24
BAB V ANALISIS KASUS A. EFISIENSI RUMAH SAKIT Banyak indikator yang digunakan untuk menilai efisiensi rumah sakit, yang paling sering digunakan adalah: 1. Bed Occupancy Rate (BOR) merupakan persentase pemakaian tempat tidur pada waktu tertentu yang didefinisikan sebagai rasio jumlah hari perawatan RS terhadap jumlah tempat tidur dikalikan dengan jumlah hari dalam satuan waktu. Standar nilai BOR menurut Barber Johnson adalah 75% - 85% (Standar Internasional), sedangkan standar nilai DepKes RI adalah 60% - 85% Rumus BOR adalah: Jumlah hari perawatan rumah sakit Jumlah TT X jumlah hari dalam satu periode 2. Average Length of Stay (ALOS), yaitu rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut. Menurut Depkes RI 2005, standar ideal LOS adalah 6-9 hari, sedangkan menurut Barber Johnson 5-13 hari. Jumlah lama dirawat 186 x100 % BOR = ALOS

Bab v Analisis RSUD 445

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ikm

Citation preview

Page 1: Bab v Analisis RSUD 445

BAB V

ANALISIS KASUS

A. EFISIENSI RUMAH SAKIT

Banyak indikator yang digunakan untuk menilai efisiensi rumah sakit,

yang paling sering digunakan adalah:

1. Bed Occupancy Rate (BOR) merupakan persentase pemakaian tempat tidur

pada waktu tertentu yang didefinisikan sebagai rasio jumlah hari perawatan

RS terhadap jumlah tempat tidur dikalikan dengan jumlah hari dalam satuan

waktu. Standar nilai BOR menurut Barber Johnson adalah 75% - 85%

(Standar Internasional), sedangkan standar nilai DepKes RI adalah 60% -

85%

Rumus BOR adalah:

Jumlah hari perawatan rumah sakit

Jumlah TT X jumlah hari dalam satu periode

2. Average Length of Stay (ALOS), yaitu rata-rata lama rawat seorang pasien.

Indikator ini disamping memberikan gambaran efisiensi, juga dapat

memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis

tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut. Menurut

Depkes RI 2005, standar ideal LOS adalah 6-9 hari, sedangkan menurut

Barber Johnson 5-13 hari.

Jumlah lama dirawat

Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

3. Bed Turn Over (BTO), yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu

periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu (biasanya

dalam periode satu tahun). Indikator ini memberikan tingkat efisiensi pada

pemakaian tempat tidur

Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

Jumlah tempat tidur

Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali

186

x100 %BOR =

ALOS =

BTO =

Page 2: Bab v Analisis RSUD 445

187

4. Turn Over Interval (TOI) yaitu rata-rata hari dimana tempat tidur tidak

ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga

memberikan gambaran efisiensi penggunaan tempat tidur.

(Jumlah TT x periode) – hari perawatan

Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

Idealnya tempat tidur kosong/tidak terisi ada pada kisaran 1-3 hari

5. Net Death Rate (NDR) yaitu angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk

tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu

pelayanan di rumah sakit.

Jumlah pasien mati >48 jam dirawat

Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 dari

1000.

6. Gross Death Rate (GDR) yaitu angka kematian umum untuk 1000 penderita

keluar.

Jumlah pasien mati seluruhnya

Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari 45 per 1000 penderita keluar.

7. Rata-rata kunjungan poliklinik perhari, indikator ini diperlukan untuk menilai

tingkat pemanfaatan poliklinik rumah sakit. Angka rata-rata ini apabila

dibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayahnya akan memberikan

gambaran cakupan pelayanan dari suatu rumah sakit.

TOI =

NDR = x 1000 o /oo

GDR = x 1000 o /oo

Page 3: Bab v Analisis RSUD 445

188

Tabel 5.1 Indikator Efisiensi Rawat Inap Tahun 2005-2011 RSUD dr Soehadi

Prijonegoro

N

O

TAHU

N

BOR

(%)

LOS

(HARI

)

TOI

(HARI

)

BTO

(KALI)

GDR

(‰)

NDR

(‰)

1 200559.3

24.21 2.89 51.54 52.83 23.19

2 200688.5

45.71 0.74 56.73 54.32 25.10

3 200782.9

95.63 1.15 53.80 39.79 21.58

4 200868.5

65.11 2.34 49.00 47.50 28.70

5 200967.2

84.79 2.33 51.32 57.30 30.30

6 201069.9

54.10 1.76 62.25 53.43 29.52

7 201174.0

64.46 1.56 60.65 41.51 21.52

Keterangan:

BOR Bed Occupancy Rate) merupakan persentase pemakaian tempat tidur pada satu

satuan waktu tertentu.

