22
54 - Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pada Pendidikan Menengah Kejuruan Pendekatan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (competence-besed curriculum development) sudah lama digunakan oleh pendidikan menengah kejuruan, yaitu pengembangan kurikulum pendidikan menengah kejuruan yang didasarkan atas kebutuhan dan tuntutan kompetensi jabatan yang ada di dunia kerja, baik dunia usaha maupun dunia industri. Tujuan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi di pendidikan menengah kejuruan adalah agar kompetensi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) relevan dengan kebutuhan ketenagakerjaan di dunia usaha dan industri. Diharapkan adanya link and matchantara dunia pendidikan kejuruan dengan dunia kerja, artinya ada keterhubungan dan kesesuaian antara dunia pendidikan kejuruan dengan dunia kerja. Untuk mempertahankan link and matchantara pendidikan menengah kejuruan dengan dunia kerja, maka bukan hanya kurikulumnya saja yang didasarkan atas tuntutan kompetensi dunia kerja, melainkan juga dalam penyelenggaraan pendidikan dan evaluasinya. Konsep dual system (sistem ganda) di SMK merupakan implementasi link and match, sehinggaproses pembelajaran di pendidikan menengah kejuruan tidak hanya dilaksanakan di sekolah tetapi juga di dunia kerja, yaitu di perusahaan dan industri yang menjadi pasanganSMK.Setiap SMK diharapkan dapat memiliki industri atau perusahaan pasangan, tempat para siswa SMK melakukan Praktek Kerja Industri (Prakerin), atau dalam istilah umumnya yaitu magang (apprenticeship).Tamatan SMK bukan hanya harus mengikuti Ujian Nasional (UN) untuk mendapatkan STTB, mereka juga harus menempuh Ujian Kompetensi yang dilakukan oleh organisasi profesi agar mereka mendapatkan Sertifikat Kompetensi.Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sedang berupaya agar Sertifikat Kompetensi yang diperoleh siswa SMK bukan hanya berlaku secara nasional tetapi juga pada tataran Internasional. Penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan bertujuan mengembangkan kompetensi lulusannya dalam arti behavioral competency yang mengintegrasikan kognitif, afektif dan psikomotorik agar mereka memiliki competence dalam arti memiliki kewenangan dan kapabilitas untuk menduduki jabatan di dunia kerja. Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi di pendidikan menengah kejuruan, bukan hanya dilaksanakan untuk mendapatkan dokumen kurikulum yang meliputi semua komponen kurikulum yaitu tujuan, materi, metoda dan evaluasinya, tetapi juga pedoman-pedoman penyelenggaraannya. Dengan kata lain standar kompetensi sebagai tujuan kurikulum pada pendidikan menengah kejuruan sudah berbasis kompetensi dunia kerja. Kurikulum berbasis kompetensi pada pendidikan menengah kejuruan diorganisasikan sesuai dengan tuntutan kecakapan hidup ( lifeskill) yaitu : Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Mata pelajaran dalam program normatif ini diarahkan agar siswa memiliki nilai-nilai personal dan sosial yang bersumber dari nilai-nilai agama yang dapat diunjukkerjakan sebagai sosok

Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

54 - Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan

Bab V

Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pada

Pendidikan Menengah Kejuruan

Pendekatan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (competence-besed curriculum

development) sudah lama digunakan oleh pendidikan menengah kejuruan, yaitu pengembangan

kurikulum pendidikan menengah kejuruan yang didasarkan atas kebutuhan dan tuntutan

kompetensi jabatan yang ada di dunia kerja, baik dunia usaha maupun dunia industri.

Tujuan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi di pendidikan menengah kejuruan

adalah agar kompetensi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) relevan dengan kebutuhan

ketenagakerjaan di dunia usaha dan industri. Diharapkan adanya link and matchantara dunia

pendidikan kejuruan dengan dunia kerja, artinya ada keterhubungan dan kesesuaian antara dunia

pendidikan kejuruan dengan dunia kerja.

Untuk mempertahankan link and matchantara pendidikan menengah kejuruan dengan dunia

kerja, maka bukan hanya kurikulumnya saja yang didasarkan atas tuntutan kompetensi dunia

kerja, melainkan juga dalam penyelenggaraan pendidikan dan evaluasinya.

Konsep dual system (sistem ganda) di SMK merupakan implementasi link and match,

sehinggaproses pembelajaran di pendidikan menengah kejuruan tidak hanya dilaksanakan di

sekolah tetapi juga di dunia kerja, yaitu di perusahaan dan industri yang menjadi

pasanganSMK.Setiap SMK diharapkan dapat memiliki industri atau perusahaan pasangan, tempat

para siswa SMK melakukan Praktek Kerja Industri (Prakerin), atau dalam istilah umumnya yaitu

magang (apprenticeship).Tamatan SMK bukan hanya harus mengikuti Ujian Nasional (UN) untuk

mendapatkan STTB, mereka juga harus menempuh Ujian Kompetensi yang dilakukan oleh

organisasi profesi agar mereka mendapatkan Sertifikat Kompetensi.Badan Nasional Sertifikasi

Profesi (BNSP) sedang berupaya agar Sertifikat Kompetensi yang diperoleh siswa SMK bukan

hanya berlaku secara nasional tetapi juga pada tataran Internasional.

Penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan bertujuan mengembangkan kompetensi

lulusannya dalam arti behavioral competency yang mengintegrasikan kognitif, afektif dan

psikomotorik agar mereka memiliki competence dalam arti memiliki kewenangan dan kapabilitas

untuk menduduki jabatan di dunia kerja.

Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi di pendidikan menengah kejuruan, bukan

hanya dilaksanakan untuk mendapatkan dokumen kurikulum yang meliputi semua komponen

kurikulum yaitu tujuan, materi, metoda dan evaluasinya, tetapi juga pedoman-pedoman

penyelenggaraannya.

Dengan kata lain standar kompetensi sebagai tujuan kurikulum pada pendidikan menengah

kejuruan sudah berbasis kompetensi dunia kerja. Kurikulum berbasis kompetensi pada pendidikan

menengah kejuruan diorganisasikan sesuai dengan tuntutan kecakapan hidup (lifeskill) yaitu :

Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi

sosial.

Mata pelajaran dalam program normatif ini diarahkan agar siswa memiliki nilai-nilai personal

dan sosial yang bersumber dari nilai-nilai agama yang dapat diunjukkerjakan sebagai sosok

Page 2: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan- 55

warga negara yang bertanggung jawab dan berakhlak mulia.Para lulusan diharapkan memiliki

kecakapan hidup yang bersifat generik yaitu kecakapn mempelajari, kemandirian, percaya diri,

tenggang rasa, dan nilai serta sikap kewirausahaan.

Program Adaptif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi akademik sehingga lulusan

dapat beradaptasi dengan pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi.Cepatnya

pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong terjadinya

ketidakpastian (uncertainty). Dengan pemilikan konsep-konsep ilmu pengetahuan

(purescience) dalam program adaptif, siswa diharapkan memiliki kecakapan untuk

menanggulangi ketidakpastian (cope ability), atau kalau meminjam istilah Prof. Sanusi

(Direktur Pascasarjana Universitas Islam Nusantara Bandung), siswa diharapkan dapat

berselancar dalam chaos.

Melalui Program Adaptif dan Normatif ini para lulusan SMK diharapkan dapat memasuki

masyarakat belajar (learning society) dan masyarakat ilmiah (scientific society), sehingga

mereka bisa tumbuh dan berkembang sesuai tuntutan jabatan di dunia kerja, dalam

masyarakat millenium III.

