220
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46. Cibinong 16911 Telepon. (021) 875 2062-2063. Faksimile. (021) 875 2064 PO. Bcf 46 CBI http://www.big.go.id KEPUTUSAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 30 TAHUN2017 TENTANG CETAK BIRU TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMU^IKASI BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TAHUN 2017-2021 KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang Mengingat bahwa untuk melaksanakan Pasal 22 ayat (2) Peiraturan Badan Informasi Geospasial Nomor 8 Tahun 2017 tentanq Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Informasi Geospasial tentang Cetak Binu Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Badan Informasi Geospasial Tahun 2017-2021; 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Tjelekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 154; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Norror3881); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Repuplik Indonesia Nomor 4843); 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indoneste Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentanjg Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3980); Keputusan Kepala BIG Nomor 30 Tahun 2017 1 dari 3

BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

BADAN INFORMASIGEOSPASIAL

BADAN INFORMASI GEOSPASIAL(BIG)

Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46. Cibinong 16911Telepon. (021) 875 2062-2063. Faksimile. (021) 875 2064 PO. Bcf 46 CBI

http://www.big.go.id

KEPUTUSANKEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

NOMOR 30 TAHUN2017

TENTANG

CETAK BIRU TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMU^IKASIBADAN INFORMASI GEOSPASIAL TAHUN 2017-2021

KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL,

Menimbang

Mengingat

bahwa untuk melaksanakan Pasal 22 ayat (2) Peiraturan BadanInformasi Geospasial Nomor 8 Tahun 2017 tentanq Tata KelolaTeknologi Informasi dan Komunikasi, perlu menetapkan KeputusanKepala Badan Informasi Geospasial tentang Cetak Binu Tata KelolaTeknologi Informasi dan Komunikasi Badan Informasi Geospasial Tahun2017-2021;

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Tjelekomunikasi(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 154;Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Norror3881);

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi danTransaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Repuplik IndonesiaNomor 4843);

3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang KeterbukaanInformasi Publik (Lembaran Negara Republik Indoneste Tahun 2008Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4846);

4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentanjg InformasiGeospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5214);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentangPenyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3980);

Keputusan Kepala BIGNomor 30 Tahun 2017

1 dari 3

Page 2: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

6. Peraturan Pemerintah Nomor 82 TahunPenyelenggaraan Sistem dan Transaksi ElektroiNegara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5348);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2014 tentanUndang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 (Lembaran NIndonesia Tahun 2014 Nomor 31, Tambahan LerrRepublik Indonesia Nomor 5502);

8. Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2011 tentang BGeospasial (Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 144), sebagaimana telah diubah dengan PerNomor 127 Tahun 2015 tentang Perubahan APresiden Nomor 94 Tahun 2011 tentang BaGeospasial (Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 255);

12 tentangk (Lembaran), Tambahan

Pelaksanaangara Republikaran Negara

dan InformasiTahun 2011

uran Presidenas Peraturanan InformasiTahun 2015

9. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2014 tenInformasi Geospasial Nasional (Lembaran NegIndonesia Tahun 2014 Nomor 78);

10. Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 2006Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional;

te

11. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentangStrategi Nasional Pengembangan E-Government;

12. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No2007 tentang Panduan Umum Tata Kelola TeknologKomunikasi Nasional;

13. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nofaor2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja BaGeospasial sebagaimana telah diubah beberapsdengan Peraturan Kepala Badan Informasi GeospTahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas PerBadan Informasi Geospasial Nomor 3 TahunOrganisasi dan Tata Kerja Badan Informasi Geospasi

14. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial2012 tentang Balai Pendidikan dan Pelatihasebagaimana telah diubah dengan PeraturanInformasi Geospasial Nomor 4 Tahun 2013 tentaPeraturan Kepala Badan Informasi Geospasial N2012 tentang Balai Pendidikan dan Pelatihan Geospa

15. Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial2012 tentang Balai Layanan Jasa dan Produsebagaimana telah diubah dengan PeraturanInformasi Geospasial Nomor 5 Tahun 2013 tentaPeraturan Kepala Badan Informasi Geospasial N2012 tentang Balai Layanan Jasa dan Produk Geospj

<J Keputusan Kepala BIGNomor 30 Tahun 2017

ing Jaringanra Republik

tang Dewan

ebijakan dan

or 41 Tahunnformasi dan

3 Tahunan Informasi

kali terakhirsial Nomor 2turan Kepala012 tentang

Nofrior 4 TahunGeospasial

Kepala Badang Perubahan

oifnor 4 Tahunal;

Nortnor 5 TahunGeospasial

;pala BadanPerubahan

nor 5 Tahuniial;

2 dari 3

Page 3: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

Menetapkan

KESATU

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSAN KERALA BADAN INFORMASI GEOSPASCETAK BIRU TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASIKOMUNIKASI BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TAHU

Menetapkan Cetak Biru Tata Kelola Teknologi InformasiBadan Informasi Geospasial Tahun 2017-2021, yang selCetak Biru TIK, sebagaimana tercantum dalam Lampterpisahkan dari Keputusan ini.

an Komunikasinjutnya disebutran yang tidak

KEDUA

KETIGA

KEEMPAT

Cetak Biru TIK digunakan sebagai acuan penyelenggateknologi informasi dan komunikasi dalam penyiapan su|mberpenyusunan anggaran.

aan tata keloladaya dan

Cetak Biru TIK dibuat untuk jangka waktu 5 (lima) tajhunditinjau ulang setiap 1 (satu) tahun sekali sesuai dengankebijakan dan/atau perkembangan teknologi.

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Cibinong

pada tanggal, 11 Des

KEPALABADAN INFORMASI G

/HASANUDDIN Z. ABID

Tembusan:1. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya; dan2. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratamadi lingkungan BIG

e* Keputusan Kepala BIGNomor 30 Tahun 2017

IAL TENTANGDAN

2017-2021.

dan dapatperubahan

ember 2017

EOSPASIAL,

3 dari 3

Page 4: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

VIII

Lampiran

Keputusan Kepala

Badan Informasi Geospasial

Nomor 30 Tahun 2017

CETAK BIRU TATA KELOLA TEKNOLOGI

INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

TAHUN 2017-2021

BADAN INFORMASI GEOSPASIAL 2017

Page 5: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

IX

Daftar Isi

Disclaimer and Confidentiality ............................................................................................. iii

Publication Details ............................................................................................................... iv

Daftar Isi .............................................................................................................................. ix

Daftar Gambar ..................................................................................................................... xi

Daftar Tabel ....................................................................................................................... xiv

Bab 1. Analisis Kondisi Saat Ini ..................................................................................... 1

1.1. Pendahuluan ...................................................................................................... 1

1.2. Proses Organisasidan Sistem Informasi ............................................................... 1

1.2.1. Metode Value Chain............................................................................... 1

1.2.2. Gambaran Value Chain........................................................................... 1

1.2.3. Pemetaan Value Chain Terhadap Unit Organisasi di BIG ......................... 4

1.2.4. Aktivitas Value Chain.............................................................................. 7

1.2.5. Dukungan SI terhadap Proses Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar8

1.2.6. Dukungan SI terhadap Proses Deputi Bidang Informasi Geospasial

Tematik ............................................................................................................ 18

1.2.7. Dukungan SI terhadap Proses Deputi Bidang Infrastruktur Informasi

Geospasial ........................................................................................................ 27

1.2.8. Dukungan SI terhadap Proses Sekretariat Utama ................................. 36

1.2.9. Dukungan SI terhadap Proses Inspektorat ............................................ 53

1.3. Teknologi Informasi .......................................................................................... 57

1.3.1. Analisis Kondisi Infrastruktur TI Saat ini ................................................ 57

1.3.2. Identifikasi kebutuhan Peningkatan Kapasitas ...................................... 63

1.4. Tata Kelola TI .................................................................................................... 64

1.4.1. Analisis Struktur Organisasi SI/TI Saat Ini .............................................. 64

1.4.2. Kebijakan dan Proses TIK Saat Ini ......................................................... 67

1.4.3. Mekanisme Relasional ......................................................................... 75

Page 6: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

X

Bab 2. Analisis Strategi SI/TI Masa Depan .................................................................. 81

2.1. Arahan Strategis ............................................................................................. 811

2.1.1. Visi dan Rencana Strategis Organisasi................................................... 81

2.1.2. Analisis Kebutuhan Kompetensi TI........................................................ 86

2.2. Analisis Karakteristik Proses.............................................................................. 96

2.2.1. Karakteristik Proses Geospasial ............................................................ 96

2.2.2. Karakteristik Proses Non Geospasial ................................................... 103

2.3. Kebutuhan Kompetensi TI............................................................................... 108

Bab 3. Blueprint Sistem Informasi............................................................................. 112

3.1. Pendahuluan .................................................................................................. 112

3.2. Prinsip-Prinsip Sistem Informasi...................................................................... 112

3.3. Arsitektur Sistem Informasi ............................................................................ 114

3.3.1. Arsitektur IG Terpadu ......................................................................... 114

3.3.2. Arsitektur Penghubung Simpul Jaringan ............................................. 118

3.3.3. Arsitektur Sistem Informasi BIG.......................................................... 120

3.3.4. Arsitektur E-Government (E-Gov) ....................................................... 122

3.4. Portofolio Sistem Informasi ............................................................................ 126

3.4.1. Sistem Informasi pada IG Terpadu ...................................................... 126

3.4.2. Sistem Informasi Pendukung Sekretariat Utama ............................... 1288

3.5. Pertukaran Data Geospasial ............................................................................ 143

3.5.1. Koordinasi Pertukaran Data Internal BIG ............................................ 143

3.5.2. Koordinasi Pertukaran Data BIG dan Simpul Jaringan ......................... 144

Bab 4. Blueprint Teknologi Informasi ........................................................................ 147

4.1. Pendahuluan .................................................................................................. 147

4.2. Prinsip-Prinsip Infrastruktur TI ........................................................................ 147

4.3. Portofolio Infrastruktur TI ............................................................................... 149

4.4. Teknologi Infrastruktur TI ............................................................................... 158

4.4.1. Layanan Integrasi ............................................................................... 158

4.4.2. Layanan Pengelolaan Data ................................................................. 160

4.4.3. Layanan Client ................................................................................... 161

Page 7: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

XI

4.4.4. Layanan Distribusi .............................................................................. 161

4.4.5. Layanan Komunikasi........................................................................... 162

4.4.6. Layanan Server .................................................................................. 163

4.4.7. Layanan Multimedia .......................................................................... 164

4.4.8. Layanan Management Systems .......................................................... 165

4.4.9. Layanan Storage................................................................................. 166

4.4.10. Layanan Security .............................................................................. 167

4.4.11. Layanan Network ............................................................................. 168

4.4.12. Infrastruktur Fisik ............................................................................. 169

4.5. Arsitektur Infrastruktur TI ............................................................................... 170

4.5.1. Topologi Jaringan ............................................................................... 170

4.5.2. Arsitektur Keamanan ......................................................................... 172

4.5.3. Data Center........................................................................................ 174

4.5.4. Disaster Recovery Center ................................................................... 176

Bab 5. Blueprint Tata Kelola TI .................................................................................. 180

5.1. Pendahuluan .................................................................................................. 181

5.2. Prinsip-Prinsip Tata Kelola TI ........................................................................... 181

5.3. Struktur Organisasi Pengelola TI ..................................................................... 181

5.3.1. Manajemen Senior ............................................................................. 183

5.3.2. Struktur Fungsional TI sesuai Standard dan Best Practice ................... 183

5.4. Proses dan Kebijakan Tata Kelola TI ................................................................ 186

5.4.1. Kebutuhan Manajemen dan Pengelolaan TI ....................................... 186

5.4.2. Portofolio Pengelolaan TI ................................................................... 188

5.4.3. Kebutuhan Sertifikasi ......................................................................... 199

5.5. Mekanisme Relasional .................................................................................... 200

5.5.1. Kebutuhan Metode Pengambilan Keputusan Layanan TI BIG .............. 201

Page 8: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

XII

Daftar Gambar

Gambar 1.1 Aktivitas Utama dan Aktivitas Pendukung BIG (Value Chain) ............................... 3

Gambar 1.2 Pemetaan Unit BIG ke dalam Aktivitas Value Chain ............................................ 6

Gambar 1.3 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Utama PJKGG .......................... 10

Gambar 1.4 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Utama PPRT ............................ 13

Gambar 1.5 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Utama PPKLP .......................... 15

Gambar 1.6 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Utama PPBW........................... 17

Gambar 1.7 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Utama PPIT ............................. 21

Gambar 1.8 Dukungan Sistem Informasi dalam aktivias utama PTRA ................................... 24

Gambar 1.9 Dukungan Sistem Informasi dalam aktivias utama PPIG .................................... 29

Gambar 1.10 Dukungan Sistem Informasi dalam aktivias utama PSKIG ................................ 34

Gambar 1.11 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Bagian Perencanaan .............. 38

Gambar 1.12 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Bagian Kepegawaian dan

Organisasi ........................................................................................................................... 40

Gambar 1.13 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Bagian Hukum ....................... 42

Gambar 1.14 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Bagian Umum........................ 45

Gambar 1.15 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Bagian Keuangan ................... 47

Gambar 1.16 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Pusat Promosi dan Kerjasama 49

Gambar 1.17 Dukungan Sistem Informasi dalam aktivias utama Balai Pendidikan dan Pelatihan

Geospasial ........................................................................................................................... 51

Gambar 1.18 Dukungan Sistem Informasi dalam aktivias utama Pelayanan Jasa dan Produk

Geospasial ........................................................................................................................... 52

Gambar 1.19 Dukungan Sistem Informasi dalam aktivias utama Inspektorat ....................... 55

Page 9: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

XIII

Gambar 1.20 Struktur Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi Geospasial ........... 64

Gambar 1.21 Evaluasi Layanan dan Proses TI di BIG berdasarkan Cobit 4.1 .......................... 74

Gambar 2.1 Strategi Organisasi BIG ..................................................................................... 85

Gambar 2.2 Realisasi Sasaran Strategis Organisasi BIG......................................................... 85

Gambar 3.1 Arsitektur IG Terpadu ..................................................................................... 117

Gambar 3.2 Arsitektur Penghubung Simpul Jaringan ......................................................... 119

Gambar 3.3 Arsitektur SI BIG ............................................................................................ 121

Gambar 3.4 Arsitektur E-Government ............................................................................... 125

Gambar 3.5 Pertukaran Data Internal BIG .......................................................................... 143

Gambar 3.6 Pertukaran Data BIG dan K/L Lainnya ............................................................. 145

Gambar 4.1 Arsitektur Infrastruktur TI BIG ........................................................................ 158

Gambar 4.2 Topologi Jaringan BIG ..................................................................................... 171

Gambar 4.3 Topologi LAN BIG ........................................................................................... 171

Gambar 4.4 Arsitektur Keamanan ...................................................................................... 172

Gambar 4.5 Arsitektur DRC ................................................................................................ 179

Gambar 5.1 Rekomendasi Struktur Organisasi Pengelola TI ............................................... 185

Gambar 5.2 Arsitektur Tata Kelola TI ................................................................................. 189

Page 10: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

XIV

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Pemetaan Aktivitas Value Chain dan Unit yang Terlibat .......................................... 4

Tabel 1.2 Kebutuhan dari PJKGG dalam Aktivitas Penyelenggaran Informasi Geospasial ...... 10

Tabel 1.3 Kebutuhan dari PPRT dalam Aktivitas Penyelenggaran Informasi Geospasial ........ 13

Tabel 1.4 Kebutuhan dari PPKLP dalam Aktivitas Penyelenggaran Informasi Geospasial....... 16

Tabel 1.5 Kebutuhan dari PPBW dalam Aktivitas Penyelenggaran Informasi Geospasial ....... 17

Tabel 1.6 Kebutuhan dari PPIT dalam Aktivitas Penyelenggaran Informasi Geospasial ......... 21

Tabel 1.7 Kebutuhan dari PTRA dalam Aktivitas Penyelenggaran Informasi Geospasial ........ 25

Tabel 1.8 Kebutuhan dari PPIG dalam Aktivitas Penyelenggaran Informasi Geospasial ......... 29

Tabel 1.9 Kebutuhan dari PSKIG .......................................................................................... 35

Tabel 1.10 Kebutuhan dari Bagian Perencanaan .................................................................. 39

Tabel 1.11 Kebutuhan Bagian Kepegawaian dan Organisasi ................................................. 41

Tabel 1.12 Kebutuhan dari Bagian Hukum ........................................................................... 43

Tabel 1.13 Kebutuhan dari Bagian Umum ............................................................................ 45

Tabel 1.14 Kebutuhan dari Bagian Keuangan ....................................................................... 47

Tabel 1.15 Kebutuhan dari Pusat Promosi dan Kerjasama .................................................... 49

Tabel 1.16 Kebutuhan dari Balai Pendidikan dan Pelatihan Geospasial ................................ 51

Tabel 1.17 Kebutuhan dari Balai Pelayanan Jasa dan Produk Geospasial .............................. 53

Tabel 1.18 Kebutuhan dari Inspektorat ................................................................................ 55

Tabel 1.19 Analisis Kondisi Infrastruktur TI Saat Ini .............................................................. 57

Tabel 1.20 Kebijakan dan Prosedur yang Diterapkan BIG ..................................................... 67

Tabel 1.21 Evaluasi Proses dan Kebutuhan Artefak Pendukung Tata Kelola TI ...................... 69

Page 11: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

XV

Tabel 1.22 Metode Pengambilan Keputusan SI/TI BIG Saat Ini ............................................. 80

Tabel 2.1 Identifikasi Sasaran Strategis TI ............................................................................ 86

Tabel 2.2 Identifikasi Sasaran Strategis TI (Lanjutan) ............................................................ 89

Tabel 2.3 Identifikasi Sasaran Strategis TI (Lanjutan) ............................................................ 91

Tabel 2.4 Identifikasi Kebutuhan Kompetensi TI .................................................................. 93

Tabel 2.5 Identifikasi Kebutuhan Kompetensi TI .................................................................. 97

Tabel 2.6 Pemetaan Kebutuhan Kompetensi TI .................................................................. 105

Tabel 2.7 Hasil Evaluasi Kebutuhan Kompetensi TI............................................................. 108

Tabel 3.1 Prinsip-Prinsip Pengadaan SI .............................................................................. 113

Tabel 3.2Penjelasan Dataflow Arsitektur E-Government .................................................... 122

Tabel 3.3 Ringkasan Portfolio Aplikasi................................................................................ 134

Tabel 4.1 Portofolio Infrastruktur TI .................................................................................. 149

Tabel 4.2 Prinsip Layanan Integrasi .................................................................................... 159

Tabel 4.3 Prinsip Layanan Pengelolaan Data ...................................................................... 160

Tabel 4.4 Prinsip Layanan Client ........................................................................................ 161

Tabel 4.5 Prinsip Layanan Distribusi ................................................................................... 161

Tabel 4.6 Prinsip Layanan Komunikasi ............................................................................... 162

Tabel 4.7 Prinsip Layanan Server ....................................................................................... 164

Tabel 4.8 Prinsip Layanan Multimedia ............................................................................... 165

Tabel 4.9 Prinsip Layanan Management Systems ............................................................... 165

Tabel 4.10 Prinsip Layanan Storage ................................................................................... 166

Tabel 4.11 Prinsip Layanan Pengamanan ........................................................................... 167

Tabel 4.12 Prinsip Layanan Network .................................................................................. 168

Page 12: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

XVI

Tabel 4.13 Prinsip Infrastruktur Fisik .................................................................................. 169

Tabel 4.14 Layanan Keamanan .......................................................................................... 173

Tabel 5.1 Pemetaan Proses TI, Artefak TI, Cobit Process, dan Urgensi Implementasi .......... 186

Page 13: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

1

Section 1: Assessment

Berisikan infomasi mengenai:

1. Analisis Kondisi Saat Ini

a. Proses Organisasi dan Sistem

Informasi

b. Teknologi Informasi

c. Tata Kelola TI

2. Analisis Strategi SI/TI Masa Depan

a. Arahan Strategis

b. Analsis Karakteristik Proses

c. Kebutuhan Kompetensi SI/TI

Page 14: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

1

Bab 1. Analisis Kondisi Saat Ini

1.1. Pendahuluan

Bab ini menjabarkan proses-proses bisnis di lingkungan BIG. Selain memotret kondisi proses bisnis

saat ini, pada bagian ini juga menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh BIG dalam menjalankan

proses bisnisnya, beserta keinginan serta harapan para pemangku kepentingan (stakeholders) yang

ada di lingkungan BIG. Hasil evaluasi ini disusun berdasarkan informasi yang didapatkan dari dokumen

Rencana Strategis BIG, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, Peraturan

Presiden No 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta, Peraturan Kepala

(Perka BIG No. 3/2012 mengenai Organisasi dan Tata Kerja), dan hasil wawancara yang sudah

dilakukan dengan unit-unit BIG. Berdasarkan sumber tersebut akan diterjemahkan ke dalam strategi

penerapan teknologi informasi (TI) secara umum. Rumusan strategi dukungan TI kepada organisasi

inilah yang akan mendorong kinerja proses bisnis di seluruh fungsi organisasi. Pada akhirnya,

diharapkan proses bisnis yang ada di seluruh fungsi organisasi dapat lebih optimal melalui dukungan

teknologi informasi.

Page 15: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

1

1.2. Proses Organisasi dan Sistem Informasi

1.2.1. Metode Value Chain

Dalam mengidentifikasi proses bisnis BIG, digunakan metode Value Chain yang dikembangkan oleh

Michael Porter. Value Chain merupakan sebuah metode yang digunakan untuk menganalisis

keterkaitan nilai yang dihasilkan oleh aktivitas-aktivitas dalam sebuah organisasi dalam menghasilkan

produk atau memberikan layanan. Porter membagi aktivitas-aktivitas dalam organsasi menjadi dua

kategori, yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas utama merupakan alur proses

prioritas dalam menghasilkan produk atau layanan, sedangkan aktivitas pendukung berisikan aktivitas

yang mendukung keberhasilan aktivitas utama.

Value Chain pada Bab ini menjelaskan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas utama

dan aktivitas pendukung di organisasi BIG. Tujuan identifikasi aktivitas-aktivitas ini adalah untuk

mengetahui nilai yang dihasilkan aktivitas, keterkaitan/alur proses antar aktivitas, dan perpindahan

informasi antar aktivitas. Melalui pengidentifikasian ketiga faktor tersebut, maka dapat teridentifikasi

pula kelemahan, kerawanan, dan alur aktivitas yang belum efektif. Pengelolaan aktivitas dan

perencanaan nilai yang dihasilkan dapat membantu BIG untuk mencapai visinya yaitu menjadi

integrator penyelenggaraan informasi geospasial sebagai landasan pembangunan Indonesia.

1.2.2. Gambaran Value Chain

Bagian ini berisikan pengidentifikasian aktivitas yang ada di BIG, baik dalam penyelenggaraan

informasi geospasial maupun kegiatan operasional yang ada di BIG. Aktivitas yang memberikan

dampak positif dan langsung terhadap penyelenggaraan informasi geospasial akan ditempatkan pada

aktivitas utama secara berurutan (sekuensial). Sementara itu, aktivitas yang mendukung kegiatan

operasional BIG, serta aktivitas yang memberikan dampak tidak langsung terhadap penyelenggaraan

informasi geospasial, akan ditempatkan sebagai aktivitas pendukung. Tujuan dari pengidentifikasian

aktivitas ini adalah untuk menentukan aktivitas-aktivitas BIG dalam penyelenggaraan informasi

geospasial sebagai landasan pembangunan Indonesia. Detail dari pemetaan aktivitas ini dapat dilihat

pada Gambar 1.1.

Berdasarkan PP No. 9 tahun 2014 maka diketahui Aktivitas utama dalam penyelenggaraan informasi

geospasial yang dilakukan secara berurutan/sekuensial. Proses penyelenggaraan informasi geospasial

terdiri dari pengumpulan data geospasial, pengolahan data geospasial dan informasi geospasial dasar,

penyimpanan data geospasial dan informasi geospasial, pengamanan data geospasial dan informasi

Page 16: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

2

geospasial, penyebarluasan data geospasial dan informasi geospasial, dan penggunaan informasi

geospasial.

Aktivitas pendukung yang telah teridentifikasi terdiri dari 11 aktivitas. Aktivitas pendukung ini

bertujuan untuk mendukung kesuksesan pelaksanaan aktivitas utama. terdiri dari perencanaan dan

anggaran; kepegawaian dan organisasi; hukum; umum; keuangan; pendidikan dan pelatihan;

pelayanan jasa dan produk geospasial; penelitian, promosi dan kerja sama; pengawasan internal; serta

teknologi informasi, dan standardisasi.

Aktivitas-aktivitas ini selanjutnya akan dievaluasi dari tiga sisi, yaitu aliran aktivitas, informasi yang

dihasilkan, dan sistem informasi yang telah digunakan. Selain itu, proses evaluasi juga meliputi

pengidentifikasian biro yang melakukan aktivitas, kendala, dan harapan. Kendala dan permasalahan

yang teridentifikasi, yang kemudian akan dijadikan dasar penentuan kebutuhan IT akan datang.

Page 17: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

3

Gambar 1.1 Aktivitas Utama dan Aktivitas Pendukung BIG (Value Chain)

Men

jadi In

tegrator P

enyelen

ggaraan In

form

asi

Geo

spasial Seb

agai Land

asan P

emb

angu

nan

Ind

on

esia

Pengumpulan Data Geospasial

Penyimpanan dan Pengamanan Data dan Informasi Geospasial

Pengolahan Data dan Informasi Geospasial

Akt

ivit

as

Uta

ma

Akt

ivit

as

Pe

nd

uku

ng

Perencanaan dan Anggaran

Kepegawaian dan Organisasi

Hukum

Umum

Keuangan

Pendidikan dan Pelatihan

Pelayanan Jasa dan Produk Geospasial

Penelitian, Promosi dan Kerja Sama

Pengawasan Internal (Monitoring dan Evaluasi)

Teknologi Informasi

Penggunaan Informasi Geospasial

Standardisasi

Penyebarluasan Data dan Informasi Geospasial

Page 18: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

4

1.2.3. Pemetaan Value Chain Terhadap Unit Organisasi di BIG

Pada bagian ini dilakukan pemetaan antara aktivitas value chain yang telah teridentifikasi dengan unit

organisasi di BIG. Tujuan dari pemetaan ini adalah untuk mengidentifikasi unit yang terlibat dalam

menjalankan dan aktivitas tertentu dan mensukseskan penyelenggaraan informasi geospasial di BIG.

Pemetaan unit disesuaikan dengan Perpres No. 9 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan

Kebijakan Satu Peta (KSP), Perpres No. 94 Tahun 2011 tentang Badan Informasi Geospasial, dan

Perpres No. 27 Tahun 2014 tentang Jaringan Informasi Geospasial. Detail dari pemetaan aktivitas dan

unit dapat dilihat pada Tabel 1.1 .

Tabel 1.1 Pemetaan Aktivitas Value Chain dan Unit yang Terlibat

No Aktivitas Value Chain Status Aktivitas Unit yang Terlibat

1 Pengumpulan Data Geospasial

Aktivitas Utama Deputi bidang Informasi

Geospasial Dasar (IGD), Deputi

bidang Informasi Geospasial

Tematik (IGT)

2 Pengolahan Data Geospasial

dan Informasi Geospasial

Aktivitas Utama Deputi bidang IGD, Deputi bidang

IGT

3 Penyimpanan dan Pengamanan Data Geospasial dan Informasi Geospasial

Aktivitas Utama Deputi bidang IGD, Deputi bidang

IGT, Deputi bidang Infrastruktur

Informasi Geospasial (IIG)

5 Penyebarluasan Data Geospasial dan Informasi Geospasial

Aktivitas Utama Deputi bidang IIG

6 Penggunaan Informasi Geospasial Dasar dan Tematik

Aktivitas Utama Deputi bidang IGD, Deputi bidang

IGT, Deputi bidang IIG

7 Perencanaan dan Anggaran

Aktivitas Pendukung Deputi bidang IGD, Deputi bidang

IGT, Deputi bidang IIG

8 Kepegawaian dan Organisasi

Aktivitas Pendukung Bagian Kepegawaian

9 Hukum

Aktivitas Pendukung Bagian Hukum

Page 19: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

5

No Aktivitas Value Chain Status Aktivitas Unit yang Terlibat

10 Umum

Aktivitas Pendukung Bagian Umum

11 Keuangan

Aktivitas Pendukung Bagian Keuangan

12 Pendidikan dan Pelatihan

Aktivitas Pendukung Balai DIklat

13 Pelayanan Jasa dan Produk Geospasial

Aktivitas Pendukung Balai Yanjasduk

14 Penelitian, Promosi dan Kerja Sama

Aktivitas Pendukung Balai Penelitian, Promosi dan Kerja

Sama

15 Pengawasan Internal (Monitoring dan Evaluasi)

Aktivitas Pendukung Inspektorat

16 Teknologi Informasi

Aktivitas Utama Pusat Pengelolaan dan

Penyebarluasan Informasi

Geospasial (PPIG)

17 Standardisasi

Aktivitas Pendukung Pusat Standardisasi dan

Kelembagaan dan Informasi

Geospasial (PSKIG)

Page 20: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

6

Men

jadi In

tegrator P

enyelen

ggaraan In

form

asi G

eosp

asial Sebagai Lan

dasan

Pem

ban

gun

an

Ind

on

esia

Pengumpulan Data Geospasial

Penyimpanan dan Pengamanan Data dan Informasi Geospasial

Pengolahan Data dan Informasi Geospasial

Penggunaan Informasi Geospasial

Penyebarluasan Data dan Informasi Geospasial

Akt

ivit

as

Uta

ma

Akt

ivit

as

Pe

nd

uku

ng

Perencanaan dan Anggaran

Kepegawaian dan Organisasi

Hukum

Umum

Keuangan

Pendidikan dan Pelatihan

Pelayanan Jasa dan Produk Geospasial

Penelitian, Promosi dan Kerja Sama

Pengawasan Internal (Monitoring dan Evaluasi)

Teknologi Informasi

PER IGD IGT

PEG

HUK

UM

KEU

DIK

YAS

PPKS

INSP

PPIG

IGD IGT IGD IGT

Standardisasi

Gambar 1.2 Pemetaan Unit BIG ke dalam Aktivitas Value Chain

PSKIG

IGD IGT IIG IIG IGD IGT IIG

Legenda

IGT

IIG

PER

PEG

HUK

UM

KEU

DIK

YAS

PPKS

INSP

PPIG

PSKIG

: Dep. Bid. IG Dasar

: Dep. Bid. IG Tematik

: Dep. Bid. Infrastruktur IG

: Bag. Perencanaan

: Bag. Kepegawaian

: Bag. Hukum

: Bag. Umum

: Bag. Keuangan

: Bal. Pendidikan

dan Pelatihan

: Bal. Yanjasduk

: Inspektorat

: Pus. Pengelolaan

dan Penyebarluasan IG

: Pus. Standardisasi,dan

Kelembagaan IG

: Pus. Penelitian, Promosi

dan Kerjasama

IIG

IGD

Page 21: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

7

Hasil dari pemetaan antara aktivitas value chain dan unit yang terlibat dapat dilihat pada Gambar 1.2

. Gambar tersebut menunjukan bahwa aktivitas-aktivitas value chain telah ditambahkan informasi

unit-unit yang terlibat pada aktivitas tersebut. Dengan menimbang efisiensi penamaan unit, maka

penamaan biro ditambahkan dalam bentuk nama inisial per-unit.

1.2.4. Aktivitas Value Chain

A. Aktivitas Utama

Penyelenggaraan informasi geospasial terpadu merupakan aktivitas utama dari pusat teknis, yaitu

Deputi Bidang IGD, Deputi Bidang IGT, Deputi Bidang IIG dan juga simpul jaringan, yang kemudian juga

didukung oleh unit pendukung lainya. Pada bagian ini akan diuraikan secara singkat mengenai masing-

masing alur proses (workflow) dari penyelenggaraan Informasi Geospasial Terpadu BIG yang meliputi

proses dari pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan pengamanan, penyebarluasan, dan

penggunaan data dan informasi geospasial.

1. Pengumpulan Data Geospasial

Pengumpulan dilakukan oleh masing-masing pusat teknis sesuai dengan DG yang menjadi tupoksi

masing-masing. Pengumpulan data geospasial terdiri atas data geospasial dasar dan data geospasial

tematik. Pengumpulan data geospasial tematik dilakukan dengan survei dengan menggunakan

instrumen ukur dan/atau rekam, yang dilakukan di darat, pada wahana air, pada wahana udara,

dan/atau pada wahana angkasa.

Pengumpulan data geospasial dapat dilakukan dengan kerjasama antar penyelenggara informasi

geospasial. Data geospasial yang dihasilkan melalui kerjasama dalam pengumpulan data geospasial

dimasukkan dalam katalog informasi geospasial nasional.

2. Pengolahan Data dan Informasi Geospasial

Pengolahan data geospasial dan informasi geospasial merupakan proses atau cara mengolah data

geospasial dan informasi geospasial. Pengolahan tersebut harus dilakukan di dalam negeri. Dalam hal

tertentu, pengolahan data geospasial dan informasi geospasial dapat dilakukan di luar negeri apabila

sumber daya manusia dan/atau peralatan yang dibutuhkan belum tersedia di dalam negeri.

Page 22: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

8

3. Penyimpanan dan Pengamanan Data dan Informasi Geospasial

Penyimpanan dan pengamanan merupakan cara menempatkan data geospasial dan informasi

geospasial pada tempat yang aman dan tidak rusak atau hilang untuk menjamin ketersediaan IG.

Penyimpanan dan pengamanan data geospasial dan informasi geospasial dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Penyebarluasan Data dan Informasi Geospasial

Penyebarluasan data geospasial dan informasi geospasial merupakan kegiatan pemberian akses,

pendistribusian, dan pertukaran data geospasial dan informasi geospasial yang dapat dilakukan

dengan media elektronik dan media cetak.

5. Penggunaan Informasi Geospasial

Penggunaan informasi geospasial merupakan kegiatan untuk memperoleh manfaat baik langsung

maupun tidak langsung. Penggunaan informasi geospasial dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Alur proses penggunaan IG menggambarkan lalu lintas informasi yang digunakan oleh masing-masing

pusat teknis baik informasi geospasial (IG) dari pusat itu sendiri atau yang bersumber dari pusat yang

lain. Informasi geospasial yang digunakan oleh pusat bersangkutan dan merupakan informasi

geospasial hasil dari pengolahan pusat bersangkutan dapat diakses melalui direct connection ke

database production. Untuk yang berbasis file, langsung diberikan hak akses ke storage BIG.

B. Aktivitas Pendukung

Dalam penyelenggaraan informasi geospasial terpadu, BIG dibantu oleh beberapa fungsi pendukung

yang dinaungi oleh Sekretariat Utama dan Inspektorat. Sekretariat Utama mempunyai tugas

mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, dan pengendalian terhadap program, administrasi, dan

sumber daya di lingkungan BIG. Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan internal di

lingkungan BIG.

1.2.5. Dukungan SI terhadap Proses Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar

Sesuai dengan Perka No. 3 tahun 2012 mengenai Organisasi dan Tata Kerja, Deputi Bidang Informasi

Geospasial Dasar mempunyai tugas merumuskan, melaksanakan, dan mengendalikan kebijakan teknis

di bidang informasi geospasial dasar. Berdasarkan hasil pendefinisian value chain BIG, proses bisnis

utama dari Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar adalah melakukan pengumpulan, pengolahan,

Page 23: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

9

penyimpanan, pemutakhiran, dan penggunaan informasi geospasial dasar. Informasi geospasial dasar

yang dimaksud meliputi IGD jaring kontrol geodesi dan geodinamika, pemetaan rupabumi dan

toponim, pemetaan kelautan dan lingkungan pantai, serta pemetaan batas wilayah. Berdasarkan

fungsi utama tersebut, Kedeputian Bidang IG Dasar ini dibagi menjadi empat pusat, yaitu Pusat Jaring

Kontrol Geodesi dan Geodinamika, Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai, Pusat Pemetaan

Rupabumi dan Toponim, dan Pusat Pemetaan Batas Wilayah.

A. Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika

Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika (JKGG) memiliki fungsi bisnis utama dalam hal

pengumpulan, pengolahan, pengelolaan, penyebarluasan dan penggunaan IGD jaring kontrol geodesi

dan geodinamika. Dalam menjalankan fungsi bisnisnya pusat ini terdiri dari tiga bidang, yaitu:

1. Bidang Jaring Kontrol Vertikal dan Horisontal

2. Bidang Jaring Kontrol Gaya Berat dan Pasang Surut

3. Bidang Geodinamika

Dimana masing-masing bidang tersebut menjalankan fungsi bisnisnya sesuai dengan bidangnya.

Informasi geospasial dasar yang ada pada pusat ini meliputi hasil survei yang berisi informasi kerangka

jaring kontrol vertikal, informasi kerangka jaring kontrol horisontal, informasi pasang surut, informasi

medan gaya berat, dan informasi geodinamika.

PJKGG memiliki fungsi untuk menyediakan referensi berupa titik-titik kontrol bagi pusat teknis lainnya.

Pusat ini mengelola data-data CORS, ASCII, dan lainnya yang dikumpulkan dengan menggunakan

aplikasi GNSS Spider. Hasil olahan dari data tersebut berupa baseline, time series koordinat, velocity,

konstanta harmonik, prediksi pasut, dan datum pasut. Selanjutnya, penggunaan dan penyebarluasan

dari informasi geospasial dari PJKGG dilakukan dengan memanfaatkan database PDPJKGG untuk

internal BIG dan juga melalui web service (SRGI, TIDES, INACORS, PASUTINFO) untuk eksternal BIG.

Beberapa data yang diolah di PJKGG yaitu data GNSS dengan pengolahan datanya menggunakan

software GAMIT, Grafnav, GrafNet, Leica Infinity, TEQC, dan GMT. Selanjutnya adalah data pasang

surut dengan pengolahan datanya menggunakan software TOGA dan Calendar. Berikutnya adalah

data gaya berat dengan pengolahan datanya menggunakan software Gravsoft dan NCTU.

Ilustrasi dukungan teknologi informasi dalam aktivitas utama PJKGG dijelaskan pada Gambar 1.3 .

Page 24: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

10

Berdasarkan hasil evaluasi aktivitas penyelenggaran informasi geospasial, diketahui terdapat

beberapa kebutuhan dari Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika (PJKGG) ini. Beberapa

kebutuhan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2 .

Tabel 1.2 Kebutuhan dari PJKGG dalam Aktivitas Penyelenggaran Informasi Geospasial

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Pengumpulan Aplikasi PDPJKGG versi mobile untuk dapat

meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses

pengumpulan data.

Mempermudah akses aplikasi

PDPJKGG dengan perangkat

mobile sehingga mempercepat

proses pembuatan IGD yang

dilakukan oleh PJKGG.

Pengolahan Sistem yang dapat membantu PJKGG untuk

melakukan quality control dan quality

assurance dari data dan informasi geospasial

yang diharapkan.

Kualitas data dan informasi

yang dihasilkan belum dapat

terjamin kualitasnya.

Penyimpanan Standar pengelolaan data dan informasi yang

mengacu pada standar Katalog Unsur

Geografi Indonesia (KUGI).

Kurang efektif dan efisien

dalam proses pengelolaan

(penyimpanan, pembaharuan,

dan integrasi data dan

informasi.

Pengumpulan Penyimpanan dan pengamanan

Pengolahan

Penggunaan

Penyebarluasan

Database & Web service,

File Sharing

GNSS Spider,

Sensor Pasang Surut,

PDPJKGG,

MGPSDB

GNSS Spider, Software

pengolah data GNSS, Pasang

Surut, dan Gayaberat

GNSS Spider,

MGPSDB,

PDPJKGG,

Basisdata Gayaberat,

GIS desktop

File Sharing

Web Service: SRGI, GNSS Spider, Tides & Pasut Info,

File Sharing

Gambar 1.3 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Utama PJKGG

Page 25: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

11

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Penyebarluasan Adanya kebutuhan akan sistem informasi

untuk mengelola dan mempublikasikan data

pergerakan lempeng tektonik di Indonesia.

Mempermudah publikasi data

terkait pergerakan lempeng

tektonik di Indonesia.

Penyebarluasan Dibutuhkan pengintegrasian sistem yang

sudah dimiliki oleh PJKGG dengan sistem

penyebarluasan yang ada di PPIG.

Mempermudah dan

mempercepat proses

penyebarluasan IG.

Penyimpanan Dibutuhkan pengembangan metadata untuk

PJKGG dimana PJKGG menggunakan standar

internasional.

Kualitas IG yang dihasilkan

akan meningkat.

B. Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim

Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim (PRT) memiliki fungsi bisnis utama dalam hal pengumpulan,

pengolahan, pengelolaan, penyebarluasan dan penggunaan IGD bidang pemetaan rupabumi skala

kecil dan menengah, pemetaan rupabumi skala besar, dan toponim. Dalam menjalankan fungsi

bisnisnya pusat ini terdiri dari tiga bidang, yaitu:

1. Bidang Pemetaan Rupabumi Skala Kecil dan Menengah,

2. Bidang Pemetaan Rupabumi Skala Besar,

3. Bidang Toponim.

Dimana masing-masing bidang tersebut menjalankan fungsi bisnisnya sesuai dengan bidangnya.

Informasi geospasial dasar yang ada pada pusat ini meliputi peta rupabumi Indonesia, foto udara, citra

satelit yang sudah ditegakkan.

PPRT memiliki fungsi untuk menyediakan referensi berupa nama-nama rupabumi dan toponomi bagi

pusat teknis lainnya. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik survei kelengkapan lapangan (SKL)

dan melakukan verifikasi nama rupabumi dari peta-peta ke local people. Proses survei pengumpulan

data dibantu oleh aplikasi Excel untuk selanjutnya dilakukan verifikasi dan validasi. Selain itu, proses

validasi dan verifikasi juga dilakukan dengan bantuan panitia pembakuan nama rupabumi (PPNR).

Dalam melakukan proses pengumpulan data, PPRT dibantu oleh pihak ketiga, baik untuk pemetaan

skala menegah besar maupun skala kecil. Selanjutnya, data yang diperoleh diolah dengan

Page 26: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

12

menggunakan sistem informasi manajemen produksi (salah satunya GIS Desktop). Data yang ada di

PPRT disimpan dengan menggunakan mekanisme folder sharing. Aplikasi lain yang digunakan untuk

mendukung aktivitas PPRT diantaranya Aplikasi Tera Solid, Aplikasi PF (Pixel Factory), aplikasi Inpho,

aplikasi Global Mapper, macromedia freehand, aplikasi Metadata (belum diterapkan).

Proses pembaharuan data geospasial yang dikumpulkan dilakukan setahun sekali sesuai dengan

standar KUGI, sedangkan untuk skema KUGI itu sendri akan diperbarui 2 tahun sekali. Ilustrasi

dukungan teknologi informasi dalam aktivitas utama PPRT dijelaskan pada Gambar 1.4 .

Page 27: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

13

Berdasarkan hasil evaluasi aktivitas penyelenggaran informasi geospasial, diketahui terdapat

beberapa kebutuhan dari Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim (PPRT). Beberapa

kebutuhantersebut dapat dilihat pada Tabel 1.3 .

Tabel 1.3 Kebutuhan dari PPRT dalam Aktivitas Penyelenggaran Informasi Geospasial

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Pengumpulan Diperlukan penyederhanaan verifikasi

yang berlapis dari kabupaten ke kota

dan provinsi yang pada akhirnya

berujung ke BIG (PPRT).

Mempercepat proses pengumpulan

data tanpa mengurangi kualitas

data yang dikumpulkan

Pengolahan dan

pengumpulan

Penyeragaman standar yang digunakan

oleh PPRT dalam penyelenggaraan

informasi geospasial mengacu pada

KUGI.

Interoperabilitas dan Kualitas data

dan informasi yang dihasilkan dapat

terjamin.

Penggunaan DIbutuhkan sistem informasi yang dapat

mendukung fungsi berbagi pakai untuk

internal PPRT maupun dengan pusat

lainnya.

Mempercepat sharing file antar

pusat teknis dalam proses

pemetaan.

Lain-lain Dibutuhkan sistem informasi untuk

mengelola beban kerja staf PPRT.

Adanya tupoksi yang jelas terkait

siapa yang bertanggungjawab dalam

pengelolaan TI di PPRT.

Meningkatkan kemampuan

operasional dari PPRT.

Pengumpulan Penyimpanan

Penggunaan

RS, GIS, GPS Software

SI Sakti

File Sharing RS, GIS, GPS

Software

File Sharing

SI Kartografi

GIS Software

File Sharing

Gambar 1.4 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Utama PPRT

Page 28: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

14

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Dibutuhkan sistem informasi yang

dapat mendukung fungsi user

management untuk mengelola

permintaan dan hak akses user ke

sistem berbagi pakaisehingga proses

untuk memperoleh hak akses GIS

Desktop tidak memakan waktu lama.

DIbutuhkan sistem informasi yang

dapat mendukung aktivitas surat-

menyurat di PPRT.

Kebutuhan penanganan kendala

teknis server untuk aplikasi kartografi

sehingga aplikasi tersebut dapat

diimplementasikan.

Diperlukan tambahan beberapa

infrastruktur pendukung seperti

kabel dan port Wifi untuk

mendukung kegiatan operasional di

PPRT.

C. Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai

Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai (PKLP) memiliki fungsi bisnis utama dalam hal

pengumpulan, pengolahan, pengelolaan, penyebarluasan dan penggunaan IGD bidang pemetaan

kelautan dan lingkungan pantai. Dalam menjalankan fungsi bisnisnya pusat ini terdiri dari dua bidang,

yaitu:

1. Bidang Pemetaan Kelautan, dimana IG dari bidang ini adalah Peta Lingkungan Laut Nasional

(LLN).

2. Bidang Pemetaan Lingkungan Pantai, dimana IG dari bidang ini adalah Peta Lingkungan Pantai

Indonesia (LPI).

Dimana masing-masing bidang tersebut menjalankan fungsi bisnisnya sesuai dengan bidangnya.

Informasi geospasial dasar yang ada pada pusat ini meliputi data hasil survei hidrografi, citra satelit,

dan peta analog.

