Upload
others
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAH II
LANDASAN TEORI
2.1. Kewirausahaan
2.1.1. Pengertian Wirausaha
Kewirausahaan adalah suatu tindakan untuk menjadi golongan wirausaha.
Kewirausahaan meliputi suatu tindakan memulai sebuah bisnis baru yang
memperkenalkan suatu produk baru atau jasa baru pada suatu pasar, serta
memperkenalkan suatu proses inovasi pada proses manufaktur atau proses
pemasaran atau proses manajemen pada umumnya. (Douglas, "Introduction to
Entrepreneurship," n.d.)
Wirausaha adalah seseorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dengan
mengambil resiko dan ketidakpastian, demi mencapai keuntungan dan
pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber
daya yang diperlukan vwttvik mendirikannya(Zimmerer & Scarbourough, 2002:3).
2.1.2. Manfaat dan resiko wirausaha
Beberapa manfaat dalam bisnis wirausaha ( Zimmerer & Scarbourough,
2002 ) , yaitu:
1. Peluang mengendalikan nasib anda sendiri.
Dengan mengontrol sendiri keuntungan yang ingin dicapai
2. Kesempatan melakukan perubahan.
Dengan wirausaha kita mempunyai kehendak bebas, untuk melakukan
perubahan yang dirasakan penting. Misalnya menyediakan perumahan murah
yang layak untuk para keluarga di negara yang sedang berkembang atau
mendirikan program mendaur ulang untuk melestarikan sumber daya bumi
yang terbatas.
3. Peluang untuk menggunakan potensi sepenuhnya.
Dalam berwirausaha setiap harinya kita pasti menghadapi masalah-masalah
yang berbeda, dan kita pasti mengusahakan semaksimal mungkin untuk dapat
memecahkannya. Berbeda dengan seorang pegawai yang kerjanya monoton
sehingga merasa bosan dengan rutinitas kerja yang ia jalani.
3
4
4. Peluang meraih keuntungan tanpa batas.
Dengan wirausaha kita dapat memperoleh kesempatan untuk mendapatkan
profit yang unlimited (profitnya tidak dibatasi).
5. Peluang untuk berperan bagi masyarakat dan mendapat pengakuan atas
usahanya.
Peranan penting yang dimainkan dalam sistem bisnis di lingkungan setempat,
yaitu dengan memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,
sehingga memperoleh kepercayaan dan pengakuan dari pelanggannya. Hal ini
menunjukkan bahwa kerja mereka memiliki dampak nyata dalam
melancarkan fiingsi ekonomi nasional dan hal itu merupakan imbalan bagi
bisnis kecil.
6. Peluang melakukan sesuatu yang disukai untuk dikerjakan.
Kebanyakan para wirausahawan berhasil dalam mengola bisnis kecilnya
karena mereka membuat kegemaran mereka menjadi pekerjaannya, sehingga
mereka bekerja tanpa terbebani.
Berikut adalah beberapa resiko yang akan dihadapi dalam melakukan
usaha sendiri / berwirausaha ( Zimmerer, & Scarbourough, 2002 ), yaitu :
1. Pendapatan tidak pasti dan resiko kehilangan seluruh investasi.
Pendapatan yang diterima setiap harinya selalu berbeda-beda. Mungkin di
saat tertentu bisa memperoleh pendapatan yang banyak, tetapi bisa saja
terjadi tidak memperoleh pendapatan sama sekali, karena pemilik adalah
orang yang terakhir menerima gaji. Kemungkinan juga dapat mengalami
kehilangan seluruh investasi yang telah ditanamkan. Ini semua disebabkan
karena gagal dalam mengola usaha tersebut, sehingga mengalami
kebangkrutan.
2. Kerja lama dan kerja keras.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, para wirausahawan hams
menyediakan waktu untuk bekerja lebih banyak daripada bekerja pada
perusahaan.
3. Mutu hidup yang rendah sampai bisnis mapan.
Dengan adanya kerja panjang dan kerja keras tersebut akan menyita waktu
istirahat wirausahawan, sehingga untuk keluarganyapun kurang.
5
4. Ketegangan mental yang tinggi.
Kebanyakan para pebisnis baru sering menanamkan modal yang besar dalam
perusahaannya, diluar keamanaan dan kemampuan keuangannya, bahkan
sampai menggadaikan segala sesuatu yang dimilikinya untuk usahanya. Hal
ini yang ditakutkan apabila mengalami kegagalan. Kegagalan berarti
kehancuran keuangan, dan itu menciptakan tingkat ketegangan dan
kekhawatiran yang tinggi.
5. Tingkat stress yang tinggi.
Apabila terjadi kebangkrutan, maka akan mengalami tingkat stress tinggi.
6. Tanggung j awab penuh.
Karena semua fungsi dalam usaha hanya dikendalikan oleh pemilik usaha
tersebut.
2.1.3. Waktu untuk Menjadi Wirausaha
Seseorang dapat memilih menjadi wirausahawan pada setiap saat dalam
hidupnya dan dapat dimulai pada saat manapun, baik pada waktu di sekolah
menengah atau akademi, setelah lulus, pada saat menganggur, di rumah atau pada
bisnis yang sudah ada. Misalnya pada waktu : ( Gray, 1996: 7 )
1. Paruh waktu pada saat di sekolah menengah
2. Paruh waktu pada saat di akademi / universitas, di kampus atau diluar
kampus.
