Bab12 Keteladanan Rasulullah

  • Upload
    eflc

  • View
    373

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Pendidikan Agama Islam Semester 2 Kelas X Tahun 2010-2011

Kelompok 6

Memahami Keteladanan Rasulullah Dalam Membina Umat MadinahStandar Kompetensi : Memahami keteladanan Rasulullah dalam membina umat periode Madinah Kompetensi Dasar : Menceritakan sejarah dalwah Rasulullah SAW periode Madinah Mendiskripsikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah

Daftar Isi1. 2. 3. 4. Sebelum hijrah ke Yatsrib (Madinah) Hijrah ke Yatsrib atau Madinah Pembentukan Negara Madinah Wafat Rasulullah

1.

Sebelum hijrah ke Yatsrib/ Madinah

Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Mekkah terhadap kaum muslimin itu, mendorong Nabi Muhammad SAW untuk mengungsikan sahabatsahabatnya keluar Mekkah. Pada tahun ke-5 kerasulannya, Nabi menetapkan Habsah (Ethiopya) sebagai negeri pengungsian, karena raja negeri itu adalah seorang yang adil. Semakin kejam orang Quraisy memperlakukan umat Islam, semakin banyak orang yang masuk ke agama ini. Bahkan 2 orang kuat Quraisy masuk Islam, Hamzah dan Umar ibnu Khotthob. Menguatnya posisi umat Islam memperkeras reaksi kaum musyrik Quraisy. Mereka berpendapat, untuk melumpuhkan kaum muslimin yang dipimpin oleh Muhammad mereka harus melumpuhkan Bani Hasyim terlebih dulu. Cara yang ditempuh adalah pemboikotan selama 3 tahun. Akibatnya, Bani Hasyim mendeerita kelaparan dan kemiskinan. Pemboikotan itu baru berhenti setelah beberapa pemimpin Quraisy menyadari kelakuan mereka yang keterlaluan.

Namun, tidak lama kemudian Abu Thalib, paman Nabi yang merupakan pelindung utamanya, meninggal dunia dalam usia 87 tahun. Tiga hari kemudian, istri Nabi, Khotijah meninggla dunia pula.Peristiwa ini terjadi pada tahun ke sepuluh kenabian. Untuk menghibur Nabi yang sedang ditimpa duka, Allah mengisra dan mengijrahkan beliau pada tahun kesepuluh kenabian itu. Berita tentang isra miraj adalah suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam. Perkembangan datang dari penduduk Yatsrib yang berjanji ke Mekkah. Mereka yang terdiri dari suku Auz dan Khasraj, masuk Islam dalam tiga gelombang. Pada gelombang ketiga, 73 jemaah haji dari Yatsrib meminta Nabi agar berkenan pindah ke Yatsrib, dan Nabi menyetujuinya. kaum musyrikin Quraisy semakin menjadi-jadi setelah mengetahui adanya perjanjian ini. Hal ini membuat Nabi segera memerintahkan para sahabatnya untuk hijrah ke Yatsrib. Dalam waktu 2 bulan, sekitar 150 orang kaum muslimin telah meninggalkan kota Mekkah. Hanya Ali dan dan Abu Bakar yang tetap tinggal di Mekkah bersama Nabi.

2.

Hijrah ke Yatsrib atau Madinah

Dalam perjalanan ke Yatsrib, nabi ditemani oleh Abu Bakar. Ketika tiba di Qubah, sebuah desa yang jaraknya sekitar 50 km dari Yatsrib, Nabi beristirahat beberapa hari. Dia menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini Nabi membangun masjid, dan merupakan masjid pertama yang dibangun Nabi sebagai pusat beribadatan. Tak lama kemudian, Ali menggabungkan diri dengan Nabi setelah menyelesaikan semua urusan di Mekkah. Nabi memasuki Yatsrib dan penduduk kota ini mengelu elukan kedatangan beliau dengan penuh kegembiraan. Sejak saat itu, sebagai penghormatan terhadap Nabi, nama kota Yatsrib di ubah menjadi Madinatun Nabi (kota nabi) atau sering pula disebut Madinatul Munawwarah (kota yang bercahaya), karena dari sanalah sinar Islam memancar ke seluruh dunia.

