89
BAB V PERENCANAAN Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084 108 BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI 5.1. Tinjauan Umum Perencanaan irigasi tambak didasarkan atas kelayakan teknis di lokasi perencanaan. Selanjutnya perencanaan diarahkan pada efisiensi dan kemudahan operasional tambak sehingga dapat memberikan tingkat keuntungan yang maksimal. Selain itu hal-hal teknis yang menyangkut tentang aliran air yang masuk dan keluar tambak harus diperhatikan agar sirkulasi air bisa berjalan dengan baik dan kualitas air dalam tambak bisa terjaga. 5.2. Lay – Out Jaringan Saluran Sebelum dilakukan perhitungan secara detail, terlebih dahulu dibuat lay-out jaringan salurannya. Pembuatan lay-out jaringan saluran ini harus disesuaikan dengan kondisi topografi, tata guna lahan, kondisi bangunan existing, kondisi tanah dan lain-lain. Pertimbangan teknis yang harus diperhitungkan dalam lay-out saluran pada tata saluran untuk irigasi tambak adalah bahwa volume air yang masuk ke dalam saluran sekunder harus dapat mengairi/memenuhi kebutuhan air dalam tambak selama masa pasang air laut. Saluran air pada tambak yang lazim di Indonesia dan yang sudah lama dibangun mempunyai fungsi ganda yaitu untuk mengisi air pada waktu air laut pasang dan membuang air pada waktu surut. Dengan makin majunya teknologi budidaya, saluran pemasukan dan pengeluaran kemudian dibuat terpisah untuk menghindari pencampuran air buangan (air yang sudah busuk) dengan air segar ke dalam tambak. Pembuatan saluran pemasukan dan pengeluaran yang dibuat terpisah menjadi penting karena tambak yang dilakukan secara intensif maupun semi intensif biasanya padat penebaran benihnya tinggi dan diikuti dengan pemberian pakan tambahan untuk menunjang pertumbuhan ikan atau udang yang dipelihara. Konsekuensi dari padat penebaran benih yang tinggi dan pemakaian pakan tambahan adalah air tambak cepat menjadi kotor karena sisa pakan dan kotoran

BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/33906/8/1839_CHAPTER_V.pdf · dibangun mempunyai fungsi ganda yaitu untuk mengisi air pada ... pada areal pertambakan

Embed Size (px)

Citation preview

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

108

BAB V

PERENCANAAN KONSTRUKSI

5.1. Tinjauan Umum

Perencanaan irigasi tambak didasarkan atas kelayakan teknis di lokasi

perencanaan. Selanjutnya perencanaan diarahkan pada efisiensi dan kemudahan

operasional tambak sehingga dapat memberikan tingkat keuntungan yang

maksimal. Selain itu hal-hal teknis yang menyangkut tentang aliran air yang

masuk dan keluar tambak harus diperhatikan agar sirkulasi air bisa berjalan

dengan baik dan kualitas air dalam tambak bisa terjaga.

5.2. Lay – Out Jaringan Saluran

Sebelum dilakukan perhitungan secara detail, terlebih dahulu dibuat lay-out

jaringan salurannya. Pembuatan lay-out jaringan saluran ini harus disesuaikan

dengan kondisi topografi, tata guna lahan, kondisi bangunan existing, kondisi

tanah dan lain-lain. Pertimbangan teknis yang harus diperhitungkan dalam lay-out

saluran pada tata saluran untuk irigasi tambak adalah bahwa volume air yang

masuk ke dalam saluran sekunder harus dapat mengairi/memenuhi kebutuhan air

dalam tambak selama masa pasang air laut.

Saluran air pada tambak yang lazim di Indonesia dan yang sudah lama

dibangun mempunyai fungsi ganda yaitu untuk mengisi air pada waktu air laut

pasang dan membuang air pada waktu surut. Dengan makin majunya teknologi

budidaya, saluran pemasukan dan pengeluaran kemudian dibuat terpisah untuk

menghindari pencampuran air buangan (air yang sudah busuk) dengan air segar ke

dalam tambak.

Pembuatan saluran pemasukan dan pengeluaran yang dibuat terpisah

menjadi penting karena tambak yang dilakukan secara intensif maupun semi

intensif biasanya padat penebaran benihnya tinggi dan diikuti dengan pemberian

pakan tambahan untuk menunjang pertumbuhan ikan atau udang yang dipelihara.

Konsekuensi dari padat penebaran benih yang tinggi dan pemakaian pakan

tambahan adalah air tambak cepat menjadi kotor karena sisa pakan dan kotoran

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

109

ikan dan udang yang dipelihara. Oleh karena itu, tambak yang diusahakan secara

intensif harus sering diganti airnya.

Pada perencanaan irigasi tambak di Sungai Tenggang ini, direncanakan

menggunakan saluran pasok dan saluran pematusan terpisah. Tambak yang akan

direncanakan ini terletak di Kelurahan Terboyo Kulon dan Terboyo Wetan dan

teletak berdekatan dengan Sungai Tenggang dan Sungai Sringin sehingga

memungkinkan untuk dibuat saluran pasok dan pematusan yang terpisah.

Dengan menggunakan pertimbangan bahwa muara sungai yang mempunyai

kualitas air yang lebih baik digunakan sebagai saluran utama bagi saluran pasok

dan muara sungai yang mempunyai kualitas air yang kurang baik digunakan

sebagai saluran utama bagi saluran pematusan. Karena keterbatasan data kualitas

air yang ada, maka diasumsikan bahwa di muara Sungai Tenggang, kualitas

airnya lebih baik daripada muara Sungai Sringin. Untuk itu, saluran utama saluran

pasok adalah Sungai Tenggang dan saluran utama saluran pematusan adalah

Sungai Sringin.

Untuk batasan tambak yang akan direncanakan adalah kelompok tambak

yang ada di kanan dan kiri Sungai Tenggang dengan batas-batas sbb :

Utara : Pantai/pesisir Laut Jawa

Timur : Sungai Sringin

Selatan : Jalan Arteri Utara

Barat : Sungai Banjir Kanal Barat

Untuk lay-out jaringan irigasi tambak dan skema jaringan irigasi

ditampilkan dalam Lampiran.

5.3. Rencana Tambak

5.3.1. Petak Tambak

Dalam perencanaan tata letak unit tambak, beberapa hal pokok yang menjadi

perhitungan adalah jaminan irigasi, kemudahan operasional dan optimalisasi

pemanfaatan lahan. Untuk menghemat jumlah saluran tersier yang ada, maka

dilakukan pengelompokan-pengelompokan tambak sehingga nantinya tiap-tiap

kelompok tambak menggunakan satu saluran tersier. Luasan tambak setelah

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

110

dikelompokkan berkisar antara 2 – 17 ha. Pengelompokan tambak yang dipasok

oleh masing-masing saluran sekunder dapat dilihat pada Tabel 5.1

Tabel 5.1. Pengelompokan Tambak pada masing-masing saluran NAMA

SALURAN RUAS

NAMA

TAMBAK

LUAS AREAL

(HA)

RK I 1 2

3

K.I.1.Ki K.I.1.Ka

K.I.2.Ki

K.I.2.Ka

K.I.3.Ka

2.5 4.6

9.3

4.7

9.6

RK II 1

2

3

K.II.1.Ki

K.II.1.Ka

K.II.2.Ki

K.II.3.Ka

5.4

2.0

2.2

10.5

RK III 1

2

K.III.1.Ka

K.III.2.Ki

5.0

6.1

RK IV 1

2

3

K.IV.1.Ki K.IV.1.Ka

K.IV.2.Ka

K.IV.3.Ki

K.IV.3.Ka

K.IV.4.Ki

K.IV.4.Ka

10.0 9.7

5.7

12.9

17.1

7.3

6.6

RK V 1

2

K.V.1.Ki

K.V.1.Ka

K.V.2.Ki

10.1

7.5

2.4

RK VI 1

2

3

4

5

6

K.VI.1.Ki K.VI.1.Ka

K.VI.2.Ka

K.VI.3.Ka

K.VI.4.Ki

K.VI.5.Ka

K.VI.6.Ka

K.VI.7.Ki

5.4 9.5

7.8

7.4

7.9

7.9

17.8

6.7

RK VII 1

2

3

4

5

K.VII.1.Ki

K.VII.2.Ka

K.VII.3.Ka

K.VII.4.Ka

K.VII.5.Ki

7.9

4.6

6.8

6.8

2.8

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

111

5.3.2. Saluran Pasok dan Saluran Buang

Untuk menghubungkan antara tambak dan sumber air baik dari laut maupun

sungai diperlukan saluran-saluran yang menuju tambak maupun keluar tambak.

Saluran yang digunakan terdiri dari saluran primer, saluran sekunder dan saluran

tersier. Untuk tugas akhir ini, perencanaan hanya sebatas pada saluran primer dan

sekunder saja.

Sebagai saluran primer sebagai sumber utama saluran pasok irigasi tambak,

digunakan aliran Sungai Tenggang dan sebagai saluran pembuangan air drainase

dari petak tambak digunakan Sungai Sringin. Air dari saluran primer dialirkan ke

saluran-saluran sekunder meggunakan pengaruh pasang air laut melalui bangunan

inlet sedangkan buangan air (pergantian air ) dari petak tambak dialirkan secara

gravitasi masuk ke saluran pematusan melalui bangunan outlet dan akhirnya

masuk ke Sungai Sringin.

5.3.2.1 Saluran Pasok

Saluran pasok berfungsi untuk memberikan air pasok ke tambak. Saluran

pasok yang direncanakan hanya pada saluran sekunder saja karena saluran pasok

primer yang digunakan adalah saluran Sungai Tenggang sesuai dimensi yang ada.

Dasar saluran pasok sekunder dibuat dengan kemiringan 0,0002 miring kearah

hilir saluran..

Dari perhitungan data pasang surut di Bab IV, telah diketahui bahwa elevasi

dasar saluran terletak yaitu ketinggian +0 cm pada hulu saluran yaitu Sungai

Tenggang dan elevasi pelataran tambak yaitu +60 cm. Kemiringan tanggul adalah

1:1 dan elevasi puncak tanggul di saluran pasok sekunder +3,00 m.

Lebar dasar saluran sekunder untuk saluran pasok menggunakan ketentuan

dari Balai Sumber Daya Air Payau Jepara tahun 1984. Tabel hubungan antara

lebar saluran utama, perbedaan pasang surut dan luas areal pertambakan diberikan

pada Tabel 5.2

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

112

Tabel 5.2. Hubungan Antara Lebar Saluran Utama, Perbedaan Pasang

Surut dan luas Areal Pertambakan Perbedaan Pasang Surut

(m)

Luas Areal

(Ha)

Lebar Saluran Utama

(m)

Kurang dari 1,5

Kurang dari 1,5

Lebih dari 1,5

Lebih dari 1,5

20 atau kurang

Lebih dari 20

20 atau kurang

Lebih dari 20

5

6

7

8

(sumber : Balai Budi Daya Air Payau, Jepara, 1984)

Dari ketentuan tersebut diatas, dengan perbedaaan pasang surut di lokasi

study adalah kurang dari 1,5 m, maka lebar dasar saluran sekunder / saluran pasok

dapat ditentukan sbb:

Tabel 5.3. Lebar Saluran Masing-Masing Saluran Sekunder Saluran Luas Areal Total ( 2m ) Lebar Saluran (m)

RK I

RK II

RK III

RK IV

RK V

RK VI

RK VII

30.7

20.1

11.1

69.3

20.0

70.4

28.9

6

6

5

6

5

6

6

5.3.2.2 Saluran Buang

Saluran buang adalah saluran yang berfungsi untuk melewatkan air buangan

dari tambak yang berasal dari pergantian air harian maupun akibat luapan air

hujan. Dalam analisis perhitungan drainase pada areal pertambakan digunakan

sistem gravitasi. Hal tersebut dapat dilakukan mengingat elevasi tambak cukup

tinggi dibandingkan elevasi dasar saluran drainase. Dasar saluran buang dibuat

dengan kemiringan 0,0002 miring kearah hilir saluran..

Untuk dimensi, elevasi dasar saluran, kemiringan tebing dan lebar saluran

pada saluran drainase, dibuat sama dengan saluran pasok dengan pertimbangan

kemudahan pelaksanaan di lapangan.

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

113

5.3.3. Pematang

Pematang adalah bagian konstruksi dari tambak yang fungsi utamanya

adalah menahan air. Pematang tambak harus mampu menahan tekanan air dari

dalam maupun luar petakan tambak. Untuk menghindari banjir yang disebabkan

oleh meluapnya air dari saluran, pematang harus dibuat lebih tinggi dari

permukaan air pasang tertinggi. Secara garis besar, pematang dapat dibagi

menjadi 2 jenis yaitu pematang utama dan pematang antara.

5.3.3.1 Pematang Utama

Pematang utama adalah pematang yang memisahkan antara tambak dengan

saluran utama atau memisahkan antara tambak dengan laut lepas. Karena

merupakan garis pertahanan terdepan, maka konstruksinya harus benar-benar kuat

agar dapat berfungsi sebagai benteng yang sanggup menahan badai pasang yang

mungkin terjadi. Fungsi lainnya adalah sebagai batas kepemilikan lahan atau hak

guna usaha suatu unit pertambakan. Untuk pematang dengan tanah yang cukup

kuat dibuat dengan lebar 2,0 m – 2,5 m. Adapaun perbandingan tinggi dan lebar

talud sisi luar adalah 1 : 1,5 dan sisi dalam 1 : 1.

5.3.3.2 Pematang Antara

Pematang antara adalah pematang yang memisahkan antara tambak satu

dengan yang lainnya dan fungsi utamanya adalah menjaga agar air yang mengalir

melalui saluran utama terutama saat pasang tertinggi tidak limpas ke pematang

atau masuk ke dalam petakan tambak. . Karena fungsinya hanya sebagai pembagi

tambak diantara pematang utama, maka ketinggiannya berada di bawah pematang

utama dan ukurannya lebih kecil dari pematang utama. Untuk pematang antara

dengan kondisi tanah cukup keras, dibuat dengan lebar 0,5 m – 1,5 m dengan

perbandingan lebar dan tinggi talud adalah 1 : 1.

Dari perhitungan data pasang surut di Bab IV telah diketahui bahwa

ketinggian tanggul utama adalah 300 cm = 3,0 m dan ketinggian tanggul antara

adalah 270 cm = 2,70 m.

Potongan melintang dari gambar saluran sekunder dan petak tambak

ditampilkan pada gambar 5.1

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

114

Gambar 5.1. Potongan Melintang dan Petakan Tambak

5.3.4. Bangunan Pemasok dan Pembuang

Bangunan pemasok merupakan pintu pemasukan air dari saluran pasok ke

kolam tambak. Sedangkan bangunan pembuang merupakan pintu pengeluaran air

dari kolam tambak ke saluran buang. Dimensi dari bangunan pemasok dan

pembuang berbeda-beda, tergantung dari luas dari masing-masing tambak.

Direncanakan, kedalaman air minimum dalam tambak adalah 25 cm. Jadi

elevasi dasar pintu saluran pemasok dan pembuang adalah :

= elevasi dasar tambak + kedalaman air

= 60 + 25 = +85 cm

Pada bangunan pemasok tambak, terdapat satu jenis pintu yaitu pintu air

sekunder (tokoan) yang berfungsi mengalirkan air ke dalam unit tambak.

Sedangkan pada bangunan pembuang terdiri dari 2 jenis pintu yaitu pintu Skot

Balok dan pintu air sekunder (tokoan). Pintu skot balok pada bangunan pembuang

berfungsi bila tambak akan dikeringkan / dikuras. Dengan adanya pintu sekunder

dan pintu skot balok, diharapkan pengaturan air yang masuk ke dalam tambak

akan lebih mudah.

Elevasi dasar pintu dan saluran pembuang adalah sama dengan bangunan

inlet yaitu + 85 cm. Sedangkan elevasi dasar pintu skot balok adalah sama dengan

elevasi dasar tambak yaitu +60 cm.

5.3.5. Perencanaan Pintu Air

Untuk menunjang fungsi saluran yang optimal, maka diperlukan bangunan

pengendali air berupa pintu-pintu air. Pintu-pintu air dibangun di ujung-ujung

saluran sekunder. Pintu air tersebut berupa pintu klep. Prinsip kerjanya adalah bila

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

115

ketinggian air di hulu pintu lebih tinggi dari ketinggian air di hilir pintu maka

pintu akan membuka, sedangkan pintu akan membuka pada kondisi sebaliknya.

Pintu air tersebut berfungsi antara lain untuk :

• Menahan air di dalam unit untuk menjamin elevasi muka air di saluran pada

ketinggian tertentu

• Memasukkan air pada saat pasang untuk keperluan irigasi tambak

• Membantu proses sirkulasi air di saluran

• menahan air pasang tinggi pada saat sungai banjir, sehingga lahan petani

terlindungi dari banjir.

Untuk perhitungan detail pintu dan pengoperasian pintu klep, akan dibahas

pada BAB selanjutnya.

5.4. Perencanaan jaringan irigasi Untuk merencanakan jaringan irigasi tambak, maka beberapa hal pokok

yang perlu dipertimbangkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan

dipertimbangkan berguna agar suatu jaringan irigasi mampu berfungsi baik dan

berdaya guna secara efisien. Beberapa hal itu antara lain sbb :

• Pengelolaan air tambak serta pengeringan tambak pada saat persiapan

dapat dilakukan dengan mudah melalui perencanaan jaringan irigasi yang

baik. Selain itu juga memperhitungkan posisi dasar tambak terhadap

keadaan pasang surut.

• Pemanfaatan potensi pasang seefektif mungkin untuk menghemat biaya

pemakaian bahan bakar pompa.

• Penerapan tingkat teknologi budidaya disesuaikan dengan daya dukung

lahan dan tingkat ketrampilan petani.

• Sedapat mungkin memanfaatkan sungai-sungai dan saluran yang ada.

• Jalan produksi memanfaatkan tanggul saluran primer yang berada di kanan

dan kiri sepanjang saluran primer.

Perancangan sistem tata saluran umumnya didasarkan pada prinsip bahwa

sarana jaringan tata saluran yang direncanakan harus dapat melayani kebutuhan

pemberian air dan pembuangan air yang berlebih. Untuk keperluan analisis debit

rancangan pada sistem tata saluran pasok irigasi tambak diperlukan hasil

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

116

perhitungan debit andalan sebagai beban air akibat pengaruh hujan, debit sungai

dan data pasang surut dari muara saluran primer untuk mengetahui pengaruhnya

terhadap debit yang akan masuk ke dalam saluran sekunder. Sedangkan untuk

keperluan analisis debit pada saluran pembuang, diperlukan data volume air

dalam tambak yang harus didrain dan data pasang surut pada muara saluran

pembuang.

Untuk perencanaan aliran air untuk mengetahui besarnya volume air yang

akan masuk ke dalam tambak, kecepatan aliran dalam saluran dan ketinggian air

di dalam saluran maka digunakan program HEC-RAS (Hidrologic Engineering

Center–River Analysis System). Hitungan dimaksudkan untuk mendapatkan

parameter hidraulik desain saluran sehingga bisa melakukan pemodelan sebagai

upaya penanganan masalah yang terjadi. Analisa hidrolika yang digunakan ini

menggunakan perhitungan profil muka air unsteady.

Simulasi aliran unsteady dalam perhitungan HEC-RAS mampu menghitung

aliran tak tetap 1D melalui suatu jaringan saluran terbuka.. Aliran unsteady

dikembangkan terutama untuk perhitungan keadaan aliran sub-kritis. Dengan

HEC-RAS versi 3.1.1, model tersebut dapat menampilkan bermacam-macam

hitungan dari berbagai keadaan aliran (sub-kritis, super-kritis, serta loncatan

hidrolis) pada perhitungan aliran tak tetap.