3. Pada saat penulisan tesis
4. Pada saat berhenti kuliah
5. Setelah lulus dan merencanakan suatu bisnis
6. Setelah berhenti dari suatu pekerjaan, atau setelah dipecat atau dirumahkan
7. Setelah pensiun
8. Setelah meninggalkan suatu pekerjaan, tetapi dengan persiapan tertentu yang
berkaitan dengan pekerjaan pada saat masih bekerja baik sebagai karyawan
tetap atau tenaga kerja kontrak atau tidak berkaitan sama sekali dengan
pekerjaan sebelumnya.
6
9. Setelah bekerja sambilan dengan bisnis paruh waktu pada hari libur atau
malam hari.
10. Setelah keberhasilan bisnis yang dilakukan di luar rumah
11. Dengan wirausahawan yang stabil, baik dari industri yang sama atau berbeda.
2.1.4. Tipe-tipe wirausaha
Perlu diketahui ada banyak tipe wirausahawan, masing-masing dapat
dibedakan dari caranya beroperasi ( Gray, 1996: 3-6 ), yaitu:
1. Solois
Seorang solois adalah wirausahawan yang bekerja sendiri atau dengan
beberapa orang saja, solois meliputi pedagang, broker, 'operator mom dan
pop' dan sebagainya.
2. Key partner
Key partner adalah kerjasama seseorang dengan pihak lain, tetapi pihak lain
tersebut tidak aktif atau peranannya sangat kecil. Seorang key partner seperti
solois; ia adalah seorang yang memerlukan banyak kewenangan pribadi,
tetapi memerlukan pasangan imtuk menunjang masalah keuangan.
3. Grup
Orang-orang yang lebih suka keringanan keuangan dan atau secara psikologis
suka dengan bekerjasama dengan pihak-pihak lain disebut grup. Kewenangan
dalam grup lebih sedikit dibandingkan dari key partner, karena keputusan
diputuskan oleh grup. Perusahaan akunting menengah dan besar adalah jenis
wirausahawan grup.
4. Profesional
Jenis ini meliputi para profesional seperti pengacara, akuntan, dokter gjgi,
dokter, arsitek dan insinyur. Para konsultan dapat dimasukkan dalam grup ini.
Wirausahawan ini memiliki spesialisasi dalam keahliannya dan memiliki
pendidikan relatif tinggi. Para konsultan tidak harus selalu mempunyai
pendidikan tinggi, tetapi mereka harus mempunyai keahhan yang jelas dan
dapat dijual. Profesional biasanya tidak menganggap dirinya sebagai wira
usahawan, tetapi mereka mempunyai sifat kewirausahaan yang diperlukan
untuk bertahan dan berhasil.
7
5. Penemu - peneliti
Penemu-peneliti biasanya pemikir dan profesional yang frustasi yang
memutuskan untuk memulai bisnis lain, seperti laboratoriurn untuk mencoba
produk atau servis baru. Mereka biasanya memiliki ide yang baik, tetapi
seringkali kurang keahlian manajemen. Mereka dapat terlibat secara
emosional dengan percobaan pada hewan, atau menyukai tantangan untuk
menemukan sesuatu tanpa mempertimbangkan aplikasi praktis.
Jenis lain dari penemu-peneliti adalah seorang penemu kreatif yang memiliki
ide untuk membuat produk yang lebih baik, tanggap terhadap kebutuhan
pasar, yang kemudian mendirikan sebuah perusahaan untuk mengembangkan,
membuat dan menjual produk.
6. Teknologi canggih
Seorang wirausahawan teknologi canggih biasanya mempunyai pendidikan
tinggi, dan keahlian teknis, terutama elektronik atau komputer. la mungkin
memiliki kemampuan untuk memadukan konsep terpadu yang biasanya
kompetitif, dan menyukai tantangan untuk selalu memimpin dalam
pengembangan teknologi baru.
7. Workforce builder
Seseorang yang memulai pekerjaannya dari dirinya sendiri, kemudian
mendirikan perusahaan yang lebih besar melalui delegasi, merekrut orang dan
kemampuan organisasi adalah seorang work force builder. Seorang
pembersih kantor yang bekerja sendiri, secara bertahap mengembangkan
pekerjaannya dengan mempekerjakan pegawai, dan berhasil mendirikan
perusahaan jasa pelayanan pembersihan kantor adalah contoh dari work force
builder.
8. Inveterate initiator
Orang ini menyukai tantangan untuk memulai suatu usaha, tetapi dengan
cepat pula kehilangan minat untuk mempertahankannya jika sudah berhasil
menaklukkan tantangan. Inveterate initiator biasanya mencari kesempatan
untuk memulai suatu usaha bam dan biasanya menjual bisnis yang telah
cS
dimiliki dan sudah dimulai sebelumnya iintnk memulai yang berikutnya.
Biasanya tipe orang ini memulai usaha dengan tujuan utama untuk
menjualnya lagi dan memperoleh keuntungan dari penjualan.
9. Concept multiplier
Jenis tipe ini menyadari konsep bisnis yang sukses adalah konsep yang
memiliki potensi untuk dilipatgandakan dengan keuntungan tambahan.
Contoh konsep penggandaan adalah sistem franchise; lisensi; serta
penyebaran / pembukaan cabang-cabang.
