Upload
dinhduong
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
“Pengembangan Kantor Badan Pertanahan Nasional-Kab.Tangerang”
Moh Yusup Mubarok / 41206110003 72
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
V.1.Konsep Dasar
Konsep dasar pada bangunan baru ini adalah dengan pendekatan arsitektur
kontekstual, dimana desain perancangannya tidak lepas dari bangunan eksisting yang ada.
Dalam kaitannya perancangan penulis menyisipkan unsur-unsur yang ada pada bangunan
eksisting terhadap bangunan baru. Selanjutnya bangunan baru dibuat seakan-akan menerus
sebagai kesatuan lanskap (landscape) dengan penghubung berupa jembatan ke bangunan
eksisting. Dengan konsep ini efek desain yang diharapkan adalah bangunan baru menjadi
background dari bangunan eksisting.
V.2.Konsep Pengolahan Tapak
V.2.1.Konsep Pencapaian Eksisting Terhadap Bangunan Baru
Gambar 86.Pola pencapaian didalam gedung
Dalam desain ini tapak
yang sudah ada akan
tetap dipertahankan
khususnya sirkulasi
kendaraan. Namun
dalam pencapaian
bangunan dari gedung
eksisting ke gedung baru
akan dihubungkan oleh
satu jembatan. Dimana
jembatan ini akan
berfungsi sebagai
sirkulasi para pengguna
kantor BPN baik dari
bangunan eksisting ke
bangunan baru maupun
dari bangunan baru ke
bangunan eksisting.
Jembatan ini masuk ke
dalam kategori sebagai
akses sirkulasi dalam
bangunan karena untuk
“Pengembangan Kantor Badan Pertanahan Nasional-Kab.Tangerang”
Moh Yusup Mubarok / 41206110003 73
mencapai jembatan
penghubung ini
pengguna bangunan
harus masuk dulu
kedalam bangunan baik
gedung eksisting
maupun gedung baru.
Dalam kaitannya baru
yang terpisah oleh
adanya sirkulasi didalam
area kantor BPN maka
didepan gedung baru
akan dibuat akses masuk
atau sebagai entrance.
Gambar 87. Pola pencapaian di luar gedung
V.2.2.Konsep Pengembangan Bangunan Baru
Konsep pengembangan bangunan baru menerapkan arsitektur kontekstual, yang
dimana karakter bangunan eksisting akan disisipkan pada bangunan baru. Seperti halnya
telah dijelaskan pada bab IV beberapa pola dari bangunan eksisting diterapkan pada
bangunan baru. Begitu juga nilai – nilai lokal / lingkungan sekitar yang dimana mengambil
konteks dari logo Kabupaten tangerang.
“Pengembangan Kantor Badan Pertanahan Nasional-Kab.Tangerang”
Moh Yusup Mubarok / 41206110003 74
V.3.Konsep Penampilan Bangunan
V.3.1.Konsep Pola dan Bentuk Masa Bangunan
Gambar 88.Konsep Pola dan Masa Bangunan
Konsep pola menerus seperti ini
yang dihubungkan dengan jembatan
diharapkan bangunan baru ini seakan-
akan menyatu dengan bangunan eksisting,
masa bangunan yang ditampilkan seperti
hal nya bangunan eksisting berbentuk
kotak. Bentuk kotak merupakan bentuk
yang sederhana untuk dijadikan beberapa
modular pada setiap bangunan, untuk itu
pada bangunan baru masa bangunan
dibuat kotak agar memudahkan dalam
system modular dan penataan ruangan,
yang dimana fungsi bangunan baru ini
dijadikan sebagai ruang arsip kantor BPN
Kabupaten tangerang.
Gambar 89.Konsep Pola dan Masa Bangunan
Masa pada bangunan baru ini
akan menyesuaikan dengan
bangunan eksisting, terlihat pada
atap bangunan baru yang dibuat
sedikit mengecil dari atap
bangunan eksisting, dari sisi itulah
penulis tetap ingin menyisipkan
karakter bangunan eksisting pada
bangunan baru.
“Pengembangan Kantor Badan Pertanahan Nasional-Kab.Tangerang”
Moh Yusup Mubarok / 41206110003 75
Gambar 90 Penerapan .Konsep Pola dan Masa Bangunan
Sirkulasi masih menggunakan pola sirkulasi eksisting
Pola grid dipilih sejajar dengan bangunan eksisting, guna menjadikan satu kesatuan dengan
bangunan eksisting. Meskipun pada kenyataannya bangunan baru menjadi back ground
bangunan eksisting.
