29
AYO SADAR BERSIH INOVASI PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN

bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

AYO SADAR BERSIH

INOVASI PELAYANAN PUBLIK

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

DINAS KESEHATAN

UPT PUSKESMAS DUNGKEK

Page 2: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

ANALISIS MASALAH

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan cerminan pola hidup keluarga

yang senatiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. PHBS

adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau

keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

kegiatan-kegiatan di masyarakat. Mencegah lebih baik daripada mengobati, prinsip kesehatan

inilah yang menjadi dasar pelaksanaan PHBS. Setiap masyarakat khususnya rumah tangga

dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.

PHBS di Rumah Tangga di lakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga

Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu :

1. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan

2. Memberi bayi ASI Eksklusif

3. Menimbang bayi dan Balita

4. Menggunakan Air Bersih

5. Mencuci tanggan dengan air bersih dan sabun

6. Menggunakan Jamban Sehat

7. Memberantas jentik nyamuk

8. Makan buah dan sayur setiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik di rumah

10. Tidak merokok di dalam rumah

Kabupaten Sumenep salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang terletak di

ujung timur wilayah madura, yang masih memiliki permalahan kesehatan yang berhubungan

dengan beberapa pilar dari PHBS yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan yaitu:

1. Menggunakan Air Bersih

a. Masyarakat di Kabupaten Sumenep masih banyak yang tidak memiliki sarana

Air Bersih, sehingga diperlukan biaya dan waktu bagi masyarakat untuk

mendapatkan air bersih. Yaitu dengan membeli di daerah lain yang menjula air

bersih, sehingga dibutuhkan waktu dan biaya.

b. Masyarakat Sumenep banyak yang masih mengkonsumsi air langsung dari

sumbernya tanpa diolah atau di masak hal ini dapat menyebabkan penyakit yang

diakibatkan oleh bakteri yang terdapat dalam air tersebut sehingga dapat

menyebabkan masalah kesehatan.

Page 3: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

2. Menggunakan Jamban Sehat

Masyarakat Sumenep ternyata juga memiliki angka perilaku BABS (Buang Air

Besar Sembarangan) yang tinggi. Data Riskesda tahun 2014 di Sumenep tercatat

bahwa masih ada 163.986 Kepala Keluarga yang melakukan BABS, sebagian besar

di antaranya di tempat terbuka seperti di kebun, sawah, sungai, lubang tanah, atau

pesisir pantai. Kecamatan yang memiliki tingkat BABS tertinggi berada di wilayah

Kepulauan Kabupaten Sumenep (69,69 %), sedangkan 30,31 % sisanya terjadi di

wilayah Daratan Sumenep.

BABS menyebabkan menimbulkan pencemaran lingkungan dan menimbulkan

penyakit yang disebabkan oleh serangga dan binatang lain yang dapat menularkan

penyakit.

Beberapa faktor penyebab minimnya akses sanitasi dan air bersih, diantaranya :

1. Kebiasaan yang membudaya

2. Faktor ekonomi masyarakat

Kelompok masyarakat yang paling dominan yang belum memelilki akses air bersih

dan konsumsi air yang layak serta masyarakat dengan BABS adalah masyarakat di daerah

pedesaan di daratan maupun kepulauan dengan kemampuan ekonomi menengah kebawah dan

pengetahuan ksehatan yang masih rendah

Page 4: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

PENDEKATAN STRATEGIS

Tingginya Akses sanitasi dan air yang tidak layak di Indonesia telah mengakibatkan

beberapa dampak negatif. Data Kementrian Kesehatan menunjukkan bahwa Indonesia harus

kehilangan US$ 6,3 Miliar atau Rp. 56 Triliun per tahun akibat buruknya sanitasi, sedangkan

kerugian kesehatan yang ditanggung Indonesia di Sektor Kesehatan adalah 29 T (2013).

