72
Bab12 Prosedur Audit Dalam Merespon Resiko yang Dinilai : Tes Kebenaran Saldo Kelompok 12: Gigih Ade Kurniawan 15434 Stefanus Eka C.M. 15934 Lorita Young 15982 Petter Gidson Rata 16224 Dewa Gede Adi Wiyoga 16480

Bab12

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab12

Bab12Prosedur Audit Dalam Merespon Resiko yang Dinilai :Tes Kebenaran Saldo

Kelompok 12:Gigih Ade Kurniawan 15434Stefanus Eka C.M. 15934Lorita Young 15982Petter Gidson Rata 16224Dewa Gede Adi Wiyoga 16480

Page 2: Bab12

Resiko Deteksi dan Mendesain Tes Kebenaran Saldo

Menaksir ResikoSalah Saji Material

Langkah-langkahUntuk menilairesiko salah sajimaterial

Menentukan resikodeteksi

Mendesain TesKebenaran Saldo

MengembangkanProgram Audit untuk

Tes KebenaranSaldo

Melakukan prosedurAudit lebih lanjut

Perbandingan tesKendali dan tesKebenaran saldo

Penggunaan teknologiuntuk mendukung tesKebenaran saldo

Pilihan audit dalamMendesain tesKebenaran saldo

Pertimbangan khususDalam mendesain tesKebenaran saldo

Sebuah kerangkaKerja umum untukMengembangkanSebuah programAudit untuk tesKebenaran saldo

Page 3: Bab12

A. MENAKSIR RESIKO SALAH SAJI MATERIAL

Langkah-langkah untuk menilai resiko salah saji material.

Menentukan resiko deteksi.

Page 4: Bab12

LANGKAH – LANGKAH UNTUK MENAKSIR RESIKO SALAH SAJI MATERIAL

Fase II audit meliputi penggunaan pengetahuan yang diperoleh saat melakukan prosedur penaksiran resiko untuk menaksir resiko salah saji material.

Mencapai sebuah kesimpulan resiko material misstatement meliputi tiga langkah critical yaitu, (1) Mengevaluasi tipe salah saji potensial yang dapat terjadi, (2) Mengevaluasi besarnya salah saji potensial, dan (3) Mengevaluasi lingkungan salah saji potensial.

Page 5: Bab12

1. Tipe Salah Saji Potensial

Aspek kritis dari proses audit meliputi pengakuan faktor-faktor resiko kemudian menghubungkan faktor-faktor resiko itu dengan asersi-asersi yang dapat salah saji.

Faktor-faktor resiko dapat mempengaruhi kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan dalam dua cara.

Beberapa resiko mempunyai pengaruh mengimbas atas laporan keuangan dan mempengaruhi beberapa rekening saldo dan asersi-asersi.

Faktor-faktor resiko lain adalah asersi khusus.

Page 6: Bab12

Gambar 12-2. Contoh Prosedur Penilaian Resiko dan Tipe Salah Saji Potensial yang dapat muncul

Prosedur Penilaian Resiko Contoh Faktor Resiko Tipe dari Salah Saji Potensial

1. Memahami entitas dan lingkungannya

Perusahaan berada dalam industri yang mengalami kesulitan dan kompetisi harga yang kuat.

Kondisi industri yang lemah cenderung membuat sensitifitas dalam pasar modal menuju berita buruk. Ini dapat meningkatkan tekanan pada manajemen untuk mencapai indikator kinerja jangka pendek. Ini dapat memberikan pengaruh pada asersi laporan keuangan.

2. Memahami entitas dan lingkungannya

Perusahaan baru-baru ini mengubah sifat produknya dan mengikat software dengan jasa lainnya untuk mengubah dan mengimplementasikan software dan kendali yang berhubungan.

Perubahan produk bisnis di kombinasi dengan mengikat produk dapat menimbulkan masalah baru berhubungan dengan pengakuan pendapatan. Biasanya kas sudah diterima dalam lanjutan pengakuan pendapatan dan perusahaan seharusnya mencatat pendapatan belum diterima.

3. Prosedur analitikal Prosedur analitikal untuk sebuah perusahaan manufaktur menunjukkan peningkatan signifikan pada margin laba dan perputaran sediaan per hari.

Ada kemungkinan sediaan melebihi yang seharusnya. Auditor harus waspada terhadap masalah keberadaan dan keterjadian atau valuasi dan alokasi sediaan.

4. Prosedur analitikal Prosedur analitikal untuk sebuah perusahaan retail menunjukkan penurunan signifikan margin laba dan perputaran sediaan per hari.

Ada kemungkinan dimana perusahaan retail mengalami pemasalahan penyusutan sediaan. Ini meningkatkan resiko kecurangan berhubungan dengan penyalahgunaan aset.

5. Mempertimbangkan resiko kecurangan

Manajemen senior mengirimkan pesan yang sangat kuat, dan menawarkan peningkatan insentif, kepada manajer menengah untuk mencapai target finansial.

Manajemen memiliki insentif untuk melakukan kecurangan pelaporan keuangan. Manajemen memiliki kesempatan menggunakan kebijakan yang berbeda dan dapat merasionalisasi kecurangan untuk memperoleh insentif dengan mencapai target. Lebih lanjut, lingkungan kendali menjadi lemah, dimana dapat memberi pengaruh terhadap banyak asersi.

Page 7: Bab12

Gambar 12-2. Contoh Prosedur Penilaian Resiko dan Tipe Salah Saji Potensial yang dapat muncul

6. Mempertimbangkan resiko kecurangan

Seorang karyawan dalam perusahaan berukuran kecil menengah bertanggungjawabatas pengeluaran kas tidak mendapatkan promosi dan kenaikan gaji seperti yang diharapkan.

Ada peningkatan resiko kecurangan yang dilakukan karyawan. Karyawan dapat memiliki insentif melakukan kecurangan dan kesempatan melakukan kecurangan dengan pihak yang berwenang menggunakan kas. Auditor harus waspada pada masalah keberadaan dan keterjadian penggunaak kas.

7. Mempertimbangkan faktor resiko bawaan lainnya

Seorang klien industri konstruksi menggunakan metode persentase penyelesaian untuk mengakui pendapatan dan beban pada proyek yang dikerjakan.

Pendapatan, beban, aset dan utang signifikan timbul dari penggunaan metode persentase penyelesaian, dimana tergantung pada estimasi akuntansi signifikan. Auditor harus waspada terhadap permasalahan mengenai valuasi dan alokasi.

8. Mempertimbangkan faktor resiko bawaan lainnya

Sebuah perusahaan mengalami permasalahan modal kerja dan kelangsungan usaha.

Permasalahan kelangsungan hidup usaha dapat memiliki pengaruh terhadap laporan keuangan.

9. Memahami sistem kendali internal entitas

klien memiliki lingkungan kendali kuat dan kendali atas keberadaan sediaan yang baik.

Resiko salah saji dalam asersi keberadaan dapat diminimalisasi dengan kendali internal yang kuat.

10. Memahami sistem kendali internal entitas

Klien memiliki kendali umum komputer lemah, termasuk kendali atas persetujuan perubahan sistem.

Resiko perubahan sistem yang tidak diijinkan, atau uji coba program baru yang kurang, peningkatan resiko bahwa aplikasi kendali yang diprogram dapat tidak berfungsi seperti yang diinginkan.

Page 8: Bab12

2. Besarnya Salah Saji Potensial

Beberapa kemungkinan salah saji lebih signifikan daripada yang lain. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana auditor mempertimbangkan besarnya salah saji potensial dalam laporan keuangan.