Kelompok Zoning
Gedung
pengembangan
Kelompok Renovasi Façade yang
disesuaikan dengan Tema (Zoning
Gedung Eksisting Kantor BPN
Kabupaten Tangerang)
Eksisting bangunan tanpa
perubahan
“Pengembangan Kantor Badan Pertanahan Nasional-Kab.Tangerang”
Moh Yusup Mubarok / 41206110003 76
V.3.2.Konsep Fasad Bangunan
Konsep fasad bangunan ini yakni menuangkan pola – pola pada bangunan eksisting
tetapi secara elemen bentuk memiliki nilai sendirinya hanya ada pada bangunan baru itu
sendiri.
Bangunan Baru
Gambar 88.Konsep Fasad Bangunan
(Sumber:Analisa Penulis)
Konsep fasad bangunan
memperhatikan beberapa karakter
yang tertuang pada logo kabupaten
Tangerang dan bangunan eksisting
sebelumnya, seperti telah dijelaskan
pada bab – bab sebelumnya bahwa
konsep bangunan ini pendekatan
arsitektur kontekstual yang dimana
beberapa karakter logo kabupaten
Tangerang dan bangunan eksisting
akan disisipkan pada bangunan baru.
Seperti terlihat pada fasad bangunan
eksisting terlihat sangat kuat adanya
pola garis horizontal pada dinding
fasad depan bangunan eksisting. Pola
dinding seperti inilah akan
dituangkan pada bangunan baru
dibelakang bangunan eksisting, juga
pada renovasi façade bangunan
eksisting akan dimunculkan lagi
pengulangan pola naat namun
dengan material yang berbeda,
Namun secara material ada
perbedaan pada bangunan eksisting
fasad dari bahan( plester,aci dicat)
pada bangunan baru fasad akan
dilapisi oleh material aluminium
composite panel. Warna yang akan
dituangkan pada desain bangunan
baru akan mengikuti warna logo
Badan Pertanahan Nasional yakni
warna abu – abu. Dari semua konsep
ini diharapkan bangunan baru ini
memiliki karakter sendiri tetapi
Gambar 89.Tampak Eksisting Bangunan
(Sumber:Survey Kantor BPN)
Bangunan eksisting
sesudah direnovasi
facade
“Pengembangan Kantor Badan Pertanahan Nasional-Kab.Tangerang”
Moh Yusup Mubarok / 41206110003 77
masih dalam satu kesatuan dengan
bangunan BPN pada umumnya dan
secara pencapaiannya masih dalam
satu keharmonisan dari gedung lama
dan gedung baru yang ditandai
dengan adanya jembatan sebagai
penghubung.
“Pengembangan Kantor Badan Pertanahan Nasional-Kab.Tangerang”
Moh Yusup Mubarok / 41206110003 78
Gambar 90.Penerapa Konsep Tampak Dari Gedung Eksisting
Penerapan Konsep Logo
Kabupaten Tangerang
disisipkan pada bagian
atas tampak bangunan
Resfon dari bangunan
Eksisting yang memiliki
atap Limas, maka pada
bangunan barupun
menggunakan atap limas
Meskipun Material berbeda tetapi
masih meresfon terhadap bangunan
eksisting dengan disispkan pola naat
Penerapan pola naat vertical dan
horizontal setelah direnovasi façade
pada bangunan eksisting merupakan
aplikasi dari wajah sebelumnya pada
bangunan eksisting ini
Penerapan Konsep Logo
Kabupaten Tangerang
disisipkan pada bagian
ata, tengah dan kanopi
pada bangunan eksisting
“Pengembangan Kantor Badan Pertanahan Nasional-Kab.Tangerang”
Moh Yusup Mubarok / 41206110003 79
Gambar 91.Penerapan Konsep Tampak Dari Samping
Penerapan Konsep Logo
Kabupaten Tangerang
disisipkan pada bagian
atas tampak bangunan
Resfon dari bangunan
Eksisting yang memiliki
atap Limas, maka pada
bangunan barupun
menggunakan atap limas
Meskipun Material berbeda tetapi
masih meresfon terhadap bangunan
eksisting sebelumnya dengan
disispkan pola naat horizontal
Tampak façade eksisting
setelah direnovasi dengan
disispkan salah satu icon
logo Kab.Tangerang
“Pengembangan Kantor Badan Pertanahan Nasional-Kab.Tangerang”
Moh Yusup Mubarok / 41206110003 80
V.4.Konsep Sistem Bangunan
V.4.1. Konsep Sistem Struktur
Sistem struktur merupakan kekuatan pada bangunan yang dimana semua beban
mati maupun beban hidup bertumpu pada sistem struktur, sistem struktur ini dibagi
beberapa sistem dibawah ini akan dijelaskan oleh penulis berdasarkan sumber – sumber
yang didapat.