Sanitasi dan air yang buruk juga menimbulkan kerugian Negara (Badan Pengelolaan Air)

yang cukup mahal untuk mengelola sebagian kecil saja dari 6 juta ton kotoran manusia per

tahun. Setiap tahun tercatat bahwa ada sekitar 121.100 kasus diare dengan korban jiwa

mencapai 50.000 jiwa. Rata-rata Biaya Kesehatan per tahun akibat sanitasi dan air yang

buruk harus ditanggung masyarakat sendiri mencapai 1,35 juta per Kepala Keluarga atau

mencapai Rp. 31 Triliun secara Nasional.

Pemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai

target 100% kelayakan akses air bersih dan sanitasi hingga 2019, sedangkan Pemerintah

hanya sanggup (menyiapkan dana) Rp34,7 triliun (12 %). Jumlah anggaran tersebut memang

sangat fantastis mengingat masih tingginya angka Masyarakat Indonesia yang melakukan

perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS), tidak memiliki sarana sanitasi yang layak

dan air bersih.

Program Ayo Sadar Bersih (Sanitasi dan Air Bersih) memiliki tujuan utama, yaitu :

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya akses sanitasi yang layak dan air

bersih di Kabupaten Sumenep.

Inisiator dalam program ini adalah Puskesmas. Puskesmas sebagai Pusat Pelayanan

Kesehatan memiliki beberapa program pokok sesuai dengan program Sustainable

Development Goals (SDGs).

Mengenai Isu Nasional dalam hal tingginya Akses Sanitasi dan Air Bersih yang kurang baik

atau tidak layak di Indonesia, Puskesmas Dungkek sebagai salah satu Puskesmas di

Kabupaten Sumenep juga menaruh perhatian khusus didalamnya. Sehingga muncullah

inovasi berupa program peningkatan Sadar Bersih.

Langkah pendekatan yang dilakukan Puskesmas Dungkek dalam program Sadar Bersih ini :

1. Melakukan beberapa penyuluhan tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui

Penyuluhan Sanitasi tentang Jamban Sehat dan Air Bersih kepada kelompok-kelompok

masyarakat di seluruh Desa di Kecamatan Dungkek.

2. Melakukan pemicuan terhadap kelompok-kelompok masyarakat pada seluruh desa di

Kecamatan Dungkek (15 desa) sejak bulan Juni 2014 terkait kelayakan sanitasi dan air

Page 5: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

bersih. Upaya ini juga bertujuan mendukung program Pemerintah dalam mencapai target

MDGs, yaitu Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Antusiasme masyarakat untuk berubah ke arah Pola Hidup Bersih dan Sehat memang

sangat tinggi. Masyarakat sadar bahwa akses sanitasi dan air bersih yang mereka lakukan

selama ini sangat merugikan bagi mereka sendiri dan juga lingkungannya, sehingga

banyak di antara masyarakat yang tertarik untuk memiliki akses sanitasi dan air bersih

yang layak.

3. Berhubung biaya pembuatan jamban sehat dan akses air bersih dirasa masyarakat cukup

berat, maka puskesmas Dungkek akhirnya kembali berupaya dengan cara menjalin

kerjasama dengan beberapa Pihak terkait, termasuk Lembaga Perbankan.

Lembaga Perbankan dalam hal ini adalah PT BPRS Bhakti Sumekar yang juga

menaruh perhatian khusus terhadap kondisi sanitasi di Sumenep, sehingga terjalin kerjasama

yang baik antara Puskesmas Dungkek dan PT BPRS Bhakti Sumekar sejak bulan Maret 2015.

Dari kerjasama tersebut menghasilkan produk Pembiayaan SADAR BERSIH (Sanitasi dan

Air Bersih)

Page 6: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

PELAKSANAAN DAN PENERAPAN

Gagasan Puskesmas Dungkek dan PT BPRS Bhakti Sumekar untuk memberikan

solusi terhadap akses sanitasi, berujung pada kegiatan Studi Banding Kredit Sanitasi ke salah

satu lembaga Perbankan di Jombang. Pada kegiatan studi banding tersebut, BPRS Bhakti

Sumekar ternyata juga diperkenalkan dengan pihak Water.org yang sedang berkunjung ke

BPR Jombang untuk mengetahui manajemen dan perkembangan dari produk Kredit Sanitasi.

