130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar Klitikan Notoharjo Surakarta Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta oleh: Hendra Widi Utomo F1109012 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi

Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar Klitikan

Notoharjo Surakarta

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan

Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

oleh:

Hendra Widi Utomo

F1109012

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

Page 2: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

Jangan menyerah, walau banyak kegagalan itu adalah

proses pembelajaran karena sesungguhnya kita baru di uji

untuk jadi orang yang hebat

(penulis)

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai, kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh yang lain. Dan hanya kepada Allah-lah

hendaknya kamu berharap

(Q.S. Al Insyiroh 5-8)

Kesabaran adalah kunci menuju kemenangan

(al-hadist)

Teruslah berlari mengejar mimpi, walaupun jalan yang terjal

harus kita lalui

(laskar pelangi)

Page 5: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Persembahan

Karya ini kupersembahkan

Untuk Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang

Karya ini kuhadiahkan untuk:

1. Ayah dan Ibuku Tercinta

2. Keluargaku yang kusayangi

3. Teman-teman dan sahabatku

4. Almamaterku

Page 6: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, dan

karunia-Nya, sehingga dengan kemampuan yang ada, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “ANALISIS

DAMPAK REVITALISASI DAN RELOKASI PEDAGANG KAKI

LIMA DI KAWASAN BANJARSARI KE PASAR KLITIKAN

NOTOHARJO SURAKARTA”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan

Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis

menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan serta kerja sama yang baik

dari berbagai pihak tidak bisa mewujudkan skripsi ini. Maka dalam

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Dr. Guntur Riyanto,M.Si selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar

telah membimbing dan memberikan pengarahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dan semoga Allah SWT

membalasnya dan memberikan kemuliaan kepadanya.

2. Dr. Wisnu Untoro.,MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Page 7: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

3. Drs. Supriyono.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

4. Drs. Sutanto.,M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

5. Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dan beserta Staff yang

telah memberikan bantuan dalam pemberian data yang penulis perlukan.

6. Lurah Pasar Klitikan Notoharjo Semanggi beserta Staff dan seluruh

pedagang di Pasar Klitikan Notoharjo Semanggi terimakasih atas

kerjasamanya sehingga penulis dapat memperoleh data yang penulis

perlukan.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, terimakasih atas ilmu yang diberikan dan bimbingannya.

8. Seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Sebelas Maret, terimakasih

atas bantuan dan kerjasamanya.

9. Ayah dan Ibuku yang selalu member dorongan, motivasi dan doanya

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini. Mas Hari dan Mbak Nita yang telah banyak membantu dalam

penyelesaian penulisan skripsi ini.

10. Pakde budhe sekalian sekeluarga yang telah memberikan kasih sayang,

tempat tinggal selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

11. Arya Wardhana, Sarjianto dan Bapak Slamet Riyanto yang telah banyak

membantu penulis dalam pengumpulan data, sehingga skripsi ini dapat

selesai dengan lancar

12. My lovely MiYu (Risma Intan Pertiwi) yang selalu memberi kehangatan

hati, semangat, dan curahan kasih sayang sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

13. Teman-teman seperjuanganku Ucon, Bambang, Adhi dan seluruh

penghuni kos Anso, terimaksih atas bantuan, semangat, motivasi, dan

rasa persahabatan yang hangat.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih

atas kerjasama dan bantuannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dalam rangka kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini

dapat memberi manfaat dan sumbangan pikiran untuk perbaikan di masa

yang akan datang.

Surakarta, 08 Agustus 2011

Penulis

Page 9: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii

HALAMAN MOTTO........................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ v

KATA PENGANTAR....................................................................................... vi

DAFTAR ISI...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xv

ABSTRAKSI..................................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................. 9

C. Tujuan Penelitian............................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian............................................................................. 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori……………............................................................. 12

1. Pengertian Pasar..………............................................................. 12

2. Pengertian Pedagang Kaki Lima.................................................. 13

3. Pengertian Revitalisasi dan Relokasi........................................... 20

4. Teori permintaan……................................................................... 20

5. Teori Produksi............................................................................... 22

6. Pengertian Pendapatan.................................................................. 25

Page 10: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

7. Kurva Konsumsi dan Kurva Anggel............................................. 33

8. Keseimbangan Pasar................................................................... 37

9. Infestigasi Penelitian Terdahulu dalam tabel.............................. 39

B. Penelitian Terdahulu……………………………………………… 41

C. Kerangka Pemikiran……………………………………………… 48

D. Hipotesis Penelitian………………………………………………. 50

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. 51

B. Metode Pengumpulan Data................................................................ 51

C. Jenis dan Sumber Data....................................................................... 52

D. Teknik Pengambilan Sampel……………………………………….. 53

E. Definisi Operasional Variabel............................................................ 54

1. Omset penjualan............................................................................ 54

2. Keuntugan..................................................................................... 55

3. Jumlah Tenaga Kerja................................................................... 56

4. Kuantitas Penjualan Barang…………………………………… 56

5. Retribusi dan Pungutan Pasar………………………………….. 56

F. Alat Analisis Data………................................................................ 57

BAB IV. HASIL DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Wilayah Kota Surakarta....................................... 60

1. Keadaan Geografis …………........................................................ 60

a. Letak Geografis…………………………………………….. 60

b. Luas Wilayah……………………………………………….. 60

2. Pemerintahan………………......................................................... 61

3. Penduduk dan Tenaga Kerja…………………………………….. 62

a. Kependudukan....................................................................... 62

b. Tenaga Kerja…....................................................................... 63

4. Sosial……..................................................................................... 65

a. Pendidikan…………………………………………………. 65

5. Transportasi dan Komunikasi....................................................... 66

Page 11: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

a. Transportasi………………………………………………… 66

b. Komunikasi…………………………………………………. 68

6. Industri dan Perdagangan........................................................... 68

a. Industri.................................................................................. 68

b. Perdagangan........................................................................ 69

7. PDRB dan Inflasi.......................................................................... 69

a. PDRB………………………………………………………. 69

b. Inflasi……………………………………………………… 71

B. Deskripsi Lokasi Penelitian............................................................... 72

C. Analisis Data dan Pembahasan…………………….......................... 77

1. Hasil Pengumpulan Data.............................................................. 78

a. Variabel Omset Penjualan………………………………….. 79

b. Variabel Keuntungan Pedagang……………………………. 85

c. Variabel Jumlah Tenaga Kerja……………………………... 91

d. Variabel Kuantitas Penjualan Barang………………………. 93

e. Variabel Retribusi dan Pungutan Pasar…………………….. 95

2. Hasil Analisis Uji t (paired sample t test)..................................... 98

a. Omset Penjualan……………………………………………. 98

b. Keuntungan Pedagang……………………………………… 100

c. Jumlah Tenaga Kerja…………………………….................. 102

d. Kuantitas Penjualan Barang………………………………... 104

e. Retribusi dan Pungutan Pasar……………………………… 106

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan........................................................................................ 109

B. Saran.................................................................................................. 113

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 116

LAMPIRAN

Page 12: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Kota Surakarta

Menurut Jenis Kelamin Tahun 2005-2009…………………… 2

Tabel 1.2 Banyaknya Los dan Kios di Pasar Tradisional

di Kota Surakarta Tahun 2009……………………….............. 3

Tabel 2.1 Konsep Pola Penataan PKL

Berdasar Tinjauan Aspek Ekonomi..……………………….... 39

Tabel 2.2 Konsep Pola Penataan PKL

Berdasar Tinjauan Aspek Hukum..………………………….. 40

Tabel 4.1 Luas Penggunaan Lahan Tiap Kecamatan

Di Kota Surakarta tahun 2009 (ha)………………………….. 61

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk,Rasio Jenis Kelamin

Dan Tingkat kepadatan di Surakarta th 2009………………… 62

Tabel 4.3 Banyak Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Di Kota Surakarta th 2009…………………………………… 63

Tabel 4.4 Besarnya Kebutuhan Hidup Minimum Dan Upah

Minimum Kota Surakarta th 2000-2009…………………….. 64

Tabel 4.5 Penduduk Usia 5 th Keatas Menurut Pendidikan

Tertinggi yang ditamatkan di Kota Surakarta th 2009………. 66

Tabel 4.6 Panjang Jalan Menurut Status Jalan di Kota Surakarta……… 67

Tabel 4.7 PDRB Menurut Lapangan UsahaAtas Dasar

Harga Konstan 2000 Kota Surakarta th 2008-2009………….. 70

Tabel 4.8 Kontribusi Sektor-sektor Ekonomi Terhadap

Pembentukan PDRB Kota Surakarta th 2008-2009…………. 71

Tabel 4.9 Laju Inflasi di Kota Surakarta th 2005-2009 (%)……………. 72

Tabel 4.10 Jumlah Pedagang Kaki Lima di Pasar Klitikan

Page 13: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Notoharjo Menurut Jenis Dagangan tahun 2010…………….. 75

Tabel 4.11 Rata-rata Omset Pedagang kaki Lima Menurut Jenis

Dagangan saat di Banjarsari dan di Notoharjo………………. 80

Tabel 4.12 Presentase perubahan Omset Pedagang kaki lima Menurut

Jenis Dagangan saat di Banjarsari dan di Notoharjo………… 81

Tabel 4.13 IHK Kota Surakarta tahun 2007 s/d 2010…………………… 84

Tabel 4.14 Rata-rata Omset Pedang Kaki Lima Menurut Jenis

Dagangan saat di Banjarsari (data deflasi) dan di Notoharjo… 84

Tabel 4.15 Rata-rata Keuntungan Pedagang Kaki Lima Menurut Jenis

Dagangan Saat di Banjarsari dan di Notoharjo……………… 86

Tabel 4.16 Persentase Perubahan Keuntungan

Pedagang Kaki Lima Menurut Jenis Dagangan

Saat di Banjarsari dan di Notoharjo…………………………. 88

Tabel 4.17 Rata-rata Keuntungan Pedagang Kaki Lima

Menurut Jenis Dagangan

Saat di Banjarsari (data disesuaikan) dan di Notoharjo……… 90

Tabel 4.18 Rata-rata Jumlah Pekerja yang dimiliki

Pedagang kaki Lima Menurut Jenis Dagangan

Saat di Banjarsari dan di Notoharjo…………………………. 91

Tabel 4.19 Rata-rata Hari Orang Kerja (HOK)

Pedagang Kai Lima Menurut Jenis Dagangan

Saat di Banjarsari dan di Notoharjo…………………………. 92

Tabel 4.20 Rata-rata Kuantitas Barang dagangan yang terjual

Menurut Jenis Dagangan

Saat di Banjarsari dan di Notoharjo…………………………. 94

Tabel 4.21 Tarif Pungutan Listrik Menurut Penggunaan

Di Pasar Klitikan Notoharjo Semanggi……………………… 95

Tabel 4.22 Rata-rata Retribusi dan Pungutan pasar yang

Di Bayarkan Pedagang tiap Bulan

saat di Banjarsari dan di Notoharjo…………………………. 96

Page 14: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Tabel 4.23 Rata-rata Retribusi dan Pungutan pasar yang

Di Bayarkan Pedagang tiap Bulan

Saat di Banjarsari (data disesuaikan) dan di Notoharjo……… 97

Tabel 4.24 Hasil Uji Beda Rata-rata Berpasangan untuk

Omset Penjualan (per bulan)………………………………… 99

Tabel 4.25 Hasil Uji Beda Rata-rata Berpasangan untuk

Keuntungan Penjualan Pedagang (per bulan)……………….. 101

Tabel 4.26 Hasil Uji Beda Rata-rata Berpasangan untuk

Hari Orang Kerja (HOK) ……………………………………. 103

Tabel 4.27 Hasil Uji Beda Rata-rata Berpasangan untuk

Kuantitas Barang yang Terjual (per bulan)………………….. 105

Tabel 4.28 Hasil Uji Beda Rata-rata Berpasangan untuk

Retribusi dan Pungutan Pasar (per bulan)…………………… 107

Page 15: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1.1 Peta Lokasi Pasar Kota Surakarta……………………………. 4

Gambar 2.1 Kurva Permintaan……………………………………………. 21

Gambar 2.2 Proses Produksi………………………………………………. 22

Gambar 2.3 Kurva Total, Marginal, dan Average Produk…………………23

Gambar 2.4 Kurva Permintaan Tanah……………………………………...26

Gambar 2.5 Kurva Pertumbuhan Modal…………………………………... 27

Gambar 2.6 Kurva Konsumsi Pendapatan………………………………… 34

Gambar 2.7 Kurva Engel………………………………………………….. 35

Gambar 2.8 Kurva Demand and Supply……………………………………….. 37

Gambar 2.9 Skema Kerangka Pemikiran………………………………...... 49

Gambar 4.1 Perkembangan KHM dan UMK di Kota Surakarta………….. 65

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas Pengelola Pasar Notoharjo………..74

Gambar 4.3 Denah Lokasi Penelitian……………………………………... 76

Gambar 4.4 Kerangka Hipotesis…………………………………………... 78

Gambar 4.5 Uji 2 fihak Variabel Omset Penjualan……………………….. 99

Gambar 4.6 Uji 2 fihak Variabel Keuntungan…………………………….. 102

Gambar 4.7 Uji 2 fihak Variabel Tenaga Kerja…………………………… 104

Gambar 4.8 Uji 2 fihak Variabel barang yang terjual……………………... 106

Gambar 4.9 Uji 2 fihak Variabel Retribusi dan Pungutan Pasar………….. 108

Page 16: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Page 17: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRAK

Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar Klitikan Notoharjo Surakarta

Hendra Widi Utomo F.1109012

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak revitalisasi dan relokasi Pedagang Kaki Lima di Kawasan Banjarsari Surakarta ke Pasar Klitikan Notoharjo terhadap omset penjualan, keuntungan pedagang, jumlah karyawan yang dihitung dalam satuan HOK, kuantitas barang yang dijual, dan reribusi dan pungutan pasar. arti kata dampak disini adalah untuk mengetahui perubahan variabel-variabel yang sudah disebutkan diatas terhadap kondisi pedagang saat ini (di Pasar Klitikan Notoharjo Semanggi) dengan cara membandingkan antara di Notoharjo dan saat masih di Banjarsari.

Penelitian ini mengunakan data primer dan data sekunder, data primer diperoleh dengan cara wawancara dengan pedagang di Pasar Klitikan Notoharjo Semanggi sedangkan data primer dihimpun dari studi literatur Dinas Pengelolaan Pasar, dan BPS Kota Surakarta.jumlah data Primer yang telah dikumpulkan adalah sebanyak 100 responden. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji paired sample t test dengan derajat keyakinan sebesar 95%.

Dari hasil penghitungan data diperoleh hasil t hitung sebagai berikut: a) variabel omset Penjualan (-6,447), b) variabel keuntungan pedagang (-7,017), c) variabel tenaga kerja (-0,872), d) variabel kuantitas penjualan (-5,778), variabel retribusi dan pungutan pasar (23,961) dengan t tabel pada α : 5%; df : 100-1 : 99, diperoleh nilai 1,984. Asumsi t hitung> t tabel maka H0 ditolak. dari kelima variabel yang mengalami perubahan secara signifikan (H1 diterima) adalah variabel omset,keuntungan,kuantitas penjualan, dan retribusi dan pungutan pasar. Hasil uji yang menunjukan hasil yang sama atau tidak ada perubahan secara signifikan adalah variabel tenaga kerja dikarenakan jumlah tenaga kerja yang digunakan tidak lebih dari 5 pekerja, dan kebanyakan dari mereka adalah anggota keluarga dan biasanya tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Kata Kunci : omset, keuntungan, tenaga kerja, kuantitas penjualan, retribusi dan pungutan pasar

Page 18: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang

menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta. Wilayah

Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan Kota Solo merupakan dataran

rendah dengan dengan ketinggian ± 92 m dari permukaan laut, Solo

berbatasan disebelah utara dengan Kabupaten Boyolali, sebelah timur dengan

Kabupaten Karanganyar, sebelah selatan dengan Kabuaten Sukoharjo dan

disebelah barat dengan Kabupaten Sukoharjo. Luas wilayah Kota Surakarta

44,04 Km²  yang terbagi dalam 5 kecamatan, yaitu : Kecamatan Laweyan,

Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Sebagian besar lahan dipakai

untuk pemukiman sebesar 61,68%, sedangkan untuk kegiatan ekonomi juga

memakan tempat yang cukup besar juga berkisar antara 20% dari luas lahan

yang ada.

Penduduk merupakan salah satu faktor produksi dan dapat menjadi

konsumen yang potensial, semakin banyak jumlah penduduk suatu daerah

maka semakin tinggi tingkat konsumsinya pada daerah tersebut. Berdasarkan

hasil estimasi penduduk antar sensus (2005) penduduk kota Surakarta

mencapai 528.202 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 89:38; yang artinya

bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 89 penduduk laki-laki.

Page 19: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Tingkat kepadatan penduduk kota Surakarta pada tahun 2009 mencapai

11.988 jiwa/km².

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kota Surakarta

Menurut Jenis Kelamin Tahun 2005 - 2009

Tahun Jenis Kelamin

Jumlah Total Rasio Jenis Kelamin Laki – laki Perempuan

1 2 3 4 5

2005 250.868 283.672 534.540 88,44

2006 254.259 258.639 512.898 98,31

2007 246.132 269.240 515.372 91,42

2008 247.245 275.690 522.935 89,68

2009 249.287 278.915 528.202 89,38

Sumber : BPS Kota Surakarta, 2011

Pasar merupakan salah satu tempat terjadinya transaksi atau tempat

dimana terjadinya pertemuan antara demand dan suplay. Pasar adalah

sekelompok pembeli dan penjual dari suatu barang atau jasa pembeli berperan

sebagai suatu kelompok yang menentukan seberapa banyak permintaan barang

dan penjual berperan sebagai kelompok yang menentukan seberapa banyak

penawaran akan barang tersebut (Mankiw,2004;78). Salah satu bentuk pasar

adalah pasar kompetitif yaitu pasar yan didalamnya terdapat banyak pembeli

dan penjual sehingga masing-masing pembeli atau penjual memiliki pengaruh

yang sangat kecil terhadap harga pasar. (Mankiw, 2004;78). Di Kota Surakarta

Page 20: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

sendiri memiliki 44 pasar yang tersebar di Kota Surakarta pasar yang terkenal

di Kota Surakarta antara lain Pasar Legi, Pasar Klewer, Pasar Gede, Pasar

Singosaren, Pasar Notoharjo, dan Pasar Ngarsopuro. Pendapatan pasar

terbesar di Pasar Legi sebesar Rp. 1.437.132.840,00 ( Dinas Pengelolaan

Pasar Kota Surakarta; desember 2010).

Tabel 1.2 Banyaknya Los dan Kios di Pasar Tradisional di kota

Surakarta tahun 2009

Pasar Kelas Luas Tanah M²

Potensi No Nama Los Kios 1 Legi IA 16.640,00 1.545 2052 Klewer IA 14.000,00 - 2.2103 Notoharjo IB 10.800,00 - 1.0184 Singosaren IB 4.900,00 - 2545 Gede IB 5.820,50 633 1086 Nusukan IB 6.531,00 666 1087 Harjodaksino IB 8.997,00 979 808 Jongke IB 12.253,00 786 979 Ngarsopuro IB - - 7110 Rejosari IIA 247,70 161 2411 Turisari IIA 2.750,00 253 3612 Purwosari IIA 1.272,00 189 1413 Sidodadi IIA 844,00 247 2914 Ledoksari IIA 499,00 42 2015 Pucangsawit IIB - - 5316 PKL Jebres IIB - - 21117 Kadipolo IIB 149,60 439 718 Tanggul IIB 2.400,00 145 919 Depok IIB 4.480,00 281 -20 Kabangan IIB 1.833,00 132 4721 Penumping IIB 1200,00 114 222 Ayam IIB 11.220,00 320 -23 Kliwon IIB 2.301,00 168 9124 Jebres IIB 1.460,50 120 1825 Kembang IIB 1.409,00 80 3826 Ayu Balapan IIB - - 3527 Proliman IIB - 154 -28 Mebel IIB 6.820,00 67 18

Page 21: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

29 Windu Jenar IIB 1.530,50 212 -30 Ngemplak IIIA 947,00 57 1431 Mojosongo IIIA 1.088,00 180 1132 Bangunharjo IIIA 1.116,00 44 533 Sidomulyo IIIA 3.365,00 59 -34 Gading IB 2.293,00 192 3335 Sangkrah IIIA 1.122,00 140 436 Tanggul Sari IIIA 740,00 145 1937 Jurug IIIA 700,00 - 3638 Dawung IIIA - - -39 Mojosongo Perumnas IIIA 1.458,00 128 340 Ngumbul IIIA 450,00 42 1141 Bambu IIIA - - -42 Besi IIIA 15.120,00 255 -43 Joglo IIIA 100,50 61 2944 Cinderamata IIIA 2.153,00 121 86

Sumber : Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta,2011

Sumber: DPP Kota Surakarta, 2011

Gambar 1.1 Peta Lokasi Pasar Kota Surakarta

Page 22: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Pedagang Pasar Klithikan Notoharjo Solo merupakan pindahan

Pedagang Kaki Lima (PKL) dari monumen Perjuangan ‘45 Banjarsari.

Pedagang Pasar Klithikan Solo dulunya merupakan Pedagang Kaki Lima

(PKL) yang menempati salah satu ruang Publik di kota solo, mereka dulunya

dikenal sebagai PKL Monumen Banjarsari, dan merupakan Komunitas PKL

terbesar di Kota Solo, keberadaan PKL tersebut tidak bisa dilepaskan dari

momentum krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997, semenjak terjadi

krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997, jumlah PKL yang berada di

kawasan monument perjuangan ’45 Banjarsari terus berkembang dari tahun

ketahun, pada tahun 2003 dilakukan pendataan yang dilakukan Tim City

Development Strategy (CDS) Kota Surakarta mencatat bahwa jumlah PKL di

kawasan Banjarsari berjumlah sebanyak 610 PKL. Dan pada tahun 2005

dilakukan pedataan kembali oleh Kantor PPKL Pemkot Surakarta yang akan

digunakan sebagai data based yang akan dijadikan dasar pemindahan PKL

Banjarsari ke Pasar Klithikan Notoharjo, dari pendataan yang dilakukan

didapatkan jumlah PKL menjadi 989 PKL. Dari hasil pendataan diketahui

bahwa berdasarkan jenis dagangan PKL Monumen Banjarsari didominasi

pedagang aksesori sepeda motor, mobil, dan barang elektronik pada tahun

2003 jumlahnya 250 pedagang, meningkat menjadi 370 pedagang pada tahun

2005(www.pasarklitikannotoraharjosolo.blog). Dari hasil pendataan yang

dilakukan oleh CDS kota Surakarta dengan PPKL Pemkot Surakarta

menyatakan bahwa pertambahan pedagang tidak hanya terjadi pada jumlah

atau kuantitasnya saja, akan tetapi jenis usaha juga mengalami peningkatan

Page 23: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

atau penambahan. Berdasarkan pendataan yang dilakukan pada tahun 2003

jenis usaha PKL ini semakin bertambah dan bervariasi. Pedagang Kaki Lima

tersebut tidak hanya menjual barang-barang bekas, tetapi juga menjual barang-

barang baru.

