Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
54
BAB V PEMBAHASAN PENEMPATAN RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA
(PKL)
Kebijakan relokasi ini menuai banyak kontra dari masyarakat, maupun
dari sisi pandang para pedagang kaki lima. Hal tersebut, dikarenakan tempat
relokasi selain jauh dari keramaian dan juga minim pencahayaan, serta tempatnya
yang tertutup. Secara tempat sangat tertutup, terletak di samping lapangan kerapan
sapi. Letaknya yakni di Pasar Bangkal yang duhulunya merupakan pasar hewan,
pasar buah-buahan, dan toko-toko yang menjual alat dan perlengkapan untuk
sepeda. Selain di tempat relokasi, ada beberapa Pedagang Kaki Lima (PKL) yang
tidak mau menempati tempat yang sudah disediakan.
5.1 Dampak Yang Diinginkan (Intended Impact)
Sesuai Keputusan Bupati merelokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari
Taman Adipura Ke pasar Bangkal, mempunyai tujuan yakni menciptakan
keindahan, kerapian tata kota Kabupaten Sumenep. Hasil dari Kebijakan tersebutb
telah berhasil membuat Kota Sumenep menjadi indah, bersih, dan rapi. Hal
tersebut dibuktikkan dengan penghargaan Adipura yang diberikan oleh Badan
Lingkungan Hidup Indonesia,yang diterima oleh Bupati Kabupaten Sumenep
langsung.
Sekarang yang dulunya Taman Adipura menjadi tempat yang dapat
terbilang tidak rapih, kotor, tidak aman pada saat larut malam, dikarenakan ada
pemabuk, penjudi, bahkan penjajah pemuas hasrat laki-laki, sampai balapan liar
pernah ada di Taman Adipura, hal tersebut karena ada beberapa Pedagang Kaki
Lima nakal yang masih berjualan saat larut malam. Sekarang telah menjadi Taman
55
Adipura yang bersih, aman, indah, Taman Adipura sekarang juga ditempati oleh
para komunitas-komunitas positif seperti Mahasiswa, Skate Board, Sepatu roda,
Photographer, ada juga sekelompok orang yang menyediakan membaca buku
secara gratis. Para komunitas-komunitas itu biasa berkumpul pada saat hari
minggu, dan pada saat sore hari.
5.1.1 Dampak Intended Pada Subjek Utama Dalam Aspek Ekonomi
Dampak ini merupkaan dampak yang diharapkan atau direncanakan dari
kebijakan relokasi pedagang kaki lima dari Taman Adipura ke Pasar Bangkal.
Dampak ekonomi yang dirasakan oleh PKL dalam dampak intended adalah
Pedagang Kaki Lima mendapatkan kios-kios gratis tanpa dipungut biaya
pembangunan apapun dari pemerintah daerah. Para PKL juga mendapatkan
mendapatkan kursi dan meja plastik secara gratis. PKL juga yang tidak kehilangan
pelanggan setianya. Pelanggan setia para PKL tetap membeli di tempat para PKL
langganannya walaupun telah direlokasi dari tempat sebelumnya. Para PKL
mengatakan bahwa pelanggan setia mereka masih ada yang membeli walaupun
tidak semuanya.
5.1.2 Dampak Intended Pada Subjek Utama Dalam Aspek Lingkungan
Dampak lingkungan yang dirasakan PKL selain mendapatkan kios-kios
gratis dan tempat yang aman dari hujan. Tempat Relokasi juga menyediakan
kursi-meja untuk mereka berjualan. Keamanan juga terjamin di karenakan ada
yang menjaga, jadi para PKL tidak perlu pulang pergi membawa gerobak mereka.
Lingkungan yang baru juga langsung berhadapan dengan lembaga pendidikan
56
yakni MAN (Madrash Aliyah Negeri) Kabupaten Sumenep dan juga Kementrian
Agama Kabupaten Sumenep. Tempat relokasi juga berdekatan dengan Puskesmas.
