33
BADAN LEGISLASI DAERAH BAHAN CERAMAH OLEH PROF. DR. SADU WASISTIONO,MSI

Badan Legislasi Daerah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Badan Legislasi Daerah

BADAN LEGISLASI DAERAH

BAHAN CERAMAH

OLEH

PROF. DR. SADU WASISTIONO,MSI

Page 2: Badan Legislasi Daerah

A. ALAT KELENGKAPAN DPRD KABUPATEN/KOTA

• Alat kelengkapan DPRD kabupaten/kota terdiri atas :

a. pimpinan;

b. Badan Musyawarah;

c. komisi;

d. Badan Legislasi Daerah;e. Badan Anggaran;

f. Badan Kehormatan; dan

g. alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat

paripurna. (Pasal 353 ayat 1 UU Nomor 27 Tahun 2009).

Page 3: Badan Legislasi Daerah

B.BADAN LEGISLASI DAERAH

• Badan Legislasi Daerah (Banlegda) merupakan alat kelengkapan DPRD yang relatif baru. Pada masa UU Nomor 22 Tahun 2003, keberadaanbadan ini (dahulu namanya Panitia Legislasi) bersifat tentatif dan implisit(LIHAT PENJELASAN PASAL 98 AYAT (4) UU NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG SUSDUK). Pada masa UU Nomor 27 Tahun 2009, badan inibersifat eksplisit.

• Badan ini dibentuk untuk dapat lebih mengefektifkan fungsi utamaDPRD yakni fungsi legislasi.

• Sesuai dengan namanya, Badan Legislasi Daerah adalah alat kelengkapanDPRD yang bersifat tetap, dibentuk dalam rapat paripurna DPRD (Pasal50 PP Nomor 16 Tahun 2010).

Page 4: Badan Legislasi Daerah

• Susunan dan keanggotaan Badan Legislasi Daerah dibentuk padapermulaan masa keanggotaan DPRD dan permulaan tahun sidang.

• Jumlah anggota Badan Legislasi Daerah ditetapkan dalam rapatparipurna menurut pertimbangan dan pemerataan jumlah anggotakomisi.

• Jumlah anggota Badan Legislasi Daerah setara dengan jumlah anggotasatu komisi di DPRD yang bersangkutan.

• Anggota Badan Legislasi Daerah diusulkan masing-masing fraksi. ( Pasal51 ayat 1 sd 4 PP Nomor 16 Tahun 2010).

Page 5: Badan Legislasi Daerah

TUGAS BADAN LEGISLASI DAERAH

• Menyusun rancangan Prolegda yang memuat daftar urutan dan prioritasrancangan Perda beserta alasannya untuk setiap tahun anggaran dilingkungan DPRD;

• Koordinasi untuk penyusunan Prolegda antara DPRD dan pemerintahdaerah;

• Menyiapkan rancangan Perda usul DPRD berdasarkan program prioritasyang telah ditetapkan;

• Melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsirancangan Perda yang diajukan anggota, komisi dan/atau gabungankomisi sebelum rancangan Perda tersebut disampaikan kepada pimpinanDPRD.

Page 6: Badan Legislasi Daerah

e. Memberikan pertimbangan terhadap rancangan Perda yang diajukanoleh anggota, komisi dan/atau gabungan komisi, di luar prioritasrancangan Perda tahun berjalan atau di luar rancangan Perda yang terdaftar dalam Prolegda.

f. Mengikuti perkembangan dan melakukan evaluasi terhadappembahasan materi muatan rancangan Perda melalui koordinasidengan komisi dan/atau panitia khusus;

g. Memberikan masukan kepada pimpinan DPRD atas rancangan Perdayang ditugaskan oleh Badan Musyawarah; dan

h. Membuat laporan kinerja pada masa akhir keanggotaan DPRD baikyang sudah maupun yang belum terselesaikan untuk dapat digunakansebagai bahan oleh komisi pada masa keanggotaan berikutnya.

(Pasal 53 PP Nomor 16 Tahun 2010).