Keberadaan sediaan lebih signifikan bagi perusahaan manufaktur daripada bagi hotel atau banyak perusahaan jasa lain.

Sediaan lebih rentan untuk pencurian bagi perusahaan emas daripada bagi perusahaan kayu.

Depresiasi aktiva tetap lebih signifikan untuk pabrik kertas daripada agensi periklanan.

Kelengkapan pendapatan diterima dimuka lebih signifikan bagi perusahaan software daripada bagi pengecer point of sale.

Page 9: Bab12

3. Lingkungan Salah Saji Material

Segera setelah auditor mengidentifikasi resiko kemungkinan salah saji material, auditor juga harus mempertimbangkan bagaimana kemungkinannya. Segera sesudah auditor mengidentifikasi bermacam resiko bisnis, resiko bawaan, dan resiko kecurangan yang mungkin mempengaruhi laporan keuangan, dia harus mempertimbangkan kemampuan sistem pengendalian internal.

Semakin besar efektifitas pengendalian yang perusahaan pakai, semakin sedikit lingkungan/kecenderungan salah saji material.

Sebagai aturan umum, semakin tinggi kecenderungan salah saji material (setelah mempertimbangkan resiko inherent dan resiko pengendalian), makin banyak auditor harus menanggapi dengan tes kebenaran saldo untuk memperoleh kepastian beralasan bahwa auditor mampu mendeteksi dan mengkoreksi salah saji material manapun.

Page 10: Bab12

MENENTUKAN RESIKO DETEKSI

Auditor menggunakan model resiko audit untuk menghubungkan bukti yang diperoleh dari prosedur penaksiran resiko mengenai resiko inherent dan resiko pengendalian, termasuk resiko penipuan, kepada keputusan mengenai resiko deteksi.

Resiko deteksi adalah resiko dimana auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang ada dalam sebuah asersi.

resiko deteksi yang direncanakan ditentukan berdasarkan hubungan yang dinyatakan dalam model berikut :

Page 11: Bab12

Model menunjukkan bahwa tingkatan resiko audit yang diberikan (AR) ditetapkan oleh auditor, resiko deteksi (DR) kebalikannya berhubungan dengan menaksir tingkatan resiko inherent (IR) dan resiko pengendalian (CR) yang ditentukan dengan prosedur penaksiran resiko.

Resiko deteksi yang direncanakan adalah dasar bagi perencanaan tingkatan tes kebenaran saldo.

Lebih lanjut, resiko deteksi dapat dipecah ke dalam resiko prosedur analitikal dan tes resiko detail.

Akhirnya, auditor harus merencanakan dan melakukan suatu kombinasi prosedur analitis dan tes detail untuk membatasi resiko deteksi pada suatu tingkatan level yang tepat.

Page 12: Bab12

Gambar 12-3. Strategi Audit Pendahuluan, Resiko Deteksi yang Direncanakan, dan Titik Berat yang Direncanakan pada Tes Audit

Strategi Audit Pendahuluan Resiko Deteksi yang Direncanakan

Kepastian yang Direncanakan Diperoleh Dari

Prosedur analitikal dan resiko bawaan yang lebih rendah

Sedang atau tinggi bukti berdasarkan resiko bawaan sedang atau rendah dan prosedur analitikal menggunakan data yang reliabel

Tingkat penilaian lebih rendah atas resiko kendali

Sedang atau tinggi Tes kendali lebih kuat dan tes detail transaksi dan rekening lebih rendah yang dilakukan pada tanggal satu atau dua bulan sebelum tahun berakhir

Sebuah pendekatan substantif utama

Rendah atau rendah sekali Tes detail transaksi dan rekening yang dilakukan pada akhir tahun lebih rendah

Page 13: Bab12

Kita harus mengingat bahwa audit adalah suatu proses dinamis.

Auditor harus membandingkan tingkatan kepastian sebenarnya atau tingkatan kepastian akhir yang diperoleh dari prosedur penaksiran resiko dengan penilaian tingkatan resiko bawaan yang direncanakan dan resiko pengendalian.

Jika penaksiran akhir tingkatan resiko sama seperti tingkatan resiko yang direncanakan, auditor boleh meneruskan untuk merancang tes kebenaran saldo spesifik berdasarkan strategi audit pendahuluan.

Sebaliknya, tingkatan tes kebenaran saldo harus diperbaiki sebelum merancang tes kebenaran saldo spesifik untuk mengakomodasi suatu perbaikan tingkatan resiko deteksi yang dapat diterima

Page 14: Bab12

B. MENDESAIN TES KEBENARAN SALDO

Melakukan prosedur audit lebih lanjut Perbandingan tes kendali dan tes

kebenaran saldo. Penggunaan teknologi untuk

mendukung tes kebenaran saldo. Pilihan audit dalam mendesain tes

kebenaran saldo. Pertimbangan khusus dalam

mendesain tes kebenaran saldo.

Page 15: Bab12

PELAKSANAAN PROSEDUR AUDIT LEBIH LANJUT

Fase III pada audit melibatkan pelaksanaan prosedur audit lebih lanjut. Ini termasuk pelaksanaan prosedur penilaian resiko lebih lanjut, pengujian pengendalian, dan tes kebenaran saldo.

Bagian ini berfokus pada desain tes kebenaran saldo. Bagian berikut ini mendiskusikan: Perbedaan antara pengujian pengendalian dan tes

kebenaran saldo. Bagaimana teknologi informasi dan perangkat lunak

audit umum bisa digunakan untuk mendukung tes kebenaran saldo.

Pilihan audit dalam desain tes kebenaran saldo. Pertimbangan khusus dalam desain tes kebenaran

saldo.

Page 16: Bab12

PERBANDINGAN TES KENDALI DAN TES KEBENARAN SALDO

Dua aspek penting pelaksanaan prosedur audit lebih lanjut dalam pengumpulan bukti audit termasuk pembuatan keputusan tentang bauran pengujian pengendalian dan tes kebenaran saldo.

Page 17: Bab12

Gambar 12-4. Sebuah Perbandingan Tes Kendali dan Tes Kebenaran Saldo

Tes Kendali Tes Kebenaran Saldo

Tujuan Untuk menentukan efektifitas desain dan operasi kendali internal

Untuk menentukan kewajaran dari asersi laporan keuangan signifikan

Tipe Tes lingkungan kendaliTes sistem penilaian resiko klienTes sistem informasi dan komunikasiTes aktivitas kendaliTes sistem pengawasanTes kendali dan program anti kecurangan

Prosedur pendahuluanProsedur analitikalTes detail transaksiTes detail rekeningTes detail estimasi akuntansiTes kebenaran saldo yang disyaratkan GAASTes detail disclosure

Sifat pengukuran tes Frekuensi atas deviasi dari pengendalian yang didesain

Kesalahan moneter dalam transaksi dan rekening

Prosedur audit yang dapat digunakan

Tanya jawab, obsevasi, inspeksi, pelaksanaan ulang, dan computer-assisted audit techniques

Sama seperti tes kendali, ditambah prosedur analitikal, penghitungan, konfirmasi, tracing dan vouching

Waktu Kerja interm utama Pada tanggal neraca atau satu atau dua bulan sebelum tahun berakhir

Komponen resiko audit Resiko kendali Resiko deteksi

Standar lapangan kerja utama

Kedua Ketiga

Disyaratkan oleh GAAS Ketika resiko audit tidak dapat dikurangi ketingkat yang lebih rendah hanya dengan tes kebenaran saldo

Ya

Page 18: Bab12

PENGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG TES KEBENARAN SALDO

Ketika klien menggunakan teknologi informasi untuk aplikasi akuntansi yang signifikan, auditor mempunyai kesempatan untuk menggunakan paket software audit untuk membuat audit menjadi lebih efektif dan lebih efisien.