10. Pengakuisisi
Orang ini menyukai mengambil alih suatu bisnis yang sudah ada daripada
memulai yang baru. Dengan cara ini risiko dapat ditekan karena yang dipilih
adalah perusahaan yang mapan. Kesulitan dan hambatan yang dialami pada
tahun-tahun awal dapat ditekan sehingga energi yang tersedia dapat
digunakan untuk meningkatkan keuntungan dan perkembangan bisnis.
11. Spekulator
Banyak para spekulator komoditas menemukan keuntungannya pada bisnis
perumahan. Hal ini dapat diperoleh dengan bermacam cara : membeli dan
menjual tanah setelah dikapling; membeli kawasan rumah yang dapat
disewakan, memperbaharui lingkungannya, meningkatkan harganya. Tanah
juga dapat dipakai sebagai jaminan untuk suatu pinjaman. Tipe wirausahawan
ini memiliki potensi untuk memperoleh aset besar untuk mendapatkan balik
modal. Komoditi lain, seperti barang antik, seni, dan perangko dapat juga
menghasilkan keuntungan bisnis.
12. Wirausahawan yang menyimpang
Wirausahawan ini membeli perusahaan yang memiliki masalah tetapi
berpotensi untuk menghasilkan keuntungan. la mula-mula mengamati
kelemahan bisnis tersebut, dan menawarnya dengan harga rendah.
Wirausahawan ini kemudian menurunkan semua biaya dan pengeluaran
untuk menekan kerugian, mengganti semua bidang yang tidak
menguntungkan, dan menambah bidang yang menguntungkan. Biasanya
merampingkan dan mengefisiensikan bisnis. Kemudian bisnis tersebut dijual
kembali dengan memperoleh keuntungan.
9
13. Manipulator Nilai
Para manipulator nilai adalah seorang wirausahawan yang memperoleh aset
dengan harga rendah, kemudian rnemanipulasi struktur keuangannya
sehingga terlihat lebih berharga. Kemudian usaha tersebut dijual dengan
harga yang lebih tinggi. Sebagai contoh, jika anggaran perusahaan
menunjukkan rasio perbandingan yang tidak diinginkan, dan Anda ingin
membujuk para pemberi kredit untuk mengundurkan waktu pembayaran
utang, maka rasio perbandingan harus lebih besar, sehingga dapat
menghasilkan nilai jual yang lebih tinggi.
14. Wirausahawan gaya hidup
Seseorang yang menikmati fasilitas dari kesuksesannya dan memandang
bisnis sebagai cara untuk memperoleh hidup lebih enak, dapat disebut sebagai
wirausahawan yang mencari kepuasan hidup. Tipe orang ini tidak berminat
terhadap bisnis yang dapat melibatkan masalah karyawan dan pengembangan
karyawan, atau yang menyita banyak waktu dan biaya. Minat utamanya
adalah penghasilan yang stabil. sehingga orang ini mencari bisnis yang dapat
bekerja dengan sendirinya dan dia hanya berfungsi sebagai pengontrol.
Biasanya keberhasilan wirausahawan ini tergantung dari banyaknya
hubungan/kontak yang diadakannya di suatu cabang industri tertentu.
15. Manajer total
Manajer total memantau bisnisnya dengan mengamati dan membimbingnya
mulai dari awal sampai dapat memberikan keuntungan. Kepuasan pribadi
diperoleh dari tantangan yang dihadapi selama pertumbuhan perusahaan dan
mengatasi semua persoalan.Beberapa manajer total memiliki kualitas sebagai
inveterate initiator. Orang ini memulai suatu perusahaan dengan maksud
menjualnya kelak dan uangnya dapat dipakai untuk usaha berikutnya. Di lain
pihak, orang ini juga tergoda untuk menjual bisnis tetapi ingin tetap sebagai
manajer untuk memperoleh kepuasan melihat peaisahaannya tumbuh. Tetapi
tipe orang ini hanya dapat berhasil jika ia bekerja sendiri. Jika terdapat
pembagian atau pemberian wewenang dari orang lain maka biasanya
10
hubiingan kerja tidak akan berlangsung dan bertahan lama untuk orang-orang
tipe mi.
16. Konglomerat
Konglomerat adalah jenis wirausahawan yang mengontrol suatu perusahaan
kemudian dengan perusahaan induk ini ia membeli perusahaan lain. Salah
satu teknik adalah membeli perusahaan-perusahaan dengan rasio pendapatan
yang rendah dari perusahaan induk. Dengan akuisisi maka rasio pendapatan
anak perusahaan akan meningkat setelah bergabung dengan perusahaan induk
dan meningkatkan total nilai perusahaan konglomerat.
17. Pengumpul modal
Pengumpul modal memiliki kemampuan untuk mengumpulkan sejumlah
besar uang, melalui investor atau pemberi kredit.
18. Matrilenial atau Patrilenial
Matrilenial atau patrilenial adalah seseorang yang mengepalai bisnis milik
keluarga. Keinginannya adalah untuk melanjutkan anggota keluarga
mengontrol bisnis tersebut baik perusahaan yang dikelola pribadi atau
dikelola irnium.
19. Gopublik
Banyak wirausahawan memulai atau mendirikan perusahaan dengan maksud
untuk menjadi perusahaan publik. Hal ini berarti perusahaan menjual
sahamnya di pasar modal; investor yang kemudian membayar sebagian atau
keseluruhan, dan mendapatkan sebagian keuntungan dari investasi mereka.