Faktor Penentu Pertimbangan Keterangan
Kondisi Fisik Tapak Daya dukung tanah
Kedalaman tanah keras
Ketinggian muka air tanah
Menentukan sistem
struktur bawah
Ketinggian Bangunan Beban dari struktur atas
Kekakuan dan kekuatan
bangunan dari gaya lateral
Menentukan struktur
bawah dan atas
Bentangan Bangunan Jarak Bentangan
Kekakuan dan kekuatan
bangunan dari gaya lateral
Menentukan sistem
struktur bawah dan atas
dan atap
Faktor Teknis Kekuatan, kekakuan dan
kestabilan.
Menentukan sistem
struktur bawah dan atas
dan atap
Faktor Ekonomis
Pemeliharaan bangunan
Kemudahan pelaksanaan
Menentukan sistem
struktur bawah dan atas
dan atap
Tabel 18. Analisa sistem struktur
“Pengembangan Kantor Badan Pertanahan Nasional-Kab.Tangerang”
Moh Yusup Mubarok / 41206110003 81
Gambar 92.Konsep Potongan Bangunan
Penerapan Struktur Atap
dengan Rangka Baja (Truss)
Pada Desain Bangunan
Penerapan Struktur Bawah
(Pondasi Tiang Pancang)
“Pengembangan Kantor Badan Pertanahan Nasional-Kab.Tangerang”
Moh Yusup Mubarok / 41206110003 82
Struktur Atas
Setiap bangunan pasti memiliki bagian atas dimana bagian atas ini memiliki beban sendiri,
bagaimana agar bagian atas bangunan bisa bertahan dengan kokoh. Maka untuk menahan
bagian atasnya diperlukan sistem struktur yang dimana untuk menyalurkan beban dibagian
atas disalurkan kebawah yang ditumpu oleh kolom dan pondasi yang menopang kolom itu
sendiri. Ada beberapa jenis struktur atas, diantaranya :
Jenis Struktur Keuntungan Kerugian
Kayu Alami, estetika baik
Mudah dan murah
didapat
Struktur ringan
Pengerjaan mudah
Daya pikul terbatas
Perlu perawatan intensif
untuk menjaga
keutuhannya
Bentangan terbatas
Mudah terbakar
Baja Daya pikul besar
Pelaksanaannya cepat
Dapat dipesan sesuai
kebutuhan
Mampu menahan beban
vertikal dan horizontal
Sulit didapat
Bahannya relatif mahal
Membutuhkan tenaga
ahli dan alat berat
dalam pengerjaannya
Pemakaian besar
Tidak tahan lama
Beton bertulang Kuat dan tahan lama
Mampu memikul gaya
tarik dan tekan
Dapat diterapkan dalam
semua kondisi
Bentangan maksimal
Tahan terhadap api
Lebih berat
Pengerjaannya relatif
lama
Nilai estetik kurang
Tabel 19. Analisa sistem struktur atas
“Pengembangan Kantor Badan Pertanahan Nasional-Kab.Tangerang”
Moh Yusup Mubarok / 41206110003 83
Struktur Bawah
Bagian struktur yang langsung berhubungan dengan tanah, berfungsi sebagai pemikul
beban bangunan, meneruskan dan membagi rata ke atas lapisan tanah keras.
Jenis Pondasi Keuntungan Kerugian
Batu Kali Pengerjaan mudah
Bahan relatif murah
Dampak
pemasangannya tidak
merusak lingkungan
Daya pikul relatif kecil
Tidak baik untuk tanah
lunak
Tiang Pancang Daya pikul besar
Pelaksanaannya cepat
Dapat dipesan sesuai
kebutuhan
Mampu menahan beban
vertikal dan horizontal
Pemasangannya dapat
menggangu lingkungan
Bahannya relatif mahal
Perlu alat berat
Memerlukan ruang
yang luas
Setempat / Tapak Daya pikul besar
Bahan relatif murah dan
mudah didapat
Pelaksanaan tidak
memerlukan alat berat
Dapat diterapkan di
semua kondisi tanah
Lebih ringan daya
pikulnya dibanding
dengan tiang pancang
Daya dukung tanahnya
harus kuat.