PKL yang berada di kawasan Monumen ‘45 Banjarsari hampir

semuanya menempati bangunan permanen, artinya pedagang membangun

lapak tetap, sehingga barang dagangan dapat ditinggal di dalam lapak, dan

pedagang dapat pulang tanpa membawa barang dagangan. Di kawasan

tersebut terdapat 1 (satu) unit fasilitas MCK Umum yang berada di belakang

Pasar Banjarsari lama, yaitu di sisi Selatan JL. Abdulrahman Saleh.

Kebutuhan akan air bersih dicukupi dengan penggunaan sumur pompa yang

dipasang dilokasi, di kawasan Banjarsari terdapat 9 lokasi sumur pompa dan

mengambil air dari sekolah yang dekat dengan Kawasan Monumen ‘45

Banjarsari. Sedangkan limbah berupa air kotor langsung dibuang ke selokan

yang berada di pinggir jalan sepanjang jalan Kawasan Monumen 45

Banjarsari, karena sebagian besar pedagang dalam aktivitas ekonominya

menjual barang klithikan sehingga limbah sisa aktivitas ekonomi tidak begitu

banyak, limbah air sebagian besar di hasilkan dari kios makanan dan

minuman. Sampah yang dihasilkan dari kegiatan ekonomi pedagang tidak

banyak, dan bahkan hampir tidak ada. Masing-masing PKL dalam

membersihkan sampah tersebut dengan cara mengumpulkan terlebih dahulu

sampah mereka dan untuk kemudian diambil oleh petugas sampah. Untuk

layanan jasa kebersihan PKL membayar iuran tiap bulan yang dibayarkan

Page 24: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

lewat paguyuban PKL. Sedangkan kebutuhan listrik dan penerangan sebagian

PKL memasang sendiri terutama yang membutuhkan listrik dalam jumlah

besar seperti pedagang alat-alat elektronik, dan sebagian PKL menarik dari

kios yang memasang bergenzer dengan memberikan iuran tiap bulan kepada

pemilik begenzer sesuai dengan pemakaian.

Semenjak tanggal 23 Juli 2006 PKL yang berada di Kawasan

Banjarsari tersebut tidak lagi menempati ruang publik, Pemerintah Kota

Surakarta telah merelokasi 989 PKL yang berada di Kawasan Banjarsari ke

Kelurahan Semanggi RT 04 RW VI Kecamatan Pasar Kliwon dengan

dibangunkan bagunan permanen. Pasar tersebut menempati lahan seluas

11.950 m2; pemerintah memberikan fasilitas kepada Pedagang antara lain kios

yang berukuran 2 X 3 M, pelegalan tentang keberadaan usaha mereka dengan

ditandai pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Hak

Penempatan (SHP), Surat Izin Perusahaan (SIP), dan Tanda Daftar Perusahaan

(TDP). Dalam Surat Keputusan Walikotamadya Daerah Tinggkat II Surakarta

Nomor: 462.3/094/1/1998 tentang Penutupan Kampung Silir Sebagai Tempat

Resosialisasi, dimana salah satu keputusan tentang bekas lahan resosialisasi

beserta perluasaannya sesuai dengan kebutuhan akan direncanakan untuk

pembangunan fasilitas umum berupa pasar induk hasil bumi dan fasilitas

transpotasi, maka pemkot telah membuat sebuah desain dimana eks

resosialisasi Silir akan dijadikan pasar Klithikan Semanggi, pasar rakyat yang

bertujuan untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan. Pembangunan pasar

Klithikan selain untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan, pembangunan ini

Page 25: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

juga berupaya untuk penataan tata ruang kota Solo yang cenderung kumuh

dan tidak tertata. Dengan penataan tata ruang dengan baik atau ke arah yang

lebih baik, maka Pemkot Surakarta banyak merelokasi kawasan yang

dianggap kumuh dengan tujuan untuk tata ruang kota yang lebih baik dan

indah. Salah satunya adalah para PKL yang berada di sekitar Monumen 45

Banjarsari, untuk relokasi tersebut maka Pemkot telah menyiapkan lahan di

Semanggi Seluas 11,950 meter persegi. Di atas lahan tersebut dibangun kios

sebanyak 1.018 kios dan sarana prasarana lainnya, diantaranya parkir mobil

dan sepeda motor, koridor, kantor pengelola, mushola dan sarana prasarana

fasilitas umum lainnya.

Pasar Klithikan Notoharjo dibagi menjadi 3 (tiga) Blok, rincian jumlah

pedagang berdasarkan blok. Blok I (satu) berada di bagian depan pasar yang

merupakan bangunannya terdiri dari bangunan berlantai 2 (dua), sehingga

jumlah kiosnya paling banyak diantara blok lainnya. Blok II (dua) berada di

tengah, sedangkan Blok III (tiga) berada di bagian belakang pasar. Persebaran

pedagang berdasarkan blok dan jenis dagangan tersebut dirancang Pemkot

Surakarta dengan tetap memperhatikan karakteristik jenis usaha pedagang,

misalnya pedagang alat sepeda motor dan mobil ditempatkan di pinggir jalan

akses di dalam pasar. Jumlah pedagang Pasar Klithikan Notoharjo Solo

berdasarkan jenis dagangan yang dominan adalah tiga golongan jenis

dagangan tertentu saja yaitu meliputi; pedagang alat sepeda motor; pedagang

alat mobil; dan pedagang elektronik, jumlahnya mencapai 570 pedagang, atau

lebih dari 50 % dari jumlah total pedagang. Semenjak berpindah di lokasi

Page 26: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

yang baru ini berlahan-lahan dengan penuh keyakinan ada pedagang-pedagang

ini mencari keseimbangan dan kestabilan pendapatan dengan berjualan di

Pasar Klithikan Nothoharjo.

Pemilihan Semanggi bukan tanpa pertimbangan seksama, karena

wilayah ini ditunjang beberapa potensi, diantaranya sarana dan prasarana

transpotasi lengkap; adanya pusat-pusast kegiatan sebagai pemacu

pertumbuhan kawasan yang berupa pasar besi, pasar ayam, pasar klithikan,

pasar rakyat, rumah toko (ruko), sub terminal dan bongkar muat, perumahan,

penginapan, hotel dan restoran, rumah sakit serta tempat ibadah.di samping

Semanggi juga terleta di kawasan pertumbuhan wilayah perbatasan.

Proses pembangunan pasar sendiri memakan waktu kurang lebih 90 hari serta

biaya Rp. 5.126.250.000,00. Relokasi PKL dari Banjarsari ke Semanggi

dilakukan setelah tahap pembangunan fisik kios dan kelengkapan fasilitas

pasar. Proses pembangunan sendiri selesai pada tanggal 27 juni 2006 dengan

masa tenggang 14 hari sehingga pasar dapat digunakan mulai tanggal 11 juli

2006.

B. Rumusan Masalah

Dari gambaran umum di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan Banjarsari

Berpengaruh terhadap Omset Pedagang Kaki Lima tersebut?

2. Apakah Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan Banjarsari

Berpengaruh terhadap Keuntungan Pedagang Kaki Lima tersebut?

Page 27: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

3. Apakah Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan Banjarsari

Berpengaruh terhadap jumlah tenaga kerja Pedagang Kaki Lima tersebut?

4. Apakah Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan Banjarsari

Berpengaruh terhadap kuantitas barang yang dijual Pedagang Kaki Lima

tersebut?

5. Apakah Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan Banjarsari

Berpengaruh terhadap pungutan retribusi dan pungutan pasar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

dampak Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan banjarsari dengan

menggunakan uji t yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan

Banjarsari terhadap omset Pedagang Kaki Lima tersebut.

2. Untuk mengetahui pengaruh Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan

Banjarsari terhadap keuntungan Pedagang Kaki Lima tersebut.

3. Untuk mengetahui pengaruh Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan

Banjarsari terhadap jumlah tenaga kerja Pedagang Kaki Lima tersebut.

4. Untuk mengetahui pengaruh Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan

Banjarsari terhadap kuantitas barang yang dijual Pedagang Kaki Lima

tersebut..

5. Untuk mengetahui pengaruh Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan

Banjarsari terhadap pungutan retribusi dan pungutan pasar.

Page 28: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah Daerah Sebagai bahan pertimbangan bagi pengambilan

keputusan, dalam hal ini Kantor Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Kota

Surakarta pada khususnya dan Pemerintah Kota Surakarta pada umumnya.

2. Bagi Pemerintah Daerah, peneliti dan masyarakat. Mengetahui dampak-

dampak baik dampak negatif maupun dampak positif dalam suatu proyek

khususnya Proyek revitalisasi PKL di kawasan Banjarsari.

3. Bagi Mahasiswa dan Peneliti diharapkan penelitian dapat dijadikan

sebagai referensi dalam penelitian selanjutya dan dapat memberikan

manfaat serta dapat memberikan wawasan bagi yang membacanya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

   

 

Page 29: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pasar

Pasar adalah suatu institusi yang pada umumnya tidak berwujud

secara fisik yang mempertemukan penjual dan pembeli suatu komoditas

(Barang dan jasa). Interaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli akan

menentukan tingkat harga suatu komoditas (barang dan jasa) dan jumlah

atau kuantitas komoditas yang diperjual belikan. Pasar dimana penjual dan

pembeli melakukan inetaraksi dapat dibedakan menjadi pasar komoditas

dan pasar faktor. Pasar komoditas adalah interaksi antara para pembeli dan

para penjual dari suatau komoditas dalam menentukan jumlah dan harga

barang atau jasa yang diperjual belikan. Pasar faktor adalah interaksi

antara para pengusaha (pembeli faktor-faktor produksi) dengan para

pemilik faktor produksi untuk menentukan harga (pendapatan) dan jumlah

faktor-faktor produksi yang akan digunakan dalam menghasilkan barang-

banrang dan jasa yang diminta oleh masyarakat, sedangkan industry adalah

kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan komoditas yang

sama atau sangat bersamaan yang terdapat dalam suatu pasar. (Sugiarto

dkk,2002:35)

Pasar secara eksplisit didefinisikan bahwa penjual dan pembeli

seharusnya diikut sertakan dalam suatu pasar (luas pasar atau extend of

market). Luas pasar adalah sesuatu yang menunjukkan batas-batas dalam

Page 30: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

pengertian geografis maupun dalam pengertian rangkaian komoditas yang

dapat dimasukkan kedalamnya. Definisi pasar penting karena beberapa

alasan, dan diuraikan sebagai berikut:

a. Memberi informasi bagi manajemen perusahaan, tentang pihak-pihak

yang merupakan pesaing nyata dan pesaing potensial untuk komoditas-

komoditas yang berbeda atau sama dengan komoditas yang

diusahakannya atau akan diusahakannya nanti.

b. Memberi acuan kepada pihak manajemen perusahaan tentang batas-

batas dari sifat komoditas dan batas geografis pasarnya untuk keperluan

penetapan harga, diskriminasi harga, penetapan anggaran belanja

ataupun untuk keperluan investasi

c. Memberi masukan bagi pemerintah dalam penetapan kebijakan yang

terkait dengan kepentingan publik.(Sugiarto,dkk,2002:36)

2. Pengertian Pedagang Kaki Lima

Secara umum, pedagang dapat diartikan sebagai penyalur barang

dan jasa-jasa pertokoan (okta dalam Rais, 1990 dalam

Faransiska.R.Korompis,2005). Adapun menurut McGee yang dikutip oleh

Fransiska.R.Korompis,2005), mendefinisikan pedagang kaki lima adalah

“The People who offer goods or services for sale from public places,

primarily streetes and pavement”. Sedangkan Maning dan Tadjudin Noer

Effendi (1985) menyebutkan bahwa pedagang kaki lima adalah salah satu

pekerjaan yang paling nyata dan penting dikebanyakan kota di Afrika,

Asia, Timur Tengah, dan Amerika Latin.

Page 31: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Menurut Breman (1988) dalam Nurani Dwi Okti (2010) pedagang

kaki lima merupakan usaha kecil yang dilakukan oleh masyarakat yang

berpenghasilan rendah (gaji harian) dan mempunyai modal yang terbatas.

Dalam bidang ekonomi, pedagang kaki lima ini termasuk dalam sektor

informal, di mana merupakan pekerjaan yang tidak tetap dan tidak

terampil serta golongan-golongan yang tidak terikat pada aturan hukum,

hidup serba susah dan semi kriminal pada batas-batas tertentu.

Pedagang kaki lima adalah orang yang dengan modal yang relatif

sedikit berusaha di bidang produksi dan penjualan barang-barang (jasa-

jasa) untuk memenuhi kebutuhan kelompok tertentu di dalam masyarakat,

usaha tersebut dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap strategis

dalam suasana lingkungan yang informal (Winardi dalam Haryono, 1989).

Dari pengertian atau batasan tentang pedagang kaki lima sebagai

mana dikemukakan beberapa ahli di atas, dapat dipahami bahwa pedagang

kaki lima merupakan bagian dari kelompok usaha kecil yang bergerak di

bidang atau di sektor informal. Secara khusus, pedagang kaki lima dapat

diartikan sebagai salah satu bagian pendistribusi barang dan jasa yang

belum mempunyai ijin, usahanya biasanya berpindah-pindah atau tidak

nomaden, belum mempunyai struktur organisasi yang jelas, dan belum ada

deskripsi tenaga kerja yang jelas cenderung masih bersifat kekeluargaan.

a. Ciri-Ciri Pedagang Kaki Lima

Page 32: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Menurut Sethurahman (1985) yang dikutip dalam Nurani (2010)

bahwa istilah pedagang kaki lima biasanya menunjukkan sejumlah

kegiatan ekonomi yang berskala kecil, tetapi akan menyesatkan bila

disebut dengan “Perusahaan” berskala kecil dikarenakan beberapa

alasan antara lain :

1) Mereka yang terlibat dalam sektor ini pada umumnya miskin,

berpendidikan rendah (kebanyakan pada migran). Hal ini

menunjukkan bahwa mereka bukanlah Kapitalis yang mencari

investasi yang menguntungkan dan juga bukanlah pengusaha seperti

dikenal pada umumnya.

2) Cakupan mereka hanya terbatas pada pengadaan kesempatan kerja

dan menghasilkan pendapatan langsung pada dirinya sendiri.

3) Pedagang Kaki Lima dikota terutama harus dipandang sebagai unit-

unit berskala kecil yang terlibat dalam produksi dan distribusi

barang-barang yang masih dalam suatu proses evaluasi dari pada

dianggap sebagai perusahaan yang berskala kecil dengan masukan-

masukan (input) modal dan pengolahan besar. Selanjutnya menurut

definisi International Labour Organization (ILO), pedagang kaki

lima didefinisikan sebagai sektor yang mudah dimasuki oleh

pendatang baru, menggunakan sumber-sumber ekonomi dalam

negeri, dimiliki oleh keluarga yang mempunyai skala ekonomi kecil,

menggunakan teknologi padat karya, keterampilan yang dibutuhkan

diperoleh diluar bagku sekolah (pendidikan informal), tidak dapat

Page 33: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

diatur oleh pemerintah dan bergerak dalam pasar persaingan

sempurna (Korompis,2005 dalam Dwi Nurani, 2010)

Pengertian pedagang kaki lima yang lain dari sektor marginal

(kecil-kecilan) yang mempunyai ciri sebagai berikut :

1) Pola kegiatan tidak teratur baik dalam waktu, pemodalan maupun

penerimanya.

2) Tidak tersentuh oleh peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan

yang ditetapkan oleh pemerintah (sehingga kegiatanya sering

dikategorikan “Liar”).

3) Modal, peralatan dan kelengkapan maupun omsetnya biasanya kecil

dan diusahakan dasar hitungan harian.

4) Pendapatan tidak menentu dan pendapatan pedagang kaki lima

tergolong dalam pendapatan yang rendah.

5) Tidak mempunyai tempat usaha yang tetap atau keterikatan dengan

usaha-usaha yang lain.

6) Umumnya dilakukan oleh dan melayani golongan masyarakat yang

berpenghasilan rendah.

7) Tidak membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus sehingga

secara luas dapat menyerap bermacam-macam tingkatan tenaga

kerja.

8) Umumnya tiap-tiap satua usaha yang mempekerjakan tenaga kerja

yang sedikit dan dari lingkungan keluarga, kenalan atau berasal

dari daerah yang sama.

Page 34: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

9) Tidak mengenal sistem perbankan, pembukuan, perkreditan, dan

sebagainya.

10) Sebagai saluran arus barang dan jasa, pedagang kaki lima

merupakan mata rantai akhir sebelum mencapai konsumen dari satu

mata rantai yang panjang dari sumber utamanya yaitu produsennya

(Ramli,1984 dalam Fransiska,2005 dalam Dwi Okti N,2010).

Berdasarkan barang atau jasa yang diperjualbelikan, menurut

Karafi dalam Umboh (1990) dalam Fransiska (2005) dan dikutip oleh

Nurani,2010, pedagang kaki lima dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Pedagang minuman, Pedagang makanan, Pedagang buah-buahan,

Pedagang sayur-sayuran, Pedagang daging dan ikan, Pedagang rokok

dan obat-obatan, Pedagang buku, majalah dan surat kabar, Pedagang

tekstil dan pakaian, Pedagang kelontong, Pedagang loak, Pedagang

onderdil kendaraan, bensin, dan minyak tanah., Pedagang ayam,

kambing, burung ,dan, Pedagang beras serta, Penjual jasa

(Wirosardjoono, 1985 dalam Nurani, 2010).

Pengertian pedagang kaki lima sebagai bagian dari sektor

informal dapat dijelaskan melalui ciri-ciri sebagai berikut : Merupakan

pedagang yang kadang-kadang juga sekaligus produsen. Ada yang

menetap pada lokasi tetentu, ada yang bergerak dari tempat satu

ketempat lainnya (menggunakan pikulan, kereta dorong) menjajakan

bahan makanan, minuman dan barang-barang konsumsi lainnya secara

eceran. Umumnya bermodal kecil terkadang hanya merupakan alat bagi

Page 35: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

pemilik modal dengan mendapatkan sekedar komisi atau sebagai

imbalan jerih payahnya. Pedagang kaki lima di perkotaan tidak saja

merupakan pelembagaan perilaku ekonomi semata tetapi juga

merupakan pelembagaan sosial. (Kartini Kartono ,1980 dalam Nurani,

2010).

b. Kekuatan dan Kelemahan Pedagang Kaki Lima

Kekuatan dan kelemahan pedagang kaki lima menurut Kartini

Kartono dalam Nurani,2010 adalah sebagai berikut :

1) Kekuatan Pedagang Kaki Lima

a) Pedagang Kaki Lima memberikan kesempatan kerja yang

umumnya sulit didapat pada negara-negara yang sedang

berkembang.

b) Prakteknya mereka bisa menawarkan barang dan jasa dengan

harga bersaing mengingat mereka tidak dibebani oleh pajak.

c) Sebagian besar masyarakat kita lebih sering berbelanja pada

pedagang kaki lima mengingat faktor kemudahan dan barang

yang ditawarkan lebih murah (terlepas dari pertimbangan

kuantitas).

d) Tempat berjualan merupakan tempat-tempat yang strategis.

2) Kelemahan pedagang kaki lima, antara lain :

a) Mereka dimasukkan kedalam kelompok marginal dan sub

marginal dengan modal yang relatif kecil mebyebabkan perolehan

Page 36: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

laba relatif kecil padahal pada umumnya banyak anggota keluarga

yang bergantung pada hasil yang minim tersebut. Oleh karena itu

terciptalah keadaan dimana hasil mereka hanya pas untuk tetap

bertahn hidup. Bahkan tidak ada kemungkinan untuk akumulasi

modal.

b) Karena rendahnya pendidikan dan kurangnya keterampilan, maka

unsur efisiensi kurang mendapat perhatian, sehingga akan

mempengaruhi kelancaran usaha.

c) Adakalanya pedagang kaki lima yang melihat pedagang kaki lima

lainnya yang sukses dengan barang dagangan tertentu, mereka

akan mengikuti jejak mereka dan menyebabkan hal ini membuat

suatu usaha menjadi padat sehingga menyebabkan dari mereka

akan mengalami kerugian bahkan sampai gulung tikar.

d) Seringkali terdapat unsur penipuan dan penawaran dengan harga

yang tinggi, sehingga menyebabkan citra masyarakat tentang

pedagang kaki lima kurang positif. Disamping itu, tidak jarang

diantara mereka terjadi persaingan yang menjurus tidak sehat

yang sangat merugikan banyak pihak.

3. Pengertian Revitalisasi dan Relokasi

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Moeliono, 2007: 954) revitalisasi

adalah proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali.

Page 37: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Revitalisasi arti harfiahnya adalah menghidupkan kembali, maknanya

bukan sekedar mengadakan atau mengaktifkan kembali apa yang

sebelumnya pernah ada, tetapi menyempurnakan strukturnya, mekanisme

kerjanya, dan menyesuaikan dengan kondisi baru, semangatnya dan

komitmennya. Asumsi dasar revitalisasi pasar bahwa pasar tradisional

harus diubah menjadi menjadi modern agar mampu bersaing dengan pasar-

pasar modern.

Pengertian Relokasi dalam kamus Indonesia di terjemahkan adalah

membangun kembali tempat yang baru, harta kekayaan, termasuk tanah

produktif dan prasarana umum di lokasi atau lahan lain. Dalam relokasi

adanya obyek dan subjek yang terkena dampak dalam perencanaan dan

pembangunan relokasi. Secara harafiah relokasi adalah penataan ulang

dengan tempat yang baru atau pemindahan dari tempat lama ke tempat

yang baru.

(http://primatani.litbang.deptan.go.id/file/materi/pelepasan/rppk_kapusluh.

pdf).