Program Keahlian dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi keahlian yang sesuai dengan

tuntutan jabatan di dunia kerja khususnya pada saat ini, mengingat jabatan vokasi bisa cepat

berganti karena pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) khususnya ICT

(Information and Communication Technology).

Pola kurikulum kejuruan tersebut diharapkan dapat membangun SDM yang cerdas, kompetitif,

produktif dan berakhlak mulia.Dengan demikian istilah SMK harus diartikan sebagai singkatan dari

Sekolah Menengah Kewirausahaan Kejuruan.

A. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Program

Keahlian Kejuruan SMK

Bagaimana proses pengembangan kurikulum berbasis kompetensi dalamProgram Produktif

pada pendidikan menengah kejuruan?

Sesuai dengan uraian di atas, bahwa program keahlian diarahkan untuk memenuhi tuntutan

jabatan, pekerjaan dan tugas serta kegiatan yang ada di dunia kerja, maka hanya mata pelajaran

dalam program keahlian saja yang dapat dianalisis berdasarkan tuntutan dunia kerja. Sedangkan

program adaptif dan normatif meskipun tetap menggunakan pendekatan pengembangan

kurikulum berbasis kompetensi (Competence–based Curriculum Development) tetapi caranya

berbeda.

Program studi di SMK atau yang dalam Kurikulum 1994 disebut Jurusan, dikembangkan

berdasarkan jabatan yang ada di dunia kerja.

Contohnya Program Studi Kesekretarisan di SMK dikembangkan berdasarkan kebutuhan

jabatan Sekretaris di perusahaan kecil atau Pembantu Sekretaris di perusahaan besar, karena

Sekretaris di perusahaan besar biasanya diisi oleh Tenaga lulusan D-III Kesekretarisan.

Page 3: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

56 - Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan

Program Studi Akuntansi di SMK dikembangkan berdasarkan tuntutan kebutuhan Pembantu

Akuntan atau untuk mengisi jabatan Junior Accountant.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program studi yang ada di SMK diorientasikan

untuk mengisi jabatan teknisi/vokasi di dunia kerja.

Jabatan di dunia kerja dapat diurai atau dianalisis menjadi beberapa pekerjaan, yang biasa

disebut dengan analisis jabatan. Hasilnya adalah deskripsi jabatan yang berupa pekerjaan-

pekerjaan (jobs) yang menjadi tanggung jawab jabatan.

Pekerjaan di dunia kerja dapat diurai menjadi beberapa tugas, yang biasa disebut dengan job

analysis.Hasilnya adalah deskripsi pekerjaan (job description) yang berupa tugas-tugas pokok

yang menjadi tanggung jawab dalam penyelesaian suatu pekerjaan.

Setiap tugas terdiri dari beberapa kegiatan, yang disebut sebagai analisis tugas

(taskanalysis).Hasilnya adalah uraian tugas yang berupa kegiatan-kegiatan yang harus

dilaksanakan berkaitan dengan penyelesaian tugas pokok.Mengapa ada istilah TUPOKSI?Karena

pemenuhan tugas pokok merupakan prasyarat terselesaikannya pekerjaan, sehingga apabila

semua pekerjaan terselesaikan maka ―pejabat‖ tersebut berfungsi dalam memenuhi tuntutan

jabatan di dunia kerja.Analisis jabatan di dunia kerja dapat digambarkan dalam gambarberikut:

Gambar5.1 : Analisis Jabatan

Jabatan

Pekerjaan

n

Pekerjaan (job)

Tugas

Tugas (task)

Analisis

Analisis

Analisis

Analisis

Analisis

Kegiatan(activities)

Kegiatan

Analisis Jabatan

Analisis Pekerjaan

(Job analysis)

Analisis Tugas

(Task analysis)

Jobs

Vocation

Tasks

Activities

jobs

tasks

activities

Page 4: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan- 57

Gambar5.1 tersebut menggambarkan proses analisis jabatan di dunia kerja yang menjelaskan

bahwa:

Jabatan terdiri dari beberapa pekerjaan (jobs)

Pekerjaan terdiri dari beberapa tugas (tasks)

Tugas terdiri dari beberapa kegiatan (activities)

Secara keseluruhan akan membangun piramida jabatan, seperti yang digambarkan dalam

gambar berikut ini:

Gambar 5.2: Piramida Jabatan

Berdasarkan piramida jabatan di dunia kerja dapat dikembangkan piramida program keahlian

di SMK seperti yang digambarkan dalam gambar berikut:

Gambar5.3 : Kesetaraan antara Analisis Jabatan di Dunia Kerja dengan Standar Isi danKompetensi di

Pendidikan Menengah Kejuruan

Jabatan

(vocation) Pekerjaan

(jobs) Tugas (task)

Kegiatan (activities)

Kompetensi Keahlian Program Studi

Kompetensi Mata Pelajaran

Mata Pelajaran

Standar Kompetensi Pokok Bahasan

Kompetensi Dasar Sub Pokok Bahasan

Tugas

a

Tugas

a

Tugas

a

Jabatan

Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan

Tugas

a

Tugas

a

Tugas

a

Kegiatan

a

Kegiatan Kegiatan

Dunia Kerja Dunia Pendidikan

Page 5: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

58 - Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan

Gambar 5.3 menggambarkan bahwa:

Kompetensi jabatan (vocation) di dunia kerja merupakan landasan bagi penyususnan

kompetensi keahlian pada Program Studi, atau Program Keahlian

Kompetensi pekerjaan dijadikan landasan bagi penyusunan kompetensi mata

pelajaran

Kompetensi tugas pokok dijadikan landasan bagi penyusunan standar kompetensi

Kegiatan dalam melaksanakan tugas pokok dijadikan landasan bagi penyusunan

kompetensi dasar

Selanjutnya dapat digambarkan piramida Program Keahlian Kejuruan dalam gambar berikut

ini:

Gambar5.4: Piramida Program Keahlian

Kesetaraan kompetensi di dunia kerja dengan rumusan kompetensi dalam pendidikan

menengah kejuruan dapat digambarkan dalam tabel berikut:

Dunia

Kerja

Dunia Pendidikan

Materi Kurikulum Tujuan dalam Rumusan

Kompetensi

Jabatan Program Studi

Kompetensi Keahlian Program Keahlian

Pekerjaan Mata Pelajaran

Kejuruan Kompetensi Mata Pelajaran

Tugas Pokok Bahasan

Esensial Standar Kompetensi (SK)

Kegiatan Sub Pokok Bahasan

Esensial Kompetensi Dasar (KD)

Tabel 5.1: Analisis Program Studi Berdasarkan Tuntutan Jabatan di Dunia Kerja

Kompetensi Program Keahlian

Kompetensi Mata Pelajaran

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Page 6: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan- 59

Tabel5.1di atas ini menggambarkan bagaimana kurikulum pendidikan menengah kejuruan

mengembangkan program studinya atau program keahliannya berdasarkan tuntutan kompetensi

jabatan di dunia kerja. Dengan kata lain Piramida Program Keahlian di SMK dikembangkan

berdasarkan Piramida Jabatan di dunia kerja, seperti yang diilustrasikan dalam gambar berikut

ini.