5.4.1. Perencanaan Jaringan Saluran Sekunder / Saluran Pasok

Untuk merencanakan jaringan irigasi di saluran , maka terlebih dahulu harus

diperkirakan luas daerah layanan yang harus dipenuhi oleh saluran primer,

sekunder maupun tersier. Yang dimaksud daerah layanan adalah luas lahan yang

harus dilayani oleh masing-masing saluran baik saluran tersier, sekunder maupun

primer.

Dilihat dari jaringan yang direncanakan, luas daerah layanan saluran primer

merupakan kumulatif dari luas daerah layanan saluran sekunder dan luas daerah

layanan saluran sekunder merupakan kumulatif dari luas daerah layanan saluran

tersier pada ruas tersebut. Sesuai dengan gambar lay-out pada, maka daerah

layanan untuk masing-masing saluran sekunder dapat dilihat pada Tabel 5.4. dan

daerah layanan untuk saluran primer dapat dilihat pada Tabel 5.5

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

117

Tabel 5.4. Luas daerah layanan untuk ruas saluran pada saluran Sekunder

NAMA

SALURAN RUAS

LUAS AREAL

(HA)

LUAS AREAL

KUMULATIF

(HA)

RK I 1

2

3

2.5

4.6

9.3

4.7

9.6

2.5

7.1

16.4

21.1

30.7

RK.II 1

2

3

5.4

2.0

2.2

10.5

5.4

7.4

9.6

20.1

RK III 1

2

5.0

6.1

5.0

11.1

RK IV 1

2

3

10.0

9.7

5.7

12.9

17.1

7.3

6.6

10.0

19.7

25.4

38.3

55.4

62.7

69.3

RK V 1

2

10.1

7.5

2.4

10.1

17.6

20

RK VI 1

2

3

4

5

6

5.4

9.5

7.8

7.4

7.9

7.9

17.8

6.7

5.4

14.9

22.7

30.1

38

45.9

63.7

70.4

RK VII 1

2

3

4

5

7.9

4.6

6.8

6.8

2.8

7.9

12.5

19.3

26.1

28.9

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

118

Tabel 5.5. Luas daerah layanan untuk ruas saluran pada saluran Primer

NAMA

SALURAN RUAS

LUAS AREAL

(HA)

LUAS AREAL

KUMULATIF

(HA)

RT

1

2

3

4

5

6

7

30.7

20.1

11.1

69.3

20

70.4

28.9

30.7

50.8

61.9

131.2

151.2

221.6

250.5

Untuk memperkirakan besarnya debit dan volume air yang akan masuk ke

dalam tambak, harus ditentukan terlebih dahulu berapa persen pergantian air yang

diperlukan per hari untuk seluruh tambak pada waktu air pasang. Untuk tambak

yang sudah berisi air atau yang perlu ganti air sebagian, maka harus menunggu

beberapa saat sampai air dalam saluran lebih tinggi dari air tambak. Untuk

perencanaan waktu pasang guna pergantian air, direncanakan menggunakan data

air pasang terendah (APR) seperti perhitungan pada BAB IV.

Dalam perkiraan, debit air masuk yang digunakan untuk menentukan

kapasitas saluran tidak didasarkan pada volume air tambak seluruhnya melainkan

pada volume air yang harus diganti per hari untuk seluruh tambak. Tidak seluruh

tambak harus diganti airnya tiap hari, tergantung dari metode budidayanya. Untuk

itu, perlu diperkirakan berapa persen dari seluruh tambak yang harus diganti

airnya tiap hari dan berapa persen air yang harus diganti per tambak pada tiap

pergantian air.

Dari perhitungan kebutuhan air tambak, telah direncanakan air yang akan

diganti sebesar 10 % dari volume keseluruhan tambak. Volume air yang

dibutuhkan oleh tambak sebesar 10 % dari volume tambak adalah 1800 3m /ha.

Kebutuhan air ini harus dipenuhi lewat saluran sekunder per hari saat pasang

datang. Untuk menghitung kebutuhan air yang harus dilewatkan ke dalam saluran

sekunder dihitung dengan mengalikan antara kebutuhan air per Ha dengan luas

daerah layanan. Untuk perhitungan kebutuhan air tambak yang dilewatkan dalam

saluran sekunder ditampilkan pada Tabel 5.6

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

119

Tabel 5.6. Kebutuhan Air Tambak Di Saluran

NAMA SALURAN LUAS AREAL

(HA)

KEBUTUHAN AIR

( 3M )

RK I

RK II

RK III

RK IV

RK V

RK VI

RK VII

30.7

20.1

11.1

69.3

20

70.4

28.9

55260

36180

19980

124740

36000

126720

52020

5.4.2. Perencanaan Jaringan Saluran Drainase / Saluran Buang

Selanjutnya, untuk keperluan drainase, maka diperhitungkan besarnya air

yang harus didrain selama pasang paling tinggi. Pasang paling tinggi terjadi pada

tanggal 29 November 2002 yaitu pada ketinggian 240 cm.

Karena direncanakan pergantian air dalam tambak adalah 10 % dari volume

keseluruhan tambak, maka rencana air yang akan keluar dari tambak dapat

dihitung dengan rumusan sbb:

10 % * (240 – 60)*luas tambak = 18 cm * luas tambak

Dimana :

240 cm = ketinggian air maksimum dalam tambak rencana

60 cm = elevasi dasar tambak

18 cm = tinggi air yang diganti

Kedalaman air yang harus dilewatkan adalah 18 cm = 180 mm. Karena

digunakan sebagai saluran buang maka data yang dipakai adalah data air surut.

Lamanya surut yang terjadi pada tanggal 29 November 2002 adalah 16 jam. Air

yang dikeluarkan per detik per luasan tambak dapat dihitung dengan rumusan sbb:

180 270 31, 2516

mm mmjam hari

= = l / det / ha

Dari besarnya kebutuhan air diatas, dikalikan dengan luasan dari masing-

masing tambak dapat diketahui besarnya debit rencana yang lewat dalam saluran

outlet. Besarnya debit yang keluar dari dalam tambak pada masing-masing

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

120

tambak dapat dilihat pada Tabel 5.7 dan debit yang masuk ke dalam saluran

drainase per saluran ditampilkan pada Tabel 5.8

Tabel 5.7. Debit yang keluar dari masing-masing tambak

NAMA TAMBAK LUAS AREAL

(HA)

DEBIT

( 3 / detm )

K.I.1.Ki K.I.1.Ka

K.I.2.Ki

K.I.2.Ka

K.I.3.Ka

2.5 4.6

9.3

4.7

9.6

0.0781 0.1438

0.2906

0.1468

0.3000

K.II.1.Ki K.II.1.Ka

K.II.2.Ki

K.II.2.Ka

5.4 2.0

2.2

10.5

0.1688 0.0625

0.0687

0.3281

K.III.1.Ka

K.III.2.Ki

5.0

6.1

0.1563

0.1906

K.IV.1.Ki

K.IV.1.Ka

K.IV.2.Ka

K.IV.3.Ki

K.IV.3.Ka

K.IV.4.Ki

K.IV.4.Ka

10.0

9.7

5.7

12.9

17.1

7.3

6.6

0.3125

0.3031

0.1781

0.4031

0.5343

0.2281

0.2063

K.V.1.Ki

K.V.1.Ka

K.V.2.Ki

10.1

7.5

2.4

0.3156

0.2343

0.0750

K.VI.1.Ki K.VI.1.Ka

K.VI.2.Ka

K.VI.3.Ka

K.VI.4.Ki

K.VI.5.Ka

K.VI.6.Ka

K.VI.7.Ki

5.4 9.5

7.8

7.4

7.9

7.9

17.8

6.7

0.1687 0.2968

0.2438

0.2312

0.2468

0.2468

0.5563

0.2094

K.VII.1.Ki K.VII.2.Ka

K.VII.3.Ka

K.VII.4.Ka

K.VII.5.Ki

7.9 4.6

6.8

6.8

2.8

0.2468 0.1438

0.2125

0.2125

0.0875

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

121

Tabel 5.8. Debit total yang masuk ke dalam saluran drainase

NAMA SALURAN NAMA TAMBAK DEBIT

3( / det)m

DEBIT KUM 3( / det)m

Drainase 1 Tenggang K.I.1.Ki

K.I.2.Ki

0.0781

0.2906

0.0781

0.3687

Drainase 2 Tenggang K.II.1.Ka

K.II.2.Ka

0.0625

0.3281

0.0625

0.3906

Drainase 3 Tenggang K.II.1.Ki

K.II.2.Ki

K.III.1.Ka

0.1688

0.0687

0.1563

0.1688

0.2375

0.3938

Drainase 4 Tenggang K.III.2.Ki

K.V.2.Ki

0.1906

0.0750

0.1906

0.2656

Drainase 5 Tenggang K.V.1.Ki

0.3156 0.3156

Drainase 1 Sringin K.I.1.Ka

K.I.2.Ka

K.I.3.Ka

K.IV.1.Ki

K.IV.3.Ki

K.IV.4.Ki

0.1438

0.1468

0.3000

0.1687

0.4031

0.2281

0.1438

0.2906

0.5906

0.7593

1.1624

1.3905

Drainase 2 Sringin K.IV.1.Ka

K.IV.2.Ka

K.IV.3.Ka

K.IV.4.Ka

K.VI.1.Ki

K.VI.4.Ki

K.VI.7.Ki

0.3031

0.1781

0.5343

0.2063

0.1687

0.2468

0.2094

0.3031

0.4812

1.0155

1.2218

1.3905

1.6373

1.8467

Drainase 3 Sringin K.VI.5.Ka

K.VI.6.Ka

0.2468

0.5563

0.2468

0.8031

Drainase 4 Sringin K.VI.1.Ka

K.VI.2.Ka

K.VI.3.Ka

K.VII.1.Ki

K.VII.5.Ki

0.2968

0.2438

0.2312

0.2468

0.0875

0.2968

0.5406

0.7718

1.0186

1.1061

Drainase 5 Sringin K.VII.2.Ka

K.VII.3.Ka

K.VII.4.Ka

0.1438

0.2125

0.2125

0.1438

0.3563

0.5688

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

122

5.5. Perencanaan Saluran menggunakan Program HEC-RAS Untuk merencanakan suatu saluran dengan menggunakan program HEC-

RAS, diperlukan suatu tahapan-tahapan yang harus dilalui dari awal sampai akhir.

Agar hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan dan dapat dipertanggung

jawabkan, maka perencanaan sebisa mungkin harus sesuai dengan data yang ada

dan yang telah ada di lapangan. Data tersebut kemudian akan diproses oleh

program HEC-RAS dan hasilnya dapat digunakan untuk perencanaan selanjutnya.

Perencanaan saluran menggunakan program HEC-RAS melalui tahap-tahap sbb :

5.5.1. Persiapan Analisis

Pada saat persiapan simulasi, dilakukan pengumpulan data yang akan

digunakan pada proses simulasi, baik berupa data pasang surut di muara sungai

maupun data debit aliran yang melewati sungai. Saluran yang ada terdiri dari 2

macam yaitu saluran pasok dan saluran drainase.

Pada perencanaan jaringan saluran pasok, terdapat 1 saluran Primer, 7

Saluran Sekunder dan 34 saluran tersier. Sedangkan untuk saluran drainase, terdiri

dari 2 saluran primer, 8 saluran sekunder dan 34 saluran tersier. Untuk

perencanaan nantinya, saluran yang direncanakan sebatas hanya pada saluran

primer dan saluran sekunder saja.

Sumber data yang akan digunakan adalah :

1. Data geometri saluran

Data geometri yang digunakan adalah penampang melintang tiap stasiun,

jarak antar stasiun, elevasi saluran, serta angka kekasaran Manning pada masing-

masing stasiun.

Data geometri penampang melintang tiap stasiun, jarak antar stasiun pada

saluran primer ini didapatkan dari Proyek Normalisasi Sungai Tenggang tahun

2006. Data geometri yang diperoleh dari Proyek Normalisasi Sungai Tenggang

tahun 2006 dihitung/direncanakan berdasarkan ketinggian muka air laut rata-rata

(Mean Sea Level / MSL).

Untuk perhitungan berikutnya, data geometri saluran disesuaikan dengan

Mean Sea Level / MSL yang telah dihitung pada BAB IV. Data geometri

penampang melintang tiap stasiun, jarak antar stasiun, elevasi dasar saluran pada

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

123

saluran sekunder telah diperhitungkan pada BAB sebelumnya dan disesuaikan

dengan kondisi daerah perencanaan.

2. Data debit andalan

Data debit andalan yang digunakan adalah dengan menggunakan

perhitungan debit andalan menggunakan metode FJ Mock. Data debit andalan ini

dihitung berdasarkan curah hujan di lokasi studi dan data klimatologi selama 5

tahun dari tahun 2001 - 2005. Data curah hujan dan data klimatologi didapatkan

dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG Semarang). Data debit andalan yang

digunakan telah diperhitungkan pada BAB IV.

3. Data pasang surut air laut

Pasang surut menyebabkan perubahan elevasi muka air laut sebagai fungsi

waktu. Data pasang surut ini digunakan sebagai stage untuk kondisi hilir/muara

sungai dalam program HEC-RAS. Data pasang surut yang digunakan sebagai data

stage adalah data Air Pasang Tertinggi (APR) min.

Untuk perhitungan HEC-RAS nantinya, digunakan data pasang surut pada

tanggal 18 Agustus 2003. Keseluruhan data pasang surut yang digunakan dari

tahun 2001 sampai 2005 diperoleh dari PT (PERSERO) PELABUHAN

INDONESIA III TANJUNG MAS Semarang. Data pasang surut dari tahun 2001

sampai tahun 2005 bisa dilihat pada Lampiran.

4. Data debit pergantian Air

Data debit pergantian air adalah data debit yang keluar dari tambak dan

besarnya 10 % dari volume keseluruhan tambak. Data debit pergantian air telah

dihitung pada BAB 5.4.2 diatas. Data debit pergantian air digunakan sebagai data

input pada hulu dari masing-masing saluran drainase. Data ini digunakan apabila

di muara saluran drainase tidak menggunakan pintu klep.

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

124

5.5.2. Proses Skematisasi Jaringan

Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, maka proses selanjutnya

adalah skematisasi jaringan. Pada saat memasukkan data yang digunakan dalam

proses simulasi, perlu adanya ketelitian dan seleksi terhadap data sekunder agar

hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

5.5.2.1 Pemodelan

Pada proses ini dilakukan pemodelan geometri skema jaringan sistem sungai

yang akan dianalisis sesuai dengan keadaan di lapangan. Setelah ditentukan lay-

out jaringan pada BAB 5.2, selanjutnya dilakukan skematisasi dengan

menggambarkan skema jaringan dengan tiga saluran primer dan tujuh saluran

sekunder dan delapan saluran drainase. Skematisasi dilakukan terpisah antara

saluran sekunder dan saluran drainase. Skematisasi jaringan Irigasi pasang surut

di Sungai Tenggang ditunjukkan pada Gambar 5.2. dan Gambar 5.3

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

125

622.5

340.5

23

293.5209

117380

468.5153.55801198

1080

661

356

10620

479320

1254.2

919.8

672.5553.8

323.3 137 54.3

1014

754.7685.7 518.7400

155.554.7

1891

1751

12851203

1048

767

650.5588.5532.5

502

502

97

0

Gambar 5.2. Skematisasi Jaringan Irigasi Tambak Saluran Sekunder di Sungai Tenggang

1

2

2

2

2

2

2

2

3 Data Masukan : 1. Input data pasang surut 2. Input data debit 0 3 / detm 3. Input data debit andalan

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

126

Gambar 5.3. Skematisasi Jaringan Irigasi Tambak Saluran Drainase di Sungai Sringin

1176.5

744.5514 357 100.5

1346.5

1000.5

600.5488.5

316.5184.5

60.50

1183.5

1000.5

780.5

580500.5

300.5200

60.50

324.5

250.5

50.50

12971234

1115

1000.5

754691593470361

245

0

738.5671.5

602.5

300.5226.5

0

325.5

132

0

11431041.5

969.5

686.5590.5

472.5339.5

200.5 102250

669.5500.5

350

60.50

431

278

200.5

50.50

536

302

200.5

100.5

0

546.5

520

1766

1461

971

703

472319

215132

0

11

1

2

2

2

2

1

22

2

2

3

Data Masukan : 1. Input data pasang surut 2. Input data debit pergantian air 3. Input data debit 0 3 / detm

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

127

Setelah proses skematisasi jaringan selesai, maka langkah selanjutnya adalah

dengan melakukan interpretasi data penampang melintang sungai untuk tiap-tiap

stasiun. Dari hasil interpretasi penampang sungai akan didapatkan :

• Koordinat-koordinat tiap stasiun (baik sumbu x maupun sumbu y)

• Jarak antar stasiun

Hasil interpretasi penampang melintang sungai dimasukkan sebagai data

masukan untuk Geometric Data pada program HEC-RAS.

5.5.2.2 Data Aliran Unsteady

Data aliran unsteady dibutuhkan untuk melakukan analisis aliran unsteady.

Data aliran unsteady yang digunakan adalah flow hidrograf di hulu Sungai

Tenggang dan Stage Hidrograf di hilir Sungai Tenggang dan Sungai Sringin.

a. Data Aliran unsteady pada Saluran Sekunder

• Flow Hidrograf

Data masukan flow hidrograf diambil dari analisis debit andalan pada BAB

IV. Debit andalan adalah debit minimum dari sungai untuk keperluan irigasi.

Besarnya debit andalan berbeda tiap bulannya sesuai dengan besarnya curah

hujan tiap bulan pada daerah tersebut. Karena untuk data masukan pada

program HEC-RAS ini berdasarkan data APT minimum yaitu pada tanggal 18

Agustus 2003, maka debit andalan yang digunakan adalah debit pada bulan

Agustus sebesar 0,082 m/det.

• Stage Hidrograf

Data stage hidrograf diambil dari grafik pasang surut APR (Air Pasang

Terendah) minimum. Data pasang surut sebagai data masukan yaitu data pada

tanggal 18 Agustus 2003. Data Stage hidrograf dapat dilihat pada Tabel 5.9.

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

128

Tabel 5.9. Data Stage Hidrograf

Jam Tinggi Air1.00 322.00 353.00 394.00 445.00 526.00 607.00 708.00 769.00 76

10.00 7411.00 7512.00 7613.00 7714.00 7615.00 7516.00 7417.00 7218.00 6819.00 6220.00 5621.00 5022.00 45

18 Agustus 2003

b. Data Aliran unsteady pada Saluran Drainase

• Flow Hidrograf

Data masukan flow hidrograf pada Saluran Drainase adalah data debit

pergantian air dari masing-masing tambak yang masuk ke dalam saluran

drainase. Data debit pergantian air telah dihitung pada BAB 5.4.2 diatas. Data

Flow hidrograf dapat dilihat pada Tabel 5.10.

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

129

Tabel 5.10. Data Flow hidrograf pada Saluran Drainase

No. Nama Saluran Debit (m3/det)

1 Drainase 1 Tenggang 0.3687 2 Drainase 2 Tenggang 0.3906 3 Drainase 3 Tenggang 0.3938 4 Drainase 4 Tenggang 0.2656 5 Drainase 5Tenggang 0.3156 6 Drainase 1 Sringin 1.3905 7 Drainase 2 Sringin 1.8467 8 Drainase 3 Sringin 0.8031 9 Drainase 4 Sringin 1.1061 10 Drainase 5 Sringin 0.5688

• Stage Hidrograf

Data stage hidrograf diambil dari grafik pasang surut APR (Air Pasang

Terendah) minimum. Data pasang surut sebagai data masukan yaitu data pada

tanggal 18 Agustus 2003. Data Stage hidrograf dapat dilihat pada Tabel 5.11.