4. Teori Permintaan

Hukum permintaan adalah semakin rendah harga suatu komoditas

tersebut maka semakin tinggi permintaannya, sebaliknya semakin tinggi

harga suatu komoditas maka semakin rendah permintaannya. Permintaan

akan suatu barang komoditas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

a. Harga komoditas

Page 38: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

b. Harga komoditas lain yang berkaitan erat dengan komoditas tersebut

(harga barang subtitusi maupun barang komplementer)

c. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat

d. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat

e. Cita rasa atau selera masyarakat

f. Jumlah penduduk

g. Ramalan mengenai keadaan dimasa mendatang, dll

Secara matematis fungsi permintaan dapat dituliskan sebagai

berikut: Qd = F (harga, harga komoditas lain, pendapatan, corak distribusi

pendapatan,selera masyarakat). (Sugiarto dkk,2002:38)

Harga

P1

P2

D

0 Q1 Q2 Kuantitas

Sumber: Sugiarto dkk,2002:40

Gambar 2.1 Kurva Permintaan

5. Teori Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi

output. Kegiatan produksi dalam dalam ekonomi sering dinyatakan dalam

Page 39: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output

yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan

menggunakan teknologi tertentu.

Sumber: Sugiarto dkk, 2002:202

Gambar. 2.2 Proses Produksi

Fungsi produksi dapat dituliskan secara matematis dengan

persamaan sebagai berikut: Q = F(K,L,X,E), dimana Q adalah output

sedangkan K,L,X,E adalah input kapital, tenaga kerja, bahan baku,

keahlian keusahawanan, untuk menghasilkan output tertentu perusahaan

harus menentukan kombinasi dalam pemakaian input. Perusahaan yang

melakukan kegiatan produksi dapat dibedakan menurut jangka waktu yaitu

menjadi jangka pendek dan jangka panjang. Analisis terhadap kegiatan

produksi dan perusahaan berada dalam jangka pendek apabila sebagian

faktor produksi dianggap tetap jumlahnya (fixed input). Faktor produksi

yang dianggap tetap adalah modal seperti mesin, peralatan dan bangunan,

sedangkan faktor produksi yang mengalami perubahan (variabel input)

adalah tenaga kerja. Analisis jangka panjang faktor produksi dapat

mengalami perubahan.

Page 40: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Q

Q3

Q2 TP

Q1 I II III

0 L1 L2 L3 L

Q

I II III

Qx

Qz APl

0 L1 L2 L3 MPl

Sumber : Sugiarto dkk,2002: 209

Gambar 2.3 kurva total, marginal, dan average produk

Total produk adalah produksi total yang dihasilkan oleh suatu

proses produksi. Pada umumnya total product dilambangkan dengan TP

atau Q (Kuantitas). Marginal produk menunjukkan perubahan produksi

yang diakibatkan oleh perubahan penggunaan satu satuan variabel faktor

produksi. Average product (AP) menunjukkan besarnya rata-rata yang

dihasilkan oleh setiap penggunaan variabel faktor produksi. Gambar 2.1

menjelaskan tentang hubungan variabel faktor produksi (tenaga kerja /

labour) dengan output, dalam kurva dapat dibagi menjadi 3 bagian

Page 41: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

(daerah) produksi yaitu pada saat APl naik hingga APl maksimum (daerah

I); dari APl maksimum hingga TP maksimum (daerah II) dan daerah TP

yang menurun (darah III). Daerah I dikatakan irrational region karena

penggunaan input masih menaikkan TP sehingga pendapatan masih dapat

diperbesar. Daerah II adalah rational region karena pada daerah ini

dimungkinkan pencapaian pendapatan maksimum, dan pada daerah ini

juga tercapai TP maksimum, sedangkan daerah III adalah irrational region

karena TP telah mengalami penurunan. Tinjauan dari pendekatan

matematis menunjukkan bahwa Q maksimum akan dicapai pada saat Q’

(turunan pertama fungsi Q) = 0. MPl maksimum akan dicapai pada saat

MPl = 0, dan APl maksimum dicapai pada saat APl = 0, pada sat APl

mencapai maksimum, MPl berpotongan dengan APl hal ini disebabkan

karena pola dari marginal product. Kurva menunjukkan bahwa pada saat

MPl naik maka APl juga mengalami peningkatan, pada saat APl akan

meningkat selama nilai MPl > APl pada saat MPl terus mengalami

penurunan dan nilai MPl < APl maka APl juga akan mengalami

penurunan, karena pola seperti inilah MPl memotong APl pada saat APl

maksimal. Ini sesuai dengan hukum pengembalian yang semakin

berkurang (the law of diminishing marginal return). Hukum ini adalah

kaidah yang menunjukkan pola yang berlaku bagi perubahan MP dari

suatu factor produksi, pada awalnya MP akan berubah dengan laju yang

meningkat untuk kemudian jika faktor produksi ditambah terus maka

kenaikannya akan menurun.

Page 42: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

6. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang

kontan maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income dari

seorang warga masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor

produksi yang dimilikinya pada sektor produksi. Dan sektor produksi ini

membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input

proses produksi dengan harga yang berlaku dipasar faktor produksi. Harga

faktor produksi dipasar faktor produksi (seperti halnya juga untuk barang-

barang dipasar barang) ditentukan oleh tarik menarik, antara penawaran

dan permintaan. Secara singkat income seorang warga masyarakat

ditentukan oleh:

a. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki, seperti modal, tenaga

kerja dan bahan baku.

b. Jumlah faktor-faktor produksi yang ia miliki yang bersumber pada ;

1) Hasil-hasil tabungannya di tahun-tahun yang lalu

2) Warisan atau pemberian

c. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini

ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan dipasar faktor

produksi.

Penawaran dan permintaan dari masing – masing produksi

ditentukan oleh faktor – faktor yang berbeda :

a. Tanah (termasuk didalamnya kekayaan-kekayaan yang

terkandung didalam tanah, mineral, air dan sebagainya)

Page 43: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

mempunyai penawaran yang dianggap tidak akan bertambah lagi.

Sedangkan permintaan (demand) akan tanah biasanya menaik dari

waktu ke waktu karena: (a) naiknya harga barang-barang

pertanian, (b) naiknya harga barang-barang lainnya (mineral,

barang-barang industri yang menggunakan bahan-bahan mentah

dari tanah), (c) bertambahnya penduduk (yang membutuhkan

tempat tinggal). Dengan demikian harga dari tanah akan menaik

dengan cepat dari waktu ke waktu.

 

Harga Sewa S

Tanah              P1   

            P2    

                        P3                                                       D3 

              D1                    D2 

 

              Faktor produksi tanah

Sumber: Budiono, 1997:49

Gambar 2.4 Kurva Permintaan Tanah

b. Modal (sumber-sumber ekonomi ciptaan manusia) mempunyai

penawaran yang lebih elastis karena dari waktu ke waktu warga

masyarakat menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk

ditabung (saving) dan kemudian sektor produksi akan

menggunakan dana tabungan ini untuk pabrik-pabrik baru,

Page 44: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

membeli mesin – mesin ( yaitu investasi). Karena adanya saving

dan investasi, maka penawaran dari barang-barang modal akan

dipengruhi oleh gerak permintaan akan barang-barang jadi. Bila

harga pakaian naik, maka permintaan akan mesin- mesin tenun,

mesin jahit juga akan naik. Permintan akan baranng-barang jadi,

pada gilirannya depengaruhi oleh dua faktor utama :

1) Pertumbuhan penduduk (yang membutuhkan tambahan baju,

perumahan dan sebagainya).

2) Pertumbuhan pendapatan penduduk (yang dicerminkan oleh

kenaikan pendapatan nasional atau (GNP) perkapita).

Harga barang Modal    S1

S2

S3

P1 P3

P2

D1 D2 D3

0 Modal

Gambar 2.5 Kurva Pertumbuhan Modal

c. Tenaga Kerja mempunyai penawaran yang terus menerus menaik

sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Sedangkan permintaan akan

tenaga kerja tergantung pada kenaikan permintaan akan barang jadi

(seperti halnya dengan permintaan akan barang-barang modal).

Disamping itu permintaan akan tenaga kerja dipengaruhi oleh

kemajuan teknologi. Permintaan akan tenaga kerja tidak tumbuh

Page 45: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

secepat penawaran tenaga kerja (atau pertumbuhan penduduk) maka

ada kecenderungan bagi upah (harga faktor produksi tenaga kerja)

hal ini menyebabkan harga tenaga kerja semakin menurun.

Permintaan akan tenaga kerja juga akan meningkat seiring

perkembangan industri, dan perusahaan tersebut juga menerapkan

hukum the law of diminishing return (akan menambah jumlah tenaga

kerja selam total produksinya masih bisa meningkat dan akan mulai

mengurangi jumlah tenaga kerja jika total produksinya sudah

mengalami penurunan) dalam menambah atau mengurangi jumlah

tenaga kerjanya.

d. Kepengusahaan (entrepreneurship) merupakan faktor produksi yang

paling sulit untuk dianalisa, karena faktor-faktor yang menentukan

penawaran pun permintaannya sangat beraneka ragam (dan sering

faktor-faktor ini diluar kemampuan ilmu ekonomi untuk

menganalisa,misalnya: faktor-faktor motivasi lain dan sebagainya).

Pada umumnya penawaran pada negara berkembang orang yang

berjiwa “enterpreuner” masih sangat kecil. Inilah sebabnya

penghasilan untuk pengusaha yang sukses juga cukup besar di

negara tersebut. Cara yang banyak dilakukan adalah dengan tetap

mempertahankan hak milik perseorangan, dengan tujuan mengurangi

ketidakmerataan distribusi pendapatan.cara-cara yang bisa dilakukan

oleh negara antara lain adalah :

1) Pajak progesif atas kekayaan atau penghasilan.

Page 46: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

2) Penyediaan kebutuhan hidup dasar (misalnya makanan pokok,

pakaian, perumahan )

3) Penyediaan jasa-jasa yang berguna untuk umum oleh negara

(misalnya rumah sakit, klinik )

4) Memperkecil pengangguran

5) Pendidikan yang murah dan merata

6) Berbagai kebijaksanaan yang menghilangkan hambatan-hambatan

bagi mobilitas (baik vertikal maupun horizontal ).

d. Permintaan dalam Pasar Persaingan Sempurna

Pasar Persaingan Sempurna merupakan struktur pasar yang

paling ideal, karena dianggap sistem pasar yang akan menjamin

terwujud kegiatan memproduksi barang dan jasa yang efisien.

Dalam analisis ekonomi sering dimisalkan bahwa perekonomian

pasar persaingan sempurna. Akan tetapi dalam prakteknya tidak

untuk menentukan jenis industri yang struktur organisasinya dapat

digolongkan kepada persaingan sempurna yang murni, yaitu ciri-

cirinya, yaitu struktur pasar dari berbagai kegiatan atau di pasar

sektor pertanian. Interaksi produsen dan seluruh pembelian di

pasar yang akan menentukan harga pasar dan seorang produsen

hanya menerima harga yang sudah ditentukan tersebut. Ini berarti

berapapun barang yang sudah diproduksi dan dijual untuk produk

ini akan dapat merubah harga yang ditentukan di pasar, karena

jumlah tersebut hanya sebagaian kecil dari jumlah yang

diperjualbelikan di pasar.

Page 47: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Kurva permintaan pada dasarnya digambarkan dengan

tujuan menjelaskan tentang jumlah permintaan atas suatu barang

pada berbagai harga barang. Disamping itu dengan menganalisa

kegiatan perusahaan menunjuk hasil jual rata-rata yang diterima

produsen di berbagai tingkat produksi. Untuk produsen dalam pasar

persaingan sempurna hasil penjualan rata-rata (AR ) adalah seperti

Macam Ongkos dan Penerimaan

1) Macam Ongkos

Kurva ongkos adalah kurva yang menunjukkan

hubungan antara jumlah ongkos produksi yang dikeluarkan

produsen (pada sumbu vertikal) dan tingkat output (pada

sumbu horizontal). Dari segi sifat ongkos dalam hubungannya

dengan tingkat output, ongkos produksi bisa dibagi menjadi :

a) Total Fixed Cost (TFC) atau ongkos tetap total, adalah

jumlah ongkos-ongkos yang tetap dibayar perusahaan

(produsen) berapapun tingkat outputnya. Jumlah TFC

adalah tetap utuk setiap tingkat output. (Misalnya :

penyusutan sewa gedung dan sebagainya).

b) Total Variable Cost (TVC) atau ongkos variabel total,

adalah jumlah onkos-ongkos yang berubah menurut tinggi

rendahnya output yang diproduksikan. (Misalnya : ongkos

untuk bahan mentah, upah, ongkos angkut dan sebagainya).

Page 48: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

c) Total Cost (TC) atau ongkos total adalah penjumlahan dari

baik ongkos tetap maupun ongkos variabel. TC = TFC +

TVC.

d) Average Fixed Cost (AFC) atau ongkos tetap rata-rata

adalah ongkos tetap yang dibebankan pada setiap unit

output.

(dimana Q = tingkat output)       Sumber: Sugiarto dkk, 2002

e) Average Variable Cost (AVC) atau ongkos variabel rata-rata

adalah semua ongkos-ongkos lain, selain AFC, yang

dibebankan pada setiap unit output.

 

Sumber: Sugiarto dkk, 2002 

f) Average Total Cost (ATC) atau onkos total rata-rata, adalah

ongkos produksi dari setiap unit output yang dihasilkan.

Sumber: Sugiarto dkk, 2002

Page 49: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

g) Margiinal Cost (MC) atau ongkos marginal,adalah kenaikan

dari Total Cost yang diakibatkan oleh diproduksinya

tambahan satu unit output. Dan karena produksi 1 unit

ouput tidak menambah (atau mengurangi) TFC, sedangkan

TC = TFC + TVC maka kenaikan TC ini sama dengan

kenaikan TVC yang diakibatkan oleh produksi 1 unit output

tambahan.

Sumber: Sugiarto dkk, 2002

 

2) Penerimaan (Revenue)

Revenue yang dimaksudkan adalah penerimaan

produsen dari hasil penjualan outputnya. Ada beberapa konsep

Revenue yang penting untuk analisa perilaku produsen.

a) Total Revenue (TR) Yaitu penerimaan total produsen dari

hasil penjualan outputnya.Total Revenue adalah output kali

harga output.

TR = Q.PQ

Sumber: Sugiarto dkk, 2002

b) Average Revenue (AR) Yaitu penerimaan produsen perunit

output yang dijual.

Page 50: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Sumber: Sugiarto dkk, 2002

Jadi Ar tidak lain adalah harga (jual) output perunit (=PQ).

c) Marginal Revenue (MR) Yaitu kenaikan dari TR yang

disebabkan oleh tambahan penjualan 1 unit output.

Sumber: Sugiarto dkk, 2002 

7. Kurva Konsumsi Pendapatan Dan Kurva Engel

Salah satu faktor (variabel) bukan harga yang mempengaruhi

permintaan adalah pendapatan konsumen pembeli.Kurva permintaan

adalah kurva yang mnunjukkan hubungan antara harga dengan jumlah

yang diminta. Seperti diketahui salah satu faktor penting yang

mempengaruhi permintaan akan suatu barang adalah harga barang itu

sendiri. Permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dari

dari komoditas yang diminta, manfaat ini yang sering disebut dengan

utilitas (utility). Permintaan menggambakan akan manfaat akan

komoditas tersebut atau permintaan merupakan penurunan (derefikasi)

dari manfaat yang diberikan oleh komoditas tersebut. Secara rasional

konsumen ingin mengkonsumsi barang sebanyak mungkin akan tetapi

keinginan tersebut dibatasi oleh pendapatannya, dengan suatu tingkat

pendapatan tertentu maka konsumen harus mengatur komposisi

komoditas sehingga manfaatnya optimal. Kendala pendaptan sering

disebut dengan garis anggaran (budget line).

Page 51: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Kuantitas Barang Y

E1

E0

I1

I0

X0 X1 KA0 KA1 Kuantitas Barang X

Gambar 2.6 (Kurva Konsumsi Pendapatan)

Dengan logika yang sama kita juga dapat menggambarkan

kurva Engel yaitu kurva yang menunjukkan hubungan antara

pendapatan dan kuantitas yang diminta. Pada kasus barang

normal,kura ini berlereng menanjak karena kenaikan pendapatan

akan menambah kemampuan konsumen untuk membeli dan

mengkonsumsi lebih banyak barang barang dan jasa-jasa.

Hubungan ini dapat diterangkan dengan menggunakan kurva

indiferensi. Kurva Engel menggambarkan hubungan anatara

pendapatan dengan jumlah komoditas yang diminta (Ernest Engel

adalah orang yang pertama mengamati hubungan perubahan

tingkat pendapatan terhadap jumlah komoditas yang dikonsumsi),

dalam kurva Engel sebagai sumbu vertikal adalah pendapatan

sedangkan sumbu horizontal adalah kuantitas.

Page 52: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Pendapatan

N1 B

N0 A

X0 X1 Kuantitas Barang X

Sumber : Sugiarto dkk, 2002:175

Gambar 2.7 Kurva Engel

a. Pendekatan Teori Permintaan Konsumen Individual

Dua pendekatan mencoba menjelaskan hukum permintaan

yaitu teori daya guna marginal dan pendekatan kurva indiferensi.

Keduanya didasarkan pada upaya pilihan barang-barang konsumsi

oleh konsumen individual untuk memaksimumkan kepuasan (daya

guna) total dengan batasan pendapatan yang jumlahnya tertentu.

Daya guna marginal mengalami penurunan bila semakin

banyak suatu barang dikonsumsi. Pendekatan daya guna marginal

menggunakan anggapan-anggapan sebagai berikut. Para konsumen

merupakan subyek rasional dimana ia membelanjakan semua

kepuasan (daya guna) total maksimum. Mereka mempunyai

preferensi yang jelas akan barang-barang dan jasa-jasa yang daya

guna marginal serta totalnya. Harga barang konsumsi sudah tertentu

Page 53: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

dan tetap tak berubah berapapun yang dibeli. Keseimbangan

konsumen atau posisi kepuasan maksimal sedemikian rupa hingga

daya guna marginal per rupiah dari pendapatan yang dibelanjakan

sama untuk setiap barang yang dikonsumsi.

Kurva permintaan konsumen individual akan suatu barang

dapat diperoleh dengan mengubah harga barang bersangkutan,

hingga dapat diperoleh posisi keseimbangan baru dengan

pendekatan kurva indiferensi. Cara yang sama, dengan merubah

harga,juga dapat digunakan untuk memperoleh kurva permintaan

konsumen individual dengan pendekatan daya guna marginal.Bila

posisi keseimbangan pada harga berbeda dihubungkan pada

analisis pendekatan kurva indiferensi,maka diperoleh kurva harga

komsumsi. Bila posisi titik keseimbangan pada tingkat pendapatan

berbeda,dengan pendekatan ini,dihubungkan maka diperoleh kurva

pendapatan konsumsi. Selanjutnya (q) bila kuantitas keseimbangan

serta tingkat pendapatan yang bersangkutan digambarkan maka

diperoleh kurva Engel berlereng menanjak naik pada barang

normal.

8. Keseimbangan Pasar

Istilah keseimbangan atau equilibrium artinya suatu keadaan

dimana tidak terdapat suatu kekuatan yang dapat menyebabkan terjadi

perubahan keadaan dipasar dapat dikatakan dalam keseimbangan apabila

Page 54: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

jumlah supply para penjual pada suatu tingkat harga tertentu adalah sama

dengan jumlah yang diminta para pembeli pada harga tersebut. Dengan

demikian harga suatu barang dan jumlah yang diperjual belikan ditentukan

dengan melihat keseimbangan suatu pasar. Jika dilihat secara grafik

keadaan keseimbangan pasar tercapai pada perpotongan Kurva Demand

dan Supply

Harga (P)

S

Px E

D

0 Qx Kuantitas (Q)

Sumber : Sugiarto dkk, 2002

Gambar 2.8 (Gambar Kurva Demand dan Supply)

Keterangan pada gambar diatas, jika dimisalkan harga suatu barang

sebesar Px pembeli bersedia membeli sebesar Qx satuan dan penjual

bersedia menjual sebanyak Qx satuan. Jadi pada saat harga Px tidak ada

barang yang ditawarkan lagi di pasar. Dalam keadaan ini dikatakan pasar

kaos sudah dibersihkan (cleared).

Page 55: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Pada keadaan keseimbangan ini tidak ada tekanan terhadap harga

dan jumlah berubah lagi. Dalam kenyataannya supplay dan demand tidak

selalu berada dalam keadaan keseimbangan, bahkan beberapa pasar

mungkin tidak akan mencapai keseimbangan apabila kondisi berubah tiba-

tiba. Namun kecenderungan pasar biasanya menuju kearah keseimbangan.

a. Gaji dan Upah

Imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut melakukan

pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari, satu

minggu maupun satu bulan.

b. Pendapatan dari Usaha Sendiri

Merupakan nilai total dari hasil produksi yang dikurang dengan

biaya-biaya yang dibayar dan usaha ini merupakan usaha milik sendiri

atau keluarga dan tenaga kerja berasal dari anggota keluarga sendiri,

nilai sewa kapital milik sendiri dan semua biaya ini biasanya tidak

diberhitungkan.

c. Pendapatan Dari Usaha Lain

Pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja, dan

ini biasanya merupakan pendapatan sampingan antara lain:

1) Pendapatan dari hasil menyewakan aset yang dimiliki seperti rumah,

ternak dan barang lain, Bunga dari uang ,Sumbangan dari pihak lain,

Pendapatan dari pensiun dan lain-lain.

9. Investigasi Penelitian Terdahulu dalam Tabel

Tabel 2.1. Konsep Pola Penataan PKL Berdasar Tinjauan Aspek Ekonomi Keinginan PKL Keinginan Warga Keinginan Pemkot Konsep Penataan

Page 56: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

1 2 3 4 Kesempatan berusaha dalam perdagangan barang dan jasa yang dijamin oleh pemerintah dengan jaminan perlindungan, pembinaan dan pengaturan Mendapat penghasilan yang cukup dari usaha sektor informal PKL Usaha PKL menjadi pekerjaan pokok yang berkembang dan menjanjikan

- Terpenuhinya beberapa kebutuhan dari pelayanan PKL - Terbukanya kesempatan kerja bagi masyarakat kota Pendapatan bagi warga sekitar lokasi PKL Layanan jasa PKL lebih baik dan memuaskan

- Terciptanya usaha mandiri sebagai bentuk kreatifitas usaha rakyat kecil - Terciptanya lapangan kerja di sektor informal yang dapat mengurangi angka pengangguran - Meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota yang signifikan. - Peningkatan kesejahteraan warga kota. - Restribusi untuk sumber PAD - Prospek pertumbuhan ekonomi kota terjamin - Beban sosial Pemkot lebih ringan.