Dunia Kerja Pendidikan Kejuruan

Gambar5.5: Kesetaraan Piramida Jabatan dengan Piramida Program Keahlian Kejuruan

Berdasarkan gambar5.5tersebut dapat dirumuskan kesetaraan kompetensi kerja dengan

kompetensi lulusan di SMK sebagai berikut:

Kompetensi keahlian dari lulusan Program Studi di SMK diharapkan dapat memenuhi tuntutan

persyaratan jabatan di dunia kerja, yang dideskripsikan dalam uraian jabatan.Uraian jabatan

di dunia kerja adalah penyelesaian semua pekerjaan (Jobs) yang menjadi tanggung

jawabnya.Kompetensi keahlian di Program Studi SMK meliputi semua kompetensi mata

pelajaran keahlian (produktif) dalam program studi tersebut.

Kompetensi mata pelajaran keahlian (produktif) diharapkan dapat memenuhi tuntutan

persyaratan pekerjaan (job requirement) yang dideskripsikan dalam uraian pekerjaan (job

description).Uraian pekerjaan di dunia kerja adalah penyelesaian semua tugas–tugas yang

berkaitan dengan pekerjaan tersebut. Kompetensi mata pelajaran keahlian (produktif) meliputi

semua standar kompetensi dalam mata pelajaran keahlian tersebut.

Standar Kompetensi (SK) dari mata pelajaran keahlian (produktif) diharapkan dapat

memenuhi tuntutan persyaratan tugas pokok atau uraian tugas (task description). Uraian

tugas dalam dunia kerja meliputi semua kegiatan yang harus diselesaikan yang berkaitan

dengan tugas pokok. Standar kompetensi meliputi semua kompetensi dasar yang

ketuntasannya terlihat dari indikatornya.

Berdasarkan dari uraian terdahulu dapat dibuat definisi masing–masing jenjang kompetensi

mulai dari urutan terkecil.

Standar kompetensi adalah penguasaan atau pemilikan satu pokok bahasan esensial mata

pelajaran keahlian/produktif yang dapat digunakan untuk menyelesaikan satu tugas dalam

Prodi (Program Keahlian/ Kompetensi Keahlian)

Mata Pelajaran (Kompetensi Mata Pelajaran)

Pokok Bahasan (Standar Kompetensi)

Tugas

Jabatan

Pekerjaan

Page 7: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

60 - Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan

pekerjaan (job) di dunia kerja, berlandaskan pada nilai–nilai agama dan sosial, sehingga

berdampak pada keuntungan sosial dan komersial.

Kompetensi mata pelajaran adalah penguasaan atau pemilikan semua pokok bahasan esensial

mata pelajaran keahlian/produktif yang dapat digunakan dalam penyelesaian satu pekerjaan

(job) di dunia kerja, berlandaskan pada nilai–nilai agama dan sosial, sehingga berdampak

pada keuntungan sosial dan komersial.

Kompetensi keahlian adalah penguasaan atau pemilikan semua pokok bahasan esensial dari

semua mata pelajaran keahlian/produktif yang dapat digunakan dalam penyelesaian semua

pekerjaan dalam satu jabatan di dunia kerja, berlandaskan pada nilai–nilai agama dan sosial

sehingga berdampak pada keuntungan komersial dan sosial.

Piramida kompetensi keahlian dalam Program Studi di SMK dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar5.6 : Piramida Program Keahlian

Semua definisi kompetensi tersebut diatas sejalan dengan definisi kompetensi teoritis

yang dikemukakan terdahulu, dan dapat disimpulkan sebagai konsep pendidikan berbasis

kompetensi yaitu:

Pertama, Kompetensi merupakan integrasi dari ilmu (kognitif), aplikasi amal (motorik) dan nilai–

sikap, iman (afektif).

Kedua, Pendidikan berbasis kompetensi berdimensi karakter atau akhlak mulia, karena

kompetensi adalah penggunaan ilmu dalam kehidupan atau penyelesaian pekerjaan

dengan berlandaskan nilai iman (berkarakter–berakhlak mulia) berdampak pada

keuntungan komersial dan sosial (rahmatan lil alamin).

Ketiga, Pendidikan berbasis kompetensi berdimensi kecerdasan karena ilmu murni (pure

science) dan ilmu terapan (applied science/teknologi) tidak dapat dikuasai atau dimiliki

dengan menghafalkannya, melainkan melalui mastery learning (belajar tuntas) yang

dilakukan oleh siswa secara aktif (student active learning). Dengan kata lain konsep-

konsep kunci ilmu terapan (applied science) hanya dapat dikuasai siswa dengan

belajar aktif menggunakan metoda berpikir ilmiah, atau menggunakan kecakapan

berpikir (thinking skill) atau kecerdasan.

Program Keahlian

Kompetensi Keahlian

Mata Pelajaran Keahlian

Kompetensi Mata Pelajaran

Mata Pelajaran Keahlian

Kompetensi Mata Pelajaran

Pokok Bahasan Esensial

Standar Kompetensi

Pokok Bahasan Esensial

Standar Kompetensi

Page 8: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan- 61

Ketiga konsep pendidikan yang disimpulkan dari program keahlian tersebut berlaku pula pada

program adaptif dan program normatif.

Definisi kompetensi dalam program adaptif di SMK misalnya dalam mata pelajaran fisika yaitu:

Siswa menguasai konsep-konsep esensial fisika yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-

hari maupun dalam memecahkan masalah pekerjaan dengan berlandaskan nilai-nilai agama dan

sosial.

Definisi kompetensi dalam program normatif di SMK, misalnya dalam pelajaran agama Islam:

Siswa memiliki nilai-nilai dan konsep-konsep agama Islam yang dapat diamalkan dalam

kehidupan sehari-hari (ibadah muamalah) dan ritual agama Islam atau (ibadah mahdhah).

Ketiga konsep pendidikan berbasis kompetensi ini berlaku untuk semua

jenis dan jenjang pendidikan, dan dapat digunakan untuk

pengembangan kurikulum berbasis kompetensi di semua jenis dan

jenjang pendidikan.

Konsep kompetensi yang mengintegrasikan ketiga domain ini berlandaskan konsep pendidikan

Islam yang akan dijelaskan pada bab-bab berikutnya, demikian juga pola pengembangan

kurikulum berbasis kompetensi untuk program adaptif atau mata pelajaran yang bersifat

akademik dan mata pelajaran yang bersifat normatif.

Dalam bidang teknologi dan rekayasa di dunia kerja, dikenal Sarjana Teknik Sipil (Bangunan),

Pengawas Teknik Bangunan (Supervisor), Teknisi Bangunan dan Juru Teknik Bangunan.

Kualifikasi dan kompetensi mereka dapat digambarkan dalam piramida jabatan sebagai

berikut:

Gambar5.7: Piramida Jabatan dalam Teknik Bangunan

Piramida dalam gambar 5.7, menjelaskan jabatan-jabatan kerja di dunia kerja yang dapat diisi

oleh lulusan SMK, D-I, D-III, dan D-IV atau S1.Namun piramida jabatan tersebut tidak dapat

dijadikan standar bahwa seorang S1 harus dibantu oleh 3 (tiga) orang lulusan D-III.Untuk

menentukan jumlah Supervisor yang dibutuhkan harus dilakukan analisis jabatan dan beban

kerja.Dengan demikian piramida tersebut hanya menjelaskan tentang hirarki jabatan saja.