Beberapa Peristiwa Penting tentang Hijrah Nabi Muhammad SAW ke MadinahPertama Tersebarnya berita tentang masuk Islamnya sekelompok penduduk Yatsrib (Madinah), membuat orang-orang kafir Quraisy semakin meningkatkan tekanan terhadap orang-orang Mukmin di Makkah. Lalu Nabi saw. memerintahkan kaum Mukminin agar hijrah ke kota Madinah. Para sahabat segera berangkat menuju Madinah secara diam-diam, agar tidak dihadang oleh musuh. Namun Umar bin Khattab justru mengumumkan terlebih dahulu rencananya untuk berangkat ke pengungsian kepada orangorang kafir Makkah. Ia berseru, Siapa di antara kalian yang bersedia berpisah dengan ibunya, silakan hadang aku besok di lembah anu, besok pagi saya akan hijrah. Tidak seorang pun berani menghadang Umar. Kedua Setelah mengetahui kaum Muslimin yang hijrah ke Madinah itu disambut baik dan mendapat penghormatan yang memuaskan dari penduduk Yastrib, bermusyawarahlah kaum kafir Quraisy di Darun Nadwah. Mereka merumuskan cara yang diambil untuk membunuh Rasululah saw. yang diketahui belum berangkat bersama rombongan para sahabat. Rapat memutuskan untuk mengumpulkan seorang algojo dari setiap kabilah guna membunuh Nabi saw. bersama-sama. Pertimbangannya ialah, keluarga besar Nabi (Bani Manaf) tidak akan berani berperang melawan semua suku yang telah mengutus algojonya masing-masing. Kelak satu-satunya pilihan yang mungkin ambil oleh Bani Manaf ialah rela menerima diat (denda pembunuhan) atas terbunuhnya Nabi. Keputusan bersama ini segera dilaksanakan dan para algojo telah berkumpul di sekeliling rumah Nabi saw. Mereka mendapat instruksi: Keluarkan Muhammad dari rumahnya dan langsung pengal tengkuknya dengan pedangmu!

Ketiga Pada malam pengepungan itu Nabi saw. tidak tidur. Kepada keponakannya, Ali r.a., beliau memerintahkan dua hal: pertama, agar tidur (berbaring) di tempat tidur Nabi dan, kedua, menyerahkan kembali semua harta titipan penduduk Makkah yang ada di tangan Rasulullah saw. kepada para pemiliknya. Nabi keluar dari rumahnya tanpa diketahui oleh satu orang pun dari para algojo yang mengepung rumahnya sejak senja hari. Nabi saw. pergi menuju rumah Abu Bakar yang sudah menyiapkan dua tunggangan (kendaraan) lalu segera berangkat. Abu Bakar menyewa Abdullah bin Uraiqith Ad-Daily untuk menunjukkan jalan yang tidak biasa menuju Madinah. Keempat Rasulullah dan Abu Bakar berangkat pada hari Kamis tanggal 1 Rabiul Awwal tahun kelima puluh tiga dari kelahiran Nabi saw. Hanya Ali dan keluarga Abu Bakar saja yang tahu keberangkatan Nabi saw. dan Abu Bakar malam itu menuju Yatsib. Sebelumnya dua anak Abu Bakar, Aisyah dan Asma, telah menyiapkan bekal secukupnya untuk perjalanan itu. Kemudian Nabi saw. ditemani Abu Bakar berangkat bersama penunjuk jalan menelusuri jalan Madinah-Yaman hingga sampai di Gua Tsur. Nabi dan Abu Bakar berhenti di situ dan penunjuk jalan disuruh kembali secepatniya guna menyampaikan pesan rahasia Abu Bakar kepada putranya, Abdullah. Tiga malam lamanya Nabi saw. dan Abu Bakar bersembunyi di gua itu. Setiap malam mereka ditemani oleh Abdullah bin Abu Bakar yang bertindak sebagai pengamat situasi dan pemberi informasi.