Memberdayakan usaha sektor informal PKL dengan jaminan perlindungan, pembinaan dan pengaturan usaha agar lebih berdaya guna dan berhasil guna serta dapat meningkatkan kesejahteraan PKL khususnya dan masyarakat kota umumnya. Pemkot beserta seluruh elemen masyarakat mendukung usaha PKL dengan menciptakan kondisi yang kondusif dan melakukan pembinaan dan upaya mengembangkan kemampuan manajerial, agar usaha PKL lebih berkembang Pemkot beserta stakeholders kota menjalin kerjasama dalam permodalan dan kemitraan usaha dengan PKL yang saling menguntungkan kedua belah pihak.

Sumber: Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 8, No. 2, 2007: 166-175  

Konsep penataan Pedagang Kaki Lima di Kota Surakarta mengikut

sertakan pedagang, masyrakat, dan pemerintah tujuan memasukkan tiga

unsur tersebut dikarenakan sesuai dengan tujuan program penataan PKL di

Kota Surakarta dengan program perwajahan Kota Surakarta menuju

kawasan berseri, harmonisasi ruang dan kepastian usaha Pedagang Kaki

Lima. Konsep dari penataan PKL di Kota Surakarta antara lain: a)

memperdayakan usaha sektor informal (PKL) dengan jaminan,

perlindungan, pembinaan, dan pengaturan usaha agar lebih berdaya guna

Page 57: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

dan berhasil guna serta dapat meningkatkan kesejateraan PKL khususnya

dan masyarakat Kota Surakarta pada umumnya. b) Pemerintah Kota

beserta seluruh elemen masyarakat mendukung usaha PKL dengan

menciptakan kondisi yang kondusif dan melakukan pembinaan dan upaya

mengembangkan usaha manajerial agar usaha PKL lebih berkembang. c)

Pemkot beserta stakeholders kota menjalin kerjasama dalam permodalan

dan kemitraan usaha dengan PKL yang saling menguntungkan kedua

belah pihak.

Tabel 2.2 Konsep Pola Penataan PKL Berdasar Tinjauan Aspek Hukum

1 2 3 4 Kepastian hukum atas usaha dan lokasi tempat berdagang yang tidak akan digusur serta memiliki akses untuk mencari modal dari lembaga pembiayaan formal (Bank)

- Lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kota yang asri dan tertib - Tersedianya fasilitas umum yang memadai

- Mengarahkan usaha sektor informal menjadi sektor formal - Ketaatan warga kota terhadap peraturanperaturan yang berlaku, seperti PERDA, RUTRK dan program SALA BERSERI. - Menjamin pelayanan untuk seluruh warga kota dalam mendapatkan fasilitas umum

- Program legalisasi usaha dan penempatan lokasi tanah kekayaan negara dengan menerbitkan ijin - Menyusun Perda dan atau peraturan-peraturan lainnya tentang penataan PKL yang mengakomodasi kepentingan para PKL dan warga kota, sehingga lebih solutif dan akseptabe

Sumber: Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 8, No. 2, 2007: 166-175

Selain ditinjau dari aspek ekonomi relokasi pedagang kaki lima di

Kota Surakarta juga memperhatikan tentang aspek hukum, seperti yang

tertera pada tabel diatas konsep penataan PKL di Kota Surakarta memiliki

konsep yaitu: a) Program legalisasi usaha dan penempatan lokasi tanah

kekayaan Negara dengan menerbitkan izin. b) Menyusu Perda atau

Page 58: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

peraturan-peraturan lainnya tentang penataan PKL yang mengakomodasi

kepentingan PKL dan warga Kota Surakarta sehingga lebih solutif.

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang terkait dengan menggunakan uji t test adalah

sebagai berikut :

1. Hutabarat (2009) Dampak Kehadiran Pasar Modern Brastagi Super Market

terhadap Pasar Tradisional Sei Sikambing di Kota Medan menyebutkan

bagai mana dampak dari kehadiran pasar modern terhadap pasar

tradisional dengan perumusan masalah sebagia berikut: a)Bagai mana

perkembangan pasar modern dengan pasar tradisional di Kota Medan? b)

Bagaimana aspek jumlah omset pedagang,perputaran barang dagangan,

jumlah pedagang, jumlah jam buka, margin labapedagang tradisional di

Kota Medan sebelum dan sesudah berdirinya pasar modern?. Variabel

yang digunakan adalah Jumlah pedagang, Jumlah jam buka, Jumlah omset,

Sirkulasi barang, dan Margin laba. Alat analisis yang digunakan adalah

dengan menggunakan uji t untuk dua sampel yang berpasangan (paired

sample t test). Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pasar modern di medan mengalami perkembangan sejak tahun 2000

sampai tahun 2009 yang cukup besar, yaitu sebesar 69,07%.

Sedangkan untuk jumlah pasar tradisional di kota medan tidak

terdapat perubahan sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2009 yaitu

sebesar 69 buah..

Page 59: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

b. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara jumlah jam buka, rata-rata

sirkulasi barang, rata-rata laba margin pedagang buah-buahan, dan

rata-rata margi laba pedagang sayur-sayuran di pasar tradisional Sei

Sikambing sebelum dan sesudah berdirinya pasar Brastagi

Supermarket.

c. Terdapat perbedaan yang nyata antara pendapatan bersih pedagang

buah-buahan dan pedagang sayur-sayuran di pasar tradisional Sei

Sikambing antara sebelum dan sesudah berdirinya pasar Brastagi

Supermarket.

2. Wijayanti (2008) dampak revitalisasi pasar terhadap interaksi sosial dan

pendapatan pedagang di Pasar Legi Kota Blitar, menyebutkan bagaimana

pelaksanaan revitalisasi Pasar Legi di Kota Blitar, bagaimana kondisi fisik

dan keramaian Pasar Legi setelah dilaksanakan revitalisasi, dan bagaimana

dampak interaksi sosial dan pendapatan pedagang di Pasar Legi Kota

Blitar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pelaksanaan revitalisasi

Pasar Legi dilaksanakan pada tahun 2003 hingga Oktober 2004,

pelaksanaan revitalisasi Pasar Legi awalnya juga diwarnai dengan

kerusuhan-kerusuhan yang disebabkan oleh kurangnya sosialisasi yang

dilakukan oleh pemerintah, pada akhirnya para pedagang menyetujui

dilaksanakannya revitalisasi. Selama pelaksanaan revitalisasi para

pedagang dipindahkan di tempat relokasi yang letaknya tidak jauh dari

lokasi pasar, yaitu di Jalan Mawar, Jalan Kerantil, Jalan Mayang, Jalan

Merdeka dan di belakang pasar (terminal lama Kota Blitar) (2) setelah

Page 60: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

dilaksanakannya revitalisasi pasar menjadi berih, rapi, tidak becek, tidak

gelap dan lebih aman. Pedagang yang berjualan dalam pasar bertambah

dari 1111 pedagang menjadi 1738 pedagang, sehingga terjadi kenaikan

jumlah pedagang sebesar 627 pedagang. Setelah dilaksanakannya

revitalisasi kondisi pasar terlihat lebih sepi, permasalahan ditambah

dengan keberadaan pedagang kaki lima yang tidak mau menempati

kiosnya, struktur organisasi pasar juga berubah yaitu yang semula di

bawah Dinas Pendapatan Daerah menjadi berdiri sendiri berupa Dinas

Pengelolaan Pasar. (3) pelaksanaan revitalisasi Pasar Legi memberikan

dampak yang bersiat positif dan negatif. Dengan pelaksanaan revitalisasi,

interaksi sosial dan pendapatan pedagang juga mengalami perubahan. Hal

ini terlihat dari tidak adanya perkumpulan para pedagang setelah

dilaksanakannya revitalisasi, jika dilihat dari segi ekonominya, pendapatan

pedagang yang kiosnya berada dalam pasar banyak yang mengalami

penurunan, sehinga para pedagang tidak hanya mengandalkan hidupnya

dengan berjualan di Pasar Legi. Sedangkan pedagang yang letak kiosnya

berada di luar/lokasi strategis mengalami kenaikan pendapatan.

3. Xinmeng (2001) the informal sector and rural urban migration A Chinese

case study sejak tahun 1980 sampai dengan tahun 1990 pendatang atau

imigran ke kota di china masih sangat besar. Terdapat dua alasan yang

mendasari tentang penelitian ini yaitu yang pertama adalah konsep dari

penelitian yang mencakup kegiatan ekonomi sektor informal, dan alasan

lain atau alasan yang ke dua adalah diduga peran sektor informal sangat

Page 61: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

bergantung pada tahapan pembangunan ekonomi dan lingkungan lembaga

ekonomi. Sektor informal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut yaitu: upah

yang rendah, bergerak di industry atau jenis usaha kecil, bersifat

kekeluargaan bebas masuk kedalam pasar (ferdom of entry), tidak ada

kepastian hubungan tenaga kerja dengan pemilik usaha, dan mengabaikan

kepemilikan (Todaro,1969; Fields,1975; Masumdar, 1977; ILO, 1977;

Benerjee,1983). Permintaan akan jasa sektor informal di kota China sudah

sangat kurang di jasa industri sebelum perbaikan system ekonominya.

Perbaikan sistem ekonomi mengubah keadaan ini, tetapi surplus

permintaan untuk jasa bisnis mikro seperti, penjual eceran, penjahit,

tukang reparasi, dan rumah makan masih terdapat surplus permintaan.

Keadaan ini menyediakan untuk para imigran beberapa kesempatan kerja

disektor informal. Dengan keistimewaan tersesebut antara sektor formal

dan informal di china dapat ditarik beberapa hipotesis. Pertama pekerja

disektor formal diduga tidak mendapatkan pendapatan atau keuntungan

yang lebih besar dibandingkan oleh pekerja yang bekerja disektor

informal. Hipotesis yang ke dua setelah hipotesis yang pertama di sektor

informal khususnya untuk pekerja itu sendiri diduga tidak bertransisi

kesempatan kerja untuk imigran. Metodologi yang digunakan adalah

dengan multinominal logit. Multinominal logit model dispesifikasi

variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan pekerjaan dan

penawaran pekerjaan. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi

dengan variabel dependent adalah upah, variabel independentnya adalah:

Page 62: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

lama belajar (pendidikan), pengalaman bekerja, pengalaman diluar

pertanian, pengalaman di bidang pertanian, lama hari dalam pelatihan

formal, variabel dummy (petani atau bukan sebelum migrasi), status

pernikahan, dan jumlah anak. Jumlah perpindahan dari desa ke kota di

China adalah cukup besar. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini

diuji dengan 1 (satu) aspek dari isu yang berkembang, yaitu peranan dari

sektor informal dalam proses migrasi desa ke kota.

Hasil dari penelitian ini hal yang terlihat bahwa (a) kualitas

individual yang lebih tinggi dalam peningkatan tenaga kerja karena lebih

mudahnya untuk mendapatkan pekerjaan dalam mendirikan perusahaan

sendiri di sektor informal daripada mendapatkan pekerjaan di perusahaan

orang lain, (b) kebanyakan dari imigran bekerja di kota lebih memilih

untuk pindah dari informal ke formal sektor. Hal ini memperlihatkan

bahwa untuk mendapatkan upah di sektor informal dilakukan dengan

adanya kesempatan mendapatkan pekerjaan dalam jangka waktu yang

panjang bagi para imigran, (c) diantara para imigran yang bekerja dengan

mendirikan usaha/perusahaan sendiri adalah yang dapat merasakan

kepuasan dengan kondisi mereka saat ini dengan pendapatan mereka di

sektor informal dan para imigran yang bekerja di sektor formal merasa

kurang puas daripada mereka yang bekerja di sektor informal. Kesimpulan

terakhir adalah mereka yang bekerja di sektor formal mendapatkan

penghasilan yang lebih kecil. Perbedaan upah di sektor formal dan sektor

informal adalah sebagian besar disebabkan oleh perbedaan sumbangan

Page 63: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

individu dalam evaluasi pasar yang lebih baik daripada perbedaan dalam

sumbangan-sumbangan di bidang lainnya. Hal ini mengartikan bahwa

pasar tenaga kerja di sektor formal dapat lebih diatur daripada di sektor

informal, dan yang terpenting adalah masing-masing individu yang

bekerja di sektor formal adalah lebih buruk sebagai akibat langsung yang

dirasakan individu tersebut.

4. Komollo (2010), pengaturan kegiatan sektor informal jua kalli di Nairobi

untuk pembangunan yang berkelanjutan. Data menunjukkan lebih dari

separuh penduduk hidup didaerah perkotaan (UNCHS-HABITAT,2009).

Masalah yang sering timbul akibat adanya kegiatan dari sektor informal

atau pedagang kaki lima adalah sering terjadinya pelanggaran penggunaan

tempat dalam berdagang seperti kasus yang ditemukan di jalan landhies

dan jalan jogoo fasad, banyak pedagang yang menggunakan badan jalan

sebagai tempat berjualan sehingga ini mengganggu bagi pengguna jalan

terutamanya adalah pejalan kaki. Metode penelitian yang digunakan

adalah metode deskriptif dengan hasil observasi adalah sebagai berikut

ekonomi informal tidak dapat diabaikan di Kenya dari 61% angkatan kerja

14 juta bekerja di sektor non pertanian sementara 35 % dari 59% penduduk

di desa dan perkotaan terlibat dalam bisnis sektor informal. Di Naerobi

58% PKL berusia 35 tahun kebawah, dan 68 % adalah wanita yang sudah

menikah, tujuan dari PKL ini adalah hanya untuk mempertahankan hidup

mereka. kesimpulan Pengaturan yang pertama adalah untuk menguatkan

informal sektor jua kalli. Memasukkan sektor usaha kecil kedalam system

Page 64: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

perencanaan kota yang akan menciptakan citra yang positif dalam sektor

tersebut. Mengurangi konflik antara otoritas kota dengan pedagang kaki

lima. Intervensi pemerintah dapat menciptakan peningkatan output

perkotaan secara signifikan.

5. Liu,et all (2006), pengaturan dan strategi revitalisasi sektor informal di

kota Yangzhou china. Pola pertumbuhan dan kondisi lapangan kerja

informal dalam bentuk sementara, musiman, kasual, paruh waktu atau jam-

pekerjaan yang dibayar telah lama ada di China, meskipun pada skala yang

lebih kecil dari tahun-tahun terakhir. Ini ditemukan di peternakan, di

pabrik, di sektor pemerintah dan publik organisasi untuk pekerjaan

tambahan, dan dalam marjinal ekonomi swasta dan sekalipun

terpinggirkan. Konsep penataan PKL di Kota Yangzhou menggunakan

sistem 2 (dua) tempat yaitu PKL yang terevitalisasi atau di relokasi

mendapatkan tempat baru atau tempat permanen dan tempat yang lama

yang bersifat temporary, cara yang digunakan adalah meninggikan harga

di tempat lama dan merekomendasi konsumen ke tempat yang baru dengan

harga yang lebih murah sehingga konsumen perlahan-lahan akan ikut

berpindah ke pasar yang baru. Dalam proses ini dibuat dewan pengawas

relokasi yang akan menindak tegas terhadap pedagang yang melanggar

aturan yang telah dibuat. Di pasar yang lama hanya bersifat sementara atau

temporary hal ini bertujuan untuk memindahkan konsumen ke pasar yang

baru, setelah dipasar yang baru sudah mulai ramai maka secara resmi pasar

PKL lama resmi ditutup. Konsep ini di Kota Yangzhou China terbukti

Page 65: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

berhasil. Di Kota Shanghai China konsep penataan PKL dengan cara

merelokasi pedagang ke tempat yang lebih baik dan nyaman, dalam

penelitian ini para pedagang dipindahkan kedalam sebuah mall atau

gedung yang disediakan untuk pusat perbelanjaan. Pedagang Kaki Lima

yang semula menempati ruang publik secara bertahap di relokasi dalam

sebuah gedung dengan fasilitas lengkap yang di konsepkan untuk

pedagang di sektor informal. Kesimpulan penelitian revitalisasi sektor

informal di Kota shanghai ini mendapatkan hasil yang positif dan

memuaskan untuk pemeritah, masyarakat, dan pedagang itu sendiri. Hasil

yang dapat dicapai antara lain dapat menciptakan harmonisasi lingkungan

dengan lebih stabil baik untuk penataan perwajahan kota yang lebih rapi

maupun untuk kepastian usaha PKL di Kota Shanghai China.

C. Kerangka Pemikiran

Dari uraian teori yang dikemukakan diatas mengenai “Analisis Dampak

Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di Kawasan Banjarsari Solo” dapat dibuat

kerangka pemikiran sebagai berikut :

PKL di Kawasan Banjarsari

Revitalisasi

Setelah Revitalisasi

Sebelum Revitalisasi

Omset Omset

Page 66: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Gambar 2.9 Skema Kerangka Pemikiran.

Kerangka pemikiran diatas dapat diasumsikan bahwa ada dampak

revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan Banjarsari Solo terhadap

pendapatan, Jumlah pekerja, Jumlah pedagang kaki lima, Jumlah

konsumen, dan Kuantitas barang yang dijual.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas dan studi yang pernah dilakukan maka

dapat ditarik kesimpulan sementara untuk dijadikan hipotesis yaitu :

1. = Diduga tidak terdapat perbedaan omset penjualan antara sebelum dan

sesudah dilakukan revitalisasi.� = Diduga terdapat perbedaan omset

penjualan antara sebelum dan sesudah revitalisasi.

Page 67: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

2. = Diduga tidak terdapat perbedaan keuntungan pedagang antara

sebelum dan sesudah revitalisasi. = Diduga terdapat perbedaan

keuntungan pedagang antara sebelum dan sesudah revitalisasi.

3. = Diduga tidak terdapat perbedaan Jumlah tenaga kerja yang dihitung

dalam HOK antara sebelum dan sesudah revitalisasi. = Diduga terdapat

perbedaan Jumlah tenaga kerja yang dihitung dalam HOK antara sebelum

dan sesudah revitalisasi.

4. = Diduga tidak terdapat perbedaan kuantitas barang terjual antara

sebelum dan sesudah revitalisasi. = Diduga terdapat perbedaan

kuantitas barang terjual antara sebelum dan sesudah Revitalisasi.

5. = Diduga tidak terdapat perbedaan retribusi dan pungutan pasar yang

harus dibayarkan pedagang antara sebelum dan sesudah revitalisasi. =

Diduga terdapat perbedaan retribusi dan pungutan pasar yang harus

dibayarkan pedagang antara sebelum dan sesudah Revitalisasi.

 

 

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kawasan

revitalisasi PKL di Kawasan Monumen ’45 Banjarsari solo yang sekarang

Page 68: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

dipindah (direlokasi) di Pasar Notoharjo Semanggi Surakarta dan Dinas

Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Penelitian dilakukan pada tanggal 21 Juni

2011 hingga 4 Juli 2011. Penelitian di lokasi Dinas Pengelolaan Pasar

dilakukan dengan metode studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan data-data

yang berhubungan dengan objek penelitian pada tanggal 21-23 Juni 2011.

Metode wawancara dan observasi lapangan dilakukan di Lokasi Pasar

Notoharjo dari tanggal 24 Juni 2011 hingga 4 Juli 2011.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 (tiga) cara:

1. Wawancara

Metode wawancara adalah metode penelitian dengan melakukan interaksi

langsung dengan narasumber, dimana narasumber yang dimaksud adalah

para pedagang yang ada di Pasar Klithikan Notoharjo dan Dinas

Pengelolaan Pasar Kota Surakarta.

2. Observasi

Metode observasi adalah metode dengan melakukan pengamatan

langsung pada lapangan, yaitu Pasar Klithikan Notoharjo Surakarta.

3. Studi Pustaka

Page 69: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Metode ini dilakukan dengan melakukan pencarian data dari berbagai

referensi buku teks maupun website yang berhubungan dengan masalah

penelitian.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan untuk penelitian dari

tempat aktual terjadinya peristiwa (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini

data diperoleh melalui teknik wawancara langsung dan penyebaran

kuisioner penelitian kepada Pedagang Kaki Lima di kawasan Revitalisasi

Pasar Banjarsari Solo. Data primer yang diambil meliputi jenis usaha,

besarnya modal awal, omset penjualan dalam satu bulan, Keuntungan atau

profit yang diterima dalam satu bulan, jumlah karyawan (Tenaga Kerja),

Jumlah kuantitas penjualan barang dalam satu bulan dan besarnya biaya

yang harus dibayarkan kepada pemerintah (Retribusi) dalam satu bulan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui sumber yang

ada, yaitu data yang telah ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh

peneliti (Sekaran, 2006). Data sekunder meliputi jumlah penduduk,

sumber pendapatan, tarif pungutan, jumlah dan jenis usaha Pedagang di

pasar Notoharjo semanggi, dan lain-lain. Data tersebut dapat diperoleh

dari:

a. Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Kota Surakarta.

Page 70: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

b. Pengelola atau kepala Pasar Banjarsari.

c. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (DISPERINDAGKOP)

Kota Surakarta.

d. Kantor Pelayanan Terpadu Kota Surakarta.

e. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta.

D. Teknik Pengambilan sample

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti unuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda alam yang lain

(sugiyono,2010:61). Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek yang

karakteristiknya hendak digunakan (Djawanto dan Pangestu,1996:107).

Sample adalah sebagian populasi yang karakteristiknya hendak diteliti dan

dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (Djarwanto dan

Pangestu,1996:108). Metode pengambilan sample menggunakan

proportionate random sampling adalah populasi dibagi menjadi beberapa

kelompok atau segmen yang mutually exclusive yang disebut strata (lapisan),

berdasarkan kategori-kategori dari satu atau lebih variabel yang relevan, baru

kemudian dilakukan simple random sampling atau sistematik random

sampling pada setiap kelompok dalam hal ini peneliti membagi popoulasi

menjadi 8 kelompok antara lain; variasi dan peralatan mobil, las dan cat,

sepatu dan alat olah raga, pakaian, elektronik dan audio mobil, variasi dan

Page 71: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

peralatan motor, barang rupa-rupa, dan konter handphone. Dalam hal ini

sebagai subyek responden adalah Pedagang Kaki Lima yang merupakan

Pedagang Kaki Lima (PKL) pindahan dari pasar Banjarsari ke Pasar

Notoharjo Berkaitan dengan hal ini, dimaksudkan untuk mendapatkan

responden seperti yang ditentukan, baik dalam arti memenuhi jumlah

persyaratan minimum sampel maupun kriteria lainnya. Ukuran sampel yang

layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500 (Roscoe dalam

sugiono 2010:74) peneliti menentukan jumlah responden yang akan diteliti

adalah sebanyak 100 responden.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Omset Penjualan

Omset penjualan adalah jumlah permintaan dari konsumen yang

diajukan kepada produsen atau ke pedagang yang biasanya diukur atau

dihitung dengan kuantitas barang dan jumlah uang (Rp) yang didapat

oleh produsen atau pedagang. Dalam penelitian ini omset yang diteliti

adalah omset Pedagang Kaki Lima di Pasar Notoharjo Semanggi. Dalam

penelitian ini peghitungan omset dihitung per bulan dan satuan yang

digunakan adalah dalam satuan uang (Rupiah/Rp) omset didasarkan oleh

rata-rata penjualan barang yang bisa didapatkan, Untuk data omset pada

saat di Banjarsari (2006) perlu dideflasikan agar nilainya sesuai dengan

data pembanding data di Pasar Klitikan Notoharjo Semanggi (2011).