Kesetaraan kompetensi Juru Teknik di dunia kerja dengan kompetensi keahlian (kompetensi

mata pelajaran) di Program Studi Teknik Bangunan di SMK dapat digambarkan dalam gambar

berikut:

Sarjana Teknik Sipil) (D-IV/S1)

Supervisor (D-III)

Teknisi (D-I)

Juru Teknik (SMK)

Page 9: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

62 - Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan

Gambar5.8: Struktur Kompetensi Prodi Teknik Bangunan SMK (Permen No.28 Tahun 2009)

Dari gambar5.8 tersebut dapat dijelaskan bahwa lulusan SMK Prodi Teknik Bangunan

diharapkan cukup kompeten dan qualified untuk menjadi Juru Teknik Bangunan agar dapat

menyelesaikan lima jenis pekerjaan, yaitu:

1. Teknik Konstruksi Baja,

2. Teknik Konstruksi Kayu,

3. Teknik Konstruksi Batu dan Beton,

4. Teknik Gambar Bangunan,

5. Teknik Furnitur.

Kompetensi Keahlian lulusan SMK dalam pekerjaan Teknik Konstruksi Baja adalah dapat

menyelesaikan tugas-tugas seperti yang ditetapkan dalam SK berikut:

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Memahami dasar-dasarkonstruksi baja

1.1 Mendeskripsikan dasar-dasarbangunan gedung konstruksibaja

1.2 Menjelaskan bagian-bagian konstruksibaja

1.3 Menjelaskan material konstruksi baja

2. Menerapkan perencanaanstruktur konstruksi baja

2.1 Mendeskripsikan prinsip perencanaanstruktur konstruksi baja

2.2 Merancang struktur konstruksi baja 2.3 Membuat model struktur

konstruksibaja 2.4 Menggambar rencana

strukturkonstruksi baja secara manual

2.5 Menggambar rencana struktur konstruksi baja dengan software

3. Menerapkan perencanaananalisis struktur konstruksibaja

3.1 Mengidentifikasi struktur konstruksibaja

3.2 Membuat analisis struktur konstruksibaja secara manual

3.3 Membuat analisis struktur konstruksibaja menggunakan sotware

3.4 Membuat perencanaan detail

Page 10: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan- 63

strukturpemikul momen biasa, terbatas, dan khusus

4. Mengelola material danperalatan 4.1 Mengidentifikasi spesifikasi baja 4.2 Menjelaskan proses

pengadaanmaterial dan peralatan 4.3 Menjelaskan proses

sistempenerimaan dan penyimpanan materialdan peralatan

4.4 Menjelaskan proses pendistribusianmaterial dan peralatan

4.5 Mengoperasikan sistem pengelolaan material dan peralatan

5. Membuat sambungan padapekerjaan konstruksi baja

5.1 Menjelaskan macam-macamsambungan konstruksi baja

5.2 Merancang sistem sambungankonstruksi baja

5.3 Menerapkan sistem sambungan pada konstruksi baja

6. Membuat konstruksi kudakuda 6.1 Menjelaskan prinsip-prinsipperancangan konstruksi kuda-kuda

6.2 Merancang konstruksi baja padapekerjaan konstruksi kuda-kuda

6.3 Membangun konstruksi baja pada pekerjaan konstruksi kuda-kuda

7. Melakukan pekerjaanbentangan/kolom padakonstruksi baja

7.1 Menjelaskan prinsip-prinsipperancangan pekerjaanbentangan/kolom

7.2 Merancang konstruksi baja padapekerjaan bentangan/kolom

7.3 Membangun konstruksi baja pada pekerjaan bentangan/kolom

8. Melakukan perakitan/fabrikasi pekerjaankonstruksi baja

8.1 Mengidentifikasi persiapan pekerjaanfabrikasi

8.2 Menginterprestasi gambar rencana danspesifikasi teknis

8.3 Melaksanakan pekerjaan pengelasandan sambungan baut

mur 8.4 Melaksanakan pekerjaan perakitan

konstruksi

9. Menggunakan pelapisanpermukaan padakonstruksi baja

9.1 Menjelaskan prinsip-prinsip pelapisanpermukaan

9.2 Membuat pekerjaan shotblast paintingpada konstruksi baja

9.3 Mengkreasikan pelapisan permukaankonstruksi baja dengan sistem pelapisan galvanis

10. Memahami sistempemeriksaan danperbaikan pada pekerjaankonstruksi baja

10.1 Menjelaskan prinsip-prinsip sistempemeliharaan dan perbaikan pekerjaankonstruksi baja

10.2 Menjelaskan cara penggantian elemenstruktur konstruksi baja

10.3 Mengidentifikasi kondisi konstruksi

baja 10.4 Memperbaiki elemen struktur

Page 11: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

64 - Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan

10.5 Memperbaiki pekerjaan dengan pengecatan ulang

11. Membuat portal baja 11.1 Menjelaskan prinsip-prinsipperancangan portal baja

11.2 Merancang sistem pemasangan portalbaja

11.3 Membangun sistem pemasangan pada pekerjaan portal struktur baja

12. Memahami prosespengawasan padapemasangan rangka atapbaja

12.1 Mengidentifikasi persiapanpengawasan pekerjaan kontraktor

12.2 Menjelaskan cara mengawasipengadaan material dan peralatan

12.3 Menjelaskan cara mengawasipekerjaan pengukuran dan fabrikasikomponen

12.4 Menjelaskan cara mengawasiperakitan/assembling komponen baja

12.5 Menjelaskan cara mengawasipekerjaan finishing

12.6 Menjelaskan cara mengawasipekerjaan pembuatan as built drawing

Tabel5.2:Kompetensi Kejuruan Teknik Konstruksi Baja

Apakah Kurikulum Berbasis Kompetensi SMK SudahBerkarakter?

Pada Bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa kompetensi di dunia kerja di definisikan sebagai

kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik (ability to perform–a

job well).Kompetensi merupakan kecakapan menyelesaikan pekerjaan dengan baik, yang dapat

diamati dan diukur dari unjuk kerjanya (performance).Kemampuan atau kecakapan dalam hal ini

berkaitan dengan dimensi perilaku, sehingga dalam dunia pendidikan disebut sebagai behavioral

competency. Dimensi perilaku ada tiga yaitu:

Kognitif, atau knowledge atau pemilikan ilmu, baik ilmu murni maupun ilmu terapan

atau teknologi, yang diunjukkerjakan dalam bentuk lisan atau tulisan (verbal

performance).

Psikomotorik atau skill, atau kecakapan mengaplikasikan (amal) ilmu dalam kehidupan

yang diunjuk kerjakan dalam bentuk-bentuk tindakan (physical performance).

Afektif atau attitude, atau kecakapan emosional atau sikap kerja agar pekerjaan dapat

diselesaikan dengan baik (attitudinal performance). Istilah ―baik‖ disini

mengintegrasikan nilai-nilai personal, sosial dan agama (iman), atau nilai-nilai akhlak

mulia (karakter).

Uraian di atas menekankan pada persepsi bahwa pendidikan berbasis kompetensi harus

diartikan sebagai pendidikan berkarakter, atau berakhlak mulia.

Apakah ke 12 standar kompetensi dalam kompetensi Teknik Konstruksi Baja mengintegrasikan

nilai-nilai karakter?

Standar kompetensi dalam Teknik Konstruksi Baja dapat menyelesaikan tugas-tugas pokok

dalam pekerjaan teknik konstruksi baja dengan baik, seyogyanya jumlah SK yang ada dalam Mata

Page 12: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan- 65

Pelajaran Teknik Kinstruksi Baja sama dengan jumlah tugas pokok dalam pekerjaan teknik

konstruksi baja.