Pemaparan kondisi sanitasi yang ada di Kabupaten Sumenep justru lebih menarik minat pihak

Water.org untuk mengetahui lebih lanjut dan proses kemitraan akhirnya berlanjut pasca

pertemuan tersebut.

Water.org merupakan lembaga non-profit tingkat internasional yang memiliki

perhatian tinggi terhadap ketersediaan / akses air bersih dan sanitasi masyarakat. Dampak

positif program yang telah dilaksanakan Water.org telah dirasakan bagi jutaan

kehidupanmanusia di seluruh dunia.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam pembentukan Program Sadar Bersih :

1. Koordinasi, konsolidasi penyamaan persepsi internal Bank BPRS Bhakti Sumekar

berkenaan program Sadar Bersih.

2. Mengajukan persetujuan ke Kepala Dinas Kesehatan yang nantinya diharapkan

kerjasama eksternal dengan seluruh Puskesmas di Kabupaten Sumenep untuk

memberikan wawasan mengenai PHBS khususnya Sanitasi dan Air Bersih.

3. Bank BPRS Bhakti Sumekar melakukan kerjasama lebih lanjut terhadap Kepala UPT

Puskesmas Dungkek, drg. Ellya Fardasah, M.Kes sebagai Wash Consultant BPRS Bhakti

Sumekar.

4. Studi Banding Pembiayaan Sanitasi dan Air Bersih di Negara Philipina dengan

melibatkan Direksi Bisnis PT BPRS Bhakti Sumekar dan UPT Puskesmas Dungkek

untuk memperdalam pengetahuan tentang Pembiayaan Sanitasi dan Air Bersih sehingga

dapat diterapkan di Kabupaten Sumenep.

5. Pada bulan April 2016, Direktur Utama Bank BPRS Bhakti Sumekar mengukuhkan

kerjasama dengan pihak Water.org untuk mewujudkan Program Pembiayaan “Sadar

Bersih” (Sanitasi dan Air Bersih) untuk masyarakat di Kabupaten Sumenep

6. Sosialisasi internal juga dilakukan oleh Wash Consultant dan Tim Wash kepada seluruh

karyawan pemasaran dan pembiayaan Bank BPRS Bhakti Sumekar, kepada beberapa

tukang sebagai pekerja konstruksi, dan sosialisai menyeluruh kepada kelompok

masyarakat di seluruh Kabupaten Sumenep

Page 7: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

7. Pembiayaan “SADAR BERSIH” mulai dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 dalam

jangka waktu 36 bulan dibagi dalam 12 kwartal dimana setiap kwartal berlangsung

selama 3 bulan. (lampiran)

Page 8: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

PEMANGKU KEPENTINGAN

1. Internal :

Direksi Bank BPRS Bhakti Sumekar, Wash Consultant dan Seluruh karyawan khususnya

Kepala Bagian Marketing serta Tim Wash terlibat dalam koordinasi program kerja

Sanitasi dan Air Bersih.

2. Eksternal

Program ini merupakan program yang membutuhkan Koordinasi Lintas Sektoral, yaitu :

1. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep sebagai Induk dari Puskesmas serta bagian dari

Instansi Pemerintahan di Kabupaten Sumenep;

2. PT BPRS Bhakti Sumekar sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten

Sumenep;

3. Mitra Konstruksi yang ada di Kabupaten Sumenep;

4. Kelompok masyarakat seperti PKK, kelompok organisasi wanita, kelompok pengajian,

kelompok tani dan berbagai kelompok lainnya di masyarakat.

