26
BAGIAN 2 KURIKULUM

BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

  • Upload
    vuhuong

  • View
    234

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

BAGIAN 2 KURIKULUM

Page 2: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

BAB II

KURIKULUM

Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah pendidikan Sarjana yang berkaitan dengan bidangpekerjaan tertentu, kelulusannya umumnya diresmikan melalui sumpah pekerjaan/jabatan. Profesi didefinisikansebagai pekerjaan dimana setelah menjalani pendidikan khusus dalam waktu tertentu, pekerja membaktikan diri danseluruh hidupnya serta mendapatkan sumber nafkah dari pekerjaan itu. Kata profesi (awalnya) hanya dipergunakanuntuk pekerjaan kemanusiaan dan untuk dapat menjalankannya, orang yang bersangkutan harus mendapatkan izindan mengucapkan sumpah jabatan, seperti dokter, apoteker serta ahli hukum dan pastor (Hardjana,A.M., PekerjaProfesional, Kanisius, Yogjakarta, 2006). Saat ini berkembang untuk pekerjaan lain yang mestinya mempunyaimakna tanggung jawab.

Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun sebagai struktur kurikulum yang mampumemberikan bekal pengetahuan dan keterampilan bagi kemahiran bekerja sebagai profesional, berkompetensisebagai pekerja di bidang Farmasi (apoteker) sesuai tuntutan profesi pekerjaan dan perkembangan obat obatan danperkembangan kehidupan /tuntutan masyarakat beserta jaminan layanan yang tepat dan rasional. Tuntutan layanankefarmasian oleh masyarakat berkembang sejalan dengan kemajuan perkembangan ilmu khususnya obat dankesehatan. Disamping itu pemikiran para pakar dan tata aturan dari pemerintah (Kementrian Kesehatan) danperhimpunan profesi apoteker serta asosiasi perguruan tinggi Indonesia menjadi asupan melengkapi strukturkurikulum di Sekolah Farmasi

Untuk mengikuti tuntutan perkembangan ilmu dan kompetensi maka struktur kurikulum Program Profesi Apoteker inidievaluasi setiap 5 tahun sekali. Saat ini yang berjalan adalah kurikulum tahun 2013.

Secara teknis Program Profesi Apoteker Sekolah Farmasi-ITB diselenggarakan dalam dua semester berturut-turut,terdiri atas perkuliahan, praktek kerja profesi apoteker (PKPA) dan ujian Apoteker. Kurikulum Program ProfesiApoteker disesuaikan dengan pilihan bidang tugas Apoteker sebagai berikut :a) Teori dan PKPA yang menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi pengelolaan apotek dan pertanggungjawaban

seorang Apoteker sesuai peraturan perundang-undangan yang berlakub) Teori dan PKPA yang menunjang tugas dan fungsi Apoteker di bidang industri farmasi, meliputi Cara Pembuatan

Obat yang Baik (CPOB), Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), pelaksanaan kendali mutu dan penerapanperaturan perundang-undangan yang berlaku

c) Teori dan PKPA yang menunjang tugas dan fungsi Apoteker dalam pengelolaan farmasi rumah sakit yangberorientasi kepada penderita dan pertanggungjawaban sebagai Apoteker dalam penerapan farmasi klinik sesuaiperaturan perundang-undangan yang berlaku

d) Teori dan PKPA yang menunjang tugas dan fungsi Apoteker di bidang regulasi farmasi (instansi pemerintah)sesuai dengan penerapan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Terhitung semester I 2006/2007 di Sekolah Farmasi ITB pada tahap Sarjana terdapat 2 Program Studi yaituProgram Sains dan Teknologi Farmasi (STF) dan Program Studi Farmasi Klinik & Komunitas (FKK) dan sejaksemester II 2009/2010 telah meluluskan Sarjana dari kedua Program Studi tersebut. Sehubungan dengan itu, sejaksemester I 2010/2011 Program Studi Profesi Apoteker Sekolah Farmasi ITB menerima lulusan dari kedua ProgramStudi tersebut dengan menyelenggarakan 2 jalur peminatan, yaitu (1) Peminatan Produksi & Pengawasan Mutu(PPM), dan (2) Pelayanan Farmasi (PF) yang berbeda dalam pemilihan mata kuliah, kerja praktek profesi dan ujian

Page 3: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

ujian akhir apoteker yang disesuaikan dengan fokus bidang tugas lulusan kedua peminatan tersebut.

Jalur Peminatan Produksi & Pengawasan Mutu (PPM) ditujukan untuk peserta yang berasal dari Program StudiSains & Teknologi Farmasi dan jalur peminatan Pelayanan Farmasi (PF) bagi lulusan Program Studi Farmasi Klinik& Komunitas. Sedangkan bagi lulusan Sarjana Farmasi perguruan tinggi lain, peminatan yang akan ditempuh padaProgram Studi Profesi Apoteker SF-ITB ditetapkan dalam rapat pleno kelulusan ujian seleksi berdasarkan minat dankemampuan akademik serta kurikulum Program Studi Farmasi di perguruan tinggi asalnya.

Sumber acuan kompetensi adalah sebagai berikut:1. Undang-Undang tenaga Kesehatan No.36 tahun 2014.2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009, tentang Pekerjaan Kefarmasian3. Surat keputusan Pengurus pusat IAI tentang Standar Kompetensi Apoteker Indonesia, No.058/SK/PP.IAI/IV/20114. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.03.1.34.11.12.7542 tahun

2012 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik.5. Permenkes No. 30 tahun 2014 tentang Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas6. Permenkes No. 35 tahun 2014 tentang Pelayanan Kefarmasian di Apotek7. Permenkes No. 58 tahun 2014 tentang Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit8. Ikatan Apoteker Indonesia dan Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia, 2013, Standar Pendidikan Apoteker

Indonesia, Tim Health Professional Education Quality (HPEQ) Project, Jakarta.

Dalam PP No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Bab II Pasal 5 dikemukakan, Pelaksanaan PekerjaanKefarmasian meliputi:

a. Pekerjaan Kefarmasian dalam Pengadaan Sediaan Farmasi;b. Pekerjaan Kefarmasian dalam Produksi Sediaan Farmasi;c. Pekerjaan Kefarmasian dalam Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi; dand. Pekerjaan Kefarmasian dalam Pelayanan Sediaan Farmasi.

Dengan diadakannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), perlu ditambahkan pelaksanaan pekerjaankefarmasian di bidang khusus asuransi atau jaminan kesehatan untuk mengantisipasi pelayanan kefarmasian atauobat di berbagai sarana pelayanan kesehatan.

Kompetensi yang diharapkan dari lulusan Program Profesi Apoteker berkaitan dengan bidang pekerjaan dan tempatkerjanya adalah:

a. Mampu melaksanakan pengelolaan obat sesuai ketentuan yang berlaku.b. Mampu memberikan pelayanan obat kepada/untuk penderita secara profesional dengan jaminan bahwa obat

yang diberikan kepada penderita akan tepat, aman dan efektif. Termasuk di dalamnya adalah pelayanan obatbebas dan pelayanan obat dengan resep dokter yang obatnya dibuat langsung di apotek.

c. Mampu melaksanakan fungsi pelayanan dalam bentuk konsultasi, penyampaian informasi dan edukasi yangberkaitan dengan obat dan perbekalan kesehatan lainnya kepada penderita, tenaga kesehatan lain atau pihak lainyang membutuhkan secara efektif.

d. Mampu melaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.1. Kompetensi Apoteker

Pekerjaan Kefarmasian di Apotek/Farmasi Komunitas

Page 4: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

e. Mampu berpartisipasi secara aktif dalam program monitoring keamanan penggunaan obat.f. Mampu berpartisipasi secara aktif dalam program promosi kesehatan di masyarakat lingkungannya, terutama

yang berkaitan dengan obat.g. Mampu melayani pasien dengan BPJS Kesehatan sesuai peraturan yang berlaku dengan berorientasi kepada

kepentingan pasien.h. Mampu melaksanakan tugas/fungsi lain sebagai pimpinan di apotek, seperti pengelolaan keuangan dan sumber

daya manusia.

a. Mampu melaksanakan fungsi pendaftaran obat jadi secara efektif, terutama dalam hal pengisian formulirkelengkapan pendaftaran.

b. Mampu melaksanakan pengelolaan inventory yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan rutin industri,dan yang menjamin pemeliharaan kualitas bahan selama penyimpanan sesuai dengan sifat bahan yang ada.

c. Mampu berpartisipasi dalam mengembangkan senyawa/bahan aktif terapetik atau eksipien baru yang lebihbaik/aktif.

d. Mampu berpartisipasi dan berkontribusi dalam pengembangan formula sediaan obat, pilot-plant dan up-scaling.e. Mampu berpartisipasi dalam pengembangan spesifikasi bahan (bahan awal maupun sediaan jadi), metode

analisis, prosedur pengujian untuk bahan awal, obat jadi dan kemasan.f. Mampu melaksanakan produksi sediaan obat sesuai Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ketentuan

lain dalam rangka menghasilkan produk yang baik/bermutu tinggi.g. Mampu melakukan pengendalian secara teknis operasi/proses manufaktur atau pembuatan sediaan obat.h. Mampu melaksanakan fungsi pengawasan mutu bahan awal dan sediaan obat sesuai dengan cara laboratorium

yang baik (good laboratory practice) dan CPOB untuk menjamin mutu produk yang akan dipasarkan serta untukmenjamin kesehatan dan keselamatan kerja.