Kelima Lolosnya Nabi saw. dari kepungan yang ketat itu membuat kalangan Quraisy hiruk pikuk mencari. Jalan Makkah-Madinah dilacak. Tetapi mereka gagal menemukan Nabi saw. Kemudian mereka menelusuri jalan Yaman-Madinah. Mereka menduga Nabi pasti bersembunyi di Gua Tsur. Setibanya tim pelacak itu di sana, alangkah bingungnya mereka ketika melihat mulut gua itu tertutup jaring laba-laba dan sarang burung. Itu pertanda tidak ada orang yang masuk ke dalam gua itu. Mereka tidak dapat melihat apa yang ada dalam gua, tetapi orang yang di dalamnya dapat melihat jelas rombongan yang berada di luar. Waktu itulah Abu Bakar merasa sangat khawatir akan keselamatan Nabi. Nabi berkata kepadanya, Hai Abu Bakar, kita ini berdua dan Allah-lah yang ketiganya. Keenam Kalangan kafir Quraisy mengumumkan kepada seluruh kabilah, Siapa saja yang dapat menyerahkant Muhammad dan kawannya (Abu Bakar) kepada kami hidup atau mati, maka kepadanya akan diberikan hadiah yang bernilai besar. Bangkitlah Suraqah bin Jasyam mencari dan mengejar Nabi dengan harapan akan menjadi hartawan dalam waktu singkat. Sungguhpun jarak antara Gua Tsur dengan rombongan Nabi sudah begitu jauh, namun Suraqah ternyata dapat menyusulnya. Tatkala sudah begitu dekat, tiba-tiba tersungkurlah kuda yang ditunggangi Suraqah, sementara pedang yang telah diayunkan ke arah Nabi tetap terhunus di tangannya.

Tiga kali ia mengibaskan pedangnya ke arah tubuh Nabi, tetapi pada detik-detik itu pula kudanya tiga kali tersungkur sehingga tak terlaksanalah maksud jahatnya. Kemudian ia menyarungkan pedangnya dalam keadaan diliputi perasaan kagum dan yakin, dia benar-benar berhadapan dengan seorang Nabi yang menjadi Rasul Allah. Ia mohon kepada Nabi agar berkenan menolong mengangkat kudanya yang tak dapat bangun karena kakinya terperosok ke dalam pasir. Setelah ditolong oleh Nabi, ia meminta agar Nabi berjanji akan memberinya hadiah berupa gelang kebesaran raja-raja. Nabi menjawab, Baiklah. Kemudian kembalilah Suraqah ke Makkah dengan berpura-pura tak menemukan seseorang dan tak pernah mengalami kejadian apa pun. Ketujuh Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasulullah singgah di Quba, sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madmnah. Di sana Beliau membangun sebuah Masjid dan merupakan Masjid pertama dalam sejarah Islam. Beliau singgah di sana selama empat hari untuk selanjutnya meneruskan perjalanan ke Madinah. Pada Jumat pagi beliau berangkat dari Quba dan tiba di perkampungan Bani Salim bin Auf persis pada waktu shalat Jumat. Lalu shalatlah beliau di sana. Inilah Jumat pertama dalam Islam, dan karena itu khutbahnya pun merupakan khutbah yang petama. Kemudian Nabi berangkat meninggalkan Bani Salim. Program pertama beliau sesampainya di Madinah ialah menentukan tempat di mana akan dibangun Masjid.

Tempat itu ialah tempat di mana untanya berhenti setibanya di Madinah. Ternyata tanah yang dimaksud milik dua orang anak yatim. Untuk itu Nabi minta supaya keduanya sudi menjual tanah miliknya, namun mereka lebih suka menghadiahkannya. Tetapi beliau tetap ingin membayar harga tanah itu sebesar sepuluh dinar. Dengan senang hati Abu Bakar menyerahkan uang kepada mereka berdua. Pembangunan Masjid segera dimulai dan seluruh kaum Muslimin ikut ambil bagman, sehingga berdiri sebuah Masjid berdinding bata, berkayu batang korma dan beratap daun korma. Kedelapan Rasulullah dan Abu Bakar tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabiul Awal. Kedatangan beliau telah dinanti-nantikan masyarakat Madinah. Pagi hari mereka berkerumun di jalanan, setelah tengah hari barulah mereka bubar. Begitulah penantian mereka beberapa hari sebelum kedatangan Nabi. Pada hari kedatangan Nabi dan Abu Bakar, masyarakat Madinah sudah menunggu berjubel di jalan yang akan dilalui Nabi lengkap dengan regu genderang. Mereka mengelu-elukan Nabi dan genderang pun gemuruh diselingi nyanyian yang sengaja digubah untuk keperluan penyambutan itu: Bulan purnama telah muncul di tengah-tengah kita, dari celah-celah bebukitan. Wajiblah kita bersyukur, atas ajakannya kepada Allah. Wahai orang yang dibangkitkan untuk kami, kau datang membawa sesuatu yang ditaati. Kesembilan Kemudian Nabi mempersaudarakan antara orang-orang Muhajirin dengan Anshar. Setiap orang Anshar mengakui orang Muhajirin sebagai saudaranya sendiri, mempersilakannya tinggal di rumahnya dan memanfaatkan segala fasilitasnya yang ada di rumah bersangkutan