Disamping penggunaan teknik audit yang dibantu komputer untuk pengujian pengendalian, software audit telah dikembangkan untuk berbagai aplikasi tes kebenaran saldo.

Page 19: Bab12

Software Audit Tergeneralisasi

Software audit tergeneraliasasi adalah perangkat lunak auditor yang bisa digunakan untuk menganalisis dan menguji berkas komputer klien.

Software audit tergeneraliasasi membuat auditor bisa berhubungan dengan kuantitas data yang besar secara efektif.

Hanya ketersediaan berkas data klien dan keahlian auditor yang membatasi penggunaan software audit tergeneraliasasi dalam mengaudit.

Perangkat lunak tersebut bisa didesain untuk menjalankan hampir semua prosedur audit yang bisa dijalankan auditor secara manual.

Page 20: Bab12

Rekonsiliasi Data Audit Rincian dengan Buku Besar

Sebuah langkah pertama yang penting melibatkan perolehan catatan terinci dari seorang klien dan pengujian data untuk menjamin bahwa data yang mendukung cocok dengan buku besar.

Langkah pertama yang seharusnya dijalankan adalah menjamin bahwa detil yang mendasarinya cocok dengan catatan akuntansi.

Jadi, sebuah langkah pertama yang penting melibatkan penggunaan software audit tergeneraliasasi untuk menjumlah informasi terinci dan membandingkan total kontrol dengan buku besar (pada tanggal interm) atau pada jumlah laporan keuangan (pada akhir tahun).

Page 21: Bab12

Pemilihan dan Pencetakan Sampel Audit

Komputer bisa diprogram untuk memilih sampel audit menurut kriteria yang ditentukan oleh auditor.

Auditor juga dapat menggunakan software audit tergeneraliasasi untuk mengambil sampel item yang sepertinya berisi kesalahan.

Harga yang telah berubah bisa secara signifikan mempunyai resiko kesalahan yang lebih besar daripada harga yang stabil.

Page 22: Bab12

Pengujian Perhitungan dan Melakukan Perhitungan

Penggunaan umum lainnya dari komputer adalah menguji ketepatan perhitungan dalam berkas data yang bisa dibaca mesin.

Kuantitas persediaan bisa diperluas melalui biaya unit dan jumlah persediaan dihitung ulang.

Karena kecepatan pengolahan komputer, tipe penghitungan kembali ini bisa secara mudah dijalankan pada populasi audit secara keseluruhan.

Page 23: Bab12

Pengujian Populasi secara Keseluruhan

Software audit tergeneraliasasi membuat auditor bisa menyaring populasi secara keseluruhan lebih daripada mendasarkan pada prosedur pengambilan sampel.

Seorang auditor bisa menguji cadangan kerugian piutang dengan menggunakan software audit tergeneraliasasi untuk mengembangkan sebuah riwayat pembayaran untuk tiap-tiap konsumen.

Software audit tergeneraliasasi membuat auditor bisa secara cepat mengembangkan sebuah catatan untuk waktu dari pengiriman sampai penerimaan pembayaran untuk tiap-tiap transaksi penjualan.

Dengan cara yang sama, seorang auditor bisa mengamati berkas persediaan perpetual untuk mencari persediaan yang bergerak lambat.

Tipe informasi ini bisa sangat membantu ketika pengujian estimasi akuntansi.

Page 24: Bab12

Merangkum Data dan Menjalankan Analisis

Auditor seringkali ingin mempunyai data klien yang direorganisasi dengan cara yang akan sesuai dengan kebutuhan khusus.

Sebagai contohnya, auditor mungkin ingin menentukan item persediaan yang bergerak lambat, saldo debit dalam hutang usaha, atau piutang usaha yang jatuh tempo di masa lalu.

Secara serupa, dalam prosedur analitis kinerja, auditor bisa menggunakan komputer untuk menghitung rasio yang diharapkan, mengekstrak data non keuangan dari basis data klien untuk perbandingan dengan data keuangan, atau menjalankan analisis regresi statistik dan prosedur analitikal.

Page 25: Bab12

PILIHAN AUDIT PADA DESAIN TES KEBENARAN SALDO

Tes kebenaran saldo adalah bagian penting dari proses perolehan bukti yang kompeten dan memadai sebagaimana disyaratkan oleh standar kerja lapangan ketiga.

Tes kebenaran saldo menyediakan bukti tentang kewajaran dari laporan keuangan yang signifikan, atau mereka dapat mengungkapkan kesalahan moneter atau salah saji dalam pencatatan atau pelaporan transaksi dan saldo.

Auditor harus mengambil keputusan tentang sifat, waktu, perluasan, dan staf tes kebenaran saldo guna menjadi dasar yang masuk akal untuk opini pada laporan keuangan klien.

Page 26: Bab12

Sifat Tes Kebenaran Saldo

Sifat tes kebenaran saldo merujuk pada tipe dan efektivitas prosedur auditing yagn akan dijalankan.

Ketika tingkat resiko deteksi yang dapat diterima rendah, auditor harus menggunakan prosedur yang lebih efektif.

Ketika tingkat resiko deteksinya tinggi, prosedur yang kurang efektif dan berbiaya lebih rendah bisa digunakan.

Ada enam tipe tes kebenaran saldo yang didiskusikan dalam bagian berikut ini.

Page 27: Bab12

1. Prosedur Awal

Beberapa tipe prosedur awal dijalankan sebelum berlanjut pada tes kebenaran saldo lainnya.

Pertama, auditor haruslah mempunyai pemahaman substansi ekonomi pada transaksi yang menjadi subyek audit.

Prosedur awal lainnya yang penting melibatkan penelusuran saldo awal pada buku besar dengan saldo yang diaudit pada laporan keuangan tahun sebelumnya.

Dua prosedur awal yang membutuhkan pertimbangan khusus pada audit pertama kali adalah (1) penentuan sifat saldo rekening di awal periode yang sedang diaudit, dan (2) memastikan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan sebelumnya dalam periode sedang berjalan.

Page 28: Bab12

2. Prosedur Analitikal Substantif

Penggunaan prosedur analitik dalam perencanaan audit digunakan untuk mengidentifikasi wilayah dengan resiko salah saji lebih besar.

Prosedur analitik bisa juga digunakan dalam pengujian fase audit sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang pernyataan tertentu.

Meskipun demikian, prosedur analitik substantif seharusnya tidak digunakan sebagai pengujian utama untuk pernyataan dengan resiko inheren signifikan.

Page 29: Bab12

Standar auditing berterima umum menyatakan bahwa auditor seharusnya mempertimbangkan masalah-masalah berikut ini ketika mendesain prosedur analitik substantif :

Kesesuaian prosedur analitik subtantif dengan adanya pernyataan tersebut

Kehandalan data, apakah internal ataupun eksternal, darimana perkiraan atau jumlah atau rasio yang dicatat dikembangkan

Apakah perkiraan secara memadai tepat untuk mengidentifikasi salah saji material pada tingkatan kepastian yang diharapkan

Jumlah perbedaan pada jumlah yang dicatat dari nilai perkiraan yang dapat diterima

Sebuah tingkatan pemahaman entitas dan lingkungannya yang semakin meningkat

Biasanya membantu auditor mendesain prosedur analitik dengan hubungan yang lebih dapat diprediksi yang pada akhirnya menyediakan bukti yang lebih efektif.

Page 30: Bab12

Pada beberapa kasus dimana prosedur analitik substantif efektif, mereka juga menambah pada efisiensi audit.