Namun terlepas dari hal tersebut, mari kita telaah apakah SK tersebut sudah sesuai dengan

tuntutan penyelesaian tugas dengan baik?

Untuk menyelesaikan tugas yang baik diperlukan keilmuan teknik konstruksi baja atau dalam

istilah kutikulum disebut sebagai pokok bahasan (kognitif), yang dapat digunakan dengan

penyelesaian tugas (motorik) dengan baik (afektif). SK1 dari kompetensi teknik konstruksi baja

yaitu: memahami dasar-dasar konstruksi baja, merupakan keilmuan seperti yang dijelaskan

dalam KD11, KD12 dan KD13.

Artinya SK1 masih padat kognitif (keilmuan) belum meliputi keterampilan menyelesaikan tugas

dengan baik (motorik dan afektif).Artinya SK1 belum mengintegrasikan nilai karakter.Ada berapa

konsep dasar konstruksi baja?

Ada baiknya setiap konsep dasar teknik konstruksi baja yang penting dijadikan satu SK,

sehingga siswa belajarnya tuntas, yaitu menguasai satu konsep dasar konstruksi baja, dapat

menggunakannya dalam penyelesaian tugas pekerjaan dengan baik.

SK2 yang berbunyi: menetapkan perencanaan struktur konstruksi baja, meliputi keilmuan

yang dijelaskan dalam KD2.1, aplikasi (motorik) yang dijelaskan dalam KD2.2, KD2.3, KD2.4 dan

KD2.5. Sayangnya belum meliputi standar hasil yaitu baik dan bermanfaat (afektif), yang meliputi

nilai-nilai sosial, personal dan spiritual. Dengan kata lain SK2 belum mengintegrasikan nilai-nilai

karakter.

Saran penyempurnaan SK2 yang sesuai dengan definisi kompetensi adalah: siswa menguasai

teknik perencanaan struktur konstruksi baja dan dapat digunakan dalam penyelesaian tugas

dalam pekerjaan dengan baik dan bermanfaat.

Ketiga domain dalam SK2 tersebut dijelaskan dengan rinci pada KD dari SK2.

Secara menyeluruh ke 12 SK dari teknik konstruksi baja mungkin telah memenuhi tuntutan

tugas-tugas pokok dalam pekerjaan teknik konstruksi baja, namun perlu diadakan cek dan re-cek,

apakah semua SK tersebut telah sesuai dengan tugas-tugas pokok pekerjaan konstruksi baja

pada jabatan Juru Teknik Bangunan, dengan baik? Dengan kata lain, apakah ke-12 SK tersebut

telah mengintegrasikan nilai-nilai karakter? Kalau belum, dalam hal ini guru berkewajiban

menyempurnakannya agar semua SK konsisten dengan definisi kompetensi, yaitu integrasi dari

kognitif, afektif dan motorik.

B. Pengembangan Kurikulum Program Adaptif dan Normatif SMK

Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, semua sekolah di

Indonesia menggunakan kurikulum berbasis kompetensi.Oleh karena itu pengembangan

kurikulum berbasis kompetensi digunakan baik pada program produktif, adaptif maupun normatif.

Struktur keilmuan dalam program adaptif atau program akademik dikenal adanya rumpun

keilmuan, yaitu:

Rumpun keilmuan matematik,

Rumpun keilmuan pengetahuan alam,

Page 13: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

66 - Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan

Rumpun keilmuan bahasa, dan

Rumpun keilmuan pengetahuan sosial

Mata pelajaran agama Islam (PAI) dan PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) termasuk rumpun

ilmu pengetahuan sosial, namun ada yang berpendapat bahwa PAI dan PKN memiliki rumpun

tersendiri.Demikian juga mata pelajaran sejarah, ada yang berpendapat termasuk rumpun IPS

dan ada yang berpendapat tidak termasuk rumpun IPS, melainkan masuk rumpun PAI dan PKN,

yang lebih bersifat normatif.

Hal ini menggambarkan bahwa materi keilmuan telah terstruktur dalam disiplin dan rumpun

keilmuan sehingga pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat dikembangkan

berdasarkan ruang lingkup materi keilmuan dari mata pelajaran atau disiplin ilmu.

Definisi kompetensi pada program keahlian kejuruan dan definisi kompetensi pada program

adaptif tidak berbeda yaitu behavioral competency yang meliputi atau mengintegrasikan:

Ilmu pengetahuan, knowledge, kognitif

Nilai dan sikap, attitude, afektif

Tindakan, skill, motorik

Dari ketiga domain tersebut, ilmu pengetahuanlah yang telah terstruktur dengan baik, maka

dengan mengacu pada ruang lingkup materi yang harus dikuasai untuk diamalkan dengan baik,

dapat ditetapkan kompetensi mata pelajaran dan standar kompetensi (SK).

Ada berapa komponen kurikulum dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi?

Kurikulum memiliki empat komponen yaitu:

Tujuan

Materi, bahan atau isi

Metoda atau proses, dan

Evaluasi

Dari keempat komponen tersebut, materi pelajaran atau isi kurikulum merupakan komponen

yang terstruktur sebagai disiplin ilmu, oleh karena itu mata pelajaran dalam kurikulum dibagi

dalam empat rumpun, seperti yang telah dijelaskan terdahulu.Pengembangan kurikulum berbasis

kompetensi (KBK) yang berorientasi pada kompetensi jabatan, pekerjaan dan tugas, hanya dapat

dilakukan untuk pengembangan KBK pada program keahlian kejuruan.Pengembangan KBK bagi

program normatif dan adaptif di SMK/MAK tidak dapat dilakukan berlandaskan pada tuntutan

kompetensi di dunia kerja.

Maka salah satu strategi pengembangan KBK pada program adaptif adalah dengan

berlandaskan kepada struktur materi pelajaran, dan ruang lingkup materi keilmuan yang harus

dikuasai siswa.

Page 14: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan- 67

Sehingga tujuan dalam rumusan kompetensi ditetapkan berdasarkan luas atau ruang lingkup

materi pelajaran sebagai berikut:

No Ruang Lingkup Materi Tujuan dan Rumusan Kompetensi

1 Seluruh materi dari satu mata

pelajaran

Standar kompetensi lulusan

(dari suatu mata pelajaran)

2 Materi dari satu mata pelajaran

pada satu tingkat/kelas/semester

Kompetensi mata pelajaran/

kelas/semester

3 Satu pokok bahasan/tema utama dari satu mata pelajaran di

kelas/semester

Standar Kompetensi (SK)

Tabel 5.3: Tujuan dalam Rumusan Kompetensi Berlandaskan Ruang Lingkup Materi

Tabel 5.3 menggambarkan bahwa berdasarkan definisi kompetensi yaitu penguasaan ilmu

yang dapat diamalkan dengan soleh, maka berdasarkan penguasaan materi esensial suatu mata

pelajaran di SMK dapat dirumuskan standar kompetensi lulusan (SKL)

Contoh Pengembangan Silabus dalam Program Adaptif

Silabus adalah rencana manajemen pembelajaran dari suatu mata pelajaran yang

mencangkup; tujuan mata pelajaran yang dirumuskan dalam kompetensi mata pelajaran, tujuan

pembelajaran umum yang dirumuskan dalam standar kompetensi serta tujuan pembelajaran

khusus yang dirumuskan dalam kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran,

indikator pencapaian kompetensi dasar, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.Silabus

dikembangkan oleh guru mata pelajaran dengan mengacu pada prinsip-prinsip pengembangan

silabus yang ditetapkan Pemerintah, dalam Buku Pedoman Penyusunan KTSP, yaitu sebagai

berikut.

Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai

dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.

Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai

kompetensi.

Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator,

materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.

Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem

penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian

memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan

peristiwa yang terjadi.

Page 15: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

68 - Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan

Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidik, serta

dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan

psikomotor).

Langkah pertama dalam menyusun silabus adalah menetapkan tujuan mata pelajaran dalam

rumusan kompetensi mata pelajaran seperti yang dijelaskan dalam tabel 5.3.=

Mengingat luasnya materi dari suatu mata pelajaran, maka diperlukan analisis materi

pelajaran, dengan tujuan memilih dan memilah mana pokok bahasan yang penting (esensial)

yang harus dikuasai dan dimiliki siswa, dalam proses belajar intrakurikuler dan pokok bahasan

mana yang akan dijadikan bahan pembelajaran ko-kurikuler.

1. Analisis Materi Esensial

Analisis mata pelajaran seperti yang dikemukakan Suderadjat (2004:2—53) adalah kegiatan

pemilihan materi esensial dari keseluruhan materi suatu pelajaran, untuk mendapatkan pokok-

pokok bahasan yang penting atau konsep-konsep utama materi pelajaran minimal yang harus

dikuasai dan dimiliki siswa dalam proses belajarnya secara tuntas (mastery learning).Materi

pelajaran yang esensial tersebut terdiri dari konsep-konsep keilmuan, yang memiliki karakteristik

sebagai berikut.

(a) Universal

Konsep tersebut memiliki tingkat generalisasi yang tinggi sehingga mampu memberikan

pondasi yang luas.

(b) Adaptif

Dapat memberikan kemampuan kepada siswa untuk mengadaptasi perubahan dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi.

(c) Transferable

Dapat dimanfaatkan atau digunakan bagi pemecahan masalah dalam berbagai disiplin ilmu

(breakthrough concept).

(d) Aplikatif

Memungkinkan untuk diterapkan atau diaplikasikan secara luas pada berbagai bidang

keilmuan dan teknologi.

(e) Meaningful

Layak, bermakna, dan bermanfaat untuk diketahui dan dikuasai oleh siswa sebagai landasan

untuk tumbuh dan berkembang.

(f) Frame of thinking

Mampumembentuk dan membangun kerangka berfikir.

Dalam pembelajaran sains misalnya, materi pembelajaran esensial adalah konsep-konsep

esensial sains atau pokok-pokok bahasan esensial (PBE).Materi pelajaran yang tidak terpilih

menjadi materi pelajaran esensial dapat dijadikan bahan pengayaan atau perluasan wawasan

keilmuan siswa dalam pembelajaran co-kurikuler, dalam bentuk tugas pengembangan ataupun

pekerjaan rumah.

Setelah mendapatkan pokok-pokok bahasan esensial, selanjutnya PBE tersebut perlu disusun

dalam suatu urutan logis, yaitu urutan pokok bahasan yang memungkinkan siswa mempelajari

Page 16: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan- 69

pokok-pokok bahasan dengan lebih mudah dalam rangka menguasai mata pelajaran secara utuh

dan menyeluruh.

Ada dua langkah dalam menyusun urutan pokok bahasan esensial dalam urutan logis, yaitu:

1. Analisis ketergantungan antarpokok bahasan (topik) dalam satu mata pelajaran.

2. Analisis ketergantungan antartopik antarmata pelajaran.

Hasil dari dua langkah kegiatan tersebut akan diperoleh urutan PBE yang akan dipelajari siswa

secara logis, yaitu pola urutan PBE atau peta konsep. Peta konsep dalam satu mata pelajaran

sangat penting karena peta tersebut akan membangun kerangka konsep (conceptual frame work)

dari mata pelajaran yang akan membangun kerangka pikir (frame of thinking).

Setelah dua kegiatan tersebut dilakukan, akan diperoleh daftar pokok bahasan esensial yang

tersusun secara logis. Artinya, siswa dapat mempelajari secara tuntas (mastery learning) semua

pokok bahasan yang wajib dimilikinya.

Setelah kegiatan-kegiatan tersebut, selanjutnya dapat ditetapkan tujuan mata pelajaran dalam

rumusan kompetensi.

Merumuskan Kompetensi Mata Pelajaran

Tujuan mata pelajaran dapat dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan (SKL), dan

kompetensi mata pelajaran, berlandaskan hasil analisis materi pelajaran, yang berupa peta

konsep atau urutan logis PBE.

Standar Kompetensi lulusan dari suatu mata pelajaranadalah

penguasaan semua pokok bahasan esensial yang dapat digunakan

dalam kehidupan, baik kehidupan akademik maupun kehidupan

bermasyarakat dengan akhlak mulia dan berdampak positif, baik bagi

dirinya maupun lingkungannya.

Untuk memudahkan pemahaman terhadap langkah pertama penyusunan silabus, kita ambil

contoh mata pelajaran Fisika dalam program adaptif SMK.

Misalnya, setelah dilakukan analisis materi esensial Fisika diperoleh sepuluh PBE, yang

kemudian ditempatkan dalam urutan logis mulai dari PBE1sampai dengan PBE10.

Maka standar kompetensi lulusan (SKL) mata pelajaran Fisika adalah: siswa menguasai 10 PBE

Fisika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah pekerjaan dengan baik dan

bermanfaat.

Dari 10 PBE tersebut, kemudian dialokasikan ke masing-masing kelas, mulai dari kelas X s/d

kelas XII, dan misalnya, diperoleh alokasi materi esensial seperti yang digambarkan dalam tabel

berikut:

Kelas Alokasi PBE

XII PBE9 PBE10

XI PBE5 PBE6 PBE7 PBE8

X PBE1 PBE2 PBE3 PBE4

Tabel 5.4: Alokasi Materi Pelajaran Esensial (PBE) Fisika di SMK

Page 17: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

70 - Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan

Berdasarkan tabel 5.4 tersebut, dapat ditetapkan tujuan mata pelajaran Fisika kelas X, kelas

XI dan kelas XII yang dapat digambarkan dalam struktur sebagai berikut:

Gambar5.9 : Struktur Materi Pelajaran dan Tujuan dalam Rumusan Kompetensi

Dari tabel 5.4 dan gambar 5.9 tersebut, selanjutnya dapat ditetapkan tujuan mata pelajaran

pertingkat dalam rumusan kompetensi sebagai berikut:

Kompetensi mata pelajaran kelas X:Siswa menguasai dan memiliki pokok bahasan

esensial Fisika kelas X (4 PBE) dan dapat menggunakannya dalam kehidupan dengan

berlandaskan nilai-nilai personal dan sosial.

Kompetensi mata pelajaran kelas XI:Siswa menguasai dan memiliki pokok bahasan

esensial Fisika kelas XI (4 PBE) dan dapat menggunakannya dalam kehidupan dengan

berlandaskan nilai-nilai personal dan sosial.

Kompetensi mata pelajaran kelas XII:Siswa menguasai dan memiliki pokok bahasan

esensial Fisika kelas XII (2 PBE) dan dapat menggunakannya dalam kehidupan dengan

berlandaskan nilai-nilai personal dan sosial.

