10
Badai Matahari menuju Bumi, Siapkan Senter 12 September 2014 11:30 WIB Ilustrasi--Reuters/NASA Metrotvnews.com : Menurut perkiraan Space Weather Prediction Center, esok Bumi kita akan kehadiran sebuah fenomena alam semesta yakni badai matahari. Untuk menghadapinya, ada baiknya kini Anda sudah mempersiap alat penerangan manual seperti senter. Ketimbang mempersiapkan payung atau alat pelindung lain, para pakar malah menyarankan untuk mempersiapkan senter. Kenapa? Karena, badai yang dimaksud bukan berupa angin kencang,

Badai Matahari Menuju Bumi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

AERSTSTRTRABUK

Citation preview

Page 1: Badai Matahari Menuju Bumi

Badai Matahari menuju Bumi, Siapkan Senter12 September 2014 11:30 WIB

Ilustrasi--Reuters/NASA

Metrotvnews.com : 

Menurut perkiraan Space Weather Prediction Center, esok Bumi kita akan kehadiran sebuah

fenomena alam semesta yakni badai matahari. Untuk menghadapinya, ada baiknya kini Anda

sudah mempersiap alat penerangan manual seperti senter.

Ketimbang mempersiapkan payung atau alat pelindung lain, para pakar malah menyarankan

untuk mempersiapkan senter. Kenapa? Karena, badai yang dimaksud bukan berupa angin

kencang, melainkan kekuatan radiasi yang berasal dari Matahari.

Menurut para pakar di Space Weather Prediction Center seperti dikutip dari CNN, efek yang

ditimbulkan dari badai tersebut bakal berupa radiasi. Efek radiasi itu tidak membahayakan

manusia, tapi mungkin menganggu beragam sumber daya energi sehingga mampu

mengacaukan GPS dan komunikasi radio dan satelit. Saat terakhir kali menuju Bumi pada

1989, badai matahari sempat memutuskan aliran listrik di seluruh Provinsi Quebec, Kanada,

Page 2: Badai Matahari Menuju Bumi

Badai matahari yang diperkirakan bakal menuju Bumi esok ternyata bukan yang pertama

kalinya terjadi.

Pada 13 Maret 1989, badai matahari sempat memutuskan aliran listrik di seluruh Provinsi

Quebec, Kanada, selama 12 jam. Jaringan listrik di Amerika Serikat pun terpengaruh, tetapi

tidak sampai terjadi pemadaman.

Sementara itu, di luar angkasa, NASA mengatakan beberapa satelit jatuh di luar kendali

selama berjam-jam. Peristiwa itu dikenal sebagai 'Blackout Quebec'. Bahkan pesawat ulang

alik Discovery yang berada di orbit sempat menerima sensor misterius setelah badai usai.

Namun, di sisi lain, badai matahari juga menciptakan aurora yang indah. Saat itu, para

pengamat dan pecinta aurora di utara Amerika Serikat bisa menyaksikan keindahan fenomena

alam tersebut.

Masyarakat di bagian selatan, timur laut Kanada, dan Alaska juga sempat menikmati

keindahan aurora tersebut. Namun, untuk badai yang akan datang ini, para pakar

menyarankan ada baiknya masyarakat tidak mencoba melihat langsung fenomena itu dengan

mata telanjang.

Menurut para pakar Space Weather Prediction Center, badai yang dihasilkan dari dua proses

di Matahari itu akan tiba pada Sabtu, 13 September 2014, berupa geomagnetik yang terbilang

kuat. Adapun operator satelit diminta dapat menonaktifkan sensor sensitif pada satelit untuk

mengurangi risiko untuk smartphone dan koneksi wi-fi.(CNN)

Asal Mula Terjadinya Badai Matahari12 September 2014 11:51 WIB

Ilustrasi--Reuters/NASA

Page 3: Badai Matahari Menuju Bumi

Metrotvnews.com: Badai matahari ke Bumi kita disebut akan menghadirkan gelombang geomagnetik dengan kekuatan besar. Jadi, efek yang akan dihasilkan bakal berupa radiasi.