Sebagai contohnya, untuk utilitas publik dan perusahaan kabel, jumlah penerimaan yang relatif kecil diumumkan dan dikumpulkan dari banyak ribuan konsumen tiap-tiap bulan.

Untuk klien perusahaan kabel, auditor bisa mengalikan data tentang jumlah pelanggan rata-rata untuk tiap-tiap layanan yang ditawarkan dengan biaya per bulan untuk layanan itu dikalikan dengan 12 untuk memperkirakan penerimaan total untuk tahun tersebut.

Saldo yang diestimasi oleh auditor untuk penerimaan tersebut kemudian bisa dibandingkan dengan saldo yagn dilaporkan sebagai bagian dari bukti yang digunakan dalam penentuan apakah penerimaannya disajikan secara wajar.

Page 31: Bab12

Dalam kasus lainnya, hubungan yang diharapkan dari satu saldo rekening ke yang lainnya bisa digunakan.

Sebagai contohnya, biaya komisi penjualan total bisa secara normal diestimasi dari penerimaan penjualan total lebih daripada dengan memeriksa detil masukan pada komisi penjualan.

Catatan bahwa pada tiap-tiap kasus ini, auditor memerlukan data yang handal tentang aktivitas bisnis yang mengikutinya.

Page 32: Bab12

Ketika hasil prosedur analitik substantif sejalan dengan harapan, dan tingkat penerimaan resiko deteksi untuk pernyataan adalah tinggi, mungkin tidak perlu untuk menjalankan pengujian detil.

Jadi, pertimbangan seharusnya diberikan kepada keberadaan dimana prosedur ini bisa memberikan kontribusi dalam pencapaian tingkatan resiko deteksi yang dapat diterima sebelum memilih pengujian detil.

Ketika mengevaluasi, resiko deteksi secara keseluruhan, seringkali efisien biaya dalam memperoleh sebuah penilaian akhir untuk resiko prosedur analitik sebelum pelaksanaan pengujian detil.

Page 33: Bab12

3.Tes Rincian transaksi

Test rincian transaksi yang utama semata melibatkan melacak dan membuktikan. Detil transaksi dapat dilacak dari dokumen sumber (seperti order penjualan dan suatu surat muatan kapal) ke pencatatan faktur penjualan dalam jurnal penjualan untuk menguji asersi kelengkapan.

Atau rincian pembukuan jurnal pengeluaran kas dan catatan sediaan prepetual dapat dibuktikan untuk mendukung dokumen seperti cek batal dan faktur pemasok untuk menguji asersi keberadaan dan keterjadian dan valuasi.

Fokus Auditor dalam melakukan test kebenaran saldo ini adalah menemukan kesalahan moneter.

Page 34: Bab12

Dalam tes ini, auditor menggunakan bukti yang diperoleh mengenai beberapa (sebuah sampel) atau semua transaksi individual dalam sebuah saldo untuk mencapai kesimpulan mengenai rekening saldo.

Tes ini pada umumnya menggunakan dokumen yang tersedia dalam file klien.

Efektifitas tes bergantung pada prosedur dan dokumen yang digunakan.

Sebagai contoh, akan dikatakan bahwa dokumen yang diterbitkan eksternal (faktur pemasok) dan dokumen yang diterbitkan internal yang bersirkulasi diluar (cek yang dibatalkan) akan lebih reliabel dibanding dokumen yang diterbitkan internal dan tidak bersirkulasi diluar.

Page 35: Bab12

Rincian transaksi dapat efektif ketika ditargetkan pada eror potensial.

Sebagai contoh, strategi audit dibantu-komputer dapat membuat auditor mengidentifikasi dan memilih transaksi gaji dimana karyawan bekerja pada jumlah jam kerja besar yang tidak terduga, atau memilih transaksi pembelian dalam jumlah yang lebih dari perkiraan.

Auditor dapat menggunakan pengawasan berkelanjutan untuk menandai transaksi semacam itu, atau dapat menggunakan software audit tergeneralisasi untuk mensortir transaksi dan mengidentifikasi transaksi untuk pengujian.

Penggunaan software audit tergeneralisasi dapat menguatkan tes kebenaran saldo rincian.

Page 36: Bab12

Efisiensi biaya tes rincian transaksi juga dapat ditingkatkan ketika dilakukan bersamaan dengan tes kendali sebagai sebuah tes tujuan-berganda.

Auditor dapat mengevaluasi kendali klien secara berkelanjutan atas kelonggaran saldo yang diragukan dan memberikan kesimpulan independen mengenai kemasukakalan kelonggaran pada saat bersamaan.

Auditor dapat memperoleh sebuah jumlah substansial dari bukti mengenai asersi kelompok transaksi dengan menggunakan prosedur analitikal dan melalui pembelajaran mengenai transaksi saat mengaudit rekening saldo.

Ketika bukti diperoleh dari prosedur analitikal dan dari tes rincian akun neraca yang berhubungan yang juga memberikan bukti mengenai asersi kelompok transaksi tidak mengurangi resiko deteksi ke sebuah tingkat rendah yang dapat diterima, tes rincian langsung asersi terkait akun laporan laba rugi dibutuhkan.

Page 37: Bab12

Ini dapat menjadi persoalannya jika: Resiko bawaan tinggi. Ini dapat muncul dalam kasus asersi

dipengaruhi oleh transaksi non-rutin dan penilaian dan estimasi manajemen. Ini juga dapat muncul untuk resiko bawaan signifikan seperti pengakuan pendapatan.

Resiko kendali tinggi. Situasi ini dapat muncul ketika (1) kendali internal yang berhubungan untuk transaksi rutin dan non-rutin tidak efektif, atau (2) auditor memilih tidak untuk melakukan tes kendali internal.

Prosedur analitikal mengungkap hubungan tidak biasa dan fluktuasi yang tidak diharapkan. Kondisi ini dijelaskan di bagian sebelum.

Saldo membutuhkan analisis. Analisis biasanya dibutuhkan untuk saldo yang (1) membutuhkan pengungkapan informasi spesial dalam laporan laba rugi, (2) mengandung informasi yang diperlukan dalam mempersiapkan laporan dan retur pajak untuk agensi regulator seperti SEC, dan (3) memiliki nama saldo umum yang memberikan kecenderungan salah kelompok dan eror.

Page 38: Bab12

Saldo yang biasanya membutuhkan analisis terpisah menggunakan tes rincian transaksi pada umumnya meliputi:

Beban legal dan fee profesional Pajak, ijin, dan fee Pemeliharaan dan perbaikan Sewa dan royalti Perjalanan dan hiburan Kontribusi Beban dan gaji pegawai Iklan

Page 39: Bab12

4. Tes Rincian Rekening

Tes rincian rekening berfokus pada perolehan bukti secara langsung mengenai sebuah rekening saldo dibanding debet dan kredit individual.

Sebagai contoh, auditor dapat meminta bank untuk mengkonfirmasi rekening kas dan konsumen untuk mengkonfirmasi rekening piutang dagang.

Auditor juga dapat memeriksa aktiva tetap, mengobservasi pengambilan sediaan klien, dan melakukan tes penetapan harga sediaan akhir.

Page 40: Bab12

Resiko Deteksi Tes Rincian Rekening

TinggiMemeriksa rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien dan memverifikasi ketepatan hitungan matematika dari rekonsiliasi

Sedang Meninjau rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien dan memverifikasi item rekonsiliasi besar dan ketepatan matematika dari rekonsiliasi

Rendah

Mempersiapkan rekonsiliasi bank menggunakan laporan bank yang diperoleh dari klien dan memverifikasi item rekonsiliasi besar dan ketepatan matematika

Rendah sekali

Memperoleh laporan bank secara langsung dari bank, mempersiapkan rekonsiliasi bank, dan memverifikasi semua item rekonsiliasi dan ketepatan matematika.