Jadi wirausahawan adalah seseorang yang mampu menciptakan lapangan
usaha baru yang membutuhkan kreatifitas, keuletan, dan ketekunan serta inovasi
yang tinggi.
2.1.5. Perbedaan antara Manajer dan Wirausahawan.
Menurut Winslow dan Solomon terdapat perbedaan antara wirausaha
dengan manajer dalam hal karakteristik. Berdasarkan penelitian, disimpulkan
bahwa secara kejiwaan, para wirausahawan bertentangan dengan para manajer
konvensional. (Zimmerer & Scarborough, 2002 : 7 )
II
Tabel 2.1 Perbedaan antara Manajer Konvensional dan Wirausahawan
Manajer Konvensional
1. Sangat sadar akan aturan dan
larangan.
2. Peka terhadap masa depan dan
bersedia menunda imbalan.
3. Memiliki keinginan kuat untuk
diterima.
4. Marapu mengidentifikasikan masalah
dalam segala arah tindakannya.
Membuat perencanaan rinci.
Wirausahawan
1. Memandang aturan hanya sebagai
petunjuk
2. Konsep masa depan berdasarkan
pada angan-angan. Ambang batas
frustasi rendah.
3. Tidak jelas dalam pengendalian,
keberhasilan dan tanggungjawab. Dapat
bersifat manipulatif dan eksploitatif
terhadap orang lain.
4. Tidak sabar dengan diskusi dan teori.
Cepat bertindak dan menuruti kata hati.
2.1.6. Mengapa Kewirausahaan itu penting?
Kewirausahaan merupakan hal yang sangat penting untuk bisnis dan
bangsa saat ini dengan alasan-alasan sebagai berikut ( Douglas, "Introduction to
Entrepreneursip",n.d.), yaitu:
1. Perrumbuhan Pekerjaan
Hampir sebagian besar pekerjaan saat ini, diciptakan oleh perusahaan ukuran
kecil dan menengali yang bertindak secara kewirausahaan, untuk
meningkatkan penjualan dan pekerjaan mereka. Sebaliknya, hampir sebagian
besar perusahaan besar memperkecil atau mengurangi jumlah pekerja, ketika
mereka berusaha mendapatkan kecepatan dan fleksibilitas yang diperlukan
untuk bersaing dengan pesaing mereka yang lebih kecil dipasar global saat
ini. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, pertumbuhan bidang pekerjaan
adalah hal penting bagi kesehatan ekonomi, yang sebaliknya penting bagi
kesehatan sosial dan kondisi lingkungan dimana kita tinggal dan bekerja.
Lebih banyaknya pekerjaan, berarri tingkat pendapatan nasional yang lebih
tinggi dan tingkat pendapatan per kapita yang lebih tinggi dan standar hidup
12
yang lebih baik, bagi semua penduduk. Kewirausahaan adalah daya dorong
dibalik peningkatan standar hidup.
2. Kemajuan Teknologi
Perusahaan yang lebih besa, cenderung memiliki modal dalam bentuk
teknologi dan proses manufaktur kuno dan enggan untuk beralih pada
teknologi yang lebih baru, sampai investasi mereka sebelumnya telah
didepreasiasi atau diamortisasi sepenuhnya. Ketika hal ini berkaitan dengan
laporan profit dan kerugian jangka pendek, namun tidak baik bagi negara
secara keseluruhan bila perusahaan kecil yang inovatif di negara lain mulai
dan menggunakan teknologi paling baru, untuk bersaing dengan perusahaan
negara kita dipasaran global. Perusahaan lebih kecil yang wirausaha, akan
segera mengikis pangsa pasar dan profitabiltas perusahaan lama dan lebih
besar, kecuali keduanya juga bertindak secara kewirausahaan dan
menggunakan teknologi terbaru.
3. Pembaruan Usaha
Konsep 'product life cycle '(PLC) menyatakan bahwa produk baru melalui
serangkaian tahapan, yaitu pengenalan, pertumbuhan, kemapanan, kejenuhan
dan tahap penurunan, dimana tingkat pertumbuhan penjualan mereka naik
terlebih dulu dan kemudian melambat dan akhirnya menjadi negatif. PLC
benar bagi sebagian besar produk yang diperkenalkan dan tetap menguasai
pasar dengan perubahan kecil setiap saat.
Bila perusahaan gagal meningkatkan produk mereka atau memperkenalkan
produk baru, perusahaan tersebut akan berkembang lebih lamban dan
akhirnya menurun, mungkin mengarah pada kebangkrutan. Setiap perusahaan
hams teais menerus mengawasi daya saing produknya dalam melihat langkah
peniruan dan peningkatan yang dilakukan perusahaan saingan, baik secara
lokal ataupun internasional. Hal ini membutuhkan kewirausahaan yang
dilakukan perusahaan, dan kewirausahaan tersebut memungkinkan
perusahaan untuk memperbarui produk dan proses produksi mereka (serta
pemasaran dan proses manajemen yang lain), agar usaha mereka tetap baru
dan tetap bisa bersaing secara global.