i. Mampu melakukan pengemasan produk dengan bahan pengemas yang sesuai.j. Mampu merancang dan melakukan uji stabilitas dan berbagai perhitungan untuk menentukan kondisi

penyimpanan produk yang tepat serta waktu kadaluarsa produk.k. Mampu berpartisipasi dan berkontribusi dalam uji klinik obat baru.l. Mampu melaksanakan pemeriksaan/pengujian yang sesuai untuk keperluan perbaikan mutu produk dan proses

yang sudah ada.m. Mampu melaksanakan fungsi pendaftaran obat jadi.n. Mampu berpartisipasi dalam pelaksanaan validasi proses.o. Mampu berpartisipasi/berkontribusi dalam menghasilkan dan mendiseminasikan pengetahuan baru.p. Mampu melaksanakan promosi dan penyampaian informasi kepada tenaga profesional kesehatan lain.

a Mampu melaksanakan fungsi pengadaan obat dan perbekalan kesehatan lainnya sesuai dengan ketentuan yangberlaku, sarana yang dimiliki dan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.

b. Mampu melaksanakan fungsi pengendalian kualitas obat dan perbekalan kesehatan lainnya sesuai dengan caralaboratorium yang baik (good laboratory practice).

c. Mampu melakukan penyimpanan obat dan perbekalan kesehatan lainnya secara baik sesuai dengan sifat bahan.d. Mampu melaksanakan fungsi distribusi obat dan perbekalan kesehatan lain di rumah sakit dengan suatu sistem

distribusi yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi rumah sakit.e. Mampu melaksanakan fungsi farmasi klinik yang akan mencakup fungsi-fungsi: partisipasi dalam pengambilan

keputusan pemberian obat kepada penderita, pemilihan obat yang tepat, penetapan regimen dosis yang tepat,

Pekerjaan Kefarmasian di Industri Farmasi:

Pekerjaan Kefarmasian di Pelayanan Kesehatan Primer dan Rumah Sakit

Page 5: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

penyediaan dan pemberian obat, pemantauan efek obat, dan pendidikan penderita.f. Mampu melaksanakan fungsi Konsultasi, Informasi dan Edukasi yang berkaitan dengan penggunaan obat untuk

penderita dan keluarganya.g. Mampu memberikan pelayanan informasi tentang obat kepada berbagai pihak yang membutuhkan.h. Mampu berpartisipasi dalam program pendidikan.I. Mampu berpartisipasi dan berkontribusi dalam penelitian yang dilakukan di rumah sakit, antara lain: uji klinis.j. Mampu berperan dalam Komite Farmasi dan Terapi.k. Mampu mengelola/berperan dalam sentra BPJS Kesehatan di Klinik, Puskesmas dan Rumah Sakit dengan

berorintasi kepada kepentingan pasien.l. Mampu berpartisipasi dalam penanggulangan keracunan.

1. Bidang Pengawasana. Mampu melakukan koordinasi dan berkontribusi dalam penyusunan kebijakan dalam bidang obat dan

kesehatan, seperti dalam hal pemilihan, pengadaan dan distribusi obat untuk kebutuhan nasional.b. Mampu mengelola obat secara nasional (pemilihan Obat Esensial Nasional, persyaratan obat, distribusi dan

lain-lain termasuk pengumpulan data untuk kebutuhan nasional maupun internasional).c. Mampu melaksanakan fungsi administrasi obat seperti prosedur untuk pelaksanaan tender, dan lain-lain.d. Mampu berkontribusi dalam penetapan berbagai kebijakan nasional dalam hal pendidikan dalam bidang

farmasi (kurikulum nasional, kerja praktek, pendidikan berkelanjutan dan lain-lain).e. Mampu melaksanakan fungsi pengawasan dan pengaturan obat dan perbekalan kesehatan lainnya secara

nasional seperti pengawasan pembuatan/produksi, impor, distribusi dan penjualan.f. Mampu melaksanakan fungsi untuk pendaftaran/perizinan profesi (izin kerja Apoteker, izin apotek dan lain-

lain)g. Mampu melaksanakan fungsi sebagai badan resmi untuk hubungan internasional, seperti dengan WHO, dan

lain-lain.

2. Bidang pelayanan (Dinkes, Puskesmas dan BPJS)a. Mampu merencanakan pengadaan, penyimpanan, distribusi, inventarisasi, dokumentasi, dan pelaporan

persediaan Obat dan Perbekalan Farmasi di Dinkes dan Gudang Farmasi.b. Mampu melaksanakan pengadaan, penyimpanan, distribusi, inventarisasi, dokumentasi, dan pelaporan

persediaan Obat dan Perbekalan Farmasi di Dinkes dan Gudang Farmasi.c. Mampu melaksanakan fungsi pengendalian kualitas obat dan perbekalan farmasi lainnya sesuai dengan

Cara Distribusi Obat yang Baik (good distribution practice).d. Mampu melaksanakan fungsi farmasi klinik yang akan mencakup fungsi-fungsi: partisipasi dalam

pengambilan keputusan pemberian obat kepada penderita, pemilihan obat yang tepat, penetapan regimendosis yang tepat, penyediaan dan pemberian obat, pemantauan efek obat, dan pendidikan penderita.

e. Mampu merancang, melaksanakan, evaluasi dan mengembangkan sistem informasi.f. Mampu memberikan informasi, konsultasi dan monitoring penggunaan obat di Pusat Kesehatan Masyarakatg. Mampu memberikan informasi dan pelayanan yang berkaitan dengan program BPJS Kesehatan dengan

optimum berorientasi kepada kepentingan pasien

Pekerjaan Kefarmasian di Pemerintahan:

Page 6: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

3. Pekerjaan Kefarmasian di bidang Distribusi Obat dan Alat Kesehatan :a. Mampu menerapkan prinsip-prinsip Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) yang meliputi aspek pengadaan,

penyimpanan, penyaluran termasuk pengembalian obat dan/atau bahan obat yang meliputi bahan obat danproduk biologi termasuk vaksin yang digunakan untuk manusia

b. Mampu memastikan bahwa kondisi penyimpanan yang baik dapat dipertahankan, mempunyai keamananyang memadai dan kapasitas yang cukup untuk memungkinkan penyimpanan dan penanganan obat yangbaik,

c. Mampu mempertahankan sistem mutu yang mencakup tanggung jawab, proses dan langkah manajemenrisiko terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan.

d. Mampu memastikan bahwa mutu obat dan/atau bahan obat dan integritas rantai distribusi dipertahankanselama proses distribusi.

e. Mampu mengatur suatu proses sistematis untuk menilai, mengendalikan, mengkomunikasikan dan mengkajirisiko terhadap mutu obat dan/atau bahan obat.

f. Mampu memilah pemasok obat dan/atau bahan obat dari pemasok yang mempunyai izin sesuai denganperaturan perundang-undangan.

g. Mampu memastikan bahwa obat dan/atau bahan obat disalurkan kepada pihak yang berhak atauberwenang

h. Mampu merancang kondisi penyimpanan obat dan/atau bahan obat sesuai dengan rekomendasi dariindustri farmasi atau non-farmasi

Dalam rangka mencapai kompetensi apoteker yg diharapkan seperti tertera di 2.1, maka perlu disusun kurikulumyang mampu memberikan pengetahuan teori dan praktek disertai transfer pengalaman dari dosen tamu para praktisiFarmasi dalam berbagai bidang. Sehubungan dengan adanya 2 jalur peminatan, pada Program Studi ProfesiApoteker SF-ITB terdapat 2 kurikulum, yaitu kurikulum jalur peminatan Produksi & Pengawasan Mutu (PPM) dankurikulum jalur peminatan Pelayanan Farmasi (PF). Penyusunan masing-masing kurikulum mempertimbangkankepada Kurikulum Inti dan Kurikulum Institusional Program Pendidikan Apoteker yang disyahkan Pada Rapat MajelisAPTFI pada tgl 29 April 2008 dan kurikulum Program Pendidikan Sarjana Farmasi Strata 1 di Sekolah Farmasi ITB(sebagai kelanjutan) program studi terkait (Sains & Teknologi Farmasi dan Farmasi Klinik & Komunitas).

2.2. Struktur Kurikulum

Page 7: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

KURIKULUM INTI APTFI DAN KURIKULUM INSTITUSIONAL PROGRAM PENDIDIKAN APOTEKER

Rapat Majelis APTFI pada tgl 29 April 2008 memutuskan bahwa jumlah SKS untuk Program Profesi Apotekersebanyak minimum 28 SKS yang terdiri dari Kurikulum inti sebanyak 16 SKS dan mata kuliah institusional sebesarminimum 12 SKS, dengan struktur sebagai berikut.