Tempat relokasi yang baru juga telah dibangun masjid, dan toilet. Tempat
yang desdiakan juga telah dibagi-bagi agar tidak terjadi konflik antara PKL karena
berebut tempat berjualan. Sudah disediakan tempat yang sangat luas untuk para
pedagang kaki lima(PKL). Dipisahkannya tempat berjualan makanan dan yang
berjualan kain dan aksesoris serta perabotan rumah tangga
Gambar 5.1 Tajamara atau Pujasera yang telah disedikan oleh PemerintahDaerah
Sumber : Olahan peneliti
Telah disediakan tempat khusus Pedagang Kaki Lima yang berjualan
makanan maupun minuman. Tempat tersebut terlihat nyaman, serta aman dari
cuaca hujan. Luasnya tempat tersebut sehingga dapat menampung beberapa PKL
yang mejual makanan dan minuman.
5.1.3 Dampak Intended Pada Subjek Utama Dalam Aspek Sosial
Dengan adanya paguyuban Pedagang Kaki Lima walaupun dilakukan
relokasi, Hubungan sosial diantara mereka terjalin baik. Ada cara yang dilakukan
57
oleh Ketua Paguyuban PKL untuk mempererat tali silahturahmi antara PKL yakni
mengadakan kumpul bersama, minum kopi bersama, arisan, sampai karaoke
bersama. Semua itu dilakukan hanya untuk mempererat tali sialhturahmi serta
menghibur para PKL yang sedang mengalami kesusahan karena relokasi ini.
Gambar 5.2 Kios-kios gratis yang telah dibangun oleh pemerintah daerah
Sumber Olahan Peneliti
Kios-kios gratis yang dibangun oleh pemerintah daerah yang dananya
hampir 2 miliyar rupiah walaupun belum semua terpakai. Dapat dilihat dari
gambar tersebut kios-kios gratis juga menguragi beban yang tadinya di Taman
Adipura setiap hari pulang pergi membawa gerobak, sekarang dapat
meninggalkan kebiasaan tersebut karena telah tersedianya kios-kios gratis.
5.1.4 Dampak Kebijakan Relokasi Yang Diinginkan Terhadap Spillover
pada Aspek Ekomoni, Lingkungan, dan Sosial
Spillover disini adalah masyarakat (Pengunjung) karena direlokasikan
masyarakat sekitar daerah bangkal, kelurahan Kepanjin, dan Kelurahan
Pangarangan tidak perlu jauh-jauh lagi untuk ke tempat PKL karena sudah
berdekatan dengan rumah mereka sekaligus menghemat biaya. Para penduduk
58
juga ada yang beberapa diiuntungkan karena adanya relokasi PKL ini. Contohnya
ada beberapa penduduk yang membuka lapak juga dengan ikut berjualan. PKL
asli juga merasa diuntungkan karena pembeli mereka tidak berkurang malah
cenderung bertambah. Adanya Relokasi iini membuat yang biasaya daerah Pasar
Bangkal yang sepi dengan adanya Relokasi PKL ini, daerah Pasar Bangkal
menjadi lebih ramai.
Tabel 5.1 Tabel Kesimpulan Dari Dampak IntendedNO Dimensi Perencanaan Dampak
1 Dimensi
Subjek Utama
MenciptakanLingkungan yangbersih, ketetiban,kerapihan tata kota.
PKL Relokasikan
Sumenep menjadi indah,bersih, dan rapih. Haltersebut dibuktikkandengan penghargaanAdipura yang diberikanoleh Badan LingkunganHidup Indonesia,yangditerima oleh BupatiKabupaten Sumeneplangsung.
Sekarang yang dulunyaTaman adipura menjaditempat yang dapatterbilang tidak rapih, kotor,tidak aman pada saat larutmalam, dikarenakan adapemabuk, penjudi, bahkanpenjajah pemuas hasratlaki-laki, sampai balapanliar pernah ada di TamanAdipura
PKL mendapatkan kios-kios gratis tanpa dipungutbiaya pembangunanapapun dari pemerintahdaerah.