LOS (Length of Stay) merupakan rata-rata lama rawat seorang pasien.

TOI (Turn Over Interval) merupakan rata-rata hari dimana tempat tidur tidak

ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.

BTO (Bed Turn Over) merupakan frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu

periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu.

GDR (Gross Death Rate) merupakan angka kematian umum untuk setiap 1000

Page 4: Bab v Analisis RSUD 445

189

penderita keluar.

NDR (Net Death Rate) merupakan angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-

tiap 1000 penderita keluar.

Tabel 5.2 Efisiensi RSUD dr Soehadi Prijonegoro Bulan Januari 2011-

Agustus 2012

BULAN BOR %LOS

(Hari)TOI (Hari)

BTO

(Kali)GDR (‰)

NDR

(‰)

JANUARI 70.78 4.61 1.90 4.76 52.95 34.16

PEBRUARI 69.34 4.70 2.08 4.13 63.91 26.55

MARET 68.15 4.48 2.10 4.71 57.81 28.47

APRIL 70.91 4.55 1.87 4.67 63.72 35.68

MEI 77.97 4.86 1.37 4.98 66.19 43.06

JUNI 74.88 4.15 1.39 5.42 54.21 21.98

JULI 77.64 4.34 1.25 5.54 42.98 25.79

AGUSTUS 72.49 3.94 1.50 5.70 46.62 20.88

SEPTEMBER 74.46 4.07 1.40 5.49 49.17 30.37

OKTOBER 76.25 4.42 1.38 5.35 50.48 29.70

NOPEMBER 76.89 4.05 1.22 5.69 57.14 32.75

DESEMBER 78.19 4.19 1.17 5.79 48.70 31.55

JANUARI’12 70.42 4.28 1.80 5.10 59.59 36.93

FEBRUARI’12 73.38 4.45 1.61 4.78 55.47 34.57

MARET’12 73.13 4.63 1.70 4.90 53.38 38.46

APRIL’ 12 75.55 4.45 1.44 5.10 46.04 32.45

MEI ‘12 73.85 4.34 1.54 5.28 60.50 34.26

JUNI ‘12 72.77 4.51 1.69 4.48 40.54 28.62

JULI ‘12 68.96 3.79 1.71 5.64 48.43 21.83

AGUSTUS ‘12 61.09 3.71 2.36 5.11 38.37 17.31

SEPTEMBER ‘12 78.67 4.19 1.14 5.63 48.18 27.89

Page 5: Bab v Analisis RSUD 445

190

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

BOR 59.32 88.54 82.99 68.56 67.28 69.95 74.06

51525354555657585

(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)

Grafik 5.1 Grafik BOR RSUD dr Soehadi Prijonegoro tahun 2005-2011

(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)

Page 6: Bab v Analisis RSUD 445

191

Grafik 5.2 Grafik BOR RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan Januari-

Desember 2011

01020304050607080

GRAFIK BED OCCUPANCY RATE (BOR) PERIODE JANUARI-SEPTEMBER 2012 RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SPT

(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)

Grafik 5.3 Grafik BOR RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan Januari-

September 2012

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa nilai Bed Occupancy Rate

(BOR) RSUD meningkat tajam pada tahun 2006 sebesar 88,54% dan mulai

menurun bertahap hingga tahun 2009 sebesar 67,28%, dan meningkat pada

tahun 2010 dan 2011 yaitu 69,95% dan 74,06%. Peningkatan BOR di tahun

2006 kemungkinan merupakan imbas dari diberlakukannya Surat Keterangan

Tidak Mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis di rumah sakit

serta meningkatnya kepercayan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit.

Berlakunya Surat Keterangan Tidak Mampu mengakibatkan banyak

pengunjung rumah sakit yang memanfaatkan kebijakan tersebut untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan gratis tanpa melalui sistem rujukan yang

berlaku.. Perlu diperhatikan, bahwa semakin banyak pasien yg dilayani berarti

semakin sibuk & berat pula beban kerja petugas kesehatan di unit tsb.