Kesepuluh Selanjutnya Nabi saw. merumuskan piagam yang berlaku bagi seluruh kaum Muslimin dan orang-orang Yahudi. Piagam inilah yang oleh Ibnu Hisyam disebut sebagai undang-undang dasar negara dan pemerintahan Islam yang pertama. Isinya mencakup tentang perikemanusiaan, keadilan sosial, toleransi beragama, gotong royong untuk kebaikan masyarakat, dan lain-lain. Saripatinya adalah sebagai berikut: Kesatuan umat Islam, tanpa mengenal perbedaan. Persamaan hak dan kewajiban. Gotong royong dalam segala hal yang tidak termasuk kezaliman, dosa, dan permusuhan. Kompak dalam menentukan hubungan dengan orang-orang yang memusuhi umat. Membangun suatu masyarakat dalam suatu sistem yang sebaik-baiknya, selurusnya dan sekokoh-kokohnya. Melawan orang-orang yang memusuhi negara dan membangkang, tanpa boleh memberikan bantuan kepada mereka. Melindungi setiap orang yang ingin hidup berdampingan dengan kaum Muslimin dan tidak boleh berbuat zalim atau aniaya terhadapnya. Umat yang di luar Islam bebas melaksanakan agamanya. Mereka tidak boleh dipaksa masuk Islam dan tidak boleh diganggu harta bendanya. Umat yang di luar Islam harus ambil bagian dalam membiayai negara, sebagaimana umat Islam sendiri. Umat non Muslim harus membantu dan ikut memikul biaya negara dalam keadaan terancam.

Umat yang di luar Islam, harus saling membantu dengan umat Islam dalam melindungi negara dan ancaman musuh. Negara melindungi semua warga negara, baik yang Muslim maupun bukan Muslim. Umat Islam dan bukan Islam tidak boleh melindungi musuh negara dan orang-orang yang membantu musuh negara itu. Apabila suatu perdamaian akan membawa kebaikan bagi masyarakat, maka semua warga negara baik Muslim maupun bukan Muslim, harus rela menerima perdamaian. Seorang warga negara tidak dapat dihukum karena kesalahan orang lain. Hukuman yang mengenai seseorang yang dimaksud, hanya boleh dikenakan kepada diri pelaku sendiri dan keluarganya. Warga negara bebas keluar masuk wilayah negara sejauh tidak merugikan negara. Setiap warga negara tidak boleh melindungi orang yang berbuat salah atau berbuat zalim. Ikatan sesama anggota masyarakat didasarkan atas prinsip tolongmenolong untuk kebaikan dan ketakwaan, tidak atas dosa dan permusuhan. Dasar-dasar tersebut ditunjang oleh dua kekuatan. Kekuatan spiritual yang meliputi keimanan seluruh anggota masyarakat kepada Allah, keimanan akan pengawasan dan penlindungan-Nya bagi orang yang baik dan konsekuen, dan Kekuatan material yaitu kepemimpinan negara yang tercerminkan oleh Nabi Muhammad saw

3.

Pembentukan Negara Madinah

Berbeda dengan periode Mekkah, pada periode Madinah, Islam merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi sebagai kepala negara. Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru itu, beliau segera meletakkan dasar dasar kehidupan masyarakat. Dasar pertama, pembangunan masjid, selain unutk tempat shalat, juga sebagai tempat musyawarah dan pusat pemerintahan. Dasar kedua adalah hubungan persahabatan dengan pihak pihak lain yang tidak beragama Islam. Di Madinah, disamping orang orang Arab Islam, juga terdapat golongan Yahudi dan orang orang Arab yang masih menganut kepercayaan nenek moyangnya. Agar stabilitas masyarakat dapat diwujudkan, Nabi Muhammada mengadakan perjanjian dengan mereka. Perjanjian ini, dalam pandangan ketatanegaraan sekarang, sering disebut dengan Konstitusi Madinah

Dasar Ketiga adalahUkhuwah Islamiyah, persaudaraan sesama muslim. Nabi mempersaudarakan antara golongan Muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Mekah ke Madinah) dan Anshor (penduduk Madinah yang sudah masuk Islam). Yang dipersaudaraan oleh diberi contoh oleh Rasul dengan mengangkat tangan Ali bin Thalib dan menyatakan Ini saudaraku setelah itu diikuti oleh masing- masing mereka memilih saudara angkatnya sendiri, sebagai berikut :