Page 7: Badan Legislasi Daerah

• Banlegda adalah alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetapdengan tugas pokok :

a. Menginventarisasi seluruh Perda yang sudah ada untukdibuat klasifikasinya ke dalam tiga kelompok :1) Perda yang sudah tidak berfungsi sebagai instrumen aturan hukum.

Untuk Perda semacam ini diusulkan untuk dicabut dan diganti denganPerda yang baru.

2) Perda yang sebagian materinya sudah tidak sesuai dengan kondisisosiologis masyarakat atau bertentangan dengan peraturan perUUanyang berlaku. Perda kategori ini perlu diubah/diganti. Diubah apabilafilosofi dan paradigma dalam Perda tsb tidak berubah.

3) Perda yang masih berlaku secara efektif.

Page 8: Badan Legislasi Daerah

b. Perda yang harus dibuat, karena :

1) Adanya perintah dari peraturan perundang-undangan yang lebih

tinggi tingkatannya, baik undang-undang ataupun peraturan

pemerintah;

2) Adanya inisiatif dari Anggota DPRD maupun dari Pihak

Pemda.

3) Adanya inisiatif rancangan perda dari masyarakat yang

kemudian disalurkan melalui DPRD ataupun melalui Pemda.

Page 9: Badan Legislasi Daerah

• Setelah seluruhnya terinventarisasi, Banlegda menyusun rancanganProlegda selama masa bakti DPRD, yang kemudian dibagi untuk masing-masing tahun anggaran.

• Rancangan Prolegda tersebut kemudian dibahas bersama dengan pihakPemda untuk disepakati Perda mana yang akan dibuat oleh DPRD danPerda mana yang akan disiapkan oleh Pemda.

• Setelah ada kesepakatan dengan Pihak Pemda, Banleg menyampaikanrancangan Prolegda kepada Rapat Paripurna DPRD untuk memperolehpersetujuan.

• Berdasarkan Prolegda, Sidang Paripurna menetapkan Panitia Khusus(Pansus) untuk menyiapkan Perda-perda yang akan menjadi inisiatifDPRD, maupun untuk membahas Ranperda yang disiapkan oleh Pemda.

Page 10: Badan Legislasi Daerah

• Meskipun sdh disusun Prolegda, dalam perjalanan waktu dapat sajadisisipkan rencana penyusunan Perda lainnya di luar yang telahtertuang dalam Prolegda, apabila :

• a. Ada kebutuhan yang sangat mendesak;b. Adanya perintah dari peraturan per-UU-an yang

lebih tinggi untuk segera membuat Perda.* Tambahan pembuatan Perda diluar skema Prolegda disepakati bersama

antara DPRD dengan Pemda.

* Program legislasi yang sudah disiapkan oleh Banleg didistribusikankepada berbagai Panitia Khusus (Pansus) yang dibentuk sesuaikebutuhan. Pansus ini merupakan alat kelengkapan dewan yang bersifat tidak tetap, dalam arti apabila perda yang ditangani sudahselesai, maka Pansus tersebut kemudian dibubarkan.

Page 11: Badan Legislasi Daerah

C. Arti Penting Fungsi Legislasi DPRD:

Bersama Kepala Daerah merupakan fungsi pembuat PERDA:

PERDA menentukan arah pembangunan dan pemerintahan di daerah

PERDA sebagai dasar perumusan kebijakan publik di daerah

PERDA sebagai kontrak sosial di daerah

PERDA sebagai pendukung pembentukan perangkat daerah dan susunan organisasi perangkat daerah.

11

Page 12: Badan Legislasi Daerah

12

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945

Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Peraturan Pemerintah

Peraturan Presiden

Peraturan Daerah

(Perda Propinsi, Perda

Kabupaten/Kota dan Peraturan Desa)

(Undang-Undang No.10 tahun 2004, pasal 7 ayat 1 dan ayat 2)

PERDA dalam Tata Urutan Perundangan

Page 13: Badan Legislasi Daerah

13

Jenis Peratuan Perundang-undangan selainsebagaimana dimaksud pada ayat (1), diakuikeberadaannya dan mempunyai kekuatan hukummengikat sepanjang diperintahkan oleh PeraturanPerundang-undangan yang lebih tinggi.

Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undanganadalah sesuai dengan hierarki sebagaimana dimaksudpada ayat (1)

(Pasal 7 ayat (4) Undang-Undang No.10 tahun 2004)

PERDA dalam Tata Urutan Perundangan (2)

Page 14: Badan Legislasi Daerah

Penguatan Fungsi Legislasi

Pada pasal 95 ayat (1) PP Nomor 25 Tahun 2004 tentang PedomanTata Tertib DPRD disebutkan bahwa : “ DPRD memegang kekuasaanmembentuk Perda”.

(Konkordan dengan Pasal 20 UUD 1945 yang menyebutkan bahwaDPR memegang kekuasaan membentuk UU).

Kualitas DPRD dalam menjalankan fungsi Legislasi bukan dilihat darijumlah Perda yang dihasilkan, melainkan pada kualitasnya yakni :

• memenuhi rasa keadilan masyarakat

• merekayasa masyarakat menuju ke arah kebaikan

• dapat dilaksanakan.

14

Page 15: Badan Legislasi Daerah

f. Untuk mendukung pelaksanaan fungsi legislasi tersebut, pada pasal 24 PP Nomor 37 Tahun 2005 dikemukakan ketentuan sbb:

(1) Belanja Penunjang Kegiatan disediakan untuk mendukung kelancaran tugas, fungsi dan wewenang DPRD.

(2) Belanja Penunjang Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan Pimpinan DPRD.

(3) Rencana kerja DPRD dapat berupa kegiatan :a. rapat-rapat;b. kunjungan kerja;c. penyiapan rancangan peraturan daerah, pengkajian dan

penelaahan peraturan daerah;d. peningkatan sumberdaya manusia dan profesionalisme;e. koordinasi dan konsultasi kegiatan pemerintahan dan

kemasyarakatan.

Page 16: Badan Legislasi Daerah

Materi-materi Peraturan Daerah Dalam Rangka

Penyusunan Prolegda

Menurut UU Nomor 10 Tahun 2004 , ada tiga jenisperaturan yang dapat dibuat oleh Daerah sebagaisuatu kesatuan masyarakat hukum yaitu :

a. Peraturan Daerahb. Peraturan Kepala Daerahc. Keputusan Kepala Daerahd. Peraturan Bersama Kepala Daerah (Permendagri15/2006)

*yang menjadi ranah DPRD adalah mengenaiPeraturan Daerah, sedangkan Peraturan KepalaDaerah dan Keputusan Kepala Daerah adalah ranahKepala Daerah, sebagai penjabaran dari PERDA.

16

Page 17: Badan Legislasi Daerah

17

• *Raperda tentang APBD/Perubahannya, Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Tata Ruang Daerah perlu mendapat evaluasi pejabat berwenang terlebih dahulu sebelum bisa ditetapkan menjadi Perda

Page 18: Badan Legislasi Daerah

18

• *Raperda tentang APBD/Perubahannya, Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Tata Ruang Daerah perlu mendapat evaluasi pejabat berwenang terlebih dahulu sebelum bisa ditetapkan menjadi Perda

Konsultasi

Page 19: Badan Legislasi Daerah

Program Legislasi Daerah

a. Dasar Hukum Prolegda

b. Pengertian Prolegda

c. Alur Penyusunan Prolegda

19

Page 20: Badan Legislasi Daerah

a. Dasar Hukum Prolegda

• Pasal 15 ayat (2) UU 10 Tahun 2004:

“Perencanaan penyusunan Peraturan Daerah dilakukan dalam suatu Program Legislasi Daerah.”