Para pakar di Space Weather Prediction Center menyatakan badai itu tidak akan menimbulkan bahaya yang signifikan terhadap manusia di Bumi, tapi hanya menganggu beberapa sumber daya energi.

Namun, bagaimanakah asal mula hingga terbentuk badai di pusat sistem tata surya kita hingga membentuk semburan radiasi yang begitu besar?

Pada dasarnya, Matahari adalah bola gas raksasa yang mengandung 92,1% hidrogen dan 7,8% helium. Sering kali, Matahari menyemburkan radiasi yang disebut coronal mass ejection. Nah, semburan itu terkadang terhubung dengan semburan api yang merupakan peristiwa paling eksplosif di sistem tata surya kita.

Matahari diketahui telah mengalami dua proses tersebut dalam dua hari terakhir ini. NASA mengatakan, semburan kedua tergolong dalam level X1.6, yang berarti masuk kategori paling intens. Nah, Gabungan energi kedua semburan besar itulah kini menuju Bumi.

"Manusia tidak perlu khawatir," kata Lika Guhathakurta, ilmuwan di Solar Dynamics Observatory NASA. Ia yakin badai ini tidak akan menganggu umat manusia di Bumi secara signifikan. Adapun badai yang dihasilkan dari dua proses di Matahari itu akan tiba pada Sabtu, 13 September 2014.

Badai matahari adalah kejadian atau event dimana aktivitas matahari berinteraksi dengan medan magnetik Bumi. Badai matahari ini berkaitan langsung dengan peristiwa solar flare dan CME. Kedua hal itulah yang menyebabkan terjadinya badai matahari. Solar flare adalah ledakan di Matahari akibat terbukanya salah satu kumparan medan magnet permukaan Matahari. Ledakan ini melepaskan partikel berenergi tinggi dan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang sinar-x dan sinar gamma. Partikel berenergi tinggi yang dilepaskan oleh peristiwa solar flare, jika mengarah ke Bumi, akan mencapai Bumi dalam waktu 1-2 hari. Sedangkan radiasi elektromagnetik energi tingginya, akan mencapai Bumi dalam waktu hanya sekitar 8 menit.

Matahari memiliki siklus keaktifan dengan periode sekitar 11 tahun. Siklus keaktifan ini berkaitan dengan pembalikan kutub magnetik di permukaan Matahari. Keaktifan Matahari ini bisa dilihat dari jumlah bintik matahari yang teramati. Pada saat keaktifan Matahari mencapai maksimum inilah, angin matahari lebih ‘kencang’ dari biasanya dan partikel-partikel yang dipancarkan juga lebih energetik. Dan peristiwa solar flare dan CME dalam skala besar juga lebih dimungkinkan untuk terjadi. Dengan kata lain, saat keaktifan Matahari mencapai maksimum, Bumi akan lebih banyak dipapar dengan partikel-partikel bermuatan tinggi (lebih tinggi dari biasanya) dan radiasi elektromagnetik energi tinggi.

Partikel-partikel bermuatan yang dipancarkan dari peristiwa solar flare dan CME, saat mencapai Bumi, akan berinteraksi dengan medan magnetik Bumi. Interaksi ini akan menyebabkan gangguan pada medan magnetik Bumi buat sementara.

Page 4: Badai Matahari Menuju Bumi

Saat partikel-partikel bermuatan dengan energi tinggi mencapai Bumi, ia akan diarahkan oleh medan magnetik Bumi, untuk bergerak sesuai dengan garis-garis medan magnetik Bumi, menuju ke arah kutub utara dan kutub selatan magnetik Bumi. Saat partikel-partikel energetik tersebut berbenturan dengan partikel udara dalam atmosfer Bumi, ia akan menyebabkan partikel udara (terutama nitrogen) terionisasi. Bagi kita yang berada di permukaan Bumi, yang kita amati adalah bentuk seperti tirai-tirai cahaya warna-warni di langit, yang dikenal dengan nama aurora. Aurora ini bisa diamati dari posisi lintang tinggi di sekitar kutub magnetik Bumi (utara dan selatan).

