dari
emas, kirakira 250 mg, membungkusnya dengan lembaran tipis logam
dan dipanaskan di dalam tanur pada suhu 11000C yaitu untuk
memindahkan logamlogam selain emas. Setelah itu, hasil berupa
campuran emas perak ditaruh di dalam cairan asam nitrat untuk
memisahkan perak (sebagai sisa) dan menimbang ulang hasilnya
yang berupa emas murni. Ini adalah rujukan teknik standar yang
digunakan National Assay Laboratory Worldwide for Hallmarking dan
dikuatkan dengan International Standard, ISO 11426: 1993.
Prosedur
Sebanyak 5.400 gram sampel yang dihaluskan sampai berukuran
150 mesh dihomogenkan dengan cara miring-coning- quartering
selama 20 menit, sampel dibagi dua bagian menggunakan splitter
sehingga masing-masing menjadi 2.700 gram. Kedua bagian
dihomogenkan dengan cara yang sama dan ditimhang masing-
masing 50 gram sebanyak 28 sampel. Masing-masing sampel
dicampur bahan kimia sesuai dengan komposisi dan berat seperti
tercantum dalam tabel 1. Campuran dihomogenkan kembali dengan
cara nziring-coning-quartering dan dibungkus plastik. Setiap
percobaan, sampel dimasukan kedalam cawan lempung (crussible
clay) lalu dilebur secara berurutan sesuai dengan nomor urut. Salah
satu bagian sebanyak 28 sampel dilakukan analisa dengan peleburan
memakai tungku gas, dan bagian yang lain sebanyak 28 sampel
dilakukan analisa dengan peleburan memakai tungku solar.
Dengan demikian, kedua perlakuan analisa membentuk dua
kelompok sampel yang ding berpasangan. Setelah semua mencair
(melebur), seluruh isi cawan dituangkan ke dalam cetakan baja sampai
dingin, dan button dipisahkan dari terak (slag). Selain itu dilakukan
kupellasi yaitu button ditenipatkan diatas. kupel dan kemudian dilebur
pada suhu 900 OC. Kupelasi dihentikan ketika sisa button diatas
kupel tampak mengkilap, kupel harus dikeluarkan dan setelah dingin
butiran bullion (bead) dibersihkan, dan ditimbang. Untuk mengetahui
berat emas dan perak, perak dalam bullion (bead) dilarutkan dengan
larutan asam nitrat (HNO$I:3 sebanyak 20 ml dalam tabung reaksi
kemudian dipanaskan secara tidak langsung pada suhu + 95' C
sampai perak larut sempurna. Serbuk emas (Au) berwarna hitam Berat
(gr) 50,O 10.7 Serbuk arang kayu (C) Air destilasi Fungsi dalam fire assay
Sumber emas dan perak Bahan imbuh (Flux) asam, merubah oksida
menjadi 3,O ~ -perak Pereduksi Untuk mencuci sebuk emas
SuprinrlidjajdJwnal Riser Geologi & Pertmnba~ignn Jilid I No.1 ( 2007) 51-
59 55 akan tersisa didasar tabung reaksi didinginkan, dicuci (dibilas)
dengan air destilasi secara hati-hati kemudian dikeringkan dan
dipanaskan sampai berwarna kuning emas (Au) murni lalu ditimbang.
• Metode Jarum Uji (Touchstone Testing)
Metode Jarum Uji (Touchstone Testing) adalah metode
pengukuran kandungan emas (karat) dengan menggunakan Jarum uji
emas standar dan batu uji tertentu (touchstone) Menurut Walo
Walchli & Pierre Vuilleumier, 1991, metode uji ini, metode uji tidak
merusak. Barang yang diuji digoreskan pada batu uji dibandingkan
hasil goresan jarum uji dengan karat yang setara dengan diberi
asam tertentu. Warna pada bagian yang diuji dibandingkan dengan
logam rujukan maka akan dapat diketahui karat emas tersebut.
Teknik ini tidak cukup akurat, hasil terbaik kirakira 15 bagian per
seribu, dan untuk hanya digunakan sebagai uji seleksi untuk
membedakan emas yang berbeda kualitas karat. Lebih tidak akurat
lagi pada kualitas karat yang lebih tinggi dan dengan emas putih.
Prosedur
Alat :
1. Jarum uji emas
2. Batu uji
3. Larutan uji emas 1 (asam nitrat/HNO3)
4. Larutan uji emas 2 (HNO3 : HCL =40 : 60)
5. loupe 10X
6. botol air uji emas
7. gelas ukur
8. pipet tetes
prosedure :
langkah awal
Gesekkan barang yang akan diuji dibatu uji secukupnya,maksimal
9x gesekkan secara bolak balik hingga membentuk garis vertikal yang
jelas warna maupun panjang –lebarnya.
Langkah dua
Oleskan larutan uji emas 1 pada garis uji emas/barang dengan pipet
secara merata dan cepat.perhatikan reaksinya ! bila larut/garis hilang
(bereaksi) maka dapat disimpulkan bahwa barang tersebut bukan emas
atau dikatakan emas muda dengan karatase :
1. Untuk emas merah berkadar 16 karat kebawah
2. Untuk emas kuning berkadar 14 karat kebawah
3. Untuk emas putih berkadar 14 karat
Jika tidak larut dikatakan emas asli,lalu dilanjutkan langkah selanjutnya
Langkah tiga
Pilih jarum uji yang berkesesuaian denga barang/emas yang diuji
(warna RG atau YG). Umumnya jarum uji emas merah RG sering dipakai
sebagai standarnya.gesekkan jarum uji emas pilihan tersebut disamping
kananya dengan tekanan yang sesuai seperti penggesekkan pertama
(barang emas).
