BAB VI - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1135/10/09660006 Bab 6.pdf · pusat konservasi penyu hijau di pulau derawan, kalimantan timur ... laboratorium dan klinik

Embed Size (px)

Citation preview

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

198 | P a g e

BAB VI

HASIL RANCANGAN

6.1 Dasar Rancangan

Di dalam perancangan Pusat Konservasi Penyu Hijau terdapat beberapa input

yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu pada

peniruan sistem, proses dan fungsi yang dimiliki penyu hijau yang telah dijelaskan

pada bab konsep perancangan.

6.1.1 Prinsip Biomimetic Pada Rancangan

Prinsip-prinsip Biomimetic Architecture yang dipakai di dalam perancangan

pusat konservasi penyu hijau yaitu:

Meniru sistem yang ada pada penyu hijau

Meniru fungsi yang ada pada penyu hijau

Meniru proses yang ada pada penyu hijau

Penyu Hijau memiliki banyak sistem yang dapat digunakan, namun dalam

perancangan pusat konservasi penyu ini hanya menggunakan lima sistem penyu hijau

yang terdiri dari:

a. Sistem Pencernaan

Selektifitas dalam jenis lamun yang di makan

Efisiensi sistem pencernaan

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

199 | P a g e

Memaksimalkan protein (zat baik) dan meminimalkan selulosa dan

lignin (zat jahat) dari makanan

Sensor kimiawi untuk mengetahui jenis makanan

Pengaruh bolak-balik yang positif terhadap tanaman lamun (Grazing)

b. Sistem Ekskresi

Proses pengeluaran air yang mengandung garam pada mata untuk

mengurangi kadar garam pada tubuh

Saluran kemih yang menyalurkan kemih ke kloaka tidak langsung

menuju kandung kemih

c. Sistem Respirasi

Pernapasan dengan paru-paru menggunakan sistem anaerobik

Proses pernapasan yang menggunakan satu saluran yang kemudian

bercabang-cabang di dalam paru-paru

d. Sistem Skeleton

Tulang rusuk dan sebagian besar vertebrae bersatu dengan karapaks

Memiliki dua lapisan pelindung yang terdiri dari lapisan atas

(karapaks) dan lapisan bawah (plastron)

e. Sistem Reproduksi

Simbiosis penyu hijau dengan sumber pangan di dalam kehidupan

Proses kopulasi di perairan dengan cara timbul tenggelam

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

200 | P a g e

6.2 Hasil Rancangan Tapak dan Kawasan

Di dalam perancangan tapak dan kawasan Pusat Konservasi Penyu Hijau

menerapkan prinsip biomimetic penyu hijau yang bertujuan untuk menjaga

lingkungan di Pulau Derawan.

6.2.1 Zoning

Dalam Pusat Konservasi Penyu Hijau ini dibutuhkan penzoningan yang tepat

antara area konservasi, area pengelola dan area edukasi agar aktivitas yang terjadi

didalam kawasan dapat berjalan dengan baik dan tidak mengganggu kehidupan penyu

hijau yang terdapat di pantai peneluran dan kolam penangkaran.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

201 | P a g e

Gambar 6.1 Hasil Rancangan Zoning Kawasan(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

6.2.2 Tata Massa

Pola tatanan massa Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan

mengambil dari susunan organ pencernaan penyu hijau. Tatanan massa dibuat sesuai

dengan RDTRK Pulau Derawan pada area konservasi yaitu 60% lahan hijau dan 40%

bangunan yang bertujuan untuk melestarikan vegetasi yang ada di Pulau Derawan

yang berfungsi untuk mengikat struktur tanah dan merangsang penyu hijau untuk

naik ke pantai peneluran.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

202 | P a g e

Gambar 6.2 Hasil Rancangan Tata Massa(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

203 | P a g e

Gambar 6.3 Hasil Rancangan Tata Massa(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

6.2.3 Aksesibilitas

Pusat Konservasi Penyu Hijau dapat dicapai melalui 2 jalur yaitu jalur laut

bagi pengunjung yang berada di luar Pulau Derawan dan jalur darat bagi pengunjung

yang berada di Pulau Derawan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

204 | P a g e

Gambar 6.4 Hasil Rancangan Aksesibilitas(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

6.2.4 Sirkulasi

Sirkulasi pejalan kaki setiap menuju bangunan pada Pusat Konservasi Penyu

Hijau terdiri dari beberapa jalur yang bertujuan untuk memecah jalur sirkulasi pejalan

kaki agar tidak terjadi penumpukan pada satu area tertentu.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

205 | P a g e

Gambar 6.5 Hasil Rancangan Sirkulasi(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

6.2.5 Vegetasi

Jenis vegetasi yang digunakan pada Pusat Konservasi Penyu Hijau merupakan

vegetasi yang banyak tumbuh di Pulau Derawan. Vegetasi tersebut terdiri dari:

Canavalia maritima, Pongamia pinnata, Scaevola taccada, Terminalia cattapa dan

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

206 | P a g e

Seaweed. Vegetasi yang digunakan memiliki fungsi antara lain untuk mengikat

struktur tanah, merangsang naiknya penyu hijau ke pantai peneluran dan sumber

makanan penyu hijau.