Para pelanggan walaupunPKL telah direlokasi daritempat sebelumnya. ParaPKL mengatakan bahwapelanggan setia mereka
59
masih ada yang membeliwalaupun tidak semuanya.
. Keamanan juga terjamindi karenakan ada yangmenjaga, jadi para PKLtidak perlu pulang pergimembawa gerobak mereka.
2 SPILLOVER Reloasi PKL Para penduduk juga adayang beberapadiiuntungkan karenaadanya relokasi PKL ini.Contohnya ada 3 pendudukyang membuka lapak jugadengan ikut berjualan.
membuat yang biasayadaerah Pasar Bangkal yangsepi dengan adanyaRelokasi PKL ini, daerahPasar Bangkal menjadilebih ramai.
PKL asli Pasar Bangkaljuga merasa diuntungkankarena pembeli merekatidak berkurang malahcenderung bertambah.
3 Waktu Relokasi PKL Pada akhir tahun akan selesaitempat PKL yang layak, dannyaman bagi PKL sendirimaupun pengunjung.
Sumber : Olahan Peniliti
5.2 Dampak Yang Tidak Diharapkan (Unintended Impact)
Dari Relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) selain mempunyai dampak
yang diinginkan (intended impact) juga mempunyai Dampak yang tidak
diinginkan (Unintended Impact). Dampak yang tidak diingkan ini adalah, karena
PKL pindah lampu-lampu PKL yang terang dan menerangi Taman Adipura
menjadi hilang, sedangkan lampu Taman Adipura terlihat redup, serta ada bagian-
60
bagian atau tempat-tempat yang dapat dibilang gelap, menjadi tempat para
pasangan yang bukan muhrimnya berduaan.
5.3 Dampak Yang Tidak Diharapkan pada Spillover
Pemerintah daerah, disini sebagaimana yang dijelaskan adalah Dinas
Perindustian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep. Kepala Bidang Perdgangan
mengatakan bahwa: Kita hanya menjalankan perintah Bupati yang tertulis di SK
(Surat Keputusan) yang bertuliskan bahwa PKL Taman Adipura akan di
Relokasikan ke Pasar Bangkal.
5.3.1 Dampak Kebijkaan pada Spillover (Masyarakat dan PKL Asli
Pasar Bangkal)
Dampak dari relokasi PKL Taman Adipura ini juga memberi effect kepada
masyarakat dan PKL asli. PKL Asli sekitar Pasar Lapangan Giling yakni tepat di
Pasar Bangkal mengatakan bahwa:1
Tak pate apengaruh mas, gun paggun bei ka penghasilan, mon pembeliedhinna’ jet sakoni’. Oreng-Oreng Males se ambue.
Tidak terlalu berpengaruh mas, sama saja untuk penghasilan, memang pembelidisini sedikit. Orang-orang malas untuk berhenti/mampir
Dari kebijakan yang diturunkan oleh Bupati agar PKL Taman Adipura
direlokasikan ke pasar bangkal. Untuk dampak kepada PKL asli Pasar Bangkal
tidak terlalu berpengaruh. Memang tempat pasar bangkal ini termasuk area atau
daerah yang jauh dari keramaian. PKL asli sama sekali tidak mengeluhkan adanya
1 Wawancara dengan ibu inisal A penjual terang bulan(PKL ASLI Pasar Gilimg) . 08/20/2017
61
PKL Taman Adipura di lingkungan mereka. Mereka saling bersosial berinteraksi
dengan sesama Pedagang Kaki Lima. Ibu A penjual Terang Bulan mengatakan:
Njek re mas, adha’ konflik-konflik. Adha’ tokar sakale. Kita kan depadhenyare pesse. Dephade reng sossa. Daddi tao dhe’ remma kala’na. Depadhengerte.