Page 29: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

15

Dalam melaksanakan tugas pemetaan lingkungan pantai, PPKLP bekerja sama dengan berbagai pihak

yang melakukan pemetaan pada lokus (titik atau posisi) yang berbeda. Untuk itu diperlukan suatu

mekanisme agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan pemetaan diantara beragam pihak yang terlibat

dalam pelaksanaan tugas tersebut. Hal ini dilakukan dengan membuat suatu repository data kegiatan

pemetaan agar posisi pemetaan data yang telah dilakukan terdata melalui sistem yang dinamakan

Batimetri yang menjadi suatu sarana untuk melakukan sharing data dimana masing-masing data

dibagi tanpa menghilangkan kepemilikan data. Dengan pendekatan ini seluruh data di Indonesia dapat

tergambar. Selain mekanisme diatas, diperlukan juga adanya mekanisme standardisasi data pemetaan

agar hasil kegiatan agar peta dapat dimanfaatkan oleh stakeholder lainnya.

Saat ini koordinasi untuk sinkronisasi data pemetaan dilakukan dengan menggunakan pendekatan

konfirmasi secara adhoc, dengan hubungan yang sejajar diantara pihak yang terlibat baik itu PKLP

dengan instansi lain seperti angkatan laut, P3GL, LIPI, BPPT, Bappenas maupun instansi lainnya. Untuk

saat ini, belum ada mekanisme formal untuk melakukan koordinasi secara hirarkis, sehingga masing-

masing pihak dianggap sudah saling mengetahui kebutuhan masing-masing secara tupoksi. Selain itu,

konfirmasi dilakukan jika ada standar yang belum dipenuhi oleh masing-masing pihak. Mekanisme ini

menjadi pendekatan yang paling memungkinkan mengingat masing-masing instansi memiliki rantai

perintah yang berbeda satu sama lainnya.

Dari perspektif internal BIG, data yang dimiliki oleh PPKLP di-share ke unit lainnya di BIG dengan

menggunakan sharing folder agar dapat diakses oleh pusat-pusat lainnya. selanjutnya data hasil

pemetaan akan ditaruh kedalam sharing folder untuk dikonsumsi oleh pihak-pihak di lingkungan

internal BIG, termasuk untuk keperluan quality control dan quality assurance. Proses QC dan QA

dilakukan dengan menggunakan aplikasi GIS Desktop sebelum dimasukkan kedalam database

terpusat. Kegiatan Quality assurance dan evaluasi ini dilakukan bersama dengan tim PPIG. Ilustrasi

dukungan teknologi informasi dalam aktivitas utama PPKLP dijelaskan pada Gambar 1.5 .

Gambar 1.5 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Utama PPKLP

Pengumpulan Penyimpanan

Pengolahan

Penggunaan

File Sharing RS, GIS, GPS Software

File Sharing

GIS Software

File Sharing

RS, GIS, GPS Software

Page 30: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

16

Berdasarkan hasil evaluasi aktivitas penyelenggaran informasi geospasial, diketahui terdapat

beberapa kebutuhan dari Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai (PPKLP). Beberapa

kebutuhantersebut dapat dilihat pada Tabel 1.4 .

Tabel 1.4 Kebutuhan dari PPKLP dalam Aktivitas Penyelenggaran Informasi Geospasial

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Pengolahan dan

Penyimpanan

Penghapusan duplikasi data maupun

overlapping berkaitan dengan

penyediaan data pemetaan maupun

batimetri.

Dibutuhkan sistem yang dapat

membantu PPKLP untuk melakukan

quality control dan quality

assurance.

Kualitas data dan informasi yang

dihasilkan dapat terjamin

kualitasnya.

Lain-lain Adanya proses migrasi data yang

berkaitan dengan data Batimetri

dan berdampak pada belum

optimalnya penggunaan aplikasi

Batimetri tersebut.

Diperlukan pranata komputer yang

ditugaskan di PKLP dan memiliki

kompetensi terkait standardisasi

data dan proses administrasi.

Pemanfaatan kembali portal

batimetri nasional dengan

sinkronisasi dan update data-data

yang dimiliki oleh masing-masing

K/L.

Mempermudah operasional dan

proses pemetaan yang dilakukan

oleh PKLP.

D. Pusat Pemetaan Batas Wilayah

Pusat Pemetaan Batas Wilayah (PBW) memiliki fungsi bisnis utama dalam hal pengumpulan,

pengolahan, pengelolaan, penyebarluasan, dan penggunaan IGD bidang pemetaan batas wilayah.

Dalam menjalankan fungsi bisnisnya pusat ini terdiri dari dua bidang, yaitu:

Page 31: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

17

1. Bidang Pemetaan Batas Negara.

2. Bidang Pemetaan Batas Wilayah Administrasi.

Dimana masing-masing bidang tersebut menjalankan fungsi bisnisnya sesuai dengan bidangnya.

Informasi geospasial dasar yang ada pada pusat ini meliputi data hasil pengukuran batas wilayah,

batas negara, dan juga data pendukung lainnya.

Proses pengumpulan di pusat pemetaan batas wilayah dilakukan melalui (1) kajian dokumen yang

memuat data peta spasial dan non-spasial, (2) survei koordinat GPS terkait batas wilayah administratif

dan negara. Selanjutnya data yang diperoleh diolah dengan menggunakan aplikasi scientific untuk

menghasilkan nilai yang akurat. Selain itu, dalam pembuatan peta geospasial batas wilayah dan

plotting titik-titik GPS pada peta menggunakan aplikasi GIS Desktop. Data yang diolah kemudian

disimpan dalam bentuk file geodatabase yang nantinya akan dilakukan pemutahkiran data dalam

jangka waktu tertentu. Data dan informasi geospasial yang dihasilkan kemudian disebarluaskan dan

digunakan baik oleh pusat teknis lainnya, maupun pihak eksternal (kementerian dan lembaga lainnya).

Bidang Pemetaan Batas Wilayah Administrasi bekerja sama dengan Kemendagri, beserta kabupaten,

kota, dan provinsi untuk melaksanakan aktivitas penelitian dokumen, pelacakan batas wilayah,

pengukuran dan penentuan posisi batas, dan pembuatan peta batas. Akan tetapi, dalam hal ini, BIG

hanya dilibatkan dalam proses pembuatan peta batas wilayah saja, sedangkan aktivitas teknis lainnya

dilaksanakan oleh Kemendagri. Di lain pihak, aktivitas yang dilakukan oleh Bidang Pemetaan Batas

Negara lebih kepada pemasangan pilar batas wilayah dan melakukan mapping titik-titik batas wilayah.

Dalam melakukan pemetaan batas wilayah, PPBW juga mengacu pada garis pantai yang diberikan oleh

PPKLP (Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai).Ilustrasi dukungan teknologi informasi

dalam aktivitas utama PPBW dijelaskan padaGambar 1.6 .

Berdasarkan hasil evaluasi aktivitas penyelenggaran informasi geospasial, diketahui terdapat

beberapa kebutuhan dari Pusat Pemetaan Batas Wilayah (PPBW). Beberapa kebutuhan tersebut dapat

dilihat pada Tabel 1.5 .

Tabel 1.5 Kebutuhan dari PPBW dalam Aktivitas Penyelenggaran Informasi Geospasial

Pengumpulan Penyimpanan

Pengolahan

Penggunaan

File Sharing

GIS Desktop, Autocad, Starnet

& File Sharing

GIS Desktop, Autocad, Starnet

& File Sharing RS, GIS, GPS Software

Gambar 1.6 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Utama PPBW

Page 32: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

18

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Pengumpulan PPBW membutuhkan sistem informasi yang

dapat membantu proses pengumpulan data

terkait penegasan batas wilayah. Hal ini

dikarenakan data dan informasi yang

dipertukarkan antar-personel atau antar tim

seringkali tidak akurat.

Meningkatkan akurasi pertukaran

data dan informasi pada proses

penegasan batas wilayah.

Pengolahan PPBW membutuhkan sistem informasi yang

dapat membantu proses pengolahan dan

pembuatan peta daerah otonom baru.

Mempercepat pembuatan peta

daerah otonom baru untuk

keperluan pemekaran daerah.

Penyimpanan PPBW membutuhkan sistem informasi yang

dapat mengelola tema batas wilayah (akan

dikembangkan di tahun 2017)

Mempermudah pengelolaan tema

batas wilayah.

Lain-lain Terkait daerah otonom baru, diperlukan

peraturan untuk pembuatan peta daerah

otonom baru (di ranah internal BIG). Hal ini

sesuai dengan UU No. 23 tahun 2014

bahwa syarat pemekaran daerah harus

terdapat peta daerah otonom baru.

Dibutuhkan tambahan kapasitas server dan

tempat penyimpanan (storage) mengingat

kapasitas keduanya saat ini telah penuh

untuk menyimpan data-data untuk PPBW.

Sebagai payung hukum dan

mempermudah operasional dari

PPBW.

1.2.6. Dukungan SI terhadap Proses Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik

Sesuai dengan Perka BIG No. 3/2012, Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik mempunyai tugas

merumuskan, melaksanakan dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang informasi

geospasial tematik. Berdasarkan hasil pendefinisian value chain BIG, proses organisasi utama dari

Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik adalah melakukan pengumpulan, pengolahan,

penyimpanan, pengintegrasian, dan penggunaan informasi geospasial tematik. Dalam melaksanakan

tugasnya, Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik terbagi menjadi 2 pusat, yaitu:

1. Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik; dan

Page 33: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

19

2. Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas.

Berbeda dengan Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar yang menyelenggarakan informasi

geospasial dasar, Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik tidak menyelenggarakan informasi

geospasial tematik kecuali jika informasi tersebut belum dimiliki oleh K/L lain. Kedeputian ini lebih

banyak bertugas dalam mengolah dan mengkompilasi informasi spasial, baik dari BIG maupun K/L

lainnya untuk menghasilkan suatu peta dengan tema tertentu.

A. Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik

Berdasarkan Perka BIG No. 3/2012, Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik (PPIT) mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan penyusunan rencana dan program, perumusan dan pengendalian kebijakan

teknis, pengintegrasian informasi geospasial tematik, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan

penggunaan informasi geospasial tematik yang belum diselenggarakan selain BIG, serta penyiapan

pelaksanaan penelitian dan pengembangan, dan pelaksanaan kerja sama teknis di bidang pemetaan

dan integrasi tematik, dan pengelolaan Laboratorium Geospasial Sumber Daya Pesisir. Kegiatan pada

Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik meliputi pengumpulan, pengolahan, penyimpanan,

pengintegrasian, pemutakhiran, dan penggunaan. Dalam melaksanakan tugasnya pusat ini terbagi

menjadi 3 bidang, yaitu:

1. Bidang Pemetaan dan Integrasi Tematik Darat;

2. Bidang Pemetaan dan Integrasi Tematik Laut;

3. Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim.

Masing-masing bidang tersebut menjalankan fungsi organisasinya sesuai dengan bidangnya. PPIT

memiliki fungsi umum mengintegrasikan informasi geospasial tematik yang diselenggarakan oleh K/L

terkait tematik darat, tematik laut maupun terkait kebencanaan dan perubahan iklim. Data-data yang

dihasilkan oleh K/L terkait geospasial akan diubah menjadi informasi yang berarti dan di verifikasi

dengan peta dasarnya. Hasil dari pekerjaan yang dilakukan pada Pusat Pemetaan dan Integrasi

Tematik adalah peta penutup lahan, peta sistem lahan, peta rawan bencana, peta neraca SDA darat,

peta neraca SDA laut, peta habitat laut dangkal, peta terumbu karang, dan peta pulau-pulau kecil.

Adapun detail dari proses organisasi pada Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik adalah sebagai

berikut:

Kegiatan pada PPIT dimulai dengan pengumpulan. Kegiatan pengumpulan data umumnya dilakukan

dengan mengumpulkan data sekunder dari pusat dan/atau K/L lain berupa data mentah dan data citra

berdasarkan tema yang akan dikerjakan. namun jika ada suatu data geospasial yang tidak dibuat oleh

K/L lain maka dilakukan juga pengumpulan data mentah dengan survei GPS dan pengumpulan data

Page 34: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

20

citra melalui satelit. Aplikasi lainnya yang digunakan dalam kegiatan ini adalah aplikasi GIS Desktop

untuk membantu pengaturan dan pemantauan alur kerja operasional GIS. Selain itu terdapat juga

portal onemap untuk pengumpulan dan verifikasi.

Kegiatan selanjutnya adalah pengolahan. Data-data yang telah dikumpulkan dari pusat dan/atau K/L

lain kemudian dilakukan pengolahan dengan melakukan sinkronisasi, verifikasi dari data yang ada dan

melakukan overlay atas semua data yang dikumpulkan tersebut lalu di-reinterpretasi dengan

menggunakan aplikasi remote-sensing. Kegiatan reinterpretasi ini dapat berulang hingga dicapai suatu

kesepakatan oleh semua kelompok kerja dari tematik tersebut. Aplikasi lainnya yang digunakan dalam

kegiatan ini adalah aplikasi GIS Desktop untuk membantu pengaturan dan pemantauan alur kerja

operasional GIS.

Kegiatan selanjutnya adalah penyimpanan. Hasil dari dari reinterpretasi akhir, data reinterpretasi

awal, data hasil uji lapangan, hasil analisis, dan arsip data lapangan kemudian akan disimpan baik

dalam bentuk geodatabase maupun file-base. Penyimpanan tersebut menggunakan storage yang

memiliki log sehingga mengetahui siapa saja yang melakukan penyimpanan dan saat ini storage

tersebut dikelola oleh Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi Geospasial (PPIG). Aplikasi

yang digunakan dalam kegiatan ini adalah aplikasi GIS Desktop untuk membantu pengaturan dan

pemantauan alur kerja operasional GIS. Setelah dilakukan penyimpanan, selanjutnya adalah

pengintegrasian. Data hasil akhir dari reinterpretasi yang telah disetujui oleh semua kelompok kerja

dari tematik tersebut kemudian diintegrasikan pada data-data spasial dasar (seperti RBI, tata ruang,

batas wilayah, dsb) dan tematik lainnya yang dianggap perlu untuk diintegrasikan. Setelah dilakukan

pengintegrasian, selanjutnya adalah pemutakhiran. Pemutakhiran dilakukan khusus pada IG tematik

yang belum diselenggarakan oleh lembaga lain selain BIG. Kegiatan ini mencakup pengumpulan,

pengolahan, dan penyimpanan. Aplikasi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah aplikasi GIS

Desktop untuk membantu pengaturan dan pemantauan alur kerja operasional GIS.

Kegiatan selanjutnya adalah penggunaan. Kegiatan penggunaan IG merupakan kegiatan untuk

memperoleh manfaat baik langsung maupun tidak langsung. Terdapat portal onemap, SI Desa, dan

dashboard kebencanaan dalam penggunaan IG di pusat ini.

Berikut adalah ilustrasi dari dukungan sistem informasi pada aktivitas utama dari Pusat Pemetaan dan

Integrasi Tematik yang dijelaskan pada Gambar 1.7

Pengumpulan Penyimpanan

Pengolahan

GIS Software

File Sharing

Penggunaan

Portal Onemap

SI Desa

Dashboard Kebencanaan

File Sharing

RS, GIS, GPS Software

Portal Onemap

RS, GIS, GPS Software

File Sharing

Page 35: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

21

Berdasarkan hasil assessment mengenai alur kegiatan di PPIT saat ini, diketahui beberapa

kebutuhanuntuk kegiatan selanjutnya ditampilkan pada Tabel 1.6.

Tabel 1.6 Kebutuhan dari PPIT dalam Aktivitas Penyelenggaran Informasi Geospasial

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Pengolahan Dibutuhkan akses online atas file geospasial

langsung dari database produksi dengan

meningkatkan kualitas koneksi infrastruktur

sehingga tidak lagi dilaksanakan secara model

disconnect dengan manual melalui hard disk

eksternal.

Mempercepat proses

pembuatan peta tematik dan

mencegah adanya data yang

corrupt saat proses pemindahan

data menggunakan hard disk.

Pengolahan Diperlukan adopsi standar KUGI yang terkait

dengan peta pembuatan peta tematik sesuai

dengan kebutuhan.

Peta maupun informasi tematik

yang dihasilkan dapat

memenuhi kualitas yang

dibutuhkan.

Pengolahan Kedepannya File Sharing akan diganti dengan

SI Berbagi Pakai.

Lebih mudah dalam melakukan

pengaturan access privilege dan

lebih mudah dalam melihat log

nya sehingga dapat

mengidentifikasi apa saja

perubahan yang dilakukan dan

siapa yang melakukannya.

Penggunaan Website kebijakan satu peta (Portal Onemap)

bisa lebih powerfull. Saat ini website tersebut

hanya bisa view saja. Perlu ada pembicaraan

Mempermudah PPIT dalam

menganalisis maupun

Gambar 1.7 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Utama PPIT

Page 36: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

22

Kegiatan Kebutuhan Dampak

mengenai proses organisasi maupun

metodenya. Salah satu fitur yang diperlukan

adalah fitur analytical. Diharapkan juga bisa

diproyeksikan sampai ke tahap

integrasi/sinkronisasi.

mengintegrasikan data tematik

dari K/L lain.

Penggunaan Aplikasi SI Desa terdapat fitur analytical. Mempermudah dalam

menganalisis data-data tematik

menjadi sebuah informasi.

Penggunaan Terdapat aplikasi RDA (Recommended

Development Analysis) untuk area

pengembangan.

Mempermudah analisis untuk

area pengembangan.

B. Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas

Berdasarkan Perka BIG No. 3/2012, Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas (PTRA) mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan penyusunan rencana dan program, perumusan dan pengendalian

kebijakan teknis, pengintegrasian informasi geospasial tematik, pengumpulan, pengolahan,

penyimpanan, dan penggunaan informasi geospasial tematik yang belum diselenggarakan

selain BIG, serta penyiapan pelaksanaan penelitian dan pengembangan, dan pelaksanaan

kerja sama teknis di bidang pemetaan tata ruang dan atlas. Kegiatan pada Pusat Pemetaan Tata

Ruang dan Atlas meliputi pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, pengintegrasian, pemutakhiran,

penggunaan. Dalam melaksanakan tugasnya pusat ini terbagi menjadi 3 bidang, yaitu:

1. Bidang Pemetaan Tata Ruang;

2. Bidang Atlas dan Pemetaan Sosial; dan

3. Bidang Pemetaan Dinamika Sumberdaya.

Masing-masing bidang tersebut menjalankan fungsi organisasinya sesuai dengan bidangnya. PTRA

mempunyai fungsi umum melakukan pengintegrasian informasi geospasial tematik di bidang tata

ruang, atlas dan pemetaan sosial serta dinamika sumberdaya. Hasil dari pekerjaan yang dilakukan

pada Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas adalah atlas bentang lahan, atlas sumberdaya, atlas

Page 37: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

23

geografi statistik, atlas batik Indonesia. Adapun detail dari proses organisasi pada Pusat Pemetaan

Tata Ruang dan Atlas adalah sebagai berikut:

Kegiatan pada PTRA dimulai dengan pengumpulan. Kegiatan pengumpulan data umumnya dilakukan

dengan mengumpulkan data sekunder dari pusat dan/atau K/L lain di bidang tata ruang, atlas dan

pemetaan sosial serta dinamika sumberdaya. PTRA membuat badan adhoc untuk mengumpulkan peta

dari BIG, pemda dan konsultan.

Kegiatan selanjutnya adalah pengolahan. Data-data yang telah dikumpulkan dari pusat dan/atau K/L

lain kemudian dilakukan pengolahan dengan melakukan sinkronisasi, verifikasi dari data yang ada dan

melakukan overlay atas semua data yang dikumpulkan tersebut lalu direinterpretasi yang bisa

dilakukan berulang hingga dicapai suatu kesepakatan oleh semua kelompok kerja dari tematik

tersebut. Terdapat juga kegiatan pertukaran data antara BIG dengan K/L lain dan pertukaran data

tersebut dilakukan dengan telpon atau datang ke K/L terkait.

Kegiatan selanjutnya adalah penyimpanan. Hasil dari reinterpretasi awal maupun hasil reinterpretasi

akhir akan disimpan baik dalam bentuk geodatabase maupun file-base. Setelah dilakukan

penyimpanan, kegiatan selanjutnya adalah pengintegrasian. Data hasil akhir dari reinterpretasi yang

telah disetujui oleh semua kelompok kerja dari tematik tersebut kemudian diintegrasikan pada data-

data spasial dasar dan tematik lainnya yang dianggap perlu untuk diintegrasikan.

Kegiatan selanjutnya adalah pemutakhiran. Pemutakhiran dilakukan khusus pada IG tematik yang

belum diselenggarakan oleh lembaga lain selain BIG. Kegiatan ini mencakup pengumpulan,

pengolahan, dan penyimpanan. Aplikasi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah aplikasi GIS

Desktop untuk membantu pengaturan dan pemantauan alur kerja operasional GIS. Khususnya pada

Bidang Pemetaan Tata Ruang, terdapat pula kegiatan asistensi dan supervisi pembinaan kepada K/L

maupun Pemda atas keempat kegiatan diatas.

Kegiatan selanjutnya adalah penggunaan. Kegiatan penggunaan IG merupakan kegiatan untuk

memperoleh manfaat baik langsung maupun tidak langsung. Terdapat SI Atlas Transportasi Pulau Jawa

yang berguna untuk menampilkan hasil pekerjaan pemetaan transportasi pulau Jawa dan untuk

memberikan layanan kepada masyarakat umum terkait informasi transportasi.

Page 38: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

24

Berikut adalah ilustrasi dari dukungan sistem informasi pada aktivitas utama dari Pusat Pemetaan Tata

Ruang dan Atlas yang dijelaskan pada Gambar 1.8 .

Pengumpulan Penyimpanan

Pengolahan

GIS Desktop

File Sharing

Penggunaan

Atlas Transportasi Pulau Jawa

File Sharing

RS, GIS, GPS Software

RS, GIS, GPS Software

Sharing FIle

SI Spasial Dinamis

Vicon Tarung

Gambar 1.8 Dukungan Sistem Informasi dalam aktivias utama PTRA

Page 39: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

25

Berdasarkan hasil assessment mengenai alur kegiatan di PTRA saat ini, diketahui kebutuhan untuk kegiatan selanjutnya ditampilkan pada Tabel 1.7 .

Tabel 1.7 Kebutuhan dari PTRA dalam Aktivitas Penyelenggaran Informasi Geospasial

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Penyimpanan Untuk Bidang Tata Ruang, dibutuhkan penyediaan Space

storage secara terpusat.Dibutuhkan juga sharing folder

khusus untuk data yang tidak sesuai dengan format KUGI.

Penyimpanan file-file yang tidak sesuai dengan KUGI dapat tersimpan

dengan baik tanpa mempengaruhi kualitas data-data lain yang sudah sesuai

dengan KUGI.

Penyimpanan Perlu ada kebijakan untuk menetapkan apakah sharing

folder dapat digunakan untuk menyimpan data yang tidak

sesuai dengan standar KUGI.

Bisa dilakukan penyimpanan di sharing folder yang tersedia sehingga

mengurangi risiko kehilangan data jika data tersebut disimpan di tempat

yang kurang pengelolaannya.

Pengolahan Dibutuhkan sosialisasi untuk penerapan standar KUGI

sehingga pemda sadar dan mau mengadopsi KUGI dalam

proses pembuatan peta tematik.

Peta maupun informasi tematik yang dihasilkan dapat memenuhi kualitas

yang dibutuhkan.

Penyimpanan Terdapat SI database asistensi dan supervisi tata ruang

untuk penyimpanan asistensi dan statusnya, dan capaian

untuk kegiatan-kegiatan. Outputnya dalam bentuk peta

GIS. Harapannya kedepannya juga bisa bisa dilihat oleh

Pemda. Lalu ada pula monitoring activity yang baru mau

digunakan.

Mempermudah asistensi dan supervisi terhadap proses pembuatan peta

oleh Pemda sehingga dapat meningkatkan kualitas peta yang dibuat oleh

Pemda.

Pengolahan Kedepannya fitur video call akan dilakukan pembesaran

upload speed dan share screen yang disebarkan.

Video call menjadi lebih baik sehingga mempermudah dalam melakukan

QC.

Page 40: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

26

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Pengolahan Jaringan BIG sulit untuk menjalankan aplikasi Vicon

Tarung. Perlu audit jaringan untuk proses Vicon.

Aplikasi Vicon Tarung jarang digunakan sehingga kesulitan dalam

melakukan QC untuk data-data yang ada.

Penyimpanan Ada Kebutuhan time-series untuk penyimpanan data. Mempermudah untuk melihat perubahan data berdasarkan time-series.

Penyebarluasan Dibutuhkan E-Atlas untuk memayungi beberapa Web GIS

yang ada:

a. Tipe Web GIS: Memunculkan layer-layer yang ada.

b. Tipe story-based yang terdapat narasinya. c. Digital Atlas yang mirip dalam bentuk ebook.

Selain itu diharapkan E-Atlas bisa diintegrasikan dengan portal simpul jaringan BIG.

Mempermudah proses pembuatan atlas bagi BIG maupun K/L terkait.

Pengumpulan Dibutuhkan standar untuk atlas. Kualitas data atlas seperti yang dibutuhkan.

Pengolahan Kebutuhan untuk SI Pengembangan Tata Ruang. Mempermudah pengembangan tata ruang.

Page 41: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

27

1.2.7. Dukungan SI terhadap Proses Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial

Sesuai dengan Perka BIG No. 3/2012, Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial mempunyai

tugasmerumuskan, melaksanakan, dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang

infrastruktur informasi geospasial.Proses organisasi utama dari Deputi Bidang Infrastruktur Informasi

Geospasial adalah melakukan penyiapan dan pengaplikasian TIK, pengelolaan IG, penjaminan kualitas

IG, penyebarluasan IG, pemantauan & pemberian bimbingan kegiatan pengelolaan dan

penyebarluasan IG, pengembangan kelembagaan dan simpul jaringan IG, penetapan akreditasi IG.

Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial terbagi menjadi 2

pusat, yaitu:

1. Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi Geospasial; dan

2. Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial.

Secara garis besar, fungsi utama dari Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial adalah sebagai

pengatur kebijakan dan standardisasi pengelolaan infrastruktur informasi geospasial serta pengatur

kebijakan dan standardisasi pengelolaan kelembagaan informasi geospasial.

A. Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi Geospasial

Berdasarkan Perka BIG No. 3/2012, Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi Geospasial

(PPIG) mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan rencana dan program, perumusan dan

pengendalian kebijakan teknis, penyimpanan, pengamanan, penyebarluasan, dan penggunaan data

dan informasi geospasial, serta penyiapan pelaksanaan penelitian dan pengembangan, dan

pelaksanaan kerja sama teknis di bidang pengelolaan dan penyebarluasan informasi geospasial.

Kegiatan pada Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi Geospasial meliputi penyiapan dan

pengaplikasian TIK, pengelolaan IG, penjaminan kualitas IG, penyebarluasan IG, penggunaan IG,

pemantauan & pemberian bimbingan teknis kegiatan pengelolaan dan penyebarluasan IG. Dalam

melaksanakan tugasnya pusat ini terbagi menjadi 3 bidang, yaitu:

1. Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Geospasial;

2. Bidang Pengelolaan Data dan Informasi Geospasial; dan

3. Bidang Penyebarluasan Informasi Geospasial.

Masing-masing bidang tersebut menjalankan fungsi organisasinya sesuai dengan bidangnya. PPIG

memiliki fungsi umum memberikan dukungan teknis baik berupa dukungan infrastruktur, aplikasi,

database dan dukungan teknis lainnya dalam penyelenggaraan IG. Selain itu, PPIG juga sebagai wali

data dari BIG yang memastikan kualitas data spasial yang dihasilkan BIG.

Page 42: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

28

Adapun detail dari proses organisasi pada Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi

Geospasial adalah sebagai berikut:

Kegiatan penyiapan dan pengaplikasian TIK. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan fasilitas

dukungan TIK untuk membantu dalam melaksanakan aktivitas pengumpulan IG, penyimpanan IG,

pengamanan IG dan penyebarluasan IG. Dalam melakukan pengadaan TIK, saat ini menggunakan

sistem desentralisasi dimana masing-masing unit dimungkinkan melakukan pengembangan dan

pengadaan TIK.

Kegiatan pengelolaan IG. Dalam kegiatan ini peran PPIG adalah menyediakan mekanisme tata kelola

penyimpanan dan pengamanan IGD maupun IGT.

Kegiatan penjaminan kualitas IG. Dalam kegiatan ini PPIG menyediakan mekanisme penjaminan mutu

IGD dan IGT. Selain itu, PPIG juga melakukan kegiatan penjaminan mutu (Quality assurance) dengan

melihat hasil kegiatan dari pusat teknis (Pusat-pusat yang berada di kedeputian IGD dan IGT) dan

memeriksa kesesuaiannya dengan standar KUGI.

Kegiatan penyebarluasan IG. Dalam kegiatan ini PPIG menyediakan mekanisme tata kelola

penyebarluasan IGD maupun IGT. Lalu untuk setiap data yang dihasilkan oleh pusat teknis dan telah

memenuhi kualitas terkait kesesuaiannya dengan standar KUGI, maka PPIG melakukan

penyebarluasan IG baik secara manual melalui permintaan pelayanan IG dari PPKS maupun secara

online melalui InaGeoportal.

Kegiatan penggunaan IG. Dalam kegiatan ini peran PPIG adalah menyediakan mekanisme tata kelola

penggunaan IGD dan IGT.

Kegiatan pemantauan & pemberian bimbingan teknis kegiatan pengelolaan dan penyebarluasan IG.

Kegiatan ini dimaksudkan agar instansi pemerintah lainnya dapat melakukan pengelolaan IG dengan

mengikuti standar yang disepakati bersama. Berikut Penjelasan dukungan sistem informasi pada

aktivitas utama dari Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi Geospasial yang dijelaskan pada

Gambar 1.9 D.

Page 43: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

29

Berdasarkan hasil assessment mengenai alur kegiatan di PPIG saat ini, diketahui kebutuhan untuk kegiatan selanjutnya ditampilkan pada Tabel 1.8 .

Tabel 1.8 Kebutuhan dari PPIG dalam Aktivitas Penyelenggaran Informasi Geospasial

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Penyiapan dan

Pengaplikasian TIK

Kedepannya diperlukan Komite TI untuk mengarahkan

dan memutuskan hal-hal terkait TI. CIO adalah Deputi

IIG.

Arahan terkait TI menjadi lebih jelas. Karena arahannya jelas maka

inisiatif TI merupakan turunan dari arahan pimpinan dan seluruh

inisiatif TI yang ada dapat diketahui dan disetujui oleh pimpinan-

pimpinan BIG.

Penyiapan dan

Pengaplikasian TIK

Implementasi sistem E-Ticketing untuk membantu

operasional Helpdesk.

Mempermudah helpdesk dalam melakukan proses incident

management (pencatatan, prioritisasi, pendelegasian, pengawasan,

sampai ke penutupan incident) terkait TI. Hal tersebut akan

meningkatkan respon dalam penanganan incident terkait TI.

Penyiapan dan Pengaplikasian TIK

Penjaminan Kualitas IG

Pengelolaan IG

Penggunaan IG

Penyebarluasan IG

Manual Manual Manual GIS Software

InaGeoportal

File Sharing

Pemantauan & Pemberian Bimbingan Teknis Kegiatan Pengelolaan dan Penyebarluasan IG

Manual

SI Administrasi PPIG

Gambar 1.9 Dukungan Sistem Informasi dalam aktivias utama PPIG

Page 44: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

30

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Penyiapan dan

Pengaplikasian TIK

Penyusunan SLA dari layanan-layanan TI. Meningkatkan pelayanan TI yang diberikan.

Penyiapan dan

Pengaplikasian TIK

Dibutuhkan pengembangan tata kelola TI termasuk

kebijakan dan prosedur.

Mengoptimalkan penggunaan TIK.

Penyiapan dan

Pengaplikasian TIK

Dibutuhkan pengintegrasian antar sistem yang lintas

fungsi.

Meningkatkan kinerja proses lintas fungsi.

Penyiapan dan

Pengaplikasian TIK

Dibutuhkan pembelian hardware untuk menggantikan

hardware yang sudah rusak atau lama.

Meningkatkan availability dan performa dari layanan TI.

Penyiapan dan

Pengaplikasian TIK

Dibutuhkan Data Center Infrastructure Management. Mempermudah pengelolaan infrastruktur.

Penyiapan dan

Pengaplikasian TIK

Dibutuhkan pengembangan Wifi free di BIG. Meningkatkan pelayanan WIFI di BIG.

Penjaminan Kualitas

IG

Dibutuhkan pengembangan SI QC & QA Management

untuk membantu proses quality assurrance (QA) oleh

PPIG dan proses quality control (QC) oleh pusat-pusat

teknis.

Meningkatkan kualitas IG yang dihasilkan oleh BIG.

Pengelolaan IG Dibutuhkan pengembangan SI Metadata yang masih

dalam tahap penyempurnaan yang berguna untuk

Data geospasial menjadi lebih jelas metadata dan history nya.

Page 45: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

31

Kegiatan Kebutuhan Dampak

keterangan dari sebuah data geospasial beserta history

nya.

Pengelolaan IG Terdapat SI Berbagi Pakai yang masih dalam tahap

penyempurnaan yang berguna untuk berbagi file data

geospasial antar pusat teknis dalam pembuatan peta.

Memudahkan pusat-pusat teknis berbagi dan mengambil file yang

dibutuhkan dalam proses pembuatan peta.

Penjaminan Kualitas

IG

Dibutuhkan SI QC & QA Management untuk membantu

PPIG melakukan QA dan juga membantu pusat-pusat

teknis dalam melakukan QC.

Memudahkan QA yang dilakukan oleh PPIG dan QC yang dilakukan

oleh pusat-pusat teknis sehingga dapat membantu meningkatkan

kualitas IG yang dihasilkan.

Pengelolaan IG Dibutuhkan SI Katalog Data IG Terpadu dan IG Strategis

untuk menampilkan katalog dari data-data yang ada di

IG terpadu maupun IG strategis.

Memudahkan identifikasi data-data di IG terpadu maupun IG

strategis.

Pengelolaan IG Dibutuhkan Basis Data Metadata dan Format KUGI

untuk mempermudah proses migrasi semua data IG di

BIG dan comply dengan standar KUGI dan dilengkapi

metadata dengan standar country profile Indonesia.

Kedepannya berupa Repository Metadata IG

Mempermudah proses migrasi data IGT dalam basis data produksi.

Penggunaan IG Dibutuhkan pengembangan SI Layanan DG IG untuk

membantu PPIG dalam memberikan pelayanan DG dan

IG.

Mempermudah pelayanan DG dan IG yang diberikan oleh PPIG.

Page 46: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

32

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Penyiapan dan

Pengaplikasian TIK

Dibutuhkan ketersediaan perangkat lunak, performa

dan caching untuk meningkatkan akses terhadap

data/basis data.

Performa belum sesuai yang diharapkan.

Penyiapan dan

Pengaplikasian TIK

Pengembangan aplikasi diharapkan mengarah kepada

open source.

Tidak diperlukan pembelian lisensi yang menghabiskan dana besar

dalam pengembangan aplikasi

Penyiapan dan

Pengaplikasian TIK

Dibutuhkan SI Identifikasi dan Inventarisasi Aplikasi

yang berguna untuk pencatatan maupun inventarisasi

dari aplikasi-aplikasi yang terdapat di BIG.

Seluruh aplikasi di BIG akan terinventarisasi dengan baik dan dapat

memudahkan proses pengelolaannya.

Page 47: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

33

B. Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial

Berdasarkan Perka BIG No. 3/2012, Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi

Geospasial (PSKIG) mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan rencana dan

program, perumusan dan pengendalian kebijakan teknis, standardisasi,

pengembangan kelembagaan dan simpul jaringan, akreditasi kepada lembaga

sertifikasi geospasial, serta penyiapan pelaksanaan penelitian dan pengembangan,

dan pelaksanaan kerja sama teknis di bidang standardisasi dan kelembagaan informasi

geospasial. Kegiatan pada Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial

meliputi penetapan standardisasi data dan pengelolaan IG, pengembangan kelembagaan dan

simpul jaringan IG, penetapan akreditasi IG. Dalam melaksanakan tugasnya pusat ini terbagi

menjadi 3 bidang, yaitu:

1. Bidang Standardisasi Penyelenggaraan Informasi Geospasial;

2. Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Simpul Jaringan Informasi Geospasial; dan

3. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Industri Informasi Geospasial.

Masing-masing bidang tersebut menjalankan fungsi organisasinya sesuai dengan

bidangnya. Terdapat lima pilar untuk menunjang penyelenggaraan IG yaitu kebijakan,

kelembagaan, SDM, standar, dan teknologi. Pada lima pilar tersebut PSKIG secara umum

melakukan pengelolaan kebijakan, kelembagaan, SDM, dan standar. Sedangkan untuk

pengelolaan teknologi dilakukan oleh PPIG.

Adapun detail dari proses organisasi pada Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi

Geospasial adalah sebagai berikut:

Kegiatan penetapan standardisasi data dan pengelolaan IG. Kegiatan ini meliputi penetapan

standardisasi yang terkait spesifikasi data geospasial dan standardisasi mekanisme

pengelolaan informasi geospasial baik berupa standar penyimpanan IG, standar pengamanan

IG, dan standar penyebarluasan IG. Dengan adanya standardisasi, maka komunikasi baik

antara pihak BIG dan pihak eksternal BIG maupun antar pusat teknis BIG dapat memiliki

pengalaman yang sama dalam berkomunikasi dan melakukan pertukaran informasi geospasial

dengan lebih efektif dan efisien. Dalam mendukung proses ini, saat ini terdapat SI SNI yang

berupa SI alur/ prosedur SNI terkait bidang IG dan terpasang di web big.go.id yang terbatas

pada daftar SNI.

Page 48: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

34

Kegiatan pengembangan kelembagaan dan simpul jaringan IG. Kegiatan ini merupakan

pengembangan SDM dan industri bidang IG. Pengembangan SDM dilakukan di K/L yang

merupakan simpul jaringan dan terkait dengan jaringan informasi geospasial nasional (JIGN)

sehingga diharapkan adanya pemerataan kualitas SDM di bidang IG yang mampu

meningkatkan kualitas IG yang dihasilkan di masing-masing simpul jaringan. Dalam melakukan

pengembangan SDM, BIG bekerjasama dengan Diknas, Dikti, dll.

Kegiatan penetapan akreditasi IG. Kegiatan ini merupakan kegiatan mengevaluasi lembaga

pemberi sertifikasi untuk para pejabat fungsional surveyor pemetaan geospasial maupun

untuk para profesional di bidang IG contohnya seperti konsultan IG.

Pada operasional dari ketiga kegiatan tersebut, PSKIG juga didukung oleh Sistem

Pendokumentasian Administrasi Kegiatan PSKIG yang saat ini terpasang secara intranet dan

berbasis web. SI tersebut digunakan untuk membuat basis data mengenai dokumen

administrasi kegiatan di PSKIG. Beberapa berkas yang disimpan meliputi:

- Perjalanan dinas (Seluruh berkas terkait pertanggungjawaban).

- Rapat/ FGD (Seluruh berkas terkait pertanggungjawaban).

- Anggaran (Dokumen pengajuan, rencana dan realisasi anggaran).

- Log kegiatan (Basis data kegiatan personil harian).

- Laporan kegiatan (Laporan triwulan, laporan akhir, laporan kegiatan, TOR, KAK, dll).

- BMN (Serah terima/ pinjam kembali BMN, status BMN).

Berikut adalah ilustrasi dari dukungan sistem informasi pada aktivitas utama dari Pusat

Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial yang dijelaskan pada Gambar 1.10 .

Penetapan Standardisasi Data dan Pengelolaan IG

Penetapan Akreditasi IG

Pengembangan Kelembagaan dan Simpul Jaringan

SI SNI Manual Manual

Sistem Pendokumentasian Administrasi Kegiatan PSKIG

Gambar 1.10 Dukungan Sistem Informasi dalam aktivias utama PSKIG

Page 49: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

35

Berdasarkan hasil assessment mengenai alur kegiatan di PSKIG saat ini, diketahui kebutuhan

untuk kegiatan selanjutnya ditampilkan pada Tabel 1.9

Tabel 1.9 Kebutuhan dari PSKIG

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Penetapan

Akreditasi IG

Dibutuhkan SI untuk sertifikasi dan

akreditasi lembaga IG secara online

dengan cakupan nasional. Pada tahun

2016 ini SI tersebut sedang proses

pengembangan namun dengan fitur yang

terbatas karena keterbatasan anggaran.

Selanjutnya akan dikembangkan lagi pada

tahun anggaran 2017 untuk penambahan

fitur-fiturnya.

Mempermudah dan

mempercepat proses

sertifikasi dan akreditasi

lembaga IG.

Pengembangan

Kelembagaan

dan Simpul

Jaringan IG

Dibutuhkan SI untuk ASEAN surveying

education dimana cakupannya adalah

internasional dan bekerjasama dengan

universitas dan negara-negara ASEAN.

Saat ini SI tersebut sudah terpasang di

aseansurveyingedu.big.go.id namun

kedepannya akan dikembangkan lebih

lanjut.

Mempermudah

kerjasama terkait

surveying education di

bidang IG dengan negara

ASEAN sehingga mampu

meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia

pada bidang IG.

Pengembangan

Kelembagaan

dan Simpul

Jaringan IG

Dibutuhkan SI untuk pengelolaan SDM

dan Industri IG di Indonesia dimana

cakupannya adalah nasional yang

bertujuan untuk mendapatkan informasi

mengenai SDM dan industri IG di

Indonesia. Rencananya akan dilaksanakan

pada TA 2017.

Dengan mengetahui

kondisi persebaran SDM

dan industri IG maka BIG

bisa memutuskan daerah

mana saja yang perlu

ditingkatkan SDM dan

industri IG nya sehingga

penyebarannya lebih

Page 50: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

36

Kegiatan Kebutuhan Dampak

merata yang dapat

mengakibatkan efisiensi

dan kemudahan bagi BIG

dalam pembuatan peta.

Pengembangan

Kelembagaan

dan Simpul

Jaringan IG

Dibutuhkan SI Kepuasan Pengguna IG

untuk mendapatkan basis data mengenai

kepuasan pengguna IG.

Saat mengetahui tingkat

kepuasan pengguna IG

dapat mempermudah

BIG dalam membuat

strategi yang tepat untuk

meningkatkan tingkat

kepuasan maupun

tingkat layanannya.

Pengembangan

Kelembagaan

dan Simpul

Jaringan IG

Dibutuhkan SI Pemantauan Kondisi

Simpul Jaringan yang mampu

menampilkan status masing-masing

simpul jaringan beserta informasi

pemanfaatannya.

Mempermudah BIG

dalam melakukan

pemantauan kondisi

simpul jaringan maupun

pemanfaatan IG yang

dilakukan oleh simpul

jaringan.

1.2.8. Dukungan SI terhadap Proses Sekretariat Utama

Sesuai dengan Perka No. 3 tahun 2012 mengenai Organisasi dan Tata Kerja, Sekretariat Utama

mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, dan pengendalian

terhadap program, adminsitrasi dan sumber daya di lingkungan BIG. Dalam melaksanakan

tugas-tugasnya yang telah diatur, Sekretariat Utama memiliki beberapa kewenangan dalam

sejumlah fungsi. Pertama, Sekretariat Utama dapat melaksanakan koordinasi, integrasi, dan

sinkronisasi di lingkungan BIG. Selain itu, Sekretariat Utama juga berwenang untuk

melaksanakan koordinasi perencanaan, pelaporan, penyusunan peraturan perundang-

Page 51: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

37

undangan dan bantuan hukum. Ketiga, Sekretariat utama memiliki fungsi untuk melakukan

pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan tata laksana,

kepegawaian, keuangan, keprotokolan, kehumasan, kerja sama, hubungan antar lembaga,

kearsipan, persandian, barang milik negara, perlengkapan, dan rumah tangga BIG. Selain

fungsi yang telah disebutkan sebelumnya, Sekretariat Utama juga berfungsi untuk

melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala BIG. Terdapat dua biro utama di

Sekretariat Utama, yaitu Biro Perencanaan, Kepegawaian, dan Hukum; dan Biro Umum dan

Keuangan.

A. Biro Perencanaan, Kepegawaian, dan Hukum

Biro Perencanaan, Kepegawaian, dan Hukum mempunyai tugas untuk melaksanakan

penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan rencana program dan anggaran, evaluasi dan

penyusunan pelaporan, pelayanan administrasi dan pengembangan kepegawaian, organisasi

dan tata laksana, penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum, dan

pengoordinasian jabatan fungsional. Biro ini secara khusus memiliki sebelas macam fungsi

sebagai berikut: (1) penyiapan bahan koordinasi perencanaan; (2) penyusunan rencana

program dan anggaran; (3) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan; (4) pelayanan administrasi

kepegawaian; (5) penyusunan rencana pengembangan pegawai; (6) pelayanan administrasi

organisasi dan tata laksana; (7) penyusunan rencana pengembangan organisasi dan tata

laksana; (8) pelaksanaan administrasi jabatan fungsional; (9) penyusunan rencana

pengembangan jabatan fungsional; (10) penyusunan peraturan perundang-undangan; dan

(11) pelaksanaan bantuan hukum.

Biro Perencanaan, Kepagawaian, dan Hukum sendiri terdiri dari tiga bagian utama dan

beberapa jabatan fungsional. Bagian yang ada di biro ini adalah Bagian Perencanaan, Bagian

Kepagawaian dan Organisasi, dan Bagian Hukum. Ketiganya memiiliki tugas dan kewenangan

fungsinya masing-masing seperti yang dijelaskan pada bagian selanjutnya.

1. Bagian Perencanaan

Bagian Perencanaan mempunyai tugas untuk melaksanakan penyusunan rencana,

pelaksanaan evaluasi serta melakukan pelaporan atas program dan anggaran. Secara lebih

detail bagian ini memiliki empat macam fungsi, mulai dari menyelenggarakan (1) penyusunan

konsep rencana program dan anggaran, (2) penyusunan petunjuk pelaksanaan perencanaan

Page 52: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

38

program dan anggaran, (3) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan program dan anggaran; dan

(4) penyusunan bahan koordinasi pelaporan pelaksanaan tugas di bidang informasi geospasial.

Keempat fungsi tersebut didukung oleh dua sub-bagian Perencanaan yaitu (1) Sub bagian

Penyusunan Rencana Program dan Anggaran, yang mempunyai tugas menyiapkan bahan

konsep rencana program dan anggaran, serta petunjuk pelaksanaan perencanaan program

dan anggaran; dan (2) Sub bagian Evaluasi dan Pelaporan, yang mempunyai tugas menyiapkan

bahan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan program dan anggaran, serta penyusunan bahan

koordinasi pelaporan pelaksanaan tugas di bidang informasi geospasial. Fungsi dan aktivitas

dari bagian Perencanaan beserta sistem informasi pendukungnya diilustrasikan pada Gambar

1.11 .