Kurikulum Inti Program Profesi Apoteker

No Nama Mata Kuliah SKS

1 Farmakoterapi Terapan 2

2 Pelayanan Kefarmasian 2

3 Compounding and Dispensing 2

4 Manajemen Farmasi 2

5 PKP Apotek (wajib) 4

6 PKP Pilihan Wajib (PKP-RS atau PKP Industri atau PKP-Pemerintahan)

4

SubTotal 16

Mata kuliah institusional (Minimum) 12

Jumlah SKS Minimum pada Program Pendidikan Apoteker 28

Page 8: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

STRUKTUR DAN SILABUS KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB2013

A. Peminatan Produksi dan Pengawasan Mutu (PPM) :

B. Peminatan Pelayanan Farmasi (PF):

Kurikulum yang berlaku sekarang ini adalah Kurikulum 2013 yang disusun menjadi dua opsi yaitu PeminatanProduksi dan Pengawasan Mutu dan Peminatan Pelayanan Farmasi.

Mata Kuliah Wajib

Semester 1 Semester 2

No Kode Nama Mata Kuliah SKS No Kode Nama Mata Kuliah SKS

1 FP 5001 Manajemen Farmasi 3(1) 1 FP 5015 PKPA Apotek 4

2 FP 5002 Peraturan Per UU Farmasi & EtikaProfesi

2(1) 2 FP 5016 PKPA Pemerintahan 4

3 FP 5003 Pelayanan Kefarmasian 2(1) 3 FP 5017 PKPA Industri Farmasi (PKPAPilihan Peminatan)

8

4 FP 5004 Integrated Dispensing 2(1) 5 FP 5019 Ujian Apoteker 25

FP 5005 Farmasi Industri 3(1)

6 FP 5006 Studi Kasus Pelayanan Farmasi 2

7 FP 5007 Studi Kasus Manufaktur SediaanFarmasi

2

8 Mata Kuliah Pilihan 4

Jumlah 20 Jumlah 18

Mata Kuliah Wajib

Semester 1 Semester 2

No Kode Nama Mata Kuliah SKS No Kode Nama Mata Kuliah SKS

1 FP 5001 Manajemen Farmasi 3(1) 1 FP 5015 PKPA Apotek 4

2 FP 5002 Peraturan Per UU Farmasi & EtikaProfesi

2(1) 2 FP 5016 PKPA Pemerintahan 4

3 FP 5003 Pelayanan Kefarmasian 2(1) 3 FP 5018 PKPA Rumah Sakit (PKPAPilihan Peminatan)

8

4 FP 5004 Integrated Dispensing 2(1) 4 FP 5019 Ujian Apoteker 25

FP 5005 Farmasi Industri 3(1)

6 FP 5006 Studi Kasus Pelayanan Farmasi 2

7 FP 5007 Studi Kasus Manufaktur SediaanFarmasi

2

8 Mata Kuliah Pilihan 4

Jumlah 20 Jumlah 18

Page 9: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

Mata Kuliah Pilihan (Institusional)

Keterangan: angka dalam kurung merupakan beban sks kegiatan perkuliahan berupa studi kasus yang bersifatpraktis.

No Kode Nama Mata Kuliah SKS

1 FP 5008 Manajemen Mutu 2

2 FP 5009 Distribusi & Rantai Pasokan Perbekalan Farmasi 2

3 FP 5010 Komunikasi Profesi 2

4 FP 5011 Farmasi Sosial 2

5 FP 5014 Interaksi Obat 2

6 FP 5013 Obat Bahan Alam 2

7 FP 5012 Farmakoterapi Lanjut 2

8 FP 5017 PKPA Industri Farmasi 8

9 FP 5018 PKPA Rumah Sakit 8

Page 10: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

SILABUS PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER DI SEKOLAH FARMASI-ITB

FP 5001 Manajemen Farmasi (3(1) SKS)

FP 5002 Peraturan per UU Farmasi dan Etika profesi (2(1) SKS)

Fungsi-fungsi manajemen pemasaran, manajemen operasi/produksi, manajemen sumber daya manusia, danmajemen keuangan/ekonomi khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan bidang farmasi, Apotek/IndustriFarmasi. Cara mendirikan Apotek berdasarkan peraturan yang ada serta dapat membuat rancangan bisnisApotek/Industri. Pengelolaan sumber daya manusia, analisis dan deskripsi kerja, rekruitmen, motivasi,pengembangan karier dan kinerja serta evaluasi kinerja. Manajemen pemasaran yang berkaitan dengan pelayanankefarmasian. Konsep pelayanan kefarmasian sebagai mekanisme untuk memenuhi kebutuhan sosial danmemperkuat kehadiran profesi. Bauran pemasaran, analisis lokasi, analisis pasar, segmentasi, target dan posisiserta dimensi perilaku dan demografi/kependudukan. Manajemen operasi/produksi meliputi: Pengelolaan sediaanfarmasi (Inventory Control), perencanaan pembelian, penyimpanan, distribusi, penanganan obat kadaluwarsa danpemusnahan; Pengelolaan obat-obatan narkotika dan psikotropika; Pengelolaan pelayanan tentang jaminan mutupelayanan kefarmasian/standar prosedur operasional; Pengelolaan aset dasar-dasar manajemen keuangan meliputianalisis laporan keuangan, Laporan rugi laba, neraca keuangan, analisis cash-flow, Analisis ratio keuangan, Analisisbreak even point dan budgeting, Analisis nilai waktu uang (PP, NPV, IRR). Manajemen strategi pengembanganApotek/Industri dan pengukuran dan evaluasi kerja bisnis farmasi berdasar balanced score card.

Pustaka :1. Pharmacy Management , Second edition, Shane P. Desselle, PhD, RPh,FAPhA, David P. Zgarrick, PhD,

RPh, Copyright 2009 by The McGraw-Hill Companies, Inc.2. Essentials of Pharmacy Management, Dennis H. Tootelian Phd, Ralph M. Gaedeke Phd,19933. Pharmacy Business Management, Edited by Steven B. Kayne, PhD, MBA, Pharmaceutical Press 2005.4. Managing Pharmacy Practice, Principles, Strategies, and Systems, Andrew M. Peterson - CRC Press,

20045. Effective Pharmacy Management, Eight Edition Copyright 1996, by N.A.R.D6. Pharmaceutical Marketing in The 21st Century, Mickey C. Smith Phd, Editor 19967. Pharmacoeconomics, Tom Walley, Prof, Alan Haycox Phd, Angela Boland,BA,Msc,20048. Manajemen Pemasaran, PH Kotler, Kevin Lane Keller, 20079. Stategy Maps, Robert S. Kaplan, David P. Norton, Harvard Business Scholl Press, 2004

10. Development of innovative service Effective Pharmacy Management, 8 ed., Separd et all, NARD, Virginia,1996.

11. Marketing for Pharmacist , D.A. Holford, American Pharmaceutical association, Washington, 2003.

Filsafat moral, etika dan kode etik profesi, peraturan perundang-undangan dalam bidang farmasi meliputi:penggolongan obat, produksi dan registrasi obat dan obat tradisional, distribusi produk farmasi (obat, obattradisional, kosmetik, alat kesehatan dan suplemen makanan), periklanan produk farmasi dan pelayanan paripurna,standar pelayanan kefarmasian, studi kasus dan kajian bersumber kepada perundang-undangan dan kode etikprofesi yang berlaku.

Page 11: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

Pustaka :1. Undang-Undang No. 7 tahun 1963, tentang Farmasi (sebagai sumber tinjauan historik)2. Undang-Undang No 35 tahun 2009, Tentang Kesehatan3. Undang-Undang No 5 tahun 1997, Tentang Psikotropika4. Undang-Undang No. 35 tahun 2009, tentang Narkotika5. Ordonansi (undang-undang) Obat Keras6. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan7. Permenkes No. 1799/2010 tentang Industri Farmasi8. Permenkes No. 1799/2010 tentang Pedagang Besar Farmasi9. Permenkes No. 1010/Menkes/Per/XI/2008 tentang Registrasi Obat

10. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan11. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian12. Permenkes No. 889/2011 tentang Registrasi, Izin, Praktek dan Izin Kerja Tenaga Kesehatan.13. SK Menkes No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Tata cara Pemberian Izin Apotek.14. Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2014 tentangTenaga kesehatan15. Peraturan perundang-undangan terbaru.

Pelayanan Kefarmasian yang Baik (GPP), Kebijakan obat nasional, DOEN, Formularium RS dan Nasional, StandarPelayanan Kefarmasian di RS, standar Pelayanan Kefarmasian di RS, apotek maupun farmasi komunitas,kepatuhan pasien dalam pengobatan, komunikasi pasien dan konseling obat; konsep pengobatan mandiri;hubungan interprofesional dalam pelayanan kesehatan; patient safety/medication errors, pharmacovigilance-pemantauan reaksi obat merugikan, jaminan mutu Pelayanan Kefarmasian.