5. Nasabah aktif dan non aktif yang berdomisili di lingkungan BABS (Buang Air Besar

Sembarngan) menurut data STBM

Page 9: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

SUMBER DAYA

Sumber daya yang digunakan dalam Program ini diantaranya adalah :

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia pelaksanaan program Ayo Sadar Bersih ini yaitu :

a) Dinas Kesehatan melalui Puskesmas dengan kegiatan berupa Penyuluhan dan

Pemicuan PHBS, khususnya tentang Sanitasi dan Air Bersih yang merupakan bagian

dari Program STBM.

b) Karyawan BPRS Bhakti Sumekar, yang sebelumnya juga mengikuti beberapa

pelatihan mengenai PHBS dan sanitasi dan Air bersih, metode pemasaran yang efektif

serta informasi produk dari Pembiayaan Sadar Bersih tersebut, sehingga seluruh staf

dapat memberikan Edukasi kesehatan dan memperkenalkan produk pembiayaan

tersebut kepada masyarakat, baik pada nasabah BPRS Bhakti Sumekar ataupun

masyarakat umum lainnya.

c) Mitra Kontstruksi

Mitra konstruksi yang dimaksud adalah pemilik toko bangunan dan tukang yang

bekerja sama dalam pembiayaan proram ini. Pemilik toko bangunan bekerjasama

dengan Bank BPRS dalam hal menyediakan material bangunan yang dibutuhkan

untuk pembangunan sarana sanitasi dan air bersih. Sedangkan tukang bekerjasama

dengan Bank BPRS dalam hal pekerjaankonstruksidengan dibawah pengawasan Tim

Wash.

2. Sumber Daya Finansial

Dana yang digunakan untuk mobilisasi program berasal dari dana sharing antara PT BPRS

Bhakti Sumekar dan Water.org, seperti kegiatan Studi Banding, pemberdayaan internal

karyawan Bank BPRS Bhakti Sumekar dan Puskesmas, pelatihan tukang, maupun kegiatan

Pemicuan lanjutan pada masyarakat.

Adapun skema pembiayaan dalam program ini adalah :

a. Sumber dana dalam kegiatan pemicuan dan penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan

oleh Dinas Kesehatan bersama UPT Puskesmas dan jejaringnya seperti Pustu dan

Ponkedes, berasal dari APBD dan APBN.

Sumber dana kegiatan pemicuan dan penyuluhan kesehatan kepada kelompok

masyarakat yang dilaksanakan oleh Tim Wash, berasal dari Bank BPRS Bhakti Sumekar

Page 10: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

Sumber dana untuk promosi kesehatan dan promosi pembiayaan Sadar Bersih berupa

brosur, banner dan iklan radio, berasal dari sharing antara Bank BPRS Bhakti Sumekar

bersama Water.Org.

b. Untuk Pembiayaan Sanitasi dan Air Bersih

Dana berasal dari Bank BPRS Bhakti Sumekar yang disalurkan kepada masyarakat

penerima manfaat berupa pembiayaan dengan cara angsuransetiap bulan, dengan jangka

waktu 12 bulan sampai dengan 36 bulan. Adapun plafon pembiayaan maksimal sebesar

Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) untuk pembiayaan Sanitasi dan maksimal sebesar

Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) untuk pembiayaan pengadaan Air Bersih.

Page 11: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

KELUARAN/OUTPUT

Output yang dihasilkan dari Program ini diantaranya :

1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya PHBS. Dalam hal ini ditandai

dengan banyaknya berkas pengajuan permohonan Pembiayaan Sadar Bersih untuk

memperoleh akses air bersih dan sarana sanitasi yang layak . Kondisi ini menunjukkan

bahwa pola pikir dan perilaku kebiasaan masyarakat telah mengalami perubahan pada

kondisi yang lebih baik.

2. Meningkatnya jumlah masyarakat yang memiliki Jamban Sehat.

Hal ini tentu akan berimbas pada berkurangnya tingkat BABS yang selama ini sering

dilakukan masyarakat.

3. Meningkatnya jumlah masyarakat yang memiliki sarana Air Bersih.

Sehingga kondisi air yang tidak layak untuk digunakan (berasa, berwarna dan berbau)

bisa teratasi menjadi air dengan kualitas yang baik.

4. Mengurangi masalah kesehatan akibat konsumsi air mentah dan akses sanitasi yang tidak

layak.

5. Mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah dan keluarga untuk masalah

kesehatan yang diakibatkan oleh sanitasi dan air yang tidak layak.

6. Dapat Mengurangi anggaran pemerintah yang disediakan untuk penyediaan sarana

sanitasi dan air bersih.

7. Tingkat produktivitas meningkat sehingga berpengaruh terhadap kesejahteraan

masyarakat. Kondisi tersebut tentu akan berdampak pada terwujudnya Kabupaten

Sumenep sebagai Kabupaten Sehat.

Page 12: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

KENDALA DAN SOLUSI

Kendala dari program “Sadar Bersih” diantaranya :

1. Kendala kebiasaan atau perilaku masyarakat

Kendala utama adalah proses perubahan perilaku hidup masyarakat untuk hidup

bersih dan sehat cukup membutuhkan waktu. Sebab, pada dasarnya perilaku manusia

tidak bisa dirubah dengan mudah. Faktor lingkungan juga berperan penting dalam proses

pengambilan keputusan seseorang. Kendala ini tentunya membutuhkan sosialisasi yang

sifatnya terus-menerus mengenai pentingnya PHBS.

Solusi untuk kendala ini adalah Dinas Kesehatan melalui seluruh Puskesmas di

Kabupaten Sumenep bersama Tim Wash Bank BPRS Bhakti Sumekar terus mendorong

dengan memberikan penyuluhan dan pemicuan mengenai pentingnya PHBS.

2. Kendala kemampuan ekonomi masyarakat

Kendala kedua adalah Masyarakat yang memiliki akses sanitasi dan air bersih tidak

layakadalah sebagian besar tergolong dalam kelompok masyarakat ekonomi menengah

kebawah. Hal ini tentunya mempengaruhi keputusan mereka untuk memiliki akses sarana

sanitasi dan air bersih yang baik dikarenakan tingginya biaya yang harus dikeluarkan

dalam satu waktu untuk membangun sarana tersebut.

Solusi untuk kendala ini adalah dengan menawarkan Pembiayaan Sadar Bersih

Bank BPRS Bhakti Sumekar yang memberi kemudahan bagi masyarakat, terutama untuk

kalangan masyarakat ekonomi menengah kebawah. Selain karena dapat diakses pada 21

Kantor Cabang dan Kas BPRS Bhakti Sumekar di seluruh Kecamatan dari Kabupaten

Sumenep, ketentuan yang berlaku pada pembiayaan tersebut juga ringan, cepat dan

mudah.

Page 13: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

KELANJUTAN DAN REPLIKASI

Program inovatif ini termasuk program yang berkelanjutan berdasarkan indikator

yaitu:

1. semakin meningkatnya jumlah masyarakat yang mengajukan permohonan

Pembiayaan Sadar Bersih, tidak hanya di kantor Cabang Dungkek sebagai start-up

Program tetapi juga di wilayah kantor cabang dan kas BPRS Bhakti Sumekar. Hal

ini menunjukkan bahwa tidak hanya Puskesmas Dungkek yang bisa bekerja sama

dengan PT BPRS Bhakti Sumekar terkait program ini dan pembiayaannya, tetapi

Puskesmas di wilayah Sumenep lainnya juga telah bekerja sama di dalamnya. Hal

ini tentu bisa direplikasikan di Kabupaten lainnya melalui Dinas Kesehatan dan

Lembaga Keuangan Mikro yang ada di wilayah masing-masing, sehingga salah

satu tujuan Indonesia dalam program SDGs, yaitu 100 % dapat mengakses sarana

air bersih, dan 0 % masyarakat BAB. Sehingga Program Universal Access dapat

terwujud.

Page 14: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

MANFAAT

Manfaat melalui inovasi Pembiayaan “Sadar Bersih” diantaranya :

1. Kemudahan masyarakat untuk memiliki sarana Sanitasi

Sehingga mereka tidak perlu lagi melakukan BABS (Buang Air Besar Sembarangan) di

sawah, kebun, tepi pantai sehingga resiko kejahatan, gigitan binatang berbisa dan rasa

malu bisa dihilangkan.