• Permendagri 16 Tahun 2006 ttg Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah

20

Page 21: Badan Legislasi Daerah

b. Pengertian Prolegda

• Program Legislasi Daerah (Prolegda) adalah instrumen perencanaan pembentukan produk hukum daerah yang disusun secara terencana, terpadu dan sistematis. (Permendagri No.16 Thn 2006)

21

Page 22: Badan Legislasi Daerah

Alur Penyusunan Program Legislasi Daerah

22

Penyusunan Konsep

Prolegda

Hasil Prolegda

DPRD

Pembahasan Prolegda

Pemantapan Konsep

Prolegda

Klarifikasi, singkronisasi

konsep Prolegda

Tim Asistensi Panitia

Legislasi (Panleg)

Tim Asistensi Panleg

Setwan

Tim Asistensi Panleg

Setwan

Tim Asistensi Panleg

Setwan

Panitia Legislasi

Sebagai Bahan

Konsultasi dengan

Eksekutif

Bahan Penyusunan berasal dari:

1. Komisi-komisi

2. Fraksi-fraksi

3. Masukan Masyarakat

Landasan penyusunan berdasarkan:1. Pasal 15 ayat (2) UU 10 Tahun 20042. Permendagri No. 16 Tahun 2006

Page 23: Badan Legislasi Daerah

2. Penyusunan Naskah Akademik

a. Hubungan Peraturan Daerah (Perda) dengan Naskah Akademi (NA)

b. Alur Kerja Penyusunan NA

c. Proses Penyusunan NA

23

Page 24: Badan Legislasi Daerah

a. Hubungan Peraturan Daerah denganNaskah Akademik

24

Peraturan Daerah yang baik

Naskah Akademik yang berkualitas

Peraturan Daerah yang baik memerlukan Naskah Akademik

Naskah Akademik yang berkualitas menghasilkan

Peraturan Daerah yang baik

Page 25: Badan Legislasi Daerah

b. Alur Kerja Penyusunan Naskah Akademik

25

Permasalahan/Perubahan dalam masyarakat

Respon penyusun NA terhadap masalah/perubahan sosial

Identifikasi dan verifikasi permasalahan

Membangun jejaring dengan pemangku kepentingan dan menjalin komunikasi intensif

Adanya kesamaan visi dan persepsi dari pihak-pihak yang terkait tentang

penyusunan NA

Proses Penyusunan NA

Terbentuk kesepakatan dan komitmen

Page 26: Badan Legislasi Daerah

c. Proses Penyusunan Naskah Akademik

26

Tahapan persiapan penyusunan NA:

1. Identifikasi stakeholders

2. Pembentukan tim penyusun NA

3. Pengumpulan data dan informasi, penyusunan agenda dan pembagian kerja serta persiapan-persiapan teknis.

Tahapan pelaksanaan penyusunan NA:

1. kajian kerangka konsep NA;

2. Penyusunan draft NA.

Konsultasi dan diskusi publik draft NA:

1. Menginformasikan draft NA

2. Menghimpun masukan-masukan dari berbagai pihak.

Analisis dan formulasi draft NA:

1. Mengakomodasi masukan-masukan yang dianggap bermanfaat ke dalam draft NA.

2. Merumuskan dalam naskah yang utuh

Penetapan atau finalisasi

draft NA

Pembahasan Pembentukan Peraturan Daerah

Memberikan NA kpd legislatif dan eksekutif

untuk dijadikan sbg bahan masukan dan pertimbangan

Page 27: Badan Legislasi Daerah

d. Ruang Lingkup NA

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Permasalahan

C. Maksud dan Tujuan

D. Sistematika

II. TELAAHAN AKADEMIK

A. Kajian Yuridis

B. Kajian Sosiologi

C. Kajian Filosofis

D. Kajian Politis

27

Page 28: Badan Legislasi Daerah

III. URGENSI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH A. Landasan Pemikiran dan Urgensi Pembentukan Peraturan

Daerah

B. Manfaat dan Konsekuensi Keberadaan Peraturan Daerah

IV. POKOK-POKOK MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH A. Konsiderans

B. Dasar Hukum

C. Ketentuan Umum

D. Materi Pokok yang Diatur

E. Ketentuan Peralihan

F. Ketentuan Penutup

G. Penutup

H. Penjelasan

V. PENUTUP

28

Page 29: Badan Legislasi Daerah

3. Penyusunan Raperda a. Asas Pembentukan Perda

b. Asas Materi Muatan

c. Harmonisasi

1) Dasar Hukum

2) Pengertian Harmonisasi

3) Tujuan Harmonisasi

d. Asas Pemberlakuan Per-UU-an

e. Pengkaidahan yang Baik dan Benar

f. Ketentuan Linguistik

29

Page 30: Badan Legislasi Daerah

4. Tata Cara Pelaksanaan Konsultasi Publik NA

30

Rencana Pembuatan Draft NA peraturan daerah (D-1):