Dalam menjalankan tugasnya, Bagian Perencanaan menggunakan beberapa aplikasi-aplikasi

utama. Sub-bagian Penyusunan Rencana Program dan Anggaran menggunakan aplikasi Renja

K/L, RKA K/L, dan aplikasi ADIK dalam melakukan penyusunan rencana kerja. Di sisi lain, Sub-

bagian Evaluasi dan Pelaporan memiliki aplikasi SIMONIK BSC yang digunakan untuk

melakukan monitoring dengan menggunakan Balanced Score Card. Ke depannya Bagian

Perencanaan membutuhkan beberapa hal terkait dengan SI/TI.

Berdasarkan hasil evaluasi aktivitas penyelenggaraan informasi geospasial, diketahui terdapat

beberapa kebutuhan Bagian Perencanaan. Beberapa kebutuhan tersebut dapat dilihat pada

Tabel 1.10

Penyusunan Rencana Program dan Anggaran

Evaluasi dan Pelaporan

SI Renja K/L

SI RKA K/L

SI ADIK

SIMONIK BSC

SI Revisi Anggaran

Gambar 1.11 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Bagian Perencanaan

Page 53: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

39

Tabel 1.10 Kebutuhan dari Bagian Perencanaan

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Perencanaan,

Evaluasi dan

Pelaporan

Adanya kebutuhan Sistem Informasi

Perencanaan dan Anggaran (SIMPAN)

yang dapat mengakomodasi seluruh

kegiatan perencanaan dan anggaran di

BIG.

Mempermudah proses

penyusunan perencanaan

dan evaluasi kegiatan

beserta anggarannya.

Perencanaan,

Evaluasi dan

Pelaporan

Adanya kebutuhan aplikasi sebagai

repository dokumen-dokumen yang

dibutuhkan oleh Bagian Perencanaan

seperti renstra, renja sampai dokumen

Lakip.

Mempermudah dalam

pengelolaan arsip

dokumen-dokumen yang

dibutuhkan oleh Bagian

Perencanaan.

Perencanaan,

Evaluasi dan

Pelaporan

Adanya kebutuhan sistem informasi

Monitoring Geospasial untuk

mendukung proses perencanaan

maupun monitoring kegiatan-kegiatan

terkait geospasial.

Meningkatkan

perencanaan dan

pengawasan kegiatan-

kegiatan terkait

geospasial.

Evaluasi Adanya kebutuhan integrasi antara

SIMONIK BSC dengan aplikasi

kepegawaian.

Mempermudah proses

monitoring kinerja

pegawai berdasarkan BSC.

Evaluasi Adanya kebutuhan penambahan hak

akses terhadap aplikasi SIRA di Bagian

Keuangan untuk kebutuhan pengisian

data di SI Revisi Anggaran yang

membutuhkan data real time dari data

keuangan.

Meningkatkan akurasi dari

proses monitoring

anggaran.

Page 54: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

40

2. Bagian Kepegawaian dan Organisasi

Mengacu pada Peraturan Kepala BIG No. 3 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Badan Informasi Geospasial, Bagian Kepegawaian dan Organisasi bertugas untuk

melaksanakan pelayanan administrasi dan menyiapkan bahan rencana pengembangan

pegawai, organisasi dan tata laksana, dan jabatan fungsional. Bagian ini memiliki tujuh fungsi

utama yaitu melakukan (1) pelayanan administrasi kepegawaian; (2) penyiapan bahan

rencana pengembangan pegawai; (3) pengembangan sistem informasi kepegawaian; (4)

pelayanan administrasi keorganisasian dan tata laksana; (5) penyiapan bahan rencana

pengembangan organisasi dan tata laksana; (6) pelayanan administrasi jabatan fungsional;

dan (7) penyiapan bahan rencana pengembangan jabatan fungsional. Ketujuh fungsi tersebut

didukung oleh tiga sub-bagian Kepegawaian dan Organisasi, yaitu: (1) Sub bagian

Kepegawaian yang bertugas untuk melakukan pelayanan administrasi dan menyiapkan bahan

rencana pengembangan pegawai, serta pengembangan sistem informasi di bidang

kepegawaian; (2) Sub bagian Organisasi dan Tata Laksana yang bertugas untuk melakukan

pelayanan administrasi dan menyiapkan bahan rencana pengembangan di bidang organisasi

dan tata laksana; dan (3) Sub bagian Administrasi Jabatan Fungsional yang bertugas untuk

melakukan pelayanan administrasi dan menyiapkan bahan rencana pengembangan di bidang

jabatan fungsional. Fungsi dan aktivitas dari bagian Perencanaan beserta sistem informasi

pendukungnya diilustrasikan pada Gambar 1.12 . Berdasarkan hasil evaluasi terhadap bagian

Kepegawaian diketahui bahwa hampir semua proses kepegawaian telah difasilitasi TI. Fokus

utama penerapan TI adalah untuk efisiensi proses pengelolaan SDM.

Berdasarkan hasil evaluasi aktivitas penyelenggaraan informasi geospasial, diketahui terdapat

beberapa kebutuhan Bagian Kepegawaian dan Organisasi ini. Beberapa kebutuhan tersebut

dapat dilihat pada Tabel 1.11

Pelayanan administrasi

Penyiapan bahan rencana pengembangan pegawai, serta pengembangan sistem informasi di bidang kepegawaian

Penyiapan bahan rencana pengembangan di bidang organisasi dan tata laksana

Penyiapan bahan rencana pengembangan di bidang jabatan fungsional.

SI Agenda Online, SI Rekrutmen CPNS, SI SIAP, SKP, SI Manajemen Jabatan, SI Presensi, SI Pelayanan Kepegawaian, SI FPAK, SI Manajemen Talenta, SI ABK, E-Surta, SI GRP 2013,

Sistem Ruangan Pelayanan Kepegawaian, SIPEG, SI Absensi, SI Dossier, SI Lelang Jabatan, SI MonevKO

Gambar 1.12 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Bagian Kepegawaian dan Organisasi

Page 55: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

41

Tabel 1.11 Kebutuhan Bagian Kepegawaian dan Organisasi

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Kepegawaian dan

Organisasi

Adanya kebutuhan tambahan modul

pada aplikasi kepegawaian dan integrasi

semua modul internal dari aplikasi

kepegawaian termasuk dengan aplikasi

dari kementerian serta lembaga terkait.

Penambahan modul berupa: modul

monitoring beban kerja/penugasan,

modul perekrutan, diklat,

pengembangan karir, mutasi, promosi

hingga pensiun, dan modul pertukaran

data dengan aplikasi SAPK.

Adanya kebutuhan Standard Operating

Procedure (SOP) yang selaras dan

regulasi yang jelas terkait pengukuran

standar kerja.

Adanya kebutuhan Quality Control data

pegawai secara menyeluruh.

Meningkatkan kegiatan

operasional kepegawaian ,

memperjelas proses

pengukuran standar kerja,

dan meningkatkan kuaitas

data pegawai.

3. Bagian Hukum

Mengacu pada Peraturan Kepala BIG No. 3 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Badan Informasi Geospasial, Bagian Hukum bertugas untuk melaksanakan penyusunan

peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan bantuan hukum. Bagian ini memiliki lima

fungsi utama yaitu menyelenggarakan: (1) koordinasi penyusunan rancangan peraturan

perundang-undangan di bidang informasi geospasial; (2) koordinasi penyusunan dokumen

hukum yang diantaranya adalah surat keputusan dan nota kesepahaman dan/atau perjanjian

dengan instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat di bidang informasi geospasial; (3)

pengembangan sistem informasi dan jaringan dokumentasi hukum; (4) koordinasi sosialisasi

peraturan perundang-undangan di bidang informasi geospasial; dan (5) pemberian bantuan

Page 56: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

42

hukum. Kelima fungsi tersebut didukung oleh dua sub-bagian yaitu: (1) Sub bagian Peraturan

Perundang-undangan yang bertugas untuk menyiapkan bahan koordinasi penyusunan

rancangan peraturan perundang-undangan, dokumen hukum yang diantaranya adalah surat

keputusan dan nota kesepahaman atau perjanjian, dan sosialisasi peraturan perundang-

undangan di bidang informasi geospasial; dan (2) Sub bagian Bantuan Hukum yang bertugas

untuk mengembangkan sistem informasi dan jaringan dokumentasi hukum dan memberikan

bantuan hukum. Fungsi dan aktivitas dari bagian Hukum beserta sistem informasi

pendukungnya diilustrasikan padaGambar 1.13 .

Untuk melaksanakan fungsi-fungsinya, Bidang Hukum memiliki beberapa aplikasi-aplikasi

yang sudah dan sedang digunakan hingga saat ini, seperti: (1) JDIH dan (2) E-drafting. E-

drafting digunakan sebagai alat yang cukup membantu untuk pembuatan draft SK saja dan

belum mengakomodasi fungsi automatic approval. Sedangkan, untuk Jaringan Dokumentasi

dan Informasi Hukum digunakan untuk menjalankan fungsi dokumentasi hukum atau

penginventarisasian peraturan-peraturan yang berhubungan dengan BIG. Aplikasi ini

digunakan juga sebagai media publikasi selain sebagai media pengarsipan dokumen-dokumen

hukum.

Berdasarkan hasil evaluasi aktivitas penyelenggaraan informasi geospasial, diketahui terdapat

beberapa kebutuhan Bagian Hukum. Beberapa kebutuhan tersebut dapat dilihat pada Tabel

1.12 .

Penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan

Pelaksanaan bantuan hukum

JDIH dan E-Drafting

Gambar 1.13 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Bagian Hukum

Page 57: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

43

Tabel 1.12 Kebutuhan dari Bagian Hukum

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Penyusunan

rancangan

peraturan

perundang-

undangan

Adanya kebutuhan untuk mengautomasi

proses persetujuan pembuatan draft

peraturan, yakni dengan menggunakan

tanda tangan elektronik. Akan tetapi,

kebutuhan tersebut masih terkendala oleh

persetujuan manajemen terkait tanda

tangan elektronik terhadap pembuatan

draft peraturan maupun SK.

Persetujuan dengan

tanda tangan elektronik

akan mempercepat

proses persetujuan

tersebut dan bisa

dilakukan dimana saja.

Penyusunan

rancangan

peraturan

perundang-

undangan

Adanya kebutuhan pembatasan hak akes

sehingga produk JDIH yang dipublikasikan

hanya dapat diakses oleh yang

bersangkutan.

Mencegah informasi

yang bersifat rahasia di

akses oleh orang yang

tidak berhak.

Penyusunan

rancangan

peraturan

perundang-

undangan

Adanya kebutuhan integrasi antara E-

Drafting dengan JDIH maupun persuratan.

Draft peraturan

maupun SK yang telah

disetujui bisa langsung

berada di JDIH untuk

publikasi tanpa harus

entry ulang.

B. Biro Umum dan Keuangan

Biro Umum dan Keuangan memiliki tugas untuk terkait dengan pelayanan administrasi

ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan dan kerumahtanggaan, keprotokolan, serta

keuangan dan pengelolaan barang milik negara. Secara khusus, biro ini memiliki empat fungsi

utama, yaitu sebagai berikut: (1) pelayanan administrasi ketatausahaan, persuratan, dan

kearsipan; (2) pelaksanaan urusan perlengkapan; (3) pelaksanaan urusan kerumahtanggaan

dan keprotokolan; dan (4) pelaksanaan urusan keuangan dan pengelolaan barang milik

Page 58: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

44

negara. Biro Umum dan Keuangan terdiri dari dua bagian utama dan beberapa jabatan

fungsional. Bagian yang ada di biro ini adalah Bagian Umum dan Bagian Keuangan. Keduanya

memiiliki tugas dan kewenangan fungsinya masing-masing seperti yang dijelaskan pada

bagian selanjutnya.

1. Bagian Umum

Bagian Umum mempunyai tugas untuk melaksanakan pelayanan administrasi ketatausahaan,

persuratan, kearsipan, persandian, perlengkapan, kerumahtanggaan, dan keprotokolan.

Secara lebih detail, bagian ini memilik empat fungsi utama yaitu melakukan (1) pelayanan

administrasi ketatausahaan; (2) pelaksanaan urusan persuratan, kearsipan, dan persandian;

(3) pelaksanaan urusan perlengkapan; dan (4) pelaksanaan urusan kerumahtanggaan dan

keprotokolan. Bagian Umum memiliki delapan sub-bagian yaitu (1) Subbagian Persuratan dan

Kearsipan mempunyai tugas melaksanakan urusan persuratan, kearsipan, dan persandian; (2)

Subbagian Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan urusan perlengkapan dan

pemeliharaan; (3) Subbagian Rumah Tangga dan Protokol mempunyai tugas melaksanakan

urusan kerumahtanggaan, keamanan, dan keprotokolan, (4) Subbagian Tata Usaha Kepala

mempunyai tugas melaksanakan urusan persuratan, kearsipan, penyusunan agenda kegiatan,

dan penyusunan risalah rapat Kepala; (5) Subbagian Tata Usaha Sekretaris Utama mempunyai

tugas melaksanakan urusan persuratan, kearsipan, penyusunan agenda kegiatan, dan

penyusunan risalah rapat Sekretaris Utama; (6) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Informasi

Geospasial Dasar mempunyai tugas melaksanakan urusan persuratan, kearsipan, penyusunan

agenda kegiatan, dan penyusunan risalah rapat Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar; (7)

Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik mempunyai tugas

melaksanakan urusan persuratan, kearsipan, penyusunan agenda kegiatan, dan penyusunan

risalah rapat Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik; (8) Subbagian Tata Usaha Deputi

Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial mempunyai tugas melaksanakan urusan

persuratan, kearsipan, penyusunan agenda kegiatan, dan penyusunan risalah rapat Deputi

Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial.Fungsi dan aktivitas dari bagian Umum beserta

sistem informasi pendukungnya diilustrasikan padaGambar 1.14 .

Page 59: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

45

Untuk melaksanakan fungsi-fungsinya, bagian Umum telah memiliki beberapa aplikasi-aplikasi

yang sudah digunakan hingga saat ini. Dalam hal pelayanan administrasi ketatausahaan,

bagian ini ini sudah memiliki beberapa aplikasi sistem informasi, yaitu agenda online. Sistem

ini digunakan untuk mendukung penjadwalan kegiatan-kegiatan pimpinan. Lebih dari itu,

pada bagian ini juga sudah menggunakan beberapa sistem informasi untuk melakukan

manajemen persuratan (SIM Persuratan), kerasipan (SIM Kearsipan), manajemen asset (Aset

Manajemen Kendaraan), pelayanan perkantoran (SIM Pelayanan Perkantoran), dan lain

sebagainya. Untuk persandian, sudah ada sistem informasi tersendiri yang diperoleh dari

Lembaga Sandi Negara. Selain itu, bagian ini juga menggunakan aplikasi dari luar seperti dari

ANRI untuk Arsip, MENPAN, Lembaga Sandi Negara, dan lain sebagainya.

Berdasarkan hasil evaluasi aktivitas penyelenggaraan informasi geospasial, diketahui terdapat

beberapa kebutuhan Bagian Umum. Beberapa kebutuhan tersebut dapat dilihat pada Tabel

1.13 .

Tabel 1.13 Kebutuhan dari Bagian Umum

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Pengelolaan

perlengkapan

Adanya kebutuhan sistem informasi

yang terintegrasi terkait dengan

aktivitas pengelolaan perlengkapan.

Mempermudah aktivitas

pengelolaan

perlengkapan.

Pengelolaan surat dan kearsipan

Pengelolaan perlengkapan

Pengelolaan urusan rumah tangga dan protokol

Tata Usaha Kepala, Sekretariat Utama, Deputi IGD, Deputi IGT, dan Deputi IIG

SI Agenda Online

SIM Persuratan SI Kearsipan

SIM Aset SI Pelayanan Perkantoran

SI Sandi Negara

Gambar 1.14 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Bagian Umum

Page 60: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

46

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Pengelolaan

urusan

kerumahtanggaan

dan keprotokolan

Adanya kebutuhan sistem informasi

yang dapat mengelola urusan

perkantoran misalnya pengelolaan

petugas keamanan (satpam).

Mempermudah

pengelolaan administrasi

petugas keamanan.

Tata Usaha Adanya kebutuhan pengembangan

lebih lanjut dari sistem informasi

penjadwalan yang dapat

mengakomodasi akses dari pihak

luar, sehingga pihak luar tahu

tentang agenda-agenda tertentu.

Adanya kebutuhan sistem informasi

yang mampu mengakomodasi

keluhan, pengaduan, kritik, dan

saran untuk bagian umum.

Adanya kebutuhan pengembangan

lebih lanjut dari sistem informasi

persuratan yang dapat

mengakomodasi proses pembuatan

dan pengelolaan surat secara

otomatis.

Mempermudah kegiatan

operasional dari kegiatan

di Bagian Umum.

2. Bagian Keuangan

Bagian Keuangan merupakan salah satu bagian di Biro Umum dan Keuangan yang memiliki

tugas utama untuk melaksanakan urusan keuangan dan pengelolaan barang milik negara.

Secara spesifik, bagian ini berkewajiban untuk melaksanakan tujuh macam fungsi, yaitu:

menyelenggarakan (1) pelaksanaan penatausahaan keuangan; (2) pelaksanaan verifikasi

keuangan; (3) penyusunan laporan keuangan; (4) pengembangan sistem informasi keuangan;

(5) pelaksanaan perbendaharaan; (6) pelaksanaan pengelolaan barang milik negara; dan (6)

penyusunan petunjuk operasional verifikasi dan perbendaharaan. Untuk menjalankan fungsi

tersebut, bagian keuangan dibantu oleh dua sub-bagian yaitu (1) Subbagian Verifikasi dan

Page 61: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

47

Penatausahaan Keuangan; dan (2) Subbagian Perbendaharaan. Subbagian Verifikasi dan

Penatausahaan Keuangan bertugas untuk melakukan urusan penatausahaan keuangan dan

verifikasi keuangan, menyiapkan bahan laporan keuangan, serta mengembangkan sistem

informasi keuangan. Sedangkan, Subbagian Perbendaharaan memiliki tugas untuk mengurus

perbendaharaan dan pengelolaan barang milik negara.Fungsi dan aktivitas dari bagian

Keuanganbeserta sistem informasi pendukungnya diilustrasikan padaTabel 1.14Gambar 1.15

.

Berdasarkan hasil evaluasi aktivitas penyelenggaraan informasi geospasial, diketahui terdapat

beberapa kebutuhan Bagian Keuangan. Beberapa harapan tersebut dapat dilihat pada Tabel

1.14.

Tabel 1.14 Kebutuhan dari Bagian Keuangan

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Verifikasi dan

penatausahaan

keuangan, serta

pelaksanaan

perbendaharaan

Adanya kebutuhan pengembangan

sistem SIRA sehingga dapat

mengakomodir laporan-laporan terkait

keuangan yang perlu untuk dilaporkan

ke negara melalui aplikasi yang

disediakan oleh Kementerian

Keuangan.

Mempercepat proses

pelaporan dari laporan

keuangan BIG kepada

negara melalui

Kementerian Keuangan.

Adanya kebutuhan training dan

sosialisasi bagi karyawan untuk dapat

memahami sistem infromasi yang

Karyawan memiliki

keterampilan yang cukup

dalam menggunakan

Verifikasi dan penatausahaan keuangan

Pelaksanaan perbendaharaan

SIRA; SAIBA; SAS; SIMAN; SIMPONI; SPM; SI Persediaan; SI Penggajian; Sistem LPSE; SILOK BMN; SI kepegawaian;

aplikasi RK BMN; SPP;SILABI;SAKPA; SBM; SBK;SIP;SI UKP4;SI BAPPENAS; Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara;

Sistem Akuntansi Tingkat Instansi

Gambar 1.15 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Bagian Keuangan

Page 62: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

48

Kegiatan Kebutuhan Dampak

diberikan oleh instansi lain yang begitu

cepat perubahannya.

sistem informasi yang

baru.

Adanya kebutuhan untuk mengurangi

repetisi dalam penginputan data untuk

sistem informasi yang berbeda.

Menghambat efisiensi dari

pekerjaan yang

dilaksanakan.

Adanya kebutuhan untuk

meningkatkan integritas data, misalnya

terkait data absensi.

Data absensi menjadi tidak

valid dan berpengaruh

terhadap besarnya

tunjangan yang diterima.

Adanya kebutuhan sistem informasi

untuk membuat kodifikasi BMN seperti

barcoding.

Mempermudah dalam

pengelolaan aset negara.

C. Dukungan SI terhadap Proses Pusat Penelitian, Promosi dan Kerjasama

Sesuai dengan Perka No. 3 tahun 2012 mengenai Organisasi dan Tata Kerja,Pusat Penelitian,

Promosi dan Kerjasama mempunyai tugas untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi-

fungsi BIG. Tugas utama dari Pusat Penelitian, Promosi dan Kerjasama adalah melaksanakan

promosi, kerja sama, hubungan masyarakat, dan hubungan antar-lembaga. Secara spesifik

Pusat Penelitian, Promosi dan Kerjasama memiliki tujuh tugas utama, yaitu

menyelenggararakan (1) penyusunan rencana kegiatan promosi; (2) pelaksanaan publikasi

produk dan jasa informasi geospasial; (3) pengelolaan situs jaringan internet (web-site) BIG;

(4) pelaksanaan urusan hubungan masyarakat; (5) pelaksanaan administrasi kerja sama dalam

dan luar negeri; (6) monitoring dan evaluasi kerja sama; dan (7) koordinasi pelaksanaan

hubungan antar instansi/lembaga.

Untuk menjalankan tugas tersebut, Pusat Penelitian, Promosi dan Kerjasama didukung oleh

dua balai yaitu Balai Pedidikan dan Pelatihan Geospasial juga Balai Pelayanan Jasa dan Produk

Geospasial. Pada Pusat Penelitian, Promosi dan Kerjasama juga terdapat dua bidang yaitu (1)

Bidang Promosi dan Kerjasama yang memiliki tugas melaksanakan penyusunan rencana

Page 63: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

49

kegiatan promosi, publikasi produk dan jasa informasi geospasial, pengelolaan situs jaringan

internet (web-site) BIG, dan urusan hubungan masyarakat maupun melaksanakan penyiapan,

pengoordinasian pembentukan, administrasi, monitoring, dan evaluasi kerja sama, serta

koordinasi pelaksanaan hubungan antar instansi/lembaga (2) Bidang Penelitian yang bertugas

untuk melaksanakan kerjasama penelitian-penelitian terkait dengan penelitian bidang

geospasial.Fungsi dan aktivitas dari Pusat Penelitian, Promosi dan Kerjasama beserta sistem

informasi pendukungnya diilustrasikan padaGambar 1.16 .

Saat ini, Pusat Promosi dan Kerjasama telah menggunakan sistem informasi untuk mendukung

tugas utama mereka. Sistem informasi yang digunakan diantaranya sistem informasi

kerjasama untuk mengumpulkan data kerjasama, Web BIG sebagai media utama untuk

melakukan promosi dari Badan Informasi Geospasial, PPID sebagai saran layanan online bagi

pemohon informasi publik dan E-Jurnal untuk publish tulisan dari peneliti.

Berdasarkan hasil evaluasi aktivitas penyelenggaraan informasi geospasial, diketahui terdapat

beberapa kebutuhandan kendala Pusat Promosi dan Kerjasama. Beberapa kebutuhandan

kendala tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.15 .

Tabel 1.15 Kebutuhan dari Pusat Promosi dan Kerjasama

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Pelaksanaan

Kegiatan Promosi

dan Kerjasama

Adanya kebutuhan portal yang

mengakomodasi pelayanan terpadu

informasi geospasial sehingga

memungkinkan terjadi layanan satu

pintu.

Menghasilkan pelayanan

BIG satu pintu sehingga

proses pengelolaan

pelayanan BIG akan lebih

terakomodir.

Pelaksanaan kegiatan promosi dan Kerjasama

Pelaksanaan Kegiatan Kerjasama

Web BIG

SI Kerjasama

PPID

E-Jurnal

Gambar 1.16 Dukungan Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Pusat Promosi dan Kerjasama

Page 64: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

50

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Pelaksanaan

Kegiatan Promosi

dan Kerjasama

Adanya kebutuhan sistem informasi

pengelolaan MoU.

Mempermudah

pengelolaan MoU beserta

repository nya.

Pelaksanaan

aktivitas promosi

dan kerjasama

Pusat Penelitian, Promosi dan

Kerjasama membutuhkan integrasi

antar-aplikasi dan/atau sistem

informasi yang ada.

Repetisi dalam input data

dan integrasi data

D. Balai Pendidikan dan Pelatihan Geospasial

Berdasarakan Peraturan Kepala BIG No. 4/2012 Tentang Balai Pendidikan dan Pelatihan

Geospasial, Balai Pendidikan dan Pelatihan Geospasial bertugas sebagai pelaksana teknis

dalam seluruh kegiatan pendidikan dan pelatihan geospasial.

Proses organisasi yang terdapat pada Balai Pendidikan dan Pelatihan Geospasial adalah proses

pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan.Dimana pada proses tersebut diantaranya

berupa aktivitas penyusunan rencana dan program pendidikan dan pelatihan, aktivitas

pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan, aktivitas pengelolaan sarana pendidikan dan

pelatihan serta perpustakaan, aktivitas pelaksanaan kerjasama pendidikan dan pelatihan, dan

aktivitas pelaksanaan urusan tata usaha balai. Pada proses ini, baru aktivitas perpustakaan

yang telah didukung sistem informasi yaitu E-Library. Balai ini tidak hanya mengemban tugas

membina dan mengembangkan sumber daya secara internal BIG, tetapi juga membina semua

sumber daya manusia IG baik di tingkat pusat maupun daerah.

Berikut adalah ilustrasi dari dukungan sistem informasi pada aktivitas utama dari Balai

Pendidikan dan Pelatihan Geospasial yang dijelaskan pada Gambar 1.17 .

Page 65: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

51

Gambar xx

Berdasarkan hasil assessment mengenai alur kegiatan di Balai Pendidikan dan Pelatihan

Geospasial saat ini, diketahui kebutuhan untuk kegiatan selanjutnya ditampilkan pada Tabel

1.16 .

Tabel 1.16 Kebutuhan dari Balai Pendidikan dan Pelatihan Geospasial

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Pelaksanaan

Kegiatan

Pendidikan dan

Pelatihan

Adanya kebutuhan SI untuk

mengakomodasi kegiatan diklat mulai

dari perencanaan, pelaksanaan sampai ke

laporan pelaksanaannya (saat ini

statusnya sedang dikembangkan).

Mempermudah

penyelenggaraan

pendidikan dan

pelatihan.

Pelaksanaan

Kegiatan

Pendidikan dan

Pelatihan

Adanya kebutuhan pembuatan domain

resmi diklat.big.go.id karena saat ini web

diklat masih menggunakan domain yang

tidak resmi.

Memastikan bahwa

orang akan mengakses

web resmi dari web

diklat dan tidak

mengakses web yang

berbeda-beda.

Pelaksanaan

Kegiatan

Pendidikan dan

Pelatihan

Adanya kebutuhan untuk meningkatkan

akses jaringan ke gedung E.

Kesulitan dalam

mengakses jurnal

maupun e-book.

Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan

E-Library

Gambar 1.17 Dukungan Sistem Informasi dalam aktivias utama Balai Pendidikan dan Pelatihan Geospasial

Page 66: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

52

E. Balai Pelayanan Jasa dan Produk Geospasial

Berdasarakan Peraturan Kepala BIG No. 5/2012 Tentang Balai Pelayanan Jasa dan Produk

Geospasial, Balai ini memiliki tuagas utama yaitu sebagai pelaksana teknis dalam memberikan

pelayanan jasa dan produk geospasial.

Proses organisasi yang terdapat pada Balai Pelayanan Jasa dan Produk Geospasial adalah

proses pelaksanaan pelayanan jasa dan produk geospasial.Dimana pada proses tersebut

diantaranya berupa aktivitas penyusunan rencana dan program di bidang pelaksanaan

pelayanan jasa dan produk geospasial, aktivitas koordinasi kegiatan fungsional pelaksanaan

tugas di bidang pelayanan jasa dan produk, aktivitas pelaksanaan pelayana jasa dan produk

geospasial, aktivitas pelaksanaan penyimpanan dan pelayanan produk geospasial, dan

aktivitas pengelolaan gudang penyimpanan produk geospasial. Dalam mendukung aktivitas-

aktivitas tersebut, balai ini telah memiliki SI pelayanan peta (desktop based) untuk mengelola

inventory peta di gudang, namun masih belum terintegrasi dengan sistem lainnya. Selain itu,

balai ini juga sudah memiliki SI Gudang Peta.

Secara garis besar, pelayanan yang diberikan oleh balai ini adalah pelayanan berupa jasa dan

berupa produk. Contoh pelayanan jasa yang diberikan adalah kerjasama penyusunan batas

daerah, atau tata letak untuk pembuatan kesepakatan batas yang ada di pemerintah daerah.

Sedangkan contoh pelayanan produk adalah terkait penjualan peta cetak, peta digital, peta

tematik, dan atlas.

Berikut adalah ilustrasi dari dukungan sistem informasi pada aktivitas utama dari Balai

Pelayanan Jasa dan Produk Geospasial yang dijelaskan pada Gambar 1.18 .

Pelaksanaan Pelayanan Jasa dan Produk Geospasial

SI Pelayanan Peta

SI Gudang Peta

Gambar 1.18 Dukungan Sistem Informasi dalam aktivias utama Pelayanan Jasa dan Produk Geospasial

Page 67: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

53

Berdasarkan hasil assessment mengenai alur kegiatan di Balai Pelayanan Jasa dan Produk

Geospasial saat ini, diketahui kebutuhan untuk kegiatan selanjutnya ditampilkan pada Tabel

1.17

Tabel 1.17 Kebutuhan dari Balai Pelayanan Jasa dan Produk Geospasial

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Pelaksanaan

Pelayanan Jasa

dan Produk

Geospasial

Adanya kebutuhan untuk

meningkatkan penggunaan dan

fungsionalitas layanan e-Commerce.

Saat ini, sudah terdapat aplikasi E-

Commerce untuk membantu penjualan

produk peta BIG namun tidak

digunakan. Hal tersebut karena fitur

payment gateway tidak bisa digunakan

karena kendala dari peraturan dimana

penerima pendapatan harus melalui

rekening PNBP dan jumlah pembayaran

harus sama persis, sedangkan jika

menggunakan payment gateway akan

terkena charge tambahan.

Pemesanan dan

pembayaran produk masih

manual dengan datang ke

BIG.

1.2.9. Dukungan SI terhadap Proses Inspektorat

Berdasarkan Perka BIG No. 3/2012, Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan

intern di lingkungan BIG. Kegiatan pada Inspektorat meliputi perumusan dan penyusunan

rencana pengawasan fungsional, pelaksanaan pengawasan fungsional sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan, pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat, penyusunan

laporan hasil pengawasan. Secara umum, fungsi Inspektorat adalah melakukan pengawasan

maupun audit internal BIG dan juga melakukan pengawasan terhadap tindak lanjut atas

temuan dari pihak eksternal (BPK). Pada Inspektorat terdapat Subbagian Tata Usaha dalam

Page 68: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

54

pelaksanaan urusan administasi Inspektorat.Adapun detail dari proses organisasi pada

Inspektorat adalah sebagai berikut:

Kegiatan perumusan dan penyusunan rencana pengawasan fungsional. Kegiatan ini berupa

penyusunan kebijakan pengawasan sebagai acuan bagi Inspektorat dalam melakukan

pengawasan internal.

Kegiatan pelaksanaan pengawasan fungsional sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan. Kegiatan ini meliputi pengawasan non program kerja maupun pengawasan

program kerja tahunan. Kegiatan yang dilakukan Inspektorat dalam hal pengawasan internal

adalah audit (audit yang dilakukan berupa audit operasional) dan masih dilakukan dengan

manual menggunakan excel, berikutnya adalah review, evaluasi, pemantauan dan

pengawasan lainnya. Untuk mendapatkan akses terhadap hal-hal yang diperlukan untuk

keperluan audit maupun review yaitu dengan dibuat surat tugas audit. Selain melakukan

pengawasan internal, Inspektorat juga melakukan pengawasan terhadap tindak lanjut dari

hasil temuan dari pihak eksternal. Terdapat aplikasi Whistle Blowing System (WBS) yang dapat

digunakan baik oleh internal BIG maupun masyarakat untuk melaporkan penyimpangan

maupun keluhan lainnya tentang BIG dan merahasiakan identitas pelapornya. Selain itu ada

juga sistem lapor dari KSP.

Kegiatan pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat. Kegiatan ini berupa penyusunan surat

tugas audit dan dilakukan oleh Subbagian Tata Usaha Inspektorat.

Kegiatan penyusunan laporan hasil pengawasan. Setelah Inspektorat melakukan pelaksanaan

pengawasan internal, maka selanjutnya dilakukan penyusunan laporan dari hasil pengawasan

tersebut. Kegiatan ini juga meliputi penggadaan dan distribusi laporan, entri data laporan hasil

audit, dan update data di SIM HP (SI untuk hasil pemeriksaan baik internal maupun eksternal).

Laporan yang dibuat oleh Inspektorat meliputi:

- Laporan Hasil Audit (LHA).

- Laporan hasil review.

- Laporan hasil Pemantauan.

- Laporan Pelaksanaan Pengembangan Hasil Informasi.

Berikut adalah ilustrasi dari dukungan sistem informasi pada aktivitas utama dari Inspektorat

yang dijelaskan pada Gambar 1.19 .

Page 69: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

55

Berdasarkan hasil assessment mengenai alur kegiatan di Inspektorat saat ini, diketahui

kebutuhan untuk kegiatan selanjutnya ditampilkan pada Tabel 1.18 .

Tabel 1.18 Kebutuhan dari Inspektorat

Kegiatan Kebutuhan Dampak

Pelaksanaan

Pengawasan

Fungsional

Adanya kebutuhan SI untuk membantu

pengumpulan dokumen untuk di audit.

Saat ini masing-masing PPK

memberikan manual yaitu dengan

datang langsung ke inspektorat atau

sebaliknya..

Dengan akses ke SI

Kearsipan dan keadaan

dimana SI Kearsipan yang

sudah lengkap diisi oleh

masing-masing PPK akan

mempermudah dan

mempercepat proses

pengumpulan dokumen

untuk di audit.

Pelaksanaan

Pengawasan

Fungsional

Adanya kebutuhan SIM Hasil

Pemeriksaan (SIM HP) baik untuk

pengawasan internal maupun untuk

menyimpan hasil pemeriksaan di BIG

yang dilakukan oleh pihak eksternal

(BPK dan lainnya). Saat ini SIM HP yang

SIM HP akan

mempermudah dan

mempercepat kerja

Inspektorat dalam

melakuan pengawasan

internal dan dalam

Perumusan dan Penyusunan Rencana Pengawasan Fungsional

Pelaksanaan Urusan Administrasi Inspektorat

Pelaksanaan Pengawasan Fungsional

Pengolahan

Manual

WBS Sistem Lapor Manual

Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan

Manual

Gambar 1.19 Dukungan Sistem Informasi dalam aktivias utama Inspektorat

Page 70: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

56

Kegiatan Kebutuhan Dampak

sedang dikembangkan baru bisa

menginput dari inputan excel dan

belum bisa modul lainnya. Pada akhir

tahun 2016 diharapkan pengembangan

modul tindak lanjut, vendor, pelaporan,

monitoring, dan modul manajemen

hasil pemeriksaan sudah bisa selesai

dikembangkan untuk menyempurnakan

SIM HP. Saat ini dalam melakukan

pengawasan tindak lanjut dari hasil

pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak

eksternal (BPK dan lainnya), Inspektorat

masih menggunakan excel.

mengawasi tindak lanjut

yang dilakukan oleh pusat-

pusat terkait dengan hasil

pemeriksaan atau temuan

dari pihak eksternal. Hal ini

sangat berguna karena

targetnya adalah dalam 60

hari semua temuan harus

selesai semua di tindak

lanjut.

Pelaksanaan

Pengawasan

Fungsional

Adanya kebutuhan E-PMPRB untuk

upload dokumen fisik penilaian

birokrasi.

Mempermudah media

penyimpanan terkait

dokumen fisik penilaian

birokrasi.

Page 71: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

57

1.3. Teknologi Informasi

1.3.1. Analisis Kondisi Infrastruktur TI Saat ini

Untuk merancang infrastruktur TI, maka dibutuhkan analisis kondisi infrastruktur TI saat ini.

Berikut adalah analisis kondisi infrastruktur TI berdasarkan hasil assessment dan

dipresentasikan berdasarkan jenis layanan TI. Jenis layanan infrastruktur didasarkan pada

Cetak Biru TIK BIG tahun 2013-2017. Hasil analisis disampaikan dalam bentuk deskriptif yang

dipresentasikan pada Tabel 1.19. Analisis kondisi infrastruktur yang lebih spesifik dan

mendalam disampaikan pada Dokumen Roadmap Pengembangan Data Center BIG.

Tabel 1.19 Analisis Kondisi Infrastruktur TI Saat Ini

Jenis Layanan Infrastruktur TI Hasil Analisis

Layanan Integrasi BIG sudah menerapkan integrasi untuk beberapa

layanannya namun belum optimal. Untuk mendukung

sasaran strategis BIG sebagai integrator simpul jaringan,

maka BIG perlu menerapkan infrastruktur integrasi

dengan pendekatan service-oriented sehingga bisa

menghubungkan informasi dengan K/L lain dengan

mudah dan aman. Salah satu pendekatan yang sesuai

dengan kondisi BIG adalah dengan menggunakan web

service. Saat ini BIG telah menggunakan ArcGIS Server

sebagai bentuk penerapan web service untuk integrasi

data geografis. Namun perlu dilakukan peningkatan

untuk kebutuhan integrasi lainnya.

Untuk integrasi internal, BIG bisa menerapkan Data

Level EAI ataupun SOA (dengan web service) dengan ESB

sebagai infrastrukturnya. BIG sedang mengembangkan

ESB menggunakan Oracle SOA Suite untuk Inageoportal.

Saat ini BIG telah memiliki infrastruktur Data Level_EAI

namun belum digunakan untuk integrasi. Untuk

Page 72: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

58

Jenis Layanan Infrastruktur TI Hasil Analisis

meningkatkan optimalisasi integrasi, perlu dilakukan

standardisasi data dan mekanisme integrasi. Selain itu

perlu didukung langkah non-teknis untuk melakukan

enforcement pelaksanaan integrasi.

Layanan Pengelolaan Data BIG sudah memiliki layanan pengelolaan data yang

didukung infrastruktur DBMS, data extraction, data

transformation dan data loading (ETL). Infrastruktur

untuk platform data menggunakan Oracle Enterprise

Edition 11g R2 yang mendukung DBMS PostgreSQL dan

MySQL.

Proses ETL digunakan dalam kebutuhan konversi data

geografis, yaitu peta, untuk mengubah data peta dalam

standar awal menjadi data peta dalam standar baru

yang disepakati (KUGI). Sudah disediadakan aplikasi

khusus untuk mapping data untuk mendukung proses

transformasi data. Namun proses ini terkendala dalam

pelaksanaannya karena faktor non-teknis. ETL

diperlukan untuk mendukung BIG mencapai sasaran

strategis-nya menjadi simpul jaringan. Data Dictionary

dibutuhkan untuk mendukung integrasi data dan

informasi secara internal dan eksternal.

BIG saat ini belum memiliki Data Warehouse dan OLAP

untuk mendukung proses analisis data untuk membantu

mengambil keputusan. Untuk kedepannya, BIG

membutuhkan infrastruktur High Performance

Computing dan infrastruktur untuk mengelola Big Data.

Layanan Client Saat ini BIG telah memberikan layanan client dengan

menyediakan perangkat komputer client dan software

Page 73: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

59

Jenis Layanan Infrastruktur TI Hasil Analisis

pendukungnya. Yang perlu ditingkatkan dalam layanan

client adalah pengelolaan seperti pencatatan perangkat,

maintenance, dan standardisasi perangkat.

Saat ini pengadaan hardware dan software (OS)

diserahkan ke masing-masing pusat dan belum

didefinisikan spesifikasi perangkat yang perlu dipenuhi.

Untuk memudahkan pengelolaan perangkat, maka perlu

dilakukan standardisasi perangkat. Selain itu dibutuhkan

active directory untuk memudahkan dalam akses data,

sharing data, dan penyimpanan data.

Layanan Distribusi BIG menyediakan file server, print server, web server

untuk mendukung layanan distribusi. BIG sudah memiliki

workflow manager namun belum diterapkan. Untuk

kedepannya perlu ditingkatkan job scheduling untuk

membantu proses operasional layanan TI seperti proses

backup maupun proses lainnya. Saat ini job scheduling

dilakukan dengan pendekatan HPC dan Cloud

Computing. Selain itu perlu juga diterapkan active

directory untuk seluruh BIG untuk mendukung

kemudahan akses dan sharing data.

Layanan Komunikasi Layanan komunikasi yang disediakan BIG saat ini antara

lain email dan video conference (Cisco Telepresence).

Untuk layanan email, perlu dilakukan kajian mengenai

peningkatan kapasitas dan performa email server. Saat

layanan email sudah dilengkapi SPAM management

dengan menggunakan Cisco Iron Port. Selain itu, untuk

mendukung komunikasi internal BIG, maka bisa

digunakan instant messaging sehingga bisa membantu

proses komunikasi interaktif. Saat ini sudah digunakan

Page 74: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

60

Jenis Layanan Infrastruktur TI Hasil Analisis

fasilitas instant messaging yang ada di webmail zimbra

(ZxChat).

Layanan Server Saat ini terdapat kurang lebih 200 server (virtual) yang

aktif digunakan. Perlu dilakukan perbaikan dalam

pengelolaan virtualisasi server dan standardisasi

perangkat dan platform server yang digunakan.

Layanan Multimedia Salah satu pusat di BIG memiliki tugas untuk

memberikan penyuluhan informasi dalam berbagai

media (Pusat Promosi dan Kerjasama). Kebutuhan ini

perlu didukung oleh layanan Multimedia dari PPIG BIG.

Layanan multimedia ini terdiri dari multimedia content

production dan multimedia content management. Selain

itu dibutuhkan penerapan Digital Right Management

untuk mencegah terjadinya penggunaan informasi

digital milik BIG yang tidak diinginkan. Saat ini sedang

dalam tahap pengembangan untuk layanan

watermarking untuk asset digital.

Layanan Sistem Manajemen Layanan sistem manajemen yang perlu diterapkan

antara lain untuk jaringan, wireless, keamanan dan

server.

Layanan Storage BIG telah menerapkan NAS/SAN untuk layanan

penyimpanan datanya sehingga memberikan

keuntungan skalabilitas. Yang perlu diperbaiki adalah

desain NAS untuk mampu menampung dan

mengakomodasi penyimpanan data BIG dengan

karakteristik produksi data-nya yang memiliki banyak

jenis data dalam ukuran besar. Selain itu perlu

disediakan SOP dan optimalisasi Quota Management

Page 75: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

61

Jenis Layanan Infrastruktur TI Hasil Analisis

untuk kontrol pemakaian storage. BIG menggunakan

thin provisioning dalam penerapan Quota Management

untuk storage. Saat ini semua data berusaha

diakomodasi disimpan di storage termasuk data yang

belum final, sehingga kapasitas storage tidak mampu

memenuhi dengan baik untuk kebutuhan lainnya.

Beberapa trigger pemicu kebutuhan storage yang perlu

diperhatikan antara lain kebutuhan storage untuk

migrasi data, untuk master data, untuk historical data

(Data Warehouse), untuk backup, dan untuk sistem

informasi BIG.

Layanan Keamanan BIG telah menerapkan beberapa infrastruktur keamanan

seperti firewall, antivirus, monitoring systems, IPS/IDS,

enkripsi dan sistem autentikasi. Beberapa hal yang perlu

ditingkatkan adalah penerapan sistem logging (log

management systems) secara terpusat untuk

penanganan masalah keamanan dan akses sistem,

penerapan log management untuk akses Data Center,

dan perancangan SOP terkait akses NOC oleh pihak luar.

Selain itu perlu diterapkan patch/upgrade management

untuk mengurasi risiko adanya lubang keamanan.

Layanan Jaringan Besar bandwidth internet adalah 400Mbps untuk LAN

dan 1GB untuk server. Untuk meningkatkan kualitas

layanan jaringan, maka perlu dilakukan review kembali

pada topologi jaringan saat ini untuk mencari

kemungkinan permasalahan seperti bottleneck, SPOF

dan lain sebagainya. Terdapat beberapa segmen

jaringan di atas firewall dan tidak tercakup oleh

monitoring systems. Selain itu perlu dilakukan

Page 76: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

62

Jenis Layanan Infrastruktur TI Hasil Analisis

revitalisasi LAN dan peremajaan perangkat jaringan

seperti perangkat access point. Masalah non-teknis yang

dihadapi adalah belum adanya SOP terkait dengan

pengembangan gedung dan instalasi jaringan.

Infrastruktur Fisik Layanan fisik yang diidentifikasi antara lain Data Center,

Disaster Recovery Center, Helpdesk, dan Call Center.

Untuk Data Center, perlu dilakukan assessment secara

menyeluruh dan detil menggunakan standar Data

Center yang dipilih. Salah satu komponen yang perlu

direview adalah penerapan kelistrikan Data Center.

Selain itu perlu direview dan dilakukan peningkatan

sistem pendingin di power room Data Center. Untuk

Disaster Recovery Center, perlu dilakukan peningkatan

DRC karena saat ini DRC belum bisa mencakup semua

kebutuhan backup yang diidentifikasi. Langkah pertama

dalam peningkatan DRC adalah membuat DRP sesuai

dengan kebutuhan organisasi. ke helpdesk namun

belum ada sistem informasi untuk Peningkatan pada

Helpdesk bisa dilakukan dengan mengoptimalkan

pemanfaatan e-ticketing systems dalam proses

penanganan masalah TI di BIG. Saat ini masih digunakan

email dalam penyampaian keluhan mengelola keluhan

dan penanganan keluhan tersebut. Untuk Call Center,

bisa diterapkan IVR (Interactive Voice Response) untuk

membantu meningkatkan kualitas layanan public BIG.

