Upload
calistaparamitha
View
227
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bahan e book
Citation preview
KEDOKTERAN KLINIS ED.6 http://books.google.co.id/books?id=lhDl8_eIsiEC&pg=PA155&dq=artritis+reumatoid&hl=id&ei=jtiCTaLKE9DRrQfi4o3QCA&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CC8Q6AEwATgK#v=onepage&q=artritis%20reumatoid&f=false
DAVID RUBENSTEIN, DAVID WAYNE, JOHN BRADLEY. KEDOKTERAN KLINIS ED.6 . CETAAN 6 2010 PENERBIT ERLAMGGA HLM 141
TERAPI GIZI DAN DIET RUMAH SAKIT ED.2
http://books.google.co.id/books?id=7MPTur8qDZgC&pg=PA131&dq=artritis+reumatoid&hl=id&ei=jtiCTaLKE9DRrQfi4o3QCA&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved=0CEYQ6AEwBjgK#v=onepage&q=artritis%20reumatoid&f=false
ANDRY HARTONO SpGK TERAPI GIZI DAN DIET RUMAH SAKIT ED.2
CETAKAN 1 2006. PENERBIT EGC. HLM 131
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
http://books.google.co.id/books?id=SP3Gj97OJisC&pg=PA49&dq=artritis+reumatoid&hl=id&ei=1tWCTbDbAcbsrAehzoDaCA&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=6&ved=0CEMQ6AEwBQ#v=onepage&q=artritis%20reumatoid&f=false
DIANE C BAUGHMAN, Jo Ann c. Hackley. KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
. CETAKAN 1 THAN 2000. PENERBIT EGC HLM 49
DIAGNOSIS FISIS EVALUASI DIAGNOSIS DAN FUNGSI BANSAL
http://books.google.co.id/books?id=0HpS1BscMa4C&pg=PA361&dq=artritis+reumatoid&hl=id&ei=1tWCTbDbAcbsrAehzoDaCA&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved=0CEcQ6AEwBg#v=onepage&q=artritis%20reumatoid&f=false
JANICE L. WILMS, HENRY SCHNEIDERMAN, PAULA S. ALGRANAT DIAGNOSIS FISIS EVALUASI DIAGNOSIS DAN FUNGSI BANSAL. CETAKAN 1 EDISI 3. TAHUN 2005. PENERBIT BUKU EGC. HALM 362
Ensiklopedia Keperawatan Oleh Chris Brooker
http://books.google.co.id/books?id=hnE6vUMjqmwC&pg=PT170&dq=artritis+reumatoid&hl=id&ei=jtiCTaLKE9DRrQfi4o3QCA&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=10&ved=0CFQQ6AEwCTgK#v=onepage&q=artritis%20reumatoid&f=false
Chris Brooker. Ensiklopedia Keperawatan. Cetaan 1 2009. Penerbit buku EGC hlm 157
Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan, Laboratorium Oleh Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson
http://books.google.co.id/books?id=XTQ7NuDtzEEC&pg=PA231&dq=artritis+reumatoid&hl=id&ei=B92CTcrYO83hrAeP4vDKCA&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCcQ6AEwADgU#v=onepage&q=artritis%20reumatoid&f=false
Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan, Laboratorium penerbit buu edokteran EGC tahun 2004 cetakan 1 hlm 231
Buku Ajar Bedah Oleh David C. Sabiston
http://books.google.co.id/books?id=9yq-qTP6teIC&pg=PA414&dq=artritis+reumatoid&hl=id&ei=B92CTcrYO83hrAeP4vDKCA&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=3&ved=0CDEQ6AEwAjgU#v=onepage&q=artritis%20reumatoid&f=false
Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif: Choosing Effective Laboratory Tests Oleh Carl E. Speicher, Jack W. Smith, Jr.
http://books.google.co.id/books?id=oe1InBky1Y4C&pg=PA118&dq=artritis+reumatoid&hl=id&ei=B92CTcrYO83hrAeP4vDKCA&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved=0CEUQ6AEwBjgU#v=onepage&q=artritis%20reumatoid&f=false
penerbit buku kedokteran EGC cetakan II 1996 hlm 118
Simple Guide: Nyeri Punggung Oleh Graham Archard hlm 34 penerbit erlangga cet. 1 2010
http://books.google.co.id/books?id=EZMgkMqarQUC&pg=PA34&dq=artritis+reumatoid&hl=id&ei=B92CTcrYO83hrAeP4vDKCA&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=10&ved=0CFQQ6AEwCTgU#v=onepage&q=artritis%20reumatoid&f=false
Beberapa jenis makanan yang harus dihindari bagi semua penderita rematik adalah sebagai berikut. 1.Minuman berarkohol, teh, kopi, coklat.