Page 7: Bab v Analisis RSUD 445

192

Dampaknya adalah :

1. Pasien kurang mendapatkan perhatian

Banyaknya pasien berakibat terbaginya perhatian paramedik. Hal ini

menyebabkan berkurangnya perhatian kepada per individu pasien sehingga

mutu yankes bisa menurun

2. Menurunnya kualitas kinerja dokter

Dokter akan lebih fokus dalam menangani pasien dengan jumlah seminimal

mungkin. Jumlah pasien yang berlimpah menyebabkan perhatian dokter

terbagi-bagi , hal ini berakibat menurunnya kualitas kinerja dokter.

3. Resiko infeksi nosokomial yg tinggi

Semakin lama pasien menginap di rumah sakit semakin tinggi risiko

terpapar oleh infeksi nosokomial

4. Menurunnya kepuasan & keselamatan pasien

Berkurangnya perhatian terhadap pasien berakibat pada menenurunnya

tingkat kepuasan dan keselamatan pasien.

Memperhatikan nilai rata-rata BOR bulan Januari 2011- September

2012, jika dibandingkan dengan standar Depkes RI, nilai BOR RSUD

tergolong ideal, sedangkan jika dilihat dari standar BOR Barber Johnson yang

cukup tinggi, nilai BOR RSUD masih tergolong rendah yaitu 71,98%.

Suatu pengelolaan rumah sakit dikatakan efektif jika rumah sakit

mendapat keuntungan atau benefit sebesar-besarnya yang dapat juga diartikan

semakin tinggi persentase BOR semakin tinggi juga keuntungan suatu rumah

sakit. Selain itu nilai BOR juga mempunyai standar nilai yang dapat

menunjukkan efisiensi pengelolaan rumah sakit. Jika pengelolaan rumah sakit

menggunakan sumber daya sekecil-kecilnya, maka dikatakan efisien. Jadi suatu

rumah sakit yang efektif belum berarti rumah sakit tersebut sudah dikelola

efisien, dan begitu juga sebaliknya. Dan berarti yang dimaksud suatu rumah

Page 8: Bab v Analisis RSUD 445

193

sakit sudah dikelola secara efektif dan efisien jika dengan sumber daya yang

ada dipakai sekecil-kecilnya tetapi mendapat juga keuntungan yang besar.

Persentase BOR 60% - 85% per tahun merupakan standar nilai dari departemen

kesehatan RI, Apabila rata-rata tingkat penggunaan tempat tidur di bawah 60%

berarti tempat tidur yang tersedia di rumah sakit belum dapat dimanfaatkan

sebagaimana mestinya dan apabila lebih dari 85% maka hal itu akan

mengakibatkan tempat tidur yang seharusnya bisa digunakan untuk kejadian

luar biasa (KLB) akan terisi penuh sehingga rumah sakit tidak akan mampu

menampung pasien yang akan dirawat dengan Kejadian luar biasa (KLB)

tersebut. Selain itu juga untuk menghindari ketidak adaan nya waktu untuk

pembersihan kamar pasien yang dirawat karena hampir semua tempat tidur per

harinya lebih 85 persen sehingga dapat menyebabkan terjadinya peningkatan

infeksi nosokomial.

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Jml Pasien 10432 10706 12756 12786 13690 15598

10003000500070009000

110001300015000

Grafik 54 Jumlah Pasien Rawat Inap RSUD dr Soehadi Prijonegoro tahun

2006-2011

Dari grafik di atas diketahui bahwa jumlah pasien rawat inap dari tahun

2006-2011 cenderung mengalami peningkatan, berbeda dengan nilai BOR pada

grafik 5.1 diatas dari tahun 2006-2009 yang mengalami penurunan. Peningkatan

jumlah pasien yang tidak disertai peningkatan nilai BOR dapat disebabkan oleh

Page 9: Bab v Analisis RSUD 445

194

bertambahnya jumlah tempat tidur atau akibat sedikitnya jumlah hari rawat inap

pasien.