Efektifitas tes ini bergantung pada prosedur tertentu yang dilakukan dan tipe bukti yang diperoleh. Berikut ini mengilustrasikan bagaimana efektifitas tes rekening dapat diarahkan untuk menemui tingkat resiko deteksi berbeda untuk asersi valuasi atau alokasi kas dalam bank:

Page 41: Bab12

5. Tes Rincian Estimasi Akuntansi

Sebuah estimasi akuntansi adalah kemungkinan sebuah elemen laporan keuangan, item, atau saldo absen dalam pengukuran sesungguhnya.

Tes estimasi akuntansi biasanya membutuhkan bukti unik. Estimasi akuntansi biasanya meliputi sebuah elemen prospektif

signifikan. Manajemen bertanggungjawab untuk membangun sifat skeptik

profesional dimana manajemen lebih-melayani selama kondisi ekonomi baik sehingga dapat kurang-melayani selama kondisi ekonomi buruk.

AU 342.07, Auditing Accounting Estimates (SAS 57), menyatakan bahwa tujuan auditor dalam melakukan tes rincian rekening adalah untuk mendapatkan bukti tepat kompeten yang cukup untuk memberikan kepastian beralasan bahwa:

Semua estimasi akuntansi yang dapat material terhadap laporan keuangan telah dikembangkan.

Estimasi akuntansi masuk akal dalam kondisinya. Estimasi akuntansi disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang

dapat diaplikasikan dan diungkap dengan selayaknya.

Page 42: Bab12

Sebuah sistem kendali interal entitas dapat mengurangi kecenderungan salah saji material dari estimasi akuntansi dan oleh karenanya mengurangi luasnya tes kebenaran saldo.

Dengan perusahaan publik, auditor seharusnya mengevaluasi kendali internal atas konsistensi proses estimasi.

Bukti dari ketermasukakalan dari sebuah estimasi dapat diperoleh oleh auditor dari satu atau sebuah kombinasi dari pendekatan-pendekatan berikut:

Melakukan prosedur untuk meninjau dan menguji proses mambuat estimasi oleh manajemen.

Mempersiapkan sebuah ekspektasi independen atas estimasi. Banyak perusahaan privat tidak memiliki kendali memadai atas estimasi akuntansi.

Meninjau transaksi dam kejadian berkelanjutan yang timbul sebelumnya untuk menyelesaikan audit yang terkait dengan estimasi.

Page 43: Bab12

6. Tes Rincian Pengungkapan Informasi

Tes rincian pengungkapan informasi adalah tes untuk mengevaluasi kelengkapan, keberadaan dan hak dan kewajiban, valuasi dan alokasi, dan klasifikasi kepemahaman dari pengungkapan informasi.

Kebanyakan auditor akan melakukan tes kelengkapan pengungkapan informasi dengan sebuah bantuan keputusan berupa checklist pengungkapan informasi.

Dalam proses penyelesaian audit, individu dalam tim audit harus menyelesaikan checklist pengungkapan informasi dan membandingkan disclosure yang ada terhadap pengungkapan informasi potensial yang dibutuhkan dalam laporan keuangan.

Page 44: Bab12

Menguji kelengkapan, keberadaan dan hak dan kewajiban, valuasi dan alokasi, dan klasifikasi asersi yang berhubungan dengan pengungkapan informasi laporan keuangan biasanya meliputi tes pengungkapan informasi secara langsung.

Tes tersebut antara lain membaca kontrak, membuktikan informasi atas informasi transaksi, mengkonfirmasi informasi dengan pihak ketiga dari luar, dan melakukan perhitungan ulang.

Auditor biasanya akan mengevaluasi kepemahaman akan pengungkapan informasi menggunakan penilaian profesional untuk mengevaluasi kepastian pengungkapan informasi dan bagaimana pengungkapan informasi dibandingkan dengan pengungkapan informasi lain yang sejenis dalam laporan keuangan lain.

Page 45: Bab12

Merespon Resiko Bawaan Signifikan

Ketika auditor mengidentifikasi sebuah resiko sebagai sebuah resiko bawaan yang signifikan, auditor harus memberi respon dengan tes rincian transaksi dan atau rekening.

Auditor juga dapat mengkombinasikan salah satu dari tes detail tersebut dengan prosedur analitikal yang secara spesifik responsif terhadap resiko tersebut.

Jika auditor mengandalkan kendali internal untuk memodifikasi sifat, waktu, atau perluasan tes audit, maka auditor harus memperoleh bukti mengenai efektifitas dari operasi kendali internal selama periode audit tersebut.

Kemudian, auditor biasanya mengaudit pengakuan pendapatan dengan melakukan tes transaksi untuk mengevaluasi kelayakan pengakuan pendapatan yang diberikan transaksi detail yang spesifik.

Auditor kemungkinan akan berfokus lebih banyak pada pengakuan pendapatan untuk transaksi kompleks daripada transaksi sederhana.

Page 46: Bab12

Waktu Tes Kebenaran Saldo

Tingkat penerimaan resiko deteksi dapat mempengaruhi waktu tes kebenaran saldo.

Pilihan tentang waktu tes kebenaran saldo adalah mengenai apakah akan atau tidak melakukan tes kebenaran saldo pada tanggal neraca atau sebelum tanggal neraca.

Jika resiko kendali rendah dan resiko deteksi tinggi, tes dapat dilakukan beberap bulan sebelum tahun berakhir, dan berlaku juga sebaliknya.

Page 47: Bab12

Tes Kebenaran Saldo Sebelum Tanggal Neraca

Seorang auditor dapat mengaplikasikan tes kebenaran saldo terhadap rincian sebuah rekening pada tanggal interm.

Keputusan untuk melakukan tes sebelum tanggal neraca seharusnya berdasarkan apakah auditor dapat mengendalikan resiko audit tambahan bahwa salah saji material yang terdapat dalam rekening pada tanggal neraca tidak dapat dideteksi oleh auditor.

Resiko audit tambahan potensial dapat dikendalikan jika tes kebenaran saldo pada periode yang tersisa memberikan dasar beralasan untuk memperluas kesimpulan audit dari tes yang dilakukan pada tanggal interm terhadap tanggal neraca.

Page 48: Bab12

AU 313, Substantive Test Prior to Balance Sheet Date (SAS No. 45), menyatakan kondisi yang mengkontribusi resiko ini sebagai berikut:1. Kendali internal efektif selama periode tersisa.2. Tidak ada kondisi yang memungkinkan

mempengaruhi manajemen untuk melakukan salah saji dalam laporan keuangan selama periode tersisa.

3. Rekening tahun berakhir untuk saldo yang diperiksa pada tanggal interm adalah dapat diduga secara beralasan atas jumlah rupiah, pentingnya hubungan, dan komposisi.

4. Sistem akuntansi klien akan memberikan informasi mengenai transaksi tidak biasa yang signifikan dan fluktuasi signifikan yang dapat muncul dalam periode yang tersisa.

Page 49: Bab12

Tes kebenaran saldo sebelum tanggal neraca tidak mengeliminasi kebutuhan akan tes kebenaran saldo pada tanggal neraca.

Tes pada periode yang tersisa biasanya termasuk: Perbandingan rekening saldo pada dua tanggal untuk

mengidentifikasi jumlah rupiah yang muncul dan menginvestigasi jumlah rupiah.