2. Kemudahan masyarakat untuk memiliki sarana Air Minum

Dengan Alat Filtrasi (penyaring) mereka bisa mendapatkan air minum tanpa harus

dimasak. Karena alat filtrasi dapat mencegah masuknya kuman ke dalam air. Dengan

menggunakan alat filtrasi tanpa listrik dan tanpa bahan bakar, selain baik untuk

kesehatan juga akan mengurangi pengeluaran biaya hidup.

3. Kemudahan masyarakat untuk pengadaan sarana Air Bersih

Masyarakat bisa mudah mendapatkan akses air bersih, tidak perlu membeli atau

membawa jerigen dari sumber air di desa yang cukup jauh. Dengan program pembiayaan

Sadar Bersih, masyarakat dapat membuat sumur bor atau menyambung air dari pusat

penyedia air bersih yang ada di desa atau Kecamatan (PDAM atau pengelola air bersih di

desa milik perorangan, kelompok atau milik desa)

4. Adanya koordinasi antara Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep melalui Puskesmas

sebagai bagian dari Instansi Pemerintahan Kabupaten Sumenep dan PT Bank BPRS

Bhakti Sumekar sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten

Sumenep telah memberikan keuntungan sosial berupa meningkatnya kesehatan

masyarakat berdasarkan perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

5. Perubahan perilaku ini juga berimbas terhadap menurunnya biaya kesehatan yang biasa

dikeluarkan masyarakat akibat akses sanitasi dan air bersih yang kurang baik. Kesehatan

masyarakat yang baik mempengaruhi tingkat produktivitas masyarakat.

6. Tingkat produktivitas yang baik karena kesehatan masyarakat yang baik maka secara

tidak langsung kesejahteraan masyarakat di Sumenep meningkat. Kondisi tersebut tentu

akan berdampak pada terwujudnya Kabupaten Sumenep yang sehat.

7. Respon masyarakat yang tinggi terhadap pembiayaan akses sanitasi dan air bersih

berimbas terhadap portofolio pembiayaan sehingga mempengaruhi kredibilitas lembaga

Perbankan BPRS Bhakti Sumekar.

Page 15: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

8. Semakin Mandirinya masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat dapat membantu

menguranggi anggaran kesehatan yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Pembiayaan Sadar

Bersih di mulai pada bulan Agustus tahun 2016, sampai dengan bulan Januari tahun 2017

sudah terdapat 180 pembiayaan dengan total nilai 400 juta rupiah, terdiri dari

Pembiayaan Sanitasi dan Air Bersih dengan rata-rata pembiayaan berkisar 2,2 juta.

Sedangkan target yang diharapkan tercapai sebesar 6.000 Nasabah, jika diasumsikan

dengan nilai rata-rata pembiayaan yang sudah realisasi hingga Januari 2017 maka

perkiraan total pembiayaan hingga maret 2019 kurang lebih 13 milyar rupiah. Dengan

demikian terlihat bahwa program Sadar Bersih ini dapat membantu mengurangi biaya

yang dikeluarkan oleh Pemerintah.

Page 16: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

SEBELUM DAN SESUDAH

Perbedaan antara sebelum dan sesudah program pembiayaan “Sadar Bersih” dapat dilihat dari

berbagai sisi yaitu :

1. Masyarakat

a. Sebelum pelaksanaan program SADAR BERSIH :

1. Sebelum dilaksanakannya program ini, pengetahuan masyarakat mengenai PHBS

masih sangat rendah. Masyarakat beranggapan bahwa BABS merupakan suatu

kebiasaan yang wajar.

2. Mengkonsumsi air mentah tanpa diolah dirasa lebih baik daripada harus

mengeluarkan biaya untuk penyediaan bahan bakar minyak atau gas.

3. Kebutuhan akses air bersih untuk kebutuhan masyarakat juga sulit dijangkau dan

memerlukan biaya cukup mahal.