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

LOS 4.21 5.71 5.63 5.11 4.79 4.1 4.46

0.5

1.5

2.5

3.5

4.5

5.5

(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)

Grafik 5.5 Grafik ALOS RSUD dr Soehadi Prijonegoro tahun 2006-2011

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AG SEPT OKT NOP DES

Series1

4.60973526900084

4.69616519174041

4.48403796376187

4.55480033984704

4.85725677830939

4.14725274725275

4.34455587392544

3.94084899095336

4.07013738250181

4.42242019302154

4.05087108013937

4.18930041152266

0.50

1.50

2.50

3.50

4.50

5.50

RATA-RATA LAMA DIRAWAT (LOS) RSUD dr SOEHADI PRI-JONEGORO

PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)

Grafik 5.6 Grafik A LOS RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan Januari -

Desember tahun 2011

Page 10: Bab v Analisis RSUD 445

195

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SPT0

2

4

6

8

10

12

14

12

34

56

78

9

4.284.45

4.634.45

4.344.51 3.79

3.71

4.19

RATA-RATA LAMA DIRAWAT (LOS) RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO

PERIODE JANUARI-SEPTEMBER 2012

(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)

Grafik 5.7 Grafik A LOS RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan Januari -

September tahun 2012

Fungsi dari LOS utk pihak RS adalah menghitung tingkat penggunaan

sarana RS (utilization mangment) dan untuk kepentingan finansial (financial

reports).

Dari grafik LOS di atas, diketahui bahwa rata-rata lama perawatan pasien

di RSUD dr Soehadi Prijonegoro menurun sejak tahun 2006 hingga 2010, yang

mencapai angka 4,10 hari dan mengalami peningkatan di tahun 2011 hingga

angka 4,46 hari. Sejak 2006 hingga Maret 2012, nilai LOS RSUD Dr Soehadi

Prijonegoro selalu berada di bawah angka ideal menurut Depkes RI maupun

Barber Johnson. LOS pada bulan Januari 2011-September 2012 menunjukkan

ketidakstabilan dengan memperlihatkan grafik yang naik turun dengan ALOS

4,20 hari, LOS tertinggi pada bulan Mei 2011 4,86 hari dan terendah pada bulan

Agustus 2012 3,71 hari. Angka LOS yang rendah pada suatu rumah sakit

kemungkinan menunjukkanbahwa rumah sakit tersebut lebih sering merawat

pasien dengan penyakit akut dibanding kronis. Selain itu nilai LOS juga dapat

menggambarkan hal yang positif maupun negatif. Nilai positif seperti baiknya

kualitas pelayanan rawat inap sehingga pasien sembuh lebih cepat tanpa

Page 11: Bab v Analisis RSUD 445

196

komplikasi perawatan. Sedangkan nilai negatifnya seperti kurangnya sarana

prasarana rumah sakit dan keterbatasan kemampuan pelayanan sehingga pasien

dipulangkan dalam keadaan mulai sembuh (belum sembuh benar), tingginya

angka pasien pulang paksa (APS), serta banyaknya pasien baru dengan kasus

terminal.

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

TOI 2.89 0.740000000000003

1.14999999999999

2.34 2.33 1.76 1.56

0.25

0.75

1.25

1.75

2.25

2.75

3.25

(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)

Grafik 5.8 Grafik TOI RSUD dr Soehadi Prijonegoro tahun 2006-2011

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AG SEPT OKT NOP DES

Series1

1.90264730999147

2.07669616519174

2.09577221742882

1.86830926083263

1.37240829346093

1.39120879120879

1.25143266475645

1.49547668754348

1.39624005784526

1.37713437268003

1.21742160278744

1.16872427983539

0.25

0.75

1.25

1.75

2.25

RATA-RATA WAKTU LUANG TEMPAT TIDUR TERISI (TOI) RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO

PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)

Page 12: Bab v Analisis RSUD 445

197

Grafik 5.9 Grafik TOI RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan Januari-

Desember tahun 2011

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SPT0

2

4

6

8

10

12

12

34

56

78

9

1.81.61

1.71.44

1.541.69

1.71

2.36 1.14

RATA-RATA WAKTU LUANG TEMPAT TIDUR TERISI (TOI) RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO PERIODE

JANUARI-SEPTEMBER 2012

(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)

Grafik 5.10 Grafik TOI RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan Januari-

Agustus tahun 2012

Semakin besar angka TOI, semakin lama saat “menganggur” –nya. Berarti

ini tidak produktif dan tidak menguntungkan secara ekonomi bagi manajemen

RS. Semakin kecil angka TOI, semangkin singkat saat TT menunggu pasien

berikutnya. Berarti TT menjadi sangat produktif. Bila TOI = 0 berarti TT tidak

sempat kosong 1 hari pun. Secara ekonomi tentu menguntungkan RS, tapi secara

mutu justru bisa merugikan pasien, karena TT tidak sempat disiapkan secara baik,

sehingga resiko infeksi nosokomial juga tinggi dan beban kerja petugas juga

meningkat.