Pustaka :1. Rovers JP, Currie J.D, A Practical Guide to Pharmaceutical Care, 2nd ed, American Pharmaceutical

Association, 20032. Siregar, C dan Amalia, L., 2004, Farmasi Rumah Sakit : Teori dan Penerapan, EGC Penerbit Buku

Kedokteran, Jakarta3. Brown, T.R. (Ed.), 1992, Handbook of Institutional Pharmacy Practice, 3rd ed., American Society of Hospital

Pharmacists Inc., Wisconsin Avenue4. Brown, T.R. (Ed.), 2006, Handbook of Institutional Pharmacy Practice, 3rd ed., American Society of Hospital

Pharmacists Inc., Bethesda5. DepKes RI, Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, 20066. Depkes RI, Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, 20067. Breardsley, RN, Kimberlin CL., Communication Skills in Pharmacy Practice in Pharmacy Practice, Lippincot –

William Wilkins, 20128. Permenkes No. 58 tahun 2014 tentang Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit9. Permenkes No. 30 tahun 2014 tentang Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

10. Permenkes No. 35 tahun 2014 tentang Pelayanan Kefarmasian di Apotek

FP 5003 Pelayanan Kefarmasian (2(1) SKS)

Page 12: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

FP 5004 Integrated Dispensing (2(1) SKS)

FP 5005 Farmasi Industri (3(1) SKS)

Pengetahuan untuk melakukan skrining, interpretasi dan evaluasi resep obat, penyiapan obat/sediaan obat dengancara compounding yang baik, compounding resep-resep khusus (steril), penyiapan pencampuran intra vena,konseling pada pasien, penyiapan dan penyampaian informasi obat pada pasien dan masyarakat, pembuatan“medication review”, yang disertai dengan simulasi dan studi kasus dalam compounding dan dispensing.

Pustaka :1. Allen Jr., L.V.,2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding, 2nd Edition,

American Pharmaceutical Association, Washington, D.C.2. DiPiro, J.T.,Talbert, RL., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M.,2005, Pharmacotherapy A

Pathophysiologic Approach, 6th Edition, McGraw Hill, New York.3. Ritschel W.A. and Kearns, G.L.,2004, Handbook of Basic Pharmacokinetics Including Clinical Applications,

6th Edition, American Pharmaceutical Association, Washington, D.C.4. Rovers J.P, et.al.,2003 “A Practical Guide to Pharmaceutical Care”, 2nd Edition,5. Shargel, L.,Wu-pong, S., and Yu, A.B.C.,2005, Applied Biopharmaceutics & Pharmacokinetics, 5th Edition,

McGraw Hill, Boston.6. Thompson, J.E.,2004, A Practical Guide to Contemporary Pharmacy Practice, 2nd Edition, Lippincott

Williams & Wilkins, Philadelphia.7. Winfield AJ, Rees JA and Smith I, Pharmaceutical Practice, 4th ed., Churchill Livingstone, Elsevier, 20098. WHO, 1994, “Guide to Good Prescribing” American Pharmaceutical Association, Washington, D.C.9. United State of America, The United State of Pharmacopeia 37, United State of Pharmacopeial Convention,

Twinbrook Parkway Rockville MD.

Pemilihan lokasi industri farmasi, jamu/obat tradisional, kosmetika, makanan/minuman; Keselamatan dan kesehatankerja serta manajemen keselamatan dan kesehatan Kerja; Kualifikasi personalia yang bekerja di industri farmasi;Aspek bangunan dan peralatan menurut CPOB; Aspek sanitasi dan higiene di industri farmasi; Validasi proses,Validasi metode pembersihan; Peran dan fungsi pengawasan mutu; Aspek Inspeksi diri dan audit mutu; Aspekdokumentasi, dan pengendalian dokumen; Strategi dan langkah-langkah dalam pengembangan produk; Aspekproduksi, produk steril, Sistem tata udara di ruang produksi dan standar; Prosedur operasional (SPO); Aspek-aspekcara pembuatan kosmetika yang baik (CPKB), Asean dan New cosmetic delivery system; Sistem air danpemakaiannya untuk industri farmasi; Penanganan keluhan, Penarikan obat dan produk kembalian; Pengembanganformulasi dan standarisasi; Uji stabilitas obat; Evaluasi pemasok, dan pengambilan sampel; Pengolahan limbahindustri farmasi; Produksi bersih, Definisi polusi dan polutan, Tujuan pengertian produksi bersih, Hal yangmempengaruhi produksi bersih, Metode penerapan produksi bersih dan keuntungan; K3, keseimbangan dankeserasian, beban kerja (tambahan: fisik, kimia, biologi, fisiologi, mental psikologi), kapasitas kerja, Penyakit yangberkaitan dengan kerja, diagnosis dan pengobatan, Parameter lingkungan kerja dan pengendaliannya (kebisingan,temperatur, polutan, udara, penerangan, ventilasi)

Page 13: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

Pustaka :1. WHO,Technical Report Series 937 (2006)2. BPOM RI : Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik,20063. BPOM RI : Suplemen 1 Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang baik 2006 (2009)4. BPOM RI : Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik 2006 (2009)5. WHO : Quality Assurance of Pharmaceuticals,vol 2,GMP Practices and Inspection (2007)6. Sidney H. Willig, James R. Stoker : Good Manufacturing Practices for Pharmaceuticals, A Plan for Total

Quality Management. 4th ed. Revised and Expanded. Marcel Dekker Inc. New York, Basel(1997)

Konsep dasar pembahasan kasus penyakit infeksi maupun penyakit organ sistem pada berbagai jenjang usia dankondisi (hamil, tidak hamil), penjabaran metode SOAP, dengan learning outcomes: mampu menginterpretasi dataklinis/lab dan gejala klinis dan simptom, menentukan pengobatan yang tepat termasuk pemilihan obat yang tepat,interaksi obat, obat-makanan, efek samping dan toksisitas, cara pakai, terapi alternatif, goal terapi, monitoring danevaluasi pengobatan, prognosis dan komplikasi jangka panjang, farmakoekonomi, perubahan pola hidup, sertaasuhan kefarmasian kepada profesional kesehatan dan penderita/keluarga penderita.

Pustaka :1. Page, C., M. Curtis, M. Walker, B. Hoffman, 2006, Integrated Pharmacology, 3rd ed., Mosby, Spain.2. Dipiro, J.T., et al., 2012, Pharmacotherapy handbook, 7th ed., The McGraw Hill, New York.3. Koda-Kimble, M.A., L. Y. Young, W. A. Kradjan, and B.J. Guglielmo, Handbook of Applied Therapeutics,

Lippincott Williams & Wilkins.

FP 5007 Studi Kasus Manufaktur Sediaan Farmasi (2 SKS)

Pengantar CPOB dan dokumentasi pelengkap untuk Industri; Kajian umum struktur organisasi industri farmasi,ruang lingkup dan tugas tiap bagian, Total quality management/quality management system: inspeksi diri, auditmutu; penanganan deviasi; Sistem dokumentasi: SOP; Penentuan standard; Kualifikasi bangunan dan ruangproduksi, HVAC, clean room, manajemen mutu, dokumen induk produksi, dokumen & catatan pengolahan &pengemasan, validasi proses produksi, formulasi sediaan steril meliputi: injeksi, infus; obat tetes mata-hidung-telingadan sediaan semisolida steril; Produksi sediaan sirup dan suspensi (formulasi, validasi proses produksi, evaluasi,scale up); Formulasi dan produksi sediaan solida: peralatan produksi sediaan solida (granulasi, pengering, mesinpencetakan tablet) & validasinya; Produksi sediaan solida (validasi proses produksi, evaluasi, scale up dan jadwalproduksi); Pengantar product development, penjelasan secara spesifik quality by design (QbD), QC, dokumenregistrasi & pendaftaran CPOB; Batch record, penanganan terhadap keluhan & penarikan produk; Bentukperkuliahan berupa pembahasan dan presentasi studi kasus.

Pustaka:1. CPOB 2012, Petunjuk Operasional Penerapan CPOB 20122. Petunjuk operasional penerapan CPOB cetakan 20123. Niazi, S. K., 2009, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Technology: 2nd ed. vol 1-6, Informa

Healthcare4. WHO Technical Report Series, 2011

FP 5006 Studi Kasus Pelayanan Farmasi (2 SKS)

Page 14: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

5. PIC/S, 20096. ICH Q8, Q9, Q107. Farmakope Indonesia edisi IV, 1995 Departemen Kesehatan RI8. Farmakope Indonesia edisi V, 2015 Departemen Kesehatan RI

Manajemen mutu dan sejarah mutu, Definisi, dimensi mutu dan perspektifnya, Konsep manajemen mutu dan TQM,Jaminan mutu, ISO seri 9000, 14000, 17025, Biaya mutu suatu produk dan pelayanan, Mutu pelayanan dankeunikanya, Peningkatkan mutu pelayanan, kepuasan pelanggan produk pelayanan, Cara peningkatan mutupelayanan, sampling dan pengendalian mutu produk secara statistik (atribut dan variabel) serta cara membangunpeta kendali, Konsep variabilitas, kategori dan penyebab.