13
4. Persaingan Global
Mengapa sangat penting untuk bersaing secara global? Penurunan tingkat
perlindungan negara (terutama dalam hal tarif dan quota barang dan jasa
impor), pasaran kita terbuka bagi para suplier asing (import) dan perusahaan
kita secara rutin berusaha menjual produknya dipasaran internasional
(eksport). Tanpa kewirausahaan dan pengaruh pembaruan tersebut pada
produk dan proses perusahaan, perusahaan lokal akan mengalami kesulitan
dalam pasar persaingan global, yang sebaliknya berarti bahwa pekerjaan
ditingkat lokal dan tingkat pendapatan akan menurun, dan nilai mata uang
juga akan menurun terhadap mata uang negara lain.
2.1.7 Faktor Penyebab Seseorang Menjadi Wirausaha
Beberapa faktor penyebab seseorang menjadi wirausaha ( Douglas,
"Introduction to Entrepreneursip",n.d.), yaitu:
1. Perubahan Hal Negatif
Telah dikatakan bahwa banyak orang telah memilih menjadi wirausahawan
mandiri yang menganut "perubahan negatif yang berpenganih pada
kehidupan mereka. Perubahan hal negatif utama dianggap kondusif bagi
keputusan untuk menjadi wirausaha mandiri adalah :
a. Imigrasi-pindah kenegara atau wilayah lain
b. menghilangkan pekerjaan seseorang sebelumnya
c. Marah dan bosan dengan pekerjaan seseorang
d. Memiliki krisis hidup menengah
e. Bercerai
2. Daya Tank Positif
Kelompok kekuatan lain, yang membuat orang menjadi wirausaha mandiri
adalah tekanan positif dari orang lain yang membuat orang tersebut yakin ia
bisa berhasil sebagai wirausaha. Orang lain ini meliputi:
a. mitra usaha potensial
b. seorang mentor
c. seorang investor
d. konsumen
14
3. Dorongan Positif
Akhrinya, beberapa orang mungkin mendapatkan momentum untuk menjadi
wirausaha mandiri dikarenakan pengaruh kuat dari kekuatan lain:
a. orang tua yang kuat mendorong pergerakan
b. karir yang memberikan peluang kewirausahaan-seperti dalam
bidang elektronik.
c. jalur industri- pengetahuan yang diperoleh dalam sebuah industri
membuat seseorang untuk memulai bisnis mereka sendiri dalam
industri tersebut.
d. sentry path- sebuah karir yang memungkinkan seseorang melihat
beberapa peluang pekerjaan yang dilakukan sendiri dan terutama
memilih salah satu karir yang menarik-seperti pengacara, akuntan,
konsultan, bankir atau broker.
e. Pendidikan - lebih berpendidikan membuat orang lebih yakin
bahwa ia cukup tahu kemungkinan mengalami rugi untuk menjadi
wirausaha mandiri.
f. Pengalaman - lebih berpengalaman membuat seseorang menjadi
lebih tahu dan/atau yakin bahwa ia bisa menjadi wirausaha
mandiri.
3. Prospek Kekayaan Jumlah Besar
Apakah hal ini membuat orang menjadi wirausahawan? Sebagian besar
wirausahawan yang menolak hal ini merupakan faktor motivasi utama, yang
menyatakan bahwa mereka ingin menjadi boss bagi dirinya sendiri, untuk
menunjukkan potensi mereka, untuk mencapai sesuatu yang monumental,
untuk melakukan sesuatu yang baik bagi masyarakat dan sebagainya. Namun
sangat mungkin paling tidak kita memiliki sedikit "interviewer bias' disini,
dimana keberadaan interviewer menyebabkan orang yang diwawancarai tidak
menjawab sepenuhnya secara benar, karena kebenaran itu membuat orang
yang diwawancarai masuk dalam kondisi yang tidak menyenangkan. Hal ini
juga memungkinkan bahwa prospek kekayaan yang besar telah menarik
banyak orang kedalam peringkat wirausaha, atau paling tidak memiliki
15
pengaruh positif pada keputusan mereka untuk menjadi seorang
wirausahawan.
2.2. Karakteristik
2.2.1 Pengertian Karakteristik
Menurut Kamus Internasional Cambridge, Inggris ( Cambridge
International Dictionary of English ), yang mendefinisikan karakteristik sebagai
kombinasi dari sifat-sifat istimewa seseorang atau tempat, yang membuat mereka
berbeda dari yang lain. ( dalam www.dictionarv.cambridRe.org / define).
Menurut Kamus Ilmiah Populer karakteristik adalah ciri khas atau bentuk-
bentuk watak atau karakter yang dimiliki setiap individu ; corak tingkah laku ;
tanda khusus. Karakter sendiri berarti watak; tabiat; pembawaan; kebiasaan.
Menurut Zimmerman ( dalam www.nhsia.nhs.uk ), terdapat beberapa
karakteristik individual, antara lain:
1. sifat istimewa atau beberapa sifat yang membedakan seseorang dari orang
lain, yang ditandai dengan tabiat atau pembawaan, pendidikan atau
kebiasaan.
2. kekuatan pikiran, keputusan, kemerdekaan, dan individualitas.
3. individu yang mempunyai sifat unik atau luar biasa ; seseorang yang
dikarakteristikkan dengan sifat yang aneh atau istimewa.
Karakteristik setiap orang pasti mempunyai kesamaan sekaligus
perbedaan. Karakteristik individual satu individu dengan individu yang lain
memiliki kesamaan atau kemiripan apabila sekiunpulan individu tergabung dalam
suatu kelompok atau komunitas tertentu yang menghendaki mereka untuk
bertingkah laku sesuai dengan ciri khas yang biasa terdapat pada kelompok
tersebut. (Misalnya karakteristik minat, bakat, dan status sosial individu ).