Prosedur analitikal lain atau tes kebenaran saldo detail untuk memberikan sebuah dasar beralasan untuk memperluas kesimpulan audit interm pada tanggal neraca.

Ketika direncanakan dan dilaksanakan dengan semestinya, kombinasi tes kebenaran saldo sebelum tanggal neraca dan tes kebenaran saldo untuk periode tersisa seharusnya memberikan auditor bukti kompeten yang cukup untuk memiliki sebuah dasar beralasan untuk opini terhadap laporan keuangan klien.

Page 50: Bab12

Perluasan Tes Kebenaran Saldo

Tingkat resiko deteksi yang diterima juga akan mempengaruhi perluasan tes kebenaran saldo.

Jika resiko deteksi tinggi, pengujian yang kurang luas dapat dilakukan.

Di sisi berbeda, ketika resiko deteksi untuk sebuah asersi rendah, tes kebenaran saldo akan dilakukan dengan lebih luas.

Perluasan digunakan dalam praktik untuk menentukan jumlah item atau ukuran sampel pada tes tertentu atau prosedur mana yang digunakan.

Ukuran sampel yang semestinya untuk sebuah pengujian tertentu adalah sebuah permasalahan penilaian profesional.

Page 51: Bab12

Gambar 12-6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ukuran Sampel untuk Tes Kebenaran Saldo

Sampel lebih besar Faktor (hubungan terhadap ukuran sampel)

Sampel lebih kecil

Populasi lebih besar dengan nolai buku lebih tinggi seharusnya menghasilkan ukuran sampel lebih besar

Nilai buku populasi (searah) Populasi lebih kecil dengan nolai buku lebih rendah seharusnya menghasilkan ukuran sampel lebih kecil

Semakin heterogen populasi, ukuran sampel semakin besar

Variasi dalam populasi (searah) Semakin homogen populasi, ukuran sampel semakin kecil

Semakin kecil salah saji yang dapat ditoleransi oleh auditor, ukuran sampel semakin besar

Salah saji yang dapat di toleransi (terbalik)

Semakin besar salah saji yang dapat ditoleransi oleh auditor, ukuran sampel semakin kecil

Semakin kecil jumlah resiko sampling, ukuran sampel semakin besar

Tes resiko detail (terbalik) Semakin besar jumlah resiko sampling, ukuran sampel semakin kecil

Page 52: Bab12

Penugasan Staf Tes Kebenaran Saldo

AU 230, Due Professional Care in the Performance of Work (SAS No.1), menyatakan bahwa auditor seharusnya dipilih untuk tugas dan diawasi setaraf dengan tingkat pengetahuan, keahlian dan kemampuan mereka sehingga mereka dapat mengevaluasi bukti yang sedang mereka periksa.

SAS No.99, Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit (AU 316.50), menyatakan bahwa auditor dapat merespon terhadap resiko salah saji material perihal kecurangan melalui pengangkatan personel.

Tes kebenaran saldo seharusnya diberikan kepada personel dengan keahlian, kemampuan dan pengalaman yang diperlukan.

Page 53: Bab12

Rangkuman Hubungan antara Komponen-Komponen Resiko Audit dan Sifat, Waktu, dan Perluasan Tes Kebenaran Saldo

Maksimu tinggi sedang rendah

TINGKAT RESIKO DETEKSI YANG DINILAI

Sangat rendah rendah sedang tinggi

TES KEBENARAN SALDO

Lebih efektif Sifat Kurang efektif

Tahun-berakhir Waktu Interm

Sampel lebih besar Perluasan Sampel lebih kecil

KOMBINASI TINGKAT RESIKO BAWAAN DAN RESIKO KENDALI YANG DINILAI

Lebih berpengalaman Penugasan Kurang berpengalaman

Gambar 12-7. Hubungan antara Komponen Resiko Audit dan Sifat, Waktu, Perluasan, dan Penugasan Staf Tes Kebenaran Saldo

Page 54: Bab12

PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM MENDESAIN TES KEBENARAN SALDO

Ketika membuat keputusan audit mengenai desain tes kebenaran saldo, auditor harus menentukan beberapa pertimbangan yang relevan untuk mendesain tes kebenaran saldo atas akun yang dipilih.

Pertimbangan khusus yang akan dibahas meliputi:1. Hubungan antara mengaudit neraca dan laporan laba-

rugi.2. Implikasi dari transaksi-transaksi yang terkait.

Page 55: Bab12

Mengaudit Neraca dan Laporan Laba-Rugi

Secara tradisional, asersi saldo rekening berfokus pada neraca saldo, dan asersi transaksi berfokus pada laporan laba-rugi dan laporan arus kas.

Akan tetapi, ketika melakukan tes asersi neraca saldo, auditor belajar mengenai kewajaran penyajian transaksi.

Auditor belajar mengenai keterjadian penjualan ketika melakukan tes keberadaaan piutang dagang.

Akun pada neraca Akun pada laporan laba-rugi yang terkait

Piutang dagang Penjualan

Sediaan Harga pokok penjualan

Beban dibayar dimuka Berbagai beban yang berhubungan

Investasi Pendapatan investasi

Aktiva tetap Beban depresiasi

Accrued payable and accrued expenses Berbagai beban yang berhubungan

Interest-bearing liabilities Beban investasi

Page 56: Bab12

Saldo Meliputi Transaksi dengan Pihak yang Berhubungan

AU 334 menyatakan bahwa auditor seharusnya mengidentifikasi transaksi dengan pihak yang berhubungan dalam perencanaan audit.

Contoh dari transaksi dengan pihak yang berhubungan termasuk transaksi dengan anak perusahaan, entitias dimana investasi dicatat pada metode ekuitas, pemilik prinsipal, dan manajemen.

Tipe-tipe transaksi ini menjadi perhatian auditor karena mereka mungkin dapat tidak dilaksanakan dengan dasar arms-length.

Sebagai contoh, beberapa dari salah saji material pada laporan keuangan Enron berhubungan dengan akun untuk transaksi dimana Andrew Fastow, CFO, menegosiasikan dua sisi dari transaksi.

Page 57: Bab12

Tujuan auditor dalam melakukan audit berkaitan dengan transaksi-transaksi dengan pihak yang berhubungan adalah untuk memperoleh bukti sebagai tujuan, sifat dasar, dan perluasan dari transaksi-transaksi ini dan dampaknya pada laporan keuangan.

Bukti seharusnya diperluas melebihi tanya jawab pada manajemen.

AU 334.09, Related Parties, mengindikasikan bahwa tes kebenaran saldo seharusnya: Memperoleh sebuah pemahaman tujuan bisnis dari

transaksi. Menguji faktur, melakukan penyalinan persetujuan,

kontrak, dan dokumen terkait lainnya, seperti laporan penerimaan dan dokumen pengiriman.

Menentukan apakah transaksi telah disetujui oleh dewan direktur atau pegawai semestinya yang lainnya.

Menguji alasan kompilasi dari jumlah yang telah diungkap, atau dipertimbangkan untuk diungkap, dalam laporan keuangan.

Page 58: Bab12

Menyusun audit rekening saldo antar perusahaan yang akan dilakukan pada tanggal bersamaan, walaupun jika tahun pajak berbeda, dan untuk pengujian yang spesifik, penting, dan perwakilan transaksi-transaksi dengan pihak yang berhubungan oleh auditor untuk setiap pihak, dengan penggantian yang layak pada informasi yang relevan.

Menginspeksi atau mengkonfirmasi dan memperoleh kepuasan mengenai kemampuan untuk mentransfer dan nilai dari pengumpulan.