Gambar 6.6 Hasil Rancangan Vegetasi(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

207 | P a g e

Gambar 6.7 Hasil Rancangan Vegetasi(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

208 | P a g e

6.2.6 Kebisingan

Penyu hijau yang akan bertelur atau yang seang berada di pantai peneluran

sangat sensitive terhadap suara sehingga sumber kebisingan pada Pusat Konservasi

Penyu Hijau dibuat agar tidak menggangu proses peneluran penyu hijau.

Gambar 6.8 Hasil Rancangan Kebisingan(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

209 | P a g e

Gambar 6.9 Hasil Rancangan Kebisingan(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

6.2.7 View

Pembatasan view pada Pusat Konservasi Penyu Hijau bertujuan agar tidak

mengganggu proses peneluran penyu hijau dan membantu pemantauan pengunjung

dan pengelola untuk melihat pantai peneluran.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

210 | P a g e

Gambar 6.10 Hasil Rancangan View(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

211 | P a g e

6.3 Hasil Rancangan Ruang dan Bentuk Bangunan

Rancangan bangunan ini merupakan perancangan yang diterapkan kepada

bangunan, baik itu mulai dari susunan ruang, visual bangunan, dan fungsi dari setiap

bangunan. Ada beberapa jenis bangunan yang terdapat dalam Pusat Konservasi Penyu Hijau

di Pulau Derawan, berikut jenis bangunan yang telah dirancang dan penjelasan dari

perancangan setiap bangunan tersebut.

6.3.1 Massa Bangunan Gedung Konservasi

Bangunan ini merupakan bangunan tempat penangkaran dan

pengembangbiakan penyu hijau mulai dari telur hingga menjadi penyu dewasa.

Bangunan konservasi ini terdiri dari ruang-ruang untuk penanganan penyu hijau

seperti kolam penangkaran penyu dewasa, kolam penangkaran penyu remaja, kolam

penangkaran tukik, tempat penetasan telur penyu hijau semi alamai (hatchery),

laboratorium dan klinik penyu.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

212 | P a g e

Gambar 6.11 Denah Gedung Konservasi(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

213 | P a g e

Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari gedung konservasi yang

dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan.

Gambar 6.12 Potongan Gedung Konservasi(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Bentuk bangunan dari gedung konservasi mengambil dari proses pernapasan

penyu hijau dimana udara masuk melalui satu saluran dan kemudian disebarkan ke

seluruh paru-paru dengan membuat bentuk atap yang terbuka pada bagian tengahnya

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

214 | P a g e

yang bertujuan untuk memasukkan sinar matahari ke dalam bangunan yang kemudian

dipencarkan ke seluruh ruangan dalam bangunan. Bangunan juga di buat dengan dua

lapisan atap yang mengambil dari sistem skeleton penyu hijau yang terdiri dari dua

lapisan pelindung yaitu karapaks dan plastron.

Gambar 6.13 Tampak Gedung Konservasi(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

215 | P a g e

Interior gedung konservasi dibuat senyaman mungkin untuk pengunjung

dengan kesan terbuka pada area kolam penangkaran untuk mempermudah

pengunjung dalam mengamati dan berinteraksi dengan penyu hijau yang berada di

kolam penangkaran.

Gambar 6.14 Interior Kolam Penangkaran Penyu Hijau(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

216 | P a g e

6.3.2 Massa Bangunan Kolam Penanaman Rumput Laut

Bangunan kolam penanaman rumput laut merupakan bangunan yang bersifat

publik dimana pengunjung dapat belajar cara penanaman rumput laut. Fungsi dari

bangunan ini sebagai tempat penanaman rumput laut yang digunakan sebagai sumber

makanan penyu hijau yang berada di kolam penangkaran.

Gambar 6.15 Denah Kolam Penanaman Rumput Laut(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

217 | P a g e

Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari kolam penanaman rumput

laut yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan.