Persaudaraan kaum Muhajirin dan AnshorNo 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Anshor Khrijah bin Zuhair Itban bin Malik Abu Ruwaihah Saad bin Muadz Saad bin Rabi Salamah bin Salamah Aus bin Tsabit Kaab bin Malik Ubbah bin Bisyr Huzaifah bin Al Yaman

Muhajirin Abu Bakar Umar bin Khatttab Bilal bin Rabah Amir bin Abdillah Abdul Rahman bin Auf Zubair bin Awwam Usman bin Affan Thalhah bin Ubaidillah Abu Huzaifah bin Utbah Ammar bin Yasir

Keperwiraan Rasulullah dalam memimpin peranga. Perang Badar. Keperwiraan berasal dafri kata perwira artinya gagah berani. Keperwiraan berarti keberanian. Rasulullah dalam beberapa perang yang diikutinya, memeperlihatkan bahwa Rasulullah sebagai komandan perang yang gagah berani. Banyak contoh keperwiraan Rasulullah dalam peperangan melawan orang-orang kafir Quraisy, seperti dalam perang Badar, Uhud dan Khandaq. Perang Badar terjadi tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijarah bertepatan 8 Januari 623 Masehi. Perang ini terjadi didekat sebuat sumur milik Badar, terletak antara Mekkah dan Madinah. Kaum muslimin berjumlah 314 orang sedangkan kafir Quraisy 1000 orang yang lengkap dengan peralatannya. Sedangkan kaum muslimin dengan senjata seadanya. Strategi Rasulullah dalam perang Badar, dengan menguasai penampungan air, hal itu sangat dibutuhkan kedua belah pihak. Sewaktu kedua pasukan saling berhadapan, maka tiba-tiba seorang kafir Quraisy bernama Aswad bin Asad . Ia Ingin menghancurkan kolam penampungan air yang dimiliki kaum muslimin tetapi hal ini dapat digagalkan oleh Hamzah bin Abdul Muthalib dan Aswad pun tewas dipukul dengan pedang. Peperangan dimulai dengan perang tanding satu lawan satu dari pihak Quraisy diwakili 3 orang yaitu : Utbah, Syaibah bin Rabiah dan Al Walid Utbah. Dari kaum Muslimin diwakili Ubaidah bin Harits, Ali bin Abi Thalib dan Hamzah bin Abdul Muthalib. Ketiga pahlawan Quraisy ini mati terbunuh. Dilanjutkan dengan perang masal,dengan iman yang kuat Kaum Muslimin dapat memenangkan peperangan ini dengan pertolongan Allah.

b. Perang Uhud Perang Uhud terjadi pada pertengahan bulan Syaban tahu ke tiga bertepatan dengan bulan Januari tahun 625 Masehi. Peperangan terjadi di Uhud, sebelah utara kota Madinah. Oleh karena itu peperangan ini dinamai Uhud. Perang ini terjadi karena kaum Quraisy ingin membalas kekalahan di Badar sebelumnya. Hijrah gunung Perang Perang

Kaum muslimin berkuatan 700 orang sedangakan kaum kafir Quraisy berkuatan 3000 orang. Dalam peperangan ini umat Islam dipimpin oleh Nabi Muhammad saw sedangan kaum Quraisy dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb, yang didampingi isterinya Hindun penyair yang mempunyai suara yang bagus untuk memberi semangat dan menghibur pasukannya. Peperangan dimulai dengan perang tanding satu lawan satu dari kaum Muslimin diwakili oleh Ali bin Abi Thalib, Hamzah bin Abdul Muthalib, Sa,ad bin Abi Waqas dan Ashim bin Tsabit. Orang Quraisy diwakili oleh Musafi bin Thalhah, Harits bin Thalhah, Kilab bin Thalhah dan Jallas bin Thalhah. Dalam perang tanding ini semua pahlawan Quraisy mati terbunuh, setelah itu baru dilanjutkan dengan perang massal. Pada mulanya kaum muslimin sudah menang dan kaum kafir meninggalkan hartanya, disebabkan kaum muslimin khususnya pasukan pemanah turun dari tempatnya untuk berbagi harta rampasan, pos kaum muslimin kosong, saat itu Khalid bin Walid pasukan kuda kaum Quraisy mendapat kesempatan menerobos kaum muslimin kaum muslimin kucar kacir. Akhirnya kemenangan sudah ditangan sebelumnya sekarang menjadi sirna disebabkan oleh godaan dunia yaitu harta rampasan perang, kemenangan berpindah tangan kepada Kaum Kafir Qurraisy.