4. Dari segi ekonomi, masyarakat merasa kesulitan untuk pengadaan sarana Sanitasi

dan Air Bersih dalam satu waktu.

b. Sesudah Pelaksanaan Program SADAR BERSIH

1. Dengan dilaksanakannya program ini perilaku hidup masyarakat berubah dari

kebiasaan sebelumnya, kesadaran masyarakat akan pentingnya Sanitasi dan Air

Bersih meningkat.

2. Dengan adanya pembiayaan “Sadar Bersih” masyarakat mendapat kemudahan

dalam penyediaan dan pengadaan sarana sanitasi dan air bersih melalui sistem

angsuran setiap bulan.

3. Antusiasme masyarakat menanggapi program ini cukup baik. Hal tersebut terlihat

dari banyaknya berkas permohonan pembiayaan hingga melebihi target minimal

pada kwartal I (pertama). Target sebesar 40 pembiayaan tercapai sebesar 100

pembiayaan. Kurang lebih 200 % dari target yang diharapka.

2. Dinas Kesehatan dan Puskesmas

a. Sebelum adanya program Pembiayaan “Sadar Bersih”

Dinas Kesehatan dan Puskesmas yang ada di Kabupaten Sumenep sudah melakukan

penyuluhan kesehatan dan pemicuan di kelompok-kelompok masyarakat.Namun, hasil

yang diperoleh tidak signifikan merubah kebiasaan masyarakat disebabkan kendala

faktor biaya.

b. Sesudah adanya program Pembiayaan “Sadar Bersih”

Page 17: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

Tim Wash BPRS Bhakti Sumekar bekerjasama dengan Puskesmas membantu Dinas

Kesehatan memberikan penyuluhan kesehatan dan pemicuan langsung kepada

masyarakat sehingga masalah di masyarakat tentang masalah pembiayaan dapat

mengggunakan program pembiayaan sadar bersih, sehingga membantu masalah dana

untuk membuat sarana sanitasi dan air bersih yang sering ditemukan pada saat pemicuan

di masyarakat.

3. Bank BPRS Bhakti Sumekar

a. Sebelum adanya program Pembiayaan “Sadar Bersih”, Bank BPRS Bhakti Sumekar

hanya menawarkan produk yang berhubungan dengan usaha dan kebutuhan

konsumtif.

b. Sesudah adanya program Pembiayaan “Sadar Bersih”, menunjukkan bahwa Bank

BPRS Bhakti Sumekar juga memiliki kepedulian terhadap faktor kesehatan

Masyarakat khususnya di Kabupaten Sumenep.

Page 18: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

PEMBELAJARAN

Inisiasi program Puskesmas Dungkek melalui Program Sanitasi dan Air Bersih

diharapkan dapat memberikan dampak terhadap :

1. Sisi sosial ekonomi

Berupa meningkatnyakesejahteraan masyarakat akibat menurunnya biaya kesehatan yang

biasa dikeluarkan akibat akses sanitasi dan air bersih yang kurang baik.

2. Sisi lingkungan

Menurunnya pencemaran lingkungan akibat BABS. Kenyamanan dan keamanan terjaga.

3. Sisi norma

Terbentuknya perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang dapat menghilangkan kebiaasan

perilaku kesehatan yang tidak baik seperti BABs dan minum air langsung dari sumber

tanpa diolah.

4. Sisi Kesehatan

semakin mandirinya masyarakat dalam bidang kesehatan khususnya Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat dapat mengguranngi biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah di bidang

kesehatan

Dengan dilaksanakannya pembiayaan “Sadar Bersih” yamg bersifat peduli, mudah

dan ringan memberikan cerminan positif masyarakat terhadap lembaga keuangan PT. BPRS

Bhakti Sumekar.