Gambar 6.16 Potongan Kolam Penanaman Rumput Laut(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Bentuk bangunan kolam rumput laut mengambil dari proses pernapasan

penyu hijau yang membagi udara kedalam lbus-lobus yang berada didalam kantong

paru-paru dengan membuat gazebo yang terpisah-pisah untuk membagi pengunjung

yang berkunjung.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

218 | P a g e

Gambar 6.17 Tampak Kolam Penanaman Rumput Laut(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

6.3.3 Massa Bangunan Gedung Edukasi

Fungsi dari bangunan gedung edukasi yaitu sebagai tempat belajar mengenai

kehidupan penyu hijau bagi pengunjung di Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau

Derawan. Bangunan ini terdiri daru ruangan seperti perpustakaan, galeri, dan ruang

seminar.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

219 | P a g e

Gambar 6.18 Denah Gedung Edukasi(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari gedung edukasi yang dapat

dilihat dalam gambar potongan bangunan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

220 | P a g e

Gambar 6.19 Potongan Gedung Edukasi(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Bentuk bangunan dari gedung edukasi mengambil dari proses pernapasan

penyu hijau dimana udara masuk melalui satu saluran dan kemudian disebarkan ke

seluruh paru-paru dengan membuat bentuk atap yang terbuka pada bagian tengahnya

yang bertujuan untuk memasukkan sinar matahari ke dalam bangunan yang kemudian

dipencarkan ke seluruh ruangan dalam bangunan. Bangunan juga di buat dengan dua

lapisan atap yang mengambil dari sistem skeleton penyu hijau yang terdiri dari dua

lapisan pelindung yaitu karapaks dan plastron.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

221 | P a g e

Gambar 6.20 Tampak Gedung Edukasi(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Interior galeri dan perpustakaan di dalam gedung edukasi dibuat terbuka dan

dengan penerangan yang baik agar memudahkan pengunjung dalam mengamati alat

peraga yang berada didalam ruang galeri dan belajar di perpustakaan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

222 | P a g e

Gambar 6.21 Interior Galeri(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

223 | P a g e

Gambar 6.22 Interior Perpustakaan(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

224 | P a g e

6.3.4 Massa Bangunan Cottage/Penginapan

Fungsi dari bangunan cottage/penginapan yaitu sebagai tempat menginap bagi

pengunjung yang bermalam di Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan.

Bangunan ini terdiri daru ruangan seperti kamar, lobby, ruang makan dan ruang

karyawan.

Gambar 6.23 Denah Gedung Cottage/Penginapan(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari cottage/penginapan yang

dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

225 | P a g e

Gambar 6.24 Potongan Cottage/Penginapan(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Bentuk bangunan dari cottage/penginapan mengambil dari proses pernapasan

penyu hijau dimana udara masuk melalui satu saluran dan kemudian disebarkan ke

seluruh paru-paru dengan membuat bentuk atap yang terbuka pada bagian tengahnya

yang bertujuan untuk memasukkan sinar matahari ke dalam bangunan yang kemudian

dipencarkan ke seluruh ruangan dalam bangunan. Bangunan juga di buat dengan dua

lapisan atap yang mengambil dari sistem skeleton penyu hijau yang terdiri dari dua

lapisan pelindung yaitu karapaks dan plastron.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

226 | P a g e

Gambar 6.25 Tampak Cottage/Penginapan(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Interior lobby dari cottage/penginapan dibuat nyaman bagi pengunjung yang

akan menginap dengan memberikan kesan terbuka.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

227 | P a g e

Gambar 6.26 Interior Lobby(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

6.3.5 Massa Bangunan Gedung Rapat & Workshop

Bangunan gedung rapat dan workshop merupakan bangunan yang bersifat

privat dimana pengunjung khusus LSM penyu hijau yang mengadakan pertemuan

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

228 | P a g e

untuk membahas perkembangan penyu hijau di Pulau Derawan. Bangunan ini terdiri

dari 2 ruangan utama yaitu ruang rapat dan ruang workshop.

Gambar 6.27 Denah Gedung Rapat dan Workshop(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari gedung rapat dan

workshop yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

229 | P a g e

Gambar 6.28 Potongan Gedung Rapat dan Workshop(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari gedung rapat dan workshop yang

dapat dilihat dalam gambar tampak bangunan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

230 | P a g e

Gambar 6.29 Tampak Gedung Rapat dan Workshop(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

6.3.6 Massa Bangunan Kantor Pengelola

Bangunan kantor pengelola bersifat semi publik yang berfungsi sebagai

tempat bekerja bagi pengelola Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan.