Sedangkan perbedaan karakteristik individual antara satu individu dengan yang
lain ditentukan dari pengalaman pribadi dan perjalanan hidup masing-masing
individu. (Misalnya : kebiasaan, dan kehidupan pribadi).
Suatu komunitas atau kelompok identitas atau suatu perkumpulan yang
mempunyai visi dan misi yang sama juga mempunyai kesamaan dalam hal
karakteristik tiap individunya, yang menunjukkan identitas atau ciri khas
16
kelompok mereka. Misalnya : Kesatuan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
( ABRI ) yang anggotanya mempunyai karakteristik biografi yang sama, dalam
hal riwayat pendidikan yang sama yaitu Akademi Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia (AKABRI).
Karakteristik seorang wirausaha juga memiliki kesamaan karena pada umumya
seorang wirausaha akan mengalami hal-hal yang juga akan dirasakan wirausaha
lain. (Misalnya resiko karena ketidak pastian bisnis dan unlimited profit). Tetapi
karena karakteristik individu juga terbentuk dari pengalaman pribadi dan
perjalanan hidup maka tiap individu akan mempunyai karakteritik yang berbeda
walau dalam satu kelompok.
2.2.2 Macam-macam Karakteristik Wirausahawan
Menurut William L. Megginson, Mary Jane Byrd, Leon C. Megginson
Emeritus, dalam buku yang berjudul " Small Business Management : An
Entrepreneur's Guide Book" karakteristik dari pemilik bisnis kecil atau
wirausahawan untuk mencapai keberhasilan, antara lain:
1. Tidak terikat
Membuat keputusan secara tidak terikat, bebas, walaupun benar / salah .
2. Mempunyai kepekaan insiatif yang kuat
Seperti: ide, kemampuan, aspirasi yang baik.
3. Gabungan dari diri sendiri dan keluarga (motif laba ).
4. Memungkinkan untuk bereaksi secara cepat
Yaitu dengan bergerak cepat untuk merubah yang terjadi di luar perusahaan.
5. Didedikasikan pada bisnisnya
Seperti: waktu, energi dan uang untuk diinvestasikan.
6. Memulai bisnis secara besar sebanyak kesempatan yang ada.
Beberapa macam karakteristik wirausahawan yang dibutuhkan untuk
mencapai keberhasilan ( Zimmerer & Scarbourough, 2002 ), yaitu sebagai
berikut:
1. Menyukai tanggung j awab.
Wirausahawan merasa bertanggungjawab secara pribadi atas hasil usaha
tempat mereka terlibat. Mereka lebih menyukai dapat mengendalikan sumber
17
daya mereka sendiri dan menggunakan sumber-sumber daya tersebut untuk
mencapai cita-citayang telah ditetapkan sendiri.
2. Lebili menyukai resiko menengah.
Wirausahawan bukanlah seorang pengambil resiko liar, melainkan seorang
pengambil resiko yang diperhitungkan. Tidak seperti penjudi, wirausahawan
jarang berjudi. Wirausahawan melihat sebuah bisnis dengan tingkat
pemahaman resiko pribadinya. Cita-cita mungkin tampak tinggi, bahkan
mustahil tercapai menurut persepsi orang lain, tetapi wirausahawan melihat
situasi itu dari sudut pandang yang berbeda dan percaya bahwa sasaran
mereka masuk akal dan dapat dicapai. Mereka biasanya melihat peluang di
daerah yang sesuai dengan pengetahuan, latar belakang, dan pengalamannya
yang akan meningkatkan kemungkinan keberhasilannya.
3. Keyakinan atas kemampuan mereka untuk berhasil.
Wirausahawan umumnya memiliki banyak keyakinan atas kemampuan untuk
berhasil. Mereka cenderung optimis terhadap peluang keberhasilan dan
optimisme mereka biasanya berdasarkan kenyataan. Salah satu penelitian dari
National Federation of Independence Businesses (NFIB ) menyatakan bahwa
sepertiga dari wirausahawan menilai peluang berhasil mereka 100 persen.
Tingkat optimisme yang tinggi kiranya dapat menjelaskan mengapa
kebanyakan wirausahawan yang berhasil pemah gagal dalam bisnis, kadang-
kadang lebih dari sekali, sebelum akhirnya berhasil.
4. Hasrat untuk mendapatkan umpan balik langsung.
Wirausahawan ingin mengetahui sebaik apa mereka bekerja dan terus-
menerus mencari pengukuhan. Tricia Fox, pendiri Fox Day Schools, Inc.,
menyatakan "Saya senang menjadi seseorang yang bebas dan berhasil. Tidak
ada umpan balik sebaik bisnis milik anda sendiri."
5. Tingkat energi yang tinggi.
Wirausahawan lebih energik dibandingkan orang kebanyakan. Energi ini
merupakan faktor penentu mengingat luar biasanya bisnis yang diperlukan
untuk mendirikan suatu perusahaan. Kerja keras dalam waktu yang lama
merupakan suatu yang biasa.
6. Orientasi ke depan.
IX
Wirausahawan memiliki indra yang kuat dalam mencari peluang. Mereka
melihat ke depan dan tidak begitu mempersoalkan apa yang telah dikerjakan
kemarin, melainkan lebih mempersoalkan apa yang akan dikerjakan besok.