Tidak kok mas, tidak ada konflik-konflik sama sekali, tidak ada kontak fisik.Kita sama-kita mencari uang. Sama-sama orang susah. Jadi tahu bagaimanaseharusnya. Sama-sama sudah mengerti.2
Untuk Fasilitas yang diberikan pemerintah daerah dirasa kurang oleh
PKL(Pedagang Kaki Lima) asli pasar bangkal. Mereka meminta tempat perkir di
perluas. Jalan juga harap di perbaiki. Sesuai dengan wawancara dengan Ibu A
penjual Terang Bulan:3
“..Ano mas mon soal lingkungan ye korang mas, adha’ pembeli, parkerankorang, lampu bek petteng, korang pencahayaan roa mas. Cahaya korang,pemebeli males se entara.
Itu mas jika soal lingkungan, ya kurang mas, tidak ada pembeli, parkirankurang, lampu agak gelap (redup), kurang pencahayaan itu mas. Cahayakurang pemebeli malas yang mau dateng.
Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa PKL
asli Pasar Bangkal tidak mendapatkan dampak yang besar atas berlakunya
kebijakan Relokasi Pedagang Kaki Lima dari Taman Adipura ke Pasar Bangkal.
Tidak hanya dari PKL asli, namun juga masyarakat juga memberikan
2 Ibid wawancara
3 Ibid wawancara dengan Ibu A, Penjuak Terang Bulan 08/20/2017
62
pendapatnya. Peneliti telah mewancarai pengunjung yakni Bilal dan Rusdi. Rusdi
mengatakan bahwa:4
“..Yee tak nyaman saongguna e Pasar Bangkal areya. Seppe, pas kanareya PKL ajuelen Eadhe’ Jelen. Ye males oreng-oreng se ambue. Benyakdebu ngabber. Polusi, enger pas daddi oreng sengakan tak nyaman.Ayamanan e Taman Bunga saoungguna. Etaman Bunga badhakennengenna parker.
Ya, tidak nyaman sebenarnya di Pasar Bangkal ini. Sepi, dan terus ini paraPKL berjualan di depan jalan. Ya malas orang-orang yang mau berhenti.Banyak debu terbang. Polusi, bising atau berisik jadi orang yang maumakan merasa tidak nyaman. Lebih nyaman di Taman Bunga (TamanAdipura) sessunguhnya. Taman Binga mempunyai lahan parkir.
Selain pak Rusdi ada juga Pak Uztad Bilal mengatakan bahwa:5
“..Iye anyamanan E taman bunga ongguna. E Taman Bunga Badha katoju’anna waa. Ngkok mon badha jemaa;ah paste entar ka Taman Bungapolana kan pas edhe;na Masjid Jami’ daddi mon tang jemaa’ah lemelleagempang. Kare ka Taman Bunga
Iya lebih nyaman di Taman Bunga (Taman Adipura). TamanBunga( Taman Adipura), ada tempat duduk. Saya jika ada jemaah pastimampir ke Taman Bunga. Di depan Masjid Jami’ kan Taman Bunga(Taman Adipura), jadi jika jemaaah saya ingin membeli sesuatu. Bisamembeli di Taman Bunga (Taman Adipura).
5.4 Dampak Subjek Utama
Dampak Subjek Utama disini adalah Pedagang Kaki Lima Taman Adipura
sendiri. Mereka lah yang merasakan langsung dari kebijakan Relokasi Pedagang
Kaki Lima ini. Jadi Peneliti akan menjabarkan apa saja dan bagaimana dampak ini
berpengaruh bagi Aspek Ekonomi, Sosial, dan Lingkungannya.