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

130

Tabel 5.11. Data Stage Hidrograf

Jam Tinggi Air1.00 322.00 353.00 394.00 445.00 526.00 607.00 708.00 769.00 76

10.00 7411.00 7512.00 7613.00 7714.00 7615.00 7516.00 7417.00 7218.00 6819.00 6220.00 5621.00 5022.00 45

18 Agustus 2003

5.5.3. Proses Eksekusi / Running

Setelah pemodelan dianggap sesuai dengan keadaan yang sebenarnya

dilapangan/sesuai dengan perencanaan awal. Maka langkah selanjutnya adalah

dengan melakukan eksekusi / running terhadap data masukan. Saat proses

running, perlu diperhatikan interval data dan waktu mulai serta berhentinya

pembacaan data yang akan digunakan dalam perhitungan. Dalam kasus ini,

interval yang digunakan adalah 15 menit serta data mulai perhitungan adalah pada

tanggal 18 Agustus 2003 pukul 01.00 sampai pukul 22.00.

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

131

5.5.4. Hasil Perhitungan

Setelah program dieksekusi, hasil yang diperoleh dapat berupa ketinggian

air pada tiap-tiap saluran, besarnya debit yang masuk ke saluran, percepatan aliran

dan lain-lain. Untuk perencanaan jaringan irigasi tambak di Sungai Tenggang ini,

data keluaran yang digunakan adalah data debit dan ketinggian air di dalam

saluran

5.5.4.1 Hasil Perhitungan pada Saluran Sekunder

Hasil perhitungan pada saluran sekunder dengan menggunakan program

HEC-RAS mendapatkan output berupa ketinggian air dan debit pada masing-

masing saluran. Untuk perhitungan selanjutnya, yang digunakan adalah data

ketinggian air pada muara tiap-tiap saluran sekunder sebagai data ketinggian air

pada hulu pintu klep. Hasil perhitungan menggunakan program HEC-RAS dari

muara tiap-tiap saluran sekunder ditampilkan pada Gambar 5.4 – Gambar 5.10

dan Tabel 5.12

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.10

-0.05

0.00

0.05

0.10

0.15Plan: PLAN River: SEKUNDER 1 Reach: TENGGANG RS: 622.5

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.4. Hasil Perhitungan di Muara Saluran RK I

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

132

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.05

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20Plan: PLAN River: SEKUNDER 2 Reach: TENGGANG RS: 293.5

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.5. Hasil Perhitungan di Muara Saluran RK II

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.06

-0.04

-0.02

0.00

0.02

0.04

0.06

0.08

0.10

0.12

Plan: PLAN River: SEKUNDER 3 Reach: TENGGANG RS: 468.5

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.6. Hasil Perhitungan di Muara Saluran RK III

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.2

-0.1

0.0

0.1

0.2

0.3Plan: PLAN River: SEKUNDER 4 Reach: TENGGANG RS: 1198

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.7. Hasil Perhitungan di Muara Saluran RK IV

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

133

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.06

-0.04

-0.02

0.00

0.02

0.04

0.06

0.08

Plan: PLAN River: SEKUNDER 5 Reach: TENGGANG RS: 479

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.8. Hasil Perhitungan di Muara Saluran RK V

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.2

-0.1

0.0

0.1

0.2

0.3Plan: PLAN River: SEKUNDER 6 Reach: TENGGANG RS: 1254.2

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.9. Hasil Perhitungan di Muara Saluran RK VI

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.15

-0.10

-0.05

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25Plan: PLAN River: SEKUNDER 7 Reach: TENGGANG RS: 1014

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.10. Hasil Perhitungan di Muara Saluran RK VII

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

134

Tabel 5.12. Hasil Perhitungan Ketinggian Air di Saluran Sekunder

Sekunder 1 Sekunder 2 Sekunder 3 Sekunder 4 Sekunder 5 Sekunder 6 Sekunder 7Stage Stage Stage Stage Stage Stage Stage

METERS METERS METERS METERS METERS METERS METERS

1 17Aug2003 2400 0.3218 0.3357 0.3342 0.3279 0.3301 0.3112 0.31122 18Aug2003 0100 0.3495 0.3495 0.3492 0.3492 0.3491 0.3491 0.34913 18Aug2003 0200 0.3893 0.3892 0.3886 0.3886 0.3884 0.3883 0.38834 18Aug2003 0300 0.4397 0.4396 0.4393 0.4393 0.4392 0.4392 0.43925 18Aug2003 0400 0.5179 0.5176 0.5164 0.5163 0.5159 0.5157 0.51576 18Aug2003 0500 0.5986 0.5984 0.5976 0.5975 0.5973 0.5972 0.59727 18Aug2003 0600 0.6982 0.6980 0.6969 0.6969 0.6966 0.6965 0.69658 18Aug2003 0700 0.7595 0.7595 0.7594 0.7594 0.7594 0.7594 0.75949 18Aug2003 0800 0.7602 0.7602 0.7604 0.7604 0.7605 0.7606 0.7606

10 18Aug2003 0900 0.7401 0.7402 0.7402 0.7402 0.7402 0.7403 0.740311 18Aug2003 1000 0.7596 0.7596 0.7594 0.7594 0.7594 0.7593 0.759312 18Aug2003 1100 0.7704 0.7705 0.7708 0.7708 0.7709 0.7710 0.771013 18Aug2003 1200 0.7603 0.7604 0.7606 0.7607 0.7607 0.7608 0.760814 18Aug2003 1300 0.7505 0.7505 0.7507 0.7507 0.7508 0.7508 0.750815 18Aug2003 1400 0.7404 0.7405 0.7407 0.7407 0.7408 0.7408 0.740816 18Aug2003 1500 0.7200 0.7200 0.7200 0.7200 0.7200 0.7200 0.720017 18Aug2003 1600 0.6803 0.6804 0.6806 0.6806 0.6807 0.6807 0.680718 18Aug2003 1700 0.6207 0.6208 0.6213 0.6213 0.6214 0.6215 0.621519 18Aug2003 1800 0.5606 0.5607 0.5612 0.5612 0.5613 0.5614 0.561420 18Aug2003 1900 0.5007 0.5008 0.5014 0.5014 0.5015 0.5016 0.501621 18Aug2003 2000 0.4510 0.4512 0.4519 0.4519 0.4521 0.4522 0.4522

NAMA SALURAN

DateNo.

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

135

a. Perhitungan Volume dan Debit yang melewati pintu Klep

Setelah diketahui ketinggian air di masing-masing muara saluran sekunder

yang digunakan sebagai data ketinggian air di hulu pintu klep kemudian dapat

dihitung besarnya debit dan volume air yang masuk ke dalam saluran melewati

pintu klep. Perhitungan akan menggunakan pendekatan pintu sorong dengan

keadaan sebagai berikut :

Gambar 5.11. Sketsa Pintu Sorong

Rumus debit yang dipakai untuk pintu adalah

1. . . . 2. .Q K a b g hµ=

Perhitungan Pintu Klep di Saluran Sekunder 1

• Pada Jam 24.00

1. 1h = tinggi air di hulu pintu = 0,3218 m

2. 2h = tinggi air di hilir pintu = 0 m (asumsi awal)

3. y = bukaan pintu arah tegak lurus pintu

= 1.air

baja

hγγ

(buku mekanika fluida; pintu dari baja)

( airγ = 1000 kg/ 3cm , bajaγ = 7850 kg/ 3cm )

= 1000.(0,3218 - 0)7850

= 0,0401 m

4. a = bukaan pintu vertikal

= y. Sin(180 - (90 – 63,43))

= 0,0401 . Sin 26,57 = 0,0183 m

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

136

5. b = lebar pintu = 3 buah pintu dgn lebar masing-masing 2 m

= 6 m

6. 1h / a = 17,58 µ = 0,64 (Koefisien debit; Gambar 2.34)

7. 2h / a = 0 K = 0,40 (Koefisien aliran tenggelam; Gambar 2.33)

8. Q = 1. . . . 2. .K a b g hµ

= 0,40. 0,64. 0,0183. 6. 2.9,8.0,3218

= 0,0706 3 / detm

9. V = Q . waktu

= 0,0706. 3600

= 254,135 3m

10. ∆h = V / A

= 0,136 m

11. 2h baru = 2h h+ ∆

= 0 + 0,136

= 0,136 m

Untuk perhitungan selengkapnya pada perhitungan pintu klep di masing-masing

muara saluran Sekunder, dapat dilihat pada Tabel 5.13 – Tabel 5.19

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

137

Tabel 5.13. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK I

Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Airdi hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru

(m) (m) (m)0.3218 0.3218 0.0409 0.0183 6.00 17.59 0 0.64 0.40 0 0 0.0706 253.9949 1868 0.1360 0.13600.3494 0.3494 0.0271 0.0121 6.00 28.81 11.21 0.64 0.40 0.1360 0.1360 0.0488 175.5034 1994 0.0880 0.22400.3893 0.3893 0.0210 0.0094 6.00 41.44 23.84 0.64 0.40 0.2240 0.2240 0.0399 143.5015 2077 0.0691 0.29310.4397 0.4397 0.0186 0.0083 6.00 52.77 35.18 0.64 0.40 0.2931 0.2931 0.0376 135.2530 2141 0.0632 0.35630.5179 0.5179 0.0205 0.0092 6.00 56.38 38.78 0.64 0.40 0.3563 0.3563 0.0450 161.8407 2200 0.0736 0.42980.5986 0.5986 0.0214 0.0096 6.00 62.40 44.81 0.64 0.40 0.4298 0.4298 0.0505 181.6816 2269 0.0801 0.50990.6982 0.6982 0.0239 0.0107 6.00 65.24 47.65 0.64 0.40 0.5099 0.5099 0.0608 218.9136 2344 0.0934 0.60330.7560 0.7560 0.0194 0.0087 6.00 87.12 69.52 0.64 0.40 0.6033 0.6033 0.0513 184.7167 2431 0.0760 0.67930.7587 0.7587 0.0101 0.0045 6.00 168.13 150.53 0.64 0.40 0.6793 0.6793 0.0267 96.2248 2502 0.0385 0.71780.7413 0.7413 0.0030 0.0013 6.00 554.18 536.59 0.64 0.40 0.7178 0.7178 0.0078 28.1942 2538 0.0111 0.72890.7581 0.7581 0.0037 0.0017 6.00 456.40 438.81 0.64 0.40 0.7289 0.7289 0.0098 35.4050 2548 0.0139 0.74280.7702 0.7702 0.0035 0.0016 6.00 494.02 476.43 0.64 0.40 0.7428 0.7428 0.0093 33.4949 2561 0.0131 0.75580.7607 0.7607 0.0006 0.0003 6.00 2758.59 2740.99 0.64 0.40 0.7558 0.7558 0.0016 5.8878 2573 0.0023 0.75810.7508 0.7508 -0.0009 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.75810.7403 0.7403 -0.0023 0 6.00 0 0 1 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.75810.7199 0.7199 -0.0049 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.75810.6802 0.6802 -0.0099 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.75810.6204 0.6204 -0.0175 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.75810.5603 0.5603 -0.0251 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.75810.5003 0.5003 -0.0328 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.75810.4506 0.4506 -0.0391 0 6.00 0 0 0 0 0.7581 0.7581 0 0 2575 0 0.7581

1654.6119

µ Kh1/a h2/a

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

138

Tabel 5.14. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK II

Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Airdi hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru

(m) (m) (m)0.3359 0.3359 0.0428 0.0191 6.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0754 271.5601 881 0.3084 0.30840.3494 0.3494 0.0052 0.0023 6.00 149.62 132.07 0.64 0.40 0.3084 0.3084 0.0094 33.7932 1016 0.0333 0.34170.3892 0.3892 0.0061 0.0027 6.00 143.70 126.15 0.64 0.40 0.3417 0.3417 0.0115 41.3644 1031 0.0401 0.38180.4396 0.4396 0.0074 0.0033 6.00 133.46 115.91 0.64 0.40 0.3818 0.3818 0.0149 53.4653 1049 0.0510 0.43280.5176 0.5176 0.0108 0.0048 6.00 107.09 89.54 0.64 0.40 0.4328 0.4328 0.0236 85.1234 1071 0.0795 0.51230.5984 0.5984 0.0110 0.0049 6.00 121.91 104.36 0.64 0.40 0.5123 0.5123 0.0258 92.9532 1106 0.0840 0.59630.6980 0.6980 0.0130 0.0058 6.00 120.45 102.90 0.64 0.40 0.5963 0.5963 0.0329 118.5218 1143 0.1037 0.70000.7555 0.7555 0.0071 0.0032 6.00 238.86 221.31 0.64 0.40 0.7000 0.7000 0.0187 67.3013 1189 0.0566 0.75660.7585 0.7585 0.0002 0.0001 6.00 7046.73 7029.18 0.64 0.40 0.7566 0.7566 0.0006 2.2949 1214 0.0019 0.75850.7414 0.7414 -0.0022 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7585 0.7585 0 0 1214 0 0.75850.7579 0.7579 -0.0001 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7585 0.7585 0 0 1214 0 0.75850.7702 0.7702 0.0015 0.0007 6.00 1155.48 1137.93 0.64 0.40 0.7585 0.7585 0.0040 14.3207 1214 0.0118 0.77030.7608 0.7608 -0.0012 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.77030.7509 0.7509 -0.0025 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.77030.7404 0.7404 -0.0038 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.77030.7199 0.7199 -0.0064 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.77030.6802 0.6802 -0.0115 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.77030.6205 0.6205 -0.0191 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.77030.5603 0.5603 -0.0268 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.77030.5004 0.5004 -0.0344 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.77030.4507 0.4507 -0.0407 0.0000 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 1220 0 0.7703

780.6983

µ Kh2/ah1/a

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

139

Tabel 5.15. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK III

Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Airdi hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru

(m) (m) (m)0.3277 0.3277 0.0417 0.0187 5.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0606 218.0642 1171 0.1862 0.18620.3490 0.3490 0.0207 0.0093 5.00 37.62 20.07 0.64 0.40 0.1862 0.1862 0.0311 111.8119 1302 0.0859 0.27210.3885 0.3885 0.0148 0.0066 5.00 58.55 41.00 0.64 0.40 0.2721 0.2721 0.0234 84.3718 1362 0.0619 0.33400.4393 0.4393 0.0134 0.0060 5.00 73.20 55.65 0.64 0.40 0.3340 0.3340 0.0225 81.1455 1406 0.0577 0.39170.5163 0.5163 0.0159 0.0071 5.00 72.72 55.17 0.64 0.40 0.3917 0.3917 0.0289 104.0775 1447 0.0720 0.46360.5976 0.5976 0.0171 0.0076 5.00 78.29 60.74 0.64 0.40 0.4636 0.4636 0.0334 120.3740 1497 0.0804 0.54410.6969 0.6969 0.0195 0.0087 5.00 80.02 62.47 0.64 0.40 0.5441 0.5441 0.0412 148.3257 1554 0.0955 0.63950.7531 0.7531 0.0145 0.0065 5.00 116.37 98.82 0.64 0.40 0.6395 0.6395 0.0318 114.5723 1621 0.0707 0.71020.7578 0.7578 0.0061 0.0027 5.00 279.51 261.96 0.64 0.40 0.7102 0.7102 0.0134 48.1483 1670 0.0288 0.73900.7423 0.7423 0.0004 0.0002 5.00 4001.11 3983.56 0.64 0.40 0.7390 0.7390 0.0009 3.2608 1691 0.0019 0.74100.7567 0.7567 0.0020 0.0009 5.00 844.40 826.85 0.64 0.40 0.7410 0.7410 0.0044 15.9030 1692 0.0094 0.75040.7703 0.7703 0.0025 0.0011 5.00 678.37 660.82 0.64 0.40 0.7504 0.7504 0.0056 20.3312 1699 0.0120 0.76230.7613 0.7613 -0.0001 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.76230.7513 0.7513 -0.0014 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.76230.7405 0.7405 -0.0028 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.76230.7199 0.7199 -0.0054 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.76230.6803 0.6803 -0.0105 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.76230.6208 0.6208 -0.0180 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.76230.5606 0.5606 -0.0257 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.76230.5007 0.5007 -0.0333 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.76230.4512 0.4512 -0.0396 0.0000 5.00 0 0 0 0 0.7623 0.7623 0 0 1707 0 0.7623

1070.3863

µ Kh2/ah1/a

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

140

Tabel 5.16. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK IV

Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Airdi hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru

(m) (m) (m)0.3291 0.3291 0.0419 0.0188 7.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0853 307.2484 4193 0.0733 0.07330.3489 0.3489 0.0351 0.0157 7.00 22.22 4.67 0.64 0.40 0.0733 0.0733 0.0736 264.9504 4325 0.0613 0.13450.3884 0.3884 0.0323 0.0145 7.00 26.85 9.30 0.64 0.40 0.1345 0.1345 0.0715 257.4717 4435 0.0581 0.19260.4391 0.4391 0.0314 0.0140 7.00 31.26 13.71 0.64 0.40 0.1926 0.1926 0.0738 265.8267 4539 0.0586 0.25120.5160 0.5160 0.0337 0.0151 7.00 34.19 16.64 0.64 0.40 0.2512 0.2512 0.0860 309.6008 4644 0.0667 0.31780.5974 0.5974 0.0356 0.0159 7.00 37.50 19.95 0.64 0.40 0.3178 0.3178 0.0977 351.6653 4764 0.0738 0.39160.6968 0.6968 0.0389 0.0174 7.00 40.07 22.52 0.64 0.40 0.3916 0.3916 0.1152 414.5528 4897 0.0847 0.47630.7527 0.7527 0.0352 0.0157 7.00 47.79 30.24 0.64 0.40 0.4763 0.4763 0.1084 390.2563 5049 0.0773 0.55360.7575 0.7575 0.0260 0.0116 7.00 65.20 47.65 0.64 0.40 0.5536 0.5536 0.0802 288.8157 5188 0.0557 0.60930.7425 0.7425 0.0170 0.0076 7.00 97.80 80.25 0.64 0.40 0.6093 0.6093 0.0519 186.8373 5288 0.0353 0.64460.7565 0.7565 0.0143 0.0064 7.00 118.64 101.09 0.64 0.40 0.6446 0.6446 0.0440 158.3937 5351 0.0296 0.67420.7702 0.7702 0.0122 0.0055 7.00 140.80 123.25 0.64 0.40 0.6742 0.6742 0.0381 137.1142 5405 0.0254 0.69960.7614 0.7614 0.0079 0.0035 7.00 216.11 198.56 0.64 0.40 0.6996 0.6996 0.0244 87.8052 5450 0.0161 0.71570.7514 0.7514 0.0046 0.0020 7.00 369.16 351.61 0.64 0.40 0.7157 0.7157 0.0140 50.3924 5479 0.0092 0.72490.7405 0.7405 0.0020 0.0009 7.00 831.75 814.20 0.64 0.40 0.7249 0.7249 0.0061 21.8809 5496 0.0040 0.72890.7199 0.7199 -0.0011 0 7.00 0 0 0 0 0.7289 0.7289 0 0 5503 0 0.72890.6804 0.6804 -0.0062 0 7.00 0 0 0 0 0.7289 0.7289 0 0 5503 0 0.72890.6208 0.6208 -0.0138 0 7.00 0 0 0 0 0.7289 0.7289 0 0 5503 0 0.72890.5607 0.5607 -0.0214 0 7.00 0 0 0 0 0.7289 0.7289 0 0 5503 0 0.72890.5008 0.5008 -0.0291 0 7.00 0 0 0 0 0.7289 0.7289 0 0 5503 0 0.72890.4514 0.4514 -0.0353 0 7.00 0 0 0 0 0.7289 0.7289 0 0 5503 0 0.7289

3492.8118

µ Kh1/a h2/a

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

141

Tabel 5.17. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK V

Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Airdi hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru

(m) (m) (m)0.3314 0.3314 0.0422 0.0189 5.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0616 221.7678 1198 0.1852 0.18520.3489 0.3489 0.0209 0.0093 5.00 37.40 19.85 0.64 0.40 0.1852 0.1852 0.0312 112.4059 1331 0.0845 0.26970.3883 0.3883 0.0151 0.0068 5.00 57.45 39.90 0.64 0.40 0.2697 0.2697 0.0239 85.9288 1391 0.0618 0.33140.4392 0.4392 0.0137 0.0061 5.00 71.53 53.98 0.64 0.40 0.3314 0.3314 0.0231 83.0186 1436 0.0578 0.38930.5158 0.5158 0.0161 0.0072 5.00 71.54 53.99 0.64 0.40 0.3893 0.3893 0.0293 105.6400 1477 0.0715 0.46080.5973 0.5973 0.0174 0.0078 5.00 76.78 59.23 0.64 0.40 0.4608 0.4608 0.0341 122.6510 1529 0.0802 0.54100.6966 0.6966 0.0198 0.0089 5.00 78.58 61.03 0.64 0.40 0.5410 0.5410 0.0419 150.9473 1586 0.0952 0.63620.7523 0.7523 0.0148 0.0066 5.00 113.70 96.15 0.64 0.40 0.6362 0.6362 0.0325 117.0792 1655 0.0708 0.70690.7575 0.7575 0.0064 0.0029 5.00 262.92 245.37 0.64 0.40 0.7069 0.7069 0.0142 51.1546 1705 0.0300 0.73690.7426 0.7426 0.0007 0.0003 5.00 2299.76 2282.21 0.64 0.40 0.7369 0.7369 0.0016 5.6766 1727 0.0033 0.74020.7563 0.7563 0.0020 0.0009 5.00 825.43 807.88 0.64 0.40 0.7402 0.7402 0.0045 16.2555 1729 0.0094 0.74960.7702 0.7702 0.0026 0.0012 5.00 656.79 639.24 0.64 0.40 0.7496 0.7496 0.0058 20.9952 1736 0.0121 0.76170.7615 0.7615 0.0000 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.76170.7516 0.7516 -0.0013 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.76170.7405 0.7405 -0.0027 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.76170.7199 0.7199 -0.0053 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.76170.6804 0.6804 -0.0104 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.76170.6208 0.6208 -0.0180 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.76170.5606 0.5606 -0.0256 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.76170.5007 0.5007 -0.0333 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.76170.4513 0.4513 -0.0395 0 5.00 0 0 0 0 0.7617 0.7617 0 0 1745 0 0.7617

1093.5206

µ Kh2/ah1/a

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

142

Tabel 5.18. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK VI

Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Airdi hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru

(m) (m) (m)0.3317 0.3317 0.0423 0.0189 6.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0740 266.4828 3763 0.0708 0.07080.3487 0.3487 0.0354 0.0158 6.00 22.02 4.47 0.64 0.40 0.0708 0.0708 0.0636 228.8905 3896 0.0588 0.12960.3880 0.3880 0.0329 0.0147 6.00 26.35 8.80 0.64 0.40 0.1296 0.1296 0.0624 224.5425 4006 0.0560 0.18560.4389 0.4389 0.0323 0.0144 6.00 30.41 12.86 0.64 0.40 0.1856 0.1856 0.0650 234.0613 4112 0.0569 0.24250.5153 0.5153 0.0347 0.0155 6.00 33.16 15.61 0.64 0.40 0.2425 0.2425 0.0759 273.1181 4219 0.0647 0.30730.5970 0.5970 0.0369 0.0165 6.00 36.16 18.61 0.64 0.40 0.3073 0.3073 0.0867 312.2561 4341 0.0719 0.37920.6963 0.6963 0.0404 0.0181 6.00 38.54 20.99 0.64 0.40 0.3792 0.3792 0.1025 369.0770 4476 0.0825 0.46170.7515 0.7515 0.0369 0.0165 6.00 45.51 27.96 0.64 0.40 0.4617 0.4617 0.0974 350.4678 4631 0.0757 0.53740.7570 0.7570 0.0280 0.0125 6.00 60.48 42.93 0.64 0.40 0.5374 0.5374 0.0740 266.5776 4774 0.0558 0.59320.7431 0.7431 0.0191 0.0085 6.00 87.00 69.45 0.64 0.40 0.5932 0.5932 0.0501 180.2524 4879 0.0369 0.63010.7559 0.7559 0.0160 0.0072 6.00 105.49 87.94 0.64 0.40 0.6301 0.6301 0.0424 152.5123 4948 0.0308 0.66100.7701 0.7701 0.0139 0.0062 6.00 123.84 106.29 0.64 0.40 0.6610 0.6610 0.0371 133.5903 5006 0.0267 0.68770.7618 0.7618 0.0094 0.0042 6.00 180.31 162.76 0.64 0.40 0.6877 0.6877 0.0251 90.2732 5056 0.0179 0.70550.7516 0.7516 0.0059 0.0026 6.00 286.17 268.62 0.64 0.40 0.7055 0.7055 0.0155 55.7407 5090 0.0110 0.71650.7406 0.7406 0.0031 0.0014 6.00 538.39 520.84 0.64 0.40 0.7165 0.7165 0.0080 28.9799 5110 0.0057 0.72210.7199 0.7199 -0.0003 0 6.00 0 0 0 0 0.7221 0.7221 0 0 5121 0 0.72210.6804 0.6804 -0.0053 0 6.00 0 0 0 0 0.7221 0.7221 0 0 5121 0 0.72210.6210 0.6210 -0.0129 0 6.00 0 0 0 0 0.7221 0.7221 0 0 5121 0 0.72210.5609 0.5609 -0.0205 0 6.00 0 0 0 0 0.7221 0.7221 0 0 5121 0 0.72210.5011 0.5011 -0.0282 0 6.00 0 0 0 0 0.7221 0.7221 0 0 5121 0 0.72210.4517 0.4517 -0.0344 0 6.00 0 0 0 0 0.7221 0.7221 0 0 5121 0 0.7221

3166.8227

µ Kh1/a h2/a

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

143

Tabel 5.19. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK VII

Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Airdi hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru

(m) (m) (m)0.3292 0.3292 0.0419 0.0188 6.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0732 263.4758 3042 0.0866 0.08660.3488 0.3488 0.0334 0.0149 6.00 23.35 5.80 0.64 0.40 0.0866 0.0866 0.0600 215.9986 3174 0.0681 0.15470.3883 0.3883 0.0298 0.0133 6.00 29.17 11.62 0.64 0.40 0.1547 0.1547 0.0564 203.0775 3277 0.0620 0.21660.4392 0.4392 0.0284 0.0127 6.00 34.63 17.08 0.64 0.40 0.2166 0.2166 0.0572 205.7482 3372 0.0610 0.27770.5157 0.5157 0.0303 0.0136 6.00 38.02 20.47 0.64 0.40 0.2777 0.2777 0.0662 238.4490 3464 0.0688 0.34650.5972 0.5972 0.0319 0.0143 6.00 41.80 24.25 0.64 0.40 0.3465 0.3465 0.0751 270.2583 3569 0.0757 0.42220.6965 0.6965 0.0349 0.0156 6.00 44.56 27.01 0.64 0.40 0.4222 0.4222 0.0887 319.3102 3684 0.0867 0.50890.7520 0.7520 0.0310 0.0139 6.00 54.28 36.74 0.64 0.40 0.5089 0.5089 0.0817 294.0830 3816 0.0771 0.58600.7575 0.7575 0.0219 0 6.00 0 0 0 0 0.5860 0.5860 0 0 3933 0 0.58600.7430 0.7430 0.0200 0.0089 6.00 83.03 65.48 0.64 0.40 0.5860 0.5860 0.0525 188.8337 3933 0.0480 0.63400.7560 0.7560 0.0155 0.0070 6.00 108.72 91.17 0.64 0.40 0.6340 0.6340 0.0411 148.0164 4006 0.0369 0.67090.7703 0.7703 0.0127 0.0057 6.00 136.01 118.46 0.64 0.40 0.6709 0.6709 0.0338 121.6843 4062 0.0300 0.70090.7617 0.7617 0.0078 0.0035 6.00 219.72 202.17 0.64 0.40 0.7009 0.7009 0.0206 74.0671 4108 0.0180 0.71890.7516 0.7516 0.0042 0.0019 6.00 403.26 385.71 0.64 0.40 0.7189 0.7189 0.0110 39.5561 4135 0.0096 0.72850.7406 0.7406 0.0015 0.0007 6.00 1070.27 1052.72 0.64 0.40 0.7285 0.7285 0.0040 14.5782 4150 0.0035 0.73200.7199 0.7199 -0.0015 0 6.00 0 0 0 0 0.7320 0.7320 0 0 4155 0 0.73200.6804 0.6804 -0.0066 0 6.00 0 0 0 0 0.7320 0.7320 0 0 4155 0 0.73200.6209 0.6209 -0.0141 0 6.00 0 0 0 0 0.7320 0.7320 0 0 4155 0 0.73200.5607 0.5607 -0.0218 0 6.00 0 0 0 0 0.7320 0.7320 0 0 4155 0 0.73200.5007 0.5007 -0.0295 0 6.00 0 0 0 0 0.7320 0.7320 0 0 4155 0 0.73200.4513 0.4513 -0.0358 0 6.00 0 0 0 0 0.7320 0.7320 0 0 4155 0 0.7320

2597.1363

µ Kh2/ah1/a

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

144

Dari hasil perhitungan diatas didapatkan hasil berupa ketinggian air dalam

saluran sekunder yang digunakan untuk mengairi tambak Ketinggian yang akan

digunakan untuk mengairi tambak adalah ketinggian air yang berada di atas

elevasi dasar pintu tambak. Elevasi dasar pintu tambak telah diperhitungkan pada

BAB 5.3.4. dan didapatkan elevasi dasar pintu tambak adalah +85 cm.

Dari hasil perhitungan yang telah didapatkan pada Tabel 5.13 – Tabel 5.19,

dari semua saluran sekunder yang ada dengan perhitungan menggunakan data Air

Pasang Paling Rendah (APR min), didapatkan bahwa ketinggian air di dalam

saluran tidak melampaui elevasi dasar pintu tambak. Ini berarti bahwa tambak

tidak dapat terairi dari saluran dan rencana pergantian air tidak dapat terpenuhi.

Untuk itu, harus ada perubahan yang dilakukan agar air dapat mengairi tambak

dan besarnya volume air yang masuk ke dalam tambak dapat sesuai dengan yang

diinginkan.

Ada dua macam alternatif perubahan yang dapat dilakukan agar tambak

dapat terairi yaitu :

• Memperlebar saluran pada pintu pemasukan di muara saluran

• Menurunkan elevasi dasar pintu tambak

1. Alternatif 1 : Memperlebar saluran pada pintu pemasukan

Alternatif 1 dengan memperlebar saluran pemasukan dapat dilakukan

apabila lebar ke samping dari bangunan inlet tersedia. Untuk menaikkan muka air

agar dapat melampaui elevasi dasar pintu tambak, diperlukan lebar pemasukan

yang sangat besar. Untuk itu, diperlukan perencanaan yang matang terhadap

pemilihan alternatif ini.

2. Alternatif 2 : Menurunkan elevasi dasar pintu tambak

Alternatif 2 dengan menurunkan elevasi dasar pintu tambak dapat dilakukan

apabila tambak masih memungkinkan untuk diperdalam dan tidak berpengaruh

terhadap sistem pembuangan / drainase dari tambak tersebut.

Dari dua alternatif tersebut, maka dipilih alternatif kedua yaitu menurunkan

elevasi dasar pintu tambak. Konsekuensinya adalah tambak harus diperdalam dan

laju air pada saluran pembuangan akan berkurang.

Dari perhitungan elevasi dasar pintu tambak pada BAB 5.3.4, didapatkan

elevasi dasar pintu tambak adalah +85 cm. Untuk itu, perlu direncanakan ulang

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

145

elevasi dasar tambak dan elevasi dasar pelataran tambak. Untuk perkiraan awal,

direncanakan elevasi dasar pintu tambak adalah +50 cm. Jadi elevasi dasar

pelataran tambak adalah +50 cm – 25 cm = +25 cm. Jadi, ketinggian air yang

dapat masuk ke dalam tambak adalah ketinggian air yang berada di atas elevasi

+50 cm.

b. Perhitungan Volume Air yang akan masuk Tambak

Untuk tambak yang dipasok dari saluran sekunder 1, air akan mulai masuk

ke dalam tambak mulai pukul 05.00 yaitu pada saat ketinggian air di saluran

adalah pada ketinggian +0,5113 m. Untuk menentukan besarnya volume air yang

dapt dipasok, dihitung dengan urutan sbb :

1. Tinggi air yang masuk ke dalam tambak

= 0,5113 m – 0,50 m

= 0,0113 m / 10 menit ( 10 menit = perkiraan naiknya air dari 0,50 m sampai

0,5113 m) = 0,0226 m /jam

2. Konversi ke L / det / ha ( * 2777,78 )

= 0,0226 * 2777,78 = 62,78 L / det / ha

3. Konversi ke 3 / det/m ha ( : 1000 )

= 62,78 / 1000 = 0,0627 3 / det/m ha

4. Dihitung debit = 3 / det/m ha * luas areal

= 0,0627 * 30,7 = 1,927 3 / detm

5. Dihitung volume air = Debit * waktu

= 1,927 * 600 = 1156.2 3m

Untuk perhitungan selengkapnya pada seluruh saluran sekunder yang ada

dapat dilihat pada perhitungan Tabel 5.20 sampai Tabel 5.26

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

146

Tabel 5.20. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK I ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume(m) di hilir pintu baru masuk ke tambak

(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)0.1372 0.1372 0 0 0 30.7 00.0882 0.2255 0 0 0 30.7 00.0691 0.2945 0 0 0 30.7 00.0631 0.3576 0 0 0 30.7 00.0736 0.4312 0 0 0 30.7 00.0801 0.5113 0.0113 31.3255 0.0313 30.7 488.410.0935 0.6048 0.0935 259.7470 0.2597 30.7 28707.240.0759 0.6807 0.0759 210.8014 0.2108 30.7 23297.770.0381 0.7188 0.0381 105.8814 0.1059 30.7 11702.020.0107 0.7295 0.0107 29.7682 0.0298 30.7 3289.980.0137 0.7432 0.0137 38.0898 0.0381 30.7 4209.690.0130 0.7562 0.0130 36.0465 0.0360 30.7 3983.860.0021 0.7583 0.0021 5.9503 0.0060 30.7 657.63

0 0.7583 0 0 0 30.7 00 0.7583 0 0 0 30.7 00 0.7583 0 0 0 30.7 00 0.7583 0 0 0 30.7 00 0.7583 0 0 0 30.7 00 0.7583 0 0 0 30.7 00 0.7583 0 0 0 30.7 00 0.7583 0 0 0 30.7 0

76336.58

Tabel 5.21. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK II ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume(m) di hilir pintu baru masuk ke tambak

(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)0.3084 0.3084 0 0 0 20.1 00.0333 0.3417 0 0 0 20.1 00.0401 0.3818 0 0 0 20.1 00.0510 0.4328 0 0 0 20.1 00.0795 0.5123 0.0123 34.0486 0.0340 20.1 381.180.0840 0.5963 0.0840 233.4524 0.2335 20.1 16892.610.1037 0.7000 0.1037 288.0324 0.2880 20.1 20842.030.0566 0.7566 0.0566 157.2749 0.1573 20.1 11380.410.0019 0.7585 0.0019 5.2528 0.0053 20.1 380.09

0 0.7585 0 0 0 20.1 00 0.7585 0 0 0 20.1 0

0.0118 0.7703 0.0118 32.7559 0.0328 20.1 2370.220 0.7703 0 0 0 20.1 00 0.7703 0 0 0 20.1 00 0.7703 0 0 0 20.1 00 0.7703 0 0 0 20.1 00 0.7703 0 0 0 20.1 00 0.7703 0 0 0 20.1 00 0.7703 0 0 0 20.1 00 0.7703 0 0 0 20.1 00 0.7703 0 0 0 20.1 0

52246.55

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

147

Tabel 5.22. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK III ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume(m) di hilir pintu baru masuk ke tambak

(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)0.1862 0.1862 0 0 0 11.1 00.0859 0.2721 0 0 0 11.1 00.0619 0.3340 0 0 0 11.1 00.0577 0.3917 0 0 0 11.1 00.0720 0.4636 0 0 0 11.1 00.0804 0.5441 0.0441 122.3651 0.1224 11.1 2678.580.0955 0.6395 0.0955 265.2037 0.2652 11.1 10597.540.0707 0.7102 0.0707 196.3726 0.1964 11.1 7847.050.0288 0.7390 0.0288 80.0700 0.0801 11.1 3199.600.0019 0.7410 0.0019 5.3577 0.0054 11.1 214.100.0094 0.7504 0.0094 26.1087 0.0261 11.1 1043.300.0120 0.7623 0.0120 33.2488 0.0332 11.1 1328.62

0 0.7623 0 0 0 11.1 00 0.7623 0 0 0 11.1 00 0.7623 0 0 0 11.1 00 0.7623 0 0 0 11.1 00 0.7623 0 0 0 11.1 00 0.7623 0 0 0 11.1 00 0.7623 0 0 0 11.1 00 0.7623 0 0 0 11.1 00 0.7623 0 0 0 11.1 0

26908.79

Tabel 5.23. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK IV ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume(m) di hilir pintu baru masuk ke tambak

(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)0.0785 0.0785 0 0 0 69.3 00.0643 0.1428 0 0 0 69.3 00.0600 0.2028 0 0 0 69.3 00.0599 0.2627 0 0 0 69.3 00.0680 0.3307 0 0 0 69.3 00.0751 0.4058 0 0 0 69.3 00.0861 0.4918 0 0 0 69.3 00.0777 0.5696 0.0696 193.2340 0.1932 69.3 43126.900.0547 0.6242 0.0547 151.8726 0.1519 69.3 37889.180.0334 0.6577 0.0334 92.8682 0.0929 69.3 23168.770.0279 0.6856 0.0279 77.4609 0.0775 69.3 19324.940.0239 0.7094 0.0239 66.3218 0.0663 69.3 16545.970.0145 0.7239 0.0145 40.1678 0.0402 69.3 10021.070.0076 0.7315 0.0076 21.0213 0.0210 69.3 5244.390.0025 0.7339 0.0025 6.8407 0.0068 69.3 1706.62

0 0.7339 0 0 0 69.3 00 0.7339 0 0 0 69.3 00 0.7339 0 0 0 69.3 00 0.7339 0 0 0 69.3 00 0.7339 0 0 0 69.3 00 0.7339 0 0 0 69.3 0

157027.84

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

148

Tabel 5.24. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK V ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume(m) di hilir pintu baru masuk ke tambak

(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)0.1852 0.1852 0 0 0 20 00.0845 0.2697 0 0 0 20 00.0618 0.3314 0 0 0 20 00.0578 0.3893 0 0 0 20 00.0715 0.4608 0 0 0 20 00.0802 0.5410 0.0410 113.9343 0.1139 20 4193.510.0952 0.6362 0.0952 264.3379 0.2643 20 19032.330.0708 0.7069 0.0708 196.5558 0.1966 20 14152.020.0300 0.7369 0.0300 83.3195 0.0833 20 5999.010.0033 0.7402 0.0033 9.1306 0.0091 20 657.400.0094 0.7496 0.0094 26.1104 0.0261 20 1879.950.0121 0.7617 0.0121 33.5924 0.0336 20 2418.65

0 0.7617 0 0 0 20 00 0.7617 0 0 0 20 00 0.7617 0 0 0 20 00 0.7617 0 0 0 20 00 0.7617 0 0 0 20 00 0.7617 0 0 0 20 00 0.7617 0 0 0 20 00 0.7617 0 0 0 20 00 0.7617 0 0 0 20 0

48332.87

Tabel 5.25. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK VI ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume(m) di hilir pintu baru masuk ke tambak

(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)0.0708 0.0708 0 0 0 70.4 00.0588 0.1296 0 0 0 70.4 00.0560 0.1856 0 0 0 70.4 00.0569 0.2425 0 0 0 70.4 00.0647 0.3073 0 0 0 70.4 00.0719 0.3792 0 0 0 70.4 00.0825 0.4617 0 0 0 70.4 00.0757 0.5374 0.0374 103.7591 0.1038 70.4 12990.570.0558 0.5932 0.0558 155.1251 0.1551 70.4 39314.920.0369 0.6301 0.0369 102.6325 0.1026 70.4 26011.180.0308 0.6610 0.0308 85.6179 0.0856 70.4 21699.000.0267 0.6877 0.0267 74.1267 0.0741 70.4 18786.670.0179 0.7055 0.0179 49.5935 0.0496 70.4 12568.980.0110 0.7165 0.0110 30.4203 0.0304 70.4 7709.720.0057 0.7221 0.0057 15.7519 0.0158 70.4 3992.17

0 0.7221 0 0 0 70.4 00 0.7221 0 0 0 70.4 00 0.7221 0 0 0 70.4 00 0.7221 0 0 0 70.4 00 0.7221 0 0 0 70.4 00 0.7221 0 0 0 70.4 0

143073.19

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

149

Tabel 5.26. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK VII ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume(m) di hilir pintu baru masuk ke tambak

(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)0.0866 0.0866 0 0 0 28.9 00.0681 0.1547 0 0 0 28.9 00.0620 0.2166 0 0 0 28.9 00.0610 0.2777 0 0 0 28.9 00.0688 0.3465 0 0 0 28.9 00.0757 0.4222 0 0 0 28.9 00.0867 0.5089 0.0089 24.6832 0.0247 28.9 263.480.0771 0.5860 0.0771 214.0708 0.2141 28.9 22271.92

0 0.5860 0 0 0 28.9 00.0480 0.6340 0.0480 133.3605 0.1334 28.9 13874.830.0369 0.6709 0.0369 102.6287 0.1026 28.9 10677.490.0300 0.7009 0.0300 83.2039 0.0832 28.9 8656.540.0180 0.7189 0.0180 50.0831 0.0501 28.9 5210.650.0096 0.7285 0.0096 26.5699 0.0266 28.9 2764.330.0035 0.7320 0.0035 9.7579 0.0098 28.9 1015.21

0 0.7320 0 0 0 28.9 00 0.7320 0 0 0 28.9 00 0.7320 0 0 0 28.9 00 0.7320 0 0 0 28.9 00 0.7320 0 0 0 28.9 00 0.7320 0 0 0 28.9 0

64734.45

Setelah diperoleh besarnya volume air yang diperlukan untuk mengairi

tambak, maka dapat dibandingkan volume air yang tersedia apakah dapat

memenuhi kebutuhan air yang diperlukan untuk pergantian air dalam tambak.