1. Membentuk tim persiapan, agenda dan rencana kerja tim dan Tim Prakarsa

2. Identifikasi dasar hukum materi dalam NA produk hukum daerah;

3. Menyusun pokok-pokok pikiran NA

1. Mendiskusikan dan membahas melalui FGD, seminar, dialog publik, diskusi ahli;

2. Dirumuskan bersama sesuai dengan hasil dari butir 1 (D-1);

1. Menganalisis substansi NA bersama Pakar.

2. Merumuskan perbaikan D-1 menjadi D-2.

PEMRAKARSA

Masyarakat Luas/Para Pemangku

Kepentingan

TIM PENYUSUN

Mempersiapkan Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah

TIM PERANCANG PERDA

Page 31: Badan Legislasi Daerah

4.b. Konsultasi Publik Raperda

31

1. Mendiskusikan dan membahas melalui FGD, seminar, dialog publik, diskusi ahli;

2. Dirumuskan bersama sesuai dengan hasil dari butir 1;

1. Mempersiapkan rancangan perda.

2. Menyiapkan konsultasi publik.

TIM PENYUSUNAN

RAPERDA

TIM KONSULTASI

PUBLIK

Menghasilkan Rancangan Peraturan Daerah

TIM PERANCANG PERDA

Page 32: Badan Legislasi Daerah

32

Daftar nama (min 5 orang) dan tanda tangan pengusul

+raperda + naskah akademis

PIMPINAN DPRD

Rapat Paripurna pada masa persidangan tersebut memutuskan untuk :

MENOLAK

Menerima tanpa perubahan

Persetujuan dengan perubahan

Pimpinan DPRD menugaskan Komisi/Badan Legislasi atau

Pansus untuk menyempurnakan

Pimpinan DPRD menyampaikan raperda kepada KDH

KDH menunjuk Pejabat yang akan mewakili

Pengambilan Keputusan oleh Rapat Paripurna

Jawaban Fraksi terhadap pendapat KDH/Pejabat

Pendapat KDH terhadap Raperda usul DPRD

Penjelasan dalam Rapat Paripurna oleh Pimpinan Komisi/Gabungan Komisi

atau Pimpinan Pansus terhadap Raperda

T

I

N

G

K

A

T

II

T

I

N

G

K

A

T

I

Peserta persidangan yang terlibat :

-Anggota DPRD lainnya

-Kepala Daerah/Pejabat

-Para pengusul

T

I

N

G

K

A

TIII

T

I

N

G

K

A

T

IV

Pembahasan dalam Rapat Komisi/Gabungan Komisi

atau Panitia khusus dengan KDH/Pejabat

yang ditunjuk

Sumber : PP Nomor 25 Tahun 2004

5.a. Tata Cara Pembahasan Raperda Atas Prakarsa DPRD

Page 33: Badan Legislasi Daerah

33

Raperda beserta naskah akdemisnya disertai Surat

Pengantar dari Kepala Daerah

PIMPINAN DPRD

Dibagikan kpd anggota Rapat Paripurna pada masa sidang

yang bersangkutan

Badan Musyawarah menunjuk alat kelengkapan yang akan

membahas

Penyampaian sambutan KDH terhadap pengam-

bilan keputusan

Pengambilan Keputusan dalam Rapat Paripurna

Pembahasan dalam Rapat Komisi/Gabungan Komisi

atau Panitia khusus dengan KDH/Pejabat yang

ditunjuk

Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi

Penjelasan KDH dalam Rapat Paripurna ttg

penyampaian Raperda

T

I

N

G

K

A

T

II

T

I

N

G

K

A

T

I

T

I

N

G

K

A

T

III

T

I

N

G

K

A

T

IV

Jawaban KDH terhadap pemandangan umum

Fraksi

Sumber : PP Nomor 25 Tahun 2004

Tata Cara Pembahasan Raperda Atas Prakarsa Pemda