Tabel 20. Analisa sistem struktur bawah
Dari analisa yang ada, maka Sistem Struktur yang digunakan adalah:
Struktur atas
Jika yang ter-expose yang pilih rangka kayu (kesan alami sesuai tema), sedangkan untuk
yang tidak ter-expose dan bangunan yang memiliki bentang yang lebar seperti gedung
utama (pusat) dan akustiknya digunakan sistem Rangka Baja (Truss) atau bisa juga dengan
sistem Dinding pemikul (Bearing Wall) .
Struktur bawah
Struktur pondasi menggunakan pondasi tiang pancang, pelaksanaan konstruksi
menggunakan sistem pre-fabrikasi yang dirakit di pabrik, kecuali untuk bagian bagian
tertentu yang harus dibuat di lokasi site, seperti bagian-bagian kecil yang tidak bermodul.
“Pengembangan Kantor Badan Pertanahan Nasional-Kab.Tangerang”
Moh Yusup Mubarok / 41206110003 84
V.4.2. Konsep Sistem Utilitas Bangunan
A.Mekanikal Elektrikal
Sistem Elektrikal
Diagram 7. Sistem Elektrikal
(Sumber:Analisa Penulis)
Sistem Komunikasi
Diagram 8. Sistem Komunikasi
(Sumber:Analisa Penulis)
B.Sistem Sanitasi
Penyediaan Air Bersih
Diagram 9. Penyediaan Air Bersih
(Sumber:Analisa Penulis)
“Pengembangan Kantor Badan Pertanahan Nasional-Kab.Tangerang”
Moh Yusup Mubarok / 41206110003 85
Pembuangan Air Kotor
Diagram 10. Pembuangan Air Kotor
(Sumber:Analisa Penulis)
Air Hujan
Diagram 11. Instalasi Air Hujan
(Sumber:Analisa Penulis)
Pembuangan Sampah
Diagram 12. Pembuangan Sampah
(Sumber:Analisa Penulis)
“Pengembangan Kantor Badan Pertanahan Nasional-Kab.Tangerang”
Moh Yusup Mubarok / 41206110003 86
C. Sistem Pengamanan Kebakaran
Penanganan diluar gedung :
1. Akses yang mudah untuk petugas pemadam kebakaran
2. Perletakan ‘siamis’ dekat dengan dengan jangkauan petugas PK
3. Hydrant Box
Penanganan didalam gedung :
1. Tangga darurat berikut jalur evakuasi dibawah yang harus cukup dengan
ruang terbuka.
2. Sprinkler system, smoke detektor, head detector
3. Water tank yang disediakan khusus untuk sprinkler.
1. Alarm kebakaran
Sistem alarm kebakaran terdiri dari:
a) Pendeteksi asap (smoke detector)
b) Pendeteksi api (fire detector)
Diagram 13. sistem alarm kebakaran
Detector ini memberi sinyal ke sistem alarm dan ke peralatan pemadam kebakaran untuk
mempersiapkan operasi pemadaman api.
2. Pencegahan Kebakaran
Pada konsep pencegahan kebakaran menggunakan tiga sistem pencegahan kebakaran
yaitu:
Sistem Hydrant Pilar
Sistem Sprinkler
Sistem Hydrant box (CO2)
Pemadam
kebakaran
Alarm
Fire detector
Smoke detector
peralatan
“Pengembangan Kantor Badan Pertanahan Nasional-Kab.Tangerang”
Moh Yusup Mubarok / 41206110003 87
V.4.3. Konsep Persyaratan Ruang
A. Sistem Pencahayaan
Pencahayaan alami, memanfaatkan sinar matahari dengan menempatkan
bukaan dan pemakaian maksimal kaca dibagian yangntepat sehingga menurangi
energi disiang hari.
Pencahayaan buatan, menggunakan sumber energi listrik, untuk menghemat
energi, penerangan dikontrol dengan pemasangan saklar untuk mengendalikan
pengoperasian.
Diagram 14. Analisa Pencahayaan Bangunan
(Sumber:Analisa Penulis)
B. Sistem Penghawaan
Sistem pemanfaatan angin dari arah utara dan selatan dapat dimanfaatkan.
Penghawaan buatan, untuk mendapatkan tingkat penyamanan konstan
penggunaan AC windows lebih memberi keuntungan :
1. Dapat dikontrol oleh masing – masing ruangan
2. Lahan untuk AC out door bisa memanfaatkan dak atap
3. Perawatannya lebih ekonomis
4. Hemat energi (Dipakai jika ada yang menggunakan saja).