Bila manajer tradisional memperhatikan pengolahan sumber daya yang ada,
wirausahawan lebih tertarik mencari dan memanfaatkan peluang.
7. Ketrampilan mengorganisasi.
Membangun sebuah perusahaan "dari nol" dapat dibayangkan seperti
menghubungkan potongan-potongan sebuah gambar besar. Para
wirausahawan mengetahui cara mengumpulkan orang-orang yang tepat untuk
menyelesaikan suatu tugas. Penggabungan orang dan pekeijaan secara efektif
memungkinkan para wirausahawan untuk mengubah pandangan ke depan
menjadi kenyataan.
8. Menilai prestasi lebih tinggi daripada uang.
Salah satu kesalahpengertian yang paling umum adalah anggapan bahwa
mereka sepenuhnya terdorong oleh keinginan menghasilkan uang.
Sebaliknya, prestasi tampak sebagai motivasi utama wirausahawan; uang
hanyalah cara untuk "menghitung skor" pencapaian sasaran atau simbol
prestasi. Seorang peneliti bisnis mengatakan , "Yang membuat wirausahawan
bergerak maju lebih kompleks dan lebih luhur dari sekedar uang.
Kewirausahaan lebih mengenai menjalankan sendiri apa yang diinginkan.
Tentang sesuatu yang tampaknya tidak mungkin."
9. Komitmen yang tinggi.
Meluncurkan sebuah perusahaan agar berhasil membutuhkan komitmen
penuh dari wirausahawan.
10. Toleransi terhadap keraguan.
Wirausahawan cenderung memiliki toleransi tinggi terhadap keraguan, situasi
yang selalu berubah, lingkungan tempat kebanyakan dari mereka bekerja.
11. Fleksibilitas.
Salah satu ciri khas wirausahawan sejati adalah kemampuan mereka untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan pelanggan dan bisnisnya.
19
12. Keuletan.
Hambatan, rintangan, dan kekalahan umumnya tidak menghalangi para
wirausahawan, yang secara keras kepala menggapai tujuan mereka.
Karakteristik wirausaha antara lain ( Longenecker, Moore & Petty, 2001):
1. Kebutuhan akan keberhasilan
Psikologi mengakui bahwa tiap orang berbeda dalam tingkat kebutuhan akan
keberhasilannya. Orang yang memiliki tingkat kebutuhan keberhasilan
menurun, terlihat puas dengan status yang dimiliki pada sisi lain, orang
dengan tingkat kebutuhan keberhasilan meningkat senang bersaing dengan
standar keunggulan dan memilih untuk bertanggung jawab secara pribadi atas
tugas yang dibebankan padanya. Hal ini juga sudah diteliti oleh David Mc
Clelland, psikolog dari Harvard yang menemukan korelasi positif antara
kebutuhan akan keberhasilan dengar} aktivitas wirausaha, yaitu orang yang
menjadi wirausaha, rata-rata memihki tingkat kebutuhan yang lebih tinggi
bila dibandingkan orang lain pada umumnya.
2. Keinginan untuk mengambil resiko
Resiko yang diambil para wirausahawan didalam memulai dan waktu
menjalankan bisnisnya berbeda-beda. Misalnya dengan menginvestasikan
uang miliknya, mereka mendapat resiko keuangan. Dan jika mereka
meninggalkan pekerjaannya, mereka mempertaruhkan karieraya. Tekanan
dan waktu yang dibutuhkan untuk memulai dan menjalankan bisnisnya juga
mendapatkan resiko bagi keluarganya, serta wirausaha yang
mengindentifikasikan secara teliti kegiatan bisnis yang istimewa, menerima
resiko fisik, sebagaimana merupakan menghadapi kemungkinan terjadinya
kegagalan. Mc Clelland juga menemukan bahwa orang dengan kebutuhan
yang tinggi akan keberhasilan juga memiliki kecenderungan untuk
mengambil resiko yang moderat, yang artinya mereka memilih situasi resiko
yang hasilnya nanti dapat dikendalikan oleh mereka. Hal ini menunjukkan
bahwa seorang wirausaha selalu merasa tertantang dalam mewujudkan
keberhasilannya.
20
3. Percaya Diri
Didalam penelitian, wirausaha yang sukses adalah orang yang percaya pada
diri sendiri, karena orang yang memiliki keyakinan pada dirinya sendiri
merasa dapat menjawab tantangan yang ada di depan mereka.Misalnya:
mereka mengakui adanya masalah didalam peluncuran perusahaan baru, tapi
mempercayai kemampuan dirinya untuk mengatasi masalah tersebut. Serta
menurut J. B Rotter, Seorang psikolog, wirausaha yang mempercayai bahwa
kesuksesan tergantung pada usaha mereka sendiri yang mempunyai
pengendalian yang disebut Internal Locus of Control. Sebaliknya wirausaha
yang merasa bahwa hidupnya dikendalikan oleh besamya keberuntungan atau
nasib mempunyai pengendalian yang disebut sebagai External Locus of
Control. Oleh karena itu, penelitian mengindikasikan bahwa wirausaha
memiliki pengendalian ke dalam yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
masyarakat pada umumnya.