Saat terjadi badai matahari, partikel-partikel energetik tadi tidak hanya menghasilkan aurora yang indah yang bisa di amati di lintang tinggi. Tapi bisa memberikan dampak yang relatif lebih besar dan lebih berbahaya. Dampak yang dimaksud antara lain: gangguan pada jaringan listrik karena transformator dalam jaringan listrik akan mengalami kelebihan muatan, gangguan telekomunikasi (merusak satelit, menyebabkan black-out frekuensi HF radio, dll), navigasi, dan menyebabkan korosi pada jaringan pipa bawah tanah.

Hari Ini, Badai Matahari Ancam Bumi

Sabtu, 6 September 2014 - 06:03 wib | Ahmad Luthfi - Okezone

TOPIK PILIHAN

1. Si Pendatang Baru Itu Bernama 'Android L' 2. Ramai-Ramai Bikin Jam Tangan Pintar 3. Smartphone Anti Air & Tahan Banting

Page 5: Badai Matahari Menuju Bumi

Hari Ini, Badai Matahari Ancam Bumi (Foto: NASA)CALIFORNIA - Badai matahari mengirimkan partikel surya atau  coronal mass ejection (CME) yang akan mendarat ke Bumi pada 6 September 2014 (hari ini). NASA merekam gambar fenomena letupan masif yang terjadi pada matahari.

Dilansir Techtimes, Jumat (5/9/2014), pesawat luar angkasa Solar Dynamics Observatory milik badan antarika Amerika Serikat, NASA menangkap jejak ledakan matahari masif pada Selasa atau 2 September 2014.

Dalam sebuah rekaman video, terlihat matahari melepaskan plasma. Puing-puing dari plasma atau CME tersebut bisa mengarah ke Bumi.

"Kemarin, 2 September, filamen besar dari plasma gelap yang telah bergerak di seluruh muka matahari selama berhari-hari, menjadi tidak stabil dan meledak. Sebuah CME muncul dari lokasi ledakan tampaknya memiliki komponen yang mengarah ke Bumi," jelas Spaceweather.com.

Observasi tambahan diperlukan untuk memastikan apakah benar badai matahari tersebut melepaskan partikelnya menuju Bumi. Website Space.com menerangkan, CME ini bisa membuat badai geomagnetik saat terbentur dengan Bumi.

Gangguan ini bisa mempengaruhi sistem kelistrikan, menyebabkan pemadaman radio dan menghasilkan aurora yang menakjubkan. Jika CME ini bergerak menuju Bumi, para ilmuwan memperkirakan bahwa partikel surya tersebut bisa menghantam medan magnet Bumi pada 6 September 2014.BADAI MATAHARI: Sabtu (13/9) Serang Bumi, Ganggu Radio & SatelitNewswire   -   12 September 2014, 17:54 WIB

Page 6: Badai Matahari Menuju Bumi

TERKAIT

GUNUNG SANGEANG API MELETUS: Petani Wijen Takut Gagal Panen 2 Tahun Hilang, Kamera Ditemukan Dengan Foto-Foto Utuh Gempa Besar & Tsunami Hantam Pantai Utara Chile Pascaerupsi Gunung Kelud Hujan & Badai Mengancam Wilayah NTT Hingga Maret 2014

GOOGLE IMAGE

Bisnis.com, WASHINGTON--NASA mengungkap temuan baru terkait badai matahari yang sedang bergejolak dan diprediksi sedang menuju ke bumi.Fenomena ini tak akan membahayakan manusia, tapi akan terjadi gangguan pada jaringan listrik, radio, dan satelit. Dalam fenomena badai di permukaan Matahari itu, Matahari siap melepaskan sebuah suar (solar flare) kelas-X, atau jenis terkuat pada 10 September 2014 pukul 1.45 EDT atau 00.45 WIB, Senin, 11 September 2014.