2. Mentega, telur ayam negeri, rempah-rempah yang pedas.
3. Kue-kue dari tepung dan gula putih.
4. Sayur kangkung, melinjo (daun dan buah), rebung dan daging.
A. PROGNOSIS
Pada umumnya pasien artritis reumatoid akan mengalami manifestasi penyakit yang bersifat
monosiklik (hanya mengalami satu episode artritis reumatoid dan selanjutnya akan mengalami remisi
sempurna). Tapi sebagian besar penyakit ini telah terkena artritis reumatoid akan menderita penyakit ini
selama sisa hidupnya dan hanya diselingi oleh beberapa masa remisi yang singkat (jenis polisiklik). Sebagian
kecil lainnya akan menderita artritis reumatoid yang progresif yang disertai dengan penurunan kapasitas
fungsional yang menetap pada setiap eksaserbasi.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwasannya penyakit ini bersifat sistemik. Maka seluruh organ
dapat diserang, baik mata, paru-paru, jantung, ginjal, kulit, jaringan ikat, dan sebagainya. Bintik-bintik kecil
yang berupa benjolan atau noduli dan tersebar di seluruh organ di badan penderita. Pada paru-paru dapat
menimbulkan lung fibrosis, pada jantung dapat menimbulkan pericarditis, myocarditis dan seterusnya. Bahkan
di kulit, nodulus rheumaticus ini bentuknya lebih besar dan terdapat pada daerah insertio dan otot-otot atau
pada daerah extensor. Bila RA nodule ini kita sayat secara melintang maka kita akan dapati gambaran:
nekrosis sentralis yang dikelilingi dengan sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun yang berjajar seperti
jeruji roda sepeda (radier) dan membentuk palisade. Di sekitarnya dikelilingi oleh deposit-deposit fibrin dan di
pinggirnya ditumbuhi dengan fibroblast. Benjolan rematik ini jarang dijumpai pada penderita- penderita RA
jenis ringan. Disamping hal-hal yang disebutkan di atas gambaran anemia pada penderita RA bukan
disebabkan oleh karena kurangnya zat besi pada makanan atau tubuh penderita. Hal ini timbul akibat
Pengobatan Medis
Belum ada penyembuhan untuk AR. Penyakit biasanya berlangsung seumur hidup, sehingga
memerlukan penanganan seumur hidup pula. Walaupun hingga kini belum berhasil didapatkan
suatu cara pencegahan dan pengobatan AR yang sempurna, saat ini pengobatan pasa pasien AR
ditujukan untuk:
a. Menghilangkan gejala inflamasi aktif baik lokal maupun sistemik b. Mencegah terjadinya destruksi jaringan c. Mencegah terjadinya deformitas dan memelihara fungsi persendian agar tetap dalam keadaan baik d. Mengembalikan kelainan fungsi organ dan persendian yang terlibat agar sedapat mungkin menjadi normal kembali. Dalam pengobatan AR umumnya selau dibutuhkan pendekatan multidisipliner. Suatu tim yang idealnya terdiri dari dokter, perawat, ahli
fisioterapi, ahli terapi okupasional, pekerja sosial, ahli farmasi, ahli gizi dan ahli psikologi,
semuanya memiliki peranan masing-masing dalam pengelolaan pasien AR baik dalam bidang
edukasi maupun penatalaksanaan pengobatan penyakit ini.
Beberapa jenis obat yang digunakan pada AR antara lain sebagai berikut: 1. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
Obat ini diberikan sejak mulai sakit untuk mengatasi nyeri sendi akibat proses peradangan.
Golongan obat ini tidak dapat melindungi rawan sendi maupun tulang dari proses kerusakan
akibat penyakit AR. Contoh obat golongan ini yaitu Asetosal, Ibuprofen, Natrium Diclofenak,
Indometasin, Asam flufenamat, Piroksikam, Fenilbutason, dan Naftilakanon.
2. Kortikosteroid
Obat ini berkhasiat sebagai antiradang dan penekan reaksi imun (imunosupresif), tetapi tidak
bisa mengubah perkembangan penyakit AR. Kortikosteroid bisa digunakan secara sistemik
(tablet, suntikan IM) maupun suntikan lokal di persendian yang sakit sehingga rasa nyeri dan
pembengkakan hilang secara cepat. Pengobatan kortikosteroid sistemik jangka panjang hanya
diberikan kepada penderita dengan komplikasi berat dan mengancam jiwa, seperti radang
pembuluh darah (vaskulitis).
3. Desease Modifing Anti Rheumatoid Drugs (DMARDs)/ Obat pengubah perjalanan penyakit Bila diagnosis AR telah ditegakkan, oabt golongan ini harus segera diberikan. Beberapa ahli bahkan menganjurkan pemberian DMARDs, baik sebagai obat tunggal maupun kombinasi dengan DMARDs lain pada tahap dini, baru kemudian dikurangi secara bertahap bila aktivitas AR telah terkontrol. Bila penggunaan satu jenis DMARDs dengan dosis adekuat selama 3-6 bulan tidak menampakkan hasil, segera hentikan atau dikombinasi dengan DMARDs yang lain. Contoh obat golongan ini yaitu Klorokuin, Hidroksiklorokuin, Sulfazalazine, D- penisilamin, Garam Emas (Auro Sodium Thiomalate, AST),
Methothexate, Cyclosporin-A dan Lefonomide. 4. Obat imunosupresif Obat ini jarang digunakan karena efek samping jangka panjang yang berat seperti timbulnya penyakit kanker, toksik pada ginjal dan hati. 5. Suplemen antiokdsidan
Vitamin dan mineral yang berkhasiat antioksidan dapat diberikan sebagai suplemen pengobatan
seperti beta karoten, vitamin C, vitamin E, dan selenium.