5.4.1 Dampak Unintended terhadap Subjek Utama Dalam Aspek
Ekonomi
4 Wawancara dengan Pak Rsudi (Pengunjung) 08/22/2017
5 Wawancara dengan Pas Uztad Bilal( Pengunjung) 08/22/2017
63
Relokasi Pedagang Kaki Lima ini sangat berdampak bisa dikatan buruk
bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) Taman Adipura yang direlokasikan ke Pasar
Bangkal. Ada beberapa dari mereka memilih menuruti perintah Bupati ada juga
yang melanggar dengan berjualan di tempat, jalan lain. Namun, akhirnya tempat
yang ditepati oleh PKL yang tidak mau pindah tersebut digusur oleh pihak Dinas
Perindustrian dan Perdagangan serta di bantu Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol
PP) untuk menertibkan para pedagang. Dari Aspek ekonomi dapat sangat terlihat
dengan sepinya pembeli apa lagi untuk para penjual makanan. Omset mereka
turun sangat drastis. Untuk Perabotan. Konveksi, penjual Perabotan, Kaset
VCD/DVD, dan juga peneyedia jasa mainan seperti contoh odong-dong juga tidak
luput dari penurunan omset ini. Paling yang sangat miris akibat dampak ini terjadi
kepada Pedagang Kaki Lima yang menjual makanan, karena makanan yang
mereka jual bukan makanan yang awet. Para penjual makanan mengeluhkan
omset mereka yang turun drastis, sesuai dengan wawancara dengan cak dul yang
mana beliau adalah ketua paguyuban Pedagang Kaki Lima:6
Jika untuk penurunan omset, penjual makananlah yang paling kasihan.Awalnya di Taman Bunga(Taman Adipura) bisa mendapat penghasilan1,2 juta, 1,5 juta sekarang turun bisa sampai tidak laku.
Dari pernyataan Cak Dul diatas dapat dikatan bahwa dampak dari kebijkan ini
sangat besar bagi pejual makanan. Aspek ekonomi merupakan hal yang penting
bagi masyarakat Pedagang Kaki Lima. Dari berjualan makanan mereka hidup bagi
keluarganya. Dengan penghasilan berjualan lah yang menjadi tumpu kehidupan
6 Wawancara dengan Cak Dul( ketua Paguyuban PKL) 08/14/2017
64
mereka. Susai wawancara dengan Ibu dian pejual lalapan, beliau mengatakan
bahwa:7
Hari-hari biasa saya bisa mendapatkan omset sebesar 1,2(Rp 1. 200.000).Jika pas hari libur, atau malam minggu bisa 2,5( Rp 2. 500.000). Teruspindah kesini merosotnya jauh sekali. Jauh wes mas, jauh banget. Bahkansampe 0% mas.
Adapun cara dari Pedagang sendiri untuk meningkatkan datangnya
pembeli, contohnya dengan apa yang dilakukan Ibu Dian, yakni menambah menu
Juice. Beberapa dari Pedagang Kaki juga ada yang pasrah menunggu
pembangunan tempat relokasi yang sedang dilakukan.
5.4.2 Dampak Unintended terhadap Subjek Utama Dalam Aspek
Sosial
Aspek Sosial disini dikaitkan hubungan sosial para Pedagang Kaki Lima.
Mulai apakah ada konflik atau tidak, apakah pernah terjadi kontak fisik, maupun
verbal. Peneliti telah mewawancara beberapa Pedagang Kaki Lima mereka
menjawab bahwa pernah ada konflik verbal yaitu dengan berebut tempat
berjualan untuk berdagang. Ada dari beberapa mereka yang meminta menepati
paling depan. Padahal sudah diundi oleh pihak Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, serta ketua paguyuban. Selain, itu dari dalam Paguyuban Pedagang
Kaki Lima. Saat Peneliti melakukan wawancara dengan Bu devi selaku seksi
Pedagang Kaki Lima mengatakan bahwa ada 3 ketua paguyuban di dalam
Pedangan kaki lima, Namun saat peneliti menanyakan kepada Ketua Paguyuban
Pedagang Kaki Lima Yakni Cak Dul, beliau mengatakan bahwa:
7 Wawancara dengan Ibu dian 08/16/2017
65
Sebenarnya Cuma satu mas, jadi gini cerita mas, paguyuban ini sempatpecah. Ada orang yang setuju kepada saya jika saya terlalu menurut kepadapemerintah.