Para ahli mengatakan kombinasi energi dari dua gejolak matahari baru-baru ini akan tiba di Bumi pada hari Sabtu (13/9/2014). Demikian prediksi Pusat Prakiraan Cuaca Luar Angkasa mengenai pengamatan badai geomagnetik yang kuat.

Pada dasarnya, matahari adalah bola gas raksasa yang terdiri dari 92,1% hidrogen dan 7,8% helium. Sesekali, matahari melontarkan letusan besar radiasi yang disebut semburan massa koronal. Letusan ini terkadang berhubungan dengan lidah api matahari, kejadian paling eksplosif dalam tata surya.

Matahari telah melepaskan dua letusan dalam dua hari terakhir, dan keduanya berkaitan dengan badai matahari. NASA mengatakan badai kedua adalah kelas X1.6 yaitu termasuk dalam kategori paling kuat.

Page 7: Badai Matahari Menuju Bumi

Suar dilecutkan dari bagian Matahari yang menghadap Bumi, yang dikenal sebagai Active Region 2158, yang sebelumnya juga menembakkan suar berkategori intensif. Kedua peristiwa cuaca angkasa itu ditangkap oleh satelit pengawas Surya, Solar Dynamics Observatory milik Badan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA).

Suar surya yang ditembakkan belakangan memenuhi syarat sebagai badai X1,6. Untungnya, tak sampai membahayakan siapa pun yang ada di Bumi, juga para astronaut yang tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), demikian ujar pejabat NASA.

Meski demikian, hidup sejumlah orang bisa jadi bisa terpengaruh oleh badai matahari. ”Dampak terhadap komunikasi radio berfrekuensi tinggi di sisi siang Bumi diperkirakan bertahan hingga lebih dari 1 jam,” ujar peneliti Space Weather Prediction Center (SWPC) Badan Cuaca AS dalam pernyataannya.

Efek lebih lanjut bisa dirasakan kemudian pada pekan ini, jika bintik matahari (sunspot) juga menembakkan awan plasma superpanas yang dikenal sebagai coronal mass ejection (CME). CME sering kali disertai jilatan api kuat yang bisa memicu badai geomagnetik saat menghantam Bumi, biasanya dua sampai tiga hari setelah ledakan.

Atmosfer bumi biasanya melindungi manusia, tetapi mungkin juga diperlukan untuk membawa senter kemana-mana. Badai matahari bisa merusak sumber listrik dan mengganggu GPS serta komunikasi radio, termasuk di antaranya penerbangan dan merusak satelit.

“Orang-orang di permukaan bumi sungguh tak perlu khawatir,” ujar Lika Guhathakurta, seorang ilmuwan NASA di Solar Dynamics Observatory.

Badai geomagnetik bisa menimbulkan gangguan sementara pada sinyal GPS, komunikasi radio, dan pembangkit listrik. Juga memicu penampakan intensif aurora.

Menurut peneliti, erupsi yang terjadi Rabu kemarin berpotensi memproduksi CME. ”Informasi awal menunjukkan CME kemungkinan besar terkait dengan peristiwa ini. Namun, analisis lebih lanjut masih dilakukan.”

Para ilmuwan mengklasifikasikan kekuatan jilatan api matahari atau solar flare menjadi 3 tingkat. C yang terendah, M menengah, dan X yang paling kuat. Suar surya Rabu kemarin berkekuatan X1,6, namun yang terkuat terjadi Februari lalu. Saat bintang kita menembakkan suar raksasa X4,9.

Saat ini, Matahari berada di puncak fase aktif siklus cuaca matahari yang berlangsung 11 tahun sekali, yang dikenal sebagai Solar Cycle 24. Namun, Sang Surya relatif kalem selama Solar Cycle 24, yang fase maksimalnya diyakini paling lemah dalam 100 tahun.

Sementara, Solar Dynamics Observatory milik NASA adalah salah satu dari beberapa pesawat ruang angkasa, yang secara rutin memantau Matahari untuk melacak aktivitas cuaca luar angkasa dan potensi risiko terhadap astronaut dan satelit, terutama badai matahari.