Page 77: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

63

1.3.2. Identifikasi kebutuhan Peningkatan Kapasitas

Pada bagian ini dijelaskan mengenai peningkatan kapasitas untuk layanan infrastruktur

storage, server dan jaringan. Perencanaan peningkatan kapasitas (capacity management

planning) diperlukan untuk menyiapkan infrasttuktur BIG dari peningkatan kebutuhan. Dari

hasil assessment didapatkan bahwa BIG membutuhkan layanan penyimpanan untuk data

geografis yang setiap tahunnya selalu bertambah. Sementara itu, dari layanan jaringan, tidak

didapatkan kebutuhan penambahan yang signifikan karena tingkat utilitas bandwidth saat ini

masih di bawah kapasitas yang ada dan tidak ada kecenderungan kenaikan penggunaan

bandwidth. Untuk layanan server peningkatan kebutuhan didasarkan pada kebutuhan

pengembangan sistem informasi BIG. Kebutuhan peningkatan storage didasarkan pada

pemicu berikut:

- Kebutuhan pengembangan Data Warehouse

- Kebutuhan storage untuk penyimpanan data geografis

- Kebutuhan storage untuk penyimpanan data operasional

- Kebutuhan storage untuk migrasi data

- Kebutuhan storage untuk Backup

Dari input kebutuhan peningkatan data berdasarkan tipe data yang dibutuhkan oleh beberapa

pusat di BIG, diperkirakan peningkatan pertumbuhan data adalah 20% per tahun. Namun

perlu diketahui bahwa belum semua jenis data dicakup dalam analisis tersebut. Sementara

itu, berdasarkan analisis peningkatan penggunaan storage dari Desember 2015 sampai

November 2016, didapatkan bahwa pertumbuhan datanya sebesar 80%. Namun perlu

diketahui juga bahwa peningkatan ini mungkin bersifat event-based karena memang pada dua

tahun ini BIG sedang mengalami transformasi dan peningkatan data yang disimpan semakin

besar. Kedepannya peningkatan data bisa berbeda dari peningkatan data dalam satu tahun

terakhir ini. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk menentukan kebutuhan peningkatan

storage yang lebih akurat.

Page 78: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

64

1.4. Tata Kelola TI

1.4.1. Analisis Struktur Organisasi SI/TI Saat Ini

Struktur organisasi pengelola SI/TI di BIG berada di bawah Kedeputian Bidang

Infrastruktur dan Informasi Geospasial. Deputi ini terdiri dari dua Pusat yaitu Pusat

Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial dan Pusat Pengelolaan dan

Penyebarluasan Informasi Geospasial (PPIG). Fungsi pengelolaan TI di organisasi ini berada di

PPIG. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial No. 3 Tahun 2012 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Informasi Geospasial, Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan

Informasi Geospasial terdiri dari memiliki tugas; melaksanakan penyiapan penyusunan

rencana dan program, perumusan dan pengendalian kebijakan teknis, penyimpanan,

pengamanan, penyebarluasan, dan penggunaan data dan informasi geospasial, serta

penyiapan pelaksanaan penelitian dan pengembangan, dan pelaksanaan kerja sama teknis di

bidang pengelolaan dan penyebarluasan informasi geospasial. PPIG terdiri atas Bidang

Teknologi Informasi dan Komunikasi Geospasial, Bidang Pengelolaan Data dan Informasi

Geospasial dan Bidang Penyebarluasan Informasi Geospasial. Struktur dari PPIG dapat dilihat

padaGambar 1.20.

Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Geospasial berdasarkan Perka No.3 Tahun 2012

bertugas untuk melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program,

perumusan dan pengendalian kebijakan teknis, penyusunan norma, pedoman, prosedur,

standar, dan spesifikasi, pengaplikasian teknologi informasi dan komunikasi untuk

Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi

Geospasial

Bidang Pengelolaan Data dan Informasi Geospasial

Bidang Penyebarluasan Informasi Geospasial

Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi Geospasial

Gambar 1.20 Struktur Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi Geospasial

Page 79: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

65

pengelolaan, dan penyebarluasan informasi geospasial, serta pelaksanaan kerja sama teknis

dengan badan atau lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat di dalam dan/atau luar

negeri di bidang teknologi informasi dan komunikasi geospasial. Pada praktik sehari-hari

bidang ini memiliki tugas yang berkaitan dengan pengembangan dan pelayanan teknologi

informasi di Badan Informasi Geospasial.

Bidang Pengelolaan Data dan Informasi Geospasial berdasarkan Perka No. 3 Tahun 2012

memiliki tugas melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program,

perumusan dan pengendalian kebijakan teknis, penyusunan norma, pedoman, prosedur,

standar, dan spesifikasi, penyiapan basis data untuk penyimpanan dan pengamanan data dan

informasi geospasial, serta pelaksanaan kerja sama teknis dengan badan atau lembaga

pemerintah, swasta, dan masyarakat di dalam dan/atau luar negeri di bidang pengelolaan

data dan informasi geospasial. Pada praktik sehari-hari bidang ini memiliki tugas yang

berkaitan dengan pengelolaan data dan informasi geospasial dan non geospasial di Badan

Informasi Geospasial.

Bidang Penyebarluasan Informasi Geospasial berdasarkan Perka No.3 Tahun 2012 memiliki

tugas untuk melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program, perumusan

dan pengendalian kebijakan teknis, penyusunan norma, pedoman, prosedur, standar, dan

spesifikasi, penyebarluasan dan penggunaan data dan informasi geospasial, serta pelaksanaan

kerja sama teknis dengan badan atau lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat di dalam

dan/atau luar negeri di bidang penyebarluasan informasi geospasial. Pada praktik sehari-hari

bidang ini memiliki tugas yang berkaitan dengan pengembangan dan pelayanan sistem

informasi atau aplikasi yang digunakan di Badan Informasi Geospasial.

Berdasarkan hasil wawancara dan analisis dokumen yang terkait dengan tugas dan fungsi

bidang-bidang dalam PPIG maka didapatkan beberapa kondisi struktur TIK di BIG pada saat

ini.

a. Tugas dan fungsi yang berkaitan dengan pengelolaan dan pemeliharaan teknologi

informasi berupa infastruktur dan perangkat keras yang digunakan untuk mendukung

sistem informasi dan pengelolaan data di pegang oleh Bidang Teknologi Informasi dan

Komunikasi Geospasial.

Page 80: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

66

b. Tugas dan fungsi yang berkaitan dengan pengelolaan, penyimpanan dan pemeliharaan

data dan informasi yang digunakan pada sistem informasi dan aplikasi yang ada di

lingkungan BIG dipegang oleh Bidang Pengelolaan Data dan Informasi Geospasial.

c. Tugas dan fungsi yang berkaitan dengan pengembangan dan pemeliharaan sistem

informasi yang digunakan di lingkungan BIG dipegang oleh Bidang Penyebarluasan

Informasi Geospasial bekerja sama dengan bidang atau deputi yang membutuhkan sistem

informasi tersebut.

d. Perencanaan dan penganggaran kebutuhan sistem informasi dan teknologi informasi

masih bersifat desentralisasi. Setiap bidang atau deputi memiliki perencaaan dan

penganggaran masing-masing untuk memenuhi kebutuhan dan dikomunikasikan dengan

PPIG.

e. Data dan informasi geospasial dikumpulkan dan diolah di masing-masing pusat dengan

menggunakan standar yang digunakan di masing-masing pusat. Data yang sudah

memenuhi standar dikirimkan ke PPIG untuk disimpan dan disebarluaskan.

f. Data dan informasi geospasial yang dikirimkan dari masing-masing pusat disimpan dan

disebarluaskan oleh PPIG yang sebelumnya sudah dievaluasi kualitasnya dengan

menggunakan standar KUGI (Katalog Unsur Geografi Indonesia).

g. Penanganan komplain terkait teknologi informasi, data/informasi dan sistem informasi

dilakukan oleh PPIG dengan menugaskan salah satu staff yang akan menerima komplain

dan meneruskan komplain tersebut kepada pihak terkait. Saat ini, belum ada tugas dan

fungsi tertulis terkait penanganan komplain tersebut.

Beberapa tugas yang dilaksanakan oleh PPIG tidak secara eksplisit dan detail diatur dalam

peraturan yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Badan Informasi Geospasial namun secara

adhoc dilakukan oleh PPIG untuk mendukung jalannya fungsi pengelola SI/TI di lingkungan

BIG. Seperti fungsi penanganan komplain, monitoring, manajemen proyek SI/TI, manajemen

resiko, manajemen keamanan, perencanaan anggaran dan kinerja TI.

1.4.2. Kebijakan dan Proses TIK Saat Ini

Page 81: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

67

A. Analisis Proses dan Kebijakan Tata Kelola TI saat ini

Kematangan layanan TI di sebuah organisasi dapat dilihat dari pengimplementasian proses TI

yang mendukung aktivitas organisasi. Proses TI di sebuah organisasi dapat dilihat dari

ketersediaan kebijakan dan prosedur TI. Berdasarkan hasil assessment dan pengecekan

dokumen, saat ini BIG telah didukung beragam kebijakan dan prosedur yang mengelola

layanan TI BIG. Kebijakan dan prosedur akan menjadi dasar untuk menilai

pengimplementasian proses dan aktivitas TI di BIG. Pengukuran proses menggunakan

kerangka kerja Cobit 4.1.

Kebijakan TI yang telah diterapkan di BIG terbagi menjadi lima kategori utama, yaitu kebijakan

tata kelola aplikasi, kebijakan infrastruktur, kebijakan perubahan, kebijakan logic access,

kebijakan reaksi terhadap insiden, kebijakan pemakaian perangkat, dan pengimplementasian

Strategi TI. Setiap kebijakan memiliki detail teknis yang dituangkan ke dalam prosedur.

Batasan dalam Pengukuran tingkat kematangan proses dalam dokumen blueprint, hanya

sebatas pengecekan ketersediaan dokumen kebijakan dan prosedur. Daftar kebijakan dan

prosedur yang telah dipetakan ke dalam proses Cobit 4.1. dapat dilihat pada Tabel 1.20.

Tabel 1.20 Kebijakan dan Prosedur yang Diterapkan BIG

No Kebijakan Prosedur Relevansi Proses Cobit

1 Kebijakan Tata Kelola Aplikasi

Perencanaan Aplikasi EDM02, APO03, APO05, BAI01, BAI02, BAI03

2 Pengembangan Aplikasi - In House

3 Pengembangan Aplikasi – Outsource

4 Uji Coba Aplikasi

5 Implementasi Aplikasi

6 Kebijakan Infrastruktur

Permohonan Update Item Konfigurasi

BAI10

7 Pengaturan Parameter Perangkat

DSS01

8 Inventarisasi dan Update Konfigurasi

BAI09

Page 82: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

68

No Kebijakan Prosedur Relevansi Proses Cobit

9 Pengendalian Harian Lingkungan Data Center

DSS02

10 Pemeliharaan Bulanan Data Center

DSS02

11 Pemeliharaan dan Perbaikan Data Center

DSS02, DSS03

12 Pengaturan Akses Jaringan Komunikasi Data

APO13

13 Kebijakan Perubahan

Permintaan Perubahan BAI06, BAI07

14 Perubahan Sistem

15 Migrasi Data

16 Kebijakan Logic Access

Pembuatan Akun Baru EDM03, APO12, APO13

17 Perubahan Akses Akun

18 Pengaturan Akses Aplikasi

19 Penghapusan Akun

20 Pengendalian Akses Logic

21 Kebijakan Reaksi terhadap Insiden

Manajemen Insiden APO12, APO13, DSS05

22 Manajemen Problem

23 Kehilangan Perangkat

24 Penyelesaian dan Pelaporan

25 Penanganan Insiden Keamanan Informasi

26 Kebijakan Pemakaian Perangkat

Peminjaman Insidental Perangkat

APO12

27 Permintaan Penggunaan Perangkat

28 Penarikan Perangkat

Page 83: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

69

No Kebijakan Prosedur Relevansi Proses Cobit

29 Penggantian Perangkat

30 Pengimplementasian Strategi TI

Pengimplementasian ITMP APO02, APO04, BAI09

31 Pengimplementasian Enterprise Architecture

B. Pengukuran Kematangan Proses

Pengukuran kematangan proses TI BIG dilakukan dengan mengevaluasi ketersediaan artefak

yang dibutuhkan pada proses TI CObit 4.1. Artefak yang digunakan untuk pengukuran Cobit

4.1. terdiri dari kebijakan, prosedur, dan dokumen pendukung. Penilaian kematangan proses

didasarkan pada tingkat persentase ketersediaan artefak.

Hasil penilaian akan dibagi menjadi tiga kategori yaitu rendah (0-25%), sedang (50-70%), dan

terpenuhi (100%). Diharapkan setelah diperoleh nilai kemapanan dari setiap proses, dapat

diketahui proses mana saja yang butuh diterapkan maupun ditingkatkan. Setelah diketahui

proses yang perlu ditingkatkan, maka selanjutnya diidentifikasi kebutuhan artefak pendukung.

Detail dari evaluasi proses dan kebutuhan artefak dapat dilihat pada Tabel 1.21.

Tabel 1.21 Evaluasi Proses dan Kebutuhan Artefak Pendukung Tata Kelola TI

Kode Proses

Cobit Proses Artefak Pendukun

g (Evidence)

Maturity (%)

Kebutuhan Artefak

Plan and Organize

PO1 Define a strategic IT plan.

IT Strategic Planning (2013 – 2017)

100

PO2 Define the information architecture.

Enterprise Architecture

100

PO3 Determine technological direction.

IT Strategic Planning (2013 – 2017)

100

Page 84: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

70

Kode Proses

Cobit Proses Artefak Pendukun

g (Evidence)

Maturity (%)

Kebutuhan Artefak

PO4 Define the IT processes, organisation and relationships.

Kebijakan dan SOP TI, layanan TI, Struktur Organisasi BIG

50 Kebijakan dan SOP TI, Layanan TI, Vendor Management, dan mekanisme relasional

PO5 Manage the IT investment.

- 0 IT Steering Committee, Portofolio Aplikasi, IT Budget/Investment

PO6 Communicate management aims and direction.

Balance Scorecard untuk level organisasi

100

PO7 Manage IT human resources.

Tupoksi SDM TI

50 Portofolio Kompetensi TI SDM, Pelatihan dan sertifikasi SDM TI

PO8 Manage quality. Standar pengembangan dan akuisisi SI/TI

50 Standar kualitas Pengelolaan SI/TI

PO9 Assess and manage IT risks.

Manajemen Insiden Manajemen Problem

70 Risk Assessment

PO10 Manage projects. IS Project Management

70 Business Case, Portofolio SI/TI, Kebijakan dan SOP Manajemen Proyek

Acquire and Implement

AI1 Identify automated solutions.

IT Strategic Planning, Enterprise Architecture, Kebijakan Tata Kelola Aplikasi

100

Page 85: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

71

Kode Proses

Cobit Proses Artefak Pendukun

g (Evidence)

Maturity (%)

Kebutuhan Artefak

AI2 Acquire and maintain application software.

Kebijakan Tata Kelola Aplikasi

100

AI3 Acquire and maintain technology infrastructure.

Kebijakan Infrastruktur

100

AI4 Enable operation and use.

Kebijakan Pemakaian Perangkat

50 User Manual, Maintenance Manual, Metode pelatihan

AI5 Procure IT resources. Kebijakan Pengadaan Perangkat

50 Vendor Management, Portofolio Aplikasi, dan Standar Pengadaan SI/TI

AI6 Manage changes. Kebijakan Perubahan

100

AI7 Install and accredit solutions and changes.

Kebijakan Perubahan

100

Deliver and Support

DS1 Define and manage service levels.

- 0 SLA/OLA Layanan TI, Realisasi kinerja proses, portofolio layanan SI/TI

DS2 Manage third-party services.

- 0 Vendor Management, Manajemen kontrak, katalog barang pengadaan

DS3 Manage performance and capacity.

- 0 SLA, Capacity Planning, KPI untuk layanan TI

DS4 Ensure continuous service.

Incident Management; Backup Planning;

0 BCP, SLA, DRP, DRC

DS5 Ensure systems security. Kebijakan Logic Access

25 Information Security: IS, IT, dan Data

Page 86: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

72

Kode Proses

Cobit Proses Artefak Pendukun

g (Evidence)

Maturity (%)

Kebutuhan Artefak

DS6 Identify and allocate costs.

- 0 IT Investment, Portofolio Aplikasi, IT Steering Committee, KPI untuk layanan TI

DS7 Educate and train users. - 0 Portofolio Kompetensi TI SDM, Kebutuhan Pelatihan TI

DS8 Manage service desk and incidents.

IS Helpdesk

70 Dukungan E-Ticketing, Optimization SLA

DS9 Manage the configuration.

Kebijakan infrastruktur

50 Prosedur konfigurasi SI dan TI

DS10 Manage problems. Kebijakan Reaksi terhadap Insiden

100

DS11 Manage data. Kebijakan Logic Access

25 QA/QC Procedure, Data Security, Data Governance

DS12 Manage the physical environment.

Kebijakan Logic Access, Kebijakan aplikasi, Kebijakan Infrastruktur

25 Physical Security

DS13 Manage operations. - 0 Penetapan SLA, Prosedur Pelayanan PPIG, Dukungan E-Ticketing, KPI untuk Layanan TI

Monitor and Evaluate

ME1 Monitor and evaluate IT performance.

IT BSC 0 Penetapan SLA,

ME2 Monitor and evaluate internal control.

- 0 Risk Assessment, BCP, KPI untuk layanan TI

ME3 Ensure compliance with external requirements.

- 0 Risk Assessment, BCP, KPI untuk layanan TI

Page 87: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

73

Kode Proses

Cobit Proses Artefak Pendukun

g (Evidence)

Maturity (%)

Kebutuhan Artefak

ME4 Provide IT governance. Tupoksi organisasi TI

50 Kebijakan dan prosedur penetapan keputusan, pengelolaan TI,

C. Ringkasan Hasil Evaluasi Tata Kelola TI

Dari hasil evaluasi proses yang telah dilakukan sebelumnya, maka diperoleh informasi proses

yang telah optimal ada 10 proses, proses yang perlu ditingkatkan ada 10 proses, dan proses

yang perlu diterapkan ada 14 proses. Proses yang tidak optimal dan rentan di BIG terdapat

pada domain Deliver and Support dan Monitor and Evaluate. Proses yang perlu ditingkatkan

lebih banyak pada domain Plan and Organize. Proses yang cukup mapan di BIG terdapat pada

domain Acquire and Implement.

Gambar hasil evaluasi dari proses BIG dengan pendekatan Cobit dapat dilihat pada Gambar

1.21. Dari hasil evaluasi proses TI tersebut, maka diidentifikasi beberapa proses TI yang perlu

diterapkan dan ditingkatkan. Proses-proses TI tersebut dapat dirangkum ke dalam tujuh

Kebijakan TI, yaitu:

1. Manajemen Layanan TI

Saat ini layanan TI di BIG tidak memiliki prosedur yang mengatur ketersediaan layanan TI

dan menjamin kualitasnya. Selain itu layanan TI juga belum didukungan prosedur layanan

service desk serta daftar layanan TI.

2. Peningkatan Pengelolaan Aplikasi dan Infrastruktur

Saat ini BIG sudah didukung oleh kebijakan dan prosedur aplikasi dan infrastruktur. Hanya

saja, pengelolaan aplikasi dan infrastruktur perlu ditingkatkan. Beberapa proses yang

perlu ditingkatkan antara lain perencanaan aplikasi, prosedur penggunaan aplikasi,

prosedur pelatihan, dan prosedur konfigurasi SI/TI.

Page 88: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

74

Gambar 1.21 Evaluasi Layanan dan Proses TI di BIG berdasarkan Cobit 4.1

3. Tata Kelola Data

Saat ini pengelolaan data di BIG telah menerapkan standar data spasial dan menjamin

kualitas data spasial. Kondisi tersebut menunjukan BIG telah memperhatikan pentingnya

kualitas data. Meskipun begitu, penjaminan kualitas data tersebut belum mencakup data

dan informasi untuk keseluruhan BIG.

4. Manajemen Pengetahuan

BIG telah memiliki SI dan infrastruktur TI yang cukup mapan untuk mendukung

kebutuhan layanan TI. Dalam penyediaan SI/TI tersebut menyebabkan banyak

pengetahuan yang dihasilkan, sebagai contoh adalah Kebijakan dan SOP terkait TI,

konfigurasi TI, user manual, portofolio SI, portofolio TI, dan portofolio layanan TI.

Pengetahuan tersebut harus dikelola dengan baik, agar memudahkan pengguna

mengakses pengetahuan lebih cepat.

Page 89: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

75

5. Manajemen Keamanan informasi

Berdasarkan hasil evaluasi proses TI, ditemukan bahwa perhatian untuk keamanan

informasi di BIG cukup rendah. Keamanan informasi dibutuhkan untuk menjaga kualitas

data, kerahasiaan data, integrasi data, dan keakuratan data. manajemen keamanan

informasi perlu diperhatikan dalam tiga layer TI, yaitu Sistem Informasi, Teknologi

Informasi, dan Data.

6. Manajemen Investasi TI

Saat ini BIG belum memiliki manajemen investasi TI secara mapan. Beberapa kendala

terkait manajemen investasi TI BIG adalah belum memiliki peran komite untuk

pengambilan keputusan, pengelolaan anggaran, pengelolaan kerja sama dengan pihak

ketiga.

7. Manajemen Kompetensi SDM TI

Untuk meningkatkan kualitas layanan TI, perlu dikaji kebutuhan terkait peningkatan

kompetensi SDM TI. Dalam upaya peningkatan kompetensi SDM TI, BIG perlu melakukan

beberapa penyesuaian, seperti restrukturisasi organisasi TI secara fungsional,

penyesuaian daftar kompetensi SDM TI, serta pelatihan dan sertifikasi SDM TI.

8. Manajemen Bencana

BIG perlu merancang Business Continuous Plan (BCP) serta Disaster Recovery Plan (DRP)

untuk mitigasi risiko akibat gangguan dan bencana yang mempengaruhi proses dan

aktivitas BIG. Adanya BCP dan DRP dapat menjaga keberlangsungan proses organisasi

BIG, sehingga komunikasi data tetap berjalan baik di proses internal, maupun dalam

menghubungkan simpul jaringan.

1.4.3. Mekanisme Relasional

Mekanisme relasional mengatur interaksi antar pihak yang berkepentingan dalam

pengambilan keputusan dan pengelolaan SI/TI. Pada bagian ini dijelaskan mekanisme

relasional yang terjadi di BIG pada saat ini yang dipetakan berdasarkan jenis bidang

pengambilan keputusan yang didefinisikan oleh Weil dan Ross. Setelah itu, dibahas mengenai

isu yang terjadi. Selanjutnya dibahas mengenai kebutuhan mekanisme relasional yang akan

diimplementasikan di BIG berdasarkan pada struktur organisasi yang diajukan pada bagian

struktur organisasi dan untuk meningkatkan kondisi mekanisme relasional pada saat ini.

Page 90: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

76

A. Analisis Metode Pengambilan Keputusan SI/TI BIG Saat Ini

Berdasarkan best practice, Tata kelola SI/TI memiliki beberapa pola/archetype pengambilan

keputusan. Pola/archectypeuntuk menggambarkan kombinasi pihak-pihak yang hak

melakukan pengambilandan pemberi masukan untuk pengambilan 5 keputusan TI. Berikut ini

adalah Pola/archetypes Tata Kelola TI (IT Governance Archetype):

a. Business monarchy

Pengambilan keputusan dilakukan oleh beberapa orang dari pihak eksekutif bisnis

atau eksekutif individual (CEO misalnya). Termasuk dewan direksi, tidak termasuk

eksekutif TI. Dalam konteks BIG, pola ini berlaku jika pengambil keputusan atau

pemberi masukan terkait keputusan TI adalah selevel kepala BIG, deputi dan pusat-

pusat.

b. IT monarchy

Pengambil keputusan dilakukan oleh individu atau sekelompok eksekutif TI. Dalam

konteks BIG, pola ini berlaku jika pengambil keputusan atau pemberi masukan terkait

keputusan TI adalah selevel Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi

Geospasial.

c. Feudal

Pengambilan keputusan dilakukan oleh pemimipin unit bisnis, pemilik proses bisnis,

atau delegasinya. Dalam konteks BIG, pola ini berlaku jika pengambil keputusan atau

pemberi masukan terkait keputusan TI adalah selevel kepala pusat atau pihak yang

mendapat delegasi dari kepala pusat.

d. Federal

Pengambilan keputusan dilakukan oleh pimpinan eksekutif dan bisnis (misalnya CEO),

bisa juga termasuk eksekutif TI (misalnya CIO) sebagai partisipan tambahan. Dalam

konteks BIG, pola ini berlaku jika pengambil keputusan atau pemberi masukan terkait

keputusan TI adalah selevel Kepala BIG atau Deputi, bisa juga termasuk pihak dari

PPIG sebagai partisipan tambahan (tidak wajib ada).

e. IT Duopoly

Pengambilan keputusan dilakukan oleh eksekutif TI dan satu pimpinan lainnya

(misalnya CIO dengan CEO). Dalam konteks BIG, pola ini berlaku jika pengambil

Page 91: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

77

keputusan atau pemberi masukan terkait keputusan TI adalah selevel kepala PPIG

dengan salah satu deputi.

f. Anarchy

Pengambilan keputusan dilakukan oleh setiap pihak individu. Dalam konteks BIG, pola

ini berlaku jika pengambil keputusan atau pemberi masukan terkait keputusan TI

adalah adalah masing-masing pimpinan atau perwakilan pusat tanpa adanya suatu

koordinasi.

Pola pengambilan keputusan diatas dilakukan untuk memutuskan 5 bidang keputusan TI yang

terdiri atas Prinsip-prinsip TI/IT Principles, Arsitektur TI/IT Architecture, Infrastruktur TI/IT

Infrastructure, Kebutuhan aplikasi/Application Needs, dan prioritasi serta investasi/IT

Investment and Prioritization. Penjelasan dari masing-masing keputusan diatas dan analisis

keberadaan pelaksanaan beserta pola pengembilan keputusan yang berlaku Di BIG adalah

sebagai berikut :

1. IT Principles Decision, yaitu pengambilan keputusan terhadap prinsip penggunaan

teknologi informasi. Prinsip TI adalah sekumpulan pernyataan yang bersifat high-level

mengenai penggunaan dan peran teknologi informasi dalam organisasi. Prinsip TI ini

menjadi acuan dan dasar untuk pengambilan keputusan di bidang lain. Beberapa

keputusan yang diambil di bidang ini adalah keputusan peran TI dalam mendukung model

operasi kegiatan organisasi dan pendaaan TI di lingkungan organisasi.

Pengambilan keputusan yang terkait dengan prinsip TI di lingkungan BIG belum tersedia. Hal

ini diakibatkan oleh belum adanya keputusangan mengenai prinsip-prinsip SI/TI di lingkungan

BIG. Peran SI/TI belum ditentukan secara formal dalam kegiatan di organisasi.

2. IT Architecture Decision, yaitu pengambilan keputusan TI yang terkait dengan pengelolaan

logis untuk data, aplikasi, dan infrastruktur yang tertulis dalam suatu kebijakan,

hubungan, dan peraturan teknis untuk mencapai standar dan integrasi teknis dan bisnis

yang diharapkan. Pertanyaan-pertanyaan kunci berikut berikut setidaknya terjawab

dalam pengambilan keputusan ini:

a. Apa proses bisnis inti di dalam BIG dan bagaimana mereka saling terkait?

b. Apa saja informasi yang menentukan proses bisnis inti tersebut? Bagaimana

informasi tersebut seharusnya saling terintegrasi?

Page 92: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

78

c. Apa saja kapabilitas teknis yang seharusnya distandardisasi di seluruh BIG untuk

mendukung efisiensi implementasi TI dan memfasilitasi standardisasi proses serta

integrasinya?

d. Apa saja aktivitas yang harus distandardisasi di seluruh BIG untuk mendukung

integrasi data?

e. Teknologi apa yang dipilih yang akan digunakan dalam implementasi TI?

Pengambilan keputusan yang terkait dengan arsitektur TI di lingkungan BIG adalah

bersifat feudal. Dalam pengambilan keputusan mengenai arsitektur sistem informasi,

setiap pusat memutuskan sendiri terkait arsitektur sistem informasi yang dikembangkan

pada setiap pusat tersebut.

3. IT Infrastructure Decision, yaitu pengembilan keputusan yang terkait layanan TI yang

menjadi fondasi kapabilitas TI di Organisasi. Pertanyaan-pertanyaan kunci berikut berikut

setidaknya terjawab dalam pengambilan keputusan ini:

a. Layanan infrastruktur apa saja yang paling penting untuk mencapai tujuan BIG?

b. Untuk setiap kelompok kapabilitas, layanan infrastruktur apa yang seharusnya

diimplementasikan di BIG dan bagaimana kebutuhan service-level untuk setiap

layanan itu?

c. Apa rencananya untuk menjaga agar teknologi inti yang digunakan tetap dalam

versi terbaru?

d. Apa saja layanan infrastruktur yang harus di-outsource?

Pengambilan keputusan yang terkait dengan infrastruktur TI di lingkungan BIG adalah IT

Monarchy. Unit pengelola TI yaitu PPIG memutuskan keputusan yang berkaitan dengan

infrasturktur TI yang digunakan di lingkungan BIG.

4. Applications Needs Decision, yaitu pengambilan keputusan yang terkait dengan penentuan

kebutuhan organisasi BIG untuk pengembangan aplikasi sendiri atau pembelian aplikasi

dari pihak luar BIG. Pertanyaan-pertanyaan kunci berikut berikut setidaknya terjawab

dalam pengambilan keputusan ini:

a. Apa saja peluang yang ada untuk mengimplementasikan aplikasi yang baru?

b. Bagaimana kebutuhan organisasi dapat ditentukan dalam standar arsitektur?

Kapan kebutuhan bisnis perlu diberikan pengecualian terhadap suatu standar?

Page 93: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

79

c. Siapa yang akan memiliki hasil dari setiap proyek dan perubahan yang

diimplementasikan untuk memastikan nilai yang didapat tepat sasaran?

Pengambilan keputusan yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan orgniasasi di

lingkungan BIG bersifat feudal. Setiap pusat memutuskan sendiri terkait kebutuhan sistem

informasi atau aplikasi yang dikembangkan pada setiap pusat tersebut.

5. IT Investment and Prioritization Decision, yaitu keputusan yang berkaitan dengan berapa

banyak dan di mana saja investasi TI akan diberikan, termasuk persetujuan proyek dan

justifikasi yang layak. Pertanyaan-pertanyaan kunci berikut berikut setidaknya terjawab

dalam pengambilan keputusan ini:

a. Perubahan proses atau pengembangan apa yang secara strategis paling penting

untuk BIG?

b. Bagaimana distribusi di dalam protofolio TI saat ini? Apakah portofolio itu

konsisten terhadap sasaran strategis BIG?

c. Manakah yang lebih penting, investasi di setiap biro atau investasi untuk BIG

secara keseluruhan? Apakah investasi yang sebenarnya mencerminkan

kepentingannya?

Pengambilan keputusan yang terkait dengan investasi dan prioritasi TI di lingkungan BIG

bersifat feudal. Setiap pusat memutuskan sendiri terkait investasi yang mereka lakukan

dalam proyek TI pada setiap pusat tersebut. Namun, Unit Pengelola TI dapat memberikan

masukan dalam penentuan keputusan ini.

Berdasarkan analisis pelaksanaan tata kelola TI diatas, gambaran secara ringkas

pelaksanaan 5 keputusan TI dan pola pengambilan keputusan yang berlaku di BIG saat ini

dapat dilihat pada Tabel 1.22.

Page 94: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

80

Tabel 1.22 Metode Pengambilan Keputusan SI/TI BIG Saat Ini

Decision

Architype

IT Principle IT Architecture IT Infrastructure Application Needs IT Investation and Prioritazaion

Input Decision Input Decision Input Decision Input Decision Input Decision

Business Monarchy

IT Monarchy PPIG PPIG

Feudal Deputi/ Pusat

Deputi/ Pusat

Deputi/ Pusat

Deputi/ Pusat

Deputi/ Pusat

Federal

IT Duopoly Kepala Pusat / PPIG

Kepala Pusat / PPIG

Anarchy

Tidak tersedia Belum tersedia

Belum tersedia

Page 95: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

81

Bab 2. Analisis Strategi SI/TI Masa

Depan

Untuk memastikan agar analisa kebutuhan diperoleh secara komprehensif, maka tahapan ini

dilaksanakan dengan mengkombinasikan analisis yang bersifat top down dan analisa yang

bersifat bottom-up. Analisis kebutuhan yang bersifat top-down adalah analisis kebutuhan TI

yang dilakukan melalui analisis terhadap arahan high-level ataupun arahan strategis BIG.

Arahan strategis ini bisa berupa evaluasi implikasi kebutuhan TI sebagai konsekuensi dari

usaha realisasi visi organisasi dan rencana strategis organisasi. Analisasi kebutuhan secara top

down juga dilakukan sebagai bagian dari implikasi penerapan kepatuhan terhadap regulasi

sebagai berikut.

2.1. Arahan Strategis

2.1.1. Visi dan Rencana Strategis Organisasi

Mengacu pada dokumen renstra BIG, visi Badan Informasi Geospasial tahun 2015-2019 adalah

sebagai berikut:

MENJADI INTEGRATOR PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL SEBAGAI LANDASAN

PEMBANGUNAN INDONESIA

Dalam dokumen tersebut dijelaskan bahwa arti BIG sebagai “integrator penyelenggaraan

informasi geospasial” adalah BIG harus mampu menjadi institusi penggerak utama (prime

mover) dalam penyelenggaraan informasi geospasial.

Penggerak utama sendiri, bermakna bahwa BIG dalam pelaksanaan penyediaan layanan

Informasi geospasial secara umum harus berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pengguna

Page 96: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

82

dan melakukan terobosan kreatif. Selain itu arti penggerak utama berarti, BIG juga dituntut

mampu menyediakan layanan yang bersifat konsultasi dan dukungan teknis menjadi

konsultan bagi kementerian/lembaga/pemerintah daerah dalam bidang informasi geospasial.

Adapun makna “penyelenggaraan informasi geospasial sebagai landasan pembangunan

Indonesia” adalah informasi geospasial yang dihasilkan BIG harus dapat digunakan sebagai

dasar dan fondasi untuk pembangunan nasional. Perlu diperhatikan disini bahwa penekanan

utamanya terletak pada kemanfaatan ataupun kontribusi bagi pembangunan nasional dari

informasi geospasial dan konsultasi yang disediakan BIG bagi kementerian/lembaga

/pemerintah daerah.

Penjabaran visi dan misi BIG dijelaskan secara lebih spesifik dalam tujuan jangka panjang dari

dari renstra BIG sebagai berikut:

1. Terselenggaranya IG yang berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) melalui

kolaborasi, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.

2. Tersedianya akses terhadap IG melalui satu pintu, kapanpun dan dimanapun

3. Termanfaatkannya IG dalam pemerintahan dan aspek kehidupan masyarakat

Tujuan ini jelas memberikan gambaran umum mengenai kapabilitas utama yang harus dimiliki

oleh BIG terutama didalam penyedian layanan yang bersifat geospasial. Kapabilitas ini

merupakan suatu kumpulan kompetensi yang memungkinkan BIG memanfaatkan dan

mengkombinasikan seluruh sumber daya yang dimiliki secara holistik agar memiliki

karakteristik sesuai dengan tujuan tersebut. Adapun penjabaran dari masing-masing tujuan

adalah sebagai berikut :

1. Penyelenggaraan IG yang berdaya guna efisien. Yang berarti pemrosesan data

geospasial dilakukan dengan menghemat sumber daya. Sumber daya yang dimaksud

adalah sumber daya administratif prosedural, sumber daya infrastruktur TI yakni

sumber daya berupa jaringan, perangkat server maupun storage dan efisiensi SDM

dimana idealnya dari pelaksanaan SDM dapat dapat dilakukan dengan sdm.

2. Berhasil guna/efektif. Maksud dari kriteria ini adalah agar data geospasial yang

dihasilkan oleh masing-masing pusat di BIG harus dapat dimanfaatkan secara

berkelanjutan sehingga diperoleh informasi geospasial yang dapat memberikan

tingkat kemanfaatan yang lebih tinggi bagi kegiatan pembangunan.

Page 97: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

83

3. Melalui kolaborasi, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, adalah pentingnya kejelasan

mekanisme koordinasi dalam penyelenggaran informasi geospasial. Baik itu dilakukan

dalam pengembilan keputusan-keputusan TI utama, maupun kegiatan pengelolaan

kebijakan pengelolaan data kualitas data baik data yang dihasilkan internal maupun

data dalam kerjasama dengan pihak eksternal.

4. Akses melalui satu pintu kapan-pun dan dimanapun, pada dasarnya kapabilitas ini

merupakan kapabilitas yang dicapai dengan melakukan optimalisasi dari realisasi

tujuan no 1, 2, dan 3.

5. Termanfaatkannya IG dalam pemerintahan, merupakan hasil yang akhir dari

pelaksanaan tujuan no 1, 2, 3 dan 4.

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas dalam renstra, BIG telah mendefinisikan enam strategi

yang digunakan untuk merealisasikan tujuan diatas. Strategi merupakan suatu rencana yang

didesain untuk mencapai tujuan jangka panjang sebagai berikut:

1. Optimalisasi penyelenggaraan informasi geospasial nasional, yang akan direalisasikan

dengan terwujudnya layanan prima informasi geospasial satu pintu. Pelaksanaan ini

dicapai dengan melakukan optimalisasi kegiatan pengumpulan, pengolahan,

penyimpanan, penyebarluasan dan pengamanan data geospasial dan informasi

geospasial

a. Penguatan fungsi koordinasi penyelenggaraan informasi geospasial nasional.

Ini dilakukan dengan meningkatkan dan mengoptimalkan koordinasi internal

dan eksternal dengan K/L/P dalam rangka perencanaan, penyediaan dan

pemutakhiran informasi geospasial satu pintu. Membangun kerjasama

strategis dengan perguruan tinggi dalam rangka pengembangan lembaga

pelatihan dan pembinaan IG di daerah.

b. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas infrastruktur informasi geospasial

untuk mengantisipasi perkembangan kebutuhan penyelenggaraan informasi

geospasial. Ini dicapai dengan menyusun kebijakan, kelembagaan dan standar

informasi geospasial yang efektif dan efisien, memperbesar kapasitas dan

kapabilitas teknologi dan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan.

c. Mendorong penelitian yang mendukung pencapaian visi BIG.

Mengembangkan rencana induk penelitian yang selaras dengan renstra BIG

Page 98: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

84

sehingga kegiatan penelitian yang dilakukan sejalan dengan arah

pengembangan BIG selama 5 tahun kedepan. Rencana induk penelitian ini

akan menjadi referensi yang membantu meningkatkan kesadaran peneliti

tentang tema penelitian yang mendukung pencapaian visi BIG melalui

sosialisasi secara komprehensif, sehingga topik penelitian yang dipilih peneliti

relevan dengan visi, misi maupun arah kebijakan dan strategi BI.

2. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas BIG melalui optimalisasi pelaksanaan

reformasi birokrasi gelombang III.

a. Mendorong akselerasi pelaksanaan program reformasi birokrasi di lingkungan

BIG. Strategi ini dicapai dengan melakukan penyempurnaan proses organisasi

penyelenggaran informasi geospasial BIG. Mengharmonisasikan tugas dan

fungsi K/L untuk menentukan posisi penyelenggaran informasi geospasial

skala nasional. Mengoptimalkan pengelolaan SDM berdasarkan kompetensi

dan prinsip sistem merit serta menerapkan manajemen perubahan dan

peningkatan hubungan kerja pegawai.

b. Penguatan fungsi Inspektorat. Ini dilakukan dengan mendefinisikan dan

menerapkan rencana aksi revitalisasi peran inspektorat dalam memperkuat

pengawasan internal.

Secara ringkat prioritas dari arah strategi BIG dapat digambarkan dalam rumah strategi BIG.

Strategi yang menjadi fondasi menunjukkan prioritas utama, prioritas kedua adalah strategi

yang menjadi pilar dari rumah, prioritas ketiga adalah kelompok strategi yang menjadi langit-

langit yang menjadi awal dari terealisasikannya visi BIG. Gambar dari strategi BIG disajikan

pada Gambar 2.1.

Page 99: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

85

Gambar 2.1 Strategi Organisasi BIG

Jika rumah strategi pada Gambar 2.1 diatas disusun pentahapannya sesuai periode

tahunannya maka realisasi dari sasarannya dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Realisasi Sasaran Strategis Organisasi BIG

Mengacu pada gambar diatas dapat dilihat bahwa bahwa proses penerapan strategi BIG

dilakukan berdasarkan prinsip perbaikan berkelanjutan. Perbaikan dimulai dari strategi-

strategi yang menjadi fondasi strategi kemudian dilanjutkan pada strategi BIG yang menjadi

pilar dan terakhir strategi di langit-langit yang menjadi awal untuk mencapai visi BIG.

2.1.2. Analisis Kebutuhan Kompetensi TI

Page 100: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

86

Agar BIG dapat merealisasikan visi, misi, tujuan dan strategi yang telah dibahas diatas

tentunya diperlukan serangkaian kompetensi organisasi, termasuk didalamnya kompetensi

organisasiTI. Definisi kompetensi disini adalah penerapan sumber daya TI sehingga tujuan

maupun sasaran strategis TI organisasi dapat terwujud.

Yang dimaksud sumber daya adalah kumpulan dari faktor yang tersedia yang dimiliki dan

dikendalikan oleh organisasi. Sumber daya ini bisa berupa faktor yang bersifat tangible seperti

data, aplikasi, infrastruktur TI atau bersifat intangible seperti skill, pengalaman, informasi dan

pengetahuan SDM. Namun untuk dapat mengidentifikasi kompetensi TI tersebut, perlu

dipastikan bahwa kompetensi tersebut selaras dengan sasaran strategis BIG. Oleh karena itu

sebelum mengidentifikasi kompetensi TI tersebut terlebih dahulu di-identifikasi sasaran

strategis TI yang menjadi dasar bagi penentuan kebutuhan kompetensi TI BIG.

Untuk menentukan sasaran strategis TI, dilakukan dengan dua pendekatan, yakni pendekatan

dengan menggunakan best practice berdasarkan kerangka kerja Cobit. Sedangkan pendekatan

yang kedua adalah pendekatan dengan menganalisasi lebih lanjut turunan kerangka balanced

scorecard pada unit kerja yang melakukan pengelolaan TI di BIG.

Pendekatan dengan menggunakan evaluasi berdasarkan Cobit di dasari pertimbangan bahwa

didalam kerangka kerja Cobit terdapat best practice yang memberikan referensi penurunan

antara sasaran strategi (dikenal dengan enterprise goal) dengan sasaran strategis TI (dikenal

dengan IT related goal). Untuk bisa memanfaatkan pendekatan tersebut terlebih dahulu

dikontekstulisasikan sasaran strategis yang ada di BIG dengan enterprise goal yang ada dalam

kerangka kerja cobit. Selanjutnya berdasarkan enterprise goal tersebut ditentukan IT related

goal yang relevan, kemudian ditentukan dan dikontekstualisasikan sasaran strategis TI BIG

yang sesuai.

Berdasarkan pendekatan tersebut selanjutnya diperoleh penurunan sasaran strategis BIG

seperti yang terlihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Identifikasi Sasaran Strategis TI

Page 101: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

87

No Perspektif Sasaran Strategis Sasaran Strategis TI

1. Stakeholder: apa yang

harus BIG

kontribusikan?

Meningkatnya pemanfaatan

IG dalam pelaksanaan

agenda prioritas nasional

berbasis kewilayahan (Nawa

Cita)

1. Kemampuan menunjukkan

hubungan positif antara

penerapan TI dengan

pemanfaatan layanan IG dalam

rangka mendukung kebijakan

satu peta

2. Customer : citra apa

yang dikembangkan

BIG dalam

hubungannya dengan

stakeholder/kustomer

1. Terwujudnya integrasi IG

dalam pemenuhan

kebutuhan pembangunan

nasional

2. Meningkatnya kepuasan

pengguna produk dan

layanan BIG.

1. Meningkatnya kualitas

Layanan simpul Jaringan dan

Layanan umum berbasis TI

3. Internal : Apa proses

organisasi yang harus

dikuasai?

1. Tersedianya kebijakan

yang relevan dengan

kebutuhan penyelenggaraan

IG yang sesuai dengan

agenda prioritas nasional.

2. Terwujudnya satu IGD

sebagai referensi nasional

yang menjadi acuan

penyelenggaraan IG.

3. Terwujudnya satu

database geospasial yang

1. Tersedianya data dan

informasi IGD dan IGT berbasis TI

yang handal dengan

kemanfaatan berkelanjutan

2. Tersedianya Infrastruktur dan

sistem informasi secara handal

dan adaptif

3. Amannya informasi, aplikasi

dan infrastruktur TI

Page 102: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

88

No Perspektif Sasaran Strategis Sasaran Strategis TI

menjadi acuan

penyelenggaraan IG.

4. Terwujudnya satu

geoportal yang menjadi

acuan penyelenggaraan IG.

5. Dimanfaatkannya inovasi,

teknologi, metode, dan

metodologi dalam

mempercepat

penyelenggaraan IG.

6. Meningkatnya kepatuhan

penyelenggaraan IG sesuai

standar penyelenggaraan IG.

4. Learn & Growth:

bagaimana

mengembangkan

organisasi

1. Terselenggaranya

Reformasi Birokrasi Badan

Informasi Geospasial (BIG)

sesuai roadmap Reformasi

Birokrasi Nasional (RBN)

2015 - 2019

1. Meningkatnya pengetahuan,

keahlian, kompetensi dan

motivasi SDM TI BIG

Pendekatan dengan menggunakan evaluasi turunan balanced scorecard untuk unit kerja

pengelola TI didasarkan pada pertimbangan bahwa, sasaran strategis organisasi BIG pada

dasarnya adalah sasaran pada balanced scorecard yang melekat di level kepala BIG.

Sedangkan sasaran strategis TI pada dasarnya merupakan sasaran yang melekat pada unit-

unit kerja yang melaksanakan fungsi pengelolaan TI di BIG. Yang dimaksud unit kerja ini adalah

DBIIG (Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial) dan Pusat yang ada dibawahnya

yakni Pusat Pengelolaan dan Penyebaran Informasi Geospasial. Kedua sasaran strategis dari

Page 103: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

89

kedua unit tersebut akan dikombinasikan sehingga akan diperoleh sasaran strategis yang lebih

general. Berdasarkan pertimbangan tersebut selanjutnya dapat diperolah pemetaan sasaran

strategis sebagaimana yang disajikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Identifikasi Sasaran Strategis TI (Lanjutan)

No Perspektif Sasaran Strategi Sasaran Strategis TI

1. Stakeholder : Apa yang

harus BIG kontribusikan ?