Selanjutnya dapat ditetapkan Standar Kompetensi (SK). Dengan adanya 10 PBE maka dapat

ditetapkan 10 SK, dengan contoh rumusan SK1 sebagai berikut:

Standar kompetensi (SK1):Siswa menguasai PBE1 dan dapat menggunakannya dalam

kehidupan dengan akhlak mulia.

Contoh: Pengembangan Standar Kompetensi (SK) menjadi Kompetensi Dasar (KD)

Dengan asumsi bahwa Kesepuluh Standar Kompetensi (SK) dari mata pelajaran Fisika

Kelompok Pertanian dalam Peraturan Menteri No.22 Tahun 2006, telah dirumuskan berdasarkan

hasil analisis konsep esensial, maka rumusan SK1 yang mengintegrasikan kognitif, afektif dan

motorik adalah: Siswa memiliki konsep besaran dan dapat menggunakannya dalam pekerjaan

dengan baik dan bermanfaat.

Page 18: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan- 71

Secara keseluruhan SK dan KD dalam mata pelajaran Fisika-Kelompok Pertanian dapat dilihat

dalam tabel berikut:

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Mengukur besaran dan menerapkan satuannya

1. 1 Menguasai konsep besaran dan satuannya 1. 2 Menggunakan alat ukur yang tepat untuk

mengukur suatu besaran fisis

2. Menerapkan hukum gerak dan gaya

2. 1 Menguasai konsep gerak dan gaya 2. 2 Menguasai hukum Newton 2. 3 Menghitung gerak lurus 2. 4 Menghitung gerak melingkar

2. 5 Menghitung gaya gesek

3. Menerapkan gerak translasi, rotasi, dan keseimbangan benda tegar

3. 1 Menguasai konsep gerak translasi dan rotasi 3. 2 Menguasai konsep keseimbangan benda tegar 3. 3 Menghitung gerak translasi dan rotasi 3. 4 Menghitung keseimbangan benda tegar

4. Menerapkan konsep usaha/daya dan energi

4. 1 Menguasai konsep usaha/daya dan energi 4. 2 Menguasai hukum kekekalan energi 4. 3 Menghitung usaha/daya dan energi

5. Menerapkan konsep impuls dan momentum

5. 1 Mengenali jenis tumbukan 5. 2 Menguasai konsep impuls dan hukum

kekekalan momentum 5. 3 Menerapkan hubungan impuls dan momentum

dalam perhitungan

6. Menerapkan konsep suhu dan kalor

6. 1 Menguasai konsep suhu dan kalor 6. 2 Menguasai pengaruh kalor terhadap zat 6. 3 Mengukur suhu dan kalor 6. 4 Menghitung kalor

7. Menerapkan konsep fluida

7. 1 Menguasai hukum fluida statis 7. 2 Menguasai hukum fluida dinamis 7. 3 Menghitung fluida statis 7. 4 Menghitung fluida dinamis

8. Menerapkan konsep magnet dan elektromagnet

8. 1 Menguasai konsep kemagnetan 8. 2 Menguasai hukum magnet dan elektromagnet 8. 3 Menggunakan magnet 8. 4 Menggunakan electromagnet

9. Menerapkan konsep listrik arus searah

9. 1 Menguasai hukum kelistrikan arus searah 9. 2 Menguasai hubungan antara tegangan,

hambatan, dan arus 9. 3 Menghitung daya dan energi listrik arus searah

10. Menerapkan konsep listrik arus bolak-balik

10.1 Menguasai hukum kelistrikan arus bolak-balik 10.2 Menguasai hubungan antara tegangan,

impedensi, dan arus 10.3 Menghitung daya dan energi listrik arus

bolakbalik

Tabel 5.5: SK dan KD Mata Pelajaran Fisika-Kelompok Pertanian (Permen No.22 Tahun 2006)

Kesepuluh SK dalam mata pelajaran Fisika-Kelompok Pertanian diasumsikan memiliki materi

pelajaran yang merupakan pokok bahasan esensial (PBE) Fisika.

Mengingat definisi kompetensi bahwa kompetensi merupakan integrasi kognitif (ilmu),

motorik (amal) dan afektif (nilai dan sikap), maka guru-guru Fisika SMK dapat menyempurnakan

rumusan kesepuluh SK tersebut, agar berdimensi kecerdasan dan juga berdimensi karakter,

seperti contoh rumusan SK1 terdahulu.

Selanjutnya bagaimana mengembangkan SK menjadi KD?

Page 19: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

72 - Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan

Kompetensi dasar (KD) merupakan tujuan pembelajaran khusus untuk setiap pertemuan

atau pembelajaran, oleh karena itu dalam silabus untuk setiap KD (komponen tujuan) ditetapkan

apa materi pokoknya (komponen isi), proses pembelajaran (komponen metoda) dan cara

evaluasinya (komponen evaluasi).

Selanjutnya dalam format silabus, disamping keempat komponen tersebut dilengkapi juga

dengan alokasi waktu belajar, sarana pembelajaran dan metoda evaluasi yang akan dilakukan.

Berlandaskan pada konsep kompetensi, maka kompetensi dasar pun akan memiliki dimensi

sebagai berikut:

1. Pertama, dimensi proses, yaitu proses belajar untuk menguasai konsep (pokok bahasan

esensial) melalui mastery learning. Kecakapan proses ini berorientasi pada latihan berpikir

(proses berpikir) atau kecerdasan intelektual, yang pada umumnya disebut kecerdasan.

2. Kedua, dimensi materi, yaitu bagian dari pokok bahasan yang disebut sebagai sub pokok

bahasan esensial(SPBE) yang harus dimiliki siswa.

3. Ketiga, dimensi proses aplikasi konsep dalam kehidupan, baik dalam pekerjaan maupun

kehidupan sehari-hari. Dalam dimensi proses aplikasi konsep ini diintegrasikan dimensi nilai

akhlak mulia yang dapat membangun karakter siswa. Nilai-nilai personal dan nilai-nilai

sosial diintegrasikan ke dalam latihan aplikasi konsep dalam kehidupan, yang secara umum

masyarakat muslim menyebutnya sebagai ―amal soleh‖. Sehingga secara lengkapnya disebut

sebagai ilmu yang diamalkan dengan kesalehan sosial‖.

Masyarakat umum menyebut hal ini sebagai latihan amal soleh, yaitu perbuatan yang

dilandasi oleh nilai-nilai agama atau nilai-nilai akhlak mulia.

Selanjutnya proses pengembangan SK menjadi KD dapat dilakukan dengan menggunakan

matriks ―pengembangan SK menjadi KD‖. Untuk bahan analisis melalui matriks Pengembangan

SK menjadi KD, dibutuhkan ―kecakapan proses‖, materi pelajaran dalam bentuk Pokok Bahasan

Esensial (PBE) dan Sub Pokok Bahasan Esensial (SPBE), serta nilai-nilai individual dan sosial.

Adapun kecakapan proses yang mencerdaskan, yang dapat dilaksanakan pada pembelajaran

IPA di SMK, antara lain yaitu:

- observasi,

- pengukuran,

- klasifikasi,

- inferensi (penarikan kesimpulan),

- komunikasi,

- membuat hipotesis,

- merancang penelitian,

- pengontrolan variabel,

- interpretasi data,

- pemodelan.