Pustaka :1. Besterfield DH,(1998), Quality Control, 5th ed, Prentice-Hall Int. Inc, New Jersey2. Montgomery, DC.(1991), Introduction to Statistical Process Control, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, New

York3. Oakland JS. (2003), Statistical Process Control, 5th ed., Butterworth Heinemann, Oxford4. Hutchins GB, Introduction to Quality Control, Assurance, and Management, Macmillan Publ. Co.

Pendahuluan Konsep Distribusi & Rantai Pasok, Distribusi Obat, Operating Planning Cycle, Distribusi Obat yangbaik CDOB, Menelaah/Review CDOB (Good Distribution Practices), Overview (Tinjauan) Distribusi & PenyaluranSediaan Farmasi Indonesia : Tantangan dan Peluang, Manufacturing Researce Planning (MRP), Drug ManagementCycle, Tutorial, Tugas MRP dan Werehousing

Pustaka :1. Rob Whewell, Supply chain in the pharmaceutical industry, Gowe ,20102. Hedley Rees, Supply chain management in the drug industry, Wiley, 20113. Quick JD (Editor), Managing drug supply 2nd ed., Managing Sciences for Health, Kumarian Press, 1997.4. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.03.1.34.11.12.7542

tahun 2012 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik.

Pendahuluan: perkenalan, proses komunikasi, verbal dan non-verbal, pengertian, fungsi dan tujuan komunikasi;Teknik dan strategi komunikasi, komunikasi langsung dan tidak langsung, media dalam komunikasi, strategipersuasif, asertif, motivasi; Komunikasi efektif dan cara mengatasi hambatan dalam komunikasi, faktor penghambatkomunikasi (psiko-antro-sosiologis): usia, pendidikan, budaya, bahasa, status sosial, kondisi kesehatan, psikologis;Manajemen konflik, komunikasi dalam organisasi, antar personel; etika berkomunikasi, hal-hal yang harusdiperhatikan dalam berkomunikasi; Membangun citra diri dan profesionalisme,

FP 5008 Manajemen Mutu (2 SKS)

FP 5009 Distribusi & Rantai Pasokan Perbekalan Farmasi (2 SKS)

FP5010 Komunikasi Profesi (2 SKS)

Public relation, human relation,

Page 15: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

percaya diri, hubungan dengan profesi lain; Kiat berinteraksi dengan profesi lain, Contoh interaksi dengan dokterdan staf kesehatan lain; Contoh interaksi dengan profesi lain di industri, Cara menghindari konflik; Latihan/praktekberkomunikasi di depan publik, Latihan keterampilan berkomunikasi secara efektif: menyampaikan informasi tentangkasus-kasus khusus, teknik presentasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, kiat dan strategi dalammengikuti wawancara, metode negosiasi, pendekatan negosiasi yang rasional, kasus negosiasi dengan pendekatan

Pustaka :1. Berger, Bruce A., Communication Skill for Pharmacists: building relationships, improving patient care, 2005,

American Pharmacist Association.,2. Stewart L.Tubbs,Sylvia Moss., 2002, , Human Communication – Principles and ContextsMc Graw Hill, 20023. Meldrum, Helen., 1994, Interpersonal Communication in Pharmaceutical Care, Pharmaceutical Product

Press, New York.4. Bazerman, MH and Neale MA., 1992, Negotiating Rationally, New York, Free Press.5. Thompson,L., 2005, The Mind and Heart of the Negotiator, 3rd ed., Upper

Pengantar, Farmakoekonomi, Farmakoepidemiologi, Farmakovigilance, Asuransi (sistem jaminan sosial nasional,SJSN): sistem asuransi kesehatan nasional, Undang-undang/regulasi tentang sistem kesehatan nasional, Undang-undang/regulasi tentang sistem kesehatan nasional, Health promotion 1, Penanganan obat publik, Penanganan obatpublik di Unit pelayanan kesehatan, Advokasi farmasi, Issue kesehatan nasional/internasional

Pustaka :1. Walley T, et al, Pharmacoeconomics, Churchill Livingstone, 20042. Peraturan perundangan kesehatan di Indonesia3. Strom, BL, 2000, Pharmacoepidemiology 3rd Edition, John Wiley&Sons, Ltd

Pendahuluan meliputi pengertian farmakoterapi, sasaran farmakoterapi; pada tiap topik membahas studi kasus padapenyakit tunggal atau beberapa penyakit yang berhubungan dengan patofisiologi, keadaan klinik, luaran terapi,penanganan, evaluasi terapi meliputi terapi gangguan tulang dan sendi: pirai, hiperurikemia, osteoarthritis,rheumatoid arthritis, osteoporosis; gangguan kardiovaskular: aritmia, tromboemboli, hiperlipidemia, hipertensi,gangguan dermatologi: psoriasis akut; gangguan endokrin: diabetes mellitus, gangguan autoimun: SLE; gangguansaluran cerna: diare, konstipasi, tukak lambung; gangguan sistem saraf: Alzheimer, Parkinson; gangguanhematologi: anemia, polisitemia vera; kanker: kanker payudara, kanker prostat; antiparasit: anticacing,antiplasmodium

Pustaka :1. Wells, B.G., J.T. Dipiro, T.L. Scwang Hammer, C.W. Hamilton, Pharmacotherapy Handbook, McGraw=Hill,

New York, 20032. Dipiro, J.T, R.L. Talbert, G.C. Yee, G.R. Matzke, B.G. Wells, I.M. Posey, Pharmacotherapy,3. Brune, L., Pharmacotherapie, Springer, Berlin, 2004

role-play.

FP 5011 Farmasi Sosial (2 SKS)

FP 5012 Farmakoterapi Lanjut (2 SKS)

Page 16: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

FP 5013 Obat Bahan Alam (2 SKS)

FP 5014 Interaksi Obat (2 SKS)

Sejarah perkembangan obat alam baik di Indonesia, di kawasan Asia, Negara negara Eropa dan belahan dunialainnya. Perkembangan terkini obat alam Indonesia strategi pengembangan obat alam oleh WHO dan Eropa(ESCOP). Mengkaji terapi-terapi alternatif. Interaksi obat-herbal. Mengkaji penggunaan obat alam untukpenanganan disfungsi sistem organ dan kondisi patologis.

Pustaka :1. Simon Mills, Kerry Bone, Priciples and Practice of Phytotherapy, Modern Herbal Medicine, Churchill

Livingstone, New York, 20002. I Ketut Adnyana, Andreanus A. S., “Pharmacological Evaluation Towards Efficacy of Jamu Medicine” Toyama

University, 20073. Mark Blumenthal (Senior Editor), The Complete German Comission E Monographs, Therapeutic Guide To

Herbal Medicines, American Botanical Council, Texas, 1998.4. Volker Schulz, et al., Rational Phytotherapy, A Physicians' Guide to Herbal Medicine, Springer, New York,

19985. Marilyn Barret, The Handbook of Clinically tested Herbal Remedies, Vol. 1 & 2, The Haworth Herbal Press,

New York, 20046. Joerg Gruenwald, et al., (Editors), PDR for Herbal Medicines, New Jersey, 20007. Max Wichtl (Ed.), Herbal Drugs and Phytopharmaceuticals, A Handbook for Practice on a Scientific Basis, 3rd

Ed., Medpharm Scientific Publishers, New York, 20048. C.W. Fetrow, Juan R. Avila, Professional's Handbook of Complementary & Alternative Medicines, 3rd Ed.,

Lippincott William & Wilkins, New York, 20049. Lester Packer, et al, (Ed.), Herbal and Traditional Medicine, Molecular Aspect of Health, Marcel Dekker, New

York, 200410. Manuchair Ebadi, Pharmacodynamic Basis of Herbal Medicine, 2nd Ed., Taylor & Francis, New York, 200711. James E. Robbers, Varro E. Tyler, Tyler's Herbs of Choice, The therapeutic use of phytomedicinals, The

Haworth Herbal Press, New York, 199912. Michael Castleman, The Healing Herbs, The ultimate guide to the curative power of nature's medicines,

Rodale Press, Pannsylvania, 199113. Ministry of Health Republic of Indonesia, Guidelines for The Use of Herbal Medicines in Family Health Care,

6th Ed., Jakarta, 2010

Kuliah ini membahas berbagai mekanisme dasar terjadinya interaksi obat, jenis interaksi obat meliputi interaksifarmakokinetik, interaksi farmakodinamik, faktor fisiologi yang mempengaruhi interaksi obat, interaksi obat denganobat lain, interaksi obat dengan makanan, interaksi obat dengan hasil pemeriksaan laboratorium, membahasinteraksi spesifik obat dalam kombinasi obat meliputi: obat antidiabetes, antihipertensi, antihiperlipidemia,kontrasepsi oral, obat golongan kolinergik, obat golongan simpatomimetik, neuroleptik, antikonvulsan, antidepresan,antitukak peptik, imunosupresan, analgetik antiinflamasi.