Grafik di atas menunjukkan nilai TOI meningkat cukup signifikan dari

tahun 2006 hingga 2008, stagnan pada 2008-2009 kemudian menurun pada

tahun hingga tahun 2011. Nilai ideal TOI adalah 1-3 hari, menggambarkan waktu

ideal pembersihan bed dan persiapan untuk digunakan pasien selanjutnya. Nilai

TOI RSUD Dr Soehadi Prijonegoro sejak tahun 2007 hingga 2012 berada dalam

Page 13: Bab v Analisis RSUD 445

198

range ideal. Tetapi tahun 2006 angka TOI menyentuh nilai 0,74. Jika angka TOI

terlalu rendah, berarti waktu untuk sterilisasi tempat tidur dan ruangan kurang,

yang sedikit banyak berefek pada tingginya angka infeksi nosokomial di suatu

rumah sakit.

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

BTO (kali) 51.54 56.73 53.8 49 51.32 62.25 60.65

5

15

25

35

45

55

65

(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)

Grafik 5.11 Grafik BTO RSUD dr Soehadi Prijonegoro tahun 2006-2011

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AG SEPT OKT NOP DES

Series1

4.76016260162602

4.1341463414634

4.71138211382117

4.67063492063492

4.97619047619048

5.41666666666667

5.53968253968254

5.70238095238095

5.48809523809524

5.3452380952381

5.69444444444445

5.78571428571429

0.50

1.50

2.50

3.50

4.50

5.50

6.50

PRODUKTIVITAS TEMPAT TIDUR (BTO) RSUD dr SOEHADI PRI-JONEGORO

PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)

Grafik 5.12 Grafik BTO RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan Januari –

Desember tahun 2011

Page 14: Bab v Analisis RSUD 445

199

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SPT0

2

4

6

8

10

12

14

16

12

34

56

78

9

5.14.78

4.95.1

5.28 4.48

5.64 5.115.63

PRODUKTIVITAS TEMPAT TIDUR (BTO) RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO PERIODE JANUARI-SEP-

TEMBER2012

(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)

Grafik 5.13 Grafik BTO RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan Januari –

September tahun 2012

Dari grafik di atas dapat dinilai penggunaan tempat tidur sempat mengalami

penurunan sejak 2006 hingga 2008, namun kemudian naik lagi hingga tahun 2010

dan sedikit menurun di tahun 2011 hingga pada angka 60,65. Nilai ideal untuk

BTO adalah 40-50 kali dalam setahun. Kecuali tahun 2008, nilai BTO RSUD Dr

Soehadi Prijonegoro selalu di atas nilai ideal. BTO berhubungan dengan

rendahnya angka LOS rumah sakit. Semakin tinggi angka BTO berarti setiap TT

yg tersedia digunakan oleh semakin banyak pasien secara bergantian. Tetapi

semakin singkat lama perawatan pasien, maka pergantian tempat tidur juga akan

makin cepat.

Page 15: Bab v Analisis RSUD 445

200

2005 2006 2007 2008 2009 2010 20110

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

52.83 54.32

39.7947.5

57.353.43

41.51

23.19 25.1

21.58

28.7

30.329.52

21.52

GDR (‰) NDR(‰)

(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)

Grafik 5.14 Grafik GDR & NDR RSUD dr Soehadi Prijonegoro tahun 2005-

2011

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AG SEPT OKT NOP DES

Series1

52.9461998292058

63.913470993117

57.8084555651421

63.7213254035684

66.1881977671451

54.2124542124542

42.9799426934098

46.624913013222

49.1684743311642

50.4825538233111

57.1428571428572

48.6968449931413

Series2

34.1588385994876

26.5486725663715

28.4728213977567

35.6839422259983

43.062200956938

21.9780219780218

25.7879656160458

20.8768267223382

30.3687635574837

29.6956198960652

32.7526132404183

31.5500685871056

5.00

15.00

25.00

35.00

45.00

55.00

65.00

GRAFIK GDR & NDR RSUD dr SOEHADI PRIJONEGOROPERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)