Bagi drg. Ellya Fardasah, M.Kes selaku inisiator program dan selaku Kepala UPT

Puskesmas Dungkek bersama staf Puskesmas Dungkek memberikan sedikit bukti bahwa

‘Dimana ada Niat dan Kemauan walaupun hanya kecil, diharapkan tidak hanya bersifat

angan-angan, tetapi harus bisa diwujudkan, walaupun bertahap namun berkelanjutan sembari

ikhtiar dan tawakkal agar bisa memberikan dampak yang berarti bagi masyarakat, tidak

hanya di wilayah tersebut tetapi juga berdampak bagi wilayah lainnya dan menjadi contoh

bagi wilayah lainnya, karena Water is Life, Sanitation for a Better Life (Air adalah

Kehidupan dan Sanitasi untuk Kehidupan yang Lebih Baik).

Page 19: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

KREATIF DAN INOVATIF

Permasalahan yang masih dihadapi masyarakat adalah masalah ekonomi masyarakat

yang terbatas untuk membangun sarana air bersih dan sanitasi yang layak Sebab, masyarakat

yang selama ini tidak memiliki sarana sanitasi dan air bersih yang layak mayoritas

merupakan masyarakat kalangan ekonomi menengah kebawah.

Oleh karena itu, Puskesmas Dungkek menjalin kerjasama dengan PT BPRS Bhakti Sumekar.

Hasil kerjasama yang terjalin yaitu memberikan pembiayaan “Sadar Bersih” (Sanitasi

dan Air Bersih) kepada masyarakat yang membutuhkan. Layanan produk pembiayaan Sadar

Bersih diantaranya :

1. Pemuatan Jamban Sehat

2. Penyediaan Air Bersih

(Pengadaan Tandon, Sumur dan Pengadaan Sambungan Air Bersih)

3. Penyaring Air

4. Pengadaan atau Renovasi Toilet

Dari pendekatan yang dilakukan untuk inovasi Sadar Bersih ini diperoleh hasil

sebagai berikut :

1. Wawasan masyarakat bertambah mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

terutama tentang Jamban Sehat dan Air Bersih

2. Perubahan mindset sebagian besar masyarakat untuk sadar terhadap akses sanitasi dan air

bersih yang layak telah tercapai melalui Program Pemicuan

3. Mendorong kepedulian semua pihak terkait terhadap minimnya akses sanitasi daerah

Sumenep khususnya Kecamatan Dungkek

4. Memberikan kemudahan dan keringanan pembiayaan kepada masyarakat yang

membutuhkan akses sanitasi dan air bersih melalui pembiayaan SADAR BERSIH

Page 20: bag-organisasi.sumenepkab.go.idbag-organisasi.sumenepkab.go.id/wp-content/uploads/2018/... · Web viewPemerintah Indonesia membutuhkan pendanaan Rp 273,7 triliun untuk mencapai target

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Sistem yang digunakan dalam Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan

program Sadar Bersih yaitu :

1. Monotoring dan evaluasi akan dilaksanakan tiap bulan oleh Tim Wash Bank BPRS

Bhakti Sumekar, melalui laporan portofolio pembiayaan Sadar Bersih.

2. Audit program di kantor cabang beserta kunjungan nasabah dilakukan tiap 3 (tiga)

bulan sekali ke setiap Kantor Cabang dan Kantor Kas Bank BPRS Bhakti Sumekar.

Evaluasi ini bertujuan untuk mengukur respon masyarakat terhadap tingkat keberhasilan

pembiayaan “Sadar Bersih” antara jumlah pengajuan permohonan pembiayaan dengan

jumlah realisasi debitur pembiayaan.

3. Tim Wash pembiayaan “Sadar Bersih” BPRS Bhakti Sumekar akan terus melakukan

koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep serta seluruh Puskesmas untuk

melakukan pendataan dan inspeksi mengenai perubahaan penggunaan akses sanitasi

jamban sehat dan air bersih masyarakat setiap tahun serta untuk mengetahui jumlah

penerima manfaat atas keberadaan akses tersebut.

4. Pada Akhir kerjasama dengan Water.Org pada tahun 2019 akan dilakukan survey pada

nasabah secara sampling untuk mengetahui kepuasan nasabah akan program SADAR

BERSIH. Hasil Survey dapat digunakan sebagai evaluasi produk pembiayaan SADAR

BERSIH.