Page 17: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

Pustaka :1. Baxter,K., Stockley's Drug Interaction”, 8th ed., Pharmaceutical Press, London, 2008.2. Tatro, D.S., Drug Interaction Facts, Walter Kluwer, 2009.3. McCabe, BJ, Frankle, EH, Wolfe,J.J., Handbook of food-Drug interaction, CRC Pres, Boca Raton, 20034. Griffin, JP and D'arcy, PF, A manual of Adverse Drug Interaction, Elsevier, 1997

Tinjauan umum apotek, Manajemen persediaan obat (Inventory control), Manajemen SDM, Manajemen pelayanan,Manajemen keuangan, Administrasi apotek, Standard operating procedure (SOP), Upaya Pengembanganapotek/kiat meningkatkan omset dan layanan

Tinjauan Umum Kementrian Kesehatan Tinjauan Umum BPOM/BBPOM, Sistem Pengawasan Obat dan Makanan,Pengelolaan Laboratorium, Alur tugas/tata hubungan kerja, Tugas Khusus di Kementrian Kesehatan/BPOM/BBPOM,Tinjauan Umum Tentang Dinas Kesehatan/Puskesmas, Peraturan perundang-undangan berkaitan denganperan/fungsi Dinkes, Gudang Farmasi dan Puskesmas, Manajemen SDM Dinkes dan Puskesmas, ManajemenKeuangan, Manajemen Keuangan, Manajemen Persediaan Obat dan Perbekalan Farmasi di Dinkes dan GudangFarmasi, Manajemen Informasi, Peran Farmasi Klinik di Dinas Kesehatan dan Puskesmas, Tugas Khusus diPuskesmas.

Tinjauan Umum Industri Farmasi, Manajemen dan Jaminan Mutu, Manajemen SDM, Bangunan, Fasilitas,Peralatan, Sanitasi dan Higiene, Manajemen Produksi, Penanganan Pasca Produksi, Manajemen PersediaanBahan (Inventory control), Dokumentasi, Manajemen Keuangan

Tinjauan Umum Tentang RS, Tinjauan Umum Tentang Instalasi FRS, Manajemen Persediaan Obat dan PerbekalanFarmasi di RS (Inventory control), Peran Farmasi Klinik di RS, Pusat sterilisasi Perlengkapan Medik (PSPM-CSSD),Penanganan Limbah RS, Manajemen SDM, Tugas khusus di Unit perawatan spesifik

Untuk membangun kompetensi seorang Apoteker, diperlukan suatu sistem program pendidikan profesi denganpenilaian yang bersifat progresif, efisien, konsisten dan terintegrasi, teoritis dan praktek. Ujian Apoteker dirancanguntuk mengukur kemahiran berpikir dan kemampuan memahami ilmu pengetahuan yang diperoleh dari materi kuliahProgram Profesi Apoteker dilengkapi dengan pengalaman empirik dari hasil PKPA, serta pemahaman dasar-dasarilmu kefarmasian dari hasil pendidikan Sarjana Farmasi. Oleh karena itu, ujian Apoteker dirancang khusus dan

FP 5015 PKPA di Apotek (4 SKS)

FP 5016 PKPA di Pemerintahan (4 SKS)

FP 5017 PKPA di Industri Farmasi (8 SKS)

FP 5018 PKPA di Rumah Sakit (8 SKS)

FP 5019 Ujian Apoteker (2 SKS)

Page 18: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

dan direncanakan terdiri dari 2 (dua) unsur utama ukuran kemahiran seorang calon Apoteker, yaitu:(1) Kemahiran penguasaan teori dasar ilmu pokok kefarmasian dan praktek laboratorium.(2) Kemahiran penguasaan dan wawasan teoritis dalam praktek profesi farmasi

Kedua kemahiran tersebut diuji dalam satu paket soal ujian yang dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahapan ujian yaitusecara tertulis, lisan, dan praktek, baik terhadap hasil integrasi teori dan wawasan praktek profesi maupun hasilpraktek di laboratorium. Tim penguji terdiri dari praktisi profesional dan akademisi. Ujian terhadap kemahiran (1)diserahkan kepada kelompok akademisi sedangkan uji kemahiran (2) oleh kelompok praktisi profesional. Keduakelompok berada di dalam satu tim penguji, sehingga dua kemahiran tersebut langsung diuji pada saat bersamaandan dalam tim yang sama. Nilai akhir ujian Apoteker ditetapkan berdasarkan perolehan nilai mahasiswa pada duakemahiran tersebut

Ketentuan mengikuti ujian Apoteker :1. Telah lulus semua mata kuliah Program Studi Profesi Apoteker, kecuali FP-5019 Ujian Apoteker (2 SKS).2. Bagi mahasiswa yang masih belum lulus satu mata kuliah diluar FP-5019, diperbolehkan mengikuti ujian

susulan/perbaikan. Penyelenggaraan ujian susulan/ perbaikan tersebut, diizinkan melalui mekanisme berikut :Tim Pengelola Program Profesi Apoteker melaporkan kepada Ketua Program Studi Profesi Apoteker,selanjutnya Ketua Program Studi Profesi Apoteker rmelaporkan kepada Dekan Sekolah Farmasi-ITB. DekanSekolah Farmasi-ITB menugaskan dosen penanggung jawab kuliah untuk menyelenggarakan ujiansusulan/perbaikan.

Ketentuan dan proses ujian Apoteker diuraikan lebih rinci dalam Bab Ujian Apoteker (Bab VI)

Pola penyelenggaraan Program Profesi Apoteker Sekolah Farmasi-ITB mengikuti sistem semester, artinyapenerimaan peserta didik berlangsung setiap semester dan tidak tahunan, dilaksanakan berdasarkan daftar matakuliah dan daftar PKPA di atas. Pada semester pertama hanya dilaksanakan perkuliahan sedangkan untuk semesterkedua hanya PKPA. Jadwal kegiatan setiap semesternya mengikuti jadwal akademik ITB.

Setiap mahasiswa yang mengikuti Program Studi Profesi Apoteker akan selalu memulai program profesinya denganmengikuti pendaftaran matakuliah pada semester I, sedangkan semester berikutnya mengikuti PKPA. Sarjana baruberikutnya, akan mengambil matakuliah dan PKPA sesuai dengan daftar semester I demikian seterusnya, sehinggapada hakekatnya baik kuliah dan PKPA semester I dan semester II dapat berlangsung pada semester yang samasetiap tahunnya.

Secara garis besar, metode pembelajaran yang dilaksanakan dalam Program Studi Profesi Apoteker SF ITB terdiridari metode kuliah untuk sejumlah mata kuliah dan PKPA. Dalam kuliah, pembelajaran dilaksanakan denganberbagai metode sesuai dengan materi kuliah yang diberikan, yang mencakup metode kuliah dan diskusi,penyelesaian tugas dan presentasi tugas/seminar yang materinya bisa berupa topik-topik tertentu/terkini dari materikuliah atau berupa studi kasus. Setiap mata kuliah dikoordinasi oleh seorang penanggung jawab atau kordinatormata kuliah, yang bertugas mengkordinasikan pelaksanaan kuliah agar berjalan baik.

Pola Pelaksanaan perkuliahan dan PKPA

Metode Pembelajaran

Page 19: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

Kuliah diberikan oleh dosen tetap, dosen luar biasa (LB) dan dosen tamu. Dosen tetap adalah dosen program studiyang diusulkan kepada senat SF-ITB untuk ditetapkan sebagai dosen pengajar, dosen LB adalah dosen di luarprogram studi/di luar ITB yang ditetapkan oleh senat SF-ITB sesuai dengan kepakarannya dan dosen tamu adalahpara praktisi dibidangnya yang berkaitan dengan topik dalam suatu mata kuliah. Dosen tamu akanmengisi/memberikan topik-topik tertentu yang merupakan bagian dari materi kuliah, atau topik-topik di luar materikuliah untuk menunjang atau memberikan pemahaman/pengetahuan yang lebih komprehensif terhadap materikuliah yang diberikan.

Perkuliahan dalam Program Profesi Apoteker akan dibedakan dengan pola pembelajaran tahap pendidikan Sarjana.Oleh karena kompetensi yang dituntut lebih terfokus kepada kewenangan seorang Apoteker dalam fungsikeprofesian secara profesional, maka bentuk problem solving, studi kasus akan mendominasi teknik pembelajarandibandingkan kegiatan tatap muka. Oleh karena itu, perkuliahan pada Program Profesi Apoteker dilaksanakan dalambentuk ceramah, diskusi dan studi kasus serta tugas terstruktur (20%). Sementara itu, mata kuliah studi kasus yangterdiri dari Studi Kasus Manufaktur Farmasi, Studi Kasus Pelayanan Farmasi dan praktek Manajemen Farmasimerupakan praktek/latihan/pembahasan kasus di lapangan, sebagai muatan praktis. Setelah memperhitungkanPKPA dan studi kasus, diperoleh bahwa muatan teoritik sekitar 30% dan praktis 70%.

Jumlah SKS total dalam struktur Kurikulum 2013 untuk PSPA Sekolah Farmasi-ITB, sebanyak 38 SKS untuk tiappeminatan (Produksi dan Pengawasan Mutu (PPM) dan Pelayanan Farmasi (PF)). Sedangkan Kurikulum PSPAAPTFI sebanyak 28 SKS yang terdiri dari 16 SKS wajib APTFI dan 12 SKS muatan institusional. Kesesuaian ataukesetaraan dengan kurikulum inti APTFI dapat dilihat pada Tabel berikut.