Penghitungan deflasi menggunakan angka indek, angka indek yang

Page 72: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

digunakan adalah angka indeks harga konsumen Kota Surakarta dari tahun

2007 sampai dengan tahun 2010.

2. Keuntungan

Keuntungan atau profit adalah penerimaan bersih seseorang, baik

berupa uang kontan maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga

income dari seorang warga masyarakat yang merupakan hasil penjualan

dari faktor-faktor produksi yang dimiliki pada sektor produksi. Dan sektor

produksi ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan

sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku dipasar faktor

produksi. Harga faktor produksi dipasar faktor produksi (seperti halnya

juga untuk barang-barang dipasar barang) ditentukan oleh tarik menarik,

antara penawaran dan permintaan. Keuntungan atau profit yang dimaksud

dalam hal ini adalah pendapatan bersih yang diterima oleh pedagang kaki

lima saat masih di Banjarsari (nilainya disesuaikan dengan nilai sekarang)

dan saat setelah pindah di pasar Notoharjo Semanggi. Keuntungan adalah

Total Revenue (TR) atau jumlah penerimaan dikurangi oleh biaya tetap

(Fixed Cost) dan biaya variable (Variable Cost), dalam penelitian ini

penghitungan keuntungan atau profit dihitung dalam bulan dan satuan

yang digunakan adalah dalam satuan uang (Rupiah/Rp). Untuk data

keuntungan pada saat di Banjarsari (2006) dilakukan pendeflasian agar

nilainya sesuai dengan data pembanding data di Pasar Klitikan Notoharjo

Semanggi (2011). Penghitungan nilai deflasi keuntungan menggunakan

Page 73: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

angka indek, angka indek yang digunakan adalah angka indeks harga

konsumen Kota Surakarta tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.

3. Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah input dalam proses produksi. Permintaan dan

penawaran tenaga kerja dikendalikan oleh kekuatan pasar (Mankiw,

2006:467). Dalam hal ini adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja di

sektor ini baik secara keseluruhan maupun per lapak. Variabel ini satuan

yang digunakan adalah satuan Hari Orang Kerja (HOK) 1 HOK adalah 7

jam kerja dan data dihitung pada saat penelitian.

4. Kuantitas Penjualan Barang

Variabel ini menerangkan tentang jumlah atau kuantitas barang

yang dijual oleh Pedagang Kaki Lima pada saat di Banjarsari dan setelah

dipindah di pasar Notoharjo Semanggi. Satuan yang digunakan adalah

jumlah barang yang bisa dijual dalam satu bulan.

5. Retribusi dan Pungutan Pasar

Retribusi dan pungutan pasar adalah besarnya biaya yang harus

pedagang bayarkan kepada pemerintah atau kepada pengelola pasar.

variabel ini membandingkan jumlah biaya yang harus dibayarkan

pedagang kepada pemerintah atau kepada pengelola pasar di pasar

Notoharjo atau saat masih di pasar Banjarsari. Satuan yang digunakan

adalah dalam satuan uang (Rupiah/Rp) dan penghitungan pungutan

retribusi dan pasar dihitung dalam 1 (satu) bulan. Variabel retribusi dan

pungutan pasar pada saat di Banjarsari (2006) perlu dideflasikan agar

Page 74: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

nilainya sesuai dengan data pembanding data di Pasar Klitikan Notoharjo

Semanggi (2011). Penghitungan nilai deflasi retribusi dan pungutan pasar

menggunakan angka indeks harga konsumen Kota Surakarta dari tahun

2007 sampai dengan tahun 2010.

F. Alat Analisis Data

Hipotesis diuji menggunakan metode analisis Uji-t berpasangan

(Paired t-test). Uji-t berpasangan adalah salah satu metode pengujian

hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri

yang paling sering ditemui adalah satu individu (Objek penelitian) dikenai 2

berlakuan yang berbeda. (Djalal, dkk 2002). Untuk rumusan t-test yang

digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi

ditunjukkan dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2010)

 

: Rata-rata sampel di Pasar Notoharjo

: Rata-rata sampel di Banjarsari

  : Simpangan Baku sampel di Pasar Notoharjo 

  : Simpangan Baku Sampel di Banjarsari 

Page 75: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

  : Varians Sampel di Pasar Notoharjo

: Varians Sampel di Banjarsari

: Korelasi antara 2 sampel (antara di Pasar Notoharjo dan di

Banjarsari )

= =  

= ≠  

Kriteria Uji :

t- hitung ≤ t-tabel………………………… diterima ( ditolak)

-t- hitung ≥ -t-tabel……………………….. diterima ( ditolak)

t-hitung ≥ t table………………………… ditolak ( diterima)

-t-hitung ≤ - t table………………………… ditolak ( diterima)

Keterangan

: Diduga tidak ada perbedaan omset penjualan, keuntungan

pedagang, jumlah tenaga kerja yang dihitung dengan satuan HOK,

kuantitas barang yang terjual, dan retribusi dan pungutan pasar yang

harus pedagang bayarkan antara sebelum (saat masih di Banjarsari) dan

sesudah revitalisasi (saat di Pasar Klitikan Notoharjo)

: Diduga terdapat perbedaan atau perubahan terhadap omset

penjualan, keuntungan pedagang, jumlah tenaga kerja yang dihitung

dengan satuan HOK, kuantitas barang yang terjual, dan retribusi dan

Page 76: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

pungutan pasar yang harus pedagang bayarkan antara sebelum (saat

masih di Banjarsari) dan sesudah revitalisasi (saat di Pasar Klitikan

Notoharjo).

: Rata-rata dari omset, keuntungan, jumlah tenaga kerja, kuantitas

barang yang dijual, dan retribusi dan pungutan pasar yang harus

pedagang bayarkan sesudah revitalisasi (saat di Pasar Klitikan

Notoharjo Semanggi).

: Rata-rata dari omset, keuntungan, jumlah tenaga kerja, kuantitas

barang yang dijual, dan retribusi dan pungutan pasar yang harus

pedagang bayarkan sebelum revitalisasi (saat masih di Banjarsari).

  : Jumlah Sampel di Pasar Notoharjo

: Jumlah Sampel di Banjarsari

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Page 77: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

A. Gambaran Umum Wilayah Kota Surakarta

1. Keadaan Geografis

a. Letak Geografis

Kota Surakarta terletak antara 110º45’ 15” dan 110º45’ 35” Bujur

Timur dan antara 7º36’ dan 7º56’ Lintang Selatan. Kota Surakarta

merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-

kota lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta. Wilayah Kota

Surakarta atau lebih dikenal dengan “Kota Solo” merupakan dataran

rendah dengan dengan ketinggian ± 92 m dari permukaan laut, Solo

berbatasan disebelah utara dengan Kabupaten Boyolali, sebelah timur

dengan Kabupaten Karanganyar, sebelah selatan dengan Kabuaten

Sukoharjo dan disebelah barat dengan Kabupaten Sukoharjo.

b. Luas Wilayah

Luas wilayah Kota Surakarta 44,04 Km²  yang terbagi dalam 5

kecamatan, yaitu : Kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres

dan Banjarsari. Sebagian besar lahan dipakai untuk pemukiman sebesar

61,68%, sedangkan untuk kegiatan ekonomi juga memakan tempat yang

cukup besar juga berkisar antara 20% dari luas lahan yang ada.

Persentase pembagian penggunaan lahan atau tanah di Surakarta selain

untuk pemukiman sebesar ±61,68%, Perusahaan 7%, Indusri 2%, Sawah

3%,Taman Kota 1%, Kuburan 2%, Tegalan 2%, Tanah Kosong 1%, lap

OR 1%, lain-lain 9%.

Page 78: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Tabel 4.1 Luas Penggunaan Lahan Tiap Kecamatan di Kota Surakarta tahun 2009 (ha)

Kecamatan Pemukiman Jasa Perusahaan Industri Tanah Kosong

Tegalan

1 2 3 4 5 6 7 Laweyan 563,83 88,61 42,20 39,40 7,28 0 Serengan 210,43 17,17 30,16 6,11 2,52 0 Pasar Kliwon

308,94 37,69 39,73 9,77 16,38 0

Jebres 673,37 176,75 87,00 25,38 16,19 81,46 Banjarsari 980,91 106,91 88,39 20,76 11,01 2,50 Jumlah 2.737,48 427,13 287,48 101,42 53,38 83,96 Kecamatan Sawah Kuburan Lap. OR Taman

Kota Lain-lain

Luas Total

1 8 9 10 11 12 13 Laweyan 40,90 6,05 12,24 0,15 63,20 863,86 Serengan 0 1,38 2,61 0 49,02 319,40 Pasar Kliwon

3,36 1,67 9,55 0 54,43 481,52

Jebres 21,33 38,98 10,51 22,60 104,61 1.258,18 Banjarsari 80,58 24,78 30,23 8,85 126,18 1.481,10 Jumlah 146,17 72,86 65,14 31,60 397,44 4.404,06

Sumber : Badan Pertanahan Kota Surakarta, 2009

2. Pemerintahan

a. Pembagian Wilayah Administrasi

Wilayah Kota Surakarta terbagi dalam 5 kecamatan, 51

kelurahan, jumlah RW sebanyak 595 dan jumlah RT sebanyak 2.669

dengan jumlah KK sebesar 134.811 Kepala Keluarga. Rata-rata jumlah

Kepala Keluarta per RT berkisar 50 Kepala Keluarga. (Surakarta Dalam

Angka 2009).

3. Kependudukan dan Tenaga Kerja

a. Kependudukan

Page 79: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Berdasarkan hasil dari estimasi Survei Penduduk Antar Sensus

(2005) penduduk kota Surakarta mencapai 528.202 jiwa dengan rasio

jenis kelamin sebesar 89:38; yang artinya bahwa setiap 100 penduduk

perempuan terdapat 89 penduduk laki-laki. Tingkat kepadatan penduduk

kota Surakarta pada tahun 2009 mencapai 11.988 jiwa/km². Pada tahun

2008 tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan

Serengan yang mencapai angka 19.959.

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan di Kota Surakarta tahun 2009

Kecamatan Jumlah Penduduk Rasio Jenis

Kelamin Tingkat

Kepadatan Laki – laki Perempuan Total

1 3 4 5 6 7 Laweyan 54.132 56.423 110.555 95,94 12.729 Serengan 31.378 32.281 63.695 97,20 19.956

Pasar Kliwon 43.276 44.786 88.044 96,67 18.266

Jebres 71.001 72.318 143.319 98,18 11.393 Banjarsari 86.894 88.378 175.272 98,32 11.835 Jumlah 286.681 294.168 580.849 97,45 13.189

Sumber : BPS Kota Surakarta, 2009

Data diatas menunjukkan bahwa daearah terpadat penduduknya

adalah daerah serengan yaitu sebesar 19.956 jiwa/Km², sedangkan secara

rata-rata tingkat kepadatan penduduk di wilayah Kota Surakarta dengan

tingkat kepadatan sebesar 13.189 jiwa/Km².

b. Tenaga Kerja

Page 80: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Jumlah Penduduk bekerja di Kota Surakarta pada tahun 2009

mencapai 246.768 jiwa atau sebesar 46,71% dari jumlah seluruh

penduduk Kota Surakarta. Penduduk Wanita yang bekerja mencapai

angka sebesar 43,57% dari jumlah penduduk Kota Surakarta yang

bekerja, hal ini menunjukkan bahwa peran wanita atau perempuan di

Kota Surakarta cukup tinggi dalam peningkatan kesejahteraan keluarga.

Tabel. 4.3 Banyak Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kota Surakarta 2009

NO Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Petani Sendiri 478 0,112 Buruh Tani 452 0,113 Pengsaha 9.399 2,194 Buruh Industri 68.556 15,955 Buruh Bangunan 58.346 13,576 Pedagang 33.526 7,807 Angkutan 18.644 4,348 PNS / TNI / POLRI 26.935 6,269 Pensiunan 19.602 4,5610 Lain – Lain 194.011 45,12 Jumlah 429.949 100

Sumber : BPS Kota Surakarta, 2009

Data tabel diatas mayoritas penduduk Surakarta bermata

pencaharian sebagai buruh industri dengan prosentase 15,95% atau

sebanyak 68.556 orang. Buruh bangunan menempati urutan kedua

setelah buruh industri dengan besar prosentasenya sebesar 13,57% dari

jumlah tenaga kerja di Kota Surakarta setelah buruh industri dan buruh

bangunan mata pencaharian pedagang menempati urutan ketiga dengan

Page 81: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

besar prosentase 7,80 atau 33.526 orang yang bermata pencaharian

sebagai pedagang di Kota Surakarta.

Tabel 4.4 Besarnya Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) dan Upah

Minimum Kota (UMK) di Kota Surakarta Tahun 2000-2009

Tahun KMH (Rp.) UMK (Rp.) 1 2 3

2000 251.695 153.000 2001 385.705 185.000 2002 370.516 333.300 2003 466.950 378.000 2004 483.360 407.000 2005 562.300 427.000 2006 640.014 510.000 2007 646.775 590.000 2008 647.315 674.300 2009 736.423 723.000

Sumber : BPS Kota Surakarta, 2009

Tingkat Kebutuhan Hidup Minimum (KMH) di Kota Surakarta

mengalami peningkatan dikarenakan oleh beberapa faktor salah satunya

adanya faktor inflasi tercatat pada tahun 2000 Kebutuhan Hidup

Minimum (KMH) sebesar Rp.251.695 dan terus meningkat. Tercatat

pada tahun 2001 Kebutuhan Hidup Minimu (KHM) mengalami

peningkatan sebesar 53,24% dari nilai Kebutuhan Hidup Minimum

(KHM) menjadi Rp. 385.705,00. Rata-rata pertumbuhan atau

peningkatan Kebutuhan Hidup Minimum (KMH) di Kota Surakarta

adalah sebesar 13,77%, dengan rata-rata peningkatan sebesar 13,77%

maka Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) di Kota Surakarta sebesar

Page 82: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Rp.736.423,00. Upah Minimum Kota (UMK) juga mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun.

Sumber : BPS Kota Surakarta, Surakarta Dalam Angka 2009

Gambar 4.1 Perkembangan KHM dan UMK di Kota Surakarta

4. Sosial

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan

sumber daya manusia. Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana dan

prasarana akan sangat baik dalam meningkatkan pendidikan. Tahun 2009

tercatat jumlah lulusan atau yang mendapatkan gelar sarjana di Kota

Surakarta sebanyak 33.292 orang atau sekitar 6,74% dari jumlah total

penduduk usia 5 tahun keatas menurut pendidikan tertinggi yang

ditamatkan di Kota Surakarta. Lulusan SMU di Kota Surakarta adalah

Page 83: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

jumlah tingkat pendidikan yang ditamatkan terbanyak dengan nilai

106.416 orang atau sekitar 21,55% dari jumlah total.

Tabel 4.5 Penduduk Usia 5 tahun ke atas menurut Pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kota Surakarta Tahun 2009

Pendidikan Tertinggi Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan Tdk Punya Ijasah SD 44.472 61.224 105.629 SD 39.359 49.550 88.909 SMP Umum/ Kejuruan 37.903 48.116 86.019 SMU 54.667 51.749 106.416 Madrasah Aliyah 243 485 728 SMK 26.000 20.899 46.899 DI/II 1.457 4.374 5.831 DIII/Sarmud 8.987 8.744 17.731 DIV/SI 17.251 16.041 33.292 SII/SIII 1.457 729 2.186

Jumlah 231.796 261.911 493.707 Sumber : BPS Kota Surakarta, 2009

5. Transportasi dan Komunikasi

a. Transportasi

Peningkatan berbagai aspek ekonomi menuntut peningkatan di

bidang transportasi, khususnya peningkatan jalan. Pajang jalan diwilayah

Kota Surakarta pada tahun 2009 mencapai 675,86 Kilometer. Jalan aspal

di Kota Surakarta di bagi menjadi 3 golongan yaitu jalan Negara dengan

panjang 13,15 kilometer, jalan Propinsi dengan panjang 16,33 , dan jalan

Kabupaten atau Kota dengan panjang 468,73 kilometer. Panjang jalan

aspal dari tahun 2008 tidak mengalami perubahan. Secara rata-rata jalan

aspal yang ada di Kota Surakarta masih dalam kondisi yang baik

penigkatan kualitas jalan hingga tahun 2011 terus ditingkatkan baik dari

segi kualitas maupun kunatitasnya (panjang jalan).

Tabel 4.6 Panjang Jalan Menurut Status Jalan di Kota Surakarta

Page 84: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Keadaan Jalan

Status Jalan

Jalan Negara Jalan Propinsi Jalan Kab/Kota

2008 2009 2008 2009 2008 2009

1 2 3 4 5 6 7

Aspal 13,15 13,15 16,33 16,33 468,73 468,73

Kerikil 97,55 97,55

Tanah 0,57 0,57

Tidak diperinci

109,01 109,01

Jumlah 13,15 13,15 16,33 16,33 675,86 675,86

Sumber : BPS Kota Surakarta, 2009

Perkembangan transportasi dalam Kota Surakarta juga mengalami

peningkatan kuantitas atau jumlah armada terutamanya untuk taksi dan

bus perkotaan. Dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 jumlah

armada taksi secara terus menerus mengalami peningkatan dari 387

armada pada tahun 2005 mejadi 389 armada pada tahun 2006 dan terus

mengalami penigkatan sampai pada tahun 2009 hingga mencapai 430

armada. Angkutan umum mengalami penurunan armada pada tahun 2005

tercatat jumlah armada angkutan umum sebanyak 443 armada dan pada

tahun 2009 menjadi 423 armada angkutan umum. Angkutan umum untuk

bus juga mengalami peningkatan dari tahun 2005 dari 277 armada bus

dan pada tahun 2009 menjadi 281 armada bus. Secara garis besar

Angkutan umum Kota di Kota Surakarta mengalami peningkatan.

Page 85: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

b. Komunikasi

Perkembangan tekologi komunikasi menyebabkan pelayanan oleh

Kantor Pos makin berkurang. Jumlah surat yang dikirim melalui

kantorpos semakin berkurang dari tahun ke tahun. Sedangkan

perkembangan penggunaan jasa jaringan telekomunikasi semakin

meningkat.

6. Industri dan Perdagangan

a. Industri

Industri di Kota Surakarta tercatat sebanyak 215 perusahaan

dengan skala besar dan sedang. Perusahaan industri dengan tenaga kerja

lebih 20 orang dikategorikan sebagai perusahaan sedang dan besar.

Penyerapan tenaga kerja pada perusahaan industry sedang dan besar pada

tahun 2009 sebesar 16.585 pekerja. Kelompok indusri yang paling

banyak menyerap tenaga kerja adalah kelompok industri tekstil dengan

jumlah karyawan sebesar 4.590 tenaga kerja. Kelompok industri tekstil di

Kota Surakarta tercatat sebanyak 58 perusahaan, sedangkan untuk

industry yang mengolah pakaian jadi sebanyak 36 perusahaan dengan

jumlah karyawan sebanyak 3.494 orang. Di Kota Surakarta perusahaan

yang banyak member kontribusi kepada peerintah adalah perusahaan

tekstil dan pakaian jadi salah satunya adalah dengan banyak menyerap

tenaga kerja.

Page 86: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

b. Perdagangan

Guna menunjang kegiartan perdagangan, Kota Surakarta

memiliki 44 pasar tradisional yang tersebar di Kota Surakarta antara lain,

pasar Legi, Pasar Klewer, Pasar Notoharjo, Pasar Singosaren, Pasar

Gede, Pasar Nusukan, Pasar Harjodaksino, Pasar Jongke, Pasar

Ngarsopuro, Pasar Rejosari, Pasar Turisari, Pasar Purwosari, Pasar

Sidodadi, Pasar Ledoksari, Pasar Pucangsawit, PKL Jebres, Pasar

Kadipolo, Pasar Tanggul, Pasar Depok, Pasar Kabangan, Pasar

Penumping, Pasar Ayam, Pasar Kliwon, Pasar Jebres dll. Pasar yang

memiliki luas pasar terbesar adalah pasar legi dengan luas pasar sebesar

16.640 M² dengan jumlah los sebanyak 1.545 los dan 205 kios.

Sedangkan untuk pendapatan terbesar terbesar terdapat pada Pasar

Klewer dengan realisasi pendapatan sebesar Rp. 3.224.013.835,00 (DPP

Kota Surakarta 2010).

7. PDRB dan Inflasi a. PDRB

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi

suatu wilayah atau regional dalam periode tertentu ditunjukan oleh data

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB didefinisikan sebagai

jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu

wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah dalam periode

Page 87: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

waktu tertentu.  Nilai PDRB Kota Surakarta pada tahun 2009 adalah

sebesar Rp. 4.549.342,95.

Tabel 4.7 Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kota Surakarta tahun 2008-2009

(Jutaan Rupiah)

Lapangan Usaha Tahun 2008 2009

1. Pertanian 2.886,18 2.900,412. Penggalian 1.905,23 1.862,503. Indusrti Pengolahan 1.200.606,83 1.235.952,774. Listrik, Gas, dan Air

Bersih 103.020,58 111.391,58

5. Bangunan 583.069,88 625.624,266. Perdagangan, Hotel,

dan Restoran 1.211.208,49 1.288.066,95

7. Pengangkutan, dan Komunikasi

449.973,94 428.827,89

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

449.992,44 481.987,12

9. Jasa-Jasa 546.699,38 585.264,16PDRB 4.549.362,95 4.761.887,63

Sumber: BPS Kota Surakarta, 2009

Kontribusi sektor terbesar Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kota Surakarta adalah sektor 6 yaitu sektor Perdagangan, Hotel,

dan Restoran dengan kontribusi sebesar Rp1.211.208,49 (juta) pada

tahun 2008 dan Rp. 1.288.066,95 (juta) pada tahun 2009. Kontribusi

terbesar kedua yaitu pada sektor 3 Industri Pengolahan. Industri tekstil

cukup berkembang di Surakarta khususnya Batik yang menjadi komoditi

ekspor yang cukup memberikan devisa kepada daerah Kota Surakarta.