Bangunan kantor pengelola terdiri dari beberapa ruang seperti ruang karyawan,

lobby, dan ruang rapat.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

231 | P a g e

Gambar 6.30 Denah Gedung Kantor Pengelola(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari gedung kantor pengelola

yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

232 | P a g e

Gambar 6.31 Potongan Gedung Kantor Pengelola(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari gedung kantor pengelola yang

dapat dilihat dalam gambar tampak bangunan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

233 | P a g e

Gambar 6.32 Tampak Gedung Kantor Pengelola(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

6.3.7 Massa Bangunan Masjid

Bangunan masjid bersifat publik yang berfungsi sebagai tempat ibadah bagi

pengelola dan pengunjung Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan.

Bangunan masjid terdiri dari ruang sholat, tempat wudhu dan kamar mandi.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

234 | P a g e

Gambar 6.33 Denah Masjid(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari gedung kantor pengelola

yang dapat dilihat dalam gambar potongan bangunan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

235 | P a g e

Gambar 6.34 Potongan Masjid(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari masjid yang dapat dilihat dalam

gambar tampak bangunan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

236 | P a g e

Gambar 6.35 Tampak Masjid(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

6.3.8 Massa Bangunan Restoran

Bangunan restoran bersifat publik yang berfungsi sebagai tempat makan bagi

pengelola dan pengunjung Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan.

Bangunan restoran terdiri dari ruang makan, kasir, dan dapur.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

237 | P a g e

Gambar 6.36 Denah Restoran(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari restoran yang dapat dilihat

dalam gambar potongan bangunan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

238 | P a g e

Gambar 6.37 Potongan Restoran(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari restoran yang dapat dilihat dalam

gambar tampak bangunan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

239 | P a g e

Gambar 6.38 Potongan Restoran(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

6.3.9 Massa Bangunan Toko Souvenir

Bangunan toko souvenir bersifat publik yang berfungsi sebagai tempat yang

menyediakan barang-barang souvenir khas tentang penyu hijau dan Pulau Derawan

bagi pengunjung Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

240 | P a g e

Gambar 6.39 Denah Toko Souvenir(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari toko souvenir yang dapat

dilihat dalam gambar potongan bangunan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

241 | P a g e

Gambar 6.40 Potongan Toko Souvenir(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari toko souvenir yang dapat dilihat

dalam gambar tampak bangunan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

242 | P a g e

Gambar 6.41 Tampak Toko Souvenir(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

6.3.10 Massa Bangunan Loket dan Pos Jaga

Bangunan loket dan pos jaga berfungsi sebagai tempat menyeleksi

pengunjung yang masuk dan keluar pada Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau

Derawan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

243 | P a g e

Gambar 6.42 Denah Loket(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari loket yang dapat dilihat

dalam gambar potongan bangunan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

244 | P a g e

Gambar 6.43 Potongan Loket(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari loket yang dapat dilihat dalam

gambar tampak bangunan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

245 | P a g e

Gambar 6.44 Tampak Loket(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Pos jaga sebagai tempat pemeriksaan barang bawaan pengunjung ketika

masuk dan keluar dari Pusat Konservasi Penyu Hijau untuk menghindari pencurian

dan perusakan pada habitat penyu hijau.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

246 | P a g e

Gambar 6.45 Denah Pos Jaga(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari pos jaga yang dapat dilihat

dalam gambar potongan bangunan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

247 | P a g e

Gambar 6.46 Potongan Pos Jaga(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari pos jaga yang dapat dilihat dalam

gambar tampak bangunan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

248 | P a g e

Gambar 6.47 Tampak Pos Jaga(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

6.3.11 Massa Bangunan Dermaga

Bangunan dermaga bersifat pubik yang memiliki fungsi sebagai tempat

bersandarnya kapal atau perahu pengunjung yang akan masuk maupun yang akan

keluar dari Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

249 | P a g e

Gambar 6.48 Denah Dermaga(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Berikut ini gambaran mengenai suasana ruang dari dermaga yang dapat dilihat

dalam gambar potongan bangunan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

250 | P a g e

Gambar 6.49 Potongan Dermaga(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Berikut ini gambaran mengenai bentuk dari dermaga yang dapat dilihat dalam

gambar tampak bangunan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

251 | P a g e

Gambar 6.50 Tampak Dermaga(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

6.4 Struktur

Pemilihan struktur yang digunakan pada Pusat Konservasi Penyu Hijau di

Pulau Derawan berdasarkan pertimbangan keadaan lingkungan sekitar. Dengan lokasi

tapak yang berada di pantai maka pondasi yang digunakan berupa pondasi tiang

pancang agar bangunan tidak mudah berubah posisi.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

252 | P a g e

Gambar 6.51 Hasil Rancangan Struktur(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

253 | P a g e

6.5 Utilitas

6.5.1 Utilitas Air Bersih

Sumber air bersih pada Pusat Konservasi Penyu Hijau berasal dari air PDAM

dan air laut. Air PDAM digunakan untuk pengguna bangunan dan air laut digunakan

untuk penyu hijau dan tanaman rumput laut.