Kurikulum Program Profesi Apoteker Sekolah Farmasi 2013 dan APTFI

2.3. Perbandingan antara Rancangan Kurikulum APTFI dan Kurikulum Sekolah Farmasi - ITB

Mata Kuliah Wajib (APTFI)

No Kode Nama Mata Kuliah SKS

1 FP 5001 Manajemen Farmasi 2

2 FP 5003 Pelayanan Kefarmasian 2

3 FP 5004 Integrated Dispensing 2

4 FP 5012 Farmakoterapi Lanjut 2

5 FP 5015 PKPA Apotek 4

6 PKP Pilihan Wajib (PKPA-RS atau PKPA Industri atau PKPA-Pemerintahan) 4

Jumlah SKS 16

Page 20: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

Jika hanya dilihat dari struktur kurikulum yang diberikan pada tahap Program ProfesiApoteker, kurikulum Program StudiProfesi Apoteker SF-ITB 2013 terlihat memenuhi kurikulum inti APTFI. Secara beban SKS bahkan melebihi (38-28=10SKS). Hanya ada satu mata kuliah yang tidak tercantum dalam mata kuliah wajib, yaitu Farmakoterapi terapan. Akantetapi, materi kuliah ini sudah diberikan pada tahap pendidikan sarjana S1 di SF ITB bagi kedua prodi dan untukmenambah keilmuan (afektif dan psikomotorik) diberikan Farmakoterapi lanjut dalam bentuk mata kuliah pilihan.

Di bawah ini diuraikan pemenuhan kurikulum inti APTFI oleh kurikulum Program Studi Sarjana dan Program StudiProfesi Apoteker SF-ITB 2013 berdasarkan isi tiap mata kuliah yang ujungnya akan bermuara pada kompetensi yangsama dengan yang ditetapkan olehAPTFI.

Mata Kuliah Institusional

No Kode Nama Mata Kuliah SKSStatus

Wajib Pilihan

1 FP 5002 Peraturan Perundang-undangan farmasi dan Etika Profesi 2 v

2 FP 5005 Farmasi Industri 3 v

3 FP 5006 Studi Kasus Pelayanan Farmasi 2 v

4 FP 5007 Studi Kasus Manufaktur Sediaan Farmasi 2 v

5 FP 5008 Manajemen Mutu 2 v

6 FP 5009 Distribusi & Rantai Pasokan Perbekalan Farmasi 2 v

7 FP 5010 Komunikasi Profesi 2 v

8 FP 5011 Farmasi Sosial 2 v

9 FP 5013 Obat Bahan Alam 2 v

10 FP 5017 PKPA Industri Farmasi 8 v

11 FP 5016 PKPA Pemerintahan 4 v

12 FP 5017 PKPA Industri Farmasi 8 v

13 FP 5018 PKPA Rumah Sakit 8 v

14 FP 5019 Ujian Apoteker 2 v

APTFI SF-ITB 2013

Farmakoterapi Terapan(Wajib, 2 SKS)Memahami dan mengevaluasi regimentasi dosis untuksetiap kasus khusus pada farmakoterapi sistem saraf;sistem renal dan kardivaskular; sistem pencernaan danpernafasan; sistem hormon dan endokrin; penyakitinfeksi; kanker; patofisiologi dan pemilihan obat untukmasing-masing penyakit; dan evaluasi penggunaanbeberapa obat pada beberapa kasus.

Materi farmakoterapi diberikan pada mata kuliahPelayanan Kefarmasian dan Studi Kasus PelayananFarmasi. Pendalaman lebih lanjut dapat dilakukandengan mengambil mata kuliah FA 5012.

Pendahuluan meliputi pengertian farmakoterapi,sasaran farmakoterapi; pada tiap topik membahasstudi kasus pada penyakit tunggal atau beberapa

FA 5012 Farmakoterapi lanjut (Pilihan, 2 SKS)

Page 21: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

APTFI SF-ITB 2013

penyakit yang berhubungan dengan patofisiologi,keadaan klinik, luaran terapi, penanganan, evaluasiterapi meliputi terapi gangguan tulang dan sendi: pirai,hiperurikemia, osteoarthritis, rheumatoid arthritis,osteoporosis; gangguan kardiovaskular: aritmia,tromboemboli, hiperlipidemia, hipertensi, gangguandermatologi: psoriasis akut; gangguan endokrin:diabetes mellitus, gangguan autoimun: SLE; gangguansaluran cerna: diare, konstipasi, tukak lambung;gangguan sistem saraf: Alzheimer, Parkinson;gangguan hematologi: anemia, polisitemia vera;kanker: kanker payudara, kanker prostat; antiparasit:anticacing, antiplasmodium.Materi terkait sudah diberikan pada mata kuliah padatingkat sarjana (S1) SF-ITB, berikut:

Pendahuluan, gangguan tulang dan sendi meliputi piraidan hiperurikemia, osteoarthritis, rheumatoid arthritis,osteoporosis, gangguan kardiovasular, aritmia,hipertensi, hiperlipidemia, tromboemboli, gangguandermatologi: psoriasis, gangguan kulit; gangguanendokrin, diabetes mellitus, tiroid, gangguangastrointestinal, konstipasi, diare, GERD, mual muntah,tukak lambung, gangguan hematologi: anemia

Uraian meliputi definisi penyakit, patofisiologi,presentasi klinik, diagnosis, penanganan, evaluasi hasilpengobatan untuk penyakit yang meliputi Infeksisaluran cerna, infeksi saluran napas atas dan bawah,infeksi karena penularan seksual, infeksi kulit danjaringan lunak, tuberkulosis, epilepsi, sakit kepala,Parkinson, gangguan mata: glukoma, kanker,gangguan saraf, terapi gangguan saluran napas: asma,ganggan saluran urin: infeksi saluran urin daninkontinensia

FA 4141 Farmakoterapi Dasar (Wajib, 2 SKS)

FA 4241 Farmakoterapi (Wajib, 2 SKS)

Page 22: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

APTFI SF-ITB 2013

Compounding & Dispensing (Wajib, 2 SKS)Pendahuluan, membahas tentang praktek farmasi,skrining resep (legal, farmasetik, klinis, sosial-ekonomis); cara compounding yang baik, perhitungandalam compounding and dispensing, compoundingobat steril dan non-steril; aplikasi dan saling keterkaitanberbagai bidang ilmu kefarmasian, pemrosesan resepsecara profesional, penggunaan obat rasional (POR);simulasi dan praktek serta studi kasus dalamcompounding and dispensing

Materi compounding dan dispensing diberikan padamata kuliah FA 5004.

Pendahuluan, pengetahuan untuk melakukan skrining,interpretasi dan evaluasi resep obat, penyiapanobat/sediaan obat dengan cara compounding yangbaik, pemberian konseling pada pasien, penyiapan danpenyampaian informasi obat pada pasien danmasyarakat, pembuatan “medication review”, yangdisertai dengan simulasi dan studi kasus dalamcompounding dan dispensing.Materi terkait sudah diberikan pada mata kuliah padatingkat sarjana (S1) SF-ITB, berikut:

Pendahuluan, resep obat, dosis obat, perhitunganfarmasetika dan berbagai jenis sediaan farmasi, yaitularutan, obat tetes, suspensi, emulsi, sediaan padat(serbuk, pil, pastiles, troches, lozenges), semisolid,sediaan parenteral dan nutrisi parenteral

Pengantar sistem penghantaran obat; pertimbanganbiofarmasi dan farmakokinetik pada pengembangansediaan obat; rute pemberian dan bentuk-bentuksediaan obat; data praformulasi; formulasi, teknikpembuatan, kemasan, spesifikasi dan evaluasi mutusediaan obat; stabilitas obat

Preformulasi bahan aktif dan bahan eksipien ; teknologiformulasi sediaan steril dan non steril: larutan,suspensi, suspensi rekonstitusi, aerosol dansemisolida; teknik sterilisasi; cara evaluasi sediaan;unit proses yang terlibat; bahan pengemas,pengembangan sediaan skala pilot

FP 5004 Integrated Dispensing (Wajib, 2 SKS)

FK 2202 Compounding Dispensing (Wajib, 3 SKS)

FK 3201 Dasar Teknologi Sediaan Farmasi(Wajib, 3 SKS)

FA 3102 Teknologi Sediaan Likuida & Semisolida(Wajib, 4 SKS)

Page 23: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

APTFI SF-ITB 2013

FA 3201 Teknologi Sediaan Solida (Wajib, 4 SKS)Sejarah, Serbuk farmasetik, Polimorfisme, DefinisiTablet, Studi praformulasi sediaan tablet, BahanPenolong, Formulasi Tablet, Metode Pembuatan,Tabletasi dan evaluasi sediaan, Pengemasan Tablet,Masalah dalam Manufaktur, Tablet Khusus (definisi,faktor formulasi, komponen dan metode pembuatan),Peletisasi, Penyalutan Tablet, Kapsul, Formulasikapsul, Teknik pengisian kapsul, Supositoria/ovula,Bahan Penolong supositoria/ovula, Formulasisupositoria/ovula, Teknik perhitungan bilanganpengganti, Evaluasi supositoria/ ovula