Besarnya volume air yang dibutuhkan per saluran sekunder telah

diperhitungkan pada Tabel 5.6 perbandingan volume kebutuhan air dan volume

ketersediaan air ditampilkan pada Tabel 5.27

Tabel 5.27. Perbandingan volume kebutuhan dan ketersediaan air

No. Nama Saluran Kebutuhan

Air 3( )m

Ketersediaan

Air 3( )m

Kelebihan

Air 3( )m

Kekurangan

Air 3( )m

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

RK I

RK II

RK III

RK IV

RK V

RK VI

RK VII

66005

43215

23865

148995

43000

151360

62135

76336,58

52246,55

26908,79

157027,84

48332,87

143073,19

64734,45

10331,58

9031,55

3043,79

8032,84

5332,87

-

2599,45

-

-

-

-

-

8286,81

-

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

150

Dari tabel hasil perhitungan diatas, hanya saluran RK VI saja yang tidak

terpenuhi dalam pergantian air sebesar 10 % dari volume keseluruhan tambak.

Untuk itu perlu direncanakan ulang hanya pada saluran RK VI saja.

Untuk saluran RK VI, direncanakan untuk memperlebar pada pintu

pemasukan. Direncanakan lebar pintu pemasukan akan ditambah 1 m. Jadi lebar

pemasukan pada muara saluran RK VI menjadi = 6,0 m + 1,0 m = 7,0 m. Untuk

perhitungan pintu klep pada muara saluran RK VI baru, perhitungan ketinggian

air di saluran RK VI baru dan perhitungan volume ketersediaan air yang baru

ditampilkan pada Tabel 5.28 dan Tabel 5.29

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

151 Tabel 5.28. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran RK VI baru

Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Airdi hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di hilir pintu baru

(m) (m) (m)0.3317 0.3317 0.0423 0.0189 7.00 17.55 0 0.64 0.40 0 0 0.0864 310.8966 3763 0.0826 0.08260.3487 0.3487 0.0339 0.0152 7.00 23.00 5.45 0.64 0.40 0.0826 0.0826 0.0710 255.6953 3918 0.0653 0.14790.3880 0.3880 0.0306 0.0137 7.00 28.36 10.81 0.64 0.40 0.1479 0.1479 0.0676 243.4029 4041 0.0602 0.20810.4389 0.4389 0.0294 0.0131 7.00 33.38 15.83 0.64 0.40 0.2081 0.2081 0.0691 248.8109 4154 0.0599 0.26800.5153 0.5153 0.0315 0.0141 7.00 36.57 19.02 0.64 0.40 0.2680 0.2680 0.0802 288.8801 4267 0.0677 0.33570.5970 0.5970 0.0333 0.0149 7.00 40.10 22.55 0.64 0.40 0.3357 0.3357 0.0913 328.5380 4394 0.0748 0.41050.6963 0.6963 0.0364 0.0163 7.00 42.76 25.21 0.64 0.40 0.4105 0.4105 0.1078 388.1270 4535 0.0856 0.49610.7515 0.7515 0.0325 0.0146 7.00 51.63 34.08 0.64 0.40 0.4961 0.4961 0.1001 360.3478 4696 0.0767 0.57280.7570 0.7570 0.0235 0.0105 7.00 72.13 54.58 0.64 0.40 0.5728 0.5728 0.0724 260.7963 4840 0.0539 0.62670.7431 0.7431 0.0148 0.0066 7.00 112.03 94.48 0.64 0.40 0.6267 0.6267 0.0454 163.3022 4942 0.0330 0.65970.7559 0.7559 0.0122 0.0055 7.00 137.96 120.41 0.64 0.40 0.6597 0.6597 0.0378 136.0557 5004 0.0272 0.68690.7701 0.7701 0.0106 0.0047 7.00 162.50 144.95 0.64 0.40 0.6869 0.6869 0.0330 118.7752 5055 0.0235 0.71040.7618 0.7618 0.0065 0.0029 7.00 260.25 242.70 0.64 0.40 0.7104 0.7104 0.0203 72.9683 5099 0.0143 0.72470.7516 0.7516 0.0034 0.0015 7.00 491.06 473.51 0.64 0.40 0.7247 0.7247 0.0105 37.8975 5126 0.0074 0.73210.7406 0.7406 0.0011 0.0005 7.00 1534.93 1517.38 0.64 0.40 0.7321 0.7321 0.0033 11.8592 5140 0.0023 0.73440.7199 0.7199 -0.0019 0 7.00 0 0 0 0 0.7344 0.7344 0 0 5144 0 0.73440.6804 0.6804 -0.0069 0 7.00 0 0 0 0 0.7344 0.7344 0 0 5144 0 0.73440.6210 0.6210 -0.0145 0 7.00 0 0 0 0 0.7344 0.7344 0 0 5144 0 0.73440.5609 0.5609 -0.0221 0 7.00 0 0 0 0 0.7344 0.7344 0 0 5144 0 0.73440.5011 0.5011 -0.0297 0 7.00 0 0 0 0 0.7344 0.7344 0 0 5144 0 0.73440.4517 0.4517 -0.0360 0 7.00 0 0 0 0 0.7344 0.7344 0 0 5144 0 0.7344

3226.3529

h1/a h2/a µ K

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

152

Tabel 5.29. Volume air yang masuk ke dalam tambak dari saluran RK VI

Baru ∆h Tinggi Air Tinggi Air yang Konversi Konversi Luas Areal Volume(m) di hilir pintu baru masuk ke tambak

(m) (m/jam) (L / det / ha) (m3 / det / ha) (ha) (m3)0.0826 0.0826 0 0 0 70.4 00.0653 0.1479 0 0 0 70.4 00.0602 0.2081 0 0 0 70.4 00.0599 0.2680 0 0 0 70.4 00.0677 0.3357 0 0 0 70.4 00.0748 0.4105 0 0 0 70.4 00.0856 0.4961 0 0 0 70.4 00.0767 0.5728 0.0728 202.2622 0.2023 70.4 48647.010.0539 0.6267 0.0539 193.3127 0.1933 70.4 48993.180.0330 0.6597 0.0330 91.7956 0.0918 70.4 23264.670.0272 0.6869 0.0272 75.5295 0.0755 70.4 19142.200.0235 0.7104 0.0235 65.2692 0.0653 70.4 16541.840.0143 0.7247 0.0143 39.7498 0.0397 70.4 10074.200.0074 0.7321 0.0074 20.5364 0.0205 70.4 5204.750.0023 0.7344 0.0023 6.4090 0.0064 70.4 1624.30

0 0.7344 0 0 0 70.4 00 0.7344 0 0 0 70.4 00 0.7344 0 0 0 70.4 00 0.7344 0 0 0 70.4 00 0.7344 0 0 0 70.4 00 0.7344 0 0 0 70.4 0

173492.14

Dari hasil tersebut, maka perbandingan volume ketersediaan air dan

kebutuhan air menjadi seperti pada Tabel 5.30 berikut :

Tabel 5.30. Perbandingan volume kebutuhan dan ketersediaan air

No. Nama Saluran Kebutuhan

Air 3( )m

Ketersediaan

Air 3( )m

Kelebihan

Air 3( )m

Pergantian Air

(%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

RK I

RK II

RK III

RK IV

RK V

RK VI

RK VII

66005

43215

23865

148995

43000

151360

62135

76336,58

52246,55

26908,79

157027,84

48332,87

173492,14

64734,45

10331,58

9031,55

3043,79

8032,84

5332,87

22132,14

2599,45

11,56

12,09

11,27

10,54

11,24

11,46

10,42

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

153

Tabel 5.31. Data Teknis Perencanaan Baru

Keterangan Data Teknis (m)

Titik Bebas Banjir / Tanggul Utama

Tinggi Pematang Antara

Dasar Saluran Sekunder

Dasar Pelataran

Dasar Saluran Drainase

3,00 m = ± 0 m

2,70 m = - 0,30 m

0,00 m = - 3,00 m

0,25 m = - 2,75 m

0,00 m = - 3,00 m

Gambar 5.12. Potongan Melintang Saluran dan Tambak

5.5.4.2 Hasil Perhitungan pada Saluran Drainase

Hasil perhitungan pada saluran Drainase dengan pintu klep di tiap ujung

saluran dengan menggunakan program HEC-RAS mendapatkan out-put berupa

ketinggian air dan debit pada masing-masing saluran. Hasil perhitungan

menggunakan program HEC-RAS dari muara saluran di tiap-tiap saluran Drainase

ditampilkan pada Tabel 5.32 - Tabel 5.41 dan Gambar 5.13 – Gambar 5.22

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

154

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.12

-0.10

-0.08

-0.06

-0.04

-0.02

0.00

0.02

0.04

0.06

River: DRAINASE 1 Reach: TENGGANG RS: 0

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.13. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 1 Tenggang

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.10

-0.08

-0.06

-0.04

-0.02

0.00

0.02

0.04

River: DRAINASE 2 Reach: TENGGANG RS: 0

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.14. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 2 Tenggang

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

155

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.15

-0.10

-0.05

0.00

0.05

0.10River: DRAINASE 3 Reach: TENGGANG RS: 0

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.15. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 3 Tenggang

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.08

-0.06

-0.04

-0.02

0.00

0.02

River: DRAINASE 4 Reach: TENGGANG RS: 0

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.16. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 4 Tenggang

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.3

-0.2

-0.1

0.0

0.1

0.2River: DRAINASE 5 Reach: TENGGANG RS: 0

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.17. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 5 Tenggang

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

156

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.3

-0.2

-0.1

0.0

0.1

0.2River: DRAINASE 1 Reach: SRINGIN RS: 0

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.18. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 1 Sringin

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.3

-0.2

-0.1

0.0

0.1

0.2River: DRAINASE 2 Reach: SRINGIN RS: 0

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.19. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 2 Sringin

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.8

-0.6

-0.4

-0.2

0.0

0.2

0.4River: DRAINASE 3 Reach: SRINGIN RS: 0

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.20. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 3 Sringin

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

157

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.15

-0.10

-0.05

0.00

0.05

0.10River: DRAINASE 4 Reach: SRINGIN RS: 0

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.21. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 4 Sringin

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.25

-0.20

-0.15

-0.10

-0.05

0.00

0.05

0.10

0.15River: DRAINASE 5 Reach: SRINGIN RS: 0

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.22. Hasil Perhitungan di muara Saluran Drainase 5 Sringin

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

158

Hasil perhitungan ketinggian air tersebut, digunakan sebagai data ketinggian

air di hilir pintu klep. Sedangkan di hulu pintu klep, digunakan data ketinggian air

dalam tambak. Perhitungan akan menggunakan pendekatan pintu sorong dengan

keadaan seperti Gambar dibawah.

Rumus debit yang dipakai untuk pintu adalah

1. . . . 2. .Q K a b g hµ=

Perhitungan volume dan debit air yang keluar dari pintu klep menuju Saluran

drainase utama yaitu Sungai Sringin dihitung dengan urutan sebagai berikut :

Perhitungan Pintu Klep di Saluran Drainase 1 Tenggang

• Pada Jam 13.00 (Saat Air Laut Mulai Surut)

1. 1h = tinggi air di hulu pintu = 0,7583 m

2. 2h = tinggi air di hilir pintu = 0,7501 m

3. y = bukaan pintu arah tegak lurus pintu

= 1.air

baja

hγγ

(buku mekanika fluida; pintu dari baja)

( airγ = 1000 kg/ 3cm , bajaγ = 7850 kg/ 3cm )

= 1000.(0,7583 - 0,7501)7850

= 0,00104 m

4. a = bukaan pintu vertikal

= y. Sin(180 - (90 – 63,43))

= 0,00104 . Sin 26,57 = 0,000465 m

5. b = lebar pintu = 3 buah pintu dgn lebar masing-masing 2 m

= 6 m

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

159

6. 1h / a = 1630,75 µ = 0,64 (Koefisien debit; Tabel 2.15)

7. 2h / a = 1613,12 K = 0,40 (Koefisien aliran tenggelam; Tabel 2.16)

8. Q = 1. . . . 2. .K a b g hµ

= 0,40. 0,64. 0,000465. 6. 2.9,8.0,7583

= 0,00275 3 / detm

9. V = Q . waktu

= 0,00275. 3600

= 9,912 3m

10. ∆h = V / A

= 0,0039 m

11. h saluran = 1h h−∆

= 0,7583 - 0,0039

= 0,7544 m

Untuk perhitungan selengkapnya pada perhitungan pintu klep di masing-masing

muara saluran drainase, dapat dilihat pada Tabel 5.32 – Tabel 5.41

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

160

Tabel 5.32. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Tenggang 1 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air

di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)

0.1372 0.1372 -0.0234 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 1996 0 0.13720.2255 0.2255 -0.0160 0 6.00 0 0 0 0 0.3499 0.3499 0 0 2078 0 0.22550.2945 0.2945 -0.0123 0 6.00 0 0 0 0 0.3901 0.3901 0 0 2143 0 0.29450.3576 0.3576 -0.0106 0 6.00 0 0 0 0 0.4401 0.4401 0 0 2201 0 0.35760.4312 0.4312 -0.0114 0 6.00 0 0 0 0 0.5200 0.5200 0 0 2270 0 0.43120.5113 0.5113 -0.0114 0 6.00 0 0 0 0 0.6002 0.6002 0 0 2345 0 0.51130.6048 0.6048 -0.0122 0 6.00 0 0 0 0 0.7001 0.7001 0 0 2432 0 0.60480.6807 0.6807 -0.0102 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2503 0 0.68070.7188 0.7188 -0.0053 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2539 0 0.71880.7295 0.7295 -0.0014 0 6.00 0 0 0 0 0.7401 0.7401 0 0 2549 0 0.72950.7432 0.7432 -0.0021 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2561 0 0.74320.7562 0.7562 -0.0018 0 6.00 0 0 0 0 0.7699 0.7699 0 0 2574 0 0.75620.7583 0.7583 -0.0002 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2576 0 0.75830.7583 0.7583 0.0011 0.0005 6.00 1604.91 1587 0.64 0.40 0.7501 0.7501 0.0028 10.0732 2576 0.0039 0.75440.7544 0.7544 0.0000 0.0000 6.00 0.00 0 0.00 0.00 0.7544 0.7544 0.0000 0.0000 2572 0.0000 0.75440.7544 0.7544 0.0044 0.0020 6.00 381.01 364 0.64 0.40 0.7199 0.7199 0.0117 42.1032 2572 0.0164 0.73810.7381 0.7381 0.0074 0.0033 6.00 221.68 204 0.64 0.40 0.6800 0.6800 0.0195 70.0224 2557 0.0274 0.71070.7107 0.7107 0.0116 0.0052 6.00 136.68 119 0.64 0.40 0.6200 0.6200 0.0298 107.3063 2531 0.0424 0.66830.6683 0.6683 0.0139 0.0062 6.00 107.53 90 0.64 0.40 0.5599 0.5599 0.0345 124.3749 2492 0.0499 0.61840.6184 0.6184 0.0152 0.0068 6.00 91.03 74 0.64 0.40 0.4999 0.4999 0.0363 130.7675 2445 0.0535 0.56490.5649 0.5649 0.0147 0.0066 6.00 85.68 68 0.64 0.40 0.4499 0.4499 0.0337 121.3059 2395 0.0507 0.5142

605.9533

Kh1/a h2/a µ

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

161

Tabel 5.33. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Tenggang 2 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air

di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)

0.3084 0.3084 -0.0015 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 2155 0 0.30840.3417 0.3417 -0.0010 0 6.00 0 0 0 0 0.3499 0.3499 0 0 2187 0 0.34170.3818 0.3818 -0.0011 0 6.00 0 0 0 0 0.3901 0.3901 0 0 2224 0 0.38180.4328 0.4328 -0.0009 0 6.00 0 0 0 0 0.4401 0.4401 0 0 2272 0 0.43280.5123 0.5123 -0.0010 0 6.00 0 0 0 0 0.5200 0.5200 0 0 2346 0 0.51230.5963 0.5963 -0.0005 0 6.00 0 0 0 0 0.6002 0.6002 0 0 2424 0 0.59630.7000 0.7000 0.0000 0 6.00 0 0 0 0 0.7001 0.7001 0 0 2521 0 0.70000.7566 0.7566 -0.0004 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2574 0 0.75660.7585 0.7585 -0.0002 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2576 0 0.75850.7585 0.7585 0.0023 0.0010 6.00 723.37 706 0.64 0.40 0.7401 0.7401 0.0062 22.3560 2576 0.0087 0.74980.7498 0.7498 -0.0013 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2568 0 0.74980.7498 0.7498 -0.0026 0 6.00 0 0 0 0 0.7699 0.7699 0 0 2568 0 0.74980.7498 0.7498 -0.0013 0 6.00 0 0 0 0 0.7599 0.7599 0 0 2568 0 0.74980.7498 0.7498 0.0000 0 6.00 0 0 0 0 0.7501 0.7501 0 0 2568 0 0.74980.7498 0.7498 0.0012 0.0006 6.00 1353.47 1336 0.64 0.40 0.7401 0.7401 0 12 2568 0 0.74520.7452 0.7452 0.0032 0.0014 6.00 515.96 498 0.64 0.40 0.7199 0.7199 0.0085 30.5252 2563 0.0119 0.73330.7333 0.7333 0.0068 0.0030 6.00 241.28 224 0.64 0.40 0.6800 0.6800 0.0177 63.7179 2552 0.0250 0.70840.7084 0.7084 0.0113 0.0050 6.00 140.67 123 0.64 0.40 0.6200 0.6200 0.0288 103.7560 2529 0.0410 0.66730.6673 0.6673 0.0137 0.0061 6.00 109.00 91 0.64 0.40 0.5599 0.5599 0.0340 122.4404 2491 0.0492 0.61820.6182 0.6182 0.0151 0.0067 6.00 91.72 74 0.64 0.40 0.4999 0.4999 0.0360 129.7329 2445 0.0531 0.56510.5651 0.5651 0.0147 0.0066 6.00 86.08 69 0.64 0.40 0.4499 0.4499 0.0336 120.8243 2395 0.0504 0.5147