Dalam mengaudit transaksi-transaksi dengan pihak yang berhubungan yang diidentifikasi, auditor tidak diharapkan untuk menentukan apakah sebuah transaksi tertentu akan terjadi jika pihak-pihak tidak terkait atau apa harga pertukaran dan ketentuan yang dapat ada.

Auditor disyaratkan, bagaimanapun juga, untuk menentukan substansi ekonomi dari transaksi-transaksi dengan pihak yang berhubungan dan dampaknya pada laporan keuangan.

Page 59: Bab12

C. MENGEMBANGKAN PROGRAM AUDIT UNTUK TES KEBENARAN SALDO

Sebuah kerangka kerja umum untuk mengembangkan sebuah program audit untuk tes kebenaran saldo.

Page 60: Bab12

SEBUAH KERANGKA KERJA UMUM UNTUK MENGEMBANGKAN PROGRAM AUDIT UNTUK TES KEBENARAN SALDO

Keputusan auditor berkaitan dengan desain tes kebenaran saldo disyaratkan untuk didokumentasikan dalam kertas kerja dalam bentuk program audit tertulis (AU311.09).

Sebuah program audit adalah sebuah daftar prosedur-prosedur audit yang akan dilaksanakan.

Kerangka kerja umum untuk mengembangkan sebuah program audit harus menyelesaikan dua tugas, yaitu menjabarkan sifat dasar dari prosedur-prosedur yang akan dijalankan dan meyakinkan bahwa bukti audit diperoleh untuk semua asersi laporan keuangan (tujuan audit).

Page 61: Bab12

Sifat Dasar dari Prosedur-prosedur yang akan Dijalankan

Program audit normalnya mengungkap sifar dasar dari tes audit.

Keputusan mengenai waktu, perluasan, dan staffing dari prosedur audit normalnya didokumentasikan dalam kertas kerja audit itu sendiri.

Tujuan dari sebuah program audit adalah untuk menunjukkan sifat dasar dari pengujian yang dilakukan

Ada enam program audit subtantif, yaitu:1. Prosedur awal2. Prosedur analitikal substantif3. Tes rincian transaksi4. Tes rincian rekening5. Tes rincian estimasi akuntansi6. Tes rincian pengungkapan informasi.

Page 62: Bab12

Sebagai tambahan untuk mendaftar prosedur-prosedur audit, sebuah program audit seharusnya mempunyai kolom-kolom untuk1. Referensi silang dengan kertas kerja lainnya yang

memuat bukti yang diperoleh dari setiap prosedur.2. Inisial auditor yang melakukan setiap prosedur.3. Tanggal selesai dilaksanakannya prosedur.

Dalam tiap kasus, program audit seharusnya memuat detail yang cukup untuk memberikan: Sebuah gambaran umum dari pekerjaan yang akan

diselesaikan. Sebuah dasar untuk mengkoordinasikan, mengawasi

dan mengendalikan audit. Sebuah catatan atas pekerjaan yang telah dilakukan.

Page 63: Bab12

Gambar 12-8. Ilustrasi Program Audit untuk Tes Kebenaran Saldo pada Sediaan

    Disusun Oleh: ___________ Tanggal: __________

  Ditinjau Oleh: ___________ Tanggal: __________

   

  Amalgamated Products, Inc.  

  Program Audit untuk tes kebenaran saldo sediaan  

  Tahun Berakhir 31 Desember, 20XX    

Referensi        

Kertas Kerja Asersi/Tes Kendali Auditor Tanggal

Prosedur Pendahuluan (1-2)

1. Memperoleh sebuah pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya dan menentukan: a. Pentingnya sediaan dan harga pokok penjualan entitas. b. Driver ekonomi kunci yang mempengaruhi harga pokok penjualan entitas, harga pokok sediaan, sebagaimana isu lower cost or market. c. Membuat tanya jawab mengenai ketentuan penjualan sediaan dan menentukan apakah ketentuan sama pada penjualan konsinyasi.

Page 64: Bab12

Referensi        

Kertas Kerja Asersi/Tes Kendali Auditor Tanggal

2. Memverifikasi total dan perjanjian mengenai rekening sediaan dan catatan yang akan menjadi subyek pengujian selanjutnya.

a. Melacak sediaan awal pada kertas kerja tahun sebelumnya.

b. Meninjau aktivitas dalam saldo sediaan dan menginvestigasi hal yang tidak biasa.

c. Memverifikasi total dan catatan prepetual dan jadwal sediaan lain dan perjanjiannya dengan rekening buku besar akhir.

3. Melakukan prosedur analitikal.

a. Meninjau pengalaman dan tren industri.

b. Menguji analisis perputaran sediaan.

c. Meninjau hubungan rekening sediaan dan pembelian produksi terakhir dan aktivitas penjualan.

d. Membandingkan pertumbuhan rekening sediaan dan volume penjualan.

4. Tes detail transaksi sediaan.

a. membuktikan tambahan untuk catatan sediaan terhadap faktur pemasok (bahan mentah), catatan biaya manufaktur (barang dalam proses), dan laporan produksi yang selesai (barang jadi).

b. Melacak data dari pembelian, manufaktur, dan catatan produksi yang selesai pada catatan sediaan.

Page 65: Bab12

Referensi        

Kertas Kerja Asersi/Tes Kendali Auditor Tanggal

Tes detail rekening (5-9)

5. Mengobservasi perhitungan fisik sediaan klien

a. Membuat tes penghitungan dari fisik sediaan untuk sediaan yang dicatat dan sebaliknya.

b. Memperhatikan indikasi dari slow-moving, kerusakan,

atau keusangan sediaan.

c. Mencatat label semua sediaan dan menghitung lembaryang digunakan dalam perhitungan fisik.

d. Membuat tanya jawab mengenai dan mengobservasi setiap sediaan konsinyasi.

6. Mengkonfirmasi sediaan pada lokasi diluar entitas.7. Menguji ketepatan juru tulis atas catatan sediaan. a. Melacak tes perhitungan catatan b. Rekalkulasi perluasan atas kuantitas dikali harga per unit. c. Membuktikan item pada daftar sediaan terhadap label sediaan dan lembar

hitungan. d. Melacak item pada label sediaan dan lembar hitungan ke daftar sediaan. e. Merekonsiliasi hitungan fisik ke catatan prepetual dan rekening buku besar.8. Menguji penetapan harga sediaan a. Memeriksa faktur pembayaran pemasok untuk sediaan yang dibeli. b. Memeriksa kelayakan tarif tenaga kerja langsung dan overhead, biaya

standar, dan varian berkaitan dengan sediaan yang diproduksi. c. Memperoleh harga jual setelah tahun-berakhir dan mengevaluasi nilai

realisasi bersih sediaan. d. Meninjau catatan sediaan prepetual, catatan produksi, dan catatan pembelian

untuk indikasi aktivitas berjalan. e. Membandingkan sediaan dengan katalog penjualan sekarang dan laporan

penjualan.

Page 66: Bab12

Referensi        

Kertas Kerja Asersi/Tes Kendali Auditor Tanggal

9. menguji sediaan konsinyasi. a. Menguji perjanjian dan kontrak konsinyasi. b. Mengkonfirmasi persetujuan untuk perjanjian dan perikatan sediaan.10. Tes detail estimasi akunting a. Tanya jawab mengenai slow-moving, kelebihan, atau keusangan sediaan dan

menentukan kebutuhan untuk write-downs. b. Mengevaluasi keberadaan sediaan slow-moving menggunakan software

audit teegeneralisasi. c. Menentukan nilai realisasi bersih sediaan dengan melihat harga penjualan

selanjutnya dan biaya langsung menjual sediaan selama periode tahun-berakhir.