Manajemen Farmasi (Wajib, 2 SKS)Konsep dasar manajemen (batasan, filosofi, danproses manajemen); fungsi dasar manajemen diapotek, IFRS, dan industri (perencanaan,pengorganisasian/sumber daya manusia (SDM),pengarahan, pengendalian, dan pengambilankeputusan); Sistem Informasi Manajemen; Manajemenmutu terpadu (Total Quality Management); manajemenapotek (studi kelayakan dan budgeting, inventorycontrol system, keuangan, pemasaran, peraturanperundangan yang terkait dengan apotek, manajemenpelayanan dan informasi obat di apotek, dan strategipengembangan); manajemen farmasi rumah sakit(perencanaan, pengadaan perbekalan farmasi,penyimpanan, pengemasan, distribusi, danpengendalian); manajemen industri farmasi(manajemen persediaan, QA, manajemen industri,pengembangan produk, regulasi, dan informasi produk)

FA 5001 Manajemen Farmasi (Wajib, 3 SKS)Pendahuluan, Visi dan Misi Manajemen Farmasi,Manajemen badan usaha, Struktur kepemilikan usaha,Manajemen modal, Metoda bisnis, Sistem manajemenfarmasi di Industri dan di Apotek, Latihan membuatcash flow, Persiapan membuat bisnis plan, Sistemkontrol persediaan, Manajemen pemasaran, Lokasipasar dan ukuran pasar, Segmentasi pasar, Dasarpengetahuan keuangan, BEP, IRR, dll. Manajemenkepuasan pelanggan, Sistem pelayanan kefarmasian,Studi kasus, seminar.

Pelayanan Kefarmasian (Wajib, 2 SKS)Pendahuluan; matakuliah ini membicarakan tentangdefinisi dan ruang lingkup (domain); arti penting bagiprofesi apoteker dan fungsi-fungsi praktek apoteker;kebutuhan pasien akan terapi obat dan tujuan dariterapi obat; problema-problema terapi obat danpenyebabnya; koleksi data pasien (data base);evaluasi data pasien; pengembangan rencana patientcare; presentasi kasus pasien (patient casepresentation) atau pendokumentasian pelayanan;

FP 5003 Pelayanan Kefarmasian (Wajib, 3 SKS)Pendahuluan, Rumah Sakit, Instalasi Farmasi RumahSakit, Panitia Farmasi dan Terapi, Sistem Formularium,Formularium, Rekam Medik, Sistem Distribusi Obat,Cara Dispensing Obat yang Baik, Profil PengobatanPenderita, Wawancara Sejarah Obat, PelayananInformasi Obat, Konseling Pasien, Visite, Interaksidengan Profesional Kesehatan di RS, EvaluasiPenggunaan Obat, Reaksi Obat Merugikan, KesalahanPengobatan/ “Medication Error”, Pelayanan Farmasi

Page 24: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

APTFI SF-ITB 2013

monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut terapi obat;kendala-kendala pelaksanaan; pemasaran/promosipelayanan kefarmasian (marketing-promotingpharmaceutical care); kriteria kesiapan dan caramemulai praktek; standar praktek pelayanankefarmasian; dan beberapa studi kasus tentangproblema terapi obat dengan penyelesaianpermasalahan menggunakan pendekatan secarasistematik, seperti : SOAP (Subjective ObjectiveAssesment Plan), PWDT (Pharmacist Workup DrugTherapy), FARM (Finding Assesment RecommendationMonitoring), LKKPTO (Lima Kunci Kebutuhan Pasienakan Terapi Obat), dll.

Klinik bagi Penderita Ambulatori

KP Apotek (Wajib, 4 SKS)Matakuliah ini merupakan bentuk praktek kerja profesidi apotek terutama pelaksanaan langsung di apotekyang meliputi: organisasi apotek dan pembelajaranberdasarkan pengalaman kerja yang mencakup aspekadministrasi dan perundang-undangan, aspekmanajerial, aspek pelayanan kefarmasian dan aspekbisnis.

FP 5015 PKPA Apotek (Wajib, 4 SKS)Mengenal, memahami dan melakukan tugas, fungsi,pengelolaan dan permasalahan apotek, sistempelayanan obat, informasi obat, konsultasi pasien,catatan pasien (patient record), pemantauan efeksamping obat, komunikasi profesional, komunikasidengan orang awam, pengelolaan obat, danpertanggungjawaban distribusi obat, pendidikanmasyarakat tentang penggunaan obat secara benarserta memperoleh pengalaman bekerja di apotek,manajemen farmasi perapotekan: ruang lingkup, misi,tugas, fungsi dan tanggung jawab apotek; administrasi,manajemen dan sistem dokumentasi apotek.

Mata kuliah praktek kerja profesi lainya yangdiberikan di SF-ITB sebagai muatan institusionaladalah FA 5016, FA 5017 dan FA 5018.

FP 5016 PKPA Pemerintahan(Wajib, 4 SKS)Mengenal, memahami dan melakukan tugas, fungsi,pengelolaan organisiasi di bidang pengawasankefarmasian (administrasi umum dan personalia,pengaturan, perizinan, standardisasi, sertifikasi,pengujian dan pemeriksaan) untuk memahami garisbesar sistem pengawasan kefarmasian di Indonesiadan dunia Internasional, serta memperolehpengalaman bekerja pada salah satu bagian tertentu

Page 25: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

APTFI SF-ITB 2013

di sektor pemerintahan. Manajemen farmasipemerintahan: sejarah Undang-undang kefarmasianIndonesia dan profesi kesehatan lain. Undang-undangpokok kesehatan, peraturan pemerintah tentangtenaga kerja farmasi, produksi, distribusi, obat, etikadan mode etik farmasi. Administrasi farmasimenyangkut sistem perapotekan, pedagang besarfarmasi, industri, rumah sakit dan sektor pengawasan.Pengetahuan tentang Farmakope Indonesia danFarmakope Negara lain.

FP 5017 PKPA Industri Farmasi (Pilihan, 8 SKS)Pengenalan, pemahaman, dan pelaksanaan tugas,fungsi, dan pengelolaan organisasi Industri Farmasi,pelaksanaan CPOB dan kewenangan Apoteker diIndustri farmasi, serta memperoleh pengalamanbekerja pada salah satu bagian tertentu di Industri;Manajemen Farmasi Industri: kegiatan, organisasi danfungsi Industri Farmasi; perkembangan obat, sistemperencanaan dan pengembangan produk; registrasiobat; aspek cara pembuatan obat yang baik;penanganan limbah; kompetisi dan promosi;Manajemen Mutu: berbagai istilah dan definisi dalammanajemen mutu, unsur-unsur manjemen mutu,standar sistem mutu, ISO 9000, ISO 9001, ISO 9002,ISO 9003, ISO 9004 dan ISO 14000. SistemStandardisasi Nasional, Subsistem perumusan standar,Penerapan standar, Pengawasan Penerapan Standar,Akreditasi. Tanggung jawab Manajemen, Prinsip sistemmutu, biaya mutu, mutu dalam pemasaran, mutu dalamspesifikasi dan desain, mutu dalam pengadaan, mutudalam produksi, mutu dalam pengendalian, tindakanperbaikan.

FP 5018 PKPA RUMAH SAKIT (Pilihan, 8 SKS)Mengenal, memahami dan melakukan fungsi, tugas,misi, tanggungjawab dan pengelolaan organisasiInstalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), Komite Farmasidan Terapi, serta memperoleh pengalaman bekerjapada salah satu bagian tertentu di rumah sakit.Manajemen farmasi rumahsakit: ruang lingkup, misi,tugas, fungsi/ tanggungjawab IFRS Sistem dan

Page 26: BAGIAN 2 KURIKULUM - download.fa.itb.ac.iddownload.fa.itb.ac.id/filenya/Lain Lain/Informasi Sebelumnya/BAB2v2... · Kurikulum Program Profesi Apoteker di Sekolah Farmasi ITB, disusun

APTFI SF-ITB 2013

hubungan antar fungsi pelayanan obat, fungsipelayanan farmasi klinik, fungsi pelayanan dalampendidikan dan penelitian di rumahsakit. Farmasi klinik:Pelayanan Farmasi klinik di rumah sakit, pemantauanterapi obat, evaluasi penggunaan obat, pemantauandan pelaporan reaksi obat yang merugikan, pendidikandan konseling bagi profesional kesehatan dan pasien,penyiapan informasi obat, sejarah dan profilpengobatan pasien, dan sebagainya. PerananApoteker dalam berbagai komite yang ada di rumahsakit.

Berdasarkan hasil pembandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum Program Studi Profesi Apoteker diSF-ITB yang diintegrasikan dengan kurikulum Program Studi Sarjana Farmasi, memenuhi kurikulum yang ada dalamwacana pembicaraan di APTFI sampai tahun 2014.