605.0967

h1/a h2/a µ K

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

162

Tabel 5.34. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Tenggang 3 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air

di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)

0.2473 0.2473 -0.0093 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 2098 0 0.24730.3069 0.3069 -0.0054 0 6.00 0 0 0 0 0.3493 0.3493 0 0 2154 0 0.34930.3579 0.3579 -0.0039 0 6.00 0 0 0 0 0.3883 0.3883 0 0 2202 0 0.38830.4122 0.4122 -0.0034 0 6.00 0 0 0 0 0.4386 0.4386 0 0 2252 0 0.43860.4880 0.4880 -0.0036 0 6.00 0 0 0 0 0.5161 0.5161 0 0 2323 0 0.51610.5702 0.5702 -0.0035 0 6.00 0 0 0 0 0.5974 0.5974 0 0 2400 0 0.59740.6698 0.6698 -0.0035 0 6.00 0 0 0 0 0.6972 0.6972 0 0 2493 0 0.69720.7334 0.7334 -0.0033 0 6.00 0 0 0 0 0.7593 0.7593 0 0 2552 0 0.75930.7488 0.7488 -0.0014 0 6.00 0 0 0 0 0.7601 0.7601 0 0 2567 0 0.76010.7497 0.7497 0.0012 0 6.00 0 0 0 0 0.7402 0.7402 0 0 2568 0 0.74020.7544 0.7544 -0.0007 0 6.00 0 0 0 0 0.7597 0.7597 0 0 2572 0 0.75970.7663 0.7663 -0.0005 0 6.00 0 0 0 0 0.7703 0.7703 0 0 2583 0 0.77030.7663 0.7663 0.0008 0.0003 6.00 2198.27 2181 0.64 0.40 0.7602 0.7602 0.0021 7.4706 2583 0.0029 0.76340.7634 0.7634 0.0017 0.0007 6.00 1028.58 1011 0.64 0.40 0.7504 0.7504 0.0044 15.8758 2580 0.0062 0.75730.7573 0.7573 0.0021 0.0010 6.00 787.64 770 0.64 0.40 0.7404 0.7404 0.0057 20.4820 2575 0.0080 0.74930.7493 0.7493 0.0037 0.0017 6.00 450.08 433 0.64 0.40 0.7201 0.7201 0.0098 35.2801 2567 0.0137 0.73560.7356 0.7356 0.0070 0.0031 6.00 234.82 217 0.64 0.40 0.6806 0.6806 0.0183 65.7702 2554 0.0257 0.70980.7098 0.7098 0.0112 0.0050 6.00 141.20 124 0.64 0.40 0.6216 0.6216 0.0288 103.6875 2530 0.0410 0.66880.6688 0.6688 0.0136 0.0061 6.00 109.65 92 0.64 0.40 0.5618 0.5618 0.0339 122.1221 2492 0.0490 0.61980.6198 0.6198 0.0150 0.0067 6.00 92.55 75 0.64 0.40 0.5023 0.5023 0.0359 129.0892 2446 0.0528 0.56710.5671 0.5671 0.0146 0.0065 6.00 86.94 69 0.64 0.40 0.4526 0.4526 0.0334 120.2476 2397 0.0502 0.5169

620.0251

Kh1/a h2/a µ

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

163

Tabel 5.35. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Tenggang 4 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air

di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)

0.1857 0.1857 -0.0171 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 2041 0 0.18570.2709 0.2709 -0.0099 0 6.00 0 0 0 0 0.3486 0.3486 0 0 2120 0 0.27090.3327 0.3327 -0.0068 0 6.00 0 0 0 0 0.3864 0.3864 0 0 2178 0 0.33270.3905 0.3905 -0.0059 0 6.00 0 0 0 0 0.4369 0.4369 0 0 2232 0 0.39050.4622 0.4622 -0.0064 0 6.00 0 0 0 0 0.5126 0.5126 0 0 2299 0 0.46220.5425 0.5425 -0.0067 0 6.00 0 0 0 0 0.5950 0.5950 0 0 2374 0 0.54250.6379 0.6379 -0.0073 0 6.00 0 0 0 0 0.6948 0.6948 0 0 2463 0 0.63790.7086 0.7086 -0.0064 0 6.00 0 0 0 0 0.7589 0.7589 0 0 2529 0 0.70860.7380 0.7380 -0.0028 0 6.00 0 0 0 0 0.7603 0.7603 0 0 2557 0 0.73800.7406 0.7406 0.0000 0.0000 6.00 66137 66119 0.64 0.40 0.7404 0.7404 0.0001 0.2359 2559 0.0001 0.74050.7405 0.7405 -0.0024 0 6.00 0 0 0 0 0.7595 0.7595 0 0 2559 0 0.74050.7405 0.7405 -0.0039 0 6.00 0 0 0 0 0.7708 0.7708 0 0 2559 0 0.74050.7405 0.7405 -0.0026 0 6.00 0 0 0 0 0.7606 0.7606 0 0 2559 0 0.74050.7405 0.7405 -0.0013 0 6.00 0 0 0 0 0.7507 0.7507 0 0 2559 0 0.74050.7405 0.7405 0.0000 0 6.00 0 0 0 0 0.7407 0.7407 0 0 2559 0 0.74050.7405 0.7405 0.0026 0.0012 6.00 640.04 622 0.64 0.40 0.7202 0.7202 0.0068 24.3727 2559 0.0095 0.73100.7310 0.7310 0.0063 0.0028 6.00 257.70 240 0.64 0.40 0.6812 0.6812 0.0165 59.3686 2550 0.0233 0.70770.7077 0.7077 0.0108 0.0048 6.00 146.46 129 0.64 0.40 0.6229 0.6229 0.0276 99.5092 2528 0.0394 0.66830.6683 0.6683 0.0134 0.0060 6.00 111.77 94 0.64 0.40 0.5634 0.5634 0.0332 119.6722 2492 0.0480 0.62030.6203 0.6203 0.0148 0.0066 6.00 93.84 76 0.64 0.40 0.5043 0.5043 0.0354 127.4527 2447 0.0521 0.56820.5682 0.5682 0.0144 0.0065 6.00 88.00 70 0.64 0.40 0.4549 0.4549 0.0331 119.1539 2398 0.0497 0.5185

549.7652

h1/a h2/a µ K

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

164

Tabel 5.36. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Tenggang 5 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air

di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)

0.1852 0.1852 -0.0172 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 2040 0 0.18520.2697 0.2697 -0.0101 0 6.00 0 0 0 0 0.3486 0.3486 0 0 2119 0 0.26970.3314 0.3314 -0.0070 0 6.00 0 0 0 0 0.3864 0.3864 0 0 2177 0 0.33140.3893 0.3893 -0.0061 0 6.00 0 0 0 0 0.4369 0.4369 0 0 2231 0 0.38930.4608 0.4608 -0.0066 0 6.00 0 0 0 0 0.5126 0.5126 0 0 2298 0 0.46080.5410 0.5410 -0.0069 0 6.00 0 0 0 0 0.5950 0.5950 0 0 2373 0 0.54100.6362 0.6362 -0.0075 0 6.00 0 0 0 0 0.6948 0.6948 0 0 2462 0 0.63620.7069 0.7069 -0.0066 0 6.00 0 0 0 0 0.7589 0.7589 0 0 2528 0 0.70690.7369 0.7369 -0.0030 0 6.00 0 0 0 0 0.7603 0.7603 0 0 2556 0 0.73690.7402 0.7402 0.0000 0 6.00 0 0 0 0 0.7404 0.7404 0 0 2559 0 0.74020.7496 0.7496 -0.0013 0 6.00 0 0 0 0 0.7595 0.7595 0 0 2567 0 0.74960.7617 0.7617 -0.0012 0 6.00 0 0 0 0 0.7708 0.7708 0 0 2579 0 0.76170.7617 0.7617 0.0001 0.0001 6.00 12009 11991 0.64 0.40 0.7606 0.7606 0.0004 1.3552 2579 0.0005 0.76120.7612 0.7612 0.0013 0.0006 6.00 1273.75 1256 0.64 0.40 0.7507 0.7507 0.0035 12.7636 2578 0.0050 0.75620.7562 0.7562 0.0020 0.0009 6.00 854.20 837 0.64 0.40 0.7407 0.7407 0.0052 18.8474 2574 0.0073 0.74890.7489 0.7489 0.0037 0.0016 6.00 457.73 440 0.64 0.40 0.7202 0.7202 0.0096 34.6624 2567 0.0135 0.73540.7354 0.7354 0.0069 0.0031 6.00 238.08 221 0.64 0.40 0.6812 0.6812 0.0180 64.8475 2554 0.0254 0.71000.7100 0.7100 0.0111 0.0050 6.00 143.03 125 0.64 0.40 0.6229 0.6229 0.0284 102.4023 2530 0.0405 0.66960.6696 0.6696 0.0135 0.0060 6.00 110.69 93 0.64 0.40 0.5634 0.5634 0.0337 121.1653 2493 0.0486 0.62090.6209 0.6209 0.0149 0.0066 6.00 93.42 76 0.64 0.40 0.5043 0.5043 0.0356 128.2169 2447 0.0524 0.56860.5686 0.5686 0.0145 0.0065 6.00 87.79 70 0.64 0.40 0.4549 0.4549 0.0332 119.5428 2398 0.0498 0.5187

603.8035

h1/a h2/a µ K

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

165

Tabel 5.37. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Sringin 1 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air

di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)

0.1079 0.1079 -0.0272 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 1968 0 0.10790.1841 0.1841 -0.0213 0 6.00 0 0 0 0 0.3499 0.3499 0 0 2039 0 0.18410.2486 0.2486 -0.0181 0 6.00 0 0 0 0 0.3897 0.3897 0 0 2100 0 0.24860.3101 0.3101 -0.0166 0 6.00 0 0 0 0 0.4399 0.4399 0 0 2157 0 0.31010.3809 0.3809 -0.0177 0 6.00 0 0 0 0 0.5189 0.5189 0 0 2223 0 0.38090.4585 0.4585 -0.0180 0 6.00 0 0 0 0 0.5993 0.5993 0 0 2296 0 0.45850.5483 0.5483 -0.0193 0 6.00 0 0 0 0 0.6991 0.6991 0 0 2379 0 0.54830.6251 0.6251 -0.0173 0 6.00 0 0 0 0 0.7597 0.7597 0 0 2451 0 0.62510.6715 0.6715 -0.0113 0 6.00 0 0 0 0 0.7600 0.7600 0 0 2495 0 0.67150.6936 0.6936 -0.0060 0 6.00 0 0 0 0 0.7401 0.7401 0 0 2515 0 0.69360.7144 0.7144 -0.0058 0 6.00 0 0 0 0 0.7597 0.7597 0 0 2535 0 0.71440.7328 0.7328 -0.0048 0 6.00 0 0 0 0 0.7702 0.7702 0 0 2552 0 0.73280.7411 0.7411 -0.0024 0 6.00 0 0 0 0 0.7601 0.7601 0 0 2560 0 0.74110.7449 0.7449 -0.0007 0 6.00 0 0 0 0 0.7503 0.7503 0 0 2563 0 0.74490.7461 0.7461 0.0007 0.0003 6.00 2231.14 2214 0.64 0.40 0.7403 0.7403 0.0020 7.0716 2564 0.0028 0.74340.7434 0.7434 0.0030 0.0013 6.00 554.59 537 0.64 0.40 0.7200 0.7200 0.0079 28.2916 2562 0.0110 0.73230.7323 0.7323 0.0067 0.0030 6.00 245.44 228 0.64 0.40 0.6803 0.6803 0.0174 62.5068 2551 0.0245 0.70780.7078 0.7078 0.0112 0.0050 6.00 141.34 124 0.64 0.40 0.6205 0.6205 0.0287 103.1457 2528 0.0408 0.66700.6670 0.6670 0.0137 0.0061 6.00 109.18 92 0.64 0.40 0.5605 0.5605 0.0339 122.1500 2490 0.0490 0.61800.6180 0.6180 0.0151 0.0067 6.00 91.73 74 0.64 0.40 0.5005 0.5005 0.0360 129.6583 2445 0.0530 0.56490.5649 0.5649 0.0146 0.0066 6.00 86.23 69 0.64 0.40 0.4507 0.4507 0.0335 120.5508 2395 0.0503 0.5146

573.3749

Kh1/a h2/a µ

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

166

Tabel 5.38. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Sringin 2 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air

di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)

0.0806 0.0806 -0.0305 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 1943 0 0.08060.1453 0.1453 -0.0261 0 6.00 0 0 0 0 0.3499 0.3499 0 0 2003 0 0.14530.2054 0.2054 -0.0234 0 6.00 0 0 0 0 0.3892 0.3892 0 0 2059 0 0.20540.2653 0.2653 -0.0222 0 6.00 0 0 0 0 0.4396 0.4396 0 0 2115 0 0.26530.3332 0.3332 -0.0235 0 6.00 0 0 0 0 0.5176 0.5176 0 0 2179 0 0.33320.4081 0.4081 -0.0242 0 6.00 0 0 0 0 0.5983 0.5983 0 0 2249 0 0.40810.4940 0.4940 -0.0260 0 6.00 0 0 0 0 0.6979 0.6979 0 0 2329 0 0.49400.5712 0.5712 -0.0240 0 6.00 0 0 0 0 0.7596 0.7596 0 0 2401 0 0.57120.6255 0.6255 -0.0172 0 6.00 0 0 0 0 0.7603 0.7603 0 0 2452 0 0.62550.6587 0.6587 -0.0104 0 6.00 0 0 0 0 0.7402 0.7402 0 0 2483 0 0.65870.6862 0.6862 -0.0093 0 6.00 0 0 0 0 0.7596 0.7596 0 0 2508 0 0.68620.7099 0.7099 -0.0077 0 6.00 0 0 0 0 0.7705 0.7705 0 0 2530 0 0.70990.7243 0.7243 -0.0046 0 6.00 0 0 0 0 0.7604 0.7604 0 0 2544 0 0.72430.7318 0.7318 -0.0024 0 6.00 0 0 0 0 0.7505 0.7505 0 0 2551 0 0.73180.7342 0.7342 -0.0008 0 6.00 0 0 0 0 0.7405 0.7405 0 0 2553 0 0.73420.7342 0.7342 0.0018 0.00 6.00 908.56 891.01 0.64 0.40 0.7200 0.7200 0.0047 16.9502 2553 0.0066 0.72750.7275 0.7275 0.0060 0.00 6.00 271.42 253.87 0.64 0.40 0.6805 0.6805 0.0155 55.9717 2547 0.0220 0.70560.7056 0.7056 0.0108 0.00 6.00 146.60 129.05 0.64 0.40 0.6211 0.6211 0.0275 98.9688 2526 0.0392 0.66640.6664 0.6664 0.0134 0.01 6.00 111.07 93.52 0.64 0.40 0.5611 0.5611 0.0333 119.8957 2490 0.0482 0.61820.6182 0.6182 0.0149 0.01 6.00 92.79 75.24 0.64 0.40 0.5013 0.5013 0.0356 128.2537 2445 0.0525 0.56580.5658 0.5658 0.0145 0.01 6.00 87.04 69.49 0.64 0.40 0.4517 0.4517 0.0332 119.6905 2396 0.0500 0.5158

539.7307

h1/a h2/a µ K

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

167

Tabel 5.39. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Sringin 3 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air

di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)

0.0826 0.0826 -0.0302 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 1945 0 0.08260.1479 0.1479 -0.0257 0 6.00 0 0 0 0 0.3499 0.3499 0 0 2006 0 0.14790.2081 0.2081 -0.0230 0 6.00 0 0 0 0 0.3888 0.3888 0 0 2062 0 0.20810.2680 0.2680 -0.0218 0 6.00 0 0 0 0 0.4394 0.4394 0 0 2118 0 0.26800.3357 0.3357 -0.0230 0 6.00 0 0 0 0 0.5166 0.5166 0 0 2181 0 0.33570.4105 0.4105 -0.0238 0 6.00 0 0 0 0 0.5976 0.5976 0 0 2251 0 0.41050.4961 0.4961 -0.0256 0 6.00 0 0 0 0 0.6971 0.6971 0 0 2331 0 0.49610.5728 0.5728 -0.0238 0 6.00 0 0 0 0 0.7596 0.7596 0 0 2402 0 0.57280.6267 0.6267 -0.0171 0 6.00 0 0 0 0 0.7606 0.7606 0 0 2453 0 0.62670.6597 0.6597 -0.0103 0 6.00 0 0 0 0 0.7403 0.7403 0 0 2484 0 0.65970.6869 0.6869 -0.0092 0 6.00 0 0 0 0 0.7594 0.7594 0 0 2509 0 0.68690.7104 0.7104 -0.0077 0 6.00 0 0 0 0 0.7708 0.7708 0 0 2531 0 0.71040.7247 0.7247 -0.0046 0 6.00 0 0 0 0 0.7607 0.7607 0 0 2544 0 0.72470.7321 0.7321 -0.0024 0 6.00 0 0 0 0 0.7507 0.7507 0 0 2551 0 0.73210.7344 0.7344 -0.0008 0 6.00 0 0 0 0 0.7407 0.7407 0 0 2553 0 0.73440.7344 0.7344 0.0018 0.0008 6.00 898.86 881 0.64 0.40 0.7201 0.7201 0.0048 17.1421 2553 0.0067 0.72770.7277 0.7277 0.0060 0.0027 6.00 272.16 255 0.64 0.40 0.6808 0.6808 0.0155 55.8401 2547 0.0219 0.70580.7058 0.7058 0.0107 0.0048 6.00 147.11 130 0.64 0.40 0.6216 0.6216 0.0274 98.6768 2527 0.0391 0.66670.6667 0.6667 0.0134 0.0060 6.00 111.29 94 0.64 0.40 0.5616 0.5616 0.0333 119.7633 2490 0.0481 0.61860.6186 0.6186 0.0149 0.0067 6.00 93.00 75 0.64 0.40 0.5019 0.5019 0.0356 128.0941 2445 0.0524 0.56630.5663 0.5663 0.0145 0.0065 6.00 87.28 70 0.64 0.40 0.4524 0.4524 0.0332 119.5206 2396 0.0499 0.5164

539.0370

h1/a h2/a µ K

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

168

Tabel 5.40. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Sringin 4 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air

di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)