4. Keinginan kuat dan berbisnis
Banyak wirausahawan yang memperhatikan tingkat keingintahuannya yang
disebut sebagai keinginan kuat untuk berbisnis dengan tujuan apapun,
menciptakan ketabahan dan kemauan untuk bekerja keras. Hal ini juga
diungkapkan oleh Jon. P. Goodman, direktur university of Southern
California Entrepreneur Program, mengatakan "Tanda penting pertama yang
saya can adalah keinginan yang kuat" ( ketika mengevaluasi perusahaan baru,
saya menanyakan, "Apakah keinginan yang kuat itu" ).
Karakteristik wirausahawan antara lain ( Premier Entrepreneur Programs,
Inc., 2000):
1. desire ( keinginan )
2. initiative / aggressiveness (inisiatif dan agresif )
3. energy (tenaga)
4. low support needs (membutuhkan dukungan rendah )
5. thriving on ambiquity (hemat dalam ketidakpastian)
6. perseverance (ketabahan )
7. responsibility (tanggung jawab )
8. problem solving ( pemecahan masalah )
21
9. self confidence ( percaya diri)
10. ego development ( pengembangan ego )
11. market awarness ( sadar akan pasar )
12. persuasiveness ( membujuk )
13. self discipline ( disiplin diri )
14. understanding of the value of money ( mengerti nilai uang)
Sedangkan menurut John A.Hornaday, dalam penelitiannya yang berjudul
"Research About Living Entrepreneurs ", karakteristik wirausahawan yaitu:
1. confidence ( percaya diri )
2. perseverance and determination ( ketabahan dan ketetapan hati)
3. energy and diligence (tenaga dan ketekunan )
4. resourcefulness (kepanjangan akal daya)
5. ability to take calculated risks ( kemampuan untuk mengambil resiko yang
sudah diperhitungkan)
6. dynamism and leadership (tenaga yang dinamis dan kepemimpinan )
7. optimism (optimisme)
8. need to achieve ( kebutuhan untuk mencapai)
9. versatility (kepandaian yang beraneka ragam)
10. creativity (daya cipta)
11. ability to influence others ( kemampuan untuk mempengaruhi orang lain )
12. ability to get along with people ( kemampuan untuk bergaul dengan baik
dengan orang lain).
13. initiative (inisiatif)
14. flexibility ( flexiblel/ mudah menyesuaikan )
15. intelligence ( kecerdasan )
16. oriented to clear goals ( orientasi pada tujuan yang jelas )
17. positive response to challenges (tanggapan postif terhadap tantangan )
18. independence ( kebebasan )
19. responds to suggestions and critism (tanggapan terhadap saran dan kecaman)
20. time compentence and efficiency ( kecakapan dan ketepat gunaan waktu )
21. ability to make decision quickly (kemampuan untuk mengambil keputusan
secara cepat)
22
22. responsibility (tanggungjawab)
23. accuracy and thoroughness ( keseluruhan, ketelitian, detil)
24. foresight (tinjauan ke masa depan )
25. cooperativeness ( kerja sama)
26. /?ra/// orientation ( orientasi laba )
27. ability to learn from mistakes (kemampuan untuk belajar dari kesalahan )
28. sense of power ( sadar akan kekuatan )
29. pleasant personality ( kepribadian menyenangkan )
30. egotism ( egois )
31. courage (keberanian)
32. imagination ( daya khayal)
33. perceptiveness ( cepat mengerti)
34. toleration for ambiguity (toleransi terhadap ketidakpastian)
35. aggressiveness ( sikap agresif)
36. capacity for enjoyment (kapasitas terhadap kesenangan )
37. efficacy ( efisien, tangkas, manjur)
38. commitment (janji, komitmen )
39. ability to trust worker (kemampuan untuk mempercayai pekerja )
40. sensitivity to others ( kepekaan terhadap orang lain )
41. honesty and integrity ( kejujuran dan ketulusan hati)
42. maturity and balance ( kedewasaan dan keseimbangan )
Dari beberapa macam karakteristik tersebut diatas, maka yang akan
dipakai dalam penelitian ini adalah yang dikemukakan oleh Zimmerer.
Variabel-variabel karakteristik wirausaha terdiri dari:
1. tanggungjawab
2. lebih menyukai resiko menengah
3. keyakinan atas kemampuan untuk berhasil
4. hasrat untuk mendapatkan umpan balik langsung
5. tingkat energi yang tinggi
6. orientasi ke depan
7. ketrampilan mengorganisasi
8. menilai prestasj Jebih tinggi daripada uang
23
9. komitmen yang tinggi
10. toleransi terhadap keraguan
11. fleksibilitas
12. keuletan
2.3. Kerangka Pemikiran
Variabel-variabel karakteristik wirausaha terdiri dari:
1. tanggungjawab
2. lebih menyukai resiko menengah
3. keyakinan atas kemampuan untuk berhasil
4. hasrat untuk mendapatkan umpan balik langsung
5. tingkat energi yang tinggi
6. orientasi ke depan
7. ketrampilan mengorganisasi
8. menilai prestasi lebih tinggi daripada uang
9. komitmen yang tinggi
10. toleransi terhadap keraguan
11. fleksibilitas
12. keuletan
Variabel karakteristik yang paling dominan yang dibutuhkan dalam berwirausaha
2.4. Hipotesa
Pada pola pikir wirausaha yang berada di kawasan Surabaya bagian Pusat,
tentang variabel-variabel karakteristik yang paling menonjol atau dominan adalah
keyakinan atas kemampuan untuk berhasil.