Meningkatnya kontribusi

BIG dalam menyukseskan

agenda prioritas nasional

(RPJMN)

1. Meningkatnya

pemanfaatan TIK dalam

pengelolaan dan

penyebarluasan IG untuk

pelaksanaan agenda

prioritas nasional berbasis

kewilayahan (Nawa Cita)

2. Customer : citra apa yang

dikembangkan BIG dalam

hubungannya dengan

stakeholder/customer

1. Tersedianya IG sesuai

kebutuhan bagi

pembangunan dan kebijakan

publik

2. Meningkatnya kepuasan

pengguna produk BIG

1. Meningkatnya kualitas

IG yang siap pakai

2. Meningkatnya kepuasan

pengguna produk dan

layanan TI

3. Internal : Apa proses

organisasi yang harus

dikuasai?

1. Tersedianya kebijakan

yang relevan dengan

kebutuhan penyelenggaraan

IG

2. Terselenggaranya

Informasi Geospasial (IG)

Kementerian / Lembaga /

Pemda sesuai standar

3. Terkendalinya Kebijakan

Penyelenggaraan IG

1. Tersedianya kebijakan

bidang IIG yang relevan

dengan kebutuhan

penyelenggaraan IIG

sesuai program prioritas

nasional

2. Terwujudnya satu

database geospasial yang

menjadi acuan

penyelenggaraan IG

Page 104: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

90

No Perspektif Sasaran Strategi Sasaran Strategis TI

Kementerian / Lembaga /

Pemda

3. Terwujudnya satu

geoportal yang menjadi

acuan penyelenggaraan IG

4. Terbangunnya JIGN

5. Meningkatnya

kepatuhan

penyelenggaraan IG sesuai

standar penyelenggaraan

IG

4. Learn & Growth : bagaimana

mengembangkan organisasi

1. Terselenggaranya

Reformasi Birokrasi Badan

Informasi Geospasial (BIG)

sesuai road map Reformasi

Birokrasi Nasional (RBN)

gelombang II

1. Terselenggaranya

Reformasi Birokrasi Deputi

Bidang Infrastruktur IG

sesuai road map Reformasi

Birokrasi BIG 2016-2019

Setelah diperoleh sasaran strategis TI yang diperoleh berdasarkan kedua pendekatan

tersebut langkah selanjutnya adalah melakukan komparasi dan kombinasi diantara sasaran

strategis TI yang diperoleh dari pendekatan berdasarkan best practice maupun berdasar

balanced scorecard. Aturan yang digunakan dalam melakukan komparasi dan kombinasi

adalah sebagai berikut. sasaran strategis yang lebih general akan mensubstitusi sasaran

strategis yang lebih spesifik, sedangkan sasaran strategis yang setara dikombinasikan. hasil

dari komparasi dan kombinasi tersebut selanjutnya diperoleh pendekatan IT strategic plan

sebagaimana yang disajikan pada Tabel 2.3.

Page 105: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

91

Tabel 2.3 Identifikasi Sasaran Strategis TI (Lanjutan)

No Perspektif Sasaran Strategi Sasaran Strategis TI

1. Stakeholder : apa yang

harus BIG kontribusikan

?

Meningkatnya kontribusi BIG

dalam menyukseskan agenda

prioritas nasional (RPJMN)

1. Meningkatnya

pemanfaatan TIK dalam

pengelolaan dan

penyebarluasan IG untuk

pelaksanaan agenda

prioritas nasional berbasis

kewilayahan (Nawa Cita)

2. Customer : citra apa

yang dikembangkan

BIG dalam

hubungannya dengan

stakeholder/kustomer

1. Tersedianya IG sesuai

kebutuhan bagi pembangunan

dan kebijakan publik

2. Meningkatnya kepuasan

pengguna produk BIG

1. Meningkatnya kualitas IG

yang siap pakai

2. Meningkatnya kualitas

Layanan simpul Jaringan dan

Layanan umum berbasis TI

3. Internal : Apa proses

organisasi yang harus

dikuasai?

1. Tersedianya kebijakan yang

relevan dengan kebutuhan

penyelenggaraan IG

2. Terselenggaranya Informasi

Geospasial (IG) Kementerian /

Lembaga / Pemda sesuai

standar

3. Terkendalinya Kebijakan

Penyelenggaraan IG

Kementerian / Lembaga /

Pemda

1. Tersedianya kebijakan

bidang IIG yang relevan

dengan kebutuhan

penyelenggaraan IIG sesuai

program prioritas nasional

2. Terwujudnya satu

database geospasial yang

menjadi acuan

penyelenggaraan IG

3. Terwujudnya satu

geoportal yang menjadi

acuan penyelenggaraan IG

4. Terbangunnya JIGN

Page 106: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

92

No Perspektif Sasaran Strategi Sasaran Strategis TI

5. Meningkatnya kepatuhan

penyelenggaraan IG sesuai

standar penyelenggaraan IG

4. Learn & Growth:

bagaimana

mengembangkan

organisasi

1. Terselenggaranya Reformasi

Birokrasi Badan Informasi

Geospasial (BIG) sesuai road

map Reformasi Birokrasi

Nasional (RBN) gelombang II

1. Terselenggaranya

Reformasi Birokrasi Deputi

Bidang Infrastruktur IG

sesuai road map Reformasi

Birokrasi BIG 2016-2019

Setelah diperoleh serangkaian sasaran strategis TI BIG selanjutnya ditentukan serangkaian

kompetensi TI yang diperlukan untuk merealisasikan sasaran strategis tersebut. Kompetensi

pada dasarnya adalah kemampuan untuk menerapkan sumber daya TI organisasi untuk

melaksanakan serangkaian tugas tertentu. Namun penentuan kompetensi TI tidak selalu

diturunkan secara top-down berdasarkan sasaran strategis TI ataupun regulasi. Kompetensi TI

juga dapat ditentukan sebagai secara bottom-up berdasarkan evaluasi kebutuhan

peningkatan perbaikan yang dilakukan oleh masing-masing unit/pusat di lingkungan BIG.

Kebutuhan kompetensi ini dapat berulang dalam arti menjadi kebutuhan pemenuhan sasaran

strategis TI di dalam perspektif balanced scorecard yang berbeda.

Berdasarkan orientasinya dengan kedekatan sumber daya yang dihasilkan, dapat disusun

kompetensi tersebut dapat dikelompokkan dalam empat kelompok utama yakni:

1. Kompetensi berkaitan dengan data.

2. Kompetensi berkaitan dengan aplikasi.

3. Kompetensi berkaitan dengan infrastruktur TI.

4. Kompetensi berkaitan dengan proses manajemen, kebijakan dan SDM TI.

Page 107: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

93

Berdasarkan pemahaman atas definisi atas kompetensi TI, selanjutnya disusun analisis

kebutuhan kompetensi TI untuk merealisasikan sasaran strategis TI yang telah didefinisikan

sebelumnya yang disajikan pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Identifikasi Kebutuhan Kompetensi TI

No Perspektif Sasaran Strategis TI Kebutuhan Kompetensi TI

1. Stakeholder: apa yang

harus TI kontribusikan?

Meningkatnya

pemanfaatan TIK dalam

pengelolaan dan

penyebarluasan IG

untuk pelaksanaan

agenda prioritas

nasional berbasis

kewilayahan (Nawa Cita)

Seluruh kompetensi pada dimensi

data, aplikasi, infrastruktur dan tata

kelola TI.

2. Customer: citra apa yang

dikembangkan fungsi TI

dalam hubungannya

dengan

stakeholder/kustomer

1. Meningkatnya

kualitas IG yang siap

pakai

2. Meningkatnya

kualitas Layanan simpul

Jaringan dan Layanan

umum berbasis TI

1. [Standar Data] dikembangkannya

dan diterapkannya satu standar, satu

referensi IG yang digunakan dalam

kegiatan pengembangan dan

pengelolaan data geospasial secara

memadai.

2. [Aplikasi dan infrastruktur]

menyediakan layanan TI secara

handal, aman, adaptif dan mudah

dalam pemeliharaannya serta

berorientasi kepada pemenuhan

kebutuhan pengguna.

3. Internal : Apa

kemampuan internal TI

yang harus dikuasai?

1. Tersedianya kebijakan

bidang IIG yang relevan

dengan kebutuhan

1. [Standar Data] dikembangkannya

dan diterapkannya satu standar, satu

referensi IG yang digunakan dalam

Page 108: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

94

No Perspektif Sasaran Strategis TI Kebutuhan Kompetensi TI

penyelenggaraan IIG

sesuai program prioritas

nasional

2. Terwujudnya satu

database geospasial

yang menjadi acuan

penyelenggaraan IG

3. Terwujudnya satu

geoportal yang menjadi

acuan penyelenggaraan

IG

4. Terbangunnya JIGN

5. Meningkatnya

kepatuhan

penyelenggaraan IG

sesuai standar

penyelenggaraan IG

kegiatan pengembangan dan

pengelolaan data geospasial secara

memadai

2. [Tata Kelola Data] Terdefinisinya

kebijakan yang mengatur peran dan

tanggung jawab untuk memastikan

dilaksanakannnya penyusunan dan

penerapan standar IG melalui

mekanisme QA dan QC diantar pusat

selaku produsen IG dan distributor IG

dengan memperhatikan dampaknya

bagi kualitas penyelenggaraan IG

secara keseluruhan.

3. [Tata Kelola Data] Terdefinisinya

kebijakan yang mengatur peran dan

tanggung jawab dalam memastikan

disusun dan diterapkannya standar

IG diantara simpul jaringan

(BIG/K/L/P) melalui mekanisme QA

dan QC yang disepakati diantara

simpul jaringan dengan

memperhatikan dampaknya bagi

kualitas penyelenggaraan IG secara

keseluruhan.

4. [Aplikasi] Penerapan dan

pengembangan sistem informasi

dalam mengembangkan layanan

Page 109: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

95

No Perspektif Sasaran Strategis TI Kebutuhan Kompetensi TI

Informasi geospasial secara

terintegrasi dan terpadu.

5. [infrastruktur, aplikasi dan data]

penetapan arsitektur penghubung

simpul jaringan sebagai referensi

bagi pengembangan IG bagi K/L dan

pemda dan JIGN

6. [Tata Kelola TI] Kemampuan

mengelola siklus hidup aplikasi dan

infrastrukktur secara optimal dari sisi

manfaat, risiko, biaya

4. Learn & Growth :

Bagaimana

mengembangkan fungsi

pengelola TI

1. Terselenggaranya

Reformasi Birokrasi

Deputi Bidang

Infrastruktur IG sesuai

road map Reformasi

Birokrasi BIG 2016-2019

1. [Tata Kelola TI] mengoptimalkan

manfaat, risiko dan biaya dari

mekanisme koordinasi dan

pelaksanaan fungsi pengelola TI

BIG

2. [Tata Kelola TI] Mengembangkan

Kompetensi dan skill TI yang

diperlukan untuk menjalankan

kegiatan pengelolaan TI sesuai

dengan kebutuhan posisi dan

peran TI di lingkungan BIG

Kompetensi diatas adalah kompetensi yang identifikasi dengan pendekatan top-down. Untuk

memastikan kelengkapan dari kompetensi tersebut diperlukan analisa lebih lanjut kompetensi

TI yang diperlukan berdasarkan pendekatan bottom up sesuai dengan disusun berdasarkan

dengan mekanisme tata kelola TI organisasi.

Page 110: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

96

2.2. Analisis Karakteristik Proses

Analisis karakteristik proses pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

mengidentifikasi kebutuhan kompetensi TI yang didasarkan pada kebutuhan proses organisasi

untuk melakukan perbaikan berkelanjutan/continual improvement terhadap proses

geospasial maupun proses non geospasial organisasi BIG. Dengan kata lain proses ini

mengidentifikasi pola kendala dan kebutuhan umum dari masing-masing proses sehingga

diperoleh kebutuhan kompetensi TI BIG. secara garis besar evaluasi karakteristik proses dibagi

menjadi dua proses.

Pertama adalah proses geospasial yakni seluruh aktifitas yang berhubungan dengan

pengumpulan, pengolahan, pengelolaan, penyebarluasan dan pemanfaatan informasi

geospasial. Kedua adalah proses non geospasial merupakan keseluruhan proses dan aktifitas

yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan geospasial.

2.2.1. Karakteristik Proses Geospasial

Berdasarkan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada deputi-deputi yang

berhubungan dengan kegiatan IG meliputi Deputi IGD, IGT dan Deputi IIG, pada dasarnya

proses-proses geospasial dapat dikelompokkan sebagai lima proses utama yakni proses

Pengumpulan DG dan IG, Pengolahan DG dan IG, Pengelolaan DG dan IG, Penyebarluasan DG

dan IG, dan pemanfaatan IG.

Penentuan karakteristik dari proses geospasial pada dasarnya disusun mengacu pada hasil

analisis value chain dari masing-masing proses tersebut diatas. Secara umum evaluasi

karakteristik proses Geospasial/IG disusun berdasarkan perspektif karakteristik sumber daya

yang menyusunnya sebagai berikut :

[Karakteristik Data] Kondisi data/informasi yang dipertukarkan : bagaimana

kondisi data saat ini, dan bagaimana proses standardisasi dan aturan validasi data

diterapkan.

[Karakteristik Ketergantungan data] Keterkaitan diantara data dalam tahapan-

tahapan pengembangan IG : mengevaluasi tingkat ketergantungan, dan dampak

Page 111: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

97

dari informasi yang dihasilkan suatu proses geospasial terhadap proses geospasial

lainnya.

[Karakteristik Sistem TI] Kondisi sistem TI yang mendukung pelaksanaan

penyusunan IG: bagaimana hubungan antara aplikasi dimasing-masing tahapan

dan dampaknya bagi pelaksanaan informasi geospasial.

[Karakteristik Ketergantungan TI] Peranan TI dalam proses-proses penyusunan IG

: bagaimana tingkat ketergantungan proses terhadap teknologi informasi.

Berdasarkan evaluasi atas karakteristik tersebut selanjutnya disusun implikasi-implikasi dari

karakteristik tersebut yang menjadi dasar untuk menentukan kebutuhan kompetensi TI BIG

seperti yang disajikan pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Identifikasi Kebutuhan Kompetensi TI

No Perspektif Kondisi Implikasi /Kebutuhan

Kompetensi

1. Karakteristik

Standardisasi

data

1. Standardisasi data geospasial

didefinisikan secara otonom oleh

masing-masing pusat sebagai

pelaksana IG terutama pada

tahapan proses pengumpulan raw

data geospasial, dan pengolahan

data.

2. Seiring dengan pemusatan

infrastruktur TI dan penyebaran

IG, terdapat standardisasi yang

berlaku secara lintas pusat/deputi

melalui KUGI, terutama dalam

pembentukan data IG berbasis

database geospasial.

3. Terdapat perbedaan kemampuan

dan tingkat kepentingan/urgensi

[Standar Data]

dikembangkannya

dan diterapkannya

satu standar, satu

referensi IG yang

digunakan dalam

kegiatan

pengembangan dan

pengelolaan data

geospasial secara

memadai

[Tata Kelola Data]

Terdefinisinya

kebijakan yang

mengatur peran dan

tanggung jawab

Page 112: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

98

No Perspektif Kondisi Implikasi /Kebutuhan

Kompetensi

adopsi standar geospasial (KUGI)

dimasing-masing pusat. Pusat yang

berkaitan dengan penyediaan IGD

memiliki kemampuan dan

kebutuhan/urgensi menerapkan

standar KUGI yang lebih tinggi

dibandingkan dengan yang

berkaitan dengan penyediaan IGT.

4. Proses koordinasi dalam

pelaksanaan QA dan QC telah

berlangsung diantara pusat yang

melakukan produksi data IG

dengan pusat yang melakukan

penyebarluasan. Namun

Koordinasi ini masih perlu

ditingkatkan karena terkadang

belum jelas siapa yang paling

bertanggung-jawab memutukan

kualitas data IG layak di-

didstribusikan atau tidak.

untuk memastikan

dilaksanakannnya

penyusunan dan

penerapan standar

IG melalui

mekanisme QA dan

QC diantar pusat

selaku produsen IG

dan distributor IG

dengan

memperhatikan

dampaknya bagi

kualitas

penyelenggaran IG

secara keseluruhan.

2. Karakteristik

Ketergantun

gan data

1. Proses-proses geospasial di

hilir merupakan acuan

terhadap proses-proses

geospasial yang ada di hulu.

Dengan demikian kualitas

data-Data IGD berdampak

pada kualitas data secara

1. [Tata Kelola Data]

Perlu ada penentuan

target tingkat

kepatuhan terhadap

standar IG diantara

dimasing-masing

pusat dan

Page 113: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

99

No Perspektif Kondisi Implikasi /Kebutuhan

Kompetensi

keseluruhan. Dimana data-

data IGD menjadi acuan

referensi data-data yang ada

diatasnya. sehingga kualitas

dan integritas data IG secara

keseluruhan sangat

ditentukan oleh data-data

IGD.

perencanaan strategi

pencapaiannya serta

evaluasi implikasi

kepatuhannya .

3. Karakteristik

Sistem TI

1. Penyediaan layanan TI di BIG

secara garis besar

dikelompokkan kedalam dua

layanan. Layanan sistem

informasi dan layanan

infrastruktur TI.

2. Layanan infrastruktural

seperti penyediaan server,

jaringan dan storage secara

umum sudah disediakan

secara terpusat oleh PPIG.

Pengelolaan secara terpusat

ini memudahkan kegiatan

pengelolaan dan

mengefisienkan anggaran

penyediaan infrastruktur

layanan. Kendala utama

dalam penyediaan

infrastruktur TI adalah

masalah pengelolaan

1. [Aplikasi dan infrastruktur]

menyediakan layanan TI

secara handal, aman, adaptif

dan mudah dalam

pemeliharaannya serta

berorientasi kepada

pemenuhan kebutuhan

pengguna.

2. [Aplikasi] Penerapan dan

pengembangan sistem

informasi dalam

mengembangkan layanan

Informasi geospasial secara

terintegrasi dan terpadu.

3. [Tata Kelola TI]

Kemampuan mengelola

siklus hidup aplikasi dan

Page 114: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

100

No Perspektif Kondisi Implikasi /Kebutuhan

Kompetensi

capacity yang memenuhi

kebutuhan beragam

pengguna dan masalah

pengolaan lisensi software

3. Sistem informasi/Aplikasi

yang digunakan di-

lingkungan BIG

dikelompokkan dalam dua

kelompok yakni

aplikasi/sistem informasi

untuk layanan hulu dan

sistem informasi untuk

layanan hilir. Selain itu

adalah masalah penyediaan

akses terhadap file-file data

geospasial yang dihasilkan

oleh masing-masing pusat.

4. Sistem informasi untuk

layanan hulu berkaitan

dengan pengumpulan dan

pengolahan data IG

dikembangkan oleh masing-

masing pusat secara otonom

sementara pemeliharaannya

dikelola oleh PPIG. Persoalan

dari penyediaan layanan

aplikasi disini adalah tingkat

kemanfaatan dari aplikasi

infrastrukktur secara optimal

dari sisi manfaat, risiko,

biaya

Page 115: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

101

No Perspektif Kondisi Implikasi /Kebutuhan

Kompetensi

yang dikembangkan masih

belum optimal.

5. Sistem informasi untuk

layanan hilir berkaitan

dengan kegiatan pengolahan

(penyimpanan dan

pengamanan file data

geospasial ke dalam

database geospasial) dan

penyebaran data geospasial.

Saat ini BIG sudah memiliki

aplikasi standar untuk

aplikasi pengolahan ini

namun permasalahnnya

adalah tingkat

pemanfaatannya yang

rendah, dimana tidak semua

pusat menggunakan karena

masalah standar data

maupun keterbatasan

resource.

3. Karakteristik

Ketergantun

gan TI

1. Seluruh proses IG

merupakan proses yang

pelaksanaannya

memerlukan dukungan TI

tanpa pengganti karena

1. [Tata Kelola Data]

Terdefinisinya kebijakan

yang mengatur peran dan

tanggung jawab dalam

memastikan disusun dan

Page 116: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

102

No Perspektif Kondisi Implikasi /Kebutuhan

Kompetensi

proses tersebut tidak dapat

dilakukan secara manual.

2. Tingkat kebutuhan

standardisasi TI bervariasi

diantara tahapan-tahapan

pengelolaan IG sebagian

standar ditetapkan secara

otonom oleh masing-masing

pusat terutama pada

tahapan awal pengumpulan

dan pengelolahan yang

berorientasi pada

penyediaan file data

geospasial, file IG. Dengan

kata lain dalam tahapan

proses ini ketergantungan

terhadap TI tinggi namun

tingkat kendali standar

sistem informasi dan

kinerjanya berlangsung

secara terdistribusi di

masing-masing pusat (Pola IT

sebagai Backbone)

3. Standardisasi TI secara

terpusat dilakukan pada saat

kegiatan IG berfokus pada

konversi file IG kedalam

diterapkannya standar IG

diantara simpul jaringan

(BIG/K/L/P) melalui

mekanisme QA dan QC yang

disepakati diantara simpul

jaringan dengan

memperhatikan dampaknya

bagi kualitas

penyelenggaraan IG secara

keseluruhan

2. [Aplikasi dan infrastruktur]

menyediakan layanan TI

secara handal, aman, adaptif

dan mudah dalam

pemeliharaannya serta

berorientasi kepada

pemenuhan kebutuhan

pengguna.

3. [Aplikasi] Penerapan dan

pengembangan sistem

informasi dalam

mengembangkan layanan

Informasi geospasial secara

terintegrasi dan terpadu.

4. [Tata Kelola TI]

Kemampuan mengelola

siklus hidup aplikasi dan

infrastrukktur secara optimal

Page 117: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

103

No Perspektif Kondisi Implikasi /Kebutuhan

Kompetensi

database geospasial sampai

dengan distribusinya. Disini

peran SI/TI menjadi

kompleks dimana

ketergantungan terhadap

SI/TI tinggi dan kebutuhan

standardisasi SI/TI dan

kinerjanya menjadi semakin

terpusat.

dari sisi manfaat, risiko,

biaya

2.2.2. Karakteristik Proses Non Geospasial

Proses non Geospasial pada dasarnya adalah seluruh fungsi-fungsi yang menjalankan aktifitas

pendukung di dalam value chain. Fungsi ini juga dikenal sebagai fungsi settama, karena

sebagaian besar unit kerja yang melaksanakannya berada dibawah koordinasi settama. Fungsi

yang dijalankan dalam proses non geospasial meliputi:

1. fungsi perencanaan dan anggaran dijalankan oleh bagian perencanaan

2. fungsi kepegawaian dan organisasi dijalankan oleh bagian kepegawaian

3. fungsi Hukum dijalankan oleh bagian hokum

4. fungsi Umum dijalankan oleh bagian umum

5. fungsi Keuangan dijalankan oleh bagian keuangan

6. fungsi pendidikan dan pelatihan dijalankan oleh balai yasjanduk

7. fungsi pelayanan promosi dan kerjasama dijalankan oleh aktifitas pendukung

8. fungsi pengawasan internal aktifitas pendukung dijalankan oleh inspektorat

9. fungsi Teknologi informasi dijalankan oleh PIIG

Fungsi non geospasial, merupakan fungsi yang memberikan penyediaan layanan ke beragam

stakeholder, sehingga dapat dikelompokkan berdasar stakeholder yang dilayani yakni:

Page 118: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

104

1. Government to citizens (G2C). Penyediaan layanan dan fasilitas komunikasi antara

pemerintah dengan publik.

2. Government to business enterprise (G2B). Penyediaan layanan dan fasilitas

komunikasi antara pemerintah dengan sektor bisnis.

3. Government to government (G2G). Penyediaan layanan dan fasilitas komunikasi

antara pemerintah dengan pemerintah.

Evaluasi karakteristik proses-proses non geospasial, disusun berdasarkan hasil asessmen atas

kondisi proses-proses geospasial yang mengacu pada kriteria pada evaluasi karakteristik

proses pada proses non geospasial berdasarkan perspektif karakteristik sumber daya yang

menyusunnya. Penjelasan karakteristik sumber daya tersebut adalah sebagai berikut:

1. [Karakteristik Data] Kondisi data/informasi yang dipertukarkan: bagaimana kondisi

data non geospasial saat ini, dan bagaimana proses standardisasi dan aturan validasi

data diterapkan.

2. [Karakteristik Ketergantungan data] Keterkaitan diantara data dalam tahapan-

tahapan dalam siklus pengelolaan aktifitas non geospasial : mengevaluasi tingkat

ketergantungan, dan dampak dari informasi yang dihasilkan suatu proses non

geospasial terhadap proses non geospasial lainnya.

3. [Karakteristik Sistem TI] Kondisi sistem TI yang mendukung pelaksanaan proses non

geospasial bagaimana hubungan antara aplikasi dimasing-masing siklus non

geospasial dan dampaknya bagi pelaksanaan informasi non geospasial secara

keseluruhan.

4. [Karakteristik Ketergantungan TI] Peranan TI dalam proses-proses penyusunan non

geospasial.

Berdasarkan evaluasi atas karakteristik tersebut selanjutnya disusun implikasi-implikasi dari

karakteristik tersebut yang menjadi dasar untuk menentukan kebutuhan kompetensi TI BIG

berkaitan dengan proses non geospasial. Hasil dari analisa karakteristik tersebut disajikan

pada Tabel 2.6.

Page 119: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

105

Tabel 2.6 Pemetaan Kebutuhan Kompetensi TI

No Perspektif Kondisi Implikasi /Kebutuhan

Kompetensi

1. Karakteristik

Standardisasi

data

1. Saat ini inisiatif belum ada

standardisasi data-data untuk

proses non geospasial di lingkunga

BIG.

2. Standardisasi data ditentukan

secara otonom secara internal oleh

masing-masing pusat dan juga

mengacu pada kebutuhan data

geospasial yang di-drive oleh

kebutuhan pelaporan kepada

lembaga pemerintah lainnya

berkaitan dengan layanan non

geospasial yang bersifat G2G

1. [Standar Data dan

aplikasi]

dikembangkannya

dan diterapkannya

standardisasi atau

arsitektur data dan

aplikasi untuk

proses-proses non-

geospasial internal

BIG yang relatif

independen dari

kebutuhan

pelaporan kepada

pihak eksternal (K/L)

2. Karakteristik

Ketergantunga

n data

1. Saat ini siklus proses non geospasial

yang ada disusun berdasarkan

tupoksi struktural organisasi.

2. Pendekatan ini optimal untuk

pemrosesan data yang tidak

bersifat lintas fungsi, dan melekat

tunggal pada masing-masing

bagian. Namun jika pendekatan ini

diterapkan pada data non-

geospasial yang bersifat lintas

fungsi akan berakibat pada adanya

duplikasi pemrosesan data non

1. [Standar Data dan

Aplikasi]

dikembangkan dan

diterapkannya

standardisasi

maupun arsitektur

data dan aplikasi

untuk proses-proses

non-geospasial

internal BIG yang

relatif independen

dari kebutuhan

Page 120: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

106

No Perspektif Kondisi Implikasi /Kebutuhan

Kompetensi

geospasial oleh aplikasi suatu pusat

dengan pusat lainnya. Sebagai

contoh proses realisasi anggaran

mengalami duplikasi pemrosesan

yang pertama oleh aplikasi

anggaran dan aplikasi realisasi

anggaran yang spesifik

dikembangkan oleh SDM.

pelaporan kepada

pihak eksternal (K/L)

3. Karakteristik

Sistem TI

1. Sistem non spasial yang ada saat ini

dikembangkan berdasarkan

kebutuhan untuk mengotomasi

proses-proses non-geospasial yang

berlangsung masing-masing pusat.

2. Ini mengakibatkan aplikasi yang

dikembangkan oleh setiap pusat

menjadi silo-silo aplikasi yang tidak

saling terhubung satu sama lain.

1. [Aplikasi dan

infrastruktur]

menyediakan layanan TI

secara handal, aman,

adaptif dan mudah

dalam pemeliharaannya

serta berorientasi

kepada pemenuhan

kebutuhan pengguna.

2. [Aplikasi] Penerapan dan

pengembangan sistem

informasi dalam

mengembangkan

layanan non-geospasial

secara terintegrasi dan

terpadu sejauh

memungkinkan.

3. [Tata Kelola TI]

Kemampuan mengelola

siklus hidup aplikasi dan

Page 121: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

107

No Perspektif Kondisi Implikasi /Kebutuhan

Kompetensi

infrastrukktur secara

optimal dari sisi

manfaat, risiko, biaya

4. Karakteristik

Ketergantunga

n SI/TI

1. Untuk proses non geospasial

tingkat ketergantungan

terhadap SI/TI masih belum

tinggi. Proses masih banyak

berjalan secara manual

(aplikasi office) dan dilakukan

entry ulang antar aplikasi

terhadap aplikasi eksternal.

2. Peran sistem informasi

sebagian besar masih

digunakan untuk melakukan

diseminasi data dan otomasi

siklus proses non geospasial

dimasing-masing pusat.

Penekanan utama penerapan

SI/TI pada proses non

geospasial adalah melakukan

efisiensi proses. Ini bisa

dipahami karena kebanyakan

proses non-geospasial di-drive

oleh kepatuhan dengan

lembaga pemerintah lainnya

sehingga terlalu berisiko untuk

memutuskan menerapkan

standardisasi data tersebut.

1. [Aplikasi dan

infrastruktur]

menyediakan layanan TI

secara handal, aman,

adaptif dan mudah dalam

pemeliharaannya serta

berorientasi kepada

pemenuhan kebutuhan

pengguna.

2. [Aplikasi] Penerapan dan

pengembangan sistem

informasi dalam

mengembangkan layanan

non-geospasial secara

terintegrasi dan terpadu

sejauh memungkinkan.

3. [Tata Kelola TI]

Kemampuan mengelola

siklus hidup aplikasi dan

infrastrukktur secara

optimal dari sisi manfaat,

risiko, biaya

Page 122: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

108

No Perspektif Kondisi Implikasi /Kebutuhan

Kompetensi

selain itu ada banyak aplikasi-

aplikasi yang merupakan

aplikasi yang disediakan oleh

K/L yang perencanaannya

kedepannya sehingga sulit di-

sinkronkan dengan inisiatif

yang ada saat ini.

2.3. Kebutuhan Kompetensi TI

Berdasarkan hasil evaluasi karakteristik proses secara top-down dan bottom-up telah di-

identifikasi serangkaian kebutuhan kompetensi yang selanjutnya digunakan untuk menjadi

acuan dalam menyusun blueprint SI/TI. Pada beberapa kompetensi terdapat kompetensi yang

sulit dipisahkan berdasarkan perpektif kompetensi. Kompetensi tersebut selanjutnya akan

ditulis berulang pada kompetensi yang sesuai seperti yang disajikan pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Hasil Evaluasi Kebutuhan Kompetensi TI

No Perspektif

Kompetensi

Kompetensi

1. Data 1. dikembangkannya dan diterapkannya standardisasi atau

arsitektur data untuk proses-proses non-geospasial

internal BIG yang relatif independen dari kebutuhan

pelaporan kepada pihak eksternal (K/L)

2. dikembangkannya dan diterapkannya satu standar, satu

referensi IG yang digunakan dalam kegiatan

Page 123: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

109

No Perspektif

Kompetensi

Kompetensi

pengembangan dan pengelolaan data geospasial secara

memadai

2. Sistem

Informasi/Aplikasi

1. Penerapan dan pengembangan sistem informasi dalam

mengembangkan layanan non-geospasial secara

terintegrasi sejauh memungkinkan.

2. dikembangkannya dan diterapkannya standardisasi atau

arsitektur aplikasi untuk proses-proses non-geospasial

internal BIG yang relatif independen dari kebutuhan

pelaporan kepada pihak eksternal (K/L)

3. Penerapan dan pengembangan sistem informasi dalam

mengembangkan layanan Informasi geospasial secara

terintegrasi dan terpadu.

4. Tersedianya layanan aplikasi TI secara handal, aman,

adaptif dan mudah dalam pemeliharaannya serta

berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan pengguna.

3. Infrastruktur TI 1. menyediakan layanan infrastruktur TI secara handal,

aman, adaptif dan mudah dalam pemeliharaannya serta

berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan pengguna.

4. Tata Kelola dan

Manajemen TI

1. Kemampuan mengelola siklus hidup aplikasi dan

infrastrukktur secara optimal dari sisi manfaat, risiko,

biaya

2. Adanya penentuan target tingkat kepatuhan terhadap

standar data IG diantara dimasing-masing pusat dan

perencanaan strategi pencapaiannya serta evaluasi

implikasi kepatuhannya.

3. Terdefinisinya kebijakan yang mengatur peran dan

tanggung jawab dalam memastikan disusun dan

Page 124: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

110

No Perspektif

Kompetensi

Kompetensi

diterapkannya standar IG diantara simpul jaringan

(BIG/K/L/P) melalui mekanisme QA dan QC yang

disepakati diantara simpul jaringan dengan

memperhatikan dampaknya bagi kualitas

penyelenggaraan IG secara keseluruhan

Page 125: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

111

Section 2: Blueprint

Berisikan infomasi mengenai:

1. Blueprint Sistem Informasi

a. Prinsip SI

b. Arsitektur SI

c. Portofolio SI

d. Pertukaran Data Geospasial

2. Blueprint Infrastruktur TI

a. Prinsip TI

b. Portofolio TI

c. Teknologi TI

d. Arsitektur TI

3. Blueprint Tata Kelola TI

a. Prinsip TI

b. Struktur Organisasi TI

c. Proses dan Kebijakan Tata Kelola

TI

d. Mekanisme Relasional

Page 126: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

112

Bab 3. Blueprint Sistem Informasi

3.1. Pendahuluan

Pada Bab ini berisikan informasi terkait perencanaan sistem informasi akan datang.

Perencanaan SI akan datang diidentifikasi berdasarkan kebutuhan sistem informasi dari hasil

assessment. Terdapat empat faktor utama yang menjadi tolok ukur dari penentuan inisiatif TI,

yaitu visi organisasi, rencana strategi organsiasi, kebutuhan SI organisasi, dan prinsip

pengembangan SI. Sistem Informasi yang diusulkan diformulasikan agar sesuai dengan lingkup

dan kondisi BIG.

Cakupan dari perencanaan SI pada bab ini memberikan inisiatif-inisiatif SI yang dibutuhkan

oleh BIG. Inisiatif-inisiatif yang telah teridentifikasi akan disesuaikan lagi untuk kebutuhan

kurun waktu 5 tahun. Bab ini juga membahas kebutuhan SI yang akan datang dalam bentuk

portofolio. Pada Bab ini belum dibahas mengenai prioritisasi SI dan timeline pengerjaan SI

akan datang.

3.2. Prinsip-Prinsip Sistem Informasi

Dalam perancangan arsitektur SI dibutuhkan prinsip-prinsip dalam pengembangan dan

implementasi TI yang sesuai dengan kondisi organisasinya. Prinsip-prinsip Ti berisikan

kebijakan-kebijakan yang menjadi acuan dalam mengambil keputusan saat pengembangan

dan implementasi TI. Harapannya dengan adanya Prinsip TI dapat mengembangkan SI yang

ideal dan tepat sasaran sesuai karakteristik organisasi. Prinsip-prinsip yang telah diidentifikasi

untuk kebutuhan pengembangan SI dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Page 127: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

113

Tabel 3.1 Prinsip-Prinsip Pengadaan SI

No Prinsip Pengadaan SI Penjelasan

1 Kemudahan aplikasi untuk

digunakan (Easy-to-use

applications)

Aplikasi yang dikembangkan harus mudah untuk

digunakan oleh pengguna, terutama untuk bagian

tampilan dan pemrosesannya. Sebagai contoh adalah

menggunakan gambar atau icon yang sudah familiar

bagi pengguna dan penerapan single-sign-on

2 Dapat diakses kapanpun

dan dimanapun

(Anytime/Anywhere Access)

Aplikasi seharusnya dapat diakses kapan saja dimana

saja oleh seluruh pegawai dan stakeholder sesuai hak

akses

3 Melakukan Rekayasa

Terlebih Dahulu

(Reengineering First)

Sebisa mungkin prosedur atau aturan bisnis yang akan

didukung oleh sistem informasi sudah jelas dan

disepakati oleh seluruh stakeholder yang terlibat

dalam penggunaan aplikasi. Di satu sisi arsitektur

sistem informasi yang akan diterapkan harus tanggap

(adaptif) terhadap kebutuhan bisnis yang dinamis

4 Penggunaan teknologi yang

tidak bergantung pada

vendor tertentu

(Technological

Independence)

Pemilihan teknologi yang mendukung aplikasi harus

memenuhi beberapa kriteria berikut, yaitu

ketersediaan di pasaran (commercial off-the-shelf),

telah menjadi standar di organisasi umumnya

(industry standards), dan kemudahan untuk

dikustomisasi (open architecture).

5 Mengurangi konfigurasi

platform (Minimize

Platform Configurations)

Platform teknologi yang digunakan seharusnya

terstandardisasi sehingga memudahkan perbaikan,

updating, dan pemeliharaan

6 Pengintegrasian

(Integration)

Modul aplikasi yang ada seharusnya dapat saling

berinteraksi sesuai kebutuhan bisnis.

Page 128: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

114

No Prinsip Pengadaan SI Penjelasan

7 Mengurangi kompleksitas

integrasi (Reduce

Integration Complexity)

Proses Integrasi dan pemeliharaannya seharusnya

dilakukan melalui pola-pola yang standar sesuai

dengan best practice dan mempertimbangkan

kapabilitas organisasi TI perusahaan.

8 Penggunaan ulang sebelum

membeli, membeli sebelum

membangun (Reuse before

buy, Buy before Build)

Pemanfaatan lebih lanjut dari aset aplikasi yang telah

ada sebelum dilakukan pengembangan aplikasi baru.

Apabila reuse tidak memenuhi kebutuhan bisnis maka

sebaiknya dilakukan pembelian produk jadi daripada

membangun aplikasi dari awal.

9 Keamanan Informasi

(Information Security)

Dalam pengembangan dan implementasi aplikasi

harus menerapkan keamanan informasi, baik dari sisi

aplikasi maupun jaringan.

3.3. Arsitektur Sistem Informasi

3.3.1. Arsitektur IG Terpadu

Arsitektur logical dari sistem Penyelenggaraan IG Terpadu ditunjukkan pada Gambar 3.1 .

Arsitektur tersebut mengakomodasi lima fungsi dan proses bisnis utama dari Badan Informasi

Geospasial, yang terdiri dari proses pengumpulan, pengolahan, pengelolaan, penyebarluasan,

dan penggunaan data dan informasi geospasial yang kelimanya saling berkaitan satu sama

lain. Data dan informasi yang ada pada sistem Penyelenggaraan IG Terpadu ini akan terkait

dengan penyelenggaran Jaringan Informasi Geospasial yang dilakukan oleh simpul jaringan.

Dalam hal ini simpul jaringan juga bertanggung jawab dalam melakukan aktivitas

pengumpulan, pemeliharaan, pemutakhiran, pertukaran, dan penyebarluasan informasi dan

data geospasial. Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, arsitektur logical dari sistem

Penyelenggaraan IG Terpadu dapat dibagi menjadi lima layer aplikasi, yaitu layer aplikasi

Page 129: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

115

pengumpulan IG, layer aplikasi pengolahan IG, layer aplikasi pengelolaan IG, layer aplikasi

penyebarluasan IG, dan layer aplikasi penggunaan IG.

Layer pertama (layer aplikasi pengumpulan IG) membungkus semua aplikasi yang digunakan

oleh unit-unit teknis BIG dan juga simpul jaringan dalam aktivitas pengumpulan data dan

informasi geospasial. Beberapa contoh aplikasi yang termasuk layer ini adalah aplikasi

Bathimetri, Sakti, dan aplikasi PDJKGG. Data yang dikumpulkan pada layer ini akan diolah

dengan menggunakan aplikasi di layer berikutnya.

Selanjutnya, di layer kedua terdapat layer aplikasi pengolahan IG. Semua data yang telah

dikumpulkan melalui aplikasi di layer sebelumnya akan melalui proses quality control untuk

kemudian dilakukan aktivitas pengolahan. Quality control yang dimaksud bertujuan untuk

memastikan data yang akan diolah memenuhi persyaratan mutu sesuai standar yang telah

ditentukan. Dalam hal ini, skema data yang digunakan harus mengacu pada standar KUGI

(Katalog Unsur Geografi Indonesia). Kualitas dari sebuah data nantinya akan dipantau secara

internal oleh pusat teknis melalui aplikasi QC Management Systems. Data yang telah melalui

quality control dan memenuhi standar minimum kualitas akan masuk ke database

development untuk selanjutnya diolah oleh pusat-pusat teknis dengan menggunakan aplikasi

pengolahan data spasial.

Layer aplikasi pengelolaan meliputi semua aplikasi yang digunakan untuk melakukan kegiatan

penyimpanan, pemutakhiran, pengintegrasian, dan pengamanan informasi geospasial.

Kegiatan pengelolaan ini dilakukan oleh pusat-pusat teknis dengan dibantu oleh Pusat

Pengelolaan dan Penyebarluasan IG. Layer pengelolaan data dan informasi geospasial

melibatkan fungsi komponen sistem: Data Maintenance, Security Management, dan

Geodatabase Management. Sistem Data Maintenance mengontrol dan memantau aktivitas

pembaharuan dan pengintegrasian data geospasial ke dalam geodatabase sebagai hasil dari

aktivitas pengumpulan data, pemrosesan data, dan juga analisa data. Pengaksesan dan

manupulasi data oleh pengguna dengan menggunakan aplikasi pengelolaan ini akan diatur

oleh sistem Security Management. Dilain pihak, aktivitas pemutakhiran dan pengintegrasian

data geospasial itu sendiri akan dibantu oleh sistem geodatabase. Dalam aktivitas pengelolaan

data dan informasi geospasial, Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan IG melakukan

penjaminan kualitas data dan informasi geospasial sebelum masuk ke dalam server database

production yang akan dikelola oleh masing-masing pusat. Penjaminan kualitas kualitas data

Page 130: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

116

dan informasi geospasial tersebut dibantu oleh sistem QA (Quality Assurance) Management

untuk melihat sejauh mana proses quality control dari data dan informasi geospasial dilakukan

ditahap sebelumnya. Selain itu, dalam tahap ini Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan IG

memberikan penilaian terhadap kualitas data dan informasi geospasial yang akan di

publikasikan. Jika kualitas data dan informasi geospasial yang dihasilkan pusat teknis dinilai

masih kurang, maka pusat teknis dapat melakukan proses pengolahan maupun pemutakhiran

data kembali.

Tahapan penyebarluasan IG ditangani oleh komponen sistem penyebarluasan data dan

informasi geospasial. Data dan informasi geospasial yang dipublikasikan akan diambil dari

database publishing. Database publishing ini berisi semua data yang telah dijamin kualitasnya

oleh Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan IG. Lebih lanjut, aktivitas penyebarluasan data

dan informasi geospasial ini dapat berupa penyebarluasan dengan menggunakan peta cetak

atau web services. Penyebarluasan dengan mekanisme web service akan dibantu oleh sistem

web service management yang diantaranya menangani layanan map services, image services,

mobile services, dan lain sebagainya. Sedangkan, untuk produksi data dan peta cetak dibantu

dengan Cartographic Map Management.

Layer terakhir mengakomodasi aktivitas penggunaaan DG dan IG untuk berbagai keperluan

baik untuk internal maupun eksternal BIG. Melalui layer sistem informasi penggunaan DG dan

IG, pengguna dapat menggunakan berbagai macam media atau sistem untuk mengakses IG,

diantaranya web services, portal, mobile device atau penggunaan media peta cetak. Dari

proses penggunaan ini dapat dihasilkan beberapa macam produk turunan informasi

geospasial yang dapat berupa web service atau geoprocessing dan dapat dimanfaatkan untuk

berbagai keperluan lain yang berhubungan dengan informasi geospasial. Beberapa produk

dari sistem informasi penggunaan data spasial ini diantaranya sistem informasi bencana dan

sistem informasi desa.

Seluruh proses utama yang ada pada sistem Penyelenggaraan IG Terpadu akan dikontrol oleh

workflow management systems yang menaungi fungsi controlling, monitoring, optimizing dan

supporting proses bisnis utama BIG. Dengan adanya workflow management system ini

diharapkan semua proses bisnis utama dapat terpantau dalam suatu aliran proses yang jelas

dan juga memastikan bahwa suatu aktivitas telah dieksekusi oleh orang atau role yang tepat

di waktu yang tepat.

Page 131: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

117

Gambar 3.1 Arsitektur IG Terpadu

Page 132: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

118

3.3.2. Arsitektur Penghubung Simpul Jaringan

BIG sebagai penghubung simpul jaringan perlu merancang arsitektur SI/TI yang dapat

memfasilitasi komunikasi dan pertukaran data spasial antar simpul-jaringan. Harapan dari

terbangunnya komunikasi dan pertukaran data adalah antar simpul jaringan adalah dapat

mendukung kebijakan satu peta, yang dilandaskan pada satu portal, satu database, dan satu

standar (data, skema, dan metadata). Rancangan yang dibutuhkan dalam menunjang

Infrastruktur Penghubung SImpul Jaringan dapat dijelaskan dalam beberapa prosedur berikut:

1. BIG dapat membangun sebuah standar prosedur dan standar data yang dapat disebarkan

dan diimplementasikan dalam berbagai simpul jaringan. Dilatarbelakangin dengan

berbedanya kapabilitas pengadaan TI, maka BIG cukup membuat standar prosedur. BIG

tidak perlu membangun standar teknologi yang diperlukan.

2. Simpul jaringan perlu mengadopsi prosedur dan standar yang digunakan pada IG

Terpadu. Simpul jaringan dapat mengadopsi prosedur pengumpulan data, pengolahan

data, dan penyebarluasan data. Hal penting yang juga perlu diadopsi adalah teknik untuk

quality control dan quality assurance yang telah distandardisasi oleh BIG. Standardisasi

tersebut berisikan standar skema data, skala, dan kualitas data.

3. BIG juga perlu menyediakan sebuah database yang digunakan sebagai media

penyimpanan data bagi simpul jaringan yang ingin menitipkan datanya. Selain itu, BIG

juga bertanggung jawab dalam penyediaan geoportal nasional yang dapat digunakan

untuk diseminasi peta digital. Pendekatan pengembangan geoportal adalah membangun

webservice untuk menyalurkan data spasial. Webservice yang digunakan sebagai kanal

penyebarluasan perlu didukung oleh metadata dan katalog layanan penyediaan data

spasial.

Agar rancangan arsitektur Penghubung Simpul Jaringan ini dapat diterapkan, maka BIG perlu

mendapatkan kekuatan hukum atau kewenangan yang didukung oleh kebijakan nasional atau

Keputusan Presiden. Gambar detail dari aliran komunikasi antar simpul jaringan dapat dilihat

pada Gambar 3.2.