Disini terjadi konflik tidak sampai ke kontak fisik. Konflik verbal yang
terjadi di para Pedagang Kaki Lima di karenakan berebut tempat, dan
ketidakpuasan dengan ketua paguyuban. Selain itu, ada konflik yang di lakukan
oleh pihak Puskesmas dan Pedagang Kaki Lima (Pejual VCD/DVD). Penjual
VCD/DVD ini memutar lagu dengan kencang, padahal di dekat tempat relokaso
ada puskesmas. Para pasien puskemas merasa terganggu suara musik yang
dikeluarkan oleh penjual kaset VCD/DVD.
5.4.3 Dampak Unintended terhadap Subjek Utama Dalam Aspek
Lingkungan
Aspek Lingkungan oleh peneliti diakaitkan dengan keadaan sekitar,
kenyamanan, keamanan dan juga fasilitasnya. Menurut Mas Idris yang mejual
mengatakan bahwa;8
“..Mon lingkungan ye, bisa e koca’ aman, mon nyamanna enjek, abeli poleka amasalah ekonomi. Karena se membuat nyaman kita kan polanabenyak pelanggan. Pole je jelenna benyak gellu ka lobeng tak nyaman kepungjunng. Pas lampuna mas, petteng ro. Duh sapa mon se etara monkenennga petteng pas e budien pole. Mon fasilitas bek nyaman laa. Badhamasjid tapi tak cokop gebey oreng benyak. Pas toilet tak nyaman kantha eTB(Taman Bunga).
Bisa dibilang tidak nyaman, kembali lagi ke masalah ekonomi, kitapedagang akan nyaman, apabila ada pelanggan datang beramai-ramai. Jugajalan terlalu banyak lubang tidak nyaman bagi pengunjung tentunya.Lampu juga gelap mas. Siapa yang mampir atau datang coba jikatempatnya gelap terus ada dibagian belakang. Fasilitas yaa bisa dikatannyaman, ada masjid, namun tidak cukup menampung banyak jemaah.Untuk toilet lebih nyaman di Taman Adipura.
8 Wawancara dengan mas idris(Penjual Kerudung) 08/20/2017
66
Dilihat dari pernyataan Mas Idris dapat diartikan bahwa tempat yang disediakan
tidak nyaman bagi pembeli maupun Pedangang Kaki Lima sendiri. Dari Jalan
yang masih berlubang, Mesjid yang kurang memadai, dan toilet yang tidak
nyaman. Peneliti telah melakukan observasi tempaat deapat dibuktikan dengan
gambar sebagai berikut:
Gambar 5.3 Gambar kondisi Jalan di lingkungan Pasar Pangkal
Sumber : Olahan Peneliti
Gambar diatas menunjukkan bahwa jalan di lingkungan Pasar Bangkal
yang menjadi tempat Relokasi PKL ini terbukti rusak, sudah tidak layak
digunakan, banyak lubang. Beberapa dari PKL juga belum mendapat kios gratis.
5.5 Dampak Kebijakan relokasi PKL Terhadap Dimensi Spillover Pada
Aspek Ekonomi, Sosial Lingkungan
Untuk masyarakat yang jauh dari lokasi PKL yang baru merasa dirugikan
juga, karena jika ingin pergi membeli sesuatu ke PKL langganannya harus pergi
jauh ke pasar bangkal yang dimana pasti akan menambah biaya tranportasi. Selain
tempatnya yang jauh, juga masyarakat juga meara tidak nyaman dikarenakan
67
kurangnya fasilitas yang layak, lampu, serta jalannya yang masih berlubang.