Page 88: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Tabel 4.8 Kontribusi Sektor-sektor Ekonomi Terhadap Pembentukan PDRB Kota Surakarta Tahun 2008-2009

Lapangan Usaha Tahun

2008 2009 1. Pertanian 0,06% 0,06% 2. Penggalian 0,04% 0,04% 3. Indusrti Pengolahan 26,39% 25,96% 4. Listrik, Gas, dan Air

Bersih 2,26% 2,34% 5. Bangunan 12,82% 13,14% 6. Perdagangan, Hotel,

dan Restoran 26,62% 27,05% 7. Pengangkutan, dan

Komunikasi 9,89% 9,01% 8. Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan 9,89% 10,12% 9. Jasa-Jasa 12,02% 12,29%

PDRB 100% 100% Sumber: BPS Kota Surakarta, 2009

Sektor yang tidak mengalami perubahan atau hamper sama adalah

sektor 1 dan sektor 2 yaitu sektor pertanian dan penggalian, dengan nilai

0,06% untuk sektor pertanian, dan 0,04% untuk sektor penggalian. Di

Wilayah Kota Suakarta sektor unggulannya adalah sektor Perdagangan,

Hotel, dan Restoran dengan kontribusi sebesar 26,62% pada tahun 2008

dan 27,05% pada tahun 2009.

b. Inflasi

Inflasi di Kota Surakarta pada tahun 2009 mencapai titik terendah

dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2009 inflasi Kota Surakarta

tercatat sebesar 2,63%. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan tahun

sebelumnya yang tercatat sebesar 6,69%. Kelompok Transoortasi,

Komunikasi, dan Keuangan mengalami deflasi sebesar -4,3%, walaupun

Page 89: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

terjadi inflasi sebesar 2,28% inflasi yang terjadi pada kelompok

perumahan cukup kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang

menembus dua digit yaitu sebesar 11,89%. Pada kelompok bahan

makanan besarnya inflasi mengarah pada inflasi yang terjadi pada tahun

2007 yang merupakan inflasi terendah dalam kurun waktu 5 tahun

terakhir.

Tabel 4.9 laju Inflasi di Kota Surakarta tahun 2005-2009 (Persen)

Kelompok Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1. Bahan Makanan 12,35 18,13 6,01 9,62 6,252. Makanan Jadi, Rokok,

dan Tembakau 5,82 2,12 1,15 3,73 5,65

3. Perumahan 12,05 3,65 2,87 11,89 2,284. Sandang 2,69 1,44 3,82 2,98 0,725. Kesehatan 1.92 2,88 2,58 6,65 2,216. Pendidikan, Rekreasi,

dan Olah Raga 8,24 2,72 2,23 1,82 1,79

7. Transportasi dan Komunikasi

44,33 0,56 2,09 4,14 -4,30

Umum /Inflasi Komulatif 13,88 6,18 3,28 6,96 2,63Sumber: BPS Kota Surakarta, 2009

B. Deskripsi Lokasi Penelitian

Pasar Klithikan Notoharjo merupakan salah satu pasar yang dikelola di

bawah Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta. Pasar Klithikan Notoharjo

Surakarta terletak di bagian timur selatan Kota Surakarta, tepatnya di daerah

Semanggi Pasar Kliwon Surakarta. Pasar yang dibangun berlantai dua serta

dipetak-petak menjadi kios ini, sebelumnya merupakan PKL yang berjualan di

Page 90: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Monumen 45 Banjarsari hingga menggeser fungsi dari monumen tersebut.

Keberadaan Pasar Klithikan Notoharjo membuat daerah Semanggi, yang

sebelumnya tergolong kumuh, telah berubah menjadi salah satu pusat aktivitas

usaha mikro di daerah tersebut. Kota Surakarta memberi perhatian yang serius

terhadap keberadaan PKL ini. Meskipun menghadapi berbagai kendala, upaya

penataan dan pembinaan PKL terus dilakukan. Perhatian Pemkot terhadap PKL

ini semakin meningkat dalam era kepemimpinan Jokowi (Joko Widodo,

Walikota Surakarta). Dimulai dengan sosialisasi di tahun 2005 yang

dilanjutkan dengan realisasi penataan PKL pada tahun 2006, membuktikan

kerja keras semua pihak. Relokasi PKL ”Klitikan” dari Lapangan Banjarsari ke

bangunan Pasar Klithikan Notoharjo yang megah dan permanen dilengkapi

upacara ”boyongan” dengan prosesi kirab budaya, menunjukkan pendekatan

yang humanis dalam penataan PKL. Rencana penataan PKL Monumen 45

Banjarsari ini merupakan tindak penataan ulang tata ruang dan perwajahan

Kota Surakarta menuju kawasan berseri, harmonisasi ruang dan kepastian

usaha PKL.

Pasar Klithikan Notoharjo memilki kantor sendiri yang dipimpin oleh

seorang Kepala atau Lurah Pasar, dimana kantor tersebut bukanlah merupakan

badan struktural, tetapi hanya kepanjangan tangan dari Dinas Pengelolaan

Pasar untuk menangani masalah-masalah yang terjadi di Pasar Klithikan

Notoharjo tersebut. Adapun struktur Organisasinya adalah sebagai berikut :

Page 91: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Gambar 4.2 Struktur organisasi Dinas Pengelola Pasar Notoharjo

Kawasan Pasar Klithikan Notoharjo merupakan lahan yang memiliki

luas 17.276 M² atau kurang lebih 1,8 hektar yang kemudian dibangun dengan

berbagai blok-blok kios dengan ukuran 2x3 M atau sama dengan 1.018 unit,

mushola, lavatori (kamar mandi&toilet umum), gedung Kantor Pengelolaan,

koridor: 3M, jalur hijau, Area parkir, area bongkar muat, jalan lingkar dalam

pasar, pintu utama dan pintu samping pasar. Yang kemudian secara teratur

PKL ditempatkan pada blok-blok sesuai jenis dagangan mereka. Dengan

jumlah pedagang 989 pedagang. Blok pertama 396 kios, blok kedua 272 kios,

blok ketiga 344 kios.

Kepala Pasar

Staff Administrasi

Anggota Keamanan

Staff Keamanan

Staff Penarik Retribusi

Staff Kebersihan

Page 92: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Tabel. 4.10 Jumlah Pedagang Kaki Lima di Pasar Klitikan Notoharjo

Menurut Jenis dagangan tahun 2010

Jenis Dagangan Jumlah PKL

Alat Mobil 100 pedagang

Alat motor 222 pedagang

Accu 9 pedagang

Ban 20 pedagang

Sepatu & sandal   78 pedagang

Helm 25 pedagang

Pakaian 64 pedagang

Elektronik 148 pedagang

Makanan & minuman 66 pedagang

Handphone 20 pedagang

Alat bangunan 35 pedagang

Barang antik 19 pedagang

Cassete/cd 64 pedagang

Lain-lain   72 pedagang

Total 989 Pedagang

Sumber : Kantor Lurah Pasar Klithikan Notoharjo

Pasar Klitikan Notoharjo yang merupakan Padagang Kaki Lima

pindahan dari monument perjuangan 45’ Banjarsari didominasi oleh pedagang

peralatan motor pada data yang tercatat terdapat 222 pedagang yang menjual

barang berupa peralatan motor.

Page 93: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

U

Sumber : Kantor Lurah Pasar Klitikan Notoharjo, 2011

Gambar 4.3 Denah Lokasi Penelitian

Gambar 4.2 menggambarkan denah lokasi penelitian di Pasar Klithikan

Notoharjo Semanggi. Pasar Klithikan ini memiliki 3 (tiga) blok yang terdiri

dari blok 1, 2 dan blok 3. Blok 1 terdiri dari 436 kios dalam 2 lantai, blok 2

sebanyak 278 kios namun hanya 1 lantai serta blok 3 sebanyak 344 kios juga

dalam 1 lantai. Penelitian dilakukan pada 3 blok tersebut dengan populasi

1.058 pedagang. Pindahan yang berasal dari Banjarsari sebanyak 989

pedagang. Fasilitas lainnya yang ada di pasar Klithikan Notoharjo ini antara

lain seperti mushola yang terletak di sebelah barat ujung, kantor pengelola

pasar, toilet sebanyak 12 ruang serta lahan parkir yang cukup luas untuk

menampung pengunjung serta pedagang. Huruf M pada gambar 4.2

menjelaskan tempat mushola, huruf P menjelaskan kantor pengelola pasar.

P

Gedung MUI

Block 1 

Block 1

Block 2 

Block 3 

33

Page 94: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Pasar Klithikan Notoharjo Semanggi letaknya bersebelahan dengan gedung

Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang berada di sebelah selatan pasar klithikan

Notoharjo Semanggi.

C. Analisis Data dan Pembahasan

Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan Monumen juang 45’

Banjarsari didasarkan beberapa aspek, antara lain dari aspek ekonomi

memberikan ruang berjualan atau berdagang yang layak dan peningkatan

pendapatan Pedagang Kaki Lima yang berada di kawasan tersebut. Disisi lain

selain dari aspek ekonomi juga terdapat aspek penataan tata ruang kota agar

tercipta linkungan Kota Surakarta yang berseri, harmonisasi ruang dan

kepastian usaha PKL. Pelaksanaan program pemerintah ini di realisasikan pada

tanggal 3 juli 2006 dengan merelokasi 989 Pedagang Kaki Lima dari kawasan

monumen 45 Banjarsari ke Pasar klitikan Notoharjo.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari kebijakan

pemerintah merevitalisasi Pedagang Kaki Lima di Kawasan Monumen 45

Banjarsari dengan cara merelokasi Pedagang Kaki Lima dari Kawasan

Monumen Juang 45 Banjarsari ke Pasar klitikan Notoharjo Semanggi.

Penelitian ini akan membahas tentang perubahan omset penjualan yang

dihitung dalam satuan Rupiah, keuntungan yang dihitung dalam satuan Rupiah,

jumlah tenaga kerja yang dihitung dengan satuan HOK, jumlah barang yang

dijual, jumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) dan pendapatan Retribusi oleh

pemerintah sebelum dan sesudah Revitalisasi.

Page 95: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Keterangan : Ada pengaruh atau tidak ada pengaruh

Gambar. 4.4 Kerangka Hipotesis

1. Hasil Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data seperti yang telah dijelaskan dalam Bab

III dengan menggunakan metode wawancara melalui daftar pertanyaan pada

kuesioner. Adapun metode pengambilan sampel dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara purposive sampling. Subyek responden dalam hal ini

adalah Pedagang Kaki Lima yang merupakan pindahan dari pasar Banjarsari

ke Pasar Notoharjo. Berkaitan dengan hal ini, untuk mendapatkan responden

Di Banjarsari

Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah Barang yang Terjual

Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah Barang yang Terjual

Omset Penjualan

Keuntungan

Pungutan Retribusi dan pungutan pasar

Di Notoharjo

Omset Penjualan

Keuntungan

Pungutan Retribusi dan pungutan pasar

Page 96: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

seperti yang ditentukan, baik dalam arti memenuhi jumlah persyaratan

minimum sampel maupun kriteria lainnya. Hasil pengumpulan data berupa

kuisioner yang berhasil dikumpulkan adalah sebanyak 100 responden.

a. Variabel Omset Penjualan

Penelitian tentang Analisis Dampak Revitalisasi Pedagang Kaki

Lima ini menggunakan 100 responden yang terbagi dalam beberapa

kelompok pedagang. Dalam penentuan variabel omset penjualan penulis

membaginya menjadi 8 (delapan) jenis usaha antara lain; variasi dan

perlengkapan mobil, las dan cat, sepatu dan alat olah raga, pakaian,

elektronik dan audio mobil, variasi motor, barang rupa-rupa, dan konter

handphone. Penelitian ini menggunakan pedagang variasi dan peralatan

motor dengan jumlah sampel yang terbanyak yaitu 20 sampel dari total

sampel yang berjumlah 100 sampel yang terbagi menjadi 8 kategori jenis

usaha. Penetapan jenis usaha variasi dan peralatan motor menjadi sampel

yang terbanyak dikarenakan mayoritas pedagang di Pasar Klitikan

Notoharjo berjenis usaha variasi dan peralatan motor. Tingkat perubahan

omset penjualan dari data diatas menunjukkan bahwa jenis dagangan

yang bisa berkembang di Pasar Notoharjo dari pada saat masih di Pasar

Banjarsari adalah, Variasi dan Peralatan Mobil, Las dan Cat sedangkan

jenis barang dagangan lain seperti jenis barang dagangan sepatu dan

peralatan olah raga, pakaian, elektonik dan audi mobil, variasi dan

peralatan motor, barang lain-lain, dan konter masih menunjukkan

Page 97: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

penurunan omset di Pasar Klitikan Notoharjo dari pada saat berjualan di

Banjarsari.

Tabel. 4.11 Rata-rata Omset Pedagang Kaki Lima Menurut Jenis

Dagangan saat di Banjarsari dan di Notoharjo

No Jenis Dagangan Jumlah Responden

Rata-rata Omset / bulan (Rp.)

Notoharjo Banjarsari 1 Variasi dan

Peralatan Mobil 10 14.875.000 8.250.000

2 Las dan Cat 10 7.050.000 5.925.000

3 Sepatu dan Alat Olah Raga

10 3.395.000 3.550.000

4 Pakaian 10 2.700.000 4.080.000

5 Elektronik dan Audio Mobil

15 14.200.000 15.240.000

6 Variasi dan Peralatan Motor

30 8.100.000 9.991.666

7 Barang Rupa-rupa 10 5.800.000 7.450.000

8 Konter handphone 5 2.900.000 4.200.000

Sumber : Data Diolah 2011

jenis dagangan yang paling mengalami penurunan adalah jenis

dagangan pakaian. Hal ini dikarenakan di tempat baru yaitu di Pasar

Klitikan Notoharjo mengalami banyak penurunan permintaan atau omset

dikarenakan tempat dari Pasar Klitikan Notoharjo berada di pinggiran

Kota Surakarta dan menyebabkan berkurangnya jumlah konsumen

dikarenakan salah satu faktornya adalah tempat yang baru agak susah

untuk dijangkau dan lebih jauh sehingga memerlukan usaha yang lebih

untuk menuju ke pasar Klitikan, selain itu daerah yang baru juga

Page 98: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

merupakan daerah yang sedang berkembang maka diperlukan waktu dan

usaha dari pedagang dan khususnya bagi pemerintah Kota Surakarta

untuk dapat memulihkan keadaan pedagang yang telah direlokasi ke

kawasan Semanggi agar tujuan dari revitalisasi pedagang kaki lima di

Kawasan Banjarsari dapat berjalan sesuai dengan rencana, sehingga

dapat meningkatkan taraf kesejahteraan untuk masayarakat sekitar dan

khususnya bagi pedagang yang terrevitalisasi.

Tabel. 4.12 Persentase Perubahan Omset Pedagang Kaki Lima Menurut

Jenis Dagangan saat di Banjarsari dan di Notoharjo

No Jenis Dagangan Jumlah Responden

Persentase perubahan (%)

Omset/bulan 1 Variasi dan

Peralatan Mobil 10 80%

2 Las dan Cat 10 19%

3 Sepatu dan Alat Olah Raga

10 -4%

4 Pakaian 10 -34%

5 Elektronik dan Audio Mobil

15 -9%

6 Variasi dan Peralatan Motor

30 -13%

7 Barang Rupa-rupa 10 -22%

8 Konter handphone 5 -31%

Sumber : Data Diolah 2011

Variasi dan Peralatan Mobil mengalami peningkatan Kurang

lebih 80% dari omset penjualan pada saat di Banjarsari ini disebabkan

oleh beberapa factor antara lain; laju pertumbuhan kendaraan roda empat

Page 99: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

atau mobil di Kota Surakarta mengalami peningkatan, menurut beberapa

pedagang yang dikutip oleh penulis peningkatan pendapata ini

dikarenakan adanya permintaan dari showroom-showroom Mobil di

Kota Surakarta, Pasar mobil bekas di area Sriwedari hal ini yang

menyebabkan peningkatan omset untuk Variasi dan Peralatan Mobil di

Pasar Notoharjo begitu juga utuk jenis usaha las dan cat juga mengalami

peningkatan omset dikarenakan adanya permintaan dari variasi dan

peralatan mobil. Omset penjualan para pedagang kaki lima tersbut juga

dipengaruhi letak blok atau kios yang ditempatinya untuk berdagang,

semakin kedalam atau semakin kebelakang maka tingkat pendapatan atau

omsetnya juga akan semakin berkurang ini dikarenakan konsumen sudah

terserap di pedagang-pedagang bagian depan.

Pedagang Kaki Lima pada awal dipindah atau direlokasi juli

tahun 2006 omset di Pasar Notoharjo Semaggi rata-rata masih sangat

kecil, bahkan hal itu menyebabkan pedagang merugi karena hampir tidak

adanya omset pejualan, hal itu bahkan berlanjut sampai kurang lebih

kurun waktu 2 tahun setelah itu baru pendapatan menanjak, ini

dikarenakan masih kurang tahunya masyarakat akan keberadaan Pasar

klitikan Notoharjo yang secara letak memang jauh dari pusat kota atau

jauh dari daerah asal (Banjarsari). Pemerintah sangat berperan dalam

mempromosikan Pasar Klitikan Notoharjo melalui beberapa cara antara

lain; pemberian tanda jalan ke Pasar Klitikan Notoharjo, membuat

beberapa event untuk mengenalkan pasar Notoharjo kepada masyarakat,

Page 100: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

promosi dilakukan melalui beberapa media antara lain; media cetak

(Koran, poster, spanduk ,dll) dan media elektronik (Radio, televisi,

internet). Omset rata-rata pedagang mengalami penurunan tetapi masih

banyak pedagang yang memilih bertahan di Pasar Klitikan Notoharjo

dikarenakan mendapat fasilitas ruko, tempat sudah tetap,dan sudah

mendapat ijin usaha, selain mendapatkan fasilitas yang sudah disediakan

pedagang juga mendapat pinjaman modal dari kementrian perindustrian,

perdagangan dan koprasi pada awal berdirinya setiap pedagang

mendapatkan pinjaman modal sebesar Rp. 5.000.000,00 dengan angsuran

Rp.270.833,00 per bulan, dan sekarang dikelola oleh koprasi Pasar

Klitikan Notoharjo. Data yang diperoleh diatas belum dideflasikan,

dalam pendeflasian nilai tersebut penulis menggunkan indek harga

konsumen.

Angka indeks konsumen Kota Surakarta dimasukkan kedalam

hitungan dikarenakan untuk mencari nilai omset sekarang pada saat di

Banjarsari, data yang didapatkan penulis adalah data dari hasil

wawancara dengan pedagang di Pasar Klitikan Notoharjo Semanggi dan

data tersebut diasumsikan adalah data terakhir pada saat di Banjarsari

yaitu tahun 2006 maka untuk menyesuaikan dengan data pembanding

(data pada saat di Pasar Notoharjo) dan di asumsikan data omset di Pasar

Klitikan Notoharjo adalah data pada saat dilaksanakannya wawancara

yaitu tahun 2011. Angka indeks konsumen yang digunakan adalah angka

indeks Kota Surakarta dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.

Page 101: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Tabel. 4.13 IHK Kota Surakarta tahun 2007 s/d 2010

Tahun 2007 2008 2009 2010 Total IHK 5,51% 11,06% 2,78% 6,96% 26,31%

Sumber: BI Kota Surakarta, 2010

Metode yang digunakan adalah dengan mengkalikan total IHK

dari tahun 2007 s/d 2010 yaitu sebesar 26,31% dengan nilai omset saat di

Banjarsari.

Tabel. 4.14 Rata-rata Omset Pedagang Kaki Lima Menurut Jenis

Dagangan saat di Banjarsari (data dideflasikan) dan di Notoharjo

No Jenis Dagangan Jumlah Responden

Rata-rata Omset / bulan (Rp.)

Notoharjo Banjarsari dng IHK

1 Variasi dan Peralatan Mobil

10 14.875.000 10.420.575

2 Las dan Cat 10 7.050.000 7.483.867

3 Sepatu dan Alat Olah Raga

10 3.395.000 4.484.005

4 Pakaian 10 2.700.000 5.153.448

5 Elektronik dan Audio Mobil

15 14.200.000 19.249.644

6 Variasi dan Peralatan Motor

30 8.100.000 12.620.474

7 Barang Rupa-rupa 10 5.800.000 9.410.095

8 Konter handphone 5 2.900.000 5.305.020

Sumber : Data Diolah 2011

Nilai indek dari penghitungan dengan menggunakan angka indek

harga konsumen didapat angka sebesar 126,31% ini menunjukkan ada

penurunan nilai uang sebesar 26,31% dari saat pindah sampai sekarang,

maka dari itu nilai omset di Banjarsari dikalikan dengan hasil

penghitungan angka indek dan didapatkan hasil omset di Banjarsari yang

Page 102: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

telah disesuaikan yang dituliskan pada tabel diatas. Data yang telah

disesuaikan dengan data pembanding terdapat peningkatan nilai omset

penjualan di Banjarsari, dari data tabel diatas omset penjulan yang

mengalami peningkatan adalah jenis usaha variasi dan peralatan mobil, las

dan cat jenis usaha ini (variasi dan peralatan mobil, las dan cat) dengan

jarak waktu kurang lebih 5 tahun setelah direvitalisasi secara signifikan

telah mengalami peningkatan omset di Pasar klitikan Notoharjo dari pada

saat di Banjarsari, sedangkan jenis usaha lain seperti variasi dan peralatan

motor, sepatu dan alat olah raga, pakaian, elektronik dan audio mobil,

barang rupa-rupa, konter hendphone belum menunjukkan peningkatan

bahkan masih terlihat mengalami penurunan omset penjualan.

b. Variabel Keuntungan Pedagang

Keuntungan adalah jumlah penerimaan kotor atau Total Revenue

(TR) dikurangi oleh jumlah biaya pengeluaran atau Total Cost (TC).

Pendapatan / revenue pedagang adalah barang yang bisa terjual,

penggunaan jasa, sedangkan untuk biaya / cost adalah biaya tenaga kerja

dan pajak (retribusi, dan pungutan lainnya). Kolompok yang memiliki

atau mendapatkan Keuntungan yang terbanyak dan usahanya dapat

berkembang di pasar klitikan Notoharjo adalah kelompok pedagang

variasi dan peralatan mobil. Peneliti mengambil sampel 10 sampel untuk

variasi dan peralatan mobil, 10 sampel untuk las dan cat, 10 sampel

untuk sepatu dan peralatan olah raga, 10 sampel untuk pakaian, 15

sampel untuk elektronik dan audio mobil, 20 sampel untuk variasi dan

Page 103: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

peralatan motor, 10 sampel untuk barang rupa-rupa, dan 5 sampel untuk

koter handphone.

Tabel. 4.15 Rata-rata Keuntungan Pedagang Kaki Lima Menurut Jenis

Dagangan saat di Banjarsari dan di Notoharjo

No Jenis Dagangan Jumlah Responden

Rata-rata Keuntungan / bulan (Rp.)