Page 133: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

119

Gambar 3.2 Arsitektur Penghubung Simpul Jaringan

Page 134: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

120

3.3.3. Arsitektur Sistem Informasi BIG

BIG merupakan salah satu badan pemerintah yang memberikan layanan dalam penyediaan

data spasial dalam bentuk peta ataupun atlas. Sebagai salah satu instansi pemerintah, BIG

juga melakukan beberapa kegiatan yang bersifat administratif, yang akan dilaporkan ke

negara. Dalam penyediaan data administrasi ini, BIG telah membangun beberapa aplikasi

pendukung dan beberapa aplikasi yang disediakan oleh negara. Untuk mengoptimalkan

pengelolaan SI/TI, BIG perlu merancangan e-government yang sesuai dengan karakteristik

BIG.

Gambar 3.3 menunjukan rancangan arsitektur SI BIGyang didasarkan pada kebutuhan BIG.

Pada gambar tersebut SI terbagi menjadi enam domain SI, yang terdiri dari Access Channel,

Administration Systems, Common Systems, Core System, Centralized Repository, dan Executive

Information Systems. Penjelasan detail dari setiap domain SI akan dijelaskan lebih lanjut pada

Sub Bab selanjutnya.

Page 135: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

121

Gambar 3.3 Arsitektur SI BIG

Page 136: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

122

3.3.4. Arsitektur E-Government (E-Gov)

Arsitektur E-Government merupakan arsitektur yang dirancang untuk membantu BIG

mengintegrasikan berbagai sistem informasi administrasi dan perkantoran. Tujuan dari

pengintegrasian ini adalah agar setiap SI dapat bertukar data lebih efektif dan efisien,

kemudahan untuk menelusuri data, dan ketersediaan data dan informasi yang akurat. Untuk

merealisasikan E-Government perlu dikembangkan dua solusi TI, yaitu pengadaan

Government Resource Planning(GRP) dan Master Data Management(MDM). GRP

dikembangkan untuk memfasiltiasi keterkaitan SI, sedangkan MDM dibangun agar BIG

memiliki data yang standar, berkualitas, akurat, dan terintegrasi.

GRP sudah dikembangkan sejak tahun 2014 hingga saat ini. Hanya saja, dalam pengembangan

GRP belum memiliki gambaran besar (helicopter view) yang memetakan keterkaitan antar SI

yang mendukung kegiatan Administrasi dan Perkantoran. Adapun gambaran besar tersebut

dibutuhkan untuk memperoleh aliran data dan informasi yang terkait, hingga akhirnya dapat

dipetakan nilai strategis yang akan dicapai oleh BIG. Untuk mengakomodasi kebutuhan

tersebut, maka IT Master Plan BIG 2016-2021 juga membahas mengenai rancangan arsitektur

E-Government. Arsitektur E-Government yang berisikan aliran data antar SI dapat dilihat pada

Gambar 3.4 . Penjelasan aliran data dan informasi berdasarkan pada rancangan arsitektur E-

Government dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2Penjelasan Dataflow Arsitektur E-Government

No SI Sumber Data SI Penerima Data Aliran data dan Karakteristiknya

1 SIM Kepatuhan Persandian

Enterprise Content Management (ECM)

Penerapan kepatuhan persandian dalam pertukaran data yang terkonsolidasi dengan ECM. Tujuannya agar menjaga keamanan dalam pertukaran data.

2 Enterprise Content Management (ECM)

Knowledge Management (KM)

ECM dan KM saling terhubung dalam penyediaan data, informasi, dan dokumen sebagai pendukung pengetahuan organisasi dan publikasi.

3 SIM Persuratan Document Management System

Data dan Informasi Persuratan dapat disimpan ke dalam Document Management System. Perlu ditetapkan kebijakan pengarsipan surat, terutama

Page 137: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

123

No SI Sumber Data SI Penerima Data Aliran data dan Karakteristiknya

syarat surat yang akan dikelola dan disimpan.

4 Document Management System (DMS)

Knowledge Management (KM)

DMS dan KM terhubung untuk pertukaran dokumen yang memiliki kriteria sebagai sumber pengetahuan BIG. DMS akan mendukung ketersediaan dokumen pengetahuan, yang kemudian akan diolah dan dikategorikan pengetahuannya dalam KM.

5 Knowledge Management dan SIM Kepegawaian

SIM Diklat KM dapat digunakan juga sebagai media pegolahan diklat yang diakses oleh pegawai.

6 Knowledge Management(KM)

SIM Kepegawaian KM berinteraksi dengan SIM Kepegawaian dalam penyediaan pengetahuan dan hak akses dalam penggunaan KM.

7 Agenda Online SIM Kepegawaian Agenda Online akan mengolah data agenda atau rapat untuk acara tertentu. Agenda Online juga memudahkan untuk memberikan notifikasi kepada pegawai yang terkait.

8 Agenda Online Manajemen Proyek Agenda Online juga perlu diintegrasikan dengan manajemen proyek untuk menetapkan agenda-agenda terkait proyek.

9 SIM Kepegawaian dan SIM Kepatuhan Kepegawaian

SIM Penelitian dan Kerjasama

SIM Penelitian dan Kerja Sama perlu terhubung dengan SIM Kepegawaian terkait dengan pegawai yang terlibat dalam kerja sama dan penelitian.

10 SIM Penelitian dan Kerjasama

Manajemen Proyek SIM Penelitian dan Kerja Sama perlu terhubung dengan manajemen proyek untuk pertukaran informasi terkait proyek, seperti status proyek, KAK, legalisasi proyek, dan perjanjian lainnya.

11 SIM Layanan Hukum SIM Penelitian dan Kerjasama

SIM Penelitian dan Kerjasama terhubung dengan SIM Layanan Hukum untuk mengolah legalisasi hukum terkait kerja sama dan penelitian.

12 SIM Perencanaan SIM Penelitian dan Kerjasama

SIM Perencanaan terhubung dengan SIM Penelitian dan Kerjasama bertujuan

Page 138: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

124

No SI Sumber Data SI Penerima Data Aliran data dan Karakteristiknya

untuk menjaga keselarasan antara perencanaan BIG dengan realisasi kerja sama atau penelitian.

13 SIM Perencanaan SIM Keuangan, Kepatuhan Pengadaan, SIM Aset, dan SIM Layanan Produk dan Jasa

SIM Perencanaan terhubung dengan SIM Keuangan, Aset, dan Layanan Produk dan Jasa untuk dapat menyelaraskan realisasi perencanaan dan aktivitas yang dilakukan BIG.

14 SIM Keuangan SIM Perencanaan, Kepatuhan Pengadaan, SIM Aset, dan SIM Layanan Produk dan Jasa

SIM Keuangan terhubung dengan SIM Perencanaan, Kepatuhan Pengadaan, Aset, dan Layanan Produk dan Jasa untuk dapat menyelaraskan realisasi perencanaan dan aktivitas yang dilakukan BIG.

15 SIM Kepatuhan Pengadaan

SIM Perencanaan, Keuangan, SIM Aset, dan SIM Layanan Produk dan Jasa

SIM Kepatuhan terhubung dengan SIM Perencanaan, Keuangan, Aset, dan Layanan Produk dan Jasa untuk dapat menyelaraskan realisasi perencanaan dan aktivitas yang dilakukan BIG.

16 SIM Aset SIM Perencanaan, Keuangan, SIM Kepatuhan Pengadaan, dan SIM Layanan Produk dan Jasa

SIM Aset terhubung dengan SIM Perencanaan, Keuangan, Aset, Kepatuahan Pengadaan, dan Layanan Produk dan Jasa untuk dapat menyelaraskan realisasi perencanaan dan aktivitas yang dilakukan BIG.

17 SIM Layanan Produk dan Jasa

SIM Perencanaan, Keuangan, SIM Kepatuhan Pengadaan, dan SIM Aset

SIM Layanan Produk dan Jasa terhubung dengan SIM Perencanaan, Keuangan, Aset, Kepatuahan Pengadaan, dan Aset untuk dapat menyelaraskan realisasi perencanaan dan aktivitas yang dilakukan BIG.

Agar Arsitektur E-Government dapat diimplementasikan dan berjalan sesuai dengan

kebutuhan BIG, maka perlu dilakukan kajian teknis lebih dalam, terutama mengenai

rancangan standar data atau master data, standar teknologi, keterhubungan SI, dan teknik

integrasi data. Kajian teknis perlu dikaji dan didokumentasikan ke dalam rancangan Enterprise

Architecture(EA).

Page 139: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

125

Gambar 3.4 Arsitektur E-Government

Page 140: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

126

3.4. Portofolio Sistem Informasi

3.4.1. Sistem Informasi pada IG Terpadu

Dari kebutuhan yang telah diidentifikasi dari hasil assessment, dapat dicari solusi teknis

berikut usulan teknologi yang dapat mengakomodasi kebutuhan terkait penyelenggaran

informasi geospasial terpadu. Berikut ini dijelaskan 8 sistem informasi manajemen yang

dibutuhkan untuk penyelenggaraan informasi geospasial terpadu tersebut.

A. Sistem Informasi Manajemen Pengumpulan Data Geospasial

Sistem informasi ini dibutuhkan oleh BIG untuk mendukung salah satu dari 5 aktivitas utama

BIG dalam penyelengggaraan informasi geospasial, yaitu terkait dengan aktivitas

pengumpulan data. Lebih lanjut, sistem informasi manajemen ini berperan sebagai

pengintegrasi aplikasi-aplikasi yang digunakan oleh pusat-pusat teknis dan juga simpul

jaringan dalam mengumpulkan data geospasial. Hal tersebut mengingat saat ini masing-

masing pusat teknis dan simpul jaringan menggunakan aplikasi yang berbeda-beda untuk

melakukan pengumpulan data. Fungsionalitas yang diharapkan dari sistem informasi ini

diantaranya sistem dapat menangkap (capture) data mentah dari semua pusat teknis yang

mengumpulkan data geospasial dan nantinya sistem dapat melakukan klasifikikasi terhadap

data tersebut, misalnya klasifikasi terhadap tipe data atau data owner.

B. Sistem Informasi Quality Control Management

Sistem informasi ini dibutuhkan oleh pusat teknis BIG untuk memastikan data geospasial yang

telah dikumpulkan telah memenuhi standar yang ditentukan sebelum diolah lebih lanjut.

Dengan adanya sistem informasi ini diharapkan pusat teknis BIG dapat melakukan kontrol

terhadap kualitas data geospasial.

C. Sistem Informasi Manajemen Pengolahan Data Geospasial

Seperti halnya dengan Sistem Informasi Manajemen Pengumpulan, SIM Pengumpulan juga

dibutuhkan oleh BIG untuk mendukung salah satu dari 5 aktivitas utama BIG dalam

penyelengggaraan informasi geospasial, yaitu terkait dengan aktivitas pengolahan data. Lebih

lanjut, sistem informasi manajemen ini berperan sebagai pengintegrasi aplikasi-aplikasi yang

Page 141: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

127

digunakan oleh pusat-pusat teknis dan juga simpul jaringan dalam mengolah data geospasial.

Hal tersebut mengingat saat ini masing-masing pusat teknis dan simpul jaringan menggunakan

aplikasi yang berbeda-beda untuk melakukan pengolahan data. Fungsionalitas utama yang

diharapkan dari sistem informasi ini diantaranya sistem dapat mengolah data mentah dari

semua pusat teknis dengan berbagai format data yang sudah sesuai dengan standar KUGI.

D. Sistem Informasi Quality Assurance Management

Dalam aktivitas pengelolaan data dan informasi geospasial, Pusat Pengelolaan dan

Penyebarluasan IG melakukan penjaminan kualitas data dan informasi geospasial sebelum

masuk ke dalam server database production yang akan dikelola oleh masing-masing pusat.

Penjaminan kualitas kualitas data dan informasi geospasial tersebut dibantu oleh sistem QA

(Quality Assurance) Management untuk melihat sejauh mana proses quality control dari data

dan informasi geospasial dilakukan ditahap sebelumnya. Selain itu, dalam tahap ini Pusat

Pengelolaan dan Penyebarluasan IG memberikan penilaian terhadap kualitas data dan

informasi geospasial yang akan di publikasikan. Jika kualitas data dan informasi geospasial

yang dihasilkan pusat teknis dinilai masih kurang, maka pusat teknis dapat melakukan proses

pengolahan maupun pemutakhiran data kembali.

E. Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Data Geospasial

Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan data spasial mengelola semua aplikasi yang

digunakan untuk melakukan kegiatan penyimpanan, pemutakhiran, pengintegrasian, dan

pengamanan informasi geospasial. Sistem informasi ini akan digunakan oleh pusat-pusat

teknis dan juga Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan IG. Sistem informasi ini mengelola

aplikasi atau layanan terkait Data Maintenance, Security Management, dan Geodatabase

Management. Sistem Data Maintenance mengontrol dan memantau aktivitas pembaharuan

dan pengintegrasian data geospasial ke dalam geodatabase sebagai hasil dari aktivitas

pengumpulan data, pemrosesan data, dan juga analisa data. Pengaksesan dan manipulasi data

oleh pengguna dengan menggunakan aplikasi pengelolaan ini akan diatur oleh sistem Security

Management. Dilain pihak, aktivitas pemutakhiran dan pengintegrasian data geospasial itu

sendiri akan dibantu oleh sistem geodatabase.

F. Sistem Informasi Manajemen Penyebarluasan Data Geospasial

Page 142: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

128

Sistem Informasi Manajemen Penyebarluasan data geospasial menggunakan mekanisme web

service dan akan dibantu oleh sistem web service management yang diantaranya menangani

layanan map services, image services, mobile services, dan lain sebagainya. Sedangkan, untuk

produksi data dan peta cetak dibantu dengan Cartographic Map Management Systems.

G. Sistem Informasi Manajemen Penggunaan Data Geospasial

Sistem informasi ini mengakomodasi aktivitas penggunaaan DG dan IG untuk berbagai

keperluan baik untuk internal maupun eksternal BIG. Melalui sistem informasi ini, pengguna

dapat menggunakan berbagai macam media atau sistem untuk mengakses IG, diantaranya

web services, portal, mobile device atau penggunaan media peta cetak. Dari proses

penggunaan ini dapat dihasilkan beberapa macam produk turunan informasi geospasial yang

dapat berupa web service atau geoprocessing dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai

keperluan lain yang berhubungan dengan informasi geospasial. Beberapa produk dari sistem

informasi penggunaan data spasial ini diantaranya sistem informasi bencana dan sistem

informasi desa.

H. Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Standar dan Simpul Jaringan

Merupakan kumpulan sistem informasi untuk membantu proses pengelolaan standar dan

simpul jaringan. Lebih banyak digunakan oleh Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi

Geospasial. Melalui sistem informasi manajemen ini pengguna dapat melihat standar-standar

IG yang ada di BIG, melihat kepuasan pengguna dan dapat memantau kondisi di simpul

jaringan.

3.4.2. Sistem Informasi Pendukung Sekretariat Utama

A. Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian

Merupakan kumpulan sistem informasi untuk membantu pengelolaan kepegawaian. Sistem

informasi manajemen ini lebih banyak digunakan oleh Bagian Kepegawaian sebagai unit yang

menangani kepegawaian. Sistem informasi manajemen ini mencakup pengelolaan

kepegawaian dari saat perekrutan, pengangkatan, absensi, data gaji dan tunjangan, sampai ke

penghentian hubungan kerja baik karena pensiun, meninggal, mengundurkan diri dan lainnya.

B. Sistem Informasi Manajemen Kepatuhan Kepegawaian

Page 143: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

129

Merupakan kumpulan SI yang dimiliki oleh K/L lain yang digunakan BIG sebagai kepatuhan

terhadap pengelolaan kepegawaian di instansi pemerintahan. Sistem informasi manajemen

ini lebih banyak digunakan oleh Bagian Kepegawaian sebagai unit yang menangani kepatuhan

kepegawaian. Sistem informasi manajemen ini mencakup pengelolaan kepegawaian terkait

formasi CPNS, pelayanan kepegawaian, dan pengelolaan kepegawaian terkait peneliti-

peneliti.

C. Sistem Informasi Manajemen Perencanaan

Merupakan kumpulan sistem informasi yang dimiliki oleh BIG untuk membantu proses

perencanaan. Sistem informasi manajemen ini lebih banyak digunakan oleh Bagian

perencanaan sebagai unit yang menangani perencanaan. Sistem informasi manajemen ini

mencakup pembuatan rencana kerja dan anggaran beserta indikator kinerjanya baik untuk

kegiatan penyelenggaraan informasi geospasial maupun kegiatan operasional. Selain itu,

cakupannya adalah terkait monitoring maupun evaluasi realisasi dari rencana kerja maupun

anggaran yang telah disusun.

D. Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Merupakan kumpulan sistem informasi yang dimiliki oleh BIG untuk membantu pengelolaan

keuangan. Sistem informasi manajemen ini lebih banyak digunakan oleh Bagian Keuangan

sebagai unit yang menangani keuangan. Sistem informasi manajemen ini mencakup

pengawasan penyerapan anggaran, persediaan, dan pembayaran gaji pegawai pusat.

E. Sistem Informasi Manajemen Kepatuhan Keuangan

Merupakan kumpulan SI yang dimiliki oleh K/L lain yang digunakan BIG sebagai kepatuhan

terhadap pengelolaan keuangan di instansi pemerintahan. Sistem informasi manajemen ini

lebih banyak digunakan oleh Bagian Keuangan sebagai unit yang menangani kepatuhan

keuangan. Sistem informasi manajemen ini mencakup keseluruhan proses pengelolaan

keuangan instansi pemerintahan mulai dari perencanaan anggaran pada RKA K/L, sistem

pembayaran, perbendaharaan, akuntansi sampai ke pelaporan laporan keuangan instansi

pemerintahan.

F. Sistem Informasi Manajemen Aset

Page 144: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

130

Merupakan kumpulan sistem informasi yang dimiliki oleh BIG untuk membantu pengelolaan

aset. Sistem informasi manajemen ini lebih banyak digunakan oleh Bagian Umum sebagai unit

yang menangani aset. Sistem informasi manajemen ini mencakup pelayanan perkantoran

sehingga seluruh unit BIG dapat menyampaikan keluhan terkait kondisi aset di kantor atau

gedungnya. Selain itu, cakupannya adalah terkait pengelolaan aset kendaraan dan kodifikasi

aset-aset negara yang dikelola BIG dimana kedepannya aset-aset tersebut dapat dikodifikasi

dengan menggunakan barcode.

G. Sistem Informasi Manajemen Kepatuhan Aset

Merupakan kumpulan sistem informasi yang dimiliki oleh K/L lain yang digunakan BIG sebagai

kepatuhan terhadap pengelolaan aset negara di instansi pemerintahan. Sistem informasi

manajemen ini lebih banyak digunakan oleh Bagian Keuangan sebagai unit yang menangani

kepatuhan aset. Sistem informasi manajemen ini mencakup keseluruhan proses pengelolaan

aset instansi pemerintahan mulai dari perencanaan aset, pengelolaan, pengalokasian,

persediaan, sampai ke dismantle aset.

H. Sistem Informasi Manajemen Pengawasan Internal

Merupakan kumpulan sistem informasi untuk membantu proses pengawasan internal. Sistem

informasi manajemen ini lebih banyak digunakan oleh Inspektorat sebagai unit yang

menangani pengawasan internal. Sistem informasi manajemen ini mencakup pengawasan

internal, pengelolaan PMPRB, pengelolaan whistle blowing system, dan pengelolaan tindak

lanjut hasil pemeriksaan dari pihak eksternal (BPK dan lainnya).

I. Sistem Informasi Manajemen Persuratan

Merupakan kumpulan sistem informasi untuk membantu surat-menyurat. Sistem informasi

manajemen ini lebih banyak digunakan oleh Bagian Umum sebagai unit yang menangani

persuratan. Sistem informasi manajemen ini mencakup pengelolaan surat masuk maupun

surat keluar, surat dinas, dan surat tugas yang dibutuhkan sebagai administratif dari kegiatan-

kegiatan di BIG.

J. Sistem Informasi Manajemen Layanan Produk dan Jasa

Page 145: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

131

Merupakan kumpulan SI untuk membantu layanan produk & jasa. Sistem informasi

manajemen ini lebih banyak digunakan oleh Balai Pelayanan Jasa dan Produk Geospasial

sebagai unit yang menangani layanan produk dan jasa. Sistem informasi manajemen ini

mencakup pelayanan peta dan web BIG dalam melakukan layanan produk dan jasa.

K. Sistem Informasi Manajemen Layanan Hukum

SI Manajemen Layanan Hukum terdiri dari beragam SI yang digunakan untuk mendukung

penyediaan informasi dan dokumen yang terkait dengan hukum yang diterapkan di BIG.SI ini

terdiri dari dua SI, yaitu JDIH dan e-drafting. SIM Layanan Hukum perlu memiliki fitur portal

penyedia dokumen dan informasi hukum, kemudahan untuk pencarian dokumen,

pengkategorian dokumen pengetahuan, dan pengelolaan hak akses untuk beragam

pengguna.

L. Sistem Informasi ManajemenPenelitian dan Kerja sama

SI Manajemen Penelitian dan Kerja Sama merupakan kumpulan SI untuk membantu

pengelolaan penelitian dan kerjasama dengan berbagai pihak. SI ini terdiri dari SI Kerja Sama,

MoU, PPID, dan Penelitian. SI Kerja Sama yang dikembangkan perlu memiliki beberapa fitur

seperti kemudahan untuk penyimpanan dokumen kontrak dan kerja sama; pencarian surat

kerja sama; pengkategorian dokumen kerja sama.

M. Sistem Informasi Manajemen Diklat

SI Manajemen DIklat merupakan kumpulan SI untuk membantu proses pendidikan dan

pelatihan. SI ini terbagi menjadi tiga aplikasi, yaitu SI Diklat, dan E-Library. SI Diklat yang

dikembangkan perlu memiliki beberapa fitur seperti pengadaan event pendidikan dan

pelatihan; memonitor progress pendidikan dan pelatihan; pendataan pendidikan dan

pelatihan yang dibutuhkan dan pernah dijalankan; Pelaporan hasil pendidikan dan pelatihan;

Penyediaan data yang dapat dianalisis lebih lanjut dengan business intelligence.

N. Sistem Informasi ManajemenKepatuhan Pengadaan

SI Manajemen Kepatuhan Pengadaanmerupakan kumpulan SI yang membantu proses

pengadaan aset dan barang yang berguna untuk mendukung aktivitas BIG. SI ini terbagi

menjadi tiga aplikasi, yaitu SIRUP, e-Catalogue, dan LPSE. SI Diklat yang dikembangkan perlu

Page 146: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

132

memiliki beberapa fitur seperti katalog barang; pencatatan pengadaan aset (procurement);

status pengiriman barang; dan penyimpanan riwayat pengadaan barang.

O. Document Management System

Document Management System merupakan SI untuk membantu pengelolaan dokumen dan

pengarsipan. Kondisi Document Management System di BIG masih terpisah-pisah antar unit.

Harapannya kondisi pengelolaan dokumen dapat dipusatkan dalam satu Document

Managemen System Enterprise. Oleh karena fungsinya sebagai pengelolaan aset dokumen,

SIM ini dapat diintegrasikan dengan Knowledge Management System. Beberapa fitur yang

perlu ditambahkan adalah penyimpanan dokumen, pengelolaan dokumen, pencarian

dokumen, serta kontrol untuk document retention.

P. Sistem Informasi ManajemenKepatuhan Persandian

SIM Persandian terdiri dari SI Persandian yang merupakan SI yang dikembangkan oleh

Lembaga Sandi Negara, yang diterapkan oleh BIG sebagai kontrol untuk mengurangi

penyalahgunaan informasi. Aplikasi ini digunakan sebagai media komunikasi yang digunakan

oleh instansi pemerintahan untuk bertukar data dan informasi yang rahasia dalam lingkup

kenegaraan.

Q. Sistem Informasi ManajemenPengelolaan Lembaga Informasi Geospasial

Merupakan kumpulan SI untuk membantu proses pengelolaan lembaga IG. Sistem informasi

manajemen ini lebih banyak digunakan oleh Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi

Geospasial sebagai unit yang menangani pengelolaan lembaga IG. Sistem informasi

manajemen ini mencakup sertifikasi dan akreditasi lembaga IG, survei pendidikan ASEAN

terkait IG, dan pengelolaan SDM dan industri IG.

R. Sistem Informasi ManajemenPelayanan Terpadu Informasi Geospasial

SIM Pelayanan Terpadu Informasi Geospasial merupakan kumpulan Sebuah website yang

merupakan kumpulan SIM terkait layanan-layanan yang terdapat di BIG sehingga tercipta

pelayanan satu pintu. Beberapa SIM yang perlu diintegrasikan dalam SIM Pelayanan Terpadu

Informasi Geospasial adalah SIM Persuratan, SIM Layanan Produk dan Jasa, SIM Layanan

Page 147: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

133

Hukum, SIM Kerja-sama, dan SIM Diklat. Pengintegrasian ini bertujuan untuk memudahkan

dan mempercepat proses penyebaran informasi geospasial dengan satu pintu.

S. Common System

Common System merupakan kumpulan SI yang dapat diterapkan di beberapa unit sekaligus,

meskipun memiliki perbedaan karakteristik data dan informasi. Beberapa SI yang termasuk ke

dalam Common System adalah Administrative Workflow Management, Knowledge

Management, Enterprise Content Management, Internet Collaboration Tools, SI Manajemen

Proyek, serta Access Management.

T. Ringkasan Portofolio Sistem Informasi

Tabel 3.2 merupakan hasil ringkasan dari portofolio sistem informasi baik yang telah dimiliki

ataupun yang akan dikembangkan oleh BIG dalam lima tahun ke depan (2017 – 2021).

Page 148: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

134

Tabel 3.3 Ringkasan Portfolio Aplikasi

Kategori Solusi SI Solusi SI Kebutuhan Organisasi

Spasial

GIS Desktop Untuk pengaturan dan pemantauan alur kerja operasional GIS dari mulai pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan pemutakhiran data.

Database Spasial Untuk basis data terkait data geospasial

Repository Metadata IG Untuk basis data terkait metadata dan format KUGI

Master Data Spasial Keberadaan master data spasial akan mempermudah proses integrasi antar sistem geospasial yang ada karena sebagai standar data yang umum yang dapat digunakan di beberapa sistem, aplikasi dan proses.

Data Warehouse Spasial Data warehouse spasial sebagai fasilitas penyimpanan data historis dari semua informasi geospasial yang nanti dapat dianalisis untuk business intelligent sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan, termasuk reporting dan analisis.

SIM Pengumpulan Data Geopasial GNSS Spider Merupakan kumpulan SI untuk membantu proses pengumpulan data geospasial

SI Sakti

PDPJKGG

SI Batimetri Nasional

SI Vicon Tarung

Page 149: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

135

Kategori Solusi SI Solusi SI Kebutuhan Organisasi

SI Pasang Surut

MGPSDB

SIM Pengolahan Data Geopasial SI Penegasan Batas Wilayah Merupakan kumpulan SI untuk membantu proses pengolahan data geospasial

Remote Sensing

SI Spasial Dinamis

File Sharing

SI Berbagi Pakai

SI RDA (Recommended Development Analysis)

SI Kartografi

Scientific Software (GAMIT, Starnet, dll)

SI Gaya Berat

SI Peta Daerah Otonom Baru

SI Pengolah data GNSS

SIM Pengelolaan Data Geospasial SI Database Asistensi dan Supervisi Tata Ruang

Merupakan kumpulan SI untuk membantu proses pengelolaan data geospasial SI Katalog DEM

SI Katalog KUGI

Mobile Toponim Management

SI Tema Batas Wilayah

SI Metadata

SI Katalog Data IG Terpadu dan IG Strategis

E-Catalog Data Analog

Page 150: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

136

Kategori Solusi SI Solusi SI Kebutuhan Organisasi

Basis Data Raw, Basis Data Vektor, Basis Data Raster, Basis Data Analog, Basis Data Grid

SIM QC dan QA management SI QC & QA Management Merupakan kumpulan SI untuk membantu proses QC dan QA data geospasial

SIM Penyebarluasan Data Geospasial InaGeoportal Merupakan kumpulan SI untuk membantu proses penyebarluasan data geospasial

Portal Simpul Jaringan BIG

Portal Integrasi Sistem Penyebarluasan

Pasut Info

TIDES

Inacors

SRGI

SIM Penggunaan Data Geopasial Portal Onemap Merupakan kumpulan SI untuk membantu proses penggunaan data geospasial

SI Desa

Dashboard Kebencanaan

Atlas Transportasi Pulau Jawa

SI Pergerakan Lempeng Tektonik

E-Atlas

SI Layanan DG IG

SI Inventarisasi Aplikasi BIG

ILMDIS

SI SNI

Page 151: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

137

Kategori Solusi SI Solusi SI Kebutuhan Organisasi

SIM Pengelolaan standar dan Simpul Jaringan

SI pengelolaan standar dan simpul jaringan yang terdapat beberapa modul yaitu: Modul Pemantauan Kondisi Simpul Jaringan dan Modul Kepuasan Pengguna IG

Merupakan kumpulan SI untuk membantu proses pengelolaan standar dan simpul jaringan

Non Spasial

SSO Untuk mengizinkan pengguna jaringan atau aplikasi agar dapat mengakses sumber daya dalam jaringan hanya dengan menggunakan satu akun saja

EIS/DSS Untuk menampilkan informasi bagi pimpinan terkait kondisi dan perkembangan dari seluruh kegiatan yang dilakukan oleh BIG yang dapat memudahkan pimpinan dalam mengambil keputusan

Database Administrasi basis data terkait data administrasi

SI Agenda Online Untuk penjadwalan kegiatan-kegiatan pimpinan.

Knowledge Management System Untuk arsip dari pengetahuan perusahaan.

Project Management System Untuk mempermudah pengelolaan proyek.

Master Data Keberadaan master data akan mempermudah proses integrasi antar sistem administratif yang ada karena sebagai standar data yang umum yang

Page 152: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

138

Kategori Solusi SI Solusi SI Kebutuhan Organisasi

dapat digunakan di beberapa sistem, aplikasi dan proses.

Data Warehouse Untuk penyimpanan data transaksi historical yang sudah dilakukan cleansing data.

SIM Kepegawaian SI Rekrutmen CPNS Merupakan kumpulan SI untuk membantu pengelolaan kepegawaian SI SIAP (Sistem Administrasi Pegawai)

SKP

SI Manajemen Jabatan

SI Presensi

SI Pelayanan Kepegawaian

SI FPAK (Fungsional Penilaian Angka Kredit)

SI Manajemen Talenta

SI ABK

E-Surta

SI GRP 2013

Sistem Ruangan Pelayanan Kepegawaian (SILayanan)

SIPEG

SI Absensi

SI Dossier

SI Lelang Jabatan

SI MonevKO

Page 153: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

139

Kategori Solusi SI Solusi SI Kebutuhan Organisasi

SI Diklat Kepegawaian

SIM Kepatuhan Kepegawaian E-Formasi Merupakan kumpulan SI yang dimiliki oleh K/L lain yang digunakan BIG sebagai kepatuhan terhadap pengelolaan kepegawaian di instansi pemerintahan

SAPK (Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian)

E-Peneliti

SIM Perencanaan SI Renja K/L Merupakan kumpulan SI yang dimiliki oleh BIG untuk membantu proses perencanaan maupun evaluasi dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya

SI ADIK (Arsitektur dan Informasi Kinerja)

SI SIMONIK BSC

SI Revisi Anggaran

SI Repository Perencanaan

SI Monitoring Geospasial

SIMPAN (Sistem Informasi Perencanaan dan Anggaran)

SIM Keuangan SIRA (Sistem Informasi Realisasi Anggaran)

Merupakan kumpulan SI yang dimiliki oleh BIG untuk membantu pengelolaan keuangan

SIM Kepatuhan Keuangan SAS (Sistem Akuntansi Satker) Merupakan kumpulan SI yang dimiliki oleh K/L lain yang digunakan BIG sebagai kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan di instansi pemerintahan

SIMAN

SPM

SPP

SILABI

SAKPA

SIMPONI (Sistem Informasi Penerimaan Negara Online)

Page 154: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

140

Kategori Solusi SI Solusi SI Kebutuhan Organisasi

SI RKA K/L

SBM

SBK

SIP

SI UKP 4

SI Bappenas

Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara

Sistem Akuntansi Tingkat Instansi

SI Persediaan

SI Penggajian (GPP)

SIM Aset SI Aset Manajemen Kendaraan Merupakan kumpulan SI yang dimiliki oleh BIG untuk membantu pengelolaan aset

SI Pelayanan Perkantoran

SI Kodifikasi BMN

SIM Kepatuhan Aset SILOK BMN Merupakan kumpulan SI yang dimiliki oleh K/L lain yang digunakan BIG sebagai kepatuhan terhadap pengelolaan aset negara di instansi pemerintahan

SIMAK BMN

Persediaan BMN

SIM Pengawasan Internal WBS (Whistle Blowing System) Merupakan kumpulan SI untuk membantu proses pengawasan internal SI Pengawasan Internal

SIM HP (Hasil Pemeriksaan)

E-PMPRB

SIM Persuratan SI SMS (Sistem Manajemen Persuratan) Merupakan kumpulan SI untuk membantu surat-menyurat Sistem Informasi Tata Naskah Dinas

Elektronik (TNDE)

Page 155: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

141

Kategori Solusi SI Solusi SI Kebutuhan Organisasi

SIM Layanan Produk & Jasa SI Gudang Peta Merupakan kumpulan SI untuk membantu layanan produk & jasa Web BIG

SI Pelayanan Peta

E-Commerce

SIM Layanan Hukum JDIH Merupakan kumpulan SI untuk membantu layanan hukum E-Drafting

SIM Penelitian dan Kerjasama SI Kerjasama Merupakan kumpulan SI untuk membantu pengelolaan kerjasama dengan berbagai pihak

PPID

SI Penelitian

E-Jurnal

SI Manajemen MoU

SIM Diklat SI Diklat Merupakan kumpulan SI untuk membantu proses pendidikan dan pelatihan

E-Library

SIM Kepatuhan Pengadaan LPSE Merupakan kumpulan SI untuk membantu proses pengadaan SIRUP

E-Catalogue

Document Management System SI Kearsipan Merupakan kumpulan SI untuk membantu pengelolaan dokumen arsip SI Administrasi PPIG

SI Pendokumentasian Administrasi Kegiatan PSKIG

SIM Kepatuhan Persandian SI Persandian Merupakan kumpulan SI yang dimiliki oleh K/L lain yang digunakan BIG sebagai kepatuhan dalam melakukan komunikasi dari informasi yang sangat rahasia

Page 156: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

142

Kategori Solusi SI Solusi SI Kebutuhan Organisasi

SIM Pengelolaan Lembaga IG SI Sertifikasi dan Akreditasi Lembaga IG Merupakan kumpulan SI untuk membantu proses pengelolaan lembaga IG

SI Asean Surveying Education

SI SDM dan Industri IG

SI Palapa

SIM Pelayanan Terpadu Infromasi Geospasial

SIM Persuratan Sebuah website yang merupakan kumpulan SIM terkait layanan-layanan yang terdapat di BIG sehingga tercipta pelayanan satu pintu

SIM Layanan Produk & Jasa

SIM Layanan Hukum

SIM Kerjasama

SIM Diklat

Common System Knowledge Management Merupakan sistem yang terdiri dari kumpulan SI yang umum/ sering digunakan oleh seluruh unit di BIG

Enterprise Content Management

SI Manajemen Proyek

Document Management System

Page 157: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

143

3.5. Pertukaran Data Geospasial

Mekanisme pertukaran data geospasial merupakan salah satu kajian penting untuk

mendukung program kebijakan satu peta dan layanan data satu pintu. Mekanisme pertukaran

data geospasial perlu dirancang secara efektif dan efisien, sehingga layanan data dapat lebih

cepat, tepat, dan sesuai tingkat layanan yang diharapkan. Hal yang paling utama dari

pendefinisian mekanisme pertukaran data geospasial adalah tersedianya kebijakan dan

prosedur yang mendukungnya.

3.5.1. Koordinasi Pertukaran Data Internal BIG

Pertukaran data internal BIG dirancang untuk memudahkan pertukaran data geospasial antar

pusat teknis dan PPIG. Pertukaran data geospasial di internal BIG cukup signifikan dan butuh

pengelolaan yang lebih efektif. Sebagai contoh pertukaran data geospasial terjadi antara

pusat penyedia peta tematik yang membutuhkan peta geospasial dasar. Dalam pertukaran

data ini melibatkan koordinasi antara pusat teknis dan PPIG. Pusat teknis yang menjadi data

owner dan PPIG sebagai data custodian. Gambaran aliran aktivitas pertukaran data internal

BIG dapat dilihar pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Pertukaran Data Internal BIG

Page 158: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

144

Aliran aktivitas dari pertukaran data internal BIG dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pusat Teknis mengajukan permintaan atau order terhadap data/informasi geospasial

yang ditujukan kepada PPIG. Dalam aktivitas ini pusat teknis mengirimkan

permintaannya melalui E-Ticketing.

2. Permintaan yang telah masuk ke dalam E-Ticketing diterima dan diakomodasi lebih

lanjut oleh PPIG yang bertanggung-jawab untuk menyediakan informasi geospasial.

3. Tim PPIG akan mencari data yang telah siap pakai dari database production, sesuai

dengan kebutuhan/permintaan dan menaruhnya di SI berbagi pakai.

4. Tim PPIG akan memberikan akses kepada pusat teknis yang membutuhkan data

tersebut melalui SI Berbagi Pakai dengan hak akses read only.

5. Tim teknis akan mengambil data yang dibutuhkan melalui SI Berbagi Pakai sesuai

dengan akses yang diberikan oleh PPIG.

3.5.2. Koordinasi Pertukaran Data BIG dan Simpul Jaringan

Pertukaran data eksternal BIG dirancang untuk memudahkan pertukaran data geospasial

antar simpul jaringan (Kementrian/Lembaga serta Pemda) dan BIG. Pertukaran data eksternal

perlu dirancang karena didorong oleh kebutuhan penerapan kebijakan satu peta. Dalam

penerapan kebijakan satu peta, BIG bertindak sebagai penghubung simpul jaringan. Dalam

peranannya ini, BIG menyediakan peta dasar dan standar yang dijadikan acuan bagi simpul-

jaringan lainnya. Dalam pertukaran data geospasial ini melibatkan koordinasi antara simpul

jaringan dan BIG sebagai penghubung simpul jaringan. Gambaran aliran aktivitas pertukaran

data eksternal BIG dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Page 159: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

145

Gambar 3.6 Pertukaran Data BIG dan K/L Lainnya

Aliran aktivitas dari pertukaran data internal BIG dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Simpul jaringan mengirimkan permintaan peta, terutama peta dasar, melalui aplikasi

portal permintaan peta. Permintaan peta kemudian akan mencatat dan menampung

permintaan dan pencatatan permintaan simpul jaringan, serta mengukur tingkat

kinerja layanan Penyediaan Peta oleh BIG. Dua unit yang terlibat aktif dalam

penyediaan data adalah PPKS dan PPIG. PPKS bertugas sebagai pintu untuk

permintaan peta. PPIG bertugas sebagai Penyedia data geospasial, sebagaimana

permintaan simpul jaringan.

2. PPKS kemudian dapat mencari data geospasial dari beberapa pendekatan

pendekatan. Cara pertama, PPKS mencari data geospasial dari web services

Page 160: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

146

management atau Ina-Geoportal. Apabila data belum tersedia, PPKS dapat

menghubungi PPIG yang berperan sebagai data steward, untuk menyediakan data.

3. Apabila data telah diperoleh, PPKS dapat diseminasi data melalui web-services yang

langsung terhubung dengan Ina-Geoportal atau portal permintaan peta. Apabila web-

services tidak tersedia, PPKS dapat diseminasi data geospasial dengan menggunakan

perangkat penyimpanan tertentu, sebagai contoh harddisk eskternal.

Page 161: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

147

Bab 4. Blueprint Teknologi Informasi

4.1. Pendahuluan

Bab ini menjelaskan mengenai cetak biru infrastruktur teknologi informasi BIG yang mencakup

semua layanan TI yang diberikan seperti layanan API, layanan client, layanan server dan

storage, layanan keamanan, layanan pengelolaan data, layanan jaringan, layanan komunikasi,

layanan jaringan, dan layanan infrastruktur fisik. Hasil assessmen ditampilkan dalam

portofolio TI dan ringkasan permasalahan yang diidentifikasi. Kemudian dari hasil assessmen

disusun cetak biru infrastruktur TI yang mencakup prinsip-prinsip infrastruktur TI yang perlu

dicapai dan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk pengembangan infrastruktur.

Pada dokumen infrastruktur TI ini, difokuskan pada perencanaan peningkatan kapasitas

kedepan. Terkait dengan arsitektur jaringan dan Data Center tidak menjadi fokus analisis.

4.2. Prinsip-Prinsip Infrastruktur TI

Untuk memandu dalam pengembangan layanan TI BIG dengan baik dan mampu menghadapi

dinamika perubahan kebutuhan maka dipilih prinsip-prinsip umum layanan TI yang diambil

dari best practice di bidang manajemen layanan TI. Prinsip-prinsip infrastruktur TI untuk BIG

juga disesuaikan dengan IT Master Plan BIG yang sudah dikembangkan sebelumnya:

1. Scalable (mudah dikembangkan dan adaptif) merupakan kemampuan infrastruktur TI

BIG untuk menangani pertumbuhan beban kerja dengan lancar. Data, proses, dan

pengguna seiring berjalannya waktu akan semakin bertambah besar dan kompleks

sehingga menuntut infrastruktur TI untuk beradaptasi akan tuntutan bisnis tersebut.

Sebagai contoh kapasitas harddisk terbesar saat ini adalah 4 TB. Seiring berjalannya

waktu harddisk tersebut akan penuh. Sebelum mencapai masa kritis, harddisk pada

server tersebut harus ditambah untuk meningkatkan kapasitas.

2. Secure (aman) merupakan kemampuan infrastruktur TI BIG untuk melindungi data

dan sistem dalam aspek kerahasiaan dan integritas. Faktor keamanan tidak hanya

Page 162: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

148

berkaitan pencegahan orang mengakses data atau sistem yang tidak sesuai dengan

haknya, tetapi juga kemampuan untuk menjaga data yang dikirim melalui

infrastruktur TI terjaga integritasnya. Sebagai contoh otentikasi dan otorisasi kepada

seluruh pengguna sebelum pengguna mengakses sistem untuk memastikan pengguna

yang akses adalah pengguna sebenarnya dan memiliki hak akses terhadap fungsi-

fungsi yang akan digunakan. Menjaga integritas data dapat menggunakan digital

signature untuk memastikan pengirim data adalah memang benar dan data tidak

mengalami perubahan selama proses pengiriman/transfer.

3. Available (ketersediaan) merupakan kemampuan infrastruktur TI BIG beroperasi pada

interval waktu tertentu. Ketersediaan infrastruktur TI BIG untuk tetap beroperasi

sesuai dengan Service Level Agreement (SLA). Pencegahan terhadap kegagalan,

komponen infrastruktur TI dapat memanfaatkan redundancy. Redundancy

merupakan mekanisme penduplikasian komponen kritis pada infrastruktur TI,

sehingga ketika komponen utama mengalami kegagalan fungsinya dapat digantikan

oleh komponen cadangan. Prinsip ini juga mencakup kebutuhan untuk handal yaitu

Reliable (handal) dan kebutuhan performance. Reliabilitymerupakan kemampuan

infrastruktur TI untuk memberikan kinerja layanan (performance) yang handal yaitu

layanan yang mampu berfungsi dengan baik dalam sesuai waktu yang diinginkan.

Salah satu ukuran dalam reliability adalah MTBF (Mean Time Between Failure) yang

mendefinisikan waktu total sebuah infrastruktur TI berjalan dengan baik

dibandingkan dengan total jumlah sistem mengalami failure. Sementara pengukuran

performance terkait dengan optimalisasi kinerja layanan TI yaitu dengan ukuran

kepuasan dari penggunaan layanan TI.

4. Manageable (kemudahan dalam pengelolaan) merupakan kemampuan infrastruktur

TI BIG untuk dikelola dengan mudah. Kemudahan tidak hanya berkaitan dengan

tersedianya management tools terhadap infrastruktur TI tetapi juga kemudahan

dalam mempelajari infrastruktur tersebut. Contoh kemudahan dalam pengelolaan

adalah IP Address, memanfaatkan DHCP (Domain Host Control Protocol)

memudahkan sistem administrator untuk mengalokasikan IP Address komputer

pengguna dalam jumlah besar.

5. Serviceable (kemudahan dalam perbaikan) merupakan kemampuan infrastruktur TI

BIG dalam kemudahan perbaikan infrastruktur sesuai dengan persyaratan yang telah

Page 163: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

149

ditentukan. SLA terkadang mencantumkan persyaratan downtime dari sebuah

komponen infrastruktur TI, sehingga kemudahan dalam perbaikan sangat diperlukan

untuk mempertahankan SLA tersebut. Kemudahan dalam perbaikan dapat diperoleh

dengan memilih teknologi yang sudah teruji di industri dan memiliki dukungan teknis

vendor dapat diandalkan.

4.3. Portofolio Infrastruktur TI

Untuk mendukung proses organisasi BIG dan sistem informasi BIG, diidentifikasi beberapa

kebutuhan layanan infrastruktut TI. Berikut adalah portofolio infrastruktur BIG yang

dibutuhkan untuk mendukung proses binis dan sistem informasi BIG. Infrastruktur TI ini

dikelompokkan dalam kelompok layanan infrastruktur berdasarkan best practice seperti yang

disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Portofolio Infrastruktur TI

No Komponen

Infrastruktur

Deskripsi

Layanan Integrasi

1. Data Level-EAI Fasilitas terintegrasi yang terdiri atas sekumpulan teknologi dan

layanan yang akan membentuk sebuah middleware yang

memungkinkan sistem dan aplikasi saling berinteraksi antar platform

dalam level data.

2. Web Services Mekanisme integrasi melalui internet berbasiskan web dengan standar

pertukaran data yang didefinisikan sesuai dengan bentuk data

organisasi.

3. ESB (Enterprise

Service Bus)

Sebuah platform yang dijadikan penghubung antar komponen/aplikasi,

sehingga sistem dapat dibuat lebih modular.

Layanan Pengelolaan Data

4. DBMS Fasilitas yang membantu dalam pengumpulan data yang terintegrasi ke

dalam sebuah database dan digunakan bersama-sama.

Page 164: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

150

5. OLAP Sebuah alat yang digunakan untuk mengolah data di database sehingga

dapat membantu dalam pengambilan keputusan.