0.0846 0.0846 -0.0300 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 1947 0 0.08460.1513 0.1513 -0.0242 0 6.00 0 0 0 0 0.3413 0.3413 0 0 2009 0 0.15130.2124 0.2124 -0.0204 0 6.00 0 0 0 0 0.3722 0.3722 0 0 2066 0 0.21240.2728 0.2728 -0.0185 0 6.00 0 0 0 0 0.4177 0.4177 0 0 2122 0 0.27280.3411 0.3411 -0.0184 0 6.00 0 0 0 0 0.4859 0.4859 0 0 2186 0 0.34110.4164 0.4164 -0.0200 0 6.00 0 0 0 0 0.5736 0.5736 0 0 2256 0 0.41640.5025 0.5025 -0.0223 0 6.00 0 0 0 0 0.6774 0.6774 0 0 2337 0 0.50250.5794 0.5794 -0.0225 0 6.00 0 0 0 0 0.7557 0.7557 0 0 2408 0 0.57940.6063 0.6063 -0.0200 0 6.00 0 0 0 0 0.7632 0.7632 0 0 2434 0 0.60630.6469 0.6469 -0.0120 0 6.00 0 0 0 0 0.7412 0.7412 0 0 2471 0 0.64690.6789 0.6789 -0.0100 0 6.00 0 0 0 0 0.7577 0.7577 0 0 2501 0 0.67890.7056 0.7056 -0.0085 0 6.00 0 0 0 0 0.7724 0.7724 0 0 2526 0 0.70560.7218 0.7218 -0.0051 0 6.00 0 0 0 0 0.7621 0.7621 0 0 2541 0 0.72180.7303 0.7303 -0.0027 0 6.00 0 0 0 0 0.7514 0.7514 0 0 2549 0 0.73030.7332 0.7332 -0.0011 0 6.00 0 0 0 0 0.7417 0.7417 0 0 2552 0 0.73320.7332 0.7332 0.0016 0.0007 6.00 1045.78 1028 0.64 0.40 0.7209 0.7209 0.0041 14.6966 2552 0.0058 0.72740.7274 0.7274 0.0055 0.0025 6.00 296.58 279 0.64 0.40 0.6844 0.6844 0.0142 51.2130 2547 0.0201 0.70730.7073 0.7073 0.0098 0.0044 6.00 161.98 144 0.64 0.40 0.6307 0.6307 0.0250 89.9083 2528 0.0356 0.67180.6718 0.6718 0.0125 0.0056 6.00 120.34 103 0.64 0.40 0.5738 0.5738 0.0311 112.0108 2495 0.0449 0.62690.6269 0.6269 0.0138 0.0062 6.00 101.51 84 0.64 0.40 0.5185 0.5185 0.0332 119.6909 2453 0.0488 0.57810.5781 0.5781 0.0137 0.0061 6.00 94.39 77 0.64 0.40 0.4706 0.4706 0.0317 113.9869 2407 0.0474 0.5307

501.5066

h1/a h2/a µ K

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

169

Tabel 5.41. Perhitungan Volume, debit dan ketinggian air di saluran Drainase Sringin 5 Tinggi Air h1 y a b Tinggi Air h2 Q V A ∆h Tinggi Air

di hulu pintu (m) (m) (m) (m) di hilir pintu (m) (m3/det) (m3) (m2) (m) di dalam saluran(m) (m) (m)

0.0866 0.0866 -0.0297 0 6.00 0 0 0 0 0.3200 0.3200 0 0 1948 0 0.08660.1547 0.1547 -0.0238 0 6.00 0 0 0 0 0.3413 0.3413 0 0 2012 0 0.15470.2166 0.2166 -0.0198 0 6.00 0 0 0 0 0.3722 0.3722 0 0 2070 0 0.21660.2777 0.2777 -0.0178 0 6.00 0 0 0 0 0.4177 0.4177 0 0 2127 0 0.27770.3465 0.3465 -0.0178 0 6.00 0 0 0 0 0.4859 0.4859 0 0 2191 0 0.34650.4222 0.4222 -0.0193 0 6.00 0 0 0 0 0.5736 0.5736 0 0 2262 0 0.42220.5089 0.5089 -0.0215 0 6.00 0 0 0 0 0.6774 0.6774 0 0 2343 0 0.50890.5860 0.5860 -0.0216 0 6.00 0 0 0 0 0.7557 0.7557 0 0 2415 0 0.58600.5860 0.5860 -0.0226 0 6.00 0 0 0 0 0.7632 0.7632 0 0 2415 0 0.58600.6340 0.6340 -0.0137 0 6.00 0 0 0 0 0.7412 0.7412 0 0 2459 0 0.63400.6709 0.6709 -0.0111 0 6.00 0 0 0 0 0.7577 0.7577 0 0 2494 0 0.67090.7009 0.7009 -0.0091 0 6.00 0 0 0 0 0.7724 0.7724 0 0 2522 0 0.70090.7189 0.7189 -0.0055 0 6.00 0 0 0 0 0.7621 0.7621 0 0 2539 0 0.71890.7285 0.7285 -0.0029 0 6.00 0 0 0 0 0.7514 0.7514 0 0 2548 0 0.72850.7320 0.7320 -0.0012 0 6.00 0 0 0 0 0.7417 0.7417 0 0 2551 0 0.73200.7320 0.7320 0.0014 0.0006 6.00 1160.54 1143 0.64 0.40 0.7209 0.7209 0.0037 13.2099 2551 0.0052 0.72680.7268 0.7268 0.0054 0.0024 6.00 300.89 283 0.64 0.40 0.6844 0.6844 0.0140 50.4108 2546 0.0198 0.70700.7070 0.7070 0.0097 0.0043 6.00 162.63 145 0.64 0.40 0.6307 0.6307 0.0249 89.4818 2528 0.0354 0.67160.6716 0.6716 0.0125 0.0056 6.00 120.53 103 0.64 0.40 0.5738 0.5738 0.0311 111.7891 2495 0.0448 0.62680.6268 0.6268 0.0138 0.0062 6.00 101.59 84 0.64 0.40 0.5185 0.5185 0.0332 119.5770 2453 0.0488 0.57800.5780 0.5780 0.0137 0.0061 6.00 94.43 77 0.64 0.40 0.4706 0.4706 0.0316 113.9287 2407 0.0473 0.5307

498.3974

h1/a h2/a µ K

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

170

Selanjutnya, setelah diketahui debit yang keluar dari pintu klep di masing-

masing muara saluran drainase, debit-debit tersebut dijadikan data input dari

saluran drainase untuk mengetahui kondisi yang terjadi pada saluran drainase

utama yaitu Sungai Sringin dan Sungai Tenggang. Debit dari masing-masing

saluran drainase yang akan dijadikan input pada HEC-RAS saluran drainase

primer dapat dilihat pada Tabel 5.42 berikut :

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

171

Tabel 5.42. Data debit pada masing-masing muara saluran drainase

D. Tenggang 1 D. Tenggang 2 D. Tenggang 3 D. Tenggang 4 D. Tenggang 5 D. Sringin 1 D. Sringin 2 D. Sringin 3 D. Sringin 4 D. Sringin 5Flow Flow Flow Flow Flow Flow Flow Flow Flow Flow

m3/det m3/det m3/det m3/det m3/det m3/det m3/det m3/det m3/det m3/det

1 17Aug2003 2400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 02 18Aug2003 0100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 03 18Aug2003 0200 0 0 0 0 0 0 0 0 0 04 18Aug2003 0300 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 18Aug2003 0400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06 18Aug2003 0500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 07 18Aug2003 0600 0 0 0 0 0 0 0 0 0 08 18Aug2003 0700 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09 18Aug2003 0800 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 18Aug2003 0900 0 0 0 0.0001 0 0 0 0 0 011 18Aug2003 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 012 18Aug2003 1100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 013 18Aug2003 1200 0 0 0.0017 0 0.0003 0 0 0 0 014 18Aug2003 1300 0.0028 0 0.0035 0 0.0029 0 0 0 0 015 18Aug2003 1400 0.0000 0 0.0042 0 0.0040 0.0020 0 0 0 016 18Aug2003 1500 0.0117 0.0067 0.0073 0.0056 0.0074 0.0079 0.0059 0.0056 0.0048 0.003717 18Aug2003 1600 0.0194 0.0131 0.0138 0.0130 0.0138 0.0173 0.0206 0.0192 0.0176 0.014718 18Aug2003 1700 0.0296 0.0191 0.0213 0.0208 0.0213 0.0285 0.0392 0.0364 0.0332 0.027919 18Aug2003 1800 0.0339 0.0184 0.0237 0.0235 0.0240 0.0334 0.0519 0.0483 0.0449 0.037720 18Aug2003 1900 0.0353 0.0179 0.0240 0.0238 0.0243 0.0351 0.0599 0.0557 0.0519 0.043221 18Aug2003 2000 0.0324 0.0146 0.0212 0.0210 0.0215 0.0322 0.0607 0.0563 0.0533 0.0441

DateNo.

NAMA SALURAN

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

172

Hasil yang didapat dari perhitungan dengan menggunakan program HEC-

RAS pada saluran drainase dengan input data debit pada hulu dan hilir saluran

drainase utama dapat dilihat pada Gambar 5.23 – 5.26

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.06

-0.04

-0.02

0.00

0.02

0.04

Plan: PLAN 2 River: DRAINASE 7 Reach: TENGGANG RS: 0

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.23. Hasil perhitungan pada hulu saluran drainase utama

Tenggang

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.20

-0.15

-0.10

-0.05

0.00

0.05

0.10

0.15Plan: PLAN 2 River: DRAINASE 6 Reach: TENGGANG RS: 325.5

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.24. Hasil perhitungan pada hilir saluran drainase utama

Tenggang

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

173

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.00000010

-0.00000005

0.00000000

0.00000005

0.00000010

0.00000015

0.00000020Plan: PLAN 2 River: SRINGIN Reach: SRINGIN 4 RS: 0

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.25. Hasil perhitungan pada hulu saluran drainase utama Sringin

2400 0200 0400 0600 0800 1000 1200 1400 1600 1800 200018Aug2003

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

-0.8

-0.6

-0.4

-0.2

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8Plan: PLAN 2 River: SRINGIN Reach: SRINGIN 1 RS: 1766

Time

Stag

e (m

)

Flow

(m3/

s)

Legend

Stage

Flow

Gambar 5.26. Hasil perhitungan pada hilir saluran drainase utama Sringin

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

174

5.6. Pintu Klep Perencanaan pintu menggunakan konstruksi pintu Klep diupayakan sesuai

dengan kriteria yang diinginkan, baik dari segi konstruksi, kualitas, fungsi,

manfaat, maupun pembiayaan sehingga harus direncanakan dengan baik dan

benar. Perencanaan ini didasarkan pada pertimbangan teknis dengan tidak

mengabaikan pertimbangan non teknis.

Konstruksi pintu klep dimaksudkan untuk membatasi air yang akan masuk

maupun keluar dari masing-masing tambak. Pada masing-masing tambak

terdapat minimal 2 buah pintu klep yang mempunyai fungsi yang berbeda. Pintu

klep pada saluran sekunder / saluran pasok berfungsi mengalirkan air segar dari

saluran primer. Sedangkan pintu klep pada saluran drainase / saluran buang

berfungsi mengalirkan air kotor / buangan dari tambak menuju saluran drainase

primer. Perencanaan pintu klep direncanakan berdasarkan tekanan air tertinggi

yaitu pada saat terjadi pasang tertinggi paling tinggi.

5.6.1. Perencanaan Pintu Klep

5.6.1.1 Kondisi Perencanaan

1. Kondisi air dalam saluran di posisi max = 2,40 m dengan kondisi pintu

tertutup

2. Data penampang sungai pada rencana lokasi pintu klep adalah :

• Lebar saluran terbesar : 7,00 meter

• Elevasi dasar saluran : ± 0,00 meter

• Elevasi air dalam saluran sekunder / drainase tertinggi : +2,40 meter

(pada saat pasang tertinggi paling tinggi)

• Elevasi air dalam saluran primer saat surut : +1,42 meter

(pada saat pasang tertinggi paling tinggi)

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

175

2,40 m

63,43

+1,42 m

+0,00 m

+2,40 m

Gambar 5.27. Penampang Pintu Klep

5.6.1.2 Dimensi Pintu Klep

1. Direncanakan lebar pintu klep 2 m

Jumlah pintu klep diambil 3 buah

Jumlah pilar = 3-1 = 2 buah

Maka tebal pilar = ( 7 –( 2.3 )) : 2 = 0,50 m

2. Hlubang = (+2,40) - (+0,00) = 2,40 m

3. Kemiringan pintu 2 : 1; α = arc tan (2/1) = 63,430

4. H pintu = H lubang / sin α = 2,40 / sin 63,430 = 2,68 m ≈ 2,70 m

5. H pintu efektif = H pintu + panjang pegangan + panjang jagaan

= 2,70 + (0,5 / sin α) + (0,5 / sin α)

= 3,81 m ≈ 4,0 m

6. B efektif = 2 m

• Hpintu efefektif = 4,0 m

• Beffektif = 2,0 m

5.6.1.3 Perhitungan Pintu Klep

Pintu klep ini direncanakan terbuat dari profil baja yang digunakan sebagai

kerangka vertikal atau horisontal sebagai penguat terhadap lembaran plat baja.

Perhitungan pintu klep ini meliputi :

• Dimensi balok vertikal dan balok horisontal

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

176

d1

x1

y1

+2,40 m

h1

Ph1

Pv1

+0,00 ma

x2

Pv2

y2

Ph2

+1,42 m

d1

+0,00 ma

h2

• Perhitungan tebal plat

• Operasi pintu klep

• Dinding penahan tanah

5.6.1.4 Perhitungan Balok Vertikal

Balok vertikal sebagai kerangka pintu klep ini terdiri dari dua balok yang

ditempatkan pada sisi-sisi pintu klep.

1. Gaya-gaya yang bekerja

a. Distribusi tekanan air dalam tambak pada balok vertikal

γair = 1 t / m 3

α = 63,430

Sin α = 2 / 5

Cos α = 1/ 5

Tan α = 2

B (lebar pintu ) = 2 m

Gambar 5.28. Distribusi Tekanan Air dalam Tambak pada Balok Vertikal

d1 = h1 / tan α = 2,40 / 2 = 1,20 m

x1 = (1/3) d1 = 1/3.1,20 = 0,40 m

1y = (1/3) 1h = 1/3. 2,40 = 0,80 m

b. Distribusi tekanan air surut pada balok vertikal

Gambar 5.29. Distribusi Tekanan Air Surut pada Balok Vertikal

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

177

d2 = h2 / tan α = 1,42 / 2 = 0,71 m

x2 = (1/3) d2 = 1/3.0,71 = 0,24 m

2y = (1/3) 2h = 1/3. 1,42 = 0,47 m

Gaya-gaya yang bekerja dipikul oleh 2 balok vertikal di sisi kanan dan kiri,

untuk itu gaya-gaya yang bekerja dibagi menjadi dua :

Pv1 = 1 1. .(1/ 2). .( / 2)d h Bγ

= 1.1,20.1/2.2,40.(2/2)

= 1,44 ton

Pv2 = 2 2. .(1/ 2). .( / 2)d h Bγ

= 1.0,71.1/2.1,42.(2/2)

= 0,5041 ton

1 1 1. .(1/ 2). .( / 2)Ph h h Bγ=

= 1.2,40.1/2.2,40.( 2/2 )

= 2,88 ton

2 2 2. .(1/ 2). .( / 2)Ph h h Bγ=

= 1.1,42.1/2.1,42.( 2/2 )

= 1,0082 ton

2. Dimensi Balok Vertikal

Momen maksimum = | maksM |

| maksM | = 1 1 1 1 2 2 2 2( . ) ( . ) ( . ) ( . )pv x ph y pv x ph y− − − +

= -(1,44.0,40) – (2,88.0,80) – (0,5041.0,24) + (1,0082.0,47)

= -2,527 tm

Momen maksimum = -2,527 tm = 2,527.10 5 kg.cm

ijinσ = 1600 kg / 2cm

W = M / σ

= 2,527.10 5 /1600

= 157,93 cm 3

Dicoba baja DIN 15 , xW = 253 cm3, Ix = 1900 cm4

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

178

3. Kontrol Tegangan

σ = M / W

= 2,527.105 / 253

= 998,814 kg / cm2 ≤ ijinσ = 1600 kg / cm2 (AMAN)

5.6.1.5 Perhitungan Balok Horizontal

Perhitungan balok horizontal direncanakan terhadap balok yang menerima

tegangan maksimum tergantung pada kedalaman penempatan balok tersebut.

1. Penempatan Balok Horisontal

+0,00 m

II

I

2,40 - y

y

x

2,40 m

1,20

a

+2,40 m

Atotal = ½ . 1,20 . 2,40 = 1,44 m2

AI = AII = Atotal / 2 = 1,44 / 2 = 0,72 m2

AII = x. (2,40 – y) / 2

0,72 = x. (2,40 – y) / 2

x = 1,44 / ( 2,40 – y)

AI = ((x + 1,20) / 2) . y

1,44 = (((1,44 / (2,40 – y)) + 1,20) . y))

(1,44 – 1,20y) (2,40 – y) = 1,44 y

1,20 y2 – 5,76 y + 3,456 = 0

y = 0,70 m

x = 1,44 / (2,40 – y)

= 1,44 / (2,40 – 0,70)

= 0,847 m ~ 0,85 m

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

179

a

1,20 m

0,70 m

x'1x'2

x’1 = (1/3) . 0,70 = 0,233 m

x’2 = (1/2) . 0,70 = 0,35 m

x1 = {(x’2 – x’1)} / 2 + x’1

= {(0,35 – 0,233)} / 2 + 0,233 = 0,2915 m

x2 = (1/3) . 0,70

= 0,566 m

Sehingga penempatan balok horizontal pada pintu klep adalah sbb:

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

180

+0,00 ma

q1

q21,134 m

0,976 m

0,29 m

+2,40 m

Gambar 5.30. Penempatan Balok Horisontal

2. Dimensi Balok Horisontal

Diperkirakan balok horizontal yang menerima tegangan maksimum adalah

balok yang menerima tegangan q1, jadi yang diperiksa adalah balok tersebut.

q = (0,85 + 1,20) / 2

= 1,025 t/m

200 cm

q1 = 1,025 t/m = 10,25 kg/cm

Mmaksimum = (1/8). q. l2

= (1/8) . 10,25 . 2002

= 51250 kgm

σijin = 1600 kg / cm2

W = M / σijin

= 51250 / 1600

= 32,031 cm3

Dicoba dengan baja [ 12 , Wx = 60,7 cm3

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

181

Ix = 364 cm4

3. Kontrol Tegangan

σ = M / W

= 51250 / 60,7

= 844,316 kg / cm3 < 1600 kg / cm3 (AMAN)

5.6.1.6 PerhitunganTebal Pelat

Perhitungan untuk tebal plat dipakai rumus Back Formula 22

2 2

12

a bk pa b t

σ⎛ ⎞ ⎡ ⎤= ⎜ ⎟ ⎢ ⎥+ ⎣ ⎦⎝ ⎠

Dimana : σ = tegangan yang diijinkan (1600 kg/cm2)

k = koefisien, diambil k = 0,8

a = lebar plat yang ditinjau (m)

b = panjang plat yang ditinjau (m)

t = tebal plat yang dicari (m)

p = beban terpusat masing-masing bentang (kg)

1. Gaya-gaya yang bekerja pada pelat

• Distribusi tekanan air dalam saluran sekunder maksimum pada pelat

PC

PB

PA

2,40 m2,255 m

1,622 m

0,567 m

Gambar 5.31. Distribusi Tekanan Air dalam Saluran Sekunder Maksimum

pada Pelat Pintu

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

182

• Distribusi tekanan air saluran sungai maksimum pada pelat

0,078 m0,643 m

1,275 m1,42 m

PD

PE

PF

Gambar 5.32. Distribusi Tekanan Air Saluran Sungai Maksimum pada

Pelat

PA = γ . 0,567

= 0,567 t/m2 = 0,0567 kg/cm2

PB = γ . 1,622

= 1,622 t/m2 = 0,1622 kg/cm2

PC = γ . 2,255

= 2,255 t/m2 = 0,2255 kg/cm2

PD = γ . 0,078

= 0,078 t/m2 = 0,0078 kg/cm2

PE = γ . 0,643

= 0,643 t/m2 = 0,0643 kg/cm2

PF = γ . 1,275

= 1,275 t/m2 = 0,1275 kg/cm2

Pada Bentang I → P = PA - PD = 0,0567 – 0,0078 = 0,0489 kg/cm2

Pada Bentang II → P = PB -– PE = 0,1622 – 0,0643 = 0,0979 kg/cm2

Pada Bentang III → P = PC - PF = 0,2255 – 0,1275 = 0,0980 kg/cm2

2. Tebal Plat

Luasan I → 1600 = (1/2).0,8.(2002 / (2002 + 113,42)).(113,4 / t)2.0,0489

t = 0,345 cm

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

183

Luasan II → 1600 = (1/2).0,8.(2002 / (2002 + 97,42)).(97,4 / t)2.0,0979

t = 0,433 cm

Luasan III → 1600 = (1/2).0,8.(2002 / (2002 + 292)).(29 / t)2.0,0980

t = 0,142 cm

Tebal pelat terbesar = 0,433 cm

Alokasi korosi = 0,2 cm

Tebal pelat baja yang digunakan = 0,433 + 0,2 = 0,633 ≈ 0,65 cm

5.6.1.7 Perhitungan Berat Pintu

Berat jenis baja ( γbaja) = 7,85 t/m3 = 7850 kg / m3

Berat baja DIN 15 = 37,2 kg/m untuk balok vertikal

Berat baja [ 12 = 13,4 kg/m untuk balok horisontal

Pelat baja = 2,0. 2,40.0,0065.7850 = 244,92 kg

Balok vertikal = 2 . 4,0. 37,2 = 297,6 kg

Balok horizontal = 5 . 2,0 . 13,4 = 134 kg

Berat pintu = berat (pelat baja + balok vertikal + balok horisontal)

= 244,92 + 297,6 + 134

= 676,52 kg

5.6.2. Operasi Pintu

5.6.2.1 Pintu klep pada saluran sekunder

Pintu klep pada saluran sekunder berfungsi untuk menahan air dari dalam

saluran saat air mulai surut. Pintu ini direncanakan dalam keadaan tertutup akibat

tekanan air dari dalam saluran sekunder dan tekanan air dalam saluran primer

saat mulai surut.