Contoh fasilitas yang kurang layak adalah toilet:
Gambar 5.4 Gambar fasilitas yakni toilet
Olahan Peneliti
Selain itu, ada konflik yang di lakukan oleh pihak Puskesmas dan
Pedagang Kaki Lima (Pejual VCD/DVD). Penjual VCD/DVD ini memutar lagu
dengan kencang, padahal di dekat tempat relokasi ada puskesmas. Para pasien
puskemas merasa terganggu suara musik yang dikeluarkan oleh penjual kaset
VCD/DVD yang diputar oleh penjual guna menarik perhatian pengunjung.
5.6 Dampak Kebijakan Relokasi PKL Terhadap Dimensi Waktu pada
Aspek Ekonomi, Lingkungan, dan Sosial
Pengunjung tidak akan bertambah, jika pembangunan tidak cepat
diselasikan. Dinas Perindustrain dan Perdaganagn mengatakan bahwa akan
68
membangun tempat lagi. Tetap dengan di Pasar Bangkal. Dinas Perindustrian
daalm waktu dekat akan membangun tempar bermain juga. Pak Bilal
mengatakan:9
“..Mon tak ceppet e bangun neserr keya ka PKL laenna. Areya engkok bei takmelo kennengan. Pengunjujg bisa bei toron, polana kan pas badha mallanyar. Disperindag keya ajenji abanguna pole fasilitas-fasilitas se korang,tape terkesan lambat. PKL berharap bisa cepet polana kan area apengaruh ka ekonomi. Mon etanyaagi hubungan, kabbhi paste ngocakbaik-baik tak kera badha pa –apa, polana de padha nyare pesee.
Jika pembangunan tidak cepat, kasian juga ke PKL lainnya. Ini saya sajatidak mendapat jatah tempat. Pengnjung bisa saja turun nantinya, dikarenakan ada mall baru. Dinaas Perindustrian Dan perdagangn berjanjiakan membangun yang kurang, tapi terkesan lamban. PKL berharap bisacepat karena ini menyangkut ekonomi. Jika ditanya hubungan sosial semuapasti bilang baik, karena kita disini sama-sama mencari uang.
Dari pernytaan tersebut, dapat dikatan bahwa, ada beberapa PKL yang
tidak mendapatkan jatah tempat berjualan. Pembangunan yang dilakukan juga
terkesan lamban. Fasilitas-fasilitas yang lain harus dalam waktu dekat cepat
dibangun, karena ini menyangkut ekonomi seseorang.
Tabel 5.2 Kesimpulan Dampak Unintended Relokasi PKLNO Dimensi Jenis Dampak Penjelasan1 Subjek Utama Negatif Omset
menurun Omset sebesar 1,2(Rp 1.
200.000). Hari libur,atau malam minggu bisa2,5( Rp 2. 500.000).Terus pindah kesinimerosotnya jauh sekali.Jauh Bahkan sampe 0%.
Konflik verbal yaitudengan berebut tempatberjualan untukberdagang. Ada daribeberapa mereka yangmeminta menepatipaling depan. Padahal
9 Wawancara dengan Pak Bilal( Penjual Jam tangan) 08/16/2017
69
sudah diundi oleh pihakDinas Perindustrian danPerdagangan, serta ketuapaguyuban.
Tidak nyaman bagi DariJalan yang masihberlubang, Mesjid yangkurang memadai, dantoilet yang tidaknyaman.
2 Spillover Negatif Merasa dirugikan juga,karena jika ingin pergimembeli sesuatu ke PKLlangganannya haruspergi jauh ke pasarbangkal yang dimanapasti akan menambahbiaya tranportasi.
Konflik yang di lakukanoleh pihak Puskesmasdan Pedagang KakiLima (PejualVCD/DVD). PenjualVCD/DVD ini memutarlagu dengan kencang,
3 Waktu Negatif Sebanyak 24 PKL yangtidak mendapatkan jatahtempat berjualan.Pembangunan yangdilakukan lamban.
Sumber : Olahan Peneliti, 2017
70