Notoharjo Banjarsari 1 Variasi dan

Peralatan Mobil 10 2.975.000 1.650.000

2 Las dan Cat 10 1.410.000 1.185.000

3 Sepatu dan Alat Olah Raga

10 1.018.500 1.065.000

4 Pakaian 10 774.000 1.224.000

5 Elektronik dan Audio Mobil

15 2.840.000 3.048.000

6 Variasi dan Peralatan Motor

30 2.047.500 2.377.083

7 Barang Rupa-rupa 10 1.160.000 1.490.000

8 Konter Handphone 5 870.000 1.260.000

Sumber : Data Diolah 2011

Penerimaan keuntungan atau profit terbanyak dalam penelitian ini

adalah kelompok variasi dan peralatan mobil, secara rata-rata kelompok

yang mengalami peningkatan keuntungan di pasar klitikan Notoharjo

adalah kelompok dengan jenis dagangan variasi dan peralatan mobil, las

dan cat. Kedua kelompok ini adalah jenis usaha yang dapat berkembang

di pasar klitikan Notoharjo sesuai dengan omset yang diperolehnya maka

keuntungannya juga akan berkembang atau bergerak sesuai dengan

omsetnya. Dari 8 (delapan) jenis usaha yang sudah penulis kelompokkan

hanya 2 (dua) jenis usaha yang mengalami peningkatan keuntungan di

Page 104: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

pasar Notoharjo sedangkan 6 jenis dagangan mengalami penurunan

keuntungan hal ini disebabkan karena permintaan barang di Pasar

Klitikan Notoharjo tidak sebanyak permintaan pada saat di Banjarsari.

Permintaan di Pasar Notoharjo juga dipengaruhi oleh letak dari blok dan

kios pedagang semakin kedalam letak kios maka jumlah permintaannya

juga semakin berkurang. Keuntungan pedagang juga dipengaruhi oleh

jenis dagangannya merupakan barang baru atau barang bekas,

keuntungan pedagang yang menjual barang-barang baru lebih besar dari

pada pedagang yang menjual barang-barang bekas. Rata-rata Keuntungan

setiap bulan padagang di Pasar Notoharjo adalah antara Rp.700.000

sampai Rp. 3.000.0000, untuk rata-rata keuntungan pedagang variasi dan

peralatan mobil adalah sebesar Rp. 2.975.000,00 dengan jumlah

responden sebanyak 10 responden range keuntungan terendah

Rp.1.500.000 dan tertinggi adalah sebesar Rp. 5.000.000,00, rata-rata

keuntungan pedagang sepatu dan alat olah raga adalah sebesar Rp.

1.018.500,00 dengan range keuntungan terendah Rp.750.000 dan

tertinggi adalah sebesar Rp. 1.350.000,00, rata-rata keuntungan

kelompok terendah di Pasar Klitikan Notoharjo adalah kelompok yang

menjual pakaian dengan nilai rata-ratanya adalah sebesar Rp. 774.000,00

dengan jumlah responden adalah 10 responden dengan keuntungan

terendah untuk kelompok pakaian adalah sebesar Rp. 540.000 dan

tertinggi adalah sebesar Rp. 1.080.000. Di Pasar Klitikan Notoharjo

Semanggi pedagang terctat sebanyak 989 pedagang kaki lima yang

Page 105: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

merupakan pindahan dari daerah Banjarsari dan pada saat penelitian ini

tahun 2011 pedagang sudah 5 tahun menenpati tempat tersebut akan

tetapi kebanyakan pedagang di pasar Notoharjo masih banyak yang

mengalami penurunan keuntungan.

Tabel. 4.16 Persentase Perubahan Keuntungan Pedagang Kaki Lima

Menurut Jenis Dagangan saat di Banjarsari dan di Notoharjo

No Jenis Dagangan Jumlah Responden

Persentase perubahan (%)

Keuntungan/bulan 1 Variasi dan

Peralatan Mobil 10 80%

2 Las dan Cat 10 19%

3 Sepatu dan Alat Olah Raga

10 -4%

4 Pakaian 10 -37%

5 Elektronik dan Audio Mobil

15 -9%

6 Variasi dan Peralatan Motor

30 -12%

7 Barang Rupa-rupa 10 -22%

8 Konter handphone 5 -31%

Sumber : Data Diolah 2011

Jenis dagangan variasi dan peralatan mobil yang mengalami

peningkatan rata-rata keuntungan sebesar 80% (dari hasil pengolahan

data primer), sedangkan yang mengalami penurunan keuntungan terbesar

terdapat jenis usaha pakaian yang mengalami penurunan pendapatan

sebesar -37% dari keuntungan sebelumnya pada saat masih di Banjarsari.

Penurunan keuntungan ini disebabkan berkurangnya permintaan akan

barang tersebut di Pasar Klitikan Notoharjo Semanngi. Berkurangnya

pendapatan juga dipengaruhi oleh jumlah konsumen, hal ini

Page 106: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

disebabkannya jauhnya lokasi pasar Klitikan Notoharjo dari pusat bisnis

di Kota Surakarta ditambah karena daerahnya merupakan daerah

pinggiran kota maka akses menuju ke lokasi juga kurang seperti akses

jalan masuk dan angkutan umum yang menuju ke Pasar Notoharjo. Data

diatas merupakan data yang dihimpun pada saat wawancara (2011) dan

data keuntungan di banjarsari masih diasumsikan data pada tahun

terakhir di banjar sari yaitu tahun 2006 untuk menyetarakan dengan data

pembanding pada saat di Notoharjo maka diperlukan penghitungan

dengan angka indek. Rumus yang digunakan adalah sama pada saat

menghitung omset yaitu dengan menggunakan indek harga konsumen

dari tahun 2007s/d 2010. Nilai indek dari penghitungan dengan

menggunakan angka indek harga konsumen didapat angka sebesar

126,31% ini menunjukkan ada penurunan nilai uang sebesar 26,31% dari

saat pindah sampai sekarang, maka dari itu nilai keuntungan di Banjarsari

dikalikan dengan hasil penghitungan angka indek dan didapatkan hasil

keuntungan di Banjarsari yang telah disesuaikan yang dituliskan pada

tabel 4.17 (rata-rata keuntungan pedagang kaki lima menurut jenis

dagangan saat di Banjarsari (data disesuaikan) dan di Notoharjo). Data di

Banjarsari yang telah disesuaikan atau yang telah dideflasikan terdapat

peningkatan nilai sehingga menyebabkan semakin jauhnya perbaedaan

pendapatan bersih (profit) pedagang antara di Notoharjo dan pada saat di

banjarsari.

Page 107: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Tabel. 4.17 Rata-rata Keuntungan Pedagang Kaki Lima Menurut Jenis Dagangan saat di Banjarsari (data disesuaikan) dan di Notoharjo

No Jenis Dagangan Jumlah Responden

Rata-rata Keuntungan / bulan (Rp.)

Notoharjo Banjarsari dng IHK

1 Variasi dan Peralatan Mobil

10 2.975.000 2.084.115

2 Las dan Cat 10 1.410.000 1.496.773

3 Sepatu dan Alat Olah Raga

10 1.018.500 1.345.201

4 Pakaian 10 774.000 1.546.034

5 Elektronik dan Audio Mobil

15 2.840.000 3.849.928

6 Variasi dan Peralatan Motor

30 2.047.500 3.002.493

7 Barang Rupa-rupa 10 1.160.000 1.882.019

8 Konter Handphone 5 870.000 1.591.506

Sumber : Data Diolah 2011

Rata-rata dari hasil penghitungan rata-rata keuntungan pedagang

(profit) mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan pedagang belum

secara maksimal dapat beradaptasi dengan keadaan di Pasar Klitikan

Notoharjo sehingga diperlukan peran pemerintah melalui dinas terkait

untuk melakukan kajian terhadap pedagang agar pendapatan bersih atau

keuntungan pedagang dapat meningkat sehingga kesejahteraan

pedagangpun dapat tercapai, dengan peningkatan kesejahteraan pedagang

maka dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian untuk daerah

sekitar khususnya daerah disekitar Pasar Notoharjo. selain meningkatkan

pertumbuhan perekonomian pemaksimalan program revitalisasi PKL

yang direalisasikan dengan relokasi pedagang kaki lima dapat

meningkatkan penawaran tenaga kerja.

Page 108: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

c. Variabel Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor dari faktor produksi,

faktor prodiksi dalah input-input yang digunakan oleh produsen untuk

memprodusi barang dan jasa (Mankiw, 2006). Rata-rata jumlah tenaga

kerja yang dipekerjakan di Pasar Notoharjo antara 1-5 orang pekerja jenis

usaha ini digolongkan kedalam industri kecil dikarenakan memiliki

pekerja kurang dari 20 orang

Tabel. 4.18 Rata-rata Jumlah Pekerja yang dimiliki Pedagang Kaki Lima Menurut Jenis Dagangan saat di Banjarsari dan di Notoharjo

No Jenis Dagangan Jumlah Responden

Rata-rata Tenaga Kerja (orang)

Notoharjo Banjarsari

1 Variasi dan Peralatan Mobil 10 3 2

2 Las dan Cat 10 2 1

3 Sepatu dan Alat Olah Raga 10 1 1

4 Pakaian 10 1 1

5 Elektronik dan Audio Mobil 15 2 2

6 Variasi dan Peralatan Motor 30 2 3

7 Barang Lain-lain 10 1 2

8 Konter 5 1 2

Sumber : Data Diolah 2011

Pekerja yang digunakan atau dipekerjakan oleh tiap-tiap

pedagang di Pasar Notoharjo kurang dari 10 orang atau pekerja,

kebanyakan usaha ini dikerjakan sendiri atau dengan keluarga sehingga

sistem pembayaran upah tenaga kerjanya belum mengacu kepada standar

pengupahan dan kebanyakan dari para pedagang di Pasar Notoharjo

Page 109: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

menggunakan system pembayaran tenaga kerjanya dengan system

kekeluargaan atau istilah yang sering digunakan oleh pedagang di Pasar

Notoharjo dengan istilah “sambatan”. Dari segi jumlah pekerja banyak

pedagang di Pasar klitikan Notoharjo yang merupakan pindahan PKL

dari Banjarsari mengurangi jumlah tenaga kerjanya atau karyawannya di

karenakan omset pedagang tersebut mengalami penurunan.

Tabel. 4.19 Rata-rata Hari Orang Kerja (HOK) Pedagang Kaki

Lima Menurut Jenis Dagangan saat di Banjarsari dan di Notoharjo

No Jenis Dagangan Jumlah Responden

Rata-rata HOK (HOK) Notoharjo Banjarsari

1 Variasi dan Peralatan Mobil 10 3,51 1,94

2 Las dan Cat 10 2,06 1,45

3 Sepatu dan Alat Olah Raga 10 1,21 1,57

4 Pakaian 10 1,21 1,21

5 Elektronik dan Audio Mobil 15 2,30 2,90

6 Variasi dan Peralatan Motor 30 2,81 3,03

7 Barang Lain-lain 10 1,69 2,18

8 Konter 5 1,21 2,18

Sumber : Data Diolah 2011

Data HOK (Hari Orang Kerja) di dapatkan dengan menggunakan

rumus 1 HOK = 7 jam kerja. di Pasar Kltikan Notoharjo rata-rata jam

buka dari jam 08.00 – 16.30 jadi rata-rata jam kerjanya kurang lebih 8,5

jam atau jika dihitung dengan menggunakan HOK maka didapatkan nilai

1,21 HOK. Nilai HOK yang telah didapatkan dikalikan jumlah pekerja

Page 110: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

yang dipekerjakan dan didapatkan hasil pada tabel 4.18 (Rata-rata Hari

Orang Kerja (HOK) Pedagang Kaki Lima Menurut Jenis Dagangan saat

di Banjarsari dan di Notoharjo), dari data di tabel didapatkan nilai rata-

rata HOK menurut jenis dagangan. Nilai HOK yang mengalami

peningkatan di Pasar Klitikan Notoharjo dibandingkan pada saat di

Banjarsari adalah jenis usaha variasi dan peralatan mobil, las dan cat dan

rata-rata jenis usaha lain masih mengalami penurunan nilai HOK.

d. Variabel Kuantitas Penjualan Barang

Kuantitas penjualan barang juga dapat diartikan banyaknya

barang yang dapat dijual oleh pedagang kepada konsumen, dalam

penelitian ini penulis menghitung jumlah barang yang dijual dalam satu

bulan. Dari segi kuantitas atau jumlah barang yang dijual kepada

konsumen di Pasar Notoharjo mengalami penurunan kuantitas.

Peningkatan atau penurunan kuantitas barang yang dijual dipengaruhi

oleh beberapa faktor anatara lain banyaknya pengunjung di Pasar

Notoharjo, harga barang, dan kualitas barang. Barang-barang yang dijual

di Pasar Klitikan Notoharjo kebanyakan adalah barang pelengkap

(Komplementer) seperti onderdil kendaraan bermotor, onderdil alat

elektronik, jadi peningkatan kuantitas penjualan barang juga dipengaruhi

oleh perkembangan indutri terkait salah satu contohnya adalah

perkembangan kendaraan roda 4 (mobil) akan meningkatkan permintaan

akan variasi dan perlengkapan mobil hal tersebut akan meningkatkan

kuantitas barang yang dapat dijual oleh pedagang.

Page 111: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Tabel. 4.20 Rata-rata Kuantitas Barang yang Terjual

Pedagang Kaki Lima Menurut Jenis Dagangan saat di Banjarsari

dan di Notoharjo

No Jenis Dagangan Jumlah Responden

Rata-rata Q brng yg terjual / bln

(buah/item) Notoharjo Banjarsari

1 Variasi dan Peralatan Mobil

10 16 10

2 Las dan Cat 10 9 8

3 Sepatu dan Alat Olah Raga

10 72 79

4 Pakaian 10 54 82

5 Elektronik dan Audio Mobil

15 14 16

6 Variasi dan Peralatan Motor

30 75 93

7 Barang Lain-lain 10 28 37

8 Konter 5 12 21

Sumber : Data Diolah 2011

Rata-rata kuantitas barang yang dijual di Pasar Klitikan Notoharjo

mengalami penurunan, secara kuantitas barang dagangan yang paling

banyak terjual adalah jenis dagangan variasi dan peralatan kendaraan

bermotor besarnya adalah 93 item/barang dalam satu bulan yang terjual

pada saat di Banjarsari, dan mengalami penurunan menjadi 75

item/barang dalam satu bulan pada saat di Pasar klitikan Notoharjo

Semanggi. Hampir rata-rata kuantitas penjualan di Pasar Klitikan

Notoharjo mengalami penurunan di bandingkan pada saat di Banjarsari

namun jenis usaha yang sudah mengalami peningkatan adalah jenis

usaha variasi dan peralatan mobil, las dan cat, peningkatan pada jenis

Page 112: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

usaha ini dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain peningkatan

permintaan otomotif khususnya mobil di Kota Surakarta.

e. Variabel Pungutan Retribusi dan Pungutan Pasar

Pungutan retribusi daearah adalah pungutan daerah yang tidak

hanya didasarkan atas objeknya, tetapi juga berdasarkan perbedaan atas

pendekatan tarif. Penelitian ini variabel retribusi yang digunakan adalah

pungutan yang dibayarkan oleh pedagang kepada pemerintah. Pasar

Klitikan Notoharjo membagi tarif retribusinya menjadi 3 (tiga) tarif,

pembedaan tarif retribusi dikarenakan pemakaian listrik tiap pedagang

berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan pedagang.

Tabel. 4.21 Tarif pungutan listrik menurut Penggunaan di Pasar Klitikan Notoharjo per bulan

Tarif penggunaan Listrik Biaya

Non Amper Rp. 0

½ Amper Rp. 660/ hari

1 Amper Rp.1.270/hari

Sumber: Kantor lurah Pasar Klitikan Notoharjo

Selain pungutan tarif listrik pedagang di pasar notoharjo juga

masih dibebani beberapa pungutan yang sudah ditentukan antara lain;

retriusi pasar sebesar Rp. 1.125/hari, pemakaian listrik lingkungan

sebesar Rp. 600/hari, kebersihan sebesar Rp. 180/hari, keamanan

Rp.13.000/bulan, parkir Rp. 10.000/bulan. Total pengeluaran pedagang

yang harus dikeluarakan untuk pembayaran retribusi dan pungutan

pasar sebesar Rp. 80.150 per bulan untuk pemakaian listrik non amper,

Page 113: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Rp.99.950 per bulan untuk pemakaian listrik ½ amper, dan Rp.118.250

untuk pemakaian listrik 1 amper. Pungutan pasar pada saat di Banjarsari

sebesar Rp.1.000, pungutan tersebut sudah termasuk biaya karcis pasar,

kebersihan dan parkir per harinya. Tarif pungutan pasar di pasar

banjarsari yaitu air bersih, listrik lingkungan dengan tarif yang berbeda-

beda, besarnya pengeluran rata-rata tiap bulan Pedagang pada saat di

Banjarsari adalah sebesar Rp.40.500,00 sampai dengan Rp. 63.000,00

dalam satu bulan.

Tabel. 4.22 Rata-rata Retribusi dan Pungutan Pasar Yang

dibayarkan Pedagang tiap bulan saat di Banjarsari dan di Notoharjo

No ketrangan Jumlah Responden

Rata-rata pungutan / bln (Rp)

Notoharjo Banjarsari 1 Retribusi dan

Pungutan Pasar 100 103.247 51.645

Sumber : Data Diolah 2011

Reribusi dan pungutan pasar di Pasar Klitikan Notoharjo

mengalami peningkatan sebesar 99,92% dari besarnya pungutan pada saat

di Banjarsari. Besarnya pungutan di Pasar klitikan Notoharjo dikarenakan

untuk biaya peningkatan dan perawatan fasilitas-fasilitas pasar yang

sudah disiapkan untuk menunjang kegiatan para pedagang. Pemerintah

Kota Surakarta menargetkan pendapatan Pasar Klitikan Notoharjo adalah

sebesar Rp. 1.715.128.000/ tahun dan realisasi pada desember 2010 adalah

sebesar Rp. 534.297.230 dengan persentase pencapaian target sebesar

31,15% (DPP Kota Surakarta,2011) . Penghitungan nilai retribusi dan

Page 114: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

pungutan pasar juga mengalami penurunan nilai uang sehingga diperlukan

pendeflasian agar sesuai dengan data pembanding pendeflasian juga

menggunakan indeks harga konsumen Kota Surakarta.

Tabel.4.23 Rata-rata Retribusi dan Pungutan Pasar Yang dibayarkan

Pedagang saat di Banjarsari (data disesuaikan) dan di Notoharjo

No ketrangan Jumlah Responden

Rata-rata pungutan / bln (Rp)

Notoharjo Banjarsari dng IHK

1 Retribusi dan Pungutan Pasar

100 103.247 65.233

Sumber : Data Diolah 2011

Perbedaan yang mencolok antara retibusi dan pungutan pasar saat

di Notoharjo dan saat di Banjarsari di kerenakan di Pasar Klitikan

Notoharjo pedagang sudah mendapatkan fasilitas yang jauh lebih baik dari

pada saat di Banjarsari yang berupa bangunan tetap, lokasi pasar yang

lengkap dengan fasilitas-fasilitas penunjang kegiatan pasar dan perijinan

yang jelas dan lebih baik dari pada saat di Banjarsari. Dari hasil observasi

dan wawancara masih ditemui keluhan-keluhan dari beberapa pedagang

dengan jumlah pungutan yang lebih besar akan tetapi pendapatan

pedagang itu sendiri menurun. Banyak pedagang di Pasar Klitikan

Notoharjo mengaku keberatan akan kenaikan tarif retribusi dan pungutan

pasar akan tetapi pedagang juga tetap memilih berjualan di Pasar Klitikan

Notoharjo dikarenakan di pasar Notoharjo mereka sudah mendapatkan

tempat yang tetap bangunannya sudah permanen dan sudah mendapatkan

ijin resmi dari pemerintah.

Page 115: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

2. Hasil Analisis Uji t (Paired Sample t Test)

Penelitian ini menggunakan software SPSS Versi 17 dalam

menganalisis Dampak Revitalisasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan

Banjarsari Surakarta. Uji yang akan dilakukan adalah uji t (Paired Sample t

Test) adalah uji t untuk dua sampel yang berpasangan. Sampel yang

berpasangan diartikan sebagai sampel dengan subyek yang sama namun

mengalami perlakuan dan pengukuran yang berbeda. Tingkat kepercayaan

yang digunakan adalah sebesar 95%. Data yang digunakan adalah data di

Banjarsari yang telah disesuaikan dengan data pembandingnya (di

Notoharjo) dengan menggunakan penghitungan angka indeks. Angka indeks

yang digunakan adalah angka indek harga konsumen (IHK). Data yang

dideflasikan adalah data omset penjualan, keuntungan, dan retribusi dan

pungutan pasar.

a. Omset Penjualan

Penelitian ini terdapat rata-rata omset pedagang kaki lima saat di

Banjarsari maupun di Notoharjo, rata-rata omset pedagang kaki lima pada

saat di Banjarsari dengan IHK adalah Rp. 10.634.038,90 sedangkan omset

pada saat di Pasar Klitikan Notoharjo adalah sebesar Rp. 8.087.000,00.

Omset antara Kawasan Banjarsari yang sudah dimasukkan IHK dengan

Pasar Klitikan Notoharjo memiliki perbedaan rata-rata atau beda mean

sebesar - Rp.2.547.038,90 hal ini menunjukkan terjadi penurunan omset di

Page 116: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Pasar Klitikan Notoharjo atau omset penjualannya lebih banyak di

Kawasan Banjarari.