Pintu klep ini akan beroperasi membuka dan menutup apabila momen yang

ditimbulkan oleh tekanan air dalam saluran pada hilir pintu (momen tahan) sama

dengan besar momen yang diakibatkan oleh tekanan air dari saluran primer pada

hulu pintu klep (momen buka).

Direncanakan pintu klep dalam kondisi akan tertutup pada elevasi muka air

di saluran + 0 m pada hilir pintu klep dan + 0,32 m di hulu pintu klep dan akan

mulai membuka bila elevasi di hulu pintu klep berada diatas elevasi +0,32 m dan

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

184

akan menutup kembali bila elevasi di hilir pintu klep lebih tinggi daripada di hulu

pintu klep.

P2

h3

h2

Gc

GpX2

+0,00 m

X4

X3

Gambar 5.33. Pintu Klep pada Saluran Sekunder

H eff pintu = 4,0 m

α = arc tan 2/1 = 63,430

h1 = 0 m

h2 = 0,33 m

h3 = 2,40 + (0,56 sin α)

= 2,40 + (0,56. 2 / √5)

= 2,90 m

x1 = [(2/3) . (h1 / sin α)] + 0,56

= [(2/3) . (0 / (2 / √5))] + 0,56

= 0,56 m

x2 = [(h3 / sin α) – (1/3) . (h2 / sin α]

= [(2,90 /( 2 / √5)) – (1/3) . (0,33/ (2 / √5)]

= 3,12 m

x3 = 0,56 . cos α = 0,25 m

x4 = ((1/2). Hpintu – 1) . (1/ √5)

= ((1/2) . 4,0) – 1) . (1/√5)

= 0,271 m

GP = berat pintu = 676,52 kg = 0,677 ton

MT = momen tahan = P1 . x1 + GP . x4

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

185

( ) ( )( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )( )( )

21 1 eff pintu 1

4

1/ 2 . . / sin . . 2 / 3 . / sin / sin

.

MT h B h H h

GP x

γ α α α⎡ ⎤= + −⎢ ⎥⎣ ⎦+

= [((1/2).γ.((h12/(4/5))).2,0).(((2/3).(h1/(2/√5))+(4,0 - (h1/(2/√5))))]

+(0,677.0,271)

= 5h12 -0,466 h1

3 + 0,1835

Direncanakan H = 0, m atau pada elevasi muka air +0,00 m

MT = -0,466 h12 + 5 h1

3 + 0,1835

MT = -0,466 (0,00)2 + 5 (0,00)3 + 0,1835

MT = 0,1835 tm

MB = momen buka = P2 . x2

= 0,128.3,144

= 0,4024 tm

MT < MB → pintu dalam keadaan terbuka

Untuk itu diperlukan counterweight agar pintu dapat menutup (MB=MT). Berat

counterweight yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

MB = MT => merupakan kondisi pintu agar tertutup

MT = MB

0,1835 + Ge. x3 = P2 . x2

0,1835 + Ge. 0,25 = 0,4024

Ge = 0,88 t ≈ 880 kg

Jadi berat counterweight yang dibutuhkan adalah 0,88 ton atau 880 kg

Kontrol keadaan pintu klep apakah akan membuka atau menutup pada

kondisi-kondisi dibawah ini

1. Pada kondisi di hulu pintu klep +0,3487 m dan muka air dalam saluran =

+0,0826 m

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

186

P2P1

h3

h2

Gc

GpX2

X3

X4

X1

+0,00 mh1

Gambar 5.34. Kontrol Keadaan Pintu Klep pada Kondisi di Hulu Pintu

Klep +0,3487 m dan Muka Air dalam Saluran = +0,0826 m

H eff pintu = 4,0 m

α = arc tan 2/1 = 63,430

h1 = 0,0826 m

h2 = 0,3487 m

h3 = 2,40 + (0,56 sin α)

= 2,40 + (0,56. 2 / √5)

= 2,90 m

x1 = [(2/3) . (h1 / sin α)] + 0,56

= [(2/3) . (0,0826 / (2 / √5))] + 0,56

= 0,62 m

x2 = [(h3 / sin α) – (1/3) . (h2 / sin α]

= [(2,90 / (2 / √5) – (1/3) . (0,3487 / (2 / √5)]

= 3,112 m

x3 = 0,56 . cos α = 0,25 m

x4 = ((1/2). Hpintu – 1) . (1/ √5)

= ((1/2) . 4,0) – 1) . (1/√5)

= 0,271 m

GP = berat pintu = 676,52 kg = 0,677 ton

MT = momen tahan = P1 . x1 + GP . x4

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

187

( ) ( )( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )( )( )

21 1 eff pintu 1

4

1/ 2 . . / sin . . 2 / 3 . / sin / sin

.

MT h B h H h

GP x

γ α α α⎡ ⎤= + −⎢ ⎥⎣ ⎦+

= [((1/2).γ.((h12/(4/5))).2,0).(((2/3).(h1/(2/√5))+(4,0 - (h1/(2/√5))))]

+(0,677.0,271)

= 5h12 -0,466 h1

3 + 0,1835

Direncanakan H = 0,0826 m atau pada elevasi muka air +0,0826 m

MT = -0,466 h12 + 5 h1

3 + 0,1835 + Ge. x3

MT = -0,466 (0,0826)2 + 5 (0,0826)3 + 0,1835 + 0,88. 0,25

MT = 0,4031 tm

MB = momen buka = P2 . x2

= 0,152.3,112

= 0,4730 tm

MT < MB → pintu dalam keadaan terbuka

2. Pada kondisi di hulu pintu klep +0,7199 m dan muka air tambak +0,7344 m

P2

P1

h3

h2

Gc

GpX2

X1

+0,00 m

h1

X4

X3

Gambar 5.35. Kontrol Keadaan Pintu Klep pada Kondisi di Hulu Pintu

Klep +0,7199 m dan Muka Air Tambak = +0,7344 m

H eff pintu = 4,0 m

α = arc tan 2/1 = 63,430

h1 = 0,7344 m

h2 = 0,7199 m

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

188

h3 = 2,40 + (0,56 sin α)

= 2,40 + (0,56. 2 / √5)

= 2,90 m

x1 = [(2/3) . (h1 / sin α)] + 0,56

= [(2/3) . (0,7344 / (2 / √5))] + 0,56

= 1,107 m

x2 = [(h3 / sin α) – (1/3) . (h2 / sin α]

= [(2,90 / (2 / √5) – (1/3) . (0,7199 / (2 / √5)]

= 2,974 m

x3 = 0,56 . cos α = 0,25 m

x4 = ((1/2). Hpintu – 1) . (1/ √5)

= ((1/2) . 4,0) – 1) . (1/√5)

= 0,271 m

GP = berat pintu = 676,52 kg = 0,677 ton

MT = momen tahan = P1 . x1 + GP . x4

( ) ( )( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )( )( )

21 1 eff pintu 1

4

1/ 2 . . / sin . . 2 / 3 . / sin / sin

.

MT h B h H h

GP x

γ α α α⎡ ⎤= + −⎢ ⎥⎣ ⎦+

= [((1/2).γ.((h12/(4/5))).2,0).(((2/3).(h1/(2/√5))+(4,0 - (h1/(2/√5))))]

+(0,677.0,271)

= 5h12 -0,466 h1

3 + 0,1835

Direncanakan H = 0,7344 m atau pada elevasi muka air +0,7344 m

MT = -0,466 h12 + 5 h1

3 + 0,1835 + Ge. x3

MT = -0,466 (0,7344)2 + 5 (0,7344)3 + 0,1835 + 0,88. 0,25

MT = 2,1326 tm

MB = momen buka = P2 . x2

= 0,647.2,974

= 0,1926 tm

MT > MB → pintu dalam keadaan tertutup

5.6.2.2 Pintu klep pada saluran drainase

Pintu klep pada saluran drainase berfungsi untuk menahan air dari luar

saluran drainase saat air mulai pasang dan membuka pada saat air mulai surut.

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

189

Pintu ini direncanakan dalam keadaan tertutup akibat tekanan air dari saluran

primer dan tekanan air dalam saluran drainase saat pasang.

Direncanakan pintu klep dalam kondisi akan tertutup pada elevasi muka air

di saluran + 0,7583 m pada hulu pintu klep dan + 0,7599 m di hilir pintu klep dan

akan mulai membuka bila elevasi di hulu pintu klep lebih tinggi daripada di hilir

pintu klep.

P2

P1

h3

h2

Gc

GpX2

X1

+0,00 m

h1

X4

X3

Gambar 5.36. Pintu Klep pada Saluran Drainase

H eff pintu = 4,0 m

α = arc tan 2/1 = 63,430

h1 = 0,7599 m

h2 = 0,7583 m

h3 = 2,40 + (0,56 sin α)

= 2,40 + (0,56. 2 / √5)

= 2,90 m

x1 = [(2/3) . (h1 / sin α)] + 0,56

= [(2/3) . (0,7599 / (2 / √5))] + 0,56

= 1,126 m

x2 = [(h3 / sin α) – (1/3) . (h2 / sin α]

= [(2,90 /( 2 / √5)) – (1/3) . (0,7583/ (2 / √5)]

= 2,96 m

x3 = 0,56 . cos α = 0,25 m

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

190

x4 = ((1/2). Hpintu – 1) . (1/ √5)

= ((1/2) . 4,0) – 1) . (1/√5)

= 0,271 m

GP = berat pintu = 676,52 kg = 0,677 ton

MT = momen tahan = P1 . x1 + GP . x4

( ) ( )( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )( )( )

21 1 eff pintu 1

4

1/ 2 . . / sin . . 2 / 3 . / sin / sin

.

MT h B h H h

GP x

γ α α α⎡ ⎤= + −⎢ ⎥⎣ ⎦+

= [((1/2).γ.((h12/(4/5))).2,0).(((2/3).(h1/(2/√5))+(4,0 - (h1/(2/√5))))]

+(0,677.0,271)

= 5h12 -0,466 h1

3 + 0,1835

Direncanakan H = 0,7599 m atau pada elevasi muka air +0,7599 m

MT = -0,466 h12 + 5 h1

3 + 0,1835

MT = -0,466 (0,7599)2 + 5 (0,7599)3 + 0,1835

MT = 2,1084 tm

MB = momen buka P2 . x2

= 0,718.2,96

= 2,127 tm

MT < MB → pintu dalam keadaan terbuka

Untuk itu diperlukan counterweight agar pintu dapat menutup (MB=MT). Berat

counterweight yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : MB = MT =>

merupakan kondisi pintu agar tertutup

MT = MB

2,1084 + Ge. x3 = P2 . x2

2,1084 + Ge. 0,25 = 2,127

Ge = 0,076 t ≈ 80 kg

Jadi berat counterweight yang dibutuhkan adalah 0,080 ton atau 80 kg

Kontrol keadaan pintu klep apakah akan membuka atau menutup pada

kondisi-kondisi dibawah ini

1. Pada kondisi di hulu pintu klep +0,7583 m dan muka air dalam saluran =

+0,7501 m

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

191

P2

h3

h2

Gc

GpX2

X3

X4

X1

+0,00 m

h1

P1

Gambar 5.35. Kontrol Keadaan Pintu Klep pada Saluran Drainase pada

Kondisi di Hulu Pintu Klep +0,7583 m dan Muka Air dalam Saluran =

+0,7501 m

H eff pintu = 4,0 m

α = arc tan 2/1 = 63,430

h1 = 0,7501 m

h2 = 0,7583 m

h3 = 2,40 + (0,56 sin α)

= 2,40 + (0,56. 2 / √5)

= 2,90 m

x1 = [(2/3) . (h1 / sin α)] + 0,56

= [(2/3) . (0,7501 / (2 / √5))] + 0,56

= 1,119 m

x2 = [(h3 / sin α) – (1/3) . (h2 / sin α]

= [(2,90 / (2 / √5) – (1/3) . (0,7583 / (2 / √5)]

= 2,96 m

x3 = 0,56 . cos α = 0,25 m

x4 = ((1/2). Hpintu – 1) . (1/ √5)

= ((1/2) . 4,0) – 1) . (1/√5)

= 0,271 m

GP = berat pintu = 676,52 kg = 0,677 ton

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

192

MT = momen tahan = P1 . x1 + GP . x4

( ) ( )( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )( )( )

21 1 eff pintu 1

4

1/ 2 . . / sin . . 2 / 3 . / sin / sin

.

MT h B h H h

GP x

γ α α α⎡ ⎤= + −⎢ ⎥⎣ ⎦+

= [((1/2).γ.((h12/(4/5))).2,0).(((2/3).(h1/(2/√5))+(4,0 - (h1/(2/√5))))]

+(0,677.0,271)

= 5h12 -0,466 h1

3 + 0,1835

Direncanakan H = 0,7501 m atau pada elevasi muka air +0,7501 m

MT = -0,466 h12 + 5 h1

3 + 0,1835 + Ge. x3

MT = -0,466 (0,7501)2 + 5 (0,7501)3 + 0,1835 + 0,08. 0,25

MT = 2,0515 tm

MB = momen buka P2 . x2

= 0,7187.2,96

= 2,1275 tm

MT < MB → pintu dalam keadaan terbuka

5.6.3. Perhitungan Dinding Penahan Tanah Pada Pintu

Direncanakan bangunan dinding penahan tanah yang berupa pasangan batu

kali, yang fungsinya sebagai tempat dipasangnya sisi samping pintu klep dan

menahan tekanan air.

q = 0,88 t/m

G

Q

Pp

Pair

Pa4

Pa1

MAT

0,80 m

2,7 m

2,00 m

3,2 m

0,3 m

Pa2

Pa3

Muka tanggul

Muka tanah

Gambar 5.36. Tampak Samping Dinding Penahan Tanah pada Pintu Klep

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

193

Diketahui :

• Lapisan tanah sampai kedalaman 1,5 m, jenis tanah humus kelanauan

warna hitam

γ1 = 1,7012 gr/cm3 , C1 = 0,14 kg/cm2 , ø = 130

Ka1 = tan2 (45 - (ø1/2))

= tan 2 (45 – (13/2))

= 0,633

Kp1 = tan2 (45 + (ø2/2))

= tan2 (45 + (13/2))

= 1,580

Tekanan arah vertikal

γair = 1 t/m3

γpasangan = 2,2 t/m3

P = (1/2) . γair . H2

= (1/2) . 1 . 2,402

= 2,88 t

G = A . γpasangan

= (3,5.2) . 2,2

= 15,4 t

Q = q . L

= 0,88 . 2

= 1,76 t

Tegangan tanah aktif horizontal

pa1 = γ1 . h1 . Ka

= 1,7012 . 0,3 . 0,633

= 0,323 t/m2

pa2 = γ . h1 . Ka1 – 2 . C1 . √Ka1

= 0,323 – 2 . 0,14 . √0,633

= 0,1 t/m2

pa3 = γsub . h2 . Ka1

= (1,7012 – 1) . 3,2 . 0,633

= 1,4203 t/m2

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

194

pa4 = γw . h2

= 1 . 3,2

= 3,2 t/m2

Tegangan tanah pasif horizontal

pp = γ . h1 . Kp2

= 1,6077 . 0,80 . 1,323

= 1,701 t/m2

Tekanan tanah aktif horizontal

Pa1 = ½ . pa1 . h1

= ½ . 0,323 . 0,3

= 0,0484 t

Pa2 = pa2 . h2

= 0,1 . 3,2

= 0,32 t

Pa3 = ½ . pa3 . h2

= ½ . 1,4203 . 3,2

= 2,272 t

Pa4 = ½ . pa4 . h2

= ½ . 3,2 . 3,2

= 5,12 t

Tekanan tanah pasif horizontal

Pp = ½ . pp . h

= ½ . 1,701 . 0,80

= 0,6804 t

Tabel 5.43. Gaya-Gaya Vertikal yang Bekerja pada DPT Bangunan Pintu

Gaya Berat (ton) Lengan Momen (ton.m)

G 15,4 1 15,4

Q 1,76 1 1,76

∑ V = 17,16 ∑ Mv = 17,16

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

195

Tabel 5.44. Gaya-Gaya Horizontal yang Bekerja pada DPT Bangunan Pintu

Gaya Berat (ton) Lengan (m) Momen (tm)

Pa1 0,0484 3,35 0,1621

Pa2 0,32 1,6 0,512

Pa3 2,272 1,066 2,4219

Pa4 5,12 1,066 5,458

Pp -0,6804 0,26 -0,1769

pair -2,880 1,60 -4,608

∑ H = 4,2 ∑ MH = 3,7691

Checking terhadap penggulingan

Syarat : FS = ∑MV / ∑MH > 1,5

FS = 17,16 / 3,7691

= 4,55 > 1,5 → AMAN !

Checking terhadap pergeseran

Syarat : FS = ∑ gaya-gaya vertikal / ∑ gaya-gaya horizontal >1,5

FS = 17,16 / 4,2

= 4,086 → AMAN !

Checking terhadap pecahnya konstruksi

Syarat : e ≤ B/6

B/6 = 2/6 = 0,333

e = (2/2) – ((∑MV - ∑MH) / ∑GV)

= (2/2) – ((17,16 – 3,7691) / 17,16)

= 0,219 < B/6 = 0,333 → AMAN !

Checking terhadap daya dukung tanah

qult = 1,3. C. Nc + γ .D. Nq + 0,4. γ1. B. Nq

ø = 130 ( Nc = 8,68 ; Nq = 2,26 ; Nγ = 0,92 )

qult = 1,3. 1400. 8,68 + 1701,2. 3,5. 2,26 + 0,4. 1701,2. 2. 0,92

= 30506,17 kg/m2

qult = 30506,17 / 1,5 = 20337,45 kg/m2 = 20,34 t/m2

HM VW A

σ = ±

BAB V PERENCANAAN

Hendri Setiawan L2A001076 Jahiel R. Sidabutar L2A001084

196

W = 1/6. B. L2 = 1/6. 2. 22 = 1,33 m3

A = B. L = 2.2 = 4 m2

3,7691 17,16 2,834 4,291,33 4

σ = ± = ±

σmaks = 7,124 t/m2

σmin = 1,456 t/m2

σmaks = 7,124 < qult = 20,34 → AMAN !