11. Tes detail pengungkapan informasi a. Membandingkan pengungkapan informasi yang berhubungan dengan

keberadaan dan hak dan kewajiban sediaan dengan hasil tes yang dilakukan diatas.

b. Mengevaluasi kelengkapan penyajian dan pengungkapan informasi untuk sediaan dalam draft laporan keuangan dan menentukan kesesuaian dengan GAAP melalui referensi daftar pengungkapan informasi.

c. Membaca pengungkapan informasi dan secara independen mengevaluasi klasifikasi dan keterpahaman mereka.

d. Membuktikan ketepatan pengungkapan informasi sediaan untuk tes yang dilakukan diatas.

Page 67: Bab12

Mengaitkan Semua Asersi

Pada akhirnya, akan berguna bahwa setiap program audit substantif mencakup semua asersi laporan keuangan yang relevan.

Gambar 12-9 mengilustrasikan kerangka kerja tujuan audit.

Tujuan audit sangat membantu karena tujuan audit yang berbeda biasanya membutuhkan pengujian berbeda.

Kerangka kerja ini juga memastikan bahwa auditor merencanaan tes audit untuk setiap asersi dalam laporan keuangan.

Page 68: Bab12

Gambar 12-9. Tujuan Audit Sediaan dan Contoh Tes Kebenaran Saldo

Tujuan Audit Spesifik Contoh Tes Kebenaran Saldo

  [Referensi terhadap gambar 12-8 dalam tanda kurung]

Tujuan Audit Kelompok Transaksi

Keterjadian Meninjau aktivitas dalam saldo sediaan dan menginvestigasi item tidak biasa [2b].Membuktikan tambahan untuk catatan sediaan terhadap faktur pemasok (bahan mentah), catatan

biaya manufaktur (barang dalam proses), dan laporan produksi yang selesai (barang jadi) [4a].

Membuat tanya jawab mengenai ketentuan penjualan sediaan dan Menentukan apakah ketentuan sama pada penjualan konsinyasi [1c].

Kelengkapan Melacak data dari pembelian, manufaktur, dan catatan produksi yang selesai pada catatan sediaan [4b].

Ketepatan Melacak sediaan awal pada kertas kerja tahun sebelumnya [2a].Meninjau aktivitas dalam saldo sediaan dan menginvestigasi hal yang tidak biasa [2b].Membuktikan tambahan untuk catatan sediaan terhadap faktur pemasok (bahan mentah), catatan

biaya manufaktur (barang dalam proses), dan laporan produksi yang selesai (barang jadi) [4a].

Cutoff Meninjau aktivitas dalam saldo sediaan dan menginvestigasi hal yang tidak biasa [2b].Menguji cutoff pembelian (penerimaan), pemindahan barang melalui manufaktur, dan penjualan

(pengiriman) [4c].

Klasifikasi Membuktikan tambahan untuk catatan sediaan terhadap faktur pemasok (bahan mentah), catatan biaya manufaktur (barang dalam proses), dan laporan produksi yang selesai (barang jadi) [4a].

Page 69: Bab12

Tujuan Audit Rekening Saldo

Keberadaan Membuat tes penghitungan dari fisik sediaan untuk sediaan yang dicatat dan sebaliknya [5a].Melacak tes perhitungan catatan [7a].Mencatat label semua sediaan dan menghitung lembaryang digunakan dalam perhitungan fisik [5c].Membuktikan item pada daftar sediaan terhadap label sediaan dan lembar hitungan [7c].Merekonsiliasi hitungan fisik ke catatan prepetual dan rekening buku besar [7e].Mengkonfirmasi sediaan pada lokasi diluar entitas [6].

Kelengkapan Memverifikasi total dan catatan prepetual dan jadwal sediaan lain dan perjanjiannya dengan rekening buku besar akhir [2c].Membuat tes penghitungan dari fisik sediaan untuk sediaan yang dicatat dan sebaliknya [5a].Melacak tes perhitungan catatan [7a].Mencatat label semua sediaan dan menghitung lembaryang digunakan dalam perhitungan fisik [5c].Melacak item pada label sediaan dan lembar hitungan ke daftar sediaan [7d].Merekonsiliasi hitungan fisik ke catatan prepetual dan rekening buku besar [7e].Mengkonfirmasi sediaan pada lokasi diluar entitas [6].

Hak dan Kewajiban Menentukan apakah ketentuan sama pada penjualan konsinyasi [1c].Membuat tanya jawab mengenai dan mengobservasi setiap sediaan konsinyasi [5d].Menguji perjanjian dan kontrak konsinyasi [9a].Mengkonfirmasi persetujuan untuk perjanjian dan perikatan sediaan [9b].

Page 70: Bab12

Valuasi dan alokasi Memverifikasi total dan catatan prepetual dan jadwal sediaan lain dan perjanjiannya dengan rekening buku besar akhir [2c].Memperhatikan indikasi dari slow-moving, kerusakan, atau keusangan sediaan [5b].Rekalkulasi perluasan atas kuantitas dikali harga per unit [7b].Memeriksa faktur pembayaran pemasok untuk sediaan yang dibeli [8a].Memeriksa kelayakan tarif tenaga kerja langsung dan overhead, biaya standar, dan varian berkaitan dengan sediaan yang diproduksi [8b].Memperoleh harga jual setelah tahun-berakhir dan mengevaluasi nilai realisasi bersih sediaan [8c].Meninjau catatan sediaan prepetual, catatan produksi, dan catatan pembelian untuk indikasi aktivitas berjalan [8d].Membandingkan sediaan dengan katalog penjualan sekarang dan laporan penjualan [8e].Tanya jawab mengenai slow-moving, kelebihan, atau keusangan sediaan dan menentukan kebutuhan untuk write-downs [10a].Mengevaluasi keberadaan sediaan slow-moving menggunakan software audit tergeneralisasi [10b].Menentukan nilai realisasi bersih sediaan dengan melihat harga penjualan selanjutnya dan biaya langsung menjual sediaan selama periode tahun-berakhir [10c].

Page 71: Bab12

Tujuan Audit Pengungkapan Informasi

Keterjadian dan hak dan kewajiban Mengkonfirmasi persetujuan untuk perjanjian dan perikatan sediaan [9b].

Membandingkan pengungkapan informasi yang berhubungan dengan keberadaan dan hak dan kewajiban sediaan dengan hasil tes yang dilakukan diatas [11a].

KelengkapanMengevaluasi kelengkapan penyajian dan pengungkapan informasi untuk sediaan dalam draft laporan keuangan dan menentukan kesesuaian dengan GAAP melalui referensi daftar pengungkapan informasi [11b].

Klasifikasi dan Keterpahaman Membaca pengungkapan informasi dan secara independen mengevaluasi klasifikasi dan

keterpahaman mereka [11c].

Ketepatan dan valuasi Membuktikan ketepatan pengungkapan informasi sediaan untuk tes yang dilakukan diatas [11d].

Prosedur yang berhubungan terhadap banyak tujuan audit Memperoleh sebuah pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya dan menentukan (a)

Pentingnya sediaan dan harga pokok penjualan entitas, dan(b) Driver ekonomi kunci yang mempengaruhi harga pokok penjualan entitas, harga pokok sediaan, sebagaimana isu lower cost or market [1].Melakukan prosedur analitikal: (a) Meninjau pengalaman dan tren industri, (b) Menguji analisis perputaran sediaan, (c) Meninjau hubungan rekening sediaan dan pembelian produksi terakhir dan aktivitas penjualan, dan (d) Membandingkan pertumbuhan rekening sediaan dan volume penjualan [3].

Page 72: Bab12

the end