6. Data Dictionary Suatu daftar elemen data yang terorganisir dengan definisi yang tetap

dan sesuai dengan sistem, sehingga user dan analisis sistem

mempunyai pengertian yang sama tentang input, output, dan

komponen data store.

7. Extraction

Transformation

Loading Services

(ETL)

Alat yang digunakan untuk mengambil data secara otomatis dari suatu

database atau file.

Alat yang digunakan untuk mengubah format data disesuaikan dengan

format pada database yang baru.

Alat yang digunakan untuk mengunggah data ke datamart atau data

warehouse yang telah melalui proses cleansing dan transformation.

8. Data Cleansing Alat untuk mendeteksi kerusakan/error pada data hasil ekstraksi untuk

dilakukan proses penggantian, modifikasi, atau penghapusan terhadap

data tersebut.

9. Archival and

Retrieval

Fasilitas pengarsipan dokumen bisnis dengan kemampuan temu-

kembali sehingga meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam

pengelolaan dokumen bisnis dalam jumlah besar.

10. Data Warehouse Fasilitas penyimpanan data historis yang nanti dapat dianalisis untuk

business intelligent sehingga dapat membantu dalam pengambilan

keputusan.

11. High Performance

Computing

Pendekatan agregasi perangkat komputasi (mis server dan storage)

untuk memberikan layanan komputasi tingkat tinggi yang mampu

menjalankan pemrosesan data atau informasi yang banyak/rumit.

12. BIG Data Platform Platform untuk memproses BIG Data yaitu data dalam jumlah besar

dengan struktur dan jenis bermacam-macam.

Layanan Storage

Page 165: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

151

13. Server Storage Memudahkan pengelolaan data/dokumen yang tersimpan dalam

server dan meningkatkan keamanan dengan menerapkan hak akses.

14. Client Storage Perangkat penyimpanan data (hard disks dan tape library).

15. Network Storage Mempermudah pengelolaan storage yaitu admin dapat dengan mudah

menambah storage baru ketika storage yang ada sudah tidak memadai.

Meningkatkan utilisasi storage dengan cara pengaturan alokasi storage

secara dinamis sesuai kebutuhan.

Menjaga ketersediaan data dengan melakukan backup.

16. Storage Resource

Management

Storage Resource Management (SRM) mampu mengelola,

mengalokasikan, mengoptimasi, dan meningkatkan efisiensi

penggunaan storage. SRM mencakup fungsi Quota Management

dengan fungsi lebih canggih yaitu mampu mengidentifikasi resources

dengan utilisasi rendah, mengidentifikasi data lama atau data non-

critical yang bisa dipindahkan ke storage lain, dan mampu membantu

memprediksi kebutuhan kapasitas mendatang.

Layanan Server

17. Server OS Fasilitas berupa sistem operasi yang wajib ada sebelum menggunakan

server.

18. Server HW Fasilitas / perangkat keras pada server agar server dapat berjalan

secara optimal dan dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan

penggunaan.

19. Virtual Server Fasilitas berupa penyediaan server dalam pendekatan virtualisasi

20. Cloud Computing Pendekatan penggunaan infrastruktur dalam cloud environment.

Terdapat beberapa jenis pendekatan, yaitu IaaS, SaaS, dan PaaS

Layanan Client

21. Client OS Fasilitas yang wajib ada sebelum menggunakan komputer.

Page 166: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

152

22. Client HW Fasilitas / perangkat keras pada komputer client yang memungkinkan

komputer client dapat berjalan optimal sesuai kebutuhan.

23. Browser Fasilitas untuk mengakses aplikasi berbasiskan web.

24. Wireless Client Media untuk koneksi ke jaringan wireless sehingga karyawan dapat

bekerja tanpa terganggu oleh kabel jaringan.

25. Mail Client Fasilitas untuk mengakses email sehingga komunikasi dengan rekan

kerja dapat terjaga.

26. Productivity Tools Aplikasi yang digunakan sehari-hari untuk mendukung kerja karyawan.

27. Remote Access Fasilitas yang memungkinkan user mengontrol komputer secara jarak

jauh. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi karena user tidak perlu

mendatangi komputer yang jauh jaraknya.

28. Mobile Devices Fasilitas yang dapat digunakan oleh karyawan untuk pengembangan

aplikasi yang mobile friendly atau bekerja secara mobile (mobile

worker).

29. Anti-virus Agent Aplikasi yang diinstal di client untuk mengamankan komputer dari

serangan virus.

30. Personal Firewall Aplikasi yang diinstal di client untuk mengamankan komputer dari

akses oleh orang lain.

31. Anti Spy-Ware Agent Aplikasi yang diinstal di client untuk mengamankan komputer dari

program jahat yang dapat mencuri informasi rahasia/sensifitif.

32. Application Clients Aplikasi yang dibuat untuk tujuan khusus dan di-install di client untuk

membantu kerja user.

Layanan Distribusi

33. File Server Fasilitas repositori file untuk diakses oleh banyak user melalui jaringan

lokal.

Page 167: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

153

34. Print Server Fasilitas pemakaian bersama printer yang dapat diakses melalui

jaringan lokal.

35. Web Server Fasilitas yang membantu penyampaian konten yang dapat diakses

melalui Internet.

36. Workflow Engine Fasilitas yang mengelola dan mengeksekusi proses pemodelan pada

komputer yang berupa diagram alur kerja (workflow).

37. Middleware Server Fasilitas yang menyediakan layanan middleware, seperti: caching

(koneksi, hasil query, dan lainnya), load balancing, pencatatan log,

pengauditan, dan lainnya.

38. Job Scheduling Fasilitas untuk melakukan pekerjaan terjadual secara otomatis.

39. Directory Services Perangkat lunak yang menyimpan, mengelola, dan menyediakan akses

untuk sebuah informasi pada suatu directory.Layanan direktori

merupakan network management terpusat dan terstandardisasi untuk

user data, keamanan, distributed resources, dan memungkinkan

interoperability dengan direktori lain. Contoh produknya adalah Active

Directory dari Microsoft.

Layanan Multimedia

40. MCP (Multimedia

Content Production)

Layanan untuk memproduksi konten multimedia (audio, video,

animasi).

41. MVR (Multimedia

Vehicle and

Repository)

Fasilitas penyimpanan dan pengelolaan content multimedia.

42. Digital Right

Management (DRM)

Fasilitas pertukaran data digital dan penggunaan alat digital secara

aman.

Layanan Management Systems

Page 168: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

154

43. Update Server Fasilitas terpusat untuk mengelola (men – download dan menyediakan

repositori)patches dan service packs untuk Microsoft Windows.

44. Configuration

Manager

Fasilitas untuk mengelola sistem atau produk agar bekerja sesuai

dengan kebutuhan, desain, dan informasi operasional sepanjang daur

hidup sistem atau produk tersebut.

45. Security Manager Fasilitas yang digunakan untuk pengelolaan keamanan infrastruktur.

46. Wireless Access

Manager

Fasilitas yang mengatur hak akses jaringan wireless untuk

meningkatkan keamanan jaringan.

47. Log Manager Fasilitas yang menangani semua log

Layanan Komunikasi

48. IMAP/POP3 Fasilitas pengelola email untuk diakses oleh komputer user.

49. SMTP Server Fasilitas pengiriman dan penerimaan email ke / dari server di luar

domain.

50. Instant Messaging Fasilitas komunikasi dalam bentuk percakapan. Salah satu media

alternatif komunikasi.

51. Video Conference Fasilitas komunikasi interaktif yang memungkinkan terjadinya interaksi

dua arah melalui video dan audio pada dua lokasi atau lebih secara

simultan.

52. SPAM Management Alat yang dapat melindungi pengguna dari email sampah.

Layanan Security

53. Application Security Penerapan keamanan di level aplikasi. Application Security terdiri dari

- Application firewall

Fasilitas untuk mengontrol lalu – lintas data dengan memfilter

paket – paket data yang diterapkanpada level aplikasi.

- Encryption

Fasilitas untuk melakukan enkripsi data.

Page 169: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

155

- Authentication (SSO)

Fasilitas untuk memeriksa keabsahan identitas dari pengguna.

Authentication juga menerapkan Role Based Action Control

(RBAC). Penerapan Authentication yang menjadi tren

teknologi saat ini adalah pendekatan Single Sign On.

54. Network Security Penerapan keamanan di level jaringan. Network Security terdiri dari:

- Network firewall

Fasilitas untuk mengontrol lalu – lintas data dengan memfilter

paket – paket data sesuai dengan aturan pengamanan akses

jaringan.

- IPS

Fasilitas untuk mempelajari serangan berupa akses ilegal

(intrusion) melalui jaringan dan kemudian membuat

mekanisme pertahanan yang sesuai.Authentication (SSO)

- IDS

Fasilitas untuk mendeteksi dan menangani serangan berupa

akses ilegal (intrusion) melalui jaringan.

- Network Monitoring Systems

Fasilitas untuk melakukan pengawasan dan monitoring

aktivitas yang terjadi di jaringan sehingga bisa mengetahui jika

ada anomali aktivitas atau serangan di layer jaringan.

55. Systems Security Penerapan keamanan di level jaringan. Systems Security terdiri dari:

- Antivirus-server

Fasilitas untuk melindungi jaringan dan server dari serangan

virus, trojan, dan lainnya, serta melakukan peng-update-an

antivirus definition pada komputer client secara otomatis.

- Patches dan Upgrade Management

Fasilitas untuk membantu mengontrol patch dan upgrade

pada setiap layanan TI sehingga mampu menghindari lubang

keamanan.

- Systems Monitoring Systems

Page 170: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

156

Fasilitas untuk melakukan pengawasan dan monitoring

aktivitas yang terjadi di jaringan sehingga bisa mengetahui jika

ada anomali aktivitas atau serangan di layersystems.

56. Physical Security

Infrastructure

Fasilitas keamanan fisik seperti yang terdiri dari:

- Video Surveillance (CCTV)

Fasiltas/perangkat untuk memonitor aktivitas fisik

berbasiskan video.

- Access Control/Access Lock

Perangkat/fasiltas untuk membatasi akses secara fisik.

Contohnya fingerprint access, door lock, dan lain sebagainya.

- Access Log

Pencatatan akses fisik ke ruangan atau perangkat infrastruktur

TI. Misal access log ke Data Center, ke NOC dan access log

untuk perangkat jaringan.

Layanan Network

57. WAN Perangkat jaringan: router, switces, dan hubs.

untuk kebutuhan WAN

58. LAN Perangkat jaringan: router, switces, dan hubs.

Perkabelan baik UTP maupun fiber optic untuk kebutuhan LAN

59. VPN Gateway Fasilitas pengontrolan akses dengan enkripsi data untuk memberikan

saluran komunikasi data private secara virtual melalui jaringan publik.

60. Wireless Access

Point

Fasilitas yang memungkinkan komputer yang memiliki wireless client

untuk terkoneksi dengan jaringan BIG.

61. Internet Fasilitas koneksi Internet

62. Proxy Server Fasilitas untuk mengkonsentrasikan akses web ke server di luar domain

yang dilengkapi dengan fasilitas caching untuk meminimasi duplikasi

akses ke data yang sama dari serverweb luar.

Page 171: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

157

Berdasarkan tabel portofolio di atas, digambarkan arsitektur infrastruktur TI BIG. Gambar 4.1

adalah gambaran arsitektur infrastruktur BIG yang disusun berdasarkan acuan artifak TOGAF.

63. DHCP Server Fasilitas untuk mengalokasikan alamat host (IP number) secara

otomatis pada komputer yang bergabung dengan jaringan.

64. DNS (Domain Name

System) Server

Fasilitas pemetaan antara nama host(komputer, server, dsb) dengan

alamat jaringan (IP number).

65. VLAN Penerapan Virtual LAN untuk jaringan LAN internal BIG

66. SDN (Software

Defined Network)

SDN merupakan pendekatan pada computer networking yang

memungkinkan network administrator untuk mengelola layanan

network melalui abstraksi pada lower-level functionality

67. CDN (Content

Delivery Network)

CDN merupakan pendekatan penggunaan multiple proxy server yang

terdistribusi pada jaringan secara global untuk memberikan layanan

akses dengan high availability dan high performance.

Infrastruktur Fisik

68. Data Center Fasilitas terpusat yang menyimpan server dan storage sebagai pusat

penyimpanan data dan layanan.

69. Call Center Fasilitas untuk menjadi pusat akses komunikasi antara BIG dengan

masyarakat / public.

70. Helpdesk Fasilitas untuk internal BIG untuk menangani keluhan dan penyelesaian

masalah terkait dengan layanan TI.

71. Disaster Recovery

Center

Fasilitas yang menyimpan backup data dan layanan yang berada di

tempat terpisah secara fisik dari Data Center sebagai mekanisme

penanganan apabila terjadi insiden

Page 172: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

158

Gambar 4.1 Arsitektur Infrastruktur TI BIG

4.4. Teknologi Infrastruktur TI

Pada bagian ini dibahas mengenai best practiceteknologi infrastruktur TI yang dipetakan dari

prinsip-prinsip TI yang sudah dipilih sebelumnya.Best practice ini disesuaikan dengan kondisi

BIG sehingga relevan terhadap permasalahan yang dihadapi.Best practice tersebut mencakup

jenis teknologi, pendekatan, dan standar yang perlu di. Teknologi yang dibahas pada bagian

ini terdiri beberapa jenis, dan dijelaskan pada subbab berikut.

4.4.1. Layanan Integrasi

Teknologi integrasi dibutuhkan bagi BIG untuk berkomunikasi antar sistem internal

maupun eksternal. Integrasi memungkinkan BIG untuk adaptif terhadap kebutuhan informasi

dan aman daman pertukaran informasi. Teknologi integrasi yang sesuai dengan kondisi BIG

antara lain:

Page 173: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

159

Web Services

Web Services merupakan pendekatan pertukaran informasi menggunakan

protokol dan standar web. Web Services mampu menunjang interoperabilitas

data yang saat ini dibutuhkan oleh BIG dalam tujuannya untuk menjadi simpul

jaringan. Penerapan web services melibatkan database, aplikasi dan server yang

secara bersama-sama menjadi komponen untuk menghubungkan antar sistem

melalui web. Aplikasi yang dibuat di BIG harus dikembangkan dalam pendekatan

layanan (service oriented) yang mampu menyediakan dan mengkonsumsi web

service dalam standar yang disepakati. Untuk membuat web service, maka perlu

dibuat standar mengenai data yang akan dipertukarkan.

Data Level EAI

Data Level EAI adalah pendekatan integrasi pada level data. Penerapan Data Level

EAI melibatkan perangkat lunak dan server untuk mengakses, mengambil,

mengubah, dan/atau mendistribusikan data ke sistem yang membutuhkan. Saat

ini sudah diterapkan pendekatan Data Level EAI dalam menyamakan bentuk data

peta di BIG.

ESB

Enterprise Service Bus (ESB) merupakan teknologi integrasi yang terdiri dari

server, aplikasi, dan standar untuk menghubungkan antar sistem dalam

pendekatan service-oriented architecture. ESB memungkinkan untuk komunikasi

antar sistem internal di BIG dengan kondisi sistem informasi BIG yang heterogen.

Tabel 4.2 Prinsip Layanan Integrasi

Prinsip Penerapan

Scalable Menerapkan teknologi integrasi berbasiskan services menggunakan web

services dan ESB untuk pertukaran data internal dan eksternal sehingga

mampu mangakomodasi skalabilitas sistem.

Page 174: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

160

Secure Menggunakan teknologi integrasi dengan mekanisme keamanan seperti

security key, enkripsi dan authentication untuk menjaga keamanan data dan

informasi.

Available Menggunakan server integrasi yang memiliki kemampuan yang mencukupi dan

sesuai dengan kebutuhan load pertukaran data. Menerapkan redundansi pada

perangkat integrasi yang digunakan.

Manageable Menerapkan standardisasi pada data dan layanan untuk memudahkan dalam

pengelolaan dan meningkatkan integritas data.

Serviceable Menerapkan teknologi integrasi terkini yang memiliki dukungan teknis

(support) penuh dari vendor, principal, atau komunitas.

4.4.2. Layanan Pengelolaan Data

Layanan pengelolaan data adalah layanan yang digunakan untuk mengolah, menyimpan,

menganalisis dan memproses data. BIG mengolah data terkait dengan pemetaan dan data

geografis lainnya. Dalam proses bisnisnya, BIG membutuhkan layanan untuk mengambil data

peta dari sumber lain, mengubah data sesuai format tertentu, kemudian menyimpannya

dalam repository tujuan. Selain itu BIG juga membutuhkan layanan untuk mengelola data

sistem informasi operasional dan layanan untuk menyimpan data historis.

Tabel 4.3 Prinsip Layanan Pengelolaan Data

Prinsip Penerapan

Scalable • Menggunakan ETL untuk memudahkan perpindahan antar sumber sehingga

mampu menangani skalabiltas • Menggunakan pendekatan storage yang scalable untuk penerapan Data

Warehouse

Secure • Menggunakan DBMS yang mampu menjaga keamanan data

Available • Menggunakan perangkat server untuk pengelolaan data yang diredundansi

Manageable • Merancang Data Dictionary untuk memudahkan dalam pengelolaan data

Page 175: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

161

Prinsip Penerapan

Serviceable Menerapkan teknologi yang masih mendapatkan dukungan teknis (support) penuh

dari vendor yang memiliki rekomendasi dari principal (perusahaan pembuatnya).

4.4.3. Layanan Client

Layanan Client mencakup perangkat keras dan perangkat lunak yang berada pada client

side dan digunakan untuk menunjang kinerja staff. Perangkat yang mendukung layanan client

secara umum adalah computer client dan mobile devices yang dilengkapi dengan operating

systems dan software pendukung lainnya.

Tabel 4.4 Prinsip Layanan Client

Prinsip Penerapan

Scalable • Menggunakan perangkat komputer client dengan teknologi yang upgradable

Secure • Menggunakan software keamanan seperti personal firewall, antivirus, dan

antispyware. • Menggunakan autentikasi untuk akses masuk ke komputer client

Available • Menggunakan perangkat client dengan spesifikasi yang mumpuni • Tersedia repository untuk installer aplikasi yang digunakan untuk menunjang

kinerja staf BIG

Manageable • Merancang Data Dictionary untuk memudahkan dalam pengelolaan data

Serviceable • Menggunakan teknologi yang memiliki banyak support • Menjalin kontrak dengan vendor penyedia perangkat client terkait dengan

garansi perangkat client

4.4.4. Layanan Distribusi

Layanan distribusi membantu organisasi untuk berbagi resource secara bersama dan

untuk membantu proses pembagian tugas ke layanan infrastruktur lain.

Tabel 4.5 Prinsip Layanan Distribusi

Prinsip Penerapan

Scalable • Menggunakan file server dengan storageberbasiskan cloud (pendekatan virtualisasi)

• Menerapkan workflowengine dengan kemampuan yang mampu ditingkatkan

Page 176: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

162

Prinsip Penerapan

Secure • Menggunakan pembatasan kontrol terhadap resources menggunakan autentikasi dan role based action control untuk menghindari akses informasi yang tidak berhak.

Available • Terdapat redundansi untuk perangkat layanan distribusi yang memiliki peran penting

Manageable • Melakukan clustering pada perangkat layanan distribusi sesuai fungsi dan kegunaanya

Serviceable • Menggunakan teknologi yang memiliki banyak support • Menjalin kontrak dengan vendor penyedia perangkat client terkait dengan

garansi perangkat client

4.4.5. Layanan Komunikasi

Layanan komunikasi mencakup segala jenis infrastruktur untuk bertukar pesan dalam

berbagai bentuk seperti suara, gambar, video, maupun teks. Saat ini teknologi layanan

komunikasi berbasis TI yang menjadi kebutuhan umum organisasi antara lain layanan email,

instant messaging, dan video conference.

Tabel 4.6 Prinsip Layanan Komunikasi

Prinsip Penerapan

Scalable • Menggunakan perangkat komunikasi dengan kemampuan yang mampu memenuhi peningkatan kebutuhan. Misal perangkat video conference yang mampu dihubungkan dengan jenis teknologi komunikasi lain sehingga mampu scalable dalam aspek jangkauan komunikasi.

• Memanfaatkan cluster pada server komunikasi • Perangkat email server dengan storage yang upgradable

Secure • Server untuk komunikasi diletakan di belakang firewall untuk meningkatkan keamanan dari segi jaringan.

• Menggunakan otentikasi untuk memastikan user memiliki hak untuk menggunakan layanan tersebut.

• Menggunakan enkripsi untuk pertukaran data yang confidential • Menggunakan spam filter untuk layanan email

Available • Dukungan teknis kepada user untuk membantu dalam penanganan masalah, konfigurasi, dll.

• Penggunaan redundancy dan Storage Area Network (SAN) • Redundansi pada perangkat email server.

Page 177: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

163

Prinsip Penerapan

• Menggunakan dedicated bandwidth (minimal 1 Mbps) untuk Video Conference

• Menerapakn QoS untuk Video Conference

Manageable • Teknologi yang digunakan harus memiliki dashboard untuk memudahkan manajemen user dan kuota.

Serviceable Menerapkan teknologi yang masih mendapatkan dukungan teknis (support) penuh

dari vendor yang memiliki rekomendasi dari principal (perusahaan pembuatnya).

4.4.6. Layanan Server

Tren teknologi yang berkembang di dunia server adalah semakin beragamnya kemampuan

baru yang dimiliki server, seperti: hot swap, hot plugging, dan virtualisasi.

Hot Swap merupakan kemampuan penggantian komponen tanpa mengganggu jalannya

sistem (mematikan sistem). Kemampuan ini berkaitan dengan prinsip serviceable dari

suatu infrastruktur.

Hot Plugging merupakan kemampuan penambahan komponen baru tanpa mengganggu

jalannya sistem (mematikan sistem). Kemampuan ini berkaitan dengan prinsip scaleable

dari suatu infrastruktur TI.

Virtualisasi merupakan proses menciptakan abstraksi logis dari sesuatu yang fisik dalam

rangka menutupi kompleksitas dalam lingkungan TI. Virtualisasi diharapkan dapat

menurunkan biaya, memudahkan dalam pengelolaan, mengurangi kebutuhan listrik dan

pendinginan, dan membuat lingkungan TI lebih mudah beradaptasi. Manfaat yang

diperoleh oleh organisasi dengan memanfaatkan virtualisasi server adalah:

1. Konsolidasi. Agar availability terjaga, terutama pada waktu puncak, umumnya

kapasitas dari setiap server fisik dilebihkan sehingga utilisasi dari server-server

tersebut rendah. Melakukan virtualisasi dengan beberapa server fisik dapat

meningkatkan utilisasi secara keseluruhan server-server tersebut dengan cara

menyatukan dan berbagi pakai kelebihan kapasitas secara dinamis antar virtual

server sesuai dengan kebutuhan.

Page 178: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

164

2. Mudah dalam pengelolaan. Kemudahan pengelolaan berbanding terbalik dengan

jumlah server fisik yang dioperasikan oleh suatu organisasi. Semakin mudah dalam

pengelolaan, maka jumlah personel yang diperlukan juga semakin kurang.

3. Menurunkan biaya. Total cost of ownership (TCO) semakin rendah karena

mengurangi overhead pada perangkat keras, energi, dan manajemen.

4. Lingkungan yang adaptif. Lingkungan yang tervitualisasi membuat infrastruktur TI

lebih dinamis sesuai dengan kebutuhan bisnis. Contoh, server virtual baru dapat

dibuat dan di-deploy dengan cepat untuk menyediakan kapasitas yang lebih ketika

dibutuhkan.

5. Disaster recovery yang lebih baik. Virtualisasi server berdampak sangat besar pada

proses disaster recovery dengan cara mengurangi jumlah server fisik yang harus

dipantau dan dilindungi. Kelebihan dari server virtual yaitu mudah dalam migrasi dan

mengatasi kegagalan.

Tabel 4.7 Prinsip Layanan Server

Prinsip Penjelasan

Scalable Menerapkan virtualisasi server untuk dapat memanfaatkan server cluster (sekelompok server) secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan.

Secure Ditempatkan di lokasi yang tertutup dengan akses secara fisik (dengan access key) maupun logis (dengan pembatasan userid yang dapat log-on di server) yang terkontrol.

Available Menggunakan server cadangan, baik di data center ataupun di lokasi lain (Disaster Recovery Center).

Manageable Menerapkan virtualisasi untuk memudahkan pengelolaan konfigurasi, pemantauan dan diagnosa gangguan pada server-server secara terpusat.

Serviceable • Menerapkan teknologi server yang masih mendapatkan dukungan teknis (support) penuh dari vendor yang memiliki rekomendasi dari principal (perusahaan pembuatnya).

• Menjalin kontrak pemeliharaan dengan vendor yang melakukan pemeliharaan rutin, minimal berupa check-up bulanan.

• Menggunakan server dengan fitur hot swap&hot plugging untuk memudahkan dalam perbaikan atau upgrade.

4.4.7. Layanan Multimedia

Page 179: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

165

Layanan multimedia diperlukan di BIG untuk mendukung kebutuhan penyebaran

informasi ke publik yang disampaikan dalam bentuk video, gambar, dan media lainnya.

Layanan multimedia terdiri dari dua komponen utama yaitu untuk produksi multimedia dan

untuk penyimpanan.

Tabel 4.8 Prinsip Layanan Multimedia

Prinsip Penerapan

Scalable • Menggunakan repository untuk penyimpanan audio yang bisa ditingkatkan dan dikustomiisasi besar kapasitas sesuai perubahan kebutuhan

Secure • Menggunakan pembatasan akses untuk multimedia respository • Melakukan segmentasi pada environment area server dan storage untuk

produksi dan penympangan multimedia. • Menerapkan Digital Right Management untuk konten multimedia yang perlu

dikontrol kepemilikannya

Available • Penyediaan perangkat keras dan lunak untuk produksi multimedia yang mampu digunakan sesuai dengan inteval waktu availability yang ditentukan

Manageable • Membuat SOP untuk penyimpanan dan prosus produksi multimedia terkait dengan penggunakan infrastruktur TI

Serviceable • Menggunakan teknologi yang memiliki support dari vendor maupun produsen perangkat tersebut.

4.4.8. Layanan Management Systems

Layanan management systems digunakan untuk memudahkan pengelolaan dan kofigruasi

infrastruktur TI di BIG. Layanan Management systems terdiri dari configuration manager,

update server, security manager, dan wireless access manager.

Tabel 4.9 Prinsip Layanan Management Systems

Page 180: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

166

Prinsip Penerapan

Scalable • Menggunakan perangkat yang mampu mendukung kebutuhan perubahan kapasitas layanan

Secure • Diterapkan mekanisme authentication dan kontrol akses untuk sistem konfigurasi, keamanan, dan wireless access.

Available • Diterapkan redundansi untuk perangkat

Manageable • Membuat SOP untuk penyimpanan dan prosus produksi multimedia terkait dengan penggunakan infrastruktur TI

Serviceable • Menggunakan teknologi yang memiliki support dari vendor maupun produsen perangkat tersebut.

4.4.9. Layanan Storage

File storage dan network storage dapat dimanfaatkan sebagai media penyimpanan, baik

berupa file atau database. Keuntungan memanfaatkan media terpusat sebagai media

penyimpanan adalah:

Memudahkan dalam pengelolaan storage (backup, quota management, access

control, sharing, maintenance, dll).

Skalabilitas dari storage dapat ditinggkatkan dengan memanfaatkan cluster.

Keamanan lebih terjaga karena dapat mengatur access control.

Storage network dapat berupa NAS (Network-attached Storage) atau SAN (Storage Area

Network). NAS merupakan media penyimpanan yang memanfaatkan file-based protocol

sehingga cocok untuk menyimpan dokumen/file kerja. SAN merupakan media penyimpanan

berbasiskan block-based dapat dengan mudah ditingkatkan kapasitasnya dengan

memanfaatkan storage virtualization, sehingga SAN dapat dimanfaatkan untuk media

penyimpanan database, mail storage, dll.

Tabel 4.10 Prinsip Layanan Storage

Page 181: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

167

Prinsip Penjelasan

Scalable Menerapkan virtualisasi storage (perangkat penyimpanan data) untuk dapat

memanfaatkan sekelompok hard disks secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan.

Secure • Ditempatkan di lokasi yang tertutup dengan akses secara fisik (dengan access key).

• Memiliki jadual dan prosedur backup data yang baku, serta dijalankan secara rutin dan tercatat.

Available • Menggunakan Storage Network (SAN/NAS) yang menghubungkan beberapa perangkat penyimpanan data.

• Perangkat storage harus mendukung RAID 1,5,6,10 untuk mendukung penerapan mirroring dan menjamin ketersediaan data

Manageable • Menerapkan virtualisasi storage untuk memudahkan pengelolaan konfigurasi dan pemantauan kapasitas.

• Menerapkan Storage Resource Management untuk memudahkan dalam alokasi dan optimalisasi penggunaan storage

Serviceable Menerapkan teknologi penyimpanan data yang masih mendapatkan dukungan

teknis (support) penuh dari vendor yang memiliki rekomendasi dari principal

(perusahaan pembuatnya).

4.4.10. Layanan Security

Layanan pengamanan terdiri atas beberapa layer yaitu layer aplikasi, layer infrastruktur,

dan layer tata kelola. Pada penjelasan berikut, fokus deskripsi layanan pengamanan ada pada

layer infrastruktur.

Tabel 4.11 Prinsip Layanan Pengamanan

Prinsip Penerapan

Scalable • Menggunakan teknologi keamanan dan konfirgurasi keamanan yang bisa ditingkatkan sesuai kebutuhan

Secure • Perangkat keamanan disimpan di lokasi yang aman • Akses ke perangkat keamanan dibatasi dan dikontrol

Available • Diterapkan redundansi untuk firewall jaringan, IDS, dan IPS

Manageable • Membuat SOP terkait dengan konfigurasi perangkat keamanan

Page 182: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

168

Prinsip Penerapan

• Menerapkan security manager untuk membantu pengelolaan keamanan

Serviceable • Menggunakan teknologi yang memiliki support dari vendor maupun produsen perangkat tersebut.

• Menjalin kontrak maintenance dengan vendor penyedia perangkat

4.4.11. Layanan Network

Jaringan yang mengadopsi trend arsitektur dan trend teknologi saat ini

Topologi jaringan yang terstruktur, modular dan hirarkis yang diharapkan dapat

memiliki jaringan yang deterministik, demarkasi yang jelas, memfasilitasi perubahan

dan penyesuaian serta dapat mempermudah dalam menentukan permasalahan.

Infrastruktrur jaringan memiliki kemampuan untuk mencegah, mempersiapkan dan

memperbaiki permasalahan gangguan keamanan jaringan.

Penerapan sistem berbasis identitas dalam melakukan authentikasi, authorisasi dan

akunting pengaksesan layanan jaringan wired dan wireless.

Penerapan teknologi pendukung jaringan yang resilient dan memiliki availability yang

tinggi.

Penerapan sistem manajemen jaringan yang mencakup pengelolaan perangkat,

pengelolaan jaringan dan pengelolaan layanan (Element, Network and Services).

Tabel 4.12 Prinsip Layanan Network

Prinsip Penjelasan

Scalable • Merencanakan topologi jaringan untuk meminimalkan pemusatan lalu lintas data pada suatu simpul jaringan.

• Menggunakan perangkat load balancing untuk meratakan beban lalu lintas jaringan melalui beberapa rute alternatif.

Secure • Menggunakan firewall untuk menutup akses oleh umum dari Internet ke jaringan lokal.

• Menyediakan saluran akses virtual (Virtual Private Network) untuk mengakses layanan oleh pengguna di jaringan publik, atau untuk akses jarak jauh ke sistem oleh administrator.

• Menggunakan perangkat IDS (Intrusion Detection System) dan IPS (Intrusion Prevention System).

Page 183: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

169

Prinsip Penjelasan

• Menggunakan mekanisme sertifikasi identitas server, minimal dengan menjalankan Certifate Authority (CA) service sendiri.

Available Menerapkan konfigurasi jaringan dengan alternate routing untuk menghindari

ketergantungan pada satu rute aliran data.

Manageable • Menggunakan teknologi network management system untuk memudahkan pengelolaan konfigurasi, pemantauan dan diagnosa gangguan pada jaringan secara terpusat.

• Sedapat mungkin menggunakan perangkat jaringan (network devices) dari satu vendor/ merk untuk memaksimalkan interoperabilitas antar perangkat.

• Menggunakan teknologi DHCP untuk pengalokasian IP address dan konfigurasi network interface di tiap komputer pengguna secara dinamis.

• VLAN untuk memudahkan pengelolaan LAN

Serviceable • Menerapkan teknologi hardware (devices) jaringan yang mendapatkan dukungan teknis (support) penuh dari vendor yang memiliki rekomendasi dari principal (perusahaan pembuatnya).

• Menjalin kontrak dukungan teknis dengan vendor.

4.4.12. Infrastruktur Fisik

Infrastruktur fisik yang diidentifikasi sesuai dengan kebutuhan BIG antara lain Data Center,

Disaster Recovery Center, Call Center, Helpdesk.

Tabel 4.13 Prinsip Infrastruktur Fisik

Prinsip Penjelasan

Scalable • Mengacu ke standar ANSI TIA 942 terkait dengan penerapan skalabilitas DC • Merancang DRP untuk menentukan besar kapasitas DRC yang diperlukan • Secara reguler melakukan evaluasi, merancang ulang DRP dan meningkatkan

kapasitas DRC untuk memenuhi peningkatan kebutuhan.

Secure • Mengacu ke standar ANSI TIA 942 terkait dengan penerapan keamanan DC • Pembatasan akses ke DRC • Penerapan sistem call center yang mampu mencatat log interaksi

Available • Mengacu ke standar ANSI TIA 942 terkait dengan penerapan ketersediaan DC • Menggunakan e-ticketing systems untuk mendukung layanan Helpdesk • Menggunakan sistem call center untuk mendukung layanan pengaduan dan

informasi

Page 184: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

170

Prinsip Penjelasan

Manageable • Mengacu ke standar ANSI TIA 942 terkait dengan penerapan menajemen DC • Membuat SOP untuk layanan Call Center dan Helpdesk • Membuat DRP untuk membantu penanganan dan pengelolaan sumber daya

apabila terjadi bencana.

Serviceable • Mengacu ke standar ANSI TIA 942 terkait dengan penerapan maintenance DC • Menggunakan perangkat dan sistem untuk Helpdesk dan Call Center yang

memiliki support baik dari vendor, komunitas, maupun produsen

4.5. Arsitektur Infrastruktur TI

Pada bagian ini dijelaskan mengenai arsitektur teknologi informasi komunikasi yang perlu

diterapkan BIG. Rancangan arsitektur dan topologi Arsitekur Infrastruktur TI ini adalah hasil

dari dokumen hasil assessment infrastruktur TI yang dilakukan oleh PT. CARAKA.

4.5.1. Topologi Jaringan

Gambar 4.2adalah gambaran logis topologi jaringan BIG yang menggambarkan jaringan

internal dan eksternal yang terkait dengan BIG.

Page 185: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

171

Gambar 4.2 Topologi Jaringan BIG

Berikut adalah penjelasan topologi jaringan BIG.

- Akses ke core switch dilindungi dengan menggunakan firewall. Setiap firewall

dilakukan redundansi. Perlu diterapkan redundansi di link jaringan dan ISP internet.

- Internal network terdiri dari LAN dan WLAN.

- Eksternal Network untuk menghubungkan dengan K/L lain seperti Lapan dan

Bappenas melalui VPN.

- Data Center BIG dan DRC dihubungkan menggunakan VPN.

Berikut adalah arsitektur logis untuk LAN BIG. BIG melakukan pengelolaan LAN dengan

pendekatan desentralisasi. PPIG hanya bertanggung jawab terhadap jaringan LAN ke Gedung

dan antar Gedung. Sementara jaringan LAN gedung tersebut menjadi tanggung jawab pusat

yang mengelola gedung tersebut.

Gambar 4.3 Topologi LAN BIG

PadaGambar 4.3Topologi LAN BIG diatas dirancang sebuah bentuk umum jaringan LAN untuk

setiap gedung BIG. Topologi ini menjadi acuan untuk setiap pusat dalam merancang LAN

gedung masing-masing. Berikut adalah penjelasan dari topologi LAN:

Redundansi pada link

dan perangkat

Page 186: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

172

- Setiap link dilakukan redundansi, artinya terdapat dua kabel fisik yang

menghubungkan antar nodes. Secara logis link tersebut diredundansi dengan

membuat koneksi antar router dalam satu level (antar gedung dan antar lantai dalam

sebuah gedung) sehingga apabila terjadi kerusakan pada link lain, maka terdapat

alternative route untuk mencapai semua nodes yang ada.

- Untuk memastikan dan mengontrol jaringan sehingga mencapai prinsip high

availability, maka harus diterapkan Network Monitoring Systems hingga pada level

perangkat dan mencakup ke semua nodes.

LAN dikonfigurasi dengan melakukan segmentasi untuk meningkatkan keamanan

jaringan. Diterapkan VLAN berdasarkan gedung untuk memudahkan pengelolaan

jaringan.

4.5.2. Arsitektur Keamanan

Arsitektur keamananpada Gambar 4.4dibuatberdasarkan layering. Arsitektur keamanan ini

menggambarkan komponen infrastruktur keamanan yang sudah dijelaskan di Portfolio

Infrastruktur TI secara lebih detil.

Gambar 4.4 Arsitektur Keamanan

Tabel 4.14adalah penjelasan setiap komponen dari arsitektur keamanan yang juga sudah

dijelaskan di bagian Portfolio infrastruktur TI.

Page 187: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

173

Tabel 4.14 Layanan Keamanan

Layanan Keamanan

Application Security Penerapan keamanan di level aplikasi. Application Security terdiri dari

- Application firewall

Fasilitas untuk mengontrol lalu – lintas data dengan memfilter

paket – paket data yang diterapkanpada level aplikasi.

- Encryption

Fasilitas untuk melakukan enkripsi data.

- Authentication (SSO)

Fasilitas untuk memeriksa keabsahan identitas dari pengguna.

Authentication juga menerapkan Role Based Action Control

(RBAC). Penerapan Authentication yang menjadi tren

teknologi saat ini adalah pendekatan Single Sign On.

Network Security Penerapan keamanan di level jaringan. Network Security terdiri dari:

- Network firewall

Fasilitas untuk mengontrol lalu – lintas data dengan memfilter

paket – paket data sesuai dengan aturan pengamanan akses

jaringan.

- IPS

Fasilitas untuk mempelajari serangan berupa akses ilegal

(intrusion) melalui jaringan dan kemudian membuat

mekanisme pertahanan yang sesuai.Authentication (SSO)

- IDS

Fasilitas untuk mendeteksi dan menangani serangan berupa

akses ilegal (intrusion) melalui jaringan.

- Network Monitoring Systems

Fasilitas untuk melakukan pengawasan dan monitoring

aktivitas yang terjadi di jaringan sehingga bisa mengetahui jika

ada anomali aktivitas atau serangan di layer jaringan.

Systems Security Penerapan keamanan di level jaringan. Systems Security terdiri dari:

- Antivirus-server

Page 188: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

174

4.5.3. Data Center

Arsitektur Data Center secara lebih spesifik akan dijelaskan pada dokumen Roadmap

pengembangan Data Center. Pada bagian hanya menjelaskan komponen umum di Data

Center yang perlu diperhatikan berdasarkan standar ANSI/TIA 942. Data Center merupakan

sebuah repository terpusat, secara fisik dan virtual, untuk menyimpan, mengelola, dan

diseminasi data dan informasi. Data Center menjadi tempat pusat penyimpanan server dan

storage yang digunakan organisasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengelola dan

mengatur Data Center sehingga aman dan mampu beroperasi sesuai kebutuhan organisasi.

Fasilitas untuk melindungi jaringan dan server dari serangan

virus, trojan, dan lainnya, serta melakukan peng-update-an

antivirus definition pada komputer client secara otomatis.

- Patches dan Upgrade Management

Fasilitas untuk membantu mengontrol patch dan upgrade

pada setiap layanan TI sehingga mampu menghindari lubang

keamanan.

- Systems Monitoring Systems

Fasilitas untuk melakukan pengawasan dan monitoring

aktivitas yang terjadi di jaringan sehingga bisa mengetahui jika

ada anomali aktivitas atau serangan di layersystems.

Physical Security

Infrastructure

Fasilitas keamanan fisik seperti yang terdiri dari:

- Video Surveillance (CCTV)

Fasiltas/perangkat untuk memonitor aktivitas fisik

berbasiskan video.

- Access Control/Access Lock

Perangkat/fasiltas untuk membatasi akses secara fisik.

Contohnya fingerprint access, door lock, dan lain sebagainya.

- Access Log

Pencatatan akses fisik ke ruangan atau perangkat infrastruktur

TI. Misal access log ke Data Center, ke NOC dan access log

untuk perangkat jaringan.

Page 189: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

175

Secara umum, komponen Data Center terdiri dari (1) Building shell; (2) IT Equipment; (3)

Electrical Infrastructure; dan (4) Mechanical Infrastructure.

- Building Shell

Building shell adalah komponen fisik yang terkait dengan Data Center seperti

bangunan tempat data center, lokasi data center, dan konstruksi bangunan data

center. Pemilihan lokasi bangunan menjadi hal yang harus diperhatikan. Lokasi yang

dipilih sebaiknya yang memiliki sedikit resiko baik dari ancaman bencana alam (jalur

gempa, daerah rawan banjir, dll) maupun dari ancaman teroris dan vandalisme. Data

Center sebaiknya dibangun terpisah dari kantor pusat, namun apabila memang baru

bisa ditempatkan di kantor pusat, maka faktor-faktor seperti keamanan dan risiko

bencana perlu diperhatikan dengan seksama.

- IT Equipment

Perangkat TI merupakan komponen utama data center. Perangkat tersebut yang

bertugas untuk menyimpan, mengolah, dan mendistribusikan data organisasi. Secara

garis besar komponen perangkat TI di Data Center dapat dibagi menjadi tiga hal yaitu

Server, perangkat komunikasi/jaringan, dan Storage.

- Electrical Infrastructure

Infrastruktur kelistrikan bertugas untuk memberikan suplai daya ke perangkat TI dan

perangkat elektronik lainnya di Data Center. Infrastruktur kelistrikan berperan sangat

penting karena tanpa ada komponen ini maka perangkat TI seperti server dan storage

tidak bisa berfungsi. Salah satu prinsip yang harus dipenuhi perangkat kelistrikan

adalah kemampuan untuk memberikan sumber listrik setiap saat. Oleh karena itu,

redundansi perangkat menjadi salah satu best practice di Data Center. Komponen

umum perangkat kelistrikan antara lain Uninterrupted Power Supply (UPS), Power

Distribution Unit (PDU), Backup Generators, Cooling Equipment, dan Automatic

Transfer Switch.

- Mechaninal Infrastructure

Mechanical infrastructure di Data Center mencakup fasilitas infrastruktur untuk

kebutuhan pengaturan suhu, pengaturan udara, pengaturan kelembapan, dan

penanggulan bencana.

Page 190: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

176

Penjelasan tersebut mendeskripsikan gambaran umum komponen Data Center yang perlu

dipenuhi. Secara detil dan spesifik, arsitektur Data Center BIG akan digambarkan dan

dijelaskan pada dokumen Roadmap. Arsitektur Data Center dirancang menggunakan standar

ANSI/TIA 942.

4.5.4. Disaster Recovery Center

A. Disaster Recovery Plan

Terdapat dua aktivitas yang terkait dengan penanganan bencana yaitu Replikasi Data dan

Disaster Recovery Planning. Replikasi data merupakan sebuah proses yang menyalin isi data

ke suatu lokasi remote baik yang berlangsung secara berkesinambungan ataupun pada

interval tertentu. Replikasi data akan menyediakan salinan data yang lengkap untuk tujuan

Disaster Recovery. Teknologi replikasi data memiliki fungsi yang rumit karena harus secara

cerdas menyalin data ke lokasi yang remote. Pada tahap pertama, data secara lengkap harus

direplikasi ke tempat Disaster Recovery. Tahap kedua dan selanjutnya, secara rutin hanya data

yang berubah yang akan direplikasi, sehingga akan menghemat kebutuhan bandwith.

Disaster recovery plan merupakan program yang tertulis dan telah disetujui,

diimplementasikan, serta dievaluasi secara periodik, yang menfokuskan pada semua aksi yang

perlu dilakukan sebelum, ketika, dan setelah bencana. Rencana ini disusun berdasarkan

review secara menyeluruh terhadap bencana – bencana yang potensial, yang mencakup

lingkup fasilitas, lokasi geografis, atau industri. Rencana ini juga merupakan pernyataan dari

tanggapan yang tepat untuk proses pemulihan yang bersifat efektif terhadap biaya. Oleh

karena itu, rencana yang dibuat haruslah mengidentifikasi di mana, yang mana, dan

bagaimana record – record dapat diperoleh.

Secara umum, informasi yang terdapat pada disaster recovery plan harus mencakup hal-hal

berikut:

Mengidentifikasi dan memberi perlindungan yang cukup terhadap record – record penting

organisasi atau program utama organisasi.

Page 191: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

177

Mengurangi risiko bencana yang diakibatkan oleh kesalahan manusia dan kegagalan

peralatan atau gedung dengan mengadakan program pelatihan, pemeliharaan, dan

keamanan.

Memastikan kemampuan organisasi untuk beroperasi secara efektif setelah bencana

dengan menerapkan kebijakan manajemen, prosedur, dan sumber daya yang diaktivasi

pada situasi bencana.

Memastikan kemampuan organisasi untuk merekonstruksi informasi dan record-record

yang rusak dengan cepat.

Lebih spesifik lagi, elemen utama penyusun DRP dapat dikelompokan menjadi tiga kategori,

yaitu:

1. Elemen – elemen yang bersifat umum bagi semua aspek rencana

Elemen – elemen tersebut sebagai berikut:

Pernyataan kebijakan yang jelas (clear policy statement), mencakup tujuan dan

sasaran pemulihan

Wewenang aktivasi (activation authority), yaitu siapa yang berhak memimpin tim

rencana pemulihan

Struktur tugas (task organization), mencakup tugas dan fungsi tiap tim atau

anggota tim pemulihan

Tim pemulihan setelah bencana (disaster recovery team), yaitu anggota tim yang

bertugas menjalankan disaster recovery plan

Layout organisasi (facility floor plan or layout), yaitu tata letak tiap tempat dalam

suatu oraganisasi atau perusahaan

Prosedur distribusi informasi (information distribution procedure), merupakan

metode spesifik untuk mengontak anggota tim pemulihan, vendor, agen

pendukung, supplier, dan semua pihak yang terkait

Pemantauan kondisi yang berbahaya (monitoring of destructive area)

Traning pekerja (provision for training of employee), merupakan kegiatan untuk

melatih para pekerja mengenai prosedur pemulihan

Hal – hal lain seiring dengan jalannnya proses pemulihan (provision for on going

review and revision).