Grafik 5.15 Grafik GDR & NDR RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan

Januari-Desember tahun 2011

Page 16: Bab v Analisis RSUD 445

201

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SPT0

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 5 6 7 8 91 2 3 4 5 6 7 8 9

59.59 55.47 53.3846.04

60.5

40.5448.43

38.3748.18

36.93 34.57 38.4632.45

34.26

28.62 21.83

17.31

27.89

GRAFIK GDR & NDR RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO PERIODE JANUARI-SEPTEMBER 2012

GDR NDR

(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)

Grafik 5.16 Grafik GDR & NDR RSUD dr Soehadi Prijonegoro bulan

Januari-September tahun 2012

Dari kedua grafik di atas, angka GDR dan NDR RSUD Dr Soehadi

Prijonegoro fluktuatif dari tahun 2006 hingga 2011. Nilai GDR yang ideal adalah

kurang dari 45 dari 1000 orang, sedangkan Nilai NDR ideal adalah kurang dari

25 dari 1000 orang. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, nilai ideal ini hanya

dicapai pada tahun 2007 dan 2011. Pada tahun 2011 nilai GDR ideal dicapai pada

bulan Juli dan Agustus, sedangkan pada tahun 2012 dicapai pada bulan Juni dan

Agustus. Untuk nilai NDR ideal tahun 2011 dicapai pada bulan Juni dan Agustus,

sedangkan pada tahun 2012 dicapai pada bulan Juli dan Agustus. Dominannya

nilai GDR dan NDR yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir ini kemungkinan

disebabkan karena RSUD dr Soehadi Prijonegoro merupakan rumah sakit rujukan

dan seringkali menerima rujukan dari Puskesmas maupun rumah sakit swasta

yang mengirimkan pasien dalam kondisi jelek/kritis dan terlambat dirujuk.

Page 17: Bab v Analisis RSUD 445

202

0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.00.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

8.0

9.0

10.0

11.0

12.0

13.0

14.0

15.0

Grafik Barber-Johnson RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO Th. 2007-2010

BOR-2007 BTO-2007 TOI-2007ALOS-2007 BOR-2008 BTO-2008TOI-2008 ALOS-2008 BOR-2009BTO-2009 TOI-2009 ALOS-2009

TOI

AL

OS

(Sumber: Laporan Rekam Medis, 2012)

Grafik 5.17 Grafik Barber Johnson RSUD dr Soehadi Prijonegoro tahun 2007-

2010

2007

2008

2009

2010

Daerah yang efisien

Page 18: Bab v Analisis RSUD 445

203

0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.00.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

8.0

9.0

10.0

11.0

12.0

13.0

14.0

15.0

Grafik Barber-Johnson RSUD dr SOEHADI PRIJONEGORO Tahun 2011

TOI

AL

OS

Grafik 5.18 Grafik Barber Johnson RSUD dr Soehadi Prijonegoro Tahun

2011

2011

Page 19: Bab v Analisis RSUD 445

204

Fungsi Grafik Barber Johnson Memonitor kegiatan dan perbandingan

dalam kurun waktu tertentu. Perkembangan kegiatan rumah sakitdalam beberapa

tahun dapat dilihat pada satu grafik.

1. Perbandingan kegiatan antar rumah sakit atau antar bagian di dalam rumah

sakit.

2. Meneliti akibat perubahan kebijaksanaan.

3. Mengecek kesalahan laporan. Apabila laporan LOS, TOI, BTO, BOR setelah

digambarkan dalam grafik Barber Johnson, garis-garis keempat parameter

tersebut tidak ketemu dalam satu titik, berarti laporan tersebut tidak benar.

Grafik Barber Johnson adalah suatu grafik yang secara visual dapat

menyajikan dengan jelas tingkat efisiensi pengelolaan rumah sakit. Grafik

Barber-Johnson ini digunakan untuk memacu meningkatkan efisiensi kerja.

Menurut Barber-Johnson, grafik yang berada di luar daerah efisiensi menunjukkan

bahwa sistem yang sedang berjalan adalah kurang efisien. Dari grafik di atas,

dapat dinilai bahwa pada tahun 2007 sistem pengelolaan rumah sakit termasuk

dalam range efisien, dan sejak 2008 hingga 2011 sistem kurang efisien.