Dimensi kedua dari kompetensi adalah materi esensial atau Pokok Bahasan Esensial (PBE)

yang untuk penetapan kompetensi dasar (KD) berupa sub pokok bahasan esensial (SPBE).

SPBE merupakan bagian dari PBE. SPBE dari pokok bahasan esensial besaran dan satuan,

dari mata pelajaran Fisika yang tercantum dalam Permen No.22 Tahun 2006 adalah:

Besaran pokok dan besaran turunan

Jenis-jenis alat ukur

Besaran dan dimensi

Page 20: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan- 73

Besaran skalar

Besaran vektor

Sedangkan untuk nilai-nilai personal dan sosial yang dapat membangun karakter siswa,

antara lain sebagai berikut.

1. Nilai-nilai Personal

Berani, bertanggung jawab, percaya diri, teliti, jujur, mempunyai keingintahuan yang besar,

antusias, kreatif, tekun, sopan, optimis, tidak mudah putus asa, dan bijaksana.

2. Nilai Sosial

Kerja sama, menghargai orang lain, berempati, toleran, sportif, berkomunikasi dengan baik,

ramah, pandai bergaul, mengendalikan emosi, bersimpati, menyimak, menyampaikan gagasan,

dan memecahkan masalah bersama.

Berdasarkan ketiga dimensi tersebut, maka dapat dikembangkan matriks analisis Standar

Kompetensi (SK) menjadi Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut:

Matriks Analisis Standar Kompetensi Menjadi Kompetensi Dasar

Mata pelajaran : Fisika

Kelas/ Semester : X (sepuluh)/1

Standar kompetensi : Siswa menguasai konsep besaran dan satuan, serta dapat mengaplikasikannya dalam

kehidupan sehari-hari dengan akhlak mulia yang bermanfaat bagi lingkungannya.

NO

SK 1

Proses Penguasaan Materi

(Mastery Learning)

Proses

aplikasi

dalam

kehidup-

an

dengan

berintikan

nilai

1. O

bse

rvasi

2. Pengukura

n

3. Kla

sifikasi

4. Pengam

bila

n

kesi

mpula

n

5. Pre

dik

si

6. Kom

unik

asi

7. H

ipote

sis

8. Ranca

ngan p

enelit

ian

9. Pengontr

ola

n v

ariabel

10. In

terp

reta

si d

ata

11. Pem

odela

n

1. Pers

onal

2. Sosi

al

1

Besaran pokok,

satuan dan

turunannya

KD

1.1

KD

1.

KD

1.1

KD

1.1

KD

1.1

KD

1.1

KD

1.2

KD

1.2

KD

1.2

KD

1.2

KD

1.2

KD

1.2

KD

1.2

2 Panjang, massa,

suhu dan waktu

KD

1.3

KD

1.3

KD

1.3

KD

1.3

KD

1.3

KD

1.3

KD

1.3

3 Besaran vektor dan

skalar

KD

1.4

KD

1.4

KD

1.4

KD

1.4

KD

1.4

KD

1.4

KD

1.4

Tabel 5.6 Matriks Analisis Standar Kompetensi (SK1) menjadi Kompetensi Dasar

Pengembangan Kompetensi Dasar berdasarkan matriks tersebut :

KD1.1. Siswa mampu mengklasifikasikan besaran dan satuan serta turunannya dengan percaya

diri dan teliti

KD1.2. Siswa mampu mengkomunikasikan besaran, satuan dan kegunaannya dalam

pekerjaandengan percaya diri dan sopan

Sub Pokok

Bahasan

Esensial

Kecakapan

Proses

Page 21: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

74 - Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan

KD1.3. Siswa mampu melakukan pengukuran besaran fisika (panjang, massa, suhu dan waktu)

menggunakan alat ukur yang sesuai dengan teliti

KD1.4. Siswa mampu melakukan operasi vektor dan menggunakannya dalam menyelesaikan

masalahyang berkaitan dengan besaran vektor

Sebelas kecakapan proses belajar tersebut merupakan proses berpikir (thinking

skill).Kemudian, dalam kolom aplikasi konsep dalam kehidupan dengan nilai-nilai moral,

merupakan proses pembiasaan akhlak mulia, yang berorientasi pada kecerdasan emosional

spiritual.

Mengapa silabus dalam tabel 5.6 dapat mencerdaskan siswa?

Karena dalam proses belajar siswa belajar mengamati, belajar mengukur, belajar

mengklasifikasi, belajar memprediksi, dan belajar menyimpulkan dan mengkomunikasikan dalam

proses berpikir induktif ilmiah, dan juga belajar membuat hipotesis, merancang penelitian,

pengontrolan variabel, interpretasi data serta pemodelan dalam konteks belajar berpikir deduktif

ilmiah. Dalam proses belajar seperti itu, mereka belajar berpikir atau berlatih untuk cerdas, atau

berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills).

Mengapa silabus itu berkarakter?

Karena siswa dilatihkan untuk aplikasi konsep fisika dalam kehidupan dengan nilai-nilai

personal dan sosial. Dalam hal ini, siswa berlatih untuk ‖beramal saleh‖. Mereka berlatih

membiasakan kebenaran, sesuai dengan norma-norma karakter bangsa.

Menentukan Indikator

Pencapaian kompetensi dasar (KD) ditandai oleh pencapaian indikator dalam bentuk

perubahan perilaku yang dapat diobservasi dan diukur (observable and measureable), mencakup

sikap (afektif atau attitude), pengetahuan (kognitif atau verbal), dan keterampilan (psikomotor

atau physical).

Kompetensi: Integrasi Kognitif, Afektif, dan Motorik

Knowledge

Ilmu

Skill

Amal

Attitude

Iman

Kompetensi Performansi/ unjuk Kerja

Verbal

Performance

Physical

Performance

Attitudinal

Performance

Ilmu yang

amaliah

Amal yang

ilmiah

Dengan akhlak

mulia

Gambar 5.10: Unjuk Kerja sebagai Indikator Kompetensi

Page 22: Bab V Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi …mysch.id/cms/file/755478568... · Program Normatif dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial

Bab 5 Pengembangan KBK di Pendidikan Kejuruan- 75

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, dirumuskan dalam kata

kerja operasional yang terukur dan atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar

untuk menyusun alat penilaian.

Semua unjuk kerja siswa tersebut, yang terkelompok dalam verbal (kognitif), sikap (afektif),

dan fisikal (motorik) akan menggambarkan penguasaan KD berdasarkan kecakapan proses dan

nilai-nilai sikap yang ditetapkan guru dalam matriks.

Strategi Penilaian

Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa

digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses penilaian

mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik.

Penilaian adalah pengukuran terhadap ketercapaian indikator hasil belajar yang

menggambarkan rincian pencapaian kompetensi dasar. Evaluasi pencapaian kompetensi dasar

dilakukan pada akhir kegiatan belajar. Dengan demikian, evaluasi pembelajaran terjadi pada

setiap akhir kegiatan pembelajaran dan dilakukan secara berkesinambungan dan terus-menerus.

Penilaian dilakukan dengan acuan patokan (PAP), bukan penilaian acuan norma (PAN). Yang

menjadi patokan adalah ketuntasan atau ketercapaian siswa menguasai kompetensi dasar yang

ditandai dengan ketuntasan setiap indikator.Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan

non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian

hasil karya berupa tugas, proyek dan atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memeroleh, menganalisis, dan menafsirkan

data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan

berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.