2. Elemen – elemen ketika operasi bisnis dijalankan lagi

Page 192: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

178

Terdapat tiga elemen utama yang perlu dipertimbangkan dalam manajemen krisis yang

merupakan bagian dari proses perencanaan terhadap bahaya yang terjadi :

Kesinambungan pimpinan (continuity of authority), memastikan bahwa terdapat

kepengurusan yang berkelajutan setelah terjadinya bahaya.

Perjanjian pemilihan tim manajemen terhadap bencana yang terjadi

(appointment of a select disaster management team) untuk mengidentifikasi,

mengisolasi, dan menanggapi krisis yang terjadi.

Perjanjian mengenai orang yang harus berbicara kepada publik untuk memberi penjelasan

mengenai kondisi organisasi akibat bencana (appointment of an organization

spokesperson).

3. Elemen – elemen ketika operasi penyelamatan dan pemulihan dilakukan

Elemen utama yang harus dipertimbangkan di dalam mengembangkan tahap rekonstruksi dan

penyelamatan dari disaster recovery plan adalah :

Tim pemulihan setelah bencana yang telah mendapat pelatihan dan disetujui oleh

level manajemen (trained disaster recovery team).

Inventori record seluruh departemen atau organisasi, termasuk record – record

penting (inventory of all department records).

Tujuan lokasi operasi alternatif (designation of alternative operating location).

Daftar prioritas pemulihan fungsi-fungsi penting (priority list for restoration of

essential functions).

Kontrak dan perjanjian dengan agen-agen yang khusus menangani bencana

(contracts and agreements with disaster support).

Daftar sumber potensial yang hendak dipulihkan (list of other potential recovery

resources).

Daftar perlengkapan dan peralatan organisasi (list of organization salvage

equipment and supplies).

Cetak biru atau informasi bangunan, seperti:

o switch catu daya.

o sistem pengaturan air dengan valve.

B. Disaster Recovery Center

Page 193: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

179

Disaster Recovery Center (DRC) harus diletakkan di lokasi yang aman dan terpisah dari Data

Center. DRC harus mampu menangani semua tugas sehingga kontinuitas proses bisnis dapat

terus berjalan. Kebutuhan Infrastruktur untuk mendukung Disaster Recovery sebagai berikut:

Hardware dan Software. Hardware dan Software yang disediakan harus dapat

memenuhi kebutuhan minimal untuk beroperasinya bisnis.

Teknologi Komunikasi Data. Peralatan Komunikasi Data yang harus disediakan ada

dua sisi, satu sisi adalah berhubungan dengan DataCenter Utama untuk

melakukan sinkronisasi data dan sisi lain adalah sisi yang berhubungan dengan

jaringan Internet melalui ISP (Internet Service Provider). Juga, di DRC tersedia juga

jaringan Office LAN (Local Area Network) untuk operator yang berdinas di DRC.

Gambar 4.5berikut memperlihatkan arsitektur jaringan DRC secara umum.

Gambar 4.5 Arsitektur DRC

Page 194: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

180

Bab 5. Blueprint Tata Kelola TI

5.1. Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang manajemen dan organisasi TIK BIG pada masa yang akan datang.

Lingkup yang dibahas dalam bagian ini adalah proses TIK, struktur fungsi organisasi TIK,

mekanisme pengelolaan TIK yang dibutuhkan di BIG. Dalam menyusun kebutuhan terkait

organisasi dan manajemen TIK pada masa yang akan datang, terdapat hal-hal yang menjadi

landasan pertimbangan, antara lain:

Dokumen assessment

Arahan strategis (strategy map) TIK BIG

Solusi TIK pada layer sistem informasi dan infrastruktur TI

Guiding principles TIK BIG

Framework tata kelola dan manajemen TIK yang berlaku internasional.

5.2. Prinsip-Prinsip Tata Kelola TI

Bab ini menjelaskan mengenai desain organisasi dan manajemen teknologi informasi TIKBIG

di masa depan. Penyusunan desain ini disusun berdasarkan kepada beberapa poin-poin

penting yang sesuai dengan best practice mengenai tata kelola dan manajemen TI yang baik.

Agar tata kelola TIK BIG dapat tercipta dengan baik, sebaiknya penerapan tata kelola TIK BIG

mengacu pada prinsip-prinsip tata kelola TIK sebagai berikut:

Penyelarasan strategik: Merupakan kemampuan BIG untuk memastikan bahwa

strategi TIK berjalan selaras dengan strategi bisnis.

Pengelolaan nilai: Merupakan kemampuan BIG untuk memastikan bahwa investasi TIK

yang telah dilakukan bermanfaatbagi strategi dan sasaran bisnis.

Pengelolaan sumberdaya: Merupakan kemampuan BIG untuk mengelola dan

memanfaatkan sumberdaya terkait TIK agar dapat memenuhi sasaran dan strategi TIK

yang ditetapkan secara optimal.

Page 195: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

181

Pengelolaan risiko: Merupakan kemampuan BIG untuk mengelola risiko-risiko terkait

TIK yang merupakan bagian dari pengelolaan risiko bisnis secara keseluruhan.

Pengelolaan risiko TIK termasuk pengelolaan strategi dan kontrol yang

diimplementasikan untuk mengatasi risiko tersebut ke dalam tingkat risiko yang dapat

diterima.

Pengelolaan kinerja: Memastikan adanya perbaikan yang berkesinambungan

berdasarkan hasil pengukuran dan evaluasi kinerja dari setiap proses pengelolaan TIK

di tingkat tertinggi hingga tingkat teknis. Hal ini dilakukan untuk memastikan sasaran

dan strategi TIK dapat tercapai dengan optimal.

5.3. Struktur Organisasi Pengelola TI

Struktur tata kelola TI menjelaskan mengenai peran dan tanggung jawab dalam

pengambilan keputusan serta pengelolaan SI/TI di organisasi. Bagian ini dibagi menjadi

beberapa bagian yang menjelaskan struktur pengelola SI/TI di Badan Informasi Geospasial

pada saat ini. Selanjutnya dijelaskan mengenai struktur organisasi pengelola SI/TI yang

digunakan sebagai standar minimal atau best practice dalam organisasi pada umumnya.

Setelah itu, pembahasan mengenai kebutuhan peningkatan struktur organisasi pengelola SI/TI

dijelasakan berdasarkan pada pembahasan di dua topik sebelumnya.

5.3.1. Manajemen Senior

A. IT Steering Committee

IT Steering Committee merupakan komite yang bertanggung jawab dalam mengarahkan

langkah strategis TI dan keselarasan obyektif TI terhadap obyektif organisasi. BIG perlu

merancang IT Steering Committee yang terdiri dari perwakilan manajerial unit teknis,

administrasi, operasional, dan TI. IT Steering Committee yang terdiri dari beragam struktural

bertujuan agar pengambilan keputusan dalam solusi TI dapat memayungi beragam kebutuhan

dalam skala organisasi dan mengelola investasi TI yang tepat sasaran. Beberapa peran dan

tanggung jawab IT Steering Committee yang dibutuhkan oleh BIG adalah sebagai berikut:

a. Memutuskan struktur organisasi TI yang sesuai untuk diterapkan di BIG

b. Memutuskan arahan dan program TI yang akan diterapkan di BIG

c. Memutuskan inisaitif TI dan proyek TI yang akan dikembangkan dan diterapkan di BIG

Page 196: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

182

d. Mengawasi dan mengelola investasi TI sesuai dengan kebutuhan dan tepat sasaran

e. Mengawasi dan menjamin keselarasan obyektif Ti dengan obyektif BIG

Dalam penerapan IT Steering Committee yang sesuai dengan kondisi BIG perlu diperhatikan

susunan dari deputi atau pusat yang akan terlibat dalam komite tersebut. Struktur IT Steering

Committee perlu disusun dari berbagai unit pada eselon 1. Kedepannya anggota IT Steering

Committee akan terlibat aktif dalam memutuskan investasi TI, yang selaras dengan dengan

tujuan BIG. Untuk kasus-kasus tertentu yang membutuhkan penilaian dan penaksiran para

ahli, BIG dapat menyewa seorang pakar eksternal untuk memberikan arahan dan

rekomendasi.

B. Chief Information Officer (CIO)

Chief Information Officer (CIO) merupakan manajemen senior yang memiliki tanggung jawab

untuk mengelola unit TI di sebuah organisasi. BIG perlu merancang struktur CIO agar memiliki

eksekutif senior yang bertanggung jawab dalam mengarahkan dan meningkatkan kompetensi

TI. Beberapa peran dan tanggung jawab CIO yang dibutuhkan oleh BIG adalah sebagai berikut:

a. Mengarahkan pengembangan TI dalam jangka panjang dan jangka pendek

b. Bertanggung jawab atas keselarasan strategi TI dengan strategi organisasi

c. Bertanggung jawab dalam ketersediaan kebijakan, procedure, dan standar yang

mendukung layanan TI

d. Membangun prioritisasi pengembangan TI dan analisis investasi TI yang akan

didiskusikan dengan IT Steering Committee

e. Bertanggung jawab atas kesesuaian dan implementasi arsitektur SI, arsitektur TI, dan

arsitektur keamanan TI

f. Bertanggung jawab dalam peningkatan layanan TI dan peningkatan kapabilitas TI

g. Menganalisis dan mengakomodasi kebutuhan TI yang kritikal, yang diperoleh dari

pengguna, Tim TI Internal, dan pihak ketiga

h. Menjamin mekanisme relasional yang baik dalam internal TI

i. Menjamin peningkatan kemampuan dan keahlian SDM TI melalui pelatihan,

sertifikasi, pengelolaan pengetahuan, dan pembuatan manual.

Peran CIO sangat penting dalam mendukung perencanaan, pengembangan, dan operasional

layanan TI. Peran CIO perlu diserahkan kepada orang yang memiliki pengetahuan TI sekaligus

Page 197: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

183

kemampuan manajerial dalam pengelolaan aset TI. Kedua kriteria tersebut mengarahkan

penetapan CIO untuk dapat ditempati oleh kepala PPIG.

5.3.2. Struktur Fungsional TI sesuai Standard dan Best Practice

a. Fungsi- fungsi dalam organisasi Pengelola TI

Berdasarkan best practice COBIT 5.0, fungsi pengelolaan TI pada dasarnya dapat

dikelompokkan dalam empat fungsi area pengelolaan utama yakni area perencanaan/plan,

area pengembangan/build, area operasiona/run dan area monitoring/monitor. Prinsip ini

selanjutnya dapat menjadi dasar dalam pengembangan struktur organisasi pengelola TI

bahwa untuk dapat menjalankan proses pengelolaan TI secara optimal maka struktur

organisasi TI perlu memiliki bidang pengelolaan TI yang merepresentasikan ke-empat fungsi

tersebut.

Penjelasan atas deskripsi fungsi dari masing-masing area pengelolaan TI tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Perencanaan

a. Perencanaan anggaran dan kinerja: Menyusun rencana strategis TI, anggaran dan

indikator kinerja serta memonitor pencapaian kinerja.

b. Kebijakan Pengembangan: Menyusun kebijakan pengembangan sistem informasi,

infrastruktur dan jaringan.

c. Kebijakan Layanan: Menyusun kebijakan layanan teknologi informasi yang akan

diberikan kepada pemangku kepentinganterkait.

d. Kebijakan Keamanan: Menyusun kebijakan keamanan teknologi informasi yang

diterapkan di lingkungan organisasi

e. Kebijakan Kualitas Data Geospasial: Menyusun kebijakan kualitas data geospasial

yang dikumpulkan dari pusat-pusat BIG.

f. Manajemen Investasi dan Portofolio TI : Melakukan prioritasi pelaksanaan program

dan proyek sesuai dengan rencana strategis organisasi.

2. Pengembangan

Page 198: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

184

a. Pengembangan Sistem Informasi : melakukan kegiatan Systems Development Life

Cycle (SDLC) pengembangan sistem informasi mulai analisis requirement& spesifikasi

kebutuhan, perancangan dan pengembangan(termasuk pengadaan), uji coba dan

implementasi yang dilakukan secara outsource maupun inhouse.

b. Pengembangan Infrastruktur dan Jaringan : melakukan kegiatan pengembangan

infrastruktur dan jaringan mulai analisis requirement& spesifikasi kebutuhan,

perancangan dan pengembangan(termasuk pengadaan), uji coba dan implementasi

yang dilakukan secara outsource maupun inhouse.

c. Pengembangan arsitektur dan integrasi: menyusun dan menentukan standar

arsitektur data, sistem informasi, infrastruktur, jaringan dan mekanisme integrasi

diantara komponen arsitektur tersebut.

3. Operasional

a. Helpdesk: Memberikan layanan informasi dan bantuan atas kendala sistem,

infrastruktur dan jaringan yang dialami pengguna

b. Technical Support : Melakukan pengelolaan atas kendala layanan SI/TI baik yang

bersifat teknis maupuan gangguan keamanan.

c. System Administration: Melakukan pengelolaan dan pemeliharaan sistem informasi

termasuk didalamnya adalah pengelolaan access role.

d. Database Administration: Melakukan pengelolaan dan pemeliharaan data.

e. Pemeliharaan Infrastruktur dan Jaringan : Melakukan pengelolaan dan pemeliharaan

layanan beserta komponennya yang terkait dengan infrastruktur dan jaringan.

f. Pemeliharaan Disaster Recovery Center : Melakukan pengelolaan dan pemeliharaan

Disaster Recovery Center.

4. Pengawasan

a. Kepatuhan Pengembangan :Melakukan fungsi pengawasan atas kepatuhan terhadap

pelaksanaan standar/kebijakan pengembangan sistem informasi, infrastruktur dan

jaringan

Page 199: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

185

b. Kepatuhan Layanan : Melakukan fungsi pengawasan atas kepatuhan terhadap

standar/kebijakan layanan yang diberikan pada pemangku kepentingan yang terkait.

c. Kepatuhan Keamanan:Melakukan fungsi pengawasan atas kepatuhan terhadap

pelaksanaan standar/kebijakan keamanan teknologi informasi

d. Pegawasan proyek dan program: Melakukan pengawasan atas pelaksanaan proyek

dan program terhadap hasil analisis dan standar dalam pengelolaan investasi dan

portofolio TI.

Gambar 5.1 Rekomendasi Struktur Organisasi Pengelola TI

e. Geospatial Data Quality Assurance: Melaksanakan penjaminan mutu dari data

geospasial yang dihasilkan dari pusat-pusat BIG agar sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan oleh PPIG.

Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan Infrastruktur dan Jaringan

Pengembangan Arsitekstur dan Integrasi

Helpdesk

Technical Support

System Administration

Database Administration

Pemeliharaan Infrastruktur dan Jaringan

Pemeliharaan Disaster Recovery Center (DRC)

IT Steering Committee (ITSC) Chief Information Officer (CIO)

Pengembangan Pengawasan

Kepatuhan Pengembangan

Pengawasan Proyek dan Program

Geospatial Data Quality Assurance

Kepatuhan Layanan

Kepatuhan Keamanan

Operasional Perencanaan

Anggaran dan Kinerja

Kebijakan Pengembangan

Kebijakan Kualitas Data Geospasial

Manajemen Investasi dan Portofolio TI

Kebijakan Layanan

Kebijakan Keamanan

Page 200: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

186

Penjelasan mengenai tata kelola diatas dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan

usulan struktur pengelolaan TI BIG. Salah satu gambaran struktur organisasi pengelola TI

mengacu pada prinsip-prinsip di atas disajikan pada

Gambar 5.1.

5.4. Proses dan Kebijakan Tata Kelola TI

5.4.1. Kebutuhan Manajemen dan Pengelolaan TI

Berdasarkan pada hasil evaluasi proses tata kelola dan manajemen TI di BIG, maka didapatkan

beberapa kebijakan TI yang perlu ditingkatkan serta artefak-artefak TI pendukung. Dari setiap

artefak tersebut kemudian diukur tingkat urgensinya untuk diterapkan di BIG. Urgensi

pengadaan artefak akan menjadi salah satu faktor pendukung penyusunan implementasi

strategi TI (roadmap). Detail dari urgensi artefak serta kaitannya dengan proses cobit dapat

dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Pemetaan Proses TI, Artefak TI, Cobit Process, dan Urgensi Implementasi

No Kebijakan Artefak Cobit Process Tingkat Dampak

1 Manajemen Layanan TI

Kebijakan dan Prosedur Layanan TI

PO4, ME4 Tinggi

2 Portofolio Layanan TI PO4, DS1, ME1 Tinggi

3 Penetapan SLA Layanan TI PO8, DS1, DS4, DS8, DS13, ME1

Tinggi

4 Penetapan KPI Layanan TI PO8, DS1, DS6, DS13, ME1, ME2, ME3

Tinggi

5 Penetapan OLA Layanan TI DS1, DS13, ME1 Tinggi

6 Prosedur Service Desk DS8, DS13 Tinggi

7 Manajemen Bencana

Perancangan BCP DS4, ME2, ME3 Sedang

8 Perancangan DRP DS4 Sedang

9 Perancangan DRC DS4 Sedang

Page 201: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

187

No Kebijakan Artefak Cobit Process Tingkat Dampak

10 Kompetensi SDM Penyesuaian Struktur Organisasi TI

ME4 Tinggi

11 Portofolio Kompetensi SDM TI

PO7, DS7 Tinggi

12 Pelatihan dan sertifikasi SDM TI

PO7, DS7 Tinggi

13 Manajemen Investasi

Mekanisme Penetapan Keputusan/mekanisme relasional

PO4, ME4 Tinggi

14 IT Steering Committee PO5, DS6 Tinggi

15 IT Budget/Investment PO5, DS6 Tinggi

16 Vendor Management PO4, AI5, DS2 Tinggi

17 Manajemen Kontrak DS2 Tinggi

18 Kebijakan dan SOP Manajemen Proyek

PO10 Tinggi

19 Tata Kelola SI/TI Business Case PO10 Tinggi

20 Katalog Pengadaan Perangkat

DS2 Tinggi

21 Portofolio Aplikasi PO5, PO10, AI5, DS6

Tinggi

22 Portofolio TI PO10 Tinggi

23 User Manual AI4 Tinggi

24 Maintenance Manual AI4 Tinggi

25 Metode pelatihan AI4 Tinggi

26 Prosedur Konfigurasi SI/TI DS9 Tinggi

27 Tata Kelola Data Data Governance DS11 Tinggi

28 Prosedur Penetapan Kualitas Data

DS11 Tinggi

Page 202: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

188

No Kebijakan Artefak Cobit Process Tingkat Dampak

29 Keamanan Informasi

Prosedur Assessment Risiko PO9, DS13, ME2, ME3

Tinggi

30 Perancangan Keamanan Informasi (SI, TI, dan Data)

DS5, DS11 Tinggi

31 Penentuan keamanan fisik (Physical Security)

DS12 Tinggi

5.4.2. Portofolio Pengelolaan TI

Berdasarkan hasil assessment terhadap proses layanan TI yang diterapkan di BIG, maka

didapatkan beberapa kebutuhan untuk peningkatan proses yang mencakup, kebijakan,

prosedur, dan artefak pendukung. Arsitektur Pengelolaan TI yang dibutuhkan BIG dapat dilihat

pada Gambar 5.2.

Page 203: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

189

Gambar 5.2 Arsitektur Tata Kelola TI

A. Manajemen Layanan TI

1. Tujuan dan Arahan Kebijakan

BIG saat ini telah memiliki aset teknologi informasi yang cukup mapan, baik dari segi SI

maupun TI. Tentunya untuk mengelola ketersediaan dan kinerja SI/TI yang mendukung proses

organisasi, maka dirancang layanan TI yang sesuai kebutuhan. Tata Kelola layanan TI

Page 204: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

190

mencakup perancangan kebijakan dan prosedur layanan TI, serta penanggung-jawab. Tujuan

dari perancangan kebijakan layanan TI adalah:

1. Menyediakan layanan TI yang berbasis level kinerja layanan (service level)

2. Memastikan SI/TI yang kritikal dapat bekerja secara optimal dan handal

3. Mempercepat penyelesaian permasalahan dan insiden

4. Meningkatkan kesiapan terhadap perubahan yang mempengaruhi lingkungan

operasional TI

Kebijakan dan prosedur layanan TI akan mempengaruhi kegiatan dari pegawai TI

Operasional/service desk, pihak ketiga yang terlibat (vendor), dan pengguna internal maupun

eksternal.

2. Prosedur

Beberapa prosedur yang diperlukan dalam manajemen layanan TI adalah sebagai berikut:

1. Prosedur pengadaan layanan TI

2. Prosedur pengelolaan problem

3. Prosedur pengelolaan insiden

4. Prosedur pengaturan konfigurasi

5. Prosedur pengelolaan perubahan

6. Prosedur implementasi TI

7. Prosedur pengawasan kinerja dan kualitas layanan TI

8. Prosedur backup dan recovery

3. Artefak

Beberapa artefak yang dibutuhkan dalam pengimplementasian layanan TI adalah sebagai

berikut:

1. Penetapan SLA Layanan TI

2. Penetapan OLA Layanan TI

3. Penyediaan portofolio layanan TI

4. Pengelolaan kontrak dan kerja sama

5. Laporan capaian kinerja proses

Page 205: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

191

B. Tata Kelola SI

1. Tujuan dan Arahan Kebijakan

BIG telah didukung kebijakan dan prosedur terkait tata kelola SI. Hanya saja untuk penyediaan

SI yang lebih teratur, mapan, dan dapat diadapatasi, maka BIG perlu meningkatkan kebijakan

dan prosedur tata kelola SI. Tata kelola SI mencakup perancangan kebijakan, prosedur, serta

penanggung-jawabnya pengelolaan SI. Tujuan dari perancangan kebijakan tata kelola SI

adalah:

1. Menyediakan prosedur yang membantu penyediaan hingga implementasi SI yang

menerapkan System Development Life Cycle (SDLC) yang sesuai.

2. Menyediakan standar teknologi untuk mendukung pengadaan SI

3. Mendukung perancangan arsitektur SI yang lebih adaptif

4. Menyediakan sosialisasi dan pelatihan bagi pengguna

Kebijakan dan prosedur tata kelola SI akan mempengaruhi kegiatan dari Tim Pengembangan

SI, Penyedia Infratruktur TI, pihak ketiga yang terlibat, dan Pengguna internal maupun

eksternal.

2. Prosedur

Beberapa prosedur yang diperlukan dalam tata kelola SI adalah sebagai berikut:

1. Prosedur penetapan pengembangan aplikasi

2. Prosedur perencanaan aplikasi

3. Prosedur pengembangan aplikasi

4. Prosedur uji coba aplikasi

5. Prosedur pemeliharaan aplikasi

6. Prosedur implementasi aplikasi

7. Prosedur sosialisasi aplikasi

3. Artefak

Beberapa artefak yang dibutuhkan dalam implementasi tata kelola SI adalah sebagai berikut:

1. Penyediaan dan pengimplementasian business case dalam perencanaan SI

2. Penyediaan arsitektur SI yang handal

Page 206: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

192

3. Penyediaan user manual yang membantu penggunaan SI

4. Prosedur sosialisasi dan pelatihan penerapan SI

C. Tata Kelola TI

1. Tujuan dan Arahan Kebijakan

BIG telah didukung kebijakan dan prosedur terkait tata kelola TI. Hanya saja untuk penyediaan

TI yang lebih adaptif, aman, handal, dan dapat diadapatasi, maka BIG perlu meningkatkan

kebijakan dan prosedur tata kelola TI. Tata kelola TI mencakup perancangan kebijakan,

prosedur, serta penanggung-jawabnya pengelolaan TI. Tujuan dari perancangan kebijakan

tata kelola TI adalah:

1. Menyediakan prosedur yang membantu penyediaan hingga implementasi TI dan

infrastruktur berdasarkan kerangka kerja tertentu

2. Menyediakan standar teknologi yang menjadi acuan infrastruktur TI

3. Mendukung perancangan arsitektur TI dan topologi yang lebih adaptif dan handal

4. Mendukung penggunaan perangkat bagi pengguna

Kebijakan dan prosedur tata kelola infrastruktur TI akan mempengaruhi kegiatan dari

Penyedia Infratruktur TI, pihak ketiga yang terlibat, dan Pengguna internal maupun eksternal.

2. Prosedur

Beberapa prosedur yang diperlukan dalam tata kelola TI adalah sebagai berikut:

1. Prosedur penetapan standar teknologi

2. Prosedur pengelolaan data center

3. Prosedur pengelolaan jaringan

4. Prosedur pengelolaan server

5. Prosedur pengelolaan storage

3. Artefak

Beberapa artefak yang dibutuhkan dalam implementasi tata kelola SI adalah sebagai berikut:

1. Penyediaan katalog pengadaan perangkat

2. Penyediaan arsitektur TI dan topologi jaringan

3. Penyediaan maintenance manual dan konfigurasi TI

Page 207: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

193

D. Tata Kelola Data

1. Tujuan dan Arahan Kebijakan

Data merupakan salah satu aset penting bagi BIG, sehingga perlu dikelola secara baik. Saat ini

BIG belum didukung sebuah standar pengelolaan data, baik untuk data geospasial maupun

data administrasi. Agar meningkatkan kualitas data yang dihasilkan, maka BIG perlu

merancang sebuah kebijakan terkait pengelolaan data. Tata Kelola data perlu menetapkan

kebijakan dan prosedur pengelolaan data serta pembagian wali data. Tujuan dari perancangan

kebijakan tata kelola data adalah:

1. Menyediakan prosedur yang membantu penyediaan hingga implementasi TI dan

infrastruktur berdasarkan kerangka kerja tertentu

2. Menyediakan standar teknologi yang menjadi acuan infrastruktur TI

3. Penerapan layanan data satu pintu

4. Mendukung perancangan arsitektur TI dan topologi yang lebih adaptif dan handal

5. Mendukung penggunaan perangkat bagi pengguna

Kebijakan dan prosedur tata kelola data akan mempengaruhi kegiatan dari data owner, data

steward, data custodian/DB Administrator, Keamanan informasi, dan pengguna data internal

maupun eksternal.

2. Prosedur

Beberapa prosedur yang diperlukan dalam tata kelola data adalah sebagai berikut:

1. Prosedur pengelolaan data

2. Prosedur penetapan standar data

3. Prosedur penetapan kualitas data

4. Prosedur pertukaran data

3. Artefak

Beberapa artefak yang dibutuhkan dalam implementasi tata kelola data adalah sebagai

berikut:

1. Standar Skema Data

2. Master Data

3. Arsitektur Data

Page 208: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

194

E. Manajemen Pengetahuan

1. Tujuan dan Arahan Kebijakan

Selain data dan informasi, Pengetahuan juga merupakan salah satu aset berharga di BIG.

Semakin pengetahuan dikelola dengan baik, maka kinerja proses organisasi dapat lebih mudah

ditingkatkan dan dikembangkan. Pengetahuan juga dapat menunjukan bagaimana budaya

kerja dan aktivitas yang berjalan di BIG. Agar menyediakan pengetahuan yang memadai, maka

BIG perlu merancang kebijakan terkait manajemen pengetahuan. Manajemen pengetahuan

akan mencakup kebijakan dan prosedur manajemen pengetahuan, serta penanggung-

jawabnya. Tujuan dari perancangan kebijakan manajemen pengetahuan adalah:

1. Menginvetarisasi pengetahuan yang penting bagi BIG

2. Meningkatkan standar pengetahuan BIG secara digital

3. Menyediakan perangkat dan prosedur yang memudahkan manajemen pengetahuan

4. Mengelola pengetahuan yang terpusat

5. Menetapkan wali data, data custodian, dan data stewards

Kebijakan dan prosedur manajemen pengetahuan akan mempengaruhi kegiatan dari

pengelola pengetahuan, pegawai TI operasional, pegawai infrastruktur TI, dan penyedia SI

manajemen pengetahuan, dan pengakses pengetahuan.

2. Prosedur

Beberapa prosedur yang diperlukan dalam manajemen pengetahuan adalah sebagai berikut:

1. Prosedur inventarisasi pengetahuan

2. Prosedur pengelolaan kebijakan dan SOP

3. Prosedur pengelolaan manajemen kontrak

4. Prosedur penyediaan pengetahuan

3. Artefak

Beberapa artefak yang dibutuhkan dalam implementasi manajemen pengetahuan adalah

sebagai berikut:

1. Portofolio SI

Page 209: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

195

2. Portofolio TI

3. Portofolio Layanan TI

4. Inventarisasi pengetahuan

F. Manajemen Keamanan Informasi

1. Tujuan dan Arahan Kebijakan

Keamanan Informasi yang handal dan aman mencakup kedalam tiga lapisan, yaitu lapisan SI,

lapisan TI, dan lapisan Data. Saat ini keamanan informasi sudah diterapkan oleh BIG secara

terpisah dan sebagian besar pada lapisan TI. Hanya saja, BIG belum memiliki standar

keamanan yang mengatur ketiga lapisan tersebut. Untuk meningkatkan keamanan data

sebagai aset organisasi, BIG perlu merancang manajemen keamanan informasi. Manajemen

keamanan informasi mencakup kebijakan dan prosedur pengamanan data, dan penanggung

jawab keamanan data dan informasi. Tujuan dari perancangan manajemen pengetahuan

adalah:

1. Menetapkan standar keamanan

2. Mengelola keamanan data dan informasi yang handal, aman, dan dapat dipercaya

3. Mengidentifikasi risiko dan kontrol yang diperlukan untuk keamanan data

Kebijakan dan prosedur manajemen keamanan informasi akan mempengaruhi kegiatan dari

penyedia infrastruktur TI, penyedia SI, data custodian, penanggung-jawab keamanan, dan

pengguna data dan informasi.

2. Prosedur

Beberapa prosedur yang diperlukan dalam manajemen keamanan informasi adalah sebagai

berikut:

1. Prosedur penetapan standar keamanan informasi

2. Prosedur pengukuran risiko

3. Prosedur pengimplementasian keamanan informasi

4. Prosedur penetapan pengamanan fisik

3. Artefak

Page 210: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

196

Beberapa artefak yang dibutuhkan dalam implementasi manajemen keamanan informasi

adalah sebagai berikut:

1. Standar keamanan informasi

2. Portofolio risiko dan kontrol yang dibutuhkan

G. Manajemen Investasi

1. Tujuan dan Arahan Kebijakan

Investasi TI diperlukan agar biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan TI sesuai dengan

manfaat yang diperoleh BIG. Investasi TI perlu dikelola sehingga dapat ditelusuri keselarasan

dan capaian manfaat yang telah diberikan oleh TI. Beberapa metode yang biasanya digunakan

adalah dengan menghitung ROI, NPV, BEP, ataupun metode lainnya. Saat ini BIG belum

menetapkan standar tertentu dalam pengukuran nilai balik investasi TI. Agar dapat menelusuri

capaian manfaat investasi TI, BIG perlu menyusun manajemen investasi TI yang sesuai.

Manajemen investasi TI mencakup kebijakan dan prosedur penetapan investasi TI, dan

penanggung-jawab investasi TI. Tujuan dari perancangan manajemen investasi TI adalah:

1. Menetapkan standar pengukuran manfaat dan biaya untuk investasi TI

2. Menetapkan penanggung-jawab untuk penentuan investasi TI

3. Menetapkan metode pengawasan capaian investasi

Kebijakan dan prosedur investasi TI akan mempengaruhi kegiatan dari Pengambil Keputusan

Investasi TI, Pengembang SI, Penyedia Infrastruktur, Pegawai Operasional TI, dan Pihak Ketiga

yang terlibat.

2. Prosedur

Beberapa prosedur yang diperlukan dalam manajemen investasi TI adalah sebagai berikut:

1. Prosedur penggunaan standar investasi TI

2. Prosedur pengawasan capaian investasi TI

3. Prosedur pendataan aset Informasi

3. Artefak

Page 211: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

197

Beberapa artefak yang dibutuhkan dalam implementasi manajemen investasi TI adalah

sebagai berikut:

1. Standar pengukuran manfaat dan biaya TI

2. Portofolio aset yang dapat dipisahkan menjadi portofolio SI, portofolio TI, dan

portofolio SDM

3. Standar pelaporan realisasi anggaran

H. Manajemen Kompetensi SDM TI

1. Tujuan dan Arahan Kebijakan

Untuk menyediakan layanan TI yang handal, salah satu faktor yang perlu ditingkatkan adalah

kompetensi SDM TI. Kompetensi SDM TI terkait juga dengan penyediaan struktur fungsional

yang dibutuhkan BIG. Kompetensi SDM TI dapat ditingkatkan melalui pengalaman, pelatihan,

pendidikan, dan sertifikasi. Saat ini BIG telah memiliki portofolio SDM TI yang memetakan

SDM TI, kebutuhan fungsional, dan kebutuhan penguasaan terhadap domain TI tertentu. Dari

pendekatan yang sudah ada, BIG perlu meningkatkan manajemen Kompetensi SDM TI.

Manajemen kompetensi SDM TI mencakup kebijakan dan prosedur pengelolaan kompetensi

SDM TI, serta penanggung-jawab peningkatan kompetensi SDM TI. Tujuan dari perancangan

manajemen kompetensi SDM TI adalah:

1. Menetapkan kebutuhan kompetensi SDM TI

2. Merancang pelatihan dan sertifikasi TI yang sesuai kebutuhan

3. Menetapkan struktur fungsional dan kesesuaian kinerjanya

Kebijakan dan prosedur pengelolaan kompetensi SDM TI akan mempengaruhi kegiatan dari

keseluruhan pegawai TI yang dimiliki BIG, baik dari sisi manajerial, teknis, maupun

operasional.

2. Prosedur

Beberapa prosedur yang diperlukan dalam manajemen kompetensi SDM TI adalah sebagai

berikut:

1. Prosedur pengelolaan kompetensi SDM TI

2. Prosedur penetapan struktur fungsional dan pemisahan tugas

3. Prosedur pengadaan pelatihan SDM TI

Page 212: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

198

4. Prosedur penyediaan sertifikasi SDM TI

3. Artefak

Beberapa artefak yang dibutuhkan dalam implementasi manajemen kompetensi SDM TI

adalah sebagai berikut:

1. Portofolio Kompetensi SDM TI

2. Struktur fungsional organisasi

I. Manajemen Bencana

1. Tujuan dan Arahan Kebijakan

Layanan TI yang selalu tersedia, aman, dan handal merupakan kebutuhan dari setiap

organisasi yang tergantung pada TI. Untuk mendukung layanan TI yang kritikal, perlu adanya

perencanaan untuk keberlangsungan aktivitas organisasi. Keberlangsungan aktivtas organisasi

biasanya didukung Business Continuity Planning (BCP) dan Disaster Recovery Planning (DRP).

Saat ini BIG belum memiliki DRP yang berfungsi untuk menjaga keberlangsungan infrastruktur

TI dan kegiatan organisasi. Pengadaan DRP dan DRC untuk BIG sejauh ini belum terlalu penting

dan kritikal. Manajemen bencana akan menjadi penting pada saat penerapan satu peta telah

diimplementasikan dan matang. Manajemen bencana yang akan dirancang di BIG mencakup

kebijakan dan prosedur penanganan bencana, serta penanggung-jawab penanganan bencana.

Tujuan dari perancangan penanganan bencana adalah:

1. Menyiapkan kajian dan perencanaan untuk menghadapi bencana

2. Memitigasi dampak dari kehilangan aset yang berharga pada saat bencana

berlangsung

3. Menyiapkan dan melatih personil melakukan prosedur penanganan bencana

Kebijakan dan prosedur manajemen bencana SDM TI akan mempengaruhi kegiatan dari

pegawai BIG yang terlibat dalam penanggulangan bencana. Pegawai perlu mendapatkan

penyuluhan dan pelatihan dalam menjalankan prosedur penanganan bencana.

2. Prosedur

Beberapa prosedur yang diperlukan dalam manajemen bencana adalah sebagai berikut:

Page 213: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

199

1. Prosedur Perancangan BCP dan DRP

2. Prosedur penanggulangan bencana

3. Prosedur pengujian kesiapan infrastruktur dan aset di offsite/DRC

4. Prosedur pengadaan pelatihan pegawai

3. Artefak

Beberapa artefak yang dibutuhkan dalam implementasi manajemen bencana adalah sebagai

berikut:

1. Business Continuity Planning (BCP)

2. Disaster Recovery Planning (DRP)

3. Prosedur penanggulangan bencana

4. Struktur tim penanggulangan bencana dan mekanisme relasional

5.4.3. Kebutuhan Sertifikasi

Saat ini sertifikasi menjadi salah satu upaya untuk peningkatan mutu proses di sebuah

organisasi. Peningkatan mutu proses juga diterapkan pada domain TI. Dengan kapabilitas TI

yang terus meningkat dan matang, BIG perlu mengadopsi standar-standar ISO dan mengukur

kemapanannya melalui sertifikasi. Terdapat dua sertifikasi yang dapat diterapkan di BIG dalam

waktu dekat, yaitu sertifikasi keamanan informasi dan sertifikasi manajemen layanan TI. Detail

dari setiap ISO dijelaskan lebih lanjut.

1. ISO/IEC 27001 – Information Security Management

ISO/IEC 27001 perlu diadopsi di BIG untuk meningkatkan pengelolaan standar, proses, dan

teknis dalam menjamin keamanan informasi. Keamanan informasi telah menjadi kajian

penting bagi BIG dalam upaya untuk mengamankan aset TI, sehingga membantu menyediakan

data dan informasi yang akurat, aman, integritas, dan dapat dipercaya. Untuk mengukur

tingkat keamanan informasi, BIG perlu mengikuti sertifikasi keamanan informasi dengan

ISO/IEC 27001. Beberapa kebijakan standar yang perlu disiapkan untuk mengikuti sertifikasi

keamanan informasi adalah sebagai berikut:

a. Tata Kelola SI

b. Tata Kelola Infrastruktur TI

c. Tata Kelola Data

Page 214: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

200

d. Manajemen Kemanan Informasi

e. Manajemen Investasi

2. ISO/IEC 20000 – Information Technology Service Management

ISO/IEC 20000 perlu diadopsi oleh BIG untuk meningkatkan manajemen layanan TI yang sesuai

dengan level layanan. Layanan TI juga menjadi salah satu kajian penting bagi BIG agar layanan

TI dapat berjalan sesuai SLA, peningkatan KPI dari layanan TI, penyediaan dukungan service

desk untuk menyelesaikan insiden. Untuk mengukur tingkat kemapanan layanan dan

mendapatkan rekomendasi lebih lanjut, BIG perlu mengikuti sertifikasi layanan TI dengan

ISO/IEC 20000. Beberapa kebijakan standar yang perlu disiapkan untuk mengikuti sertifikasi

layanan TI adalah sebagai berikut:

a. Manajemen Layanan TI

b. Tata Kelola SI/TI dan Data

c. Manajemen Keamanan Informasi

d. Manajemen Investasi Ti

e. Manajemen SDM TI

f. Manajemen Bencana

5.5. Mekanisme Relasional

Mekanisme relasional mengatur interaksi antar pihak yang berkepentingan dalam

pengambilan keputusan dan pengelolaan SI/TI. Pada bagian ini dijelaskan mekanisme

relasional yang terjadi di BIG pada saat ini yang dipetakan berdasarkan jenis bidang

pengambilan keputusan yang didefinisikan oleh Weil dan Ross. Setelah itu, dibahas mengenai

isu yang terjadi. Selanjutnya dibahas mengenai kebutuhan mekanisme relasional yang akan

diimplementasikan di BIG berdasarkan pada struktur organisasi yang diajukan pada bagian

struktur organisasi dan untuk meningkatkan kondisi mekanisme relasional pada saat ini.

5.5.1. Kebutuhan Metode Pengambilan Keputusan Layanan TI BIG

Berdasarkan best practice dalam pengelolaan SI/TI berikut ini adalah rekomendasi mekanisme

relasional terkait pengambilan keputusan TI di BIG.

Pengambilan keputusan dapat dibagi menjadi beberapa bidang yaitu:

Page 215: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

201

1. IT Principles Decision, yaitu pengambilan keputusan terhadap prinsip penggunaan

teknologi informasi. Prinsip TI adalah sekumpulan pernyataan yang bersifat high-level

mengenai penggunaan dan peran teknologi informasi dalam organisasi. Prinsip TI ini

menjadi acuan dan dasar untuk pengambilan keputusan di bidang lain. Beberapa

keputusan yang diambil di bidang ini adalah keputusan peran TI dalam mendukung model

operasi kegiatan organisasi dan pendaaan TI di lingkungan organisasi.

Pengambilan keputusan yang terkait dengan prinsip TI bersifat IT Duopoly. Informasi dan

data dalam perancangan prinsip TI dipegang oleh PPIG. Pengambilan keputusan mengenai

prinsip penggunaan TI di organisasi ditetapkan oleh Kepala Bagian PPIG (CIO).

2. IT Architecture Decision, yaitu pengambilan keputusan TI yang terkait dengan pengelolaan

logis untuk data, aplikasi, dan infrastruktur yang tertulis dalam suatu kebijakan,

hubungan, dan peraturan teknis untuk mencapai standar dan integrasi teknis dan bisnis

yang diharapkan. Pertanyaan-pertanyaan kunci berikut berikut setidaknya terjawab

dalam pengambilan keputusan ini:

a. Apa proses bisnis inti di dalam BIG dan bagaimana mereka saling terkait?

b. Apa saja informasi yang menentukan proses bisnis inti tersebut? Bagaimana

informasi tersebut seharusnya saling terintegrasi?

c. Apa saja kapabilitas teknis yang seharusnya distandardisasi di seluruh BIG untuk

mendukung efisiensi implementasi TI dan memfasilitasi standardisasi proses serta

integrasinya?

d. Apa saja aktivitas yang harus distandardisasi di seluruh BIG untuk mendukung

integrasi data?

e. Teknologi apa yang dipilih yang akan digunakan dalam implementasi TI?

Pengambilan keputusan yang terkait dengan arsitektur TI di lingkungan BIG bersifat IT

monarchy. Perancangan arsitektur TI dipegang oleh PPIG, yang akan disahkan oleh

Kepala Pusat PPIG (CIO). Dalam pengambilan keputusan mengenai arsitektur sistem

informasi dan teknologi informasi, PPIG memiliki wewenang dan setiap unit lain wajib

mematuhi keputusan tersebut.

Page 216: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

202

3. IT Infrastructure Decision, yaitu pengembilan keputusan yang terkait layanan TI yang

menjadi fondasi kapabilitas TI di Organisasi. Pertanyaan-pertanyaan kunci berikut berikut

setidaknya terjawab dalam pengambilan keputusan ini:

a. Layanan infrastruktur apa saja yang paling penting untuk mencapai tujuan BIG?

b. Untuk setiap kelompok kapabilitas, layanan infrastruktur apa yang seharusnya

diimplementasikan di BIG dan bagaimana kebutuhan service-level untuk setiap

layanan itu?

c. Apa rencananya untuk menjaga agar teknologi inti yang digunakan tetap dalam

versi terbaru?

d. Apa saja layanan infrastruktur yang harus di-outsource?

Pengambilan keputusan yang terkait dengan infrastruktur TI di lingkungan BIG adalah IT

Monarchy. Perancangan infrastruktur TI dipegang oleh PPIG, yang akan disahkan oleh

Kepala BagianPPIG (CIO). Unit pengelola TI yaitu PPIG memutuskan keputusan yang

berkaitan dengan infrastruktur TI yang digunakan di lingkungan BIG.

4. Applications Needs Decision, yaitu pengambilan keputusan yang terkait dengan penentuan

kebutuhan orgnisasi BIG untuk pengembangan aplikasi sendiri atau pembelian aplikasi dari

pihak luar BIG. Pertanyaan-pertanyaan kunci berikut berikut setidaknya terjawab dalam

pengambilan keputusan ini:

a. Apa saja peluang yang ada untuk mengimplementasikan aplikasi yang baru?

b. Bagaimana kebutuhan organisasi dapat ditentukan dalam standar arsitekturil?

Kapan kebutuhan bisnis perlu diberikan pengecualian terhadap suatu standar?

c. Siapa yang akan memiliki hasil dari setiap proyek dan perubahan yang

diimplementasikan untuk memastikan nilai yang didapat tepat sasaran?

Pengambilan keputusan yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan organisasi di

lingkungan BIG bersifat federal. Setiap pusat bersama dengan PPIG akan memutuskan

kebutuhan sistem informasi atau aplikasi pada setiap pusat tersebut. Sementara itu, yang

memutuskan untuk pengembangan aplikasi adalah IT Steering Committee.

5. IT Investment and Prioritization Decision, yaitu keputusan yang berkaitan dengan berapa

banyak dan di mana saja investasi TI akan diberikan, termasuk persetujuan proyek dan

justifikasi yang layak. Pertanyaan-pertanyaan kunci berikut berikut setidaknya terjawab

dalam pengambilan keputusan ini:

Page 217: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

203

a. Perubahan proses atau pengembangan apa yang secara strategis paling penting

untuk BIG?

b. Bagaimana distribusi di dalam protofolio TI saat ini? Apakah portofolio itu

konsisten terhadap sasaran strategis BIG?

c. Manakah yang lebih penting, investasi di setiap biro atau investasi untuk BIG

secara keseluruhan? Apakah investasi yang sebenarnya mencerminkan

kepentingannya?

Pengambilan keputusan yang terkait dengan investasi dan prioritasi TI di lingkungan BIG

bersifat IT Duopoly. Pengambilan keputusan mengenai investasi dan prioritasi proyek SI/TI

diorganisasi dilaksanakan oleh IT Steering Committee.

Page 218: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

204

Tabel 5.1 Mekanisme Pengambilan Keputusan yang Akan Datang

Decision

Architype

IT Principle IT Architecture IT Infrastructure Application Needs IT Investation and Prioritazaion

Input Decision Input Decision Input Decision Input Decision Input Decision

Business Monarchy

IT Monarchy PPIG Kepala Pusat PPIG (CIO)

PPIG Kepala Pusat PPIG (CIO)

Feudal

Federal Deputi/ Pusat

IT Steering Committee

IT Duopoly PPIG IT Steering Committee

Kepala Pusat PPIG (CIO)/ PPIG/ Pusat

IT Steering Committee

Page 219: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

205

Decision

Architype

IT Principle IT Architecture IT Infrastructure Application Needs IT Investation and Prioritazaion

Input Decision Input Decision Input Decision Input Decision Input Decision

Anarchy

Tidak tersedia

KEPALA

BADAN INFORMASI GEOSPASIAL,

HASANUDDIN Z. ABIDIN

HASANUDDIN Z. ABIDIN

Page 220: BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor …

206