3
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Tanatologi berasal dari dua buah kata, yaitu “thanatos” yang berarti mati dan “logos” yang berarti ilmu. Tanatologi adalah bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kematian yaitu definisi atau batasan mati, perubahan yang terjadi pada tubuh setelah terjadi kematian dan faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. 2. Manfaat tanatologi yakni : untuk menetapkan hidup atau matinya korban, memperkirakan saat kematian korban, untuk Perkiraan Sebab Kematian (Cause of Death), untuk Perkiraan Cara Kematian (Manner of Death) . 3. Terdapat lima jenis kematian dalam tanatologi, yaitu mati somatis, mati seluler, mati suri, mati serebral dan mati otak. 4. Ada beberapa tanda tidak pasti kematian yakni : berhentinya istem pernafasan, berhentinya sirkulasi darah, kepucatan pada kulit, perubahan pada mata. 40

BAB V.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB V.doc

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Tanatologi berasal dari dua buah kata, yaitu “thanatos” yang berarti

mati dan “logos” yang berarti ilmu. Tanatologi adalah bagian dari Ilmu

Kedokteran Forensik yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan

kematian yaitu definisi atau batasan mati, perubahan yang terjadi pada

tubuh setelah terjadi kematian dan faktor – faktor yang mempengaruhi

perubahan tersebut.

2. Manfaat tanatologi yakni : untuk menetapkan hidup atau matinya

korban, memperkirakan saat kematian korban, untuk Perkiraan Sebab

Kematian (Cause of Death), untuk Perkiraan Cara Kematian (Manner of

Death) .

3. Terdapat lima jenis kematian dalam tanatologi, yaitu mati somatis, mati

seluler, mati suri, mati serebral dan mati otak.

4. Ada beberapa tanda tidak pasti kematian yakni : berhentinya istem

pernafasan, berhentinya sirkulasi darah, kepucatan pada kulit,

perubahan pada mata.

5. Terdapat 5 tanda pasti kematian yakni : lebam mayat, kaku mayat,

pembusukan, penurunan suhu mayat, adiposera, dan mumifikasi

6. Perkiraan saat kematian dapat dinilai dari perubahan pada mata,

perubahan dalam lambung, perubahan rambut, perumbuhan kuku,

perubahan dalam cairan serebospinal, perubahan dalam cairan vitreus,

reaksi supravital.

5.2 Saran

Bagi proses pembelajaran di stase forensik, referat ini agar dapat menjadi

bahan bacaan guna menambah wawasan ilmu bagi dokter muda dalam

menjalani kepaniteraan klinik dan bagi staf dalam menjalankan tugas.

40

Page 2: BAB V.doc

41

DAFTAR PUSTAKA

1. Idries,AM. 1997. Pedoman ilmu kedokteran forensik. Jakarta : Binarupa

Aksara

2. Wujoso, Hari.2009. Thanatologi. Surakarta : UPT Penerbitan dan

Pencetakan UNS

3. Hueske E. Firearms and Tool Mark The Forensic Laboratory Handbooks,

Practice and Resource. 2006.

4. Abdussalam. Forensik. Jakarta: Restu Agung, 2006; p. 41-43. 5. Rao NG. Textbook of Forensic Medicine and Toxicology. India: Jaypee

Brothers Medical Publishers; 2000. p.115-7,123

6. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S dkk. 1997. Ilmu Kedokteran

Forensik. Edisi 2. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia

7. Faculty Thanatology (online).2014 (diakses 06 oktober 2014) diunduh dari

: URL : http://www.google .Thanatology+pdf

8. Sampurna B. Peran Ilmu Forensik dalam kasus-kasus Asuransi. 2008.

Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences. 2008; 1 (1):17-20

9. Staf Kedokteran forensik FK UI. 1996. Teknik autopsi forensik. cetakan

ke 3. Jakarta: Bagian kedokteran forensik fakultas kedokteran UI.

10. 10.Dix Jay. 2000. Color atlas of forensic pathology. CRC Press LLC.

Florida