Tabel. 4.24 Hasil Uji Beda Rata-rata Berpasangan untuk Omset Penjualan (per bulan)

Lokasi N Rata-rata omset (Rp)

Correlation Sig. t df Sig (2 tailed)

Notoharjo 100 8.087.000 0,745 0,00 -6,447 99 0,000 Bajarsari 100 10.634.038,9

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Korelasi antara kedua variabel menghasilkan nilai 0,745 dengan

signifikansi output sebesar 0,00 < 0,05 berarti korelasi antara omset di

banjarsari dan di Notoharjo sangat erat kaitannya dan berhubungan secara

nyata. Nilai Probabilitas menunjukkan nilai 0,00 (Prob < 0,05) dan nilai t

hitung menghasilkan nilai sebesar - 6,447 (t tabel pada α : 5%; df : 100-1 :

99, diperoleh nilai 1,984),

t hitung (-6,447)

H0 diterima

H0 ditolak H0 ditolak

-t α/2 (-1,984) t α/2 (1,984) Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Gambar. 4.5 uji 2 fihak variabel omset penjualan

Hasil tabel mendapatkan hasil t hitung > (lebih besar dari) t tabel

dengan uji 2 (dua) pihak maka H0 ditolak atau H diterima sehingga rata-

rata sampel omset penjualan saat masih di Banjarsari dan setelah pindah di

Page 117: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Pasar Klitikan Notoharjo mengalami perubahan secara nyata dengan beda

mean sebesar - Rp.2.547.038,90 perbedaan ini mempunyai range antara

lower/batas bawah dengan nilai –Rp. 3.330.911,99 dan upper/ batas

atasnya -Rp.1.7631.165,80. Uji t menerima H menunjukkan perbedaan

mean -Rp.2.547.038,90 cukup berarti untuk menyatakan bahwa

perpindahan pedagang dari Banjarsari Ke Pasar Klitikan Notoharjo

mempengaruhi Omset pedagang dalam hasil penghitungan ini

menunjukkan nilai negative (-) ini menunjukkan bahwa omset di Pasar

Klitikan Notoharjo mengalami penurunan Omset penjualan jika

dibandingkan pada saat di Banjarsari. Hal ini disebabkan oleh beberapa

faktor antara lain jumlah konsumen yang tidak sebanyak pada saat di

Banjarsari.

b. Keuntungan Pedagang

Rata-rata keuntungan pedagang pada saat di Banjarsari (2006) dan

nilainya sudah disetarakan dengan data pada saat di Notoharjo (2011)

dengan memasukkan IHK kedalam hitungan. Nilai keuntungannya adalah

sebesar Rp.2.393.227,15 dan pada saat observasi keuntungan pedagang di

pasar Notoharjo sebesar Rp.1.817.500, jadi terdapat perbedaan keuntungan

anatara pasar Banjarsari dengan Pasar Klitikan Notoharjo Semanggi

sebesar -Rp.575.727,15 , tanda negatif pada beda mean tersebut

menunjukkan bahwa nilai keuntungan pedagang di Pasar Klitikan

Notoharjo mengalami penurunan.

Page 118: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Tabel. 4.25 Hasil Uji Beda Rata-rata Berpasangan untuk keuntungan Penjualan Pedagang (per bulan)

Lokasi N Rata-rata Keuntungan (Rp)

Correlation Sig. T df Sig (2 tailed)

Notoharjo 100 1.817.500 0,727 0,00 -7,017 99 0,006 Banjarsari 100 2.393.227,15Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Keuntungan yang didapatkan oleh pedagang antara Kawasan

Banjarsari dengan Pasar Klitikan Notoharjo memiliki perbedaan rata-rata

atau beda mean sebesar -Rp.575.727,15 ini menunjukkan bahwa

keuntungan pedagang yang sekarang menempati Pasar Klitikan Notoharjo

Semanggi mengalami penurunan jika dibandingkan dengan keuntungan

pada saat di Banjarsari. hal ini disebabkan karena berkurangnya jumlah

omset di Notoharjo. Korelasi antara kedua variabel menghasilkan nilai

0,727 dengan signifikansi output sebesar 0,00 < 0,05 berarti korelasi

antara keuntungan di banjarsari dan di Notoharjo sangat erat kaitannya dan

berhubungan secara nyata. Nilai Probabilitas menunjukkan nilai 0,000

(Prob > 0,05) dan nilai t hitung menghasilkan nilai sebesar - 7,017 (t tabel

pada α : 5%; df : 100-1 : 99, diperoleh nilai 1,984), Hasil tabel

mendapatkan hasil t hitung > (lebih besar dari) t tabel maka H0 ditolak

atau H diterima sehingga rata-rata sampel keuntungan penjualan saat

masih di Banjarsari dan setelah pindah di Pasar Klitikan Notoharjo

mengalami perubahan secara nyata

t hitung (-7,017)

H0 diterima

Page 119: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

H0 ditolak H0 ditolak

-t α/2 (-1,984) t α/2 (1,984)

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Gambar. 4.6 uji 2 fihak variabel keuntungan

Beda mean sebesar -Rp.575.727,15 perbedaan ini mempunyai

range antara lower/batas bawah dengan nilai - Rp.738.519,61 dan upper/

batas atasnya -Rp.412.934,69 Uji t yang menolak H0 menunjukkan

perbedaan -Rp.575.727,15 cukup berarti untuk menyatakan bahwa

perpindahan pedagang dari Banjarsari Ke Pasar Klitikan Notoharjo

mempengaruhi keuntungan pedagang hal ini juga ditunjukkan t hitung

lebih besar dari pada t tabel sehingga menyebabkan H1 diterima dengan

hipotesis bahwa keuntungan mengalami perubahan secara signifikan

dengan hasil t hitung -7,017 menunjukkan perubahan yang negatif atau

menunjukkan adanya penurunan keuntungan pedagang di Pasar Klitikan

Notoharjo Semanggi.

c. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja secara rata-rata tidak mengalami perubahan

secara signifikan perubahan jumlah pekerja yang dimiliki antara1-3 orang

saja. Rata-rata jumlah tenaga kerja yang dimiliki sekarang (di Pasar

Klitikan Notoharjo) mengalami penurunan dari jumlah tenaga kerja

sebelumnya saat masih di Banjarsari. Jenis usaha yang mengalami

penurunan antara lain jenis usaha variasi dan peralatan motor, pakaian,

Page 120: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

sepatu dan alat olah raga, barang rupa-rupa, dan konter handphone,

penurunan jumlah tenaga kerja dikarenakan salah satu faktornya adalah

berkurangnya omset penjualan.

Tabel. 4.26 Hasil Uji Beda Rata-rata Berpasangan untuk HOK

Lokasi N Rata-rata TK (orang)

Correlation Sig. t df Sig (2 tailed)

Notoharjo 100 2,19 0,464 0,00 - 0,872 99 0,385 Banjarsari 100 2,28

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Penghitungan variabel tenaga kerja antara Kawasan Banjarsari

dengan Pasar Klitikan Notoharjo menggunakan satuan HOK (Hari Orang

Kerja) 1 HOK = 7 jam kerja, di Pasar banjarsari maupun Pasar Klitikan

Notoharjo jam buka – jam tutup antara jam 08.00 sd 16.30 atau jam kerja

sekitar 8,5 jam dalam 1 hari, jika dithitung dalam satuan HOK maka

nilainya adalah 1,21 HOK (8,5 jam/7jam). Variabel tenaga kerja memiliki

perbedaan rata-rata atau beda mean sebesar -0,096 perbedaan meannya

sangat kecil maka perbedaan tersebut dianggap tidak ada, walau secara

nyata jumlah tenaga kerja yang dihitung dengan satuan HOK lebih banyak

di Kawasan Banjarari. Korelasi antara kedua variabel menghasilkan nilai

0,522 dengan signifikansi output sebesar 0,00 < 0,05 berarti korelasi

antara jumlah tenaga kerja di banjarsari dan di Notoharjo sangat erat

kaitannya dan berhubungan secara nyata. Nilai Probabilitas menunjukkan

nilai 0,385 (Prob > 0,05) dan nilai t hitung yang di hitung dengan

Page 121: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

menggunakan soft ware spss 17 menghasilkan nilai sebesar -0,872 (t tabel

pada α : 5%; df : 100-1 : 99, diperoleh nilai 1,984),

t hitung (-0,872)

Ho diterima

Ho ditolak Ho ditolak

-t α/2 (-1,984) t α/2 (1,984)

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Gambar. 4.7 uji 2 fihak variabel Tenaga Kerja

Hasil tabel mendapatkan hasil t hitung < (lebih keci dari) t tabel

maka Ho diterima atau H ditolak sehingga rata-rata sampel jumlah tenaga

kerja saat masih di Banjarsari dan setelah pindah di Pasar Klitikan

Notoharjo tidak mengalami perubahan secara nyata. Akan tetapi terdapat

beda mean sebesar - 0,096 perbedaan ini mempunyai range antara

lower/batas bawah dengan nilai - 0,317 dan upper/ batas atasnya 0,123.

Uji t yang menolak H menunjukkan perbedaan 0,96 dengan range > 0

sampai 0,123 tidak cukup berarti untuk menyatakan bahwa perpindahan

pedagang dari Banjarsari Ke Pasar Klitikan Notoharjo mempengaruhi

Jumlah tenaga kerjanya yang dihitung dengan HOK.

d. Kuantitas Penjualan Barang

Rata-rata Kuantitas barang yang dapat terjual oleh pedagang di

Pasar Klitikan Notoharjo rata-rata mengalami penururunan. Nilai rata-rata

kuantitas (jumlah barang yang terjual) di Pasar Klitikan Notoharjo adalah

sebanyak 42,82 dibulatkan menjadi 43 barang dalam satu bulan,

Page 122: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

sedangkan di Banjarsari rata-rata barang yang terjual adalah sebanyak

54,08 dan dibulatkan menjadi 54 barang dalam satu bulan.

Tabel. 4.27 Hasil Uji Beda Rata-rata Berpasangan untuk Kuantitas

Barang yang Terjual (per bulan)

Lokasi N Q Rata-rata (barang)

Correlation Sig. t df Sig (2 tailed)

Notoharjo 100 42,82 0,887 0,00 -5,778 99 0,00 Banjarsari 100 54,08 Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Jumlah kuantitas barang yang dapat terjual antara Kawasan

Banjarsari dengan Pasar Klitikan Notoharjo memiliki perbedaan rata-rata

atau beda mean sebesar -11,25 perbedaan meannya yang cukup terlihat

perbedaannya antara di Banjarsari dengan Pasar Klitikan Notoharjo.

Korelasi antara kedua variabel menghasilkan nilai 0,887 dengan

signifikansi output sebesar 0,00 < 0,05 berarti korelasi antara jumlah

kuantitas barang yang terjual di banjarsari dan di Notoharjo sangat erat

kaitannya dan berhubungan secara nyata. Nilai Probabilitas menunjukkan

nilai 0,00 (Prob > 0,05) dan nilai t hitung yang dihitung dengan software

spss 17 menghasilkan nilai sebesar -5,778 (t tabel pada α : 5%; df : 100-1 :

99, diperoleh nilai 1,984), Hasil tabel mendapatkan hasil t hitung > (lebih

besar dari) t tabel maka Ho ditolak atau H diterima sehingga rata-rata

sampel kuantitas barang yang dapat terjual saat masih di Banjarsari dan

setelah pindah di Pasar Klitikan Notoharjo mengalami perubahan secara

nyata.

t hitung (-5,778)

Page 123: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Ho diterima

Ho ditolak Ho ditolak

-t α/2 (-1,984) t α/2 (1,984)

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Gambar. 4.8 uji 2 fihak variabel kuantitas barang yang terjual

Perbedaan ini mempunyai range antara lower/batas bawah dengan

nilai -15,120 dan upper / batas atasnya. -7,389. Ini menunjukkan

permintaan akan barang di Pasar Klitikan Notoharjo mengalami penurunan

secara kuantitas jika di bandingkan ketika masih di Banjarsari.

e. Pungutan Retribusi dan Pungutan Pasar

Penelitian ini terdapat rata-rata pungutan retribusi dan pasar yang

dibayarkan oleh pedagang kaki lima saat di Banjarsari maupun di Pasar

Klitikan Notoharjo, rata-rata retribusi dan punguta pasar pedagang kaki

lima pada saat di Banjarsari adalah Rp. 65.232,80 / bulan (data telah

disesuaikan/ telah dideflasikan dengan IHK) sedangkan pada saat di Pasar

Klitikan Notoharjo adalah sebesar Rp. 103.247,00. Terdapat penigkatan

pungutan retribusi dan pasar saat di pasar Klitikan Notoharjo besarnya

peningkatan adalah sebesar Rp. 38.014,20 ini dikarenakan fasilitas yang

terdapat di Pasar Klitikan Notoharjo jauh lebih baik dan lebih tertata

secara rapi tempat maupun secara perijinannya.

Tabel. 4.28 Hasil Uji Beda Rata-rata Berpasangan untuk Pungutan

Retribusi dan Pungutan Pasar (per bulan)

Lokasi N Rata-rata Correlation Sig. t df Sig (2

Page 124: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

ret (Rp) tailed)Notoharjo 100 103.247 0,109 0,282 23,961 99 0,00 Banjarsari 100 65.232,80

Sumber : Analisis Data Primer, data diolah, 2011

Jumlah pungutan retribusi dan pungutan pasar antara Kawasan

Banjarsari dengan Pasar Klitikan Notoharjo memiliki perbedaan rata-rata

atau beda mean sebesar Rp. 38.014,20 perbedaan meannya yang cukup

terlihat perbedaannya antara di Banjarsari dengan Pasar Klitikan

Notoharjo hal ini disebabkan perbedaan penetapan jumlah retribusi dan

pungutan pasar yang dibebankan kepada pedagang. Biaya ini digunakan

untuk biaya perawatan fasilitas dan operasional pasar. Biaya penetapan

retribusi dan pungutan pasar lebih tinggi di Pasar Klitikan Notoharjo

dikarenakan fasilitas dan tempat pasar yang jauh lebih bagus dan tertata

dari pada saat di Banjarsari yang terkesan masih liar dan tempat yang

digunakan saat di Banjarsari merupakan tempat untuk umum bukan tempat

yang disediakan untuk berdagang sehingga para pedagang belum

mendapat ijin usaha dari pemerintah, dan hal ini yang menyebabkan

peningkatan jumlah retribusi dan pungutan pasarnya. Korelasi antara

kedua variabel menghasilkan nilai 0,109 dengan signifikansi output

sebesar 0,282 > (lebih besar) dari 0,05 berarti korelasi antara jumlah

pungutan pasar dan retribusi di banjarsari dan di Pasar Klitikan Notoharjo

tidak ada kaitannya dan tidak berhubungan secara nyata. Nilai Probabilitas

menunjukkan nilai 0,00 (Prob > 0,05) dan nilai t hitung menghasilkan nilai

sebesar 23,961 (t tabel pada α : 5%; df : 100-1 : 99, diperoleh nilai 1,984),

Page 125: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

t hitung (23,961)

Ho diterima

Ho ditolak Ho ditolak

-t α/2 (-1,984) t α/2 (1,984)

Sumber : Analisis Data Primer, 2011

Gambar. 4.9 uji 2 fihak variabel Pungutan Retribusi dan Pungutan Pasar

Hasil tabel mendapatkan hasil t hitung > (lebih besar) t tabel maka

Ho ditolak atau H diterima sehingga rata-rata sampel pungutan pasar dan

retribusi saat masih di Banjarsari dan setelah pindah di Pasar Klitikan

Notoharjo mengalami perubahan secara nyata. Perbedaan ini mempunyai

range antara lower/batas bawah dengan nilai 34.866,21 dan upper / batas

atasnya 41.162,18.

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 126: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

E. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dengan mengunakan metode uji t (Paired sample t

test) menggunakan software spss 17 dapat disimpulkan dampak revitalisasi

Pedagang Kaki Lima di Kawasan Banjarsari dan sekarang direlokasi di Pasar

Klitikan Notoharjo Semanggi berpengaruh terhadap omset, keuntungan,

jumlah tenaga kerja, kuantitas barang yang dijual dan retribusi dan pungutan

pasar. Hasil anailisis sebagai berikut :

1. Variabel Omset Penjualan Pedagang

Variabel omset penjualan pedagang sebelum dan sesudah revitalisasi

dan relokasi Pedagang Kaki Lima di kawasan banjarsari ke Pasar Klitikan

Notoharjo menunjukkan perbedaan secara nyata pada tahun pengamatan.

Nilai dari t hitung menunjukkan nilai yang negatif hal ini menunjukkan

adanya penurunan omset di Pasar Notoharjo jika di bandingkan dengan

jumlah omset ketika di Banjarsari.

2. Variabel Keuntungan Pedagang

Variabel keuntungan pedagang sebelum dan sesudah revitalisasi dan

relokasi Pedagang Kaki Lima di kawasan banjarsari ke Pasar Klitikan

Notoharjo menunjukkan perbedaan secara nyata pada tahun pengamatan.

Nilai dari t hitung menunjukkan nilai yang negatif hal ini menunjukkan

adanya penurunan keuntungan di Pasar Notoharjo jika di bandingkan dengan

jumlah omset ketika di Banjarsari.

Page 127: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

3. Variabel Jumlah Tenaga Kerja

Variabel jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah revitalisasi dan

relokasi yang dihitung dengan satuan HOK (Hari Orang Kerja) tidak

menunjukkan perbedaan secara nyata pada tahun pengamatan. Revitalisasi

dan relokasi kurang berpengaruh atau tidak ada perbedaan secara signifikan

terhadap jumlah tenaga kerja antara sebelum dan sesudah direvitalisasi dan

direlokasi.

4. Variabel Kuantitas Barang yang dijual

Variabel kuantitas barang yang dijual sebelum dan sesudah revitalisasi

dan relokasi Pedagang Kaki Lima di kawasan banjarsari ke Pasar Klitikan

Notoharjo menunjukkan perbedaan secara nyata pada tahun pengamatan.

Nilai dari t hitung menunjukkan nilai yang negatif hal ini menunjukkan

adanya penurunan kuantitas penjualan di Pasar Notoharjo jika di bandingkan

dengan jumlah omset ketika di Banjarsari.

5. Variabel Pungutan Pasar dan Retribusi

Variabel pungutan pasar dan retribusi secara signifikan mengalami

perubahan antara sebelum dan sesudah revitalisasi dan relokasi Pedagang

Kaki Lima di kawasan banjarsari ke Pasar Klitikan Notoharjo menunjukkan

perbedaan secara nyata pada tahun pengamatan.

F. Saran

Page 128: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

Revitalisasi Pedagang Kaki Lima di kawasan Banjarsari Kota

Surakarta merupakan program pemerintah Kota Surakarta dalam penataan

ulang tata ruang dan perwajahan Kota Surakarta menuju kawasan berseri,

harmonisasi ruang dan kepastian usaha PKL, berdasrkan kesimpulan diatas

untuk kepastian usaha Pedagang Kaki Lima (PKL) kususnya PKL yang

terevitalisai belum secara signifikan menunjukkan peningkatan bahkan dalam

penelitian ini penulis menemukan rata-rata pendapatan pedagang mengalami

penurunan setelah direvitalisasi dan direlokasi. Secara umum revitalisasi dan

relokasi pedagang kaki lima yang secara waktu sudah berjalan kurang lebih 5

tahun, dillihat dari pendapatan pedagang sudah mengalami peningkatan dari

tahun ketahun, tetapi jika dibandingkan dengan pendapatan di banjarsari

masih mengalami penurunan yang signifikan. Berdasarkan uraian diatas agar

program pemerintah Kota Surakarta (Kota Surakarta menuju kawasan berseri,

harmonisasi ruang dan kepastian usaha PKL ) dapat terlaksna secara maksimal

maka diajukan saran sebagai berikut :

1. Dilhat dari kesimpulan pertama, kedua dan keempat tentang penurunan

omset, keuntugan ,dan kuatitas barang yang terjual menunjukkan

kesejahteraan pedagang tersebut mengalami penurunan, dari hasil

penelitian rata-rata pendapatan pedagang mengalami penurunan

pendapatan jika dibandingkan dengan pendapatan sebelumnya atau pada

saat di Banjarsari, dan dari penelitian didapatkan bahwa rata-rata

pendapatan pedagang di bulan pertama hampir tidak ada sehingga

pedagang mengalami kerugian. Pemerintah Kota Surakarta perlu

Page 129: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

menggunakan strategi yang hampir serupa yang diterapkan pada penelitian

terdahulu oleh liu di kota Yangzhou yaitu dengan menggunakan konsep

dua tempat yaitu PKL yang terevitalisasi atau direlokasi mendapatkan

tempat baru (lokasi relokasi) dan tempat yang lama yang bersifat

temporary, cara yang digunakan adalah meninggikan harga di tempat lama

dan merekomendasi ke tempat yang baru dengan harga yang lebih murah

sehingga konsumen perlahan-lahan akan ikut berpindah ke pasar yang

baru dan dengan dibentuk badan pengawas proses relokasi, jika ada

pelanggaran maka diadakan tindakan tegas, atau dengan cara mereloksai

PKL ke dalam pasar modern atau ketempat yang lebih strategis.

Kebanyakan keluhan dari pedagang di Pasar Klitikan Notoharjo adalah

berkurangnya jumlah konsumen.

2. Segi lokasi tempat, hanya terdapat jalan pintu utama masuk yang terdapat

di sebelah timur atau bagian depan pasar sehingga distribusi pendapatan

pedagang kurang merata, pedagang yang mendapat tempat didepan atau

didekat pintu utama pendapatannya lebih tinggi dari pada pedagang yang

mendapat tempat dibelakang, saran untuk Pemerintah Surakarta, Dinas

Pengelolaan Pasar Kota Surakarta atau dengan Dinas terkait, sebaiknya

diadakan penataan ulang pasar dengan salah satu cara antara lain

perbaikan jalan disebelah selatan pasar dan dapat dijadikan pintu masuk

utama yang ke 2 sehingga konsumen tidak hanya terserap didepan pasar

dan bisa terserap secara merata baik didepan dan dibelakang atau dengan

penempatan lokasi lahan parkir di belakang pasar sehingga PKL yang

Page 130: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Banjarsari ke Pasar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

     

 

mendapatkan lapak di belakang juga mendapatkan kesempatan yang lebih

untuk memperoleh pendapatan.

3. Jalan raya kearah Pasar Klitikan Notoharjo sebaiknya diperbaiki karena

banyak terdapat kerusakan-kerusakan jalan, memperluas jalan menuju ke

Pasar Klitikan Semanggi dengan kondisi jalan yang lebih bagus maka akan

semakin banyak orang yang akan berkunjung kesana.

4. Lingkungan sekitar pasar yang kurang mendukung karena tempatnya

sebelah pasar hewan kadang menimbulkan polusi udara sehingga membuat

konsumen kurang nyaman, dan terkesan kumuh.

5. Memperbanyak program promosi untuk mengenalkan Pasar Klitikan

Notoharjo sehingga dapat meningkatkan jumlah konsumen yang datang

kepasar Klitikan Notoharjo.

6. Lokasi Pasar Klitikan Notoharjo yang jauh dari Pusat kota menyediakan

atau menambah angkutan umum yang bertujuan ke Pasar Notoharjo.

7. Membuat papan jalan kearah pasar Notoharjo semenarik mungkin

sehingga dapat menarik minat konsumen untuk dating ke pasar Notoharjo.

8. Mengikut sertakan Pedagang Kaki Lima dalam event-event yang diadakan

oleh pemerintah Kota Surakarta untuk mengembangkan jaringan usaha

pedagang.