Gambar 6.52 Utilitas Air Bersih(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

254 | P a g e

Gambar 6.53 Utilitas Air Bersih(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

6.5.2 Utilitas Air Hujan

Intensitas hujan yang tinggi di Pulau Derawan dimanfaatkan sebagai air untuk

menyiram tanaman dan memadamkan api ketika terjadi kebakaran dengan cara

ditampung di kolam penampungan air hujan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

255 | P a g e

Gambar 6.54 Utilitas Air Hujan(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

Gambar 6.55 Utilitas Air Hujan(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

256 | P a g e

6.5.3 Utilitas Air Kotor

Untuk sisa penggunaan air tawar pada setiap bangunan dibuatkan saluran

untuk pembuangan air kotor, yang kemudian di saluran-saluran air kotor dari setiap

bangunan tersebut dipertemukan dengan saluran air kotor utama pada kawasan.

Saluran utama air kotor kawasan ini tidak dibuang ke laut, melainkan di arahkan ke

kolam buatan. Sebelum air kotor memasuki ke kolam, air kotor tersebut melewati

sebuah saluran filterisasi. Air yang sudah di filter secara otomatis akan mengalir ke

kolam, yang nantinya air tersebut bisa di manfaatkan untuk penyiraman tanaman dan

menanggulangi bahaya kebakaran.

Sedangkan sisa penggunaan air laut pada kolam penangkaran penyu hijau dan

kolam penanaman rumput laut menerapkan sistem grazing penyu hijau dimana air

sisa kolam penangkaran di manfaatkan untuk kolam penanaman rumput laut.

Kemudian sisa air dari kolam rumput laut dapat di manfaatkan untuk sumber air

tawar dengan menggunakan filter reverse osmosis yang digunakan sebagai cadangan

air untuk kebutuhan pengguna bangunan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

257 | P a g e

Gambar 6.56 Utilitas Air Kotor(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

6.5.4 Utilitas Listrik

Sumber energi listrik pada Pusat Konservasi Penyu Hijau di Pulau Derawan

memanfaatkan energi listrik dari PLN dengan pembangkit listrik tenaga surya yang

ada di Pulau Derawan.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

258 | P a g e

Gambar 6.57 Utilitas Listrik(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

6.5.5 Utilitas Pengolahan Sampah

Pengolahan sampah pada perancangan menerapkan proses respirasi pada

penyu hijau yang mengikat oksigen dengan lobus kemudian mengeluarkannya

melalui 1 jalur laring dengan cara membuat tempat sampah di setiap titik tertentu

yang kemudian dikeluarkan melalui jalur dermaga untuk kemudian dibuang ke

tempat pembuangan sampah akhir di pulau yang lebih besar.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

259 | P a g e

Gambar 6.58 Pengolahan Sampah(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

6.5.6 Utilitas Penanggulangan Kebakaran

Sistem untuk menanggulangi bahaya kebakaran yaitu setiap bangunan

diberikan mesin pompa air. Kemudian apabila terjadi kebakaran disalah satu

bangunan, mesin pompa air tersebut secara otomatis akan menyerap air yang berada

pada kolam, lalu air langsung dikeluarkan untuk meredamkan api. Sistem ini

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

260 | P a g e

termasuk langkah awal untuk menanggulangi kebakaran dan agar api tidak merambat

kebangunan yang lain.

Gambar 6.59 Penanggulangan Kebakaran(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)

6.5.7 Utilitas Jalur Evakuasi

Jalur evakuasi dibuat untuk penanganan bencana seperti kebakaran untuk

membantu dan mempercepat proses evakuasi pengunjung menuju tempat yang aman.

PUSAT KONSERVASI PENYU HIJAU DI PULAU DERAWAN, KALIMANTAN TIMURTEMA: BIOMIMETIC ARCHITECTURE

HICMA EDWIN ROSADI-09660006

261 | P a g e

Gambar 6.60 Jalur Evakuasi(Sumber: Hasil Rancangan, 2014)