Sebab kekalahan perang Uhud ialah: 1). Tentara panah yang berjumlah 50 orang taat kepada Rasulullah. 2) Adanya kaum munafiq sebanyak 300 orang yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubay yang mundur tidak mau berperang. 3) Terjadinya perbedaan pendapat antara kaum tua dan muda tentang tempat peperangan yang muda ingin di luar kota, sedangkan kaum tua ingin bertahan dalam kota Madinah.

c. Perang Khandaq. Perang Khandaq atau Ahzah terjadi pada bulan syawal tahun 5 Hijrah, bertepatan dengan bulan Maret tahun 627 Masehi. Perang ini sebelah utara kota Madinah. Perang ini disebut khandaq (parit) karena kaum muslimin membuat parit pertahanan. Disebut perang ahzab karena kaum Quresy bersekutu dengan penduduk lain yang berada sekitar kota Mekkah. Kaum muslimin berkekuatan sebanyak 3000 orang sedangakan kaum Quresy berkekutan 10000 orang . Kaum muslimin dipinpin oleh Nabi Muhammad saw didampingi Ali bin Abi Tahalib, sedangkan kaum Quresy dipimpin oleh Abu Sufyan. Peperangan ini dimenangkan oleh kaum muslimin dengan cara bertahan di balik parit ayau khandaq. Parit ini merupakan ide seorang sahabat Rasul yang bernama Salman Al Farisi seorang sahabat yang berasal dari Bangsawan Persia yang mengembara mencari kebenaran.

4.

Wafat Rasulullah

Menjelang wafat Rasulullah sewaktu sakitnya makin parah, Rasulullah meminta kepada Isteri-isterinya yang lain untuk dirawat di rumah Siti Aisyah binti Abu Bakar Ash Shiddiq, Yang memimpin sholat Jamaah pada saat itu Abu Bakar Ash Shiddiq, Keadaan itu membuat kaum muslimin cemas dan khawatir, kalau-kalau Nabi wafat. Sewaktu Nabi mengetahui kecemasan kaum muslimin beliau ingin menjumpai mereka. Dengan dipapah oleh Ali bin Abi Thalib Nabi bersabda: Wahai manusia! Saya mendengar bahwa kamu sekalian merasa cemas kalau-kalau Nabimu meninggal dunia, pernahkah ada seorang Nabi yang hidup selamanya? Kalau ada, maka aku akan dapat pula hidup selamanya! Saya akan menemui Allah dan kamu akan menyusulku. Rasulullah wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun ke 11 Hijrah, bertepatan dengan 8 Juni 632 Masehi, setelah mengalami sakit selama 13 hari dalam usia 63 tahun menurut perhitungan tahunHijrah. Beliau Meninggal di Rumah Siti Aisyah binti Abu Bakar dan di kuburkan disana, Diantara orang yang ikut memandikan beliau ialah : Abbas bin Abdul Muthalib, Ali bin Abi Thalib, Fadhal bin Abbas, Usamah bin Zaid dan Syuqran. Reaksi sahabat ketika Rasulullah wafat, banyak diantara sahabat dan kaum muslimin yang tidak percaya bahwa Rasulullah wafat, Umar bin Khattab sangat marah sekali mendengar kabar wafatnya Rasulullah, seraya berkata: Ada orang yang telah menyatakan Rasulullah wafat! Sesungguhnya, demi Allah, beliau tidak wafat, hanya pergi mengahadap Tuhannya, sebagaimana Nabi Musa pun pernah pergi menghadap Tuhan. Demi Allah, Rasulullah akan kembali.

Tetapi setelah Abu Bakar membenarkan berita kewafatan Rasulullah itu, disertai membacakan firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 144, maka barulah mereka percaya. Firman yang dibacakan tersebut ialah: Artinya:Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orangorang yang bersyukur ( Ali Imran:144) Beliau meninggalkan dua pusaka dua pusaka ini tidak akan lekang oleh panas dan tidak akan lapuk hujan itulah Al-Quran dan Hadits dari Nabi Muhammad saw.

Daftar PustakaLKS PAI www.wikipedia.org google.com

DISUSUN OLEH

Terima Kasih Atas Perhatian Anda

WASALAMUALAIKUM WR. WB