Langkah empat
Oleskan larutan uji emas 2 secara bersamaan dan merata pada
garis uji barang maupun jarum uji emas sebagai pembanding. Biasanya
diambil sebagai standar jarum uji emas 18 karat.
1. Kadar emas yang diuji =18 karat
Apabila kedua garis emas yang diuji hilang atau terlarut secara
bersamaan atau seimbang maka emas yang diuji mempunyai kadar yang
sama dengan jarum uji yaitu kadar emas 18 karat.
2. Kadar emas yang diuji < 18 karat
Apabila garis emas yang diuji lebih cepat hilang atau terlarut
dibandingan dengan garis jarum uji, maka emas yang diuji mempunyai
kadar emas dibawah jarum uji (kurang dari 18 karat).
3. Kadar emas yang diuji > 18 karat
Apabila garis emas yang diuji lebih lama hilang dibandingkan dengan
jarum uji,maka emas yang diuji mempunyai kadar emas diatas 18 karat.
Langkah lima
Apabila garis emas yang diuji lebih lama hilang ,maka dilanjutkan
menguji emas dengan menggunakan jarum uji pada kadar emas yang
lebih tinggi,hingga diperoleh kecepatan hilang atau larut yang sama
antara garis emas yang diuji dengan jarum uji.
• Metode uji berat jenis.
Prinsipnya memakai hukum archimedes yaitu mengukur berat
jenis barang emas dan membandingkanya dengan berat jenis standar
emas (19,30gr/cc). Metode iji juga sekaligus bisa dijadikan sebagai re-
check terhadap hasil pengujian dengan metode jarum uji emas. Terutama
untuk jenis barang yang tergolong ukuran besar > 50 gram.dalam rangka
peningkatan prinsip kehati hatian usaha. Metodi ini tidak dapat
dipergunakan untung barang yang berongga seperti gelang keroncong
kosong atau barang yang bermata (berlian,batu mulia,dll).
Prosedurnya :
1. Alat
a. Timbangan (elektronik/manual)
b. Gelas ukur kimia/ bejana tempat air
c. Air murni/air suling/aqua
d. Tempat timbangan emas/tali pengikat
2. Prosedur
a. Timbang barang yang akan diuji seperti biasa (sesuai dengan prosedur
pengukuran)dan catat ukuran beratnya sebagai berat kering (BK).
b. Kemudian, lakukan penimbangan berat barang dalam air selanjutnya
dicatat sebagai berat bawah (BB)
c. Hitung volume (V) barang tersebut dengan rumus
Volume = BK-BB
d. Hitung berat jenis (BJ)
BJ = BK / BK-BB
e. Bandingkan dengan dengan berat jenis standar emas sehingga kita
dapat menyimpulkan kadar dari yang kita uji.
Metode uji lain pada pengujian emas yaitu :
• Metode uji pena emas listrik
Metode penguji pena emas listrik (gold pen) murah biayanya,
meskipun teknik yang dapat dilakukan secara fleksibel ini berdasarkan
pada tingkat kegagalan. Akurasinya jelek, sekitar 12 karat (48%), dan
bergantung jika permukaan uji yang digunakan adalah lapisan emas.
Teknik ini hanya untuk uji seleksi.
• Metode pengukuran Inductively Coupled Plasma
(ICP) Spectometry.
Metode pengujian lainnya pengujian ini memakai contoh kecil emas
sekitar 20 mg, diuraikan dalam cairan asam, dan hasilnya dianalisis
dalam ICP spectrometer, alat pengujian ini harganya relatif mahal.
Akurasi teknik ini 1 bagian per seribu, tetapi memerlukan standar
rujukan contoh logam yang yang sudah diketahui komposisinya. Metode
uji ini, metode uji tidak merusak. Teknik ini dipakai untuk pengujian
perhiasan Hallmarking dan memiliki keuntungan lain karena sekaligus
mengukur kandungan logam lain.
• Xray fluoroscence (XRF)
Xray fluoroscence (XRF) adalah teknik yang tidak merusak emas
yang cocok untuk pengujian yang dilakukan di tempat pengujian
kendali mutu dalam pembuatan atau untuk memberi sertifikat
kandungan emas di toko toko emas. Teknik ini memiliki akurasi 25
bagian per seribu dalam kondisi yang baik (misalnya, permukaan
perhiasan yang diuji relatif datar dan cukup luas). Pada permukaan
berbentuk kurva, emas yang dikenai sinarX dan diukur menjadi
terpecah dan akurasinya berkurang secara signifikan.
Tabel 3. perbandingan beberapa metode emas
REFRERENSI
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/d3keu09/206101010/bab4.pdf
http://hargaemasdinar.com/wp-content/uploads/2011/10/kadar-emas.bmp
http://hargaemasdinar.com/category/info-emas/
http://www.google.co.id/search?
q=emaskita+cara+uji+emas&channel=linkdoctor
http://www.utilisegold.com/jewellery_technology/assaying
http://www.utilisegold.com/jewellery_technology/caratage
http://www.blogger.com/feeds/237780801711475512/posts/default/
3426353859608672367.
http://umikarimah.blogspot.com/2009/08/cara-uji-emas.html